Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore PROYEK AKHIR TAHUN MENULIS 2021

PROYEK AKHIR TAHUN MENULIS 2021

Published by Annisaa F Umara, 2021-12-22 07:12:08

Description: PROYEK AKHIR TAHUN MENULIS 2021

Keywords: bloom,perempuan,ibu,istri,pandemi,bangkit,hikmah,puisi,rumbel menulis,literasi,menulis,ibu profesional,tangerang selatan,tangsel,hope

Search

Read the Text Version

E-book Rumbel Menulis IP Tangsel | 2021 where flower blooms, so does hope Penulis: Chriesty Anggraeni; Amelia Zen; Dewi Nurhasanah; Lidya Nur De Vega; Nikmah Nur Arifah; Prasadika Megantari Pradina; Ratih Ariawati; Annisaa F Umara; Rina Yuliani; Marina Fauzia; Sofia Hasanah Fitrianur; Tri Wahyuni

i E-BOOK RUMBEL MENULIS IP TANGSEL 2021 BLOOM IN LOVE: WHERE FLOWER BLOOMS, SO DOES HOPE Penulis: Chriesty Anggraeni; Amelia Zen; Dewi Nurhasanah; Lidya Nur De Vega; Nikmah Nur Arifah; Prasadika Megantari Pradina; Ratih Ariawati; Annisaa F Umara; Rina Yuliani; Marina Fauzia; Sofia Hasanah Fitrianur; Tri Wahyuni

ii BLOOM IN LOVE: WHERE FLOWER BLOOMS, SO DOES HOPE Oleh: Rumbel Menulis IP Tangsel Pembina: Prasadika Megantari P Penanggung Jawab: Annisaa F Umara Design Sampul: Aranta & Arsyita SW Illustrasi dan Layout: Tarisa Makina & Ika P Editor: Resti Yandani Jayanti & Dewi N Diterbitkan Oleh: Rumah Belajar Menulis Ibu Profesional Tangerang Selatan 2021 viii; 53 halaman

iii Prakata Assalamu'alaikum, Alhamdulillah atas izin Allah S.W.T, Rumbel Menulis bisa menerbitkan karya akhir tahun 2021 berupa e-book. Terima kasih saya ucapkan kepada perangkat Rumbel Menulis, yaitu Mba Annisaa dan Mba Dewi, manager program komunitas Mba Megan, serta segenap member rumbel yang sudah bersedia menuangkan ide serta karyanya di dalam e-book ini. Harapan kami semoga kehadiran e-book ini bisa bermanfaat bagi pembacanya. Seperti hadist Rasulullah S.A.W yang selalu terngiang: \"Sampaikanlah dariku walau satu ayat (HR. BUkhari)\", semoga tulisan member komunitas bisa menjadi wujud nyata peran aktif dalam menyampaikan ilmu yang sudah didapatkan selama di Rumbel Menulis. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kami menerima kritik serta saran supaya dapat membuat karya yang lebih baik lagi di tahun berikutnya. Wassalamu'alaikum. Siti Fatimah (Leader Komunitas) Rumbel Menulis IPTangsel 2021

iv Prakata Bismillah.. Hai semua, Selamat menikmati bait demi bait yang terangkai harmonis oleh teman-teman Rumbel Menulis. Semoga tiap kata menjadi melodi yang mengalun indah dan mengisi sanubari pembacanya dengan harapan yang membuncah. Mari kita ambil manfaat dari e-book ini dan tinggalkanlah jika sekiranya terdapat hal yang kurang patut diteladani. Semoga kedepannya e-book ini menjadi salah satu amal jariyah dan membawa keberkahan bagi kita semua. Aamin. Prasadika Megantari Pradina (Manager Program Komunitas) Rumbel Menulis IPTangsel 2021

v Prakata Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaykum wr wb. Alhamdulillahirabbil'alamin, atas izin Allah Swt pada akhirnya e-book Rumbel Menulis IP Tangsel ini sampai di hadapan para pembaca. Hadirnya e-book ini juga tidak lepas dari hasil kerja keras tim di Rumbel Menulis. E-book ini merupakan persembahan karya akhir tahun member Komunitas IP Tangsel khususnya dari member Rumbel Menulis untuk insan pembaca dimanapun. Semoga kehadiran e-book ini menjadi inspirasi banyak orang untuk terus belajar, berkembang, berbagi, dan berdampak ya! Terima kasih untuk semua yang telah meluangkan waktu untuk menghasilkan karya ini. Selamat membaca ^^ Wassalamu'alaykum wr wb. Annisaa F Umara (Ketua Rumbel Menulis) Rumbel Menulis IPTangsel 2021

v1i Daftar Isi Prakata Leader Komunitas iii - Siti Fatimah - Prakata Manager Program Aktivitas iv v - Prasadika Megantari Pradina - Prakata Ketua Rumbel Menulis - Annisaa F. Umara - Daftar Isi vi Rumbel Menulis IPTangsel 2021

v1ii Daftar Isi Pelangi Setelah Hujan 1 - Chriesty Anggraeni - 4 9 Satu Cerita, Berjuta Makna 14 18 Surga Menantimu, Wahai Istri 23 - Amelia Zen - Kegagalan Berbuah Manis - Dewi Nurhasanah - Kisah Si Mama Muda - Lidya Nur De Vega - Sulungku, Cinta Pertamaku - Nikmah - Si Dewasa yang Berhak Bahagia - Prasadika Megantari Pradina - Rumbel Menulis IPTangsel 2021

viii Daftar Isi Lamunan Tak Bertepi 28 - Ratih Ariawati - Jalani Hari dengan Pasti Tetap Sehat di Masa dan Pasca Pandemi 31 - Annisaa F Umara - 5 Aktivitas Sederhana Bersama 35 Buah Hati Selama Pandemi - Rina Yuliani - 5 Sedekah Mudah yang Bisa Ibu Lakukan 40 Bersama Keluarga - Marina Fauzia - Membuat Mainan anak dengan BerDIY 46 - Sofia Hasanah Fitrianur - Hello Kerutan! 50 - Tri Wahyuni - Rumbel Menulis IPTangsel 2021

1 Pelangi Setelah Hujan Chriesty Anggraeni lahir dan menghabiskan masa kecil di kota kembang. Seorang ibu dengan dua orang putra dan putri. Baginya menulis merupakan suatu kebutuhan. Dapat memperpanjang ingatan, menyampaikan pesan serta sebagai pengingat diri. Ia dapat disapa melalui Instagram @anggraeni_chriesty Rumbel Menulis IPTangsel 2021

2 Pelangi Setelah Hujan -Chriesty Anggraeni- Sempat terpikir bahwa sempurna itu tercipta Menghias hari penuh beragam tawa Hiruk pikuk dapat dilewati bersama Menyulam asa menyambut masa tua Sempat terpikir tanpa cela itu ada Berteman peluk tanpa pelik yang menyiksa Selayaknya manusia biasa dengan khayalan bak Cinderella Melukis mimpi kisah putih tanpa noda Sempat terpikir bahwa emosi itu hanyalah bahagia Perihal duka dapat dinikmati sesaat saja Sedangkan luka, mampu mengering dengan segera Pun air mata tak mungkin jatuh tanpa aba-aba Sempat terpikir bahwa hari akan terus cerah ceria Angin kencang akan mereda dengan sendirinya Selama doa tak luput menyebut nama-Nya Selama diri tak berucap putus asa Sempat terpikir bahwa selamanya terik tak berarti apa-apa Namun, sebagaimana senja yang beringsut perlahan Cakrawala pun mulai menampakkan warna jingga Berganti pekat malam yang tersisa Rumbel Menulis IPTangsel 2021

3 Hidup tak selalu apa yang dipikirkan saja Bahkan mampu menjadikan gundah Mengusik mimpi membuat gelisah Ternyata rela tak semudah kata-kata Walau tentu takkan lagi sama Semua harap bahagia dari sisi lainnya Badai menerpa dengan begitu hebatnya Kami bertahan agar bertumbuh dengan caranya Ketidaksempurnaan menjadi sebuah titik balik Di mana semua yang ada di dunia bermuara pada-Nya Meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja Merangkak memulai semua dari mula Bahkan bulan tetap anggun dengan khasnya Mengirimkan tanda seakan kami layak kembali bahagia Menjelma menjadi sosok baru yang lebih rupawan Bermetamorfosis indah, seindah pelangi setelah hujan Rumbel Menulis IPTangsel 2021

4 Surga Menantimu, Wahai Istri Amelia Rizky Mirza Yunfitri Lahir Jakarta, 24 Juni 1986. Istri dari Pak Johan (36 Tahun), Ibu dari 3 Anak Perempuan yang bernama Azura (9 Tahun), Azumi (6 Tahun) dan Azena (3 Tahun). Pengalaman di IIP sebagai Member Rumbel Menulis IP Tangsel dan Rumbel Berkebun IP Tangsel. Hal yang disukai diantaranya memanah, berdakwah lewat tulisan atau media sosial walaupun satu ayat atau satu hadis untuk reminder bagi diri sendiri, merawat tanaman dan suka berjualan. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

5 Surga Menantimu, Wahai Istri -Amelia Zen- Dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, suasana hening, hanya ada suara kami berdua. Sesekali suara kendaraan melintas di depan rumah kami yang terletak di jalan utama. Anak kami yang bungsu sudah tertidur lelap, umurnya baru satu tahun lebih dua bulan, tentu tidurnya masih di kamar kami. Saya memastikan pintu dan jendela tertutup rapat agar suhu AC tetap dingin agar tidurnya nyenyak sehingga dia tidak sampai terbangun dengan suara kami. Kami duduk di ruang makan yang berada persis di depan kamarnya, dan berbincang-bincang tentang sekolah anak kami yang sulung. Kemarin siang saya baru saja mengambil seragam sekolahnya, mengingat minggu depan kegiatan belajar mengajar segera dimulai. Alhamdulillah Allah telah menitipkan kami tiga anak yang semua adalah perempuan. Maa syaa Allah tabarakallah. Selayaknya seorang istri, selepas suami pulang kerja, saya melakukan rutinitas saya sebagai Ibu Rumah Tangga, seperti menyiapkan air putih hangat, menyiapkan baju ganti, kemudian menawarinya makan. Biasanya dia minta dibuatkan mi instan yang selalu bisa menjadi andalan, namun tetap kami batasi dalam mengkonsumsinya. Agar menjadi menu sehat, saya tambahkan sayuran yang banyak. Satu porsi mi instan tersebut menjadi porsi besar yang cukup mengenyangkan kami berdua. Setelah makan, kami paham bahwa tidak baik jika bergegas tidur. Kami pun mengobrol kesana kemari hingga akhirnya terjadilah pertengkaran hebat di antara kami. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

6 Saya jadi mengingat kembali mengapa kami bisa bertengkar hebat? menurut pandangan saya, hal itu bisa terjadi bila ada barang terdekat di sekitar lokasi kejadian. Pertengkaran dapat melayangkan benda seperti pertengkaran kami ini dan PRAAANG! Melempar barang hingga pecah sebagai bentuk ekspresi kemarahan sang suami, sedangkan saya biasanya membanting pintu. Kalau sudah begitu, setan pasti ikut ambil bagian dalam membuat suasana rumah makin panas membara yang meledakkan emosi masing-masing pasangan. Setelah kejadian emosi menyertai kami malam itu. Saya berpikir dan menelaah mengapa suami istri dapat bertengkar hebat? Sampai kata-kata yang keluar dapat menyakitkan bahkan dapat melontarkan kata 'cerai'. Na’udzubillahi mindzalik. Beberapa hal alasan terjadinya pertengkaran adalah sebagai berikut: 1. Ada jarak di antara kita (suami istri) Jangan ada jarak di antara kita suami istri. Duduk menentukan posisi dimana kita sedang berbicara. Seharusnya tadi malam kami duduk berdekatan, diusahakan malah duduk menempel agar ada sentuhan antara suami dan istri. Sentuhan nyaman itulah yang akan membuat rileks sehingga besar kemungkinan lebih cepat mengantuk dan pergi ke ranjang. Sama seperti kita berbicara dengan anak hendaknya kita sejajar berdampingan sambil mencodongkan badan ke arah anak itu, lebih bagus lagi sambil menggosok punggung sang anak, anak pun merasakan kenyamanan saat mengobrol dengan kita orang tua, cara jitu mengobrol ini saya dapat dari Materi Pengasuhan Tiga Generasi oleh Ibu Elly Risman, Psi. Ketika anak nyaman mengobrol dengan kita di saat itu kita dapat menyelipkan nasihat-nasihat. Sungguh sangat disayangkan malam itu kami mengobrol berhadapan dengan jarak seperti kita sedang merentangkan tangan. Qodarullah, Ukuran meja kami yang besar membuat kami berjauhan, sehingga bila ingin bersentuhan tangan perlu usaha untuk memanjangkan tangan terlebih dahulu. Obrolan saat itu lebih terlihat seperti interview antara bos dengan calon pegawai. Dalam hal ini tidak ada keintiman dalam mengobrol antara suami istri. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

7 2. Momen tidak pas dalam mengutarakan curahatan hati Sudah beberapa kali saya survey di keluarga saya pribadi, obrolan sesantai apapun akan berujung murka bila momen tidak pas dibicarakan. Suami baru saja pulang kerja, kita sudah tidak sabar ingin bercerita tentang apa yang kita kerjakan hari ini. Sebaiknya, beri waktu dia untuk mandi, makan atau minum dulu sebentar. Take a minute. Permasalahan muncul bila unek-unek istri disampaikan dalam bentuk masalah yang membuat segala sesuatu bertambah buruk, dengan momen yang tidak pas inilah membuat emosi tidak terkontrol dan intonasi suara meninggi dikarenakan kelelahan suami dan istri-pun juga lelah seharian mengurus anak atau kerjaan di kantor. Bukankah anak kecil yang sedang mengantuk akan rewel? Bukan hanya anak kecil, kami orang dewasa yang mengantuk juga akan rewel bila ada yang mengganggu, masalah kecil pun bisa jadi dibesar-besarkan. Saya jadi ingat Ibu saya pernah berkata \"kalau ngobrol jangan lama-lama nanti malah ribut\" mungkin ada benarnya, yang saya rasakan bila berbincang-bincang lama ngalor ngidul kemudian nyerempet ngungkit kesalahan masa lalu akhirnya timbul permasalahan yang paling digemari antara pasangan adalah menganggap saya benar dan kamu salah. Dengan kata-kata aji pamungkas \"kamu gak pernah\" dan \"kamu selalu aja\". 3. Tidak ada yang mau mengalah Harus ada yang mengalah. Ketika suami keras, marah, emosi, hendaknya kita sebagai istri lebih baik diam. Biarkan perasaan emosinya mengalir terselesaikan sampai kita diberi kesempatan berbicara. Dalam pertengkaran kami yang sudahlah larut, omongan suami malah saya timpali. Sabar dan diam ketika suami ngomong ini tidak mudah, perlu latihan khusus secara berkala untuk mewaraskan diri kita. Mengapa Allah melebihkan laki-laki atas perempuan di dalam Islam? sebab salah satunya adalah dengan taat kita kepada suami. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

8 Maka dari itu, penting untuk memiliki lingkungan yang baik, berteman dengan teman-teman yang sholihah In syaa Allah kita ikut sholihah juga. Ikut kajian yang menambah taat kepada Allah, ikut komunitas yang baik seperti di Komunitas IP (Ibu Profesional) Tangerang Selatan. Saya mengikuti rumbel menulis agar dapat menjadi ladang dakwah dan akan menambah pula kebaikan dalam diri kita dalam rangka taat kepada suami. Ilmu yang baik yang kita dapat membuat kita makin beradab dan mendapatkan keberkahan ilmu itu sendiri. Saya sangat tersentil dengan hadist shahih berikut: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?”Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”. (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). Hadist shahih ini kelihatannya sederhana, namun sangat sangat perlu perjuangan untuk melakukannya. Dalam setiap kejadian terkandung hikmah di dalamnya bagi orang-orang yang mau berfikir, termasuk pertengkaran saya dan suami. Pertengkaran itu memang seninya, asam manisnya dan lika-likunya dalam berumah tangga. Setan tidak akan berhenti mengganggu suatu pernikahan sampai adanya perceraian. Bisa dari segi ekonomi, ujian anak-anak, ujian dari pasangan entah itu dari suami atau istri, dari segi orang tua atau mertua atau keluarga pihak istri maupun suami yang misalnya ikut ambil bagian, atau bisa juga dari WIL (Wanita Idaman Lain). Astagfirullohal’adziim. Kalau ada pertanyaan, sebagai istri kita sudah baik terhadap suami, namun suami tidak berbalas baik itu gimana? selama tidak melenceng dari syari'at hendaknya kita tetap taat. Surga menantimu wahai istri sholihah! Semoga Allah mengaruniakan kita semua keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah sampai bertemu lagi di Jannah-Nya. Aamiin Ya Robbal’alamin. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

9 Kegagalan Berbuah Manis Dewi Nurhasanah Seorang ibu asal Bandung yang merantau ke Tangerang Selatan. Ia memiliki dua orang anak yang salah satunya memiliki riwayat epilepsi. Ketertarikannya akan dunia parenting membuatnya tergabung di berbagai komunitas, salah satunya Ibu Profesional Tangerang Selatan. Berawal dari keinginannya untuk menyembuhkan dirinya, ia kini tergabung menjadi duta kesehatan mental dandiah, santri talents mapping, dan juga instruktur komunitas senam. Selain olahraga, traveling dan menulis menjadi aktivitas yang disenanginya. Ia juga telah menelurkan beberapa buku antologi yang sebagian besar bertemakan kesehatan mental. Dewi bisa dihubungi melalui media sosial instagram @brendwie atau facebook Dewi Brend. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

10 Kegagalan Berbuah Manis -Dewi Nurhasanah- Masa Pandemi yang sudah dilalui hampir dua tahun ini, memaksa kita semua untuk berubah dan beradaptasi dengan beberapa hal, yaitu selalu menerapkan prosedur kesehatan, berkomunikasi, belajar dan bekerja secara online, hingga bisa menciptakan karya saat harus berada di rumah saja. Perubahan ini sangatlah subjektif, tergantung siapa orangnya dan apa objek perubahannya. Jika aku harus memikirkan perubahan yang terjadi padaku, menurutku, rasanya tak banyak yang berubah. Aku hanya merasa mulai menemukan siapa diriku. Jadi, inovasi yang aku miliki bukanlah inovasi keluar atau membuat hal baru untuk orang lain, tetapi lebih ke dalam diriku. Setidaknya perubahan kecil ini membuatku terlihat bertumbuh, menguat dan ingin membagikan buah hasil belajar dan berkembang yang kini ku rasakan. Salah satu yang ingin kubagikan adalah pengalamanku mendampingi si sulung. Ia sukses membuatku merasa roller coaster menjadi seorang ibu. Satu sisi merasa berhasil karena kini aku melihat perubahannya, tetapi disisi lain aku merasa gagal karena ternyata perkembangannya tidak sesuai dengan usianya. Secara kasat mata, ia memang terlihat normal seperti anak pada umumnya, tetapi jika berkomunikasi dengannya maka terlihatlah kekurangannya. Ia masih tak bisa fokus pada hal yang tidak ia sukai, ia masih belum fasih mengucapkan beberapa kata, bahkan masih banyak kata yang tertinggal ketika bercerita. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

11 Ia masih belum bisa merangkai kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Oleh karena itulah aku mendaftarkannya untuk terapi sensori integrasi dan terapi wicara. Banyak orang menganggap bahwa mendaftarkan anak terapi itu artinya sama dengan kegagalan orang tua dalam mendidik dan mengajaknya bermain, karena sejatinya terapi adalah bermain tanpa intervensi. Memang, hal itu sangat bisa dilakukan oleh orangtua di rumah. Sayangnya, terkadang praktek tak semudah teori. Ketika orangtua sudah menyiapkan berbagai jenis permainan yang dirasa pas untuk anak, tetapi anaknya tidak tertarik, atau sang anak mempunyai keterbatasan tertentu, lalu perkembangannya tidak sesuai dengan usianya, maka itu adalah tanda orangtua butuh bantuan ahli dalam memberikan stimulasi. Tentu kita tidak bisa menyerahkan stimulasi hanya kepada terapis saja, dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dengan terapis agar anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Kegagalan dan keberhasilan seorang ibu tidak bisa dinilai hanya dengan bisa atau tidaknya ia membesarkan anak. Jika ia membutuhkan bantuan dari orang lain, bukan berarti ia telah gagal, justru ia tengah berusaha untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang menimpanya. Flashback Sebelum mendaftarkan anakku terapi, aku sempat merasa yakin bisa memberikan pendidikan di rumah olehku sendiri, atau bisa disebut dengan homeschooling. Beberapa bulan pertama memang berjalan lancar, semakin lama jadwalnya semakin berantakan, apalagi jika ada intervensi dari orang luar, maka hancurlah sudah rencana yang telah aku susun dengan rapi. Gagal. Satu kata itu yang ku ingat di kepala saat anakku menolak semua hal yang aku tawarkan padanya. Rasanya aku selalu dipenuhi amarah jika anakku tidak mau belajar sesuai dengan rencana yang telah aku susun. Apalagi jika melihat grafik perkembangannya, rasanya sia-sia saja aku banyak belajar berbagai ilmu jika aku tidak bisa menerapkannya di rumah. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

12 Titik Balik Allah memang akan selalu membukakan pintu kepada orang yang mau berusaha dan berjuang menjadi lebih baik. Aku merasakannya sendiri, saat aku merasa kesulitan, selalu datang kemudahan di saat yang bersamaan. Melalui ilmu sensori integrasi yang aku pelajari untuk anakku, ternyata hal itu bermanfaat untuk orang lain ketika aku sharing bersama sebuah tim. Lalu aku diminta untuk sharing session melalui live Instagram. Rasanya memang masih sangat gugup mengisi sebuah sharing session, karena aku bukanlah ahlinya, aku hanya bermodalkan ilmu dari terapis dan buku-buku yang berhubungan dengan sensori motorik dan juga pengalaman menstimulasi kedua anakku. Walau demikian, rasanya hangat sekali ketika ada orang yang merasa hal yang kulakukan ini bermanfaat. Di lain waktu, aku diberi kesempatan mengisi sebuah kulwap di sebuah komunitas bagi para newmom. Aku mengisi tentang bagaimana aku berproses untuk sembuh dari luka pengasuhan. Hal yang memang sedang kugeluti dan banyak orang yang masih belum sepenuhnya memahami hal tersebut. Oleh karena itu, menyadarkan mereka akan dampak luka masa lalu terhadap kehidupan di masa kini menjadi tugasku sebagai duta kesehatan mental. Merasa gagal mendidik anak ini memaksa diriku bertumbuh dan bekerja sama dengan berbagai pihak agar bisa mengatasi permasalahan yang ku alami. Walau banyak tantangan di masa pandemi, tetapi aku masih harus banyak bersyukur karena pandemi ini cukup memudahkan diriku untuk belajar mencari ilmu hanya dari rumah saja. Kini saatnya aku untuk meneruskan perjalanan misi hidupku. Melalui tazkiyatun nafs, Insya Allah aku mulai mengerti apa misi dan tujuan diriku diciptakan, yaitu sebagai seseorang yang perlu mencintai dirinya sendiri, seorang istri yang membantu suaminya sembuh dari luka pengasuhan, seorang ibu dari anak spesial yang ternyata dalam perkembangannya membutuhkan bantuan ahli, juga sebagai seorang anak yang kini bisa berbakti kepada orang tuanya, dan bagian dari masyarakat yang bisa memberikan manfaat untuk menjadi lebih baik, melalui kegiatan olahraga bersama, dan juga cerita diriku tanpa harus menjadi diriku. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

13 Aku yang kini telah berkembang dari zona mental korban, ke zona belajar, zona bertumbuh, lalu Insya Allah menuju zona beriman, tak akan mengenal lelah terus belajar agar bisa berkembang, berkarya, lalu berbagi kembali agar bisa berdampak yang dirasakan bukan hanya untukku, tetapi juga bagi orang lain di sekitarku. Alhamdulillah, kegagalan yang pernah kualami itu ternyata bisa membuahkan hasil yang manis untuk kupetik. Memang akan ada pelajaran berharga dalam setiap kegagalan, tetapi bukan gagalnya yang penting, melainkan cara dan niat untuk bangkit kembali dan menemukan cara yang tepat untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Seperti ungkapan dari Thomas Alva Edison, \"I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work.” Semoga dengan kegagalan yang ku alami ini membuatku mengetahui 10.000 cara untuk sukses, aamiiiin. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

14 Kisah si Mama Muda Lidya Nur De Vega Kelahiran asli Tangerang Selatan namun keturunan Jawa Timur pada tahun 1993. Sempat merantau ke Solo mengambil ilmu fisika. Memiliki putri berusia 16 bulan. Pengalaman profesional sebagai pekerja manufacturing di bagian sustainable manufacturing and sourcing. Memiliki beberapa pengalaman sebagai trainer di bidang effisiensi energi. Aktif di Ibu Profesional sejak tahun 2017 mengikuti matrikulasi 6 dan terus melanjutkan jenjang per kuliahan online ini hingga memasuki tahap bunda produktif. Aktif meramaikan kegiatan di komunitas sebagai pengurus, aktif di rumah belajar juga eksplorasi kemampuan di kampung bakat. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

15 Kisah si Mama Muda -Lidya Nur De Vega- Idealis. Satu hal yang melekat jauh sebelum menjadi seorang ibu, nanti anak akan diajak begini, nanti anak akan diberi ini, nanti anak akan melalui metode ini, nanti anak tidak boleh begini dan begitu. Ah, enak pokonya mengawang bebas waktu itu. Sekarang, setelah anak lahir dan menjalani hari harinya perlahan idealis ini runtuh satu per satu meskipun tidak menghilangkan “keinginan” terpendam. Hal pertama anak tidak menggunakan pospak alias popok sekali pakai, harus ramah lingkungan pokoknya. Nah kenyataannya capek juga cuci cuci, eh stok kurang banyak, eh kalo malem ketiduran dan malas gantinya juga. Pernah suatu malam anak rewel banget nangis terus, melek terus, dan sebagai ibu pun tidak sadar kalo clodinya sudah penuh sehingga basah semua. Huff Akhirnya semenjak malam itu mulai menggunakan popok sekali pakai untuk malam hari. Selanjutnya gimana? tergiur untuk keseharian, terus begitu. Lambaikan tangan pada sayangi bumi. Kemudian hal lain tentu saat memasuki fase MP ASI. Merasa memiliki literasi tinggi, paham semua info dokter terkini, paham semua feeding rules jauh hari namun ternyata eksekusinya nol besar. Hari pertama anak panik, tidak mau di kursi makan, tidak mau di Rumbel Menulis IPTangsel 2021

16 suap, tekstur tidak cocok. Pada saat itu aku menyalahkan orang tuaku dalam hati karena banyak interupsi dalam mengatur tekstur. Hari hari selanjutnya setiap sesi makan penuh tangisan, apa yang masuk? hanya ASI. Evaluasi evaluasi evaluasi, bos kecil ini mau apa sih sebenernya tanyaku dalam hati, dan dari hari ke hari mulai runtuh idealisme feeding rules dan seputar makan ini. Ternyata, ada gigi keluar diam diam dari gusinya. Wah, ini toh penyebabnya. Langsung keluar ide menu untuk anak tumbuh gigi, ya es krim tinggi kalori, ya adonan mudah digigit, ya diajak makan sendiri atau metode BLW dan semuanya. Apakah dimakan? Ya, beberapa hari ! setelah itu kembali lagi seperti di awal. Masakan berbagai bentuk tekstur dan rasa semua dicoba, semua gagal dan maklum dengan tumbuh giginya yang selalu hadir setiap bulan dan tumbuh sekali banyak. Lama lama timbul rasa acuh saja dengan makanan apa yang masuk ke anak ini. Sampai terlihat timbangannya, ukuran badannya yang tampak menciut tidak lagi gembul seperti sebelumnya. Salah siapa? Salah Mama Muda. Melihat anak lain makan lahap semua masuk, pasti ada iri dalam hati. Lalu keluar selentingan lain, tidak pintar masak, tidak rajin menyuapi, tidak telaten. Ya, saat itu semua di telan mentah mentah. Apa tidak ada hal baik yang terjadi sama anak? Ada, banyak. Disini lah mama muda ini mulai “bangun” lagi, oh ya anakku ini sudah bisa A, B dan Z, milestone nya pun bagus, kemampuan C, D pun bagus dan selalu memancarkan hal positif untuk sekitarnya alias keceriaan. Semakin kesini pun kemampuan (dan keinginan) makannya bertambah. Akhirnya mama muda ini kembali ceria, kembali lagi menyusun mimpi, kembali lagi menyusun idealisme. Eh? Sekarang usianya sudah 16 bulan, jauh lebih enjoy menjalani hari sebagai mama muda, tapi tantangan hadir terus tantangan berbeda dari anak yang sama setiap harinya. Ada yang memberikan energi negatif ada juga yang memberikan energi bahagia. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

17 Banyak penyesuaian yang dilakukan. Banyak pelajaran di setiap langkahnya, termasuk tidak menjadi “sok tau dan sok pintar” hingga tidak menerima masukan lain. Kita memang terdidik dan memiliki literasi tinggi tapi kita juga tidak bisa menganggap pemberi masukan ini tidak tahu apa apa. Seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk, begitulah seharusnya seorang mama muda. Semakin banyak ilmu baik dari anak, orang tua, pasangan maupun sekitar maka seharusnya dia menjadi lebih bijak menyikapi kehidupan. Seharusnya. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

18 Sulungku, Cinta Pertamaku Nikmah Nur Arifah Aku Nikmah, Ibu dari dua balita yang super cantik dan aktif. Keseharianku membersamai anak-anak bermain, terkadang disambi membalas chat whatsapp dari group Rumbel. Saat duduk di bangku SD, aku paling tidak suka pelajaran Bahasa Indonesia, apalagi saat harus menulis cerita tentang liburan sekolah, sungguh membosankan. Aku mulai menulis, setelah bergabung dengan Komunitas Ibu Bahagia. Aku juga pernah bergabung dengan rumbel menulis IP Jakarta. Tahun ini, aku bergabung dengan Rumbel menulis IP Tangsel, untuk belajar lebih konsisten dalam menulis. Hingga saat ini, yang paling aku sukai adalah menulis cerpen. Bagiku, menulis cerpen menjadi ajang curhat terselubung untuk membantu melepaskan emosi. Aku tinggal di Komplek Taman Mangu Indah, Pondok Aren. Terima kasih Rumbel Menulis untuk kesempatan berpartisipasi dalam proyek mini e-book ini. Semoga makin eksis dengan karya-karya membernya. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

19 Sulungku, Cinta Pertamaku -Nikmah Nur Arifah- Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat spesial bagi semua orang, tak terkecuali untukku. Jika semua orang resah karena pandemic covid-19, nyatanya bukan itu yang meresahkanku, namun serangan post partum syndrome yang menghantuiku, setelah melahirkan anak kedua. Di awal tahun, aku sedang bersiap menyambut kelahiran anak keduaku, yang diperkirakan lahir awal bulan Februari. Karena riwayat operasi pada anak pertama dan kondisiku yang tidak memungkinkan untuk melakukan VBAC, maka dokter menentukan tanggal operasiku adalah 1 Februari 2020. Hari itu pun tiba, saat kami harus berangkat ke Rumah sakit, malam sebelum operasi. Karena tidak menggunakan ART, maka si Kakak pun kami ajak menginap di Rumah sakit. Mulai malam itu, perasaanku selalu campur aduk saat melihat wajah Kakak. Ada perasaan bersalah, perasaan takut yang menghantuiku, merasa masih kurang dalam membersamainya. Usianya hampir 2.5 tahun saat itu, toilet training-nya belum sempurna, terkadang masih butuh diingatkan untuk buang air kecil di kamar mandi. Malam itu, aku tidur sambil memeluknya dengan sangat erat, sesekali air mataku menetes saat melihatnya terlelap dipelukanku. Kakak, kamu akan selalu menjadi cinta pertama Ummi, gumamku dalam hati sambal kuseka butiran halus yang menetes dipipiku. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

20 Pagi harinya, aku bersiap memasuki ruang operasi. Ibuku dan Ibu mertuaku sudah berada di Rumah Sakit untuk menemani Kakak, mereka mengajaknya bermain selama aku menjalani proses melahirkan. Setelah kondisiku dinyatakan stabil, perawat mengantarku ke ruang perawatan. Saat memasuki ruangan, yang pertama aku cari adalah si Kakak, Diapun antusias menyambutku, “Ummi sakit ya?” Kakak bertanya kepadaku, “Iya, Kak. Kakak mainnya sama Uti dan Oma dulu ya.” Jawabku, “Oke, Ummi.” Aku sangat lega melihat kondisinya yang tenang itu. Hingga saat sebuah ranjang yang membawa bayi mungil dibawa masuk ke kamar dan semua mata di ruangan itu menyambutnya, mataku tertuju pada mata si Kakak. Aku menangkap raut wajah kaget, heran dan sekaligus sedih di sana. Semua orang mendekati sosok bayi mungil itu dan memperkenalkan padanya bahwa bayi itu adalah adiknya yang harus disayanginya, Dia hanya diam. Namun, sikapnya mulai berubah, Dia jadi lebih cari perhatian, lebih manja, dan dia pun mengompol pada saat itu. Aku bisa memaklumi hal itu, Dia yang sebelumnya menjadi pusat perhatian dua keluarga merasa punya saingan baru yang lebih diperhatikan kehadirannya. Setelah aku pulang dari Rumah Sakit, Ibu mertua yang menemaniku. Emosi Kakak yang mendapat Adik baru menjadi sangat labil. Dia jadi sering mengompol, saat tidur yang biasanya bisa sama Abinya, sekarang maunya sama Ummi, tak jarang Dia tidur bersandar di kakiku saat aku menyusui adiknya. Begitupun dengan tidur siang. Terkadang saat aku menyusui adiknya sambal tidur, Dia merengek. “Ummi, Kinan mau kelon,” dengan wajah sayu dia meminta, “Bentar ya, Nak, Ummi masih menyusui Adik,” Tak jarang, Kakak tertidur sambil memelukku dari belakang saat aku menyusui Adiknya. Saat dia terlelap tanpa pelukanku, perasaan bersalah kembali menghantuiku. Aku hanya bisa memandang wajahnya yang terlelap sambil menitikkan air mata penuh dengan rasa bersalah. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

21 Suatu malam, akhirnya aku mencurahkan isi hatiku pada suamiku. “Kasihan Kakak ya Bi,” ucapku , “Emang kenapa, Mi?” tanya Suamiku, “Semenjak Adiknya lahir, waktu kita buat dia jadi terbagi. Ummi merasa bersalah, kalau dia minta temenin main, tapi adiknya lagi rewel, Dia minta kelon tapi Ummi nyusuin adik. Kasihan Bi,” ucapku mulai terisak. “Sekarang, Dia ngompol lagi Bi, makan minta disuapin lagi, sering tantrum juga. Ummi kadang merasa bersalah, mungkin dia terlalu kecil buat punya Adik.” badanku mulai berguncang, aku tak sanggup lagi berbicara. Suamiku memeluk dengan erat, dia mengelus punggungku untuk menenangkan. “Besok pagi jadwal ngaji rutin Ummi kan?” Suamiku membuka pembicaraan, saat aku mulai tenang. Aku mengangguk, mengiyakan. “Besok berangkat aja, hampir sebulan Ummi gak keluar rumah, mungkin butuh menghirup udara luar biar Ummi lebih rileks. Anak-anak biar di rumah sama Abi.” Keesokan harinya, aku pun menyiapkan ASI perah untuk si Adik dan mengikuti saran suamiku untuk bertemu dengan teman-temanku. Disana aku pun kembali mencurahkan kegundahanku dan teman-teman yang lebih dulu mengalami, menyemangati dan memberikan suntikan energi untukku. Aku kembali ke Rumah dengan energi yang terisi full dan senyum sumringah menghiasi wajahku. Perlahan, aku berjuang melawan rasa bersalahku dengan menerima kondisi Kakak. Mengulang proses toilet trainingnya, kembali menggendongnya di malam hari untuk mengajaknya buang air kecil. Menyuapinya saat dia mogok makan, dan memeluknya saat dia mulai tantrum. Akupun menyadari keterbatasanku. Awalnya, aku sangat perfectionist ingin mengurus semua urusan rumah sendiri. Akupun menyerahkan urusan cuci mencuci pada Kang laundry dan urusan masak memasak pada catering. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Kakak dan menemaninya bermain sambil mendekatkannya pada Adiknya. *** Rumbel Menulis IPTangsel 2021

22 Epilog “Yeeaay, Adik udah bangun” teriak si Kakak, “Emang kenapa Kak?” tanyaku, “Sekarang, Ummi tidur aja, Aku mau main sama Adik. Kemon Dek, kita main.” seru si Kakak sambil mengajak Adiknya turun dari Kasur. Sekarang usia Kakak 4 tahun dan Adik hampir 2 tahun. Mereka sudah bisa main bersama, ya walau kadang berakhir dengan tangisan. Terkadang, aku izin untuk tidur siang saat mereka main, atau aku sambi memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lain. Sungguh indah semua ketentuan Allah, kita hanya harus mengusahakan yang terbaik dalam menjalaninya. -END- Hikmah yang ingin disampaikan, Wahai para Emak, sadarilah kemampuanmu dan terimalah setiap kondisi dirimu. Saat jenuh dan lelah menghampiri mu, keluarlah dan hirup udara di luar sana, temuilah orang yang membuatmu kembali bersemangat, dan sesekali nikmatilah waktumu hanya untuk memikirkan dirimu. You are The Best Creature of Allah, accept it and be grateful. *** Rumbel Menulis IPTangsel 2021

23 Si Dewasa yang Berhak Bahagia Prasadika Megantari Pradina Prasadika Megantari Pradina, nama yang lumayan panjang ya, jadi cukup panggil saja Megan. Saat ini lebih nyaman dikenal sebagai Umma, seorang ummu dari dua anak (dan adik-adiknya kelak). Berkecimpung di komunitas IP Tangsel sebagai pengurus, dan aktif di Rumbel. Aku tidak terlalu aktif di medsos seperti dulu. Akan jarang ada unggahanku di @megantari_. Namun jika ingin bertanya sesuatu, tetap bisa DM ya. Aku masih menulis di notes, di buku, di blog, dan aku hobi bercerita. Namun sebagian besar tulisan itu adalah pengingat diri dan pengikat ilmu. Temanku mengirimkan sebuah tulisan Imam Asy Syafi’i rahimahullah: \"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.\" Sepenggal kalimat itu cukup menjadi penyemangatku untuk terus menulis dan menghasilkan hal baik dari tulisan. Salam kenal ya! Rumbel Menulis IPTangsel 2021

24 Si Dewasa yang Berhak Bahagia -Prasadika Megantari Pradina- Hai, diriku. Terima kasih ya, sudah menjadi aku yang sekarang. Terima kasih telah berusaha memperbaiki diri setiap hari di banyak sekali aspek, sekecil apapun itu. Terima kasih untuk terus merasa belum sempurna dan melakukan yang terbaik. Aku tahu menjadi sensitif dan memikirkan hal-hal kecil itu seringnya melelahkan, tapi kamu selalu bisa menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi. Sekali lagi terima kasih ya, untuk terus berusaha tidak mengulangi kesalahan yang telah berlalu. Aku masih ingat renungan panjangku tentang menjadi dewasa. Teorinya, fase dewasa adalah usia setelah fase remaja. Kalau dalam dunia biologi dan teknologi, bukankah artinya, kita akan lebih kuat ketika semakin dewasa? Pikirku, menjadi dewasa artinya bisa mendapatkan sesuatu yang dulunya kita dambakan, mampu melakukan hal-hal yang saat kecil kita impikan. Aku yang dulu sungguh tidak sabar menjadi dewasa. Aku ingat seringnya diriku membayangkan betapa menyenangkannya menjadi dewasa karena bisa mengambil banyak keputusan, menjadi bagian penting dari banyak hal, memiliki pribadi mandiri yang menyenangkan, dan tentu melakukan apa saja yang aku mau tanpa memperdulikan hal lain. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

25 Kenyataannya ketika dijalani, orang dewasa justru banyak terluka ya. Entah nantinya luka itu akan sembuh atau menjadikan orang dewasa ini merapuh. Menjadi dewasa, ternyata punya tanggungjawab yang lebih besar atas hidupku. Hidup di fase ini juga dilengkapi tuntutan, komentar dan tekanan dari sana-sini yang membebani kepalaku. Kata-kata yang membuat hati sakit atau membuatku merasa kecil itu terngiang-ngiang dari aku membuka mata dan mulai memejamkannya. Terkadang aku pun bertanya-tanya, tentang menjadi dewasa, apakah itu pilihan ataukah sebuah keharusan? Apakah dunia ini mampu menjadi tempatku terus bertumbuh atau menjadi tumpuan yang rapuh? Kebebasan macam apa yang dulu kukira akan kutemukan saat menjadi dewasa. Nyatanya saat itu yang kumau hanya lari dan membebaskan diri dari belenggu pikiranku sendiri. Aku pernah menjalani hari-hari penuh rasa egois, merasa aku yang paling benar (bahkan hanya aku yang benar) dan merasa semua hanya tentangku. Aku yang merasa berhak marah (atau marah-marah) ketika kesal, berhak menimpali ketika mendengar hal yang tidak kusukai. Aku tidak mampu mencintai orang lain saat diriku sendiri kupandang rendah dan selalu salah. Aku sungguh semauku sendiri, menganggap diriku sudah dewasa dan menjadi pembenaran untuk bertindak demikian. Parahnya aku berlindung dibalik alasan: aku merasa berhak, iya, aku berhak bahagia dengan caraku yang seperti itu. Benteng yang kokoh terbentuk dengan sendirinya. Jangankan merasakan perhatian atau kasih sayang dari sekitar, aku terus melukai diri dengan pikiranku yang negatif. Aku selalu muram dan sering menangis saat sendiri, bukan karena bermuhasabah tapi karena aku terus mengeluh tentang hidup. Jangankan bermimpi untuk masa depan, mensyukuri nikmat pun aku tak mampu. Aku yang hangat menjadi sangat susah membuka diri. Hal-hal kecil yang mengganggu sangat mudah menyulut emosi. Saat itu aku bahkan berpikir kenapa menjadi dewasa bebannya seberat ini. Jika waktu bisa kuulang harusnya aku dulu banyak begitu dan begini. Pokoknya tiada hari tanpa menyalahkan dan menyesali keputusan yang aku buat. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

26 Fase paling gersang saat diri ini sibuk bergelut dengan pikiran sendiri, mengejar bahagia yang ternyata hanya kabut hampa, serta membuat orang-orang disekitarku pelan-pelan menarik diri karena takut denganku. Alih-alih menjadi bahagia dengan pilihanku, aku malah menjadi diriku yang bahkan aku benci. Lambat laun aku merasa yang kulakukan itu salah. Aku mulai ingin berubah tapi masih menolak mengakui kesalahanku. Mungkin karena tidak tahu harus memulai darimana dan bagaimana, yang kulakukan adalah berusaha melupakan kejadian yang membuatku terpuruk. Bahkan bisa dibilang itu pengalaman yang lebih melelahkan untuk dijalani, karena aku berusaha melakukan hal mustahil seperti menghapus kenangan buruk dan kabur dari masalah hidup. Tapi akhirnya justru kelelahan dan titik terendah itu yang membuatku menyerah menjadi si dewasa yang egois ini. Saat titik balik itu rasanya aku jadi orang paling beruntung karena aku masih diberi kesempatan dan hidayah itu melembutkan hatiku. Aku sadar bagaimanapun aku menghindar, tidak mungkin aku bisa lari, yang bisa kulakukan ya menjalaninya dengan lebih baik. Tanpa sadar, di zona tidak nyaman inilah aku belajar menjadi benar-benar dewasa. Rahasia besar yang menjadi kekuatanku adalah doa. Aku masih ingat untuk berdoa agar diberikan petunjuk, dilembutkan hatiku, dipermudah urusanku, dilancarkan bicaraku, diberikan kepadaku jodoh yang membimbingku, dan melempar semua tanya “kenapa, mengapa, bagaimana”, yang dulunya hanya menjadi monolog, kepada Rabb-ku. Aku terus memeluk diriku yang berantakan ini untuk bisa berbenah. Mungkin peperangan batin yang dahsyat ini hanya aku yang paham, aku si dewasa yang overthinking. Ternyata saat aku mencoba berhenti menjadi diriku yang menyebalkan, perjalanan masih belum mulus. Tapi aku bisa menikmati proses itu. Aku menerima diriku dengan segala kurangku, salahku, masa laluku, lukaku, dan semua tentangku tidak ada yang berusaha aku hapus secara paksa. Aku tidak lagi menyalahkan diriku yang tidak melakukan pencapaian yang diharapkan orang. Menilai diriku lebih dari sekedar apa yang dicap oleh orang juga sangat membantuku untuk yakin, bahwa takdirku baik. Disitu, suamiku paling berperan. Melalui beliau aku menemukan ketulusan, dan rasa percaya yang besar. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

27 Perlahan aku menyadari bahwa mendewasa itu artinya mampu mengakui dan menghadapi, mampu menjalani tanpa ingin kabur lagi, serta mampu memandang segala sesuatu dari berbagai sisi. Kita tak perlu kembali ke masa lalu atau berandai-andai untuk bisa begini begitu karena itu adalah perangkap setan. Aku lega karena sudah tumbuh semakin kuat sejauh ini sehingga mampu memaknai setiap fase dan pahit manis yang terjadi di hidupku. Semua kesalahan dan kekalahanku tidak seharusnya menjadi beban dan aib yang harus aku ingkari. Bagaimanapun hal itu mengantarkanku menjadi diriku yang sekarang. Memilih menerima kurangku dan mensyukuri kelebihanku adalah jalan ninjaku agar aku bisa mendewasa dengan bahagia. Akupun bahagia dengan pilihan dan keputusan yang kuambil dalam hidupku, Begitulah, ceritaku menciptakan bahagia dalam sempit dan lapangnya hidup. - Postscript - Untukmu yang masih berjuang memaknai hidupmu, ingatlah bahwa kamu berarti, dan kamu memang berhak bahagia. Lama-lama luka akan sembuh, perlahan kepala batu akan luluh. Sakit pun sudah tak seperih dulu, entah karena kamu semakin kuat atau semakin terbiasa menjalaninya. Disaat kamu masih mencari arti bahagia, berhentilah membandingkan dengan hal di luar dirimu. Percayalah, tak mengapa sesekali terpuruk. Keadaan bisa saja memburuk, tapi kamu harus menjadikan sabar dan syukur sebagai senjata terampuh. Bukankah hidup adalah tentang berjuang? Bukankah dalam berjuang, kita tidak bisa selalu menang? Maka tidak masalah jika satu-satunya pilihan adalah mengikhlaskan. Selamat memperjuangkan bahagia terbaikmu. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

28 Lamunan Tak Bertepi Ratih Ariawati Lahir di Bandung, 2 Agustus 1985. Seorang ibu rumah tangga dari 3 anak laki-laki. Kecintaanku pada menulis dimulai saat aku masih kecil. Tepatnya saat aku sudah lancar menulis. Aku suka mencoret tembok kamar ketika aku sedang bersedih, aku tulis dengan tulisan yang teramat kecil agar orang rumah tidak mengetahuinya. Kemudian berlanjut di buku diary. Aku merasa lega setelah aku menumpahkan semuanya di buku itu. Kini, aku pun senang menuliskan keseruan kami dalam sebuah blog. Aku tak peduli bagus atau tidak tulisan-tulisan tersebut. Namun, yang pasti aku bahagia menuliskannya. Sebahagia aku menulis puisi ini. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

29 Lamunan Tak Bertepi -Ratih Ariawati- Anganku membawaku terbang tinggi Pergi menyusuri indahnya alam Menyatu dengan alam Menjelajah Berlarian ke sana ke mari Diiringi tawa yang menghangatkan jiwa Namun, tidak dengan anganmu Berdiam diri di rumah Menciptakan keseruan dan kehangatan bersama Sambil menyeruput secangkir teh hangat Anganku pun terhempas Hancur memporakporandakan mimpi Resahku semakin menyelimuti jiwa Resah sesenggukan dalam tangis yang sulit kubendung Akibat anganmu yang tak tergoyahkan Tahun demi tahun berlalu Ku hentikan lamunan yang tak bertepi Mencoba menerima anganmu sepenuh jiwa Rumbel Menulis IPTangsel 2021

30 Ya .. aku pun kini mulai menikmati Menemukan kembali kegairahan hidup Mungkinkah rasa itu ikut mengalir deras ke dalam hatinya? Hingga dia datang menghampiriku dan mengajakku pergi berjelajah Sama seperti apa yang ada dalam anganku Rumbel Menulis IPTangsel 2021

31 Tetap Sehat di Masa dan Pasca Pandemi Annisaa F. Umara Aktivitas penulis saat ini, mendampingi suami, membersamai anak-anak tumbuh dan berkembang, serta melakukan tridharma perguruan tinggi. Ragam karya tulis yang dihasilkan berupa artikel ilmiah, karya tulis inovatif, berbagai buku antologi non fiksi, book series, modul, buku referensi, dan lain-lain. Penulis juga terlibat dalam beberapa organisasi dan komunitas. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

32 Tetap Sehat di Masa dan Pasca Pandemi -Annisaa F. Umara- Tidak terasa, pandemi COVID-19 masih berlangsung dan hampir mencapai 2 tahun lamanya. Alhamdulillah ya kita masih mendapat rezeki dalam bentuk yang sangat beragam, kesehatan, berkumpul dengan orang-orang tersayang, kemudahan dalam mendapat ilmu, bahkan masih bisa merasakan nikmat mengecap berbagai rasa makanan yang terlihat sederhana dan mungkin sering kita lupa syukuri. Selama pandemi, sudahkah kita mengambil hikmah dari pengalaman bersejarah dalam hidup kita ini?. Menjadi individu yang lebih baik lagi atau bahkan mengambil peran untuk menjadi bagian dari sejarah pandemi COVID-19?. Rasanya dari sekian banyak ragam kisah yang dialami oleh setiap individu di masa pandemi, pengalaman menjaga kesehatan menjadi hal yang dirasakan oleh semua orang. Setiap orang berlomba-lomba untuk menjaga kesehatan agar tidak tertular virus Corona yang menjadi penyebab penyakit COVID-19. Virus berukuran sangat kecil yang Allah utuskan ke muka bumi dengan misi yang mungkin belum kita pahami hingga hari ini. Hampir 2 tahun, tetapi nyatanya tidak serta merta semua orang berupaya dengan baik dan benar dalam menjaga kesehatan selama masa pandemi. Sebuah survei menunjukkan bahwa selama pandemi, transaksi makanan cepat saji meningkat sebanyak delapan kali. Tidak hanya itu, penelitian di Hong Kong juga menunjukkan bahwa frekuensi seseorang mengonsumsi minuman manis selama pandemi jadi meningkat. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

33 Hal ini diduga karena di masa pandemi banyak orang yang memilih untuk menghilangkan stress dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis. Meskipun demikian, tidak sedikit juga orang yang menjadikan pandemi sebagai titik balik untuk menjadi lebih baik. Sebuah riset mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap perilaku dan sikap masyarakat dalam perawatan diri (self-care) dan sebanyak 65% orang di empat negara lebih cenderung untuk mempertimbangkan kesehatan dalam mengambil keputusan sehari-hari. Jika mau menarik hikmah, mungkin pandemi menjadi salah satu teguran agar kita memperhatikan kesehatan diri sendiri. Food and Agriculture Oganization (FAO) bahkan menyebutkan, jika ada waktu yang membuat kita memperhatikan kesehatan kita, maka salah satunya adalah pandemi COVID-19. Mari sejenak mangingat kembali bagaimana kebiasaan konsumsi kita selama pandemi ini. Menjaga kesehatan merupakan salah satu hal yang harus dipertahankan keberlangsungannya meski pandemi COVID-19 usia suatu saat nanti. Menurut FAO, kebiasaan makan sehat yang perlu dipertahankan seperti memastikan asupan nutrisi cukup atau mengacu pada gizi seimbang seperti yang dianjurkan oleh Kemenkes RI, makan banyak buah dan sayur, mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian, membatasi gula dan garam serta lemak, melakukan aktivitas fisik, dan minum air putih yang cukup. Selain itu juga menjaga kebersihan makanan dengan menjaga kebersihan tangan, peralatan masak, dan permukaan memasak; memisahkan makanan mentah dan matang; masak makanan hingga matang; simpan makanan pada suhu yang aman, dan gunakan air bersih untuk memasak. Tidak hanya menjaga kebiasaan makan yang sehat, beberapa hal lainnya juga perlu diperhatikan agar kesehatan tetap menjadi hal yang prioritas. Dikutip dari situs Edward-Elmhurst Health langkah agar kesehatan tetap menjadi prioritas dengan rutin mengecek kesehatan dan mendapat vaksin COVID-19, cukup tidur dan menjaga kesehatan mental. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

34 Bagaimana, sudahkah pendemi membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menjaga kesehatan? Contoh hal sederhana, mungkin dulu kita tidak pernah memperhatikan diri untuk rajin mencuci tangan, tetapi saat ini kita dituntut untuk terbiasa mencuci tangan dengan baik dan benar. Begitu juga dengan kebiasaan baik lainnya, semoga tetap terjaga meski pandemi usai nanti. Yuk lebih baik lagi dan tetap semangat, sebab perubahan besar dimulai dari hal kecil, dan perubahan yang luar biasa dimulai dari hal yang sederhana. Referensi https://www.gsk.com/en-gb/media/resource-centre/covid-19-prompts- increased-focus-on-self-care/ https://www.fao.org/fao-stories/article/en/c/1392499/ https://www.eehealth.org/blog/2021/04/7-steps-to-make-health-a- priority/ Wang, J. et al. (2021) ‘Change in eating habits and physical activities before and during the COVID-19 pandemic in Hong Kong: a cross‐ sectional study via random telephone survey’, Journal of the International Society of Sports Nutrition. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 18(1), pp. 1–9. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

35 5 Aktivitas Sederhana Bersama Buah Hati Selama Pandemi Rina Yuliani Berdomisili di Pamulang, Tangerang Selatan. Ibu dari tiga buah hati, Muhammad Azim Amanullah, Nanda Abinaya dan Fatima Airani Nahda. Sejak tahun 2017 menulis beberapa buku antologi. Menjadi bagian dari Garda komunitas Pejuang Literasi sejak tahun 2017-2019. Bergabung di komunitas Ibu Profesional Tangerang Selatan sejak tahun 2017. Pengurus aktif Ibu Profesional Tangerang Selatan (Januari 2020-sekarang) Mengisi pelatihan menulis di sekolah dasar. Read aloud trainer sejak Februari 2021. Sekarang sedang menempuh pendidikan di Diploma Montessori Sunshine Teacher’s Training. Untuk berkomunikasi dengan saya, bisa menghubungi: FB: Rina Yuliani Ig: rinayuliani841 Email: [email protected] Rumbel Menulis IPTangsel 2021

36 5 Aktivitas Sederhana Bersama Buah Hati Selama Pandemi -Rina Yuliani- Banyak yang bertanya kepada saya, bagaimana mengurus tiga buah hati dengan segudang aktivitas dan tetap produktif menulis? Jujur, saya bingung menjawabnya. Tidak ada resep istimewa, hanya mengikuti insting sebagai mama. Setelah merenungi lebih jauh pertanyaan dari teman-teman, akhirnya saya menyadari bahwa ada beberapa hal yang saya dan anak-anak lakukan untuk memperkuat hubungan satu sama lain. Ada yang dilakukan khusus dengan satu anak, ada yang bersama-sama. Yuk! Ikuti beberapa kegiatan yang saya lakukan bersama anak-anak. 1.Kelas menulis Sebagai seorang penulis, tidak dapat dipungkiri saya ingin salah satu dari tiga buah hati ada yang menorehkan pena di dunia literasi. Sebenarnya, sudah lama saya mengamati si sulung Azim, mempunyai potensi. Setelah merasa cukup memfasilitasi kakak Azim dengan berbagai buku bacaan yang mumpuni. Akhirnya pada bulan Juni 2021, saya mendaftarkan kakak Azim untuk mengikuti diskusi tentang kepenulisan melalui zoom bersama salah satu penulis nasional. Ternyata, setelah kegiatan zoom ada kelas lanjutan berupa menulis cerita anak yang dikhususkan untuk anak-anak, tak membuang kesempatan saya mengikutkan kakak azim ke kelas tersebut. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

37 Setelah berguru kepada salah satu penulis nasional, kesempatan untuk belajar menulis datang dari salah satu penulis anak yang bukunya best seller, bahkan karyanya menjadi favorit kakak Azim sewaktu kecil. Kakak Azim senang sekali bisa menimba ilmu dengan beliau. Kesempatan untuk mengikuti kelas menulis pun datang kembali, kali ini dari teman saya yang mempunyai komunitas di bidang literasi. Mengadakan kelas menulis untuk anak-anak dengan tema keluarga. Setelah berdiskusi, akhirnya kakak Azim ikut. Terakhir, tidak sengaja ada kelas menulis cerita anak dengan target penulis sebenarnya orang dewasa. Karena menggunakan tokoh hewan, lagi-lagi saya kembali berdiskusi dengan kakak Azim apakah ingin menulis? Dengan semangat kakak Azim menjawab “iya”. Karena belum ada contoh naskah, akhirnya Saya membuat cerita dengan kriteria yang diinginkan. Tidak butuh lama kakak Azim bisa menyelesaikan tulisan. Karena sudah terlanjur membuat, saya memutuskan untuk mengirimkan naskah juga. Insyaallah akan menjadi buku antologi perdana yang didalamnya ada tulisan saya dengan kakak Azim. Apakah dari beberapa kelas menulis kakak Azim selalu semangat? Sepertinya saya yang bersemangat mengikutkan kakak Azim kelas menulis? Ya, kakak Azim selalu antusias mengikuti berbagai kelas menulis yang awalnya “dipaksa”. Saya tetap mengedepankan komunikasi terlebih dahulu sebelum kakak Azim mengikuti kelas menulis. Kakak Azim juga berkomitmen ketika ada tugas, berusaha menulis sesuai tema yang diminta. Hanya perlu extra perhatian dan stok sabar yang lebih ketika mulai tahap editing. Alhamdulillah, meskipun kadang menggerutu kakak mau menyelesaikan tulisannya. Dengan kakak Azim mengikuti kelas menulis, saya benar-benar mendampingi dan menjadi ajang “kencan”. Kami menjadi sering berdiskusi mengenai kepenulisan, membuat outline, mengedit cerita bersama-sama atau mengulas isi sebuah buku. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

38 2. Olahraga bersama Nanda Suatu hari, Nanda ngambek setelah kakak Azim bermain sepeda bersama dua temannya. Seharian Nanda marah-marah tidak jelas. Akhirnya saya tahu, kalau ternyata Nanda ingin bermain sepeda dengan rute yang jauh seperti kakaknya. Saya memberikan pengertian bahwa nanda masih harus didampingi orang dewasa kalau ingin bermain sepeda. Terlintaslah ide untuk mengajak Nanda bersepeda di hari Sabtu atau Minggu dengan rute yang menurut saya cukup jauh untuk anak-anak. Ide saya disambut gembira. Sekarang setiap Sabtu atau Minggu pagi saya bersepeda dengan Nanda. Kejadian tersebut, membuat saya lebih memahami bahwa untuk meningkatkan hubungan dengan Nanda bisa dilakukan dengan aktivitas fisik bersama. Tidak hanya bersepeda, terkadang bermain bulutangkis dan bermain bola kami lakukan pagi hari sebelum memulai belajar. 3. Memasak bersama Fatima Saya menaruh harapan besar, kelak Fatima pandai memasak. Entah karena saya memanjatkan doa seperti itu, Fatima menjadi suka aktivitas memasak. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya sering membuat aneka camilan sederhana bersama Fatima. Mulai dari membuat pudding, jelly, nugget mie, setup roti tawar, pancake dan masih banyak lagi. Saya merasakan kedekatan ketika berdua dengan Fatima melakukan experimen di dapur. 4. Read aloud “Siapa yang mau dibacakan cerita?” hanya dengan mengucap “mantra” anak-anak langsung berebut untuk mendapatkan posisi terbaik di dekat saya. Membacakan buku seolah menjadi magnet yang sangat kuat untuk menarik anak-anak. Setelah sepanjang hari melakukan berbagai aktivitas, membacakan satu buku dengan suara nyaring sangat ditunggu oleh anak- anak. Apapun cerita yang saya bacakan mereka sangat antusias. Terkadang bergantian, sayalah yang dibacakan cerita oleh kakak Azim atau Nanda. Mau saya atau anak-anak yang membaca nyaring, keduanya tetap seru dan menyenangkan. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

39 5. Mendongeng Berawal dari cerita imajinasi mengenai raksasa yang saya ciptakan, kegiatan mendongeng menjadi favorit menjelang tidur siang atau malam. Secara bergantian anak-anak akan maju ke depan untuk mendongeng dengan tokoh imajinasi karangan mereka. Terkadang alur ceritanya mirip satu sama lain, tetapi itu tidak menjadi sebuah masalah yang besar. Kami menikmati kebersamaan dengan imajinasi yang tidak terbatas. Masa pandemi bukan berarti berhenti berkreasi dan berimajinasi. Pandemi membawa berkah yang sangat besar bagi saya untuk lebih mengenal diri dan anak-anak. Berbagai aktivitas sederhana yang saya lakukan bersama bersama anak-anak, memberi dampak yang luar biasa. Selain rasa bahagia, tentu saja hubungan saya dengan anak-anak makin dekat. Rumbel Menulis IPTangsel 2021

40 5 Sedekah Mudah Yang Bisa Ibu Lakukan Bersama Keluarga Marina Fauzia Hobi membaca dan menulis, mengantarkanku pada sebuah ruang hangat yang menyenangkan. Selain memperkaya diri dengan wawasan baru, aktivitas ini membuatku bisa merenungi dan mentadaburi banyak hal. Aku tidak mau bahagia sendiri, karena itu aku berharap orang-orang yang membaca tulisanku, juga ikut merasakan kebahagiaan yang aku alami. Alhamdulillah, atas izin Allah, aku berhasil mendobrak rasa tidak percaya diriku, dengan melahirkan buku solo berjudul Senandika: Antara Hati dan Ilahi Rabbi, terbitan One Peach Media, di Desember 2020 lalu. Sapa aku di instagram @marinafauzia atau saling berselancar melalui blog di marinafauziaumar.wordpress.com Salam literasi. Adios ������ Rumbel Menulis IPTangsel 2021

41 5 Sedekah Mudah Yang Bisa Ibu Lakukan Bersama Keluarga -Marina Fauzia- Sebuah studi yang dilakukan Para Peneliti di University of Oregon, menemukan bahwa orang-orang yang memberi uangnya secara sukarela, mengalami lebih banyak aktivasi di otak, dibandingkan mereka yang menerima uang dan menyimpannya untuk kebutuhan pribadi. Hal ini ditandai dengan adanya respon otak yang lebih tinggi, saat dilakukan pencitraan resonansi magnetik fungsional, atau dikenal dengan istilah fMRI pada otak mereka. Studi ini menemukan bahwa pusat kesenangan otak menjadi aktif, ketika seseorang memilih untuk menyumbangkan sebagian dari apa yang mereka miliki. Itulah mengapa, berbagi dan berkontribusi pada masyarakat ternyata mampu memberikan efek positif dan kebahagiaan tersendiri, bagi mereka yang secara sukarela membantu sesama. Dalam Islam, salah satu aktivitas berbagi ini dikenal dengan istilah sedekah. “Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, anak shalih yang memohon ampunan untuk ibu dan bapaknya, serta ilmu yang bermanfaat setelahnya.” (HR. Imam Muslim) Rumbel Menulis IPTangsel 2021


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook