Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.1

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.1

Published by Siti Nur Fadilah, 2023-04-17 03:38:01

Description: DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 3.1

Search

Read the Text Version

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

SITI NUR FADILAH, M.PD. CGP ANGKATAN 7 KAB. KENDAL SMK MUHAMMAIYAH 2 BOJA

TUJUAN KHUSUS CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus- kasus dilema etika? Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

NARASUMBER 1 NUR KHIRIN, S.Pd., M.Pd. KEPALA SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH 2 BOJA NUR KHIRIN ,S.Pd., M.Pd.

NARASUMBER 2 ROSALIA ARISTIATI, M.Pd. KEPALA SEKOLAH SMP N 2 BOJA ROSALIA ARISTIATI, M.Pd.





Pertanyaan pertama yakni bagiamana Bapak dapat mengidentifikasi kasus yang merupakan delima etika dan bujukan moral?

Beliau mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi perlu menganalisis kasus secara seksama,mengidentifikasi nilai-nilai yang terlibat, menentukan nilai-nilai yang relevan, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, menentukan pilihan solusi, dan mengevaluasi keputusanyangtelah diputuskan. Beliau juga memberikan catatan penting untukdiingat bahwa penilaian etika dan moral dapat bervariasi dari orang ke orang, dan terkadang tidak ada solusi yangjelas dan tepatuntuk kasus-kasus yang kompleks.

Selanjutnya, apabila terjadi kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan maka cara yang diambil Pak Khirin dalam menjalankan keputusannya adalah dengan mengumpulkan informasi dan fakta yang relevan,mempertimbangkan dampak yang akan terjadi, mepertimbangkanetis dan moral, menggunakan konsep berfikir kritis, dan yang terakhir berkonsultasi dengan ahli atau orang yang berpengalaman dengankasus yang terjadi. Jika memungkinkan, Pak Khirin mempertimbangkan opsi untuk mencapai kompromi yang dapat memenuhi kepentingan kedua belah pihak. Menurutt Pak Khirin,setiap kasus memiliki konteks dan kondisi yang unik, sehinggametode dan pendekatan yang tepat dalam mengambil keputusan dapat bervariasi tergantung pada situasi yang dihadapi.

Prosedur yang biasa Pak Khirin lakukan dalam mengambil keputusan terhadap kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar yaitu dengan mengidentifikasi masalah terlebih dahulu. kemudian mengumpulkan informasi dan fakta yang dilanjutkan dengan membuat daftar opsi penyelesaian beserta dampak positif dan negatif yang akan muncul. selanjutnya memilih opsi terbaik dan mengimplementasikan keputusannya dengan hati-hati. Terakhir melakukan evaluasi terhadap keputusan yang telah diambil.

Adapun hal-hal yangPak Khirin anggap efektif dalam pengambilan keputusan adalah dengan mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasari dilema etika tersebut. Penting untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasari dilema etika, seperti keadilan, kesetaraan, kemanusiaan, kebebasan, atau integritas. Hal ini akan membantu Pak Khirin untuk lebih memahami konflik yang muncul mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari setiap tindakan yang akan beliau ambil.

Beberapa tantangan yang Pak Khirin hadapi dalam pengambilan keputusan kasus dilema etika antara lain adalah dilema etika tersebut merupakan masalah yang komplek yang tidak memiliki jawaban yang mudah dan jelas, seringkali melibatkan konflik antara nilai-nilai yang semuanya benar, tidak ada solusi yang sempurna atau yang memuaskan semua pihak. Kadang-kadang keputusan etika harus diambil dalam waktu yang terbatas dan situasi yang sulit sehingga akan menimbulkan potensi kesalahan.

Menurut Pak Khirin penyelesaian kasus dilema etika bisa menjadi proses yang kompleks,namun ada beberapa langkah dan jadwal tertentu yang biasa beliau lakukan untuk mengelolanya yakni dengan cara mengidentifikasi nilai dan prinsip etika yang relevan dalam kasus tersebut, mengumpulkan informasi dan fakta dengan sudut pandang yang berbeda, menggunakan kerangka kerja etika yang tepat, mempertimbangkan alternatif solusi yang mungkin.

Lebih lanjut Pak Khirin mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan nilai dan prinsip etika yang telah diidentifikasi dan dipertimbangkan. Setelah tindakan diambil, penting bagi Pak Khirin untuk mengevaluasi apakah hasilnya sesuai dengan nilai dan prinsip etika yang telah diidentifikasi. Evaluasi ini dapat membantu Pak Khirin dalam meningkatkan pemahaman dan pengambilan keputusan etika di masa depan.

Faktor-faktor yang mempermudah Pak Khirin dalam mengambil keputusan kasus dilema etika antara lain harus memahami pedoman etika,analisis situasi, konsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman, mengevaluasi nilai-nilai yang paling penting, dan kesadaran diri tentang nilai-nilai keyakinan. Dengan mempertimbangkan aktor-faktor tersebut akan membantu Pak Khirin dalam proses pengambilan keputusan dalam sebuah dilema etika.

Namun, terkadang keputusan etika tetap sulit diambil, dan Pak Khirin mungkin perlu mengambil waktu untuk mempertimbangkan semua faktor dan memilih tindakan yang paling tepat.

Bagi Pak Khirin, pembelajaran yang dapatdiambil dari pengalaman menyelesaikankasus dilema etika adalah memilikikesadaran akan pentingnya etika dalamkehidupan sehari-hari. Etika membantu Pak Khirin untuk mengambil keputusan yangbenar dan mempertimbangkan nilai-nilaiyang penting dalam situasi yang komple



Wawancara kedua saya lakukan pada hari Kamis, 13 April 2023 jam11.00 WIB dengan narasumber yaitu Ibu Rosalia Aristiati., M.Pd. Kepala Sekolah SMP Negeri2 Boja. Setiap harinya saya selalu memanggil beliau dengan sebutan Bu Rosa. Pada kegiatan wawancara ini, saya awali dengan salam dan menyampaikantujuanwawancarakaliini. Kemudian saya mengajukan pertanyaan dan ddijawab secara langsung oleh beliau.

PERTANYAN Pertanyaan yang sama saya tujukan kepada Ibu Rosa yakni bagaimana dapat mengidentifikasi kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral.

Beliau menjawab bahwa dilema etikamerupakan situasi yang terjadi ketika seseorangharus memilih antara dua pilihan di mana keduapilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Beliau menggunakan 3 prinsip untuk mengidentifikasi kasus, yaitu dengan berpikirberbasis hasil, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli.

Menurut Bu Rosa, ketika mengambil keputusan menghadapi situasi dilema etika maka akan ada nilai-nilai kebajikan yang akan saling bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum Bu Rosa akan menggunakan 4 paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yaitu : 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Ada beberapa langkah atau prosedur yang biasa Bu Rosa lakukan selama ini untuk mengambil keputusan antara lain mengidentifikasi keputusan yang perlu diambil,mengumpulkan informasi relevan, mencari solusi alternatif, mempertimbangkan bukti, memilih dari sejumlah alternatif, mengambil tindakan, dan yang terakhir meninjau kembali keputusan yang telah diambil oleh Bu Rosa sekaligus pengaruhnya (baik dan buruk) bagi orang lain.

Dilema etika seringkali membuat Bu Rosa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan. Namun ada hal-hal yang selama ini Bu Rosa anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika dengan menggunakan prinsip- prinsip dilema etika. Pertama, dengan melakukan demi kebaikan orang banyak atau yang dikenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking). Kedua, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pada prinsip dalam diri atau yang sering disebut dengan Berpikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thinking). Ketiga, dengan melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada diri kita atau kita kenal dengan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thinking).

Tantangan yang Bu Rosa hadapi ketika harus mengambil keputusan pada kasus-kasus dilema etika yaitu ketika menghadapi kasus yang saling berbenturan antara kepentingan individu dan masyarakat, rasa keadilan dengan rasa kasihan, kebenaran dengan rasa kesetian, dan yang terakhir berfikir untuk jangka pendek atau jangka panjang. Dari kedua dilema tersebut Bu Rosa harus pandai untuk memilih salah satu dan yang lainnya harus dikorbankan walaupun semuanya dianggap beliau benar semua. Beliau juga harus mempertimbangkan dengan sangat hati- hati agar keputusan yang dibuat tidak menimbulkan kegelisahan.

Untuk menyelesaikan masalah dilema etika,biasanya Bu Rosa membuat beberapa langkah-langkah penyelesaian yang diambil meliputi mengidentifikasi nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, melakukan pengujian Benar/Salah, melakukan pengujian Benar/Benar, menggunakan prinsip resolusi, menginvestigasi opsi trilemma, melakukan pengambilan keputusan, danmerefleksi keputusan yang telah diambil.

Tentunya Bu Rosa membutuhkan orang lain untuk mempermudah atau membantu dalam mengambil keputusan dalam etika ini. Hal ini dilakukan Bu Rosa untuk mengumpulkan fakta- fakta yang relevan, mengidentifikasi para pemegang kepentingan sekaligus mempertimbangkan situasi-situasi dari sudut pandang mereka, dan juga memberikan alternatif-alternatif solusi dari kasus dilema etika. Hal ini penting untuk dilakukan agar keputusan yang diambil dapat diterima dengan baik.

Dari semua hal yang telah disampaikan oleh Bu Rosa, pembelajaran yang dapat Bu Rosa petik dari pengalaman dalam mengambil keputusan dilema etika yaitu Bu Rosa harus melakukan telaah tiga prinsip pengambilan keputusan, empat paradigma dalam pengambilan keputusan, dan melakukan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar Bu Rosa tidak salah dalam mengambil keputusan.

Yang saya lakukan setelah kegiatan wawancara dengan 2 Kepala Sekolah

Ada hal menarik yang muncul dari wawancaratersebut adalah ketika saya dapat melihat cara pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan yang dilakukan kepala sekolah. Hal itu menambah wawasan saya untuk dapat melakukan hal yang sama pada keputusan yang akan saya ambil kelak. Menurut saya apa yang dilakukan Kepala Sekolah sebetulnya sudah memperhatikan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Hanya saja untuk pak Khirin belum dilakukan secara runtut dan lengkap akan tetapi tidak mengurangi proses uji hasil pengambilan keputusan.

Dalam wawancara kali ini masih ada pertanyaan-pertanyaan mengganjal yang sebenarnya ingin saya tanyakan berkaitan dengan pengujian benar atau salah dalam konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji egal, uji regulasi, uji publikasi dalam kasus-kasus yang selalu dihadapi. Bagaimana cara untuk kita dapat melakukan dengan baik.

Dari hasil wawancara antara 2 Kepala Sekolah yang saya wawancarai, secara keseluruhan adasebuah persamaan diantara keduanya. beliau berdua mengambil keputusan dilema etika, mereka tidak asal untuk mengambil keputusan. Tetapi mereka melalui beberapa langkah penyelesaian yaitu menggunakan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Mereka sangat berhati-hati dan memikirkan penyelesaiannya dengan sangat matang.

Dari kedua Kepala Sekolah yang saya wawancarai tentunya memiliki perbedaan cara untuk memimpin. Pak Khirin dengan pengelolaan sekolah yang baik dan mampu memberikan ide-ide baru yang kreatif untuk mengembangkan sekolah. Demikianjuga dengan BU Rosa. Beliau memiliki semangat yang luar biasa dengan segala pengetahuan yang dimiliki untuk mengelola 2 sekolah sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Beliau sangat pandai untuk mengelola waktu.

Rencana ke depan Kepala Sekolah dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika adalah dengan memperhatikan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka dengan cara mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasari dilema etika tersebut. Penting untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang mendasari dilema etika, seperti keadilan, kesetaraan, kemanusiaan, kebebasan, atau integritas. Hal ini akan membantu mereka untuk lebih memahami konflik nilai yang muncul dan mempertimbangkan implikasijangka panjang dari setiap tindakan yang akanbeliau ambil .

Saya sendiri akan menerapkan pengambilankeputusan dilema etika pada lingkungan saya,pada murid-murid saya, dan pada kolega guru-guru saya yang lain dengan memperhatikan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian. Saya akan menerapkannya mulai dari sekarang sehingga ketika muncul dilema etika ini saya dapatmudah untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat sesuai dengan kasusyang dialami.

Demikian hasil refleksi wawancara yang saya tuangkan dalam format narasi teks dengan jumlah kata lebih dari 600 kata. Saya sudah membaca hasil wawancara dan hasil refleksi saya berkali-kali dengan harapan saya lebih memahami apa yang disampaikan oleh pimpinan terhadap masalah dilema etika.

Saya sangatberharap hasil wawancara dan refleksi yang saya lakukan dapat dibaca orang lain sehingga pengetahuan tentang dilema etika dapat dipahami oleh orang banyak. Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sangat diperlukan untukpemimpin dalam menyelesaikan kasusyang dihadapi.Tentunya sudah saya tinjau isi dan panjang tulisan saya, dan kepadatan/inti sari materi yang saya ingin sampaikan.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook