Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Perjalanan Karya Bagi Bangsa_BAB 1 (TES)

Perjalanan Karya Bagi Bangsa_BAB 1 (TES)

Published by Suprianto Suprianto, 2022-07-27 04:56:08

Description: Tes Digital flip -- Perjalanan Karya Bagi Bangsa_BAB 1

Search

Read the Text Version

REVISI BCA APRIL.indd 1 4/25/2022 8:13:03 AM

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaim­ ana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pen­jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). REVISI BCA APRIL.indd 2 4/25/2022 8:13:03 AM

Perjalanan Karya Bagi Bangsa Alberthiene Endah Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta REVISI BCA APRIL.indd 3 4/25/2022 8:13:03 AM

Perjalanan Karya Bagi Bangsa Alberthiene Endah GM 622222007 © Penerbit Gramedia Pustaka Utama Gedung Kompas Gramedia Blok I, Lt. 5 Jl. Palmerah Barat 29–37, Jakarta 10270 Desain sampul: Tim BCA Desain isi: J. Henk Winiarti Foto: Dokumentasi BCA Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta, 2022 www.gpu.id Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. ISBN: 978-602-06-5920-6 ISBN Digital: 978-602-06-5919-0 Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan REVISI BCA APRIL.indd 4 4/25/2022 8:13:03 AM

Di setiap jejak langkah dan perjuangan karya BCA, tersemat cinta untuk Indonesia. REVISI BCA APRIL.indd 5 4/25/2022 8:13:03 AM

DAFTAR ISI 8 Kata Pengantar Presiden Republik Indonesia Joko Widodo 10 Pendahuluan Perjalanan Karya bagi Bangsa 22 Bab 1 Cita-Cita Besar Putra Indonesia 62 Bab 2 Membuka Gerbang Peluang 102 Bab 3 Kepak Sayap Perubahan 140 Bab 4 Memantik Cahaya SDM 166 Bab 5 Berpacu Dengan Inovasi 208 Bab 6 Kejatuhan dan Kebangkitan 236 Bab 7 Merangkul Energi Publik 264 Bab 8 Berlari dengan Energi Baru REVISI BCA APRIL.indd 6 4/25/2022 8:13:03 AM

290 Bab 9 Menjurus Performa Kredit 328 Bab 10 Menyulut Semangat Perubahan 358 Bab 11 Berselancar di Arus Zaman 386 Bab 12 Hati Menjangkau Hati 414 Bab 13 Merajut Rasa Memiliki 452 Bab 14 Humanity, Empati, dan Digitalisasi 458 Ucapan Terima Kasih 460 Board of Director, Board of Commissioner List of PT Bank Central Asia Tbk 1990–2021 483 Album Foto 548 Tentang Penulis REVISI BCA APRIL.indd 7 4/25/2022 8:13:04 AM

REVISI BCA APRIL.indd 8 4/25/2022 8:13:07 AM

REVISI BCA APRIL.indd 9 FOTO: DARWIS TRIADI/KOLEKSI ISTANA 4/25/2022 8:13:12 AM

PENDAHULUAN Perjalanan Karya bagi Bangsa Puluhan tahun lalu tak ada yang menduga BCA akan menjadi sebesar saat ini. Perjalanan juang yang sarat perubahan agresif menuju baik adalah kuncinya. Bank ini jeli membidik tren masa depan.Tumbuh kembangnya berjalan seiring dengan pembangunan negeri. Di setiap langkah, ada energi cinta untuk Indonesia. REVISI BCA APRIL.indd 10 4/25/2022 8:13:12 AM

Rentang waktu 65 tahun bagi BCA tak hanya mengarti- kan panjangnya usia. Enam setengah dekade yang telah dilewati bermakna sangat dalam: sarat pembelajaran, hiruk-pikuk peris­ tiwa yang mematangkan, dan riuh perubahan. Sepanjang masa itu, sejarah terukir dengan semangat yang menggelora. Satu demi satu masa terlewati, dikayuh bahan bakar energi baik. Setiap lang- kah maju mewariskan kekuatan baru, sambung-menyambung menciptakan rangkaian sukses hingga tercapai apa yang kita lihat hari ini. Terlahir sebagai bank kecil, lalu tumbuh menjadi bank swasta terbesar di tanah air. Bank ini tumbuh dengan memaknai sejarah. Setiap ruas masa dihormati. Jejak langkah semua pemimpin dijadikan panduan bergerak. Setiap peristiwa, terutama yang pahit, menjadi sumber ilmu. Menggunakan pengalaman sebagai sekolah untuk menjadi lebih tangguh dan memberi pelayanan lebih berkualitas dari wak- tu ke waktu. Insan BCA telah terlatih menjadi pejuang gigih yang pantang menyerah menciptakan kemajuan. Sense of belonging me- reka terhadap perusahaan begitu tinggi. Ujian-ujian yang datang justru melontarkan bank ini lebih tinggi. Perjalanan BCA melingkupi empat masa dengan karakter per- juangan berbeda. Sejak lahir hingga tahun 1998 bank ini melintasi 11 REVISI BCA APRIL.indd 11 4/25/2022 8:13:12 AM

masa expanding dan integrating. Berjuang keras untuk jadi besar dan mencari bentuk karakter perusahaan. Setelah krisis moneter hingga 2009 bank ini melintasi masa surviving dan strengthening. Berusaha membangkitkan kembali kebesaran BCA dan meng- hadang era agresif kemajuan IT. Tahun 2010 hingga 2018 meru- pakan masa disrupted dan strengthening. Tumbuhnya peradaban baru di kancah perbankan melalui gempuran start up dan fintech menantang BCA untuk bisa mengadaptasi zaman dan terus ung- gul. Lalu masa 2019 hingga kini bank ini bergulir dalam semangat sustaining dan transforming. Berjuang memaknai pelayanan yang penuh compassion dan semakin tangguh menghadapi perubahan- perubahan baru, termasuk pandemi yang tak pernah diduga. Sangat menarik mencermati sepanjang perjalanan BCA tak di- temukan titik kemunduran. Pernah jatuh saat krisis moneter 1998. Namun, bagai batu pelontar, kejatuhan itu justru menerbang- kan bank ini lebih tinggi. Menjadi bank yang dituntun BPPN tak membuat BCA merasa terpuruk. Malah terlecut secepatnya kem- bali jadi juara. Itulah mental juang bank ini yang mengagumkan. Pada banyak momen, karakter yang sama juga terlihat. Bagaimana BCA bisa menerobos persaingan ketat di era yang berbeda-beda dan menjadi bank swasta nomor satu, inilah yang akan tercermin di buku ini. Satu hal yang menjadi penentu keber- hasilan BCA, kesinambungan perjuangan yang penuh harmoni dari pemimpin ke pemimpin selanjutnya. Seolah ada skenario besar dari semesta yang membuat setiap era akan menyambung manis dengan era sesudahnya di tangan CEO yang berbeda. Para pemimpin lahir pada setiap zaman, menghadapi tantangan khas pada berbagai era. Namun, tak satu pun dari mereka yang meng- hancurkan nilai yang telah ditanam para pemimpin sebelumnya. Hal-hal baik dihormati dan diteruskan. Sementara yang terasa ti- dak lagi sesuai akan dibenahi. Itu sebabnya pergantian kepemim- pinan di BCA tidak pernah ditandai dengan perombakan total atas 12 REVISI BCA APRIL.indd 12 4/25/2022 8:13:13 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa wajah bisnis yang ada. Namun yang pasti, setiap era pasti diwarnai prestasi baru. Estafet kepemimpinan diimbuhi rasa cinta, agar bank ini se- nantiasa tumbuh. Yang diciptakan sang pendahulu dihormati dan dijaga. Generasi yang baru memperkayanya menjadi lebih ber- sinar. Setiap pemimpin berhasil menciptakan jejak prestasi dan mengalirkan energi baik pada pemimpin berikutnya. Mereka me- lahirkan etos kerja yang melegenda dari waktu ke waktu. Bank ini merajut sendiri sejarah yang manis dan harmoni melalui menta- litas indah manusianya. Prinsip indah ini akhirnya mampu menjadikan BCA sebagai bank yang agresif mengasah diri. Catatan kemajuan sangat dina- mis. Barangkali banyak yang mengira bank ini sejak awal telah ge- muk oleh permodalan besar dan tidak mengalami kesulitan untuk berekspansi. Tidak. BCA justru merangkak dari bank yang seder- hana. Oleh karenanya buku ini menjadi penting sebagai pembel- ajaran sebab kisah juang di dalamnya meneladankan perjuangan yang konkret dan otentik. Usia 65 tahun juga mengartikan betapa tangguhnya pergulat- an BCA menghadapi arus zaman. Iklim bisnis silih berganti: naik dan turun. Berbagai peristiwa nasional terjadi dan berpengaruh pada perekonomian, juga perbankan. Persaingan antarbank se- makin hari semakin sengit. Namun, ada satu pelajaran penting yang bisa dipetik dari sejarah sukses bank ini, yakni mental yang selalu siaga untuk berubah. Bagi BCA perubahan adalah kenisca- yaan untuk memantik perkembangan. Perubahan bukan sekadar aksi sensasional tanpa pijakan pasti, tetapi perubahan yang peka mengikuti denyut kebutuhan zaman. Bukan saja bisa membidik tren yang sedang berkembang di masyarakat terkait perbankan, tetapi juga mampu menatap kebutuhan masa depan. Bank ini ber- gulir menembus waktu dengan dua karakter jelas: visioner dan profesional. 13 REVISI BCA APRIL.indd 13 4/25/2022 8:13:13 AM

“ Estafet kepemimpinan diimbuhi rasa cinta, agar bank ini senantiasa tumbuh. Yang diciptakan sang pendahulu dihormati dan dijaga. Generasi yang baru memperkayanya menjadi lebih bersinar. Setiap pemimpin berhasil menciptakan jejak prestasi dan mengalirkan energi baik ”pada pemimpin berikutnya. Dalam buku ini kita akan melihat momen-momen transfor- masi jitu yang dilakukan BCA dan secara telak membentuk attitu- de of banking activities. Masyarakat dibuat menjadi banking minded, ATM minded, dan seterusnya. BCA bisa menggiring masyarakat dengan kebiasaan menaruh uang di bawah bantal menjadi na- sabah yang memiliki tingkat ketergantungan sangat tinggi pada bank. Tentu, di tengah perayaan perjalanan penuh semangat itu, hal-hal yang pahit pernah hadir, tetapi tak menjatuhkan. Keber- langsungan usaha bisa diperjuangkan, terus berjalan tegak penuh martabat, bahkan melaju, menerobos rintangan, dan menjadi pe- menang. BCA sepanjang usianya berhasil membuktikan mampu membangun manajemen yang kokoh dan menempa manusia- manusia yang bermental baja, berjiwa korsa tinggi, kreatif, dan pantang menyerah. BCA menumbuhkan diri menjadi perusahaan yang terus ber- kembang dengan nilai-nilai luhur yang lestari. Berpijak pada com- pany values yang kokoh, BCA menghadang zaman dengan sikap 14 REVISI BCA APRIL.indd 14 4/25/2022 8:13:13 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa penuh nyali. Era teknologi canggih diterobos dengan keberanian berinvestasi dan memacu penyesuaian SDM. Lahir sebagai bank yang murni melayani para pengusaha menengah ke bawah di pengujung dekade 1950-an, BCA semula berupa bank kecil. Namun, sang pendiri, Liem Sioe Liong, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Soedono Salim, memiliki cita-cita indah dibarengi kepercayaan diri bahwa bank ini harus bisa berkontribusi nyata pada Indonesia. Bank ini harus dido- rong untuk semakin besar dan memberikan manfaat bagi khala- yak luas. Liem sangat yakin, suatu saat apa yang dia impikan akan terjadi. BCA menjadi bank yang sangat diandalkan rakyat, akan memberi fungsi lebih dari sekadar institusi tempat para pedagang meminjam dan menyimpan uang. Liem tekun dan sabar merawat bank ini untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi negeri yang tak menentu pada era 1960-an. Dia kemudian menyerahkan pengelolaan BCA pada seorang profesional bercahaya pada tahun 1975: Mochtar Riady. Dengan semangat pembaruannya, Mochtar menerbangkan BCA begitu agresif. Melalui kejelian menangkap peluang dan kegigihan me- mantapkan kekuatan internal, BCA mengalami perkembangan pesat pada dekade 1980-an. Kebijakan Pakto 88 kemudian memo- tivasi BCA mengepakkan sayap lebih tinggi. Dari bank yang hanya melayani para pedagang dan pengusaha, kemudian merengkuh nasabah perorangan. Dalam tempo singkat jumlah nasabah mem- besar berkat ide brilian Mochtar menciptakan promosi yang jitu, yakni undian Tahapan BCA. Pada tahun 1989 Mochtar kemudian meninggalkan BCA untuk menyelami perjalanan bisnis berikut- nya. Dia pergi ketika bank ini justru tengah bersemangat meraya- kan kemajuan dan bertarung dengan tantangan. Kegelisahan besar kemudian dirasakan segenap armada BCA. Akankah sukses yang telah diraih akan terus bertahan tanpa ke- hadiran Mochtar? Kepemimpinan beralih pada Andree Halim, 15 REVISI BCA APRIL.indd 15 4/25/2022 8:13:13 AM

putra Liem, yang memiliki kearifan tak berbeda jauh dengan sang ayah. Anthony Salim, sang adik, mendukungnya dengan duduk di kursi komisaris. Dia menyikapi ketiadaan Mochtar dengan te- nang dan bijaksana. Mochtar telah mewariskan sesuatu yang ber- harga: terbukanya pintu gerbang menjadi transactional banking berkat nasabah yang begitu besar. Dia memulai suatu peradaban baru dalam perolehan keuntungan usaha bank di Indonesia, yakni fee based income. Andree melanjutkan estafet prestasi Mochtar dengan melaku- kan strategi baru, mengundang sejumlah profesional untuk men- ciptakan perubahan dan menggugah ide-ide inovatif. Ini terbilang ide mengejutkan, bahkan langka dalam sejarah bank ini. Selama lebih dari 30 tahun kepemimpinan BCA masih berorientasi pada “keluarga”. Semua keputusan perusahaan dikeluarkan Mochtar atau turun dari sang ayah, Liem Sioe Liong. Seluruh kantor ca- bang di Indonesia bergerak mengikuti komando the leader duo tersebut. Kontak telepon langsung dilakukan pimpinan cabang kepada Mochtar dan Liem Sioe Liong, atau sebaliknya. Belum ada jajaran tim manajemen pusat yang turut mendesain perencana- an kerja dan melakukan koordinasi profesional dengan cabang- cabang. Namun, dengan cara itu pun BCA bisa berkembang. Lo- yalitas karyawan pada pimpinan puncak bukan main kokohnya. Inilah satu keunggulan lain: jiwa korsa yang tinggi. Andree mengubah itu. Harus ada layers tengah yang menjadi pelaksana, bahkan juga pencetus terobosan baru. Keputusan bri- lian dan berpotensi mengembangkan BCA bisa datang dari mana saja, tak hanya datang dari keluarga pemilik. Kapasitas dan kapa- bilitas profesional menjadi penentu. Sejak itulah atmosfer kepe- mimpinan BCA mulai berubah menjadi professional-driven. Walau corak kepemimpinan masih bersifat one man show, karena bertum- pu pada keputusan tertinggi di tangan Andree Halim, setidaknya 16 REVISI BCA APRIL.indd 16 4/25/2022 8:13:13 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa Andree telah mulai menggiring BCA menuju budaya manajemen modern. Era Andree juga mencatat “peradaban baru” di BCA berupa gencarnya penyertaan teknologi canggih. Jumlah nasabah yang terus membubung sudah tidak bisa lagi ditangani sistem konven- sional. Teknologi harus masuk, mengalir di kanal-kanal yang po- tensial meraup nasabah lebih banyak lagi. Era consumer banking sudah tiba. Keputusan dan pemikiran Andree berbuah manis. BCA menga­ lami lonjakan kemajuan pesat pada era 1990-an berkat inovasi yang digagas para profesional yang baru bergabung, di antara- nya Aswin Wirjadi (kelak menjadi Wakil Presiden Direktur BCA), Jahja Setiaatmadja (kini menjadi Presiden Direktur BCA), dan Barry Lesmana. Didukung segenap divisi, tim profesional baru yang saat itu dijuluki “tim sirkus” dengan agresif menggenjot ber- bagai produk consumer banking dengan fondasi teknologi. Salah satunya menyediakan begitu banyak ATM dan menggenjot fung- sinya melalui teknologi canggih untuk memudahkan kegiatan perbankan masyarakat. Kehadiran Jahja di Divisi Keuangan amat berkontribusi melancarkan perjuangan tim baru ini. Tim ini berhasil melambungkan Tahapan BCA ke tataran suk- ses luar biasa. Tahapan BCA menjadi poros tempat seluruh kreati- vitas dan inovasi berlabuh. Berbagai strategi dikembangkan untuk terus menciptakan produk dan layanan yang bermagnet. Customer loyalty dipupuk tiada henti. Mereka juga membenahi banyak sis- tem kerja dan menggagas lahirnya service excellence yang akhirnya mengubah signifikan wajah pelayanan BCA. Perjuangan menarik para profesional berjiwa patriot ini membawa BCA berselancar dalam kemajuan signifikan. Tahun 1997 BCA tercatat sebagai bank swasta penghimpun dana pihak ketiga terbesar di Indonesia. Jumlah ATM pun melesat sampai hampir mendekati 2.000. 17 REVISI BCA APRIL.indd 17 4/25/2022 8:13:13 AM

Sayang, awan mendung memayungi Indonesia. Krisis mone- ter yang melanda dunia dan turut menerpa Indonesia membawa ujian sangat berat. Dunia perbankan collapse. BCA berada di titik kritis, tetapi tak kehilangan semangat. Bank ini kemudian diam- bil alih BPPN dan dikendalikan tim pemulihan yang dipimpin Djohan emir Setijoso (D.e. Setijoso), profesional andal kaya pengalaman dari BRI. Kejatuhan yang parah dirasakan BCA saat itu akibat rush luar biasa. Namun, strategi tim penyelamat ditam- bah mental juang yang dimiliki segenap warga BCA membuat masa-masa luka itu tidak menghancurkan. Mereka justru berse- mangat untuk bangkit menjadi semakin besar. Di bawah komando D.E. Setijoso, hanya dalam tempo satu tahun BCA kembali berhasil merebut kepercayaan masyarakat. Dana yang terkumpul bahkan lebih besar daripada sebelum krisis. Ini menunjukkan bahwa nasabah sesungguhnya membutuhkan dan merasa terbantu oleh bank ini. Ketika situasi makin jernih, mereka kembali berduyun-duyun menaruh uang di BCA. Ba- gaimana tidak, bank ini telah kuat dengan consumer banking yang membangun stickiness atau ketergantungan di kalangan nasabah. D.E. Setijoso kemudian terpilih menjadi Presiden Direktur BCA pada 1999. Dia berperan penting menyelesaikan masalah krusial yang mendekam di tubuh BCA, yakni pengelolaan SDM yang belum seutuhnya profesional serta memacu peningkat- an kualitas kredit. Dia mampu melihat big picture keadaan BCA dan bergegas mengobati sendi-sendi yang sakit. Dia membenahi struktur organisasi, fungsi setiap divisi, dan tata kelola perusahaan sesuai tuntutan sebuah perusahaan terbuka. Ranah kredit bukan saja bisa dibenahi kualitas kerjanya, tetapi juga meraih kemajuan omzet yang signifikan. Di bawah kepemimpinannya, BCA kemudian memasuki era yang sangat menantang. Era kemajuan teknologi digital. Ketang- guhan BCA sebagai bank transaksi atau transactional banking men- 18 REVISI BCA APRIL.indd 18 4/25/2022 8:13:13 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa “ Perjalanan BCA dari masa ke masa memiliki detail perjuangan yang menarik, bahkan heroik. Begitu banyak pembelajaran yang bisa dipetik. Secara keseluruhan bisa disimpulkan, BCA mampu menjadi besar berkat kesinambungan juang yang dipenuhi perubahan ”menuju baik. REVISI BCA APRIL.indd 19 19 4/25/2022 8:13:13 AM

jadi milestone pada era ini untuk memperkuat posisi. Kemudahan transaksi diasah terus-menerus dengan dukungan teknologi. Na- sabah sungguh merasakan manfaat BCA yang demikian besar da- lam kehidupan dan bisnis mereka. Menyempurnakan institusional menjadi prestasi paling me- nonjol pada era D.E. Setijoso. Organisasi dalam tubuh BCA men- jadi lebih rapi, terkonsep, efisien, dan efektif. Saat itu era per- saingan antarbank swasta semakin sengit. Dengan organisasi yang lebih rapi, komando “tempur” menjadi lebih terkoordinasi baik. Penyerapan teknologi yang tepat guna pun terus menyempurna- kan dan memajukan BCA. Diiringi dengan regenerasi pemimpin yang mencapai masa purnabakti, energi baru kian menggelora di tubuh BCA, memungkinkannya berlari kencang. Di era digital ini, Jahja Setiaatmadja menjadi pemimpin ter- tinggi BCA sejak 2011. Jahja yang bergabung di BCA sejak 1990 telah mempunyai pengalaman yang kaya. Dia terlibat aktif da- lam agresivitas BCA memacu peningkatan nasabah Tahapan BCA pada era 1990-an. Dia juga turut menangani belitan masalah bank ini bersama BPPN pada masa-masa pahit krisis moneter. Waktu dan pengalaman menempanya. Kematangannya membuat Jahja dianggap menjadi sosok yang tepat untuk memimpin BCA saat ini. Tantangan yang dihadapi berbeda dibanding masa lampau. Perekonomian dunia yang sempat melemah pasca 2010 dan uji- an pandemi Covid-19 membutuhkan kejelian ekstra seorang pe- mimpin. Bagaimana memanfaatkan segenap potensi untuk bisa membawa BCA terus berkembang di tengah situasi yang kurang menguntungkan. Perjalanan BCA dari masa ke masa memiliki detail perjuangan yang menarik, bahkan heroik. Begitu banyak pembelajaran yang bisa dipetik. Secara keseluruhan bisa disimpulkan, BCA mampu menjadi besar berkat kesinambungan juang yang dipenuhi per- ubahan menuju baik. Sejarah membuktikan, kokohnya bank ini 20 REVISI BCA APRIL.indd 20 4/25/2022 8:13:13 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa tidak lahir dari waktu yang singkat dan kapital belaka, tetapi ko- mitmen untuk senantiasa memperhatikan kesinambungan kepe- mimpinan (continuity leadership) serta keseriusan BCA untuk fokus pada detail dari setiap pengembangan proses kerja. Keberhasilan bank ini ditunjang perjuangan keras penuh komitmen yang dira- wat dalam waktu yang panjang. Selamat membaca Indonesia. BANK CENTRAL ASIA REVISI BCA APRIL.indd 21 21 4/25/2022 8:13:13 AM

1 Cita-Cita Besar Putra Indonesia Bergerak dari nol, langkah awal bank ini semula sangat lambat. Berusaha bertahan di tengah perekonomian bangsa yang suram. Gigih membiayai usaha kaum pedagang di wilayah terbatas. Berkat kesabaran sang pendiri, BCA bukan hanya mampu menembus masa sulit, tetapi juga dipertemukan dengan pemimpin luar biasa yang menciptakan terobosan gemilang. REVISI BCA APRIL.indd 22 4/25/2022 8:13:14 AM

Cita-cita indah mengawali kelahiran BCA pada tahun 1957. Semangat yang sangat murni dan penuh niat baik melumuri awal perjalanannya di bumi nusantara. Walau begitu, tahun-tahun awal tumbuh kembangnya jauh dari mudah. Keadaan negara ma- sih sangat mendung. Sama seperti negara dunia ketiga lain yang baru bangkit pasca-perang, Indonesia melewati jalan terjal untuk menciptakan kesejahteraan. Perekonomian yang lemah bersan- ding dengan carut-marut konflik politik yang tak kunjung usai. Pergumulan untuk mencapai kondisi ideal terus berlangsung. Memasuki era 1960-an keadaan buruk mencapai puncaknya. Per- ekonomian porak-poranda. Rakyat harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan kebutuhan pokok yang langka. Dunia usaha dan perdagangan tersendat. Di tengah situasi tak kondusif itu, BCA sulit berkembang. Na- mun, sang pendiri yakin, bank memiliki fungsi yang vital di ne- geri mana pun. Maka, walau pertumbuhannya tertatih, bank ini dipertahankan. Merangkak dengan perkembangan sangat lambat. Alih-alih membuat terobosan, bisa survive pun sudah bagus. Ya- kin BCA akan menyatu dengan kehidupan dan kebutuhan rak- yat, lalu menemukan titik lontar untuk melesat. Suatu saat bank kecil ini akan tumbuh besar, mengiringi perbaikan ekonomi ne­ 23 REVISI BCA APRIL.indd 23 4/25/2022 8:13:14 AM

“ Memandang cahaya keberhasilan BCA saat ini akan lebih sempurna dengan mengenali terlebih dulu akar sejarah yang menumbuhkannya. Perjuangan sang pendiri dan seorang pemimpin pilihan yang dahsyat menggoreskan sejarah awal BCA yang ”indah dan monumental. geri, dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan Indonesia. Di saat yang sama berbagai perusahaan yang dikelola sang pemilik sedang mengalami perkembangan pesat, dan butuh ba- nyak perhatian. Perusahaan yang jauh lebih besar dari bank ini. Tebersit harapan di benaknya untuk bisa mendapatkan seseorang yang ahli dan bisa berkonsentrasi penuh mengasuh BCA. Bank ini seperti “bayi” yang sangat dia kasihi. Jika bukan dirinya yang merawat, dia membutuhkan tangan lain yang memiliki empati. Seorang partner andal yang memahami cita-citanya, dan mampu menerbangkan BCA ke cakrawala cerah mendukung masa depan bangsa. Orang yang dirindukan itu ada. Dia mampu bukan saja mem- besarkan BCA dengan sangat heroik, tetapi juga membentuk jati diri yang kokoh bagi bank ini. Memandang cahaya keberhasilan BCA saat ini akan lebih sem- purna dengan mengenali terlebih dulu akar sejarah yang menum- buhkannya. Perjuangan sang pendiri dan seorang pemimpin pi- lihan yang dahsyat menggoreskan sejarah awal BCA yang indah dan monumental. 24 REVISI BCA APRIL.indd 24 4/25/2022 8:13:14 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa Harapan besar di balik kesulitan Semangat murni itu berawal dari sebuah kota yang teduh di Jawa Tengah: Kudus. Mengalir dari jiwa seorang laki-laki muda yang sedang bergairah memajukan hidupnya. Liem Sioe Liong atau Soedono Salim. Kudus bagaikan kota yang terberkati. Wilayahnya kaya akan tanah pertanian subur dan dihangatkan pula oleh riuhnya keber- adaan kaum saudagar. Petani dan pedagang beroleh kehidupan yang benderang. Perekonomian sangat gempita, sewarna dengan indahnya alam dan matahari yang nyaris selalu bercahaya sem- purna. Oleh karena wilayahnya yang memiliki potensi ekonomi baik, banyak pengusaha lahir dari sana. Menetas dari bisnis kecil- kecilan menuju kelompok usaha besar. Kota ini tak henti dikun- jungi pejuang-pejuang bisnis yang baru. Mereka menyemai benih impian, menumbuhkan akar yang menjalar melalui pembelajar- an, dan menjulangkan batang usaha. Tak terhitung orang-orang yang sukses dari kota ini. Liem salah satunya. Dia termasuk yang beruntung bisa melintasi jalur keberhasil- an di Kudus. Pria bersuku Hok-Chia kelahiran Fujian pada 19 Juli 1916 ini datang dengan segenap harapan ke tanah Nusantara pada usia belasan tahun. Perjalanannya meninggalkan kampung hala- man diwarnai alasan yang sama dengan kebanyakan penduduk Fujian yang merantau ke berbagai penjuru dunia saat itu. Invasi Jepang terhadap Tiongkok melahirkan rangkaian kekejaman tia- da henti. Tak ada jalan keluar untuk menyelamatkan masa depan selain secepatnya meninggalkan kampung yang sesungguhnya amat dia cintai. Liem mendarat di kota kecil ini pada 1938 dalam keada- an sangat bersahaja. Sebelumnya sempat terkatung-katung di Surabaya. Tak berlama-lama membiarkan waktu bergulir, dia di- buru keinginan kuat untuk menebus penderitaannya dengan ke- 25 REVISI BCA APRIL.indd 25 4/25/2022 8:13:14 AM

hidupan baru yang lebih sejahtera. Dia kemudian hijrah ke Kudus. Demi melihat kehidupan dunia usaha yang sangat bergairah di kota ini, Liem merasakan panggilan. Dia seolah mendapat tempat belajar di mana-mana. Minat bisnisnya tergerak amat kuat. De- ngan cepat dia berupaya mencari peluang dan membangun usaha dari bawah. Sebagai seorang pembelajar sejati, dia mengamati keadaan se- kitar, menyerap segala yang dia lihat. Setiap hari menyusuri pa- sar-pasar, kawasan usaha, dan memperhatikan gerak-gerik kaum pedagang. Dari sana dia mendapat banyak masukan berharga. Tentang kesulitan para pedagang memperoleh modal. Tentang potensi-potensi bisnis yang ada. Nalurinya menyimpukan, ada banyak hal yang bisa dikembangkan. Kudus yang sangat hidup dengan industri rokok dan sejumlah jenis usaha lainnya begitu memotivasi. Energi positif dia rasakan di kota ini. Berbekal tekad kuat dan dukungan semangat baik dari kehidupan di sekitarnya, dia mengayuh usaha dengan aktif. Per- kawinannya dengan gadis asal Lasem turut menyuntikkan sema- ngat. Dimulai dengan membantu bisnis pamannya, dia kemudian mencoba membangun bisnis sendiri dengan berjualan kain batik, kain mori, dan bahan pangan. Semuanya dimulai dari nol. Be- berapa usaha dijalani dengan satu tujuan. Ingin mengumpulkan modal agar bisa menciptakan sesuatu yang besar dan berarti. Ketekunan membuat semua usahanya bergulir baik. Modal ke- cil pun membesar. Itu membuatnya bisa melebarkan usaha per- dagangan yang lebih luas. Hanya dalam tempo tujuh tahun sejak kedatangannya, Liem telah menjelma menjadi usahawan muda yang bercahaya di Kudus. Pergaulannya meluas berkat karakter- nya yang hangat dan supel. Dengan sangat luwes dia masuk ke berbagai pergaulan: petani, sesama pedagang, para bankir, hingga tentara. 26 REVISI BCA APRIL.indd 26 4/25/2022 8:13:14 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa Pernikahan Liem Sioe Liong di kota Kudus, 1944. Liem tak membiarkan satu hari pun tanpa pencarian. Dia haus kemajuan. Tak pernah berhenti menciptakan pencapaian baru. Dia melihat celah potensi baru, yakni industri rokok. Kala itu pa- mor Kudus sebagai penghasil rokok sedang sangat jaya. Dia me- lihat kesempatan baik. Tentu saja dia sadar, saat itu kapasitasnya belum cukup untuk turut membangun industri rokok. Jalan yang dia pilih adalah menjadi pemasok bahan baku. Ranah usaha cengkeh dipijaknya dengan menjadi importir dari Zanzibar. Investasi besar ini cukup menguji nyali. Kenyataannya industri rokok di Kudus menerima cengkeh pasokannya dengan tangan terbuka lebar. Semakin yakinlah Liem, dia sudah tak lagi mengarungi arus coba-coba. Tapi seutuhnya telah memasuki ka- pasitas sebagai pemilik grup usaha yang berpotensi tumbuh besar. 27 REVISI BCA APRIL.indd 27 4/25/2022 8:13:15 AM

Kudus tak lagi memadai bagi energi juangnya yang tumpah ruah. Dia harus berkembang melebihi batas wilayah itu. Cita-cita ini dirawatnya. Semangatnya terus terbangun, bergulung bersama riak kehi- dupan masyarakat Kudus yang penuh energi baik. Liem merasa- kan cinta yang besar. Sungguh merasa terberkati di tanah Nusan- tara. Nuraninya berkata, dia ingin membaktikan diri pada negeri ini. Maka, di antara kesibukannya membangun usaha, dia juga menyokong gerakan para pejuang bangsa untuk merebut kemer- dekaan. Berbagai bahan kebutuhan pokok dialirkan untuk me- nunjang pergerakan membela tanah air. Keberhasilannya yang bertubi-tubi membuatnya mampu membangun pabrik tekstil di Semarang: nV Semarang knitting Factory. Usaha ini berjalan sukses hingga bisa memiliki cabang di Bandung. Usaha-usahanya yang sukses juga bisa menyerap ba- nyak tenaga kerja. Itu memang menjadi tujuannya. Menciptakan lapangan kerja yang luas, sebab dia merasa telah dirangkul negeri ini. Maka apa yang dilakukannya harus bisa berkontribusi besar bagi Indonesia. Jiwa nasionalisme Liem terbentuk kian kokoh se- iring waktu yang berjalan. Visinya dalam berusaha sangat jelas: berbisnis yang menunjang kemajuan bangsa. Sukses pabrik ini pula yang mendorongnya segera bertolak ke Jakarta, menggumuli bisnis di ibu kota negara. Pada 1952 Liem memberanikan diri membuka usaha di Jakarta. Mulai dari usaha garmen hingga sabun. Juga memperluas usaha ekspor-impor. Semua berhasil. Sepanjang menjalankan usaha itulah hati Liem terketuk. Dia menyadari Indonesia yang baru meraih kemerdekaan memerlukan waktu untuk bangkit dari keterpurukan pascaperang. Selama berabad-abad bangsa ini dijajah dan disibukkan dengan peperangan. Ketika Sang Merah Putih berkibar, perekonomian adalah tantangan berikutnya un- tuk dibangkitkan. Itu sama sekali tidak mudah. Sesuatu kemu- 28 REVISI BCA APRIL.indd 28 4/25/2022 8:13:15 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa dian mengalir di benaknya. Dia harus mendirikan bank, sebuah lembaga keuangan yang bisa membantu siapa pun yang ingin beru­ saha. Kebutuhan kredit pasti sangat besar di antara mereka yang mau membangun kehidupan melalui bisnis. Indonesia me- merlukan banyak entrepreneur untuk selekasnya membangkitkan perekonomian. Selama menjalankan usahanya sebenarnya Liem telah men- jalankan praktik peminjaman dana untuk modal usaha sejumlah pedagang di Kudus. Sambil melakukan itu, jiwa pembelajar Liem terus hidup. Jika dia memberanikan diri membuka bank, aktivi- tas permodalan itu harus berjalan lebih terkonsep dan dibesarkan dengan niat jelas. Sebelumnya peminjaman dana yang diberikan barulah atas dasar pertemanan baik. Dia ingin segera melembaga- kannya dan menggelar usaha bank yang memiliki ketentuan jelas perihal keuntungan. Ketika memikirkan ide ini, keadaan sedang sangat mendukung. Indonesia pascaperang memang tidak memberikan peluang lebar bagi pemerintah untuk banyak memperhatikan perekonomian. Konsentrasi dan anggaran pemerintah tersedot pada penyelesaian pertikaian politik dan menumpas berbagai pemberontakan yang masih menyembul di daerah-daerah. Akibatnya, perekonomian mendapat porsi perhatian minim. Walau begitu, negara berupaya membangkitkan perekonomian dengan kemampuan yang ada. Salah satunya memberikan pinjaman dana serta izin usaha bagi para pengusaha lokal. Upaya ini tak begitu saja mulus sebab pemerataan ekonomi jauh dari ideal di atas peta Nusantara. Kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa. Sementara tidak semua kota yang berada di pu- lau-pulau lain telah memiliki kemampuan untuk menggugah ke- mauan membuka usaha. Benar, Indonesia memang kaya, tetapi infrastruktur dan skema kerja sama usaha antarnegara saat itu be- lumlah terbentuk baik. Hasil bumi Indonesia masih terseok-seok untuk bisa dijual ke mancanegara. 29 REVISI BCA APRIL.indd 29 4/25/2022 8:13:15 AM

Walau begitu, pemerintah telah berusaha memenuhi kebutuh- an dunia usaha dengan mendorong bank-bank pemerintah yang ada mengalirkan kredit. Saat itu pada awal 1950 bank pemerin- tah merupakan hasil nasionalisasi bank-bank milik Belanda. Bank Indonesia diakuisisi dan dinasionalisasi pada tahun 1951 dari nama lama, De Javasche Bank. Bank Rakyat Indonesia semula ber- nama Algemene Volkscrediet Bank. Bank Dagang Negara semula Escompto Bank. Bank Bumi Daya semula Nationale Handelsbank. Bank Tabungan Negara semula Postpaarbank, dan sempat ber- nama Bank Tabungan Pos. Selain itu tentu ada Bank Negara Indonesia 1946 atau BNI 46, yang merupakan bank milik negeri sejak awalnya. Pemerintah juga mendorong lahirnya bank-bank swasta de- ngan cara menggelontorkan pinjaman modal. Maka tumbuhlah bank-bank kecil di berbagai daerah. Bank-bank tersebut mem- biayai pertanian, industri kecil pengolahan hasil bumi, kaum pedagang, dan sebagainya. Liem mengamati itu semua. Dia me- nangkap kesimpulan pasti, bank bisa menunjang usaha rakyat. Jadi selain mendapatkan keuntungan dari kredit, dana itu juga bermanfaat menghidupkan perekonomian. Pada gilirannya bisnis dan industri bisa bertumbuh, terus menetaskan tunas-tunas jenis usaha baru, dan menciptakan jaringan kerja sama yang meluas, baik vertikal maupun horizontal. Betapa bank memiliki power yang krusial dalam meningkatkan ekonomi bangsa. Realitasnya memang banyak bank di tanah air memberi pe- ngaruh luar biasa pada tumbuhnya bisnis. Selain deretan bank pe- merintah yang cukup kuat, bank-bank swasta yang bertumbuhan efektif mendukung usaha rakyat. Selain itu juga telah ada bank- bank swasta kecil sejak era proklamasi yang makin menggeliat pada dasawarsa 1950 ini, mengikuti iklim kondisi Indonesia. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) di Solo yang berdiri se- jak 1945 berperan aktif menyokong tumbuhnya dunia usaha di kota batik itu. Bank Dagang Nasional Indonesia yang berdiri ta- 30 REVISI BCA APRIL.indd 30 4/25/2022 8:13:15 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa “ Realitasnya memang banyak bank di tanah air memberi pengaruh luar biasa pada tumbuhnya bisnis. Selain deretan bank pemerintah yang cukup kuat, bank-bank swasta yang bertumbuhan efektif mendukung ”usaha rakyat. REVISI BCA APRIL.indd 31 31 4/25/2022 8:13:15 AM

hun 1946 di Medan juga berpengaruh besar menumbuhkan per- dagangan di wilayah Sumatra. Di Manado ada NV Bank Sulawesi. Di Semarang ada Bank Timur NV yang kemudian menjadi Bank Gemari, dan lainnya. Bank-bank swasta ini bergerak mendukung usaha rakyat dan perdagangan. Operasional semua bank ini relatif berhasil. Bahkan bisa dika- takan bank-bank swasta inilah yang terbukti konkret menunjang geliat bisnis rakyat, khususnya kaum pribumi, yang sebelumnya terkungkung oleh tekanan penjajahan. Walau skalanya kecil, ban- tuannya nyata karena mereka bisa murni berkonsentrasi pada pengaliran kredit dan memperhatikan secara saksama perkem- bangan bisnis di masyarakat. Sedangkan bank-bank pemerintah kala itu terpecah perhatiannya pada pembiayaan politik yang bergejolak. Liem berpikir, dia tak perlu menunggu waktu terlalu lama lagi untuk segera mendirikan bank. Indonesia membutuhkan dukungan perbankan. Itu sudah pasti. Dunia usaha akan terus tumbuh. Berbagai industri kecil-kecilan dan bersifat rumahan itu telah menemukan pasar potensial dan mereka akan termoti- vasi berkembang lebih besar. Kala itu sudah menjadi kenyataan di pasar, “uang mencari barang”, bukan sebaliknya “barang mencari uang”, karena begitu langkanya keberadaan berbagai benda yang dibutuhkan, mulai dari produk farmasi, kebutuhan rumah tangga, hingga perkakas. Bahkan obat-obatan produk home industry pun laku keras. Ini merupakan sinyal, perekonomian Indonesia punya potensi maju pesat pada masa datang. Para pengusaha kecil dan menengah itu membutuhkan dana untuk berkembang. Liem merasa tak perlu menunda waktu lagi. Usahanya telah melintasi wilayah negeri. Usaha ekspor-impornya menjelajah hingga ke Afrika. Pengalaman, jejaring, dan pengamatan inten- sifnya telah menyatu menjadi sebuah formula kepercayaan diri yang besar. Dia sudah layak memiliki sebuah bank. Pemikiran itu terus dirawat dan akhirnya direalisasikan. Pada tahun 1954 dia 32 REVISI BCA APRIL.indd 32 4/25/2022 8:13:15 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa kemudian dengan mantap menjalankan bank pertamanya, Bank Windu Kentjana. Menurut catatan sejarah, bank ini dibeli dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad, seba- gai pemilik pertama. Namun, dalam perjalanannya Bank Windu Kentjana tak bisa menjawab harapan Liem. Bank itu bisa hidup, tetapi kurang po- werful. Liem tak patah arang. Dua tahun kemudian, 1956, dia membuka bank berikutnya, NV Bank Asia. Kali ini Liem lebih berhati-hati menumbuhkannya. Bank ini tidak langsung mengge- legar seperti Bank Windu Kentjana. Dia rawat dulu dalam diam. NV Bank Asia inilah yang menjadi benih dari tumbuhnya sebuah sejarah besar di dunia perbankan nasional, yaitu BCA. Dari mana sesungguhnya asal usul NV Bank Asia? Unik, karena sesungguhnya Liem tak pernah berencana membuatnya jadi besar dalam waktu yang singkat. Keberadaannya bernaung dalam NV Semarang Knitting Factory pada tahun 1956. Ini berbeda dengan saat dia membeli Bank Windu Kentjana. Saat itu Liem dengan te- rang-terangan mengibarkan bendera bank kebanggaannya ini. Pada tahun pertama, eksistensi NV Bank Asia bergulir seba- gai bank perkreditan kecil. Modal awal yang disetor sebanyak Rp600.000,00. Bank ini banyak membantu para pedagang di Semarang dan daerah-daerah sekitarnya. Ternyata, dalam tem- po setahun pertumbuhannya cukup cepat, didukung keuangan meyakinkan dari NV Semarang Knitting Factory yang memang amat berjaya saat itu. Tanpa pengelolaan sekhusus Bank Windu Kentjana, NV Bank Asia secara alamiah memperlihatkan kilaunya. Liem terkesima. Dia merasakan firasat yang baik, NV Bank Asia bisa berkembang pesat. Pada saat yang sama dia lebih banyak berada di ibu kota ka­ rena bisnisnya yang semakin luas dan kuat. Dia tergerak mem­ bawa NV Bank Asia ke Jakarta. Peta bisnis ibu kota negara telah di- pelajarinya dengan saksama. Para pedagang di kawasan Kota bisa menjadi nasabah bank ini. Aliran kredit kecil bagi mereka akan 33 REVISI BCA APRIL.indd 33 4/25/2022 8:13:15 AM

menghidupkan NV Bank Asia, dan menjadi pemanasan yang baik sebelum melangkah ke level lebih tinggi. Maka pada 21 Februari 1957, diberinya nama baru bagi bank ini: nV central Bank Asia. Inilah tanggal kelahiran bank yang pada masa depan dikenal de- ngan Bank central Asia atau BcA. Di tanggal itu pula bank ini mulai melayani masyarakat lebih luas. Sesuai dengan rencana wilayah yang disasar, NV Central Bank Asia berkantor di Asemka, kawasan sibuk Jakarta Pusat. Kantor- nya berada di gedung yang sama dengan Bank Windu Kentjana. Liem dengan jejaringnya yang telah terbangun baik sangat cepat memopulerkan bank ini di antara pelaku bisnis yang bergerak di pusat bisnis Jakarta itu. Sesuai harapannya, para pedagang men- dekati NV Central Bank Asia dan menjalin kerja sama erat untuk permodalan. Bank ini pun aktif memberikan kredit usaha sekali- gus menjadi wadah penyimpan dana para pedagang. Liem Sioe Liong semasa muda di ruang kerjanya yang mungil BCA KPO Asemka. 4/25/2022 8:13:16 AM 34 REVISI BCA APRIL.indd 34

Perjalanan Karya bagi Bangsa REVISI BCA APRIL.indd 35 Gedung BCA Kantor Cabang Operasional (KPO) Asemka, 1957. 35 4/25/2022 8:13:17 AM

ATAS: 4/25/2022 8:13:18 AM Suasana kerja di Kantor Cabang Operasional (KPO) BCA di Asemka, Jakarta, 1960. BAWAH: Jalan Asemka, 1970. 36 REVISI BCA APRIL.indd 36

Perjalanan Karya bagi Bangsa Pada awal beroperasi bank ini sempat mencatat keberhasilan. Animo para pedagang cukup besar. Tanpa upaya marketing yang sulit, bank ini bisa populer. Tapi itu hanya di tahun pertama. Se- telah itu hingga tahun ketiga perkembangannya amat lambat. Ini terkait dengan keadaan perekonomian Indonesia yang begitu mendung. Tak hanya NV Central Bank Asia, bank-bank lain juga berjalan tertatih mengikuti lemahnya keadaan ekonomi bangsa. Sejumlah bank swasta bahkan memilih gulung tikar. Keadaan itu tak menggoyahkan Liem. Dia memiliki keyakinan, bank ini suatu saat bisa berkembang, toh belum merugi. NV Central Bank Asia terus berjuang mendukung para pengusaha pemula untuk me- mulai usaha. Pada 18 Maret 1960 Liem mengubah lagi nama bank ini men­ jadi PT Bank Central Asia atau BCA. Pergolakan politik dan su- ramnya perekonomian bangsa semakin parah. Situasi bertambah berat dengan berlangsungnya Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat. Kombinasi kondisi ini berdampak sangat mengerikan pada perekonomian, yakni rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya pertumbuhan uang yang beredar, derasnya laju inflasi yang tak bisa ditahan, dan membengkaknya defisit keuangan ne- gara. Indonesia di era itu sungguh berada pada kondisi kritis. Lalu semakin parah ketika pemberontakan G30S PKI terjadi. Bersamaan dengan itu pengaruh eksternal menambah de- nyut penderitaan Indonesia. Perekonomian Amerika dan negara- negara Eropa Barat terpuruk menyusul menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi mereka. Pukulannya turut menyambar Indonesia. Permintaan barang-barang ekspor tanah air anjlok. Rakyat dibelit kesulitan hidup yang parah. Keadaan sungguh tak menentu. Kebijakan pemerintah untuk menolong keadaan tidak menunjukkan hasil. Terjadi ketidakseimbangan antara pe- nawaran dan permintaan serta praktik nilai tukar yang tidak rea- listis. Tingkat inflasi mencapai 594% pada tahun 1965 dan naik lagi 37 REVISI BCA APRIL.indd 37 4/25/2022 8:13:18 AM

menjadi 635% pada tahun 1966. Pemberlakuan kebijakan moneter juga sangat menjatuhkan, yaitu penerapan kebijakan sanering atau pemotongan uang. Nilai mata uang seribu rupiah menjadi seratus rupiah! Sungguh sebuah situasi yang sangat berat. Perekonomian menjadi kacau tak terkendali. Harga barang-barang di pasar naik tak terkatakan. Kebutuhan pokok rakyat menjadi sangat langka. Antrean bahan pokok terjadi di mana-mana. Kelaparan terjadi. Dunia perbankan Indonesia berada pada titik nadir. Inflasi yang tinggi dan harga berbagai kebutuhan yang melonjak dah- syat membuat banyak dunia perbankan terpuruk tanpa ampun. Jangan ditanya bagaimana nasib bank swasta tumbuh dengan mo- dal yang tak mencukupi. Mereka terkapar. Di tengah kondisi itu bank-bank yang masih tegak berdiri dimanfaatkan para spekulan. Mereka mengambil kesempatan dengan meminjam uang pada bank. Menggunakannya untuk berbelanja barang dan menimbun stok selama masa sulit itu. Karena penjualan barang yang tidak senormal biasanya, tentu saja pembayaran kredit menjadi tak lancar. Maka terjadilah malapetaka besar. Kredit macet di mana- mana. Satu per satu bank swasta yang semula sanggup bertahan pun berguguran. Banyak yang membubarkan diri lantaran tak sanggup menghadapi keadaan. Bagaimana dengan BCA? Sama seperti lainnya, memikul te- kanan berat atas realitas yang sungguh buruk. Namun, Liem sama sekali tak punya keinginan menghentikan bank ini. Nasabahnya masih ada dan cukup setia. Benar, bank ini juga ada dalam kesulit- an. Bisa dikatakan jalannya bukan lagi tertatih, tetapi merangkak. Namun, saat itu dia telah cukup berhasil mengembangkan berba- gai jenis usaha. Apa pun yang terjadi, BCA akan terus dihidupkan. Itu tekadnya. Di atas kertas bisa saja dia menyudahi BCA yang sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Namun, hati kecilnya tetap meyakini, akan ada hari yang baik bagi bank ini. Harapan terus dihidupkan. 38 REVISI BCA APRIL.indd 38 4/25/2022 8:13:18 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa Sementara dari arah luar, BCA pun dianggap bukan sebagai bank kuat yang istimewa. Bahkan kalangan pemerhati perbankan meyakini, BCA mungkin akan menyusul kawan-kawannya yang tiarap. Para pedagang yang menjadi nasabah BCA sudah bersiap, jika kemungkinan itu terjadi, mereka akan memindahkan dana ke bank lain yang dianggap lebih kokoh. Itu bukanlah sebuah keja- tuhan memalukan. Siapa pun maklum pada saat itu, hanya peng- usaha nekat yang masih meneruskan usaha banknya di tengah situasi yang begitu remuk. Dunia moneter kacau-balau. Cahaya mulai terlihat ketika tahun 1968 Orde Baru mu- lai bergulir. Gerak cepat dalam membubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI secara telak mampu menekan inflasi begitu drastis dari 635% menjadi sekitar 11%. Pemerintahan yang baru mengabarkan sesuatu yang berpengharapan. Akan terjadi pem- baruan dalam sistem perekonomian bangsa. Sistem ekonomi di- reformasi. Indonesia akan membuka diri di percaturan pereko­ nomian dunia, tidak lagi menutup diri. Bagi Liem, ini merupakan sinyal yang baik. Tanda badai akan berlalu. Matahari akan kembali menyinari perekonomian Indonesia. Perbankan kembali menggeliat bangkit. Dia sangat ya- kin akan itu. Maka para staf dimotivasi untuk bertahan dan be- kerja sebaik mungkin mengikuti arus keadaan. Liem sendiri saat itu sudah berhasil melebarkan sayap usaha dan membangun ci- kal bakal konglomerasinya. Salah satunya melalui CV Waringin Kentjana yang dilajukan bersama sejumlah rekan dekatnya. Se- jumlah bisnis dikerjakan kelompok ini. Kebanyakan adalah per- dagangan hasil bumi, seperti kopi, karet, dan kopra. Keberhasilan ini telah mengantar Liem pada keyakinan, harus ada bank kuat di dalam rengkuhannya. Bank yang bukan saja bisa membantu para pedagang dan pengusaha, tetapi juga menjadi penopang kelom- pok usahanya yang sedang berkembang pesat. Maka di tengah kesibukannya, Liem berusaha membagi per- hatian pada BCA. Benaknya telah memikirkan, seharusnya ke­ada­ 39 REVISI BCA APRIL.indd 39 4/25/2022 8:13:18 AM

an seperti itu tidak boleh berlama-lama. Harus ada kepemimpin- an yang lebih fokus dan profesional untuk membesarkan BCA. Prediksinya benar. Perlahan tetapi pasti pemerintahan Orde Baru berhasil memperbaiki keadaan. Kebijakan pragmatis dite- rapkan untuk membangkitkan Indonesia dari situasi buruk. Re- formasi ekonomi yang didukung IMF dan Bank Dunia menga- lirkan energi segar pada perekonomian bangsa. Undang-undang yang memungkinkan pelaku ekonomi membuat terobosan maju diluncurkan. Salah satunya adalah munculnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing atau UU PMA. Bank Indonesia, melalui sejumlah kebijakan, bisa menata kem- bali kesehatan dunia perbankan Indonesia. Salah satunya meng- anjurkan bank-bank untuk melakukan merger. Permodalan men- jadi lebih kokoh dengan saling bergabung. Hawa lega mewarnai bank-bank swasta Indonesia, termasuk BCA, walau mereka tetap tak mampu menyaingi bank-bank milik pemerintah. Berbagai sektor industri dan proyek-proyek yang dikerjakan pemerintah bermuara pada bank-bank milik negeri, seperti BNI ’46, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Bumi Daya. Sudah tentu itu menjadi “pangsa pasar” yang gemuk dan mutlak membesarkan bank-bank tersebut. Bisa dibilang sekitar 90% market share di dunia perbank- an telah dikuasai bank milik pemerintah. Sisanya yang 10% itulah yang digarap bank-bank swasta, termasuk BCA. Pada awal dasawarsa 1970-an, Liem dan kelompok usahanya telah berkibar dengan industri tepung terigu dan semen. Me- reka juga merambah ke usaha di bidang otomotif. Perekonomian Indonesia mulai menggeliat aktif dengan pertumbuhan industri baru yang sangat hidup. Entrepreneurship mendapatkan wadah yang lapang. Pemerintah membuka kesempatan seluasnya un- tuk membangun usaha. Perlahan tetapi pasti denyut perekono- mian menghangat. Terlebih setelah terjadi booming minyak bumi. Indonesia mulai menangguk karunia besar setelah sekian lama 40 REVISI BCA APRIL.indd 40 4/25/2022 8:13:18 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa “ Program industrialisasi nasional bisa dijalankan. Entrepreneurship berkembang luar biasa, sehingga permodalan menjadi isu yang populer. Pemerintah menganjurkan bank-bank dalam negeri berperan aktif mendukung tumbuhnya berbagai sektor usaha. Ini menghidupkan semangat ”bank-bank swasta, termasuk BCA. REVISI BCA APRIL.indd 41 41 4/25/2022 8:13:18 AM

mengolah potensi minyak di wilayah Nusantara. Minyak menga- lir deras, mengundang banyak pemodal asing, dan akhirnya men- datangkan devisa bagi negara. Pendapatan yang cukup besar dari minyak memungkin- kan pemerintah mampu menyediakan Kredit Likuiditas Bank Indonesia atau KLBI yang berbunga rendah. Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan untuk memobilisasi dana masyarakat sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Akan tetapi, pem- berian KLBI ini kembali menggugah tingkat inflasi. Akibatnya, pemerintah mengambil jalan penyelamatan dengan menetapkan pagu kredit (credit ceiling) dan aktiva lainnya. Pemerintah juga me- naikkan bunga kredit, bunga deposito, dan ketentuan cadangan likuiditas wajib. Namun, tak dimungkiri, dalam periode itu semangat industri telah berkobar. Stabilitas ekonomi mulai kokoh. Program indus- trialisasi nasional bisa dijalankan. Entrepreneurship berkembang luar biasa, sehingga permodalan menjadi isu yang populer. Pe- merintah menganjurkan bank-bank dalam negeri berperan aktif mendukung tumbuhnya berbagai sektor usaha. Ini menghidup- kan semangat bank-bank swasta, termasuk BCA. Dalam keadaan yang kondusif itu, BCA melakukan merger de- ngan Bank Sarana Indonesia, tahun 1973. Untuk selanjutnya bank ini menjadi cabang-cabang BCA. Penuh optimisme, bank ini terus dirawat. Dua banknya yang lain, Windu Kentjana dan Dewa Rutji yang mulai dijalankan tahun 1954, telah berkembang cukup baik, walau juga tidak terlampau besar. Kini, sasaran selanjutnya adalah menemukan seorang pemim- pin usaha yang out of the box. Yang memiliki kemampuan di luar rata-rata untuk bisa menerbangkan bank-banknya ke tataran suk- ses. Dia berpikir realistis. Dirinya telah disibukkan oleh sejumlah usahanya. Tidak mungkin berkonsentrasi penuh pada tiga bank yang dimilikinya. Sosok pemimpin itu harus dicari. Siapa? 42 REVISI BCA APRIL.indd 42 4/25/2022 8:13:19 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa Ada satu sosok yang sudah lama diincar Liem. Dia adalah Mochtar Riady. Telah lama dia mendengar sepak terjang laki-laki asal Malang ini. Seorang bankir muda yang cerdas dan sangat gi- gih. Dikenal selalu bekerja all out untuk membenahi bank-bank yang dipimpinnya. Nama Mochtar menjadi buah bibir di kalang- an perbankan karena kecerdasannya merancang strategi, sehingga bank-bank yang mengalami krisis mampu keluar dari kesulitan. Bahkan akhirnya bangkit dan bersinar. Mochtar dikenal sebagai spesialis penyembuh bank-bank bermasalah. Sebuah kemampu- an langka yang jarang dimiliki bankir piawai dengan jam terbang tinggi sekali pun. Liem mengetahui, Mochtar telah berhasil membawa Bank Kemakmuran mencapai keberhasilan. Dari bank yang kecil dan terus merugi menjadi bank yang sehat dengan profit besar. Mochtar juga berhasil mengakuisisi Bank Buana yang merugi dan menjadikannya bank cukup besar dan sukses. Bahkan bisa mencapai enam besar di antara bank-bank swasta di Indonesia. Yang paling fenomenal, Mochtar pun mampu mendirikan Bank Panin, hasil merger sejumlah bank dan mewujud menjadi Pan Indonesia Bank, yang kemudian dikenal sebagai Bank Panin. Di tangan Mochtar, Bank Panin berkembang sangat pesat, menjadi bank swasta pertama yang diberi hak sebagai bank devisa oleh Bank Indonesia. Asetnya pun luar biasa. Mochtar memiliki kejeli- an tak tertandingi dalam menggarap ceruk pasar yang saling me- miliki keterkaitan. Dia menyediakan wadah yang membuat ceruk pasar itu mendapatkan keuntungan melalui hubungan keterkait- an yang dikelola bank. Posisi bank kemudian bukan lagi menjadi sekadar pilihan, tetapi justru karena tak ada pilihan. Seperti itulah Mochtar menciptakan ketergantungan terhadap bank-bank yang dia tumbuhkan. Deretan prestasi Mochtar telah cukup membuat Liem kagum. Sosok seperti ini yang dia butuhkan. 43 REVISI BCA APRIL.indd 43 4/25/2022 8:13:19 AM

Liem Sioe Liong dan Mochtar Riady, 1975. Dua sekawan yang kompak dalam membesarkan BCA. Pada tahun 1975 Liem tanpa direncanakan bertemu dengan sosok itu di pesawat menuju Hong Kong. Pertemuan itu diguna- kan Liem sebaik-baiknya. Mereka lebur dalam percakapan meng- asyikkan mengenai perkembangaan dunia perbankan Indonesia. Tentu saja, pembicaraan mengenai bank-bank milik Liem men- jadi yang utama. Sepanjang mengobrol, Liem semakin yakin dia telah menemukan orang yang dicarinya. Sosok yang sangat dia rindukan untuk menangani bank-bank miliknya. Di sisi lain, pada saat yang sama, Mochtar pun tengah dirun- dung kegelisahan. Benar, dia memang telah berhasil membawa Bank Panin ke tataran sukses. Namun, dia menginginkan lebih da- lam dari itu. Dia berharap mampu mengembangkan bank bukan semata mendapatkan keuntungan besar dan menjadi jaya, tetapi juga mampu memberikan faedah besar bagi negara. Bank yang 44 REVISI BCA APRIL.indd 44 4/25/2022 8:13:19 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa mampu menghimpun dana besar, menyalurkannya pada para pengusaha yang memiliki cita-cita baik, dan mengembangkan usaha yang menyerap banyak tenaga kerja. Menciptakan produk yang memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat. Mendu- kung sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan dan me- micu lahirnya generasi kreatif. Menggugah kesadaran entrepre- neurship, sehingga perekonomian Indonesia terus berdenyut dan semakin hidup. Maka, lapangan kerja akan bertambah luas. Peng- angguran berkurang. Cahaya akan menerangi negeri ini. Mochtar telah puas dengan prestasinya mengembangkan bank-bank rugi menjadi jaya. Kini dia ingin membuktikan mampu mengembang- kan bank menjadi jaya, dipercaya, dan memiliki daya dalam pem- bangunan bangsa. Usai pertemuan di pesawat itu, keduanya sepakat bertemu lagi. Liem sangat serius dan sudah bulat mengharapkan Mochtar mau bergabung di bank-bank miliknya. Mochtar melihat peluang yang sangat indah. Yang sejalan dengan keinginan nuraninya. Diam- diam sesungguhnya dia telah mempelajari sepak terjang Liem dan bank-bank miliknya. Baginya, sebuah bank bisa menjadi besar jika memiliki kekuatan kliring, menjadi clearing house. Yang menjadi kunci kekuatan bank menurutnya adalah logistik uang, bukan se- mata lalu lintas transfer uang. Logistik uang merupakan keadaan ketika sebuah bank dipercaya sebagai sarana berbagai keperluan transaksi, penyimpanan, dan mampu mengelola penyalurannya dalam tempo yang cepat. Dia melihat Liem sangat mampu me- miliki bank besar dengan latar belakang aneka bisnis yang dimi- likinya. Liem dan bank-banknya merupakan dua kek­ uat­an besar, saling menunjang dan saling memberi energi. Mochtar seperti di- hadapkan pada potensi yang menarik untuk diterbangkan. Kelak teori Mochtar tentang clearing house akan populer dengan sebutan payment and transaction bank. 45 REVISI BCA APRIL.indd 45 4/25/2022 8:13:19 AM

Kesepakatan untuk bekerja sama pun terjadi. Pertanyaan per- tama yang disodorkan Liem pada Mochtar, bank mana yang akan dipilihnya. Dia memiliki tiga bank: Windu Kentjana, Dewa Rutji, dan BCA. Mochtar balik bertanya, bank mana yang kondisinya paling memprihatinkan. Dengan cepat Liem menjawab, BCA yang keadaannya cukup payah: kecil dan tidak berkembang. Ma- najemennya tidak sebaik dua bank yang lain. “Kalau begitu saya memilih BCA,” tutur Mochtar, yang mem- buat Liem terkejut. “Kenapa memilih bank yang justru paling kecil?” tanya Liem. “Saya pernah membangkitkan bank-bank yang sudah tiarap. Jadi saya sama sekali tidak gentar menangani BCA. Justru saya ter- tantang membesarkan bank ini dan menjadikannya sangat ber- guna bagi Indonesia,” jawab Mochtar. Liem begitu bahagia dengan jawaban Mochtar. Namun, dia kembali bertanya, bagaimana Mochtar bisa begitu yakin bisa membuat BCA menjadi besar. “Jika Pak Mochtar sudah memim- pin BCA, kira-kira akan butuh berapa lama sampai bank ini bisa setara dengan Bank Panin?” “Saya sangat yakin, bank ini akan menjadi besar. Bahkan dalam tempo dua tahun saja bisa melebihi kebesaran Bank Panin,” tan- das Mochtar yakin. Mochtar lalu menjelaskan, BCA telah memi- liki sejumlah kunci emas yang mampu membuatnya besar. “Kunci emas pertama adalah Bapak Liem Sioe Liong. Bapak memegang usaha cengkeh yang sangat besar. Pabrik-pabrik ro- kok sangat bergantung pada cengkeh pasokan Bapak. Artinya, kita memiliki akses untuk mengundang semua pabrik rokok un- tuk bergabung menjadi nasabah BCA. Mereka pun bisa meminta semua pengusaha yang terkait dengan perdagangan rokok untuk masuk ke BCA. Dari agen besar hingga pedagang eceran.” Liem mengangguk-angguk. 46 REVISI BCA APRIL.indd 46 4/25/2022 8:13:20 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa “ Kepercayaan itu menjadi kunci emas utama bagi Mochtar. Dia menyatakan sanggup dan siap bertarung. Dimulailah lembar pertama ”perjuangannya di bank ini. REVISI BCA APRIL.indd 47 47 4/25/2022 8:13:20 AM

“ Awal yang potensial itu disikapi mereka dengan perjuangan keras. Mereka memburu calon nasabah ”dari hulu hingga ke hilir. “Kunci emas yang kedua adalah juga Bapak Liem Sioe Liong. Bapak memiliki PT Bogasari. Suplai tepung terigu nasional sangat bergantung pada Bapak. Melalui kekuatan tepung terigu ini kita bisa mengundang semua pengusaha yang bergerak di bidang pa- ngan untuk masuk ke BCA.” Mochtar melanjutkan. Kunci emas ketiga juga ada di tangan Liem Sioe Liong. Industri vital dan besar berikutnya adalah teks- til. Di Indonesia sebanyak 60% pemilik pabrik dan pedagang teks- til berasal dari suku Hok Tjia. Liem merupakan “kepala suku” Hok Tjia. Maka BCA pun punya kekuatan untuk mengundang para pengusaha tekstil dan usaha garmen untuk bergabung. Dari hulu ke hilir di lini usaha ini bisa dirangkul. Jumlahnya luar biasa di seluruh Nusantara. “Kunci emas keempat adalah juga Bapak Liem Sioe Liong. Ba- pak memiliki pabrik semen. Itu merupakan industri yang vital dan dibutuhkan dalam pembangunan. Semua pihak yang terlibat dalam berbagai proyek yang memerlukan semen Bapak bisa kita undang masuk ke dalam BCA.” Mochtar tersenyum. “Bahkan ma- sih ada kunci emas kelima, yakni industri besi. Sebanyak empat puluh persen pelaku usahanya adalah suku Hok Tjia. Dan kunci emas selanjutnya adalah bidang otomotif.” Liem tersenyum. Sebuah penjelasan yang memukau. Kedua- nya berjabat tangan, saling bersepakat untuk memajukan BCA. Mochtar mendapatkan jabatan sebagai Wakil Presiden Direktur. Namun, Liem memberikan kuasa penuh padanya untuk memim- 48 REVISI BCA APRIL.indd 48 4/25/2022 8:13:20 AM

Perjalanan Karya bagi Bangsa pin dan melakukan perubahan apa pun yang diperlukan demi membenahi BCA. Atas jerih payahnya, Liem dengan tulus mem- berikan sebanyak 17,5% saham. Dia meminta sang pemimpin pi- lihan itu melakukan yang terbaik dan maksimal bagi bank kecil yang sangat dia cintai ini. Kepercayaan itu menjadi kunci emas utama bagi Mochtar. Dia menyatakan sanggup dan siap bertarung. Dimulailah lembar per- tama perjuangannya di bank ini. Pada hari dia bergabung dengan BCA, bank ini baru memiliki satu kantor pusat dan dua kantor cabang dengan aset hanya 12,8 miliar rupiah. Sejumlah syarat dia ajukan kepada Liem. Di antara- nya dia merdeka untuk melakukan diversifikasi sepanjang diang- gap baik bagi perusahaan. Juga tidak terikat dengan usaha-usaha Liem yang lain, selain BCA. Sebuah sejarah baru dimulai. Pertengahan 1975 Mochtar Riady resmi memegang komando penuh atas BCA. Bank kecil ini memulai langkah di lembar perjalanan baru. Dengan penga­laman yang begitu padat selama belasan tahun di dunia perbankan, dia mengetahui apa yang harus dia kerjakan. Liem dan Mochtar me- miliki visi yang sama. Ke depan bank ini akan tumbuh penuh ke- jayaan dan berkontribusi besar bagi pembangunan Indonesia. Menjelajah medan pembaruan Liem memenuhi apa yang dibutuhkan Mochtar di awal, yak- ni mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha yang bernaung di bawah “kunci-kunci emas” itu. Mereka adalah para pengusaha rokok, sandang pangan, bahan bangunan, tekstil, besi, dan cengkeh. Semua memiliki keterkaitan erat dengan grup bisnis milik Liem. Di dalam pertemuan itu Liem dan Mochtar menga- jak semua yang hadir untuk bergabung dengan BCA. Mereka juga mengimbau segenap relasi di bawah mereka, terus sampai ke ba- wah, bergabung dengan bank ini. 49 REVISI BCA APRIL.indd 49 4/25/2022 8:13:20 AM

Pertemuan itu menangguk sukses. Namun, Mochtar dan tim- nya tentu membutuhkan langkah lanjutan yang tidak mudah. Awal yang potensial itu disikapi mereka dengan perjuangan keras. Mereka memburu calon nasabah dari hulu hingga ke hilir. Ca- lon nasabah berasal dari pemilik usaha, distributor, agen, hingga pertokoan ritel. Pertokoan pun mengenalkan BCA pada warung- warung yang disuplai. Semua “disapu”. Dalam tempo singkat tak kurang dari 8 sektor bisnis terbesar Indonesia bisa diajak masuk. Namun, bagaimana BCA bisa siap menghadapi perubah- an ini? Bank kecil yang sebelumnya hanya menangani nasabah para pedagang dan pengusaha kecil di kawasan Kota ini sempat gamang menghadapi perubahan yang terjadi. Mochtar tak mau membuang kesempatan dengan menanti sampai bank siap. Maka sambil terus merangkul nasabah-nasabah besar itu, dia melaku- kan proyek berat, yakni membenahi dan membangun kekuatan internal, melakukan pembaruan besar-besaran. Pada masa itu belum ada atau langka sumber daya manusia yang telah ahli di bidang perbankan. Mochtar tak melihat cara lain kecuali bahwa dialah yang harus menjadi pembina, mengajar langsung para staf. Ini sudah tidak bisa ditunda lagi. BCA punya target jadi pemenang di jajaran bank swasta secepat mungkin. Pertama kali melihat keadaan kantor, Mochtar sempat geleng- geleng kepala. Betapa memprihatinkannya. Bukan lantaran kan- tor itu kecil dan sangat bersahaja, tetapi tata kelola manajemennya yang sangat lemah. Saat itu jumlah staf di satu kantor pusat dan dua kantor cabang kurang dari 30 orang. Cara kerjanya berja- lan tak efektif dan tak teratur karena ketiadaan SOP yang jelas. Urusan yang simpel bisa menjadi sesuatu yang rumit. Dia segera tahu, pembenahan benar-benar harus dilaksanakan dari nol, di- tata ulang kembali. BCA bukan lagi bank kecil yang hanya akan melayani pedagang dan pengusaha kelas kecil dan menengah, te- 50 REVISI BCA APRIL.indd 50 4/25/2022 8:13:20 AM


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook