Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BIOGAS MTS, myres FIX

BIOGAS MTS, myres FIX

Published by tatik haryanti, 2021-03-12 02:50:11

Description: BIOGAS MTS, myres FIX

Search

Read the Text Version

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU BIOGAS DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KAMPAR RIAU BIDANG MATEMATIKA, SAINS DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI OLEH M. FARHAN ARIF ARIFIN ZUHDI MTsN 1 KOTA PEKANBARU JL. AMAL HAMZAH NO. 01, PEKANBARU, RIAU TELP. 38757 KODE POS 28131

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU BIOGAS DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KAMPAR RIAU BIDANG MATEMATIKA, SAINS DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI OLEH M. FARHAN ARIF ARIFIN ZUHDI MTsN 1 KOTA PEKANBARU TAHUN 2019

LEMBAR PENGESAHAN Judul LKTI : Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas sebagai Bahan Baku Biogas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau . Ketua : M. Farhan Arief Kelas : VIII. 9 Sekolah : MTs Negeri 1 Kota Pekanbaru Guru Pembimbing 1 : Tatik Haryanti, M.Pd NIP : 197110192006042012 Guru Pembimbing 2 : Elmiwati, S.Pd NIP : 197206112007012029 Guru Pembimbing 1 Pekanbaru, 24 Mei 2019 Ketua M. FARHAN ARIEF Guru Pembimbing 2 TATIK HARYANTI, M.Pd ELMIWATI, S.Pd NIP: 197110192006042012 NIP: 197206112007012029 Menyetujui Kepala MTsN 1 Kota Pekanbaru DARUSMAN, S.PdI,M.Pd NIP: 197110011995031003 i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KOMPETISI MADRASAH YOUNG RESEARCHERS SUPER CAMP TINGKAT MTS Nama Ketua : M. FARHAN ARIEF Nama Anggota : ARIFIN ZUHDI Judul Karya Tulis : “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas sebagai Bahan Baku Biogas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau” Dengan ini kami menyatakan bahwa Karya tulis dengan judul “ Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas sebagai Bahan Baku Biogas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang , Kampar, Riau” adalah asli karya kami dan belum pernah diikutkan pada perlombaan manapun serta belum pernah dipublikasikan di luar dari kegiatan “Kompetisi Madrasah Young Researchers Super Camp”. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka kami bersedia didiskualifikasi dari kompetisi ini. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Pekanbaru, 24 Mei 2019 Ketua Tim M. FARHAN ARIEF (NISN ) ii

ABSTRAK M.Farhan Arief dan Arifin Zuhdi 2019: “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Produksi Biogas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau”. Karya Tulis Ilmiah Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Pekanbaru. Setiap hari sentra pengolahan nanas di desa Kualu, Tambang, Kampar, Riau menghasilkan produk olahan dari buah nanas. Selain produk olahan nanas, yang berupa keripik nanas, sirop, dodol dan selai nanas, juga ada produk sampingan berupa limbah, yaitu limbah kulit nanas yang belum termanfaatkan dengan baik,bahkan terbuang sia-sia. Sampah buangan ini menghasilkan karbondioksida (CO2), gas metan (CH4), dinitrogen oksida (N2O), sulfurheksafluorida (SF6), perfluorokarbon (PFCS) dan hidrofluorokarbon (HFCS), yang merupakan penyebab perubahan iklim bumi. Hasil penelitian PPLH-IPB menyatakan bahwa secara sektoral, sektor pertanian menyumbang 99.515,24 Gg CO2-eq atau setara dengan 13,4 % dari keseluruhan emisi GRK (Departemen Pertanian, 2007). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi lepasnya Gas Rumah Kaca ke udara adalah dengan memanfaatkan limbah kulit nanas menjadi bahan bakar gas berupa biogas dan pupuk organik pertanian dengan cara fermentasi anaerob. Respirasi anaerob merupakan proses menghasilkan energi (dalam bentuk ATP) dengan tidak menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Glukosa ini didapatkan dengan menambahkan ampas kelapa dan tebu. Respirasi anaerob juga biasa disebut dengan istilah fermentasi. iii

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tim penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya. Sholawat beserta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad, Saw yang telah memberikan contoh akhlakul karimah untuk pedoman hidup umatnya di dunia dan akhirat, sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas Sebagai Bahan Baku Biogas di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau ” dapat penulis selesaikan. Penyelesaian penulisan proposal penelitian ini, bertujuan untuk mengikuti kompetisi MYRES( Madrasah Young Researchers Super Camp). Proses penyelesaian proposal tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu tim penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Darusman, S.PdI, M.Pd, selaku Kepala MTsN 1 Kota Pekanbaru, yang telah memberikan kesempatan dan dorongan dalam penelitian ini. 2. Bapak Effendi, S.PdI, selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 1 Kota Pekanbaru 3. Bapak Syafyunil, S.Ag, selaku Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MTsN I Kota Pekanbaru 4. Ibu Mardhiyah, M.Pd selaku Wakil Kepala Bidang Humas MTsN 1 Kota Pekanbaru 5. Ibu Tatik Haryanti, M.Pd selaku pembimbing 1 dan Elmiwati, S.Pd selaku pembimbing 2 6. Ibu Rini Ramadhanti, S.Si selaku narasumber yang memberi masukan dalam penyelesain proposal ini. 7. Bapak Yussandi Santoso, S.T sebagai narasumber dalam penyelesaian proposal ini 8. Bapak ibu Majelis Guru beserta Tata Usaha MTsN 1 Kota Pekanbaru.. Akhirnya tim penulis berharap sumbangan pemikiran yang ada dalam penelitian ini dapat memberikan mannfaat bagi pembaca. Pekanbaru, Mei 2019 Penulis iv

DAFTAR ISI Sampul ........................................................................................................ i Halaman Muka…………………………………………………………… ii Lembar Pengesahan oleh Kepala Madrasah................................ ......... iii Pernyataan Orisinalitas dan Status Madrasah……………………………. Abstrak…………………………………………………………………… iv Kata Pengantar............................................................................................. v DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................... 4 2.1 Biogas ...................................................................................... 4 2.2 Gas Metana ............................................................................... 4 2.3 Limbah Kulit Nanas…………………………………………………. 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 9 3.1 Setting Penelitian ........................................................................ 9 3.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 9 3.3 Prosedur Penelitian ..................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 13 v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanas merupakan salah satu komoditi hortikultura yang potensial di Indonesia. Produksinya mencapai 8,75% dari total produksi buah-buahan Indonesia. Penyebaran tanaman nanas di Indonesia hampir merata diseluruh daerah, karena wilayah Indonesia memiliki keragaman agroklimat yang memungkinkan untuk melakukan pengembangan berbagai jenis tanaman, termasuk salah satunya komoditi nanas. Kabupaten Kampar merupakan salah satu sentra penanaman nanas di Provinsi Riau dengan jumlah produksi 13.460,41 ton (BPS Kampar, 2012). Sentra pengembangan tanaman nanas di Kabupaten Kampar terletak di Kecamatan Tambang yang memiliki potensi lahan yang sangat cocok untuk pengembangan komoditi nanas. Produksi nanas tahun 2013 di Kecamatan Tambang mencapai 12.750 ton, yang dihasilkan dari 13.250.000 pohon nenas (BPS Kampar, 2014). Kebun nanas di Kecamatan Tambang terdapat di Desa Rimbo Panjang dan Desa Kualu Nenas dengan luas areal budidaya masing-masing 500 ha dan 1050 ha (BPP Tambang, 2013). Dilihat dari luas areal, Desa Kualu Nenas yang merupakan desa yang paling tinggi kontribusinya dalam menghasilkan buah nanas di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, dengan produksi nenas Desa Kualu Nenas ± 4 ton per hari (Monografi Desa, 2012). Tingginya produksi nanas di desa Kualu Nenas, sehingga banyak sekali dijumpai sentra-sentra hasil olahan nanas, baik yang dikelola secara mikro, kecil dan menengah. Olahan produk nanas antara lain, keripik, wajik, sirop, nanas kalengan dan dodol nanas. Dengan banyaknya produksi nanas,semakin banyak pula limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan nanas tersebut. Jumlah limbah yang dihasilkan mencapai 60% -80% dari total 1

produksi. Proporsi limbah pengalengan terdiri dari 56% kulit, 17% makhota, 15% pucuk, 5% hati, 2% hiasan dan 5% ampas nanas. Limbah padat ( kulit, mahkota dan bonggol buah nanas] belum dimanfaatkan secara optimal, hanya dibuang di kebun atau halaman bahkan ada yang di bakar, sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran seperti bau dan pencemaran air tanah. Limbah ini kalau tidak dikelola dengan baik, tentu akan menimbulkan masalah lingkungan. Maka perlu sebuah kebijakan untuk meminimalisir permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah kulit nanas, yaitu dengan mengolah menjadi pakan ternak, pupuk organik atau menjadi biogas. Salah satu teknologi penanggulangan sampah dan sumber energy alternative yang besar peluangnya untuk dikembangkan pemanfaatannya di Indonesia adalah biogas. Biogas merupakan salah satu satu cara untuk mendaur ulang sampah. Dengan memanfaatkan proses fermentasi sisa bahan organik untuk mengambil gas metana (CH4). Proses fermentasinya dilakukan dengan menggunakan prinsip Anaerobic Digestion. Prinsip ini menerapkan mikroorganisme yang bekerja tanpa oksigen sebagai katalis dalam proses fermentasi. Proses fermentasi menghasilkan berbagai macam gas, diantaranya, metana(CH4), karbondioksida(CO2), gas belerang (S2) dan gas-gas lainnya. Gas metana dari hasil fermentasi ini, yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar biogas. Dalam berbagai penelitian, gas metana ini dapat dikonversikan sebagai bahan bakar minyak tanah ataupun LPG. Gas metana ini bisa sebagai bahan bakar untuk memasak. Dengan teknologi dalam skala besar, biogas dapat menjadi salah satu alternatif energi terbarukan yang dapat mengganti batu bara sebagai pembangkit tenaga listrik. Biogas merupakan energi yang ramah lingkungan, karena sumber bahan dasarnya merupakan limbah dari sampah organik. Pengolahan biogas tidak membutuhkan alat yang mahal dan sangatlah mudah dilakukan oleh orang awam. 2

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: a. Bagaimana memanfaatkan limbah kulit nanas, menjadi produksi biogas dan pupuk organik melalui proses fermentasi anaerob di Desa Kualu Nenas, Kampar, Riau. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: a. Pemanfaatan limbah kulit nanas, menjadi bahan baku produksi biogas dan pupuk organik melalui proses fermentasi anaerob di Desa Kualu Nenas, Kampar, Riau. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Pemanfaatan limbah kulit nanas merupakan satu upaya mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) yang lepas ke udara dan merupakan penyebab perubahan iklim di bumi. 2. Pemanfaatan limbah kulit nanas yang diolah menjadi bahan baku biogas, yang bisa menimbulkan sumber polusi dan penyakit. 3. Limbah kulit nanas yang diolah secara anaerob dapat menghasilkan biogas untuk bahan bakar kompor. 4. Limbah kulit nanas yang diolah secara anaerob dapat menghasilkan pupuk organik pertanian. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas merupakan energi terbarukan yang berbentuk gas dan merupakan energi yang ramah lingkungan. Biogas berasal dari bio yang berarati makhluk hidup, dan gas yang berarti wujud benda. Biogas berasal dari material organik yang mudah didapatkan dari sampah kulit nanas, ampas tebu, ampas kelapa yang sudah membusuk dan tidak terpakai lagi. Proses yang terjadi dalam biogas melibatkan peran aktifitas makhluk hidup(mikroorganisme pengurai) yang dapat menghasilkan gas metana(CH4). Gas metana inilah yang nanti akan digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah ataupun LPG. Kandungan gas yang didapat dari biogas terdiri dari CH4, CO2, H2, N2 dan H2S. Proses produksi biogas tergantung kepada bahan organik yang diolah. Pada umumnya, biogas dimanfaatkan untuk berbagai keperluan bahan bakar alternatif dan sumber energi terbarukan. Pembuatan biogas dari limbah kulit nanas yang ditambahkan dengan, ampas kelapa, ampas tebu dan kotoran hewan, khususnya sapi berpotensi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan, karena selain dapat memanfaatkan limbah, sisa dari pembuatan biogas yang berupa bubur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. 2.2 Gas Metana Setiap hari sentra-sentra pengolahan makanan yang berbahan baku nanas di desa Kualu Nenas, akan menghasilkan produk makanan, seperti keripik, dodol, sirop dan wajik. Hasil sampingan dari sisa pengolahan nanas tersebut adalah sampah, salah satunya adalah 4

sampah organik yang terdiri dari kulit nanas yang dibuang begitu saja. Sampah buangan ini menghasilkan karbondioksida (CO2), gas metan (CH4), dinitrogen oksida (N2O), sulfur heksafluorida (SF6), perfluorokarbon (PFCS) dan hidrofluorokarbon (HFCS), yang merupakan penyebab perubahan iklim bumi. Hasil penelitian PPLH-IPB menyatakan bahwa secara sektoral, sektor pertanian menyumbang 99.515,24 Gg CO2-eq atau setara dengan 13,4 % dari keseluruhan emisi GRK (Departemen Pertanian, 2007). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi lepasnya gas rumah kaca ke udara adalah dengan memanfaatkan limbah kulit nanas, ditambah dengan ampas kelapa, ampas tebu dan kotoran ternak menjadi bahan bakar gas berupa biogas dan pupuk organik pertanian dengan cara fermentasi anaerob. Respirasi anaerob merupakan proses menghasilkan energi (dalam bentuk ATP) dengan tidak menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Respirasi anaerob juga biasa disebut dengan istilah fermentasi (Wikipedia, 2014). Selama proses fermentasi, 30-40% zat organik pada bahan organik diubah menjadi biogas (yaitu metana dan karbon dioksida), campuran bahan baku yang sudah terfermentasi atau hilang gas metannya mengalir keluar dari reactor melalui outlet dan overflow berwujud lumpur yang disebut “Bio-slurry”. Bio-slurry ini adalah bagian dari pupuk organik yang baik untuk pertanian dan aneka kegunaan lain seperti pupuk kolam ikan, campuran pakan ikan, belut, bebek, ayam dan budidaya cacing (Yayasan Rumah Energi, 2013). Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi dalam tiga tahap yaitu: 1. Tahap hidrolisis Pada tahap ini, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim ekstraseluler (selulose, amilase, protease, dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. 5

2. Tahap asidifikasi (pengasaman) Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida.. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. 3. Tahap pembentukan gas metana Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2 (K. Pardede, 2011). (Sumber: Budiman Richardo Saragih, FT UI, 2010). Lama waktu penguraian tergantung pada: perbandingan bahan isian (air dan bahan organik), jumlah material kering dan temperature. Waktu penguraian juga sangat dipengaruhi oleh bahan baku organik. 6

Potensi Produksi Gas untuk Beberapa Tipe Bahan Organik. Tipe Limbah Organik Produksi Biogas Per Kg Waste (m3) (% VS) Sapi (Lembu/Kerbau) Babi 0.023 - 0.040 Ayam Manusia 0.040 - 0.059 SampahSisa Panen 0.065 - 0.116 Air Bakau (Water hyacinth) 0.020 - 0.028 (Sumber: Budiman Richardo Saragih, FT UI, 2010) 0.037 0.045 2.3 Limbah Kulit Nanas Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di Indonesia. Selain dikomsumsi sebagai buah segar, nanas juga digunakan sebagai bahan baku industri makanan. Dari berbagai macam pengolahan nanas seperti selai, manisan, sirop, wajik dan dodol, maka akan didapatkan kulit nanas yang cukup banyak sebagai hasil buangan atau limbah (Rosyidah, 2010). Permasalahan yang dihadapi, seiring dengan berjalannya industri nanas ini adalah limbah kulit nanas yang semakin meningkat. Limbah kulit nanas ini, kebanyakan belum termanfaatkan dengan baik dan berdaya guna, bahkan sebagian besar masih merupakan bahan buangan. Apabila penanganan limbah tersebut kurang tepat, maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Secara ekonomi, kulit nanas masih bisa dimanfaatkan menjadi bahanbaku biogas. Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijaya, dkk(1991), kulit nanas mengandung 81,72% air, 20,87% serat kasar, 17,53 % karbohidrat, 4,41% protein, 0,02% lemak, 0,48% abu, 1,66% serat basah dan 13,65% gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula reduksi yang cukup 7

tinggi, maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku biogas. Di mana gula adalah sebagai suplai makanan bagi mikroorganisme pada reaksi anaerob. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Amal Hamzah No. 1 Pekanbaru. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari hari Senin, 17 Juni – 21 Juni 2019, dengan agenda menyiapkan alat dan bahan reaktor. Setelah itu memcampur limbah kulit nanas, ampas kelapa, ampas tebu dan kotoran ternak, kemudian dimasukkan ke dalam reaktor. Rabu, 19 Juni- 30 Juni 2019, memulai observasi hasil biogas. 3.2 Bahan dan Alat A. Bahan:  Tangki plastik volume 50 liter  pipa pvc ½ inchi sepanjang 5 cm & 10 cm  Selang air ¾ inchi sepanang 1 m  Klem : 2 buah  Drat luar dan drat dalam : ½ inchi  Stop kran 1 buah  Plastik 10 kg  Lem silicon  Lem pvc 9

 Kulit nanas : (15 liter)  Ampas tebu : (5 liter)  Ampas Kelapa : (5 liter)  Kotoran sapi : (5 liter)  Air kelapa 5 liter  Air biasa 2,5 liter  Gula tebu murni 1 kg  Selotip B. Alat:  Bor listrik  Parang  Pisau  Cangkul  Amplas  Sekop  Ember cat 3.3 Prosedur Penelitian 1. Sediakan bahan organik yang terdiri dari kulit nanas, ampas tebu, ampas kelapa dan juga kotoran ternak seperti sapi, kambing atau ayam. 2. Siapkan bahan tambahan lain seperti gula pasir, air kelapa, air biasa 3. Siapkan tangki plastik yang bertutup rapat kedap udara ukuran 50 liter 1 unit, bagian tutupnya dilubangi seukuran soket drat luar dan soket drat dalam (1/2 inchi) 10

4. Pasang soket drat luar dan dalam, sambungkan dengan pipa paralon ½ inchi ( ± 10 cm), sambungkan lagi dengan slang plastic 1 meter ukuran ¾ inchi, sambungkan slang plastik ke plastik ukuran 10 kg sebagai penampung gas, dan kemudian ujung plastik disambungkan ke stop kran, sebagai pengunci udara keluar. 5. Setiap sambungan di beri klem sebagai pengunci dan penguat, sehingga dipastikan tidak ada udara yang masuk atau keluar. 6. Sambungan pipa paralon diberi lem silikon untuk memastikan tidak ada bagian yang bocor. 7. Setelah instalasi tanki penampung selesai, Campurkan limbah kulit nanas, ampas tebu dan ampas kelapa yang telah dicincang halus, kotoran sapi dan air kelapa dicampur air bersih. Perbandingan campurannya bisa 3:1:1:1:1:1/2 8. Masukkan campuran bahan dan air ke dalam tangki plastik yang ada penutup nya. 9. Isi tanki plastik ¾ bagian, ¼ bagian adalah ruang kosong yang disiapkan sebagai ruang penampung biogas. 10. Masukkan 1 kg gula pasir. Aduk semua campuran yang ada di dalam tangki plastik selama sekitar 5 menit, agar semua bahan dapat tercampur rata. 11. Pasang tutup tanki plastik dan kunci erat. Tutup stop kran. 12. Pastikan tidak ada kebocoran. Menguji kebocoran dapat dilakukan ketika biogas sudah berproduksi dengan menyiramkan air sabun pada titik-titik rawan. Adanya gelembung udara akan menunjukkan bagian tersebut terjadi kebocoran. 13. Simpan selama lebih kurang 1 – 2 hari. 14. Bila plastik berisi udara, dapat dipastikan biogas sudah diproduksi. Untuk mendapatkan gas metan (CH4) yang sempurna, produksi biogas pertama kita buang/keluarkan, dengan membuka stop kran selama 1 hari. Pada hari berikutnya stop kran kembali ditutup untuk menampung produksi biogas dan mendapat kualitas metan (CH4) yang lebih baik. 15. Membuang produksi biogas pertama dimaksudkan adalah untuk membuang sisa oksigen yang masih terdapat didalam ruang penampung gas, sehingga diharapkan 11

dengan tidak adanya oksigen, bakteri anaerob dapat bekerja sempurna membentuk gas metan (CH4). Gambaran desain dan alat kerja 12

DAFTAR PUSTAKA Budiman Richardo Saragih, 2010. Analisis Potensi Biogas Untuk Menghasilkan Energi Listrik Dan Termal Pada Gedung Komersil Di Daerah Perkotaan. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000, 2010. Statistics Indonesia.htm. Diakses pada 10:24 WIB/16 Februari 2015. Meggyes. A, dan Nagy. V. 2012. Biogas and Enegy Production by Utilization of Different Agricultural Wastes. Acta Polytechnica. Hungaria Mujahidah, Mappiratu, dan Sikanna, R. 2013. Kajian Tekonolgi Produksi Biogas Dari Sampah Basah Rumah Tangga. Online Jurnal of Natural Science. Universitas Tadulako. P. Vindis, B. Mursec, C. Rozman, M. Janzekovic, dan F. Cus. 2008. Biogas production with the use of mini digester. Jamme. Slovenia Rosyidah. 2010 http. // rosyidah.com/2010/11/pt-great-giant-pinneaple-ggpclumbung-nanas- raksasa-di-indonesia/. Diakses tanggal 13 Mei 2019 Sutrisno, Joko. 2010. Pembuatan Biogas Dari Bahan Sampah Sayuran (Kubis, Kangkung Dan Bayam). Jurnal Teknik Waktu Volume 08 Nomor 01-ISSN : 1412 – 1867 . Wikipedia bahasa Indonesia. Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk, ensiklopedia bebas.html Halaman ini terakhir diubah pada 11.54, 27 Januari 2015. Diakses pada 10:30 WIB/16 Februari 2015. Pedoman Pengguna dan Pengawas,Pengelolaan dan pemanfaatan Bio-Slurry, Yayasan Rumah Energi 2013 Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian, Departemen Pertanian 2007. 13


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook