1
Bahan Ajar ANAK USIA DINI, KARAKTERISTIK DAN CARA BELAJARNYA (Pengembangan Model Pelibatan Orang Tua dalam Pembelajaran Blended Learning Untuk Meningkatkan Percaya Diri Anak ) Sri Rahayuningsih i
KATA PENGANTAR Anak usia dini merupakan individu yang berada pada masa keemasan, dimana anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Untuk mendapatkan perumbuhan dan perkembangan yang optimal dibutuhkan pengasuhan yang tepat dengan memberikan berbagai stimulasi yang tepat dan sesuai dengan usia anak. Orang tua juga memiliki peran penting dalam memberikan pengasuhan pada anak, untuk itu sebagai orang tua sebaiknya dapat membekali diri dengan pengetahuan dan wawasan tentang tumbuh kembang anak dan karakteristik anak usia dini. Bahan ajar ini berisi tentang pengertian anak usia dini, karakteristik anak, dan cara belajar anak. Semoga bahan ajar ini dapat berguna bagi orang tua dalam pengasuhan anak. Semarang, Desember 2021 Penulis ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii Siapakah anak usia dini? .................................................................... 1 Bagaimana karakter anak usia dini? ................................................... 3 Bagaimana memberikan stimulasi yang tepat Pada Anak?................ 7 Bagaimana Cara Belajar Pada Anak?.................................................9 iii
Siapakah Anak Usia Dini? Halo Ayah dan Bunda, kita sering berbicara tentang anak usia dini, yuk kita pahami dulu siapa sih sebenarnya anak usia dini? 1
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Jadi sejak anak lahir sampai dengan 6 tahun disebut sebagai anak usia dini. Namun menurut the National Association For The Eduction Of Young Children (NAEYC), anak usia dini adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD (NAEYC,1992). Tahun 2020 Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia juga meluncurkan program Kesiapan Bersekolah, juga dinyatakan bahwa rentang anak usia dini adalah 0-8 tahun, sehingga kesiapan bersekolah adalah proses yang berkesinambungan sejak PAUD hingga SD kelas rendah/awal. Jadi, mari kita pahami bersama bahwa anak usia dini adalah rentang anak usia 0-8 tahun, sehingga orang tua dan para guru PAUD harus memahami karakteristik dan cara belajarnya, agar dapat memberikan stimulasi yang tepat. 22 2
Bagaimana Karakteristik Anak Usia Dini? Ayah dan Bunda, perlu kita ketahui bahwa usia dini ini merupakan masa keemasan dalam perkembangan otak anak sehingga anak harus diberi rangsangan atau stimulus yang tepat. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua wajib memahami karakteristik anak usia dini, untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak yang terlahir di dunia ini tidak ada yang memiliki karakter yang sama, karena setiap anak itu unik, mereka memiliki karakternya masing-masing, namun ada beberapa standar yang dapat dijadikan pedoman untuk memahami karakteristik anak usia dini. 33 2
Karakteristik anak usia dini ini yang dikelompokkan berdasarkan usia ini untuk melihat perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari segi fisik, hingga kemampuannya berkomunikasi. 1. Usia 0-1 tahun Pengertian anak usia dini dalam kategori umur ini adalah bayi dengan pertumbuhan fisik yang pesat, begitu pula kemampuan dan keterampilan dasar yang dipelajarinya. Karakteristik usia bayi adalah: • Memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. • Kemampuan panca indera berupa melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut. • Bentuk komunikasinya masih sebatas nonverbal maupun verbal terbatas, seperti babbling atau menggumamkan kata-kata sederhana, misalnya mama, papa, mimi, dan sebagainya. 4
2. Usia anak 2-3 tahun Anak usia dini di kelompok umur ini adalah batita (bayi di bawah usia 3 tahun) yang dicirikan dengan anak yang mulai mandiri. Beberapa karakteristik anak usia 2-3 tahun adalah: • Anak sangat aktif dan senang mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Eksplorasi inilah yang menjadi kunci proses belajar yang sangat efektif • Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan berceloteh. Anak juga semakin memantapkan kemampuan berkomunikasinya dengan memahami pembicaraan orang lain hingga mengungkapkan isi hati dan pikirannya • Anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan. 3. Usia 4-6 tahun 5
Anak usia dini di sini adalah para preschooler yang mungkin sudah mulai masuk lembaga belajar, baik Kelompok Bermain (KB) atau Tamak Kanak-Kanak. Karakteristik anak usia 4-6 tahun adalah: • Anak sangat aktif bergerak dan senang terlibat dalam berbagai kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-ototnya • Perkembangan bahasa semakin baik dengan anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya • Perkembangan kognitif (daya pikir) anak sangat pesat. Hal ini ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak akan sering bertanya tentang apa yang dilihatnya • Bentuk permainan anak masih individu, walaupun dilakukan anak secara bersama-sama. 6
Bagaimana memberikan stimulasi yang tepat sesuai usia anak? Ayah dan Bunda, apa yang harus dilakukan setelah mengetahui pengertian anak usia dini dan karakteristiknya? Ayah dan Bunda dapat memberi stimulasi yang tepat untuk anak agar pertumbuhan dan perkembangannya dapat tercapai dengan optimal. Peran orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama menjadi kunci sukses perkembangan dan pertumbuhan anak. Orangtua bisa melakukan stimulasi di rumah. Luangkan waktu yang berkualitas bersama anak- anak tercinta berikan perhatian, dukungan dan stimulasi yang tepat untuk mereka. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk merangsang perkembangan anak secara optimal adalah: • Ajak anak berbicara dengan bahasa yang baik dan benar, sekalipun ia masih bayi. Mengajak anak berbicara akan menambah kosa kata anak, dan pemerolehan bahasa anak akan menjadi lebih kaya. • Jawab pertanyaan anak, sekalipun pertanyaan itu terdengar tidak masuk akal atau bergulang-ulang. Berikan jawaban yang benar, jika perlu ajak anak mencari jawabannya melalui berbagai sumber, dari internet, buku, dll. 7
• Bacakan buku cerita dan jadikan hal itu sebagai rutinitas, selain membangun kedekatan emosi antara orangtua dengan anak, juga akan membantu perkembangan bahasanya. • Sering-seringlah ajak anak bernyanyi dan bergerak, untuk mengenalkannya pada kosakata baru sekaligus membuat anak senang. • Pada anak yang sudah lebih besar sekitar usia 4-6 tahun, ajarkan ia untuk melakukan tugas sederhana, seperti membereskan mainan dan kamar tidur, menyapu, mencuci baju, dll. Kegiatan ini akan membantu anak mengembangkan kecakapan hidup dan belajar bertanggung jawab. • Berikan kesempatan pada anak untuk bermain dengan teman-temannya untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya. 88 2
Bagaimana Cara Anak Usia Dini Belajar? Seringkali orangtua kurang memahami bagaimana seharusnya anak usia dini belajar. Banyak orangtua yang menuntut anaknya dapat membaca dan menulis di usia dini, bahkan tidak jarang orangtua memaksakan anak-anaknya untuk ikut bimbingan belajar ( bimbel) agar dapat membaca dan menulis. Memaksa anak mengikuti kemauan orangtua bisa membuat anak stres,yuk… kita pahami bagimana cara belajar anak usia dini. 9
Ayah dan Bunda, cara anak usia dini belajar pastinya berbeda dengan cara belajar orang dewasa, anak usia dini belajar melalui bermain, bermain adalah belajar bagi mereka. Mengapa demikian? Mari kita pahami pentingnya bermain bagi anak usia dini. Bermain merupakan kebutuhan bagi setiap anak karena pada dasarnya setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Di mana pun, dalam kondisi apa pun, anak akan berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu mengiringi suasana anak bermain (pentingnya bermain bagi anak usia dini- anggunpaud.kemdikbud.id) Ketika bermain anak belajar membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi dan bernegosiasi serta mengembangkan berbagai kemampuan lainnya. Para ahli mengatakan “Bermain” bagi anak merupakan kegiatan yang dilakukan berulang ulang untuk mencari kesenangan dan kepuasan tanpa memikirkan hasil akhir. Ayah dan Bunda, setelah memahami pentingnya bermain dan definisi bermain, mari kita pahami bagimana stimulasi belajar melalui bermain bagi anak usia dini. Berikan kesempatan pada anak untuk bermain agar mereka dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, ajak anak-anak bermain dan berikan fasilitas bermain yang menyenangkan di rumah. 10
Asyiknya Bermain di Rumah Lingkungan di sekitar rumah dapat dijadikan sebagai area bermain yang menyenangkan bagi anak. Berikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi setiap sudut ruangan dan sediakan berbagai alat bermain untuk anak. Alat bermain tersebut tidak perlu dibeli tetapi Ayah dan Bunda dapat menggunakan alat dan bahan main yang ada di rumah. Dimana anak bisa bermain di rumah? Pastinya seluruh ruangan di rumah dapat menjadi area bermain, seprti dapur, kamar mandi, ruang tamu, kamar tidur, halaman bahkan garasi. Berikut ini adalah contoh-contoh kegiatan bermain di rumah bersama anak. 11
Asyiknya Bermain di Dapur Saat Ayah dan Bunda sibuk memasak atau melakukan berbagai aktivitas di dapur ajaklah anak, karena mereka bisa belajar banyak hal, seperti : 1. Membuat jus yang sehat. Ajak anak membuat jus buah, mereka dapat belajar mengenal macam-macam buah, warna, aroma, rasa bahkan tekstur kulit buah. Mereka juga bisa mengenal jumlah, misalnya berapa potong buah, berapa sendok gula dan berapa gelas air yang dibutukan untuk mebuat jus. 2. Aku Pintar Memasak sayur . Ajak anak memasak sayur, mereka akan mengenal berbagai macam sayuran, bumbu-bumbu yang digunakan, takaran bumbu, alat masak yang digunakan. 3. Tebak aroma. Ajak anak untuk menebak aroma bumbu-bumbu di dapur, jika perlu tutup matanya dan biarkan mereka menghidu aroma bumbu tersebut dan menebaknya. 4. Asyiknya menumbuk bumbu dapur Berikan kesempatan pada anak untuk menumbuk bumbu dapur yang akan digunakan untuk memasak pasti asyik dan menyenangkan, mereka juga dapat melatih kemampuan motorik halus dan kasar. 5. Larut dan Tidak Larut. 12
Ajak anak membuat minuman, baik minuman dingin maupun panas. Anak akan belajar pelarutan. 6. Aku bisa membuat alat musik Alat-alat dapur seperti panci, wajan, solet, bisa juga lho menjadi alat musik. Ajak anak bermain musik dengan alat dapur. 7. Mengelompokkan bumbu dapur dan menimbangnya Sediakan timbangan dan berbagai bumbu dapur, ajak anak menimbang. Mereka akan mengenal konsep berat ringan, dan mengenal ukuran. 13
Asyiknya Bermain di Kamar Mandi Ayah dan Bunda, kamar mandi dapat menjadi area bermain yang menyenangkan lho bagi anak. Pada dasarnya anak suka bermain air, nah…berikan kesempatan pada anak untuk bermain sambil mandi. Lakukan di hari-hari libur sehingga tidak menggangu aktivitas lainnya. Kegiatan main di kamar mandi antara lain : 1. Yuk..Membuat gelembung. Membuat gelembung dari air sabun pasti menyenangkan bagi anak., tentu saja mereka belajar tentang sains. 2. Terapung dan tenggelam. Sediakan alat-alat yang dapat mengapung dan tenggelam, biarkan anak berkesperimen dan mengamati benda-benda yang dapat mengapung dan tenggelam. Mintalah mereka menceritakan mengapa benda tersebut bisa mengapung dan tenggelam. 3. Menggosok lantai. 14
Sediakan alat seperti sikat lantai dan sabun untuk pembersih lantai, ajak anak Bersama-sama membersihkan lantai kamar mandi. Perhatikan mereka agar tidak terpeleset karena lantai kamar mandi licin. 4. Pantai buatanku Biarakan anak berkreasi membuat pantai di kamar mandi, sediakan saja alat bahannya seperti batu-batuan, ikan-ikanan, kapal-kapalan, kerang, dsb. 5. Huruf apa saja yang kamu temukan. Sediakan berbagai macam huruf dari plastik, masukan ke dalam ember yang telah diisi air dan sabun hingga berbusa. Mintalah anak mencari huruf-huruf tersebut dan menyebutkannya, jika perlu minta anak merangkai kata dari huruf yang ditemukannya. Asyiknya Bermain di Halaman Halaman rumah bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk anak bermain, apa lagi jika banyak tanaman di halaman. Kegiatan main apa saja yang dapat dilakukan di rumah? Yuuk…ajak anak-anak bermain permainan ini: 1. Bermain masak masakan Sediakan alat-alat masak dari plastik, atau bisa gunakan alat masak sesungguhnya yang sudah tidak terpakai. Sediakan ajak anak mencari 15
bahan-bahan dari halam yang dapat digunakan untuk bermain masak- masakan. 2. Melukis/menggambar tanaman Sediakan alat-alat untuk melukis yang ada di rumah Ayah dan Bunda, atau anak-anak dapat juga melukis di atas tanah. 3. Cari dan hitung berapa banyak benda-benda yang kalian temukan Ajaklah anak-anak mencari benda-benda yang ada di halaman, dan mintalah mereka menghitung jumlah benda tersebut. 16
4. Bermain eksplorasi bunyi Mintalah anak mencari benda-benda yanag ada dihalaman dan mintalah mereka memukul benda tersebut dan tanyakan apaka benda tersebut dapat menimbulkan bunyi, dan bunyi seperti apa yang ditimbulkan. 5. Bermain permainan tradisional Jika halaman luas, anak-anak bisa bermain permainan tradisional seperti gobak sodor, betengan, engklek dsb. Namun jika halaman tidak luas ajak anak bermain permainan tradisional seperti, dakon, egrang bathok, kelereng, dsb. 6. Menyiram tanaman Menyiram tanaman juga bisa menjadi kegiatan main yang menyenangkan bagi anak, selain itu jugq mengajarkan tentang pentingnya merawat tanaman agar selalu subur. Asyiknya Bermain di Kamar Tidur Kamar tidur juga bisa menjadi area bermain yang menyenangkan bagi anak-anak lho Ayah dan Bunda. Mari ajak anak-anak bermain permainan ini di kamar tidur. 1. Bermain kancing bajuku Mintalah anak menghitung kancing baju dan menyebutkan warna kancing yang ada di baju mereka. Boleh juga menggunakan baju ayah, Ayah dan Bunda, atau adik, kakak. Buatlah suasana bermain ini menyenangkan, misalnya dengan 17
menyembunyinkan baju di suatu tempat mintalah anak mencari dan menyebutkan baju siapa itu, berapa jumlah kancingnya, dan apa warnanya. 2. Seberapa tinggi bantal yang kamu susun? Ajaklah anak menyusun bantal yang ada di kamarnya dan mengukur tinggi bantal tersebut, mintalah juga untuk membandingkan tinggi dengan benda-benda yang ada di kamar. 3. Temukan bentukku Permainan ini pasti akan menyenangkan, ajak anak menemukan bentuk benda- benda yang ada di kamar, dan mengelompokkan benda tersebut berdasarkan bentuknya. Mintalah anak menceritakan bentuk benda-benda yang ditemukannya. 4. Hiasi kamarku Ajak anak untuk menghias kamarnya, mereka boleh membuat sendiri hiasannya, tanyakan hiasan seperti apa yang diinginkan, alat dan bahan apa yang dibutuhkan, dan ajak mereka mencari alat dan bahannya. 5. Mengelompkkan pakaian Pakaian yang sudah dicuci dan belum diseterika bisa lho dijadikan bahan main, ajak anak melipat pakaian tersebut dan mengelompokkan berdasarkan jenisnya. 18
Referensi Bacaan : Bredekamp,S. Rosengrant,T. (Eds). Reaching Potentials: appropriable curriculum and assessment for young children Volume 1. Washington DC: NAEYC. 1992 Kemdikbud.http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/Mengenal-Karakteristik-Anak-Usia- Dini-Sebagai-Interaksi-Dalam-Lingkungan-Satuan-PAUD. Diakses pada 27 Desember 2021. Kemdikbud.https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/Pentingnya Bermain bagi Anak Usia Dini. Diakses pada 28 Desember 2021. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemdikbud. Direktorat PAUD (2020): Pedoman Implementasi Program Kesiapan Bersekolah. Kemdikbud. Direktorat PAUD (2020): Modul Diklat Berjenjang Tingak Dasar: Cara Belajar Anak Usia Dini. Referensi gambar : https://id.depositphotos.com/ https://id.lovepik.com/image https://www.pngdownload.id/ https://www.alinea.id/ https://adoc.pub/queue/seri-bacaan-orang-tua https://slbncileunyi.sch.id/ 19
20
Search
Read the Text Version
- 1 - 24
Pages: