Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 1614302394-publikasi-Mindful+Parenting

1614302394-publikasi-Mindful+Parenting

Published by sasmoyohermawan, 2021-03-24 08:57:55

Description: 1614302394-publikasi-Mindful+Parenting

Search

Read the Text Version

SIAPKAN KELUARGA YANG BAHAGIA. Bukan buku yang aku baca karena kondisiku saat itu, tapi drama kehidupan dan peran orang orang sekitarku yang aku jadikan bahan pembela- jaran. Saya terus berdoa kepada Tuhan setiap hari agar jodohku bukan sekampung, karena aku yakin pem- bauran budaya yang berbeda yang akan memberi- kan warna dalam kehidupanku. Ternyata doaku dikabulkan saya dapat suami orang Cirebon yang bernama Tatang Widjaja. Melihat dan merasakan bagaimana gaya komuni- kasi antara anggota keluarganya saya semakin memahami komunikasi dalam keluarga kami yang sangat mengedepankan senioritas itu kurang tepat lagi. 54

Dan dalam hati saya katakan YESSSS ini yang saya cari dan terima kasih Tuhan atas karuniamu yang indah bagiku. 55

PERNIKAHAN MANDIRI RANCANGAN KAMI Satu hal yang sangat saya tekankan adalah bahwa sebuah keluarga harus dimasuki dari pintu pernikahan yang baik dan saya bersama suami merancangnya dengan pondasi kemandirian dan itulah dasar yang kokoh buat kami. (Saya tidak bahas banyak karena semua sudah ada di dalam buku saya yang 13 tahun rendah gejolak) 56

Dan bagi kami mustahil secara psikis anak-anak kami bisa tenang dan bahagia jika kami pasangan suami istri terus berseteru dan menderita. 57

TANAMKAN 4 CHIPS - Mana yang baik Jelaskan mana yang baik dan tanyakan pendapat merena apakah mereka apakah mereka mengerti yang dimaksud baik menurut kita. - Mana yang tidak baik Mana yang tidak baik dan mengapa kita larang ha- rus kita jelaskan terlebih dahulu sampai mereka bisa menerima. 58

- Mana yang boleh Yang boleh dilakukan juga harus dengan alasan sehingga anak tahu bahwa yang boleh itu juga yang baik buat mereka dan mereka tahu dengan pasti. - Mana yang tidak boleh Yang tidak boleh dilakukan itu juga perlu diberikan penjelasan yang tepat sesuai dengan pengertian anak-anak diusianya. 59

60

Jika 4 chips ini bisa di tanamkan SEDINI MUNGKIN>>>> maka anak-anak akan punya saringan yang baik dalam hidup mereka. Ingat ya kita tidak akan bisa menjaga anak-anak kita selama 24 jam. 61

MINDFUL PARENTING EMKA WAJIB HUKUMNYA. Setelah aku interview anak muda yang baru saja lulus dari sebuah universitas terkenal, bulan Januari 2018, disitulah semangatku untuk melakukan yang masih aku bisa. Datang ke anak muda atau pasangan muda, tebarkan Mindful Parenting eMKa seluas luasnya. Karena hanya Mindful Parenting eMKa yang punya konsep yang sangat luar biasa jika bisa masuk jadi DNA dalam darah setiap manusia (mengutip kalimat founder eMKa Budiman Goh). 62

Bukan salah anak muda itu yang masih sangat idealis tanpa mengukur kemampuan diri, belum sadar antara ilmu (teori) yang didapat bisa sangat berbanding terbalik dengan yang dihadapi di masyarakat. Karena yang dibutuhkan untuk turun kemasyarakat bukan hanya nilai dan piala sang juara semata, melainkan karakter dan mentalitas serta skill yang dimiliki. 63

Sejak saat itu aku berjanji akan datang kepada se- banyak mungkin orangtua muda agar mereka mempersiapkan mental anak anaknya menjadi anak-anak yang siap turun ke masyarakat dan aku putuskan untuk merubah pola asuh pada kedua putra kami Julian dan Matthew melewati proses. Tidak sempurna, pastinya ada kekurangan sana sini dalam membesarkan mereka. Aku sangat yakin banyak yang tidak sesuai juga, sampai aku pernah mendengar satu kalimat dari Julian “nanti ketika dia jadi orangtua dia akan melakukan perubahan yang lebih baik” (ini yang ada dalam lubuk hatiku ketika aku kecil). Itu sangat lumrah karena setiap generasi pasti ada perubahan, minimal aku telah memulainya. 64

“Tidak semua yang dilakukan mamaku jelek dan aku ambil yang bagusnya saja, begitulah yang aku pesankan kepada Julian dan Matthew” 65

MINDFUL PARENTING EMKA ITU APA ?????? 66

Mindful Parenting adalah Pola asuh berkesadaran, dimana kita sebagai orangtua sadar bahwa kita bukan orangtua biologis semata yang hanya memperhatikan pertumbuhan fisik anak, melainkan orangtua psikologis yang mengerti bahwa ada perasaan anak dan tingkah lakunya yang butuh perhatian kita. 67

MINDFUL PARENTING EMKA ADA 5 DIMENSI YAITU; 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati 2. Tidak menghakimi 3. Pengendalian emosi diri 4. Adil dan bijaksana 5. Welas asih Akan aku uraikan satu persatu ya.... bonus ceritanya 68

DIMENSI SATU Mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati . - Posisikan kita sejajar dengan anak ketika anak duduk kita duduk atau membungkukkan badan kita sampai posisinya sama. - Biasanya saya ingatkan untuk pegang telinga, tanda kita mendengarkan, menghadirkan diri sepenuhnya ketika anak berbicara dan tidak lagi mengerjakan apapun. Jika kita belum sanggup melakukan ini, lebih baik kita minta waktu berapa lama untuk menyelesaikannya dan tepati. (misalnya 15 menit dan tepati, jika butuh waktu tambahan bicarakan). 69

- Tatap matanya karena mata tidak bisa berbohong. Lihat raut wajahnya, apakah air muka anak kita lagi bahagiakah? Sedihkah? Kita bisa mengenalinya. - Intinya berikan anak kita ruang untuk bicara dan didengar- kan. Contoh: “Mama aku rangking 23!!” Begitu semangatnya Matthew memberitahukan saya ketika dia naik kelas 3. (Dalam hati saya berdoa, semoga muridnya ada 40 dan perlahan saya siapkan mental untuk bertanya) “berapa muridnya Matthew?” Tanyaku “27 Mama”, lantang juga jawabnya tidak merasa bersalah ada sesuatu yang aneh. 70

“Wah hebat yajuara 4 dari belakang!!” Begitu juga komentar datar saya yang tidak membuat dia merasa tertekan. “Tapi Matthew anak Mama yang hebat lho, Matthew belajar sendiri, karena mama papa kerja”, begitu caraku menyemangati. “Tapi boleh tidak kasih tahu Mama apa sih bedanya Matthew sama teman-teman Matthew?”, pancingku. “Mama, teman-temanku kan ngeles? Jadi mereka belajar setiap hari”, begitu penjelasannya dan saya jadi mengerti mengapa dia setenang tadi memberikan informasi tentang rangkingnya. 71

“Wah.. Jadi teman-teman Matthew belajar setiap hari, kalau Matthew belajar ...kalau... besok.. mau ... ulangan (begitu timpal Matthew) “pancingankujitu. “Matthew anak Mama yang hebat, Mama yakin seyakin- yakinnya kalau Matthew belajar setiap hari seperti teman teman Matthew, mama yakin 22 orang temanmu akan tumbang semuanya, karena kamu anak yang pintar”, begitu tegasku kembali menghibur Matthew. Ketika anak jatuh, jangan lagi menjatuh mereka, justru kita harus jadi orang pertama yang berikan mereka semangat dan mendukung mereka untuk menemukan penyebab kegagalan dan memberikan semangat agar mereka belajar dari kegagalannya. BUANG JAUH-JAUH PERIBAHASA : “SUDAH JATUH KETIBAN TANGGA PULA” 72

DIMENSI KEDUA : Tidak Menghakimi Kalau menghakimi biasanya positif atau negatif? Selama ini cenderung yang negatif dan lewat sebuah kata- kata tanpa sengaja orangtua sering menghakimi anak- anak dan kata-kata itulah yang membuat rasa percaya diri tercoreng. Contoh : “Ih kamu kog lelet sih?” “Bodoh amat, gitu aja tidak bisa, lihat no anak tetangga” “Jadi orang kog malas bangat tidak seperti kakakmu tuh” 73

Bayangkan setiap hari bapak maupun ibu mengeluarkan kata-kata yang menghakimi anaknya dan kata negatif yang berulang-ulang akan diyakini sebagai keniscayaan dan akhirnya diterima oleh alam bawah sadar anak kita dan label itu jadi benar adanya. Jadi tidak heran jika anak kita jadi anak yang tidak percaya diri karena kata kata negatif yang kita keluarkan itulah yang diyakini anak kita. YUK UBAH GAYA KITA, tidak lagi hakimi dengan kata- kata yang NEGATIF tapi kita ubah dengan kata kata yang KREATIF. 74

Misalnya : “Nak kamu kurang rajin sedikit” (pengganti kalimat “Kamu kog malas”) DIMENSI TIGA : “Pengendalian emosi diri” Rasanya ini adalah dimensi yang paling sulit karena hampir semua orangtua yang saya tanya jawabnya sulit sekali. Tetapi dalam Mindful Parenting kita sangat bisa menerapkannya. Ketika masalah datang kita bertanya kembali apakah dengan marah kita bisa menyelesaikan masalah ? Tapi dengan Mindful Parenting eMKa, kita bisa praktekkan dimensi pertama “mendengarkan dengan penuh perhatian” dan praktikkan dimensi kedua tidak menghakimi maka kita akan dapatkan bonus tidak emosi (tidak marah alias mam- pu mengendalikan emosi diri) 75

Contoh : “Mama nilai fisika aku dapat 20”, begitu pemberitahuan Julian sepulang sekolah. Karena saya tahu dia baru pertama dapat pelajaran fisika, maka saya sangat maklum dan saya ajak ngobrol. “Apakah ini nilai yang betul-betul kamu sudah usahakan dan kamu tidak bisa? Jika iya Mama akan bingkaikan dan Mama jadikan pajangan”, begitu penegasanku tanda saya hargai usaha dia. “Oh tidak Mama, saya kurang teliti”, begitu pembelaan dia. Dalam hati kecil saya sangat bahagia bahwa dia tahu dimana titik yang harus diperbaiki. Selang berapa lama kemudian dia kembali lagi dengan meyakinkan saya kalau usahanya gagal. “Mama, aku sudah usahakan dan nilai fisikaku tetap tidak baik dapat 50 sedangkan KKM nya harus 63”, begitu penjelasnya seperti kurang semangat. “Wah, hebat kamu kenaikannya 150 persen kalau di saham Mama sudah kaya (Begitu candaku). 76

Dan dalam Mindful Parenting eMKa, kami praktekkan tidak menghakimi maka saya ingat selalu. “Ok, kita harus bagaimana?”, tanyaku “Aku harus les Mama”, begitu jawab Julian dan dia jelaskan akan tanya informasi ke teman-temannya . Dan upayanya sangat luar biasa dia pilih yang harga paling murah bukan tidak bagus kualitasnya karena gurunya masih muda, mahasiswa dan masih fresh ilmunya. Dari mulai putuskan untuk les, cari guru dan sampai selesai lesnya saya sama sekali tidak terlibat dalam pemilihan karena saya sengaja berikan kesempatan dia untuk mandiri dan bertanggung jawab dengan kebebasan memilih mana yang dibutuhkan. 77

DIMENSI KEEMPAT: Adil dan bijaksana Adil dan bijaksana disini adalah berikan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Banyak anak jadi tidak punya daya juang karena orangtua selalu memberikan apa yang diinginkan, sehingga anak tidak terlatih untuk memiliki daya juang. Contoh : Matthew minta HP saat kelas 4 SD dan saya coba komuni- kasikan dengan gaya kekanakannya. “Mama, seluruh teman kelas dede sudah ada HP, dede juga mau”, ujar Matthew . “Oh ya, HP buatapa ya?”, tanyaku berlagak tidak mengerti. “Buat telepon teman-temanku”, imbuhnya. “Ok, kasih tahu mama temanmu yang paling jauh tinggalnya dimana ?”, harapanku di Amerika. “Komplek sebelah”, jawabnya lugu. “Ok De, sini kamu (sambil saya ajak dia mendekat ke tele- pon rumah) coba dede telepon apakah masih bisa telepon temanmu?”, saya pertegas. “Bisalah Mama”, sahut Matthew. 78

“Oh artinya telepon rumah masih bisa pakai dan kamu belum butuh HP. Sederhana, walaupun resikonya anak kecewa, tetapi minimum kita sudah jelaskan mengapa permintaannya ditolak dengan penjelasan yang bisa dimengerti walaupun tetap tidak bisa dihindari bahwa anak kita kecewa. 79

DIMENSI KELIMA: Welas Asih Buat lambang love dengan keempat jari menyatu serentak tanda kita bersama-sama bangun generasi yang penuh welas asih. Contoh : Saya cari gambar di google “Semut yang ditekan pakai jari manusia”. Saya langsung buatkan storytelling-nya dengan mimik yang lucu dan tambah suara seorang pendongeng. “Tolong tolong manusia, saya tidak mau mati” (sambil dengan peragakan tangan dua tangan dan satu kaki diangkat terus dorongin tangan manusia supaya dia tidak dipencet). Tetapi suara semut yang sangat kecil tidak terdengar oleh manusia, maka manusia dengan sangat mudah membunuh semut. 80

Sejak saat itu jika ada semut yang dilengan bajunya akan dipindahkan ke jarinya dan kemudian dipindahkan ke dinding. Kebayang ‘kan generasi yang terdidik dengan Mindful Parengting eMKa???? Yuk.. Kita upayakan dan kita jadikan BONUS Demografi, bukan BENCANA Demografi. 81

BAGAIMANA MULAINYA ?????? Ini syaratnya: - Lupakan masa lalu - Mulai hari ini - Belajar - Praktek - Berubah - Bagikan JIKA DIIKUTI SEMUA, MAKA SEMUA ILMU AKAN MASUK KE UBUN-UBUN. 82

GAYA KOMUNIKASI SATU ARAH? UDAH GAK JAMAN KELES 83

BEDANYA AKU KECIL DAN JULIAN KECIL AKU KECIL.... “Mama kog nangis ?”,melihat Mama nangis ketika menerima surat yang tertulis dalam bahasa mandarin. “Sudahlah anak kecil tidak usah tahu”, dengan mata membelalak sangat menakutkan dan sampai sekarang masih terekam dengan baik wajah Almarhumah Mama dan tidak berani tanya apa-apa lagi bahkan lihat mata mama saya mendelik saja saya sudah kabur. 84

KETIKA JULIAN KECIL.... “Mama kenapa sih laki laki harus menikah dengan perem- puan?”, tanya Julian dengan polosnya saat duduk dibangku SD 2 sekitar 8 tahun. Glekkkkk kaget dan bingung mau menjawab apa. Tapi saya janji tidak mau buat anak saya berhenti bertanya dan saya jawabnya begini: “Ian, Mama belum bisa jawab pertanyaanmu tapi Mama janji akan cari jawabannya ya dan secepatnya. Pada waktu itu saya dengar radio Cosmopolitan dan saat itu ada Mbak Clara Chriswanto sedang bicara tentang pengenalan sex dini pada anak anak dan saya sms pertanyaan saya dan ternyata pertanyaan menarik akhirnya saya dapat hadiah buku tentang sex educationnya mbak Clara. Saya lakukan ini demi anak-anak agar mereka dapat jawaban yang benar dan dari sumber yang benar, yang paling penting adalah saya hargai pertanyaan mereka dan saya mengakui jika saya memang belum bisa menjawabnya. 85

TIDAK BOLEH ADA KATA GENGSI SEBAGAI ORANGTUA DALAM MENDIDIK ANAK JAMAN NOW !!! Buka pintu bertanya seluas-luasnya dan kita harus kondisikan supaya anak-anak kita tidak dapat jawaban yang salah. 86

Tidak kaget lagi ketika Julian bilang: “Mama aku tidak suka diperlakukan seperti itu” (Buat aku tidak masalah dan itu yang aku harapkan dan intinya berani bersuara, namun tidak demikian dengan seki- tarku dan itu tidak penting bagiku, yang penting anak anakku bahagia) HARUS BERANI KATAKAN TIDAK JIKA TIDAK DAN KATAKAN IYA JIKA IYA PADA SIAPA SAJA Sulit untuk menjawab tidak itulah awal ke-tidaknyamanan dari kehidupan. Stop it... 87

CONTOH DEAL MAIN DI LUAR RUMAH: Anakku boleh main dan harus main, itu prinsipku sejak dulu dari sebelum punya anak. Setiap hari boleh main, hanya berapa lama mainnya itu yang perlu dibuat aturan bersama. Ajak anak duduk bersama dan buat aturan main yang melibatkan anak. “1 jam ya”, penawaran saya. “2 jam” kata Julian . “1 jam”, tetap bersikeras. “2 jam, 1 jam keringat belum keluar sudah masuk lagi Mama”, alasan yang tepat untuk bertahan. “1 jam”, tak tergoyahkan “Ok kita ambil tengahnya 1,5 jam”, tawaran yang bijaksa- na dari Julian “Ok mulai jam berapa?”, tanyaku lagi. “jam 16.30 sd 18 ya”, aku lanjutkan lagi . 88

Nah kalau terlambat masuk apa konsekuensinya? Mau... 1. Nulis 50 kalimat “saya tidak akan terlambat masuk lagi” atau 2. Mau berdiri di kotak eksekusi selama waktu keterlambatan- nya Sebenarnya 2 jam pun aku berikan, namun tujuan agar dia belajar deal dan tahu konsekuensi yang ditawarkan, itu tujuan akhir yang ingin aku capai. 89

CONTOH DEAL BERHENTI LES MANDARIN??? Aku juga lho seperti orangtua yang lain menawarkan les di luar pelajaran misalnya kecepatan berhitung seperti ku- mon, tapi jelas maksudnya agar mereka punya skill kecepa- tan berhitung bukan jadikan target mereka jadi juara dalam berlomba dan lain lain. Les bahasa mandarin juga dengan harapannya mereka punya modal untuk berkomunikasi di era globalisasi. Kedua les itu tidak dilanjutkan karena Julian tidak nyaman namun proses berhentinya dengan melibatkan dia juga . Aku tidak mau memaksakan namun aku mau Julian sadar kalau keputusannya sudah tepat setelah dia berpikir kembali. 90

Dan cara unik yang aku tawarkan dengan bercerita. ”Ian, misalnya Mama buka warung dan Mama ada jualan ter- asi. Suatu saat ada orang Taiwan mau beli terasi dia tulis di kertas, karena Mama tidak bisa baca Mama jawab aja tidak ada. Tetapi Julian pas datang dan karena Ian bisa baca, Ian kasih tahu Mama ini artinya Terasi” Coba, sayang ‘kan Mama bisa hilang kesempatannya, kare- na Mama tidak bisa baca tidak bisa tulis jadinya Mama tidak bisa bisnis dan kesempatan dagang bisa hilangkan??? 91

Terima kasih ya Julian, untung kamu les mandarin. Jadi gue kagak maksa dengan caranya yang kebanyakan dilakukan orangtua, maunya apa dipaksakan. Ada cerita lain, sama tidak mau les Inggris dan saya ceri- takan tentang Home Alone yang ketinggalan pesawat dan dibawalah sampai ke negara yang semua orang ngomong Inggris, karena Ian bisa bahasa Inggris akhirnya bisa lagi ber- tanya pada satpam dan akhirnya dibantu dan sampailah ke Indonesia dan bisa kembali ketemu mama papa lagi deh. Tetapi ingat jangan memaksa mereka untuk semua pilihan kita tetapi ajak mereka mencoba sampai mereka yang memutuskan berhenti dengan caranya, jadi orangtua harus kreatif cari solusi dan jangan kita yang ambil keputusan. Jika anak-anak mau berhenti apa alasannya dan bagaimana menghadap gurunya itu yang terpenting . 92

INTINYA JANGAN JADIKAN ANAK SEPERTI YANG KITA MAU, TETAPI BIARKAN MEREKA MEMUTUSKAN MANA YANG AKAN MEREKA PILIH KITA IKUTI PROSESNYA. 93

BERMAIN ITU HARUS DAN WAJIB HUKUMNYA (PERASAANKU WAKTU KECIL) KENAPA ANAK SEKARANG NGGAK BOLEH MAIN??? ANEH YA ORANGTUA??? 94

Jadi ingat masa kecil saya main terus sampai sela- lu bikin PR di sekolah sambil menunggu kakak kelas pulang bareng. Resiko jadi anak kecil karena harus menunggu tetangga yang jadi kakak kelas untuk pulang bareng . Mumpung belum dijemput, dan saya pikiran saya bagaimana bisa cepat bermain dan tidak perlu diganggu sama PR, maka semua PR saya selesaikan di sekolah. Makanya Mama heran karena tidak pernah melihat saya belajar. Seabrek permainan seakan schedule-nya menanti saya mulai dari main tak umpet, galaxing , rumah-rumahan, masak-masakan, lompat tali, lempar batu, karet, kelereng dan banyak lagi dan intinya semuanya permainan begitu membahagiakan. 95

Walaupun ada kalanya main kelewat waktu dan kena bonus pukulan rotan, nangis karena sakit sebentar terasa, tetapi bahagia menutup segalanya. Karena saya tahu main itu enak dan membahagiakan maka aku janji berikan kesempatan sebanyak-banyaknya buat anak anak kami main. Sampai kapan???? Sampai mereka sadar sendiri bahwa mereka tidak mau lagi lari-lari karena mereka menyadari kalau dirinya sudah besar. Untuk anak laki laki kalau sudah tumbuh jakun dan suara su- dah berubah. Kalau anak perempuan sudah tumbuh payudara, maka semuanya akan mereka hentikan sendiri dan mereka beralih ke permaian yang sesuai dengan usianya. 96

EMANGNYA GEN X NGGAK PERNAH JADI ANAK ANAK????? 97

Mau tahu waktu jadi anak-anak generasi X mainnya apa aja ?????? - Banjir - Air hujan - Tak umpet - Manjat pohon - Rumah rumahan - Kelereng - Kasti - Masak masakan - Galaxing etc Wah gak kehitung deh banyaknya 98

Padahal main itu jauh lebih banyak untungnya !!!! Nggak percaya ????? - Lebih kreatif - Lebih pintar - Mudah bersosialisasi - Lebih bisa manage emosi - Lebih empati - Lebih disiplin KOG BISA!!!!!! KOG BISA ??????? Udah jangan banyak tanya... 99

LEBIH KREATIF... MASA SIH?? BUKTIKAN AJA SENDIRI !!!!! 100

Karena anak sangat bahagia waktu main, maka dia akan cari cara bagaimanapun untuk bisa bermain. Kadang caranya itu bisa bikin orangtua meradang, dan itu akan membuat otaknya terus bekerja dan berkembang dengan kreatif Semua barang yang ada disekitar jadi bahan mainan. 101

LEBIH PINTAR... YANG BENER?????? MAU DONG. 102

Karena rasa bahagia ketika bermain, maka anak akan menggunakan akal pikirannya agar permainannya menyenangkan dirinya sendiri dan teman- teman yang diajaknya untuk bermain. Bahkan banyak permainan / mainan baru bisa tercipta dari apa yang ada disekitarnya untuk mengatasi rasa bosannya . Bahkan tangan dan jari-jari pun jadi permainan. 103


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook