E-BOOK PEMBELAJARAN MITIGASI WABAH PENYAKIT PASCA BENCANA ALAM KELAS Disusun Oleh: X Raudhatul Jannah Dr. Indri Yani, M.Pd. Lufty Hari Susanto, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2023
KATA PENGANTAR E-book mitigasi wabah penyakit pasca bencana alam ini disusun oleh dosen pembimbing dan mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan, e-book ini bertujuan untuk membantu pembaca meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Penulis berharap e-book ini dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai panduan dalam mempelajari suatu topik. E-book ini disusun oleh penulis dan divalidasi oleh para ahli di bidangnya dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai latar belakang. E-book ini juga dilengkapi dengan berbagai gambar dan video untuk memudahkan pembaca dalam memahami konsep-konsep yang disajikan. Penulis berharap e-book ini dapat membantu pembaca dalam mencapai tujuan belajar peserta didik dan meningkatkan kemampuan peserta serta menambah wawasan tentang mitigasi bencana. Selamat membaca dan semoga sukses! Bogor, Mei 2023 Penulis i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................. ii BAB 1 GAMBARAN UMUM BENCANA DI INDONESIA 1 A. Bencana di Indonesia ............................................ 2 B. Angka Kejadian Korban ....................................... 5 C. Krisis Kesehatan Pasca Bencana ...................... 7 D. Mitigasi Bencana .................................................... 9 E. Penanggulangan Bencana di Indonesia ......... 11 BAB 2 MACAM-MACAM BENCANA DI INDONESIA 12 A. Definisi Banjir .......................................................... 13 B. Banjir .......................................................................... 14 C. Gempa Bumi ............................................................. 17 D. Tsunami ..................................................................... 19 E. Letusan Gunung Api .............................................. 21 F. Tanah Longsor ......................................................... 24 G. Angin Puting Beliung ............................................ 26 H. Kekeringan ............................................................... 29 I. Kebakaran Hutan dan Lahan .............................. 31 BAB 3 MITIGASI WABAH PENYAKIT PASCA BENCANA ALAM 33 A. ISPA ............................................................................. 35 B. Diare ............................................................................ 37 C. DBD ............................................................................. 39 D. Leptospirosis ........................................................... 41 ii
DAFTAR ISI E. Penyakit Kolera ......................................................... 44 F. Campak ......................................................................... 46 G. Hepatitis A ................................................................... 48 H. Gangguan Stres Pasca Trauma ............................ 50 TAS SIAGA BENCANA ............................................................. 53 ISI KOTAK P3K .......................................................................... 54 HAL YANG DIBUTUHKAN KORBAN BENCANA ........... 55 TIPS PROTOKOL KESEHATAN DI PENGUNGSIAN .... 56 CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR ........................ 58 ETIKA BATUK DAN BERSIN ................................................. 59 CARA MENGGUNAKAN MASKER ...................................... 60 GLOSARIUM ............................................................................... iv DAFTAR PUSTAKA ................................................................... vii iii
KOMPETENSI INTI Elemen Pemahaman Biologi Capaian Pembelajaran (CP) Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas permasalahan-permasalahan berdasarkan isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta perubahan lingkungan. Tujuan Pembelajaran (TP) Peserta didik dapat menganalisis masalah mitigasi bencana dan adaptasi kebencanaan dengan baik dan tepat. Peserta didik dapat menganalisis penyakit yang sering muncul pasca bencana alam. Peserta didik dapat meningkatkan perilaku kesiapan dalam menghadapi bencana.
A. Bencana di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan Pernahkah kalian secara geografis yang terletak di garis mengalami khatulistiwa di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Pasifik dan Hindia. Posisi bencana/kejadian? Apa Indonesia berada dalam Cincin Api Pasifik yang kalian rasakan? (Ring of Fire) yang menjadikan wilayah Bagaimana tindakan Indonesia memiliki banyak sebaran patahan yang kalian lakukan (sesar) aktif. Selain itu, Indonesia juga dilalui saat itu? dua jalur gunung api besar dunia yaitu Sirkum Pasifik dan Mediterani. Pertumbuhan penduduk yang cepat Bencana juga dapat terjadi karena ulah tangan manusia. Kegiatan manusia seperti membuat lahan penggundulan hutan, pertambangan, dan terbuka yang sempit, pembangunan gedung tinggi dapat memicu terjadinya bencana alam seperti tanah longsor sehingga menjadi dan banjir. pemicu terjadinya banjir dan longsor Semua kejadian bencana tersebut menimbulkan darurat kesehatan antara lain banyak korban yang mengalami cedera, munculnya penyakit akibat air terkontaminasi oleh bakteri, virus, dan bahan kimia berbahaya. Masalah kesehatan lingkungan juga muncul, adanya korban meninggal, adanya peningkatan risiko penyakit menular, serta kerusakan Gambar 1. Peta Cincin Api Pasifik Sumber : id.wikipedia.org fasilitas kesehatan. 2
Ancaman Bencana di Indonesia Karakteristik dan Ancaman Bencana Geologi dan Hidrometeorologi di Indonesia Gambar 2. 3 Lempeng aktif sekitar Indonesia Sumber : id.wikipedia.org 3
Geologi Wilayah geologi Indonesia terletak di antara 3 lempeng aktif besar dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan lempeng Pasifik. Lempeng tersebut bertumbukan dan menyebabakan terbentuknya gunung api. Lempeng yang bergerak secara perlahan dengan kecepatan lambat sekitar 7 cm/tahun, jika tekanan dari gerakan ini terlepas maka akan terjadi gempa bumi. Sehingga mengakibatkan kondisi indonesia yang rentan mengalami gempa bumi, letusan gung api, tsunami, dan bencana lainnya. Hidrometeorologi Indonesia terletak di garis khatulistiwa sehingga wilayahnya beriklim tropis. TAHUKAH KAMU!! Akibat posisi geografis Pada musim peralihan, Indonesia berada dalam dua fenomena alam puting musim, yaitu : beliung menjadi ancaman bencana Musim penghujan (curah hujan tinggi), memicu terjadinya puting beliung, banjir, dan tanah longsor. Musim kemarau (curah hujan rendah), memicu terjadinya kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. 4
B. Angka Kejadian Korban Pasca Bencana Terdapat 295 patahan aktif yang teridentifikasi dan masih banyak patahan yang belum terindentifikasi. Angka kejadian bencana yang kian bertambah di Indonesia tentu tidak terlepas dari kondisi geografis dan geologis. Tabel Data Jumlah Bencana Alam Tahun 2013-2023 Sumber : dibi.bnpb.go.id 5
Menurut data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bencana alam yang paling sering terjadi adalah banjir yaitu sebanyak 1.506 kejadian. Jumlah tersebut setara 43,1% dari total kejadian bencana secara nasional. Provinsi yang paling sering mengalami bencana alam pada tahun 2022 adalah Jawa Barat yaitu sebanyak 817 kejadian, kemudian diikuti Jawa Tengah sebanyak 477 kejadian dan Jawa Timur sebanyak 396 kejadian. Gambar 3. Jumlah Kejadian Bencana Alam di Indonesia (1 Januari-29 Desember 2022) Sumber : databoks.katadata.co.id 6
C. Krisis Kesehatan Pasca Bencana Menurunnya kualitas hidup penduduk merupakan permasalahan kesehatan pasca bencana. Bencana yang diikuti dengan pengungsian berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang sebenarnya diawali oleh masalah bidang/sektor lain. Bencana gempa bumi, banjir, longsor dan letusan gunung berapi dalam jangka pendek dapat berdampak pada korban meninggal, kerusakan fasilitas kesehatan, korban cedera berat yang memerlukan perawatan intensif, serta peningkatan risiko penyakit menular. Gambar 4. Tim Dinas Kesehatan Gorontalo melakukan pelayanan kesehatan di Posko penanggulangan krisis kesehatan Sumber : dinkes.gorontaloprov.go.id Timbulnya masalah kesehatan antara Dampak bencana lain berawal dari kurangnya air bersih terhadap kesehatan yang berakibat pada buruknya masyarakat relatif sanitasi lingkungan dan kebersihan diri, hal tersebut merupakan awal dari berbeda-beda, perkembangbiakan beberapa jenis tergantung pada jenis penyakit menular. dan besaran bencana yang terjadi. 7
Salah satu masalah kesehatan akibat bencana adalah meningkatnya potensi kejadian penyakit menular dan penyakit tidak menular. Bahkan tidak jarang Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait penyakit menular tertentu (seperti diare dan disentri) yang dipengaruhi lingkungan dan sanitasi yang telah terdegredasi oleh bencana seperti banjir. Gambar 5. Korban gempa bumi dan tsunami di Palu Sumber : theconversation.com Wabah penyakit setelah bencana adalah SEKILAS INFO kejadian ketika terjadi penyebaran penyakit yang sangat cepat dan meluas di antara Adanya tindakan mitigasi populasi manusia atau hewan setelah terjadi berguna untuk mencegah bencana alam atau kejadian luar biasa terjadinya wabah penyakit dan lainnya. Setelah terjadi bencana alam, mengurangi risiko kesehatan kondisi lingkungan menjadi buruk dan sulit memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti yang mungkin terjadi. air bersih, sanitasi, dan tempat tinggal yang aman. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan menyebabkan terjadinya wabah. 8
D. Mitigasi Bencana Gambar 6. Berbagai bencana alam di Indonesia Sumber : volkpop.com Menurut UU 24 Tahun Mitigasi bencana merupakan langkah 2007, mitigasi adalah yang harus dilakukan sebagai titik tolak rangkaian upaya untuk utama penanggulangan bencana. mengurangi risiko bencana Sesuai dengan tujuan utamanya untuk baik melalui pembangunan mengurangi dan/atau meniadakan fisik maupun penyadaran korban jiwa dan potensi kerugian, maka dan peningkatan kapasitas titik berat perlu diberikan pada tahap untuk menghadapi risiko prabencana, yaitu kegiatan penahanan bencana. atau mitigasi. Pada prinsipnya mitigasi harus diterapkan pada semua jenis bencana, baik bencana alam maupun bencana buatan manusia (man-made disaster). 9
Dalam upaya penanganan bencana diterapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan, sebagai berikut: 1.Tahap pra bencana, dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana atau sedang dalam ancaman potensi bencana. Meliputi pencegahan, mitigasi, dan peringatan dini. 2.Tahap tanggap darurat, dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi bencana. 3.Tahap pasca bencana, saat setelah terjadi bencana. Meliputi pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Gambar 7. Siklus Penanggulangan Bencana Sumber : pmimedan.or.id 10
E. Penanggulangan Bencana di Indonesia Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab Penyelenggaraan penanggulangan bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi penanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana di tingkat nasional dengan didukung kementrian/Lembaga terkait, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Gambar 8. BPBD Kabupaten Sumedang Menggelar Simulasi Kementerian Dalam Negeri, TNI, Penanggulangan Bencana Alam Polri, Badan Pencarian dan Sumber : sinarpaginews.com Pertolongan (Basarnas), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan kementerian/lembaga terkait lain. 11
A. Definisi Bencana Alam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Setiap jenis bencana alam memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga dapat menimbulkan risiko penyakit menular yang berbeda-beda. Dengan mengenal karakteristik setiap ancaman, kita dapat mengetahui perilaku ancaman tersebut dan menyusun langkah- langkah pencegahan dan mitigasinya. Yuk pelajari lebih lanjut! Gambar 9. Gempa bumi di Kawasan Sumatera Barat Sumber : boombastis.com 13
B. BANJIR Gambar 10. Bencana Banjir di DKI Jakarta Sumber : kjpl.or.id Banjir adalah peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir terjadi karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, laut, danau, atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan yang tinggi. Banjir juga terjadi karena ulah manusia, salah satunya penggundulan hutan yang meningkatkan erosi, berkurangnya daerah resapan air karena alih fungsi lahan, aliran sungai tidak lancar akibat terhambatnya sampah, dan mendirikan rumah di bantaran sungai. 14
Gambar 11. Pasca Banjir Warga Banyak Terserang Penyakit Karena Keadaan Kurang Bersih Sumber : tribunnews.com Adapun penyakit yang INFO BENCANA BANJIR SAAT INI sering timbul pasca banjir yaitu : Ribuan rumah terdampak banjir di Berau, Kalimantan Timur. Banjir merendam Diare 1.887 unit rumah. Banjir berdampak ISPA (Infeksi Saluran pada 8 fasilitas pendidikan dan 4 fasilitas Pernapasan Akut) kesehatan, 2 tempat ibadah, 7 fasilitas Leptospirosis umum dan 1 unit jembatan terdampak. Demam berdarah BPBD Kab. Berau melakukan evakuasi Dermatitis kontak dan distribusi bantuan logistik. Langkah persiapan yang harus kita lakukan adalah : Menata daerah aliran sungai dari hulu ke hilir secara terpadu sesuai dengan fungsi lahan. Membangun sistem pemantauan dan peringatan dini pada wilayah yang sering terkena banjir. Memasang pompa dan penghalang ombak untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. Jangan membangun rumah di bantaran sungai. 15
Peta Sebaran Daerah Rawan Banjir 2023 Banjir hampir melanda seluruh daerah di Indonesia. Berikut data bencana banjir yang menimpa beberapa provinsi di Indonesia pada tahun 2023 menurut data BNPB. 1.Sumatera Utara : 9 daerah 8.Jawa Timur : 25 daerah 2.Sumatera Selatan : 16 daerah 9. NTT : 1 daerah 3.Bangka Belitung : 19 daerah 10.Sulawesi Selatan : 2 daerah 4.Kalimantan Barat : 3 daerah 11.Sulawesi Timur : 13 daerah 5.Kalimantan Selatan : 8 daerah 12.Sulawesi utara : 1 daerah 6.Jawa Barat : 2 daerah 13.Maluku Utara : 2 daerah 7.Jawa Tengah : 12 daerah 14.Papua : 2 daerah 16
C. Gempa Bumi Dampak yang terjadi pasca bencana banjir yaitu kesukaran akses dan mobilisasi, memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera, serta dalam beberapa kejadian dapat menyebabkan masalah Gambar 12. Gempa Bumi di Cianjur yang merusak banyak bangunan perekonomian di Sumber : kompas.com wilayah yang terkena. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang akan terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Sebagian besar gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi dari tekanan yang disebabkan oleh pergerakan lempeng. Tekanan semakin lama semakin meningkat dan akhirnya mencapai keadaan dimana pinggiran lempengan tidak dapat lagi menahan tekanan, kemudian gempa bumi terjadi. Penyakit yang sering timbul pasca gempa bumi yaitu sebagai berikut: 1.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 2. Diare 3. Meningitis 4.Hepatitis A 5. Leptospirosis 17
Peta Sebaran Daerah Rawan Gempa Bumi 2023 Berikut data bencana gempa INFO BENCANA BANJIR SAAT INI bumi di Indonesia pada tahun 2023 menurut data BNPB. Pada tanggal 8 Mei 2023, ribuan rumah terdampak banjir di Berau, Kalimantan 1.Sumatera Utara : 5 daerah Timur. Banjir merendam 1.887 unit 2.Jawa Timur : 1 daerah rumah. Banjir berdampak pada 8 fasilitas 3.Sulawesi Selatan : 1 daerah pendidikan dan 4 fasilitas kesehatan, 2 4.Sulawesi Tengah : 2 daerah tempat ibadah, 7 fasilitas umum dan 1 5.Papua : 2 daerah unit jembatan terdampak. BPBD Kab. Berau melakukan evakuasi dan distribusi bantuan logistik. 18
D. Tsunami Tsunami berarti gelombang ombak lautan. Tsunami merupakan serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergerakan di dasar laut akibat gempa bumi. Gambar 13. Tsunami di Aceh tahun 2004 Sumber : nasionalkontan.com Tsunami terdiri dari rangkaian Selain terjadinya kerusakan gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai lebih dari prasarana dan sarana yang 900 km/jam atau lebih. Tsunami bukanlah bencana baru dalam menyebabkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia, sejak tahun 1600 sampai dengan tahun 2007 terganggu, tsunami juga Indonesia telah mengalami beberapa kali tsunami besar dan hampir 90% mengakibatkan timbulnya kejadian tersebut disebabkan oleh gempa bumi di laut, 9% diakibatkan penyakit yaitu: oleh letusan gunung berapi, dan 1% karena tanah longsor bawah laut. Demam Berdarah Dengue Dalam kurun waktu tersebut tercatat bahwa lebih kurang 172 tsunami telah (DBD) terjadi di Indonesia. Diare Penyakit kolera Leptospitosis Malaria Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 19
Peta Sebaran Daerah Rawan Tsunami 2023 Mulai bulan januari sampai mei tahun 2023 tidak ada bencana tsunami yang terjadi di Indonesia. Gempa pada bulan april 2023 lalu di Nias Selatan, Pulau Tanabala, Sumatera Utara diketahui dari BMKG berpotensi tsunami. Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi Tanah Bala mencapai 11 cm. BMKG mengatakan bahwa gempa Mentawai ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan termasuk dalam gempa dangkal. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk selalu waspada terhadap bencana yang melanda. 20
E. Letusan Gunung Api Letusan gunung api adalah suatu peristiwa alam di mana material vulkanik, seperti lava, abu vulkanik, dan batu vulkanik, dilepaskan dari dalam gunung api ke permukaan bumi. Letusan gunung api dapat menyebabkan dampak yang besar bagi manusia dan lingkungan, tergantung pada kekuatan letusan, jenis material yang Gambar 14. Erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur Sumber : detik.com dilepaskan, dan lokasi gunung api tersebut. Beberapa dampak dari letusan gunung api adalah: 1.Kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur, seperti jalan raya, jembatan, dan fasilitas publik lainnya, akibat terkena material vulkanik yang dilepaskan. 2.Gangguan kesehatan manusia akibat terpapar asap dan gas beracun yang dilepaskan dari letusan, seperti sulfur dioksida, karbon monoksida, dan gas lainnya. 3.Gangguan terhadap aktivitas transportasi dan perjalanan, karena jalan raya dan bandara mungkin harus ditutup atau dihentikan sementara waktu. 4.Terputusnya pasokan air bersih, karena material vulkanik dapat mencemari sumber air. 5.Kerusakan terhadap tanaman dan pertanian akibat material vulkanik yang menutupi tanah dan mengurangi sinar matahari yang masuk. 6.Tsunami vulkanik dapat terjadi ketika material vulkanik jatuh ke laut atau danau dan menyebabkan gelombang besar yang dapat mencapai jarak yang jauh. 21
Gambar 15. Erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Sumber : kompas.com Letusan gunung api dapat menyebabkan risiko terhadap kesehatan manusia, tergantung pada kekuatan letusan, jenis material yang dilepaskan, dan lokasi gunung api tersebut. Beberapa penyakit yang sering muncul pasca letusan gunung api antara lain sebagai berikut : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Gangguan Kesehatan mata dan kulit Hipertensi Diare Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan dan mitigasi sebelum, selama, dan setelah letusan gunung api, termasuk melakukan evakuasi dini dan memakai masker yang tepat untuk melindungi saluran pernapasan. Selain itu, perlu dilakukan pembersihan area yang terdampak dan pengawasan terhadap pasokan air bersih dan makanan. Perawatan medis dan dukungan psikologis juga sangat penting untuk membantu pemulihan korban pasca letusan gunung api. 22
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM RI mencatat hingga pertengahan bulan Januari 2023 terdapat lima Gunung Api di Indonesia yang mengalami erupsi. Lima Gunung Api tersebut yakni Gunung Marapi, Anak Krakatau, Simeru, Kerinci, dan Gunung Ili Lewotolok. Dari kelima Gunung Api itu, yang paling intens mengalami erupsi adalah Gunung Marapi yang berada di Provinsi Sumatra Barat. Dari laman magma.esdm.go.id menyebutkan erupsi Gunung Marapi pada awal tahun 2023 paling intens terjadi. Bahkan jumlah erupsi yang terpantau oleh Pos Pengamatan Gunungapi di Bukittinggi mencapai 185 kali erupsi. Gambar 16. Peta Letusan Gunung Semeru Sumber : magma.esdm.go.id Awal tahun ini terjadi letusan Gunung Semeru pada Minggu, 5 Februari 2023 pukul 12:42 WIB. Ketinggian kolom letusan ditemukan ± 1500 m di atas puncak (± 5176 m dpl). Gumpalan abu yang diamati berwarna putih, abu-abu hingga coklat, dan sedang hingga tebal di pangkal. Letusan tersebut terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 900 detik. 23
F. Tanah Longsor Tanah longsor adalah bencana alam yang terjadi ketika lapisan tanah atau batuan bergerak turun dari lereng atau tebing. Dalam beberapa tahun terakhir, Gambar 17. Bencana Tanah Longsor di intensitas terjadinya Sukabumi bencana gerakan tanah di Sumber : CNN Indonesia Indonesia meningkat dan sebaran wilayah bencana meningkat. Hal ini Tanah longsor dapat menyebabkan disebabkan meningkatnya kerusakan pada infrastruktur, penggunaan lahan yang membanjiri daerah sekitarnya, dan tidak ramah lingkungan di bahkan menimbulkan risiko terhadap daerah rawan longsor, serta kesehatan. Beberapa penyakit yang hujan lebat yang sering muncul pasca tanah longsor berkepanjangan atau antara lain : peningkatan gempa bumi. 1.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 2.Dermatitis kulit 3. Diare 4.Demam Berdarah Dengue (DBD) 5. Leptospirosis 24
Peta Sebaran Daerah Rawan Tanah Longsor 2023 Berikut data bencana tanah longsor di Indonesia pada tahun 2023 menurut data BNPB. 1.Sumatera Utara : 8 daerah 2.Kepulauan Riau : 1 daerah 3.Sumatera Selatan : 11 daerah 4.Lampung : 1 daerah 5.Jawa Barat : 6 daerah 6.Jawa Tengah : 80 daerah 7.Jawa Timur : 51 daerah 8.NTT : 2 daerah 9.Kalimantan Barat : 4 daerah 10.Sulawesi Selatan : 1 daerah 11.Papua : 2 daerah 25
G. Angin Puting Beliung Angin puting beliung adalah Angin puting beliung yang angin yang berputar dengan bergerak dari laut dapat kecepatan lebih dari 60 km/jam. mengaduk air laut di bawahnya Bencana ini sering terjadi di dan pusatnya menghasilkan wilayah tropis diantara garis balik gelombang besar (badai). Di utara dan selatan, kecuali di tengah badai, angin bertekanan daerah-daerah yang sangat rendah membentuk kubah air berdekatan dengan khatulistiwa. besar yang menggenangi tanah Bencana ini disebabkan oleh saat angin badai menghantam perbedaan tekanna dalam suatu tanah. sistem cuaca. Gambar 18. Kejadian Angin Puting Beliung di Jawa Tengah Sumber : bpbd.sidoarjokab.go.id Ancaman puting beliung sulit diprediksi karena merupakan fenomena atmosfer skala lokal. Beberapa akibat bencana puting beliung adalah kerusakan rumah dan pohon tumbang. 26
Adapun spesifikasi tanda - tanda angin puting beliung, diantaranya adalah : Suhu udara terasa panas, suhu di sekitar proses terjadinya angin puting beliung akan terasa panas. Di langit tampak ada perubahan awan Cumulus (angin yang bergerombol dan berlapis - lapis). Di antara awan tersebut ada salah satu awan yang mempunyai batas tepinya dan secara jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi yang secara visualnya mirip dengan payung. Perubahan warna awan, dari awan yang berwarna putih berubah menjadi hitam pekat (awan cumulonimbus) Jika pepohoinan mulai bergoyang dengan perlahan kencang, maka akan di sertai dengan hujan dan tiupan angin kencang, biasanya hujan yang pertama kali turun deras dan apabila hujannya gerimis maka kejadian angin puting beliung jauh dari tempat anda berdiri. Terasa ada sentuhan dingin di tempat anda berdiri. Durasi fase pembentukan awan sampai awan punah berlangsung kira - kira selama 1 jam Puting beliung yang disertai hujan lebat dapat menyebabkan bencana banjir, tanah longsor, dan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, serta lingkungan sekitarnya. Pasca puting beliung, masyarakat di daerah yang terkena dampak bisa terancam oleh beberapa penyakit, antara lain: 1.Penyakit kulit 2.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 3. Diare 4.Demam Berdarah Dengue (DBD) 27
Peta Sebaran Daerah Rawan Angin Puting Beliung 2023 Berikut data bencana angin puting beliung di Indonesia pada tahun 2023 menurut data BNPB. 1.Sumatera Utara : 2 daerah 7. Jawa Timur : 31 daerah 2.Sumatera Selatan : 21 daerah 8. NTT : 4 daerah 3.Bangka-Belitung : 18 daerah 9. Kalimantan Selatan : 3 daerah 4.Lampung : 5 daerah 10.Sulawesi Selatan : 16 daerah 5.Jawa Barat : 2 daerah 11.Sulawesi Tengah : 3 daerah 6.Jawa Tengah : 29 daerah 12.Papua : 1 daerah 28
H. Kekeringan Gambar 19. Kondisi Kekeringan di Sumatera Selatan Sumber : merdeka.com Kekeringan adalah kondisi cuaca yang terjadi ketika wilayah tertentu mengalami kurangnya air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan. Kekeringan biasanya terjadi karena kurangnya hujan selama periode waktu yang lama atau berulang kali. Kekeringan dapat menyebabkan kerusakan ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta menyebabkan kelaparan dan konflik antar manusia. Kekeringan dapat terjadi di Peningkatan suhu global dan berbagai skala, mulai dari perubahan iklim di seluruh dunia skala lokal hingga skala global. diperkirakan akan meningkatkan Pada skala lokal, kekeringan frekuensi dan intensitas kekeringan dapat terjadi pada wilayah kecil pada masa depan. Oleh karena itu, seperti kawasan pertanian atau sangat penting untuk mengambil daerah perkotaan. Sementara tindakan pencegahan seperti pada skala yang lebih luas, penghematan air, pengelolaan kekeringan dapat terjadi pada sumber daya air yang bijaksana, wilayah yang sangat luas, dan pengurangan emisi gas rumah bahkan mencakup seluruh kaca untuk mengurangi dampak benua. perubahan iklim pada kekeringan. 29
Gambar 20. Kemarau Panjang di Sumsel Sumber : TribunNews.com Musim kemarau panjang dan kekeringan ekstrim dapat meningkatkan risiko penyakit seperti : Leptospirosis Diare Penyakit kolera Kemungkinan munculnya penyakit tersebut meningkat apabila terjadi kekurangan air untuk sanitasi atau bila terjadi kekeringan atua banjir. 30
I. Kebakaran Hutan dan Lahan KARHUTLA Gambar 21. Bencana Karhutla di Sumatera Sumber : kompas.com Kebakaran hutan dan lahan adalah bencana alam yang terjadi ketika api terus menyebar di daerah yang biasanya ditutupi oleh tumbuhan seperti hutan, lahan gambut, dan padang rumput. Kebakaran dapat disebabkan oleh faktor alami seperti petir atau faktor manusia seperti pembakaran hutan yang tidak terkontrol, kebakaran lahan untuk membuka lahan baru, atau pembakaran sampah yang tidak terkendali. Kebakaran hutan dan lahan dapat menyebabkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang serius. Selain merusak hutan dan lahan, kebakaran juga dapat merusak lingkungan hidup seperti kualitas udara, air, dan tanah. Kebakaran dapat mengeluarkan asap dan gas beracun yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Selain itu, kebakaran juga dapat memengaruhi iklim dan cuaca, serta mengancam keanekaragaman hayati dan habitat satwa liar. 31
Dalam rangka mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada periode tahun 2023, BNPB bersama Kementerian Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), meminta kepada semua pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan atas potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2023. Gambar 22. Kondisi saat El Nino dan La Nina Sumber : news.republika.co.id Dari prediksi BMKG terdapat potensi terjadinya El Nino setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina. Sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan potensi karhutla seperti di tahun 2019. Akibat kebakaran hutan dan lahan berdampak pada krisis kesehatan yang menimbulkan penyakit pasca karhutla terjadi, penyakit tersebut antara lain : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pneumonia Asma Penyakit mata dan kulit 32
Mitigasi wabah penyakit Yuk kita pelajari pasca bencana menjadi lebih lanjut! hal yang sangat penting untuk diambil tindakan. Penyakit Pasca Salah satunya dengan Bencana Alam cara mengurangi risiko wabah penyakit pasca ISPA Diare bencana. DBD Leptospirosis Dermatitis Kulit Penyakit Kolera Campak 34
A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Gambar 23. ISPA pada Anak Akut (ISPA) adalah penyakit Sumber : morinagaplatinum.com infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Penyakit ISPA bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur, dan dapat menyebar melalui tetesan udara atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi. Gejala orang yang terkena ISPA umumnya batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas, demam, sakit kepala, lelah atau kelelahan, serta nyeri otot dan sendi. ISPA bisa disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri, atau jamur. Beberapa virus yang sering menyebabkan ISPA, seperti rhinovirus, coronavirus, dan influenza virus. Bakteri yang sering menyebabkan ISPA, seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Bordetella pertussis. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah ISPA yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dengan alkohol, menjaga jarak aman dari orang yang sakit, kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, serta menghindari merokok dan asap rokok. 35
Untuk mengobati ISPA, dokter biasanya akan merekomendasikan obat yang sesuai dengan penyebab ISPA, seperti obat antivirus, antibiotik, atau obat pereda gejala. Selain itu, perawatan mandiri seperti istirahat yang cukup, minum banyak air, dan penggunaan obat pereda gejala juga dapat membantu meringankan gejala ISPA. Namun, jika gejala ISPA semakin parah atau tidak kunjung membaik setelah beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter. Dalam beberapa kasus, tindakan medis lebih lanjut seperti terapi oksigen atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan. Tindakan Mitigasi Bencana terhadap Penyakit ISPA Peningkatan kesadaran masyarakat, seperti mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak sosial, dan menggunakan masker saat berada di tempat umum, menyiapkan fasilitas kesehatan dan dilengkapi dengan obat-obatan, alat pelindung diri (APD) dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pasien dengan ISPA, pemantauan kesehatan terhadap orang-orang yang terkena dampak bencana, terutama mereka yang terpapar debu, asap, dan partikel berbahaya lainnya. Menerapkan sistem sanitasi yang baik untuk mencegah penyebaran penyakit ISPA. Oleh karena itu, fasilitas sanitasi seperti toilet umum, tempat penampungan sampah, dan air bersih harus dijaga kebersihannya. Selain itu, memberikan vaksinasi kepada orang-orang yang terpapar bencana dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ISPA, menyediakan tempat pengungsian yang aman dan sehat, mengadakan kegiatan edukasi kesehatan untuk memberikan informasi tentang cara mencegah penyebaran penyakit ISPA dan cara mengobati penyakit tersebut, serta menyediakan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup. 36
B. Diare Gambar 24. Orang yang Mengalami Diare Merasakan Sakit Perut Sumber : morinagaplatinum.com Diare adalah kondisi yang ditandai dengan frekuensi buang air besar yang lebih sering dan tinja yang cair atau encer. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada saluran pencernaan. Gejala penderita diare antara lain seperti buang air besar lebih sering dan tinja yang cair atau encer, kram perut atau sakit perut, mual atau muntah, demam, serta kelelahan. Penyebab diare beragam, misalnya terinfeksi virus dan bakteri, konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi dengan kotoran akibat sanitasi yang buruk pasca bencana terjadi. Tindakan pencegahan penyakit diare dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah buang air besar, menghindari makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya, menghindari konsumsi air mentah atau air yang tidak diketahui kebersihannya, menjaga kebersihan lingkungan, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan olahraga secara teratur, 37
Penyakit diare dapat dilakukan tindakan penanggulangan agar tidak dapat terjadi dengan melakukan kebiasaan seperti mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan kaya akan nutrisi, menghindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala diare, mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala Tindakan Mitigasi Bencana terhadap Penyakit Diare Peningkatan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah penyebaran penyakit diare Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk penyediaan sanitasi yang baik Memberikan edukasi tentang kesehatan dan tata cara hidup bersih dan sehat kepada masyarakat Menyediakan air bersih dan makanan yang sehat dan aman Menyediakan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup di pusat kesehatan atau posko kesehatan untuk memastikan bahwa pasien dengan diare dapat diberikan perawatan yang memadai Mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan terhadap masyarakat untuk mengidentifikasi kasus diare secara dini dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas Menyediakan tempat pengungsian yang aman dan sehat, termasuk sanitasi yang baik dan fasilitas cuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit diare di tempat pengungsian. 38
C. Demam Berdarah Dengue DBD Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa, seperti demam berdarah atau sindrom syok dengue. Gejala penderita DBD antara Gambar 25. Nyamuk Aedes aegypti lain seperti, demam tinggi yang Sumber : news.republika.co.id tiba-tiba muncul, sakit kepala parah, nyeri sendi, otot, dan tulang, ruam kulit yang muncul setelah demam, mual dan muntah, pendarahan dari hidung atau gusi, serta perut terasa nyeri. Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup dan berkembang biak di daerah tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Penyakit DBD dapat dicegah dengan cara menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau produk insektisida yang aman, membersihkan lingkungan sekitar dari tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, seperti kolam atau bak mandi yang tidak digunakan, menggunakan baju panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan, terutama pada waktu pagi dan sore hari ketika nyamuk Aedes aegypti lebih aktif, serta menggunakan lotion anti nyamuk atau obat nyamuk yang aman 39
Penyakit DBD dapat dilakukan tindakan penanggulangan dengan cara meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi, mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala, serta istirahat yang cukup untuk membantu tubuh pulih dari infeksi Tindakan Mitigasi Bencana TAHU KAH KAMU? terhadap Penyakit DBD Pada tahun 2011, tercatat sekitar 3 miliar orang di seluruh dunia menderita demam berdarah dan 20.000 diantaranya mengalami kematian Mitigasi penyakit DBD pasca bencana harus dilakukan dengan cara: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah penyebaran penyakit DBD Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk penyediaan sanitasi yang baik Memberikan edukasi tentang kesehatan dan tata cara hidup bersih dan sehat kepada masyarakat Menyediakan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup di pusat kesehatan atau posko kesehatan untuk memastikan bahwa pasien dengan DBD dapat diberikan perawatan yang memadai Mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan terhadap masyarakat untuk mengidentifikasi kasus DBD secara dini dan mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas Menyediakan tempat pengungsian yang aman dan sehat, termasuk sanitasi yang baik dan fasilitas cuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit DBD di tempat pengungsian. 40
D. Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini dapat menyerang hewan dan manusia, dan dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang bervariasi dari ringan hingga parah. Gambar 26. Leptospirosis yang Menyebar melalui Hewan Tikus Sumber : pantau.com Gejala penderita DBD antara lain seperti, demam tinggi, sakit kepala, mual dan muntah, nyeri pada otot dan sendi, ruam kulit, sakit perut, mata merah, bahkan pembesaran kelenjar getah bening. Penyebab Leptospirosis adalah bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine hewan terutama tikus, babi, anjing, sapi, dan kuda. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi. Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi. 41
Leptospirosis dapat dicegah dengan cara mencegah kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, terutama saat beraktivitas di lingkungan yang berpotensi terkontaminasi seperti ladang, kebun, atau area pesisir, menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama hewan liar seperti tikus atau anjing liar, membersihkan luka dengan baik jika terkena air atau tanah yang terkontaminasi, dan menghubungi dokter jika gejala muncul, serta mengenakan pakaian pelindung seperti sarung tangan, sepatu bot, dan jas hujan saat beraktivitas di lingkungan yang berpotensi terkontaminasi. Tindakan penanggulangan terhadap penyakit ini perlu dilakukan dengan cara pemberian antibiotik yang tepat dan sesuai dosis sesegera mungkin setelah terdiagnosis terinfeksi bakteri Leptospira, pemberian cairan infus atau terapi rehidrasi oral untuk mencegah dehidrasi pada pasien yang mengalami muntah atau diare, obat-obatan untuk meredakan gejala seperti demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan sendi, serta istirahat yang cukup untuk membantu tubuh pulih dari infeksi. 42
Tindakan Mitigasi Bencana terhadap Penyakit Leptospirosis Mitigasi penyakit Leptospirosis pasca bencana harus dilakukan dengan cara: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah penyebaran penyakit leptospirosis, terutama selama periode pasca bencana. Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk penyediaan sanitasi yang baik. Memberikan edukasi tentang kesehatan dan tata cara hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Menyediakan obat-obatan dan peralatan medis yang cukup di pusat kesehatan atau posko kesehatan untuk memastikan bahwa pasien dengan leptospirosis dapat diberikan perawatan yang memadai. Menyediakan tempat pengungsian yang aman dan sehat, termasuk sanitasi yang baik dan fasilitas cuci tangan untuk mencegah penyebaran leptospirosis di tempat pengungsian.. 43
E. Penyakit Kolera Gambar 27. Anak yang Terserang Penyakit Kolera Sumber : yesdok.com Kolera adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit ini biasanya menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Kolera dapat menyebabkan diare akut dan dehidrasi yang parah, sehingga dapat mengancam nyawa. Gejala penderita kolera antara lain seperti, diare yang berair dan berlebihan, mual dan muntah, demam rendah, kelelahan, dan dehidrasi. Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang dapat hidup di lingkungan air dan tanah yang lembab. Bakteri ini biasanya menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja manusia atau hewan yang terinfeksi. Adapun cara pencegahan penyakit kolera yaitu dengan mengkonsumsi air dan makanan yang bersih dan ama, memasak makanan dengan benar dan mencuci tangan sebelum dan setelah makan, menghindari makanan yang dijual di pinggir jalan atau yang tidak jelas kebersihannya, menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik, serta meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang cara mencegah penyebaran kolera. 44
Search