Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 0008-EKMA4111_EDISI 2

0008-EKMA4111_EDISI 2

Published by katalogpenerbit, 2019-05-28 06:09:23

Description: 0008-EKMA4111_EDISI 2

Search

Read the Text Version

e. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 5) E-commerce merupakan penggunaan internet dan alat-alat elektronik lainnya untuk transaksi baik eceran maupun bisnis ke bisnis yang mampu menciptakan pasar baru di dunia. Salah satu alat dalam teknologi informasi seperti BlackBerry merupakan telepon pintar yang memiliki karakteristik internet tanpa kabel yang mengaplikasikan gaya personal komputer di kantor namun dapat dibawa ke mana-mana. Keunggulan alat ini adalah menghemat waktu, dapat berhubungan dengan pelanggan maupun pemasok di mana pun mereka berada. RANGKUMAN 1) Kewirausahaan merupakan penerimaan terhadap resiko dalam memulai dan melakasanakan bisnis. Wirausaha adalah orang yang memiliki bakat atau kemampuan memfokuskan pada kesempatan, baik dalam usaha yang baru maupun usaha yang telah ada, untuk menciptakan nilai, dan mengasumsikan resiko dan penghargaan merupakan hasil usahanya sendiri. Para pebisnis memulai usahanya dengan mendirikan bisnis kecil. Apabila mampu memanfaatkan kesempatan yang ada, keuntungan bisnis kecil tersebut dapat mengalahkan bisnis besar. Tidak semua bisnis besar lebih baik daripada bisnis kecil. Ada berbagai karakteristik dan persyaratan agar individu dapat menjadi wirausaha atau pebisnis yang berhasil. Berwirausaha juga memiliki keunggulan dan kelemahan. 2) Perencanaan bisnis merupakan catatan mendetail tentang bisnis yang akan dilakukan, yang meliputi karakteristik bisnis yang akan dilakukan, pasar sasaran, keunggulan bisnis yang akan didirikan dibandingkan pesaing, serta sumber daya dan kualifikasi pemilik bisnis. Perencanaan bisnis ini dapat memberikan kekuatan dan keyakinan pemilik terhadap produk atau jasa yang ditawarkannya. 3) Dalam bisnis ada banyak pihak yang mempunyai kepentingan, yang disebut pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan merupakan individu atau sekelompok orang yang memiliki harapan terhadap keberlangsungan bisnis atau cara bisnis beroperasi. Pemangku kepentingan adalah pendiri, pemilik, karyawan dan yang telah pensiun,

4.56 Pengantar Bisnis  pelanggan, pemasok, pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat secara umum. Namun demikian, ada kalanya harapan para pemangku kepentingan tersebut dapat saling bertentangan. 4) Bisnis perlu didukung oleh teknologi informasi yang mutakhir agar mampu memberikan hal yang diharapkan pelanggan. E-commerce merupakan penggunaan internet dan alat-alat elektronik lainnya untuk transaksi baik eceran maupun bisnis ke bisnis yang mampu menciptakan pasar baru di dunia. Berbagai teknologi informasi tersebut memiliki fungsi masing-masing, memiliki keunggulan, dan tentu saja memiliki kelemahan. TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Ada beberapa alasan mengapa orang berani memulai bisnis, antara lain .... A. kesempatan dan keuntungan B. kesempatan dan ancaman C. ketergantungan dan tantangan D. kepuasan dan kemudahan 2) Berikut adalah beberapa syarat wirausaha, yaitu .... A. merasakan kemudahan dan kepuasan B. bergantung dan berorientasi pada keuntungan C. menginginkan kepastian dan mandiri D. bersemangat dan memaklumi ketidakpastian 3) Catatan mendetail tentang bisnis yang akan dilakukan, yang meliputi karakteristik bisnis yang akan dilakukan, pasar sasaran, keunggulan bisnis yang akan didirikan dibandingkan pesaing, serta sumber daya dan kualifikasi pemilik bisnis disebut .... A. perencanaan bisnis B. pengelolaan bisnis C. pengendalian bisnis D. pengembangan bisnis 4) Keunggulan bisnis kecil dibanding bisnis besar dalam memasuki pasar internasional, yaitu .... A. dalam mengadakan kesepakatan bisnis kecil penuh dengan birokrasi

B. pengiriman barang dari pebisnis kecil lebih lambat daripada pengiriman barang dari pebisnis besar C. perusahaan kecil lebih mampu memberikan pelayanan secara personal dan lebih mampu memberikan perhatian secara personal D. perusahaan kecil menyediakan sedikit ragam pasokan 5) Penggabungan dua perusahaan yang terlibat dalam tahap yang berbeda dalam bisnis disebut .... A. merjer vertikal B. merjer horizontal C. merjer konglomerat D. konsolidasi 6) Kegiatan untuk mendapatkan keuntungan dengan menyediakan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan disebut .... A. aktivitas B. bisnis C. berdagang D. produksi 7) Sistem informasi untuk mengorganisasi dan mengelola kegiatan perusahaan antarproduk, antardepartemen, dan antarlokasi geografis disebut .... A. e-commerce B. enterprise resource planning C. extranets D. electronic conferencing 8) Berikut adalah pemangku kepentingan primer (primary stakeholders), yaitu …. A. pelanggan, manajer, serikat pekerja B. pelanggan, karyawan, serikat pekerja C. pemilik, karyawan, masyarakat D. pemilik, pelanggan, karyawan 9) Beberapa manfaat teknologi informasi antara lain …. A. menghemat waktu B. memungkinkan hubungan dengan para pemangku kepentingan C. sulit tercapai efisiensi organisasi D. meningkatkan kolaborasi di antara unit-unit internal dan eksternal

4.58 Pengantar Bisnis  10) Teknologi informasi yang memungkinkan sekelompok orang dapat berkomunikasi secara simultan dari berbagai lokasi melalui e-mail, telepon, atau video sehingga menghemat waktu dan biaya disebut .... A. dataconferencing B. videoconferencing C. client-server network D. electronic conferencing Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar × 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Tes Formatif 1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1) C 2) A Tes Formatif 2 3) B 1) A 4) A 2) D 5) D 3) A 6) C 4) C 7) C 5) A 8) B 6) B 9) B 7) B 10) B 8) D 9) C 10) D

4.60 Pengantar Bisnis  Daftar Pustaka Boone, L.E. dan Kurtz, D.L. (2005). Contemporary Business, 11th edition. Canada: Thomson. Bovee, C.L. dan Thill, J.V. (2001). Business In Action; Step Into World of Opportunity in The 21st Century. New jersey: Prontice Hall, Upper Saddle River. Ebert, R.J. dan Griffin, R.W. (2009). Business Essentials. 7th edition. Singapore: Prentice Hall – Pearson Education International. Ferrell, O.C.; Hirt, G.A.; dan Ferrell, L. (2011). Business: A Changing World. 8th edition. United States: McGraw-Hill & Irwin. Fry, F.L.; Stoner, C.R.; dan Hattwick, R.E. (2000). Business: An Integrative Approach, 2nd edition. Singapore: Irwin-McGraw Hill. H3R1YADI’s BLOG,. Peran UMKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Diakses dari http://h3r1y4d1.wordpress.com/category/tulisan-heri-yang-lainnyaclick- this/ tanggal 12 Desember 2012 Madura, J. (2007). Introduction to Business, 4th edition. Australia: Thomson SouthWestern. Moore, C.W.; Petty, J.W.; Palich, L.E.; dan Longenecker, J.G. (2010). Managing Small Business: An Entrepreneurial Emphasis 15th edition. Singapore: South-Western Cengage Learning. Worthington, I dan Britton, C. (2000). The Business Environment, 3rd edition. Singapore: Prentice Hall & Pearson Education. Zimmerer, T.W dan Scarborough, N.M. (2002). Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management 3rd edition. New Jersey: UpperSaddle River.

Modul 5 Manajemen Bisnis dan Organisasi Pada Pasar Sekarang Dr. Dorothea Wahyu Ariani, S.E.,M.T. PENDAHULUAN B isnis dapat berjalan dengan baik bila dikelola dengan baik oleh orang- orang yang memiliki kompetensi sebagai pengelola bisnis. Untuk mencapai tujuan organisasi, perusahaan harus memiliki peralatan dan bahan baku untuk menghasilkan produk yang ditawarkan ke pasar, karyawan harus membuat barang atau memberikan layanan kepada pelanggan, dan sumber daya keuangan atau modal digunakan untuk membeli barang dan layanan, membayar karyawan, dan mengoperasikan bisnis secara umum. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan satu atau beberapa manajer atau pengelola untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan pekerjaan agar berjalan dengan baik. Selain itu, bisnis juga memerlukan struktur organisasi yang berpengaruh dalam membuat keputusan dalam menanggapi permasalahan yang ada dan memengaruhi sikap karyawan terhadap organisasi atau pekerjaannya. Struktur yang tepat akan dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan efisiensi. Perusahaan yang beroperasi dalam insustri yang sama, bisa saja memiliki struktur yang berbeda. Modul 5 ini membahas mengenai manajemen dan organisasi yang diperlukan dalam mengelola bisnis. Setelah memahami kepemilikan bisnis, maka Modul 5 ini akan memaparkan cara mengelola dan mengorganisasi bisnis. Modul 5 ini meliputi dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama membahas mengenai masalah manajemen, yang meliputi pembahasan mengenai pengertian manajemen, fungsi, jenis, peran, dan keahlian dalam manajemen, dan manajemen strategis. Sementara itu, kegiatan belajar kedua membahas mengenai organisasi pada masa sekarang. Kegiatan belajar kedua meliputi pembahasan mengenai bentuk dasar struktur organisasi, struktur,

5.2 Pengantar Bisnis  dan model organisasi, dan organisasi yang berubah untuk beradaptasi terhadap perubahan. Secara umum, setelah mempelajari Modul 5 ini, peserta didik diharapkan dapat menjelaskan berbagai konsep manajemen atau pengelolaan dan menjelaskan berbagai bentuk dan model struktur organisasi yang tepat bagi organisasi bisnis dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 5 ini, peserta didik diharapkan: 1. Mampu menjelaskan siapakah manajer itu? 2. Mampu menjelaskan fungsi, jenis, peran, dan keahlian manajemen 3. Mampu menjelaskan manajemen strategis 4. Mampu menjelaskan bentuk dasar struktur organisasi 5. Mampu menjelaskan struktur dan model organisasi 6. Mampu menjelaskan organisasi yang berubah-ubah dan adaptasi terhadap perubahan 7. Mampu menjelaskan hubungan organisasi, budaya, dan kinerja organisasional

 EKMA4111/MODUL 5 5.3 Kegiatan Belajar 1 Fungsi Manajemen Bisnis A. SIAPAKAH MANAJER ITU Semua perusahaan atau organisasi, baik organisasi besar ataupun kecil tergantung pada pengelolaan yang efektif. Pengelolaan meliputi analisis lingkungan persaingan serta perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan operasional dari hari ke hari. Pengelola atau manajer bertanggung jawab atas tercapainya kinerja dan keefektifan tim, divisi, atau pun perusahaan. Meskipun pembahasan tentang manajemen lebih ditekankan pada manajemen bisnis, namun konsep manajemen dapat diterapkan pada semua jenis organisasi, baik organisasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan maupun organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan. Manajer yang bekerja pada perusahan besar, perusahaan kecil, organisasi sosial, institusi pendidikan, dan pemerintah, semua mempunyai kewajiban, peran, tanggung jawab, fungsi, dan kedudukan, serta dituntut untuk mempunyai keahlian yang sama. Manajemen adalah proses yang didesain untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dalam lingkungan yang serba berubah (Ferrell et al., 2011). Efektif berarti mampu mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, sementara itu, efisien berarti mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya minimum. untuk mencapai tujuan. Manajer adalah orang yang membuat segala sesuatu sesuai dan terlaksana dengan baik melalui orang lain (Robbins & Judge, 2011). Manajer juga merupakan individu atau orang yang membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya organisasi dan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengordinasian, pengarahan, dan pengendalian kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer dituntut mampu membuat keputusan mengenai semua kegiatan bisnis atau operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen bersifat universal, bukan hanya bisnis yang membutuhkan manajemen, melainkan semua organisasi, baik organisasi pemerintah, militer, serikat pekerja, sekolah, rumah sakit, gereja, koperasi, maupun berbagai organisasi sosial lainnya.

5.4 Pengantar Bisnis  Semua organisasi pasti membutuhkan sumber daya, seperti sumber daya manusia, modal, material, peralatan, dan informasi) untuk mencapai tujuan dan mengordinasi penggunaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu menghasilkan barang dan layanan serta mendapatkan keuntungan. Karyawan atau sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Keberhasilan organisasi dalam kegiatan rekrutmen, memberikan pelatihan kepada karyawan, memberi penghargaan, dan memberikan berbagai fasilitas dan jaminan bagi karyawan dapat mendorong loyalitas karyawan. Memperoleh pemasok juga merupakan hal yang penting dalam mengelola sumber daya dan menjamin ketersediaan barang dan layanan secara tepat. Pemasok yang baik akan memaksimumkan efisiensi dan memberikan solusi kreatif yang membantu perusahaan mengurangi berbagai biaya dan mencapai tujuan. Manajer juga membutuhkan sumber daya modal atau keuangan yang dapat diperoleh dari pemilik atau para pemegang saham. Sumber daya ini juga dapat diperoleh melalui berbagai sumber seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Semua sumber daya keuangan harus dikoordinasikan dan dikendalikan untuk mendapatkan keuntungan. Akhir-akhir ini, organisasi atau perusahaan juga memerlukan manajemen internasional yang selalu berubah atau tidak pernah signifikan dengan kondisi yang ada saaat ini. Perusahaan yang berpikir ke arah global pasti memiliki rekan bisnis seperti subkontrak atau kerja sama lain untuk bersama-sama perusahaan memasuki pasar global. Bidang manajemen internasional tidak akan pernah memberikan tantangan dan kesempatan bagi individu, para manajer, para praktisi bisnis, dan para akademisi yang tidak mau tanggap terhadap perubahan. Namun, keputusan perusahaan untuk melakukan ekspansi ke pasar global membutuhkan manajer yang familiar dengan permasalahan perdagangan dan keuangan internasional, seperi budaya, struktur politik, perbedaan geografis, dan demografis, teknologi, waktu, makanan, dan sebagainya. Tidak ada organisasi atau perusahaan di negara mana pun di dunia ini yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan barang atau layanan tanpa ada saling ketergantungan atau independensi dengan organisasi atau perusahaan lain bahkan dengan negara lain. Salah satu aspek penting dalam mengelola bisnis adalah menentukan dan memahami budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan nilai, keyakinan, tradisi, filosofi, dan model peran bersama mengenai perilaku. Budaya korporasi merupakan budaya organisasional yang ada pada semua

 EKMA4111/MODUL 5 5.5 organisasi dengan tidak membedakan ukuran, jenis, produk, atau keuntungan organisasi. Perilaku, program, dan kebijakan perusahaan diharapkan dapat mendorong dan mendukung budaya organisasi. Budaya organisasi dapat diekspresikan secara formal melalui misi, kode etik, manual, upacara atau ritual, dan sebagainya. Adakalanya, budaya organisasi juga diekspresikan secara informal, seperti pakaian kerja, kebiasaan kerja, kegiatan ekstra, dan sebagainya. Budaya organisasi yang kurang baik menyebabkan karyawan kurang produktif, tidak dapat mandiri, dan memiliki kebiasaan atau sikap yang buruk. Hal ini akan nampak dihadapan konsumen. Budaya organisasi juga membantu karyawan atau semua anggota organisasi menjamin bahwa semua peraturan mengenai cara organisasi dijalankan dan cara permasalahan yang ada dapat diselesaikan. Menurut Robbins dan Judge (2011), terdapat tujuh karakteristik utama yang mampu menangkap budaya organisasi, yaitu: 1. Inovasi dan menangani risiko, yaitu kemampuan karyawan untuk berinovasi dan berani mengambil risiko dalam melaksanakan proses bisnisnya dalaam organisasi. 2. Perhatian pada sesuatu secara rinci, yaitu kemampuan karyawan untuk melakukan analisis, memperhatikan kesempurnaan, dan melakukan perhatian secara mendetail. 3. Orientasi pada hasil, yaitu kemampuan manajemen dalam memfokuskan lebih pada hasil daripada teknik atau proses untuk mencapai hasil tersebut. 4. Orientasi pada orang, yaitu perhatian manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih memperhatikan pengaruhnya pada orang atau individu di dalam organisasi tersebut. 5. Orientasi pada tim, yaitu penekanan perhatian manajemen lebih pada kegiatan tim daripada kegiatan individu. 6. Keagresifan, yaitu tingkat keagresifan dan persaingan individu dalam melakukan pekerjaannya. 7. Stabilitas, yaitu kegiatan organisasi yang lebih menekankan pada kondisi yang tetap (status quo) dan bukan pada pertumbuhan. Sementara itu, menurut Hofstede, ada lima dimensi budaya, (robbins & Judge, 2011) yaitu: 1. Jarak Kekuasaan (Power Distance), yang menunjukkan derajat ketidaksamaan kekuasaan dari institusi atau organisasi dalam masyarakat. Dalam organisasi, jarak kekuasaan dapat memengaruhi

5.6 Pengantar Bisnis  banyaknya kelas atau tingkatan formal para pembuat keputusan dan derajat sentralisasi kewenangan. 2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertainty Avoidance), yang menunjukkan derajat ketidakpastian atau resiko yang dapat diterima dan ancaman dari situasi yang ambigu. Secara lebih khusus, hal ini berhubungan dengan cara masyarakat bereaksi terhadap ketidakpastian di masa depan. 3. Individualisme, yang memfokuskan pada unit operasi individual. Karyawan merupakan individu yang bebas dan seringkali mendefinisikan dirinya dari pandangan personal. Individualisme juga menekankan otonomi, nilai, martabat, dan perilaku individual. 4. Maskulinitas, yang menunjukkan nilai-nilai ketika dalam masyarakat dan sikap agresif memiliki kesombongan kesejahteraan, status sosial, dan prestasi atau capaian. 5. Orientasi Jangka Panjang, yang terkait dengan orientasi individu. Individu dengan orientasi jangka panjang menyatakan bahwa waktu merupakan sumber daya yang tidak terbatas, dan mereka yang berorientasi jangka panjang pada umumnya merupakan individu yang sabar. Sementara itu, individu yang berorientasi jangka pendek menyatakan bahwa waktu merupakan sumber daya terbatas dan biasanya mereka merupakan individu yang tidak sabar. Fungsi budaya organisasi adalah membedakan atau mencirikan satu organisasi yang berbeda dari organisasi lainnya. Budaya organisasi juga mencerminkan identitas anggota organisasi. Hal ini akan membuat individu merasa bangga terhadap organisasinya dan giat bekerja dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi juga dapat menyusun komitmen anggota terhadap organisasinya sehingga mampu membangun loyalitas dan kesetiaannya pada organisasi. Organisasi juga mendorong stabilitas sistem sosial. Budaya organisasi (organizational cultures) merupakan studi yang tergolong baru, yaitu sekitar tahun 1990-an. Tulisan-tulisan mengenai budaya organisasi pada umumnya berada di seputar penggunaan budaya organisasi untuk mencapai tujuannya. Konsep budaya (culture) merupakan konsep yang dipinjam dari antropologi, di mana tidak ada konsensus mengenai artinya (Smircich, 1983). Mendefinisikan budaya organisasi tidak mudah dilakukan. Namun demikian, para penulis pada umumnya berpendapat bahwa budaya organisasi adalah common understanding atau kebersamaan pengertian para

 EKMA4111/MODUL 5 5.7 anggota organisasi untuk bertindak atau berperilaku sama, baik di dalam maupun di luar organisasinya. Budaya organisasi juga sering disebut dengan shared meaning, shared understanding, atau collective mind. Oleh karena itu, ada sejumlah pendekatan untuk mendefinisikan organizational culture atau corporate culture. Allaire Firsirotu yang mengusulkan pemahaman mengenai budaya organisasi dari cognitive perspective dan ecological-adaptationist perspectives (Gordon, 1991). Dari pandangan kognitif, budaya merupakan sistem pengetahuan dari standar persepsi, keyakinan, evaluasi, dan tindakan. Sementara itu, dari pandangan adaptasi ekologi (ecological-adaptationist), budaya tampak sebagai suatu sistem dari model perilaku yang ditransmisikan secara sosial yang berhubungan dengan masyarakat pada setting ekologi. Budaya organisasi dipandang sebagai sistem organisasi khusus dari asumsi bersama yang luas yang dapat meningkatkan model perilaku tertentu. Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai dan norma yang dianut dan digunakan karyawan yang memberikan petunjuk dalam berinteraksi dengan rekan kerja, manajemen, dan klien atau pelanggan (Peterson et al., 2005). Budaya organisasi juga merupakan sistem nilai dan keyakinan bersama yang menghasilkan norma perilaku yang menyusun cara hidup dalam organisasi (Bellou, 2007). Budaya organisasi merupakan fokus normatif yang mencoba menangkap nilai, keyakinan, dan asumsi anggota organisasi sebagai cara yang tepat untuk berpikir, bertindak, dan berperilaku (Schein, 1990). Biasanya, budaya organisasi dimanifestasikan ke dalam bentuk iklim organisasi, yang meliputi sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Walaupun sedikit penelitian empiris mengenai hubungan antara karakteristik budaya dan berbagai ukuran kinerja perusahaan, namun hasil penelitian Gordon dan Di Tomaso (1992) menyatakan bahwa budaya kuat yang diukur dengan konsistensi persepsi terhadap nilai-nilai organisasi merupakan prediktif bagi kinerja perusahaan jangka pendek. Budaya organisasi merupakan perekat sosial yang membantu menjalankan organisasi dengan memberikan standar yang tepat mengenai hal yang harus dikerjakan dan tidak boleh dikerjakan. Budaya organisasi juga dapat menjadi pengendali terhadap sikap dan perilaku karyawan dalam organisasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa budaya organisasi dapat membantu organisasi mencapai tujuannya melalui individu yang berada di dalamnya. Budaya organisasi juga dapat memengaruhi cara organisasi beserta struktur organisasi disusun. Namun demikian, budaya organisasi juga tidak lepas dari struktur organisasi. Struktur dan budaya organisasi tersebut

5.8 Pengantar Bisnis  akan menggerakkan organisasi untuk menyusun strategi dalam mencapai tujuannya. B. FUNGSI, JENIS, PERAN, DAN KEAHLIAN DALAM MANAJEMEN Manajemen merupakan suatu proses perencanan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian terhadap sumber daya keuangan, manusia, fisik, informasi, dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer harus mengelola semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Semua aspek pekerjaan manajer saling terkait sehingga manajer harus mengelola semua kegiatan selama periode waktu tertentu. 1. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan ini menentukan hal yang perlu dilakukan organisasi dan hal organisasi melakukannya melalui perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan proses menentukan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana mencapainya. Perencanaan merupakan kegiatan yang penting dan merupakan dasar untuk melaksanakan fungsi manajemen lainnya. Semua organisasi atau perusahaan memerlukan perencanaan, tidak terbatas pada jenis dan ukuran organisasi. Perencanaan memiliki tiga komponen, yaitu: 1. Menentukan sasaran atau tujuan. 2. Mengembangkan strategi komprehensif untuk mencapai sasaran tersebut. 3. Mendesain perencanaan operasional atau taktik untuk menerapkan strategi. Organisasi atau perusahaan tidak dapat menguasai semua bidang yang terkait dengan proses operasionalnya, seperti pengadaan bahan baku, pemasaran hasil produksi, penyediaan tenaga kerja, penyediaan dana atau modal, dan sebagainya. Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi dituntut mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mendukung kegiatan operasionalnya tersebut. Penyusunan kerjasama in juga merupakan bagian dari kegiatan perencanaan. Perencanaan organisasi dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu misi, sasaran, tujuan, perencanaan taktis, dan perencanaan operasionalnya. Misi merupakan deklarasi atau pernyataan organisasi yang mendasar dan berisi

 EKMA4111/MODUL 5 5.9 tujaan dan filosofi dasar organisasi. Misi yang baik mampu menjabarkan kalimat yang jelas dan singkat yang menjelaskan alasan keberadaan organisasi. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai organisasi atau perusahaan. Ada kalanya, perusahaan memiliki lebih dari satu sasaran yang menunjukkan kompleksitas bisnis organisasi atau perusahaan tersebut. Sasaran ini berorientasi pada tiga hal, yaitu hal yang akan dicapai (seperti keuntungan, kepuasan pelanggan, dan kualitas produk); target yang harus dicapai (seperti volume penjualan); dan kerangka waktu (yaitu periode waktu tercapainya sasaran organisasi atau perusahaan). Keberhasilan dalam pencapaian sasaran harus selalu dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui hal yang telah tercapai, seberapa besar tingkat pencapaiannya, kapan tercapainya sasaran, dan cara mencapai sasaran tersebut. Selanjutnya, tujuan merupakan hasil akhir yang diinginkan oleh organisasi yang diturunkan dari misi organisasi. Tujuan bisnis bisa sederhana dan bisa juga sangat kompleks. Tujuan tersebut pada umumnya berhubungan dengan keuntungan, keunggulan bersaing, efisiensi, dan pertumbuhan. Perbedaan prinsip antara sasaran dan tujuan adalah tujuan berada pada suatu cara yang dapat diukur. Organisasi yang menetapkan keuntungan sebagai tujuannya, akan diukur berapakah keuntungan atau aset yang dimiliki sebelum dan setelah penetapan tujuan tersebut. Keunggulan bersaing ditunjukkan dengan persentase penjualan dan pangsa pasar yang meningkat, efisiensi diukur dengan persentase tingkat penggunaan sumber daya dan peralatan dalam organisasi atau perusahaan yang lebih tinggi, sedangkan ukuran pertumbuhan berhubungan dengan kemampuan organisasi beradaptasi dan memasukkan produk baru ke dalam pasar sasaran. Perencanaan perusahaan meliputi perencanaan strategis, taktis, dan operasional. Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang beserta semua strategi untuk pencapaian misi perusahaan atau organisasi. Rencana strategis perusahaan pada umumnya mencapai 2 hingga 10 tahun ke depan. Perencanaan taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang disusun untuk mengimplementasikan kegiatan dan tujuan khusus dalam perencanaan strategis. Perencanaan taktis merupakan perencanaan tahunan (satu tahun atau kurang) yang membantu mencapai perencanaan strategisnya. Perencanaan taktis tersebut digunakan organisasi menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat sehingga manajer harus selalu meninjau dan memperbaiki secara periodik. Bila kinerja organisasi menurun atau organisasi gagal mencapai tujuannya maka perencanaan taktis harus diubah. Sementara

5.10 Pengantar Bisnis  itu, perencanaan operasional merupakan perencanaan yang sangat pendek mengenai kegiatan khusus individu, kelompok kerja atau tim, atau departemen untuk mencapai perencanaan taktis yang diturunkan dari perencanaan strategis. Perencanan operasional meliputi rencana kegiatan harian, mingguan, hingga bulanan. Bentuk perencanaan lainnya adalah perencanaan situasional atau pengelolaan pada kondisi krisis. Perencanaan ini merupakan bagian dari perencanaan yang berhubungan dengan tragedi atau kegagalan yang sulit diprediksi seperti gempa bumi, gunung meletus, virus dalam komputer, dan sebagainya yang berpengaruh pada kondisi kerja organisasi. Manajemen krisis pada umumnya membuat perencanaan untuk mempertahankan kegiatan operasional bisnis selama masa krisis dan mengomunikasikan pada karyawan, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya mengenai kondisi yang dihadapi perusahaan dan cara menanggulanginya. Komunikasi ini penting untuk mengurangi kepanikan dan rumor yang dapat memperburuk permasalahan yang dihadapi perusahaan atau organisasi. 2. Fungsi Pengorganisasian Manajer juga harus mengorganisasi orang dan sumber daya yang ada dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan proses manajemen dalam menentukan cara pengaturan terbaik sumber daya dan kegiatan organisasi ke dalam struktur yang ada saat ini secara efektif dan efisien. Manajer melakukan pengorganisasian dengan cara meninjau perencanaan dan menentukan kegiatan yang penting untuk dilakukan atau diterapkan, membagi pekerjaan ke dalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil untuk diberikan penugasan kepada setiap individu, kelompok, atau departemen. Beberapa pelaku dan pemilik bisnis menyiapkan peta atau diagram hubungan di antara berbagai pekerjaan dalam organisasi. Peta atau diagram tersebut membantu semua orang memahami perannya dalam organisasi. Semakin besar bisnis yang dilakukan maka peta atau diagram tersebut semakin besar. Pada organisasi besar, peran dan hubungan tersebut sangat kompleks dan rumit. Pengorganisasian merupakan kegiatan yang penting karena beberapa hal, yaitu pengorganisasian dapat menciptakan sinergi, dapat menyusun lini atau garis kewenangan, memperbaiki komunikasi, membantu menghindari adanya duplikasi penggunaan sumber daya, dan dapat memperbaiki persaingan dengan pengambilan keputusan yang cepat. Pengorganisasian dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk menggunakan sumber daya

 EKMA4111/MODUL 5 5.11 sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan diikuti dengan tindakan pengendalian atau mengevaluasi pelaksanaan rencana tersebut. 3. Fungsi Kepemimpinan Manajer memiliki kekuasaan untuk memberikan perintah dan meminta hasil pekerjaan para pengikut atau anak buahnya. Kepemimpinan merupakan kegiatan yang kompleks. Ketika memimpin, manajer harus mampu melakukan fungsi kepemimpinannya, yaitu memberikan petunjuk dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dengan kemampuannya tersebut, karyawan akan memberikan tanggapan positif pada pimpinan atau menajer, mau percaya padanya, dan karyawan yakin dapat bekerja sama dengannya sehingga baik perusahaan maupun karyawan akan mendapatkan manfaatnya. Fungsi kepemimpinan ini dapat meliputi fungsi penyusunan staf dan fungsi pengarahan. Fungsi penyusunan staf merupakan fungsi menyewa atau merekrut karyawan untuk melakukan pekerjaan dalam organisasi. Sebelum dilakukan rekrutmen untuk penyusunan staf, manajer harus menentukan keahlian karyawan yang dibutuhkan, cara memotivasi dan memberikan pelatihan pada karyawan, cara menggaji karyawan dan jumlah besar gajinya, cara memberikan tunjangan dan jaminan pada karyawan, dan cara menyiapkan jenjang karis karyawan ke tingkat yang lebih tinggi. Fungsi penyusunan staf juga meliputi pengurangan secara signifikan jumlah karyawan dalam organisasi (downsizing). Penyusunan staf ini tidak harus selalu identik dengan rekrutmen staf tetap, melainkan dapat dilakukan dengan mengadakan outsourcing. Downsizing dilakukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Istilah lain downsizing adalah rightsizing, trimming the fat, atau new reality in business. Alih daya (outsourcing) merupakan praktek membayar pada pemasok, distributor, atau pihak lain untuk melakukan proses bisnis tertentu atau menyediakan kebutuhan material atau layanan bagi organisasi (Ebert & Griffin, 2009). Alih daya dapat dilakukan oleh perusahaan yang hanya menangani pekerjaan karyawan, dan pada umumnya pekerjaan yang bukan menjadi core business-nya. Downsizing dan outsourcing mempunyai dampak psikologis yang luas pada karyawan. Mereka akan dengan cepat kehilangan pekerjaan sehingga mereka merasa bekerja tidak nyaman dan aman. Produktivitas kerjanya buruk. Oleh karena itu, manajer harus selalu membangun kelompok kerja yang mendorong terciptanya diskusi antarkaryawan dalam kelompok tersebut.

5.12 Pengantar Bisnis  Kepercayaan karyawan mengenai hal yang akan terjadi di masa mendatang penting bagi peningkatan produktivitas kerja karyawan. Fungsi kepemimpinan kedua adalah pengarahan. Pengarahan merupakan kegiatan memotivasi dan memimpin karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan yang baik meliputi menyampaikan pada karyawan yang dikerjakan, waktu pekerjaan itu dilakukan dengan memperhatikan batas waktu, dan mendorong karyawan melakukan pekerjaan tersebut. Pengarahan juga meliputi penentuan dan pengadministrasian pemberian penghargaan yang tepat pada karyawan. Semua manajer harus melakukan fungsi pengarahan ini, terutama untuk lower atau first-line manager yang selalu berinteraksi setiap hari dengan para staf pelaksana. Manajer memotivasi karyawannya dengan memberikan insentif dan promosi bagi karyawan yang berprestasi. Prestasi yang dimaksudkan antara lain dapat menyumbangkan ide bagi pengurangan biaya, menggunakan peralatan secara lebih efisien, memperbaiki layanan pada pelanggan, atau mampu mengembangkan produk baru. Partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam proses tersebut membuat karyawan merasa lebih dihargai dan dipentingkan. Pemahaman dan apresiasi tersebut justru nilainya lebih tinggi daripada sekadar memberi uang sehingga lebih dapat memotivasi karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan. Selanjutnya, ada berbagai gaya kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan yang menurut Madura (2007) dapat dikelompokkan menjadi kepemimpinan autokratik, partisipatif, dan pengendalian bebas (free rein). Gaya kepemimpinan autokratik merupakan gaya kepemimpinan yang memegang penuh kewenangan untuk membuat keputusan dalam perusahaan atau organisasi. Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang mengakomodasi semua usulan para penguikutnya sebagai masukan dan akan menggunakan kewenangannya dalam mengambil keputusan. Sementara itu, gaya kepemipinan kendali bebas merupakan gaya kepemimpinan yang mendelegasikan semua kewenangannya kepada para karyawan atau pengikutnya. 4. Fungsi Pengendalian Pengendalian merupakan proses memantau kinerja perusahaan untuk memastikan bahwa kinerja tersebut telah mampu mencapai sasarannya. Pengendalian adalah proses mengevaluasi, memantau, dan mengoreksi kegiatan organisasi. Menurut Ferrell et al. (2011), pengendalian meliputi

 EKMA4111/MODUL 5 5.13 pengukuran kinerja, membandingkan antara kinerja yang dapat dicapai saat ini dan standar atau sasaran yang ditetapkan, mengidentifikasi penyimpangan dari standar yang telah ditentukan, menemukan penyebab penyimpangan, dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Semua pemimpin harus memberikan perhatian secara saksama terhadap biaya yang dikeluarkan dan kinerja yang dapat dicapai. Proses pengendalian ini dilakukan pada awalnya ketika manajer menyusun standar, terutama standar kinerja. Manajer kemudian melakukan pengukuran kinerja yang sesungguhnya setiap tahun berdasarkan standar yang ada. Pengendalian juga harus dapat menunjukkan bahwa kinerja yang dicapai dapat melebihi atau lebih baik dari yang diharapkan. Pengendalian sangat dekat dengan perencanaan. Perencanaan menyusun sasaran dan standar yang harus dicapai. Dengan memantau kinerja dan membandingkannya dengan standar, manajer dapat menentukan apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan target yang ditetapkan. Bila kinerja berada di bawah standar, manajer harus dapat menentukan alasan terjadi demikian dan mengambil tindakan yang tepat untuk menaikkan kinerja organisasi atau perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa pengendalian membantu manajer menilai keberhasilan dalam perencanaan. Bila hasil pengendalian tidak sesuai dengan perencanaannya maka proses pengendalian juga harus membantu memperbaiki perencanaannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah inspeksi, pengujian, atau proses pemodelan statistik. Tujuannya adalah menjamin kegiatan operasional memenuhi standar atau persyaratan dan memuaskan atau memenuhi tujuannya. Keempat fungsi manajemen yang berbeda-beda tersebut harus diintegrasikan dalam penggunaannya dengan memerhatikan kondisi perusahaan, karyawan perusahaan, jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, proses produksi yang dilakukan perusahaan, dan sebagainya. Selain itu, penggolongan jenis bisnis menurut ukurannya, apakah termasuk bisnis skala kecil, sedang, atau besar, juga memengaruhi penggunaan dan pengintegrasian fungsi-fungsi manajemen tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah keempat fungsi manajemen tersebut harus selalu dijalankan oleh pimpinan perusahaan atau organisasi sebagai pengelola perusahaan tersebut. Selain memiliki empat fungsi utama tersebut, ada beberapa jenis manajer yang ada dalam organisasi. Jenis manajer tersebut dapat dikelompokkan menurut tingkat dan bidangnya. Sesuai dengan tingkatannya, ada empat

5.14 Pengantar Bisnis  tingkat manajer, yaitu top manager, middle manager, dan lower manager. Top manager bertanggung jawab terhadap tercapainya seluruh kinerja dan keefektifan organisasi. Middle manager bertanggung jawab untuk menerapkan strategi dan bekerja untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh top manager. Sementara itu, lower manager atau yang sering disebut dengan first-line manager bertanggung jawab melakukan supervisi terhadap pekerjaan karyawan. Apabila dikaitkan dengan jenis keputusan yang diambil oleh manajer maka dapat dikatakan bahwa top manager merupakan manajer yang mengambil keputusan-keputusan strategis atau keputusan jangka panjang. Middle manager pada umumnya dituntut untuk menerjemahkan keputusan strategik tersebut menjadi berbagai keputusan yang sifatnya taktis untuk jangka menengah. Sementara itu, lower manager dituntut untuk mengambil keputusan yang bersifat operasional atau keputusan jangka pendek yang diterjemahkan dari keputusan taktis yang dilakukan oleh middle manajer. Sementara itu, ketiga level atau tingkat dalam manajemen itu dapat terbagi menjadi berbagai bidang manajemen, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen informasi, serta berbagai manajemen lainya. Manajer sumber daya manusia bertanggug jawab mulai dari rekrutmen, penempatan kerja, evaluasi kinerja, pemberian upah atau gaji, hingga pemutusan hubungan kerja karyawan. Pada perusahaan atau organisasi besar, tanggung jawab manajemen sumber daya manusia tersebut masing–masing berada pada satu departemen atau divisi, namun hal ini tidak terjadi pada perusahaan kecil. Selanjutnya, manajer operasional bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional dalam menghasilkan barang dan layanan dengan melakukan pengendalian atas persediaan, kualitas, dan proses produksi atau operasi. Manajer pemasaran bertanggung jawab untuk mendapatkan produk dari produsen dan menyampaikannya kepada konsumen. Manajer pemasaran juga bertanggung jawab dalam kegiatan periklanan, distribusi, dan mengadakan survei pelanggan. Manajer keuangan bertanggung jawab untuk mencari sumber dana dan menggunakan dana secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sementara itu, manajer informasi bertanggung jawab dalam mencari, mengorganisasi, dan mendistribusikan informasi kepada pihak-pihak terkait. Beberapa perusahaan juga menggunakan jenis manajer lain seperti hubungan masyarakat (humas) untuk menangani

 EKMA4111/MODUL 5 5.15 permasalahan yang terkait dengan masyarakat dan citra perusahaan di mata masyarakat. Manajer yang efektif juga harus memiliki enam keahlian utama, yaitu: keahlian konseptual (conceptual skills), keahlian analitis (analytical skills), keahlian untuk behubungan dengan orang lain (human relations skills), keahlian teknis (technical skils), keahlian membuat keputusan (decision- making skills), dan keahlian pengelolaan waktu (time management skills). 1. Keahlian konseptual (Conceptual Skills) merupakan keahlian untuk berpikir secara mendalam, melakukan abstraksi, mendiagnosis, dan menganalisis situasi yang berbeda, melihat berbagai bagian dalam organisasi saling menyesuaikan dan membentuk gambaran yang luas, dan melihat dari luar situasi yang ada saat ini. Keahlian konseptual membantu manajer mengenal kesempatan dan ancaman dari pasar yang baru. Keahlian konseptual membantu manajer menganalisis kemungkinan yang akan terjadi setelah diambil suatu keputusan oleh manajer. Keahlian konseptual juga meliputi kemampuan untuk berpikir secara kreatif untuk pengembangan produk dan ide inovatif. Kebutuhan akan keahlian konseptual berbeda-beda di antara berbagai level dalam manajemen. Top managers pada umumnya banyak membutuhkan keahlian konseptual daripada first-line managers. 2. Keahlian analitis (Analytical skills) merupakan keahlian manajer untuk mengidentifikasi isu-isu yang terkait dan mengenal pentingnya isu tersebut, memahami hubungan antarisu yang ada, dan mengetahui penyebabnya. Keahlian analitis ini diperlukan bagi manajer, terutama top managers dalam menghadapi situasi yang sulit, kompleks, dan tidak jelas. 3. Keahlian untuk berhubungan dengan orang lain (Human relations Skills) , yaitu keahlian untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan merupakan keahlian manajer untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi atau perusahaan. Keahlian ini penting terutama dalam menghadapi masalah dengan anak buahnya. Bila keahlian manajer untuk berhubungan dengan orang lain rendah maka permasalahan yang berhubungan dengan rekan kerja dan pengikut atau anak buahnya akan sulit diselesaikan. Oleh karena itu, keahlian berhubungan dengan orang lain ini sangat diperlukan terutama bagi middle managers yang harus menjembatani hubungan antara top managers, first-line managers, dan para manajer

5.16 Pengantar Bisnis  dari berbagai bidang (sumber daya manusia, operasional, keuangan, pemasaran, informasi, dan manajer lainnya). 4. Keahlian teknis (Technical Skills) , yaitu keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas khusus atau terspesialisasi. Keahlian teknis ini dsangat diperlukan bagi lower managers atau first-line managers. First- line managers terutama membutuhkan keahlian ini untuk membantu karyawannya untuk menyelesaikan permasalahan di perusahaan, memberikan pelatihan bagi karyawan dengan prosedur yang lebih efisien, dan memonitor kinerja karyawan. 5. Keahlian dalam pengambilan keputusan (Decision Making Skills) juga merupakan keahlian yang harus dimiliki untuk mendefinisikan permasalahan yang ada dan mengambil tindakan terbaik. Keahlian ini meliputi keahlian dalam mengumpulkan informasi, mengidentifikasi alternatif solusi, mengevaluasi berbagai alternatif solusi, dan memilih alternatif solusi yang terbaik. Proses pengambilan keputusan juga perlu ditindaklanjuti dan dievaluasi secara periodik keefektifannya. 6. Keahlian pengelolaan waktu (Time Managemen Skills) Menurut Ebert dan Griffin (2009), terdapat empat penyebab pemborosan waktu, yaitu: 1. Kertas kerja. Manajer pada umumnya terlalu lama berpikir sebelum memutuskan apakah pekerjaannya perlu dokumen dalam bentuk kertas dan laporan. Banyak dokumen rutin yang harus segera ditangani secara cepat namun ternyata manajer masih memerlukan banyak waktu untuk menanganinya. 2. Panggilan telepon. Beberapa peneliti menyatakan bahwa panggilan melalui telepon menyita perhatian manajer paling tidak selama lima menit. Oleh karena itu, untuk dapat menghemat waktu, manajer memerlukan asiten untuk menerima panggilan telepon tersebut sehingga tidak mengganggu waktu manajer. 3. Pertemuan-pertemuan. Banyak manajer menggunakan waktunya sekitar empat jam per minggu untuk menghadiri pertemuan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai jadwal acara yang jelas dan orang yang menangani jadwal tersebut agar manajer tidak salah jadwal. 4. E-mail. Manajer juga akan kehilangan banyak waktu dalam menangani e-mail yang seringkali terganggu dengan adanya spam.

 EKMA4111/MODUL 5 5.17 Dewasa ini, tidak hanya enam keahlian yang diperlukan manajer, namun ada keahlian manajemen global dan keahlian teknologi. Keahlian manajemen global merupakan keahlian yang diperlukan manajer untuk bersaing di lingkungan global. Keahlian ini meliputi keahlian dalam memahami pasar global, perbedaan budaya, dan motivasi serta praktik perdagangan pesaing. Mereka juga harus memahami cara berkolaborasi dengan negara lain. Sementara itu, keahlian teknologi yang diperlukan manajer adalah keahlian dalam teknologi komunikasi, yaitu kemampuan memroses informasi untuk mengambil keputusan yang penting bagi organisasi. Mempelajari persoalan manajer, selain fungsi, keahlian, dan tingkatan atau level, kita juga harus memahami peran manajer. Ada empat peran manajer, yaitu peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. Peran interpersonal merupakan peran manajer untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang bersifat ceremonial dan menjadi simbol organisasi atau perusahaan tersebut. Peran interpersonal meliputi peran sebagai public figure atau simbol citra perusahaan, peran sebagai pemimpin yang memotivasi dan mengarahkan karyawan, dan peran sebagai penghubung yang mempertahankan hubungan dengan berbagai pihak di luar organisasi atau untuk melakukan networking. Peran informasional merupakan peran sebagai pemantau, yaitu manajer yang memantau berbagai kegiatan organisasi dan sebagai pusat informasi ke dalam dan ke luar organisasi, peran diseminator yang menerima informasi dari luar organisasi kemudian menyampaikannya ke dalam organisasi sesuai dengan porsinya, dan peran sebagai pemberi informasi ke luar mengenai kondisi organisasi kepada masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban organisasi pada masyarakat. Sementara itu, peran sebagai pengambil keputusan merupakan peran manajer sebagai wirausaha yang mampu membaca peluang dan berinisiatif menggunakan kesempatan tersebut untuk kemajuan organisasi, peran menangani permasalahan, yang bertanggung jawab melakukan tindakan perbaikan bila perusahaan atau organisasi menemui permasalahan penting, dan peran sebagai negosiator dan alokasi sumber daya yang bertanggung jawab membuat keputusan dalam melakukan negosiasi dengan pihak lain dan keputusan dalam pengalokasian sumber daya di dalam organisasi atau perusahaan. Selanjutnya, bagaimana manajer mengelola waktunya yang terbatas dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan keahlian yang dimiliki, posisi yang ditempatinya, dan berbagai keputusan yang harus

5.18 Pengantar Bisnis  dilakukan atau diambilnya tersebut? Manajer dituntut untuk dapat mengelola waktu dengan baik, yaitu mampu mengalokasikan waktunya untuk mengelola berbagai tugasnya dengan baik. Ada beberapa cara dalam mengelola waktu tersebut, yaitu: 1. Menyusun skala prioritas 2. Menyusun jadwal dengan interval waktu panjang untuk tugas yang membutuhkan lebih banyak perhatiannya 3. Meminimalkan interupsi atau permasalahan-permasalahan yang tidak terduga namun harus segera diselesaikan sehingga menyita perhatian dan waktunya 4. Menyusun sasaran jangka pendek 5. Mendelegasikan beberapa tugasnya kepada para karyawannya C. MANAJEMEN STRATEGIS Strategi merupakan penentuan sasaran atau tujuan jangka panjang dari suatu kegiatan, mengadopsi tindakan atau alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Elemen kunci yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan adalah kombinasi antara penetapan atau penyusunan tujuan dan tindakan yang diperlukan. Dalam penelitiannya, Chandler menyatakan adanya hubungan antara strategi dan struktur organisasi (Cole, 2004). Dalam pandangannya, struktur organisasi akan mengikuti strategi yang disusun, sehingga penetapan strategi perusahaan atau organisasi membawa dampak pada struktur organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Manajemen strategis merupakan suatu proses membantu organisasi dalam mempertahankan kesesuaiannya dengan lingkungan. Jika perusahaan menghadapi persaingan maka bisnis akan mencoba mengurangi biaya atau mengembangkan produk lebih baik untuk menghadapi persaingan tersebut. Jika lingkungan industri melakukan globalisasi maka perusahaan juga dituntut untuk memasuki pasar baru dan mengembangkan kerjasama internasional untuk mengikuti arus globalisasi terebut, tidak hanya menunggu dampak globalisasi industri. Ada dua strategi utama dalam perusahaan untuk memenangkan persaingan, yaitu strategi korporasi yang digunakan untuk bersaing dalam dunia bisnis dan strategi bisnis yang digunakan untuk menentukan perusahaan akan berkompetisi pada bisnis tertentu.

 EKMA4111/MODUL 5 5.19 Titik awal manajemen strategi yang efektif adalah penyusunan tujuan, yaitu tujuan bahwa bisnis memiliki rencana dan harapan untuk mencapai rencana atau sasaran tersebut. Manajer juga harus segera melakukan tindakan mengenai keputusan yang akan dan tidak akan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Keputusan yang dilakukan oleh manajer tidak boleh berdasarkan pada permasalahan demi permasalahan, melainkan harus diarahkan sesuai dengan strategi yang disusun. Bagaimana manajer menyusun tujuan? Sasaran atau tujuan merupakan target kinerja yang harus dicapai, yaitu kegagalan dan keberhasilan pada setiap tingkat. Ada empat tujuan dilakukannya penyusunan sasaran, yaitu: 1. Memberikan arahan dan petunjuk bagi manajer pada semua tingkatan mengenai kondisi perusahaan saat ini, dan adakah sesuatu yang bermasalah dalam organisasi. 2. Membantu organisasi atau perusahaan mengalokasikan sumber dayanya. Perusahaan akan melakukan prioritas dalam alokasi sumber daya terutama untuk proyek dengan potensi penjualan terbesar daripada alokasi untuk produk yang mapan atau mengalami stagnasi dalam penjualan. 3. Sasaran juga membantu perusahaan menentukan atau mendefinisikan budaya perusahaan. 4. Membantu manajer menilai kinerja organisasi. Tujuan atau sasaran organisasi atau perusahaan tentu saja tidak seragam antara satu perusahaan dan perusahaan lain. Hal ini dipengaruhi oleh misi organisasi atau perusahaan tersebut. Misi merupakan pernyataan mengenai cara perusahaan atau organisasi mencapai tujuan di lingkungan yang ada di sekitarnya. Misi perusahaan atau organisasi harus mudah didentifikasi. Misi dan strategi perusahaan tersebut bukan sesuatu yang kaku dan tidak dapat berubah, melainkan merupakan sesuatu yang dapat berubah seiring dengan perubahan lingkungan persaingannya. Selanjutnya, menurut jangka waktunya, terdapat tiga jenis tujuan organisasi, yaitu tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Menurut Ebert dan Griffin (2009), tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang akan dicapai untuk periode lima tahun atau lebih. Tujuan jangka menengah merupakan tujuan yang harus dicapai dalam jangka waktu antara satu hingga lima tahun. Perusahaan biasanya menyusun tujuan jangka menengah ini pada beberapa bidang atau departemen, seperti pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, operasional, dan sebagainya. Sementara itu,

5.20 Pengantar Bisnis  tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang harus dicapai dalam jangka waktu satu tahun. Sama halnya dengan tujuan jangka menengah, tujuan jangka pendek juga disusun untuk berbagai bidang. Setelah tujuan atau sasaran perusahaan tersusun, perusahaan kemudian menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Sementara itu, ada tiga tipe strategi perusahaan, yaitu strategi korporasi, strategi bisnis atau strategi bersaing, dan strategi fungsional. Strategi korporasi bertujuan untuk menentukan bisnis apakah yang akan dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan dapat menentukan untuk tumbuh dengan meningkatkan kegiatan atau investasinya atau tetap bertahan dengan mengadakan berbagai pengurangan. Selanjutnya, strategi bisins atau strategi bersaing disusun bila korporasi memiliki dan mengoperasionalkan beberapa bisnis. Masing-masing bisnis tersebut harus memiliik strategi bisnis atau strategi bersaing yang berfokus pada peningkatan posisi bersaing perusahaan. Strategi fungsional merupakan strategi yang khusus sesuai bidang manajer, yaitu pemasaran, keuangan, operasional, dan sumber daya manusia yang disusun untuk mencapai sasaran korporasi melalui kegiatan fungsionalnya secara efektif. Bagaimana strategi disusun? Ada beberapa langkah dalam menyusun strategi. Pertama, menyusun sasaran strategis. Sasaran strategis ini diturunkan dari misi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan menggunakan misi ”melayani dengan integritas”, strategi yang dilakukan adalah memberikan pelayanan dengan memperhatikan keramahan, ketepatan waktu, kecepatan, kenyamanan fasilitas, kejujuran, kesopanan, dan sebagainya. Kedua, mengadakan analisis lingkungan organisasi, baik lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan organisasi) maupun lingkungan eksternal (kesempatan dan ancaman). Tujuan analisis ini adalah untuk memahami secara lebih baik kekuatan dan kelemahan perusahaan. Langkah ketiga adalah menyesuaikan organisasi dengan lingkungannya sesuai dengan kekuatan dan kelemahan organisasi tersebut. Langkah terakhir dalam merumuskan strategi adalah menciptakan perencanaan aktualnya. Perencanaan aktual meliputi perencanaan strategis, perencanaan taktis, dan perencanaan operasional. Perencanaan strategis menunjukkan keputusan mengenai alokasi sumber daya, prioritas perusahaan, dan langkah yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran strategis tersebut. Perencanaan strategis ini didusun oleh top management dengan menyesuaikan berbagai input dari organisasi. Perencanaan taktik merupakan

 EKMA4111/MODUL 5 5.21 perencanaan yang lebih pendek jangka waktunya untuk menerapkan aspek- aspek khusus dalam perencanaan strategis. Hal ini melibatkan terutama dari middle management. Sementara itu, perencanaan operasional dikembangkan oleh middle management dan lower management untuk merencanakan kegiatan operasional sesuai target pencapaian dalam harian, mingguan, atau bulanan. Lingkungan bisnis memang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diharapkan sehingga seringkali manajer harus dihadapkan pada berbagai permasalahann ketidakpastian tersebut. Oleh karena itu, yang perlu dipersiapkan oleh tim manajemen adalah membuat perencanaan situasional (contingency planning) dan kesiapan mengelola krisis (crisis management). Perencanaan situasional tersebut digunakan untuk mengidentifikasi aspek bisnis atau aspek pasar yang penting yang dapat berubah. Perencanaan situasional membantu manajer belajar dari berbagai kesalahan karena hanya menyiapkan satu hal. Oleh karena itu, manajer harus siap dengan perencanaan atau skenario kedua, ketiga, dan sebagainya. Sementara itu, pengelolan krisis melibatkan metode-metode organisasi yang terkait dengan kondisi darurat. Selanjutnya, seperti layaknya individu, organisasi mempunyai sifat atau ciri yang unik yang dapat ditemukan dalam budaya organisasi (corporate culture). Budaya organisasi merupakan pengalaman, sejarah, keyakinan, dan norma bersama yang menunjukkan karakteristik organisasi. Budaya organisasi ini membantu menentukan iklim pekerjaan dan iklim bisnis yang ada dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat akan mendorong atau mengarahkan karyawan bertindak sesuai dengan sasaran organisasi. Budaya organisasi memengaruhi filosofi, gaya, dan perilaku manajemen. Oleh karena itu, budaya organisasi harus ditransfer dalam diri karyawan melalui pelatihan dan orientasi karyawan baru, dan selalu mengadakan refreshing mengenai budaya organisasi bagi karyawan lama. Apabila organisasi melakukan perubahan budaya maka hal tersebut harus dikomunikasikan pada karyawan dan pelanggan. Perubahan radikal tersebut harus dikomunikasikan melalui: 1. Pada level tertinggi, analisis lingkungan untuk memberikan tanggapan terhadap perubahan yang terjadi. Pada tahap ini terjadi banyak konflik dan resistensi terhadap perubahan. 2. Top management mulai merumuskan visi perusahaan. Apapun visinya, namun visi tersebut harus berfokus pada kegiatan pesaing dan kebutuhan pelanggan.

5.22 Pengantar Bisnis  3. Perusahaan menyusun sistem baru untuk menilai dan memberi penghargaan pada karyawan yang mendorong munculnya nilai-nilai baru dalam perusahaan tersebut. Tujuan dari tahap ini adalah membangun budaya yang tangguh dan solid dalam organisasi. Ada berbagai macam jenis perubahan lingkungan yan berdampak bagi perubahan dalam organisasi atau perusahaan (Robbins & Coulter, 2012). Perubahan teknologi (digitalisasi) berdampak pada batasan organisasi, yang semula tampak batasnya menjadi tidak tampak batasnya atau yang disebut organisasi tanpa batas (boundaryless organization). Perubahan lain adalah tempat kerja menjadi dunia maya (virtual workplace). Selain itu, pengaturan kerja menjadi fleksibel sehingga lebih menuntut adanya pemberdayaan karyawan dan keseimbangan antara kehidupan personal dan kehidupan dalam organisasi. Perubahan kedua adalah adanya penekanan pada etika organisasional dan etika manajerial. Hal ini membawa dampak pada nilai-nilai yang dianut sehingga memerlukan penyusunan kembali nilai-nilai tersebut. Dampak lain adalah adanya tuntutan untuk mengadakan peningkatan akuntabilitas atau kemampuan untuk dapat dipertanggung jawabkan dan membangun kembali kepercayaan dalam perusahaan. Perubahan ketiga adalah meningkatnya persaingan sehingga berdampak pada tuntutan terhadap pelayanan pelanggan yang lebih baik, inovasi, globalisasi, dan tuntutan peningkatan efisiensi dan produktivitas. Perubahan keempat adalah ancaman terhadap keamanan yang semakin meningkat. Hal ini berdampak pada tuntutan terhadap pengelolaan resiko yang lebih baik, ketidakpastian harga dan ketersediaan sumber daya di masa mendatang, adanya diskriminasi, perlunya restrukturisasi tempat kerja, dan ketidakpastian kondisi perekonomian. Berbagai perubahan tersebut dapat menggerakkan organisasi untuk menyusun kembali strateginya untuk memenangkan persaingan. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen. 2) Jelaskan fungsi-fungsi manajemen.

 EKMA4111/MODUL 5 5.23 3) Jelaskan level atau tingkatan dalam manajemen dan bidang-bidang manajemen. 4) Jelaskan keahlian manajemen. 5) Apakah tujuan manajemen menyusun sasaran? Petunjuk Jawaban Latihan 1) Manajemen adalah proses yang didesain untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dalam lingkungan yang serba berubah. Manajer adalah orang yang membuat segala sesuai terlaksana dengan baik melalui orang lain. 2) Manajer memiliki fungsi utama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Fungsi perencanaan ini menentukan hal yang perlu dilakukan organisasi dan cara organisasi melakukannya melalui perencanaan secara matang. Pengorganisasian merupakan proses manajemen dalam menentukan cara pengaturan terbaik sumber daya dan kegiatan organisasi ke dalam struktur yang ada saat ini secara efektif dan efisien. Fungsi kepemimpinan, yaitu memberikan petunjuk dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Fungsi kepemimpinan ini dapat meliputi fungsi penyusunan staf dan fuingsi pengarahan. Pengendalian adalah proses mengevaluasi, memonitor, dan mengoreksi kegiatan organisasi. Keempat fungsi manajemen yang berbeda-beda tersebut harus diintegrasikan dalam penggunaannya dengan memerhatikan kondisi perusahaan, karyawan perusahaan, jenis bisnis yang dilakukan perusahaan, proses produksi yang dilakukan perusahaan, dan sebagainya. 3) Selain memiliki empat fungsi utama tersebut, ada beberapa jenis manajer yang ada dalam organisasi. Jenis manajer tersebut dapat dikelompokkan menurut tingkat dan bidangnya. Sesuai dengan tingkatannya, ada empat tingkat manajer, yaitu top manager, middle manager, dan lower manager. Ketiga level atau tingkat dalam manajemen itu dapat terbagi menjadi berbagai bidang manajemen, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen informasi, serta berbagai manajemen lainya. 4) Manajer yang efektif juga harus memiliki empat keahlian utama, yaitu keahlian konseptual (conceptual skills), keahlian analitis (analytical skills), keahlian untuk behubungan dengan orang lain (human relations

5.24 Pengantar Bisnis  skills), keahlian teknis (technical skils), keahlian membuat keputusan (decision-making skills), dan keahlian pengelolaan waktu (time management skills). Selain itu, ada empat peran manajer, yaitu peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. 5) Ada empat tujuan dilakukannya penyusunan sasaran, yaitu: a. Memberikan arahan dan petunjuk bagi manajer pada semua tingkatan mengenai kondisi perusahaan saat ini, dan adakah sesuatu yang bermasalah dalam organisasi. b. Membantu organisasi atau perusahaan mengalokasikan sumber dayanya. Perusahaan akan melakukan prioritas dalam alokasi sumber daya terutama untuk proyek dengan potensi penjualan terbesar daripada alokasi untuk produk yang mapan atau mengalami stagnasi dalam penjualan. c. Sasaran juga membantu perusahaan menentukan atau mendefinisikan budaya perusahaan. d. Membantu manajer menilai kinerja organisasi. Tujuan atau sasaran organisasi atau perusahaan tentu saja tidak seragam antara satu perusahaan dan perusahaan lain. Hal ini dipengaruhi oleh misi organisasi atau perusahaan tersebut. Misi merupakan pernyataan mengenai cara perusahaan atau organisasi mencapai tujuan di lingkungan yang ada di sekitarnya. Misi perusahaan atau organisasi harus mudah didentifikasi. Misi dan strategi perusahaan tersebut bukan sesuatu yang kaku dan tidak dapat berubah, melainkan merupakan sesuatu yang dapat berubah seiring dengan perubahan lingkungan persaingannya. RANGKUMAN Manajemen adalah proses yang didesain untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dalam lingkungan yang berubah. Manajemen memiliki fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, dan pengendalian kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Manajemen meliputi tiga tingkatan, yaitu top management, middle management, dan lower management serta memiliki keahlian konseptual, keahlian berhubungan dengan orang lain, dan keahlian teknis. Manajemen juga memiliki tiga peran, yaitu peran interpersonal, peran informasional, dan peran dalam pengambilan keputusan. Untuk menghadapi lingkungan

 EKMA4111/MODUL 5 5.25 bisnis yang selalu mengalami perubahan, manajemen harus memiliki kemampuan dalam pengelolaan strategis, baik di tingkat korporasi, bisnis atau organisasi, dan tingkat fungsional. Perubahan dalam organisasi ada yang memang direncanakan, namun adakalanya mengikuti perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perubahan harus selalu dikomunikasikan dengan baik kepada semua personilnya. TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Proses dan usaha mencapai tujuan organisasi melalui orang lain disebut .... A. manajer B. perencana C. pendorong D. pelaksana 2) Salah satu karakteristik utama yang mampu menangkap budaya organisasi adalah .... A. perhatian secara global B. inovasi dan menangani risiko C. orientasi pada kinerja D. keahlian teknis 3) Yang termasuk fungsi manajemen antara lain .... A. perencanaan dan pelaksanaan B. perencanaan dan pengendalian C. pengorganisasian dan pengelompokan D. kepemimpinan dan keanakbuahan 4) Perencanaan perusahaan meliputi .... A. perencanaan strategis, taktis, dan operasional B. perencanaan jangka pendek, menengah, panjang C. perencanaan situasional D. jawaban a,b,c benar 5) Pengorganisasian merupakan kegiatan yang penting karena .... A. dapat menciptakan inovasi B. meningkatkan kompetisi

5.26 Pengantar Bisnis  C. dapat menyusun lini atau garis kewenangan D. menghasilkan duplikasi penggunaan sumber daya 6) Fungsi kepemimpinan ini dapat meliputi .... A. fungsi perencanaan dan pengendalian B. fungsi pengelolaan dan pengorganisasian C. fungsi penyusunan staf dan pengarahan D. fungsi pengendalian dan perbaikan 7) Berikut merupakan fungsi pengendalian, yaitu .... A. mengidentifikasi penyimpangan dari tujuan B. menemukan penyebab penyimpangan C. merencanakan perbaikan D. menciptakan perubahan 8) Sesuai dengan tingkatannya, ada empat tingkat manajer, yaitu .... A. top manager B. middle manager C. lower manager D. a,b,c, benar 9) Manajer yang efektif juga harus memiliki empat keahlian utama, antara lain .... A. keahlian konseptual dan keahlian evaluasi B. keahlian analitis dan keahlian berkomunikasi C. keahlian konseptual dan keahlian teknis D. keahlian membuat keputusan dan keahlian pengelolaan sumber daya 10) Salah satu peran manajer adalah .... A. bertanggung jawab terhadap para investor B. membuat kebijakan C. sebagai enterpreneurship D. sebagai pengambil keputusan

 EKMA4111/MODUL 5 5.27 Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar ×100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

5.28 Pengantar Bisnis  Kegiatan Belajar 2 Organisasi Pada Pasar Sekarang A. BENTUK DASAR STRUKTUR ORGANISASI Organisasi adalah sistem sosial yang terstruktur dan terdiri dari individu dan kelompok yang bekerja bersama-sama untuk mencapai sasaran (Greenberg & Baron, 2008). Pada prinsipnya, organisasi merupakan kumpulan orang atau individu yang bekerja bersama-sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang sama. Organisasi juga merupakan unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berkumpul secara sadar dan melakukan kegiatan secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk mencapai seperangkat tujuan atau sasaran tertentu (Robbins & Judge, 2011). Berdasarkan definisi tersebut, perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa atau layanan juga termasuk organisasi. Demikian juga halnya dengan rumah sakit, tempat ibadah, sekolah, toko pengecer (retail), kapolisian negara, pemerintah daerah maupun pusat, unit-unit militer, dan masih banyak lagi organisasi lainnya. Sementara itu, orang yang mengelola kegiatan dalam organisasi dan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan organisasi tersebut adalah manajer atau pengelola. Sementara itu, struktur organisasi merupakan penjelasan tugas secara formal dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi didesain menggunakan enam elemen utama, yaitu spesialisasi kerja (work specialization), departementalisasi (departementalization), rantai komando (chain of command), rentang kendali (span of control), sentralisasi (centralization) dan desentralisasi (decentralization), serta formalisasi (formalization). Spesialisasi kerja merupakan tingkat di mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi ke dalam beberapa pekerjaan. Spesialisasi akan membuat pekerjaan lebih efisien karena karyawan yang sama telah terbiasa melakukan pekerjaan yang sama setiap harinya. Spesialisasi pekerjaan sangat tepat digunakan bagi karyawan yang tidak terampil. Karyawan cukup dilatih agar dapat mengetahui dan mengoperasikan satu proses. Walaupun demikian, spesialisasi kerja mempunyai dampak negatif, yaitu terjadinya kebosanan karyawan sehingga mereka perlu dirotasi setelah bekerja di tempat yang sama untuk jangka waktu tertentu.

 EKMA4111/MODUL 5 5.29 Departementalisasi merupakan dasar pembagian pekerjaan di suatu organisasi, baik menurut fungsi, produk, geografis, proses, maupun pelanggan. Departementalisasi menurut fungsi (departementalisasi fungsional) membagi pekerjaan sesuai dengan fungsinya, yaitu pemasaran, operasional, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, perancangan, dan seterusnya. Departementalisasi fungsi ini cocok untuk semua jenis organisasi dan dapat dicapai efisiensi. Departementalisasi menurut produk membagi pekerjaan sesuai dengan produk (barang dan layanan) yang dihasilkan. Pada departementalisasi tersebut, manajer hanya berkonsentrasi pada satu divisi. Departementalisasi ini cocok bagi perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu unit produk dan bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja suatu produk. Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 masing-masing memaparkan struktur organisasi fungsional dan struktur organisasi produk. Selanjutnya, departementalisasi geografis membagi pekerjaan menurut posisi atau tempat beroperasinya perusahaan atau organisasi. Departementalisasi geografis ini dapat juga membagi perusahaan menurut bidang geografis yang dilayani, baik dalam satu negara ataupun antar negara. Departementalisasi geografis sangat tepat apabila perusahaannya terdapat di berbagai tempat di seluruh dunia.

5.30 Pengantar Bisnis  Sumber: Greenberg & Barron (2008) Gambar 5.1 Struktur Organisasi Fungsional Sumber: Greenberg & Barron (2008) Gambar 5.2 Struktur Organisasi Produk Selanjutnya, departementalisasi proses membagi pekerjaan sesuai dengan urutan proses produksi atau layanan. Departementalisasi proses juga merupakan pembagian organisasi sesuai dengan urutan proses penciptaan barang dan layanan yang diberikan. Departementalisasi proses ini digunakan agar dalam memroses layanan maupun produk lebih terfokus. Sementara itu, departementalisasi pelanggan membagi pekerjaan sesuai dengan kategori pelanggan yang dilayani. Asumsi yang mendasari departementalisasi pelanggan adalah pelanggan pada setiap departemen memiliki seperangkat

 EKMA4111/MODUL 5 5.31 permasalahan dan kebutuhan yang dapat terpenuhi apabila perusahaan atau organisasi mau lebih fokus menanganinya. Departementalisasi pelanggan ini juga merupakan pembagian organisasi menurut kelompok kebutuhan pelanggan terhadap produk perusahaan, seperti departemen produk kebutuhan pria, departemen produk kebutuhan wanita, departemen produk kebutuhan anak-anak, dan seterusnya. Pelanggan akan membeli barang kebutuhan anak-anak pasti akan datang ke departemen yang menghasilkan dan menyediakan berbagai macam produk kebutuhan anak-anak. Dalam perusahaan atau organisasi besar sering kali juga dilakukan departementalisasi, yaitu proses mengelompokkan pekerjaan ke dalam unit- unit yang logis. Dengan pembagian pekerjaan ke dalam departemen- departemen tersebut memudahkan perusahaan melakukan pengendalian dan pengordinasian terhadap pekerjaaan sehingga memudahkan pelaksanaan pekerjaan tersebut. Departementalisasi memungkinkan perusahaan memperlakukan masing-masing departemen sebagai profit center, yaitu unit dalam perusahaan yang terpisah dan bertanggung jawab untuk mengendalikan biaya dan menghasilkan keuntungan. Manajer kemudian dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan mengenai periklanan dan promosi dengan memanfaatkan berbagai kegiatan atau ruang, anggaran, dan sebagainya. Ada berbagai departementalisasi yang sudah dipaparkan di atas. Perusahaan dapat menggunakan gabungan berbagai jenis departementalisasi tersebut ke dalam satu struktur yang disebut dengan departementalisasi campuran atau multibentuk. Selanjutnya, rantai komando merupakan dasar pembagian kerja dengan memperhatikan jalur kewenangan dari pimpinan puncak organisasi ke karyawan yang paling rendah dalam organisasi tersebut. Rantai komando juga terkait dengan kewenangan dan keseragaman perintah. Kewenangan merupakan kewajiban yang melekat pada posisi manajerial untuk memberikan perintah atau kewajiban menaatinya, sementara itu keseragaman perintah merupakan ide bahwa anak buah atau pengikut hanya mempunyai satu pimpinan langsung yang meminta pertanggungjawaban atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Namun demikian, konsep rantai komando, kewenangan, dan keseragaraman perintah menjadi kurang relevan akhir-akhir ini dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan kecenderungan pemberdayaan karyawan. Saat ini berbagai perusahaan dan organisasi lebih menerapkan tim lintas fungsi (cross-functional team) dan tim yang dikelola

5.32 Pengantar Bisnis  secara mandiri (self-managed team) yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Rentang kendali merupakan dasar pembagian kerja dengan memperhatikan banyaknya karyawan yang dapat dikelola dan diarahkan oleh manajer secara efektif dan efisien. Semakin sedikit karyawan yang dikelola, maka manajer dapat mengelolanya dengan lebih baik. Namun demikian, sempitnya rentang kendali mempunyai tiga kekurangan, yaitu tidak efisien karena akan menambah jumlah tingkat pengelolaan, membuat komunikasi vertikal yang lebih kompleks dan rumit, serta ketatnya pengawasan yang menyebabkan karyawan kehilangan otonomi, kreatifitas, dan kebebasan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam hal rentang kendali, organisasi lebih memilih pengurangan atau efisiensi biaya, kecepatan dalam pembuatan keputusan, peningkatan fleksibilitas, hubungan yang dekat dengan pelanggan, dan pemberdayaan karyawan. Sentralisasi merupakan pengambilan keputusan yang terkonsentrasi pada satu titik dalam organisasi. Konsep sentralisasi terkait dengan otoritas formal yang melekat pada satu posisi. Pada umumnya, top manager tidak mengumpulkan informasi dari manajer pada tingkat yang lebih rendah sebelum mengambil keputusan. Hal inilah yang disebut dengan sentralisasi. Sementara itu, desentralisasi dilakukan agar pengambilan keputusan lebih cepat, makin banyak orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan sehingga karyawan dilibatkan dalam pembuatan keputusan tersebut. Desentralisasi ini konsisten dengan tujuan perusahaan yang fleksibel dan responsif. Formalisasi merupakan standardisasi dalam pembagian kerja organisasi. Jika formalisasi pekerjaan tinggi maka pekerjaan itu pasti memiliki standardisasi yang tinggi pula. Karyawan diharapkan melakukan pekerjaan sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku. Dalam perusahaan atau organisasi terdapat deskripsi pekerjaan, peraturan, dan prosedur yang baku, dan prosedur untuk melakukan proses kerja dalam organisasi jelas dan terukur. Bila formalisasi pekerjaan rendah, perilaku kerja tidak terprogram dan karyawan memiliki kebebasan dalam melakukan pekerjaan. Standardisasi kerja yang tinggi akan mengurangi kemungkinan karyawan melakukan kegiatan lain di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Tingkat formalisasi ini dapat bervariasi antarorganisasi dan di dalam organisasi. Dalam mendesain struktur organisasi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan enam elemen. Apabila organisasi tersebut dirancang

 EKMA4111/MODUL 5 5.33 dengan sangat terspesialisasi, departementalisasinya sangat kaku, rantai komandonya jelas, rentang kendalinya sempit sehingga pengawasannya ketat, tersentralisasi dan sangat formal maka organisasi tersebut tergolong organisasi yang bersifat mekanistik. Sementara itu, apabila organisasi didesain dengan tim lintas fungsi dan lintas hierarki, aliran informasinya bebas, rentang kendalinya luas sehingga pengawasannya tidak terlalu ketat, melakukan desentralisasi kewenangan, dan formalisasinya rendah maka struktur organisasi tersebut disebut struktur organik. Beberapa faktor situasional juga memengaruhi perusahaan dalam melakukan desain terhadap struktur organisasi yang akan disusunnya, yaitu strategi, ukuran, teknologi, dan ketidakpastian lingkungan. Struktur organisasi membantu organisasi dalam mencapai tujuan yang menjadi bagian penting dalam strategi organisasi. Perusahaan yang melakukan perubahan dalam strategi korporasinya akan mendorongnya melakukan perubahan struktur organisasinya untuk mendukung pencapaian strategi organisasi. Sebagai contoh, fleksibilitas dan aliran informasi yang bebas dalam struktur organisasi yang bersifat organik akan berjalan dengan baik bila organisasi melakukan strategi inovasi yang unik. Sementara struktur organisasi mekanistik dengan efisiensi, stabilitas, dan pengendalian secara ketat akan berjalan dengan baik bagi perusahaan yang memiliki strategi pengendalian biaya secara ketat. Besar kecilnya organisasi ditunjukkan antara lain dengan banyak atau sedikitnya karyawan. Perusahaan besar cenderung memilih mengadakan spesialisasi, departementalisasi, sentralisasi, menggunakan peraturan dan prosedur standar daripada perusahaan yang berskala kecil. Pertumbuhan organisasi akan berpengaruh pada ukuran organisasi dan berpengaruh pula pada strukturnya. Selanjutnya, teknologi yang digunakan organisasi atau perusahaan juga berpengaruh pada struktur organisasi yang dipilihnya. Teknologi tersebut semula merupakan teknologi yang digunakan dalam proses produksinya. Hasil penelitian Joan Woodward menyatakan bahwa teknologi memengaruhi struktur organisasi yang digunakan (Robbins & Coulter, 2012). Woodward menyatakan adanya tiga kategori kompleksitas teknologi. Pertama, produksi unit atau produksi dalam jumlah kecil yang menggunakan diferensiasi vertikal dan horizontal rendah dan bersifat tidak formal sehingga menggunakan struktur organisasi organik. Kedua, produksi masa yang menghasilkan produk dalam jumlah besar, menggunakan diferensiasi vertikal sedang, diferensiasi horizontal, dan formalisasi tinggi

5.34 Pengantar Bisnis  akan tepat mengggunakan struktur organisasi mekanistik. Ketiga, produksi proses yang menggunakan teknologi yang sangat kompleks dan proses kontinu cenderung menggunakan diferensiasi vertikal tinggi dan horizontal rendah, serta formalisasi rendah akan tepat menggunakan struktur organisasi organik. Penelitian Woodwoard tersebut tampak tidak konsisten karena kenyataannya semakin kompleks teknologi juga kurang menjamin semakin organik atau mekanistiknya struktur organisasi. Faktor lain yang memengaruhi struktur organisasi terkait dengan teknologi adalah rutinitas teknologi tersebut digunakan dalam proses. Semakin rutin teknologi digunakan dalam proses transformasi input menjadi output, maka semakin mekanistik struktur organisasinya, sedangkan semakin tidak rutin teknologi yang digunakan, maka struktur organisasi yang tepat adalah struktur organik. Ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi struktur organisasi yang digunakan dalam perusahaan. Beberapa organisasi atau perusahaan ada yang berhadapan pada lingkungan yang selalu stabil, sederhana, dan penuh dengan kepastian, namun adapula perusahaan yang selalu dihadapkan pada lingkungan yang kompleks, selalu berubah, dan tidak pasti. Semakin stabil dan sederhananya lingkungan yang dihadapi, perusahaan cenderung memilih struktur organisasi mekanistik, sedangkan semakin fleksibel dan kompleksnya lingkungan yang dihadapi, perusahaan akan cenderung memilih struktur organisasi yang bersifat organik. B. STRUKTUR DAN MODEL ORGANISASI Apakah yang dimaksud dengan struktur organisasi? Struktur organisasi merupakan spesifikasi pekerjaan dalam suatu organisasi dan cara pekerjaan- pekerjaan tersebut berhubungan satu sama lain. Pada umumnya, struktur organisasi digambarkan dalam sebuah diagram. Dalam struktur organisasi juga dijabarkan adanya rantai komando yang menunjukkan hubungan pelaporan dalam organisasi atau perusahaan. Diagram struktur organisasi pada perusahaan besar tentu saja lebih kompleks daripada perusahaan kecil. Adakalanya, diagram tersebut dipecah-pecah menurut divisi atau departemen masing-masing. Selanjutnya, struktur organisasi ditentukan oleh misi dan strategi perusahaan. Suatu perusahaan bisnis yang tumbuh cepat dan dinamis membutuhkan struktur organisasi yang lebih fleksibel dan tumbuh mengikuti

 EKMA4111/MODUL 5 5.35 perubahan lingkungan dan perubahan strategi. Organisasi yang stabil dengan sasaran pertumbuhan yang rendah atau sedang dengan strategi yang lebih konservatif membutuhkan struktur organisasi yang tidak terlalu dinamis. Dalam struktur organisasi juga terdapat penjelasan mengenai spesialisasi pekerjaan, yaitu proses mengidentifikasi pekerjaan khusus yang harus dikerjakan dan mendesain orang atau karyawan yang mengerjakannya. Manajer melakukan spesialisasi dari pekerjaan besar menjadi pekerjaan yang yang lebih kecil dan lebih mendetail. Pada organisasi atau perusahaan yang kecil, pemilik perusahaan menyusun sendiri pekerjaan karyawannya. Perusahaan yang tumbuh semakin besar dan kompleks dituntut melakukan spesialisasi pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan dapat diselesaikan secara lebih detail dan teliti. Spesialisasi pekerjaan mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Spesialisasi pekerjaan akan memudahkan karyawan melakukan pekerjaan secara efisien daripada tidak ada spesialisasi. Hal ini disebabkan karyawan dapat belajar secara lebih khusus. Namun demikian, pekerjaan bersifat monoton, karyawan seringkali merasa bosan dan kurang berhati-hati. Hal ini menyebabkan karyawan kurang merasa puas terhadap pekerjaannya dan merasa kehilangan peran dalam organisasi tersebut. Selain itu, building block dalam struktur organisasi adalah dengan penyusunan hierarki dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan dengan formalisasi hubungan pelaporan. Bila memfokuskan pada hubungan pelaporan di antara manajer dan individu yang ada maka seringkali disebut sebagai pendelegasian. Secara keseluruhan, pendelegasian tersebut meliputi sentralisasi dan desentralisasi dalam organisasi. Organisasi yang melakukan sentralisasi pada umumnya memiliki kewenangan dalam membuat keputusan. Hal ini dilakukan terutama untuk melakukan standardisasi. Sentralisasi kewenangan dilakukan perusahaan yang relatif stabil dan lingkungannya dapat diprediksi dengan baik. Pada umumnya, sentralisasi ini dilakukan oleh perusahaan kecil. Sementara itu, organisasi atau perusahaan yang melakukan desentralisasi adalah organisasi atau perusahaan yang sebagian besar kewenangannya didistribusikan atau didelegasikan kepada departemen atau bagian yang ada di bawah top management. Desentralisasi dilakukan pada perusahaan yang memiliki kondisi lingkungan yang dinamis dan kompleks, responsif terhadap perubahan lingkungan, dan mampu mengambil keputusan secara cepat.

5.36 Pengantar Bisnis  Ada beberapa jenis struktur organisasi yang telah banyak digunakan di berbagai organisasi, yaitu struktur lini, struktur lini dan staf, struktur fungsional, struktur divisional, struktur matriks, struktur internasional, dan struktur organisasi kontemporer yang berkembang di sekitar abad 21. Struktur organisasi lini merupakan struktur organisasi yang paling sederhana. Struktur lini memiliki hubungan kewenangan langsung dari top management ke karyawan pada level yang paling rendah. Struktur ini mempunyai rantai komando yang jelas yang memungkinkan manajer mampu membuat keputusan dengan jelas. Struktur lini membutuhkan manajer yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang luas karena dituntut untuk bertanggung jawab atas berbagai macam kegiatan. Struktur lini tersebut pada umumnya digunakan pada bisnis kecil. Gambar 5.3. merupakan contoh struktur organisasi lini yang paling sederhana. Sumber: Robbins & Judge, 2011 Gambar 5.3 Struktur Organisasi Lini Selanjutnya, struktur organisasi lini dan staf, memiliki hubungan lini tradisional antara supervisor dan anak buahnya. Manajer pada struktur organisasi lini dan staf merupakan manajer yang mempunyai spesialisasi khusus yang disebut manajer staf, yang membantu manajer lini. Manajer lini dapat memfokuskan pada bidang keahlian dalam operasional bisnis, sedangkan manajer staf memberikan masukan dan dukungan pada departemen lini pada bidang khusus seperti keuangan, sumber daya manusia, hukum, dan perancangan. Manajer staf tidak memiliki kewenangan langsung pada manajer lini atau pada anak buah manajer lini tetapi manajer staf memiliki kewenangan langsung pada anak buahnya dalam departemennya.

 EKMA4111/MODUL 5 5.37 Struktur organisasi yang ketiga adalah struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang menunjukkan hubungan antarfungsi dan kegiatan dalam organisasi yang menentukan kewenangan. Struktur organisasi fungsional ini banyak digunakan oleh organisasi atau perusahaan kecil dan sedang dan biasanya dikelola berdasarkan fungsi dasar bisnis, yaitu pemasaran, operasional, keuangan, dan sumber daya manusia. Manfaat dari pendekatan ini adalah adanya spesialisasi dalam bidang fungsional dan koordinasi di antara fungsi tersebut. Pada organisasi atau perusahaan besar, koordinasi antardepartemen fungsional menjadi sangat kompleks. Struktur fungsional juga mendorong dilakukannya sentralisasi dan membuat akuntabilitasnya lebih sulit. Bersamaan dengan pertumbuhan organisasi, struktur tersebut dapat berubah ke bentuk struktur organisasi lainnya. Bentuk struktur organisasi yang keempat adalah struktur divisional. Struktur organisasi divisional terkait dengan departementalisasi produk. Organisasi menggunakan pendekatan ini terstruktur seputar beberapa produk yang menghasilkan dan memasarkan produk yang dimilikinya. Setiap divisi dipimpin oleh kepala divisi dan biasanya memiliki identitas dan memiliki otonomi di bawah payung korporasi. Divisi ini menunjukkan adanya diversitas dalam perusahaan. Masing-masing divisi pada umumnya dapat dibagi lagi menjadi beberapa subdivisi. Struktur organisasi divisional memungkinkan adanya pendelegasian kewenangan pembuatan keputusan pada manajer divisi atau departemen sesuai spesialisasinya. Hal ini akan mendorong pembuatan keputusan secara cepat dan lebih inovatif. Setiap divisi dapat membuat spesialisasi baik berdasarkan geografis, produk, pelanggan, dan sebagainya. Namun demikian, struktur divisional ini memungkinkan terjadinya duplikasi kerja yang membuat kesulitan dalam merealisasikan skala ekonomis sebagai hasil dari pengelompokan tersebut. Selanjutnya, bentuk struktur organisasi kelima adalah struktur organisasi matriks. Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi dari dua struktur organisasi yang dapat beroperasi lebih baik dibandingkan kedua struktur yang dioperasionalkan secara mandiri. Pada umumnya struktur organisasi matriks diterapkan pada perusahaan yang menggunakan sistem kerja proyek. Pada sistem kerja proyek, karyawan pada berbagai fungsi dan berbagai divisi berkumpul untuk mengerjakan proyek tersebut dan bertanggung jawab pada pemimpin proyek. Setelah proyek selesai maka para karyawan yang menjadi anggota tim proyek akan kembali ke tenpat kerja

5.38 Pengantar Bisnis  masing-masing, baik dalam fungsi maupun dalam divisi. Struktur organisasi matriks memberikan fleksibilitas, mendorong kerjasama, dan kreativitas, dan memungkinkan perusahaan memberikan tanggapan secara cepat terhadap perubahan lingkungan dengan memberikan perhatian khusus pada proyek atau permasalahan tertentu. Gambar 5.4 merupakan contoh struktur organisasi matriks. Sumber: Greenberg & Barron (2008) Gambar 5.4 Struktur Organisasi Matriks Sementara itu, bentuk struktur organisasi keenam adalah bentuk struktur organisasi internasional yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pemanufakturan, pembelian, dan penjualan di pasar global. Beberapa perusahaan menggunakan struktur global ketika mereka memperoleh sumber daya (termasuk modal), menghasilkan barang dan jasa, terikat dalam penelitian dan pengembangan, dan menjual produk ke pasar lokal yang tepat. Dunia yang berkembang membuat organisasi semakin kompleks sehingga organisasi mencari bentuk yang lebih baru yang dapat bersaing secara lebih efektif. Menurut Ebert dan Griffin (2009), terdapat tiga bentuk organisasi yang mampu mengikuti perkembangan di abad ke-21 ini, yaitu organisasi tim, organisasi virtual, dan organisasi pembelajar. Organisasi tim berhubungan dengan tim proyek yang eksklusif. Karyawan akan berpindah dari satu proyek ke proyek lain yang didasari oleh hirarki fungsional serta keahlian masing-masing individu karyawan dan

 EKMA4111/MODUL 5 5.39 kebutuhan proyek. Kewenangan tim mendasari organisasi mengadopsi struktur organisasi tersebut. Bentuk struktur organisasi yang mendekati struktur tim adalah organisasi maya atau organisasi virtual. Bentuk organisasi maya atau virtual ini hanya memiliki sedikit karyawan tetap dan struktur organisasi yang sangat kecil, atau tidak ada struktur organisasinya. Apabila pekerjaan organisasi ini bertambah banyak, perusahaan melakukan outsourcing sebagian pekerjaan dan menyewa peralatan atau fasilitas untuk memenuhi permintaan pada kondisi yang unik. Sementara itu, organisasi pembelajar merupakan organisasi yang bekerja untuk mengintegrasikan perbaikan secara terus-menerus dan dengan karyawan yang terus-menerus belajar dan berkembang. Secara khusus, organisasi pembelajar bekerja untuk memfasilitasi pembelajaran seumur hidup dan pengembangan personal semua karyawan dengan tetap menanggapi perubahan permintaan dan kebutuhan. Organisasi pembelajar menggunakan beberapa pendekatan, terutama kualitas superior, perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dan pengukuran kinerja. Untuk mencapai ketiga hal tersebut, karyawan diharapkan melakukan perbaikan dalam keahlian, talenta, dan pengetahuan. Organisasi tidak hanya dibatasi pada organisasi formal, namun juga dapat memilki organisasi informal yang dapat memengaruhi organisasi formal. Selanjutnya, terkait dengan hirarki pengambilan keputusan yang dilakukan, struktur organisasi dapat meliputi struktur organisasi horizontal atau datar (flat organizational structure) dan struktur organisasi vertikal atau tinggi (tall organizational structure). Struktur organisasi datar merupakan organisasi atau perusahaan yang melakukan desentralisasi dan sedikit memiliki jenjang hierarki dalam struktur organisasi tersebut. Sementara itu, struktur organisasi yang tinggi lebih merupakan organisasi atau perusahaan yang melakukan sentralisasi dalam pengambilan keputusan dan memiliki jenjang hierarki yang lebih banyak. Suatu organisasi atau perusahaan memang mengalami pertumbuhan dalam ukuran organisasi. Organisasi atau perusahaan yang kecil misalnya, hanya ada pemilik yang sekaligus sebagai manajer dan memiliki beberapa orang karyawan, strukturnya pasti hanya ada dua tingkat atau level. Seiring dengan pertumbuhan organisasi maka struktur tersebut semakin berkembang, semakin tidak efisien dan menciptakan kekacauan (chaos). Oleh karena itu, diperlukan tingkatan atau hierarki pengelolaaan yang semakin lama semakin kaku dan menekankan aspek administratif dan birokratis.

5.40 Pengantar Bisnis  Dalam struktur organisasi, distribusi kewenangan juga memengaruhi berapa banyak orang atau individu yang diperlukan untuk menjadi manajer. Dalam struktur organisasi yang datar, sejumlah individu dikelola oleh satu supervisor sehinggga rentang kendali (span of control)-nya menjadi luas. Dalam struktur organisasi yang tinggi, rantai kendali manajer cenderung lebih sempit. Bila manajer memiliki lebih banyak kewenangan dalam membuat keputusan maka supervisor akan mempunyai tugas yang lebih sedikit karena semua tugasnya telah dikerjakan oleh manajer. Selain itu, apabila pekerjaan lebih terdiversifikasi maka rentang kendali semakin sempit. Sementara itu, apabila jumlah pekerjaan sedikit dan satu pekerjaan terkait dengan pekerjaan lain maka rentang kendali semakin luas. Sementara itu, pendelegasian merupakan proses di mana manajer mengalokasikan pekerjaan kepada anak buahnya. Menurut Ebert dan Griffin (2009), pendelegasian tersebut meliputi (1) pemberian tanggung jawab, yaitu kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan; (2) pemberian kewenangan, yaitu kekuasaan untuk membuat keputusan yang penting dalam menyelesaikan pekerjaan; dan (3) penciptaan kewenangan, yaitu tanggung jawab karyawan untuk berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Dalam proses pendelegasian tersebut, yang harus mendapatkan perhatian adalah tanggung jawab, kewenangan, dan tanpa paksaan. Selanjutnya, terdapat tiga jenis bentuk kewenangan, yaitu kewenangan lini, yaitu kewenangan dari atas ke bawah dalam rantai komando. Kewenangan staf merupakan kewenangan yang didasarkan pada keahlian khusus yang biasanya disarankan pada manajer lini dalam bidang hukum, akuntansi, dan sumber daya manusia. Anggota staf pada umumnya akan membantu departemen lini dalam membuat keputusan namun bukan merupakan keputusan akhir. Kewenangan komite atau tim memegang peranan penting dalam kegiatan operasional setiap harinya. Tim ini pada umumnya terdiri dari top manager dan beberapa manajer bidang. Pada tingkat operasional, organisasi atau perusahaan menggunakan tim kerja yang melakukan perencanaan, pengorganisasian, melakukan pekerjaaan dengan supervisi minimal, dan menggunakan kewenangan tersebut dengan baik. Dalam organisasi juga dikenal adanya kelompok kerja dan tim kerja yang menurut sebagian peneliti berbeda, namun sebagian lain menyatakan keduanya sama. Kelompok kerja didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang berkomunikasi satu dengan yang memiliki identitas dan tujuan bersama. Sementara itu, tim kerja merupakan kelompok kecil dengan anggota

 EKMA4111/MODUL 5 5.41 yang mempunyai keahlian yang berbeda dan dapat saling melengkapi, dan memiliki sasaran dan pendekatan yang sama. Ada berbagai jenis tim dalam organisasi atau perusahaan, yaitu: 1. Tim proyek merupakan tim yang dibentuk untuk melaksanakan proyek. Tim ini bersifat sementara selama proyek dilaksanakan. 2. Tim pengembangan produk merupakan bentuk tim proyek yang khusus menangani perancangan dan pembuatan produk baru hingga produk diperkenalkan kepada masyarakat (launching). 3. Tim penjaminan mutu, merupakan sekelompok kecil orang yang bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan permasalahan khusus yang terkait dengan kualitas, produktivitas, dan layanan organisasi. Tim penjaminan mutu ini sering disebut sebagai gugus kendali mutu. 4. Tim kerja yang dikelola sendiri, merupakan sekelompok kecil orang yang bertanggung jawab atas sejumlah proses kerja yang menyampaikan produk ke pelanggan internal ataupun pelanggan eksternal. Struktur organisasi yang banyak berkembangan akhir-akhir ini adalah struktur organisasi kontemporer, yang meliputi struktur organisasi tim, matriks-proyek, organinisasi tanpa batas, dan struktur organisasi pembelajar. Struktur organisasi tim, seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya merupakan struktur organisasi yang terdiri atas tim atau kelompok kerja. Struktur organisasi ini dapat meningkatkan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan, serta mengurangi batasan antarbidang fungsional. Namun demikian, struktur organisasi tim ini tidak memiliki kejelasan rantai komandonya dan menekankan pada prestasi kerja tim (bukan individu dalam tim) dalam pengukuran kinerjanya. Struktur organisasi matriks-proyek yang juga telah dipaparkan sebelumnya merupakan struktur yang disusun secara khusus atau terspesialisasi dari berbagai bidang fungsional untuk mengerjakan proyek, dan karyawan akan kembali ke bidang fungsionalnya tersebut apabila proyek telah selesai. Namun biasanya, organisasi yang menggunakan struktur matriks ini memang menyusun pekerjaannya dalam proyek-proyek sehingga apabila proyek yang satu selesai, akan dilanjutkan ke proyek yang lain. Keunggulan struktur ini adalah fleksibel dan dapat beradaptasi menyesuaikan perubahan lingkungan, dan cepat dalam pengambilan keputusan. Namun, kelemahan struktur matriks-proyek ini adalah kompleksnya penugasan bagi

5.42 Pengantar Bisnis  setiap personal dalam proyek dan banyaknya konflik tugas dan personal yang acapkali terjadi. Struktur organisasi kontemporer yang ketiga adalah struktur organisasi tanpa batas. Struktur tersebut tidak terdefinsikan atau tidak dibatasi secara jelas baik vertikal maupun horizontal, dan termasuk jenis organisasi maya atau organisasi jaringan kerja. Keunggulan struktur organisasi ini adalah fleksibel, responsif, dan menggunakan semua bakat yang dimiliki oleh para personilnya. Namun, struktur organisasi tanpa batas memiliki kelemahan dalam pengendalian dan kesulitan dalam komunikasi. Struktur organisasi kontemporer yang keempat adalah struktur organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar terdiri dari para karyawan yang selalu memperoleh dan berbagai pengetahuan baru, serta menerapkan pengetahuan tersebut dalam kegiatannya. Keunggulan organisasi ini adalah dalam hal kemampuannya berbagi pengetahuan dan keberlanjutannya dalam mencapai keunggulan bersaing. Namun kelemahannya pada ketakutan karyawan akan kehilangan kekuasaannya sehingga adanya keengganan dalam berbagai pengetahuan, serta banyaknya karyawan yang berpengalaman yang memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut karena merasa mampu berdiri sendiri atau mendirikan perusahaan atau bisnis sendiri. C. ORGANISASI YANG BERUBAH-UBAH DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN Dewasa ini, semakin banyak organisasi bersifat dinamis dan melakukan perubahan menyesuaikan dengan lingkungannya. Perubahan organisasi adalah proses ketika organisasi berpindah dari satu kondisi ke kondisi lain yang diinginkan di masa depan untuk meningkatkan keefektifannya. Perubahan merupakan upaya membuat organisasi tersebut menjadi berbeda. Perubahan ini menuntut organisasi untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Ada berbagai jenis kekuatan yang mendorong perubahan dalam organisasi, yaitu perubahan kondisi kerja, teknologi, perekonomian, persaingan, kecenderungan sosial, dan politik dunia. Perubahan yang terjadi di tempat kerja pada umumnya terkait dengan perbedaan atau perubahan budaya, perubahan usia, dan perubahan atau perkembangan keahlian yang dimiliki karyawan. Perubahan teknologi merupakan pendorong utama terjadinya perubahan. Perubahan ini membawa dampak pada kecepatan dan kemudahan proses, serta membuat proses lebih efisien dan lebih menghemat biaya.

 EKMA4111/MODUL 5 5.43 Perubahan kondisi perekonomian dunia dan perekonomian suatu negara juga dapat memicu terjadinya perubahan dalam organisasi. Persaingan global, adanya merger dan konsolidasi berbagai organisasi atau perusahaan serta e- commerce juga mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan sosial serta kondisi politik dunia juga membawa dampak perubahan dalam organisasi. Hal ini dapat dilihat dari terbukanya pasar di Cina yang mendorong produsen berlomba-lomba untuk tetap survive menghadapi produk Cina yang murah dan berkualitas. Selain itu, adanya terorisme yang merajalela juga akan membawa pengaruh pada kondisi organisasi atau perusahaan. Selanjutnya, kita mengenal ada dua jenis perubahan, yaitu perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan. Perubahan yang direncanakan adalah kegiatan perubahan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Sasaran perubahan organisasional yang direncanakan adalah menemukan cara baru yang lebih baik dengan menggunakan sumber daya dan kemampuan organisasi untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk meciptakan nilai dan memperbaiki hasilnya bagi para pemangku kepentingan. Perubahan yang direncanakan tentu membawa dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan organisasi. Perubahan yang direncanakan dapat meningkatkan kemampuan organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan perubahan perilaku. Mendorong karyawan untuk melakukan inovasi, memberdayakan karyawan, menggunakan tim kerja, merupakan contoh kegiatan perubahan yang direncanakan yang digunakan untuk menanggapi perubahan lingkungan. Organisasi yang survive adalah organisasi yang mau menanggapi perubahan tersebut dengan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Keberhasilan atau kegagalan dalam perubahan tersebut dipengaruhi oleh hal yang dilakukan karyawan dalam perubahan karena perubahan yang direncanakan juga termasuk perubahan perilaku individu atau kelompok dalam organisasi. Selanjutnya, siapakah yang bertanggung jawab melakukan perubahan tersebut? Jawabannya adalah agen perubahan. Agen perubahan adalah orang yang bertindak sebagai mediator atau alat perubahan dan bertanggung jawab mengelola kegiatan perubahan. Agen perubahan bisa seorang manajer, tetapi bisa juga bukan manajer, atau karyawan tetap perusahaan atau karyawan kontrak perusahaan, atau oleh konsultan dari luar. Perubahan dalam organisasi belum tentu terjadi secara lancar tanpa hambatan. Hambatan utama terhadap perubahan dalam organisasi adalah

5.44 Pengantar Bisnis  anggota organisasi. Hambatan atau resistensi tersebut menunjukkan adanya stabilitas dan prediktabilitas perilaku organisasional. Resistensi terhadap perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik fungsional dalam organisasi. Resistensi terhadap perubahan tersebut dapat secara eksplisit namun dapat pula secara implisit. Resistensi eksplisit ditunjukkan dengan komplain secara langsung terhadap perubahan yang dilakukan perusahaan atau organisasi, misalnya dengan mengadakan demonstrasi atau pengungkapan langsung karyawan atau sekelompok karyawan pada organisasi mengenai perubahan yang dilakukan. Resistensi eksplisit ini relatif dapat diselesaikan dengan mengadakan perundingan dan kesepakatan antara pihak perusahaan dan karyawan yang resisten terhadap perubahan. Sementara itu, resistensi implisit merupakan bentuk resistensi yang tidak tampak, namun berdampak pada kondisi organisasi, seperti hilangnya loyalitas karyawan, hilangnya motivasi kerja karyawan, meningkatnya kesalahan di tempat kerja, meningkatnya absen karyawan, dan masih banyak lagi bentuk resistensi implisit yang sulit dikenali. Hal-hal apa sajakah yang menjadi sumber resistensi tersebut? Ada dua sumber resistensi, yaitu sumber yang berasal dari dalam diri individu (sumber resistensi individual) dan sumber yang berasal dari organisasi (sumber resistensi organisasional). Sumber resistensi individual meliputi kebiasaan individu, keamanan individu, faktor ekonomi, ketakutan karena tidak paham, informasi yang selektif. Kebiasaan individu merupakan sumber resistensi karena kehidupan karyawan yang kompleks dan telah terprogram atau tersusun dengan baik tiba-tiba saja harus berubah. Keamanan merupakan sumber resistensi karena mereka merasa terancam dengan perubahan tersebut, baik keamanan secara fisik maupun psikis. Faktor ekonomi juga merupakan sumber resistensi karena karyawan takut dengan perubahan tersebut gaji, tunjangan, dan fasilitas lain akan berkurang. Ketakutan karyawan karena mereka tidak paham terhadap perubahan yang akan dilakukan dan dampak perubahan tersebut. Selain itu, banyak karyawan yang tidak mau terbuka terhadap informasi yang ada, atau memilih-milih informasi yang diterima sehingga karyawan tidak memahami secara keseluruhan perubahan yang akan dilakukan organisasi. Sementara itu, sumber resistensi organisasional meliputi kelembaman struktural, keterbatasan fokus perubahan, kelembaman kelompok, ancaman terhadap keahlian, ancaman terhadap hubungan kekuasaan, dan ancaman terhadap alokasi sumber daya. Kelembaban struktural merupakan sumber


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook