STRATEGI GAUL MEWUJUDKAN IMPLEMENTASI P5 BERMUTU Oleh Drs. RUSTANTO, MBA NIP. 19680130 199702 1 001 Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) E-mail: [email protected] PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2022
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun ajaran 2022/2023 ini satuan pendidikan (satpen) diberi kebebasan untuk memilih moda kurikulum yang akan dilaksanakan. Terkait dengan hal tersebut, saat ini banyak satpen yang memilih implementasi kurikulum merdeka secara mandiri baik yang mandiri berubah maupun mandiri berbagi. Satpen pelaksana kurikulum merdeka pilihan mandiri berkewajiban mengikuti pelatihan mandiri melalui platform merdeka mengajar dari Kemdikbudristek. Hasil belajar mandiri tersebut, maka pemahaman kepala sekolah dan guru mengalami banyak kendala. Salah satu kendala yang banyak dijumpai berkaitan dengan implementasi proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Hasil wawancara dengan beberapa orang yang terlibat P5 menunjukkan bahwa semua responden menjawab masih kebingungan dalam menguraikan tema menjadi unit proyek profil, dimensi, sub dimensi, jadwal pelaksanaan, dan keterlibatan masing-masing guru. Selanjutnya hasil supervisi awal implementasi P5 seperti gambar berikut.
Para guru yang terlibat juga mengatakan bahwa masih terbawa arus pembelajaran intrakurikuler sehingga masih mempraktekkan pembelajaran proyek profil pelajar Pancasila dalam muatan mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Padahal P5 merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dan kegiatan kokurikuler berbasis proyek untuk menemukan solusi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar peserta didik dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Satria Rizki, dkk, 2022:16). Penulis sebagai Pengawas Sekolah merasa tertantang untuk dapat mencari solusi yang mudah, tepat, dan terarah dalam mengimplementasikan P5 di sekolah binaan. Salah satu upaya penulis yaitu mendampingi Kepala Sekolah dan Tim Fasilitator P5 (KS-TFP5) membuat rancangan penerapan P5 dengan strategi GAUL. GAUL merupakan akronim dari kata Gool, Action, Understanding, dan Look The Learning Celebration. Sasaran pendampingan adalah Kepala Sekolah, Tim Fasilitator P5 (KS-TFP5), dan 10 guru mata pelajaran yang terlibat di P5 B. Masalah Fokus masalah pada tulisan ini adalah: 1. Memberdayakan KS-TFP5 melalui strategi GAUL. 2. Meningkatkan implementasi P5 melalui pemberdayaan KS-TFP5 dengan strategi GAUL. C. Tujuan Tulisan ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan pemberdayaan KS-TFP5 melalui strategi GAUL. 2. Mendeskripsikan peningkatan implementasi P5 melalui pemberdayaan KS- TFP5 dengan strategi GAUL. D. Manfaat Penerapan strategi GAUL memberi manfaat kepada: 1. Manfaat bagi Kepala Sekolah
a. Memberi informasi cara memberdayakan TFP5 dalam meningkatkan P5. b. Memberi informasi untuk membuat kebijakan implementasi P5. 2. Manfaat bagi Tim Fasiltator P5 (TFP5) a. Memberi informasi cara memberdayakan guru dalam implementasi P5. b. Memberi pengetahuan meningkatkan pelaksanaan P5.bagi TFP5. 3. Manfaat bagi Dinas Pendidikan a. Memberi informasi untuk pembinaan pemberdayaan KS-TFP5. b. Memberi informasi untuk membuat kebijakan implementasi P5 tingkat kabupaten..
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum Merdeka Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi Nomor 56/M/2022 yang selanjutnya diubah nomor 262/M/2022 tetang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran, mengawali lahirnya kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka bersifat fleksibel karena memberi keleluasan satuan pendidikan untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kewenangannya. Fleksibilitas kurikulum sesuai fungsinya terdapat pada fungsi penyesuaian, integrasi, diferensiasi dan pemilihan, sehingga sudah tepat apabila kurikulum dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut dan bermanfaat bagi guru, peserta didik, dan satuan pendidikan itu sendiri ((Purba Mariati, dkk, 2021:20). Pemerintah Pusat memiliki kewenangan menetapkan struktur kurikulum, capaian pembelajaran (CP), pembelajaran dan asesmen, sedangkan satpen berwewenang menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP), mengembangkan CP menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP) dan modul ajar. Kurikulum merdeka memberi kemerdekaan guru untuk merancang pembelajaran menyenangkan, kontekstual, berdiferensiasi, berbasis proyek, dan kolaborasi sesuai tema atau pokok materi. Profil Pelajar Pancasila merupakan karakter dan kompetensi yang harus tertanam dalam diri peserta didik Indonesia pada Abad 21. Kompetensi berkaiatan dengan kemampuan atau keterampilan kognitif, afektif, dan perilaku, sedangkan karakter berhubungan dengan kecenderungan, keinginan, atau dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dinilai baik menurut ajaran, nilai-nilai, norma dan budaya masyarakat (Anggraena Yogi dkk, 2020:30). Proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran lintas mata pelajaran dengan menggunakan 20-30% jam pelajaran masing-masing mata pelajaran pada struktur kurikulum, dan pelaksanaannya terpisah atau di luar pembelajaran intrakurikuler. Profil pelajar Pancasila merupakan turunan dari tujuan pendidikan
nasional sehingga menjadi tujuan akhir pencapaian peserta didik yang meliputi 6 dimensi, yaitu: bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif (Permendikbudristek No. 262/2022). B. Strategi GAUL 1. Gool Gool atau tujuan merupakan langkah awal dan utama yang harus ditetapkan dalam implementasi P5. Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu melakukan pendampingan KS-TFP5. 2. Action Action atau aksi untuk melakukan kegiatan membuat perencanaan yang akurat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan aksi melibatkan KS-TFP5 dan guru mata pelajaran yang mempunyai kewajiban terlibat sesuai struktur kurikulum. Untuk mempermudah peserta, Penulis membuat aplikasi sederhana dari Ms_Excel untuk mempermudah dan menuntun membuat rancangan implementasi P5. 3. Understanding Implementasi kurikulum merdeka merujuk pendekatan konstruktivisme mengatakan bahwa “memahami” merupakan kemampuan yang dikonstruksi melewati proses dan pengalaman belajar sehingga dapat menjelaskan, menginterpretasi, mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena (Anggraena Yogi dkk , 2022:12-13) 4. Look The Learning Celebration Puncak pelaksanaan P5 dengan melaksanakan perayaan belajar yang seyogyanya dilaksanakan di akhir tahun. Perayaan belajar merupakan pameran hasil-hasil karya proyek peserta didik setelah selesai melaksanakan P5 dengan melibatkan pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, instansi, masyarakat umum, dan komunitas tertentu. Tujuan perayaan belajar adalah membagikan pengalaman belajar peserta didik dalam melaksanakan P5 kepada orang lain (Satriya Risky dkk, 2022:91)
BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH A. Prosedur Pemecahan Masalah 1. Menetapkan tujuan akhir tema P5 (Goal) Tahapan ini melibatkan KS-TFP5 dan guru mata pelajaran kelas X yang terlibat P5. Apabila satuan pendidikan belum memiliki TFP5, maka kegiatan diawali dengan membentuknya terlebih dahulu. Fokus kegiatan yaitu menentuka 3 tema P5 yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran pada kelas X jenajng SMK. Proses penentuan tema diselaraskan dengan visi sekolah, kebutuhan siswa, dan kebutuham masyarakat sekitar (diferensiasi). Tema yang dipilih selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan akhir P5 untuk ditetapkan oleh Kepala Sekolah. 2. Penjabaran kegiatan untuk mencapai tujuan akhir (Action) Kegiatan tahap ini melakukan pertemuan lanjutan dengan KS-TFP5 dan guru mata pelajaran. Kegiatan membahas alur penjabaran, dari tujuan akhir menjadi unsur- unsur kegiatan yang dapat mendukung pencapaiannya. Tahap action ada 2 kegiatan, yaitu: a. Perancangan P5 Penulis membuat aplikasi sederhana dari Ms_excel yang dapat menuntun mulai dari kajian awal, penentuan tema, unit proyek profil, dimensi, elemen, sub elemen, dan rubrik penilaian P5. Tampilan aplikasi P5 adalah sebagai berikut.
Gambar 1: Menu Utama P5 Langkah ke-1, membuka sub menu identitas sekolah dan isikan data sesuai format di bawah ini. Gambar 2: Tampilan Sub Menu Identitas Langkah ke-2, membuka sub menu tema proyek profil dan isikan data sesuai format yang ada. Pada tahap ini mengarahkan untuk menentukan pilihan tema, dimensi, elemen dan sub elemen profil pelajar pancasila yang ingin dicapai serta harus diselaraskan dengan visi satuan pendidikan. Gambar 3: Tampilan Sub Menu Tema Proyek Profil
Langkah ke-3, membuka sub menu aksi isikan data sesuai format yang ada. Pada tahap ini mengarahkan setelah menetukan tema, unit proyek, dimensi, elemen dan sub elemen, maka masing-masing guru mata pelajaran menganalisis elemen/sub elemen mana yang dapat terlibat di proses P5. Gambar 4: Tampilan Sub Menu Aksi Langkah ke-4, membuka sub menu rubrik penilaian P5. Pada tahap ini mengarahkan untuk melihat dan mencermati rubrik penilain P5 yang otomatis melihat tujuan atau capain sub elemen yang ditetapkan sebelumnya. Gambar 5: Tampilan Sub Menu Rubrik P5
b. Pelaksanaan rancangan P5 TFP5 melaksanakan rancangan P5 yang sudah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Pengawas Sekolah memantau pelaksanaan P5 untuk memastikan jalannya P5 sesuai rancangan yang dibuat. 3. Pemahaman (Understanding) Setelah melaksanakan satu tema proyek profil, pengawas sekolah, kepala sekolah, TFP5, dan guru mata pelajaran bertemu dalam sebuah rapat untuk merefleksi hasilnya. Fokus kegiatan ini adalah menyamakan persepsi agar memperoleh pemahaman yang sama dalam mengimplementasikan P5. 4. Melihat Perayaan Belajar. Tahap akhir pelaksanaan P5 yaitu melihat perayaan belajar. Kegiatan ini dilaksanakan sekurang-kurang sekali dalam setahun dapat berupa pameran, pagelaran/pentas seni, festival atau bentuk lainnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan strategi GAUL menghasilkan perubahan aksi Kepala Sekolah dan TFP5 dalam merancang, melaksanakan, dan menilai P5 yang berakibat terjadinya peningkatan proses implementasi P5 pada pertengahan semester gasal tahun pelajaran 2022/2023. A. HASIL PENERAPAN STRATEGI GAUL 1. Pendampingan Kepala Sekolah dan TFP5 Membuat Tujuan (Goal) Pengawas sekolah dapat melaksnakan tahapan ini di 10 sekolah binaan dengan diferensiasi kegiatan. Ada yang melaksanakan dengan IHT, Rapat, dan workshop. Salah satu pelaksanaan IHT di SMK Todanan Blora seperti gambar berikut. 2. Pendampingan Aksi P5 (Action). Kegiatan merancang P5 melibatkan KS-TFP5, dan 10 guru mata pelajaran yang mempunyai kewajiban terlibat P5. Penyusunan rancangan implementasi P5 menggunakan aplikasi P5. Aplikasi ini secara otomatis akan menuntun dan mengarahkan semua peserta secara bertahap, sistematis, dan otomatis sampai tahap akhir, yaitu tersedianya rubrik penilaian masing-masing tema P5. Sekolah binaan yang telah melaksnakan tema 1 sampai bulan September 2022 adalah sebagai berikut.
No Nama Sekolah Tema/Unit proyek 1. SMK Pembangunan Nasional Kearifan Lokal: aneka jamu tradisional Purwodadi 2. SMKN 1 Blora Suara Demokrasi: Pemilihan Pengurus OSIS 3. SMKN 1 Purwodadi Bangunlah Jiwa Raganya: Lagu daerah dan lagu nasional 4. SMK Al-Mustawa Kearifan Lokal: aneka jamu tradisional randublatung Blora 5. SMK PSM Randublatung Suara Demokrasi: Pemilihan Pengurus OSIS 3. Pemahaman (Understanding) Setelah melaksanakan satu tema proyek profil, pengawas sekolah, kepala sekolah, TFP5, dan guru mata pelajaran bertemu dalam sebuah rapat untuk merefleksi hasilnya. Fokus kegiatan ini adalah menyamakan persepsi agar memperoleh pemahaman yang sama dalam mengimplementasikan P5. 4. Melihat Perayaan Belajar (The Learning Celebration) Sekolah binaan yang sudah melaksanakan perayaan belajar adalah sebagai berikut. No Nama Sekolah Bentuk Perayaan belajar 1. SMK Pembangunan Nasional Pameran hasil karya: aneka jamu tradisional Purwodadi 2. SMKN 1 Purwodadi Pagelaran seni drama triatikal 3. SMK Al-Mustawa Pameran hasil karya: aneka jamu tradisional randublatung Blora B. HAMBATAN DALAM MENERAPKAN STRATEGI GAUL Pengawas Sekolah menemui hambatan ketika menerapkan strategi GAUL adalah sebagai berikut. 1. Beberapa guru mata pelajaran (matematika, olahraga, Bahasa inggris) kesulitan terlibat dalam pelaksanaan tema proyek profil. 2. Hampir semua guru yang terlibat di proyek profil masih terbawa ke konten mata pelajaran yang diampunya.
3. Mata pelajaran yang tidak terlibat pelaksanaan proyek merasa keberatan jika jadwalnya dibuat blok, karena kehilangan sejumlah jam pelajaran. 4. Guru melakukan penilaian P5 masih terbawa atau fokus pada konten dan hasil akhir produk, 5. Dunia usaha, industry, dan dunia kerja banyak yang belum memahami bahwa ada peluang untuk terlibat di proyek implementasi P5. C. TINDAK LANJUT PENERAPAN STRATEGI GAUL Penulis melakukan tindak lanjut penerapan strategi GAUL dengan mengadakan kajian penajaman strategi dan pengembangan aplikasi P5. Pelaksanaan kajian strategi dengan memanfaatkan kegiatan di forum MKPS, MKKS, MGMP, dan pembahasan aplikasi dengan para ahlinya (guru/praktisi TIK). Tujuannya adalah untuk memperoleh cara penerapan strategi GAUL yang lebih baik. D. DAMPAK Penerapan P5 menggunakan strategi GAUL memberikan dampak kepada sekolah binaan sebagai berikut. 1. Kepala Sekolah mulai membuat anggaran perubahan untuk mendukung pelaksanaan P5 karena merupakan pembelajaran berbasis proyek yang sebelumnya belum dianggarkan sesuai kebutuhan 2. Tim Fasilitator P5 (TfP5) dapat menyusun jadwal pelaksanaan P5 secara luwes sesuai situasi, kondisi, SDM yang tersedia di masing-masing satuan pendidikan. 3. Sekolah Menengah Kejuruan yang bukan sekolah binaan terpancing untuk mengundang sebagai nara sumber P5 4. Memotivasi TFP5 baik sekolah binaan maupun yang lain untuk berkomunikasi tentang pelaksanaan P5 sesuai dengan pedoman.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Penerapan strategi GAUL dapat memberdayakan KS-TFP5 di sekolah binaan. 2. KS-TFP5 yang berdaya dapat meningkatkan implementasi P5 di sekolah binaan. B. REKOMENDASI 1. Kepala Sekolah a. Berkoordinasi dengan TFP5 dalam meningkatkan implementasi P5. b. Mmembuat kebijakan dalam meningkatkan implementasi P5. 2. Tim Fasiltator P5 (TFP5) a. Berkomitmen dan berintegritas dalam memberdayakan guru meningkatkan implementasi P5. b. Selalu memperbaharui pengetahuan P5 dalam meningkatkan pelaksanaan P5. 3. Dinas Pendidikan a. Mengadakan pembinaan pemberdayaan KS-TFP5. b. Membuat kebijakan implementasi P5 tingkat kabupaten. 14
15
DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi Nomor 56 Tahun 2022. Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbudristek. 2. Purba Mariati, Purnamasari Nina, Soetantyo Sylvia, dkk. 2021. Naskah Akademik: Prinsip Pengembangan Pembelajaran berdeferensiasi Pada Kurikulum Fleksibel Sebagai Wujud Merdeka belajar. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Pembelajaran Kemendikbudristek. 3. Anggraena Yogi, Sufyadi Susanti, Maesura Rifki, dkk. Edisi 1 2020. Kajian Pengembangan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Penelitian Pengembangan Dan Perbukuan Kemendikbudristek. 4. Satria Rizki, Adiprima Pia, Wulan, dkk.2022. Panduan Pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Standar Kurikulum Dan Asesmen Pendidikan. Kemendikbudristek. 5. Anggraena Yogi, Ginanto, Felicia, dkk. 2022. Panduan Pembelajaran Dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Kurikulum Dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek. 16
Search
Read the Text Version
- 1 - 16
Pages: