Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

C

Published by Irwandi Aw, 2017-02-28 11:49:24

Description: J-Kesmas Volume III, Nomor 5, tahun 2016

Search

Read the Text Version

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih... 7 16 74 00 288 2,6 42, 1,9 30,1 82,1 Cot Amun 150 46 6,64 9 23 42 4 Kuala 3,2 50, 0,0 17,8 Bubon 343 0 0,00 10 1,44 0 29 0 6 Lhok 4,4 69, 5,6 87,3 35,7 Guci 475 435 20 2,89 3 65 25 1 4,7 74, 1,5 24,1 53,5 Lhok Sari 509 120 30 4,33 5 63 50 7 Pante 3,8 60, 4,2 65,4 17,86 Seumara 411 326 10 1,44 3 26 16 6 Ceureumen Keude 3,0 48, 3,7 58,2 17,8 330 290 10 1,44 Suak Awe 8 39 43 6 200 1,8 29, 1,8 28,3 17,8 Berdikari 141 10 1,44 7 33 21 6 280 2,6 41, 3,4 53,2 26,7 Si Bintang 265 15 2,16 1 06 21 9 Blang 2,4 37, 3,3 51,6 17,8 Teungoh 257 257 10 1,44 0 68 21 6 Ujong 1,8 29, 2,4 37,3 35,77 Panton Reu 200 186 20 2,89 7 33 05 1 Raja 1,6 25, 1,9 30,5 35,7 Tamping 176 152 20 2,89 4 81 62 1 1,1 17, 1,5 24,1 26,7 Antong 120 120 15 2,16 2 60 50 9 Geudong 154 1,4 22, 3,8 60,2 41,0 300 23 3,32 4 58 74 78 Sungai Mas 1,5 24, 2,0 31,5 26,7 Sipot 169 157 15 2,16 8 78 33 9 Lueng 4,7 74, 4,5 70,2 17,8 Tanoh 509 350 10 1,44 Tho 5 63 28 69 Woyla Leung 3,3 52, 3,9 61,0 53,5 Buloh 356 304 30 4,33 2 20 24 7 Padang 1,5 24, 1,5 24,1 35,7 Jawa 170 120 20 2,89 9 93 50 1 Beukit 2,8 45, 3,5 55,4 17,8 308 276 10 1,44 Woyla Meugajah 7 16 62 610 Timur Teumikat 1,8 29, 2,0 31,5 25,0 199 157 14 2,02 Ranom 6 18 33 0Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 148 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih... Pasi 1,3 21, 0,0 17,8 Woyla 145 0 0,00 10 1,4411 Panyang 5 26 0 6 Barat Total 10718 774 693 6Keterangan Tabel : Berdasrkan Tabel 1 dapat kita lihat bahwa proposi tertinggi penduduk yangJPYBMSAA : Jumlah Penduduk yang belum menggunakan sumber air aman dan jamban berada pada Kecamatan Kaway Belum Menggunakan XVI, Desa Meunasah Rayeuk berdasarkan total kasus dan nilai kasus tertinggi sebesar Sumber Air Aman 6,36%, 6,43%, dan 100%,100%. Pada proporsi tertinggi untuk kasus diare dalamJPYBMJ : Jumlah Penduduk yang satu tahun terakhir berada pada Kecamatan Sama Tiga, Desa Deuah berdasarkan total Belum Menggunakan kasus dan nilai kasus tertinggi sebesar 8,08%, 100%. Lebih jelasnya dapat kita Jamban lihat pada grafik dibawah ini.KD : Kasus Diare dalam Satu Gambar Grafik Distribusi Proporsi Kasus Diare Ketersediaan Air Tahun Terakhir Bersih dan Jamban Sehat di Aceh Barat Tahun 2016PBTK : Proporsi Berdasarkan Total Kasus Diare, Belum Menggunakan Sumber Air Aman, dan JambanPBNT : Proporsi Berdasarkan Nilai Tertinggi Kasus Diare, Belum MenggunakanSumber Air Aman, dan Jamban.120.00100.00 100.00 Proporsi Berdasarkan Jumlah Total Penduduk yang Belum Menggunakan Sumber Air Aman 87.35 Proporsi Berdasarkan Jumlah80.00 77.91 Penduduk Tertinggi yang 73.29 65.46 70.28 Belum Menggunakan Sumber 64.26 66.47 Air Aman60.00 58.23 60.2461.04 54.82 55.8256.63 535.12.161 55.42 Proporsi Berdasarkan Jumlah Total Penduduk yang Belum40.00 44.58 PEMBAHASAN Menggunakan Jamban 35.34 37.35 20.00Berdas2a42r.5k1.0a9n025b.a3n0yak h2a6s.5i3l10p.1e22n4e.l1i0t2i8a.n31 30.5231.53 31.53 Proporsi Berdasarkan Jumlahkasus diare sangat berhubungan dengan 2m4.1e0ncu2c4i.1t0angan sPeebnedluudmuk mTeertminbggeiryiamngakan pada anak (p ValuBee=lum0.M03e8ng),guhnaalkianniJasmanbgaantmkdjaiemletaenbk0ruuas.n0enk0jdauinkaskaenah5noa.d33tlba.4e26nah.11hs.61p4we.e414pan.4Y2e4g.r4k68etu.e9i7n4nj.9i15aa.0d3a4p.in41e6aI.1n24nsa.e48w8ilrd.96i0ati.8b01ria6ai..e4r204,ner.4048s.9is13ha.321y4n.04ad14gn.14a24agn1.41t .624.428.928epKp.931ree.e62a3rnm.t2s1ge.64eg4nd.n4u23te.kan318nse.a92g4esa.4a010nn..240dn40iRyakaIre,.etePTTlre2oasrobeh0tapdui1Blhoni1KareTsaarriesdneBuranTaesskdrDaeadhairiairarlrhksiraheabrapndketaaarndlsaaimJbhuamSadhandlatawaauhtknaa Ujong… Suak Nie Buloh Alue… Marek Teupin… Teuladan Cot Amun Lhok Guci Seumara Berdikari Blang… Tamping Geudong Lueng… Padang… Teumikat…berhubungan dengan kebiasaan ibu yang tinggal di rumah dengan fasilitasJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 149 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih...kakus sendiri. Seperti yang diprediksi instansi lain yang terkait untuk segeraprevalensi diare paling tinggi terjadi pada memebantu, memicu, dan mendampingianak yang tinggal di rumah tanpa akses air masyarakat dalam upaya pengadaan danbersih, yaitu yang memakai fasilitas kakus penjagaan sarana air bersih dan jambandi sungai/kolam/danau (18,4%). sehat untuk membebaskan masyarakat dari kasus diare terutam pada anak yang Di daerah kumuh yang padat merupakan generasi penerus bangsa, sertapenduduk, kurang air bersih dengan dapat menjadi pertimbangan untuksanitasi yang jelek akan mengakibatkan prioritas desa yang lebih membutuhkanpenyakit mudah menular. Penularan untuk terlebih dahulu mendapat bantuan,penyakit diare sangat dipengaruhi oleh dan diikuti desa lainnya yang juga padafaktor lingkungan dimana sebagian besar kondisi yang sama.penularan melalui faecal-oral yang sangatdipengaruhi oleh ketersediaan sarana airbersih dan jamban keluarga yangmemenuhi syarat kesehatan serta perilakusehat dari keluarga (Hira, 2002). Meskipun penelitian ini hanyamemberikan gambaran proporsi kasusdiare, ketersediaan air bersih, dan jambansehat, namun demikian data tersebut dapatmenjadi pertimbangan dalam menentukanprogram penyediaan air bersih dan jambanyang tepat sasaran, sehingga kita dapatmenekan insiden diare terutama pada anakyang berdasarkan hasil penelitian banyakdisebabkan karena faktor ketidaksediaanair bersih dan jamban sehat.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapatkita simpulkan bahwa di Kabupaten AcehBarat masih banyak penduduk yang belummendapatkan air aman dan memilikijamban sehat, dan dari sekian banyak yangtidak memiliki proporsi tertinggi terdapatpada Kecamatan Kaway XVI, DesaMeunasah Rayeuk dengan proporsiberdasarkan total kasus sebesar 6,36%,6,43%, dan berdasarkan nilai kasustertinggi sebesar 100%,100%.SARAN Berdasarkan hasil penelitian sangatdiharapkan kepada instansi terkait sepertiBAPEDA ACEH BARAT, DINASKESEHATAN ACEH BARAT, danJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 150 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih...DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI., Buletin Jendela Data dan InformasiHira.A.M., Analisis Faktor Risiko Kesehatan : Situasi Diare Di Terhadap Kejadian Diare Pada Indonesia, Triwulan II, 2011, anak Balita di Kecamatan Jakarta, 2011 Bantimurung tahun 2002, Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI., Kajian Departemen Kesehatan RI, 2004 Morbiditas Diare, Jakarta, 2012Iswari, Yeni., Analisis Faktor Risiko Kementerian Kesehatan Republik Kejadian Diare Pada Anak Usia Indonesia. Profil Kesehatan Dibawah 2 Tahun Di RSUD Kota Indonesia Tahun 2014. Jakarta; Jakarta, Tesis Mahasiswa UI 2015 Fakultas ilmu Keperawatan Studi Magister Ilmu Keperawatan, Kementerian Kesehatan Republik Jakarta, 2011 Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta Selatan, 2013Juffrie, dkk., Gastroenterologi-Hepatologi, jilid 1, jakarta : Badan Penerbit World Health Organitation. World Health IDAI, 2011 Statistic 2016, France, 2016.Kabupaten Aceh Barat., Profil Kabupaten Aceh Barat 2012, Meulaboh, 2012Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 151 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN CV. BAHAGIA JAYA Muhammad Iqbal Fahlevi 1, Fakhrurradhi Luthfi 2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT Based on the preliminary survey, it was found that employees who worked at CV Bahagia Jayahad good knowledge, particularly in doing their job and in wearing self-protecting devices. The data ofwork accident at CV Bahagia Jaya showed that there were 14 cases of work accident in 2011, 17 casesin 2012, and 15 cases in 2013. The research was a survey with cross sectional design which was aimed to find out somefactors which were correlated with work accident at CV Bahagia Jaya in Aceh Besar District. Thepopulation was all 38 employees at CV Bahagia Jaya, and all of them were used as the samples. Thedata were gathered by conducting interviews and observation on work accident and analyzed by usingchi square test and multiple logistic regression tests at the reliability level of 95% (α=0.05). The result of the research showed that 68.42% of the employees at CV Bahagia Jaya in AcehBesar District had undergone work accident. Based on the result of chi square test, it was found thatthere was significant correlation of knowledge (p=0.000), work discipline (p=0.001), and using self-protecting devices (p=0.011) with work accident. The variable of supervision (p=0.151) did not haveany significant correlation with work accident. The result of multiple logistic regression showed thatthe variable of knowledge had the most dominant correlation with work accident (p=0.000) at thehighest β level (β=1.518). It is recommended that employees’ knowledge in job safety should be improved and trainingabout production processing should be provided. It is also recommended that supervisors suggest thatemployees should wear self-protecting devices for facing any danger so that work accident can beavoided.Keywords: Knowledge, Work Discipline, Using Self-Protecting Devices, SupervisioPENDAHULUAN (unsafe actions) yang disebabkan disfungsi Kegiatan produksi barang dan jasa manajemen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Keadaan ini potensialpada berbagai jenis usaha tidak terlepas dari penyebab terjadinya kecelakaan kerja,penggunaan mesin, peralatan, pesawat, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan,instalasi dan bahan baku (berbahaya). Di dan pencemaran lingkungan kerja yangsamping itu, pada setiap proses produksi menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja,senantiasa terdapat kondisi dan lingkungan perusahaan dan masyarakat luas (Silaban,kerja yang tidak aman (unsafe conditions) 2009).dan tindakan (perbuatan) yang tidak amanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 152 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan… Perangin-angin (2007), mengatakan yang pada akhirnya berdampak padakecelakaan kerja merupakan kasus yang masyarakat luas. Menurut Silaban (2010),dominan terjadi di semua sektor usaha Semakin banyak perusahaan yang(industri). Berdasarkan data kecelakaan kerja mengabaikan pelaksanaan keselamatan danselama kurun waktu 5 tahun terakhir yang kesehatan kerja, maka semakin sulit untukdilaporkan secara nasional baik menurunkan jumlah kecelakaan kerja yangDepnakertrans RI maupun PT Jamsostek implikasinya meningkatkan jaminancenderung menunjukkan angka yang masih kecelakaan kerja.tinggi dari tahun ke tahun yang jumlahnyamencapai hitungan seratus ribuan kasus Undang-undang Nomor 13 tahundengan korban lebih dari seribu orang tenaga 2003 Pasal 86 ayat 2 menyatakan bahwakerja dan jaminan kecelakaan kerja yang upaya keselamatan dan kesehatan kerjadibayarkan dalam hitungan ratusan milyar. dimaksudkan untuk memberikan jaminanKeadaan ini dapat dikategorikan sebagai keselamatan dan meningkatkan derajatmalapetaka (bencana) nasional yang kesehatan para pekerja/buruh dengan carasepertinya sudah menjadi peristiwa yang pencegahan kecelakaan dan penyakit akibatbiasa didengar dan dihadapi. kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan Kecelakaan kerja merupakan rehabilitasi.kejadian atau peristiwa yang tidakdiharapkan atau diduga sama sekali yang Data kecelakaan kerja dunia sungguhterjadi di tempat kerja. Hasil penelitian menyeramkan, setiap tahunnya terjadi 270menunjukkan bahwa kecelakaan disebabkan juta kecelakaan kerja. Oleh karenaoleh kesalahan manusia (unsafe actions) kecelakaan kerja tersebut, tenaga kerja yangyaitu sebesar 78% dan kondisi berbahaya meninggal adalah 355.000 orangyang disebabkan oleh peralatan (unsafe pertahunnya. Pada sepertiga kecelakaanconditions) sebesar 20% serta faktor lainnya kerja tersebut, kehilangan hari kerja adalah 4sebesar 2%. Hal tersebut dapat dikatakan atau lebih hari kerja. Insiden penyakit akibatbahwa perilaku manusia merupakan kerja adalah 160 juta kasus setiap tahunnya.penyebab utama terjadinya kecelakaan di Kematian oleh kecelakaan dan penyakittempat kerja (Depnakertrans RI, 2005). akibat kerja per harinya adalah 5.000 orang. 4 % Gross Domestic Product (GDP) dunia Pelaksanaan Keselamatan dan atau USS 1.251.353 juta hilang oleh karenaKesehatan Kerja (K3) adalah salah satu membiayai cedera, kematian dan penyakit.bentuk upaya untuk menciptakan tempat (Suma’mur, 2009).kerja yang aman, sehat, bebas daripencemaran lingkungan, sehingga dapat Data kecelakaan kerja di Negaramengurangi dan atau bebas dari kecelakaan maju seperti USA sebagaimana yangkerja dan penyakit akibat kerja yang pada dinyatakan Levy et.al. (2011) bahwa tahunakhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan 2008 tenaga kerja yang mengalamiproduktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak kecelakaan kerja sebanyak 3,7 juta tenagasaja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerja swasta dan 940.000 tenaga kerjakerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, pemerintah pusat dan lokal (state),tetapi dapat mengganggu proses produksi sedangkan jumlah tenaga kerja yangsecara menyeluruh, merusak lingkungan meninggal akibat kecelakaan kerja sebanyak 5.241 orang dan penyakit akibat kerjaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 153 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…sebanyak 4.900 orang. Demikian pula Paper Alat Pelindung Diri (APD). Jumlah kasus(2012) menyatakan bahwa di USA lebih dari kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun4,1 juta tenaga kerja menderita yang 2012 tercatat 112 kasus (PT Jamsostekdiakibatkan mengalami kecelakaan kerja dan Cabang Banda Aceh, 2013).penyakit akibat kerja dan lebih dari 4.500tenaga kerja meninggal setiap tahun atau Data kecelakaan kerja CV Bahagialebih dari 12 orang tenaga kerja meninggal Jaya pada tahun 2011 terjadi 14 kasus, tahunsetiap hari (Silaban, 2012). 2012 terjadi 17 kasus, tahun 2013 terjadi 15 kasus kecelakaan kerja. (Data Laporan CV Suma’mur (2009), data kecelakaan Bahagia Jaya, 2013).kerja di Indonesia atas populasi tenaga kerja7-8 juta menunjukkan 100.000 peristiwa Berdasarkan survei pendahuluan,kecelakaan kerja dengan hilang hari kerja informasi yang peneliti dapatkan bahwasetiap tahunnya, kerugian rata-rata Rp. 100- karyawan yang bekerja pada CV Bahagia200 milyar per tahun, korban meninggal per Jaya tidak semua karyawan berpengetahuantahun rata-rata antara 1500-2000 orang, baik, terutama dalam hal melakukanpenelitian khusus untuk tahun 2000 akibat pekerjaan dan pemakaian alat pelindung diri.kecelakaan kerja 70 juta hari kerja atau 500 Hasil dari pengamatan peneliti bahwajuta jam kerja hilang. Jika terhadap angka- karyawan CV Bahagia Jaya kedisiplinanangka tersebut diambil asumsi bahwa dalam bekerja masih kurang, ada karyawanpopulasi tenaga kerja adalah 50 juta, yang kurang mengindahkan aturan-aturanperbandingan biaya tersembunyi terhadap yang ditetapkan perusahaan, seperti adabiaya langsung 4 banding 1, sedangkan karyawan yang istirahat di luar jam yangperbandingan seluruh kecelakaan terhadap ditentukan, dan pengawasan yang dilakukankecelakaan berat yang dilaporkan adalah 300 oleh pihak manajemen masih kurangkali, maka kerugian yang dinyatakan dalam memadai, begitu pula dengan pemakaian alatuang pertahunnya adalah Rp. 2 trilyun atau pelindung diri, meskipun perusahaan telahkehilangan jam kerja 5 trilyun jam kerja menyediakan alat pelindung diri tetapiyang hilang. karyawan tidak memakai alat pelindung diri yang lengkap sesuai dengan bahaya yang Provinsi Aceh belum mampu menekan dihadapi pada saat melakukan pekerjaan.angka kecelakaan kerja, terutama sekali diperusahaan-perusahaan yang dihadapkan METODEdengan pengunaan mesin, tenaga kerja yang Penelitian ini adalah bersifat Analitikbekerja di sektor formal pada tahun 2013berjumlah 725.000 tenaga kerja. Pada tahun dengan menggunakan disain cross sectional.2013 terjadi sejumlah 462 kasus kecelakaan Penelitian ini akan dilakukan di perusahaankerja (PT Jamsostek Kanwil I Sumbagut, CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar.2013). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini Data yang diperoleh di Kabupaten adalah 38 orang karyawan yang bekerja padaAceh Besar dengan jumlah tenaga kerja CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar.36.250 orang yang bekerja di berbagai Metode analisis data dengan uji chi-squaretempat kerja dan terjadi kecelakaan kerja untuk melihat hubungan dan uji regresirata-rata diakibatkan oleh kurangnya logistik berganda untuk melihat faktor yangkesadaran para pekerja dalam pemakaian peling dominan berhubungan denganJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 154 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…kecelakaan kerja dengan tingkat kepercayaan Berdasarkan hasil penelitian ini,95%. diperoleh karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, masa kerja danHASIL pendidikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan UmurNo Kelompok Umur Frekuensi Persentase(%) (Tahun)1 20-29 29 76,322 30-39 9 23,68Jumlah 38 100Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Masa KerjaNo Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 1 1-5 26 68,42 2 6-10 12 31,58Jumlah 38 100Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karyawan Berdasarkan Tingkat PendidikanNo Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 4 10,52 1 SD/Sederajat 7 18,43 23 60,53 2 SMP/Sederajat 4 10,52 3 SMA/Sederajat 4 AkademiJumlah 38 100Analisis Univariat (pengetahuan, disiplin kerja dan pemakaian Pada penelitian ini, analisis univariat alat pelindung diri), dan variabel dependen (kecelakaan kerja).dilakukan untuk menyajikan gambarandistribusi frekuensi variabel independenTabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Karyawan di CV Bahagia JayaKabupaten Aceh BesarNo Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)1 Baik 13 34,212 Kurang 25 65,79Jumlah 38 100Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 155 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Disiplin Kerja Karyawan di CV Bahagia JayaKabupaten Aceh BesarNo Tingkat Disiplin Kerja Frekuensi Persentase (%)1 Disiplin 17 44,742 Tidak Disiplin 21 55,26Jumlah 38 100Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri Karyawan di CV BahagiaJaya Kabupaten Aceh BesarNo Pemakaian APD Frekuensi Persentase (%)1 Sesuai Pekerjaan 17 44,742 Tidak Sesuai Pekerjaan 21 55,26Jumlah 38 100Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pengawasan Karyawan di CV Bahagia Jaya KabupatenAceh BesarNo Pengawasan Frekuensi Persentase (%) 1 Ada 34 89,47 2 Tidak Ada 4 10,53Jumlah 38 100Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kecelakaan Kerja Karyawan di CV Bahagia JayaKabupaten Aceh BesarNo Kecelakaan Kerja Frekuensi Persentase (%)1 Pernah 26 68,422 Tidak Pernah 12 31,58Jumlah 38 100Pengetahuan Disiplin Kerja Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Berdasarkan hasil penelitiandistribusi frekuensi tingkat pengetahuan diperoleh bahwa distribusi frekuensi disiplinresponden kategori baik yaitu sebanyak 13 kerja responden kategori disiplin yaituresponden (34,21%), dan terendah pada sebanyak 17 responden (44,74%),kategori kurang yaitu sebanyak 25 responden sedangkan pada kategori tidak disiplin(65,79%), hasil penelitian tentang tingkat sebanyak 21 responden (55,26%). Hasilpengetahuan responden dapat dilihat pada penelitian tentang disiplin kerja respondentabel 4. dapat dilihat pada tabel 5.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 156 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…Pemakaian Alat Pelindung Diri Kecelakaan Kerja Pengukuran terhadap pemakaian alat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi kecelakaan kerjapelindung diri responden dilakukan dengan tertinggi pada kategori pernah yaituobservasi responden pada saat melakukan sebanyak 26 responden (68,42%), danpekerjaan yang dilakukan untuk mengetahui kategori tidak pernah yaitu sebanyak 12apakah resonden menggunakan alat responden (31,58%). Hasil penelitian tentangpelindung diri sesuai dengan risiko bahaya kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel 8.yang dihadapi atau tidak. Berdasarkan hasilpenelitian diperoleh bahwa distribusi Analisis Bivariatfrekuensi pemakaian alat pelindung diri Analisis bivariat dilakukan untukresponden kategori sesuai pekerjaan yaitusebanyak 17 responden (44,74%), dan mengetahui hubungan antara dua variabel,kategori tidak sesuai pekerjaan yaitu yaitu variabel independen dan dependen.sebanyak 21 responden (55,26%). Hasil Sebagai variabel independen dalampenelitian pemakaian alat pelindung diri penelitian ini adalah pengetahuan, disiplindapat dilihat pada tabel 6. kerja, pemakaian alat pelindung diri dan pengawasan, sedangkan variabel dependenPengawasan adalah kecelakaan kerja. Analisis bivariat Berdasarkan hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan Crosstabs (tabulasi silang) untuk menunjukkan suatudiperoleh bahwa distribusi frekuensi distribusi bersama dan uji Chi-Square.pengawasan responden kategori ada yaitu Hubungan ini dikatakan bermaknasebanyak 34 responden (89,47%), dan (signifikan) apabila hasil analisiskategori tidak ada yaitu sebanyak 4 menunjukkan nilai P Value < 0,05.responden (10,53%). Hasil penelitianpengawasan dapat dilihat pada tabel 7.Tabel 9. Tabulasi Silang Variabel Pengetahuan Karyawan di CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar Kecelakaan Kerja JumlahPengetahuan Pernah Tidak Pernah (p) F % F %F %Baik 4 15,38 9 75 13 34,21 0,000Kurang 22 84,62 3 25 25 65,79 26 100 12 100 38 100Tabel 10. Tabulasi Silang Variabel Disiplin Kerja Karyawan di CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh BesarDisiplin Kerja Kecelakaan Kerja Jumlah (p) Pernah Tidak Pernah F%F % F %Disiplin 7 26,93 10 83,33 17 44,74 0,001Tidak Disiplin 19 73,07 2 16,67 21 55,26 26 100 12 100 38 100Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 157 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…Tabel 11. Tabulasi Silang Variabel Pemakaian Alat pelindung Diri Karyawan di CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar Kecelakaan KerjaPemakaian Alat Pernah Tidak Jumlah (p)Pelindung Diri Pernah F%F% F %Sesuai Pekerjaan 8 30,77 9 75 17 44,74 0,011 25 21 55,26Tidak Sesuai pekerjaan 18 69,23 3 26 100 12 100 38 100Tabel 12. Tabulasi Silang Variabel Pengawasan Karyawan di CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar Kecelakaan Kerja JumlahPengawasan Pernah Tidak Pernah (p) F%F%F%Ada 22 84,62 12 100 34 89,47 0,151Tidak Ada 4 15,38 0 0 4 10,53 26 100 12 100 38 100Analisis Multivariat menggunakan metode backward wald, yaitu Untuk mengetahui variabel yang mengeluarkan variabel yang tidak memenuhi untuk dimasukkan dalam analisis multivariatpaling dominan berhubungan dengan satu persatu secara bertahap, hasil akhirkecelakaan kerja, maka dilakukan analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 13multivariat dengan menggunakan analisis berikut ini:regresi logistik berganda denganTabel 13. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Hubungan Pengetahuan, Disiplin Kerja dan Pemakaian Alat Pleindung diri dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh BesarVariabel B S.E P Exp (B)Pengetahuan 1,518 1,198 0,005 4,563Disiplin Kerja 1,358 0,953 0,054 3,889Pemakaian APD 1,452 0,860 0,091 4,271Konstanta -3,595 1,272 0,005 0,027 Dari hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tersebutberganda di atas dapat dihasilkan merupakan variabel yang paling dominanprobabilitas kecelakaan kerja di CV Bahagia berhubungan dengan terjadinya kecelakaanJaya Kabupaten Aceh Besar, maka variabel kerja di CV Bahagia Jaya Kabupaten Acehpengetahuan memiliki nilai koefisien yang Besar.paling besar yaitu sebesar 4,563. iniJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 158 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…PEMBAHASAN yang mengalami kecelakaan kerja, dan dariHubungan Pengetahuan denganKecelakaan Kerja di CV Bahagia Jaya hasil uji chi square menunjukkan adaKabupaten Aceh Besar hubungan yang signifikan antara disiplin Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel pengetahuan mempunyai hubungan kerja dengan kecelakaan kerja (p=0,001),yang signifikan dengan terjadinyakecelakaan kerja dengan nilai p=0,000. artinya karyawan yang tidak disiplin lebihKaryawan yang berpengetahuan baik15,38% yang mengalami kecelakaan kerja, beresiko terhadap kecelakaan kerja.sedangkan yang berpengetahuan kurang84,62% yang mengalami kecelakaan kerja, Kecelakaan kerja karyawan yang tinggidan dari hasil uji chi square menunjukkanada hubungan yang signifikan antara terjadi pada karyawan yang tidak disiplinpengetahuan dengan kecelakaan kerja(p=0,000), artinya karyawan yang dalam bekerja, dikarenakan karyawan yangberpengetahuan kurang lebih beresikoterhadap kecelakaan kerja. Hal ini kurang mengikuti aturan-aturan yangdikarenakan pengetahuan karyawan yangkurang dalam melakukan pekerjaan, ditetapkan perusahaan sehingga kecelakaansehingga kecelakaan sering terjadi padakaryawan yang berpengetahuan kurang, yang sering terjadi pada karyawan yang tidaksedangkan karyawan yang berpengetahuanbaik kecelakaan yang terjadi semakin disiplin. Disiplin kerja merupakanberkurang. kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang Hasil penelitian ini juga sesuaidengan konsep yang dikembangkan oleh ditetapkan perusahaan. Jika karyawan tidakNotoatmodjo (2003), menyatakan bahwapengetahuan merupakan faktor predisposisi disiplin dan tidak mengikuti aturan-aturanseseorang untuk berperilaku sehinggapengetahuan yang lebih baik akan perusahaan dalam melakukan pekerjaanmemantapkan seseorang untuk mengambilkeputusan yang terbaik. maka semakin besar resiko terjadinyaHubungan Disiplin Kerja dengan kecelakaan kerja.Kecelakaan Kerja di CV Bahagia Jaya Suma’mur (1995), menyatakanKabupaten Aceh Besar kecelakaan terhadap faktor manusia harus Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel disiplin kerja mempunyai hubungan memperhatikan tentang betapa pentingnyasignifikan dengan terjadinya kecelakaankerja dengan nilai p=0,001. Karyawan yang peraturan kerja, mempertimbangkan batasdisiplin 26,93% yang mengalami kecelakaankerja, sedangkan yang tidak disiplin 73,07% kemampuan dan keterampilan pekerjaan, meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental. Aturan kerja harus lengkap, jelas dan diterapkan dengan penuh kepatuhan, agar pekerja melaksanakannya dengan penuh kesungguhan. Ketidakmampuan pekerja meliputi kurangnya pengalaman, tidak memadai kecakapan, dan lambatnya mengambil keputusan. Silalahi (1995), dalam pelaksanaan pekerjaan, disiplin kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pimpinan, karena menyangkut dengan kelancaran kerja organisasi. Perlu memperhatikan kepatuhan kerja sehingga dapat diketahui tingkat kerja karyawan dapat optimal. Suma’mur (1996),Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 159 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…menyebutkan Jika ditemukan adanya tingkat Suma’mur (1995), menyatakankedisiplinan rendah, maka pimpinan perlu perlindungan keselamatan pekerja melaluisecepatnya melakukan pembinaan disiplin upaya teknis pengamanan tempat, mesin,kerja yaitu dengan meningkatkan kepatuhan peralatan dan lingkungan kerja wajibkerja terhadap peraturan yang ditetapkan. diutamakan, namun kadang-kadang resiko terjadinya kecelakaan masih belumHubungan Pemakaian Alat Pelindung sepenuhnya dapat dikendalikan, sehinggaDiri dengan Kecelakaan Kerja di CV digunakan alat pelindung diri, penggunaanBahagia Jaya Kabupaten Aceh Besar alat pelindung diri merupakan alternatif terakhir dari segenap upaya teknis Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencegahan kecelakaan.variabel pemakaian alat pelindung dirimempunyai hubungan signifikan dengan Menurut Silalahi (1995), untukterjadinya kecelakaan kerja dengan nilai mencegah bahaya kecelakaan, selainp=0,011. Karyawan yang memakai alat pengamanan mesin, alat pelindung diripelindung diri sesuai pekerjaan 30,77% yang sangat penting diperhatikan oleh tenagamengalami kecelakaan kerja, sedangkan kerja. Sementara banyak karyawan yangyang memakai alat pelindung diri tidak enggan menggunakannya, merekasesuai pekerjaan 69,23% yang mengalami menganggap alat pelindung diri tidakkecelakaan kerja, dan dari hasil uji chi penting. Alat pelindung diri sangat perlusquare menunjukkan ada hubungan yang digunakan seperti, masker, kacamata, sepatu,signifikan antara pemakaian alat pelindung sarung tangan, pakaian kerja dan lainnyadiri dengan kecelakaan kerja (p=0,011), tergantung pada proses kerja yangartinya karyawan yang memakai alat dilaksanakan karyawan. Kadang-kadangpelindung diri tidak sesuai pekerjaan lebih bentuk alat pelindung diri kurang menarikberesiko terhadap kecelakaan kerja. dan tidak sesuai dengan ukuran tubuh tenagaKaryawan yang memakai alat pelindung diri kerja. Tangan adalah anggota badan yangtidak sesuai dengan pekerjaan, angka sangat penting bagi karyawan yangkecelakaan kerja yang terjadi lebih tinggi, melakukan pekerjaan yang banyakkarena karyawan tersebut memakai alat menggunakan pergerakan tangan. Olehpelindung diri tidak sesuai dengan bahaya- karena itu, untuk keselamatan tangan,bahaya yang dihadapi sehingga kecelakaan karyawan harus menggunakan sarung tangansemakin sering terjadi. Jika responden tidak yang tidak mengurangi kebebasan gerak jarimenggunakan alat pelindung diri sesuai dan tangan itu sendiri. Begitu pula dengandengan pekerjaan maka semakin besar resiko sepatu pengaman, untuk melindungi kakiterjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan dari kemungkinan terinjak benda-bendahasil tabulasi silang menunjukkan karyawan tajam seperti paku dan potongan besi makayang menggunakan alat pelindung diri tidak karyawan diwajibkan menggunakan sepatusesuai dengan pekerjaan 69,23% pernah pengaman untuk menghindari hal-hal yangmengalami kecelakaan kerja dibandingkan diinginkan tersebut.dengan karyawan yang menggunakan alatpelindung diri sesuai dengan pekerjaanhanya 30,77%.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 160 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…Hubungan Pengawasan dengan merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata denganKecelakaan Kerja di CV Bahagia Jaya standar yang telah diterapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-Kabupaten Aceh Besar penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin Berdasarkan analisis bivariat antara bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif danpengawasan dengan kecelakaan kerja efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.karyawan CV Bahagia Jaya Kabupaten Aceh KESIMPULANBesar, diperoleh nilai probabilitasnya p 1. Ada hubungan pengetahuan, disiplin kerja(0,151). Artinya, tidak ada hubungan antara dan pemakaian alat pelindung diri dengan terjadinya kecelakaan kerja.pengawasan dengan kecelakaan kerja. Dari 2. Tidak ada hubungan pengawasan dengan terjadinya kecelakaan kerja.34 responden yang menjawab ada 3. Variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling dominan berhubunganpengawasan, 22 responden (84,62%) pernah dengan terjadinya kecelakaan kerja.mengalami kecelakaan kerja. Dan dari 4 SARAN 1. Pimpinan perusahaan perlu meningkatkanresponden yang menjawab tidak ada pengetahuan karyawan tentang sistempengawasan, 4 responden (15,38%) pernah kerja perusahaan kepada seluruh karyawan dengan harapan mampumengalami kecelakaan kerja. Demikian juga menekan angka kecelakaan yang terjadi selama melakukan pekerjaan.pada analisis regresi logistik ganda 2. Pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri yang disediakanmenunjukkan tidak ada hubungan pemakaian perusahaan sesuai dengan bahaya-bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinyaalat pelindung diri dengan kecelakaan kerja. kecelakaan kerja dan memberikan sanksi bagi yang tidak menggunakannya.Karena 84,62% karyawan yang mengatakan 3. Diharapkan adanya pembinaan kepada karyawan perusahaan tentang disiplinada pengawasan tetapi pernah mengalami kerja untuk mengikuti prosedur kerja perusahaan, dengan adanya pembinaankecelakaan kerja, sehingga pengawasan yang tersebut dengan harapan mampu megurangi kecelakaan kerja didilakukan oleh pihak manajemen perusahaan perusahaan.yang kurang memadai, sehingga angkakecelakaan yang terjadi masih tinggi padakaryawan yang mengatakan adapengawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwakaryawan yang menjawab ada pengawasan84,62% yang mengalami kecelakaan kerja.Sedangkan yang menjawab tidak adapengawasan 15,38% yang mengalamikecelakaan kerja, dan dari hasil uji chisquare menunjukkan tidak ada hubunganyang signifikan antara pengawasan dengankecelakaan kerja (p=0,151), artinyakaryawan yang menjawab ada pengawasanlebih banyak yang mengalami kecelakaankerja. Menurut Imam (2007) dalam(Manalu, 2012), menyatakan bahwapengawasan manajemen adalah suatu usahauntuk menerapkan standar pelaksanaandengan tujuan-tujuan perencanaan,Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 161 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Muhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi LuthfiAnalisis Faktor-faktor Yang Berhubungan…DAFTAR PUSTAKA dengan Angka KecelakaanData Laporan., 2013 Hasil Produksi, CV Kekerapan Kecelakan Kerja dan Bahagia Jaya: Kabupaten Aceh Besar. Jaminan Kecelakaan Kerja,Depnakertrans RI, 2005. Modul Sistem Yogyakarta: Pusat Manajemen Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Audit SMK3. Pelayanan Kesehatan FakultasNotoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Kedokteran Universitas Gadjah Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta Mada. Volume 13/NomorPerangin-angin, S., 2007. Revitalisasi Pelaksanaan Keselamatan dan 04/Desember/2010. Kesehatan Kerja Untuk Mewujudkan Budaya K3, Medan: USU Press. --------------., 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Medan: CVSilaban, G., 2009. Hubungan Angka Prima Jaya. Kecelakan Kerja dengan Tingkat Pemenuhan Penerapan Sistem Silalahi, B.N.B., 1995. Manajemen Manajemen Keselamatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja, Yogyakarta: kerja, Jakarta: Pustaka Binaan Fakultas Kedokteran UGM. Vol. 25, Pressindo. No 3, September 2009. Suma’mur, P.K., 1995. Keselamatan KerjaSilaban, G., 2010. Kinerja Penerapan Sistem dan Pencegahan Kecelakaan, manajemen Keselamatan dan Jakarta: Haji Masagung. Kesehatan Kerja, Hubungannya ---------------., 2009. Higiene Perusahaan dan kesehatan Kerja, Jakarta: Sagung Seto. Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang KetenagakerjaanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 162 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan… FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU UNTUK MENGIMUNISASIKAN HB0 PADA BAYI Zakiyuddin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT The WHO data (2004) there are over 350 million people living with (carrier) HBsAg in the worldand 220 million (78%) of them are in Asia, the prevalence of Hepatitis B in Indonesia between 2.50% -36.17%. HB0 immunization coverage in Indonesia amounted to 86.8%, while in Aceh Province villageachievement (UCI) was 64%. Accomplishment immunization HB0 Bireuen District in 2012 was 79.4%.While in Puskesmas District of Kuala, immunization HB0 only 58%. The research objective to identifyfactors related with maternal action to immunize infants HB0 in Kuala sub-district health center workingarea Bireuen District 2015. Research is an analytic observational study with cross sectional design. Samples were motherswith infants aged ≥7 days-6 months amounted to 76 peoples. Data was collected by interviews use thequestionnaires. Data analysis method used is the Chi-square test and logistic regression Chi-square test results of 3 independent variables there are six variables significantly relatedwith maternal action to immunize infants HB0 were age, education, knowledge, attitudes, birthattendants and health care personnel. Multivariate analysis by logistic regression there are 3 variablesassociated with maternal action to immunize infants HB0 that is knowledge RP = 6.82; 95% CI (6,1,58-29-40), attitude RP = 8.03; 95% CI (1.90 to 33.83), and birth attendants RP = 10.60; 95% CI (2.28 to49.16). Variable birth attendant is the most dominant variable, RP = 10.60; 95% CI (2.288 to 49.161). Expected in Kuala sub-district health center Bireuen district to better involve midwives andTBAs in the village as birth attendants and immunization promotion HB0 by way of coaching andtechnical training.Keywords: Immunization, Hepatitis B, maternal action, health center of KualaPENDAHULUAN Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HbsAg United Nations Children's Fund pada kelompok donor darah di Indonesia, prevalensi Hepatitis B berkisar antara 2,50%-(UNICEF) tahun (2007) menyebutkan, bahwa 36,17%. Selain itu di Indonesia infeksi virus27 juta anak di bawah lima tahun (balita) dan Hepatitis B terjadi pada bayi dan anak,40 juta ibu hamil di seluruh dunia masih diperkirakan 25%-45% pengidap adalahbelum mendapatkan layanan imunisasi rutin. karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwaAkibatnya, diperkirakan sekitar 2 juta orang Indonesia termasuk daerah endemis Hepatitismeninggal tiap tahunnya. (WHO, 2007). B sehingga termasuk negara yang diimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya Menurut World Health Organization pencegahan imunisasi (Achmadi, 2006).WHO (2004) dunia diperkirakan terdapatkira-kira 350 juta orang lebih pengidap(carier) HbsAg di dunia dan 220 juta (78 %)di antaranya terdapat di Asia termasukJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 163 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan… Imunisasi merupakan suatu upaya adalah 79,4%. Sedangkan di wilayah kerjapencegahan yang paling efektif untuk Puskesmas Kecamatan Kuala, imunisasi HB0mencegah penularan penyakit hepatitis B. hanya mendapat 58%, dari target UCI 80%WHO melalui program The Expanded (Puskesmas Kuala 2013).Program on Immunisation (EPI)merekomendasikan pemberian vaksinasi Hasil survei (Agustus 2015) diterhadap 7 jenis antigen penyakit sebagai wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kualaimunisasi rutin di negara berkembang, yaitu: Kabupaten Bireuen, pada saat pelayananBCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. posyandu dilaksanakan baik itu untuk pemberian imunisasi maupun penyuluhan, Berdasarkan Profil Kesehatan masih sedikit ibu-ibu yang melibatkan diri,Indonesia (2012), cakupan imunisasi berkontribusi dan bertanggung jawab dalamHepatitis B 0-7 hari di Indonesia sebesar kegiatan tersebut, sehingga program yang85,6% (Depkes RI, 2013). Sedangkan data di dilaksanakan menjadi kurang berarti terhadapProvinsi Aceh (2012) pencapaian desa (UCI) upaya pencegahan penyakit menular diadalah 64%. Pencapaian ini masih sangat masyarakat. Keadaan ini diperkuat denganrendah dari target yang ingin dicapai (80%). wawancara peneliti (Agustus, 2015) denganOleh karena itu sosialisasi imunisasi petugas imunisasi dari puskesmas, yangdiseluruh desa perlu dilakukan bagi menyatakan bahwa sebagian ibu-ibu masihmasyarakat terutama keluarga yang ada yang tidak mau anaknya diberikanmempunyai bayi dan balita, agar suntikan imunisasi dikarenakan berbagaipermasalahan kesakitan dan kematian pada alasan diantaranya adalah : (a) kesibukanbalita dapat dikurangi. (Profil Kesehatan rumah tangga, (b) takut anaknya demam, (c)Prov. Aceh. 2013) masih ada yang meragukan antara halal dan haramnya vaksin tersebut, (d) Jauhnya jarak Menurut Green yang dikutip oleh rumah dan posyandu.Notoatmodjo (2010), perilaku seseorangdipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor Selanjutnya hasil wawancara secaraperilaku (behavior causes) dan faktor di luar langsung dengan petugas imunisasi didapatperilaku (non-behavior causes). Perilaku keterangan bahwa rendahnya pencapaianseseorang atau masyarakat tentang kesehatan imunisasi HB0 untuk Kabupaten Bireuenditentukan oleh pengetahuan, kepercayaan, khususnya di wilayah kerja Puskesmastradisi dan sebagainya dari orang atau Kecamatan Kuala, diduga disebabkan olehmasyarakat yang bersangkutan. Di samping pengaruh pengetahuan, sikap dan norma sertaitu, ketersediaan fasilitas, perilaku para pelayanan imunisasi (peran petugaspetugas kesehatan terhadap kesehatan juga kesehatan, sarana prasarana, jadwal imunisasiakan mendukung dan memperkuat dan akses).terbentuknya perilaku, misalnya seorang ibuyang tidak mau mengimunisasikan anaknya Berdasarkan uraian diatas terlihat adadi posyandu dapat disebabkan karena ibu beberapa masalah yang mempengaruhi ibutersebut tidak atau belum mengetahui manfaat tidak memberikan imunisasi HB0 padaimunisasi bagi anaknya. anaknya, maka peneliti bermaksud mengkaji hubungan antara, pengetahuan, sikap dan Berdasarkan hasil laporan imunisasi penolong persalinan, dengan tindakan iburutin bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten untuk mengimunisasikan HB0 pada bayi diBireuen tahun 2012 pencapain imunisasi HB0Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 164 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan…wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kuala bertanya langsung ke ibu tentang usia bayiKabupaten Bireuen Tahun 2015. dan juga dengan melihat KMS. Pada Survei pendahuluan diketahui jumlah populasiMETODE sebanyak 94 orang ibu. Penelitian ini merupakan studi Berdasarkan hasil perhitungan denganObservasional Analitik dengan rancangan menggunakan rumus Slovin, maka jumlahcross-sectional, untuk mengetahui hubungan sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 ibuvariabel independen (pengetahuan, sikap dan yang mempunyai bayi di wilayah kerjapenolong persalinan) dengan variabel Puskesmas Kecamatan Kuala Kabupatendependen (tindakan ibu untuk Bireuen.mengimunisasikan HB0 pada bayi). Pengumpulan data dilakukan Populasi dalam penelitian ini adalah langsung kepada subyek penelitian denganseluruh ibu yang mempunyai bayi yang teknik wawancara kepada ibu yangberusia ≥7 hari sampai dengan 6 bulan pada mengimunisasikan HB0 pada bayi denganwaktu penelitian Tahun 2014 di wilayah kerja bantuan kuesioner yang meliputi data primerPuskesmas Kecamatan Kuala Kabupaten dan data sekunderBireuen, hal ini dapat dibuktikan denganHASILTabel 1. Hubungan Faktor Predisposisi dan Pendukung dengan Tindakan Ibu untuk Mengimunisasikan HB0 pada Bayi Tindakan Ibu Faktor Kurang Efektif Jumlah RP P valuePredisposisi Efektif (95% CI) f % f %F%PengetahuanKurang 29 70.3 12 29.3 41 100 1.768 0,007 1.126-2.776Baik 14 40 21 60 35 100Sikap 32 68 15 32 47 100 1.795 0,010Kurang 11 38 18 62 29 100 1.083-2.974Baik Tindakan IbuFaktor Pendukung Kurang Efektif Jumlah RP P value Efektif f% (95% CI) 0,011PenolongPersalinan f%f% 51 100 1.856Dukun beranak 25 100 1,060-3,234Petugas kesehatan 34 66.7 17 33 9 36 16 64Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 165 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan… Berdasarkan Tabel 1, pengetahuan yaitu sebanyak 17 orang (33,3%) diantaranyahasil penelitian menunujukkan bahwa dari 41 dengan tindakan ibu yang efektif, sedangkanorang responden berpengetahuan kurang dari 36 responden yang persalinannyasebanyak 12 orang (29,3%) diantaranya ditolong oleh petugas kesehatan yaitudengan kategori tindakan ibu yang efektif, sebanyak 16 orang (64%) diantaranya dengansedangkan dari 35 responden berpengetahuan tindakan ibu yang efektif. Hasil analisabaik sebanyak 21 orang (60%) kategori dengan uji chi-square diperoleh nilaitindakan ibu yang efektif. Hasil analisa probalitas (p < 0,05) artinya terdapatdengan uji chi-square diperoleh nilai hubungan yang signifikan antara penolongprobalitas (p < 0,05) artinya terdapat persalinan dengan tindakan ibu untukhubungan yang signifikan antara pengetahuan mengimunisasikan HB0 pada bayi. Besardengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan hubungan variabel tersebut dapat dilihat dariHB0 pada bayi. Besar hubungan variabel rasio prevalensi sebesar 1,85 dengan 95% CItersebut dapat dilihat dari rasio prevalensi (1,060-3,234), artinya ibu yang ditolongsebesar 1,76 dengan 95% CI (1,126-2,776), persalinannya oleh petugas kesehatanartinya ibu dengan pengetahuan baik kemungkinan 1,85 lebih efektif dengankemungkinan 1,76 lebih efektif dengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0tindakan ibu untuk mengimunisasikan HB0 pada bayinya dibandingkan ibu yang ditolongpada bayinya dibandingkan ibu dengan persalinannya oleh bukan petugas kesehatanpengetahuan kurang. (dukun beranak). Berdasarkan sikap hasil penelitian PEMBAHASANmenunujukkan bahwa dari 47 orang Hasil ini sejalan dengan hasilresponden dengan sikap paling banyak yaitusikap kurang yaitu 15 orang (32%) penelitian Idwar (2000) yang menyimpulkandiantaranya dengan kategori tindakan ibu secara statistik bahwa pengetahuanyang efektif, sedangkan dari 29 responden mempunyai hubungan yang bermaknasikap baik sebanyak 18 orang (62%) kategori dengan status imunisasi hepatitis B 0–11tindakan ibu yang kurang efektif. Hasil bulan. Ediyana (2005) dan Herawati (2007)analisa dengan uji chi-square diperoleh nilai juga menjelaskan dalam penelitiannya bahwaprobalitas (p < 0,05) artinya terdapat pengetahuan keluarga mempunyai hubunganhubungan yang signifikan antara sikap yang kuat terhadap kelengkapan statusdengan tindakan ibu untuk mengimunisasikan imunisasi hepatitis B pada bayi.HB0 pada bayi. Besar hubungan variabeltersebut dapat dilihat dari rasio prevalensi Menurut Kamil (2006), pemanfaatansebesar 1,79 dengan 95% CI (1,083-2,974), pertolongan persalinan oleh tenagaartinya ibu dengan sikap baik kemungkinan profesional (bidan) di masyarakat masih1,79 lebih efektif dengan tindakan ibu untuk sangat rendah dibandingkan dengan indikatormengimunisasikan HB0 pada bayinya yang diharapkan. Hal ini disebabkan olehdibandingkan ibu dengan sikap kurang. faktor ibu seperti pengetahuan, sikap terhadapBerdasarkan Tabel 4.17 hasil penelitian keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahlimenunjukkan bahwa dari 51 orang responden dalam pertolongan persalinan, sertayang menyatakan persalinannya ditolong oleh jangkauan ke pelayanan kesehatan.bukan petugas kesehatan (dukun beranak) Sikap yang terbentuk pada individu selalu didasari pengetahuannya tentangJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 166 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan…masalah yang dihadapinya di samping itu Menurut Kamil (2006), pemanfaatanterdapat konsistensi antara pengetahuan dan pertolongan persalinan oleh tenagasikap. Informasi yang telah diperoleh profesional (bidan) di masyarakat masihpengungsi telah membentuk sikap positif sangat rendah dibandingkan dengan indikatormereka dalam menghadapi masalah yang diharapkan. Hal ini disebabkan olehkesehatan. Pemilihan promotor kesehatan faktor ibu seperti pengetahuan, sikap terhadapyang paham dengan masalahnya dan menarik keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli(Kiesler, 1969). dalam pertolongan persalinan, serta jangkauan ke pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini didukung hasilpenelitian Gunawan (2009) yang menyatakan Hal ini dapat ditegaskan oleh Abbasbahwa ada pengaruh antara penolong dan Kristiani (2006) bahwa sebagian besarpersalinan terhadap pemberian imunisasi masyarakat masih menganggap bahwa tenagaHepatitis B pada bayi 0-7 hari, dimana ibu medis (paramedis) cenderung belumbersalin yang ditolong oleh petugas kesehatan berpengalaman, karena rata-rata usia merekamemiliki peluang 8 kali untuk memberikan sangat muda, sehingga masyarakat kurangimunisasi Hepatitis B pada bayi 0-7 hari. percaya terhadap tindakan persalinan yangJumlah anak, tempat persalinan tidak dilakukan oleh bidan.menunjukkan adanya pengaruh denganpemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi 0- Selain itu juga mencerminkan bahwa7 hari. Demikian juga penelitian Asep (2001) faktor budaya mempunyai pengaruh yangmenunjukkan bahwa penolong persalinan sangat besar terhadap pemilihan penolongberpengaruh terhadap kontak pertama persalinan di Kabupaten Bireuen, mengingatimunisasi Hepatitis B pada bayi yang masih ada beberapa daerah yang terisolir danpersalinannya ditolong oleh petugas relatif sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatankesehatan. dan tenaga kesehatan, maka akan semakin membuka peluang dukun beranak untuk Pemberian imunisasi HB0 hari melakukan tindakan medis khususnyamenjadi kewenangan petugas KIA di mana pertolongan persalinan, serta akan semakinpenjangkauan bayi baru lahir dengan menumbuhkan pemikiran yang permanen danmemantau kohort ibu hamil yang dimulai saat membudaya bagi masyarakat untukantenatal care (ANC). Persalinan yang memanfaatkan dukun beranak sebagaiditolong oleh tenaga kesehatan dapat penolong persalinan.langsung mendapatkan imunisasi hepatitis Bpada saat kelahiran, sedangkan persalinan Di Kecamatan Kuala Kabupatenyang ditolong oleh dukun penjangkauannya Bireuen diduga masih ada sebagianberdasarkan laporan keluarga/kader/dukun masyarakat yang sangat fanatik denganberanak kepada tenaga kesehatan atau bidan budaya dan adat istiadatnya sehinggadi desa sehingga memungkinkan penerimaan bidan desa akan sangat sulit,keterlambatan informasi dan keterlambatan untuk itu perlu dilakukan penelitiandalam pemberian imunisasi HB0. mendalam tentang pengaruh budaya masyarakat terhadap penolong persalinan, Ibu yang persalinannya ditolong oleh karena keadaan ini akan berimplikasitenaga kesehatan sebagian besar ditolong oleh terhadap derajat kesehatan masyarakatbidan, dan yang lainnya ditolong oleh dokter khususnya kematian ibu dan anak.kandungan, dukun beranak dan keluarga.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 167 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan… Dari hasi penelitian ini menunjukkan bersalin ditolong bukan petugas kesehatanpersalinan ibu-ibu di Wilayah kerja (dukun beranak).Puskesmas Kecamatan Kuala Tahun 2015lebih banyak ditolong oleh dukun beranak SARANyaitu 51 orang, sedangkan tempat Berdasarkan kesimpulan yangpersalinannya lebih banyak di tempatpelayanan kesehatan yaitu 40 orang, adanya diperoleh, maka pada penelitian ini dapatkesenjangan tersebut dikarenakan bidan- disampaikan beberapa saran yaitu Petugasbidan yang ditempatkan di desa masih belum kesehatan lebih berperan aktif dalamfamiliar dibandingkan dukun beranak. Para menyampaikan informasi kesehatan khususnyabidan justru dipandang sebelah mata karena tentang imunisasi HB0 dan melaksanakanmasyarakat mengira bahwa dengan usia bidan pendekatan-pendekatan secara pribadi kepadatersebut yang masih muda dan pengalaman ibu sehingga berminat dan mau memberikanyang dilmiliki minim. Adanya perbedaan imunisasi HB0 kepada bayinya.tersebut dikarenakan bidan yang bertugas diWilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kuala Perlu upaya untuk meningkatkandi tahun 2015 adalah petugas baru, dimana kesadaran masyarakat dalam pemberiankebiasaan masyarakat di desa tersebut bahwa imunisasi HB0. Petugas Puskesmas sebagaimereka belum percaya terhadap petugas tenaga kesehatan yang terdepan dan paling(bidan) yang baru dalam mendapatkan dekat dengan masyarakat, hendaknyainformasi dan pelayanan kesehatan. memberikan motivasi dan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap tidak hanya kepadaKESIMPULAN para ibu tetapi juga kepada keluarganya dimulai Ibu berpengetahuan baik lebih banyak dari sejak bayi berada di dalam kandungan pada waktu pemeriksaan kehamilan tri semestermengetahui manfaat tindakan ibu untuk pertama (K1) hingga pemeriksaan kehamilan trimengimunisasikan HB0 pada bayi dari petugas semester keempat (K4). Hal ini diharapkankesehatan, efektifitas tindakan ibu untuk mampu meningkatkan kesadaran ibu danmengimunisasikan HB0 sebesar 6,82 kali dukungan dari keluarga khususnya suamidibandingkan ibu yag berpengetahuan kurang. terhadap pemberian imunisasi HB0.Ibu dengan sikap baik lebih peka terhadaptumbuh kembang kesehatan anak nya tentang Kepada Dinas Kesehatan melaluipentingnya tindakan ibu untuk Puskesmas Kecamatan Kuala Kabupaten Acehmengimunisasikan HB0 pada bayi, untuk Bireuen agar mendata, mengakomodir danefektif tindakan ibu untuk mengimunisasikan mengkoordinir seluruh dukun beranak yangHB0 sebesar 8,03 kali dibandingkan ibu dengan ada di wilayah kerjanya untuk dilakukansikap kurang. pembinaan dan pelatihan tentang pertolongan persalinan yang sehat dan dibekali dengan Ibu melahirkan ditolong oleh petugas peralatan medis yang steril.kesehatan tentunya ditangani oleh bidanmemiliki kemampuan/kompetensi dalam DAFTAR PUSTAKAperawatan dan pertolongan persalinan, untuk Abbas HS. Faktor penentu partisipasi ibuefektif tindakan ibu untuk mengimunisasikanHB0 sebesar 10,60 kali dibandingkan ibu anak balita terhadap program kesehatan di tingkat posyandu kasus: kepulauan mentawai sumbar. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XXIII nomor 9 Oktober 1995.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 168 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 ZakiyuddinFaktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan…Achmadi, P.F. 2006. Imunisasi Mengapa Gunawan, 2009, Pengaruh Karakteristik Ibu Perlu ?, Cetakan I, Buku Kompas. dan Sosial Budaya Terhadap Jakarta. Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi 0-7 Hari Di KabupatenArikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Langkat, Fakultas Kesehatan suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Masyarakat Universitas Sumatera PT. Rineka Cipta. Utara, Medan.Dalimartha, S. 2004. Ramuan Tradisional Kiesler, C.A., 1971, : “The Psychology of untuk Pengobatan Hepatitis, Cetakan Commitment : Experiments Linking VII. Penebar Swadaya. Jakarta Behavior to Belief”, Academic Press, New York.Departemen Kesehatan RI, (2004). Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta : WHO, Unicef, The World Bank. State of the Departemen Kesehatan RI. World’s Vaccines and Imminizaton. Geneva: WHO;2007.Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2009. ProfilDinas Kesehatan , Provinsi Aceh. WHO, 2004 .Integration of Hepatitis B into__________________________, 2013. Profil the Expanded Programme onDinas Kesehatan , Provinsi Aceh. imunization (EPI).Ediyana. 2004, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Hepatitis B pada Anak Usia 6-23 Bulan di Puskesmas Pasar Ikan Kecamatan Teluk Segara Propinsi Bengkulu Tahun 2000. TesisJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 169 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial... PERILAKU PENDERITA DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP PENYAKIT HIPERTENSI Maiza Duana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT A history of hypertension which along with unhealthy lifestyles such as tobacco use, high-fat, less fiber, excessive salt intake, lack of exercise, alcohol, obesity, high blood sugar, high bloodfat and stress, will aggravate the risk of such complications, resulting in trouble heart, miokardiominfarction, stroke, kidney failure, a complication of pregnancy is not uncommon even can causesudden death. Hypertension become a disease that is very common in various places including thesub District Medan Denai, Medan city. This research is a descriptive study with cross-sectional design study will be carried out inthe sub district of Medan Denai, Medan City. The sample in this study who were 30 people whohave hypertension. Periode research was in November 2015-April 2016. The analysis uses thefrequency distribution with analysis desktiptif. The results of this study indicate that the majority of respondents have good of knowledgeas much as 25%, middle knowledge as much as 20% and as much as 45% less good of knowledge.The majority of respondents are good attitude as much as 45%, less good of the attitude as muchas 55%. The majority of respondents have a good family support as much as 35% and less familysupport as much as 30%. For Medan City Health Office, especially the health care and health promotion in order toincrease family involvement in hypertensive patients in each treatment and care program, so thatthe family participate encourage clients remain adherent to maintain their health and foods andrules which are not allowed for patients with hypertension. Public health officer provides healthservices, health workers are expected to improve the quality of care by improving the methods,media, or the delivery of information to patients hypertensionKeywords: Knowledge, Attitude, Family Support, HypertensionPENDAHULUAN penyakit stroke sebesar 41% dan mengurangi kematian akibat serangan Meningkatnya umur harapan hidup jantung sebesar 41-46% ( WHO, 2014).sebagai salah satu indikator keberhasilanpembangunan selama ini membawa pula Menurut WHO (2014) bahwaakibat semakin banyaknya penduduk penyakit tidak menular diestimasikanberusia lanjut. Dampak meningkatnya menyebabkan kematian pada 9,4 juta orangjumlah lansia ini dapat dilihat pada pola dan sebesar 7% diantaranya disebabkanpenyakit yang semakin bergeser ke arah oleh hipertensi. Menurut data Globalpenyakit-penyakit degeneratif di samping Status Report on Noncommunicablemasih adanya penyakit-penyakit infeksi. Disesases tahun 2014 menunjukkan bahwaDiperkirakan jika penderita hipertensi prevalensi penderita hipertensi di ASEANmelakukan kontrol yang dilakukan juga cukup tinggi seperti prevalensiterhadap tekanan darah dapat penderita hipertensi di Negara Malaysiamengakibatkan pengurangan penyakit sebesar 19,3%, Negara Thailand sebesarjantung koroner sebesar 22%, pengurangan 23,6%, Negara Vietnam 21% yang tidakJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 170 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...jauh berbeda dengan Negara Indonesia Hipertensi pada umumnya terjadisebesar 21,3% (WHO, 2014). pada manusia yang berusia setengah umur (lebih dari 40 tahun). Salah satu faktor Penyakit hipertensi merupakan yang mempengaruhi hipertensi adalahmasalah kesehatan yang perlu di umur. Dengan bertambahnya umur, resikoperhatikan, karena angka prevalensinya terkena hipertensi menjadi lebih besar yaitutinggi dan cenderung terus meningkat serta sekitar 40%, dengan kematian usia di atasakibat jangka yang ditimbulkannya, 65 tahun. Pembuluh darah pada lansia lebihhipertensi akan memberi gejala yang tebal dan kaku atau di sebut denganberlanjut untuk suatu target organ seperti aterosklerosis, sehingga tekanan darahstroke, penyakit jantung koroner. akan meningkat. Bila disertai adanya plakHipertensi adalah penyebab stroke yang disekitar dinding arteri, hal tersebut akanmembawa kematian yang tinggi. ( Buston, menyebabkan sumbatan pada pembuluh2007). darah yang dapat membuat terjadinya penyumbatan pada koroner dan stroke, bila Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi pada otak dapat menyebabkanmasih menjadi masalah kesehatan yang kelumpuhan dan kematian. Hipertensiperlu di perhatikan, hal ini tidak terlepas merupakan penyebab kematian nomor 3dari angka prevalensinya tinggi dan setelah stroke dan tuberculosis, yaknicenderung terus meningkat. Hasil Riset mencapai 6,7% dari populasi kematianKesehatan Dasar tahun 2013 pada semua umur di Indonesia. (Maryam,memperlihatkan bahwa penyakit tidak 2008).menular, terutama hipertensi mengalamipenurunan prevalensi dari 31,7 % pada Menurut palmer, A & William, Btahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun (2004), penyakit hipertensi di kaitkan2013. Asumsi terjadi penurunan bisa dengan kombinasi faktor gaya hidupbermacam-macam mulai dari alat pengukur seperti kurang bergerak (inaktivitas) dantensi yang berbeda sampai pada pola makan. Pola makan merupakan faktorkemungkinan masyarakat sudah mulai penting yang menentukan tekanan darah.datang berobat ke fasilitas kesehatan. Menerapkan pola makan yang rendahUntuk prevalensi hipertensi berdasarkan lemak jenuh, kolestrol, dan total lemak,wawancara (apakah pernah didiagnosis serta kaya akan buah, sayur, serta produknakes dan minum obat hipertensi) susu rendah lemak telah terbukti produkmengalami peningkatan dari 7,6 % pada gandum, ikan, unggas, dan kacang-tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013 kacangan serta mengurangi jumlah daging( Kemenkes, 2013). merah, makanan manis, dan minuman yang mengandung gula. Dengan mengonsumsi Riwayat penyakit hipertensi yang makanan lemak yang tinggi, lambat launbersamaan dengan pola hidup tidak sehat akan menyebabkan penyempitan padaseperti mengkonsumsi tembakau, tinggi pembuluh darah (arterosklorosis),lemak, kurang serat, konsumsi garam akibatnya pembuluh darah akan menjadiberlebih, kurang olah raga, alkohol, tidak elastis. Kondisi akan mengakibatkanobesitas, gula darah tinggi, lemak darah tekanan aliran darah dalam pembuluhtinggi dan stress, akan memperberat resiko menjadi naik. Naiknya tekanan sistolikkomplikasi seperti, mengakibatkan payah yang diakibatkan oleh pembuluh darahjantung, infark miokardiom, stroke, gagal yang tidak disebut dengan tekanan darahginjal, komplikasi kehamilan bahkan tidak tinggi. Asupan lemak harus dibatasi karenajarang dapat menyebabkan kematianmendadak.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 171 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...akan menimbulkan kondisi obesitas dan Sibolga. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan memperlihatkan bahwa hipertensiakan mempengaruhi tekanan darah. merupakan 10 penyakit terbesar di Kota Medan dengan kasus 9127 (10,87%). Berdasarkan dataGaya hidup kurang gerak atau dari profil Kesehatan Kota Medan penyakit hipertensi setiap tahun meningkat pada tahunduduk terus menerus dalam bekerja serta 2014 dan pada tahun 2015adanya factor resiko berupa merokok, pola Banyaknya penderita hipertensi yang tidak mengetahui tentang penyakitmakan yang tidak sehat dapat hipertensi akan membuat penderita hipertensi melakukan berbagai kegiatanmenyebabkan berbagai penyakit, seperti yang beresiko meningkatkan tekanan darah mereka sehingga semakin meningkatkanpenyakit jantung, pembuluh darah, resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi yaitu mengakibatkan kecacatanpenyakit kencing manis, obesitas dan hingga kematian. Untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi tentangterutama penyakit hipertensi ( penyakit hipertensi dan penggunaan garam yang rendah natrium maka perlu dilakukanFaizati,2002). edukasi melalui penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap danDengan mengkonsumsi makanan tindakan penderita hipertensi dalam mengurangi resiko komplikasi penyakitlemak yang tinggi, lambat laun akan hipertensi dan menjaga tekanan darah ( Depkes, 2007).menyebabkan penyempitan pembuluh Berdasarkan observasi di lapangan cukup banyak masyarakat yang terkena darahdarah, akibatnya, pembuluh darah menjadi tinggi bahkan ada beberapa orang telah mengalami stroke, bahkan ada keluargatidak elastic. Kondisi ini akan peneliti terkena darah tinggi dan setahu peneliti penderita selalu mengkonsumsimengakibatkan tahanan aliran darah dalam makanan yang mengandung lemak seperti makanan harus pakai santan, dan penelitipembuluh menjadi naik. Naiknya tekanan melakukan wawancara dan mereka mengatakan bahwa tidak enak makansistolik yang diakibatkan oleh pembuluh kalau tidak ada kuah santan baik itu sayur maupun ikan bahkan daging. Berdasarkanyang tidak elastic dan naiknya tekanan hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hipertensi.diastolic yang diakibatkan oleh METODEpenyempitan pembuluh darah, disebut Jenis penelitian ini adalahdengan tekanan darah tinggi. Asupan penelitian deskriptif dengan desain crossectional Penelitian akan dilaksanakanlemak harus dibatasi karena akan di Kecamatan Medan Denai Kota Medan.menimbulkan kondisi obesitas dan akan Sampel dalam penelitian ini yang berjumlah 30 orang yang memilikimempengaruhi tekanan darah.(Wirakusumah,E.S., 2010).Provinsi Sumatera Utara menjadisalah satu daerah yang membuat tingginyaprevalensi penderita hipertensi diIndonesia. Berdasarkan data RisetKesehatan Dasar Tahun 2013menunjukkan bahwa prevalensi hipertensidi Provinsi Sumatera Utara berdasarkanhasil pengukuran pada umur ≥18 tahunsebesar 24,7 %, yang didapat melaluijawaban pernah didiagnosis tenagakesehatan sebesar 6,6 %. ProvinsiSumatera Utara menjadi salah satu daerahdengan prevalensi hipertensi yang tinggibersama dengan Provinsi Bangka Belitung,Provinsi Kalimantan Selatan dan ProvinsiKalimantan Timur ( Kemenkes, 2013).Banyaknya jumlah penderita hipertensidi Provinsi Sumatera tidak terlepas dari jumlahpenderita hipertensi yang banyak di KotaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 172 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...penyakit hipertensi. Waktu pelaksanaan Untuk melihat prilaku penderitaNovember 2015-April2016 . Analisis hipertensi maka akan dilihat pengetahuan,menggunakan distribusi frekuensi sikap, kebiasaan makan dan dukungan keluargaHASILTabel 1. Distribusi Pengetahuan tentang Penyakit Hipertensi Pengetahuan %Baik 25Cukup 20Kurang 45 Hasil penelitian menunjukkan 25%, pengetahuan cukup sebanyak 20%bahwa mayoritas responden memiliki dan pengetahuan kurang sebanyak 45%.pengetahuan dalam kategori baik sebanyakTabel 2. Distribusi Sikap tentang Penyakit Hipertensi Sikap %Baik 45Kurang 55 Hasil penelitian menunjukkan dalam kategori baik sebanyak 45%, sikapbahwa mayoritas responden memiliki sikap dalam kategori kurang sebanyak 55% .Tabel 3. Distribusi Dukungan Keluarga terhadap Penyakit Hipertensi Dukungan Keluarga %Baik 35Sedang 35Kurang 30 Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 35%, dukungan keluarga dalambahwa mayoritas responden memiliki kategori cukup sebanyak 35% dandukungan keluarga dalam kategori baik dukungan keluarga kurang sebanyak 30%.PEMBAHASAN oleh darah terhambat sampai ke jaringanPengetahuan Responden Tentang tubuh yang membutuhkannya. SejalanPenyakit Hipertensi dengan pandangan Patrick (2002), bahwa tekanan darah tinggi berarti hipertensi atau Penyakit hipertensi merupakan tekanan tinggi (ketegangan) pada arteri.masalah kesehatan yang perlu di Arteri adalah pembuluh darah yangperhatikan, karena angka prevalensinya membawa darah dari jantung yangtinggi dan cenderung terus meningkat serta memompa ke seluruh jaringan dan organakibat jangka yang ditimbulkannya ( tubuh.Buston, 2007). Menurut Aiyisiyah (2010) bahwa Menurut Gunawan (2005) bahwa seseorang dikatakan hipertensi jikahipertensi adalah suatu keadaan dimanaseseorang mengalami peningkatan tekanandarah di atas normal yang mengakibatkansuplai oksigen dan nutrisi yang dibawaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 173 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...memiliki tekanan darah sistolik ≥140 dengan hipertensu. Hal ini dapat terjadimmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 karena informan telah sering mendapatkanmmHg atau keduanya ( Aiyisiyah, 2010). informasi yang cukup diberikan petugasSementara menurut Patrick (2002) bahwa kesehatan ketika melakukan check upjika tekanan darah normal di bawah tentang hipertensi yang dideritanya,120/80; tekanan darah antara 120/80 dan keadaan ini membuat mereka memiliki139/89 disebut \"pre-hipertensi\", dan pengetahuan yang cukup baik tentangtekanan darah dari 140/90 atau lebih adalah olahraga yang baik untuk penderitahipertensi. hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan Sikap Responden Tentang Penyakitbahwa mayoritas responden memilikipengetahuan dalam kategori baik sebanyak Hipertensi25%, pengetahuan cukup sebanyak 20%dan pengetahuan kurang sebanyak 45%. Masyarakat juga perlu tahu resiko Menurut Notoatmodjo (2012) hipertensi agar dapat saling mendukungpengetahuan adalah merupakan hasil“tahu” dan ini terjadi setelah orang untuk mencegah atau menanggulangi agarmelakukan penginderaan terhadap suatuobyek tertentu. Penginderaan terjadi tidak menyebabkan peningkatan yangmelalui panca indera manusia, yaitu inderapenglihatan, pendengaran, penciuman, rasa signifikan sampai mencegah terjadinyadan raba. Sebagian besar pengetahuanmanusia diperoleh melalui mata dan komplikasi. Sikap masyarakat dalamtelinga. mendukung pencegahan dan Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa responden cenderung telah penatalaksanaan penyakit hipertensi akanmengetahui tentang gejala penyakit diare,hal ini tidak terlepas dari pengalaman dapat mendorong mereka untuk terhindarresponden yang merasakan gejalahipertensi sehingga membuat responden dari terjadinya komplikasi pada penyakitmemiliki pengetahuan yang cukup baikseperti dapat menyebutkan gejala hipertensi.hipertensi secara terperinci meskipun tidaksecara sistematis. Pengalaman mengalami Hasil penelitian menunjukkanhipertensi merupakan sumber pengetahuanatau pengalaman bagi responden untuk bahwa mayoritas responden memiliki sikapmemperoleh kebenaran pengetahuantentang hipertensi. Pengalaman pribadi dalam kategori baik sebanyak 45%, sikapyang merupakan cara untuk memperolehpengetahuan, selanjutnya pengalaman dalam kategori kurang sebanyak 55% .dapat menjadi acuan untuk bertindak didalam kesehatan. Masyarakat juga perlu tahu resiko Informan telah memahami hipertensi agar dapat saling mendukunghipertensi secara konseptual, informandapat menyebutkan keterkaitan antara untuk mencegah atau menanggulangi agargejala dasar dan keterkaitan olahraga tidak menyebabkan peningkatan yang signifikan sampai mencegah terjadinya komplikasi. Sikap masyarakat dalam mendukung pencegahan dan penatalaksanaan penyakit hipertensi akan dapat mendorong mereka untuk terhindar dari terjadinya komplikasi pada penyakit hipertensi. Menurut Notoadmodjo (2007) bahwa sikap dapat diartikan sebagai reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap sesorang dapat berubah denganJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 174 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...diperolehnya tambahan informasi tentang Menurut friedman (1998) dukunganobjek tersebut melalui persuasi sertatekanan dari kelompok sosialnya sehingga keluarga adalah sikap, tindakan, danseseorang akan dapat merubah sikapnyaapakah mendukung ataupun menolak suatu penerimaan keluarga terhadap penderitastimulan. yang sakit. Keluarga juga berfungsi Sikap adalah respons tertutupseseorang terhadap suatu stimulus atau sebagai sistem pendukung bagi anggotanyaobjek, baik yang bersifat intern maupunekstern sehingga manifestasinya tidak dan anggota keluarga memandang bahwalangsung dapat dilihat, tetapi hanya dapatditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku orang yang bersifat mendukung, selalu siapyang tertutup. Sikap secara realitasmenunjukkan adanya kesesuaian respons memberikan pertolongan dengan bantuanterhadap stimulus tertentu. Sikap individutidak terlepas dari perilaku, sebab proses jika diperlukan. Dukungan keluargaterjadinya perilaku seseorang berlangsungkarena adanya sikap orang terhadap obyek. menjadi suatu keadaan yang bermanfaatSikap seseorang terhadap suatu obyekadalah perasaan mendukung atau memihak bagi indivdu yang diperoleh dari orang lain(favourable), maupun perasaan tidakmendukung atau memihak (unfavourable) yang dapat dipercaya, sehingga seseorangpada obyek tersebut. Secara lebih spesifikdi formulasikan sikap sebagai derajat afek akan tahu bahwa ada orang lain yangpositif atau negatif terhadap suatu obyekpsikologis (Azwar, 2005). memperhatikan, menghargai dan Hasil penelitian ini memperlihatkan mencintainya.bahwa informan memiliki sikap yangpositif terhadap kematian akibat penyakit Keluarga memiliki peranan pentinghipertensi, informan cenderung takutterhadap bahaya kematian yang akan dalam mengatur makanan yang dikonsumsiditimbulkan dari penyakit hipertensi. Sikapyang ditunjukkan informan dapat terjadi oleh penderita hipertensi. Peranan keluargakarena informan telah banyak menerimainformasi tentang kematian akibat yaitu mengenal gejala hipertensi, mampukomplikasi hipertensi baik dari temansesama penderita, media elektronik TV, mengambil keputusan untuk melakukankoran dan dari petugas kesehatan yangsering dikaitkan dengan stroke, gagal ginjal tindakan yang tepat untuk menolong klienbahkan kematian yang membuat informanmemiliki respons ketakutan terhadap hipertensi, mampu memberikan asuhanbahaya komplikasi hipertensi. keperawatan pada anggota keluarga yangDukungan Keluarga Tentang PenyakitHipertensi menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga, yang menderita penyakit ( Putri , 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 35%, dukungan keluarga dalam kategori cukup sebanyak 35% dan dukungan keluarga kurang sebanyak 30%. Pemberian pinjaman kendaraan merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan keluarga dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan informan. Hasil penelitian Rahmi (2012) memperlihatkan bahwa dukungan instrumental dalam upaya melakukan konrol hipertensi meningkatkan kenyamanan dan menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 175 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...Menurut Cohen & Syne (1985) bahwa mendorong klien tetap patuh untukmemberikan bantuan yang diberikan secaralangsung bersifat fasilitas atau materi menjaga kesehatannya danmisalnya menyediakan fasilitas yangdiperlukan, meminjamkan uang, mengkonsumsi makanan dan aturanmemberikan makanan, permainan ataubantuan yang lain termasuk dalam yang tidak diperbolehkan untukdukungan instrumental. Notoatmodjo(2003) menyatakan dukungan keluarga penderita hipertensiyang berasal dari lingkungan keluargasangat berpengaruh besar untuk 2. Dinas Kesehatan dan Puskesmasmendorong sesama anggota keluarga untukmelaksanakan sesuatu perilaku yang baru. memberikan pelayanan kesehatan,Sama halnya dengan pola pencarianpengobatan hipertensi yang dilakukan oleh petugas kesehatan diharapkan dapatseseorang. Dengan diberikan dukunganoleh keluarga maka penderita penyakit meningkatkan kualitas pelayananakan merasa lebih nyaman dalammelakukan pengobatan penyakit yang dengan memperbaiki metode, mediadideritanya. ataupun cara penyampaian informasiKESIMPULAN1. Mayoritas responden memiliki yang akan diberikan kepada penderita pengetahuan dalam kategori baik hipertensi dan keluarga penderita sebanyak 25%, pengetahuan cukup sebanyak 20% dan pengetahuan hipertensi khususnya tentang bahaya, kurang sebanyak 45%.2. Mayoritas responden memiliki sikap aturan-aturan dan ketentuan yang dalam kategori baik sebanyak 45%, sikap dalam kategori kurang sebanyak harus dipatuhi pasien penderita 55%.3. Mayoritas responden memiliki hipertensi dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 35%, dukungan DAFTAR PUSTAKA keluarga dalam kategori cukup Ali, Z. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan sebanyak 35% dan dukungan keluarga kurang sebanyak 30%. Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. . Trans InfoSARAN Media. Jakarta.1. Untuk pemerintah atau Dinas Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Kesehatan Kota Medan terutama Pengukurannya, ed. ke-2. bagian pelayanan kesehatan dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar. promosi kesehatan agar meningkatkan keterlibatan keluarga pasien hipertensi Aisyiyah, Farida N. 2009. Faktor Risiko dalam setiap program pengobatan dan perawatan, agar keluarga ikut serta Hipertensi Pada Empat Kabupaten/Kota Dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi Di Jawa Dan Sumatera. IPB. Bogor. Dinas Kesehatan Kota Medan. 2013 a. Situasi dan Kondisi Penyakit Hipertensi di Kota Medan Tahun 2013. Medan: Dinas Kesehatan Kota Medan. -------. Profil Usaha Kesehatan Sekolah Kota Medan. Medan: Dinas Kesehatan Kota Medan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2014. Situasi dan Upaya Penanggulangan Hipertensi di Kota Medan Tahun 2013. Medan:Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 176 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...Rapat Kerja bulan Agustus Dinas Mubarok, C. 2007. Promosi KesehatanKesehatan Provinsi Sumatera Sebuah Pengantar Proses BelajarUtara. Mengajar Dalam Pendidikan. Graha Ilmu . Yogyakarta.Gerungan, 2004. Psikologi Sosial. Bandung, Refika Aditama. Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Rineka Cipta. 2013. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun -------. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan 2012. Medan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. -------. 2012. Promosi Kesehatan & Ilmu Graha Ilmu. Yogyakarta. Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.Hasibuan, Vera T. 2011. Pengetahuan Palmer, A., & William,B., 2005. Tekanan Pasien Hipertensi Tentang Nutrisi Darah tinggi, (Diterjemahkan Yang Dibutuhkan Untuk oleh: Elisabeth Yasmine), Jakarta Memelihara Status Kesehatan Di : Erlangga. Poliklinik Hipertensi RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Putri, Rindu P. 2012. Hubungan Perilaku USU. Keluarga Dalam Pengaturan Diet Terhadap Derajat Hipertensi DiHamid, Syahrul A. 2013. Hubungan Puskesmas Sidomulyo Panam. Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Skripsi. Unri Riau. Tentang Pencegahan Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Salam, Megi A. 2009. Risiko Faktor Tahun 2013.Skripsi. Univ Hereditas, Obesitas Dan Asupan Gorontalo. Natrium Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Remaja Awal.Hamdiyah,F. 2010. Penggunaan Kartu Skripsi. Undip Semarang. Bergambar dalam Pembelajaran Materi Sistem Reproduksi dengan Saragih, Safrida W. 2011. Hubungan Diskusi Model Team Games Dukungan Keluarga Dengan Tournament di SMA. Skripsi. Harga Diri Pasien TB Paru Yang Universitas Negeri Semarang. Dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang. Skripsi. USU.Kemenkes, 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. Satyavada, A., and Adamchak, D.J. Badan Litbang Kesehatan Determinants of Current Use of Indonesia. Contraception and Children Ever Born in Nepal. Social Biology.Kuhu, M.M. 2011. Pengaruh Penggunaan 2000.Kartu Bergambar Sebagai Media Sondang, 2002. http : // www. Teori-teoriPromosi Kesehatan di Sekolah Motivasi. Rahmat.2009,Terhadap Peningkatan http://pebatan.Pengetahuan Bahaya Merokok Blogspot.com/2010/11/teoriPada Siswa SD Negeri motivasi, diakses tanggal 15Karangmangu Kabupaten Januari 2012.Banyumas. Tesis.UGMYogyakarta.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 177 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Maiza DuanaPerilaku Penderita dan Dukungan Sosial...Soeharto I., 2001. Kolesterol & Lemak Hipertensi Dalam Mengontrol Jahat Kolesterol & Lemak Baik. Kesehatan Di Wilayah Kerja Yayasan Pembina Kardiovaskuler Puskesmas Melur Pekanbaru, Indonesia. Tesis. UI. JakartaWirakusumah, E., 2010. Menu Sehat Untuk WHO. 2014. Demam Berdarah Dengue, Lanjut Usia, Jakarta : Puspa Swara. Diagnosis, Pengobatan,Zulfitri, Reni. 2006. Hubungan Dukungan Pencegahan dan Pengendalian Keluarga Dengan Perilaku Lansia Edisi 2. EGC. Jakarta.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 178 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...HUBUNGAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERKEMBANGAN PEMULIHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA REMAJA Hidayatna Husni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTNarcotics are substances or drugs derived from plants or non-plants, either synthetic or semi-shyntetic, which can cause a decrease or change of consciousness, loss of sense, reducing up toeliminating pain, and can lead to addiction, which is devided into some categories. This study aimsto analyzing the influence of the peers support to the development of doing abuse recovery in theteenagers in the Social Institution of Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara. The populations of thisexplanatory survey study were 60. All of them were selected to be the respondents of this studythrough total sampling method. The data for this study were obtained by distributingquestionnaires, and were collected from respondents from July 8 to Agustus 28, 2016, and the datawere analyzed by using multiple logistic regression test at α = 0.05. The research findings showedthat the recovery of narcotic abused was influenced by peers. Is it sugested that: the head andexecutive staff of social institution of Pamardi Putra Insyaf expected to the chairman, and theoperating staff of Social Institution program Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara need to set uppolicies, programs, and activity plan by involving peers and family members, especially parents,and work more actively to provide support and counseling to the patients of rehabilitation, and thecoming researchchers should conduct research on the parents having addicted children, to identifythe reaction and acceptance of the parents as well as the action and attempts done to help theirchildren get recovered from drug abused.Keywords: Peer-Suport, Development-of-Narcotic-Abuse-Recovery, Narcotic, TeenagerPENDAHULUAN menjadi 208 juta orang pada tahun 2007. Jumlah pengguna diperkirakan akan terusNarkotika di satu sisi merupakan meningkat sampai dengan 2013, dari 24 % pengguna ditahun 2004 menjadi 28 %obat atau bahan yang bermanfaat di bidang ditahun 2013. Sasaran utama peredaran narkotika yang sangat potensial bagipelayanan kesehatan dan pengembangan bandar atau pengedar narkotika adalah pelajar dan mahasiswa, dengan populasiilmu pengetahuan. Disisi lain, apabila yang cukup besar di dunia yaitu sekitar 16,9 juta orang pada tahun 2008 dandisalahgunakan narkotika dapat diperkirakan meningkat menjadi 22,3 juta orang pada tahun 2013 (Badan Narkotikamenimbulkan ketergantungan dan akibat Nasional dan Pusat Penelitian Universitas Indonesia, 2008).yang sangat merugikan bagi perseorangan Prevalensi penyalahgunaan narkotikaatau masyarakat khususnya generasi muda di Indonesia mengalami peningkatan mulai 1,5 % penduduk Indonesia pada 2004(UU RI Nomor 35 Tahun 2009). menjadi 2,8 % atau setara 5,6 Juta jutaKetergantungan narkotika merupakanmasalah dunia. Menurut United NationOffice on Drugs and Crime (UNODC)tahun 2006, pemakai narkotika di duniasebanyak 162,4 juta orang pada tahun2008, diperkirakan terjadi peningkatan 4 %penyalahgunaan narkotika di seluruh dunia,dari 200 juta orang pada tahun 2006Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 179 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...jiwa. Pada tahun 2008 sebanyak 2 juta Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf yang merupakan unit pelaksana teknis diorang, mayoritas berumur 20-25 tahun, lingkungan Kementerian Sosial RI dari dana APBN. Tempat ini didirikan atasdengan pengguna laki-laki yaitu 90 %, pertimbangan bertambahnya jumlah korban penyalahgunaan narkotika dengan dimensiusia 20-29 tahun sebanyak 68 % terdiri dari yang beragam terhadap perorangan, keluarga, dan masyarakat sehingga perluperempuan sebanyak 9 %, laki-laki 59 %, penanganan secara terpadu dan profesional. Sasaran pelayanan rehabilitasi terdiri darisebagian besar telah menyelesaikan jenjang dua macam, yaitu sasaran pelayanan pada penyalahguna narkotika yang tidakpendidikan tinggi sebanyak 80 % . ketergantungan (klien konvensional) dan sasaran pelayanan pada penyalahgunaSementara itu, jumlah kerawanan narkotika yang masih ketergantungan (klien terpadu). Data klien terpadu daripenyalahgunaan narkotika pada 2008 tahun 2005-2008, yaitu tahun 2005 jumlah pengguna narkotika 21 orang, psikotropikahingga 2010, DKI Jakarta menempati 4 orang, dan zat adiktif 1 orang, tahun 2006 jumlah pengguna narkotika 18 orang,urutan pertama dengan tingkat kerawanan psikotropika 14 orang, dan zat adiktif 5 orang, tahun 2007 jumlah penggunakonsumsi sebesar 4,76 dari total populasi 7 narkotika 23 orang, psikotropika 8 orang, dan zat adiktif 4 orang, dan pada tahunjuta jiwa. Sementara Kalimantan Selatan 2008 jumlah pengguna narkotika 33 orang, psikotropika 17 orang, dan zat adiktif 2berada pada ururtan ke 25 dengan tingkat orang. Pada tahun 2011, jumlah klien yang menjalani rehabilitasi sebanyak 104 orangkerawanan 1, 89 dari jumlah populasi (44 klien terpadu, dan 60 klien konvensional), dan pekerja sosial (peksos)sebanyak 2 juta jiwa (Laporan Survei sebanyak 15 orang (9 orang peksos pada pelayanan klien terpadu, dan 6 orangPenyalahgunaan Narkotika di peksos pada pelayanan klien konvensional).Indonesia_Studi Kerugian Ekonomi, Sosial Berdasarkan wawancara awal yangAkibat Narkotika Tahun 2008). dilakukan peneliti, diperoleh penjelasan bahwa teman berperan penting dalam halPrevalensi penyalahgunaan narkoba memberi dukungan kepada teman lainnya, baik dukungan yang bersifat positifdi lingkungan pelajar Sumatera Utara tahun maupun negatif, contohnya; teman satu daerah asal dapat memberi nasehat, ajakan,2009 mencapai 4,7 persen dari jumlah dan penjelasan dengan lebih akrab; teman yang telah lebih dulu menjalani rehabilitasipelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 dapat menjelaskan manfaat yang diperoleh selama rehabilitasi, mengajak untukorang. Dari jumlah tersebut, 61 persen di bersemangat dan bertekad sembuh, danantaranya menggunakan narkoba jenisanalgesik dan 39 persen jenis ganja,amphetamine, ekstasi dan lem (BadanNarkotika Nasional, 2010).Remaja pada umumnya memilikirasa ingin tahu yang tinggi sehinggaseringkali ingin mencoba-coba, berkhayal,dan merasa gelisah, serta berani melakukanpertentangan jika dirinya merasadisepelekan atau ‘tidak dianggap’. Untukitu, mereka sangat memerlukanketeladanan, konsistensi, serta komunikasiyang tulus dan empati dari orang dewasa.Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendirikarena terlalu banyak menyaksikanketidakkonsistenan dimasyarakat yangdilakukan oleh orang dewasa. Hal iniberpengaruh terhadap tingkah laku remaja,antara lain merokok, seks bebas, berjudi,mabuk, termasuk mengkonsumsi narkotika(Asrori, 2009).Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 180 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...mau berbagi cerita (curhat) dengan pekerja Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumaterasosial untuk mendapatkan masukan dan Utara.nasehat yang baik; teman yang lebih tuadapat memberi tingkah laku yang lebih Populasi dalam penelitian ini adalahbaik, namun juga ada yang tidak baik; klien penyalahguna narkotika yang tidakteman dengan usia yang sama (teman ketergantungan (klien konvensional), laki-sebaya) dapat lebih mudah curhat dan laki berusia 13-22 tahun, dan telahberbagi informasi; dan ada pula teman mengikuti program rehabilitasi pada jadwalyang memberi dukungan negatif, mengajak yang sama selama 12 bulan, berjumlah 60teman yang lain untuk malas-malasan orang, dan saat ini masih menjalanimengikuti kegiatan, mengajak merokok, kegiatan di Panti Sosial Pamardi Putradan ketika keluar dari rehabilitasi Insyaf Sumatera Utara, sampel diambilmengajak teman kembali memakai secara keseluruhan dari populasi (totalnarkotika (releapse). sampling). Oleh karena itu, peneliti tertarik Metode pengumpulan data denganuntuk melakukan penelitian tentang teknik pembagian kuesioner, wawancarahubungan dukungan teman sebaya dan data dari Panti Sosial Pamardi Putraterhadap perkembangan pemulihan Insyaf Sumatera Utara.penyalahgunaan narkotika pada remaja diPusat Rehabilitasi Sosial Korban HASILPenyalahgunaan Narkoba PSPP “Insyaf” Panti Sosial Pamardi Putra InsyafSumatera Utara. Sumatera Utara terlatak di jalan BerdikariMETODE No.37 Desa Lau Bakeri, Kecamatan Jenis penelitian ini adalah survei Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, dengan batas wilayah sebagai berikut :dengan pendekatan explanatory yang 1. Sebelah Utara : Berbatasan denganbertujuan untuk menjelaskan hubunganvariabel bebas terhadap terikat, yaitu Belawanhubungan dukungan teman sebaya 2. Sebelah Selatan : Berbatasan denganterhadap perkembangan pemulihanpenyalahgunaan narkotika pada remaja di Pancur Batu 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Binjai 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kuala PerbaunganAnalisa UnivariatTabel 1. Distribusi Frekuensi Dukungan Teman Sebaya di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara No Dukungan Teman Sebaya Frekuensi % 1 Mendukung 21 35,0 2 Tidak Mendukung 39 65,0 60 100,0 TotalSumber: Data Primer (diolah tahun 2016)Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 181 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika Pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara No Perkembangan Pemulihan Frekuensi % 1 Baik 31 51,7 2 Tidak Baik 29 48,3 60 100,0 TotalSumber: Data Primer (diolah tahun 2016)Analisa BivariatTabel 3. Distribusi Hubungan Dukungan Teman Sebaya Dengan Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika Pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara Perkembangan PemulihanDukungan Teman Baik Kurang Jumlah P Sebaya Baik N % N%F%Mendukung 20 95,2 1 4,8 21 100Tidak Mendukung 11 28,2 28 71,8 39 100 0.000Jumlah 31 29 60Sumber: Data Primer (diolah tahun 2016) < α. Oleh karena itu, Ho ditolak sehinggaBerdasarkan tabel 3 bahwa dari 60 ada hubungan antara variabel dukunganresponden, diperoleh responden yang teman sebaya dengan perkembanganmemiliki dukungan teman sebaya kategori pemulihan penyalahgunaan narkotika dimendukung dengan perkembangan Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumaterapemulihan baik sebanyak 20 responden Utara.(95,2 %), kemudian responden yangmemiliki dukungan teman sebaya kategori PEMBAHASANmendukung dengan perkembangan Hubungan Dukungan Teman Sebayapemulihan kurang baik sebanyak 1 Dengan Perkembangan Pemulihanresponden (4,8 %). Responden yang Penyalahgunaan Narkotika Padamemiliki dukungan teman sebaya kategori Remajatidak mendukung dengan perkembanganpemulihan baik sebanyak 11 responden Hubungan dukungan teman sebaya(28,2 %), kemudian responden yang dengan perkembangan pemulihanmemiliki dukungan teman sebaya kategori penyalahgunaan narkotika seperti padatidak mendukung dengan perkembangan tabel 3, dukungan teman sebaya denganpemulihan kurang baik sebanyak 28 persentase tertinggi terjadi padaresponden (71,8 %). perkembangan pemulihan ketergantungan narkotika dengan baik sebanyak 95,2%.. Dari hasil perhitungan Chi square Hasil uji chi square dengan nilai p=0,000 <pada derajat kepercayaan 95% (α = 0,05), 0,05, artinya ada hubungan antara variabeldiketahui bahwa nilai P value adalah 0,000 dukungan teman sebaya dengan(nilai diambil pada continuity correction,kolom asymp sig 2-sided) sehingga p valueJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 182 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...perkembangan pemulihan penyalahgunaan menjerumuskan seseorang kepadanarkotika. penyalahgunaan zat (Badan Narkotika Nasional, 2003). Banyak faktor yang dapatmenyebabkan perkembangan pemulihan Teman sebaya sebagai teman yangketergantungan narkotika, salah satunya paling dekat berperan dalam memberikankarena faktor psikologis, dimana dukungan dukungan moral selama rehabilitasi.moral dari teman sebaya memiliki andil Mengacu pada hasil uji tersebut dapatyang besar, semakin ada dukungan teman dijelaskan semakin ada dukungan temansebaya maka akan meningkat sebaya maka akan meningkatperkembangan pemulihan ketergantungan perkembangan pemulihan ketergantungannarkotika, hal ini dikarenakan responden narkotika. Responden yang mendapatkanyang memiliki dukungan dari teman sebaya dukungan dari teman sebaya, akan lebihakan lebih mau dan bersemangat untuk banyak perkembangan pemulihanmenjalani rehabilitasi. ketergantungan narkotika dengan baik, hal ini dikarenakan responden yang memiliki Resiko untuk menyalahgunakan zat dukungan dari teman sebaya akan lebihberbeda-beda pada setiap orang. Faktor mau dan bersemangat untuk menjalanikepribadian dan faktor konstitusi seseorang rehabilitasi.merupakan dua faktor yang ikutmenentukan seseorang teergolong Hal ini sesuai dengan Ristianti, A.,kelompok berisiko tinggi atau tidak. (2009) yang mengutip pendapat Cairns, R.Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian B. (1988) bahwa remaja menerimabesar gangguan penggunaan zat dimulai dukungan sosial dari kelompok temanpada usia remaja. Ada beberapa ciri sebaya. Oleh karena itu, remaja berusahaperkembangan remaja yang dapat menggabungkan diri dengan teman-temanmenjerumuskan seseorang kepada sebayanya. Hal ini dilakukan remajapenyalahgunaan zat (Badan Narkotika dengan tujuan untuk mendapatkanNasional, 2003). pengakuan dan dukungan dari kelompok teman sebayanya. Melalui berkumpul Menurut Yurliani (2007) yang dengan teman sebaya yang memilikimengutip pendapat Orford, dukungan sosial kesamaan dalam berbagai hal tertentu,(sosial support) bekerja dengan tujuan remaja dapat mengubah kebiasan-kebiasanuntuk memperkecil pengaruh tekanan- hidupnya dan dapat mencoba berbagai haltekanan atau stres yang dialami individu. yang baru serta saling mendukung satuMengingat hal tersebut, maka dukungan sama lain.sosial dari keluarga, teman, sahabat, danlainnya sangat berperan bagi individu yang Pada upaya rehabilitasi, metodemengalami ketergantungan narkotika. Long-term residential treatment, dalam praktiknya, pengguna narkoba yang Resiko untuk menyalahgunakan zat mengikuti program akan dimasukkanberbeda-beda pada setiap orang. Faktor kedalam serangkaian aktivitas selama enamkepribadian dan faktor konstitusi seseorang hingga dua belas bulan, program inimerupakan dua faktor yang ikut difokuskan pada mensosialisasikan kembalimenentukan seseorang teergolong si pecandu (resosialisasi), serta melibatkankelompok berisiko tinggi atau tidak. seluruh anggota komunitas yang adaKenyataan menunjukkan bahwa sebagian sebagai unsur aktif dalam prosesbesar gangguan penggunaan zat dimulai penyembuhan (Hawari, 2002).pada usia remaja. Ada beberapa ciriperkembangan remaja yang dapatJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 183 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...Menurut Soetjiningsih (2007) yang menjalani rehabilitasi dapat menjelaskan manfaat yang diperoleh selama rehabilitasi,mengutip pendapat Marheni, kelompok mengajak untuk bersemangat dan bertekad sembuh, dan mau berbagi cerita (curhat)sebaya menjadi begitu berarti dan sangat dengan pekerja sosial untuk mendapatkan masukan dan nasehat yang baik; temanberpengaruh dalam kehidupan sosial yang lebih tua dapat memberi tingkah laku yang lebih baik, namun juga ada yang tidakremaja. Kelompok sebaya juga merupakan baik; teman dengan usia yang sama (teman sebaya) dapat lebih mudah curhat danwadah untuk belajar kecakapan-kecakapan berbagi informasi; dan ada pula teman yang memberi dukungan negatif, mengajaksosial, karena melalui kelompok, remaja teman yang lain untuk malas-malasan mengikuti kegiatan, mengajak merokok,dapat mengambil berbagai peran. Didalam dan ketika keluar dari rehabilitasi mengajak teman kembali memakai narkotikakelompok sebaya, remaja menjadi semakin (releapse).bergantung kepada teman sebagai sumber Dalam proses rehabilitasi, peran teman sebaya selalu ada dalam setiapkesenangannya dan keterikatannya dengan kegiatan, contoh, saat orientasi dan pengenalan program, outbond, bimbinganteman sebaya begitu kuat. fisik (olah raga, pemeriksaan kesehatan), bimbingan mental psikologi, agama danDalam kelompok dengan kohesi yang kecerdasan, bimbingan sosial, terapi kelompok, kesenian, karya wisata, dankuat dapat berkembang iklim kelompok dan lainnya (Kementrian Sosial RI, 2010).norma-norma kelompok tertentu. Meskipun Selama rehabilitasi, hubungan yang harmonis antara remaja dan pekerja sosialnorma-norma kelompok bukan merupakan memberi banyak peluang untuk bercerita dan bertukar pikiran, pekerja sosial juganorma yang buruk, namun dapat menjadi penengah, pemberi motivasi dan arahan dalam pergaulan remaja dan temanmembahayakan pembentukan identitas diri sebayanya, hal ini yang berdampak positif bagi perkembangan pemulihanremaja karena dalam hal ini remaja akan penyalahgunaan narkotika pada remaja, hal ini tampak dari perubahan sikap remajalebih mementingkan perannya sebagai yang lebih baik dari awal maswuk panti rehabilitasi.anggota kelompok daripada Selama masa rehabilitasi, teman jugamengembangkan pola norma diri sendiri. berperan penting dalam hal memberi dukungan kepada teman lainnya, baikNilai-nilai moral dalam kelompok tersebut, dukungan yang bersifat positif maupun negatif, contohnya; teman satu daerah asaldapat berbeda sekali dengan nilai-nilai yang dapat memberi nasehat, ajakan, dan penjelasan dengan lebih akrab; teman yangdibawa remaja dari keluarga. Apabila nilai- telah lebih dulu menjalani rehabilitasi dapatnilai moral kelompok lebih baik dari nilai-nilai yang dibawa remaja dari keluarga,maka hal tersebut tidak akan menimbulkanmasalah asalkan remaja betul-betulmeyakininya. Namun apabila terjadipemaksaan dari nilai-nilai kelompoksehingga nilai kelompok begitu menguasaidan membatasi kebebasan dalamberperilaku, maka hal tersebut dapatmenyulitkan serta menghambatperkembangan kepribadian remaja(Soetjiningsih, 2007).Pekerja sosial di panti rehabilitasiInsyaf mengatakan bahwa selama masarehabilitasi, teman sebaya memiliki peranpenting dalam hal memberi dukungankepada teman lainnya, baik dukungan yangbersifat positif maupun negatif, contohnya;teman satu daerah asal dapat memberinasehat, ajakan, dan penjelasan denganlebih akrab; teman yang telah lebih duluJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 184 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...menjelaskan manfaat yang diperoleh DAFTAR PUSTAKAselama rehabilitasi, mengajak untukbersemangat dan bertekad sembuh, dan Amriel, 2008. Psikologi Kaum Mudamau berbagi cerita (curhat) dengan pekerja Pengguna Narkoba, Jakarta: Salembasosial untuk mendapatkan masukan dan Humanika.nasehat yang baik; teman yang lebih tuadapat memberi tingkah laku yang lebih Asrori, 2009. Psikologi remaja, Jakarta: PT.baik, namun juga ada yang tidak baik; Bumi Aksara.teman dengan usia yang sama (temansebaya) dapat lebih mudah curhat dan Badan Narkotika Nasional, 2003.berbagi informasi; dan ada pula teman yangmemberi dukungan negatif, mengajak Permasalahan Narkoba di Indonesiateman yang lain untuk malas-malasanmengikuti kegiatan, mengajak merokok, dan Penanggulangannya. Diakses 2dan ketika keluar dari rehabilitasi mengajakteman kembali memakai narkotika Desember 2011;(releapse). http://www.BNN.go.id.KESIMPULAN Dari hasil penelitian terlihat bahwa Cairns, R.B., 1988. Social network and aggressive behavior : peer support orterdapat hubungan yang bermakna antara peer rejection?. Developmentaldukungan teman sebaya dengan Psychology Journal, 24, 6, 815-823.perkembangan pemulihan penyalahgunaannarkotika dengan nilai P value sebesar Goetlieb, B. H., 1983. Social Support and0,000 < α (0,05). Strategies. California : Sage Publication, inc. Hobfoll, S, E. (1986). Stress, social support and women : the series in clinical and community psychology. New York: Herper & Row.SARAN Kementrian Sosial RI, 2010. Pusat1. Kepada Ketua Panti Sosial Pamardi Rehabilitasi Sosial KorbanPutra Insyaf Sumatera Utara perlu Penyalahgunaan Narkoba PSPP “Insyaf” Sumatera Utara.menyusun kebijakan tentang pentingnyadukungan teman sebaya melalui Konsensus FKUI, 2002. Tentang Opiat,pendekatan terhadap pasien rehabilitasi Masalah Medis dandalam upaya meningkatkan Penatalaksanaannya Edisi II, Jakarta:perkembangan pemulihan Balai Penerbit FKUI.penyalahgunaan narkotika. Orford, 1992. Community Psychology: Theory and Practice. Boston: John-2. Kepada staf Panti Sosial Pamardi Putra Wiley and Son.Insyaf Sumatera khususnya pekerjasosial agar bekerja lebih aktif dalammemberikan dukungan serta Reza, 2008. Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba. Jakarta: Salembapenyuluhan kepada pasien rehabilitasi Humanika.tentang pentingnya melaksanakansegala kegiatan yang diberikan selama Soetjiningsih, 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya,rehabilitasi untuk meningkatkan Jakarta: Sagung Seto.pemulihan penyalahgunaan narkotika,khususnya interaksi teman sebaya (peer Somar, 2002. Rehabilitasi Pecandu Narkoba, Jakarta: Grasindo.group).Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 185 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Hidayatna HusniHubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan...Surbakti, 2008. Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.Taylor, S. E., 1999. Health psychology (4th ed). Boston: McGraw Hill.UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.World Health Organization, 1986. Jumlah Penyalahgunaan Narkotika. diakses 12 Desember 2010; http://www.WHO.com.Widianingsih, 2009. Dukungan Orang Tua dan Penyesuaian Diri Remaja Mantan Pengguna Narkoba, Jurnal Psikologi Volume 3, No.1 Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 186 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin... FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN AIR ABU DAN FORMALIN PADA KULINER MIE ACEH Yulizar1, Safrizal.SA2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT Mie Aceh is the noodles are formulated with special ingredients and raw materials wetnoodle. Results of previous studies show that in Aceh, many foods contain formaldehyde. The issueof the use of air abu and formaldehyde in Aceh noodle which circulate in City X Aceh provincehave examined. After the interviews were conducted with 10 respondents noodle manufacturer inCity X, identified three factors that cause the use of air abu and formaldehyde in noodles. The firsteconomics factor, include the cost of production, durable, easy to maintain, cheaper and moreprofitable. The second knowledge factors include the effect of air abu, knowing no restrictions onthe use of air abu, not knowing the contents of the same stale anti with formaldehyde andformaldehyde do not know is harmful to health. The dough needs Factors include the noodle doughneeds malleable, resistant, not easy broken and wet. Laboratory analysis was done to see thecontent of air abu, borax and formaldehyde in Aceh noodle. The test results of the 25 samples(100%) containing air abu with sodium carbonate test indicators ranges from 0.22 % b/b - 0.27 %b/b. As for the formalin test on 25 samples showed positive test results (100%) of formaldehydecontent of each sample is 4.71 mg/L.Keywords : Ash water, formalin, mie Aceh, wet noodlesPENDAHULUAN penggunaannya. Maraknya penggunaan Bahan makanan yang dikonsumsi bahan tambahan atau zat aditif pada sangat mempengaruhi tingkat kesehatan dan kecerdasan seseorang. Sehingga makanan belakangan ini untuk membuat makanan haruslah sehat, aman serta yang mengandung gizi lengkap. Bahan makanan tampak lebih menarik, tahan makanan dikatakan aman apabila tidak mengandung komponen fisik, kimia dan lama, serta rasa dan teksturnya lebih mikrobiologi yang berbahaya. Rinto et al. (2009) menerangkan bahwa secara fisik sempurna. Bahan tambahan tersebut pangan yang aman adalah bahan pangan yang bersih dari bahan-bahan yang tidak diantaranya adalah pewarna, penyedap dapat dicerna oleh tubuh yaitu plastik, logam dan bahan bahan-bahan lainnya rasa dan aroma, antioksidan, pengawet, yang mengganggu pencernaan manusia, secara kimiawi dapat berasal dari zat-zat pemanis dan pengental (Siaka, 2009). berbahaya yang tidak boleh digunakan dalam bahan pangan seperti formalin, Faisal (2002), menerangkan bahwa boraks, insektisida serta bahan tambahan makanan yang sangat dibatasi pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit (food borne diseases) yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan atau senyawa beracun dan atau organisme patogen, bahan yang tidak dapat dicerna seperti plastik, logam maupun bahan yang dapat mengganggu pencernaan manusia. Pengawet yang lagi ramai dibicarakanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 187 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643



Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin... dikalangan masyarakat adalah Tradisional” di Solo, mengatakan penggunaan formalin sebagai pengawet sejumlah produsen mie basah dan bakso di bahan makanan (Elmatris 2008). Selain Bantul, banyak menggunakan formalin keberadaan formalin, juga ada borak dan atau boraks yang telah menjadi semacam air abu yang dijadikan sebagai Bahan keharusan dan dengan penggunaan dosis Tambahan Pangan (BTP). Air abu atau yang melebihi batas. air alkali atau iye water atau garam alkali merupakan salah satu bahan tambahan Mie Aceh merupakan salah satu yang sering dipakai dalam pembuatan produk yang banyak disukai oleh semua mie, ketupat, lontong dan bakcang. Air kalangan masyarakat, bukan hanya abu ini akan membuat tekstur menjadi masyarakat Aceh namun juga luar Aceh. kenyal. Bentuk dan warnanya persisi Mie aceh menggunakan bahan utama mie seperti air biasa. Banyak dijual tempat basah namun diolah dengan bumbu penjualan bahan kue dan pasar khusus kuliner aceh. Sama dengan mie tradisional. basah di daerah lain, mie aceh juga menjadi sasaran penggunaan BTP yang Pasal 1 ayat 4 Undang-undang RI berbahaya. Makanan yang mengandung No. 7 tahun 1996 tentang Pangan formalin dan bahan kimia berbahaya menyatakan keamanan pangan sebagai lainnya masih ditemukan pada makanan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk yang beredar bebas di Provinsi Aceh. mencegah pangan dari kemungkinan Pasar Gampong Baroe Kota Banda Aceh, cemaran biologis, kimia, dan benda lain hasil penelitian 32 sampel yang di uji yang dapat mengganggu, merugikan, dan formalin di labolatorium menunjukkan membahayakan kesehatan manusia. semua positif menggunakan formalin (BPOM, 2006) menyatakan bahwa dengan kadar di atas 1,5 mg/liter (Kasma walaupun tidak bisa dipastikan berapa 2011). Selain itu formalin dan boraks pada persen dari masyarakat Indonesia yang makanan yaitu mie basah disalah satu mengerti dan sadar tentang keamanan warung pasar Peuniti, warung mie basah pangan, jumlah yang tidak mengerti Pasar Baru dan mie basah Pasar Seutui lebih banyak. yang juga mengandung boraks (Muliawarman 2009). Mie basah digunakan untuk produk makanan seperti mie Aceh, mie Melihat kondisi diatas penulis baso, mie soto bogor, mie goreng, tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait ataupun pada pembuatan makanan adanya dugaan penggunaan boraks, air camilan. Kadar air mie basahtergolong abu dan formalin pada Mie Aceh di Kota tinggi, sehingga daya awetnya rendah. X Provinsi Aceh dan melihat pengaruhnya Penyimpanan mi basah terhadap kesehatan masyarakat, persoalan penggunaan BTP pada sebagian makanan pada suhu kamar selama 40 jam berhubungan erat dengan persoalan menyebabkan tumbuhnya kapang, lingkungan sosial yang perlu diteliti lebih lanjut. Kota X Provinsi Aceh adalah kota dalam pembuatan mie basah perdagangan yang besar disepanjangandiperlukan bahan pengawet agar mi bisa pantai Barat Selatan Aceh selainbertahan lebih lama. Menurut Puspitasari Meulaboeh. Masyarakat setempat adalahdalam Cahyadi (2008), dari labotorium pengkomsumsi mie aceh dan keberadaanFarmakologi dan Toksologi, JurusanFarmasi, Universitas Gadjah Mada produksen mie basah serta banyaknya(UGM), Yogyakarta, dalam “Seminar warung mie aceh menjadi alasan utamaPengaruh Bahan Kimia Terhadap ObatJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 188 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin... untuk dilakukan kajian secara mendalam dan produsen mie basah. Kabupaten Aceh dengan judul “Faktor Penyebab Penggunaan air abu dan formalin dalam Barat Daya adalah wilayah pemekaran kuliner mie aceh yang beredar di Kota X Provinsi Aceh. dari Aceh selatan, berbatasan dengan METODE Kabupaten Aceh selatan Aceh Selatan dan Penelitian dilakukan di tiga Nagan Raya serta Gayo Lues. Sedangkanlokasi, pertama lokasi penelitiannyadilaksanakan di Aceh Barat Daya, untuk analisis laboratoriumnyaProvinsi Aceh, penelitian ini difokuskanKota X sebagai ibukota Kabupaten Aceh dilaksanakan di laboratorium KesehatanBarat Daya. Kota X ini adalah kotaperdagangan terbesar kedua setelah Daerah Aceh dan LaboratoriumMeulaboh Aceh Barat disepanjangwilayah pesisir Barat Selatan Aceh. Di Kementrian Industri unit Sumatera Utara.Kota X banyak terdapat warung mie aceh Penelitian ini menggunakan peralatan baik dalam bentuk perangkat keras (hardware) yang tercantum pada Tabel 1. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data dan contoh mie aceh yang diperlukan untuk analisis, untuk bahan utama dalam penelitian ini adalah bahan baku mie.Tabel 1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitianAlat KegunaanPerangkat kerasLembar kuisioner Catatan data sementara dari hasil survei di lapangKamera digital Pengambilan data visual kondisi wilayah setempatRecorder Rekaman hasil wawancara dilapanganGunting Untuk memotong-motong sampelFotometer untuk menganalisis ada kandungan formalin pada mieSelang aspirator untuk menghisap sample untuk dianalisisPompa peristaltic untuk menghisap sample dari kuvet dan menuju pembuanganburet, labu dan pipet pengukur volume kuantitatifvolumeLarutan standar untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capaiIndikator untuk menyamakan kondisi dengan yang sebenarnya dan agarInkubator hasilnya sempurna Penelitian ini dilakukan dengan cara Air Abu untuk menjawab permasalahan yang Pengambilan sampel bahan utama mie aceh diteliti, di antaranya : yaitu mie basah dilakukan di produsen dan warung-warung mie aceh yang berada di Kotaa. Analisis kandungan air abu dan X Provinsi Aceh untuk keseluruhannya. Formalin Setelah itu sampelnya dibawa ke laboratorium Balai Riset dan standarisasi Industri Miedan lalu dianalisis denganJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 189 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin...metode tirtrimetri untuk analisis menurut Budiarto (2002) yaitukandungan dan kadar air abu. Air abu sebagai berikut:yang terdapat di Kota X dandigunakan produsen mie basah adalah Pproduksi Medan dengan komposisiNatrium karbonat dan mineral. Keterangan:Sampel kemudian dinalisis dengan P= Persentasemetode Analisa titrimetri atau analisa f= Frekuensi Teramativolumetrik adalah analisis kuantitatif n =Jumlah respondendengan mereaksikan suatu zat yangdifiltrasi dengan larutan baku HCL Analisa Kadar Formalinyang telah diketahui konsentrasinya0.01 normal, setelah sebelumnya Metode yang menggunakan fhotometridilakukan penimbangan terhadap untuk melihat data kandungan formalinsampel mie yang akan diuji, pada bahan baku mie aceh, yaitu miedilakukan pengenceran denganaquades lalu ditambahkan indikator. basah.Dari pemakaian standar yangdigunakan berapa milimeter setelah Data Kadaritu dihitung melalui rumus. FormalinBerat larutan Standar Gambar 1. Skema metode kerjaBerat sampel x 100 %Formalin b. Analisis faktor penyebab penggunaan air abu Sampel yang diambil dan formalin oleh produsen Untuk mengetahui penyebab produsen miedisiapkan dan dibawa keLaboratorium Kesehatan Aceh yang basah dan pedagang mie aceh menggunakanada di Kota Banda Aceh untuk air abu dan formalin dalam penelitian inimenganalisis ada tidaknya kandungan dilakukan dengan cara menganalisis data yangformalin dan mengindentifikasi kadar dikumpulkan melalui wawancara, observasiformalin pada sampel tersebut dengan dan dokumentasi. Data yang terkumpulmetode Fhotometri setelah dilakukan dilakukan langkah-langkah analisis melaluipengeceran. Pada uji ini, mie basah Reduksi data, penyajian data dan verifikasicara yang digunakan dalam data sebelum dideskripsikan Miles danpengumpulan data yaitu dengan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011)pengamatan langsung pada sampel. menyebutkan bahwa aktifitas dalam analisisSedangkan teknik analisa data data kualitatif dilakukan dengan secaradilakukan dengan menghitung data interaktif dan berlangsung secara terusyang diperoleh dari hasil analisis. menerus hingga tuntas dan datanya sudahSetelah data terkategori peneliti jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini adalahmentabulasikan dan melakukan dengan Reduksi data, Penyajian data dananalisis menggunakan uji persentase verifikasi data namun terlebih dahulu diantisipasi.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 190 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin...Periode pengumpulanI………………………………………I Reduksi DataAntisipasi selama setelah Penyajian Data Analisis Selama setelah Verifikasi Setelah SelamaGambar 2. Komponen dalam analisis Data Model Miles dan Huberman HASIL karbonat dengan nilai berkisar antara 0.22a. Air Abu dan Formalin % b/b sampai dengan 0.27 % b/b. Dari 25 sampel yang diuji, 10 sampAelir(a4b0u %)Dari uji yang dilakukan untuk mengandung natrium karbonat denganmenganalisis kandungan Air abu dan kandungan 0.23 % b/b, 7 sampel ( 28 %)formalin pada kuliner mie aceh, mengandung 0.24 % b/b, 3 sampel ( 12 %)dengan pengujiannya dilakukan pada mengandung 0.22 %b/b, 3 sampel ( 12 %)bahan baku utama mie aceh yaitu mie mengandung 0.27 %b/b dan 2 sampel ( 8basa. Hasil uji air abu, menunjukkan %) mengandung natrium karbonat 0.25 %bahwa seluruh sampel mie basah yang b/b.di uji semua positif mengandung airabu dengan parameter uji natrium Tabel 2. Hasil Uji Kadar Air AbuHasil Parameter Jumlah sampel ( %)(% b/b) Na2CO3 3 12 Na2CO3 10 400.22 Na2CO3 7 280.23 Na2CO3 2 120.24 Na2CO3 3 80.250.27Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 191 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin... Air abu yang digunakan oleh pembuat mie. Komponen ini berfungsiprodusen mie aceh dan yang beredar dipasar Kota X adalah air abu produksi untuk mempercepat pengikatan gluten,Medan dengan komposisi mineral dannatrium karbonat (Na2CO3). Winarno meningkatkan elastisitas, fleksibilitas, dan(1988) menyebutkan sebagian besarbahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri meningkatkan kehalusan tekstur mie.dari bahan organik dan air. Sisanya terdiridari unsur-unsur mineral yang dikenal Natrium karbonat juga dapatjuga dengan kadar abu. Diah ( 2013)menjelaksan bahwa air abu bisa meningkatkan pengikatan air, karenadigunakan untuk pewarna masakan alamidan pengenyal makanan, dalam bahasa reaksi senyawa tersebut dengan pati danlain disebut ( Kansui / Soda Ash /Air Ki )bahan ini berfungsi meningkatkan air akan menghasilkan gas CO2. Dengankekuatan adonan atau kekerasan mie, efekdari pemakaian garam alkali mie akan adanya gas CO2 berarti terbentuk ronggaterlihat lebih kuning dan bila melebihi 1% akan dapat merusak mie untuk ph antar ruang granula pati. Hasilnya ketikatinggi dapat berfungsi sebagai pengawetdengan pH optimum adalah berkisar 10. perebusan mie, air yang terserap akanDalam tubuh unsur mineral berfungsisebagai zat pembangun dan pengatur. lebih banyak.Sebagai pelengkap data natrium karbonatdalam air abu yang beredar di Kota X juga Keberadaan natrium karbonat padadiuji kandungannya dengan hasil ujinya22.62 % b/b. mie yang beredar di Kota Blang pidie Sentra Informasi Keracunan tidaklah berpengaruh pada kesehatan.Nasional (SIKerNas) Pusat InformasiObat dan Makanan, Badan POM RI pada Kandungan natrium karbonat dalam mietahun 2012, menjelaskan bahwa, natriumKarbonat berbentuk padat, serbuk, atau tidak melebih 1 %, jika melebihi 1 %kristal serbuk dan granul, berwarna putihdan tidak berbau; berat molekul 105,99; maka adonan mienya tidak bisa dipakektitik lebur 1563,8ºF (851ºC ); berat jenis2,532 (air = 1). Kelarutan = 45,5 g/100 karna rusak. dalam Peraturan MentrimL air 100 oC (212 oF); larut dalam airpanas dan gliserol, larut sebagian dalam Kesehatan Republik Indonesiaair dingin, tidak larut dalam aseton danalkohol. Penggunaan senyawa ini (Permenkes RI) No.033 tahun 2012mengakibatkan pH lebih tinggi (7,0 – 7,5),warna sedikit kuning dan menghasilkan tentang Bahan Tambahan Makananflavor yang lebih disukai konsumen.Ratnawati (2003) dalam Kasma (2011) menyebutkan bahwa natrium karbonatmenyebutkan bahwa natrium karbonattelah sejak dulu dipakai sebagai alkali dibolehkan untuk ditambahkan pada pangan, Kandungan Na2CO3 yang terkandung dalam mie berkisar 0.22 % b/b - 0.27 % b/b tidaklah berdampak bagi kesehatan dan dibolehkan digunakan untuk bahan tambahan. jadi secara aturan tidak masalah jika natrium karbonat digunakan pada adonan mie dan tidak berpengaruh pada kesehatan karna kandungannya yang sedikit. Walau begitu SIKerNas Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI (2012) menyebutkan dampak yang bisa ditimbul dari terpaparnya natrium karbonat untuk jangka pendek bila tertelan tidak begitu berbahaya. Formalin Sedangkan untuk hasil uji kandungan formalin dalam sampel yang diuji, menunjukkan bahwa seluruh sampel mie yang diuji (100%) mengandung formalin dengan kandungannya sebanyak 4.71Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 192 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643



Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin...mg/L dilakukan 10 kali pengenceran, sedangkan untuk 1 kali pengeceran hasilnya > 4.00mg/L setiap sampelnya. Tabel 3. Hasil uji Kandungan dan Kadar FormalinHasil Parameter Jumlah sampel ( %)(mg/L) Formalin 10 40 Formalin 7 28>4 Formalin 3 12>4 Formalin 3 12>4 Formalin 2 8>4>4 Formalin adalah bahan kimia Undang-Undang No. 7/1996 tentangberbahaya yang tidak boleh digunakandalam pangan, Permenkes RI. No 033 Perlindungan Pangan dan pemerintah telahTahun 2012 Tentang bahan tambahanpangan telah menyebutkan bahwa formalin melarang formalin dalam Permenkesini dilarang dan sangat berbahaya biladigunakan untuk pengawet makanan. Hasil no.033 tahun 2012 tentang Bahanuji laboratorium terhadap sampel bahanbaku mie aceh yaitu mie basah yang Tambahan Pangan (BTP). Beberapaberedar di Kota X Provinsi Acehmenunjukkan bahwa seluruh, yaitu 25 petunjuk tentang ciri-ciri makanan yangsampel (100 %) positif mengandungformalin dengan kandungan sebesar 4.71 terindikasi diberi formalin. Cirimg/L dengan 10 kali pengeceran. Hasiluntuk satu kali pengeceran tiap sampel penggunaan formalin pada mie basahmengandung > 4 mg/L untuk keseluruhansampel. Penggunaan formalin pada mie ini antara lain : tidak rusak sampai dua haritidak diakui oleh produsen mie basahtempat dilakukan pengambilan sampel. pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15Infomasi yang didapatkan melaluiwawancara, diketahui bahwa para produsen hari pada suhu lemari es, bau agakmie di Kota X Provinsi Aceh tidakmenggunakan formalin, namun para menyengat, tidak lengket dan mie lebihprodusen mie aceh menyebutnya dengananti basi. mengkilap dibandingkan mie normal, Formalin tidak diizinkan teksturnya hidung dan tenggorokan,ditambahkan ke dalam bahan makanan ataudigunakan sebagai pengawet makanan, sukar bernafas, nafas pendek, sakittetapi formalin mudah diperoleh dipasarbebas dengan harga murah. Formalin kepala,kanker paru-paru.akan terjadi mual,sebenarnya sudah dilarang sejak tahun1982 dan kemudian diperkuat dengan muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian. International Programme on Chemical Safety (IPCS) (Hasyim, 2006), disebutkan bahwa batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0.2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. Hampir semua jaringan di tubuh mempunyai kemampuan untukJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 193 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin...memecah dan memetabolisme hasil negatif untuk boraks. Maka hasil analisis yang dilakukan untukformaldehida. Salah satunya melihat faktor penyebab produsen mie mencakup penggunaan Air abu danmembentuk asam format dan formalin. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa seluruh sampel miedikeluarkan melalui urine. (100%) yang di uji air abu positif dengan kandungan tertinggi 0.27 5 b/b dan terendahFormaldehida dapat dikeluarkan 0.22 % b/b, juga kandungan formalin pada mie yang diuji seluruhnya (100%) positifsebagai CO2 dari dalam tubuh. menggunakan formalin dengan kandungan 4.71 mg/L untuk 10 kali pengeceran dan >Tubuh juga diperkirakan bias 4 mg/L untuk sekali pengeceran. Hal ini menunjukkan kerentanan kuliner mie acehmemetabolisme formaldehida yang dikonsumsi masyarakat di Kota X Provinsi Aceh terhadap kesehatanbereaksi dengan DNA atau protein masyarakat akibat kandungan kimia terlarang yaitu formalin. Hasil analisis datauntuk membentuk molekul yang yang didapatkan melalui proses wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnyalebih besar sebagai bahan tambahan dilakukani Reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Dari proses itu dihasilkanDNA atau protein tubuh. tiga faktor utama penyebab produsen mie menggunakan Air abu dan formalin adalahFormaldehida tidak disimpan dalam faktor ekonomi, pengetahuan dan kebutuhan adonan.jaringan lemak. NIOSH menyatakanformaldehida berbahaya bagikesehatan pada kadar 20 ppm.Sedangkan dalam Material SafetyData Sheet (MSDS), formaldehidadicurigai bersifat kanker (Hasyim,2006).b. Mengindentifikasi FaktorPenyebab Penggunaan Air Abudan Formalin oleh produsen mie.Sesuai dengan hasil ujilaboratorium pada mie basah, denganFaktor pengetahuan Faktor kebutuhan Adonan Faktor EkonomiGambar 3. Informasi Faktor Penyebab Produsen Mie Bahan baku Mie Aceh menggunakan Air abu dan FormalinJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 194 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643

Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Yulizar, Safrizal.SAFaktor Penyebab Pengguna Air Abu Dan Formalin...Gambar 4, Hasil analisis Data Model Miles dan Huberman dengan proses reduksidata, penyajian dan verifikasi untuk melihat faktor penyebab penggunaan Air abudan formalinPEMABAHASAN tersebut yang juga Kota perdagangan diFaktor Ekonomi wilayah pantai barat selatan Aceh. Untuk Kota X saja jumlah warung mie aceh yang Dari hasil wawancara terhadap beroperasiseluruh produsen, yaitu 10 orang mencapai 15 warung, belum lagi yang beradaresponden produsen mie aceh, di 8 kecamatan lain dalam wilayah Kabupatendiketahui bahwa faktor ekonomi Aceh Barat Daya. Dalam proses penggalianyang mendorong penggunaan air informasi yang dilakukan, respondenabu dan formalin meliputi mengatakan bahwa untuk produksi mie yangpenghematan dalam pembiayaan mereka hasilkan tidak menggunakan formalin,produksi, mie yang dihasilkan lebih namun mereka menggunakan anti basi. Namuntahan hingga 24 jam, dengan hasil laboratorium menunjukan bahwa bahwademikian tingkat kerugian karna produk mie yang dihasilkan seluruhnyakerusakan mie dapat dikurangi. mengandung formalin.Selain itu dengan digunakan air abuini mie lebih menarik sehingga Pola prilaku produsen mie ini termasukwarung-warung mie aceh berminat dalam pelaku ekonomi dan sesuai denganuntuk mengambilnya. Bahan mie prinsip ekonomi yang merupakan pedomandan anti basi mudah didapatkan di untuk melakukan tindakan ekonomi yangKota X dan harga lebih murah didalamnya terkandung asas dengansehingga lebih menguntungkan. pengorbanan tertentu diperoleh hasil yangSasaran penjualan mie oleh maksimal.produsen mie adalah warung-warung mie aceh yang ada di Kota Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untukJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 195 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook