Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa persentase pemasukan atau pendapatannelayan pada musim paceklik dan musim ikan berbeda. Kisaran harga yang digunakanpada kedua musim sama, yang membedakan hanyalah jumlah persentase pemasukannelayan pada masing-masing parameter harga. Perbedaan tersebut merupakan hal yangbiasa terjadi di kehidupan para nelayan. Dalam penelitian ini kondisi yang terjadi diDesa Sawang Ba’u pada saat itu berada pada musim paceklik sehingga harga ikanyang di tawarkan oleh para nelayan menjadi lebih tinggi di bandingkan dengan hargaikan ketika musim. Penyebab harga ikan ketika musim paceklik mengalami kenaikankarena para nelayan tidak memiliki cara lain untuk menutupi modal yang digunakanselama pencarian ikan di laut. hal tersebut bertujuan agar nelayan Desa Sawang Ba’utetap mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan ikan.Tabel 4 Hasil tangkapan ikan nelayan Desa Sawang Ba’u Musim penangkapan Harga Jual Prosentase% Rp. 25.000 - Rp. 35.000 24 Rp. 36.000 – Rp. 45.000 40 Paceklik Rp. 46.000 – Rp. 50.000 36 Rp. 25.000 - Rp. 35.000 47 Rp. 36.000 – Rp. 45.000 30 Ikan Rp. 46.000 – Rp. 50.000 23Sumber : Data Primer Diolah 20143.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Hasil Tangkapan Hasil tangkapan ikan merupakan barang yang nantinya dapat menghasilkanpendapatan bagi nelayan. Semakin banyak hasil tangkapan ikan yang diperolehnelayan, maka semakin besar potensi pendapatannya. Setiap nelayan di Desa SawangBa’u memiliki perolehan ikan yang berbeda. Hasil tangkapan ikan nelayan sawangBa’u dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5 Hasil tangkapan ikan nelayan Desa Sawang Ba’u Hasil Tangkapan (Kg) Jumlah Nelayan Prosentase% 5 Kg 7 22 6 Kg 13 45 7 Kg 10 33Sumber : Data Primer Diolah 2015208
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564 Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil tangkapan nelayan Desa Sawang Ba’ubervariasi antara sesama nelayan. Dari hasil pengamatan peneliti terdapat 7 nelayanyang mendapatkan 5 Kg ikan, 13 Nelayan yang mendapatkan 6 Kg dan 10 Nelayanyang mendapatkan 7 Kg hasil tangkapan ikan. Dapat disimpulkan bahwa 22% nelayanmendapatkan 5 Kg hasil tangkapan sehari melaut, 45% nelayan mendapatkan 6Kg ikanhasil tangkapan dan 33% nelaya mendapatkan ikan hasil tangkapan ikan sejumlah 7Kg.3.1.6 Uji Simultan (Uji F) Hasil Uji F dalam dalam penelitian ini di peroleh nilai probabilitas (F statistic)sebesar 0,000000 atau lebih kecil dari nilai Alpha (0,000000< 0,05) sehingga H0ditolak dan Ha diterima. Artinya semua variabel bebas pada penelitian ini secarasimultan (bersama-sama) memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayanDesa Sawang Ba’u pada tingkat kepercayaan 95 %.3.1.7 Uji Parsial (Uji t) Hasil uji parsial dari keempat variabel yang mempengaruhi pendapatan nelayandapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6 Hasil uji parsial (Uji t) Probabilitas Keterangan Variabel BebasX1 (Modal) 0.0051 SignifikanX2 (Pengalaman Kerja) 0.9627 Tidak SignifikanX3 (Harga) 0.0283 SignifikanX4 (Hasil Tangkapan) 0.0728 SignifikanSumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan tabel 6, maka Model Regresi linear pada penelitian ini adalahsebagai berikut. Uji t dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang secara parsialmemiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan adalah X1, X3, dan X4.Berikut merupakan model regresi berganda dalam penelitian ini: Y= C + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +eY = -4.0450 + 0.5888X1 – 0.006 X2 + 0.7208 X3 + 0.2257 X4 +eKeterangan : Dari model tersebut terdapat tiga variabel bebas yang signifikan mempengaruhivariabel terikat secara parsial. ketiga variabel tersebut adalah X1 (modal), X3 (hargaikan) dan X4 (hasil tangkapan). Sedangkan satu variabel bebas lainya yang tidaksignifikan mempengaruhi variabel terikat secara parsial yaitu, X2 (pengalaman kerja). 209
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564Y : variabel terikat yang nilainya akan di prediksi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yangakan menjadi variabel terikat yaitu pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u.C : (Konstanta ) bernilai 4.0450 yang artinya ketika X1, X2, X3, dan X4, = 0maka nelayan mengalami kerugian sebesar empat persen dari pendapatan normal.Β1 : Variabel X1 yang probabilitasnya sebesar 0.0051< 0,05 yang artinya variabel modal secara parsial signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan. Nilai koefisien X1 sebesar 0,5880 mengartikan bahwa ketika ada tambahan modal sebesar 1 persen akan meningkatkanpendapatan nelayan sebesar 0,59 persen.Β2 : Variabel X2 yang probabilitasnya sebesar 0,9627> 0,05 yang artinya variabel pengalamankerja secara parsial tidak signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan. Nilai koefisien sebesar – 0.006 yang artinya ketika ada kenaikan pengalaman kerja nelayan sebesar 1 tahun makapendapatan nelayan akan menurun sebesar 0.006 Persen.Β3 : Variabel X3 yang probabilitasnya sebesar 0.0283< 0,05 yang artinya variabel harga secaraparsial signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan. Nilai koefisien sebesar 0,7208 yang artinya ketika ada kenaikan harga ikan sebesar 1 persen maka pendapatan nelayan akan naik sebesar 0,7208 persen.Β4 : Variabel X4 yang probabilitasnya sebesar 0.0072< 0,05 yang artinya variabel hasil tangkapansecara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Nilai koefisien sebesar 0,2257yang artinya ketika ada kenaikan harga ikan sebesar 1 persen maka pendapatan nelayanakan naik sebesar 0,2257 persen.E : Nilai residual atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan regresi yang disebabkan olehadanya kemungkinan variabel lain yag dapat mempengaruhi pendapatan Nelayan Desa Sawang Ba’u akan tetapi tidak dimasukkan kedalam model regresi berganda.3.2. Pembahasan3.2.1. Pengaruh Modal (X1) Terhadap Pendapatan Nelayan Desa Sawang Ba’u Nilai probabilitas sebesar 0.0050 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.0050< 0,05)yang mengartikan bahwa variabel modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadappendapatan nelayan di Desa Sawang Ba’u. Modal memang sangat dibutuhkan disetiappekerjaan. Semakin besar modal yang dimiliki oleh nelayan, maka semakin banyakfasilitas dan kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh nelayan tersebut. Fasilitas ini meliputikapal, bahan bakar, alat tangkap, umpan, bahan-bahan penunjang penangkapan, danpersediaan makanan selama melaut. Nelayan yang memiliki modal yang lebih besar,dapat melakukan aktivitas melaut lebih lama, sehingga mempengaruhi hasil tangkapandan pendapatan yang diperoleh. Selain itu, nelayan yang memiliki kapal dan alattangkap pribadi tidak perlu membayar uang sewa kapal atau alat tangkap kepadapengusaha atau tauke kapal, sehingga seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi milikpribadi.210
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-55643.2.2 Pengaruh Harga (X3) Terhadap Pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u Suhartati (2003) dalam teori ekonomi mikro, yang di maksud dengan harga ialahharga dari suatu komoditi (suatu barang tertentu), sedangkan dalam teori ekonomimakro, di hubungkan dengan tingkat harga secara keseluruhan. harga adalah sejumlahnilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakanproduk atau jasa yanglainnya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu hargayang sama terhadap semua pembeli. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0283atau lebih kecil dari nilai alpha (0.0283 <0,05) yang mengartikan bahwa variabel harga secara parsial berpengaruh signifikanterhadap pendapatan nelayan di Desa Sawang Ba’u. Ketika musim paceklik ikan sepertipada saat penelitian ini dilakukan kondisi harga ikan lebih mahal dari harga normalpada saat musim ikan.Hal tersebut ternyata tidak merugikan nelayan. Seperti teoripenawaran, ketika suatu barang yang ditawarkan mengalami penurunan (musimpaceklik ikan) dengan asumsi bahwa barang (ikan) merupakan barang yang diinginkanmasyarakat, maka secara otomatis harga barang (ikan) yang bersangkutan akanmengalami kenaikan. Kenaikan harga ikan berdampak positif terhadap nelayan,meskipun hasil tangkapan lebih rendah namun hal tersebut dapat meningkatkanpendapatan nelayan. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan Case & Fair yangmenyebutkan bahwa harga adalah jumlah yang dijual oleh suatu produk per unit, danmencerminkan beberapa yang tersedia di bayarkan oleh masyarakat. Dari pengertiantersebut harga merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, harga jugadapat mengukur nilai dari suatu barang yang akan di perjual belikan. Harga merupakankomponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Berdasarkan analisisdi atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi harga ikan yang diperoleh nelayanmaka dapat meningkatkan pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u.3.2.3 Pengaruh Hasil tangkapan (X4) Terhadap Pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u Nilai probabilitas sebesar 0.0073 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.0073 < 0,05)yang mengartikan bahwa variabel hasil tangkapan secara parsial berpengaruh signifikanterhadap pendapatan nelayan di Desa Sawang Ba’u. Nelayan yang memperoleh hasiltangkapan lebih banyak, akan memperoleh pemasukan atau pendapatan lebih banyakpula. Upaya meningkatkan pendapatan nelayan maka perlu meningkatkan saranapenangkapan agar hasil tangkap meningkat dan mendorong untuk meningkatnyapendapatan. Hasil tangkapan ikan tergantung pada ukuran kapal, jenis alat tangkap yangdigunakan, jumlah BBM, curahan jam kerja, dan status kepadatan ikan di daerahpenangkapan (Purwanti 2010).IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian statistik dapat diambil beberapa kesimpulan sebagaiberikut : 211
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-55641. Pada tingkat kepercayaan 95% variabel bebas yaitu modal, harga, dan hasil tangkapan secara simultan (uji F) berpengaruh terhadap pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u tahun 2015.2. Nilai R2 pada penelitian ini sebesar 0.9335. Nilai tersebut merupakan proporsi semua variabel bebas dalam menjelaskan pendapatan Nelayan Desa Sawang Ba’u tahun 2015 sebesar 93,35%. Sedangkan sisanya sebesar 6,65 % di jelaskan oleh Variabel lain yang tidak termasuk yang berada di dalam model penelitian.3. Pada tingkat kepercayaan 95 % variabel curahan jam kerja, pengalaman nelayan, harga, dan hasil tangkapan secara parsial signifikan mempengaruhi pendapatan nelayan Desa Sawang Ba’u tahun 2015.Daftar PustakaBungin, B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group._____________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Fajar interpratama Ofset.Case, K. E. & Fair, R. C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi (edisi kedelapan). Terjemahan oleh Y. Andri Zaimur. Jakarta: Erlangga.[DKP] Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Aceh (DKP). Statistitk Perikanan Tangkap Aceh. http:// www.dkp.go.id/, diakses pada tanggal 15 November 2015.Furchan, H.A. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Primyastanto M, Efani, A, Soemarno, Muhammad, S. 2013. Faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran nelayan payang jurung di Selat Madura. Wacana Sosial Ekonomi Perikanan, 16 (1): 15-23.Purwanti, P. 2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan dan Ketahanan Pangan. Brawijaya Universitas Press. Malang.Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan r n d. Alfabeta. Bandung.Suhartati. 2003, Teori Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta212
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564 PEMBERIAN PAKAN BERBEDA PADA BENIH IKAN SIDAT (Anguilla sp.)YANG BERASAL DARI KUALA BUBON SEBAGAI UPAYA DOMESTIKASI DIFFERENT FEEDING ON SEEDS EELS (Anguilla sp.) FROM KUALA BUBON AS AN ATTEMPT OF DOMESTICATION Sufal Diansyah1), Neneng Marlian2)1 Jurusan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Meulaboh2 Program Studi Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar,Mulaboh. Korespondensi : [email protected] Abstract Eel (Anguilla sp) is an export commodity from fisheries and high economic value. Indonesia has high potency of eel elver and glass ell, but until now its use foraquaculture is still very low. The aims of this study were to fishculture system withenviromental approach and management of feeding the eel growth in containercultivation as domestication. This study was conducted from March to May 2016. Theexperimental design used was a completely randomized design with three differentfeeding treatments and each treatment was repeated three times. The eel was used forthis studied Anguilla sp. of stadia elver with an average weight 0,5 gram/fish. Theresults showed that different feeding treatment giving significantly affect all parameters.The best feeding was mixture of feed pellets and tubifex with a survival of 73.92 %,growth rate of 0.030 g, the biomass growth rate of 9.07 g/day, and the feed conversionof 1.32.Keywoords : Domestication, eel, feeding, growth.I. Pendahuluan Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilaiekonomis tinggi. Ikan sidat sangat laku di pasar internasional, seperti Jepang,Hongkong, Italia, Jerman, dan beberapa negara lain (Affandi 2005). Negara konsumenterbesar ikan sidat yaitu Jepang, yang mengkonsumsi ikan sidat sekitar 120.000 tonsetiap tahunnya, sedangkan produksi dalam negerinya hanya kurang dari 18%. Ikansidat memiliki pola daur hidup katadromous artinya mengawali hidup di laut, tumbuhmenjadi dewasa di perairan tawar, dan akan kembali ke laut untuk memijah. Pemenuhankonsumsi ikan sidat dunia sebagian besar diproduksi melalui kegiatan budidaya. Namunpasokan benihnya (glass eel dan elver) masih bergantung pada usaha penangkapan darialam (muara-muara sungai). Indonesia memiliki potensi sidat yang melimpah, tetapi sampai saat inipemanfaatannya untuk budidaya masih sangat rendah. Benih sidat ukuran glass eel danelver tersebar di muara-muara sungai sepanjang pantai Indonesia yang berhadapanlangsung dengan laut dalam. Muara sungai Kuala Bubon yang terdapat di KabupatenAceh Barat merupakan salah satu aliran sungai yang berhadapan langsung denganSamudera Hindia. Muara Kuala Bubon ini salah satu muara sungai yang menjadi jalurruaya benih ikan sidat. Selama ini masyarakat setempat hanya menangkap benih sidatini untuk dijual ke luar daerah, hal ini terjadi karena masyarakat belum menguasai cara 213
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564memelihara ikan sidat bahkan belum pernah melakukan upaya domestikasi pada wadahakuakultur. Para pembudidaya ikan di daerah Pulau Jawa mulai berhasil memeliharaikan sidat, walaupun hasil yang diperoleh belum optimal karena budidaya ikan sidat inimasih dalam tahap kajian awal. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka upaya domestikasi benih sidatperlu dilakukan sebagai langkah awal untuk menjadikan sidat ini menjadi komoditasbudidaya di Kabupaten Aceh Barat yang potensinya belum dimanfaatkan dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa hal berkenaan dengan sistempemeliharaan ikan sidat dengan pendekatan lingkungan dan pengelolaan pemberianpakan serta pengaruh beberapa perlakuan yakni pemberian formulasi pakan berbedaterhadap pertumbuhan ikan sidat dalam wadah budidaya.II. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2016 di HatcheryFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.2.1. Alat dan bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan selama peneltian yakni sebagai berikut:Tabel 1. Alat yang digunakan selama penelitianNo Jenis Alat Kegunaan1 Akuarium Wadah pemeliharaan ikan2 Termometer Pengukur suhu3 pH meter Pengukur derajat keasaman (pH)4 Blower Penyuplai oksigen5 Top Filter Filter air6 Pompa Alat resirkulasiTabel 2. Bahan yang digunakan selama penelitianNo Jenis bahan Kegunaan1 Benih ikan sidat Ikan uji2 Pelet Makanan ikan3 Larva Chironomus sp Makanan ikan4 Udang Makanan ikan5 Cacing sutra (Tubifex sp.) Makanan ikan2.2. Rancangan percobaan Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Rancangan percobaanyang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah pemeliharaanbenih ikan sidat dengan pemberian pakan berbeda, yakni perlakuan A (campuran larvaChironomus sp dan pelet), perlakuan B (campuran udang dan pelet) dan perlakuan C(campuran cacing sutra dan pelet).214
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-55642.3. Prosedur penelitian Benih ikan sidat yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tangkapan alamdi muara Gampong Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Benihsidat diadaptasikan di wadah akuarium selama tujuh hari sebelum ditebar dalam wadahpercobaan. Ikan dipelihara selama 60 hari. Wadah pemeliharaan berupa sembilan unitakuarium. Ukuran akuarium yang digunakan adalah 60x40x40 cm3, dan airpemeliharaan diisi setinggi 30 cm. Pakan yang diberikan sesuai dengan masing-masingunit perlakuan. Pakan diberikan 3% biomassa/hari dengan frekuensi pemberian pakanempat kali sehari, yaitu pada pukul 08.00, 12.00, 16.00 dan 21.00 WIB.Persiapan Wadah Pemeliharaan Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan sidat berupa sembilan akuariumdengan sistem resirkulasi. Dimensi akuarium yang digunakan adalah 60cm x 40cm x40cm. Tahapan persiapan penelitian meliputi pembersihan wadah, penempatan wadah,pengisian wadah, dan stabilisasi air. Filter yang digunakan adalah satu unit top filteryang berfungsi sebagai filter air pemeliharaan. Sebelum digunakan, akuarium pemeliharaan dibilas, dicuci, dikeringkan, danditutup. Akuarium yang telah siap digunakan kemudian diisi air sampai ketinggian 30cm, sehingga volume air menjadi 72 liter. Air yang digunakan telah diendapkan selamatiga hari. Sistem resirkulasi yang telah selesai disusun kemudian dijalankan selamaempat hari. Setelah diisi air, kedalam akuarium ditambahkan garam sebanyak 216 gkedalam 72 liter air untuk mendapatkan salinitas air 3 g/l..Penebaran Benih Benih sidat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot 0,5±0,15gram/ekor yang berasal dari hasil tangkapan alam di Kuala Bubon Kabupaten AcehBarat. Bobot benih sidat diukur dengan mengambil 30 sampel sehingga dapat diperolehbobot rata-rata untuk menentukan biomassa dalam setiap perlakuan. Benihdiaklimatisasi terlebih dahulu sebelum ditebar. Penebaran dilakukan setelah empat haristabilisasi sistem resirkulasi. Padat tebar ikan yang digunakan adalah 3 g/l.Pemeliharaan Ikan Giru Penelitian dilakukan selama 60 hari masa pemeliharaan. Selama penelitiandilakukan pengelolaan air dan pakan, serta pengambilan contoh berupa contoh ikan danair pemeliharaanPengelolaan kualitas air Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyifonan setiap sebelum pemberianpakan dan pergantian air yang dilakukan sebanyak dua kali sehari yakni pada pagi dansore hari sebanyak 40% per hari. Untuk mengetahui kualitas air, dilakukan pengukuranparameter kualitas air, parameter suhu dan pH diukur secara in-situ setiap pagi dan sorehari.Pengelolaan pakan 215
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564 Pakan yang diberikan sesuai dengan perlakuan pada masing-masing unitpemeliharaan. Pakan diberikan 3% dari biomassa per hari dengan frekuensi pemberianpakan 4 kali sehari. Waktu pemberian pakan pada pagi hari (pukul 08.00 WIB), sianghari (pukul 12.00), sore hari (pukul 16.00 WIB) dan malam hari (pukul 21.00).Pengambilan contoh Contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah contoh ikan, pengambilancontoh dilakukan setiap sepuluh hari selama periode penelitian. Contoh ikan diambiluntuk dilakukan pengukuran panjang dan bobot per individu ikan guna mendapatkanhasil parameter biologi. Contoh ikan diambil sebanyak 20 ekor pada setiap ulangandalam perlakuan.Parameter uji Parameter yang diuji selama penelitian meliputi parameter biologi yang terdiridari derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan biomassa,dan rasio konversi pakan, serta parameter kualitas air yang meliputi suhu dan pH.Derajat kelangsungan hidup Derajat kelangsungan hidup (SR) adalah perbandingan jumlah ikan yang hidupsampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan, yang dihitungmenggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu: SR Nt x 100% N0Keterangan:SR : Derajat kelangsungan hidup (%)Nt : Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)No : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)Laju pertumbuhan mutlak Laju pertumbuhan mutlak adalah perubahan bobot rata-rata individu dari awalsampai akhir pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan menggunakanrumus dari Goddard (1996): GR =Keterangan:GR : Laju pertumbuhan bobot mutlak (gram/ekor/hari)Wt : Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (gram)Wo : Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (gram)t : Periode pemeliharaan (hari)216
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564Laju pertumbuhan biomassa Laju pertumbuhan biomassa (LPB) adalah perubahan biomassa rata-rata dari awalsampai akhir pemeliharaan. Laju pertumbuhan biomassa dapat dihitung menggunakanrumus dari Goddard (1996): LPB = Bt-Bo tKeterangan:LPB : Laju pertumbuhan biomassa (g/hari)Wt : Biomassa rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)Wo : Biomassa rata-rata pada awal pemeliharaan (g)t : Waktu pemeliharaan (hari)Rasio konversi pakan Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus dari Goddard (1996): =+ −Keterangan :FCR : Feed conversion ratioF : Jumlah pakan yang dihabiskanWt : Biomassa ikan pada akhir pemeliharaanWd : Biomassa ikan mati selama pemeliharaanW0 : Biomassa ikan pada awal pemeliharaanIII. Hasil dan Pembahasan2.1. HasilDerajat kelangsungan hidupDerajat kelangsungan hidup ikan sidat tertinggi (73,85 %) terdapat pada perlakuanP3 dan kelangsungan hidup terendah (60,73 %) terdapat pada perlakuan P2. Hasilanalisis ragam menunjukkan bahwa bahwa perlauan memberikan pengaruh nyataterhadap derajat kelangsungan hidup ikan sidat (P<0,05).Tabel 3. Parameter produksi benih ikan sidat yang dipelihara selama 60 hari yang diberi pakan berbedaNo Parameter P1 P2 P31 Derajat kelangsungan 68,33 60,73 73,85 hidup (%) 0,027 0,023 0,0302 Laju Pertumbuhan Mutlak 7,65 5,68 9,073 Laju Pertumbuhan 1,55 2,30 1,32 Biomassa4 Konversi Pakan 217
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564Laju pertumbuhan mutlak Laju pertumbuhan mutlak tertinggi (0,030 g) terdapat pada perlakuan P3 dan lajupertumbuhan mutlak terendah (0,023 g) terdapat pada perlakuan P2. Hasil analisisragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap lajupertumbuhan mutlak ikan sidat (p<0,05). Laju Pertumbuhan Mutlak (gram) 0.035 0.027 0.023 0.03 0.03 P1 P3 P2 0.025 Perlakuan 0.02 0.015 0.01 0.005 0 Gambar 3. Laju pertumbuhan mutlak benih ikan sidat dengan pemberian pakan yang berbedaLaju pertumbuhan biomassa Laju pertumbuhan biomassa tertinggi (0,030 g) terdapat pada perlakuan P3 danlaju pertumbuhan biomassa terendah (0,023 g) terdapat pada perlakuan P2. Hasilanalisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyataterhadap laju pertumbuhan biomassa ikan sidat (p<0,05).Konversi pakan Nilai konversi pakan terbaik (1,32) terdapat pada perlakuan P3 dan konversipakan terburuk (2,30) terdapat pada perlakuan P2. Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap konversi pakan ikan sidat 2.50 2.30 Rasio Konversi Pakan 2.00 1.32 1.55 1.50 1.00 0.50 0.00 P2 P3 P1 Perlakuan218
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564(p<0,05). Gambar 4. Rasio konversi pakan benih ikan sidat dengan pemberian pakan yang bebedaKualitas air Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian ini meliputi suhu dan pH.Data kualitas air selama 60 hari masa penelitian berada pada kisaran optimal untukkelangsungan hidup ikan sidat (Tabel 4) . Kualitas air sangat menentukan keberhasilanbudidaya ikan karena air merupakan media hidup ikan.Tabel 4. Kisaran kualitas air (suhu dan pH) media pemeliharaan ikan sidat selama 60hari.Parameter P1 Perlakuan Kisaran Optimal P2 P3Suhu (oC) 28-31 28-31 28-31 25-29 (Ghufran, 2010)pH 6,5 – 6,3 – 6,5 – 7- 8,5(Sari, 2014) 7,8 7,6 7,72.2. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih ikan sidat yang berasal dari KualaBubon mampu bertahan hidup dan tumbuh dengan baik pada wadah budidaya.Pemberian pakan yang berbeda memberi pengaruh nyata terhadap derajat kelangsunganhidup. Ikan sidat yang diberi pakan campuran pelet dan cacing sutra memiliki sintasanyang baik dibandingkan perlakuan yang diberi pakan campuran pelet dan larvaChironomus sp maupun campuran udang. Hal ini diduga karena ikan sidat yang diberipakan campuran pelet dan cacing sutra menunjukkan respon makan yang lebih baikdibandingkan perlakuan yang lain. Kelangsungan hidup ikan sangat pentingdiperhatikan dalam kegiatan domestikasi karena merupakan salah satu parameter yangerat kaitannya dengan ketahanan terhadap lingkungan, penyakit, dan daya adaptasi. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yakni pemeliharaan denganpemberian pakan campuran pelet dan cacing sutra, baik pada hasil analisis lajupertumbuhan mutlak maupun laju pertumbuhan biomassa. Selama masa pemeliharaanrespon makan ikan sidat yang diberi pakan campuran cacing sutra dan pelet lebih cepathabis dan tidak terdapat sisa pakan setiap pemberian pakan. Ikan sidat tidakmenunjukkan performa yang sama pada perlakuan yang diberikan pakan campuran peletdengan udang dan pelet dengan larva Chironomus sp. Pakan pada kedua perlakuantersebut sering terdapat sisa makanan dan respon makan yang tidak cepat seperti padaperlakuan P1. Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersedian kadar protein dalam pakankarena protein merupakan nutrisi utama yang dibutuhkan selama masa pertumbuhanikan. Pakan campuran cacing sutra memberikan pertumbuhan yang baik dibandingkan 219
Available online at: Jurnal Perikanan Tropishttp://utu.ac.id/index.php/jurnal.html Volume III, Nomor 2, 2016 ISSN: 2355-5564pakan yang lain karena cacing sutra memiliki kandungan nutrisi lebih tinggidibandingkan pakan campuran udang dan larva Chironomus sp. Cacing sutra memilikikandungan protein 57 %, lemak 13,30 %, 2,04 % karbohidrat (Anggraeni danAbdulgani, 2013). Rasio konversi pakan merupakan parameter yang berhubungan denganpertumbuhan dan perkembangan ikan selama pemeliharaan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian pakan campuran pelet dengan cacing sutra (P3)memiliki konversi pakan terbaik dibandingkan perlakuan P1 dan P2. Hal inimengindikasikan bahwa pemberian pakan campuran pelet dan cacing sutra memberikanrespon yang baik terhadap nilai konversi pakan menjadi daging. Kualitas air selama penelitian berada pada kisaran normal dan sesuai dengankriteria pemeliharaan ikan sidat. Kualitas air selama penelitian terjaga karena adanyapengelolaan kualitas air yang baik selama penelitian. Air pemeliharaan dilakukanpergantian air sebanyak 40% setiap harinya dan selalu dilakukan penyiponan setiapsebelum pemberian pakan. Penyiponan yang dilakukan setiap kali sebelum pemberianpakan sangat penting dilakukan untuk mencegah penguraian sisa pakan dan hasilmetabolik ikan yang banyak mengandung nitrogen. Penguraian tersebut dapatmenyebabkan tingkat keasaman (pH) air turun, sehingga pada akhirnya akan berdampakpada kondisi fisiologis ikan.IV. Kesimpulan Pemberian pakan campuran pelet dan cacing sutra memberikan hasil yang lebihbaik dibandingkan pakan lainnya yang terlihat dari derajat kelangsungan hidup, lajupertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan biomassa, dan rasio konversi pakan. Hasil inimerupakan respon positif dari upaya domestikasi ikan sidat lokal.Daftar PustakaAffandi R. 2005. Strategi pemanfaatan sumberdaya ikan sidat (Anguilla spp.) di Indonesia. Jurnal lktiologi Indonesia, 5:77-81.Anggraeni NM, Abdulgani N. 2013. Pengaruh pemberian pakan alami dan pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata) pada skala laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2:2337-3520.Aoyama J, Nishida M, Tsukamoto K. 2001. Molecular phylogeny and evolution of the freshwater eel, genus Anguilla. Mol. Phylogen Evol. 20: 450-459.Facey ED, Avley MJ. 1987. American eel. Species profiles: life histories and environmental requirements of coastal fishes and invertebrates (North Atlantic). Biol.Rep 82(11.74).27Sasongko A, Joko P, Siti M dan Usni A. 2007. SIDAT Panduan Agribisnis Penangkapan, Pendederan dan Budidaya. Jakarta: Penebar Swadaya.Sriati. 1998. Telaah Struktur dan Kelimpahan Populasi Benih Ikan Sidat, Anguilla bicolor bicolor, Di Muara Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu, Jawa Barat [Thesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 94 hlm.220
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564Tesch SW. 1977. The eel biology and management of anguillid eels. Ed. Chapmnan and Hall. 435 p.Tomiyama T, Hibiya T. 1977. Fisheris in Japan (Eel). Japan Marine Product Photo Materials Association. 225 pp. 221
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 1, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5564 Daftar Isi1. Perbandingan Morphometrik - Meristik Jantan dan Betina Ikan Kerling 109 (Tor Tambroides) dari Das di Aceh Barat 119 Afrizal Hendri.....................................................................................................2. Penggunaan Larutan Daun Sirih (Piper Betle L) Dengan Dosis yang Berbeda Untuk Mencegah Pertumbuhan Jamur (Saprolegnia Sp) Pada Telur Ikan Tawes (Puntius javanicus) Syarifah Zuraidah, Silkhairi ...............................................................................3. Lama Peredaman Perangkap Lipat yang Efektif Untuk Penangkapan 131 Kepiting Bakau (Scylla Sp.) Hafinuddin, Ikhsan Saputra, Mahendra..............................................................4. Netralisasi Minyak Hati Ikan Cucut Pisang (Charcarinus Falciformis) 139 Menggunakan NaOH Nabila Ukhty, Anhar Rozi..................................................................................5. Konseptualisasi Pengelolaan Perikanan Laut Skala Kecil Berbasis Lokasi 153 PKN (Peningkatan Kehidupan Nelayan) (Study Kasus: Wilayah Kecamatan PKN Kabupaten Nagan Raya) Farah Diana, Muhammad Rizal..........................................................................6. Skreening Potensi Antibakteri Ekstrak Padina Australis Hauck 163 Terhadap Bakteri Vibrio Harveyii Mohamad Gazali, Eri Safutra .............................................................................7. Pembuatan dan Pengembangan Lampu LED Celup (Super Bright Blue) 177 untuk Perikanan Bagan Apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh Taufiq, Wazir Mawardi, Mulyono S Baskoro, Zulkarnain ................................8. Sampah Laut: Ulasan Pencemaran Lingkungan Ika Kusumawati.................................................................................................. 1899. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan 203 di Kabupaten Aceh Selatan (Studi Kasus Di Desa Sawang Ba’u) Yasrizal...............................................................................................................10. Pemberian Pakan Berbeda pada Benih Ikan Sidat (anguilla sp.) yang 213 Berasal dari Kuala Bubon Sebagai Upaya Domestikasi Sufal Diansyah, Neneng Marlian .......................................................................
Jurnal Perikanan Tropis Available online at:Volume III, Nomor 2, 2016 http://utu.ac.id/index.php/jurnal.htmlISSN: 2355-5572 DEWAN REDAKSI JURNAL PERIKANAN TROPIS Penanggung Jawab Rektor Universitas Teuku Umar Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan PembinaKetua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Ketua Penyunting/Redaktur Afrizal Hendri, S.Pi, M.Si Sekretaris Nabila Ukhty, S.Pi, M.Si Mitra Bestari Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno Prof. Dr. Sukendi Prof. Dr. Muchlisin ZA Penyunting Pelaksana/Editor Hafinuddin, S.Pi, M.Sc Arif Nasution, S.Pi, M.Si Perancang Sampul Irwandi, S.Kom.I Penerbit Universitas Teuku Umar Alamat Redaksi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku UmarJln. Kampus Alue Peunyareng, Kecamatan Meurebo, Meulaboh 23615, Aceh Barat, Indonesia CP: 0811673480, 081378081300, Web: www.utu.ac.id, e mail: [email protected] Perikanan Tropis terbit dua kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober yangberisi artikel ilmiah hasil penelitian atau kajian bidang berkaitan dengan perikanan dalamartian luas (budidaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, manajemensumberdaya perairan, ilmu kelautan, sosial ekonomi perikanan), ilmu perairan, maupunmasalah-masalah lainnya yang relevan dengan masalah perikanan
KETENTUAN PENULISAN JPTRuang LingkupArtikel yang diusulkan untuk diterbitkan di Jurnal Perikanan Tropis (JPT) belum pernahdipublikasikan secara tertulis pada jurnal atau majalah ilmiah manapun. JurnalPerikanan Tropis memuat artikel ilmiah yang berkaitan dengan perikanan dalam artianluas (budidaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, manajemensumberdaya perairan, sosial ekonomi perikanan), ilmu perairan, ilmu kelautan, maupunmasalah-masalah lainnya yang relevan dengan masalah perikanan, serta tinjauan bukudalam bidang-bidang tersebut. Jurnal Perikanan Tropis terdaftar resmi pada PusatDokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)dengan nomor ISSN: 2355-5572.BahasaNaskah yang dimuat dalam jumal ilmiah ini menggunakan Bahasa Indonesia, BahasaMalaysia atau Bahasa Inggris yang baik dan benar. Penggunaan istilah-istilah mengacupada kaidah yang benar.Pengetikan NaskahNaskah diketik menggunakan perangkat lunak pengolah kata Microsoft Word denganukuran kertas A4 dengan jarak 1,15 spasi dengan huruf Times New Roman ukuran 12.Tata letak halaman tegak (portrait) dengan jarak sembir (margin) kiri ; kanan, atas danbawah 3 cm. Panjang naskah antara 10-13 halaman termasuk gambar dan tabel. Naskahdan CV penulis dikirim ke Redaksi dalam bentuk Softcopy pada sebuah CD (CompactDisk) atau dikirim via email.Isi Naskah dan Sistematika Penyajian1. Artikel ditulis dengan gaya esai, menggunakan sub-judul untuk masing-masing bagian, kecuali bagian latar belakang atau pendahuluan. Penulisan nomor halaman diletakkan pada bagian kanan bawah.2. Artikel hasil penelitian meliputi : a. Judul. Judul harus berupa ungkapan dalam bentuk kalimat pendek yang mencerminkan isi penelitian atau artikel konseptual/kajian. Judul artikel diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (Time New Roman, 12, Bold, Spasi 1, Center). b. Nama lengkap penulis (tanpa gelar). (Time New Roman, 10, Spasi 1, Center) c. Lembaga atau afiliasinya, dan korespondensi peneliti (email). (Time New Roman, 10, Spasi 1, Center) d. Abstrak dalam Bahasa Inggris (maks. 250 kata), Kata kunci 3-4. (Time New Roman, 12, Spasi 1, Justify) e. Pendahuluan (tanpa judul, termasuk tujuan penelitian). (Time New Roman, 12, Spasi 1,15, Justify) f. Metode Penelitian. Dapat berupa waktu dan tempat penelitian, tahapan- tahapan penelitian, peubah yang diamati/diukur, model yang digunakan, rancangan penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data. g. Hasil/Temuan dan Pembahasan h. Kesimpulan
i. Daftar Pustaka. Daftar pustaka disusun berdasarkan sistem nama dan tahun dengan urutan abjad nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, dan sumber atau penerbit. Untuk pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah, perlu juga mencantumkan nama jurnal, volume dan nomor penerbitan, serta halaman dimana artikel tersebut dimuat.Format perujukan pustaka mengikuti Harvard style. Contoh : Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New England J Med 337(6): 435-439. Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench rural communities. J Rural Studies 10(2):197–210. Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.), SecondHomes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210– 237. Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: the Forbidden Medicine. London: Yale Univ Press. Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ Press. j. Lampiran (jika ada).Tabel dan GambarTabel dan gambar diberi judul singkat dan jelas. Setiap tabel dan gambar diberi nomorurut (1,2,3,…dst). Nomor dan judul tabel berada diatas, sedangkan untuk gambar beradadi bawah. Bila gambar berupa foto, maka kualitas foto harus baik. Agar memudahkanproses editing, dianjurkan gambar di”group”PenerbitanNaskah dan CV penulis dikirim ke alamat Redaksi dalam bentuk Softcopy pada sebuahCD (Compact Disk) atau dikirim via email ke [email protected] dengan CC [email protected] . CV ditulis dalam bentuk narasi yang menjelaskan identitaspenulis, minat penelitian dan kepakaran. Naskah yang diterima akan di telaah oleh MitraBestari yang akan menyetujui atau menolak penerbitannya. Penulis yang naskahnyadisetujui, maka harus mengirimkan lembar Assignment of Copyright (Persetujuan HakCipta) ke Redaksi. Naskah akan diterbitkan dalam edisi cetak dan online. JurnalPerikanan Tropis terbit dua kali dalam setahun pada bulan April dan Oktober .
s
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119