Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Published by Irwandi Aw, 2017-02-28 10:43:03

Description: Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Search

Read the Text Version

JURNAL ISSN : 2477-4790AGROTEK LESTARI Volume 1. No. 1. Oktober 2015Program Studi AgroteknologiFakultas PertanianUniversitas Teuku Umar Source of Inspiration

ISSN : 2477-4790 JURNALAGROTEK LESTARIVolume 1. No. 1. Oktober 2015Penanggung Jawab Ir. Rusdi Faizin, M.SiDewan Redaksi : Maya IndraRasyid, S.TP.,M.Si Ketua : HilkaYuliani, S.TP., M.Si Anggota Jekki Irawan, SP., MP Muhammad Jalil, SP., MP Iwandikasyah Putra, SP., MPMitra Bestari Prof. Dr. Ir. Sufardi, MS (Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Sabaruddin Zakaria, M.Agr (Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, MS (Universitas Syiah Kuala) Dr. Ir. Helmi, M. Agric.Sc (Universitas Syiah Kuala) Dr. Ir. Hendri Bustamam, M.S (Universitas Bengkulu)Sekretariat Abdul Gafur, SPAlamat Redaksi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Kampus Alue Peunyareng Meulaboh Aceh Barat Email : [email protected] [email protected] Agrotek Lestari adalah media publikasi ilmiah yang membahas isu aktualdibidang agroteknologi yang memuat mengenai permasalahan yang berkaitan denganpengembangan mutu tanam dan peningkatan produksi. Naskah yang akan dimuatmerupakan naskah yang dianggap sesuai dengan misinya. Jurnal Agrotek Lestari terbit duakali setahun, pada bulan April dan Oktober mulai tahun 2015.



ISSN : 2477-4790 JURNALAGROTEK LESTARIVolume 1. No. 1. Oktober 2015DAFTAR ARTIKELDETEKSI POTATO VIRUS Y DENGAN ELISA PADA BENIH 1-14KENTANG (SolanumTuberosumL) VARIETAS GRANOLA DAN 15-20ATLANTIK HASIL PENANGKAR BENIH KABUPATEN 21-26BANJARNEGARA 27-34Jekki Irawan, Saparso, dan Budi Prakoso 35-46KAJIAN PERUBAHAN KARAKTER PRODUKSI TANAMAN 47-54KEDELAI (Glycine max (L.) MERRILL) PADA LINGKUNGANTERNAUNGIChairudinPENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN MELALUIPEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN DI MEUREUBOKABUPATEN ACEH BARATIrvan Subandar, Diswandi Nurba, dan Abdul GafurPENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP BEBERAPA SIFATKIMIA TANAH PADA LAHAN KERING MASAMIwandikasyah Putra dan Muhammad JalilPENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTUPEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DAN KUDALAUT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANTERUNG (Vigna sinensis L.)Jasmi, Said MahdjalidanJuniGunawanPENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG MERAHDAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEKMUCUNA (Mucuna bracteata)Yuliatul Muslimah, Muhammad Jalil, Wira Hadianto, T. Sarwanidas,Dan Abu Hasan

PENGARUH UMUR PINDAH TANAM DAN JUMLAH BIBIT PER 55-66LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI 67-72PADI (Oryza sativa L.) 73-80Muhammad Jalil, Diswandi Nurba, Irvan Subandar, Muhammad Amin, 81-88dan Teuku Raja MalikonPERTUMBUHAN JAHE MERAH (Zingiber officinale var.Rubrum)PADA BEBERAPA KONSENTRASI DAN LAMA PERENDDALAMZPT ATONIKMita Setyowati, T. Sarwanidas dan RizawatiRESPON BEBERAPA VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHANDAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachishypogeae L.) PADA LAHAN GAMBUTWiraHadianto, Muhammad Jalil, T. Sarwanidas,danZulkifliREVITALISASI PENGELOLAAN MANGROVE MELALUI PERANPEMERINTAH DALAM KONSERVASI WILAYAH PESISIR DIKABUPATEN ACEH JAYADewi Fithria dan Rahmat Hidayat

DETEKSI POTATO VIRUS Y DENGAN ELISA PADA BENIH KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA DAN ATLANTIK HASIL PENANGKAR BENIH KABUPATEN BANJARNEGARA Detection of Potato Virus Y With Elisaon Potato Tuber (Solanum tuberosum L.) Var. GranolaandVar. Atlantic From Potato Breeders in Banjarnegara Jekki Irawan1*), Saparso1), Budi Prakoso2)1)Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh, 23615 2)Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto, Jawa Tengah Email*): [email protected] ABSTRACT The aims of the research were finding the differencesin the production of tuberpotatoes and detecting Potato Virus Y on various tuber generation from BanjarnegaraRegency using Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) test. This research wasconducted in two stages. The first stage wasa survey and an interview on potato breeders inBanjarnegara district of Central Java province. The second stageis ELISA test in theLaboratory of Plant Breeding and Biotechnology, Agricultural Faculty, the University ofJenderal Soedirman, North Purwokerto, Purwokerto, Central Java. ELISAkit was obtainedfrom Agdia. Inc Elkhar tIndiana, United States. Tubers of potatoes,Granola variety andAtlantic variety were obtained from potato breeders in Banjarnegara Regency. Survey andinterview were conducted at seven seed breeders by asking questions about the process forproducing potato tubers. ELISA test was performed on 1 g tuber/sample. Antigen wasextracted from the sample using 10 ml General Extract Buffer/sample. Then 100 mlsolution of antigen was transfered into ELISA wells and incubated for 2 hours. Afterincubation the antigen solution was removed from the wells. Then the wells were washedusing Phosphate Buffer Saline Tween (PBST) seven times. 100 ml enzyme conjugate wasadded/well and incubated for 2 hours. Enzyme conjugate solution was removed andwashed using PBST eight times. Substratep-Nitrophenyl was added as much as 100ml/well and incubated for 60 minutes. The result was read using a micro plate reader at405 nm wave length.The results showed that, the way potato cultivation in order toproduced seed varieties Granola and Atlantic using a screen house and aeroponics methodwere of effective way for produced free Potato Virus Y tubers. Results of tests usingELISA against Granola varieties and Atlantic of seed potatoes from six breeders inBanjarnegara Regency showed that, seed potato varieties Granola G4 from breeder Trubuscontained of Potato Virus Y.Keyword: Tuber potatoes, Potato Virus Y, ELISA PENDAHULUAN mempunyai daya saing kuat Kentang merupakan salah satu dibandingkan sayuran lainnya. Peranbahan pangan utama dunia setelah padi,gandum, dan jagung (Wattimena, 2000). kentang di Indonesia makin meningkat,Disamping itu, kentang termasuk salahsatu komoditas hortikultura yang baik sebagai produk segar maupunmempunyai nilai perdagangan domestikdan ekspor yang cukup baik. Kentang produk olahan (Hamdani, 2009). Posisijuga merupakan salah satu tanamansayuran yang mendapat prioritas dalam komoditas kentang untuk masapengembangannya, karena kentang mendatang diharapkan selain dimanfaatkan sebagai sayuran juga menjadi pilihan untuk diversifikasi sumber karbohidrat yang membantu penguatan ketahanan pangan. Di Indonesia pertanaman kentang banyakJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 1

diusahakan di daerah dataran tinggi (1000 Besarnya luas panen di Jawa Tengah ini ternyata tidak diiringi dengan produksi– 3000 m dpl) dengan sentra produksi kentang yang besar pula. Hal tersebut diduga karena produktivitas yangkentang adalah: Jawa Tengah, Jawa dihasilkan para petani kentang mengalami penurunan. Andarwati (2011)Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa beberapa tahun belakangan ini produktivitas kentang diSumatra Utara, Sumatra Barat dan Jambi Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan. Penurunan produktivitas(Andarwati, 2011). tersebut diduga karena banyak petani yang menggunakan benih kentang denganSecara umum produktivitas kentang kualitas yang rendah, tidak tersertifikasi. Salah satu wilayah di Jawa Tengah yangIndonesia masih rendah yaitu 15,96 merupakan sentra penghasil kentang yaitu Dataran Tinggi Dieng. Dataran Tinggiton/ha (BPS, 2011). Kendala peningkatan Dieng merupakan kawasan pegunungan yang berada di Kabupaten Banjarnegara.produksi kentang di Indonesia Kondisi alam yang subur dan topografi Dataran Tinggi Dieng sesuai untukdiantaranya yaitu: (1) rendahnya kualitas budidaya kentang. Dieng berada pada ketinggian 2.000 m di atas permukaandan kuantitas benih kentang, yang laut dengan suhu sekitar 10-20º C (Andarwati, 2011).merupakan perhatian utama dalam usaha Kabupaten Banjarnegara merupakanpeningkatan produksi kentang di salah satu sentra produksi benih maupun kentang konsumsi yang ada di Indonesia,Indonesia, (2) faktor topografi, daerah di daerah ini terdapat beberapa penangkar benih kentang. Varietas kentang yangdengan ketinggian tempat dan temperatur dibudidayakan adalah varietas Granola dan Atlantik. Cara budidaya yangyang sesuai untuk pertanaman kentang di diterapkan oleh penangkar dalam produksi benih untuk tiap generasi benihIndonesia sangat terbatas, (3) daerah kentang berbeda-beda, umumnya budidaya yang intensif dilakukan ditropis Indonesia merupakan tempat yang dalam screen house untuk mencegah tanaman terserang dari hama penularoptimum untuk perkembangbiakan hama penyakit hanya sampai pada tingkat benih generasi kedua (G2). Budidaya untukdan penyakit tanaman kentang (Kuntjoro, produksi benih generasi ketiga (G3) dan generasi keempat (G4) penangkar benih2000). Penanaman benih kentang melakukan budidaya di lahan. Hal ini lebih meningkatkan resiko penyeranganbermutu, tepat waktu dan tepat umur oleh hama yang dapat menularkan virus penyebab penyakit. Jika dalam satufisiologis adalah faktor utama penentu generasi benih kentang telah terdapat virus, maka virus tersebut akan terbawakeberhasilan produksi kentang pada generasi benih selanjutnya (Schramn et al., 2011).(Wattimena, 2000). Salah satu upayadalam meningkatkan produksi tanamankentang adalah dengan menggunakanbenih kentang yang bebas dari penyakitdan patogen.Upaya penyediaan benih kentangbermutu perlu dilandasi dengan sistemperbenihan yang mapan. Selama inikebutuhan benih yang sehat dan bermutubaru dapat tercukupi sekitar 15.573 ton,atau 15% dari kebutuhan benih yakni103.585 ton (Direktorat JenderalHortikultura, 2011). Jumlah benihbermutu yang dipasok oleh penangkarsangat terbatas, dilain pihak benih imporbermutu tinggi harganya Rp 12.000 – Rp15.000/kg melebihi harga benih lokalyaitu Rp 5.000 – Rp 7.000/kg(Wattimena, 2012).Dilihat dari data luaspanen kentang setiap provinsi diIndonesia pada tahun 2011 (Lampiran 1),provinsi Jawa Tengah memiliki luaspanen terbesar dengan luas 16.585 ha,disusul oleh Jawa Barat sebesar 11,327ha, serta Jawa Timur sebesar 6,563 ha.2 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Virus pada tanaman dapat 2. Bahan kimia yang digunakan tidak berbahaya dan memiliki dayaditularkan oleh hama, alat-alat pertanian, simpan lama;persinggungan antara tunas yang 3. Bahan yang diuji dapat langsung berupa ekstrak tanaman sakit tanpaterserang virus dengan tunas yang sehat harus mengisolasi patogennya terlebih dahulu;dan luka pada umbi pada saat 4. Mempunyai kepekaan deteksipenyimpanan umbi digudang (Gray et al., tinggi (1-10 ng virus/ml dan 103- 104 sel bakteri/ml);2010). Banyaknya penyakit pada kentang 5. Prosedurnya relatif sederhana danyang terbawa benih akibat penggunaan cepat, antara 5-24 jam;benih secara turun-temurun menjadi 6. Hasilnya dapat dikuantifikasi; 7. Dapat digunakan untuk mengujipenyebab tingginya intensitas serangan sampel dalam jumlah besarpenyakit khususnya oleh virus. Penyakit sekaligus; dan 8. Dapat digunakan langsung ditersebut dapat menyebabkan daya hasil lapang (Thomas et al., 1989; Converse dan Martin, 1990).atau produksi kentang menurun hingga100% (Setiadi dan Nurulhuda, 2005).Salah satunya adalah Potato Virus Y(PVY) yang merupakan virus palingpenting pada kentang yang dapatmenurunkan produksi kentang 40-80%(Semangun, 2004).Mengingat besarnya kerugian yangdiakibatkan oleh virus, maka deteksi METODOLOGI PENELITIANkeberadaan Potato Virus Y pada umbikentang harus dilakukan. Hal ini perlu Penelitian dilaksanakan dua tahap. Tahapdilakukan karena keberadaan virus pada pertama adalah survei dan wawancarabenih kentang tidak tampak dengan kasat untuk mengetahui jumlah penangkar danmata, tidak seperti jamur dan bakteri cara produksi benih kentang pada tiap-yang gejala serangannya di benih kentang tiap penangkar benih kentang yang ada dimasih dapat dilihat dengan mata Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah yangtelanjang, deteksi keberadaan virus pada dilakukan pada tanggal 17 Mei 2012.umbi kentang dapat dilakukan dengan uji Tahap kedua adalah melakukan ujiELISA (Enzyme Linked Immunosorbent ELISA di Laboratorium PemuliaanAssay) (Chatzivassiliou et al., 2008) Tanaman dan Bioteknologi FakultasTeknik serologi ELISA merupakan Pertanian Universitas Jenderalteknik yang menjanjikan untuk deteksi Soedirman, Kecamatan Purwokertodan identifikasi patogen tumbuhan (Seal Utara, Purwokerto yang dilakukan padadan Elpninstone, 1994; Converse danMartin, 1990). Teknik ini dapat diterima tanggal 03 November 2012. Rinciansecara luas oleh penggunanya, karena:1. Efisien menggunakan bahan kimia, benih dan penangkar benih dapat dilihat 1,0 ml antiserum dapat digunakan pada Tabel 5. untuk menguji 10 - 20 ribu sampel;Tabel 1. Asal Benih untuk PenelitianNo Varietas Atlantik Granola G0 G1 G2 G3 G4Penangkar G0 G3 √1. Aneka Tani √√2. Bronco √√ √3. Cahaya Tani √√ √4. Sekar Tani5. Tunas Harapan6. Trubus√ Benih diperoleh Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 3

Pengambilan Data umbi benih kentang tiap-tiap generasi Pengambilan data dilakukan varietas Granola dan Atlantik. Benih yang dipakai adalah pemberian daridengan mengunjungi tiap-tiap penangkar penangkar tani yang merupakan sisa daribenih yang ada di Kabupaten hasil panen benih pada musim tanamBanjarnegara. Penangkar-penangkar bulan Januari hingga Maret 2012.tersebut antara lain: Cahaya Tani (DesaGrogol, Kecamatan Pejawaran), Trubus HASIL DAN PEMBAHASAN(Desa Batur, Kecamatan Batur), SekarTani (Desa Gembol, Kecamatan Matriks Hasil Deteksi Virus TerhadapPejawaran), Aneka Tani (Desa Cara Budidaya Benih KentangPasurenan, Kecamatan Batur), Bronco Varietas Granola dan Atlantik(Desa Batur, Kecamatan Batur), TunasHarapan (Desa Batur, Kecamatan Batur). Matriks hasil deteksi Potato Virus YBenih yang didapat berupa benih kentang dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkanyang diperoleh dari Kebun Benih Induk nilai absorbansi pada masing-masingHortikultura Kledung dan seluruh benih yang dideteksi dapat dilihat padapenangkar yang memiliki benih kentang Tabel 8, dan Tabel 9.di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah.Benih yang digunakan sebanyak 2 - 5Tabel 2. Matriks Hasil Deteksi Virus Terhadap Cara Budidaya Benih Kentang Varietas Granola dan Atlantik Keberadaan Potato Virus Y Pada Benih KentangCara Budidaya Atlantik Granola G0 G1 G2 G3 G4Aeroponik Screen house Negatif n/a n/a n/a n/aScreen house n/a Negatif Negatif n/a n/aLahan Terbuka n/a n/a n/a Negatif Positif *Keterangan:n/a : Tidak ada budidaya* : Benih yang terdeteksi hanya pada satu penangkar benih tapi tidak pada Penangkar benih yang lain Deteksi dilakukan terhadap enam penangkar benih kentang di antaranya:penangkar benih kentang yang ada di Cahaya Tani, Trubus, Sekar Tani, AnekaKabupaten Banjarnegara, dari enam Tani, Bronco, dan Tunas Harapan.penangkar benih, dua penangkar benih Kelompok tersebut tergabung dalamyang melakukan produksi benih kentang Asosiasi Penangkar Benih KentangG4 yaitu penangkar benih Bronco dan Banjarnegara (APBKB) yang berdiri padaTrubus. Didapati penangkar benih Trubus tanggal 1 Mei 2009 dan telah terdaftar dimemproduksi benih yang mengandung Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.Potato Virus Y. Penangkar benih kentang yang ada di Banjarnegara memproduksi benihCara Budidaya Tanaman Kentang kentang dari G1 hingga G4 untuk varietas(Solanum tuberosum L.) Oleh Granola, sedangkan untuk varietasPenangkar Benih Asal Banjarnegara Atlantik satu penangkar benih kentang telah memproduksi benih G0 dengan Banjarnegara merupakan salah satu sistem aerophonik. Para penangkar benihpusat produksi benih kentang yang ada di masih membeli benih G0 varietasIndonesia, dari hasil observasi peneliti, di Granola di Kebun Benih IndukBanjarnegara terdapat beberapa Holtikultura Kledung, Jawa Tengah.4 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Produksi Benih G0 Varietas Atlantik Perawatan tanaman dilakukandengan metode Aeroponik dengan membuang daun yang telah menguning dan membersihkan daun yang Produksi benih G0 varietas atlantik telah gugur, pemberian ajir diperlukanoleh penangkar Cahaya Tani dilakukan agar tanaman tidak roboh dan tetapsecara intensif dengan sistem aeroponik menjaga tanaman dalam posisi tegak.di dalam screen house. Bahan tanam Penggunaan alat-alat dalam prosesyang digunakan dalam metode aeroponik pemotongan daun terlebih dahulumerupakan stek pucuk yang berasal dari disterilisasi dengan cara mencelupkanplanlet kultur jaringan, penangkar benih alat kedalam alkohol. Pengendalian hamacahaya tani memperoleh planlet hasil dilakukan jika diperlukan, dengankultur jaringan dari Kebun Benih mengunakan pestisida. PenggunaanHortikultura, Kledung, Jawa Tengah. pestisida jarang dilakukan dikarenakanPlanlet hasil kultur jaringan tersebut penanaman dengan metode aeroponikkemudian diaklimatisasi menggunakan dilakukan di dalam screen house yangmedia cocopeat selama satu bulan. Stek sangat efektif dalam mencegah masuknyapucuk dilakukan pada saat tanaman telah hama seperti kutu daun. Pengecekan padaberumur satu bulan, stek pucuk tersebut media tanam juga diperlukan, denganditanam kembali ke media cocopeat, cara mengecek Electrical Conductivitytujuan dari stek pucuk ini adalah untuk (EC) dan pH dari media aeroponikmemperbanyak jumlah bahan tanam dari (Otazu, 2010). Hal ini dilakukan agartanaman kentang itu sendiri. Hasil dari media memiliki EC dan pH yang stabilstek pucuk dapat dipindah ke media yaitu 1 EC dan 6,5 pH, jika EC lebih dariaeroponik setelah berumur 20-30 hari, 1 maka dilakukan penambahan air padadimana stek tersebut telah mengeluarkan larutan media, jika EC kurang dari 1akar. Tanaman kentang hasil stek tersebut maka dilakukan penambahan stok media,dapat dipindah ke media tanam aeroponik untuk menurunkan pH dilakukandengan meletakkan tanaman pada penambahan sulfuric acid, sedangkansteroform yang telah dilubangi terlebih untuk menaikkan pH ditambahkandahulu, jarak tanam berkisar 20 x 20 cm NaOH, akan tetapi, keadaan dilapangandengan posisi akar tanaman dibiarkan menunjukan bahwa penambahan larutanmenjuntai kebawah. Sistem pemberian untuk menstabilkan pH jarang dilakukanmedia aeroponik telah diatur sedemikian hal ini dikarenakan pH akan sesuai jikarupa pada bak aeroponik, pada bagian EC pada nilai 1. Menjaga lingkunganbawah bak aeroponik telah dirangkai pipa screen house tetap bersih, screen housedengan mata sprinkle yang berjarak 60 – tidak boleh dibuka sembarangan untuk80 cm, sprinkle berfungsi untuk umum, pintu screen house harus selalumenyalurkan media dengan proses tertutup, hal ini dilakukan untukpengkabutan sehingga akar tanaman mencegah masuknya patogen kedalamkentang yang menjutai langsung terpapar area screen house, pekerja juga dilarangoleh media cair aeroponik, pemberian untuk memasukkan makanan ataumedia diatur menggunakan timer secara merokok didalam area screen houseperiodik dengan waktu 30 detik sekali. (Chipanthenga et al., 2011). Panen dapatSistem budidaya tanaman secara dilakukan pada saat tanaman telahaeroponik dapat meningkatkan berumur 60 – 70 hari setelah tanam,pertumbuhan tanaman, sistem perakaran umbi-umbi hasil panen diletakkandan batang pada tanaman mendapatkan didalam keranjang dan selanjutnya diakses hingga 100% terhadap oksigen dan seleksi sesuai ukuran (Otazu, 2010).tanaman dapat menyerap nutrisi denganmaksimal (Goo et al., 1996; Ritter et al.,2001).Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 5

1. Produksi Benih G1, G2, G3, G4 satu cara yang dilakukan untuk mencegahvarietas Granola dan Atlantik penyakit, serangga, dan gulma.Proses produksi benih yang Penyulaman untuk mengganti tanamandilakukan oleh tiap-tiap penangkar benih yang tidak tumbuh atau tumbuhnya jelekrelatif sama. Penangkar-penangkar benih dilakukan 15 hari setelah tumbuh.yang ada di Kabupaten Banjarnegara Penyiangan dilakukan minimal dua kalitelah sepakat menggunakan media tanam selama masa penanaman 2-3 hari untuknon tanah untuk produksi benih G1 dan benih G1, G2, dan 1 minggu sekali untukG2. Produksi benih G1 dan G2 dilakukan benih G3, dan G4. Penyulaman padadi dalam screen house, media tanam yang tanaman yang mati dan pada tanamandigunakan berupa cocopeat dengan yang tumbuhnya menyimpang dilakukancampuran kotoran ayam dengan guna mencegah datangnya penyakit danperbandingan 2:1 dan penyiraman untuk menghindari tertularnya tanamanmenggunakan larutan agensia hayati. yang sehat oleh penyakit (Otazu, 2010)Penggunaan media non tanah ini Pemberian pupuk sebagaibertujuan untuk mengurangi serangan penunjang nutrisi bagi tanaman berupaNematoda Sista Kuning yang berasal dari pupuk phonska 800 kg/ha, pemberianmedia tanah. Salah satu cara untuk pupuk daun seperti Gandasil dilakukanmengurangi penyakit tular tanah pada 10 hari sekali hingga berumur 60 HST,tanaman kentang dengan menggunakan selain itu digunakan juga pupuk organikmedia tanam yang rendah atau sama dan agensia hayati untuk menunjangsekali tidak mengandung penyakit tular proses pertumbuhan tanaman, salah satutanah (Powelson et al., 1993; Honeycutt agensia hayati yang digunakan adalahet al., 1996) Plant Growth Promoting RhizobacteriaProduksi benih G3 dan G4 pada (PGPR) dimana fungsi dari PGPRumumnya dilakukan di lahan terbuka. sebagai pengendali hayati dari hama danJarak tanaman 80 cm x 30 cm atau 70 x penyakit yang merugikan tanaman.30 cm dengan kebutuhan bibit ± 1.300- Penggunan pupuk anorganik merupakan1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Jarak salah satu cara untuk mencukupitanam berpengaruh terhadap kebutuhan tanaman selama prosespertumbuhan tanaman, jarak tanam yang pertumbuhan tanaman berlangsung.terlalu rapat akan menghambat Rosliani et al., (1998) mengatakanpertumbuhan tanaman jika unsur hara penambahan unsur hara yang diberikanpada tanah tidak terpenuhi dengan baik, melalui pupuk buatan adalah sangatterjadi persaingan antara tanaman yang penting untuk pertumbuhan tanaman.satu dengan yang lain. Selain itu, jarak Pemberian air pada tanamantanam yang terlalu rapat akan dilakukan dengan mengontrolmenyebabkan kanopi tanaman saling kelembaban media tanam. Jika terlalumenutupi satu sama lain dan dapat kering maka dilakukan penyiraman 2 kalimenghambat proses fotosintesis karena dalam sehari, jika media masih dalamterjadinya overlapping. Sutapradja (2008) keadaan basah, maka intensitasmengatakan jarak tanam dengan ukuran penyiraman dikurangi. Pembumbunan80 cm x 30 cm merupakan jarak tanam dilakukan pada tanaman yangyang paling ideal untuk tanaman kentang. dibudidayakan baik di screen housePestisida dan herbisida juga maupun di lahan, hal ini dilakukan karenadiaplikasikan dalam proses produksi umbi bisa mengalami greening akibatbenih, hal ini bertujuan untuk terpapar sinar matahari dan dapatmengurangi serangan patogen terhadap mengundang hama penggerek umbi.tanaman. Penggunan pestisida pada Penyiraman dilakukan agar tanaman tidakambang yang ditentukan merupakan salah keurangan air dalam proses6 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

pertumbuhannya, kekurangan air akan sedangkan untuk benih yang ditanam dimenghambat pertumbuhan tanaman dan lahan, penyemprotan insektisidasudah tentu pertumbuhan umbi juga akan dilakukan pada saat umur 20 hari setelahterhambat. Penyiraman yang efektif dapat tanam dan dilakukan terus menerus setiapmeningkatkan tinggi tanaman dan hasil 5 hari sekali hingga umur tanamandari tanaman kentang, kekurangan air mencapai 80-85 hari setelah tanam.dapat menyebabkan berkurangnya Pengendalian hama pada screen housepotensial air larutan, mengakibatkan dan pengendalian hama dilahan berbeda,tekanan turgor meningkat sehingga hal ini dikarenakan screen househormon dan asam di dalam tanaman merupakan salah satu alternatif dalamberubah. Periode pembentukan umbi, mencegah serangan hama penyakit,konsentrasi Asam Absisat (ABA) pada penyemprotan pestisida dilahan lebihdaun meningkat, penimbunan ABA pada sering dilakukan dikarenakan lahandaun akan mengakibatkan stomata terbuka memiliki resiko yang tinggimenutup, sehingga asimilasi CO2, terhadap serangan hama dan penyakitrespirasi, translokasi hasil asimilasi, dan (Grey et al., 2010).transpor hasil xilem menurun sehingga Panen dalam produksi benih dilakukanmengakibatkan penurunan hasil pada pada saat tanaman mencapai umur 80-85kentang (Sutrisna dan Surdianto, 2010). hari setelah tanam, sebelum masa tersebut tanaman disemprot dengan herbisida agar Pengendalian hama pada benih pertumbuhan umbi terhenti (Gambar 10).yang ditanam di screen house dilakukansebanyak 3 kali selama masa tanam,Gambar 1. Pemanenan benih G3 varietas GranolaNilai Absorbansi Uji ELISA pada gelombang 405nm. Berdasarkan nilaiBenih Kentang serapan yang diperoleh pada saat ujiNilai absorbansi adalah nilai serapan ELISA dilakukan, maka hasil yanglarutan terhadap cahaya yang melewati berupa nilai serapan atau absorbansi darilarutan tersebut, untuk mengetahui nilai masing-masing sampel negatif dan positifserapan tersebut peneliti menggunakan di rata-rata dan dicari standar deviasinya.alat ELISA reader dengan panjangJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 7

Tabel 3. Nilai absorbansi kontrol negatif dan positif Kontrol Absorbansi pada 405nm (Mean±Standar Deviasi)NegatifPositif 0.1% 0.44±0.027Positif 0.5% 0.47±0.007Positif 1% 0.60±0.032Positif 2% 0.73±0.029 0.91±0.021Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa hingga G4 varietas granola yang telah dilakukan oleh penangkar benih kentangsemakin besar konsentrasi kontrol positif tidak dapat menjamin benih tersebut bersih dari virus, dari hasil uji ELISAmaka nilai absorbansi juga semakin menunjukkan benih G4 yang merupakan bahan tanam untuk produksi kentangmeningkat. Meningkatnya nilai konsumsi ternyata masih terinfeksi virus. Keberadaan virus terkait dengan sejauhabsorbansi tidak lain dikarenakan reaksi mana pencegahan terhadap faktor penularan virus seperti serangga vektor,antara sisi epitop antigen yang bereaksi nematoda, jamur, perlukaan baik melalui manusia, hewan atau antar tanaman sehatdengan antibodi, semakin tinggi antigen dan tanaman yang terinfeksi. Benih kentang yang mengandung virus tidakyang tertangkap oleh antibodi maka akan tampak dengan kasat mata, kecuali benih tersebut telah menunjukkan gejala-semakin besar pula nilai serapan larutan gejala terserang virus, untuk itu proses uji menggunakan metode ELISA benar-tersebut. Ardiana (2008) mengatakan benar sangat membantu demi menghasilkan benih yang bermutu danbahwa, variasi nilai yang terjadi berkualitas baik. Pada penelitian ini, benih kentang dari G1 hingga G4 didapatmenunjukkan perbedaan konsentrasi dari para penangkar benih yang ada di Banjarnegara dengan jumlah 22 umbiantigen (virus) yang tertangkap oleh benih kentang varietas granola. Berdasarkan nilai absorbansi (Tabel 8)antibodi, semakin tinggi konsentrasi ditemukan bahwa benih yang positif terinfeksi Potato Virus Y adalah tigaantigen yang terdeteksi maka akan benih dari lima sampel benih G4 varietas Granola yang berasal dari penangkarsemakin tinggi pula nilai absorbansi. benih Trubus, sedangkan 19 umbi benih kentang yang lain dinyatakan negatifBerdasarkan nilai absorbansi di atas, terinfeksi Potato Virus Y. Keberadaan virus terdeteksi pada benih kentang G4dapat dikatakan bahwa benih kentang hasil produksi penangkar benih Trubus akan tetapi tidak pada penangkar benihyang memiliki nilai absorbansi Bronco, hal ini dapat terjadi akibat kurangnya pencegahan terhadap serangan0.44±0.027 dinyatakan negatif virus pada saat proses budidaya tanaman kentang. Potato Virus Y pada benihmengandung Potato Virus Y, sedangkan kentang sangat dipengaruhi oleh prosesbenih kentang yang nilai absorbansinyalebih besar atau sama dengan 0.47±0.007dinyatakan mengandung Potato Virus Y.Keberadaan Potato Virus Y padaBenih Kentang (Solanum tuberrosumL) Varietas GranolaHasil deteksi Potato Virus Y pada benihkentang (Solanum tuberosum L) varietasGranola dan Atlantik asal Banjarnegaradengan teknik ELISA disajikan padaTabel 7. Dari keseluruhan benih kentangGranola yang diuji didapati generasi 4(G4) benih varietas Granola yangmengandung Potato Virus Y. Hasildeteksi menggunakan ELISA reader, nilaiabsorbansi benih kentang tersebut lebihbesar atau sama dengan 0.47±0.007.Proses produksi benih kentang dari G18 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

produksi benih yang dilakukan oleh dalam screen house. Penanaman kentangpenangkar benih, produksi benih G4 di lahan terbuka akan meningkatkandilakukan di lahan terbuka, resiko resiko tanaman terserang hama kututanaman terserang virus akan lebih tinggi daun, dimana kutu daun merupakan salahjika dilakukan di lahan terbuka satu vektor utama penyebab penyebarandibandingkan budidaya yang dilakukan di Potato Virus Y (Grey et al., 2010).Tabel 4. Hasil uji ELISA pada benih kentang varietas Granola Jumlah Jumlah Benih Nilai Nilai Absorbansi AbsorbansiGenerasi Penangkar Varietas Benih Terdeteksi Positif NegatifG1 Sekar Tani Granola 2 0 0.452 - 0.441G2 Bronco Granola 4 0 - 0.429 - 0.435G3 Sekar Tani Granola 1 0 - 0.449 0 - 0.445 Aneka Tani Granola 2 0 - 0.435 - 0.452 Tunas Granola 4 0 - 0.418 Harapan - 0.452 - 0.442G4 Bronco Granola 4 - 0.436 - 0.445 Trubus Granola 5 3 - 0.455 - 0.424 - 0.449 - 0.430 - 0.443 0.435 0.483 0.506 0.573 Scrahmm et al., (2011) menyatakan tanam harus benar-benar steril, screenbahwa, tertularnya suatu tanaman yang house terjaga dengan baik agar kutu daunsehat oleh virus dapat diakibatkan tidak dapat masuk dan menyerangperlukaan yang dilakukan oleh petani, tanaman.selain itu penularan juga dapat terjadiakibat angin, bersentuhannya antara Keberadaan Potato Virus Y Padatanaman yang sakit dengan tanaman yang Benih Kentang (Solanum Tuberrosumsehat. Oleh karena itu, dalam proses L) Varietas Atlantikbudidaya tanaman kentang untukproduksi benih khususnya, segala macam Keberadaan Potato Virus Y padahal yang menyangkut kedalam proses benih kentang varietas atlantik dapatbudidaya harus benar-benar dilakukan dilihat pada Tabel 8.dengan baik, media tanam dan alat-alat Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 9

Tabel 5. Hasil uji ELISA pada benih kentang varietas Atlantik Generasi Penangkar Varietas Jumlah Jumlah Benih Nilai NilaiG0 Cahaya Tani Atlantik Benih Terdeteksi Absorbansi Absorbansi 2 0 Positif Negatif 0.447 - 0.445 - 0.451G3 Cahaya Tani Atlantik 4 0 - - 0.433 - 0.453 - 0.464 Berdasarkan tabel diatas dapat kita sistem aeroponik dalam budidayalihat nilai absorbansi hasil tes ELISA tanaman kentang dilakukan di dalambenih kentang varietas Atlantik negatif screen house dengan menggunakan bakmengandung Potato Virus Y, hal ini yang terbuat dari fiberglass dan ditutupdikarenakan nilai absorbansi dari benih- dengan menggunakan styroform,benih yang dideteksi lebih rendah sehingga tanaman akan terbebas daridibandingkan nilai absorbansi kontrol serangan hama dan penyakit karenanegatif. bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di Sistem aerophonik yang digunakan laboratorium yang sudah steril. Sistemdalam produksi benih G0 dapat aeroponik selain dapat menghasilkanmencegah tanaman dari serangan hama kualitas bibit kentang yang baik jugadan penyakit (Gambar 8). BBPP dapat menghemat lahan.Lembang (2010) menyatakan bahwa Gambar 2. Screen house yang digunakan dalam budidaya benih kentang G0 Proses produksi benih G3 varietas terjangkit virus, penggunaan insektisida,atlantik yang dilakukan penangkar benih dan sanitasi lahan dari gulma merupakanyang berada di Banjarnegara dilakukan di hal yang mutlak dilakukan oleh paralahan terbuka, hal ini berbeda dengan penangkar agar hasilnya memuaskan,proses produksi benih G0 yang dilakukan sebelum masa panen para petanidi dalam screen house dengan sistem melakukan penyemprotan herbisidaaerophonik, para penangkar benih sangat terhadap tanaman yang di budidaya, halteliti dalam mencegah tanaman agar tidak ini dilakukan agar mengurangi tingkatterkena serangan hama terutama kutu serangan kutu daun (Gambar 12)daun yang menyebabkan tanaman10 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Gambar 3. Lahan produksi benih G3 yang telah diherbisida sebelum waktu panen Gray et al., (2010) menyatakan Kabupaten Banjarnegara. Skripsi.bahwa, sanitasi lahan yang bersih dari Fakultas Pertanian. Institutgulma, penggunaan herbisida maupun Pertanian Bogor. Bogor. (Tidakinsektisida terhadap tanaman dan Dipublikasikan).penggunaan jarak tanam antar bedengmerupakan salah satu hal yang harus Badan Pusat Statistik (BPS). 2011.dilakukan untuk menekan tingkatserangan kutu daun terhadap tanaman Produksi Tanamankentang yang ada dilahan Kentang.http://www.bps.go.id/tab_ sub/view.php?kat=3&tabel=1&daft ar=1&id_subyek=55&notab=22. SIMPULAN DAN SARAN Diakses 3 Januari 2013.Simpulan BBPP Lembang. 2010. Perbanyakan Cepat Benih Kentang Penjenis (G0)1. Hasil deteksi terhadap enam dengan Teknologi Aeroponik Inovatif di Kabupaten Bandungpenangkar benih kentang asal Barat.Kabupaten Banjarnegaramenunjukkan bahwa, benih kentangG4 asal penangkar benih Trubus Chatzivassiliou, E.K., E. Moschos, S. Gazi, P. Koutretsis, and M.mengandung Potato Virus Y. Tsoukaki. 2008. Infection of Potato Crops and Seeds With Potato Virus2. Metode aerophonik dan budidaya Y and Potato Leafroll Virus in Greece. Journal of Planttanaman kentang di dalam screen Pathology. 90 (2): 253-261.house efektif dalam memproduksibenih bebas Potato Virus Y.SaranPenanggulangan dini pada tanaman yang Chiipanthenga, M., M. Maliro1, P. Demo, and J. Njoloma. 2011.terjangkit virus hendaknya senantiasa Potential of Aeroponics System in the Production of Quality Potatodilakukan selama proses produksi benih (Solanum Tuberosum L) Seed in Developing Countries. Africanmaupun pada saat benih tersebut telah Journal of Biotechnology. 11(17): 3993-3999.disimpan. DAFTAR PUSTAKA Converse, R.H. and R.R Martin. 1990. ELISA methods for plantAndarwati, A.U. 2011. Efisiensi Teknis viruses.APS Press,St Paul, Minn. p. Usahatani Kentang dan Faktor yang 179-196. Mempengaruhi di Kecamatan Batur Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 11

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2013. diseases caused by soilborne Kebutuhan benih kentang tahun 2011. pathogens. In: RC Rowe (ed), http://hortikultura.deptan.go.id. Diakses 3 Januari 2013. Potato Health Management. American Phytopathological Society, St. Paul, MN. pp 149-158.Goo K.J., S.Y. Kim, H.J.Kim, Y.H. Om, Ritter E., B. Angulo, P. Riga, C. Herran, and J.K. Kim (1996). Growth and and J. Relloso. 2001. Comparison Tuberization of Potato (Solanum of Hydroponic and Aeroponics tuberosum L.) Cultivars in Cultivation Systems for The Aeroponics, Deep Flow Technique Production of Potato Minituber. and Nutrient Film Technique Netherlands. American Journal Culture Systems. Journal the Potato. 44(2): 127-135. Korean Society for Horticulture. Science. Korea. 37(1): 24-27. Rosliani, R., N. Suamarni, dan Suwandi. 1998. Pengaruh Sumber dan DosisGray, S., S. De Boer, J. Lorenzen, A. Pupuk N, P dan K pada Tanaman Karasev, J. Whitworth, P. Nolte, R. Kentang. Jurnal .Hortikultura.8 Singh, A. Boucher, and H. Xu. (1):988-999. 2010. Potato Virus Y an Evolving Concern For Potato Crops in The Schramm, S., F.Ken, C. Amy, G. Stewart, United States and Canada. Plant C. Alex, and L.G. Russell. 2011. Disease. 94 (12): 1-14. Management of Potato Virus Y (PVY) in Wisconsin Seed PotatoHamdani, J.S. 2009. Pengaruh Jenis Production. University of Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Winconsin. Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum Tuberosum L.) yang Seal, S. and J. Elphinstone. 1994. Ditanam di Dataran Medium.Jurnal Advances in identifycation and Agronomi. Indonesia 37 (1): 14-20. detection of P. solanacearum. In: Hayward, A.C. and G.L. HartmanHoneycutt, C.W., W.M Clapham, and S.S (Eds.). The Disease and Its Leach. 1996. Crop Rotation and N Causative Agent, P. solanacearum. Fertilization Effects on Growth, CAB International, Wallingford, Yield, and Disease Incidence in UK. p. 42-57. Potato. American Journal of Potato. 73:45-61. Semangun, H.2004. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.Kuntjoro, A.S. 2000. Produksi Umbi Gadjah Mada University Press. Mini Kentang G0 Bebas Virus Yogyakarta. Melalui Perbanyakan Planlet Secara Kultur Jaringan di PT. Setiadi. dan F.S.Nurulhuda. 2005. Intidaya Agrolestari (Inagro) Bogor – Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Budi Kentang Varietas dan Daya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. (Tidak dipublikasikan). Pembudidayaan. Penebar Swadaya. Jakarta.Otazu, V. 2010. Manual on seed quality Sutrisna, N. dan Surdianto. 2007. Pengaruh Bahan Organik danpotato production using Interval Serta Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan danaerophonics. International Potato Hasil Kentang di Rumah Kaca. Jurnal Hortikultura. 17 (3): 224 :Center. Lima, Peru. 236.Powelson, M.L., K.B. Johnson, and R.C. Rowe. 1993. Management of12 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Thomas J.E., W.C. Wong, and D.H. Hortikultura. Fakultas Pertanian Goanlock. 1989. Modern Methods Institut Pertanian Bogor. for the Detection of Plant Pathogens .Queensland Agriculture Wattimena, G. A.2012. Penerapan Sistem Journal. 49-53. Tias dan Perbanyakan Mikro Kentang pada Sistem PerbenihanWattimena, G. A.. 2000. Pengembangan Kentang nasional di Indonesia Lab. Propagul Kentang Bermutu dan Bioteknologi Tanaman Jurusan Kultivar Kentang Unggul dalam Agronomi IPB dan Lab. Mendukung Peningkatan Produksi Biomolekuler dan Seluler Tanaman Kentang di Indonesia. Orasi Ilmiah Pusat Penelitian Bioteknologi, IPB Guru Besar Tetap IlmuJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 13

14 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

KAJIAN PERUBAHAN KARAKTER PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) PADA LINGKUNGAN TERNAUNGI The Study of Changes in The Character of The Production of Soybean Plants (Glycine Max (L.) Merrill) in Shaded Environments Chairudin Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Email : [email protected] ABSTRACT Shade is one of the obstaclesin the cultivation of soybean crops in intercroppingsystems. This study aims to determine the change in the characters of agronomic andmorpho-physiological leaves of soybean plants due to shade. This research was conductedat the experimental farm of Agriculture Faculty, Teuku Umar University Meulaboh inWest Aceh, from August to November 2013. This study uses split plot design with threereplications where separated sub plot (vareities: Anjasmoro, Kipas Merah Bireun,Grobogan, Burangrang, Sinabung, Kaba) nested in the mainplot (shade: without shade,25% and 50% shade). The results showed that the shade and varieties very significanteffected on changes in production characters except 100-seed weight. While the interactionshade and varieties very significant effect on changes in production characters exceptvariables 100-seed weight.Keywords : Intercropping, soybean, shading , varieties, yield PENDAHULUAN Sementara naungan 20% sudah digolongkan ke dalam agroklimat yang Kedelai merupakan salahsatu tidak sesuai bagi pertanaman kedelai,tanaman pangan utama yang menjadi sehingga kedelai yang dikembangkanprioritas dalam program revilisasi sebagai tanaman sela harus toleranpertanian di Indonesia. Oleh karena itu, terhadap intensitas cahaya rendahdiperlukan upaya khusus untuk (Adisarwantoet al., 2000).meningkatkan produksi kedelai melaluipeningkatan produktivitas dan perluasan Penurunan hasil biji selainareal tanam. Budidaya tanaman kedelai ditentukan oleh intensitas cahaya, jugasebagai tanaman sela di bawah tegakan ditentukan oleh lamanya penaungantanaman perkebunan, Hutan Tanaman (Jiang dan Egli, 1995). Penelitian lainIndustri (HTI), atau tumpang sari dengan membuktikan bahwa kekurangan cahayatanaman pangan semusim lain merupakan mengakibatkan berkurangnya jumlahstrategi untuk meningkatkan produksi polong yang terbentuk (Kurosaki dankedelai nasional. Namun, usaha budidaya Yumoto, 2003). Oleh karena itu,kedelai sebagai tanaman sela atau pengembangan kedelai melaluitumpangsari menghadapi berbagai penggunaan varietas yang adaptifkendala, salah satunya kekurangan terhadap kondisi biofisik lahan dibawahcahaya akibat naungan. Asadi et al. tegakan tanaman tahunan dan tanaman(1997) menyebutkan bahwa perkebunan semusim dengan tingkat penetrasikelapa sawit TBM 2-3 tahun memberikan pencahayaan rendah pada sistem tanamannaungan 33-50%, sedangkan pada sela atau tumpang sari perlu dilakukan.perkebunan karet umur 1, 2 dan 4 tahun Percobaan ini bertujuan untukmemberikan naungan berturut-turut mengetahui perubahan karakter produksi26%,67% dan 72% (Sukaesih, 2002). sebagai penciri adaptasi kedelai pada lingkungan ternaungi.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 15

BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitianTempat dan waktu 1. Membuat Selubung Paranet Penelitian dilakukan di Kebun Perlakuan naungan dilaksanakanPercobaan Fakultas Pertanian UniversitasTeuku Umar Meulaboh mulai bulan dengan cara memasang paranet hitamAgustus sampai November 2013. Lokasipenelitian terletak pada ketinggian 1 25% (meneruskan cahaya 75%) danmeter di atas permukaan laut. Suhu ratarata berkisar 25,9 -26,7 0C, curah hujan paranet hitam 50% (meneruskan cahaya288,65 mm/bulan dan kelembaban 87%dengan tipe iklim A (iklim tropis basah). 50%) di sisi atas dan keempat sisiAnalisa anatomi tanaman dilaksanakan diLaboratorium Fisiologi Tumbuhan, samping areal pertanaman, denganFakultas Pertanian, Universitas SyiahKuala Banda Aceh. demikian pertanaman kedelai terkurungBahan dan Alat (terselubungi) oleh paranet. Tinggi Benih yang digunakan adalah paranet sekitar 2 m di atas permukaanbenih kedelai varietas Anjasmoro, KipasMerah Bireun, Grobogan, Burangrang, tanah, paranet disangga dengan rangkaSinabung dan Kaba. Bahan lain yangdigunakan yaitu, polybag ukuran 35cm x bambu, perlakuan naungan diberikan30 cm, paranet 25% dan 50%, pupukUrea, SP 36, KCl, aceton 80 %, dan sejak tanam sampai panen.aquades. 2. Persiapan Media Tanam Alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah penggaris, gunting, Media tanam terdiri atastimbangan analitik, tabung reaksi,mortar, pipet, mikro pipet, Leaf Area campuran tanah (jenis Podsolit MerahMeter (Model GA-5 produksi OgawaSeki Co. LTD, Tokyo, Japan), oven Kuning) dan pupuk kandang (kotoran(Model-UN produksi Memmert Co. LTD,Jerman), spektrofotometer (Model UV- sapi) dengan perbandingan 8:12100 produksi Chemito Instruments Pvt,LTD, China). dimasukkan kedalam polibag, sehinggaRancangan Percobaan tiap polibag berisi sekitar 9 kg campuran Penelitian ini menggunakan tanah. Polibag kemudian diatur berbarisRancangan petak terpisah (split plotdesign). Petak utama terdiri atas tiga dalam selubung paranet dengan jarak 30tingkat naungan yaitu tanpa naungan,ternaungi 25% dan 50% dan anak petak x 30 cm dan dibiarkan selama semingguterdiri atas variatas yaitu Anjasmoro,Kipas Merah Bireun, Grobogan, agar media tanah dalam polibag stabil.Burangrang, Sinabung dan Kaba.Percobaan ini menggunakan tiga ulangan 3. Penanamandimana anak petak (varietas) tersarangdalam petak utama (naungan). Benih kedelai yang telah diinokulasi dengan inokulan rhizobium ditanam di polibag dengan lubang tanam sedalam 2 cm. Tiap lubang tanam berisi tiga butir benih, setelah itu sekitar benih ditaburi Furadan, kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah. Pada umur 1 minggu setelah tanam (MST) tanaman dijarangkan sehingga tinggal 1 (satu) tanaman tiap polibag. Pada umur 1 MST media tanam diberi pupuk urea dengan dosis pemupukan 0,3 g Urea (Dosis 75 Kg ha-1), 1,35 g TSP (Dosis 300 Kg ha-1), dan 1 g KCl (Dosis 250 Kg ha-1) polibag- 1, yang setara dengan 34,5 kg N, 144 kg P2O5 dan 150 kg K2O ha-1. 4. Pemeliharaan Tanaman Penyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan memperhatikan faktor cuaca. Pengendalian gulma dalam polibag dilaksanakan secara manual dengan frekuensi 2 (dua) kali seminggu. Gulma dikendalikan secara kimia menggunakan16 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Herbisida Polaris (konsentrasi 2cc liter-1 Sedangkan varietas berpengaruh sangatair) dengan frekuensi 1(satu) bulan nyata terhadap jumlah polong berisi,sekali. Pengendalian hama dilakukan bobot biji kering dan bobot 100 biji.secara kimia menggunakan insektisidaDecis (konsentrasi 0,5 cc liter-1 air) Hasil penelitian menunujukkandengan frekuensi 1 (satu) minggu sekali. bahwa naungan menyebabkan terjadinyaPengendalian hama dilakukan sejak masa penurunan jumlah polong isi dan bobotpembentukan polong sampai polong biji kering per tanaman, tetapi tidakmasak. berpengaruh terhadap bobot 100 biji (Tabel 1). Penurunan jumlah polong5. Panen berisi dan bobot biji kering per tanaman Panen dilakukan saat polong pada tingkat naungan 25% mencapai 30%, sedangkan pada tingkat naungantelah berwarna kecoklatan dan 50% mencapai 65%. Hal inikehilangan seluruh warna hijaunya. menunjukkan bahwa naungan 25% danPanen dilakukan dengan cara 50% telah menciptakan kondisimenggunting tangkai polong dan tetap agronomis yang tidak sesuai untukmembiarkan tanaman kedelai hidup produksi kedelai. Penurunan jumlahdengan polong lain yang belum bisa polong isi disebabkan oleh terhambatnyadipanen, sampai semua polong habis proses metabolisme tanaman akibatdipanen. intensitas cahaya rendah. Hal ini berimplikasi terjadinya penurunan jumlahPengamatan pasokan fotosintat ke bagian biji Peubah pertumbuhan yang sehingga terjadi penurunan jumlah polong isi dan bobot biji kering tanaman.diamati meliputi jumlah polong berisi per Asadi et al. (1997) dan Supriyono et al.tanaman, bobot biji kering per tanaman (2000) juga melaporkan bahwa intensitasdan bobot 100 biji.Data hasil pengamatan cahaya rendah menurunkan hasil kedelaidianalisis dengan Uji F, uji lanjut dan padi gogo.Hasil penelitian inidilakukan apabila pengaruh tunggal dan menunjukkan bahwa bobot 100 biji tidakinteraksinya berpengaruh nyata terhadap dipengaruhi oleh naungan. Hal inipeubah yang diukur dengan ujiDMRT menunjukkan bahwa pada kondisi(Duncan’s Multiple Range Test) pada ternaungi (25% dan 50%) tanamantaraf α 5%. kedelai masih dapat melangsungkan proses fotosintesis dan menghasilkan biji HASIL DAN PEMBAHASAN dengan ukuran biji yang sesuai dengan karakter genetiknya.Penelitian Tang et al. Hasil uji F menunjukkan bahwa (2010) menyebutkan,perlakuan naungannaungan berpengaruh sangat nyata menyebabkan penurunan hasil biji tetapiterhadap jumlah polong berisi dan bobot tidak berpengaruh terhadap ukuran biji.biji kering per tanaman. Tetapi tidakberpengaruh terhadap bobot 100 biji.Tabel 1. Pengaruh naungan terhadap karakter produksi tanaman kedelaiPeubah Naungan (%) 0 25 50Jumlah polong berisi (polong) 136.34 c 95.19 b (-30.18) 46.60 a (-65.82)Bobot biji kering (g) 35.49 c 25.01 b (-29.53) 12.45 a (-64.92)Bobot 100 biji (g) 13.55 13.81 13.61Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyatapada uji lanjut DMRT 5%. Angka dalam kurung merupakan nilai perubahan relative(%) dari kondisi tanpa naungan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 17

Tabel 2 menunjukkan bahwa toleransi terhadap penaungan adalahvarietas berpengaruh terhadap jumlah kemampuan menyimpan karbohidratpolong isi, bobot biji kering dan bobot dalam bentuk biji. Bobot 100 biji berbeda100 biji per tanaman. Jumlah polong pada berbagai varietas yang diuji. Halberisi dan bobot biji kering per tanaman disebabkan oleh keragaman genetikterbesar dijumpai pada varietas Kipas varietas yang diuji. Secara umum bobotMerah Bireun yang berbeda nyata dengan 100 biji setiap varietas hasil penelitianvarietas lainnya, kecuali dengan varitas ini sesuai dengan karakter bobot 100 bijiGrobogan untuk bobot biji kering per pada deskripsi varietas. Hal initanaman. Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa setiap varietasvarietas Kipas Merah Bireun memiliki berhasil mempertahankan stabilitaskemampuan beradaptasi yang lebih baik bobot biji sesuai dengan karakter genetikterhadap naungan dibandingkan dengan yang di kandungnya pada kondisivarietas lainnya. Hal ini sesuai pendapat ternaungi. Dengan kata lain, faktorTrikoesoemaningtyas (2008) yang genetik lebih dominan dalam menentukanmenyatakan bahwa diantara tampilan bobot biji berbagai varietas padavarietas yang berhubungan dengan penelitian ini.Tabel 2.Pengaruh varietas terhadap karakter produksi pada enam varietas kedelai Varietas Jumlah polong berisi Bobot biji kering Bobot 100 biji (g) (polong) (g)Anjasmoro 40.89 ab 11.48 a 12.08 bKipas Merah Bireun 66.79 c 15.71 b 12.08 bGrobogan 42.95 b 15.10 b 17.78 cBurangrang 30.28 a 10.11 a 16.58 dSinabung 49.01 b 10.23 a 10.51 bKaba 48.43b 10.33 a 10.26 aKeterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%Pengaruh Naungan, Varietas dan penurunan jumlah polong berisi danInteraksinya terhadap Produksi bobot biji kering terbesar pada tingkat naungan 25% dijumpai pada varietas Hasil uji F menunjukkan bahwa Kaba dan dengan penurunan masing-terjadi interaksi yang sangat nyata antara masing sebesar 33,37% dan 33,57%.naungan dengan varietas terhadap bobot Sedangkan pada tingkat 50% penurunanbiji kering tanaman. jumlah polong berisi dan bobot biji kering terbesar dijumpai pda varietas Interaksi naungan dan varietas Grobogan dengan penurunan masingmengakibatkan terjadinya penurunan masing sebesar 70,75%.dan 68,88%.jumlah polong isi dan bobot biji kering Keragaman perubahan karakter produksiper tanaman pada semua varietas yang pada semua varietas yang diujidiuji (Tabel 3). Penurunan jumlah polong menunjukkan tidak ada konsistensiberisi dan bobot biji kering pada semua varietas dalam beradaptasi terhadapvarietas meningkat seiring dengan lingkungan ternaungi.peningkatan tingkat naungan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa18 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Tabel 3. Pengaruh naungan, varietas dan interaksi terhadap produksi tanaman kedelai Varietas Jumlah polong berisi (polong) 0% 25% 50%Anjasmoro 118.17 b C 85.72 b B (-27.46) 41.43 abc A (-64.94)Kipas Merah Bireun 196.75 d C 141.13 c B(-28.27) 62.86 d A (-68.05)Grobogan 128.32 b C 91.84 b B (-28.43) 37.54 ab A (-70.75)Buranrang 86.77 a C 59.28 a B(-31.36) 35.61 a A (-58.96)Sinabung 142.79 c C 96.38 b B(-32.50) 54.88 cd A (-61.57)Kaba 145.27 c C 96.80 b B(-33.37) 48.52 bc A (-66.60) Varietas 0% Bobot biji kering (g) 50% 25%Anjasmoro 33.88 b C 23.99 b B (29.20) 10.98 a A (-67.60)Kipas Merah Bireun 45.99 c C 31.80 c B (-30.86) 16.44 b A (-64.26)Grobogan 43.54 c C 33.19 c B (-23.78) 13.84 ab A(-68.88)Burangrang 29.00 a C 20.42 ab B(29.18) 11.14 a A (-61.59)Sinabung 29.00 a C 20.42 a B (-32.39) 20.42 a A (-64.34)Kaba 30.30 a C 20.13 a B (-33.57) 11.53 a A(-61.95)Keterangan: Angka dalam baris diikuti huruf besar sama, dan angka dalam kolom diikuti huruf kecil sama menunnjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT 5%. Angka dalam kurung adalah perubahan relatif (%) dari kondisi tanpa naungan Penurunan jumlah polong isi pada ini sesuai dengan pendapat Cruz (1997) yang menyatakan naungan dapatberbagai varietas akibat naungan mengurangi enzim fotosintetik yang berfungsi sebagai katalisator dalamdisebabkan oleh terhambatnya proses fiksasi CO2 dan menurunkan titik kompensasi cahaya. Selanjutnya Lambersmetabolisme tanaman akibat intensitas (1998) menyatakan bahwa naungan akan mengurangi radiasi sinar utama yangcahaya rendah. Rendahnya jumlah cahaya aktif pada fotosintesis yang berakibat menurunnya asimilasi netto.yang diterima oleh setiap luasan KESIMPULANpermukaan daun menyebabkan Kesimpulanmenurunnya laju fotosintesis yang Naungan menyebabkan terjaditerlihat dari menurunnya bobot perubahan karakter produksi semua varietas kedelai yang diuji dalam bentukbrangkasan kering dan sintesa penurunan polong berisi dn bobot biji kering , tetapi tidak berpengaruh terhadapkarbohidrat. Hal ini berimplikasi bobot 100 biji. Penurunan Jumlah polong berisi dan bobot biji kering terbesar padaterjadinya penurunan jumlah pasokan tingkat naungan 25% dijumpai pada varietas Kaba. Sedangkan pada tingkatfotosintat ke bagian biji sehingga terjadi 50% dijumpai pada varietas Grobogan.penurunan jumlah polong isi. Penurunanproduksi biji akibat naungan padaberbagai tanaman juga dilaporkan olehbeberapa peneliti. Asadi et al. (1997) danSupriyono et al. (2000) melaporkancahaya rendah menurunkan hasil kedelaidan padi gogo. Penurunan bobot bijikering merupakan resultan daripenurunan jumlah polong isi. Halinidisebakan karena rendahnya intensitascahaya yang diterima tanaman akibatnaungan yang mengakibatkan terjadinyapenurunan aktivitas fotosintesis setiapvarietas sehingga alokasi fotosintat keorgan reproduksi menjadi berkurang. Hal Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 19

DAFTAR PUSTAKA Sukaesih, E. 2002. Studi Karakter Iklim Mikro pada Berbagai TingkatAdisarwanto T, Saleh N, Marwoto, Naungan Pohon Karet dan Sunarlim, 2000. Teknologi Pengaruhnya terhadap 20 produksi kedelai : Puslitbang Genotipe Kedelai.Skripsi. Jurusan Tanaman Pangan, Deptan. Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Institut PertanianAsadi, B., M. Arsyad, H. Zahara dan Bogor. Darmijati. 1997. Pemuliaan Kedelai untuk Toleran Naungan Supriyono B, Chozin MA, Sopandie D, dan Tumpangsari. Bul. Agrobio. 1 dan Darusman LK. 2000. (2):15-20. Perimbangan Pati Sukrosa dan Aktivitas Enzim Sukrosa FosfatCruz P. 1997. Effect of Shade on the Sintase pada Padi Gogo yang Toleran dan Peka terhadapGrowth and Mineral Nutrition of Naungan. Hayati. 7(2):31-34.C Perennial Grass Under Field 4Conditions. Plant and Tang Y, Liu J, Liu B, Li X, Li J, Li HSoil188:227-237 (2010). Endogenous hormoneJiang, H. dan D. B. Egli. 1995. Soybean concentrations in explants and seed number and crop growth rate during flowering. Agronomy calluses of bitter melon Journal 87: 264-267. (Momordicacharantia L.).Kurosaki, H. & Yumoto, S. (2003) Interciencia. 35: 680-683 Effects of low temperature and shading during flowering on the Trikoesoemaningtyas. 2008. Uji Daya yield components in soybeans. Hasil Galur-galur Kedelai Toleran Plant Prod. Sci. 6: 17–23. Naungan Hasil Seleksi Marka Morfologi dan Molekuler.Lambers H, Chapin FS, Pons TL. 1998. Laporan Akhir Hibah Penelitian Plant Physiologycal Ecology. LPPM dan Sekretariat BPPP. New York. Springer Verlag New Institut Pertanian Bogor York Inc. pp:299-32120 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN MELALUI PEMANFAATANLAHAN PERKARANGAN DI MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT Increased Productivity of Land ThroughUse CourtLand in Meureubo Aceh Barat Regency Irvan Subandar1, Diswandi Nurba2, dan Abdul Gafur11Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615 2Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111 Email : [email protected] ABSTRACTFood security is the principal problem in most countries in the world. One of the efforts tobuild food security of families through land use lawns that are beneficial in supporting thefamily in addition to nutritional needs at once to beauty (aesthetics) when optimallymanaged and planned. Land can be developed as an area of the Kawasan Rumah PanganLestari (KRPL). This activity is conducted in Gampong Ujong Tanoh darat and GampongPasi Aceh Baroh Sub-district Meureubo, Aceh Barat. The selection of the location basedon the consideration that location most of the inhabitants are farmers. The second reason isexpected to give direct benefits of the existence of the Agriculture Faculty Of Teuku UmarUniversity in the middle of the community. The third reason is to expect the gampong canbecome Small-scale Agriculture Faculty Of Teuku Umar University. The outer achievedareKRPL product andnursery. The outer of services are the achievement of self-reliance andmaterial management of the farming community. The implementation of the activitiescarried out have been completed, KRPL vertikultur model, nursery, outreach to thecommunity, and technical guidance to the community gampong. The success rate of theprogram was can be known the desire ofcommunity especially the housewife, prevail intheir house by making use of the potential of the existing yards, though not exactly thesame as the model that is applied.Keyword: Food Security, KRPL, Land, VertikulturPENDAHULUAN dengan menanam berbagai buah-buahan dan sayuran dapat dikembangkan keLahan pekarangan dapat dalam bentuk pertanian terpadu. Pemanfaatan lahan pekarangan untukmemberikan manfaat yang sangat besar pemeliharaan berbagai komoditi secara bersama-sama (kombinasi) atau berurutandalam menunjang kebutuhan gizi antara tanaman pohon (hutan) dengan komoditi pertanian (tanaman, ternak, dankeluarga disamping sekaligus untuk atau ikan/kolam) secara optimal merupakan sebuah sistem pertaniankeindahan (estetika) bila dikelola secara terpadu tidak hanya memberikan hasil nyata (tangible) produk pertanian danoptimal dan terencana. Lahan pekarangan kehutanan, namun sekaligus berperan dalam pelestarian lingkungan berupadapat dikembangkan sebagai areal kesejukan, kesegran, keindahan, biodiversitas, dan bahkan membantuprogram Kawasan Rumah Pangan Lestari memitigasi gas rumah kaca (produk(KRPL), baik di tingkat rumah tangga,komunitas, dusun/ lingkungan, desa/kelurahan, kecamatan, maupun kota/kabupaten. Lahan pekarangan yangselama ini selalu dimanfaatkan sebagaiapotik hidup dengan menanami tanamanobat keluarga (TOGA) dan gizi hidup Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 21

intangible) di kawasan pemukiman mewujudkan pemberdayaan petani diperlukan pengembangan inovasisecara berkelanjutan (Rauf et.al., 2013). teknologi dan informasi sebagai prasyarat pengembangan kapasitas sumberdaya Budidaya pada lahan pekarangan manusia. Inovasi teknologi yang dihasilkan harus bersifat spesifik lokasiumumnya masih dilakukan secara dan secara cepat sampai ke petani kemudian dapat diadopsi oleh petani.tradisional sehingga hasilnya belum Kecamatan Meureubo merupakanoptimal. Disarankan antara lain: a). merupakan kecamatan dimana kampus Universitas Teuku Umar berlokasi.Pengadaan bibit unggul, b). Memberikan Keberadaan kampus Universitas Teuku Umar belum sepenuhnya dirasakan olehpelatihan budidaya tanaman pekarangan masyarakat sekitar kampus. Banyak Teknologi terapan yang telah dihasilkansehingga meningkatkan kapasitas petani oleh Universitas Teuku Umar belum sepenuhnya diinformasikan kepadadalam melaksanakan sistem usahatani di masyarakat. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Riset (PBR)pekarangan; c). Menerapkan sistem merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan sebagai media informasivertikultur pada wilayah berpenduduk teknologi terutama di bidang pertanian kepada masyarakat sekitar kampus.cukup padat, dan d). Menerapkan Sistem Gampong Ujong Tanoh Darat danIntegrasi Tanaman-Ternak pada wilayah Gampong Pasi Aceh Baroh merupakan Desa Binaan Fakultas Pertanianberpenduduk agak jarang (Winardi, 2013) Universitas Teuku Umar, yang mana pada kegiatan pengabdian sebelumnya Pengembangan KRPL dapat telah berhasil menjaring informasi dari dua gampong tersebut mengenaidilakukan dengan teknik yang tepat yaitu permasalahan-permasalahan yang ada di dua gampong tersebut. Lahan pekaranganmelalui pembentukan kelompok, belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga hal-hal kecil untuk kebutuhanidentifikasi kebutuhan, penyusunan rumah tangga sehari-hari seperti sayuran harus membeli di pasar. Pemanfaatanrencana kegiatan, penyelenggara-an lahan pekarangan secara konvensional kurang diminati oleh masyarakat. makapelatihan, pembuatan kebun bibit dan perlu dicarikan solusi bagaimana lahan pekarangan terseut dibuat semenarikpenataan lingkungan kawasan. Teknik mungkin agar masyarakat berminat untuk mengaplikasikannnya.pengembangan yang tepat mampu Pemberdayaan petani yangmewujudkan replikasi KRPL secara cepat dilaksanakan dalam kegiatan Peningkatan Produktivitas Lahan Pertanian melaluidan dapat mem-berikan manfaat yang Pemanfatan Lahan Pekarangan di Kecamatan Meureubo Kabupaten Acehnyata bagi keluarga dan lingkungannya Barat Provinsi Aceh memberikan ruang dan waktu bagi petani untuk mengakses(Werdhany dan Gunawan, 2012) informasi dan teknologi ke sumber- M-KRPL selama ini telah terbuktibanyak memberikan manfaat bagimasyarakat baik bagi pelaku RPLmaupun lingkungan ka-wasan disekitarnya. Bagi pelaku RPL, kegiat-anini dapat memberikan sumbangan panganuntuk dikonsumsi bagi keluarga,menghemat pengeluaran keluarga dalammemenuhi pangan sehari-hari danterjadinya diversifikasi konsumsi panganpada rumah tangga pelaku RPL. Bagilingkungan kawasan, kegiatan ini dapatmembuat suasana asri dan lingkunganlebih nyaman(Werdhany dan Gunawan,2012) Oleh karenanya, peningkatanproduktivitas lahan pertanian melaluipemanfaatan lahan pekaranganmerupakan salah satu kunci strategispembangunan pertanian untukmewujudkan masyarakat yang dinamisdan mampu untuk memperbaiki danmeningkatkan taraf hidupnya. Dalam22 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

sumber penghasil teknologi. Penyuluhan paket program pemanfaatan lahanpertanian merupakan upaya untuk pekarangan ini, diharapkan paramembantu menciptakan iklim petani sasaran dapat meningkatkanpembelajaran yang kondisif bagi petani kualitas dan kuantitas hasil usahadan keluarganya serta pelaku usaha taninya sehingga akan mendorongpertanian. peningkatan pendapatan danBerdasarkan hal tersebut diatas kesejahteraan ekonominya.maka perlu dilakukan pengabdian kepada 2) Tercapainya kemandirian manajemenmasyarakat berbasis riset (PBR) dengan komunitas petani sasaran.Peningkatan Produktivitas Lahan Selain mandiri dalam halPertanian melalui Pemanfaatan Lahan ekonomi/ material dan intelektual,Pekarangan di Kecamatan Meureubo kegiatan pemanfaatan lahan pekaranganKabupaten Aceh Barat ini juga mendorong para petani sasaran untuk dapat mandiri secara manajerialTARGET DAN LUARAN sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,Sasaran Program pelaksanaan dan pengontrolan usaha Dengan pertimbangan pada taninya secara professional.karakter program, maka sasaran programakan didasarkan pada kriteria: METODE PELAKSANAAN1. Kelompok Sasaran Justifikasi dan Metode Pendekatan Kelompok sasaran kegiatan ini yaitu Kegiatan pengabdian Kepada petani yang berada di dalam Kecamatan Meureubo. Alasan utama Masyarakat ini dilaksanakan di memilih Kecamatan Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh sebagai sasaran karena letak kampus Barat mulai September sampai Akhir Universitas Teuku Umar khususnya November 2014. Lokasi kegiatan yaitu Fakultas Pertanian berada di Gampong Ujong Tanoh Darat dan Kecamatan Meureubo. Sehingga Gampong Pasi Aceh Baroh. Pemilihan diharapkan masyarakat sekitar dapat Lokasi tersebut berdasarkan kepada : merasakan manfaat kehadiran kampus Universitas Teuku Umar masyarakat 1. Arahan Camat Meureubo dengan tani. Terutama dalam hal transfer pertimbangan Lokasi tersebut informasi dan teknologi di bidang sebagian besar penduduknya pertanian serta penerapannya kepada bermata pencaharian petani. masyarakat.2. Kriteria Wilayah 2. Berada di lingkungan kampus a. Mempunyai potensi SDM pertanian Universitas Teuku Umar. Pelaksanaan kegiatan dimaksud yang dapat dikembangkan baik diharapkan dapat memberikan untuk skala lokal maupun nasional, manfaat langsung keberadaan termasuk dukungan sarana dan kampus khususnya Fakultas prasarana program serta dukungan Pertanian Universitas Teuku iklim dan cuaca (klimatologi) Umar di tengah-tengah lokasi sasaran program. masyarakat terutama di sekitar b. Memiliki potensi SDM yang kampus Universitas Teuku Umar. mendukung program baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. 3. Diharapkan gampong tersebut dapat menjadi Gampong BinaanLuaran Program Fakultas Pertanian Universitas1) Tercapainya kemandirian material Teuku Umar. Pemilihan topik kegiatan sebagai komunitas petani sasaran melalui mana judul kegiatan pengabdian kepada Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 23

masyarakat ini “Peningkatan Pembuatan alat peraga dilakukan bersama-sama antara dosenProduktivitas Lahan Pertanian melalui pelaksana, mahasiswa, dan petani gampong. Alat peraga yang berupaPemanfaatan Lahan Pekarangan di sebuah model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yangKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh bertempat di rumah petani yang dipilih berdasarkan rekomendasiBarat” merupakan hasil diskusi dengan keuchik gampong setempat. 7. Pelaksanaan Kebun PercontohanGampong Mitra dan juga merupakan Pembuatan Kebun Percontohan dilakukan bersama-sama antarapermasalahan yang disampaikan dalam dosen pelaksana, mahasiswa, dan petani gampong. Kebun percontohanpengabdian dan workshop “Edukasi yang dilakukan yaitu kebun bibit yang bertempat di rumah petani yangKampus Bersama Masyarakat di dipilih berdasarkan rekomendasi keuchik gampong setempat.Kecamatan Meureubo” yang Jenis Luaran yang dihasilkandilaksanakan pada April 2014 yang lalu. Jenis luaran yang dihasilkan yaitu berupa produk Kawasan Rumah PanganLangkah dan Prosedur Kerja : Lestari (KRPL) dan Kebun Percobaan. Sedangkan jenis luaran yang berupa jasaAdapun langkah dan prosedur yaitu Tercapainya kemandirian material dan manajemen komunitas petani sasarankegiatan Pengabdian kepada masyarakat HASIL YANG DICAPAIyang dilaksanakan di Gampong Ujong Kegiatan Pengabdian kepadaTanoh Darat dan Pasi Aceh Baroh adalah masyarakat dilaksanakan di dua Gampong di Kecamatan Meureubo yaitusebagai berikut : Gampong Pasi Aceh Baroh dan Ujong Tanoh Darat. Produk yang dihasilkan dari1. Koordinasi dengan Pihak Kecamatan kegiatan pengabdian ini adalah Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)Koordinasi dengan pihak kecamatan dengan cara budidaya vertikultur. Tujuan dari produk ini adalah untukdilakukan dengan mengidentifikasi meningkatkan pemanfaatan lahan perkarangan.kembali gampong yang menjadi Lahan perkarangan di duasasaran dalam kegiatan pengabdian gampong tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Banyak perkaranganmasyarakat ini rumah masyarakat tidak dipagar. Rata rata masyarakat di dua gampong tersebut2. Koordinasi dengan Mitra memiliki lahan usaha yang cukup luas, tetapi lahan perkarangan rumah tidakKoordinasi dengan mitra dilakukan terlalu luas dan bahkan beberapa rumah warga memiliki lahan perkarangan yangguna mendukung kegiatan yang akan cukup sempit. Sebagian masyarakatdilakukan serta pemilihan topikkegiatan berdasarkan permasalahanyang telah diutarakan sebelumnya.3. Training terhadap mahasiswaTraining dilaksanakan bertujuan agarmahasiswa memahami apa yang sajayang harus dilakukan saat dilapangan4. Pelaksanaan PenyuluhanPelaksanaan Penyuluhan dilakukanbertujuan untuk menyampaikaninformasi terkini di bidang pertaniansesuai dengan topik kegiatan yaitupemanfaatan lahan pekarangan.5. Pelaksanaan Bimbingan TeknisBimbingan teknis merupakan salahsatu bentuk penyuluhan yang manapetani sasaran dibimbing secarateknis mengenai hal apa saja yangdapat dilakukan dalammemanfaatkan lahan pekarangan.6. Simulasi Model Pembuatan alatperaga KRPL24 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

hanya terfokus pada aktivitas padi sawah lahan tersebut 190 ha digunakan untukdan produk perkebunan serta palawija di lahan sawah, 212 ha lahan non sawah,lahan usaha pertanian sedangkan lahan dan 221 ha lahan non pertanian. Potensiperkarangan dibiarkan kosong. Sehingga di bidang pertanian yaitu padi sawah,untuk kebutuhan sehari-hari berupa tanaman pertanian dan perkebunan,sayuran dan rempah-rempah masyarakat ternak, dan tanaman hortikultura.harus membeli. Pembuatan model KRPL dan kebun bibit contoh masing-masing dilaksanakan di 2 Hasil wawancara dengan beberapa lokasi rumah warga. Setelah keduamasyarakat setiap harinya mereka harus bangunan tersebut selesai dilaksanakan,mengeluarkan uang sebesar lima ribu maka langkah selanjutnya yaiturupiah per harinya untuk kebutuhan melaksanakan bimbingan teknis dansayuran, sehingga rata-rata warga harus penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan dimengeluarkan biaya sebesar Rp. balai desa sedangkan bimbingan teknis150.000,- setiap bulannya. Padahal jika dilaksanakan di lokasi percontohan.lahan perkarangan dapat dimanfaatkan Masyarakat gampong yang sebagianmaka biaya yang dikeluarkan hanya besar didominasi oleh ibu-ibu begituuntuk membeli benih yang mana tiap antusias mengikuti acara tersebut, hal inisachetnya dapat digunakan sampai 7 dibuktikan begitu banyak terjadinyasampai 8 kali periode penanaman di tanya jawab dan diskusi yanglahan perkarangan tergantung jenis disampaikan oleh ibu-ibu masyarakattanamannnya. tani. Model KRPL dengan vertikultur Gampong Ujong Tanoh Daratdigunakan sebagai sasaran utama karena Gampong Ujong Tanoh Daratkedua gampong tersebut rawan terjadinyabanjir. Sehingga resiko gagal panen jika memiliki lahan seluas 463 ha denganlahan pekarangan dikelola secara jumlah penduduk 3.304 jiwa. Lahankonvensional sangat besar. tersebut diperuntukkan sebagai lahan sawah 122 ha, non sawah 186 ha, dan Sistem pengairan yang digunakan lahan non pertanian 148 ha. Potensi diadalah irigasi tetes yang mudah bidang pertanian yaitu padi sawah,diaplikasikan oleh masyarakat. irigasi perkebunan karet dan sawit, ternak, dantetes ini digunakan untuk meningkatkan hortikultura.Pembuatan model KRPL danefisiensi penggunaan air serta tenaga kebun bibit contoh masing-masingkerja. dilaksanakan di 2 lokasi rumah warga. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Produk yang kedua adalah lokasi rumah Gampong. Sama halnyaBangunan pembibitan. Kebun bibit ini dengan Gampong Ujong Tanoh Daratbertujuan untuk menyediakan sumber masyarakat khususnya kalangan ibu-ibubibit bagi masyarakat yang rumah tangga sangat tertarik denganmembutuhkan. Kebun bibit ini digunakan model contoh yang sudahuntuk memperkecil resiko rebah didemonstrasikan. Sampai dengankecambah dan gagalnya berkecambah laporan ini dibuat sebagian besar pesertajika benih langsung ditanam di lapangan. bimbingan teknis tersebut sudahKebun bibit ini juga dapat menjadi mempraktekkan model KRPL dan Kebunsumber pendapatan bagi masyarakat bibit di rumahnya masing-masing, degandimana bibit yang telah tumbuh memiliki memanfaatkan potensi yang ada di sekitarharga jual yang lebih tinggi. pekarangan mereka, tanpa harus mengikuti sama persis dengan yangGampong Pasi Aceh Baroh dicontohkan. Gampong Pasi Aceh Barohmemiliki luas lahan 623 ha denganjumlah penduduk 644 jiwa. Dari 623 haJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 25

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKAKesimpulan Ashari, Saptana, dan T. B. Purwantini. Berdasarkan hasil pelaksanaan 2012. Potensi dan Prospek Pemanfatan Lahan Pekarangan untukkegiatan di Gampong Pasi Aceh Baroh Mendukung Ketahanan Pangan.dan Ujong Tanoh Darat, maka dapat Forum Penelitian Agro Ekonomidiambil kesimpulan bahwa: Vol. 30 No. 1. 2012. Pusat Sosial1. Pelaksanaan kegiatan telah berjalan Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Balitbang Pertanian. Kementerian sepenuhnya yang meliputi model Pertanian. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) vertikultur dan rumah bibit Rauf, Rahmawaty, dan D. B. T. J. Said. contoh. 2013. Sistem Pertanian Terpadu di2. Selain kegiatan tersebut juga Lahan Pekarangan Mendukung dilaksanakan kegiatan penyuluhan Ketahanan Pangan Berkelanjutan dan untuk menampung berbagai Berwawasan Lingkungan. Jurnal permasalahan di masyarakat yang online Pertanian Tropik Pascasarjana berhubungan dengan pemanfaatan FP USU, Vol. 1 No. 1 Juni 2013. lahan perkarangan. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/tropi3. Kegiatan berikutnya adalah k/article/download/4663/2485.(diaks bimbingan teknis untuk melatih es Tanggal 3 September 2014) masyarakat tani dalam hal pembuatan bangunan model KRPL Winardy. 2013. Profil Pertanian Terpadu vertikultur dan kebun bibit contoh. Lahan Pekarangan Kota Padang: Tinjauan Budidaya Pertanian. JurnalSaran online Pertanian Tropik Pascasarjana1. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai FP USU, Vol. 1 No. 1 Juni 2013. http://jurnal.usu.ac.id/index.php/tropi pemanfaatan lahan pekarangan dan k/article/download/.(diakses Tanggal kebun bibit contoh bukan hanya 3 September 2014) untuk masyarakat tani saja, tetapi juga terhadap masyarakat non tani. Werdhany, W.I. dan Gunawan. 2012.2. Kegiatan penelitian dan pengabdian Teknik Pengembangan Kawasan kepada masyarakat dirasa perlu Rumah Pangan Lestari di Daerah dilaksanakan di gampong-gampong Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu- yang berlokasi di sekitar kampus Ilmu Pertanian, Volume 16, Nomor Universitas Teuku Umar, agar 2, Desember 2012. Sekolah Tinggi masyarakat sekitar dapat merasakan Penyuluhan Pertanian Magelang. manfaat keberadaan kampus Jurusan Penyuluhan Pertanian. ditengah-tengah mereka. Yogyakarta.26 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN KERING MASAMThe Effect of Organic Matter on Soil Chemical Propertieson Acidic Dry Land Iwandikasyah Putra*1), Muhammad Jalil1)1)Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTeukuUmar, Meulaboh, 23615 *)Email Korespondensi : [email protected] dry land generally has poor chemical elements, such as high Al content, loworganic matter content, low nutrient content, especially N, P, K, Ca, and Mg, and low pH.This study was conducted to assess the effect of organic matter on soil chemical elementson dry land in the district Ingin Jaya, Aceh Besar. This research using randomized blockdesign (RBD) non factorial with three replications. The factors that studied are organicmaterials include: compost (B1), manure (B2), and green manure (B3). The results showedthat added of compost, manure, and green manure with a dose of 20 tons per hectare isvery significantly increased P-available, significantly increasing the pH and C organic, andthe effect is not significant to the CEC, N-total. The highest content of P-available, pH, andC-Organic are found in the treatment of organic compost.Keywords: Acidic dry land, organic matter, soil chemical properties. PENDAHULUAN Lahan kering bereaksi masam adalah lahan yang memiliki kadar ion H+ Indonesia adalah negara agraris lebih tinggi dari OH- dengan pH 4,0 – 5,5yang sebagian besar penduduknya hidup (Hardjowigeno, 1987). Masalah utamapada sektor pertanian. Peningkatan lahan kering masam ini antara lain adalahproduksi pertanian di Indonesia mutlak kemasaman yang tinggi, keracunan Al dandiperlukan, terutama untuk mengatasi Mn, serta pengikatan P yang tinggimasalah krisis ekonomi dan krisis pangan (Sanchez dan Salinas, 1981 dalam Ali,di masa mendatang. Keberhasilan 1999). Adam dan Moore (1983) jugapeningkatan produksi pertanian sangat berpendapat bahwa faktor kemasamantergantung pada cara mengelola sumber tanah paling penting kontribusinyadaya lahan secara optimal dan terhadap potensial hasil yang rendahberkesinambungan. akibat keracunan aluminium (Al). Hidrolisis Al3+ menghasilkan H+ yang Saat ini sebagian besar lahan merupakan sumber kemasaman padapertanian yang subur telah digunakan tanah-tanah masam (Hanafiah, 2005).untuk kepentingan non pertanian,sehingga pemanfaatan tanah-tanah Di Nanggroe Aceh Darussalammarginalpun seperti lahan kering masam lahan kering masam tercatat seluas 1,555menjadi alternatif dalam memenuhi juta ha (FAO, 2005). Salah satu lokasikebutuhan masyarakat. Beberapa ordo yang merupakan areal lahan keringtanah yang mendominasi lahan kering masam di Nanggroe Aceh Darussalambereaksi masam adalah Oxisols, Ultisols, terdapat di Desa Bung Pageu KecamatanSpodosols, dan Alfisols (Hakim et al., Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar, yang1986). Ultisol merupakan ordo tanah memiliki pH (derajat kemasaman) 5,4yang mendominasi lahan kering masam di sehingga menghambat pertumbuhanIndonesia, luasnya diperkirakan mencapai tanaman yang ditanam di lahan tersebut.48,6 juta hektar (Tan, 1995).Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 27

Tingginya Al juga menyebabkan Desa Beurabung; pupuk hijau jenisterjadinya fiksasi P sehingga unsur Lamtoro (Leucaena leucocephalla) yangtersebut menjadi tidak tersedia bagi diperoleh dari Kebun Percobaan Fakultastanaman (Sarief, 1989). Selain itu Pertanian. Di samping itu digunakan jugaSanchez (1992) menambahkan bahwa sejumlah bahan kimia untuk analisis diapabila konsentrasi Al tinggi dapat laboratorium. Alat-alat yang digunakanmenyebabkan keracunan secara langsung meliputi; polibag berdiameter 25 cmterhadap akar tanaman dengan dengan tingginya 15 cm, timbanganmenghambat pertumbuhan akar dan analitik, incubator, shaker, pH-Metertranslokasi Ca dan Mg ke bagian atas Elektroda merek Hanna,dan peralatantanaman. gelas yang diperlukan dalam analisis di laboratorium. Salah satu usaha untuk mengatasipermasalahan tersebut yaitu dengan Metode Penelitianpemberian bahan organik seperti kompos, Penelitian ini menggunakanpupuk kandang dan pupuk hijau. Bahanorganik ini diharapkan mampu Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonmemperbaiki kesuburan tanah melalui faktorial dengan 3 ulangan. Faktor yangperanannya terhadap sifat fisika, kimia diteliti adalah bahan organik yang terdiridan biologi tanah. Hardjowigeno (1987) atas: kompos (B1), pupuk kandang (B2),berpendapat bahwa pupuk organik selain dan pupuk hijau (B3).menambah hara dapat pula memperbaikistruktur tanah, meningkatkan kapasitas Pelaksanaan Penelitiantukar kation, menambah kemampuan Tanah yang digunakan untuk mediatanah untuk menahan air, meningkatkankegiatan biologi, dan meningkatkan pH adalah tanah lapisan atas pada kedalamantanah atau menetralkan Al dengan 0 – 20 cm. Tanah tersebut dibersihkanmembentuk komplek Al-organik. dari akar-akar tanaman dan serasah,Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemudian tanah tersebut dikompositkanpengaruh bahan organik terhadap dan dikeringanginkan, lalu diayak denganbeberapa sifat kimia tanah pada lahan ayakan berdiameter lubang 2 mm.kering masam. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibag 2 kg polibag-1 untuk METODE PENELITIAN mengamati perubahan sifat kimia tanah. Penelitian ini berlangsungNovember 2005 sampai Februari 2006 di Selanjutnya dilakukan pencampuranDesa Tanjung Selamat, Darussalam dan tanah dengan bahan organik dengan dosisdilanjutkan di Laboratorium Kimia Tanah 20 ton ha-1 setara 20 gram polibag-1.Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanah yang telah dipersiapkan tersebutSyiah Kuala. Lokasi pengambilan tanah disisihkan sebagian untuk analisisdi Desa Bung Pageu, Kecamatan Ingin pendahuluan terhadap beberapa sifatJaya, Kabupaten Aceh Besar. kimia tanah.Bahan dan Alat Penelitian Penyiapan Bahan Organik Bahan-bahan yang diperlukan dalam Bahan organik yang digunakanpenelitian ini meliputi tanah masam yang terdiri atas pupuk kompos, pupuk kandangberasal dari Desa Bung Pageu, Kecamatan dan pupuk hijau. Dari ketiga bahanMontasik, Kabupaten Aceh Besar; organik tersebut hanya pupuk hijau yangkompos yang diproduksi oleh PT. Jaya perlu penyiapan khusus yaitu: bahanTani Sumatera Utara; pupuk kandang pupuk hijau diperkecil atau dicincangyang didapatkan dari peternak sapi di dengan parang hingga berukuran  2 cm sebelum dicampurkan dengan tanah.28 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Inkubasi Tanah Tukar Kation (KTK) dengan Tanah yang telah dipersiapkan menggunakan metode Ekstraksi 1 N NH4 OAc pH 7, P-tersedia metode Bray II, N-dicampur dengan bahan organik dengan total metode Kjeldhal, Al-dd dengandosis 20 ton ha-1. Setelah bahan organik metode Ekstraksi KCl 1M, dan C-organik dengan metode Walkley dan Black.dan tanah tercampur merata ditambahkan HASIL DAN PEMBAHASANair sampai kondisi tanah lembab Reaksi Tanah (pH)diinkubasi selama 45 hari. Hasil analisis ragam menunjukkanPemeliharaan bahwa jenis bahan organik (kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau)Pemeliharaan media inkubasi berpengaruh nyata terhadap reaksi tanah (pH) setelah diinkubasi selama 45 hari.meliputi penyiangan dan penyiraman. Pengaruh bahan organik kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau dengan dosisPenyiangan bertujuan untuk 20 ton ha-1 terhadap pH tanah setelah diinkubasi selama 45 hari dapat dilihatmembersihkan media tanam dari pada Tabel 1 dan Gambar 1.tumbuhan pengganggu (gulma) dandilakukan seminggu sekali setelahpenanaman dan inkubasi.Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadapbeberapa sifat kimia meliputi: pH (H2O)dengan metode Elektrometrik, KapasitasTabel 1. Pengaruh Bahan Organik terhadap pH Tanah setelah Diinkubasi selama 45 Hari Perlakuan pHKompos 6,57 bPupuk kandang 6,32 aPupuk hijau 6,20 a BNT 0,05 0,196Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05 Uji BNT0,05 (Tabel 1) menunjukkan Hasil penelitian Afdhalina (1991);bahwa nilai pH tanah tertinggi dijumpai Darmawan (1991); dan Samuel (1991)pada perlakuan kompos 20 ton ha-1 menunjukkan bahwa pemberian kompos langsung pada subsoil masam mampuberbeda nyata dengan perlakuan pupuk menekan aktivitas Al, sehingga pH tanah meningkat. Nilai pH tanah setelahkandang dan pupuk hijau tetapi perlakuan mendapat perlakuan jenis bahan organik ini lebih tinggi dibanding pH tanahpupuk kandang tidak berbeda nyata sebelum mendapat perlakuan (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa penambahandengan pupuk hijau. bahan organik dapat menaikkan pH tanah.Gambar 1. Nilai pH Tanah Sebelum dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Sesudah Penambahan Bahan Hasil analisis ragam menunjukkan Organik pada 45 Hari setelah Inkubasi bahwa jenis bahan organik (kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau) berpengaruh tidak nyata terhadap KTK. Hal ini diduga berkorelasi dengan nilai pH tanah 45 hari setelah perlakuan bahan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 29

organik (Tabel 1). Nilai pH tiap perlakuan diduga karena kompos dapatmenunjukkan kriteria yang sama, meningkatkan kandungan koloid organiksehingga nilai KTK yang dipengaruhi oleh dalam tanah. Dengan demikian muatanpemberian bahan organik tidak tanah juga meningkat yang pada akhirnyamenunjukkan perbedaan yang nyata dapat meningkatkan nilai KTK tanah.(Gambar 2). Dugaan ini sesuai dengan pendapat Brady (1984) dalam Hanafiah (2005) yang menyatakan bahwa koloidal organik dapat menyumbang 30 – 90 % KTK pada tanah mineral.Gambar 2. Nilai KTK Tanah Sebelum P-tersedia dan Sesudah Penambahan Hasil analisis ragam menunjukkan Bahan Organik pada 45 Hari setelah Inkubasi bahwa beberapa jenis bahan organik (kompos, pupuk kandang, dan pupuk Nilai KTK tanah setelah mendapat hijau) berpengaruh sangat nyata terhadapperlakuan jenis bahan organik ini lebih P-tersedia setelah diinkubasi selama 45tinggi dibanding KTK tanah sebelum hari. Pengaruh jenis bahan organikmendapat perlakuan (Gambar 2). (kompos, pupuk kandang, dan pupukTingginya KTK pada perlakuan kompos hijau) dengan dosis 20 ton ha-1 terhadap P-tersedia tanah setelah diinkubasi selama 45 hari disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar 3.Tabel 3. Pengaruh Bahan Organik terhadap P-tersedia Tanah setelah Diinkubasi selama45 Hari Perlakuan P-tersediaKompos 32,16 cPupuk kandang 25,24 bPupuk hijau 6,34 a BNT 0,05 3,89Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05Gambar 3. Nilai P-tersedia Tanah Sebelum Uji BNT0,05 (Tabel 3) menunjukkan dan Sesudah Penambahan Bahan bahwa nilai P-tersedia tanah tertinggi Organik pada 45 Hari setelah dijumpai pada perlakuan pupuk kompos Inkubasi yang berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kandang dan pupuk hijau, dan perlakuan pupuk kandang berbeda nyata dengan perlakuan pupuk hijau. Nilai P- tersedia tanah setelah mendapat perlakuan jenis bahan organik ini lebih tinggi dibanding P-tersedia tanah sebelum mendapat perlakuan (Gambar 3). Peningkatan P-tersedia ini berhubungan dengan penurunan derajat kemasaman tanah (Tabel 1). Hal ini sesuai pendapat Hanafiah (2005) yang menyebutkan30 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

bahwa peningkatan pH mencapai 6,0 - 7,0 Pemberian bahan organikmenyebabkan kenaikan P-tersedia tanah. berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan kadar N-total tanah. Hal iniN-Total diduga karena kurangnya waktu inkubasi Hasil analisis ragam menunjukkan sehingga bahan organik belum seluruhnya terdekomposisi menjadi bahan organikbahwa beberapa jenis bahan organik tanah (humus), disamping itu N-total di(kompos, pupuk kandang, dan pupuk dalam bahan organik tersebut sebahagianhijau) berpengaruh tidak nyata terhadap hilang akibat dari pencucian (pelindian)N-total namun penambahan bahan organik dan penguapan (volatilisasi) karena N-tersebut menyebabkan peningkatan N- total mudah mengalami transformasi. Haltotal tanah (Gambar 4). Hal ini sesuai ini sesuai dengan pendapat Setijonodengan pendapat Ma’shum et al. (2003); (1996) yang menyatakan bahwaHanafiah (2005) menyatakan bahwa disamping penambahan N tanah lewatketersediaan unsur hara nitrogen secara fiksasi biologis N2 (gas) dari amonialangsung dipengaruhi oleh bahan organik, (NH3) dan nitrat (NO3-), senyawa N dapatdengan kata lain penambahan bahan juga hilang melalui pencucian danorganik dapat meningkatkan N-total. volatilisasi.Gambar 4. Pengaruh Bahan Organik C-Organik terhadap Nilai N-total pada 45 Hasil analisis ragam menunjukkan Hari setelah Inkubasi bahwa perlakuan beberapa jenis bahan organik (kompos, pupuk kandang, dan, pupuk hijau) berpengaruh nyata terhadap C-organik setelah diinkubasi selama 45 hari. Pengaruh perlakuan bahan organik kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau terhadap C-organik setelah diinkubasi selama 45 hari disajikan dalam Tabel 4 dan Gambar 5.Tabel 4. Pengaruh Bahan Organik terhadap C-organik Tanah setelah Diinkubasi selama 45 Hari Perlakuan C-organikKompos 1,37 bPupuk kandang 1,33 bPupuk hijau 0,98 a BNT 0,05 0,23Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05 Uji BNT0,05 (Tabel 4) menunjukkanbahwa C-organik tertinggi dijumpai padaperlakuan kompos yang berbeda nyatadengan perlakuan pupuk hijau tetapi tidakberbeda nyata dengan pupuk kandang.Kandungan C-organik tertinggi dijumpaipada perlakuan kompos. Gambar 5. Pengaruh Bahan Organik terhadap Nilai C-organik Tanah pada 45 Hari setelah Inkubasi Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 31

Tingginya C-organik pada tanah meningkatkan P-tersedia dan bakteriyang mendapat perlakuan kompos akibat pelarut fosfat, berpengaruh nyatarendahnya jumlah mikroorganisme meningkatkan pH dan C-organik, danselulolitik yang terdapat pada tanah yang berpengaruh tidak nyata terhadap KTK,mendapat perlakuan bahan organik N-total, total mikroorganisme tanah, fungitersebut sehingga C-organik yang selulolitik, dan respirasi tanah.dilepaskan ke dalam tanah juga sedikit. Kandungan P-tersedia, pH, dan C-organikDugaan di atas sesuai dengan pendapat tertinggi dijumpai pada perlakuanSoepardi (1983) yang menyatakan bahwa kompos, sedangkan bakteri pelarut fosfatbahan organik merupakan sumber tertinggi dijumpai pada perlakuan pupukmakanan dan energi bagi mikroorganisme hijau. Pemberian kompos, pupuk kandang,tanah. dan pupuk hijau dengan dosis 20 ton ha-1 dapat menurunkan kadar Al-dd tanah.Aluminium Dapat Dipertukarkan (Al-dd) Hasil analisis menunjukkan bahwa DAFTAR PUSTAKAAl-dd tanah awal sebesar 0,16 c mol kg-1 1995. Dasar-dasar Kimia Tanahdengan kriteria sangat rendah. Setelahdiberikan perlakuan kompos, pupuk (terjemahan: Principles of Soilkandang, dan pupuk hijau kandungan Al-dd tanah menurun hingga tidak terukur. Chemistry). Gajdah MadaHal ini menunjukkan bahan organiktersebut dapat menurunkan kadar Al-dd University Press. Yogyakarta.tanah. Pengaruh bahan organik dalammenurunkan Al-dd tersebut berkaitan Adam, F. and B. L. Moore. 1983.dengan asam-asam organik yang Chemical factors affecting rootdihasilkan selama proses dekomposisi growth in subsoil horizons ofbahan organik. Salah satu asam organik Coastal Plain Soils. Soil Sci. Soc.yang dihasilkan adalah asam humat yang Am. J. 47: 99-102.dapat membentuk khelat atau komplek Alorganik (Tan, 1993). Afdhalina (1991); Afdhalina. 1991. Pengaruh komposDarmawan (1991); dan Samuel (1991) terhadap beberapa sifat kimiajuga berpendapat bahwa pemberian bahan lapisan bawah tanah mineral masam.organik langsung pada subsoil masam Skripsi. Fakultas Pertanian.mampu menekan aktivitas Al. Universitas Andalas, Padang. Hakim et al. (1986) menambahkan Ali, A. S. 1999. Uji penggunan kapurbahwa bahan organik yang diberikan ke dan pupuk hijau pada tanah Ultisols:dalam tanah akan bereaksi dengan kation- evaluasi sifat fisiko-kimia. Jurnalkation logam sehingga membentuk Agrista. Vol. 3 (2): 89–90.senyawa organik sintetis. Kation-kationlogam sepeti Fe, Al, dan Mn menjadi Darmawan. 1991. Pengaruh takarantidak larut, sehingga pemberian bahan kompos dan TSP terhadaporganik ke dalam tanah akan ketersediaan P pada lapisan bawahmeningkatkan pembentukan khelat yang tanah mineral masam. Skripsi.dapat menekan kelarutan aluminium Fakultas Pertanian. Universitasdalam larutan tanah. Andalas, Padang. KESIMPULAN DAN SARAN FAO. 2005. Final Report for SPES Emergency on Reconstruction Pemberian bahan organik kompos, Along the Eastern Coast of NADpupuk kandang, dan pupuk hijau dengan Province, Government of thedosis 20 ton ha-1 sangat nyata Republic of Indonesia, Minister of Agriculture Food and Agriculture Organization of the United State.32 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, Skripsi. Fakultas Pertanian. S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Universitas Andalas, Padang. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Sanchez, P. A. 1992. Sifat dan Bandar Lampung. Pengelolaan Tanah Tropika. Institut Teknologi Bandung, Bandung.Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Sarief, S. 1989. Kesuburan dan Jakarta. Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.Ma’shum, M., Soedarsono J, dan Susilowati, E. L. 2003. Biologi Setijono, S. 1996. Intisari Kesuburan Tanah. Direktorat Jenderal Tanah. IKIP Malang, Malang. Pendidikan Tinggi. Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian. InstitutSamuel. 1991. Pengaruh kompos Pertanian Bogor, Bogor. terhadap sifat kimia lapisan tanah bawah dan hasil padi ladang. Tan, K. H. 1993. Principles of Soil Chemistry. 2nd ed. Marcel Dekker, Inc., New York.Lampiran 1. Hasil Analisis Awal Tanah Kering Masam di Desa Bung Pageu Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar pada Kedalaman ( 0 – 20 ) cmNo. Macam Analisis Nilai Kriteria Metode Analisis1. Reaksi pH tanah (H2O) 5,40 Masam Elektrometrik Sedang Ektraksi 1 N NH4OAc pH2. KTK (c mol kg -1) 22,00 73. P-tersedia (ppm) 4,73 Sangat Rendah BrayII4. N-total (%) 0,37 Rendah Kjeldhal5. Al-dd (me 100 g -1) 0,16 Sangat Rendah Ektraksi KCl 1 M6. C-organik (%) 1,23 Rendah Walkley & BlackSumber: Hasil analisis kimia tanah di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah KualaLampiran 2. Hasil Analisis Bahan Organik yang DigunakanNo. Jenis Bahan C-organik (%) N-total (%) C/N Kriteria Organik1. Kompos 20,78 0,67 31,01 ST2. P. Kandang 24,71 0,59 41,88 ST3. P. Hijau 42,55 3,50 12,15 SSumber: Hasil Analisis di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah KualaKet: ST = Sangat tinggi S = Sedang Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 33

34 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DAN KUDA LAUT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Vigna sinensis L.)The Effect Of Concentration And Time Interval Giving Of Liquid Organic Fertilizer (Poc) And Sea Horse Towards The Growth And Yield Of Eggplant Plant (Vigna sinensis L.) Jasmi1*), Said Mahdjali1), Juni Gunawan2) 1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar *)Email Korespondensi : [email protected] research was carried out in the village of Seuneubok subdistrict of West AcehRegency Hero Johan, starting from 2 may until 7 September 2012. The purpose of thestudy is to know the influence of concentration and time interval of granting POC seahorse star appropriate towards growth and production plants of Eggplant. The seeds areused in this research are the seeds of Eggplant varieties Bungo F1, cow manure, Ureafertilizer, SP-36 and KCl as a basic fertilizer, and POC sea horse stars. This study used aRandomized Design Group (RAK) factorial pattern 3 x 4 with 3 Deuteronomy, there aretwo factors that are examined, namely the concentration factor consists of 4 levels, namely0 1 cc/liter cc/liter water, water, water cc/liter, 3 5 cc/liter and water, and the granting oftime interval consists of 3 levels of fertilizer that is 10 days, 20 days , and 30 days. Theobserved parameters include high plant at the age of 20, 30 and 40 HST, the diameter ofthe base of the stem at the age of 20, 30 and 40 HST, number of leaves at the age of 20, 30,and 40 HST, the number and weight of fruit is the fruit of Eggplant are calculated at thetime of harvest. The results showed that concentrations of POC sea horse star very realeffect against all the parameters of growth and production plants of Eggplant is observed.Growth and production of the best Eggplant plants found at a concentration of treatment 3cc/liter of water. Time interval of granting POC sea horse Star very real effect against allthe independent growth and production plants of Eggplant is observed. Best Eggplant cropproduction, namely the granting of time interval of fertilizer treatment 10 days and 20days.Keyword : Eggplant, POC Sea Horse Star, Time Interval PENDAHULUAN %, pH 4-8, Zn tersedia maksimal 1.000 ppm, Cu tersedia maksimal 1.000 ppm, Pupuk organik cair atau POC Mn tersedia maksimal 1.000 ppm, CoBintang Kuda Laut merupakan pupuk tersedia maksimal 5 ppm, B tersediaorganik cair lengkap, digunakan dengan maksimal 500 ppm, Mo tersediacara disemprot pada bagian bawah maksimal 1 ppm, Fe tersedia maksimalpermukaan daun, ranting, dan batang. 800 ppm. Berdasarkan hasil penelitianKandungan unsur hara dalam pupuk pupuk Bintang Kuda Laut dapatorganik cair Bintang Kuda Laut adalah C memberikan kebutuhan nutrisi padaOrganik lebih dari 4 %, P2 O5 tersedia tanaman antara lain unsur hara makro (N,maksimal 2 %, K2O tersedia maksimal 2 P, K, Ca dan Mg) dan mikro (Si, Fe, MoJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 35

dan Zn), zat pengatur tumbuh serta hara yang dikandung oleh pupuk daunmikroorganisme tanah. Pupuk Bintang dapat sampai dan diserap oleh permukaanKuda Laut ini sangat cocok untuk daun. Selain menentukan jenis pupukberbagai jenis tanaman antara lain yang tepat, perlu diketahui juga carasayuran, buah-buahan, tanaman hias, aplikasi yang benar, sehingga takaranpadi, dan palawija (Anonimous, 2013). pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan Manfaat dan keunggulan pupuk berakibat pada terganggunyaorganik cair lengkap Bintang Kuda Laut pertumbuhan tanaman, bahkan unsur harayaitu; (1) meningkatkan daya tahan yang dikandung oleh pupuk tidak dapattanaman terhadap serangan hama dan dimanfaatkan tanaman (Novizan, 2005).penyakit tanaman, (2) mengandung unsurhara makro (N, P, K, Ca, Mg), mikro (Si, Penelitian ini bertujuan untukFe, Mo dan Zn) dan protein tinggi mengetahui konsentrasi dan intervalsebagai hasil senyawa organik bahan waktu pemberian pupuk POC Bintangalami nabati yang mengandung sel-sel Kuda Laut yang tepat untukaktif, (3) merangsang pertumbuhan akar, menghasilkan pertumbuhan dan produksibatang, daun, bunga dan buah, (4) tanaman terung yang optimal, serta nyatamencegah kelayuan dan kerontokan daun tidaknya pengaruh interaksi kedua faktordan buah, (5) menghemat biaya produksi tersebut.serta meningkatkan produktifitas, (6)mempercepat panen, (7) ramah METODE PENELITIANlingkungan, (8) dapat digunakanbersamaan dengan pupuk cair yang Penelitian dilaksanakan di Desasejenisnya, dan (9) dapat diaplikasikan Seuneubok Kecamatan Johan Pahlawanpada semua jenis tanaman (Anonimous, Kabupaten Aceh Barat, dimulai dari 22013). Mei sampai dengan 7 September 2012. Dosis anjuran untuk penggunaan Bahan dan Alatpupuk Bintang Kuda Laut untuk tanaman Bahan yang digunakan dalamsayuran seperti bayam, bawang, cabe,kangkung, kacang panjang, kentang, penelitian ini adalah benih terung varietassawi, dan lain sebagainya yaitu setiap 1-3 Bingo F1, pupuk kandang, POC Bintangcc dilarutkan ke dalam 1 liter air, dan Kuda Laut, pupuk Urea, SP-36 dan KCldisemprotkan setiap 10 hari sekali sebagai pupuk dasar.(Abdullah dan Pujianto, 1992). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa babybag, polybag, Pemupukan tanaman lewat daun cangkul, garu, parang, handsprayer,biasanya disebut foliar feeding yaitu meteran, jangka sorong, gembor, ember,suatu cara pemupukan yang disemprotkan timbangan, papan nama, tali, wadahlewat daun dan diharapkan pupuk yang (mangkuk), saringan, kaleng, ajir,disemprotkan dapat masuk ke dalam daun gunting, dan alat-alat tulis.melalui stomata (mulut daun) dan celah-celah kutikula (Samekto, 2006).Daya Metode Penelitianlarut yang menentukan cepat atau Rancangan percobaan yanglambatnya unsur hara yang ada di dalampupuk untuk diserap tanaman atau hilang digunakan dalam penelitian inikarena tercuci. Pupuk daun yang menggunakan Rancangan Acakberkualitas memiliki daya larut yang Kelompok (RAK) pola faktorial. Faktortinggi sehingga akan memudahkan dalam yang diteliti adalah konsentrasi POCaplikasi pupuk, terutama tidak perlu Bintang Kuda Laut dan interval waktuwaktu yang terlalu lama. Pupuk berdaya pemberian POC Bintang Kuda Laut.larut tinggi memungkinkan seluruh unsur36 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Pelaksanaan Penelitian digunakan dalam penelitian adalah 60 cm x 70 cm.Pembibitan Pemeliharaan Benih yang digunakan dalam 1. Penyiraman; dilakukan setiap haripenelitian ini adalah benih terung varietas pada pagi dan sore hari, tergantungBungo F1 sebanyak 5 gram. Benih pada kondisi lingkungan setempat.direndam selama 6 jam, setelah itu benih 2. Aplikasi Pupuk Organik Cair Bintangditiriskan dengan saringan dan dibungkus Kuda Laut; dilakukan dengan caradengan menggunakan kain lembab yang menyemprot pada seluruh permukaandi atasnya dilapisi dengan kertas tisu, daun menggunakan hand sprayerkemudian bungkusan benih disimpan sesuai dengan konsentrasi perlakuandalam kotak pemeram selama 3 malam. yaitu 0 cc/liter air, 1 cc/liter air, 3Penanaman Benih cc/liter air, dan 5 cc/liter air) dan interval waktu pemberian yaitu 10 Sebelum benih ditanam terlebih hari sekali, 20 hari sekali, dan 30 haridahulu media semai disiram hingga sekali.cukup basah, lalu media semai dilubangi 3. Pemasangan Ajir; dilakukan padadengan kedalaman 1-2 cm, kemudian umur 3 minggu setelah tanam,barulah benih ditanam 1 benih per dengan panjang ajir 150 cm yangbabybag. ditancapkan di samping tanaman.Persiapan Media 4. Pengendalian Hama dan Penyakit; dilakukan dengan cara manual yaitu Media tanam disiapkan 2 minggu dengan mencabut bagian tanamansebelum penanaman dilakukan, terdiri yang terserang hama penyakit.dari tanah dan pupuk kandang denganperbandingan volume 1 tanah : 1 pupuk Pengamatan dan Pengumpulan Datakandang yang kemudian dimasukkan ke Pengamatan yang diamati dalamdalam polybag kemudian didiamkanselama satu minggu sebelum pemberian penelitian ini antara lain :pupuk dasar. Tinggi Tanaman (cm)Pemberian Pupuk Dasar Tinggi tanaman dilakukan dengan Pupuk dasar yang diberikan per cara diuukur mengunakan mistar mulaipolybag adalah Urea 25 kg/Ha (4.2 dari pangkal batang hingga ke titikgram/polybag), SP-36 150 kg/Ha (25.2 tumbuh tunas pucukpada umur 20 HST,gram/polybag) dan KCl 100 kg/Ha (16.8 30 HST dan 40 HST.gram/polybag). Pupuk diberikan dengan Diameter Pangkal Batang (mm)cara dicampur pada tanah dan kemudiandidiamkan selama seminggu sebelum Pengukuran diameter pangkalpenanaman. batang dilakukan dengan mengunakanPersiapan Lahan jangka sorong, diukur pada ketinggian 1 cm di atas pangkal batang pada umur 20, Lahan dibersihkan dari kotoran- 30, dan 40 HST.kotoran dan sisa-sisa tanaman yang Jumlah Daunberada pada lahan penelitian kemudiandibuat plot dengan ukuran 1.2 cm x 1.4 Jumlah daun diamati sebanyak tigacm untuk diletakkan polybag yang berisi kali masing-masing pada umur 20, 30tanaman penelitian beserta papan nama dan 40. Pengamatan dilakukan denganperlakuan. cara menghitung semua jumlah daun.Penanaman Jumlah Buah per Tanaman Penanaman dilakukan ketika bibit Perhitungan jumlah buah perberumur 28 hari setelah semai, dengan tanaman dilakukan pada saat panen yaitujumlah 1 tanaman per polybag dimana pada saat tanaman terung berumurper unit perlakuannya terdapat 4 polybag 90 HST.tanaman penelitian. Jarak tanam yangJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 37

Berat Buah per Tanaman (gram) konsentrasi berpengaruh sangat nyata Perhitungan berat buah per tanaman terhadap semua parameter pertumbuhan dan produksi tanaman terung yangdilakukan pada saat panen yaitu pada saat diamati.tanaman terung berumur 90 HST. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman (cm) Rata-rata tinggi tanaman padaPengaruh Konsentrasi POC BintangKuda Laut berbagai konsentrasi POC Bintang Kuda Laut pada umur 20, 30 dan 40 HST Hasil uji F pada analisis ragam setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapat(lampiran bernomor genap 2 sampai dilihat pada Tabel 1.dengan 18) menunjukkan bahwaTabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HSTKonsentrasi POC Bintang Tinggi Tanaman (cm) Kuda Laut 20 HST 30 HST 40 HSTB0 0 cc/liter air 10,53a 10,83a 11,55a 14,07bc 15,43cB1 1 cc/liter air 13,43bc 16,42c 18,11d 13,14b 14,18bB2 3 cc/liter air 15,34cB3 5 cc/liter air 12,74b BNJ 0,05 1,31 1,15 1,22Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 3 menunjukkan bahwa berbeda nyata dengan konsentrasi 0tinggi tanaman terung umur 20 dan 30 cc/liter air (B0), 1 cc/liter air (B1) dan 5HST konsentrasi 3 cc/liter air (B2) cc/liter air (B3). Hubungan antara tinggiberbeda nyata dengan tanpa pemberian tanaman pada berbagai konsentrasi POCPOC bintang kuda laut dan pada Bintang Kuda Laut pada umur 20, 30 dankonsentrasi 5 cc/liter air, namun tidak 40 HST.berbeda nyata dengan konsentrasi 1cc/liter air. Pada umur 40 HST. Pada Diameter Pangkal Batang (mm)umur 20 dan 30 HST konsentrasi 3 Rata-rata diameter pangkal batangcc/liter air (B2) berbeda nyata dengankonsentrasi 0 cc/liter air (B0) dan 5 pada berbagai konsentrasi POC Bintangcc/liter air (B3) tetapi berbeda tidak nyata Kuda Laut pada umur 20, 30 dan 40 HSTdengan 1 cc/liter air (B1). Pada umur 40 setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapatHST konsentrasi 3 cc/liter air (B2) dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HSTKonsentrasi POC Bintang Diameter Pangkal Batang (mm) Kuda Laut 20 HST 30 HST 40 HST B0 0 cc/liter air 1,93a 3,54a 3,89a B1 B2 1 cc/liter air 4,46c 8,38c 8,49c B3 3 cc/liter air 5,05d 9,29d 9,80dKeterangan : 5 cc/liter air 3,69b 6,21b 6,67b BNJ 0,05 0,33 0,60 0,60 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,0538 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Tabel 2 menunjukkan bahwa Jumlah Daundiameter pangkal batang terung terbesar Rata-rata jumlah daun padapada umur 20, 30 dan 40 HST dijumpaipada konsentrasi 3 cc/liter air (B2) yang berbagai konsentrasi POC Bintang Kudaberbeda nyata dengan konsentrasi 0 Laut pada umur 20, 30 dan 40 HSTcc/liter air (B0), 1 cc/liter air (B1) dan 5 setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapatcc/liter air (B3). dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HSTKonsentrasi POC Bintang Jumlah Daun Kuda Laut 20 HST 30 HST 40 HSTB0 0 cc/liter air 2,06a 3,06a 6,67a 5,06c 9,06bcB1 1 cc/liter air 3,28bc 6,72d 10,00c 3,89b 8,28bB2 3 cc/liter air 4,33cB3 5 cc/liter air 3,06b BNJ 0,05 0,28 0,38 0,84Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 3 menunjukkan bahwa berbeda nyata dengan konsentrasi 1jumlah daun tertinggi pada umur 20, 30 cc/liter air (B1), 3 cc/liter air (B2) dan 5dan 40 HST dijumpai pada perlakuan cc/liter air (B3).konsentrasi 3 cc/liter air (B2). Pada umur20 dan 40 HST konsentrasi 3 cc/liter air JumlahBuah(B2) berbeda nyata dengan konsentrasi 0 Rata-rata jumlah buah pada berbagaicc/liter air (B0) dan 5 cc/liter air (B3) konsentrasi POC Bintang Kuda Lauttetapi berbeda tidak nyata dengan setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapatkonsentrasi 1 cc/liter air (B1). Pada umur dilihat pada Tabel 4.30 HST konsentrasi 0 cc/liter air (B0)Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut Konsentrasi POC Bintang Jumlah Buah Kuda Laut B0 0 cc/liter air 3,22a B1 B2 1 cc/liter air 5,33c B3 3 cc/liter air 5,97dKeterangan: 5 cc/liter air 4,58b BNJ 0,05 0,39 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 4 menunjukkan bahwa Bintang Kuda Laut dapat dilihat padajumlah buah tertinggi dijumpai pada Gambar 1.perlakuan konsentrasi 3 cc/liter air (B2)yang berbeda nyata dengan konsentrasi 0cc/liter air (B0), 1 cc/liter air (B1) dan 5cc/liter air (B3). Hubungan antara beratbuah pada berbagai konsentrasi POC Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 39

7 Berdasarkan grafik pada gambar 1, dapat dilihat bahwa jumlah buah tertinggiJumlah Buah 6 5,97 dijumpai pada perlakuan konsentrasi 5 5,33 POC Bintang Kuda Laut 3 cc/liter air (B2). 4,58 4 Berat Buah (gram) Rata-rata berat buah pada berbagai 3 3,22 konsentrasi POC Bintang Kuda Laut 2 setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 5. 1 0 13 5 0 Konsentrasi (cc/liter air)Gambar 1. Jumlah Buah Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut.Tabel 5. Rata-rata Berat Buah Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut Konsentrasi POC Bintang Berat Buah (gram) Kuda Laut B0 0 cc/liter air 600,00a B1 B2 1 cc/liter air 1270,00c B3 3 cc/liter air 1416,67dKeterangan: 5 cc/liter air 987,78b BNJ 0,05 89,17 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 5 menunjukkan bahwa berat konsentrasi POC Bintang Kuda Laut 3buah tertinggi pada saat panen dijumpai cc/liter air (B2).\pada perlakuan konsentrasi 3 cc/liter air(B2) yang berbeda nyata dengan Pengaruh Interval Waktu Pemberiankonsentrasi 0 cc/liter air (B0), 1 cc/liter Hasil uji F pada analisis ragamair (B1) dan 5 cc/liter air (B3). Hubunganantara berat buah pada berbagai (lampiran bernomor genap 2 sampaikonsentrasi POC Bintang Kuda Laut dengan 18) menunjukkan bahwa intervaldapat dilihat pada Gambar 2. waktu pemberian berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter 1600 1416,67 pertumbuhan dan produksi tanaman 1400 terung yang diamati. 1200 1270,00 1000 Tinggi Tanaman (cm)Berat Buah (gr) 800 987,78 Rata-rata tinggi tanaman pada 600 400 600,00 berbagai interval waktu pemberian POC 200 Bintang Kuda Laut pada umur 20, 30 dan 40 HST setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 0 dapat dilihat pada Tabel 6. 0135 Konsentrasi (cc/liter air)Gambar 2. Berat Buah Pada Berbagai Konsentrasi POC Bintang Kuda Laut. Berdasarkan grafik padagambar 2, dapat dilihat bahwa berat buahtertinggi dijumpai pada perlakuan40 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Tabel 6. Rata-rata Tinggi Tanaman Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HST Interval Waktu Tinggi Tanaman (cm) 20 HST 30 HST 40 HST I1 10 hari sekali 14,22a 14,72a 15,85a I2 I3 20 hari sekali 12,88a 13,60a 14,85aKeterangan: 30 hari sekali 11,94a 12,53a 13,76a BNJ 0,05 1,63 1,43 1,52 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 6 menunjukkan bahwa Diameter Pangkal Batang (mm)tanaman terung tertinggi pada umur 20, Rata-rata diameter pangkal batang30 dan 40 HST dijumpai pada perlakuaninterval waktu pemberian 10 hari sekali pada berbagai interval waktu pemberian(I1) yang tidak berbeda nyata dengan 20 POC Bintang Kuda Laut pada umur 20,hari sekali (I2) dan 30 hari sekali (I3). 30 dan 40 HST setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 7.Tabel 7. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HST Interval Waktu Diameter Pangkal Batang (mm) 20 HST 30 HST 40 HSTI1 10 hari sekali 4,12b 7,66b 7,98cI2 20 hari sekali 3,83b 6,80ab 7,04bI3 30 hari sekali 3,39a 6,28a 6,45a 0,41 0,75 0,75 BNJ 0,05Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 7 menunjukkan bahwa berbeda tidak nyata dengan 20 hari sekalidiameter pangkal batang tertinggi pada (I2). Pada umur 40 HST perlakuanumur 20, 30 dan 40 HST dijumpai pada interval waktu pemberian 10 hari sekaliperlakuan interval waktu pemberian 10 (I1) berbeda nyata dengan 30 hari sekalihari sekali (I1). Pada umur 20 HST (I3) dan 20 hari sekali (I2).perlakuan interval waktu pemberian 10hari sekali (I1) tidak berbeda nyata Jumlah Daundengan 20 hari sekali (I2) tetapi berbeda Rata-rata jumlah daun padanyata dengan 30 hari sekali (I3). Padaumur 30 HST perlakuan interval waktu berbagai interval waktu pemberian POCpemberian 10 hari sekali (I1) berbeda Bintang Kuda Laut pada umur 20, 30 dannyata dengan 30 hari sekali (I3) tetapi 40 HST setelah diuji dengan uji BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 8.Tabel 8. Rata-rata Jumlah Daun Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian POC Bintang Kuda Laut pada Umur 20, 30 dan 40 HST Interval Waktu 20 HST Jumlah Daun 40 HST 30 HSTI1 10 hari sekali 3,42a 5,21c 9,13aI2 20 hari sekali 3,21a 4,67b 8,67aI3 30 hari sekali 2,92a 4,17a 7,71a 0,35 0,48 1,05 BNJ 0,05Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 41

Tabel 8 menunjukkan bahwa umur 30 HST interval waktu pemberianjumlah daun tertinggi pada umur 20, 30 10 hari sekali (I1) berbeda nyata dengandan 40 HST dijumpai pada perlakuan 20 hari sekali (I2) dan 30 hari sekali (I3).interval waktu pemberian 10 hari sekali(I1). Pada umur 20 dan 40 HST perlakuan Jumlah Buahinterval waktu pemberian 10 hari sekali Rata-rata jumlah buah pada(I1) tidak berbeda nyata dengan 20 harisekali (I2) dan 30 hari sekali (I3). Pada berbagai interval waktu pemberian POC Bintang Kuda Laut setelah diuji denganTabel 9. Rata-rata Jumlah Buah Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian POC Bintang Kuda Laut Interval Waktu Jumlah Buah I1 10 hari sekali 5.15a I2 I3 20 hari sekali 4.79aKeterangan: 30 hari sekali 4.40a BNJ 0,05 0.49 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 9 menunjukkan bahwa Berat Buah (gram)jumlah buah tertinggi dijumpai pada Rata-rata berat buah padaperlakuan interval waktu pemberian 10hari sekali (I1) yang tidak berbeda nyata berbagai interval waktu pemberian POCdengan 30 hari sekali (I3) dan 20 hari Bintang Kuda Laut setelah diuji dengansekali (I2). uji BNJ 0,05 dapat dilihat pada Tabel 10.Tabel 10. Rata-Rata Berat Buah Pada Berbagai Interval Waktu Pemberian POC Bintang Kuda Laut Interval Waktu Berat Buah (gram) I1 10 hari sekali 1179,17b I2 I3 20 hari sekali 1058,33abKeterangan: 30 hari sekali 968,33a BNJ 0,05 111,37 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 0,05 Tabel 10 menunjukkan bahwa cc/liter air (B2) dibandingkan denganberat buah tertinggi dijumpai pada perlakuan konsentrasi 0 cc/liter air (B0), 1perlakuan interval waktu pemberian 10 cc/liter air (B1) dan 5 cc/liter air (B3). Halhari sekali (I1) yang berbeda nyata ini menunjukkan bahwa konsentrasi 3dengan 30 hari sekali (I3) tetapi berbeda cc/liter air (B2) sesuai untuk pertumbuhantidak nyata dengan 20 hari sekali (I2). dan perkembangan tanaman terung sehingga mampu meningkatkanPengaruh Konsentrasi pertumbuhan tanaman terung, dimana Hasil uji analisis ragam ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman berada dalam keadaanmenunjukkan bahwa pertumbuhan dan cukup dan seimbang sehingga hasilproduksi tanaman terung tertinggi produksinya pun menjadi optimal.dijumpai pada perlakuan konsentrasi 342 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

Konsentrasi 3 cc/liter air (B2) pembungaan dan pembentukan buah.meningkatkan laju pertumbuhan tinggi Produksi suatu tanaman merupakan hasiltanaman, diameter pangkal batang dan dari proses fotosintesis, penurunanjumlah daun tanaman terung diduga asimilat akibat respirasi, dan translokasidikarenakan unsur N yang terkandung karbohidrat ke dalam hasil tanaman. Olehdalam POC Bintang Kuda Laut berada karena itu, peningkatan produksidalam jumlah yang cukup untuk berbanding lurus dengan peningkatanmenunjang pertumbuhan tinggi tanaman pertumbuhan dan hasil fotosintesisterung. Sutedjo (2002) menjelaskan (Jumin, 2008).bahwasanya Nitrogen merupakan unsurhara utama bagi pertumbuhan tanaman Menurunnya pertumbuhan danyang pada umumnya sangat diperlukan produksi tanaman terung pada perlakuanuntuk pembentukan dan pertumbuhan konsentrasi 0 cc/liter air (B0) dan 1bagian-bagian vegetatif tanaman seperti cc/liter air (B1) diduga dikarenakandaun, batang dan akar. Harjadi (1998) konsentrasi tersebut tidak mencukupimenambahkan, selain tinggi tanaman dan untuk memenuhi kebutuhan tanamanjumlah daun, diameter batang membesar terung untuk tumbuh dan berkembangsebagai akibat terjadinya pertumbuhan bila dibandingkan dengan konsentrasi 3meristem kambium dimana pertumbuhan cc/liter air (B2). Rachim (1996)tersebut disebabkan oleh pemanjangan menyatakan bahwa dalam memberikandan pembesaran sel yang sangat pupuk harus diperhatikan kebutuhan akantergantung pada ketersediaan dan jenis dan takarannya. Terlalu sedikitpenyerapan hara Nitrogen. Didukung takaran dosis atau konsentrasi pupukoleh Jumin (2008) yang menyatakan yang diberikan dapat mengakibatkanbahwa ketersediaan unsur hara N mampu penurunan produktivitasnya.meningkatkan pertumbuhan vegetatiftanaman terutama daun, menambah tinggi Pada perlakuan konsentrasi 5tanaman, merangsang pertunasan, dan cc/liter air (B3) menyebabkan penurunanmempertinggi kemampuan tanaman pertumbuhan dan produksi tanamanuntuk menyerap unsur hara lain seperti terung. Diduga hal ini dikarenakanPhosfor dan Kalium yang berguna untuk konsentrasi pupuk yang diberikan beradahasil produksi tanaman. Phosfor, yang dalam taraf yang telah melebihi dariterkandung dalam POC Bintang Kuda toleransi tanaman sehingga tanaman tidakLaut, sangat penting dalam proses mampu untuk tumbuh dan berkembangpembelahan sel dan perkembangan dengan sebagaimana mestinya. Samektojaringan meristem yang dapat (2006) mengatakan bahwa konsentrasimenyebabkan pertumbuhan tanaman, suatu pupuk yang diberikan kepadakuantitas, kualitas dan waktu panen tanaman, guna menunjang pertumbuhantanaman menjadi optimal. Sedangkan tanaman sehingga dapat menghasilkanKalium, yang terkandung dalam POC produksi secara optimal, haruslahBintang Kuda Laut, merupakan aktivator mengikuti petunjuk yang tertera didari berbagai enzim yang essensial dalam kemasan pupuk tersebut. Hal inireaksi fotosintesis dan respirasi, dilakukan agar jangan berlebihan dalamtranslokasi karbohidrat, sintesis protein memberikan dosis suatu pupuk karenadan pati (Hanafiah, 2005). Proses efeknya dapat membuat tanaman tidakfotosintesis yang berjalan dengan baik mengalami perubahan (pupuk sia-sia),mampu menghasilkan asimilat dalam keracunan pada tanaman dan dapat jugajumlah cukup untuk pertumbuhan dan terjadi klorosis dan nekrosis padaperkembangan tanaman dan juga tanaman sehingga menyebabkandigunakan oleh tanaman untuk kematian pada tanaman. Didukung oleh Rosmarkam dan Yuwono (2011) yang menyatakan bahwa penggunaan pupukJurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 43

dengan kepekatan dua kali lipat dari yang pemborosan dan tidak efisien dalamdianjurkan akan menyebabkan kerusakan menggunakan pupuk.pada tanaman. Sutejo (2002)menambahkan bahwa baik buruknya Interval waktu pemberian denganpertumbuhan dan perkembangan tanaman perlakuan 30 hari sekali (I3)atau meningkat dan berkurangnya hasil menunjukkan bahwa perlakuan tersebutproduksi yang diberikan tanaman tidak tepat dalam membudidayakandipengaruhi oleh pertambahan atau tanaman terung sehingga produksinyapengurangan unsur hara yang diberikan. menjadi menurun. Menurut Sutejo (2002)Pertambahan atau pengurangan ini berarti pemakaian pupuk secara berlebihan, baikadanya koreksi terhadap unsur hara berupa dosis maupun waktumelalui pemberian pupuk yang tepat, pemberiannya, selain tidak ekonomisseimbang dan teratur. dapat pula membahayakan pertumbuhan tanaman. Samekto (2006) jugaPengaruh Interval Waktu Pemberian menjelaskan bahwasanya penyemprotan Berdasarkan hasil uji analisis pupuk yang tepat akan merangsang tanaman dalam meningkatkan hasil.ragam menunjukkan bahwa pertumbuhan Demikian juga sebaliknya, apabilatanaman terung tertinggi dijumpai pada penyemprotan pupuk yang tidak tepatperlakuan interval waktu pemberian 10 dosis dan waktunya, maka akanhari sekali (I1) dan produksi tanaman menurunkan hasil produksi tanaman.terung tertinggi dijumpai pada perlakuaninterval waktu pemberian 10 hari sekali Pengaruh Interaksi.(I1) dan 20 hari sekali (I2). Hal ini diduga Tidak terdapat interaksi yanginterval waktu pemberian pupuk 10 harisekali sesuai bagi pertumbuhan dan nyata antara konsentrasi dan intervalperkembangan tanaman terung. Sesuai waktu pemberian terhadap semuadengan pendapat Samekto (2006) yang parameter pertumbuhan dan produksimenyatakan bahwa pemberian pupuk tanaman terung yang diamati. Hal inipada tanaman, terutama penyemprotan menunjukkan bahwa pengaruh masing-pupuk daun dapat dilakukan dengan masa masing faktor yang dicobakan tidakpenyemprotan setiap 10 hari sekali. tergantung pada faktor yang lain.Rosmarkam dan Yuwono (2011) juga Pengaruh konsentrasi terhadapmenyatakan bahwa waktu dan cara pertumbuhan dan produksi tanamanpemberian pupuk yang tepat sangat terung tidak tergantung pada intervalpenting, terutama pada saat persediaan waktu pemberian POC Bintang Kudapupuk terbatas, maka penggunaan pupuk Laut. Demikian juga dengan pengaruhharus tepat waktu pemberiannya dan interval waktu pemberian terhadaptepat cara aplikasinya sehingga pertumbuhan dan produksi tanamanmeningkatkan hasil seoptimal mungkin. terung tidak tergantung pada konsentrasiSaptarini et al. (2009) menambahkan POC Bintang Kuda Laut.bahwa pemberian pupuk harus dilakukandengan benar sesuai dengan aturan pakai KESIMPULAN DAN SARANatau dosis anjuran akan pemberian pupuk.Hal ini guna menghindari klorosis dan Kesimpulannekrosis pada tanaman karena pupuk 1. Konsentrasi dan interval waktuyang pemberian dosisnya berlebihandapat menyebabkan kematian pada pemberian POC Bintang Kuda Lauttanaman, dan pemberian yang terlalu sangat berpengaruh terhadapsering akan menyia-nyiakan perlakuan pertumbuhan dan produksi tanamanpemupukannya sehingga terjadi terung. 2. Pertumbuhan dan produksi terung terbaik dijumpai pada perlakuan44 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015

konsentrasi 3 cc/liter air dengan Hanafiah, K. A. 2000. Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi.interval waktu pemberian 10 hari Raja Grafindo Persada. Jakarta.sekali dan 20 hari sekali.3. Tidak terdapat interaksi yang nyata Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindoantara konsentrasi dan interval waktu Persada. Jakarta.pemberian pupuk terhadappertumbuhan dan produksi tanamanterung. Harjadi. 1998. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama.Saran Jakarta.1. Disarankan untuk penerapan POC Jumin, H. B. 2008. Dasar-dasar Bintang Kuda Laut konsentrasi 3 Agronomi. PT. RajaGrafindo cc/liter air untuk memperoleh Persada. Jakarta. pertumbuhan dan hasil produksi yang tinggi bagi tanaman terung. Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia2. Disarankan untuk penerapan interval Pustaka. Jakarta. waktu pemberian pupuk 10 hari sekali dan pupuk 20 hari sekali untuk Rachim. 1996. Kiat Memupuk yang memperoleh pertumbuhan dan hasil produksi yang tinggi bagi tanaman Menguntungkan. Balai terung. Pengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Selatan.DAFTAR PUSTAKA Rosmarkam, A., dan N.W Yuwono. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.Abdullah dan Pujianto. 1992. Petunjuk Samekto, R. 2006. Pupuk Daun. Citra Aji Pemupukan yang Efektif. Parama. Yogyakarta. Agromedia Pustaka. Jakarta.Anonim. 2013. PT. PERTANI (Pertanian Samekto, R. 2006. Pupuk Kandang. Citra Negara Indonesia). Kalimantan. Aji Parama. Yogyakarta.Diakses April Saptarini, N., Eti Widayati., Lila Sari., dan B. Sarwono. 2009. Agar2013.http://www.pertani- Tanaman Cepat dan Rajin Berbuah. Penebar Swadaya.kalimantan.com/umum/poc- Jakarta.bintang-kuda-laut.htmlFahn, A. 1982, Anatomi Tumbuhan, Edisi Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Ketiga, 278, 313, 698-701, UGM Pemupukan. Pustaka Buana. Press, Yogyakarta. Bandu Jurnal Agrotek Lestari Vol. 1, No. 1, Oktober 2015 | 45


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook