menggunakan metode SRI pada usahatani sampel petani varietas Pandan Wangi,padi sawah yang diujidi Gampong Luthu n2=Jumlah sampel petani varietas AngkeLamweu Kecamatan Suka Makmur Prosedur tes dilakukan dengan dk = (n1 +Kabupaten Aceh Besar. n2 - 2) maka rumusan bentuk-bentuk hipotesis sebagai berikut :METODE PENELITIAN Ho : X 1 = X 2 Penelitian ini dilakukan di Gampong Tidak terdapat perbedaan pendapatanLuthu Lamweu Kecamatan Suka Makmur antara petani padi sawah yangKabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh pada mengusahakan varietas Pandan Wangi danmusim tanam Tahun 2014. Populasi dalam varietas Angke pada usahatani padi sawah.penelitian ini adalah para petani yangmenggunakan varietas pandan wangi dan Ha : X 1 X 2varietas angke berjumlah 23 orang.Metode yang digunakan dalam penelitian Terdapat perbedaan pendapatan antaraini adalah metode sensus. Adapun jumlah petani yang mengusahakan padi sawahpetani sampelyaitu 9 petani yang varietas Pandan Wangi dan varietas Angkemengusahakan varietas Pandan Wangi dan pada usahatani padi sawah.14 petani yang mengusahakan varietas Kriteria keputusannya adalah : - jika tcari ≤ ttabel (0,025) = terima Ho tolak Ha - jika tcari> ttabel (0,025) = terima Ha tolak HoAngke. Untuk menguji hipotesis yang telah HASIL PEMBAHASANditurunkan digunakan statistik uji “t”. Hal KarakteristikPetaniini digunakan untuk membandingkanpendapatan yang diterima oleh petani Karakteristik petani sampel adalahpadi sawah yang mengusahakan varietas keadaan atau gambaran tentang petaniPandan Wangi dan petani varietas Angke yang terdapat di daerah penelitian.dengan formula (Sudjana, 2005 ): Adapun karakteristik yang diambil dari petani dalam penelitian ini meliputi umur, t X1 X2 pendidikan, pengalaman, jumlah S 11 tanggungan dan status lahan. Karakteristik n1 n2 petani ini merupakan unsur yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dariKeterangan : petani. Karakteristik ini akan mencerminkan kemampuan berfikir danX 1 =Rata-rata pendapatan petani varietas ketepatan dalam mengambil keputusanpandan Wangi, X 2 =Rata-rata pendapatanpetani varietas Angke, S=Simpangan Bakugabungan pendapatan padi sawah varietasPandan Wangi dan Varietas Angke,n1= Jumlah 98
serta berhubungan dengan kemampuan varietas Pandan Wangi dan Angke menggunakan metode SRI di daerahpetani dalam mengembangkan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut :usahataninya. Untuk lebih jelasnyamengenai keadaan rata-rata karakteristikpetani padi sawah yang mengusahakanTabel 2. Rata-rata Karakteritik Petani Padi Sawah yang Mengusahakan Varietas Pandan Wangi dan Angke Menggunakan Metode SRI di Daerah Penelitian Tahun 2014No Karakteristik Satuan Petani Varietas Petani Varietas Angke Pandan Wangi 1. Umur Tahun 46,889 49,143 2. Pendidikan Tahun 9,333 8,714 3. Pengalaman Tahun 27,444 25,714 4. Tanggungan Jiwa 4 4Sumber : Data primer (diolah) Umur seorang petani berpengaruh tersebut yang tidak lagi produktif.terhadap kemampuan petani dalam Pendidikan rata- rata petani dimengelola usahataninya. Umur petaniyang muda cenderung mempunyai daerah penelitian adalah adalah 9 tahun,kemampuan fisik yang kuat dan lebih ini artinya petani tersebut hanyaagresif serta mampu bekerja keras bila menamatkan Sekolah Menengah Pertamadibandingkan dengan petani yang lebih (SMP) secara penuh. Tingkat pendidikantua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersebut cukup rendah, karena keadaan inikisaran umur petani adalah 20 – 65 tahun akan mempengaruhi pola pikir petanidan rata-rata umur petani adalah 48 dalam menerima informasi dantahun.Menurut Sukirno (2006), golongan memanfaatkannya bagi kemajuan usahapenduduk yang produktif yaitu yang tani nya.berumur antara 15 – 59 tahun, padakeadaan umur produktif aktifitas dan Pengetahuan berupa pengalamankemampuan kerja seseorang sangat baik. seorang petani dalam berusahataniDaya pikir dan kemampuan fisik untuk semakin memperkaya dirinya tentangbekerja masih sangat optimal, sehingga berbagai persoalan dinamika usahatani. Diproduktifitas kerja masih dapat daerah penelitian diperoleh rata-rataditingkatkan lagi. Berdasarkan klasifikasi pengalaman petani bertani adalah 26umur tersebut maka petani di daerah tahun. Pengalaman-pengalaman tersebutpenelitian rata-rata masih tergolong usia membuat petani terbiasa menghitung labaproduktif hanya sebagian kecil dari petani rugi usahataninya. Semakin lama seseorang bergerak dalam suatu bidang usahatani maka akan lebih memahami 99
bidangnya dan akan lebih mudah daerah penelitian adalah sebanyak 4mengatasi kesulitan-kesulitan yang orang.dihadapi, sehingga akan mempengaruhipada peningkatan usahatani. Dengan Tenaga Kerjapengalaman yang dimilikinya, petani dapat Untuk memperoleh hasil yang maksimal, selain menanam jenis bibit yanglebih efektif dan efisien dalam mengambil tepat juga harus diperhatikan mulai dari masalah pengolahan tanah, pemupukan,keputusan untuk meningkatkan penanaman,pemeliharaan,pemberantasan hama dan penyakit dan panen secarakeuntungan dan pendapatannya. tepat. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam Jumlah tanggungan keluarga erat mencapai tujuan untuk meningkatkan produksi usahatana.kaitannya dengan persediaan tenaga kerja Adapun jenis-jenis kegiatan yangdan biaya hidup. Jumlah tanggungan yang dilakukan meliputi pengolahan lahan, pemupukan, penanaman, penyianganrelatif besar akan menambah pencurahan (pemeliharaan), pengendalian hama penyakit tanaman, serta perontokkan.tenaga kerja sehingga biaya upah yang Perincian rata-rata pencurahan tenaga kerja menurut tahap kegiatan dapat dilihatdibayar untuk pihak lain dapat ditekan. pada Tabel 3 berikut:Namun sebaliknya, makin besar jumlahtanggungan dalam keluarga maka akanbesar pula biaya yang dikeluarkan untukkeperluan kosumtif. Sedangkan semakinsedikit tanggungan keluarga maka biayadapat ditekan dan digunakan untukkegiatan yang bersifat produktif. Jumlahrata-rata tanggungan keluarga petani diTabel 3. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Sawah Varietas Pandan Wangi dan Varietas Angke per Musim TanamNo Uraian Satuan VarietasPandan Wangi VarietasAngke Per Petani Per 1 Ha Per Petani Per 1 Ha 1 LuasLahan Ha 0,222 1,000 0,223 1,000 2 PengolahanLahan HKP 4,444 20,000 4,464 20,000 3 Pemupukan HKP 4,444 20,000 4,667 13,440 4 Penyemaian HKP 0,651 2,929 0,724 3,246 5 Penanaman HKP 5,556 25,000 4,571 20,480 6 Pemeliharaan HKP 28,000 126,000 28,571 128,000 7 Panen HKP 3,111 14,000 3,255 14,582 8 Perontokan HKP 3,471 15,620 3,036 13,600 Jumlah HKP 49,678 223,549 49,288 213,348Sumber: Data Primer (diolah)Tenaga kerja yang terdapat pada Tabel 3 keluarga dan tidak diberi upah. Tenagaadalah tenaga kerja berasal dari dalam kerja dari luar keluarga diperlukan pada 100
saat pengolahan tanah dan perontokan, harga yang berlaku pada saat penelitiansedangkan untuk kegiatan lainnya petani per musim tanam dilakukan baik secaramenggunakan anggota keluarganya tunai maupun tidak tunai.sebagai pekerja. Dalam hal ini biaya produksiBiaya Produksi berdasarkan penggunaannya terbagi atas dua bagian, yaitu biaya tetap dan biayaBiaya Produksi adalah jumlah biaya variabel. Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya yang nilainya tidak berubahyang dikeluarkan petani dalam walaupun produksi dan penjualan mengalami peningkatan atau penurunanmelaksanakan kegiatan usahanya per (biaya alat-alat). Membeli cangkul, garu dan sabit merupakan biaya tetap darimusim tanam. Perhitungan biaya produksi faktor produksi petani yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangkadapat memberikan gambaran tentang pendek Sedangkan biaya variabel (Variabel Cost) yaitu biaya yang diperlukan padabesarnya pendapatan yang akan diterima proses produksi meliputi biaya bahan baku yang diperlukan dalam proses produksioleh petani. seperti benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan sewa lahan.Perhitungan biaya produksi dalamsuatu kegiatan budidaya dinilai sangatpenting mengingat petani dalampengambilan keputusan selalumemperhitungkan nilai kebutuhan usahadan nilai hasil budidaya. Biaya Produksidalam penelitian ini dihitung berdasarkanTabel 4. Rata-rata Penggunaan Biaya Produksi Petani Padi Sawah yang Mengusahakan Varietas Pandan Wangi dan Angke Menggunakan Metode SRI per Musim tanam di Daerah Penelitian Tahun 2014No Uraian Satuan VarietasPandan Wangi VarietasAngke Per Petani Per 1 Ha Per Petani Per 1 Ha1 LuasLahan Ha 0,2222 1,00 0,2232 1,002 BiayaTetap Rp 18.673 88.889 19.619 89.049 Peralatan3 BiayaVariabelSaprodi Rp 1.161.667 4.227.500 1.166.853 5.227.500TenagaKerja 1.983.098 8.923.943 1.904.894 8.533.925SewaLahan 1.250.167 5.625.750 728.571 3.264.000Jumlah Rp 4.413.605 18.866.082 3.819.937 17.114.473Sumber : Data primer (diolah) Biaya Produksi yang dibayar tunai daerah penelitian hanya memanfaatkanhanya untuk pembelian benih saja, untuk bahan-bahan yang ada disekitarpupuk dan pestisida nabati petani di lingkungan tempat tinggal mereka untuk 101
diolah sebagai pupuk dan pestisida nabati. Biaya total dapat dihitung denganBahan-bahan tersebut seperti sampah menggunakan rumus berikut: TC = TFC +rumah tangga, air bekas pencucian beras, TVC (Sukirno, 2004). Besarnya penggunaanjerami bekas, sekam padi bekas panen, rata-rata biaya produksi tiap petani perkotoran hewan dan lain sebagainya. Biaya satu musim tanam di daerah penelitianproduksi tidak tunai adalah upah tenaga dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai produksikerja dalam keluarga dan ongkos mesin merupakan pendapatan kotor yangperontok yang dihitung berdasarkan diperoleh dari hasil kali total penjualanpersentase ukuran tertentu dari hasil dengan harga jual yang berlaku pada saatusahatani padi sawah. Walaupun tenaga penelitian per musim tanam. Besarnyakerja berasal dari keluarga dan ongkos nilai penjualan yang diperoleh petanimesin perontok yang dihitung berdasarkan sangat tergantung pada tinggi rendahnyapersentase ukuran tertentu dari hasil harga jual serta permintaan pasar. Adapunusahatani, tapi tetap diperhitungkan. harga yang dihitung pada saat penelitianPerhitungan sewa lahan didaerah yaitu untuk padi SRI varietas Pandanpenelitian dihitung berdasarkan sistem Wangi Rp 4.500,- /Kg dan untuk varietasbagi hasil produksi yang berlaku di daerah Angke Rp 3.500,-/Kg. Mengenai nilaipenelitian yaitu 1/3 dari hasil produksi penjualan padi sawah yanguntuk pemilik lahan dan 2/3 dari hasil mengusahakan varietas Pandan Wangi danproduksi untuk penggarap dimana semua Angke dapat dilihat pada Tabel 5 bahwabiaya produksi ditanggung oleh petani rata-rata nilai produksi yang diperolehpenggarap sawah. Adapun biaya total (TC) petani padi sawah menggunakan metodemerupakan keseluruhan jumlah biaya yang SRI yang mengusahakan varietas Pandandikeluarkan petani atau penjumlahan Wangi sebesar Rp 3.750.500,- sedangkanbiaya tetap total dan biaya variabel total petani padi sawah yang mengusahakanuntuk setiap tingkat produksi tertentu. varietas Angke sebesar Rp 2.451.000,-.Tabel 5. Rata-rata Nilai Produksi Petani Padi Sawah yang Mengusahakan Varietas Pandan Wangi dan Angke Menggunakan Metode SRI (Satu Kali Musim Tanam per Panen) di Daerah PenelitianNo Uraian Satuan VarietasPandan Wangi VarietasAngke Per Petani Per 1 Ha Per Petani Per 1 Ha1 LuasLahan Ha 0,2222 1,00 0,2232 1,002 Produksi Kg 833 3.751 700 3.1373 Harga Rp 4.500 4.500 3.500 3.5004 NilaiProduksi Rp 3.750.500 16.877.250 2.451.000 10.980.4805 Produktivitas Kg/Ha 195,54 879,94 180 806,44Sumber : Data primer (diolah) 102
Pendapatan pendapatan kotor yang diperoleh dari nilai Pendapatan petani yang dimaksud hasil produksi setelah dikurangi dengandalam penelitian ini adalah pendapatan total biaya proses produksi baik yangbersih yang diterima oleh petani yaitu dibayar tunai maupun yang tidak dibayar tunai per musim tanam.Tabel 6. Rata-rata Pendapatan Petani Padi Sawah yang Mengusahakan Varietas Pandan Wangi dan Angke Menggunakan Metode SRI per Musim Tanam di Daerah Penelitian Tahun 2014No Uraian Satuan VarietasPandan Wangi VarietasAngke Per Petani Per 1 Ha Per Petani Per 1 Ha1. LuasLahan (Rp) 0,2222 1,00 0,2232 1,002. BiayaProduksi (Rp) 2.915.184 13.118.328 2.942.029 13.180.2893. NilaiProduksi (Rp) 3.750.500 16.877.250 2.550.000 11.424.0004. Pendapatan (Rp) 835.316 3.758.922 (392.029) (1.756.289)Sumber : Data primer (diolah) Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat Perbandingan Pendapatan Petani Padibahwa rata-rata pendapatan bersih yang Sawah Varietas Pandan Wangi dandiperoleh petani padi sawah metode SRI Varietas Angke Menggunakanyang mengusahakan varietas Pandan Metode SRIWangi sebesar Rp 835..316,- dan yangpetani yang mengusahakan varietas Angke Hasil penelitian menunjukkan rata-adalah minus sebesar Rp 392.029,- rata pendapatan bersih petani yangsedangkan per hektar pendapatan petani mengusahakan varietas Pandan Wangi (X1)yang mengusahakan varietas Pandan sebesar Rp 835.316,- dan varietas Angkewangi adalah sebesar Rp 3.758.922,- dan (X2) minus sebesar Rp(392.029),-. Hasilpetani yang mengusahakan varietas Angke perbandingan menunjukkan bahwa X1 ≠ X2.adalah minus sebesar Rp 1.756.289,-pendapatan yang minus disebabkan Dengan demikian hipotesis yangkarena tingginya biaya produksi yang telah dikemukakan sebelumnya dapatdikeluarkan oleh para petani di daerah dibuktikan. Dari hasil perhitungan denganpenelitian. Dalam hal ini terlihat bahwa hasil pengujian statistik uji “t”terdapat perbedaan petani padi sawah memperlihatkan nilai thitung = 9.148 > ttabelyang mengusahakan varietas Pandan (0,025) = 2,07. Ini berarti hipotesis nol (Ho)wangi dan varietas Angke dengan ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)menggunakan metode SRI di daerah diterima. Dengan demikian perbedaanpenelitian. pendapatan petani padi sawah yang mengusahakan varietas Pandan Wangi dan Angke berbeda nyata di Gampong Luthu 103
Lamweu Kecamatan Suka Makmur Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito,Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014. Hasil Bandung.ini juga menunjukkan adanya perbedaannilai produksi dari kedua varietas tersebut. Sukirno, Sadono. 2004. Sasaran dan Strategi Pembangunan Pertanian. Universitas Indonesia, Jakarta.KESIMPULAN Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Makro. UniversitasBerdasarkan hasil penelitian dan Indonesia, Jakarta.pembahasan, maka dapat ditarik Su’ud, M. Hassan. 2004. Pengenalan Pembangunan Pertanian dankesimpulan bahwa terdapat perbedaan Keterkaitannya. YCMC, Jakarta.secara nyata antara petani yangmengusahakan varietas Pandan Wangi dan Uphoff. 2011.SRI as a methodology forAngke di Gampong Luthu Lamweu raising crop and water productivity. RetrievedKecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh fromproductive adaptations inBesar. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung = rice agronomy and irrigation9.148 > ttabel = 2,07 dan rata-ratapendapatan petani Pandan Wangi sebesar water management. Paddy WaterEnviron. SRI-RICE, SRI International Network and Resources Center:Rp 835.316,- dan petani yang http://sri.ciifad.cornell.edu/index.htmlmengusahakan varietas Angke adalah Wardana,P,I.Juliardi,Sumedi,IwanSetiajie.minus sebesar Rp392.029,- 2005.KajianPerkembanganSyste mOfRice Intensification (SRI)diIndonesia.KerjasamaYayasDAFTAR PUSTAKA anPadiIndonesiadenganBadanLitBadan Pusat Statistik Nagan Raya. 2014. bangPertanian.Jakarta. AcehdalamAngka. Nagan Raya: BPS Aceh. 104
ANALISIS DAN EFISIENSI PEMASARAN MINYAK NILAM DI DESA KUBU KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK KABUPATEN ACEH BARAT 1)Agustiar 2) Ibnu Sa’adan 1) Dosen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh 2) Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Teuku Umar AbstractThis study aims to analyze marketing, marketing margin, the level efficiency, and the share pricereceived to consume to patchouli oil marketing, as well the research method used survey methodby purposive sampling and quantitatif analyze. The result showed the availability of two patternof patchouli oil marketing channels. Farmers, traders, wholesalers and exporters, as well asfarmers, wholesalers and exporters. Share on channel I by farmers received amount by 84,28%, oramount by Rp 561,250 kg-1 of the selling price by Rp 661.250 kg-1. And channel II by 86,77% oramount by Rp 573.750 kg-1 of the selling price by Rp 661.250 kg-1. To share of marketing marginamount to 13,23% of the overall marketing margin amount by Rp 87.500 kg-1.Keywords : efficiency, marketing, and patchouli oilPENDAHULUAN lembaga perantara dan konsumen yangLatar Belakang masing-masing pihak berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Pembangunan pertanian dewasa proses pertukaran sesuai dengan tujuanini tidak saja dititikberatkan pada (Syaefuddin, 1982 dan Prasetyo, 1996).peningkatan produksi dan perluasan Pemasaran menjadi sangat pentinglapangan kerja tetapi juga bertujuan ketika produsen atau petani mampuuntuk memperluas pangsa pasar produk mengelola hasil kebun (wanatani)pertanian baik di dalam maupun di luar dengan baik sampai menghasilkannegeri. Sehingga dalam rangka kuantitas yang cukup dan kualitas yangmenghadapi persaingan global yang baik. Dengan demikian ruang lingkupsemakin kompetitif, pemasaran pemasaran merupakan prosesmempunyai peranan penting dalam perpindahan barang dan jasa darimeningkatkan daya saing produk. tangan produsen ke tangan konsumen.Pemasaran merupakan salah satukegiatan agribisnis pilihan yang cukup Salah satu komoditi perkebunanstrategis dalam pengembangan dan yang mempunyai prospek yang cerahperdagangan komoditi pertanian. dalam pemasaran adalah Tanaman Nilam (Pogostemon cablin, Benth). Dalam mekanisme pasar pihak- Tanaman nilam merupakan komoditaspihak yang terlibat dalam tataniaga perkebunan rakyat terutama ditunjukanadalah produsen, pedagang atau untuk ekspor non migas dalam negeri 105
maupun luar negeri yang cukup besar minyak nilam terbesar dipasaran duniaandilnya dalam menghasilkan devisa dan hampir 90 persen dari totalnegara. Produk dari tanaman nilam kebutuhan minyak nilam dunia berasaladalah minyak nilam atau lebih dikenal dari indonesia dengan daerah penghasildengan nama “Patcouli Oil”, diperoleh utamanya adalah Propinsi Nanggroemelalui proses steam destilasi Aceh Darussalam, dan diikuti Sumatera(penyulingan) daun, ranting dan batang Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,tanaman nilam yang terlebih dahulu Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.dikering mataharikan. Jumlah ekspor minyak nilam secara nasional cenderung meningkat dari Tanaman nilam ini pantas tahun ke tahun. Pada tahun 1990,menyandang gelar tanaman perdu volume ekspor mencapai 677.974 kgserba guna, karena banyak digunakan dan tahun 1998/1999 meningkat lebihsebagai bahan baku, pencampur dalam ari 200 persen di mana ekspor masing-industri parfum, farmasi, kostmetik, masing mencapai 1.355.948 kg, dengansabun, industri makanan dan minuman. nilai US$ 53.177.052 dan US$Dapat dikatakan bahwa sampai saat ini 62.869.081. Negara tujuan eksporbelum ada produk apapun baik alami minyak nilam selama sepuluh tahunmaupun sintesis yang dapat terakhir adalah USA, Perancis, Jerman,menggantikan minyak nilam dalam Inggris, Belgia, Singapura, Switzerland,posisinya sebagai fixative atau pengikat dan India (Ditjen Bina Produksipewangi wangian. (Anonimous, 1979). Perkebunan, 2002). Indonesia adalah negara pesuplaiTabel 1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Komotidi Nilam di Kabupaten AcehBarat, Tahun 2011.No Kecamatan Jumlah Produksi Produktivita (Ha) (Ton) s (Kg Ha-1)1 Johan Pahlawan -- -2 Kaway XVI 4,00 0,30 1003 Meureubo -- -4 Pante Ceureumen 5,00 0,42 1055 Samatiga -- -6 Bubon 2,50 0,18 907 Arongan Lambalek 4,00 0,25 718 Woyla 5,00 0,48 1079 Woyla Timur 6,50 0,61 11110 Woyla Barat 5,00 0,48 10711 Sungai Mas 6,50 0,59 107 Jumlah 38,50 3,31 102Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat, 2012 106
Tabel 1 menunjukkan luas sentra produksi utamanya. Petani nilam diareal terbesar tanaman nilam berada daerah ini umumnya adalah petani kecildi Kecamatan Woyla Timur dan dengan rata-rata luas areal pertanamanSungai Mas dengan jumlah masing- berkisar 0,50-1,00 Ha per petani. Sistemmasing sebesar 6,50 Ha, pembudidayaan tanaman nilam danproduktivitas sebesar 111 Kg Ha-1 pengolahan minyak nilam yang dilakukandan 107 Kg Ha-1. Luas areal tanaman oleh petani di daerah ini masih tradisional.nilam terkecil berada di KecamatanBubon dengan jumlah 2,50 ha dan Pada proses penyulingan minyakproduktivitas sebesar 90 Kg Ha-1. nilam, alat penyulingan yang digunakanTanaman nilam merupakan tanaman oleh petani tanaman nilam di daerah inisemusim yang diusahakan oleh terdiri atas sebuah drum ketel penguapan,petani dan sangat tergantung dari drum ketel penampung batang nilam, dantinggi rendahnya harga minyak nilam pipa-pipa yang menghubungkan berbagaidi pasaran. Ketika harga minyak piranti besar lainnya. Petani nilam dinilam membaik banyak petani nilam daerah ini tidak semuanya memiliki alattertarik untuk mengusahakan penyulingan minyak nilam, merekatanaman nilam, namun ketika harga melakukan penyulingan minyak nilamminyak nilam melemah petani kepada petani lain yang sudah mempunyaiberalih mengusahakan komoditi alat penyulingan dengan cara membayarpertanian lain yang bisa menopang sewa alat penyulingan sebesar 0,1 Kg (1perekonomian keluarga, sedangkan ons) dalam sekali proses penyulingan, halminyak nilam yang telah diperoleh ini disebabkan karena keterbatasan modaldisimpan sampai harganya kembali dari tiap petani nilam sehingga petani tidakmembaik. bisa berbuat banyak dalam meningkatkan produktivitas dan mengolah hasil nilam Kecamatan Arongan Lambalek dengan baik. Dalam sekali prosesmerupakan kecamatan sentra penyulingan minyak nilam dibutuhkan 25produksi tanaman nilam yang Kg tanaman nilam yang terlebih dahulubanyak diusahakan oleh petani. dikeringmataharikan. Proses penyulinganHampir semua petani di desa dalam berlangsung selama ± 4-5 jam, hasil yangwilayah Kecamatan Arongan diperoleh dalam sekali penyulinganLambalek mengusahakan tanaman sebesar 0,7-0,8 Kg.nilam dengan Desa Kubu sebagai 107
Hasil persentase tanaman penelitian hanya ditampung oleh pedagangnilam oleh Bruce, seorang ahli perantara saja, yang nantinya akantanaman nilam dari Amerika Serikat memperdagangkan minyak nilam kepada bulan April 2008 di Kantor pedagang besar di kota Meulaboh,ICRAF Meulaboh (pra survei), yang kemudian pedagang besar ini yang akandihadiri langsung oleh seorang melanjutkan ke luar daerah yaitu Medan,pedagang besar minyak nilam. Bruce Sumatera Utara.menyatakan bahwa: “Mutu minyaknilam di Kecamatan Arongan Dalam transaksi jual beli minyakLambalek sudah memenuhi standar nilam di daerah ini, tinggi rendahnya hargaperdagangan minyak atsiri”. Hal ini ditentukan oleh eksportir, karena eksprotirbisa dilihat dari perbandingan 25 Kg sudah mengadakan perjanjian/kontraktanaman nilam kering dengan hasil terlebih dahulu dengan pembeli atauminyak nilam yang didapatkan importir di luar negeri. Dengan demikianadalah sebesar 0,8 Kg. Dengan harga yang ditentukan oleh eksportirdemikian rendemen minyak nilam kepada pedagang pengumpul akan tetapyang diperoleh sebesar 3,2 persen. selama jumlah kontrak belum terpenuhi. Apabila waktu kontrak yang disepakati Masalah utama yang dihadapi sudah hampir sampai waktunya, tetapioleh penyuling nilam di daerah ini kuota barang yang dipesan belumadalah harga minyak nilam yang mencukupi, biasanya eksportir secaraterjadi sering berfluktuasi, sehingga mendadak menaikkan harga pembelian.sangat mempengaruhi volume Setelah kuotanya terpenuhi merekaproduksi dari pengusahaan tanaman langsung menurunkan harga pembeliannilam. Pertengahan tahun 2007 kembali. Kondisi tersebut yang membuatharga minyak nilam di Kecamatan harga minyak nilam sering berfluktuasi.Arongan Lambalek dan sekitarnya, Oleh karena itu, saluran pemasaran,naik drastis sebesar Rp. 800.000,- margin pemasaran dan tingkat efesiensisampai Rp. 1.000.000,- Kg-1. Namun pemasaran minyak nilam di daerahsaat ini minyak nilam yang diperoleh tersebut belum diketahui dengan pasti. Haldari petani hanya senilai Rp. ini disebabkan tidak sampainya sinyal pasar500.000,- sampai Rp. 550.000,- Kg-1. ke petani yang menyebabkanSementara ini, minyak nilam yang ketidaktahuan petani akan prospek pasardijual oleh pengrajin nilam di daerah nilam yang baik. 108
Mengingat peranan ekspor sistem saluran pemasaran minyak nilamminyak nilam cukup besar dan tingkat efisiensi pemasaran minyaksumbangannya dalam pemasukan nilam di Kecamatan Arongan Lambalekdevisa negara dan pendapatan Kabupaten Aceh Barat.rakyat, maka proses pemasaranminyak nilam merupakan salah satu Metoda dasar yang digunakan dalambagian dari rangkaian pengusahaan penelitian ini adalah (1) Metoda deskriptiftanaman nilam yang menarik untuk analisis yaitu melukiskan secara sistematisdikaji. fakta atau karakteristik populasi tertentu dalam bidang tertentu secara cermat dan Adapun tujuan dari penelitian faktual dari data yang telah terkumpulkanini adalah: 1) Menganalisis (Nazir, 1999:63-64). Data yang telahpemasaran minyak nilam terutama dikumpulkan kemudian disusun, dianalisis,rantai pemasaran; 2) Menganalisis dan dijelaskan sehingga memberikanmargin pemasaran, tingkat efisiensi, gambaran mengenai fenomena-fenomenadan pembagian (share) harga yang yang terjadi, serta mengambil kesimpulanditerima oleh pelaku pemasaran dari hasil analisis yang diperoleh. (2)minyak nilam di Desa Kubu Analisis Kuantitatif, data yang diperolehKecamatan Arongan Lambalek disusun secara tabulasi kemudian dianalisisKabupaten Aceh Barat. secara kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan melihat besarnya marginMETODE PENELITIAN pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan dan efisiensi pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan diDesa Kubu Kecamatan Arongan Jumlah sampel yang diambil untukLambalek Kabupaten Aceh Barat. penelitian deskriptif adalah minimal 10% danObjek penelitian adalah semua menurut Gay dan Diehl (1996) setidaknyalembaga pemasaran (petani, 20% untuk populasi yang lebih kecil, daripedagang pengumpul dan pedagang jumlah populasi petani tanaman nilam danbesar), yang terlibat dalam pedagang minyak nilam yang ada di daerahpemasaran minyak nilam di tersebut (lihat Kuncoro, 2003:111). JumlahKecamatan Arongan Lambalek populasi dan besar sampel petani tanamanKabupaten Aceh Barat. Ruang nilam dan pedagang minyak nilam di daerahlingkup penelitian ini terbatas pada penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut. 109
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Besar sampel di Daerah PenelitianNo Uraian Populasi Sampel 1 Petani 158 32 2 Pedagang Pengumpul 8 2 3 Pedagang Besar 5 1 35 Jumlah 171Sumber: Monografi Desa Kubu dan Survei Peneliti, 2012 Untuk mengetahui margin dengan kriteria: a. Jika share harga yangpemasaran, distribusi, share danseluruh keuntungan lembaga-lembaga diterima petani lebih besar dari sharepemasaran terhadap margin total dariberbagai saluran pemasaran margin pemasarannya maka salurandigunakan analisis margin pemasaran.Besarnya margin pemasaran dapat pemasaran tersebut dikategorikandihitung dengan menggunakan rumus(Masyhuri, 1994, dan Yusuf, dkk, 2004) efisien. b. Jika share harga yangberikut ini. diterima petani lebih kecil dari share MP = KP + BP Di mana: margin pemasarannya maka saluran MP = Margin Pemasaran KP = Keuntungan Pemasaran pemasaran tersebut dikategorikan tidak BP = Biaya Pemasaran Untuk mengetahui efisiensi efisien.Secara statistik katagori efisienpemasaran minyak nilam, dapatdianalisis dengan menghitung bagian atau tidaknya pemasaran minyak nilamharga yang diterima petani (Farmer’sShare) sebagai alat analisis pemasaran di daerah penelitian dapat digunakanminyak nilam. Soekartawi (2002a:39)mengemukakan, untuk mengukur ukuran-ukuran persentase bagianefisiensi pemasaran digunakan hargajual petani sebagai dasar dan (share) harga jual yang diterima petanidibandingkan dengan harga belipedagang di tingkat konsumen akhir terhadap persentase total margindikalikan dengan 100 persen. Indikatorefisiensi pemasaran dapat diukur pemasarannya sebagai berikut (Arikunto, 1989:167): 80% – 100% = Pemasaran yang sangat efisien 60% – 79,9% = Pemasaran yang efisien 40% – 59,9% = Pemasaran yang cukup efisien 20% – 39,9% = Pemasaran yang tidak efisien 0,0% – 19,9% = Pemasaran yang sangat tidak efisien 110
Bagian harga yang diterima petani atau petani dalam menerapkan teknik pembudidayaan tanaman nilam untukfarmer’s share adalah perbandingan mendapatkan hasil yang baik. Jumlah sampel yang menjadi objek penelitianatau rasio antara harga yang harus sebanyak 35 orang terdiri dari 32 orang sampel petani dan 3 orang sampeldibayarkan konsumen, dinyatakan pedagang dari 171 orang populasi petani dan pedagang, Persentase petanidalam persen (%). Secara matematik dan pedagang sampel menurut karakter usia di daerah penelitian dapat dilihatdirumuskan dalam persamaan berikut dalam tabel 4. Dimana pada tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkatsoekartawi (2002a :39) : usia petani dan pedagang sampel di daerah penelitian relatif berusiaFs = Pf/ Pe X 100 produktif yaitu 42,86 persen atau 15Dimana : orang dari 35 responden (petani danFs = Farmer’s Share pedagang) dengan kisaran usia antaraPf = Harga ditingkat petani 31 sampai 40 tahun. Kemudian diikutiPe = Harga ditingkat lembaga kisaran usia 41 sampai 50 tahunpemasaran sebanyak 9 orang (25,71 persen), usia 21-30 tahun sebanyak 6 orang (17,40).HASIL PEMBAHASAN Sedangkan usia di atas 50 tahunKarakteristik Petani dan Pedagang sebanyak 5 orang atau 14,29 persen.Sampel Usia mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalamSalah satu faktor yang dapat mengelola usahataninya, petani yang masih muda lebih giat dalam usahanyamemperlancar pengembangan komoditi bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Faktor kecerdasan seorangtanaman nilam adalah karakteristik petani dan pedagang dalam banyak hal ikut berpengaruh terhadap terhadappetani sebagai pelaku usahatani aktivitas yang akan, sedang dan yang telah dilaksanakan sehingga latar(producer) dan pedagang sebagaipenyalur di dalam lembaga pemasaran.Adapun karakteristik petani terutamameliputi kelompok umur, tingkatpendidikan, jenis pekerjaan, jumlahanggota keluarga, dan luas penguasaankebun. Keadaan karakteristik ini eratkaitannya dengan keahlian petanidalam meningkatkan produksi tanamannilam dan dalam memilih saluranpemasaran, karena karakteristik iniakan mencerminkan kemampuanberfikir dan ketepatan dalammengambil keputusan sertaberhubungan dengan kemampuan 111
belakang dan tingkat pendidikan petani penelitian penting diketahuidan pedagang sampel di daerahTabel 3. Persentase Petani dan Pedagang Sampel Menurut Usia di Daerah Penelitian, 2012. Kelompok Usia Jumlah Persentase (orang) (%)21-30 6 17,1431-40 15 42,8641-50 9 25,71>50 5 14,29 Jumlah 35 100,00Sumber: Datar Primer (diolah), 2012Secara umum, tingkat pendidikan keberhasilan kerja seseorang, danpetani dan pedagang sampel di daerah merupakan faktor penunjang di dalampenelitian masih berpendidikan rendah, penyerapan teknologi oleh petani.yaitu 45,71 persen tamat dari Sekolah Tingkat pendidikan yang rendah akanDasar (SD) atau sebanyak 16 orang, dan mengakibatkan daya serap petanidiikuti oleh yang tamat Sekolah terhadap perkembangan teknologiLanjutan Tingkat Pertama (SLTP) menjadi lamban, sehingga terjadisebanyak 13 orang (37,14 persen), kesulitan-kesulitan dan membutuhkanselanjutnya sebesar 17,14 persen tamat waktu yang lama untuk mengadopsidari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas inovasi-inovasi baru. Sedangkan petani(SLTA) atau sebanyak 6 orang dari 35 dengan pendidikan yang tinggiorang sampel petani dan pedagang, umumnya mudah menerima inovasi-seperti ditunjukkan dalam Tabel 4. inovasi yang bermanfaat bagi kegiatanTingkat pendidikan merupakan faktor usahatani mereka.yang dapat mempengaruhi tingkatTabel 4. Persentase Petani dan Pedagang Sampel Menurut Pendidikan di Daerah Penelitian, 2012. Pendidikan Jumlah Persentase (orang) (%)SD 16 45,71SLTP 13 37,14SLTA 6 17,14 Jumlah 35 100,00Sumber: Datar Primer (diolah), 2012 Jumlah tanggungan keluarga juga penting dalam membantu kegiatanakan mempengaruhi pendapatan dan petani. Karena dengan jumlahpengeluaran keluarga petani bila tanggungan yang relatif banyak akanditinjau dari segi konsumsi. Namun menambah tenaga kerja keluarga,demikian hal ini merupakan asset yang sehingga biaya produksi yang harus 112
dikeluarkan oleh petani akan lebih kecil. pedagang sampel per kepala keluarga diPersentase jumlah tanggungan anggota daerah penelitian pada kisaran 1-3keluarga petani dan pedagang di daerah orang (62,6 persen) dan sisanyapenelitian dapat dilihat dalam Tabel 5 sebanyak 37,14 persen atau beradayang menunjukkan bahwa persentase pada kisaran > 4 orang dalam satujumlah tanggungan keluarga petani dan kepala keluarga.Tabel 5. Persentase Petani dan Pedagang Sampel Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di DaerahPenelitian, 2012. Tanggungan Jumlah Persentase (orang) (%)1- 3 orang 22 62,86> 4 orang 13 37,14 Jumlah 35 100,00Sumber: Datar Primer (diolah), 2012 Tabel 5 menunjukkan bahwa orang (62,6 persen) dan sisanyapersentase jumlah tanggungan keluarga sebanyak 37,14 persen atau beradapetani dan pedagang sampel per kepala pada kisaran > 4 orang dalam satukeluarga di daerah penelitian pada kepala keluarga.kisaran 1-3Tabel 6. Persentase Petani dan Pedagang Sampel Menurut Pengalaman di Daerah Penelitian, 2008. Pengalaman Jumlah Persentase (orang) (%)1-5 tahun 19 54,296-10 tahun 10 28,57> 10 tahun 6 17,14 Jumlah 35 100,00Sumber: Datar Primer (diolah), 2012Di samping ketiga faktor lama akan lebih mudah dalampengalaman petani dan pedagang juga mengambil keputusan yang lebih baikmerupakan faktor yang dapat pada saat yang tepat. Persentase petanimempengaruhi kemampuan dalam dan pedagang sampel menurutmengalokasikan biaya dan faktor-faktor pengalaman di daerah penelitian dapatproduksi. Petani dan pedagang yang dilihat pada tabel 6.mempunyai pengalaman kerja lebihTabel 7. Persentase Petani Sampel Menurut Luas Lahan di Daerah Penelitian, 2008.Rata-rata Luas Lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%) 0,50 25 78,12 1,00 7 21,88Jumlah 32 100,00Sumber: Datar Primer (diolah), 2012 113
Hasil penelitian menunjukkan 54,29 lahan garapan merupakan faktorpersen (19 orang) petani dan pedagang produksi penting dalam usahasampel di daerah penelitian sudah meningkatkan produksi yang dapatcukup lama berusahatani tanaman mempengaruhi pendapatan dannilam dan kegiatan menjual atau keuntungan yang diterima oleh petani.memasarkan minyak nilam yaitu berada Luas pengusahaan lahan tanaman nilamdi kisaran 1-5 tahun, kemudian diikuti yang diusahakan petani sampel di28,57 persen (10 orang) berada di daerah penelitian tergolong sempitkisaran 6-10 tahun, serta sisanya dengan rata-rata 0,62 Ha petani-1.sebanyak 17,14 persen (6 orang). LuasTabel 8. Rata-rata Biaya Variabel, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani dengal luas lahan rata-rata 0,62 Ha Tanaman Nilam di Daerah Penelitian, Tahun 2008. Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase R/CBiaya Sarana Produksi 4.161.719 37,27Tenaga Kerja 1.892.344 16,94Biaya Peralatan 2,99Lain-lain (sewa penyulingan) 334.594 42,78 4.777.500Total Biaya 11.166.156 100,00 Penerimaan 32.547.188 - 2,91 Keuntungan 21.381.031 - 1,91Sumber: Data primer (diolah), 2012Tabel 8 menunjukkan persentase 1. Biaya Produksisampel petani nilam di daerah Dalam Penelitian ini biaya produksi yangpenelitian memiliki luas lahan rata-rata diperhitungkan adalah seluruh0,50 Ha sebanyak 25 orang (78,22 pengeluaran yang dibayar untuk satupersen). Sedangkan sampel petani kali musim tanam. Perhitungannilam yang memiliki luas usaha rata-rata didasarkan atas harga-harga yang1,00 Ha sebanyak 7 orang atau 21,88 berlaku di daerah penelitian. Sesuaipersen. Luas lahan keseluruhan yang dengan data yang diperoleh bahwadiusahakan sampel petani nilam di biaya yang diperhitungkan ataudaerah penelitian sebesar 19,50 Ha dan dikeluarkan oleh petani sampel dalampada umumnya lahan yang digunakan berusahatani tanaman nilam meliputipetani sampel di daerah penelitian biaya sarana produksi (benih, pupuk,adalah lahan milik sendiri. obat-obatan), biaya penyusutan alat- alat seperti cangkul, parang, pisau, karung (goni), sprayer, dan biaya tenaga 114
kerja serta biaya lain (sewa alat ke eksportir (konsuman akhir) di daerahpenyulingan). Penerimaan usahatani penelitian. Kedua saluran pemasarantanaman nilam di lokasi penelitian minyak nilam di daerah penelitiandiperoleh dari penjualan produk berupa disajikan pada Gambar 1.minyak nilam. Biaya variabel, Pada saluran pemasaran I inipenerimaan dan keuntungan petani petani (produsen) menjual minyaksampel dalam berusahatani tanaman nilam ke pedagang pengumpul (agennilam di daerah penelitian dapat dilihat dari pedagang besar) yang terlebihpada Tabel 8. Tabel 9 menunjukkan dahulu diberikan modal oleh pedagangbahwa biaya variabel yang dikeluarkan besar untuk membeli minyak nilam.petani terdiri dari biaya sarana Kemudian pedagang pengumpulproduksi, tenaga kerja, biaya peralatan menjualnya ke pedagang besar dengandan lain-lain. Pengusahaan tanaman tanggungan biaya berupa transportasi,nilam di daerah penelitian sangat dan biaya sortir (grading).menguntungkan bagi petani. Hal ini Keuntungan pada polaterlihat dari besarnya pendapatan kotor pemasaran I adalah petani tidak terlaludibandingkan dengan biaya produksi jauh dalam menempuh perjalanandiperoleh nilai R/C sebesar 2,91 artinya untuk memasarkan hasil dari produkbahwa setiap satu rupiah biaya yang usahataninya, sedangkan kerugiannyadikeluarkan pada usahatani tanaman adalah petani sebagai penerima harganilam tersebut memberikan senantiasa mendapat harga sedikit lebihpendapatan kotor sebesar Rp. 2,91,- rendah bila dibandingkan dengan hargaatau pendapatan bersih sebesar Rp. yang diterima jika menjual langsung ke1,91,- pedagang besar.1. Saluran Pemasaran Pada saluran II petani (produsen) Cara yang dilakukan dalam langsung menjual mnyak nilam kepadamemasarkan minyak nilam antarapetani satu dengan petani lainnya pedagang besar yang kemudian dijualmempunyai perbedaan serta melaluisaluran pemasaran yang berbeda pula. lagi ke konsumen akhir yaitu eksportirHasil penelitian diketahui ada duamacam saluran pemasaran minyak saluran pemasaran II ini merupakannilam yang berbeda dari petani sampai saluran yang paling pendek. Biasanya petani menjual minyak nilam pada saluran pemasaran II ini dalam volumepenjualan yang banyak, atau 115
sambilan membeli kebutuhan lain ke Keuntungan pada pola pemasaran IIpusatkota. adalah petani mendapat harga yang lebih tinggi dibandingkan polaPetani pemasaran I, kelemahannya adalah selain biaya transportasi dan resikoI II perjalanan yang jauh, juga biasanya dilakukan seleksi mutu dan kualitas Pedagang Pengumpul minyak nilam yang lebih cermat oleh (Agen Pedagang Besar) pedagang besar. Setiap petani dan pedagang mempunyaiPedagang Besar asal pembeli dan tujuan penjualan yang berbeda. Hal ini diduga berkaitan pada Eksportir (Konsumen Akhir ) keuntungan yang ingin dicapai oleh masing-masing pihak. Distribusi minyakGambar 1. Saluran Pemasaran Minyak Nilam di nilam dari petani sampai ke konsumen Daerah Penelitian Tahun 2012. akhir (eksportir).Tabel 9. Persentase Tujuan Penjualan dan Asal Pembelian Minyak Nilam dari Petani sampai KonsumenAkhir di Daerah Penelitian, Tahun 2012.Petani Pembeli (lembaga pemasaran) Total (%) (%) Ped.Pengumpul Ped.Besar EskportirPedagang Pengumpul 59,38 - - 59,38Pedagang Besar - 40,62 - 40,62Eskportir - -- -Jumlah 59,38 40,62 - 100Sumber: Data primer (diolah), 2012 Hasil analisis data primer 59,38 persen. Sedangkan persentasemenunjukkan bahwa petani dalam penjualan minyak nilam oleh petani kemenjual hasil panen minyak nilamnya pedagang besar sebesar 40,62 persen.tidak hanya pada pedagang pengumpul Petani dalam memilih pembelisaja, tetapi petani juga melakukan berdasarkan beberapa pertimbanganpenjualan pada pedagang besar yang antara lain harga lebih tinggi, jarakberada di kabupaten. Pada (Tabel 10) perjalanan yang dekat, hubungan baik,persentase penjualan minyak nilam oleh dan juga tergantung dari banyaknyapetani ke pedagang pengumpul sebesar produk yang akan dijual. 116
2. Perkembangan Harga, Biaya, margin pemasaran dan bagian (share) Keuntungan, Margin dan Efisiensi harga yang diterima petani dalam Pemasaran Minyak Nilam aktivitas pemasaran minyak nilam pada berbagai saluran pemasaran di daerahDalam pemasaran minyak nilam, penelitian dapat dilihat pada tabel 10.pedagang menggunakan strategitertentu untuk memperolehkeuntungan yang lebih tinggi. Harga Hargayang diterima petani sampai ke tangan Pada saluran pemasaran IIkonsumen untuk masing-masing saluran perolehan harga jual yang diterimatidak sama. Pada saat penelitian, rata- petani sebesar Rp.573.750,- Kg-1.rata harga jual minyak nilam di tingkat Saluran pemasaran II ini merupakanpetani sebesar Rp. 561.250,- Kg-1, rata- saluran pemasaran yang pendek karenarata harga jual minyak nilam di tingkat petani melakukan penjualan langsungpedagang pengumpul (agen pedagang kepada pedagang besar, akan tetapibesar) sebesar Rp. 583.750,- Kg-1 dan petani harus menanggung resiko jarakrata-rata harga jual minyak nilam di penjualan yang jauh dan beban biayatingkat pedagang besar adalah Rp. pemasaran yang lebih tinggi661.250,- Kg-1. Harga jual di tingkat dibandingkan dengan saluranpetani merupakan harga beli di tingkat pemasaran I.pedagang pengumpul (agen pedagangbesar), harga jual di tingkat pedagang Rata-rata harga penjualan yangpengumpul adalah harga beli di tingkat diterima petani dengan pedagangpedagang besar. Sedangkan harga jual perantara dalam pemasaran minyakdi tingkat pedagang besar adalah harga nilam berbeda-beda besarnya.beli di tingkat eksportir (konsumen Perbedaan ini disebabkan oleh kegiatanakhir). Perkembangan harga jual, biaya yang dilaksanakan pedagang perantarapemasaran, keuntungan pemasaran, dalam fungsi pemasaran berbeda dengan petani.Tabel 10. Besarnya Biaya yang Dikeluarkan oleh Lembaga Pemasaran Pada Berbagai Saluran Pemasarandi Daerah Penelitian, 2012. Saluran Pedagang Pedagang JumlahPemasaran Pengumpul Besar (Rp Kg-1) (Rp Kg-1) (Rp Kg-1) I 6.138 9.197 15.335 II - 9.197 9.197Sumber: Data primer (diolah), 2012 117
Tabel 11. Rata-rata Perkembangan Harga, Biaya Pemasaran, Keuntungan Pemasaran, Margin Pemasarandan Share Harga yang Diterima Petani Dalam Aktivitas Pemasaran Minyak Nilam Pada Berbagai SaluranPemasaran di Daerah Penelitian, Tahun 2012.I. Petani - 84,88 573.750 86,77 1. - Harga Beli 561.250 0,05 - Harga Jual 0,88 2. Biaya Pemasaran 100 0,02 300 - Transportasi 5.838 0,88 5.838 85,84 - Penyusutan 555.312 83,98 567.612 3. Harga Jual Bersih (1-2) 100 583.750 88,28 86,77II. Pedagang Pengumpul (agen) 561.250 3,40 13,23 1. - Harga Jual - Harga Beli 22.500 0,08 2. Margin Pemasaran 0,19 3. Biaya Pemasaran 300 0,05 1,00 - Transportasi 5.838 0,88 0,13 - Penyusutan 16.362 2,47 11,84 4. Margin Keuntungan 100 661.250 100 661.250 13,23IV. Pedagang Pengumpul Besar 583.750 11,72 573.750 1,39 1. - Harga Jual 11,84 - Harga Beli 77.500 87.500 2. Margin Pemasaran 3. Biaya Pemasaran 500 0,08 500 - Pengumpulan 1.250 0,19 1.250 - Pengiriman 6.613 1,00 6.613 - Penyusutan 0,13 - Tenaga Kerja 834 10,329 834 4. Margin Keuntungan 68.303 78.303V. Konsumen Akhir (Eksportir) 661.250 100 661.250 Harga Beli 100.000 15,12 87.500 9.197VI. Total Marjin Pemasaran 15.335 2,32 78.303 Total Biaya Pemasaran 84.665 12,80 Total Margin KeuntunganBiaya Pemasaran petani dan pedagang perantara mengeluarkan biaya dalam rangka Biaya pemasaran merupakan penyelenggaraan kegiatan pemasaranbiaya yang harus dikeluarkan untuk minyak nilam hingga ke konsumen akhirkeperluan pemasaran. Secara (eksportir), besarnya biaya yangkeseluruhan biaya pemasaran minyak dikeluarkan bagi setiap saluran selalunilam berupa biaya transportasi, berbeda-beda. Dengan demikianpengumpulan, penyusutan, pengiriman semakin panjang saluran pemasarandan biaya lain (tenaga kerja) dalam maka jumlah biaya yang dikeluarkanmelakukan aktivitas pemasaran. akan semakin bertambah. Pada (TabelLembaga pemasaran yang terdiri dari 12) dapat dilihat besarnya biaya yang 118
dikeluarkan pedagang perantara di Kg-1. Saluran pemasaran II iniberbagai saluran pemasaran. Tabel 12 merupakan saluran pemasaran yangmenginformasikan biaya pemasaran pendek sehingga biaya pemasaran yangminyak nilam paling banyak adalah dikeluarkan lebih kecil dibandingkanpada saluran pemasaran I sebesar Rp. dengan saluran pemasaran I karena15.335,- Kg-1. Besarnya biaya petani langsung melakukan penjualanpemasaran pada saluran pemasaran I ini minyak nilam kepada pedagang besar.disebabkan petani dalam menjual Adapun jenis-jenis biaya pemasaranminyak nilam terlebih dahulu kepada yang dikeluarkan oleh berbagai lembagapedagang pengumpul (agen dari pemasaran dalam melakukan aktivitaspedagang besar). Sedangkan pada pemasaran terdiri dari biayasaluran pemasaran II biaya pemasaran transportasi, biaya penyusutan, biayayang dikeluarkan oleh berbagai lembaga pengumpulan, biaya tenaga kerja danpemasaran adalah sebesar Rp. 9.197,- biaya pengiriman.Tabel 12. Keuntungan Pemasaran pada Berbagai Saluran Pemasaran Minyak Nilam di Daerah Penelitiandalam Satuan Rp Kg-1, Tahun 2012.Saluran Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Jumlah (Agen)I 16.362 68.303 84.665II - 78.303 78.303Sumber: Data primer (diolah), 2012Keuntungan Pedagang Hal ini diduga karena jasa yang telah Keuntungan pedagangmerupakan dilakukan oleh pedagang tersebutimbalan jasa atas jasa yang dilakukan berbeda-beda. Besarnya keuntunganselama melakukan proses pemasaran. pemasaran dari berbagai jenis saluranKeuntungan pedagang berbeda-beda pemasaran minyak nilam dapat dilihatantara pedagang yang satu dengan pada (Tabel 13).pedagang yang lainnya.Tabel 13. Besarnya Margin Pemasaran Pada Berbagai Saluran Pemasaran Minyak Nilam di Daerah Penelitian (dalam Rp Kg-1), Tahun 2012Saluran Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Jumlah (Agen)I 22.500 77.500 100.000II - 87.500 87.500Sumber: Data primer (diolah), 2012 saluran I yaitu sebesar Rp. 84.665,- Kg-1, Tabel 12 terlihat keuntunganpemasaran terbesar diperoleh pada karena pada saluran pemasaran I petani 119
menjual minyak nilam terlebih dahulu lembaga pemasaran yang ikut berperankepada pedagang pengumpul (agen dalam proses pemasarannya.pedagang besar), kemudian pedagangpengumpul yang melanjutkan penjualan Pada Tabel 13 terlihat bahwakepada pedadang besar. Sedangkan margin pemasaran yang paling besarpada saluran pemasaran II keuntungan adalah pada saluran I yakni Rp. 100.000,-pemasaran terlihat sebesar Rp. 78.303,- Kg-1. Hal ini disebabkan pada saluran IKg-1, ini disebabkan petani menjual jauhnya jarak antara produsen denganlangsung minyak nilam kepada konsumen dalam melakukan aktivitaspedagang besar walaupun harga beli pemasaran sehingga aktivitas penjualanpedagang besar terhadap penjualan minyak nilam terlebih dahuluh melaluidari petani tidak sama dengan harga pedagang pengumpul (agen pedagangbeli yang dari agen-agen pengumpul besar). Jauhnya jarak ini mengakibatkanyang merupakan kaki tangan dari tingginya biaya pemasaran. Marginpedagang besar. Selisih rata-rata harga pemasaran yang terkecil terlihat padajual petani dengan harga jual pedagang saluran pemasaran II yaitu sebesar Rp.pengumpul (agen) terhadap harga beli 87.500,- Kg-1, karena pada saluranpedagang besar adalah sebesar Rp. pemasaran II ini petani dalam melakukan10.000,- Kg-1-. Pedagang besar relatif penjualan minyak nilam tidak lagimempunyai keuntungan yang lebih melalui pedagang pengumpul (agenbesar dibandingkan dengan pedagang pedagang besar), akan tetapi petanipengumpul (agen), hal ini karena langsung menjual minyak nilam kepadapedagang besar mempunyai fasilitas pedagang besar walaupun dengan jarakdan kemampuan yang lebih baik dalam pemasaran yang jauh dan resiko yangaktivitas pemasaran. tinggi.Margin Pemasaran Efesiensi Pemasaran Analisis margin pemasaran danbahagian harga merupakan salah satu Untuk mengetahui efisiencara yang dapat digunakan untuk tidaknya pemasaran minyak nilam dimengetahui efisiensi pemasaran. Untuk daerah penelitian dilihat dari besarmengetahui besarnya margin kecilnya pembagian (share) harga yangpemasaran dilakukan penghitungan diterima petani. Pada saluranbiaya yang dikeluarkan dan keuntungan pemasaran I bagian harga (share) harga yang diterima petani sebesar 84,28 120
persen atau sebesar Rp. 561.250,- Kg-1 Proyek Peningkatan danterhadap harga jual akhir (Rp. 661.250,- Pengembangan Ekspor.Kg-1). Besarnya total margin pemasaranRp. 100.000,- Kg-1 atau share margin Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedurpemasarannya sebesar 15,12 persen. Penelitian, Suatu PendekatanSedangkan share harga yang diterima Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.petani pada saluran pemasaran IIadalah sebesar 86,77 atau sebesar Rp. Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002.573.750,- Kg-1 terhadap harga jual akhir Laporan Eskpor Minyak Atsiri.(Rp. 661.250,- Kg-1). Total margin Jakarta.pemasaran Rp. 87.500,-Kg-1 atau sharemargin pemasarannya sebesar 13,23 Drummond, H. Evan, John W. Goodwin.persen. Jika dilihat dari besarnya bagian 2004. Agricultural Economics,(share) harga yang diterima petani Second Edition. Prentice-Hall.terhadap share margin pemasarannya, New Jersey.maka kedua saluran pemasaran minyaknilam di daerah penelitian berada Ibrahim, Yacob. H.M.1998. Studidalam koridor yang sangat efisien. Kelayakan Bisnis. Ed. Revisi.Bagian harga yang diterima petani Rineka Cipta. Jakarta.sudah lebih dari 80 persen yaitu sebesar84,28 persen (saluran pemasaran I) dan Irawan dan Sudjoni. 2001. Pemasaran,86,77 persen (pada saluran pemasaran Prinsip dan Kasus, Edisi 2. BPFE.II). Margin pemasaran, biaya pemasaran Yogyakarta.dan keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran cukup Kotler, P. dan A. Gary. 1997. Dasar-imbang sesuai dengan modal yang dasar Pemasaran, Edisi Bahasadikeluarkan dan resiko yang akan Indonesia, Jilid I. Prenhalindo.ditanggungnya. Jakarta.DAFTAR PUSTAKA Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi,Anonymous. 1979. Minyak Atsiri di Erlangga, Jakarta. Aceh, Fakta, Masalah, Prospek dan Langkah-langkah Lamb, Charles W. Hair, Joseph F. dan Operasional yang Diperlukan. McDaniel. 2001. Pemasaran. Salemba Empat. Jakarta. Limbong, W.H. dan P. Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Ekonomi Pertanian. IPB. Bogor. Malhotra, Naresh K. 2005. Riset Pemasaran, Pendekatan Terapan, Edisi Keempat. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Masyhuri. 1994. Manajemen Agrisbisnis. Program Studi Ekonomi Pertanian. Program 121
Pascasarjana. Universitas Gajah Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2003, Mada. Yogyakarta. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Revisi,Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Cetakan Keempat, UPP AMP Pertanian, Edisi Ketiga. LP3ES. YKPN, Yogyakarta. Jakarta. Supranto, J. 1997. Metode Riset:Nazir, M., 1999, Metode Penelitian, Aplikasinya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta. Rineka Cipta. Jakarta.Nicholson, W., 2002, Mikroekonomi Syaefuddin, A.M. 1982. Pengkajian Intermediate dan Aplikasinya, Pemasaran Komoditi. IPB Bogor. Edisi Kedelapan (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. Thomsen, Frederick Lundy. 1951.Rismiyadi. 2003. Efisiensi Pemasaran Agricultural Marketing. Komoditas Pertanian Lahan Pasir Pantai di Kabupaten Kulon McGraw-Hill Book Company. Progo. Tesis. Sekolah Pascasarjana UGM. Yogyakarta. New York.Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Ekonomi Pertanian: teori dan ANDI. Yogyakarta. aplikasi. Ed. 2. Cet. 3. Raja Grafindo. Jakarta. William J. Stanton and Charles Futrell. 1987. Fundamentalis of------------. 2002a. Analisis Usahatani. UI Marketing, 8 th. Edition, Mc Press. Jakarta. Graw-Hill Book Company. New York.------------. 2002b. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 122
PEDOMAN PENULISAN ARTIKELJurnal Bisnis Tani (Bistan) merupakan artikel ilmiah dalam dibidang sosial ekonomipertanian. Redaksi hanya menerima naskah asli yang belum pernah dipublikasikan dan tidaksedang dalam pertimbangan untuk diterbitkan. Frekuensi Jurnal Bistan diterbikan dua kalidalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan Desember. Jurnal terdiri dari judul, nama, instansi,dan email penulis, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan,kesimpulan serta daftar pustaka. Naskah ditulis menggunakan huruf Calibri dengan panjangnaskah jurnal tidak melebihi 5.000 kata dengan jumlah tabel dan gambar maksimalsebanyak 15 buah. Adapun ketentuan lainnya sebagai berikut:1. Judul ditulis dengan dengan huruf kapital Calibri bold ukuran 12pt dan tidak melebihi 12 kata menggunakan Bahasa Indonesia.2. Nama penulis, instansi dan email penulis ditulis menggunakan ukuran 10pt. Untuk nama penulis ditulis dengan tidak menyertai gelar dan/atau indikasi jabatan dan kepangkatan3. Abstrak ditulis menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam satu paragraf, tidak melebihi 200 kata, ditulis dengan ukuran 10pt (italic) satu spasi. Abstrak memuat uraian singkat mengenai tujuan (purpose), desain/metodologi/pendekatan (design/methodology/approach), hasil penelitian (findings), keywords yang berisi maksimal 5 kata kunci, dan jenis penelitian (paper type).4. Isi artikel ditulis dengan Calibri ukuran 11pt kecuali tabel, gambar dan keterangannya ditulis menggunakan ukuran 9pt bold. Untuk nomor dan judul tabel ditulis sejajar diatas tabel. Sedangkan sumber tabel dan gambar diletakkan dibawah tabel dan gambar. Apabila terdapat sub bab maka judul sub bab ditulis dengan huruf capital diawal dan bold. Akan tetapi apabila terdapat Sub sub bab dari masing-masing sub bab, maka judul sub bab menggunakan huruf capital diawal kemudian italic tanpa menggunakan pengkodean untuk keduanya. Untuk naskah yang menggunakan model matematika dianjurkan menggunakan Microsoft equation dan diberi nomor berkurung () secara berurutan.5. Daftar pustaka untuk setiap sumber yang dirujuk didalam isi naskah harus disusun berdasarkan nama pengarang, dan tahun terbit mengikuti standar penyusunan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard. Acuan rujukan pustaka merupakan acuan dari bahan terbitan dalam 10 tahun terakhir.Contoh penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:BukuBintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota. Ghalia Indonesia. JakartaBuku Teks TerjemahanCresswell, J.W. 2008. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. Sage Publication. California. Terjemahan A. Fawaid. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Cetakan 1. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
JurnalSaputra, T., Arief Darmayanto, Dudi S. Hendrawan. 2008. Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong Berwawasan Agribisnis Di Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol ….., No ….. Hal: 85-92.Prosiding SeminarRusdi. 2009. Kompetensi Bidang Teknologi Pertanian dalam Mendukung Kerja Petani dan Penyuluh. Seminar Nasional Program Penyuluh. Hal: 193-199.WebHimman, L.M. 2002. A Moral Change: Business Ethics After Enron. San Diego University Publication. http:ethics.sandiego.edu/LMH/oped/Enron/index.asp. 27 Januari 2008 (15:23). 6. Naskah jurnal bistan dapat dikirm secara elektronik dalam bentuk attachement file MS. Word ke alamat email redaksi: [email protected] atau [email protected] serta melalui pos dalam bentuk soft-copy (floppy disk atau Compact Disk (CD) ke alamat redaksi berikut: Redaksi Jurnal Bisnis Tani (Jurnal Bistan) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) Alue Penyareng, Meulaboh, Aceh Barat
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128