Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore JURNAL EDISI APRIL 2016

JURNAL EDISI APRIL 2016

Published by Irwandi Aw, 2017-03-15 22:32:59

Description: JURNAL EDISI APRIL 2016

Search

Read the Text Version

pembiayaan. Produk simpanan sebagian sehingga dapat meningkatkan output yangbesar menggunakan akad mudharabah dihasilkan.(bagi hasil) dan wadhiah (titipan). Bagi hasil Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaanyang kompetitif dan pelayanan yang baik Pembiayaan Pertanian Syariahmerupakan salah satu faktor yang menjadipertimbangan bagi masyarakat untuk Keterbatasan akses petanimenyimpan dananya di KJKS Surya Abadi. terhadap sumber pembiayaanSedangkan untuk produk pembiayaan, berpangkal pada credit rationing yangakad yang diterapkan lebih beragam, terjadi pada pasar pembiayaan. Salahseperti murabahah (jual beli), ijaroh (sewa), satu penyebab timbulnya creditmudharabah (bagi hasil), musyarakah rationing, khusunya di pasar(kongsi) dan qardhul hasan (dana pembiayaan mikro perdesaan adalahkebaikan). Aplikasi akad yang mendominasi keterbatasan modal dan dana yangdari pembiayaan pertanian adalah dimiliki oleh lembaga keuangan,murabahah, yaitu dalam bentuk pembelian termasuk KJKS. Berbagai upaya telahinput produksi, seperti pupuk, pestisida, dilakukan KJKS untuk mengatasidan upah tenaga kerja. Pembiayaan permasalahan tersebut, antara lainpertanian yang disalurkan oleh lembaga meningkatkan dana pihak ketiga dalamkeuangan mikro, baik KJKS maupun KSP bentuk simpanan masyarakat dandiarahkan sebagai upaya untuk penguatan kerjasama dengan perbankan syariahsisi permodalan petani. Dengan adanya melalui skim joint financing ataupembiayaan ini petani diharapkan dapat chanelling. Akan tetapi, hal tersebutmeningkatkan penggunaan input masih belum mampu memenuhiusahataninya menjadi lebih optimal, seluruh permintaan pembiayaan yang diajukan calon debitur.Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Pertanian KJKS Variabel Parameter Dugaan t-value Pr > |t| -0.19 0.85Konstanta -256.65 -0.98 0.33 1.23 0.22Usia (X1) -27.78Luas lahan (X2) -20.86 <.0001Cost of fund (X3) 23.99 2.17 0.03Pendapatan usahatani (X4) -20.29a 0.18 0.85Lama menjadi anggota KJKS (X5) 0.23b 3.83F-Hitung 98.61R-square 0.87a berpengaruh nyata pada α=0.01, b berpengaruh nyata pada α=0.05 48

Tabel 1 menyajikan hasil estimasi tanda parameter negatif dan signifikanmodel permintaan pembiayaan pada taraf kepercayaan 1 persen. Hal inipertanian syariah KJKS di Kabupaten menunjukkan bahwa jumlah biaya yangLampung Tengah. Hasil estimasi harus dikeluarkan oleh petani sebagaimemperlihatkan model yang baik. Hal debitur untuk mendapatkanini terlihat dari nilai R-square sebesar pembiayaan pertanian berbanding0.87 yang menjelaskan bahwa sebanyak terbalik dengan tingkat permintaan87 persen keragaman atau variasi dari pembiayaan. Artinya, apabila terjadipermintaan pembiayaan dapat kenaikan cost of fund maka permintaandijelaskan oleh seluruh variabel bebas pembiayaan pertanian KJKS akanyang digunakan di dalam model. Nilai semakin turun. Temuan ini sesuaistatistik uji F sebesar 98.61 yang dengan Nizar (2004) yang menyatakansignifikan pada taraf nyata 1 persen faktor-faktor yang mempengaruhimenandakan bahwa seluruh variabel permintaan kredit usahatani salahbebas yang digunakan dalam model satunya adalah suku bunga. Selain itu,secara bersama-sama berpengaruh dalam konteks biaya transaski, Kausarnyata terhadap permintaan pembiayaan (2013) dalam kajiannya menyebutkanpertanian syariah KJKS. bahwa biaya transaksi memiliki korelasiHasil pengujian paramater secara yang negatif dengan tingkat pemintaanparsial menunjukkan bahwa terdapat kredit mikro di Pakistan.dua variabel yang berpengaruh nyata, Hasil pendugaan parameteryaitu yaitu cost of fund pada selang peubah pendapatan dari usahatani padikepercayaan 1 persen dan pendapatan memiliki tanda positif dan berpengaruhusahatani padi pada selang kepercayaan nyata pada selang kepercayaan 55 persen. Sedangkan variabel usia persen. Hal ini dapat diartikan bahwapetani, luas lahan, dan lama menjadi peningkatan pendapatan usahatani akananggota KJKS secara statistik tidak meningkatkan permintaan pembiayaanberpengaruh nyata. Hasil analisis pertanian, atau dengan kata lain petanifaktor-faktor yang mempengaruhi yang berpendapatan lebih besarpermintaan petani terhadap memiliki kecenderungan untukpembiayaan pertanian KJKS dapat mengajukan permintaan pembiayaandilihat pada Tabel 1. pertanian dibandingkan dengan petaniVariabel cost of fund memiliki yang berpendapatan lebih rendah. 49

Semakin tinggi pendapatan usahatani sebagian besar petani di daerahyang diperoleh menunjukkan semakin penelitian berada pada usia produktifbaik kemampuan petani dalam dan memiliki rentang usia yang tidakmengelola usahataninya. Petani jauh berbeda. Usia debitur merupakanbiasanya terdorong untuk terus salah satu faktor yang diperhatikan olehmelakukan inovasi dan perbaikan lembaga keuangan dalam prosesmanajemen usahatani melalui persetujuan permohonan pembiayaan.penggunaan berbagai teknologi baru. Seperti yang dikemukakan oleh AjagbeUpaya perbaikan manajemen usahatani et al. (2012), bahwasanya usia debiturmelalui penerapan teknologi baru akan mempengaruhi total pinjamanmembutuhkan dukungan modal, yang diperolehnya. Semakin tua usiasehingga hal ini dapat meningkatkan debitur maka jumlah pinjaman yangpermintaan petani terhadap diperoleh akan semakin kecil.pembiayaan pertanian. Dari sisi kreditur, Pertambahan usia debitur akanKJKS sebagai lembaga keuangan mengurangi usia produktifnya, sehinggamenganggap petani yang memiliki lembaga keuangan akan mengurangipendapatan lebih besar memiliki jumlah pinjaman terhadap debitur yangkemampuan pengembalian pembiayaan lebih tua untuk mengurangi tingkatyang lebih baik, sehingga lebih risiko pengembalian pinjaman.dipercaya oleh lembaga keuangan. Hasil Variabel luas lahan yangdari analisis ini sesuai dengan penelitian merepresentasikan aset petani memilikiNuryartono (2005); Messah dan Wangai tanda parameter positif dan memenuhi(2011); Anyiro dan Oriaku (2011); kaidah ekonomi meskipun tidakAzriani (2013), yang menemukan bahwa signifikan. Hasil ini dapat diartikanpendapatan debitur memiliki pengaruh bahwa petani yang memiliki lahan lebihpositif terhadap permintaan luas atau aset yang lebih besarpembiayaan. cenderung memiliki permintaan kreditUsia petani tidak menjadi salah yang lebih tinggi dibandingkan dengansatu variabel yang signifikan petani yang luas lahannya lebih sempit.mempengaruhi permintaan pembiayaan Luas lahan berbanding lurus denganpertanian KJKS, meskipun secara kaidah kebutuhan biaya usahatani. Semakinekonomi tanda parameter menunjukkan luas lahan seorang petani, makakesesuaian. Hal ini diduga karena kebutuhan akan modal usahatani akan 50

semakin besar. Selain itu, petani yang sehingga dapat meminamilisir risikomemiliki lahan yang luas akan berusaha gagal bayar. Temuan ini memperkuatmeningkatkan investasi dalam bentuk studi yang dilakukan Ajagbe et al.pembelian mesin dan peralatan (2012); Zhao et al. (2006), dimanapertanian, sehingga kecenderungan jumlah harta atau aset berpengaruhpetani untuk mengajukan pembiayaan positif terhadap total pinjaman debiturpun akan semakin besar. dari kreditur. Menurut Ajagbe et al.Dari sisi kreditur, KJKS (2012) makin besar jumlah aset debiturmensyaratkan adanya agunan maka lembaga keuangan mikro semakin(collateral) dalam proses pengajuan percaya memberikan pinjaman sehinggapembiayaan pertanian. Agunan tersebut permintaan kredit meningkat.cukup beragam tergantung padabesaran pembiayaan yang diajukan oleh Realisasi Penggunaan Pembiayaandebitur. Jenis agunan yang paling Pertanian Syariahbanyak digunakan petani debitur adalahBPKB sepeda motor, mengingat jumlah Pembiayaan pertanian yangpembiayaan diajukan tidak terlalu besar. disalurkan oleh KJKS diarahkan sebagaiNamun, terdapat pula petani yang upaya untuk penguatan sisi permodalanmenggunakan SHM atau AJB lahan atau petani. Dengan adanya pembiayaan ini,rumah sebagai agunan, apabila jumlah diharapkan petani dapat meningkatkanpembiayaan yang diajukan cukup besar. penggunaan input usahataninyaSebagai lembaga keuangan, KJKS sehingga menjadi lebih optimal. Akanmemberikan kepercayaan lebih besar tetapi, petani sering mengalamikepada debitur yang memiliki aset yang permasalahan dalam realisasilebih besar. Hal ini dikarenakan semakin penggunaan pembiayaan, di manabesar aset debitur maka lembaga petani kesulitan dalam memisahkankeuangan memiliki jaminan yang lebih kegiatan atau kebutuhan produksi dan konsumsi (Kuntjoro 1983).besar terhadap kredit yang disalurkan,Tabel 2. Realisasi Penggunaan Pembiayaan Pertanian Syariah dari KJKS Uraian Jumlah KJKS 16 PersenDigunakan seluruhnya (100%) 24 39.02Digunakan sebagian (< 100%) 1 58.54Tidak digunakan seluruhnya (0%) 41 2.44Total 100.00 51

Dalam realisasinya, ditemui anak dan lainnya. Dilihat dari sisiketidaksesuaian antara permohonan institusi (KJKS Surya Abadi), moralyang diajukan oleh petani dengan hazard yang terjadi pada pembiayaanpenggunaan pembiayaan pertanian. pertanian ini tidak mempengaruhiPembiayaan pertanian yang diperoleh kesehatan KJKS sebagai lembagapetani tidak seluruhnya digunakan keuangan. Hal itu dapat dilihat dari rasiosebagai modal produksi usahatani padi. non performing financing yang rendah,Rata-rata realisasi penggunaan yaitu 1.7 persen. Kondisi ini disebabkanpembiayaan pertanian dari KJKS pada karena kemampuan petani selakuusahatani padi hanya 59.70 persen, hal debitur dalam pembayaran angsuranini dapat dilihat pada Tabel 2. baik atau lancar. Akan tetapi, dari Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa tinjauan syariah praktik ini sangatpetani yang menggunakan seluruh bertentangan dengan kaidah syariahpembiayaan pertanian dari KJKS sebagai karena melanggar akad ataumodal produksi usahatani padi persetujuan pembiayaan yangberjumlah 39.02 persen, sedangkan ditandatangani oleh KJKS selakusebanyak 58.54 persen hanya pemberi dana (shahibul maal) danmenggunakan sebagian dari petani selaku pengelola danadana pembiayaan tersebut sebagai (mudharib). Oleh karena itu, KJKSmodal usahatani, dan terdapat 2.44 sebagai lembaga keuangan syariahpersen yang tidak mengaplikasikan harus berupaya untuk menekanpembiayaan pertanian pada usahatani terjadinya moral hazard denganpadi. Ketidaksesuaian atau melakukan monitoring terhadappenyimpangan penggunaan penggunaan pembiayaan yangpembiayaan pertanian yang diperoleh diberikan.petani dari KJKS dikarenakan petanimenggunakan sebagian dana KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah:pembiayaan tersebut untuk modal 1. Faktor-faktor yang mempengaruhiproduksi usahatani lain yang dijalankan permintaan petani terhadap pembiayaan pertanian KJKS adalah costoleh petani, seperti sayuran dan ubi of fund dan pendapatan usahatani,kayu, serta terdapat sebagian petani 2. Moral hazard terjadi dalam realisasiyang menggunakan dana tersebut untukmemenuhi kebutuhan biaya sekolah 52

penggunaan pembiayaan pertanian. [BI] Bank Indonesia. (ID). 2012.Petani tidak seluruhnya Statistik Perbankan Indonesia.mengaplikasikan pembiayaan yang Vol: 10 No. 6 Mei 2012.diperoleh untuk kegiatan usahatani Jakarta (ID). BI.padi. Tingkat realisasi rata-ratapembiayaan pertanian syariah pada [BPS Lamteng] Badan Pusat Statistikusahatani padi adalah 59.7 persen. Kabupaten Lampung Tengah. 2013. Lampung Tengah dalam Angka. Gunung Sugih (ID). BPS Lamteng.DAFTAR KEPUSTAKAAN [Dinkop UKM Lamteng] Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten LampungAjagbe FA, Oyelere BA, Ajetomobi JO. Tengah. 2013. Keragaan 2012. Determinants of Small- Koperasi Kabupaten Lampung Scale Enterprise Credit Demand: Tengah. Gunung Sugih (ID). Evidence From Oyo State, Dinkop UKM Lamteng. Nigeria. American Journal of Social and Management Freixas X, Rochet JC. 1998. Sciences. 3(1): 45-48. Microeconomics of Banking. MassachussetsAnyiro CO, Oriaku BN. 2011. Access and Massachussetts (US): Investment of Formal Micro Technology. Institute of Credit by Small Holder Farmers in Abia State Nigeria: A Case Hamid ES, Mubyarto, Dumairy. 1986. Study Of Absu Micro Finance Kredit Pedesaan di Indonesia. Bank, Uturu. The Journal of Yogyakarta (ID): BPFE. Agricultural Sciences.6 (2):69- 76. Jaffee DM, Modigliani F. 1969. A Theory and Test of Credit Rationing.Ashari. 2006. Potensi Lembaga The American Economic Review. 59 (5): 850-872.Keuangan Mikro (LKM) DalamPembangunan Ekonomi Kausar A. 2013. Factors Affect Microcredit’s Demand inPedesaan dan Kebijakan Pakistan. International Journal of Academic Research inPengembangannya. PSEKP. Accounting, Finance and Management Sciences. 3(4):11–4(2):146-164. 17.Azriani Z. 2013. Aksessibilitas dan Kuntjoro. 1983. Identifikasi Faktor- Partisipasi Industri Kecil dan faktor yang Mempengaruhi Rumahtangga pada Sumber Pembayaran Kembali Kredit Pembiayaan dan Pengaruhnya BIMAS Padi (Studi Kasus di terhadap Kinerja Usaha dan Kabupaten Subang, Jawa Barat). Kesejahteraan Rumahtangga di [Disertasi]. Bogor (ID). Fakultas Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pasca Sarjana, Institut Pertanian [Disertasi]. Bogor (ID). Sekolah Bogor . Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 53

Mehrteab HT. 2004. Adverse Selection Rachmina D. 1994. Analisis Permintaan and Moral Hazard in Group Kredit pada Industri Kecil (Kasus Based Lending: Evidence From Jawa Barat dan Jawa Timur). Eritrea. Thesis. Faculty of [Tesis]. Bogor (ID). Program Economics. University of Pascasarjana, Institut Pertanian Groningen. Bogor.Messah OB, Wangai PN. 2011. Factors Stiglitz JE, Weiss A. 1981. Credit that Influence the Demand for Credit for Credit Among Small- Rationing in Markets with Scale Investors: a case study of Meru Central District, Kenya. Imperfect Information. Research Journal of Finance and Accounting. 2 (2). American EconomicNizar R. 2004. Analisis Permintaan dan Review.71(3) : 393-410. Pengembalian Kredit Usahatani oleh Rumah Tangga Petani Padi Syaukat Y. 2011. Mengembangkan di Sumatera Barat. [Tesis]. Pembiayaan Syariah Pertanian Bogor (ID). Sekolah http://repository.ipb.ac.id/hand Pascasarjana, Institut Pertanian le/123456789/53629. [22 Jul Bogor. 2013].Nuryartono N. 2005. Impact of Syukur M.2000. Peningkatan Peranan Smallhlders’ Access to Land and Credit Markets on Technology Kredit Dalam Menunjang Adoption and Land Use Decisions: The Case of Tropical Agribisnis di Pedesaan: Laporan Forest Margins in Central Sulawesi-Indonesia. Cuvillier Hasil Penelitian. Jakarta (ID). Verlag: Göttingen, Germany. Pusat Penelitian Sosial[Puskopsyah Lampung] Pusat Koperasi Syariah Lampung. 2013. Daftar Ekonomi Pertanian, Badan Anggota Puskopsyah Lampung. Metro (ID). Puskopsyah Penelitian dan Pengembangan Lampung. Pertanian, Departemen Pertanian. Zhao H, Wu W, Chen X. 2006. What Factors Affect Small and Medium-sized Enterprise’s Ability to Borrow from Bank: Evidence from Chengdu City, Capital of South-Western China’s Sichuan Province. Business Institute Berlin at the FHW Berlin - Berlin School of Economics (Working Paper). 54

RELASI GENDER PADA RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN MILA KABUPATEN PIDIE Elly Susanti1, Agussabti2, Nisa Farhani3 1,2 Staff Pengajar pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda 3 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala [email protected] AbstrakThis study aims to look at the role of husband and wife in terms of division of labor and timespent on productive activities, reproductive and social community on domestic rice farmers inthe district of Mila and also to be able to know how access to factors of production, control thehusband and wife on productive activity, reproductive and social community on domestic ricefarmers in the district of Pidie district Mila. Gender relations can be determined by looking at theratio of response of husband and wife, as well as the amount of time spent in each activity. Thestudy was conducted in the village of Pulo Tanjong Mila districts by considering that the greaterpart of people both men and women farmers. The discussion outlined using a quantitativeapproach to perform tabulations on the results of respondents' answers will then be described toexplain the data obtained in the field. The results showed the division of labor and spent of thetime on more productive activities performed by the husband (113 hours) and wife (105 hours),the wife of reproductive activities dominate (10.28 hours) while the husband (2.82 hours), socialactivities community with almost the same number of division of labor and complementarity,husband (8.35 hours) and wife (7.46 hours). Husband had access to factors of production greaterthan the wife. In terms of controls on the husband's decision also have more control grows infarming, while the reproductive and social activities wife would dominate decision making.Keyword: Gender, Labour Division, Time Spent, Access, ControlPENDAHULUANLatar BelakangPertanian merupakan salah satu masyarakat yang dapat memperbaikimata pencaharian terbesar masyarakat sektor perekonomian di Indonesia.di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Pembangunan sektor pertanianStatistik tahun 2013 menyatakan bahwajumlah tenaga kerja terbanyak pada selalu dikaitkan dengan kondisisektor pertanian yaitu sejumlah 40,8juta orang (34,55 persen) dari total kehidupan para petani di daerahpenduduk bekerja di Indonesia yaitu118,2 juta orang (BPS, 2013). Ini pedesaan di mana tempat mayoritasmenunjukkan bahwa pertanianIndonesia sangatlah berperan dalam para petani menjalani kehidupannyamendominasi kegiatan sektor ekonomi sehari-hari mempunyai beberapa permasalahan seperti tingkat pendidikan rendah, tingkat keterampilan masih terbatas, produktivitas dan tingkat pendapatan 55

rendah, adanya sikap mental yang Dalam studi genderkurang mendukung dan masalah- pengambilan keputusan olehmasalah lainnya. Permasalahan perempuan merupakan salah satu caratersebut meliputi seluruh aspek untuk menunjukkan eksistensinyakehidupan masyarakat petani pedesaan dibandingkan dengan pria baik ituyang satu sama lain saling berkaitan. pengambilan keputusan dalam rumahSalah satu permasalahan besar dalam tangga maupun pengambilan keputusanmasyarakat pedesaan adalah terhadap bercocok tanam (Unggul,kemiskinan. 2005).Sajogyo (1983) dalam Meiliala Hubungan gender pada sektor(2006), perempuan pedesaan pertanian padi sawah dapat dilihatmerupakan sumber daya manusia yang dengan adanya pembagian tugas, akses,cukup nyata berpartisipasi, khususnya kontrol terhadap sumberdaya, antaradalam memenuhi fungsi ekonomi laki-laki dan perempuan seperti dapatkeluarga dan rumah tangga bersama dilihat dalam hal pengolahan tanah,dengan laki-laki. Perempuan di penanaman, pemeliharaan, hinggapedesaan sudah diketahui secara umum panen dan pasca panen. Keterlibatantidak hanya mengurusi rumahtangga setiap anggota keluarga dalamsehari-hari saja, tetapi tenaga dan pengelolaan usaha tani padi sawahpikirannya juga terlibat dalam berbagai sangat dibutuhkan sebagai salah satukegiatan usaha tani dan non usaha tani, cara membantu dalam meringankanbaik yang sifatnya komersial maupun pekerjaannya. Dalam hal apapun,sosial. Berkaitan dengan kegiatan keterlibatan perempuan sangatlahusahatani perempuan memiliki peranan penting baik dalam kegiatan rumahmulai dari penanaman, pemeliharaan, tangga maupun kegiatan ekonomi yangpemanenan, pasca panen dan dapat menunjang pendapatan keluargapemasaran, serta pengambilan menjadi lebih besar. Istri para petanikeputusan dalam keluarga, meskipun secara langsung maupun tidak langsungperan tersebut masih relatif rendah terlibat dan ikut bertanggung jawabdibandingkan dengan laki-laki sehingga dalam pengelolaan usaha tani yangmenimbulkan kesenjangan gender dapat berhubungan dengandalam rumah tangga petani. kesejahteraan keluarga. 56

METODE PENELITIAN memiliki jumlah rumah tangga petani sebanyak 123 keluarga, sehinggaPenelitian ini dilakukan melalui sampel yang diambil sebesar 25% dari jumlah populasi yang ada. Menurutpendekatan kuantitatif yang didukung Arikunto (2002) apabila populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Jikaoleh pendekatan kualitatif. Pendekatan populasinya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25%.kuantitatif dilakukan dengan Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 keluarga. Rumahmenggunakan metode survei deskriptif. tangga petani tersebut meliputi 30 orang responden suami (laki-laki) danPenelitian survei merupakan penelitian 30 orang responden istri (perempuan) yang berasal dari rumahtangga yangyang mengambil sampel dari suatu sama. Selain responden, dipilih juga beberapa informan yang yang terdiripopulasi dan menggunakan kuesioner dari geuchik, dan tokoh masyarakat di desa tersebut untuk menambahsebagai alat pengumpulan data yang informasi.lengkap. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik PetaniPenelitian ini dilakukan di Desa Umur adalah salah satu faktorPulo Tanjong Kecamatan Mila yang berpengaruh terhadap kinerja dan hasil produksi dari bercocok tanam.Kabupaten Pidie. Objek yang ditelitiadalah keluarga petani padi aktif di desatersebut. Ruang lingkup penelitian initerbatas masalah relasi gender padarumah tangga petani padi sawah diKecamatan Mila Kabupaten Pidie.Penentuan responden dilakukansecara sengaja (purposive) untukdijadikan sampel agar mendapatkesimpulan dari masalah. Padapenelitian ini, Desa Pulo TanjongTabel 1. Tingkat Rata-Rata Umur Petani Di Desa Pulo TanjongNO. Umur (Tahun) Suami Istri Satuan (orang) Persentase (%) Satuan (orang) Persentase (%) 3 101. < 30 0 0 10 33.32. 31-49 8 26,6 11 36,63. 50-60 12 40 6 20 30 1004. >60 10 33,3 Jumlah 30 100Sumber : Data Primer (diolah), 2015 57

Dari Tabel 6 terlihat bahwa dengan persentase sebanyak 53,3 %rata-rata tertinggi umur suami ialah 50- dan istri dengan jumlah 13 orang60 tahun dengan persentase sebanyak (43,3%) kategori rendah ialah petani40 %, sedangkan istri pada umur 50-60 yang tidak sekolah, tidak tamat sekolahdengan jumlah petani sebanyak 11 dasar (SD) dan tamat SD. Dari hasilorang atau 36,6 %. Pada tingkat umur survei, suami dan istri yang memiliki50-60 tahun ini petani telah mempunyai pendidikan rendah terdapat pada usiapengalaman yang cukup baik dalam hal 50 hingga >60 tahun,hal ini disebabkanbercocok tanam tetapi sudah memasuki karena para petani dulu hanya bisausia yang tidak produktif lagi sehingga mendapatkan pendidikan setara dengansemangat kerja juga akan berkurang. SD atau disebut dulu dengan SekolahPara petani dengan tingkat usia tua Rakyat(SR). Para petani ini memangtelah melakukan penanaman padi tidak memiliki pendidikan yang tinggi,bertahun-tahun secara berkala. Tabel 2 tetapi memiiki pengalaman yang sangatmenunjukkan bahwa sebagian besar banyak dalam hal bercocoktanampetani padi sawah di Desa Pulo Tanjong sehingga mereka dianggap mahirkecamatan Mila memiliki pendidikan sebagai “ureungtuha” dalam halrendah, suami dengan jumlah 16 orang bercocoktanam padi sawahTabel 2. Tingkat Pendidikan Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Pulo Tanjong No. Tingkat Pendidikan Suami Istri Persen 1. Rendah (tidak sekolah & tamat SD) Jumlah 53,3 Jumlah Persen 2. Sedang ( tidak tamat SMP, tamat SMP) 16 13,3 3. Tinggi (tamat SMA & sarjana) 4 13 43,3 Jumlah 10 33,3Sumber : Data Primer (diolah), 2015 30 8 26,6 100 9 30 30 100Tabel 2 menunjukkan bahwa dan tamat SD. Dari hasil survei, suamisebagian besar petani padi sawah di dan istri yang memiliki pendidikanDesa Pulo Tanjong kecamatan Mila rendah terdapat pada usia 50 hinggamemiliki pendidikan rendah, suami >60 tahun,hal ini disebabkan karenadengan jumlah 16 orang dengan para petani dulu hanya bisapersentase sebanyak 53,3 % dan istri mendapatkan pendidikan setara dengandengan jumlah 13 orang (43,3%) SD atau disebut dulu dengan Sekolahkategori rendah ialah petani yang tidak Rakyat(SR). Para petani ini memangsekolah, tidak tamat sekolah dasar (SD) tidak memiliki pendidikan yang tinggi, 58

tetapi memiiki pengalaman yang sangat sebagai “ureungtuha” dalam halbanyak dalam hal bercocoktanam bercocoktanam padi sawah.sehingga mereka dianggap mahirTabel 3. Rata-rata Pendapatan Keluarga Petani Padi Sawah di Desa Pulo Tanjong No. Pendapatan Perbulan (Rp) Jumlah keluarga (orang) Persentase (%) 1. Rendah ( < Rp.500.000 ) 13 43,3 2. Sedang(Rp.500.000-Rp.1.000.000) 15 50,0 3. Tinggi ( > Rp.1.000.000) 2 6,6 Jumlah 30 100Sumber: data primer (diolah), 2015Tabel 3 menjelaskan bahwa keluarga dan dengan pendapatan tinggi sebanyakpetani padi sawah di Desa Pulo Tanjong 2 keluarga (6,6%) dengan pendapatanKecamatan Mila memiliki pendapatan lebih dari Rp.1.000.000. Para petanidalam tingkat sedang dengan dengan pendapatan tinggi biasanyapendapatan perbulan yaitu berkisar mempunyai lahan sendiri yang luas danantara Rp.500.000–Rp.1.000.000. pada memiliki pekerjaan utama seperti PNS,pendapatan rendah yaitu <Rp.500.000 wiraswasta dan sebagainya.terdapat sebanyak 13 keluarga (34,3%)Pembagian Kerja dan Curahan Waktu pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah Kegiatan ProduktifTabel 4. Rata-Rata Pembagian Kerja Pada Kegiatan Produktif Dalam Rumah Tangga Petani Padi SawahNo. Aktivitas Produktif Pelaku Kegiatan(Responden)(%) Suami Istri Bersama1. Pengolahan lahan pertanian 58,3 0,0 41,62. Pemilihan jenis bibit dan varietas yang akan 38,3 0,0 61,6 3,3 59,9 ditanam3. Penyemaian benih 36,64. Pemberian pupuk 39,9 5,0 54,95. Pemberantasan hama dan penyemprotan Pestisida73,3 0,0 26,66. Pemeliharaan 21,6 23,3 54,97. Panen 3,3 0,0 96,58. Penjualan hasil (Pemasaran) 0,0 0,0 100,09. Manajemen Keuangan 0,0 73,3 26,6JUMLAH 30,1 11,6 57,8Sumber: Data primer (diolah) 2015 Berdasarkan Tabel 4 diatas, lahan, serta pemberantasan hama dandapat dilihat bahwa pembagian kerja penyemprotan pestisida. Sedangkanuntuk suami pada kegiatan produktif pada pekerjaan yang dianggap dapatusaha tani lebih didominasi pada membantu satu sama lain akanpekerjaan berat seperti pengolahan dilakukan bersama seperti dalam 59

pemilihan jenis bibit dan varietas yang dalam melakukan kegiatan usaha taniakan ditanam. Curahan waktu yang dalam periode sekali tanam.diukur yaitu curahan waktu respondenTabel 5. Curahan Waktu Pada Kegiatan Produktif Responden Dalam Satukali Musim Tanam Di Desa Pulo Tanjong Kecamatan MilaN Aktivitas dalam satukali Suami Istri Jumlah Perseno. musim tanam (120 hari) (N jam Jumlah Persen (N jam per hari (jam) (%) perhari x (jam) (%) xN N hari ) hari)1. Pengolahan lahan pertanian 8x2 16 14,15 5x2 10 9,532. Pemilihan jenis bibit dan 2x2 4 3,53 2x2 4 3,80varietas yang akan ditanam3. Penyemaian benih 3x1 3 2,65 3x1 3 2,854. Pemberian pupuk 4x1 4 3,53 4x1 4 3,805. Pemberantasan hama dan 4x2 8 7,07 2x2 4 3,80penyemprotan pestisida6. Pemeliharaan 3x20 60 53,09 3x20 60 57,147. Panen 8x2 16 14,15 8x2 16 15,238. Penjualan hasil (Pemasaran) 2x1 2 1,76 2x1 2 1,909. Manajemen Keuangan - - - 2x1 2 1,90Jumlah 113 100 105 100Sumber: Data primer (diolah) 2015 Banyaknya curahan waktu yang menjelaskan bahwa tanggung jawabdihabiskan dihasilkan dari (Njam pada kegiatan produktif untuk dapatperharixNhari) yaitu banyaknya jumlah menunjang kehidupan keluarga lebihjam perhari kerja dikali dengan menitikberatkan pada suami dan posisibanyaknya jumlah hari kerja. Dari Tabel istri ikut membantu menunjang5 menunjukkan bahwa tingkat curahan perekonomian keluarga. hal ini sangatwaktu pada kegiatan produktif lebih bagus sebagai cara untuk salingtinggi pada suami yaitu dengan total melengkapi dalam saling membantukeseluruhan 113 jam dan istri dengan dalam rumah tangga.jumlah keseluruhan 105 jam. Ini  Kegiatan ReproduktifTabel 6.Pembagian Kerja Pada Kegiatan Reproduktif Menurut Responden Di Desa Pulo TanjongNo Kegiatan reproduktif Pelaku Kegiatan (Reponden)(%) 1. Memasak Suami istri Bersama 2. Menyuci 0,0 100,0 0,0 3. Mengasuh anak 0,0 100,0 0,0 4. Membersihkan rumah 0,0 100,0 0,0 5. Belanja ke pasar 0,0 89,9 9,9 6. Mengantar anak sekolah 68,3 16,6 14,9 JUMLAH 86,6 13,0 0,0Sumber: Data primer (diolah) 2015 25,8 69,9 4,1 60

Pada Tabel 6 dapat kita rumah beberapa responden suamisimpulkan bahwa kegiatan reproduktif menjawab ikut membantu dengan rata-lebih diperankan oleh istri sebagai ibu rata 0,13 jam selebihnya merupakanrumah tangga. Perihal pekerjaan tanggungjawab istri. Pada kegiatanmemasak, mencuci, mengasuh anak, belanja ke pasar dominan dilakukanmenjadi tanggung jawab istri oleh suami karena menurut parasepenuhnya. Membersihkan rumah responden membeli dan memberimenjadi tanjadi tanggung jawab istri, kebutuhan sandang, pangan, dan papantetapi beberapa menyatakan bahwa adalah tugas seorang suami dan istrisuami ikut serta dan membantu dapat membantu. Seorang respondenkegiatan tersebut dan dilakukan secara istri menyatakan bahwa ia harus pergibersama. ke pasar sendiri karena suaminya tidakTabel 7 dapat dilihat bahwa bisa membawa sepada motor.bagian memasak, menyuci serta Mengantar anak kesekolah jugamengasuh anak adalah tugas seorang sebagian besar dilakukan oleh suamiistri. Sedangkan dalam membersihkan dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan ialah 0,93 jam.Tabel 7. Curahan Waktu pada Kegiatan Reproduktif Keluarga Petani Padi Sawah Desa Pulo Tanjong Kecamatan Mila Jenis kegiatan reproduktif yang Suami Istri No. dilakukan Jam persen Jam Persen 1. Memasak 0,00 0,00 3,33 32,39 2. Menyuci 0,00 0,00 2,50 24,31 3. Mengasuh anak 0,00 0,00 1,8 17,50 4. Membersihkan rumah 0,13 4,60 1,73 16,82 5. Belanja ke pasar 1,76 62,41 0,76 7,39 6. Mengantar anak sekolah 0,93 32,97 0,16 1,55 Jumlah 2,82 100Sumber: Data primer (diolah) 2015 10,28 100Jumlah curahan waktu yang hanya ikut membantu saja. Rata-ratadihabiskan istri lebih tinggi daripada jumlah keseluruhan waktu yangsuami dalam melakukan kegiatan dihabiskan oleh istri dalam kegiatanreproduktif. Ini berarti bahwa istri reproduktif ialah 10,28 jam sedangkanmemiliki peran yang lebih penting dan suami hanya menghabiskan waktu 2,82dibutuhkan dalam keluarga dan suami jam perhari. Kegiatan Sosial Masyarakat 61

Tabel 8. Pembagian Kerja Pada Kegiatan Sosial Masyarakat Menurut Responden Di Desa Pulo Tanjong No. Jenis kegiatan sosial Pelaku Kegiatan (Responden) (%) 1. Gotong royong Suami Istri Bersama 2. Menghadiri rapat 3. Menghadiri kenduri 100,0 0,0 0,0 4. Mengikuti arisan 75,0 0,0 25,0 5. Posyandu 0,0 11,4 88,6 JUMLAHSumber: Data primer (diolah) 2015 0,0 100,0 0,0 0,0 100,0 0,0 35,0 42,2 22,7Pembagian kerja pada kegiatan maka pekerjaan tersebut akan diambilsosial masyarakat didasari dengan alih oleh para istri. Pembagian kerjakebutuhan kegiatan dalam bentuk dan pada kegiatan sosial menurutjenis kegiatan, jika dianggap kegiatan responden suami dan istri di desa puloberat dan didominasi oleh laki-laki maka tanjong dilakukan secara bersamasuami yang akan mengerjakan. Begitu dalam beberapa kegiatan yang dapatjuga sebaliknya dalam kegiatan diikuti keduanya. Dan pembagian kerjaberkumpul bersama sepertti arisan dan akan dihadiri sesuai kegiatan sosial yangsebagainya didominasi oleh perempuan, dilaksanakanTabel 9. Curahan Waktu Pada Kegiatan Sosial Masyarakat Pada Responden Di Desa Pulo Tanjong Kecamatan Mila Jenis Kegiatan Sosial Masyarakat yang Suami Istri No. Dilakukan Jam persen Jam Persen 1 Gotong royong 3,30 39,5 0,00 0,00 2 Menghadiri rapat 2,23 26,7 0,6 8,04 3 Menghadiri keduri 2,82 33,7 2,76 36,99 4 Mengikuti arisan 0,00 0,00 2,20 29,4 5 Posyandu 0,00 0,00 1,9 25,4 Jumlah 8,35 100 7,46 100Sumber: Data primer (diolah) 2015Curahan waktu suami dan istri tidak yang lebih banyak dihabiskan olehmemiliki perbedaan yang cukup berarti. suami didasari pada beratnya suatuCurahan waktu yang dihabiskan suami pekerjaan dan lamanya suatu kegiatanpada kegiatan sosial ialah 8,35 jam yang dijalani. Suami cenderung memilikisedangkan istri sebanyak 7,46 jam. sedikit kegiatan sosial dengan curahanPerbedaan pembagian kerja yang waktu yang lama dan perkerjaan yangdidominasi oleh istri dan curahan waktu dianggap berat. Akses Pada Faktor Produksi 62

Tabel 10. Akses Responden Suami Dan Istri Pada Faktor Produksi Usaha Tani Padi SawahNo. Faktor produksi Pelaku Kegiatan (Responden) (%)1 Lahan pertanian Suami Istri2 Saluran perairan atau irigasi 88,3 11,63 Pengelolaan teknologi pertanian 100,0 0,0 100,0 0,04 Keterlibatan dalam pemilihan pupuk 73,3 26,65 Pemilihan Bibit dan Pestisida 93,3 6,66 Pemilihan alat-alat pertanian 100,0 0,07 Pengambilan kredit 8,3 91,68 Mengikuti penyuluhan atau Pelatihan 78,3 21,69 Keikutsertaan dalam usaha tani (tenaga kerja) 100,0 0,0JUMLAH 82,3 17,5Sumber: data primer (diolah) 2015Suami mempunyai akses yang lebih Kontrol Pada Kegiatan Produktif,besar pada faktor produksi. Istri hanya Reproduktif Dan Sosial Masyarakatmendapat akses pada kegiatan tertentu Kontrol yaitu kemampuan dansaja.Suami memiliki akses yang lebih kekuasaan yang dimiliki oleh anggotabesar karena suami dianggap lebih rumahtangga dalam mengambilpaham dalam kegiatan usaha tani dan keputusan dalam berbagai hal danjuga sebagai kepala keluarga yang kegiatan, baik dalam kegiatan produksi,memiliki tanggung jawab untuk reproduksi hingga sosial masyarakat.menghidupi,menafkahi keluarga.Istri Dalam hal ini pengukuran terhadapjuga memiliki akses dalam usaha kontrol dalam kegiatan dilakukantani,tetapi tidakdalam konteks tanggung dengan melihat pengambilan keputusanjawab utama,istri hanya ikut membantu baik oleh suami maupun istri.dan meringankan beban suami.Tabel 11. Pengambilan Keputusan Pada Kegiatan Produktif Pelaku Kegiatan (Responden)(%) No. Jenis keputusan Suami Istri Bersama 1 Pengolahan lahan pertanian 71,6 0,0 28,3 2 Pemilihan jenis bibit dan varietas yang 46,6 0,0 53,3 akan ditanam 26,6 0,0 73,3 3 Penyemaian benih 46,6 0,0 57,8 4 Pemberian pupuk 78,3 0,0 21,6 5 Pemberantasan hama dan 6,6 0,0 93,3 penyemprotan Pestisida 0,0 0,0 100,0 6 Pemeliharaan 0,0 0,0 100,0 7 Panen 0,0 76,6 23,3 8 Penjualan hasil (Pemasaran) 33,3 0,0 66,6 9 Manajemen Keuangan 5,0 0,0 95,0 10 Keikutsertaan dalam penyuluhan 11 Penentuan tempat penjualan hasil 0,0 0,0 100,0 26,2 6,3 67,7 Panen 12 Penentuan harga hasil produksi JUMLAHSumber: Data primer (diolah) 2015 63

Dari Tabel diatas dapat kita lihat mengerti dan paham apa yang harusbahwa pada kegiatan produktif dilakukan dan di perlukan padabanyak pengambilan keputusan yang kegiatan tersebut. Sedangkandilakukan bersama. Responden pengambilan keputusan yangmenyatakan bahwa pengambilan dilakukan banyak dilakukan oleh istrikeputusan yang dominan dilakukan pada mengatur keuangan, hal inisuami ialah pada pengolahan lahan, karena istri dianggap lebih mengertidan pemberantasan hama serta dan dapat mengelola keuangan lebihpenyemprotan. Menurut responden baik.istri mengatakan bahwa suami lebihTabel 12. Pengambilan Keputusan Pada Kegiatan Reproduktif No. Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan (Responden)(%) 1 Memasak Suami Istri Bersama 2 Menyuci 0,0 100,0 0,0 3 Mengasuh anak 4 Membersihkan rumah 0,0 100,0 0,0 5 Belanja ke pasar 0,0 88,3 11,6 6 Pendidikan & Mengantar anak sekolah 0,0 88,3 11,6 JUMLAH 63,3 21,6 14,9Sumber: data primer (diolah) 2015 0,0 0,0 100,0 10,5 66,3 23,0Dari Tabel 12 pada kegiatan responden menyatakan bahwa suamireproduktif menunjukkan bahwa juga ikut serta dalam mengambilpengambilan keputusan lebih keputusan dalam hal mengasuh anakdidominasi pada istri. Menurut dan membersihkan rumah secararesponden pada pengambilan bersama. Belanja ke pasar didominasikeputusan dalam memasak dan oleh keputusan suami (63,3%) istrimencuci sepenuhnya berada pada (21,6%) dan bersama (14,9%),keputusan istri. Sedangkan istri tetap Sedangkan perihal kegiatan pendidikanlebih berpengaruh dan berperan besar anak, responden dari suami dan istridalam mengasuh anak dan sepakat bahwa hal tersebut adalahmembersihkan rumah, karena istri keputusan yang harus dibuat secaramenghabiskan lebih banyak waktu bersama, karena pendidikan menjadidirumah untuk berbagai kegiatan prioritas dan dan menciptakan masareproduktif lainnya, 11,6% dari depan yang baik bagi anak. 64

Pengambilan keputusan pada kegiatan dianggap sebagai pengambil keputusanreproduktif lebih banyak dilakukan oleh tepat sebagai kewajiban dari ibu rumahistri. Pada kegiatan rumah tangga istri tangga.Tabel 13. Pengambilan Keputusan Pada Kegiatan Sosial MasyarakatNo. Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan (Responden) (%) Suami Istri Bersama 1 Gotong royong 100,0 0,0 0,0 2 Menghadiri rapat 3 Menghadiri keduri 81,6 0,0 18,3 4 Mengikuti arisan 5 Posyandu 0,0 34,9 64,9 JUMLAH 0,0 100,0 0,0Sumber: data primer (diolah) 2015 0,0 100,0 0,0 Kegiatan sosial dalam kontrol 36,3 46,9 16,6rumah tangga dapat kita lihat pada maka dapat digantikan oleh istri, atau menghadiri acara bersama. Keputusantabel diatas dengan jumlah tingkat pada istri saja hanya (34,9%) perbedaan ini didasarkan dengan peran istri lebihpengambilan keputusan dalam aktif, dari membantu sebelum acara, dan lain sebagainya. Dalam kegiatanmengikuti gotongroyong dilakukan oleh mengikuti arisan dan posyandu yang diadakan di desa, jawaban darisuami dengan persentase 100,0% dari responden suami dan istri menyatakan bahwa penambilan keputusan padapelaku kegiatan(suami dan istri). Hal ini kedua kegiatan ini dominan dilakukan oleh istri sendiri tanpa adanyadikarenakan gotongroyong dianggap keterlibatan suami dangan tingkat persentase pada 60 responden ialahpekerjaan berat sehingga suamilah yang 100%, seperti halnya mengurus anak, istri lebih berperan dalam imunisasimengambil keputusan dan dalam posyandu dan sebagainya.berpartisipasi dalam masyarakat. Suamijuga berperan dalam pengambilankeputusan dalam menghadiri rapat,suami lebih banyak mengikuti rapatsedangkan 18,3% dari respondenmengambil keputusan secara bersamadalam menghadiri rapat.Keputusan menghadiri kendurilebih banyak dilakukan secara bersama KESIMPULAN 1. Pembagian kerja pada kegiatan(64,9%) dengan jawaban responden produktif lebih banyak dilakukanbahwa menghadiri dapat diputuskan secara bersama dengan curahan waktu yang dihabiskan suami padadengan melihat kegiatan dan waktuyang pas. Ketika suami berhalangan 65

kegiatan usaha tani per musim DAFTAR PUSTAKA tanam lebih besar dari istri yaitu sebanyak 113 jam dan istri 105 jam. Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Pada kegiatan reproduktif istri sebanyak 10,28 jam dan suami 2,82 Penelitian: Pendekatan jam dengan recall sehari sebelumnya. Pada kegiatan sosial Praktek. Penerbit Rineka masyarakat, suami memiliki curahan waktu yang lebih besar yaitu Cipta. Jakarta. sebanyak 8,35 jam dan istri sebanyak 7,46 jam dengan recall 1 bulan. Badan Pusat Statistik. 2013. Aceh Dalam2. Pada akses, suami mempunyai Angka 2013. Kota Banda Aceh. kesempatan (akses) yang lebih besar daripada istri pada faktor produksi Meliala, Annekhe Dahnita Sembiring. usaha tani sebanyak 82,3% dan istri 2006. Skripsi:Pembagian Kerja 17,5%. Kontrol dalam pengambilan Gender dalam Rumahtangga keputusan pada kegiatan produktif Petani Pedagang Tanaman usaha tani padi sawah dominan Hias (Kasus Sentra Bunga dilakukan bersama sebanyak 67,7%, Dukuh Nglurah, Kelurahan pada kegiatan reproduktif istri lebih Tawangmangu, Kecamatan banyak terlibat dalam pengambilan Tawangmangu, Solo , Jawa keputusan sebanyak 66,3% begitu Tengah). Institut Pertanian juga dengan kegiatan sosial Bogor. Bogor. masyarakat didominasi istri sebanyak 46,9%. Priyadi, Unggul. September 2005. Tingkat Kesetaraan Gender Pada Usahatani Padi di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Fenomena.Volume 3 No. 2 Sajogyo. 1983 . Industrialisasi Pedesaan dalam Perspektif Ekonomi Nasional. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indoneia Cabang Jakarta. Bogor. 66

THE ANALYSIS OF PROFIT QUALITY ON BANKING INDUSTRY IN THE MOMENT OF SLOWING DOWN ECONOMY Ridwan Nurazi1, Intan Zoraya2 1Rector University Bengkulu 2Teaching Staff FEB University Bengkulu AbstrakIn the moment of slowing down economy, the banking sector faces severe challenges, mainly dueto the impact of the weakening of the rupiah against the US dollar. This study aimed to analyzethe effect of earnings quality, managerial efficiency, and the persistency of earnings to thebanking index. The object of this study is the five largest banks in Indonesia, namely: BankMandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia and Bank Danamon.The five banks are benchmarks for the national banking industry. The method used is the datapanel analysis regression. The results shows that the quality of earnings, managerial efficiency,and the persistence of earnings affect amounted 35.9137% on the banking indexes; theremaining amount of 64.0863% influenced by macroeconomic factors. The most severe impactsurged on the Bank Danamon, while the lightest impact occurred on Bank Rakyat Indonesia.Key words : slowing down economy, the quality of earnings, managerial efficiency, persistency of earnings.PENDAHULUANLatar BelakangMenguatnya perekonomian nasional, ditepis oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin.Amerika Serikat telah memperkuat nilai Menurutnya(http://ekbis.sindonews.co m/read/1027355/35/usdmakinperkasa-tukar mata uang US Dollar terhadap sirine-awal-krisis-keuangan-global- 143816368) selama 10 tahun terakhirseluruh mata uang dunia, termasuk kondisi perbankan di Indonesia cukup baik berdasarkan fakta bahwa bank-mata uang Rupiah yang sejak awal bank yang ditutup merupakan bank kecil dan lebih sering diakibatkan olehtahun 2015 terus mengalami morale hazard.pelemahan. Melemahnya nilai tukar Optimisme tersebut dibantah oleh pernyataan berita terbaru yangmata uang rupiah terhadap dolar dilansir dalam tayangan CNN- Money(http://ekbis.sindonews.com/reaAmerika Serikat secara fundamental d/1027355/35/) yang menyatakanakan berdampak negatif terhadapindustri perbankan di Indonesia.Kekhawatiran terhadap kemungkinanakan terjadi krisis keuangan bersamaandengan semakin kuatnya mata uangdolar Amerika Serikat mata uang rupiah,khususnya terhadap industri perbankan 67

bahwa semakin perkasanya nilai tukar apakah masih menjadi isu sentral dalamdolar Amerika Serikat (USD) terhadap riset-riset manajemen laba sebagaibeberapa mata uang negara lain bagian penting dalam pengujian teori-menjadi sinyal atau sirine awal teori keuangan perusahaan. Meskipunmunculnya krisis keuangan global. menurut teori keuangan fundamentalMenurut Capital Economics seperti korporasi yang menyatakan bahwadilansir dari CNN-Money tersebut, mata investor bertindak rasional dalamuang Brazil pada Senin lalu merosot ke keputusan portofolio investasi, yaitulevel terendah selama 12 tahun didasarkan pada pertimbangan risk andterakhir. Mata uang Asia Tenggara return saham, maka faktanya merekaberada di titik terburuk sejak krisis menjadi panik melihat nilai tukar Rupiahkeuangan terakhir di kawasan tersebut yang semakin melemah terhadap matapada 1990-an. Nilai tukar mata uang uang dolar Amerika Serikat. FenomenaMeksiko dan Afrika Selatan terhadap kepanikan ini mengidentifikasikanUSD juga berada pada titik terendah bahwa lagi-lagi dalam kondisiyang pernah terjadi. Menguat kembali perekonomian yang tidak normal,(reli) pada awal 1980, USD telah investor bertindak tak-rasional dalammemicu krisis utang di Amerika Latin. keputusan investasi (Adam & Goyal,Lima belas tahun kemudian, greenback 2008; Uchida 2006; Pasternak &naik cepat lagi dan menyebabkan Rosenberg, 2002).ekonomi Asia Tenggara, sepertiThailand runtuh. Krisis mata uang skala Keputusan investor yang tak-besar bisa menjadi pukulan nyata untuk rasional dalam kondisi perekonomianekonomi global, bahkan untuk Amerika tidak normal, tentu menimbulkanSrikat sekalipun. Sebab, kini dunia lebih pertanyaan apakah teori fundamentalbanyak terintegrasi dibanding pada yang menyatakan Earning Per Share1980-an atau 1990-an. Dengan kata (EPS) merupakan acuan bagi investorlain, risiko pasar saham China mungkin dalam keputusan investasi masihmenjadi awal dari masalah untuk pasar berlaku dalam relevansinya dengannegara berkembang. asumsi bahwa investor selalu mempertimbangkan risk and return Kualitas laba pada industri (Deloitte, 2015). Anonim, 2015. Bankingperbankan dalam ancaman krisis Outlook Boosting Profitabilit Amidstkeuangan global perlu dikaji ulang, 68

New Challenges, (Deloitte Center for manajemen keuangan perusahaanFinancial Serivices). mainstream berpendapat bahwa indikator Earnings Per Share (EPS) telah Fenomena di mana keputusan menjadi dasar utama dalam keputusaninvestor kadang-kadang rasional investor terhadap portofolio mereka.kadang-kadang tak-rasional merupakan Variabel Earnings Per Share (EPS) telahtantangan bagi para pakar teori dijadikan fokus penelitian akuntansikeuangan korporasi untuk menguji keperilakuan, yaitu relevansinya dengankembali teori-teori manajemen manajemen laba (Earningskeuangan korporasi fundamental. Management) dalam praktek audit keuangan perusahaan korporasi Permasalahan kualitas laba dalam (Goldstein &, Hackbarth, 2014; Vedd, etindustri perbankan, khususnya dalam al., 2014; Subekti, 2012).pertumbuhan ekonomi yang semakinlesu, bahkan mengarah kepada Perkembangan terkini tentangberulangnya krisis keuangan yang akan adanya kemungkinan krisis berulangmenghancurkan industri perbankan, yang akan menghancurkan industrimemerlukan penelitian lebih lanjut. perbankan di Indonesia menimbulkanBank umum semakin tertekan sejumlah petanyaan sebagai berikut: 1)menghadapi globalisasi pasar yang apakah industri perbankan cukupvolatil, manifestasi persaingan dari menjaga benchmarking berdasarkanlembaga non-bank, sehingga semakin Risk Based Banking Approach (RBBA)dituntut untuk lebih kreatif untuk meningkatkan kinerja ataumenciptakan inovasi dalam pelayanan. diperlukan inovasi baru tentang kinerjaDefinisi kinerja semakin dinamik, tidak perbankan dalam masa krisis ?, 2)lagi semata-mata dimensi kualitas bagaimana menilai kualitas profitabilitaslayanan, tetapi juga kualitas industri perbankan dalam masa krisis ?,profitabilitas. Pencarian definisi baru 3) bagaimanakah prospek perilakutentang kinerja perbankan terus manajemen laba pada industrimendapatkan dukungan dari kajian- perbankan dalam kondisi perlambatankajian empiris (Soteriou & Zenios, pertumbuhan ekonomi Indonesia ?2015). METODE PENELITIAN Begitu juga dengan indikator Penelitian ini dirancang untukkinerja keuangan internal perusahaan menguji estimasi determinanEarning Per Share (EPS), ilmuwan 69

profitabilitas perbankan, termasuk Securities Indonesia Tbk., dsb.). Datakualitas profitabilitas (proksi akan dalam penelitian ini adalah dataditentukan kemudian), Managerial sekunder yang sudah diolah olehEfficiency (rasio antara biaya-biaya lembaga-lembaga tersebut, antara lainoperasional dan aset operasional bank), informsi tentang Income Statements,dan persistensi profitabilitas (proksinya Balance Sheet, dan Cash Flows yangakan ditentukan kemudian) terhadap sudah diaudit oleh akuntan publik.Indeks Perbankan yang listing di BursaEfek Indonesia dengan persamaan Penafsiran dilakukan berdasarkansebagai berikut: IP = β0 + β1KP + β2MGE hasil pengujian hipotesis hipotesis yang+ β3PSTs + εT; dalam penelitian ini IP telah dirumuskan dengan kriteria-adalah Indeks Perbankan, KP adalah kriteria probabilitas signifikansi AlphaKualitas Profitabilitas, MGE adalah sebesar 0.05 default EVIEWS.Managerial Efficiency, PST adalahPersistensi Profitabilitas Perbankan, dan Metode Analisis DataεT adalah error term. Penelitian inimengikuti pola penelitian longitudinal Analisis data dalam penelitian ini(time series) dengan panjang menggunakan regresi linier denganpengamatan sebanyak 10 tahun, dari persamaan: IP = IP = β0 + β1KP + β2MGEtahun 2005 sampai dengan tahun 2014. + β3PSTs + εT. Dalam persamaan tersebut, IP adalah Indek Perbankan Penelitian ini dirancang untuk yang merupakan indeks gabungan hargapengujian hipotesis-hipotesis tentang penutupan akhir tahun saham-sahamkebenaran teori keuangan korporasi lima bank terbesar di Indonesia. Kelimayang menyatakan bahwa indikator- bank terbesar di Indonesia tersebutindikator tersebut berpengaruh adalah: 1) Bank Mandiri (BMR), 2) Bankterhadap Indeks Perbankan. Data dalam Rakyat Indonesia (BRI), 3) Bank Centralpenelitian ini dikumpulkan dari publikasi Asia (BCA), 4) Bank Negara IndonesiaPT Bursa Efek Indonesia (BEI), baik (BNI), dan 5) Bank Danamon (BDM).dalam bentuk hard copy (LQ 45, Menurut Bank Indonesia (BI), kelimaMonthly Statistics, dsb.) maupun data bank tersebut merupakan bank terbesarpublikasi online yang bisa diakses dari dan terbaik kinerjanya di Indonesia.broker saham yang legal (PT eTrading Kelima bank tersebut menjadiSecurities Indonesia, Tbk; PT Phillip benchmark (acuan/pedoman) bagi seluruh bank komersial di Indonesia 70

dalam hal tingkat kesehatan maupun HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Singkatprofitabilitas. Gambaran kelima bank Deskripsi hasil penelitian initersebut bisa menjelaskan kondisi dan memberikan gambaan umum tentang kinerja keuangan lima bank terbesarprospek perbankan di Indonesia ke nasional menurut data Bank Indonesia tahun 2015; yaitu: Bank Mandiri (BMRI),depan, terutama dalam masa krisis. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (Central Asia (BBCA), BankKecocokan model regresi secara Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Danamon (BDMN BBRI), Bank). Kelimasimultan diuji dengan F-ratio, bank ini merupakan benchmark bagi bank-bank nasional lainnya yangsedangkan signifikansi kontribusi tergabung dalam finance industry (IDX Monthly Statistic, July, 2015).masing-masing variabel secara parsial Bank Mandiri (BMRI)diuji dengan koefisien t-statistic. Dalam Laporan Tahun BankSignifikansi dilihat dari koefisien Mandiri tahun 2014 dinyatakan “Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998,probabilitas F-ratio dan t-statistic hasil sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yangregresi. Penelitian ini hanya dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empatmenggunakan tiga indikator bank pemerintah, yaitu: Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Eksporprofitabilitas perbankan, yaitu: 1) Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, dileburKualitas Profitabilitas (KP), 2) menjadi Bank Mandiri, dimana masing- masing bank tersebut memiliki peranManagerial Efisiensi (MGE), dan 3) yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomianIndonesia.Persistensi Profitabiltas (PST). Masing- Sampai dengan hari ini, Bank Mandirimasing sudah dijelaskan dalam butir5.2. (definisi operasional). Metodeanalisis menggunakan program statistikkeuangan EVIEWS versi 8.0 yangmempunyai keunggulan dibandingkandengan program statistik SPSS. EVIEWS8.0 secara default bisa mengatasipersoalan heterokedastisitas(heterocedasticity) dan otokorelasi(autocorrelation). EVIEWS 8.0 jugasecara default bisa mengatasi persoalanasumsi bahwa koefisien konstanta dankoefisien parametrika adalah samauntuk seluruh sampel penelitian yangberbeda karakteristiknya. 71

meneruskan tradisi selama lebih dari Management (MCM). \"Harapannya fitur140 tahun memberikan kontribusi ini dapat mendorong kontribusi bisnisdalam dunia perbankan dan cash management pada fee basedperekonomian Indonesia” (Laporan income perseroan hingga 20% dalamTahunan Bank Mandiri, 2014). satu tahun mendatang,\" ujar DirekturMenurut data Reuters (2015) PT Utama Bank Mandiri Budi G. SadikinBank Mandiri (Persero) saat ini dalam rilisnya, Minggu (25/10/2015).merupakan bank terbesar di sektor Untuk tahap awal, fitur bulk paymentperbankan Indonesia. Produk bank ini service atau layanan transaksimeliputi saving accounts, current pembayaran bersifat massal ini akanaccounts and fixed deposits, various diterapkan untuk layanan pembayaranloans,baik konvensional maupun listrik PLN dan pajak. Fitur ini akansyari’ah. Target profit tahun 2015 ini menggantikan fitur sebelumnya dalamsebesar 10%, lebih rendah dibandingkan produk MCM, yaitu transaksidengan tahun-tahun sebelumnya. pembayaran listrik secara manual diTarget profit yang lebih rendah dibuat cabang dan pajak yang masihberdasarkan pelemahan nilai tukar menggunakan sistem terpisah. Diarupiah, dan potensi kenaikan bunga menerangkan, inovasi tersebutoleh the FED. Hal ini menunjukkan bertujuan untuk menambah pilihanbahwa manajemen sudah channel pembayaran bagi nasabahmengantisipasi kemungkinan terjadinya korporasi sehingga nasabah dapatpenurunan pendapatan yang meningkatkan kualitas pengelolaan arusberhubungan dengan risiko pasar kas dengan lebih efektif dan lebih(market risk). efisien.“Inovasi ini dipersembahkanPT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai implementasi visi kami untukmencatatakan perolehan laba bersih selalu menekankan nilai tambah bagisebesar Rp14,6 triliun selama sembilan kesejahteraan masyarakat,” jelas Budibulan terakhir. Angka ini naik 0,9% dari (25/10/2015).“Kami memberikanperiode yang sama tahun lalu, sebanyak layanan terbaik kepada nasabah,Rp14, 5 triliun. Bank Mandiri terus terutama dalam penciptaan nilai.berinovasi dalam layanan perbankan Melalui fitur ini, kebutuhan transaksimelalui penambahan fitur bulk payment perusahaan yang bersifatservice pada sistem Mandiri Cash massal/bulkakan dapat dilakukan dalam 72

satu proses sehingga memudahkan pungkasnya(source:http://ekbis.sindonnasabah dalam memproses transaksi.Nasabah juga dapat dengan mudah ews.com/read/1056017/178/mandiri-memonitor transaksi pembayaransecara realtimeonline karena sistem hadirkan-fitur-baru-pada-layanan-cash-Mandiri sudah terintegrasi dengansistem di PT PLN dan otoritas pajak”. management-1445762764).“Ke depan, kami akan terusmengembangkan Mandiri Cash “Publik mungkin lebih melihat keManagement dengan fitur-fitur lainyang akan semakin menguntungkan dan profit, tapi Bank Mandiri tetap maumemudahkan nasabah korporasi dalammelakukan transaksi bisnis,” katanya. tahan coverage ratio pencadangan kitaSelain jaringan value chain nasabah,produk ini juga dimaksudkan untuk di 160%, itu jauh lebih tinggi dari rata-menyasar korporasi-korporasi baru,terutama yang memiliki frekuensi rata perbankan yang hanya 130%. Lebihpembayaran rutin cukup besar danterjadwal. Per September tahun ini, baik kita konservatif punya celenganhampir 14.000 perusahaan di Indonesiatelah memanfaatkan layanan Mandiri yang besar, kalau ada apa-apa kamiCash Management dengan frekuensitransaksi mencapai 81,5 juta dengan punya cadangan cash yang besar,” ujarnilai berkisar Rp3.100 triliun. \"Dari nilaitersebut, kontribusi yang di berikan Direktur Utama Bank Mandiri Budibisnis MCM ini kepada perusahaanmelalui pendapatan atas jasa atau fee Gunadi Sadikin di Jakarta, Kamisbased income mencapai sekitar Rp47,5miliar. Di samping untuk meningkatkan (29/10/2015). Manajemen menyadaripendapatan, peresmian fitur ini jugamenjadi salah satu persembahan kami penambahan dana cadangan tersebutkepada nasabah dalam rangkamenandai hari jadi Bank Mandiri ke-17,\" akan berimbas pada tertekannya torehan laba bersih pada kuartal III lalu. Kendati demikian, penambahan provinsi sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pertumbuhan kredit macet ke depan. Sebab, lanjut Budi, Bank Mandiri menganggap kredit pada sejumlah sektor sudah mulai menunjukkan penurunan kualitas. Penurunan terjadi hampir di semua sektor.“Sudah cukup merata, tapi dari segmen bisnis lebih kena di sektor commercial dan SME (small medium enterprise/UKM),” pungkasnya. Sementara penyaluran kredit perseroan hingga akhir September 2015 sebesar Rp560,6 triliun tumbuh 10,7%. Untuk 73

Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai ekonomi masyarakat kecil, sehingga salah satu kelemahan yang paling seringRp654,6 triliun, naik dari periode yang mendapatkan sorotan nasabah adalah penggunaan teknologi informasi yangsama tahun lalu sebesar Rp590,9 triliun. relatif ketinggalan dibandingkan dengan bank komersial lainnya, misalnya Bank(source:http://ekbis.sindonews.com/rea Central Asia (BCA).d/1057345/178).Ungkapan dan Pengembangan dan implementasi teknologi terkini turut meningkatkanpenjelasan yang disampaikan oleh efisiensi operasional yang berkontribusi terhadap pencapaian laba bersihpimpinan Bank Mandiri tersebut sebesar Rp24,3 triliun, meningkat 13,58% year on year. Bank BRI kembalimenyiratkan dua hal, yaitu optimismen mencatatkan diri sebagai salah satu BUMN penyumbang dividen terbesarterhadap pendapatan dari fee base bagi negara. Dimasa yang akan datang Bank BRI bertekad untuk terusincome dari segmen korporasi sekaligus meningkatkan kinerja operasional dan kompetensi seluruh jajaran dalamjuga pesimisme terhadap kemungkinan rangka memberi layanan terbaik kepada seluruh nasabah, mendukungmeningkatnya kredit macet, sehingga pengembangan potensi perekonomian di dalam negeri.diperlukan dana cadangan yang lebih Dalam rangka meningkatkankonservatif (coverage ratio) yang akan antisipasi terhadap kemungkinan meningkatnya risiko perbankan, makamenekan pendapatan bank. BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wideBank Rakyat Indonesia (BRI) risk management) untuk mengendalikan delapan jenis risiko yangMenurut Laporan Tahunan 2014, menyertai kegiatan usaha.Kerangka tersebut meliputi penerapan empatBank BRI kembali tampil sebagai salah pilar pengelolaan risiko. Penerapansatu bank dengan kinerja terbaik diIndonesia. Total aset terus tumbuhmenjadi Rp801,9 triliun, total kreditmenjadi Rp510,7 triliun dengan kualitaskredit yang tetap terjaga. Pertumbuhantersebut diimbangi denganmeningkatnya Dana Pihak Ketiga yangnaik menjadi Rp622,3 triliun sehinggaLoan to Deposit Ratio (LDR) tetapterjaga di level 82,06% (LaporanTahunan Bank Rakyat Indonesia, 2014).Bank Rakyat Indonesia merupakan salahsatu bank yang tertua di Indonesia yangdikenal lebih fokus kepada segmen 74

keempat pilar tersebut dijelaskan pelaksanaan langkah-langkah perbaikansebagai berikut : 1) Pengawasan aktifDewan Komisaris dan Direksi, 2) atas permasalahan atau penyimpanganKecukupan kebijakan, prosedur, danpenetapan limit, 3) Proses manajemen dalam kegiatan usaha BRI. Budayarisiko dan sistem informasi manajemenrisiko, dan 4) Sistem pengendalian manajemen risiko termasuk kesadaranintern manajemen risiko. risiko pada seluruh jenjang organisasi Dewan Komisaris dan Direksibertanggung jawab atas efektivitas juga menjadi perhatian Direksi.Direksipenerapan manajemen risiko diBRI.Untuk itu Dewan Komisaris dan BRI dibantu oleh Risk ManagementDireksi harus memahami risiko yangdihadapi BRI dan memegang peranan Committee (RMC) sebagai komitepenting dalam mendukung danmengawasi keberhasilan penerapannya tertinggi dalam sistem manajemendi seluruh unit kerja.Dewan Komisarismelakukan evaluasi terhadap kebijakan risiko BRI.RMC bersifat non strukturaldan implementasi manajemen risikoyang dilakukan oleh Direksi.Evaluasi dan independen terhadap unit kerjadilakukan dalam rangka memastikanbahwa Direksi mengelola aktivitas dan operasional.RMC bertugas untukrisiko-risiko BRI secara efektif.Dalammelakukan pengawasan aktif terhadap memberikan rekomendasi kepadamanajemen risiko BRI, Dewan Komisarisdibantu oleh Komite Pengawasan Direktur Utama dalam merumuskanManajemen Risiko (KPMR).Direksimenentukan arah kebijakan dan strategi kebijakan, menyempurnakanmanajemen risiko secara komprehensifbeserta implementasinya. Selain itu pelaksanaan kebijakan, mengevaluasiDireksi memastikan seluruh risiko yangmaterial dan dampaknya telah perkembangan dan kondisi profil risiko,ditindaklanjuti, serta memastikan serta memberikan saran-saran dan langkah-langkah perbaikan.RMC dilaksanakan secara berkala, sekurang- kurangnya satu kali dalam waktu tiga bulan.Untuk membahas permasalahan yang spesifik pada jenis risiko tertentu dan membutuhkan putusan segera, dilakukan rapat RMC yang bersifat terbatas, atau yang disebut sub-RMC. Terdapat 3 (tiga) Sub-RMC yaitu CRMC (Credit Risk Management Committee), MRMC (Market Risk Management Committee), dan ORMC (Operational Risk Management Committee), yang dibentuk untuk membahas permasalahan permasalahan yang 75

menyangkut risiko kredit, risiko pasar, melalui misi dan visirisiko operasional dan risiko lainnya. Di perusahaan.Electronic delivery channelbawah Direksi, struktur pengelolaan telah memegang peran pentin dalamrisiko BRI terdiri dari Unit Kerja meraih kesuksesan bagi Bank CentralOperasional, Manajemen Risiko, dan Asia. Bukti kinerja manajemen dalamAudit Intern. Uraian tersebut bidang layanan publik antara lainmemperlihatkan antisipasi terhadap adalah: Awards of Excellen Asia 2014,risiko perbankan yang kemungkinan The International Excellent in Retailakan semakin besar sejalan dengan Finacial Service Awards 2014, danintensitas persaingan dan kondisi Indonesia’s Most Admired Companiesperekonomian Indonesia (Laporan (IMAC) 2014. Ketiga penghargaanTahunan Bank Rakyat Indonesia, 2014). prestisius tersebut menggambarkan keberhasilan bank dalam dimensiBank Central Asia (BBCA) kualitas layanan nasabah. Dari keempat pilar pengembangan, yaitu: jumlah Bank Central Asia (BCA) kantor cabang, jumlah ATM, Internetmenetapkan tahun 2014 sebagai Banking, dan Mobile Banking; lebihmomentum untuk lebih mencermati sedikit lambat perkembangannya. Salahperubahan politik, ekonomi, dan satu raihan kinerja yang fokus padaregulasi pemerintah.Prinsip kehati- kenyamanan dan kualitas layananhatian bagi Bank Central Asia tetap adalah penyempurnaan Electronicmerupakan fokus pada tahun-tahun Banking Center dengan konsepmendatang, terutama dalam hal branding baru yang disebut MyBCAlikuiditas (liquidity risk), kualitas kredit yang dilengkapi dengan Video(credit risk), dan kecukupan modal Conference HaloBCA dan Video Banking.(Capital Adequacy Ratio). Bank CentralAsia (BCA) merupakan brand yang Bukti apresiasi pasar terhadapunggul dalam hal layanan fee basis raihan misi Bank Central Asia dapatincome, antara lain lebih cepat dan dilihat dari tren perkembanganmurah. Memberikan layanan terbaik kuartalan harga saham (BBCA) daridalam bentuk kenyamanan, kecepatan, tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.dan kemudahan merupakan bagianinovasi penciptaan nilai secara Bank Negara Indonesia (BNI)berkelanjutan yang dikembangkan Sebagai bank pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, BNI 76

yang berdiri pada tahun 1946 Securities, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.mengawali sejarahnya dengan BNI menawarkan layananmenjalankan fungsi sebagai bank penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmensentral.Pada tahun 1955, ketika korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layananPemerintah Indonesia mendirikan Bank terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil,Indonesia sebagai Bank Sentral, BNI remaja,dewasa, hingga pensiun. Di akhir tahun 2014, jumlah aset yangberoperasi sebagai bank dimiliki BNI tercatat sebesar Rp416,6 triliun dan didukung oleh serangkaiankomersial.Negara) pertama yang fasilitas perbankan elektronik yangkomprehensif. PT Bank Danamonmenjadi perusahaan publik setelah Indonesia, Tbk. mengumumkan kinerja keuangan tahun 2014, yangmencatatkan sahamnya di Bursa Efek menunjukkan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Regulatory Loan toJakarta dan Bursa Efek Surabaya pada Deposit Ratio) membaik menjadi 92,6% dimana total kredit tumbuh sebesar 3%tahun 1996. Untuk memperkuat menjadi Rp 139 triliun. Laba bersih setelah pajak Danamon mencapai Rpstruktur keuangan dan daya saingnya di 3,453 triliun, dengan pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesartengah industri perbankan nasional, BNI Rp 13,7 triliun pada akhir tahun 2014. Laba bersih setelah pajak yangmelakukan sejumlah aksi korporasi, dilaporkan mencapai Rp 2,604 trilliunjumlah karyawan sebanyakantara lain proses rekapitalisasi oleh 26.536 orang. Jaringan layanan BNI tersebar di seluruh Indonesia melaluiPemerintah di tahun 1999, divestasi ke-1.766 outlet domestik dan di luarsaham Pemerintah di tahun 2007,penawaran umum saham terbatas ditahun 2010. Saat ini, 60% saham-sahamBNI dimiliki oleh Pemerintah RepublikIndonesia, sedangkan 40% sisanyadimiliki oleh masyarakat, baik individumaupun institusi, domestik dan asing.BNI kini tercatat sebagai banknasional terbesar ke-4 di Indonesia,dilihat dari total aset, total kreditmaupun total dana pihak ketiga. Dalammemberikan layanan finansial secaraterpadu, BNI didukung oleh sejumlahanak perusahaan,yakni Bank BNISyariah, BNI Multi Finance, BNI 77

negeri melalui cabang-cabang di New daya saing dan profitabilitas denganYork, London, Tokyo, Hong Kong,Singapura dan Osaka. Jaringan ATM BNI fokus terhadap peningkatansaat ini tercatat sebanyak 14.071 unitATM dan didukung juga oleh jaringan produktivitas dan layanan kepadaATM bersama dengan bank diIndonesia. Layanan BNI juga tersedia nasabah. Inisiatif-inisiatif ini termasukmelalui 71.000 EDC, Internet Banking,dan SMS Banking. perubahan pada model bisnis mikro Danamon, yang terdiri dari pendekatan yang lebih terpusat pada nasabah serta operasional back office yang terpadu dan didukung oleh sistem automasi,” kata Vera Eve Lim, Chief FinancialBank Danamon (BDMN) Officer dan Direktur Danamon. Sebagai surviving entity dari Danamon adalah bank ke-enampeleburan 9 Bank Taken Over (BTO) terbesar di Indonesia berdasarkan aset,pada masa krisis keuangan Asia di akhir dengan jaringan sejumlah sekitar 2.0741990-an, Danamon telah bangkit pada akhir Juni 2015, terdiri dari antaramenjadi salah satu bank swasta lain kantor cabang konvensional, unitterbesar dan terkuat di Asia. Didukung Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unitoleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Syariah, serta kantor-kantor cabangDanamon terus berupaya untuk anak perusahaannya. Danamonmemenuhi brand promise-nya untuk jugapada akhir tahun 2014 denganmenjadi bank yang “bisa mewujudkan rasiokecukupan modal (capitalsetiap keinginan nasabah”. adequacy ratio/CAR) konsolidasi padaDanamonadalah salah satu institusi 17,9%.keuangan terbesar di Indonesia dari Analisis Datajumlah pegawai – sekitar 60,618(termasuk Untuk menentukan pengaruh variabel-variabel Kualitas Profitabilitas,karyawananakperusahaan) pada Desem Efisiensi Manajerial, dan Persistensi Profitabilitas terhadap Indek Perbankanber 2014 - yang berfokus untuk lima bank terbesar di Indonesia, baik secara simultan maupun secara parsial,merealisasikan visinya, yaitu: “Kita digunakan regresi linier berganda. Analisis linier berganda dalampeduli danmembantu jutaan orangmencapai kesejahteraan.” “Pada akhirtahun 2014, Danamon telah memulaibeberapa inisiatif untuk meningkatkan 78

penelitian ini menggunakan program regresi linier tersebut disajikan dalamstatistik keuangan EVIEWS 8.0. Hasil tabel berikut:Tabel 1. Hasil regresi linier dengan menggunakan program EVIEWSVariable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KP? -0.017982 0.002771 -6.490596 0.0000MGE? 0.068057 0.018274 3.724318 0.0005PST? 4.11E-05 3.60E-06 11.42205 0.0000 Weighted StatisticsR-squared 0.385839 Mean dependent var 0.871293Adjusted R-squared 0.359137 S.D. dependent var 1.568349S.E. of regression 0.948078 Sum squared resid 41.34718Durbin-Watson stat 1.521223 Unweighted StatisticsR-squared -0.035345 Mean dependent var 1.142081Sum squared resid 75.93998 Durbin-Watson stat 2.371973Sumber: Output EVIEWS. dalam kondisi perekonomian nasional yang cenderung memburuk dalam Pada tabel hasil regresi di atas tahun 2015.dapat diketahui bahwa koefisienAdjusted R-squared adalah sebesar Koefisien t-statistics ketiga0.359137 yang berarti persamaan variabel independen signifikan padaregresi IP = -0.017982KP + probabilitas < 0.05; yaitu: KP signifikan0.068057MGE + 4.11E-05 berhasil pada 0.000 (signifikan pada probabilitasmenjelaskan perubahan Indek error 0%; MGE signifikan padaPerbankan sebesar 35.9137% probabilitas 0.0005 (signifikan padadipengaruhi oleh ketiga variabel probabilitas error 0.05%); dan PSTtersebut. Sisanya sebesar 64.0863% signifikan pada probabilitas 0.000dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. (signifikan pada probabilitas error 0%).Kemungkinan besar faktor-faktor Hasil regresi tersebut mempunyaimakroekonomi juga berpengaruh explanative power maupun predictiveterhadap perubahan Indek Perbankan 79

power yang sangat kuat, artinya DAFTAR PUSTAKAmasing-masing secara parsial variabel-variabel KP (Kualitas Profitabilitas), MGE Anonim (2015). The Paradox of Banking(Managerial Efficiency), dan PST(Persistensi Profitabilitas) berpengaruh 2015 Achieving More by Doingsangat kuat terhadap Indek Perbankandalam kasus lima bank terbesar di Less. IBM BusinessIndonesia. Hasil regresi tersebutmenjelaskan bahwa KP (Kualitas Consulting Services.Profitabilitas), MGE (ManagerialEfficiency), dan PST (Persistensi Anonim (2015). Banking OutlookProfitabilitas) sangat menentukankeberhasilan perbankan di Indonesia. Boosting Profitability Amidst New Challenges. Deloitte Center for Financial Serivices. Anonim (2015). Issue on Riks and Vulnerability in The EUFinancial System. European Systemic Risk Board Secretariat.KESIMPULAN Anonim (2015). Global Corporate and Investment Banking: An Agenda for Change. McKinsey & Company: Global Corporate & Investment Banking Pratice.1. Kualitas Profitabilitas, Efisien Anonim (2015). Joint Committee ReportManajerial, dan Persistensi on Risks and Vulnerablities in TheProfitabilitas berpengaruh terhadap EU Financial System. European Secuities and Market ofIndek Perbankan. Banking Authority.2. Pengaruh indikator-indikator Anonim (2015). One Bank Researchmakroekonomi, khususnya Agenda Discussion Paper. Unitedpelemahan nilai tukar rupiah Kingdom: Bank of England.terhadap dolar Amerika, lebih besardibandingkan dengan pengaruh Banerjee, R.N. & Mio, H. (2015). The Impact of Liquidity Regulation onKualitas Profitabilitas, Efisien Banks. Bank of England: Staff Working PaperNo.536.Manajerial, dan PersistensiProfitabilitas. Duraj, B. & Moci, E. (2015). Factors3. Prospek kinerja perbankan ke depan Influencing Bank Profitability Empirical Evidence fromkurang menggembirakan, tergambar Albania. Asian Economic anddari target lima bank terbesar di Financial Review, Vol.5, No.3, pp. 483-494.Indonesia yang lebih rendahdibandingkandengan tahun Goldstein, Itay & Hackbarth, Dirk (2014). Corporate Financesebelumnya. Theory: Introduction to special issue. Elsevier:Journal of 80

Corporate Finance, Vol. 29, pp. Soteriou, A. & S. (2015). Efficiency,535-541. Profitability and Quality of Banking Services.Hadad, M.D.; Wibowo, S.; Pertiwi, D.; University of Pennsylvania: Noviati, 2015. Indek Saham Perbankan. Bank Indonesia Wharton School Financial Research Paper, Vol.6, No.17. Institution Center.Hair, J.; Black, W.C.; Babin B, J.; Vedd, R.; Lazarony, P.; Yassinski, N. Anderson, R.E. (2014). Multivariate Data Analysis, (2014). Multivariables Seventh Edition, e-Book. Determining Earnings per Share within the U.S. Medical Laboratories & ResearchSaeed, J.T. & Jahir, T.H. (2015). Industry. Archives of BusinessRelationship between Earning Research, Society Science andPer Share & Bank Education, U.K., Vol. 2, No.4.Profitability: A Study of Medium& Large commercial Banks in Weidong, C. & Yuanzheing, C. (2015).Pakistan: 2007-2013. Global Banking IndustryInternational Journal of Novel Outlook. Bank of China:Research in Humanity and Institute of InternationalSocial Sciences Vol. 2, Issue 2, Finance.pp: (4-13), Month: March –April. Widarjono, Agus, (2013). Ekonometrika: Pengantar dan AplikasinyaSeetharaman, A. & Raj, John Rudolph Disertai Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.(2011). An Empirical Study onthe Impact of Earnings PerShare on Stock Prices of a Listed Wyman, Oliver (2015). Wholesale &Bank In Malaysia. The Investment Banking Outlook:International Journal of Applied Liquidty ConundrumeEconomics and Finance, Vol. 5, Shifting Risks, What It Means ?.No.2. Morgan Stanley Blue Research Global. 81

KINERJA KOPERASI PERTANIAN: KASUS KOPERASI DI KABUPATEN ACEH TENGAH DAN BENER MERIAH Devi Agustia1, Nunung Kusnadi2, Harianto3 1) Mahasiswa Magister Mayor Ilmu Ekonomi Pertanian IPB 2,3) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB [email protected] AbstractThe purpose of this research is to determine the performance cooperative of the organizationalaspects,financial aspects and business aspects. The approach used in this research is descriptiveanalysis. The measurement oforganizational performance and businessincludes the number ofcooperative members, amount and characteristicsof the board and the employees,capital,business volume, SHU,and premium fee cooperative.Measurement of financialperformance include the ratio of liquidity, solvabilitas and profitability based on the reportsAnnual Members Meeting (RAT) in 2014. The result showed that the human resources owned bycooperatives was quite good, the potential members and employees can be developed andimproved both the quantity and quality.The financial condition of the cooperative has been able togenerate profits from the management of capital, but still the cooperatives has not been able toguarantee its debts. The results also show that the cooperative has been able to manage itsbusiness activities are visible from the volume of business, SHU, and high premium fee.Cooperatives in Central Aceh and Bener Meriah regencies have been able to manage all thepotentials for their business activities.Keyworsd : Cooperative, Arabica Gayo Coffe, SHU, Financial PerformancePENDAHULUAN kesempatan kerja.Latar Belakang Peran koperasi di Indonesia Koperasi merupakan salah satu pilar diperkirakan akan tetap bahkan semakinpembangunan ekonomi Indonesia yang penting terutama dalam kaitannya untukberperan dalam pengembangan sektor menjadi organisasi pengembangan ekonomipertanian. Koperasi dalam perekonomian rakyat (Krisnamurthi ,1998).Berdasarkan datanasional mempunyai kedudukan dan peran Kementrian Koperasi dan UKM dalam BPSyang sangat strategis dalam pertumbuhan (2015), Jumlah koperasi dari tahun 2008 terusdan pengembangann potensi ekonomi rakyat. meningkat hingga mencapai 209.488 unitKetaren (2007) menyatakan bahwa peranan pada tahun 2014, demikian juga dengankoperasi dalam perekonomian secara makro jumlah anggota meningkat 29 persen menjadiadalah meningkatkan manfaat sosial dan 36,4 ribu anggota.ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan,meningkatkan produksi, pendapatan, Provinsi Aceh merupakan salahkesejahteraan, dan meningkatkan penghasil utama kopi Arabika di Indonesia dengan sentra produksi terdapat di dataran 82

tinggi Gayo (Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah telah terbentuk beberapaBener Meriah). Pada tahun 2013 tanaman koperasi dengan berbagai sertifikasi produkkopi dikembangkan oleh petani pada areal yang telah dimiliki. Kegiatan utama koperasiseluas 48.300 ha di Kabupaten Aceh Tengah ini yaitu melakukan pembelian kopi daridan 43.148 ha di Kabupaten Bener Meriah anggota dan menjual kopi tersebut ke(Disbun Provinsi Aceh 2013). Meskipun pembeli(eksportir/importir). Dapat dikatakantanaman kopi telah banyak di usahakan di koperasi bertindak sebagaiperantara untukProvinsi Aceh, namun terdapat memasarkan produk anggota. Selainbeberapapermasalahan terkait usahatani kopi memasarkan produk anggota, koperasi jugadiantaranya produktivitas yang rendah, mutu melakukan penyuluhan atau pelatihan teknisatau kualitas kopi yang rendah, permodalan, terkait program sertifikasi produk kepadaselain itu juga pemasaran kopi yang belum anggotanya. Program sertifikasi ini telahefisien (Adri, 1999; Aradi, 2008; Fatwa, 2011; mampu meningkatkan nilai jual kopi ArabikaPutri, 2013). Kelembagaan diperlukan untuk Gayo di pasar dunia yang biasa disebutmengatasi masalah tersebut, kelembagaaan sebagai harga premium. Harga kopi arabikatersebut yaitu koperasi dimana koperasi dinilai Gayo memiliki nilai jual lebih tinggi 30 sampaisebagai lembaga dalam subsistem penunjang 40 cent US$/lb atau setara dengan Rp 6.377yang cukup sesuai untuk mengatasi sampai Rp 8.502 per kg dari harga kopipermasalahan tersebut. arabika dunia. Hal ini merupakan peluang besar bagi petani (anggota)untuk Kinerja koperasi yang baik sangat meningkatkat produksi.diperlukan agar dapat menghasilkan outputyang sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Meskipun koperasi telah berperanPengukuran kinerja merupakan faktor penting dalam meningkatkan nilai tambah ekonomibagi suatu organisasi khususnya koperasi pada kopi organik (Mujiburrahman, 2011) danuntuk mengetahui keefektifan pengembangan memasarkan kopi anggota, namun penelitiankoperasi. Oleh karena itu, maka penting lain sebelumnya menyatakan bahwa koperasiuntuk mempelajari kinerja koperasi sehingga belum mampu meningkatkan bergainingdapat mendorong koperasi untuk terus position petani dalam penentuan harga danmelakukan perbaikan baik pada kegiatan unit koperasi belum mampu memberikanusahadan manajemennya. kesejahteraan bagi anggota (Saputra,2012; Putri, 2013). Selain itu beberapa persoalanPerumusan Masalah yang dihadapi koperasi diantaranya permodalan, manajemen, dan masih sulitnya Di Kabupaten Aceh Tengah dan 83

membangun kerjasama dalam pemasaran Kinerja organisasi dan kinerja usaha di(Hasan, 2014). Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Oleh karenanya, pertanyaanpenelitian adalah bagaimana kinerja koperasi Bener Meriah dijelaskan menggunakandi Kabupaten Aceh Tengah dan BenerMeriah?Adapun tujuan penelitian ini adalah: analisis deskriptif yang dilihat dari jumlah1) Mengetahui kinerja organisasi koperasi; 2)Menganalisis kinerja keuangan koperasi ; dan anggota, jumlah dan karaktristik pengurus3)Mengetahuikinerja usaha koperasi dikabupaten Tengah dan Bener Meriah. serta karyawan. Untuk kinerja usaha dilihatMETODE PENELITIAN modal, volume usaha, SHU, dan premium fee Penelitian dilakukan di Kabupaten koperasi.Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja Dalam penelitian ini, pengukuran(purposive) dengan pertimbangan hampirkeseluruhan petani kopi Arabika Gayo kinerja keuangan dilakukan dengantergabung dalam koperasi. Selain itu, koperasiyang terdapat di kedua kabupaten tersebut menganalisis rasio-rasio keuangan yangmemiliki potensi yang besar dan strategisuntuk dikembangkan. terdapat pada laporan keuangan koperasi. Jenis data yang digunakan dalam Adapun rasio yang digunakan adalah rasiopenelitian ini adalah data cross section.Sumber data yang digunakan adalah data likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.primer dan data sekunder.Unit analisis dalampenelitian ini adalah koperasi. Koperasi yang Likuiditas adalah kemampuandianalisis adalah sebanyak 15 unit koperasiyang telah melakukan Rapat Anggota Tahunan koperasi kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan(RAT) tahun buku 2014. bener Meriah dalam membayar hutang- Pengukuran kinerja merupakan suatuperhitungan tingkat efektifitas dan efisiensi hutang jangka pendeknya tepat padasuatu perusahaan dalam kurun waktutertentu untuk mecapai hasil yang optimal. waktunya. Tujuan rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan koperasi memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Salah satu yang termasuk rasio ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio). Rasio lancar (current ratio) membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio lancar ini mencerminkan tingkat keamanan kreditor dalam jangka pendek, atau kemampuan koperasi untuk membayar hutang-hutang lancar dari aktiva lancarnya. Rumus yang digunakan adalah: Rasio Lancar= ������������������������������������ ������������������������������������ .............(1) ������������������������������������ ������������������������������������ Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan 84

hutang lancar. Batas minimum adalah 2 : 1, dengan efisien untuk mendapatkan labaartinya setiap 1 satuan hutang lancar (Rp 1) (Siegel, 1993). Nilai yang baik pada rasio iniharus diimbangi minimum 2 satuan aktiva adalah > 8%. Rumus yang digunakan adalahlancar (Rp 2). Semakin besar nilai current ratio, sebagai berikutmaka semakin besar kemampuan koperasi ROI = ������������������������������������������������������������������������������������................................(3)untuk membayar semua kewajibannya Rasio pengembalian modal (ROE).terhadap kreditor. ROE mengukur kemampuan koperasi Rasio solvabilitas menunjukkankemampuan koperasi untuk memenuhi menghasilkan laba setelah pajak dengankewajiban keuangannya baik kewajibankeuangan jangka pendek maupun jangka kemampuan koperasi dalam mengelolapanjangnya apabila koperasi tersebutdibubarkan. Suatu koperasi dikatakan solvabel modal sendiri. Semakin besar nilai rentabiitasapabila koperasi tersebut mempunyai aktivaatau kekayaan untuk membayar semua modal sendiri menunjukkan penggunaan atashutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah modal sendiri yang semakin baik . Nilai yang baik pada rasio ini adalah > 15%. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ROE = ������������������ ...............................(4) ������������������������������ ������������������������������aktiva labih sedikit daripada jumlah hutangnya, HASIL PEMBAHASANberarti koperasi tersebut dalam keadaan Kinerja Organisasi Koperasiinsolvabel (Munawir, 1995). Rumus yangdigunakan yang digunakan untuk Indikator kinerja organisasi koperasi Koperasi meliputi umur koperasi,menganalisis solvabilitas adalah sebagai jumlah anggota, jumlah karyawan dan karekteristik pengurus dan karyawan.berikut : Umur KoperasiRasio Solvabilitas= ������������������������������ ℎ������������������������������ ........(2) ������������������������������ ������������������������������������ Koperasi diKabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah telah berdiri Rasio rentabilitas digunakan untuk selama kurun waktu 3 sampai 16 tahun. Secara umum, 73 persen koperasi telahmengukur profit yang diperoleh dari modal- berdiri selama 5 sampai 15 tahun. Terdapat juga koperasi telah berdiri lebihmodal yang digunakan untuk operasi dari 15 tahun yaitu sebesar 7 persen, dan 20 persen koperasi baru berdiri kurangatauuntuk mengukur kemampuanperusahaan untuk memperoleh keuntungan(Munawir, 1995). Rasio-rasio rentabilitas yangdigunakan diantaranya adalah : Rasio pengembalian aset (ROI). ROIini juga memperlihatkan apakah manajemenmenggunakan sumber-sumber yang ada 85

dari 5 tahun. Berikut merupakan diagram tahun.Kinerja organisasi berdasarkan jumlah anggota, pengurus dan karyawansebaran umur koperasi kopi di kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:Aceh Tengah danBenerMeriah.15 - 20 10 - 15 <5 Tabel 1. Kinerja organisasi berdasarkan jumlahtahun tahun tahun anggota, pengurus dan karyawan di 7% 13% 20% KabupatenAceh Tengah dan Bener Meriah 5 - 10 Ket Rata- Std Mini Maksi tahun rata dev mum mum 60% Anggota 1 277Gambar 1 . Sebaran umur koperasi di kabupaten Pengurus 1 732 494 5 810 Aceh Tengah dan Bener Meriah, Karyawan 5.87 0.49 3 5 tahun 2015. 17.5 4 18 4.18 Koperasi yang telah lama berdirimenunjukkan bahwa koperasi tersebut Jumlah anggota sangat berperanmampu untuk bertahan dan terusmelakukan usaha pemasaran kopi, dan dalam mengumpulkan modalkoperasi ini juga cenderung memilikijumlah anggota lebih banyak dari koperasi koperasi.Karena modal koperasi didapatyang masih baru. dari simpanan pokok dan simpanan wajib.Jumlah Anggota, Pengurus dan Karyawan Jumlah anggota maksimal akan Rata-rata jumlah anggota koperasipada kedua kabupaten adalah sebesar menjadikan modal usaha koperasi1.732 orang. Koperasi dengan jumlahanggota lebih sedikit dikarenakan koperasi maksimal juga. Selain itu jumlah anggotatersebut masih baru berdiri dalam kurunwaktu tiga tahun. Jumlah anggotanya juga menjadi tolak ukur kemajuan koperasi,tersebar di empat desa yang berada hanyadi Kabupaten Aceh Tengah.Sedangkan hal ini dikarenakan keberadaan koperasi dikoperasi dengan jumlah anggotaterbanyak memiliki anggota yang tersebar suatu daerah banyak dibutuhkan olehdi kedua kabupaten yaitu aceh tengah danBener Meriah.Koperasi ini juga telah masyarakat sekitarnya. Pada Koperasi yangberdiri dalam kurun waktu lebih dari 10 ada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah jumlah anggota akan mendukung kelancaran usaha perdangan kopi, karena jumlah anggota menjamin tersedianya produksi kopi koperasi. Koperasi kopi yang ada di dikedua kabupaten ini memiliki jumlah anggota yang berkisar dari494anggota hingga mencapai jumlah 5.810anggota. Sebesar 53,33 persen koperasi memiliki anggota 1000 - 2000 orang, dan 26,67 persen koperasi memiliki anggota dibawah 1000 orang. Selebihnya 86

yaitu 13,33 persen koperasi memiliki koperasi berdasarkan umur dapat dilihatjumlah anggota diatas 3000 orang. pada Tabel 2 berikut: Pengurus koperasi pada umumnya Tabel 2. Sebaran pengurus dan karyawan koperasiberjumlah 3 - 5 orang terdiri dari ketua,sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan berdasarkan umur di KabupatenAcehwakil bendahara.Dari 15 koperasiresponden hanya 1 koperasi yang memiliki Tengah dan Bener Meriahjumlah pengurus 5 orang.Hal initergantung dari kebutuhan intern koperasi. Umur Pengurus Karyawan Selain pengurus, karyawan (tahun) Jumlah (%) Jumlah (%) <25 1 2.13 12 8.57 25 - 39 22 46.81 91 65.00 40 - 54 19 40.43 33 23.57 > 54 15 10.64 4 2.86 Rata-rata 39.89 34.44 Minimum 24 19 Maksimum 62 62 Std dev 9.54 8.83merupakan sumberdaya yang terpenting Secara psikologis pengurus yangdalam koperasi.Karyawan adalah orang berada pada kelompok umur produktifyang dipekerjakan dan digaji oleh koperasi. memiliki memiliki potensi fisik dan sosiologisKaryawan akan membantu tugas pengurus yang baik dalam mengelola usaha. Pengurusdalam menjalankan aktivitas ekonomi usia produktif cenderung aktif melakukankoperasi. Karyawan terdiri bagian berbagai kerjasama untuk kemajuan koperasi.administrasi, lingkungan, ICS, dan gudang. Sedangkan karyawan, lebih cenderungKoperasi yang terdapat dikedua kabupaten memiliki kelebihan relatif belajar lebih cepattersebut memiliki jumlah karyawan rata- dalam hal penguasaan teknologi yangrata sebanyak 17 orang. diperlukan untuk pengembangan koperasi.Umur Pengurus dan Karyawan Pendidikan Pengurus dan Karyawan Umur pengurus dan karyawan Tinggi rendahnya tingkatkoperasi merupakan salah satu faktor pendidikan sering dikaitkan dengan tinggipenunjang dalam menjalankan kegiatan rendahnya kualitas sumber daya manusiakoperasi, karena perbedaan umur dapat (SDM).Semakin tinggi tingkat pendidikanmenggambarkan perbedaan perilaku atau akan berpengaruh terhadap semakinsikap seseorang yang diperoleh dari baiknya kualitas SDM. Semakin tinggipengalaman. Pada tabel 3 sebagian besar tingkat pendidikan pengurus cenderungpengurus dan karyawan koperasi berada semakin kuat potensi dalam mengelolapada usia produktif yaitu 25-54 tahun koperasi, menyusun program kerja,yaitu 87,24 persen dan 88,57 persen. bertanggung jawab terhadap pelaksanaanAdapun Sebaran pengurus dan karyawan 87

hasil-hasil keputusan rapat anggota, komunikasi dalam hal mengajak anggotamenggerakkan karyawan, untuk mengadopsi teknologi danmengkoordinasikan tugas, serta melaksanakan suatu inovasi.mempertanggung jawabkan tugas.Adapun Sebaran pengurus dan karyawan Pengalaman Pengurus dan Karyawankoperasi berdasarkan pendidikan dapat Pengalaman adalah segala sesuatudilihat pada Tabel 3. yang muncul dalam riwayat hidupTabel 3. Sebaran pengurus dan karyawan koperasi seseorang.Pengalaman menentukan berdasarkan pendidikan di KabupatenAceh Tengah dan Bener perkembangan ketrampilan, kemampuan Meriah dan kompetensi. Yusuf (2010) menyatakanPendidikan Pengurus Karyawan(tahun) Jumlah (%) Jumlah (%) bahwa pengalaman merupakan hasil dariSD 0 0.00 0 0.00SMP 1 2.13 4 2.86 proses yang dialami seseorang yangSMA 25 53.19 70 50.00D3 2 4.26 3 2.14 mempengaruhi terhadap pembentukanPT 19 40.43 63 45.00Rata-rata 13.68 13.77 pandangan individu untuk memberikanMinimum 99 tanggapan dan penghayatan. Tidak adanyaMaksimum 16 16Std dev 2.05 2.11 pengalaman terhadap suatu objek Tabel 3 menunjukkan bahwa tertentu, akan membentuk suatu pandangan yang cenderung negatifsebagian besar karyawan memiliki tingkat terhadap objek tersebut. Sedangkan adanya pengalaman dalam waktu tertentu,pendidikan menengah atas (SMA) yaitu akan membuat seseorang cenderung terampil dan memperoleh hasil yang lebih50.00 persen dan sarjana sebesar 45.00 baik daripada orang yang tidak memiliki pengalaman. Adapun Sebaran penguruspersen.Hal ini menggambarkan bahwa dan karyawan koperasi berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel 4.tingkat pendidikan karyawan koperasi Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-sangat baik dan diharapkan mampu rata pengalaman pengurus adalah 5-10 tahun yaitu sebesar 54,35 persen.memajukan koperasi. Hasil temuan Beberapa pengurus juga memiliki pengalaman di bawah 5 tahun dan sisanyadilapangan terdapat salah satu koperasi memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun. dan sebesar 57,86 persen pengalamanyang mensyaratkan karyawannya lulusansarjana terutama bagian ICS karena ICSsering berhadapan dengan anggota untukmemberikan pelatihan maupunpenyuluhan baik terkait budidaya kopi,lingkungan, maupun manajemen koperasi.Oleh karenanya dibutuhkan tingkatpendidikan yang baik untuk kelancaran 88

karyawan adalah dbawah dari 5 tahun dan lancarbertujuan untuk mengukurselebihnya diatas 5 tahun. Pengalaman kemampuan koperasi dalam memenuhimemberikan pengetahuan langsung untuk kewajiban jangka pendeknya denganmendukung pelaksanaan tugas, dan aktiva lancar yang dimiliki. Suatu koperasimeningkatkan kemampuan memanfaatkan dikatakan dalam keadaan likuid apabilasarana dan prasarana yang ada untuk mempunyai kekuatan finansial untukpelaksanaan tugas tersebut. membayar semua kewajiban.Tabel 4. Sebaran pengurus dan karyawan koperasi Rasio lancar koperasi pada kedua kabupaten memiliki nilai terendah sebesar berdasarkan pengalaman di 0,04 dan yang tertinggi sebesar 3,88. Sedangkan rata-rata rasio lancar adalah 1,10. KabupatenAceh Tengah dan Bener Artinya setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,1 aktiva lancar yang dimilikinya. Meriah Sementara standardnya adalah 2 (200 persen). Dengandemikian, koperasi kopi belumPengalaman Pengurus Karyawan mampu menjamin hutangnya dengan aktiva lancar. Berdasarkan temuan dilokasi penelitian,(tahun) Jumlah (%) Jumlah (%) koperasi dengan nilai likuiditas terendah ini merupakan koperasi yang memiliki nilai< 5 15 32 61 81 57 86 hutang terbesar diantara koperasi lainnya. Koperasi mengambil pinjaman kepada pihak5 -10 25 54 35 56 40 00 ketiga karena belum memiliki modal yang tidak cukup untuk pembelian kopi, selain itu> 10 6 13 04 3 2 14 pinjaman tersebut digunakan membiayai operasional koperasi.Rata-rata 6.25 4.38 Analisis SolvabilitasMinimum 11 Rasio solvabilitas merupakan rasioMaksimum 13 11 yang mampu mencerminkan kemampuan kekuatan keuangan koperasi dalam jangkaStd dev 3.19 2.53 panjang. Adapun analisis rasio solvabilitas yang diukur adalah analisis rasio totalKinerja Keuangan Koperasi hutang dengan total aktiva yang dimiliki Analisis kinerja keuangan(finansial) ini bertujuan untuk menilaitingkat kemampuan dan pengelolaanmodal dan usaha koperasi kopi yangterdapat di Kabupaten Aceh Tengah danBener Meriah. Adapun data yangdigunakan adalah data laporan RAT tahunbuku 2014 mengenai laporan neraca danlaporan rugi laba periode 2013/2014.Datatersebut diperoleh dari masing-masingkoperasi.Analisis yang dilakukan meliputianalisislikuiditas,solvabilitasdanrentabilitas.Adapun hasil perhitungan keuangankoperasi dapat dilihat pada tabel 5.Analisis Likuiditas Pengukuran likuiditas dilakukandengan menggunakan rasio lancar.Rasio 89

koperasi. Analisis ini untuk mengetahui memiliki kesamaan dengan penelitian Sarjana,et. al (2013) yang menemukanproporsi relatif sumbangan modal dari bahwa koperasi masih mengandalkan pembelanjaannya dari dana pinjaman.pemberi pinjaman (Baga 2009). Semakintinggi rasio hutang terhadap total aktivamaka semakin besar risiko keuangan. Tabel5.Kinerja keuangan koperasi di KabupatenAceh Tengah dan BenerSemakin rendah rasio hutang terhadap Meriah tahun 2014total aktiva, semakin kecil risiko keuangan. Indikator Rata- Std Mini Maksi Kinerja rata dev mum mumNilai rasio solvabilitas masing- 0.90 Likuiditas 1.10 0.04 3.88masing koperasi berkisar dari 0,00 sampai Solvabilitas 0.81 0.60 0.00 2.392,39. Terdapat koperasi yang tidak ROI 20.39 28.89 0.26 87.06memiliki hutang sehingga rasio solvabilitas ROE 34.46 15.97 13.87 74.63memiliki nilai tak hingga (~). Nilai rata-ratarasio solvabilitas adalah 0,81. Nilai Analisis Rentabilitastersebut berarti bahwa setiap Rp 1,00 Rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi kopiaktiva koperasi dapat menjamin Rp 0,81 untuk memperoleh keuntungan dan efisiensi manajemennya. Beberapa rasiohutangnya. Standar minimum nilai rasio ini yang digunakan untuk mengukur rentabilitas koperasi ini dintaranya adalahadalah 0,5. Dengan demikian kenaikan rasio tingkat pengembalian investasi (ROI) dan rasio tingkat pengembalian modaltotal aktiva masih kurang mengimbangi (ROE).tingkat kenaikan hutang. Koperasi yang Rasio ROI merupakan rasio rentabilitas yang digunakan untukmemiliki rasio solvabilitas tertinggi mengukur kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba atas seluruh aktiva ataumerupakan koperasi yang baru berdiri dan investasi yang digunakan. Nilai rasio ROI terendah dengan nilai rasio yang hanyamemiliki total aktiva paling sedikit dari mencapai 0,26 dan nilai rasio ROI tertinggi mencapai 87,06. Nilai rata-rata ROIkoperasi lainnya.Koperasi ini koperasi pada kedua kabupaten tersebut yaitu sebesar 20,3 persen. Nilai tersebutmengandalkan pinjaman dalam berarti bahwa koperasi kopi mampumenjalankan kegiatannya.Sedangkanaktiva yang dimiliki tidak mencukupi untukmembiayai kegiatan usahanya.Hal iniberarti bahwa koperasi ini dapat berjalantergantung dari pinjaman dan akanmengalami kesulitan untuk memenuhikewajiban-kewajiban keuangannya. Jikapinjaman-pinjaman tersebut ditarik, makakegiatan koperasi akan terhenti.Hasil ini 90

menghasilkan laba atau SHU yaitu sebesar koperasi kopi dikedua kabupaten tersebutRp 0,203 dari Rp 1,00 total aktivanya.Kondisi ini cukup bagus jika dibandingkan telah mampu menunjukkan kinerja yang baikdengan standar nilai ROI yaitu 8persen.Hal ini menunjukkan bahwa dalam menghasilkan laba dari modal sendiri.koperasi telah mampu menghasilkan labadengan menggunakan seluruh aktivanya Dengan demikian hal tersebut menunjukkansecara efisien. Koperasi dengan nilaipersentase terbesar merupakan koperasi penggunaan modal sendiriyang memiliki total hutang terendah danmemiliki modal yang relatif besar, untukmenghasilkan laba semakin efisien.sehingga modal yang dimilikinya dapatdialokasikan untuk menjalankan aktivitas Kinerja Usaha Koperasikoperasi. Indikator kinerja usaha koperasi Rasio ROE menunjukkan kemampuan meliputi modal, volume usaha, SHU, dankoperasi dalam menghasilkan keuntungan premium fee. Berikut kinerja usaha koperasidengan menggunakan modal sendiri. Tabel 7 kopi di Kabupaten Aceh Tengah dan Benermenunjukkan nilai rasio ROE terendah dengan Meriah.nilai rasio yang hanya mencapai 13,88 dannilai rasio ROE tertinggi mencapai 74,63. Nilai Modal Koperasirata-rata ROE koperasi pada kedua kabupatentersebut yaitu sebesar 34,46 persen. Nilai Secara umum, koperasi yang terdapattersebut berarti bahwa koperasi mampu di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriahmenghasilkan laba sebesar Rp 0,344 dari memiliki rata-rata modal sebesar Rpsetiap Rp 1,00 modal sendiri yang digunakan 733.436.140. Koperasi dengan modal kurangdalam menjalankan kegiatan usahanya. dari 100 juta (33.33%) dan 200 juta – 300 jutaTerdapat dua unit koperasi yang belum (33.33%). Adapun jumlah modal koperasimampu menghasilkan laba dari modal sendiri, dapat dilihat pada Tabel 6.hal ini disebabkan kedua koperasi tersebutmemiliki total aktiva terendah diantara Modal ini digunakan untukkoperasi lainnya Bila dibandingkan dengan operasional koperasi dan pembelian kopi darinilai standar rasio sebesar 15 persen maka anggota. Modal diperoleh dari simpanannilai rata-rata rasio mengindikasikan bahwa pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok merupakan sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota pada koperasi saat masuk menjadi anggota. Adapun jumlah simpanan pokok yang di tentukan oleh koperasi yang terdapat di kedua kabupaten tersebut berkisar dari Rp 5000 hingga Rp 100.000. 91

Tabel 6.Modalkoperasi di KabupatenAceh Tengah periode atau tahun buku yang bersangkutan (Sitio 2001). Dengan demikian volume usaha dan Bener Meriah koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan dari penjualan barang dan jasa sejak awalModal Jumlah Persentase tahun buku sampai akhir tahun buku.(rupiah) (unit) (%) Pada koperasi yang berada dikedua kabupaten ini kegiatan penjualana. < 100 juta 5 33.33 kopi yang dilakukan tidak hanya pejualan lokal namun juga penjualan tujuanb. 100 - 200 juta 3 20.00 ekspor.Volume usaha yang telah dicapai oleh koperasi di dua kabupaten ini lebihc. 200 - 300 juta 5 33.33 dari 40 milyar pada tahun 2014 (33.33%).d. > 300 juta 2 20.00 Semakin besar volume usaha koperasi berarti semakin besar potensinyaRata-rata 733 436 140 untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada anggota. Adapun volumeMinimum 22 559 000 usaha koperasi dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:Maksimum 2 601 218 000Std dev 843 933 130 Simpanan wajib merupakan sejumlah Tabel 7.Volume usahakoperasi di KabupatenAcehsimpanan tertentu yang wajib dibayarkan olehanggota kepada koperasi pada periode Tengah dan Bener Meriahtertentu. Simpanan wajib iurannya berkisardari Rp 1.000 hingga Rp 15.000 per bulan. Volume Usaha Jumlah PersentaseSimpanan wajib biasanya dipotong langsungdari penjualan kopi anggota pada koperasi, (unit) (%)namun terdapat pula beberapa koperasimengumpulkan simpanan wajib dengan cara a. < 15 milyar 4 26.67menyisihkan dari dana premium dari hasilpenjualan kopi anggota yang dihitung di akhir b. 15 - 25 milyar 2 13.33tahun, hal ini berdasarkan kesepakatananggota. Selain simpanan pokok dan c. 25 - 40 milyar 4 26.67simpanan wajib, modal koperasi juga berasaldari pihak ketiga, biasanya yang menjadi pihak d. >40 milyar 5 33.33ketiga adalah perusahaan eksportir yangmelakukan kerjasama perdagangan kopi Rata-rata 46 229 135 419dengan koperasi. Koperasi yang memilikimodal terendah dikarenakan jumlah iuran Minimum 7 199 500 000simpanan pokok yang rendah dan jumlahanggota lebih sedikit dari koperasi lainnya. Maksimum 168 108 554 645 Std dev 43 275 758 594 Sisa Hasil Usaha KoperasiVolume Usaha Koperasi Menurut Rudianto (2010) SHU adalah selisih antara penghasilan yang Volume usaha adalah total nilai diterima selama periode tertentu danpenjualan dari barang dan jasa pada suatu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Hasil penelitian 92

Iramanii (1997) Faktor mempengaruhi jumlah besarnya 0,44092 USD per kilogram. SelainSHU diantaranya jumlah anggota, simpanananggota dan jumlah penjualan yang dilakukan itu jika produk bersertifikat fairtrade dijualkoperasi. melalui eksportir, maka eksportir diwajibkan Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwarata-rata nilai SHU pada koperasi yaitu sebesar memberitahukan kepada petani sebagaiRp 338.111.477. Sebagian besar (73.33%) SHUtotal koperasi yang terdapat di kedua produsen, besarnya margin yang diperolehkabupaten lebih besar dari 50 juta. SHU totalini diperoleh dari usaha perdagangan oleh eksportir.kopi.Koperasi yang memiliki nilai SHU terkecilmerupakan koperasi yang baru berdiri dan Pada tahun 2014 rata-rata premiummemiliki jumlah penjualan kopi terendah darikoperasi lainnya. fee yang diperoleh koperasi sebesar Rp 2.471.840.659. Terdapat 3 unit koperasi ( 20,00 persen ) memperoleh premium fee lebih dari 5 milyar. Penggunaan premium fee dialokasikan 25 persen untuk lingkungan, sisanya untuk anggota dan operasional koperasi. Semakin banyak jumlah penjualanTabel 8.SHUkoperasi di KabupatenAceh Tengah dan maka semakin banyak pula premium fee yang Bener Meriah diperoleh.SHU Jumlah Persentase(rupiah) (unit) (%) Tabel 8.Premium Feekoperasi di KabupatenAceha. < 10 juta 1 6.67 Tengah dan Bener Meriahb. 10 - 30 juta 1 6.67 Premium Fee Jumlah Persentasec. 30 - 50 juta 2 13.33 (rupiah) (unit) (%)d. > 50 juta 11 73.33 a. < 15 milyar 5 33.33Rata-rata 338 111 477 b. 15 - 25 milyar 6 40.00Minimum 3 130 250 c. 25 - 40 milyar 1 6.67Maksimum 1 482 076 062 d. >40 milyar 3 20.00Std dev 412 908 288 Rata-rata 2 471 840 659 Minimum 200 200 000Premium fee Koperasi Maksimum 8 121 329 994 Std dev 2 262 708 125 Premium fee koperasi diperoleh dari KESIMPULANpenjualan kopi dengan sertifikasi fairtrade. 1) Kinerja organisasi koperasi diPremium fee inimerupakan uang lebih yang Kabupaten Aceh tengah dan Benerharus dikeluarkan oleh buyer di luar negeri Meriah menunjukkan SDM yanguntuk keperluan bisnis petani atau dimiliki koperasi cukup baik, terlihatpembangunan lingkungan sekitar petani jumlah dari umur pengurus danbermukim, seperti jalan atau sarana umum karyawan yang berada pada usialainnya. Harga kopi untuk fairtrade lebih tinggi produktif dengan tingkat pendidikandibanding dengan harga kopi non fairtrade. rata-rata 12 - 16 tahun danKarena petani mendapat harga premium yang pengalaman rata-rata 5 - 10 tahun. 93

2) Kinerja keuangan koperasi di dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Kabupaten Aceh tengah dan Bener [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Meriah menunjukkan bahwa koperasi Perkembangan Koperasi 2014. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. belum mampu menjamin hutang- [Disbun] Dinas Perkebunan Provinsi Aceh. hutangnya yang terlihat dari rata-rata 2013. Prospek Pengembangan Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh nilai rasio likuiditas dan solvabilitas Tengah dan Bener Meriah. Aceh (ID): Dinas Perkebunan. masing –masing sebesar 1,10 dan 0,81. Fatwa Z. 2011. Analisis Fungsi Produksi Namun koperasi telah mampu dan Efisiensi Usahatani Kopi Rakyat Di Aceh Tengah.[Tesis]. Bogor (ID): menghasilkan laba yang terlihat dari Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. rata-rata nilai ROI dan ROE masing – Hasan I. 2014. Analisis Kinerja Koperasi masing sebesar 20,39 dan 34,46. Pertanian Dalam Tataniaga3) Kinerja usaha koperasi di Kabupaten Komoditas Ekspor di Kabupaten Aceh tengah dan Bener Meriah Aceh Tengah-Provinsi Aceh Dalam menunjukkan bahwa koperasi telah Menghadapi Persaingan Antar mampu mengelola kegiatan usahanya Negara Asean dengan baik, dimana rata-rata volume 2015.JurnalKebangsaan, Vol 6, No 3. usaha telah mencapai 46 milyar dan Hal:1-12. rata-rata SHU dan premium feemasing- Iramani dan E. kristijadi. 1997. Faktor- masing sebesar 338 juta dan 2 milyar. Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Unit Desa diDAFTAR KEPUSTAKAAN Jawa Timur.Jurnal Ventura, Vol 1, No 2. Hal:73-79.Adri. 1999. Analisis Kelembagaan Dan Ekonomi Usahatani Kopi Arabika [Kemenperindag] Kementerian Organik Di Propinsi Istimewa Aceh. [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Perindustrian dan Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Perdagangan.2014. Laporan KinerjaAradi, K. 2008. Analisis Daya Dukung Menteri Perdagangan RI Tahun Lahan dan Karakteristik Petani Dalam Pengembangan Kopi Arabika 2014. Jakarta (ID): Kementerian Organik di Kabupaten Aceh Tengah.[Tesis]. Banda Aceh (ID): Perindustrian dan Perdagangan. Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Ketaren N. 2007. Faktor-faktor yangBaga LM, Yanuar R, Feryanto, Azis K. 2009. Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Bogor: Fakultas Ekonomi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus: Koperasi Credit Union Sukamakmur Kecamatan Sibolangit,Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Harmoni Sosial, Vol 1, No 3. Hal: 138 – 146. Krisnamurthi B. 1998. Perkembangan Kelembagaan dan Perilaku Usaha Koperasi Unit Desa di Jawa Barat; 94

Suatu Kajian Cross- Saputra A. 2012. Desain Rantai Pasok Kopi Organik di Aceh Tengah untukSection.[Disertasi]. Bogor (ID): Optimalisasi Balancing Risk.[Tesis]. Bogor (ID): Sekolah PascasarjanaInstitut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor.Mujiburrahan.2011. Sistem Jaringan Pasok SarjanaIM., K Budi Susrusa, Dwi dan Nilai Tambah Ekonomi Kopi P.Darmawan. 2013. Analisis Organik (Studi Kasus di KBQ Keuangan pada Koperasi Serba Baburrayan Kabupaten Aceh Usaha di Kabupaten Buleleng.Jurnal Tengah).JurnalAgrisep, Vol 12, No 1. Manajemen Agribisnis, Vol 2, No 2. Hal:1-10. Hal:16-22.Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.Putri MA., Anna Fariyanti, Nunung Kusnadi. 2013. Struktur dan Integrasi Pasar Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Buletin RISTRI, Vol 4, No 1. Hal:47-54. 95

PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH VARIETAS PANDAN WANGI DAN ANGKE MENGGUNAKAN METODE SYSTEM OF RICEINTENSIFICATION (SRI) DI DESA LUTHU LAMWEU KECAMATAN SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR Dara Angreka Soufyan Staf Pengajar Prodi AgribisnisUniversitas Teuku Umar Meulaboh Email: [email protected] AbstractGlobally, rice is one of the most food crops for human cosumption. For livestock feed, riceproduction needs to be increased. In order to increase grain yield, productivity SRI is one of theother intensif achievement. The purpose of this study is to compare the revenue of Farmer who isusing Pandan Wangi and Angkevarietie in LuthuLamweu village, SukaMakmur sub-distict, AcehBesar. The population were 23 farmers which is 9 farmers ofPandan Wangi and 14 farmers ofAngke. This study is using T-test for testing the hypothesis. The result for the T-test= 9.148 ishigher than T-table and the average income for farmers ofPandan Wangi is Rp 835.316,-and minus Rp392.029,-farmers of Angke.Keyword: Revenue, Farmer, SRI, Aceh BesarPENDAHULUAN tahunnya, Tabel 1 menunjukkan jumlahLatar Belakang penduduk Aceh daritahun 2012 sampai dengan 2014. Pangan merupakan komoditiyang mempunyai arti penting untuk Tabel 1.JumlahPenduduk Acehkebutuhan dan kelangsungan hidupmanusia. Dalam usaha mempertahankan Wila 2012 2013 2014kelangsungan hidupnya, manusia yah JumlahPendberusaha memenuhi kebutuhan JumlahPend JumlahPendprimernya, dan salah satu kebutuhan uduk (Jiwa) uduk (Jiwa) uduk (Jiwa)primer adalah makanan. Padaumumnyamasyarakat Indonesia mengkonsumsi ACE 4.693.934 4.791.924 4.906.835beras sebagai bahan pangan utama. Di HAceh, masyarakatnya tidak dapat lepasdari beras. Ungkapan stereotype yang Sumber : BPS Acehberkembang di Aceh menyatakan bahwaseseorang belum dikatakan makan jika Hal ini mengakibatkantidak mengkosumsi nasi. Saat ini diketahuijumlah penduduk meningkat setiap kebutuhan akan beras juga meningkat sehingga memproduksi lebih banyak padi sudah menjadi kebutuhan yang mendesak guna memenuhi kebutuhan pokok bahan makanan utama. Pertumbuhan penduduk yang meningkat juga berpengaruh pada kebutuhan lahan dan air sehingga menjadi ancaman akan sempitnya lahan dankebutuhan air untuk 96

pertanian. Akan tetapi hal tersebut bukan unggul, pengairan, pemupukan sertayang menjadi faktor utama dalam hal pemberantasan hama dan penyakit danpenigkatan dan penurunan produksi pelaksanaan pascapanen (Su’ud, 2004).pertanian. Perilaku usaha tani mengenaipengelolaan lahan (tanah, air dan Penanaman padi secara intensiftanaman) sangat menentukan, disamping menjadi salah satu alternativeterjadinya penurunan kualitas struktur peningkatan produksi beras untukdan tekstur tanah yang sekaligus mengurangi impor. Sekarang ini salah satumempengaruhi aktivitas biologi tanah system penanaman padi secara intensifdan terancam terjadinya degradasi dan bersifat positif lebih dikenal denganbiodiversitas, dari yang kompleks SRI (System of Rice Intensification). SRImenjadi lebih sederhana akibat adalah teknik budidaya padi inovatif yangkandungan bahan organik yang diketemukan tahun 1980an oleh seorangdikandung tanah sangat kurang karena biarawan Perancis bernama Henri deperlakuan terhadap lahan kurang Laulanié. Pada sekitar tahun 1980an.memperhatikan kaidah-kaidah ekologis Metodologi ini hanya berkembang(Kurniadiningsih, 2012). terbatas di Madagaskar, tempat Laulanié mengabdikan dirinya sejak tahun 1961. Untuk menanggulangi masalah Menjelangakhirtahun 1990an, SRI mulaitersebut, perlu dilakukan usaha-usaha mendunia. Di Indonesia, SRI juga telahyang bertujuan untuk meningkatkan diterapkan dibeberapa kabupaten diJawa,produksi pangan agar dapat memenuhi Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat dankebutuhan masyarakat Indonesia Nusa Tenggara Timur yang sebagian besarumumnya dan Acehkhususnya untuk dipromosikan oleh Lembaga Swadayamenghindari import beras yang tinggi Masyarakat (LSM) (Wardana, Juliardi,program tersebut mencakup usaha Sumedi, Setiajie,2005) dan menghasilkanintensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi padi rata-rata 8,2ton/ha pada uji cobadan rehabilitasi. Mengingat pada kondisi penerapannya (Uphoff, 2011).keadaan lahan pertanian yang semakinsempit dan kritis maka peningkatan Berdasarkan latar belakang yangproduksi tanaman padi dapat dilakukan telah diuraikan maka permasalahnyasalah satunya dengan program dapat diidentifikasikan sebagai berikut :intensifikasi melalui langkah seperti Apakah terdapat perbedaan pendapatanpengolahan tanah, penyediaan bibit petani padi sawah yang mengusahakan varietas Pandan Wangi dan Varietas Angke 97


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook