Vol. 2 No.3 Oktober 2016 ISSN:2477–5258 KONSTRUKSI
ISSN : 2477 – 5258 Page |iSTREERING COMMITE 1. Dean of Engineering Faculty of Teuku Umar University 2. Head of Departement of Civil Engineering of Teuku Umar UniversityTIM MITRA BESTARI EDITORIAL 1. Prof. Madya Dr. Ir. Abdul Naser Bin Abdul (Universiti Sains Malaysia) 2. Prof. Bambang Sunendar, M.Eng (Instisut Teknologi Bandung) 3. Ali Awaludin, S.T., M.Eng., Ph.D (Universitas Gadjah Mada) 4. Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T ( Universitas Udayana) 5. Dr. Ir. Sofyan M. Saleh, M.Sc., Eng (Universitas Syiah Kuala) 6. Dr. Azmeri, S.T., M.T (Universitas Syiah Kuala)TIM PENGELOLA JURNAL1. Pengarah : Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, S.E., MBA2. Penanggung Jawab : Dr. Ir. H. Komala Pontas3. Koordinator : Astiah Amir S.T., M.T4. Redaktur : Muhammad Ikhsan, S.T., M.T5. Editor : Dewi Purnama Sari, S.T., M.Eng6. Desain Grafis : Muhammad Arrie Rafshanjani Amin, S.T., M.T Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
ISSN : 2477 – 5258 P a g e | iiPERBANDINGAN PERENCANAAN PORTAL BAJADENGAN SAP2000 DAN ETABS.............................................................................1 - 10KAJIAN TINGKAT KEHILANGAN AIR DENGANMETODE NRW PADA PDAM TIRTA MEULABOH ..........................................11 - 20STUDI KELAYAKAN INVESTASI DAN OPTIMALISASIKEUNTUNGAN DEVELOPER DENGAN PROPORSIONALJUMLAH TIPE RUMAH .........................................................................................21 - 32PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BANGUNANBAWAH JEMBATAN PADA PEKERJAAN JEMBATAN LAMNYONGBANDA ACEH............................................................................................................33 - 44KAJIAN TINGKAT KERENTANAN BANGUNANTERHADAP TSUNAMI DENGAN METODE BTV(STUDI KASUS PADA DESA KUTA PADANG,KABUPATEN ACEH BARAT) ................................................................................45 - 56ANALISIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUABERDASARKAN (BOK) DESA TUMPOK LADANGKECAMATAN KAWAY XVI ..................................................................................57 - 68ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU SABUT KELAPA SEBAGAIFILLER PADA CAMPURANASPAL RETONA BLEND 55 ...................................................................................69 - 78EVALUASI KERUSAKAN AKIBAT GEMPA PADA BANGUNAN GEDUNGBANK ACEH CABANG SIGLI...............................................................................79 - 88ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KAPAL TELUK SINABANGSEBAGAI JALUR PENGEMBANGAN WISATA BAHARI RUTE LABUHANHAJI – SIMEULUE ...................................................................................................89 - 100KAJIAN POTENSI TERJADINYA TUNTUTAN KONTRAKTORPELAKSANA TERHADAP PENGGUNA JASA (OWNER) PADA PROYEK(Studi Kasus Pembangunan Unit Sarana Belajar Tk Pembina KabupatenKecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat) ..........................................101 - 110 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |1pp. 1 - 10 PERBANDINGAN PERENCANAAN PORTAL BAJA DENGAN SAP2000 DAN ETABS Amir Mukhlis Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Ubudiyah Indonesia;Jl. Alue Naga Gp. Tibang, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, telp/fax 7555566 e-mail: *[email protected] AbstractThis investigation was aim to find the illustration of structural steel design, using SAP2000software, and to find how far the result different of structural steel by using ETABS. Thisinvestigation is background by the difference of design result by using both of the software. Isconducted by making simulation at two application software which used in structural steel design,those are SAP2000 and ETABS. The object were used is plane frame at 7 story steel structurebuilding. The restrain at the structural steel frame is fixed. Both of software is determined by AISCLRFD 93 code. Structure is loaded by distributed load and point load, vertically and horizontally.Shear modulus on both application is cannot determined by the user. The structual design resultshows there is no difference significanly for normal force diagram, shear force diagram andmoment diagram. The design result shows the difference of structural check. The higher structuralcheck value is 0.972 for SAP2000 and 0.920 for ETABS. Although both of structural check result ofthe design is different, the structure is still safe or it is not more than 1.00 value.Keywords : Design, Steel, Frame, SAP2000, ETABS 1. PENDAHULUAN Dalam perencanaan struktur baja, perencana perlu melakukan perhitungan beban yang bekerja pada struktur. Setelah dilakukan perhitungan beban, maka selanjutnya dilakukanperhitungan analisis dan perencanaan struktur. Karena pada kenyataannya struktur yangdirencanakan tidak sederhana dan untuk memudahkan proses perencanaan, maka perlu digunakanalat bantu software aplikasi. Dengan adanya alat bantu, maka pekerjaan analisis dan perencanaan struktur baja menjadilebih mudah lagi dan kapasitas perencanaan akan lebih meningkat lagi dari segi efektivitas danefisiensi. Perencana dapat melakukan kegiatan perencanaan untuk struktur yang lebih rumit danlebih kompleks. Hal itu juga tidak lepas dari dukungan kemampuan aplikasi dan spesifikasiperangkat keras yang memenuhi. Alat bantu berupa program atau software aplikasi akanmengurangi kesalahan manusia (human error) akibat ketidaktelitian dalam perhitungan. Sejak ditemukannya teknologi di bidang elektronika, maka perkembangan komputer menjadisemakin pesat hingga akhirnya ukuran komputer yang awalnya memakan sebuah ruangan besardigantikan dengan komputer yang berbentuk seukuran kertas A4. Hal ini juga mendorongberkembangnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Saat ini sudah banyakperangkat lunak yang digunakan dengan bermacam-macam keperluan. Untuk keperluanperencanaan struktur pada umumnya dan perencanaan struktur baja pada khususnya, digunakansoftware aplikasi untuk analisis dan desain struktur. Salah satu software aplikasi yang sering digunakan untuk perencanaan struktur pada bajaISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |2pp. 1 - 10adalah SAP2000 dan ETABS. Kedua program ini memiliki beberapa kemiripan namun dalambeberapa kasus, hasil perencanaan dari masing-masing program memiliki perbedaan. Perbedaanyang ada pada perencanaan ini dapat dilihat pada jenis profil yang digunakan dan dimensinya. Keduanya memiliki menu pemilihan profil secara otomatis (auto select). Dengan adanya menuini, maka perencana akan diberikan kemudahan dalam pemilihan profil yang digunakan, namunkelemahannya adalah program juga dapat memilih profil yang tidak seragam namun secara strukturhasilnya masih cukup aman. Bila dilakukan pemilihan profil secara manual, program akanmelakukan analisis dan desain untuk profil yang telah ditentukan. Hasil analisis yang dapatdisediakan pada program adalah hasil reaksi perletakan, diagram gaya normal, diagram bidanggeser dan diagram momen. Pada perencanaan struktur, hasil yang dapat disediakan adalah profilyang digunakan, properti material, geometri struktur dan cek struktur dalam rasio perencanaan.Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang digunakan adalah berkaitan dengan judul adalahmengenai perbedaan hasil perencanaan portal baja antara software ETABS dan SAP2000. 2. METODE PENELITIANPerencanaan struktur baja yang digunakan pada penelitian ini menggunakan peraturan LRFD(Load Resistance Factor Design). Dewobroto (2007) mengemukakan bahwa LRFD adalah metodeperencanaan struktur sedemikian sehingga pada saat dibebani dengan berbagai kombinasi bebanterfaktor yang direncanakan, maka kondisi batasnya tidak dilampaui. Kondisi ini merupakankondisi yang struktur masih dalam keadaan aman dan mampu menerima beban yang ditahannya.Perencanaan struktur baja saat ini di Indonesia mengacu kepada konsep LRFD, peraturan inidiadopsi pada SNI 03-1729-2002. Setiawan (2008) mengemukakan bahwa dalam konsep LRFD,struktur baja aman bila memenuhi persamaan: R n i .Qi (1)Di mana ϕRn adalah tahanan atau kekuatan nominal dari sebuah struktur. Nilai ∑γi.Qi adalahjumlah beban terfaktor yang berarti beban yang bekerja yang diterima oleh struktur tersebut ataupengaruh aksi rencana (RSNI T-03-2005). Dalam SNI 03-1729-2002, semua komponen struktur dan sambungan harus direncanakansedemikian rupa sehingga kuat rencana (ϕRn) tidak kurang dari pengaruh aksi terfaktor (Ru) ataudengan kata lain: R u R n (2)Dari persamaan tersebut, tahanan rencana harus lebih besar dari beban terfaktornya agarstruktur dapat menahan beban yang bekerja. Pembebanan pada struktur menggunakan kombinasipembebanan sesuai peraturan pembebanan yang berlaku. Bila beban melebihi kapasitas strukturmaka struktur menjadi tidak aman. Kondisi ini berlaku pada struktur yang diberi beban statisatapun beban dinamis. Di antara beban dinamis yang bekerja pada struktur adalah beban gempa,beban angin dan beban ledakan. Dalam kajian mengenai pengaruh beban ledakan terhadap strukturgedung yang menggunakan struktur baja yang dilakukan oleh Mukhlis (2010), dihasilkan bahwapada umumnya terjadi kehancuran elemen sisi depan, samping dan belakang bagian bawah secaraekstrim. Pada bagian struktur yang diberikan beban ledakan, kolom depan bagian bawahmerupakan elemen yang paling besar menerima beban ledakan.Beban menimbulkan deformasi pada sebuah struktur. Deformasi resultan yang bekerja padabeban statis bekerja secara perlahan dan cenderung diam atau dalam keadaan yang mantapISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |3pp. 1 - 10(Indarwanto, 2006). Pembebanan pada struktur baja yang ditentukan dari AISC-LRFD dalam CSi(2008) ditentukan kombinasi pembebanan (U): (3) U 1,4DL U 1,2 DL 1,6 LL (4) U 1,2 DL 0,5 LL (5) U 0,9 DL 1,0 EL (6) U 1,2 DL 1,0 EL (7) U 1,2 DL 0,5 LL 1,0 EL (8)Dengan DL adalah beban mati (dead load), beban ini merupakan berat sendiri bahan bangunankomponen gedung (Suyono, 2007), LL adalah beban hidup (life load) dan EL adalah beban gempa(earthquake load). Kombinasi ini digunakan dalam perencanaan struktur baja denganmenggunakan SAP2000 dan ETABS. Kombinasi beban ini dapat digunakan secara otomatis padamasing-masing program. Dalam ETABS, perencanaan struktur dapat diselesaikan dengan hasilreaksi perletakan, gaya dalam dan cek struktur. Penyelesaian model analisa strukru yang dihasilkandalam ETABS dapat berupa zona panel dan tegangan geser diafragma (CSi, 2009)Untuk perencanaan segala jenis struktur, biasanya digunakan SAP2000. Aplikasi inidigunakan untuk perencanaan struktur secara umum, mulai dari struktur balok hingga dindingpenahan tanah. Menu yang disediakan pada program ini bermacam-macam. Sementara itu, ETABSlebih cenderung digunakan untuk perencanaan struktur gedung. Menu yang tersedia memangmemiliki kemiripan dengan ETABS namun fitur ini akan lebih familiar untuk perencanaan gedung,misalnya penamaan grid Z (arah vertikal) menggunakan istilah story (lantai). Dengan banyaknyakemiripan ini, perencanaan struktur baja yang dilakukan dengan menggunakan ETABS akan dapatjuga dilaksanakan dengan menggunakan SAP2000.Pada umumnya, perencanaan struktur baja menggunakan profil yang berbentuk I (wideflange). Walaupun bentuk ini sering digunakan, namun profil ini memiliki kelemahan dalammenerima torsi dan lentur secara tegak lurus. Pada perencanaan kolom memerlukan stabilitas dankeamanan yang tinggi. Kolom dibedakan menjadi kolom dengan pengaku dan kolom tanpapengaku (Mukhlis, 2006)Objek yang digunakan pada perencanaan ini adalah objek model portal pada bangunan.Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang di Indonesia yang memiliki 5 lantai dan padakajian ini dilakukan penambahan lantai menjadi 7 lantai. Portal pada bangunan dimodelkan kedalam program sesuai dengan prosedur perencanaan. Tumpuan yang digunakan pada bangunanadalah tumpuan jepit. Struktur portal diberikan beban merata dari arah gravitasi pada bagian balok.Di setiap joint, diberikan beban terpusat dari arah vertikal dan horizontal. Beban-beban yangdiberikan pada struktur ini merupakan beban statis.Prosedur perencanaan yang digunakan pada penelitian ini adalah dibuat berdasarkan tahapanberikut:- Menggambar Model Struktur. Proses awal dari menggambar model struktur adalah denganmenentukan garis grid-nya. Garis grid adalah garis-garis yang akan digunakan sebagaipanduan model struktur. Grid dan ordinat pada masing-masing sumbu yang digunakan dapatdilihat pada tabel 1.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |4pp. 1 - 10 Tabel 1. Grid dan Ordinat pada masing-masing sumbuSumbu X Sumbu Y Sumbu ZGrid Ordinat Grid Ordinat Grid Story ElevasiA 0,000 1 0,000 Z1 Base 0,000B 4,000 Z2 L 3,200C 10,000 Z3 L-1 6,400D 14,000 Z4 L-2 9,600 Z5 L-3 12,800 Z6 L-4 16,000 Z7 L-5 19,200 Z8 L-6 22,400Setelah menentukan grid, maka dibuat gambar masing-masing elemen struktur yangakan dimodelkan melalui joint yang tersedia pada grid.- Menentukan Properti Material dan PenampangDalam menentukan material, penentuan materialnya dilakukan dengan pemilihansatuan yang digunakan menjadi KN, m, C.Jenis materialJenis material yang digunakan pada penelitian ini adalah material isotropik baja.Data Perencanaan:- Peraturan perencaaan = AISC-LRFD 93- Tipe rangka = portal momenData Material = 7,849 kg- Massa per unit volume = 76,8195 KN- Berat per unit volume = 1,999E+08 MPa- Modulus Elastisitas (E) = 0,3- Rasio Poisson = 1,170E-05- Koefisien termal ekspansi (A) = 76.884.615 (ETABS)*- Modulus geser (G) = 76.903.069 (SAP2000) *- Tegangan leleh minimum (Fy) = 344.737,89 MPa- Tegangan tarik minimum (Fu) = 448.159,26 MPaCatatan:* Data modulus geser (G), baik pada SAP2000 maupun ETABS tidak bisa dirubah Penampang atau profil untuk elemen balok dan kolom yang digunakan pada penelitian ini adalah penampang I (wide flange). Penentuan properti penampang menggunakan menu penentuan data pada properti profil. Program aplikasi telah menyediakan berbagai penampang yang sering digunakan di pasaran (Amerika). Data tersebut dapat diekstrak dan dirubah dengan data yang baru. Data penampang juga menggunakan data properti bahan (material) yang telah ditentukan sebelumnya. Penampang tersebut dapat ditentukan tebal badan (web thickness), tebal sayap (flange thickness) atas dan bawah, serta ukuran panjang badan dan sayap dari penampang tersebut. Sebagai contoh, dapat dilihat gambar 1, properti penampang W14x211 pada SAP2000.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |5pp. 1 - 10 Gambar 1. Properti penampang W14x211 pada SAP2000.- Pembebanan Pembebanan yang diberikan pada struktur adalah beban statis dengan bentuk beban merata dan beban titik dari arah vertikal dan horizontal.- Analisis Struktur Pada tahapan analisis struktur, dihasilkan nilai pada diagram gaya normal, gaya geser dan momen.- Desain Struktur Setelah dilaksanakan analisis struktur, maka dilakukan desain struktur. Program akandiperintahkan untuk melakukan cek struktur melalui hasil rasio perencanaan. Aplikasi SAP2000 yang digunakan adalah penelitian ini adalah SAP2000 V.8.0.1 dan ETABSV.9.0.0. Model struktur portal yang dibuat pada penelitian ini adalah model portal bidang (2dimensi). Model portal memiliki ketinggian 7 lantai. Panjang balok tepi adalah 4 m dan baloktengah adalah 6 m. Pada model, diberikan gaya lateral ke samping ke arah sumbu X positif berupabeban titik sebesar 6,28 KN, 10,04 KN dan 12,55 KN. Untuk beban merata, diberikan bebansebesar 0,16 KN/m pada balok yang berada di tepi, untuk balok yang berada di tengah, diberikanbeban terbagi rata sebesar 0,20 KN/m. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis struktur, maka diperoleh hasil reaksi perletakan, bidang gayanormal, bidang geser dan bidang momen dari masing-masing program, yaitu SAP2000 danETABS. Hasil analisis struktur dan pembahasannya diperoleh pada hasil proses program yang padapenelitian ini dijabarkan pada bagian berikut ini. Model portal ini bertumpuan jepit yang pada keadaan ini tumpuan mengekang arah momen,gaya vertikal dan gaya horizontal. Akibat beban yang bekerja, terjadi deformasi struktur. Modelstruktur dan deformasinya pada ETABS dapat dilihat pada Gambar 2.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |6pp. 1 - 10 Gambar 2. Model struktur portal (kiri) dan deformasinya (kanan) pada ETABS Hasil reaksi perletakan dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan profil yang sama, hasil reaksiperletakan arah vertikal dan horizontal pada model struktur masih sama. Gambar 3. Reaksi perletakan portal pada SAP2000 (kiri) dan ETABS (kanan) Hasil gaya normal pada SAP2000 dan dan ETABS dapat dilihat pada Gambar 4. Denganmenggunakan profil yang masih sama, hasil gaya normal struktur pada SAP2000 dan ETABSmasih sama. Pada kolom kanan paling bawah, gaya normal yang dihasilkan bernilai sebesar -105,82 KN.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |7pp. 1 - 10 Gambar 4. Gaya normal struktur portal pada SAP2000 (kiri) dan ETABS (kanan) Hasil bidang geser pada SAP2000 dan dan ETABS dapat dilihat pada Gambar 5. Denganmenggunakan profil yang masih sama, hasil bidang geser struktur portal pada SAP2000 danETABS masih sama. Pada kolom kanan paling bawah, bidang geser yang dihasilkan bernilai 14,43KN. Gambar 5. Bidang geser struktur portal pada SAP2000 (kiri) dan ETABS (kanan) Hasil bidang momen pada SAP2000 dan dan ETABS dapat dilihat pada Gambar 6. Denganmenggunakan profil yang masih sama, hasil bidang momen struktur portal pada SAP2000 danETABS masih sama. Pada kolom kanan paling bawah, bidang geser yang dihasilkan bernilai 31,77KN.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |8pp. 1 - 10 Gambar 6. Bidang momen struktur portal pada SAP2000 (kiri) dan ETABS (kanan) Hasil bidang momen pada SAP2000 dan dan ETABS dapat dilihat pada Gambar 7. Denganmenggunakan profil yang masih sama, hasil bidang momen struktur portal pada SAP2000 danETABS masih sama. Nilai rasio terbesar pada kolom kanan adalah sebesar 0,972 pada SAP2000dan pada ETABS yang dihasilkan bernilai 0,920. Gambar 7. Hasil cek struktur portal pada SAP2000 (kiri) dan ETABS (kanan) Pada analisis struktur rangka batang dan balok, digunakan profil yang sama. Hasil analisisreaksinya tidak memiliki perbedaan yang signifikan (hasilnya nol), begitu pula halnya dengangaya-gaya dalam pada struktur. Baik gaya normal, gaya geser maupun momen dengan gambarISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 Page |9pp. 1 - 10bidangnya hasilnya masih sama. Pada analisis struktur rangka portal, digunakan profil yang samanamun hasil yang didapat terdapat perbedaan dari hasil cek struktur dengan nilai rasio yangberbeda. Untuk model struktur portal ini (frame), pada software SAP2000 dan ETABS, hasil reaksigaya batang dan perletakan menunjukkan nilai hasil yang tidak berbeda. Pada elemen kolom bagiankanan paling bawah, gaya normal maksimum yang didapat adalah sebesar -105,82 KN, gaya geseryang bekerja adalah sebesar 14,43 KN, dan momen sebesar 31,77 KNm. Reaksi perletakan untukkedua program pada perletakan yang paling kanan menunjukkan nilai 14,43 KN untuk arahhorizontal ke kiri, 105,82 KN untuk arah vertikal ke atas dan momen sebesar 31,77 KNm. Dengandemikian, untuk analisis struktur dapat menggunakan salah satu dari kedua software ini karenamemiliki persamaan hasil. Pada hasil perencanaan struktur portal, diperoleh rasio tertinggi sebesar 0,972 untuk danSAP20000,920 untuk ETABS, hal ini diakibatkan karena adanya data perencanaan yang berbedadari masing-masing program. Pada nilai modulus geser material untuk kedua program berbeda dannilai ini tidak bisa dirubah menjadi nilai yang sama. Karena nilai modulus geser material yangberbeda, maka akibatnya adalah hasil perencanaannya menjadi berbeda sehingga nilai rasioperencanaannya menjadi tidak sama. Pada kondisi batas untuk salah satu program akan mengalamiperbedaan kapasitas yang salah satunya masih dianggap aman namun yang lain akan menjadi tidakaman. Untuk itu, perencanaan harus mengacu kepada modulus geser yang ditentukan pada programyang bernilai sama. Walaupun terdapat perbedaan hasil perencanaan melalui cek struktur rasio perencanaan, profilyang sama yang digunakan pada kedua program tidak menghasilkan nilai yang melebihi angka 1,00sehingga struktur portal yang direncanakan masih aman. Dalam kajian Mukhlis (2007) tentangperencanaan struktur baja dengan SAP2000 dan ETBAS, dihasilkan profil yang berbeda denganmenggunakan fungsi auto select, hasil kajian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanhasil perencanaan struktur baja yang signifikan antara SAP2000 dan ETABS, demikian juga dalampenelitian ini hasil analisis struktur yang dihasilkan masih sama walaupun nilai modulus geserberbeda dan tidak dapat diubah serta hasil cek struktur berbeda, namun struktur portal baja masihaman. Hal ini berarti struktur masih mampu menerima beban rencana yang bekerja pada strukturkarena kapasitas struktur masih lebih besar atau sama dengan beban rencana yang diberikan. 4. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diambilkesimpulan sebagai berikut:1. Kedua software menghasilkan hasil analisis struktur yang masih sama, baik pada reaksi perletakan, gaya normal, bidang geser maupun bidang momen.2. Nilai modulus geser pada kedua program memiliki perbedaan dan tidak dapat dirubah.3. Terdapat perbedaan hasil cek struktur pada perencanaan portal, pada SAP2000 nilai yang tertinggi adalah 0,972 dan pada ETABS nilai yang tertinggi adalah 0,920.4. Struktur yang direncanakan masih aman, hal ini ditunjukkan dengan hasil cek struktur pada masing-masing software yang tidak bernilai lebih dari 1,00. 5. SARAN Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapatdirekomendasikan saran sebagai berikut:ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 10pp. 1 - 101. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan beberapa software aplikasi yang lain.2. Bila dimungkinkan, nilai modulus geser disamakan untuk melihat perbandingan hasil perencanaan struktur portal.3. Model dapat dikembangkan menjadi lebih kompleks dan menggunakan portal ruang pada kajian yang lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA[1] Dewobroto, W., 2007, Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 Edisi Baru, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.[2] Setiawan, A., 2008, Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Sesuai SNI 03-1729- 2002), Penerbit Erlangga, Jakarta.[3] Badan Standarisasi Nasional, 2005, Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI T-03- 2005), BSN.[4] Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002), BSN, Bandung.[5] Mukhlis, A, 2010, Simulasi Analitis Pengaruh Beban Ledakan Terhadap Struktur Gedung, Proceeding Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS) 4, Bali, 2-3 Juni 2010.[6] Indarwanto, M., 2006, Modul 2, Teknologi Bangunan 5, Pusat Pengembangan Bahan Aja UMB, Jakarta.[7] Computer & Structures, Inc., 2008, Steel Frame Manual for SAP2000® and ETABS®, CSi, California.[8] Suyono Nt, 2007, Rangkuman PPIUG 1983.[9] Computer & Structures, Inc., 2009, ETABS® Features, CSi, California, http://www.csiberkeley.com/products_ETABS.html, diakses tgl 26 Oktober 2009.[10] Mukhlis, A., 2006, Perhitungan Konstruksi Baja Baja Gedung TK-SD Rehoboth, Tugas Akhir, Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Sipil, FPTK, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.[11] Mukhlis, A., 2007, Analisis Penggunaan Software SAP dan ETABS dalam Perencanaan Struktur Baja, Skripsi, Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Sipil, FPTK, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 11pp. 11 - 20 KAJIAN TINGKAT KEHILANGAN AIR DENGAN METODE NRW PADA PDAM TIRTA MEULABOH Cut Suciatina Silvia1 1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh [email protected] AbstractFresh water is a basic human need, hence, utilization of water needs was not limited. PDAM TirtaMeulaboh as local government water management company has not been able to meet the needs offresh water for the community, where the level of service that is produced is not running properlyand optimally. Therefore, it is necessary to conduct a study related to the performance of the freshwater distribution service system, which the study aims to see the real condition of the waterdistribution network performance and problems of water loss that occurs in PDAM TirtaMeulaboh. The method that applied in this research is survey and quantitative methods which issupported by the primary data and secondary data. Based on the analysis results obtained that thedischarge of average usage which is produced is just in 106.92 liters/person/day, where theshortage of fresh water needs of each customer on average >23 liters/person/day. Analysis of therate of water loss in 2013 obtained that water loss reached 35.07% with water loss 783.967m3/year or Rp 2.024.202.794/year. Based on the results of the NRW program analysis with ILImethod obtained that ILI value of 38,5 with an average pressure of only 0,03 m. According to theTarget Table Matrix concluded that leakage or loss of water in zone service of Johan Pahlawan ofPDAM Tirta Meulaboh belongs to the class D with ILI >16 and the leakage rate of >200liters/connection/day. From these conditions, water loss that can not be cashed of 403.106 m3/yearor 51,42% from water loss 783.967 m3/year.Keywords : Performance of distribution network, Water Loss, Non Revenued Water 1. PENDAHULUAN Tingkat pelayanan jaringan distribusi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Meulaboh terhadap pelanggan di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan belum berjalandengan baik dan optimal (Syahputra, 2005). Tingkat pelayanan kebutuhan air bersih sangatdipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan penduduk, karakteristik masyarakat, polapenggunaan air serta terjadinya tingkat kehilangan air yang cukup tinggi. Kehilangan air merupakan tidak sampainya air yang diproduksi kepada pelanggan dimanabatasan dari faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak melebihi angka toleransi sebesar 20%dari kapasitas debit produksi (Fitriadi, 2013). Kehilangan air merupakan permasalahan yang palingsering dihadapi oleh setiap PDAM. Berdasarkan faktor tersebut di atas, maka perlu dilakukan studi menyangkut dengan kajiantingkat kehilangan air. Studi ini dilakukan agar didapatkan kondisi nyata terkait kondisi daripenyediaan air bersih dan permasalahan tentang kehilangan air yang terjadi pada wilayah layananPDAM Tirta Meulaboh. Untuk mengurangi dan meminimalkan tingkat kehilangan air tersebutdigunakan metode pengendalian NRW (Non Revenued Water). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dan dapat diukur serta diketahui besarnya,namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, namun dapatdipertanggungjawabkan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya NRWISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 12pp. 11 - 20adalah metode ILI (Infrastructure Leakage Index). Dari hasil kajian serta analisa dari penelitian ininantinya diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi PDAM Tirta Meulaboh terhadap peningkatanpelayanannya bagi pelanggan. 2. TINJAUAN PUSTAKAPersyaratan Kebutuhan Air Bersih Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum (2006) telah menetapkankriteria dari pemakaian air bersih untuk setiap Kota/Kabupaten. Kriteria dari pemakaian air yangdimaksud meliputi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik seperti yangdiperlihatkan pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Kriteria Pemakaian Air Bersih Untuk Setiap Kota/KabupatenKebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan laju pertumbuhanpenduduk yang ada pada suatu daerah/wilayah yang menjadi daerah layanan. Q peak (1) QmaxFpeak Sedangkan kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air bersih yang dibutuhkanuntuk berbagai fasilitas sosial dan komersial seperti rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Besarnyapemakaian air untuk kebutuhan non domestik 20% dari kebutuhan domestik (Fitriadi, 2013).Persyaratan kuantitas/debit Kebutuhan akan air bersih masyarakat sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk,karakteristik masyarakat, tingkat ekonomi dan status sosial masyarakat yang beragam, sertaperilaku atau pola penggunaan air oleh masyarakat.Fmax Q max (2) QavPersyaratan kontinuitas Kontinuitas aliran terhadap standar minimal pengaliran air memang belum memiliki standaryang pasti, tetapi jika ditinjau dari jam-jam aktivitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air,maka dapat diketahui bahwa pelanggan sangat membutuhkan air paling tidak dengan harapan airISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 13pp. 11 - 20mengalir minimal selama 12 jam sehari yaitu pada pukul 06:00 sampai dengan pukul 18:00,sedangkan menurut PDAM pengaliran air dikatakan baik apabila standar minimal 8 jam sehariterpenuhi (Suhardi, 2007)Persyaratan kecepatan aliran dan tekanan air Dalam pendistribusian air agar terjangkau untuk seluruh area layanan dan untukmemaksimalkan tingkat pelayanan, maka yang harus diperhatikan adalah sisa tekanan air. Sisatekanan air paling rendah adalah 5 mka (meter kolom air) atau setara dengan 0,5 atm (1 atm = 10mka), dan sisa tekanan air paling tinggi adalah 22 mka (Agustina, 2007). Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Depertemen Pekerjaan Umum (2006),kecepatan izin dalam pipa distribusi berkisar antara 0,3-2,5 m/det. Ukuran pipa tidak bolehmelebihi dimensi yang diperlukan, dan tekanan dalam sistem harus cukup. Air yang dialirkan kepelanggan dari pipa transmisi dan pipa distribusi, dirancang agar dapat melayani pelanggan hinggayang terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 1 atm.Fluktuasi kebutuhan air bersih Kebutuhan air rata-rata harian (Qav) merupakan jumlah air per hari yang dibutuhkan untukmemenuhi kebutuhan domestik dan non domestik. Kebutuhan harian maksimum (Qmax)merupakan jumlah air terbanyak yang dibutuhkan dalam satu hari untuk waktu satu tahunberdasarkan nilai kebutuhan air rata-rata harian. Kebutuhan air jam puncak (Qpeak) merupakanjumlah air terbanyak yang dibutuhkan pada jam-jam tertentu.Qmax = Fmax x Qav (3)dimana :Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det);Fmax = Faktor harian maksimum 1<Fmax hour<1,5).Qpeak = Fpeak x Qmax (4)Dimana:Fpeak = Faktor jam puncak ( 1,5-2,5);Qpeak = Kebutuhan air jam puncak (ltr/det).Kehilangan air Kehilangan air merupakan selisih antara banyaknya air yang disediakan dengan jumlah airyang dikonsumsi. Kehilangan air terjadi akibat faktor teknis maupun faktor nonteknis. Djamal, dkk(2009) dalam Fitriadi (2013), menyatakan besarnya tingkat kehilangan air adalah persentaseperbandingan antara kehilangan air dengan jumlah air yang dipasok ke dalam jaringan perpipaanair. Dalam suatu penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi oleh instalasi sampaikepada pelanggan, diakibatkan oleh adanya kebocoran yang disebut dengan kehilangan air. Untukmenghitung persentase nilai kehilangan air dari setiap meter pelanggan dilakukan dengan caramembandingkan selisih angka water meter pelanggan dengan jumlah sampel pelanggan. Neraca air merupakan alat audit untuk menghitung kehilangan air yang berfungsi untukmelakukan kontrol pada tiga titik utama yang menjadi indikator sehat atau tidaknya sistempelayanan PDAM yaitu input sistem, konsumsi dan kehilangan air (Syahputra, 2005). Neraca airdihitung berdasarkan jumlah debit air yang masuk, konsumsi bermeter berekening, ketidakakuratanmeter pelanggan, kehilangan air dan kehilangan fisik (Siregar, 2014).ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 14pp. 11 - 20 Untuk mengurangi dan meminimalkan tingkat kehilangan air tersebut digunakan metodepengendalian NRW (Non Revenued Water). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dandapat diukur serta diketahui besarnya, namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadipenghasilan, namun dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metode yang digunakan untukmengetahui besarnya NRW adalah metode ILI (Infrastructure Leakage Index).ILI CAPL (5) MAAPLdimana: ILI = Infrastructure Leakage Index; CAPL = Current Annual Physical Losses (sama dengan kehilangan saat ini) (liter/tahun); MAAPL = Minimum Achhievable Annual Physical Losses (kehilangan fisik tahunan yang dapatdicapai secara minimal) (liter/hari). MAAPL = ((18xLM)+(0,8xNC)+(25xLP))xP dimana: LM = Panjang pipa induk (m); NC = Jumlah sambungan rumah; LP = Panjang pipa dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan dengan jumlah SR (m); P = Tekanan rata-rata (m). Sistem Distribusi dan Pengaliran Air Bersih Metode dari sistem distribusi air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisipara konsumen berada. Sistem distribusi air memiliki rangkaian yaitu sumber air baku – pipa utama– reservoir/layanan penyimpanan – pipa induk – pipa distribusi. Pipa utama mengalirkan air padatingkat yang konstan, sedangkan pipa induk mengalirkan air dengan kebutuhan air yangbervariasi/fluktuatif (Masimin dan Ariff, 2012). Dan sistem pengaliran yang digunakan adalah caragravitasi, pompa dan gabungan keduanya (Agustina,2007). 3. METODE PENELITIANLokasi, waktu dan jenis penelitian Lokasi penelitian ini dibatasi dan dilakukan hanya pada wilayah layanan Kecamatan JohanPahlawan Kabupaten Aceh Barat unit WTP Lapang dengan luas wilayah 44,91 km2, dikarenakanzona layanan Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jumlah pelanggan yang lebih besardibandingkan dengan zona layanan Meureubo dan Kaway XVI.Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data meliputi sumber data dan jenis data yang digunakan. Sumber danjenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui observasi lapangan dan datasekunder yang diperoleh dari PDAM Tirta Meulaboh. Data primer ini dilakukan terhadap 99sampel pelanggan yang ditetapkan berdasarkan persaman Solvin yang ada pada zona layananPDAM untuk Kecamatan Johan Pahlawan dengan mencatat debit air yang mengalir ke pelanggan.Data yang didapat meliputi data debit aliran air ke pelanggan dan data tekanan air. Pencatatandebit ini dilakukan sebanyak 5 kali selama seminggu yaitu pada pukul 06:00, 10:00, 14:00, 18:00dan pukul 22.00. dan dilakukan pencatatan data tekanan. Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari PDAM Tirta Meulaboh. Data-data sekunder tersebut dibutuhkan untuk menganalisa pertumbuhan penduduk terhadap tahunISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 15pp. 11 - 20perencanaan, menganalisa kebutuhan air sampai tahun perencanaan, menganalisa tingkatkehilangan air dan menganalisa kinerja sistem jaringan distribusi air bersih. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis berdasarkan debit air Pengamatan debit aliran air pada 99 sampel pelanggan dilakukan selama seminggu denganmelakukan pencatatan debit air dalam 1 hari sebanyak 5 kali pengamatan, yaitu pada pukul 06:00,10:00, 14:00, 18:00 dan 22:00, untuk melihat kondisi pemakaian air oleh pelanggan. Datapemakaian air dari sampel pelanggan disetiap zona layanan untuk melihat kondisi nyata debit yangdihasilkan di lapangan Berdasarkan hasil analisa data debit aliran dari kondisi nyata di lapangan, didapatkan debitpemakaian air rata-rata pada 3 zona layanan PDAM Kecamatan Johan Pahlawan diperlihatkan padaTabel 2 dan Grafik 2 di bawah ini: Dari analisis di atas, dengan rata-rata pemakaian air di 3 zona layanan tersebut, secarakeseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata pemakaian air selama waktu pengamatanuntuk Kecamatan Johan Pahlawan sebesar 0,107 m3/jiwa atau sebesar 106,92 liter/orang/hari.Dimana konsumsi kebutuhan air bersih nyata tersebut kurang dari 130 liter/orang/hari konsumsiunit sambungan rumah untuk wilayah perkotaan. Analisis berdasarkan tekanan air Dari hasil pengamatan tekanan dengan menggunakan Pressure Gauge, tekanan yangdihasilkan secara acak pada sampel pelanggan yang ada di zona layanan Kecamatan JohanPahlawan tidak mencapai 1 atm. Dengan kondisi tersebut, maka analisa terhadap tekanan airdilakukan dengan menampung air pada sebuah wadah 1 liter yang mengalir pada pipa pelangganberdiameter 1/2 inchi dengan mencatat waktu air mengalir disamping stand meter. Hasil analisis dari data tekanan air di setiap sampel pelanggan yang ada di Kecamatan JohanPahlawan adalah untuk melihat kondisi nyata tekanan air yang terjadi di lapangan baik tekananmaksimum dan tekanan minimum, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3 dan Grafik 3 di bawahini.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 16pp. 11 - 20 Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tekanan air maksimum tertinggi dizona layanan 1 adalah pada hari selasa dan kamis dengan tinggi tekanan 0,032 m, sedangkan tinggitekanan air minimum adalah pada hari rabu dan jum’at dengan tinggi tekanan 0,026 m. Inimenyatakan bahwa selama pengamatan dalam 1 hari untuk 5 kali pengamatan, air dinyatakanbertekanan dan ada air mengalir pada waktu tersebut walaupun tinggi tekanan air rata-rata untukKecamatan Johan Pahlawan hanya sebesar 0,03 m. Analisis berdasarkan kontinuitas aliran Dari hasil pengamatan kontinuitas aliran dilakukan selama 1 bulan pada intake yang ada diPasie Mesjid, tidak terjadi pemadaman listrik, dan air dinyatakan mengalir secara terus menerusselama 24 jam, dan selama pengamatan air dinyatakan bertekanan dan ada air mengalir pada waktutersebut. Untuk analisa fluktuasi kebutuhan air bersih dilakukan random 1 sampel pelanggan yangada disetiap zona layanan PDAM Kecamatan Johan Pahlawan.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 17pp. 11 - 20Analisis berdasarkan fluktuasi kebutuhan air bersih Untuk analisa fluktuasi kebutuhan air bersih dilakukan random 1 sampel pelanggan yang adadisetiap zona layanan PDAM Kecamatan Johan Pahlawan. Hasil terhadap analisis fluktuasikebutuhan air bersih pada sampel pelanggan yang ada di zona layanan PDAM kecamatan JohanPahlawan, bahwa untuk kebutuhan air Dari tabel di atas terlihat bahwa pemakaian air harianmaksimum terbesar terdapat pada zona layanan 1, dimana fluktuasi kebutuhan pemakaian airharian maksimum sebesar 0,810 m3/jam dengan nilai kebutuhan air harian rata-rata sebesar 0,682m3/jam, sehingga nilai faktor harian maksimum sebesar 1,19. Sedangkan untuk besarnya nilaikebutuhan air jam puncak berdasarkan hasil analisa pengamatan di lapangan, didapat nilai rata-ratakebutuhan air jam puncak terbesar pada pukul 09.00-10.00 yaitu sebesar 103.714,29 liter/detikdengan nilai faktor jam puncak sebesar 1,59. Dan pola pemakaian air serta keseragaman aktivitaspenggunanan air disetiap zona layanan sangat mempengaruhi besarnya nilai faktor pemakaian air.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 18pp. 11 - 20Analisis tingkat kehilangan air Tingkat kehilangan air yang terjadi selama tahun 2013 pada zona layanan Kecamatan JohanPahlawan adalah sebesar 35,07%, dimana melebihi dari batas angka toleransi kehilangan airsebesar 20%. Hasil perhitungan analisis kehilangan air berdasarkan data debit yang masuk sampaikehilangan air dari meter pelanggan yang dihitung berdasarkan persen kehilangan air yang ada dimeteran pelanggan dan jumlah debit air yang masuk selama tahun 2013, diperlihatkan pada tabel 5di bawah.Analisis neraca air Neraca air dilihat berdasarkan data-data seperti data debit yang masuk selama tahun 2013,data konsumsi bermeter berekening, ketidak akuratan pembacaan pada meter pelanggan,kehilangan air yang terjadi selama tahun 2013 dan kehilangan fisik. Dari data di atas terlihat, data debit yang masuk dengan air yang terjual/debit konsumsibermeter rekening selama tahun 2013, didapat kehilangan air yang terjadi sebesar 783.967m3/tahun dan kehilangan fisik air sebesar 762.741,33m3/tahun.Analisis NRW (Non Revenued Water) Data di wilayah studi Kecamatan Johan Pahlawan: Panjang pipa induk (LM) = 39.000 m Jumlah sambungan rumah (NC) =5.522 SR Tekanan air rata-rata (P) = 0,03 m Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 8 m x 5.522 SR = 44.176 mISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 19pp. 11 - 20 Berdasarkan neraca air didapat nilai CAPL/kehilangan fisik saat ini sebesar 762.741,325m3/tahun atau sebesar 762.741.325 liter/tahun. Sedangkan nilai MAAPL/kehilangan fisik yangdapat dicapai secara minimal didapat sebesar 54.324,53 liter/hari atau sebesar 19.828.452,72liter/tahun (dari persamaan 6). Dari analisis besarnya nilai ILI yang dihasilkan 38,5 (dari persamaan 5) dan dibandingkandengan tinggi tekanan rata-rata hanya 0,03 m, maka berdasarkan Tabel Matriks Target dibawah ini,dapat disimpulkan bahwa kehilangan fisik air di zona layanan PDAM Tirta Meulaboh KecamatanJohan Pahlawan termasuk ke dalam golongan D dengan ILI >16 dan tingkat kebocoran >200liter/sambungan/hari. 5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi air bersih, didapat bahwa dengan kontinuitas aliran yang selalu ada selama 24 jam, tekanan yang dihasilkan cukup kecil sebesar 0,03 m dikarenakan terjadinya kehilangan air yang cukup besar, sehingga menyebabkan pengurangan sisa tekanan pada wilayah distribusi. Debit pemakaian rata-rata yang dihasilkan hanya 106,92 liter/orang/hari, dimana kurang dari 130 liter/orang/hari konsumsi unit sambungan rumah untuk wilayah perkotaan menurut kriteria pemakaian air bersih setiap kota/kabupaten.2. Hasil analisis terhadap tingkat kehilangan air, didapat bahwa tingkat kehilangan air yang terjadi selama tahun 2013 pada PDAM Tirta Meulaboh mencapai 35,07%, dengan total kehilangan air 783.967 m3/tahun sehingga dengan keadaan itu kemampuan suplai air bersih dari PDAM akan semakin menurun, pelayanan kebutuhan akan air bersih pun tidak berjalan baik dan optimal, dan PDAM akan terus merugi dari tahun ke tahun.3. Hasil analisis program NRW dengan metode ILI, didapat nilai ILI sebesar 38,5. Menurut Tabel Matriks Target disimpulkan bahwa kebocoran atau kehilangan air di zona layanan PDAM Tirta Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan termasuk ke dalam golongan D dengan ILI >16 dan tingkat kebocoran >200 liter/sambungan/hari. Kehilangan air yang tidak dapat diuangkan adalah sebesar 403.106 m3/tahun atau sebesar 51,42% dari total kehilangan air 783.967 m3/tahun. Diharapkan dengan upaya pengendalian NRW untuk Kabupaten Aceh Barat dapat mengurangi kebocoran dari kelas D ke kelas A. Saran1. PDAM harus melakukan kajian dan perencanaan ulang terhadap kondisi jaringan distribusi air bersih saat ini dengan melakukan upaya pengendalian NRW dengan metode Step Test dan Sounding untuk mencari titik-titik kebocoran, agar pihak PDAM dapat dengan segera melakukan perbaikan pada jaringan-jaringan yang mengalami kebocoran secara berkala.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 20pp. 11 - 202. Adanya tim penurunan NRW atau ATR yang turun ke lapangan secara berkala untuk mendata jumlah dan lokasi meter air yang rusak yang menyebabkan ketidak akuratan meter air pelanggan sebagai upaya pengendalian kehilangan air non teknis.3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan kajian terhadap kinerja PDAM Tirta Meulaboh dari segi manajemen dan keuangan. DAFTAR PUSTAKA[1] Agustina, D.V., 2007, ‘Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM Kecamatan Banyumanik di Perumnas Banyumanik (Studi Kasus) Perumnas Banyumanik Kel. Srondol Wetan)’, Tesisi, Program Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang.[2] Fitriadi, 2013, ‘Rancangan Strategi Peningkatan Kapasitas Produksi Pada Sistem Distribusi Produksi Air PDAM Tirta Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat’, Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, Medan.[3] Maisimin dan Ariff, Z.A., 2012 , An Overview of Water Supply Provision for the City of Banda Aceh’, Proceedings of Water Supply Management System And Social Capital, Volume 3, PP. 205-213.[4] Siregar, N.A., 2014, ‘Evaluasi Kehilangan Air (Water Losses) PDAM Tirtanadi Padangsidimpuan Di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan’, Fakultas Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan.[5] Suhardi, 2007, ‘Kajian Spasial Tingkat Pelayanan Air Bersih di Perumahan Limbangan Baru Kabupaten Banjar Negara’, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.[6] Syahputra, B., 2005, ‘ Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan Pada Zona Layanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh’, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 21pp. 21 - 31STUDI KELAYAKAN INVESTASI DAN OPTIMALISASI KEUNTUNGAN DEVELOPER DENGAN PROPORSIONAL JUMLAH TIPE RUMAH 12 Astiah Amir , Dorra Sikhhy 1,2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat, email: [email protected], email: [email protected] AbstractResearch on Development Projects Griya Mahony aims to determine the feasibility of the investmentproject in this case the benefits will be achieved. The feasibility study is based on the financial aspectsof using parameter Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return(IRR) is calculated based on the length of the installment/credit generate favorable value/feasible (feasible). For a 10-year installment (NPV Rp.802.618.444, BCR 1.036 and 2.469% IRR), forrepayment periods of 15 years (NPV Rp4.208.880.167, BCR and IRR 1,174 5,368%), for repaymentperiods of 20 years ( NPV is Rp7.432.022.615, BCR and IRR 1,285 6.555%), and for the repaymentperiods of 25 years (NPV Rp10.886.611.347, BCR and IRR 1,388 7.272%). So the value obtained inthis project future installments of not less than 10 years and not more than 25-year repaymentperiods. Having carried out a sensitivity analysis for future installments credit 10 years of investmentis not feasible (unfeasible), while for future installments / credit 15 years, a period installment/loanrepayment periods of 20 years and credit / 25 years of investment in this project is still feasible. Thisstudy was followed by memproporsionalkan number of house types to be produced to obtain theoptimal proportion of the number of houses. From these results, the optimal amount that must be builton to three (3) types of housing totaling 76 units, with 80 types of houses as many as 13 units, 65 typeof house 29 units, and 45 types of housing as many as 34 units. Gains derived from the proportion ofthe number of house types are optimal for repayment periods of 10 years of Rp7.162.031.000, for 15-year repayment periods Rp11.08509 billion, to 20-year repayment periods of Rp15.380.030.000 andto 2-year installment period Rp 19.95799 billion. From the calculation of investment feasibilitystudies for optimal conditions of house number greater than the condition of houses planned bythe developerKeywords: Investment, Feasibility, Sensitivity Analysis, Optimization. 1. PENDAHULUAN Bisnis perumahan merupakan usaha yang dilakukan oleh pengembang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang ditanamkan. Oleh karena itu diperlukan adanyastudi kelayakan investasi dari aspek finansial untuk mengetahui kelayakan investasi proyek tersebut,dan mengoptimalisasikan jumlah tipe rumah yang dibangun agar memperoleh keuntungan yangmaksimal. Perumahan Griya Mahoni merupakan proyek perumahan yang ditinjau dalam penelitian iniyang berlokasi di Jalan Keuramat (depan perumahan bantuan BI), Ranto Panyang Timur Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dengan luas area 3,904 Ha.Rencana pada proyek pembangunan perumahan sebanyak 69 unit masing masing 3 tipe, yaitu tipe 80,tipe 64 dan tipe 45. Selain itu untuk mempermudah para konsumen, pembayaran dapat diangsur selama10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, dan 25 tahun. Anonim (2010), studi kelayakan adalah penelitian dan penilaian tentang dapat/tidaknya suatuproyek dilakukan dengan berhasil (menguntungkan). Pengertian menguntungkan berhasil atau layak,ada yang menafsirkan dalam arti sempit dan arti luas. Pengertian arti sempit, biasanya pihakswasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomi suatu investasi. Pengertian dalam arti luas,biasanya pemerintah atau lembaga non profit disamping manfaat ekonomi masih ada manfaat lain yangperlu diperhatikan dan dipertimbangkan. Dengan membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelumISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 22pp. 21 - 31melakukan investasi yang kemudian dituangkan dalam suatu laporan secara tertulis. Aspek-aspek yangditinjau dalam studi kelayakan tersebut adalah sebagai berikut:- Aspek pasar dan pemasaran- Aspek teknik dan teknologi- Aspek manajemen- Aspek lingkungan- Aspek finansial (keuangan)- Aspek ekonomi dan sosialFredrik dan J. Tjakra (2013), menyebutkan bahwa di dalam melakukan investasi modal padasuatu proyek perlu diadakan suatu analisis yang bertujuan:a. Mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasib. Menghindari pemborosanc. Mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada, sehingga kita dapat memilihalternatif proyek yang paling menguntungkand. Menentukan prioritas investasiTerdapat berbagai metode dalam mengevaluasi kelayakan investasi yang umum dipakai,yaitu (Giatman, 2006):1. Net Present Value (NPV)Lebih lanjut Giatman (2006), Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih(netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitunganbertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke-nol (0) dalam perhitungancash flow investasi. Rumus yang digunakan: PWB n n n t0 Cb1 (FBP1 ) PWC t0 Cc1 (FBP1 ) PW t0 Cf1 (FBP1 ) NPV PWB PWC (1)Dimana:NPV = Net Present ValueCb = Cash-flow benefitCc = Cash-flow costCf = Cash-flow utuh (benefit + cost)FBP = Faktor bunga presentt = Periode waktun = Umur investasiJika NPV 0 artinya investasi akan menguntungkan/layak, NPV 0 artinya investasitidak menguntungkan/tidak layak.2. Benefit Cost Ratio (BCR)Lebih lanjut Giatman (2006), metode benefit cost ratio (BCR) adalah salah satu metode yangsering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan investasi atau sebagai analisistambahan dalam rangka memvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya.Metode BCR ini memberi penekanan terhadap nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit)yang akan diperoleh dengan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanyainvestasi tersebut. Adapun metode analisis benefit cost ratio (BCR) ini dijelaskan sebagai berikut :BCR Benefit (2) CostBCR > 1 artinya investasi layak (feasible)BCR < 1 artinya investasi tidak layak (unfeasible)3. Internal Rate Of Return (IRR)Lebih lanjut Giatman (2006), pada metode Internal Rate of Return (IRR) ini informasi yangdihasilkan berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yangdijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuancash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.Kemampuan ini disebut dengan Internal Rate of Return (IRR), sedangkan kewajiban disebut denganMinimum Atractive Rate of Return (MARR). Dengan demikian suatu rencana investasi akanISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 23pp. 21 - 31dikatakan layak jika IRR = MARR.4. Analisa SensitivitasMenurut Giatman (2006), analisis sensitivitas cocok diaplikasikan pada permasalahan yangmengandung satu atau lebih faktor ketidakpastian. Analisis sensitivitas dibutuhkan untukmengetahui sejauh mana parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya bolehberubah (investasi, benefit, biaya pengeluaran, suku bunga). Analisis sensitivitas dilakukan denganmengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimanapengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi.1. OptimalisasiOptimalisasi adalah tindakan untuk memperoleh hasil yang terbaik dengan keadaan yangdiberikan. Dalam desain, konstruksi, dan pemeliharaan dari sistem teknik, insinyur harus mengambilbeberapa teknologi dan keputusan manajerial dalam beberapa tahap. Tujuan akhir dari semuakeputusan seperti itu adalah meminimalkan upaya yang diperlukan atau untuk memaksimalkanmanfaat yang diinginkan (Purba, 2011).2. Metode SimpleksMenurut Sudarsana (2009), metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematisdimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan yang fisibel lainnya dan inidilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatupemecahan dasar yang optimal dan pada setiap langkah menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuanyang selalu lebih besar, lebih kecil atau sama dari langkah-langkah sebelumnya. Metode simpleksini merupakan salah satu dari model program linier.Langkah-langkah mentode simpleks tabel: Langkah 1.Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan fungsi tujuan diubah menjadi fungsi implisit.Misalnya fungsi tujuan tersebut : (3)Z = C1X1 + C2X2 +…..Cn Xn diubah menjadi Z = CX +CX + …… CX = 0Pada bentuk standarsemua batasan mempunyai tanda ( ).Langkah 2.Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel. Setelah formulasi diubah kemudian disusunke dalam tabel dengan simbol seperti pada Tabel 1 : Tabel 1 Tabel Simpleks NK adalah nilai kanan persamaan, yaitu nilai di belakang tanda sama dengan (=). Langkah 3 :Memilih kolom kunci (pivot) Langkah 4 : Memilih baris kunci (pivot) Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel pada langkah ke 3(tiga). Untuk itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap baris dengan cara membagi nilai-nilai padakolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci. kunci nilai kolom IndeksISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 24pp. 21 - 31 NK nilai kolom (4) Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil. Nilai yang masukdalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut angka kunci. Langkah 5 : Mengubah nilai-nilai baris kunci Langkah 6 : Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci Langkah 7 : Melanjutkan perbaikan-perbaikan atau perubahan-perubahan 3. Software Quantitative System for Business Plus (QSB+) Wanaagung (2011), software qsb+ yang merupakan perbaikan dari software qsb, adalah programkomputer yang digunakan untuk memecahkan masalah manajemen kuantitatif, misalnya linearprogramming. Software qsb dan qsb+ sangat tepat bila digunakan sebagai pelangkap mata kuliahOperation Research atau metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan. Masalah-masalah tersebutdi atas, bila dihitung dan dikerjakan secara manual akan memerlukan waktu yang sangat lama. Olehkarena itu digunakan software ini sebagai alternatif untuk pemecahan dalam masalah ini. 2. METODE PENELITIAN Adapun beberapa model analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisa Finansial Sebagian data menggunakan data dari pengembang (untuk bangunan yang sudah terbangun)dan metode estimasi atau pendugaan parameter (untuk bangunan yang belum terbangun) yangberkaitan dengan aspek pembiayaan. Sedangkan untuk yang berkaitan dengan pendapatanmenggunakan data dari pengembang (untuk pendapatan sampai saat ini) dan prediksi. Perhitungankelayakan finansial selanjutnya menentukan NPV, IRR, BCR dan analisis sensitivitas. 2. Analisa Optimalisasi Analisa optimalisasi menggunakan metode simpleks dalam bentuk tabel dan dibuktikan denganbantuan software qsb+ dengan menganalisa data-data primer maupun sekunder yang diperoleh. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat nilai NPV, BCR dan IRR menguntungkan/layak (feasible).Sedangkan untuk analisa sensitivitas investasi untuk masa angsuran 10 tahun menjadi tidakmenguntungkan apabila pendapatan turun 10% dan biaya tetap (NPV -Rp.1.436.771.302; BCR 0,936; IRR -1,119%), pendapatan tetap dan biaya naik 10% (NPV –Rp.222.913.357; BCR0,999; IRR 0,866), dan pendapatan turun 10% dan biaya naik 10% (NPV –Rp.2.462.303.103; BCR0,895; IRR -2,571%). 1. Analisis Finansial a. Tabel 2 Masa Angsuran 10 TahunNo Tahun Biaya Biaya Total Total Biaya Total Manfaat DR Nilai Sekarang Manfaat Net Cash Flow 12 Biaya Advertising 1,2% (Benefit) 13 Pembangunan* Pengembalian** Biaya 12 = 7 × 10 4 (Cost) 3 5 6=3+4+5 7 10 11 = 6 × 101 2012 3.334.000.000 2.800.000 713.509.417 4.050.309.417 787.232.554 1,000 4.050.309.417 787.232.554 (3.263.076.863)2 2013 7.410.000.000 5.755.556 1.427.018.834 8.842.774.390 2.524.943.797 0,988 8.737.919.358 2.495.003.752 (6.317.830.593)3 2014 2.996.000.000 2.177.778 1.427.018.834 4.425.196.612 2.410.890.397 0,976 4.320.873.444 2.354.054.114 (2.014.306.215)4 2015 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,965 730.260.206 1.991.820.935 1.307.524.0895 2016 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,953 721.600.994 1.968.202.505 1.307.524.0896 2017 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,942 713.044.460 1.944.864.135 1.307.524.0897 2018 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,931 704.589.388 1.921.802.505 1.307.524.0898 2019 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,920 696.234.573 1.899.014.333 1.307.524.0899 2020 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,909 687.978.827 1.876.496.376 1.307.524.08910 2021 756.866.307 756.866.307 2.064.390.397 0,898 679.820.975 1.854.245.431 1.307.524.08911 378.433.154 378.433.154 1.702.381.098 0,888 335.879.928 1.510.955.464 1.323.947.94512 385.446.600 0,877 338.048.164 385.446.600 PW 22.378.511.570 20.941.740.267 *Biaya pembangunan sudah termasuk IMB. NPV = (1.436.771.302) IRR BCR = 0,936 -1,119% *Total pengembalian modal/pinjaman sudah termasuk bunga sebesar 1,2% per bulan. 2022 2023ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 25pp. 21 - 31 b. Tabel 3 Masa Angsuran 15 Tahun Biaya DR Nilai Sekarang 1,2% BiayaNo Tahun Biaya Biaya Total Total Biaya Total Manfaat (Cost) Manfaat Net Cash Flow 10 11 = 6 × 10 (Benefit) Pembangunan* Advertising Pengembalian** 7 1,000 3.997.969.666 12 = 7 × 10 13 757.944.269 0,988 8.634.481.113 757.944.269 (3.240.025.397)12 3 4 5 6=3+4+5 2.286.118.204 0,976 4.218.661.740 2.259.010.083 (6.451.976.683)1 2012 3.334.000.000 2.800.000 661.169.666 3.997.969.666 2.096.948.644 0,965 629.260.498 2.047.513.478 (2.223.568.465)2 2013 7.410.000.000 5.755.556 1.322.339.331 8.738.094.887 1.750.448.644 0,953 621.798.911 1.688.915.168 1.098.261.8403 2014 2.996.000.000 2.177.778 1.322.339.331 4.320.517.109 1.750.448.644 0,942 614.425.802 1.668.888.506 1.098.261.8404 2015 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,931 607.140.120 1.649.099.314 1.098.261.8405 2016 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,920 599.940.830 1.629.544.777 1.098.261.8406 2017 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,909 592.826.908 1.610.222.111 1.098.261.8407 2018 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,898 585.797.339 1.591.128.569 1.098.261.8408 2019 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,888 578.851.126 1.572.261.431 1.098.261.840 1.750.448.644 0,877 571.987.279 1.553.618.015 1.098.261.8409 2020 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,867 565.204.821 1.535.195.667 1.098.261.840 1.750.448.644 0,856 558.502.787 1.516.991.766 1.098.261.84010 2021 652.186.804 652.186.804 1.750.448.644 0,846 551.880.225 1.499.003.721 1.098.261.840 1.750.448.644 0,836 272.668.095 1.481.228.974 1.098.261.84011 2022 652.186.804 652.186.804 1.588.282.864 0,826 1.328.067.542 1.262.189.46212 2023 652.186.804 652.186.804 344.811.600 PW 24.201.397.261 284.900.79913 2024 652.186.804 652.186.804 NPV = 25.673.534.191 344.811.60014 2025 652.186.804 652.186.804 BCR =15 2026 652.186.804 652.186.804 1.472.136.931 IRR16 2027 326.093.402 326.093.402 1,061 2,693%17 2028 *Biaya pembangunan sudah termasuk IMB. *Total pengembalian modal/pinjaman sudah termasuk bunga sebesar 1,2% per bulan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat nilai NPV, BCR dan IRR menguntungkan/layak (feasible).Sedangkan untuk analisa sensitivitas investasi untuk masa angsuran 15 tahun jugamenguntungkan/layak apabila pendapatan turun 10% dan biaya tetap (NPV Rp.1.472.136.931; BCR 1,061; IRR 2,693%), pendapatan tetap dan biaya naik 10% (NPV Rp3.183.348.367; BCR1,126; IRR 4,190), dan pendapatan turun 10% dan biaya naik 10% (NPV Rp418.115.051; BCR 1,017;IRR 1,604%). c. Tabel 4 Masa Angsuran 20 TahunNo Tahun Biaya Biaya Biaya Total DR Nilai Sekarang 1,2% Total Biaya Total Manfaat Biaya Manfaat Net Cash Flow Pembangunan* Advertising Pengembalian* 7 10 (1C1o=st)6 × 10 (1B2e=ne7fi×t)10 131 2 34 640.5518*.667 6=3+4+5 (3.226.334.263)1 2012 3.334.000.000 2.800.000 3.977.318.667 750.984.403 1,000 3.977.318.667 750.984.4032 2013 7.410.000.000 5.755.556 1.281.037.334 8.696.792.889 2.433.080.807 0,988 8.593.668.863 2.404.230.046 (6.263.712.083)3 2014 2.996.000.000 2.177.778 1.281.037.334 4.279.215.112 2.185.302.407 0,976 4.178.333.429 2.133.784.318 (2.093.912.705)4 2015 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,965 589.410.389 1.737.016.423 1.189.417.6005 2016 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,953 582.421.333 1.716.419.390 1.189.417.6006 2017 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,942 575.515.151 1.696.066.591 1.189.417.6007 2018 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,931 568.690.861 1.675.955.130 1.189.417.6008 2019 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,920 561.947.491 1.656.082.144 1.189.417.6009 2020 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,909 555.284.082 1.636.444.806 1.189.417.60010 2021 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,898 548.699.686 1.617.040.322 1.189.417.60011 2022 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,888 542.193.365 1.597.865.931 1.189.417.60012 2023 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,877 535.764.195 1.578.918.904 1.189.417.60013 2024 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,867 529.411.260 1.560.196.546 1.189.417.60014 2025 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,856 523.133.656 1.541.696.192 1.189.417.60015 2026 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,846 516.930.490 1.523.415.209 1.189.417.60016 2027 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0,836 510.800.880 1.505.350.997 1.189.417.60017 2028 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0P,W826 265.10143.7.44835.9.05023 313.4.5847.55.05007.9.86518 1.189.417.60018 2029 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 N0,P81V6 = 498.758.846 1.469.862.634 1.1I8R9R.417.60019 2030 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 70.,840372.022.641952.844.710 1.452.433.432 1.168,595.451%7.600 610.884.807 610.884.807 1.800.302.407 0B,C79R7 = 487.000.701 1.435.210.902 1.189.417.60020 203121 *20B32iaya pembangunan 3s0u5.d44a2.h403term30a5.4s4u2.k403IM1B.43.4.318.003 10,,728885 240.612.995 1.129.887.488 1.128.875.60022 2033 sud3a07h.22t1e.60r0mas0u,77k8 - 239.144.823 307.221.600 modal/pinjaman *Total pengembalian bunga sebesar 1,2% per bulan. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat nilai NPV, BCR dan IRR menguntungkan/layak(feasible). Sedangkan untuk analisa sensitivitas investasi untuk masa angsuran 20 tahun jugamenguntungkan/layak apabila pendapatan turun 10% dan biaya tetap (NPV Rp.7.432.022.615; BCR 1,285; IRR 6,555%), pendapatan tetap dan biaya naik 10% (NPV Rp.6.406.490.815; BCR1,236; IRR 5,576), dan pendapatan turun 10% dan biaya naik 10% (NPV Rp.3.127.038.494; BCR1,115; IRR 3,401%).ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 26pp. 21 - 31d. Tabel 5 Masa Angsuran 25 Tahun Biaya DR Nilai Sekarang 1,2% BiayaNo Tahun Biaya Biaya Total Total Biaya Total Manfaat (Cost) M anfaat Net Cash Flow 10 11 = 6 × 10 (Benefit) Pembangunan* Advertising Pengembalian** 7 1,000 3.968.146.820 12 = 7 × 10 13 0,988 8.575.542.684 (3.216.671.663)12 3 4 5 6=3+4+5 751.475.157 0,976 4.160.422.185 751.475.157 (6.531.889.514) 2.146.559.682 0,965 571.711.531 2.121.106.405 (2.355.116.096)1 2012 3.334.000.000 2.800.000 631.346.820 3.968.146.820 1.905.755.322 0,953 564.932.343 1.860.827.5032 2013 7.410.000.000 5.755.556 1.262.693.640 8.678.449.196 1.559.255.322 0,942 558.233.540 1.504.442.860 966.714.209 1.559.255.322 0,931 551.614.170 1.486.603.617 966.714.2093 2014 2.996.000.000 2.177.778 1.262.693.640 4.260.871.418 1.559.255.322 0,920 545.073.291 1.468.975.906 966.714.209 1.559.255.322 0,909 538.609.971 1.451.557.219 966.714.2094 2015 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,898 532.223.292 1.434.345.078 966.714.209 1.559.255.322 0,888 525.912.344 1.417.337.034 966.714.2095 2016 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,877 519.676.229 1.400.530.666 966.714.209 1.559.255.322 0,867 513.514.060 1.383.923.583 966.714.2096 2017 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,856 507.424.961 1.367.513.422 966.714.209 1.559.255.322 0,846 501.408.064 1.351.297.848 966.714.2097 2018 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,836 495.462.514 1.335.274.553 966.714.209 1.559.255.322 0,826 489.587.464 1.319.441.258 966.714.2098 2019 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,816 483.782.079 1.303.795.709 966.714.209 1.559.255.322 0,807 478.045.533 1.288.335.681 966.714.2099 2020 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,797 472.377.009 1.273.058.974 966.714.209 1.559.255.322 0,788 466.775.700 1.257.963.413 966.714.20910 2021 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,778 461.240.810 1.243.046.850 966.714.209 1.559.255.322 0,769 455.771.552 1.228.307.164 966.714.20911 2022 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,760 450.367.146 1.213.742.257 966.714.209 1.559.255.322 0,751 445.026.824 1.199.350.057 966.714.20912 2023 592.541.113 592.541.113 1.559.255.322 0,742 219.874.913 966.714.209 1.559.255.322 0,733 1.185.128.514 966.714.20913 2024 592.541.113 592.541.113 1.229.427.681 28.052.757.028 1.171.075.607 933.157.124 258.695.640 PW = 912.410.290 258.695.64014 2025 592.541.113 592.541.113 NPV = 189.712.429 BCR IRR15 2026 592.541.113 592.541.113 35.120.579.053 5,257% 7.067.822.02616 2027 592.541.113 592.541.113 1,25217 2028 592.541.113 592.541.11318 2029 592.541.113 592.541.11319 2030 592.541.113 592.541.11320 2031 592.541.113 592.541.11321 2032 592.541.113 592.541.11322 2033 592.541.113 592.541.11323 2034 592.541.113 592.541.11324 2035 592.541.113 592.541.11325 2036 592.541.113 592.541.11326 2037 296.270.557 296.270.55727 2038 *Biaya pembangunan sudah termasuk IMB. *Total pengembalian modal/pinjaman sudah termasuk bunga sebesar 1,2% perbulan. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat nilai NPV, BCR dan IRR menguntungkan/layak(feasible). Sedangkan untuk analisa sensitivitas investasi untuk masa angsuran 25 tahun jugamenguntungkan/layak apabila pendapatan turun 10% dan biaya tetap (NPV Rp.7.067.822.026; BCR 1,252; IRR 5,257%), pendapatan tetap dan biaya naik 10% (NPV Rp.9.861.079.547; BCR1,339; IRR 6,410%), dan pendapatan turun 10% dan biaya naik 10% (NPV Rp.6.042.290.225; BCR1,208; IRR 4,491%).Optimalisasi Metode Simpleks Perhitungan optimalisasi menggunakan metode simplek pada pembahasan ini hanyadicontohkan untuk angsuran 10 tahun, karena perhitungan untuk masa angsuran 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun sama dengan masa 10 tahun, hanya saja fungsi tujuan yang berbeda. Dapat dilihat PadaTabel 6 Masa Angsuran: Tabel 6. MasaAngsuran Tipe 80 Uraian Jumlah (Harga) No A Biaya 1 IMB (Izin Mendirikan 4.000.000 2 Bangunan) 3.000.000 3 Listrik PLN 1300 Watt 25.000.000 4 Harga Kavling Tanah dan 2.000.000 5 SHM (Sertifikat Hak Milik) Air 10.000.000 6 Bersih PTDoAtaMl Biaya 2401.9060.00.00.0000 B PHFaeamsrilgbitaaansJguUuanmlau(nUmRaunmg aMh uka + Angsuran) 1 Masa Angsuran/Kredit 10 368.112.000 2 Tahun 438.258.000 3 Masa Angsuran/Kredit 15 514.944.000 4 Tahun Masa Angsuran/Kredit 20 597.300.000 Tahun Masa Angsuran/Kredit 25 TahunISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 27pp. 21 - 31C Keuntungan1 Masa Angsuran/Kredit 10 128.112.000 198.258.0002 Tahun 274.944.000 357.300.0003 Masa Angsuran/Kredit 15 Jumlah (Harga)4 Tahun Masa Angsuran/Kredit 20 Tahun Masa Angsuran/Kredit 25 Tahun Tipe 65No UraianA Biaya1 IMB (Izin Mendirikan 3.000.0002 Bangunan) 3.000.0003 Listrik PLN 1300 Watt 22.500.0004 Harga Kavling Tanah dan 2.000.0005 SHM (Sertifikat Hak Milik) Air 7.500.0006 Bersih PTDoAtaMl Biaya 1951.5070.00.00.0000 Fasilitas UmumB HPeamrgbaanJguuanla(nURaunmg aMh uka + Angsuran)1 Masa Angsuran/Kredit 10 298.708.0002 Tahun 355.624.0003 Masa Angsuran/Kredit 15 417.832.0004C TahuKn eMunastaunAgnagnsuran/Kredit 20 484.270.0001 TahuMn aMsaasaAAnnggsusurarnan/K/Krerdeditit 12052 TTaahhuunn 103.708.000 160.624.0003 Masa Angsuran/Kredit 15 222.832.0004 Tahun Masa Angsuran/Kredit 20 289.270.000 Tahun Masa Angsuran/Kredit 25 Tahun Tipe 45N Uraian Jumlah (Harga)oA Biaya 2.000.000 1 IMB (Izin Mendirikan 3.000.000 15.000.0002 Bangunan) 2.000.000 5.000.0003 Listrik PLN 1300 Watt 108.000.0004 Harga Kavling Tanah dan5 SHM (Sertifikat Hak Milik) Air6 Bersih PDAM Fasilitas Umum Pembangunan Rumah Total Biaya 135.000.000B Harga Jual (Uang Muka + Angsuran)1 Masa Angsuran/Kredit 10 208.212.0002 Tahun 248.298.0003 Masa Angsuran/Kredit 15 292.128.0004 Tahun Masa Angsuran/Kredit 20 339.180.000 Tahun Masa Angsuran/Kredit 25 TahunC Keuntungan1 Masa Angsuran/Kredit 10 73.212.0002 Tahun 113.298.0003 Masa Angsuran/Kredit 15 157.128.0004 Tahun Masa Angsuran/Kredit 20 204.180.000 Tahun Masa Angsuran/Kredit 251. Batasan luas lahan TahunLuas lahan untuk pembangunan perumahan ini adalah 3,904 hektar. Dimana luas lahanISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 28pp. 21 - 31yang digunakan untuk membangun 3 (tiga) tipe rumah tersebut adalah 1,850 hektar (1850m2) , dengan luas masing-masing, tipe 80 (X1) seluas 312 m2, tipe 65 (X2) seluas 264 m2,dan dan tipe 45 (X3) seluas 200 m2. Maka formulasi fungsi kendala dengan batasan luaslahan yaitu:312X1 264X 2 200X 3+S1 1850 (5)2. Batasan biaya produksiDana yang tersedia untuk pembangunan rumah dengan 3 (tiga) macam tipemaksimum Rp.5.400.000.000, dengan biaya masing-masing tipe rumah seperti pada tabel yang telahdijelaskan di atas. Maka formulasi fungsi kendala dengan batasan biaya produksi yaitu:Z – 240 x1 + 195 x2 + 135 x3 + S2 = 5400 (6)3. Batasan waktu pelaksanaanUntuk pembangunan semua tipe rumah direncanakan selesai dala waktu 120minggu.Maka formulasi fungsi kendala dengan batasan waktu produksi yaitu: (7) Z – x1 + x2 + x3 + S3 = 1204. Batasan permintaanBatasan permintaan dianggap sama dengan perbandingan jumlah rumah yang sudah dibangunsementara pada proyek ini. Proporsi rumah yang diminati adalah tipe 80 berbanding dengan tipe 65,berbanding dengan tipe 45 adalah 1 : 2,3 : 2,7.Maka formulasi fungsi kendala dengan batasan waktu produksi yaitu:Persamaannya:2,3X 1 X 2 S4 0 (8)2,7 X 2 2,3X 3 S5 0 (9)a. Fungsi tujuan1. Masa Angsuran/Kredit 10 TahunZ 128X1 103X 2 73X 3 0(10)2. Masa Angsuran/Kredit 15 TahunZ 198X1 161X 2 113X 3 0 (11)3. Masa Angsuran/Kredit 20 TahunZ 275X1 223X 2 157X3 (12)4. Masa Angsuran/Kredit 25 TahunZ 357X1 289X 2 204X 3 (13) Setelah semua fungsi tujuan dan fungsi kendala/batasan diketahui, maka langkah selanjutnyaadalah menginput data ke dalam tabel simpleks berdasarkan masa angsuran/kreditnya. Perhitunganpada Tabel 7 ini untuk masa angsuran/kredit 10 tahun. Tabel 7 Solusi awal metode simpleks VXXXS S S S S NR B Z 1 - 2 - 3 - 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 K 0 asio S1 31 27 2 1 0 0 0 0 1 1 S 21 2 06 1 03 1 0 1 0 0 0 8 5 2 S 248 1 449 1 30 1 0 0 1 0 0 54 1 3 S 0 2 3 - 5 0 0 0 0 1 0 20 0 4 S, 01 2 - 0 0 0 0 10 0 53 , 2 Nilai negatif terbesar7 terletak, pada X1, maka kolom X1 adalah kolom pivot dan X1 adalahvariabel masuk. Karena nilai terke3cil rasio pembagian nilai kanan dengan kolom pivot terletak padaISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 29pp. 21 - 31S4/S5 maka, baris pivot S4/S5 adalah varibel keluar. Elemen pivot adalah 2,3 Tabel 8 Kolom dan Baris Pivot Iterasi I VXXXS S S S S N B Z1 0 2 - 3 - 1 0 2 0 3 0 4 5 5 0K 0 S 0 1 3 7 2 1 0 0 5, - 01 1 S 0 95 2 03 1 0 1 0 16 - 0 852 5 2S 0 9, 1 03 1 0 0 1 135 - 0 0400 1 3X 1 76,4, - 5 0 0 0 0 052,, 0 0 20 0 1S 0 530, 2 - 0 0 0 4,624, 0 10 5 24,7 2, 335 783 Ta3bel 9 Kolom dan Baris Pivot Iteras442i II 84 78 V X7 X X S S S8 S S N B Z 1 0 82 0 3 - 1 0 2 0 3 0 4 5 5 5 K 0 S 0 0 2 5 1 0 0 5, - 9, - 1 1 S 0 0 40 3 0 1 0 16 - 1 - 8 5 2 S 0 0 098, 2 0 0 1 503, - 314 - 54 1 3X 1 0 84,2, - 0 0 0 0254,, 0 018,, 0 220 0 1 240, - 0 42,364 0 04,51, 0 00 0 1X 0 0 0 2 94302, 345 61,33 Tabe6782l 10 Kolom dan Baris Pivot Iterasi724III 7192 025 87 049 VX X 13 X S S S8 S3 S N B Z 1 0 2 0 783 0 1 0 2 0 3 0 4 3 75 1 K 7 X 0 0 5 1 ,3 0 0 0 ,1 - ,8 - 1 3 3S 0 0 0 8,0 - 1 0 90, 9 08, - 64, - 2S 0 0 0 06, - 0 1 27, 0 238, 0 27, 4 3X 1 0 0 710, 0 0 0 9,051 0 7,50 0 6390, 1 0 218,00 0 0 32,13 - 8379,0 0 88320, 2 1X 0 1 5,080 0 4308, nilai889053725,1tabel su91091198664d,,ah tida40k m1a2kaNilai 2 baris Z dalam Tabel 10 lagi bernilai negatif, optimal. padaBerdasarkan Tabel 7, 8, 9, 10, maka dapat d1681iketahui proporsional jum1l8ah tipe r5173umah ya1769ng dibangundan keuntungannya berdasarkan masa kredit 15190 tahun, 15 tahun, 20 tahun23dan 25 t90ahun. 81 8 8 6 932. Optimalisasi dengan software qsb+ 24Setelah diketahui nilai optimal proporsional dari jumlah tipe rumah dengan menggunakan metodesimpleks, maka untuk selanjutnya dapat dihitung kembali dengan menggunakan software qsb+sebagai pembuktian. Data-data yang diinput sama seperti yang digunakan dalam metodesimpleks, hanya saja fungsi batasannya hanya berdasarkan batasan luas lahan dan permintaan. Gambai 1 : Tampilan Soft ware BSQISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 30pp. 21 - 31 Berdasarkani tabel simpleks dan gambar hasil optimalisasi didapat:a. Jumlah tipe rumah proporsional- Tipe 80 (X1) sebanyak 12,6919 13 unit- Tipe 65 (X2) sebanyak 29,1913 29 unit- Tipe 45 (X3) sebanyak 32,2681 34 unitTotal rumah optimal adalah 76 unit.b. Keuntungan maksimum- Masa angsuran/kredit 10 tahun sebesar Rp.7.162.031.000- Masa angsuran/kredit 15 tahun sebesar Rp. 11.085.090.000- Masa angsuran/kredit 10 tahun sebesar Rp. 15.380.030.000- Masa angsuran/kredit 10 tahun sebesar Rp. 19.957.990.000 Jadi pemecahan masalah optimalisasi proporsional jumlah tipe rumah yang dihitungdengan menggunakan metode simpleks maupun menggunakan software qsb+ hasilnya adalahsama.c. Perbandingan Setelah didapat jumlah rumah optimal kemudian sebangai perbandingan antarajumlah rumah yang direncanakan oleh developer dengan hasil dari optimalisasi proporsionaljumlah tipe rumah, dihitung kembali nilai NPV, BCR,IRR dan analisa sensitivitas . a. NPV Rencana dan NPV Optimal Gambar 2 : Grafik NpV rencana dan NpV optimalb. BCR Rencana dan BCR Optimal Gambar 3 : Grafik BCR rencana dan BCR Optimalc. IRR Rencana dan IRR OPTIMALISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 31pp. 21 - 31 Gambar 4 : Grafik IRR Rencana dan IRR Optimal 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan1. Berdasarkan kondisi rencana, maka studi kelayakan investasi dari aspek finansial untuk nilaiNPV, BCR dan IRR berdasarkan lama masa angsuran/kredit (10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun) adalah menguntungkan/layak (feasible). Sedangkan untuk analisas sensitivitas masa angsuran/kredit 10 tahun investasinya menjadi tidak layak (unfeasible), sedangkan untuk masa 15 tahun, 20 tahun dan 25 tahun investasi proyek ini masih layak.2. Proporsional jumlah tipe rumah yang optimal dihitung baik berdasarkan metode simpleks maupun software qsb+ adalah sebanyak 76 unit. Untuk tipe 80 sebanyak 13 unit, tipe 65 sebanyak 29 unit, dan tipe 45 sebanyak 34 unit. Sedangkan jumlah rencana dari pihak pengembang hanya sebanyak 69 unit saja, untuk tipe 80 sebanyak 25 unit, tipe 65 sebanyak 30 unit, dan tipe 45 sebanyak 14 unit.3. Nilai NPV, BCR, IRR dan analisa sensitivitas berdasarkan proporsional jumlah rumah yang optimal lebih besar dari pada nilai dari jumlah rumah yang direncanakan developer. Saran1. Studi kelayakan proyek ini hanya ditinjau dari aspek finansial, maka sebaiknya untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang lebih luas lagi berdasarkan aspek-aspek studi kelayakan yang lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai kelayakan suatu proyek.2. Selanjutnya yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengembang disarankan agar melakukan penelitian sejenis pada tahap awal perencanaan baik mengenai kelayakan investasinya maupun optimalisasi proporsional jumlah tipe rumah sehingga investasi proyek dan proporsi bangunan dapat menghasilkan profit yang maksimal. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurisra, S.T., M.T. yang telah membantu dan berbagi ilmu dalam menyelesaikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA[1] Anonim, 2010, Modul Studi Kelayakan Bisnis, Universitas Padjajaran. [2]Giatman, M, 2006, Ekonomi Teknik, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.[3] Fredrik, Steven dan J. Tjakra, 2013, Analisis Biaya Investasi pada Perumahan Griya Paniki Indah, Jurnal, Jakarta: Universitas Sam Ratulangi.[4] Kistiani, Frida, 2010, Optimasi Pendanaan Proyek dengan Teknik Pemograman Linier, Tesis, Semarang: Universitas Diponegoro.[5] Purba, Wenny, 2011, Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara.[6] Sudarsana, D.K 2009, Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah yang Akan Dibangun Dengan Metode Simpleks, Jurnal, Denpasar: Universitas Udayana.[7] Wanaagung, H 2011, Evaluasi Pembangunan Perumahan Grand Renon Prime Residence, Tesis, Denpasar: Uni versitas Udayana.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 33pp. 33 - 43 PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PADA PEKERJAAN JEMBATAN LAMNYONG BANDA ACEH Aulia Rahman Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar Alue Penyareng, Meulaboh Aceh Barat 23615, email: *[email protected] AbstractThis study aims to apply value engineering and analyze methods of construction on the bridgeconstruction project conventional concrete construction. Evaluation is the execution of civil workson the building that is under construction bridge on the foundation structure. In the analysis ofvalue engineering, there are several stages of implementing value engineering are the informationphase followed by identifying the cost ranging from the highest costs to the lowest cost and use lawPareto chart table and then proceed to the creative stage by using the method of cost / worth andthe last stage is the stage recommendation. From the results of application of value engineeringpreliminary design at a price of IDR. 72,486,508,196.71 then some alternatives that arealternatives I obtained the price of IDR. 40,616,598,222.56 or savings gained by 43.97% in thisalternate entirely using precast concrete pile foundation alternative II IDR. 41,699,143,562.9savings gained 42.47% in this alternative uses all pile foundations and alternate drill III IDR.41,243,208,716.9. Savings gained by 43.10% in this alternative partly using precast concrete pilefoundation and the pillar 5 and 6 using the bore pile coated steel casing. Elections under thebridge structure with value engineering is suggested should be done at the beginning of the projectto optimize cost savings projects that better suit the purpose of value engineering itself.Keywords: Building under the bridge, value engineering, bridge Lamnyong, foundation structure. 1. PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung pembangunan serta perekonomian daerah khususnya, dan nasional umumnya maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang baik untukmelancarkan arus lalu lintas dengan aman, nyaman dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya.Mengingat pentingnya sektor ini, maka yang menjadi perhatian utama pemerintah saat ini adalahketersediaanya sarana transportasi yang memadai, oleh karena itu penyediaan sarana jalan danjembatan sebagai prasarana harus mendapat perhatian yang utama dalam pembangunan. Value engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuanuntuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value engineeringdigunakan untuk mencari alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biayayang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasanfungsional dan mutu pekerjaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi rekayasa nilai terhadap biaya pekerjaan bangunan bawah jembatan. Menemukan alternatif-alternatif terbaik yang dapat mengganti desain awal pada item pekerjaan terpilih. Mengetahui perbedaan biaya proyek yang telah direncanakan sebelumnya dengan biaya proyek yang sudah dilakukan analisis value engineering. Manfaat dari penelitian ini diharapkan menjadi masukkan yang sangat berarti bagi unsur-unsurpelaksana pembangunan, sekaligus merupakan koreksi terhadap kondisi nyata yang sedangISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 34pp. 33 - 43berlangsung demi peningkatan efisiensi dana pembangunan. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada biaya pelaksanaan pekerjaan struktur bangunanbawah penggandaan jembatan lamnyong, dan pekerjaan yang akan ditinjau yaitu pada pekerjaanpondasi tiang pancang, pekerjaan pondasi pada abutmen dan pekerjaan pondasi pada pilarjembatan. 2. METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Analisa value engineering dilakukan empat tahap, yaitu tahap informasi, tahap kreatif, tahapanalisa dan tahap rekomendasi adapun tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:1. Tahap Informasi Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang akan dievaluasi, dimana data dan informasitersebut diolah menurut kebutuhan pada tahap selanjutnya.2. Tahap Kreatif Didalam Value Engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting dalam mengembangkanide-ide untuk memunculkan alternatif-alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut,kemudian disusun secara sistematis. Pada tahap kreatif ini menggunakan metode brainstormingmetode ini merupakan salah satu tools/teknikyang digunakan pada tahap kreativitas untukmenghasilkan ide berkaitan dengan cara lain untuk menjalankan fungsi-fungsi.3. Tahap Analisa Tahap analisa fungsi adalah salah satu tahap dari rencana kerja/job plan rekayasa nilai yangbertujuan untuk memahami proyek dari sudut pandang fungsi berdasarkan apa yang harusdilakukan.4. Tahap Rekomendasi Tahap ini adalah tahap terakhir dalam rencana kerja rekayasa nilai dengan mengumpulkanseluruh hasil dari tahap informasi, tahap kreatif dan tahap analisa. 2.2 KAJIAN PUSTAKA 2.2.1 Pengertian Jembatan Supriyadi dan Muntohar (2007) berpendapat Jembatan merupakan komponen infrastrukturyang sangat penting karena berfungsi sebagai penghubung dua tempat yang terpisah akibatbeberapa kondisi. Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan menyilangsungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya. Dalamperencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsinya. 2.2.2 Pengertian Rekayasa Nilai Soeharto (1995) berpendapat rekayasa nilai adalah usaha yang terorganisasi secara sistematisdan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik, mengindentifikasi fungsi produkatau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (palingekonomis). 2.2.3 Waktu Penerapan Rekayasa NilaiWilson (2005) berpendapat Rekayasa nilai akan efektif jika dapat diterapkan seawal mungkin padatahap perencanaaan untuk menghasilkan penghematan yang sebesar- besarnya. Sebenarnya secarateori rekayasa nilai dapat diterapkan pada setiap tahap sepanjang waktu berlangsung proyek, tetapiISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 35pp. 33 - 43jika semakin lama penerapan rekeyasa nilai pontensi penghematan yang akan dicapai menjadisemakin kecil, sedangkan biaya untuk melakukan perubahan akibat adanya rekayasa nilai semakinbesar. 2.2.4 Nilai Kelly & Male (2004) berpendapat nilai didefinisikan sebagai sebuah hubungan antara biaya,waktu dan mutu di mana mutu terdiri dari sejumlah variabel yang ditentukan dari pengetahuan danpengalaman seorang individu atau beberapa individu didalam sebuah kelompok, yang dibuateksplisit dengan maksud membuat pilihan diantara berbagai pilihan yang cocok secara fungsi. Olehkarena itu, sistem nilai yang dibuat eksplisit merupakan gambaran, pada waktu tertentu, dariberbagai variabel terhadap semua keputusan yang mempengaruhi bisnis inti atau sebuah proyek,sehingga dapat diaudit. 2.2.5 Biaya Dell’Isola (1997) berpendapat Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yangdilakukan dalam mengembangkan dan memproduksi produk. Analisis biaya untuk rekayasa nilaijuga diperlukan untuk tolak ukur atau pembanding guna mengukur fakta-fakta yang telahterkumpul pada tahap informasi. Pentingnya analisis biaya bertambah karena rekayasa nilaibertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi 2.2.6 Fungsi (Function) Pemahaman akan arti fungsi amat penting dalam mempelajari rekayasa nilai karena fungsiakan menjadi obyek utama dalam hubungannya dengan biaya. Untuk mengidentifikasi fungsidengan cara mudah adalah dengan menggunakan kata kerja dan kata benda. 2.2.7 Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Value Engineering Job Plan) Kelly & Male (2004) berpendapat mendefenisikan rencana kerja, yang pada prinsipnya samadengan definisi yang diberikan oleh SAVE International Value Standard (2007), sebagai sebuahpendekatan logika dan berurutan yang digunakan oleh tim value engineering untuk menjalankanstudi value engineering guna mendefenisikan fungsi dan menghasilkan kreatifitas.a. Tahap Informasi Tahap pertama yang harus dilakukan dalam studi value engineering yang sesuai denganrencana kerja adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai desain danperencanaan proyek. Informasi yang dikumpulkan baik berupa data umum hingga batasan desainyang diinginkan oleh pemilik (owner) proyek tersebut. Setelah itu dilanjutkan denganmengidentifikasi item jembatan yang memiliki kebutuhan tinggi. Sebagai acuan dan pengendaliandapat digunakan brekdown cost model dan grafik distribusi pareto.b. Analisa Fungsi Analisis ini membantu peneliti di dalam menentukan biaya terendah yang diperlukan untukmelaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi pendukung serta mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi atau dihilangkan tanpa mempengaruhi kinerja atau kendalaproduktivitas.c. Tahap Kreatifitas Di dalam tahap ini, tim value engineering melakukan proses interaksi tim yang kreatifbertujuan untuk membentuk banyak ide yang terkait dengan cara lain untuk menjalankan fungsi-fungsi proyek. Alternatif yang ditujukan mungkin didapat dari pengurangan, penyederhanaan atauISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 36pp. 33 - 43modifikasi dengan tetap mempertahankan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa metode yangdapat digunakan selama tahap kreativitas: I. Brainstorming Male & Kelly (2004) berpendapat brainstroming merupakan salah satu tools/teknikyangdigunakan pada tahap kreativitas untuk menghasilkan ide berkaitan dengan cara lain untukmenjalankan fungsi-fungsi. Brainstorming juga merupakan teknik yang hampir selalu dilakukandalam penerapan value engineering. II. Delphi Connaughton dan Green (1996) berpendapat delphi merupakan salah satu tools/teknik yangdigunakan pada tahap kreativitas untuk menghasilkan banyak ide berkaitan dengan cara lain untukmenjalankan fungsi-fungsi. III. Creativity “Ground Rules” SAVE International Value Standard (2007), berpendapat creativity “Ground Rules”merupakansalah satu tools/teknik yang digunakan pada fase kreativitas untuk menetapkan beberapa aturanyang dapat melindungi lingkungan kreatif yang sedang dikembangkan. IV. Checklist Younker (2003), berpendapat checklist merupakan salah satu tools/teknik yang digunakanpada tahap kreativitas untuk menampung/mendaftar berbagai ide yang dihasilkan selama tahapkreativitas berlangsung. V.TRIZ SAVE International Value Standard (2007), berpendapat TRIZ merupakan salah satutools/teknik yang digunakan pada tahap kreativitas untuk menghasilkan banyak ide alternativeberkaitan dengan cara lain untuk menjalankan fungsi-fungsi guna mencapai peningkatan nilai. Pada akhir tahap ini akan dihasilkan daftar ide yang memuat alternatif-alternatif lain untukmenjalankan masing-masing fungsi yang memiliki peluang potensi bagi peningkatan nilai (fungsidengan nilai rasio biaya manfaat (rasio cost to worth) lebih besar dari 1:1). 3. HASIL PEMBAHASANTahap Informasi1. Data Umum Proyek Tahap Informasi adalah tahap awal dalam perencanaan rekayasa nilai. Pada tahap ini dilakukanpenggalian data informasi sebanyak mungkin mengenai desain perencanaan proyek, mulai dari dataumum proyek, hingga pentabulasian data yang berkenaan dengan item pekerjaan.2. Sumber Data Langkah awal yang dilakukan adalah mempelajari data perencanaan proyek, berupapengumpulan info dan pengenalan obyek yang akan dianalisa yakni pekerjaan proyek PenggandaanJembatan Lamnyong Banda Aceh khususnya pada pekerjaan bawah jembatan.3. Penerapan Rekayasa Nilai Penerapan rekayasa nilai pada proyek ini adalah studi kasus yang dilakukan pada tahapperencanaan proyek. Pada tahap penerapan rekayasa nilai ini bertujuan untuk melakukanpenghematan biaya tanpa menghilangkan nilai dan fungsi bangunan tersebut hal ini menjadi salahsatu ciri spesifik dan kelebihan dari rekayasa nilai.4. Pemilihan Item KerjaISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 37pp. 33 - 43 Pada proses pemilihan item kerja ini dilakukan identifikasi item kerja. Identifikasi item kerjaini dilakukan untuk mengetahui item kerja mana yang memiliki biaya/cost yang tinggi agar studirekayasa nilai ini dapat memberikan hasil yang optimal.a) Indentifikasi Item Kerja Identifikasi item pekerjaan yang berbiaya tinggi berfungsi untuk mengetahui item pekerjaanyang mempunyai biaya tinggi. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah dengan membuatbagan biaya (cost model). Tabel 1. Identifikasi Biaya Tinggi Setelah dilakukan tahap menganalisis biaya tinggi selanjutnya dilakukan pada tahappembuatan grafik pareto untuk mengetahui persentase item komulatif biaya dan pekerjaan.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 38pp. 33 - 43 Gambar 1. Grafik Analisa Pareto Pembangunan proyek ini direncanakan menggunakan batasan-batasan awal sebagai berikut :a. Pekerjaan Pondasi Abutmen Pondasi tiang pancang beton b. Pekerjaan Pondasi Pada Pilar Pondasi tiang pancang baja Tahap Kreatif Pada tahap kreatif yang dilakukan adalah menggali sebanyak mungkin alternatif desain dariitem pekerjaan terpilih pada tahap informasi. Pada penelitian ini metode yang digunakan padatahap kreatif ini adalah metode brainstroming pada metode ini merupakan salah satu tools/teknikyang digunakan pada tahap kreatifitas untuk menghasilkan ide berkaitan dengan cara lain untukmenjalankan fungsi-fungsi. Tabel 2. Tahapan kreatif desainISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 39pp. 33 - 43 Tahap Analisa Setelah dilakukan cost/worth maka dilanjutkan pada tahap analisa dimana pada tahap tersebutakan dilakukan penggantian alternatif dari tahap desain awal, pada tahap alternatif I dilakukanpergantian design pada pondasi pillar 5 dan pada pilar 6 desain awal pondasi tersebutmenggunakan pondasi tiang pancang baja dan kemudian akan dilakukan alternatif menggunakantiang pancang beton prategang pracetak. Tabel 3. Desain Awal Pekerjaan Bangunan Bawah Jembatan Jumlah harga total desain awal pekerjaan pada divisi 7 pada Proyek penggandaan jembatanlamnyong adalah sebesar Rp. 72.486.508.196,71. selanjutnya dilanjutkan pada tahap alternatifuntuk penggantian desain struktur pada pondasi tiang pancang dan mencari alternatif-alternatifyang bertujuan untuk memperoleh penghematan biaya tanpa menghilangkan nilai dan fungsi.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 40pp. 33 - 43 Tabel 4. Alternatif I Jumlah harga total desain alternatif pekerjaan divisi struktur 7 pada Proyek penggandaanjembatan lamnyong adalah Rp. 40.616.598.222,56 maka penghematan biaya yang diperolehyaitu sebesar Rp. 31.869.909.974,15 atau 43.97 % dari total biaya rencana anggaran biaya padarencana awal item pekerjaan divisi struktur 7 tersebut. Tabel 5 Tahap Desain Alternatif II Menggunakan Tiang Pancang Bor PileISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 41pp. 33 - 43 Jumlah harga total desain alternatif II pekerjaan divisi struktur 7 pada Proyek penggandaanjembatan lamnyong adalah Rp. 1.699.143.562,90 maka penghematan biaya yang diperoleh yaitusebesar Rp. 30.787.364.633,81 atau 42.47 % dari total biaya rencana anggaran biaya pada rencanaawal item pekerjaan divisi struktur 7 tersebut. Pada tahap ini design yang dilakukan tahap kreatifini adalah pada pekerjaan pondasi desain awal menggunakan tiang pancang baja dan beton setelahditerpakan Value engineering maka dilakukan alternatif dengan cara menggantikan material bajadan beton dengan menggunakan item pondasi pemancangan tiang beton bor pile. Tabel 6. Tahap Desain Alternatif III Jumlah harga total desain alternatif III pekerjaan divisi struktur 7 pada Proyek penggandaanjembatan lamnyong adalah Rp. 41.243.208.716,90 maka penghematan biaya yang diperoleh yaitusebesar Rp. 31.243.299.479,77 atau 43.10 % dari total biaya rencana anggaran biaya pada rencanaawal item pekerjaan divisi struktur 7 tersebut.Tahap RekomendasiPada tahap informasi solusi alternatif dipilih dengan pertimbangan: Efesiensi biaya Kemudahan pelaksanaan Keawetan/kokohPenghematan biaya :a. Alternatif I Pondasi beton pracetak :ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 42pp. 33 - 43 Rp. 72.486.508.196,71 – Rp. 40.616.598.222,56 = Rp. 31.869.909.974,15b. Alternatif II Pondasi bor pile : Rp. 72.486.508.196,71 – Rp. 41.699.143.562,9 = Rp 30.787.364.633,81c. Alternatif III Pondasi beton pracetak dan pondasi bor pile menggunakan casing baja Rp. 72.486.508.196,71 Rp. 41.243.208.716,92 Rp. 31.243.299.479,77 Pembahasan Dalam penerapan value engineering diperoleh tiga alternatif yaitu pada alternatif I digunakanseluruh pondasi pada jembatan digantikan dari desain awal menggunakan tiang pancang betonbertulang pracetak dan tiang pancang baja maka dilakukan alternatif menjadi seluruh pondasi padajembatan menjadi tiang pancang beton bertulang pracetak, pada alternatif II desain awalmenggunakan tiang pancang beton bertulang pracetak dan tiang pancang baja maka dilakukanalternatif seluruh item pondasi diganti dengan pondasi bor pile dan pada alternatif III desainawalnya sama dengan alternatif I dan alternatif II maka dilakukan alternatif dengan menggunakanpondasi beton bertulang pracetak sedangkan pada pilar 5 dan pilar 6 digunakan pondasi tiang borpile dengan menggunakan casing. Tabel 7. Rekapitulasi Value Engineering Perangkingan kriteria untuk melihat selisih nilai pada hasil rekapitulasi pada valueengineering ini juga dapat dilihat pada gambar 1. diagram batang hasil rekapitulasi. Gambar 2. Diagram Batang Hasil RekapISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 43pp. 33 - 43 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa pada pekerjaan pada proyek Penggandaan Jembatan Lamnyong Banda Aceh khususnya pada pekerjaan bawah jembatan. berhasil memberikan alternatif-alternatif desain untuk beberapa item pekerjaan yang dianalisa, yaitu:1. Pekerjaan pondasi pada bangunan tahap desain awal biaya yaitu sebesar Rp. 72.486.508.196,71 setelah diterapkan value engineering maka diperoleh biaya alternatifnya Rp. 40.616.598.222,56 dan penghematan biaya sebesar Rp. 31.869.909.974,15.2. Pekerjaan pondasi pada bangunan tahap desain awal biaya yaitu sebesar Rp. 72.486.508.196,71 setelah diterapkan value engineering maka diperoleh biaya alternatif sebesar Rp. 41.699.143.562,9 dan penghematan biaya sebesar Rp. 30.787.364.633,81.3. Pekerjaan pondasi pada bangunan tahap desain awal biaya yaitu sebesar Rp. 72.486.508.196,71 setelah diterapkan value engineering pada alternatif III maka diperoleh biaya sebesar Rp. 41.243.208.716,9 dan penghematan biaya sebesar Rp. 31.243.299.479,77. 6. SARAN 1. Perlu dilakukan studi rakayasa nilai pada item pekerjaan lain, seperti pada pekerjaan struktur dan pada pekerjaan bangunan atas, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat penghematan yang lebih tinggi. 2. Rekayasa nilai juga dapat diterapkan pada proyek yang lebih umum, seperti bangunan tinggi, rumah tinggal dan jenis bangunan yang lain sehingga hasil rekayasa nilai dapat bermanfaat untuk banyak orang. DAFTAR PUSTAKA[1] Dell’Isola, A., 1997, Value Engineering: Practical Aplication for Design Construction Maintenance & Operation, R.S. Means, Kingstone, USA: Company, Inc.[2] Kelly, J. R. & S. Male. 2004, Value Management of Construction Projects. London[3] Male, S. & Kelly, J. 2004, A Re-Appraisal of Value Methodologies in Construction,[4] SAVE Knowledge Bank Database, 200428.pdf, July 12.2004, Nopember 26, 2009.[5] Saptono, A. 2011 Analisis Penentuan Bangunan Atas Jembatan dengan Metode Rekayasa Nilai.[6] SAVE International Value Standard 2007, Value Standard and Body of Knowledge. Supriyadi dan Montahar. 2007, Pengertian Jembatan Berdasarkan Fungsinya, Thesis, Jakarta.[7] Soeharto, I. 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 45pp. 45 - 55 KAJIAN TINGKAT KERENTANAN BANGUNAN TERHADAP TSUNAMI DENGAN METODE BTV (STUDI KASUS PADA DESA KUTA PADANG, KABUPATEN ACEH BARAT) Dian Febrianti1, Meylis Safriani2 1,2,Jurusan Teknik Sipil Universitas Teuku Umar, Alue Penyareng, Meulaboh, Aceh Barat e-mail: [email protected] , AbstractMeulaboh town is one of the areas affected by the tsunami with very severe category apart fromBanda Aceh, Calang and Teunom. The tsunami devastated most of the social life and infrastructurethe city of Meulaboh. Nowadays, after the tsunami struck there Meulaboh residents who reside inthe area close to the sea, such as the residents of Kuta Padang village In fact, all the coastal areasprone Meulaboh an area affected by the tsunami. To minimize the impact of the damage caused bythe tsunami hazard, it is necessary to tsunami disaster mitigation efforts with the analysis of thevulnerability of buildings to the tsunami in an area. The purpose of this study is to inform thepublic and local authorities about the vulnerability of homes to tsunami waves that can destroyhomes and buildings. The object of this research is in the village of Kuta Padang, Johan Pahlawansub-district. This research method by collecting secondary data and conducting surveys andconducted interviews with society who lived in the village. Analyzed using the Buildings TsunamiVulnerability (BTV). From the results obtained indicate that the region Seulawah has an averagevalue of vulnerability very highest, 95.65%, and 69.57% and 56.52%. Areas that have the lowestsusceptibility value is Hamlet Singgah Mata by level of vulnerability value of 60.87% and 47.83%and 34.78%. For evacuation routes, Geurute and Singgah Mata village is the most suitable for thepeople of Kuta Padang to shelter in case of a tsunami.Keywords: tsunami, the vulnerability of buildings, BTV, evacuation paths 1. PENDAHULUAN Tsunami merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan kerusakan besar, dan sebagian besar kejadiannya dipicu oleh gempa bumi. Tsunami dapat menyebabkan kerugianterhadap lingkungan pesisir seperti rusaknya properti, struktur bangunan, infrastruktur danmengakibatkan gangguan ekonomi dan bisnis [4]. Eisner mengemukaan bahwa tsunami memilikikeunikan dibandingkan bencana lainnya, karena memiliki kemungkinan sangat kecil terjadi tetapidengan ancaman yang tinggi [3]. Menurut [2], upaya mitigasi bencana tsunami terdiri dari upayamitigasi bencana tsunami struktural dan non struktural. Contoh upaya mitigasi bencana tsunamistruktural yaitu penanaman mangrove, perlindungan terumbu karang, embangunan breakwater,seawall, dan memperkuat desain bangunan serta infrastruktur dengan kaidah teknik bangunan tahanbencana tsunami. Sedangkan contoh upaya mitigasi bencana tsunami nonstruktural sepertikebijakan tata ruang/ zonasi kawasan pantai yang aman bencana, kebijakan tentang standarisasibangunan, pembuatan peta potensi bencana tsunami, peta kerentanan dan peta tingkat ketahananbencana. Pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu, Aceh dilanda bencana gempa dan tsunami dengankekuatan gempa 8,9 Skala Richter. Kekuatan gempa ini dikatagorikan gempa dengan skala sangatkuat. Pusat gempa ini terletak di Samudera Hindia pada posisi barat laut Pulau Sumatera sehinggasebagian wilayah Aceh merasakan getaran gempa tersebut. Dalam kurun waktu tiga puluh menitsetelah terjadi gempa, datang gelombang tinggi dari arah laut (gelombang tsunami) yangmemporakporandakan sebagian besar wilayah Aceh. Berdasarkan data dari Badan KoordinasiISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 46pp. 45 - 55Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Bakornas PBP), jumlah korbanyang terkena bencana di Provinsi Aceh diperkirakan mencapai 126.602 orang meninggal dunia,dan 93.638 orang dinyatakan hilang. Besarnya bencana yang terjadi tidak hanya dapat dilihat daribesarnya korban manusia, namun juga dari luasnya daerah yang mengalami kerusakan. Selainmengakibatkan kerusakan fisik, tsunami juga memporak porandakan kehidupan sosial ekonomimasyarakat Aceh. Selain Kota Banda Aceh, Calang, dan Teunom yang terkena bencana tsunamidengan katagori sangat parah, Kota lain yang terkena dampak tsunami dengan katagori tersebutadalah Kota Meulaboh. Bukan hanya harta benda yang hilang dan punah, ratusan nyawa jugaterenggut akibat bencana tsunami. Bencana tsunami telah meluluh lantakkan sebagian besarkehidupan sosial dan infrastruktur Kota Meulaboh. Kini Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mulaimembenahi daerahnya dengan membangun infrastruktur-infrastruktur. Bangunan menjadi unsur yang paling rentan terhadap kerusakan pada kebanyakan kasusbencana. Bangunan bukan saja bernilai ekonomis tetapi juga menjadi tempat tinggal bagi pendudukyang masih selamat dari kejadian bencana (5). Karakteristik dari bangunan akan mempengaruhiperilakunya terhadap berbagai macam bencana, misalnya bangunan dengan beton bertulang akanlebih tahan terhadap bahaya gempa bumi daripada bangunan yang tidak memilikinya. Perbedaankarakteristik persebaran kondisi atau karakteristik suatu bangunan perlu dilakukan sebagai langkahpersiapan yang tepat dalam menghadapi bencana [6]. Penduduk Kota Meulaboh hampir empat puluh persennya tinggal di daerah pesisir pantaisebelum tsunami. Semua daerah pesisir pantai merupakan kawasan berisiko terkena bencanatsunami. Sampai saat ini, setelah bencana tsunami melanda masih banyak juga penduduk Meulabohyang bertempat tinggal di kawasan dekat laut, seperti penduduk Desa Ujung Kala, penduduk DesaSuak Ribe, penduduk Desa Kuta Padang, dan penduduk Desa Ujung Karang. Sebagian masyarakatyang tinggal di daerah pesisir rata-rata merupakan korban tsunami. Mata pencaharian merekasehari-hari adalah sebagai nelayan dan pedagang yang menjual makanan di pinggir pantai denganmembuka warung. Berdasarkan pola hidup masyarakat di Kota Meulaboh yang dominan masihingin tetap tinggal di kawasan pesisir laut, maka perlu dilakukan upaya mitigasi bencana tsunamiuntuk meminimalkan dampak negatif ataupun kerusakan yang diakibatkan oleh bahaya tsunami.Upaya tersebut melalui proses dengan berbagai tindakan preventif. Salah satu langkahnya adalahdengan melakukan assessment dan penilaian terhadap tingkat kerentanan bangunan akibat tsunami.Oleh karena itu, penting sekali dilakukan suatu kajian tentang penilaian terhadap tingkatkerentanan bangunan akibat tsunami. Penilaian ini dapat dilakuakn dengan menggunakan metodeBTV (Building Tsunami Vulnarebility). Tinjauan penelitan ini menitikberatkan pada Desa KutaPadang yang letak geografisnya sangat rentan dengan bencana tsunami. Tujuan studi ini untukmenginformasikan kepada masyarakat dan pemerintah lokal tingkat kerentanan rumah pendudukterhadap gelombang tsunami yang dapat menghancurkan rumah dan bangunan. Dengan informasiini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pesisiragar lebih tanggap darurat dan cepat mengambil inisiatif untuk segera melakukan evakuasi ketikaterjadi gempa yang menyebabkan tsunami. 2. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengancara mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasilobservasi/survei mengenai identifikasi jenis bangunan dan kondisi pertahanan pantai sertamewawancarai masyarakat di Desa Kuta Padang untuk mengetahui tinggi genangan tsunami.Untuk data sekunder pada penelitian ini meliputi Peta administrasi dan Peta topografi Desa KutaPadang yang diperoleh dari Kantor Keuchik Desa Kuta Padang, letak geografis desa dan jumlahpenduduk diperoleh dari BPS Kabupaten Aceh Barat. Setelah data jenis bangunan, kondisiISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 47pp. 45 - 55pertahanan pantai, dan tinggi genangan tsunami diperoleh, maka dilakukan analisis data denganmetode BTV (Building Tsunami Vunerability). Metode ini untuk mencari nilai indeks kerentanantsunami sehingga memudahkan pemetaan kawasan di Desa Kuta Padang dengan katagori tingkatresiko tinggi, sedang, dan rendah dan mengetahui lokasi yang sangat rentan terhadap tsunami Komponen kerentanan yang digunakan dalam perhitungan menggunakan metode analisis BTVini adalah memiliki 3 parameter yaitu kondisi bangunan (building condition, Fc.b), kondisikedalaman genangan (inundation zone, Fc.i) serta kondisi pertahanan pantai (sea defence, Fc.s).Pembobotan (Weighting Factor) ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter pembobotan terhadap Weight Factor (Fw) No Parameter Weight Factor (Fw) 1 Building Condition Fwb = 3 2 Inundation zone Fwi = 2 3 Sea Defence Fws = 1Aspek dinamik dari kerentanan digunakan ke dalam suatu rumus yang memperhitungkanpengaruh faktor klasifikasi dari 3 parameter (Fc.b, Fc.i , Fc.s) dengan weight factor (Fw.b, Fw.i , Fc.s).Nilai bobot tersebut digunakan untuk menganalisa tipe bangunan. Rumus perhitungan BTVdiperlihatkan pada rumus di bawah ini:BFV (%) Fcb xFwb Fci xFwi Fcs xFws xi100 (1) Fc max xFwdimana:BTV = Building Tsunami Vulnerability (%);Fcb = Kondisi bangunan;Fci = Kedalaman genangan;Fcs = Kondisi pertahanan pantai;Fwb = Bobot untuk bangunan;Fwi = Bobot untuk genangan;Fws = Bobot untuk pertahanan pantai. Pada penelitian ini digunakan 5 dusun untuk menganalisa kerentanannya terhadap tsunami.Pembagian ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan dikarenakan terdapatnya perbedaan tipebangunan yang ada didaerah penelitian. Nilai pembobotan untuk parameter kondisi bangunan padalokasi penelitian disajikan pada Tabel 2. Nilai pembobotan untuk parameter kedalaman genangan atauketinggian air pada saat tsunami pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Nilai pembobotanuntuk parameter kondisi pertahanan pantai terhadap gelombang tsunami pada lokasi penelitian dapatdilihat pada Tabel 4. Tabel 2 Parameter Kondisi Bangunan ( Fwb = 3) No. Kondisi Bangunan Fc.b A Kontruksi kayu 5 B Semi permanen 4 C Permanen Lt. 1 3 D Permanen Lt. II 2 E Permanen Lt. III 1ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 48pp. 45 - 55Tabel 3 Parameter Kedalaman Genangan (Fwi = 2) No. Kondisi Bangunan Fc.i A H >3 Meter 3 B 1 Meter < H <3 Meter 2 C H ≤ 1 Meter 1Tabel 4 Parameter Kondisi Pertahanan Pantai (Fws = 2 No. Kondisi Bangunan Fc.s A Tidak ada 2 B Pelindung pantai 1 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Kuta Padang merupakan salah satu desa di Kecamatan Johan Pahlawan, KabupatenAceh Barat yang terletak di wilayah pesisir pantai barat Kota Meulaboh. Desa ini berbatasanlangsung dengan Samudera Hindia dan memiliki potensi terkena tsunami yang tinggi. Ketinggiandesa ini 5 meter di atas permukaan laut. Desa Kuta Padang berbatasan dengan Desa Ujung Kalak disebelah Selatan. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Suak Ribe. Sebelah barat berbatasanlangsung dengan Samudera Hindia dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ujong Baroe.Desa Kuta Padang terdiri atas lima Dusun yaitu Dusun Leuser, Dusun Keumala, Dusun Geurute,Dusun Seulawah, Dusun Singgah Mata. Pertumbuhan penduduk di Desa Kuta Padang per tahun1,01 % dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah 5426 jiwa, 5481 jiwa pada tahun 2014,dan 5536 jiwa pada tahun 2015 [1]. Berdasarkan hasil wawancara masyarakat yang tinggal di DesaKuta Padang, ketinggian tsunami yang pernah terjadi di desa tersebut ketingiannya mencapai 5meter.Hasil Survei Identifikasi Bangunan, Kedalaman Genangan, dan Pertahanan Pantai Identifikasi bangunan, kedalaman genangan, dan pertahanan pantai dibuat berdasarkanpembagian Blok. Blok-blok tersebut dibagi berdasarkan dusun yang ada di Desa Kuta Padang,sehingga jumlah blok sama dengan jumlah dusun yaitu 6 blok. Dusun Keumala termasuk Blok 1,Dusun Leuser termasuk Blok 2, Dusun Seulawah termasuk Blok 3, Dusun Geurute termasuk Blok4, dan Dusun Singgah Mata termasuk Blok 5.1. Dusun Keumala (Blok 1) Dari hasil survey lapangan, kondisi bangunan yang ada pada Dusun Keumala terdiri padabangunan yang berbeda, yaitu ruko permanen 2 lantai, rumah permanen 1 lantai. Untuk kondisigenangan air, di Dusun Keumala/ blok 1 memiliki elevasi genangan air 3-4 meter. Dan untukkondisi pertahanan pantai pada dusun Keumala, memiliki tumbuhan pantai dan sebagian area rawa-rawa. Karakteristik jenis bangunan pada Dusun Keumala disajikan pada Gambar 1.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Vol. 2 No.3 Oktober 2016 P a g e | 49pp. 45 - 55 Gambar 1 Jenis kondisi bangunan pada Dusun Kemala2. Dusun Seulawah (Blok 2) Dari hasil survey lapangan, kondisi bangunan yang ada pada Dusun Seulawah terdiri padabangunan yang berbeda, yaitu Ruko Permanen 2 lantai, rumah permanen 1 lantai, rumah semipermanen 1 lantai, dan Ruko permanen 1 Lantai. Untuk kondisi genangan air pada lokasi inielevasi ketinggian air 3-4 meter, dan pada arah sebelah barat memiliki pelindung pantai berupacemara laut dan dan tanaman pantai lainnya. Selain itu 20 persen dusun ini banyak terdapat arearawa. Karakteristik jenis bangunan pada Dusun Seulawah disajikan pada Gambar 2.ISSN : 2477 – 5258 Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109