JURNAL ISSN : 2477-4790AGROTEK LESTARI Volume 2. No. 1. April 2016Program Studi AgroteknologiFakultas PertanianUniversitas Teuku Umar Source of Inspiration
ISSN : 2477-4790 JURNALAGROTEK LESTARIVolume 2. No. 1. April 2016Penanggung Jawab Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE., MBA Ir. Rusdi Faizin, M.SiDewan RedaksiKetua : Maya Indra Rasyid, S.TP., M.SiEditor : Iwandikasyah Putra, SP., MPDesain Grafis : HilkaYuliani, S.TP., M.SiSekretaris : Wira Hadianto, SP., M.SiAlamat Redaksi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Kampus Alue Peunyareng Meulaboh Aceh Barat Email : [email protected] [email protected] Agrotek Lestari adalah media publikasi ilmiahyang membahas isu aktual dibidangagroteknologi yang memuat mengenai permasalahan yang berkaitan denganpengembangan mutu tanaman dan peningkatan produksi. Naskah yang akan dimuatmerupakan naskah yang dianggap sesuai dengan misinya. Jurnal Agrotek Lestari terbit duakali setahun, pada bulan April dan Oktober mulai tahun 2015.
ISSN : 2477-4790 JURNALAGROTEK LESTARIVolume 2. No. 1. April 2016 DAFTAR ARTIKELMODEL SIMULASI PENGUJIAN VIGOR DUA VARIETAS KEDELAI 1-10PADA KONDISI MEDIA TUMBUH BERSALINITAS TINGGIHalimursyadah, Said Imran dan Agamna RahmatPENGARUH KONSENTRASI NaCl DAN VARIETAS TERHADAP 11-22VIABILITAS, VIGOR DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF BENIHKACANG HIJAU (Vigna radiata L.)JasmiPEMANFAATAN HASIL FERMENTASI LIMBAH PUCUK TEH 23-32TEROKSIDASI SEBAGAI ALTERNATIF PUPUK ORGANIK UNTUKMENINGKATKAN KESEHATAN BIBIT TEHRetno Muningsih, Andita Anggraini, Prana Hare Sri MPENGARUH KADAR AIR DAN PERSAMAAN BET TERHADAP MASASIMPAN KAKAO (Theobroma cacao L.) 33-38Rita Hayati, BaihaqiPENGARUH JENIS STEK DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR 39-50TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMANNILAM (Pogestemon cablin Benth)Rusdi FaizinPENGUJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDASPESIFIK LOKASI DI KABUPATEN MAJALENGKA 51-58Yati Haryati dan Anna SinagaKAJIAN LIMBAH CANGKANG KERANG SEBAGAI ALTERNATIFBAHAN AMELIORAN DI LAHAN GAMBUT 59-64Mita Setyowati1, Chairudin
PENGARUH JENIS MULSA DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP 65-76PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAHE MERAH (Zingiberofficinale Roscoe)Muhammad Jalil, Irvan Subandar, NurkiswaPENGARUH AMELIORAN ABU JANJANG SAWIT TERHADAP 77-84PERTUMBUHAN DAN HASIL AKSESI PADI LOKAL (Oryza sativa L.)PADA LAHAN GAMBUTSafrida, Suparman, Parman
MODEL SIMULASI PENGUJIAN VIGOR DUA VARIETAS KEDELAI PADA KONDISI MEDIA TUMBUH BERSALINITAS TINGGI VIGOR TESTING SIMULATION MODEL OF TWO SOYBEAN VARIETY SEED (Glycine max L. Merril) ON MEDIA GROWING CONDITIONS IN HIGH SALINITY Halimursyadah1*), Said Imran1) dan Agamna Rahmat2)1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala *)Email Korespondensi : [email protected] study aims to determine the correlation between viability and vigor test results oflaboratory and field conditions of high salinity in two varieties of soybean plants. Theresearch was conducted in January to May 2015. This study consisted of two experiments.The first experiment was conducted at the Laboratory of Science and Technology Seed andsecond trials in experimental field of the Faculty of Agriculture University of Syiah Kuala.Materials used Anjasmoroand Kipas Merah soybean seed varieties, sea water Alue Naga,distilled water, top soil, and rice paper. The design is completely randomized design in thelaboratory and in the field randomized block design. Variables measured in the laboratoryis the potential for growth, germination, speed of growth and seedling dry weight ofnormal, while in the field is a potential to grow, the ability to grow, plant height 15, 30, 45days after planting (DAP), weight mass wet and weight mass dry 45 DAP. The resultsshowed the relationship between testing in the laboratory and in the field with a correlationcoefficient of 0.98. Increased salinity concentration is bad for seed germination and plantgrowth. Anjasmoro varieties more tolerant to salinity than Kipas Merah at variable ofplant height by 15, 30, 45 DAP.Keywords: viability, vigor, variety, salinity, Anjasmoro and Kipas Merah PENDAHULUAN juta ha (+17% dari luas daratan), meliputi 20,1 juta ha lahan pasang surut dan13,3 Produktivitas kedelai nasional saat juta ha lahan rawa non pasang surut.ini adalah 700-900 kg/ha (BPS, 2014). Tanah salin mengandung garam NaClAngka ini masih jauh dari prediksi terlarut dalam jumlah banyak sehinggapotensi hasil beberapa varietas unggul mengganggu pertumbuhan tanaman.nasional pada kisaran 1,5-2 ton/ha. Salah Tanah salin juga menjadi masalah serius,satu masalah utama yang dihadapi dalam khususnya di Propinsi Aceh pascaproduksi kedelai adalah berkurangnya tsunami tahun 2004. Pada tanaman padi,lahan subur yang menyebabkan menurut UN-FAO (2005) jika nilaiproduktivitas dan produksi menurun electrical conductivity dalam ekstrak(Sugiana, 2009). Salah satunya jenuh (EC(e)) <4 mS/cm maka perkiraandisebabkan banyak ditemukan lahan kehilangan hasil tidak lebih dari 10%,marginal dengan kondisi salinitas yang jika nilai EC(e) >4 mS/cm makaberagam. Tanah salin banyak terdapat di perkiraan kehilangan hasil 10-20%, jikadaerah rawa, daerah pasang surut dan nilai EC(e) >6 mS/cm maka perkiraanmuara. Menurut Najiyati et al. (2005) di kehilangan hasil 20-50%, dan jika nilaiIndonesia luas lahan rawa mencapai 33,4 EC(e) >10 mS/cm maka perkiraan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 1
kehilangan hasil >50% (Erinnovita et al., mencerminkan kondisi vigor bibit atau tanaman kedelai di lapang? Serangkaian2008). penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Penelitian ini Akumulasi konsentrasi NaCl, bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara viabilitas dan vigor benihNa2CO3, Na2SO4 dan garam-garam Mg hasil uji laboratorium dan kondisi lapang bersalinitas tinggi pada dua varietasyang tinggi di lapisan topsoil telah tanaman kedelai.menyebabkan penurunan jumlah daun, METODE PENELITIANpertumbuhan tinggi tanaman dan rasio Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2013 yangpertumbuhan panjang sel. Dampak terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama dilakukan di Laboratorium Ilmulainnya, proses fotosintesis akan dan Teknologi Benih untuk melihat respon perkecambahan benih kedelaiterganggu pada jaringan mesophil dan akibat pemberian konsentrasi salinitas yang berbeda. Rancangan percobaanmeningkatnya konsentrasi CO2 antar sel yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan dua faktor,(interseluler) yang dapat mengurangi pertama konsentrasi salinitas, 0, 2, 4 dan 6 mS, dan faktor kedua varietas kedelai,pembukaan stomata (Da Silva et al, yaitu Anjasmoro dan Kipas Merah. Pada uji laboratorium benih kedelai yang telah2008). Bila ini terjadi pada tanaman dipilih sebanyak 25 butir tiap satuan percobaan selanjutnya dikecambahkansemusim maka akan meningkatnya pada media kertas merang dengan metode uji kertas digulung didirikan dalamtanaman mati dan produksi hasil panen plastik (UKDdp) yang ditempatkan dalam germinator. Peubah yang diamati adalahrendah serta banyaknya polong kacang potensi tumbuh maksimum (%), daya berkecambah (%), kecepatan tumbuhtanah dan gabah yang hampa (%/etmal), berat kering kecambah normal (gram). Percobaan kedua dilakukan di(Adinugraha, 2011). Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Salinitas tanah juga untuk melihat respon pertumbuhan bibit dan tanaman kedelai pada fase juvenilmempengaruhi fase pertumbuhan menggunakan konsentrasi salinitas dan varietas yang sama. Rancangan di lapangtanaman. Pada fase bibit sangat peka adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan faktor yang sama sepertiterhadap salinitas. Waskom (2003) percobaan di laboratorium. Tiap butir benih ditanam dalam polybag 10 kg danmenjelaskan bahwa salinitas tanah dapat diberi penyiraman dengan air laut sesuai bagan percobaan dan ditempatkan padamenghambat perkecambahan benih, rumah kasa untuk mengantisipasi adanya serangan hama saat penanaman. Peubahpertumbuhan yang tidak teratur padatanaman pertanian seperti kacang-kacangan dan bawang. Da Silva et al,(2008) melaporkan bahwa pertumbuhantunas pada semai Leucaena leucocephalamengalami penurunan sebesar 60%dengan adanya penambahan salinitaspada media sekitar 100 mM NaCl. Selainitu, penyerapan air oleh benih akanmenurun dengan meningkatnya tekananosmosa larutan atau konsentrasi garamdalam media. Perkecambahan benihmembutuhkan air rata-rata lebih dari 50%dari berat benih. Proses penyerapan airoleh benih berlangsung melalui duaproses yaitu imbibisi yang kemudiandiikuti oleh proses osmosa Sutopo(2004). Berdasarkan uraian tersebuttimbul pertanyaan bagaimana korelasiantara konsentrasi salinitas pada faseperkecambahan dengan kondisi riil dilapang, apakah simulasi salinitas yangdilakukan pada viabilitas dan vigor benihkedelai di laboratorium dapat2 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
yang diamati adalah potensi tumbuh (%), nilai viabilitas dan vigor disajikan padadaya tumbuh (%), tinggi tanaman (cm) Tabel 1.umur 15, 30, dan 45 hari setelah tanam(HST), berat berangkasan basah 45 HST Respon tanaman terhadap salinitas(gram) dan berat berangkasan kering 45 bervariasi antar spesies, varietas maupunHST (gram). Sumber salinitas yang fase pertumbuhan. Beberapa tanamandigunakan adalah air laut Alue Naga budidaya misalnya tomat, bit gula, berasdengan kandungan salinitas 20 mS belanda lebih toleran terhadap garam(millisiemens). Analisis terhadap uji dibandingkan tanaman lainnya (Salisburylanjutan menggunakan Beda Nyata Jujur and Ross, 1995). Secara garis besar(BNJ). respon tanaman terhadap salinitas dapat dilihat dalam dua bentuk adaptasi yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN dengan mekanisme morfologi dan mekanisme fisiologi (Sipayung, 2003).Percobaan di Laboratorium Fitter dan Hay (1991) yang menyatakanPengaruh Salinitas Terhadap bahwa proses fisiologis dan biokimiaViabilitas dan Vigor Benih Kedelai berperan aktif terhadap toleransi dan adaptasi tanaman terhadap salinitas. Hasil Hasil analisis ragam menunjukkan penelitian Akbar dan Ponnamperumabahwa salinitas berpengaruh sangat nyata (1980) menunjukkan bahwa pada faseterhadap daya berkecambah, namun perkecambahan tanaman padi toleranberpengaruh tidak nyata terhadap potensi terhadap salinitas (kandungan salin 4,5tumbuh, kecepatan tumbuh dan berat mS) dengan menggunakan NaCl, tetapikering kecambah normal. Rata-rata menjadi sangat peka pada awal fase pembibitan.Tabel 1. Pengaruh tingkat salinitas terhadap viabilitas dan vigor pada uji laboratorium Perlakuan BNJPeubah Kontrol (S0) 2 mS (S1) 4 mS (S2) 6 mS (S3) 0,05Potensi Tumbuh (%) 99,33 97,33 98,67 94,00 -Daya Berkecambah (%) 76,33 ab 79,00 b 81,00 b 66,00 a 10,83Kecepatan Tumbuh (%/etmal) 0,85 0,81 0,84 0,75 -Berat Kering Kecambah Normal (g) 1,95 1,99 2,09 1,69 -Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidakberbeda nyata pada tingkat peluang 0.05 (BNJ0,05)Pengaruh Varietas Terhadap terhadap daya berkecambah, kecepatanViabilitas dan Vigor Benih Kedelai tumbuh dan berat kering kecambah normal, dan berpengaruh nyata terhadap Hasil analisis ragam menunjukkan potensi tumbuh. Rata-rata nilai viabilitasbahwa varietas berpengaruh sangat nyata dan vigor disajikan pada Tabel 2.Tabel 2. Pengaruh varietas terhadap tolok ukur pada uji laboratoriumPeubah Varietas BNJ Anjasmoro (V1) Kipas Merah Bireun (V2) 0,05Potensi Tumbuh (%) 99,00 b 95,67 a 3,03Daya Berkecambah (%) 83,33 b 67,83 a 5,65Kecepatan Tumbuh (%/etmal) 0,89 b 0,74 a 0,08Berat Kering Kecambah Normal (g) 2,54 b 1,32 a 0,28Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidakberbeda nyata pada tingkat peluang 0.05 (BNJ0,05) Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 3
Sesuai dengan pendapat Widajati morfologi dan fisiologi kedelai toleran(1990) yang menyatakan, setiap varietas salinitas, mekanisme toleransi kedelaimemiliki sifat-sifat unggul yang berbeda. terhadap cekaman salinitas sertaSifat genetik merupakan hasil susunan teknologi pengembangan kedelai padagen-gen dalam wujud varietas yang tidak tanah salin dapat dupayakan melaluihomogen. Susunan genetik dari suatu ameliorasi tanah.varietas menentukan karakter varietastersebut. Varietas merupakan salah satu Percobaan di Lapanganfaktor penentu dalam pertumbuhan dan Pengaruh Salinitas Terhadapproduksi tanaman, karena setiap varietas Pertumbuhan Kedelaiakan mempunyai fenotipe yang spesifikyang membedakannya dengan varietas Hasil analisis ragam menunjukkanlain. Setiap varietas memiliki karakter bahwa salinitas berpengaruh sangat nyatayang berbeda, meskipun memiliki terhadap berat berangkasan basah dankesamaan tertentu (Kuswanto, 1997). berat berangkasan kering 45 HST, namunAini (2014) menambahkan konsistensi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggitoleransi beberapa genotip kedelai pada tanaman umur 15, 30, 45 HST, potensikondisi cekaman salinitas dapat tumbuh dan daya tumbuh. Rata-ratadiperbaiki dengan pemberian bahan potensi tumbuh, daya tumbuh, tinggiorganik amelioran untuk menambah tanaman 15, 30 dan 45 HST, beratkesuburan tanah agar nantinya hasil berangkasan basah dan berat berangkasanbijinya dapat lebih baik. Karakter kering 45 HST disajikan pada Tabel 3.Tabel 3. Pengaruh tingkat salinitas terhadap pertumbuhan tanaman di lapangPeubah Perlakuan BNJ Kontrol (S0) 2 mS (S1) 4 mS (S2) 6 mS (S3) 0.05Potensi Tumbuh (%) 88,89 66,67 50,00 55,56 -Daya Tumbuh (%) 83,33 83,33 61,11 61,11 -Tinggi Tanaman 15 HST (cm) 20,60 19,62 18,67 19,83 -Tinggi Tanaman 30 HST (cm) 35,13 32,20 30,73 33,92 -Tinggi Tanaman 45 HST (cm) 55,83 52,25 47,23 55,13 -Berat Berangkasan Basah 45 HST (g) 30,41 b 19,59 a 11.90 a 11,52 a 10,50Berat Berangkasan Kering 45 HST (g) 7,91 b 5,03 a 3,30 a 3,11 a 2,39Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkantidak berbeda nyata pada tingkat peluang 0,05 (BNJ0,05). Menurut Cheeseman (1988) menyulitkan penyerapan air terutamakonsentrasi NaCl yang tinggi mengurangi bagi kecambah. Selain pengaruh tekananpertumbuhan tanaman, baik tunas osmosis, salinitas yang tinggi juga dapatmaupun akar. Meskipun keracunan NaCl menyebabkan keracunan bagi benih,lebih terlihat pada pucuk, tetapi juga menimbulkan kerusakan terhadapterjadi pengurangan panjang akar akibat kecambah atau tanaman yang tumbuh,perlakuan NaCl. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya keracunan oleh satukarena sel-sel meristem akar sensitif atau beberapa ion spesifik yangterhadap garam sementara aktivitas menyusun garam, penimbunan Na+ ataumitosis sel-sel tersebut sangat tinggi Cl+ dapat menyebabkan keracunan diuntuk pertumbuhan akar. Hakim et al., samping terjadinya efesiensi hara pada(1986) menambahkan pengaruh kadar tanaman. Hal yang sama jugagaram terhadap tanaman utamanya secara dikemukakan oleh Ragel (2000), bahwalangsung, yaitu melalui peningkatan tanaman yang mengalami keracunantekanan osmosis pada air tanah sehingga garam dapat dikenali dengan4 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
berkurangnya jumlah anakan dan menyatakan bahwa salinitasterhambatnya pertumbuhan tanaman. menyebabkan penurunan secara drastis terhadap konsentrasi ion Fe++ di daun Salisbury and Ross (1995) maupun akar pada tanaman gandummenambahkan masalah potensial lainnya (barley). Penurunan tersebut disebabkanbagi tanaman pada daerah salin tersebutadalah dalam memperoleh K+ yang karena berkurangnya penyerapan Fe padacukup. Tingginya penyerapan Na+ akanmenghambat penyerapan K+. Menurut kondisi salinitas tinggi.Yildirim et al., (2006), salinitas yang Pengaruh Varietas Terhadaptinggi akan mengurangi ketersedian K+dan Ca++ dalam larutan tanah dan Pertumbuhan Kedelaimenghambat proses transportasi dan Hasil analisis ragam menunjukkanmobilitas kedua unsur hara tersebut ke bahwa varietas berpengaruh tidak nyatadaerah pertumbuhan tanaman (growth terhadap potensi tumbuh, daya tumbuh,region) sehingga akan mengurangi berat berangkasan basah, beratkualitas pertumbuhan baik organ berangkasan kering 45 HST, danvegetatif maupun reproduktif. Salinitas berpengaruh nyata terhadap tinggitanah yang tinggi ditunjukkan dengan tanaman 15 dan 45 HST, berpengaruhkandungan ion Na+ dan Cl– tinggi akan sangat nyata terhadap tinggi tanaman 30meracuni tanaman dan meningkatkan pH HST. Rata-rata potensi tumbuh, dayatanah yang mengakibatkan berkurangnya tumbuh, tinggi tanaman 15, 30 dan 45ketersediaan unsur-unsur hara mikro HST, berat berangkasan basah dan berat(FAO, 2005). Yousfi et al., (2007) berangkasan kering 45 HST disajikan pada Tabel 4.Tabel 4. Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan tanaman di lapang Varietas BNJ Peubah Anjasmoro Kipas Merah Bireun 0.05Potensi Tumbuh (%) (V1) (V2) - 66,67 63,89Daya Tumbuh (%) 75,00 69,44 -Tinggi Tanaman 15 HST (cm) 21,08 b 18,28 a 2,20Tinggi Tanaman 30 HST (cm) 37,03 b 28,97 a 4,17Tinggi Tanaman 45 HST (cm) 56,72 b 48,51 a 7,55Berat Berangkasan Basah 45 HST (g) 16,98 19,73 -Berat Berangkasan Kering 45 HST (g) 4,60 5,08 -Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada tingkat peluang 0,05 (uji BNJ0,05).Toleransi varietas kedelai tanaman tersebut. Ini disebabkan kemampuannya mengakumulasi ion K+terhadap salinitas sangat beragam antar dan air dalam daun, mengandung prolingenotipe. Varietas Anjasmoro dan glycine betaine lebih banyak, danberdasarkan peubah tinggi tanaman umur degradasi klorofil lebih rendah (Ashraf15, 30, dan 45 HST menunjukkan hasil dan Foolad, 2007). Penelitian lainyang lebih tinggi dibandingkan varietas menyebutkan bahwa peningkatanKipas Merah. Anjasmoro sebagai salinitas dari 50 menjadi 200 mM NaClvarietas unggul nasional telah beradaptasi menurunkan konsentrasi K+ dalamdengan baik pada kondisi salinitas yang tanaman (Mamboya, et al., 2009).beragam di berbagai daerah. Toleransibeberapa varietas terhadap salinitasberhubungan dengan proses fisiologis Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 5
Interaksi antara konsentrasi salinitas yang nyata. Sembiring et al., (2006)dan varietas terhadap pertumbuhan melaporkan bahwa dengan peningkatantanaman salinitas tanah menjadi 6-10 ds/m menyebabkan penurunan hasil gabah Hasil analisis ragam menunjukkan sampai 50%. Secara umum salinitasbahwa terdapat interaksi yang nyata menyebabkan terbatasnya pertumbuhanantara sanilitas dengan varietas terhadap dan produktivitas tanaman (Sharifi et al,berat berangkasan basah dan berat 2007). Waskom (2003) menambahkanberangkasan kering 45 HST (Tabel 5.) bahwa salinitas tanah dapat menghambat perkecambahan benih, pertumbuhan yang Peningkatan konsentrasi salinitas tidak teratur pada tanaman pertanianberdampak buruk terhadap pertumbuhan seperti kacang-kacangan dan bawang.tanaman pada peubah berat berangkasan Sedangkan menurut Noor (2004)basah dan berat berangkasan kering 45 kelarutan garam yang tinggi dapatHST pada kedua varietas yang dicobakan. menghambat penyerapan hara dan airHasil uji statistik menunjukkan respon oleh tanaman karena terjadinyafisiologis yang ditimbulkan akibat peningkatan osmotik. Secara khusus,bertambahnya konsentrasi salinitas kadar garam yang tinggi dapatterhadap varietas Anjasmoro dan Kipas menimbulkan keracunan tanaman.Merah tidak menunjukkan perbedaanTabel 5. Interaksi antara salinitas dan varietas terhadap berat berangkasan basah dan beratberangkasan kering 45 HST Perlakuan Varietas SalinitasPeubah Anjasmoro Kipas Merah BNJ 0,05 (V1) (V2)Berat berangkasan basah 0 mS (S0) 21,03 a 39,78 b 18.03 45 HST (g) 2 mS (S1) 16,99 a 22,20 ab 4 mS (S1) 15,63 a 8,17 a 6 mS (S1) 14,27 a 8,76 a 0 mS (S1) 5,97 ab 9,85 bBerat berangkasan kering 2 mS (S1) 4,76 a 5,29 a45 HST (g) 4 mS (S1) 3,68 a 2,91 a 4.11 6 mS (S1) 3,98 a 2,25 aKeterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang samaberbeda tidak nyata pada taraf peluang BNJ0,05Korelasi antara Peubah di (R2) pada tolok ukur potensi tumbuh danLaboratorium dengan Peubah di daya berkecambah di laboratoriumLapangan terhadap potensi tumbuh dan daya tumbuh di lapangan pada benih padi Rekapitulasi analisis regresi dan dapat dilihat pada Tabel 6.korelasi, persamaan garis, nilai koefesienkorelasi (r) dan koefesien determinasiTabel 6. Hasil uji korelasi antara potensi tumbuh dan daya berkecambah benih dilaboratorium dengan potensi tumbuh dan daya tumbuh benih di lapanganTolok Ukur Persamaan Garis Koefesien Koefesien Korelasi ( r ) Determinasi ( R2)Potensi Tumbuh y = 31,97 + 0,67x 0,98 0,95Daya Berkecambah y = 75,58 + 0,95x 0,98 0,97Keterangan : r = koefesien korelasi, R2 = koefesien determinasi6 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Hasil uji korelasi menunjukkan dan genetik yang baik, yang dipengaruhibahwa terdapat hubungan yang erat oleh proses produksi sampaiantara potensi tumbuh dan daya penyimpanan. Menurut Mugnisyahberkecambah benih di laboratorium (2001) Benih membawa sifat-sifat genetisdengan potensi tumbuh dan daya tumbuh tanaman induknya dan akan tampilbenih di lapangan. Ini menunjukkan optimal jika mutu benihnya tinggi yangmetode perkecambahan benih yang dapat dilihat pada daya tumbuh dan vigordigunakan di laboratorium dapat benih yang tinggi di lapangan dalamdigunakan sebagai model pengujian yang kondisi lingkungan yang optimal.representatatif terhadap potensi tumbuh Hubungan antara potensi tumbuh danbenih di lapangan. Hal ini sesuai dengan daya berkecambah di laboratoriumpendapat Sadjad (1993) benih yang dengan potensi tumbuh dan daya tumbuhbermutu mempunyai sifat fisiologis, fisik di lapang disajikan pada Gambar 1 dan 2.Potensi Tumbuh di Lapangan (%)100 80 y = 31,97 + 0,67xNilai DT di lapangan (%) R² = 0,95 60 40 20 0 85 90 95 100 Potensi Tumbuh di Laboratorium (%)Gambar 1. Hubungan antara potensi tumbuh di Laboratorium dengan potensi tumbuh di Lapangan pada beberapa tingkat salinitas 100 y = 75,58 + 0,95x 80 R² = 0,97 60 40 20 0 40 50 60 70 80 90 100 Nilai DB di laboratorium (%)Gambar 2. Hubungan antara daya berkecambah di Laboratorium dengan daya tumbuh di Lapangan pada beberapa tingkat salinitas. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 7
KESIMPULAN Da Silva, E.C., R.J.M.C. Nogueira, F.P. de Araujo, N.F. de Melo and A.D.Pengujian model simulasi faktor de Ajevedo Neto. 2008.konsentrasi salinitas terhadap viabilitas Physiological respon to salt stressdan vigor varietas kedelai Anjasmoro in young umbu plants. Journaldan Kipas Merah di laboratorium Environmental and Experimentalmemiliki keeratan hubungan dengan Botany. Elsevier.pertumbuhan pada fase juvenil di lapang http:.//www.sciencedirect .comdengan nilai koefisien korelasi (r) 0,98. diakses tanggal 6 Mei 2014Peningkatan konsentrasi salinitas Erinovita, M. Sari, D. Guntoro. 2008.berpengaruh buruk terhadap Invigorasi Benih untukperkecambahan benih dan pertumbuhan Memperbaiki Perkecambahantanaman kedelai varietas Anjasmoro dan Kacang Panjang (VignaKipas Merah di lapang. Varietas unguiculata Hask. ssp.Anjasmoro lebih toleran terhadap sesquipedalis) pada Cekamansalinitas dibandingkan Kipas Merah pada Salinitas. Bul. Agron. (36) (3): 214peubah tinggi tanaman umur 15, 30 dan - 22045 HST. DAFTAR PUSTAKA Fitter, A. H dan R. K. M Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.Adinugraha, H. A. 2011. Respon Penerjemah: Sri Ardani dan Tanaman Terhadap Salinitas Tanah. Purbayanti. Gadjah Mada Problematika Hutan Indonesia. University Press, Yogyakarta. Informasi Tanaman Kehutanan. Hakim, N., M. Y Nyakpa, A.M. Lubis,Aini, N., Syekhfani., W. S. D. Yamika. G.N. Sutopo, S. Rusdi, D. M. 2014. Pengembangan genotipe Amin, G.B. Hong dan H.H. Bailey. kedelai toleran terhadap cekaman 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah, salinitas. Laporan Penelitian. Universitas Lampung. Lampung Universitas Brawijaya. Malang. Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih.Akbar, M. and F. N. Ponnamperuma. Andi, Yogyakarta. 1980. Salin Soils of South and Southeast Asia as Potential Rice Mamboya, F. T. J. Lyimo, T. Landberg, Land. Peper Presented at Special M. Bjork. 2009. Influence of Internat. Symp. Rice Res. combine changes in salinity and Strategies for the future. IRRI. copper modulation on growth and Philiphines. copper uptake in the tropical green macroalga (Ulva reticulata). www.Ashraf, M. dan M. R, Foolad. 2007. elsevier.com/locate/ecss. Estuarine, Roles of glycine betaine and Coastal, and Shelf Science 84: 326 proline in improving plant abiotic – 330. stress resistance. Enviromental and Experimental Botany. Volume Mugnisyah, W. Q. 2001. Pengantar 59 (2): 206 - 216 Produksi Benih. Rajawali Press. Jakarta.BPS. 2014. Badan Pusat Statistik. www.bps.go.id Najiyati, S., L. Muslihat, I. N. N.Cheeseman, J.M. 1988. Mechanism of Suryadiputra. 2005.Panduan salinity tolerance in plants. Plant Physiol. 87: 547-550. Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Wetlands International-Indonesia Programme.8 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
http://www.wetlands.or.id/. Diakses Waskom, R. 2003. Diagnosing Salinity 8 Mei 2014. Problems. Adapted by K.E. Pearson.Noor, M. 2004. Lahan Rawa, Sifat dan http://waterquality.montana.edu/do Pengelolaan Tanah Bermasalah cs/methane/waskomsummary.pdf. Sulfat Masam. Raja Grafindo Diakses 17 Mei 2014. Persada, Jakarta. Widajati, E., F. C. Suwarno, E. Murniati.Ragel, Z. 2000. Mineral Nutrition of 1990. Pengaruh perlakuan priming Crops, Fundamental Mechanisms terhadap vigor bibit kacang tanah. and Implications. Food Production Keluarga Benih 1(1):14-20. Press, Binghamton. Yildirim, E., A.G. Taylor and T.D.Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Spittler. 2006. Ameliorative Effects Benih. Grasindo, Jakarta. of Biological Treatments on Growth of Squash Plant Under SaltSadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Stress. Scientia Horticulturae 111 Mutu Benih Tanaman Kehutanan di (2006) : 1-6. Elsevier. Indonesia. Lembaga Afilasi, IPB. http://www.sciencedirect.com Bogor. 300 hal. diakses tanggal 6 Mei 2014Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Yousfi, S., M.S. Wissal, H. Mahmoudi, Fisiologi Tumbuhan. Jilid3. C. Abdelly and M. Gharsally. 2007. Penerbit ITB. Bandung. Effect of Salt on Physiological Responses of Barley to IronSembiring, H., A. Gani, Chairunas dan Deficiency. Journal of Plant N. Ali. 2006. Padi sawah pasca- Physiology and Biochemistry. tsunami di desa Tanjung-Lhoknga. Elsevier. ACIAR. Australian Goverment. http://www.sciencedirect.com diakses tanggal 13 Maret 2014.Sharifi, M., M. Ghorbanli., H. Ebrahimzadeh. 2007. Improved growth of salinity-stressed soybean after inoculation with salt pre- treated mycorrhizal fungi. J. Plant Physiology 164(9):1144-1151.Sipayung, R. 2003. Stress Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. http://www. library.USU.ac.id/ Diakses pada tanggal 25 Maret 2014.Sugiana. 2009. Penyuluhan Pertanian Indonesia. http://www.penyuluhanpertanian.co m Diakses 10 September 2014.United Nations Food and Agriculture Organization [UN-FAO]. 2005. Panduan Lapang FAO, 20 Hal untuk Diketahui tentang Dampak Air Laut pada Lahan Pertanian di Propinsi NAD.http://www.fao.org/ag/tsuna mi/docs/ Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 9
10 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
PENGARUH KONSENTRASI NaCl DAN VARIETAS TERHADAP VIABILITAS, VIGOR DAN PERTUMBUHAN VEGETATIF BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) The Effect of NaCl Concentration and Variety Towards Viability, Vigor and Vegetative Growth of Seeds of Mung Bean (Vigna radiata L.) Jasmi1*) 1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615 *)Email Korespondensi : [email protected] ABSTRACTThe aims research were to know the effect of NaCl concentration and variety towardsviability, vigor and vegetative growth of seeds of mung bean (VignaradiataL.), as well asit is not real interaction of these two factors. Experimental design used in this research is acomplete Random Design (RAL) factorial pattern. Factors examined include theconcentration of NaCl and varieties. The concentration of NaCl which consists of threelevels: 1000, 2000 and 4000 ppm,and varieties consist of three levels, namely,walet,perkutut, and betet. The observed variables include the potential for power is growing,germinated, seed germination uniformity, growing speed, and high vigor and seedlingplants and number of leaves at the age of 10, 20 and 30 HST. The results show is theconcentration of NaCl real effect against a potential of growing and seedling vigor. Mungbean germination and vegetative growth is best found in the treatments with NaClconcentration of 1000 ppm/L water. While the real effect against to seed germinationuniformity.The best germination and vegetative growth of mung bean plants found inperkututvarieties. There is no real interaction between the concentration of NaCl andvarieties against a potential of growing power, germinate, grow, seed germinationuniformity, vigor of seed sprouts green beans as well as the high number of plants andleaves of plant mung bean.Keywords : mung bean, NaCl concentration, viability PENDAHULUAN meningkatkan produksi pangan adalah dengan cara intensifikasi maupun Produksi kacang hijau nasional ekstensifikasi areal tanah pertanian. Makamasih tergolong rendah yaitu 0,7 ton per usaha perluasan lahan mengacu padahektar. pada tahun 2010 produksi kacang pemanfatan lahan marginal seperti lahanhijau di provinsi sumatra utara sebesar pasang surut, tanah masam, tanah salin3.345 ton dengan luas panen 3.110 ha, adalah kadar garam yang tinggimenurun sebesar 1.081 ton dibandingkan (salanitas) yang terlarut dalam tanahproduksi kacang hijau tahun 2009, yaitu sehingga menggangu proses penyerapan4.426 ton dengan luas panen sebesar air dan unsur hara yang akhirnya4.124 ha penurunan tersebut di sebabkan menghambat pertumbuhan tanamanberkurangnya luas panen sebesar 1.014 (Hasibuan, 2008)atau 24,58 % (BPS, 2011). Lahan pasang surut menghadapi Perkembangan pertanian saat ini masalah kegaraman atau salinitas.dibatasi oleh berkurangnya lahan yang Pemanfaatan lahan marginal, sepertibaik, usaha pemerintah untuk lahan pasang surut, belum diupayakan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 11
secara optimal untuk memenuhi dan tanah akan mengakibatkanmempertahankan kebutuhan pangannasional. Areal pasang surut di Indonesia pembengkakan dan penutupan pori-poridiperkirakan mencapai 20,11 juta ha,dengan 0,44 juta ha. Lahan salin yang tanah yang memperburuk pertukaran gas,merupakan salah satu lahan marginalyang dapat berpotensi menjadi areal serta dispersi material koloid tanahpertanian (Alihamsyah et al, 2001 dalamSudana, 2005). (Sipayung, 2003). Kacang hijau merupakan jenis Tanaman mempunyai ketahanantanaman yang terus akan dikembangkan,termasuk dalam menghadapi masalah yang berbeda terhadap keberadaan garamlahan bergaram. Namun demikian dalamproses pertumbuhannya mulai dari dalam tanah. Kadar kegaraman yangperkecambahan sampai dengan fasepertumbuhan vegetatif maupun generatif tinggi menyebabkan penurunan produksitanaman kacang hijau tidak tahan (rentan)terhadap kandungan NaCl. tanaman yang lebih tinggi pula Peningkatan produksi kacang (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Selainhijau dengan intensifikasi dilakukanmelalui kegiatan seleksi varietas yang itu, salinitas juga menekan prosesdapat beradaptasi pada lingkunganspesifik. Pengembangan kacang hijau pertumbuhan tanaman dengan efek yangpada lahan salin perlu dilakukan dengantehnik pengunaan varietas yang tahan menghambat pembesaran danuntuk mengurangi pengaruh jelek darisalanitas (Dariati dan Farid, 2003).Oleh pembelahan sel, produksi protein sertakarena itu, cara untuk mengatasi lahanbergaram adalah penggunaan jenis penambahan biomassa tanaman.tanaman atau varietas yang mempunyaidaya tahan terhadap kegaraman. Tanaman yang mengalami stres garam Salanitas atau Natrium Chlorida umumnya tidak menunjukkan respon(NaCl) yang dikenal sebagai garamadalah zat yang memiliki tingkat osmotik dalam bentuk kerusakan langsung tetapiyang tinggi. Salinitas tidak ditentukanoleh garam NaCl saja tetapi oleh berbagai pertumbuhan yang tertekan danjenis garam yang berpengaruh danmenimbulkan stres pada tanaman antara perubahan secara perlahan (Sipayung,lain ialah Na2SO4, CaCl2, MgSO4,MgCl2 yang terlarut dalam air. Dalam 2003).larutan tanah, garam-garam inimempengaruhi pH dan daya hantar Selain proses fisiologi yanglistrik. Dalam proses fisiologi tanaman,Na+ dan Cl- diduga mempengaruhi terlibat dalam mekanisme toleransi danpengikatan air oleh tanaman sehinggamenyebabkan tanaman tahan terhadap adaptasi tanaman terhadap salinitas,kekeringan. Sedangkan Cl- diperlukanpada reaksi fotosintetik yang berkaitan adaptasi morfologi juga terlibat. Bahkan,dengan produksi oksigen. Sementarapenyerapan Na+ oleh partikel-partikel Mekanisme yang paling jelas adalah dengan adaptasi morfologi. Seperti, ukuran daun yang lebih kecil sangat penting untuk mempertahankan turgor. Sedangkan lignifikansi akar diperlukan untuk penyesuaian osmosis yang sangat penting untuk memelihara turgor yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas normal (Sipayung, 2003). NaCl juga akan menghambat perkecambahan benih dan menekan pertumbuhan dan produksi tanaman hal ini sesuai dengan pernyataan (Poljakoff- Mayber, 1975 dalam Pramono dan Zen, 1993). bahwa benih merupakan pembawa sifat menurun, termasuk sifat tahan kegaraman. Selain itu, perkecambahan adalah proses awal dari pertumbuhan suatu tanaman. NaCl juga menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan biomassa tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam12 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
umumnya tidak menunjukkan respon nutrisi tanaman induk selamadalam bentuk kerusakan langsung tetapi perkembangan benih, kemasakan waktupertumbuhan yang tertekan dan panen, ukuran dan bobot benih,perubahan secara perlahan (Sipayung, kerusakan mekanik, dan patogen.2003). Menurut sadjad (1972) kemunduran benih adalah mundurnya mutu fisiologis Setiap varietas kacang hijau benih yang akan menyebabkan perubahanmemiliki ketahanan yang berbeda-beda menyeluruh dalam benih baik fisik,pada saat menghadapi kondisi media fisiologis, maupun kimia, sehingga akantanaman yang ada dilapangan, terutama menyebabkan menurunnya viabilitaspada lahan yang banyak mengandung benih.NaCl. Viabilitas benih merupakankemampuan benih untuk berkecambah Dari masalah yang telah diuraikandan menghasilkan kecambah normal serta maka perlu dilakukan penelitian untukvigor benih adalah kemampuan tumbuh mengetahui pengaruh konsentrasi NaClbenih menjadi tanaman berproduksi dan varietas terhadap viabilitas, vigor dannormal dalam kondisi sub optimum. pertumbuhan vegetatif benih kacang hijau. Beberapa kondisi sub optimumdilapangan misalnya kondisi kekeringan, Penelitian ini bertujuan untuktanah salin, tanah asam, tanah penyakit, mengetahui pengaruh konsentrasi NaCldisebut benih yang mampu mengatasi dan Varietas terhadap viabilitas, vigorkondisi tersebut termasuk benih bervigor dan pertumbuhan vegetatif benih kacangtinggi. Pada hakikatnya vigor benih harus hijau.relevan dengan tingkat produksi, artinyadari benih yang bervigor tinggi akan BAHAN DAN METODEdapat dicapai tingkat produksi yang MENELITIANtinggi Oleh karena itu, sifat kurang tahanatau tahan terhadap kegaraman dapat Tempat dan Waktudilihat sejak perkecambahan benih. Oleh Penelitian ini di Laksanakan dikarena itu yang mampu mengatasi lahanbergaram dengan memilih benih varietas Laboratorium ilmu dan Teknologi Benihunggul. Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, dimulai dari 14 April 2015 sampai Vigor dan viabilitas benih adalah dengan 21 April 2015 dan penanamandua karakter yang saling berhubungan lapangan penelitian dilakukan dikebundan umumnya penurunan vigor percobaan Fakultas Pertanian Universitasmendahului penurunan viabilitas. Teuku Umar Meulaboh, Aceh BaratViabilitas benih merupakan daya hidup mulai tanggal 21 April 2015 sampaibenih yang dapat ditunjukan dalam dengan 21 Mai 2015.fenomena pertumbuhan, gejalametabolisme, kinerja hormon atau garis Bahan dan Alat Penelitiaanviabilitas. Bahan a. Benih Kacang Hijau Vigor adalah kemampuan benihmenumbuhkan tanaman normal pada Benih yang digunakan adalahkondisi sub optimun dilapangan produksi, benih Kacang Hijau Varietas Walet,atau sesudah disimpan dalam kondisi Betet, Perkutut masing-masing benihsimpan yang sub optimum dan ditanam tersebut berasal dari Badan Litbangdalam kondisi lapang yang optimum Pertanian melalui Balai Penelitian(sadjad, 1994). Tanaman Kacang – kacangan dan Umbi- umbian (Balitkabi). Faktor-faktor yang mempengaruhiviabilitas benih menurut copeland (1976)adalah faktor genetik, lingkungan dan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 13
b. NaCl (Garam) h. paranet dan plastik hitam NaCl yang digunakan berasal dari Digunakan untuk pembuatangaram dapur yang berbentuk kristal putih rumah untuk penanaman benih kacangdan padat yang akan dilarutkan kedalam hijau yang sudah dikecambahkan agarair dengan perlakuan 1000 ppm, 2000 tidak masuknya air hujan dan teserangppm, dan 4000 ppm. hama penyakit.c. Kertas Merang dan Plastik Alat Subrat yang digunakan dalam Alat –alat yang akan digunakanpenelitian ini adalah kertas merang dalam penelitiaan ini adalah : Gunting,sedangkan plastik yang digunakan adalah pinset, wadah perendaman benih, karetplastik minyak yang berfungsi untuk gelang, lebel nama, gelas ukur, EC meter,melapisi kertas merang supaya tetap jam, keranjang dan germinator sebagaiterjaga kelembabannya, dengan ukuran tempat pengujian perkecambahan benih20 x 30 cm. yang sudah digulung dengan kertasd. Air merang sebagai uji daya berkecambah. Meteran, kamera, dan alat tulis lainnya. Air yang digunakan untukmelarutkan NaCl dan membasahi subrat Rancangan Percobaankertas merang dan diletakan di dalam Penelitian ini menggunakangeminator supaya terjadi kelembaban. Airyang digunakan adalah AQUA. Rancangan Acak Lengkap (RAL) polae. Alkohol faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi konsentrasi NaCl Alkohol (70%) digunakan untuk dan Varietasmelestarikan Germinator agar tidakterkontaminasi dengan fungi. Faktor konsentrasi NaCl (K)f. Tanah terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : K1 = 1000 ppm, K2= 2000 ppm dan K3 = 4000 Tanah yang digunakan sebagai ppm. Faktor Varietas (V) terdiri dari 3media penanaman lapangan adalah tanah taraf perlakuan yaitu : V1= Walet, V2 =lapisan atas (top soil) jenis tanah aluvial, Perkutut dan V3 = Betet.yang diambil Desa Ujong TanjongKecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Dengan demikian di peroleh 9Barat. kombinasi perlakuan dengan 3 ulangang. Polybag sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Susunan kombinasi perlakuaan antara Polybag yang digunakan dalam konsentrasi NaCl dan Varietas dapatpenanaman di lapangan ukuran 20 x 30 dilihat pada Tabel 1.cm.Tabel 1 Susunan kombinasi perlakuan antara Konsentrasi NaCl dan Varietas.No Kombinasi Perlakuan Konsentrasi NaCL Varietas (ppm / Liter air)1 K1V1 1000 Walet2 K1V2 1000 Perkutut3 K1V3 10004 K2V1 2000 Betet5 K2V2 2000 Walet6 K2V3 2000 Perkutut7 K3V1 4000 Betet8 K3V2 4000 Walet9 K3V3 4000 Perkutut Betet14 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Pelaksanaan Penelitian Pengujian viabilitas dan vigor benih1. Persiapan Benih diamati selama 1 minggu. Germinator yang digunakan terlebih dahulu Benih Kacang hijau yang disemprot dengan alkohol agar tidakdigunakan sebagai sampel terlebih dahulu terkontaminasi dengan jamur. Keranjangdiseleksi dengan kriteria, benih harus yang sudah di isi dengan gulungan subratsehat, tidak tergores atau terluka, dan dimasukan kedalam germinator.ukuran yang sama. Benih sebanyak 540 5. Penanaman dilapanganbenih diambil untuk dilakukan uji dayaberkecambah. Media tanam yang digunakan2. Pelarutan dan Perendaman adalah tanah lapisan atas (top soil) jenis tanah aluvial, yang diambil Desa Ujong Cara mengamplikasi konsentrasi Tanjong. Kemudian dimasukan dalamNaCl pada benih terlebih dahulu poly bag dengan ukuran 20 x 30 cmdilakukan pelarutan. Pelarutan diawali dengan jumlah 27 polybag disusun sesuaidengan mengukur jumlah konsentrasi bagan percobaan.yang digunakan. Terlebih dahulu garamditimbang dengan timbangan analitik dan Pengamatanselanjutnya konsentrasi NaCl yang telah Peubah yang di amati dalam penelitian iniditimbang dilarutkan kedalam 1000 ml meliputi :air atau (1 Liter) dengan mengukur 1. Potensi Tumbuh (PT)jumlah konsentrasi NaCl denganmengunakan alat EC meter, konsentrasi Potensi tumbuh adalah benih yangNaCl yang telah diukur yaitu 1000 ppm = menunjukan gejala tumbuh pada0,5 gram / 1000 ml air , 2000 ppm = 1 pengamatan hari ke 7 dan dinyatakangram / 1000 ml air, dan 4000 ppm = 2 dalam persen. Gejala tumbuh ditandaigram NaCl / 1000 ml air. Perendaman dengan munculnya akar atau plumulabenih dilakukan dengan NaCl yang telah yang menembus kulit benih dengandilarutkan dengan air, dengan konsentrasi rumus persamaan sebagai berikut:1000 ppm, 2000 ppm, dan 4000 ppmdengan lama perendaman 30 menit. PT = x 100%3. Persiapan Media Subtrat 2. Daya Berkecambah (DB) Media perkecambahan yangdigunakan adalah kertas merang yang Nilai berkecambah diperolehberukuran 20 cm x 30 cm dan plastik.Kertas yang dipergunakan dibasahi atau dengan menghitung jumlah benih yangdirendam dengan air, adapun jumlahkertas merang plastik yang digunakan berkecambah normal pada hari ke-5permedia yaitu 3 lembar lapisan kertasmerang dan 1 lapisan plastik. Metode ini (pengamatan I) dan hari ke-7adalah metode UKDdp (Uji KertasDigulung didirikan dalam plastik). (pengamatan II) setelah tanaman yang4. Penanaman Benih dinyatakan dalam persen dengan rumus Penanaman benih di mediasubstrat kertas dengan cara meletakan persamaan berikut :sesuai dengan ukuran kertas. Jumlah ΣKN I + ΣKN IIbenih yang ditanam adalah 20 benih 1 DB = Σ Benih yang ditanam x 100%gulungan dengan jumlah 27 gulung,selanjutnya subrat yang sudah ditanami Ket:benih diberi lebel perlakuan dan digulungserta didirikan dalam keranjang. ΣKN I = Jumlah kecambah normal pada pengamatan pertama ΣKN II = Jumlah kecambah normal pada pengamatan kedua 3. Kecepatan Tumbuh (KcT) Nilai kecepatan tumbuh dihitung berdasarkan jumlah pertumbuhan kecambah normal setiap hari sampai hari terakhir (hari ke 7) yang dinyatakan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 15
dalam persen per hari. Perumusan mengunakan rumus persamaan sebagaimengunakan persamaan berikut : berikut: KcT = + + ⋯ VK = jumlah kecambah vigor yang kuat x 100 jumlah benih yang di tanamKeterangan : Nı-Nn = pengamatan ( n= 1,2,3,dan 6. Tinggi Tanaman (cm) seterusnya) Tinggi tanaman diukur pada umur Wı-Wn = Waktu pengamatan (n = 1,2,3,dan seterusnya) 10, 20 dan 30 hari setelah tanam (hst) pengukuran dimulai dari permukaan4. Keserempakan Tumbuh (KsT) tanah sampai dengan titik tumbuh tertinggi pada 1 tanaman sampel denganPerhitungan keserempakan mengunakan meteran. 7. Jumlah Dauntumbuh dilakukan terhadap kecambah Jumlah daun dihitung pada umurnormal kuat pada hari ke 6 yaitu antara 10, 20 dan 30 hari setelah tanam (hst) dengan cara menghitung jumlah daunpengamatan 1 (hari ke 5) dan keseluruhan tanaman kacang hijau .pengamatan II (hari ke 7) setelah tanamdan dinyatakan dalam persen.Keserampakan tumbuh mengunakanrumus persamaan sebagai berikut :KsT = x HASIL DAN PEMBAHASAN 100% Pengaruh Konsentrasi NaCl Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah,5. Vigor Kecambah (VK) Keserampakan Tumbuh, Kecepatan Uji Vigor kecambah digunakan Tumbuh, dan Vigor Kecambahuntuk mengetahui kemampuan benih Rata-rata potensi tumbuh, dayauntuk tumbuh normal dengan baik, kuat berkecambah, kecepatan tumbuh,dan memiliki struktur kecambah yang keserampakan tumbuh, dan vigornormal (penampilan kecambah, vigor, les kecambah benih kacang hijau padavigor, dan non vigor) di nyatakan dalam berbagai konsentrasi NaCl dapat dilihatpersen. vigor kecambah dihitung dengan pada Tabel 2.Tabel 2. Rata-Rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Keserampakan Tumbuh, Dan Vigor Kecambah Benih Kacang Hijau Pada Berbagai Konsentrasi NaCl. Parameter Konsentrasi NaCl (ppm) BNT 0,05 8,28PT Arc Sin √x 1000 (K1) 2000 (K2) 4000 (K3) (%) 88,57 b 85,08 b 77,84 a 99,44 97,78 93,33DB Arc Sin √x 73,49 70,61 70,27 - (%) 91,67 88,89 88,33KcT Arc Sin √x 32,15 31,81 31,70 - (%) 28,32 27,79 27,62KsT Arc Sin √x 69,63 69,28 69,41 - (%) 87,78 87,22 87,22VK Arc Sin √x 85,69 b 78,11 a 76,41 a 7,65 (%) 98,33 94,44 92,78Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dan pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (Uji BNT)Keterangan : PT = Potensi Tumbuh KsT = Keserampakan Tumbuh KcT = Kecepatan Tumbuh VK = Vigor Kecambah DB = Daya Berkecambah16 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Tabel 2 menunjukan bahwa perkecambahan merupakan suatu kendalapotensi tumbuh dan vigor kecambah untuk dapat berlangsungnya prosestertinggi dijumpai pada konsentrasi NaCl perkecambahan secara normal yang1000 ppm (K1) yang berbeda nyata berkaitan dengan proses imbibisi. Lajudengan konsentrasi NaCl 4000 ppm (K3) imbibisi berkurang disebabkan kurangnamun tidak berbeda nyata dengan tersedianya air bagi benih karena tingkatkonsentrasi NaCl 2000 ppm (K2). Daya salinitas naik atau konsentrasi air turun.berkecambah, kecepatan tumbuh dankeserampakan tumbuh tertinggi dijumpai Menurut Sadjad (1981), padapada konsentrasi NaCl 1000 ppm (K1) tekanan osmosis larutan dalam mediameskipun secara statistik tidak lebih tinggi dari yang sewajarnya,berpengaruh nyata dengan perlakuan sehingga benih membutuhkan tambahanlainnya. energi untuk dapat menyerap air. Kemungkinan pengaruh lain dari garam Potensi tumbuh dan vigor diduga terjadinya keracunan oleh ion-ionkecambah benih kacang hijau meningkat Na dan CI (Black, 1968) akibatnya adapada pemberian konsentrasi NaCl 1000 benih yang tidak mampu menunjukkanppm (K1), menurunnya perkecambahan gejala berkecambah. Semakin tinggibenih kacang hijau pada konsentrasi konsentrasi NaCl yang diberikan makaNaCl 4000 ppm (K3) diduga karena pada akan menghambat perkecambahan benihkonsentrasi NaCl 4000 ppm (K3) kacang hijau.mengandung kadar garam yang tinggi.Hal tersebut mengakibatkan benih sukar Tinggi Tanaman (cm)menyerap air, sehingga pembelahan dan Hasil uji F menunjukkan bahwapembesaran sel terhambat, serta prosesperkecambahan terganggu. Selama proses konsentrasi NaCl berpengaruh tidak nyataperkecambahan, air sangat dibutuhkan terhadap tinggi tanaman umur 20,untuk mengaktifkan berbagai enzim yang 30HST dan berpengaruh nyataberperan dalam proses perkecambahan. terhadaptinggi tanaman umur 10 HST.Menurut Suseno (1975), enzim respirasi Rata-rata tinggi tanaman pada berbagaisegera menjadi aktif setelah imbibisi air konsentrasi NaCl umur 10, 20, dan 30berlangsung. Adanya garam dalam media HST dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Hijau Pada Berbagai Konsentrasi NaCl PadaUmur 10, 20, dan 30 HST.Kombinasi Perlakuan Tinggi TanamanaNaCl (ppm) Simbol 10 (HST) 20 (HST) 30 (HST) 1000 K1 23,94 b 31,72 40,68 2000 4000 K2 22,08 b 30,88 40,88Keterangan : K3 19,12 a 28,78 40,70 BNT 0,05 3,64 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5% (BNT) Tabel 3 menunjukan bahwa hijau tertinggi dijumpai pada konsentrasitanaman kacang hijau tertinggi pada NaCl 1000 ppm (K1) dan pada umur 30umur 10 HST dijumpai pada konsentrasi HST tanaman kacang hijau teringgiNaCl 1000 ppm (K1) yang berpengaruh dijumpai pada konsentrasi NaCl 2000nyata dengan konsentrasi NaCl 4000 ppm ppm (K2) meskipun secara statistik tidak(K3) namun berpengaruh tidak nyata berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.terhadap konsentrasi NaCl 2000 ppm(K2). Pada umur 20 HST tanaman kacang Tinggi tanaman umur 10 HST meningkat pada perlakuan konsentrasi Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 17
NaCl 1000 ppm (K1) dan terjadi perkecambahan menyebabkan terjadinyapenurunan seiring dengan peningkatan keracunan ion Na+ dan Cl sehingga padakonsentrasi NaCl 4000 ppm (K3) diduga fase pertumbuhan tanaman pembelahankarena pada konsentrasi 4000 ppm (K3) sel dan pembesaran sel terhambatmempunyai tingkat kadar garam yang sehingga tanaman akan tumbuh kerdil.tinggi, semakin tinggi kadar garam yang Pada kondisi lengas tanah rendah,terkandung maka akan mempengaruhi pembentangan sel akan menurun akibatpertumbuhan tinggi tanaman kacang rendahnya turgiditas sel.hijau. Terhambatnya tinggi tanamankacang hijau disebabkan karena masih Jumlah Dauntersisanya larutan NaCl pada permukaan Hasil uji F menunjukkan bahwabenih tersebut. Larutan NaCl tersebutkemungkinan berasal dari partikel- konsentrasi NaCl berpengaruh nyatapartikel garam yang tertinggal pada terhadap jumlah daun umur 30 HST danpermukaan kulit benih pada saat pada umur 10, 20 HST berpengaruh tidakdilakukan perkecambahan benih kacang nyata. Rata-rata jumlah daun padahijau, akibat perendaman NaCl dengan berbagai konsentrasi NaCl umur 10, 20konsentrasi yang tinggi pada saat dan 30 HST setelah di uji dengan BNT dapat dilihat pada Tabel 4.Tabel 4. Rata-rata jumlah daun pada berbagai konsentrasi NaCl umur 10, 20 dan 30 HSTKombinasi Perlakuan Jumlah DaunNaCl (ppm) Simbol 10 (HST) 20 (HST) 30 (HST)1000 K1 5,00 8,67 14,78 b2000 K2 4,89 8,00 14,00 b4000 K3 4,67 7,67 12,33 aBNT 0,05 - - 1,90Keterangan : Angka yang di ikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyatapada taraf peluang 5% (Uji BNT) Tabel 4 menunjukan bahwa yang cocok untuk pertumbuhan awal danjumlah daun terbanyak pada umur 30 perkembangan tanaman kacang hijau halHST dijumpai pada konsentrasi NaCl ini sesuai dengan pendapat suwarno1000 ppm (K1) yang berpengaruh nyata (1985) yang menyatakan bahwa salanitasdengan konsentrasi NaCl 4000 ppm (K3), dapat menyebabkan kerusakan daun dansedangkan pada umur 10 dan 20 HST pemberian melebihi yang dibutuhkantanaman kacang hijau tertinggi dijumpai tanaman akan mengakibatkan daunpada konsentrasi NaCl 1000 ppm (K1) tanaman kacang hijau menguning, daunmeskipun secara stasitik menunjukan tumbuh bergulung dan kerdil karenaperbedaan yang tidak nyata dengan tingginya kadar garam yang terlarutperlakuan lainnya. sehingga proses fotosintesis pada tanaman terganggu. Semakin tinggi konsentrasi NaClmaka jumlah daun semakin rendah yang Pengaruh Varietastumbuh karena menggangu jaringan Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah,tanaman sebaliknya semakin rendah Keserampakan Tumbuh, Kecepatankonsentrasi NaCl maka tanaman kacang Tumbuh, dan Vigor Kecambahhijau tumbuh baik dan subur sehinggatanaman tumbuh dan berkembang dengan Rata-rata potensi tumbuh, dayabaik hal ini diduga karena pada fase berkecambah, kecepatan tumbuh,pertumbuhan vegetatif tanaman kacang keserampakan tumbuh dan vigorhijau tidak toleransi terhadap cekaman kecambah benih kacang hijau padasalanitas atau konsentrasi NaCl tinggi. berbagai varietas dapat dilihat padaPada konsentrasi NaCl 1000 ppm (K1) Tabel 5.18 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Tabel 5. Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Keserampakan Tumbuh Dan Vigor Kecambah Benih Kacang Hijau Pada Berbagai Varietas. Parameter Walet (V1) Varietas Betet (V3) BNT0,05 84,47 Perkutut (V2) 82,55 -PT Arc Sin √x 97,22 96,11 (%) 84,47 97,22DB Arc Sin √x 71,99 71,55 70,83 - (%) 90,28 89,72 88,89KcT Arc Sin √x 32,32 31,74 31,59 - (%) 28,58 27,69 27,46KsT Arc Sin √x 69,21 a 71,82 b 67,28 a 3,30 (%) 87,22 90,00 85,00VK Arc Sin √x 81,60 78,94 79,68 - (%) 96,11 94,44 95,00Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dan pada baris yang sama tidak berbedaKeterangan : nyata pada taraf peluang 5% (Uji BNT) PT = Potensi Tumbuh KsT = Keserampakan Tumbuh KcT = Kecepatan Tumbuh VK = Vigor Kecambah DB = Daya Berkecambah Tabel 5 menunjukan bahwa cukup besar mempengaruhi perbedaankeserampakan tumbuh tertinggi dijumpai sifat genetik. Varietas perkututpada varietas perkutut (V2) yang mempunyai hasil yang lebih baikberpengaruh nyata terhadap varietas walaupun di kecambahkan pada kondisiwalet dan betet sedangkan potensi lingkungan yang sama. Hal ini sesuaitumbuh, daya berkecambah, kecepatan dengan pendapat harjadi (1996)tumbuh dan vigor kecambah tertinggi menyatakan bahwa pada setiap varietasdijumpai pada varietas walet (V1) benih kacang hijau selalu terdapatmeskipun secara stasistik berpengaruh perbedaan respon genotipe pada kondisitidak nyata dengan varietas lainnya. lingkungan tempat tumbuhnya meskipun pada kondisi yang sama. Keserampakan tumbuh tertinggiterlihat pada varietas perkutut (K2) dan Tinggi Tanaman (cm)terjadi penurunan pada varietas walet Hasil uji F menunjukan bahwa(K1) dan betet (K2). Varietas perkututcenderung lebih toleran sehingga mampu varietas berpengaruh nyata terhadapmempunyai keserampakan tumbuh yang tinggi tanaman umur 30 HST dantinggi dibandingkan dengan dua varietas berpengaruh tidak nyata terhadap umurlainnya Hal ini diduga karena adanya 10 dan 20 HST. Rata-rata tinggi tanamanperbedaan sifat genetik dari masing- pada berbagai varietas umur 10, 20 danmasing varietas, perbedaan varietas 30 HST dapat dilihat pada Tabel 6.Tabel 6. Rata-rata tinggi tanaman kacang hiaju pada berbagai varietas pada umur 10, 20 dan 30 HST. Kombinasi Perlakuan Tinggi TanamanaVarietas Simbol 10 (HST) 20 (HST) 30 (HST) Walet V1 20,58 30,92 38,79 aPerkutut V2 22,57 31,10 44,46 b Betet V3 22,00 29,36 39,01 a BNT 0,05 - - 4,42Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dan pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (Uji BNT) Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 19
Tabel 6 menunjukan bahwa setiap varietas terhadap lingkungantanaman kacang hijau tertinggi padaumur 30 HST ditunjukan pada varietas tumbuhnya sehingga kondisi ini jugaperkutut (V2) yang berpengaruh nyatadengan varietas walet (V1) dan betet dapat mempengaruhi tingkat(V3).Sedangkan umur 20 dan 30 HSTtanaman tertinggi dijumpai pada varietas pertumbuhan tinggi tanaman sehinggaperkutut (V2) meskipun secara statistikmenunjukan perbedaan yang tidak nyata menghambat tanaman untuk tumbuhdengan perlakuan lainnya. dengan baik. Selain tinggi rendahnya Hubungan antara tinggi tanamankacang hijau pada berbagai varietas pada pertumbuhan tanaman kacang hijau diumur 10, 20, dan 30 HST dapat dilihatpada Gambar 5. Tinggi tanaman pengaruhi dua faktor yaitu faktor internalmeningkat pada varietas perkutut (V2)dari berbagai varietas yang dicobakan dan faktor eksternal. Faktor internalvarietas perkutut (V2) memberi hasil yanglebih baik pada tinggi tanaman umur 30 merupakan faktor yang mempengaruhiHST. Di duga karena pada varietasperkutut (V2) memiliki pertumbuhan oleh sifat genetik atau sifat turunanyang lebih baik yang berbeda denganvarietas walet (V1) dan betet (V3). Hal ini seperti umur tanaman, morfologipada umumnya memiliki perbedaanfenotif genotif yang sama dan tanaman, ketahanan terhadap penyakitberdasarkan umurnya perbedaan respongenotipe pada kondisi lingkungan tempat dan lain-lainnya. Faktor eksternaltumbuhnya. Hal ini memberikanpengaruh pada penampilan fenotipe dari merupakan faktor lingkungan, seperti iklim, tanah, dan faktor biotik (Gardner et al., 1991). Selebihnya di tentukan oleh kondisi lingkungan salah satunya adalah tingkat salanitas. 3. Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa varietas berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 10, 20 dan 30 HST. Rata-rata jumlah daun pada berbagai varietas umur 10, 20 dan 30 HST dapat dilihat pada Tabel 7.Tabel 7. Rata-rata Jumlah Daun Pada Berbagai Varietas Benih Kacang Hijau Umur 10,20 dan 30 HSTKombinasi Perlakuan Jumlah DaunVarietas Simbol 10 (HST) 20 (HST) 30 (HST)Walet V1 4,89 8,00 13,22Perkutut V2 5,00 8,33 14,44Betet V3 4,67 8,00 13,44 Tabel 7 menunjukan bahwa seragam dan stabil serta mengandungjumlah daun tanaman kacang hijau perbedaan yang jelas dari berbagaiterbanyak pada umur 10, 20, dan 30 varietas lain, sehingga masing-masingdijumpai pada varietas perkutut (V2) mempunyai sifat-sifat yang khusus antarameskipun secara statistik tidak lain keunggulan agronomi. Muchidinberpengaruh nyata dengan varietas (1991) menyatakan pola genetiklainnya . Hal ini diduga karena merupakan satu takaran baku yangperbedaan setiap varietas yang berkaitan menentukan potensinya untuk tumbuhdengan tanaman itu sendiri yang maksimal pada lingkungan yangmempunyai keunggulan dari masing- menguntugkan, jadi rendahnyamasing varietas, hal ini sejalan dengan kemampuan suatu varietas untukpendapat Astanto (1995) menyatakan beradaptasi pada lingkungan akanbahwa varietas adalah sekelompok berdampak pada kemampuan untuktanaman yang mempunyai ciri khas tumbuh dan berproduksi. Pengunaan20 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
varietas unggul adaptif terhadap DAFTAR PUSTAKAlingkungannya juga sangatmempengaruhi pertumbuhan daun Astanto K. 1995. Perkembangantanaman kacang hijau. Varietas Kacang Hijau. Monograt Balittan Malang No. 12,Malang. 31Interaksi Hal. Hasil uji F menunjukan bahwa Black C A. 1968. Soil Plant Relationship.terdapat interaksi yang tidak nyata antara 2 . Ed. John Wiley and Sons, Newkonsentrasi NaCl dan varietas terhadap York. p. 826. Ndviabilitas, vigor dan vegetatif benihkacang hijau yang diamati. BPS. 2011. Luas area dan produktivitas kacang hijau. BPS.go.id. Diakses KESIMPULAN tanggal (10 Mai 2014) Konsentrasi NaCl berpengaruh Copeland L O. 1976 Principles Of Seednyata terhadap potensi tumbuh dan vigor Science and Technology. Burgesskecambah, berpengaruh tidak nyata Publishing Company. Minneapolis,terhadap daya berkecambah, kecepatan Minnesota. 369 pp.tumbuh dan keserampakan tumbuh,sedangkan tinggi tanaman berpengaruh Gardner F P, PearceR B., Mitchell Rnyata pada umur 10 HST dan jumlah L.1991. Fisiologi Tanamandaun pada umur 30 HST, berpengaruh Budidaya. Terjemahan Oleh :tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur Herawati Susilo. University Of20, 30 dan jumlah daun umur 10 dan 20 Indonesia Press. Jakarta. 428 Hal.HST. Perkecambahan kacang hijau danpertumbuhan vegetatif terbaik dijumpai Harjadi M. 1996. Pengantar Agronomi,pada perlakuan NaCl dengan konsentrasi Jakarta, 197 Hal.1000 ppm / L air. Marzuki A R., Soeprapto H S. 2004. Varietas berpengaruh nyata Bertanam Kacang Hijau. Penebarterhadap keserampakan tumbuh, Swadaya, Jakarta.berpengaruh tidak nyata terhadap potensitumbuh, daya berkecambah, kecepatan Muchidin A. 1991. Pengantartumbuh dan vigor kecambah benih agronomi. Erlangga, Jakarta.kacang hijau dan berpengaruh nyata pada 437 Hal.tinggi tanaman umur 30 HST,berpengaruh tidak nyata pada umur 10 Rosmarkam A., YuwonoN W. 2002. Ilmudan 20 HST serta jumlah daun Kesuburan Tanah. Kanisius,berpengaruh tidak nyata terhadap umur Yogyakarta.10, 20 dan 30 HST. Perkecambahan danpertumbuhan vegetatif tanaman kacang Sadjad S. 1972. Kertas Merang Untuk Ujihijau terbaik dijumpai pada varietas Kualitas Benih di Indonesia.Perkutut. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana, IPB, Bogor, 181 hal. Terdapat interaksi yang tidaknyata antara konsentrasi NaCl dan Sadjad S. 1981. Panduan Mutu BenihVarietas terhadap potensi tumbuh, daya Tanaman Kehutanan Di Indonesia.berkecambah, kecepatan tumbuh, Lembaga Afiliasi Institut Pertaniankeserampakan tumbuh, vigor kecambah Bogor. 300 hlm.benih kacang hijau serta tinggi tanamandan jumlah daun tanaman kacang hijau. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 21
Sadjad S. 1994. Kuantifikasi /123456789/793/1/bdp-rosita2. pdf. Metabolisme Benih. PT Gramedia (10 Mai 2014). Widiasarana Indonesia, Jakarta. Suseno H. 1975. Fisiologi dan BiokimiaSipayung R. 2003. Stres Garam dan Kemunduran Benih. dalam Dasar- dasar Teknologi Benih. CapitaMekanisme Toleransi Tanaman. Selekta. Departemen Agronomi Institut Pertanian Bogor. Hlm 98 –Universitas Sumatera Utara, 121Medan. Dikutip darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream22 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
PEMANFAATAN HASIL FERMENTASI LIMBAH PUCUK TEH TEROKSIDASI SEBAGAI ALTERNATIF PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN BIBIT TEHTHE BENEFIT OF WASTE SPROUT TEA OKSIDATION FERMENTATION AS ORGANIC FERTILIZER TO INCRASE HEALTHY OF SEEDLING TEA Retno Muningsih*), Andita Anggraini, Prana Hare Sri M Politeknik LPP Jln. LPP 1A Balapan, Yogyakarta*)Email Korespondensi : [email protected] productivity influenced by technical culture, soil, climate conditions and plantingmaterial . Nursery is an initial stage of cultivation. The purpose of the nursery is to preparequality planting material for rejuvenation and new plantings. To get quality seedling, needsgood media and able to support early growth. Utilizing the waste from the tea processingplant in the form of tea leaves that are not eligible if to be fermented into organic fertilizeris then applied to the seedling tea . The results showed that seedling growth trend isincreasing , the higher the plant the more the number of leaves that are formed and there isa positive linear relationship between plant height and number of leaves and leafgreenness. The results of the soil analysis showed that the availability of nutrients organicC, N, K and C/N ratio with moderate status , while the P content is very high.Keywords : organic matter, tea nursery, tea ocsidation PENDAHULUAN dikarenakan pada tahap pembibitan Tanaman teh (Camellia sinensis L. merupakan persiapan bahan tanam yangO. Kuntze) merupakan salah satukomoditas penting dari sektor akan digunakan selama masa ekonomisperkebunan yang memberikan kontribusibesar dalam menambah devisa negara. tanaman teh baru dalam rangkaProduksi teh total Indonesia pada tahun2008 mencapai 15.971 ton dengan luas mempertahankan produktivitas.areal perkebunan teh sebesar 127.712hektar, serta produktivitasnya mencapai Berhasilnya pembuatan bibit dipengaruhi1205,6 kg/ha/tahun. Volume ekspor tehIndonesia pada tahun 2008 sebesar oleh beberapa faktor yaitu perencanaan96.209 ton dengan nilai ekspor mencapaiUS $ 158.958.000 (Direktorat Jendral dan persiapan yang matang, mutu bahanPerkebunan, 2010). Menurut FAO (2010)pada tahun 2008 Indonesia menduduki stek yang baik serta perlakuan mediaperingkat ketujuh sebagai produsen tehterbesar di dunia setelah Cina, India, yang tepat.Kenya, Sri Langka, Turki, dan Vietnam. Menurut Dalimoenthe (2013), media Pembibitan merupakan salah satudari kegiatan budidaya tanaman teh yang tanam merupakan komponen utamapenting untuk diperhatikan. Hal ini ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Secara umum, dalam menentukan media tanam yang tepat media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Ketersediaan hara dapat diberikan berupa pupuk organik dan atau diberi campuran Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 23
pupuk anorganik. Media tanam yang yang digunakan adalah: 0 ml/liter airtermasuk dalam kategori bahan organik (M0), 2,5 ml/liter air (M1), 5 ml/liter airumumnya berasal dari komponen (M2), 7,5 ml/liter air (M3), 10 ml/liter airorganisme hidup, misalnya bagian dari (M4).Bio N10 merupakan decomposertanaman seperti daun, batang, bunga, produk dari Laboratorium Mikrobiologibuah, atau kulit kayu. Pusat Penelitian Gula PT Perkebunan Nusantara X. Dosis penggunaan Bio N10 Pemanfaatan limbah pabrik sesuai anjuran adalah 4 liter untuk 1 tonpengolahan teh berupa teh teroksidasi bahan baku. Fungsi mikroba pada Biodapat dilakukan dengan pengomposan. N10 antara lain sebagai decomposer,Hasil dari proses pengomposan tersebut penambat nitrogen, pelarut fosfat,akan menghasilkan pupuk organik cair pengurai kalium, penghasil fithohormon,dan kompos padat yang akan penghasil biopestisida, pendegredasidiaplikasikan pada media tanam untuk lignin dan selulosa serta penghilangpertumbuhan bibit teh. Penggunaan Bio bau.Limbah teh teroksidasi berupa pucukN10 sebagai dekomposer dalam teh yang mengalami perubahan warnapengomposan dimaksudkan agar proses daun menjadi kemerahan karenapengomposan berlangsung lebih cepat keterlambatan proses pembalikan padadan hasil dari pengomposan ini pelayuan pucuk. Fermentasi tehmempunyai kelebihan dibandingkan teroksidasi dilakukan selama 14 hari.dengan jenis pupuk lain dalam Setelah 14 hari hasil fermentasimeningkatkan kesuburan tanah. dipisahkan antara pupuk organic padatDekomposer Bio N10 mengandung 10 (kompos teh teroksidasi) dan pupukmacam mikrobia yang terdiri dari 5 isolat organic cair. Biofertilizer cair yangbakteri, 1 isolat khamir (yeast), 2 isolat diperoleh digunakan sesuai perlakuanactinomycetes, serta 2 isolat kapang dengan cara disiramkan pada mediadengan konsentrasi 105-107 cfu/ml penanaman bibit setiap 1 bulan sekali.bahan pembawa. Kepekatan pupuk organic cair yang digunakan pada rentang 650-850 ppm Tujuan penelitian ini untuk dan pH 5-6. Hasil fermentasi pucuk tehmengetahui pengaruh aplikasi hasil teroksidasi berupa kompos padatfermentasi limbah pucuk teh teroksidasi dicampur dengan media tanam sesuaisebagai alternatif pupuk organik untuk perlakuan takaran Bio N10. Variabelmeningkatkan kesehatan bibit teh. yang diamati adalah kehijauan daun,Manfaat yang ingin diperoleh adalah jumlah daun, tinggi tanaman, danmemberikan informasi mengenai kandungan hara tanah meliputi unsurpengaruh aplikasi hasil fermentasi hara N, P, K, dan C-organik. Data yanglimbah pucuk teh teroksidasi sebagai diperoleh dianalisis dengan sidik ragamalternatif pupuk organik untuk berdasarkan ANOVA 5%, bila ada bedameningkatkan kesehatan bibit teh. nyata dilanjutkan dengan uji jarak ganda Duncant (DMRT). Untuk mengetahui METODOLOGI PENELITIAN efektifitas perlakuan digunakan analisis regresi. Penelitian dilaksanakan di KebunPembibitan UP Tanjungsari PT HASIL DAN PEMBAHASANPerkebunan Tambi Wonosobo yangdimulai bulan Februari 2015 sampai Limbah teh terbakar berupa pucukdengan Juli 2015. Rancangan percobaan teh yang mengalami oksidasi/perubahanyang digunakan pada penelitian ini warna daun menjadi merah karenaadalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) keterlambatan proses pembalikan padanon factorial. Perlakuan yang diterapkanadalah fermentasi limbah teh pucukterbakar + Bio N10. Takaran Bio N1024 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
pelayuan pucuk. Sebelum difermentasi air sampai dengan kapasitas lapang,pucuk teh terbakar dicacah dengan ditunggu kurang lebih 60 menitukuran antara 5-10 cm, setelah proses kemudian diaplikasikan pupuk cairpencacahan dibuat larutan Bio N10 sesuai perlakuan dengan cara disiramkandengan air sesuai perlakuan dan ke media tanam. Kemudian mediadisiramkan pada cacahan teh terbakar. diistirahatkan selama 24 jam sebelumKemudian bahan yang sudah tercampur ditanami. Pada kompos padatdimasukkan dalam ember dan ditutup dicampurkan kedalam media tanamrapat sampai 7 hari. Pada hari ke-8 sesuai dengan perlakuan bio N10 yangsampai ke-14 dilakukan pengecekan suhu digunakan untuk fermentasi.dan kondisi biofertilizer. Di hari ke-14 c. Penanamanbiofertilizer dipisahkan antara padatan(kompos teh terbakar) dan cairan. Penanaman diawali denganBiofertilizer cair yang diperoleh pengambilan bahan stek (stekres).digunakan sebagai perlakuan dengan cara Stekres diambil dari kebon entrees yangdisiramkan pada media penanaman bibit ada di Kebun Tanjungsari. Bahan steksetiap 1 bulan sekali. Kepekatan larutan yang digunakan adalah Klon Gambung 7.biofertilizer yang digunakan pada Pengambilan stekres dilakukan pada pagirentang 650-850 ppm dan pH 5-6. Bio hari, diambil batang tanaman yangN10 merupakan decomposer produk dari pertumbuhannya tegak lurus ke atas,Pusat Penelitian Gula PT Perkebunan tidak terserang hama/penyakit, danNusantara X. Dosis penggunaan Bio N10 memiliki pertumbuhan aktif. Kemudiansesuai anjuran adalah 4 liter untuk 1 ton stekres dipotong dengan ketentuan 1bahan baku. stekres memiliki 1 mata tunas aktif dana. Fumigasi media tanam satu daun. Stekres tidak boleh terlalu muda atau terlalu tua, diambil bagian Fumigasi dilakukan pada media bibit batang berwarna coklat muda sampaitop soil dan sub soil menggunakan hijau tua atau sekitar 4 sampai 7 daunDolomit, Basamid, Dhythane dan SP-36. setelah peko. Setelah itu, stekresPada top soil penggunaan Dolomit: dicupir/dipotong daunnya sebagianBasamid: Dhythane: Sp-36 dengan dosis kemudian dimasukkan dalam ember yang500 gr: 150 gr: 400 gr: 600 gr per m³ berisi larutan Dhytane dan Rooton-Ftanah. Untuk tanah sub soil fumigasi konsentrasi 0,025% direndam selamamenggunakan Dolomit: Basamid: kurang lebih 2 menit. Penanaman stekresdhythane dengan dosis 225 gr: 37,5 gr: menghadap ke timur secara75 gr per m³ tanah. Semua bahan beriringan/sehadap atau tidak bolehdicampurkan dengan tanah kemudian bolak-balik. Penyiraman dilakukansetelah tercampur rata media ditutup menggunakan air sebelum dilakukanrapat menggunakan plastik selama 2 penyungkupan. Penyungkupan dilakukanminggu (14 hari). selama 2 bulan tanpa dibuka.b. Pengisian bekong/polybag bening Hasil pengamatan dan analisis data Setelah 2 minggu media yang telah yang dilakukan menunjukkandifumigasi dibuka dan siap dimasukkan pertumbuhan bibit pada perlakuan Biodalam bekong/polybag bening. Dengan N10 2,5 ml/liter air (M1), 5 ml/liter airketentuan ¾ bagian bawah bekong berisi (M2), dan 10 ml/liter air (M4)top soil dan ¼ bagian atas bekong berisi menunjukkan pertumbuhan yang lebihsub soil. Setelah bekong terisi top dan baik. Ditunjukkan dengan rata-rata tinggisub soil, bekong diletakkan dalam tanaman, jumlah daun dan kehijauanbedengan, diatur sedemikian rupa daun yang tinggi. Tinggi tanamansehingga memudahkan dalam aplikasi tertinggi 13,46 cm pada perlakuan M1perlakuan. Media disiram menggunakan (2,5 ml Bio N10/liter air) diikuti oleh Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 25
perlakuan M4 (10 ml Bio N10/liter air) meningkatkan jumlah daun dan/atau dengan bertambahnya jumlah daun makasetinggi 9,43 cm dan perlakuan M2 (5 pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin meningkat. Pada perlakuan M1ml/liter Bio N10/liter air) setinggi 8,95 (2,5 ml Bio N-10/liter air) memiliki pertumbuhan paling baik dibandingkancm. Jumlah daun terbanyak pada dengan pertumbuhan pada perlakuan lain.perlakuan M1 (2,5 ml Bio N10/liter air), Hal ini menunjukkan bahwaperlakuan M4 (10 ml Bio N10/liter air) bertambahnya jumlah daun berpengaruh terhadap naiknya tinggi tanaman,dan perlakuan M2 (5 ml/liter Bio sehingga jumlah buku/ruas yang terbentuk semakin banyak danN10/liter air) masing-masing sebanyak memungkinkan jumlah calon tunas yang ada di ketiak daun juga semakin banyak.3,61; 3,32 dan 3.14 helai. Kehijauan Dengan demikian diharapkan peluang kemunculan pucuk aktif juga akandaun tertinggi ditunjukkan pada semakin tinggi. Kemunculan pucuk dikontrol oleh temperature danperlakuan M4 (5 ml/liter Bio N10/liter perkembangan pucuk teh dipengaruhi oleh proses inisiasi tunas dan faktorair), M1 (2,5 ml Bio N10/liter air), lingkungan. Dalam budidaya tanaman teh, tanaman dipaksa untuk membentukperlakuan M2 (10 ml Bio N10/liter air) cabang-cabang yang banyak. Perlakuan ini bertujuan agar terbentuk tunas-tunasdan perlakuan masing-masing memiliki baru yang lebih banyak.skor rata-rata 1,71; 1,61 dan 1,46.Terdapat hubungan linear bersifat positifantara kehijauan daun dengan tinggibibit, semakin hijau daun maka bibitakan tumbuh lebih tinggi.Trend pertumbuhan bibitmenunjukkan bahwa semakin tinggitanaman semakin banyak jumlah daunyang terbentuk dan bobot batang yangsemakin berat dan terdapat hubunganlinear bersifat positif antara tinggitanaman dan jumlah daun, r = 85,9 %.Bertambahnya tinggi tanaman akanTabel 1. Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (helai) dan Kehijauan DaunPerlakuan Tinggi Jumlah Kehijauan Tanaman (cm) Daun (Helai) DaunM0 (0 ml) 5.48 b 1.64 c 0.89 bcM1 (2,5 ml) 13.46 a 3.61 a 1.61 aM2 (5 ml) 8.95 ab 3.14 ab 1.46 abM3 (7.5 ml) 5.32 b 1.79 bc 0.68 cM4 (10 ml) 9.43 ab 3.32 a 1.71 aKeterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5% Peningkatan kehijauan daun tanaman dan jumlah daun, r = 85,9 %.berkaitan dengan keberadaan klorofil a Gambar 1 menunjukkan bahwadan b yang berperan aktif dalam bertambahnya tinggi tanaman sejalanfotosintesis. Hasil fotosintat yang dengan meningkatnya jumlah daundiperoleh akan digunakan untuk dan/atau dengan bertambahnya jumlahpertumbuhan pucuk dan sebagai daun maka pertumbuhan tinggi tanamancadangan makanan yang disimpan dalam akan semakin meningkat.akar. Hal ini menunjukkan bahwa Trend pertumbuhan bibit bertambahnya jumlah daun berpengaruhmenunjukkan bahwa semakin tinggi terhadap naiknya tinggi tanaman,tanaman semakin banyak jumlah daun sehingga jumlah buku/ruas yangyang terbentuk dan terdapat hubungan terbentuk semakin banyak danlinear bersifat positif antara tinggi memungkinkan jumlah calon tunas yang26 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
ada di ketiak daun juga semakin banyak. oleh proses inisiasi tunas dan faktorDengan demikian diharapkan peluang lingkungan. Dalam budidaya tanamankemunculan pucuk aktif juga akan teh, tanaman dipaksa untuk membentuksemakin tinggi. Kemunculan pucuk cabang-cabang yang banyak. Perlakuandikontrol oleh temperature dan ini bertujuan agar terbentuk tunas-tunasperkembangan pucuk teh dipengaruhi baru yang lebih banyak.Tinggi Bibit (cm) 15 y = 3,390x - 0,625 R² = 0,859 10 4 123 5 Jumlah Daun (helai) 0 0Gambar 1. Hubungan jumlah daun dengan tinggi tanaman Pecah pucuk ditandai dengan ketika terjadi periode pucuk burung dapatmunculnya pucuk peko (pucuk aktif) dilakukan dengan pemupukan,pada bibit yang diberi perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh danbiofertilizer. Keberadaan pucuk peko pemetikan. De Haan (1949) dalamatau pucuk aktif menunjukkan Suwardi dan Hidayat (1985), bahwa padapertumbuhan bibit yang baik, ditandai periode pucuk burung terjadidengan rata-rata tinggi tanaman, jumlah pertumbuhan pasif dan secara alamidaun dan kehijauan daun yang tinggi. pucuk alami akan aktif kembali dalamPada tanaman teh terjadi periodisitas waktu 70 hari, sehingga untuk memacupucuk, yaitu pergantian periode pucuk pertumbuhan pucuk peko diperlukanburung menjadi peko atau sebaliknya. pematahan dormansi pucuk denganPeriodisitas pucuk peko dan burung memetik pucuk burung. Kesehatanmerupakan siklus yang harus dilewati tanaman/bibit merupakan salah satuoleh tanaman teh. Pematahan dormansi penentu pemecahan dormansi pucuk.Gambar 2. Bibit hasil aplikasi biofertilizer Salah satu faktor pembatas yang masuk dalam kategori I (struktur tanah)dihadapi pada saat penelitian adalah jenis dan kategori III (kadar N total dan C-tanah, N total dan kandungan bahan organik pada tanah top soil) (Arifin et al.,organic tanah. Kedua faktor pembatas ini 1992). Jenis tanah yang digunakan Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 27
sebagai media tanam merupakan tanah keras ketika kekeringan, pH tanah rendahserasi bersyarat bagi tanaman teh, yaitu dan tersebar di daerah dengan curahjenis tanah Latosol. Tanah serasi hujan tinggi dari ketinggian 0 m dplbersyarat untuk tanaman teh adalah tanah sampai 900 m dpl (Arifin et al., 1992).yang memiliki kedalaman efektif dan Kadar N total dan C-organik yang rendahberstruktur remah/gumpal lemah minimal menyebabkan kadar C/N ratio rendah. C-40 cm. Tanah Latosol adalah tanah yang organic merupakan sumber hara danmemiliki sifat: warna tanah sekitar energy bagi kehidupan organismmerah, tekstur lempung sampai geluh, heterotrof tanah. Kandungan C-organikstruktur remah sampai gumpal lemah, rendah bisa menjadi faktor pembatasmenjadi lengket saat terkena hujan dan pada keberadaan organisme tanah.Tabel 2. Hasil analisis tanah Analisis PerlakuanParameter Uji Tanah M0 M1 M2 M3 M4 Keterangan (10 ml) Awal (0 ml) (2,5 ml) (5 ml) (7.5 ml) 2-3 sedang 2.79 0.21-0.5 sedangC-Organik 2.69 2.95 2.71 3.00 2.81 0.34 5-10 rendahN-total 0.30 0.34 0.33 0.31 0.32 8.00 >60 tinggi 315 10-20 rendahC/N ratio 8.97 8.60 8.30 9.70 9.00 10.00P₂O₅ potensial 145 309 288 322 323K₂O potensial 5.00 15.00 11.00 13.00 12.00Sumber: Laboratorium BPTP Yogyakarta, 2015Hasil analisis tanah menunjukkan tanah sebagai sumber energy bagibahwa ketersediaan unsur hara C-organik kehidupana organism heterotrof dan haradan N dengan status sedang, kandungan tersedia sebagai sumber hara bagiK rendah dan kandungan P sangat tinggi. organism autotrof. Penggunaan starterPemberian biofertilizer selama empat Bio N-10 pada cairan limbah tehbulan menunjukkan bahwa terjadi teroksidasi yang mengandungpeningkatan pada kandungan C-organik, mikroorganisme bermanfaat pengikat NN, P dan K meskipun belum signifikan. menyebabkan proses mineralisasi. KadarPeningkatan unsur P dan K lebih besar C/N rendah dibawah 20 dalam beberapadaripada penambahan unsur N. Hal ini minggu akan melepaskan unsur-unsurmenunjukkan bahwa pemanfaatan limbah yang dikandungnya, terutama N atauteh teroksidasi dengan penambahan terjadi mineralisasi (Winarso, 2005).starter BIO N-10 dapat meningkatkan Pemanfaatan bakteri pelarut Pkandungan C-organik, N, P dan K sebagai biofertilizer mempunyaipotensial yang dapat diserap oleh akar keungulan antara lain hemat energy,tanaman. Fungsi mikroba pada Bio N10 tidak mencemari lingkungan, membantuantara lain sebagai decomposer, peningkatan kelarutan P terjerap,penambat nitrogen, pelarut fosfat, menghalangi terjerapnya pupuk P olehpengurai kalium, penghasil fithohormon, Al, Fe, dan Mn. Pada jenis tertentu,penghasil biopestisida, pendegredasi bakteri pelarut P dapat memaculignin dan selulosa. Penggunaan pertumbuhan tanaman karenabiofertilizer merupakan salah satu menghasilkan zat pengatur tumbuh,alternatif yang dapat digunakan untuk menahan penetrasi pathogen akar karenameningkatkan kandungan sifat mikroba yang cepat mengkolonisasimikroorganisme tanah. Namun demikian akar dan menghasilkan senyawa abiotikpemberian biofertilizer pada tanah harus (Elfiati, 2009). Pemanfaatan mikrobamemperhatikan kandungan C-organik yang berada di sekitar atau berasosiasi28 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
dengan perakaran tanaman memiliki Rakhmadina, 2012). Tanaman tehperan sangat penting untuk penambat membutuhkan media tanam yang gemburunsur hara atau pun penghasil hormone dan memiliki kandungan bahan organikpertumbuhan, menekan penyakit yang tinggi. Penggunaan biofertilizerditularkan melalui tanah dan melarutkan merupakan salah satu alternatif yanghara tidak tersedia menjadi tersedia dapat digunakan untuk meningkatkan(Husen et al., 2006). Keuntungan lain kandungan mikroorganisme tanah.dari penggunaan mikroorganisme adalah Namun demikian pemberian biofertilizerlebih ramah lingkungan, lebih efektif dan pada tanah harus memperhatikanefisien untuk pemupukan pada berbagai kandungan C-organik tanah sebagaijenis tanaman budidaya (Husen et al, sumber energy bagi kehidupan organism2006; Widowati dan Suliasih, 2006; heterotrof dan hara tersedia sebagaiKoesrini dan William, 2009; Anas dan sumber hara bagi organisme autotrof.Tabel 3. Hasil analisis jaringan tanamanParameter Uji M0 (0 ml) M1 (2,5 ml) Perlakuan M3 (7.5 ml) M4 (10 ml) M2 (5 ml) 2.16 2.52N-total 2.53 2.58 0.11 0.12P₂O₅ potensial 0.11 0.14 2.51 1.92 2.03K₂O potensial 1.90 2.22 0.10 1.87Sumber: Laboratorium BPTP Yogyakarta, 2015 Hasil analisis jaringan tanaman serta kayu (Verma, 1999). Pemanfaatanmenunjukkan bahwa bibit teh lebihbanyak melakukan serapan N dan K bakteri pelarut P sebagai biofertilizerdaripada P. Hal ini menunjukkan bahwapada awal pertumbuhan tanaman lebih mempunyai keungulan antara lain hematbanyak membutuhkan unsur N daripadaP, meskipun ketersediaan P melimpah. energy, tidak mencemari lingkungan,Unsur hara fosfor (P) adalah salah satuhara makro yang mutlak diperlukan oleh membantu peningkatan kelarutan Ptanaman. Fosfor diperlukan untukpembelahan sel, pembentukan akar, terjerap, menghalangi terjerapnya pupukmemperkuat batang, berperan dalammetabolisme karbohidrat , transfer P oleh Al, Fe, dan Mn. Pada jenisenergi, serta pembentukan bunga, buahdan biji. Kekurangan hara P pada tertentu, bakteri pelarut P dapat memacutanaman akan mempengaruhipertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan tanaman karenatanaman. Setiap nukleus pada seltanaman mengandung fosfor yaitu menghasilkan zat pengatur tumbuh,sebagai komponen dalam DNA, ADP,dan ATP. Fosfor terutama menahan penetrasi pathogen akar karenaterkonsenterasi pada sel tanaman yangsedang aktif membelah yaitu pada bagian sifat mikroba yang cepat mengkolonisasiakar dan tajuk tanaman yang sedang aktiftumbuh. Peran fosfor pada tanaman akar dan menghasilkan senyawa abiotikantara lain adalah terlibat dalamtransformasi energi, proses respirasi, (Elfiati, 2009).pembelahan sel dan pembentukan akar Pemanfaatan mikroba yang berada di sekitar atau berasosiasi dengan perakaran tanaman memiliki peran sangat penting untuk penambat unsur hara atau pun penghasil hormone pertumbuhan, menekan penyakit yang ditularkan melalui tanah dan melarutkan hara tidak tersedia menjadi tersedia (Husen et al., 2006). Keuntungan lain dari penggunaan mikroorganisme adalah lebih ramah lingkungan, lebih efektif dan efisien untuk pemupukan pada berbagai jenis tanaman budidaya (Husen et al., 2006; Widowati dan Suliasih, 2006; Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 29
Koesrini dan William, 2009; Anas dan Biofertilizer Project. Issue No. 11, March 2013. P.5-6Rakhmadina, 2012). Pada umumnya dilingkungan perkebunan sudah terdapat Arifin, Sultoni. M., Sanusi, M., Sugengmikroorganisme, hanya saja karena A., Atik D., M. Isa Dharmawijaya,kurangnya bahan organic (di bawah 2%) Martanto M., Warli S K., Astika,dapat menyebabkan populasi W., M. Thobroni, Suharlan T., Edimikroorganisme menjadi sangat sedikit S., Zuhdi S W., Buang S., Muchsinsehingga tidak bisa memberikan nutrisi S, 1992. Petunjuk Kultur Teknisdan berbagai senyawa bermanfaat bagi Tanaman Teh. Asosiasi Peneliti dantanaman. Penggunaan biofertilizer Pengembangan Perkebunanterhadap tanah dan tanaman mampu Indonesia, PPTK Gambung,menggemburkan tanah, sebagai sumber Bandungphosphor, belerang dan nitrogen, Eden, T. 1965. Tea, 2nd ed. Longmans, London. 205 p,meningkatkan daya sangga air yangdibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,menekan pathogen tanah, serta menjaga Hare, P.D., and J. van Staden, 1997. The molecular basis of cytokininskelangsungan hidupmikroorganisme action. Plant Growth Regulation 23: 41-78.yang menguntungkan dalam tanah(Wididana, 1995; Rochim, 1997). KESIMPULAN DAN SARAN Hare, P.D., W.A. Cress and J. van Staden, 1997. The involvement ofKesimpulan cytokinins in plant responses to Pemanfaatan limbah teh dengan environment stress. Plant Growth Regulation 23: 79-103.penambahan starter (Bio N10) dapatmeningkatkan pertumbuhan dan Husen, R., R. Stakaranwati dan R. D.kesehatan bibit teh di UP Tanjungsari PT Hastuti, 2006. RhizobakteriTambi Wonosobo. Pemacu Tumbuh Tanaman. Dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Saran Balai Penelitian Tanah. P. 191-209 Pemanfaatan limbah dengan Koesrini dan E. William, 2009. Pengaruhsentuhan teknologi sederhana sangat BAhan Amelioran Terhadapmembantu meminimalkan pencemaran Pertumbuhan dan HAsil Tigalingkungan dan dapat memberikan nilai Varietas Buncis Di Atas Sistempositif bagi kesuburan dan Surjan Pada Lahan Sulfat Masamkelestariantanah. Perlu adanya usaha Potensial. J. Agron. Indonesia 37meningkatkan dosis penggunaan (1); 34-39biofertilizer sehingga dapat memberikanpengaruh yang signifikan terhadap hasil Kulasegaram, S. 1969. Studies on Theanalisis tanah. Dormancy of Tea Shoots: Hormonal Stimulation of The DAFTAR PUSTAKA Growth of Dormant Buds. Tea Quarterly, 40: 31-46Anas, I dan V. D. Rakhmadina, 2012. Effect of Oligochitosan, Vitazyme, Manurung, S. O., 1985. Penggunaan Biofertilizer On Growth and Yield Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh of Rice. FNCA Biofertilizer Pada Kedelai. Dalam Newsletter, Forum of Nuclear Somaatmadja, S., M. Ismunadji, Cooperation in Asia (FNCA) Sumarno, M. Syam, S.O. Manurung dan Yuswandi (Ed.). Kedelai. Badan Penelitian dan30 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Pengembangan Pertanian, Pusat Widawati, S dan Suliasih, 2006. Penelitian dan Pengembangan Augmentasi Bakteri Pelarut Fosfat Tanaman Pangan, Bogor. p: 231- (BPF) Potensial Sebagai Pemacu 242 Pertumbuhan Caysin (Brasica caventis Oed) Di Tanah Marginal.Rochim, D. S., 1997. Bokashi; Kompos Biodiversitas 7 (1): 10-14. organic Penyubur Tanah. Warta Pertanian, No. 168, ed. Mei 1997 Wididana. G. E., 1995. Peranan EM-4 Dalam Meningkatkan KesuburanSalisbury. F. B dan Cleon W.ross, 1995. dan Produktivitas Tanah. Azolla. Fisioogi Tumbuhan. Sel : air, Universitas Wangsa Manggala, larutan dan permukaan. ITB Yogyakarta. Ed. April, 1995 Bandung. 241 hal Wilkinson E. Robert, 2000, PlantSuwardi, E dan A. Hidayat, 1985. Pengaruh Daur Petik Terhadap Environment Interactions. Produksi Pucuk Teh (Camellia sinensis L) Klon TRI 2025. University of Georgia, Griffin, Lokakarya Teh, Bandung, p:1-9 Gorgia. Marcel Dekker Inc. NewVerma, D.P. 1999. Manuring of Tea. In Global Advances in Tea. Aravali York.(2): P: 456 Books International Ltd. New Delhi. Winarso, Sugeng, 2005. Kesuburan Tanah; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 31
32 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
PENGARUH KADAR AIR DAN PERSAMAAN BET TERHADAP MASA SIMPAN KAKAO (Theobroma cacao L.) EFFECT OF WATER CONTENT AND L BET EQUATION TO THE SHELF LIFE OF COCOA (Theobroma cacao L.) Rita Hayati1*), Baihaqi2)1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111 2Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala *)Email Korespondensi : [email protected] study of moisture content and BET equation to the shelf life of cocoa (Theobromacacao L.) has been conducted. Increasing the quality of cocoa beans is with proper post-harvest handling, including how the harvest, the level of ripeness, curing, fermenting,drying up storage. The purpose of this study was to determine the water content and theappropriate levels of critical in determining the shelf life of cocoa. The benefits of thisresearch are as information for farmers in determining the shelf life of cocoa in order todesign a storage area corresponding to the respiratory system owned by cocoa. The resultsshowed that the effect of fermentation facilitator (Staphilococcus cerevisiae) and dryingtemperature on water content showed that the fermentation facilitator (Staphilococcuscerevisiae) highly significant effect on water content. The drying temperature is alsohighly significant effect on water content. BET equation obtained was Y = 2,912x + 1.238(R2 = 0.965), Y = 2,897x + 1.353 (R2 = 0.968) and Y = 2,806x + 1.89 (R2 = 0.954).Keywords: cocoa, water content, BET equation PENDAHULUAN menimbulkan cacat mutu biji, cita rasa rendah, kadar kotoran tinggi serta banyak Kakao (Theobroma cacao L.) terkontaminasi serangga, jamur danmerupakan salah satu komoditas mikotoksin.pertanian yang dapat diandalkan dalammewujudkan program pembangunan Salah satu upaya yang perlupertanian, khususnya dalam hal dilakukan untuk meningkatkan mutu bijipenyediaan tenaga kerja, pendorong kakao adalah dengan penanganan pascapengembangan wilayah, peningkatan panen yang tepat, meliputi cara panen,kesejahteraan petani dan peningkatan tingkat kematangan buah, pemeraman,pendapatan. fermentasi, pengeringan hingga penyimpanan. Menurut Hii et al., (2009) Sebagian besar perkebunan kakao pengolahan biji kakao terdiri dari duadi Propinsi Aceh merupakan perkebunan langkah utama yaitu fermentasi danrakyat dan dalam pengelolaan usahatani pengeringan.belum sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perkebunan kakao Secara umum petani kakao didengan tepat, baik dari segi aspek propinsi Aceh sangat jarang melakukanbudidaya tanaman maupun penanganan fermentasi dan pengeringan denganpasca panen sehingga mutu kakao aceh benar, biasanya mereka hanyamempunyai kualitas rendah. Menurut menyimpan biji kakao dalam karungMagan et al., (2003) penanganan pasca plastik selama 1 sampai 2 hari kemudianpanen yang tidak optimal dapat langsung di jemur selama 2 sampai 3 hari dengan kadar air rata-rata di atas 15 %, Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 33
hal ini bisa disebabkan oleh sistem atau Teknologi Hasil Pertanian Fakultassarana pengeringan yang tidak memadai Pertanian Universitas Syiah Kuala Bandaatau berbagai alasan lainnya, pertama Aceh pada bulan Agustus sampai denganpetani tidak mau lagi meluangkan waktu bulan Oktober 2015.untuk malakukan pengeringan produkkakao mereka sampai kadar air 8 % Alat dan bahankarena ingin mendapatkan hasil yang Alat - alat yang digunakan dalamlebih cepat, kedua tidak terpenuhinyaskala usaha dan ketiga tidak adanya penelitian ini adalah timbangan analitik,insentif harga yang memadai antara biji pisau, sendok, pipet, gelas erlemeyer 500kakao fermentasi dan non fermentasi ml, gelas ukur 1.000 ml, oven, cawan(Wahyudi dan Misnawi, 2007). aluminium, alat ektraksi soxhlet,Sementara itu bila merujuk pada Standar desikator, wadah fermentasi dari papanNasional Indonesia (SNI 2323:2008) ukuran 30 x 30 x 50 cm, pH meter,untuk kualitas super biji kakao thermometer, oven berventilasi.mempersyaratkan kadar air maksimum7,5 %, sehingga sangat sulit didapatkan Bahan - bahan yang digunakankakao petani dengan mutu yang baik. dalam penelitian ini adalah biakan murni ragi Saccharomyces cerevisiae sebanyak Air di dalam bahan pangan dan 108 cfu/kg biji kakao. Biakan inihasil pertanian, dapat diklasifikasikan ke diperoleh dari pusat kultur Institutdalam 2 tipe yaitu air terikat dan air Pertanian Bogor atau dari Pusat kulturbebas. Sifat-sifat air bebas pada bahan lainnya. Buah kakao masak dari jenispangan sama seperti sifat-sifat air biasa lindak umur 5 – 6 bulan sejak berbungapada umumnya dengan nilai aw = 1, diambil dari desa Geuleudiengsedangkan air ikatan adalah air yang Kecamatan Padang Tiji, daun pisang,terikat erat dengan komponen bahan aquadest, air bersih, tissue roll, kertaspangan lainnya serta mempunyai aw di saring, kapas-wool, kertas label, plastikbawah 1 (Kuprianoff, 1958). klim, larutan NaOH 0,1 N, indicator PP, buffer pH 7, dietil eter, laruran pepton Labuza (1984) menyatakan bahwa 0,1%, kloramfenikol, asam sorbat,aw bahan pangan sangat menentukan sikloheksamida, dan media PDA.kondisi penyerapan atau kehilangan airdari bahan pangan, sehingga Rancangan Percobaandikembangkan model matematik yangdapat digunakan untuk memprediksikan Penelitian ini menggunakanmasa simpan suatu produk. Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan, Tujuan dari penelitian ini adalah faktorial yang dicobakan adalah :untuk menentukan kadar air dan kadar 1. Faktor fermentasi (F) terdiri dari 3kritikal yang tepat dalam menentukanmasa simpan kakao. Manfaat penelitian perlakukan, yaitu :ini adalah sebagai informasi bagi petani F0 : Fermentasi secara alami tanpadalam menentukan masa simpan kakaosehingga dapat mendesain tempat penambahan mikroorganismepenyimpanan yang sesuai dengan system F1 : Fermentasi dengan penambahanrespirasi yang dimiliki oleh kakao. mikroorganisme S.cerevisiae METODOLOGI PENELITIAN pada hari ke-0 fermentasi. F2 : Fermentasi dengan penambahanTempat dan waktu penelitian mikroorganisme S.cerevisiae Penelitian ini dilaksanakan di pada hari ke 1 fermentasi 2. Faktor suhu pengeringan (T) terdiriLaboratorium Penyakit Tumbuhan dan dari 3 perlakuan, yaitu :Laboratorium analisis Pangan Jurusan T0 : Pengeringan secara alami dengan sinar matahari34 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
T1 : Pengeringan menggunakan oven 1. Cawan kosong dan tutupnya pada suhu 500C dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam T2 : Pengeringan menggunakan oven desikator, kemudian ditimbang pada suhu 600C (untuk cawan aluminium didinginkan selama 10 menit dan cawan porselin Dengan demikian terdapat 9 didinginkan selama 20 menit).kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan.Maka jumlah satuan kombinasi perlakuan 2. Sampel yang sudah dihomogenkanadalah 27 satuan percobaan. dengan cawan ditimbang dengan cepat kurang lebih 5 gram.Pelaksanaan penelitian 3. Tutup cawan diangkat dana. Buah kakao yang digunakan dalam ditempatkan cawan beserta isi dan tutupnya dalam oven selama 6 jam,penelitian ini di pilih buah yang sehat hindari kontak antara cawan dengan dinding oven, untuk produk yangdan terbebas dari serangan hama dan tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang lama, dapatpenyakit yang diperoleh dari Desa dikeringkan selama 1 malam (16 jam).Geuleudieng Kecamatan Padang Tiji 4. Cawan dipindahkan ke desikator,Kabupaten Pidie. ditutup dengan penutup cawan lalu didinginkan, setelah dingin ditimbangb. Biji kakao dikeluarkan dari buah dan kembali.pisahkan dari plasentanya, kemudian 5. Bahan dikeringkan kembali kedalam oven sampai diperoleh berat tetap.ditimbang masing-masing sebanyak mbb W1 W 2 100%30 kg untuk setiap perlakuan W1fermentasi sebagai berikut : Keterangan : m(bb) = kadar air basis basah (%) Fermentasi alami atau tanpa W1 = berat awal bahan (g) W2 = berat akhir bahan (g)penambahan mikroorganisme b. Kadar Kritikal Fermentasi dengan penambahan Penyiapan kakao pada kadar air 2 % Kakao terlebih dahulu diturunkanmikroorganisme Sacccharomyces kandungan airnya dengan menggunakan pengering beku dan selanjutnya dengancerevisiae yang diberikan pada pengering kemoreaksi menggunakan natrium bikarbonat sehingga tercapaihari ke-0. kadar air 2%. Fermentasi dengan penambahan Penyiapan Larutan Garam Jenuh Masing-masing larutan garam jenuhmikroorganisme Sacccharomyces disiapkan sebanyak ± 100 ml untuk setiap desikator. Sampel (2 g) dimasukkancerevisiae pada hari ke-1. kedalam cawan alumunium dan diseimbangkan di dalam desikator.c. Penambahan mikroorganisme Keseimbangan kadar air dan aw kakao dilakukan dalam desikator berisi larutanmasing-masing perlakuan sebanyak garam jenuh dan ditutup rapat. Desikator108 cfu/kg biji kakao segar,berdasarkan total mikroba tersebutpada fase logaritmik selamafermentasi alami (Maria dan SriSetiani, 2008).d. Fermentasi dilakukan dalam kotakfermentasi kapasitas 30 kg biji kakaosegar pada suhu kamar selama 6 hari.e. Selama proses fermentasi dilakukanpengadukan biji. Pengadukandilakukan pada 48 jam pertama dan48 jam kedua.Pengamatana. Kadar air (., 1989). Sampel dikeringkan dalam oven padasuhu 100 0C sampai suhu 120 0Csehingga diperoleh berat yang tetap. CaraKerja : Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 35
disimpan dalam ruang inkubator suhu dilakukan dengan uji lajut BNT ( Beda28ºC, dan setiap hari dilakukan Nyata Terkecil) pada level 5%. Datapenimbangan sampel sampai kadar air dianalisis menggunakan persamaan BETsetimbang. (Brunauer, Emmet, Teller) untuk menghasilkan air terikat primer (ATP).Pengukuran Keseimbangan Kadar Air(AOAC, 1995) HASIL DAN PEMBAHASANPengukuran kadar air keseimbangan (Me)beras dilakukan dengan metode AOAC Kadar Air (%)(1995). Pengukuran kadar air setimbang Hasil analisis ragam pengaruhsama dengan pengukuran kadar air.Caranya sampel kakao hasil pengeringan pemberian fasilitator fermentasi (S.ditimbang sebanyak 2 g sebagai berat cerevisiae) dan suhu pengeringanawal. Kemudian sampel ditempatkan terhadap kadar air menunjukkan bahwapada cawan dan dimasukkan kedalam 15 pemberian fasilitator fermentasi (S.desikator berisi larutan garam jenuh cerevisiae) berpengaruh sangat nyatadengan kisaran RH dari 11 % sampai 92 terhadap kadar air. Suhu pengeringan%. juga berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air. Interaksi dari pemberianAnalisis Data fasilitator fermentasi (S. cerevisiae) dan Data yang diperoleh dari analisa suhu pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air. Pengaruhsifat fisik dan kimia biji kakao diolah pemberian fasilitator fermentasi (S.dengan menggunakan metode Rancangan cerevisiae) dan suhu pengeringanAcak Kelompok (RAK) faktorial dengan terhadap kadar air di sajikan dalam3 kali ulangan dan data yang diperoleh Tabel 1.adalah rerata dari nilai setiap perlakuan.Apabila hasilnya berbeda nyata makaTabel 1. Pengaruh pemberian fasilitator fermentasi (Saccharomyces cerevisiae) dan suhu pengeringan terhadap kadar air (%)Perlakuan Kadar Air (%)Fasilitator Fermentasi (F)Fermentasi alami (F0) 7,23 cFermentasi dengan penambahan S. cerevisiae pada hari ke-0 6,29 afermentasi (F1)Fermentasi dengan penambahan S. cerevisiae pada hari ke-1 7,11 bfermentasi (F2) 0,07BNT 0,05Suhu Pengeringan (T)Pengeringan dengan sinar matahari (T0) 7,87 cOven suhu 50 0C (T1) 6,69 bOven suhu 60 0C (T2) 6,08 a 0,07BNT 0,05 1,16KK (%)Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata berdasarkan uji BedaNyata Terkecil (BNT) pada taraf 0,05 Hasil penelitian menunjukkan terhadap kadar air biji. Fermentasi alamibahwa pemberian fasilitator fermentasi memiliki kadar air biji tertinggi yang(S. cerevisiae) sangat berpengaruh berbeda sangat nyata dengan kadar air36 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
biji hasil fermentasi dengan penambahan pengeringan oven 50 0C juga berbedaS. Cerevisiae baik pada hari ke-0maupun hari ke-1 fermentasi. Persyaratan sangat nyata dengan suhu pengeringanmutu kakao yang diatur pemerintah oven 60 0C dalam menghasilkan kadar airmeliputi karakteristik biji kakao, kadarair, bobot biji, kadar kulit dan kadar biji. Suhu pengeringan biji kakao untuklemak dapat diperoleh dengan teknologifermentasi dan pengeringan yang tepat mencapai kadar air yang optimal yaitu(Rita et al., 2012) 55 oC – 70 oC, dimana suhu awal selama 6 jam pertama yaitu sebesar 70 oC Hasil penelitian juga menunjukkanbahwa suhu pengeringan juga sangat selanjutnya pada 4 jam ke dua sebesar 60berpengaruh terhadap kadar air biji. Suhu oC dan 2 jam berikutnya sebesar 55 oCpengeringan dengan menggunakan sinarmatahari menghasilkan kadar air tertinggi (Doris et al., 2009). Rita et al., (2012)yang berbeda sangat nyata dengan suhupengeringan oven 50 0C dan 60 0C. Suhu menambahkan bahwa kadar air biji kakao yang baik dihasilkan pada suhu 60oC dengan kisaran kadar air 6,88 – 7,74 % didapatkan dengan lama pengeringan 6- 20 jam.Gambar 1. Rata-rata Kadar Air Biji pada Fasilitator Fermentasidan suhu pengeringanPersamaan BET yang diperoleh pada ke tiga perlakuan kakao adalah ditunjukkanpada Tabel 2.No. Perlakuan Persamaan R2 1 Fermentasi alami (F0) Y = 2,912x + 1,238 2 Fermentasi dengan penambahan S. Y = 2,897x + 1,353 R2 = 0,965 R2 = 0,968 cerevisiae pada hari ke-0 fermentasi (F1) Y = 2,806x + 1,89 R2 = 0,9543 Fermentasi dengan penambahan S.cerevisiae pada hari ke-1 fermentasi (F2) KESIMPULAN cerevisiae) berpengaruh sangat nyata Hasil penelitian menunjukkan terhadap kadar air. Suhu pengeringanbahwa pengaruh pemberian fasilitatorfermentasi (Staphilococcus cerevisiae) juga berpengaruh sangat nyata terhadapdan suhu pengeringan terhadap kadar airmenunjukkan bahwa pemberian kadar air. Persamaan BET yang diperolehfasilitator fermentasi (Staphilococcus adalah Y = 2,912x + 1,238 (R2 = 0,965), Y = 2,897x + 1,353 (R2 = 0,968) dan Y = 2,806x + 1,89 (R2 = 0,954). Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 37
DAFTAR PUSTAKA Assosiation Cereal Chemistry. St. Paul Minnesota.[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Magan. N. Hope R. Cairns V. Aldred methods of analysis association of D. 2003. Post-harvest fungal the associates analytical chemistry, ecology: Impact of fungal growth Inc., Washington D.C. and mycotoxin accumulation in stored grain. Eur. J. Plant Pathol.Hii. C.L., C.L. Law. M. Cloke and S. 109:723-730. Suzannah, 2009. Thin layer drying kinetics of cocoa and dried product Maria. E.K dan Sri Setiani. 2008. quality. Biosyst. Eng., 102: 153- Pengaruh penambahan inokulum 161. International Office of Cocoa, campuran terhadap perubahan Chocolate and Sugar Confection kimia dan mikrobiologi selama (IOCCC), 1996. Determination of fermentasi coklat. Jurnal teknologi free fatty acids (FFA) content of industri dan hasil pertanian vol. 13 cocoa fat as a measure of cocoa nib no. 2 tahun 2008. Fakultan acidity. Pertanian Universitas Lampung.Kuprianoff, J. 1958. Bound water in Rita. H., Yusmanizar. Mustafril. Harir.F. fundamental aspect of dehydration 2012. Kajian Fermentasi dan Suhu of foodstuff. Soc.Am. Indttr. 14. Pengeringan pada Mutu Kakao (Theobroma cacao L.). JTEP JurnalLabuza, T.P. 1968. Sorption phenomena Keteknikan Pertanian. Vol.26. in food. Food Technol. 22: 263- No.2. 272. Wahyudi.T dan Misnawi. 2007.Labuza TP. 1984. Moisture Sorption: Fasilitasi dan Perbaikan Mutu Practical Aspects of Isotherm Kakao Indonesia. Warta Pusat Measurement and Use. American Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember.38 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
PENGARUH JENIS STEK DAN KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH GROWTONE TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM (Pogestemon cablin Benth)EFFECT OF CUTTINGS TYPE AND CONCENTRATION OF PLANT GROWTH REGULATOR GROWTONE AGAINST PLANT GROWTH NILAM (Pogestemon cablin Benth) Rusdi Faizin1*) 1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615 *)Email Korespondensi : [email protected] study aims to determine the effect of type of cuttings and concentration of growthregulators on the growth of plants Growtone patchouli and real absence of the interactionof both factors.This research was conducted at the Experimental Farm at the University ofTeuku Umar Meurebo District of West Aceh district. Research began on August 3 untilSeptember 3, 2015. The material to be used in this study is a cuttings patchouli with ageand the same diameter, the upper soil (top soil), in the form of cow dung manure is ripe,grow roots aphrodisiac brands Grow Tone and fungicide Dithane 46. The tools used in thisstudy is polybag, 30 cm wooden ruler, paranet 50% of light, gembor. Signboard andtreatment license plate and stationary for supporting the research.The experimental designused in this study was a randomized block design (RAK) 3 x 4 factorial design with threereplications. Factor Type Cuttings consists of three levels ie: S1 = cuttings shoots; S2 =cuttings limb; S3 = stem cuttings. PGR concentration factor (Z) used consists of threelevels, namely: Z0 = 0 g ml-1 water; Z1 = 3 g ml-1 water; Z2 = 6 g ml-1 water; Z3 = 9 gml-1 of water.The results showed that the type of cuttings significant effect on the numberof leaves of patchouli at the age of 14, 28, 42 and 56 days after planting (DAP), shootlength at the age of 42 and 56 (HST), the number of roots and root length at the age of 56HST, Real impact on the long shoots at the age of 14 and 28 days after planting. No realeffect on percentage of cuttings life at the age of 56 HST. Of the various types of cuttingswere tested patchouli, patchouli plant growth best in the encounter on the type of patchoulishoot cuttings (S1).The results of the research that has been conducted shows that the doseconcentration Growtone very significant effect on the number of leaves of patchouli at theage of 14, 28, 42 and 56 days after planting (DAP), shoot length at the age of 42 and 56(HST), the number of roots and root length at the age of 56 HST. Real impact on the longshoots at the age of 14 and 28 days after planting. No real effect on percentage of cuttingslife at the age of 56 HST. Of various concentrations of plant growth is tested growtone thebest value found in the treatment with a concentration of 6 g cuttings growtone-1 (Z2).There is no real interaction between treatment type and concentration Growtone cuttings ofall the observed variables.Keywords: Type cuttings Nilam, ZPT Growtone PENDAHULUAN empat. Daun kering tanaman ini disuling untuk mendapatkan minyak nilam Tanaman nilam (Pogestemon (Patchouli oil) yang banyak digunakancablin Benth) merupakan tanaman perdu dalam berbagai industri. Fungsi utamawangi berdaun halus dan berbatang segi minyak nilam adalah sebagai bahan baku Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 39
pengikat (fiksatif) dari komponen dan Pogestemon hortensis Backer atau disebut dengan nilam sabun. Nilam Acehkandungan utamanya, yaitu patchouli lebih banyak dibudidayakan karena rendemen minyaknya lebih tinggialkohol (C15H26) dan sebagai bahan dibandingkan dengan dua spesies lainnya. Pogestemon cablin tidak berbunga,pengikat wangi-wangian (eteris), untuk sehingga genotip baru hasil persilangan alami tidak dapat terjadi. Akibatnya,wewangian (parfum) agar aroma keragaman genetiknya relatif rendah, terutama untuk kandungan minyaknyakeharumannya bertahan lebih lama. (Santoso, 2002).Selain itu, minyak nilam digunakan juga Nilam merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.sebagai salah satu bahan campuran Dewasa ini, nilam banyak dibudidayakan masyarakat untuk mendapatkanproduk kosmetika lainnya seperti sabun, minyaknya yang harganya mahal serta mempunyai prospek pasar yang sangatpasta gigi, shampo, lotion, dan deodoran, baik. Namun, keragaman genetik tanaman nilam cukup rendah karenakebutuhan industri makanan (diantaranya tanaman ini tidak berbunga. Untuk meningkatkan keragaman genetiknyauntuk essence atau penambah rasa), maka perlu dilakukan pendekatan bioteknologi pada tanaman nilamkebutuhan farmasi (untuk pembuat obat (Ashari, 2005).anti radang, antifungi, antiserangga, Stek tanaman nilam sebaiknya disemaikan terlebih dahulu karenaafrodisiak, antiinflamasi, antidepresi, apabila langsung ditanam di lapangan, banyak yang mati. Perbanyakan tanamanantiflogistik serta dekongestan), nilam secara vegetatif dengan menggunakan stek. Stek yang paling baikkebutuhan aroma terapi, bahan baku adalah stek pucuk mengandung 4 - 5 buku selain itu stek juga dapat diambilcampuran dan pengawetan barang, serta dari cabang dan batang. Untuk mengurangi penguapan, daun tuaberbagai kebutuhan industri lainnya dibuang, sisakan 1-2 pasang daun muda/pucuk. Waktu mempersiapkan stek,(Santoso, 2002). sebaiknya stek direndam dalam air sebelum disemai dalam polybag. UntukMinyak nilam, sekitar 70 % mempertahankan kelembaban agar stek tidak layu setelah ditanam perlu diberipangsa pasar dunia dikuasai oleh minyak sungkup dari plastik. Kerangka sungkup dibuat dari bambu dengan ukuran lebar 1nilam Indonesia, yang diperkirakan rata- meter, tinggi 1/2 meter dan panjang sesuai kebutuhan (Anonymous, 2013).rata minimal 1000 ton per tahun. Tanamanan nilam diperbanyakTanaman nilam dengan hasil minyak dengan menggunakan stek. Bebagai bahan stek tanaman nilam perlu diberikannilam merupakan penghasil devisa zat pengatur tumbuh dengan tujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan stekterbesar dari ekspor minyak atsiri. nilam. Saat ini telah banyak zat pengaturProduksi minyak nilam Indonesia pertahunnya mencapai rata-rata di atas USD20 juta. Dari angka tersebut dapatdikatakan bahwa tanaman nilammempunyai prospek pasar paling baikdan paling luas dibandingkan tanamanatsiri lainnya (Mangun, 2005).Menurut Rusli et al. DalamMariska dan Lestari (2003) kadar minyakberkisar antara 0,30-0,40 % dari bahansegar atau 1-2 % dari bahan kering. Hasilpengujian beberapa nomor nilam Aceh dibeberapa tempat penanamanmenunjukkan bahwa berdasarkan bahankering suling, kadar minyaknya mencapai1,55 – 2,20 % di Bogor, 1,43 – 1,61 % diCitayam (Depok), serta 1,67 – 1,83 % diManoko (Lembang) Anonymous (2005).Di Indonesia terdapat tiga spesiesnilam, yaitu Pogestemon cablin Benthatau yang lebih dikenal dengan namanilam Aceh. Pogestemon Heyneanusdisebut juga nilam Jawa atau nilam hutan40 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
tumbuh yang beredar dipasaran, dengan umur dan diameter yang sama,diantaranya adalah Growtone. Selain tanah bagian atas (top soil), pupukharganya terjangkau juga mudah kandang berupa kotoran sapi yangdiperoleh dan juga yang paling penting sudah matang, zat perangsang tumbuhadalah sangat cocok digunakan pada akar merk Growtone dan fungisidaberbagai macam stek tanaman dengan Dithane 46.fungsi merangsang pertumbuhan akanlebih cepat dang mengurangi kematian Rancangan Percobaanstek. Growtone merupakan salah satu Rancangan percobaan yangbahan yang mengandung ZPT asamasetik naftalen dan naftalen asetik amid digunakan pada penelitian ini adalahyang berperan dalam merangsang Rancangan Acak Kelompok (RAK) polapembentukan akar dan tunas. Cara faktorial 3 x 4 dengan 3ulangan, sehinggaaplikasinya sangat menentukan terhadap terdapat 36 kombinasi perlakuan dan 108respon growtone pada tanaman. Salah satuan unit percobaan.satu usaha yang dilakukan dalam aplikasitersebut adalah dengan menentukan Faktor jenis stek terdiri dari 3konsentrasi yang tepat. taraf yaitu : S1 = Stek pucuk, S2 = Stek dahan dan S3 = Stek batang. Faktor Berdasarkan uraian diatas maka konsentrasi ZPT (Z) yang digunakanperlu untuk dilakukan penelitian untuk terdiri atas 3 taraf, yaitu : Z0 = 0 grammengetahui apakah jenis bahan stek dan ml-1 air, Z1 = 3 gram ml-1 air, Z2 = 6konsentrasi Growtone berpengaruh gram ml-1 air dan Z3 = 9 gram ml-1 air.terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Naunganmengetahui pengaruh jenis stek dankonsentrasi zat pengatur tumbuh Naungan dibuat dari paranetGrowtone terhadap pertumbuhan 50% dengan tiang penyangga daritanaman nilam serta interaksi antara bambu, ukurannya panjang 3,5 m danfaktor tersebut. lebarnya 2,5 m. Tinggi tiang sebelah depan 2,0 m dan 1,7 m adalah tiang BAHAN DAN METODE bagian belakang. Naungan dibuat PENELITIAN membujur kearah utara–selatan.Tempat dan Waktu Pembuatan Sungkup Penelitian ini dilaksanakan di Membuat kerangka sungkupKebun Percobaan Universitas Teuku terbuat dari bamboo yang diikat denganUmar Kecamatan Meurebo Kabupaten tali rafia, kemudian dipasang penutupAceh Barat. Penelitian dimulai pada plastic sungkup warna cerah (tidaktanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal gelap). Tinggi sungkup 1 meter dan3 September 2015. panjang serta lebar sama dengan bedengannya. Untuk pengontrolan padaAlat dan Bahan sungkup dibuat lubang atau pintu kecil Alat yang digunakan dalam sebanyak dua lubang, namun setiap saat harus mudah ditutup kembali denganpenelitian ini adalah polybag, penggaris plaster (selotip) agar kelembabankayu 30 cm, jangka sorong dengan sungkup tetap terjaga.ukuran maksimal 25 cm, timbangan,paranet 50% cahaya, gembor. Papan nama Persiapan dan Pengisian Mediadan plat perlakuan serta alat tulis menulis Kantong polibag ukuran 24,5 xyang mendukung penelitian. 15,5 cm dibuat lubang-lubang dalam Bahan yang digunakan dalam keadaan berlipat sebanyak 10 lubangpenelitian ini adalah stek tanaman nilam Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 41
pada kedua sisinya dan dua lubang pada Panjang Tunas Stekmasing-masing sudut bawah kantong Panjang tunas stek diukur mulaiplastik. Pembuatan lubang sampaiketinggian sepertiga tinggi kantong dari pangkal tunas hingga titik tumbuhdengan diamater lubang ± 0,5 cm. setiap tunas. Pengukuran dilakukan setiapKemudian campuran media dalam dua minggu sekali dari saat tanam hinggakeadaan kering diayak dengan ayakan akhir penelitian.kawat kwarsa dan sisa tanaman (batangdan ranting) dibuang. Selanjutnya polibag Jumlah Stek Hidupdiisi dengan media yang telah disiapkan Jumlah stek hidup dihitung darisetinggi ± ¾ polibag. banyaknya stek hidup sampai akhir penelitian dari jumlah stek yang ditanam.Pengambilan Stek Stek dimasukkan kedalam ember Jumlah akar Jumlah akar dihitung terhadapplastik yang berisi air, kemudiandipotong-potong sesuai dengan ruas yang akar yang keluar dari pangkal batangdibutuhkan yaitu dengan panjang stek pokok pada akhir percobaan setelahmasing-masing dibuat sama sepanjang 3 tanaman dicabut darimedia tanam dengan(tiga) ruas. Untuk mengurangi penguapan cara menyiram dahulu media dengan airatau transpirasi, maka daun yang ada sehingga akar tidak terputus.pada stek dibuang. Panjang akarPenanaman Stek Panjang akar diukur terhadap akar Setelah stek diperlakukan seperti yang tumbuh dari pangkal batang pokok,tersebut di atas maka segera ditanam diukur dari leher akar sampai ujung akarpada media kantong polybag yang telah tunggang.disiapkan, kemudian disusun sesuaidengan rancangan percobaan yang telah HASIL DAN PEMBAHASANditentukan dan diletakkan dibawahsungkup yang telah tersedia. Pengaruh Jenis Stek Hasil uji F pada analisis ragamPemeliharaan Pembibitan Pemeliharaan dilakukan dengan menunjukkan bahwa jenis stek berpengaruh sangat nyata terhadapcara mengatur kelembabanya itu jumlah daun tanaman nilam padadilakukannya penyiraman setiap hari umur14, 28, 42 dan 56 HST, panjangpada waktu sore sesuai kebutuhan. tunas pada umur 42 dan 56 HST, jumlah akar dan panjang akar pada umur 56 Penyiangan dengan cara HST. Berpengaruh nyata terhadapmencabut gulma pengganggu tanaman panjang tunas pada umur 14 dan 28 HST.bila ada. Pengendalian dengan cara kimia Berpengaruh tidak nyata terhadapdilakukan untuk melindungi serangan persentase stek hidup pada umur 56 HST.hama dan penyakit digunakan herbisidaDithane M45. Jumlah Daun Hasil uji F pada analisis ragamPengamatanJumlah daun menunjukkan bahwa jenis stek berpengaruh sangat nyata terhadap Jumlah daun dihitung terhadap jumlah daun tanaman nilam pada umurdaun yang telah tumbuh dan mekar 14, 28, 42 dan 56 HST.Rata-rata jumlahsempurna, dua minggu sekali sampai daun tanaman nilam pada berbagaiakhir percobaan (umur 2 bulan). Umur jenis stek pada umur14, 28, 42 dan 5614, 28, 42, 56 hari setelah tanam (HST). HST setelah diuji BNT0,05 disajikan pada Tabel 1.42 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Tabel 1. Rata-rata jumlah daun tanaman nilam pada berbagai jenis stek umur 14, 28, 42 dan 56 HST Jenis Stek Jumlah Daun (helai)Simbol (stek) 14 HST 28 HST 42 HST 56 HSTS1 Pucuk 7.44 c 15.78 c 21.86 c 41.97 cS2 dahan 6.50 b 14.75 b 20.30 b 37.92 bS3 batang 6.03 a 14.19 a 18.61 a 34.30 a BNT0,05 0,33 0,48 0,78 0,96Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05). Tabel 1 menunjukkan bahwa yang dihasilkan lebih banyak dan dapatjumlah daun tanaman nilam terbanyak digunakan untuk pembentukan akar.pada umur 14, 28, 42 dan 56 HST Pertumbuhan akar yang baikdijumpai pada perlakuan jenis stek pucuk memungkinkan tanaman dapat(S1) yang berbeda nyata dengan jenis menghasilkan energi yang banyak untukstek dahan (S2) dan jenis stek batang (S3). keperluan proses metabolisme maupunJumlah daun tanaman nilam akibat jenis untuk proses pertumbuhan lebih lanjutstek terbanyak dijumpai pada jenis stek (Kusumo, 2001).pucuk (S1). Hal ini karena sumber stekpucuk banyak terdapat karbohidrat Panjang Tunassehingga pembentukan akar lebih Hasil uji F pada analisis ragamcepatsehingga menyebabkan penyerapanunsur hara lebih banyak. Hal ini sesuai menunjukkan bahwa jenis stekdengan pendapat Heddy (2006) peranan berpengaruh sangat nyata terhadapkarbohidrat untuk membentuk perakaran panjang tunas tanaman nilam pada umurdantunas sangat besar. Pertumbuhan 42 dan 56 HST dan berpengaruh nyatatunasdan akar yang baik akan pada umur 14 dan 28 HST. Rata-ratamenyebabkan pembentukan daun yang jumlah daun tanaman nilam padabaik, sehingga proses fotosintesis berbagai perlakuan jenis stek pada umurmeningkat, dengan demikian karbohidrat 14, 28,42 dan 56 HST setelah diuji BNT0,05 disajikan pada Tabel 2.Tabel 2. Rata-rata panjang tunas tanaman nilam pada berbagai perlakuan jenis stek pada umur 14, 28, 42 dan 56 HST Jenis Stek Panjang Tunas (cm)Simbol (stek) 14 HST 28 HST 42 HST 56 HSTS1 pucuk 3.80 b 7.25 b 11.99 c 18.13 cS2 dahan 3.36 ab 6.97 ab 11.03 b 17.36 bS3 batang 2.94 a 6.47 a 10.13 a 16.52 a BNT0,05 0,51 0,6 0,88 0,72Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05) Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan jenis stek dahan (S2). Padapanjang tunas tanaman nilam terpanjang umur 42 dan 56 HST panjang tunaspada umur 14, 28, 42 dan 56 HST tanaman nilam berbeda nyata dengandijumpai pada perlakuan jenis stek pucuk perlakuan jenis stek dahan (S2) dan(S1). Pada umur 14 HST dan 28 HST perlakuan jenis stek batang (S3). Panjangpanjang tunas berbeda berbeda nyata tunas tanaman nilam akibat jenis stekdengan perlakuan jenis stek batang (S3) terpanjang terdapat padajenis stek pucuknamun tidak berbeda nyata dengan (S1). Hal ini dikarenakan pada stek pucuk Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 43
banyak terkandung zat auksin jika bagian dibawahnya karena auksindibandingkan dengan bahagian lain endogen suatu tanaman diproduksi darisehingga stek pucuk merangsang jaringan meristem dan menyebabkanpertumbuhan akar dan tunas yang lebih adanya dominansi apikal.baik. Menurut Abidin (1990) bahwa padabahan stek yang masih terdapat daun Persentase Stek Hidupsebagai sumber karbohidrat dan auksin, Hasil uji F pada analisisserta masih aktifnya daun untukberfotosintesis akan dapat merangsang ragammenunjukkanbahwa jenis stekpertumbuhan akar dan tunas yang lebih berpengaruh tidak nyata terhadapbaik, sehingga pertumbuhan stek dapat persentase stek tanaman nilam pada umurberlangsung dengan baik. Selain itu juga 56 HST.Rata-rata persentase stek hidupkarena kandungan auksin pada stek tanaman nilam pada berbagai jenis stekpucuk lebih tinggi dibandingkan dengan pada umur 56 HST setelah diuji BNT0,05disajikan pada Tabel 3.Tabel 3. Rata-rata persentase stek hidup tanaman nilam pada berbagai jenis stek umur56 HST Jenis Stek Persentase Stek Hidup (%)Simbol (Stek)S1 pucuk 94.44S2 dahan 86.11S3 batang 80.56Tabel 3 menunjukkan bahwa bahwa kondisi bahan stek yang digunakanakan menentukan pertumbuhanpersentase stek hidup tanaman nilam akar dan tunas pada stek. Stek yang berasal dari bahagian pucuktertinggi dijumpai pada perlakuan jenis mengakibatkan stek menjadi hijau, sebaliknya stek yang berasal dari batangstek pucuk (S1) namun secara statistik yang berwarna hijau muda seringmengakibatkan stek menjadi busuk.menunjukkan perbedaan yang tidak nyatadengan perlakuan jenis stek dahan (S2)dan perlakuan jenis stek batang (S3).Persentase stek hidup tanaman nilamakibat jenis stek terbanyak terdapat padajenis stek pucuk (S1). Hal ini dikarenakan Jumlah Akarstek pucuk memiliki jaringan yang lebih Hasil uji F pada analisis ragammudasehinggakadarkarbohidrat dan menunjukkan bahwa jenissteknitrogennya yang lebih tinggi bila berpengaruh sangat nyata terhadapdibandingkan dengan bahagian lain, jumlah akar tanaman nilam pada umur 56sehingga bahagian pucuk lebih cepat HST.Rata-rata jumlah akar tanamanterjadinya proses keluarnya tunas dan nilam pada berbagai jenis stek padaakar sehingga persentase stek hidup juga umur56 HST setelah diuji BNT0,05meningkat. Hal ini sesuai dengan disajikan pada Tabel 4.pendapat Rochiman dan Harjadi (1973),Tabel 4. Rata-rata jumlah akar tanaman nilam pada berbagai jenis stek pada umur56 HST Jenis Stek Jumlah Akar (helai)Simbol (stek) S1 pucuk 33.61 c S2 S3 dahan 24.78 bKeterangan: batang 22.36 a BNT0,05 1,91 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05).44 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016
Tabel 4 menunjukkan bahwa akar adalah bahagian tanaman yangjumlah akar tanaman nilam terbanyak pertama mencari air dan menyerap unsurpada umur 56 HST dijumpai pada hara. Pendapat (Mulyadi et al., 2003perlakuan jenis stek stek pucuk (S1) yang dalam Purwanti, 2008) bahwaberbeda nyata dengan jenis stek dahan pertumbuhan yang baik di bagian atas(S2) dan jenis stek batang (S3). Jumlah tanaman akan merangsang pertumbuhanakar tanaman nilamakibat jenis stek dibagian bawah sehingga volume akarterbanyak terdapat pada jenis stek pucuk membesar dan memperluas jangkauan(S1). Hal ini disebabkan stek pucuk ujung akar untuk memperoleh makanan lebihbatang mampu meningkatkan jumlah banyak.akar. Hal tersebut dikarenakan padabagian ujung batang mampu untuk Panjang Akarmembentuk berat segartunas dan jumlah Hasil uji F pada analisis ragamdaun yang lebih banyak. Semakin banyakjumlah daun yang membuka sempurna, menunjukkan bahwa jenis stekmaka proses fotosintesis berjalan dengan berpengaruh sangat nyata terhadaplancar. Dalam proses fotosintesis di panjang akar tanaman nilam pada 56butuhkan banyak air, sehingga akan HST.Rata-rata panjang akar tanamanmemicu pertumbuhan akar untuk mencari nilam pada berbagai jenis stek pada umurair. Menurut (Gardner et al., 1991) bahwa 56 HST setelah diuji BNT0,05disajikan pada Tabel 5.Tabel 5. Rata-rata panjang akar tanaman nilam pada berbagai jenis stek pada umur 56 HST Jenis Stek Panjang Akar (cm)Simbol (stek) S1 pucuk 32.16 c S2 S3 dahan 28.58 aKeterangan: batang 29.08 b BNT0,05 2,06 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNT 0,05). Tabel 5 menunjukkan bahwa bawah sehingga panjang akar membesarpanjang akar tanaman nilam terpanjang dan memperluas jangkauan akar untukpada umur 56 HST dijumpai pada memperoleh makanan lebih banyak.perlakuan jenis stek stek pucuk (S1) yangberbeda nyata dengan jenis stekdahan Pengaruh Konsentrasi Growtone(S2) dan jenis stek batang (S3). Panjang Hasil uji F pada analisis ragamakar tanaman nilam akibat jenis stekterpanjang terdapat pada jenis stek pucuk menunjukkan bahwa konsentrasi(S1). Hal ini dikarenakan pada stek pucuk Growtone berpengaruh sangat nyatamasih terdapat daun sebagai sumber terhadap jumlah daun tanaman nilamkarbohidrat dan auksin, serta masih pada umur 14, 28, 42 dan 56 hari setelahaktifnya daun untuk berfotosintesis akan tanam (HST), panjang tunas pada umurdapat merangsang pertumbuhan akar dan 42 dan 56 (HST), jumlah akar dantunas yang lebih baik, sehingga panjang akar pada umur 56 HST.pertumbuhan stek dapat berlangsung Berpengaruh nyata terhadap panjangdengan baik. Purwanti (2008) tunas pada umur 14 dan 28 HST.menyatakan bahwa pertumbuhan yang Berpengaruh tidak nyata terhadapbaik di bagian atas tanaman akan persentase stek hidup pada umur 56 HST.merangsang pertumbuhan dibagian Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 1, April 2016 | 45
Search