Beragribisnis. Melon. Penebar Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Swadaya, Jakarta. Pada Berbagai Jenis Tanah. (Jurnal EMBRYO VOL. 5 No. 1).Purwono dan Lentera. 2006. Petunjuk 98-111 hlm. Penggunaan Pupuk. Agro media, Jakarta. 66 hal. Sulaiman, 2012. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk NPKRamadhani, R. 2010. Pupuk dan (16:16:16) terhadap Pertumbuhan Teknologi Pemupukan (Kompos dan Hasil Semangka (Citrullus Kotoran Sapi dan Kambing, vulgaris l.) Varietas Baginda F1 di Jerami, Pistia dan Paitan) Laporan Lahan Gambut.Program Studi Akhir. Jurusan Agroekoteknologi. Agroteknologi Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas dan Peternakan Universitas Islam Brawijaya. Malang. 1-17 hlm. Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Riau.1-7 hal.Rukmana. 2004. Bertanam Melon Sistem Mulsa Plastik. Agro media, Supriyanto. 2005. Pengaruh Pogesan dan Jakarta. Mulsa Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil BawangSamadi, B. 2004. Usaha Tani Melon Merah (Allium ascalonicum L.) Di Kanisius, Yokyakarta. Luar Musim Tanam. Gadjah Mada University Press,Samadi, B. 2005. Melon Usaha Tani dan Yogyakarta. 1-2 hal. Pengembangan Pasca Panen. Kanisius, Yokyakarta. Yanto, H. W. 2012. Respon Beberapa Varietas dan Dosis PupukSarief, S. 1989. Kesuburan dan Organik terhadap Pertumbuhan Pemupukan Tanah Pertanian. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pustaka Buana, Bandung. Skripsi. Budidaya. Fakultas Pertanian. Universitas TeukuSuhartono, R. A. Sidgi Zaed ZM. Ach. Umar, Meulaboh. 55 hlm. Khoiruddin. 2008. Pengaruh Irterval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman46 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
PENGARUH PEMUPUKAN KALIUM TERHADAP KELAKUAN STOMATA DAN KETAHANAN KEKERINGANTHE EFFECT OF POTASSIUM FERTILIZATION ONCONDUCT STOMATA AND DROUGHT RESISTANCE Jasmi*1) 1)Program StudiAgroteknologiFakultasPertanianUniversitasTeukuUmar, Meulaboh, 23615 *)Email Korespondensi : [email protected] study aims to know the effect of the nutrient potassium to stomatal opening anddrought resistance. The design used in this study is a randomized block design (RAK) 3x2factorial repeated 4 times to harvest I and II. Factor 1 (K): KCl 0, 50, 100 kg / ha. Factor 2:enough water (air conditioning), water less (AK). Dose of fertilizer: Urea 200 kg / ha andKCl according to treatment-given 2 times, SP-36 100 kg/ha at planting. Observations werein leaf area, protein content, the width of stomata, net assimilation rate (LAB), relativegrowth rate (LPN), and the ratio of leaf area (NLD). Net assimilation rate was notsignificantly different among all treatments. The results showed that the harvest II occurreda real difference to the given leaf area with no water, but potash fertilizer was notsignificantly different. Net assimilation rate was not significantly different among alltreatments. Water shortage conditions give real effect to the width of stomata incomparison to other treatments. Provision of adequate water is a significant real influenceon the content of proline. There is no interaction between the provision of water andpotassium fertilizer to the total dry weight of the harvest 2 at treatment K1A1 (K50 andless water) was lower than treatment K2A2 (K100 and enough water).Keywords: corn, drought resilience, potassium fertilizers, stomata PENDAHULUAN menggantikan fungsi K+ pada sebagian spesies. Turgor sel: ketahanan tanaman, Unsur K dibutuhkan oleh tanaman pembukaan dan penutupan stomata.dalam jumlah yang besar, yani terbesar Pengambilan air oleh akar: tarikankedua setelah hara N. Pada tanah yang osmotik. K dan ketahanan terhadapsubur kadar K dalam jaringan hampir cekaman: ketahanan terhadap kekeringan:sama dengan N. K tidak menjadi mengatur transpirasi dan penyerapan airkomponen struktur dalam senyawa oleh akar, musim dingin atau beku,organik, tetapi bentuknya semata ionik, ketahanan terhadap serangan penyakitK+ berada dalam larutan atau terikat oleh jamur, ketahanan terhadap seranganmuatan negatif dari permukaan jaringan serangga, mengurangi kerebahan : batangmisalnya: R-COO - K+. Fungsi utama K lebih kuat(Anonim, 2010).adalah mengaktifkan ensim-ensim danmenjaga air sel. Ensim yang diaktifkan Air merupakan bagian terbesarantara lain: sintesis pati, pembuatan ATP, didunia, dan diperlukan untuk semuafotosintesis, reduksi nitrat, translokasi kehidupan. Penambahan air dalam waktugula ke biji, buah, umbi atau akar. lama kebagian dasar sama denganPengaturan air sel: K+ mengatur presipitasi tahunan rata-rata 66 cm padapotensial air sel dan osmosis, Na+ dapat permukaan tanah (Foth, 1991). Pada tanaman sebagian besar air dikandungJurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 47
dalam isi sel (85-90%), yang merupakan daun akibat laju transpirasi melebihi lajumedia yang baik untuk banyak reaksi absorbsi air oleh akar (Kramer, 1980;biokimia (Fitter dan Hay,1991) Levitt, 1980). Pada lahan kering cekaman kekeringan menyebabkan turgor sel Kebutuhan air yang tinggi dan menurun sehingga pembesaran selpentingnya peranan air bagi pertumbuhan terhenti dan ukurannya menjadidan perkembangan tanaman, sering berkurang. Berkurangnya air dalammenjadi pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman juga dapat menyebabkantanaman budidaya. Kelebihan dan menurunnya translokasi karbohidrat,kekurangan air dapat menyebabkan aktifitas zat pengatur tumbuh danterganggunya proses-proses fisiologis terganggunya metabolisme nitrogen.tanaman. Jumlah pengurangan hasilsangat dipengaruhi oleh genotip, Tanaman yang mengalamikekurangan air dan tingkat cekaman kekeringan akan menunjukkanperkembangannya (Gardner dkk., 1991). gejala yang dalam waktu beberapa menit terjadi penutupan stomata dan kelayuan Menurut Pandey dan Sinha dalam beberapa minggu terjadi perubahan(1996), peranan air bagi kehidupan dan senesen daun serta dalam waktu yangtanaman antara lain : lebih lama dapat menurunkan biomasa1. Air adalah pokok protoplasma yang atau hasil (Tandieu, 1996). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk terdiri dari kira-kira 90-95% berat melihat pengaruh hara kalium terhadap totalnya. Ketiadaan air, protoplasma pembukaan stomata dan ketahanan menjadi tidak aktif bahkan mati. kekeringan.2. Air berperan secara langsung dalam beberapa proses metabolik BAHAN DAN METODE3. Air meningkatkan laju respirasi PENELITIAN4. Air adalah sumber hidrogen pada reduksi CO2 dalam reaksi fotosintesis Bahan dan Alat5. Air sebagai pelarut dan pembawa Bahan yang digunakan adalah berbagai senyawa6. Adanya air pada vakuola menolong benih jagung, urea, SP-36, KCl, media mempertahankan turgisitas sel. tanam campuran tanah dan pasir (1:1), Turgisitas sel menolong perpanjangan polibag. Alat-alatnya cat kuku, gunting, sel yang menghasilkan pertumbuhan. selotif, preparat dan mikroskop, spektronik 21D. Mengingat pentingnya air (lengas)tanah bagi pertumbuhan perkembangan Pelaksanaantanaman, maka keberadaannya harus Percobaan dilakukan denganselalu dijaga agar tidak kekurangan ataukelebihan. Water logging dan water menggunakan Rancangan Acakdevisit dapat menyebabkan terganggunya Kelompok (RAK) Faktorial 3 x 2 diulangproses-proses fisiologis yang bermuara sebanyak 4 kali. Untuk panen I dan II.pada pertumbuhan, perkembangan dan Faktor 1 (K) : KCl 0, 50, 100 kg/ha.hasil. Faktor 2 : air cukup (AC), air kurang (AK). Dosis pemupukan : urea 200 kg/ha Cekaman kekeringan merupakan dan KCl sesuai perlakuan – diberikan 2istilah ntuk menyatakan bahwa tanaman kali, SP-36 100 kg/ha saat tanam. Dosismengalami kekurangan air akibat jumlah pupuk untuk tiap polibag dihitungair yang terbatas dilingkungan berdasarkan lapis olah 20 cm dan BVtumbuhnya. Cekaman kekeringan yang tanah 1,3.biasa disebut drought stress pada tanamandapat disebabkan dua hal, yaitu (1) suplaiair yang kurang didaerah perakaran, dan(2) permintaan air yang berlebihan oleh48 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN- Pengamatan dilakukan pada Hasil minggu kedua dan minggu 1. Luas Daun keempat, komponen yang diamati adalah berat kering akar, berat Hasil analisis menunjukkan kering tajuk, berat kering total, luas bahwa pengaruh pemberian kalium dan daun, kandungan prolin, lebar dan air pada panen I tidak berbeda nyata pada densitas stomata. semua perlakuan. Namun pada panen II- Analisis pertumbuhan tanaman : terjadi perbedaan yang nyata terhadap- Laju asimilasi bersih (LAB), laju luas daun dengan tanpa diberi air, tetapi pertumbuhan nisbi (LPN), dan pemberian pupuk kalium juga tidak nisbah luas daun (NLD) berbeda nyata, disajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Pengaruh pemberian air dan pupuk kalium terhadap luas daun i dan ii pada tanaman jagung Perlakuan Luas Daun I Luas Daun II Pemberian Air 128.100a 1223.00bA1 (kurang air) 121.183a 1974.90aA2 (cukup air) 130.45a 1449.90a Pupuk Kalium 124.83 a 1493.60a 118.65 a 1853.4 0aK0 (tanpa kalium)K1 (50 kg/ha) (-) (-)K2 (100 kg/ha)Interaksi (A x B)2. Laju Asimilasi Bersih, Laju semua perlakuan. Namun laju Pertumbuhan Nisbi dan Nisbah pertumbuhan nisbi tanaman menunjukkan Luas Daun perbedaan yang nyata pada perlakuan yang kurang air dan tanpa pupuk serta Rata-rata laju asimilasi bersih, dengan kalium 50 kg/ha. Sedangkanlaju pertumbuhan nisbi dan nisbah luas perlakuan cukup air memberikandaun pada tanaman jagung dapat dilihat pengaruh yang nyata terhadap nisbah luaspada Tabel 2. daun. Tabel 2 menunjukkan bahwa, lajuasimilasi bersih tidak berbeda nyata padaTabel 2. Pengaruh pemberian air dan pupuk kalium terhadap laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan nisbi dan nisbah luas daun pada tanaman jagung Perlakuan LAB LPN NLD Pemberian air 0.0072504a 1.14395b 114.41b 0.0065110a 1.22232a 148.49aA1 (kurang air)A2 (cukup air) 0.0071765a 1.18163ab 122.13a 0.0068678a 1.14103b 127.32a Pemberian pupuk 0.0065978a 1.22674a 144.91aK0 (tanpa kalium) (-) (-) (-)K1 (50 kg/ha)K2 (100 kg/ha)Interaksi Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 49
3. Lebar Stomata Tanaman dengan perlakuan lain. Rata-rata lebar stomata pada tanaman jagung padaKondisi kekurangan air berbagai pemberian air dapat dilihat pada Tabel 3.memberikan pengaruh yang nyataterhadap lebar stomata dibandingkanTabel 3. Pengaruh pemberian air dan pupuk kalium terhadap lebar stomata pada tanaman jagung Perlakuan Lebar Stomata Pemberian Air 0.027885b 0.034980aA1 (kurang air)A2 (cukup air) 0.029700a 0.032423a Pupuk Kalium 0.032175aK0 (tanpa kalium) (-)K1 (50 kg/ha)K2 (100 kg/ha)Interaksi (A x B)4. Kandungan Prolin signifikan berpengaruh yang nyata Tabel 4 menunjukkan dengan terhadap kandungan prolin.pemberian air yang cukup secaraTabel 4. Pengaruh pemberian air dan pupuk kalium terhadap kandungan prolin pada tanaman jagung Perlakuan Kandungan Prolin Pemberian Air 0.35a 0.21bA1 (kurang air)A2 (cukup air) 0.28a 0.30a Pupuk Kalium 0.25aK0 (tanpa kalium) (-)K1 (50 kg/ha)K2 (100 kg/ha)Interaksi (A x B)Interaksi K1A1 ( K50 dan kurang air) lebih rendah Terdapat interaksi antara dibandingkan perlakuan K2A2 (K100 dan cukup air) terlihat pada Tabel 5.pemberian air dan pupuk kalium terhadapberat kering total panen 2 pada perlakuanTabel 5. Interaksi Pengaruh Pemberian Air dan Kalium terhadap Berat Kering II Pada Tanaman JagungPerlakuan Parameter K0A1 Berat Kering (BK) II K1A1 10.77c K2A1 9.49d K0A2 11.43c K1A2 12.60b K2A2 13.20b CV (%) 14.05a 2.7450 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Pembahasan cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akanPeningkatan pemberian pupuk dan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyakketersediaan air berpengaruh terhadap berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asm absisatpertumbuhan tanaman. Kekurangan air (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekamanpada tanaman yang diikuti berkurangnya kekeringan sehingga stomata segera menutup (Pugnaire dan Pardos, 1999).air pada daerah perakaran berakibat pada Beberapa tanaman beradabtasi terhadap cekaman kekeringan dengan caraaktifitas fisiologis tanaman. Pengaruh mengurangi ukuran stomata dan jumlah stomata (Price dan Courtois, 1991).yang paling nyata adalah mengecilnya Mekanisme membuka dan menutupnya stomata pada tanaman yang toleranukuran daun untuk meminimumkan terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapatkehilangan air (Tabel 1). Seiring menghindari kehilangan air melalui penguapan (Price dan Courtois, 1991 ;menurunnya luas daun maka menurun Pugnaire dan Pardos, 1999).pula nisbah luas daun (tabel 3) dan juga Kandungan prolin pada tanaman jagung meningkat secara nyata denganmengurangi pembukaan stomata. pada perlakuan pemberian air yang kurang dibandingkan yang cukup airMekanisme yang terjadi pada tanaman (tabel 4). Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh pemberian pupukyang mengalami stres air adalah kalium yang mana fungsi kalium dalam keadaan cekaman air yang tinggi secaramempertinggi ketahanan terhadap langsung terlibat dalam biosintesis prolin. Aktivitas arginase untuk mengubahkekeringan. prekursor prolin (arginin ke ornithin) dipengaruhioleh kandungan K padaAir di dalam jaringan tanaman kondisi cekaman air. Dalam ha1 iniapabila K rendah maka aktivitasselain berfungsi untuk sebagai penyusun arginase akan mengubah arginin menjadi omithin sehingga akumulasi prolinutama jaringan yang aktif mengadakan rendah. Sebaliknya jika K tinggi, arginase tidak mengubah arginin ke omithinkegiatan fisiologis, juga berperan penting sehingga akumulasi prolin tinggi dalam kondisi cekaman air.dalam memelihara turgiditas yang Fungsi prolin bebas menurutdiperlukan untuk pembesaran dan Hanson et al. (1977) adalah sebagai penyimpan karbon dan nitrogen selamapertumbuhan sel (Kramer, 1963). Peranan cekaman air. Selanjutnya Aspinal dan Paleg (1981) mengemukakan bahwa aku-yang penting ini menimbulkan mulasi prolin diduga berhubungan dengan kemampuan prolin bertindakkonsekuensi bahwa secara langsung atau sebagai osmoregulator, sebagai agen pelindung bagi enzim-enzim mem-tidak langsung defisit air tanaman akanmempengaruhi semua prosesmetabolisme dalam tanaman yangmengakibatkan terganggunya prosespertumbuhan tanaman (Pugnaire danPardos, 1999).Stomata akan membuka jika keduasel penjaga meningkat. Peningkatantekanan turgor sel penjaga disebabkanoleh masuknya air kedalam sel penjagatersebut. Pergerakan air dari satu sel kesel lainnya akan selalu dari sel yangmempunyai potensi air lebih tinggi ke selke potensi air lebih rendah. Membukadan menutupnya stomata diantaranya adayang sebabkan mekanisme turgor,akumulasi ion kalium, akumulasi asamabsisat dan pengaruh lingkungan sepertisuhu, kelembaban maupun cahaya.Cahaya matahari merangsang sel penutupmenyerap ion K+ dan air, sehinggastomata membuka pada pagi hari.Stomata berperan penting sebagaialat untuk adabtasi tanaman terhadap Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 51
branyang dapat meningkatkan toleransi (1969) menyatakan bahwa kaliumtanaman terhadap cekaman air. berperan dalam pengambilan air oleh Laju Asimilasi Bersih (LAB)menunjukkan tidak berbeda nyata semua akar tanaman. Unsur ini mengaturperlakuan. Kebutuhan K pada tanamanjagung berubah sesuai dengan kebutuhan pergerakan air dari sel akar ke jaringandari proses-proses yang membutuhkan K,seperti proses fotosintesis dan fiksasi silem. Unsur K+ yang pada mulanyaCO2, transfer fotosintat ke berbagaipengguna serta hubungan dengan air diakumulasikan di dalam sitoplasma dandalam tanaman (Haris dan Krestiani,2008). vakuola sel-sel parenkim akar tanaman Laju pertumbuhan nisbi secara jagung bergerak ke dalam pembuluhsignificant berpengaruh nyata padaperlakuan tanpa pemberian air dan tanpa silem melalui plasmodesmata (Mengelpemberian pupuk K dibandingkanperlakuan yang cukup air dan dengan dan Kirkby, 1987). Akibatnya potensialpemberian Kalium (tabel 5). Hal inidisebabkan karena dalam kondisi yang air dalam pembuluh tersebut menurunkekurangan air menutupnya stomata,meningkatnya resistensi mesofil dan sehingga terjadi degradasi potensial air dimenurunnya efisiensi sistem fotosintesis(Slatyer, 1967). Selain itu juga dalam sel-sel akar sampai kebagian luardipengaruhi oleh kekurangan K. Sepertiyang sudah diketahui bahwa K berperan yaitu sel epidermis. Setelah potensial airpada pembukaan stomata danpengangkutan, meningkatkan potensial dalam sel akar lebih rendah dari potensialair daun, meningkatkan kemampuantanaman menyerap air dari dalam tanah, air pada larutan tanah, air dapat diserapberperan dalam pengambilan air olehakar, dan mengatur pergerakan air dari oleh akar tanaman yang kemudian akansel akar ke jaringan xylem (Baker danWeatherley, 1969). Dengan demikian meningkatkan potensial air daun. Dengankekurangan air dan Kalium menghambatpertumbuhan tanaman karena tidak bisa demikian secara fisiologi dapatmentranfer unsur hara ke seluruh bagiantanaman sehingga menghambat meningkatkan toleransi tanaman terhadapperkembangan serta pembelahan sel ataujaringan tanaman. cekaman air. Terdapat interaksi antara pemberian Kalium diketahui dapatair dan pupuk kalium terhadap beratkering total panen 2 pada perlakuan K1A1 meningkatkan pertumbuhan akar,(K50 dan kurang air) lebih rendahdibandingkan perlakuan K2A2 (K100 dan sehingga mampu menyerap hara dan aircukup air) terlihat pada tabel 6.Peningkatanpemberian pupuk kalium yang lebih banyak dan pada saat terjadimeningkatkan potensial airdaun. Hal iniberarti bahwa kalium meningkat kekeringan atau cekaman air tanamankemampuan tanaman mengekstraksi airdari dalam tanah. Baker dan Weatherley sudah cukup kuat karena cukup banyak cadangan karbohidrat sebagai sumber energi. Konsep yang mendasari keadaan ini ditemukan oleh Mengel (1975) dengan mengkaji hubungan diantara konsumsi air, ketahanan terhadap kekeringan dan kandungan K pada tanaman. Ternyata bahwa akumulasi cadangan karbohidrat selama periode kekeringan menentukan kemampuan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan, karena K mendorong sintesis dan translokasi karbohidrat. Tanaman dengan suplai K yang cukup memiliki cadangan karbohidrat yang lebih besar yang dapat digunakan selama periode cekaman sehingga tanaman memiliki toleransi terhadap air dan tumbuh lebih baik. KESIMPULAN Pemupukan kalium dapat menstimulir metabolisme tanaman jagung52 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
pada kondisi cekaman air sehingga Mengel, K. 1975. The nutrition of themampu meningkatkan akumulasi sugarbeet. Pot. Rev. 3, Subj. 11,senyawa seperti kandungan prolin bebas, 21 st suite: 1 - 8.dan karbohidrat yang secara fisiologidapat meningkatkan toleransi tanaman Mengel, K., and E. A. Kirkby. 1987.terhadap cekaman air. Principles of plant nutrition. Int. Potash Institute Warbladen. Bem DAFTAR PUSTAKA Switzerland.Baker, D. A., and P. E. Weatherly. 1969. Pandey, S.N and B.K. Sinha, 1996. Plant Water and solute transport by Physiology. Vikas Publishing exuding root systems of Ricinus House PVI Ltd. 579p. communis. J. Exp. Bot. 20: 485- 596. Prawiranata, W., Said.H., dan P. Tjondronegoro., 1981. Dasar-Fitter, A.H dan Hay, R.K.M. 1991. dasar Fisolofi Tumbuhan. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Departemen Botani. Fakultas Gadjah Mada University Press. Pertanian IPB. Bogor. 40p. Yogyakarka. Price, A. and B. Courtois. 1991. MappingGardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. QTLs Associated with Drought Mitchell. 1991. Physiology of Resistance in Rice; Progres Crop Plants. Dalam Fisiologi Problem and Prospect. Los Tanaman Budidaya. UI-Press. Banos: International Rice Jakarta Research Institute.Hanson, A. D., C. E. Nelsen and E. I. Pugnaire, F. I., and J. Pardos. 1999. Everson. 1977. Evaluation of free Constrains by water stress on proline accumulation as index of plant growth. In Passarakli, M. drought resistance using two (ed.) Hand Book of Plant and contrasting barley cultivars. Crop Crop Stress. New york : John Sci. 17 (5) : 720-726. Willey & Sons.Haris dan Krestiani. 2008. Studi Purwodadi, 1992. http://www.sumadi.tk/ Pemupukan Kalium Terhadap 2011/06/pengaruh-kalium-dalam Pertumbuhan Dan Hasil Jagung pertumbuhan.html Manis (Zea mays saccharata Sturt) Varietas Super Bee. Slatyer, R. D. 1967. Plant water relationships. Academic Press.Kramer, P.J., 1980. Plant and Soil Water London 366 p. Relationship: A Modern Synthesis. Tata McGraw-Hill Tambunan dkk, 1987. Publishing Company Ltd. New http://www.sumadi.tk/2011/06/pe Delhi. 482p ngaruh-kalium-dalam pertumbuhan.htmlLevitt, J., 1980. Responses of Plant to Environment Stresses; Water, Tandieu, 1986. Drought perception by Radiation, Salt and Other plant, Do cell of droughted plants Stresses. Vol. II. Academic Press. experience water stress. Plant New York-London-Toronto- Growth Regulation 20:93-104. Sydney-San Fransisco. 607p.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 53
54 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
PENGARUH SISTEM TANAM LEGOWO DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI LOKAL ACEH AKSESI SIGUPAIEFFECT OF PLANTING LEGOWO SYSTEM AND ORGANIC FERTILIZER ON THE GROWTH AND PRODUCTION PLANT RICE LOCAL ACEH SIGUPAI ACCESSION Chairudin*1), Mita Setyowati 1), Taufiq Hussaleh 2) 1)Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh, 23615 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar *)Email Korespondensi : [email protected] potential to increase rice production can be improved through the application of newinnovation, one of them using the system Legowo row planting and use of organicfertilizers. This study aims to determine the effect of planting system legowo and organicfertilizers on the growth and production of local rice crops Aceh Accession real Sigupaiand whether the interaction of both factors. This study uses split plot design, with threereplications, where subplots nested within the main plot. Subplot consisted of three (3) thestandard treatment Legowo planting system (S), namely: S1 = Cropping systems Legowo2: 1, S2 = System Legowo planting 3: 1, S3 = Cropping systems Legowo 4: 1. While themain plot consists of three (3) the standard treatment of organic fertilizers (P) ie: P1 = 5 tha -1, P2 = 10 ton ha -1, P3 = 15 ton ha -1. The results showed that planting system legowonot affect the growth of the rice plant, but affect the results of tenaman rice. The highestyield obtained in planting system Legowo 4: 1 and legowo 2: 1 which is significantlydifferent from the System Legowo 3: 1. Organic fertilizer had no effect on the growth andyield of rice plants. There is no interaction between legowo cropping system and organicmanure on the yield of rice plants.Keywords: legowo cropping system, local accession aceh, organic fertilizer, production PENDAHULUAN populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Sistem tanam ini juga Upaya peningkatan produksi padi memanipulasi tata letak tanaman,nasional menuju swasembada pangann sehingga rumpun tanaman sebagian besarberkelanjutan memerlukan teknik menjadi tanaman pinggir. Tanaman padibudidaya yang lebih baik. Cara budidaya yang berada di pinggir akan mendapatkanpadi terbaik mempertimbangkan secara sinar matahari yang lebih banyak,ilmiah aspek lingkungan (tanah, air, sehingga menghasilkan gabah lebihiklim, organisme pengganggu tanaman/ tinggi dengan kualitas yang lebih baik.OPT), varietas yang sesuai, termasukbentuk tajuk tanaman (Sutoro dan Selain sistem tanam, upayaMakarim, 1997), Potensi peningkatan meningkatkan pertumbuhan dan hasil,produksi padi masih dapat dilakukan perlu ditambahkan pupuk untukmelalui penerapan inovasi baru, salah meningkatkan hara dalam tanah. Salahsatunya dengan menggunakan sistem satu pupuk yang diberikan pada lahantanam jajar legowo. basah yaitu pupuk organik. Pupuk organik merupakan bahan pembenah Pada prinsipnya sistem tanam tanah yang paling baik, unsur hara yangjajar legowo adalah meningkatkan dikandung pupuk organik pada umumnyaJurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 55
rendah dan sangat bervariasi. Pemberian Meurubo Kabupaten Aceh Barat, dimulaibahan organik mampu meningkatkan pada bulan Maret sampai dengankelembaban tanah dan membantu September 2016.perbaikan kesuburan tanah terutamaapabila dilakukan dalam waktu yang Bahan Dan Alatrelatif panjang (Sutanto, 2002). Bahan yang digunakan dalamPenambahan bahan organik pada tanahmempunyai pengaruh terhadap beberapa penelitian ini adalah benih padi varietassifat kimia, yang kemudian akan sigupai, sedangkan alat yang digunakanmempengaruhi pertumbuhan dan dalam penelitian ini adalah hand traktor,produksi padi. Sumber pupuk organik meteran, parang, cangkul, handsprayer,dapat berasal dari kotoran hewan, bahan skrup, tali rapia, camera digital,tanaman dan limbah, misalnya pupuk timbangan, alat tulis.kandang, hijauan tanaman rerumputan,semak perdu dan pohon (Sutanto, 2002). Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang Penggunaan bahan organikmerupakan suatu tindakan perbaikan digunakan dalam penelitian ini yaitulingkungan tumbuh tanaman yang antara Rancangan Petak Terpisah (Split Plot)lain dapat meningkatkan efisiensi pupuk dengan 3 ulangan, dimana anak petak(Adiningsih dan Rochayati, 1988). Unsur tersarang dalam petak utama. anak petakhara nitrogen, fosfor dan kalium terdiri atas 3 (tiga) taraf perlakuan Sistemmerupakan faktor untuk produktivitas tanam legowo (S) yaitu: S1 = Sistempadi sawah, respon padi terhadap tanam Legowo 2 : 1, S2 = Sistem tanamnitrogen, fosfor dan kalium dipengaruhi Legowo 3 : 1, S3 = Sistem tanam Legowooleh beberapa faktor, diantaranya adalah 4 : 1. Sedangkan Petak utama terdiri ataspenggunaan bahan organik. Peningkatan 3 (tiga) taraf perlakuan Pupuk organik (P)kesuburan tanah melalui pemberian yaitu: P1 = 5 ton ha -1, P2 = 10 ton ha -1,bahan organik sangat penting dalam P3 = 15 ton ha -1.mempertahankan hasil gabah yang tinggi(Arafah, 2011). Pelaksanaan Penelitian Seleksi benih dapat dilakukan Produksi Padi Sawah di Acehtahun 2015 (ASEM) sebesar 2.301.878 dengan cara direndam, pada perendamanton Gabah Kering Giling (GKG) ini benih terapung dibuang dan benihmengalami peningkatan produksi sebesar yang bernas dipilih untuk dilakukan505.778 ton dibanding tahun 2014. perendaman. Media persemaian yangPeningkatan produksi disebabkan karena digunakan dibedengan dengan panjangpeningkatan luas panen sebesar 83.497 2 m x 7 m. Tanah dibajak denganhektar atau 22,78 persen. Produktivitas menggunakan hand traktor. Pupukpadi masih dapat ditingkatkan melalui organik diberikan sesuai denganperbaikan system budidaya. Oleh karena perlakuan, pupuk tersebut diberikan padaitu, perlu dilakukan penelitian tentang saat pengolahan tanah kedua atau duapengaruh sistem tanam legowo dan minggu setelah tanah diolah dengan carapupuk organik terhadap pertumbuhan dan ditaburkan keseluruh permukaan tanah.produktivitas padi. Pupuk buatan, pupuk Urea diberikan dua tahap, sebelum tanam dan 4 minggu BAHAN DAN METODELOGI setelah tanam, sedangkan SP 36 dan KCl PENELITIAN diberikan sekaligus sebelum tanam dengan dosis-dosis Urea 300 kg/ha, SPWaktu Dan Tempat 36 200 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Penelitian ini telah dilaksanakan Sebelum penanaman terlebihdi Desa Peunaga Rayeuk kecamatan dahulu dilakukan pembuatan bedengan dengan luas bedeng 4 m x 4 m dengan56 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
jumlah 27 bedengan. Penanaman tinggi tanaman umur (cm), jumlah anakandilakukan setelah bibit berumur 21 hari perumpun (anakan), jumlah anakansetelah semai atau sudah mempunyai 3-4 produktif perumpun (anakan), panjanghelai daun. Jarak tanam antar barisan 15 malai (cm), bobot gabah berisi per plotcm x 30 cm dan jarak legowo atau (kg), bobot 1000 butir gabah (gr),barisan kosong 60 cm. Pemeliharaan persentase gabah berisi (%), persentasetanaman padi diawali dengan gabah hampa (%), potensi hasil perhektarpenggenangan air, pemberian air (ton).dilakukan sesuai dengan keadaan cuaca,jika lahan kering air akan diberikan HASIL DAN PEMBAHASANhingga tanaman sampai pada fasegeneratif. Penyulaman dilakukan pada 2 Pengaruh sistem tanam legowominggu setelah tanam (MST) dengan Hasil penelitian menunjukanbibit yang sama, apabila ada tanamanyang mati. bahwa, Sistem tanam legowo berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi Penyiangan gulma dilakukan tanaman umur 15, 30, 45 HST, jumlahdengan cara mencabut menggunakan anakan umur 15, 30, 45, dan bobot 1000tangan, Pengendalian hama dan penyakit butir, sistem tanam legowo. Berpengaruhdilakukan dengan penyemprotan pestisida sangat nyata terhadap jumlah anakanorganik. Panen dilakukan ketika biji padi produktif, bobot gabah berisi per plot,telah menunjukkan masak fisiologis atau persentase gabah berisi, gabah hampa,90-95% maka padi telah menguning potensi hasil per hektar, dan berpengaruh nyata tehadap panjang malai.Pengamatan Adapun yang diamati dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjangmalai, bobot gabah berisi per plot, Bobot 1000 butir gabah, Persentase gabahberisi, Persentase gabah hampa, Potensi hasil per hektar pada berbagai sistemtanam legowo.Peubah Umur Sistem Tanam Legowo BNT0,05 Tanaman S1 S2 S3 15 HST 43,53 40,61 43,57 -Tinggi Tanaman 30 HST 58,29 55,21 57,75 - 45 HST 81,43 78,47 79,87 - 15 HST 2,12 2,01 2,15 -Jumlah anakan 30 HST 10,05 9,79 10,71 - 45 HST 14,57 13,93 15,43 -Jumlah anakan produktif 14,43 a 17,36 ab 17,66 b 1,83Panjang malai (cm) 23,35 a 23,12 a 22,81 b 0,40Bobot gabah berisi per plot (kg) 5,49 ab 4,00 a 5,79 b 0,58Bobot 1000 butir gabah (gr) 22,84 23,01 23,1 -Persentase gabah berisi(%) 95,59 b 95,37 ab 93,68 a 1,00Persentase gabah hampa (%) 4,41 a 4,63 a 6,32 b 1,00Potensi hasil per hektar (ton) 3,43 ab 2,50 a 3,61 b 0,74Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyatapada uji BNT0,05 Hasil penelitian menunjukkan jumlah anakan dan bobot 1000 butirbahwa sistem tanam legowo tidak gabah. Hal ini disebabkan Hal iniberpengaruh terhadap tinggi tanaman, disebabkan pada umur 15, 30, 45 HST Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 57
tinggi tanaman padi yang masih rendah metabolisme tanaman yang efektif, dalam satu malai sangat bergantung dari prosesbelum dapat dipengaruhi oleh sistem fotosintesis. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanamantanam, karena pada umur tersebut maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di dauntanaman padi masih belum mendapatkan akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baikpersaingan dengan tanaman lain dan ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil. Tanaman yang mendapatkan efekmasih memiliki ruang bebas samping, menjadikan tanaman mampu memanfaatkan faktor-faktor tumbuh yangmendapatkan cahaya matahari penuh dan tersedia seperti cahaya matahari, air dan Co2 dengan lebih baik untukdapat tumbuh menurut sifat genetik, dan pertumbuhan dan pembentukan hasil, karena kompetensi yang relatif kecilmorfologi dari tanaman itu sendiri. Iwan (Harjadi, 1997).Setiaji dkk (2008) mengemukakan bahwa Pengaruh pupuk organik Hasil penelitian menunjukanpertumbuhan, tinggi dan diameter bahwa, pupuk organik berpengaruh tidaktanaman dipengaruhi oleh cahaya, nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan umur 15, 30, 45 HST,pertumbuhan tinggi lebih cepat pada jumlah anakan produktif, bobot gabah berisi per plot, bobot 100 butir, potensitempat ternaung dari pada tempat hasil perhetar, berbeda nyata terhadap persentase gabah berisi, gabah hampa,terbuka. Suprihatno (2010) dan berbeda sangat nyata terhadap panjang malai.menambahkan bahwa tinggi rendahnyabatang tanaman dipengaruhi sifat atau ciriyang mempengaruhi daya hasil varietas.Sistem tanam Legowoberpengaruh terhadap jumlah anakanproduktif, panjang malai, bobot gabahberisi per plot, persentase gabah berisi,gabah hampa, dan hasil per hektar. Halini disebabkan sistem tanam legowo lebihbanyak memiliki ruang kosong dantanaman pinggir dibandingkan denganSistem tanam legowo lainya, dimana efektanaman pinggir dalam mendapatkansinar matahari dan terjadinyaTabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, bobot gabah berisi per plot, Bobot 1000 butir gabah, Persentase gabah berisi, Persentase gabah hampa, Potensi hasil per hektar pada berbagai perlakuan dosis pupuk organik. Peubah Umur Pupuk organik BNT0,05 Tanaman P1 P2 P3Tinggi Tanaman 15 HST 41,55 45,6 40,55 - 30 HST 56,27 58,22 56,75 - 45 HST 78,89 79,11 81,77 -Jumlah anakan 15 HST 2,00 2,26 2,03 - 30 HST 9,10 10,76 10,69 - 45 HST 13,96 14,12 15,85 -Jumlah anakan produktif 15,27 17,21 16,97 -Panjang malai (cm) 22,75 a 23,23 ab 23,30 b 0,14Bobot gabah berisi per plot (kg) 4,84 5,33 5,1 -Bobot 1000 butir gabah (gr) 23,02 23,16 22,78 -Persentase gabah berisi(%) 93,03 a 95,96 ab 95,65 b 2,18Persentase gabah hampa (%) 6,97 ab 4,04 a 4,35 a 2,18Potensi hasil per hektar (ton) 3,02 3,33 3,18 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,0558 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Hasil penelitian menunjukkan enzim-enzim yang mempercepat pertumbuhan jaringan meristimatik.bahwa sistem tanam legowo tidak semakin banyak jumlah pupuk kandang yang diberikan maka pertumbuhanberpengaruh terhadap tinggi tanaman, tanaman akan semakin baik dan berpengaruh terhadap panjang malaiJumlah anakan dan bobot 1000 butir tanaman. Seperti dikemukakan Rosmarkam et al. (2002), bahwagabah. Hal ini disebabkan bahwa pupuk kecepatan penyerapan hara dipengaruhi oleh kadar hara dalam tanaman, bilaorganik lebih lambat tersedia serta lambat kadar hara ini rendah maka penyerapan unsur hara relatif lebih cepat demikianpula menyediakan unsur nitrogen bagi juga sebaliknya.tanaman, karena harus mengalamiperubahan terlebih dahulu. Dimana dalamprosesnya pupuk organik seperti kotorankerbau, itu menghambat oksigen untukmasuk agar mempercepat pelapukan atauproses fermentasi. Bahan organik masihbelum memenuhi kebutuhan untuktanaman sehingga belum bisa Interaksimemberikan pengaruh yang signifikan Hasil penelitian menunjukkan(Hadas et al., 1996). bahwa, terdapat interaksi antara sistemPupuk Organik berpengaruh tanam legowo dan pupuk organikterhadap panjang malai, persentase gabah terhadap hasil produksi tanaman padi.berisi, persentase gabah hampa. hal ini Hasil penelitian menunjukkan bahwadisebabkan pupuk kandang kotoran perlakuan sistem tanam legowo dan dosiskerbau mengandung unsur hara seperti N, pupuk organik berpengaruh terhadapP, dan K yang tersedia bagi tanaman hasil produksi tanaman padi. Hal iniuntuk proses pertumbuhan dan produksi. disebabkan bahwa perlakuan sistemPupuk kandang mempunyai komposisi tanam legowo dan dosis Pupuk organikkandungan unsur hara yang lengkap, pada lahan basah berada dalam keadaantetapi jumlah tiap jenis unsur hara optimal dan dosis yang baik dan sesuaitersebut rendah walaupun kandungan dengan kebutuhan tanaman. Hal inibahan organik di dalamnya sangatlah sesuai dengan pendapat Sohel et al.tinggi (Rivaie. 2006). Unsur-unsur hara (2009), jarak tanam yang optimum akantersebut sebagai pendorong pertumbuhan memberikan pertumbuhan bagian atastanaman. Alasan ini sesuai dengan tanaman dan pertumbuhan bagian akarpendapat peneliti bahwa unsur hara N yang baik sehingga dapat memanfaatkanberfungsi sebagai perangsang lebih banyak cahaya matahari sertapertumbuhan tanaman secara memanfaatkan lebih banyak unsur hara.keseluruhan, khususnya batang, cabang Sebaliknya, jarak tanam yang terlaludan daun (Hakim et al. (1986). rapat akan mengakibatkan terjadinyaSementara unsur P berfungsi kompetisi antar tanaman yang sangatsebagai memacu pertumbuhan akar dan hebat dalam hal cahaya matahari, air, danpembentukan sistem perakaran yang baik unsur hara. Akibatnya, pertumbuhansehingga tanaman dapat mengambil unsur tanaman terhambat dan hasil tanamanhara lebih banyak dan pertumbuhan rendah. Pratiwi et al. (2010)tanaman menjadi sehat serta kuat. Sama menambahkan bahwa jarak tanam lebarseperti yang diungkapkan oleh Thompson memberi peluang varietas tanamandan Troeh (1978), bahwa fosfat mengekspresikan potensidibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.pembentukan sel pada jaringan akar dan Pada sistem tanam jajar legowo,tunas yang sedang tumbuh. Sedangkan persaingan perakaran tanaman dalamunsur K menurut pendapat Setyamidjaya penyerapan air dan hara berlangsung(1996), berfungsi untuk mengaktifkan intensif. Produktifitas tanaman padi dapat Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 59
ditingkatkan dengan penambahan pupuk memiliki kelebihan dalam memperbaikiorganik di karena kan pupuk organik sifat fisik dan biologi tanah. Menurutdapat menambah unsur hara bagi ningsih (2007), terdapat korelasi positiftanaman walaupun kandungan unsur antara pupuk organik denganharanya sedikit. Pemberian dosis pupuk produktivitas tanah sehingga produksiyang optimal dan seimbang bagi tanaman tanaman dapat meningkat seiring dengandapat meningkatkan produksi dan hasil peningkatan produktivitas tanah.dari tanaman. Selain itu, pupuk organikTabel 3. Rata-rata interaksi antara sistem tanam legowo dan pupuk organik panjangmalai, bobot gabah berisi per plot, persentase gabah berisi, persentase gabahhampa dan hasil per hektar.Perlakuan Dosis Pupuk Sistem Tanam Legowo BNT0,05 Organik ton ha-1 2:1 (S1) 3:1 (S2) 4:1 (S3) 5 (P1) 23,29 Ab 23,20 Ab 21,75 AaPanjang malai (cm) 10 (P2) 23,18 Aa 23,02 Aa 23,49 Ba 0,7 15 (P3) 23,58 Aa 23,13 Aa 23,17 BaBobot gabah berisi per 5 (P1) 5,57 Bb 3,83 Aa 5,13 Ab 1,01plot (kg) 10 (P2) 4,87 Aa 4,27 Aa 6,87 Bb 15 (P3) 6,03 Bb 3,90 Aa 5,37 AbPersentase gabah 5 (P1) 95,31 Ab 94,72 Aa 89,05 Aa 1,74berisi (%) 10 (P2) 96,06 Aa 95,48 Aa 96,34 Ba 15 (P3) 95,40 Aa 95,91 Aa 95,64 BaPersentase gabah 5 (P1) 4,69 Aa 5,28 Aa 10,94 Bb 1,74hampa (%) 10 (P2) 3,94 Aa 4,52 Aa 3,65 Aa 15 (P3) 4,60 Aa 4,09 Aa 4,35 AaPotensi hasil per 5 (P1) 3,48 Ab 2,40 Aa 3,21 Ab 0,63hektar (ton) 10 (P2) 3,04 Aa 2,67 Aa 4,29 Bb 15 (P3) 3,77 Ab 2,44 Aa 3,35 AbKeterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama (huruf besar) pada kolom sama dan angkayang diikuti oleh huruf yang sama (huruf kecil) pada baris yang sama berbeda tidaknyata pada uji BNT0,05KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA1. Sistem tanam legowo tidak Adiningsih dan S.Rochayati.1988. berpengaruh terhadap Pertumbuhan Peranan bahan organik dalam tanaman padi, Tetapi berpengaruh meningkatkan efisiensi pupuk dan terhadap hasil tenaman padi. Hasil produktivitas tanah. Hal.161- tertinggi diperoleh pada sistem tanam 181.Dalam M. sudjadi et.al. (eds) legowo 4:1 dan legowo 2:1 yang Pros.Lokakarya Nasional Efisiensi berbeda nyata dengan Sistem Tanam Pupuk. Puslittan, Bogor. Legowo 3:1. Arafah. 2011. Kajian pemanfaatan pupuk2. Pupuk organik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil organik pada tanaman padi sawah tanaman Padi. di Pinrang Sulawesi Selatan.3. Terdapat interaksi antara sistem tanam legowo dan pupuk organik Jurnal Pengkajian dan terhadap hasil produksi tanaman padi. Pengembangan Teknologi Pertanian 14(1): 11-18.60 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. Pratiwi, G.R., E. Suhartatik, dan A.K. 16/03/Th. VIII, 02 Maret 2015. Makarim. 2010.Produktivitas danHakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, komponen hasil tanaman padi S. G. H. Nugroho, M. R. Fail, M. A. Diha, G. Hong dan H. H. sebagai fungsi dari populasi Baeley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung. tanaman. In: S. Abdulrachman, Lampung. 385 hal. H.M. Toha, dan A. Gani (Eds.). Inovasi Teknologi Padi untuk Mempertahankan Swasembada dan MendorongHarjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Ekspor Beras. Prosiding Seminar PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. nasional Hasil Penelitian Padi 2009, Buku 2. Balai BesarHadas A., L. Kautsky, R. Portney, Penelitian Tanaman Padi. p.443- Mineralization of composted manure andmicrobial ynamics in 450. soil as affected by longterm nitrogen management, Soil Biol. Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono. Biochem., 28, 733—738 (1996). 2002. lmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Jogjakarta.Iwan Setiajie A, Sumedi dan I Putu Rivaie. A.A. 2006. Pupuk Kandang Sapi. Wardana. 2008. Gagasan dan PT. Kreatif Energi Indonesia. implementasi system of rice intensification (SRI) dalam Sohel M. A. T., M. A. B. Siddique, M. kegiatan budidaya padi ekologis Asaduzzaman, M.N. Alam, & M. (BPE). Analisis Kebijakan M. Karim, 2009. Varietal Pertanian, 06(01). Performance of Transplant Aman Rice Under Different HillNingsih, E. M. N., Y. A. Nugroho, dan N. Densities. Bangladesh J. Agric. Res. 34(1): 33-39.R. S. Tihuma. 2007. Kajianpaduan bokashi sampah Sutoro dan A.K. Makarim. 1997. Bentuk tajuk berbagai varietas padi dankota dan pupuk anorganik hubungannya dengan potensi produksi. Penelitian Pertanianterhadap pertumbuhan dan Tanaman Pangan15:68-78.hasil tanaman Kedelai. JurnalAgrika Vol. 1 (1): 58 – 67Setyamidjaja D. 1996. Pupuk dan Thompson dan Troeh (1978) bahwa Pemupukan. Simplex. Jakarta. fosfat dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan sel padaSutanto. R . 2002. Pertanian Organik. jaringan akar dan tunas yang sedang tumbuh.Menuju Pertanian Alternatif danBerkelanjutan. Kanius,Yogyakarta. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 61
62 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L) PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITASGROWTH AND PRODUCTION OF SOME VARIETY OF RICE (Oryza sativa L.) AT VARIOUS LEVELS OF SALINE Muhammad Jalil1*), Halimatun Sakdiah2), Eka Deviana2), Ilham Akbar2) 1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh 23615 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar *)Email Korespondensi : [email protected] study aims to determine the effect of salinity on growth and production of somevarieties of rice as well as real whether the interaction of both factors. This research used arandomized block design (RBD) factorial design with three replications. The first factorconsists of 5 levels: varieties IR-64, Ciherang, Inpari 11 IRBB-27 and Inpara. The secondfactor consists of three levels: salinity levels of 0 ppm/l (control), 2000 ppm/l and4000 ppm/l. This research was conducted at the experimental field of Agriculture Facultyon Teuku Umar University from January 22 to 28 June 2015. The results showed that thesalinity gave significant effect on the number of grains per panicle. Significant number ofpanicle, grain weight per panicle and production per hectare and not influenced on othertreatments. Varieties gave significant effect on plant height and number of tillers age on 30day after plant, age 45 day after plant, leaf length, number of productive panicles, paniclelength, number of grains per panicle, percentage of empty grain, the percentage of pithygrain, grain weight per panicle and yield per hectare. Significant effect on plant height age45 day after plant, age 15 day after plantntiller number and weight of 100 grains and notinfluenced on other treatments. There is a very real interaction between salinity andvarieties of the grain hollow percentage, percentage pithy grain, grain weight per panicleand yield per hectare, significantly affected the number of grains per panicle and nosignificant effect on other variables.Keywords: marginal land, salinity, tidal land, varieties PENDAHULUAN ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 1.58 juta ton (2.46 persen) dibandingkan Padi (Oryza sativa L.) merupakan produksi tahun 2009. Kenaikan produksitanaman pangan rumpun-berumpun. diperkirakan terjadi karena peningkatanSejarah menunjukkan bahwa penanaman luas panen sebesar 234,54 ribu hektarpadi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai (1.82 persen) dan produktivitas sebesarpada 3.000 tahun Sebelum Masehi. Bukti 0.31 kuintal/hektar (0.62 persen).lainnya penemuan fosil butir padi dan Kenaikan produksi padi tahun 2010gabah ditemukan di Hanstinapur Uttar sebesar 1.58 juta ton tersebut terjadi padaPradesh India sekitar 100-800 sebelum perkiraan September-Desember sebesarMasehi (Purwono dan Purnamawati, 2.09 juta ton, sedangkan realisasi2007). produksi Januari-Agustus turun sebesar 0.51 juta ton (BPS, 2010). Indonesia merupakan produsenpadi terbesar ketiga di dunia setelah Oleh karena itu, diperlukan usahaCina dan India. Produksi padi di untuk meningkatkan produksi padi. SalahIndonesia tahun 2010 sebesar 65.98 juta satu upaya peningkatan produksi padiJurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 63
adalah dengan pemanfaatan lahan pasang jumlah anakan, bobot 1000 butir gabah,surut. bobot kering akar, tajuk dan total tanaman serta hasil gabah (Bintoro, Pemanfaatan lahan pasang surut 1983).terkendala dengan tinggi salinitas yangdiakibatkan oleh intrusi air laut sehingga Tanah salin mempengaruhimengandung garam dengan konsentrasi tanaman karena kandungan garam larutyang tinggi, terutama pada musim yang tinggi. Bila sel tanamankemarau (Badan Penelitian dan dimasukkan dalam larutan berkadarPengembangan Pertanian, 2008). garam tinggi, sel tersebut akanMenurut Hu dan Schimidhalder (2004) mengkerut. Proses ini disebut plasmolisissalinitas terjadi tidak hanya karena curah sehingga akan meningkatkan kadarhujan yang kurang untuk melarutkan dan garam dalam larutan.mencuci garam, tetapi juga karenapenguapan (evaporasi) yang cepat Gejala salinitas terhadapsehingga menyebabkan terkumpulnya pertumbuhan tanaman pada tanah dengangaram dalam tanah. tingkat salinitas yang cukup tinggi akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak Salinitas merupakan tingkat kadar normal seperti daun mengering di bagiangaram yang terlarut dalam air. Tanah ujung dan gejala khlorosis (Levitt,1980).dikatakan salin apabila mengandunggaram-garam yang dapat larut dalam Penggunaan varietas toleranjumlah banyak sehingga mengganggu merupakan cara paling efektif untukpertumbuhan tanaman. Penyebab lahan memanfaatkan potensi lahan salin dalamsalin terbagi atas dua bagian yaitu upaya meningkatkan produksi padipenyebab primer dan penyebab sekunder. nasional. Luas lahan salin di Asia sekitarLahan salin primer terjadi secara alami 21,5 juta ha, 12 juta ha diantaranyadan sekitar 7 % dari permukaan bumi. bersifat salin dan 9,5 juta ha bersifatLahan salin sekunder terjadi akibat alkaline (Bhumbla dan Abrol, 1978). Diaktifitas manusia. Salinitas sekunder saat Indonesia luas lahan salin bertipe gambutini diperkirakan terjadi pada sekitar 80 sekitar 0,44 juta ha (Alihamsyah et al.,juta ha yang awalnya cocok untuk 2002) yang namun pengembangan padipertanian (Barret-Lennard, 2002). di lahan salin masih mendapat kendala dengan terbatasnya jumlah varietas yang Pengaruh salinitas terhadap cocok untuk dikembangkan di daerahtanaman mencakup tiga aspek yaitu: tersebut dan juga sedikitnya plasmamempengaruhi tekanan osmosis, nutfah sebagai donor gen sifat tolerankeseimbangan hara, dan pengaruh racun. lahan salin dalam upaya perbaikanSelain itu, NaCl juga dapat varietas toleran salinitas. Pemilihanmempengaruhi sifat-sifat tanah dan metode untuk memilih varietas tahanselanjutnya berpengaruh terhadap salin telah banyak dilakukan, tetapipertumbuhan tanaman. Banyaknya Na+ membutuhkan waktu yang lama dalamdi dalam tanah menyebabkan pengujian tersebut. Luas lahan salinmenurunnya ketersediaan unsur Ca+, bertambah terutama di daerah pesisirMg2+, dan K+ yang dapat diserap bagi pantai karena terjadinya perubahantanaman. Salinitas juga dapat iklim global dan naiknya permukaan airmenurunkan serapan P meskipun tidak laut (Ismail, 2007).sampai terjadi defisiensi. Meningkatnyakandungan Cl- diikuti pula oleh Rendahnya produktivitas padi diberkurangnya kandungan NO3- dalam lahan pasang surut disebabkan olehtajuk (Suwarno, 1985). Salinitas dapat rendahnya kesuburan tanah, yangmenyebabkan kerusakan daun, dicirikan oleh kadar hara terutama fosfat,memperpendek tanaman, menurunkan kemasaman yang tinggi, keracunan alumunium, besi dan pirit (Noehan,64 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
2003). Serangan penyakit terutama blas Rancangan Percobaanatau busuk leher malai serta serangan Rangcangan percobaan yanghama tikus dan walang sangit telah sejaklama merupakan kendala utama budidaya digunakan dalam Penelitian adalahpadi di lahan pasang surut (Koswara et al. Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola1984). faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah varietas (V) dan faktor Respon yang berbeda terhadap kedua adalah salinitas (S). Faktor pertamasalinitas salah satunya mengalami terdiri dari 5 taraf yaitu V1 = IR-64, V2 =cekaman kekeringan dan salinitas tinggi, Ciherang, V3 = Inpari 11, V4 = IRBB-27penurunan kadar air dalam tanaman dan V5 = Inpara. Faktor kedua terdiri darisecara fisiologis sangat mirip pada 3 taraf yaitu S0 = 0 ppm/liter (control),tanaman kekeringan atau mendapatkan S1 = 2000 ppm/Liter dan S2 = 4000salinitas tinggi, atau juga terjadi interaksi ppm/Liter. Data hasil pengamatan akanyang mempengaruhi respon akhir dianalisis dengan sidik ragam, memakaitanaman (Knight dan Knight, 2001). uji F. Jika terdapat perbedaan yang nyataSkrining terhadap 1700 gen padi yang dilakukan uji lanjut dengan BNT padamengalami cekaman yang berbeda-beda taraf 5%.menunjukkan bahwa 36, 62, 57, 43 gendiinduksi oleh suhu rendah, kekeringan, Pelaksanaan Penelitiansalinitas tinggi dan asam absisat (ABA)secara berurutan (Rabbani et al., 2003). Pembuatan tempat penelitianBerdasarkan permasalahan yang telah Bangunan tempat penelitianuraian di atas, perlu dilakukan penelitianterhadap beberapa varietas padi yang dibuat dari kayu sebagai tiang denganmemiliki respon berbeda terhadap tinggi 3 meter dan luas 4 m x 12 m. Atapsalinitas. dan dinding dibuat dari plastik, bangunan dibuat membujur dari arah Utara ke Penelitian ini bertujuan untuk Selatan.mengetahui pengaruh tingkat salinitasterhadap pertumbuhan dan produksi Seleksi Benihbeberapa varietas padi serta nyata Seleksi benih dapat dilakukantidaknya interaksi kedua faktor tersebut. dengan cara direndam, benih yang BAHAN DAN METODE terapung dibuang dan yang bernas dipilih PENELITIAN untuk dilakukan perendaman. Benih yang telah dipilih direndam dalam air yangTempat dan Waktu Penelitian diberi larutan agrep dengan konsentrasi Penelitian dilaksanakan di kebun 0,5 ml/ltr selama 4 jam. kemudian benih tersebut dicuci dengan air yang mengalir,Percobaan Fakultas Pertanian Universitas benih diperam selama 2 hariTeuku Umar Meulaboh dari bulan 22Januari sampai dengan 28 Juni 2015. Persemaian Persemaian dilakukan di tempatBahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan persemaian dengan cara benih ditabur. Masing-masing varietas dengan luasdalam penilitian yaitu benih padi, plastik bedeng persemaian 50 cm x 120 cmpolietylen, petisida, aquades, pupuk, persemaian benih padi dilakukan selamaalkohol, larutan NaCl, Bahan kimia 10 hari. Persemaian dilakukan untuksedangkan alat-alat yang digunakan membuat tanaman tumbuh seragam, danadalah pot, pisau skalpel, pinset, meteran, mengurangi resiko kematian dan mudahEC meter, Gelas ukur. diawasi dari serangan hama maupun penyakit.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 65
Persiapan media tanam dan jumlah anakan per rumpun umur 15, Media tanam yang digunakan 30, 45 HST, panjang daun, jumlah anakan produktif per rumpun, panjangdalam penelitian ini adalah tanah sawah malai, jumlah gabah permalai, berat 100lapisan atas (top soil) yang diambil di butir, bobot gabah per rumpun, persentasiDesa Ujong Tanjong Kecamatan gabah hampa, persentasi gabah bernasMeureubo Kabupaten Aceh Barat. dan produksi per hektar.Kemudian dimasukkan dalam pot denganjumlah pot yang digunakan 45 buah, pot HASIL DAN PEMBAHASANdisusun sesuai bagan percobaan. Pengaruh SalinitasPenanaman Media tanam yang digunakan Hasil uji F pada analisis ragamadalah tanah yang sudah dilumpurkan, menunjukkan bahwa salinitastanah yang sudah dicampur denganpupuk organik yaitu pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadapsebanyak 20 ton/ha, kemudian diadukmerata. Penaman dilakukan 1 bibit jumlah gabah per malai. Berpengaruhperlubang, dalam 1 pot ditanam sebanyak3 bibit. nyata jumlah malai, bobot gabah perPemupukan rumpun dan produksi perhektar. Pupuk yang digunakan dalam Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggipenelitian ini adalah pupuk Ureasebanyak 33,2 g/pot. SP-36 16,6 g/pot tanaman dan jumlah anakan umur 15, 30,dan KCl 16,45 g/pot. Pemupukandilakukan seminggu sebelum penanaman, dan 45 HST serta panjang daun umur 45kemudian pemupukan selanjutnya padaumur 3 minggu setelah tanam (MST). HST, panjang malai, bobot 100 butir,Perlakuan Salinitas persentase gabah hampa dan persentase1. Pembuatan larutan NaCl dengan gabah bernas. Rata-rata pertumbuhan dan konsentrasi 0 ppm, 2000 ppm dan 4000 ppm. Dengan cara melarutkan hasil tanaman padi pada berbagai tingkat NaCl 2000 ppm = 2 gr NaCl / 1000 ml air dan 4000 ppm = 4 gr NaCl / salinitas setelah diuji lanjut BNT0,05 1000 ml air2. Perlakuan salinitas dilakukan dengan disajikan pada Tabel 1. cara menyiram tanaman dengan larutan NaCl pada tiap-tiap pot sesuai Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan interval penyiraman 2 hari sekali. tingkat salinitas yang dicobakanPemeliharaan memberikan pengaruh yang tidak nyata Pemeliharaan tanaman padi terhadap tinggi tanaman, jumlah anakanmeliputi: penyiraman, penyulaman,pengendalian hama dan penyakit, umur 15, 30 dan 45 HST dan panjangpenyiangan gulma. daun umur 45 HST. Hal ini diduga efekPengamatan Adapun peubah yang diamati cekaman salin yang diakibatkan olehdalam penelitian adalah tinggi tanaman adanya konsentrasi garam yang berbeda masih berada pada kondisi yang toleran bagi pertumbuhan tanaman padi sehingga tidak menghasilkan perbedaan tinggi tanaman dan jumlah anakan yang signifikan pada setiap fase pengamatan. Tingkat adaptif tanaman pada fase pertumbuhan menunjukkan gelaja jumlah anakan yang berkurang dari jumlah anakan pada perlakuan tingkat salinitas yang lebih tinggi meskipun secara statistik tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Hal ini diduga pada fase pertumbuhan ini tanaman padi masih adaptif terhadap cekaman salinitas meskipun hasil pengamatan menunjukkan panjang daun yang bervariatif pada66 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
berbagai tingkat salinitas yang dicobakan. meningkatkan kapasitas tanaman untuk beradaptasi tehadap salinitas menjadiCuartero et al. (2006) menyatakan lebih toleran.perlakuan awal garam pada fasepertumbuhan tertentu dapatTabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 15, 30 dan 45 HST,panjang daun umur 45 HST, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlahgabah per malai, bobot 100 biji, persentase gabah hampa dan bernas, bobot gabahper rumpun dan produksi per hektar tanaman padi pada berbagai salinitasPeubah Umur 0 ppm Salinitas 4000 ppm BNT 0,05 Tanaman (S0) 2000 ppm (S2) (S1) 15 HST 33.48 32.97 32.62 -Tinggi Tanaman (cm) 30 HST 53.60 52.38 50.27 - 45 HST 69.41 70.27 61.78 -Jumlah Anakan per 15 HST 2.04 2.07 1.84 -Rumpun (anakan) 30 HST 10.69 12.04 10.33 - 45 HST 19.47 20.22 18.71 -Panjang daun (cm) 45 HST 50.28 51.24 50.16 -Jumlah Anakan Produktif 7,81 b 6,96 ab 5,83 a 1,46Panjang Malai 23,89 23,58 23,70 -Jumlah Gabah Per Malai 151,61 b 140,45 b 101,46 a 25,41Bobot 100 Biji 2,36 2,37 2,35 -Persentase Gabah Hampa 38,03 39,96 40,20 -Persentase Gabah Bernas 51,97 50,04 49,80Bobot Gabah Per Rumpun 12,41b 11,58 b 9,33 a 2,39Produksi Per Hektar 3,10 b 2,90 ab 2,33 a 0,60Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05 Tabel 1 menunjukkan bahwa kelebihan Na+ menyebabkan terjadinyajumlah anakan produktif tanaman padi kerusakan sel tanaman yangtertinggi ditunjukkan pada tingkat menyebabkan terhambatnya pertumbuhansalinitas 0 ppm (kontrol) dan terjadi tanaman.penurunan seiring dengan peningkatantingkat salinitas sampai 4000 ppm. Hal Hasil penelitian menunjukkkanini terjadi diduga karena adanya pengaruh bahwa malai terpanjang cenderungcekaman osmotik yang menyebabkan ditunjukkan pada tingkat salinitas 0 ppmtanaman sulit menyerap air dan pengaruh (S0) meskipun secara statistikdari ion Na dan Cl yang berlebihan akibat menunjukkan perbedaan yang tidak nyatapemberian NaCl, sehingga pembelahan dengan tingkat salinitas 2000 ppm (S1)dan pembesaran sel terhambat serta dan 4000 ppm (S2). Bobot 1000 bulirjumlah anakan akan menurun terbesar dijumpai pada tingkat salinitasdibandingkan dengan tanaman padi pada 2000 ppm (S1) meskipun secara statistikkondisi normal. Hal ini sesuai dengan menunjukkan perbedaan yang tidak nyatapendapat Rengel (2000) yang dengan perlakuan lainnya. Hal ini didugamenyatakan bahwa tanaman yang karena karakter pembentukan panjangmengalami keracunan garam dapat malai dan bobot 1000 bulir dipengaruhidikenali dengan berkurangnya jumlah oleh faktor genetik. Hal ini sejalananakan yang terbentuk. dengan pendapat Indria (2005) yang bahwa jumlah dan panjang bagian Harjadi dan Sudirman (1988); tanaman sebagian besarnya ditentukanMarschner (1995) menyatakan bahwa oleh faktor genetik. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 67
Pengaruh Varietas hektar. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, jumlahHasil uji F pada analisis ragam anakan umur 15 HST dan bobot 100 butir. Berpengaruh tidak nyata terhadapmenunjukkan bahwa varietas tinggi tanaman umur 15 HST dan jumlah anakan umur 45 HST. Rata-rataberpengaruh sangat nyata terhadap tinggi pertumbuhan dan hasil tanaman padi pada berbagai varietas setelah diuji lanjuttanaman dan jumlah anakan umur 30 BNT0,05 disajikan pada Tabel 2.HST, panjang daun umur 45 HST, jumlahmalai produktif, panjang malai, jumlahgabah per malai, persentase gabahhampa, persentase gabah bernas, bobotgabah per rumpun dan produksi perTabel 2. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan per rumpun umur 15, 30 dan 45 HST,panjang daun umur 45 HST, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlahgabah per malai, bobot 100 biji, persentase gabah hampa dan bernas, bobot gabahper rumpun dan produksi per hektar tanaman padi pada berbagai varietasPeubah Umur V1 V2 Varietas V4 V5 BNT Tanaman 34.15 30.63 V3 33.52 31.66 15 HST 0,05 35.16 -Tinggi Tanaman (cm) 30 HST 48.59b 56.27b 60.89b 59.81b 34.85a 13.53 45 HST 60.67ab 75.35b 79.54b 73.41b 46.79a 19.31Jumlah Anakan per 15 HST 2.22 b 2.00 b 2.37 b 2.26 b 1.07 a 0.76Rumpun (anakan) 30 HST 11.48b 10.96b 12.15b 13.93b 6.59 a 3.47 45 HST 19.56 19.33 20.26 22.30 15.89 -Panjang daun (cm) 45 HST 44.74a 50.41ab 57.18c 51.21ab 49.27b 4.14Jumlah Anakan Produktif 10,04 c 7,44 b 6,39 ab 5,57 ab 4,89 a 1,88Panjang Malai 22,27 a 23,99 ab 24,65 c 23,24 ab 24,45 bc 1,33Jumlah Gabah Per Malai 101,76 a 109,46 a 153,84 b 180,33 b 110,46a 32,80Bobot 100 Biji 2,31 a 2,37 a 2,54 b 2,28 a 2,29 a 0,16Persentase Gabah Hampa 38,07 b 33,95 a 46,85 c 41,06 bc 37,05 ab 3,51Persentase Gabah Bernas 51,94 bc 56,05 c 43,16 a 48,94 b 52,95 c 3,51Bobot Gabah Per Rumpun 13,46 b 11,90 b 10,03 ab 12,43 b 7,71 a 3,09Produksi Per Hektar 3,37 b 2,98 b 2,51 ab 3,11 b 1,93 a 0,77Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05Tabel 2 menunjukkan bahwa Perbedaan pertumbuhan dan produksi suatu varietas dipengaruhi olehkeragaman tinggi tanaman, jumlah kemampuan suatu varietas beradaptasi terhadap lingkungan tempat tumbuhnya.anakan dan panjang daun dari setiap Kemampuan varietas ini cederungvarietas yang dicobakan, pada varietas lebih adaptif sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan yang lebihInpari 11 menunjukkan tinggi tanaman, baik dibandingkan dengan varietas lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapatjumlah anakan dan panjang daun yang Utama et al. (2009) yang menyatakan bahwa tanaman yang toleran terhadaplebih banyak dibandingkan dengan cekaman lingkungan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi secaravarietas lainnya. Keragaman ini terjadi morfologi dan fisiologi. Sitompul dan Guritno (1995) menambahkan bahwaakibat tiap varietas memiliki potensi keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalugenetik yang berbeda dalam meresponlingkungan tumbuhnya yakni garam-garam akibat perlakuan tingkat salinitasyang dicobakan. Hal ini sesuai denganpendapat Agustian (1994) yangmenyatakan bahwa komponenpertumbuhan dan produksi setiap varietasdisamping tergantung pada sifat genetik.68 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman mempunyai kemampuan untukyang digunakan berasal dari jenis yang beradaptasi secara morfologi dansama. fisiologi. Hasil penelitian menunjukkan Tabel 2 menunjukkan bahwa bobot 1000 bulir padi terberatbahwa varietas IR 64 cenderung lebih ditunjukkan pada varietas Inpari 11 dibandingkan dengan varietas lainnya.adaptif dibandingkan dengan empat Hal ini karena adanya perbedaan sifat genetik dari varietas sehinggavarietas lainnya. Hal ini diduga karena menghasilkan respon yang berbeda dibandingkan dengan varietas lainnya.perbedaan varietas cukup besar Hal ini sesuai dengan pendapat Agustian (1994) yang menyatakan bahwamempengaruhi perbedaan sifat dalam komponen pertumbuhan dan produksi setiap varietas disamping tergantung padatanaman (genetik) atau perbedaan sifat genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Meskipun secara genetis adalingkungan atau kedua-duanya. Hal ini varietas yang memiliki produksi yang lebih baik, tetapi dipengaruhi oleh faktorsesuai dengan pendapat Sitompul dan lingkungan tempat tumbuhnya sehingga dapat menurunkan produksi (Simatupang,Guritno (1995) yang menyatakan bahwa 1997).keragaman penampilan tanaman akibat Interaksi Varietas dan Salinitas Hasil uji F pada analisis ragamperbedaan susunan genetik selalu menunjukkan bahwa terdapat interaksimungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang sangat nyata antara salinitas dan varietas terhadap persentase gabahyang digunakan berasal dari jenis yang hampa, persentase gabah bernas, bobot gabah per rumpun dan produksi persama. Keragaman genetik akan hektar. Interaksi yang nyata terhadap jumlah gabah per malai dan interaksidiekspresikan pada suatu fase yang tidak nyata terhadap peubah lainnya.pertumbuhan yang berbeda dapat Jumlah Gabah Per Malaidiekspresikan pada berbagai sifat Rata-rata jumlah gabah permalaitanaman yang mencakup bentuk dan tanaman padi antara salinitas dan varietas disajikan pada Tabel 3.fungsi tanaman yang menghasilkankeragaman pertumbuhan tanaman.Dari kelima varietas padi yangsudah dicobakan terlihat varietas Inpari11 dan Inpara mempunyai panjang malaiyang lebih panjang dibandingkan denganvarietas lainnya. Hal ini diduga varietasini cederung lebih adaptif sehinggamampu menghasilkan panjang malaiyang lebih baik dibandingkan dengavarietas lainnya. Hal ini sesuai denganpendapat Utama et al. (2009) yangmenyatakan bahwa tanaman yang toleranterhadap cekaman lingkunganTabel 3. Rata-rata jumlah gabah per malai tanaman padi antara salinitas dan varietas Perlakuan Tingkat Salinitas (ppm) BNT0,05 S0 (0) S1 (2000) S2 (4000)V1 IR-64 120.04 ab 117.83 ab 67.41 aV2 Ciherang 132.37 b 101.32 ab 94.68 abV3 Inpari 11 127.76 b 168.29 bc 165.48 bc 56.81V4 IRBB-27 236.90 c 210.27 c 93.82 abV5 Inpara 140.97 b 104.53 ab 85.88 abKeterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05 Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 69
Tabel 3 menunjukkan bahwa ujung-ujung daun bewarna keputihan danterjadi keragaman jumlah gabah per sering terlihat bagian-bagian yangmalai dari setiap kombinasi perlakuan, khlorosis. Hasil penelitian Rahmawatipada varietas IRBB-27 dengan tingkat (2006) pengaruh cekaman salinitassalinitas 0 ppm (kontrol) menunjukkan terhadap tanaman padi adalahhasil yang lebih tinggi dibandingkan berkurangnya tinggi tanaman dan jumlahdengan perlakuan lainnya. Keragaman anakan, pertumbuhan akar terhambat,yang terjadi akibat tiap varietas memiliki sehingga berpengaruh pada hasil produksipotensi genetik yang berbeda dalam seperti berkurangnya bobot 100 gabahmerespon lingkungan tumbuhnya akibat dan berkurangnya bobot kering tanaman.perlakuan tingkat salinitas yangdicobakan. Menurut Brinkman and Singh Persentase Gabah Bernas (%)(1982) gejala keracunan garam pada Rata-rata persentase gabahtanaman padi berupa terhambatnyapertumbuhan, berkurangnya anakan, bernas tanaman padi antara salinitas dan varietas disajikan pada Tabel 4.Tabel 4. Rata-rata persentase gabah bernas tanaman padi antara salinitas dan varietas Perlakuan S0 (0) Tingkat Salinitas (ppm) S2 (4000) BNT0,05V1 IR-64 53.16 c S1 (2000) 55.20 c (63,74) 47.45 bc (67,14) (54,26)V2 Ciherang 56.37 c 57.98 c 53.80 c (69,02) (71,66) (65,08)V3 Inpari 11 39.98 a 47.49 bc 42.00 ab 6.08 (41,38) (54,29) (44,82)V4 IRBB-27 54.98 c 46.24 b 45.59 ab (67,03) (52,11) (51,04)V5 Inpara 55.37 c 51.06 bc 52.43 c (67,70) (60,50) (62,70)Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05- ( ) = Angka sebelum transformasi Arc Sin Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkanbahwa persentase gabah bernas tertinggi keragaman tingkat persentase gabahditunjukkan pada pada perlakuan varietas hampa pada setiap perlakuan salinitas.Ciherang (V2) dengan tingkat salinitas Persentase gabah hampa terendah2000 ppm (S1), pada perlakuan ini dijumpai pada varietas Ciherang (V2)menunjukkan hasil yang lebih tinggi dengan perlakuan 2000 ppm (S1).dibandingkan dengan perlakuan lainnya, Persentase gabah hampa tertinggihasil ini menunjukkan bahwa pada dijumpai pada varietas Inpari 11 denganvarietas Ciherang masih toleran dengan perlakuan 0 ppm (S0). Hal ini diakibatkantingkat salinitas 200 ppm. Hal ini sesuai oleh berkurangnya pasokan fotosintatdengan pendapat Hanum (2009) yang pada waktu pengisian biji oleh kondisimenyatalan ketahanan terhadap garam source ke sink yang berbeda-beda.merupakan kemampuan tumbuhan untuk Menurut Siregar (1981) bahwa tanamanmelawan adanya akibat yang disebabkan padi yang tercekam oleh salin, akanoleh garam. mengurangi jumlah anakan dan pertumbuhannya kerdil, serta bulir-bulirPersentase Gabah Hampa (%) padi yang dihasilkan akan banyak yang Rata-rata persentase gabah kosong.hampa tanaman padi antara salinitas danvarietas disajikan pada Tabel 5.70 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Tabel 5. Rata-rata persentase gabah hampa tanaman padi antara salinitas dan varietas Perlakuan Tingkat Salinitas (ppm) BNT0,05 S0 (0) S1 (2000) S2 (4000)V1 IR-64 36.85 ab 42.55 bc 34.80 ab (36,26) (45,74) (32,86)V2 Ciherang 33.63 ab 32.02 a 36.20 ab (30,98) (28,34) (34,92)V3 Inpari 11 50.02 c 42.51 bc 48.00 c 6.08 (58,62) (45,71) (55,18)V4 IRBB-27 35.02 ab 43.76 bc 44.41 bc (32,97) (47,89) (48,96)V5 Inpara 34.63 ab 38.94 b 37.57 ab (32,30) (39,50) (37,30)Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05 - ( ) = Angka sebelum transformasi Arc Sin Bobot Gabah Per Rumpun (g) bobot gabah per rumpun lebih tinggi, hal Rata-rata bobot gabah per rumpun ini menunjukkan efek salinitas sangat berpengaruh terhadap bobot gabah.tanaman padi antara salinitas dan varietas Menurut Munns dan Tester (2008)disajikan pada Tabel 6. menyatakan bahwa pengaruh stres salin berpengaruh terhadap proses biokimia Hasil penelitian menunjukkan dan fisiologis tanaman tersebut yangbahwa pada berbagai vaeriatas yang kemudian menyebabkan efek akumulasidicobakan menghasilkan bobot gabah pada tingkat keseluruhan tanamanyang beragam pada berbagai tingkat sehingga tanaman menjadi mati atauperlakuan salinitas. Hasil penelitian terjadi penurunan produktivitas.menunjukkan pada varietas IR-64 dengantingkat salinitas 0 ppm menghasilkanTabel 6. Rata-rata bobot gabah per rumpun tanaman padi antara salinitas dan varietas V1 Perlakuan Tingkat Salinitas (ppm) BNT0,05 S0 (0) S1 (2000) S2 (4000) IR-64 18.19 b 12.95 b 9.25 abV2 Ciherang 10.61 ab 14.92 b 10.18 abV3 Inpari 11 9.83 ab 9.53 ab 10.73 ab 5.34V4 IRBB-27 16.85 b 14.29 b 6.14 a V5 Inpara 6.54 a 6.23 a 10.37 abKeterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05Produksi Per Hektar dengan hasil rata-rata bobot gabah per Rata-rata produksi per hektar rumpun. Perbedan produksi padi pada berbagai varietas disebabkan olehtanaman padi antara salinitas dan varietas kemampuan tanaman dalam beradaptasidisajikan pada Tabel 7. dengan kondisi salinitas yang berbeda. Venkateswarlu dan Visperas (1987), Tabel 7 menunjukkan bahwa mengatakan bahwa perbedaan produksiproduksi per hektar tanaman padi antara varietas dikarenakan adanyatertinggi dijumpai varietas IR-64 dengantingkat salinitas 0 ppm. Hal ini sesuai Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 71
perbedaan pengisian biji karena pasokan menyebutkan bahwa pengaruh NaClasimilat ke biji oleh kondisi kekuatan terhadap pertumbuhan dan produksisink dan source yang berbeda-beda. Hal tanaman terjadi akibat penghambatanini dapat terjadi karena source/sumber baik oleh Na+ maupun Cl-. Pada tanamanfotosintat tanaman yang mendapat graminae, Na merupakan ion penyebabcekaman akan lebih sedikit dibandingkan utama yang merusak pertumbuhandengan yang tidak mendapat cekaman. tanaman.Tester dan Davenport (2003)Tabel 7. Rata-rata produksi per hektar tanaman padi antara salinitas dan varietasPerlakuan Tingkat Salinitas (ppm) BNT0,05 S0 (0) S1 (2000) S2 (4000)V1 IR-64 4.55 b 3.24 b 2.31 abV2 Ciherang 2.65 ab 3.73 b 2.54 abV3 Inpari 11 2.46 ab 2.38 ab 2.68 ab 1.34V4 IRBB-27 4.21 b 3.57 b 1.54 a V5 Inpara 1.63 a 1.56 a 2.59 abKeterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada uji BNT0,05 KESIMPULAN 3. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara salinitas dan varietas terhadap1. Salinitas berpengaruh sangat nyata persentase gabah hampa, persentase terhadap jumlah gabah per malai. gabah bernas, bobot gabah per Berpengaruh nyata jumlah malai, rumpun dan produksi per hektar, bobot gabah per rumpun dan produksi nyata terhadap jumlah gabah per perhektar. Berpengaruh tidak nyata malai dan tidak nyata terhadap terhadap tinggi tanaman dan jumlah peubah lainnya. anakan umur 15, 30, dan 45 HST serta panjang daun umur 45 HST, DAFTAR PUSTAKA panjang malai, bobot 100 butir, persentase gabah hampa dan Agustian. 1994. Pengaruh Pemberian persentase gabah bernas. Kombinasi Fosfat Dengan Kalium Terhadap Pertumbuhan Dalam2. Varietas berpengaruh sangat nyata Hasil Dua Varietas Kacang Tanah terhadap tinggi tanaman dan jumlah (Arachis hypogea L.). Skripsi anakan umur 30 HST, panjang daun Fakultas Pertanian Universitas umur 45 HST, jumlah malai Syiah Kuala, Darussalam Banda produktif, panjang malai, jumlah Aceh. gabah per malai, persentase gabah hampa, persentase gabah bernas, Alihamsyah, B. Suprihatno, A.K. bobot gabah per rumpun dan produksi per hektar. Berpengaruh nyata Makarim, I.N. Widiarta , terhadap tinggi tanaman umur 45 HST, jumlah anakan umur 15 HST Hemanto, dan A.S Yahya. 2002. dan bobot 100 butir. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman Lahan Pasang Surut Sebagai umur 15 HST dan jumlah anakan umur 45 HST Sumber Pertumbuhan Produksi Padi Masa Depan. Dalam Kebijakan Perberasan dan72 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Innovasi Teknologi Padi. Buku 2. Ismail, 2007. Rice Tolerance to Salinity and Other Problem Soils:(Eds). Pusat Penelitian dan Physiological Aspects and Relevans Breeding. IRRI LecturePengembangan Tanaman Pangan. in Rice Breeding Course. 19 – 31 Agustus 2007. PBGB IRRI. LosBadan Penelitian dan Banos, the Philipines.Pengembangan Pertanian. Bogor. Knight and Knight, 2001. Trends plant Sci.Barret-Lennard, E.G. 2002. Salt of the earth : time to take it seriously In: Levitt, J. 1980. Responses of Plant to R.Ahmad and K.A Malik (Eds.). Environmental Stresses 2nd ed. Prospects for Saline Agriculture. New York. Academic pr. 607 p. Kluwer Academic Publisher. Dordrecht. Netherlands. 460 p. Munns dan Tester. 2008. 1986. Whole Plant Responses to Salinity. Aust.Bintoro, M. H. 1983. Pengaruh NaCl J. Plant Physiol.13 143-160. terhadap pertumbuhan beberapa kultivar tomat. Bul. Agron. XIV Noehan SR. 2003. Rehabilitasi sawah rawa (1) : 13-29. pasang surut sulfat masam aktual dengan pemberian amelioran,BPPP, 2008. Prospek dan Arah saluran cacing dan empat varietas Pengembangan Agribisnis : Padi padi (Oryza sativa L.) [Disertasi]. Sawah. Litbang Pertanian, Jakarta. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.BPS, 2010. Aram Produksi Padi Tahun Purwono dan Purnamawati H. 2007. 2010. Badan Pusat Statistik. Budidaya 8 Jenis Tanaman Jakarta.http://www.bps.go.id. [12 Pangan Unggul. Penebar Januari 2011] Swadaya. JakartaCuartero,J.,M.c.bolam, Mj. Asin and Rahmawati. 2006. Status perkembangan V.Moreno. 2006. Increasing salt dan perbaikan genetik padi tolerance in tomato. J.Ex. Bot. menggunakan teknik transformasi 57(5):1045-1058 Agrobacterium. Agrobiogen 2Harjadi, S. S dan Sudirman., 1988. Rengel, Z. 2000. Mineral Nutrition of Fisiologi Stress Lingkungan. Crops, Fundamental Mechanisms PAU Bioteknologi. Institut and Implications. Food Production Pertanian Bogor. Press, Binghamton.Hu. Y, U. Schmidhalter. 2004. Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya.Limitation of Salt Stress to Plant Jakarta. 318 hal.Growth. Di Dalam: Bertold Hock, Sitompul, M dan B. Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman.Erich F Elstner, Editor. Plant Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Toxicology. Marcel Dekker New Suwarno, 1985. Pewarisan dan FisiologiYork. Sifat Toleran terhadap Salinitas pada Tanaman Padi. Disertasi.Indria, A. T. 2005. Pengaruh SistemPengolahan Tanah danPemberian Macam BahanOrganik terhadap Pertumbuhandan hasil Kacang Tanah (Arachishipogaea L.). Skripsi S1 fakultasPertanian Universitas SebelasMaret Surakarta. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 73
Program Pasca Sarjana, Institut padi toleran salinitas pada lahan Pertanian Bogor. Bogor. 87 hal. rawa di Kabupaten Pesisir Selatan. J. Agron. Indonesia 37Tester, M. and R. Davenport. 2003. Na+ (2) : 101-106. tolerance and Na+ transport in higher plants. Annals of Bot. Vankateswarlu, B. and R.M. Visperas. 91:503-527. 1987. Source-Sink Relationship on Crop Plants. IRRI No. 125.Utama, M.Z.H.,W. Haryoko, R. Munir, 19 p. Sunadi. 2009. Penapisan varietas74 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
PERLAKUAN BIOPRIMING KOMBINASI AIR KELAPA MUDA DAN TRICHODERMA TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH CABAI KADALUARSA (Capsicum annuum L.) THE BIOPRIMING COMBINATION TREATMENT OF YOUNG COCONUT WATER AND TRICHODERMA ON VIABILITY AND VIGOR OF EXPIRED CHILLI SEED (Capsicum annuum L.) Hasanuddin*1), Vina Maulidia 2), Syamsuddin1)1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala *)Email Korespondensi : [email protected] objective of this research was to study the effect of young coconut waterconcentration, Trichoderma species, and the interaction which is used in the bioprimingprocess to increased viability and vigor of expired chili seed. This research was conductedat Seed Science and Technology Laboratory and Plant Disease Laboratory, Faculty ofAgriculture, Syiah Kuala University. The design used completely randomized design(CRD) 4 x 4 factorial with three replications. Factors studied consisted of young coconutwater concentration factor (0%, 10%, 15% and 20%) and Trichoderma species (withoutTrichoderma, Trichoderma virens, Trichoderma harzianum and Trichoderma asperellum).Seed viability and vigor were estimated by maximum growth potential, percentage ofgermination, relative growth speed, simultaneity grow, required time to reach 50% total ofrelative germination (T50), Index of vigor, normal seedling wet weight and normal seedlingdry weight. The expired chili seed treatment with concentration young coconut water 15%showed the best value to the increasing of viability and vigor of chilli seed. Species ofTrichoderma harzianum showed the best value to the increasing of viability and vigor ofchilli seed. There is a significant interaction between the young coconut water andTrichoderma species, the best combination was found in concentration of 15% youngcoconut water and Trichoderma harzianum to increase the viability and vigor of chilliseed.Keywords: index of vigor, normal seedling dry weight, percentage of germination, relative growth speed PENDAHULUAN Budidaya cabai merah yang dilakukan petani di Indonesia umumnya Tanaman cabai (Capsicum annuum belum menerapkan sepenuhnya kaidahL.) berasal dari benua Amerika tepatnya budidaya yang benar, permasalahandi daerah Peru dan menyebar ke seluruh utama yang dihadapi adalah mutu cabainegara termasuk negara Indonesia yang kurang baik. Sebagai bahan(Setiadi, 2006). Produksi cabai merah perbanyakan tanaman, benih haruspada tahun 2013 sebesar 1.726.382 ton memiliki mutu yang tinggi baik genetik,dengan luas panen 249.232 ha dan fisik, fisiologis maupun patologis agarproduktivitas 6.93 ton ha-1. Hasil tersebut dapat menghasilkan tanaman yangbelum mencapai potensi hasil tanaman tumbuh vigor dan berproduksi tinggicabai yang sebenarnya, yaitu sebesar 20 (Sutopo, 2002).ton ha-1 (Badan Pusat Statistik, 2013).Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 75
Benih merupakan organisme hidup proses hidrasi terkontrol. Salah satuyang akan mengalami kemunduran dan sumber ZPT alami yang banyakakhirnya mati. Kemunduran benih atau digunakan adalah air kelapa muda. Airdeteriorasi adalah turunnya mutu kelapa muda merupakan salah satufisiologis benih yang dapat menimbulkan produk tanaman yang dapat dimanfaatkanperubahan menyeluruh di dalam benih untuk meningkatkan pertumbuhanbaik fisik, fisiologi maupun kimiawi yang tanaman. Air kelapa muda selaindapat mengakibatkan menurunnya mengandung mineral juga mengandungviabilitas dan vigor benih (Ilyas, 1995). sitokinin, auksin, fosfor dan giberelin yang berfungsi mempercepat proses Vigor benih dicerminkan oleh dua pembelahan sel, perkembangan embrio,informasi tentang viabilitas, masing- serta memacu pertumbuhan tunas danmasing kekuatan tumbuh dan daya akar (Fatimah, 2008). Penggunaansimpan benih. Kedua nilai fisiologis ini konsentrasi air kelapa 15% denganmenempatkan benih pada kemungkinan inkubasi 48 jam dapat meningkatkankemampuannya untuk tumbuh menjadi viabilitas dan vigor benih cabaitanaman normal meskipun keadaan kadaluarsa (Muthiah, 2013).biofisik lapangan produksi suboptimumatau kondisi sesudah benih melampaui Selain penggunaan zat pengatursuatu periode simpan yang lama, tumbuh perlakuan benih denganmeskipun demikian kemunduran benih menggunakan biological seed treatmenttidak dapat dicegah, tidak dapat dihindari agens atau biopriming adalah suatu(inexorable) dan tidak dapat kembali teknik pada perlakuan benih dengan(irreversible) tetapi dapat diperlambat menggunakan satu atau lebih organisme,dengan teknik penyimpanan yang tepat. untuk mereduksi jumlah inokulum atauSampai batas kemunduran tertentu benih aktivitas menghasilkan penyakit darimasih dapat ditingkatkan vigor dan suatu patogen (Cook dan Baker, 1983)viabilitasnya. Perlakuan invigorisasi pada dan memacu pertumbuhan tanamanbenih yang telah disimpan diharapkan (Bjorkman et al. 1999). Salah satu agensdapat meningkatkan kemampuan tumbuh hayati yang dapat meningkatkan prosesdan memperlambat laju kemunduran dari perkecambahan benih yaitu Trichoderma.benih (Sadjad, 1994). Beberapa spesies Trichoderma terbukti juga dapat menghasilkan zat pengatur Beberapa perlakuan invigorasi tumbuh IAA, spesies Trichoderma akanbenih juga digunakan untuk mengkoloni dan tumbuh berasosiasimenyeragamkan pertumbuhan kecambah dengan perakaran tanaman (Harman et al.dan meningkatkan laju pertumbuhan 2004). Hasil penelitian Halim (2013),kecambah. Invigorasi benih dapat menunjukkan bahwa jenis T. virens, T.dilakukan dengan cara perendaman benih harzianum dan T. asperellum dapatdalam air (Rudrapal dan Nakamura, meningkatkan viabilitas benih tomat pada1988). Disamping itu invigorasi juga konsentrasi 1 x 105 spora mL-1.dapat dilakukan dengan priming. Primingialah teknik invigorasi benih yang Sehubungan dengan perlakuanmerupakan suatu proses yang mengontrol benih menggunakan air kelapa muda danproses hidrasi-dehidrasi benih untuk agen hayati khususnya Trichoderma,berlangsungnya proses-proses metabolik pada benih cabai yang telah mengalamimenjelang perkecambahan (Sadjad, kemunduran belum diketahui apakah1993). kombinasi air kelapa muda dan Trichoderma yang diberikan melalui Pada proses invigorasi, selain teknik invigorasi (biopriming) dapatmengendalikan air masuk ke dalam benih meningkatkan metabolisme prosesjuga dapat ditambahkan zat pengatur perkecambahan pada benih cabai yangtumbuh ke dalam media imbibisi selama76 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
telah mengalami kemunduran. Oleh kecambah normal (BBKN) dan beratkarena itu perlu dilakukan kajian lebih kering kecambah normal (BKKN).lanjut tentang perlakuan biopriming 1. Persiapan Benihkombinasi air kelapa muda danTrichoderma terhadap viabilitas dan Benih cabai yang digunakan adalahvigor benih cabai kadaluarsa. benih yang sudah mengalami kemunduran, namun tidak terinfeksiBAHAN DAN METODE penyakit serta tidak mengalami kerusakan PENELITIAN secara fisik. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari 25 benih sehingga total keperluan benih adalah 1.200 butir benih cabai.Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium Ilmu dan Teknologi Benih 2. Persiapan Suspensi Konodiadan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Trichoderma dikembangbiakkanFakultas Pertanian Universitas Syiah pada media Potato Dextrose Agar (PDA).Kuala. Bahan dan alat yang digunakan Potato Dextrose Agar sebanyak 19,50 gdalam penelitian ini adalah benih cabai dan aquades sebanyak 500 ml dicampurkadaluarsa varietas TM 999 yang dalam erlenmeyer dan disterilkan pada autoclave pada suhu 1210C selama 30diperoleh dari toko sarana produksipertanian Aria Usaha di Desa Lambaro, menit. Alat dan bahan seperti gelas ukur,Aceh Besar, air kelapa muda, spesies tabung reaksi, erlenmeyer, scalpel danTrichoderma (T. virens, T harzianum dan cawan petri juga disterilkan. SetelahT asperellum), KNO3, Aquades, Potato disterilkan media dituang kedalam cawanDextrose Agar, tanah dan kompos, petri dan dibiarkan hingga mengeras.timbangan analitik, gelas ukur, Lalu biakan murni Trichoderma diambilerlenmeyer, cawan petri, autoclave, dengan menggunakan scalpel danmikroskop B-350 Optika, ditumbuhkan dalam media tersebut sertahaemacytometer, scalpel, plastik anti dibiarkan selama ± 2 minggu hinggapanas, oven, mixer, aerator, Laminar Air terbentuk spora, proses ini dilakukan diFlow Cabinet (LAFC), desikator, ayakan LAFC.tanah dan tray plastik. Miselia cendawan besertaPenelitian ini menggunakan konidianya dipanen denganRancangan Acak Lengkap (RAL) pola menggunakan scalpel, kemudianfaktorial 4 x 4 Faktor yang diteliti terdiri dicampurkan dengan 9 mL aquades.atas faktor konsentrasi air kelapa muda Pengenceran dilakukan sampai(0%, 10%, 15% dan 20%) dan spesies pengenceran keempat. HasilTrichoderma (tanpa Trichoderma, T. pengenceraan keempat diambil 1 mL-1,virens, T. harzianum dan T. aspeellum). diletakkan pada haemacytometer danSecara keseluruhan terdapat 16 jumlah spora dihitung dengankombinasi perlakuan. Masing-masing menggunakan rumus: Jumlah spora =perlakuan diulang sebanyak 3 kali. rata-rata jumlah spora pada haemacytometer x 25 x 102 x 104.Sehingga penelitian ini memiliki 48satuan percobaan. Tolok ukur viabilitas Konsentrasi spora yang digunakan adalah 1 x 105 spora mL-1.dan vigor benih yang diamati meliputipotensi tumbuh maksimum (PTM), dayaberkecambah (DB), kecepatan tumbuh 3. Persiapan Air Kelapa Muda Air kelapa muda yang diambil direlatif (KCT-R), keserempakan tumbuh saring dengan menggunakan saringan(KST), waktu yang dibutuhkan untuk agar tidak terbawa kotoran yang dapat mengganggu proses priming. Kriteria airmencapai 50% kecambah total relatif(T50), indeks vigor (IV), berat basah Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 77
kelapa yang digunakan adalah kulit buah campuran tanah dan kompos dengankelapa yang berwarna hijau licin dan perbandingan 1:1. Tanah dan komposdaging buah masih lunak, serta air kelapa sebelum digunakan terlebih dahuluyang digunakan pada penelitian ini disterilisasi menggunakan autoclave padasebanyak 1.944 ml. suhu 121 oC selama 30 menit. Sebagai wadah perkecambahan digunakan tray4. Perlakuan Biopriming plastik ukuran 34 x 25 cm sebanyak 36 Benih cabai diberikan perlakuan tray dan masing-masing perlakuan diberi label.invigorasi dengan menggunakanbiopriming air kelapa muda dan HASIL DAN PEMBAHASANTrichoderma. Biopriming benihdilakukan dengan cara: masing-masing Pengaruh Interaksi Antarabenih sebanyak 25 butir diinvigorasidengan air kelapa muda yang dilarutkan Konsentrasi Air Kelapa Muda dandengan aquades yang telah dicampurlarutan KNO3 – 2 bar (0,00817 g mL-1 Spesies Trichoderma terhadapair) inkubasi dilakukan selama 2 x 24jam, untuk menjaga agar oksigen tetap Viabilitas dan Vigor Benih Cabaitersedia selama proses bioprimingdigunakan aerator. Kemudian benih Kadaluarsadicuci dengan aquades sebanyak tiga kalidan kadar air benih diturunkan dengan Interaksi antara konsentrasi aircara mengeringkan benih dengandesikator. Setelah kadar air kembali kelapa muda dan spesies Trichodermaseperti semula, benih diinkubasi padasuspensi Trichoderma yang dilakukan pada benih cabai kadaluarsa berpengaruhselama 24 jam, kemudian dilakukan ujiperkecambahan. sangat nyata terhadap tolok ukur PTM,5. Uji Perkecambahan DB, KST, IV, BBKN dan BKKN. Uji perkecambahan benih cabai Sedangkan Pada tolok ukur KCT-R dandilakukan dengan menggunakan media T50 tidak dipengaruhi secara nyata oleh konsentrasi air kelapa muda dan spesies Trichoderma pada benih cabai kadaluarsa. Rata-rata nilai viabilitas dan vigor benih pada pengaruh interaksi dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3, 4, 5, dam 6.Tabel 1. Rata-rata potensi tumbuh maksimum benih cabai (%) untuk tiap tarafkonsentrasi air kelapa muda pada masing-masing spesies TrichodermaKonsentrasi Spesies TrichodermaAir Kelapa Muda Kontrol T. virens T. harzianum T. asperellum0% 77.33 ab 94.67 cd 92.00 bcd 93.33 cd10% 82.67 abc 88.00 abcd 92.00 bcd 81.33 abc15% 88.00 abcd 86.67 abcd 98.67 d 94.67 cd20% 86.67 abcd 76.00 a 90.67 abcd 96.00 cdBNJ.0.05 15.19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α 0.05(Uji BNJ); T: Trichoderma. Berdasarkan hasil penelitian dan vigor kekuatan tumbuh benih padapengaruh interaksi antara perlakuan benih masing-masing taraf perlakuan benihmenggunakan air kelapa muda dengan menggunakan air kelapa muda berbedaperlakuan Trichoderma memperlihatkan karena perbedaan spesies Trichodermabahwa nilai semua tolok ukur viabilitas yang digunakan (Tabel 1,2,3,4,5 dan 6).78 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Tabel 2. Rata-rata daya berkecambah benih cabai (%) untuk tiap taraf konsentrasi airkelapa muda dan masing-masing spesies TrichodermaKonsentrasi Spesies TrichodermaAir Kelapa Muda Kontrol T. virens T.harzianum T.asperellum0% 65.33 abcd 68.00 bcd 70.67 cde 73.33 cdef10% 66.67 bcd 65.33 abcd 74.67 def 76.00 def15% 74.67 def 62.67 abc 94.67 h 80.00 efg20% 57.33 ab 54.67 a 84.00 fgh 90.67 ghBNJ 0.05 10.85Tabel 3. Rata-rata keserampakan tumbuh benih cabai (%) untuk tiap taraf konsentrasi airkelapa muda dan masing-masing spesies TrichodermaKonsentrasi Air Spesies TrichodermaKelapa Muda Kontrol T. virens T.harzianum T.asperellum0% 48.00 ab 60.00 cdefg 60.00 cdefg 58.67 bcdef10% 49.33 abc 54.67 abcde 61.33 defg 66.67 fgh15% 64.00 efg 49.33 abc 77.33 h 68.00 fgh20% 50.67 abcd 45.33 a 70.67 gh 76.00 hBNJ 0.05 11.62Tabel 4. Rata-rata indeks vigor benih cabai (%) untuk tiap taraf konsentrasi air kelapamuda dan masing-masing spesies TrichodermaKonsentrasi Air Spesies TrichodermaKelapa Muda Kontrol T. virens T. harzianum T. asperellum0% 31 a 44 abc 43 abc 48 bcd10% 32 a 36 ab 44 abc 49 bcd15% 40 ab 33 a 60 d 55 cd20% 35 ab 31 a 52 cd 56 cdBNJ 0.05 14.62Tabel 5. Rata-rata berat basah kecambah normal benih cabai (g) untuk tiap tarafkonsentrasi air kelapa muda dan masing-masing jenis TrichodermaKonsentrasi Air Spesies TrichodermaKelapa Muda Kontrol T. virens T.harzianum T.asperellum0% 1.46 abc 1.80 cd 1.64 bcd 1.63 bcd10% 1.79 cd 1.27 bc 1.74 cd 1.65 bcd15% 1.94 d 1.09 a 3.22 e 2.07 d20% 1.68 bcd 1.08 a 1.94 d 2.83 eBNJ 0.05 0.46Tabel 6. Rata-rata berat kering kecambah normal benih cabai (g) untuk tiap tarafkonsentrasi air kelapa muda dan masing-masing spesies Trichoderma.Konsentrasi Air Spesies TrichodermaKelapa Muda Kontrol T. virens T.harzianum T.asperellum0% 0.10 a 0.22 ef 0.14 b 0.14 b10% 0.16 bcd 0.19 de 0.16 bcd 0.19 de15% 0.24 fg 0.17 bcd 0.28 h 0.22 ef20% 0.18 cd 0.15 bc 0.22 ef 0.26 ghBNJ 0.05 0.04Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf α 0.05 (Uji BNJ); T: Trichoderma. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 79
Nilai tolok ukur potensi tumbuh vigor benih. Sementara pada T. asperellum nilai viabilitas dan vigormaksimum, berkecambah, keserempakan benih yang tinggi diperoleh pada konsentrasi air kelapa muda 20%.tumbuh, indeks vigor, berat basah Dampak negatif terhadapkecambah normal dan berat kering viabilitas dan vigor benih cabai pada penggunaan air kelapa muda dengankecambah normal tertinggi diperoleh konsentrasi tinggi yang dikombinasikan dengan T. virens diduga jugapada perlakuan konsentrasi air kelapa berhubungan dengan produksi IAA dan zat pengatur tumbuh lainnya. Zatmuda 15% dengan spesies T. harzianum pengatur tumbuh yang dihasilkan T. virens, terutama IAA diduga lebih tinggiterutama jika dibandingkan dengan dibandingkan kedua spesies Trichoderma lainnya, sehingga pada perlakuan tanpaperlakuan 10% air kelapa muda, dan air kelapa muda saja (benih kontrol) tidak berdampak positif terhadap peningkatankontrol. Pada perlakuan pra proses perkecambahan benih. Sementara dampak negatif terhadap prosesperkecambahan benih menggunakan T. perkecambahan benih diduga konsentrasi IAA sudah melebihi konsentrasi yangasperellum nilai potensi tumbuh tepat untuk proses perkecambahan benih. Salah satu karakteristik kerja hormonmaksimum, daya berkecambah, tumbuh pada tanaman adalah hormon tumbuh bekerja pada konsentrasi rendah.keserempakan tumbuh, dan berat basah Cheryl (2002) dalam Khairani (2009), menyatakan pada konsentrasi rendah IAAkecambah normal lebih tinggi dibanding berfungsi dalam pemanjangan sel-sel akar, tetapi pada konsentrasi yang tinggikontrol diperoleh pada perlakuan air IAA akan memproduksi jumlah IAA yang berlebihan serta akan memacukelapa muda 20%. Sementara pada tolok pembentukan hormon etilen yang dalam konsentrasi tinggi akan menghambatukur indeks vigor dan berat kering perkembangan atau pemanjangan sel akar.kecambah normal pada benih yang Sehubungan dengan penggabunganmenggunakan perlakuan T. asperellum kedua bahan kombinasi yang dapat menghasilkan IAA, penelitian Maemunahnilai lebih tinggi diperoleh pada et. al (2009) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ZPT (GA3, NAApenggunaan air kelapa muda 15%. Hasil dan air kelapa) pada invigorasi benih kakao setelah penyimpanan, dapatpenelitian ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan indeks vigor, persentase bibit vigor, jumlah daun, dan tinggi bibitnilai semua tolok ukur yang diamati yang memperlihatkan pertumbuhan yang lebih baik, hal tersebut menunjukkanmengalami penurunan pada benih cabai bahwa terjadi respon positif terhadap pertumbuhan bibit kakao dan sehinggayang mendapat perlakuan T. virens bibit dapat lebih cepat memanfaatkan faktor tumbuh (air, gas, iklim dan unsurdengan semakin tingginya konsentrasi airkelapa muda yang digunakan. Penurunanterjadi mulai dari penggunaan air kelapamuda 10%, 15%, dan 20%.Berdasarkan hasil penelitian inidapat disimpulkan bahwa efektivitasperlakuan pra perkecambahan benihmenggunakan Trichodermamembutuhkan konsentrasi air kelapamuda tertentu dalam perlakuan benihnya.Efektifitas lebih tinggi dibanding kontrolpada penggunaan air kelapa muda 15%untuk spesies T. harzianum dankonsentrasi 20% pada perlakuan benihdengan spesies T. asperellum. Hasil inididuga berhubungan dengan kemampuanTrichoderma dalam memproduksi zatpengatur tumbuh (IAA). Kemungkinanbesar spesies T. harzianum memproduksiIAA lebih tinggi dibandingkan T.asperellum karena perlakuan benihmenggunkan T. harzianum padakonsentrasi air kelapa muda 15% sudahmampu meningkatkan viabilitas dan80 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
hara yang terdapat dalam media) maupun Biocontrol Fungus Trichodermacadangan makanan yang terdapat pada harzianum 1295-22: Effect ofkotiledon. Environmental Stress. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 123 (1):35-40. KESIMPULAN Cheryl, L. P. 2002 dalam Khairani, G. Perlakuan pra perkecambahan 2009. Isolasi dan Uji Kemampuanbenih menggunakan air kelapa muda Bakteri Endofit Penghasilpada konsentrasi 15% secara efektif Hormon IAA (Indole Aceticmeningkatkan nilai viabilitas dan vigor Acid) dari Akar Tanaman Jagungkekuatan tumbuh benih cabai merah (Zea mays L.) (Skripsi).kadaluarsa jika dikombinasikan dengan Departemen Biologi. FakultasT. harzianum. Secara berurutan Matematika dan Ilmupeningkatan nilai masing-masing tolok Pengetahuan Alam. Universitasukur tersebut untuk potensi tumbuh Sumatera Utara, Medan.maksimum (21.34%), daya berkecambah(29.34%), keserempakan tumbuh Cook, R. J. and K. F. Baker. 1983. The(29.33%), indeks vigor (29.00%), beratbasah (1.76 g) dan berat kering kecambah Nature and Practice of Biologicalnormal (0.18 g). Pada perlakuan praperkecamban benih dengan T. asperellum Control of Plant Pathogens. Thehasil yang sama diperoleh jikadikombinasikan dengan air kelapa muda American Phytopathologicalpada konsentrasi 20% dengan nilaipersentase peningkatan masing-masing Society, St. Paul, MN, USA.untuk potensi tumbuh maksimum(18.67%), daya berkecambah (25.34%), Fatimah, S. N. 2008. Efektifitas Airkeserempakan tumbuh (28.00%), indeksvigor (25.00%), berat basah kecambah Kelapa dan Leri terhadapnormal (1.33 g) dan berat keringkecambah normal (0.16 g). Sementara Pertumbuhan Tanaman Hiaspenggunaan T. virens pada perlakuanbenih sebelum tanam, memberikan nilai Bromelia (Neoregelia carolinae)yang menurun terutama apabiladikombinasikan dengan air kelapa muda. pada Media yang Berbeda. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Keguruan dan IlmuBadan Pusat Statistik [BPS]. 2013. Pendidikan Universitas Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Tahun Muhammadiyah Surakarta. 2012. http://www.bps.go.id/brs_file/hort Halim, I. 2013. Pengaruh Beberapa i_01agu13. pdf. No. 54/08/Th. Spesies dan Konsentrasi XVI Trichoderma terhadap Viabilitas Benih Tomat (LycopersicumBjorkman, T., L. M. Blancgard, and G. E. esculentum Mill.) (Skripsi). Harman. 1999. Solubilization of Program Studi Agoteknologi. Phosphates and Miconutrients by Fakultas Pertanian. Universitas the Plant-Growth-Promoting and Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. (Tidak dipublikasi). Harman, G. E., C. R. Howell, A. Viterbo, I. Chet, and M. Lorito. 2004. Trichoderma Spesies: Opportunistic, Avirulent Plant Symbionts. Nat Rev Microbiology. 2 (1):42-56. Ilyas, S. 1995. Perubahan Fisiologis dan Biokimia dalam Proses Seed Conditioning. Keluarga Benih. 6 (2): 70-79.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 81
Muthiah. 2013. Pengaruh Jenis Ekstrak Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada dan Lama Inkubasi terhadap Benih. Gramedia Widiasarana Viabilitas dan Vigor Benih Cabai Indonesia. Jakatra. (Capsicum annuum L.) Kadaluarsa (Skipsi). Program Sadjad, S. 1994. Kuantifikasi Studi Agoteknologi. Fakultas Metabolisme Benih. Gramedia Pertanian. Universitas Syiah Widiasarana Indonesia. Jakarta. Kuala. Darussalam, Banda Aceh. (Tidak dipublikasi). Setiadi. 2006. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. JakartaRudrapal, D., and S. Nakamura. 1988. The Effect of Hydration- Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. Dehydration Pretreatment on Egg Raja Grafindo Persada. Jakarta. Plant and Radish Seed Viability and Vigour. Seed Sci. Technol., 16 (1):30–123.82 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
RESPON APLIKASI PUPUK NPK DAN JENIS AMELIORAN TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADI PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARURESPONSE OF NPK FERTILIZER AND KIND OF AMELIORANT ON SOIL PHYSICAL PROPERTIES AND RICE GROWTH IN NEW ESTABLISHED PADDY FIELD Elvrida Rosa1*), Sri Fitri2) 1Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama, 23372 2Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Abulyatama *)Email Korespondensi : [email protected] ABSTRACTThe study was conducted in Abeuk Reuling village of Sawang subdistrict, North AcehDistrict. The aims of this study was to determined the response of NPK fertilizer, the typeof ameliorants and the interaction between both treatment of the soil physic properties andthe growth of paddy rice on new paddy field. The methods of this study based on arandomized block design factorial 4 x 4 and repeated 3 times, which consists of a dose ofNPK and the type of ameliorants. The results showed that the interaction of dose of NPKfertilizer and type of ameliorants is highly siginificant effect on the soil physic propertiesthat is bulk density, soil porosity dan aggregate stability index. While the single effect ofdose of NPK fertilizer and type of ameliorants is highly siginificant effect on plant growththat is plant height at 30, 45, 90 days after planting and the number of tillers per hill.Keywords: ameliorant, new paddy field, NPK fertilizer, soil physic properties PENDAHULUAN kebutuhan pangan dalam negeri. Oleh karena itu, sektor pertanian harus dapat Indonesia merupakan negara meningkatkan produksinya sehinggaagraris dimana sebagian besar mampu memenuhi kebutuhan pangan daripenduduknya bermata pencaharian produksi dalam negeri.sebagai petani, sehingga sektor pertanianmemegang peranan penting sebagai Salah satu upaya peningkatanpenyedia pangan nasional. Upaya produksi padi adalah dengan melakukanpeningkatan produksi dan mutu tanaman pemupukan yang baik. Kebutuhan unsurpadi sawah tersebut dapat melalui cara hara yang berimbang dan lengkapdan dikerjakan atau budidaya dengan terdapat pada pupuk majemuk yang akanbaik dan benar. Kebutuhan pangan dalam menjamin ketersediaan unsur hara yangnegeri semakin meningkat seiring dengan dibutuhkan tanaman sehingga dapatjumlah penduduk yang terus bertambah. mencegah defisiensi yang pada akhirnyaKondisi perekonomian negara yang dapat meningkatkan pertumbuhan danterpuruk dan dilanda krisis ekonomi yang kualitas tanaman.berkepanjangan merupakan cobaan beratyang harus dihadapi oleh bangsa Ameliorasi lahan merupakanIndonesia. Salah satu penyebab salah satu cara yang efektif untukterpuruknya perekonomian negara adalah memperbaiki tingkat kesuburan lahan,ketergantungan bangsa Indonesia terutama pada lahan-lahan yang baruterhadap bangsa lain dalam memenuhi dibuka. Pemberian amelioran dapat berupa bahan organik seperti pupuk kandang, jerami padi dan abu sekam padi.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 83
Sering kurang disadari oleh petani, bahwa Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakanwalaupun peran bahan organik terhadap dari bulan Mei 2016 sampai dengan bulansuplai hara bagi tanaman kurang, namun Desember 2016.peran bahan organik yang paling besardan penting adalah kaitannya dengan Bahan dan Alatkesuburan fisik tanah. Apabila tanah Bahan yang dipakai adalah benihkandungan humusnya semakinberkurang, maka lambat laun tanah akan padi varietas Ciherang label biru, pupukmenjadi keras, kompak dan bergumpal, NPK Mutiara (16:16:16) yangsehingga menjadi kurang produktif mengandung 16% N, 16% P2O5 dan 16%(Stevenson, 1982). K2O. Jenis amelioran yang digunakan berupa abu sekam padi, kompos jerami Untuk dapat ditanam pada lahan padi dan pupuk kandang serta bahan-yang kurang optimal diperlukan bahan yang digunakan untuk analisispemilihan kultivar yang sesuai dan tehnik sampel tanah di laboratorium.budidaya yang sesuai. MenurutMunandar et al., (1996) padi kultivar Alat-alat yang digunakan padalokal mempunyai respon terhadap penelitian ini meliputi ring sample,pemupukan yang sangat rendah, berbeda cangkul, garu, gembor, timbangan, bordengan kultivar unggul yang memiliki tanah, kantong plastik untuk sampelrespon yang tinggi terhadap pemupukan tanah, meteran, kamera digital dan alat(Ifansyah & Priatmadi, 2003). tulis menulis.Penggunaan varietas unggul danpeningkatan penggunaan pupuk serta Metode Penelitianbahan organik akan nyata berkontribusi Penelitian ini dilaksanakanterhadap peningkatan hasil, jika sifatfisika tanah dapat dikelola dengan baik disusun berdasarkan metode rancangan(Greenland, 1985). acak kelompok pola faktorial 4 x 4 dan diulang sebanyak 3 kali. Adapun Berdasarkan uraian tersebut, maka perlakuan yang dicobakan terdiri dari 2perlu diteliti respon pupuk NPK dan jenis faktor, yaitu dosis pupuk NPK Mutiaraamelioran terhadap sifat fisika tanah dan (16:16:16) terdiri dari 4 taraf perlakuanpertumbuhan tanaman padi pada lahan dan faktor jenis bahan amelioran terdirisawah bukaan baru. dari 4 taraf perlakuan, sehingga diperoleh 16 satuan dan secara keseluruhan Penelitian ini bertujuan untuk diperoleh 48 satuan petak percobaan.mengetahui pengaruh aplikasi pupukNPK dan jenis amelioran serta interaksi Pelaksanaan Penelitiankeduanya terhadap sifat fisika tanah dan Pelaksanaan penelitian meliputipertumbuhan tanaman padi pada lahansawah bukaan baru. beberapa tahap yaitu: analisis sampel tanah awal, persiapan lahan, aplikasi BAHAN METODOLOGI pupuk NPK dan amelioran, penanaman PENELITIAN dan pemeliharaan.Tempat dan Waktu Pengamatan Penelitian dilaksanakan di Desa Pengamatan sifat fisika tanahAbeuk Reuling Kecamatan Sawang, meliputi: bobot isi, porositas tanah danKabupaten Aceh Utara. Analisis sifat indeks stabilitas agregat. Sedangkanfisika tanah dilaksanakan di pengamatan pertumbuhan tanamanLaboratorium Fisika Tanah dan meliputi: tinggi tanaman padi umur 30,Lingkungan Fakultas Pertanian, 45 dan 90 HST serta jumlah anakan perUniversitas Syiah Kuala, Darussalam rumpun.84 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Pengolahan Data berbagai amelioran dapat dilihat pada Data hasil pengamatan dianalisis Tabel 1.secara statistik dengan uji F (analisis Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-sidik ragam). Apabila uji F menunjukkan rata bobot isi tanah mengalami penurunannilai yang nyata pada perlakuan maka seiring dengan semakin bertambahnyadilanjutkan dengan uji Beda Nyata takaran pupuk NPK yang dikombinasikanTerkecil (BNT) pada taraf 5 % (0,05). dengan amelioran kompos jerami padi. Rata-rata bobot isi tanah terendah HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh pada perlakuan kombinasi pupuk NPK pada takaran 375 kg/haKarakteristik Sifat Fisika Tanah dengan amelioran kompos jerami padiBobot Isi Tanah (Bulk Density) dosis 10 ton/ha (M3A2) yakni 1,09 g cm-3. Sedangkan pada kombinasi perlakuan Hasil analisis ragam menunjukkan antara tanpa amelioran (kontrol) danbahwa pemberian pupuk NPK dan jenis tanpa pupuk NPK (0 kg/ha) menunjukkanamelioran menunjukkan interaksi yang nilai bobot isi tanah tertinggi yaknisangat nyata terhadap bobot isi tanah. sebesar 1,44 g cm-3 yang berbeda nyataRata-rata bobot isi tanah akibat pengaruh dengan kombinasi perlakuan lainnya.perlakuan takaran pupuk NPK danTabel 1. Rata-rata bobot isi tanah akibat pengaruh perlakuan takaran pupuk NPK dan jenisamelioranJenis Amelioran Takaran Pupuk NPK (kg/ha) (ton/ha) 0 (M0) 125 (M1) 250 (M2) 375 (M3) …………… (g cm-3) …………………Kontrol (A0) 1,44 c 1,32 c 1,27 c 1,26 c C B A APupuk Kandang (A1) 1,34 b 1,25 b 1,20 b 1,20 b C B A AKompos Jerami Padi (A2) 1,23 a 1,21 ab 1,14 a 1,09 a C C B AAbu Sekam Padi (A3) 1,19 a 1,20 a 1,12 a 1,12 a B B A ABNT0,05 0,042Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom dan baris berbeda tidakberbeda nyata menurut uji BNT0,05. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besardibaca vertikal. Penurunan bobot isi tanah diduga rendah. Kemantapan agregat yangakibat aplikasi bahan organik berupa semakin tinggi dapat menurunkan bulkpupuk kompos jerami padi, dimana density tanah, maka persentase ruang porisecara umum kompos adalah bahan tanah – pori semakin kasar dan kapasitasyang ringan dengan BD 0.6-0,8 g cm-3. mengikat air semakin tinggiKompos digunakan ke dalam tanah (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991).memberikan banyak keuntungan antaralain sebagai sumber hara, menurunkan Porositas Totalbulk density tanah, dan daya pegang air Hasil analisis ragam menunjukkan(Tate, 1987). bahwa pemberian pupuk NPK dan jenis Pemberian bahan organik pada amelioran menunjukkan interaksi yangtanah dapat menurunkan bobot isi tanah sangat nyata terhadap porositas total.(bulk density), hal ini disebabkan oleh Rata-rata porositas total akibat pengaruhbahan organik yang di tambahkan perlakuan takaran pupuk NPKmempunyai kerapatan jenis yang lebih dan berbagai amelioran dapat dilihat pada Tabel 2. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 85
Tabel 2. Rata-rata porositas total akibat pengaruh perlakuan takaran pupuk NPK dan jenis amelioranJenis Amelioran Takaran Pupuk NPK (kg/ha) (ton/ha) 0 (M0) 125 (M1) 250 (M2) 375 (M3) …..…….……. (%) …............………..Kontrol (A0) 45,23a 53,36a 59,51a 63,84a A B C DPupuk Kandang (A1) 47,18ab 60,78b 64,13b 66,02ab A B C CKompos Jerami Padi (A2) 47,07ab 63,39c 65,99c 70,11c A B C DAbu Sekam Padi (A3) 48,45b 64,17c 65,36bc 68,22bc A B B CBNT0,05 2,38Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom dan baris berbeda tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca vertikal. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata- juga mengemukakan bahwa porositasrata porositas tanah mengalami tanah tinggi jika kandungan bahanpeningkatan seiring dengan semakin organiknya tinggi juga.bertambahnya takaran pupuk NPK yangdikombinasikan dengan amelioran Indeks Stabilitas Agregatkompos jerami padi. Rata-rata porositas Hasil analisis ragam menunjukkantanah tertinggi diperoleh pada perlakuankombinasi pupuk NPK pada takaran 375 bahwa pemberian pupuk NPK dan jeniskg/ha dengan amelioran kompos jerami amelioran menunjukkan interaksi yangpadi dosis 10 ton/ha (M3A2) yakni sangat nyata terhadap indeks stabilitassebesar 70,11 %. Sedangkan pada agregat. Rata-rata indeks stabilitaskombinasi perlakuan tanpa pupuk NPK agregat akibat pengaruh perlakuan(0 kg/ha) dan tanpa amelioran (kontrol) takaran pupuk NPK dan berbagaimenunjukkan nilai porositas tanah amelioran dapat dilihat pada Tabel 3.terendah yakni sebesar 45,23 % (M0A0),yang berbeda nyata dengan kombinasi Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-perlakuan lainnya. rata indeks stabilitas agregat mengalami peningkatan seiring dengan semakin Pengaruh aplikasi kompos jerami bertambahnya takaran pupuk NPK yangpadi memberikan kenaikan porositas dikombinasikan dengan ameliorantanah yang lebih tinggi dibandingkan kompos jerami padi. Rata-rata indeksdengan pemberian pupuk kandang dan stabilitas agregat tertinggi diperoleh padaabu sekam padi. Kondisi ini disebabkan perlakuan kombinasi pupuk NPK padaoleh tingginya kandungan bahan organik takaran 375 kg/ha dengan ameliorandan agregat yang stabil serta rendahnya kompos jerami padi dosis 10 ton/habobot isi (bulk density) pada pemberian (M3A2) yakni sebesar 76,18 dengankompos jerami padi. Hal ini sejalan kriteria stabil. Sedangkan pada kombinasidengan pendapat Wiskandar (2002), yang perlakuan tanpa pupuk NPK (0 kg/ha)menyatakan bahwa penambahan bahan dan tanpa amelioran (kontrol)organik akan meningkatkan pori total menunjukkan nilai indeks stabilitastanah dan akan menurunkan berat volume agregat terendah yakni sebesar 49,17tanah. Selanjutnya Hardjowigeno (1992) (kurang stabil) yang berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya.86 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Tabel 3. Rata-rata indeks stabilitas agregat akibat pengaruh perlakuan takaran pupukNPK dan jenis amelioran.Jenis Amelioran Takaran Pupuk NPK (kg/ha) (ton/ha) 0 (M0) 125 (M1) 250 (M2) 375 (M3) …..…….……. (%) …............………Kontrol (A0) 49,17 a 51,48 a 54,78 a 59,97 a A B C DPupuk Kandang (A1) 50,70 a 55,69 b 68,32 b 74,07 b A B C DKompos Jerami Padi (A2) 51,16 a 56,48 b 69,29 b 76,18 b A B C DAbu Sekam Padi (A3) 50,96 a 55,72 b 69,11 b 74,41 b A B C DBNT0,05. 2,17Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom dan baris berbeda tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05. Huruf kecil dibaca horizontal dan huruf besar dibaca vertikal. Penambahan bahan organik ke agregat tanah berkaitan erat dengandalam tanah akan meningkatkan meningkatnya aktivitas mikroorganismekandungan organik tanah yang dicirikan tanah (Rasiah et al., 1992).dengan kandungan C-organik tanah,sehingga kestabilan tanah menjadi lebih Pertumbuhan Tanamanbaik. Menurut Jury, Gardner & Gardner Tinggi Tanaman(1991), bahan humat dan fulvatmerupakan bagian dari bahan organik Hasil analisis ragam menunjukkantanah yang sebenarnya menentukan bahwa secara tunggal takaran pupuk NPKkestabilan agregat tanah. Pembentukan dan berbagai amelioran berpengaruhagregat stabil oleh asam humat dan fulvat sangat nyata terhadap tinggi tanamanyang berasosiasi dengan kation logam pada umur 30 HST, 45 HST dan 90 HST,polivalen akan kuat dan lama. sedangkan antara kedua perlakuan tidak saling berinteraksi pada semua umur Bahan organik tanah dan fraksi tanaman yang diamati. Rata-rata tinggiliat merupakan zat yang dapat tanaman umur 30, 45 dan 90 HST akibatmerekatkan partikel-partikel tanah dan pengaruh tunggal perlakuan takaranmiselium dari fungi dan actinomycetes pupuk NPK dan berbagai amelioran dapatjuga dapat membentuk agregat mantap dilihat pada Tabel 4 dan 4.sehingga kemantapan agregat tanahmeningkat. Meningkatnya kemantapanTabel 4. Rata-rata tinggi tanaman umur 30, 45 dan 90 HST akibat pengaruh perlakuantakaran pupuk NPKPupuk NPK 30 HST 45 HST 90 HST (kg/ha) ……………. cm ………….…….0 45,23 a 53,11 a 69,57 a125 51,92 ab 58,76 ab 77,81 b250 54,75 b 62,30 b 84,44 b375 55,10 b 63,33 b 84,66 bBNT0,05 8,522 8,298 7,293Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05 Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 87
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata- dari umur 30 HST, 45 HST dan 90 HSTrata tinggi tanaman semakin meningkat adalah 55,10 cm, 63,33 cm dan 84,66 cm.dengan semakin bertambahnya takaran Semua nilai-nilai tersebut berbeda nyatapupuk NPK yang diberikan pada semua dengan perlakuan tanpa pupuk NPK (M0)umur tanaman yang diamati. Rata-rata atau kontrol, tetapi M3 tidak berbedatanaman tertinggi diperoleh pada nyata dengan perlakuan pupuk NPK padaperlakuan pupuk NPK pada takaran 375 takaran 125 kg/ha (M1) dan 250 kg/hakg/ha (M3) dengan nilai secara berurut (M2).Tabel 5. Rata-rata tinggi tanaman umur 30, 45 dan 90 HST akibat pengaruh perlakuanberbagai amelioranJenis Amelioran Tinggi Tanaman (ton/ha) 30 HST 45 HST 90 HST ……………… cm ……………….Kontrol (A0) 40,86 a 52,51 a 72,60 aPupuk Kandang (A1) 49,22 a 57,29 ab 77,52 aKompos Jerami Padi (A2) 59,12 b 64,36 b 83,26 bAbu Sekam Padi (A3) 57,80 b 63,34 b 83,09 b BNT0,05 8,522 8,298 7,293Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05 Tabel 5 menunjukkan bahwa rata- fase vegetatif. Oleh karena iturata tanaman tertinggi diperoleh padaperlakuan kompos jerami padi (A2) baik kekurangan unsur fosfor dapatpada umur 30 HST (59,12 cm), 45 HST(64,36 cm) maupun 90 HST (83,26 cm), menyebabkan gangguan hebat terhadapyang diikuti oleh amelioran abu sekampadi (A3) dan pupuk kandang (A1). pertumbuhan tanaman.Tinggi tanaman pada umur 30 HST dan90 HST akibat aplikasi kompos jerami Pemberian pupuk NPK danpadi berbeda nyata dengan tanpaamelioran (kontrol) dan pupuk kandang, kompos jerami padi serta pupuk kandangtetapi tidak berbeda nyata dengan abusekam padi. Sedangkan tinggi tanaman dan abu sekam padi sebagai bahanpada umur 45 HST menunjukkan bahwakompos jerami padi berbeda nyata organik dapat meningkatkandengan kontrol tetapi tidak berbeda nyatadengan pupuk kandang. pertumbuhan tinggi tanaman padi, hal ini Secara keseluruhan tinggi berhubungan dan berkorelasi positiftanaman mengalami peningkatan padasetiap umur pengamatan. Hal ini dengan ketersediaan unsur nitrogen (N)berkaitan dengan unsur hara P yangtersedia di dalam tanah cukup tinggi dan dalam tanah dan serapan nitrogen olehdapat dimanfaatkan oleh tanamansehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Selain itu ketersediaan unsurtinggi tanaman. Damanik et al. (2010)menyatakan bahwa unsur fosfor (P) kalium (K) juga turut berperan dalamberperan dalam metabolisme tanamandan langsung sebagai sumber energi yang peningkatan tinggi tanaman.membantu tanaman dalam perkembangan Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), apabila pupuk kalium tersedia dengan baik maka menyebabkan tanaman padi tumbuh sehat, tidak mudah rebah, daun tidak mudah menggulung, translokasi karbohidrat menjadi baik, sistem perakaran menjadi sehat yang menyebabkan peningkatan serapan hara oleh tanaman. Jumlah Anakan Per Rumpun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa secara tunggal takaran pupuk NPK dan berbagai amelioran berpengaruh88 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
sangat nyata terhadap jumlah anakan per pengaruh perlakuan takaran pupuk NPKrumpun, sedangkan antara kedua dan berbagai amelioran dapat dilihat padaperlakuan tidak saling berinteraksi. Rata- Tabel 6 dan 7.rata jumlah anakan per rumpun akibatTabel 6. Rata-rata jumlah anakan per rumpun akibat pengaruh perlakuan takaran pupukNPKPupuk NPK Jumlah Anakan Per Rumpun(kg/ha) (Helai)0 10,33 a125 11,92 ab250 14,08 b375 14,50 bBNT0,05 2,682Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNT0,05.Tabel 7. Rata-rata jumlah anakan per rumpun akibat pengaruh perlakuan berbagaiamelioranAmelioran Jumlah Anakan Per Rumpun(ton/ha) (Helai)0 11,25 a10 12,25 ab10 14,08 b10 13,25 abBNT0,05 2,682Keterangan : Angka-angka dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Tabel 6 menunjukkan bahwa rata- per rumpun tanaman padi lebih banyakrata jumlah anakan per rumpun semakin akibat perlakuan pemupukan NPK (14,50bertambah banyak dengan semakin helai) dibandingkan dengan perlakuanbertambahnya takaran pupuk NPK yang kompos jerami padi (14,08 helai). Barusdiberikan. Rata-rata jumlah anakan per (2011) menyatakan bahwa pupukrumpun terbanyak diperoleh pada anorganik sangat berpengaruh terhadapperlakuan pupuk NPK pada takaran 375 pertumbuhan tanaman, terutama jumlahkg/ha (M3) yakni sebesar 14,50 helai, anakan dibandingkan kompos jerami, halyang berbeda nyata dengan perlakuan ini disebabkan hara dari pupuk anorganiktanpa pupuk NPK (M0) dan tidak berbeda lebih cepat tersedia dibandingkan haranyata dengan perlakuan pupuk NPK pada dari pupuk organik.takaran 125 kg/ha (M1) dan 250 kg/ha(M2). Sedangkan perlakuan M1 tidak Arafah dan Sirrapa (2003)berbeda nyata dengan perlakuan M0. menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen dalam pupuk NPK meningkatkan jumlah Tabel 7 menunjukkan bahwa anakan dibandingkan tanpa pemupukanjumlah anakan per rumpun terbanyak nitrogen. Hal ini didukung lagi oleh hasildiperoleh pada perlakuan amelioran penelitian Kaya (2013), yangkompos jerami padi (A2) sebesar 14,08 menunjukkan bahwa pemberian komposhelai, yang berbeda nyata dengan tanpa jerami padi dan pupuk NPK secaraperlakuan amelioran (A0) atau kontrol mandiri berpengaruh nyata terhadaptetapi tidak berbeda nyata dengan jumlah anakan per rumpun tanaman padiperlakuan pupuk kandang (A1) dan abu dan meningkatkan jumlah anakansekam padi (A3). Rata-rata jumlah anakan produktif/rumpun padi. Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 89
KESIMPULAN DAN SARAN Teknologi Pertanian Lampung. J. Agrivigor 10 (3); 247-252.Kesimpulan1. Pemberian takaran pupuk NPK dan Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., H. Hanum. berbagai amelioran berinteraksi sangat 2010. Kesuburan Tanah dan nyata terhadap beberapa sifat fisika Pemupukan. USU Press. Medan. tanah.2. Tidak terdapat interaksi yang nyata Doberman, A., T. Fairhurst. 2000. Rice antara perlakuan takaran pupuk NPK Nutrient disorders and nutrient dan berbagai amelioran, tetapi management. Potash and berpengaruh sangat nyata secara Phosphate Institute of Canada and tunggal terhadap pertumbuhan International Rice Research tanaman dan jumlah anakan per Institute. Oxford Geographic rumpun. Printers Pte Ltd. Canada,3. Kombinasi perlakuan terbaik terhadap Philippines. 192 p. sifat fisika tanah dan pertumbuhan tanaman padi adalah takaran pupuk Greenland, D.J. 1985. Physical aspects of NPK 375 kg/ha dengan amelioran soil management for rice-based kompos jerami padi 10 ton/ha. cropping system. p. 1-16. In Soil Physics and Rice. InternationalSaran Rice Research Institute, Los1. Pemberian pupuk NPK sebagai pupuk Baños, Laguna, Philippines. anorganik yang dikombinasikan Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. dengan pemberian kompos jerami Mediyatama Sarana Perkasa, padi, pupuk kandang dan abu sekam Jakarta. padi sebagai pupuk organik lebih dianjurkan, mengingat pupuk organik Ifansyah, H. & B.J. Priatmadi. 2003. lebih lambat tersedia di dalam tanah Nitrogen Tanah Sawah Pasang dibandingkan dengan pupuk Surut yang Ditanami Padi Lokal anorganik. Tanpa Pemupukan. J. Tanah2. Untuk memperbaiki kualitas tanah dari Tropika 16: 87-96. berbagai aspek, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Kartasapoetra, G., & M. M. Sutedjo., mengamati parameter sifat kimia dan 1991. Teknologi Konservasi biologi tanah. Selain itu juga untuk Tanah dan Air. PT. Bina Aksara, menilai kualitas tanah akibat pengaruh Jakarta. residu kompos jerami padi, pupuk kandang serta abu sekam padi. Kaya, E. 2013. Pengaruh kompos jerami padi dan pupuk NPK terhadap N- DAFTAR PUSTAKA tersedia tanah, serapan N, pertumbuhan dan hasil padiArafah dan M. P. Sirrapa. 2003. Kajian sawah (Oryza sativa L.). Jurnal penggunaan jerami dan pupuk N, Agrologia Vol.2, No.1. p: 43-50. P dan K pada lahan sawah irigasi. Jurnal Ilmu Tanah dan Munandar, Sukrilani, Yusup, Sulaiman & Lingkungan. 4 (1): 15-24. A.Wijaya. 1996. Inventarisasi dan studi karakter agronomi berupaBarus, J. 2011. Uji Efektivitas Kompos varietas lokal padi lebak yang di Jerami dan Pupuk NPK Terhadap tanam petani di sekitar Palembang Hasil Padi. Bali Pengkajian dan kota Kayu Agung. Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Indonesia. 4(1) : 8 – 13.90 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Rasiah, V., G. C. Carlson & R. A. Kohl. Wiskandar, 2002. Pemanfaatan pupuk 1992. Assesment of functions and kandang untuk memperbaiki sifat parameter estimation methods in fisik tanah di lahan kritis yang root water uptake simulation. Soil telah diteras. Kongres Nasional Sci. Soc. A. J. 56 : 1267 – 1271. VII.Stevenson, F.T. 1982. Humus Chemistry. John Wiley and Sons, Newyork.Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 91
92 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
RESPON BEBERAPA VARIETAS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA TANAH ULTISOLRESPONSE ORGANICMATERIALS AND SOME VARIETIES CUCUMBER RESULT AND GROWTH AT ULTISOL Iwandikasyah Putra*1), Irvan Subandar1), Samsuar2) 1)Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh, 23615 2Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Teuku Umar *)Email Korespondensi : [email protected] ABSTRACTThis research to know response organic materials and some varieties to cucumber to resultand growth atultisol and whet herthere is interaction both of factor.This research have beenexecuted by in Garden Agriculture Faculity of TeukuUmar University Meulaboh, AcehBarat Started 3 July up to 7 September 2015.This research to used is a randomized blokcdesigh (RBD) with 3 x 4 and 3 with there replications. The first factor is varieties 3 level:Hercules, Mercy, and Wuku. The second factor is organic material; 4 level that is control(without treatmant),10 tons/hectare, 20 tons/hectare, and 30 tons / hectare set organic.Theresults showed that the varieties signifcantly affectted plant height 15, 20, and 25 days afterplantiny length diameter fruit. Where as 15 and 20 days after planting, fruit weight andproduction tons/hectare. Showed no significant effect on dose organic plant heigh 15, 20,and 25 days after planting, fruit weigh, fruit length, fruit to diameter, and productions totaltons/hectare. There was no significant interaction between varieties and organic materialon all parameters of observation.Keywords: cucumber, organic materials, ultisol, varietiesPENDAHULUAN kejenuhan basa (KB) yang rendah, pada kedalaman 1,8 meter dari permukaanUltisol merupakan tanah yang tanah, memiliki nilai KB< 35% dan KTK 4 me /100 gram liat dengan kriteriamempunyai kandungan bahan organik sangat rendah (Suhardjo, 1994; dalam Paiman dan Armadon, 2010). Diyang rendah, tanahnya berwarna merah samping itu Prassetyo dan Suriadikarta (2006) dalam Bintang, Guchi dankekuningan, reaksi tanah yang masam, Simanjuntak (2012) menambahkan bahwa reaksi tanah (pH) Ultisol adalah<kejenuhan basa yang rendah, dengan 5,5 (dengan criteria agak masam).kadar Al yang tinggi. Di samping itu Prassetyo dan Suriadikarta (2006) menyebutkan bahwa pemanfaatan tanahUltisol memiliki tekstur tanah liat hingga Ultisol untuk pengembangan tanaman perkebunan relatif tidak terdapat kendala,liat berpasir, dengan bulk densty yang tetapi untuk tanaman pangan dantinggi antara 1,3-1,5 g/cm3 (Prassetyo dan holtikultura umumnya bermasalah terhadap sifat fisik, kimia, dan biologiSuriadikarta, 2006), sehingga tanah. Permasalahan tersebut meliputi ketersedian hara serta susahnya perakaranmempengaruhi tingkat produktivitastanaman yang akan dibudidayakan ditanah Ultisol.Kandungan bahan organik Ultisolumumnya rendah pada horizon A (lapisanatas). Selain itu Ultisol memiliki horizonpenciri bagian permukaan bawah liatyang bersifat masam dengan tingkat Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 93
tanaman untuk menembus kedalam tanah 2003). Di samping itu varietas-varietas tersebut mempunyai ketahanan terhadapdi dalam menjangkau makanan. penyakit Downy Mildew (Mardalena, 2007).Di Indonesia sebaran Ultisol Bedasarkan permasalahan di atas,mencapai 45.8 juta atau sekitar 25% dari maka perlu dilakukan penelitian tentang respon beberapa varietas dan dosis bahantotal luas daratan. Tanah ini tersebar di organik terhadap pertumbuhan tanaman mentimun pada tanah Ultisol.Kalimatan (21.9 juta ha), di Sumatera Penelitia ini bertujuan untuk(9.5 juta ha), Maluku dan Papua (8,9 juta mengetahui respon varietas dan dosis bahan organik yang terbaik terhadapha), Sulawei (4.3 juta ha), Jawa (1.2 juta pertumbuhan dan hasil mentimun pada tanah Ultisol serta nyata tidaknyaha), dan di Nusa Tenggara (53 ribu ha). interaksi kedua faktor tersebut.Tanah Ultisol dapat dijumpai pada BAHAN DAN METODE PENELITIANberbagai relief, mulai dari datar hinggga Penelitian ini dilaksanakan diberlereng (Subagyo et al., 2004; dalam Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh AcehPaiman dan Armadon 2010). Barat, yang berlangsung 3 Juli sampai 7 September 2015.Oleh karena itu untuk Bahan dan Alat Penelitianmeningkatkan produktivitas tanah Ultisol Bahan-bahan yang diperlukanmaka perlu dilakukan penambahan bahan dalam penelitian ini meliputi tanah ordo Ultisol dari Gampong Meunasah Rayeukorganik. Pemberian bahan organik dapat Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Benih mentimun; varietasmeningkatkan unsur hara dan Hercules, Mercy, dan Wuku yang diproduksi oleh PT. East West Seedmenurunkan bulk density tanah karena Indonesia. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organiksehingga aerasi, permeabilitas, dan (pupuk kandang kerbau) yang diambil dari gampong Ujong Tanjong Kecamataninfiltrasi menjadi lebih baik serta pasokan Mereubo Kabupaten Aceh Barat. Polybagyang digunakan dalam penelitianmakan untuk tanaman dapat tersedia. Hal ini ukuran 12 kg (40 x 50 cm) yang diproleh dari Toko Tani Meulaboh. Alat-ini sesuai dengan pendapat Stevenson alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : cangkul, parang,(1994) yang menyebutkan bahwa pisau, gunting, hand prayer, tali rafia, bambu, gembor, alat tulis, timbangan,penambahan bahan organik mampu untuk jangka sorong, ember, ayakan,dan meteran.meningkatkan agregasi tanah,memperbaiki aerasi dan perkolasi, sertamembuat struktur tanah menjadi lebihremah dan mudah diolah. Di samping ituKarama et al., (1990) dalam Muhtiar,Bahrun, Safuan (2012) menambahkanbahwa pupuk organik mengandung unsurmakro esensial seperti nitrogen 0,60%(N), phosfor 0,30% (P), kalium 0,34%(K), kalsium 0,12% (Ca), magnesium0,10% (Mg), dan sulfur 0,09% (S).Disamping itu optimalisasi lahanmarginal ini dapat dilakukan denganmenggunakan beberapa varietas. Hal iniberkaitan dengan peningkatanproduktivitas tanaman sayuran, sepertimentimun dapat dilakukan denganpenggunaan varietas-varietas unggul,seperti varietas Hercules, Mercy, danWuku. Varietas-varitas tersebut memilikikeunggulan yang berbeda, dari segiproduksinya (ukuran buah dan banyakbuah yang dihasilkan), ketahananterhadap hama penyakit, serta kecocokanterhadap keadaan lingkungan (Cahyono,94 | Jurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016
Metode Penelitian e. Pelakuan Benih Penelitian ini menggunakan Benih timun yang digunakanRancangan Acak Kelompok (RAK) pola dalam penelitian ini adalah varietasfaktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Faktor- Hercules, Mercy, dan Wuku. Benihfaktor yang, meliputi : 1). Varietas (V) tesebut direndam dengan air hangatterdiri dari 3 taraf yaitu :V1= Varietas selama 30 menit. Lalu dilakukanHercules, V2 = Varietas Mercy, dan V3= penanaman.Varietas Wuku. 2) Bahan organik (B)terdiri dari 4 taraf yaitu : B0= Tanpa f. Penanamanpemberian bahan organik, B1 = 10 ton/ha Penanaman dilakukan pada sore(60gram/polybag), B2= 20 ton/ha.(120.gram/polybag), dan B3= 30 ton/ha hari, benih ditanam 2 biji per polybag,(180gram/polybag). dengan kedalaman 1 – 2 cm, dan jarak antar unit perlakuan 100 cm x 30 cm,Pelaksanaan Penelitian dalam satu unit terdapat 3 tanamana. Pengambilan Sampel Tanah untuk sampel dengan jarak tanaman sampel 30 cm x 30 cm. Media Tanam Tanah diambil di Gampong g. Pemeliharaan 1. PenyulamanMeunasah Rayeuk Kecamatan KawayXVI Kabupaten Aceh Barat, jenis tanah Penyulaman dilakukan satu mingguyang digunakan dalam penelitian ini setelah tanam, bibit yang tidak tumbuhmerupakan tanah podsolik merah kuning diganti dengan bibit yang berumur sama(Ultisol). dan dengan varietas yang sama.b. Persiapan Media Tanam 2. Penyiraman Media tanam yang telah disiapkan Penyiraman dilakukan setiap hari,kemudian dikering udarakan, dan diayak disiram pada sore hari dan disesuaidengan ayakan yang berdiameter 5 dengan kondisi cuaca setempat.mesh.Tanah yang sudah dibersihkandimasukkan ke polybag dengan berat 12 3. Penyiangankg/polybag dan tanah tersebut disusun Penyiangan dilakukan secarasesuai dengan perlakuan pada lahan yangsudah disiapkan. manual apabila ada gulma yang tumbuh disekitar tanaman, bertujuan untukc. Penyiapan Pupuk Organik memperkecil kemungkinan tanaman Pupuk organik yang digunakan bersaing dalam hal memperoleh unsur hara dengan gulma.adalah pupuk kandang kerbau yang sudahterdekomposisi sempurna, lalu di 4. Pemberian Ajir (penopang)dikering udarakan selanjutnya diayak Pemasangan ajir digunakan untukdengan ukuran ayakan 5 mesh. merambatkan tanaman dengand. Pemberian Pupuk menggunakan belahan bambu setelah Pemberian pupuk dilakukan dengan tanaman berumur 2 minggu atau mencapai tinggi kira-kira 25 cm denganmenggunakan bahan organik yang berupa cara di tancapkan pada jarak 10 cm daripupuk kandang kerbau sudah diayak. batang tanaman.Pupuk tersebut diberikan langsungkedalam polybag dengan cara ditebar 5. Pemangkasanpada bagian atas serta di aduk sampai Pemangkasan daun dilakukanmerata dengan tanah pada bagian ataspolybag. Pupuk tersebut diberikan satu terutama pada daun–daun yang terletakminggu sebelum penanaman. permukaan polybag (daun pertamaJurnal Agrotek Lestari Vol. 2, No. 2, Oktober 2016 | 95
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108