Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Ebook BUNGA RAMPAI

Ebook BUNGA RAMPAI

Published by Muhamad Habil Syaputra, 2022-01-26 07:18:37

Description: Mendukung upaya pemerintah menanggulangi transmisi covid-19 varian omicron

Search

Read the Text Version

lalai. Justru harus makin getol dalam mengkampanyekan pemakaian masker ganda (untuk memperkuat filtrasi), rajin cuci tangan atau memakai hand sanitizer, dan tetap menjaga jarak. Jika ingin 2022 aman maka cara menangani efek pandemi Corona adalah tetap menyebarkan pentingnya protokol kesehatan. Penyebabnya karena ada yang masih belum tertib, misalnya membuat acara hajatan dengan alasan situasi sudah aman (karena turunnya angka pasien Corona) padahal ia jelas melanggar aturan jaga jarak. Jangan lupakan fakta bahwa saat ini Corona terus bermutasi dan terakhir omicron. Virus hasil mutasi akan lebih ganas dan cepat menular, sehingga harus disiplin protokol kesehatan tanpa kecuali. Jangan sampai tahun 2022 malah jadi bencana karena jumlah pasien Covid naik lagi, hanya karena banyak yang malas pakai masker dan mengabaikan prokes lain. Tahun 2022 harus dilalui dengan optimis dan penanganan Corona wajib lebih baik lagi. Program vaksinasi nasional masih tetap dilanjutkan karena saat ini baru sekitar 60% WNI yang sudah diinjeksi. Vaksinasi akan lebih digenjot agar kekebalan tubuh masyarakat meningkat dan aman dari penularan Corona (dengan catatan tetap taat protokol kesehatan 10M). Untuk menangani dampak pandemi pada tahun 2022 maka vaksinasi makin digencarkan, terutama untuk anak-anak. Saat ini vaksin Sinovac sudah bisa diinjeksikan kepada anak yang berusia 6 hingga 12 tahun, sehingga mereka bisa aman dari penularan Corona, dan vaksin sangat penting karena anak-anak lebih beresiko. Penanganan efek pandemi di bidang ekonomi juga akan dilanjutkan tahun 2022. Caranya dengan meneruskan proyek pembangunan ekonomi nasional sehingga dengan banyaknya infrastruktur akan turut memperbaiki kondisi finansial juga. Selain itu, pemerintah menaikkan KUR pada pengusaha UMKM, sehingga makin banyak yang mendapat pinjaman modal, sehingga roda perekonomian kembali lancar. Ada berbagai dampak dari pandemi yang telah kita lalui selama 2 tahun ini. Akan tetapi kita harus optimis bahwa tahun 2022 akan jadi gebrakan baru, di mana efek pandemi mulai dari kesehatan hingga ekonomi akan segera teratasi. Sebagai warga negara yang baik maka kita wajib mendukung semua program pemerintah, termasuk vaksinasi. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 46 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Covid-19 Belum Usai, Perketat Prokes Jelang Akhir Tahun Oleh : Dian Ahadi )* Kendati telah dilaporkan penurunan kasus Covid-19, agaknya masyarakat tak boleh lengah. Masyarakat pun diminta untuk menerapkan Prokes ketat saat momentum libur akhir tahun karena pandemi Covid-19 belum usai. Pandemi Covid-19 memang telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Bahkan, disejumlah daerah level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga ikut diturunkan. Namun, kewaspadaan akan pandemi ini tentunya tidak boleh berkurang. Namun harus tetap diperketat. Pemerintah memang terus memperluas cakupan vaksinasi, namun demikian hal itu tidak dapat dijadikan dasar masyarakat untuk lengah menerapkan Prokes. Apalagi menyusul berita terkini adanya varian baru yakni Omicron. Varian virus dengan kode B.1.1.529 tersebut dilaporkan pertama kali pada WHO dari wilayah Afrika Selatan. Tepatnya ialah 24 November 2021 lalu. Berdasarkan bukti yang didapatkan, varian ini mengindikasikan perubahan yang dinilai merugikan pada epidemiologi Covid-19. Sehingga, pihak TAG-VE menyarankan kepada WHO agar menetapkan jenis ini sebagai varian of concern (VOC). Akhirnya WHO merilis kabar terkait virus ini dengan nama Omicron. Kabarnya nama ini diambil dari huruf ke-limabelas dalam alfabet asal Yunani. VOC disebut- sebut sebagai varian tertinggi dari virus Corona. Alhasil, penularan, gejala penyakit hingga risiko infeksi ulang mampu mempengaruhi kinerja vaksin. Sebelumnya, dilaporkan jika varian yang cepat menyebar diklasifikasikan menjadi, Beta, Alpha, Delta serta Gamma juga masuk dalam kategori tersebut. Omicron juga diklaim mengalami mutasi yang sangat banyak ketimbang varian lainnya. Bahkan, beberapa diantaranya cukup mengkhawatirkan, karena dampak potensial ke arah pandemi. Meski kasus di Indonesia belum banyak ditemukan. Tak ada salahnya selalu aware dengan segala kemungkinan yang ada. Demi mengantisipasi hal ini pemerintah kian menggencarkan Prokes ketat kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kabar terbaru menyebutkan adanya peraturan resmi, dimana PPKM Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 47 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

level 3 dibatalkan namun diganti dengan sejumlah aturan diantaranya ialah sebagai berikut. Pemberlakuan ketat arus pelaku perjalanan masuk dari luar negeri. Termasuk para pekerja migran Indonesia atau PMI sebagai langkah antisipasi tradisi pulang kampung atau mudik Nataru. Turut memaksimalkan hingga memperbanyak penggunaan dan penegakan aplikasi PeduliLindungi. Baik untuk fasilitas publik seperti fasilitas umum, tempat wisata, restoran, pusat perbelanjaan hingga fasilitas ibadah. Bagi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan akan dikenakan beberapa peraturan. Diantaranya dengan Larangan bagi orang untuk bepergian jarak jauh dengan status belum divaksin. Setiap orang yang akan pergi jauh wajib vaksin dua kali serta melakukan rapid antigen tes satu kali dua puluh empat jam Kemudian, apabila ditemukan pelaku perjalanan dengan kategori pertama dan ternyata positif Covid-19, maka diwajibkan untuk isolasi mandiri. Bisa pula isolasi di tempat yang telah dipersiapkan oleh pihak pemerintah. Dan sejumlah aturan lainnya. Dalam hal ini tentunya, pemerintah ingin sekali memaksimalkan perlindungan atas COVID-19 kepada seluruh warganya. Tak dipungkiri, pandemi ini sebelumnya memang terasa begitu cepat, awal mula hanya satu-dua kasus saja. Kemudian menyebarluas dan sulit dikendalikan. Kendati demikian, jika menilik ke belakang tentu kondisi sekarang sudah jauh lebih baik. Meski masih harus terus berjibaku dengan virus mematikan ini, pemerintah tetap akan memberikan upaya terbaiknya. Demi kelangsungan hidup yang aman. Maka dari itu, jika pemerintah telah mengerahkan segala kemampuannya. Otomatis kita selaku warga negara yang baik wajib mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Jangan sampai pembiaran- pembiaran ataupun keteledoran terjadi, dimana hal ini justru akan menjadi sebuah bom waktu yang akan sulit dihentikan. Pembatalan PPKM Level 3 serentak diharapkan dapat dimaknai secara bijak oleh masyarakat. Tak salah menikmati liburan Natal serta tahun baru, namun tetap jaga Prokes ketat demi kebaikan bersama. Ingat, tetap waspada virus Covid-19 belumlah usai. )* Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor 48 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat Harus Batasi Mobilitas Saat Libur Akhir Tahun Oleh : Dedi Prasetyo )* Masyarakat diimbau untuk membatasi mobilitas saat libut akhir tahun. Hal ini perlu dilaksanakan untuk mencegah naiknya penularan kasus positif Covid-19 akibat adanya varian Omicron. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa pihaknya serius dalam menerapkan pembatasan mobilitas masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Meskipun, masyarakat tidak dilarang untuk melakukan mobilitas. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, kita harus batasi di hulu dan juga hilir. Pembatasan di hulu berupa kebijakan terhadap aparatur sipil negara (ASN) yang dilarang cuti. Kemudian, membatasi aktivitas di berbagai sektor hingga meliburkan sekolah. Menurut Adita, pembatasan di hulu merupakan hal yang penting lantaran masyarakat memiliki tren berwisata di akhir tahun. Destinasi wisata tidak hanya ke tempat yang memiliki pengelola. Naun juga yang tidak memiliki pengelola seperti wisata alam. Sehingga terdapat potensi penumpukan dan harus memperketat di hulu. Sementara itu, pembatasan di hilir dilakukan jika masyarakat telanjur melakukan mobilitas. Upaya tersebut berupa pengetatan protokol kesehatan (Prokes) dan pengawasan yang lebih masif. Adita juga memaparkan, selama Nataru akan ada pos-pos random checking yang bekerja sama dengan pihak kepolisian. Pos itu berfungsi untuk memastikan masyarakat agar memenuhi syarat perjalanan. Misalnya kedisiplinan protokol kesehatan hingga bukti vaksinasi lengkap. Termasuk aspek keselamatan dan kelaikan kendaraan juga akan dilakukan. Meski kasus terkonfirmasi Covid-19 telah melandai, bukan berarti protokol kesehatan bisa diabaikan. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 49 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 33 Tahun 2021, Kota Cirebon menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat yang tertuang pada Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/SE. 126-PEM. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., menjelaskan pada tanggal 24 dan 31 Desember 2021 semua kegiatan operasional usaha, sosial, budaya dan pariwisata dibuka sampai dengan pukul 22.00 WIB. Untuk pengendalian mobilitas dilakukan dengan screening dan Prokes mulai tanggal 24, 25, 26 dan 31 Desember 2021 dan dilanjutkan pada tanggal 1 hingga 2 Januari 2022. Selain itu dilakukan pula pemberlakuan ganjil genap pada tanggal 24, 25, 26 dan 31 Desember 2021 dan 1 – 2 Januari 2022 dengan ketentuan Jumat mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu mulai Pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB. Perlu diketahui bahwa Menteri Dalam Negeri (Mendagri) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 440/7183/SJ tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Varian Omicron serta Penegakan Penggunaan Aplikasi Pedulilindungi. Edaran yang ditandatangani oleh Mendagri Tito Karnavian pada tanggal 21 Desember 2021 tersebut ditujukan kepada para kepala daerah di seluruh tanah air. Dirinya meminta agar Kepala Daerah dapat mengintensifkan pembatasan kegiatan masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi satuan tugas penanganan Covid-19 di masing-masing lingkungan, baik pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan desa serta rukun tetangga (RT)/Rukun Warga (RW) dengan menjalankan fungsi-fungsi seperti pencegahan, penanganan, pembinaan dan dukungan pelaksanaan penanganan Covid-19. Selain itu Tito juga meminta agar para Kepala Derah di seluruh Indonesia dapat melakukan koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pemangku kepentingan lainnya di antaranya tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pengurus tempat ibadah, pengelola hotel, pengelola tempat wisata, pengelola pusat perbelanjaan dan pelaku usaha serta pihak lain yang dianggap perlu sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah dalam rangka pencegahan dan penegakan disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Masyarakat tentu harus mematuhi berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan Pemerintah. Jangan sampai ketidakpatuhan terhadap berbagai aturan tersebut malah meningkatkan kasus positif, apalagi varian Omicron telah tiba di Indonesia, sehingga kewaspadaan tetap harus dijaga. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 50 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Mewaspadai Kenaikan Kasus Corona Jelang Akhir Tahun Oleh : Muhammad Yasin )* Semua pihak perlu untuk mewaspadai potensi kenaikan kasus Corona khususnya menjelang akhir tahun. Masyarakat yang beraktivitas diminta untuk tidak lengah dan tetap taat Prokes karena varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Pandemi membuat situasi berubah 180 derajat dan selama 2 tahun kita dituntut untuk survive agar tidak tertular Corona. Beberapa bulan ini kondisi sedang stabil karena jumlah pasien Covid rata-rata hanya 500-an per hari di seluruh Indonesia. Selain itu, sudah tidak ada lagi wilayah di negeri ini yang berstatus zona merah atau PPKM level 4. Akan tetapi kita tidak boleh santai-santai karena jelang akhir tahun malah ada kenaikan kasus Corona. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa di ibu kota ada kenaikan kasus 30-40 pasien per harinya. Sehingga beliau menekankan kembali pentingnya disiplin dalam protokol kesehatan. Kedisiplinan dalam menaati protokol kesehatan memang wajib dilakukan karena jelang akhir tahun, mulai banyak yang kendor. Jangan sampai mentang-mentang kasus Covid sedang menurun, malah lalai dalam memakai masker. Semuanya masih wajib memakai masker bahkan dikenakan 2 lapis (disposable yang ditutup dengan masker kain) agar menaikkan tingkat filtrasi. Masker double harus dipakai karena Corona varian delta bisa menular via udara, saat seseorang berpapasan (walau tidak sengaja) dengan OTG. Sehingga masker ini bisa jadi penjaga yang ampuh, dengan catatan orang itu juga menaati poin lain dalam protokol kesehatan dan memiliki imunitas dari hasil vaksinasi Covid. Corona varian delta belum tuntas tetapi saat ini sudah ada varian omicron. Memang belum dilaporkan separah apa pasien Corona yang terkena varian ini tetapi sudah ada catatan Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 51 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

bahwa Corona omicron menular 5 kali lebih cepat. Cara untuk mengantisipasi penularannya lagi-lagi dengan disiplin protokol kesehatan dan wajib vaksinasi. Jelang akhir tahun, protokol kesehatan yang paling banyak dilanggar adalah menghindari kerumunan. Memang pesta pergantian tahun dilarang dilakukan di taman, hotel, dan tempat umum lainnya. Akan tetapi kita juga tidak boleh mengadakan acara sendiri di rumah dan mengundang banyak orang, karena sama saja dengan membuat kerumunan dengan sengaja. Kenaikan kasus pasca tahun baru bisa terjadi jika banyak yang melakukan pesta di rumahnya sendiri karena dianggap aman. Padahal di sana berbahaya karena kita tidak tahu siapa di antara tamu yang berstatus orang tanpa gejala. Apalagi Corona varian omicron beda ciri-cirinya dengan varian lain dan pasien tidak merasa anosmia (kehilangan fungsi indra penciuman), sehingga bisa saja ada yang tertular tanpa disadari. Taati juga protokol kesehatan lain seperti rajin cuci tangan dan mandi, keramas, serta ganti baju setelah pulang dari perjalanan. Jangan lupa pula untuk langsung mencuci masker kain karena ia hanya berfungsi selama 4 jam saja. Belilah minimal selusin masker kain agar bisa dipakai sehari-hari dan tidak capek mencucinya. Selain menaati protokol kesehatan, cara untuk terhindar dari Corona selama akhir tahun ini adalah dengan vaksinasi. Sudahkah Anda divaksin? Vaksinasi adalah kewajiban karena jika di Indonesia ada minimal 75% WNI yang disuntik vaksin, maka akan terbentuk kekebalan kelompok dan status pandemi bisa lekas diakhiri. Jelang akhir tahun kita tidak boleh berleha-leha lalu seenaknya liburan. Tetaplah menjaga jarak dan mengurangi mobilitas serta menaati poin lain dalam protokol kesehatan, karena sudah ada kenaikan kasus Corona di ibu kota. Kenaikan ini merupakan sebuah peringatan kepada semua WNI agar disiplin protokol kesehatan dan jangan lupa juga untuk membentengi diri dengan vaksinasi. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 52 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat Garda Depan Penanggulangan Corona Oleh : Alfisyah Dianasari )* Masyarakat menjadi garda terdepan penanggulangan virus Corona. Dengan peningkatan ketaatan publik terhadap Protokol Kesehatan maupun berbagai program pencegahan Covid-19, maka angka kasus positif dapat ditekan dan Indonesia dapat bebas dari pandemi. Apa kabar Corona di Indonesia? Selama hampir 2 tahun ini kita dipaksa harus menyesuaikan diri di masa pandemi. Memang belakangan keadaan sudah relatif aman dan tidak ada lagi wilayah yang berstatus zona merah, tetapi tetap harus waspada karena Corona varian Omicron sudah masuk di Indonesia. Virus hasil mutasi ini diklaim bisa menyebar 5 kali lebih cepat. Lantas bagaimana cara menanggulangi Corona agar tidak lagi menggila dan membuat kita kebat-kebit karenanya? Kita tidak bisa hanya bergantung pada dokter, ahli epidemi, dan pemerintah. Penyebabnya karena mereka tidak bisa bekerja jika tidak dibantu oleh masyarakat dan harus ada sinergi agar situasi pandemi lekas diakhiri. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dokter Daeng M Faqih mengajak masyarakat untuk menjadi garda depan dalam penanggulangan Corona, khususnya untuk mengatasi varian Omicron. Caranya adalah dengan disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi. Dalam artian, masyarakat bisa jadi pahlawan dalam menanggulangi Corona Omicron, karena kebiasaan sehat akan membentuk warga yang sehat pula. Jangan malah seenaknya dan mengira keadaan aman-aman saja, tetapi diam- diam jadi OTG lalu merana di ranjang rumah sakit. Jadilah proaktif dan jangan hanya mengandalkan pemerintah karena justru kerja sama akan membuat Corona lekas diatasi. Protokol kesehatan adalah syarat paling penting dalam mengatasi Corona karena dengan menaatinya kita bisa meminimalisir penyebaran penyakit berbahaya ini. Sayangnya Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 53 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

belakangan banyak yang lalai dan malas pakai masker, padahal masker adalah penjaga utama dari penularan Corona. Para dokter menyarankan untuk memakai masker kualitas bagus seperti N95 untuk mencegah masuknya droplet yang mengandung Corona Omicron. Jangan lupa pula untuk melapisi masker sekali pakai dengan masker kain agar filtrasinya lebih kuat. Bawa juga masker cadangan karena sehelai masker hanya boleh dipakai maksimal 4 jam. Taati pula protokol kesehatan lain seperti mencuci tangan, menjaga jarak, mengganti baju, mandi, menjaga imunitas tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, dan terutama menghindari kerumunan. Ketika ada undangan pesta maka siasati dengan datang di awal sehingga tamu tidak terlalu ramai. Jangan pula bepergian karena melanggar protokol kesehatan mengurangi mobilitas. Selain menaati protokol kesehatan maka langkah selanjutnya untuk menanggulangi Corona adalah masyarakat wajib divaksin. Jangan ada alasan untuk menolaknya, karena vaksin sangat aman, bahkan bagi lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui. Saat ini anak berusia 6 hingga 11 tahun juga divaksin, agar mereka bisa belajar tatap muka tanpa dibayangi penularan Corona. Jika ada kesempatan vaksin maka ambil kesempatan emas ini, karena digratiskan oleh pemerintah. Jangan pula pilah-pilih merek vaksin karena semua sama bagusnya untuk meningkatkan imunitas tubuh dari serangan Corona, terutama varian Omicron. Saat ini hampir semua mensyaratkan wajib vaksin, mulai dari masuk ke mall hingga berkendara jauh. Sehingga jika tidak vaksin maka akan menyulitkan diri sendiri. Ingatlah bahwa dengan divaksin maka Anda jadi garda depan dalam menanggulangi Corona, karena mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok. Untuk menanggulangi Corona, khususnya varian Omicron, maka masyarakat harus menjadi garda depan. Jangan malah mengabaikan tetapi tetap taatilah poin-poin dalam protokol kesehatan. Selain itu, masih wajib vaksinasi agar terhindar dari Corona karena imunitas tubuh meningkat. Harus ada kerja sama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah dan tenaga kesehatan, agar pandemi lekas berakhir. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 54 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Tetap Taat Prokes Menjelang Nataru Oleh : Celia Ramadhani )* Masyarakat diharapkan terus menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat. Langkah tersebut diharapkan dapat menekan potensi lonjakan Covid-19 jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), utamanya pasca ditemukanya varian Omicron di Indonesia. Apa kabar pandemi di Indonesia? Sayang sekali banyak yang mengira pandemi sudah berakhir karena mulai ada yang nongkrong di kafe sambil bergerombol, dan tentu saja melepas masker. Padahal kenyataannya belum ada rilis resmi dari pemerintah bahwa status pandemi sudah berakhir, tetapi sayang ada pelanggaran di mana-mana. Satgas penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena masih pandemi. Namun faktanya, kedisiplinan untuk mematuhi protokol kesehatan 10M menurun sejak november 2021 lalu. Hal ini amat menyedihkan karena takut akan memicu klaster corona baru jika banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Sonny Harry B, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid menyatakan bahwa harus segera direspon oleh satgas daerah agar kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan tidak turun terus dan bahkan meningkat kembali. Dalam artian, pegawasan perlu dilakukan lebih ketat agar tidak ada lagi pelanggaran protokol kesehatan. Sonny melanjutkan, skor kedisiplinan masyarakat pada November 2021 turun ke angka 7,86 untuk memakai masker, 7,85 untuk jaga jarak, dan 7,91 untuk cuci tangan. Turunnya skor tentu berbahaya karena menujukkan ketidak disiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang bisa memicu corona. Jelang libur Natal dan tahun Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 55 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

baru, kebanyakan orang pakai masker tetapi sayang posisinya kurang pas karena melorot dan tak menutupi hidung dan mulut, padahal fungsi masker adalah melindungi 2 organ tersebut. Ada lagi yang memakai masker hanya dalam perjalanan tetapi sampai kantor malah dilepas. Padahal bisa jadi ada klaster perkantoran karena sudah 100% work from office sehingga susah untuk menjaga jarak. Tetaplah pakai masker dan jangan dilepas saat di luar rumah. Bahkan kita disarankan untuk memakai masker ganda oleh WHO, yakni masker sekali pakai yang dilapisi oleh masker kain. Cara ini akan meningkatkan filtrasi udara sehingga bisa meminimalisir penularan corona. Pemakaian masker juga maksimal 4 jam saja sehingga wajib membawa masker cadangan. Protokol kesehatan jaga jarak juga sering dilanggar oleh masyarakat karena sudah banyak yang mengadakan pesta pernikahan dengan mengundang ratusan, bahkan ribuan tamu. Di akhir tahun ada libur Nataru sehingga dimanfaatkan untuk berpesta. Padahal kita tidak tahu siapa di antara tamu yang berstatus OTG sehingga lebih baik skip undangan saja. Kalaupun masih ingin mengadakan syukuran pernikahan di masa pandemi, maka tamu maksimal hanya 50% dari kapasitas gedung. Makanan tidak dikonsumsi di ruangan tetapi dibawakan ke tamu dalam sebuah kotak, sebagai oleh-oleh. Penyebabnya karena saat makan otomatis akan melepas masker, sehingga lebih baik para tamu makan di rumahnya sendiri. Saat libur Nataru memang tidak ada ada PPKM level 3 tetapi diganti dengan pengetatan. Hal ini disadari oleh owner rumah makan atau kafe, maka ia harus menaati protokol kesehatan dan batas maksimal tamu adalah 75%. Jangan menerima semua customer dengan alasan uang, karena akan memicu kerumunan. Jika ketahuan oleh tim satgas Covid maka ia bisa didenda dan rumah makannya disegel. Masyrakat juga wajib mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau bisa juga diganti dengan memakai hand sanitizer. Jika perlu bawa sebotol cairan antiseptik, jadi saat sampai di suatu tempat, kursi dan mejanya langsung disemprot. Taatilah protokol kesehatan dan jangan lengah sedikitpun. Apalagi di akhir tahun dan ada libur Nataru, sehingga diprediksi ada kerumunan di tempat umum. Hindari kerumunan dan tetaplah menaati protokol kesehatan yang lain, seperti pakai masker dan mencuci tangan. Walau ada libur Nataru tetapi harus tetap disiplin. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 56 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Kebijakan Pemerintah Atasi Covid-19 Oleh : Made Raditya )* Pemerintah berupaya maksimal untuk mengendalikan pandemi Covid-19, diantaranya dengan mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan seruan untuk taat Protokol Kesehatan (Prokes). Masyarakat wajib mendukung berbagi kebijakan pemerintah tersebut agar penanganan virus Corona meraih hasil maksimal. Hingga saat ini, Pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia dan dunia. Pemerintah pun terus berinovasi, melakukan kajian akademis, dan mengeluarkan kebijakan strategis untuk mengendalikan virus menular tersebut. Salah satu bentuknya intervensi Pemerintah itu adalah dengan melaksanakan pengetatan mobilitas masyarakat, utamanya menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menteri Koordiator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pengetatan dilakukan karena Indonesia sudah siap menghadapi libur akhir tahun. Sudah 76% rakyat di Jawa dan Bali yang mendapatkan vaksinasi pertama, sedangkan vaksinasi kedua 56%. PPKM akan mengikuti asesmen yang berlaku saat ini dan PPKM level 3 dibatalkan, tetapi harus ada pengetatan. Prosedur pengetatan di antaranya, Mall boleh buka tapi maksimal jam 10 malam. Kapasitasnya juga hanya 75% pengunjung, dan semuanya wajib scan aplikasi Peduli Lindungi. Sehingga hanya yang sudah divaksin yang boleh masuk ke Mall. Aturan serupa juga berlaku di tempat wisata, baik di Jawa maupun tempat lainnya. Tidak ada penyekatan di jalan tetapi masyarakat diharap sadar diri sehingga mengurangi mobilitas. Pengetatan dilakukan karena pemerintah tetap mengatasi Covid tetapi juga memikirkan faktor lain yakni ekonomi. Seperti yang dinyatakan oleh Presiden Jokowi, saat pandemi harus pandai Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 57 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

mengatur gas dan rem. Tidak boleh terlalu ngegas dalam pengetatan Corona tetapi menimbulkan efek negatif dalam bidang ekonomi, karena juga akan berpengaruh ke kemampuan finansial rakyat. Masyarakat sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi Corona. Tidak masalah PPKM level 3 dibatalkan, tetapi diganti dengan pengetatan, sehingga tidak akan ada euforia liburan di saat Natal dan tahun baru. Pengetatan dilakukan agar tidak menaikkan kasus Corona di Indonesia dan mengamankan masyarakat. Antara ekonomi dan kesehatan tidak bisa diadu karena sama-sama penting, dan masyarakat menyadari bahwa pemerintah sudah habis-habisan dalam mengatasi Corona sejak awal tahun 2020. Untuk mengatasi dampak pandemi maka butuh banyak sekali biaya. Perekonomian wajib dipulihkan tanpa merugikan bidang kesehatan. Sekaranglah saatnya untuk memulihkan perekonomian, karena saat libur Natal dan tahun baru akan banyak transaksi di pasaran. Perputaran uang ini yang diharapkan karena bisa menggerakkan kembali roda perekonomian di Indonesia. Sehingga keadaan finansial negara jadi lebih sehat dan kita bisa selamat dari ancaman resesi yang mengerikan. Kenaikan di bidang ekonomi tentu tidak bertentangan dengan kesehatan, karena semua aktivitas saat libur akhir tahun harus sesuai dengan protokol kesehatan. Selain harus jaga jarak dan menghindari kerumunan (karena kapasitas maksimal pengunjung di tempat umum hanya 75%), semua orang harus disiplin pakai masker dan mencuci tangan. Dengan begitu maka saat libur akhir tahun akan terjadi keseimbangan antara kesehatan dan perekonomian. Perputaran uang berjalan dengan lancar dan perekonomian Indonesia kembali naik. Sementara jumlah pasien Corona di Indonesia tidak mengalami kenaikan, bahkan bisa ditekan sehingga tidak sampai 500 orang per harinya. Masyarakat mendukung pengetatan saat libur akhir tahun. Mereka tidak lagi bingung karena ada perubahan judul aturan, karena intinya sama saja. Semua orang wajib disiplin dalam protokol kesehatan ketika libur Natal dan tahun baru, ketika masuk Mall maupun di tempat lain. Pemerintah mengambil kebijakan ini agar semua selamat dari Corona sekaligus menyehatkan kembali perekonomian Indonesia. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 58 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Warga Diharap Tidak Mudik Saat Nataru Untuk Cegah Corona Oleh : Kevin Rudolf )* Saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) ada tanggal merah tetapi warga diharap untuk tidak mudik terlebih dahulu karena masih masa pandemi Covid-19. Tetaplah sabar dan tenang saat Nataru dan berbahagialah dengan beristirahat di dalam rumah. Apa rencana Anda di akhir tahun? Jika dulu akhir tahun identik dengan libur panjang, traveling ke luar kota, atau mudik sekejap ke kampung halaman. Akan tetapi sejak dunia dilanda pandemi, semua berubah. Traveling dilarang keras karena pergerakan massal bisa memicu kenaikan kasus Corona, sehingga kita diharap untuk menahan diri. Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mudik saat Nataru, karena untuk mengantisipasi peningkatan Corona. Tiap peraturan pemerintah harus ditaat. Ini semua demi kebaikan bersama. Taati protokol kesehatan dan sayangi keluarga. Jika masyarakat menaati protokol kesehatan dan membatalkan niat mudik saat Nataru maka otomatis mereka menyayangi keluarga di desa. Walau tidak bisa bersua secara fisik tetapi keputusan untuk tidak pulang kampung adalah tepat, karena justru saat nekat mudik, mereka bisa saja membawa virus Covid-19 yang didapat dari perjalanan. Tentu sebagai anak kita wajib berbakti dan mengunjungi orang tua, tetapi saat pandemi harus lebih hati-hati. Jika ayah dan ibu malah tertular Corona gara-gara anaknya mudik, akan sangat kasihan. Apalagi jika mereka belum divaksin karena punya komorbid, resikonya akan lebih besar lagi. Saat ini virus Covid-19 sudah bermutasi menjadi varian Omicron dan virus hasil mutasi bisa lebih cepat penyebarannya. Oleh karena itu kita wajib bersabar dan tidak mudik saat libur Nataru, karena tidak tahu siapa yang berstatus OTG di mana saja. Apalagi jika terinfeksi virus Covid-9 varian Omicron ciri-cirinya berbeda dan tidak ada anosmia (kehilangan kemampuan indra penciuman). Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 59 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat juga tidak bisa beralasan, tidak apa-apa batal mudik tetapi liburan di dalam kota saja. Keluar sejenak boleh tetapi semuanya harus sesuai dengan protokol kesehatan. Jangan lupa pakai masker walau berkendara di dalam mobil pribadi. Jauhi tempat yang penuh seperti taman kota, karena sama saja melanggar protokol kesehatan physical distancing dan menghindari kerumunan. Bagaimana dengan acara belanja saat libur Nataru? Peraturannya diperketat dan tempat umum seperti mall dan kafe maksimal 75% kapasitasnya. Itupun hanya boleh dimasuki oleh mereka yang sudah divaksin karena harus scan aplikasi Peduli Lindungi, jadi anak-anak di bawah usia 12 tahun dilarang masuk. Pahamilah bahwa pengetatan peraturan ini tidak mengekang tetapi demi keselamatan bersama. Memang dalam 1-2 bulan ini situasi relatif aman karena jumlah pasien menurun jadi hanya 500-an orang per harinya tetapi bukan berarti bebas untuk liburan ke luar kota bahkan luar negeri. Justru pengetatan saat Nataru dilakukan agar tidak ada kenaikan kasus Corona di Indonesia. Liburan Nataru di rumah saja juga tidak mengurangi kebahagian karena saat ini kita dimanjakan dengan teknologi. Ingin pesan makanan tinggal pencet HP, begitu juga dengan film, lagu, dan hiburan lainnya, semua tersedia di gadget. Bersabarlah dan ketika semua kompak maka tidak akan ada kenaikan kasus Corona, dan pandemi bisa lekas berakhir. Saat libur Nataru masyarakat diimbau untuk tidak mudik karena takut ada lonjakan kasus Corona dan memang mobilitas massal bisa memicu naiknya jumlah pasien Covid-19. Tidak ada penyekatan jalan saat Nataru tetapi masyarakat diharap sadar diri dan tidak nekat pergi ke luar kota. Daripada kena Corona di dalam perjalanan. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 60 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Strategi Pemerintah Efektif Kendalikan Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi Nasional Oleh : Aulia Hawa )* Pemerintah terus berusaha menjaga keseimbangan strategi gas dan rem, baik dalam mengendalikan Covid-19 maupun percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Masyarakat wajib mengikuti berbagai kebijakan tersebut agar Indonesia dapat segera keluar dari belenggu Pandemi virus Corona. Keputusan Pemerintah untuk tidak menerapkan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 secara serentak di semua wilayah pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) diprediksi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Bhima Yudhistira selaku Ekonom menilai, masyarakat bisa lebih percaya diri untuk berbelanja di akhir tahun. Belanja masyarakat itu tentu saja akan menopang pertumbuhan. Pembatalan rencana PPKM level 3 merupakan angin segar bagi pelaku usaha. Khususnya di sektor yang berkaitan dengan ritel, perdagangan grosir, transportasi dan pendukung pariwisata diperkirakan bisa membukukan omzet lebih baik dari tahun 2020 lalu. Menurut Bhima, akibat perubahan kebijakan pembatasan sosial tersebut, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV diperkirakan bisa tembus di atas 4%. Angka tersebut bisa naik apabila dibandingkan dengan prediksi semula yang menyebutkan di bawah 3%. Meski terdapat trend positif, Bhima mengingatkan kepada para pelaku usaha agar tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, apalagi dunia saat ini tengah menghadapi ancaman varian Omicron, sehingga penerapan protokol kesehatan dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi harus tetap dilakukan. Bhima menuturkan, kalau lengah, maka risiko lonjakan kasus pasca libur Nataru bisa blunder ke pemulihan ekonomi. Jika terjadi kenaikan kasus, maka ekonomi berisiko kembali melemah seperti pada kuartal I 2022. Untuk terus mendorong ekonomi, Bhima juga berharap agar Pemerintah dapat terus menggenjot Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 61 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

belanja publik dan dapat melanjutkan subsidi upah serta bantuan usaha produktif bagi UMKM. Setidaknya sampai pemulihan ekonomi berjalan solid di akhir tahun 2021. Ketika mobilitas masyarakat masih terganggu, yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan aktivitas belanja melalui platform digital. Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengaku optimis bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 4% pada tahun 2021. berharap bahwa di akhir keseluruhan tahun 2021 ekonomi Indonesia bisa tumbuh sekitar 4%. Suahasil memaparkan, terdapat 2 indikator yang menunjukkan pemulihan, yakni dari sisi konsumsi dan produksi. Di sisi konsumsi, terlihat peningkatan di Consumer Confidence Index hingga Oktober 2021 mulai membaik seiring pelonggaran PPKM di berbagai daerah. Sementara untuk Retail Sales Index juga terus mengalami penguatan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Serta Mandiri Spending Index yang terus mengalami kenaikan mengindikasikan peningkatan konsumsi. Selain itu, menurutnya pasar keuangan domestik juga sudah mulai kondusif. Terlihat dari yield Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah dalam tren menurun di tengah meningkatnya yield US Treasury, juga partisipasi investor domestik di pasar SBN meningkat dengan kepemilikan SBN didominasi oleh perbankan. Selain itu, pergerakan rupiah dan tren IHSG juga dalam sedang tren naik. Namun sentimen negatif global bisa saja memberikan tekanan pada pasar SBN yang berakibat pada capital outflow. Suahasil menjelaskan, pasar keuangan domestik yang kondusif dan kuatnya fundamental Indonesia berdampak positif pada kinerja lelang SBN di pasar perdana. Terakhir, kinerja IHSG positif dan menyentuh level tertinggi dalam sejarah. Akan tetapi, meski sudah optimis, Suahasil menegaskan kepada masyarakat dan Pemerintah untuk tetap berhati-hati. Sebab, kasus Covid-19 bisa melonjak sewaktu-waktu. Sehingga penting untuk terus menerapkan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Kita juga tidak boleh menutup mata bahwa varian omicron telah menyebar dengan cepat setidaknya di 40 negara sejak pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan. International Monetary Fund kemungkinan akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena munculnya varian baru Omicron dari Virus Corona. Keberadaan varian omicron tentu saja membuat kita harus waspada, jangan sampai peningkatan ekonomi di Indonesia dikacaukan hanya karena ketidakdisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan Pemerintah untuk menganulir menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dianggap efektif untuk memulihkan perekonomian. Di sisi lain, Pemerintah terus memperluas cakupan vaksinasi dan mengawasi secara ketat perkembangan Covid-19 yang kemudian diimplementasikan dengan perpanjangan PPKM baik di Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali dalam rangka mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 62 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Mengapresiasi Kerja Keras Pemerintah Menangani Kasus Covid-19 Oleh : Zainudin Zidan )* Pemerintah berusaha keras untuk mengatasi dampak negatif pandemi covid-19 dengan pemberlakuan protokol kesehatan 10M, vaksinasi nasional, PPKM, dan pemberian Bansos. Masyarakat mengapresiasi kerja keras tersebut yang saat ini telah berhasil memberikan dampak positif. Pandemi membuat hidup kita nyaris berantakan karena perekonomian terkena imbasnya dan daya beli juga menurun drastis. Baik dari lapisan masyarakat kelas bawah maupun atas, semua nyaris pingsan karena efek Corona. Situasi ini bisa makin runyam kalau tidak ada pengendalian, dan pemerintah berusaha keras agar kita tidak terjebak dalam resesi atau krisis ekonomi jilid 2. Untuk mengatasi keganasan Corona maka pertama-tama pemerintah menegaskan aturan tentang kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. Poinnya pun ditambah terus, dari sebelumnya hanya 3M, 5M, lalu sekarang 10M. Penambahan ini dimaksudkan agar tidak ada lagi yang tertular Corona karena virus ini bisa saja hinggap di udara dan menular dengan semena-mena. Masyarakat pun menaati aturan Prokes , terutama memakai masker dan mencuci tangan. Masker sudah jadi barang yang wajib dikenakan saat keluar rumah dan aneka warna masker bisa dipasangkan dengan baju, sehingga terlihat serasi. Jangan lupa untuk memilih masker dengan filtrasi yang baik, bukan sekadar murah. Mencuci tangan juga wajib dilakukan atau diganti dengan menggunakan hand sanitizer. Sementara itu poin-poin lain dalam Prokes juga didukung, seperti menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, meningkatkan imunitas, mengganti baju, dan menjaga kebersihan lingkungan. Masyarkat sadar bahwa kenaikan kasus covid terjadi saat mobilitas tinggi, oleh karena itu aktivitas di luar dibatasi dan hanya yang penting saja. Lingkungan juga terus dibersihkan dan rumah kalau bisa disemprot disinfektan. Selain menaati Prokes, masyarakat juga mendukung program vaksinasi nasional. Vaksinasi amat penting karena meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan Corona. Semua orang Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 63 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

berburu vaksin karena masih digratiskan oleh pemerintah, dan jika ingin bermobilitas dengan kendaraan umum sering disyaratkan harus menunjukkan kartu vaksin atau scanning dengan aplikasi Peduli Lindungi. Vaksinasi juga jadi syarat jika seseorang ingin tes CPNS. Selain itu jika ada acara penting misalnya pelatihan bisnis, maka peserta wajib menunjukkan kartu vaksin, minimal dosis pertama. Pemakaian kartu vaksin bukanlah sebuah diskriminasi bagi yang belum divaksin, melainkan cara untuk mencegah penyebaran Corona. Selain vaksinasi, pemerintah juga kembali menggencarkan PPKM. Setelah beberapa minggu ini banyak daerah yang turun level jadi PPKM level 1 dan 2, maka pada libur akhir tahun semuanya wajib dikenakan PPKM level 3. Penyebabnya karena jika ada PPKM maka mobilitas bisa berkurang drastis karena ASN, pegawai swasta, dan aparat dilarang untuk mudik atau liburan keluar kota. PPKM level 3 kembali diberlakukan karena kita melihat kejadian tahun lalu, di mana pasca libur panjang malah pasien Corona membludak dan para nakes kelelahan karena rumah sakit penuh. Saat PPKM selain mobilitas dibatasi, kunjungan ke tempat umum seperti mall juga dibatasi maksimal 50%. Hal ini juga untuk mencegah terbentuknya kerumunan. Bansos juga menjadi penyelamat, khususnya bagi warga yang kurang mampu. Awalnya mereka mendapatkan paket sembako tetapi akhirnya diganti dengan uang. Penyaluran Bansos juga diganti dengan cara transfer agar bisa langsung dimanfaatkan, dan juga sekaligus mengurangi potensi pungli. Bahkan Bansos diperpanjang hingga 2022 mengingat dampak pandemi masih terasa. Berbagai program dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi dampak negatif Corona. Strateginya mulai dari Prokes, vaksinasi, PPKM, sampai pemberian Bansos. Semua ini dilakukan untuk mencegah penularan Corona dan mengatasi efek negatif dari pandemi. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 64 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Tingkatkan Mitigasi Hadapi Gelombang Ketiga Corona Oleh : Agung Suwandaru )* Pemerintah terus meningkatkan mitigasi guna menghadapi gelombang ketiga Corona. Masyarakat pun diimbau untuk selalu taat Prokes guna mencegah peningkatan kasus Covid-19. Saat awal pandemi pada awal tahun 2020 lalu, kita semua ketakutan akan terkena Corona, dan berada di rumah saja. Bahkan semua barang yang datang disemprot cairan anti kuman serta makanan selalu dipanaskan kembali. Masker sempat jadi barangt langka dan harganya meroket tajam. Akan tetapi sekarang keadaan sudah relatif aman, ketika tidak ada daerah yang berstatus zona merah dan PPKM level 4. Sekolah mulai dibuka lagi untuk pembelajaran tatap muka dan perkantoran juga aktif lagi. Namun kita tidak boleh terlena karena pandemi belum selesai, apalagi ada prediksi serangan Corona gelombang ketiga. Prediksi gelombang ketiga Corona datang pada akhir tahun ini atau awal tahun 2022, karena biasanya ada libur nataru dan mobilitas manusia meninggi. Sehingga kasus Covid bisa saja naik lagi. Untuk mengatasi hal ini maka pemerintah menggerakkan beberapa strategi agar tidak terjadi serangan hebat lagi. Juru bicara vaksinasi Kementrian Kesehatan dr Siti Nadia Tirmizi menyatakan bahwa strategi pemerintah yang pertama dalam mengatasi serangan gelombang ketiga Corona adalah dengan menghimbau masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan 10M, dan tidak ada toleransi bagi pelanggarnya. Sebab, hanya dengan prokes ketat kita semua selamat dari serangan Corona yang mematikan. Strategi kedua adalah dengan meningkatkan tes epidemiologi, juga mengadakan radio kontak erat yang dilacak. Pelacakan dan pemantauan genom virus Corona juga dilakukan, agar tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Pelacakan virus SARS-COV-2 bernama Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 65 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

surveilans genomic. Sedangkan strategi ketiga adalah dengan mengkonversi tempat tidur di Rumah Sakit dan ditambah jadi 30%-40%. Serta memastikan suplai APD dan alat kesehatan selalu tersedia. Dalam artian, misalnya ada tambahan pasien Corona akibat serangan gelombang ketiga, maka RS sudah siap dan tidak kelabakan akrena ranjangnya kurang atau tabung oksigennya tak cukup. Untuk masuk RS juga tidak bisa sembarangan dan para penjenguk tidak boleh masuk sama sekali, bahkan untuk melihat pasien non Covid sekalipun. Kebijakan ini dilakukan karena RS masih rawan jadi tempat penularan Corona, apalagi jika pengunjung belum divaksin. Tenaga cadangan relawan juga disiapkan agar nanti misalnya saat jumlah pasien Corona naik, para nakes tidak akan kelelahan dan harus mengambil shift panjang seperti saat kurva pasien naik. Relawan amat dibutuhkan karena tenaga nakes juga terbatas. Selain itu, juga disiapkan pusat-pusat isolasi, sehingga pasien Covid tidak usah isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Penyebabnya karena saat isolasi mandiri belum tentu sesuai dengan standar Kemenkes. Sedangkan di pusat isolasi, tempat dan obat disediakan, serta ada pengawasan ketat. Sehingga pasien akan lekas sehat. Bebagai strategi dilakukan pemerintah untuk menghadapi serangan Corona gelombang ketiga. Memang belum tentu ada lonjakan pasien lagi tetapi tidak ada salahnya untuk bersiap-siap. Lebih baik menyiapkan ‘amunisi’ berupa alat kesehatan, tabung oksigen, dan tenaga relawan cadangan, daripada nanti ada lonjakan pasien dan akhirnya kelabakan. Masyarakat juga diminta untuk terus menaati protokol kesehatan 10M dengan ketat dan jangan melepas masker sembarangan. Ingatlah selalu untuk rajin cuci tangan, mandi, keramas, dan berganti baju saat sampai rumah. Jaga pula kebersihan lingkungan dan tingkatkan imunitas tubuh, serta jauhi kerumunan untuk sementara. Semua ini dilakukan agar tidak kena Corona dan tidak ada serangan gelombang ketiga. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 66 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Disiplin Prokes dan Vaksinasi Kunci Menekan Covid-19 Jelang Nataru Oleh: Sandi Wibawa )* Disiplin Prokes dan vaksinasi masih menjadi kunci utama untuk menekan Covid-19 Menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Masyarakat pun diharapkan selalu mematuhi berbagai imbauan tersebut mengingat saat ini terjadi tren peningkatan kasus positif di berbagai negara. Di beberapa negara pandemi gelombang III kembali menaikkan jumlah kasus aktif, di Indonesia kenaikan kasus kerap terjadi setelah masa liburan. Oleh karena itu jelang libur Natal dan Tahun Baru masyarakat Indonesia harus disiplin dalam menjalani protokol kesehatan dibarengi dengan percepatan vaksinasi kepada semua kelompok umur. Nelwan Harahap selaku Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudaaan (Kemenko PMK) mengatakan, pemerintah berikhtiar dalam mengantisipasi gelombang ketiga selama Nataru. Antisipasi pertama yang akan dilakukan adalah menghapus cuti bersama pada tanggal 24 Desember 2021 guna menekan mobilitas masyarakat di akhir tahun. Kedua, melarang aparatur sipil negara (ASN) mengambil cuti saat libur Nataru. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke luar Daerah dan/atau cuti bagi ASN Selama Hari Libur Nasional Tahun 2021. Nelwan menilai, seluruh upaya tersebut penting lantaran mobilitas yang tinggi berpeluang dalam menyebabkan penularan covid-19. Apalagi, Indonesia memiliki tren kenaikan kasus usai libur panjang. Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, meminta masyarakat agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Menurut Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021, prokes yang harus dilakukan adalah 6M yakni memakai masker, Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 67 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan menghindari makan bersama. Luhut mengatakan, penerapan prokes sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 jelang libur natal dan tahun baru. Perlu kita ketahui, berdasarkan hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), mobilitas masyarakat untuk wilayah Jawa-Bali yang akan melakukan perjalanan diprediksi meningkat sekitar 19,9 juta sedangkan untuk Jabodetabek sekitar 4,45 juta. Dirinya juga menambahkan, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah meminta untuk menyusun strategi dan mengambil kebijakan, supaya tidak terjadi peningkatan mobilitas akibat liburan Nataru. Luhut juga menyinggung perihal kewajiban tes PCR untuk moda transportasi udara yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Dirinya berujar bahwa kewajiban itu ditujukan untuk menyeimbangkan relaksasi yang diberlakukan terutama di sektor Pariwisata. Para Ilmuwan juga sempat menyerukan adanya tindakan segera agar dapat meningkatkan kepercayaan publik pada vaksinasi. Mengingat, penelitian menunjukkan minoritas yang cukup besar di beberapa negara mungkin enggan divaksinasi covid-19. Dengan sedikitnya perawatan yang efektif dan belum adanya obat untuk covid-19, perusahaan dan pemerintah juga berlomba mengembangkan vaksin dalam upaya menghentikan pandemi. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Nature Medicine, para peneliti di Spanyol, Amerika Serikat dan Inggris, melakukan survei terhadap 13.400 orang di 19 negara yang terpukul parah oleh covid-19. Studi tersebut menemukan bahwa saat 72% responden mengatakan mereka bersedia divaksinasi, 14% menolak dan 14% lainnya menyatakan ragu-ragu. Para peneliti menemukan orang-orang yang paling tidak percaya pada pemerintah adalah mereka yang cenderung tidak mau divaksin. Bahkan, mereka yang pernah sakit dengan covid-19 tidak lebih mungkin merespons secara positif. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan, vaksin merupakan bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini merupakan pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh. Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Tri Wibawa, meminta kepada masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan meskipun nantinya telah menerima vaksin. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut mengapresiasi pemerintah Indonesia yang cukup sigap dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Perwakilan WHO untuk Indonesia, Paranietharan, mengatakan, belum banyak negara berkembang di dunia yang sudah memvaksinasi rakyatnya. Salah satunya Indonesia. Pada kesempatan berbeda Immunization Officer WHO Indonesia Olivi Silalahi, menuturkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang sukses di dunia dalam menjalankan program vaksinasi Covid-19. Menurut Olivi, Indonesia berada pada urutan kedua negara terbanyak penduduknya yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Pandemi belum berakhir, protokol kesehatan serta vaksinasi harus dijadikan strategi untuk mengakhiri pandemi covid-19. 68 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

)* Penulis adalah kontributor Lingkar pers dan Mahasiswa Cikini Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 69 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat Wajib Tunda Ke Luar Negeri Cegah Omicron Oleh : Rivaldi Andrian )* Virus Corona Varian Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika kini telah merebak dan diketahui menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara. Masyarakat pun diwajibkan menunda perjalanan ke luar negeri guna mencegah penularan Omicron. Pandemi telah kita lalui selama hampir 2 tahun dan salah satu cara untuk mencegah penularan Corona adalah dengan mengurangi mobilitas, termasuk bepergian ke luar negeri. Penyebabnya karena saat bepergian maka virus akan lebih cepat menular. Jika dulu yang ditakuti adalah Corona varian Delta yang bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG (orang tanpa gejala) maka sekarang ada Omicron yang bisa menular 70 kali lebih cepat. Keganasan Omicron membuat banyak orang ngeri dan sudah ada lebih dari 200 kasus Corona varian ini di Indonesia. Meski belum ada laporan kematian akibat Omicron, tetapi kita wajib waspada. Jangan sampai terkena Omicron atau virus Covid-19 varian lain. Oleh karena itu pemerintah menetapkan aturan larangan untuk bepergian ke luar negeri, karena mayoritas kasus didapatkan dari mereka yang pulang dari travelling dari sana. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan bahwa masyarakat harus menunda kepergian ke luar negeri. Apalagi jika tujuannya ‘hanya’ berwisata (bukan untuk urusan pekerjaan yang penting), karena di Indonesia sendiri masih banyak hidden gems atau tempat melancong yang bisa dieksplor oleh traveller. Memang awalnya Omicron hanya ditemukan di Afrika Selatan. Zimbabwe, dan negara- negara lain di sekitarnya. Akan tetapi varian dari virus jahat ini sudah tersebar sampai ke Turki, Inggris, Malaysia, dan banyak negara lain. Urungkan saja rencana untuk pergi ke luar negeri (walau di sana belum ditemukan kasus Omicron) karena bisa saja kita tertular saat perjalanan pulang (dari penumpang lain di pesawat). Memang setelah pulang dari luar negeri, tiap orang harus melakukan karantina di Wisma Atlet atau hotel yang ditunjuk oleh 70 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah selama 10 hari. Hal ini untuk memantau apakah mereka terkena Corona, khususnya varian Omicron. Akan tetapi bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Daripada mengobati sekian ratus pasien Omicron lebih baik mencegah penularannya. Bayangkan saja ketika ada yang nekat untuk pergi ke luar negeri, maka saat pulang bisa menulari tak hanya keluarga inti, tetapi juga rekan kerja, tetangga, dll. Jika dulu para peneliti berujar bahwa Omicron bisa menular 5 kali lebih cepat tetapi mereka merevisi, karena hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa varian ini bisa menular 70 kali lebih cepat daripada delta. Janganlah bersikap egois dan tetap ngotot untuk jalan-jalan ke luar negeri, karena dampaknya akan sangat buruk. Jika banyak yang nekat maka bisa-bisa kita akan terkena serangan Corona gelombang ketiga, dan para epidemiolog memang sudah memprediksi bahwa akan ada badai Corona lagi, pada februari atau maret 2022. Jika ada Corona gelombang ketiga maka akan sangat mengerikan. Pertama, sebentar lagi Lebaran dan jangan sampai gara-gara Omicron ada larangan mudik untuk ketiga kalinya. Kedua, serangan Corona bisa membuat perekonomian lumpuh, padahal kita sudah mulai berbenah diri dan membangkitkan lagi finansial negara. Keganasan virus Covid-19 varian Omicron mulai memakan korban jiwa dan meski belum ada laporan kematian di Indonesia, tetapi kita harus meningkatkan kewaspadaan. Janganlah travelling ke luar negeri sampai pandemi benar-benar usai agar tidak terkena Omicron lalu menularkannya. Tetaplah sabar dan menjaga protokol kesehatan agar tidak terkena Corona. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 71 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Kurangi Mobilitas dan Kerumunan Cegah Penularan Omicron Oleh : Agung Suwandaru )* Apa saja yang kita rasakan saat pandemi? Banyaknya peraturan mungkin membuat sebagian orang merasa aneh, akan tetapi mereka perlu disadarkan bahwa semuanya dibuat agar tidak terkena Corona. Apalagi sekarang virus ini sudah bermutasi menjadi varian beta, gamma, delta, dan terakhir Omicron, sehingga harus benar-benar mematuhi protokol kesehatan. Dua poin dalam protokol kesehatan yang harus ditaati oleh masyarakat adalah mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan. Juru Bicara Covid-19 dokter Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa masyarakat harus menghindari kerumunan dan memakai masker, juga wajib vaksinasi. Dalam artian, jika ingin selamat dari Corona, maka harus taat Prokes dan vaksinasi. Selain memakai masker ganda untuk memperkuat daya filtrasi, maka semua orang wajib mengurangi mobilitas. Memang beberapa bulan ini kasus Corona menurun setelah diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara ketat di Jawa dan Bali. Akan tetapi hal ini bukan jadi alasan untuk mereka bebas traveling seperti sebelum masa pandemi, karena setelah masuknya varian Omicron ke Indonesia, jumlah pasien Covid-19 naik lagi dari 200-an ke 500-an per hari. Pengurangan mobilitas dilakukan karena sudah terbukti, ketika ada pergerakan massal maka otomatis meningkatkan kasus Corona. Apalagi karakteristik virus Covid-19 varian Omicron yang jauh lebih ganas daripada varian delta atau yang lain. Omicron bisa menular 70 kali lebih cepat, dan ketika ada mobilitas masyarakat yang tinggi maka apa yang akan terjadi? Para epidemiolog memprediksi jika masyarakat nekat melakukan mobilitas tinggi maka di Indonesia akan terjadi serangan Corona gelombang ketiga, yang akan terjadi kira- kira bulan maret 2022. Kita tentu tidak mau hal buruk ini terjadi dan akibat paling jeleknya adalah kematian massal, plus bisa menumbangkan lagi perekonomian nasional. 72 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Untuk mencegah terjadinya efek domino negatif seperti ini tentu semua orang harus disiplin dan rela mengurangi mobilitas, dan pemerintah sudah mengeluarkan larangan bagi WNI, juga WNA, agar tidak bepergian ke luar negeri. Pasalnya mayoritas kasus Omicron terjadi pada mereka yang pulang dari luar negeri. Selain mengurangi mobilitas, poin penting lain dalam protokol kesehatan yang harus ditaati adalah mencegah kerumunan. Sayang sekali banyak yang melanggarnya karena mengira masa pandemi sudah selesai atau memang mereka bandel dan nekat membuat kerumunan. Misalnya pada pesta pernikahan di gedung yang mengundang ratusan orang, padahal kapasitas maksimal hanya boleh 50%. Kerumunan harus dicegah karena ketika ada yang bergerombol, potensi penularan Corona varian Omicron akan lebih besar. Apalagi saat ada perkumpulan, kita cenderung untuk melapas masker agar dikenali oleh orang lain dan ketika berfoto bersama bisa lebih estetik. Saat masker dilepas, di sanalah virus Covid-19 bisa menyerang karena tidak ada perlindungan di bagian mulut dan hidung manusia. Oleh karena itu jangan marah ketika ada kerumunan, misalnya di pesta atau konser, yang akhirnya dibubarkan oleh tim satgas penanganan Covid. Mereka sedang melaksanakan tugasnya untuk pencegahan Corona dan tidak boleh dihalau begitu saja. Saat ada virus Covid-19 varian Omicron maka semua orang harus meningkatkan kewaspadaan dan wajib memakai masker, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Ingatlah bahwa Omicron lebih cepat menular, jadi taati semua poin dalam protokol kesehatan. Vaksinasi juga wajib dilakukan agar memiliki imunitas tubuh yang bagus. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 73 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Disiplin Protokol Kesehatan Kunci Sukses PTM Oleh : Alfisyah Dianasari )* Selama hampir 2 tahun para murid sekolah jarak jauh karena mereka lebih beresiko untuk kena Corona. Sekolah online jadi alternatif karena takut membuat klaster Corona baru, apalagi pada awal program vaksinasi nasional baru ada vaksin untuk manusia berusia 18 tahun ke atas, sementara murid SD-SMA usianya masih di bawahnya. Akan tetapi kita patut bernafas lega karena sejak akhir tahun 2021 kasus Corona makin menurun dan pasien Covid hanya 500-an per hari (menurut data dari tim satgas Covid-19), dari yang sebelumnya sampai 50.000 per hari. Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk pembelajaran tatap muka 100% sejak awal januari 2022. Pemerintah Kabupaten Madiun juga menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100%, sama seperti di DKI Jakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia. Bupati Madiun H Ahmad Damawi menyatakan bahwa PTM full diberlakukan berdasarkan surat keputusan bersama 4 menteri. Selain itu, para murid juga sudah divaksin, sehingga dipastikan prosesinya aman dari Corona. Vaksinasi dan protokol kesehatan adalah syarat mutlak untuk pelaksanaan PTM, karena saat ini sudah ada vaksin untuk yang berusia 6-11 tahun, jadi aman untuk membuka kembali gedung sekolah SD dan SMP. Selain itu para guru juga sudah divaksin terlebih dahulu, beserta seluruh staf sekolah. Mereka juga mematuhi protokol kesehatan. Semua orang di sekolah sudah paham tatacara protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, memakai hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dll. Saat jam belajar mengajar maka baik murid maupun guru maupun murid tidak pernah melepas masker demi alasan keamanan dan kesehatan. Mereka juga membawa masker cadangan karena selembar masker hanya bisa digunakan selama maksimal 4 jam. Di dekat gerbang sekolah juga disediakan keran dan sabun untuk cuci tangan dan setelah membersihkan tangannya, para murid tidak bisa salim seperti biasa pada sang guru. Untuk meminimalisir kontak fisik maka salam diadakan jarak jauh dan masih dianggap sopan karena saat ini 74 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

masih pandemi. Jaga jarak juga diberlakukan sehingga para guru mengingatkan murid- muridnya untuk tidak bermain sambil bergerombol. Sementara itu, pelaksanaan PTM di Riau juga berjalan lancar dan tidak ditemukan klaster Corona baru. Hal ini dinyatakan oleh Kamsol, Kepala Dinas Pendidikan di Provinsi Riau. Ketika tidak ada kasus Covid akibat PTM maka menunjukkan bahwa semua pihak bena- benar mematuhi protokol kesehatan 10m. Akan tetapi Kamsol mengingatkan agar para guru dan semua staff tidak boleh lengah dan harus waspada terhadap kemungkinan terkecil penularan Corona. Para murid selalu diingatkan untuk memakai masker dengan posisi yang benar, begitu juga wali murid yang sedang mengantar jemput buah hatinya. Dinas Pendidikan juga membantu pengawasan pelaksanaan vaksinasi untuk murid berusia 6-11 tahun yang diadakan di sekolah-sekolah. Ketika sudah ada PTM maka para wali murid yang bergembira karena mereka bisa mempercayakan anak-anaknya pada guru di sekolah dan tak lagi dipusingkan dengan Zoom, modul, dan prosesi sekolah online. Akan tetapi mereka juga wajib diingatkan untuk mendisiplinkan anaknya agar mematuhi protokol kesehatan di sekolah. Pembelajaran tatap muka 100% diadakan karena kasus Corona sudah menurun akan tetapi kita tidak boleh melepaskan kewaspadaan. Tetaplah tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan dan memakai masker saat di sekolah maupun di perjalanan. )* Penulis adalah kontributor Citizen Journalism tinggal di Depok Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 75 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat Harus Taat Aturan Bepergian Guna Cegah Omicron Oleh : Aulia Hawa )* Masuknya virus Covid-19 varian Omicron membuat berbagai peraturan direvisi, salah satunya tentang bepergian. Dengan adanya ketaatan terhadap aturan bepergian di masa pandemi Covid-19, maka penyebaran virus Corona diharapkan dapat ditekan semaksimal mungkin. Apakah Anda sudah mendengar kabar bahwa rombongan artis terkena virus Covid-19 varian Omicron pasca bepergian ke Turki? Berita itu memang menohok karena masyarakat awalnya tahu bahwa Omicron ‘hanya’ ditemukan kasusnya di Afrika Selatan, Zimbabwe, dan negara-negara sekitarnya. Akan tetapi varian baru dari Corona ini sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Turki. Oleh karena itu pemerintah melarang keras semua orang (WNI dan WNA) untuk bepergian ke luar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk memutus rantai penularan Omicron, karena dari 200-an kasusnya, mayoritas didapatkan dari mereka yang baru datang dari luar negeri. Saat dikarantina dan dites rapid, mereka diketahui kena Corona varian Omicron dan kaget karena merasa sehat-sehat saja. Omicron memang beda dengan Corona varian lain karena kebanyakan orang tanpa gejala tidak merasakan anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman). Akan tetapi ia bisa menular sampai 70 kali lebih cepat daripada virus Covid- 19 varian delta. Oleh karena itu pemerintah mengetatkan aturan bepergian bagi masyarakat, tak hanya untuk ke luar negeri tetapi juga mobilitas di dalam negeri. Meski tidak ada penyekatan atau PPKM mikro seperti pada beberapa bulan lalu tetapi pemerintah meminta masyarakat waspada akan keganasan Omicron. Menko Marives Luhut B Pandjaitan menyatakan bahwa semua orang harus mengurangi mobilitas (walau hanya di dalam negeri). Dalam artian, jangan keluar rumah kecuali untuk urusan penting, misalnya untuk bekerja atau sekolah. Minimalisasi mobilitas harus dilakukan karena para dokter sudah sering sekali menjelaskan bahwa kenaikan pergerakan massa bisa menyebabkan penularan Corona, termasuk varian Omicron. Kita tentu tidak mau 76 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

terjangkiti penyakit berbahaya yang mengancam nyawa, bukan? Oleh karena itu mari slow down dan pelan-pelan beraktivitas di rumah saja. Misalnya sepulang sekolah, anak-anak jangan malah diajak makan di restoran atau belanja di Mall, akan tetapi langsung pulang saja. Jika ingin makan enak maka bisa pesan via aplikasi dan shopping juga mudah sekali dilakukan melalui marketplace. Untuk acara jalan- jalan juga jangan dulu, sebelum kasus Omicron mereda, apalagi anak-anak relatif lebih mudah tertular (ketika mereka juga belum mendapatkan vaksin). Menteri Luhut melanjutkan, untuk mendukung minimalisasi mobilitas warga, maka perkantoran bisa mengubah aturan dari 100% WFO (work from office) menjadi 75% saja. Dalam artian, jika pekerjaan bisa dilakukan oleh staff dengan jarak jauh dan hasilnya tetap maksimal, maka lebih baik WFH (work from home) lagi. Pengurangan jatah work from office dilakukan untuk mendukung aturan minimalisir mobilitas masyarakat, karena jika mereka bekerja dari rumah maka akan jarang keluar rumah. Selain bisa mengurangi pergerakan massa, maka aturan ini juga bisa mengurangi kerumunan di kantor dan meminimalisir penularan Corona. Pengubahan peraturan karena Omicron diharap tidak membuat masyarakat kecewa karena merasa dikekang oleh pemerintah. Pahamilah bahwa aturan ini dibuat untuk menjaga kesehatan semua orang. Daripada nanti kena Corona varian Omicron yang bisa membuat penularan massal dan akhirnya terjadi serangan gelombang ketiga. Masyarakat diminta untuk meminimalisir mobilitas dan tidak bepergian ke luar negeri. Taatilah aturan ini karena jika semuanya disiplin, mengaplikasikan protokol kesehatan, dan sudah divaksin 2 kali, maka masa pandemi akan cepat selesai. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 77 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

BUNGA RAMPAI MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI TRANSMISI COVID-19 VARIAN OMICRON Varian Omicron merupakan varian baru dari virus Corona penyebab Covid-19, pertama kali dilaporkan oleh Afrika Selatan dan telah menyebar ke berbagai negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Omicron B.1.1.529 sebagai variant of concern (VoC) atau varian yang mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan jumlah mutasi pada protein spike varian Omicron yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian lainnya, termasuk varian Delta. Jumlah mutasi yang tinggi ini membuat varian tersebut berpotensi lebih menular dan dikhawatirkan dapat menyebabkan ledakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali. Kasus infeksi Covid-19 yang terkait dengan varian Omicron telah terdeteksi di lebih dari 27 negara, termasuk Singapura, Malaysia dan Indonesia. Kebanyakan kasus munculnya varian Omicron dari berbagai negara disebabkan adanya transmisi sejumlah orang yang datang dari luar negeri. Strategi pemerintah dalam mengendalikan Covid-19 varian Delta perlu diteruskan pada upaya mencegah menyebarnya varian Omicron. Dikarenakan keberhasilan pemerintah dalam penanganan varian Delta telah diakui dunia dan dijadikan contoh bagi beberapa negara lain oleh WHO. Upaya responsif dalam pengawasan masyarakatpun perlu dilanjutkan agar gejolak varian Omicron tidak memberikan dampak parah bahkan menimbulkan gelombang baru kedepannya. Kesadaran warga akan protokol kesehatan perlu ditingkatkan kembali, sebab dengan menurunnya angka kasus Covid-19 menyebabkan munculnya ketidakwaspadaan oleh masyarakat. Pengetatan protokol kesehatan perlu ditindak kembali agar varian Omicron tidak menyebar dan menimbulkan efek yang besar. 78 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook