Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Ebook BUNGA RAMPAI

Ebook BUNGA RAMPAI

Published by Muhamad Habil Syaputra, 2022-01-26 07:18:37

Description: Mendukung upaya pemerintah menanggulangi transmisi covid-19 varian omicron

Search

Read the Text Version

BUNGA RAMPAI MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI TRANSMISI COVID-19 VARIAN OMICRON



BUNGA RAMPAI MENDUKUNG UPAYA PEMERINTAH MENANGGULANGI TRANSMISI COVID-19 VARIAN OMICRON Penulis : K. Najoan Editor : Agung Wijayanto ©2022 by THE JAKARTA INSTITUTE All right reserved

Daftar Isi Mendukung Masa Perpanjangan Karantina untuk Cegah Omicron............................. 1 Disiplin Prokes Cegah Transmisi lokal Omicron ............................................................. 2 Perpanjangan PPKM Untuk Kendalikan Sebaran Omicron............................................5 Efektivitas Vaksinasi Booster Cegah Omicron ................................................................ 7 Mendukung Program Vaksinasi Guna Kendalikan Penyebaran Varian Omicron .......9 Pemerintah Bergerak Cepat Menanggulangi Penyebaran Omicron .......................... 11 Pemerintah Mewaspadai Dampak Varian Omicron......................................................13 Mengapresiasi Langkah Cepat Pemerintah Cegah Penyebaran Omicron.................15 Omicron Alarm Waspada Masyarakat untuk Taat Prokes...........................................17 Pemerintah Memaksimalkan Pencegahan Varian Omicron ........................................19 Tetap Taati Protokol Kesehatan Hadapi Omicron ........................................................21 Pemerintah Melakukan Mitigasi Berlapis Hadapi Omicron..........................................23 Pemerintah Perluas Cakupan Vaksinasi Hadapi Nataru dan Omicron ......................25 Pemerintah Optimal Cegah Penyebaran Varian Omicron Menjelang Nataru...........27 Tetap Taat Prokes, Waspada Corona Varian Omicron................................................29 Masyarakat Harus Kurangi Mobilitas Demi Mencegah Varian Omicron ....................31 Bersinergi Mencegah Potensi Gelombang Omicron .....................................................33 Vaksinasi Booster Perkuat Imun Hadapi Omicron .......................................................35 Vaksinasi Booster Efektif Cegah Dampak Buruk Penyebaran Omicron ....................37 Bersinergi Mencegah Potensi Gelombang Omicron .....................................................39 PTM 100 Persen Harus dengan Prokes Ketat ............................................................... 41 Mendukung Program Vaksinasi guna Kendalikan Penyebaran Varian Omicron......43 Penanganan Pandemi Covid-19 Tahun 2022 Diyakini Lebih Baik ............................. 45 Covid-19 Belum Usai, Perketat Prokes Jelang Akhir Tahun .......................................47 Masyarakat Harus Batasi Mobilitas Saat Libur Akhir Tahun .......................................49 Mewaspadai Kenaikan Kasus Corona Jelang Akhir Tahun..........................................51

Masyarakat Garda Depan Penanggulangan Corona ....................................................53 Tetap Taat Prokes Menjelang Nataru ............................................................................55 Kebijakan Pemerintah Atasi Covid-19............................................................................57 Warga Diharap Tidak Mudik Saat Nataru Untuk Cegah Corona ................................ 59 Strategi Pemerintah Efektif Kendalikan Covid-19 dan Pulihkan Ekonomi Nasional 61 Mengapresiasi Kerja Keras Pemerintah Menangani Kasus Covid-19 ........................63 Pemerintah Tingkatkan Mitigasi Hadapi Gelombang Ketiga Corona......................... 65 Disiplin Prokes dan Vaksinasi Kunci Menekan Covid-19 Jelang Nataru....................67 Masyarakat Wajib Tunda Ke Luar Negeri Cegah Omicron .........................................70 Kurangi Mobilitas dan Kerumunan Cegah Penularan Omicron ..................................72 Disiplin Protokol Kesehatan Kunci Sukses PTM ............................................................ 74 Masyarakat Harus Taat Aturan Bepergian Guna Cegah Omicron ............................ 76

Mendukung Masa Perpanjangan Karantina untuk Cegah Omicron Oleh : Savira Ayu )* Masyarakat mendukung perpanjangan masa karantina menjadi 10 hari. Perpanjangan ini ditempuh dalam rangka mengantisipasi penyebaran varian Omicron di Indonesia. Selama pandemi kita diimbau untuk meminimalisir keluar rumah akan tetapi ada beberapa jenis pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk bepergian, termasuk ke luar negeri. Mau tak mau ia harus naik pesawat dan mematuhi protokol kesehatan ketat agar tidak tertular Corona. Aturan harus ditegakkan karena ancamannya adalah nyawa manusia. Ketika seseorang habis muhibah ke luar negeri maka pemerintah mengharuskan ia untuk karantina (di hotel atau Wisma atlet) dan tidak boleh karantina mandiri. Dengan alasan karantina di hotel akan lebih ketat penjagaannya dan memudahkan untuk koordinasi serta pemeriksaan kesehatan. Jika dulu aturan karantina hanya 3-5 hari maka sekarang diperpanjang jadi 10 hari. Mengapa harus ada perpanjangan masa karantina? Penyebabnya karena karakteristik varian Omicron yang berbeda dengan Corona varian lainnya. Menurut para ahli epidemi, Corona Omicron bisa menular 3 kali lebih cepat. Jika seseorang kena Corona jenis ini maka akan berbahaya karena bisa menyebabkan sakit massal. Padahal situasi sedang membaik karena jumlah pasien covid hanya 170-an per hari dan jangan sampai naik gara-gara Omicron. Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria menyatakan bahwa perpanjangan masa karantina sangat tepat untuk mencegah penularan Omicron. Selain itu, tes skrining dilakukan 2 kali, yakni saat baru masuk tempat karantina dan saat akan keluar, Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 1 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

jadi akan lebih efektif. Penjagaan juga akan diperketat agar tidak ada WNI atau WNA yang diam-diam kabur lewat pintu belakang. Penjagaan di tempat karantina baik di wisma atlet maupun hotel memang harus diperketat karena beberapa saat lalu ada selebgram yang menyogok oknum dan ia hanya beberapa hari karantina (tak sampai 10 hari). Jangan sampai kejadian ini terulang karena bisa jadi malah menginspirasi orang lain. Sungguh menyedihkan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pengetatan karantina dilakukan untuk melindungi 270 juta masyarakat Indonesia. Dalam artian, jangan sampai mereka tertular gara-gara yang habis dari luar negeri lalu seenaknya nyelonong dan tidak mau dikarantina. Akan sangat fatal akibatnya karena saat ini sudah lebih dari 100 kasus Omicron di Indonesia dan jangan sampai bertambah lagi. Ketika seandainya ada kenaikan kasus Corona gara-gara banyak yang tidak disiplin dalam karantina pasca bepergian dari laur negeri maka akan sangat mengerikan. Selain meningkatkan jumlah pasien covid di Indonesia maka bisa menggoyahkan perekonomian, karena daya beli masyarakat bisa menurun lagi (karena mereka berfokus pada pengobatan Corona). Pemerintah juga menghimbau para WNI untuk tidak bepergian dulu ke luar negeri untuk sementara. Penyebabnya karena banyak dari mereka yang ternyata traveling hanya untuk liburan, bukan untuk urusan pekerjaan yang mendesak. Alangkah mirisnya ketika di masa pandemi yang seharusnya dilalui dengan prihatin dan tepo seliro tetapi malah bersenang- senang di luar negeri. Jika ada yang memprotes mengapa karantina di hotel biayanya puluhan juta rupiah maka mereka bisa memilih opsi untuk karantina di wisma atlet. Fasilitasnya memang berbeda tetapi ini adalah sebuah resiko dari sebuah perjalanan. Salah siapa jalan-jalan ke negeri lain saat masih pandemi? Perpanjangan masa karantina sangat didukung oleh masyarakat karena alasannya untuk mencegah meluasnya Corona Omicron. Pasalnya, tak hanya mereka yang habis bepergian dari Afrika Selatan dan sekitarnya, tetapi juga Turki dan negara-negara lain, yang membawa serta Corona Omicron. Kita harus mencegah meluasnya penularan varian ini di Indonesia. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 2 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Disiplin Prokes Cegah Transmisi lokal Omicron POleh : Denny Gumilar )* enerapan disiplin Prokes masih jadi prioritas utama hadapi serangan Omicron, khususnya yang mulai banyak didominasi oleh kasus transmisi lokal. Masyarakat pun diimbau untuk selalu waspada karena Pandemi Covid-19 belum berakhir. Penurunan angka penyebaran Covid-19 merupakan angin segar bagi semua pihak. Tak hanya bagi sektor kesehatan, bidang ekonomipun seolah ada harapan untuk bangkit lagi. Namun, faktanya kini varian terbaru dari virus sebelumnya diklaim telah menyebar kembali di sejumlah negara. Varian Omicron diklaim memiliki angka penyebaran lebih cepat, dengan gejala dan dampak yang lebih buruk. Bahkan, di Indonesia sendiri juga telah ditemukan beberapa kasus terkait Omicron. Dengan ditemukannya kasus transmisi lokal pertama ini, tentunya dibutuhkan pengawasan sangat ketat. Utamanya para petugas medis serta fasilitas yang komplit guna meminimalisir penyebaran yang bisa saja terjadi. Apalagi jika kondisi pasien tidak memiliki gejala apapun. Sehubungan dengan hal tersebut Satgas Covid-19 dilaporkan memiliki 5 strategi untuk menghadapi varian Omicron. Selain melakukan sejumlah pengetatan pintu masuk di Indonesia, disiplin Prokes secara ketat masih jadi prioritas utama. Wiku Adisasmito selalu Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah atas penanganan Covid-19 mengutarakan ke-lima strategi berikut. Strategi pertama ialah pengkajian ulang atas kebijakan pembatasan pada pintu masuk negara. Kedua, mendongkrak Whole genome sequencing atau WGS agar makin cepat dalam pendeteksian keberadaan Omicron. Strategi ketiga ialah memastikan mobilitas khalayak ramai atau masyarakat dilakukan secara aman. Keempat, menggencarkan upaya testing serta tracing terutama kepada para pelaku perjalanan secara internasional. Untuk strategi terakhir atau kelima, penerapan Prokes dengan ketat apalagi sebagai tindakan antisipasi Natal dan tahun baru yang baru saja disambut. Menurut Wiku, liburan akhir tahun berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19. Sebab, banyaknya agenda yang menimbulkan kerumunan atau kontak dengan orang lain. Asumsinya ialah, penyebaran varian Omicron akan meledak pada momentum-momentum tersebut. Sama seperti kasus sebelumnya, dimana Covid-19 mengalami penyebaran sangat masif kala Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 3 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

liburan Akhir tahun. Bahkan, terdiri dari beberapa klaster sehingga membuat sektor kesehatan kembali terpuruk. Tata ekonomi yang sebelumnya mulai bergeliat, kembali ambruk. Meski demikian, pemerintah dan berbagai pihak terkait tak henti-hentinya untuk selalu mengingatkan Prokes secara ketat. Sebab, bukan tak mungkin Omicron bakal merebak secara cepat. Sehingga dibutuhkan kesiapan hingga kewaspadaan dalam menghadapi hal tersebut. Apalagi, pemerintah juga turut melakukan pemantauan atas peningkatan risiko penularan virus tersebut. Baik dalam level provinsi maupun ke level kabupaten. Ditambah lagi, pemerintah daerah dan pusat terus berkolaborasi dengan seluruh pihak melakukan pantauan akan adanya potensi klaster. Pun dengan beragam penilaian apakah ada keterikatan dengan varian baru Omicron. Dalam perjalanannya, segala tindakan dan strategi pemerintah pastinya menuai pro- kontra. Sebab, terkadang kebijakan-kebijakan ini ditanggapi berbeda di setiap daerah. apalagi jika daerah tersebut memiliki kasus Covid-19 yang kecil. Sehingga sikap menyepelekan kerap saja terjadi. Belum lagi ditambah tagline sudah vaksin. Padahal vaksin hingga Prokes disiplin adalah salah satu upaya pencegahan atas penularan Covid-19. Vaksin dan Prokes memang tidak sepenuhnya menghindarkan kita dari bahaya virus tersebut. Namun, setidaknya antibodi kita menjadi lebih kuat. Atau mampu mendongkrak daya tahan tubuh. Selain kedua upaya tersebut, tentu harus didukung langkah-langkah lain seperti menerapkan pola hidup sehat. Sehingga, lengkaplah upaya kita menamengi diri dari berbagai kemungkinan tertularnya virus Omicron tersebut. Akhirnya, semua upaya ini akan berhasil dengan dukungan dari segala pihak. Penerapan Prokes secara ketat ini wajib dilakukan dengan disiplin. Apalagi terkait pola pikir yang mestinya tetap waspada diantara banyak kemungkinan. Ingat, mencegah tentunya lebih baik ketimbang mengobati bukan? Jangan biarkan nyawa melayang percuma dengan doktrin-doktrin yang tidak benar yang kerap kali dishare ke publik. Kesehatan adalah yang utama, mari jaga dan lindungi satu dengan yang lainnya. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 4 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Perpanjangan PPKM Untuk Kendalikan Sebaran Omicron Oleh : Abdul Rahmat )* Keputusan Pemerintah untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dinilai sudah tepat demi mengendalikan sebaran Omicron. Berdasarkan catatan, PPKM diklaim mampu mengurangi hingga menekan angka penyebaran Covid-19. Dalam pelaksanaannya, PPKM hingga penerapan disiplin Prokes mampu menekan angka ekspansi virus Corona. Di berbagai wilayah level PPKM sendiri ditentukan berdasar atas kondisi yang dialami. Misalkan saja, beberapa waktu lalu Jawa Bali menerapkan PPKM level 3. Berbeda dengan daerah yang dinilai rawan tentu kesiagaan level ini juga meningkat. Pemberlakuan PPKM sendiri sebetulnya sudah sejak lama diterapkan. Namun, seiring bertambahnya waktu dan juga catatan kasus, PPKM juga mengalami banyak perkembangan. Jika sebelumnya pembatasan mobilitas ini terang-terangan sedikit menyulitkan. Namun, akhirnya masyarakat kembali sadar jika langkah tersebut cukup membuahkan hasil. Penurunan kasus positif Covid-19 akibat penerapan PPKM pantas untuk dilanjutkan. Dengan demikian, perpanjangan PPKM untuk menghadapi kasus Omicron diharapkan mampu mengulang kesuksesan yang sama. Kendati, Omicron dilaporkan bermutasi menjadi lebih menular dari sebelumnya, namun tak ada salahnya jika PPKM level ini kembali dicoba. Sebelumnya, kasus Omicron merebak di wilayah Afrika bagian selatan. Omicron disebutkan memiliki gejala hampir mirip dengan Covid-19 namun lebih parah. Serta memiliki dampak kematian yang lebih besar. WHO sendiri kemudian menetapkan virus ini sebagai varian baru dan patut diwaspadai. Di Indonesia sendiri persiapan menghadapi Omicron dinilai cukup. Selain akan diberlakukan PPKM, pemerataan vaksinasi ditargetkan juga bakal rampung. Setidaknya hampir 70 persen pelaksanaan vaksin telah dilakukan. Pemberian vaksin dengan dua dosis ini juga dinilai ampuh mengurangi penularan Covid- 19. Kendati sebelumnya upaya vaksinani banyak menemui kendala, tampaknya kini Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 5 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

masyarakat juga telah aware dan sadar fungsi hingga tujuan yang ingin dicapai. Sehingga, kolaborasi prokes ketat, PPKM level hingga Vaksinasi diharap akan mampu menyumbangkan solusi paling mumpuni buat negeri. PPKM Leveling kembali diperpanjang hingga 17 Januari 2022. Kendati situasi seluruhnya dinilai telah terkendali, namun PPKM bakal tetap diperpanjang. Menyusul pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yakni Airlangga Hartarto Senin 3 Januari lalu. Menurut Airlangga, dari segi penanganan seluruhnya berada di level 1. Namun dalam hal respon masih belum maksimal dan capaian vaksinasi ada yang dibawah 70%. Pemerintah pun berupaya untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 diantaranya dengan menambah fasilitas karantina terpusat hingga menutup pintu masuk bandara. Upaya lain di sektor ekonomi memang terasa membutuhkan banyak penyesuaian. Misalnya penerapakan take away dan delivery order untuk beragam makanan dan minuman. Bahkan, seiring berjalannya waktu hampir seluruh kebutuhan bisa dipenuhi melalui aplikasi atau dalam jaringan. Dampaknya penjualan online sangat besar sekali. Selain ekonomi tetap mampu untuk kembali pulih, masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhannya secara cepat dan aman. Ditambah lagi kesadaran masyarakat akan ancaman Omicron ini juga telah meningkat. Hal ini dibuktikan Di lapangan, penerapan prokes disiplin ketat juga banyak ditemukan. Seperti, masyarakat di tengah aktivitas publik memakai masker, membawa hand sanitizer sendiri hingga menjaga jarak. Untuk sektor pekerjaan formal maupun non formal juga telah mengalami banyak penyesuaian. Begitupun dengan dunia pendidikan yang terus berinovasi agar mampu menjalankan sistem belajar-mengajar secara optimal. Apalagi, peserta didik juga dinilai mampu untuk berkontribusi dan menerapkan segala kebijakan. Dari laporan inilah upaya pemberlakuan kembali PPKM diputuskan. Banyaknya faktor hingga pengaruh kondisi di lapangan memang turut jadi fokus pemerintah. Jika dari capaian-capaian tersebut diatas tentulah jika PPPKM kembali dilakukan masyarakat tidak banyak melakukan penyesuaian lagi. Sebab, mereka kini juga telah menerapkan kebiasaan baru tersebut. Terlepas dari merebaknya kasus Omicron yang tentunya tidak dapat dihindarkan. Upaya penyelamatan dengan PPKM level ini bisa jadi solusi atau acuan agar kesusksesan menekan angka penyebaran Covid-19 dapat diulang. Jika sebelumnya masyarakat mampu melaksanakan instruksi pemerintah ini dengan baik, tentu kedepan tidak akan ada masalah dengan pemberlakuan kembali PPKM level tersebut. Yang lebih penting ialah, masyarakatnya mampu bergotong royong untuk berusaha lepas dari bahaya Omicron hingga Covid-19 yang dinilai masih terus mengintai. Harapan kedepan ialah Indonesia bersih Covid-19 serta mampu mendongkrak kembali stabilitas bangsa yang sempat terpuruk. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Insitute 6 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Efektivitas Vaksinasi Booster Cegah Omicron Oleh Afrizal )* Vaksinasi booster Covid-19 alias suntikan ketiga akan dilakukan pada 2022 ini. Dengan adanya suntikan booster ini maka diharapkan dapat mencegah dampak buruk penyebaran Omicron. Sejak awal tahun 2021 dicanangkan vaksinasi nasional dan seluiruh WNI wajib untuk disuntik sampai 2 kali. Vaksinasi amat penting karena bisa meningkatkan imunitas tubuh dan selamat dari ancaman Corona (dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan). Bahkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh maka dibutuhkan booster alias ekstra injeksi vaksin pada manusia. Para peneliti di Inggris menemukan fakta bahwa vaksinasi booster meningkatkan kekebalan 85% terhadap Corona varian Omicron. Hal ini dibuktikan karena lebih dari 50% penduduk di negeri Ratu Elizabeth telah mendapatkan vaksinasi booster. Hasilnya kasus Corona menurun, terutama pada varian Omicron. Memang vaksin Corona yang ada di pasaran tidak didesain khusus untuk mengatasi varian Omicron, karena virus Covid-19 terus bermutasi. Akan tetapi dengan booster vaksin akan lebih meningkatkan daya tahan tubuh, karena bisa menghentikan virus untuk hinggap di tubuh dan merusak organ-organ di dalamnya. Oleh karena itu suntikan ketiga juga wajib dilakukan agar selamat dari Corona varian Omicron. Mengapa kita harus waspada ke Corona varian Omicron? Penyebabnya karena virus hasil mutasi ini diklaim menyebar 5 kali lebih cepat. Sehingga ia harus diblokir agar tidak menular secara massal dan menyebabkan kenaikan kasus Covid di Indonesia. Keadaan saat ini sudah relatif aman karena jumlah pasien per hari tidak sampai 200 orang dan jangan sampai ada lonjakan kasus serta menyebabkan serangan Corona gelombang ketiga. Jika ada serangan Corona gelombang ketiga maka situasi makin runyam karena bisa saja Rumah Sakit penuh lagi oleh pasien Covid-19. Keadaan ini bisa memicu turunnya bidang Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 7 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

perekonomian. Kita tentu tidak mau kemungkinan buruk ini terjadi, oleh karena itu vaksin booster wajib diberikan pada semua orang. Memang pada tahun lalu sudah diberikaan vaksin booster pada WNI tetapi khusus kepada dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya. Mereka diprioritaskan untuk diberi booster karena memang tugasnya berat dan beresiko tinggi untuk ketularan dari para pasien. Penyebabnya karena jika banyak pasien, para Nakes bisa bekerja dengan long shift alias sampai 12 jam, sehingga kelelahan dan mudah tertular penyakit. Akan tetapi pemerintah memutuskan untuk memberikan vaksin booster kepada tiap orang, tak hanya bagi para Nakes. Penyebabnya karena saat ini pasien Corona Omicron di Indonesia sudah lebih dari 100 orang. Jangan sampai angka ini bertambah dan membuat situasi jadi runyam, karena bisa-bisa diberlakukan PPKM level 4 lagi secara ketat. Vaksin booster rencananya akan dimulai bulan Januari 2022. Akan tetapi berbeda dari sebelumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya gratis. Menko Manives Luhut B Pandjaitan menyatakan bahwa hanya 100 juta orang yang akan mendapatkan vaksin gratis sedangkan sisanya harus membayar sendiri. Mereka yang mendapatkan vaksin gratis adalah yang benar-benar membutuhkan tetapi pendapatannya di bawah standar. Meski ada vaksin booster berbayar tetapi dipastikan harganya tidak sampai 300.000. Dengan harga segini sebenarnya tidak terlalu mahal karena manfaatnya jauh melebihi nominalnya. Anda tentu tidak ingin terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron, bukan? Vaksin booster Corona akan dimulai untuk disuntikkan kepada khayalak, pada 12 januari 2022. Vaksin ini sangat penting untuk mencegah menyebarnya Corona varian Omicron, dan memang virus hasil mutasi ini menular jauh lebih cepat daripada varian lain. Oleh karena itu kita wajib untuk disuntik vaksin booster. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta 8 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Mendukung Program Vaksinasi Guna Kendalikan Penyebaran Varian Omicron Oleh : Abdul Rasyid )* Masyarakat mendukung program vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemerintah. Percepatan vaksinasi ini diharapkan mendukung pengendalian penyebaran varian Omicron yang saat ini sudah masuk ke Indonesia. Capaian vaksinasi Tahun 2021 demi menekan angka penyebaran Covid-19 dinilai cukup gemilang. Angka penurunan kasus terus terjadi di berbagai wilayah. Bahkan, PPKM berlevel kini juga makin dilonggarkan. Namun, keresahan ternyata belum mereda, menyusul adanya temuan baru bernama Omicron yang diduga berasal dari wilayah Afrika. Varian bernama Omicron tersebut diklaim mutasi dari virus sebelumnya. Gejala, penularan hingga dampak yang terjadi berkali lipat ketimbang sebelumnya. Meski di Indonesia sendiri masih minim ditemukan kasus tersebut, namun tak ada salahnya untuk terus waspada. Berkaca dari sebelumnya, virus Covid-19 awalnya juga memiliki riwayat penyebaran cukup masif. Sehingga memang tak bisa disepelekan ataupun dianggap remeh. Apalagi varian Omicron yang telah dikonfirmasi oleh WHO cukup mengancam. Maka dari itu, Tito Karnavian selaku menteri Kesehatan terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Demi keamanan bersama, pemerintah telah melarang acara memiliki potensi kerumunan seperti pawai hingga pesta kembang api. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Tito mengingatkan pentingnya herd immunity atau kekebalan kelompok di tengah masyarakat Indonesia. Sebab, kekebalan tubuh atas Covid- 19 turut dipengaruhi oleh kekebalan masyarakat terhadap virus itu. Setidaknya ada tiga jenis cara pengembangan terkait vaksin. Cara pertama ialah vaksin dengan basis virus yang telah dimatikan. Vaksin ini umumnya terbuat dari proses perkembangbiakan virus dengan populasi tertentu. Sebelum nantinya disuntikkan. Yang Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 9 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

menarik ialah, adanya banyak persepsi jika virus tersebut dilemahkan. Padahal, yang benar ialah virus telah dimatikan, imbuh Tito. Cara kedua ialah jenis vaksin dengan protein sintetis. Vaksin varian ini mengandung protein S yang telah dimodifikasi sehingga tidak menempel pada sel dalam tubuh manusia. Umumnya, virus jenis inilah yang paling banyak dipakai di Nusantara. Untuk jenis ketiga ialah vaksin dengan basis virus lain yang dinyatakan tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Untuk menciptakan kekebalan kelompok, Tito mengungkapkan setidaknya memerlukan 70 persen atau setara dengan 208 juta masyarakat Indonesia. Dirinya juga menyatakan turut mengapresiasi pelaksanaan Vaksinasi yang telah berlangsung. Sinergi antara pemerintah pusat hingga daerah dinilai sangatlah baik. Sinergi ini jugalah yang merupakan kunci keberhasilan program Vaksinasi. Dalam laporan terbarunya , Kementerian Kesehatan telah menemukan adanya tranmisi atau penularan lokal varian Omicron di Indonesia. Total kasus hingga saat ini ialah mencapai angka 47. Dimana 46 kasus diantaranya ialah imported cased, sementara yang satu ialah transmisi lokal. Varian baru bernama Omicron ternyata memang tak membutuhkan waktu yang lama untuk berekspansi. Namun, jika pengoptimalan Vaksinasi ini bisa jadi jalan terbaik, harus terus diupayakan dan didukung. Sudah bukan saatnya lagi mempercayai aneka berita Hoax. Yang mengatakan jika vaksin adalah konspirasi, alat politik, hingga tuduhan sejenisnya. Apalagi, teknologi kini mampu menyajikan berita-berita yang nyata dan benar, dari sumber yang terpercaya. Sehingga, tak ada alasan untuk tidak mau menerima Vaksinasi tersebut. Selain demi herd immunity dan pengendalian transmisi virus, beberapa layanan publik mengharuskan pengunjungnya juga telah tervaksin. Hal ini tentunya juga wujud nyata kolaborasi antar elemen agar mampu mensukseskan pengendalian COVID-19. Pun dengan pemerataan vaksinasi demi keamanan bersama. Apalagi, kini program Vaksinasi telah merambah hingga umur minimal 6 tahun. Artinya, upaya ini telah menyentuh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Pengembangan- pengembangan vaksin untuk mengejar optimalnya penekanan angka transmisi virus ini juga dirasa sangat baik . Nyatanya tidak perlu waktu lama, jarak Rilisnya vaksin bagi dewasa dan anak-anak. Bukankah hal ini merupakan wujud upaya nyata dari pemerintah yang harus diapresiasi juga. Sehingga dukungan-dukungan masyarakat agar suksesnya program Vaksinasi ini mampu berjalan dengan lancar. Sehingga, virus yang bernama Omicron bisa segera ditanggulangi. )* Penulis adalah Kontributor Pertiwi Institute 10 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Bergerak Cepat Menanggulangi Penyebaran Omicron Oleh : Zakaria )* Pemerintah terus bergerak cepat menanggulangi penyebaran Omicron, termasuk dengan melakukan lockdown Wisma Atlet. Masyarakat pun diminta untuk selalu taat Prokes, mengurangi bepergian, hingga mengikuti vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers-nya mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan sudah mendeteksi virus Corona varian Omicron di tanah air. Ia menambahkan pasien positif Covid-19 varian Omicron ini merupakan seorang cleaning service di Wisma Atlet, Jakarta. Budi menerangkan, Pada 10 Desember 2021, diterima 3 pekerja pembersih di Wisma Atlet dengan 1 orang terkonfirmasi positif Omicron. Ia menuturkan, ketiga orang tersebut tidak memunculkan gejala. Tidak ada demam. Ketiganya juga tengah dikarantina di Wisma Atlet tanpa gejala. Sudah diambil sampel PCR-nya dan sudah dinyatakan negatif. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bergerak cepat merespons temuan virus Corona varian Omicron. Salah satu langkahnya adalah melakukan tanggap darurat. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya mengatakan, Pemerintah mengoptimalkan upaya tanggap darurat untuk mencegah meluasnya penularan varian Covid-19 di dalam negeri, lalu menyusun kebijakan yang disesuaikan dengan masukan pakar dan petugas di lapangan. Selain itu, Satgas penanganan Covid-19 juga berkomitmen untuk memperketat karantina selama 10-14 hari. Wiku juga mengatakan, sejumlah kebijakan untuk mencegah masuknya varian baru sudah tepat. Misalnya penentua masa karantina 10-14 hari bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk Indonesia. Lalu, melakukan tes ulang RT-PCR sebanyak 2 kali untuk benar-benar mengonfirmasi apakah seseorang positif atau tidak. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 11 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Dalam rangka mengatasi adanya varian Omicron di Indonesia, Pemerintah melalui Polri memberikan imbauan kepada masyarakat agar memperhatikan antisipasi varian Omicron. Polri juga telah membagikan antisipasi varian baru Omicron di laman instagram. Pertama, dengan mengetatkan pembatasan dan kedatangan luar negeri serta meningkatkan whole genome sequencing. Kedua, memonitoring dan mengevaluasi berkala terhadap negara- negara yang dibatasi masuk ke Indonesia. Ketiga, menerapkan sistem bubble tanpa karantina, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan penggunaan aplikasi peduli lindungi untuk pertemuan G20 di Bali, Desember 2021. Presiden RI Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berupaya mencegah terjadinya penularan Covid-19 varian Omicron di tanah air. Jokowi mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik dengan adanya penemuan kasus penularan Omicron. Untuk mencegah lonjakan kasus, Ia meminta masyarakat untuk segera mengikuti vaksinasi Covid-19 sebanyak 2 dosis bagi yang belum. Selain itu, mantan Walikota Surakarta tersebut juga mengajak kepada semua pihak agar tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, serta membatasi mobilitas untuk sementara waktu, khususnya perjalanan ke laur negeri. Jokowi juga memerintahkan kepada pemerintah daerah untuk menggencarkan testing dan tracing kontak erat agar kasus ini bisa terdeteksi lebih dini. Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower RSDC Wisma Atlet juga difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, untuk melengkapi Wisma Atlet Pademangan. Hal ini dikarenakan Wisma Atlet diisolasi dan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak di Cilincing Jakarta Utara untuk lokasi karantina pelaku perjalanan dari luar negeri. Rusun Nagrak nantinya akan menjadi lokasi karantina terpusat bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), pelajar dan ASN yang baru datang dari luar negeri. Rusun Nagrak sendiri memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Adapun pemenuhan tenaga kesehatan di Rusun Nagrak nantinya akan didukung oleh sumber daya manusia dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Gerak cepat tentu saja dibutuhkan, apalagi dengan adanya penurunan kasus terkonfirmasi Covid yang membuat banyak aktivitas kembali bergeliat, sehingga pemerintah dan masyarakat harus bergerak dan berkolaborasi untuk menanggulangi virus Corona varian Omicron agar tidak menyebar ke wilayah lain. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 12 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Mewaspadai Dampak Varian Omicron di Oleh : Prasetyo )* Pandemi membuat hampir semuanya berubah, termasuk bidang ekonomi. Banyak negara yang tumbang dan mengalami krisis akibat virus kecil ini. Namun demikian, Pemerintah Indonesia terus berjuang saat pandemi, sehingga tidak terperosok dalam jerat resesi atau krisis ekonomi. Hal ini terbukti karena selama tahun 2021 kita dapat kembali bangkit dan roda perekonomian digerakkan lagi agar kondisinya bisa pulih. Akan tetapi kedatangan Corona varian Omicron bisa merusak rencana kebangkitan ekonomi Indonesia. Pasalnya virus hasil mutasi ini bisa menular 5 kali lebih cepat. Jika ia sudah terlanjur menyebar di Indonesia maka bisa menaikkan lagi jumlah pasien Corona lalu memiliki efek negatif pada perekonomian. Namun masyarakat jangan khawatir karena pemerintah terus mewaspadai perkembangan penyebaran varian Omicron agar dampaknya dapat ditekan seminimal mungkin. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan berupaya menjaga momentum pemulihan ekonomi. Adapun skenario yang akan dilaksanakan untuk mengatasi Omicron, yakni mempercepat cakupan vaksinasi dan mengawasi penerapan protokol kesehatan. Skema untuk menentang Corona Omicron memang digunakan di bidang kesehatan karena kesehatan adalah kunci utama untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Hal ini berarti jika jumlah pasien Corona tidak naik lagi maka pemerintah bisa fokus memperbaiki finansial negara. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan skenario jika varian Omicron berpengaruh pada perekonomian. Skenarionya tergantung dari seberapa buruk efek yang ditimbulkan. Menteri Airlangga menambahkan, jika efek Corona varian Omicron terkendali maka pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang diharapkan, yakni 5,2% dari APBN. Akan tetapi, jika yang terjadi sebaliknya, maka ada 10% dari dana penanganan Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 13 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

covid dan pemulihan ekonomi nasional yang disiapkan sebagai bumper dari efek Omicron tersebut. Dana sebesar 5,2 triliun diharap bisa memulihkan lagi situasi di Indonesia. Dana cadangan memang dipersiapkan karena kita belum tahu seperti apa efek Corona varian Omicron di Indonesia. Bisa jadi virus ini hanya mandek di kota yang terdapat pasien Corona Omicron (Jakarta dan Manado) tetapi bisa jadi menyebar ketika ada yang jadi orang tanpa gejala yang ternyata terkena Corona Omicron. Jika kemungkinan terburuknya ia menyebar maka bisa berpengaruh ke bidang ekonomi. Skenario terburuk memang harus dipikirkan karena jangan sampai kita santai-santai saja menghadapi Corona varian Omicron. Jika memang ia menyebar di Indonesia maka dana yang disiapkan oleh pemerintah diharap bisa mengendalikannya. Penyebabnya karena bisa dipakai lagi untuk membeli alat perlindungan diri, ventilator, dan alat kesehatan lain di banyak Rumah Sakit. Selain itu, dana dari pemerintah bisa untuk sterilisasi sekolah dan tempat umum lain, sehingga diharap jika tempat-tempat itu higienis, tidak ada penualran Corona Omicron lagi. Dana dari pemerintah juga dibelikan masker sehingga dibagikan gratis di jalanan, sehingga makin banyak yang menaati protokol kesehatan. Jika semuanya disiplin dalam menaati protokol kesehatan maka kita bisa meminimalisir penularan Corona varian Omicron sehingga kedatangannya tidak akan berdampak pada bidang ekonomi. Penularan virus covid-19 bisa dikendalikan dan tidak ada lonjakan pasien di berbagai daerah di Indonesia. Jika semuanya sehat maka semangat bekerja dan membangkitkan lagi perekonomian di Indonesia. Bidang kesehatan memang berkaitan dengan ekonomi, dan kesehatanlah yang diperbaiki dahulu agar finansial negara kuat. Perekonomian negara memang harus bangkit agar kita tidak terjebak dalam krisis moneter seperti tahun 1998. Sudah ada prediksi pemulihan ekonomi Indonesia bisa berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun lebih sedikit, sehingga inilah saatnya kita rajin bekerja dan menggerakkan lagi roda perekonomian. Pemerintah terus mencermati perkembangan varian Covid-19 Omicron di Indonesia guna mencegah meluasnya dampak negatif penyakit tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk selalu taat Prokes dan mengikuti berbagai imbauan Pemerintah karena tanpa kepatuhan masyarakat maka penanganan pandemi Covid-19 akan sulit membuahkan hasil maksimal. )* Penulis adalah pemerhati perekonomian/kontributor Citizen Journalism 14 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Mengapresiasi Langkah Cepat Pemerintah Cegah Penyebaran Omicron Oleh : Irvan Ahmad )* Varian Omicron sudah masuk ke Indonesia tetapi masyarakat tidak usah panik karena pemerintah bergerak cepat untuk mencegah penyebarannya. Pengetatan dilakukan agar varian baru Corona ini tidak makin menular di negeri ini. Sebuah virus bisa bermutasi ketika ia ingin bertahan dan beradaptasi, dan Covid-19 juga terus bermutasi mulai dari varian Alfa, beta, gamma, delta, dan terakhir Omicron. Keberadaan Corona Omicron sempat membuat banyak orang deg-degan karena virus hasil mutasi biasanya lebih ganas daripada yang asli. Corona varian Omicron pertama kali dikenali di Afrika Selatan dan sayangnya virus hasil mutasi ini sudah masuk ke Indonesia. Ada 3 warga negara asing (dari Tiongkok) yang tertular Omicron ketika mereka mendarat di Manado, Sulawesi Utara. Mereka langsung dikarantina di hotel bersamaan dengan 126 penumpang pesawat lain. Karantina dilakukan selama minimal 10 hari agar tidak ada penularan Omicron dari penumpang pesawat tersebut ke penduduk Manado. Selama karantina harus steril dan tidak boleh membeli makanan dari luar hotel. Setelah karantina, mereka harus tes PCR lagi sampai dinyatakan benar-benar bersih dari Corona Omicron oleh dokter. Masyarakat mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam mencegah penyebaran Corona Omicron. Karantina memang harus dilakukan pada setiap orang yang habis bepergian ke luar negeri, baik WNI maupun WNA. Apalagi jika ia ketahuan kena Corona, maka karantina akan lebih ketat lagi. Pengamanan juga diperketat agar tidak ada yang kabur. Selain itu tidak boleh ada penyogokan kepada petugas sehingga yang dikarantina harus ikhlas. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 15 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Selain karantina, screening ketat juga dilakukan setelahnya. Tiap orang harus dites PCR, bukan rapid. Sehingga setelah itu ia bebas Corona dan tidak menularkannya ke keluarga di rumah. Screening wajib dilakukan sebagain tindakan pencegahan karena jika Omicron sudah terlanjur tersebar, akan berbahaya, karena vrian ini menular 5 kali lebih cepat. Apresiasi memang harus diberikan kepada pemerintah karena langsung lekas mencegah penularan Corona varian Omicron. Ketika kasus Omicron pertama kali ditemukan di Jakarta, tepatnya di Wisma Atlet, maka tempat itu langsung disegel dari luar. Tiap orang yang di dalamnya juga tidak boleh keluar sembarangan setelah semuanya dinyatakan sembuh. Presiden Jokowi juga berpesan kepada masyarakat agar tidak panik saat menghadapi Corona Omicron. Dalam artian, jika panik dan paranoid maka kacaulah semuanya. Memang OTG bisa ada di mana-mana tetapi tidak boleh langsung menuduh seseorang kena Corona Omicron hanya karena ia batuk di tempat umum. Jangan sampai pandemi ini menambah masalah sosial di Indonesia. Namun kita harus makin meningkatkan kewaspadaan dan tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan. Semua ini demi bebas dari Corona Omicron, karena jika sudah terkena akan merasakan pusing, kelelahan yang amat sangat, tetapi tidak ada anosmia alias kehilangan fungsi indra penciuman. Sehingga kita harus menghafal ciri-cirinya dan tetap pakai masker serta menaati prokes lain. Jangan abaikan protokol kesehatan dan belakangan ini yang sering dilanggar adalah jaga jarak dan menghindari kerumunan. Sudah banyak yang mengadakan acara seperti hajatan besar dengan alasan keadaan sudah aman (karena sudah PPKM level 1). Padahal pandemi belum selesai dan masih harus taat protokol kesehatan. Masyarakat mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam mencegah penyebaran Corona varian Omicron. Jangan sampai varian baru ini menular ke mana-mana dan membuat tragedi karena meningkatkan jumlah pasien Covid di Indonesia. Saat ini situasi sudah relatif aman karena pasien hanya 500-an per hari tetapi masih harus taat prokes. )* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI) 16 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Omicron Alarm Waspada Masyarakat untuk Taat Prokes Oleh : Putu Prawira )* Varian Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia merupakan alarm agar masyarakat menaati Protokol Kesehatan (Prokes) dengan ketat. Dengan terus menjaga kedisiplinan atas Prokes, masyarakat diharapkan dapat terhindar dari penularan varian baru tersebut. Sebagai virus, Covid-19 bermutasi menjadi varian baru, dari yang awalnya alfa, beta, gamma, delta, dan akhirnya Omicron. Mutasi ini terjadi karena banyak yang terkena virus secara massal sehingga virus punya kekuatan berlipat ganda. Selama pandemi belum selesai maka virus akan bermutasi dan kita wajib mewaspadainya. Virus Covid-19 bermutasi jadi varian Omicron dan sedihnya ia sudah masuk ke Indonesia. Walau baru 1 orang yang terinfeksi tetapi wajib diwaspadai karena bisa jadi ada orang lain yang terkena, hanya saja tak sadar karena tidak periksa saat sakit dan hanya isolasi mandiri. Kekeliruan yang fatal ini menunjukkan kekurangtaatan banyak orang dalam mematuhi protokol kesehatan. Presiden Jokowi berpesan agar masyarakat tidak panik dalam menghadapi Corona varian Omicron. Tetaplah menaati protokol kesehatan 10M agar tidak tertular. Pesan Presiden ini sangat penting dan harus ditaati agar Omicron tidak menyebar ke seluruh daerah di Indonesia. Dalam artian, Omicron adalah alarm agar kita makin menaati protokol kesehatan. Penyebabnya karena menurut para dokter, virus hasil mutasi ini bisa menular 5 kali lebih cepat daripada varian lain. Akan sangat mengerikan ketika ada lonjakan pasien Corona gara-gara Omicron, padahal dalam 1-2 bulan ini situasi sedang kondusif. Setelah Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 17 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

diberlakukan PPKM level selama beberapa bulan, sejak pertengahan 2021, angka pasien Covid di Indonesia memang berkurang drastis. Dari 50.000 jadi ‘hanya’ 500-an orang per harinya. Selain itu, tidak ada daerah yang memiliki status zona merah di negeri ini dan tidak ada lagi yang dikenai PPKM level 4. Akan tetapi pelonggaran saat tidak ada zona merah malah jadi bumerang karena menyebabkan banyak orang melanggar protokol kesehatan. Selain malas pakai masker, banyak yang menyelenggarakan acara yang mengundang kerumunan seperti resepsi besar-besaran. Padahal jelas melanggar protokol kesehatan. Omicron adalah pengingat yang keras bahwa kita harus menegakkan lagi protokol kesehatan, karena pilihannya hanya 2, mau taat prokes atau sakit gara-gara virus hasil mutasi ini? Protokol kesehatan pertama yang harus ditaati adalah pakai masker dan kenakan masker ganda (dengan posisi masker kain di luar dan masker N95 di dalam) agar meningkatkan filtrasi. Jangan lupa untuk selalu cuci tangan atau memakai hand sanitizer. Setelah sampai rumah, selain cuci tangan, juga wajib mandi dan keramas serta mengganti baju. Masker juga langsung dicuci dengan air panas agar higienis. Kebersihan tubuh, pakaian, dan masker harus dijaga agar terhindari dari Corona Omicron. Jangan lupa pula untuk menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari Corona varian apa saja. Semua harus higienis agar bersih dan tak ada yang ketempelan droplet pembawa virus jahat ini. Selain menaati protokol kesehatan, masyarakat juga wajib divaksin agar mendapatkan perlindungan maksimal dari Corona. Dengan divaksin maka imunitas tubuh akan meningkat dan vaksin bagai jubah pelindung ketika Omicron sudah masuk ke Indonesia. Tentu jika ia juga menaat protokol kesehatan. Kedatangan Corona varian Omicron adalah alarm bagi masyarakat untuk waspada dan harus tetap menaati protokol kesehatan. Jangan ada yang melanggarnya jika tidak ingin terinfeksi virus jahat ini. Tetaplah pakai masker, cuci tangan, dan menaati protokol kesehatan lain, agar bebas dari Corona. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 18 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Memaksimalkan Pencegahan Varian Omicron Oleh : Deka Prawira )* Pemerintah terus memaksimalkan pencegahan penyebaran varian Omicron guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Masyarakat pun diimbau ikut mewaspadai varian baru tersebut dan selalu menerapkan Prokes ketat dalam beraktivitas. Virus Corona varian Omicron telah tiba di Indonesia, Pemerintah tentu saja tidak bisa tinggal diam dan harus terus berupaya untuk mencegah penularan lebih lanjut. Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan upaya pihaknya untuk membendung menyebarnya varian tersebut ke dalam negeri. Salah satunya adalah memperketat karantina. Seperti diketahui kasus Omicron telah ditemukan di Karantina Wisma Atlet. Budi mengungkapkan semua kasus Omicron di Indonesia adalah imported case (kasus impor dari luar negeri) serta belum ada yang menyebar keluar. Dalam keterangan pers evaluasi PPKM, Ia mengatakan bahwa pihaknya perlu memperketat kedatangan dari luar negeri dengan menetapkan karantina 14 hari. Dia menambahkan satu minggu terakhir terdapat peningkatan perjalanan luar negeri di seluruh pintu masuk. Setelah dilakukan PCR dan genome sequencing, positivity rate dari pintu masuk laut dan darat jauh lebih tinggi dari pintu masuk udara. Untuk itu, dia mengatakan akan memperkuat surveilance dan karantina di pintu masuk darat dan laut. Pengetesan selain dengan Whole Genome Sequencing (WGS), juga bertambah dengan tes PCR SGTF (S-gene Target Failure). Selain tes WGS, pihaknya juga sudah menggunakan tes PCR SGTF berfungsi sebagai marker, tidak 100% seperti WGS tapi kemungkinan bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4-6 jam. WGS 3-5 hari. Percepatan vaksinasi juga diharapkan bisa dilakukan. BGS melaporkan pada 20 Desember 2021 lalu sudah ada 267 juta dosis, dengan pembagian 152 juta dosis pertama dan 107 juta sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Vaksinasi anak yang dimulai pada minggu lalu juga sudah diberikan sebanyak 542 ribu dosis. Budi juga mengimbau untuk bisa mempercepat vaksinasi agar bisa menghadapi masuknya Omicron ke komunikasi lokal. Pemerintah telah berupaya keras memenuhi kebutuhan vaksin nasional dengan mengamankan persediaan melalui berbagai kerja sama Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 19 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

di tengah terbatasnya ketersediaan vaksin global. Meskipun demikian, Wiku mengatakan, tercapainya target vaksinasi nasional tidak dapat terlaksana tanpa peran aktif masyarakat yang turut serta dalam program vaksinasi dan tidak membeda-bedakan jenis vaksin. Ditemukannya kasus Omicron di Indonesia tentu saja menjadi peringatan bahwa kita harus tetap waspara dengan konsisten menerapkan protokol kesehatan, tanpa perlu khawatir berlebihan. Protokol kesehatan tentu menjadi sarana pencegahan yang mudah dan murah untuk dilakukan oleh masyarakat. Juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam kesempatan siaran pers mengatakan, mengingat kondisi kasus yang cenderung naik sudah sepatutnya tidak membuat kita abai dan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Mengingat besarnya dampak yang terjadi akibat lonjakan kedua. Prof Wiku juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak lengah dan membekali diri dengan informasi perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, sehingga tidak lagi terjadi pelanggaran yang berpotensi merugikan orang lain. Dirinya juga berharap agar berbagai pelanggaran terkait dengan prosedur pencegahan perluasan penularan Covid-19 dilakukan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan Satgas akan terus mendukung setiap langkah hukum yang ditetapkan oleh aparat. Prof. Wiku juga mengingatkan akan pentingnya testing dan tracing yang merupakan kunci paling dini dalam mengidentifikasi dan mencegah kasus yang sudah ditemukan utnuk menimbulkan dampak yang lebih luas. Oleh sebab itu, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk segera melakukan upaya tracing ketika mendapatkan orang yang terkonfirmasi positif Omicron. Presiden RI Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berupaya mencegah terjadinya penularan Covid-19 varian Omicron di tanah air. Jokowi mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik dengan adanya penemuan kasus penularan Omicron. Untuk mencegah lonjakan kasus, Ia meminta masyarakat untuk segera mengikuti vaksinasi covid-19 sebanyak 2 dosis bagi yang belum. Selain itu, mantan Walikota Surakarta tersebut juga mengimbau kepada semua pihak agar tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, serta membatasi mobilitas untuk sementara waktu. Vaksinasi, testing, tracing serta penerapan protokol kesehatan adalah harga mati demi menghentikan penyebaran virus corona varian Omicron yang telah berada di Indonesia agar tidak terjadi lonjakan pandemi covid-19 gelombang ketiga. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 20 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Tetap Taati Protokol Kesehatan Hadapi Omicron Oleh : Faldiaz Anggayana )* Corona varian Omicron sudah masuk di Indonesia.Walau sudah divaksin, masyarakat tetap harus menaati protokol kesehatan agar tidak terinfeksi oleh Corona varian Omicron atau yang lainnya. Virus Covid-19 sudah bermutasi menjadi varian-varian baru dan terakhir yang ditemukan adalah varian Omicron. Corona Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan negara-negara tetangganya. Terakhir, Corona Omicron sudah masuk di Singapura dan Malaysia. Namun virus hasil mutasi ini ternyata sudah masuk di Indonesia, karena ditemukan 3 pekerja di Wisma Atlet yang positif Corona dan salah satunya terinfeksi Omicron. Informasi ini dinyatakan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Hal ini mengagetkan karena masyarakat takut tertular Corona Omicron. Wisma Atlet langsung disegel dari luar dan seluruh pasien serta tenaga medis di dalamnya full dikarantina, agar virus Covid-19 varian Omicron tidak bisa tertular keluar. Wisma Atlet memang jadi tempat yang rawan penularan Corona karena menjadi Rumah Sakit darurat saat masa pandemi sekaligus tempat karantina bagi warga sipil yang habis bepergian ke luar negeri. Presiden Jokowi berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia agar tetap menaati protokol kesehatan agar tidak terkena virus Covid-19 varian Omicron. Presiden berpesan agar masyarakat tidak panik dan segera vaksinasi. Selain itu, beliau juga meminta rakyat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan melarang semua WNI untuk bepergian ke luar negeri, termasuk para pejabat. Masyarakat memang tidak boleh panik Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 21 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

karena Omicron baru ditemukan di 1 tempat dan langsung disegel, sehingga ke depannya diharap tidak ada penularan Corona jenis baru ini. Selain itu, protokol kesehatan memang harus dijagar agar tidak terkena virus Covid-19, baik varian Omicron atau yang lainnya. Kedisplinan dalam menaati protokol kesehatan akhir-akhir ini memang agak menurun. Padahal walau sudah divaksin tidak boleh melepas masker sembarangan. Akan tetapi harus tetap taat peraturan, mengenakan masker ganda, dan menaati poin-poin lain dalam protokol kesehatan. Vaksin memang menaikkan imunitas tubuh tetapi makin disempurnakan dengan disiplin protokol kesehatan. Penurunan ketaatan protokol kesehatan bisa jadi karena ada pelonggaran, karena hampir semua daerah berstatus PPKM level 1 (bukan level 4 seperti beberapa bulan lalu) dan tidak ada lagi zona merah. Sayangnya pelonggaran ini malah jadi bumerang karena banyak masyarakat yang menggelar pesta pernikahan besar-besaran seperti masa sebelum pandemi. Padahal aturannya hanya syukuran kecil dan maksimal tamu 50% dari kapasitas gedung. Protokol kesehatan harus tetap ditegakkan karena Corona varian Omicron memiliki ciri-ciri yang berbeda daripada varian lainnya. Jika dulu pasien Covid merasa badannya panas dan anosmia (tidak bisa mencium aroma) tetapi ketika terinfeksi varian Omicron, tubuhnya mudah lelah dan masih bisa mengendus. Oleh karena itu seorang OTG bisa saja lalai karena diam-diam terkena Corona Omicron. Kita tidak tahu siapa OTG yang terkena Corona Omicron di sekitar, oleh karena itu harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Selain masih taat pakai masker dan mencuci tangan, atau memakai hand sanitizer, maka harus menghindari kerumunan. Jika ada undangan pesta maka lewati saja dulu, saat masih takut apakah di tempat itu mematuhi protokol kesehatan atau tidak. Ketika Corona Omicron sudah masuk Indonesia maka masyarakat diharap mematuhi anjuran Presiden Jokowi agar tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan pernah melepas masker saat di luar rumah, tetap cuci tangan dengan sabun antiseptik, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan mematuhi poin lain dalam protokol kesehatan. )* Penulis adalah Pemerhati Kesehatan Masyarakat 22 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Melakukan Mitigasi Berlapis Hadapi Omicron Oleh : Abdul Syukur )* Pemerintah melakukan mitigasi bencana berlapis demi memerangi virus Covid-19 varian Omicron. Langkah ini ditempuh guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut di Indonesia. Pandemi telah kita lalui hampir 2 tahun ini dan virus Covid- 19 telah bermutasi secara dahsyat, dari varian alfa, beta, gamma, delta, hingga kini yang terbaru Omicron. Mutasi virus terjadi karena masih ada yang terinfeksi dan belum divaksin.Mutasi virus adalah perubahan struktur genetik dan struktur, dan bertujuan untuk menyerang kekebalan tubuh manusia. Salah satu kekhawatiran dari virus hasil mutasi adalah kekuatannya yang lebih mengerikan, karena menyebar lebih cepat, apalagi jika seseorang belum mendapatkan vaksin. Corona varian Omicron patut diwaspadai karena merupakan hasil mutasi, yang bisa menyebabkan pasien lelah secara fisik. Namun harus lebih teliti karena tidak ada anosmia alias kehilangan indra penciuman, sehingga seseorang bisa jadi orang tanpa gejala (OTG) tanpa disadari. Untuk mencegah masuknya Corona varian Omicron maka pemerintah membuat beberapa strategi. Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa WHO (World Health Organization) menyebut mitigasi berlapis untuk hadapi Corona varian Omicron. Artinya ada tindakan pencegahan berlapis, agar tidak terbentuk klaster Corona baru. Langkah pertama adalah dengan menghindari kerumunan, dan memang ini adalah salah satu poin dalam protokol kesehatan. Profesor Tjandra mengingatkan, pelonggaran akibat turunnya level PPKM kemarin patut diwaspadai. Boleh ada kerumunan tetapi harus sesingkat mungkin. Dalam artian bisa dibatasi seperti aturan makan di restoran maksimal 20 menit. Kerumunan juga harus seminim mungkin. Misalnya ketika ada pesta pernikahan maka tidak boleh mengundang sampai ratusan, bahkan ribuan tamu. Maksimal hanya 50% dari kapasitas gedung agar tetap bisa menjaga jarak, dan semua orang mulai dari pasangan Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 23 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

pengantin, petugas, hingga tamu, harus memakai masker. Kalau bisa tamu dan petugas dites rapid terlebih dahulu agar yakin bahwa negatif Corona. Profsor Tjandra menambahkan, jika ada kerumunan dalam ruang tertutup maka jendela- jendela harus terbuka. Dalam artian, di dalam kantor sebaiknya sirkulasi udara diperbaiki dan tidak hanya mengandalkan ventilasi, tetapi diperbolehkan membuka jendela. Penyebabnya karena virus Covid-19 bisa menular lewat udara yang pengap dan kotor. Pencegahan berikutnya adalah memperketat penjagaan di pintu masuk Indonesia, terutama di pelabuhan dan bandar udara. Warga negara asing dari Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe, Botswana, dan sekitarnya tidak boleh masuk ke Indonesia untuk sementara, karena virus Covid-19 varian Omicron ditemukan di sana. Begitu juga dengan warga negara Indonesia yang habis bepergian ke sana. Sementara itu, untuk warga negara lain boleh masuk ke Indonesia tetapi harus karantina di hotel. Durasi karantina juga ditambah, dari hanya 5 hari jadi 10 hari. Peraturan ini juga berlaku bagi warga negara Indonesia yang habis bepergian ke luar negei. Hal ini demi mencegah masuknya virus Covid-19 varian Omicron ke Indonesia. Masyarakat juga dihimbau untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan 10M seperti pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan, mengganti baju, dan mengurangi mobilitas. Terutama pada liburan akhir tahun, jangan nekat keluar kota karena akan ada penyekatan. Pencegahan masuknya Corona varian Omicron dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai cara. Pasalnya, virus ini telah sampai di Singapura dan jangan sampai masuk Indonesia. Mitigasi berlapis harus dilaksanakan sebagai jurus pencegahan. Masyarakat juga harus disiplin dalam protokol kesehatan agar tidak kena Corona varian apa saja. )* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute 24 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Perluas Cakupan Vaksinasi Hadapi Nataru dan Omicron Oleh : Dodik Prasetyo )* Libur Nataru (natal dan tahun baru) sudah di depan mata. Saat liburan yang dikhawatirkan adalah mobilitas massal masyarakat, apalagi saat ini virus Covid-19 sudah bermutasi jadi varian Omicron. Untuk mengatasinya maka pemerintah memperluas cakupan vaksinasi, agar lebih banyak masyarakat yang diinjeksi dan punya imunitas yang tinggi. Vaksinasi adalah salah satu ikhtiar agar manusia tidak terinfeksi virus Covid-19. Pemerintah mengebut vaksinasi nasional yang dimulai pada maret 2021, sehingga kalau bisa awal tahun depan terbentuk kekebalan komunal. Saat sudah banyak yang divaksin dan ada herd immunity maka Corona akan kalah dan masyarakat sehat. Pemberian vaksinasi amat penting karena sebentar lagi ada libur Nataru (natal dan tahun baru). Meski sudah ditetapkan bahwa akhir tahun hingga 2 Januari 2022 diberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia, tetapi tetap perlu diantisipasi karena bisa jadi ada mobilitas massal walau di dalam kota. Selain itu takut juga ada keramaian di dalam pusat perbelanjaan, playground, atau tempat wisata. Pemerintah memperluas cakupan vaksinasi untuk menghadapi libur Nataru. Diharapkan jika sudah banyak masyarakat yang divaksin maka tidak ada klaster Corona baru yang terbentuk saat akhir tahun. Apalagi virus Covid-19 sudah bermutasi jadi varian Omicron yang jauh lebih berbahaya, sehingga kita wajib melindungi dengan vaksinasi dan tentunya dengan menaati protokol kesehatan. Corona varian Omicron lebih ganas karena menyerang kekebalan tubuh lebih cepat. Ciri- cirinya juga agak berbeda, di antaranya manusia lebih cepat lelah, pusing, dan tidak ada Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 25 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

anosmia (tidak bisa membau), sehingga dikhawatirkan ada OTG yang tidak sadar karena ia masih bisa mengendus parfum, padahal kenyataannya kena Corona. Oleh karena itu vaksinasi amat penting untuk mecegah Corona varian Omicron. Vaksinasi yang perlu diluaskan cakupannya adalah untuk lansia (lanjut usia), karena mereka lebih rawan untuk terkena Corona. Jangan sampai ketika kakek dan nenek jalan-jalan bersama cucunya malah membawa ‘oleh-oleh’ berupa virus Covid-19. Kita wajib berkaca pada kasus di Singapura, di mana lebih banyak lansia yang terkena Corona karena belum mendapatkan vaksin. Selain vaksinasi lansia, strategi lain pemerintah dalam memperluas cakupan vaksinasi adalah dengan sistem door to door. Vaksinasi door to door yang diinisiasi oleh BIN, akan diselenggarakan di seluruh Indonesia. Tujuannya agar makin banyak rakyat Indonesia yang mendapatkan suntikan, meski di tempat terpencil sekalipun. Vaksinasi door to door dirasa lebih efektif karena mobil dan tenaga kesehatan (nakes) yang langsung mendatangi pemukiman masyarakat. Mereka tak perlu datang ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk disuntik, tetapi tinggal mendaftar dan menunggu giliran. Terutama bagi warga yang kesulitan finansial, akan lebih hemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi. Sementara itu, vaksinasi door to door juga berguna untuk kalangan disabilitas karena mereka memang kesulitan dalam bermobilitas. Jika ada nakes yang datang maka mereka tidak perlu mencarter mobil dan mencari pendamping untuk medorongkan kursi roda. Vaksinasi adalah kewajiban, selain untuk mencegah klaster Corona baru saat libur Nataru, juga bisa menyehatkan diri sendiri. Jika sudah divaksin maka ia tidak terinfeksi virus Covid- 19 varian Omicron dan tidak menularkannya ke keluarga di rumah. Untuk menghadapi libur Nataru maka pemerintah memperluas cakupan vaksinasi, dengan memberi vaksin juga pada lansia yang lebih rawan kena Corona. Selain itu, dilakukan juga vaksinasi door to door sehingga makin banyak masyarakat yang divaksin. Semua jurus dilakukan agar libur Nataru aman dan tidak meningkatkan kasus Corona di Indonesia. )* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia 26 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Pemerintah Optimal Cegah Penyebaran Varian Omicron Menjelang Nataru Oleh : Keenan Lazuardi )* Pemerintah optimal mencegah penyebaran varian Covid-19 Omicron menjelang akhir tahun. Upaya tersebut guna mengantisipasi ledakan kasus positif virus Corona menjelang momentum Natal dan Tahun Baru. Omicron merupakan salah satu varian virus Corona yang sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Omicron disebut-sebut sebagai salah satu yang varian yang cepat menularkan. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa virus yang disebut sebagai B.1.1.529 tersebut pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. Varian tersebut rupanya memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan, WHO menjelaskan bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VOC) lainnya. WHO juga meminta agar negara-negara dapat meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar. Sementara itu, terkait dengan varian Omicron, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan sejauh ini Indonesia belum menemukan adanya penularan dari varian baru virus Corona B.1.1.529. Budi memastikan bahwa Indonesia dan dunia saat ini lebih cepat dalam mengidentifikasi setiap varian baru virus Corona karena telah adanya laboratorium yang mumpuni. Pemerintah juga melakukan antisipasi, salah satunya dengan membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) dan mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri, baik Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 27 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

melalui udara, laut, maupun darat untuk menjalani karantina. Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah memperpanjang masa karantina bagi Warga Negara Asing (WNA) maupun Warga Negara Indonesia (WNI) yang bepergian ke luar negeri. Menurut Luhut, perpanjangan masa karantina tersebut bertujuan untuk merespon atas merebaknya varian Omicron. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan semakin banyaknya negara yang mendeteksi varian Omicron. Perpanjangan masa karantina ini akan berlaku sejak 3 Desember 2021. Penutupan sementara itu berlaku terhadap WNA dengan negara yang telah terkonfirmasi adanya transmisi komunitas varian baru SARS-Cov-2 B.1.1.529 yakni Afrika Selatan dan Botswana serta negara atau wilayah yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian baru Omicron. yaitu Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini dan Lesotho. Selain 10 negara Afrika tersebut, Indonesia juga menutup pintu masuk bagi WNA yang pernah tinggal atau mengunjungi Hongkong dalam kurun waktu 14 hari. Sementara itu Juru Bicara Vaksin Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah antisipasi dan pencegahan penyebaran varian B.1.1.529 tersebut. Menurut Nadia, Pekerja Migran Indonesia, Pelajar/Mahasiswa atau pegawai pemerintah yang kembali dari perjalanan dinas luar negeri harus menjalani karantina yang biayanya ditanggung oleh pemerintah. Hal tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pintu Masuk, Tempat Karantina dan kewajiban pemeriksaan PCR bagi WNI pelaku perjalanan Internasional. Satuan Tugas (SATGAS) Penanganan Covid-19 menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 23 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019. Surat edaran tersebut berlaku efektif mulai tanggal 29 November 2021 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian. Sejumlah hal yang melatarbelakangi diterbitkannya SE tersebut adalah, bahwa pada saat ini telah ditemukan varian baru dari virus Corona di Afrika Selatan, varian tersebut adalah Omicron, yang penyebarannya telah meluas ke beberapa negara di dunia, sehingga diperlukan penyesuaian mekanisme pengendalian terhadap perjalanan internasional sebagai upaya memproteksi Warga Negara Indonesia dari kasus importasi. Pemerintah telah menyusun dan menyiapkan skenario untuk mencegah masuknya varian Omicron di Indonesia, tentunya kebijakan ini akan menjadi semakin optimal apabila masyarakat tetap mematuhi protokol dan mengikuti vaksinasi. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 28 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Tetap Taat Prokes, Waspada Corona Varian Omicron Oleh : Irlendo Airlangga )* Pandemi hampir 2 tahun ini kita jalani, dan Indonesia terus meningkatkan berbagai cara agar tidak ada lagi yang terinfeksi Corona dan membentuk herd immunity. Sayangnya virus Covid-19 telah bermutasi. Dari yang awalnya varian alfa, beta, gamma, delta, dan sekarang Omicron. Corona varian Omicron ini ditemukan di sekitar Afrika Selatan dan belum masuk ke Indonesia. Walau belum ada laporan pasien Covid varian Omicron tetapi kita tidak boleh berleha-leha, tetapi malah makin meningkatkan kewaspadaan. Sebab biasanya virus hasil mutasi diklaim lebih ganas daripada virus aslinya, sehingga ditakutkan akan menyebabkan kematian. Pemerintah melalui Kementrian Hukum dan HAM telah melarang warga negara Afrka Selatan, WNI atau warga neagra lain yang habis mengunjungi negara tersebut, untuk mendarat di Indonesia. Larangan ini juga berlaku bagi yang pernah traveling ke Nigeria, Zimbabwe, Botswana, dan sekitarnya. Visa untuk warga negara Afrika Selatan juga ditangguhkan untuk sementara. Untuk mencegah penularan Corona varian Omicron maka kita wajib meningkatkan kewaspadaan dan tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan. Jangan lupa juga untuk menghafal ciri-ciri terkena Corona varian Omicron, di antaranya pusing berat, pegal-pegal dan kecapekan, dan tidak ada masalah dengan penciuman. Hal ini beda dengan Corona varian lain yang menghilangkan fungsi indra penciuman. Jika Anda terkena pilek berat dan pegal-pegal, jangan hanya isolasi mandiri. Namun segeralah berobat ke klinik atau Rumah Sakit dan akhiri dengan tes rapid atau PCR. Saat pandemi kita harus tetap waspada, jangan sampai jadi OTG lalu menulari anak-anak di Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 29 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

rumah. Oleh karena itu ketika sakit harus segera bertemu dengan dokter, agar jika terkena Corona varian Omicron bisa lekas diatasi. Sebelum terlanjur tertular Corona varian Omicron, maka tetaplah menaati protokol kesehatan 10M. Saat ini memang pasien Covid menurun, ‘hanya’ 500-an per harinya, tetapi keadaan belum benar-benar aman. Tetaplah pakai masker ganda dengan posisi masker disposable di dalam dan masker kain di bagian luar untuk memperkuat filtrasi dari droplet yang bertebaran di luar rumah. Pakai masker ketika di luar rumah, walau hanya menyapu halaman atau menyiram tanaman. Masker juga harus dipakai ketika sampai kantor, jangan hanya dikenakan di perjalanan. Sat bekerja tetap taati protokol kesehatan, jaga jarak, dan bersihkan AC secara teratur. Penyebabnya karena Corona bisa menular lewat udara yang kotor dan pengap, seperti yang ada di AC yang kotor. Selain memakai masker, taati juga protokol kesehatan yang lain seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Jangan malah sengaja membuat kerumunan dengan membuat hajatan yang dihadiri sampai ribuan orang, jika tidak mau dibubarkan oleh aparat dan tim satgas penanganan Covid. Jangan marah saat ada satgas karena mereka melakukan tugasnya untuk menumpas Corona di Indonesia. Taati juga poin dalam protokol kesehatan yang lain seperti mengurangi mobilitas, mengganti baju, menjaga higienitas lingkungan, dan meningkatkan imunitas tubuh. Jangan liburan saat akhir tahun karena takut ada kenaikan kasus Covid ketika mobilitas tinggi. Jaga pula pola makan dengan lebih banyak mengkonsumsi buah, sayur, dan air putih. Corona varian Omicron memang belum masuk ke Indonesia tetapi kita tidak boleh santai saja. Bisa jadi virus hasil mutasi itu sudah diam-diam diam menulari Anda tanpa sengaja. Tetaplah jaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh agar tidak terkena Corona varian apa saja. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 30 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Masyarakat Harus Kurangi Mobilitas Demi Mencegah Varian Omicron Oleh : Kenia Putri )* Kenaikan angka kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir harus menjadi perhatian bersama. Selain selalu menerapkan Prokes ketat, masyarakat harus mengurangi mobilitas demi mencegah penyebaran virus Corona, khususnya varian Omicron. Corona varian Omicron tengah menjadi ancaman tersendiri di Indonesia, tercatat kasus Omicron di Indonesia telah menembus angka di atas 500 kasus. Penambahan kasus Omicron pada beberapa waktu terakhir telah berimplikasi pada lonjakan kasus harian nasional. Bahkan proporsi varian Omicron jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan varian delta. Untuk itu penerapan protokol kesehatan khususnya mengurangi mobilitas adalah hal yang harus dipatuhi demi meredam penularan virus corona varian Omicron. Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak tinggal diam dengan adanya kasus tersebut, Kemenkes telah menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat maupun isolasi mandiri untuk kasus gejala ringan dan tanpa gejala. Sementara untuk gejala sedang dan berat telah disiapkan RS dengan kapasitas tempat tidur yang mencukupi. Sementara itu pemerintah juga telah mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada di tengah lonjakan kasus Omicron. Salah satunya adalah dengan menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam keterangan tertulisnya mengatakan, jumlah kasus konfirmasi Covid-19 harian cenderung meningkat. Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa Covid-19 masih ada, penularan juga masih terus terjadi di sekitar kita. Menurutnya, meningkatnya mobilitas di tanah air, turut memicu meningkatnya penularan Covid-19. Sejak awal Januari 2022, kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat dari sebelumnya yang hanya 500 per hari, kini mencapai lebih dari 800. Data pada 15 Januari 2022, kasus Covid-19 bertambah 1.054, kemudian pada 16 Januari 2022 naik 855. Johnny mengatakan, Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 31 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan laju penularan Covid-19. Di antaranya, membatasi mobilitas dan mengimbau masyarakat agar lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan jika harus melakukan perjalanan. Dirinya berharap agar semua pihak dapat menjalankan perannya masing-masing dalam upaya mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Pada kesempatan berbeda Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia, mengatakan, dari banyaknya orang yang terinfeksi Omicron tercatat 84% orang pernah melakukan perjalanan ke luar negeri, sedangkan sisanya merupakan mereka yang terinfeksi melalui transmisi lokal. Demi menekan mobilisasi masyarakat, Kepolisian Resor Bogor Kota memutar balik 7.000 kendaraan saat pemberlakuan ganjil genap di Kota Bogor, Jawa Barat. Kebijakan yang bertujuan menahan laju varian Omicron tersebut dinilai efektif dalam mengurangi mobilitas kendaraan yang melintas di daerah tersebut. Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, ditemukannya kasus tranmisi lokal ini, pihaknya kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Dirinya juga mengajak kepada masyarakat untuk mengajak saudara-saudara yang belum menerima vaksin Covid-19 untuk segera mendapatkan vaksin. Juga yang belum mendapatkan vaksin kedua agar segera mendatangi fasilitas layanan kesehatan terdekat. Nadia juga mengatakan, pemerintah terus melakukan pemantauan terkait penularan Covid-19 baik di level provinsi maupun kabupaten/kota. Pemerintah daerah juga diminta untuk bekerja sama dengan semua pihak untuk terus memantau pergerakan masyarakat. Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bahwa merebaknya varian Omicron berpotensi menimbulkan gelombang ketiga pandemi Covid- 19. Menurutnya, jika tidak ada lonjakan varian Omicron saja, Indonesia masih memiliki potensi mengalami lonjakan gelombang ketiga. Miko menilai sudah semestinya pemerintah, khususnya Pemda DKI Jakarta dapat melakukan pengetatan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk di dalamnya aturan mengenai pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen. Meningkatnya kasus varian Omicron tentu saja harus menjadi peringatan tersendiri bagi seluruh masyarakat, kewaspadaan serta disiplin terhadap protokol kesehatan untuk mengurangi mobilitas merupakan hal yang harus dipatuhi demi meredam laju penyebaran virus corona varian Omicron. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 32 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Bersinergi Mencegah Potensi Gelombang Omicron Oleh : Rivaldi Andrian )* Masyarakat dan Pemerintah perlu meningkatkan sinergitas untuk mencegah potensi gelombang Omicron. Meskipun beberapa kasus hanya menyebabkan gejala ringan, Omicron tetap patut diwaspadai seiring tingginya penyebaran varian tersebut. Kabar kurang mengenakkan terkait Covid-19 varian Omicron kembali beredar, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengalami gelombang baru penularan Covid-19 akibat varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut. Meski demikian, dirinya mengatakan agar masyarakat tidak panik namun tetap waspada. Kini varian Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus Covid-19 per 11 Januari 2022 telah mencapai 802 kasus, yang mayoritasnya disumbangkan pada pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Adapun dari 537 kasus yang terpusat di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Pemerintah pun memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negari dalam 2-3 minggu ke depan. Pihaknya juga akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga 10 Januari 2022 lalu telah terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF. Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kalau kita perhatikan, terlihat juga peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat. Masyarakat harus bersiap Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 33 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat. Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. Selain itu dari sisi terapeutik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Dari sisi Tracing, Pemerintah akan meningkatkan penemuan kasus aktif dengan mengoptimalkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya. Dirinya juga menambahkan, pemerintah juga memulai vaksinasi booster Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas, untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19 termasuk Omicron. Secara umum, varian Omicron memang memiliki gejala yang berbeda dengan varian Delta. Saat itu lebih banyak pasien dengan gejala lebih berat. Kebutuhan akan oksigen dan perawatan di rumah sakit juga melonjak tajam saat varian Delta pertama kali menyerang pertengahan tahun lalu. Hal berbeda terlihat saat varian Omicron mulai menyebar. Laporan dari penelitian medis Afrika Selatan dari sejumlah rumah sakit di provinsi Gauteng, terlihat varian Omicron menyebabkan gejala lebih ringan. Tidak ada peningkatan kebutuhan oksigen dan perawatan intensif pada pasien Omicron. Sebagai informasi Gauteng adalah wilayah yang pertama kali Omicron terdeteksi. Laporan yang sama juga menyatakan bahwa sebagian besar pasien adalah penerimaan Covid-19 insidental, yaitu telah berada di rumah sakit untuk alasan medis lain atau bedah. Selain itu, vaksinasi juga menjadi faktor penentu pada penularan Omicron. Dilaporkan pasien yang dirawat adalah mereka yang tidak mendapatkan vaksinasi. Perlu kita ketahui bahwa varian Omicron telah tiba di Indonesia, tentu saja sikap waspada serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi langkah yang bisa ditempuh untuk meredam kemungkinan gelombang omicron di Indonesia. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 34 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Vaksinasi Booster Perkuat Imun Hadapi Omicron Oleh : Dodik Prasetyo )* Pemerintah berencana untuk mempercepat pemberia vaksin booster Covid-19 pada awal Januari 2022. Langkah tersebut mendapat apresiasi masyarakat demi memperkuat imun untuk menghadapi Omicron. Varian Omicron telah tiba di Indonesia, hal ini tentu saja membuat kita harus tetap waspada dan disiplin terhadap protokol kesehatan (prokes). Sementara itu Presiden Joko Widodo sudah memutuskan vaksinasi ketiga atau vaksinasi booster akan dilakukan mulai 12 Januari 2022. Keterangan tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sesuai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden Joko Widodo di Komplek Istana Kepresidenan. Budi mengatakan, Vaksinasi Booster sudah diputuskan oleh Bapak Presiden dan akan dilaksanakan pada tanggal 12 Januari, vaksin booster ini akan diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan rekomendasi WHO dan akan diberikan ke Kabupaten/Kota yang sudah memenuhi kriteria 70% suntik pertama dan 60% untuk suntik kedua. Hingga saat ini sudah ada 244 Kabupaten/Kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut. Budi juga menambahkan, vaksinasi Booster ini juga akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah dosis kedua. Kita identifikasi ada sekitar 21 juta sasaran di Bulan Januari yang sudah masuk ke kategori ini dan jenis boosternya nanti akan kita tentukan ada yang homolog atau jenisnya sama ada yang heterolog atau jenis vaksinnya berbeda. Ia juga berharap semoga nanti akan diputuskan pada tanggal 10 sesudah keluar rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group on Immunization ( ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Terkait dengan stok vaksin, saat ini ketersediaan vaksin secara on hand berjumlah 39 juta dosis. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 35 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemberian vaksinasi booster akan mengutamakan bagi masyarakat lanjut usia atau lansia. Lansia menjadi salah satu masyarakat yang masuk dalam kategori penerima vaksin booster secara gratis selain peserta BPJS PBI. Kedua kelompok tersebut memang direncanakan mendapatkan vaksinasi booster gratis. Sementara kelompok lainnya bisa mendapatkan vaksinasi booster secara berbayar. Kemenkes mencatat, total masyarakat yang mendapatkan vaksinasi booster gratis sebanyak 83,1 juta orang dengan kebutuhan vaksin sebanyak 92,4 juta dosis. Angka tersebut terdiri dari kelompok lansia sebanyak 21,5 juta orang dan peserta PBI non lansia sebanyak 61.6 juta orang. Pemerintah saat ini masih mengkaji petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi booster tersebut. Termasuk dalam jenis vaksin yang akan digunakan. Selain itu pemerintah juga masih menggodok harga vaksin booster untuk pasien mandiri. Namun, sebelumnya vaksinasi berbayar telah diterapkan dalam vaksinasi gotong royong. Namun berdasarkan beleid yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 1 Mei 2021, pada Diktum Kesatu ditetapkan harga vaksin Sinopharm sebesar Rp 321.660 per dosis. Angka tersebut ditambah dengan Rp. 117.910 per dosis sebagai biaya pelayaan vaksinasi. Sementara itu berkaitan dengan uji klinis, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tidak ada indikasi KIPI berat yang ditemukan. Lebih lanjut. Wiku mengatakan bahwa penyuntikan vaksinasi ketiga ini direkomendasikan memiliki rentang 6 bulan setelah penyuntikan dosis kedua dilakukan. Vaksin Booster atau yang dikenal sebagai penguat vaksin merupakan dosis vaksin tambahan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit karena efek dari beberapa vaksin yang dapat menurun seiring waktu. Vaksin booster umum diberikan pada infeksi virus seperti tetanus, difteri dan pertusis (DtaP) yang membutuhkan booster setiap 10 tahun. Pemberian vaksin booster akan membantu sistem kekebalan mengingat virus penyebab penyakit. Jika tubuh kembali terpapar virus tersebut, antibodi dapat mengenali dan membunuhnya sebelum menyebabkan kerusakan. Profesor Kedokteran di Columbia Mailman School of Public Health mengatakan, vaksin booster mungkin paling bermanfaat bagi orang dengan kondisi medis tertentu. Di sisi lain vaksin booster juga dibutuhkan untuk memperkuat antibodi terhadap varian baru. Dengan adanya virus corona varian Omicron di Indonesia, tentu saja protokol kesehatan harus terus dilakukan diiringin dengan kepatuhan dalam mengikuti vaksinasi. )* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI) 36 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Vaksinasi Booster Efektif Cegah Dampak Buruk Penyebaran Omicron Oleh : Afrizal )* Vaksinasi booster Covid-19 alias suntikan ketiga akan dilakukan pada 2022 ini. Dengan adanya suntikan booster ini maka diharapkan dapat mencegah dampak buruk penyebaran Omicron. Sejak awal tahun 2021 dicanangkan vaksinasi nasional dan seluiruh WNI wajib untuk disuntik sampai 2 kali. Vaksinasi amat penting karena bisa meningkatkan imunitas tubuh dan selamat dari ancaman Corona (dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan). Bahkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh maka dibutuhkan booster alias ekstra injeksi vaksin pada manusia. Para peneliti di Inggris menemukan fakta bahwa vaksinasi booster meningkatkan kekebalan 85% terhadap Corona varian Omicron. Hal ini dibuktikan karena lebih dari 50% penduduk di negeri Ratu Elizabeth telah mendapatkan vaksinasi booster. Hasilnya kasus Corona menurun, terutama pada varian Omicron. Memang vaksin Corona yang ada di pasaran tidak didesain khusus untuk mengatasi varian Omicron, karena virus Covid-19 terus bermutasi. Akan tetapi dengan booster vaksin akan lebih meningkatkan daya tahan tubuh, karena bisa menghentikan virus untuk hinggap di tubuh dan merusak organ-organ di dalamnya. Oleh karena itu suntikan ketiga juga wajib dilakukan agar selamat dari Corona varian Omicron. Mengapa kita harus waspada ke Corona varian Omicron? Penyebabnya karena virus hasil mutasi ini diklaim menyebar 5 kali lebih cepat. Sehingga ia harus diblokir agar tidak menular secara massal dan menyebabkan kenaikan kasus Covid di Indonesia. Keadaan saat ini sudah relatif aman karena jumlah pasien per hari tidak sampai 200 orang dan jangan sampai ada lonjakan kasus serta menyebabkan serangan Corona gelombang ketiga. Jika ada serangan Corona gelombang ketiga maka situasi makin runyam karena bisa saja Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 37 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Rumah Sakit penuh lagi oleh pasien Covid-19. Keadaan ini bisa memicu turunnya bidang perekonomian. Kita tentu tidak mau kemungkinan buruk ini terjadi, oleh karena itu vaksin booster wajib diberikan pada semua orang. Memang pada tahun lalu sudah diberikaan vaksin booster pada WNI tetapi khusus kepada dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya. Mereka diprioritaskan untuk diberi booster karena memang tugasnya berat dan beresiko tinggi untuk ketularan dari para pasien. Penyebabnya karena jika banyak pasien, para Nakes bisa bekerja dengan long shift alias sampai 12 jam, sehingga kelelahan dan mudah tertular penyakit. Akan tetapi pemerintah memutuskan untuk memberikan vaksin booster kepada tiap orang, tak hanya bagi para Nakes. Penyebabnya karena saat ini pasien Corona Omicron di Indonesia sudah lebih dari 100 orang. Jangan sampai angka ini bertambah dan membuat situasi jadi runyam, karena bisa-bisa diberlakukan PPKM level 4 lagi secara ketat. Vaksin booster rencananya akan dimulai bulan Januari 2022. Akan tetapi berbeda dari sebelumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya gratis. Menko Manives Luhut B Pandjaitan menyatakan bahwa hanya 100 juta orang yang akan mendapatkan vaksin gratis sedangkan sisanya harus membayar sendiri. Mereka yang mendapatkan vaksin gratis adalah yang benar-benar membutuhkan tetapi pendapatannya di bawah standar. Meski ada vaksin booster berbayar tetapi dipastikan harganya tidak sampai 300.000. Dengan harga segini sebenarnya tidak terlalu mahal karena manfaatnya jauh melebihi nominalnya. Anda tentu tidak ingin terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron, bukan? Vaksin booster Corona akan dimulai untuk disuntikkan kepada khayalak, pada 12 januari 2022. Vaksin ini sangat penting untuk mencegah menyebarnya Corona varian Omicron, dan memang virus hasil mutasi ini menular jauh lebih cepat daripada varian lain. Oleh karena itu kita wajib untuk disuntik vaksin booster. )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini 38 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Bersinergi Mencegah Potensi Gelombang Omicron Oleh : Rivaldi Andrian )* Masyarakat dan Pemerintah perlu meningkatkan sinergitas untuk mencegah potensi gelombang Omicron. Meskipun beberapa kasus hanya menyebabkan gejala ringan, Omicron tetap patut diwaspadai seiring tingginya penyebaran varian tersebut. Kabar kurang mengenakkan terkait Covid-19 varian Omicron kembali beredar, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa mengalami gelombang baru penularan Covid-19 akibat varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut. Meski demikian, dirinya mengatakan agar masyarakat tidak panik namun tetap waspada. Kini varian Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus Covid-19 per 11 Januari 2022 telah mencapai 802 kasus, yang mayoritasnya disumbangkan pada pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Adapun dari 537 kasus yang terpusat di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN. Pemerintah pun memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negari dalam 2-3 minggu ke depan. Pihaknya juga akan terus memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah antisipasi yang diperlukan. Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga 10 Januari 2022 lalu telah terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF. Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kalau kita perhatikan, terlihat juga peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat. Nadia mengungkapkan, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 39 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah. Selain itu dari sisi terapeutik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Dari sisi Tracing, Pemerintah akan meningkatkan penemuan kasus aktif dengan mengoptimalkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya. Dirinya juga menambahkan, pemerintah juga memulai vaksinasi booster Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas, untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19 termasuk Omicron. Pasien covid-19 varian Omicron rupanya tidak menunjukkan gejala yang tidak biasa dan berbeda dari yang diperlihatkan penderita Covid sebelumnya. Batuk atau kehilangan indera perasa dan penciuman (anosmia) ternyata tidak ditemukan para penderita Omicron. Dokter di Afrika Selatan yang melihat virus pertama kali menyatakan bahwa varian Omicron memiliki gejala sangat ringan. Beberapa diantaa gejalanya adalah kelelahan dan juga tenggorokan yang gatal. Hal yang sama juga dikatakan oleh Albert Bourla, CEO Pfizer, Penderita varian Omicron memiliki gejala ringan, sayangnya varian ini bisa menyebarkan virus dengan lebih cepat dan juga banyak mutasi ke depannya. Secara umum, varian Omicron memang memiliki gejala yang berbeda dengan varian Delta. Saat itu lebih banyak pasien dengan gejala lebih berat. Kebutuhan akan oksigen dan perawatan di rumah sakit juga melonjak tajam saat varian Delta pertama kali menyerang pertengahan tahun lalu. Hal berbeda terlihat saat varian Omicron mulai menyebar. Laporan dari penelitian medis Afrika Selatan dari sejumlah rumah sakit di provinsi Gauteng, terlihat varian Omicron menyebabkan gejala lebih ringan. Tidak ada peningkatan kebutuhan oksigen dan perawatan intensif pada pasien Omicron. Sebagai informasi Gauteng adalah wilayah yang pertama kali Omicron terdeteksi. Laporan yang sama juga menyatakan bahwa sebagian besar pasien adalah penerimaan Covid-19 insidental, yaitu telah berada di rumah sakit untuk alasan medis lain atau bedah. Selain itu, vaksinasi juga menjadi faktor penentu pada penularan Omicron. Dilaporkan pasien yang dirawat adalah mereka yang tidak mendapatkan vaksinasi. Perlu kita ketahui bahwa varian Omicron telah tiba di Indonesia, tentu saja sikap waspada serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi langkah yang bisa ditempuh untuk meredam kemungkinan gelombang omicron di Indonesia. )* Penilis adalah Pemerhati Kesehatan Masyarakat 40 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

PTM 100 Persen Harus dengan Prokes Ketat Oleh : Endah Reni)* Mulai awal Januari 2022 para murid kembali sekolah PTM (pembelajaran tatap muka) setelah hampir 2 tahun sekolah online. Namun demikian, pelaksanaan kegiatan tersebut harus disertai Protokol Kesehatan (Prokes) ketat guna mencegah terbentuknya kluster Corona baru seiring adanya varian Omicron. Ketika awal pandemi yang paling diperhatikan adalah kesehatan anak-anak karena mereka relatif lebih mudah tertular Corona. Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk melakukan PJJ (pembelajaran jarak jauh) bagi para murid dari jenjang SD hingga SMA, juga mahasiswa. Semua kegiatan sekolah dilakukan via aplikasi Zoom, Google meet, dan WA. Akan tetapi pada awal tahun 2022 ini situasi sudah relatif aman, terbukti dari jumlah pasien Corona yang terus menurun. Jika pada pertengahan tahun lalu mencapai lebih dari 50.000 orang per hari maka jumlah pasien Covid pada januari ini ‘hanya’ 170-an per hari. Oleh karena itu Pemda DKI Jakarta dan banyak daerah lain mulai memperbolehkan PTM (pembelajaran tatap muka). Kita tidak usah cemas akan sekolah offline karena dipastikan sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan di beberapa sekolah diadakan simulasi terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana nanti suasana pembelajaran tatap muka yang sebenarnya. Dengan simulasi maka bisa diperlihatkan bahwa semuanya sesuai dengan protokol kesehatan dan gedung sekolah disemprot dengan disinfektan terlebih dahulu. Presiden Jokowi berpesan bahwa pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan tetapi harus dengan prokes ketat, bahkan wajib memakai masker ganda. Dalam artian, masker yang dipakai tidak hanya yang sekali pakai (seperti N95) tetapi dilapisi dengan masker kain. Tujuannya untuk memperkuat filtrasi sampai 90%. Masker ganda menjadi salah satu syarat utama dalam pembelajaran tatap muka karena saat ini Corona terus bermutasi dan bahkan sampai varian Omicron. Dengan double masker maka diharap akan menahan laju droplet dari OTG sehingga anak-anak akan sehat walau sekolah offline. Mereka juga diberi pesan agar tidak boleh melepas masker ketika berada di sekolah maupun perjalanan pulang. Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 41 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Salah satu yang menjadi perhatian saat pembelajaran tatap muka adalah protokol kesehatan jaga jarak, sehingga para murid tidak bisa duduk semeja berdua (bahkan bertiga) seperti pada masa sebelum pandemi. Jumlah siswa yang ada dalam sekelas maksimal 50% sehingga hanya setengahnya yang masuk, sementara yang lain mengerjakan tugas di rumah. Oleh karena itu ada sistem shift dan tidak tiap hari masuk sekolah. Para murid juga diberi pesan untuk tidak boleh mengobrol dalam jarak dekat dan bergerombol seperti dulu, jadi saat jam istirahat guru diminta untuk memantau. Memang agak susah terutama bagi murid yang masih TK atau SD kelas 1 tetapi semuanya harus menurut. Mereka juga disarankan membawa bekal karena kantin masih tutup, karena dipastikan akan ada kerumunan di sana. Selain sang murid, para guru dan staff lain juga wajib mematuhi protokol kesehatan. Jangan malah muridnya pakai masker (plus faceshield) tetapi gurunya malah malas pakai masker. Ketika guru jadi OTG maka berbahaya karena ia bisa menularkan Corona ke sekian banyak murid. Oleh karena itu mereka wajib pakai masker, cuci tangan, dan mematuhi protokol kesehatan lain. Pembelajaran tatap muka menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para murid karena sejujurnya mereka sudah lelah menjalani sekolah online. Akan tetapi semuanya harus sesuai dengan protokol kesehatan seperti memakai masker ganda, mencuci tangan (atau memakai hand sanitizer), menjaga jarak, dan poin-poin lain. Mereka akan bisa sekolah normal dan mendapat ilmu sekaligus aman dari Corona. )* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute 42 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Mendukung Program Vaksinasi guna Kendalikan Penyebaran Varian Omicron Oleh : Abdul Rasyid)* Masyarakat mendukung program vaksinasi yang saat ini terus digencarkan Pemerintah. Percepatan vaksinasi ini diharapkan mendukung pengendalian penyebaran varian Omicron yang saat ini sudah masuk ke Indonesia. Capaian vaksinasi Tahun 2021 demi menekan angka penyebaran Covid-19 dinilai cukup gemilang. Angka penurunan kasus terus terjadi di berbagai wilayah. Bahkan, PPKM berlevel kini juga makin dilonggarkan. Namun, keresahan ternyata belum mereda, menyusul adanya temuan baru bernama Omicron yang diduga berasal dari wilayah Afrika. Varian bernama Omicron tersebut diklaim mutasi dari virus sebelumnya. Gejala, penularan hingga dampak yang terjadi berkali lipat ketimbang sebelumnya. Meski di Indonesia sendiri masih minim ditemukan kasus tersebut, namun tak ada salahnya untuk terus waspada. Berkaca dari sebelumnya, virus Covid-19 awalnya juga memiliki riwayat penyebaran cukup masif. Sehingga memang tak bisa disepelekan ataupun dianggap remeh. Apalagi varian Omicron yang telah dikonfirmasi oleh WHO cukup mengancam. Maka dari itu, Tito Karnavian selaku menteri Kesehatan terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada. Demi keamanan bersama, pemerintah telah melarang acara memiliki potensi kerumunan seperti pawai hingga pesta kembang api. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Tito mengingatkan pentingnya herd immunity atau kekebalan kelompok di tengah masyarakat Indonesia. Sebab, kekebalan tubuh atas Covid-19 turut dipengaruhi oleh kekebalan masyarakat terhadap virus itu. Tito menyatakan bahwa antibodi mampu dibangkitkan melalui dua alternatif. Yaitu, Vaksinasi hingga infeksi alami. Kedua hal tersebut akan membantu tubuh mengenali susunan virus yang masuk dalam tubuh, sehingga akan dapat menciptakan sistem kekebalan atas virus tersebut. Dirinya juga menambahkan bahwa vaksin merupakan gamechanger penanganan COVID-19 di Indonesia. Maka dari itu kekebalan yang tercipta Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 43 Transmisi Covid-19 Varian Omicron

pada masyarakat bakal mencegah tranmisi virus untuk meluas. Idealnya ialah, jika virus masuk dalam tubuh seseorang, diharapkan ternetralisir oleh antibodi sebelum virus tersebut menular. Setidaknya ada tiga jenis cara pengembangan terkait vaksin. Cara pertama ialah vaksin dengan basis virus yang telah dimatikan. Vaksin ini umumnya terbuat dari proses perkembangbiakan virus dengan populasi tertentu. Sebelum nantinya disuntikkan. Yang menarik ialah, adanya banyak persepsi jika virus tersebut dilemahkan. Padahal, yang benar ialah virus telah dimatikan, imbuh Tito. Cara kedua ialah jenis vaksin dengan protein sintetis. Vaksin varian ini mengandung protein S yang telah dimodifikasi sehingga tidak menempel pada sel dalam tubuh manusia. Umumnya, virus jenis inilah yang paling banyak dipakai di Nusantara. Untuk jenis ketiga ialah vaksin dengan basis virus lain yang dinyatakan tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Untuk menciptakan kekebalan kelompok, Tito mengungkapkan setidaknya memerlukan 70 persen atau setara dengan 208 juta masyarakat Indonesia. Dalam laporan terbarunya, Kementerian Kesehatan telah menemukan adanya tranmisi atau penularan lokal varian Omicron di Indonesia. Total kasus hingga saat ini ialah mencapai angka 47. Dimana 46 kasus diantaranya ialah imported cased, sementara yang satu ialah transmisi lokal. Varian baru bernama Omicron ternyata memang tak membutuhkan waktu yang lama untuk berekspansi. Namun, jika pengoptimalan Vaksinasi ini bisa jadi jalan terbaik, harus terus diupayakan dan didukung. Sudah bukan saatnya lagi mempercayai aneka berita Hoax. Yang mengatakan jika vaksin adalah konspirasi, alat politik, hingga tuduhan sejenisnya. Apalagi, teknologi kini mampu menyajikan berita-berita yang nyata dan benar, dari sumber yang terpercaya. Sehingga, tak ada alasan untuk tidak mau menerima Vaksinasi tersebut. Selain demi herd immunity dan pengendalian transmisi virus, beberapa layanan publik mengharuskan pengunjungnya juga telah tervaksin. Hal ini tentunya juga wujud nyata kolaborasi antar elemen agar mampu mensukseskan pengendalian COVID-19. Artinya, upaya ini telah menyentuh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Pengembangan-pengembangan vaksin untuk mengejar optimalnya penekanan angka transmisi virus ini juga dirasa sangat baik . Nyatanya tidak perlu waktu lama, jarak Rilisnya vaksin bagi dewasa dan anak-anak. Bukankah hal ini merupakan wujud upaya nyata dari pemerintah yang harus diapresiasi juga. Sehingga dukungan-dukungan masyarakat agar suksesnya program Vaksinasi ini mampu berjalan dengan lancar. Sehingga, virus yang bernama Omicron bisa segera ditanggulangi. )* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 44 | Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi Transmisi Covid-19 Varian Omicron

Penanganan Pandemi Covid-19 Tahun 2022 Diyakini Lebih Baik Oleh : Rahmat Siregar )* Penanganan pandemi Covid-19 Tahun 2022 diyakini akan lebih baik karena Pemerintah telah memiliki pengalaman dari tahun sebelumnya. Masyarakat pun diimbau untuk selalu taat Prokes maupun berbagai kebijakan Pemerintah lainnya. Tahun 2021 baru saja berlalu dan kita masih berjuang agar survive dan tidak ketularan penyakit berbahaya ini. Pemerintah pun terus mengatasi berbagai efek pandemi, terutama di bidang ekonomi. Turunnya daya beli masyarakat memang membuat para pedagang pusing tetapi kita optimis bahwa hal ini akan berubah tahun 2022. Juru bicara Tim Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito menyatakan bahwa perjuangan (untuk mengatasi Corona) belum berakhir tetapi kita optimis menyambut tahun baru dengan doa dan harapan. Semoga tahun 2022 pasien Corona lebih sedikit dan kasus Covid di Indonesia serta dunia lebih terkendali. Prof Wiku melanjutkan ungkapan rasa terimakasihnya kepada segenap elemen masyarakat yuang telah berjuang dalam menangani Corona dan efek negatifnya. Mulai dari tim satgas penanganan Covid, dokter, perawat, dan para tenaga kesehatan lain, juga relawan yang bekerja ekstra keras agar semuanya sembuh. Kita optimis penanganan pandemi tahun 2022 akan jauh lebih baik karena pertama, jumlah pasien Covid terus berkurang. Jika bulan lalu angka pasien Corona masih di kisaran 500-an per hari maka di akhir desember ini hanya 200-an saja per harinya. Diharap pada januari 2022 jumlah pasien akan kembali menurun sehingga bisa sampai angka 0 yang berarti pandemi bisa lekas selesai. Turunnya angka pasien Corona terjadi karena semua orang patuh dalam melaksanakan poin-poin dalam protokol kesehatan. Jadi, pada tahun 2022, kita tidak boleh kendor dan Mendukung Upaya Pemerintah Menanggulangi | 45 Transmisi Covid-19 Varian Omicron


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook