kurang lancar membaca. 7) Proyek Proyek dalam hal ini adalah produk dari kegiatan literasi yang bermakna. Literasi yang bermakna semestinya menghasilkan produk tertentu, misalkan dalam bentuk tulisan atau sinopsis. Produk inilah yang nantinya dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan program literasi. 62 Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun siswa belajar dari rumah dan pembelajaran dilakukan dengan Pembelajaran jarak Jauh (PJJ), kegiatan literasi di masa pandemic covid masih dapat dilakukan dengan melibatkan wali peserta didik untuk melakukan pendampingan ketika kegiatan literasi dilakukan di rumah. E. Kajian Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu diperlukan untuk melengkapi data dan pengetahuan yang berkaitan dengan manajemen kurikulum pendidikan. adapun beberapa referensi yang digunakan oleh penulis sebagai bahan kajian pustaka adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Hafizh Syafaaturrahman, (2017), dengan judul Manajemen Gerakan Literasi Sekolah (Studi di SMP Negeri 1 Cihampelas). Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Perencanaan gerakan literasi sekolah dilakukan dengan dua kegiatan utama yaitu menentukan sasaran dan merancang rencana, 2) Pengorganisasian gerakan literasi sekolah dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahapan penentuan, tahapan pengelompokan dan tahapan penyusunan kegiatan, 3) Pelaksanaan gerakan literasi sekolah dilaksanakan dengan tiga tahapan sebagaimana pada buku pedoman gerakan literasi sekolah menengah pertama, dan 4) evalasi gerakan literasi sekolah dilakukan dengan dua kegiatan inti yaitu melakukan penilain dan perbaikan. Adapun implikasinya ialah 1) manajemen yang terpola dan tertata rapih menghasilkan GLS yang lebih mudah untuk dikelola, 2) perencanaan GLS yang baik akan menentukan ramburambu dalam pelaksanaan dan mengetahui tahapan untuk mencapai tujuan, 3) pengorganisasian GLS dapat mengklasifikasikan 62 Yayasan Literasi Indonesia. Pentingnya kegiatan literasi bermakna di masa pandemic. www.literasi.org. 35
prioritas program yang akan dilaksanakan untuk pencapaian tujuan yang efektif, 4) pelaksanaan GLS yang baik akan dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat, 5) evaluasi dapat dijadikan acuan untuk keberhasilan GLS.63 Tabel 2.5. Persamaan dan perbedaan dengan peneliti terdahulu Persamaan Perbedaan Inti pokok bahasan sama yaitu Waktu dan Tempat penelitian yang manajemen gerakan literasi sekolah berbeda Metode penelitian sama yaitu metode Obyek bahasan berbeda kualitatif 2. Penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan Eva Ardiana Indrariani (2019) dengan judul : Budaya Literasi Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Paud “Hebat Plus “ Di Era Disrupsi. Procceding Unikal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Setiap anak perlu memahami dan mengenal budaya literasi sejak usia dini. Ketrampilan anak usia dini tidak jauh berbeda dengan anak pada umumnya. Budaya literasi yang dimaksud dalam tulisan ini menyimak dan berbicara dengan bahasa Indonesia di usia dini pada era disrupsi.64 Tabel 2.6. Persamaan dan perbedaan dengan peneliti terdahulu Persamaan Perbedaan Inti pokok bahasan sama yaitu tentang Waktu dan Tempat penelitian yang budaya literasi berbeda Metode penelitian sama yaitu metode Obyek bahasan berbeda yaitu budaya kualitatif literasi pada anak usia dini Paud “Hebat Plus” di era disrupsi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarsih Farida pada tahun 2018, mahasiswa program studi magister administrasi pendidikan Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta yang berjudul : Manajemen Budaya Literasi di SD Negeri 03 Bolon Kecamatan Colomadu”. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif dan desain penelitian yaitu etnografi. Tempat penelitian di 63 Hafizh Syafaaturrahman, Manajemen Gerakan Literasi Sekolah (Studi di SMP Negeri 1 Cihampelas), (Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia.2017). 64Eva Ardiana Indrariani. Budaya Literasi Bahasa Indonesia Anak Usia Dini Paud “Hebat Plus “ Di Era Disrupsi. (Proceding Unikal, 2019). 36
SD Negeri 03 Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Temuan dari penelitian ini adalah: 1) langkah-langkah perencanaan budaya literasi meliputi kepala sekolah merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kepala sekolah mengoordinasikan rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan personil sekolah, dan guru merumuskan indikator-indikator aktivitas literasi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) tenaga pengelola budaya literasi yaitu guru masih mengelola aktivitas literasi di kelas dan tenaga perpustakaan memberikan pelayanan literasi di perpustakaan, 3) bentuk-bentuk implementasi budaya literasi yaitu aktivitas literasi masih terintegrasi dengan muatan mata pelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru memajangkan hasil-hasil karya peserta didik pada papan pajangan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan literasi, minat membaca buku perpustakaan warga sekolah yang masih rendah, dan belum tersedianya akses teknologi informatika di ruang perpustakaan, dan 4) bentuk pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan budaya literasi yaitu pengawasan akademik secara periodic dan pengawasan melekat.65 Tabel 2.7. Persamaan dan perbedaan dengan peneliti terdahulu Persamaan Perbedaan Inti pokok bahasan sama yaitu tentang Waktu dan Tempat penelitian yang manajemen literasi berbeda Metode penelitian sama yaitu metode Obyek bahasan berbeda kualitatif, dengan tiga teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. 4. Penelitian yang dilakukan Eruin Endaryanta, (2017), dengan judul : Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SD Kristen Kalam Kudus dan SD Muhammadiyah Suronatan. Tesis Pascasarjana UNY Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga SD Kristen Kalam Kudus memandang budaya literasi sebagai budaya membaca dan menulis sedangkan warga SD Muhammadiyah Suronatan 65 Yuniarsih Farida. Manajemen Budaya Literasi di SD Negeri 03 Bolon Kecamatan Colomadu. (Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2018) 37
memandangnya sebagai budaya membaca. Strategi SD Kristen Kalam Kudus meliputi menyediakan perpustakaan yang bagus, memperbarui koleksi buku, mewajibkan siswa meminjam 1 buku setiap minggu, penyelenggaraan lomba kepenulisan, pembuatan mading dan orangtua ikut menyediakan buku bagi siswa. Program sekolah meliputi renungan, reading time, pojok baca, ekstrakurikuler mading, pengelolaan perpustakaan dan pengadaan buku, lomba kepenulisan; dan donasi buku. Sedangkan stretegi SD Muhammadiyah Suronatan antara lain memajukan jam masuk sekolah, menyediakan perpustakaan yang nyaman, menambah koleksi buku dan orangtua siswa ikut menyediakan buku bagi siswa. Program sekolah meliputi pengadaan perpustakaan dan koleksi buku, kunjungan perpustakaan, membaca 15 menit sebelum pelajaran, perpustakaan kelas dan pemberian hadiah buku bagi siswa berprestasi.66 Tabel 2.8. Persamaan dan perbedaan dengan peneliti terdahulu Persamaan Perbedaan Inti pokok bahasan sama yaitu tentang Waktu dan Tempat penelitian yang literasi berbeda Metode penelitian sama yaitu metode Obyek bahasan berbeda kualitatif 66 Eruin Endaryanta. Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SD Kristen Kalam Kudus dan SD Muhammadiyah Suronatan. (Tesis Pascasarjana UNY Yogyakarta, 2017) 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan atau disebut field research; yaitu penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan akurat serta obyektif, maka penulis datang langsung ke lokasi penelitian. Sedangkan berdasarkan sifatnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan analisis. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Managemen budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap . Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah semua kepala madrasah, guru, dan siswa yang berkaitan dengan manajemen budaya litersi yang dilakukan di Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, dalam hal ini dipilih Kepala sekolah, Komite Sekolah, Yayasan, tenaga pendidik dan kependidikan dan peserta didik, serta orang tua wali murid. Kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan dalam rangka mengadakan pengamatan terhadap data-data yang diperlukan. Dalam hal ini kedudukan peneliti merupakan instrumen dan sekaligus pengumpul data. Oleh karena itu peneliti hadir secara langsung dilapangan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dengan fokus penelitian. Selanjutnya peneliti aktif bekerja untuk mengumpulkan informasi, tetapi peneliti tetap bersikap netral dikandung maksud tidak mengintervensi peristiwa dan fakta di lapangan dan bersifat obyektif. Peneliti juga berusaha berinteraksi dengan subyek penelitian secara alamiah tanpa melakukan tekanan dan paksaan. Haris Herdiansyah menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif haruslah disesuaikan dengan tujuan dan keperluan yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan dilakukan. 67 sedangkan menurut Sugiyono, menjelaskan metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistic karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). 68 Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang 67 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2014), hlm. 116. 68Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 8. 39
dapat diamati.69 Sedangkan Kirk dan miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristiwannya.70 Dengan demikian dapat dipahami mengenai metodologi penelitian kualitatif yaitu penelitian yang alamiah, baik secara lisan atau tulisan, dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahnnya. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang managemen budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap , dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif analisis. Pekerjaan manajemen yang bersifat deskriptif dinyatakan sebagai berikut “ the descriptive view of managing focuses on activities that manager perform These activities are (1) personal, (2) interactional, (3) administrative, (4) technical, 71 . Pandangan deskriptif tentang Pekerjaan manajemen lebih menekankan pada aktifitas manajer dalam melaksanakan pekerjaan, yang meliputi aspek, personal, interaktif, administrative dan teknis. Sedangkan ditinjau dari tempatnya, penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field Researd). Peneliti mamilih rancangan studi kasus karena peneliti ingin menjawab pertanyaan bagaimana managemen stratejik kepala madrasah dalam mengembangkan budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap sangat menarik sebab ditengah kurangnya budaya baca di madrasah maupun di masyrakat secara luas, tetapi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 mengembangkan budaya literasi di madrasahnya. Dengan mengadakan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses dan aktifitas yang ada di Madrasah. B. Tempat dan Waktu 1.Tempat Penelitian Peneiltian yang dilakukan oleh penulis mengambil tempat di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap yang beralamat di jalan Mangga Gumelar Kalisabuk Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dan keketertarikan penulis untuk 69Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 36. 70Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen…, hlm. 36. 71Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen..., hlm. 5. 40
meneliti MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap antara lain sebagai berikut: a. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap sebuah lembaga pendidikan Islam yang formal di mana dalam perkembangannya mengalami perkembangan yang efektif. b. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah satu madrasah mitra Tanoto Foundation yang salah satu aplikasi modul I nya adalah budaya baca. c. Program budaya baca di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 sudah berlangsung kurang lebih tiga tahun dan ini merupakan aplikasi dari gerakan literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03. 2. Waktu Penelitian Adapun penelitian ini dimulai dengan observasi awal pada bulan Februari 2021 dilanjutkan dengan penyusunan proposal dan mengajukan ujian seminar proposal dan melanjutkan ke sidang munaqosah tesis. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah “Orang yang dijadikan sebagai sumber data atau sumber informasi oleh peneliti untuk riset yang dilakukannya”.72 Sebuah data dapat diperoleh dari subjek peneliti melalui interaksi atau melalui identifikasi informasi yang dikemukakan oleh narasumber. Subjek penelitian ditentukan berdasarkan informan yang dirasa paling mengetahui tentang informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah si peneliti itu sendiri. Dengan kata lain, alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen yang memiliki pemahaman yang baik akan metodologi penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistik. Hal ini dilakukan agar instrumen mampu menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Adalah tidak salah jika Sugiyono menyebutkan peran peneliti sebagai key instrumen dalam proses penelitian kualitatif jika mencermati instrumen dalam penelitian kualitatif di atas.73 72 Sidik, Subyek Penelitian ; Pengertian dan contohnya , http://sosiologi.com/subyek-penelitian diakses tanggal 5 Maret 2021 2020 pukul 14.00 WIB. 73 file:///C:/Users/Mbcc/AppData/Local/Temp/konsep+human+instrument.pdf 41
Penulis menentukan subjek penelitian dengan menggunakan metode studi kasus berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Manajemen Budaya Literasi di MI YaBAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara yang pada penelitian ini data diperoleh dari beberapa sumber yakni: 1. Kepala Madrasah Kepala madrasah Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap, Ibu Ngasipah, S.Pd.I, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap budaya literasi di Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap. 2. Guru Guru yang dijadikan informan yaitu sebagai guru yang ada di Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap terutama guru yang secara pengalaman dan masa kerja sudah lama serta dipandang lebih memahami tentang gagasan dan kinerja yang dilakukan oleh kepala madrasah. Antara lain Meliputi Ngasipah, S.Pd.I, Rozikhatul Mumbingah, S.Pd.I, dan Musringah, S.Pd.I. 3. Peserta Didik Peserta didik adalah siswa yang tercatat dalam data siswa madrasah dan diakui secara legal dengan memiliki nomer induk siswa. Peserta didik yang secara langsung menjadi bagian dari pelaksanaan program budaya baca di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dari kelas 1-6 yang terdiri dari 12 kelas dan 360 siswa. 4. Wali Peserta Didik Wali peserta didik adalah orangtua siswa yang nantinya akan diminta informasinya terkait pelaksanaan kegiatan budaya di rumah. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.74 Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk membantu dan menjelaskan situasi dan kondisi di lapangan. Hal ini dilakukan untuk 74 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 62. 42
mengumpulkan data yang sesuai dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi : 1. Wawancara Susan Stainberg dalam Sugiyono, menyatakan “Inteview provide the researcher a means to gaib deeper understanding of how participant interpret a situation or phenomenon that can be gained through observation alone”. Jadi dengan wawncara maka peneliti akan mngetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal ini tidak ditemukan dalam obervasi.75 Cara ini dilakukan dengan melakukan dialog secara lisan dimana peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden atau informan menjawab secara lisan. Peneliti menjelaskan tentang apa, kapan dan dimana dilakukan wawancara, alat yang digunakan wawancara bias berupa pedoman wawancara yang sesuai dengan masalah penelitian.76 Sehubungan dengan penelitian ini peneliti akan mewawancarai orang-orang yang mengetahui dan memahami tentang bagaimana Kepala Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap. Maka dari itu pengumpulan data perlu dilakukan wawancara mendalam dengan para nara sumber yang ada di lingkungan Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap seperti: Kepala sekolah, wali kelas, peserta didik, orang tua siswa, dan komite madrasah. Dengan wawancara ini diharapkan mampu mengungkap informasi yang tidak dapat hanya melalui metode dokumentasi melainkan hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Adapun dalam menggali informasi ini, penulis menggali dengan metode tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur ini memiliki ciri-ciri, pertama pertanyaanya yang sangat terbuka jawabannya lebih luas dan variasi, kedua kecepatan wawancara sulit diprediksi, ketiga sangat fleksibel, keempat pedoman wawancara sangat longgarurutan pertanyaan, penggunaan kata, alur pembicaraan dan kelima tujuannya untuk memahami fenomena. 77 Dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang pada saat pelaksanaan wawancara. Dengan wawancara tak tersetruktur ini, penulis bisa lebih banyak mendapatkan informasi sesuai kebutuhan penelitian dan pada saat pelaksanaan lebih santai dan nyaman serta akrab dengan pihak yang akan diwawancarai serta tidak terkesan kaku. Pada penelitian ini penulis melakukan 75 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif …, hlm. 72 76 Amri Darwis, Metode Penelitian Pendidikan …, hal. 56 77 Haris Herdiansyah, Metode …, hlm. 124 43
wawancara dengan informan. a. Kepala Sekolah b. Guru c. Siswa d. Komite/ Orang Tua Wali Murid 2. Observasi (pengamatan) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai pengertian yaitu adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Karena mensyaratkan perilaku yang tampak, potensi perilaku seperti sikap dan mnat yang masih dalam bentuk kognisi, afeksi, atau atensi atau kecendrungan perilaku tidak dapat diobservasi.78 Inti dari observasi yaitu adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung dan dapat diukur.79 Dalam observasi penelitian ini, observasi yang digunakan yaitu observasi partisipasi moderat, yaitu observasi yang terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dan dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kemudian, tetapi tidak semuanya.80 Dengan metode observasi ini, penulis berusaha mengamati dan melihat kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian yang berkaitan dengan manajemen stratejik kepala madrasah dalam mengembangkan budaya literasi di Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. Seperti pada saat pelaksanaan program budaya baca yang dilakukan oleh warga madrasah. Metode observasi ini merupakan observasi dimana peneliti tidak terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang orang yang diamati hanya sebagai pengamat independen. 81 Dalam hal ini peneliti mengamati proses kegiatan berupa proses pelaksanaan budaya baca yang dilakukan di Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap. Observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipatif dimana peneliti melibatkan diri dan berbaur dan ikut aktif dengan aktifitas subyek penelitian. 3. Dokumentasi Surachman menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah sebagai laporan 78 Haris Herdiansyah, Metode …, hlm. 131 79 Haris Herdiansyah, Metode …, hlm. 131 80 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif …, hlm. 66 81 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen …, hlm. 236 44
tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari suatu penjelasan dan perkiraan terhadap peristiwa, ditulis dengan sengaja, dan menjelaskan keterangan mengenai peristiwa tersebut. 82 Dokumentasi digunakan untuk lebih memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, sehingga memungkinkan peneliti dapat menganalisis, memperkuat hasil observasi dan wawancara, serta melakukan pengujian setiap temuan pada latar penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan mislanya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi peraturan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang kerya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dalam penelitian kualitatif.83 Dokumentasi dipilih agar memperoleh data langsung dari tempat penelitian, seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan, dan data-data yang relevan dengan konteks penelitian. Keuntungan dalam penggunaan teknik dokumentasi digunakan untuk : a) memungkinkan peneliti untuk memperoleh bahasa dan kata-kata tekstual dari partisipan, b) dapat diakses kapan saja sumber informasi, c) menyajikan data yang berbobot. Data ini biasanya sudah ditulis secara mendalam oleh partisipan. d) sebagai bukti tertulis, data ini benar-benar menghemat waktu peneliti dalam mentraskip.84 Dengan teknik dokumen ini, penulis mengumpulkan dokumen-dokumen seperti struktur organisasi, keadaan pendidik dan peserta didik, dan letak geografis MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, baik dalam tahap pembiasaan, pengemabnagn, pembelajaran budaya literasi, dan kegiatan literasi yang dilakukan di masa pandemi covid di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. E. Keabsahan Data Keabsahan data menjadi bagian terpenting dalam sebuah penelitian., merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, 82 Winarno Surachman, Dasar dan teknik Research, (Bandung : CV Tarsito, 1978), hlm. 134 83 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, …, hlm. 396 84 John W. Cresswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Terjemahan Fawaid, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 269 45
diperlukan pemeriksaan data untuk mendapatkan data hasil penelitian yang mempunyai derajat keabsahan yang tinggi. Dalam hal ini Sugiyono menjelaskan : Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa , menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. 85 Beberapa teori yang digunakan dalam menguji validitas menurut Rizqon H syah A adalah: Teori Korespondensi, suatu teori pengujian kebenaran yang umumnya diterima secara luas dan bersifat realistis. Adanya penyesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta yang sebenarnya serta persesuaian antara pendapat dengan objek yang dituju.86 Teori Koherensi adalah teori pengujian kebenaran yang biasanya dapat diterima oleh seseorang yang idealis, meskipun itu tidak perlu melahirkan sebuah gagasan atau ide. Maksud dari teori ini yaitu suatu pernyataan atau data dianggap benar bilamana memiliki kesesuaian dengan pernyataan atau keadaan sebelumnya. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan dalam 4 kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (Credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (koordinatornfirmability). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria yang pertama yaitu derajat kepercayaan (Credibility) dan konsistensi (realibilitas) data. Dalam proses pemantapan ini metode yang digunakan adalah triangulasi sebagai alat bantu analisis dilapangan. F. Analisis Data Setelah data-data berhasil dikumpulkan, langkah berikutnya adalah menganalisa data. Salah satu metode pengolahan data yang dipakai adalah metode analisis isi (content analysis), yaitu suatu teknik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.87 Upaya ini dilakukan untuk menemukan atau 85 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. 4, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 88. 86 Rizqon H Syah A, Nur Rohim Yunus, Filsafat Ilmu Pengetahuan Dalam Dimensi Transendental, (Bandung: Fajar Media, 2013), hlm. 22 87 AmirulHadi-H.Haryono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung:PustakaSetia.1998), hlm. 175. 46
menyaring dari data informasi yang telah terkumpul. Pada dasarnya semua teknik analisis data kualitatif meliputi prosedur pengumpulan data, input data, analisis data, penarikan kesimpulan dan verifikasi yang diakhiri dengan penulisan hasil temuan dalam bentuk narasi.88 Dalam pengertian lain analisis data dimaknai “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja sesuai yang disarankan data”.89 Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.90 Dalam penelitian kualitatif peneliti dalam proses analisis data menggunakan model Milles dan Hubberman. Salah satu teknik analisis data adalah model interaktif oleh Miles dan Huberman; teknik analisis data tersebut terdiri atas empat tahapan; yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi. 91 Model ini merupakan salah satu dari model-model analisis data kualitatif. Aktivitas dalam analisis model ini meliputi 4 tahapan yaitu: pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. a. Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan data yang dilakukan sebelum penelitian, pada saat pelaksanaan dan diakhir penelitian, bahkan sebaiknya proses pengumpulan data sudah dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan.hal itu dilakukan guna memperoleh data yang 88 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hlm. 123 89 Sandu Siyoto & Ali Sodiq, Dasar Metodologi Penelitian, (Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 120 90 Sandu Siyoto & Ali Sodiq, Dasar Metodologi Penelitian, …, hlm. 12 91 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. 4, (Bandung : Alfabeta, 2008), hlm. 95 47
komprehensif. b. Display Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart (diagram) dan sejanisnya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “ the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narative tex “. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada Display data yaitu merangkum data yang diperoleh dengan susunan yang sistematis dengan pengklasifikasian data sehingga setiap pertanyaan penelitian dapat terjawab. Pemeriksaan seluruh data dan informasi untuk mengetahui kelengkapan dan keabsahannya. Apabila masih kurang, maka perlu dilengkapi lagi. Menyusun daftar check, yakni setiap akhir wawancara atau pembahasan satu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama dengan sumber data, juga dilakukan konfirmasi narasumber terhadap laporan hasil wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan pendapat dapat diperbaiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian, data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh narasumber. Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi tindakan. Dengan sajian data, peneliti akan lebih memahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkannya untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih. Sekiranya data mana yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian. c. Penarikan Kesimpulan Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara,masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, sehingga kebenaran ilmiah dapat dicapai. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian 48
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. “Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek peneliti dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut”.92 tahap ini dilakukan upaya untuk mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Fase ini merupakan tahap penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti memberi makna dan arti sesuai dengan pandangan dan pemikiran peneliti untuk mencapai satu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. 92 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. 4, (Bandung : Alfabeta, 2008), hlm. 96 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap 1. Letak Geografis MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dibangun di atas lahan tanah seluas 1177 M2 terletak di Jalan Jalan Manggan Gumelar desa Kalisabuk Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 berada di lokasi yang sangat strategis, aman, nyaman, mudah diakses oleh kendaraan, dan bukan di jalur utama sehingga relatif lebih aman untuk anak-anak karena minimnya kendaraan yang lalu lalang. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 juga dekat dengan tempat-tempat fasilitas umum seperti tempat ibadah dan pemerintahan desa. 93 Areal tanah tersebut digunakan sepenuhnya untuk lokasi gedung, halaman, kegiatan bermain in door, out door dan tempat berolah raga , taman dan tempat parkir. Lingkungan sekitar merupakan komplek penduduk dan area persawahan yang luas sehingga bisa digunakan untuk media pembelajaran untuk siswa-siswinya.94 Dari gambaran letak geografis di atas, bisa kita simpulkan bahwa letak MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap cukup strategis dengan mudah di akses dan aman untuk anak-anak karena bukan di jalur utama lalu lintas. Gedungnya juga representative untuk proses pembelajaran. 2. Sejarah dan Perkembangan Pada Tahun 1970 Di Desa Kalisabuk Jalan Mangga RT 01/04 desa Kalisabuk Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Didirikan Sebuah Lembaga Pendidikan Yang Bernama MII Al Cholidiyah Kesugihan Cilacap Yang Didirikan Oleh Beliau Bapak KH. Ridwan Almarhum Bersama Masyarakat Kalisabuk Pada Waktu Itu, Karena Dianggap Pentingnya Lembaga Formal (Sekolah) Yang Sekaligus Mengkaji Ilmu Agama, Maka Tokoh-Tokoh Masyarakat Mendirikan Lembaga Tersebut. Untuk Pertama Kali Proses Belajar Mengajar Bertempat Di Masjid Ar Ridwan Dengan Tenaga Pendidik 3 Orang Setelah Tahun 1973 Kemudian Simbah Sanmarta Mewakafkan Tanah Seluas 1.177 M². Sehingga Warga Masyarakat Bisa Membangun Beberapa Ruang Untuk Kegiatan Belajar Mengajar. Setelah Itu Proses Belajar 93 Wawancara dengan Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 05 April 2021 94 Observasi yang dilakukan pada tanggal 5 April 2021 50
Mengajar Menempati Gedung MII Al Cholidiyah. Pada Waktu Itu jumlah Ruangan Yang Sedang Di Bangun Baru 3 Ruang. Dana Pembangunan MI Pada Waktu Itu Mutlak Dari swadaya dan Partisipasi Masyarakat Setempat. Setelah Tahun 1983 MII Al Cholidiyah Diikutkan Kepada Ya BAKII Karena Pada Waktu Itu Lembaga Pendidikan Yang Tanpa Didasari Dengan Landasan Hukum Dibawah Akta Notaris Lewat Yayasan Yang Berlandaskan Badan Hukum. Loyalitas Dari Orang Tua Untuk Menyekolahkan Putra Putrinya Di Madrasah Sangatlah Besar, Itu Terbukti Dengan Adanya Jumlah Siswa Siswi Di Madrasah Tersebut. Pada Tahun 2015 Bapak H. Saebani Mewakafkan Tanah Sawah Seluas 543 M². Kini setelah sekian lama berdiri, MI Ya BAKII Kalisabuk 03 telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Jumlah siswa yang semakin meningkat, dan juga jumlah tenaga pengajar yang semakin banyak dan sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan. Setelah proses pengalihan yayasan, maka MI Ya BAKII Kalisabuk 03 secara resmi berada di bawah naungan yayasan Badan Amal Kesejahteraan Ittihadul Islami atau yang biasa kita kenal dengan nama Ya BAKII.95 3. Visi, Misi, dan Tujuan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 a. Visi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Visi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap berdasarkan buku KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 tahun pelajaran 2020/2021 adalah “Terwujudnya lembaga pendidikan yang unggul dalam IMTAQ (iman dan tataqwa), akhlak dan ipteks (ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni).96 Indikator Visi : 1. Terwujudnya generasi ummat yang menyakini ketuhanan Allah SWT dan beribadah hanya kepada Nya 2. Terwujudnya generasi ummat yang dengan kesadaran sendiri tekun melakasanakan ibadah wajib dan sunnah 3. Terwujudnya generasi ummat yang santun dalam bertutur dan berperilaku akhlaqul karimah 95 Hasil wawancara dengan Bu Ngasifah, kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 pada tanggal 22 Maret 2021 96 Dokumen KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap tahun pelajaran 2020/2021 51
4. Terwujudnya generasi ummat yang terampil membaca, terampil dalam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis komputer 5. Terwujudnya generasi ummat yang mau mengaktualisasikan potensi seni dan atau mengapresiasi seni Dari indikasi Visi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 poin ke empat yaitu terwujudnya generasi umat yang terampil membaca, terampil dalam mengakses ilmu pengetahuan, dan teknologi berbasis computer, ini sesuai dengan penelitian yaitu mengenai budaya literasi. Salah satu indicator dalam budaya literasi adalah siswa memiliki keterampilan untuk membaca, baik itu membaca buku fiksi, non fiksi, buku referensi, maupun terampil membaca melalui media teknologi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama penelitian, beberapa usaha yang dilakukan oleh madrasah adalah mengimplementasikan visi dalam beberapa kegiatan dan program-program. Salah satunya adalah dengan program-program literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 kesugihan Cilacap. b. Misi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Berdasarkan visi dan indikator visi di atas, maka Misi Pendidikan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 sebagai berikut97 : 1. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam ala ahlussunnah waljamaah, sehingga peserta didik menjadi tekun dan taat beribadah, jujur, disipilin, sportif, tanggungjawab, percaya diri, hormat pada orang tua, guru dana menyayangi sesama 2. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal, unggul dalam prestasi akademik, non akademik dan keagamaan serta unggul dalam keterampilan sebagai bekal kehidupan di masyarakat 3. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai dengan bakat dan minat, sehingga peserta didik memiliki keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, olahraga dan seni serta bidang lainnya 4. Melaksanakan tata tertib madrasah dan budaya madrasah secara konsekwen dan konsisten 97 Dokumen KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 tahun pelajaran 2020/2021 52
5. Menerapkan menagemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan stakeholder 6. Menjalin hubungan masyarakat yang bermartabat dan proaktif untuk kepentingan pendidikan. Dalam Misi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap pada point 4, yaitu melaksanakan tata tertib madrasah dan budata madrasah secara konsekuen dan konsisten. Salah satu budaya madrasah di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah budaya literasi yang sudah berjalan dari tahun 2018. Hal ini sesuai dengan tema penelitian yaitu tentang budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03. c. Tujuan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Mengacu pada visi dan misi Madrasah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan Madrasah dalam mengembangkan pendidikan ini, Secara umum tujuan pendidikan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah “mempersiapkan generasi muslim yang bertauhid, berakhlaqul karimah, cakap, terampil, percaya diri dan berguna bagi agama, masyarakat, negara kesatuan republik Indonesia, serta mampu mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari berdasar ahlussunah wal jamaah”. Secara khusus sesuai visi dan misi serta tujuan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 mempunyai tujuan : 1. 100% Peserta didik mampu membaca dan menulis Al Qur’an 2. Sekurang-kurangnya 80% terbiasa shalat berjamaah dan shalat dhuha 3. Sekurang-kurangnya 80% peserta didik dapat menghafal doa-doa harian, tahlil dan asmaul husna 4. Mencetak sekurang-kurangnya 25% lulusan peserta didik yang hafal juz‘amma 5. Mempunyai kebiasaan membaca untuk peserta didik 6. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan yang bervariatif, inovatif, bermakna dan layanan bimbingan dan konseling 7. Lulusan peserta didik memiliki nilai US dan UM rata-rata di atas 70.00 8. Meningkatkan jumlah peserta didik yang diterima di sekolah/madrasah Negeri/Favorit di kecamatan Kesugihan dan Maos 100% dari jumlah yang lulus 53
9. Memperoleh kejuaraan di bidang akademi, keagamaan, olahraga, seni dan kepramukaan ditingkat kecamatan, kabupaten dan Propinsi 10. Mengembangkan kedisiplinan dari seluruh komponen madrasah untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan kokoh sebagai dasar dalam setiap aktifitas 11. Meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler 12. Mampu menempatkan diri sebagai madrasah yang mengembangkan pendidikan berbasis IT 13. Melestarikan budaya daerah melalui mulok bahasa jawa dengan indikator 85% peserta didik mampu berbahasa jawa sesuai konteks yang ada 14. Membekali siswa dengan teknologi informasi dengan indikator 60% peserta didik mampu mengoperasikan komputer.98 Berdasarkan tujuan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, kita bisa lihat tujuan pada point satu, yaitu 100 % peserta didik mampu membaca dan menulis Al Qur’an, serta pada point lima, yaitu peserta didik mempunyai kebiasaan membaca untuk peserta didik. Hal ini sesuai dengan tema penelitian yaitu mengenai budaya literasi. 4. Struktur Organisasi Lembaga pendidikan formal tidak akan berjalan dengan sempurna tanpa ada peran yang aktif dari para pengelolanya berbagai kebijakan dan strategi pengelolaan Pelaksana harian dan pengelola di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap dapat dilihat dalam struktur organisasinya yaitu ada unsur yayasan, komite, kepala madrasah, dan guru. 5. Guru dan Karyawan Keadaan guru di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap dapat dilihat di tabel dalam lampiran, dari 17 guru terdapat 15 guru dengan kualifikasi pendidikan S1 dan 2 orang guru dengan kualifikasi pendidikan SMA. Hal ini dapat disimpulkan hampir 90% guru sudah memenuhi aturan kualifikasi sebagai pendidik yaitu Strata Satu ( S1) sebagai syarat untuk menjadi seorang guru di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 98 Dokumen KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 tahun pelajaran 2020/2021 54
Kesugihan Cilacap. Peran seorang guru sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan, dan guru yang memiliki kualifikasi yang sesuai standar yang ditetapkan oleh Undang-Undang menempati peran yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan.99 Berdasarkan deskripsi tentang data guru di atas, terdapat 90% guru yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan S1, hal ini tentu akan menunjang program-program madrasah, salah satunya adalah budaya literasi. Karena dalam proses pelaksanaan budaya literasi, melibatkan semua komponen madrasah, termasuk di dalamnya guru dan tenaga kependidikan di madrasah. Salah satu contohnya adalah tentang pembiasaan literasi, membaca tiap pagi sebelum pembelajaran, pasti melibatkan dan dengan pendampingan dari semua dewan guru. 6. keadaan Siswa Perkembangan siswa dalam 10 tahun terakhir selalu mengalami kenaikan secara kuantitas. Adapun perkembangan siswa dari tahun ke tahun bisa dilihat dalam tabel : Tabel 4.1.100 Tabel Perkembangan Siswa dari tahun ke tahun Tahun Kelas No Jumlah Rombel Pelajaran I II III IV V VI 1 2016/2017 85 76 52 54 39 44 350 14 2 2017/2018 69 83 73 57 52 39 373 15 3 2018/2019 80 62 78 71 56 52 399 16 4 2019/2020 63 68 64 73 69 56 393 17 5 2020/2021 63 62 68 67 74 76 410 17 Adapun keadaan siswa pada tahun pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut : 99 Dokumentasi profil madrasah MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. 100 Dokumentasi profil MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap 55
Tabel 4.2.101 Tabel Keadaan Siswa tahun Pelajaran 2020/2021 No Kelas Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah 33 1 I A 1 15 18 30 28 2 I B 2 12 18 27 7 3 II A 3 17 11 29 28 4 II B 4 17 10 11 27 5 II C 5 2 5 28 12 6 III A 6 17 12 28 29 7 III B 7 17 11 17 30 8 III C 8 7 4 30 16 9 IV A 9 18 9 410 10 IV B 10 13 15 11 IV C 11 9 3 12 V A 12 14 14 13 V B 13 17 12 14 V C 14 7 10 15 VI A 15 11 19 16 VI B 16 14 16 17 VI C 17 11 5 Jumlah 17 218 192 Berdasarkan table jumlah siswa di atas, yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa madrasah ada peningkatan secara kuantitas atau jumlah siswa. Hal ini tentu di dukung oleh banyak hal, salah satunya adalah berhasilnya program-program madrasah, salah satunya program literasi, yang membuat masyarakat di sekitar madrasah tertarik untuk menitipkan putra/I nya di MI Ya BAKII Kalisabuk 03.102 7. Keadaan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam rangka mendukung pelayanan pendidikan yang sesuai dengan standar yang ditentukan dalam instrumen pelayanan, maka sarana dan prasarana atau fasilitas 101 Dokumentasi profil MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap 102 Wawancara dengan Ibu Ngasifah, S.Pd.I selaku kepama MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap 56
merupakan perangkat pendidikan yang sangat penting. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, dapat penulis laporkan sebagai berikut: a. Sarana Fisik Secara fisik baik yang berwujud, dengan kata lain dapat dilihat, diraba, dan dirasakan keberadaanya. Pemenuhan sarana fisik di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap meliputi pembangunan gedung sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga, alat-alat kesenian dan fasilitas pendukung lainnya yang lebih rinci tersebut dibawah ini : 1) Ruang kelas 1 sampai dengan 6 berjumlah 17 ruang kelas yang lengkap dengan pojok baca di tiap kelas. 2) Satu ruang kepala madrasah 3) Dua kamar mandi guru 4) Enam kamar mandi siswa 5) Satu ruang gudang 6) Satu ruang tempat parkir sepeda siswa 7) Satu lahan parkir sepeda motor guru 8) Satu ruang mushola 9) Satu ruang perpustakaan103 Dalam sebuah program, salah satu yang mendukung keberhasilannya adalah adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan data sarana prasarana di atas, beberapa sarana prasarana yang mendukung program budaya literasi adalah adanya ruang kelas yang di semua ruangannya terdapat pojok baca, dengan tujuan semakin mendekatkan buku kepada peserta didik. Di samping itu, juga terdapat sebuah perpustakaan yang berisi buku-buku fiksi dan non fiksi, juga buku-buku pelajaran dan referensi pembelajaran lainnya. b. Sarana pendukung belajar Sarana mebeler dan sarana APE (alat peraga edukatif) dalam dan luar (indoor and outdoor educational porps) sebagai sarana pendukung kegiatan media pembelajaran seperti : 103 Wawancara dengan Ngasifah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap dan observasi yang dilakukan pada tanggal 3 April 2021 57
1) Sarana mebeler yang dimiliki oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap seperti 410 seat meja dan kursi belajar 410 anak , karpet, almari buku, almari guru, almari barang, papan tulis, kipas angin di kelas, meja komputer, etalase, papan informasi, mading, seat kursi tamu, meja kepala madrasah, mesin hitung, printer, komputer, proyektor, telepon , jaringan intermet, perlengkapan dapur, ember, dan tempat sepatu. 2) Sarana pendukung belajar in door yaitu alat-alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dimiliki oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap antara lain, starter kit IPA, magnet, turso, alat-alat untuk pengembangan literasi seperti kertas lipat, buku cerita. Disamping itu juga terdapat berbagai sarana pendukung untuk mengembangkan kreativitas anak, seperti puzzle, kartu bilangan, huruf, balok warna warni, lego, ronce an, anyaman, play dough, alat masak, bangun profesi, televisi, radio, alat berat badan dan tinggi badan, bendera, pasir warna, tempat sampah, sapu, alat-alat kebersihan, alat-alat profesi dan saluran air (PDAM) lain-lain.104 3) Sarana pendukung belajar out door yaitu alat permainan di dalam luar ruangan yang dimiliki oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap seperti meja tenis meja, alat-alat permainan badminton, tenis meja, tali, panjat tambang, papan seluncur, dan halaman yang cukup luas memungkinkan siswa-siswi untuk bermain di halaman madrasah.105 Tabel 4.3 Tabel Data Buku Perpustakaan No Jenis Jumlah Jumlah Pemanfaatan Judul Buku 1 Buku Sastra/Fiksi Sering Sedang Jarang 86 86 2 Buku Referensi - - 3 Ensiklopedia 56 56 4 Buku Pengetahuan Umum 12 12 - - 5 Buku Agama 4 4 - - 6 Majalah/Koran 10 10 - - 7 Pedoman/Juklak/Juknis 2 2 - 20 20 - - - - 104 Wawancara dengan Ibu Ngasifah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 3 April 2021 105 Wawancara dengan Ibu Ngasifah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 03 April 2021 58
c. Sarana pendukung IT MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap memiliki sarana untuk mendukung fasilitas kegiatan akses informasi dan teknologi, dalam rangka mempermudah pengiriman data on line, dan untuk melakukan kegiatan pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19. Alat-alat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Leptop berjumlah empat 2) Printer berjumlah dua 3) Jaringan internet atau Wifi 4) Jaringan listrik 900 kwh 5) Proyektor berjumlah satu106 8. Program-program Madrasah Program yang disusun merupakan penjabaran dari misi yang yang ditetapkan dan mengacu pada sasaran yang ditetapkan pula. Berdasarkan muatan yang tercantum dalam KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03, program-program MI Ya BAKII Kalisabuk 03 antara lain : a. Program pendidikan Program pendidikan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah kegiatan pembelajaran yang meliputi aspek perkembangan nilai agama dan moral, bahasa, fisik motorik, kognitif , dan seni. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 telah melaksanakan berbagai macam program pendidikan diantaranya: 1. Program pendidikan pembelajaran Pembelajaran di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 yang menangani pada anak usia sekolah dasar adalah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada anak yang disesuaikan dengan tingkat usia anak dengan pengembangan kurikulum yang berupa seperangkat rencana pembelajaran yang berisi sejumlah pengalaman belajar berdasarkan muatan kurikulum yang yang disusun oleh team pengembang kurikulum madrasah, dan diaplikasikan oleh pendidik dengan menyiapkan materi pembelajaran. Materi yang berdasarkan pada Kurikulum 2013, yang tertuang dalam KMA No.792 106 Wawancara dengan Ibu Ngasifah, S.Pd. I selaku MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 3 April 2021 59
Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.107 2. Program pembiasaan anak Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui : a. Pembiasaan Rutin Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah sebagai berikut: Muhafadhah suratan Juz Ama dan asmaul husna pada Jam nol Shalat dhuha dan sholat wajib secara berjamaah Upacara bendera setiap hari senin Berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan Santun dalam berbicara dan prilaku Berpakaian rapi, bersih dan sopan sesuai aturan sekolah Berbaris dengan rapi dan menyalami guru sebelum masuk kelas Berinfaq setiap hari jum’at Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar Membaca buku di perpustakaan dan di pokok baca tiap kelas Membaca buku selama 10 menit sebelum melakukan kegiatan pembelajaran b. Pembiasaan Terprogram Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah. Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat Kegiatan Peringatan Hari Besar Agama Islam Peringatan Hari Besar Nasional Bina Atelit AKSIOMA Bina Olimpiade MIPA Kegiatan yang berkaitan dengan program budaya baca 107 Wawancara dengan Ibu Ngasifah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 03 April 2021 60
c. Pembiasaan Spontan Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Membiasakan memberi salam Membiasakan membuang sampah pada tempatnya Menjaga kebersihan lingkungan madrasah Menghormati perbedaan Membiasakan membantu teman yang kena musibah Menjenguk dan mendoakan teman yang sedang sakit Mengakui dan meminta maaf atas kelasalahan Berdiskusi dengan baik dan benar 3. Program ekstrakurikuler dan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Bentuk kegiatan pengembangan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kecamatan Kesugihan berupa : a. Kepramukaan, bertujuan untuk melatih siswa agar terampil dan mandiri, menanamkan sikap peduli terhadap orang lain, melatih agar mampu bekerja sama dengan orang lain, menanamkan sikap disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah sebagai berikut : 1. keterampilan personal 2. Keterampilan sosial 3. Keterampilan vokasional sederhana b. Layanan Bimbingan dan Konseling, bertujuan untuk memberikan layanan konseling kepada peserta didik di lingkungan madrasah. Ruang lingkupnya sebagai berikut : 1) layanan orientasi pengenalan lingkungan madrasah 2) layanan bimbingan belajar, 3) layanan konseling kesulitan belajar dan masalah pribadi siswa, 61
c. Tadarus Al Qur’an, bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap Al Qur’an dan membiasakan siswa agar senantiasa membaca Al Qur’an. Ruang lingkupnya adalah pembiasaan membaca Al Qur’an setiap hari. d. Shalat Dhuha dan Dhuhur Berjama’ah, bertujuan untuk mengenalkan pelaksanaan ibadah shalat dan menanamkan kecintaan untuk menjaga shalat fardhu. Ruang lingkupnya adalah pembiasaan Shalat Dhuha dan Shalat Dhuhur secara berjama’ah. e. Seni Baca Al Qur’an, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islami, memupuk bakat dan minat siswa di bidang seni baca Al Qur’an, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan seni membaca Al Qur’an. f. Tahfidz Juz’amma, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap tahfidz juz’amma, memupuk bakat dan minat siswa, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah menghafal juz 30 dalam Al Qur’an. g. UKS/Dokcil, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap dunia kesehatan, memupuk bakat dan minat siswa di bidang kedokteran, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan dalam bidang kedokteran. a. Seni Hadroh, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islami, memupuk bakat dan minat siswa di bidang seni musik Islami, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan memainkan musik hadroh. b. Seni Kaligrafi, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni kaligrafi, memupuk bakat dan minat siswa di bidang seni kaligrafi, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan seni kaligrafi. c. Seni Marching Band, bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni marching band, memupuk bakat dan minat siswa di bidang seni marching band, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan memainkan alat musik marching band. 62
d. Patroli Keamanan Madrasah (PKM) bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap bidang Baris – berbaris keamanan lingkungan madrasah dan kedsipilinan, memupuk bakat dan minat siswa di bidang kemiliteran dan Kepolisian, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya adalah keterampilan dan kemampuan baris berbaris, tata upacara bendera dan pengaturan lalu lintas.108 4. Program pengembangan SDM dan parenting Pengembangan SDM dalam hal ini adalah guru ,untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme untuk meningkatkan kapasitas guru MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah menetapkan beberapa kegiatan , pemberian tugas tambahan, pelatihan, seminar, work shop, diklat dan pelatihan. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dilaksanakan secara berkala atau insidental mengikuti petunjuk dan bimbingan dari Kantor Kementarian Agama Kabupaten Cilacap atau diadakan secara mendiri, bahkan mengikuti program komunitas organisasi seprofesi guru Madrasah Ibtidaiyah baik ditingkat Kecamatan, Kabupaten dan tingkat Propinsi seperti KKMI (Kelompok Kerja madrasah Ibtidaiyah), KKG ( Kelompok Kerja Guru ) baik tingkatan madrasah maupun tingkatan kecamatan. Kegiatan peningkatan kapasitas guru dilaksanakan dengan beberapa cara, mengadakan secara mandiri atau mengikuti kebijakan pemerintah dan mengikuti kegiatan pengembangan SDM ( Sumber Daya Manusia) yang dilaksanakan oleh organisasi dengan biaya dari gotong royong lembaga atau mencari donatur sebagai sumber dana untuk biaya pelaksanaan. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan SDM wali peserta didik dengan cara mengadakan paguyuban kelas di masing- masing tingkatan kelas dengan tujuan yaitu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan bagi orang tua dalam mendidik, membimbing, mengasuh anak di dalam keluarga serta menyelaraskan antara pendidikan di lembaga dengan pendidikan yang diberikan orang tua.109 Salah satu kegiatan peningkatan Sumber Daya Manusia yang diikuti 108 Dokumentasi KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Tahun Pelajaran 2020/2021 109 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kesugihan 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 22 Maret 2021 63
oleh dewan pendidik di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM di bidang literasi adalah dengan mengirimkan beberapa guru dalam kegiatan pelatihan jurnalistik penulisan di media massa yang dilakukan oleh Tanoto Foundation. Dari sisi MBS, kepala madrasah juga mengikuti pelatihan modul I Tanoto Foundation yang salah satu materinya yaitu Budaya Baca. Dalam modul I Budaya Baca juga memberi pelatihan kepada guru-guru di sekolah mitra tentang bagaimana mengelola budaya baca di madrasah. MI Ya BAKII Kalisabuk 03 adalah salah satu madrasah mitra tanoto foundation. 5. Program khusus MI Ya BAKII Kalisabuk 03 melaksanakan kegiatan program-program khusus yang dilakukan pada waktu tertentu seperti program literasi, gebyar drumband, kunjungan ke tempat-tempat profesi sebagai contoh observasi ke pabrik atau pengrajin tempe, mengamati penjahit, dan melihat kandang kambing untuk pengamatan. Tujuan kegiatan khusus ini sudah tertuang dalam program kerja kepala madrasah sehingga pelaksanaannya tertata dan terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.110 6. Program sosial Kegiatan sosial juga dilaksanakan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 yang dilaksanakan setahun sekali, bentuk pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bakti sosial berbagi sembako berupa kebutuhan pokok kepada masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini dilaksanakan ketika bulan Muharram. Sasaran penerimanya adalah wali murid dan warga masyarakat sekitar lingkungan sekitar lokasi sekolah. Tujuan kegiatan bakti sosial tersebut adalah untuk menjalin tali silaturahim, menjalin rasa kekeluargaan dengan wali murid serta warga masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam meringankan beban ekonomi masyarakat penerima bantuan.111 9. Prestasi Madrasah Prestasi lembaga pendidikan sangat penting bagi sebuah lembaga pendidikan 110 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kesugihan 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 22 Maret 2021 111 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala RA MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Cilacap, tanggal 22 Maret 2021 64
untuk membuktikan hasil kerja kerasnya dalam usaha melaksanakan keberhasilan pembelajaran. Dalam lampiran data prestasi madrasah, MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap beberapa kali mendapat prestasi di bidang pidato Bahasa Indonesia. Ini merupakan salah satu hasil dari budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Manajemen Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. Budaya literasi merupakan hal sangat penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah. Agar mencapai hasil yang maksimal, budaya literasi seharusnya melalui berbagai proses, mulai dari pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran literasi di sekolah atau madrasah. Proses pertama adalah melalui perencanaan penyusunan program yang matang, mengorganisasikan, dan melakukan pengawasan/ control terhadap pelaksanaan program. Proses pembudayaan literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap tersusun dengan baik. Program yang dilakukan dalam pembudayaan literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah adalah diuraikan sebagaimana berikut ini : a. Rencana Penyusunan Program Budaya Literasi Suatu kegiatan tanpa perencanaan adalah kegagalan yang sudah di depan mata, maka perencanaan menjadi awal sebuah keberhasilan suatu program. Perencanaan adalah suatu proses merupakan rangkaian urutan rasional di dalam penyusunan rencana. Proses mempunyai sifat-sifat sebagai tujuan dapat disesuaikan dengan keterbatasan yang ada dan dapat dikembangkan sesuai dengan teknik dan kebutuhan tertentu. Perencanaan untuk mengembangkan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap tersusun dan terencana yang dirumuskan dalam program kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dan tercantum dalam Kurikulum KTSP Mi Ya BAKII Kalisabuk 03 tahun pelajaran 2020/2021. Program kerja kepala madrasah dan kurikulum KTSP terlebih dahulu dengan menentukan analisis SWOT analysis (streng, Weaknesses, Opportunities, Threats) berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dimasa yang akan datang berkaitan dengan peningkatan kapasitaas guru , itulah langkah awal yang dilakukan oleh MI Ya 65
BAKII Kalisabuk 03.112 Perencanan menggunakan analysis SWOT sangat tepat untuk menentukan program, karena secara sistem yang tersusun dengan baik dapat menghindari kegagalan program. Pemaparan analisis SWOT tentang pengembangan program literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah sebagai berikut : 1. Streng ( kekuatan) MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap memiliki kekuatan yaitu tersedianya ruang kelas yang cukup lebar dan memadai untuk proses pembelajaran, memiliki sebuah perpustakaan yang yang cukup banyak varian buku-bukunya, di samping itu, MI Ya BAKII Kalisabuk 03 merupakan salah satu sekolah mitra tanoto foundation yang di dalam modul nya terdapat point peningkatan budaya baca bagi warga madrasah. Di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 terdapat sebuah perpustakaan, lorong baca, dan pojok baca di setiap kelas sehingga dalam mengembangkan budaya literasi di madrasah, untuk sarana prasarananya sudah memadai. Di samping itu, karena kami merupakan sekolah mitra tanoto foundation, maka guru-guru di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 juga mendapat pelatihan- pelatihan yang terkait dengan peningkatan budaya baca di madrasah. 113 Kondisi sarana prasarana yang memadai merupakan sebuah kekuatan yang besar dalam mengembangkan program literasi ini, karena dengan sarana prasarana tersebut maka siswa dapat dengan mudah untuk melakukan aktivitas literasi, baik saat proses pembelajaran maupun pada saat jam istirahat. 2. Weeaknesses (Kelemahan) Dalam melaksanakan sebuah program perlu diperhitungkan kelemahannya, tentunya harus dipertimbangkan dan diatasi dengan baik. Dalam upaya mengembangkan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu pengalokasian waktu yang selama ini masih dirasa sangat kurang untuk program literasi, karena sudah padatnya jadwal dan muatan kurikulum. Disamping itu pula, dalam masa pandemi covid 19 ini membuat semua program tidak berjalan maksimal, termasuk program budaya literasi. Siswa- 112 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku Ketua team program literasi di MI Ya BAKI Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 07 April 2021 113 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku Ketua team program literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 07 April 2021 66
siswi belajar di rumah masing-masing, sehingga sulit untuk mengontrol aktivitas literasi siswa-siswi. Pengembangan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap terus diupayakan, namun demikian pasti terdapat halangan dan rintangan serta kelemahan yang harus dihadapi dengan sebaik mungkin. Alokasi waktu yang kurang dan padatnya muatan kurikulum di MI ya BAKII Kalisabuk 03 sehingga program budaya literasi seringkali tidak berjalan dengan baik, apalagi di masa pandemi seperti ini, dimana siswa belajar di rumah masing-masing.114 Dari penjelasan singkat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam sebuah rencana pasti terdapat kelemahan dan hambatan yang harus ditangani dengan baik. Namun apapun kelemahan tersebut pasti dapat ditangani dengan cara mencari solusi. 3. Opportunities (Peluang) Dalam setiap lembaga pendidikan sudah pasti memiliki peluang masing- masing, namun untuk dapat menangkap peluang yang ada harus dieksekusi dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumen dalam hal ini adalah guru, peserta didik, dan wali peserta didik. Lembaga pendidikan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah lembaga formal yang melayani pendidikan untuk jenjang usia dasar, dengan jumlah siswa yang terus meningkat kuantitasnya dan tenaga pendidik yang masih muda-muda diharapkan menjadi peluang yang bagus untuk keberhasilan program-program di MI Kalisabuk 03, termasuk di dalamnya program literasi. Banyaknya tenaga pendidik yang masih muda akan lebih kreatif dalam melakukan pendampingan literasi terhadap anak-anak.115 Peluang di masa yang akan datang harus dikelola dengan merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja lembaga. Kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah peserta didik, wali peserta didik, dan masyarakat pada umumnya menjadi hal yang sangat penting bagi keberhasilan visi dan misi lembaga dan membuka peluang di masa yang akan datang. 4. Threats (Ancaman) Semua bidang usaha pasti terdapat ancaman, begitupun di bidang pendidikan. Masa perkembangan zaman yang sangat cepat mulai bergeser ke 114 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku ketua team program literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 5 Februari 2021 115 Wawancara dengan Ibu Musringah, S.Pd.I, selaku salah satu wali kelas di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021 67
zaman digital, dan semakin bermunculan banyak fasilitas-fasilitas game di gagdet, android, ataupun internet. Hal ini akan mengurangi rasa ketertarikan anak-anak terhadap buku dan literasi. Perkembangan zaman yang sangat cangih yaitu zaman digital saat ini, menjadikan anak-anak lebih senang bermain dengan gadgetnya daripada untuk membaca buku. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi para pendidik, harus berpikir, bagaimana caranya agar siswa-siswi lebih tertarik dengan buku daripada dengan gadgetnya.116 Dalam pengembangan program literasi, ancaman ini sangat serius, yaitu semakin banyaknya gadget, android, dan internet, sehingga anak-anak lebih senang bermain game daripada membaca. Siswa-siswi MI lebih suka menghabiskan waktu dengan gagdetnya daripada dengan buku-buku. Tentu tidak mudah untuk mampu menaklukan sebuah ancaman, namun akan terasa ringan dihadapi ancaman tersebut jika jauh hari telah dianalisa dan disusun strategi yang sesuai untuk menghadapinya. Berdasarkan analysis SWOT yang telah diuraikan diatas maka upaya yang dilakukan oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah menetapkan rencana dalam rangka meningkatkan program budaya literasi diantaranya me-reschedule jadwal literasi agar program dapat berjalan lancar, memaksimalkan peran perpustakaan, lorong baca, dan pojok baca di masing- masing kelas agar anak-anak semakin merasa dekat dengan buku, memaksimalkan peran orangtua selama masa pandemi covid agar bisa mendampingi aktivitas literasi putra/putri nya di rumah masing-masing. Disamping itu pula, perlu adanya pembelajaran yang menarik yang ada kaitannya dengan literasi agar anak-anak semakin terbiasa dengan aktivitas literasi. Pelaksanaan perencanaan program budaya literasi dilaksanakan dengan harapan, menumbuhkembangkan minat baca anak agar lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan ilmu, yang tentu saja sangat berpengaruh bagi bekal kehidupannya di masa depan nanti. Dari penjelasan diatas dapat sampaikan bahwa strategi dan perencanaan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap 116 Wawancara dengan Ibu Musringah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap pada tanggal 7 April 3 2021 68
terlaksana dengan baik dan hasil yang terukur dan sistematis. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan budaya literasi membawa hal yang positif dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang literasi dan meningkatkan ketertarikan siswa- siswi dalam membaca dan aktivitas literasi lainnya. Dalam perencanaan program literasi, Kepala Madrasah berperan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di lembaga madrasah atau top manajer, sebagai manajer sudah sepatutnya memiliki gagasan dan memberikan arahan atau tugas kepada anggota organisasi yang lainnya. Sebagai top manager, kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 melakukan beberapa kegiatan dalam hal perencanaan budaya literasi Antara lain : 1) Kepala madrasah beserta seluruh dewan guru dan tendik melakukan analisis SWOT terkait kekuatan, kelemahan, tantangan, dan hambatan yang dialami oleh madrasah, yang kemudian hasilnya digunakan untuk penyusunan program madrasah. 2) Kepala madrasah beserta dewan guru dan tendik merumuskan program literasi madrasah 3) Kepala madrasah bersepakat membuat team gerakan literasi MI ya BAKII Kalisabuk 03 yang terdiri dari guru-guru pengajar. Tim ini nantinya akan menjadi kepanjangan tangan dari kepala sekolah dan penggerak serta pengawas dalam proses gerakan madrasah literasi 4) Pada awal tahun pelajaran, kamad mengadakan sosialisasi tentang program literasi kepada peserta didik, wali peserta didik, komite madrasah, dan yayasan. 5) Kepala madrasah mengalokasikan dana unk penyediaan buku bacaan lebih banyak diperpustakaan. Buku tersebut tidak hanya buku mata pelajaran namun buku-buku non pelajaran seperti novel cerpen dan buku yang lainnya. 6) Kepala madrasah mengajak peserta didik untuk melakukan donasi buku yang kemudian diletakkan di sudut baca masing-masing kelas 7) Mengadakan evaluasi secara berkala sehingga kendala dilapangan bisa teratasi. Evaluasi disini juga berisi pemberian penghargaan terhadap peserta didik ataupun guru yang tertib membaca dan menuliskannya dalam 69
bentuk ringkasan.117 b. Mengorganisasikan Program Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03. Pengorganisasian yang dilaksanakan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dalam pembudayaan literasi dengan cara menyusun SK team program literasi, pembagian tugas-tugas kepada semua anggota team, dan penyusunan program literasi. Hal ini dimaksudkan agar semua komponen madrasah terlibar aktif dalam program literasi ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih personalia team serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas team itu dalam organisasi serta mengatur mekanismenya dengan rotasi penambahan tugas tambahan , sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada guru diaplikasikan dengan pendelegasian tugas tambahan yang diberikan dan bergantian secara rotasi. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yaitu staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place (orang yang tepat berada di tempat yang tepat).118 c. Pelaksanaan Program Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Pelaksanaan program di budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 antara lain menentukan jadwal program literasi yaitu : 1) literasi bersama tiap hari Rabu yang dilakukan oleh semua kelas dengan memanfaatkan pojok baca tiap kelas 2) program Babutilem (baca buku tiga lembar) setiap hari sebelum memulai pembelajaran dengan dipandu oleh walikelas. 3) Membaca selama lima belas menit di rumah masing-masing pada malam hari 4) Pembiasaan pembacaan yasin-tahlil tipa hari Jum’at sebelum pembelajaran 117 Hasil wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd.I, kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan pada tanggal 17 April 2021 118 Hasil wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd.I, kepala madrasah di MI Yabakii Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021 70
5) Penggunaan pojok baca di masing-masing kelas.119 d. Pengawasan program Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03, bahwa semua kegiatan atau program budaya literasi dilakukan pengawasan dalam bentuk evaluasi atas semua program dan strategi yang telah dilaksanakan. Agar program-program dapat berjalan lancar sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pengawasan sehingga dapat diketahui sejauh mana efektifitas dan efisisiensi dalam pelaksanaan tersebut. Hasil dari pengawasan dalm bentuk evaluasi atau supervisi akan menjadi dasar dalam melakukan perbaikan dalam bentuk tindak lanjut dengan maksud agar terjadi perbaikan yang lebih baik.120 Beberapa hal yang dilakukan dalam proses pengawasan program literasi ini antara lain : 1) Kepala madrasah sebagai pengawas utama bertugas melihat apakah berjalan dan tidak seluruh rangkaian gerakan literasi sekolah yang telah dirancang dan digagas tersebut berjalan dengan baik. 2) Guru dan karyawan sebagai pengawas untuk para peserta didik dalam kegiatan gerakan literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 3) Tersedianya jurnal membaca harian sebagai bukti nyata pengawasan gerakan literasi sekolah tersebut. Jurnal membaca tersebut diberikan kepada seluruh warga sekolah sehingga literasi benar-benar bergerak dengan baik.121 Setelah dilakukan pengawasan terhadap kegiatan literasi madrasah, kemudian dilakukan evaluasi program budaya literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap secara keseluruhan telah berjalan dengan baik sesuai yang telah diharapkan atau masih ada yang harus diperbaiki lagi. Jika terdapat hal kecil yang harus dicarikan solusi, maka akan dicarikan solusi bersama antara kepala madrasah dan team program literasi madrasah, termasuk contohnya terkait dengan adanya pandemi covid 19 yang sehingga program literasi tidak dapat dilaksanakan di madrasah dan harus dicarikan solusi agar program literasi tetap 119 Hasil wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingan, S.Pd.I, ketua program literasi di MI Yabakii Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021 120 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala madrasah MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 10 April 2021 121 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala madrasah MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 10 April 2021 71
berjalan meskipun siswa-siswa belajar dari rumah. Namun demikian solusi lainnya juga dilakukan dalam mensukseskan program literasi karena sudah satu tahun ini pembelajaran dilakukan dari rumah, siswa tidak masuk ke madrasah, sehingga team program literasi madrasah harus mencari formulasi lain sebagai solusi agar program masih tetap berjalan meskipun anak-anak belajar di rumah. 122 2. Tahapan-tahapan Pengembangan Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap a. Tahap Pembiasaan Budaya Literasi Tahapan pertama dalam budaya literasi adalah tahapan pembiasaan. Berdasarkan observasi, studi dokumentasi, dan wawancara dengan kepala madrasah, guru, dan siswa, dalam tahapan pembiasaan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 ini, dilakukan beberapa kegiatan, antara lain : 1) Kegiatan membaca bersama di teras kelas masing-masing tiap hari Rabu. Dalam tahapan pembiasaan literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 yang pertama adalah adanya kegiatan membaca bersama setiap hari Rabu di teras kelas masing-masing dengan dipandu oleh walikelas masing-masing. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Rabu pada jam 07.00-07.30. dari kegiatan ini membuat anak merasa sesuatu yang berbeda karena mereka membaca di teras kelas, bukan di dalam ruang kelas. Kegiatan membaca setiap hari Rabu, selain dilakukan oleh peserta didik, juga dilakukan oleh warga madrasah yang lain, yaitu kepala madrasah, dewan guru, dan pedagang yang ada di kantin madrasah. 2) Kegiatan baca buku setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan dalam tahap pembiasaan yang kedua adalah adanya kegiatan membaca yang dilakukan sebelum proses kegiatan belajar mengajar dimulai, yaitu dengan kegiatan membaca baca buku yang dilakukan setiap hari pada pukul 07.00-07.15 setelah pembacaan asmaul husna secara bersama-sama. Kegiatan membaca dilakukan di dalam kelas dengan dipandu oleh walikelas masing-masing. 3) Kegiatan literasi juga dilakukan oleh kepala madrasah, guru, dan siswa setiap pagi hari sebelum pembelajaran. 122 Wawancara dengan Ibu Ngasipah, S.Pd. I selaku kepala madrasah MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 10 April 2021 72
Untuk memberikan keteladanan membaca, kepala madrasah dan guru juga melakukan aktivitas membaca setiap pagi hari sebelum pembelajaran di mulai. Kegiatan membaca dilakukan di kelas, kantor, atau sudut baca yang ada di lorong depan kantor guru. 4) Terdapat sudut baca di masing-masing kelas dan sudut baca di depan lorong kantor. Setiap kelas terdapat pojok baca dan digunakan sebagai tempat membaca peserta didik dan tempat pajangan bahan bacaan. Pembuatan pojok baca nya merupakan hasil kerjasama antara pihak madrasah dengan melibatkan peran serta masyarakat yaitu walimurid melalui komite madrasah dan paguyuban kelas. Pojok baca ini dibuat dengan tujuan semakin mendekatkan bahan bacaan kepada peserta didik, karena kalau hanya di perpustakaan, maka akses untuk membaca siswa semakin sedikit. Perpustakaan hanya satu sementara jumlah siswa yang cukup banyak sampai 410 siswa tidak bisa tertampung semua di perpustakaan. 5) Terdapat perpustakaan yang cukup lengkap buku-bukunya, baik fiksi dan nonfiksi. Di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 juga terdapat sebuah ruang perpustakaan yang cukup lengkap. Terdapat banyak buku-buku cerita fiksi dan non fiksi dan buku-buku yang dapat digunakan untuk referensi belajar siswa. Penggunaan perpustakaan dilakukan secara bergiliran sesuai dengan jadwal kunjungan masing-masing kelas. 6) Kegiatan literasi dilakukan di depan teras kelas. Kegiatan literasi juga dilakukan di teras-teras kelas, dengan suasana yang santai, sehingga peserta didik lebih merasa nyaman ketika proses kegiatan literasi. 7) Terdapat poster-poster ajakan untuk membaca di perpustakaan dan ruang kelas. 8) Program donasi buku dari wali siswa kepada madrasah, dengan satu siswa satu buku untuk perpustakaan dan pojok literasi. 123 123 Dokumentasi program literasi dan wawancara dengan guru, kepala madrasah, dan ketua program literasi pada tanggal 10 April 2021 73
Di tiap kelas dan perpustakaan juga terdapat moto atau poster-poster yang isinya mengenalkan kepada peserta didik untuk gemar membaca. Poster ini diharapkan menambah ketertarikan peserta didik dalam bidang literasi. b. Tahap Pengembangan Budaya Literasi Tahapan kedua dalam budaya literasi di madrasah adalah tahap pengembangan. Berdasarkan observasi, studi dokumentasi, dan wawancara dengan kepala madrasah, guru, dan siswa, dalam tahapan pengembangan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 ini, dilakukan beberapa kegiatan, antara lain : 1) Ada team program literasi di Mi Ya BAKII Kalisabuk 03 Dalam tahap pengembangan budaya literasi, MI Ya BAKII Kalisabuk 03 memiliki team program literasi yang terdiri dari ketua team dan guru-guru yang menjadi walikelas. Ketua team program literasi ini adalah ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd.I, salah satu guru di MI Ya BAKII Kalisabuk 03. Adapun SK team program literasi nya secara lengkap akan kami lampirkan dalam lampiran penelitian ini. 2) Ada kegiatan membaca sebelum pembelajaran Kegiatan membaca dilakukan setiap hari di pagi hari jam 07.00 – 07.15 selama kurang lebih 15 menit sebelum proses kegiatan belajar di kelas masing-masing. Sedangkan yang di teras-tersa kelas, dilakukan setiap hari Rabu jam 07,00-07.30 selama 30 menit. 3) Setelah membaca, ada kegiatan anak-anak menuliskan sinopsisnya. Pada akhir kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu sebelum pembelajaran, peserta didik diminta oleh guru kelas masing-masing untuk menuliskan sinopsisnya atau tulisan singkat mengenai isi dari buku yang sudah dibaca. 4) Terdapat koleksi buku-buku yang bervariasi di masing-masing pojok baca Di pojok baca tiap kelas, terdapat buku-buku yang bervariasi. Mulai dari buku-buku fiksi contoh dongeng-dongeng nusantara, buku non fiksi misal buku-buku sejarah mengenai sejarah islam, sejarah nusantara, buku- buku cerita anak, juga buku-buku yang dapat digunakan untuk referensi 74
pembelaran, misal buku berjudul mengapa terjadi petir? Dan lain sebagainya. 124 c. Tahap Pembelajaran Budaya Literasi Tahapan ketiga dalam budaya literasi di madrasah adalah tahap pengembangan. Berdasarkan observasi, studi dokumentasi, dan wawancara dengan kepala madrasah, guru, dan siswa, dalam tahapan pembelajaran di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 ini, dilakukan beberapa kegiatan, antara lain : 1) Kegiatan membaca dilakukan secara bervariasi sesuai tingkatan kelas, untuk kelas bawah dilakukan dengan reading aloud, dipandu oleh walikelas masing-masing dan kelas atas dilakukan dengan cara membaca mandiri. 2) Terdapat pojok baca dengan buku yang lebih bervariasi 3) Kegiatan membaca dimasukkan ke dalam proses pembelajaran dan setelah membaca, siswa-siswi diminta untuk membuat sinopsis singkat atau menceritakan isi buku yang dibaca. 4) Terdapat team program literasi. 5) Guru menggunakan bahan bacaan sebagai literasi yang menunjang proses pembelajaran. Penggunaan bahan bacaan yang ada di perpustakaan dan pojok baca sebagai literasi penunjang proses pembelajaran adalah satu cara untuk memperkaya keilmua siswa. Pengetahuan peserta didik semakin berkembang dan bertambah. 6) Diberikannya reword kepada peserta didik yang telah menyelesaikan tudas literasinya dengan perolehan nilai yang tertinggi.125 Setiap kali selesai melaksanakan tugas literasinya, baik itu menceritakan secara lisan maupun tertulis sinopsis singkat buku yang sudah dibaca pada kegiatan setiap hari Rabu, maka guru akan memberikan reword berupa hadiah kepada siswa penulis sinopsis terbaik dan yang bisa menceritakan secara lisan yang terbaik. 124 Dokumentasi program literasi dan wawancara dengan guru, kepala madrasah, dan ketua program literasi pada tanggal 10 April 2021 125 Dokumentasi program literasi dan wawancara dengan guru, kepala madrasah, dan ketua program literasi pada tanggal 10 April 2021 75
3. Kegiatan literasi selama masa pandemi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap. Sejak bulan Maret 2020, sesuai dengan kebijakan dan surat keputusan bersama empat kementrian, yaitu kementrian pendidikan, kementrian dalam negeri, kementrian kesehatan, dan kementrian agama, maka seluruh aktivitas pembelajaran tidak lagi di lakukan di sekolah, tetapi dilakukan dari rumah masing-masing. Hal ini untuk memutus mata rantai dan upaya pencegahan penularan covid 19 agar anak-anak kita terselamatkan dari virus yang penyebarannya begitu cepat ini. Keputusan ini berpengaruh juga pada kebijakan dan proses belajar mengajar di MI Ya BAKII Kalisabuk 03, demikian juga berpengaruh terhadap program-program madrasah, salah satunya adalah program literasi. Berdasarkan wawancara dengan ketua team program literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03, bahwa program literasi selama masa pandemi tetap dilaksanakan, tetapi bedanya yang tadinya dilaksanakan di madrasah, dialihkan pelaksanaannya di rumah. Dan sebagai kontrol terhadap pelaksanaan program ini, maka guru menggunakan fasilitas WA grup kelas sebagai media untuk pemberian tugas, pembelajaran dan penyetoran tugas dari peserta didik.126 Beberapa kegiatan yang masih dilakukan antara lain adalah : 1) Kegiatan membaca yang dilakukan setiap hari rabu pada pagi hari pukul 07.00- 07.30 sebelum proses pembelajaran. Peserta didik melaksanakan kegiatan membaca tiap hari Rabu sebelum proses pembelajaran dengan didampingi oleh wali peserta didik di rumah masing-masing. Kemudian setelah selesai, hasil sinopsisnya ditulis dan dikirimkan via WAG kepada walikelas masing-masing 2) Kegiatan baca buku yang dilakukan setiap hari sebelum proses kegiatan belajar mengajar juga masih tetap dilakukan di rumah dengan pendampingan dari wali peserta didik. Siswa memvideokan dan mendokumentasikan semua kegiatan literasi di rumah, kemudian di kirimkan ke wali kelas sebagai laporan pelaksanaan dan penilaian serta pendokumentasian yang dilakukan oleh wali kelas. 126 Wawancara dengan ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd.I, ketua team program literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 pada tanggal 10 April 2021. 76
3) Kegiatan membaca menghasilkan beberapa proyek Antara lain synopsis buku yang dibaca siswa yang kemudian hasilnya di buat mading sederhana hasil kreativitas siswa. C. Analisis Hasil Penelitian Pembahasan adalah langkah terakhir pengolahana data dengan mencocokkan hasil temuan dari data yang sudah dipaparkan tadi dengan teori yang telah dituliskan di bab II (dua) sebelumnya. Kegiatan dalam pembahasan meliputi mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Temuan temuan tadi akan dibahas dengan teori dan pendapat para ahli yang sesuai, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar kokoh dan layak untuk dibahas. Pembahasan dalam bab ini ada tiga pokok tema yang akan dibahas. Tema tersebut mengacu pada fokus penelitian yakni (1) manajemen budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, (2) tahapan pengembangan budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap dan (3) kegiatan budaya literasi pada masa pandemic covid 19 di MI Ya BAKII Kalisabuk 03, hal ini akan disampaikan sesuai dengan pemaparan hasil penelitian yang telah disampaikan di atas. 1. Manajemen Budaya Literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap Manajemen berasal dari kata to manage ynng berarti mengelola, pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi manajemen itu sendiri.127 Menurut Winardi manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan, perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melaluai pemanfaatan manusia serta sumber-sumber lain.128 Manajemen memiliki fungsi-fungsi yang berguna untuk proses kesinambungan secara sistematis. Fungsi-fungsi dalam manajemen digunakan oleh manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya demi tercapainya tujuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi manajemen menurut George R. Terry “Mengklasifikasikan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut: Planning, Organizing, Actuating, dan Controling”. Mengacu pada pendapat George Terry, fungsi manajemen ada 4 seperti yang disebutkan diatas. Disamping itu beberapa ahli mendukung pendapat tersebut 127 Rohiat, Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm. 14. 128 A.T. Soegito, Pergeseran Paradigmatik Manajemen Pendidikan, (Semarang: Widya Karya, 2013), hlm. 21. 77
sehingga fungsi pokok manajemen adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (contolling). 1) Fungsi Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah fungsi yang paling awal dari keseluruhan fungsi manajemen sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ahli. Perencanaan adalah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan untuk mencapai tujuan tertentu.129 A tentative plan for analysis of the research results is very important because is plan my have a considerable bearing upon the number of subjects needed the measures and scoring procedures used and the menthods of recording the data. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan sesuatu yang sangat penting, bagian dari suksesnya sebuah kegiatan. Karena rencana sangat mempengaruhi apa yang akan kita dapatkan.130 Berdasarkan hasil wawancara dengan bu Ngasipah,S.Pd.I, kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03, bahwa dalam hal perencanaan untuk mengembangkan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap agar tersusun dan terencana, maka dirumuskan dalam program kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dan tercantum dalam Kurikulum KTSP MI Ya BAKII Kalisabuk 03 tahun pelajaran 2020/2021. Program kerja kepala madrasah dan kurikulum KTSP terlebih dahulu dengan menentukan analisis SWOT analysis (streng, Weaknesses, Opportunities, Threats) berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dimasa yang akan datang berkaitan dengan peningkatan kapasitaas guru , itulah langkah awal yang dilakukan oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03.131 Perencanan menggunakan analysis SWOT sangat tepat untuk menentukan program, karena secara sistem yang tersusun dengan baik dapat menghindari kegagalan program. Pemaparan analisis SWOT tentang pengembangan program literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah sebagai berikut : a) Streng (kekuatan) MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap memiliki kekuatan yaitu 129 ,Furtasan & Budi , Manajemen Sumber Daya Manusia , Cet I (Depok: PT Raja Grfindo Persada, 2020), hlm. 30 130 Walter R. Borg & Meredith D. Gall, Educatiaonal Research An Introduction, IV ( Brodway New York :Logman :1984 ) hlm 195 131 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku Ketua team program literasi di MI Ya BAKI Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, tanggal 07 April 2021 78
tersedianya ruang kelas yang cukup lebar dan memadai untuk proses pembelajaran, memiliki sebuah perpustakaan yang yang cukup banyak varian buku-bukunya, di samping itu, MI Ya BAKII Kalisabuk 03 merupakan salah satu sekolah mitra tanoto foundation yang di dalam modul nya terdapat point peningkatan budaya baca bagi warga madrasah. Di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 terdapat sebuah perpustakaan, lorong baca, dan pojok baca di setiap kelas sehingga dalam mengembangkan budaya literasi di madrasah, untuk sarana prasarananya sudah memadai. Di samping itu, karena kami merupakan sekolah mitra tanoto foundation, maka guru-guru di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 juga mendapat pelatihan- pelatihan yang terkait dengan peningkatan budaya baca di madrasah. 132 Kondisi sarana prasarana yang memadai merupakan sebuah kekuatan yang besar dalam mengembangkan program literasi ini, karena dengan sarana prasarana tersebut maka siswa dapat dengan mudah untuk melakukan aktivitas literasi, baik saat proses pembelajaran maupun pada saat jam istirahat. b) Weeaknesses (Kelemahan) Dalam melaksanakan sebuah program perlu diperhitungkan kelemahannya, tentunya harus dipertimbangkan dan diatasi dengan baik. Dalam upaya mengembangkan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu pengalokasian waktu yang selama ini masih dirasa sangat kurang untuk program literasi, karena sudah padatnya jadwal dan muatan kurikulum. Disamping itu pula, dalam masa pandemi covid 19 ini membuat semua program tidak berjalan maksimal, termasuk program budaya literasi. Sis-siswi belajar di rumah masing-masing, sehingga sulit untuk mengontrol aktivitas literasi siswa-siswi. Pengembangan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap terus diupayakan, namun demikian pasti terdapat halangan dan rintangan serta kelemahan yang harus dihadapi dengan sebaik mungkin. Alokasi waktu yang kurang dan padatnya muatan kurikulum di MI ya BAKII Kalisabuk 03 sehingga program budaya literasi seringkali tidak berjalan dengan baik, apalagi di masa pandemi seperti ini, dimana siswa belajar di rumah masing-masing.133 132 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku Ketua team program literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 07 April 2021 133 Wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd. I selaku ketua team program literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap, taggal 5 Februari 2021 79
Dari penjelasan singkat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam sebuah rencana pasti terdapat kelemahan dan hambatan yang harus ditangani dengan baik. Namun apapun kelemahan tersebut pasti dapat ditangani dengan cara mencari solusi. c) Opportunities (Peluang) Dalam setiap lembaga pendidikan sudah pasti memiliki peluang masing-masing, namun untuk dapat menangkap peluang yang ada harus dieksekusi dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumen dalam hal ini adalah guru, peserta didik, dan wali peserta didik. Lembaga pendidikan MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah lembaga formal yang melayani pendidikan untuk jenjang usia dasar, dengan jumlah siswa yang terus meningkat kuantitasnya dan tenaga pendidik yang masih muda-muda diharapkan menjadi peluang yang bagus untuk keberhasilan program-program di MI Kalisabuk 03, termasuk di dalamnya program literasi. Banyaknya tenaga pendidik yang masih muda akan lebih kreatif dalam melakukan pendampingan literasi terhadap anak-anak.134 Peluang di masa yang akan datang harus dikelola dengan merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja lembaga. Kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah peserta didik, wali peserta didik, dan masyarakat pada umumnya menjadi hal yang sangat penting bagi keberhasilan visi dan misi lembaga dan membuka peluang di masa yang akan datang. d) Threats (Ancaman) Semua bidang usaha pasti terdapat ancaman, begitupun di bidang pendidikan. Masa perkembangan zaman yang sangat cepat mulai bergeser ke zaman digital, dan semakin bermunculan banyak fasilitas-fasilitas game di gagdet, android, ataupun internet. Hal ini akan mengurangi rasa ketertarikan anak-anak terhadap buku dan literasi. Perkembangan zaman yang sangat cangih yaitu zaman digital saat ini, menjadikan anak-anak lebih senang bermain dengan gadgetnya daripada untuk membaca buku. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi para 134 Wawancara dengan Ibu Musringah, S.Pd.I, selaku salah satu wali kelas di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021 80
pendidik, harus berpikir, bagaimana caranya agar siswa-siswi lebih tertarik dengan buku daripada dengan gadgetnya.135 Dalam pengembangan program literasi, ancaman ini sangat serius, yaitu semakin banyaknya gadget, android, dan internet, sehingga anak-anak lebih senang bermain game daripada membaca. Siswa-siswi MI lebih suka menghabiskan waktu dengan gagdetnya daripada dengan buku-buku. Tentu tidak mudah untuk mampu menaklukan sebuah ancaman, namun akan terasa ringan dihadapi ancaman tersebut jika jauh hari telah dianalisa dan disusun strategi yang sesuai untuk menghadapinya. Beberapa hal yang dilakukan dalam perencanaan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 antara lain : 1) Kepala madrasah beserta seluruh dewan guru dan tendik melakukan analisis SWOT terkait kekuatan, kelemahan, tantangan, dan hambatan yang dialami oleh madrasah, yang kemudian hasilnya digunakan untuk penyusunan program madrasah. 2) Kepala madrasah beserta dewan guru dan tendik merumuskan program literasi madrasah 3) Kepala madrasah bersepakat membuat team gerakan literasi MI ya BAKII Kalisabuk 03 yang terdiri dari guru-guru pengajar. Tim ini nantinya akan menjadi kepanjangan tangan dari kepala sekolah dan penggerak serta pengawas dalam proses gerakan madrasah literasi 4) Pada awal tahun pelajaran, kamad mengadakan sosialisasi tentang program literasi kepada peserta didik, wali peserta didik, komite madrasah, dan yayasan. 5) Kepala madrasah mengalokasikan dana unk penyediaan buku bacaan lebih banyak diperpustakaan. Buku tersebut tidak hanya buku mata pelajaran namun buku-buku non pelajaran seperti novel cerpen dan buku yang lainnya. 6) Kepala madrasah mengajak peserta didik untuk melakukan donasi buku yang kemudian diletakkan di sudut baca masing-masing kelas 7) Mengadakan evaluasi secara berkala sehingga kendala dilapangan bisa 135 Wawancara dengan Ibu Musringah, S.Pd. I selaku kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap pada tanggal 7 April 3 2021 81
teratasi. Evaluasi disini juga berisi pemberian penghargaan terhadap peserta didik ataupun guru yang tertib membaca dan menuliskannya dalam bentuk ringkasan. Berdasarkan analysis SWOT yang telah diuraikan diatas maka upaya yang dilakukan oleh MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap adalah menetapkan rencana dalam rangka meningkatkan program budaya literasi diantaranya me- reschedule jadwal literasi agar program dapat berjalan lancar, memaksimalkan peran perpustakaan, lorong baca, dan pojok baca di masing-masing kelas agar anak-anak semakin merasa dekat dengan buku, memaksimalkan peran orangtua selama masa pandemi covid agar bisa mendampingi aktivitas literasi putra/putri nya di rumah masing-masing. Disamping itu pula, perlu adanya pembelajaran yang menarik yang ada kaitannya dengan literasi agar anak-anak semakin terbiasa dengan aktivitas literasi. Pelaksanaan perencanaan program budaya literasi dilaksanakan dengan harapan menumbuhkembangkan minat baca anak agar lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan ilmu, yang tentu saja sangat berpengaruh bagi bekal kehidupannya di masa depan nanti. Dari penjelasan diatas dapat sampaikan bahwa strategi dan perencanaan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 Kesugihan Cilacap terlaksana dengan baik dan hasil yang terukur dan sistematis. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan budaya literasi membawa hal yang positif dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bisang literasi dan meningkatkan ketertarikan siswa- siswi dalam membaca dan aktivitas literasi lainnya. 2) Fungsi Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan fungsi lanjutan setelah perencanaan dalam sebuah manajemen. Pengorganisasian sebagai “urat nadi” dalam manajemen. Karenanya pengorganisasian memberikan pengaruh yang menyeluruh terhadap terhadap keberlangsungan lemabaga. Termasuk dalam hal ini lembaga pendidikan. Pengorganisasian adalah “Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan anatara fungsi dalam pendidikan”136 136 Mohammad Iqbal , Tesis, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Surabaya: Program Pasca Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), hlm. 139 82
Dalam fungsi ini akan di ciptakan fungsi formal dari suatu koordinasi. Fungsi formal tersebut yang nantinya ditetapkanya suatu pekerjaan, dibagi sesuai kemampuan, dan dikoordinasikan. Sehingga dalam pengorganisasian manajemen dapat berlangsung secara sistematis. Peran manajer dalam fungsi ini harus mampu mengembangkan kemandirian memimpin sebuah organisasi/lembaga sesuai dengan tujuan, rencana, dan program yang telah ditentukan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ngasipah,S.Pd.I, kepala MI Ya BAKII Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021, Pengorganisasian yang dilaksanakan di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 dalam pembudayaan literasi dengan cara menyusun SK team program literasi, pembagian tugas-tugas kepada semua anggota team, dan penyusunan program literasi. Hal ini dimaksudkan agar semua komponen madrasah terlibat aktif dalam program literasi ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih personalia team serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas team itu dalam organisasi serta mengatur mekanismenya dengan rotasi penambahan tugas tambahan , sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Inti dari pengorganisasian manajemen budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 kesugihan Cilacap yaitu penyusunan SK team program literasi madrasah dan penyusunan program budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 sebagai acuan dan dasar dalam pelaksanaan program budaya literasi. SK team program literasi dibuat oleh kepala madrasah dan terdiri dari guru-guru yang ada di madrasah. 3) Fungsi Pelaksanaan (Actuatuating) Actuating adalah aktvitas untuk memberikan dorongan, pengarahan, dan pengaruh terhadap semua anggota kelompok agar mau bekerja secara sadar dan suka rela dalam rangka mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi ini adalah directing, commanding, leading dan coordinating. 137 Karena tindakan actuating sebagaimana unsur 137 Stephen R. Robbins. Perilaku Organisasi Jilid I,.., hlm.74. 83
diatas, maka proses ini juga memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingah, S.Pd.I, ketua team program literasi MI Ya BAKII Kalisabuk 03, pelaksanaan program di budaya literasi di MI Ya BAKII Kalisabuk 03 antara lain menentukan jadwal program literasi yaitu : 1. literasi bersama tiap hari Rabu yang dilakukan oleh semua kelas dengan memanfaatkan pojok baca tiap kelas 2. program Babutilem (baca buku tiga lembar) setiap hari sebelum memulai pembelajaran dengan dipandu oleh walikelas. 3. Membaca selama lima belas menit di rumah masing-masing pada malam hari 4. Pembiasaan pembacaan yasin-tahlil tiap hari Jum’at sebelum pembelajaran 5. Penggunaan pojok baca di masing-masing kelas.138 4) Fungsi Pengawasan (Controlling) Pengawasan adalah proses pengamatan dan pengukuran suatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang telah di tetapkan sebelumnya dimana itu tertuang dalam rencana. Kegiatan pengawasan sering di sebut juga dengan kontrol, penilaian, monitoring, dan supervisi. Fungsi pengawasan yaitu “Evaluasi terhadap seluruh kegiatan pendidikan sehingga berbagai kelemahannya dapat diketahui dengan cepat dan sesegera mungkin dilakukan pengkoreksian”. Proses pengawasan dapat berjalan dengan efektif apabila mengikuti langkah-langkah dalam pengawasanya meliputi: “a) Menentukan tujuan/standar kualitas pekerjaan yang diharapkan. b) Mengukur dan menilai kegiatan berdasarkan tujuan dan standar yang ditetapkan. c) Memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan”.139 Beberapa hal yang dilakukan dalam proses pengawasan program literasi 138 Hasil wawancara dengan Ibu Rozikhatul Mumbingan, S.Pd.I, ketua program literasi di MI Yabakii Kalisabuk 03 pada tanggal 7 April 2021 84
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146