Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BIOLOGI DASAR TERINTEGRASI FIRMAN ILAHI

BIOLOGI DASAR TERINTEGRASI FIRMAN ILAHI

Published by Sean Popo Hardi, S.Pd, M.Hum. UIN Jambi, 2022-12-26 17:18:48

Description: Laili Rahmi, M.Pd

Search

Read the Text Version

BAB XIX EKOLOGI A. Mengenal Konsep Umum Ekologi Ekologi adalah ilmu pengetahuan yang termasuk salah satu cabang Biologi. Ekologi mempelajari saling hubungan antara organisme dengan organisme lain dalam satu populasi dan populasi lain, serta saling hubungan antara organisme dengan faktor-faktor fisik dari lingkungannya. Dalam mempelajari ilmunya para ahli ekologi berusaha untuk mengungkapkan bagaimana seluruh sistem kehidupan berlangsung, artinya apa yang menyebabkan sistem itu berkerja dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Sistem yang dimaksud di atas adalah sistem ekologis yang disebut dengan ekosistem. Maka dari itu secara ringkas dapat dinyatakan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ekosistem. Definisi ini tidak hanya menjelaskan bahwa ekologi mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan faktor-faktor lingkungan yang ada di sekitarnya, tetapi juga mempelajari fungsi dari hubungan timbal balik tersebut bagi kelestarian makhluk hidup dan bagi faktor-faktor lingkungannya (Susanto, 2000). Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan ingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos (rumah atau tempat hidup) dan logos (ilmu), jadi ekologi adalah ilmu yang 189

mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (Chaniago, 2016). “(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan Menjadikan jalan-jalan diatasnya bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit. Kemudian Kami tumbuhkan dengan (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.” (Q.S Tha-Ha: 53) Ayat di atas menerangkan keberadaan bumi sebagai hamparan bagi kehidupan manusia hingga memenuhi kebutuhannya. Ekosistem sebagai interaksi komponen biotik dengan abiotik juga ditunjukkan melalui ayat di atas dengan adanya air hujan yang akhirnya mempengaruhi tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Menurut Susilawati dan Bachtiar (2018) secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut. Ekologi dikaitkan hanya dengan 6 (enam) level organisasi, yaitu: organisme (individu), populasi, komunitas, ekosistem (ecology system), sosio-ekosistem dan ekosfer atau biosfer. 1. Organisme (individu) adalah kesatuan genetik yang sama. 2. Populasi adalah kelompok individu yang sejenis, yang dapat mengadakan interbreeding dan menempati area tertentu, pada waktu tertentu. 3. Komunitas adalah kelompok organisme yang terdiri atas sejumlah jenis yang berbeda, yang secara bersama- 190

sama menempati habitat atau area yang sama, dan terjadi interaksi melalui hubungan trofik dan spatial. 4. Ekosistem adalah komunitas alami yang berinteraksi satu sama lain, dengan faktor fisik dan kemis seperti energi matahari, temperatur udara, angin, kelembaban udara, air, tanah, dan sebagainya. Ekosistem juga didefinisikan sebagai unit fungsional yang meliputi komponen biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia) dan komponen abiotik (lingkungan fisiko-kemis) dari area spesifik. Oleh karena itu, untuk menyebutkan suatu ekosistem harus disebutkan juga area spesifiknya. 5. Sosio-Ekosistem adalah lingkungan masyarakat; tingkat organisasi yang lebih tinggi dalam ekosistem. 6. Ekosfer/biosfer adalah bagian bumi tempat semua organisme hidup berada dan berinteraksi; atau bagian bumi dan atmosfer yang dapat menunjang kehidupan organisme. Ekosfer terdiri atas: atmosfer (udara), hidrosfer (perairan/lautan), dan lithosfer (daratan/tanah) B. Komponen dalam Ekosistem Chaniago (2016) menjelaskan bahwa suatu ekosistem disusun oleh dua komponen utama yaitu komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup dan komponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia (lingkungan tak hidup). 1. Komponen Biotik Komponen biotik suatu ekosistem meliputi semua jenis makhluk hidup, baik berupa tumbuhan, hewan, jamur, maupun mikroorganisme lain. 191

Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Beberapa firman Allah menunjukkan adanya interaksi dalam ekosistem seperti interaksi dalam komponen biotik yang terjadi pada spesies yang sama (intraspesies) sesama manusia. “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya (Q.S Al-Maidah:2) Interaksi dalam komponen biotik juga terkait hubungan yang terjadi adalah pada spesies yang berbeda (interspesies) yang dapat dipahami melalui terjemahan ayat di bawah ini: “Dan hewan ternak telah Diciptakan-Nya kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.” (QS. An-Nahl: 5) “Dan Kami Menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.” (QS. Yasin: 72) 2. Komponen Abiotik Komponen abiotik adalah segala sesuatu di luar makhluk hidup, terdiri dari komponen fisik dan kimia. Komponen fisik meliputi substrat, media, atau faktor fisik yang diperlukan untuk menunjang kehidupan, sedangkan komponen kimia berupa kondisi-kondisi yang mendukung kehidupan makhluk hidup. Beberapa komponen abiotik yang memengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut. 192

a. Suhu Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam makhluk hidup. Setiap jenis makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kehidupannya sehingga ada jenis- jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. b. Sinar matahari Sinar matahari memengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu Bumi. Sinar matahari juga diperlukan oleh tumbuhan (produsen) untuk melakukan fotosintesis. c. Air Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme.) dan bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. d. Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsurunsur penting bagi kehidupan organisme, terutama tumbuhan. e. Ketinggian tempat Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin, Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu. 193

Ayat al-qur‟an yang terkait dengan interaksi dalam komponen abiotik dapat dipahami dari terjemahan ayat di bawah ini. “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah Menurunkan hujan dari langit, lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.” (Q.S Fathir:27) C. Jenis-Jenis Ekosistem Secara umum ekosistem dapat dibedakan atas ekosistem darat dan ekosistem perairan. 1. Ekosistem Darat Berdasarkan letak geografis (garis lintang) ekosistem darat dapat dibedakan atas beberapa bioma. Gambar 73. Berbagai jenis bioma dalam ekosistem darat Sumber: (Sumberpengertian.id) Bioma taiga dan tudra terdapat pada pegunungan di wilayah bumi bagian utara. Bioma taiga didominasi dengan tumbuhan seperti konifer, pinus dan sejenisnya sedangkan bioma tundra didominasi oleh sphagnum, lumut kerak, tumbuhan kayu yang pendek dan sebagainya. Hewan yang biasanya menetap pada bioma taiga seperti moose, beruang hitam, ajag dan 194

burung-burung migrasi sedangkan pada bioma tundra, hewan yang menetap di sini memiliki rambut atau bulu yang tebal seperti rusa kutub dan beruang kutub. 2. Ekosistem Perairan Ekosistem perairan dapat dibedakan atas ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem estuari dan ekosistem terumbu karang, ekosistem laut dalam dan ekosistem lamun. ab Gambar 74. Contoh ekosistem perairan; (a) ekosistem estuari yaitu muara sungai dan (b) ekosistem lamun yaitu ekosistem laut dangkal yang ditumbuhi rerumputan. (Sumber: wikipedia dan lalaukan.com) Seluruh ekosistem di dunia disebut dengan biosfer. Chaniago (2016) menjelaskan bahwa dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupan suatu makhluk hidup disebut habitat. Habitat untuk makhluk hidup berukuran kecil, seperti jamur dan bakteri diberi istilah khusus yaitu substrat. Dua spesies atau lebih dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya, suatu organisme akan berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. 195

D. Interaksi dalam Ekosistem Interaksi dalam ekosistem menunjukkan hubungan ketergantungan. Menurut Susilawati dan Bachtiar (2018) ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik. 1. Antar Komponen Biotik Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui rantai makanan dan jarring-jaring makanan. a. Rantai Makanan Rantai makanan merupakan perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. b. Jaring-jaring makanan Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. 2. Antar komponen biotik dan abiotik 196

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti siklus karbon, siklus air, siklus nitrogen, siklus sulfur. Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan. Terkait dengan keagungan Allah dalam menciptakan alam yang begitu luas ini maka kita dapat memahami terjemahan ayat di bawah ini. “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali- kali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (QS. Al-Hijr: 19-20). 197

BAB XX BIOLOGI KONSERVASI A. Mengenal Istilah Konservasi Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan oleh karena itu pada bab terakhir ini kita perlu kita membahas mengenai „konservasi‟. Supriatna (2018) dalam Said Nahdi (2019) menyatakan bahwa konservasi diartikan sebagai upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, perlindungan kawasan, perlindungan keanekaragaman hayati, komunitas dan sumber daya alam. Defenisi lain dari Campbell, Reece dan Mitchel (2004) menyatakan bahwa konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis (biodiversity crisis). Menurut Said Nahdi (2019) gagasan konservasi atau perlindungan ekosistem sebenarnya sudah setua umur peradaban manusia, dimulai sejak Zaman Nabi Nuh yang telah melakukan konservasi sebagai antisipasi punahnya keanekaragaman hayati. “Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami Berfirman, \"Muatkanlah kedalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina)..”( Q.S Hud:40) Said Nahdi (2019) juga menjelaskan bahwa konservasi keanekaragaman hayati juga dilakukan oleh umat Islam, yaitu pelaksanaan qurban dengan anjuran hewan qurban berjenis kelamin jantan, secara tidak 198

langsung telah menghindarkan terjadinya bottleneckeffect (penurunan populasi sehingga menyebabkan pergeseran genetik). Di seluruh biosfer, aktivitas manusia mengubah keadaan ekosistem (biotik dan abiotik) yang telah tercipta dengan seimbang. Pembukaan lahan yang dilakukan manusia saat ini semakin hari semakin bertambah sehingga tanpa pemahaman terhadap konservasi maka dapat terjadi perubahan pada alam atau lingkungan yang akan merugikan manusia di masa depan nanti. Sebagai contoh menurut Campbell, Reece dan Mitchell (2004) persediaan ikan yang banyak di laut menjadi semakin menipis oleh penangkapan ikan yang berlebihan, dan beberapa daerah yang paling produktif dan yang paling beraneka ragam, seperti terumbu karang dan muara, mengalami cekaman yang sangat hebat. Dari beberapa taksiran, kita saat ini melakukan lebih banyak proses perusakan terhadap biosfer dan menyebabkan lebih banyak spesies yang punah, dibandingkan dengan kepunahan massal yang kelihatannya disebabkan oleh asteroid besar pada akhir masa kretaseus 65 juta tahun silam. Manusia hidup di muka bumi harus bertanggung jawab mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak berdasarkan asas konservasi agar kelestarian alam dapat terjaga. Campbell, Reece dan Mitchell (2004) menjelaskan bahwa perubahan habitat oleh manusia adalah ancaman tunggal terbesar terhadap keanekaragaman biologis diseluruh biosfer. Perusakan habitat di seluruh dunia secara besar-besaran disebabkan oleh pertanian, pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan, dan polusi lingkungan. Sekitar 93% terumbu karang di bumi, yang merupakan komunitas akuatik yang paling kaya akan spesies, telah dirusak oleh aktivitas manusia. Dengan laju perusakan saat ini, 40% sampai 50% dari 199

terumbu karang tersebut dapat hilang dalam tempo 30 sampai 40 tahun berikutnya. Sekitar sepertiga spesies ikan laut di bumi memanfaatkan terumbu karang, yang hanya menempati sekitar 0,2% bagian dasar lautan. Ancaman lainnya terhadap keanekaragaman biologis yaitu eksploitasi secara berlebihan pada beberapa spesies tertentu. Spesies hewan yang jumlahnya telah menurun secara drastis melalui penangkapan komersial atau perburuan yang berlebihan, meliputi ikan paus, bison Amerika, kura-kura Galápagos, dan banyak jenis ikan-ikan lainnya. Selain spesies yang diburu, banyak organisme lain seringkali terbunuh oleh metode penangkapan yang digunakan; sebagai contoh, ikan lumba-lumba, kura-kura laut, dan burung laut tertangkap dalam jaring ikan, dan tak terhitung jumlah invertebrata yang terbunuh oleh pukat harimau di laut. Perdagangan yang semakin meluas, seringkali ilegal, dari organisme liar seperti ikan, burung, anggrek, dan kaktus langka) dan produk satwa liar (yang meliputi kulit mamalia, bulu burung, tanduk badak, gading gajah, dan kantong empedu beruang. B. Jenis-Jenis Konservasi Koneri (2012) menjelaskan dua pengelompokkan konservasi yaitu konservasi spesies dan konservasi komunitas. 1. Konservasi Spesies Konservasi spesies merupakan upaya pelestarian satu spesies tertentu, baik yang dilaksanakan di dalam habitat alami (konservasi in-situ) maupun di luar habitat alaminya (konservasi eks-situ). Beberapa metode konservasi dengan pendekatan spesies mencakup program penangkaran (perkandangan), reintroduksi (pelepasan kembali setelah penanganan tertentu), rehabilitasi dan konservasi in situ. 200

2. Konservasi komunitas Konservasi komunitas merupakan upaya pelestarian lebih dari satu spesies dan biasanya tidak dapat dipisahkan dari pelestarian sifat fisiko- kimiawi dan faktor abiotiknya sehingga dikenal istilah konservasi ekosistem. 3. Konservasi Hima‟ Harim dan Ihya al-mawat Mangunjaya 2005 dalam Said Nahdi (2019) menjelaskan bahwa zaman Nabi Muhammad saw, memperkenalkan hima‟, harim dan Ihya Al Mawat, yaitu perlindungan terhadap suatu kawasan untuk kemaslahatan umum. a. Hima‟ Hima‟ merupakan suatu kawasan yang khusus dilindungi oleh pemerintah (imam negara atau khalifah) atas dasar syaria dengan tujuan untuk mengkonservasi dan mengelola kehidupan liar (wildlife), hutan, semak belukar. Rasulullah saw mencagarkan kawasan disekitar Madinah sebagai hima‟ saat penaklukan kota Mekah, untuk melindungi lembah, padang rumput, dan vegetasi yang ada di dalamnya, serta melarang masyarakat mengolah tanah di kawasan tersebut. Kawasan hima‟ hanya digunakan untuk kemaslahatan umum dan kepentingan pelestariannya, dan tidak boleh dimiliki oleh siapapun. Sejumlah hima‟ di Arabia Barat telah diakui oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai salah satu model konservasi alam yang baik dan paling lama bertahan dalam pengelolaan padang rumput secara bijaksana di dunia. b. Harim 201

Harim merupakan zona larangan penebangan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau menurunnya manfaat sumber daya alam. Bentuk harim yaitu kawasan penyangga disekitar kota atau perkampungan dan sumber air seperti danau, laut, sungai, mata air, aliran air dan sumur agar bermanfaat dalam jangka panjang. c. Ihya al-mawat Ihya al-mawat (menghidupkan tanah yang mati) yaitu memanfaatkan lahan tidur untuk kemaslahatan yang lebih baik. Lahan tersebut terdiri dari lahan terlantar di perkotaan atau lahan tidur/mati yang berada di kawasan pedalaman dan tertinggal oleh kemajuan, tidak ada pemiliknya dan tidak ada seorangpun yang memanfaatkannya (Sabiq 2000 dalam Said Nahdi 2019). 202

DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI Al-Hikmah Alqur‟an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro, 2008. Abdul Mustaqim. Etika Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati dalam Perspektif Al-Qur‟an. Hermeneutik, Vol. 9, No.2, Desember 2015. Di akses dari file:///C:/Users/User/Downloads/930-3379-1-PB.pdf 13/12/2022. Ahmad Muhammad Diponegoro. “Diskusi Psikologi Positif dan Al-Qur‟an tentang Jantung (Qalb atau Heart)”. Jurnal Psikologi Volume 18Nomor 2 Tahun 2013. Akbar Handoko dan Anisa Mahda Rizki, Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Program Studi Pendidikan Biologi FTIK UIN Raden Intan: Lampung, 2020. Di akses dari http://repository.radenintan.ac.id/13621/2/BUKU%20AJAR.pdf Andi Faridah Arsal, Genetika I Arif Memahami Kehidupan. Universitas Negeri Makassar, 2018. Anonimus. Perbedaan Tumbuhan Monokotil dan Dikotil Beserta Penjelasan dan Contohnya Lengkap. Di akses dari https://www.pelajaran.co.id/perbedaan-tumbuhan-monokotil-dan- dikotil/ pada 23/11/2022. Campbell, Neil A., Reece J. B., dan Mitchell L. G. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga, 2002. Campbell,dkk.BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga, 2012. Campbell, Neil A., Reece J. B., dan Mitchell L. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004. 203

CNN Indonesia. Fungsi, Proses, dan Faktor Pengaruh Fotosintesis Tumbuhan. 2021. Di akses dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210614135005-204- 654057/fungsi-proses-dan-faktor-pengaruh-fotosintesis-tumbuhan pada 13/12/2022. Eko Prasetya. Modul Belajar Mandiri Bioteknologi. Di akses dari https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLO GI-PB11.pdf pada 23/11/2022. Endah Rita S. Dewi, dkk. Buku Ajar Bioteknologi. Universitas PGRI Semarang Press. 2021. Di akses dari http://eprints.upgris.ac.id/734/1/Buku%20Ajar%20Bioteknologi_ISB N%20Revisi%2018x25.pdf pada 23/11/2022. Gunaria Siagian, Taksonomi Hewan. Widina Bhakti Persada: Bandung, 2020. Hamong Suharsono. Asam Nukleat Dan Teknologi Kedokteran. Paper mata kuliah Biokimia veteriner I. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana: Denpasar, 2018 Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Bahan Ajar Kebidanan Anatomi Fisologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Henny Saraswati. Mekanisme Genetik pada Penyakit Kanker. Di akses dari www. esaunggul.ac.id slideplayer.info Heru Nurcahyo, Diktat Bioteknologi. Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2011. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Diaktat%20Bioteknologi.pdf Ida Bagus Made Artadana dan Wina Dian Safitri. Dasar-Dasar Genetika Mendel dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018. Intan Purnama Sari, “DNA Manusia dalam Perspektif Al-Qur‟an”, skripsi tidak diterbitkan, Riau: UIN Sultan Syarif Kasim Tahun 2020 diakses dari 204

http://repository.uinsuska.ac.id/29051/2/GABUNGAN%20KECUALI %20BAB%20IV.pdf Khairuna, Diktat Fisiologi Tumbuhan. Program Studi Pendidikan Biologi FTIK UIN Sumatera Utara: Medan, 2019. Di akses dari http://repository.uinsu.ac.id/9750/1/Diktat%20fisiologi%20Tumbuhan %202020.pdf 13/03/2022. Khorin. 10 Contoh Keanekaragaman Tingkat Gen pada Tumbuhan. 2018. Diakses dari https://pltutanjungjatib.co.id/2018/10/26/10-contoh- keanekaragaman-tingkat-gen-pada-tumbuhan/ 13/12/2022. Koesmadji Wirjosoemarto. Modul I. Jakarta: UT. Diakses dari http://repository.ut.ac.id/4302/3/PEBI4311-M1.pdf La Jamaa. Kloning Manusia Perspektif Hukum Islam Di Indonesia. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. Jakarta: FSH UIN Syarif Hidayatullah Vol. 3 No. 1 (2016), pp.57-74. Di akses dari file:///C:/Users/User/Downloads/3163-28783-1-PB-1.pdf 23/12/2022 Maizer Said Nahdi. Biologi Konservasi: Integrasi Pandangan Islam dan Peran Masyarakat dalam Konservasi Ekosistem Menuju Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pidato pengukuhan guru besar dalam bidang ilmu biologi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019. Martin Garroc, Keindahan Taman Bawah Laut Bunaken Indonesia, Diakses dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/06/26/keindahan- taman-bawah-laut-bunaken-indonesia Melli Aprilia, Modul Taksonomi Vertebrata Kelas Reptil. Lampung: Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung, 2021. Di akses dari http://repository.radenintan.ac.id/16946/1/MODUL%20BAB%201%2 0DAN%202.pdf 205

Maulida Sari, M. Rezeki Muamar dan Faizah M Nur. Topik 4 Struktur Tumbuhan. Modul Digital Konsep Dasar Sains I Berbasis Qurani Program Studi PGSD 2020 Mohamad Amin, “Perkembangan Biologi dan Tantangan Pembelajarannya”, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek 2016 (ISSN: 2557-533X) diakses dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/7550/1%20- %20Moh%20Amin.pdf?sequence=1 12/03/2020 Muhammad Hasnnan Nahar, “Hadis-hadis Larangan Menikahi Saudara Persusuan (Kajian Ma‟anil Hadis)”, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Tahun 2016. Muhiddin Palennari, Biologi Dasar Bagian Pertama. Alauddin University Press: Makassar, 2016. Diakses dari https://core.ac.uk/download/pdf/127438218.pdf Ni nyoman Sumiasih dan Ni nyoman Budiani. Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan (Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016 diakses dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp- content/uploads/2017/08/Biologi-Dasar-dan-Biologi-Perkembangan- Komprehensif.pdf 12/03/2022 Parta Setiawan. Biologi: Pengertian, Manfaat, Cabang dan Menurut Para Ahli. Diakses dari gurupendidikan.co.id 21/07/2022 Ramadhani Chaniago. Biologi. Yogyakarta: Innosain, 2016 Roni Koneri, dkk. Biologi Konservasi. Bandung: Patra Media Grafindo, 2012 Siti Partini Suardiman, dkk. Permulaan Kehidupan Manusia (Perkembangan Pranatal). Di akses dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/131656353/pendidikan/B.4+Bab+IV- Perkembangan+Pranatal.pdf Susilawati dan Nurhasanah Bachtiar, Biologi Dasar Terintegrasi. Pekanbaru: Kreasi Edukasi, 2018. 206

Yunus Effendi, Buku Ajar Genetika Dasar, Jawa Tengah: Pustaka Rumah C1nta, 2020. Zairin Thomy. Buku Ajar Dasar-Dasar Sains Genetika. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. 2015 Zulfiani, Nengsih Juanegsih dan Meirry Fadhilah Noor. Bioteknologi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 207


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook