["Tetiba ibu berjalan ke arah lemariku. Mengisyaratkanku minggir dan mengulurkan tangan meraih sesuatu dari balik tumpukan baju. \u201dIni uang yang kamu maksud?\u201d Aku terdiam. Malu. Kalut. Bersalah. \u201dIbu minta maaf. Saat itu Ibu mau shalat. Mukena Ibu basah terkena ompol bungsumu. Lalu Ibu mencari mukenamu tapi tidak ada. Ibu pikir kamu bawa ke keluar kota juga. Lalu Ibu melancangkan diri mencari mukena lain di lemari ini. Dan Ibu menemukan ini. Ibu pindahkan karena takut hilang ....\u201d Suara Ibu bergetar. \u201dTentang tagihan kontrakan, Ibu minta maaf karena lancang membayarkan pakai uang simpanan Ibu. Ibu tak tega melihat yang punya rumah nagih sudah dua kali kesini selama kamu pergi. Jadi Ibu bayarkan. Ibu ada sedikit simpanan.\u201d Kali ini aku mulai tersedak dalam tangis. \u201dKalau ibu sering menolak pemberianmu selama ini, Ibu juga minta maaf bukan karena Ibu merendahkan pemberianmu, hanya Ibu tahu seberapa kemampuan Erwin menafkahimu. Jadi pikir Ibu biarlah kue atau makanan yang kau belikan itu untuk cucu-cucuku saja. Biar mereka puas.\u201d Aku terduduk berurai airmata. Segala sesak mendera dadaku. \u201dMungkin caraku salah. Kasar. Semata-mata untuk menutupi perihnya hatiku melihat hidup kalian yang serba kekurangan ....\u201d \u201dIbu!\u201d 43","Umpan Balik dan Tindak Lanjut Diskusikan hasil pekerjaan Saudara yang telah dinilai dengan hasil pekerjaan teman sebangku Saudara. Amati dan analisis apa kelemahan dan kekuatan hasil keja teman Saudara. Tuliskan hasil analisis Saudara dalam sebuah laporan dengan format penulisan menggunakan format penulisan ilmiah. Pedomani cara membuat laporan ilmiah dari buku terkait! Tugas umpan balik ini dikerjakan di buku tugas Saudara dengan tulis tangan. 44","BAB V JENIS-JENIS PROSA FIKSI Pada hakikatnya kategori atau jenis fiksi secara formal adalah cerpen dan novel. Pada awal perkembangan sejarah sastra, roman bahkan dibedakan lagi atas novel dan ini merupakan jenis prosa fiksi juga. Pengkategorian prosa fiksi ini penting artinya bagi pengakajian sejarah satra karena banyak di antara bentuk atau jenis fiksi itu muncul dalam kaitannya dengan pertumbuhan sastra itu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang hal ini terutama penting bagi mahasiswa atau sarjana kesusasteraan. Bagi para kritikus sastra, pengetahuan ini dapat membantu menyelesaikan kerja telaah mereka secara lebih baik, misalnya saja dalam membandingkan dua buah karya sastra fiksi dalam suatu telaah interteks misalnya adalah lebih baik dengan membandingkan dua buah novel yang sama-sama bersifat naturalis daripada membandingkan sebuah fiksi naturalis dengan sebuah fiksi romantis. Bagi pembaca umum, pengetahuan tentang pengkategorian ini memberkan peluang untuk mengetahui dan menyadari bahwa sebuah fiksi, apapun bentuknya, diciptakan dengan suatu cara kerja tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Dengan demikian, mereka dapat memehami dan mengapresiasi secara lebih baik. Kita tidak perlu menuntut bahwa sebuah novel yang sulit dipahami plot atu temanya seharusnya ditulis 45","seperti novel yang sduah sangat akrab dengan selera dan pengetahuan kita terhadap novel. 5.1 Cerpen Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Team Pustaka Poenix terbitan tahun 2007 tidak ditemukan kosa kata cerpen.Di sana yang ada adalah kosa kata cerita. Menurut Team Pustaka Poenix (2007:160) cerita diartikan \u201dtuturan yang membentangkan bagaimana sesuatu terjadi, peristiwa, hal atau kejadian dan sebaginya; karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dan sebagainya dongengan; cerpen: cerita pendek\u201d. Dari arti kata cerita di atas dapat dipahami bahwa cerpen termasuk jenis cerita. Yang diceritakan adalah tentang sesuatu yang terjadi, peristiwa, atau kejadian, atau karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang, dan sebagainya. Pengungkapan cerita ini diolah dengan menggunakan bahasa yang indah sehingga inilah yang menjadikan cerpen sebagai bentuk karya sastra. Bentuknya yang bersifat bercerita, bukan bersajak atau berdialog, inilah yang membedakannya dengan puisi dan drama. Ini pulalah yang menjadi dasar pengelompokkan cerpen termasuk ke dalam bentuk prosa. 5.2 Novel Jenis prosa fiksi yang lain adalah novel. Dilihat dari makna historisnya novel berasal dari kata latin, yaitu Novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang artinya baru. Dikatakan baru karena dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lain, jenis novel muncul kemudian (Tarigan,1984:164). Novel adalah sebuah karya sastra berbentuk fiksi yang telah dirangkai 46","dengan fakta kehidupan dan dibumbui dengan khayalan pengarang terlebih dahulu, sehingga menjadi bacaan yang mempunyai tujuan dan misi untuk mempengaruhi masyarakat penikmat sastra. Jenis-jenis prosa fiksi seperti yang telah diuraikan ini sebenarnya dikategorikan dengan maksud agar lebih dapat dengan tegas menunjukkan bahwa pada hakikatnya setiap kategori tersebut saling berkaitan satu sama lainnya. Selain itu, pengkategorian ini dengan maksud menjelaskan mengapa seorang novelis memilih bentuk atau jenis tertentu dan bukannya bentuk yang lain. Misalnya saja, seorang pengarang memilih menulis cerita detektif. Hal itu tidaklah berarti bahwa pengarang itu adalah orang yang berpengalaman dalam melakukan berbagai kejahatan atau menyenangi kejahatan tetapi ia senang menulis cerita semacam itu karena cerita detektif memiliki bentuk dan daya tarik tersendiri. Walaupun cerita semacam itu sering atau mungkin lebih menonjolkan kejahatan dan sedikit memperlihatkan ajaran moral, orang menjadi senang membacanya karena peristiwa-peristiwa yang dilukiskannya memang ada dan berkaitan dengan kehidupan yang sesungguhnya. Demikian pula halnya dengan membaca jenis fiksi yang lain, seperti novel-novel rimantis, realistis, atau eksistensialis. Pembacaan terhadapnya dilakukan karena di dalamnya dapat dilihat dan dirasakan berbagai jenis kehidupan dan berbagai jenis pengalaman. Pengalaman yang didapatkan dan dijumpai dalam kehidupan inilah yang oleh seorang pengarang dipermenungkan, diinterpretasi, dan diolah dengan imajinasinya untuk diciptakan menjadi karya sastra. Pengalaman ini dapt berupa pengalaman batiniah maupun lahiriah. Oleh karena itu, dengan menganalisis, mempermenungkan, merenungkan, mengimajinerkan, dan menganalisis serta menguraikan bentuk 47","keseluruhan pengelaman tersebut, peluang untuk membeda-bedakan jenis atau kategori fiksi kan lebih jelas. Cara yang paling sederhana untuk memulainya ialah dengan terlebih dahulu membagi pengalaman tersebut atas dasar unsur-unsurnya yang penting. Unsur-unsur tersebut ada empat jenis; dua di antaranya merupakan bagian dari pengalaman batiniah, dan dua lainnya adalah pengalaman lahiriah. Pengalaman batiniah meliputi pikiran dan perasaan, sedangkan pengalaman lahirian menyangkut hubungan seseorang dengan orang lain dan lingkungannya secara keseluruhan. Jika pikiran merupakan sesuatu yang bersifat lebih terkendali dan lebih tenang, perasaan merupakan sesuatu yang lebih bersifat bergejolak, sukar dikendalikan, dan agresif dibandingkan dengan pikiran. Pengalaman yang bersifat lahiriah dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) fenomena fisik atau fakta- fakta yang berhubungan dengan apa yang dilihat, didengar, dan diraba oleh seseorang; (2) perilaku yang tidak teramati dari fenomena tersebut yang banyak berpengaruh terhadapnya, yakni kekuatan dan tatanan yang melingkupinya, antara lain berupa hal-hal yang bersifat saintifik, ekonomik, politis, norma, moral, atau spiritual. Elemen-elemen tersebut tidak selalu berada dalam posisi berimbangan bagi setiap individu dan tidak juga sama penonjolannya pada suatu waktu dengan waktu lainnya. Sangat boleh jadi bagi seseorang yang emosional lebih berpengaruh dalam hal-hal tertentu, sementara bagi yang lain lebih mengutamakan pikiran. Pada suatu saat seseorang sangat dipengaruhi oleh gejolak emosi yang begitu kuat, sementara pada waktu laiinya unsur tatanan lebih menentukan tindakan-tindakannya. Pengaruh pengalaman batin terhadap pengalaman lahir akan tercermin pada setiap tindak tanduk seseorang. 48","Oleh karena itu, hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap bentuk karya yang dihasilkan pengarang. Fiksi realistis misalnya, terlahir dari pengalaman yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat faktual dalam perilkau manusia. Fiksi romantik lebih menyajikan maslah perjuangan emosi pribadi dan desakan-desakan dari luar. Fiksi naturalis dan proletarian lebih mengutamakan pelukisan fakta-fakta yang keji yang kurang dapat diterima secara moral dan pelukisan tatanan material yang kurang dapat diterima oleh akal sehat. Fiksi gotik melukiskan cerita-cerita horor: fakta-fakta disajikan sedemikian rupa sehingga memancing kengerian dan melahirkan mimpi yang menakutkan. Dalam kelompok kategori yang lain, fakta-fakta lebih berbeda dengan aktualitasnya. Alegori, simbolisme, dan ekspresionisme menekankan fakta-faktanya dalam hubungan dengan struktur kekuatan dunia luar, misalnya tatanan moral dan politisnya. Fiksi sains dan utopian menunjukkan kecendrungan tatanan-tatanan material dengan menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga sesuatu tersebut tampak benar-benar terjadi: disebut fiksi sains jika menyangkut tatanan- tatanan yang saintifiks sains, disebut utopian jika menyangkut tatanan yang bersifat ekonomi dan politik. Satire merupakan gambaran tenatng pertentangan antara manusia atau institusi yang tampak secara lahiriah dengan kekuasaan yang ada di baliknya. Fiksi psikologis, arus kesadaran, otobiografis, menekankan kompleksitas atau perkembangan kehidupan batiniah individual, yang terdiri atas perasaan dan pikiran. Sedangkan dalam fiksi eksistensialis digambarkan kekuatan-kekuatan di balik fakta-fakta dunia yang tak terpahamkan, tak dapat diterima, bahkan yang tidak pernah terjadi: tokoh-tokohnya dihadapkan kepada sesuatu yang gelap dan dilontarkan ke dunia absurd. 49","Sebelum dibicarakan elemen-elemen yang membangun fiksi secara struktural terlebih dahulu akan disinggung tentang beberapa hal yang berkaitan dengan perbedaan jenis prosa fiksi, yaitu cerita pendek dan novel. Dalam istilah novel tercakup pengertian roman sebab roman hanyalah istilah novel untuk zaman sebelum perang dunia kedua di Indonesia. Dunakannya istilah roman waktu itu adalah wajar karena sastrawan Indonesia waktu itu pada umumnya beorientasi ke negeri Belanda, yang lazim menamakan bentuk itu dengan istilah roman. Istilah ini juga dipakai di Perancis dan Rusia, serta kebanyakan negara-negara Eropa. Istilah novel dikenal di Indonesia setelah kemerdekaan, yakni setelah sastrawan Indonesia banyak beralih keapa bacaan-bacaan yang berbahasa Inggris. Di Inggris dan Amerika istilah yang dikenal adalah novel, tidak dikenal atau tidak digunakan istilah roman, betapapun menyangkut karya-karya besar. Di antara para ahli teori sastra kita memang ada yang membedakan antara novel dan roman, mengatakan bahwa novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas; sedangkan roman dikatakan sebagai menggambarkan kronik kehidupan yang lebih luas yang biasanya melukiskan peristiwa itu dari masa kanak-kanak sampai dewasa dan meninggal dunia. Ada yang menyebutkan bahwa roman merupakan karya fiksi yang menggambarkan tentang tokoh dan peristiwa- peristiwa yang hebat-hebat: mengagumkan, mengerikan, atau menyeramkan; sedangkan novel merupakan karya yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Novel yang diartikan sebagai memberikan konsentrasi kehidupan yang lebih tegas, dengan roman yang diartikan rancangannya lebih luas, mengandung 50","sejarah perkembangan yang biasanya terdiri dari beberapa fragmen, patut ditinjau kembali. Definisi semacam itu keluar lantaran sekitar tahun 1950-an novel-novel Indonesia yang ditulis oleh Pramudya Ananta Toer, Mochtar Lubis, dan Akhdiat Kartamihardja memenga bersifat demikian, sedangkan roman terlihat dalam pengertian di Atas, banyak ditemukan dalam buku-buku Balai Pustaka yang sudah lama. Novel yang lebih \u201cmemusat\u201d dan roman yang lebih \u201cluas\u201d sebenarnya terdapat pada istilah novel maupun roman (Sumardjo, 1982). Novel dan cerpen merupakan bentuk kesusasteraan yang secara perbandingan adalah baru. Ia baru dikenal dalam masyarakat kita sejak kira-kira setengah abad yang lalu. Di negara barat juga masih baru kalau dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang lain, seperti puisi yang sudah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, sedang fiksi ini di sana baru dikenal sejak dua ratus tahun yang lalu. Namun, dalam masa hidupnya yang muda itu, ia telah mengalami perkembangan yang pesat. Novel Indonesia secara \u201cresmi\u201d muncul setelah terbitnya buku Si Jamin dan Si Johan, tahun 1919 oleh Merari Siregar, yang merupakan novel saduran dari novel Belanda. Kemudian, pada tahun berikutnya terbit novel Azab dan Sengsara oleh pengarang yang sama. Sejak itu, mulailah berkembang sastra fiksi yang dinamai novel ini dalam khazanah sastra Indonesia. Tetapi, itu tidak berarti bahwa Azab dan Sengsara muncul tanpa pendahuluan. Ancang-ancangnya sduah dimulai di sekitar tahun 1890 oleh para wartawan yang menulis buku cerita yang bersifat hiburan dengan menggunakan bahasa Melayu-pasar. Tradisi inilah yang kemudian dilanjutkan oleh sastrawan angkatan Balai Pustaka yang pada umumnya para guru bukan kaum wartawan; dan tema yang digarap pun sudah berbeda. 51","Jika sebuah cerpen bersifat memadatkan, novel cenderung bersifat expands atau meluas. Jika cerpen lebih mengutamakan intensitas, novel cenderung menitikberatkan complexity atau kompleksitas. Sebuah novel jelas tidak berarti dapat dibaca selesai dalam sekali duduk. Karena panjangnya, sebuah novel secara khusus cukup untuk mempermasalahkan karakter tokoh dalam sebuah perjalanan waktu, dan hal ini tidak mungkin dalam cerpen. Adalah sangat mungkin bagi Ahmad Tohari untuk mengembangkan karakter tokoh Srintil dan Rasus dalam Ronggeng dukuh Paruk dalam suatu perjalanan waktu tertentu. Hal yang sangat tidak mungkin dilakukannya dalam karya cerpennya, \u201cJasa-jasa Buat Sanwirya\u201d. Jadi, salah satu efek perjalanan waktu dalam novel ialah pengembangan karakter tokoh. Novel memungkinkan kita untuk menangkap perkembangan itu, misalnya yang sering menjadi kesukaan pengarang novel pertumbuhan tokoh sejak anak-anak hingga dewasanya. Novel juga memungkinkan adanya penyajian panjang lebar tentang tempat\/ruang. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat menjadi pokok permasalahan yang selalu menarik perhatian para novelis. Masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu, sebuah masyarakat jelas berhubungan dengan dimensi tempat, tetapi peranan seseorang tokoh dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu karena panjangnya novel memungkinkan untuk itu. Akhirnya, jika umumnya cerpen mencapai keutuhan (unity) secara exclusion, artinya cerpenis membiarkan hal-hal yang dianggap tidak esensial; novel mencapai keutuhannya secara inclusion, yakni bahwa novelis mengukuhkannya dengan kendali tema karyanya. Kadangkala sebuah rumusan memang membuat kita bingung. Atas konsep dua istilah yang berkaitan dengan 52","kata \u201cnovel\u201d maupun \u201croman\u201d sebaiknya tidak usah terlalu diperdebatkan. Kalau mau juga melihat dan menganggap dua istilah terbut berbeda, cukuplah penjelasan di atas yang dijadikan alasan apalagi dalam perkembangan sastra sekarang, istilah yang sering dipakai adalah kata \u201cnovel\u201d, Sudah amat jarang kita dengar dan kita baca tulisan yang diberi istilah \u201croman\u201d. Untuk merumuskan perbedaan keduanya saja juga sudah amat rumit, hal ini disebabkan oleh: a. Makin banyaknya macam kesusasteraan; b. Ciri-ciri khas sastra selalu berubah-ubah dan tidak identik untuk segala masa dan tempat; c. Batas antara sastra dan yang bukan sastra tidak mutlak, misalnya ulasan berita surat kabar yang disajikan dengan bahasa dan gaya sastra, sehingga batas antara sastra dan bukan sastra itu sering dikaburkan atau dirombak; d. Identifikasi sastra bisa bermacam-macam menurut pendekatan dan titik pandang. Kerumitan-kerumitan di atas tentulah tidak membuat kita tidak dapat merumuskan istilah-istilah lain. Sebuah rumusan selalu tetap dapat dibuat, begitu juga halnya rumusan untuk istilah cerpen. Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan juga bukan bagian dari novel yang belum dituliskan. Sangat boleh jadi bahwa karya yang semula diterbitkan sebagai cerpen; akhirnya diterbitkan sebagai novel atau bagian dari novel tertentu. Dalam hal ini, Pagar Kawat Berduri karangan Trisnoyuwono dapat dijadikan contoh kasus. Akan tetapi, hal itu tentu melibatkan revisi yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Panjang pendeknya sebuah cerpen Yang bagus merupakan suatu bagian dari pengalam cerita itu yang paling esensial. 53","Ada yang mengatakan bahwa cerpen merupakan fiksi yang dibaca selesai dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Dengan kata lain, sebuah kesan tunggal dapat diperoleh dalam sebuah cerpen dalam sekali baca. Akan tetapi, bagaimanakah cerpen dapat memberikan efek atau kesan yang tunggal itu? Sebuah cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristiwa yang tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki signifikansi benar bagi tokohnya. Misalnya saja dalam Bawuk karya Umar Kaya tanpak pada keputusan Bawuk menitipkan anak-anaknya kepada Ny. Suryo untuk tetap mencari dan mengikuti suaminya, hasan yang komunis. Di samping hal tersebut, tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan karena pengembangan membutuhkan waktu, sementara pengarang kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, hanya ditunjukkan tahapan tertentu perkembangan karakter tokohnya. Karakter dalam cerpen lebih merupakan refelation, yaitu \u201cpenunjukan\u201d daripada development, yaitu \u201cperkembangan\u201d. Selanjutnya, dimensi waktu dalam cerpen pun cenderung terbatas, walaupun dijumpai pula cerpen-cerpen yang menunjukkan dimensi waktu yang relatif luas. Ringkasnya, cerpen menunjukkan kualitas yang berisfat compression yaitu \u201cpendataan\u201d, concentration yaitu \u201cpemusatan\u201d, dan intensity yaitu \u201c pendalaman\u201d, yang kesemuanya berkaitan dengan panjang cerita dan kialitas struktural yang disyaratkan oleh panjang cerita itu. Oleh karena itu, keberadaan novel dalam kehidupan memiliki peran besar dalam proses membangun masyarakat Indonesia, dengan kata lain dapat bermanfaat membentuk pribadi generasi 54","penikmat sastra walaupun tidak mutlak. Sebagai karya yang bermutu, novel melibatkan imajinasi pengarang dan inteleknya untuk rnenggambarkan kehidupan dalam bentuk suatu cerita dan imajinasi yang diarahkan, dikontrol oleh intelek. Dalam dunia sastra Indonesia dikenal istilah novel dan roman. Istilah novel diartikan sebagai karya yang mengungkapkan peristiwa kehidupan manusia pada suatu saat secara mendalam. Sedangkan roman adalah karangan yang menggambarkan kehidupan manusia secara luas dari kecil sampai dewasa dan meninggal. Menurut Semi (1989: 32) \\\"Tidak perlu dibedakan antara novel dan roman karena dalam pengertian novel tercakup pengertian roman. Roman hanyalah istilah novel zaman sebelum perang dunia kedua\\\". Selain bentuk-bentuk di atas, ada juga yang mengelompokkan dongeng dan cerita rakyat sebagai bentuk prosa fiksi. Dongeng bukan sekedar hiburan atau pengantar tidur saja tetapi di balik kisah yang dipaparkan banyak nilai dan keteladanan tentang kehidupan yang yang dapat diajarkan. Kisah-kisah sederhana yang dipaparkan dapat memberikan kesan dan pesan mendalam bagi pendengar atau pembacanya. Danandjaya (1994:83) mengatakan \u201cDongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan. Walaupun diceritakan terutama untuk hiburan dan tidak dianggap benar-benar terjadi, dongen banyak melukiskan kebenaran, berisi pelajaran moral atau bahkan sebagi sindiran\u201d. Pernyataan ini juga relevan dengan pernyataan Wibisono (dalam Badudu, 1975:9) yang mengatakan bahwa \u201cDongeng merupakan salah satu warisan kebudayaan nasional yang mempunyai nilai-nilai berharga, yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan, dongeng juga merupakan sarana komunikasi dan 55","pengawet kebudayaan, dongeng berfungsi sebagai pengajaran dalam masyarakat\u201d. Dalam satu kajian, satra prosa dapat ditelaah dari dua sisi, yakni prosa lisan dan prosa tertulis. Sastra prosa yang bersifat tertulis dapat digolongkan atas: hikayat, adat-istiadat atau undang-undang, dan petunjuk raja, sedangkan prosa sastra yang bersifat lisan (cerita rakyat) terdiri dari mite, legenda, dan dongeng. Bila semua bentuk sastra itu dikumpulkan, maka akan muncul klasifikasi baru, yaitu prosa naratif dan prosa nonnaratif. Prosa naratif terdiri dari: mite, legenda, dongeng, dan hikayat; sedangkan prosa nonnaratif adalah adat-istiadat atau undang-undang, dan petunjuk raja. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Burhan Nurgiyantoro membagi novel menjadi dua, yaitu: 1. Novel Serius Novel serius merupakan novel yang memerlukan daya konsentrasi yang tinggi dan kemauan jika ingin memahaminya. Novel ini merupakan makna sastra yang sebenarnya. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Novel serius di samping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajak untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara 56","pengucapan yang baru pula. Singkatnya unsur kebaruan diutamakan. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian menciptakan sebuah \\\"dunia baru\\\" lewat penampilan cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus. 2. Novel Populer Novel Populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah- masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel ini tidak menampilkan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Novel ini pada umumnya bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Biasanya cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya. Novel popular lebih mengejar selera pembaca, untuk itu novel ini tidak menceritakan sesuatu yang bersifat serius sebab hal itu dapat mengurangi selera pembacanya. Sehingga plot yang dibuatpun lancar dan sederhana. Sebuah novel memiliki beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagian pegangan untuk mengetahui apakah novel apa bukan. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:170), menyebutkan bahwa ciri-ciri novel adalah : 1. Jumlah kata lebih dari 35000 buah . 2. Jumlah waktu rata-rata yang dipergunakan buat membaca novel paling pendek diperlukan waktu minimal 2 jam atau 120 menit 3. Jumlah halaman novel minimal 100 halaman . 4. Novel tergantung pada pelaku dan mungkin lebih dari satu pelaku. 57","5. Novel menyajikan lebih dari satu impresi, efek, dan emosi. 6. Unsur-unsur kepadatannya dan intensitas dalam novel kurang diutamakan. Menurut Hendy (1993:225), ciri-ciri novel sebagai berikut : 1. Sajian cerita lebih tajam dari cerita pendek dan lebih pendek dari roman. Biasanya cerita dalam novel dibagi atas bebrapa bagian. 2. Bahkan cerita diangkat dari keadaan yang ada dalam masyarakat, ramuan fiksi panjang. 3. Penyajian berita berlandaskan pada alur tokoh atau alur utama yang batang tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penujang yang bersifat otonom (mempunyai latar sendiri). Secara struktural novel terbentuk dari dua unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. \u201e\u201eSebuah hasil karya sastra dapat kita ambil sesuatu dari dalam maupun luar karya sastra sebagai hasil dari kecermatan pembaca terhadap hasil karya tersebut. Suatu bentuk hasil karya satra harus ada unsur unsur yang membentuknya\u201f\u201f ( Ibrahim 1987: 161 ). Namun, dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada intrinsic. Adapun komponen unsur intrinsic menurut Viemufidah (2012) \u201cUnsur intinsik adalah unsur sastra yang mempengaruhi terciptanya tokoh, alur, tema, setting. 1. Tema Menurut Nugiyantoro (2013: 115) tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantic dan bersifat abstrak yang secara berulang ulang di munculkan lewat motif dan biasanya dilakukan secara implisit. Hal ini sejalan dengan kosasih (2012: 60) yang menyatakan 58","tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, di perlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan tema adalah suatu pokok pikiran yang paling utama yang dibangun untuk membentuk ide pokok, guna menunjukan setiap karakter yang terlibat serta memberikan arah tujuan agar si pembaca dapat memahami isi dari karya sastra yang dibuatnya. 2. Alur Menurut Stanton (2007: 26) alur merupakan rangkaian peristiwa peristiwa dalam karya sastra. Sedangkan menurut Wahyudi (2008: 9) alur adalah sebuah fiksi yang menyajikan peristiwa peristiwa kepada pembaca tidak hanya sifat tempolar saja, tetapi juga sebagai pola yang majemuk dan mempunyai hubungan kualitas. Wahyudi (2008: 10) juga mengemukakan plot mempnyai beberapa tahapan : a. Tahap awal Bagian awal sebuah cerita akan mengandung dua hal penting, yakni pemaparan atau eksposisi dan elemen instabilitas. Eksposisi merupakan istilah yang di pergunakan untuk menunjuk pada proses yang digunakan bagi informasi yang perlu dalam pemahaman cerita oleh pengarang kepada pembaca b. Tahap Tengah Bagian tegah cerita berisi konflik cerita, yang di bedakan menjadi 2 : Konflik dalam diri seorang yang 59","tunggal atau konflik kejiwaan dan Konflik antara seseorang (tokoh) dengan masyrakat atau konflik sosial Alur berdasarkan waktu (Nurgiyantoro, 2012:153- 154) terdapat tiga alur yaitu : 1.Alur maju Alur maju adalah jalan cerita yang menyajikan urutan waktu. Alur maju (kronologis) yaitu apabila pengarang dalam mengurutkan peristiwa-peristiwa itu menggunakan urutan waktu maju dan lurus. Artinya peristiwa-peristiwa itu diawali dengan pengenalan masalah dan diakhiri dengan pemecahan masalah. alur maju adalah rangkaian peristiwa yang dialami oleh tokoh dari awal samapi akhir semua berurutan waktu 2. Alur mundur Alur mundur adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa lampau. Alur mundur (flashback) yaitu apabila pengarang mengurutkan peristiwa-peristiwa itu tidak dimulai dari peristiwa awal, melainkan mungkin dari peristiwa tengah atau akhir. alur mundur adalah mengulang peristiwa yang sudah terjadi yang pernah dialami tokoh. 3.Alur campuran Alur campuran yaitu apabila cerita berjalan secara kronologis namun sering terdapat adegan-adegan sorot balik. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan melalui para pelaku dalam suatu cerita. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan penstiiwa. 3. Tokoh Dan Penokohan Menurut Viemufidah (2012) \u201cTokoh adalah individu yang berperan dalam cerita, yang mengalami peristiwa 60","atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita\u201d Sebagaimana yang dikemukakan Abrams ( Nugiyantoro, 2013: 234) \u201cTokoh cerita adalah orang orang yang di tampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang di ekspresikan dalam ucapan dan apa yang di lakukan dalam tindakan\u201d Tokoh-Tokoh dalam sebuah fiksi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, berdasarkan sudut pandang dan tinjauan sebagai berikut : a. Tokoh utama dan tokoh tambahan b. Tokoh protagonist c. Tokoh sederhana d. Tokoh statis dan tokoh berkembang 4. Latar Menurut Wahyudi (2008: 42) \u201cLatar adalah elemen fiksi yang menunjukan kepada kita di mana dan kapan peristiwa peristiwa berlangsung\u201d sedangkan menurut Kosasi (2012: 38) \u201c Latar atau setting merupakan tempat dan waktu berlangsungnya kejadian dalam cerita Kosasih ( 2012: 38) juga menjelaskan latar dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Latar Tempat Latar tempat merupakan tempat berlangsungnya cerita mungkin berupan daerah yang luas, seperti nama daerah atau Negara , mungkin pula berada di dalam yang sempit. b. Latar waktu Waktu berlangsungnya cerita, mungkin pada pagi hari, malam hari dan waktu lainnya. 61","5.3 Mite Dalam buku Penelitian, Transformasi, & Pengkajian Foklor oleh Rokhmawan (2019: 25), mite merupakan sebuah cerita yang dianggap suci dan benar-benar terjadi oleh empunya cerita. Bascom (dalam Danandjaja, 1984:50) mengemukakan bahwa mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohkan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang dan terjadi pada masa lampau. Pengertian mite yang dijadikan sebagai titik tolak di atas pada dasarnya berlaku untuk cerita yang terdapat di dalam sastra Melayu. Mite sebagai istilah sastra, dapat digunakan untuk salah satu jenis sastra tradisional Melayu. Wujud kongkret mite dalam sastra Melayu dapat diketahui dengan menganalisis cerita tersebut. Cerita mite merupakan cerita tradisional, bukan merupakan cerita ciptaan zaman sekarang. Para penutur cerita terlebih dahulu telah mendengar cerita itu dari generasi sebelumnya, misalnya dari generasi orang tuanya, bahkan dari generasi kakeknya. Peristiwa yang dibayangkannya berupa peristiwa masa lalu, yang sudah tidak diketahui lagi kapan peristiwa itu terjadi, misalnya tentang asal-usul nenek moyang dan perpindahannya, tentang terjadinya sebuah pemukiman yang asalnya hutan, tentang terjadinya tumbuhan padi, tentang terjadinya peristiwa tabu dan adat-istiadat, dan tentang pembangunan istana dalam waktu satu malam. Para pelaku dalam mite terdiri atas manusia suci atau manusia yang mempunyai kekuatan supernatural dan manusia yang berasal dari atau yang mempunyai hubungan dengan dunia atas, yaitu kedewataan atau kayangan. Jadi, ada pelaku seorang manusia yang turun 62","dari kayangan, yang diturunkan oleh dewa untuk memimpin sekelompok masyarakat agar berbuat baik. Ada pelaku bidadari, makhluk kayangan yang dapat terbang. Pelaku dapat melakukan perbuatan luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa. Latar terdiri dari dunia atas, yaitu kayangan, tempat para bidadari, dan bumi tempat manusia hidup, dan latar yang tidak disebutkan namanya. Latar yang berupa tempat bersemayam para dewa dan kayangan tempat para bidadari, dibayangkan sebagai tempat suci, sedangkan tempat di bumi tidak dijelaskan demikian. Akan tetapi, karena dihubungankan dengan peristiwa yang dialami oleh nenek moyang atau peristiwa luar biasa, tempat-tempat itu tidak dianggap sebagai tempat sembarangan, misalnya sebagai tempat keramat. Waktu terjadinya peristiwa dibayangkan pada masa lalu yang sangat jauh, yaitu pada masa purba, misalnya pada masa lahirnya cikal-bakal para raja dan pada masa permulaan dibangun tempat tinggal. Saat peristiwa tentulah tidak dapat ditentukan dengan pasti kapan terjadinya, tetapi dibayangkan pada masa yanag sudah sangat tua, bukan waktu yang dekat ke zaman sejarah. Dengan demikian, pelaku, perbuatan, tempat, dan waktu, dibayangkan terjadi dalam peristiwa yang mengandung unusr luar biasa, yaitu peristiwa penciptaan dan perubahan wujud berkenaan dengan tumbuh-tumbuhan, tempat, danpranata kemasyarakatan, seperti kepercayaan akan tabu dan keramat. Masyarakat menganggap bahwa peristiwanya adalah peristiwa yang dipercayai atau dihormati. Mite dapat dikelompokkan atas mite penciptaan dan mite asal usul. Mite penciptaan mengandung peristiwa terciptanya sesuatu, misalnya tentang cikal-bakal seorang raja, yaitu makhluk baru yang diturunkan dewa dari kayangan, atau makhluk baru yang lahir dari perkawinan manusia dengan bidadari. 63","Mite asal-usul mengandung peristiwa yang menceritakan proses terbentuknya sesuatu, misalnya tentang terbentuknya sebuah pulau, terbentuknya tempat pertanian dan pemukiman yang didirikan oleh nenek moyang, yang kemudian membawa kesejahteraan dan keamanan bagi penduduk, atau terbentuknya nama kerajaan baru. Contohnya sebagai berikut: Mite atau mitos merupakan cerita yang sering kita baca di dalam buku cerita rakyat. Beberapa cerita mite dan contohnya yaitu sebagai berikut: a. Mitos Nyi Roro Kidul Sang Penguasa Laut Selatan b. Mitos Dewi Sri Sang Dewi Kesuburan atau Dewi Padi c. Mitos Onggoloco dan Hutan Wonodasi d. Mitos Kerbau liar di Desa Tenganan Bali e. Mitos Hutan Keramat di Daerah Pemukiman Suku Baduy f. Mitos Tana Toa di Bulu Kumba, Sulawesi Selatan Contoh mite sebagai berikut. DEWI PADI Dahulu kala di Kahyangan, Batara Guru yang menjadi penguasa tertinggi kerajaan langit, memerintahkan segenap dewa dan dewi untuk bergotong-royong, menyumbangkan tenaga untuk membangun istana baru di kahyangan. Siapapun yang tidak menaati perintah ini dianggap pemalas, dan akan dipotong tangan dan kakinya. Mendengar titah Batara Guru, Antaboga (Anta) sang dewa ular sangat cemas. Betapa tidak, beliau samasekali tidak memiliki tangan dan kaki untuk melakukan pekerjaan. Jika harus dihukum pun, tinggal lehernyalah yang dapat dipotong, dan itu berfaedah kematian. Anta sangat ketakutan, selanjutnya beliau memohon segala 64","sesuatu yang diajarkan Batara Narada, saudara Batara Guru, mengenai masalah yang dihadapinya. Tetapi sayang sekali, Batara Narada pun bingung dan tak dapat menemukan cara untuk membantu sang dewa ular. Putus asa, Dewa Anta pun menangis terdesu-sedu meratapi betapa buruk nasibnya. Akan tetapi ketika tetes cairan mata Anta jatuh ke tanah, dengan aneh tiga tetes cairan mata berubah menjadi mustika yang berkilau-kilau bagai permata. Butiran itu sesungguhnya adalah telur yang memiliki cangkang yang indah. Barata Narada menyarankan supaya butiran mustika itu dipersembahkan kepada Batara Guru sebagai susunan permohonan supaya dia memahami dan mengampuni kekurangan Anta yang tidak dapat ikut melakukan pekerjaan membangun istana. Dengan mengulum tiga butir telur mustika dalam mulutnya, Anta pun berangkat menuju istana Batara Guru. Di tengah perjalanan Anta bertemu dengan seekor burung gagak yang selanjutnya menyapa Anta dan menanyakan kemana beliau akan pergi. Karena mulutnya penuh berisi telur Anta hanya diam tak dapat menjawab pertanyaan si burung gagak. Sang gagak mengira Anta sombong sehingga beliau amat tersinggung dan marah. Burung hitam itu pun menyerang Anta yang panik, ketakutan, dan kebingungan. Hasilnya sebutir telur mustika itu pecah. Anta segera bersembunyi di balik semak-semak menunggu gagak pergi. Tetapi sang gagak tetap menunggu hingga Anta keluar dari rerumputan dan kembali mencakar Anta. Telur kedua pun pecah, Anta segera melata beringsut lari ketakutan menyelamatkan diri, kini hanya tersisa sebutir telur mustika yang selamat, utuh dan tidak pecah. Berakhir Anta tiba di istana Batara Guru dan segera mempersembahkan telur mustika itu kepada sang 65","penguasa kahyangan. Batara Guru dengan senang hati menerima persembahan mustika itu. Akan tetapi setelah mengetahui mustika itu adalah telur aneh, Batara Guru memerintahkan Anta untuk mengerami telur itu hingga menetas. Setelah sekian lama Anta mengerami telur itu, maka telur itu pun menetas. Akan tetapi secara aneh yang keluar dari telur itu adalah seorang bayi perempuan yang sangat cantik, lucu, dan menggemaskan. Bayi perempuan itu segera dinaikkan anak oleh Batara Guru dan permaisurinya. Nyi Pohaci Sanghyang Sri adalah nama yang diberikan kepada putri itu. Seiring waktu berlalu, Nyi Pohaci tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik luar biasa. Seorang putri yang berpihak kepada yang benar hati, lemah lembut, halus tutur kata, luhur budi bahasa, memikat semua insan. Setiap mata yang memandangnya, dewa maupun manusia, segera jatuh hati pada sang dewi. Kesudahan suatu peristiwa kecantikan yang mengalahkan semua bidadari dan para dewi khayangan, Batara Guru sendiri pun terpikat kepada anak ambilnya itu. Diam-diam Batara guru menyimpan hasrat untuk mempersunting Nyi Pohaci. Melihat gelagat Batara Guru itu, para dewa menjadi khawatir jika dibiarkan maka skandal ini akan merusak keselarasan di kahyangan. Maka para dewa pun berunding mengatur siasat untuk memisahkan Batara Guru dan Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Untuk melindungi kebersihan Nyi Pohaci, sekaligus menjaga keselarasan rumah tangga sang penguasa kahyangan, para dewata sepakat bahwa tak berada perlintasan lain selain harus membunuh Nyi Pohaci. Para dewa mengumpulkan segala jenis racun berbisa sangat mematikan dan segera membubuhkannya pada minuman sang putri. Nyi Pohaci segera mati keracunan, para dewa pun panik dan ketakutan karena telah 66","melaksanakan dosa akbar membunuh gadis suci tak berdosa. Segera jenazah sang dewi dibawa turun ke bumi dan dikuburkan ditempat yang jauh dan tersembunyi. Hilangnya Dewi Sri dari kahyangan menciptakan Batara Guru, Anta, dan segenap dewata pun bersedih. Akan tetapi sesuatu yang aneh terjadi, karena kebersihan dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. \uf0b7 Dari kepalanya muncul pohon kelapa. \uf0b7 Dari hidung, bibir, dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah-rempah wangi dan sayur-mayur. \uf0b7 Dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum \uf0b7 Dari payudaranya tumbuh buah buahan yang ranum dan manis. \uf0b7 Dari lengan dan tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat; dari peralatan kelaminnya muncul pohon aren atau enau bersadap nira manis. \uf0b7 Dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu. \uf0b7 Dari kakinya mucul berbagai tanaman umbi- umbian dan ketela; berakhir dari pusaranya muncullah tanaman padi, bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Sumber: https:\/\/p2k.unkris.ac.id\/id3\/1-3065-2962\/Nyi-Pohaci Sanghyang-Asri_26143_p2kunkris.html#Mitos_dewi_padi 67","5.4 Legenda Legenda adalah prosa cerita rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Tokoh dalam legenda adalah manusia walaupun adakalanya mempunyai sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu oleh makhluk ajaib. Tempat peristiwa adalah dunia yang seperti kita kenal kini karena waktu terjadinya belum terlalu lampau (Bascom, dalam Danandjaja, 1984:50). Dalam wujud kongkretnya, legenda dalam sastra Melayu mempunyai kekhasan sesuai dengan kehidupan dan budaya masyarakatnya. Legenda merupakan cerita tradisional karena cerita itu sudah dimiliki masyarakat Melayu sejak dahulu. Orang yang menuturkan cerita itu menerima cerita dari generasi orang tuanya atau generasi neneknya. Cerita itu juga dihubungkan dengan peristiwa dan benda yang berasal dari masa lalu, seperti peristiwa penyebaran agama Islam pada abad yang lalu, dan benda kuno peninggalan masa lalu. Para pelaku dalam legenda dibayangkan sebagai pelaku yang betul-betul pernah hidup pada masyarakat masa lalu. Mereka itu merupaklan orang yang terkemuka. Para pelaku itu oleh masyarakat setempat dianggap sebagai pelaku sejarah, yaitu orang yang benar-benar pernah hidup pada masa lalu dan melakukan perbuatan yang berguna bagi masuyarakat. Perbuatan-perbuatan mereka merupakan perbuatan yanag istimewa, yaitu perbuatan dengan usaha yanag sungguh-sungguh dan penuh pengorbanan, tetapi bukan perbuatan ajaib yanag memerlukan kekuatan supernatural. Latar cerita, seperti tempat, disebutkan namanya dan dapat diidentifikasi; waktu terjadinya peristiwa dibayangkan sebagai masa lalu, tetapi bukan masa purba. Pada umumnya waktu itu adalah masa yang 68","dapat dilacak secara historikal, seperti adanya kesaksian berupa peninggalan yang berasal dari masa lalu saat para pelaku cerita masih hidup. Pelaku dan perbuatan pelaku yang dibayangkan benar-benar terjadi, menjadikan peristiwa dalam legenda seolah-olah terjadi dalam ruang dan waktu yang sesungguhnya. Hal itu sejajalan pula dengan anggapan masyarakat pendukungnya yang mempercayai bahwa pelaku dan perbuatan itu memang benar-benar ada dan mempengaruhi perilaku mereka, misalnya berupa perbuatan menziarahi kuburan dan mengagungkan peninggalan para pelaku itu. Legenda ini dapat dklasifikasi atas: legenda penyebaran agama Islam dan legenda pahlawan pembangun masyarakat atau budaya. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan perbuatan pelakunya (Rusyana, 2000:41-42). Lebih lengkap, Bruvand (dalam Danandjaja, 1991) menggolongkan legenda menjadi empat kelompok, yaitu: (1) legenda keagamaan, (2) legenda alam gaib, (3) legenda perseorangan, dan (4) legenda setempat. Legenda keagamaan, antara lain adalah legenda orang-orang suci, menceritakan kehidupan orang-orang saleh; bercerita mengenai para wali agama Islam,penyebar agama Islam pada masa awal perkembanagnya. Selain itu, legenda-legenda yang termasuk dalam golongan ini adalah cerita-cerita kemukjizatan, wahyu, permintaan melalui sembahyang, kaul yang terkabul. Legenda alam gaib, berhubungan dengan pengalaman pribadi seseorang. Namun, isi \u201cpengalaman\u201d itu mengandung banyak motif cerita tradisional yang khas, misalnya cerita orang-orang yang pernah melihat hantu, orang-orang yang sering pergi ke hutan dan bertemu dengan hantu atau penunggu hutan itu; atau cerita tentang orang-orang bunian; atau cerita mengenai tempat-tempat gaib. Ada beberapa orang yang pernah 69","pergi ke desa dan desa itu lenyap secara gaib, atau orang yang tidak bisa keluar dari dewa gaib. Legenda perseorangan adalah cerita mengenai tokoh- tokoh tertentu yang dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar terjadi, sedangkanlegenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit, berjurang, dan sebagainya. Legenda Rangkayo Hitam Oleh Storyteller Rangkayo Hitam merupakan seorang Raja Melayu Jambi yang sangat pemberani dan sakti, saat pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada kerajaan Mataram yang waktu itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun.. Mendengar adanya gejolak di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upeti ke Kerajaan Mataram dan tentang adanya seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggegalkan Upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke kerajaan Melayu yang disebut serangan Pamalayu dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam. Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat menuju Kerajaan Mataram untuk menggagalkan rencana 70","tersebut. Di daerah mataram Rangkayo Hitam bertemu dengan seorang empu yang sedang membuat keris. Rangkayo Hitam bertanya kepada empu untuk siapa keris tersebut, empu itupun menjelaskan bahwa keris tersebut untuk Raja Mataram yang katanya akan digunakan untuk membunuh seorang sakti di Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Rangkayo Hitam, saat itu empu juga menjelaskan bahwa keris tersebut dibuat dari tujuh macam besi yang diawali oleh huruf P, dan akan sempurna bila telah dimandikan di tujuh muara. Rangkayo Hitam pun saat itu juga merebut keris tersebut dari tangan sang empu, dan mengatakan bahwa dialah Rangkayo Hitam. Empu itupun akhirnya tewas di tangan Rangkayo Hitam. Setelah mendapatkan keris, Rangkayo Hitam segera kembali ke Kerajaan Melayu untuk menyiapkan segala sesuatu jika nanti kerajaan Mataram jadi menyerang dan segera ia menyempurnakan keris tersebut di tujuh muara.. Hingga keris tersebut menjadi senjata sakti bagi Rangkayo Hitam. Rangkayo Hitam sering meletakkan keris tersebut di sanggul rambutnya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan sebutan \u201cGinjai\u201d yang berarti tusuk konde. Sampai akhirnya keris tersebut diberi nama Keris SIGINJAI. Struktur Keris Siginjai 1. Bilah Keris (Wilahan) Bilah keris, yang dalam istilah perkerisan disebut wilahan, adalah bagian utama dari keris. Walaupun wilahan mempunyai bentuk yang beraneka ragam, namun dapat dikelompokkan menjadi dua tipe (dapur), yaitu tipe lurus (dapur leres) dan berkelok (dapur luk). Pada wilahan terdapat gambar atau lukisan yang disebut 71","pamor yang merupakan lambang kesaktian atau kekeramatan keris. Sedangkan, pada pangkal wilahan terdapat ganja, yaitu sudut runcing yang mengarah ke arah mata keris. Bilah Keris Siginjai panjangnya lebih kurang 39 sentimeter dan berlekuk (luk) 5. Permukaan bilah Keris Siginjai kemungkinan pada mulanya ditutupi lapisan emas murni karena pada saat ini masih terlihat adanya bekas lapisan emas yang terlepas. Lapisan emas itu berfungsi untuk memperindah keris dan yang lebih utama untuk menutupi pamor pada keris yang bermotif flora. Pamor keris ini semakin ke ujung semakin kabur. Pada lekuk pertama hingga keempat pamor itu tampak jelas, namun pada lekuk kelima sampai ke mata keris, pamornya sudah tidak jelas lagi. Keris Siginjai memiliki dua buah buah ganja, yang salah satunya melengkung ke arah mata keris. Sedangkan, pada sisi terlebar pangkal bilah keris terdapat bentukan yang menjorok ke luar dan memiliki 6 buah tonjolan yang ujungnya runcing, mirip dengan senjata penjepit pada binatang kalajengking. Tonjolan yang terbesar disebut belalai gajah atau keluk kacang. 2. Hulu Keris Hulu (gagang) Keris Siginjei terbuat dari kayu kemuning yang bagian kepalanya dibuat menjorok ke arah permukaan badan keris. Sedangkan, pada bagian yang dekat dengan wilahan terdapat mendak1 yang berbentuk kelopak bunga teratai. Di atas mendak terdapat 16 buah garis lengkung yang di setiap lengkungannya dipasang sebuah batu mulia, yang terdiri dari 8 buah intan berbentuk segi tiga dan 8 buah berlian berbentuk lonjong (oval). Di bawah setiap intan dan berlian terdapat bidang lengkung yang semakin menyempit ke arah bilah keris. Pada permukaan bidang 72","lengkung tersebut dilapisi dengan emas murni dan diukir hiasan bunga-bunga kecil. Dan, di atas garis lengkung itu terdapat jalinan berbentuk benang-benang email warna hijau dan kuning. 3. Sarung Keris (Wrangka) Wrangka keris Siginjai terbuat dari kayu kemuning. Sedangkan, pendok2 keris terbuat dari lempengan emas murni yang seluruh permukaannya dihiasi dengan ukiran bermotif flora. Pada wrangka Keris Siginjai ini juga terdapat gayaman berbentuk perahu agak kecil tetapi tebal. Di dekat gambar perahu terdapat lengkungan yang berbentuk sedikit bundar. Sumber: https:\/\/elibrary.unikom.ac.id\/id\/eprint\/2984\/8\/UNIKOM_Criss andy%20Nugraha_12.%20BAB%202.pdf 5.5 Dongeng Dongeng adalah prosa cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita dan tidak terikat oleh waktu ataupun tempat. Dongeng ini adalah cerita tradisional yang terdapat di masyarakat sejak zaman dahulu, berasal dari generasi terdahulu. Peristiwa yang diceritakan menggambarkan peristiwa dahulu kala, bukan peristiwa zaman sekarang. Pelakunya dibayangkan seperti dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anak tiri, nenek-nenek, perjaka tua, dan para pemuda mempunyai kemampuan dan perilaku seperti manusia biasa. Selain tokoh manusia, terdapat juga tokoh binatang, seperti: buaya, harimau, kancil, dan lain-lain. 73","Perbuatan yang dilakukan oleh pelaku kebanyakan perbuatan biasa. Akan tetapi, terdapat juga perbuatan yang mengandung keajaiban, misalnya seorang tokoh yang sanggup menendang batu besar hingga masuk ke mahligai melalui jendela, atau seorang perjaka menikah dengan makhluk kayangan. Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal (Nurgiantoro, 2005:198). Menurut Macculoch (dalam Bunanta, 1998: 22) dongeng termasuk cerita rakyat dan merupakan bagian tradisi lisan. Cerita rakyat merupakan bentuk tertua dari sastra romantik dan imajinatif, fiksi tak tertulis dari manusia masa lampau dan manusia primitif di semua belahan dunia. Cerita rakyat juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari masyarakat primitive yang belum mengenal huruf. Hurlimann (dalam Bunanta, 1998: 22, http:\/\/proceedings.upi.edu\/index.php\/riksabahasa\/articl e\/download\/1083\/987\/) mengatakan bahwa cerita rakyat merupakan cerita nenek moyang sastra naratif. Cerita rakyat juga diyakini sebagai bentuk dasar dari sastra dan seni pada umumnya, sehingga motif-motif cerita rakyat dapat dipinjam dan menciptakan cerita baru. Luthi (dalam Bunanta, 1998: 22) mengatakan cerita rakyat berbeda dengan jenis cerita yang lain. Oleh karena itu, mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berkaitan dengan plot, alur, latar tempat, tema, gaya, dan penokohan. Perkembangan plot dalam cerita rakyat penuh konflik dan tindakan. Sebagai tradisi sastra lisan, pendengar dengan cepat dibawa ke dalam suatu tindakan dan mengidentifikasikan diri dengan si tokoh. Latar waktu suatu cerita rakyat terjadi pada masa yang sangat lampau. Latar waktu yang sangat lampau ini biasanya dideskripsikan dengan kalimat-kalimat \u201cPada zaman dahulu kala hiduplah....\u201d, atau \u201cKetika bumi ini 74","baru saja diciptakan...\u201d, dan kalimat-kalimat yang sejenis. Latar tempat dalam cerita rakyat, biasanya tidak dideskripsikan secara rinci karena biasanya ia hanya berfungsi sebagai latar belakang saja (Norton, 1983: 86). Seperti halnya karya sastra lainnya, tema cerita rakyat sangat beragam, tetapi pada dasarnya tema-tema tersebut memiliki karakter yang sama dan bersifat universal, misalnya kebajikan mengalahkan kejahatan, yang salah akan mendapatkan hukuman yang setimpal, kecerdikan dan pengetahuan mengalahkan kekuatan fisik, buah darisebuah kesabaran dan keihlasan selalu manis, yang melanggar aturan akan mendapatkan hukuman (Norton, 1983:4). Tokoh dalam yang ditampilkan dalam cerita rakyat biasanya berwujud tokoh teka-teki, misalnya Ande-Ande Lumut, Kleting Kuning, Cinderella. Tokoh-tokoh ini dimunculkan tidak dalam wujud yang seungguhnya. Tokoh-tokoh dalam cerita rakyat juga bersifat stereotip, misalnya seorang putri raja selalu digambarkan sebagai seorang gadis yang jelita, dan seorang pangeran selalu digambarkan sebagai seorang lelaki yang gagah perkasa (Norton, 1983: 202). Sedangkan gaya bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat selalu berbunga-bunga. Penuh stilistika, seringkali dikentalkan dengan sajak dan nyanyian (Norton, 1983: 203) Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa\/gaib. Ciri-ciri Dongeng Menurut Brunvard, Carvalho, dan Neto (dalam Danadjaja 2007 : 3-5) dongeng mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 75","1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan dari mulut ke mulut, melalui kata-kata dan dari generasi ke generasi berikutnya 2. Disebarkan di antara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama 3. Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut ( lisan). 4. Bersifat anonim, yaitu nama pencip tanya sudah tidak diketahui lagi. 5. Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, kata-kata pembukaan dan penutup baku. 6. Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam. 7. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum 8. Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif merasa memilikinya. 9. Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya. Dongeng dalam Sastra Indonesia Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yang cukup beragam cakupannya. Dongeng termasuk ke dalam jenis karya sastra tradisional. Pada masa lampau dongeng diceritakan secara lisan. Hal ini 76","dikarenakan pada saat itu belum dikenal tulisan dan penyampaian secara lisan merupakan satu-satunya sarana yang paling efektif untuk menyampaikan maksud-maksud tersebut. Kehadiran dongeng terutama dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran moral, konflik kepentingan antara baik dan buruk, dan yang baik pastinya akan menang. Tokoh yang ditampilkan dalam dongeng bisa manusia yang digambarkan seorang pangeran maupun seorang putri, atau yang ditambah dengan makhluk lain, seperti binatang atau makhluk halus, dengan karakter flat atau karakter datar yang terbagi menjadi karakter baik dan jahat (Nurgiyantoro, 2005: 19) Menurut Nur\u201faini (2010: 32-33), dongeng mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah: 1. Dongeng merupakan ajang yang tepat untuk mengenalkan berbagai kehidupan kepada anak- anak. 2. Dongeng sebagai sarana mengenalkan cara demokrasi. 3. Dongeng sebagai sarana mengenalkan lingkungan di sekitar lingkungan maupun luar lingkungan. 4. Dongeng mengenalkan anak pada berbagai kosakata baru. 5. Dongeng sebagai sarana pengenalan teknologi. 6. Mengenalkan sensitivitas terhadap permasalahan. 7. Dongeng membantu mengembangkan perbendaharaan kata. 8. Mendorong seni mendengar. 9. Melatih kemampuan visualisasi. 10.Membantu membentuk pribadi dan moral anak. 11.Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. 12.Memacu kemampuan verbal anak. 13.Merangsang minat menulis anak. 14.Merangsang minat baca anak. 15.Membuka cakrawala pengetahuan anak. 77","Dongeng termasuk kedalam jenis karya sastra tradisional. Dongeng tidak diketahui nama pengarangnya atau yang biasa disebut dengan anonim karena karya tersebut diwariskan secara lisan. Karya sastra ini dapat berubah-ubah dalam arti pencerita yang kemudian dapat menambah atau mengurangi isi dari dongeng yang bisa disebabkan oleh faktor lupa maupun faktor kesengajaan. Dongeng berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia, baik yang berasal dari tradisi lisan maupun yang sejak semula diciptakan secara tertulis. Dongeng sebagai salah satu genre cerita anak tampaknya dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relative pendek. Dongeng hadir untuk menyampaikan pesan moral, konflik kepentingan antara baik dan buruk, dan yang baik pastinya akan menang. Tokoh yang berperan dalam dongeng bisa berupa manusia biasanya seorang pangeran daru suatu kerajaan, selain itu tokoh bisa berupa hewan maupun tumbuhan. Biasanya dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat. Seperti misalnya penggunaan kata-kata \u201epada zaman dahulu kala\u201f, \u201enun jauh disana, \u201esyahdan pada zaman dahulu kala, dan lain sebagainya. Dongeng juga merupakan suatu bentuk cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarakat dunia. Ada beberapa dongeng yang terkenal, baik yang berasal dari tanah air maupun dari seluruh belahan dunia. Dongeng yang berasal dari tanah air yang terkenal antara lain Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Emas. Menurut Nurgiyantoro 2009: 201-207, jika dilihat dari waktu kemunculannya, dongeng dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dongeng klasik dan dongeng modern. 78","Dongeng Klasik Dongeng klasik merupakan cerita dongeng yang telah muncul sejak zaman dahulu yang telah mewaris secara turun temurun lewat tradisi lisan. Pada awalnya dongeng ini hanya dikenal oleh masyarakat yang empunya dongeng. Kalaupun harus menyebar, pada umumnya terbatas pada masyarakat yang pernah bersentuhan secara budaya saja dan membutuhkan waktu yang relativ lama. Namun, seiring berjalannya waktu, dongeng klasik ini sudah dapat ditemui karena banyak yang sudah dibukukan dan diterbitkan dalam bentuk buku. Melalui buku-buku itulah dongeng dari berbagai pelosok tanah air dapat diakses dengan mudah. Bawang Merah Bawang Putih dan Timun Emas merupakan dua contoh dongeng klasik. Dongeng klasik mempunyai keistimewaan sendiri jika dibaca berdampingan dengan cerita fantasi modern. Dongeng klasik tetap saja dapat menampilkan sosok cerita yang berbeda, walau syarat ajaran moral, yang mampu mengikat karena ceritanya yang menarik (Nurgiyantoro, 2009: 201-204). BAWANG MERAH BAWANG PUTIH Penulis: Jen Editor: Abduh Imanulhaq Dahulu kala, ada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Mereka memiliki seorang puteri cantik bernama Bawang Putih. Namun, pada suatu hari Ibu Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Setelah kejadian itu, Bawang Putih hidup dengan ayahnya. Ayah bawang putih seorang pedagang yang sering bepergian jauh. Ia tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, akhirnya ayah Bawang Putih memutuskan menikah lagi dengan seorang janda. Janda tersebut memiliki satu anak yang diberi nama Bawang Merah. 79","\\\"Mulai sekarang kau akan memiliki ibu dan kakak tiri untukmu, namanya Bawang Merah,\\\" tutur Sang Ayah. Bawang Putih pun bahagia karena memiliki keluarga baru. Ibu tiri dan Bawang Merah bersikap sangat manis padanya. Namun ternyata kebaikan itu hanya sesaat. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih memiliki sifat yang jahat. Mereka bersikap baik pada Bawang Putih hanya ketika ayahnya ada bersamanya. Namun ketika ayahnya pergi berdagang, mereka menyuruh Bawang Putih mengerjakan segala pekerjaan rumah seperti seorang pembantu. Ternyata kemalangan Bawang Putih belum berhenti sampai disitu, selang beberapa waktu, ayah Bawang Putih juga jatuh sakitdan akhirnya meninggal dunia. Kini, ibu tiri dan Bawang Merah bersikap semakin jahat pada Bawang Putih. \\\"Sekarang semua pekerjaan rumah kamu kerjakan setiap hari,\\\" kata ibu tirinya setelah sang ayah dimakamkan. Bahkan waktu beristirahat Bawang Putih juga semakin terbatas. Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya. Sampai pada suatu pagi ketika Bawang Putih mencuci di sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut. \\\"Kakak, maaf selendangmu hanyut di sungai,\\\" tutur Bawang Putih. Bawang Merah pun memarahi Bawang Putih. Dia menyuruh Bawang Putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya. \\\"Jangan pernah pulang ke rumah ini jika selendangku tidak kau temukan!\\\" bentak Bawang Merah. Akhirnya Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Hingga larut malam, selendang itu belum juga dia temukan. Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk,ternyata 80","gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara. Bawang Putih akhirnya meminta izin untuk menginap semalam. \\\"Nenek,bolehkah aku izin menginap di rumahmu?\\\" tanya Bawang Putih. Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilahkan Bawang Putih untuk menginap. Nenek itu juga menanyakan perihal tentang Bawang Putih, dan bagaimana dia sampai di tempat itu. Bawang Putih pun menceritakan nasib yang dialaminya, hingga nenek yang mendengar itu merasa iba. Ternyata, selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek. \\\"Saat melewati sungai, aku menemukan selendang ini tersangkut di bebatuan,\\\" tutur Nenek. \\\"Nenek, trimakasih sekali,\\\" tutur Bawang Putih bahagia. Tapinenek itu mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu. \\\"Aku mau memberikan selendang ini. Tapi ada syaratnya. Kau harus tinggal di sini selama seminggu,\\\" tutur Nenek. Bawang Putih menerima tawaran itu dengan senang hati. \\\"Dengan senang hati aku akan menemanimu Nek,\\\" Waktu seminggu pun berlalu, dan kini waktunya Bawang Putih untuk pulang. Karena selama tinggal di situ Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu diatemukan dan memberi hadiah pada Bawang Putih. Dia disuruh memilih diantara dua buah labu untuk dia bawa. Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena inginmenghormati pemberian, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasantakut tak kuat membawanya. Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan itu. 81","Setelah itu, Bawang Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang itu pada Bawang Merah. Setelah itu dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namunbetapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat banyak secara tak sengaja, ibu tiri Bawang Putih melihatnya dan langsung merampas semua emas itu. Bukan hanya itu, dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana dia mendapat labu ajaib itu. Mendengar cerita Bawang Putih, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Esok paginya, dia menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yangdilakukan Bawang Putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya lebih banyak. Singkat cerita, Bawang Merah yang malas itu tiba di gubuk nenek, dan diapun tinggal disitu selama seminggu. Namun karena sifatnya yang pemalas, dia hanya bermalas-malasan saja dan tidak mau membantu pekerjaan si nenek. Dan ketika sudah waktunya pulang, diapun disuruh memilih labu sebagai hadiah. Tanpa fikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan segera berlari pulang tanpa mengucapkan terimakasih. Setelah tiba di rumah, Ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang sangat besar. Dia berfikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh Bawang Putih dan takut jika Bawang Putih minta bagian, mereka menyuruh Bawang Putih mencuci di sungai. Mereka masuk kamar dan menguncinya dengan rapat. Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Namun diluar dugaan, bukan emas yang ada di dalamnya. Melainkan labu itu dipenuhi ular, kalajengking, kelabang, dan berbagai hewan berbisa. 82","Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dari labu dan menggigitkedua anak dan ibu serakah itu Sumber: https:\/\/jateng.tribunnews.com\/2021\/08\/12\/dongeng- bawang-merah-bawang-putih?page=4 Dongeng Modern Dongeng modern merupakan cerita fantasi modern yang memang sengaja ditulis oleh penulis untuk menarik perhatian pembaca. Dongeng ini sengaja ditulis sebagai bentuk karya sastra. Selain dimaksudkan untuk memberikan cerita menarik dan ajaran moral tertentu, dongeng modern juga tampil sebagai sebuah karya seni yang memiliki unsur keindahan. Contoh dongeng modern adalah Putri Berwajah Buruk (Poppy Donggo Hutagalung) dan Hilangnya Ayam Bertelur Emas (Nurgiyantoro, 2009: 207). Aarne dan Stith Thompson (dalam Danandjaja, 1984:86) mengelompokkan dongeng ini atas empat kelompok: (1) dongeng binatang, (2) dongeng biasa, (3) lelucon dan anekdot, dan (4) dongeng berumus. Dongeng yang terakhir ini jarang ditemukan dalam kolektif Melayu. Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata, ikan, dan serangga. Binatang-binatang itu dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Tokoh cerita binatang yang paling populer di Melayu adalah kancil dengan nama Sang Kancil atau Kak Kancil. Ia mempunyai sifat yang cerdik, licik, dan jenaka. Lawan binatang cerdik itu ada pula tokoh-tokoh binatang pandir, yang selalu menjadi bulan-bulanan tipu muslihat binatang cerdik tersebut. 83","Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia. Biasanya mengisahkan suka duka seseorang. Contoh dongeng ini adalah Bawang Putih dan Bawang Merah. Lelucon dan anekdot adalah dongeng-dongeng yang dapat membuatkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan ketawa bagi yang mendengarnya maupun yang menceritakannya. Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya diulang, peristiwanya terjadi secara berantai. Contoh dongeng sebagi berikut. Malin Kundang Pada dahulu kala, hiduplah seorang perempuan miskin bersama anak tunggalnya, bernama Malin Kundang. Sehari-hari perempuan itu bekerja sebagai nelayan. Namun, penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka hidup berkekurangan. Saat Malin Kundang beranjak dewasa, dia memutuskan untuk merantau ke kota untuk mengadu nasib di sana. Meskipun berat hati, ibunya pun mengizinkan Malin untuk merantau. Beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah nasibnya. Dia telah menjadi saudagar yang kaya raya serta juga mempersunting seorang perempuan bangsawan yang sangat cantik. Suatu hari Malin ingin melihat keadaan desanya yang sudah lama ditinggali selama bertahun-tahun. Dia datang membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada para penduduk. Penduduk di desanya sangat senang. Di antara mereka ada yang mengenali Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun segera pergi serta hendak memberikan kabar gembira tersebut kepada ibu Malin. \u201cIbu, apakah kau sudah tahu, anakmu Malin sekarang telah menjadi orang kaya,\u201d seru tetangga itu. 84","\u201cDari mana kau tahu itu? Selama ini aku tak pernah mendapat kabar darinya,\u201d ucap ibu Malin, terkejut. \u201cSekarang pergilah ke dermaga. Anakmu Malin ada di sana. Dia terlihat sangat tampan, dan istrinya juga sangat rupawan,\u201d ucap tetangganya. Ibu Malin tak percaya. Matanya berkaca-kaca. Sungguh, ia sangat merindukan anaknya selama beberapa tahun ini. Maka ia pun segera berlari menuju dermaga. Benar saja, di sana terlihat Malin dengan istrinya yang sangat rupawan. \u201cMalin, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?\u201d katanya sambil memeluk Malin Kundang Malin yang merasa malu mengakui ibunya yang berpakaian lusuh tersebut bergegas melepaskan pelukan ibunya. \u201cApa benar orang tua ini adalah ibumu?\u201d tanya istri Malin, bingung. \u201cDia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku- ngaku sebagai ibuku,\u201d jawab Malin. Mendengar hal itu, ibunya sangat sakit hati atas perbuatan Malin, hingga akhirnya ibu Malin mengutuknya menjadi sebuah batu. Yang mana batu tersebut sekarang terkenal menjadi sebuah cerita rakyat Malin Kundang. Sumber: https:\/\/www.gramedia.com\/best-seller\/contoh-dongeng- pendek\/ 85","5.6 Hikayat Hikayat adalah cerita tradisional Melayu yang bersifat tertulis, ia berada dalam naskah-naskah klasik Melayu. Meskipun karya ini hadir dalam bentuk tertulis yang panjang (seperti roman dalam sastra modern), tetapi sebagai sastra tradisional, ia tetap anonim. Dalam naskah itu adakalanya hanya ada penyalin dan\/atau dari mana nasakah itu diperoleh oleh penyalin berikutnya. Hikayat bersifat fiksional, ia tidak memiliki hubungan langsung dengan kenyataan. Brakel mengemukakan ciri-ciri pokok struktur hikayat adalah sebagai berikut: (1) adanya tokoh pusat dikelilingi oleh tokoh-tokoh sampingan yang keseluruhannya mewakili sekelompok tertentu. (2) Dalam segala situasi tokoh pusat selalu menonjol dalam hal kebaikan dan keunggulan. (3) Terjadi perlawanan terus menerus antara dua pihak, yaitu pihak yang baik yang hendak memantapkan kembali hukum alam semesta yang terancam dengan pihak yang jahat. (4) Perlawanan antara kebaikan dan kejahatan, mengakibatkan peperangan stereotipe yang tak henti- hentinya. Berikut ini merupakan contoh hikayat. ANTU AEK Cerita hikayat satu ini menceritakan Gadis Juani yang cantik jelita dan menjadi rebutan para bujang di kampungnya. Suatu hari, sang ayah terpaksa menikahkan Gadis Juani dengan Bujang Juandan karena terjerat utang dengan keluarga Bujang Juandan. Bujang Juandan memang pemuda dari keluarga kaya, tetapi yang membuat Gadis Juani sedih adalah rupa Bujang Juandan yang tidak tampan. 86","Selain itu, Bujang Juandan pun menderita penyakit kulit di sekujur tubuhnya, sehingga dia juga dikenal sebagai Bujang Kurap. Akhirnya, di malam pernikahan, Gadis Juani tidak kuasa membendung kesedihan ketika arak-arakan rombongan Bujang Juandan tiba. Di tengah kekalutan pikiran, sambil berurai air mata, dia keluar lewat pintu belakang rumah dan berlari menuju sungai. Dia mengakhiri hidupnya di sungai itu dan menjadi arwah penunggu sungai yang dikenal sebagai Antu Ayek. Sumber: Contoh cerita hikayat atau contoh hikayat : cerdika.com 87","Rangkuman 1. Pada hakikatnya kategori atau jenis fiksi secara formal adalah cerpen, novela, dan novel. 2. Pengkategorian prosa fiksi ini penting artinya bagi pengakajian sejarah satra karena banyak di antara bentuk atau jenis fiksi itu muncul dalam kaitannya dengan pertumbuhan sastra itu sendiri. 3. Sebuah cerpen bersifat memadatkan, novel cenderung bersifat expands atau meluas. Jika cerpen lebih mengutamakan intensitas, novel cenderung menitikberatkan complexity atau kompleksitas. 4. Sebuah cerpen bukanlah sebuah novel yang dipendekkan dan bukan bagian dari novel yang belum dituliskan. 5. Cerpen menunjukkan kualitas yang berisfat compression yaitu \u201cpendataan\u201d, concentration yaitu \u201cpemusatan\u201d, dan intensity yaitu \u201c pendalaman\u201d, yang kesemuanya berkaitan dengan panjang cerita dan kialitas struktural yang disyaratkan oleh panjang cerita itu. Tugas 5: Bacalah dengan saksama cerpen berikut ini kemudian apresiasilah berdasarkan uraian materi sebelumnya! BROMOCORAH Dia bangun pagi-pagi benar. Keluar diam-diam dari kamar tidur, meninggalkan isterinya yang masih tidur tanpa membangunkannya. Dia telah terlatih untuk bergerak diam-diam tanpa bunyi. Ini adalah sebuah 88","kemahiran yang harus dimiliknya dalam pekerjaannya. Dia membuka pintu kamar perlahan-lahan, juga tanpa bunyi, mengambil celana dan baju hitamnya, serta ikat pinggang besarnya, yang teronggok di atas bangku dekat pintu, mengenakan sandal kulitnya, dan menutup pintu kembali. Ketika melangkah ke belakang, dia memandang ke balai-balai di kamar tengah, dan melihat anak lelakinya berumur delapan tahun masih tidur, berselimut sampai ke kepala di dalam sarung. Dia membuka pintu belakang, dan mencuci mukanya dengan air dalam tempayan besar di depan dapur. Cepat dia berpakaian dan kem udian melangkah cepat keluar desa. Hari masih amat pagi, waktu subuh pun belum tiba. Desa masih tidur. Tak seekor anjing menyalak ketika dia lewat. Mereka semua kenal padanya. Ia melangkah cepat menyeberang sungai kecil di pinggir jalan, memanjat pematang sawah di pinggir sungai dan meniti dengan cekatan di atas pematang sawah yang sempit. Sawah berlapis-lapis meninggi di punggung bukit. Kabut pagi masih rendah di puncak-puncak bukit, dan angin pagi bertiup dengan lembut. Dia menghirup udara dalam-dalam, menahan nafasnya beberapa lama dan kemudian menghembuskan udara keluar dari paru- parunya, hingga paru-parunya terasa kosong. Sambil melakukan demikian, ia terus juag melangkah dengan kuat dan teratur menyesuaikan langkahnya dengan ke luar masuknya nafas. Dia mearasa darahnya mengalir panas, jantungnya memukul kuatnya, dan otot-ototnya mulai kendur dan panas; kekauan badan setelah tidur satu malam mulai hilang dari badannya. Ketika dia tiba di sebuah tegalan yang rata dengan puncak bukit, dia berhenti di tengah dan melihat berkeliling. Subuh telah tiba. Udara mulai agak terang. Setelah dia yakin tak ada orang lain di temapt itu, dia 89","berdiri mengambil sikap silatnya, mengahadap ke arah tempat matahari terbit, dan perlahan-lahan digerakkannya tangannya, kakinya, badannya, dalam gerakan silat yang tenag tapi lancar, dan perlahan-lahan kecepatan gerakan tangan dan kakinya serta badannya ditinggikannya, hingga pada suatu saat dalam remang dini hari itu, yang terlihat hanya gerakan-gerakan sosok hitam yang mat cepat. Orang yang tiba-tiba datang dan melihat bayangan hitam yang bergerak berputar, melompat ke atas, merendahkan badan hingga ke tanah itu tentu amat terkejut, dan tidak akan mengenal bahwa sosok hitam yang bergerak-gerak amat cepat itu seorang manusia. Setelah merasa keringatnya mulai mengalir, ia memperlambat gerakannya, dan kemudian dia berhenti, menghadap matahari yang mulai kelihatan di balik bukit-bukit yang jauh di tumbuhi hutan jati. Dia mengucapkan doa, mohon perlindungan, keselamatan dan kekuatan dari yang Mahakuasa. Setelah itu dia berdiri santai. Dalam hati dia merasa senang, betapa setelah berlatih demikian itu nafasnya tetap seperti biasa. Dia sama sekali tdak merasa terengah-engah. Kini seluruh badannya, seluruh otot-ototnya telah bangun, dan siap. Demikian pula seluruh pancainderanya. Matanya, telinganya, seluruh permukaan kulitnya, semuanya bangun waspada. Keyakinan pada kekuatan dirinya, pada kemahiran ilmu silatnya memenuhi dirinya. Kemudian dengan tiba-tiba dia berpaling dan melangkah cepat mendaki ke puncak bukit. Dia mendaki sebuah bukit lagi, masuk ke dalam hutan jati, an mulai melangkah hati-hati menjaga agar kakinya jangan menginjak ranting mati dan kering, atau daun jati yang bertebaran di tanah. Di sinilah tempat mereka bertemu sebagai yang dijanjikan. Dengan tajam matanya memandang 90","berkeliling. Tidak ada sesuatu yang ganjil terlihat olehnya. Di tempat terbuka yang kecil di tengah di tengah hutan jati udara agak lebih terang sedikit dari di antara pohon-pohon jati. Dia berlindung di balik sebuah pohon jati, membungkukkan badannya ke tanah, dan tangannya meraih sebuah ranting kayu yang kering. Dengan pergelangan tangannya dilontarkannya ranting mengenai sebuah pohon. Bunyi ranting berdetak mengenai pohon terasa keras da;am sepi hutan jati. Bunyi itu segera disusul oleh bunyi lain dari atas pohon. Seekor burung merak terkejut dari tidurnya, dan melompat terbang ke udara, pindah jauh ke pohon yang lain. Pada saat yang sama sudut mata kirinya melihat sebuah bayangan bergerak, menghilang di balik sebuah pohon, kira-kira tiga meter ke sebelah kirinya. Dia tersenyum. Dia merasa senang lawannya merasa perlu berhati-hati menghadapinya. Perlahan-lahan dia menjatuhkan badannya ke tanah, menyatukan dengan bayang-bayang gelap yang dilontarkan pohon-pohon jati di tanah, dan mendekati pohon yang di belakangnya bersembunyi sosok tubuh yang dilihatnya tadi. Dia masih tinggal satu setengah meter lagi dari pohon, ketika tiba-tiba sebauh gerak cepat berwarna hitam muncul dari balik pohon, cepat dan keras menuju dirinya diiringi sebuah teriakan yang tidak terlalu keras, tetapi bunyi yang tajam dan mengejutkan. Bagi orang yang tidak berpengalaman dengan perkelahian silat, bunyi itu cukup untuk membekukan dirinya beberapa saat, sebelum dia dapat bergerak kembali. Dan dalam perkelahian silat, beku bergerak dalam beberapa saat sudah dapat menjadi penyebab kekalahan bahkan kematian. Tetapi dia seorang juru silat yang berpengalaman. Umurnya telah tiga puluh lima tahun dan dia belajar 91","silat sejak umur sepuluh tahun. Gurunya yang pertama adalah ayahnya sendiri, seorang bromocorahyang ditakuti. Dan kemudian dia telah berkeliling ke seluruh pulau Jawa menuntut menuntut ilmu silat dengan guru- guru silat di berbagai daerah. Ayahnya meninggal dalam perkelahian satu lawan lima. Tiga lawannya tewas dan dua lagi luka-luka parah. Waktu itu umur ayahnya telah enam puluh dua tahun. Sungguh satu kebanggaan bagi keluarga dan desa mereka. Itu lima tahun yang lalu. Dan kini dia menggantikan ayahnya, jadi orang yang disegani dan ditakuti bukan saja di kampungnya, tetapi di beberapa kampung di daerahnya. Ayahnya selalu mengajaranya agar dia melindungi kampung mereka. Jangan mengembil sesuatu dari rakyat di kampung sendiri dan kampung-kampung yang berdekatan, karena kampung mereka dan kampung-kampung berdekatan adalah tempat mereka hidup, dan tempat mereka berlindung. Ambillah dari kampung-kampung yang lebih jauh. Dia seorang juru silat yang berpengalaman. Begitu dia melihat gerak hitam muncul dari balik pohon menujunya, dengan cepat dia menggeliatkan badannya, mengelakkan serangan, dan angin kaki yang hendak menghantam kepalanya terasa lewat di depan keningnya. Dengan cepat dia melakukan serangan kembali, mengayunkan kakinya mengait kaki lawannya yang baru tiba di tanah, hendak menjatuhkan lawannya. Tetapi lawannya cepat mengangkat kakinya, menghindarkan serangan yang berbahaya itu, dan lawannya mundur selangkah ke arah tempat terbuka, dan dia melompat berdri, menendangkan kakinya ke arah dada lawannya, yang menangkaisnya dengan tangannya, dan mundur selangkah lagi, dan dia meneruskan serangannya dengan pukulan tangan kiri dan kanan kanannya bertubi-tubi, menekan dan mendesak lawannya sampai ke tengah 92"]
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160