Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Laporan Stula Kelompok 1 PKA 2 - 2021

Laporan Stula Kelompok 1 PKA 2 - 2021

Published by Sarjana Pencitraan, 2021-09-14 07:31:21

Description: Laporan Stula Kelompok 1 PKA 2 - 2021

Search

Read the Text Version

Kelompok 1 Tugas Kelompok Studi Lapangan DINAS KESEHATAN Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan

Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 1

Daftar Peserta Kelompok 1 No NDH Nama Unit Kerja 1 3 dr Andi Mappaodang , SpB. M.Kes RS Bhayangkara TK III Jayapura 2 4 dr. Arif Kurniawan, M.M.R Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan 3 8 Cipto Aris Purnomo, SKM, MKM Salatiga BBTKLPP Jakarta 4 15 drg Henry Setiawan, MKes SpBM (K) Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R.Said Sukanto Jakarta 5 16 dr Huntal Napoleon, SpBP-RE Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R.Said Sukanto Jakarta 6 18 Lilis Rayatin, S.Ke`p., M.Kep Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo 7 19 dr Liza Erlyanie, MM Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang 8 22 Nurjannah, SKM.M.Kes Direktorat P2PTM, Ditjen P2P-Kemenkes RI 9 25 dr. Riza Mochamad Farid, SpAn Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R.Said 10 27 Rudi Wijanarko, S.Kp, MM Sukanto Jakarta RSJ Dr H Marzoeki Mahdi Bogor 11 31 Sri Nurhayati, SE Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta 12 34 Syamsu Alam, SKM., M.Epid Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III 13 39 dr. Yohanes Yanson Purnawan, Poso-Sulteng MARS Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah-Bali Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 2

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 2 BBPK Tahun 2021. Laporan Studi lapangan dapat terwujud atas bimbingan, dorongan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini Penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada: 1. Bupati Kabupaten Hulu Sungai Selatan beserta jajarannya. 2. Kepala Bapellitbangda Kabupaten Hulu Sungai Selatan beserta jajarannya. 3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan beserta jajarannya. 4. Para fasilitator Studi Lapangan. 5. Para peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2021 yang telah memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam penyusunan laporan Studi Lapangan ini. Tim penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, namun demikian kami berharap laporan ini dapat menjadi pembelajaran baik untuk dapat diadopsi dan diadaptasi sesuai dengan lingkungan kerja masing-masing. Semoga bermanfaat. Jakarta, 14 September 2021 Tim Penyusun Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 3

Daftar Isi BAB I ...................................................................................................................... 6 PENDAHULUAN .................................................................................................... 6 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 6 1.2. Ruang Lingkup ............................................................................................. 8 1.3. Metode Penulisan dan Pengumpulan Data .................................................. 8 1.4. Tujuan .......................................................................................................... 9 1.5. Hasil dan Manfaat....................................................................................... 10 BAB II ................................................................................................................... 11 DESKRIPSI LOKUS ............................................................................................. 11 2.1. Pemerintah Hulu Sungai Selatan................................................................ 11 2.2. Profil Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan .................................... 12 2.3. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan .................................... 13 2.4. Indikator kinerja .......................................................................................... 18 BAB III .................................................................................................................. 24 PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN................................................................... 24 3.1. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan ...... 24 3.2. Tantangan Dan Peluang Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 25 3.3. Permasalahan dalam Pelayanan kesehatan .............................................. 25 3.4. Kearifan Lokal............................................................................................. 27 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ....................................................................... 28 3.6. Laporan Sektor Pelayanan Publik .............................................................. 30 3.7. Prestasi dan Inovasi ................................................................................... 32 Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 4

BAB IV.................................................................................................................. 35 ANALISIS DAN PENDALAMAN HASIL STUDI .................................................... 35 4.1. Deskripsi Lesson Learnt ............................................................................. 35 4.2. Data dan Informasi Hasil Studi Lapangan .................................................. 36 4.3. Best Practice yang Ditemukan sebagai suatu analisis yang patut di tiru .... 40 Bab V ................................................................................................................... 44 Kesimpulan dan Saran ......................................................................................... 44 5.1. Kesimpulan................................................................................................. 44 5.2. Saran.......................................................................................................... 45 Daftar Pustaka...................................................................................................... 46 Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mendukung terwujudnya Indonesia maju, pada setiap instansi pemerintah diperlukan sosok pejabat administrator yang memiliki tanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan bagi keberlangsungan unit organisasi yaitu dalam peningkatan organisasi yang memiliki wawasan kebangsaaan dengan nilai-nilai Kepemimpinan Pancasila. Kompetensi Pemerintahan sebagai Administrator sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 tentang Kompetensi Pemerintahan. Dengan penguasaan kompetensi tersebut secara terintegrasi, diharapkan dapat mewujudkan sosok kepemimpinan berkinerja yang diperoleh melalui PKA yang diindikasikan dengan kemampuan yaitu : 1. Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi yang berwawasan kebangsaan 2. Mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja sesuai bidang tugasnya dengan melakukan inovasi, kolaborasi dan mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada. Penyelenggaraan PKA bertujuan untuk mengembangkan Kompetensi Peserta dalam rangka memenuhi standar Kompetensi Manajerial Jabatan Administrator. Salah satu impelementasi dari pengembangan Kompetensi dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini salah satunya adalah melaksanakan tugas studi lapangan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 6

Pada agenda aktualisasi kepemimpinan Pelatihan Kepemimpinan Admistrator memberikan bekal kepada peserta dengan kemampuan menerapkan kapasitas kepemimpinan berkinerja tinggi dalam manajemen pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui pengalaman best practices dengan kegiatan studi lapangan. Pada kegiatan studi lapangan diambil lokus Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Lokus yang dipilih adalah berdasarkan prestasi atau penghargaan yang diterima, dan kemampuan menghasilkan terobosan besar atau prioritas nasional. Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari aspek geografi dan demografi adalah salah satu Kabupaten dari13 (tiga belas) kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km sebelah utara ibu kota Propinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki banyakkeanekaragaman hayati yang melimpah. Tak ketinggalan pula kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat yang secara turun temurun dilestarikan dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung ke daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini merupakan potensi pengembangan daerah yang harus digali sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dinas Kesehatan (Dinkes) merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang bertanggung jawab dalam bidang pembangunan kesehatan, fungsi Dinkes sebagai lembaga dinas teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan membantu melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, pelayanan farmasi dan pengawasan makanan dan minuman serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Hulu Sungai Selatan. Dari hasil kunjungan lapangan melalui daring didapatkan pengalaman kesuksesan yang dituangkan dalam laporan. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat menjadi tempat belajar peserta dalam mengadopsi dan mengadaptasi praktik terbaik dalam pelaksanaan manajemen kinerja untuk peningkatan kinerja Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 7

pelayanan publik. Ditemukan beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian lebih seperti kemiskinan, Angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting yang masih tinggi. 1.2. Ruang Lingkup 1. Ruang lingkup penulisan laporan : 2. Profil Instansi, Organisasi atau unit/satuan kerja penyelenggara pelayanan publik 3. Deskripsi kinerja organisasi pelayanan public 4. Keunggulan (Key Success Factors) keunggulan strategi dan manajemen kinerja pelayanan public 5. Keberlangsungan keunggulan strategi dan manajemen kinerja pelayanan public 6. Lesson Learnt hasil studi lapangan: 1.3. Metode Penulisan dan Pengumpulan Data 1. Pengumpulan data a. Identifikasi isu-isu yang mendasari adanya perubahan dan inovasi. b. mempelajari organisasi best practice 2. Mengumpulkan informasi dengan daftar pertanyaan dan melalui FGD secara daring 3. Melakukan analisis best practice. 4. Melakukan implementasi studi lapangan ke best practice Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 8

1.4. Tujuan 1. Tujuan Umum Peserta mampu mengadopsi dan mengadaptasi best practice dalam merancang dan mengelola keunggulan strategi dan manajemen kinerja pelayanan publik Dinkes Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2. Tujuan Khusus Peserta mampu : a. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi tentang kepemimpinan kinerja b. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi tentang penetapan indikator dan target kinerja. c. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi tentang manajemen kinerja organisasi; d. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi tentang inovasi dan penerapan organisasi digital e. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi tentang networking dan hubungan kelembagaan. f. Mengidentifikasi pertanggungjawaban dalam akuntabilitas kinerja g. Mengidentifikasi kunci sukses organisasi Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 9

1.5. Hasil dan Manfaat Hasil studi lapangan diharapkan peserta mampu mengidentifikasi dan menganalisis data dan informasi serta memperoleh lesson learnt dari Dinkes HSS meliputi unsur: 1. Peran Kepimpinan 2. Inovasi Pelayanan 3. Kompetensi dan pemberdayaan SDM 4. Pembangunan Jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan 5. Penerapan Manajemen Kinerja 6. Penerapan Manajemen Risiko 7. Planning & Budgeting 8. Pemanfaatan Teknologi 9. Akuntabilitas kinerja 10. Indikator kinerja dan pencapaian target kinerja Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 10

BAB II DESKRIPSI LOKUS 2.1. Pemerintah Hulu Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari aspek geografi dan demografi adalah salah satu Kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km sebelah utara ibu kota Propinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki banyak keanekaragaman hayati yang melimpah. Tak ketinggalan pula kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat yang secara turun temurun dilestarikan dan dikembangkan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk berkunjung ke daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini merupakan potensi pengembangan daerah yang harus digali sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Adapun luas Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah 1.804,94 km² terbagi menjadi 11 wilayah administrasi Kecamatan, 144 Desa dan 4 Kelurahan dengan pusat pemerintahan sekaligus ibukotanya yakni Kota Kandangan. Secara astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak diantara 02°29’59“LS – 02°56’10“LS dan 114°51’19“BT – 115°36’19“BT. Kota Kandangan terletak pada 2°47’LS – 115°40’BT yang dilewati oleh Sungai Amandit, anak sungai dari Sungai Barito. Posisi Kabupaten Hulu Sungai Selatan terhadap wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sangat strategis karena pada bagian Timur terletak pada jalur arteri primer Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Timur sedangkan bagian Barat jalur arteri primer yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah dengan pusat pemerintahan sekaligus ibukotanya yakni Kota Kandangan. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebelah utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebelah timur : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Kotabaru, sebelah selatan : Kabupaten Tapin dan sebelah barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 11

sedangka jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2017 sejumlah 232.587 penduduk. 2.2. Profil Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Visi : Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang cerdas, inovatif, teknologis dan agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat. Misi : 1. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar lainnya 2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerahmelalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumber daya alam dan kearifan lokal (daya saing) 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur fisik dan sosial yang menunjang sektor perekonomian (persaingan) 4. Mengoptimalkan sumber daya daerah berbasis perberdayaan masyarakat, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan (pemberdayaan) 5. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta pelayanan publik berkualitas berbasis teknologi informasi dalam bingkai kehidupan yang agamis (kelembagaan , keagamaan). Kepala Daerah terpilih menetapkan sembilan agenda pokok pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu: 1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang berakhlak mulia; 2. Peningkatan akses dan kualitas kesehatan; 3. Revitalisasi pertanian dan perikanan 4. Pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal; 5. Penguatan UMKM dan koperasi; 6. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup; Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 12

7. Pengembangan infrastruktur pemukiman dan perumahan rakyat; 8. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; dan 9. Peningkatan kualitas birokrasi , pelayanan publik dan keagamaan. Sembilan agenda pokok pembangunan tersebut tertuang dalam program “SEHATI” sejumlah 15 poin dan program “SEHATI Plus CINTA” sejumlah 11 poin. Dalam rangka menjalankan agenda pokok tersebut, Bupati terpilih menjalankannya dengan Platform sebagai berikut : 1. Jaminan Kesehatan Gratis , BPJS semesta untuk semua warga 2. Islamic center , akan dibangun di bundaran Hamalau 3. Bergerak Bangkit Bersama 4. Resi Gudang 5. Asuransi 6. Beasiswa 7. Bantuan Sarana Prasarana 8. Pertanian Organik 9. Bos daerah untuk sekolah 10. Feri 11. Angkutan mini 2.3. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dinas Kesehatan (Dinkes) merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dilingkungan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang bertanggung jawab dalam bidang pembangunan kesehatan, fungsi Dinkes sebagai lembaga dinas teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan membantu melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, pelayanan farmasi dan pengawasan makanan dan minuman serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Hulu Sungai Selatan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 13

Visi: Menuju kabupaten hulu sungai selatan yang cerdas, inovatif, teknologis dan agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat Misi: mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar lainnya Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sasaran: Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan Tipe Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Tipe B berdasarkan Peraturan DaerahKabuoaten Hulu Sungai Selatan Nomor 06 Tahun 2020 tentang Pembentukan Susunan dan Perangkat Daerah. Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada awal tahun 2019 sebanyak 925 Orang tersebar di UPT (Dinas Kesehatan, Puskesmas dan RSUD Daha Sejahtera danInstalasi Farmasi Kabupaten) yang terdiri dari 636 orang PNS dan 289 orang tenaga kontrak. Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 235.217 jiwa dengan kepadatan penduduk 130 jiwa/km² dengan terjadi pemusatan penduduk di daerah kota. Secara piramida penduduk yang merupakan sebuah gambaran awal mengenai struktur umur penduduk baik untuk dianalisis mengenai produktifitas umurnya maupun berhasil tidaknya program-program kependudukan selama ini. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terlihat bahwa sebagian besar penduduk berada pada usia produktif dimana pada usia muda paling sedikit jumlah penduduknya kemudian semakin bertambah usia semakin banyak penduduknya hingga berumur 75 tahun ke atas. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 14

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan Sesuai tugas pokok dari Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan masyarakat, pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, dan prasarana dan sarana kesehatan serta tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku seperti gambar cascading dibawah ini Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 15

Gambar 2.2. Cascading Dinas Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri atas program pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Kasie P2 target usia produktif dengan kegiatan skrining faktor resiko, pencegahan penyakit dan tindak lanjut, perencanaan kehamilan. Sedangkan Kasie Kesmas dengan target : 1. Ibu hamil dan bersalin : pelayanan pemeriksaan kehamilan dan skrining faktor risiko agar ibu dan bayi sehat. 2. Bayi dan balita : Pelayanan kesehatan bayi dan balita untuk mencegah kematian dan peningkatan kualitas hidup untuk tumbuh kembang optimal dan mencegah stunting. 3. Usia sekolah dan remaja : Penjaringan kesehatan berkala pada anak usia sekolah dan remaja agar tumbuh sehat dan berdaya saing. 4. Lansia : Meningkatkan upaya promotif, preventif, pemberdayaan lansia dan penanggulangan penyakit. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 16

Bambar 2.3. Pohon Kinerja Bidang Pelayanan Kesehatan mencakup 21 Puskesmas, 119 Poskades dan 69 Pustu, dan 1 RS tipe D (Rumah Sakit Daha Sejahtera). Sarana karantina Covid-19 kapasitas 80 bed. Bidang pemberdayaan manusia dan SDM dengan program penguatan gerakan masyarakat hidup sehat (tidak merokok, cuci tangan, minum air yang sudah direbus dan mengajak berolahraga. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam menjalankan tugas kegiatannya meliputi 6 SPM yaitu pelayanan kesehatan usia produktif, lansia, penderita DM, penderita HT, penderita ODGJ, TBC, HIV. Sedangkan SDM Kesehatan manusia memiliki program perencanaan kebutuhan dan pendayagunaan SDM kesehatan untuk UKP dan UKM manusia di wilayah Kabupaten / Kota. Dengan menyediakan 9 tenaga kesehatan esensial yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian, tenaga farmasi, kesmas, gizi, ahli teknologi laboratorium medik. Saat ini 3 Puskesmas yang sudah terisi lengkap 9 tenaga kesehatan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 17

Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2020 TENAGA NO UNIT KERJA DOKTER DOKTER DOKTER PERAWAT PERAWA BIDAN KESMAS KESLING GIZI LAB TEKNIS APOTEK SPESIALIS UMUM GIGI T GIGI KEFARM ER ASIAN 1 KANDANGAN 0 2 1 11 3 9 2 1 1 221 2 JAMBU HILIR 0 1 1 9 2 10 2 2 1 3 GAMBAH 0 10 6 2 8 1 11 120 4 BAYANAN 0 01 9 1 9 1 12 5 BARUH JAYA 0 10 9 2 6 1 02 110 6 SUNGAI PINANG 0 10 5 1 9 0 12 7 BAJAYAU 0 2 0 10 1 10 2 0 2 110 8 NEGARA 0 2 0 14 2 15 2 1 4 9 PASUNGKAN 0 10 7 2 9 1 14 120 10 SIMPUR 0 2 0 13 2 11 1 2 3 11 WASAH 0 10 8 2 7 2 11 110 12 SUNGAI RAYA 0 1 1 4 2 12 2 2 1 13 BATANG KULUR 0 1 0 9 1 12 1 1 2 110 14 PADANG BATUNG 0 1 0 10 1 11 1 2 3 15 KALIRING 0 1 0 9 1 12 0 2 3 211 16 ANGKINANG 0 1 0 14 2 10 3 2 3 17 BAMBAN 0 10 6 1 7 2 12 110 18 TELAGA LANGSAT 0 1 0 10 1 13 2 1 3 19 KALUMPANG 0 1 1 9 2 13 2 2 3 120 20 LOKSADO 0 11 7 1 8 1 12 21 MALINAU 0 10 5 1 7 2 02 110 22 RS DAHA SEJAHTERA 3 6 1 30 1 18 1 2 2 JUMLAH 3 30 7 214 34 226 32 27 49 110 110 110 120 221 110 110 210 110 110 853 33 32 6 2.4. Indikator kinerja Kinerja pelayanan perangkat daerah pada tahun 2013-2018 adalah sebagai berkut : Tabel 2.2. Capaian Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Tahun 2018 N Sasaran Indikator Alasan Penjelasan dan Target Capaia Prosenta o Strategis Kinerja Sasaran pemilihan Formulasi n se indikator Kinerja capaian 1 Meningkat nya Persentase Peraturan Persentase nilai 1 0.6095 0.6095 pelayanan Pemenuhan Menteri realisasi dari kesehatan pencapaian Kesehatan RI seluruh indikator dasar, SPM penyakit Nomor 43 Tahun penyakit menular kegawatdarurat menular dan 2016 Tentang dan tidak menular an dan rujukan tidak menular Standar setelah dihitung khususnya yang ditangani elayanan dari nilai capaian masyarakat Minimal Bidang dibagi target x miskin Kesehatan 100 persen dibagi jumlah indikator Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 18

Persentase Kebutuhan akan Persentase nilai 1 0.6972 0.6972 Pemenuhan pelayanan realisasi dari 1.0566 1.0566 pencapaian kesehatan terus seluruh indikator 11 pelayanan berkembang dan pelayanan 0.775 0.7755 5 kesehatan pelayanan kesehatan lainnya -1 -2 lainnya kesehatan setelah dihitung lainnya dari nilai capaian merupakan dibagi target x indikator yang 100 persen dibagi digunakan dalam jumlah indikator pelayanan kesehatan dasar lainya diluar SPM dan SDGs. Persentase Peraturan Persentase nilai 1 Fasilitas Menteri realisasi dari kesehatan yang Kesehatan RI seluruh indikator memiliki Nomor 75 Tahun fasilitas sertifikat ijin 2014 tentang kesehatan yang Pusat Kesehatan memenuhi Masyarakat persyaratan mendapatkan sertifikat izin setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator Persentase Peraturan Jumlah pasien 1 Pasien miskin Menteri miskin yang yang di rujuk Kesehatan RI mendapat dan dilayani oleh Nomor 75 Tahun pelayanan di PPK PPK II 2014 tentang II sesuai standar Pusat Kesehatan dibagi jumlah Masyarakat pasien miskin yang dirujuk x 100% Persentase Peraturan Persentase nilai 1 Pemenuhan Menteri realisasi dari pencapaian Kesehatan RI seluruh indikator SPM Nomor 43 pelayanan pelayanan Tahun 2016 kesehatan dasar kesehatan Tentang pada bayi, dasar pada Standar balita, anak usia bayi, balita, Pelayanan sekolah, remaja, anak usia minimal Bidang ibu dan lansia sekolah, Kesehatan setelah dihitung remaja, ibu dari nilai dan lansia capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator 2 Meningkatny Persentase Permenkes Jumlah balita 0.5 a kesehatan penurunan No.23 Tahun gizi buruk tanpa masyarakat balita gizi 2014 tentang penyakit buruk Upaya penyerta (n-1) Perbaikan Gizi dikurangi (n) dibagi jumlah balita gizi buruk Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 19

N-1 di suatu wilayah x 100 % dalam kurun waktu 1 tahun n-1 = tahun sebelumnya n= tahun berjalan Persentase UU No.36 Jumlah Bumil 0.071 - -0.8585 penurunan Tahun 2009 KEK tanpa 0.061 bumil KEK Tentang penyakit 1 Kesehatan penyerta (n-1) dikurangi (n) dibagi jumlah Bumil KEK N-1 di suatu wilayah x 100 % dalam kurun waktu 1 tahun n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Angka UU No.36 Jumlah 54.54 138 -0.5269 Kematian Ibu Tahun 2009 kematian ibu Tentang dibagi jumlah Kesehatan kelahiran hidup dikalikan 100000 Angka UU No.36 Jumlah 15 21 0.4047 Kematian Bayi Tahun 2009 Kematian bayi Tentang dibagi jumlah Kesehatan kelahiran hidup dikalikan 1000 3 Menurunnya Persentase Depkes RI. Persentase dari 0.275 - -15.7347 Kejadian Penurunan Petunjuk perhitungan 4.333 penyakit penderita Teknis insidens rate 3 menular di penyakit Pengamatan yaitu selisih masyarakat menular Penyakit antara jumlah Demam Demam kasus penyakit Berdarah Berdarah menular DBD dengue (DBD) Dengue. tahun Ditjend P2M sebelumnya dan Pl Jakarta dikurangi 1999 dengan kasus penyakit DBD pada tahun perhitungan dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit menular DBD pada tahun sebelumnya x 100 % Persentase Ditjen PP&PL selisih antara 0.1 - -1.8182 Penurunan Departemen jumlah balita 0.181 balita Kesehatan, pneumoni 8 penderita Pedoman tahun pneumoni Penanggulang sebelumnya an Episenter dikurangi Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 20

Pandemi dengan balita Influenza, pneumoni pada Jakarta, 2008 tahun perhitungan dibandingkan dengan jumlah balita pneumoni pada tahun sebelumnya x 100% Persentase Keputusan Selisih antara 0.027 0.127 4.7773 Penurunan Menteri jumlah 1 penderita Kesehatan RI penderita penyakit No.1216 penyakit diare menular Diare Tahun 2001 tahun tentang sebelumnya Pedoman dikurangi Pemberantasa dengan jumlah n Penyakit penderita diare Diare pada tahun perhitungan dibandingkan dengan jumlah penderita diare Pada tahun sebelumnya x 100% Persentase KEPUTUSAN jumlah 11 1 penderita MENTERI penderita malaria yang KESEHATAN malaria yang ditangani REPUBLIK ditangani sesuai dengan INDONESIA sesuai standar standar NOMOR dibagi jumlah 293/MENKES/ penderita S K/IV/2009 malaria dikali 100% Persentase UU No.4 Jumlah 11 1 Penanggulang Tahun 1984 kejadian luar an Kejadian tentang biasa yang Luar biasa Wabah ditangani yang ditangani Penyakit kurang dari 24 < dari 24 jam Menular. jam Permenkes dibandingkan No.1501 dengan jumlah Tahun 2010 kejadian luar tentang Jenis biasa x 100 % Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Penanggulang an nya. 4 Meningkatny Persentase Peraturan Persentase dari 100 1 1 a desa Siaga Menteri jumlah desa kesiapsiagaa aktif Kesehatan RI Siaga yang aktif n masyarakat Nomor dibandingkan dalam 741/MENKES/ dengan jumlah Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 21

pemeliharaan P ER/VII/2008 desa Siaga kesehatan Tentang yang dibentuk x Standar 100 % Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kot a 5 Meningkatny Persentase Permenpan Persentase dari 1 1 1 1 1 a pelayanan keluhan dan RB Nomor jumlah 0 1 dan pengaduan 24 Tahun pengaduan akuntabilitas layanan yang 2014 tentang yang kinerja ditindaklanjuti Pedoman ditindaklanjuti Penyelenggar dibandingkan aa n dengan seluruh Pengelolaan pengaduan Pengaduan yang masuk x Pelayanan 100 % PublikSecara Nasional Indikator hasil PERATURAN Nilai BB evaluasi Akip MENTERI PENDAYAGU NA AN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Persentase PERATURAN Persentase dari 1 temuan BADAN jumlah BPK/Inspektor PEMERIKSA pengaduan at yang KEUANGAN yang ditindaklanjuti REPUBLIK ditindaklanjuti INDONESIA dibandingkan NOMOR 2 dengan seluruh TAHUN 2010 pengaduan TENTANG yang masuk x PEMANTAUA 100 % N PELAKSANAA N TINDAK Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 22

LANJUT REKOMENDA SI HASIL PEMERIKSAA N BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Nilai Indeks Untuk Total nilai IKM 81 81 1 Kepuasan memenuhi UU seluruh UPT Masyarakat No.25 Tahun Dibagi jumlah (IKM) 2009 tentang UPT Pelayanan Publik Berdasarkan tabel tersebut di atas, masih terdapat permasalahan bidang kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terkait dengan pencapaian indikator kinerja utama yaitu antara lain: a. Angka Kematian Ibu b. Angka Kematian Bayi c. Angka Kematian Balita d. Persentasi penurunan bumil KEK e. Persentasi Penurunan Penderita penyakit menular DBD f. Presentase Cakupan SDM kesehatan yang Memenuhi standar Kompetensi Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 23

BAB III PELAKSANAAN STUDI LAPANGAN 3.1. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dinas Kesehatan (Dinkes) merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dilingkungan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang bertanggung jawab dalam bidang pembangunan kesehatan, fungsi Dinkes sebagai lembaga dinas teknis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan membantu melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga, pelayanan farmasi dan pengawasan makanan dan minuman serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Hulu Sungai Selatan Dalam menjalankan organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan mengacu pada RPJMD Kabupaten Hulu Sungai Selatan dimana Visi Kabupaten HSS adalah “Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Cerdas, Inovatif, Teknologis, dan Agamis untuk Mewujudkan Kesejahteraan Dunia dan Akhirat” Sedangkan untuk Misi Dinas Kesehatan Kabupatan Hulu Sungai Selatan mengacu pada misi Kabupaten yaitu mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar lainnya. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 24

3.2. Tantangan Dan Peluang Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dengan terbitnya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan peluang kepada daerah untuk mengembangkan potensi daerah masing-masing. UU No 6 tahun 2014 tentang Desa, kucuran dana bagi desa sangat berarti untuk mengembangkan dan memberdayakan potensi masyarakat Desa, perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat. Beberapa faktor Tantangan dan Peluang Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam upaya pengembangan pelayanan untuk memenuhi tuntutan pelayanan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018, tentang Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai berikut : Faktor Tantangan Faktor Peluang • Geografis Kab HSS berupa • Kerjasama antar instansi baik perbukitan dan rawa-rawa. • Pemberdayaan masyarakat • Jarak tempuh lokasi puskesmas optimal binaan cukup jauh • Dukungan pimpinan yang • Penyebaran penduduk yang tidak sangat baik merata dan mobilisasi penduduk • Sumber Daya mendukung baik yang tinggi dari sisi SDM, sarpras dll • Tingkat partisipasi dan tingkat • Adanya support CSR dari pengetahuan masyarakat dalam bidang Kesehatan masih rendah pihak swasta terkait peningkatan pelayanan • Adanya pelayanan Kesehatan Kesehatan oleh pihak swasta yang lebih baik • Adanya peraturan-peraturan di tingkat pusat yang mendukung program pelayanan Kesehatan masyarakat 3.3. Permasalahan dalam Pelayanan kesehatan Melihat deviasi capaian pada dinas kesehatan yang tidak tercapai disesuaikan dengan target outcome RPJPM yaitu indeks pembangunan manusia, umur harapan hidup yang masih rendah dan angka kesakitan. Permasalahan dalam pelayanan Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 25

kesehatan yang menjadi indikator sasaran pada eselon 2 dan cascading Dinas Kesehatan adalah: Angka kesakitan, Angka kematian ibu, Angka kematian bayi dan Stunting Tabel 3.1. Indikator Kinerja utama yang menjadi target capaian pada tahun 2020-2021 No IKU Target 2020 Capaian Target Capaian 2021 2021 2020 16.4 6.04 1 Angka kesakitan 19.4 19.4 2 Angka kematian 143/100.000 77/100.000 75/100.000 75/100.000 ibu KH KH KH KH 3 Angka kematian 23/1.000 KH 16/1.000 KH 15/1.000 14/1.000 KH bayi KH 4 Stunting 6.17 % 6.86 % 4.69 % 5.04 % Pada tabel di atas didapatkan data tahun 2020 sampai 2021 target IKU poin 1-3 sudah tercapai sedangkan target IKU poin 4 Stunting belum tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kesakitan adalah: a. Lingkungan b. Kemiskinan, c. Stunting, d. Penyakit infeksi, e. Perumahan dan ventilasi, f. Air minum dan sanitasi, g. Pelayanan kesehatan dasar. Untuk menurunkan angka kesakitan tersebut (Cross cutting eksternal), Dinas kesehatan bekerja sama/ berkolaborasi dengan instansi terkait yaitu Dinas sosial, Dinas Pendidikan, Dinas PMD, Dinas PUTR, Dinas Ketapang, DISPERAKPLH, dan Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 26

Dinas P2KBP3A. Untuk mencapai tujuan meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Dinas kesehatan mempunyai lingkup pelayanan kesehatan mencakup 21 Puskesmas, 119 Poskesdes dan 69 PUSTU, 1 RS Tipe D (Rumah Sakit Daha Sejahtera yang terletak di Desa Pihanin Daha Selatan), 80 Bed Bangsal Karantina Covid-19 isolasi terpusat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Permasalahan lain yang ditemukan : a. Akses dan penggunaan layanan kesehatan Secara geografis terdiri dari rawa-rawa dan perbukitan apa bila ada masyarakat yang tidak hadir ke Posbindu atau fasilitas kesehatan dan membutuhkan pelayanan untuk memberikan pelayanan, petugas kesehatan akan mendatangi ke rumah keluarga dan diberikan kendaraan bermotor agar dapat menjangkau pelayanan ke daerah terpencil. b. Sumber daya pemberian makanan, pola asuh dan ketahanan pangan Permasalahan yang muncul diakibatkan dari pola gizi dan pola asuh balita yang belum baik, di samping itu pada usia remaja mengalami anemia karena kekurangan gizi. 3.4. Kearifan Lokal Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan menyiapkan anggaran 60 Miliar lebih sebagai Universal Helath Care untuk mensubsidi pembayaran premi BPJS bagi penduduk asli Kabupaten Hulu Sungai Selat dan telah dilakukan sejak masa pemerintahan Bupati HSS periode I sehingga seluruh penduduk setempat tidak perlu membayar premi asurani BPJS namun mendapat coveran pelayanan BPJS. Mengadakan program sinergi Dukun Kampung dan Bidan Desa untuk menurunkan kematian ibu dan bayi dengan menghindari persalinan di rumah. Hal ini disertai dengan menyiapkan anggaran insentif bagi dukun kampung sehingga termotivasi untuk melakukan edukasi gizi dan higiene dengan media edukasi gambar Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 27

sederhana bagi ibu hamil selama kehamilan dan merujuk ke bidan desa bila saat akan melahirkan. Kegiatan ini dapat menekan angka kematian ibu hamil. Kegiatan ini mendapat penghargaan top video 5, TOP 99 dari Kemenpan RB. Mengembangkan program pengentasan Stunting pada bayi dan anak dengan menggunakan data berbasis no Induk kependudukan, bekerja sama dengan kader untuk tracking, dan intervensi, menggunakan 8 aksi integrase. Menyiapkan sarana transportasi minimal sepeda motor bagi 144 desa untuk semua petugas terutama yang berada didaerah terisolir sehingga mampu membuka sekat geografis dan mempermudah system rujukan dari pustu ke puskemas dan ke rumah sakit. Mendirikan 21 puskesmas dan 1 buah Rumah Sakit pembantu dengan distribusi nakes yang hampir merata untuk 9 jenis nakes. 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Melakukan review terhadap kinerja yang dicascadingkan kepada perangkat daerah dari target yang tidak tercapai maka menjadi isu strategis di Kabupaten HSS maupun Dinas Kesehatan. Mengadakan pertemuan pimpinan kabupaten dengan jajaran agar sinergis dari hulu sampai hilir. Penentuan isu-isu strategis mengacu kepada isu kabupaten yaitu : a. Kemiskinan b. Kesehatan c. Pendidikan d. Infrastruktur yang tangguh e. Pertumbuhan ekonomi yang inklusi f. Kesempatan kerja g. Hilirisasi industri h. Kesetaraan gender i. Tata kelola pemerintahan j. Ketentraman dan ketertiban umum Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 28

k. Ketahanan bencana l. Pengendalian kerusakan lingkungan hidup Dari Isu Kabupaten Hulu Sungai Selatan kemudian dilakukan penetapan isu prioritas yang terkait dengan dinas kesehatan dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan angka harapan hidup meningkat. Tabel 3.2. Isu Dinas Kesehatan Misi Sasaran Tujuan Indikator Isu Tujuan Mewujudkan Meningkatnya Meningkatkan Angka harapan Angka aksesibilitas dan Akses dan Derajat hidup kesakitan kualitas Kualitas Kesehatan AKI pelayanan bidang Pelayanan Masyarakat AKB pendidikan, Kesehatan Stunting kesehatan dan pelayanan dasar lainnya Dari tabel di atas didapatkan data isu terkait angka kesakitan, AKI, AKB, Stunting Setelah terjabarkan Isu-isu Strategis tahap selanjutnya mengidentifikasi faktor internal terhadap Pelayanan kesehatan meliputi : 1. Jumlah Sumber daya aparatur dan sarana prasarana cukup memadai 2. Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang, Menengah dan Tahunan 3. Pengendalian, monitoring dan evaluasi telah di laksanakan tiap triwulan 4. Pengendalian, monitoring dan evaluasi belum optimal di laksanakan. 5. Kuantitas dan kualitas penelitian dan pengembangan yang strategis dan inovatif kurang Adapun identifikasi faktor eksternal terhadap Dinas Kesehatan 1. Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan tentang peran desa 2. Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) 3. Alokasi anggaran dan adanya insentif bagi masyarakat (dukun kampung dan kader pembangunan manusia) Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 29

Dan selanjutnya dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas kesehatan selaku pengelola program mempunyai peluang sekaligus dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja antara lain: 1. Kesempatan untuk peningkatan kapasitas pengelola program . 2. Kerja sama BPJS serta aplikasi sistem informasi yang mendukung pelayanan kesehatan yang lebih baik Adapun Kelemahan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan selaku Pengelola program kesehatan dalam meningkatkan kualitas capaian kinerja antara lain: 1. Kurangnya Tenaga yang memiliki keahlian penelitian serta sarana prasarana kerja belum sepenuhnya mendukung tugas. 2. Terbatasnya data yang cepat, akurat dan aktual serta sistem informasi belum optimal. 3. Pengendalian, monitoring dan evaluasi belum optimal di laksanakan. 3.6. Laporan Sektor Pelayanan Publik Setiap bulan seluruh puskesmas masing-masing akan memberikan laporan terkait seluruh kinerja pelayanan publik baik kinerja pelayanan yang sudah baik maupun yang perlu adanya dukungan perkembangan kinerja oleh dinas kesehatan. Permasalahan yang ada disetiap puskesmas akan ditindaklanjuti oleh dinas kesehatan untuk selanjutnya didukung dengan kegiatan yang dapat memajukan performa kinerja pelayanan publik di setiap puskemas tersebut, seperti seminar terkait permasalahan yang dialami atau sosialisasi lainnya. Selain itu, untuk kinerja pelayanan publik yang sudah baik harus terus dipertahankan. Laporan puskemas setiap bulan sifatnya penting untuk dinas kesehatan melakukan evaluasi performa kinerja pelayanan publik setiap puskesmas yang akan sangat berpengaruh secara besar untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 30

Tabel 3.3. Capaian SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan No Jenis layanan dasar Indikator Perhitungan kinerja Capaian (%) 1 Pelayanan kesehatan 2019 2020 Cakupan pelayanan Persentase ibu hamil 77,74 82,56% ibu hamil kesehatan ibu hamil mendapatkan 97,56 97,84% 2 Pelayanan kesehatan (K4) sesuai standar pelayanan ibu hamil 97,54 98,02% 97,37 97,40% ibu bersalin Cakupan pelayanan Persentase ibu kesehatan ibu bersalin mendapatkan 95,92 97,11% 3 Pelayanan kesehatan bersalin sesuai pelayanan persalinan bayi baru lahir standar 80,26 81,04% Persentase bayi baru 4 Pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan lahir mendapatkan 98,31 98,33% balita sesuai standar kesehatan bayi pelayanan kesehatan baru lahir (0-28 bayi baru lahir 75,2 75,30% 5 Pelayanan kesehatan hari) Persentase anak usia pada usia pendidikan 0-59 bulan yang 78,68 100,00% dasar Cakupan balita mendapatkan yang mendapat pelayanan kesehatan 6 Pelayanan kesehatan pelayanan balita sesuai standar pada usia produktif kesehatan balita Persentase anak usia sesuai standar pendidikan dasar yang 7 Pelayanan kesehatan mendapatkan pada usia lanjut Cakupan pelayanan skrinning kesehatan kesehatan pada sesuai standar 8 Pelayanan kesehatan usia pendidikan Persentase warga penderita hipertensi dasar sesuai negara usia 15-59 standar tahun mendapatkan 9 Pelayanan kesehatan skrinning kesehatan penderita diabetes Cakupan pelayanan sesuai standar melitus (DM) skrinning kesehatan Persentase warga warga negara (15- negara usia 60 tahun 59 tahun) sesuai ke atas mendapatkan standar skrinning kesehatan sesuai standar Cakupan pelayanan persentase penderita skrinning kesehatan hipertensi mendapat warga negara (60 pelayanan kesehatan tahun ke atas) sesuai standar sesuai standar Cakupan pelayanan standar bagi penderita hipertensi Cakupan pelayanan Persentase kesehatan sesuai penyandang DM yang penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 31

10 Pelayanan kesehatan Cakupan pelayanan Persentase ODGJ 100 100,00% orang dengan kesehatan ODGJ berat yang 76,11 76,79% 88,6 92,88% gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan berat pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar 11 Pelayanan kesehatan Cakupan Persentase orang orang dengan pemberian dengan TB tuberkolosis pelayanan orang mendapatkan dengan TB sesuai pelayanan TB sesuai standar standar 12 Pelayanan kesehatan Cakupan Persentase orang orang dengan risiko pemberian berisiko terinfeksi HIV terinfeksi HIV pemeriksaan HIV mendapatkan terhadap orang pemeriksaan HIV berisiko terinfeksi sesuai standar HIV Keterangan Tabel Pelayanan kesehatan sebagian besar meningkat, ada pelayanan pada pasien gangguan jiwa mencapai 100%. Pelaporan lain mengenai indikator kesehatan anak Balita, Kesehatan ibu, Kematian ibu, indikator kinerja gizi masyarakat, pelayanan anak usia sekolah, KESLING, KESJA OR. Laporan Pelayanan kesehatan rujukan meliputi laporan Perkesmas, PIS-PK, JKN, Lestrad, Laporan Peyakit, BOR, LOS, TOI PKM Rawat Inap. Laporan Subag Umum meliputi Barang habis pakai, Belanja modal dana JKN, datalog presensi dan rekap absen. Laporan seksi Farmasi meliputi peresepan obat rasional, ketersediaan obat, vaksin, BMHP, obat kadaluarsa, usulan kalibrasi alat kesehatan, usulan perbaikan alat yang rusak. 3.7. Prestasi dan Inovasi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah melakukan banyak inovasi dan menerima penghargaan baik dari tingkat kabupaten sampai tingkat nasional. Dinas kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga sudah melakukan standarisasi Akreditasi di 21 Puskesmas yang dikelola oleh Dinkes. Akreditasi sudah dilakukan dari 2016-2019 sudah 21 Puskesmas terakreditasi. Tahun 2019 akreditasi Puskesmas tingkat utama 1, tingkat Madya 6 dan tingkat dasar 4 Puskesmas. Pembinaan dari dinkes kabupaten Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 32

dan tim pendamping akreditasi dinkes. Kegiatannya di lakukan dengan jadwal dari dinkes yang dilaksanakan setiap tahun sampai dengan tahap dilaksanakan survei akreditasi oleh survivor dari komisi akreditasi FKTP. Beberapa penghargaan yang berhasil diraih adalah: 1. Penghargaan kepada Dinas Kesehatan dalam Pencapaian Nilai Indikator Rapot Satuan Kerja 2021 (Bupati Hulu Sungai Selatan) 2. Penghargaan Awards Desa Teknologi tepat guna dan organisasi masyarakat umum 2021 (Kategori DPD Dinas Kesehatan). 3. Penghargaan Sinovik sejak 2016 sampai 2020 (Kemenpan RB) 4. Penghargaan inovasi Government Award 2019 (Kemendagri) Sedangkan inovasi yang telah dilakukan oleh Dinas kesehatan HSS beberapa diantaranya berupa : 1. Website SATUNIK Menyajikan Data Balita dengan sunting rentang usia 0 sampai dengan 24 bulan 2. Si Midun Chating 33 Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi

Ke Faskes Inovasi dengan kearifan lokal juga dilakukan dengan cara merangkul dukun kampung untuk terlibat dalam mendampingi ibu hamil ke fasiltas kesehatan pada saat ANC dan melahirkan. Selain itu Dukun Kampung juga dilibatkan untuk memberikan informasi, asupan gizi seimbang kepada ibu hamil di rumah dukun kampung, anjuran ke Posyandu, ASI Eksklusif dan Imunisasi. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 34

BAB IV ANALISIS DAN PENDALAMAN HASIL STUDI Dalam bagian ini akan diuraikan bagaimana analisis dan pendalaman hasil studi lapangan yang telah di tuangkan dalam uraian sebelumnya. Penulisan pada Bab ini akan dimulai dengan deskripsi secara umum tentang bagaimana kondisi Kabupaten Hulu Sungai selatan yang dapat dijadikan pembelajaran terbaik dan selanjutnya prototipe produk sebagai lesson learnt yang ditampilkan serta data yang telah di validasi lebih dalam, hasil validasi lapangan yang terdiri dari hasil mendengar, mengamati, dan melakukan wawancara terhadap narasumber terbatas dan validasi lapangan lebih mendalam kepada Dinas Kesehatan sebagai lokus luas. Uraian analisis dan pendalaman hasil studi kami tuangkan sebagai berikut : 4.1. Deskripsi Lesson Learnt Lesson learnt adalah pengetahuan atau pemahaman yang diperoleh dari pengalaman yang dapat berupa keberhasilan dan juga kegagalan. Sebuah lesson (pembelajaran) harus signifikan (atau penting, merupakan faktor dominan, penyebab utama) dan mempunyai dampak nyata atau disimpulkan bahwa hal tersebut layak menjadi pembelajaran dari suatu kegiatan. Pembelajaran tersebut harus valid, faktual, secara teknis benar dan dapat diterapkan dalam rancangan, proses, keputusan berikutnya untuk mengurangi atau menghilangkan potensi-potensi penyebab kegagalan, masalah (baik yang sdh diperkirakan atau belum), kemunduran, kesulitan, nasib kurang baik dan menguatkan hasil yang positif misalnya dalam hal efisiensi dan efektivitas kedepan. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 35

4.2. Data dan Informasi Hasil Studi Lapangan Dalam rangka melaksanakan visi yang telah di tetapkan oleh Bupati dan seluruh jajaran kepemimpinan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yakni Menuju kabupaten Hulu Sungai Selatan yang cerdas, inovatif, teknologis dan agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat, maka di tetapkan berbagai upaya untuk mencapai dan memberikan pembelajaran yang baik guna mensejahterakan masyarakat yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Bupati selaku Kepala Daerah terpilih menetapkan sembilan agenda pokok pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu: 1. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang berakhlak mulia; 2. Peningkatan akses dan kualitas kesehatan; 3. Revitalisasi pertanian dan perikanan 4. Pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal; 5. Penguatan UMKM dan koperasi; 6. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup; 7. Pengembangan infrastruktur pemukiman dan perumahan rakyat; 8. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial; dan 9. Peningkatan kualitas birokrasi , pelayanan publik dan keagamaan. Sembilan agenda pokok pembangunan tersebut tertuang dalam program “SEHATI” sejumlah 15 poin dan program “SEHATI Plus CINTA” sejumlah 11 poin. Dalam rangka menjalankan agenda pokok tersebut, Bupati terpilih menjalankannya dengan platform sebagai berikut : 1. Jaminan Kesehatan Gratis , BPJS semesta untuk semua warga 2. Islamic center , akan dibangun di bundaran Hamalau 3. Bergerak Bangkit Bersama 4. Resi Gudang 5. Asuransi 6. Beasiswa 7. Bantuan Sarana Prasarana Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 36

8. Pertanian Organik 9. Bos daerah untuk sekolah 10. Feri 11. Angkutan mini Program Bupati tersebut disepakati, didukung oleh seluruh Satuan kerja serta dilakukan monitoring evaluasi secara periodic, terasuk didalamnya Dinas kesehatan sebagai salah satu dinas primadona. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai salah satu satuan kerja yang ada, di berikan tugas dan fungsi untuk mewujudkan pencapaian visi melalui misi yang di emban. Banyak hal yang telah di capai oleh Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan dalam menjalankan misinya, salah satu misi yang berhasil menjadi pembelajaran adalah dalam rangka pelaksanaan Misi 1 yakni “Mewujudkan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Pelayanan Dasar Lainnya” guna mewujudkan Tujuan 1 yakni Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Dasar Lainnya. Outcome dari tujuan 1 tersebut antara lain adalah Indeks Pembangunan Manusia, Umur harapan hidup, dan Angka kesakitan dengan prioritas pada outcome antaranya adalah Angka kematrian Ibu , Angka Kematian Balita dan Angka Stunting. Outcome tersebut diatas dijabarkan lagi dalam bentuk yang lebih implementatif yakni melalui sasaran RPJMD dengan fokus bidang kesehatan yakni Meningkatnya Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Pemantauan terhadap pencapaian sasaran dimaksud dilakukan melalui pemantaun indikator sebagai berikut : 1. Angka Harapan Hidup 2. % wanita pernah kawin usia 15 – 49 Tahun menurut usia kawin pertama; usia ≤ 20 Tahun 3. Tingkat kesehatan Rumah Sakit 4. % Fasilitas kesehatan yang terakreditasi paripurna Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 37

Beberapa inovasi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan dalam rangka pencapaian tujuan antara lain : 1. Website SATUNIK juga menyajikan Data Balita sunting rentang usia 0 sampai dengan 24 bulan. 2. Si Midun Chating Ke Faskes dalam rangka mengakomodir Dukun Kampung untuk mendampingi rujukan ibu hamil ke fasiltas kesehatan pada saat melahirkan. Kemudian terjadi pengembangan pendayagunaan Dukun Kampung untuk memberikan informasi, asupan gizi seimbang kepada ibu hamil di rumah dukun kampung, anjuran ke Posyandu, ASI Eklklusif dan Imunisasi Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 38

Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 39

4.3. Best Practice yang Ditemukan sebagai suatu analisis yang patut di tiru Data yang di dapatkan dari hasil studi lapangan terdapat pembelajaran yang sangat baik untuk dapat di tularkan pada instalasi lain yang tentunya dapat di implementasikan sesuai kondisi wilayah masing – masing, namun semangat dan proses serta ketekunan para pengelola program dan jajaran pimpinan patut di contoh. Dari situasi yang ada yang patut di jadikan pembelajaran antara lain meliputi: 1. Penetapan Visi yang bertanggunggugat Dalam hal penetapan visi dengan mencantumkan kalimat mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat, merupakan keberanian dan pertanggungjawaban yang siap digugat baik di dunia maupun di akhirat. Sebuah janji dan keinginan yang sungguh sungguh dari Bupati dan seluruh jajarannya yang tidak main – main. Pencanangan visi merupakan komitmen Pimpinan dan jajaran selaku pemangku mandat dari rakyat yang sungguh luar biasa berani dan tekad yang sungguh sungguh. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 40

2. Keterpaduan Visi, Misi dan Pemantauan Keterpaduan dan keterincian untuk menurunkan indicator program secara bersama dimulai dari factor kepemimpinan yang visioner seorang Bupati yang kemudian di dukung oleh seluruh jajaran, diantaranya Pimpinan Satuan Kerja Dinas Kesehatan. Penetapan Visi dan upaya menurunkan tanggungjawab secara bersama untuk mencapai tujuan bersama, merupakan sebuah implementasi yang integral dan terukur. 3. Platform agenda pokok yang berpihak pada rakyat Penetapan 11 platform yang diusung merupakan platform dasar yang seluruhnya diarahkan pada kemaslahatan umat. Hal ini patut ditiru bahwa output yang kita hasilkan berdampak pada outcome atau impact yang lebih luas. 4. Terobosan Inovasi Terobosan dari masing – masing satuan kerja merupakan sebuah kesungguhan upaya untuk dapat mewujudkan pencapaian visi yang patut di hargai. Terobosan yang dilakukan pula dengan menetapkan penghargaan, dan yang menarik adalah tidak diberikannya sanksi atas ketidakberhasilan , namun di berikan upaya pendampingan agar satuan kerja dapat mencapai misinya. 5. Komitmen Pimpinan dan Jajaran Dinas Komitmen kuat dari para Pimpinan menjadi hal yang patut di apresiasi dan di tiru, upaya pendampingan dan pemantauan secara bersama serta pemecahan terpusat dengan mempertimbangkan masukan dari jajaran sangat penting dalam pencapaian tujuan 6. Kemitraan Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh lingkup lintas sector patut di jadikan contoh sehingga semua sector dapat berperan aktif, tidak hanya menyelesaikan masalahnya namun juga bertanggungjawab atas masalah bersama. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 41

7. Penetapan isu strategis Penetapan isu strategis yang telah mengerucut yakni Angka kesakitan, AKI, AKB dan Stunting merupakan “core business” yang perlu di jadikan contoh pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan. Upaya menurunkan dari misi, sasaran, tujuan, indicator dan isu – isu yang muncul dipermukaan agar memudahkan dan mampu laksana untuk dapat di intervensi dan di tindaklanjuti dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Penetapan isu strategis ini merupakan upaya mempermudah pencapaian intervensi ke arah sasaran. 8. Inovasi Si Midun Chatting Inovasi yang di buat untuk mengakomodir Dukun Kampung dalam mendampingi rujukan ibu hamil ke fasiltas kesehatan pada saat melahirkan serta pengembangan pendayagunaan Dukun Kampung untuk memberikan informasi, asupan gizi seimbang kepada ibu hamil di rumah dukun kampung, anjuran ke Posyandu, ASI Eklklusif dan Imunisasi merupakan upaya desiminasi dan mempercepat perubahan konsep piker kesehatan masyarakat secara akurat, yakni dengan memberi edukasi dan perubahan konsep kesehatan yang selama ini di anut. Dengan inovasi ini maka terlihat adanya perubahan yang siginifikan yakni keterlibatan dukun kampung dalam proses antenatal care dan rujukan ibu melahirkan ke faskes dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. SATUNIK Inovasi ini patut diberikan apresiasi dan pembelajaran yang baik karena inovasi ini merupakan upaya pemantauan masa keemasan balita dan informasi data yang akurat untuk mempermudah intervensi terhadap permasalahan stunting. Perubahan pola asuh dan penggunaan pangan yang tepat menjadi sasaran perubahan dari kondisi yang menyebabkan stunting. Dengan proses inovasi satunik ini, meskipun belum tampak perubahan yang berarti namun demikian, beberapa hal yang telah dicapai antara lain, kondisi Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 42

anemi pada usia remaja dapat terkelola. Peningkatan pengetahuan Ibu tentang gizi balita yang baik, pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI. Selain daripada itu, peningkatan pengetahuan kesehatan dan asupan gizi Ibu hamil. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 43

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ada sebagai unit kerja pengelola program kesehatan Kabupaten HSS melakukan optimalisasi dalam manajemen kinerja yang dilakukan. Kepemimpinan dan komitmen yang kuat menjadi teladan dan dasar pencapian kinerja organisasi yang akuntable. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan melakukan optimalisasi dalam manajemen kinerja yang dilakukan melalui evaluasi secara menyeluruh sehingga dapat diketahui kekurangan sebagai bagian dari upaya peningkatan program selanjutnya. 3. Inovasi Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan memperhatikan kearifan lokal dengan melibatkan seluruh masyarakat serta jejaring kinerja yang cukup kuat meliputi institusi pemerintah maupun lembaga non pemerintah termasuk pemberdayaan masyarakat yang dapat mendukung dan bekerja sama dalam pelayanan Kesehatan 4. Permasalahan stunting merupakan isu strategis yang perlu dikelola lebih lanjut agar dapat mencapai target sebesar 4,69%. Sementara untuk 3 isu lainnya yakni angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kesakitan tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan sebagai continuing improvement. 5. Tahapan manajemen perubahan yang dilakukan oleh DInas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sangat jelas. Baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. 6. Adopsi dan adaptasi dalam organisasi peserta PKA Angkatan 2 BPPK Jakarta Tahun 2021 dalam hal implementasi system elektronik dalam mendukung pelaksanaan tugas dan monitoring pencapaian target indiaktor. Pemberdayaan masyarakat malalui kader pembangunan Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 44

manusia (KGM) dengan petugas kesehatan serta crosscutting program. 5.2. Saran 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebaiknya bekerja sama dengan perguruan tinggi maupun stakeholder terkait dalam hal riset untuk memperkuat dan mendukung penelitian tentang stunting. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebaiknya memperluas jejaring kerja dengan pihak-pihak eksternal di luar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan agar dukungan terhadap pelaksanaan inovasi makin kuat 3. Diperlukan sebuah rencana mitigasi risiko agar dapat pelaksanaan penguatan AKI, AKB dan stunting bisa berjalan dengan optimal dan mencapai target yang sudah ditentukan. 4. Diperlukan penguatan untuk peningkatan sumber daya yang berkapasitas dan berkomptensi terkait pencegahan penanggulangan penyakit termasuk stunting 5. Mengusulkan program inovasi yang untuk mendorong orang muda di Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan makin sehat dan produksi sebagai kader pembangunan masyarakat. Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 45

Daftar Pustaka Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 tentang Kompetensi Pemerintahan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Pembangunan Jangka Panjang Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah; Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pelatihan Kepemimpinan Administrator; Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1008 / K.1 / PDP.07 / 2019 tentang Kurikulum Pelatihan Kepemimpinan Administrator; Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1007/K.1/PDP.07/2019 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator; Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 47 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Kinerja Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas dan Pejabat Pelaksana di Lingkungan Pemerintah Kabupatan Hulu Sungai Selatan Kelompok 1 | Peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrasi 46


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook