Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Corporate Social Responsibility - Best Practice PJB UP Gresik

Corporate Social Responsibility - Best Practice PJB UP Gresik

Published by UMG Press | Universitas Muhammadiyah Gresik, 2021-11-08 23:33:30

Description: Corporate Social Responsibility - Best Practice PJB UP Gresik

Search

Read the Text Version

Tabel 7.2: Hasil analisis Chi Square Keberhasilan Program CSR Kesetaraan Gender Terpenuhinya Kebutuhan Peningkatan Kemampuan Pearson chi df Asimp. Sig.(2- Pearson chi df Asimp. Square Value sided) Square Value Sig.(2-sided) Dalam hal Akses 9.387 1 0.002 6.238 1 0.013 Dalam hal Kontrol (mengelola) 12.140 1 0.000 14.770 1 0.000 Dalam hal Manfaat yang diterima 64.981 1 0.000 140.468 1 0.000 Berdasarkan hasil yang disajikan pada table 2, keterkaitan atau hubungan kesetaraan gender dilihat dari akses, kontrol (pengelolaan), dan manfaat yang dinikmati atas program CSR yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan secara keseluruhan diuraikan sebagai berikut: 1. Keterkaitan atau hubungan antara kesetaraan gender dilihat dari akses dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam hal terpenuhinya kebutuhan penerima manfaat bahwa diperoleh nilai chi square hitung sebesar 9.387 dengan nilai signifikansi sebesar 0.002, kesetaraan gender dilihat dari akses dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam meningkatnya kemampuan penerima manfaat program dengan nilai chi square hitung sebesar 6.238 dengan nilai signifikansi 0.013, oleh karena nilai signifikansi antara kesetaraan gender dilihat dari akses dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan lebih kecil dari 0.05 maka disimpulkan terdapat hubungan antara antara kesetaraan gender dilihat dari akses dengan tingkat keberhasilan program CSR baik dalam hal terpenuhinya kebutuhan maupun terdapat peningkatan kemampuan penerima manfaat atas program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan. 2. Keterkaitan atau hubungan antara kesetaraan gender dalam pengelolaan atas program yang diterima dengan tingkat B e s t P r a c t i c e C S R 89 |

keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam hal terpenuhinya kebutuhan penerima manfaat bahwa diperoleh nilai chi square hitung sebesar 12.140 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000, kesetaraan gender dalam pengelolaan atas program yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam meningkatnya kemampuan penerima manfaat program dengan nilai chi square hitung sebesar 14.770 dengan nilai signifikansi 0.000, oleh karena nilai signifikansi antara kesetaraan gender dalam pengelolaan atas program yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan lebih kecil dari 0.05 maka disimpulkan terdapat hubungan antara antara kesetaraan gender dalam pengelolaan atas program yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR baik dalam hal terpenuhinya kebutuhan maupun terdapat peningkatan kemampuan penerima manfaat atas program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan. 3. Keterkaitan atau hubungan antara kesetaraan gender dilihat dari manfaat yang diperoleh atas program CSR yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam hal terpenuhinya kebutuhan penerima manfaat bahwa diperoleh nilai chi square hitung sebesar 64.981 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000, kesetaraan gender dilihat dari manfaat yang diperoleh atas program CSR yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan dalam meningkatnya kemampuan penerima manfaat program dengan nilai chi square hitung sebesar 140.468 dengan nilai signifikansi 0.000, oleh karena nilai signifikansi antara kesetaraan gender dilihat dari manfaat yang diperoleh atas program CSR yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan lebih kecil dari 0.05 maka disimpulkan terdapat hubungan antara antara kesetaraan gender dilihat dari manfaat yang diperoleh atas program CSR B e s t P r a c t i c e C S R 90 |

yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR baik dalam hal terpenuhinya kebutuhan maupun terdapat peningkatan kemampuan penerima manfaat atas program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan. 7.7 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan diuraikan pembahasan atas hasil tersebut. Bahwa implementasi program CSR perusahaan yang telah dilakukan oleh perusahaan pada masyarakat sekitar (ring satu) meliputi empat program besar yang bersifat umum yaitu program kegiatan bidang pendidikan, program kegiatan bidang kesehatan, program kegiatan bidang ekonomi sosial dan kemasyarakatan serta program kegiatan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat serta lingkungan hidup, sedangkan untuk program tambahan seperti program penanggulangan bencana tidak semua perusahaan memasukkan sebagai program terpisah. Untuk program turunan atau implementasi sub program disesuaikan dengan hasil pemetaan sosial (social mapping) yang dilakukan perusahaan disetiap tahunnya atau berdasarkan renstra (rencana strategis) lima tahunan dan renja (rencana jangka pendek) satu tahunan. Oleh karena itu implementasi program ini sebenarnya sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang memungkinkan bahwa program CSR yang dilakukan akan tepat sasaran, tepat kualitas dan tepat tujuan sehingga potensi keberhasilan baik yang bersifat terpenuhinya kebutuhan (sesuai karakteristik individu) maupun dalam peningkatan kapasitas (pemberdayaan) penerima manfaat program dapat dicapai. Sehingga program yang diimplemntasikan tidak sekedar charity namun lebih ke program pemberdayaan masyarakat (empowering). Karakteristik individu penerima manfaat program CSR baik dilihat dari umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan tingkat pendapatan serta pemilahan berdasarkan jenis kelamin (perempuan dan laki-laki) Temuan yang menarik adalah bahwa pengakses implementasi program CSR terbanyak adalah wanita sebesar 68% sedangkan pengakses atau dalam istilah lain penerima B e s t P r a c t i c e C S R 91 |

manfaat laki-laki sebanyak 32%, demikian juga merupakan usia produktif telah menikah, yang memiliki tingkat pendidikan SMA dan telah sarjana setingkat S1, dan yang memiliki tingkat pendapatan dibawah 2.400.000 temuan ini menunjukkan bahwa pengakses memiliki keinginan kuat untuk dapat; 1) Meningkatkan ekonomi dirinya dan keluarga serta masyarakat sekitarnya; 2) Memperbaiki kualitas hidup dengan melalui peningkatan kapasitas program- program CSR perusahaan; 3) Melakukan pertanggungjawaban atas implementasi program yang diperoleh. Kondisi tersebut dapat membantu keberhasilan dari implementasi program CSR yang dilakukan oleh perusahaan cukup besar. Keterkaitan atau hubungan antara karakteristik individu berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, umur, tingkat pendidikan, aktivitas/usaha/pekerjaan dan tingkat pendapatan dengan kesetaraan dalam akses, kesetaraan dalam mengelola program dan kesetaraan dalam manfaat yang diterima atas program bahwa diketahui tidak ada hubungan karakteristik individu berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, umur, tingkat pendidikan, aktivitas/usaha/pekerjaan dan tingkat pendapatan dengan kesetaraan dalam akses, kesetaraan dalam mengelola program dan kesetaraan dalam manfaat yang diterima atas implementasi program CSR hal ini menunjukkan bahwa dalam implementasi program tidak membedakan jenis kelamin. Namun demikian jumlah responden laki-laki memiliki akses dan pengelolaan yang tinggi atas program CSR daripada jumlah responden perempuan terhadap program CSR. Sedangkan untuk manfaat yang diterima dari program sebagian besar responden perempuan merasa dirinya memperoleh manfaat yang tinggi (84.3%) sedangkan sebagian besar responden laki-laki merasa memperoleh manfaat yang rendah (83.3%). Sebesar 16 persen, baik responden laki-laki maupun perempuan menyatakan manfaat yang dinikmati dari CSR rendah. Responden perempuan menikmati peningkatan pendapatan yang mereka peroleh walaupun jumlah peningkatannya tidak besar dan belum tentu dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Berbeda dengan responden perempuan, sebagian besar responden B e s t P r a c t i c e C S R 92 |

laki-laki merasa keadaan mereka sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan berjalan sama saja dan tidak ada perubahan yang lebih baik. Maka dengan melihat nilai tersebut yang hamper sama menunjukkan dalam kesetaraan gender dalam hal akses, pengelolaan dan manfaat yang diperoleh. Keterkaitan atau hubungan kesetaraan gender dilihat dari akses, kontrol (pengelolaan), dan manfaat yang dinikmati atas program CSR yang diterima dengan tingkat keberhasilan program CSR yang telah diimplementasikan perusahaan (terpenuhinya kebutuhan akan program dan peningkatan kemampuan) secara keseluruhan berhubungan dengan keberhasilan program CSR. Hal ini dapat dilihat juga dari kesetaraan nilai antara gender dengan keberhasilan pada nilai 80%. 7.8 Penutup Berdasarkan hasil kajian setelah melakukan hasil penelitiandan pembahasan maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi program CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan bagi masyarakat sekitar perusahaan meliputi empat program besar yaitu program kegiatan bidang pendidikan, program kegiatan bidang kesehatan, program kegiatan bidang ekonomi sosial dan kemasyarakatan serta program kegiatan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat serta lingkungan hidup 2. Karakteristik individu penerima manfaat program CSR berdasarkan umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis usaha atau aktivitas, dan tingkat pendapatan bahwa pengakses implementasi program CSR terbanyak adalah wanita dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. 3. Tidak ada hubungan antara karakteristik individu dan kesetaraan gender dalam hal akses, pengelolaan program dan manfaat yang diterima. 4. Terdapat hubungan antara kesetaraaan gender dalam hal akses, pengelolaan program dan manfaat yang diterima dengan tingkat B e s t P r a c t i c e C S R 93 |

keberhasilan program CSR yang telah dilaksanakan yang meliputi terpenuhinya kebutuhan responden (penerima manfaat) dan terpenuhinya peningkatan kemampuan penerima manfaat. Saran yang diharapkan berguna untuk kepentingan praktis dan untuk kepentingan penelitian selanjutnya. Penelitian ini menemukan bahwa; 1. Implementasi program CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan bagi masyarakat sekitar perusahaan yang terdiri dari program kegiatan bidang pendidikan, program kegiatan bidang kesehatan, program kegiatan bidang ekonomi sosial dan kemasyarakatan serta program kegiatan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat serta lingkungan hidup ketika diimplementasikan masih terdapat banyak sub program yang masih banyak bersifat charity atau bantuan diandingkan dengan yang bersifat pemberdayaan; kedepan program CSR sebelum implementasi perlu dilakukan pemetaan yang bersifat pemberdayaan yang berjangka panjang (sustainable) sehingga manfaat program akan dapat dirasakan dalam baik dalam peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kapasitas (capacity building)serta peningkatan nilai tambah ekonomi bagi pengakses program, serta memperhatikan keterunggulan masing-masing potensi pengakses. 2. Bagi pemerintah, memberikan acuan untuk menyusun regulasi mengenai implemntasi CSR sehingga dapat mendukung program pemerintah kabupaten dalam pemberdayaan masyarakat sehingga tidak tumpang tindih antar program kegiatan antar perusahaan pemberi manfaat terutama dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang responsif gender missal melalui forum CSR perusahaan, forum masyarakat penerima program. B e s t P r a c t i c e C S R 94 |

3. Bagi perusahaan dapat mengimplementasikan program CSR yang berkesetaraan gender ini dapat karena akan dapat lebih meningkatkan keberhasilan program CSR yang diimplementasikan. B e s t P r a c t i c e C S R 95 |

BAB 8 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PENGUATAN MODAL SOSIAL DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT B e s t P r a c t i c e C S R 96 |

BAB 8 IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PENGUATAN MODAL SOSIAL DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 8.1 Pendahuluan Isu kemandirian masyarakat menjadi tema sentral pembangunan nasional yang menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa baik pemerintah, swasta dan siapapun dan organisasi apapun. Dilihat dari sudut pandang pemerintah, ini jelas terlihat dari keperpihakan kebijakan pemberdayaan dan pengembangan melalui dana desa yang sangat memadai untuk menuju desa yang maju dan berdaya. Kebijakan ini juga bisa dimaknai sebagai perwujudan dari nawacita sembilan agenda prioritas pemerintah Jokowi-JK yakni nawa cita yang ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan, serta nawa cita ketujuh yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik . Keperpihakan dari pihak lain misalnya dapat dilihat dengan kontribusi-kontribusi perusahaan baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun perusahaan swasta untuk terlibat dalam pengembangan masyarakat, pemberdayaan menuju sustainable development goals (SDG’s). Pelibatan ini oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka atas aktivitas usaha ditengah-tengah masyarakat Aktivitas ini lebih sering disebut sebagai tanggung jawab sosial masyarakat atau corporate social responsibility (CSR) CSR merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya, dimana masyarakat dan lingkungan merupakan pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung terkena dampak dari kegiatan perusahaan. Oleh karena itu kemampuan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan perusahaan sangat dipengaruhi oleh keberadaan perusahaan tersebut. Melalui Implementasi program CSR diharapkan dapat B e s t P r a c t i c e C S R 97 |

meningkatkan kemampudayaan masyarakat baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi, dan begitu juga keuntungan balik bagi perusahaan salah satunya meningkatnya reputasi perusahaan dimata masyarakat. Implementasi program CSR akan dapat memperkuat modal sosial masyarakat jika implementasi tersebut melibatkan warga masyarakat dalam tahapan imlementasi program, program CSR memberikan nilai tambah atau manfaat bagi kehidupan masyarakat, program CSR mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dan dapat memperkuat kelembagaan-kelembagaan masyarakat. Asumsi tersebut akan memungkinkan masyarakat akan beriteraksi dan memunculkan semakin menguatnya modal sosial masyarakat. Output atau keberhasilan dari implementasi program CSR salah satunya adalah semakin menguatnya modal sosial masyarakat, karena modal social masyarakat pada hakikatnya adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat, dimana hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi social dalam waktu yang relatif lama. Sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk norma dan nilai yang mendasari hubungan sosial tersebut. Pola hubungan sosial inilah yang mendasari kegiatan bersama atau kegiatan kolektif antar warga masyarakat. Ibrahim, (2006). Terciptanya kondisi tersebut memungkinkan masyarakat akan dapat lebih memiliki peluang kesejahteraan baik dilevel individu, keluarga maupun level masyarakat. Asumsi bahwa modal sosial akan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika modal sosial terdiri dari tanggung jawab, partisipasi, Intensitas interaksi,kerjasama, kepercayaan dan kesamaan idea atau gagasan Berkembangnya kompleksitas dinamika perubahan masyarakat desa yang terjadi tersebut sebagai dampak kebebasan untuk mendapatkan informasi dalam meningkat taraf kesejahteraannya, sehingga setiap warga negara dapat berperan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat, serta kemajuan bangsa dan negaranya. Freedman dalam Setyaningrum (2011) keberadaan CSR melekat secara inherent dengan manajemen perusahaan, sehingga B e s t P r a c t i c e C S R 98 |

bidang kegiatan dalam CSR pun masih dalam kontrol manajemen perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan, masyarakat di sekitar perusahaan merupakan pihak yang terpenting untuk memperoleh apresiasi. Apresiasi itu sendiri dapat berbentuk peningkatan kesejahteraan hidup melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan melalui kegiatan CSR. Kesejahteraan masyarakat atas hasil implementasi program CSR ini dimungkinkan akan mampu mendorong peningkatan reputasi positif perusahaan dimata masyarakat terutama penerima manfaat program CSR jika kesejahteraan tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan kualitas kesehatan dan juga mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Reputasi perusahaan merupakan pandangan, persepsi, penilaian seseorang terhadap obyek tertentu akibat adanya informasi yang diperoleh atau adanya interaksi yang terjadi sebelumnya. Fombrun dalam Setyaningrum (2011) reputasi merupakan keseluruhan evaluasi dari pencapaian organisasi. Pengukuran reputasi mengindikasikan tingkatan perusahaan dimata stakeholder eksternal berdasarkan dari kombinasi evaluasi citra-citra yang berbeda yang merujuk pada kegiatan perusahaan dalam bidang keuangan, sumber daya manusia, tanggungjawab sosial dan kualitas produk. Bahwa perusahaan yang telah mengimplementasikan program CSR dianggap memiliki reputasi yang baik jika masyarakat memiliki kesan positif, penilaian dampak positif program, sikap positif masyarakat dan keberadaan perusahaan memiliki arti penting bagi masyarakat. Peran besar implementasi CSR sudah seharusnya dapat menghadirkan keluaran-keluaran positif diantaranya adalah semakin memperkuat modal sosial masyarakat, sebagai modal masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan serta secara individu dapat meningkatkan taraf kesejahteraan serta perusahaan mendapatkan imbal balik, salah satunya reputasi yang baik. Untuk itu penelitian ini menjadi kontribusi menarik dalam memberikan keyakinan stakeholder peran penting implementasi CSR. Sehingga tujuan penelitian ini adalah implementasi program corporate social B e s t P r a c t i c e C S R 99 |

responsibility terhadap reputasi perusahaan melalui penguatan modal sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat 8.2 Corporate Social Responsibiltity dan Pemberdayaan Masyarakat Proses peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat diterapkan dalam berbagai pendekatan. Salah satu diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat. Pendekatan pemberdayaan masyarakat bukan hal yang sama sekali baru, tetapi sebagai strategi dalam pembangunan relatif belum terlalu lama dibicarakan. Istilah keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersangkutan Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan (Ife, 1995; Suharto 2007). Makna pemberdayaan sebagai tujuan, yakni keberdayaan, sejatinya adalah indikayaator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan masyarakat lebih dari sekadar penguatan ekonomi masyarakat. Ia mencakup peningkatan partisipasi warga dalam ranah politik dan penguatan kapasitas masyarakat untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan sumberdaya yang dimilikinya. Agar CSR mampu memberdayakan masyarakat, maka perlu diketahui elemen-elemen keberdayaan (Phil Bartle, 2008). Elemen-elemen ini bisa dikembangkan bukan saja B e s t P r a c t i c e C S R 100 |

unutk merumuskan indikatir keberdayaan. Melainkan pula, untuk merancang strategi yang tepat dalam membuat program Comdev. Pemberdayaan masyarakat yang menyeluruh adalah pemberdayaan yang memiliki karakteristik;1)Berbasis lokal; 2)berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat; 3)berbasis kemitraan; 4)Secara holistik; dan 5) berkelanjutan (Asian Development Bank; dalam Vitayala,2000). 8.3 Modal Sosial Perkembangan pada era modern yang ditandai dengan semakin memudarnya nilai-nilai sosial dalam masyarakat dan bergerak menuju individu dan masyarakat yang semakin individualistis, program-program pembangunan tentu harus semakin dapat mendorong semanagat kebersamaan , saling percaya, masyarakat merasa menjadi bagian pembangunan itu sendiri sehingga apa yang disebut dengan modal sosial masyarakat akan tetap ada dan semakin kuat ditengah-tengah masyarakat. Modal sosial merupakan kemampuan dari pranata sosial mengatur individunya, individu-individu yang ada dalam pranata sosial tersebut berbagi (sharing) nilai dan norma dan menjadikannya sebagai pedoman dalam berhubungan satu dengan yang lainnya, sehingga masing-masing anggota komuniti tersebut terikat dengan pranata sosial yang bersangkutan akan merasa percaya atau membangun kepercayaan. (Rudito dan Famiola, 2013;57). Bentuk-bentuk modal sosial dipandang dari sudut solidaritas: 1. Solidaritas mekanik: solidaritas mekanik dapat dipahami sebagai bentuk solidaritas yang mengikat individunya dalam sebuah kelompok sosial karena adanya rasa kebersamaan, adanya aturan untuk kelompok tanpa memperdulikan status yang bersangkutan 2. Solidaritas Organik; solidaritas yang lebih mengacu pada perbedaan individu-individu dengan keahliannya masing yang terkait satu kelompok sosial karena masing-masing individu memerlukan kemampuan individu lainnya. B e s t P r a c t i c e C S R 101 |

Putnam dalam Suharto (2010;157) modal sosial sebagai penampilan organisasi sosial seperti jaringan-jaringan dan kepercayaan yang memfasilitasi adanya koordinasi dan kerjasama bagi keuntungan bersama. Lebih lanjut modal sosial dinyatakan sebagai kemampuan yang timbul dari adanya kepercayaan dalam sebuah komunitas. Uphoff; 2000, Suwartika;2003, Arrohmah;2014; membagi komponen modal sosial ke dalam dua kategori, yaitu pertama, kategori struktural yang dihubungkan dengan berbagai bentuk asosiasi sosial dan kedua, kategori kognitif dihubungkan dengan proses–proses mental dan ide-ide yang berbasis pada ideologi dan budaya. Komponen-komponen modal sosial tersebut diantaranya: 1. Hubungan sosial (jaringan); merupakan pola-pola hubungan pertukaran dan kerjasama yang melibatkan materi dan non materi. Hubungan ini memfasilitasi tindakan kolektif yang saling menguntungkan dan berbasis pada kebutuhan. Komponen ini termasuk pada kategori struktural. 2. Norma; kesepakatan-kesepakatan tentang aturan yang diyakini dan disetujui bersama. 3. Kepercayaan; komponen ini menunjukkan norma tentang hubungan timbal balik, nilai-nilai untuk menjadi seseorang yang layak dipercaya. Pada bentuk ini juga dikembangkan keyakinan bahwa anggota lain aka memiliki keinginan untuk bertindaksama. Komponen ini termasuk dalam kategori kognitif. 4. Solidaritas; terdapat norma-norma untuk menolong orang lain, bersama-sama, menutupi biaya bersama untuk keuntungan kelompok. Sikap-sikap kepatuhan dan kesetiaan terhadap kelompok dan keyakinan bahwa anggota lain akan melaksanakannya. Komponen ini termasuk dalam kategori struktural. 5. Kerjasama; terdapat norma-norma untuk bekerjasama bukan bekerja sendiri. Sikap-sikap kooperatif, keinginan untuk membaktikan diri, akomodatif, menerima tugas dan penugasan untuk kemaslahatan bersama, keyakinan bahwa kerjasama akan B e s t P r a c t i c e C S R 102 |

menguntungkan. Komponen ini termasuk dalam kategori kognitif. Merujuk pada Ridell, Purba (2013) Arrohmah(2014), menyatakan terdapat tiga komponen atau parameter capital sosial yaitu kepercayaan (trust), norma-norma (norms), dan jaringan- jaringan (networks). 8.4 Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat Paryadi (2013) menyatakan bahwa Kesejateraan masyarakat yaitu meningkatnya taraf kehidupan manusia untuk lebih baik. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dicermati dari rumah, kesehatan, pendidikan dan daya beli. Rumah, jika merujuk teori Maslow. Rumah adalah kebutuhan utama yang harus terpenuhi sebelum menginjak ke tingkat kesejahteraan selanjutnya, memiliki rumah berarti memiliki tempat untuk bermukim. Jika seseorang tidak mempunyai rumah maka akan menyewa rumah, menumpang, bahkan menjadi gelandangan. Kesehatan, yang sering terjadi dikalangan masyarakat kurang sejahtera adalah gizi buruk. Pendidikan, Pendidikan adalah kunci untuk menjadi sejahtera. Terbukti kebanyakan warga Indonesia tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena kendala keuangan. Mayoritas masyarakat berhenti bersekolah di Sekolah Menegah Atas (SMA). Daya beli, Kesejahteraan masyarakat juga bisa dicermati dari kemampuan daya beli masyarakat tersebut terhadap kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya, seperti mobil, barang berharga dan lain-lain (Justice, 2013) Kolle;(1974), Bintarto;(1989),Harori dan Gunarto;(2014) kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan pertama dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagianya. Kedua dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya. Ketiga dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya dan keempat dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya. B e s t P r a c t i c e C S R 103 |

Susanto (2009) menyatakan keterkaitan CSR dan kesejahteraan masyarakat dimana perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya, dengan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yakni profit, lingkungan dan masyarakat. 8.5 Citra dan Reputasi Positif perusahaan Reputasi perusahaan merupakan pandangan, persepsi, penilaian seseorang terhadap obyek tertentu akibat adanya informasi yang diperoleh atau adanya interaksi yang terjadi sebelumnya Seitel yang dikutif oleh Soemirat, (2004) bahwa perusahaan meyakini citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. Jefkins, (2004: 20) mengkatekorikan beberapa jenis citra, yakni: 1. Citra bayangan (mirror image), yaitu citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap perusahaannya. 2. Citra yang berlaku (current image), yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar yang dianut oleh perusahaan. 3. Citra yang diharapkan (wish image), yaitu suatu citra yang diingingkan oleh pihak manajemen. 4. Citra perusahaan (corporate image), yaitu citra suatu perusahaan secara keseluruhan, bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan. 5. Citra majemuk (multiple image), yaitu setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing- masing individu itu memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga memunculkan suatu citra perusahaan secara keseluruhan. 8.6 Praktik Terbaik PT PJB UP Gresik Berdasarkan rancangan penelitian dan tahapan metodologis yang telah dilakukan, berikut ini disajikan hasil penelitian yang diuraikan sebagaimana disajikan bagian sub bab berikut. Dalam menganalisis data penelitian ini digunakan metode inferensial untuk menguji tujuan penelitian. Dengan maksud untuk B e s t P r a c t i c e C S R 104 |

mengetahui pengaruh dan tingkat signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat maka secara berturut-turut disajikan hasil analisis data dengan persamaan model analisis jalur disajikan sebagai berikut: 1. Persamaan satu;Z1= a+b1X+e 2. Persamaan dua: Y= a+b1X+ b2Z2 +e 3. Persamaan tiga;Z2= a+b1X+ b2Z1 +e 4. Persamaan empat;Y= a+b1X+ b2Z1 + b3Z2 +e 5. Persamaan lima; Y= a+b1X+ b2Z1 + b3Z2 + b4 X *Z1* Z2+ b5 X *Z2+e Dimana: Y = Reputasi Perusahaan b0 = konstanta b1, 2,3 = koefisien regresi X = Implementasi program Corporate Social Responsibility Z1 = Penguatan Modal Sosial Masyarakat Z2 = Kesejahteraan Masyarakat e = variable pengganggu/error Persamaan satu; Z1= a+b1X+e, berdasarkan hasil analisis sebagaimana hasil analisis data dapat diperoleh persamaan model sebagai berikut; Y=12.168+0.766X+0.163, Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat maka dapat dibuat arah jalur dari variabel bebas terhadap variable terikatnya yaitu apabila X (implementasi program CSR) naik seratus persen maka akan menaikkan Z (penguatan modal social masyarakat) sebesar 76.6 persen, begitu juga perubahan dalam penguatan modal sosial dapat dijelaskan oleh implementasi program Corporate Social Responsibility sebesar 18.5% dan kedua variable ini memiliki keeratan hubungan sebesar 43%. Persamaan dua; Y= a+b1X+b2Z2+e, berdasarkan hasil analisis sebagaimana hasil analisis data dapat diperoleh persamaan model sebagai berikut; Y=4.513+0.483X+0.630Z2, Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat maka dapat dibuat arah jalur dari variabel bebas terhadap variable terikatnya yaitu apabila X (implementasi program CSR) naik seratus persen maka akan menaikkan Y (reputasi B e s t P r a c t i c e C S R 105 |

perusahaan) sebesar 48.3 persen dengan asumsi tanpa melihat adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, begitu juga perubahan 100% dalam kesejahteraan masyarakat maka akan dapat menaikkan reputasi perusahaan sebesar 63.% tanpa melihat implementasi CSR terprogram. Implementasi program Corporate Social Responsibility dan kesejahteraan masyarakat memiliki keeratan hubungan dalam reputasi perusahaan sebesar 66% dan kedua variable ini mampu menjelaskan perubahan reputasi perusahaan dalam hal program CSR perusahaan sebesar 43.6% hal ini didukung pengaruh kedua variable bebas implementasi program CSR dan kesejahteraan masyarakat terhadap reputasi perusahaan sebesar 37.494. Analisis data pada persamaan ini disajikan dalam table berikut: Persamaan tiga; Z2= a+b1X+ b2Z1 +e, berdasarkan hasil analisis sebagaimana hasil analisis data dapat diperoleh persamaan model sebagai berikut; Z2=2.543+0.339X+0.135 Z1. Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat maka dapat dibuat arah jalur dari variabel bebas terhadap variable terikatnya yaitu apabila X (implementasi program CSR) naik seratus persen maka akan menaikkan Z2 (Kesejateraan masyarakat) sebesar 33.9 persen dengan asumsi tanpa melihat adanya modal sosial masyarakat, begitu juga perubahan 100% dalam penguatan modal sosial maka akan dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat sebesar 13.5% tanpa melihat implementasi program CSR. Implementasi program Corporate Social Responsibility dan modal social masyarakat memiliki keratin hubungan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sebesar 50.6% dan kedua variable ini mampu menjelaskan perubahan kesejahteraan dalam hal program CSR perusahaan sebesar 25.6% hal ini didukung pengaruh kedua variable bebas implementasi program CSR dan Modal sosial masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Analisis data pada persamaan ini disajikan dalam table berikut: Persamaan empat; Y= a+b1X+ b2Z1 + b3Z2 +e, berdasarkan hasil analisis sebagaimana hasil analisis data dapat diperoleh persamaan model sebagai berikut; Y=4.424+0.478X+0.009 Z1+0.626 Z2. B e s t P r a c t i c e C S R 106 |

Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat maka dapat dibuat arah jalur (pengaruh/perubahan) dari variabel bebas terhadap variable terikatnya yaitu apabila X (implementasi program CSR) naik seratus persen maka akan menaikkan Y (Reputasi Perusahaan) sebesar 47.8 persen dengan asumsi tanpa melihat adanya modal sosial masyarakat dan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, begitu juga perubahan 100% dalam penguatan modal sosial maka akan dapat menaikkan Y (Reputasi Perusahaan) sebesar 0.09% tanpa melihat implementasi program CSR. Implementasi program Corporate Social Responsibility dan peningkatan kesejahteran masyarakat, Kesejahteraan masyarakat jika meningkat sebesar 100 poin, maka reputasi perusahaan akan meningkat sebesar 62.6% dengan asumsi variable implementasi program bernilai nol dan modal social masyarakat juga bernilai nol, variable bebas dan variable terikat memiliki keeratan hubungan dalam peningkatan reputasi perusahaan sebesar 66% dan ketiga variable ini mampu menjelaskan perubahan reputasi perusahaan dalam hal program CSR perusahaan sebesar 43.6% hal ini didukung pengaruh ketiga variable bebas implementasi program CSR, Modal sosial masyarakat dan kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama sebesar 24.747 terhadap reputasi perusahaan. Persamaan lima; Y= a+b1X+ b2Z1 + b3Z2 + b4 X*Z1*Z2+ b5 X *Z2+e, berdasarkan hasil analisis sebagaimana hasil analisis data dapat diperoleh persamaan model sebagai berikut; Y=4.424+0.478X+0.09Z1+0.626Z2+b4 0.766*0.135*0.626 X*Z1*Z2+0.443*0.630X *Z2, (nilai-nilai koefisien lebih lanjut dapat dilihat dalam lampiran). Berdasarkan persamaan regresi yang telah dibuat maka dapat dibuat arah jalur (pengaruh/perubahan) tidak langsung dari variabel bebas terhadap variable terikatnya. Kreteria penerimaan dan penolakan hipotesis menggunakan pengujian melalui uji t yaitu dengan membandingkan thitung (th) dengan ttabel (tt) pada alpha 5%. Jika hasil perhitungan menunjukkan (th)  (tt) maka H0 ditolak dan H1 dalam penelitian ini nilai thitung (th) dengan df=97 maka nilainya 1.985. pengujian ini dapat mengunakan alpha signifikansi, jika signifikansi<0.05 maka hipotesis penelitian B e s t P r a c t i c e C S R 107 |

(H1) diterima dan sebaliknya jika signifikansi >0.05, maka hipotesis penelitian (H1) ditolak. Pengujian untuk masing-masing hipotesis diuraikan sebagai berikut: a. Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap penguatan modal masyarakat, Pada analisis regresi diketahui bahwa nilai t hitung sebagaimana tabel 4.10 dkietahui bahwa nilai thitung (th) sebesar 4.713 dengan signifikansi 0.000 sehingga terbukti bahwa implementasi program corporate social responsibility dapat menguatkan modal social masyarakat. b. Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pada analisis regresi diketahui bahwa nilai t hitung sebagaimana lampiran analisis regresi diketahui bahwa nilai thitung (th) sebesar 5.042 dengan signifikansi 0.000 sehingga terbukti bahwa implementasi program corporate social responsibility dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c. Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap reputasi perusahaan, Pada analisis regresi diketahui bahwa nilai t hitung sebagaimana terlihat pada tabel 4.13 diketahui bahwa nilai thitung (th) sebesar 5.054 dengan signifikansi 0.000 sehingga terbukti bahwa implementasi program corporate social responsibility dapat mempengaruhi reputasi perusahaan. 1. Pengaruh pengaruh langsung implementasi program corporate social responsibility terhadap penguatan modal masyarakat. Variable implementasi program social responsibility signifikan berpengaruh terhadap penguatan modal sosial masyarakat, Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Hasil penelitian B e s t P r a c t i c e C S R 108 |

menunjukkan bahwa program CSR perusahaan yang dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, program-program yang bermanfaat, program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan program yang dapat meningkatkan kerjasama antar warga masyarakat akan dapat memperkuat modal sosial masyarakat. Maka dengan kata lain jika implementasi program CSR yang dapat menghadirkan pelibatan, partisipasi, kebermanfaatan maka akan meningkatkan modal sosial yang ada dimasyarakat diantaranya kepercayaan (trust), norma-norma (norms), dan jaringan-jaringan (networks). Hasil penelitian ini mendukung pendapat Kurnia (2016) bahwa CSR dan modal sosial terdapat hubungan dua arah yang bersifat kausalitas dan saling mempengaruhi serta hasil penelitian Aprianthiny (2015) menyatakan Implementasi CSR pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi dikategorikan sebagai modal sosial karena salah satu keberhasilan perusahaan adalah keberlanjutan usaha. Keberlanjutan usaha itu dapat dilihat dari organisasi pihak internal dan pihak eksternal. CSR adalah salah satu faktor keberlanjutan usaha dengan jalan meningkatkan kepercayaan terhadap pihak eksternal, khususnya kepada lingkungan masyarakat karena dengan diterapkannya CSR perusahaan dituntut untuk lebih bertanggung jawab atas lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. 2. Pengaruh langsung implementasi program corporate social responsibility terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Implementasi program social responsibility signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR perusahaan yang dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, program-program yang bermanfaat, program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan program yang dapat meningkatkan kerjasama antar warga B e s t P r a c t i c e C S R 109 |

masyarakat akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mapisangka (2009), dalam penelitian Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat bahwa Variabel-variabel seperti corporate so-cial responsibility goal, corporate social issue dan corporate relation program secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan diantara variabel- variabel tersebut, variabel corporate relation program memiliki pengaruh yang paling besar dalam mempengaruhi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di lingkungan kawasan industri Batamindo, Batam. 3. Pengaruh langsung implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap citra perusahaan Implementasi program social responsibility signifikan berpengaruh terhadap reputasi perusahaan, Secara umum implementasi program CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program CSR perusahaan yang dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, program- program yang bermanfaat, program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan program yang dapat meningkatkan kerjasama antar warga masyarakat akan dapat membentuk atau mempengaruhi reputasi baik perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Laksana (2012), Implementasi corporate social responsibility dalam membentuk reputasi perusahaan (Studi Kasus Program Peduli Pendidikan Di PT. Pupuk Kalimantan Timur),bahwa dari sisi implementasi, program CSR khususnya peduli pendidikan, sudah sangat baik namun masih memiliki kekurangan dalam hal strategi komunikasi sehingga program tersebut juga bisa memberikan manfaat bagi citra dan reputasi perusahaan terhadap stakeholder perusahaan. B e s t P r a c t i c e C S R 110 |

4. Pengaruh implementasi program corporate social responsibility terhadap reputasi perusahaan melalui modal sosial masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Implementasi program CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program CSR perusahaan yang dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, program-program yang bermanfaat, program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan program yang dapat meningkatkan kerjasama antar warga masyarakat akan dapat membentuk atau mempengaruhi perubahan reputasi perusahaan. Pembentukan reputasi ini terdiri dari eksistensi perusahaan yang dianggap penting, komitmen yang baik, masyarakat sudah merasa bagian dari perusahaan, keberhasilan dalam pelaksanaan program dan juga masyarakat semakin yakin akan kepastian kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Pembentukan Reputasi perusahaan ini juga dapat melalui kuatnya modal sosial masyarakat dan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat. Penelitian ini mendukung Arrohmah (2014), Pengaruh Modal Sosial Terhadap Partisipasi asyarakat Dalam Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Bagi Kemampuan Ekonomi Masyarakat, dari studi dokumentasi menyimpulkan bahwa CSR merupakan hal yang tak terpisahkan dalam usaha penciptaan kesejahteraan masyarakat, begitu pula dengan partisipasi.Tingkat partisipasi masyarakat dalam CSR memiliki keterkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Secara umum, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan ekonomi lokal berarti memampukan masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau setidak-tidaknya memberikan pemacu agar terjadi perkembangan ekonomi di daerah tersebut.Dengan adanya CSR diharapkan dapat memberikan B e s t P r a c t i c e C S R 111 |

pengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan pengembangan perekonomian masyarakat sekitar.Pemberdayaan masyarakat dapat terwujud dengan adanya pelibatan masyarakat secara utuh dalam pelaksanaannya. Dengan pelibatan secara utuh tersebut, dapat memperkuat modal sosial yang ada di dalam masyarakat dan hal ini akan berdampak positif bagi citra dan keberlanjutan nilai perusahaan. Selain itu, diketahui pula bahwa modal sosial yang tinggi akan membawa dampak pada tinginya partisipasi masyarakat sipil dalam berbagai bentuk. 8.7 Penutup Simpulan atas hasil penelitian ini adalah Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap penguatan modal masyarakat, Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, Implementasi program corporate social responsibility berpengaruh secara langsung terhadap citra perusahaan dan Implementasi program corporate social responsibility dapat menjelaskan perubahan positif reputasi perusahaan melalui modal sosial masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian dapat menjadi kesempatan untuk praktik managerial dan agenda penelitian yang akan datang.Praktik Managerial; Terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam konteks implementasi program CSR yang dikaitkan dengan modal sosial, kesejahteraan masyarakat dan reputasi perusahaan diantaranya; a). Program CSR harus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan yang berjangka panjang (berkelanjutan) bukan dalam konteks menghabiskan dana program; b) Perusahaan harus terus mendorong masyarakat penerima program memiliki tanggungjawab dan rasa memiliki atas programyang diimplementasikan; dan c) Perusahaan harus mengimplementasikan program CSR yang lebih konkret dalam peningkatan pendapatan secara ekonomi karena menjadi tujuan utama dalam konsep triple bottom CSR. Agenda penelitian memungkinkan Penelitian lanjutan dapat menambah B e s t P r a c t i c e C S R 112 |

variabel efektifitas kelembagaan usaha atau kelompok usaha binaan program CSR. B e s t P r a c t i c e C S R 113 |

BAB 9 IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PERAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT B e s t P r a c t i c e C S R 114 |

BAB 9 IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN PERAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT 9.1 Pendahuluan Peran besar implementasi program CSR sudah seharusnya dapat menghadirkan dampak keluaran-keluaran positif diantaranya adalah semakin mendorong peran aktif kelembagaan dan memperkuat modal sosial masyarakat, sebagai modal masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan serta secara individu dan komunitas dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sebagai wujud adanya proses pemberdayaan masyarakat. Dalam mengimplementasikan program CSR tentu tidak semua perusahaan mampu melakukan aktivitas tersebut sendiri, walaupun hal tersebut juga dimungkinkan. Dalam perspektif teori kelembangaan, CSR haruslah diatur dengan regulasi yang memungkinkan diaturnya perilaku perusahaan dengan melembagakan nilai dan norma sesuai dengan norma yang ada dengan membentuk lembaga yang independen dalam melaksanakan kebijakan CSR. Campbell (2007) berpendapat bahwa hubungan antara kondisi ekonomi dasar dan perilaku perusahaan dalam CSR dimediasi oleh beberapa kondisi kelembagaan: peraturan pemerintah dan swasta, kehadiran organisasi independen non-pemerintah dan lainnya yang memantau perilaku perusahaan, norma dilembagakan mengenai perilaku perusahaan yang sesuai, perilaku asosiatif antara perusahaan sendiri, dan terorganisir dialog antara perusahaan dan pemangku kepentingan mereka. Teori kelembagaan dapat menarik pelaku usaha untuk berperilaku dengan cara tertentu melalui penggunaan insentif yang lebih positif, penghargaan, dan mekanisme lainnya (Muallidin dkk, 2016). Menyadari arti pentingnya peran kelembagaan masyarakat (organisasi dalam masyarakat) dalam mendukung pembangunan, pengalaman menunjukkan bahwa organisasi masyarakat penting kontribusinya dalam mendorong proses pembangunan yang bersifat partisipatoris. Peran ini tidak hanya dalam tataran kajian dan B e s t P r a c t i c e C S R 115 |

pengembangan konsep, peningkatan kesadaran akan pentingnya partisipasi warga dalam pengambilan keputusan, advokasi kebijakan agar lebih kondusif terhadap partisipasi warga, tetapi juga dalam mempraktikkan (menguji coba) pendekatan pembangunan yang bersifat partisipatoris tersebut. Mengingat pentingnya partisipasi masyarakat sebagai salah satu unsur penting dalam governace maka untuk mendorong terciptanya good governance , organisasi masyarakat selayaknya menjadi bagian penting dalam memberdayakan masyarakat. 9.2 Peran Kelembagaan Sosial (Masyarakat) Makna peran dapat diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi sehingga peran atau peranan tersebut dapat dirasakan manfaatnya dalam dan bagi masyarakat itu sendiri. Sedangkan kelembagaan masyarakat adalah suatu kelompok, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan peranan sosial pada kelompok masyarakat. Sehingga peran lembaga masyarakat mencakup pola tingkah laku atau tugas yang harus dilakukan oleh seseorang atau masyarakat dalam kondisi tertentu sesuai dengan kegunaan atau fungsinya sebagai struktur sosial yang mengatur, mengarahkan, dan melaksanakan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Kemudian siapakah yang disebut sebagai bentuk dari kelembagaan masyarakat dengan peran dan fungsi masing-masing dalam kehidupan masyarakat, diantaranya; 1. Lembaga Edukasi / Pendidikan 2. Lembaga Ekonomi 3. Lembaga Kebudayaan 4. Lembaga Keagamaan 5. Lembaga Politik 6. Lembaga Keluarga Bersama dengan lembaga dan organisasi masyarakat inilah CSR harus dapat bekerjasama dalam implementasi program CSR sehingga civic engagement terhadap program menjadi lebih tinggi baik dari B e s t P r a c t i c e C S R 116 |

perencanaan sampai dengan evaluasi. Sebagaimana pendapat Hadi (2009) bahwa sebagai sistem kerja sosial, hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan bersifat interdependen, terikat oleh kaidah kontrak sosial yang secara langsung dan tidak langsung merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mekanisme hubungan sosial lingkungan. Dengan demikian, keputusan, srategi dan operasional perusahaan tidak oleh berlawanan dengan sistem nilai (norm) yang berlaku dimasyarakat, serta tidak boleh memperluas jurang harapan masyarakat (expectation gap). 9.3 Praktik Terbaik PT PJB UP Gresik dalam Kaitan dengan Peran kelembagaan dalam implementasi program CSR Sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh Suwandi dan Faris (2017), tentang keterkaitan implementasi program CSR dengan peran kelembagaan masyarakat dan juga modal sosial masyarakat di PT PPJB UP Gresik., hasil penelitian secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh langsung praktek corporate social responsibility terhadap peran kelembagaan masyarakat. Variable implementasi program social responsibility signifikan berpengaruh terhadap peningkatan peran kelembagaan masyarakat, Secara umum CSR merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program implementasi CSR perusahaan yang dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, program-program yang bermanfaat, program yang dapat mengembangkan pengetahuan dan program yang dapat meningkatkan kerjasama antar warga masyarakat akan dapat meningkatkan peran kelembagaan masyarakat. Maka dengan kata lain jika implementasi program CSR yang dapat menghadirkan pelibatan, partisipasi, kebermanfaatan maka akan meningkatkan peran kelembagaan B e s t P r a c t i c e C S R 117 |

yang ada dimasyarakat diantaranya kelembagaan ekonomi(usaha) akan mampu menjadi media komunikasi antar warga dan juga sebagai sarana saling memberdayakan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Wibisono (2007 Pembangunan Berkelanjutan dapat diukur berdasarkan tiga kriteria (KLH (1990) dalam Sugandhy dan Hakim (2009): Tidak ada pemborosan penggunaan SDA , Tidak ada polusi dan dampak lingkungan dan kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources Enviromental Economic Society Well-being piramida keberlanjutan Tata Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Keberlanjutan Kelembagaan Deklarasi Johannesburg untuk Pembangunan Berkelanjutan, Semakin tinggi tingkat implementasi program CSR di bidang lingkungan maka semakin tinggi efektivitas program CSR. Semakin tinggi efektivitas program CSR di bidang lingkungan maka semakin menuju sustainable development. Kinerja atribut program: tingkat kepentingan, tingkat kinerja atribut, tingkat kepuasan keberlanjutan kelembagaan, tingkat keseimbangan pelayanan- peran,serta, tingkat demokrasi, transparansi, akuntabilitas, jejaring kelembagaan. 2. Pengaruh langsung peran kelembagaan masyarakat terhadap penguatan modal sosial masyarakat Kelembagaan Masyarakat akan memiliki peran penting jika kelembagaan yang dibentuk oleh masyarakat memiliki manfaat bagi masyarakat dan juga mereka yang ada didalam kelembagaan itu, dalam kaitan dengan corporate social responsibility kelembagaan yang paling mungkin adalah kelembagaan- kelembagaan yang mewadahi dalam bidang ekonomi dan juga sosial kemasyarakatan, missal kelompok usaha bersama, forum- forum keamanan dalam masyarakat, kelompok-kelompok budaya dan sebagainya. Bahwa kelembagaan ini memiliki peran penting terhadap penguatan modal masyarakat, karena dengan kelembagaan ini masyarakat dapat meningkatkan kapasitas, terlibat aktif dalam partisipasi pembangunan desa, terlibat aktif B e s t P r a c t i c e C S R 118 |

dalam pengambilan keputusan, sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat, serta sebagai sarana pemberdayaan warga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kelembagaan masyarakat berpengaruh langsung terhadap penguatan modal sosial masyarakat, sebagaimana pendapat Sumodiningrat (1999) menyatakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi tidak cukup hanya dengan pemberian modal bergulir, tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat, penguatan sumberdaya manusianya, penyediaan prasarananya, dan penguatan posisi tawarnya. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomi rakyat, harus dilakukan secara elegant tanpa menghambat dan mendiskiriminasikan ekonomi kuat; untuk itu kemitraan antar usaha mikro, usaha kecil usaha menengah dan usaha besar adalah jalan yang harus ditempuh. Sehingga dapat dikatakan bahwa peran kelembagaan menjadi salah satu syarat penting bagi suksesnya implementasi program Corporate Social Responsibility perusahaan 3. Pengaruh langsung peran kelembagaan masyarakat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Gagasan awal pelaksanaan CSR adalah sebuah konsep dimana organisasi memutuskan untuk berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Jadi CSR sebagai dorongan dari perusahaan untuk memberikan kontribusi positif di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan termasuk didalamnya untuk terlibat dalam mensejahterakan. Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan meningkatnya taraf kehidupan manusia untuk lebih baik, Susanto (2009) menyatakan keterkaitan CSR dan kesejahteraan masyarakat dimana perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab sosialnya, dengan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal yakni profit, lingkungan dan masyarakat. Salah satu indiaktor penting peran kelembagaan dalam berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah jika kelembagaan yang ada di masyarakat dapat meningkatkan B e s t P r a c t i c e C S R 119 |

kapasitas warga, terlibat aktif dalam partisipasi pembangunan desa, terlibat aktif dalam pengambilan keputusan, sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat, serta sebagai sarana pemberdayaan warga maka kesejahteraan akan bisa terangkat, hasil ini sejalan dengan penelitian ini dimana kelembagaan masyarakat memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan kesejahteran masyarakat. Sumber: Dokumentasi PT PJB UP gresik Gambar: 9.1 FKPM Sebagai Wujud Penguatan Kelembagaan Peran-peran kelembagaan yang ada dimasyarakat perlu terus dilakukan, dengan demikian akan dapat memperkuat modal sosial masyarakat termasuk Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat B e s t P r a c t i c e C S R 120 |

BAB 10 EVALUASI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MELALUI PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT B e s t P r a c t i c e C S R 121 |

BAB 10 EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM CSR MELALUI PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT 10.1 Pendahuluan Upaya peningkatan kualitas program CSR COMDEV harus dilaksanakan dengan tepat; tepat sasaran, tepat program (sesuai kebutuhan masyarakat), tepat anggaran dan dapat dilaksanakan serta memperhatikan aspek kemandirian, keterunggulan serta keberlanjutan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan program CSR, perlu dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaan program CSR tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh manan pencapaian tujuan program serta apakah terdapat ketidakesuaian, yang membutuhkan tindakan perbaikan. Evaluasi ini diperlukan sebagai panduan perbaikan dan pembelajaran program dimasa yang akan datang. Sebagaimana dijelaskan oleh Hadi (2011), bahwa evaluasi tanggungjawab sosial perusahaan dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan: 1. Memperoleh temuan masukan untuk perencanaan program atau kegiatan yang dilaksanakan 2. Memperoleh berbagai bahan pertimbangan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan, layak atau tidak layak program tanggungjawab sosial untuk dilanjutkan 3. Memperoleh temuan untuk masukkan perbaikan program atau kegiatan yang sedang dilaksanakan 4. Memperoleh temuan hambatan program yang sedang dilaksanakan 5. Memperoleh temuan untuk perbaikan 6. Memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana. B e s t P r a c t i c e C S R 122 |

Secara umum bahwa evaluasi akan diketahui umpan balik dari subyek penerima manfaat program sehingga dapat memutuskan program yang perlu akhiri dan program yang perlu diperbaiki untuk dilanjutkan. Radyati (2017) menguraikan berkaitan dengan evaluasi program CSR, sebagai berikut: 1. Bahwa evaluasi kegiatan CSR dilakukan dengan tujuan: 1) mengetahui perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan dengan cara membandingkan keduanya dan mengetahui penyebab perbedaan tersebut; 2) mengetahui benefit/manfaat yang diciptakan kepada penerima-manfaat (beneficiaries) dan perusahaan; serta 3) merumuskan pembelajaran (lesson-leamed). 2. Manfaat dari kegiatan evaluasi CSR, diantaranya: sebagai dasar perencanaan CSR di tahun berikutnya; menghindari kesalahan yang telah dilakukan; mengulangi kunci keberhasilan pelaksanaan CSR; dan memampukan perusahaan menyampaikan kepada para pemangku-kepentingan (pemegang saham, pemerintah setempat, beneficiaries, dan masyarakat umum) tentang manfaat yang telah diciptakan perusahaan. 3. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan untuk tiga hal, yakni; 1) evaluasi keberhasilan pelaksanaan proyek/kegiatan CSR; 2) evaluasi manfaat yang diciptakan kepada beneficiaries; dan 3) evaluasi manfaat yang diciptakan kepada perusahaan. 10.2 Dasar hukum Pelaksanaan Evaluasi Dasar hukum dalam pelaksanaan program CSR COMDEV mengacu pada peraturan perundangan yaitu; 1 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero). 2 Keputusan Menteri Keuangan No.:1232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan Usaha Milik Negara, B e s t P r a c t i c e C S R 123 |

dana pembinaan disediakan dari penyisihan sebagian laba sebesar 1%-5% dari laba setelah pajak. 3 Keputusan Menteri Keuangan No.:316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara 4 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No.: Kep-216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN 5 Keputusan Menteri BUMN No.:Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan 6 Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan 7 Undang Undang Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial ayat 1,2 dan 3. 8 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Kepada Masyarakat; 9 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 10 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 11 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/26/ /M.PAN/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik ; 12 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/ /M.PAN/2/2003 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah B e s t P r a c t i c e C S R 124 |

Dasar hukum sebagaimana point 8, 9,10,11,12 merupakan evaluasi jika menggunakan kreteria Indeks Kepuasan Masyarakat (dengan indikatornya). 10.3 Pendekatan dan Pengukuran Evaluasi Implementasi CSR Bahwa terdapat banyak model atau pendekatan dalam melakukan pengupengukuran kepuasan masyarakat terhadap program kegiatan yang telah dilaksanakan agar program dapat dikelola dengan efektif dan efisien, serta berkelanjutan. Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan mulai dari apa yang diukur dan bagaimana mengukurnya. Wibisosono (2007) menyatakan bahwa evaluasi terhadap implementasi program tanggungjawab sosial didasarkan pada standar atau norma ketercapaian. Untuk itu dalam rangka melakukan evaluasi perlu dirumuskan ukuran keberhasilan program antara lain: 1. Indikator Internal a. Ukuran Primer/Kualitatif (M-A-O terpadu) 1) Minimize Meminimalkan perselisihan/konflik/potensi konflik antara perusahaan dengan masyarakat dengan harapan terwujudnya hubungan yang harmonis dan kondusif 2) Aset Asset perusahaan yang terdiri dari pemilik/pimpinan perusahaan, karyawan, pabrik dan fasilitas pendukungnya terjaga dan terpelihara dengan aman 3) Operasional Seluruh kegiatan perusahaan berjalan aman dan lancar b. Ukuran s ekunder 1) Tingkat penyakuran dan kolektabilitas (umumnya untuk PKBL BUMN) 2) Tingkat compliance pada aturan yang berlaku 2. Indikator Eksternal a. Indikator Ekonomi 1) Tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum B e s t P r a c t i c e C S R 125 |

2) Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomi 3) Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan b. Indikator Sosial 1) Frekuensi terjadinya gejolak/konflik sosial 2) Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat 3) Tingkat kepuasan masyarakat (dilakukan dengan survey kepuasan) Suharto (2010), menggunakan istilah audit sosial dalam evaluasi pelaksanaan program, audit dikenal sebagai sebuah asesmen dan evaluasi yang melibatkan pengumpulan informasi mengenai sistem dan laporan keuangan dari sebuah perusahaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa audit tidak hanya mencakup pengumpulan informasi tentang keuangan perusahaan, melainkan aspek lingkungan, dan bahkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Supriadinata (2013) menggunakan beberapa indikator untuk menilai efektivitas suatu program CSR. Indikator penilaian tersebut diantaranya adalah: 1. Effectivity (manfaat) 2. Relevance (kesesuaian) 3. Sustainability (keberlanjutan) 4. Impact (dampak) 5. Empowerment (pemberdayaan). Dalam dokumen indikator proper hijau, aspek pengembangan masyarakat yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup, bahwa evaluasi dalam program pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu, pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif atau dengan mengkombinasikan keduanya. Pendekatan kualitatif bertujuan mengetahui fenomena sosial dengan memahami makna dibalik peristiwa sehingga mampu mengungkap informasi yang lebih mendalam. Teknik pengumpulandata yang B e s t P r a c t i c e C S R 126 |

digunakan dengan cara wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus antara Communty Development Officer (CDO) bersama subyek penerima manfaat. Hasil dari temuan evaluasi dapat dimusyawarahkan bersama agar dapat mendapatkan umpan balik untuk perbaikan program berikutnya. Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan fenomena sosial dengan obyektif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya, contohnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).Kedua pendekatan itu dapat dikombinasikan untuk melengkapi evaluasi sehingga mendapatkan evaluasi yang komprehensif dan umpan balik yang efektif untuk kesempurnaan program pengembangan masyarakat selanjutnya. Pengukuran dan penerapan indikator keberhasilan menjadi penting sebagai salah satu alat untuk mengukur efektivitas dan evaluasi keberhasilan program. CSR diperkirakan mampu memberikan manfaat yang demikian besar, maka sudah sewajarnya kepuasan masyarakat yang menjadi bagian penting dalam evaluasi. 10.4 Praktik Terbaik Evaluasi implementasi program CSR PT PJB UP Gresik Bahwa dalam melaksanakan kegiatan yang mendasarkan pada tata kelola yang baik pada kegiatan utamanya dalam implementasi program CSR, maka dilakukan tahap evaluasi dari rangkaian kegiatan dalam satu tahun kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahun 2013 PT. PJB UP Gresik melalui CSR COMDEV telah merealisasikan semua kegiatan dengan serapan anggaran 100%, artinya semua agenda kegiatan yang tercakup dalam program (aktuator) dan subprogram telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada awal tahun 2013, untuk itu sebagai tindak lanjut maka perlu diketahui kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV tahun 2013 yang telah diterima oleh masyarakat tersebut, yang meliputi; 1) Bagaimana kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV bidang pendidikan, bidang kesehatan, program CSR COMDEV bidang ekonomi sosial dan kemasyarakatan serta program CSR COMDEV bidang keamanan, B e s t P r a c t i c e C S R 127 |

ketertiban masyarakat dan lingkungan hidup, 2) bagaimana kepuasan masyarakat atas keseluruhan program CSR COMDEV yang telah dilakukan; 3) serta Bagaimana eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik melalui program CSR COMDEV yang telah dilakukan dilakukan; 4) Apakah program kegiatan berupa kontribusi bantuan, manfaat yang diperoleh masyarakat memiliki hubungan dengan Program CSR COMDEV dan eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik dilakukan pada tahun 2012; 5) Bagaimana peningkatan kualitas Program CSR PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik dilakukan pada tahun berikutnya. Sumber: Dokumentasi PT. PJB UP Gresik 2017 Gambar 10.1: Proses Survei IKM Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai bagian evaluasi implementasi Program CSR B e s t P r a c t i c e C S R 128 |

1. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan ini adalah: a. Diperolehnya Indeks Kepuasan Masyarakat atas Program CSR COMDEV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Tahun 2012 sebagai dasar dalam pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dalam interval waktu tahun berikutnya; b. Tersusunnya rekomendasi dan Rencana Kerja Tahun 2014 dan Peningkatan Kualitas Program CSR-COMDEV 2. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Kepuasan Masyarakat atas Program CSR COMDEV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik meliputi Kajian secara mendalam mengenai pengukuran persepsi masyarakat selaku penerima program dengan melakukan Survei. Melakukan analisa indeks pada masing-masing program kegiatan, dan analisa keterkaitan (hubungan) masing-masing program dengan eksistensi perusahaan. Kegiatan tersebut di atas meliputi: 1. Wilayah pekerjaan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat atas Program CSR COMDEV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Tahun 2012 meliputi Ring satu dan dua sekitar perusahaan. 2. Unsur masyarakat yang dimintai persepsinya secara khusus adalah tokoh masyarakat (RT/RW), Ta’mir Masjid, Remaja Masjid, PAUD, PKK, TPA, Pengurus Bank Sampah, Karang Taruna, Remaja Bina Olahraga, Perangkat Desa, Puskesmas dan Perangkat Kecamatan, Aparat TNI/ POLRI serta penerima program yang telah dilakukan oleh COMDEV PT. PJB pada tahun 2012 3. Pengukuran kepuasan masyarakat dilakukan pada jenis program kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu : a. Bidang pendidikan b. Bidang kesehatan c. Bidang Ekonomi sosial dan kemasyarakatan d. Bidang keamanan dan ketertiban masyarakat serta lingkungan hidup B e s t P r a c t i c e C S R 129 |

3. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah; 1. Indeks Kepuasan Masyarakat atas Program CSR COMDEV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Tahun 2012 2. Analisa Indeks Kepuasan Masyarakat atas Program CSR COMDEV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Tahun 2012 untuk masing- masing program kegiatan 3. Analisa keterkaitan program kegiatan berupa kontribusi bantuan yang telah dilakukan dengan manfaat yang diperoleh masyarakat dan Program CSR COMDEV serta eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik 4. Rekomendasi Strategi peningkatan kualitas Program CSR PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Tahun 2014. 4. Hasil Setelah melalui serangkaian kegiatan metodologi penelitian, berikut ini disajikan hasil dari survey indeks kepuasan penerima manfaat dari program CSR PT PJB UP Gresik. Berdasarkan analisis dapat disajikan hasil sebagai berikut: 1. Masyarakat menilai program CSR COMDEV bidang pendidikan secara umum mencerminkan tingkat respon yang sangat baik. Hal ini terbukti Indeks kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV bidang pendidikan sangat baik karena diatas nilai indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 88,13% 2. Masyarakat menilai program CSR COMDEV bidang kesehatan secara umum mencerminkan tingkat respon yang sangat baik hal ini ini terbukti dengan Indeks kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV bidang kesehatan diatas indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 89,17% 3. Masyarakat menilai program CSR COMDEV bidang ekonomi sosial dan kemasyarakatan secara umum mencerminkan tingkat respon yang sangat baik hal ini terbukti dengan Indeks kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV bidang ekonomi sosial B e s t P r a c t i c e C S R 130 |

dan kemasyarakatan diatas nilai indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 86,96% 4. Masyarakat menilai program CSR COMDEV bidang bidang keamanan, ketertiban masyarakat dan lingkungan hidup secara umum mencerminkan tingkat respon yang sangat baik, hal ini terbukti dengan nilai indeks kepuasan masyarakat atas program CSR COMDEV bidang keamanan, ketertiban masyarakat dan lingkungan hidup diatas nilai indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 94,29% 5. Masyarakat menilai keseluruhan program kegiatan CSR COMDEV mencerminkan respon yang positif, hal ini terbukti dengan indeks kepuasan masyarakat atas keseluruhan program kegiatan CSR COMDEV yang telah dilaksanakan sangat baik karena nilai diatas indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 89,15% 6. Masyarakat menilai eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik melalui program CSR COMDEV yang telah dilakukan mencerminkan respon yang positif, karena nilai diatas indeks 80% yaitu dengan indeks sebesar 88,8% 7. Untuk mengetahui hubungan program kegiatan berupa kontribusi bantuan yang telah dilakukan dan manfaat yang diperoleh masyarakat dengan Program CSR COMDEV dan eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik; a. Tidak terdapat hubungan antara kontribusi bantuan dengan manfaat yang dirasakan atau diperoleh masyarakat penerima program b. Terdapat hubungan antara kontribusi bantuan yang diberikan PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik dengan pelaksanaan program CSR-COMDEV yang telah dilakukan. c. Terdapat hubungan yang kuat antara kontribusi bantuan yang diberikan PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik dengan eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik d. Tidak terdapat hubungan antara manfaat yang dirasakan atau diperoleh masyarakat penerima program dengan B e s t P r a c t i c e C S R 131 |

pelaksanaan program CSR-COMDEV yang dilakukan oleh PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik. e. Tidak terdapat hubungan antara manfaat yang dirasakan atau diperoleh masyarakat penerima program dengan eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik f. Terdapat hubungan antara pelaksanaan program CSR- COMDEV dengan eksistensi PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik. Berdasarkan hasil analisis Indeks Kepuasan Konsumen (IKM) maka tugas berikutnya tim survey dapat memberikan saran dalam bentuk rekomendasi sebagai perbaikan dimasa yang akan datang, misal rekomendasi yang dapat disampaikan adalah: 1. PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik dalam hal ini pengelola CSR COMDEV diharapkan untuk merealisaikan program bidang sesuai dengan rencana awal yang telah dibuat, hal ini terlihat dengan nilai indeks kepuasan masyarakat yang masih terjadi kesenjangan. 2. PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik dalam hal ini pengelola CSR COMDEV sedapat mungkin kontribusi bantuan tidak berhenti pada bentuk bantuan (fisik, material, uang dan barang) tetapi diiringi dengan manfaat dari setiap kontribusi bantuan tersebut (Misal: pelatihan yang dilakukan dapat diukur manfaat apa yang diperoleh dengan batasan waktu tertentu). 3. Dalam pelaksanaan CSR COMDEV, PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Gresik dapat menetapkan mekanisme serta pemantauan (monitoring dan evaluasi) secara berkala dan terukur, sehingga manfaat yang dirasakan semakin bernilai dalam jangka panjang bagi masyarakat penerima program. Pengukuran Indeks Kepuasan masyarakat dapatmenggunakan Nilai antara harapan dan kinerja dari layanan program (servqual) implementasi CSR sebagai berikut: B e s t P r a c t i c e C S R 132 |

Tabel 10.1: Indeks Kepuasan Masyarakat Penggunaan metode pengukuran Indeks Kepuasan Konsumen akan sangat tergantung dari kebutuhan apa yang ingin diukur dan juga anggaran. B e s t P r a c t i c e C S R 133 |

DAFTAR PUSTAKA Buku, Jurnal Arli Denni I. and Laksmono Hari K. , (2010), Consumers’ Perception of Corporate Social Responsibility in a Developing Country, ijcs, International Journal of Consumer Studies, 34 (2010) 46–51 Arrohmah, Siti Balqis, 2014, Pengaruh Modal Sosial Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Program Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Dampaknya Bagi Kemampuan Ekonomi Masyarakat. http:// www.skpm.ipb.ac.id/karyailmiah/index.../studipustaka/.../87. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Aprianthiny, Kadek Desy A (2015), Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial Pada Pt. Tirta Mumbul Jaya Abadi, Singaraja Bali, Portalgaruda.Org/Article .Php diunduh Tgl 16 Oktober 2016 Brown, T.J. & Dacin, P.A. (1997) The Company and The Product: Corporate Associations and Consumer Product Responses. Journal of Marketing, 61, 68–84. Badaruddin, (2007), Corporate Social Responsibility: Tinjauan Konseptual dan Implementasi, disampaikan dalam rangka Focused Group Discussion (FGD) Corporate Social Responsibility (CSR)berbasis HAM Bahruddin, Krisdyatmiko, Darmawan Danang Arif, dan Soetomo,(2013), Indikator Proper Hijau, Aspek Pengembangan Masyarakat (Community Development), Peraturan menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor: 06 Tahun 2003 tentang Proper, www. proper.menlh.go.id Bertens K, (1989), Etika dan Etiket, Pentingnya Sebuah Perbedaan, Kanisius, Yogyakarta Riyadi Eddie, 2007, Tanggung Jawab Bisnis Terhadap Ham,http://www.elsam.or.id. B e s t P r a c t i c e C S R 134 |

Bartle, P. (2008). Human Factor and Community Empowerment , Review of Human Factor Studies. Summer, Volume 14, No. 1, Special Issue Founder, Community Empowerment Collective Victoria, British Columbia Campbell, John L. (2007). “Why Would Corporations Behave In Socially Responsible Ways? An Institutional Theory Of Corporate Social Responsibility”. Academy of Management Review, Vol. 32, No. 3 Crowther David and Guler, Aras (2008), Corporate Social Responsibility, Ventus Publishing ApS Creyer, E.H. & Ross, W.T. Jr (1997), The influence of firm behavior on purchase intention: do consumers really care about business ethics? Journal of Consumer Marketing, 14, 419–432. Du, S., Sen, S. & Bhattacharya, C.B. (2008) Exploring the Social and Business Returns of a Corporate Oral Health Initiative Aimed At Disadvantaged Hispanic Families. Journal of Consumer Research, 35, 483–494. Effendi, Muh Arief, CSR Melalui Community Development, http://www.suarakaryaonline. com . Elkington, J. (1998). Cannibals with Forks. The Triple Bottom Line of the 21st Century.Capstone Publishing, Oxford Frederiksen, C. S., & Nielsen, M. E. J. (2013). Utilitarianism and CSR. In S. O. Idowu Ed, Encyclopedia of Corporate Social Responsibility pp. 2643–2649). Berlin: Springer. Fajar Nussahid,, (2006), Praktik Kedermawanan Sosial BUMN : Analisis terhadap Model Kedermawanan PT.Krakatau Steel, PT.Pertamina dan PT.Telekomunikasi Indonesia, Jurnal Galang Vol.1 No.2. Hadi, Nor, 2011, Corporate Social responsibility, Graha Ilmu, Yogyakarta B e s t P r a c t i c e C S R 135 |

Hubeis AVS, 2011. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor ID: IPB Press Harori, M Iqbal dan Gunarto, Toto, 2014, Analisis Praktek Program CSR PTPN 7 Unit Usaha Beringin Terhadap Kesejahteraan Masyarakat, feb.unila.ac.id/.../Analisis-Praktek-Program-CSR. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Ife, J dan Tesoriero, F, (1995), Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta Ibrahim, Linda D, (2006), memanfaatkan modal sosial komunitas local dalam program kepedulian korporasi, Jurnal Filantropi dan Masyarakat Madani GALANG, Vol.1.No.2 Jefkins, Franks, (2004), Public Relation, Jakarta , PT. Gelora Aksara Pertama ErlanggaJustice, Anisa, (2011), Analisis Kebijakan CSR terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Mojokerto Tahun 2011” (Study Kasus pada Bank Jatim Cabang Mojokerto). http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal.../baca-artikel. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Kristianto, (2015). Etika Bisnis Dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan, e-jurnal.ukrimuniversity.ac.id Kinicki, A. and Kreitner, R. (2008). Organizational Behavior – Key Concepts, Skills & Best Practices, New York: McGraw-H Kurnia Yudi, (2016), csr sebagai modal sosial masyarakat http://www.sapa.or.id/lp/116-pjb/1664-csr-sebagai-modal- sosial-masyarakat di unduh tanggal 16 oktober 2016 Kartini, Dwi (2009), Corporate Social Responsibility;Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung Mursitama, Tirta N & Hasan, Fadhil. M, dkk. (2011). Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia, Teori dan Implementasi : B e s t P r a c t i c e C S R 136 |

Studi Kasus Community Development Riaupulp INDEF. Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) : Jakarta Mapisangka Andi (2009), Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat, JESP, Vol. 1, No. 1, 2009 Maignan, I. and Ferrell, O. C. (2004). Corporate Social Responsibility and Marketing: An Integrative Framework. Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 32, 1, pp. 3-19. Muallidin, Isnaini., Dewanto Mukti Fajar., Suryono Leli., Mutiarin Dyah, (2017), Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pemerintah Daerah Dalam Perspektif Teori Kelembagaan: Studi Di DIY dan Provinsi Jawa Tengah, Seminar Nasional II FISIP Universitas Andalas “Penguatan Ilmu Sosial dan Humaniora Untuk Perbaikan Karakter Bangsa Indonesia Nurhikmah Mukhtar, (2012), Praktek Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Modal Sosial pada PT Pertamina EP Region KTI http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2042. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Pitaloka, Dyah, (2008), Memperkuat CSR, Memberantas Kemiskinan, http:// www. suaramerdeka. com/ harian) Paryadi, (2013), Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) tehadap Kesejahteraan Masyarakat (Study Kasus: PT Air Mancur Karanganyar). eprints.ums.ac.id/.../02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Purba, (2013), Pengaruh Modal Sosial Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat http://skpm.ipb.ac.id/karyailmiah/. Diakses tanggal 17 Februari 2016 Prastiwi, Debbie Luciani dan Sumantri Titik, (2012), Analisis Gender terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan CSR Bidang Pemberdayaan Ekonomi Lokal PT Holcim Indonesia Tbk B e s t P r a c t i c e C S R 137 |

Jurnal Sosiologi Pedesaan | April 2012, hlm. 97-111 diakses 28 Oktober 2013 Rudito, Bambang dan Famiola, Melia, (2013), Social Mapping; Metode Pemetaan Sosial, Rekayasa Sains, Bandung Rakhmat J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Radyati, Maria R Nindita, (2017), Evaluasi Kegiatan CSR, Majalah Real Estate Indonesia, Simorangkir O.P, (2003)., Etika : Bisnis, Jabatan dan Perbankan Rineka Cipta, , Jakarta Suharto, Edi, (2007), Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan di Indonesia, Alfabeta, Bandung ---------, Edi, (2010), CSR & COMDEV, Investasi kreatif perusahaan di Era Globalisasi, AlfaBeta, Bandung ---------,(2012), Metode dan Teknik Pemetaan Sosial. http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_18.htm, Diakses tanggal 02 Juni 2015 Simorangkir O.P, (2003), Etika : Bisnis, Jabatan dan Perbankan Rineka Cipta, , Jakarta Susanto, A.B. (2009). Reputation-Driven. Corporate Social Responsibility. Pendekatan Strategi Manajemen dalam CSR. Esensi Erlangga Grup. Jakarta. Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. (2004). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Setyaningrum, Dyah Ayu, (2011), Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat (Studi Kasus Pada PT. Apac Inti Corpora, Bawen) B e s t P r a c t i c e C S R 138 |


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook