DAFTAR ISI FAJAR UTOMO SANG BASSIST…………………………………………………………………...…………3 KEY YANG MEMPUNYAI 2 NAMA…………………………………………………………………………….5 ALUNNA SI TIDAK KENAL LELAH…………………………………………………………………….……..7 WANITA HEBAT: RAINITA DEWI……………………………………………………………………………..11 PERJUANGAN BESAR EDWARD DARI TITIK NOL…………………………………………………..….13 NIKMATI HIDUP KETIKA ANDA BISA - MICHAEL SINULINGGA………………………………..……...14 VIAN, LELAKI MANDIRI YANG MERANTAU DI YOGYAKARTA………………………………….……...21 ISKANDAR PURBA-PROJECT MANAGER KERETA CEPAT PERTAMA INDONESIA……………….23 PEJUANG YANG ULET……………………………………………………………………………………….26 KETEKUNAN SEORANG MURID……………………………………………………………………………28 PERJALANAN HIDUP LIES S……………………………………………………………………...………...29 PERJUANGAN DIVA AYU MENGEJAR KARIR……………………………………………………………30 LUCKY, SI TAK KENAL LELAH………………………………………………………………………………32 KISAH PERJUAGAN GERDA AMABEL PREMUDITA WIBOWO……………………………...………...36 LOUIS ARIESCO : DANCER MUDA, BUKTI BAHWA GENDER BUKAN PENGHALANG UNTUK BERKEMBANG………………………………………………………………………………………………...38 HAPSARI DEWI: SEORANG IBU DAN PEKERJA KERAS……………………………………………….41 KISAH KENNETH GUNADI…………………………………………………………………………………..43 NONI SI PEKERJA KERAS…………………………………………………………………………………..45 PERJUANGAN MARIA ERNA WIDIASTUTI MELAWAN KETERBATASAN……………………………48 THIERRY JAEDEN CHRISTIAN NAPITUPULU SI PEMAIN TIMNAS DI MASA MUDA…...………….51 ANSEL LELAKI YANG BERPENDIRIAN……………………………………………………………………53 OGY SI SENIMAN SANTAI..………………………………………………………………………………….55 OBSESINYA LUMBAN SILINTONG DENGAN PENDIDIKAN...………………………………………….57 KEGIGIHAN SEORANG IBU…………………………………………………………………………………59 HIDUP MANDIRI SEJAK DINI - RAVEL SOMPIE………………………………………………….………61 DION SANG ATLET BELA DIRI……………………………………………………………………...………63 CERITA DIBALIK PERJUANGAN HIDUP TJENDRY HERIANTO……………………………….………64 BAGAS DENGAN BANYAK HOBI…………………………………………………………………...………67 PEJUANG KARIR DI DUNIA DIGITAL - ANCHALI KARDIA……………………………………...………70
“Lebih baik hidup sederhana tapi bermakna, daripada hidup mewah tapi mengorbankan cinta keluarga.”
FAJAR UTOMO SANG BASSIST Abrar Uzielo Aryaputra Utomo Nama dari beliau adalah Fajar Utomo. Nama kecilnya adalah Fajar atau Uut. Ia lahir di Surabaya, 11 Mei 1977. Nama dari kedua orangtuanya adalah Fx.Soekarmo dan Endang Sri Handayani. Ia merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Beliau memiliki satu orang kakak perempuan dan satu orang adik laki-laki. Waktu kecil, Fajar paling suka bermain bersama teman-temannya. Itu bisa bersepeda bersama, kemudian bermain layangan bersama, petak umpet, dan lain-lain. Dulu, ia juga suka menyelinap ke menara masjid untuk berteriak dari atas. Karena saat itu menara masjid itu menara paling tinggi di dekat rumah dia. Pernah sesekali dia dan teman-temannya bermain di parit untuk pondasi rumah yang digenangi banyak air bekas hujan. Ia dan teman-temannya baru pulang setelah bajunya kering kembali. Itu merupakan pengalaman waktu masih balita. Beliau tidak punya teman dekat atau best friend karena keluarganya sering pindah kota. Fajar sempat bersekolah di Lamongan, dan disana sekolah ayah saya belum ada lantainya atau masih berupa tanah. Tapi, itu pun sama sekali tidak mengurangi niatan untuk semangat belajar dan bermain bersama teman-temannya yang ia sayangi. Pekerjaan pertama yang dilakukan oleh Fajar adalah pekerjaan dibidang seni musik disaat ia kuliah. Ayah memiliki band bersama dengan teman-teman kuliahnya. Pekerjaan itu tidak disetujui oleh orang tua karena beberapa hal. Salah satunya menganggap band itu tidak penting. Tapi, ia bisa membuktikan bahwa ayah saya bisa menyelesaikan sekolah dengan baik, lulus tepat waktu, dan sehat jasmani maupun rohani. Pekerjaan yang dilakukan ketika selesai lulus kuliah adalah menjadi pengacara di bidang hukum di Jakarta dan melanjutkan sekolah di Universita Indonesia/UI. Sekarang, pekerjaan tetap ayah saya adalah sebagai pengacara di bidang hukum dan sebagai VP of HR (Human Resource) di NMW Skincare pusat. Cara ia mengatasi masalah dalam kehidupannya itu adalah menyadari kekurangan dalam hidup, mengoreksi diri dan bekerja sama dengan orang lain. Kemudian, ada kalanya kita pun harus menyadari keterbatasan kita dalam kehidupan kita ini. Saat itulah beliau menyadari setiap orang memiliki sebuah kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri. Dan, tidak ada satu orangpun yang sempurna. Pandangan saya mengenai cerita beliau ini adalah saya sangat suka ceritanya. Kisahnya yang menarik membuat kita dapat merasakan bagaimana kehidupannya dari kecil sampai dewasa saat ini.
KEY YANG MEMPUNYAI DUA NAMA Aileen Tanida Gulo Kesha adalah seorang perempuan yang mempunyai 2 nama panjang yang berbeda. Hal ini dikarenakan miskomunikasi dengan pemberi nama. Dua nama tersebut adalah Kesha Fedora dan Kezia Panjaitan. Tetapi, dia biasanya dipanggil sebagai Kezia atau Kesha. Untuk mempersingkat namanya, dia juga dipanggil sebagai Key. Kesha dilahirkan di Jakarta, 31 Juli 2003 dan pada tahun 2022, akan menjadi berumur 19 tahun. Dia merupakan anak ke 1 dari 2 barsaudara dengan Ibu yang bernama irene Roma Hasudungan dan bapak yang bernama Arli Sokhiaro Gulo. Selama masa mudanya, beliau menetap dengan nenek selama 16 atau 17 tahun. Tetapi, dia pindah untuk meningkatkan prestasi akademik di sekolahnya. Saat SD, dia disekolahkan di SDN 01 Pagi Petukangan. Dia mengalami perundungan di sekolah ini, bukan hanya dari teman-teman, tetapi beberapa guru tidak percaya kepadanya. Kesha pernah tinggal kelas karena adanya perundungan ini. Agar hal ini tidak berlanjut, Ia dipindahkan ke SD PSKD 6 Bulungan. Di SD PSKD 6, Ia menemukan olahraga yang Ia sukai, Badminton. Karena ketertarikan pada badminton, Ia menjadi juara 1 dalam kompetisi seluruh PSKD pada kelas 5. Pada masa sela untuk menjadi SMP, beliau berhenti sebentar untuk mendalami badminton sekitar satu tahun. Setelah itu, Ia kembali masuk ke SMP Salemba. Kesha akan tetap di SMP Salemba sampai SMA. Kesha tidak memiliki minat untuk pendidikan akademi dan lebih memiliki minat untuk hal-hal yang membuatnya senang. Minat Kesha berada pada olahraga dan main game. Tetapi, orang tua beliau tetap mendorong untuk bisa menjadi bagus dalam pendidikan akademi. Ini merupakan suatu tantangan karena minat yang tidak berada di pendidikan akademik. Ia sadar kalau pendidikan akademiknya yang membuatnya merasa kurang percaya diri. Sebagai hobi, Kesha suka membaca novel dan lebih memilih genre horror. Menurutnya, horror adalah genre yang seru karena adegan-adegan yang membuatnya kaget dan jantungan, sesuatu yang bisa membuatnya merasakan ‘adrenalin’. Selain membaca novel, beliau juga suka mendengarkan lagu yang bergenre pop seperti ‘Easy on Me’ dengan penyanyi Adele.
Ada pesan menarik yang bisa disampaikan dari beliau. Pesan ini berasalkan dari pengalaman diri sendiri sebagai anak dan diarahkan kepada orang tua siapapun. Isi pesannya adalah untuk tidak memaksakan kehendak orang tua ke anak, dalam keadaan apapun. Hal ini karena bisa membuat mental anak hancur atau tidak stabil. Dalam keadaan tersebut, anak bisa hilang kepercayaan diri.
ALUNNA SI TIDAK KENAL LELAH Alaira Shadya Wiranatakusumah Alunna Inara Wiranatakusumah atau yang sering dipanggil Luna, lahir di Boston, 15 Juni 2004. Luna merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia memiliki tanggung jawab yang besar dalam hal merealisasikan harapan orang tua. Luna adalah seorang introvert, tetapi ia memiliki banyak teman sejati yang membimbingnya selama 17 tahun. Ia sering dipikir sombong karena bersifat judes dan cuek. Namun kenyataannya, ia menunjukkan sifat kepedulian dan humornya saat ia merasa nyaman dengan lawan bicaranya. Luna memiliki passion dalam bidang seni. Ia suka menggambar, melukis, dan mendesain baju. Hal tersebut yang mendorongnya memiliki semangat dalam meraih cita-citanya yaitu sebagai fashion designer. Luna memulai perjalanan pendidikan PG dan TK di Sunshine. Di sunshine, ia bertemu dengan sahabat pertamanya yaitu Sarah. Ia dan Sarah sangat akrab dan selalu bermain berdua di sekolah maupun diluar sekolah. Sampai saat ini, Luna dan Sarah masih sering janjian bermain bareng walaupun rumah keduanya tidak berdekatan. Luna melanjutkan perjalanan pendidikan SD dan SMP di Mentari. Segala kekesalan, kesedihan, dan permasalahan dalam pertemanan memulai saat menduduki bangku SD. Salah satu masalah pertemanan yang akan selalu diingat adalah, masalah dia dengan teman baiknya yang bernama Cheryl. Awal mula masalahnya adalah karena Luna bermain dengan musuh Cheryl, yaitu Abya. Hal tersebut membuat Cheryl sangat marah dan kesal. Luna kemudian mengalami banyak drama dan menerima omongan tidak benar dari teman-temannya Cheryl. Ia merasa sangat tersingkir dan terpencil saat berada di lingkungan sekolah. Waktupun berjalan dan masalah sepele ini dilupakan oleh Luna dan Cheryl. Kemudian, kedua pihak saling memaafkan satu sama lain. Saat dipertengahan kelas 2 SD, Luna dibawa Bunda ke rumah kakek dan neneknya. Ia mendapatkan kabar bahwa akan menginap di rumah tersebut dalam jangka waktu yang lama. Ia merasa sangat bingung mengapa harus meninggalkan rumah yang merupakan masa kecilnya. Ia juga sangat bingung mengapa Ayah tinggal sendiri di rumah yang berbeda. Bunda-pun menjelaskan secara sederhana ke Luna mengapa hal tersebut terjadi. Namun, ia kurang memahaminya. Waktupun berjalan dan membuat Luna mengerti bahwa orang tuanya
telah memilih untuk berpisah. Ia menerimanya dengan tulus walaupun pastinya ada perasaan nyesek dan sedih. Namun, ia selalu mengingat bahwa pilihan yang telah disepakati adalah jalan yang terbaik. Luna menjalani hidup seperti biasa, hanya harus membagi waktu antara bertemu dengan Ayah dan Bunda. Hal tersebut tidak membebani Luna sedikitpun. Ia merasa sangat lega karena walaupun kedua orangtuanya cerai, mereka tetap menciptakan suasana yang harmonis untuk kedua anaknya. Mereka juga tidak pernah berantem terkait berbagi waktu bersama anak-anaknya. Tentunya, karena Luna dan adeknya tinggal bersama Bunda, mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama Bunda. Namun, mereka bertemu dengan Ayah setiap hari sabtu dan minggu. Ayah selalu berusaha dekat dengan Luna dan adiknya walaupun beda rumah. Luna sangat mengapresiasi usaha dan semangat Ayah. Dampak positif yang didapatkan dari keputusan cerai adalah, Luna bisa lebih dekat dengan kakek dan neneknya dari keluarga Bunda. Bunda sebagai single mom tentunya sangat sibuk, maka yang mendampingi Luna saat awal-awal menyesuaikan dengan lingkungan baru adalah kakek dan neneknya. Luna sangat senang menghabiskan waktu dengan mereka walaupun keduanya sangat tegas dan memiliki ekspektasi yang sangat tinggi. Terkadang Luna merasa tertekan dengan kemauan kakek dan neneknya. Namun, Luna mengetahui bahwa ketegasan kakek dan nenek adalah demi kebaikan diri sendiri. Di lingkungan rumah, Luna lumayan pendiam. Ia sering memendam perasaan diri sendiri karena takut dipandang rendah oleh orang lain. Ia juga memilih untuk bersifat cuek dengan keadaan di rumah yang membuatnya sedih. Kadang, hal tersebut terbawa saat ia di sekolah dan mengakibatkan ketidak fokusan saat menjalani pembelajaran. Luna cukup malas dalam hal meraih nilai bagus dalam sekolah. Ia kurang memiliki motivasi untuk belajar sampai suatu hari terancam tidak naik kelas 4 SD. Bunda dan Ayah merasa sangat khawatir dengannya dan mencoba memberi motivasi kepada Luna untuk mengejar nilai yang kurang. Menurut Luna, hal tersebut merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Tetapi, ia janji akan berusaha sekuatnya untuk memperbaiki nilai. Untungnya, usaha yang ia berikan cukup untuk naik ke kelas 5. Selama masa SD dan SMP, nilai Luna tidak meriah. Namun, ia menunjukkan bakat dan minat di bidang seni. Ia sering menggambar dan mendesain baju untuk mengisi waktu luang. Ia mengambil les melukis dan menjahit. Hal tersebut sangat membahagiakannya dan menjadi pelampiasan saat sedang cemas. Saat kelas 6 SD, Luna sudah menyepakati bahwa ia ingin bersekolah di sekolah seni dan melanjutkan karirnya sebagai fashion designer. Luna mengalami suatu percobaan saat kelas 1 SMP. Ia mempunyai penyakit skoliosis yang muncul sejak ia lahir. Namun, skoliosis tersebut semakin parah saat ia mendewasa. Ia menerima kabar dari dokter bahwa ia harus menjalankan therapy di Singapura. Ia sangat khawatir dan takut dengan hal tersebut. Ia kemudian harus bolak balik dari Jakarta ke Singapura untuk melaksanakan therapy yang menyiksakan. Masa ini adalah percobaan
terberat yang telah dialami Luna. Ia tidak ingin mengulangi dan tidak ingin mengingat siksaan therapy tersebut. Setelah menjalani therapy berat selama 2 tahun, ia kembali bersekolah dan menjalani hari dengan memakai suatu alat brace yang menjaga postur tubuh. Luna memakai alat brace tersebut selama 3 tahun. Skoliosis merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh, melainkan usaha yang dilakukan hanya untuk mengatasi skoliosis semakin parah. Ia sering merasa tidak nyaman memakai alat brace karena menghambat keaktifan fisiknya. Akibat skoliosis, Luna tidak bisa mencoba olahraga yang kemungkinan besar bisa membuat posturnya memburuk, seperti golf. Ia sering merasa cemburu saat melihat adiknya yang sering memain golf. Namun, Luna tetap bersikap positif dan menjalani hidupnya dengan senyuman. Luna lanjut pendidikan SMA di Erudio School of Arts. Ia belajar banyak hal mengenai seni di sekolah tersebut. Ia juga mendapatkan banyak teman yang memiliki minat yang sama sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. Di sekolah tersebut, ia membuat suatu lukisan karya seni yang ditunjukkan ke publik. Orang-orang bisa mengunjungi sekolah tersebut untuk menyaksikan pameran seni dan juga bisa melihat pameran melalui website. Hal tersebut merupakan salah satu ajang terbesar yang terjadi di kehidupan Luna. Ia sangat bangga dan terharu dengan karya yang telah dibuat. Luna lanjut membuat berbagai karya, bukan hanya lukisan, namun ia mencoba mendesain baju seperti batik, kebaya, dll. Saat Luna menduduki kelas 3 SMA, Bunda memiliki rencana yang baik untuk masa depan Luna. Luna mendapatkan rezeki untuk dikirim ke Whatcom Community College di Bellingham, Washington. Ia memulai perjalanan hidup sendiri pada bulan Desember 2021. Awalnya, ia merasa tidak sanggup dan sangat takut hidup sendiri di kota yang lingkungannya sangat berbeda. Ia juga tidak siap meninggalkan keluarganya yang dari kecil membimbingnya. Tetapi, ia mengetahui bahwa ini adalah momen yang ia tunggu-tunggu dari dulu. ia menyadari bahwa kesempatan ini tidak akan muncul dua kali. Maka, ia siap untuk memulai hidup yang baru di Bellingham. Saat ini, Luna merupakan mahasiswa di Whatcom Community College. Di community college ini, belum ada penjurusan. Maka dari itu, setelah lulus 2 tahun di community college, ia harus mencari kuliah dan melanjutkan 2 tahun pendidikan lagi. Ia ingin melanjutkan kuliahnya di Rhode Island School of Design dan mengambil jurusan fashion design. Luna menemukan banyak teman baru yang sangat baik dan beragam di Bellingham. Ia belajar banyak hal untuk hidup sendiri. Mulai dari mengatur uang, merawat kesehatan diri, dan membersihkan rumah sendiri. Ia sangat senang dan puas dengan semua usaha yang telah ia berikan. Segala percobaan, kekesalan,dan kebahagiaan yang dialami menghasilkan suatu jalan untuk meraih cita-cita. Luna sangat bersyukur dengan segala pelajaran yang dialami, karena hal tersebut sangat berguna untuk kelancaran masa depannya.
WANITA HEBAT : RAINITA DEWI Angelina Andra Alanna Pada 25 November 1970 di Jakarta lahirlah seorang bayi bernama “Fransiska Yuliana Maria Rainita Dewi”. Nama yang panjang ini memiliki makna yang unik. “Fransiska” berasal dari nama sang nenek moyang. “Maria” diambil sebagai nama baptis, karena beliau memeluk agama Katolik. Beliau lahir saat hujan maka diberi nama “Rainita” yang berasal dari kata “Rain”, sedangkan “Dewi” diambil dari tokoh Nasional Dewi Soekarno. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Jl. Jati Padang Utara bersama sang keluarga. Ayahnya yang bernama “Bartholomeus Beke Djoke” bekerja sebagai pegawai negeri, dan sang Ibu “Maria Ice Jawa” bekerja sebagai bidan. Beliau merupakan anak pertama dari dua bersaudara, sang adik bernama “Yohanes Irwan Karya Kampabela”. Beliau dan sang adik kurang dekat karena adanya perbedaan umur yang besar. Sebagai seorang murid beliau merupakan sosok yang pintar dan ceria, selain memiliki nilai yang bagus, beliau memiliki hobi membaca buku dan menari. Beliau juga berhasil memenangkan berbagai lomba menari pada masa mudanya. Akan tetapi ketika beliau berumur 17 tahun tragedi melanda, sang ayah tercinta jatuh sakit dan meninggal dunia. Meninggalnya sang ayah menjadi kenangan terpedih bagi beliau. Sang Ibu yang sebelumnya sudah berhenti juga menjadi terpaksa bekerja kembali. Setelah selesai SMA, beliau diterima dan lanjut belajar di STIE PERBANAS dalam bidang Akuntansi. Sehabis berhasil mendapatkan Diploma 3 (sarjana muda) beliau memutuskan untuk bekerja di Bank Prima Express. Sesudah bekerja selama satu tahun beliau memutuskan untuk melanjutkan kembali pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) dalam bidang manajemen keuangan. Mendapatkan beasiswa di UI menjadi salah satu momen membanggakan bagi beliau. Sesudah mendapatkan gelar sarjana ekonomi (SE) beliau kembali bekerja di Bank Astria. Tetapi karena adanya penurunan ekonomi pada tahun 1998, Bank Astria dipaksa bangkrut oleh Bank Indonesia. Tentu saja karena masalah ini beliau harus mencari kerja di tempat lain. Untungnya beliau langsung mendapatkan pekerjaan di Bank Arta Graha, disinilah beliau bertemu sang pasangan hidup.
Sosok yang kedepannya akan menjadi suami yang bernama “Antonius Thomas Tulolo” merupakan senior beliau di Bank Artha Graha. Merasa cocok dengan satu sama lain mereka memutuskan untuk berpacaran. Setelah berpacaran selama 6 bulan mereka memutuskan untuk bertunangan, dan 6 bulan setelah mereka bertunangan mereka mengadakan pesta pernikahannya. Bertemu dengan sang suami merupakan momen paling bahagia beliau. Akhirnya setelah menikah selama 4 tahun beliau dianugerahi anak perempuan yang lahir pada 11 Januari 2004, yang akhirnya dinamai “Angelica Aletha Alegria”. Setelah lahir anak pertama beliau memutuskan untuk berhenti bekerja. Setahun kemudian pada 23 Februari 2005 lahir lagi anak perempuan yang diberi nama “Alexandra Audrey Aurelia”. Anak terakhir beliau juga perempuan yang lahir pada 6 Juni 2006 dengan nama “Angelina Andra Alanna”. Beliau menamai ketiga anak dengan huruf awal “A” karena keinginan suami. Beliau juga memutuskan untuk membaptiskan ketiga anak saat bayi. Sekarang beliau bekerja sebagai ibu rumah tangga.
PERJUANGAN BESAR EDWARD DARI TITIK NOL Benedicta Rachel Dwipancarani Indharmawan Kombes Pol Edward Indharmawan Eka Chandra S.I.K, M.H. atau yang biasa dipanggil Edward dan juga memiliki nama kecil yakni Iwan yang merupakan penggalan kata dari Indharmawan, adalah seorang lulusan Akademi Kepolisian tahun 1996 dengan nama Angkatan Wira Satya, pada saat ini menjabat sebagai Direktur Kepolisian Perairan Dan Udara di Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah yang bermarkas di Kabupaten Kotawaringin Timur. Edward memiliki tugas yang sangat berat dalam mengamankan wilayah pesisir pantai dan laut seluruh Kalimantan Tengah dari pemberian pembinaan masyarakat pantai dan perairan, pemberian bantuan SAR di laut / perairan kejahatan di laut, melaksanakan penegakan hukum terhadap semua tindak pidana yang terjadi di kelautan diantaranya pencurian sumber daya alam, penyelundupan, terorisme hingga kejahatan perompakan atau bajak laut. Pada tanggal 16 Februari 1972, Edward dilahirkan di Pare Pare Sulawesi Selatan dari pasangan bapak Irjen Pol (Purn) Drs. Christ Soepontjo dan ibu Hartati merupakan putra pertama dari satu saudara perempuan Anastasia Arie Fitria dan satu saudara laki laki Yohanes Putut Wisnu Indryo. Kehidupan Edward kecil tidak seperti anak-anak kecil lainnya yang dapat tinggal disuatu tempat dalam jangka waktu yang panjang, ia selalu mengikuti kemana kedua orangtuanya berdinas, dari lahir di Pare Pare, kemudian berpindah-pindah ke kota Jakarta, Pekanbaru dan Bandung. Edward yang juga merupakan alumni SMA BPI 1 Bandung ini memiliki hobi yang sangat unik, selain mengendarai motor antik keluaran penjajahan Belanda dan Jepang juga mengoleksi berbagai mobil klasik, serta menekuni olahraga ekstrim seperti bersepeda, scuba diving (menyelam), dan Jeep Off Road. Dari hobi menyelam yang ditekuninya telah memiliki sertifikat selam setingkat Divemaster hingga instruktur dari berbagai sekolah-sekolah selam dunia. Olahraga yang ditekuni nya pun sangat didukung oleh istri dan anak-anaknya, sehingga olah raga inipun diikuti oleh istri dan anak-anaknya.
Sebelum Lulus SMA BPI 1 di Bandung pada tahun 1992, Edward kecil Sebagai seorang pelajar seperti layaknya pelajar yang lain jenjang pendidikan pun dimulai dari taman kanak-kanak selama 2 tahun di TK Bhayangkari PTIK Jakarta, selanjutnya Sekolah Dasar di SD Tarakanita Jakarta selama 2 tahun dan karena mengikuti orangtua yang berpindah dinas, Edward kemudian pindah sekolah ke SD Santa Maria di Pekanbaru hingga lulus kelas 6 SD, kemudian Edward melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama Pandu di kota Bandung dan setelah lulus dari SMP Pandu, melanjutkankan Sekolah Menengah Atas di SMA BPI 1 Bandung hingga lulus dengan nilai terbaik. Edward yang sejak kecilnya bercita-cita sebagai seorang perwira polisi melalui pendidikannya sebagai calon Taruna Akabri di Akademi Kepolisian di Semarang, sehingga pada tahun-1993, Edward mengikuti seleksi pendidikan Akademi Kepolisian (AKPOL). Sebelum diterima menjadi seorang Taruna Akademi Kepolisian, Edward mengikuti berbagai tes-tes seleksi. Berbagai tahapan seleksi penerimaan calon taruna Akademi Kepolisian, mulai tingkat daerah hingga pusat sebagai calon seorang Taruna Akpol dari tes Pemeriksaan Administrasi Awal, Pemeriksaan Kesehatan Tahap 1, Pemeriksaan Psikologi, Uji Kesamaptaan Jasmani, Ujian Renang, Pemeriksaan Antropometri, Uji Akademik, Pemeriksaan Kesehatan Tahap 2, Pemeriksaan Kesehatan Jiwa, Pemeriksaan Administrasi Akhir, setelah dinyatakan lulus tingkat daerah melalui hasil Sidang Terbuka Kelulusan Tingkat Daerah. Selama pendidikan, Edward mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan di Akpol (Akademi Kepolisian). Selain itu juga aktif di berbagai kegiatan kesenian drama dan kelompok Marching Band Pelopor Cendrawasih dengan memegang alat Bass Drum selaku Komandan kelompok Bass Drum atau yang sering disebut sebagai Danpok Bass Drum. Drum Band Pelopor Cendrawasih telah mengikuti Kirab Remaja Nasional pada tahun 1995 di Istora Senayan Jakarta, Upacara Hari Ulang Tahun Emas Bhayangkara ke-50 tahun 1995 di lapangan parkir Senayan Jakarta, Upacara Hari Kemerdekaan ke-51 di Istana Merdeka pada tahun 1996, dan berbagai kegiatan-kegiatan baik tingkat Nasional maupun Internasional. Pada tanggal 19 Desember 1996, Edward lulus dari akademi kepolisian dan dilantik di istana Negara oleh Bapak Presiden Soeharto. Di sela-sela menjalankan Pendidikan di PTIK, Edward melangsungkan pernikahan dengan Yohana Natalia Marganda, putri pertama dari seorang ibu Herawati Sianturi. Pernikahan Edward dengan Yohana Natalia Marganda yang berprofesi sebagai pramugari salah satu maskapai penerbangan, dilangsungkan pada 9 juni 2003 di Jakarta. Pasangan ini dikarunia empat putra-putri, yaitu Theresia Alexandra Michelle Indharmawan (18 tahun),
Benedicta Rachel Dwipancarani Indharmawan (16 tahun), Maria Ariella Sekaringtyas Indharmawan (14 tahun), dan Michael Hugo Dwijokangko Indharmawan (12 tahun). Setelah lulus pendidikan, dan meneruskan perjalanannya, pada tahun 2011, Edward mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Sekolah Pimpinan Menengah Polri (Sespimmen Polri) di Lembang, Jawa Barat. Lulus dari Sespimmen Polri, Edward ditempatkan di Polda Sulawesi Tengah dari menjabat Kepala Sub Direktorat III Jatanras (kejahatan dan kekerasan) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) hingga menjabat Kapolres Morowali. Dalam kurun 2 tahun menjabat sebagai Kapolres Morowali, Sulawesi Tengah, Edward mendapatkan banyak penghargaan yang tercatat dalam rekor Muri bahkan rekor Dunia. Diantaranya, pengibaran bendera merah putih terbesar (Lebar: 24 meter x Tinggi: 16 meter) di kepulauan Sombori yang dibentangkan dari bawah laut hingga mengudara dan pembentangan kain merah putih sepanjang 19 km yang menghubungan antara pulau-pulau di kepulauan Sombori, serta pencetus terselenggaranya tarian Dero dengan penari terbanyak 5000 orang. Setelah selama 2 tahun memimpin Polres Morowali, Edward pun mendapatkan kepercayaan sebagai Wakil Direktur Polisi Perairan dan Udara di Polda Sulawesi Utara (Wadir Polairud Polda Sulut). Pada bulan Agustus 2018, Edward mendapatkan kepercayaan dari Wanita Selam Indonesia (WASI) sebagai salah satu panitia untuk menyelenggarakan acara dengan diikuti 930 peserta penyelam wanita yang memecahkan dua rekor MURI sekaligus yaitu “Penyelaman Massal Wanita dan Pembentangan Bendera Terpanjang Dalam Laut Indonesia” dengan Panjang bendera 500 m di Pantai Manado kawasan Mega Mas. Tidak berselang lama setelah menjabat sebagai Wadir Polariud, Edward naik jabatan menjadi Dir Polairud, Edward dengan gerak cepat dalam meningkatkan kinerja Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polda Sulawesi Utara, banyak gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Edward dalam mewujudkan Korps Kepolisian Perairan dan Udara sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta penegak hukum di wilayah perairan dan udara Indonesia yang profesional, modern dan terpercaya dalam rangka memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat serta mampu memberikan dukungan bagi setiap kegiatan dan operasi kepolisian baik terpusat maupun kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polri.
Berbagai inovasi-inovasi pun diciptakannya, hingga mendapat kepercayaan kembali oleh WASI sebagai salah satu panitia dalam penyelaman rekor dunia “Guinness World Records Official Attempt” dengan tiga rekor dunia sekaligus yakni pembentangan bendera terbesar di bawah air (largest unfurled flag underwater) dengan ukuran bendera 1.014 meter persegi, rangkaian penyelaman terpanjang di bawah air (most people scuba diving simultaneously) dan penyelaman massal dengan melibatkan 3131 penyelam. Selain itu Edward banyak mengikuti berbagai Pendidikan baik di dalam negeri maupun di luar negeri diantaranya Financial Terrorism Investigation Program, Counter Terrorism Investigation Management Program, Intelligence Analysis Development Course, Computer Facilitated Crimes Against Children, Training Command And Control Security In Election. Edward pun elah banyak terlibat dalam satuan tugas (satgas) seperti Satgas Pam Capres/Cawapres, Satgas BBM, Satgas Jaring Natuna, Satgas Bom, Satgas Aman Nusa II dan yang tanda jasa dan penghargaan yang telah diterimanya Satya Lencana Kesetiaan 8 Tahun , Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun, Satyalancana Bhakti Pendidikan, Satya Lencana Dharma Nusa, Satyalancana Bhakti Nusa, Satya Lencana Operasi Kepolisian, Satyalancana Karya Bhakti, Satyalancana Bhakti Buana dan Satyalancana Jana Utama. Pada tahun 2021, ia mengikuti tes sekolah “SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI POLRI DIKREG KE-30 T.A 2021” di Lembang, Jawa Barat. Namun, dengan pandemi yang melanda di Indonesia menjadikan 7 bulan perkuliahan dilaksanakan secara daring. Setelah lulus sekolah Sespimti yang dilaksanakan selama 7 bulan, Edward dipercayakan kembali menjadi Dirpolairud Polda Kalimantan Tengah, dan saat ini mendapat kepercayaan kembali menjabat Kabag Kerma (Kepala Bagian Kerja Sama) Korpolairud Baharkam Polri. dengan eselon 2b2 lebih tinggi dari jabatan dirpolairud polda kalteng yang hanya 2b3. Perjuangan akhir Edward masih akan berlalu panjang. Ia telah memberikan banyak inspirasi serta kepedulian bukan hanya untuk dirinya, namun juga kepada orang lain, terutama kepada keluarganya. Tinggal jauh berpisah dengan anak-anaknya bukanlah hal yang mudah bagi Edward untuk jalani. Namun kewajibannya harus tetap dijalankan, dan ia sangat bersyukur memiliki keluarga yang mendukung segala kerja kerasnya dan pencapaiannya hingga saat ini.
NIKMATI HIDUP KETIKA ANDA BISA - MICHAEL SINULINGGA Benedictus Seraphino Sinulingga Michael Raja Nehken Sinulingga, lahir pada 23 Maret 1971 di kota Madiun, Jawa Timur, Indonesia. Dia adalah ayah saya, Suami dari Natalia Sakul. Dia adalah seorang IT, yang saat ini bekerja di Medco Energi sebagai Lead Client Services. Dia adalah lulusan S1 dari Monash University, di situ ia ambil jurusan Computer Technology. Dia memiliki tiga saudara, dimana ayah saya adalah yang paling kecil. Dia seperti kedua kakaknya yang laki, ia pergi ke SMA Kolese De Britto di Yogyakarta. Disitu, dia menjalankan SMA dengan jurusan IPA 2 (Biologi). Dia lulus SMA pada tahun 1989. Lalu untuk kuliah, dia memiliki keinginan untuk kuliah di luar negeri dan diterima di suatu kuliah di Amerika. Namun akhirnya tidak jadi ke Amerika karena tidak diperbolehkan karena jauh. Dalam waktu sementara, dia melakukan kuliah di Indonesia untuk selama sekitar 2 tahun, disaat waktu yang sama, dia juga mencari kuliah di luar negeri dan akhirnya setelah sekian lama mencari ia ketemu Universitas yang bagus dan diterima, setelah itu Dia berbicara dengan Opa dan Oma saya, kali ini dia diperbolehkan dan ia kuliah juga di luar negeri di Swinburne University, Australia. Disitu dia mengambil D3 di jurusan Business Microcomputing. Setelah lulus dari Swinburne, dia pindah ke Monash University, Australia dan mengambil S1 di jurusan Computer Technology. Pada saat menjalankan masa kuliahnya, itu tidak semuanya berjalan dengan lancar. Sekitar tahun 1996, Sebelum ujian akhir dia didatangi oleh kedua orang tuanya, dan Opa saya bilang kepada dia bahwa Oma saya menderita penyakit kanker. Timeline yang seharusnya hancur, dimana ia seharusnya tinggal sebentar lagi, karena Oma saya sakit dia sampai harus menambah beberapa tahun lagi disana karena harus sering bolos karena harus balik di Jakarta. Namun itu tidak menghentikan dia. Dia saya tetap berjuang untuk lulus. Akhirnya pada tahun 1998 dia lulus, namun saat wisuda tersebut tidak ada di antara kedua orang tuanya hadir karena sedang sakit. Namun dia masih melanjutkannya, setelah wisuda ia mencari pekerjaan di Singapore dan selama beberapa bulan ia menganggur mencari kerja di Singapore, namun karena ia merasa ia sudah menghabiskan 6 tahun tanpa kedua
orang tuanya, ia melanjutkan mencari kerja di Indonesia walaupun tawarannya tidak sebaik di Singapore. Pada 1998 Oma saya meninggal karena kanker dan pada hari yang sama, setelah oma saya meninggal, ayah saya mendapatkan kabar bahwa ia baru saja mendapatkan kerja di BPPN. Lalu sekitar 1 ½ tahun kedepannya, Opa saya meninggal saat pesta keluarga karena serangan jantung. Lalu, dia bertemu dengan Ibu saya. Ia di kenalin dari istri kakaknya ke Ibu saya. Mereka pacaran sekitar 2 tahun dan pada tahun 2004, mereka menikah. Pada tahun itu juga, dia pindah kantor ke BII. Pada tahun 2005, dia dan ibu saya mendapatkan satu anak, yaitu saya, Nino. Saya ketika pertama kali lahir, saya membuat dia dan ibu saya cukup stress. Saya membuat kekacauan di dalam rumah. Lalu juga, dia ingin meluangkan waktu bersama keluarganya, karena yang dia merasa kurang adalah waktu bersama Oma dan Opa saya, ayah saya terlalu lama tinggal di luar negeri dan jadinya merasa bahwa waktu yang dia luangkan bersama Opa dan Oma saya itu seharusnya bisa lebih. Namun, dia bekerja di daerah yang jauh dari rumah dan daerah macet. “Papi pengen cari kantor yang deket dan juga gak berangkat jam 6 pagi dan pulang jam 9 - 10 malam, karena kalo gitu Papi pas sampai rumah gak bisa sama Nino, karena Nino udah tidur” kata dia ketika saya mewawancarainya. Lalu dia pada tahun 2007 pindah kantor ke tempat yang lebih dekat, ia bekerja di GEO HOLDINGS CORPORATION. Pada tahun 2008, ia merasa tidak cocok dengan company nya dan pindah saat sudah diterima di ConocoPhillips Indonesia. Lalu pada tahun 2009, ia mendapatkan anak lagi, dan saya mendapatkan sebuah adik laki-laki. “2008 merupakan salah satu tahun yang paling senang, diterima di Company besar, ConocoPhillips, lalu membeli mobil baru untuk Ibu saya (Honda Jazz RS), terus juga tahun itu mengetahui bahwa adik saya akan lahir” itu adalah kata-kata dari dia ketika menceritakan mengenai masa ia kerja saat saya mewawancarainya.
Sampai 2016, dia bekerja untuk ConocoPhillips Indonesia sampai akhirnya ia sebagian dari ConocoPhillips Indonesia dibeli oleh Medco E & P. Kebetulan, dia di masukan ke bagian dari Medco E & P. Dia sampai saat ini masih bekerja di Medco E & P sebagai Lead Client Services. Ia mengurusi laptop-laptop, Komputer-komputer dan semua barang yang termasuk komputer itu dia yang urusin bersama timnya. “Papi berusaha untuk bisa spend time lebih banyak dengan Nino (saya) dan Zico (adik saya) dan Mami, tapi kerjaan Papi ada aja tiba-tiba masuk, semuanya ke Papi, Papi itu cuti aja pasti ada di telepon tentang pekerjaan kantor” Ia mengatakannya dengan kesal saat saya mewawancarainya. Dia juga merasa kurang bisa ngirit dan inginnya barang yang ada rasa kualitasnya, hal tersebut sama dengan saya dan adik saya. “Kita itu harus bisa seperti Oma dan Opa (dari sisi Ibu saya) dimana mereka bisa kalkulasi dan memperhitungkan maksimum jumlah uang yang mereka bisa keluarkan agar dapat mengirit” kata Dia. Dia telah menjalani hidup yang bahagia, ada beberapa hal yang ayah saya menyesal yang ia tidak melakukan dan yang ia lakukan. Namun ini namanya hidup kan yang dapat kita lakukan adalah untuk menjalaninya dan memperbaiki dan tidak mengulang kesalahannya. “Orang yang melakukan kesalahan dan mengulanginya terus menerus itu namanya bodoh.” - Michael Sinulingga
VIAN, LELAKI MANDIRI YANG MERANTAU DI YOGYAKARTA Bernadette Vidya Averina Putri Dominikus Savio Aditya Vianney atau biasa dipanggil Vian adalah seorang mahasiswa yang sekarang tinggal di Yogyakarta. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 20 Juli 1997. Memiliki ayah bernama Agustinus Gatot Kusumo Atmojo dan ibu bernama Fransisca Rini Prasetyaningsih, serta memiliki adik perempuan bernama Bernadette Vidya Averina Putri yang sekarang ada di bangku SMA. Vian termasuk seseorang yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap hal yang ia lakukan. Sejak kecil, Vian sering ditinggal atau terpisah dari orang tuanya untuk bekerja. Ia di Yogyakarta dan orang tuanya bekerja di Jakarta. Karena itu, ia sudah terbiasa untuk ditinggal atau terpisah dari orang tuanya hingga sampai sekarang. Saat sudah memasuki bangku SD, Vian pernah beberapa kali juara kelas seperti juara 3 besar di kelas 1 SD dan juara 5 besar di kelas 2 SD. Setelah itu, saat di kelas 6 SD, Vian juga aktif mengikuti Putra-Putri Altar (PPA) di gereja hingga akhir SMP, dikarenakan pada saat mau memasuki bangku SMA, ia sudah pindah ke Yogyakarta. Saat mau memasuki di bangku SMA atau lebih tepatnya saat kelas 3 SMP, ia sudah memilih untuk masuk sekolah SMA di Yogyakarta yaitu SMA Kolese De Britto, dengan alasan untuk mengenang masa kecilnya yang pernah tinggal di Yogyakarta dan mencoba tantangan baru untuk sekolah jauh dari orang tua serta lebih melatih kemandirian. Selain memilih sekolah SMA di Yogyakarta, ia juga sempat memilih sekolah di Jakarta sebagai cadangan. Tetapi ia percaya diri dengan sekolah yang ia inginkan yaitu sekolah SMA di Yogyakarta. Setelah itu, Vian lolos untuk masuk di sekolah SMA di Yogyakarta. Selama SMA berlangsung, Vian mengikuti beberapa kegiatan seperti ikut dalam kepanitiaan MPLS selama 2 tahun dan support-an atau pendukung pertandingan basket antar sekolah, karena antar sekolah sehingga lingkupnya kecil dan loyal pada almamater. Vian memiliki hal yang paling berkesan juga selama di SMA yaitu setelah lulus, murid-murid yang sudah lulus merayakan kelulusannya dengan jalan ke Tugu Jogja dan menyanyikan mars sekolahnya.
Setelah kelulusan itu, saat ingin masuk ke kuliah, awalnya Vian ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta, namun karena tidak lolos, maka ia masuk ke Perguruan Tinggi. Swasta (PTS) di Yogyakarta. Kegiatan selama kuliah berlangsung, ia mengikuti organisasi/event tahunan yaitu event advertising yaitu mengadakan lomba yang berhubungan dengan media podcast, public relation (PR) dan lomba majalah. Sampai sekarang sudah di tahun akhir, Vian mulai mencoba untuk berkuliah sambil bekerja yang sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir, mulai dari freelance sampai masuk ke perusahaan.
ISKANDAR PURBA - PROJECT MANAGER KERETA CEPAT PERTAMA INDONESIA Daniel Richard Pugama Purba Iskandar Purba merupakan salah satu tokoh penting pembangunan kereta cepat pertama di Indonesia. Projek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek kereta cepat Indonesia dan Asia Tenggara yang pertama. Selain itu, KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN). Pembangunan kereta cepat ini telah dimulai sejak 21 Januari 2016, ketika KCIC (PT Kereta Cepat Indonesia Cepat) meletakkan batu pertamanya. Kemudian, Iskandar Purba telah dipilih sebagai project manager WIKA HSR untuk menangani project kereta api cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Iskandar Purba lahir di kecamatan Pancur Batu, kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara pada 10 Maret 1969. Nama ayah beliau bernama Ludwig Purba. Pekerjaan ayah beliau merupakan kepala sekolah di SMA 1 Pancur Batu. Nama ibu beliau adalah Pakenta Bangun. Pekerjaan ibu beliau adalah ibu rumah tangga. Iskandar Purba merupakan anak keempat dari 5 bersaudara, yaitu 1 kakak perempuan dan 4 adik laki-laki. Beliau merupakan anak yang keempat. Pembentukan Karakter Beliau sangat berterima kasih kepada ayah beliau, Ludwig Purba. Pada masa kecil beliau, Ludwig Purba mengajarkan banyak hal yang membangun diri beliau di masa depan. Sebagai kepala sekolah dan seorang guru, Ludwig selalu menanamkan tekun belajar meraih cita-cita, kedisiplinan, dan tanggung jawab kepada beliau. Ayah beliau sering mengajak beliau untuk memelihara hewan peliharaan, ayam, bebek, dan hewan-hewan lain. Ludwig juga menekankan betapa pentingnya pendidikan. Hal ini memotivasi Iskandar Purba untuk menyelesaikan program sarjana, magister, dan juga program doktoral. Sejak kecil, beliau selalu ditanamkan untuk selalu mempunyai cita-cita yang tinggi. Sebagai orang tua dan guru,
Ludwig Purba berharap untuk anak-anaknya menjadi lebih sukses daripada dirinya. Harapannya telah diwujudkan anak-anaknya, termasuk Iskandar Purba. Pendidikan Iskandar Purba memulai sekolah SD di Pancur Batu pada tahun 1976. Lalu, beliau tamat SD pada tahun 1982. Kemudian, beliau masuk ke SMP 1 Pancur Batu pada tahun 1982 dan tamat pada tahun 1985. Setelah lulus SMP, beliau masuk SMA 1 Medan pada tahun 1985 dan akhirnya lulus pada tahun 1988. Iskandar Purba merupakan orang yang berprestasi. Ketika beliau masih di SD, ia menempati ranking 1. Begitu juga di SMP. Namun di SMA, belia menempati ranking 10 karena persaingan di sekolah yang ketat. Beliau kemudian melanjutkan studi S1 di ITB dan jurusan yang diambil adalah teknik sipil. Beliau menyelesaikan kuliah S1 di ITB dalam 4,5 tahun dan tamat di tahun 1993. Ketika beliau lagi belajar di Bandung, beliau ikut kegiatan-kegiatan kesenian sehingga beliau terpilih menjadi tim kesenian ITB untuk konser di Cina. Hal ini merupakan salah satu kebanggan beliau karena bisa keluar negeri tanpa mengeluarkan banyak uang, melainkan dibiayai oleh kegiatan kesenian tersebut. . Kemudian, beliau melanjutkan ke studi S2 di ITB dengan jurusan yang diambil yaitu studi pembangunan pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2011. Terakhir, beliau mengambil studi S3 di universitas Tarumanegara pada tahun 2016 dan lulus pada tahun 2021. Jurusan yang diambil beliau adalah teknik sipil. Karir Setelah beliau lulus S1, beliau melamar dan masuk di PT Wijaya Karya Persero tbk. Beliau direkrutkan BUMN pemerintah di bidang konstruksi. Karir beliau dimulai dari proyek jembatan Batam - Tonton di pulau Banten pada tahun 1993. Beliau keluar dari Bandung dan terus mengikuti proyek-proyek dari WIKA. Contoh-contoh proyek besar yang Iskandar Purba telah diselesaikan adalah proyek Pasteur - Cikapayang - Surapati Elevated Road and Bridge project (2003-2005), proyek terowongan orang stasiun kota (2005-2008), dan proyek pembangunan jalan tol Bogor Ring Road (2012-2014). Awalnya, jabatan Iskandar Purba masih staf teknik. Namun, berkat kerja keras yang telah beliau raih dari keberhasilan proyek-proyek kecil hingga proyek-proyek besar, belia akhirnya naik jabatannya hingga jabatan manager proyek. Keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih oleh Iskandar Purba juga memasukkan beliau ke dalam proyek yang lebih besar lagi, yaitu proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). KCJB merupakan mega proyek dan juga salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Awalnya, ia dipilih sebagai deputy manager proyek pada Januari 16. Namun, jabatannya berubah menjadi manajer proyek pada Agustus 2021. Dalam keterangan resmi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut, pada Selasa 5 Oktober 2021, Luhut menegaskan bahwa perkembangan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung berlangsung dengan baik. Luhut mengunjungi salah satu wilayah pembangunan proyek KCJB yaitu DK43 kawasan THK. Alasan pengunjungan DK 43 ialah untuk memantau perkembangan pembangunan proyek KCJB sekalian dengan mengetahui apa saja masalah-masalahnya. Iskandar Purba selaku project manager Wika HSR
menjelaskan perkembangan dan masalah-masalah tersebut. Kemudian, Luhut menanggapi penjelasan beliau dengan menekankan bahwa pengerjaan proyek KCJB harus mendapatkan perhatian serius untuk pelaksanaanya tidak merugikan warga. Akhirnya, proses pembangunan proyek KCJB masih berlangsung dengan baik hingga sekarang. Hal ini bisa dicapai dan dipertahankan berkat pimpinan-pimpinan yang telah diberikan dari beberapa orang tertentu, seperti Iskandar Purba.
PEJUANG YANG ULET Dominicius Francis Ang Gunadi Alexander Mario, lahir pada tanggal 29 Maret 1971 di Jakarta. Beliau adalah anak kedua dari empat bersaudara, Ayahnya Irwan Gunadi dan Ibunya Dien Nelewati. Beliau memiliki sifat yang giat, tekun, disiplin, dan pantang menyerah. Beliau memulai perjalanan akademiknya di sekolah SD Tarakanita 2, beliau selalu masuk top 3 paralel karena nilainya yang bagus. Sehabis lulus dari SD beliau melanjutkan pendidikannya di SMP Tarakanita 1, tidak jauh berbeda dengan SD beliau selalu menempati top 3 paralel. Setelah lulus dari SMP Tarakanita 1, beliau daftar ke Kolese Kanisius di Menteng dan kebetulan pada saat itu Kanisius unit selatan atau yang sekarang disebut Kolese Gonzaga baru selesai dibangun dan pada akhirnya beliau memilih untuk bersekolah di Kanisius unit selatan karena bujukkan pater dan karena lebih dekat dengan rumah. Tidak Berbeda dengan SD dan SMP beliau mendapatkan ranking dengan nilai yang baik saat di SMA, beliau bahkan membantu guru didalam penataan buku di dalam perpustakaan. Setelah lulus dari Kanisius unit selatan. Beliau melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia dengan Jurusan Elektro pada tahun 1990 dan menyelesaikan pada tahun 1994. Setelah itu beliau memulaikan karir profesionalnya di dalam perusahaan Astra Electronics yang berpatungan dengan LG Electronics Korea. Selama 1 tahun beliau menetap di Korea untuk membantu transformasi budaya perusahaan dan penamaan Goldstar menjadi LG Electronics. Beliau sempat berpindah ke berbagai perusahaan dan pada akhirnya membangun perusahaan sendiri dengan nama TANG. Beliau lalu menikahi Evelyn Kurniadi pada tanggal 20 November 1999 dan pada akhirnya membuahi 4 buah anak. Beliau mendidik anak-anaknya dengan disiplin agar anak-anaknya dapat belajar dan mendapatkan ranking sepertinya. Anak-anaknya bernama Bonifacius Christopher, Chrisogonus James, Dominicius Francis, dan Alexandra Nicole. Pada tahun 2016, beliau mulai membangun sebuah resto yang pada maret 2017 sudah mulai beroperasi. Resto ini adalah sebuah perusahaan keluarga jadi anak-anaknya sering membantu di resto setelah pulang sekolah. Namun resto ini tidak beroperasi lama, pada awal 2020 restonya tutup dikarenakan covid. Sekarang beliau mayoritas bekerja dari rumah dan terkadang pergi keluar untuk meeting. Beliau juga sering mengajak keluarganya bepergian bersama. Biasanya pada saat bepergian beliau menceritakan sejarah tempat-tempat yang dilewati dan masa lalunya beliau.
KETEKUNAN SEORANG MURID Dominick Pascal K Nathanael Pozha, lahir pada 25 Oktober 2004 di Jakarta. Pada saat berumur 7 tahun , ia memasuki SD St Patricia. Setelah lulus SD ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Santo Kristoforus 2, dan akhirnya masuk SMA Pangudi Luhur. Selama masa bersekolah, ia cukup sering bermain, tetapi ia tetap rajin untuk belajar dengan giat, sehingga ia bisa mendapatkan nilai-nilai yang bagus. Dalam menjalani hidup, ia adalah orang yang bersabar dalam melewati suatu masalah. Jika ada suatu permasalahan, ia akan bersabar dan berpikir untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut. Ia juga peduli terhadap sekitarnya. Ketika ada orang yang kesulitan, ia akan berusaha untuk menolong orang yang sedang kesulitan tersebut. Dalam mengerjakan suatu hal, ia akan mengerjakan hal tersebut dengan serius dan fokus. Ia bekerja keras dalam mengerjakan hal tersebut sehingga akhirnya ia bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Saat memasuki SMA, ia bisa mendapatkan peringkat 3 di satu angkatan dalam jurusan ips pada saat kelas 10, serta juga mendapatkan peringkat 2 pada saat kelas 11. Ia juga mulai aktif dalam berorganisasi. Ia terus mengikuti kegiatan-kegiatan dalam berorganisasi dan bekerja keras dalam setiap kegiatan-kegiatan tersebut. Hingga akhirnya pada tahun 2021, ia bisa menjadi ketua dalam event Maestro project di Pangudi Luhur. Walau ada banyak kegiatan, ia tetap belajar dengan giat hingga akhirnya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.
PERJALANAN HIDUP LIES S. Feivel Kusuma Nama oma adalah Lies. Ia lahir pada tahun 1943, sebelum kemerdekaan. Sekarang oma sudah berumur 79 tahun. Oma merupakan ibu dari ayah. Oma memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Oma juga merupakan orang yang disiplin, rajin, dan bertanggung jawab. Oma selalu ingat kapan waktunya untuk membersihkan rumah, minum vitamin, dan lainnya. Oma juga merupakan seseorang yang cepat dalam mempelajari sesuatu. Contohnya, oma sudah bisa menggunakan HP untuk WA, ZOOM, telepon, dan lainnya. Pada masa SDnya, oma saya selalu pergi bersekolah menggunakan sepeda. Oma bersekolah di SD SR (Sekolah Rakyat) Brawijaya. Pada saat itu oma sempat mendapatkan tugas untuk mengalungi bunga pada leher presiden Soekarno yang sedang berkunjung ke kabupaten waktu itu. Seluruh sekolah memiliki perwakilan yang hadir menyambut presiden Soekarno. Karena SR Brawijaya merupakan sekolah kristen, oma baru dibaptis pada saat kelas 6 SD di Gereja Katolik Cor Jesu. Pada saat SMP, oma lanjut bersekolah di SMP Cor Jesu dan pada saat SMA, oma bersekolah di SMA Santo Yusup. Pada masa SMP dan SMA, oma sempat menjadi juara dalam turnamen bulutangkis antar sekolah. Oma berkata bahwa semasa sekolahnya juga, Ia sering mendapatkan rangking yang bagus. pada saat SMA, oma bersekolah di SMA Santo Yusup . Pada masa SMP dan SMA, oma sempat menjadi juara dalam turnamen bulu tangkis tunggal antar sekolah. Oma berkata bahwa semasa sekolahnya juga, Ia sering mendapatkan rangking yang bagus. Setelah lulus SMA, oma pun lanjut berkuliah ke jurusan ekonomi. Ternyata menurut oma jurusan ekonomi itu susah, sehingga oma beralih ke jurusan sarjana hukum di Universitas Brawijaya. Pada awalnya oma mengambil jurusan ekonomi. Tetapi, ternyata menurut oma jurusan ekonomi itu susah, sehingga oma pindah jurusan ke jurusan hukum. Menurut oma, prestasi dapat dicapai dengan usaha, kerja keras, dan keinginan untuk mencapainya. Sekarang, oma masih suka mengikuti berbagai kegiatan di gereja dan hidup dengan sehat serta bahagia di rumahnya yang merupakan tempat tinggalnya dari setelah oma berkeluarga sampai sekarang. Rumah itu terletak di kota Malang.
PERJUANGAN DIVA AYU MENGEJAR KARIR Felicia Jasmine Nadagessang S Patricia Diva Ayugessang Sukowati, atau biasa dipanggil Ayu/Diva, lahir pada tanggal 21 September 1997 di kota Kembang. Merupakan anak pertama, dan cucu pertama dari keluarga ayah dan ibunya. Lahir sebagai anak yang ceria dan sangat dicintai oleh semua keluarganya. Ayu memulai sekolah pertamanya di TK Mardi Yuana Depok. Ia melanjutkan sekolahnya sampai dengan jenjang SMP di Mardi Yuana Depok. Pada saat ia SD, ia mengikuti ekskul Marching Band. Ia memiliki banyak teman pada saat SD. Ia mengikuti banyak perlombaan dan pentas seni Marching band. Disana, ia diposisikan sebagai pemain snare drum. Pada saat ia SMP, ia menjadi lulusan terbaik dengan nilai hampir sempurna. Maka itu, ia mencoba untuk melanjutkan pendidikan SMAnya di SMA Kolese Gonzaga. Perjuangannya juga tidak mudah untuk masuk Gonzaga, walaupun ia menjadi lulusan terbaik di SMPnya, ia tetap sempat kesulitan pada saat ingin masuk SMA impiannya itu. Namun, perjuangannya tidaklah menghianati hasil. Ia berhasil masuk SMA Kolese Gonzaga. Di Gonzaga, ia merupakan siswi yang aktif dalam berbagai kegiatan. Ia menjadi panitia berbagai acara. Di sana ia juga menjadi anggota paskibra. Ia pernah bertugas pada saat 17 an dan upacara lainnya. Ayu, melanjutkan studinya di Universitas Katolik Atma Jaya. Sempat mendaftar ke beberapa universitas, namun pilihan terakhirnya berada pada Atma Jaya. Ia memilih untuk masuk jurusan bioteknologi. Disana ia bertemu dengan kekasihnya hatinya. Kekasihnya merupakan kakak kelasnya, dan walaupun umur mereka berbeda satu tahun dengan Ayu yang lebih muda, mereka tetap memiliki banyak kesamaan. Pada saat semester 5, 6, 7, beliau menjadi salah satu asisten lab. Dengan perjuangannya yang sangat besar, ia berhasil lulus tepat waktu dan menjadi lulusan cumlaude dengan IPK 3.78. Sebelum ia lulus dari kuliahnya, ia sudah mendapatkan undangan untuk magang di salah satu perusahaan internasional IFF. Ia mencoba wawancara untuk masuk ke dalam perusahaan itu dan ternyata ia diterima untuk menjadi pegawai magang. Setelah ia selesai
lulus, ia diangkat menjadi pegawai tetap di perusahaan IFF itu. Sekarang, ia sudah tinggal di rumahnya sendiri dekat dengan kantornya. Pada saat ini, pasangannya sedang melanjutkan studi S2nya di Perth, Australia. Jadi, mereka akan berpisah untuk sementara waktu. Diva juga sedang merencanakan untuk melanjutkan studi S2nya. Namun, belum diketahui kapan dan dimana beliau akan melanjutkan studinya. Saat ini, perjuangan ia belumlah selesai, masih banyak hal yang harus ia lewati. Perjuangan dan pengorbanannya tidak akan luntur.
LUCKY, SI TAK KENAL LELAH. Felisitas Evangelista Aptissimi Pada tanggal 24 November 1999, lahir seorang putri bungsu dari sebuah keluarga di Klaten, Ia diberi nama Caecilia Lucky Dewi Purnomo. Caecilia Lucky Dewi Purnomo adalah seorang anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia memiliki 2 kakak laki-laki. Kakak pertama akrab dipanggil Mas Satria, dan kakak keduanya biasa dipanggil Mas Adolf. Kedua orang tuanya berasal dari Bayat, Klaten. Ayahnya memiliki pekerjaan sebagai buruh di Bekasi. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga, sembari menjahit kain-kain perca dan membuat pola kain Batik. Ia terlahir di keluarga yang menganut agama Katolik. Begitupun keluarga besarnya, yang menganut agama Katolik. Lucky dan keluarganya masih menjunjung tinggi budaya dan adat jawa. Jadi, ia dan keluarganya mempercayai kepercayaan orang Jawa, dan melakukan tradisi-tradisi Jawa. Lucky tumbuh dan besar di Bayat, Klaten. Sejak lahir hingga ia berumur 6 tahun, ia tinggal di Craken, Paseban, Bayat. Namun sayangnya, bencana alam melanda. Pada Mei 2006, terjadi gempa yang berdampak ekstrim pada daerah Yogyakarta. Rumah yang ia tempati bersama keluarganya di Craken roboh. Maka, selama 2 tahun lamanya, Lucky dan keluarganya tinggal di gubuk kecil di depan rumahnya yang roboh sementara menunggu rumah barunya yang akan ditempati. Saat itu, sekitar umur delapan tahun, ia pindah ke rumah barunya di Gunung Bang, Paseban, Bayat. Rumah yang ada di Gunung Bang, sampai saat ini masih ia tinggali. TK - SMP Perempuan yang akrab disapa Ukik ini menempuh pendidikan pertamanya di TK Indriyasana. Lalu, ia melanjutkannya di SD Kanisius Bayat. Selama menduduki sekolah dasar, di tahun ketiga, ia bergabung dalam tim paduan suara. Lalu, mengikuti lomba se kecamatan dan berhasil meraih juara 2. Saat SD kelas 5, Lucky mengikuti POPDA Atletik se-kecamatan dan berhasil meraih juara 1, lalu melanjutkannya dengan mewakili kecamatan untuk tanding di tingkat kabupaten. Ia juga seorang murid yang berprestasi. Setiap semester, Lucky selalu menempati peringkat satu atau dua. Terlebih lagi dengan nilai Ujian Nasional Matematikanya yang hampir sempurna, yaitu 9,75. Saat SMP, ia bersekolah di SMP Pangudi Luhur Bayat. Ia dapat dibilang sebagai murid yang cukup aktif, dibuktikan dengan jabatannya sebagai wakil ketua OSIS saat ia masih berada di kelas 7. Tak hanya sampai disitu, ia meningkatkan partisipasi dan
keaktifannya, dengan menjabat sebagai ketua osis pada saat ia menduduki bangku kelas 8. Ia juga sering berpartisipasi dalam perlombaan dan olimpiade. Menyalurkan hobinya, ia mengikuti kegiatan Koor/paduan suara pada saat SMP. Selain itu, Lucky juga mengikuti ekstrakurikuler komputer. Seluruh kesibukan dalam berkegiatan non-akademik di sekolah tidak mempengaruhi performa akademiknya. Ia mendapatkan nilai Ujian Nasional tertinggi se-kecamatan, yaitu dengan NEM 37,95. Jika saat SD ia meraih nilai UN Matematika hampir sempurna, kali ini Lucky meraih nilai sempurna untuk mata pelajaran Matematika untuk UN SMP. SMA - KULIAH Ia melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Klaten. Konsisten dengan keaktifannya, ia aktif bergabung dalam organisasi Rohani Katolik, yang biasa disebut Rohkat. Lucky sempat bergabung dalam ekstrakurikuler basket selama satu tahun. Namun, karena jarak tempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh dan kegiatan basket memakan waktu yang cukup banyak, maka ia memutuskan untuk keluar dari ekstrakurikuler basket. Pada bulan Juli 2017, ia mengikuti lomba paduan suara OMK, se-kevikepan Surakarta dan meraih juara 1. Melanjutkan lomba, pada bulan Novembernya, ia mengikuti lomba yang sama, tetapi, bersama remaja Katolik dan meraih juara harapan 1. Beranjak ke jenjang yang lebih tinggi, ia melanjutkan studinya di Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma. Ia memutuskan untuk mengambil jalan ini karena Ia passionate dalam mengajar dan mempelajari bahasa baru, terutama Bahasa Inggris. Pada awalnya, ia ditolak oleh universitas impiannya. Namun, setelah berkuliah di Universitas Sanata Dharma, ia tidak memiliki penyesalan, karena di situ, Lucky mendapatkan banyak pengalaman. Saat pertama kali memulai dunia perkuliahan, Lucky mengalami culture shock. Namun, ia berhasil mengatasinya dengan baik. Sekarang, Ia sudah berkembang dan memiliki jaringan yang luas. Masih dengan kegemarannya akan menyanyi, Lucky dengan teman-teman kampusnya berpartisipasi dalam lomba cover group, dan meraih juara 1. Pada tahun 2019, Lucky menjadi bagian dari Event Division of English Action Days. Di acara ini, ia berkesempatan untuk bertemu dengan salah satu vokalis HiVi, Febri Anindyo. Di tahun yang sama, ia juga berpartisipasi sebagai anggota divisi English Welcoming Days. Tahun 2019-2020, Lucky menjadi koordinator divisi Research and Development dalam Progressive English Society.
(2019) English Action Days (Baris belakang nomor 5 dari kiri.) English Welcoming Days. (Baris belakang nomor 3 dari kiri.)
Progressive English Society 2020 (Baris kedua dari belakang, nomor 7 dari kiri.) Selama kuliah, ia berpartisipasi dalam kegiatan sukarela (volunteer) untuk mengajar Bahasa Inggris baik didalam maupun diluar kampus. Ia juga aktif dalam berpartisipasi di seminar-seminar sebagai peserta. Lucky juga aktif dalam paduan suara prodi dan sempat menjadi coach vokal sopran dan mengisi berbagai acara prodi. Seperti Breaktime, acara malam puncak class meeting prodi pada tahun 2018. Selain itu, ia juga kerap kali mengisi performance di seminar dan Graduation Night. Mengikuti paduan suara PBI Choir, Lucky ditunjuk untuk bertugas koor pada misa Bahasa Inggris. Ia juga menjadi tutor Bahasa Inggris untuk prodi PGSD dari tahun 2020 sampai 2021, selama 3 semester. Sembari Kuliah, ia juga bekerja sebagai freelance English teacher, di sebuah lembaga. Selain itu, Lucky juga mengajar Bahasa Inggris private.
KISAH PERJUANGAN GERDA AMABEL PRAMUDITA WIBOWO Fidelis Sigi Putria Wibowo Gerda Amabel Pramudita Wibowo atau yang biasa dipanggil Abel. Ia lahir di Jakarta, 10 Januari 2005. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ia memiliki tipe kepribadian ekstrovert yang lebih suka melakukan kegiatan yang berkaitan dengan banyak orang. Abel memiliki hobi bermain basket, menonton film, mendengarkan lagu, dan membaca buku. Ia menyukai buku novel dan buku self improvement. Sejak kecil, ia sudah suka berpartisipasi dalam kepanitiaan, lomba, dan lainnya. Saat masih TK, Abel pernah bersekolah di TK Santo Bellarminus dan dilanjutkan di TK Marie Joseph. Ia bersekolah di Marie Joseph hingga kelas 6 SD. Abel juga pernah bersekolah di SMP Tarakanita 4 dan sekarang ia bersekolah di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan. Abel sekarang duduk di bangku SMA kelas 2 dengan jurusan IPS. Selama 7 bulan terakhir ini, ia tinggal di asrama putri Van Lith. Sejak kecil, Abel sudah suka berpartisipasi dalam kepanitiaan, lomba, dan lainnya. Ia pernah memiliki pengalaman dalam berbagai kegiatan dan pernah mendapatkan penghargaan. Abel pernah mengikuti konser biola di Taman Ismail Marzuki pada tahun 2014. Ia juga pernah mengikuti lomba ballet saat masih kecil. Pada tahun 2018, Abel pernah mengikuti lomba renang dan mendapatkan juara 3. Saat masih Sekolah Dasar, Abel pernah mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dari kelas 5 SD sampai 6 SD dan ia pernah mengiringi misa mingguan, misa perayaan sekolah, upacara sekolah, dan acara sekolah. Abel juga pernah mendapatkan rangking 5 besar saat di Sekolah Dasar. Selama di SMP, Abel pernah mengikuti ekstrakurikuler basket dan tari tradisional. Ia juga pernah mendapatkan sertifikat kedisiplinan saat kelas 7. Abel juga pernah mengikuti osis di SMP Tarakanita 4 saat kelas 7. Saat kelas 8, Abel sempat gagal tes masuk osis kembali. Ia sempat sedih dan kecewa, tetapi ia memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk mengejar kembali nilai - nilainya yang kurang. Selama 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama, ia pernah mencapai rangking 3 besar.
Sekarang Abel duduk di bangku SMA kelas 2 dengan jurusan IPS. Abel juga sedang mengikuti ekstrakurikuler basket dan ia mengikuti Klub Basket Van Lith yang bernama Sisterhood. Abel juga pernah mengikuti ekstrakurikuler orchestra dan di ekskul tersebut ia memainkan alat musik biola. Sekarang Abel mengikuti Osis Van Lith atau Osvali dengan jabatan POKERS. Ia juga sekarang sedang menjabat menjadi ketua Maprass atau malam apresiasi seni dan suara. Selama Abel mengikuti berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah, ia merasa senang dan bangga. Karena dari kegiatan tersebut ia mendapatkan banyak teman, banyak pengalaman, dan banyak pembelajaran seperti menjadi lebih disiplin.
LOUIS ARIESCO : DANCER MUDA, BUKTI BAHWA GENDER BUKAN PENGHALANG UNTUK BERKEMBANG Florentina Veren Yutta Sasmita Louis Albern Ariesco Pranoto, remaja laki-laki yang biasa dipanggil Louis atau Albern ini adalah seorang anak muda Indonesia yang banyak dikenal di kalangannya karena bakat dan partisipasinya dalam dunia seni tari. Lahir di Jakarta pada 28 Maret 2006, merupakan anak kedua dari pasangan Longginus Hadi dan Suntea Sisca. Memiliki seorang kakak laki-laki bernama Valentino Otnel. Ia dikenal sebagai anak periang, mudah berbaur, kreatif, lentur, inisiatif yang tinggi, percaya diri dan mood booster dalam pertemanannya. Menempuh pendidikan di TK-SD Tarakanita 2, lalu lanjut di SMP Tarakanita 1 dan akhirnya memilih SMKN 57 Jakarta sebagai pilihan studi selanjutnya. Sejak kecil, Louis memang sudah tertarik dalam dunia seni karena kedua orang tuanya sudah sejak lama terjun ke dalam dunia seni. Louis kecil memulai kehidupan seninya di TK. Ia sudah banyak mengikuti lomba lomba di bidang seni seperti menyanyi dan menari, tak jarang ia pulang membawa sebuah piala ataupun medali. Lanjut ke masa SD, Louis makin menekuni ketertarikannya dengan mengikuti ekskul tari tradisional dan paduan suara. Pentas seni yang diadakan tiap tahun menjadi salah satu tempatnya menunjukan bakatnya tersebut. Masih di kehidupan sekolah dasarnya, Louis mulai tertarik dan menekuni dunia modern dance di kelas 4, ia lalu mencari kenalan di lingkungan sekolahnya yang sekiranya juga tertarik pada dance. Tidak hanya teman sepantaran yang ia gandeng, kakak kelas pun ikut ia ajak untuk membentuk tim dance bersama. Setiap ajang lomba dance dan pentas seni ia ikuti bersama dengan timnya, penampilan mereka adalah salah satu yang ditunggu tunggu dan panggung seketika akan ramai dengan penonton dan sorak sorai, dari sinilah Louis mulai dikenal namanya tak hanya di sekolah tapi juga luar sekolah. Memasuki dunia putih-biru, Louis tidak berhenti, ia malah lebih gencar menekuni bakatnya karena ingin membuktikan pada orang banyak bahwa seni tari atau dance tidak hanya untuk perempuan, laki laki juga bisa. Sulit memang di awal, perasaan takut akan tawa dan sinisan orang yang mengatakan “laki kok nari” sering menghantuinya karena pada dasarnya, kebanyakan laki-laki lebih menyukai olahraga seperti basket, sepak bola, baseball,
dll. Namun, berkat dukungan dari keluarga dan teman temannya ia mampu membangun kepercayaan dirinya ke tingkat lebih tinggi. Tak lupa tokoh inspirasinya yaitu Parris Goebel, karena dia mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi dan meski berbadan besar, ia bisa menari dan tampil berbeda dari penari pada umumnya. Louis aktif di ekstrakulikuler dancenya, bahkan ia memiliki tim dance di SMP yang bernama Auristella dan sudah banyak mengharumkan nama sekolah dengan menjuarai berbagai kompetisi lomba dance. Covid-19 menyerang, ada banyak penyesuaian untuk bisa hidup di kondisi sulit ini. Namun, sepertinya ini bukanlah penghalang bagi Louis dalam mengekspresikan dirinya. Bisa dilihat sendiri melalui akun instagram @louis.ariesco, bahwa ia tetap aktif mengikuti ajang lomba dance individual maupun team secara online, drama musikal, atau sekedar menunjukan latihan kesehariannya di studio dance. Hal biasa bagi Louis untuk mendapatkan juara 1 dalam lomba dance. Melepas putih-biru, masuk ke dalam dunia putih-abu. Ia memilih SMKN 57 dan masuk ke jurusan tari, alasannya karena ingin mengeksplor, mendalami, dan mengembangkan bakat di bidang seni tari. Louis tetap konsisten dalam mengembangkan bakatnya walau di masa pandemi seperti ini. Prestasinya antara lain, juara 1 dan juara favorit lomba dance cup dan nasional, juara 1 sebanyak 7 kali selama 3 bulan penuh, masuk manajemen di bidang tari, mendapatkan predikat 10 besar penari junior terbaik se jakarta selatan, dll. Ia masuk ke dalam studio tari ternama di Jakarta dan banyak muncul di video dance artis seperti di channel Step by Step ID. Di masa awal SMK sampai sekarang ini, ia sudah sibuk dengan jadwal sekolah, latihan dance, rekaman video dance, pekerjaan pekerjaan di bidang tari yang diberikan orang yang percaya padanya, dan banyak kegiatan lainnya di bidang seni tari. “Semua orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, saya sendiri bisa menjadi pembuktian bahwa laki-laki itu tidak hanya harus bisa bermain basket ataupun bola. Walaupun saya sering menjadi satu satunya lelaki di antara banyaknya perempuan di tim, itu tidak membedakan
antara kita sebagai laki-laki untuk mengeluarkan potensi yang ada di dalam diri kita” ucap Louis. Aktif di satu bidang tidak menghalangi Louis untuk aktif di bidang lainnya. Salah satunya di bidang kerohanian. Louis adalah salah satu member misdinar yang sudah lama bergabung dalam Putra Putri Altar Stanislaus Kostka atau biasa dikenal dengan sebutan PPA Stanka di Paroki Santa Perawan Maria Ratu Blok Q (SPMR Blok Q). Keaktifannya ini juga karena keluarganya yang sama-sama aktif di paroki tersebut. Meskipun dengan jadwal harian yang sudah padat, Louis tetap menyempatkan diri untuk mendedikasikan dirinya dalam misdinar. “Yang penting komitmen dan bisa bagi waktu dengan baik, juga harus menjalani dengan senang hati sehingga apapun yang kita lakukan ya enjoy-enjoy saja” kata Louis. Akhir-akhir ini, keaktifannya di misdinar sedikit berkurang dikarenakan janji pekerjaan dan jadwalnya yang makin padat sehingga tidak ada waktu kosong untuk bisa menyempatkan diri. Terjun ke dunia seni tari haruslah memiliki jati diri sendiri dan bukan ikut-ikutan orang lain. Dalam dunia seni sudah tidak asing yang namanya bermain perasaan, artinya setiap karya seni entah lukisan, suara, maupun gerakan tari harus bisa mempresentasikan sebuah emosi yang bisa ditangkap oleh para peminatnya. Dengan mengetahui jati diri dan memiliki tingkat percaya diri yang tinggi mampu membuat kita mengetahui apa yang kita suka dan apa yang kita mau, serta bisa lebih menikmati proses dalam mengekspresikan diri sendiri. Semua bakat yang setiap individu miliki janganlah dipendam begitu saja, sebaiknya tunjukan pada dunia kemampuanmu, kuncinya adalah percaya diri.
HAPSARI DEWI : SEORANG IBU DAN PEKERJA KERAS Gabrielle Pradnya Anandhita Aryoputri Hapsari Dewi merupakan perempuan kelahiran Jakarta. Beliau lahir dari keluarga yang sederhana pada tanggal 18 November 1977. Kedua orang tuanya berasal dari Jawa Tengah. Ayahnya lahir di Klaten dan ibunya lahir di Jakarta. Keduanya bertemu di kota Yogyakarta dan menikah pada tahun 1974. Beliau, atau kerap disapa Sari, merupakan anak kedua dari orang tuanya. Dari kecil, ia sudah melihat kedua orang tuanya sebagai pekerja kantoran. Selama bersekolah, beliau merupakan siswa yang berprestasi dan aktif berorganisasi. Selama masa kecilnya, beliau bersekolah di sekolah Katolik. Saat SMP, beliau bersekolah di SMP Pangudi Luhur dan ikut aktif berpartisipasi dalam lomba antar sekolah serta ekstrakurikuler. Saat itu, ia mengikuti ekstrakurikuler fotografi dan voli. Keaktifan berpartisipasinya tidak berhenti disaat itu. Ketika berada di jenjang SMA, beliau ikut serta menjadi bagian dari OSIS SMA Tarakanita 1. Selama menjadi bagian dari OSIS, beliau diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai ketua seksi sosial. Selama masa jabatannya, beliau telah melakukan banyak kegiatan sosial bersama dengan teman-temannya. Saat itu, lingkungan sekitar sekolahnya sering sekali mengalami banjir, maka beliau ikut serta untuk memberikan sembako atau sumbangan sebagai bantuan kepada mereka yang terkena dampaknya. Selain itu, beliau juga pernah mengunjungi panti jompo dan panti asuhan sebagai bentuk perhatiannya terhadap lingkungan sekitar. Pengalaman beliau menjadi ketua seksi sosial dan bagian dari OSIS mengajarkannya untuk bertanggung jawab dan lebih peka terhadap orang-orang sekitarnya. Selama masa mudanya, beliau mengalami banyak pengalaman yang membentuknya menjadi wanita hebat. Saat masih duduk di bangku SMA, beliau ikut serta dalam penyelenggaraan pentas seni pertama SMA Tarakanita 1 yang diselenggarakan di luar sekolah. Pengalaman berkesan baginya tidak berhenti disana. Setelah lulus dari bangku SMA, beliau terus mengukir prestasi. Dirinya diterima ke dalam perguruan tinggi negeri. Tentu saja persiapan ujian masuk perguruan tinggi negeri tidaklah mudah. Beliau mengalami berbagai rintangan yang membuatnya kesulitan dan gagal. Namun, lika-liku perjalanan menuju prestasi yang cemerlang itu, tidak membuatnya putus asa. Beliau menjadikan pengalaman kesulitannya dan kegagalannya menjadi sebuah pelajaran menuju keberhasilan. Selain
diterima di perguruan tinggi negeri dan studi di Indonesia, beliau sempat melanjutkan studinya selama empat tahun di luar negeri. Selama masa studinya di luar negeri, beliau dikaruniai anak pertamanya dan pertama kali menjadi seorang ibu. Beliau juga dikaruniai anak kedua setelah kurang lebih tiga tahun kembali ke Indonesia. Membesarkan dua anak bagi beliau bukanlah hal yang mudah dilakukan. Ketika kedua buah hati masih menginjak umur bayi dan balita, beliau merasa kelelahan karena anak di umur yang sangat muda membutuhkan perhatian yang lebih secara jasmani. Namun, beliau berhasil belajar untuk menjadi ibu yang luar biasa. Kedua anaknya kini sudah berusia remaja. Beliau masih memberi perhatian bagi anak-anaknya yang sedikit lagi beranjak dewasa. Beliau memberikan kebebasan bagi anak-anaknya untuk memilih cita-cita dan karirnya nanti. Bentuk perhatian yang beliau berikan adalah pendampingan berupa arahan dan saran sehingga anaknya tidak berada pada jalan yang salah. Selain menjadi ibu, beliau juga merupakan wanita karir. Beliau memutuskan untuk mengambil pekerjaan kantoran untuk membantu suaminya dalam menafkahi keluarga. Walaupun pekerjaan yang sekarang sedang jalani bukanlah cita-cita yang beliau inginkan, beliau masih menjalaninya dengan senang hati. Rasa senang itu muncul karena dari pekerjaan beliau, ia bisa memberikan apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Perjalanan karirnya tentu saja dipenuhi lika-liku. Terkadang banyak ketidak serasian dengan teman kantor atau petinggi kantornya dan pilihan yang sulit. Namun, beliau mengatasi tantangan tersebut dengan beradaptasi dan berdoa meminta pertolongan serta petunjuk dari Tuhan. Selama menjadi ibu, hal yang sudah dicapai dan dibanggakan olehnya adalah kedua anaknya yang sudah tumbuh baik menjadi remaja. Beliau tidak terlalu mengutamakan karir dengan prestasi yang tinggi, beliau mementingkan kesehatan mentalnya dan yang paling penting karirnya dapat memberikan bantuan bagi keluarganya dan suaminya. Kini, cita-citanya belum semuanya tercapai. Namun, beliau menyadari bahwa kesempatan untuk meraihnya sudah terbatas di umurnya sekarang. Tantangan kehidupannya yang dihadapi beliau tidaklah mudah. Tantangan yang dialami beliau dari kecil hingga dewasa, membentuknya menjadi seorang wanita yang hebat dan kuat. Menjadi seorang ibu sekaligus berkarir untuk membantu menafkahi keluarga juga bukanlah hal yang mudah. Namun, Ibu Hapsari Dewi selalu memberikan perhatian dan waktunya serta terus belajar untuk menjadi ibu yang luar biasa bagi anak-anaknya. Kini, kesempatan untuk mencapai impiannya juga sudah terbatas, tetapi beliau terus berharap bila suatu saat nanti kedua anaknya dapat mewujudkan impian mereka dan miliknya. ~ANSEL 17~ —-----
KISAH KENNETH GUNADI Gian Ansel Luzanvi Kenneth lahir tanggal 6 Agustus 2006 di Rumah Sakit Pondok Indah. Ia sering dipanggil Ken semasa kecilnya. Kenneth memiliki 1 saudara yang semasa kecilnya lumayan akrab karena hanya terpaut 2 tahun. Mereka dulu biasa bermain bersama di platform youtube dengan membuat video bareng. Dengan liburan bersama dan juga sering tembak tembakan membuat Ken dan adeknya bisa dibilang lumayan akur di masa kecil mereka. Ken dari dulu sangat aktif dan suka sekali jalan jalan. Sampai sekarang ken dan keluarganya masih sering berpergian, minimal 1 kali seminggu keluar rumah. Ken juga sangat suka bermain game jika bosan di rumah dan tidak ada kerjaan. Game yang biasa dimainkan oleh ken adalah Fortnite dan juga Mobile Legends. Dan juga ken suka sekali olahraga Muay Thai atau Boxing. Jadi selain dia suka pergi pergi juga diimbangi oleh olahraga yang baik. Biasanya aktivitasnya pun tetap ditemani oleh adiknya karena mereka lumayan dekat dan istilahnya “sepenanggungan” dan juga hobi mereka kebanyakan sama. Ken bersekolah di SD-SMP HighScope lalu sekarang di SMA Kolese Gonzaga. Di sekolah Ken terkenal sebagai orang yang pendiam namun saat kenal menjadi 180 derajat kebalikannya. Saat ken sudah akrab dengan kita, dia menjadi orang yang bisa diajak bercanda dan sangat lucu. Ken juga sangat suka bercanda dengan teman temannya. Dari yang receh sampai yang melawak lucu ada semua di sifat Ken. Ken juga sangat dekat dengan orang tuanya. Mamanya yang bernama Farah Maklin dan Papanya yang bernama Anto Gunadi. Mereka sangat sering main Go kart bersama, bahkan terlihat sangat akrab seperti saudara sendiri. Jadi tidak ada penghalang dan mereka seperti layaknya sahabat di satu rumah. Bahkan di rumah riding motor bersama dan mereka juga sangat suka menghabiskan waktunya seperti saudara sendiri. Ken juga sangat suka bersosialisasi. Walaupun memiliki sifat pendiam dan sangat pemalu, saat kenal Ken akan berubah 180 derajat dari sifat saat awal ketemu. Dia sangat suka
bercanda dan juga welcome dengan orang orang baru. Ken juga suka traktir teman temannya dan juga tidak pelit. Dia membuat orang orang di sekitarnya nyaman dan akhirnya menjadi sahabat. Tidak sedikit orang yang ken bantu dengan ikhlas. Hal yang ia lakukan membuat teman temannya menjadi suka untuk bersosialisasi dengan ken terutama dia orangnya rendah hati. Dia juga bisa berbaur dengan semua orang tanpa memilih milih “geng” atau pergaulan. Hal itu membuat dia disukai oleh teman temannya.
NONI SI PEKERJA KERAS Gloria Nova Angelina Siahaan Noni Gultom atau yang biasa dipanggil dengan Noni, lahir pada tanggal 30 Juni 1974, di sebuah klinik di Jakarta. Beliau tumbuh di sebuah keluarga sederhana. Noni dilahirkan dari rahim sosok wanita hebat bernama Eva Manurung dan didampingi suaminya yang bernama Jonathan Gultom. Dulu, beliau merupakan 7 (tujuh) bersaudara. Namun, karena kakak tertuanya sudah meninggal dan seorang adiknya juga sudah tiada, akhirnya beliau menjadi 5 (lima) bersaudara. Kini, beliau juga menjadi putri sulung di keluarga sederhananya. Noni merupakan sosok pekerja keras. Sejak dulu, beliau terbiasa untuk melakukan segala sesuatunya sendiri dan berjuang untuk hal yang beliau inginkan. Beliau sangat disayangi oleh ayah beliau, Pak Jonathan. Ayah beliau selalu memperlakukan beliau dengan lembut dan penuh kasih sayang, selayaknya seorang ayah terhadap putrinya. Namun, kondisi beliau yang merupakan putri sulung dan mempunyai banyak adik, membuatnya tumbuh menjadi sosok yang tegas, pekerja keras, dan bijaksana. Dibalik sikap tegasnya, beliau merupakan sosok yang penyayang, terlebih terhadap orang terdekatnya. Beliau juga sangat mandiri dan menjadi role model bagi adik-adiknya. Dalam perjalanan hidupnya, Noni menemukan hobi dan hal-hal yang disukainya. Beliau gemar sekali membaca buku. Bahkan, seringkali pergi ke toko buku hingga berjam-jam hanya untuk membaca buku. Beliau juga senang sekali berwisata atau traveling. Tak hanya itu, beliau memiliki hobi yang cukup unik yaitu gemar bersih-bersih. Beliau rajin sekali dalam merawat lingkungannya dan benci ketika lingkungan sekitarnya itu kurang bersih. Noni juga cukup aktif dalam pendidikannya. Beliau menempuh pendidikan jenjang SD di SD Jati Rawamangun. Semasa SD, beliau selalu masuk 10 besar. Setelah lulus SD (Sekolah Dasar), beliau melanjutkan pendidikan jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama)-nya ke Advent Salemba dan menghabiskan masa SMA (Sekolah Menengah Atas) di sekolah tersebut. Pada masa SMP dan SMA, beliau cukup berprestasi di sekolahnya. Di luar sekolah, Noni juga aktif berkegiatan. Beliau pernah menjadi guru Sekolah Minggu. Noni juga pernah menjadi bendahara di Sekolah Minggu. Alasan beliau berkegiatan aktif di Sekolah Minggu karena beliau suka melayani orang lain.
Setelah lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikannya ke sebuah universitas di Jakarta. Beliau memilih masuk ke jurusan manajemen. Selama masa kuliahnya pun, beliau tetap aktif berkegiatan di luar universitas. Beliau pernah mengikuti karate. Hal tersebut karena beliau suka karate dan berkeinginan belajar bela diri. Tak lama setelah lulus sarjana, beliau mempertimbangkan untuk langsung bekerja. Perjuangannya mendapat pekerjaan menjadi salah satu bentuk sifat pekerja kerasnya. Beliau pernah ditawarkan ‘bantuan’ untuk mendapat pekerjaan yang sempat diimpikannya. Namun, beliau menolak karena ingin mendapatkan pekerjaan tersebut dengan kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Akhirnya, pada umur 22 tahun, beliau mendaftar kerja di sebuah bank swasta yaitu bank BCA. Selama perjalanan karirnya, beliau mengalami banyak suka dan duka. Namun, segala sesuatunya bisa beliau tangani dengan baik. Bahkan, hingga saat ini beliau masih bekerja di bank BCA. Saat beliau dewasa, beliau menemukan sosok laki-laki yang dikaguminya. Laki-laki tersebut bernama Sahala Siahaan atau nama panggilannya, Sahala. Mereka pun akhirnya menjalin hubungan selama kurang lebih satu tahun. Setelah itu, mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 2002. Pemberkatan mereka diselenggarakan di Gereja HKBP Kayu Putih dan resepsi di sebuah gedung di daerah Kelapa Gading. Tak lama setelah pernikahan diselenggarakan, mereka dikaruniai sebuah anak berjenis kelamin laki-laki. Anak laki-laki tersebut lahir pada 27 Desember 2002 dan memiliki nama Giovanni Daniel Daulat Siahaan. Anak tersebut juga memiliki nama panggilan yaitu Jovan. Tiga tahun setelahnya, 11 November 2005, lahir pula seorang anak perempuan bernama Gloria Nova Angelina Siahaan dengan nama panggilan Angel atau Gloria.
Selama berumah tangga dan menjadi seorang ibu, Noni masih tetap bekerja di sebuah bank swasta. Sesibuk-sibuknya beliau, Noni tetap menjalani kewajibannya sebagai ibu dan istri yang seharusnya. Beliau tetap memperhatikan anak-anaknya dan merawat setiap anggota keluarganya. Semasa hidupnya, Noni banyak belajar dan mendapat banyak pengalaman baru. Beliau belajar merawat diri, mengenal diri, belajar mandiri, dan banyak hal lain. Naik turun yang pernah dialami beliau membuatnya belajar untuk menjadi pribadi yang semakin baik setiap harinya. Kini, beliau menjadi seorang ibu yang tegas, seorang istri yang baik, seorang anak yang mandiri, dan sosok yang baik bagi dirinya sendiri.
PERJUANGAN MARIA ERNA WIDIASTUTI MELAWAN KETERBATASAN Helena Vela Karina Masa Kecil Maria Erna Widiastuti, biasa dipanggil Erna adalah seorang wanita yang saat ini berprofesi sebagai guru SMP di salah satu sekolah di Jakarta Pusat. Sebelum menjadi guru senior seperti sekarang, tentunya ia sudah melewati perjalan karir yang naik turun. Erna lahir dari pasangan suami istri bernama Mulatsih dan Pranoto di Jakarta, pada tanggal 24 November 1966. Selain menjadi seorang guru, ia juga merupakan istri sekaligus ibu dari dua orang anak. Erna lahir dengan orangtua yang tidak lengkap. Ketika masih di dalam kandungan, ia harus kehilangan ayahnya karena suatu kecelakaan. Hal ini mengharuskan Erna hidup hanya bersama sang ibu, Mulatsih. Meskipun tidak memiliki orangtua yang lengkap, ia bisa tumbuh dengan baik. Walaupun harus bekerja keras menghidupi dirinya sendiri dan anaknya, bagi sang ibu pendidikan tetaplah yang terpenting. Akhirnya, saat besar, Erna memutuskan untuk menjadi seorang tenaga pendidik di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Perjalanan Karir Perjalanan karirnya sebagai seorang pendidik tentunya tidak semulus yang dibayangkan. Salah satunya adalah peristiwanya adalah saat dia diharuskan untuk menerima tugas melanjutkan kuliah S2. Bukan hal yang mudah untuk memutuskan apakah ia harus memaksakan diri untuk menerima tugas ini. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ia diharuskan untuk melanjutkan kuliah. Tentunya ia merasa minder dengan perbandingan usianya dengan teman-teman di S2nya itu. Sambil kuliah, ia harus tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru yang mengajar dari Senin sampai Jumat. Ditambah lagi kala itu ia memiliki anak yang masih berusia kecil untuk ditinggal. Begitu banyak beban yang harus ditanggung, ini menyebabkan dilema baginya. Jika ia memaksakan mengambil S2, mungkin saja ia tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan guru. Begitu banyak hal menjadi pertimbangan bagi Erna untuk menolak tugas itu. Namun, ternyata tugas tersebut tidak bisa ditolak. Ia tetap diberikan kepercayaan untuk melanjutkan belajar di jenjang S2(Strata Dua). Tempat kerjanya menetapkan peraturan agar semua guru yang bekerja di sana minimal menerima gelar S2. Erna tentunya tidak ingin kehilangan pekerjaannya, hal ini membuat Erna mau tidak mau harus menerima tugas ini.
Ia ditugaskan untuk melanjutkan kuliah S2 di Universitas Pelita Harapan(UPH). Hal ini menjadi beban tambahan baginya, karena kemampuan Bahasa Inggrisnya masih kurang. Sementara itu, kurikulum UPH berbasis Bahasa Inggris. Di sana ia bertemu dengan guru-guru dari berbagai macam sekolah yang juga diberi tugas untuk melanjutkan pendidikan S2. Namun berbeda dengan umurnya, usia teman-teman kuliahnya itu masih muda. Hal inilah yang membuatnya mulai merasa ragu akan dirinya. Jurusan yang ia ambil adalah Jurusan Teknologi Pendidikan, dan kegiatan kuliah ini diikuti pada akhir pekan mulai pukul tujuh pagi sampai pukul sepuluh malam. Bisa dibayangkan tetapi lelah fisik dan psikologisnya. Ia harus tetap bekerja seperti biasa, namun tugas kuliah tetap tidak ada habisnya. Belum lagi buku-buku yang digunakan dan metode pengajaran dosen yang menggunakan bahasa Inggris. Hal ini membuat Erna harus berjuang berkali-kali lebih keras. Begitu banyak tantangan yang harus dihadapi dalam melaksanakan program kuliah S2 ini. Sebagai seorang perempuan, ia harus pulang sendiri setiap akhir pekan di jam sepuluh malam. Namun ia harus tetap menghadapi tantangan ini, meski rasa takut dan kekhawatiran akan berbagai kemungkinan buruk yang bisa terjadi selalu menghantui. Ia tidak ada pilihan lain, karena suaminya pada saat itu juga sedang sibuk mengambil program S2 di UI(Universitas Indonesia). Ia sangat mengerti keadaan suaminya saat itu, karena mereka ada di posisi yang sama. Selama menjalani kuliah ini berbagai perasaan-perasaan negatif bercampur aduk. Letih, tidak berdaya, ingin menyerah semua itu membuat dirinya merasa ingin menyudahi semua ini. Terutama saat tidak ada dispensasi, tugas di tempat kuliah tidak bisa ditinggalkan, begitupun tugas di tempat kerja yang juga memerlukan perhatian penuh. Yang bisa ia lakukan saat itu hanyalah menerima dan berusaha untuk mengelola stres. Dengan berbagai cara ia menempatkan dirinya sebagai pejuang yang harus bergelut dalam segala kesulitan. Dua anaknya melihat bahwa ibunya tiada henti bekerja dan pulang larut malam. Ini semua ia lakukan untuk suatu tujuan yang lebih baik di kemudian hari. Ia berharap anak-anak bisa melihat sendiri bagaimana segala kesulitan bila kita tidak menyerah pasti semua bisa dilampaui. Akhirnya lambat laun ia bisa menyesuaikan diri dalam berbagai tantangan waktu dan tugas. Dari sini ia mulai bisa belajar menyiasati waktu, menggunakan waktu dengan efisien, dan berjuang dengan ketekunan. Ia juga mendapat dorongan dan bantuan dari orang-orang sekitar, mulai dari asisten rumah tangga yang membantu merawat anaknya, sampai ucapan semangat dari teman-temannya. Hal inilah yang membuatnya semakin bekerja keras agar tidak mengecewakan orang-orang sekitarnya. Buah Kerja Keras Memang benar, ternyata usaha tidak menghianati hasil. Akhirnya kerja keras dan segala pengorbanannya membuahkan hasil. Suatu hal yang sangat mengesankan karena ia
bisa lulus S2 hampir bersamaan dengan suaminya. Sungguh buah-buah perjuangan yang tidak sia-sia. Tentunya, dengan lulusnya Erna dari S-2 ini berarti ia bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang guru di SMP Santa Ursula. Ia sekarang sudah bekerja selama 26 tahun di tempat kerjanya itu.
THIERRY JAEDEN CHRISTIAN NAPITUPULU SI PEMAIN TIMNAS DI MASA MUDA Immanuel Bimosetya Ginting Thierry Jaeden Christian Napitupulu adalah seorang remaja yang memiliki banyak pencapaian disaat mudanya. Jaeden mendapatkan beberapa prestasi yang memukau berkat kegigihanya serta kerja keras dalam mencapai prestasinya. Jaeden lahir di Jakarta, tanggal 11 Mei 2006. Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Di saat lahir, keluarganya menaruh harapan kepada Jaeden sebagai pembawa damai. Salah satu alasannya karena ia merupakan satu-satunya anak laki-laki di dalam keluarga. Pada masa kecilnya ia memiliki cita-cita untuk menjadi pemain bola. Seiring bertambahnya umur, Jaeden tergabung ke dalam Tim Nasional Indonesia berkat dukungan secara penuh dari orangtua. Namun, ditengah perjalanan Jaeden tidak mengambil kesempatan sebagai pemain Timnas secara serius. Pada akhirnya, ia tidak menjadi pemain Timnas karena pola pikir dan kurangnya daya juang. Ia pun memutuskan untuk pindah cabang olahraga ke basket. Sekarang, Jaeden memiliki cita-cita untuk menjadi chemical engineer. Salah satu usaha yang ia telah lakukan adalah masuk ke dalam jurusan IPA. Karena kakaknya yang memiliki karir gemilang dalam pekerjaan chemical engineer, hal tersebut membuatnya termotivasi. Adapun cita-cita kedua adalah menjadi pekerja IT. Namun karena keterbatasan fasilitas, Jaeden merasa sulit untuk menggapai cita-cita tersebut. Momen berkesan dalam hidupnya dialami disaat ia menjadi Timnas. Berkat terpilihnya menjadi pemain Timnas, ia mendapatkan banyak teman serta pengalaman baru. Namun karena kurangnya motivasi serta pola pikir yang salah,terpilihnya Timnas menjadi sebuah penyesalan. Tak hanya itu, Jaeden memiliki momen berkesan lainya disaat ia disukai oleh teman sekelasnya saat masih duduk di bangku kelas 8. Sama nasibnya seperti Timnas, ia tidak mengambil kesempatan tersebut dan mengabaikan cinta seseorang kepadanya. Pelajaran pun diambil, kedepanya ia berkomitmen untuk tidak membuang kesempatan sebab kesempatan hanya datang sekali.
Momen tersedih dialami saat Jaeden kehilangan sosok kakeknya. Jaeden menyesal karena tidak dekat dengan kakeknya. Rasanya sedih sebab seharusnya ia bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan kakeknya. Hanya sebatas bercerita ataupun bercengkrama sudah cukup. Tetapi, penyesalan selalu datang belakang. Jaeden memiliki beberapa target dalam semester ini. Pertama, ia ingin menaikan nilainya diatas rata-rata. Semester awal nilai yang masih sama dengan rata-rata membuatnya ingin menaikan nilainya. Yang kedua, DBL. DBL (Developmental Basketball League) adalah semacam pertandingan bergengsi di kalangan anak SMA. Dengan semua perjuangan yang masih dilakukan sampai hari ini, Jaeden ingin lulus seleksi menjadi pemain DBL. Beberapa pelajaran hidup yang Jaeden telah ambil adalah hidup ini adalah kesempatan. Apabila ada kesempatan yang bisa diambil, maka sebaiknya diambil. Banyak kesempatan yang didapatkan oleh Jaeden, namun ia menyia-nyiakan kesempatan tersebut . Oleh karena itu, kesempatan sebaiknya diambil karena hidup ini adalah kesempatan. Yang kedua, penyesalan. Kita sadar bahwa penyesalan selalu datang belakangan. Satu-satunya cara agar kita tidak menyesali sesuatu yang kita telah perbuat adalah berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu. Penyesalan terberat Jaeden adalah ketika ia tidak dekat dengan kakeknya. Pada akhirnya, saat kakeknya meninggal, ia pun menyesal tidak dekat dengan kakeknya. Berdasarkan wawancara serta biografi Jaeden, banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Pertama, menggunakan waktu sebaik mungkin. Maksudnya adalah tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Banyak kesempatan yang seharusnya Jaeden ambil dengan serius tetapi kenyataannya ia kurang serius mengambilnya. Yang kedua, meraih prestasi dalam masa muda. Dalam masa muda, banyak energi serta semangat yang bisa kita gunakan untuk kegiatan positif. Bermain basket, bermain bola, mengikuti suatu pertandingan, olimpiade, dan sebagainya. Sama seperti Jaeden, ia meraih banyak pencapaian dalam masa mudanya. Menjadi pemain Timnas salah satunya.
ANSEL LELAKI YANG BERPENDIRIAN Kenneth Taffarel Gunadi Gian Ansel Luzanvi atau bisa dipanggil Ansel lahir pada 18 Juli 2006 di Rumah Sakit Asih. Ansel anak kedua dan memiliki 1 kakak. Kakak ansel umur 22 tahun dan sedang melaksanakan kuliah semester terakhir. Favorit kartun sejak dia kecil adalah kartun tom and jerry karena Tom and Jerry menggambarkan hubungan ansel dengan kakaknya. Ayahnya, Oktri Ismail bekerja sebagai konsultan dan Ibunya, Imelda Luzonida bekerja sebagai karyawan swasta. Saat di sekolah Ansel dikenal sebagai anak yang membuat orang lain ketawa dan sering bercanda. Ansel juga dikenal sebagai orang yang aktif dalam situasi apapun sehingga banyak banyak siswa dan guru yang mengenalnya. Sejak kelas 2 ansel sudah memulai les nyanyi sehingga memiliki suara yang luar biasa. Ansel belum mempunyai cita cita tetapi sangat mau masuk kuliah jurus teknis. Ansel sangat suka main game online. Game yang biasa dimainkan oleh Ansel adalah Mobile Legends atau Playerunknown's battleground. Ansel juga sangat suka beraktivitas dan salah satu aktivitas yang ansel sukai adalah main bola basket. Ansel juga dari dulu senang sekali jalan jalan ke mall apalagi jika ke jalan jalan dengan teman temannya. Ansel sekolah di Tirtamarta dari SD sampai dengan SMP dan berpindah sekolah ke Sekolah Kolese Gonzaga pada SMA. Ia sangat bangga dapat memasuk sekolah kolese gonzaga. Ansel ingin sekali mendapatkan nilai diatas 85 sehingga rambutnya bisa gondrong dan terlihat keren.
Search