Karya Dr. Michael Newton PhD Diringkas dari buku Journey Of Souls Oleh W. Mustika Resensi: Pengetahuan dalam buku itu diperoleh melalui suatu studi kasus terhadap pasien-pasien (subyek) yang kemjudian dihipno regresi memasuki pengalaman kehidupan masa lalu. Ternyata subyek ynag berasal dari berbagai latar berbeda. Ada yang datang dari latar agama berbeda, ada juga yang agnostik. Ada yang Theis maupun atheis. Namun uraian mereka tentang pengalaman kehidupan sebagai Roh setelah kematian, saat di alam Roh dan saat memasuki kehidupan baru berikutnya, memberi banyak pengetahuan. Poin-poin penting dalam buku itu disajikan di sini. Semoga memudahkan memahami banyak kejadian, hukum karma dan juga tujuan reinkarnasi di kehidupan ini, untuk terus bertumbuh makin kuat dan matang di masa depan.
BAB 1. KEMATIAN DAN KEPERGIAN Beberapa saat hingga beberapa waktu setelah mengalami kematian fisik, inilah yang dialami oleh para Roh - Roh merasa tetap hidup saat ia meninggalkan tubuh fisiknya yang telah mati. - Roh melihat dirinya seperti selarik cahaya terang yang keluar dari tubuh fisik. - Roh merasa keluar dengan cepat dari tubuhnya, seperti ada yang mendorong keluar lewat ubun-ubun. - Merasa melayang di udara yang kosong, tanpa gravitasi, tanpa bobot. Merasa nyaman tanpa sensasi apa pun seperti pada tubuh fisik. - Roh biasanya berkeliling sekitar tubuhnya atau ruang di sekitarnya, mengamati keadaan, atau bisa menembus ruang lain. - Roh akan melihat dan mengamati orang-orang yang sedang berbuat sesuatu terhadap jasadnya. - Ia merasakan penderitaan tubuhnya seketika lenyap, bahkan merasa sudah tidak lagi memerlukan tubuh fisik yang sakit itu - Terjadi perubahan kesadaran pada Sang Roh tentang kehidupan dan kematian - Roh seringkali mencoba menghibur kerabatnya yang masih bersedih saat ditinggalkan, meski kadang hal itu sulit dilakukannya karena ketiadaan kontak. - Beberapa kejadian di bumi yang menjadi penyebab dari kematiannya akan menyisakan penyesalan, kemarahan dan emosi bagi Roh: bunuh diri, dibunuh, dibom, kecelakaan atau lainnya. - Pada kebanyakan Roh, merasakan ada sensasi kebebasan yang tenang dan terang yang membangkitkan rasa suka cita di sekitarnya. - Roh menyaksikan ada cahaya putih terang menyelimuti dirinya saat memasuki alam kematian. - Melihat cahaya terang di ujung terowongan (tunnel effect). - Roh sering meninggalkan tubuhnya yang mati, bahkan sebelum terjadi kematian yang sesungguhnya (dalam kondisi sekarat atau kesakitan berat).
BAB 1. KEMATIAN DAN KEPERGIAN - Roh sering tidak lagi memiliki ketertarikan yang besar terhadap apa yang telah terjadi pada tubuhnya, setelah mati secara fisik. - Mendadak mengalami keterpisahan dari tubuh fisik, meski setelah menderita sakit lama, juga bisa menimbulkan guncangan bagi Sang Roh. - Di alam sana, waktu seakan terasa dipercepat bagi Roh. Satu hari di bumi terasa semenit di alamnya. - Beberapa Roh enggan meninggalkan kehidupan bumi yang baru ditinggalkannya, karena ingin menghibur kerabatnya, atau sekadar ingin menyaksikan prosesi pemakaman tubuhnya. - Seringkali Roh merasa frustrasi di alamnya karena mengalami kesulitan menggunakan energinya untuk menyentuh kerabat yang ditinggalkan, yang tidak lagi peka akibat kesedihan atau kemarahan batinnya. - Ketika Roh menemukan suatu cara sesingkat apapun untuk terhubung dan memberi penghiburan pada kerabatnya, ia akan merasa puas dan secepatnya akan beranjak ke tataran astral bumi. - Dibutuhkan kondisi batin relaksasi (alfa) bagi seseorang di bumi untuk memberi peluang keterhubungan dengan para Roh yang telah meninggal. - Sebagai Roh, para Roh dapat membantu orang-orang di bumi untuk menghubungkan pikiran batin mereka dengan alam Roh itu sendiri. - Roh tidak pernah benar-benar pergi selama mereka masih dikenang oleh mereka yang masih tertinggal di bumi. - Kematian tidak serta merta menghancurkan kelanjutan hubungan kita dengan Roh kekal dari orang-orang yang kita cintai. - Di sela-sela aktivitas, para Roh bisa berkomunikasi dengan kita jika kita memintanya. - Sesekali terjadi, Roh yang belum tenang tidak ingin meninggalkan bumi setelah kematian fisik, akibat suatu masalah yang belum terselesaikan, yang telah berdampak besar pada kesadarannya sebagai Roh. - Kematian tidak menghilangkan daya hidup, justru daya hidup Roh akan menyatu dengan daya hidup Roh Mahatinggi. Kematian bukan memasuki kegelapan melainkan memasuki terang.
BAB 2. GERBANG MEMASUKI ALAM ROH Setelah memutuskan untuk meninggalkan dimensi kehidupan bumi, berikut adalah pengalaman yang dituturkan para Roh: - Roh merasa melihat terowongan dan lingkaran cahaya kecil di ujungnya. - Merasa ditarik secara lembut ke arah cahaya, lalu keluar menuju ruang yang terang diselimuti kabut putih tipis. Tempat tersebut begitu tenang, berada bersama para Roh lainnya. - Di alam sana terasa ada energi pikiran yang penuh cinta, pendampingan, empati, pengharapan; seakan para Roh disana sedang menunggu kedatangan Roh yang baru meninggal, untuk menghibur selama kepulangannya. - Merasa teraliri pemahaman tentang siapa diri Sang Roh serta alasannya ada di alam itu. Terasa ada keselarasan pikiran datang dari segala penjuru. - Seringkali ada ungkapan mengagumkan dari Roh yang tiba di alam kematian; “Oh, mengagumkan, aku pulang ke tempat yang indah ini lagi.” - Sebagian Roh yang sudah matang, terbiasa keluar masuk ke alam Roh setelah kematiannya. - Sebaliknya, Roh-Roh yang belum matang sering gelisah dan memilih tetap melekat pada kehidupan buminya sesaat setelah kematian. - Alam Roh terlihat seakan berlapis-lapis, semacam tingkatan cahaya, warna-warni yang merupakan variasi dari warna putih. Dari putih pucat ke putih lebih terang. Semacam energi nonmateri yang luas dan memecah menjadi lapisan-lapisan dengan variasi warna terang dan gelap. - Roh merasa suatu kuasa menariknya masuk ke tataran energi cahaya yang sesuai dan menenangkan baginya. Terdengar seperti suara-suara, gema, musik, genta angin, yang menenangkan, seperti suara garputala. Musik yang menyegarkan bagi para Roh. - Beberapa Roh akan didatangi Roh Pembimbingnya, memberi nasehat yang menenangkan, menunjukkan tentang masa depan kehidupan bumi yang telah ditinggalkannya. - Ingatan tentang kehidupan duniawi terbawa oleh para Roh. Citra yang ditemui di alam Roh sering berkaitan dengan ingatan tentang kehidupan bumi.
BAB 2. GERBANG MEMASUKI ALAM ROH - Sebagian Roh sering membawa beban negatif dari suatu kehidupan lampaunya, lebih lama dibanding Roh-Roh lainnya. - Sebagian Roh menajdi gelisah setelah memasuki alam kematian, akibat keterikatan emosional oleh cara kematiannya, atau oleh karena keterpisahan mendadak dengan tubuh atau dengan keluarga yang ditinggalkan tanpa sempat berpamitan. - Roh sering bingung dan dilema di alam kematian, karena mengingat kemelekatan terhadap kerabat dan berbagai persoalan di bumi serta keindahan memesona yang menenangkan di alam Roh - Alam Roh mencerminkan suatu sumber kedamaian yang terdalam bagi Roh yang sedang melakukan perjalanan pulang. - Kuasa Energi Cerdas yang tidak kasatmata akan mendampingi setiap Roh saat melintasi gerbang masuk ke alam Roh. - Banyak Roh kerabat terdahulu, pasangan Roh atau Roh Pembimbing sudah berada dalam kondisi menunggu kedatangan kita di alam Roh. Mereka menawarkan re-koleksi, cinta dan kepastian bahwa kita akan baik-baik saja di alam Roh.
BAB 3. KETIBAAN Setelah melewati gerbang masuk ke alam Roh, mereka akan sampai di alam ketibaan - Di alam ketibaan, para Roh saling mendukung satu sama lain. Roh dapat mewujud sebagai suatu massa energi, namun juga mampu untuk menampakkan diri dalam wujud manusia untuk dikenali. - Roh mempunyai kemampuan untuk memproyeksikan berbagai bentuk kehidupan sebelumnya, ketika mereka saling berkomunikasi satu sama lain. - Kemampuan mewujud ke dalam bentuk manusia dari substansi energi dasar mereka hanyalah salah satu dari banyak wujud yang bisa dilakukan para Roh. - Kebanyakan Roh yang baru tiba akan ditemui oleh Roh Pembimbingnya, kecuali bila ada Roh lain yang lebih dekat dalam hubungan masa lalunya, maka Roh Pembimbing akan memilih hadir belakangan menyambutnya. - Alam ketibaan bisa nampak sesuai proyeksi pikiran Roh selama hidupnya di bumi, bertujuan untuk memudahkan ia beradaptasi di alam ketibaan. - Roh-Roh dari alam sana yang mendatangi saat pertama di alam ketibaan, seringkali harus segera kembali ke tempatnya yang berbeda, setelah Sang Roh mulai tenang dan sampai di tempat tujuannya sendiri. - Roh-Roh yang penting bagi kita selama hidup di bumi, bisa selalu menyambut kita di alam sana, walaupun sebenarnya mereka sudah menjalani kehidupan barunya di bumi dengan tubuh yang lain (sudah reinkarnasi). - Roh bahkan memiliki kemampuan untuk memecah esensi dirinya sehingga dapat berada dalam lebih dari satu tubuh pada waktu bersamaan di bumi. - Roh bertemu dengan pasangan Rohnya dalam berbagai identitas kehidupan-kehidupan terdahulu. Satu Roh yang memiliki berbagai peran di masa lalunya. - Panitia penyambutan sudah disusun sebelum kita memasuki alam Roh. Jumlahnya bisa berkurang dari kehidupan demi kehidupan, sesuai kematangan Sang Roh. Pada Roh yang sudah matang, panitia penyambutan bahkan sudah tidak ada lagi. - Para Roh penyambut di alam ketibaan belum tentu adalah kelompok Roh yang menjadi satu grup pembelajaran, karena tingkat perkembangannya tidak sama.
BAB 3. KETIBAAN - Roh itu bersifat androgini (tidak berjenis kelamin), namun mampu untuk menampilkan citra laki-laki atau wanita secara mental kepada Roh lainnya. - Di alam Roh, mereka bisa saling mengenal hanya dengan saling bertatapan pada kilatan sinar di “mata” Roh. Di bumi, kejadian serupa bisa terjadi saat kita menatap mata seseorang yang seolah membuat kita merasa pernah mengenalnya di masa lalu. - Pikiran kita masih berfungsi saat berada sebagai Roh. Ini disebut Pikiran Roh. Di alam Roh, mereka tidak berbicara melainkan berkomunikasi dengan telepati Pikiran Roh. - Roh dapat melakukan telepati pikiran secara pribadi yang tidak akan diketahui oleh Roh-Roh lainnya, dengan cara sentuhan. Pikiran pribadi terkirim lewat sentuhan dalam bentuk “impuls suara elektrik” - Roh dengan massa energinya memiliki kemampuan untuk bisa mewujud menjadi sosok tertentu sesuai dengan cirinya selama hidup di bumi. - Citra yang serupa dengan saat di kehidupan bumi, bisa ditunjukkan berubah-ubah sesuai situasi saat perjumpaan dan sesuai perasaan yang ingin dimunculkannya. Namun semua citra itu tidak akan bisa menyembunyikan identitas sejati Sang Roh. - Setiap Roh memiliki satu identitas pribadi, sebanyak apa pun wajah dan peran kehidupan di bumi pernah ia lalui. - Beberapa Roh matang terbiasa menjalani kehidupan di planet lain dan hidup dalam mahluk yang bukan seperti manusia di bumi. - Tujuan utama dari setiap reinkarnasi Roh adalah untuk peningkatan kesadaran dan kematangan diri. - Beberapa Roh matang akan tiba dengan cepat di alam Roh dan tidak disambut oleh siapa pun karena hal itu sudah tidak perlu lagi baginya. - Roh matang akan ditarik menuju ke tempat tujuannya oleh suatu larik sinar, semacam gelombang radio yang sesuai dengan frekuensi energinya. - Dalam hipnosis, pikiran sadar yang analitis akan bekerja sama dengan Pikiran Atas Sadar, untuk menerima dan menjawab berbagai pesan yang ditujukan pada ingatan terdalam kita. Semua subyek terhipnotis membawa bekal pengetahuan mereka sendiri untuk menjawab keadaan seputar alam Roh.
BAB 4. ROH YANG TERSESAT Beberapa Roh yang terjebak dalam kehidupan bumi,masih melekat dengan kenangan kehidupannya di bumi, bisa menjadi Roh yang tersesat di alamnya. - Ada banyak Roh yang sedemikian terlukanya oleh sebab kematian, hingga terpisah dari Roh-Roh yang berpulang ke sebuah rumah keluarga spiritual. - Dua jenis Roh yang tersesat: o Roh yang tidak menerima kenyataan bahwa tubuhnya telah mati o Roh yang telah menjadi lemah karena melakukan tindakan kriminal selama berada dalam tubuh fisik di bumi. - Pada Roh yang tersesat karena belum ikhlas menerima kematian tubuhnya, menjadi tersesat di alam sana adalah pilihannya sendiri. - Pada Roh yang tersesat karena kelainan kriminal selama hidup, biasanya Sang Roh Pembimbing sendiri yang sengaja menjauhkannya dari komunitas spiritual di alam Roh selama periode tertentu, untuk memberinya masa merenung atas kesalahan pilihannya selama kehidupan bumi. - Roh yang tersesat karena pilihan sendiri, disebut hantu dan sering menebar pengaruh tidak menyenangkan pada orang-orang di bumi yang ingin menuntaskan kehidupan fisiknya dengan tenteram. - Roh hantu ini biasanya adalah entitas yang belum dewasa. Mereka belum tentu memiliki kekerabatan dengan orang hidup yang mereka ganggu. - Beberapa orang bisa sangat cocok dan reseptif bagi Roh negatif yang ingin meledak-ledakkan sifat suka menuruti emosinya di kehidupan bumi. - Orang yang berada dalam kesadaran meditatif dapat sewaktu- waktu menangkap berbagai pola sinyal yang mengganggu dari para entitas atau Roh yang tak tereinkarnasi ini. - Entitas seperti ini bukanlah Roh Pembimbing, yang mana biasanya adalah Roh penyembuh yang tidak akan mengganggu orang hidup dengan berbagai pesan yang tidak ramah. - Lebih sering ditemui bahwa Roh yang resah ini terikat pada suatu lokasi geografis tertentu, rumah, kantor atau tempat tertentu. Mereka kerap terjebak di antara tataran astral yang lebih rendah di bumi dan alam Roh.
BAB 4. ROH YANG TERSESAT - Roh tersesat ini kebanyakan adalah Roh yang terluka karena perilaku mereka menyiratkan kebingungan, keputusasaan dan bahkan agresifitas, hingga bahkan kadang menolak kehadiran Roh Pembimbingnya sendiri. - Roh memang masih diberi kehendak bebas bahkan setelah kematian. Kapan saja mereka siap, mereka akan didampingi memasuki alam Rohnya. - Roh yang pernah terlibat dalam kejahatan besar juga bisa tersesat dan resah. - Pengaruh panca indera tubuh fisik bisa memberi dampak negatif terhadap personalitas Roh. Beberapa Roh yang gagal atau tidak mampu menyesuaikan, mengendalikan serta selaras dengan tubuh fisiknya, akan merasa terasing dari diri mereka sendiri dalam kehidupan. - Sebenarnya Roh seringkali sudah berjuang mati-matian untuk berhenti berbuat jahat di bumi. Mereka mencoba menjalani kehidupan sesuai etika yang berlaku, namun pengaruh tubuh fisik seringkali lebih kuat darinya. - Munculnya suara-suara batin yang terkesan mendorong seseorang untuk berbuat buruk, belum tentu merupakan bisikan dari entitas jahat dalam diri. Kuasa negatif itu seringkali berasal dari diri kita sendiri. - Apabila tidak ditangani dengan baik, dorongan kekacauan emosional yang destruktif akan menghambat perkembangan Roh selama kehidupan. - Trauma pribadi yang belum terselesaikan dalam kehidupan, masih bisa membawa bibit kehancuran diri Sang Roh di kehidupan berikutnya. - Pada setiap periode sejarah yang diwarnai pertumpahan darah di bumi, akan ada banyak Roh yang gagal bertahan dalam melawan kezaliman manusia. - Tidak ada Roh yang memang ditakdirkan untuk menjadi jahat, walaupun mereka mendapatkan cap jahat itu dalam kehidupan sebagai manusia. - Sisi jahat yang ekstrem dalam diri manusia dibangkitkan oleh sensasi ketidakmampuan dan kelemahan pribadi, yang dipicu oleh posisi diri sebagai korban yang tidak berdaya dalam kehidupan.
BAB 4. ROH YANG TERSESAT - Evolusi Roh meliputi suatu proses peralihan dari ketidaksempurnaan menuju kesempurnaan, didasari tingkat keberhasilan Sang Roh dalam menuntaskan tugas-tugas sulitnya sebagai manusia. - Roh cenderung memilih reinkarnasi dalam lingkungan di mana mereka selama ini masih saja mengalami kegagalan atau kehancuran. Dengan begitu, semua Roh dianggap bertanggungjawab atas semua tindakan yang mereka lakukan dengan tubuh fisik yang mereka diami di bumi. - Di alam Roh, Roh akan meninjau ulang tentang kehidupan lampau mereka bersama Roh Pembimbing, sebelum melanjutkan bertemu dengan teman-teman Roh mereka di alam sana. - Sesungguhnya tidak ada hunian yang penuh penderitaan bagi Roh kecuali di bumi. - Roh yang selama hidupnya terlalu lemah terhadap pengaruh nafsu dalam tubuh manusianya untuk menyakiti orang lain, akan masuk ke suatu tempat tersendiri di alam Roh. Mereka tidak berbaur dengan entitas lainnya selama beberapa waktu. - Karena perbuatan buruk nemiliki banyak variasinya di bumi, maka arahan spiritual dan jenis pengasingan yang digunakan akan bervariasi bagi tiap Roh. - Lamanya waktu pengasingan dan indoktrinasi ulang yang bersifat relatif tersebut juga tidak sama bagi setiap Roh. - Sebagian besar Roh yang khilaf dalam kehidupan bumi akan dapat mengatasi dan memperbaiki sendiri masalah mereka yang sudah tercemar. Sebagian Roh yang benar-benar tidak bisa diperbaiki, akan disesuaikan ulang, dibentuk ulang sebagai entitas Roh yang benar-benar baru. - Pelaku tindakan buruk terhadap orang lain semasa hidupnya, akan benar-benar menghukum diri dengan menempatkan diri sebagai korban dalam kehidupan mendatang pada daur ulang keadilan karmik. - Tidak ada satu pun pelajaran seputar kehidupan sesudah kematian yang akan bermakna tanpa mempelajari kaitan antara karma dengan prinsip sebab-akibat dan keadilan bagi semua Roh.
BAB 4. ROH YANG TERSESAT - Kunci menuju perkembangan adalah dengan memahami bahwa kita dikaruniai kemampuan untuk melakukan koreksi di tengah jalan sepanjang hidup kita, dan memiliki keberanian untuk membuat perubahan yang dibutuhkan ketika apa yang kita lakukan di kehidupan ini tidak membawa manfaat. - Kita perlu menjadi kritikus yang paling kejam terhadap diri sendiri di hadapan Roh Pembimbing di alam Roh. Sebab Karma itu adil dan welas asih. - Ada suatu karakteristik ganda antara pikiran Roh dan otak manusia. Keduanya bisa saling mempengaruhi dan saling berkuasa dalam kehidupan.
BAB 5. ORIENTASI ROH Setelah berada di alam Roh, maka para Roh akan memasuki suatu ruang orientasi Roh untuk melihat apa yang telah dijalaninya selama kehidupan. - Setelah Roh memasuki alam ketibaan, mereka dibimbing oleh suatu kuasa tak kasat mata untuk memasuki suatu ruang penyembuhan. Di sana ada suatu cahaya terang hangat yang menyelubungi Roh sebagai aliran energi cair. Kabut cahaya itu seakan hidup dan mampu menyentuh. Kabut itu merasuk ke dalam diri dengan wujud api dan seolah memandikan Roh serta membersihkannya dari “luka-luka” selama menjalani kehidupan. - Luka-luka pada tubuh fisik dan pikiran manusia akan meninggalkan suatu sidik emosional pada Roh sesudah kematian. Perwujudan Roh dipengaruhi oleh otak dan tubuh yang telah dimiliki di bumi. - Setiap tubuh meninggalkan suatu sidik pada Roh, setidaknya untuk sementara waktu. Walaupun Roh sudah kehilangan berbagai tubuhnya di bumi, kenangan masih tersimpan tentang tubuh- tubuh dari kehidupan itu. - Pancuran cahaya di ruang penyembuhan itu mampu membuat Roh melepaskan keterikatan dengan kehidupan terakhirnya, membuat Roh bertransformasi sehingga kembali utuh. - Bila Roh belum matang, maka pancuran cahaya penyembuhan itu pun tidak akan bermanfaat total karena ketidakmampuan Roh itu sendiri dalam memanfaatkannya. - Setelah melewati pancuran penyembuhan, Roh akan memasuki sebuah tempat untuk berbicara dengan Roh Pembimbingnya. - Ruang orientasi setelah pancuran penyembuhan meliputi sesi konseling yang penting dengan Roh Pembimbing, untuk membicarakan kehidupan yang baru ditinggalkan. - Orientasi juga dirancang sebagai wawancara yang bertujuan untuk menyediakan pelepasan emosional dan penyesuaian diri kembali di alam Roh. - Di ruang orientasi, Roh Pembimbing bersikap lembut namun menyelidik. - Untuk Roh yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, Roh Pembimbing sering merasa kecewa karena Roh yang bunuh diri itu memilih untuk undur diri dari kehidupan bumi sebelum waktunya tiba, serta kecewa karena Sang Roh tidak memiliki nyali untuk mengatasi persoalan hidupnya.
BAB 5. ORIENTASI ROH - Bunuh diri akan membuat Roh harus kembali pada kehidupan berikutnya dengan situasi persoalan yang sama, sampai mampu mengatasi semua pembelajaran itu. Dengan mati sebelum waktunya, Roh telah menyia-nyiakan waktu kehidupannya. - Pada kasus di mana Roh mengalami ketersiksaan dalam tubuh fisik yang menderita kesakitan yang teramat berat, pilihan bunuh diri kadang masih bisa ditoleransi oleh Roh Pembimbing dan Roh tersebut pun tidak menyesalinya. - Dalam sebuah kehidupan, seringkali Roh sudah membuat kesepakatan dengan Roh Pembimbingnya untuk menjalani sebuah ketetapan. - Roh seringkali enggan mengulangi kehidupan di bumi, karena ada banyak masalah di bumi. Kalau saja bukan karena keindahan di bumi: burung, pegunungan, danau dan lainnya, yang membuat mereka nyaman untuk melewati sulitnya kehidupan bumi. - Di alam orientasi, tidak ada cerita kehidupan yang bisa disembunyikan oleh Sang Roh dari Roh Pembimbingnya atau dari kawan-kawan Roh lainnya. - Roh Pembimbing boleh saja merasa tidak senang atas kegagalan Roh yang dibimbingnya, namun ia tidak akan memperlakukan mereka secara buruk, karena kematangan Roh Pembimbing itu sendiri. - Seorang subyek terhipnosis mendalam bisa memainkan peran sebagai Roh dirinya sendiri dan Roh Pembimbingnya untuk menampilkan suatu dialog komunikatif tentang alam sana. - Roh Pembimbing dan Roh yang akan reinkarnasi seringkali sudah menentukan akan terlahir dalam keluarga siapa di bumi, untuk kepentingan pembelajaran diri di kehidupan tersebut. - Ada Roh yang lahir dalam keluarga miskin untuk belajar kerendahan hati. Namun saat mencapai kesuksesan duniawi, ia sering kehilangan kendali atas hasrat ingin dihormati sebagai orang berkedudukan. Ia kehilangan rasa rendah hati yang semestinya dipelajari di kehidupan tersebut. - Seringkali Roh Pembimbing memasukkan pikiran tentang cinta kasih, kendali atas emosi, rasa tanggungjawab dan lainnya kepada Roh yang dibimbingnya di kehidupan bumi, namun sang Roh sering mengabaikan hal itu dan bersikeras mengambil sikapnya sendiri meski berlawanan dengan arahan Roh Pembimbing.
BAB 5. ORIENTASI ROH - Dalam 75% waktu kehidupannya, sebagian besar subyek memilih berada dalam satu gender tubuh fisik saja. Kecuali bagi Roh-Roh matang yang seringkali lebih imbang dalam memilih berada dalam tubuh pria atau pun wanita. - Segala situasi yang mengarahkan Roh untuk memilih gender, keputusan tersebut telah ditetapkan dengan perhitungan matang sebelum kelahirannya kembali di bumi. - Roh membuat kesepakatan dengan Roh Pembimbingnya untuk melupakan semua kenangan kehidupan lampau, saat ia telah terlahir kembali. Sebab terlahir untuk belajar dalam kertas kosong, jauh lebih baik daripada mengetahui lebih dulu apa yang dapat terjadi pada diri kita di kehidupan itu. - Bila Roh mengetahui semua hal tentang kehidupan lampaunya di saat hidup ini, mereka akan terlalu terfokus pada kehidupan lampau tersebut daripada mencoba sebuah pendekatan baru terhadap persoalan yang sama. - Tanpa ingatan akan masa lampau, tidak akan ada kekhawatiran tentang munculnya upaya untuk membalas dendam guna mengimpaskan kezaliman yang pernah dilakukan terhadap kita. - Ketika Roh mengalami masalah dalam kehidupan, seringkali ia dibimbing melalui kilasan jawaban lewat mimpi atau inspirasi solusi. - Identitas kekal kita tidak pernah meninggalkan kita seorang diri di dalam tubuh yang kita pilih, apa pun status kita. - Setelah kematian fisik, tanpa terbebani lagi oleh pengaruh tubuh dan otak manusia, Roh dapat menerima banjir pemahaman yang datang tiba-tiba. - Hal-hal bodoh yang pernah dilakukannya selama kehidupan akan menghantam kesadaran Sang Roh selama masa orientasi diri. - Roh diciptakan dalam lingkungan yang positif dan penuh kebijaksanaan, namun saat masuk ke kehidupan bumi ia tercemari oleh lingkungan kehidupan bumi yang penuh emosional negatif akibat pengaruh evolusi manusia dari jaman ke jaman di bumi. - Emosi positif dan negatif bercampur antara Roh dan tubuh fisik demi kebaikan bersama. Apabila Roh hanya mengenal cinta dan perdamaian, Roh itu tidak akan memperoleh wawasan dan tidak akan pernah sepenuhnya menghargai nilai dari berbagai perasaan positif itu.
BAB 5. ORIENTASI ROH - Ujian bagi Roh yang bereinkarnasi di bumi adalah menaklukkan perasaan takutnya dengan menggunakan pengalaman dalam tubuh manusianya. - Sebagian dari negativitas dalam diri Roh mungkin tetap bertahan, bahkan selama berada di alam Roh dan dapat muncul kembali dalam kehidupan lain dalam tubuh yang baru. - Namun dalam kegembiraan yang penuh sukacita dan nyata, karakteristik sejati dari sesosok Roh akan terungkap. - Seringkali sistem kepercayaan mengenai neraka dan alam kematian yang tersimpan dalam benak akan dapat menciptakan imajinasi tentang kehidupan sesudah kematian. - Orientasi perdana di alam Roh bersama Roh Pembimbing justru terjadi untuk menyiapkan Roh saat menghadap para entitas superior selanjutnya (Dewan Penilai) berjumlah 3-7. - Penyesalan Roh setelah melewati masa orientasi untuk mengevaluasi perjalanan Karma dalam kehidupan sebelumnya, tidak serta merta akan membebaskan Roh dari konsekuensi akibat tindakannya menyakiti sesama. Konsekuensi karmik akan tetap muncul dalam kehidupan mendatang. - Karena pada dasarnya otak manusia tidak memiliki rasa etika moral, maka rasa benar-salah akan menjadi tanggungjawab sang Roh itu sendiri. Walau demikian, terdapat pengampunan besar di alam Roh. - Alam Roh tidak mengenal waktu; begitu pula halnya dengan tugas pembelajaran kita di kehidupan ini. Kita akan selalu diberi peluang baru dalam perjuangan meraih perkembangan diri.
BAB 6. MASA TRANSISI Usai melewati masa orientasi, maka Roh akan memasuki masa transisi di alam Roh. - Sematang apa pun pengalamannya, setiap Roh pada akhirnya akan tiba di suatu pelabuhan pusat di alam Roh, yakni suatu area keberangkatan. - Setelah menyelesaikan orientasi, tidak ada lagi rute alternatif bagi siapa pun yang memasuki ruang di alam Roh. Sejumlah besar Roh yang berpulang akan dikumpulkan dalam sebuah alat transportasi massal spiritual. - Ada Roh yang diantar oleh Roh Pembimbingnya untuk memasuki area keberangkatan, ada yang dituntun oleh suatu kekuatan tak kasatmata. - Area keberangkatan mirip titik pusat roda kereta kuda. Para Roh datang dari setiap jari-jari roda menuju titik pusat. - Roh matang akan menceritakan tentang area keberangkatan itu sebagai suatu ruang yang tiada batas, selamanya, jarak yang tiada bersekat. - Di area keberangkatan, kumpulan terbesar Roh terjadi seperti saat air sungai memasuki lautan di mana para Roh seakan bergerak berpusar, lalu ditarik oleh suatu kuasa untuk menjauh ke sebuah sungai kecil yang tenang, menuju entitas-entitas yang mereka kenali. - Ada suatu perasaan damai, tenang, penuh harapan, seakan Roh tidak ingin pergi lagi dari tempat tersebut. - Roh berdiam dan terkumpul dalam kelompok-kelompok Roh, menyerupai bola-bola cahaya yang menggantung seperti sekumpulan anggur. - Di alam tersebut, Roh sama sekali tidak terasing satu sama lain, tidak ada yang saling menyakiti atau jahat kepada yang lainnya. Ada suatu keterhubungan universal di antara semua Roh. Tidak ada rasa saling curiga. Sikap tersebut muncul akibat adanya keterbukaan dan penerimaan tulus satu sama lainnya. - Pengalaman kehidupan bumi bagi sebagian Roh yang belum matang akan terasa sangat menyakitkan, karena kenyataannya sungguh berbeda, di mana tidak ada rasa keadilan seperti harapan para Roh. Mereka syok oleh kehidupan bumi. Untuk sebagian Roh, dibutuhkan beberapa kali masa kehidupan bumi untuk menjadi terbiasa dengan raga bumi. - Para Roh menganggap diri telah pulang ketika mereka tergabung kembali dengan teman-teman sekelas yang sudah mereka kenali di lingkup kelompok.
BAB 7. PENEMPATAN ROH Setelah melewati masa-masa transisi di alam Roh, tiba saatnya para Roh ditempatkan untuk sementara waktu sesuai kelompoknya. - Roh ditempatkan dalam kelompok-kelompok kluster dengan tingkat kesadaran yang serupa. Roh seseorang belum tentu satu kelompok dengan Roh orang tuanya. Namun kebanyakan berkumpul dengan kelompok Roh-Roh sahabat dan kerabat dekatnya selama di bumi. Ada kluster primer, sekunder dan kluster subkelompok Roh - Di ruang pembelajaran ini para Roh membuka buku kehidupannya sendiri untuk melakukan pengamatan secara netral dan kritis terhadap perjalanan hidup yang telah mereka lalui di bumi. - Setiap orang memproyeksikan aura berwarnanya masing-masing. - Diagram Model klasifikasi bagi tingkat perkembangan Roh Model Klasifikasi Bagi Tingkat Perkembangan Roh Tingkat Cakupan Warna Kinetik Status Membimbing Pembelajaran Tidak ada Tingkat I : Mula Putih (terang dan homogen) Tidak ada Tingkat II : Lanjut Semiputih (kemerahan, akhirnya berunsur Tidak ada Junior Bawah kuning) Senior Tingkat III : Lanjut Kuning (solid, tanpa unsur putih) Master Tingkat IV : Lanjut Kuning tua (emas tua, akhirnya berunsur Atas biru) Tingkat V : Maju Biru muda (tanpa unsur kuning, akhirnya berunsur ungu) Tingkat VI : Sangat Ungu-kebiruan tua (dilingkungi oleh cahaya Maju terang) - Dalam raga manusia kita memiliki suatu medan energi terionisasi yang memancar ke luar dan di sekeliling tubuh fisik, yang terhubung oleh suatu jejaring titik-titik kekuatan vital (Cakra.) - Aura manusia mencerminkan pikiran dan emosi yang dipadukan dengan kesehatan fisik seseorang. - Roh-Roh dengan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi akan membimbing Roh yang lebih muda untuk kelak menggantikan posisi dan tugasnya. - Pada akhirnya, para Roh yang belum matang pun akan kembali demi menuntaskan penyatuannya dengan Roh Mahatinggi Universal. (MOKSA) - Roh yang telah matang seringkali menjalani kehidupan yang bersahaja di bumi. Mereka yang menduduki strata, jabatan atau posisi ditinggikan di kehidupan bumi, tidak serta merta merefleksikan strata kematangan Rohnya.
BAB 8. TENTANG ROH PEMBIMBING - Hampir setiap Roh memiliki Roh Pembimbing di alam sana. Melalui Roh Pembimbing, kita akan menjadi lebih sadar terhadap kelanjutan hidup dan identitas kita sebagai Roh. - Roh Pembimbing adalah sosok agung dalam keberadaan kita karena mereka adalah bagian dari pemenuhan takdir kita. - Tingkat kematangan Roh kita sendirilah yang akan menentukan sejauh mana derajat kematangan dari Roh Pembimbing yang ditunjuk untuk menyertai kita. - Beberapa Roh Pembimbing sering menemani muridnya di masa- masa awal kehidupan di bumi. - Manusia membutuhkan sosok-sosok antropomorfik (entitas nonmanusia tetapi berwujud manusia) yang tingkatannya di bawah Sang Sumber (Tuhan) untuk melukiskan berbagai kuasa spiritual di sekitar mereka. - Ketika sesorang berdoa atau bermeditasi, biasanya mereka ingin terhubung dengan sesosok entitas yang mereka kenal untuk mencari inspirasi. Lebih mudah bagi pikrian manusia untuk meminta pertolongan dari suatu sosok yang dapat dengan jelas dikenali oleh pikiran manusia. - Ada sangat sedikit gambaran yang tepat tentang Tuhan (yang tak terpikirkan), yang dapat menghambat hubungan langsung bagi banyak orang. Kebanyakan orang bahkan merasa belum memiliki kelayakan untuk terhubung secara langsung dan individual dengan sosok Tuhan yang mahatinggi. - Roh Pembimbing seringkali akan menampakkan diri kepada mereka yang sangat yakin secara religius, sebagai sosok yang sesuai dengan keyakinannya. - Roh Pembimbing sering ikut bereinkarnasi untuk melakukan Pembimbingan secara langsung kepada Roh-Roh yag dibimbingnya di kehidupan bumi. Bahkan Roh Pembimbing bisa terlahir sebagai anak kita sendiri untuk mengajari kita sesuatu. - Kadang bila seseorang sangat sulit mengatasi permasalahan hidupnya, ia akan dihadirkan seseorang yang tidak ia kenal dalam kehidupannya, untuk memberi pendampingan yang tepat waktu dan bermanfaat. - Roh Pembimbing tidak membantu mereka mengatasi semua masalah secara sekligus, namun menunjukkan jalan dengan menggunakan berbagai petunjuk kehidupan.
BAB 8. ROH PEMBIMBING - Ciri-ciri Roh Pembimbing master: o Mereka tidak akan menjadi guru jika mereka tidak memiliki kecintaan akan pengajaran dan keinginan untuk membantu agar para Roh dapat bergabung dengan mereka. o Para Roh Pembimbing harus memiliki sifat welas asih, tanpa harus bersikap terlalu lunak pada para Roh yang dibimbingnya. o Mereka tidak menghakimi. Para Roh tidak harus melakukan segalanya sesuai arahan dan cara Roh Pembimbing. o Mereka tidak boleh atau tidak akan memaksakan nilai-nilai mereka pada Roh yang dibimbingnya. o Mereka membangkitkan semangat dan menanamkan kepercayaan diri pada Roh yang dibimbingnya. o Karakteristik paling penting dari seorang Roh Pembimbing adalah kemampuan untuk memotivasi dan membangkitkan keberanian. - Seringkali (1 dari 10 orang) akan diberikan masukan oleh Roh Pembimbingnya melalui bisikan dalam batinnya sendiri ketika pikiran mereka mengalami kondisi yang rileks dan meditatif. - Bila kita meminta ingin bantuan dari kuasa spiritual yang lebih tinggi dalam diri, maka cara terbaik adalah dengan tidak meminta perubahan yang bersifat segera. - Sesudah kematian, kesedihan yang kita alami sebagai Roh tidak sama dengan kedukaan yang kita rasakan saat di alam fisik.
BAB 9. ROH BELUM MATANG Berikut adalah keadaan dan ciri Roh yang belum matang - Ada dua jenis Roh yang belum matang; o Roh yang benar-benar hijau dalam hal eksistensi atau keberadaannya di luar alam Roh. o Roh yang pernah bereinkarnasi di bumi dalam suatu periode namun belum matang. - Hampir ¾ Roh yang mendiami tubuh manusia jaman ini masih berada dalam tahap-tahap awal perkembangannya. - Para Roh akan mengakhiri inkarnasinya di bumi setelah mencapai tingkat kematangan penuh. - Banyak kasus di mana satu Roh sudah 30.000 tahun lamanya inkarnasi di bumi namun masih ada di level Roh tingkat I dan II. - Beberapa Roh ada yang menghabiskan 850 tahun inkarnasi di bumi dalam banyak kehidupan berbeda, hanya untuk mengatasi rasa iri hati. - Roh yang belum matang seringkali menjalani beberapa kehidupan dalam keadaan bingung dan tidak efektif dalam pembelajarannya, sebagai dampak dari kurikulum bumi yang berbeda dengan pola pikir serta keselarasan yang berkembang di alam Roh. Mirip seorang murid cerdas yang harus belajar di sekolah yang kurikulumnya buruk. - Roh yang belum matang terpaksa harus pasrah di bawah segenap kendali aspek masyarakat manusia, dengan struktur sosial ekonominya yang menyebabkan sebagian orang merasa lebih rendah dari orang lainnya. - Roh yang belum matang cenderung tertekan oleh minimnya cara berpikir yang independen. Mereka cenderung bersifat egosentris dan sulit menerima orang lain apa adanya. - Roh yang belum matang juga dapat hidup dengan banyak unsur positif dalam kehidupannya. Bila tidak demikian, maka tentu tidak seorang pun akan berkembang. Tidak satu pun predikat buruk boleh dilekatkan pada para Roh ini, karena semua Roh pada awalnya adalah Roh-Roh yang belum matang. - Jika kita menjadi marah, benci dan bingung oleh berbagai situasi kehidupan, hal itu tidak lantas berarti bahwa kita memiliki Roh yang belum berkembang.
BAB 9. ROH BELUM MATANG - Perkembangan Roh adalah persoalan yang rumit di mana kita semua maju setingkat demi setingkat di bidang dan pendekatan yang berbeda-beda. - Terpenting bagi kita dalam perkembangan Roh ini adalah mengenali kesalahan, menghindari penyangkalan diri, dan memiliki keberanian serta kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang terus menerus dalam hidup. - Kemampuan Roh untuk mempelajari pelajaran tertentu bisa lebih kuat atau lebih lemah dari Roh lainnya, tergantung pada kesukaan, motivasi, dan pengalaman terpenting dalam reinkarnasinya. - Roh dapat mengalami rasa terluka, sehingga mereka membutuhkan kelompok entitas yang anggotanya saling menjaga. Kekuatan penyembuhan melalui interaksi kelompok spiritual sangat luar biasa. - Roh dalam tingkat rendah sering diasingkan dari kelompoknya di alam Roh untuk belajar sendiri, mencoba menyusun pelajarannya sendiri. - Hasrat akan pernyataan identitas diri adalah salahs atu faktor penting bagi Roh yang memilih datang dalam kehidupan bumi, untuk memperoleh pelajaran sehari-hari. Seringkali rasa tidak nyaman dalam diri Roh tingkat rendah adalah akibat adanya perbedaan persepsi mengenai dirinya sebagai Roh bebas, dibanding kenyataan dirinya saat harus bertindak dalam tubuh fisik manusia di bumi. - Dalam sekelompok Roh yang saling melengkapi, biasanya ada Roh- Roh dengan ciri berbeda satu sama lain: 1. Berani, kuat, tangguh 2. Lembut, tenang, penuh cinta, dan agak naif 3. Serius, bisa diandalkan 4. Flamboyan, penuh semangat, jujur 5. Sabar, kalem, sensitif 6. Pemikir, penuh perhitungan, berprinsip. 7. Inovatif, cerdas, adaptatif 8. Suka bersenang-senang, humoris, tukang lelucon, dan berani ambil risiko
BAB 10. ROH MENUJU MATANG - Roh yang sudah beralih ke tingkat II (tingkat menengah menuju matang) akan berkurang keterhubungannya dengan Roh-Roh dengan kelompok primer karena mereka telah memperoleh kedewasaan dan pengalaman untuk berfungsi secara lebih independen. Para Roh tingkat ini juga mengurangi reinkarnasi ke bumi. - Entitas Roh yang telah mencapai tahap menengah selalu bersikap rendah hati perihal pencapaian mereka. Mereka cenderung lebih tenang. Mampu memperlihatkan keyakinan jangka panjang atas masa depan kemanusiaan, sehingga akan mampu mendukung orang-orang di sekitarnya. - Roh yang menuju matang di dunia ini memiliki pemahaman yang luar biasa tentang rancangan kehidupan alam semesta. - Sejumlah Roh matang bisa mendiami dua atau lebih tubuh berbeda, di tempat yang berbeda dalam masa kehidupan yang sama. Bahkan bisa hidup dalam dua dimensi yang berbeda dalam kurun waktu yang sama. - Roh bisa menjadi apa pun yang ia pikirkan. Begitu ia menginginkan untuk menjadi sesuatu, maka terjadilah. Roh dapat menjadi apa pun yang pernah ia lihat dalam pengalaman di masa lampau. - Roh dapat menjadi batu untuk mendapatkan esensi kepadatan, menjadi pohon untuk mengalami rasa ketenangan, menjadi air untuk mengalami kekonsitenan, menjadi kupu-kupu untuk mengalami rasa kebebasan dan kecantikan, atau menjadi ikan paus untuk mengalami rasa memiliki kekuatan dan kebesaran. - Bahkan Roh bisa memilih untuk tidak mengambil wujud atau tidak berwujud, tanpa substansi, tanpa tekstur, dan sepenuhnya menyatu ke dalam suatu perasaan tertentu, misalnya belas kasih, untuk mengasah kepekaan rasa mereka.
BAB 11. ROH YANG MATANG - Seseorang dengan Roh yang tua sekaligus matang (tingkat V) jarang dijumpai di bumi. Pemahaman dan kesadaran spiritual mereka sangat luas. Biasanya mereka adalah Roh pembimbing yang bereinkarnasi ke bumi untuk membimbing kehidupan. - Kita dapat mengenali kehadiran mereka di bumi sebagai tokoh masyarakat, yang biasanya bekerja dan berkarya positif dengan diam-diam dan rendah hati. Tanpa memperlihatkan kelebihan diri, pencapaian mereka bersumber pada upaya memperbaiki kehidupan orang lain. - Roh-Roh matang ini tidak begitu terfokus pada masalah institusional, namun lebih pada peningkatan nilai-nilai individual. - Roh tingkat V biasanya bertindak berdasarkan kondisi riil, sehingga mereka cenderung didapati bekerja dalam tipikal budaya yang memungkinkan mereka untuk memengaruhi orang dan peristiwa kehidupan. - Seseorang yang bersikap emosional, menghargai keindahan, atau memperlihatkan kemampuan indera keenam, termasuk bakat supranatural, tidak selalu mencerminkan bahwa dirinya adalah sesosok Roh yang telah matang. - Beberapa indikasi dari Roh yang matang adalah memiliki kesabaran terhadap masyarakat dan menunjukkan kemampuan menangani sesuatu dengan luar biasa. Paling menakjubkan adalah wawasana mereka yang begitu mendalam. Namun mereka juga memiliki kemungkinan untuk terjebak dalam lingkaran karma. - Mereka bisa dijumpai dalam berbagai semua jalan kehidupan, tetapi seringnya dalam pofesi pelayanan atau menentang ketidakadilan dalam masyarakat, dengan gayanya sendiri. - Tanpa dimotivasi oleh kepentingan mencari keuntungan pribadi, mereka mungkin mengabaikan kebutuhan fisik mereka sendiri dan menjalani kehidupan yang tarafnya di bawah rata-rata.
BAB 12. MEMILIH KEHIDUPAN Setelah meraih kembali kesadaran diri dan memahami hal-hal yang harus diperbaiki di kehidupan berikutnya, maka para Roh akan dibimbing untuk memilih kehidupan barunya. - Ada masa-masa ketika Roh harus sekali lagi meninggalkan alam Roh untuk melakukan perjalanan ke bumi. Keputusan itu tidak mudah. Roh harus bersiap meninggalkan alam yang merupakan sumber kebijaksanaan total, di mana mereka hidup dalam suasana lepas yang sempurna, karena fisik dan mental mereka menuntut adanya kelahiran kembali dalam tubuh manusia. - Walaupun memiliki keluarga di bumi, banyak Roh tereinkarnasi merasa kesepian dan terasing di tengah-tengah populasi besar yang kurang ramah. - Lamanya pemulihan energi dan penilaian personal terhadap diri sendiri pada setiap Roh berbeda-beda, namun pada akhirnya Roh didorong untuk memulai proses inkarnasi. Meskipun berat bagi Roh untuk meninggalkan lingkungan spiritual, namun juga masih mengenang kepuasan fisik dari kehidupan di bumi dengan penuh cinta dan bahkan nostalgia. - Pertanyaan para Roh saat memutuskan lahir kembali ke kehidupan bumi; o Apakah aku siap untuk menjalani kehidupan fisik yang baru? o Apa saja pelajaran spesifik yang ingin kuambil dalam rangka meningkatkan pembelajaran dan perkembanganku? o Kemana tujuanku dan aku harus menjadi siapa dalam kehidupan selanjutnya, untuk meraup peluang terbaik guna mencapai sasaranku? - Roh yang matang semakin jarang bereinkarnasi, meskipun penghuni di planet-planet membutuhkan bimbingan Roh yang matang ini. - Saat suatu planet mati, para entitas yang belum berhasil merampungkan tugasnya akan berpindah ke planet lain yang dihuni oleh bentuk-bentuk kehidupan yang sesuai bagi tugas yang sedang mereka kerjakan. - Perkiraan ahli demografi tentang jumlah penghuni bumi selama 200.000 tahun terakhir adalah 50 miliar manusia. - Siklus inkarnasi bagi Roh tampaknya lebih dipengaruhi oleh hasrat pribadi dari sesosok Roh, daripada oleh permintaan yang mendesak akan raga hunian di jagad planet.
BAB 12. MEMILIH KEHIDUPAN - Roh yang sama akan terus reinkarnasi dan ada pula Roh yang menghuni lebih dari satu tubuh sekaligus. - Jeda antar masa kehidupan rata-rata 500 tahun pada setiap Roh. Ada masa di mana mereka lebih sering lahir ke bumi. Antara 1000-1500 SM, kebanyakan Roh reinkarnasi tiap 200 thn. Setelah tahun 1700 SM, rata-rata tiap 1 abad. Sejak 1900-an, memilih lebih dari satu kehidupan dalam 100 thn sudah menjadi hal biasa. - Akan selalu ada Roh baru untuk mengisi kebutuhan populasi di planet-planet. - Roh benar-benar bebas untuk memilih kapan, dimana dan menjadi siapa diri mereka di kehidupan fisik. - Ada Roh yang mempersingkat keberadaan di alam Roh untuk mempercepat perkembangan, sebagian lainnya enggan meninggalkan kehidupan alam Rohnya. - Sebagian Roh merasa ada dorongan untuk melanjutkan reinkarnasi ketika dirasa sudah siap. Mereka memilih untuk dilahirkan kembali jika diputuskan bahwa mereka sudah siap. - Roh boleh menolak lahir kembali, namun akan diajarkan bahwa tanpa kehidupan dengan tubuh fisik di bumi, proses pembelajaran bagi Roh akan butuh waktu lebih lama. Jika kita kehilangan peluang untuk memperoleh pengalaman langsung, kita akan rugi banyak sebagai Roh. - Ketika ada Roh yang justru ingin segera terlahir kembali ke bumi, itu adalah reaksi spontan dan akan lenyap dalam beberapa waktu. Pada keadaan ini, instruktur akan memberi tahu bahwa keinginan untuk cepat-cepat kembali ke suatu tempat sebagai bayi baru tidak akan mengubah situasi kematian yang telah terjadi. Kecuali kita dilahirkan kembali langsung dalam tubuh manusia dewasa (mustahil). Akhirnya Roh akan menyadari bahwa mereka harus istirahat dan berefleksi, sembari menunggu masa kelahiran kembali. - Sebagian besar Roh akan bersukacita menanti kehidupan kembali, karena tanpa kehidupan fisik mereka tidak akan mendapat kepuasan belajar. - Setelah siap memasuki kehidupan baru, Roh akan pergi ke suatu tempat istimewa untuk memilih kehidupan. - Roh lebih dulu akan memikirkan waktu dan tempat di mana mereka akan terlahir kembali ke bumi, sebelum membuat keputusan tentang akan menjadi siapa di kehidupan berikutnya.
BAB 12. MEMILIH KEHIDUPAN - Penetapan waktu dan ruang, serta akan menjadi siapa Sang Roh di kehidupan berikutnya bukanlah suatu keputusan yang berdiri sendiri, melainkan diperhitungkan dengan banyak pihak. - Di ruang penetapan pilihan kehidupan, Roh yang akan bereinkarnasi akan berada di semacam gedung bioskop dengan layar yang menampilkan gambaran tentang masa depan mereka di kehidupan bumi, dengan berbagai adegan dan latar belakang. - Sebelum pergi, Roh akan memilih skenario untuk diri mereka sendiri. Mirip seperti mencoba kostum sebelum naik ke pentas kehidupan yang baru. - Pada saat mengamati gambaran skenario kehidupan masa depannya, Roh yang sedang ada di depan panel layar tersebut bisa memasuki sosok kehidupan dalam layar itu untuk mencoba merasakan sensasi di kehidupan masa depannya. - Konsep ini menunjukkan kemungkinan kebenaran dari adanya gabungan berbagai dimensi ruang dan waktu dalam sebuah peristiwa kehidupan. Keadaan saat ini yang sedang terjadi, bisa jadi sedang dipantau di masa lalu oleh Roh-Roh yang sedang mengamati skenario saat ini. - Meski kita bisa melihat rancangan skenario masa depan kehidupan kita sebelum terlahir kembali di bumi, namun beberapa bagian kehidupan masa depan kita masih tetap disembunyikan sebagai misteri. - Tujuan dari penyembunyian sebagian skenario masa depan itu adalah untuk menguji kemampuan kita dalam mencari solusi. Kita mengukur kemampuan berdasarkan tingkat kesulitan dalam berbagai peristiwa. Disediakan berbagai eksperimennya dan kita akan mencoba memecahkan masalah itu selama kehidupan di bumi. - Kita harus menerima konsekuensi dari kesalahan apa pun dalam pengambilan pilihan, jika gagal menjalani kehidupan dengan baik. - Meski kita telah sempat melihat skenario masa depan kehidupan yang akan kita jalani, namun kemungkinan terjadi kesalahan dalam menjalani kehidupan itu masih terbuka, sebab sebagian skenario masih disembunyikan dari diri kita saat kehidupan fisik. Semua ini untuk membuat kehidupan menjadi sesuatu yang nyata untuk dialami dan dipelajari. - Amnesia (kehilangan ingatan) akan dikenakan pada setiap Roh dalam kehidupan barunya, agar kenangan pengalaman kehidupan masa lampau tidak menghambat proses penemuan diri kita dalam kehidupan sekarang.
BAB 12. MEMILIH KEHIDUPAN - “Kapan pun Sang Roh bingung harus berbuat apa dalam hidupnya, ia sebaiknya duduk tenang dan memikirkan apa saja yang telah dilaluinya , lalu membandingkan dengan apa yang ingin diperolehnya di masa mendatang. Jawaban untuk langkah selanjutnya akan datang dari dalam dirinya.” - Menganggap bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai suatu “rencana Tuhan” tidak lantas berarti bahwa eksistensi kita sudah ditentukan dalam suatu konsekuensi spiritual, di mana kita harus menyerah total pada takdir yang absolut. - Jika saja segala sesuatunya sudah ditetapkan sebelumnya, maka tidak ada lagi gunanya memperjuangkan keadilan. - Jika keadaan buruk sedang terjadi, kita tidak boleh duduk-duduk saja dengan sikap fatalistik dan tidak berjuang untuk memperbaiki situasi dengan melakukan perubahan secara langsung. - Takdir memang sudah ditetapkan, namun kehendak bebas bagi setiap Roh mengijinkannya untuk memperbaiki nasibnya di kehidupan bumi. - Reinkarnasi dimaksudkan sebagai latihan menggunakan kehendak bebas. Tanpa memiliki kemampuan untuk melatih kehendak bebas dengan benar, kita sungguh akan menjadi mahluk yang impoten. - Nasib karmik tidak berarti kita hanya sekadar hanyut dalam peristiwa di mana kita seakan tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi. Di sini juga berarti kita disodori dengan pelajaran dan tanggung jawab karmik. - Hukum karma akan selalu menjadi alasan mengapa Roh tidak ingin melakukan kesalahan dalam penetapan kehidupan yang tidak cocok baginya. - Rasa kebahagiaan bukanlah suatu berkah dan kedukaan bukanlah pula suatu pengkhianatan dari Tuhan. Kita tetap menjadi tuan bagi nasib kita sendiri. - Roh tidak terikat pada penetapan kehidupan yang didasarkan pada etnis dan nasionalisme. Roh dapat memilih antara kehidupan pedesaan atau perkotaan. - Ada kasus Roh yang sudah mengalami kematian sejak bayi, lalu memilih agar bisa reinkarnasi ke dalam tubuh saudaranya yang masih hidup, karena kedekatan rasa dengan Roh saudaranya itu. - Ada Roh bayi yang meninggal setelah lahir, sering memilih untuk lahir kembali sebagai Roh bayi baru dari orangtua yang sama, segera setelah kematiannya.
BAB 12. MEMILIH KEHIDUPAN - Ada Roh yang meninggalkan kehidupan segera setelah lahir prematur. Roh itu menyatakan bahwa itu adalah pelajaran bagi orangtuanya, bukan sebagai pelajaran karmik untuk dirinya. Sehingga ia memilih terlahir kembali hanya sebagai pengisi (filler) pada tubuh sang bayi prematur. - Bahkan Roh akan diijinkan melihat kematian dari kehidupan masa depannya. Dan mereka secara sukarela memasuki tubuh fisik yang kelak akan mengalami kematian mendadak karena sakit, dibunuh, atau tertimpa bencana. Bukan berarti mereka terjebak di ruang dan waktu yang salah dalam kehidupan tersebut. Namun karena setiap Roh memiliki motif untuk berbagai peristiwa yang akan dialaminya.
BAB 13. MEMILIH TUBUH FISIK BARU Begitu selesai menetapkan kehidupan baru yang akan dipilihnya, Sang Roh yang akan bereinkarnasi akan memilih tubuh fisik yang baru. - Di ruang penetapan (memilih) kehidupan, Roh kita lebih dulu meninjau rentang hidup lebih dari satu orang yang berada dalam satu siklus waktu. - Saat meninggalkan ruang penetapan, Roh sudah memiliki pilihan calon yang ditampilkan dihadapannya. - Sang Roh sudah ditampilkan calon-calon tubuh dengan peran untuk dipilihnya dengan penuh pertimbangan. - Cetak biru kehidupan mendatang akan berbeda-beda sesuai dengan segi tingkat kesulitan yang ditetapkan sendiri oleh pikiran Sang Roh. - Jika kita baru saja keluar dari suatu kehidupan yang mudah, mungkin saja Roh kita kelak akan memilih satu tubuh di kehidupan berikutnya yang akan melewati kedukaan atau tragedi. - Seseorang yang hidup tanpa tantangan di kehidupan saat ini, seringkali membebani diri dalam kehidupan berikutnya untuk mengejar ketertinggalan pembelajarannya. - Pikiran Roh kita sangat tidak sempurna akibat pengaruh otak biologis dalam tubuh fisik. Sematang apa pun Roh kita, menjadi manusia akan membuatnya tak luput dari kesalahan dan perlu melakukan koreksi dalam hidupnya. - Meski Roh sudah tahu jenis dan bentuk tubuh fisik yang akan dipilihnya, namun rata-rata kebanyakan orang selama hidupnya sering menolak kondisi tubuhnya sendiri. Amnesia sadar merupakan penyebab semua itu. Banyak ketidakbahagiaan batin disebabkan oleh standar penampilan ideal yang dibuat oleh kehidupan masyarakat di bumi. Namun ini pun bagian dari rencana pembelajaran diri Sang Roh. - Banyak orang merasa tubuhnya adalah penghambat kehidupannya, padahal dulu tubuh itu sudah dia pilih sendiri di alam sebelum kelahiran kembali. - Sebagai Roh, kita memilih suatu tubuh karena alasan yang jelas. Hidup dalam tubuh yang cacat tidak selalu merupakan suatu pembayaran atas hutang karma, sebagai konsekuensi tanggung jawab karena pernah berbuat sesuatu yang menciderai orang lain. Ada kalanya justru tubuh itu dipilih sebagai jalur pembelajaran menuju jenis pelajaran berikutnya.
BAB 13. MEMILIH TUBUH FISIK BARU - Sulit meminta seseorang untuk berpasrah menerima kecacatan fisik yang baru dialaminya, agar ia berkembang lebih cepat daripada orang yang bertubuh dan berpikiran sehat. Pemahaman tersebut harus berangkat dari proses penemuan atas dirinya sendiri. - Tubuh fisik adalah salah satu bagian penting dari masa uji coba yang kita rencanakan sendiri dalam kehidupan. - Cepat atau lambat seorang kaya mungkin akan memilih terlahir sebagai pengemis agar Rohnya mampu untuk belajar berkembang secara seimbang. - Dengan bertahan mengatasi berbagai tantangan dan rintangan, identitas Roh kita akan semakin matang dan kuat. Pelajaran hidup yang sesungguhnya diperoleh dengan memahami makna menjadi manusia. - Bahkan sebagai korban, kita tetap menerima manfaat karena bagaimana kita dapat bertahan menghadapi kegagalan dan tekananlah yang menandai perkembangan kita dalam kehidupan. - Pikiran dari sesosok Roh tentang pilihan perilaku manusia bagi dirinya sendiri dalam kehidupan mendatang sudah diketahui Roh Pembimbing dan para master yang ditugaskan memfungsikan ruang penetapan. - Roh memberikan dan menerima karunia mental dalam kehidupan melalui penyatuan antara otak manusia dan energi cerdas. - Kita tidak perlu mengubah siapa diri kita dalam kaitannya dengan pengalaman hidup, namun kita perlu mengubah reaksi negatif kita terhadap peristiwa negatif yang ada. - Terkadang sebuah karakter negatif dalam tubuh fisik tertentu dipilih oleh Roh yang sudah matang untuk mendapatkan perkembangan yang lebih cepat. - Ketika Roh telah memilih suatu tibuh fisik, bukan berarti Roh tersebut memiliki kendali mutlak atas tubuh itu. Roh tidak selalu dapat menguasai dan menyatu dengan pikiran manusianya. - Betapa pun Roh tidak mampu mengendalikan emosi yang muncul sebagai akibat pengaruh tubuh fisik, tetap saja Roh itulah yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan dirinya bersama tubuh fisik tersebut. - Merupakan suatu beban berat bahwa setiap Roh dalam setiap masa kehidupannya harus mencari diri sejatinya dalam tubuh yang berbeda-beda.
BAB 14. PERSIAPAN KEBERANGKATAN - Setelah menyelesaikan konsultasinya dengan Roh Pembimbing dan kerabat mengenai hasil fisik dan psikologis dari sebuah kehidupan lampau dan pilihan tubuh fisik di masa depan, keputusan untuk bereinkarnasi pun dibuat. - Pelajaran yang harus kita ambil dalam hubungan antar manusia adalah menerima orang lain apa adanya, tanpa menggantungkan kebahagiaan kita sepenuhnya pada siapa pun. - Sebelum memasuki kehidupan bumi, para Roh bertemu di ruang pengenalan untuk saling mengenali satu sama lain dalam peran kehidupan mereka yang saling terkait di masa depan. - Kita tidak akan mengingat semua yang telah kita ketahui sebagai Roh sebelum memasuki kehidupan bumi. - Kekuatan dari Roh berkembang melalui apa-apa yang berhasil mereka temukan dalam kehidupan bumi. Kadang pelajaran bisa selesai dalam waktu cepat. - Bagian yang paling menarik dalam perjalanan itu adalah petunjuk, dan yang paling baik adalah kita tidak mengabaikan tanda-tanda dalam pikiran kita.
BAB 15. KELAHIRAN KEMBALI - Kelahiran kembali merupakan pengalaman luar biasa. Rasanya bagi sang Roh mirip seperti seorang veteran berpengalaman yang bersiap terjun lagi dalam medan pertempuran. - Roh memiliki kesempatan terakhir berada dalam kesadaran sejatinya sebagai Roh sebelum akhirnya harus beradaptasi dengan tubuh fisiknya yang baru. - Peralihan Roh mereka dari alam Roh memasuki pikiran bayi relatif lebih cepat daripada perjalanan kembali ke alam Roh. Hal ini karena Roh yang datang dari alam Roh masuk ke tubuh bayi sudah memiliki banyak persiapan dan kesadaran dibanding Roh yang baru meninggalkan tubuh fisiknya dalam kematian. - Subyek (Roh) menyatakan bahwa syok fisik akibat kelahiran jauh lebih besar bila dibandingkan antara momen kelahiran fisik dan momen kematian. - Pada titik tertentu dalam kelahiran, Roh akan dengan hati-hati menyatu sepenuhnya dengan otak yang berkembang secara mengesankan dari seorang bayi. - Saat Roh memutuskan untuk memasuki tubuh bayi, tampaknya bayi itu tidak memiliki kehendak bebas untuk menerima ataukah menolak kehadiran Roh itu dalam dirinya. - Koneksi Roh dan tubuh bayinya tergantung pada keinginan Roh tersebut. Koneksi dapat terjadi sejak dini atau belakangan dalam masa kehamilan si ibu. Bahkan ada yang memasuki tubuh bayinya di menit-menit terakhir menjelang kelahiran. - Begitu kelahiran terjadi, penyatuan antara Roh dan daging mewujud sepenuhnya menjadi sebuah kemitraan Roh dan Tubuh. - Selain dapat pergi pada momen kematian fisik, Roh dapat pergi dan kembali ketika tubuh sedang dalam keadaan tidur, meditatif atau dalam keadaan pengaruh obat bius. Ketidakhadiran Roh dapat terjadi lebih lama dalam kasus kerusakan otak yang parah atau dalam keadaan koma. - Roh tahu apakah seorang bayi akan berhasil melalui proses kelahiran ataukah tidak. Tidak jadi dilahirkan ke dunia bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi Sang Roh. Roh akan bertahan beberapa saat untuk menenangkan bayi tersebut. - Tugas Roh tidak serta merta dibatalkan hanya karena bayi tersebut batal dilahirkan. Namun karena memang hanya sampai di sana tugas bayi dan tidak pernah ditugaskan secara penuh bagi kepentingan Sang Roh di bumi.
BAB 15. KELAHIRAN KEMBALI - Tidak semua bayi yang diaborsi telah memiliki Roh. Seringkali bayi yang mati atau diaborsi sangat muda tidak memerlukan kehadiran suatu entitas Roh dalam dirinya. - Dalam teori yang masih diperdebatkan, penyatuan Roh dengan bayi mulai terjadi 40 hari semenjak pembuahan . - Beberapa Roh sering keluar masuk tubuh bayi sampai mereka bosan, selama bayi dalam kandungan. - Saat bayi tidak sedang aktif, Roh seringkali keluar untuk menyenangkan dirinya, berkeliling bumi untuk saling mengunjungi dengan Roh-Roh yang akan terkoneksi dengannya selama kehidupan, atau pergi ke berbagai tempat menarik, di mana mereka pernah hidup di masa lampaunya. - Bersama perkembangan tubuh dan pikiran si bayi, Roh terus melakukan penyesuaian dengan pikiran baru tersebut meskipun pikiran bayi itu belum benar-benar siap dipakai. - Pada saat Roh menyatu dengan tubuh bayi, ada perlunya Roh melakukan sinkronisasi pikiran Rohnya dengan otak bayi tersebut. Keduanya harus terbiasa satu sama lainnya sebagai mitra. - Untuk sementara waktu, Roh yang belum matang akan dituntun dalam proses penyesuaian dengan otak dan pikiran bayinya yang baru berkembang. - Roh tidaklah menguasai sepenuhnya pikiran bayi. Ada suatu kekosongan pada bayi sebelum tibanya sang Roh, lalu Roh mengisinya agar menjadi utuh. Roh mengembangkan kecerdasan yang sudah ada dalam tubuh bayi tersebut. - Sesungguhnya Roh hanya membawa suatu pemahaman akan segala sesuatunya ke dalam tubuh bayi. Suatu pengenalan akan kebenaran tentang apa-apa yang dilihat oleh otak. - Bayi akan menganggap Roh yang masuk itu sebagai teman, kembaran yang akan menjadi bagian dari dirinya. Seakan bayi sudah menantikan kehadiran Sang Roh dalam dirinya. - Kadangkala Roh berhenti untuk sering meninggalkan tubuh bayinya pada usia 5-6 tahun. Biasanya Roh baru bekerja penuh dalam tubuh bayi tersebut setelah memasuki usia sekolah. - Meski sering meninggalkan tubuh bayinya sebelum usia 5-6 tahun, apabila terjadi sesuatu yang buruk maka sang Roh akan sekejap kembali ke tubuh bayinya.
BAB 15. KELAHIRAN KEMBALI - Sang Roh selalu mengawasi tubuhnya meski ia sering keluyuran selama masa bayi dan kanak-kanak. Roh tersebut juga mengawasi kondisi orangtuanya yang mungkin bertengkar di dekat bayi dan menimbulkan kegelisahan batin si bayi. - Dalam kondisi bayi gelisah, Roh akan menenangkannya dari dalam. Bahkan dapat menenangkan orang tuanya dengan perilaku yang dimunculkan pada bayi tersebut. - Hilangnya ingatan akan kehidupan masa lampau serta kehidupan di alam Roh dimulai sejak kelahiran terjadi. - Pada tahun-tahun pertama kehidupannya, bayi mengetahui lebih banyak hal dari yang kita perkirakan.
BAB 16. KESIMPULAN - Informasi yang terkandung dalam buku ini mengenai eksistensi Roh setelah kematian fisik, mewakili penjelasan paling penting yang telah diperoleh penulis mengenai alasan kehidupan kita di bumi. - Keteraturan dan tujuan di alam semesta ini berasal dari suatu Kesadaran Mahatinggi. - Salah satu tujuan utama dari misi kita di kehidupan bumi sebagai Roh dalam tubuh manusia adalah untuk bertahan secara mental saat terjurangi dari rumah sejati kita yang sesungguhnya. - Dalam tubuh manusia, Roh pada dasarnya sedang mengalami kesendirian, untuk terus belajar mengatasi semua masalahnya. - Sesungguhnya terdapat logika dari suatu konsep bahwa kita tidak kebetulan tercipta untuk bertahan hidup, dan bahwa kita benar- benar berfungsi di dalam suatu sistem universal yang mengarahkan transformasi fisik dari Diri kita karena suatu alasan. - Kita sungguh memiliki peran sebagai manusia yang tidak diharapkan untuk berakhir sia-sia. - Roh kita datang dari suatu Sumber yang berada di tempat dengan kedamaian total, yang dengan sengaja sulit dicapai, agar kita berjuang mati-matian untuk menggapaiNya kembali. - Kita belajar dari kesalahan. Tanpa adanya karakter baik dalam diri, menunjukkan adanya kecacatan fatal dalam sifat diri kita. Dari yang tidak baik itu kita diuji; bila tidak, maka tidak akan ada cara untuk mengukur perkembangan Roh kita. - Jika Tuhan kita bukanlah yang terbaik karena Dia menggunakan kepedihan sebagai alat pembelajaran, maka kita harus tetap menganggap hal ini sebagai hal terbaik yang kita miliki dan tetap memandang bahwa itu adalah alasan dari keberadaan kita sebagai karunia Illahi. - Kepedihan dalam hidup sangat berbahaya karena dapat menghambat kekuatan penyembuhan yang dimiliki Roh kita, apalagi jika kita belum menerima apa yang sedang terjadi pada kita sebagai cobaan yang sudah ditetapkan sebelumnya. - Walaupun demikian dalam sepanjang hidup kita, putaran karma dirancang agar setiap cobaan itu tidak terlalu berat untuk kita tanggung. - Roh kita boleh saja mengembara jauh dari rumah asalnya, tetapi kita bukanlah turis. Kita memikul tanggungjawab dalam proses evolusi kesadaran yang lebih tinggi demi kepentingan kita sendiri dan orang lain dalam kehidupan. Perjalanan kita merupakan suatu perjalanan kebersamaan.
BAB 16. KESIMPULAN - Kita semua memiliki sifat Illahi, hanya saja kita adalah entitas yang tidak sempurna yang eksis di dua dunia: material dan spiritual. - Sudah menjadi takdir kita untuk berulang alik di antara dua alam itu melalui ruang dan waktu, sambil kita belajar mengembangkan diri dan mengumpulkan pengetahuan. Kita harus menjalani proses ini dengan penuh kesabaran dan keteguhan. - Walaupun inti diri kita tidak akan sepenuhnya tampak melalui raga hunian fisik ini, tetapi Diri tidak pernah lenyap karena kita selalu terhubung dengan kedua alam tersebut. - Manfaat paling besar yang berasal dari pemahaman bahwa sebuah rumah yang berisi cinta kasih abadi sedang menantikan kita, adalah kita menjadi terbuka terhadapa danya suatu Kuasa Spiritual Mahatinggi di dalam pikiran kita. - Kesadaran bahwa kita sungguh memiliki rumah di suatu tempat nanti sangatlah menghibur dan menawarkan kedamaian; yang bukan sekadar untuk berlindung dari konflik, tetapi tempat yang menyatukan diri kita sendiri dengan Sang Pikiran Semesta. - Kelak, kita semua akan menuntaskan perjalanan panjang ini dan mencapai kondisi tercerahkan yang paling utama, di mana segala sesuatunya dimungkinkan. Tuntas diringkas pada hari suci Sugihan Enten (terbangun) Rabu, 23 Mei 2018
Search
Read the Text Version
- 1 - 36
Pages: