1 Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri 2
Tim Penyusun Buku Sejarah Jalasenastri Pelindung : Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono Pimpinan Redaksi : Ketua Seksi Penerangan dan Redaksi Ny. Nisa A. Rasyid K. Tim Penyusun : Seksi Penerangan dan Redaksi Seksi Organisasi Staf Dispenal Alamat Redaksi : Jl. Tabah Raya No. 2 Komplek TNI AL Kelapa Gading Jakarta Utara – 14240 Telp. (021) 4500710 Telp. (021) 4530378 Email : [email protected] 3
Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga kami sebagai tim redaksi dapat menyelesaikan membuat Buku Sejarah Jalasenastri yang merupakan catatan dan potret sejarah bagi pembentukan dan perkembangan Jalasenastri. Jalasenastri merupakan wadah kegiatan para istri prajurit TNI AL yang senantiasa berupaya memelihara dan meningkatkan semangat kekeluargaan, kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, sehingga mampu melahirkan rasa persatuan dan kesatuan nasional yang kuat guna menyukseskan pembangunan nasional. Lahirnya organisasi Jalasenastri bagaikan sebuah embrio yang terlahir ke muka bumi, berbekal dengan sarana dan prasarana yang sangat terbatas, organisasi Jalasenastri terus mendewasakan diri dan berusaha tetap berdiri kokoh serta mandiri. Tantangan dan perkembangan jaman membuat organisasi Jalasenastri turut berevolusi. Sebagai wujud rasa tanggung jawab pengabdian kepada bangsa dan negara maka disusunlah Buku Sejarah Jalasenastri yang berisi sejarah singkat terbentuknya Jalasenastri, Perkembangan Struktur Organisasi Pengurus Pusat Jalasenastri, Pengurus Gabungan Jalasenastri, Pengurus Daerah Jalasenastri, Cabang Berdiri Sendiri Jalasenastri dari kotama TNI Angkatan Laut. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat untuk segenap pembaca umumnya dan anggota Jalasenastri pada khususnya. Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sejarah Jalasenastri 4
Daftar Isi Salam Redaksi 4 Struktur Organisasi Pengurus Pusat Jalasenastri (Lama) 26 Daftar Isi 5 Struktur Organisasi Pengurus Pusat Jalasenastri (Baru) 28 Ketua Umum Dari Masa Ke Masa 6 Pembentukan Seksi Penerangan dan Redaksi di Pengurus Pusat Jalasenastri 30 Visi Dan Misi 8 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Jalasenastri Mabesal 33 Tugas Pokok Jalasnastri 9 Sejarah Singkat Pengurus Daerah Jalasenastri Armada I 34 Pojok Sejarah 10 Sejarah Singkat Pengurus Daerah Jalasenastri Armada II 38 Tokoh Perintis Jalasenastri 11 Sejarah Singkat Pengurus Daerah Jalasenastri Armada III 41 Terbentuknya Organisasi Jalasenastri 12 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Kolinlamil 43 Pencipta Nama Jalasenastri 14 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Kormar 47 Pencipta Lambang Jalasenastri 15 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Jalasenastri Pushidrosal 52 Hymne Jalasenastri 18 Sejarah Singkat Cabang Berdiri Sendiri Jalasenastri Seskoal 55 Mars Jalasenastri 19 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Kodiklatal 56 Sukarelawati Jalasenastri Dan Batalyon Narendra Duhita 20 Sejarah Singkat Cabang Berdiri Sendiri Akademi Angkatan Laut 59 Catraratnanggadi Jalakanyasena Ibu Pembimbing Dan Pelindung Kowal 21 Sejarah Singkat Cabang Berdiri Sendiri Puspomal 60 Struktur Organisasi Jalasenastri (Lama) 22 Sejarah Singkat Pengurus Gabungan Puspenerbal 63 Struktur Organisasi Jalasenastri (Baru) 24 Sejarah Singkat Cabang Berdiri Sendiri STTAL (Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut) 68 5 Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri
VISI DAN MISI Organisasi Jalasenastri adalah satu-satunya Organisasi Istri Prajurit TNI Angkatan Laut, yang memiliki Visi dan Misi yaitu : Senantiasa ingin mewujudkan Istri TNI Angkatan Laut yang berbudi setia, dan mandiri dengan membangun keluarga yang berakhlak dan santun, membina keluarga yang sehat serta menjadikan keluarga yang memiliki pribadi yang kuat dilandasi oleh ketuhanan Yang Maha Esa Sejarah Jalasenastri 8
TUGAS POKOK JALASENASTRI 1. Menghayati, mengamalkan, mengamankan dan memasyarakatkan Pancasila. 2. Membina dan meningkatkan kondisi mental dan fisik serta kesejahteraan anggota beserta keluarganya. 3. Membina dan meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan, rasa persahabatan dan kesatuan, rasa senasib, sepenanggungan, seperjuangan serta kesadaran nasional di kalangan istri anggota TNI AL. 4. Meningkatkan kerja sama dengan sesama organisasi anggota organisasi Dharma Pertiwi, dan organisasi wanita seaspirasi. 9 Sejarah Jalasenastri
POJOK SEJARAH Embrio Kelahiran Jalasenastri Secara historis, kelahiran dan perkembangan organisasi istri prajurit TNI Angkatan Laut: Jalasenastri tidak terlepas dari perkembangan organisasi ALRI, yang awalnya terbentuk dalam wadah BKR Laut pada tanggal 10 September 1945. Embrio organisasi istri prajurit ALRI pertama kali terbentuk pada bulan April 1946 di Lawang, Jawa Timur, dengan nama Persatuan Putri Keluarga Angkatan Laut (PPKAL). Tujuan pendirian organisasi tersebut adalah untuk membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh keluarga pejuang. PPKAL sendiri digagas oleh Ny. Tjokro Handoko. Selain PPKAL di Lawang, organisasi istri prajurit ALRI juga berdiri di Markas besar Umum (MBU) ALRI Yogyakarta, lalu di Pangkalan IV ALRI Tegal dan di ALRI Pangkalan Besar Markas Besar Tertinggi (MBT ALRI) Lawang Jawa Timur. Pariaman. Pendirian organisasi istri ALRI di Pariaman diprakarsai oleh Ny. Oesman Rahman. Organisasi-organisasi tersebut menjadi embrio dari Jalasenastri tumbuh dan berkembang di tengah masa perjuangan yang penuh kesulitan dan keadaan serba terbatas. Mereka berhasil menggalang bantuan untuk mengatasi kesulitan keluarga pejuang sekaligus mempertinggi semangat juang para suami mereka di medan pertempuran. Meskipun untuk itu, organisasi yang dibentuk para istri prajurit harus berpindah- pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dampaknya, roda organisasi tidak dapat berjalan optimal. Ketika penjajah Belanda semakin memperhebat agresi militernya, sebagian besar kegiatan organisasi istri prajurit ALRI mulai menurun, tidak lagi terkoordinasi dan pada akhirnya bubar dengan sendirinya. Sejarah Jalasenastri 10
Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri 12
Tercapainya pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia oleh Belanda pada akhir tahun 1949, dilakukanlah proses konsolidasi nasional. Pada masa ini, di lingkungan ALRI juga berlangsung konsolidasi yang berlanjut pada penataan organisasi. Salah satunya adalah pembentukan kesatuan, pangkalan dan komando daerah maritim di sejumlah daerah. Secara otomatis, di daerah-daerah di mana terdapat kesatuan ALRI berdiri organisasi-organisasi istri prajurit ALRI. Awalnya, organisasi istri ALRI masih bersifat internal dan tidak terjadi jalinan hubungan antara satu organisasi dengan lainnya. Organisasi istri prajurit ALRI yang berdiri saat itu antara lain: Ikatan Keluarga Angkatan Laut (IKAL) di Jakarta pada tahun 1951 yang diketuai Ny. Adam dan IKAL Makassar tahun 1952 yang diketuai Ny. Winarso. Selain itu, juga berdiri Ikatan Wanita Angkatan Laut (IWAL) di Surabaya tahun 1952 yang dipimpin oleh Ny. Afandi serta Persatuan Istri Angkatan Laut (Perial) di Tanjung Pinang yang diketuai Ny. Dwidarmo. Guna menyatukan seluruh organisasi istri ALRI dalam satu wadah, Ny. Raharti Soebijakto menggagas adanya suatu konferensi untuk membentuk organisasi baru. Konferensi dilaksanakan tanggal 27 hingga 29 Agustus 1957 di kediaman Ny. Raharti Soebijakto (istri KSAL Laksamana Madya R. Soebijakto), di Jl. Diponegoro No. 51, Jakarta. Pada hari kedua konferensi, tanggal 28 Agustus 1957, disepakati pembentukan organisasi baru sebagai hasil penyatuan seluruh organisasi istri ALRI, dengan nama: Jalasenastri. Konferensi bersejarah tersebut juga memutuskan mengangkat Ny. Soesilo Djojosoedarmo dari perwakilan Surabaya sebagai Ketua I Pengurus Pusat Jalasenastri, lalu Ny. D. Soewardjo (Surabaya) sebagai Ketua II, dan Ny. D. Maris (Jakarta) menjadi Ketua III. Sebagai kantor pertama Pimpinan Jalasenastri Pusat adalah kediaman Ny. Koemoro Oetojo di Jl. Perak Timur No. 174, Surabaya. Kedudukan kantor pusat Jalasenastri sempat beberapa kali berpindah-pindah tempat dan baru tahun 1982 memiliki kantor Pengurus Pusat Jalasenastri sendiri yang berkedudukan di Kompleks TNI AL, Sunter, Jakarta. Pada perkembangan awal, Jalasenastri merupakan organisasi sosial semi dinas. Memasuki tahun 1970 terjadi peningkatan status Jalasenastri menjadi ekstra struktural yang berarti kini merupakan bagian dari dinas TNI AL. Peningkatan status tersebut guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Dengan demikian, pengembangan organisasi Jalasenastri mengikuti dinamika organisasi TNI AL. 13 Sejarah Jalasenastri
Pencipta Nama Jalasenastri Pada sidang kedua konferensi organisasi- organisasi istri ALRI tanggal 28 Agustus 1957 dibahas mengenai nama organisasi yang baru setelah adanya penggabungan. Utusan dari Jakarta mengusulkan nama “Jalakusuma” dan dari Surabaya mengajukan nama “Persatuan Wanita Angkatan Laut”. Selain itu, Komandan KDMS Komodor M. Nazir juga mengusulkan nama “Ikatan Wanita Bahari”. Guna mendapatkan ketepatan nama, Ny. Raharti Soebijakto meminta masukan dari Profesor Prijono, ahli bahasa Sansekerta. Dari beberapa usulan, akhirnya disepakati nama yang digunakan adalah “Jalasenastri”. Secara etimologi, Jalasenastri berarti istri prajurit laut, yang terdiri dari Jala = laut, Sena = prajurit, dan Stri = istri. Semenjak ini, Jalasenastri menjadi nama resmi organisasi para istri prajurit TNI AL hingga sekarang. Sejarah Jalasenastri 14
Lambang Jalasenastri pertama diciptakan pada tahun 1958 Pencipta Lambang Jalasenastri Sebagai identitas suatu organisasi maka diciptakanlah lambang, sebagai faktor pengikat seluruh anggota. Berdasarkan hal tersebut, Jalasenastri merancang lambang organisasi yang merepresentasikan semangat kejujuran, kesetiaan, dan keberanian. Gagasan tersebut berhasil diwujudkan oleh Ny. Soewardjo, yang menciptakan lambang Jalasenastri dengan memadukan unsur jangkar dan rantai dengan bunga melati beserta kelopaknya. Lambang ciptaan Ny. Soewardjo diperkenalkan pertama kali sebagai gambar sampul depan pada penerbitan perdana majalah “Jalasenastri” tahun 1958. 15 Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri Lambang Jalasenastri Lambang berbentuk lonjong, dgn warna dasar biru muda dan gambar lambang di dalamnya, terdapat garis pinggir berwarna biru laut: “melambangkan pengabdian & kesetiaan”. Isi, bentuk dan arti lambang 1. Bunga Melati. A. Berkelopak 5 (lima), berwarna putih melambangkan: • Azas pancasila. • Kesucian & kejujuran. • Istri pendamping suami dgn tulus dan ikhlas pendorong semangat dalam pengabdian serta menjaga nama baik TNI AL. B. Putik dan benang sari berwarna kuning berjumlah 3 (tiga), melambangkan: • Kejujuran, kesetiaan, dan keberanian. • Trisila TNI AL. 2. Rantai dan Jangkar. A. Jangkar berwarna biru tua dilingkari rantai melambangkan Angkatan Laut tempat pengabdian suami dalam TNI AL. B. Rantai berwarna kuning emas dengan 8 buah mata rantai melambangkan bulan lahirnya organisasi Jalasenastri. 16
3. Padi dan Kapas. A. Padi dan kapas beserta tangkainya, keduanya melingkar ke atas dari masing-masing ujungnya bertemu arah melambangkan kesejahteraan. B. Lahir dan bathin serta semangat proklamasi 17 Agustus 1945. padi berwarna kuning emas melambangkan keagungan dan kebijaksanaan. C. Kapas berwarna putih melambangkan kejujuran dan kesucian, tangkai kapas berwarna hijau melambangkan harapan. 4. Padi berjumlah 46. Melambangkan tahun terbentuknya organisasi isteri anggota TNI AL. 5. Kapas dan tangkai berjumlah 27. Melambangkan tanggal lahirnya organisasi Jalasenastri. 6. Pita berwarna putih di bawah jalinan pada dasar kapas menjadi dasar tulisan Jalasenastri. 17 Sejarah Jalasenastri
HYMNE “JALASENASTRI” 4/4 Maostoso Gubahan: Abdoes Saleh 1 . 7 6 5 . 6 7 1 . 7 1 2 . 7 . 5 . 5 4 3 . 4 4 3 . 4 4 6 . 4. . 1 . 7 1 1 . 1 7 6 . 6 6 6 . 5 . 3 . 4 4 3 . 4 2 3 . 2 2 4 . 2 . I - bu su - ci satria pen - dekar bang - sa. 3 . 3 4 5 1 4 3 2 . 2 3 2 . 2 . 5 . 5 6 5 5 6 5 4 . 4 5 6 . 7 . 1 . 1 1 1 1 1 1 1 . 1 7 6 . 5 . 3 . 3 4 3 3 4 3 6 . 6 5 4 . 4 . Bra - ni te - guh ha - ra - pan In - do - ne - sia.... 1 . 7 6 5 . 6 7 1 . 7 1 2 . 7 . 5 . 5 4 3 . 4 4 3 . 4 4 6 . 4 . 1 . 7 1 1 . 1 7 6 . 6 6 6 . 5 . 3 . 4 4 3 . 4 2 3 . 2 2 4 . 2 . Ba - ha - gialah cinta mul - ya a - ba - di. 3 . 3 4 5 1 4 3 3 2 1 7 1 . . . 5 . 5 6 5 5 6 5 7 5 5 5 5 . . . 1 . 1 1 1 1 1 1 7 7 1 2 1 . . . 3 . 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 3 . . . Hi - dup sa- tia ju - ga rukun dan da - mai Refr : Up (halus) 5 . 5 3 4 4 4 . 3 . 3 1 2 2 2 . 1 . 1 7 6 7 1 . 1 . 1 2 2 2 7 . 3 . 3 3 2 2 1 . 3 . 3 4 4 4 4 . 5 . 5 5 6 5 5 . 6 . 6 6 6 6 5 . Ja - la se - I - bu yang berbakti. 3 . 3 4 nas tri. 2 . 3 4 5 . . 6 1 . 1 1 5 1 4 3 1 . 1 1 2 . . 1 3 . 3 4 1 1 1 1 4 . 4 4 4 . . 4 5 . 5 6 3 3 4 3 6 . 6 6 1 . . 6 I - bu In - 5 5 6 5 sia se - ja - ti. Ja do - ne 5 . 3 4 2 1 . . . 1 1 2 7 1 . . . 3 3 2 4 3 . . . 5 5 6 5 4 3 . . . la - senas -------- tri. Sejarah Jalasenastri 18
MARS JALASENASTRI Introduction Syair Musik Marcia R.Dirman Sasmokoadi 5 . 1 / 3 3 . 4 3 2 1 7 / 1 5 . 1 / 1 . 7 2 / Ni lah sumpah su - ci Ja - la -s e nastri Se - ti - a se - 2 1 1 / 5 5 4 3 3 2 0 3 / 4 : 4 3 2 / tia Ku - at dalam ha - rapan Te - guh d alam ber - 2 1 0 7 / 6 7 1 2 / 3 4 5 1 / 7 . 6 . / Iman se - la - lu tetap berbakti Hor - mat sua - 5 . . 2 . 3 / 4 . 3 3 4 / 3 2 0 3 . 4 / mi Ka - mi tak akan ber - lena ingin 5 . 4 3 5 / 4 3 0 5 . 5 / 1 . 1 1 . 5 . 1 / ba mlati ber - jasa Ja - la - se nastri bra - ni 3 . 3 3 . 1 . 3 / 5 . 5 4 3 / 6 . . 6 . 6 / men - drita tuk ba - ha - gia bersa - ma Be - ker - 5 . 5 5 5 / 1 2 3 4 / 3 . 2 . 1 / 1 . . / / ja d i - ser- ta - i do a m emba - wa ja ya . 19 Sejarah Jalasenastri
Sukarelawati Jalasenastri DAN BATALYON NARENDRA DUHITA Men/Pangal Laksamana R.E. Martadinata sedang menyematkan tanda anggota Sukarelawati kepada salah seorang peserta, pada penutupan latihan Sukarelawati I di Cipulir tanggal 22 Agustus 1964. Dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Panglima Tertinggi ABRl/Komando Operasi Tertinggi Nomor 03/ KOTI/1964 tanggal 21 Maret 1964, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Laut Nomor 5401.18 tanggal 27 Juli 1964, maka dimulailah pembentukan Kesatuan Sukarelawati bagi Jalasenastri di pusat dan daerah-daerah. Tujuan dibentuknya sukarelawati ini adalah untuk keperluan perbantuan militer Angkatan Bersenjata dan menyiapsiagakan sewaktu-waktu ditugaskan membantu Angkatan Bersenjata, khususnya Angkatan Laut. Pendidikan dan latihan Sukarelawati Jalasenastri diatur dan ditentukan oleh Koordinator sukarelawan/ sukarelawati AL Pusat, sedangkan biayanya dibebankan kepada Jalasenastri sendiri dan apabila perlu dibantu oleh Angkatan Laut. Sejarah Jalasenastri 20
Catraratnanggadi Jalakanyasena IBU PEMBIMBING DAN PELINDUNG KOWAL Ketua Umum Jalasenastri Ny. Ciciek Arief Kushariadi dikukuhkan sebagai Ibu Pembimbing dan Pelindung Kowal atau “Catraratnanggadi Jalakanyasena” pada bulan Agustus 1996. Pengukuhan tersebut merupakan yang pertama kalinya dan hingga saat ini setiap Ketua Umum Jalasenastri diangkat menjadi Catraratnanggadi Jalakanyasena. Eksistensi anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) berkaitan erat dengan emansipasi wanita dan kesetaraan gender di lingkungan militer. Meskipun anggota Kowal dilatih dan dibentuk sebagai prajurit, namun secara kodrat lahiriah tetap seorang wanita. Oleh sebab itu, dalam berbagai kegiatan dan penugasan para prajurit Kowal tetap memerlukan sebuah kekhususan. Hal inilah yang menjadi perhatian ibu-ibu anggota Jalasenastri. Sejak gagasan pembentukan Kowal digulirkan pada tahun 1962, ibu-ibu Jalasenastri telah banyak berperan seperti memberi masukan dan saran kepada pimpinan TNI AL mengenai postur prajurit wanita khas Angkatan Laut tersebut mulai dari proses perekrutan, latihan, penugasan hingga penempatan personel Kowal di kedinasan. Dengan demikian, dari aspek historis terdapat korelasi yang erat antara Jalasenastri dan Kowal. 21 Sejarah Jalasenastri
Struktur Organisasi Jalasenastri (lama) Sejarah Jalasenastri 22
23 Sejarah Jalasenastri
Struktur Organisasi Jalasenastri (baru) Sejarah Jalasenastri 24
25 Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri 26
27 Sejarah Jalasenastri
PEMBENTUKAN SEKSI PENERANGAN DAN REDAKSI DI PENGURUS PUSAT JALASENASTRI Pelaksanaan acara Musyawarah Luar Biasa Dharma Pertiwi Tahun 2021, pada tanggal 16 Februari 2021, yang dibuka oleh Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, yang mengangkat tema : “Dengan Musyawarah Luar Biasa Dharma Pertiwi Menyiapkan Estafet Kepemimpinan Kepada Generasi Milenial Untuk Menuju Indonesia Maju Serta Menyukseskan Program Kerja Dharma Pertiwi Tahun 2021” Dalam kegiatan Musyawarah Luar Biasa ini dibahas beberapa hal penting, antara lain : - Beberapa perubahan Juklak hasil Musyawarah Nasional XIII Tahun 2018 yang disesuaikan dngan situasi pandemi Covid-19 - Penyampaian Program Kerja Dharma Pertiwi Tahun 2021 - Rencana pembentukan Seksi baru di kepengurusan, yakni Seksi Penerangan dan Redaksi, dimana sebelumnya Urusan Penerangan berada di bawah Seksi Organisasi Pembentukan Seksi Penerangan dan Redaksi di Pengurus Pusat Jalasenastri, dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2021, dengan jabatan sebagai berikut : 1. Ketua Seksi Penerangan dan Redaksi 2. Urusan Penerangan Seksi Penerangan dan Redaksi 3. Urusan Redaksi 4. Urusan Audio Visual 5. Sekretaris Seksi Penerangan dan Redaksi Sejarah Jalasenastri 28
Tugas, wewenang dan tanggung jawab Seksi Penerangan dan Redaksi, yaitu : a. Ketua Seksi Penerangan dan Redaksi 1. Memimpin rapat perencanaan penerbitan majalah organisasi tiap edisi. 2. Menyusun, menghimpun bahan-bahan untuk majalah Jala Puspita. 3. Berkoordinasi dengan Dispenal untuk mengumpulkan foto kegiatan Ketua Umum Jalasenastri. 4. Membuat, menghimpun, penyusun artikel untuk dimuat di majalah Jala Puspita. 5. Menerbitkan dan mendistribusikan majalah Jala Puspita. 6. Bertanggungjawab terhadap pengetikan materi, pencetakan majalah Jala Puspita. 7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum. b. Urusan Penerangan 1. Membantu Ketua Seksi Penerangan dan Redaksi melaksanakan tugasnya. 2. Merencanakan, merumuskan dan menyusun rancangan program kerja bidang penerangan. 3. Memberikan penerangan tentang organisasi Jalasenastri dan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan organisasi. 4. Memanfaatkan media massa guna meningkatkan kemampuan teknis pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan penerangan. 5. Menyusun, menghimpun bahan-bahan, dan membuat serta mendistribusikan majalah dan kalender Jalasenastri. 6. Membuat dan menyusun dokumen penerangan. 7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan petunjuk Ketua Seksi. 8. Mengirimkan surat permohonan sambutan kepada Pabinhar dalam setiap kegiatan Ketua Umum Jalasenastri dan mengoreksinya. 9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Seksi. 29 Sejarah Jalasenastri
c. Urusan Redaksi 1. Membantu Ketua Seksi melaksanakan tugasnya. 2. Menulis naskah, menghimpun, menyusun artikel untuk dimuat di majalah Jala Puspita. 3. Mengatur menerbitkan dan mendistribusikan majalah dan kalender Jalasenastri. 4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Seksi. d. Urusan Audio Visual 1. Membantu Ketua Seksi melaksanakan tugasnya. 2. Membuat perencanaan teknis dalam hal penanyangan dalam setiap kegiatan Jalasenastri. 3. Menyiapkan sarana untuk kegiatan yang bersifat dalam jaringan. 4. Membuat desain untuk materi promosi yang akan ditayangkan di akun media sosial organisasi. 5. Memanfaatkan media massa guna meningkatkan kemampuan teknis pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan yang bersifat audio visual. e. Sekretaris Seksi Penerangan dan Redaksi 1. Membantu menyusun, menghimpun bahan-bahan untuk majalah Jala Puspita. 2. Membuat draft surat yang akan dikeluarkan oleh Seksi Penerangan dan Redaksi. 3. Menangani seluruh akun media sosial organisasi, melakukan respon terhadap surat yang masuk. Sejarah Jalasenastri 30
Sejarah Singkat Tingkat Kepengurusan Jalasenastri
SEJARAH SINGKAT PENGURUS GABUNGAN JALASENASTRI MABESAL Jalasenastri sebagai organisasi yang bersifat semi dinas merupakan wadah istri prajurit TNI Angkatan Laut dalam rangka mendukung perjuangan suami yang sedang berada dan bertugas di garis depan serta memelihara dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Seiring dengan adanya integrasi ABRI, pada tanggal 13 Januari 1970 Jalasenastri di tetapkan sebagai organisasi dinas Ekstra Struktural dan mengacu pada ketentuan yang ada pada Dharma Pertiwi. Sejalan dengan perkembangan organisasi di lingkungan TNI Angkatan Laut Jalasenastri terus berkembang secara dinamis, dengan membentuk kepengurusan baik di Tingkat Pusat, Daerah, Gabungan, Korcab dan Cabang Berdiri Sendri. Dimana salah satunya adalah Pengurus Gabungan Jalasenastri Mabesal yang telah berdiri sejak tahun 1977 dengan Pejabat Ketua Pengurus Gabungan Jalasenastri Mabesal yang pertama adalah Ny. Bronto Atmoji, saat ini Kantor Pengurus Gabungan Jalasenastri Mabesal masih berkedudukan di Mako Kormar Jl. Kwini Jakarta Pusat. Dalam perkembangannya Pengurus Gabungan Jalasenastri Mabesal pernah bertempat di Gedung B4 Lantai 1 Mabesal Cilangkap dan kemudian untuk memantapkan Gerakan Langkah Jalasenastri di lingkungan Markas Besar Angkatan Laut pada tanggal 20 Juni 2014 Bapak Kasal yang saat itu di jabat oleh Laksamana TNI Dr. Marsetio meresmikan Gedung Malahayati di Mabesal. Kepengurusan Gabungan Jalasenastri Mabesal membawahi 9 Cabang, yaitu: - Cabang 1 Satker Srenal membawahi 5 Ranting dan 4 Anak Ranting - Cabang 2 Satker Sintelal membawahi 5 Ranting - Cabang 3 Satker Sopsal membawahi 4 Ranting - Cabang 4 Satker Spersal membawahi 9 Ranting - Cabang 5 Satker Slogal membawahi 6 Ranting dan 6 Anak Ranting - Cabang 6 Satker Spotmar membawahi 2 Ranting - Cabang 7 Satker Diskesal membawahi 8 Ranting - Cabang 8 Satker Denma membawahi 4 Ranting - Cabang 9 Satker Skomlek membawahi 3 Ranting dan 1 Anak Ranting 33 Sejarah Jalasenastri
SEJARAH SINGKAT PENGURUS DAERAH JALASENASTRI ARMADA I Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Kep/09/P/1984 tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur TNI AL maka jajaran Armada RI dibagi dalam dua Komando Armada yaitu Komando Armada Barat (Koarmabar) dan Komando Armada Timur (Koarmatim). Hal ini merupakan tindak lanjut mulai berlakunya UU No.20/1982 tentang Pokok-Pokok Pertahanan Negara, tugas Fungsional antara Dephankam dan Mabes ABRI dipisahkan. Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor:Skep/171/III/1985 tanggal 30 Maret 1985, Armada RI dibagi dua kawasan wilayah kerja yaitu Armada RI Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur. Sebagai organisasi dinas ekstra struktural dalam lingkungan TNI AL, maka setiap terjadinya pergantian atau perubahan dalam struktur organisasi TNI AL maka dengan sendirinya organisasi Jalasenastri dituntut untuk menyesuaikan. Berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor:Skep/709/IV/1985 tentang Organisasi Persatuan Istri Anggota TNI AL tanggal 08 April 1985 telah diadakan reorganisasi beberapa tingkat kepengurusan di lingkungan Jalasenastri. Penyesuaian yang terjadi adalah diantaranya Pengurus Daerah yang tadinya berjumlah 8 sebagai berikut : 1. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-1 berkedudukan di Medan 2. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-2 berkedudukan di Tanjung Pinang 3. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-3 berkedudukan di Jakarta 4. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-4 berkedudukan di Surabaya 5. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-6 berkedudukan di Manado 6. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-7 berkedudukan di Ujung Pandang 7. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-9 berkedudukan di Ambon 8. Pengurus Daerah Jalasenastri Daeral (Daerah Angkatan Laut)-10 berkedudukan di Jayapura Sejarah Jalasenastri 34
Karena organisasi Daeral (Daerah Angkatan Laut) telah dihapuskan sehingga tingkat kepengurusan daerah menjadi 2, sebagai berikut: 1. Pengurus Daerah Jalasenastri Armada Barat berkedudukan di Jakarta 2. Pengurus Daerah Jalasenastri Armada Timur berkedudukan di Surabaya Berdasarkan : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pembentukan Divisi 3 Komando Cadangan Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Komando Armada III, Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara dan Pasukan Marinir 3. 2. Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor : Kep/450/V/2018 tanggal 8 Mei 2018 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia. 3. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/1117/V/2018 tanggal 9 Mei 2018 tentang Penganugerahan Pataka kepada Komando Armada I, Komando Armada II dan Komando Armada III. 4. Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : 18 Tahun 2018 tanggal 9 Mei 2018 tentang Perubahan Nama Komando Armada RI Kawasan dan Pasukan Marinir. 5. Surat Keputusan Ketua Umum Jalasenastri Nomor : Skep/33/V/2018 tanggal 14 Mei 2018 tentang Perubahan Nama Kepengurusan dari Daerah Jalasenastri Armada Barat menjadi Daerah Jalasenastri Armada I dan Daerah Jalasenastri Armada Timur menjadi Daerah Jalasenastri Armada II. Maka pada hari Senin tanggal 14 Mei 2018 bertempat di Gedung Pendopo Seskoal di hadapan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Manik Siwi Sukma Adji telah dilaksanakan Perubahan Nama Kepengurusan dari Daerah Jalasenastri Armada Barat menjadi Daerah Jalasenastri Armada I. 35 Sejarah Jalasenastri
Setelah melalui berbagai tantangan dan rintangan, Jalasenastri Armada I tumbuh sebagai organisasi yang solid. Penyempurnaan terus dilakukan demi mecapai organisasi yang lebih baik. Likuidasi dalam tubuh Jalasenastri Armada I sebagai langkah penyesuaian reorganisasi di lingkungan TNI AL yang disesuaikan dengan struktur Kotama berjalan dengan lancar tanpa menghambat program kegiatan Jalasenastri Armada I. Secara fungsional Ketua Daerah Jalasenastri Armada I juga menjabat : 1. Wakil Ketua Dharma Pertiwi Daerah K 2. Anggota Pengawas Daerah I Yayasan Hang Tuah 3. Penasehat BKOW Provinsi DKI Jakarta Perkembangan terakhir sampai dengan saat ini struktur kepengurusan Jalasenastri Armada I sebagai berikut : I. Korcab 1. Korcab I Daerah Jalasenastri Armada I, Membawahi 9 Cabang dan berkedudukan di Belawan 2. Korcab II Daerah Jalasenastri Armada I, Membawahi 6 Cabang dan berkedudukan di Padang 3. Korcab III Daerah Jalasenastri Armada I, Membawahi 11 Cabang dan berkedudukan di Jakarta 4. Korcab IV Daerah Jalasenastri Armada I, Membawahi 9 Cabang dan berkedudukan di Tanjung Pinang 5. Korcab XII Daerah Jalasenastri Armada I, Membawahi 3 Cabang dan berkedudukan di Pontianak II. Cabang : 1. Cabang 1 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Mako membawahi 11 Ranting dan berkedudukan di Jakarta 2. Cabang 2 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Denma berkedudukan di Jakarta 3. Cabang 3 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Satkopaska berkedudukan di Jakarta 4. Cabang 4 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker satfib membawahi 6 Ranting dan berkedudukan di Jakarta 5. Cabang 5 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Guskamla berkedudukan di Batam Sejarah Jalasenastri 36
6. Cabang 6 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Kolat berkedudukan di Jakarta 7. Cabang 7 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Satkor membawahi 13 Ranting dan berkedudukan di Jakarta 8. Cabang 8 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Satban membawahi 2 Ranting dan berkedudukan di Jakarta 9. Cabang 9 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Satran membawahi 2 Ranting dan berkedudukan di Tanjung Uban 10. Cabang 10 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Satkat membawahi 12 Ranting dan berkedudukan di Tanjung Uban 11. Cabang 11 Daerah Jalasenastri Armada I, Satker Guspurla berkedudukan di Jakarta Perubahan nama kepengurusan Daerah Jalasenastri Armada Barat menjadi Daerah Jalasenastri Armada I dan Sejarah Jalasenastri Daerah Jalasenastri Armada Timur menjadi Daerah Jalasenastri Armada II 37
SEJARAH SINGKAT PENGURUS DAERAH JALASENASTRI ARMADA II Pada tahun 1946 para isteri anggota Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yang tersebar di beberapa kota-kota pelabuhan dan Markas Angkatan Laut Republik Indonesia, berusaha menghimpun kekuatan untuk membentuk suatu organisasi. Diantaranya, para isteri anggota ALRI di lingkungan Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS) mendirikan Ikatan Wanita Angkatan laut (IWAL) Surabaya yang di ketuai oleh Ny.Affandi. IWAL Surabaya ini kemudian membentuk yayasan pendidikan dengan nama “Yayasan Hang Tuah” yang diprakarsai oleh Ny. R.E.Martadinata. Pada tahun 1957 diadakan konferensi yang menyatukan seluruh organisasi anggota ALRI baik dari Jawa maupun Luar Jawa, menghasilkan berdirinya wadah tunggal bagi para isteri anggota ALRI dengan nama “Jalasenastri”. Identitas Jalasenastri meliputi Lambang Jalasenastri, Hymne Jalasenastri, dan Mars Jalasenastri diperkenalkan dan di sahkan mulai tahun 1958. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima ALRI No.5401. 16 tanggal 9 Juli 1964 Jalasenastri menjadi organisasi ekstra struktural ALRI. Kemudian keputusan ini disempurnakan oleh Keputusan KASAL No.5401. 1 tanggal 13 Januari 1970 yang menyatakan kedudukan Jalasenastri sebagai organisasi dinas di jajaran TNI AL dalam bentuk ekstrastruktural. Selain itu Jalasenastri ditetapkan sebagai anggota Dharma Pertiwi. Reorganisasi di tubuh TNI Angkatan Laut yaitu perubahan struktur organisasi kewilayahan di iringi dengan perubahan kepengurusan organisasi yang ada di Jalasenastri. Hal tersebut di kuatkan dengan Surat Keputusan Kasal Nomor:Skep/709/IV/1985 tanggal 8 April 1985 tentang Organisasi Persatuan Isteri Anggota TNI AL, telah diadakan reorganisasi kepengurusan di lingkungan Jalasenastri di antaranya terbentuknya Pengurus Daerah Jalasenastri Armada Barat dan Pengurus Daerah Jalasenastri ArmadaTimur. Pada tahun 1987 Pengurus Daerah Jalasenastri Armada Timur membawahi tiga pengurus Koordinasi Cabang (Korcab) untuk mewadahi organisasi Jalasenastri di lingkungan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) yakni: 1. Pengurus Korcab III Daerah Jalasenastri Armada Timur yang berkedudukan di Surabaya 2. Pengurus Korcab IV Daerah Jalasenastri Armada Timur yang berkedudukan di Bitung 3. Pengurus Korcab V Daerah Jalasenastri Armada Timur yang berkedudukan di Ambon Sejarah Jalasenastri 38
Pada tanggal 1 Agustus 2006 perubahan penomoran Lantamal yang disusun mulai dari wilayah barat kewilayah timur, mempengaruhi berubahnya penyebutan Korcab Daerah Jalasenastri Armada Timur. Korcab III yang asalnya untuk Surabaya menjadi sebutan untuk Korcab di Jakarta. Korcab IV dulunya di Makassar menjadi sebutan Korcab Tanjung Pinang (Kep.Riau). Korcab V yang dulunya untuk Korcab Jayapura (Papua) menjadi sebutan untuk Korcab Surabaya. Korcab VI yang dulunya di Bitung (Sulut) menjadi sebutan untuk Korcab Makassar. Korcab VII yang dulunya Tanjung Pinang menjadi sebutan untuk Korcab Kupang. Korcab VIII Ambon (Maluku) digunakan untuk Korcab VIII Manado. Korcab IX yang sebelumnya digunakan untuk Korcab Kupang selanjutnya digunakan untuk Korcab Ambon. Korcab Jayapura menggunakan sebutan Korcab X dan Korcab XI sebutan untuk Korcab Merauke. Adapun susunan Korcab di bawah koordinasi Pengurus Daerah Jalasenastri Armada Timur menjadi 9 Korcab dan 44 Cabang di bawah Korcab, meliputi: 1. Korcab V berkedudukan di Surabaya 2. Korcab VI berkedudukan di Makassar 3. Korcab VII berkedudukan di Kupang 4. Korcab VIII berkedudukan di Manado 5. Korcab IX berkedudukan di Ambon 6. Korcab X berkedudukan di Jayapura 7. Korcab XI berkedudukan di Merauke 8. Korcab XIII berkedudukan di Tarakan 9. Korcab XIV berkedudukan di Sorong Dengan adanya perubahan nama Komando Armada Timur menjadi Komando Armada II dan pembentukan Komando Armada III yang bertempat di Sorong, maka Pengurus Pusat Jalasenastri pada tanggal 14 Mei 2019 mengeluarkan Surat Keputusan Nomor Skep /33/V/2018 tentang Perubahan Nama Kepengurusan dari Daerah Jalasenastri Armada Barat menjadi Daerah Jalasenastri Armada I dan Daerah Jalasenastri Armada Timur menjadi Daerah Jalasenastri Armada II. Susunan Korcab dibawah Armada II pun disesuaikan berdasarkan Surat Keputusan Jalasenastri Nomor : Skep /41/V/2018 tentang Alih Bina Korcab IX, X, XI dan XIV Daerah Jalasenastri Armada II tanggal 31 Mei 2019, yang isinya memutuskan untuk mengalihbinakan Korcab IX, X, XI dan XIV dari Daerah Jalasenastri Armada II ke Daerah Jalasenastri Armada III. 39 Sejarah Jalasenastri
Adapun susunan Tingkat Kepengurusan Korcab Daerah Jalasenastri Armada II menjadi 5 Korcab dan 35 Cabang, antara lain : 1. Korcab V berkedudukan di Surabaya 2. Korcab VI berkedudukan di Makassar 3. Korcab VII berkedudukan di Kupang 4. Korcab VIII berkedudukan di Manado 5. Korcab XIII berkedudukan di Tarakan Disamping membawahi tingkat kepengurusan Korcab, PD Jalasenastri Armada II juga membawahi 12 (dua belas) cabang dan 101 (seratus satu) ranting, yang merupakan organisasi Jalasenastri di jajaran Staff dan KRI. Penambahan dan penghapusan cabang serta ranting juga terjadi seiring dinamika dalam kedinasan. Diantaranya: a. Penambahan Ranting KRI John Lie, KRI Usman Harun, dan KRI Bung Tomo pada bulan Maret 2015 b. Penambahan Ranting KRI Sidat, pada bulan Juli 2015 c. Penghapusan Ranting KRI Karang Banteng, pada bulan Desember2016 d. Penambahan Ranting KRI Terapang, pada bulan Januari 2017 e. Penambahan Ranting KRI Tarakan, pada bulan Maret 2017 f. Penambahan Ranting KRI Tatihu, KRI Madidihang, dan KRI Layaran, pada bulan April 2017 g. Penambahan Ranting KRI R.E.Martadinata, pada bulan Juli 2017 h. Penambahan Ranting KRI I Gusti Ngurah Rai, pada bulan Februari 2018 i. Alih Bina Ranting KRI John Lie dan KRI Bung Tomo ke Daerah Jalasenastri Armada Barat, pada bulan Maret 2018 j. Penghapusan Cabang 9 Satuan Kapal Patroli serta Alih Bina Ranting-ranting di bawahnya kejajaran Korcab, pada bulan Maret 2018 k. Penambahan Ranting KRI Bimasuci, pada bulan April 2018 l. Penambahan Ranting Spotmar, bulan Juni 2018 m. Penambahan Ranting KRI Ardadedali dan KRI Nagapasa, pada bulan November 2018 n. Alih Bina Ranting KRI Usman Harun ke Daerah Jalasenastri Armada Barat, bulan Juli 2018 Sejarah Jalasenastri 40
SEJARAH SINGKAT PENGURUS DAERAH JALASENASTRI ARMADA III Pada tanggal 11 Mei 2018, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meresmikan empat kesatuan baru, diantaranya Divisi 3/Kostrad, Komando Armada III, Pasmar 3 dan Koopsau III. Sehubungan dengan dibentuknya organisasi baru di TNI Angkatan Laut yakni Komando Armada III, maka dibentuk pula kepengurusan Daerah Jalasenastri Armada III. Sejarah singkat Daerah Jalasenastri Armada III erat kaitannya dengan keberadaan organisasi wanita pada umumnya yang terbentuk dengan penuh semangat jiwa dan cita-cita luhur Indonesia. Jalasenastri berasal dari kata “jala” yang berarti laut, “sena” yang berarti prajurit, dan “stri” yang berarti istri, dimana Jalasenastri memiliki makna istri prajurit Angkatan Laut yang dimana pada hakikatnya adalah perempuan perempuan hebat yang selalu setia mendampingi suami dimana pun berada. Sesuai dengan surat keputusan Ketua Umum Jalasenastri Nomor Skep/30/V/2018 tentang pembentukan daerah Jalasenastri Armada III yang diresmikan pada hari Jumat tanggal 11 Mei 2018 oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi, berdasarkan skep tersebut ditunjuklah Ny. Niniek Ariawan dan Ny. Bertiana Dadi Hartanto sebagai Ketua Daerah dan Wakil Ketua Daerah Jalasenastri Armada III yang pertama. Kantor Jalasenastri Armada III pertama terletak di Jl. Bubara No 01 Klaligi, Kota Sorong, Papua Barat. Namun sejak tanggal 17 November 2020 sudah pindah di Jl. Poros Katapop, Desa Majener, Distrik Salawati, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Adapun struktur kepengurusan di tingkat Daerah Jalasenastri Armada III sebagai berikut : - Cabang di bawah PD Armada III : • Cabang 1 Mako • Cabang 2 Denma • Cabang 3 Satkor • Cabang 4 Satfib • Cabang 5 Guspurla • Cabang 6 Guskamla 41 Sejarah Jalasenastri
- Korcab di bawah PD Armada III : Pembentukan Daerah Jalasenastri Armada III dan pengangkatan Ny. Niniek Ariawan sebagai * Korcab IX Ambon Ketua Daerah Jalasenastri Armada III • Cabang 1 Mako • Cabang 2 Tual • Cabang 3 Saumlaki • Cabang 4 Aru • Cabang 5 Satrol * Korcab X Jayapura • Cabang 1 Mako • Cabang 2 Lanal Biak • Cabang 3 Satrol Lantamal X • Cabang 4 Denma Lantamal X * Korcab XI Merauke • Cabang 1 Mako • Cabang 2 Lanal Timika * Korcab XIV Sorong • Cabang 1 Mako • Cabang 2 Lanal Ternate • Cabang 3 Lanal Morotai • Cabang 4 Fasharkan Manokwari Sejarah Jalasenastri 42
SEJARAH SINGKAT PENGURUS GABUNGAN KOLINLAMIL Organisasi para istri Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) tumbuh dengan cepat, baik di Jawa maupun di luar Jawa antara lain Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Tanjung Pinang. Sejak berdirinya, organisasi tersebut masing-masing berdiri sendiri tanpa ada hubungan dan dengan nama yang berbeda-beda, seperti PPKAL di Lawang, Yogyakarta, Tegal dan Pariaman; IKAL di Jakarta dan Makassar; IWAL di Surabaya serta PERIAL di Tanjung Pinang. Mengingat ALRI merupakan satu kesatuan atau suatu angkatan, maka organisasi tersebut seyogyanya juga merupakan satu kesatuan yang berada dalam satu wadah. Gagasan penyatuan ini lahir dari Ny. Raharti Subijakto selaku istri Kasal, untuk menyatukan seluruh organisasi para istri Angkatan Laut Republik Indonesia. Hal ini mendapat sambutan baik dari pimpinan ALRI maupun organisasi-organisasi itu sendiri. Setelah ada kesepakatan antara IKAL Jakarta dan IWAL Surabaya, kemudian kedua organisasi ini memprakarsai untuk mengadakan pertemuan seluruh organisasi para istri ALRI yang ada. Pada tanggal 27-29 Agustus 1957 diadakan pertemuan di Jalan Diponegoro No. 51 Jakarta, yang kemudian dikenal dengan nama Konferensi Jalasenastri. Pada konferensi hari kedua tanggal 28 Agustus 1957 dibicarakan tentang pemberian nama bagi organisasi yang telah disepakati yang memerlukan pembahasan yang lebih mendalam dan teliti. Tiap-tiap utusan kemudian mengusulkan nama. Delegasi dari Jakarta mengajukan nama Jalakusuma, delegasi Surabaya mengajukan nama Persatuan Wanita Angkatan Laut, serta menyampaikan titipan nama dari komandan KDMS Komodor Nazir yaitu Ikatan Wanita Bahari. Peserta konferensi akhirnya menyetujui nama Jalakusuma. Sebelum ditetapkan oleh Ny. Raharti Subijakto, nama tersebut ditanyakan kepada seorang ahli bahasa Sansekerta Prof. Prijono. Ternyata menurut Prof. Prijono nama Jalakusuma tidak tepat digunakan sebagai nama organisasi istri ALRI. Selanjutnya Prof. Prijono mengajukan daftar nama yaitu, Jalasenastri, Jalasenanggana, Jalasenawanita, Jalasenaratna, Jalasena Kumari, Jalasena Kanta, Jalasena Karya, Jaladhisenastri dan Senastri Bahari. Konferensi akhirnya memilih nama Jalasenastri, yang secara etimologi Jala berarti Laut, Sena berarti Prajurit dan Stri berarti Istri, maka Jalasenastri berarti Istri Prajurit Laut. Dengan demikian sejak saat itu Jalasenastri resmi dipergunakan sebagai nama organisasi para istri Angkatan Laut. 43 Sejarah Jalasenastri
Sejarah Jalasenastri Pengembangan organisasi TNI AL dengan penambahan kotama- kotama di Jakarta dan Surabaya menyebabkan perubahan organisasi Pengurus Daerah Jalasenastri. Untuk Jalasenastri Daerah 3 Jakarta dan Daerah 4 Surabaya semula di bawah pembinaan PD Jalasenastri Daerah. Tetapi kemudian dengan terbentuknya kotama yang secara administratif tidak di bawah daerah, maka untuk lebih meningkatkan hasil guna dan daya organisasi serta memudahkan pembinaan, Kasal memutuskan untuk membentuk Jalasenastri Kotama di Jakarta dan Surabaya yang sejajar dengan daerah. Pelaksanaan kegiatan ke dalam dapat dilaporkan langsung ke Pengurus Pusat Jalasenastri; untuk kegiatan ke luar dikoordinasikan oleh Jalasenastri Daerah. Hal ini untuk menyesuaikan dengan struktur organisasi Dharma Pertiwi, bahkan yang diakui adalah kepengurusan yang bersifat kedaerahan. Dengan terbentuknya Jalasenastri di kotama yang sejajar dengan Jalasenastri Daerah, maka baik di Jakarta maupun di Surabaya terdapat beberapa tingkatan Jalasenastri yang sejajar dengan Jalasenastri Daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf TNI-AL nomor: Skep/5401.5/IV/1974 tanggal 9 April 1974, tentang Pembentukan Jalasenastri di Lingkungan Markas Besar Angkatan Laut dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Sejajar dengan Jalasenastri Daerah 3, maka dibentuklah Musyawarah Koordinasi Jalasenastri Jakarta. Dengan demikian secara resmi berdirilah Jalasenastri Kolinlamil yang disebut Pengurus Gabungan (PG) Jalasenastri Kolinlamil yang diketuai oleh Ny. Toto P.S., istri Panglima Kolinlamil. Saat ini Kantor Pengurus Gabungan (PG) Jalasenastri Kolinlamil berkedudukan di Jakarta dengan alamat di Jl. Tabah Raya, Komplek TNI AL Sunter Kodamar, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Tlp. 021-4500730. 44
Dalam perkembangannya sejak tahun 1977, Gabungan Jalasenastri Kolinlamil memiliki 4 Cabang yaitu : 1. Cabang 1 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil Cabang 1 terdiri dari satker-satker yang ada di Mako Kolinlamil, yaitu Isteri-isteri Asisten/ Kasatker dan jajaran di bawahnya. Kantor Cabang 1 berkedudukan di Jakarta dengan alamat yang sama dengan PG Kolinlamil. 2. Cabang 2 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil Cabang 2 terdiri dari para Ketua Ranting yang ada di bawah Satlinlamil 1 Jakarta beserta jajaran di bawahnya. Kantor Cabang 2 berkedudukan di Jakarta dengan alamat yang sama dengan PG Kolinlamil. Saat ini Cabang 2 memiliki 7 ranting, yaitu: 1. Ranting A: Staf Satlinlamil 1 2. Ranting B: KRI Teluk Amboina – 503 3. Ranting C: KRI Teluk Manado – 537 4. Ranting D: KRI Teluk Hading – 538 5. Ranting E: KRI Mentawai – 959 6. Ranting F: KRI Tanjung Kambani – 971 7. Ranting G: KRI Banda Aceh – 593 45 Sejarah Jalasenastri
3. Cabang 3 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil Cabang 3 terdiri dari para Ketua Ranting yang ada di bawah Satlinlamil 2 Surabaya beserta jajaran yang ada di bawahnya. Kantor Cabang 3 berkedudukan di Jl. Hang Tuah Ujung, Surabaya. Saat ini Cabang 3 memiliki 6 ranting, yaitu: 1. Ranting A: Staf Satlinlamil 2 2. Ranting B: KRI Teluk Bintuni – 520 3. Ranting C: KRI Banjarmasin – 592 4. Ranting D: KRI Teluk Parigi – 593 5. Ranting E: KRI Teluk Lampung – 540 6. Ranting F: KRI Teluk Yotefa – 522 4. Cabang 4 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Jalasenastri Nomor: Skep/43/XII/2020 tanggal 2 Desember 2020 tentang Pembentukan Cabang 4 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil, maka tanggal 2 Desember 2020 telah terbentuk Cabang 4 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil (Satlinlamil 3 Makassar). Pembentukan dan Pengangkatan Ketua Cabang 4 Gabungan Jalasenastri Kolinlamil dilaksanakan oleh Ketua Gabungan Jalasenastri Kolinlamil saat itu yaitu Ny. Nia Irwan Achmadi. Ketua Cabang 4 yang diangkat adalah Ny. Lenny Yulis Andreas Lorentius. Untuk saat ini Cabang 4 belum memiliki ranting. Selama berdirinya, PG Jalasenastri Kolinlamil telah banyak berperan dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan terutama dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan keluarga (istri prajurit) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para Prajurit Kolinlamil. Sejarah Jalasenastri 46
SEJARAH SINGKAT PENGURUS GABUNGAN KORMAR Awal berdirinya Organisasi Jalasenastri di lingkungan Korps Marinir, tidak terlepas dari sejarah awal berdirinya Korps Marinir TNI AL (Corps Mariniers) di Pangkalan IV ALRI Tegal. Semenjak terbentuknya Persatuan Putri Keluarga Angkatan Laut (PPKAL) di Markas Besar Tertinggi Angkatan Laut Republik Indonesia (MBT ALRI) Lawang, Jawa Timur pada tahun 1946, di Pangkalan IV ALRI Te- gal ini terbentuk pula perkumpulan isteri prajurit-prajurit laut. Walaupun saat itu pembentukannya bersifat insidentil, anggota isteri prajurit laut ikut berjuang di garis belakang, dan telah memberikan andil besar dalam memberikan dorongan moril bagi para suami yang bertugas di medan pertempuran. Sebagian dari isteri para prajurit ini, bahu membahu mendukung suami terutama dalam penyiapan kebutuhan logistik makan ketika terjadi pertempuran prajurit Corps Mariniers Tegal dengan Belanda di sektor pertempuran Sragi, Kalibakung hingga Bumijawa. Pada periode perang kemerdekaan hingga terbentuknya Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) di tahun 1948 yang merupakan bagian dari ALRI, organisasi isteri prajurit KKO AL masih belum terbentuk meskipun keberadaannya diakui banyak membantu dan mendukung perjuangan para suaminya. Pada tahun 1951 ketika terbentuk Ikatan Keluarga Angkatan Laut (IKAL) Jakarta, para isteri prajurit KKO AL yang bertugas di Komando Daerah Maritim (Kodamar/KDM) Jakarta menggabungkan diri dengan IKAL sebagai bagian dari unit organisasi IKAL Jakarta di bawah pimpinan Ny. Hartono. Demikian pula di wilayah timur dengan terbentuknya Ikatan Wanita Angkatan Laut (IWAL) Surabaya di tahun 1952, para isteri prajurit KKO AL yang bertugas di KDM Surabaya dan Markas KKO AL di kesatrian Wonokitri, KKO Gubeng, dan KKO Semampir di bawah pimpinan Ny. R. Soehadi ikut pula menggabungkan diri dengan IWAL Surabaya. Pada saat terbentuknya organisasi resmi Jalasenastri pada tahun 1957 dalam sebuah konferensi isteri prajurit ALRI di Jakarta, sebagian isteri prajurit KKO AL juga ikut hadir mewakili IKAL Jakarta maupun IWAL Surabaya. Saat konggres I Jalasenastri tahun 1959, sebagian perwakilan isteri prajurit KKO AL di antaranya Ny. Hartono, dan Ny. Ali Sadikin dipilih menjadi bagian dari pengurus Jalasenastri, bahkan Ny. Moekijat ditunjuk menjadi Ketua Pengurus Jalasenastri Cabang Jakarta. Pada periode 1960-1975, Jalasenastri KKO AL berada di bawah cabang Markas Besar Angkatan Laut (MBAL) Jakarta. Para isteri prajurit KKO AL ini aktif berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan Jalasenastri pusat & juga melakukan kegiatan bersama istri Prajurit KKO. Pada saat Dwikora, dilakukan penyiapan sukarelawati di mana di dalamnya termasuk pula Jalasenastri, maka sebagian isteri prajurit KKO AL mengikuti pelatihan semi militer di Cipulir pada tanggal 3-22 Agustus 1964, termasuk Ny. Grace Hartono yang saat itu sebagai istri Komandan KKO juga mengikuti pelatihan tsb & ditunjuk menjadi Komandan Batalyon Sukarelawati yang disebut Batalyon Narendra Duhita. 47 Sejarah Jalasenastri
Pada tahun 1975 dengan berubahnya nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) menjadi Korps Marinir, maka terjadi pula perubahan nama organisasi, yang sebelumnya bernama Cabang Jalasenastri KKO AL menjadi Cabang Jalasenastri Korps Marinir. Dengan Ditetapkannya Korps Marinir sebagai Komando Utama (Kotama) yang sejajar dengan Kotama lain dalam struktur organisasi TNI AL, maka berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor : Skep 2227/XI/1976 tanggal 10 November 1976, Jalasenastri Korps Marinir yang semula merupakan cabang dari Jalasenastri Mabesal diresmikan menjadi sejajar dengan Jalasenastri Kotama lainnya. Peresmian ini dilakukan oleh Wakil Ketua Umum PP Jalasenastri Ny. Waloejo Soegito, dengan penyerahan vandel Jalasenastri kepada Ny. M. Anwar selaku Ketua Jalasenastri Korps Marinir. Upacara tersebut dilaksanakan di ruang serbaguna Markas Komando Korps Marinir Cilandak pada tanggal 27 November 1976. Peresmian ini selanjutnya diikuti dengan perubahan sebutan untuk Jalasenastri Korps Marinir menjadi Pengurus Gabungan (PG) Jalasenastri Korps Marinir yang kedudukannya sejajar dengan Pengurus Daerah (PD) Armabar, Armatim, (PG) Mabesal, Kolinlamil, Kodiklatal (dulu Kodikal/Kobangdikal), (CBS) Seskoal, Pushidrosal dan AAL. Setelah diresmikan menjadi salah satu PG, Jalasenastri Korps Marinir mulai berbenah diri dengan meresmikan kepengurusan di tingkat pusat dan dan tingkat cabang yang disesuaikan dengan kekuatan pasukan Korps Marinir saat itu. Berbagai kegiatan dan aktifitas organisasi pun mulai dijalankan sesuai dengan bidang / seksi yang sudah terbentuk. Pada tahun 1982, saat kepengurusan Ny. Kahpi S., kantor Pengurus Jalasenastri Korps Marinir yang semula menempati gedung kecil berukuran 4 x 3 meter di Markas Komando Korps Marinir Jl. Prapatan dipindahkan ke gedung yang lebih representatif di Jl. Cilandak KKO, Jakarta Selatan. Pada tahun 1984, seiring dengan adanya reorganisasi kekuatan Korps Marinir, Jalasenastri Korps Marinir pun mengalami hal yang tak jauh berbeda. Pada masa ini Jalasenastri Korps Marinir memiliki 7 cabang yaitu masing-masing Cabang-1 Brigif-1 Mar, Cabang-2 Brigif-2 Marinir, Cabang-3 Menbanpurmar, Cabang-4 Menbanminmar, Cabang-5 Kolatmar, Cabang-6 Lanmar Surabaya dan Cabang-7 Lanmar Jakarta. Sebelum era reformasi cabang Jalasenastri di lingkungan Korps Marinir bertambah dengan masuknya Cabang-8 Denjaka dan Cabang-9 Rumkitalmar Cilandak. Masing-masing cabang membawahi beberapa ranting seperti Cabang-1 Brigif-1 Mar memiliki 3 ranting (Ranting Yonif-1 Mar, Yonif-3 Mar dan ranting Yonif-5 Mar). Perkembangan berikutnya, pada tahun 1994, Jalasenastri Korps Marinir yang saat itu di bawah kepemimpinan Ny. Gafur Chaliq memiliki gedung tersendiri di Jl. Usman No.12 Kesatrian Marinir Cilandak dengan nama Kantor Pusat Pengurus Gabungan Jalasenastri Korps Marinir. Pada tahun 2001, organisasi Jalasenastri Korps Marinir kembali mengalami perubahan dengan hanya memiliki 7 cabang setelah adanya likuidasi Brigif-1 Mar dan Resimen menjadi Pasmar-1. Cabang Jalasenastri tersebut adalah Cabang-1 Pasmar-1, Cabang 2 Lanmar Surabaya, Cabang-3 Kolatmar, Cabang-4 Brigmar BS di Jakarta, Cabang-5 Denjaka, Cabang-6 Lanmar Jakarta dan Cabang-7 Rumkitalmar Cilandak di Jakarta. Sejarah Jalasenastri 48
Pada tahun 2004 terjadi pula reorganisasi kekuatan di tubuh Korps Marinir yang berdampak pada perubahan organisasi di lingkungan Jalasenastri Korps Marinir. Pada masa ini dengan dibentuknya Pasmar-1 Surabaya dan Pasmar-2 Jakarta, maka muncul istilah baru sebagai wadah jalasenastri di lingkungan Pasmar yakni sebagai Koordinator Cabang (Korcab), sehingga struktur organisasi Jalasenastri Korps Marinir pada masa ini memiliki 2 Korcab (Korcab Pasmar-1 dan Korcab Pasmar-2 dan 5 Cabang (Lanmar Jakarta, Lanmar Surabaya, Kolatmar, Denjaka dan Rukitalmar Cilandak). Korcab Pasmar-1 membawahi 4 Cabang (Brigif-1 Mar, Menkav-1 Mar, Menart-1 Mar, Menbanpur-1 Mar, Yon Taifib-1 Mar dan 4 Ranting Yonmarhanlan, sedangkan Korcab Pasmar-2 membawahi 4 cabang (Brigif-2 Mar, Menkav-2 Mar, Menart-2 Mar, Menbanpur-2 Mar, Yon Taifib 2 Mar dan 4 ranting Yonmarhanlan. Selanjutnya terdapat pula Cabang Brigif-3 Marinir yang membawahi ranting Yonif-7, Yonif-8 dan Yonif-9 Marinir. Pada November 2014, organisasi Jalasenastri mengalami penambahan terutama di tingkat ranting setelah terbentuknya Ranting E Yonif-10 Mar yang menjadi bagian dari Cabang 7 Brigif-3 Mar. Demikian pula pada tahun 2017, organisasi di tingkat Ranting bertambah setelah diresmikannya Yonmarhanlan XII Pontianak (Ranting F Korcab Pasmar-1 ) dan Yonmarhanlan XIII Tarakan menjadi Ranting G Korcab Pasmar-2. Pada tahun 2018, Jalasenastri PG Kormar di bawah pimpinan Ny. Alike Bambang Suswantono pun semakin berkembang dengan memiliki anggota kurang lebih 17.527 orang. Dengan Perubahan nama Satuan Korps Marinir, ditetapkan berdasarkan Keputusan Komandan Korps Marinir Nomor: 88/V/Tahun 2018 tentang Peresmian Perubahan Nama Kesatuan Pasmar-1 dan Pasmar-2 serta pengukuhan jabatan Danpasmar-3. Dalam putusan tersebut, Pasmar-2 menjadi Pasmar-1 berkedudukan di Jakarta, Pasmar-1 menjadi Pasmar-2 berkedudukan di Surabaya, sedangkan Pasmar-3 berkedudukan di Sorong. Saat ini Pengurus Gabungan Jalasenastri Korps Marinir membawahi 3 Korcab yaitu Korcab Pasmar 1, Korcab Pasmar 2, dan Korcab Pasmar 3 serta mempunyai 7 Cabang yakni : - Cabang 1 Mako Kormar - Cabang 2 Lanmar Jakarta dengan 3 Ranting - Cabang 3 Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) - Cabang 4 Denjaka - Cabang 5 Komando Latih Marinir (Kolatmar) dengan 9 Ranting - Cabang 6 Lanmar Surabaya dengan 3 Ranting - Cabang 7 Brigif-4 Mar/BS Lampung dengan 5 Ranting 49 Sejarah Jalasenastri
Korcab Pasmar 1 Jakarta memiliki 5 Cabang, yaitu : - Cabang 1 Mako Pasmar-1 membawahi 6 Ranting - Cabang 2 Brigif-1 Mar membawahi 4 Ranting - Cabang 3 Menkav-1 Mar membawahi 4 Ranting - Cabang 4 Menbanpur-1 Mar membawahi 7 Ranting - Cabang 5 Menart-1 Mar membawahi 4 Ranting Korcab Pasmar 2 Surabaya memiliki 5 Cabang, yaitu : - Cabang 1 Mako Pasmar-2 membawahi 6 Ranting - Cabang 2 Brigif-2 Mar membawahi 4 Ranting - Cabang 3 Menbanpur-2 Mar membawahi 7 Ranting - Cabang 4 Menart-2 Mar membawahi 4 Ranting - Cabang 5 Menkav-2 Mar membawahi 4 Ranting Korcab Pasmar 3 Sorong memiliki 5 Cabang, yaitu : - Cabang 1 Mako Pasmar 3 membawahi 5 Ranting - Cabang 2 Brigif-3 Mar membawahi 1 Ranting - Cabang 3 Menart-3 Mar - Cabang 4 Menkav-3 Mar - Cabang 5 Menbanpur-3 Mar Sejarah Jalasenastri 50
Search