Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Historiografi Pendidikan Indonesia

Historiografi Pendidikan Indonesia

Published by Beam Nursupriatna, 2021-10-29 23:45:29

Description: Historiografi Pendidikan Indonesia

Search

Read the Text Version

96 | Ilham Nur Utomo sploitif dari sistem kolonial (Rose, 1991: memang memiliki referensi bacaan yang 109). Melalui pendidikan diharapkan sangat luas. Begitu pula dalam pergerakan mampu menumbuhkan kesadaran rakyat PNI Baru, diterapkan buku yang harus di- akan kemampuan diri dan tanggung jawab baca oleh para kader. Beberapa buku terse- untuk merdeka. but merupakan buku sejarah, seperti De Geschiedenis der Nationalistische beweg- Hatta sebagai pendiri sekaligus ket- ing in Ned-Indie karya P. Blumberger, dan ua berperan banyak dalam menghidupkan buku tentang riwayat pergerakan berjud- pergerakan PNI Baru. Beberapa gagasann- ul Ierland en het Iersche volk karya Pater ya yang dapat dilihat dari pergerakan se- Callewaert (Daulat Ra’jat, 10 Maret 1932: belumnya jika dikaji dengan seksama 7). Selain dua buku tersebut, terdapat lagi akan terlihat dalam pergerakan PNI Baru. bacaan mengenai sejarah yang ditujukan Melahirkan kader yang kuat dan memiliki bagi para kader PNI Baru seperti Schets pandangan luas menjadi salah satu tujuan eener economische geschiedenis van Ned- Hatta. Dalam memoarnya, Hatta menjelas- erlandsch Indie dan Geschiedenis van den kan tentang sistem penerimaan kader PNI proletarischen klassenstrid, sesuai dengan Baru. Calon kader harus terlebih dahulu anjuran yang tercantum dalam majalah mengikuti ujian agar dapat diterima. Ter- Daulat Ra’jat. dapat materi pokok yang diujikan, yaitu sejarah umum Indonesia dalam garis be- Tidak hanya materi ujian masuk dan sarnya, terutama sejarah pergerakan sejak bahan bacaan, sejarah dalam hal ini juga timbulnya Budi Utomo dengan menge- dimasukkan Hatta ke dalam materi-materi tahui perbedaan antara politik kooperasi tulisannya yang diterbitkan oleh majalah dan non-kooperasi; imperialisme dan per- PNI Baru, yakni Daulat Ra’jat. Pada be- tumbuhannya; kapitalisme dalam perkem- berapa tulisannya, Hatta memberikan con- bangannya; kolonialisme; dan kedaulatan toh tentang peristiwa sejarah, sebagaimana rakyat (Hatta, 1978: 261). dalam tulisan berjudul Soal Kemerdekaan Filipina, terbit tahun 1932. Hatta men- Melalui materi pokok ujian tersebut, jelaskan mengenai sejarah penjajahan terlihat bahwa sejarah menjadi poin pent- di Filipina dengan menarik pembahasan ing yang harus dikuasai oleh calon anggota dari keyakinan pada abad 17 hingga awal PNI Baru. Hatta memang memberikan per- mula terjadinya penjajahan di Filipina oleh hatian terhadap sejarah dalam pergerakan Amerika Serikat pada akhir abad 19. Men- sejak ia bergabung dalam PI (Perhimpunan genai awal mula terjadinya kolonialisme Indonesia). Sejarah telah dimasukkan ke oleh Inggris juga diterangkan Hatta, bahwa dalam ranah pergerakan sebagai suatu pen- seratus lima puluh orang darmawan dan gajaran bagi kaum pergerakan. Suatu hal setiawan yang setia kepada kepercayaan- menarik, mengingat pergerakan sering di- nya bertolak pada tahun 1620 dari tanah identikan dengan agitasi, aksi massa, dan Inggris, pergi menyeberangi lautan meng- politik, bukan bersifat didaktik. gunakan kapal kecil yang bernama May- flower dengan maksud mencari tanah suci, Setelah calon kader diterima, aspek dan sampailah mereka di tanah Amerika, sejarah masih tetap lekat dengan mere- ka. Hatta yang dikenal sebagai kutu buku Jurnal Sejarah

Mohammad Hatta dan Sejarah Sebagai Pendidikan | 97 di sana didirikan oleh mereka suatu koloni oleh kepentingan-kepentingan mereka di (Daulat Ra’jat, 10 Juni 1932: 3). Melalui tanah jajahan. tulisan tersebut, menunjukkan adanya kau- salitas dalam menjelaskan suatu masalah, Masuknya gerakan pembaharu dan bahwa dimensi waktu dalam suatu peristi- lahirnya organisasi-organisasi Islam yang wa memiliki pengaruh. menaruh perhatian terhadap pendidikan, menjadi awal lahirnya Perguruan Tinggi Sejarah menjadi hal penting yang dia- pertama yang didirikan oleh bumiputra jarkan pada masa pergerakan oleh Hatta yang bercorak nasionalis sekaligus Islam. melalui PNI Baru. Berbeda dengan perger- Pengaruh nasionalis dalam mendirikan akan pada umumnya, seperti apa yang Perguruan Tinggi dipengaruhi oleh jiwa dilakukan oleh kelompok-kelompok lain zaman yang diselimuti oleh perjuangan un- dengan melakukan massa aksi. Pendidikan tuk meraih kemerdekaan, sedangkan Islam benar-benar diimplementasikan dalam dikarenakan gagasan mendirikan Perguru- mendidik kader pergerakan, dan mema- an Tinggi dipelopori oleh organisasi-organ- sukkan sejarah sebagai unsur pendidikan isasi Islam pada saat itu. Gagasan mendiri- yang penting. Dengan diajarkannya seja- kan Perguruan Tinggi mendapat perhatian rah atau riwayat suatu peristiwa, seorang serius pada bulan April 1945, ketika di- dalam pergerakan akan dihadapkan pada gelar pertemuan di Jakarta. Kemudian la- pengetahuan akan gejala pergerakan nasi- hir Panitia Perencana Sekolah Tinggi Islam onal yang mengalami perkembangan dan (STI) yang diketuai oleh Mohammad Hat- bahkan perubahan, sehingga untuk menuju ta. Panitia menetapkan langkah-langkah kemerdekaan tidak cukup dengan meng- untuk menyusun peraturan umum, meny- gerakan massa, akan tetapi juga diperlukan usun peraturan rumah tangga, menetapkan pendidikan, dan sejarah termasuk di da- susunan badan wakaf, menetapkan badan lamnya. penyelenggara dan badan pengawas, dan menetapkan senat (Supardi dkk, 1995: 22). Sejarah Sebagai Unsur Penting dalam Mohammad Hatta berperan penting dalam Pendidikan Islam mendirikan STI sebagai ketua Panitia Per- encana STI (Supardi dkk, 1995: 22). Perguruan Tinggi sebagai lembaga pen- didikan pada masa kolonial hanya dapat Setelah tugas Panitia Perencana STI dinikmati oleh sebagian kecil bumiputra. selesai, peran Hatta tidak seketika ikut Tercatat, bahwa dari 3.242 mahasiswa selesai dalam mendirikan STI. Ia menja- yang ada antara tahun 1920 sampai 1941, di ketua dewan pengurus atau kurator STI hanya 1.409 mahasiswa yang berkebang- setelah menyelesaikan tugasnya sebagai saan Indonesia atau bumiputra (Supardi ketua Panitia Perencana STI. Pada tanggal dkk, 1995: 17). Gejala tersebut tidak ter- 8 Juli 1945 STI resmi berdiri sebagai Per- lepas dari penguasaan lembaga-lembaga guruan Tinggi pertama yang didirikan oleh pendidikan oleh pemerintah kolonial Be- bumiputra, sekaligus bercorak nasionalis landa. Penyelenggaraan pendidikan oleh dan Islam. Mengenai pandangan pendi- pemerintah kolonial Belanda juga dipenuhi dikan yang dijalankan oleh STI, dapat dili- hat dari pidato Mohammad Hatta berjudul Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

98 | Ilham Nur Utomo Sifat Sekolah Tinggi Islam pada pembu- zaman. Paradigma yang lahir di masa lam- kaan STI setelah dipindahkan dari Jakarta pau terus dihadapkan pada perkembangan ke Yogyakarta pada tahun 1946 (Supardi zaman yang semakin modern. Di dalam dkk, 1995: 33). posisi seperti ini, agama sebagai paradig- ma perlu dikolaborasikan dengan ilmu Mohammad Hatta memberikan kritik yang bersifat kekinian. Pribadi Hatta yang dan juga mengemukakan gagasan pendi- agamis sekaligus modern tidak mengher- dikan Islam yang ideal bagi masyarakat ankan jika kemudian mengemukakan ga- muslim di Indonesia. Ia melihat pendidikan gasan semacam itu. tradisional Islam yang ia sebut “pendidikan langgar”, sebagai sarana “satu hadap saja, Di sisi lain terdapat hal menarik dari semata-mata agama” (Noer, 2015: 71). gagasan Hatta. Selain agama dan filsafat, Pendidikan seperti itu belum mampu mela- serta agama dan sosiologi, Hatta menem- hirkan pemimpin muslim yang ideal, seh- patkan agama dan sejarah sebagai unsur ingga dibutuhkan pendidikan yang kom- penting dalam pendidikan Islam. Sejarah prehensif, tidak hanya sekedar menghafal. ditempatkan Hatta sebagai pendidikan, Hatta menjawab kekurangan pendidikan khususnya dalam pendidikan Islam. Sudah tradisional Islam melalui gagasannya yang pasti, Hatta memiliki alasan atas gagasann- juga direpresentasikan oleh STI. ya menempatkan sejarah sebagai unsur penting dalam pendidikan Islam. Agama Mungkin lulusan pendidikan tradision- dan sejarah dalam pandangan Hatta dapat al Islam bisa menjadi ulama besar, tetapi memperluas pandangan agama, membawa untuk memimpin masyarakat diperlukan orang ke arah mengerti tentang lahir dan hubungan dengan tiga bidang lain, yak- berkembangnya agama di berbagai tempat ni agama dan filsafat, agama dan sejarah, dan berbagai masa di dunia ini, dan men- serta agama dan sosiologi (Noer, 2015; gajar mengerti tentang pendirian agama 71). Unsur modern dimasukkan ke dalam lain (Supardi, 1995: 36). Sejarah memang pendidikan Islam, karena kompleksitas ke- berkaitan dengan peristiwa masa lalu, tidak hidupan masyarakat yang dinamis. Diper- hanya sekedar bercerita, tetapi juga mem- lukan berbagai ilmu untuk menjawab per- beri arti pada peristiwa masa lalu. Oleh masalahan sosial, karena seorang ulama karenanya sejarah memiliki nilai edukasi tidak hanya berkutat dengan agama. Ag- dan tentunya sebagai pendidikan. ama mempunyai medan sendiri, terpisah dari medan ilmu, agama adalah datum bagi Hubungan agama dan sejarah dapat ilmu (Hatta, 1983: 53). Di sini perlu adan- dikatakan berkelindan. Agama Islam ya kolaborasi antara Islam dan ilmu untuk memiliki kedekatan dengan sejarah, di saling mengisi. mana dalam mengambil suatu keputu- san bersumber pada Al-quran dan hadits. Gagasan Hatta menempatkan ilmu se- Kedua sumber tersebut banyak memuat bagai salah satu unsur penting dalam pen- kehidupan Nabi Muhammad dan para sa- didikan Islam. Bagi sebagian orang, Islam habat di masa lampau, sehingga mema- dianggap tidak hanya sekedar agama, me- hami masa lampau sangat penting. Se- lainkan juga sebagai paradigma, dan par- lain itu, perhubungan agama dan sejarah adigma selalu dihadapkan dengan realitas Jurnal Sejarah

Mohammad Hatta dan Sejarah Sebagai Pendidikan | 99 memberi persiapan pikiran kepada orang dari sejarah modern. Unsur–unsur ilmiah untuk mendapat pandangan tepat tentang tidak luput dari penjelasan Hatta, terutama kedudukan agama dalam masyarakat pada sejarah sebagai ilmu dan metode historika. tiap-tiap waktu (Supardi dkk, 1995: 36). Meski tidak melakukan pembahasan se- cara mendalam, tetapi sudah dapat merep- Gagasan Hatta mengenai perhubun- resentasikan bahwa sejarah bukan hanya gan agama dan sejarah sebenarnya ber- milik sejarawan (mahasiswa sejarah atau kaitan dengan apa yang disebut Kuntowi- lulusan jurusan sejarah). Dalam hal ini, joyo sebagai kesadaran sejarah. Pengertian Hatta–meskipun bukan lulusan jurusan se- kesadaran sejarah ialah kesadaran bahwa jarah–mampu menjelaskan mengenai apa umat sebagai kolektivitas adalah unit se- itu sejarah dengan cukup kompleks. Hatta jarah yang mau-tidak mau terlibat dalam menunjukkan kelasnya sebagai seorang in- arus perkembangan sejarah (Kuntowijoyo, telektual serba bisa yang memberikan per- 2007: 42). Islam selalu berkembang dan hatian terhadap beragam ilmu, termasuk memiliki sejarahnya sendiri. Melalui seja- ilmu sejarah. Selain itu, masalah perspektif rah, umat Islam dapat memahami perkem- dalam pelajaran sejarah menjadi perhatian bangan Islam dalam setiap masa dan kemu- Hatta pada masa pergerakan. dian membentuk sejarahnya sendiri, tidak dikendalikan oleh sejarah. Jika umat Islam Ketidaktepatan perspektif dalam seja- dapat memahami keududukan masyarakat rah akan menimbulkan kekeliruan dalam di masa lalu, sudah selayaknya dapat mem- memahami identitas bangsa. Cara pandang posisikan diri sebagai mestinya di masa dari dalam sangat penting dalam pendi- kini yang berperan sebagai subjek. dikan sejarah di sekolah. Namun, meski pendidikan masa kolonial menggunakan Hatta merupakan seorang terpelajar perspektif Barat, golongan nasionalis dengan pendidikan Barat. Namun, ia juga tumbuh subur dari rahim kolonial. Gejala tumbuh sebagai sosok religius, dan menurut tersebut tidak terlepas dari diskriminasi Nurcholis Madjid, Hatta berkembang men- dan rasialisme yang dilakukan oleh Pe- jadi sebuah pribadi yang sepenuh-penuhn- merintah Kolonial Belanda. Seperti halnya ya modern sekaligus pekat dengan perilaku Hatta yang sedari kecil menyaksikan dan agama yang saleh (Tim Tempo, 2017: 18). merasakan hal tersebut. Pengaruh modern dan religiusitas Hat- ta tersebut yang membentuk gagasannya Kedudukan penting sejarah sebagai mengenai perhubungan agama dengan pendidikan terus dibawa Hatta hingga ke ilmu lain, khususnya agama dan sejarah. dalam ranah pergerakan kemerdekaan Sejarah dapat memberikan pengaruh edu- melalui eksistensi PNI Baru. Sejarah di- katif bagi pembelajaran agama, sehingga harapkan mampu memberikan pencerahan dapat melahirkan pemimpin muslim ideal. mengenai riwayat pergerakan yang dapat dipelajari oleh para kader. Penggunaan PENUTUP pendidikan sebagai dasar pergerakan dan memasukkan sejarah sebagai bagian dari Apa yang digagas dan menjadi pandangan pendidikan memberikan pola baru dalam Hatta tentang sejarah merupakan bagian pergerakan kemerdekaan yang identik den- Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

100 | Ilham Nur Utomo gan agitasi. ____________. 1978. Memoir. Jakarta: Tintamas Gagasan Hatta tentang sejarah terus Indonesia. memanjang dalam waktu. Hatta menem- ____________. 1983. Mohammad Hatta: patkan sejarah dalam pendidikan Islam, Kumpulan Pidato II. Jakarta: Inti Idayu Press. dengan menarik perhubungan agama den- gan Islam. Dalam sejarah sebagai pen- ____________. 2005. Indonesia Merdeka: didikan, terbentuknya kesadaran sejarah Indonesia Vrij. Yogyakarta: Aditya Publishing menjadi nilai penting dalam membentuk dan Pustep UGM. seorang pemimpin muslim ideal, tidak hanya mengerti ilmu agama, akan tetapi Kartodirdjo, Sartono. 2014. Pendekatan Ilmu juga memahami ilmu-ilmu kekinian. Ga- Sosial dalam Metodologi Sejarah. Yogyakarta: gasan-gagasan Hatta mengenai sejarah Ombak. melalui pembahasan di atas telah mempo- sisikan sejarah sebagai faktor penting da- ____________. 2017. Pemikiran dan Perkembangan lam pendidikan dalam arti seluas-luasnya Historiografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak. dan tidak terbatas pada waktu. Apa yang digagas Hatta mengenai sejarah sebagai Kuntowijoyo. 2006. Islam sebagai Ilmu. pendidikan masih relevan hingga saat ini, Yogyakarta: Tiara Wacana. dan perlu untuk di implementasikan serta dikembangkan. ____________. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. DAFTAR PUSTAKA Noer, Deliar. 2015. Mohammad Hatta: Hati Nurani Buku Bangsa. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Rose, Mavis. Indonesia Merdeka: Biografi Politik Mohammad Hatta. Jakarta: Gramedia. Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakart: Ombak. Supardi dkk.ed. 1995. Setengah Abad UII: Sejarah Perkembangan Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Tim Tempo. 2017. Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman. Jakarta: KPG. Abdullah, Taufik. 2016. Historiografi dalam Denyut Surat Kabar/Majalah Sejarah Bangsa. Kalam Jurnal Kebudayaan, 28 1-28. Daulat Ra’jat. 10 Maret 1932. ____________. 10 Juni 1932. Daliman, A.. 2013. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Website Dewantara, Ki Hadjar. 2013. Ki Hadjar Dewantara: Mahfud MD. 21 Juli 2015. Jasmerah Bung Karno Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap di Alquran Suci. https://nasional.sindonews. Merdeka Jilid I. Yogyakarta: Penerbit com/read/1024946/149/jasmerah-bung-karno- Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa di-alquran-suci-1437447469. Diakses pada tanggal 10 November 2018. Hatta, Mohammad. 1960. Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan. Jakarta: PT. Pembangunan. Jurnal Sejarah

VOLUME 03 | NOMOR 1 | JUNI 2019 Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 Septian Teguh Wijiyanto Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] ABSTRAK – MOSVIA di Magelang merupakan sekolah yang dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak pangreh praja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang berdirinya MOSVIA sebagai sekolah pendidikan menengah pangreh praja, (2) perkembangan MOSVIA di Magelang tahun 1927-1942, (3) akhir dari pendidikan MOSVIA di Magelang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah oleh Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap. Hasil penelitian ini adalah: (1) Sekolah Raja didirikan pada tahun 1878 mengalami reorganisasi pada tahun 1900 sehingga berubah menjadi OSVIA. Tahun 1927 OSVIA direorganisasi menjadi MOSVIA. (2) Perkembangan MOSVIA di Magelang meliputi landasan hukum dengan berlakunya Peraturan Gubernur Jenderal 13 Januari 1928 No. 23 disesuaikan Peraturan Gubernur Jenderal 10 Januari 1931 No. 17. Pendidikan di MOSVIA berlangsung selama 3 tahun dengan menerapkan sistem asrama. (3) Tahun 1942 MOSVIA di Magelang ditutup oleh Jepang. MOSVIA Magelang melahirkan lulusan-lulusan yang sebagian besar bekerja di birokrasi pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan sebagai Gubernur, Residen, Bupati, dan Wedana. KATA KUNCI – MOSVIA, Pangreh Praja, MAGELANG, 1927-1942. ABSTRACT – MOSVIA in Magelang was a school established by the government of East Dutch Indies to prepare civil service personnel. This study aimed to investigate: (1) the background of the establishment of MOSVIA as a school for civil service secondary education, (2) the development of MOSVIA in Magelang in 1927-1942, (3) the end of education in MOSVIA in Magelang. The study employed Kuntowijoyo’s historical research method consisting of 5 stages. The results of the study were as follows. (1) Sekolah Raja was founded in 1878 underwent a reorganization in 1900 that turned into OSVIA. In 1927 OSVIA reorganized into MOSVIA. (2) The development of MOSVIA in Magelang comprised the enforcement of Governor General’s Regulation Dated 13 January 1928 No. 23, which was adjusted to Governor General’s Regulation Dated 10 January 1931 No. 17. Education at MOSVIA lasted for three years by applying the boarding system. (3) In 1942 MOSVIA in Magelang was closed by Japan. MOSVIA in Magelang produced graduates most of whom worked in Indonesian government’s bureaucracy as Governor, Resident, Regent, and Regent Assistant in the early era of independence. KEYWORDS – MOSVIA, Civil Service, MAGELANG, 1927-1942.

102 | Septian Teguh Wijiyanto PENDAHULUAN yang diturunkan oleh para orang tua mer- eka, sehingga sejak kecil sudah mendapat Pendidikan pada awal masa Pemerin- pendidikan Belanda ketika besar dapat di- tahan Hindia Belanda (Nederland-In- jadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan die) melahirkan prinsip-prinsip baru Pemerintah Hindia Belanda. ditandai dengan berakhirnya kekuasaan VOC. “VOC mengalami kemunduran pada Surat keputusan Raja Belanda tertang- akhir abad XVIII sehingga tidak dapat gal 30 September 1848 Nomor 95 mem- menjalankan fungsinya sebagai pengatur berikan wewenang kepada Gubernur Jen- pemerintahan didalam masyarakat jajah- deral van den Bosch untuk menyediakan an (Ary, 1986: 11).” Kondisi yang dialami biaya f. 25.000,- setahun bagi pendirian VOC berdampak pada pemerintahan yang sekolah-sekolah pribumi di Pulau Jawa. diserahkan kepada Pemerintah Kerajaan Keputusan Raja Belanda ini menunjukkan Belanda, sehingga Pemerintah Kerajaan keseriusan Pemerintah Hindia Belanda se- Belanda memiliki kekuasaan penuh atas bagai usaha penyelenggaraan pendidikan. Hindia Belanda. Pegawai rendahan murah yang beras- Pemerintah Hindia Belanda sebagai al dari pribumi dianggap perlu diberikan pemerintahan tertinggi memiliki ke- pendidikan. Tahun 1848 untuk pertama wenangan penuh atas penyelenggaraan kalinya dalam sejarah kolonial diberikan pendidikan di Hindia Belanda. Usaha un- anggaran untuk pendirian sekolah pribumi. tuk menyelenggarakan pendidikan sudah Keputusan ini dianggap penting karena ini mulai sejak pemerintahan dibawah Dean- pertama kali uang pemerintah dipakai un- dels. Prinsip-prinsip pendidikan Pemer- tuk pendidikan anak-anak bukan beragama intah Hindia Belanda adalah pendidikan Kristen. Pendirian sekolah pribumi bertu- untuk menciptakan tenaga kerja, pendi- juan untuk mendidik calon-calon pegawai dikan tidak diberikan secara menyeluruh, negeri yang disiapkan untuk bekerja di Pe- dan dasar pendidikan disamakan dengan merintahan Hindia Belanda. pendidikan yang ada di Negeri Belanda. Prinsip-prinsip pendidikan yang diterap- Keseriusan Pemerintah Hindia Belan- kan Pemerintah Hindia Belanda tersebut da untuk menyelenggarakan pendidikan memberikan kesempatan bagi kaum pribu- di Hindia Belanda juga dikarenakan ke- mi untuk mendapatkan pendidikan. butuhan pegawai yang meningkat seiring dengan meningkatnya usaha-usaha pere- Kesempatan mendapatkan pendidikan konomian yang ada (I. Djumhur dan Da- diutamakan kepada anak-anak bangsawan nasuparta, 1959: 128-129). Perekonomi- pribumi, tokoh-tokoh terkemuka, dan an di Hindia Belanda menjadi kekuasaan pegawai kolonial (Ary, 1986: 12). Pendi- penuh dari pemerintah Hindia Belanda. dikan tidak diberikan kepada semua kalan- Undang-Undang Agraria memberikan ke- gan. Pendidikan hanya diberikan kepada bebasan bagi pengusaha-pengusaha per- kalangan tertentu karena Pemerintah Hin- tanian swasta, sehingga berdampak pada dia Belanda meyakini bahwa merekalah usaha-usaha perekonomian yang semakin yang nantinya akan melanjutkan kekuasaan pesat. Kondisi ini mengakibatkan timbuln- ya perubahan di bidang ekonomi yang ber- Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 103 pengaruh pada pendidikan. Kondisi politik Perbedaan dengan historiografi yang dan ekonomi yang terjadi menjadi faktor akan ditulis ini ialah batasan waktu yang pendorong Pemerintah Hindia Belanda digunakan serta fokus masanya. Skrip- menyelenggarakan pendidikan bagi pribu- si Maria M. Hardilitawati Lito P. fokus mi sesuai dengan kebutuhan. membahas OSVIA dan MOSVIA di Jawa sedangkan pada skripsi ini fokus memba- Raja Belanda mengeluarkan keputu- has perkembangan MOSVIA yang ada di san tanggal 28 September 1892, dalam Magelang. Batasan waktu yang digunakan Lembaran Negara (Staatsblad) nomor 125 pun memiliki perbedaan Skripsi Maria M. tahun 1893, terjadi reorganisasi pada kebi- Hardilitawati Lito P. mengambil batasan jakan pendidikan dasar. Sekolah pribumi waktu mulai 1900 sedangkan skripsi ini dibedakan menjadi Sekolah Dasar Kelas mengambil batasan waktu 1927 ketika Satu (De Eerste Klasse School) dan Seko- terjadi reorganisasi dari OSVIA menjadi lah Kelas Dua (De Tweede Klasse School) MOSVIA. (Ary: 1986: 14-15). Sekolah Dasar Kelas Satu dan Dua menjadi sekolah untuk pribu- METODE mi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Hindia Belanda, sebagai upaya untuk pe- Metode penelitian yang digunakan da- menuhan tenaga kerja yang dibutuhkan lam penelitian ini adalah metode pene- oleh Pemerintah Hindia Belanda. litian menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahapan yaitu pemilihan topik, HISTORIOGRAFI YANG pengumpulan sumber/heuristic, verifika- RELEVAN si, interpretasi dan penulisan/historiografi (Kuntowijoyo, 2005: 90). Bahan pembanding dalam penulisan seja- rah diperlukan guna mengetahui dan me- Pada tahapan pengumpulan sumber/ nelaah tulisan-tulisan sejarah yang sebel- heuristic ini merupakan tahap pengumpu- umnya telah ada, maka dalam artikel ini lan sumber, data, dan informasi yang rele- menggunakan historiografi yang relevan van. Sumber dapat dicari melalui berbagai sebagai berikut: buku, dokumen atau arsip, artikel, bah- an-bahan arkeologis dan bahan lain yang Artikel karya Maria M. Hardilitawati dapat dijadikan sumber penelitian. Heu- Lito P. mahasiswa jurusan sejarah angka- ristik dibagi menjadi 2 yaitu primer dan tan 2011 Fakultas Ilmu Sosial Universitas sekunder. Negeri Malang, dengan judul Perkem- bangan Lembaga Pencetak Pangreh Pra- Sumber Primer adalah sumber yang ja OSVIA-MOSVIA di Jawa pada Tahun benar-benar asli, tanpa perantara baik lisan 1900-1942. Maria M. Hardilitawati Lito maupun tulisan. Sumber primer yang di- P. Ini mengkaji perkembangan pendidikan pakai merupakan sumber asli yaitu buk- di OSVIA-MOSVIA di Jawa pada tahun ti sejaman dengan peristiwa yang terjadi. 1900-1942 dan peranan dari lulusan OS- Sumber yang digunakan adalah kumpulan VIA-MOSVIA dalam dinamika politik In- artikel yang berjudul Gedenkboek: MOS- donesia. VIA 1879-1929 yang disusun oleh A.C. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

104 | Septian Teguh Wijiyanto Deenik, G. H. H. Zandvoort, dan R. Sa- PEMBAHASAN dikin diterbitkan oleh N. V. Mij Vorkink Bandung tahun 1929. Selain itu, meng- Latar Belakang Berdirinya MOSVIA gunakan sumber berupa Peraturan Umum Sebagai Sekolah Pendidikan Menengah Pendidikan Hindia Belanda tahun 1910 Pangreh Praja sampai dengan tahun 1937 yang diterbit- kan oleh Departemen Pendidikan dan Ag- 1. Berdirinya Sekolah Raja ama Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda di awal kekua- Sumber Sekunder merupakan sumber saan tidak memperhatikan pendididikan yang diperoleh dari orang yang tidak terli- secara serius, mereka lebih banyak fokus bat langsung dalam sebuah peristiwa. Sum- pada usaha mempertahankan kekuasaan ber-sumber sekunder yang peneliti gunakan dan eksploitasi yang menguntungkan di antara lain sebagai berikut: Akira Nagazu- bidang ekonomi. Pendidikan bagi pribumi mi. (1989). Bangkitnya Nasionalisme In- dirasa tidak perlu diberikan karena tidak donesia: Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: memberikan keuntungan terhadap Pemer- Pustaka. Parakitri T. Simbolon. (2006). intah Hindia Belanda. Menjadi Indonesia.Jakarta: Kompas. Rick- lefs, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Mod- Raja Belanda meninggalkan prin- ern. Yogyakarta: Gadjah Mada University sip-prinsip liberal setelah mengalami Press. Savitri Prastiti Scherer. (1985). Ke- kondisi yang kacau akibat perang. Van den selarasan dan Kejanggalan Pemikiran-Pe- Bosch menganjurkan rencana-rencana ke- mikiran Priyayi Nasionalis Jawa awal pada Raja Belanda sebagai usaha untuk Abad XX. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan. memperbaiki kondisi keuangan Pemer- S. Nasution. (2011). Sejarah Pendidikan intah Hindia Belanda. Rencana van den Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Suther- Bosch yang diterima oleh Raja Belanda land, Heater. (1983). Terbentuknya Sebuah ini dinamakan Tanam Paksa. “Tanam Pak- Elite Birokrasi. Jakarta: Sinar Harapan. sa ditujukan untuk mendapatkan keuntun- Van Niel, Robert., The Emergence of The gan dari produksi pertanian melalui suatu Modern Indonesian Elite. Terj. Zahara De- sistem penanaman dan penyetoran wajib liar Noer. (2009). Munculnya Elit Modern dengan harga yang ditetapkan, yaitu un- Indonesia, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. tuk hasil-hasil pertanian seperti nila, gula, Tjuk dan Indijati Sukiadi. (1996). Alumni kapas, tembakau, dan kopi (Akira, 1989: OS-MOS: Tonggak-Tonggak Pengabdian 13). Hasil dari tanam paksa diharapkan dan Perjuangan. Surabaya: Dharma Pad- mampu memberikan keuntungan besar di manaba. pasar Eropa apalagi dengan biaya produksi yang rendah di Hindia Belanda. Tanam Paksa mendorong Pemerintah Hindia Belanda untuk memperkerjakan pribumi. Pendidikan bagi pribumi ini se- mata-mata karena kepentingan Pemerintah Belanda agar mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni dan digaji rendah. Sekolah Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 105 yang ada bertujuan mempersiapkan pega- Sekolah-sekolah yang dibentuk Pemer- wai-pegawai untuk bekerja sebagai penga- intah Hindia Belanda mengalami perubah- was tanam paksa dan administrasi pemer- an. Sekolah Raja yang telah ada mendapat- intahan. kan dampak dari Politik Etis, Sekolah Raja mengalami perubahan tujuan dan sasaran Tahun 1865-1872 Pemerintah Hindia disesuaikan dengan pendekatan yang dit- Belanda mendirikan Sekolah Raja sebagai erapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. percobaan di Tondano, Sulawesi Utara dan Tahun 1900 tiga Sekolah Raja di Bandung, akhirnya dibuka resmi di Jawa. Sekolah Magelang, dan Probolinggo disusun kem- Raja didirikan di tiga tempat, di Jawa ba- bali menjadi sekolah yang direncanakan gian barat yaitu di Bandung, Jawa bagian untuk menghasilkan pegawai-pegawai pe- tengah di Magelang dan Jawa bagian timur merintahan. di Probolinggo (Arwoko, 1996: 1). Sekolah Raja berubah namanya men- Sekolah Raja didirikan dengan tu- jadi OSVIA (Ricklefs, 2005: 236-237). juan untuk memenuhi tenaga administrasi Perkembangan OSVIA menjadi sangat Pemerintah Hindia Belanda. Pemusatan pesat, keinginan para priyayi untuk mema- pendidikan Sekolah Raja yang dilakukan sukkan anak-anak mereka ke OSVIA se- sebagai bentuk usaha untuk memenuhi makin besar. Kondisi ini mendapat respon tenaga kerja administrasi secara merata dari Pemerintah Hindia Belanda. Pemer- di seluruh Jawa. Sekolah Raja tidak untuk intah Hindia Belanda menambah jumlah seluruh golongan pribumi, melainkan se- OSVIA yang ada di Hindia Belanda. Pe- kolah ini hanya menerima dari anak golon- merintah Hindia Belanda mendirikan OS- gan priyayi, sehingga sekolah ini hanya VIA tahun 1910 di Serang, Madiun, dan untuk kalangan atas saja. Blitar. OSVIA pada tahun yang sama juga didirikan di tiga daerah luar Jawa yaitu di 2. Reorganisasi Sekolah Raja menjadi Bukittinggi, Tondano, dan Makasar. OS- OSVIA VIA yang didirikan di berbagai daerah di Hindia Belanda akibat penambahan para Tahun 1899 Van Deventer menerbitkan se- priyayi yang menginginkan untuk menem- buah artikel berjudul Een eerschuld (Suatu puh pendidikan di OSVIA. Hutang Kehormatan). Van Deventer me- ngungkapkan Pemerintah Hindia Belan- Pendidikan di OSVIA mempersiapkan da seharusnya memberikan prioritas bagi para siswanya untuk benar-benar paham rakyat Hindia Belanda melalui Politik Etis administrasi Hindia Belanda dan sebagai (Ricklefs, 2005: 228). Politik Etis sesung- generasi yang disiapkan untuk melanjut- guhnya menjadi rumusan yang sangat ber- kan para orang tuanya. Pendidikan di OS- pihak pada rakyat Hindia Belanda. Pemer- VIA mengalami beberapa perubahan dari intah Hindia Belanda menyebutkan tiga lama belajarnya dan mata pelajaran yang prinsip yang dianggap merupakan dasar diberikan. Lama pendidikan di OSVIA kebijakan baru tersebut: educatie, emi- mengalami beberapa kali perubahan, yang gratie, irrigatie (pendidikan, perpindahan pada awalnya lama pendidikan tujuh tahun penduduk, pengairan). kemudian dijadikan lima tahun. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

106 | Septian Teguh Wijiyanto Mata pelajaran yang diberikan di OS- hanya disebabkan oleh keadaan di dalam VIA tentu memberikan pelajaran bahasa negeri melainkan kondisi di luar negeri Belanda, Melayu dan Jawa sebagai pola yang memberikan dampak bagi terciptanya komunikasi kepada Pemerintah Hindia Be- perhatian terhadap memperjuangkan nasib landa dan juga masyarakat Hindia Belanda masyarakat Hindia Belanda. Kondisi yang secara luas. Peraturan umum pendidikan di terjadi di dunia internasional mendorong Hindia Belanda tahun 1910 menyebutkan semangat kebangsaan muncul. Kesadaran peleburan beberapa jurusan di OSVIA: (1) akan nasionalisme yang berasal dari kaum prinsip dan kaidah hukum, (2) administrasi intelektual diprakarsai oleh sekolah-seko- negara Hindia Belanda, (3) kependudukan, lah yang didirikan oleh Pemerintah Hindia (4) bidang pertahanan dan perairan, dan (5) Belanda. Salah satu yang memprakarsai bidang pemetaan (Departement van On- kesadaran akan semangat nasionalisme derwijs en Eeredienst, 1911: 118). adalah siswa-siswa lulusan OSVIA. OSVIA melahirkan lulusan-lulusan Siswa-siswa lulusan dari OSVIA yang yang kelak menjadi tulang punggung pan- telah mendapatkan jabatan-jabatan di Pe- greh praja dan dipandang sebagai bentuk merintah Hindia Belanda justru banyak kepegawaian sipil modern di masa depan yang terlibat dalam gerakan-gerakan poli- (Sutherland, 1983: 225). Siswa-siswa OS- tik di Indonesia bahkan mereka sebagai to- VIA benar-benar menjadi harapan dalam koh yang memiliki pengaruh besar. Kaum melanjutkan pemerintahan baik oleh para nasionalis semakin gencar melakukan per- orang tua maupun oleh Pemerintah Hindia lawanan terhadap politik kolonial. Organi- Belanda sendiri. Pemerintah Hindia Be- sasi selain Budi Utomo dan Sarekat Islam landa mempersiapkan siswa-siswa OSVIA bermunculan lahir sebagai bentuk menuju dengan pendidikan di OSVIA yang sangat persatuan kebangsaan. Organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan administra- lahir menggunakan arah pergerakan yang si Pemerintahan Belanda. tidak lagi kooperatif terhadap Pemerintah Hindia Belanda, sehingga pergerakan or- 3. Reorganisasi OSVIA menjadi MOSVIA ganisasi cenderung radikal. Politik Etis yang diterapkan di Hindia Be- Semangat kaum nasionalis diirin- landa memberikan dampak kepada para gi dengan pemberontakan yang terjadi siswa yang berasal dari pribumi dan golon- pada tahun 1926-1927 di Sumatra dan gan priyayi dalam membuka pengetahuan Jawa. Tuntutan-tuntutan dari buruh dalam mereka. Kondisi masyarakat di Hindia Be- sarekat pekerja dan juga petani mengger- landa mengakibatkan para siswa di seko- akkan pemberontakan yang terjadi (Rut- lah Hindia Belanda membuka mata mere- gers, 2012: 35-38). Perlawanan-perlawan ka dan melahirkan gerakan-gerakan kearah di daerah tidak menimbulkan gerakan-ger- perbaikan nasib masyarakat Hindia Belan- akan yang memiliki hasil terlebih tidak da. adanya tuntutan-tuntutan agraris yang jelas. Munculnya gerakan-gerakan dari kaum intelektual Hindia Belanda tidak Pemerintah Hindia Belanda menilai akibat dari perhatian terhadap pendidikan Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 107 yang telah dilakukan berdampak pada ditegaskan dalam Peraturan Umum Pendi- kondisi politik Hindia Belanda. Pemberon- dikan di Hindia Belanda tahun 1929/1930 takan yang terjadi tidak mengakibatkan “overal werden de leerlingen opgewekt tot dampak pada penerapan politik di Hindia self government” (Siswa dibesarkan atau Belanda. Kondisi yang kacau mengakibat- dididik dipersiapkan untuk mengurusi pe- kan perubahan kebijakan di bidang pendi- merintahan di daerahnya masing-masing) dikan. Situasi dan kondisi Hindia Belanda (Departmen van Onderwijs en Eeredienst, sesudah Perang dunia II membawa dampak tt: 117). Pendidikan MOSVIA yang di- kemunduran ekonomi. Keterpurukan pusatkan di Magelang merupakan pendi- ekonomi memasuki tahun 1930 berdampak dikan bagi calon pangreh praja yang kelak pada ditutupnya sekolah-sekolah terma- bekerja di Pemerintahan Hindia Belanda suk OSVIA (Lohanda, 2012: 50). Situasi berdasarkan asal daerah masing-masing ekonomi yang dialami Pemerintah Hindia siswa. Siswa-siswa MOSVIA Magelang Belanda mengakibatkan pengurangan bi- nantinya setelah lulus kembali ke daerah aya pendidikan. Keterpurukan ekonomi masing-masing. yang dialami Pemerintah Hindia Belanda berdampak pada anggaran dana untuk se- Secara lebih umum pendidikan yang kolah-sekolah sehingga sekolah-sekolah- disiapkan untuk membentuk pangreh pra- pun lambat laun mengalami penutupan. ja lebih ditingkatkan sistem pendidikann- ya dibandingkan dengan Sekolah Raja dan Perkembangan Mosvia di Magelang OSVIA.“The government tries to increase Tahun 1927-1942 knowledge, to widen understanding, to give directions on hygiene, agriculture, irriga- 1. Sistem Pendidikan tion, cattle rearing, industry, fishing, trade, credit systems, co-operation, social evils, Pendidikan di MOSVIA dipusatkan di and so on (Angelino, 1931: 285).” Pemer- Magelang, sehingga MOSVIA di Magelang intah Hindia Belanda mencoba memberi- menjadi satu-satunya sekolah untuk pan- kan bekal kepada para siswa di MOSVIA greh praja yang dipertahankan Pemerin- Magelang dengan mengatur sistem pen- tah Hindia Belanda di Indonesia. Heather didikan meliputi segala aspek kehidupan. Sutherland menegaskan “In 1927 the basic Hal ini dilakukan karena para pangreh pra- schools, the six OSVIA, had been reduced ja nantinya agar dapat dimaksimalkan oleh to four higher level instutions called MOS- Pemerintah Hindia Belanda dalam menjal- VIA…(Sutherland, 1973: 436)” Tiga se- ani tugas sebagai pangreh praja. kolah OSVIA yang lain mengalami penu- tupan setelah tahun 1927 “closing that at 2. Landasan Hukum Madiun in 1931, at Probolinggo in 1932 and at Bandung in 1934 so that all MOS- Landasan hukum di MOSVIA Magelang VIA education was concentrated in the meliputi reorganisasi sekolah untuk pan- Magelang school.” greh praja yang tercantum Peraturan Umum Pendidikan Hindia Belanda Tahun Sekolah pendidikan menengah pangreh 1931, sebagai berikut: praja di Magelang memiliki tujuan yang Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

108 | Septian Teguh Wijiyanto Bij. G. B. van 10 Januari 1931 Nr. 17 benar-benar telah menempuh pendidikan (Bijbl. 12464) kwam een nieuw regle- MOSVIA dengan demikian tidak semua ment op de OSVIA’s tot stand ter ver- orang bisa menjadi pangreh praja. vangingvan het reglement van 13 Jan- uari 1928 Nr.23 (Bijbl. 11559). Bij het 3. Siswa nieuwe reglement werd de benaming OSVIA veranderd in MOSVIA. Siswa-siswa MOSVIA Magelang memiliki syarat khusus untuk bisa mengikuti pen- Peraturan tanggal 13 Januari 1928 didikan. Calon siswa yang menginginkan menjadi peraturan awal yang dikeluarkan untuk masuk MOSVIA Magelang mereka oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk harus memenuhi syarat untuk lulus terlebih mereorganisasi OSVIA dengan berganti dahulu dari MULO (Departement van On- nama menjadi MOSVIA. Peraturan 10 Jan- derwijs Eeredienst, 1930: 70). Syarat yang uari 1931 menyusul dikeluarkan Pemerin- ditetapkan untuk menjaring anak-anak tah Hindia Belanda untuk mengatur sistem yang memang sudah memiliki kecakapan pendidikan MOSVIA setelah penutupan karena pendidikan di MULO merupakan OSVIA di Madiun kemudian menyusul pendidikan yang sistemnya disesuaikan OSVIA Probolinggo. Peraturan tersebut dengan sekolah yang ada di Negeri Belan- mengatur perubahan sistem pendidikan da. dari OSVIA menjadi MOSVIA. Penerimaan siswa di MOSVIA Perubahan utama dalam peraturan Magelang sangat memperhatikan asal usul tanggal 10 Januari 1931 adalah dihapuskan atau keturunan, sama halnya dengan Se- sementara penunjukan pegawai Pemerin- kolah Raja dan OSVIA. Keturunan tetap tahan Hindia Belanda. Munculnya peratur- dipandang menjadi faktor penting untuk an tersebut mengatur agar seorang pegawai siswa-siswa di MOSVIA Magelang. Beri- pemerintahan dari pribumi wajib memili- kut persentase pekerjaan orang tua siswa di ki syarat lulus dari MOSVIA. Peraturan MOSVIA: ini ditujukan agar seorang pangreh praja Jaar Regenten Inl. Ambtn. Inl. Ambtn. Minderen Totaal en hoogere Met niet m/e Gegoede 289 minderen hoofden rang dan bezoldiging particulieren beneden f 100 Ass.-E-dono 1927 17 (5,9%) 120 (41,5%) 81 (28,0%) 40 (13,8%) 31 (10,7%) 1928 15 (6,5%) 91 (39,6%) 74 (32,2%) 26 (11,3%) 24 (10,4%) 230 Tabel 1. Pekerjaan Orang Tua Siswa MOSVIA Sumber: Departement van Onderwijs en Eeredienst. Algemeen Verslag van het Onderwijs in Nederlandsch Indie over 1928. Hlm.114. Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 109 Berdasarkan dari tabel tersebut 1928 tidak memilki perbedaan. Para peja- menunjukkan orang tua siswa yang beker- bat menengah berada dengan persentase ja sebagai Regenten en hooger hofden (Pe- tertinggi karena jumlah pejabat menengah jabat tinggi) memiliki persentase paling lebih banyak daripada pejabat tinggi. kecil dari dua tahun yaitu sebesar 5,9% pada 1927 dan 6,5% pada 1928. Persentase MOSVIA di Magelang didomina- siswa yang paling besar adalah mereka si oleh siswa-siswa yang berasal dari ka- yang berasal dari Inlandsch Ambtenaren langan pegawai pemerintahan. MOSVIA Met niet minderen rang dan Ass. (pejabat Magelang tidak hanya menerima siswa- tingkat menengah, setingkat Wedana mau- siswa yang berasal dari pegawai pemer- pun Asisten Wedana). Siswa siswa yang intahan saja. Persentase menunjukkan berasal dari Inl. Ambtn. m/e bezoldiging terdapat beberapa siswa yang berasal dari beneden f 100 (Pegawai Negeri yang gajin- Inl. Ambtn. m/e bezoldiging beneden f 100 ya di bawah 100 f), Gegoede particulieren (Pegawai Negeri yang gajinya di bawah (orang kaya), Minderen (orang yang ku- 100 f), Gegoede particulieren (orang rang mampu) merupakan pekerjaan orang kaya), dan Minderen (orang yang kurang tua siswa-siswa MOSVIA Magelang. mampu). Persentase siswa berdasarkan peker- Jumlah siswa-siswa yang ada di MOS- jaan orang tua dari tahun 1927 sampai VIA Magelang dari tahun ke tahun menun- dengan tahun 1928 mengalami penurunan. jukkan jumlah yang tidak tetap, terlebih Persentase mengalami penurunan karena ketika masa-masa reorganisasi dan penu- jumlah siswa mengalami penurunan. Per- tupan OSVIA Bandung dan Probolinggo. ingkat persentase dari 1927 sampai dengan Berikut jumlah siswa di MOSVIA sebelum 1930: Lokasi dan Jenis 1900-1904 1910 1915 1920 1925 Sekolah OSVIA Bandung 115 110 141 111 76 OSVIA Magelang 111 136 140 116 77 OSVIA Probolinggo 92 103 132 116 79 OSVIA Serang OSVIA Madiun - - 129 98 48 OSVIA Blitar - - 139 110 78 Bestuurschool - - 135 101 67 Batavia - - 23 22 26 Total 318 349 839 674 451 Tabel 2. Jumlah Siswa di MOSVIA sebelum 1930 Sumber: Heather Sutherland. Pangreh Praja: Java’s Indigenous Administrative Corps and Its Role in The Last Decades of Dutch Colonial Rule. hlm. 580. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

110 | Septian Teguh Wijiyanto Jumlah siswa-siswa di OSVIA kurun masing-masing tempat menunjukkan jum- waktu 1900 sampai dengan 1925 menun- lah siswa yang tinggi. Tahun 1920 sampai jukkan peningkatan pada tahun tahun 1915 dengan 1925 terjadi penurunan jumlah dan 1920. Tahun 1925 sampai 1920 menja- siswa OSVIA sampai dengan memasuki di angka jumlah tertinggi siswa yang ada di reorganisasi OSVIA. Jumlah siswa ini ter- OSVIA. Kondisi ini terjadi karena jumlah us mengalami penurunan sampai akhirnya OSVIA terdapat di enam tempat, dimana menjadi MOSVIA Magelang. Lokasi dan Jenis 1930 1932-1933 1934-1935 1936-1937 1938-1939 Sekolah 68 - - - MOSVIA Bandung MOSVIA Magelang 71 222 115 97 153 MOSVIA Probolinggo Bestuurschool 58 - - - - Bestuursacademie 26 38 - - - Total - - - - 15 223 260 115 97 168 Tabel 3. Jumlah Siswa di MOSVIA setelah 1930 Sumber: Heather Sutherland. Pangreh Praja: Java’s Indigenous Administrative Corps and Its Role in The Last Decades of Dutch Colonial Rule. hlm. 580. Jumlah siswa MOSVIA di Bandung, ten, hal ini merupakan faktor MOSVIA Magelang dan Probolinggo relatif memi- Magelang menjadi satu-satunya pendi- liki jumlah yang hampir sama. Memasuki dikan untuk pangreh praja yang dipertah- tahun 1932 dengan ditutupnya MOSVIA ankan. Pemerintah Hindia Belanda men- di Probolinggo dan Bandung maka siswa- ganggap MOSVIA di Magelang akan tetap siswa yang di Probolinggo dan Bandung bisa berlangsung pendidikannya setelah dipindahkan ke MOSVIA Magelang. Siswa mengalami reorganisasi. Dilihat dari data MOSVIA Magelang tahun 1934 sampai yang ada bahwa pada setiap tahunnya jum- dengan 1937 mengalami penurunan jum- lah siswa di MOSVIA Magelang lebih lah siswa, sedangkan tahun 1936 sampai tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa dengan 1939 menunjukkan kenaikan jum- di Bandung maupun Probolinggo. lah siswa. Jumlah siswa yang mengalami Jumlah siswa semenjak dari OSVIA penurunan ini tidak dapat dilepaskan kare- Magelang dari tahun 1900 sampai dengan na berkurangnya jumlah pengajar di MOS- 1930 menunjukkan angka tertinggi diband- VIA. Penurunan jumlah siswa MOSVIA ingkan dengan OSVIA yang lain. Jumlah dari tahun ke tahun disebabkan oleh berku- siswa di OSVIA Magelang sampai terjad- rangnya staf-staf pengajar yang ada di se- inya reorganisasi dapat dikatakan konsis- kolah menengah (Departement van Onder- Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 111 wijs Eeredienst, 1935: 112). Berkurangnya dari pribumi sendiri. Formasi ini sama hal- jumlah pengajar di MOSVIA Magelang nya dengan guru yang ada di Sekolah Raja sangat berpengaruh, karena guru di MOS- dan di OSVIA. VIA Magelang memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan sehari-hari siswa. Beberapa guru di MOSVIA Magelang tidak hanya berprofesi menjadi guru me- 4. Guru lainkan mereka seorang pengacara. “15 guru kebanyakan memiliki profesi sebagai Guru adalah ujung tombak pendidikan. pengacara; 11 diantaranya memilki serti- Perannya di sekolah sangat menentukan fikat mengajar sekolah menengah; 4 yang karena kedudukannya sebagai pengajar, lain lengkap; 7 memiliki sertifikat men- pendidik dan pegawai. Kedudukannya gajar (Departement van Onderwijs Eere- yang paling penting adalah sebagai penga- dienst, 1930: 115)” Kondisi ini dapat di- jar dan pendidik yakni sebagai guru (S. Na- maklumi karena memang kebutuhan untuk sution, 1999: 91). Guru merupakan tenaga mengajar hukum di MOSVIA Magelang pengajar yang penting didalam menjalank- sangat tinggi. Mata pelajaran hukum san- an pendidikan di sekolah. Peran guru di gat penting untuk diajarkan kepada siswa MOSVIA Magelang sangatlah penting. di MOSVIA Magelang. Seorang guru harus memenuhi syarat- syarat untuk dapat mengajar di MOSVIA Guru-guru di MOSVIA Magelang Magelang. Ada bebeberapa ketentuan yang bertempat tinggal di lingkungan sekolah harus dipenuhi seorang guru untuk dapat (Departement van Onderwijs Eeredienst, mengajar di MOSVIA Magelang. 1930: 115). Mereka menempati rumah-ru- mah guru yang telah disiapkan oleh pen- “…18 slechts over een akte L.O. gelola sekolah. Guru-guru di MOSVIA besechikten. Twalf van deze laatsten Magelang harus tetap berada di MOS- waren Inlanders. Het total aantal In- VIA Magelang karena memang kegiatan dlandsche leerkrachten bedroeg 15, di MOSVIA Magelang tidak hanya untuk dat der vrouwelijke 4. (18 orang yang belajar mengajar saja, melainkan banyak memilki sertifikat mengajar. Dua be- kegiatan yang dilakukan setelah selesai las orang merupakan orang pribumi. pembelajaran. Jumlah guru asli ada 15, 4 diantaran- ya wanita) (Departement van Onder- 5. Kurikulum wijs Eeredienst, 1928: 114)” Kurikulum merupakan suatu rencana yang Seorang guru yang mengajar di MOS- disusun untuk melancarkan proses belajar VIA Magelang harus memenuhi syarat mengajar dibawah bimbingan dan tang- dengan dibuktikan memiliki sertifikat men- gung jawab sekolah atau lembaga pendi- gajar sekolah di Hindia Belanda. Sertifikat dikan (S. Nasution, 1999: 91). MOSVIA mengajar dikeluarkan oleh Pemerintah di Magelang memiliki kurikulum yang dis- Hindia Belanda, yang untuk mendapatkan- usun agar tujuan pendidikan di MOSVIA nya harus lulus dari pendidikan guru ter- Magelang tercapai. Terjadinya reorgani- lebih dahulu. Guru di MOSVIA Magelang sasi tahun 1927 tentu mengakibatkan pe- sama-sama diisi oleh guru Belanda dan Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

112 | Septian Teguh Wijiyanto rubahan kurikulum yang ada di MOSVIA tifitas pendidikan. Magelang. Kurikulum yang diterapkan Kurikulum di MOSVIA Magelang se- berpedoman pada Peraturan Gubernur Jen- deral tanggal 13 Januari 1928. lain menentukan lamanya pendidikan yang harus ditempuh. “Pendidikan di MOSVIA Waktu menempuh pendidikan di mengalami berberapa perubahan, perubah- MOSVIA Magelang mengalami perubah- an yang mencolok yaitu dengan penamba- an. “Lama menempuh pendidikan di MOS- han jam pada mata pelajaran pertanian, se- VIA Magelang adalah tiga tahun (Depar- jarah, dan bahasa inggris di tiap-tiap kelas tement van Onderwijs Eeredienst, 1928: (Departement van Onderwijs Eeredienst, 70).” Awalnya pendidikan di OSVIA ma- 1928: 113).” Mata pelajaran diatur di mas- sih lima tahun sehingga waktu menempuh ing-masing kelas dan disesuaikan waktu pendidikan dikurangi 2 tahun untuk efek- pembelajaran selama satu minggu. Leerplan 1e kl. Werkuren 3e kl. Nederlandsch 8 2e kl. 5 Maleisch 2 2 Soendaasch 3 6 2 Javaansch 1 2 1 Engelsch 2 2 1 Rechtswetenschappen 4 1 4 Staats- en Admin. Recht 5 2 4 Economie 3 4 2 Vergelijkende Volkenkunde 4 5 2 Economische Aardrijkskunde 1 3 2 Geschiedenis 3 3 2 Landbouwkunde - 2 2 Comptabele Administratie - 3 1 Hygiene en Verbandleer 1 2 1 Bestuurspractijk - 1 6 Lichamelijke Opvoeding 2 1 2 - Total 39 uur 2 39 uur 39 uur Tabel 4. Perubahan Kurikulum MOSVIA Sumber: A. C. Deenik, “In Vogelvlucht”. Dalam A. C Deenik, G. H. H. Zandvoort, R. Sadikin (Ed). Gedenkboek: MOSVIA 1879-1929. hlm.12. Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 113 Mata pelajaran dalam kurikulum pen- ga seluruh siswa di MOSVIA Magelang didikan MOSVIA Magelang diatur sangat wajib mengikuti seluruh mata pelajaran rinci berdasarkan masing-masing kelas yang telah ditentukan. mulai dari kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Jam belajar siswa-siswa MOSVIA Magelang Mata pelajaran yang diberikan di dari masing-masing kelas memiliki jumlah MOSVIA Magelang semua sangat pent- yang sama yaitu 39 jam per minggu. Mata ing bagi calon pangreh praja, Arwoko pelajaran yang diberikan di MOSVIA mengungkapkan ada mata pelajaran yang Magelang disesuaikan di masing-masing sangat wajib dan ditekankan di MOSVIA kelas, tidak semua mata pelajaran diber- Magelang yaitu “Hukum Pemerintahan, ikan di seluruh kelas. Ilmu Pertanian dan Ekonomi, Kebudayaan, dan Hukum Pi- Akuntansi hanya diberikan di kelas 2 dan dana.” Keempat mata pelajaran tersebut 3, sedangkan Praktek Administrasi han- selalu ada di Sekolah Raja dan OSVIA. Di- ya diberikan di kelas 3 dengan jam paling lihat di kurikulum memang keempat mata banyak yaitu 6 jam setiap minggunya. pelajaran ini memiliki jam yang banyak di masing-masing kelas. Pemerintah Hindia Belanda memper- siapkan pendidikan di MOSVIA dengan Hukum Pemerintahan misalnya diber- sangat cermat. Mata pelajaran yang diberi- ikan di kelas 1 sebanyak 5 jam, kelas 2 se- kan pun mata pelajaran yang hampir sama banyak 5 jam, dan kelas 3 sebanyak 4 jam. dengan mata pelajaran yang diberikan di Seorang pangreh praja harus bisa menga- pendidikan OSVIA. Perbedaan yang ada tasi permasalahan di masyarakat tempat hanya beberapa sebagai mata pelajaran tinggalnya. Inilah mengapa keempat pela- penguatan dan tambahan di MOSVIA yang jaran diberikan dalam durasi yang banyak wajib diikuti seluruh siswa di MOSVIA. agar para siswa benar-benar memahami Mata pelajaran yang diberikan kepada Hukum Pemerintahan, Hukum Pidana, siswa-siswa di MOSVIA sebagai berikut: Kebudayaan, dan Ekonomi. Jelasnya mata pelajaran ini sangat penting sebagai bekal “Hukum, Hukum Administrasi Neg- menjadi pegawai Pemerintahan Hindia Be- ara, Ekonomi, Kebudayaan, Sejarah, landa. Geografi, Agronomi, Akuntansi, Seja- rah, Kesehatan, Praktik Administrasi, Kegiatan belajar mengajar di MOS- Pendidikan Jasmani dan Bahasa Be- VIA Magelang dilaksanakan di mas- landa, Inggris,Daerah, dan Melayu. ing-masing ruang kelas yang ada. Proses (Arwoko, 1996: 3)” belajar mengajar yang berlangsung tentu dipandu oleh guru sebagai pengajar dan Mata pelajaran tersebut diberikan di semua siswa-siswa di MOSVIA Magelang MOSVIA Magelang dari kelas 1 sampai akan memperhatikan dengan baik. Mata dengan kelas 3. Mata pelajaran yang diber- pelajaran-mata pelajaran tertentu tidak ikan di MOSVIA tidak memiliki perbe- berlangsung di dalam kelas saja akan teta- daan dengan pendidikan pangreh praja se- pi kegiatan belajar mengajar dilaksanakan belumnya yaitu Sekolah Raja dan OSVIA. di luar kelas seperti Pendidikan Jasmani, Semua mata pelajaran telah disusun sesuai Kesehatan, Kebudayaan, dan Praktik Ad- dengan kurikulum yang diterapkan sehing- ministrasi. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

114 | Septian Teguh Wijiyanto Guru yang mengajar di masing-masing jaran yang penting karena siswa MOSVIA kelas kebanyakan guru-guru orang Belan- Magelang dituntut sudah benar-benar men- da. Guru-guru pribumi mengajar mata pe- genali lingkungan kerja nantinya sebagai lajaran Bahasa Melayu, Sunda, dan Jawa. pangreh praja. Guru-guru Belanda tidak cukup baik untuk mengajar mata pelajaran bahasa sehingga Pendidikan di MOSVIA Magelang guru-guru dari pribumi diharuskan menga- tidak hanya berlangsung di dalam kelas jar siswa-siswa di MOSVIA Magelang. dan melalui mata pelajaran saja. Ada ke- giatan yang menjadi fasilitas untuk para Bahasa Belanda digunakan sebagai siswa-siswa mengembangkan kemampuan bahasa pengantar yang digunakan ketika yang dimilikinya. Seperti yang dijelaskan proses pembelajaran dilakukan, kecuali oleh Mohammad Noer sebagai berikut: Di pada mata pelajaran bahasa seperti Bahasa MOSVIA, Mohammad Noer mendapatkan Inggris, Melayu, Sunda, dan Jawa. Peng- pelajaran dan latihan dasar-dasar kepemi- gunaan Bahasa Belanda sebagai pengantar mpinan yang kelak dapat menjadi bekal tentu karena ketika siswa-siswa ini sudah memimpin masyarakat, untuk kemudi- menjadi seorang pangreh praja maka me­ an dikembangkan sendiri oleh para siswa reka akan banyak menggunakan komuni- sesuai dengan bakat dan kemampuannya. kasi dengan Bahasa Belanda. Penggunaan Walaupun di sekolah tersebut tidak ter- Bahasa Belanda dilakukan sebagai penye- dapat organisasi yang bersifat politik, di suaian dan latihan untuk calon pangreh sana dibentuk suatu organisasi siswa-siswa praja. MOSVIA yang dinamakan Perkumpulan Pandrija Tama. Maksud dan tujuan organi- Siswa-siswa kelas 3 di MOSVIA sasi tersebut menumbuhkan solidaritas an- Magelang sebelum mereka mengikuti uji- tar mereka (Mien dan Nurinwa, 1996: 82). an kelulusan ada mata pelajaran yang wa- jib mereka tempuh. Mata pelajaran ini ma- Siswa-siswa yang ada di MOSVIA suk pada kurikulum sekolah sebagai bekal Magelang banyak menghabiskan waktu untuk menyiapkan diri menjadi pegawai setelah selesai kegiatan belajar mengajar pemerintah secara langsung. Mata pelaja- dengan mengembangkan kemampuan yang ran Praktik Administrasi wajib ditempuh dimiliki melalui Perkumpulan Pandrija siswa 6 jam per minggu, sebagai bagian Tama. Siswa-siswa MOSVIA Magelang dari Praktik Administrasi mereka harus mengikuti pendidikan yang dipersiapkan mengikuti kegiatan di luar sekolah. Siswa- untuk menjadi pegawai pemerintah, siswa kelas 3 mengunjungi daerah Sema- lingkungan yang ada di sekolah diciptakan rang, Jepara, Kudus, Demak, Jogjakarta, untuk memupuk solidaritas antara mereka. dan Surakarta. Kunjungan ini dilakukan Pemerintah Hindia Belanda berharap nan- di dalam Pemerintahan di masing-masing tinya para pangreh praja ini akan memili- daerah tersebut, sehingga siswa-siswa ini ki solidaritas yang kuat antar pegawainya. belajar secara langsung bagaimana men- Pemerintah Hindia Belanda menganggap jadi pegawai pemerintah. Pembelajaran siswa-siswa di MOSVIA Magelang ber- dengan mengunjungi pemerintahan dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pendi- belajar langsung ini merupakan mata pela- dikan. Kondisi ini relevan dengan hasil uji- Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 115 an dari siswa-siswa MOSVIA Magelang. tuhkan sekolah untuk mencapai tujuannya. MOSVIA di Magelang dilengkapi In 1929 werden van 235 leerlingen 225 of 96% naar een hoogere klasse dengan gedung asrama (Departement van bevorderd; in 1930 werden van de Onderwijs Eeredienst, 1928: 115). Gedung 203 leerlingen der 1e en 2e klasse 196 MOSVIA Magelang terletak persis di utara of 97% verhoogd. Aan het eerste ein- alun-alun Magelang. Gedung MOSVIA dexamen volgens de nieuwe regeling berdiri di atas lahan yang luas terdiri dari in 1930 namen 119 candidaten deel, ruang kelas, asrama, dan rumah-rumah waarvan er 115 of 117% slaagden. yang ditempati oleh guru-guru di MOS- Deze resultaten zijn zeer goed te noe- VIA Magelang. Asrama menjadi bangu- men (Tahun 1929 dari 235 murid 225 nan yang sangat penting bagi para siswa- atau 96% naik kelas. Pada tahun 1930 siswa MOSVIA Magelang, kerana mereka keluar masuk siswa dari kelas 1 dan 2 melakukan segala aktivitasnya sehari-hari lulus 196 atau 97%. Meluluskan per- di sekolah termasuk makan dan tidur. tama kali setelah menjadi MOSVIA tahun 1930 terdiri dari 119 siswa dan Gedung-gedung di MOSVIAMagelang 115 berhasil dengan baik. Ini hasil dilengkapi dengan ruangan-ruangan untuk yang sangat baik) (Departement van memenuhi kebutuhan para siswa dan guru Onderwijs en Eeredienst, 1930: 117). sebagai pendukung pembelajaran. Ruang perawatan digunakan untuk pemeriksaan Berdasarkan data tersebut disimpul- rutin siswa-siswa, apalagi jika terdapat kan bahwa pada lulusan tahun 1930 den- siswa yang sedang sakit maka ruangan ini gan nama MOSVIA Magelang siswa-siswa sangat dibutuhkan untuk istirahat dan mer- yang mendapat nilai baik berjumlah 115 awat siswa tersebut. Perpustakaan tentu ti- atau 96% dari 119. Prestasi siswa-siswa dak dapat dipisahkan dari sekolah karena MOSVIA Magelang tentu sangat mengem- perpustakaan menjadi pusat untuk mencari birakan bagi Pemerintah Hindia Belanda, tambahan materi pembelajaran yang ada di karena mereka menganggap pendidikan ruang kelas. Guru dan siswa di MOSVIA yang mereka terapkan berhasil diukur den- Magelang memanfaatkan perpustakaan un- gan hasil ujian. Menjadi keuntungan bagi tuk menunjang kegiatan pembelajaran. Pemerintah Hindia Belanda jika hasil lu- lusan MOSVIA Magelang ini baik, karena Sistem pendidikan di MOSVIA siswa-siswa ini nantinya akan bekerja di Magelang yang memang telah disusun den- Pemerintahan Hindia Belanda. gan menerapkan sistem asrama membutuh- kan banyak fasilitas pendukung yang harus Sarana prasarana adalah sesuatu yang memadai. Pembelajaran dilakukan sesuai digunakan pendidik dalam usahanya un- dengan kurikulum yang telah ditetapkan. tuk mencapai tujuan pendidikan. Proses Siswa-siswa MOSVIA Magelang melaku- belajar mengajar yang ada di MOSVIA kan segala aktivitasnya di sekolah juga. Magelang dapat terlaksana dengan baik Mandi, makan, dan tidur sudah menjadi dengan dukungan sarana prasarana yang rutinas harian yang dilakukan siswa-siswa memadai. Sarana prasarana berupa gedung MOSVIA Magelang. Ketersediaan asrama, sekolah, alat-alat pendukung pembelaja- ruang perawatan, ruang makan, dan ru- ran, dan komponen-komponen yang dibu- Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

116 | Septian Teguh Wijiyanto angan lainnya tersedia untuk mendukung pada pertengahan Maret 1942 mendapa- pendidikan dengan sistem asrama di MOS- tkan dampak akibat masuknya Jepang ke VIA Magelang ini. Kota Magelang. Siswa-siswa MOSVIA Magelang dilibatkan dalam kegiatan mi- Akhir Pendidikan Mosvia di Magelang liter untuk menjaga keamanan di sekitar wilayah dari MOSVIA Magelang ber- 1. Latar Belakang Ditutupnya MOSVIA dampak pada pendidikan di MOSVIA Magelang yang tidak kondusif. “Situasi Jepang yang menduduki Indonesia men- yang tidak kondusif itulah akhirnya men- gakibatkan perubahan diberbagai aspek gakibatkan MOSVIA Magelang ditutup sesuai dengan kepentingan Jepang. Pendi- pada 1942 (Soebagio, 1996: 129).” dikan tidak dapat terhindarkan dari kondisi ini. Pendidikan mendapat pengaruh dengan Penutupan MOSVIA Magelang yang kedudukan Jepang di Indonesia. Jepang satu-satunya dipertahankan oleh Pemerin- meyakini bahwa pendidikan merupakan tah Belanda ini selain karena situasi perang aspek yang sangat penting untuk memper- disebabkan juga karena fungsi pangreh tahankan posisi Jepang di Indonesia. praja di pemerintah Jepang yang mulai di- hapuskan. Pemerintahan Jepang mengha- Prinsip-prinsip pokok kebijakan Je- puskan dualisme pemerintahan serta fung- pang di Indonesia membuka kesempatan si ganda pangreh praja. Berbeda dengan bagi semua golongan masyarakat Indone- pemerintahan Belanda yang menempatkan sia untuk memperoleh pendidikan. Sistem pangreh praja pada konstitusi pemerin- pendidikan Jepang berdampak pada terha- tahan Belanda, Jepang benar-benar ingin pusnya sistem penggolongan, baik menurut menghapuskan pengaruh Belanda yang golongan bangsa maupun menurut status melekat pada pangreh praja. sosial. Sistem pendidikan yang diseder- hanakan ini, menyebabkan kesempatan Jepang memandang pangreh praja belajar terbuka lebar bagi semua golongan mendapat pengaruh kebudayaan Belan- penduduk di Indonesia, semua mendapat da mulai dari cara berfikir, pola tingkah kesempatan yang sama. laku, dan gaya hidup. Sehingga, pangreh praja dianggap sebagai orang-orang yang Tujuan pendidikan Jepang di Indonesia terpengaruh Belanda. Pangreh praja tidak tidak dapat dipungkiri untuk menyediakan mendapat kepercayaan di mata Jepang. tenaga kerja cuma-cuma yang disebut Ro- Kondisi demikianlah yang menyebabkan musha dan tenaga prajurit untuk memban- kedudukan pangreh praja di pemerintah- tu peperangan demi kepentingan Jepang, an Belanda dihapuskan oleh pemerintah karena itu para pelajar diharuskan mengi- Jepang. Kedudukan pangreh praja ber- kuti latihan fisik dan kemiliteran. dampak pada sekolah calon pangreh praja yang ada di Magelang sehingga MOSVIA Kondisi pendidikan di Indonesia ditutup. mendapatkan dampak dari kebijakan yang dilakukan Jepang. MOSVIA Magelang Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 117 2. Kiprah Lulusan MOSVIA Magelang pemerintahan Indonesia, dimana keduan- bagi Masyarakat ya sama-sama menuntut kesetiaan pangreh praja. Para lulusan dari MOSVIA ini ketika Be- landa masih menguasai Indonesia para Pangreh praja identik dengan pegawai pangreh praja ini banyak yang bekerja di bawah pemerintahan Belanda dan Je- sebagai Bupati, Patih, Wedana, Asisten pang, kondisi demikian menimbulkan reak- Wedana. “Pejabat-pejabat pribumi dari si-reaksi yang menganggap pangreh praja Bupati ke bawah merupakan Korps Pemer- masih terdapat pengaruh dari Belanda dan intah Pribumi (Inlandsche-Bestuurcorps) Jepang. Sebutan pangreh praja akhirnya atau Inlandsche Binenland Bestuur (Dali- diganti menjadi pamong praja. “Pamong man, 2012: 98).” Belanda memang mem- praja merupakan pejabat pemerintah yang berikan fungsi ganda pada pangreh praja bertindak sebagai alat untuk memperlancar dalam sistem Pemerintahan Belanda, para jalannya pemerintahan.” Tugas pamong pengreh praja diposisikan sebagai kepala praja jelas mereka sebagai individu yang tradisional rakyat dan pegawai negeri yang memimpin rakyat. Seorang pamong praja mendapat upah. wajib memiliki komitmen untuk bertugas demi kepentingan rakyat. Awal masa Jepang menduduki Indo- nesia dan mengambil alih kekuasaan dari Kekosongan pemerintahan dan sering Belanda, peran dari pangreh praja mulai bergantinya pemerintahan mengakibatkan dihapuskan. Hal ini terjadi karena Jepang terjadinya perekrutan pamong praja da- menganggap pangreh praja mendapat pen- lam tubuh pemerintahan Indonesia. Para garuh kuat dari Belanda, sehingga lulusan lulusan MOSVIA ini banyak yang masuk dari MOSVIA sangat sedikit yang masuk dalam jajaran pemerintahan ada yang men- dalam pemerintahan Jepang. Akhir kekua- jadi Gubernur, Residen, Wakil Residen, saan Jepang di Indonesia barulah peran dan Bupati. Banyak juga lulusan MOSVIA dari pangreh praja ini mulai dikembalikan yang memiliki peran dalam dunia militer, lagi. “Pemerintah Jepang mulai meman- bekerja di Departemen Dalam Negeri, De- faatkan pangreh praja sebagai jembatan partemen Agama, Polisi, Departemen Luar antara rakyat dan pemerintah setelah mere- Negeri, Jaksa, menjadi duta besar bagi In- ka menyadari bahwa pangreh praja terlatih donesia di beberapa negara, mengabdikan baik dan terbiasa dengan prosedur birokra- diri dalam pendidikan di Indonesia, dan tis (Aiko, 1993: 394-395)”. ada beberapa lulusan MOSVIA Magelang yang justru memiliki profesi di luar sistem Kekosongan pemerintahan begitu tera- pemerintahan. sa ketika Jepang menyerah kepada Sekutu. Pangreh praja dapat dikatakan mengalami Pendidikan di MOSVIA Magelang se- kebingungan dengan kondisi ini, karena bagai sekolah pendidikan menengah pan- pada saat bersamaan Belanda mulai datang greh praja ini tentu memberikan bekal bagi kembali untuk membangun kekuasaan di karier mereka sebagai seorang pamong Indonesia. Pangreh praja berada dalam praja. Keragaman karier para lulusan dua pilihan mengikuti Belanda lagi atau MOSVIA ini menunjukkan eksistensi dari para lulusan MOSVIA untuk memberikan Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

118 | Septian Teguh Wijiyanto sumbangsih bagi negara dan masyarakat MOSVIA Magelang karena Jepang men- Indonesia. Peran serta para lulusan MOS- guasai Indonesia. Pemerintah Jepang me- VIA begitu terasa ketika awal-awal In- nutup MOSVIA di Magelang karena ori- donesia merdeka karena merekalah yang entasi pendidikan ketika pada masa Jepang menempati posisi-posisi seperti Gubernur, pada kekuatan militer. Residen, Wakil Residen, dan Bupati di masing-masing daerah. Kiprah lulusan MOSVIA Magelang bagi masyarakat, banyak dari lulusan PENUTUP MOSVIA Magelang bekerja menjadi pega- wai di pemerintahan Indonesia. Banyak Latar belakang berdirinya MOSVIA se- lulusan MOSVIA Magelang yang bekerja bagai sekolah pendidikan menengah pan- sebagai Polisi, Duta Besar, Guru/Dosen, greh praja, pertama karena adanya kebu- Pengacara, Jaksa, dan ada pula yang beker- tuhan pegawai rendah yang dapat digaji ja di swasta. Kemampuan lulusan MOS- murah ketika diterapkannya Tanam Paksa VIA Magelang yang dapat berprofesi di di Hindia Belanda. Kedua, Undang-Un- berbagai bidang selain pemerintahan dise- dang Agraria tahun 1870 mengakibatkan babkan karena sistem pendidikan dan mata kebutuhan tenaga kerja berpendidikan se- pelajaran yang diberikan sehingga para lu- hingga Pemerintah Hindia Belanda mendi- lusan MOSVIA dapat mengabdikan diri di rikan Sekolah Dasar Kelas Satu, Sekolah berbagai bidang. Dasar Kelas Dua, dan Sekolah Raja yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan DAFTAR PUSTAKA pegawai di Hindia Belanda. Ketiga, ta- hun 1900 dengan adanya Politik Etis Se- Buku kolah Raja direorganisasi dengan berubah namanya menjadi OSVIA. Terjadinya Angelino, D. K. 1931. Colonial Policy. Netherlands: situasi politik di Hindia Belanda yang ti- The Houge Martinus Nijhoft. dak kondusif menyebabkan krisis ekonomi yang dialami Pemerintah Hindia Belanda. Arwoko. 1996. Pendidikan Ke-Pamong-Prajaan di Kondisi demikian menyebabkan OSVIA Indonesia sebelum Perang Dunia ke-II. Dalam mengalami reorganisasi menjadi MOSVIA Tjuk dan Indijati Sukiadi (ed). OS-MOS: akibat dana pendidikan yang dikurangi. Tonggak-Tonggak Pengabdian dan Perjuangan. Hal ini berdampak pada penutupan MOS- Surabaya: Dharma Padmanaba Press, hlm. 1. VIA di Madiun, Probolinggo, dan Band- ung. MOSVIA Magelang yang tetap diper- _______. 1996. Pendidikan Ke-Pamong-Prajaan di tahankan. Indonesia sebelum Perang Dunia ke-II. Dalam Tjuk dan Indijati Sukiadi (ed). OS-MOS: Perkembangan MOSVIA di Magelang Tonggak-Tonggak Pengabdian dan Perjuangan. pada tahun 1927-1942 terdiri dari sistem Surabaya: Dharma Padmanaba Press, hlm. 3. pendidikan, kurikulum, dan sarana prasa- rana. Akhir pendidikan MOSVIA di Daliman, A. 2012. Sejarah Indonesia Abad XIX- Magelang, latar belakang ditutupnya Awal abad XX: Sistem Politik Kolonial dan Administrasi Pemerintah Hindia Belanda. Yogyakarta: Ombak. Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Departement van Onderwijs en Eeredienst. 1911. Algemeen Verslag van het Inlandsch Onderwijs Jurnal Sejarah

Sekolah Pendidikan Menengah Pangreh Praja: MOSVIA Magelang 1927-1942 | 119 in Nederlandsch-Indie Loopende over het Jaar 1942-1945. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. 1910. Batavia: Javasche en Drukkerij. Lohanda, M. 2012. Sistem Pemerintahan Hindia _______. tt. Algemeen Verslag van het Onderwijs in Belanda”. Dalam Taufik Abdullah dan A. B. Nederlandsch-Indie over het Schooljaar 1931. Lapian (ed). Indonesia dalam Arus Sejarah. Batavia: Landsdrukkerij. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, hlm. 50. Dhont, F. 2005. Nasionalisme Baru Inteletual Mustoko, S. 1979. Pendidikan di Indonesia Indonesia Tahun 1920-an. Yogyakarta. Gadjah dari Jaman ke Jaman. Jakarta: Departemen Mada University Pers. Pendidikan dan Kebudayaan. Djumhur, I. dan Danasuparta. 1959. Sejarah Nagazumi, A. 1989. Bangkitnya Nasionalisme Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu. Indonesia: Budi Utomo 1908-1918. Jakarta: Pustaka. Simbolon, P.T. 2006. Menjadi Gunawan, A. H. 1986. Kebijakan-Kebijakan Indonesia. Jakarta: Kompas. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Nasution, S. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Heater, S. 1983. Terbentuknya Sebuah Elite Bumi Aksara. Birokrasi. Jakarta: Sinar Harapan. Ricklefs, M. C., A History of Modern Indonesia. I. Soemarsono/Oedeem. 1996. Kenang-Kenangan Terj. Dharmono Hardowidjono. 2005. Sejarah Ontgroening/Perpoloncoan di MOSVIA Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada Magelang. Dalam Tjuk dan Indijati Sukiadi University Press. (ed). OS-MOS: Tonggak-Tonggak Pengabdian dan Perjuangan. Surabaya: Dharma Padmanaba Rutgers, S.J. 2012. Sejarah Pergerakan Nasional Press, hlm. 119. Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Kartodirjo, S. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Simbolon, P.T. 2006. Menjadi Indonesia. Jakarta: Historiografi Indonesia. Jakarta: Gramedia Kompas. Pustaka Utama. Siraishi, T. 1997. Zaman Bergerak: Radikalisme _______. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Rakyat di Jawa 1912-1926. Jakarta: Pustka Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Grafiti. Utama. Soebagio, R. 1996. Zaman Jepang: Sebuah Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Interlude Menuju Kemerdekaan. Dalam Tjuk Kurasawa, A.1993. Mobilisasi dan Kontrol Studi dan Indijati Sukiadi (ed). OS-MOS: Tonggak- tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa Tonggak Pengabdian dan Perjuangan. Surabaya: Dharma Padmanaba Press, hlm. 129. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

VOLUME 03 | NOMOR 1 | JUNI 2019 Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja Wahyu Purwiyastuti Mahasiswa Program Doktor IIH FIB UGM [email protected] ABSTRAK – Persoalan meningkatkan kompetensi guru masih menjadi wacana terkini pendidikan di Indonesia. Pada saat kompetensi guru terus direformasi, di sisi lain arus teknologi pun kian cepat bertransformasi. Urgensinya, teknologi informasi dalam bentuk virtual pun akan segera berlangsung. Hal itu akan berdampak pada penyesuaian kinerja budaya mendidik mahasiswa, calon guru sejarah dalam pola digitalisasi. Mengapa upaya mereformasi potensi sumberdaya manusia Indonesia mendesak dilaksanakan? Bagaimana program studi pendidikan sejarah sebagai ujung tombak Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) merespon transisi budaya? Artikel ini mendeskripsikan pembelajaran formal dan informal mahasiswa pendidikan sejarah yang terkoneksi dengan perubahan sektor teknologi informatika. Program apa saja yang dipersiapkan program studi dalam rangka mempertajam tekstur kompetensi calon guru sejarah. Produk-produk pembelajaran sejarah apa saja yang telah dirancang dan diberdayakan agar turut mengkonstruksi kompetensi mahasiswa pendidikan sejarah. Tulisan ini merupakan hasil observasi dan analisa program optimalisasi laboratorium lapangan dan strategi gerakan residensial mahasiswa program studi pendidikan sejarah. Kedua program tersebut merupakan salah satu solusi mengadaptasi transformasi teknologi. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memunculkan sikap mental mahasiswa calon guru sejarah, karena sikap mental berbasis budaya masih relevan untuk merespon hadirnya kelas virtual. KATA KUNCI – pendidikan kesejarahan, transisi, budaya ABSTRACT – Developing teachers’ competences still become discourse in Indonesian education nowadays. Teachers’ competences reformed vis a vis with the advanced of technology development. Virtual information needs to be implemented immediately. This will have an impact on adjusting the cultural performance of educating students and history teachers in digitalization pattern. Why is the reform of Indonesia’s human resource urgently needed? How is the history education study program as the spearhead of the Institute of Education responding to cultural transitions? This article describes formal and informal learning history education students who are facing the transformation of information technology sector. What programs are prepared in order to improve the competency of history teachers candidate. History learning products have been designed and empowered to help construct the competence of history education students. This paper is the result of observing and analyzing the laboratory optimization program in the field of history and the residential movement strategy of the history education students. Both programs are one of the solutions to adapt technology transformation. The activity was carried out to bring up the mental attitude of prospective history teacher students, because a culture-based mental attitude is still relevant to respond to the presence of a virtual class. KEYWORDS – historical education, transition, culture

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 121 PENDAHULUAN Barangkali saat ini para penggerak maupun pemerhati pendidikan sudah mulai Persoalan peningkatan kompetensi mengantisipasi, jika suatu hari pembelaja- guru masih menjadi diskursus da- ran dengan konsep “kelas” yaitu tatap muka lam bidang pendidikan nasional di di sebuah ruang belajar akan berlangsung Indonesia saat ini. Pada tahun 2018, Ke- tanpa kehadiran guru secara fisik. Bahkan menterian Pendidikan dan Kebudayaan yang lebih kompleks lagi, siswa di masa de- mulai mempersiapkan cetak biru pening- pan cukup mengandalkan jaringan internet katan kompetensi guru. Direktur Jenderal dan papan ketik (keyboard). Institusi sep- Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) erti Lembaga Penghasil Tenaga Kependi- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dikan (LPTK) mulai merespon transforma- Supriano menyatakan bahwa kompeten- si teknologi bahkan merintis pembelajaran si merupakan landasan segala kebijakan. bertajuk e-learning atau blended learning. Sedangkan M. Ramli Rahim berpendapat Alih-alih mengejar kemajuan teknologi, bahwa guru sejati akan berusaha mening- kesadaran mentransformasi budaya be- katkan kompetensinya. lajar dan mengajar seringkali dipertajam oleh fenomena gagap budaya yang dialami Dewan Pembina Pusat Studi Pendi- para pendidik. Mengapa upaya mereforma- dikan dan Kebijakan (PSPK), Najelaa si potensi sumberdaya manusia Indonesia Shihab berpandangan, maraknya lembaga kian mendesak dilaksanakan? Keluaran pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) apa yang sedang dan akan dipersiapkan yang kurang berkualitas, perekrutan guru oleh lembaga keguruan dalam hal ini pro- yang tidak memfokuskan kualitas guru, gram studi pendidikan sejarah? Ke mana banyaknya aspek politik praktis dalam arah pendidikan kesejarahan di Indonesia, rekruitmen, rotasi dan promosi guru hing- akan memproduksi calon guru sejarah atau ga banyaknya tekanan administratif men- pekerja? gakibatkan guru tidak dapat berfokus pada pengembangan kompetensi diri.(Kompas, PEMBAHASAN 25 September 2018) Transformasi Teknologi dan Berangkat dari observasi serta hasil Dampaknya Bagi Pendidikan Guru kajian beberapa tokoh tersebut, dapat di- argumentasikan bahwa pendidikan nasion- Diskursus bertema kompetensi guru di al di Indonesia belum menempati standar Indonesia sebagaimana dipaparkan pada kebutuhan yang visioner. Di satu sisi, pen- awal tulisan ini sangat relevan dengan pe- ingkatan kompetensi guru adalah sebuah mikiran Marc Bousquet (2008). Dia mem- impian, di sisi lain, realitas menyajikan fokuskan artikelnya tentang transformasi fakta tentang teknologi informasi yang teknologi informasi, pergeseran fungsi justru kian cepat bergerak. Faktor urgensi universitas sebagai produsen pengetahuan, di sektor teknologi informasi itu memak- terminologi “fakultas sayonara”, perubah- sakan keberlangsungan transformasi sosial an pengajaran di era informasi, eliminasi serta budaya, contohnya pada sistem, pola, guru yang mengajar dalam kelas virtual maupun metode pengajaran. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

122 | Wahyu Purwiyastuti hingga migrasi guru yang mumpuni ke area dikotomi konsep siswa dan pekerja melalui industri. Beberapa elemen tematis yang di- kepercayaan bahwa teknologi informasi maksud Bousquet barangkali akan/dan se- menjadi “bahan bakar” perubahan.(Marc dang terjadi di dalam lingkup pendidikan Bousquet, 2008: 56) Komodifikasi pendi- Indonesia. Karakteristik bangsa Indonesia dikan tidak hanya cukup diukur berdasar- yang multikultur dan secara geografis be- kan luaran, apakah hasilnya “lebih baik” rada pada limitasi kepulauan secara tidak atau “lebih buruk” dibandingkan pendi- langsung mempengaruhi kemampuan me- dikan non komoditi. Lebih lanjut yang monitor berlangsungnya sistem pendidikan patut dicermati adalah komodifikasi in- nasional yang diidealkan. Berbagai kenda- formasi mewakili peningkatan eksploitasi la serta kurang meratanya akses pelayanan tenaga kerja. Pengajaran oleh guru di era publik dapat dimaklumi. Fobia kehadiran informasi sekarang ini penuh dialektika kelas virtual di era teknologi informasi tak dan kemudian melahirkan implikasi untuk perlu dirisaukan, namun yang paling uta- mereformasi proses pembelajaran di kelas. ma adalah menyiapkan mental dan strate- (Marc Bousquet, 2008: 85) gi yang jitu untuk memperhatikan layanan pendidikan Indonesia yang berkualitas. Persoalan yang hingga kini belum tun- tas adalah reaksi LPTK menjawab tantan- Marc Bousquet cukup intens mengkaji gan transformasi budaya tersebut. Dalam implikasi transformasi teknologi informasi tulisan Agus Suwignyo (Kompas, 25 No- dalam rangka mengatasi kerisauan seka- vember 2009) digambarkan tentang trans- ligus menemukan solusinya. Pada bagian formasi Institut Keguruan dan Ilmu Pendi- akhir narasi bukunya yang berjudul “The dikan (IKIP) menjadi universitas mampu informal economy of the information uni- melahirkan ilmuwan berjiwa guru. Trans- versity” (bab kedua), Bosquet memperke- formasi tersebut dimaksud mempertegas nalkan pemikiran Samuel Bowles dan Her- syarat bahwa guru pertama-tama adalah bert Gintis yaitu dikotomi “siswa (student)” ilmuwan. Sebagaimana terbersit keraguan atau “pekerja (worker)”. Kedua terminolo- melalui tulisan itu, bahwa setelah 20 tahun gi itu memiliki makna yang luas karena negara mengidealkan peningkatan kompe- Bowles mengamati lebih dari sekedar kon- tensi guru, hasilnya masih jauh dari hara- teks luaran (output) pendidikan dalam ku- pan. Kadar keilmuan calon guru yang la- run waktu tertentu. Dia sangat visioner se- hir melalui IKIP dan Sekolah Pendidikan bagaimana pemikirannya dilukiskan oleh Guru (SPG) justru mampu menunjukkan Marc Bosquet dalam bukunya. Bowles dan kompetensi keguruan secara relatif purna. Gintis memposisikan universitas sebagai wahana memproduksi pengetahuan, bukan Produk-produk pembelajaran apa saja memproduksi orang.(Marc Bosquet, 2008: yang telah dirancang dan diberdayakan 87) Teknologi informasi oleh Bousquet agar turut mengkonstruksi dunia kerja disebut dengan istilah “maha kuasa” kare- yang diperlukan mahasiswa FKIP? Berag- na mampu menggerakkan arus informasi am aktivitas berbasis penguatan budaya di ranah institusi pendidikan tinggi. Bah- belajar diasumsikan berkontribusi mem- kan, dia mengawali deskripsinya tentang bentuk konsep pekerjaan yang akan dige- luti mahasiswa calon guru. Fakultas dan Jurnal Sejarah

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 123 administrasi berupaya keras menyebarkan berinovasi memproduksi proyek bersama. visi tentang masa depan yang diciptakan Dalam hal ini, maka jalinan kreatifitas in- melalui teknologi. Proses pendidikan tanpa telektual itu memerlukan konsep sinergitas kehadiran guru serta kesempatan memin- antara birokrat, masyarakat, serta seluruh dai sumber data sebanyak dan seluasnya komponen terkait. Idealisme mengkon- mengubah gaya hidup maupun budaya ak- struksi pendidikan masa kini – yang sering ademis. disebutkan dengan istilah milenial - ma- sih membutuhkan fondasi budaya yang Gerakan mentransformasi pendidikan tangguh dalam meletakkan konsep gen- dan pengajaran di Indonesia perlu dilak- erasi milenial dalam cara pandang “Indo- sanakan secara serempak. Kesenjangan nesia”. Djoko Suryo pun mengingatkan serta diskriminasi yang masih terjadi dalam masyarakat Indonesia pada sebuah pepatah ranah pedagogis perlu dituntaskan secara lama yaitu man behind the Gun.(Kompas, sistematis, didukung sinergitas seluruh 2018: 7) Menurut Djoko Suryo, teknologi komponen. Pendidikan transformatif san- informasi didefinisikan sebagai alat, senja- gat dinantikan masyarakat Indonesia. Ab- ta, budaya materi yang harus dikendalikan dul Halim Fathani, sebagai salah satu ele- manusia. Maka, dia berprinsip bahwa es- men masyarakat, menggantungkan harapan ensi peran manusia dalam konteks trans- terjadinya perubahan di bidang pendidikan. formasi budaya, sangat perlu diapresiasi Elemen pendidikan diharapkan mampu dan direpresentasikan. Pada tataran ini, menjadi media solutif menurunkan angka euforia menyikapi hadirnya teknologi ber- pengangguran yang masih tergolong ting- basis komputasi yang “menyilaukan mata” gi yang ditengarai terjadi karena ketidak- generasi milenial masih dalam ambang re- sesuaian antara permintaan dan kebutuhan sponsif yang belum stabil. Literasi mem- pasar kerja. Kompas edisi Agustus 2017 baca, menulis, berargumentasi, beropini, menayangkan data angka pengangguran serta mempresentasikan ide, sedang berada milenial sebesar 8,9 persen dan total ang- dalam posisi persiapan dan proses. Pada- ka pengangguran secara keseluruhan 5,5 hal, kehadiran teknologi informatika yang persen. Keluhan Fathani disampaikan da- begitu cepat perlu respons yang seimbang. lam rubrik “surat kepada redaksi” Kompas, Lalu, bagaimana langkah pragmatis mer- 26 Oktober 2018. Idealisme pendidikan In- espons gegap gempitanya serbuan pen- donesia perlu diakomodasikan untuk men- garuh teknologi terhadap pendidikan dan jawab kebutuhan pekerjaan generasi masa pengajaran di Indonesia? Beberapa waktu kini dan mendatang. Dia melontarkan ga- lalu, Persatuan Guru Republik Indonesia gasannya itu setelah merujuk data statistik (PGRI) berkolaborasi dengan harian Kom- Indonesia 2018 yang memuat data jumlah pas merumuskan solusi untuk guru dalam penduduk usia produktif sejumlah 55 pers- menghadapi persoalan, beradaptasi den- en dari total penduduk Indonesia. gan kebiasaan murid menerima bahan ajar. (Kompas, 6 Maret 2018) Suatu realitas so- Tuntutan Fathani, agar generasi berdi- sial yang sulit dibendung, era digital seka- namika secara intelektual di era global se- rang ini membuka ruang yang sangat lebar karang ini mendapat kesempatan berkreati- vitas tinggi mengembangkan keunikan dan Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

124 | Wahyu Purwiyastuti bagi siapa pun mengakses beragam fasilitas masi yang ditulis sebagai salah satu berita yang disajikan dalam ranah teknologi in- di harian Kompas 20 Februari 2018, dinya- formatika. Kesepakatan kerjasama itu ten- takan bahwa pemahaman pendidikan di ka- tunya diasumsikan menghasilkan dampak langan guru masih dianggap minim karena luas meningkatkan kompetensi guru. Ket- ketidakseriusan semasa terselenggaranya ua Umum PGRI, Rosyidi, mengatakan saat pendidikan calon guru. Pelaksanaan pen- ini para guru senantiasa berjuang mene- didikan untuk calon guru yang diseleng- mukan format agar dapat memberikan ba- garakan LPTK, hingga tahun 2018 masih han ajar yang cocok bagi siswa di kelas. dinilai belum berdampak secara maksimal. Bahan ajar multimedia menjadi salah satu Kegiatan pembelajaran dinyatakan belum pilihannya. Konten Kompas.id dapat mem- seimbang antara teori dan praktik. Proses bantu para guru menjelaskan suatu perma- pembentukan ruh seorang pendidik, se- salahan ilmiah kepada siswa dengan lebih bagaimana dikemukakan Totok Bintoro, mudah karena dikemas secara visual dan perlu disiapkan sejak proses seleksi, proses interaktif. Sementara, Pemimpin Redaksi pendidikan di LPTK, hingga pembinaan Harian Kompas Budiman Tanuredjo me- ketika telah bekerja sebagai guru. Pernyata- nuturkan bahwa Kompas.id ditawarkan se- an Bintoro selaku ketua Lembaga Penja- bagai bahan ajar karena berbasis data dan minan Mutu Universitas Negeri Jakarta fakta di lapangan. Ia mencontohkan, sajian tersebut dilatarbelakangi oleh gagasannya infografis tentang benteng-benteng pening- tentang pentingnya pengalaman langsung galan kolonial di Nusantara dapat memu- yaitu Pengenalan Lapangan Persekolahan dahkan siswa mempelajari sejarah.(Kom- (PLP). pas, 2018) Kemudahan itu oleh Faruk Tripoli diasumsikan sebagai kontribusi Apabila di era sekarang ini kinerja teknologi elektronik mengubah kenyata- LPTK masih dianggap belum menuntaskan an material menjadi satuan-satuan, digital tanggungjawab memproduksi guru yang menjadi citra. Artinya mengubah realitas berkualitas tinggi, bagaimana peran insti- menjadi satuan digital. Dalam konteks itu, tusionalnya menghadapi tantangan trans- maka bahasa turut membangun solidari- formasi teknologi? Roberto Bala pernah tas, konteks, atau peristiwa yang bersifat berargumentasi bahwa di era yang sering kolektif. (Faruk, 2018) disebut “milenial” ini, guru harus melek teknologi. Oleh karena itu, guru dipacu Pendidikan Calon Guru Sejarah dan untuk mampu menerjemahkan teknologi Pilihan Profesi secara tepat dan proposional sehingga ber- manfaat untuk menjalankan proses pem- Lembaga penghasil calon guru (LPTK), belajaran.(Kompas, 8 September 2018) beberapa waktu terakhir ini menjadi so- Menyikapi hal tersebut, jika LPTK bertu- rotan publik. Media massa seperti koran juan menghasilkan guru maka kemampuan nasionalpun mengangkat judul-judul ber- pemikiran kritis harus diproduksi untuk itanya tentang bagaimana kinerja LPTK menghasilkan karya kreatif. Kegiatan pem- memproduksi calon guru. Salah satu infor- belajaran untuk calon guru didesain secara holistik, baik dalam konteks formal, non Jurnal Sejarah

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 125 formal atau informal. Program studi pen- Persiapan mentransformasi kultur didikan sejarah adalah salah satu unit atau “guru yang mengajar” ke “guru intelektu- departemen yang kompeten memproduksi al” bahkan “guru non ilmuwan alias peker- pengetahuan kesejarahan. ja/labor” merupakan fakta yang mendesak untuk diadaptasi dan dipersiapkan solusin- Artikel ini memanfaatkan aktivitas ya. Jika Marc Bousquet mencermati trans- pembelajaran sejarah berbasis lapangan formasi teknologi dari perspektif budaya untuk calon guru sejarah, sebagai amunisi Eropa, maka program studi pendidikan mempertajam karakter pedagogis. Bebera- sejarah di Indonesia layak menggunakan pa komponen materi kajian diperoleh dari perspektif dan metodologi ala Indonesia. hasil observasi kegiatan civitas akademika Maka, gagasan Djoko Suryo relevan den- Program Studi Pendidikan Sejarah Uni- gan idealisme menanamkan atau menguat- versitas Kristen Satya Wacana (UKSW), kan budaya asli Indonesia. Asumsinya, bu- Salatiga. Sumber data berupa aktivitas daya yang dimaksud bersifat custom, unik, pembelajaran untuk calon guru sejarah secara kolektif lahir secara alami (natural) adalah dokumentasi yang terekam di lab- dari si pelaku sesuai bakat dan keahliann- oratorium lapangan kawasan Candi Cetho ya. Kemampuan menciptakan karya kreatif Kabupaten Karanganyar. Laboratorium inovatif masyarakat Indonesia dilahirkan lapangan ini diselenggarakan berkat ker- dalam ruang produksi yang dipenuhi ruh jasama staf pengajar di Program Studi den- atau etos imajinasi masing-masing etnis. gan masyarakat Dusun Cetho sejak tahun Sifat eksklusifitas produksi budaya lokal 2012 hingga sekarang. Dasar pemikiran itu perlu diapresiasi dan direpresentasikan dan tujuan penyelenggaraan laboratorium menjadi kekuatan menciptakan ide baru. tersebut adalah menyediakan ruang bela- Dalam konteks inilah, pembelajaran seja- jar dan berpraktik bagi calon guru sejarah rah memiliki kedigdayaannya mengisi ru- mengenal secara langsung bagaimana mas- ang imajinasi, interpretasi, hingga melaku- yarakat menorehkan sejarah hidupnya. kan penjelasan sejarah.(Kuntowijoyo, 2008: 147-148) Calon guru sejarah ditun- Pendidikan kesejarahan tidak hanya tut kemampuannya mengorganisasikan berlangsung di sektor formal berbentuk fakta-fakta dan menghubungkan peristiwa kuliah tatap muka. Laboratorium lapangan sejarah satu dengan lainnya. Mentalitas ke- yang disiapkan oleh program studi pendi- jujuran, kedisiplinan, kemampuan menga- dikan sejarah idealnya dapat dioptimalkan nalisa, berlogika serta merumuskan keba- sebagai salah satu solusi mengadaptasi ruan ide akan efektif memperkuat elemen persoalan transformasi teknologi saat ini. penguat karakter pedagogis mahasiswa Kehidupan keseharian masyarakat dapat pendidikan sejarah. dimanfaatkan sebagai materi mengem- bangkan kreativitas calon guru sejarah un- Calon guru sejarah diidentifikasi meng- tuk berinovasi. Contohnya, bagi yang ber- gunakan kemampuannya mengamati peris- minat pada sejarah dan literasi historiografi tiwa langsung secara kasat mata. Dengan akan menemukan ide orisinil yang nantin- demikian, elemen budaya menjadi sangat ya dapat digunakan untuk mempertajam dekat dengannya. Inti dari kegiatan ini ada- intuisi ketika mengajar. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

126 | Wahyu Purwiyastuti lah agar calon guru sejarah itu pun mampu dokumentasi lapangan. Sebagaimana ter- menangkal bias dalam sejarah. Oleh kare- cantum dalam dokumen Rencana Pembe- na itu, sangat diperlukan pemikiran yang lajaran Semester (RPS) kurikulum, dosen jernih sebagai fondasi menginterpretasi mata kuliah Sejarah Kebudayaan mem- dan melakukan eksplanasi sejarah.(C. Be- bekali calon lulusan pendidikan sejarah han McCullagh, 2000: 44) Mengapa hal ini agar mampu menginterpretasi peristiwa penting? Peristiwa sejarah yang disajikan dan melakukan penjelasan atau ekspla- melalui buku teks sejarah untuk siswa um- nasi sejarah. Berdasarkan dokumen RPS umnya ditulis dalam konteks formal dan tersebut, maka ditempuh upaya eksplorat- terbatas. Calon guru sejarah membutuhkan if merekam jejak sejarah lisan pada mas- ruang untuk melakukan interaksi budaya yarakat kawasan Candi Cetho kemudian terhadap masyarakat. Hal ini akan menja- ditranskripsikan menjadi dokumen tertulis. di salah satu solusi terhadap bias sejarah Kawasan candi Cetho berfungsi sebagai sebagaimana dijumpai dalam narasi buku lumbung data bagi calon guru sejarah un- teks. tuk mengenal kajian historis merti desa, etika bergotong royong, tradisi arisan, laku Kreatifitas Merespons Transformasi hidup umat Hindu Kejawen, dan lainnya. Teknologi Secara substantif, dokumen RPS tersebut dilaksanakan berdasarkan aturan Kerang- Dalam rangka memasuki era milenial, ka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). kegiatan penelitian dan pengabdian yang Dijelaskan dalam aturan tersebut, bahwa dilaksanakan oleh dosen sebagai pendidik standar kerangka penjenjangan kualifika- calon guru sejarah diprediksi semakin inter- si kompetensi mahasiswa diukur dengan aktif. Berbagai aktivitas memberdayakan cara menyandingkan, menyetarakan, dan kawasan benda cagar budaya, kehidupan mengintegrasikan antara bidang pendi- sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dikan dan bidang pelatihan kerja serta memberikan dampak yang signifikan. Da- pengalaman kerja. Hal itu ditujukan untuk lam konteks pedagogis, infrastruktur dan memberikan pengakuan terhadap kompe- nilai kehidupan masyarakat mencitrakan tensi kerja.(Standar Nasional Perguruan karya sejarah bangsa. Esensi historis dan Tinggi No. 44 Tahun 2015) pedagogis itu turut berkontribusi memba- ngun kerangka pikir memanfaatkan ka- Dalam rangka melengkapi kompetensi wasan Dusun Cetho sebagai laboratorium calon guru, idealnya juga disediakan do- lapangan bagi para calon guru sejarah. kumen RPS yang memuat desain hidden curriculum. Dokumen itu perlu disediakan Salah satu upaya merealisasikan ideal- dan dirancang oleh dosen pengampu atau isme profesionalitas mahasiswa, Program kepala laboratorium. Alangkah lebih sem- Studi Pendidikan Sejarah FKIP UKSW purna jika kerangka kerja dalam konsep menyajikan mata kuliah Sejarah Kebu- global dapat dirancang hingga tahapan dayaan (Kode JS021), yang diselengga- monitoring dan evaluasinya. Hal ini pent- rakan dalam bentuk formal tatap muka ing dilakukan agar program studi mudah di ruang kuliah maupun kajian berbasis untuk memantau kinerja lulusan guru seja- Jurnal Sejarah

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 127 rah dalam mempraktikkan ilmunya. mulai diterapkan, bisa saja seseorang akan Program studi pendidikan sejarah di meraih predikat tertinggi hanya sebagai pekerja. Lebih parah lagi, kemungkinan Indonesia perlu segera menyikapi arus terburuknya dia akan kehilangan peker- transformasi teknologi digital. Kiner- jaannya. ja yang difokuskan untuk menghasilkan guru sejarah yang kreatif dan inovatif ti- Wacana tentang terminologi “peker- dak lagi sekedar tantangan, namun strategi ja” tidak akan lepas dari diskursus filsafat dan gerakan yang sangat aktual untuk di- para ahli pragmatik klasik dari John Dew- representasikan. Keputusan menghasilkan ey yang memaknai pekerja dalam konteks calon guru sejarah atau guru yang notabene ukuran kebijakan institusional, sedangkan bekerja untuk industri adalah pilihan. Akan aliran neoklasik menganggap pekerja se- tetapi, idealisme untuk memproduksi guru bagai komoditi sebuah aktivitas ekonomi. sejarah yang profesional adalah pilihan (David C. Jacobs dan Joel Samuel Yud- utama. ken, 2003) Pada kamus Bahasa Indonesia (https://kbbi.web.id.), kata pekerja artinya Strategi mempersiapkan mahasiswa orang yang bekerja, menerima upah atau calon guru sejarah melalui kurikulum hasil kerjanya. Pekerja disebut juga buruh formal maupun yang tersembunyi (Hid- atau karyawan. Di Indonesia, buruh mer- den curriculum) adalah representasi sikap upakan terminologi orang yang bekerja membentuk profesionalisme guru sejarah. pada suatu perusahaan namun posisinya Pada elemen pragmatis, hidden curriculum dalam konteks kultural hierarkinya rendah, juga dapat diterapkan secara dinamis pada sedangkan pekerja atau karyawan dimak- program magang mahasiswa, optimalisasi nai buruh namun menempati hierarki yang pemanfaatan fungsi laboratorium, Program lebih tinggi dibandingkan buruh. Profesi Guru (PPG) yang dilengkapi fasil- itas asrama, sekaligus memberdayakan Pada era teknologi dalam konsep vir- esensi konsep asrama mahasiswa sesuai tual sekarang ini, budaya merupakan ilmu petunjuk teknis dan paradigmanya. Jika yang kontekstual. Ketika Marc Bousquet semua program itu dilaksanakan sesuai mengargumentasikan bahwa ke depan, gu- kompetensi, manfaat dan luarannya akan ru-guru profesional berpeluang digantikan relevan dengan visi misi yang diidealkan oleh teknologi virtual, maka tidak akan ada secara institusional. Sebaliknya, terdapat lagi guru yang mengajar dan kelas secara mahasiswa pendidikan sejarah yang lemah faktual akan punah. Dalam kelas virtual, ide dan intuisi ketika bekerja di laborato- guru tidak mentransfer ilmu alias tidak rium lapangan, maka resikonya juga akan mengajar siswa. Di kelas virtual guru dipo- berdampak pada lemahnya sikap mental sisikan sebagai mediator antara siswa dan pedagogis yang diperlukannya. Kondisi materi ajar yang diunduh secara leluasa se- itulah yang akan membentuk kerawanan cara daring. Kondisi itu membuka peluang moral dan karakter seseorang. Sehing- bagi siswa menemukan sendiri konteks ga, ketika fenomena sosial berupa alih pedagogis melalui ketersediaan data yang teknologi didefinisikan sebagai revolusi berlimpah dari media internet. Bagaimana kolosal menuju digitalisasi secara intensif mengadaptasi realitas sosial tersebut? Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

128 | Wahyu Purwiyastuti Perhatian pemimpin industri, akade- lah live in). Kekuatan budaya (the power misi, dan pembuat kebijakan pemerintah of culture) yang tumbuh dalam kehidupan tertuju pada strategi produksi inovatif. masyarakat lokal merupakan elemen pent- Contohnya pada perusahaan di Jepang sep- ing sebagai filosofi menumbuhkan atau erti Toyota dan produsen otomotif Jepang mempertajam kemampuan berpikir kritis, lainnya menyiapkan konsep lean produc- berlogika, berorganisasi, serta bekerjasa- tion atau flexible production. Lean produc- ma. Kegiatan optimalisasi laboratorium tion merujuk pada kombinasi antara teknik lapangan dalam bentuk tinggal bersama manajemen, praktik di bengkel kerja, dan masyarakat (live in) sebaiknya diseleng- proses produksi secara teknis. Konsep lean garakan secara profesional agar keberman- production secara tidak langsung merupa- faatannya berdampak hingga para calon kan reaksi faktual terhadap konsep produk- guru sejarah tersebut menghadapi dunia si masal. Tujuan lean production adalah kerja. Cetak biru kegiatan lapangan ber- untuk menghasilkan sistem yang secara bentuk live in belum sepenuhnya diopti- fleksibel dan maksimal.(David C. Jacobs malkan dalam wadah hidden curriculum dan Joel Samuel Yudken, 2003: 63) di program studi pendidikan sejarah. Sila- bus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Gagasan John F. Krafcik, seorang pa- (RPP), petunjuk teknis, nota kerjasama kar MIT, yang dirujuk oleh David dan (Memory of Understanding) antar institusi, Joel (2003) menyebutkan bahwa untuk kerjasama kegiatan (link) dengan instansi mewujudkan konsep lean production se- terkait, serta kerjasama antara tim pelak- cara maksimal membutuhkan sikap men- sana dengan masyarakat setempat, semua tal para pekerja yang profesional. Sikap agenda tersebut idealnya direncanakan dan mental menjadi syarat bagi pekerja untuk didokumentasikan sebagai produk yang mengeksplorasi sensitifitas perasaan hu- tersistem baik dalam konteks teori mau- manis seperti kemampuan berorganisasi, pun praksis. Apa dampaknya jika program bekerjasama, dan kemampuan menghasil- dan infrastrukturnya tidak tersistem secara kan kebaruan ide. Jepang termasuk negara sempurna? Jika tidak didesain baik maka yang siap menghadapi tantangan era virtu- resiko tingkat terendahnya adalah sikap al sekarang ini. Bagaimana dengan Indo- mental mahasiswa calon guru sejarah tidak nesia? terpenuhi alias hanya sekedar kamuflase projektif saja. Sedangkan, dampak lebih Kalangan akademisi, pimpinan per- luasnya akan lebih berbahaya. Pembentu- guruan tinggi, serta seluruh elemen mas- kan kemampuan mencipta ide baru berba- yarakat perlu bekerja dan bersinergi sis realitas sosial di masyarakat dalam kon- mengemas pendidikan nasional berbasis teks lokal atau nasional tidak akan bertahan teknologi virtual. Program studi pendi- menghadapi tantangan transnasional atau dikan sejarah di Indonesia perlu menyikapi global. Hal itu dikhawatirkan membuka program kebijakan Kementerian Pendi- kerawanan terjadinya disintegrasi bangsa. dikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sep- erti gerakan residensial (tinggal bersama masyarakat atau disebut juga dengan isti- Jurnal Sejarah

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 129 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Konsep teknologi sebagai “bahan bakar” Dokumen perubahan yang dikaji oleh Marc Bosquet bisa memicu kegelisahan dan kerisauan in- Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan san pendidikan. Namun, sisi positif dinami- Tinggi Republik Indonesia. Standar Nasional ka di ranah teknologi informasi diharapkan Perguruan Tinggi No. 44 Tahun 2015. Bab 1, tidak melahirkan dampak buruk peningka- Pasal 1, ayat 5, hlm. 3. tan kualitas dan kompetensi memproduksi guru sejarah yang kompeten dalam menga- Rencana Pembelajaran Semester (RPS). 2014. Mata jar dan kreatif. Kehadiran budaya menga- kuliah Sejarah Kebudayaan. Salatiga: Program jar dalam atmosfer kelas virtual bisa saja Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan direspons sebagai media dan model penga- dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Kristen Satya jaran baru. Kehadirannya layak diapresiasi Wacana. dengan tetap mengutamakan kinerja guru yang mengajar, dalam terminologi yang Buku didefinisikan sesuai dengan sikap mental yang humanis, etos pelayanannya diwar- C. Behan McCullagh. 2000. “Bias in Historical nai ruh pedagogis dan kinerjanya kreatif Description, Interpretation, and Explanation”. inovatif. Solusi terbaik hanya bertumpu History and Theory, Vol. 39, No 1 (Feb., pada sang guru dalam konteks personal, 2000). Published by Blackwell Publishing for apakah dirinya siap mengeksplorasi kom- Wesleyan University. petensinya, menumbuhkan daya kreativi- tas serta intuisi intelektualnya. Jika tetap David C. Jacobs and Joel Samuel Yudken. 2003. di zona nyaman, maka idealisme sebagai The Internet, Organizational Change, and guru sejarah yang mengajar dalam konteks Labor, The challenge of virtualization. London teknologi informasi segera terlibas oleh & New York: Routledge. pesatnya transformasi budaya. Muaranya, guru sejarah akan terpuruk sebagai pekerja Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical administratif tanpa aktualisasi diri dalam Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana. kompetensinya. Marc Bousquet. 2008. “The Informal Economy of *) Sebagian narasi dalam makalah ini awalnya the Informal University”. Berasal dari buku: merupakan tugas review pada mata kuliah “Negara, How the University Works, Higher Education masyarakat, dan kebijakan pendidikan di Indonesia masa and the Low-wage Nation. New York and orde baru” di Program Doktor Ilmu-ilmu Humaniora London: New York University Press. UGM, belum pernah dipublikasikan. Ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Suwignyo, Surat Kabar M.A, atas inspirasi yang diberikan. Kompas, 25 November 2009, Agus Suwignyo. “Ilmuwan yang Guru, Masihkah diperjuangkan? Kompas, 20 Februari 2018, hlm. 11, kolom 1-5. “Benahi Pendidikan Calon Guru”. Kompas, 6 Maret 2018, hlm. 12, kolom 5-7. “Kolaborasi PGRI-Kompas, Konten kompas.id jadi bahan ajar”. Kompas, 6 Agustus 2018, hlm. 7, kolom 4-7. Haryadi Baskara. “Kota Cerdas berbasis Kebudayaan”. Kompas, 25 September 2018, hlm. 9, kolom 1-3. “Perekrutan Guru berdasarkan Kompetensi”. Kompas, 8 September 2018, hlm. 7, kolom 4-7. Roberto Bala. “Guru di Era Millenial”. Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019

130 | Wahyu Purwiyastuti Kompas, 26 Oktober 2018, hlm. 7, kolom 2-3. Symposium of Humanity Studies, tanggal 25- “Pendidikan Generasi Milenial”, rubrik Surat 26 September 2018. Fakultas Ilmu Budaya, Pembaca. Universitas Gadjah Mada. Artikel Website Faruk Tripoli. 2018. “Kebersastraan dan Teknologi https://kbbi.web.id/ Kata (Media)”. Makalah Internasional Jurnal Sejarah

Di Antara Dua Pilihan: Guru Sejarah atau Pekerja | 131 Sumber foto: https://www.geheugenvannederland.nl Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook