(A-ttention). c. Menyampaikan lingkup materi yang akan dibahas pada kegiatan ini. (R-elevance) 2. Pelaksanaan : a. Menyampaikan materi tentang konsep komunikasi antar pribadi (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) b. Menyampaikan materi tentang konsep pendekatan transactional analysis (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) c. Menyampaikan dan memberikan contoh-contoh tentang struktur psikis yang mempengaruhi transaksi/ komunikasi antar pribadi (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) d. Menyampaikan tentang sifat-sifat transaksi/ komunikasi antar pribadi yang membentuk life position (memanggil mahasiswa untuk mempraktikkan/ mensimulasikan ke depan kelas) C-onfidence 3. Penutup : a. Melakukan “Summary” materi yang sudah dijelaskan. Mempersilakan kepada 2 (dua) mahasiswa tentang materi apa saja yang sudah
Bandung: Refika Aditama b. Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar c. Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss. (2008). Human Communication. Singapore: Mc. Graw-Hill, Inc LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 72
dipelajari, selanjutnya diminta untuk mensintesis materi tersebut. (S-atisfaction) b. Memberikan umpan balik dan menarik kesimpulan berdasarkan sintesis materi yang sudah dilakukan oleh mahasiswa c. Menyampaikan follow up untuk pertemuan berikutnya d. Menutup kegiatan dengan salam. Evaluasi : 1. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini yaitu pada saat mahasis yang reciprocal sehingga mewujudkan life position yang ideal 2. Follow Up dari kegiatan ini yaitu simulasi permainan Karpman analysis) pada pertemuan berikutnya.
swa mampu memahami ‘status ego’ dan pola transaksi/ komunikasi l (I’m OK, You’re OK). n Drama Triangle (salah satu teknik pendekatan transactional LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 73
9. PHB: Kognitif Nama Dosen : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. Program studi : S1 Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah : Landasan Sosial Budaya dalam BK Semester :1 CPMK : Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa: a. Menguasai hakekat sosial budaya dan urgensinya bagi profesi bimbingan dan konseling b. Mendeskripsikan faktor-faktor dan dimensi sosial budaya yang melandasi dan mempengaruhi pemikiran bimbingan dan konseling di Indonesia c. Mengidentifikasi dan mengenali unsur-unsur nilai sosial budaya relevan yang berperan dalam pengelolaan program BK di sekolah d. Menerapkan pengaruh lingkungan sosial budaya dalam rangka memecahkan masalah yang dialami oleh peserta didik. Tabel contoh soal dan kisi-kisi serta rubrik penilaian kognitif Kategori 20 15 10 5 Hanya mampu Hakekat sosial Mampu Mampu Mampu menjelaskan salah satu budaya dan menjelaskan menjelaskan menjelaskan diantara pengertian, urgensinya pengertian, peran pengertian, peran secara singkat peran dan pengaruh bagi profesi dan pengaruh dan pengaruh pengertian, peran budaya dalam pelaksanaan bimbingan dan budaya dalam budaya dalam dan pengaruh bimbingan dan konseling konseling pelaksanaan pelaksanaan budaya dalam Hanya mampu menjelaskan Soal: bimbingan dan bimbingan dan pelaksanaan salah satu 1a dan 1b konseling secara konseling namun bimbingan dan aspek yang melandasi lengkap dan belum secara konseling faktor sosial budaya dalam sistematis. lengkap dan pelaksanaan Bimbingan sistematis. dan Konseling di Indonesia Faktor-faktor Terdapat 4 hal Mampu Mampu Hanya mampu sosial budaya yang melandasi menyebutkan 3 menyebutkan 2 menjelaskan salah satu yang pemikiran atau 4 aspek yang atau 3 aspek melandasi dan bimbingan dan melandasi dengan dengan penjelasan mempengaruhi konseling di penjelasan yang yang kurang pemikiran Indonesia kurang lengkap lengkap bimbingan dan berkaitan dengan konseling di landasan sosial Indonesia budaya, yaitu: Soal: Aspek sosial 2a,2b,2c dan budaya yang 2d mendasari dalam tingkah laku, testing, konseling dan pemberian informasi Dimensi sosial Mampu Mampu Hanya mampu budaya dalam menjelaskan menjelaskan menjelaskan pelaksanaan secara logis dan tentang konsep beberapa konsep LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 74
bimbingan dan sistematis tentang ekologi, aspek diantara konsep konsep konseling di konsep ekologi, ekologi, aspek dimensi sosial Sekolah aspek emik, etik emik, etik dan emik, etik dan dalam konteks Soal: dan letak budaya letak budaya pengembangan 3a,3b,3c dan dalam konteks letak budaya dalam konteks atau mendasari 3d pengembangan pengembangan implementasi atau mendasari dalam konteks atau mendasari keilmuan dan implementasi implementasi praksis keilmuan dan pengembangan keilmuan dan bimbingan dan praksis bimbingan praksis bimbingan konseling dan konseling atau mendasari dan konseling implementasi keilmuan dan praksis bimbingan dan konseling tetapi belum secara logis dan sistematis No. C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soa (Knowledge) (Comprehension) (Application) (Analysis) (Synthesis) (Evaluation) l 1a. v - - -- - 1b. - v - -- - 2a. - - v -- - 2b. - - - v- - 2c. - - - v- - 2d. - - - -v - 3a. v - - -- - 3b. v - - -- - 3c. - v - -- - 3d. - v - -- - C1 = Proses berpikir pengetahuan / ingatan, di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat kembali, mendefinisikan; C2 Proses berpikir pemahaman, di antaranya seperti: membedakan, = mengubah, memberi contoh, memperkirakan, mengambil kesimpulan, C3 Proses berpikir aplikasi/penerapan, di antaranya seperti: menggunakan, = menerapkan. C4 Proses berpikir analisis diantaranya seperti: membandingkan, = mengklasifikasikan, mengkategorikan, menganalisis C5 Proses berpikir sintesis antaranya seperti: menghubungkan, = mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun C6 Proses berpikir evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan, menilai, = memutuskan. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 75
10. PHB: Afektif Nama Dosen : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. Program studi : S1 Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah : Landasan Sosial Budaya dalam BK Semester :1 CPMK : Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa: a. Menguasai hakekat sosial budaya dan urgensinya bagi profesi bimbingan dan konseling b. Mendeskripsikan faktor-faktor dan dimensi sosial budaya yang melandasi dan mempengaruhi pemikiran bimbingan dan konseling di Indonesia c. Mengidentifikasi dan mengenali unsur-unsur nilai sosial budaya relevan yang berperan dalam pengelolaan program BK di sekolah d. Menerapkan pengaruh lingkungan sosial budaya dalam rangka memecahkan masalah yang dialami oleh peserta didik. Penilai aspek Afektif dalam kegiatan pembelajaran 1. Afektif Aspek yang dinilai pada afektif: No Aspek yang dinilai Skor Nilai 01 2 3 1 Menanggapi pendapat orang lain selama proses pembelajaran 2 Mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran 3 Menyampaikan ide/pendapat selama proses pembelajaran 4 Bekerjasama dalam kelompok 5 Aktif selama pembelajaran berlangsung Total Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 1 Skor 0 = Tidak memberikan pendapat Skor 1 = Memberikan tanggapan tetapi tidak sesuai pokok permasalahan Skor 2 = Memberikan tanggapan yangkurang sesuai pokok permasalahan Skor 3 = Memberikan tanggapan sesuai pokok permasalahan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 76
Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 2 Skor 0 = Tidak mengajukan pertanyaan Skor 1 = Mengajukan pertanyaan tetapi tidak sesuai pokok permasalahan Skor 2 = Mengajukan pertanyaan kurang sesuai pokok permasalahan Skor 3 = Mengajukan pertanyaan sesuai pokok permasalahan Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 3 Skor 0 = Tidak memberikan pendapat Skor 1 = Mengajukan pendapat tetapi tidak sesuai pokok permasalahan Skor 2 = Mengajukan pendapat kurang sesuai pokok permasalahan Skor 3 = Mengajukan pendapat sesuai pokok permasalahan Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 4 Skor 0 = Tidak bekerjasama dalam kelompok Skor 1 = Kurang bekerjasama dalam kelompok Skor 2 = Bekerjasama dalam kelompok dengan baik Skor 3 = Sangat baik kerjasama dalam kelompok Kriteria Pemberian Skor Aspek No. 5 Skor 0 = Tidak aktif selama pembelajaran berlangsung Skor 1 = Kurang aktif selama pembelajaran berlangsung Skor 2 = Aktif selama pembelajaran berlangsung Skor 3 = Sangat aktif selama pembelajaran berlangsung Cara Penghitungan nilai: LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 77
11. PHB: Psikomotorik Nama Dosen : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. Program studi : S1 Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah : Landasan Sosial Budaya dalam BK Semester :1 CPMK : Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa: a. Menguasai hakekat sosial budaya dan urgensinya bagi profesi bimbingan dan konseling b. Mendeskripsikan faktor-faktor dan dimensi sosial budaya yang melandasi dan mempengaruhi pemikiran bimbingan dan konseling di Indonesia c. Mengidentifikasi dan mengenali unsur-unsur nilai sosial budaya relevan yang berperan dalam pengelolaan program BK di sekolah d. Menerapkan pengaruh lingkungan sosial budaya dalam rangka memecahkan masalah yang dialami oleh peserta didik. Tabel evaluasi ranah psikomotorik Kategori 20 15 10 5 Mampu Mampu Dimensi Mampu Mampu menuliskan menuliskan konsep budaya konsep budaya sosial budaya menjelaskan menjelaskan subjektif dan subjektif dan elemen budaya elemen budaya dalam secara logis dan tentang konsep subjektif dengan subjektif secara bahasanya sendiri singkat pelaksanaan sistematis tentang budaya subjektif tanpa dikaitkan menggunakan dengan teori yang bahasanya bimbingan konsep budaya dan elemen ada sendiri dengan kurang teratur dan konseling subjektif dan budaya subjektif Mampu menuliskan Mampu di Sekolah elemen budaya dalam konteks konsep menuliskan masyarakat dan konsep subjektif dalam pengembangan nilai budaya masyarakat dan dengan bahasanya nilai budaya konteks atau mendasari sendiri tanpa secara singkat dikaitkan dengan menggunakan pengembangan implementasi teori yang ada bahasanya sendiri dengan atau mendasari keilmuan dan Mampu kurang teratur mengidentifikasi implementasi praksis bimbingan permasalahan Tidak mampu mengidentifikasi keilmuan dan dan konseling dan berlatih praksis bimbingan belum secara logis dan konseling dan sistematis Nilai sosial Mampu Mampu budaya dalam menjelaskan menjelaskan pengelolaan secara logis dan tentang konsep program sistematis tentang masyarakat dan bimbingan konsep nilai budaya dan konseling masyarakat dan dalam konteks di sekolah nilai budaya pengembangan dalam konteks atau mendasari pengembangan implementasi atau mendasari keilmuan dan implementasi praksis bimbingan keilmuan dan dan konseling praksis bimbingan belum secara logis dan konseling dan sistematis Permasalahan Terampil Terampil yang dialami mengidentifikasi mengidentifikasi, oleh peserta dan berlatih tetapi mengalami LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 78
didik memecahkan kesulitan dalam peserta didik memecahkan berkaitan permasalahan berlatih berkaitan dengan permasalahan dengan peserta didik memecahkan landasan sosial peserta didik landasan berkaitan dengan permasalahan budaya tetapi berkaitan sosial budaya landasan sosial peserta didik tidak tahu apa dengan landasan budaya dalam berkaitan dengan yang harus sosial budaya bimbingan dan landasan sosial dilakukan dalam dalam konseling dengan budaya dalam penyelesaian bimbingan dan baik bimbingan dan pemasalahannya konseling konseling dengan No. P1 P2 P3 P4 P5 Soal (Imitation) (Manipulation) (Precision) (Articulation) (Naturalization) 1a. 1b. - - - - - 2a. - - - - 2b. - - - - - 3a. - - - - - 3b. - - - - - v v - - - - 12. Asesmen Kinerja Nama Dosen : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. Program studi : S1 Bimbingan dan Konseling Mata Kuliah : Penelitian Kuantitatif Bidang BK Semester :5 CPMK : Mahasiswa memiliki sikap dan perilaku ilmiah, mandiri, respect, kerja unggul; menguasai teori, metode, dan prosedur penelitian untuk keperluan penulisan dan penyusunan skripsi bidang bimbingan dan konseling. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 79
Nama : RUBRIK PENILA NIM : 4 Kategori Pengorganisasian karya ilmiah (proposal skripsi) dikemas sebag Tata tulis 1. out line sesuai gaya selingkung; ilmiah 2. memenuhi standar paragraf dan kalimat yang baik; 3. merujuk sumber referensi secara kuantitas dan kualitas relevan Pendahuluan 4. cara mengutip sumber dengan benar; 5. penggunaan tanda baca dengan benar. 1. Latar belakang masalah diuraikan sebagai berikut: a. selaras dengan variabel yang diteliti; b. sesuai dengan tujuan dan metode penelitian yang digunaka c. menunjukkan adanya kesenjangan, sehingga penelitian skri dilakukan sebagai solusi masalah d. rujukan uraian masalah maupun solusi mendasarkan pada f referensi yang relevan. 2. Identifikasi masalah & Rumusan Masalah: a. Identifikasi masalah mendasarkan (LBM) yang ada; b. rumusan masalah sejalan dengan LBM yang hendak dipeca c. masalah dirumuskan secara operasional d. Rumusan masalah menggunakan kalimat Tanya. 3. Tujuan penelitian: a. menjawab permasalahan yang dirumuskan (linier/ ada bena rumusan masalah; b. secara operasional dapat diteliti atau dapat dicapai c. menggunakan kalimat pernyataan 4. Manfaat: a. Manfaat teoritis: sumbangan untuk pengembangan ilmu pe b. Manfaat praktis: untuk lembaga dan stake holder yang terk bersifat “riil” 5. Lain-lain (seuai out line) gaya selingkung.
AIAN PROPOSAL gai berikut: 3 2 1 n dan memadahi; 75% memuat 50% memuat 25% memuat kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 n 75% memuat 50% memuat 25% memuat ipsi tersebut perlu kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 fakta/ data dan 75% memuat 50% memuat 25% memuat ahkan kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 ang merah dengan 75% memuat 50% memuat 25% memuat kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 engetahuan BK 75% memuat 50% memuat 25% memuat kait; manfaat kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 80
Kajian Teoritik Kajian teoritik: a. mengurai informasi teoritk terkait dengan variabel dan hubu Metode yang ditiliti; Jumlah daftar b. merujuk pada refrensi/ teori yang relevan, mencukupi, jumla pustaka yang c. Merujuk pada hasil-hasil penelitian yang relevan; digunakan d. Merumuskan kerangka berfikir sesuai dengan kajian teoritik Simpulan Metode: Umum a. Memuat semua unsur metodologis yang digunakan untuk pe mencapai tujuan penelitian (metod;, definsi variabel; jenis, i pengumpul data, dan teknik analisis data, prosedur penelitian b. Unsur-unsur metodologis diuraikan secara benar dan jelas, d pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana dilakukan. a. Bab I: Rreferensi minimal 8 : 75% sumber primer, terbitan ≤ 10 tahun diseyoyakan jurnal dan buku be- level internasional b. Bab II: Referensi minimal 15 rujukan, 75% sumber primer, terbitan ≤ sekarang; diseyoyakan jurnal dan buku ber level internasional’ c. Bab III: Referensi minimal 7 rujukan, 75% sumber primer, terbitan ≤ 10 sekarang; diseyoyakan jurnal dan buku ber level internasional’ a. Bidang yang diteliti relevan dengan lingkup biidang ilmu pen bimbingan dan konseling b. BAB I, II, dan III menunjukkan adanya hubungan yang linier merah c. Tata tulis: koherensi antar paragraph dan antar kalimat d. Cara mengutip sumber rujukan e. Penggunaan tanda baca
75% memuat 50% memuat 25% memuat ungan antar variabel kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 ah dan kualitasnya 50% memuat 25% memuat kategori skor 4 kategori skor 4 k 75% memuat kategori skor 4 50% memuat 25% memuat ecahan masalah/ kategori skor 4 kategori skor 4 instrumen, teknik 50% memuat 25% memuat n; kategori skor 4 kategori skor 4 dengan menjawab 50% memuat 25% memuat kategori skor 4 kategori skor 4 n dari sekarang; 75% memuat 50% memuat 25% memuat kategori skor 4 kategori skor 4 kategori skor 4 10 tahun dari 75% memuat kategori skor 4 0 tahun dari 75% memuat kategori skor 4 ngetahuan 75% memuat r atau ada benang kategori skor 4 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 81
Nama : RUBRIK PENILAI NIM : Kriteria Penilaian No Aspek Ada dan lengkap dalam file words dan power point Penilaian Sistematika Tampilan file power point 1 Bahan dan Penggunaan alat bantu/media lain media Performansi saat presentasi secara umum Presentasi Penggunaan bahasa: kejelasan, koherensi, dan kemudaha pengusaaan materi 2 Penyajian Sistematika penyajian: keruntutan dan koherensi Penampilan slide: kemenarikan, kejelasan, dan kemudah 4 Sikap Gejala verbal kesiapan dan penguasaan materi ketika p Gejala non verbal kesiapan dan penguasaan materi ket ketika presentasi Gejala perilaku saat presentasi Total nilai
IAN PRESENTASI Skor Maksimum Penilaian an dipahami, dan 10 15 5 10 10 10 han dipahami 10 presentasi 5 tika presentasi 10 10 5 100 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 82
13. Kontrak Pembelajaran KONTRAK PEMBELAJARAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KB0211101 Semester : I (satu) / 2 sks Prodi : Bimbingan dan Konseling Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 83
I. Identitas Mata Kuliah Program Studi : Bimbingan dan Konseling Kode Mata Kuliah : KB0211101 Mata Kuliah : Komunikasi Antar Pribadi Bobot : 2 SKS Semester : I (satu) CPMK : Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu memiliki pengetahuan dan penerapan berkomunikasi secara efektif dengan menerapkan konseptual-teoritik Komunikasi Antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari. Dosen Pengampu : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. II. Manfaat Mata Kuliah Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu memiliki pengetahuan dan penerapan berkomunikasi secara efektif dengan menerapkan konseptual-teoritik Komunikasi Antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari. III. Deskripsi Mata Kuliah Pada mata kuliah ini akan dibahas tentang konsep dasar komunikasi antar pribadi; teori-teori dalam komunikasi antar pribadi; konsep komunikasi verbal; konsep komunikasi non verbal; kemampuan mendengarkan yang baik; konsep persepsi manusia; proses hubungan manusia; komunikasi antar pribadi yang efektif; dan cara manajemen konflik dalam komunikasi antar pribadi. IV. Kemampuan Akhir dan Indikator Kemampuan Akhir Indikator 1 Mahasiswa mendiskusikan konsep Mampu menjelaskan: dasar tentang komunikasi antar a. Pengertian komunikasi antar pribadi pribadi b. Syarat terbentuknya komunikasi antar pribadi c. Tujuan komunikasi antar pribadi 2 Mahasiswa menelaah teori-teori Mampu menguasai: dalam komunikasi antar pribadi a. Konsep teori b. Model komunikasi antar pribadi c. Teori komunikasi antar pribadi LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 84
3 Mahasiswa merangkum konsep Mampu menguasai: komunikasi verbal dalam a. Pengertian komunikasi verbal komunikasi antar pribadi b. Kata dan makna Mampu menguasi konsep: 4 Mahasiswa merangkum konsep a. Bahasa dan pikiran komunikasi verbal dalam b. Hambatan dan peningkatan komunikasi antar pribadi komunikasi verbal 5 Mahasiswa merangkum konsep Mampu menguasai: komunikasi non verbal dalam a. Pengertian komunikasi non verbal komunikasi antar pribadi b. Fungsi komunikasi non verbal Mampu menguasai: 6 Mahasiswa merangkum konsep a. Tipe-tipe komunikasi non verbal komunikasi non verbal dalam b. Prinsip-prinsip komunikasi non komunikasi antar pribadi verbal 7 Mahasiswa menganalisis Mampu menguasai: kemampuan mendengarkan yang a. Pengertian kemampuan mendengarkan baik b. Bentuk kemampuan mendengarkan c. Hambatan dan memperbaiki cara 8 Mahasiswa menelaah konsep persepsi manusia dalam mendengarkan komunikasi antar pribadi Mampu menguasai: a. Mempersepsi orang dan mempersepsi 9 Mahasiswa menelaah proses hubungan manusia kaitannya obyek dengan komunikasi antar pribadi b. Pembentukan kesan c. Faktor-faktor yang mempengaruhi 10 Mahasiswa menganalisis komunikasi antar pribadi yang kecermatan persepsi efektif c. Cara memperbaiki persepsi dan komunikasi Mampu menguasai: a. Karakteristik hubungan manusia b. Siklus suatu hubungan manusia c. Pemeliharaan hubungan manusia Mampu menguasai: a. Kriteria, pola transaksi dan cara membangun komunikasi efektif b. norma dan etika dalam komunikasi antar pribadi 11 Mahasiswa menyusun dan a. Pengertian manajemen konflik memilih cara manajemen konflik b. Perilaku-perilaku konflik dalam komunikasi antar pribadi c. Prinsip pemecahan konflik LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 85
V. Peta Analisis Kompetensi PETA ANALISIS KOMPETENSI MATA KULIAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI VI. VII.Setep1le.anhgmeteanhguiaknutdiapnerpkeunleiraahpaanndbiherakraopmkuannikmaasihsaescisawraa mampu memiliki efektif dengan menerapkan konseptual-teoritik Komunikasi Antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa mampu menerapkan life Mahasiswa mampu menerapkan position sesuai kondisi diri manajemen konflik dalam kehidupan sehari-hari Mahasiswa mampu menganalisis proses hubungan manusia sesuai dengan konsep ego states parent, adult, and child Mahasiswa mampu menganalisis pola transaksi dalam komunikasi dengan pendekatan reciprocal, crossed atau duplex Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis komunikasi (verbal & non verbal) dalam aktivitas interaksi Mahasiswa mampu mengidentifikasi teori dan model komunikasi (impersonal-interpersonal) dalam proses hubungan antar individu LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 86
VI. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi a Pendekatan : Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada mata Pembelajaran kuliah ini adalah pendekatan yang berpusat pada mahasiswa atau Student Centered Learning (SCL). b Strategi : Strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi Pembelajaran pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). c Tujuan : Agar mahasiswa dapat mengaitkan materi konsep pada mata kuliah ini dengan yang dipraktikkan langsung secara praktis di dunia pendidikan sebagai guru dan secara prosedural di sekolah. d Manfaat : Mahasiswa memperoleh pengetahuan teoritis yang selalu relevan dengan yang digunakan di sekolah. Karena penyajian materi selalu dikaitkan dengan fenomena empirik yang terjadi di lapangan/ sekolah. e Prosedur/ : 1) Memilih tema Langkah 2) Menentukan konsep-konsep yang dipelajari 3) Menentukan kegiatan-kegiatan untuk investigasi konsep-konsep terdaftar 4) Menentukan mata pelajaran terkait (dalam bentuk diagram) 5) Mereview kegiatan-kegiatan & layanan yang terkait 6) Menentukan urutan kegiatan 7) Menyiapkan tindak lanjut VII. Sumber Belajar Sumber belajar yang digunakan pada mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi ini adalah buku dan artikel yang sudah disesuaikan tingkat relevansi penggunaannya pada dunia pendidikan. Selain itu juga menggunakan buku teks teoritis yang masih memiliki keterkaitan konsep yang kuat dengan mata kuliah ini. 1. Deddy Mulyana. (2000). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 87
2. Devito Joseph A. (2004). The interpersonal Communication Book(10th ed). New York: Pearson 3. Hardjana, Agus M. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Kanisius. Yogyakarta 4. Onong Uchjana Efendi. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti 5. Rd. Nia Kania Kurniawati. (2014). Komunikasi Antar Pribadi, Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu 6. Richard Nelson-Jones. (2012). Introduction to Counseling Skills, Text and Activities. 1 Oliver’s Yard, 55 City Road, London: SAGE Publications Ltd 7. Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss. (2008). Human Communication. Singapore: Mc. Graw-Hill, Inc. VIII. Tugas a. Tugas Individu : Tugas mandiri terstruktur b. Tugas Kelompok : Presentasi IX. Penilaian Penilaian pada mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi ini meliputi 3 aspek dengan persentase sebagai berikut : a. Ujian tertulis (UTS & UAS) : 50% b. Presentasi : 30% c. Tugas Individu : 20% X. Jadwal Pembelajaran Pertemuan Ke / Materi Sumber Hari dan Tanggal Belajar 1 Rabu, 6 September 1. Pengertian komunikasi antar pribadi 1, 3, 7 2. Syarat terbentuknya komunikasi 2017 antar pribadi 2 Rabu, 13 September 3. Tujuan komunikasi antar pribadi 2017 1. Konsep teori 2. Model komunikasi antar pribadi 3. Teori komunikasi antar pribadi LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 88
Pertemuan Ke / Materi Sumber Hari dan Tanggal Belajar 3 Rabu, 20 September 1. Pengertian komunikasi verbal 2. Kata dan makna 1, 3, 7 2017 1. Bahasa dan pikiran 4 Rabu, 27 September 2. Hambatan dan peningkatan 2, 4 dan 6 2017 komunikasi verbal 1. Pengertian komunikasi non verbal 5 Rabu, 4 Oktober 2017 2. Fungsi komunikasi non verbal 1. Tipe-tipe komunikasi non verbal 6 Rabu, 11 Oktober 2. Prinsip-prinsip komunikasi non 2017 verbal 7 Rabu, 18 Oktober 1. Tipe-tipe komunikasi non verbal 2017 2. Prinsip-prinsip komunikasi non 8 Rabu, 25 Oktober verbal 2017 Ujian Tengah Semester 9 Rabu, 1 November 1. Pengertian kemampuan 2017 mendengarkan 10 Rabu, 8 November 2. Bentuk kemampuan mendengarkan 2017 3. Hambatan dan memperbaiki cara mendengarkan 1. Mempersepsi orang dan mempersepsi obyek 2. Pembentukan kesan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecermatan persepsi 4. Cara memperbaiki persepsi dan komunikasi 11 Rabu, 15 November 1. Karakteristik hubungan manusia 2, 4 dan 2017 2. Siklus suatu hubungan manusia 5 3. Pemeliharaan hubungan manusia 12 Rabu, 22 November 1. Kriteria, pola transaksi dan cara 1, 3 dan 2017 4 membangun komunikasi efektif 13 Rabu, 29 November 2. norma dan etika dalam komunikasi 2017 antar pribadi 14 Rabu, 6 Desember 1. Pengertian manajemen konflik 2017 2. Perilaku-perilaku konflik 3. Prinsip pemecahan konflik 1. Pengertian manajemen konflik 2. Perilaku-perilaku konflik LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 89
Pertemuan Ke / Materi Sumber Hari dan Tanggal Belajar 3. Prinsip pemecahan konflik 15 Rabu, 13 Desember 1. Identifikasi konflik dan analisis 2017 dengan pemecahannya kaitannya 16 Rabu, 20 Desember komunikasi antar pribadi 2017 Ujian Akhir Semester XI. Lain-Lain Hak dan Kewajiban Mahasiswa 1. Datang pada perkuliahan tepat waktu sesuai jadwal dengan toleransi 15 menit. 2. Mahasiswa berhak untuk tidak mengikuti perkuliahan 25% dari jumlah tatap muka yang ditentukan. Konsekuensi bagi mahasiswa dengan jumlah kehadiran < 75% tidak boleh mengikuti UAS 3. Pengumpulan tugas tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. Konsekuensi keterlambatan: tugas tidak akan diterima. 4. Apabila dosen terlambat > 15 menit, mahasiswa berhak meninggalkan kelas dan dosen wajib mengganti jam tersebut pada hari lain. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 90
14. Pengembangan Bahan Ajar LEMBAR PENGESAHAN Bahan ajar ini disusun oleh: Nama : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. NIP : 1990082120161001 dan digunakan sebagai bahan ajar pada Matakuliah : Teknologi Bimbingan dan Konseling Semester/Th. Akademik : V (lima) / 2016 2017 Prodi/Fakultas : Bimbingan dan Konseling Universitas : Universitas Sebelas Maret Disahkan pada tanggal : Mengesahkan: Wakil Dekan I Kepala Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bimbingan dan Konseling Prof. Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. Dr. Naharus Surur, M.Pd. NIP. 196505211990031003 NIP. 196708051992031003 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 91
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………... i PRAKATA…………………………………………………………...................... ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………... iii BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..1 A. Sejarah Bimbingan dan Konseling……………………………………..1 B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia………………………2 BAB II. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN MAHASISWA…………..4 A. Pengertian Mahasiswa ………………………………………………….4 B. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa……………………………..4 BAB III. BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI…...11 BAB IV. KONSELING DARING: PELUANG DAN TANTANGAN………..12 A. Tantangan Konseling Daring di Indonesia…………………………….16 B. Peluang Konseling Daring di Indonesia………………………………..18 C. Panduan Penggunaan Omah Konseling………………………………..25 BAB V. BIBLIOKONSELING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF TEKNIK KONSELING………………………………………..45 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….103 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 92
TINJAUAN MATAKULIAH A. Deskripsi Singkat Matakuliah Pada mata kuliah ini dibahas tentang simulasi dan praktik tentang penerapan teknologi dan multimedia dalam strategi layanan bimbingan dan konseling yaitu: mendesain profil atau deskripsi diri pada akun media sosial, website, aplikasi dan youtube channel; mendesain konten pengenalan layanan BK daring pada platform tertentu; mendesain kelas daring di edmodo dan google classroom; mendesain assesmen dan evaluasi menggunakan g-form, quizizz, qr code dan mentimeter; mendesain media presentasi yang menarik menggunakan software Microsoft power point, canva, prezi online, powtoon; mendesain layanan bimbingan dan konseling berbasis teleconference, mendesain layanan konseling individual dan kelompok daring; memproduksi video layanan bimbingan klasikal/ kelompok dan konseling individual/ kelompok serta mampu menyusun laporan kegiatan dalam bentuk portofolio daring. B. Kegunaan/Manfaat Matakuliah Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menganalisis, memilih dan merancang berbagai bentuk teknologi dan media elektronik maupun non elektronik dalam segala jenis platform dan menerapkannya sesuai dengan karakteristik layanan bimbingan dan konseling. C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menganalisis, memilih dan merancang berbagai bentuk teknologi dan media elektronik maupun non elektronik dalam segala jenis platform dan menerapkannya sesuai dengan karakteristik layanan bimbingan dan konseling. D. Susunan Urutan Bahan Ajar BAB I. PENDAHULUAN A. Sejarah Bimbingan dan Konseling B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia BAB II. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN MAHASISWA A. Pengertian Mahasiswa LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 93
B. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa BAB III. BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI BAB IV. KONSELING DARING: PELUANG DAN TANTANGAN A. Tantangan Konseling Daring di Indonesia B. Peluang Konseling Daring di Indonesia C. Panduan Penggunaan Omah Konseling BAB V. BIBLIOKONSELING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF TEKNIK KONSELING E. Petunjuk bagi Mahasiswa Buku ini disusun untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari tentang sejarah Bimbingan dan Konseling, karakteristik dan kebutuhan mahasiswa, konsep pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi, paradigma pelayanan konseling daring, dan mengenai bibliokonseling sebagai salah satu alternatif teknik konseling. Buku ini disusun sesuai latar belakang yang ditemukan penulis dan beberapa dosen yang lain bahwa mahasiswa sebenarnya sangat membutuhkan layanan psikologis di Perguruan Tinggi, akan tetapi mereka tidak tahu kemana dan bagaimana caranya. Melalui buku ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi dan ditindaklanjuti dengan pengembangan aplikasi konseling dalam jaringan (online) yang mampu menjawab kebutuhan mahasiswa secara luas tanpa menggunakan batasan ruang dan waktu. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 94
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan konseli, karena secara kodrati setiap manusia adalah unik, memiliki potensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal. Bimbingan dan konseling menggunakan paradigma perkembangan individu, yang menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua konseli berhak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling agar potensinya berkembang dan teraktualisasi secara positif. Menengok sejarah perkembangannya, bimbingan konseling berawal di Amerika Serikat yang dipelopori oleh seorang tokoh besar yaitu Frank Parson melalui gerakan yang terkenal yaitu guidance movement (gerakan bimbingan) pada awal abad XX, yaitu kegiatan yang dimaksudkan sebagai upaya mengatasi semakin banyaknya veteran perang yang tidak memiliki peran. Frank Person berupaya memberi bimbingan vocational sehingga veteran-veteran tersebut tetap dapat berkarya sesuai kondisi mereka. Selanjutnya, gerakan ini berkembang tidak semata pada bimbingan vocational, tapi meluas pada bidang- bidang lain yang akhirnya masuk pula dalam pendidikan formal. Layanan bimbingan di Amerika Serikat mulai diberikan oleh Jesse B. Davis pada sekitar tahun 1898-1907. Beliau bekerja sebagai konselor sekolah menengah di Detroit. Dalam waktu sepuluh tahun, ia membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan, moral, dan jabatan siswa. Pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan Vocational Bureau untuk membantu para remaja memilih pekerjaan yang cocok bagi mereka. Pada tahun 1950an bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bukan hanya dalam bidang pekerjaan tetapi merambah pada bidang pendidikan. Pada 1910, William Healy mendirikan Juvenile Psychopathic Institut di Chicago. Tahun 1911, Universitas Harvard memberikan kuliah bidang bimbingan jabatan dengan dosennya Meyer Blomfield. Tahun 1912, Grand Rapids, Michigan mendirikan lembaga bimbingan dalam sistem sekolahnya. Perkembangan bimbingan dan konseling di Amerika Serikat sangat pesat pada awal tahun 1950. Hal ini ditandai dengan berdirinya APGA (American Personal and Guidance Association) pada tahun 1952. Selanjutnya, pada bulan Juli 1983 APGA mengubah namanya menjadi AACD (American Association for Counseling and Development). Kemudian, satu organisasi lainnya bergabung pula dengan AACD, yaitu Militery Education (MECA). Dengan demikian, pada saat ini AACD merupakan organisasi profesional bagi para konselor di Amerika LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 95
Serikat, dengan 14 divisi (organisasi khusus) yang tergabung di dalamnya. Di samping itu, pada setiap negara bagian atau wilayah tertentu terdapat semacam cabang dari masing-masing organisasi tersebut. Sebagai suatu organisasi profesi, AACD ataupun organisasi-organisasi divisinya mengeluarkan jurnal-jurnal secara berkala. Jurnal-jurnal tersebut di antarnya (1) Journal of Counseling and Development; (2) Journal of College Student Personnel; (3) Counselor Education and Supervision; dan (4) The Career Development Quarterly. B. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia Sejarah lahirnya Bimbingan dan konseling di Indonesia diawali dari dimasukannya Bimbingan dan konseling (dulunya Bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini di awali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan(disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di malang tanggal 20-24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKPI Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 berdiri proyek printis sekolah pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP padang,IKIP Jakarta,IKIP Bandung,IKIP Yogyakarta,IKIP Semarang,IKIP Surabaya,IKIP Malang, IKIP Manado. Melalui Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun” pada PPSP. Lahirnya kurukulum 1975 untuk sekolah menengah atas didalamnya memuat pedoman bimbingan dan penyuluhan. Keberadaan bimbingan dan konseling penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK menpan No 026/ men an/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru dalam lingkungan Depertemen pendidikan dan kebudayaan. Di dalam Kopmen tersebut di tetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan binbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peerta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka. Sampai tahun1993 pelaksanaan Bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak jelas,parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid di undang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan NO.83/1993 tentang Jabatan fungsional guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya memuat aturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah,ketentuan pokok dalam SK menpan Di dalam Kopmen tersebut di tetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan binbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peerta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 96
Di dalam SK Mendikbut ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling disekolah dan di laksanakan oleh guru pembimbing dan di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling disekolah menjadi jelas. D. Daftar Bacaan Tambahan 1. Eko Susanto. 2010. Counseling Potential with Facebook. Lampung. 2. Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 3. Papalia, dkk. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group 4. Prayitno, dkk. 2013. Pembelajaran melalui Pelayanan BK di Satuan Pendidikan. Jakarta. 5. Santrock, J. 2002. Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga 6. Sigit Hariyadi. 2008. Bimbingan Kelompok Teknik Biblio-Counseling Berbasis Cerita Rakyat Untuk Mengembangkan Kecerdasan Intrapersonal Siswa SMP. Semarang. 7. ………………. 2009. Biblio-Konseling Berbasis Cerita Rakyat Sebagai Alternatif Layanan Kepada Siswa. Semarang. 8. Siswoyo, Dwi dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press 9. Syamsu Yusuf. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya 10. TIM ABKIN. 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta:ABKIN 11. TIM DIRJEN GTK. 2016. Panduan Penyelenggaraan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta 12. Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK). 2005. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Padang: UNP Press. 13. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 97
15. Evaluasi Program Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi (Pendekatan Student Centered Learning) A. PETUNJUK 1. Mohon anda memberikan jawaban sejujurnya sesuai dengan apa yang anda rasakan. 2. Jawaban anda sangat diperlukan untuk perbaikan pembelajaran di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 3. Instrumen ini terdiri dari dua kolom: 1) kolom pernyataan, 2) kolom jawaban. Bacalah kolom pernyataan dengan hati-hati, kemudian silahkan beri tanda cek (√) pada kolom jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan. 4. Pada kolom jawaban ada lima pilihan jawaban dengan makna sebagai berikut: SS : Pernyataan Sangat Setuju terhadap setiap item pernyataan S : Pernyataan Setuju terhadap setiap item pernyataan TS : Pertanyaan Tidak Setuju terhadap setiap item pernyataan STS : Pertanyaan Sangat Tidak Setuju terhadap setiap item pernyataan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 98
PERNYATAAN No. Pertanyaaan STS Jawaban SS TS S 1. Saya sangat senang belajar mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL. 2. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL membuat saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti belajar. 3. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL sangat menarik dan tidak membosankan. 4. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL membuat saya lebih mudah memahami prinsip, konsep Komunikasi Antar Pribadi 5. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL dapat memotivasi saya untuk berprestasi. 6. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL dapat membantu saya menyelesaikan masalah dalam bidang Bimbingan dan Konseling serta pendidikan pada umumnya. 7. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL dapat meningkatkan penalaran saya dalam mempelajari konsep hubungan antar manusia. 8. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL dapat membantu saya berpikir lebih kritis. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 99
9. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL membantu saya memiliki keberanian menanyakan kesulitan selama pembelajaran berlangsung. 10. Pembelajaran Komunikasi Antar Pribadi yang dilaksanakan dengan pendekatan SCL membuat saya merasa lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat. PENAFSIRAN HASIL PENGUKURAN Konversi jawaban ke nilai: SS= 4; S = 3; TS = 2; STS = 1 Skor tertinggi adalah 10 butir x 4 = 40 dan terendah 10 butir x 1 = 10 NO SKOR MAHASISWA KATEGORI MINAT / SIKAP 1 > 35 Sangat tinggi/sangat baik 2 28 – 35 Tinggi/baik 3 20 – 27 Rendah/kurang 4 < 20 Sangat rendah/sangat kurang LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 100
16. PPKP PROPOSAL PPKP RUMAH KONSELING: PENGEMBANGAN PLATFORM LAYANAN AKADEMIK DAN KARIER BERBASIS ANDROID BAGI MAHASISWA UNS Prodi : Bimbingan dan Konseling Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : AGUS TRI SUSILO, S.Pd., M.Pd. UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 101
A. Judul Penelitian Rumah Konseling: Pengembangan Platform Layanan Akademik dan Karier Berbasis Android bagi Mahasiswa UNS B. Bidang Kajian dan Mata Kuliah Rumah Konseling hadir sebagai bentuk pengembangan platform konseling online yang menjembatani layanan konsultasi akademik maupun karier dengan berbasis android yang memudahkan bagi mahasiswa UNS memenuhi kebutuhan layanan bimbingan dan konseling secara cyber di perguruan tinggi tanpa harus bertatap muka. C. Latar Belakang Penelitian Sejumlah temuan studi memperlihatkan betapa layanan bimbingan dan konseling di lingkungan perguruan tinggi sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai unsur terpadu dalam keseluruhan program pendidikan khususnya yang berkenaan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan di perguruan tinggi. Konteks tersebut sejalan dengan pendapat Patterson dalam Ardimen (2000:1) mengungkapkan bahwa: “…education is concerned with development of thewhole child and not his intellect alone, attention must given toindividual differences in otherareas as well. Counseling develop on supplement to instruction, directed to the needs of individual students”. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu tujuan keberadaan layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi adalah membantu mahasiswa mencapai perkembangan diri secara optimal dalam bidang pribadi- sosial, akademik, karier dan spiritual serta mengupayakan peningkatan efesiensi, kualitas serta produktivitas pendidikan tinggi. Hasil kajian Supriadi (2002:93) menggambarkan bahwa rendahnya kualitas dan produktivitas perguruan tinggi salah satunya disebabkan karena banyaknya permasalahan studi dan angka putus kuliah, terdapat sejumlah hambatan yang bersumber dari adaptasi diri dan gangguan sosioemosional, serta rendahnya motivasi mahasiswa menjadi suatu alasan pentingnya bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Selanjutnya Sugiharto (1998:180) mengemukakan bahwa tujuan umum layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi adalah sebagai upaya membantu memberikan kemudahan dan kelancaran mahasiswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya, melalui upaya pengembangan kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan secara mandiri, mempertautkan kepentingan individu dengan tuntutan sosial, dan menyelaraskan potensi mahasiswa dengan kemungkinan pekerjaan dan kariernya di masa mendatang. Tujuan-tujuan layanan bimbingan dan konseling di atas menggambarkan bahwa belajar di perguruan tinggi menuntut berbagai kemampuan yang harus dimiliki LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 102
mahasiswa dalam studinya. Karena sejatinya mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri. Pada konteks tersebut, Dahlan (1988,26-27) mengatakan bahwa karakteristik utama belajar di perguruan tinggi adalah kemandirian. Mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, mencari sumber belajar dan buku-buku sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh dosen-dosennya. Untuk itu mahasiswa harus siap mental menghadapi kesulitan dan hambatan dalam belajar. Dengan kata lain mahasiswa dituntut mandiri untuk berolah fikir, berolah rasa, dan berkemauan. Berangkat dari sejumlah uraian di atas dapat dipahami bahwa layanan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi bertujuan membantu mahasiswa mengiringi proses perkembangannya melewati masa-masa belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi sehingga terhindar dari berbagai kesulitan dan hambatan, dapat menyelesaikan masalahnya sendiri baik masalah akademik maupun nonakademik, mampu menumbuhkembangkan dirinya secara optimal, mampu mengaktualisasikan diri serta dapat mengambil tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Proses pemenuhan tugas-tugas perkembangan yang dibutuhkan mahasiswa nampaknya perlu direspon secara komprehensif oleh para pendidik, pada konteks ini adalah dosen pada umumnya, khususnya adalah dosen bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Universitas Sebelas Maret memiiki 9 Fakultas dan terdiri dari beberapa Program Studi di dalamnya. Secara kuantitas, menunjukkan bahwa rasio dosen dan mahasiswa khususnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi sangatlah tidak ideal. Pelayanan secara konvensional layaknya kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah hampir bisa dipastikan tidak akan bisa dipenuhi. Maka, di era disruptive innovation ini, konselor harus mampu memberikan customer satisfaction tanpa mengurangi kualitas dengan melalui layanan cybercounseling atau pelayanan konseling secara online. Proses konseling online bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan kemampuan pendukung lain selain ketrampilan dasar konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Koutsonika (2009): “Online Counseling is not a simple process. On the contrary is a complex process with a considerable number of different and challenging issues characterizing it. Ethical issues, Technological issues, Counselors’ educational background and skills especially for online counseling issues, Clients’ issues, Legal issues and, finally, Business and Management issues”. Ada beberapa media konseling online yang dapat digunakan antara lain; website, email, telephone, chat, mobile learning application, dan video conference. Arifpurnamayana (2012) menyatakan bahwa mobile learning dapat didefinisikan sebagai salah satu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan content yang edukasional yang membantu mencapai pengetahuan tanpa mempersalahkan lokasi dan waktu. Mobile learning merupakan salah satu metode pembelajaran baru yang memaksimalkan dalam penggunaan teknologi perangkat mobile atau smartphone. Pengembangan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 103
media mobile learning harus dikembangkan semenarik mungkin agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Smartphone bekerja berdasarkan sistem operasi antara lain Android, iOS, Windows Phone, dll. Huda (2013: 1-3) menjelaskan bahwa android merupakan sebuah sistem operasi berbasis Linux yang didesain khusus untuk perangkat bergerak seperti smartphone dan tablet. Dari data beberapa tahun terakhir, android mempunyai jumlah pengguna paling besar karena mudah digunakan dan memiliki beberapa keunggulan dalam sistem operasinya. Android memiliki berbagai fitur yang yang dapat dimanfaatkan guna menunjang dalam penggunaannya sebagai mobile learning. Hal ini mendukung riset yang menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa di lingkungan UNS sudah memiliki dan mampu mengoperasikan handphone berbasis android. Review atas state of the art dan inovasi yang telah ada sebelumnya oleh Maulana (2017) tentang “development of mobile learning based learning media with android platform of occupational health and safety (ohs) materials for students of electrical power study program of vocational high schools”. Riset ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang menghasilkan produk yaitu media pembelajaran berbasis mobile learning dengan platform android materi keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) pada program studi ketenagalistrikan untuk siswa SMK. Hasilnya, penilaian ahli mengenai materi memperoleh persentase skor 87.31%, hasil penilaian ahli berkaitan dengan media memperoleh persentase skor 80.48%, dan hasil penilaian uji pengguna mendapatkan skor 80.69%. Artinya pengembangan media pembelajaran berbasis mobile learning dengan platform android ini bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Riset lainnya oleh Ansharifur (2017) tentang “pengembangan aplikasi M-Learning untuk platform Android” menjadi rujukan proses pembelajaran berbasis e-learning yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik saat ini. Berbagai hasil riset sebelumnya menjadi pijakan peneliti dalam pengembangan platform dengan tagline “Rumah Konseling” berbasis android untuk memberikan layanan akademik dan karier bagi mahasiswa UNS. Rumah Konseling ini diharapkan mampu menjadi pilihan mahasiswa dalam konsultasi layanan bimbingan dan konseling secara cyber/ online untuk membantu mengiringi proses perkembangannya melewati masa-masa belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi sehingga terhindar dari berbagai kesulitan dan hambatan, dapat menyelesaikan masalahnya sendiri baik masalah akademik maupun nonakademik, mampu menumbuhkembangkan dirinya secara optimal, mampu mengaktualisasikan diri serta dapat mengambil tanggung jawab terhadap dirinya sendiri mengenai arah karier di masa depan. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 104
D. Rumusan Masalah Berdasarkan kajian tersebut di atas, kiranya muncul sebuah perumusan masalah “Bagaimana Prototype „Rumah Konseling‟ sebagai wujud pengembangan platform layanan akademik dan karier berbasis android bagi mahasiswa UNS?” E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan di atas, maka: 1. Pada Tahun Pertama: Pada penelitian tahun pertama meliputi tahapan preliminary research, yaitu akan dikumpulkan teori-teori yang mendukung bagaimana desain dan spesifikasi produk ini akan dikembangkan. Pada tahap ini juga meliputi kegiatan interview, paper sketch (gambar desain awal), paper mockup (pemindahan desain), wireframe (membuat desain platform dengan photoshop) dan concierge (simulasi platform pada aplikasi tertentu yang sudah ada sebelumnya). Selanjutnya pada tahap prototyping stage, akan dikembangkan prototype platform „Rumah Konseling‟ dan dilakukan uji kelayakan oleh tiga ahli dan tiga kelas ujicoba di perguruan tinggi. 2. Pada Tahun kedua: Finalisasi prototype platform „Rumah Konseling‟ dengan dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan expert untuk membahas bentuk akhirnya. Setelah itu pada tahap assessment phase akan dilakukan uji coba lapangan di empat Fakultas. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pikiran secara teoritis dan praktis bahwa eksistensi layanan bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi sangatlah dibutuhkan. Mahasiswa membutuhkan bimbingan terkait hal-hal yang berkaitan dengan masalah akademik maupun non akademik, yang akhirnya nanti berkaitan dengan arah perencanaan karier di masa depan. Untuk itu, bimbingan dan konseling harus mampu menjangkau setiap lapisan mahasiswa, tidak terkhusus pada satu Fakultas saja, akan tetapi semua mahasiswa di lingkungan UNS melalui pengembangan „Rumah Konseling‟: platform layanan akademik dan karier berbasis android yang bisa diakses mahasiswa dari mana saja dan kapan saja tanpa harus terbatas ruang dan waktu. Rumah Konseling tidak hanya menyediakan layanan konseling saja, tetapi juga merupakan tempat yang komprehensif menunjang pengembangan diri mahasiswa. Rumah Konseling menyediakan antara lain: informasi akademik, kolom untuk sharing, quotes yang menginspirasi, belajar ilmu filosofis, psikologi, terintegrasi dengan siakad, media sosial, jurnal-jurnal online yang bisa diakses serta layanan konseling online itu sendiri (video conference/ chat/ email/ telephone). Maka, penelitian ini diharapkan mampu LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 105
menciptakan inovasi yang mengacu pada bidang unggulan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis penelitian Universitas Sebelas Maret serta sebagai inisiator pengembangan pusat keunggulan universitas kaitanya dengan pembangunan manusia dan daya saing bangsa. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 106
B. Pelaksanaan Mikro Teaching 1. Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran mikro diawali dengan pembentukan/pembagian kelompok. Dari keseluruhan peserta pelatihan yang berjumlah 35 peserta dibagi menjadi 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 peserta. Seluruh kelompok diberi penjelasan tentang mekanisme pelaksanaan micro teaching, antara lain pembagian ruang untuk setiap kelompok, penjelasan skenario peran dalam micro teaching, pembagian dan penjelasan pengisian lembar penilaian tiap peserta, dan penjelasan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mikro. Pelaksanaan pembelajaran mikro dilaksanakan pada hari terakhir pelatihan PEKERTI-AA yaitu Rabu, 30 Agustus 2017 bertempat di ruang microtecahing lantai 3 LPPMP UNS dengan persiapan seluruh anggota kelompok ke dalam ruangan yang didampingi oleh satu orang fasilitator yaitu Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si. Fasilitator membuka pelaksanaan pembelajaran mikro. Setiap peserta mengumpulkan hasil rencana pelaksanaan pembelajaran mikro yang telah dibuat kepada fasilitator dengan menuliskan keterampilan mengajar yang akan dilatihkan dalam micro teaching sebelum kegiatan dimulai. Fasilitator kemudian membagi tugas atau peran masing-masing anggota kelompok yang terdiri dari 1 (satu) peserta sebagai pengajar, 2 (dua) peserta sebagai pengamat, dan peserta yang lain sebagai mahasiswa. Setiap peserta melakukan praktek mengajar secara bergantian dengan alokasi waktu kurang lebih 15 menit, setelah melakukan presentasi dilakukan penilaian terhadap diri sendiri kemudian dilanjutkan komentar dari hasil pengamatan baik dari fasilitator atau dari peserta lain langsung dikemukakan. Peserta yang pertama kali melaksanakan micro teaching adalah peserta nomor urut 1 yang berperan sebagai pengajar, peserta nomer urut 2 dan 3 berperan sebagai pengamat I dan II, peserta lain berperan sebagai mahasiswa. Setelah peserta 1 selesai menyampaikan materi sebagai pengajar kemudian beralih peran sebagai mahasiswa, peserta 2 berperan sebagai pengajar, peserta 3 dan 4 berperan sebagai pengamat I dan II, dan peserta yang lain sebagai mahasiwa, begitu seterusnya LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 107
sampai peserta nomer urut 6 berperan sebagai pengajar. Adapun tugas dari setiap peran dalam pelaksanaan micro teaching adalah sebagai berikut : Peran pengajar mempunyai tugas sebagai dosen yang menyampaikan materi dengan menggunakan ketrampilan mengajar sesuai dengan tugas ketrampilan mengajar pada rencana pelaksanaan pembelajaran mikro yang ditulis. Peran pengamat I dan II mempunyai tugas sebagai pengamat pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran mikro sesuai dengan poin-poin ketrampilan dasar mengajar pada lembar pengamatan serta memberikan laporan pengamatan atas pelaksanaan pengajaran. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 108
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mikro PPSP LPPMP RENCANA PELAKSANA UNS Nama Dosen : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd Fak. / Jur. / Prodi : FKIP/ Bimbingan dan Konseling 1. Keterampilan yang dilatihkan : Bertanya Dasar dan Bertanya 2. Komponen yang dilatihkan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11 3. Mata Kuliah : Komunikasi Antar Pribadi 4. Semester : I (Satu) 5. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memiliki 6. Waktu efektif sesuai dengan konsep 7. Pengalaman Belajar : 100 menit : a. Keaktifan dan partisipasi b. Umpan balik dari dosen m c. Mahasiswa menganalisis diberikan No. Kegiatan Pembelajaran a 1. b (waktu) c Pendahuluan : a. Membuka kegiatan dengan salam dan “good rapport”
AAN PEMBELAJARAN Form PM 2 a Lanjutan i pengetahuan dan pemahaman komunikasi antar pribadi yang ptual-teoritik pendekatan transactional analysis mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan maupun sesama teman dan mensintesis informasi secara kontekstual dari materi yang Metode Media Sumber Belajar a. Ceramah a. Gambar Buku: b. Tanya-Jawab b. Microsoft a. Corey, Gerald. c. Simulasi 2010. Teori dan Power Point Praktik, LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 109
b. Menstimulasi apersepsi melalui “brainstorming” dengan menampilkan beberapa gambar yang berkaitan dengan contoh-contoh perilaku komunikasi menumbuhkan “many perception” guna membuka pemikiran kritis c. (A-ttention). d. Menyampaikan lingkup materi yang akan dibahas pada kegiatan ini. (R-elevance) 2. Pelaksanaan : a. Menyampaikan materi tentang konsep komunikasi antar pribadi (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) b. Menyampaikan materi tentang konsep pendekatan transactional analysis (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) c. Menyampaikan dan memberikan contoh-contoh tentang struktur psikis yang mempengaruhi transaksi/ komunikasi antar pribadi (menstimulasi dengan bertanya kepada mahasiswa) d. Menyampaikan tentang sifat-sifat transaksi/ komunikasi antar pribadi yang membentuk life position (memanggil mahasiswa untuk mempraktikkan/ mensimulasikan ke depan kelas) C-onfidence
Konseling dan Psikoterapi, Penerjemah: E. Koswara. Bandung: Refika Aditama b. Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar c. Stewart L. Tubbs – Sylvia Moss. (2008). Human Communication. Singapore: Mc. Graw-Hill, Inc LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 110
3. Penutup : a. Melakukan “Summary” materi yang sudah dijelaskan. Mempersilakan kepada 2 (dua) mahasiswa tentang materi apa saja yang sudah dipelajari, selanjutnya diminta untuk mensintesis materi tersebut. (S-atisfaction) b. Memberikan umpan balik dan menarik kesimpulan berdasarkan sintesis materi yang sudah dilakukan oleh mahasiswa c. Menyampaikan follow up untuk pertemuan berikutnya d. Menutup kegiatan dengan salam. Evaluasi : 1. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini yaitu pada saat mahasisw yang reciprocal sehingga mewujudkan life position yang ideal (I 2. Follow Up dari kegiatan ini yaitu simulasi permainan Karpman D analysis) pada pertemuan berikutnya.
wa mampu memahami ‘status ego’ dan pola transaksi/ komunikasi I’m OK, You’re OK). Drama Triangle (salah satu teknik pendekatan transactional LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 111
3. Refleksi, Tanggapan dan Kesimpulan Dalam melaksanakan pengajaran kami sebagai dosen masih perlu untuk berlatih lebih banyak dalam mengajar agar mendapatkan formula keterampilan mengajar yang lebih tepat dan lebih dekat dengan mahasiswa. Karena pada hakikatnya seperti yang diyakini oleh negara jepang bahwa mengajar pada hakikatnya adalah “mengerti ketidakmengertian peserta didiknya”. Menerapkan dan melatihkan keterampilan mengajar berdasarkan teori yang sudah diajarkan memang mudah tetapi pada praktik nyata di lapangan untuk dapat mensinkronkan antara pemilihan keterampilan mengajar yang tepat sasaran dengan kebutuhan peserta didik tidak mudah, perlu latihan kepekaan yang hanya bisa diasah seiring dengan jam terbang mengajar dosen itu sediri. Tanggapan kami dosen secara berkala perlu untuk melaksanakan mikro teaching juga dengan teman-teman dosennya sebagai pengamat dan siswanya seperti halnya pada saat pelatihan PEKERTI-AA ini. Dengan demikian dosen akan mendapatkan masukan berharga dari teman swjawatnya untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya. Mikro teaching merupakan wujud pelatihan nyata bagi para pendidik untuk melatih keterampilan mengajarnya berdasarkan materi yang telah didapatkan pada saat pelatihan PEKERTI-AA. Teori-teori mengenai pengajaran yang sudah didapatkan selama pelatihan ternyata memiliki karakteristiknya sendiri agar dapat diterapkan secara baik pada saat mikro teaching. Dalam pelaksanaannya mikro teaching selain sebagai wadah dan kesempatan bagi pendidik untuk melatih kemampuan mengajarnya ada hal lain yang juga penting yaitu mikro teaching dapat dijadikan momen bagi pendidik khususnya dosen untuk mendapatkan informasi mengenai kekurangan-kekurangannya selama mengajar. Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas mengajar dosen tersebut secara khusus dan kualitas pengajaran di universitas secara umumnya. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 112
BAB IV PENUTUP Pelatihan PEKERTI-AA yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Sebelas Maret telah memberikan banyak manfaat kepada para peserta. Pelatihan ini memberikan wawasan dan keterampilan yang berguna untuk proses pembelajaran. Pelatihan ini juga telah membekali peningkatan kompetensi profesional dosen tentang merancang pembelajaran, ketrampilan dalam mengajar, mengevaluasi hasil belajar dan pengetahuan lain yang dapat meningkatkan pendidikan pada perguruan tinggi. Manfaat yang ingin didapatkan melalui pelatihan PEKERTI-AA oleh setiap dosen antara lain mampu menciptakan situasi/kondisi proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan pembelajaran yang efektif, diharapkan akan dihasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Pelatihan pekerti AA yang dilaksanakan oleh LPPMP telah membuka pemahaman secara lebih mendalam bagi para dosen untuk dapat mengajar dengan lebih baik lagi. Materi pedagogi baik secara teori dan praktis yang diberikan selama pelatihan memberikan tambahan wawasan terutama pada variasi metode mengajar yang seharusnya dapat diterapkan di setiap perkuliahan. Bagi kami secara pribadi yang awalnya perkuliahan adalah hanya tentang bagaimana menyelesaikan materi- materi yang sudah direncanakan kini kami mendapatkan pengertian baru yaitu bukan hanya materi yang penting dalam sebuah pengajaran tetapi bagaimana cara mengajar yang baik itu jauh lebih penting. Dengan cara mengajar yang baik maka peserta didik kita yaitu mahasiswa juga akan belajar bagaimana membentuk pola cara belajar yang baik juga. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 113
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150