BUKU PANDUAN DAN LEMBAR KERJA BIBLIOKONSELING PRIBADI SOSIAL Prof. Dr. Asrowi, M. Pd. Agus Tri Susilo, M. Pd. Rian Rokhmad Hidayat, M. Pd. Hanindya Zhaza Ayu Faradina, S. Pd. PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA i
BUKU PANDUAN DAN LEMBAR KERJA BIBLIOKONSELING PRIBADI SOSIAL Penulis : Prof. Dr. Asrowi, M. Pd. Agus Tri Susilo, M. Pd. Rian Rokhmad Hidayat, M. Pd. Hanindya Zhaza Ayu Faradina, S. Pd. Desain Sampul : Eri Setiawan Tata Letak : Tukaryanto, S.Pd., Gr. ISBN : 978-623-5581-60-6 Diterbitkan oleh : EUREKA MEDIA AKSARA, NOVEMBER 2021 ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH NO. 225/JTE/2021 Redaksi: Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Telp. 0858-5343-1992 Surel : [email protected] Cetakan Pertama : 2021 All right reserved Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit. ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan karunia, serta rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Panduan dan Lembar Kerja Bibliokonseling Pribadi-Sosial dengan baik. Panduan ini, secara konkret berisi literatur yang digunakan dalam proses bibliokonseling dan lembar evaluasi. Khususnya pada permasalahan pengembangan keterampilan berpikir positif, keterampilan berkomunikasi efektif, keterampilan mengevaluasi diri serta keterampilan beretika di media sosial. Biblioterapi atau bibliokonseling merupakan teknik dengan menggunakan buku atau bahan bacaan lain, yang memiliki kesamaan cerita dengan situasi atau permasalahan yang sedang dialami individu, sehingga individu terdorong untuk merubah perilaku dan mengatasi masalah yang dihadapinya. Panduan serta serangkaian kegiatan dan kurikulum bibliokonseling dibagi menjadi dua. Pertama yaitu buku panduan yang digunakan dosen bimbingan dan konseling atau konselor sebagai buku pedoman pemberian layanan bibliokonseling. Dan yang kedua lembar kerja mahasiswa (LKM) yang diberikan kepada mahasiswa sebagai bahan evaluasi. Pembuatan panduan ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan oleh seluruh pihak, tidak lupa ucapan terimakasih atas segala dukungan yang diberikan. Kritik dan saran dari pembaca dan pihak terkait sangatlan dibutuhkan untuk pengembangan produk ini, sehingga kelak dapat digunakan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling. Penulis iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................. iv BAB 1 PENDAHULUAN............................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ..............................................................1 B. TUJUAN PENULISAN BUKU PANDUAN .........................2 C. JENIS PERMASALAHAN PRIBADI-SOSIAL PADA MAHASISWA .........................................................................3 D. PETUNJUK PENGGUNAAN................................................3 BAB 2 BIBLIOKONSELING......................................................... 5 A. PENGANTAR BIBLIOKONSELING ....................................5 B. LANGKAH PELAKSANAAN BIBLIOKONSELING..........6 BAB 3 ISI LAYANAN.................................................................... 8 A. PANDUAN LAYANAN ........................................................8 B. RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN..........................9 C. HASIL BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA........................................................ 21 D. EVALUASI BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA........................................................ 21 E. TINDAK LANJUT BIBLIOKONSELING PRIBADI- SOSIAL UNTUK MAHASISWA ......................................... 21 BAB 4 PENUTUP......................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 23 LAMPIRAN................................................................................. 24 1. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK I .................................................................................. 24 2. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK II................................................................................. 28 3. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK III................................................................................ 31 4. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK IV ............................................................................... 35 INDIKATOR HASIL EVALUASI ............................................. 39 iv
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA ............................... 40 1. Literatur Topik 1 Keterampilan Berpikir Positif (Memandang Hidup) ........................................................... 40 2. LEMBAR KERJA TOPIK I (Keterampilan Berpikir Positif).................................................................................... 44 3. Literatur Topik 2 Keterampilan Berkomunikasi Efektif (Dua Arah) ............................................................................ 49 4. LEMBAR KERJA TOPIK II (Keterampilan Berkomunikasi Efektif) ........................................................ 53 5. Literatur Topik 3 Keterampilan Mengevaluasi Diri (Rentang Kisah...................................................................... 57 6. LEMBAR KERJA TOPIK III (Keterampilan Mengevaluasi Diri)............................................................... 66 7. Literatur Topik 4 Keterampilan Beretika di Media Sosial (Sang Belati Tajam Bermata Dua) ....................................... 71 8. LEMBAR KERJA TOPIK IV (Beretika di Media Sosial) .... 80 v
BUKU PANDUAN DAN LEMBAR KERJA BIBLIOKONSELING PRIBADI SOSIAL vi
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mahasiswa merupakan pelajar yang menimba ilmu di perguruan tinggi, di sisi lain mahasiswa berada pada fase remaja akhir. Fase remaja akhir memiliki beberapa tugas perkembangan, yang secara garis besar merupakan bidang pribadi-sosial individu. Tugas perkembangan ini selain berfungsi mengatur lajur remaja akhir juga menjadi bekal untuk menjalani kehidupan pada fase selanjutnya, dan apabila individu gagal mencapai tugas perkembangan pada fase tertentu maka perkembangan pada fase selanjutnya juga akan terganggu. Survey awal yang dilakukan pada 544 mahasiswa aktif FKIP UNS pada tahun 2018, didapati 4 hasil permasalahan tertinggi yang dialami mahasiswa yaitu keterampilan berpikir positif (466 responden), keterampilan berkomunikasi efektif (445 responden), keterampilan mengevaluasi diri (443 responden), dan keterampilan beretika di media sosial (443 responden). Keempat poin tersebut merupakan permasalahan dalam bidang pribadi-sosial individu. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh penulis, bibliokonseling diasumsikan dapat membantu individu mengatasi masalah yang dialaminya. Bibliokonseling sendiri merupakan teknik dengan menggunakan buku atau literatur lain yang, memiliki kesamaan cerita dengan situasi yang sama dialami individu. Wawancara yang dilakukan dengan beberapa 1
dosen prodi BK FKIP UNS, didapati bahwa belum adanya panduan mengenai bibliokonseling pribadi-sosial di prodi BK. Atas dasar uraian diatas, penulis merasa perlu untuk mengembangkan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS. B. TUJUAN PENULISAN BUKU PANDUAN Studi pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa aktif FKIP UNS pada tahun 2018, didapati empat hasil tertinggi permasalahan yang dialami mahasiswa FKIP UNS yaitu keterampilan berpikir positif, keterampilan mengevaluasi diri, keterampilan berkomunikasi efektif dan keterampilan beretika di media sosial. Keempat poin tersebut merupakan bidang pribadi sosial individu. Untuk dapat mereduksi ataupun mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan bimbingan dari dosen atau konselor kampus. Pada dasarnya di Universitas Sebelas Maret terdapat sebuah lembaga yaitu Pusat Bimbingan dan Konseling dan Pengembangan Karier (PBKPK), yang memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan konseling ataupun konsultasi, namun pada pelaksanaanya belum maksimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa dosen prodi bimbingan dan konseling FKIP UNS, diketahui bahwa di prodi BK FKIP UNS juga belum terdapat pelayanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan biblikonseling untuk mahasiswa FKIP UNS. Panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP penting dikembangkan guna membantu konselor kampus atau dosen bimbingan konseling dalam memberikan layanan bibliokonseling, juga membantu pembimbing akademik (PA) agar dapat memahami peserta didik yang memiliki hambatan berkaitan dengan bidang pribadi-sosial. Serta memfasilitasi mahasiswa untuk mereduksi atau mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pribadi-sosial yang dialami. 2
C. JENIS PERMASALAHAN PRIBADI-SOSIAL PADA MAHASISWA Panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS, hanya mencakup empat poin tertinggi permasalahan yang dialami mahasiswa FKIP UNS. Empat permasalahan tersebut didapatkan berdasarkan pada hasil assesmen, yang dilakukan mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2015 terhadap 544 mahasiswa aktif FKIP UNS angkatan 2015 sampai dengan 2018 pada bulan November 2018. Need assemen yang dilakukan mencakup enam krisis yang mungkin dialami mahasiswa yaitu pribadi-sosial, karier, belajar, multikultural, krisis dan traumatik, serta pranikah. Dari hasil assesmen tersebut permasalahan tertinggi yang ditemukan dalam bidang pribadi-sosial adalah; keterampilan berpikir positif sebanyak 466 responden (85,6%); keterampilan berkomunikasi efektif sebanyak 445 responden (81,8%); keterampilan mengevaluasi diri sebanyak 443 responden (81,4%); dan keterampilan beretika di media sosial sebanyak 443 responden (81,4%). D. PETUNJUK PENGGUNAAN Petunjuk penggunaan menjelaskan mengenai langkah- langkah penggunaan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS, sehingga konselor kampus atau dosen dapat dengan baik menggunakan panduan tersebut. Berikut langkah-langkah dan saran penggunaan panduan bagi konselor atau dosen. Langkah-langkah penggunaan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS. 1. Sebelum pelaksanaan layanan a. Memulai layanan dengan berdoa kepada tuhan yang maha esa, supaya diberikan kemudahan dalam pemberian layanan, dan supaya tujuan pemberian layanan dapat tercapai dengan baik. 3
b. Menguasai isi dari buku panduan dengan cara membaca secara lengkap dan sistematis, serta memahami degan sungguh-sungguh. c. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan saat pemberian layanan. 2. Pelaksanaan layanan a. Mengucapkan salam sebelum memulai interaksi dengan peserta didik. b. Mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum memulai layanan. c. Melaksanakan layanan bibliokonseling sesuai prosedur yang ada, yaitu; (a) Motivate; (b) Reading Time; (c) Incubation; (d) Follow Up; (e) Evaluate d. Mengevaluasi pelaksanaan layanan sesuai evaluasi yang terdapat pada lembar kerja mahasiswa (LKM). e. Menutup layanan dengan doa, dilanjutkan salam. 3. Setelah pelaksanaan layanan a. Mengevaluasi pelaksaan layanan berdasarkan lembar evaluasi yang terdapat dalam buku panduan b. Mengevaluasi diri dalam pemberian layanan. 4
BAB 2 BIBLIOKONSELING A. PENGANTAR BIBLIOKONSELING Bibliokonseling secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno biblus dan terapy yang memiliki arti book atau buku dan therapy atau terapi, sehingga dapat diartikan bibliokonseling merupakan penggunaan buku untuk membantu individu mengatasi masalah yang ia hadapi. Pada dasarnya terapi dengan menggunakan buku bacaan sudah diterapkan sejak terjadinya perang dunia I, para prajurit yang dirawat diberi buku untuk dibaca yang berisikan konten emosional, dengan tujuan untuk menenangkan dan mengekspresikan perasaan serta pikiran mereka (Phornphatcharaphong, 2012: 196). Sedangkan istilah bibliokonseling pertama kali di cetuskan oleh Samuel Crothes, sebagai sebutan dari menggunakan buku sebagai bagian dari porses konseling kognitif-perilaku dengan menggunakan media buku (Erford, 2015: 287). Bibliokonseling adalah tindakan menggunakan buku atau sumber penyampaian informasi lainnya, untuk membantu individu menyelesaikan permasalahan yang mempengaruhi emosi dan psikologis individu dalam waktu tertentu (Oluwaseye, 2017: 2) Bibliokonseling bukan hanya sebatas kegiatan membaca secara sederhana, namun juga mendiskusikan dan merefleksikan isi dari cerita yang dibaca (Lucas dan Soares, 2013: 139). Dalam hal ini bibliokonseling bermaksud untuk 5
mempengaruhi pemikiran klien, untuk menemukan kesenangan dalam membaca dan melepaskan dari tekanan mental serta stress yang ia alami (Erford, 2016: 287), dengan membaca sebuah cerita individu kemudian melihat bagaimana tokoh dalam cerita dapat mengatasi masalahnya, sehingga klien merasa tidak sendiri menghadapi masalah yang dihadapinya. B. LANGKAH PELAKSANAAN BIBLIOKONSELING Pada dasarnya terdapat beberapa macam langkah pelaksanaan bibliokonseling menurut beberapa ahli yang berbeda, pada panduan ini akan digunakan langkah pelaksanaan bibliokonseling menurut Aiex (dalam Olsen, 2007), berikut langkah pelaksanaan bibliokonseling dalam setting kelompok maupun individual: 1. Motivate. Pada tahap ini berisikan kegiatan pendahuluan, dapat juga seperti bermain peran atau permainan lainnya untuk mengawali sesi. Hal ini mendorong klien untuk dapat aktif terlibat selama sesi berlangsung. 2. Reading time. Pada tahap ini berisikan waktu yang cukup kepada klien untuk membaca dan memahami literatur yang sudah dipilih, yang sesuai dengan keadaan yang dialami klien atau permasalahan yang sedang dihadapi klien. 3. Incubation. Pada tahap ini berisikan waktu kepada klien untuk merenungkan literatur yang baru saja mereka baca, agar klien mampu menyalurkan emosi dan menyadari bahwa bukan mereka sendiri yang mengalami masalah tersebut. Serta yakinkan klien bahwa banyak alternatif jalan keluar yang dapat diambil. 4. Follow up. Pada tahap ini ajaklah klien untuk berdiskusi. Lewat diskusi klien akan mendapatkan ruang untuk saling menyampaikan perspektif dan gagasan mereka mengenai 6
literatur yang baru saja mereka baca. Selanjutnya bantulah klien untuk merealisasikan gagasan tersebut. 5. Evaluate. Pada tahap ini tuntunlah klien untuk mengambil keputusan-keputusan untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi, juga dampingi klien untuk merencanakan langkah-langkah penyelesaian masalahnya. Sebaiknya evaluasi dilakukan secara mandiri oleh klien, agar klien memahami dan memperoleh kesimpulan yang tuntas. 7
BAB ISI 3 LAYANAN A. PANDUAN LAYANAN Panduan layanan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS Panduan merupakan suatu perangkat pembelajaran yang memuat rancangan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada mahasiswa, guna mencapai tujuan tertentu. Berikut ini merupakan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS. Tabel 3.1 Panduan Bibliokonseling Pribadi-Sosial untuk Mahasiswa FKIP UNS Tujuan umum Tujuan khusus Waktu layanan Mahasiswa Mahasiswa mampu 2 x 50 menit mampu meningkatkan keterampilan (2 JP) mengembangkan berpikir positif dalam keterampilan kehidupan sehari-hari (C6 2 x 50 menit dalam bidang (2 JP) Mahasiswa mampu pribadi-sosialnya meningkatkan keterampilan 2 x 50 menit berkomunikasi yang efektif (2 JP) dalam kehidupannya sehari-hari (C6) Mahasiswa mampu memulai untuk dapat menerapkan keterampilan mengevaluasi dirinya sendiri (C3) 8
Tujuan umum Tujuan khusus Waktu layanan Mahasiswa mampu membiasakan etika yang 2 x 50 menit baik dalam menggunakan (2 JP) media sosial (C3) B. RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN 1. Bibliokonseling Pribadi-Sosial untuk Mahasiswa FKIP UNS Topik I (Keterampilan Berpikir Positif) Rencana Pelaksanaan Layanan Semester…..(Ganjil/Genap) Tahun Ajaran……. No Kegiatan Uraian A Rasional Berpikir positif merupakan salah satu B Tujuan kunci untuk dapat menumbuhkan C Materi karakter individu yang positif, dengan D Strategi berpikir positif individu akan E Media cenderung memiliki kepercayaan diri F Sasaran yang tinggi, optimis, tekun serta G Alokasi memiliki rasa syukur. Begitu pula sebaliknya, individu yang memiliki Waktu pikiran negative akan cenderung pesimis, tidak percaya diri dan rentan terserang depresi. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari (C6) Cerita Memandang Hidup karya Spring Stafford Konseling Kelompok Alat tulis. Mahasiswa FKIP UNS 2x 50 menit (2JP) 9
No Kegiatan Uraian H Pelaksanaan Uraian Kegiatan Tahap 1. Konselor/Dosen BK membuka 1. Motivasi dengan salam dan berdoa 2. Reading 2. Konselor/Dosen BK membina Time hubungan baik dengan peserta didik 3. Incubation 3. Konselor/Dosen BK menanyakan 4. Follow Up kesiapan peserta didik 5. Evaluate 4. Konselor/Dosen BK menyampaikan I Evaluasi pengantar materi mengenai berpikir positif Konselor memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca literatur yang telah disediakan. Konselor/Dosen BK memberikan waktu kepada peserta didik merenungkan dan memahami literatur yang telah di baca. Konselor/Dosen BK mengajak peserta didik untuk mendiskusikan literatur yang telah dibaca dan merefleksikan isi bacaan pada diri peserta didik. 1. Konselor/Dosen BK membantu peserta didik menyusun gagasan- gagasan atau langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. 2. Konselor/Dosen BK meminta peserta didik mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM) Mengisi lembar kerja mahasiswa 10
Sinopsis Cerita Memandang Hidup Identitas buku Judul : Memandang Hidup Penulis : Spring Stafford Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun : 2011 Aku mahasiswa seni, dua bulan lagi aku akan lulus sarjana dan aku telah diberi beasiswa untuk kuliah selama dua tahun di inggris. Aku tidak pernah sebahagia itu. Aku akan melukis banyak lukisan yang indah dan luar biasa, aku akan memiliki karir yang cemerlang dan masa depan yang cerah. Namun semua berubah saat aku divonis mengidap histoplasmosis, semua mimpiku hancur dan aku enggan melanjutkan hidup dengan semua mimpi-mimpiku.tak kusangka dibalik semua ini aku menjadi sadar bahwa aku memiliki keluarga yang begitu mengasihiku, dan hidup terlalu sia-sia jika aku harus menyerah hanya karena kehilangan satu mata. 11
2. Layanan Bibliokonseling Pribadi-Sosial untuk Mahasiswa FKIP UNS Topik II (Keterampilan Berkomunikasi Efektif) Rencana Pelaksanaan Layanan Semester…..(Ganjil/Genap) Tahun Ajaran……. No Kegiatan Uraian A Rasional Sebagai makhluk sosial manusia selalu B Tujuan dituntut untuk bisa berkomunikasi C Materi D Strategi dengan individu lainnya. Individu yang E Media F Sasaran memiliki kemampuan komunikasi yang G Alokasi baik cenderung memiliki peluang Waktu H Pelaksanaan sukses yang ebsar dalam hidupnya. Tahap Begitu pula sebaliknya, apabila individu 1. Motivasi tidak memiliki keterampilan komunikasi yang efektif maka dalam proses bertukar informasi dengan individu lain akna cenderung sering mengalami makna ganda, atau gagal memahami informasi yang disampaikan. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hari (C6) Cerpen “Dua Arah” karya Kumari Pramudita Konseling Kelompok Alat tulis. Mahasiswa FKIP UNS 2x 50 menit (2 JP) Uraian Kegiatan 1. Konselor/Dosen BK membuka dengan salam dan berdoa 12
No Kegiatan Uraian 2. Reading 2. Konselor/Dosen BK membina Time hubungan baik dengan peserta didik 3. Incubation 3. Konselor/Dosen BK menanyakan 4. Follow Up kesiapan peserta didik 5. Evaluate 4. Konselor/Dosen BK menyampaikan I Evaluasi pengantar materi mengenai berkomunikasi efektif Konselor memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca literatur yang telah disediakan. Konselor/Dosen BK memberikan waktu kepada peserta didik merenungkan dan memahami literatur yang telah di baca. Konselor/Dosen BK mengajak peserta didik untuk mendiskusikan literatur yang telah dibaca dan merefleksikan isi bacaan pada diri peserta didik. 1. Konselor/Dosen BK membantu peserta didik menyusun gagasan- gagasan atau langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. 2. Konselor/Dosen BK meminta peserta didik mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM) Mengisi lembar kerja mahasiswa 13
Sinopsis cerita DUA ARAH Identitas buku Judul : Dua Arah Penluis : Kumari Pramudita Penerbit : Kumaripramudita.blogspot.com Tahun : 06 Juli 2019 Rei dan Clay sedang melakukan magang di perusahaan yang sama, namun Clay selalu menghindar dari Rei. Ajakan makan siang yang selalu ditolak, sampai pertanyaan-pertanyaan sepele yang selalu dijawab Clay dengan raut muka kurang nyaman, membuat Rei berpikir apakah ada yang salah dnegan dirinya. Hal ini diperkuat dengan sikap Clay yang berbeda 180° terhadap Ben, rekan magang mereka di kantor mereka. Rei berpikir bahwa mereka memiliki hubungan khusus, namun semua asumsi Rei berubah saat suatu pagi mereka bertiga pergi untuk sarapan soto bersama. Sarapan singkat yang merubah hidup Rei untuk selamanya. 14
3. Layanan Bibliokonseling Pribadi-Sosial untuk Mahasiswa FKIP UNS Topik III (Keterampilan Mengevaluasi Diri) Rencana Pelaksanaan Layanan Semester…..(Ganjil/Genap) Tahun Ajaran……. No Kegiatan Uraian A Rasional Mengevaluasi diri merupakan cara B Tujuan seorang individu untuk lebih dapat menyelami dirinya sendiri, karena C Materi individu dapat menilai sendiri kekurangan ataupun kelebihan yang D Strategi ada pada dirinya, untuk kemudian memperbaiki kekurangan yang dimiliki, E Media serta meningkatkan kelebihan dirinya. Individu yang selalu ingat untuk F Sasaran mengevaluasi diri akan cenderung memiliki rasa cinta terhadap diri sendiri G Alokasi yang besar, individu yang mencintai Waktu dirinya sendiri akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. H Pelaksanaan Mahasiswa mampu memulai untuk dapat menerapkan keterampilan Tahap mengevaluasi dirinya sendiri (C3). 1. Motivasi Buku ‘Rentang Kisah’ karya Gita Savitri Devi. Konseling Kelompok. Alat tulis. Mahasiswa FKIP UNS. 2x 50 menit (2JP). Uraian Kegiatan 1. Konselor/Dosen BK membuka 15
No Kegiatan Uraian 2. Reading dengan salam dan berdoa. Time 2. Konselor/Dosen BK membina 3. Incubation hubungan baik dengan peserta 4. Follow Up didik. 5. Evaluate 3. Konselor/Dosen BK menanyakan kesiapan peserta didik. I Evaluasi 4. Konselor/Dosen BK menyampaikan pengantar materi mengenai evaluasi diri. Konselor memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca literatur yang telah disediakan. Konselor/Dosen BK memberikan waktu kepada peserta didik merenungkan dan memahami literatur yang telah di baca. Konselor/Dosen BK mengajak peserta didik untuk mendiskusikan literatur yang telah dibaca dan merefleksikan isi bacaan pada diri peserta didik. 1. Konselor/Dosen BK membantu peserta didik menyusun gagasan- gagasan atau langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. 2. Konselor/Dosen BK meminta peserta didik mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM). Mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM). 16
Sinopsis cerita Identitas buku Judul : Rentang Kisah Penluis : Gita Savitri Devi Penerbit : Gagasmedia Tahun : 2017 Sinopsis- Gita kecil melihat ibunya sebagai sosok diktator dan menakutkan. Segala arahan dari ibu harus selalu ia turuti. Kalau tidak, ibunya bisa marah besar. Kemarahan itu yang membuat gita kecil takut sekaligus membenci ibunya. Terkadang, gita iri dengan teman-teman sebayanya yang bisa terlihat harmonis dan akrab dengan kedua orang tua mereka. Gita tidak bisa demikian. Satu- satunya hal bisa gita lakukan adalah menuruti semua perintah ibunya. Alhasil, gita sudah disibukkan dengan berbagai macam kursus sesuai arahan sang ibu. Kegiatan kursus gita tersebut selalu diantar jemput oleh ibunya. Jarang bagi gita untuk bisa nongkrong cantik bersama teman-temannya. Namun semua pandangan serta asumsi gita kepada ibunya berubah setelah sakit berbulan-bulan yang ia alami. Pandangan serta asumsi yang seharusnya ia terapkan pada ibunya sejak dulu. 17
4. Layanan Bibliokonseling Pribadi-Sosial untuk Mahasiswa FKIP UNS Topik IV (Etika Berperilaku di Media Sosial) Rencana Pelaksanaan Layanan Semester…..(Ganjil/Genap) Tahun Ajaran……. No Kegiatan Uraian A Rasional Lompatan tinggi penggunaan media sosial menimbulkan resistensi kepada etika sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Media sosial dianggap sebagai wadah untuk bebas mengekspresikan pikiran dan perasaan, hingga terkadang pengguna media sosial melupakan bahwa adanya etika yang harus di jaga dalam menggunakan media sosial. Para pengguna media sosial dewasa ini banyak yang menggunakan media sosial bertentangan dengan nilai etika yang ada, seperti mengakses situs pornografi, eksploitasi seksualitas, cyber bullying, dan masih banyak lagi. B Tujuan Mahasiswa mampu membiasakan etika yang baik dalam menggunakan media sosial (C3). C Materi Cerpen “Sang Belati Tajam Bermata Dua” karya Ni Made Anjani. D Strategi Konseling Kelompok. E Media Alat tulis. F Sasaran Mahasiswa FKIP UNS. G Alokasi 2x 50 menit (2JP). Waktu H Pelaksanaan 18
No Kegiatan Uraian Tahap 1. Motivasi Uraian Kegiatan 1. Konselor/Dosen BK membuka 2. Reading Time dengan salam dan berdoa. 2. Konselor/Dosen BK membina 3. Incubation 4. Follow Up hubungan baik dengan peserta 5. Evaluate didik. 3. Konselor/Dosen BK menanyakan I Evaluasi kesiapan peserta didik. 4. Konselor/Dosen BK menyampaikan pengantar materi mengenai etika menggunakan media sosial. Konselor memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca literatur yang telah disediakan. Konselor/Dosen BK memberikan waktu kepada peserta didik merenungkan dan memahami literatur yang telah di baca. Konselor/Dosen BK mengajak peserta didik untuk mendiskusikan literatur yang telah dibaca dan merefleksikan isi bacaan pada diri peserta didik. 1. Konselor/Dosen BK membantu peserta didik menyusun gagasan- gagasan atau langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. 2. Konselor/Dosen BK meminta peserta didik mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM). Mengisi lembar kerja mahasiswa (LKM). 19
Sinopsis cerita Identitas buku Judul Cerpen : Sang Belati Tajam Bermata Dua Pengarang : Ni Made Anjani Penerbit : Infocus_TGP, Wattpad Tanggal terbit : 05 April 2019 Adriana termasuk siswi yang cerdas dan memiliki paras jelita di kelasnya. Ia bahkan termasuk dalam tiga besar peringkat paralel di sekolahnya. Di sisi lain Adrianana termasuk remaja yang kecanduan dengan media sosial, namun Adriana kurang memahami bagaimana harus bersikap baik saat menggunakan media sosial. Suatu hari Adriana membuat ulah dengan membully seorang teman sekolahnya di media sosial, awalnya tidak terjadi hal-hal yang merugikan Adriana, namun semua berubah saat keadaan mulai berbalik menyerang Adriana. Lewat orang-orang terdekatnya akhirnya Adriana menyadari kesalahannya dan berjanji untuk tidak lagi mengulangi kesalahannya. 20
C. HASIL BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA Hasil yang diharapkan dalam penerapan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS adalah, mahasiswa dapat mengatasi permasalahan dalam bidang pribadi-sosial yang dialami, sehingga dapat mengoptimalkan perkembangannya. D. EVALUASI BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar evaluasi peserta didik oleh konselor, sebagai kegiatan post test. Pelaksanaan evaluasi merupakan kegiatan yang penting, karena digunakan sebagai alat ukur tingkat pemahaman klien pada layanan yang telah dilaksanakan. E. TINDAK LANJUT BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA Tindak lanjut dalam pengembangan panduan bibliokonseling pribadi-sosial untuk mahasiswa FKIP UNS adalah dengan menyelenggarakan konseling kelompok dan konseling individu, penyelenggaraan konseling kelompok maupun konseling individu disesuaikan dengan tercapai atau belumnya tujuan treatment menurut konselor. Selain itu tidak menutup kemungkina untuk melaksanakan remedial. Remedial hanya dilakukan apabila mahasiswa kurang mampu merumuskan pemecahan masalah, bentuk kegiatan remedial adalah dengan mengulang tanya jawab melalui LKM. 21
BAB 4 PENUTUP Permasalahan dalam bidang pribadi-sosial individu dapat diatasi dengan menggunakan bibliokonseling. Melalui bibliokonseling individu dapat lebih mengenali dirinya sendiri, serta menyadari bahwa ada banyak pilihan dalam menangani masalah atau hambatan yang dialami. Dalam pemberian layanan, dosen BK atau konselor harus lebih dulu memahami isi dari literatur yang akan digunakan sebagai bahan terapi. Hal ini bertujuan agar klien yakin terhadap kualitas litertaur yang diberikan. 22
DAFTAR PUSTAKA Anjani, N M. 2019. Sang Belati Tajam Bermata Dua. Wattpad. Diakses pada 5 April 2019. Ayu, Tri. 2019. Sisi Baik yang Terabaikan. Wattpad. Diakses 5 April 2019. Devi, G S. 2017. Rentang Kisah. Jakarta. Gagasmedia. Erford, B T. 2016. 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jack, C. dkk. 2011. Chicken Soup for the Soul ‘Think Positive’. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Lucas, C. & Soares, L. 2013. Bibliotherapy: A Tool to Promote Children’s Psychological Well-Being. Journal of Poetry Therapy. 26(3). 137-147. Olsen, M A. 2007. Bibliotherapy: School Psychologists’ Report of Use and Efficacy. Thesis. BYU Scholars Archive Citation. Brigham Young University. Oluwaseye, A J. 2017. BIBLIOTHERAPY. Reference and Electronic Resources Librarian at Michael and Cecilia Ibru University. Diperoleh pada 8 Febuari Phornphatcharaphong, W. 2012. E-Bibliotherapy System: Book Contents for Improving Quality of Youth Life. TEM Journal. 1(3). 192-199. Pramudita, Kumari. 2019. Dua Arah. Diperoleh pada 4 Juli 2019, dari http://kumaripramudita.blogspot.com/2019/07/dua- arah.html. Sttaford, S. 2011. Memandang Hidup (dalam Chicken Soup for the Soul ‘Think Positive’. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 23
LAMPIRAN 1. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK I EVALUASI I No Soal Kriteria penilaian Nilai 1. Apa yang kamu Saya langsung kehilangan 0 1 lakukan saat minat dan tujuan hidup. 2 sedang Saya memikirkan penyebab 0 1 menghadapi masalah tersebut dan sulit 2 masalah ? fokus. Namun, biasanya 0 dapat saya selesaikan. 1 Saya tetap fokus dan pantang menyerah hingga tercapai. 2. Bagaimana kamu Saya jarang memiliki waktu menjalani untuk diri sendiri, keluarga kehidupan ? maupun teman. Saya berusaha menjaga hubungan dengan beberapa teman saja, serta menghabiskan waktu luang dengan keluarga. Saya bisa menyediakan waktu untuk diri sendiri, teman dan keluarga. 3. Jika mengalami Biasanya saya akan merasa kegagalan, sedih dan masih terus seberapa cepat terbawa pengalaman- kamu bangkit dari pengalaman pahit itu. keterpurukan ? Saya hanya membutuhkan waktu satu hari untuk bersedih kemudian bisa bangkit dan bersemangat lagi. 24
No Soal Kriteria penilaian Nilai Saya sedikit sedih dengan 2 kegagalan itu, tetapi saya 0 1 segera bangkit dan 2 0 mengambil pelajaran dari 1 2 kegagalan. 4. Bagaimana respon Saya seringkali berprasangka yang kamu buruk terhadap mereka. berikan saat Saya akan membuka dialog bertemu orang yang lebih intens agar baru ? mengenal mereka. Saya menghargai perbedaan pendapat dan pandangan orang lain. 5. Bagaimana Saya lebih suka berada di responmu zona nyaman dengan tidak terhadap suatu melakukan perubahan. perubahan ? Saya berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan. Saya paham bahwa perubahan pasti terjadi, maka saya akan mencoba fleksibel dengan keadaan, serta mencoba untuk selalu membuat cara baru agar selalu up to date. 6. Apakah kamu Saya tidak mengetahui 0 1 mengetahui apapun mengenai berpikir maksud dari positif berpikir positif ? Saya mengetahui pengertian berpikir positif, namun masih kurang paham bagaimana melaksanakannya. 25
No Soal Kriteria penilaian Nilai Saya paham mengenai 2 0 pengertian berpikir positif 1 2 dan cara melaksanakannya. 7. Bagaimana Saya merasa tidak terbantu, perasaanmu cerita tersebut terlalu setelah membaca mustahil untuk diterapkan. cerita tersebut ? Saya tertarik namun masih merasa bingung dengan cerita tersebut. Saya merasa terbantu dan senang membacanya, saya menjadi tahu mengenai cara berpikir positif. 8. Apa yang kamu Saya tidak mendapatkan 0 dapatkan dari apapun dari cerita yang telah cerita tersebut ? saya baca Saya mendapatkan 1 2 pandangan baru mengenai berpikir positif, namun masih bingung apakah dapat diterapkan dalam kehidupan saya. Saya mendapatkan hal-hal yang tidak saya sadari selama ini mengenai berpikir positif, dan saya bisa mengambil beberapa hal untuk saya coba. 26
No Soal Kriteria penilaian Nilai 9. Setelah berdiskusi Saya masih bingung dan 0 dengan konselor, tidak tahu harus berbuat apa. bagaimana perasaanmu saat ini ? Saya sedikit memahami 1 tentang berpikir positif 2 namun masih bingung 0 1 menerapkannya dalam 2 hidup saya. Saya merasa senang dan memiliki pilihan-pilihan serta keyakinan baru untuk mulai berpikir positif dalam kehidupan saya. 10. Apa rencanamu Saya tidak tahu. setelah sesi Saya ingin berdisksusi lagi dengan konselor mengenai bibliokonseling ini hal-hal yang kurang saya berakhir ? pahami. Saya akan mulai melaksanakan hasil diskusi dengan konselor pada hari ini. 27
2. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK II EVALUASI I No Pernyataan YA TIDAK 1 Saya menanggapi obrolan orang lain 1 0 sesuai topik yang dibicarakan. 1 1 2 Saya menyela orang lain yang sedang 0 0 berbicara. 0 3 Orang lain sering meminta saya 1 0 menaikkan volume suara saat sedang 0 1 0 berbicara. 1 4 Saya memandang mata lawan bicara 1 saat sedang berbicara. 5 Saya menambah gesture (gerakan tangan,anggukan kepala,dll) saat 1 menyampaikan informasi. 6 Saya menunduk saat berbicara dengan 0 lawan bicara. 7 Orang lain mudah memahami maksud 1 perkataan saya. 8 Saya bertopang dagu saat berbicara 0 dengan orang lain. 9 Saya menggunakna bahasa sederhana 1 yang mudah dipahami orang lain. 10 Saat berbicara dengan orang lain, saya 0 jarang menggunakan intonasi. 28
EVALUASI II No Soal Kriteria penilaian Nilai 1 Apakah kamu Saya tidak mengetahui 0 mengetahui apapun mengenai maksud dari komunikasi yang efektif. komunikasi yang Saya mengetahui maksud 1 efektif ? komunikasi efektif, namun masih kurang paham bagaimana melaksanakannya. Saya paham mengenai 2 pengertian komunikasi efektif dan cara melaksanakannya. 2 Bagaimana Saya merasa tidak terbantu, 0 perasaanmu cerita tersebut terlalu setelah membaca mustahil untuk diterapkan. cerita tersebut ? Saya tertarik namun masih 1 merasa bingung dengan cerita tersebut. Saya merasa terbantu dan 2 senang membacanya, saya menjadi tahu mengenai cara berkomunikasi efektif. 3 Apa yang kamu Saya tidak mendapatkan 0 dapatkan dari apapun dari cerita yang cerita tersebut ? telah saya baca Saya mendapatkan 1 pandangan baru mengenai komunikasi yang efektif, namun masih bingung apakah dapat diterapkan dalam kehidupan saya. 29
No Soal Kriteria penilaian Nilai Saya mendapatkan hal-hal 2 yang tidak saya sadari selama ini mengenai komunikasi yang efektif, dan saya bisa mengambil beberapa hal untuk saya coba. 4 Setelah berdiskusi Saya masih bingung dan 0 dengan konselor, tidak tahu harus berbuat bagaimana apa. perasaanmu saat Saya sedikit memahami 1 ini ? tentang komunikasi yang efektif, namun masih bingung menerapkannya dalam hidup saya. Saya merasa senang dan 2 memiliki pilihan-pilihan serta keyakinan baru untuk mulai berkomunikasi efektif dalam kehidupan saya. 5 Apa rencanamu Saya tidak tahu. 0 setelah sesi Saya ingin berdisksusi lagi 1 dengan konselor mengenai bibliokonseling ini hal-hal yang kurang saya berakhir ? pahami. Saya akan mulai 2 melaksanakan hasil diskusi dengan konselor pada hari ini. 30
3. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK III EVALUASI I No Soal Kriteria penilaian Nilai 1 Bagaimana kamu Saya biasanya canggung 0 menilai dirimu dan kikuk serta sering sendiri ? berbuat salah karena kurang hati-hati. Saya biasa-biasa saja seperti 1 orang lain. Saya unik dan banyak 2 kelebihan 2 Apakah kamu Saya membiarkan hidup 0 memiliki tujuan mengalir apa adanya. hidup ? Saya memiliki gambaran 1 tujuan, namun belum memiliki perinciannya. Saya memiliki tujuan yang 2 jelas serta langkah-langkah perwujudannya. 3 Bagaimana kamu Saya kurang peduli 0 bertanggung jawab terhadap kesehatan, berat atas kehidupanmu badan juga hubungan ? dengan orang lain. Saya memandnag hidup 1 seperti undian, ada orang yang beruntung maupun sebaliknya. Saya mampu menyikapinya dengan baik Saya percaya bahwa 2 kehidupan ini adalah apa yang sudah kita perbuat dan saya bertanggung jawab atas perbuatan itu. 4 Apakah kamu Saya jarang mengikuti 0 31
No Soal Kriteria penilaian Nilai memiliki intuisi, saya tidak peka kesadaran diri ? terhadap tubuh maupun perasaan saya sendiri Kadang saya merasa stress, 1 akan tetapi saya menyadari perasaan saya dan dampak yang saya rasakan Saya bisa menyadari 2 keadaan tubuh dan perasaan saya. Dan saya menjaga agar perasaan itu tetap terkendali. 5 Bagaimana Saya lebih suka berada di 0 responmu zona nyaman dengan tidak terhadap suatu melakukan perubahan. perubahan ? Saya berusaha 1 menyesuaikan diri dengan perubahan. Saya paham bahwa 2 perubahan pasti terjadi, maka saya akan mencoba fleksibel dengan keadaan, serta mencoba untuk selalu membuat cara baru agar selalu up to date. 6 Apakah kamu Saya tidak mengetahui 0 mengetahui apapun mengenai evaluasi maksud dari diri. mengevaluasi diri? Saya mengetahui maksud 1 evaluasi diri, namun masih kurang paham bagaimana melaksanakannya. 32
No Soal Kriteria penilaian Nilai Saya paham mengenai 2 pengertian evaluasi diri dan cara melaksanakannya. 7 Bagaimana Saya merasa tidak terbantu, 0 perasaanmu cerita tersebut terlalu setelah membaca mustahil untuk diterapkan. cerita tersebut ? Saya tertarik namun masih 1 merasa bingung dengan cerita tersebut. Saya merasa terbantu dan 2 senang membacanya, saya menjadi tahu mengenai cara mengevaluasi diri. 8 Apa yang kamu Saya tidak mendapatkan 0 dapatkan dari apapun dari cerita yang cerita tersebut ? telah saya baca Saya mendapatkan pandangan baru tentang 1 mengevaluasi diri, namun masih bingung apakah dapat diterapkan dalam kehidupan saya. Saya mendapatkan hal-hal 2 yang tidak saya sadari selama ini mengenai cara mengevaluasi diri, dan saya bisa mengambil beberapa hal untuk saya coba. 9 Setelah berdiskusi Saya masih bingung dan 0 dengan konselor, tidak tahu harus berbuat bagaimana apa. 33
No Soal Kriteria penilaian Nilai perasaanmu saat Saya sedikit memahami 1 ini ? tentang evaluasi diri, 2 namun masih bingung 0 1 menerapkannya dalam 2 hidup saya. Saya merasa senang dan memiliki pilihan-pilihan serta keyakinan baru untuk mulai mengevaluasi diri sendiri dalam keseharian saya. 10 Apa rencanamu Saya tidak tahu. setelah sesi Saya ingin berdisksusi lagi dengan konselor mengenai bibliokonseling ini hal-hal yang kurang saya berakhir ? pahami. Saya akan mulai melaksanakan hasil diskusi dengan konselor pada hari ini. 34
4. RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK IV EVALUASI I NO PERNYATAAN YA TIDAK 1 Saya memposting seluruh kegiatan saya 0 1 di media sosial 0 1 0 1 2 Saya berkomentar kasar pada hal yang 1 0 tidak saya sukai. 1 0 0 1 3 Saya langsung menyebarkan suatu 1 0 informasi setelah menerimanya 0 1 1 0 4 Saya mencantumkan data diri 1 0 seperlunya di media sosial 5 Saya menghindari menggunakan media sosial saat sedang emosi 6 Saya menggunakan data diri orang lain saat menggunakan media sosial 7 Saya mencari kebenaran suatu informasi sebelum menyebarkannya 8 Saya menceritakan kejelekan orang lain di media sosial 9 Saya mencantumkan sumber saat mengutip karya orang lain 10 Saya menghindari memposting konten yang berbau SARA 35
EVALUASI II No Soal Kriteria penilaian Nilai 0 1 Apakah kamu Saya tidak mengetahui 1 mengetahui maksud apapun mengenai etika dari etika dalma dalam media sosial. menggunakan media Saya mengetahui sosial ? maksud etika dalam media sosial, namun masih kurang paham bagaimana melaksanakannya. Saya paham mengenai 2 pengertian etika dalam media sosial dan cara melaksanakannya. 2 Bagaimana perasaanmu Saya merasa tidak 0 setelah membaca cerita terbantu, cerita tersebut tersebut ? terlalu mustahil untuk diterapkan. Saya tertarik namun 1 masih merasa bingung dengan cerita tersebut. Saya merasa terbantu 2 dan senang membacanya, saya menjadi tahu mengenai cara beretika yang baik dalam menggunakan media sosial. 3 Apa yang kamu Saya tidak mendapatkan 0 dapatkan dari cerita apapun dari cerita yang tersebut ? telah saya baca 36
No Soal Kriteria penilaian Nilai 1 Saya mendapatkan 2 pandangan baru tentang 0 etika dalam media sosial, 1 namun masih bingung 2 apakah dapat diterapkan dalam kehidupan saya. Saya mendapatkan hal- hal yang tidak saya sadari selama ini mengenai etika dalam menggunakan media sosial, dan saya bisa mengambil beberapa hal untuk saya coba. 4 Setelah berdiskusi Saya masih bingung dan dengan konselor, tidak tahu harus berbuat bagaimana perasaanmu apa. saat ini ? Saya sedikit memahami tentang etika dalam media sosial, namun masih bingung menerapkannya dalam hidup saya. Saya merasa senang dan memiliki pilihan-pilihan serta keyakinan baru untuk mulai beretika yang baik dalam menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari 37
No Soal Kriteria penilaian Nilai 0 5 Apa rencanamu setelah Saya tidak tahu. 1 sesi bibliokonseling ini Saya ingin berdisksusi 2 berakhir ? lagi dengan konselor mengenai hal-hal yang kurang saya pahami. Saya akan mulai melaksanakan hasil diskusi dengan konselor pada hari ini. 38
INDIKATOR HASIL EVALUASI Cara untuk mengetahui hasil evaluasi yaitu dengan menjumlahkan hasil nilai yang dipilih oleh klien. Hasil dari nilai tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini No Jumlah nilai Kriteria 1 0-6 Kurang 2 7-14 Cukup 3 15-20 Baik Keterangan kriteria: 1. Kurang Sesi konseling menggunakan bibliokonseling ini perlu ditindak lanjuti karena gagal atau dampaknya yang sangat rendah. Konselor perlu mengidentifikasi apakah klien masih menolak ilmu (defence) sehingga sesi konseling tidak emncapai tujuan. Klien masih belum memiliki pemahaman terhadap masalah yang dialami dan cenderung masih merasakan hambatan yang sama. Konselor harus lebih dapat memberikan motivasi, serta tidak menyerah mendorong klien. 2. Cukup Sesi konseling ini berjalan baik, namun hasil yang didapat kurang optimal. Sehingga konselor haru menindaklanjuti bagian poin dimana klien masih memiliki hambatan yang sama. Klien harus didorong agar mampu melakuakn perubahan, serta yakin bahwa dia tidak sendiri. Klien masih memiliki keraguan dan perlu lebih dalam lagi untuk terlepas dari hambatan yang dialami. 3. Baik Sesi konseling berjalan dengan baik, hasil yang didapat juga cukup baik. Namun konselor tetap harus mendorong klien untuk tetap pada jalan baru, setelah berhasil mengatasi hambatan yang dialami. Konselor juga harus jeli, apakah klien sudah benar-benar tertolong atau hanya disembunyikan. Konselor harus terus bisa memotivasi dan menjaga kepercayaan yang elah diberikan klien. 39
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BIBLIOKONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MAHASISWA 1. Literatur Topik 1 Keterampilan Berpikir Positif (Memandang Hidup) MEMANDANG HIDUP Oleh : Spring Stafford Saat itu liburan paskah dan aku berada di rumah selama sepuluh hari libur yang menyenangkan dari Universitas. Aku tahu ibuku sangat merindukanku, dan aku tahu dia akan memasak semua makanan favoritku dan memanjakanku habis- habisan. Aku seorang mahasiswi seni, dua bulan lagi aku akan lulus sarjana dan aku telah diberi beasiswa untuk kuliah selama dua tahun di Inggris. Aku tidak pernah sebahagia itu. Malam sabtu aku tidur larut untuk menonton sebuah film lucu di televisi bersama ibu dan kakak laki-lakiku, dan kami tertawa sampai sakit perut. Sungguh menyenangkan berada dirumah lagi. Sabtu pagi aku bangun dan tidak bisa melihat dengan mata kananku. “Mom ada yang tidak beres dengan mata kananku!” kataku. Aku tidak terlalu takut karena aku pikir itu hanya infeksi atau reaksi alergi terhadap sesuatu. Ibuku membawaku ke dokter mata dan melihatku sekilas dan memerintahkan kami mencari pesawat untuk pergi ke sebuah rumah sakit yang ratusan mil jauhnya. Dia mengatakan dia akan menelepon dan mengatur perjanjian dengan seorang spesialis untuk memeriksa mataku. Dia tidak mau memberitahu apa yang terjadi dengan mataku. Ibuku berkat mungkin ada pecahan kaca atau sesuatu yang masuk ke mata dan mereka harus mengeluarkannya dengan penjepit dan semuanya akan baik-baik saja. 40
Beberapa jam kemudian, setelah lima dokter memeriksaku, salah satu dari mereka memberitahu kabar buruknya. “Anda mengalami histoplasmosis, suatu penyakit jamur yang memakan pembuluh darah di belakang retina. Itu tidak bisa diobati ataupun disembuhkan. Orang bisa buta atau meninggal dalam seminggu.” Aku mulai gemetar karena syok. Ibuku merangkulku dan aku bisa merasa bahwa ia juga gemetar. “Putriku baru 22 tahun. Dia seorang artis, dia tidak boleh buta atau meninggal! Aku akan memberikan salah satu atau kedua mataku untuk transplantasi mata,” kata ibuku. “Mereka tidak bisa melakukan transplantasi mata,” kata dokter. “Yang bisa dilakukan hanya operasi laser untuk berusaha menghentikan pendarahan di retina.” Aku dilarikan ke ruang darurat untuk suatu prosedur yang lama dan menyakitikan, prosedur yang harus kualami lima belas kali lagi. Aku mual, nyeri, dan harus berada dalam ruangan gelap selama 7 hari. Sepertinya aku ditakdirkan untuk buta atau meninggal. Aku tidak akan lulus. Aku tidak akan bisa melukis lagi. Aku tidak akan pergi ke Inggris. Hidupku sudah berakhir. Aku dan ibuku menelpon kakak tertuaku dari rumah sakit untuk menyampaikan kabar buruk ini. Kata-kata pertamanya adalah, “Bisakah aku memberimu satu mataku untuk transplantasi?” Kami memberitahunya bahwa mereka tidak bisa melakukannya Kami menelepon kakak tengahku, dan memberitahukannya, “Bisakah aku menyumbangkan satu mataku untuk menyelamatkan matamu?” tanyanya. Ketika kami menelepon saudara terekcilku, respon langsungnya juga sama. “Bisakah aku memberimu satu mataku ?” katanya. 41
Begitu mendengar berita kemungkinan kebutaanku, ibu dan ketiga saudaraku tanpa ragu langsung menawarkan mata mereka dan siap melanjutkan hidup dengan satu mata. Aku selalu tau bahwa keluargaku mencintaiku tetapi saat itu aku sangat terharu. “Aku rasa aku harus berhenti kuliah”, kataku, “Dan memberitahu Universitas di Inggris bahwa aku tidak akan datang.” “Kau masih punya satu mata dan kau masih bernapas,” kata ibuku. “Jangan menyerah, lawan saja! Memang tidak akan mudah, tetapi kau harus menemukan keberanian untuk berusaha lebih keras dari semua orang lain. Kau seorang artis. Aku tidak tahu apa masa depanmu. Tetapi kau harus menghidupi setiap menit dari setiap hari. Kau tidak bisa menyerah, berbaring, dan mati begitu kehidupan memukulmu!”. Sepuluh hari kemudian aku kembali ke Universitas dan lulus. Aku pergi ke Inggris dan kuliah hingga mendapatkan ijazah Master. Penglihatanku rusak permanen. Penyakitku tidak sembuh tetapi sedang berhenti. Bisa saja kambuh esok pagi dan aku bisa buta atau meninggal dalam hitungan hari atau aku bisa hidup bertahun-tahun lagi tanpa kerusakan lebih lanjut pada penglihataknku. Tujuh tahun telah berlalu sejak hari aku tahu aku memiliki histoplasmosis. Itu adalah hari terburuk dalam hidupku. Itu juga hari di mana seluruh keluargaku menawarkan mengorbankan separuh penglihatakn mereka padaku. Itu adalah hari aku menemukan keberanian yang belum pernah kuketahui dan menemukan bahwa cinta keluargaku kepadaku tiada batasnya. Aku menemukan sebuah impian yang layak untuk diperjuangkan. Mungkin penglihatanku kurang dari separuh dibandingkan orang lain, tetapi itu tidak berarti aku tidak bisa menjadi artis. Itu hanya berarti aku harus mencoba lebih keras. 42
Search