Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU 1 UNTARI (1)

BUKU 1 UNTARI (1)

Published by Untari untari, 2023-07-07 04:13:01

Description: BUKU 1 UNTARI (1)

Search

Read the Text Version

Kreativitas Musik Tradisional Gamelan Dengan Tutor Sebaya Untari,S.Pd

Kreativitas Musik Tradisional Gamelan Dengan Tutor Sebaya @Hak cipta dilindungi undang-undang Penulis : Untari,S.Pd Editor : Slamet Hardjono Layout :Tim Layout Mutiara Aksara Desain Sampul : Tim Desain Mutiara Aksara Versi Elektronik, 2022 E-ISBN: Penerbit Mutiara Aksara Perum Sembungharjo Permai Blok B No. 5 Sembungharjo, Genuk, Semarang 50116 Telp. (024) 76587188

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas hidayah dan karunianya yang sudah diberikan sehingga kami bisa menyelesaikan buku yang berjudul “Kreativitas Musik Tradisional Gamelan Dengan Tutor Sebaya” tepat waktu.Tujuan dari penulisan buku ini tidak lain untuk menambah wawasan tentang penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran musik. Buku ini juga memberikan informasi mengenai pengertian kreativitas, pengertian gamelan, Cara membaca notasi gamelan, laras - laras gamelan, teknik memainkan alat music tradisional gamelan, praktik gamelan dan metode tutor sebaya.

Buku dengan judul “Kreativitas Musik Tradisional Gamelan Dengan Tutor Sebaya” merupakan sebuah pijakan awal untuk mengetahui tentang arti kreativitas musik tradisional gamelan dengan menggunakan metode tutor sebaya. Harapan kami, siapa saja yang membaca buku kecil ini akan termotivasi hatinya untuk mengarahkan putra-putrinya dalam belajar kreativitas musik tradisional gamelan dengan tutor sebaya agar bisa lebih berkualitas. Buku ini cocok bagi pendidik, materi pembelajaran “Kreativitas Musik Tradisional Gamelan Dengan Tutor Sebaya” dapat dijadikan sarana pengungkapan perasaan juga dapat dijadikan pelatihan rasa estetis pada siswa. Dalam pembuatan buku ini kami mengalami banyak kekurangan yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu. Sebagai harapan semoga kiranya para pembaca mampu memberikan apresiasi terhadap pengembangan buku yang kami tulis semoga kedepannya bisa lebih baik lagi. Penulis

Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Pengertian Kreativitas Bab 3 Pengertian Gamelan Bab 4 Cara Membaca Notasi Gamelan Bab 5 Laras – Laras Gamelan Bab 6 Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional Gamelan Bab 7 Praktik Gamelan Bab 8 Metode Tutor Sebaya Daftar Pustaka

Bab 1 Pendahuluan Musik dan lagu-lagu daerah Indonesia sangat beragam. Setiap daerah memiliki gaya dalam menyanyikan lagu daerah masing-masing. Lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan menyanyikan sesuai situasi dan kondisi tempat lagu dinyanyikan. Musik tradisional adalah musik yang tumbuh dan berkembang suatu daerah yang merupakan ciri khas daerah tertentu. Banyak masyarakat dari beberapa suku di Indonesia yang hanya terbiasa memainkan alat musik tradisional yang berasal dari khas daerah. Menyanyi merupakan

aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia. Aktivitas ini dapat mengungkapkan perasaan melalui nada dan irama serta kata-kata. Untuk mendapatkan hasil bernyanyi yang berkualitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan intonasi,artikulasi,phrasering dan pernapasan. Intonasi berkaitan dengan tinggi rendah nada,artikulasi berkaitan dengan pengucapan kata harus jelas, phrasering berkaitan dengan pemenggalan kalimat dan pernapasan berkaitan dengan cara mengambil nafas dalam bernyanyi. Orang sering mendengar musik dengan menggunakan headshet, untuk latihan ini boleh mendengar lagu beberapa birama setelah itu langsung tulis nadanya, sama apa tidak dengan apa yang didengar. Untuk mencari jawaban yang benar bisa menggunakan alat musik

keyboard,gitar atau alat musik lainnya. Sehingga nada-nada pada lagu diharapkan akan tepat ketika ditulis kembali. Buku yang berjudul “Kreativitas musik tradisional gamelan dengan tutor sebaya” kami susun untuk memberikan wawasan kepada pendidik melalui metode tutor sebaya memberikan stimulus yang menyenangkan sehingga terjadi perubahan pengalaman belajar. Kegiatan belajar yang bersifat berfikir, mengekspresikan, melatih atau praktik banyak dilakukan ternyata hasil belajar musik tradisional yang dicapai bisa maksimal.

Bab 2 Pengertian Kreativitas Dalam berkarya seni musik tradisional perlu memahami kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat ini. Kreativitas menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi,

berani menghadapi resiko, senang hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut. Dunia anak-anak merupakan pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-kompetensi dini yang dihasilkan anak-anak mendorong kreativitas mereka selanjutnya. Anak-anak merupakan objek paling murni untuk menggali kemampuannya melalui kreativitas yang tercipta. Perlakuan khusus sebagai anak-anak sangat mereka butuhkan. Kreativitas merupakan suatu aktivitas dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat. Kreativitas dapat terwujud di mana saja, kapan saja dan oleh siapa

saja tanpa memandang apaun maupun tingkat pendidikan tertentu. Menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang kreatif sangat bermanfaat dan memberikan kepuasan tersendiri. Tidak dipungkiri lagi bahwa kreativitas dapat meningkatkan kualitas hidup. Ide-ide kreatif yang tercipta dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain bahkan negara terbukti dengan pesatnya kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Semua itu merupakan salah satu sumbangan kreativitas. Jadi, kreativitas harus dipupuk sejak dini sehingga anak-anak kelak tidak hanya menjadi konsumen saja namun bisa melahirkan dan menciptakan sesuatu yang bermakna dan berguna. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat alami. Dari generasi ke generasi masyarakat suatu bangsa mengalami

pertumbuhan yang berbeda dimana kualitas masyarakatnya ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dan dimilikinya baik secara formal non formal maupun informal. Masyarakat yang memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang berkualitas tentu saja menjadikan generasi yang berkualitas pula, begitu juga sebaliknya. Salah satu indikator yang menentukan kualitas suatu generasi masyarakat ditentukan oleh pendidikan yang diperoleh semasa hidupnya. Konsep kreativitas anak dan orang dewasa sangat berbeda. Kreativitas dalam pengertian orang dewasa berarti keberadaan keahlian, keterampilan dan motivasi diri. Orang dewasa yang kreatif diindikasikan sebagain individu yang memiliki ketrampilan teknik prima, kemampuan, dan memiliki bakat. Mereka juga memiliki karya yang mempesona, keterbukaan ide yang mengagumkan, dan konsentrasi serta

ketekunan yang luar biasa. Kreativitas pada anak memiliki ciri-ciri tersendiri. Kreativitas anak dikoridori oleh keunikan gagasan dan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi. Anak - anak yang kreatif sensitif terhadap stimulasi. Mereka juga tidak dibatasi oleh frame apapun. Artinya, mereka memiliki kebebasan dan kaleluasaan beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki keasyikan dalan beraktivitas. Kreativitas anak dini juga ditandai dengan kemampuan membentuk imajinasi mental, konsep berbagai hal yang tidak hadir dihadapannya. Anak juga memiliki fantasi, imajinasi untuk membentuk konsep yang mirip dengan dunia nyata. Kreatifitas adalah hasil dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana berada, dengan demikian baik perubahan didalam individu maupun didalam

lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat ditemukan kenali (diidentisifikasi) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, salah satu masalah yang kritis adalah bagaimana dapat menemukan dan mengenali potensi kreatif siswa dan mengembangkan melalui pengalaman dalam pendidikan. Bab 3 Pengertian Gamelan Musik tradisional merupakan musik yang tumbuh dan berkembang suatu daerah yang merupakan ciri khas daerah tertentu. Gamelan adalah salah

satu alat musik tradisional yang masih eksis dalam berbagai acara adat hingga kesenian di masyarakat Jawa. Ansambel musik satu ini terdiri dari beberapa alat musik tradisional, seperti gong, saron, bonang, suling, dan sebagainya. Menjadi salah satu warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu, gamelan kini telah dikenal dunia. Gamelan adalah instrumen musik yang terdiri dari beberapa alat musik yang dibunyikan secara bersama-sama dan termasuk alat musik tradisional di Indonesia. Kepopuleran alat musik ini tak hanya di tingkat nasional, tapi juga sampai ke mancanegara. Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari kata gamel, yaitu memukul atau ditabuh dengan begitu, gamelan diartikan

sebagai alat musik yang dimainkan dengan dipukul atau ditabuh. Ternyata, gamelan punya sejarah yang cukup panjang di Indonesia pada abad ke-8 sampai abad ke-11. Alat musik tradisional ini muncul dan berkembang sejak zaman kerajaan Hindu- Buddha di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali. Ternyata, gamelan punya sejarah yang cukup panjang di Indonesia pada abad ke-8 sampai abad ke-11. Alat musik tradisional ini muncul dan berkembang sejak zaman kerajaan Hindu- Buddha di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali. Hal tersebut tertera jelas pada peninggalan budaya daerah berisi tentang alat musik gamelan di zaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-6 sampai 13 Masehi. Dulu, seseorang yang ahli bermain gamelan dianggap punya sifat yang

berani dan bijaksana. Maka dari itu, para keluarga kerajaan dan bangsawan sangat diharapkan menguasai alat musik satu ini. Masyarakat Jawa percaya bahwa gamelan pertama kali diciptakan oleh Sang Hya Era Saka, Dewa Penguasa tanah Jawa. Gong menjadi alat musik yang pertama kali diciptakan dan dipakai untuk memanggil para dewa. Seiring berjalannya waktu, terciptalah instrumen musik gamelan lainnya. Gamelan menunjukkan kepopulerannya pada zaman kerajaan Majapahit, malahan sampai ada jadwal pertunjukan di pengadilan. Alat musik ini pun digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh Sunan Bonang, salah satu tokoh Walisongo. Sunan Bonang menggunakan gamelan yang kental dengan nuansa Hindu-Budha sebagai

media untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam. Berusaha untuk menyesuaikan dengan masyarakat Jawa agar dakwah-dakwahnya bisa diterima oleh mereka. Bab 4 Cara Membaca Notasi Gamelan Notasi gamelan sangat penting bagi para pemain, instrumen gamelan karena notasi menjadi dasar dalam memainkan alat musik gamelan. Agar dapat memainkan instrumen gamelan dengan baik harus bisa memahami teknik cara memainkan instrumen gamelan. Notasi gamelan adalah system notasi yang digunakan untuk mencatat musik gamelan. Dengan memahami notasi gamelan pemain dapat memainkan alat musik gamelan dengan lebih terstruktur dan akurat. Selain itu memahami

notasi gamelan juga membantu para pemain untuk lebih mudah berkomunikasi dengan sesama pemain dalam grup gamelan. Dalam sebuah grup gamelan, setiap pemain harus memainkan bagian musiknya dengan benar dan selaras dengan pemain lainnya. Notasi gamelan menjadi komunikasi yang penting untuk mencapai keselarasan dalam memainkan musik gamelan, para pemain juga dapat membuat komposisi musik gamelan sendiri. Beberapa jenis notasi gamelan yang umum digunakan adalah notasi angka merupakan jenis notasi yang menggambarkan tinggi dan rendahnya nada dengan menggunakan angka dan tanda oktaf. Notasi slendro dan pelog merupakan jenis notasi yang digunakan untuk menuliskan skala nada dalam musik gamelan Jawa. Notasi slendro digunakan untuk skala nada pentatonis yang terdiri dari 5 nada sedangkan notasi pelog

digunakan untuk skala diatonik yang terdiri dari 7 nada. Tanda notasi dalam gamelan Jawa terdiri dari tanda larik, tanda balungan, tanda gatra, dan tanda cengkok. Tanda larik menunjukkan nada atau tonalitas dari sebuah balungan, sedangkan tanda gatra menunjukkan pola irama atau ritme yang dimainkan. Dalam mempelajari notasi gamelan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan teratur. Mulailah dengan mempelajari tanda – tanda notasi, kemudian belajar membaca waktu atau tempo dalam sebuah musik. Dengan teknik yang sistematis dan konsisten memudahkan pemain gamelan menguasai notasi gamelan dengan baik dan dapat memainkan instrumen gamelan.

Bab 5 Laras – Laras Gamelan Dalam instrumen musik tradisional gamelan ada dua macam laras gamelan yaitu gamelan laras slendro dan laras pelog. Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang menggunakan 5 nada pokok (penta = lima tone=nada) menggunakan laras slendro. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak nada, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional. Sedangkan tangga nada diatonis terdiri dari tujuh nada. Kata “laras dan “Titi “ laras” berasal dari bahasa Jawa. Kata “laras” dalam dunia musik atau karawitan memiliki dua arti, pertama laras berarti nada dan kedua: laras berarti tangga nada. Kata “Titi Laras”, berarti tanda nada atau notasi, atau not.

Dalam dunia Karawitan sistem notasi disebut titi laras. Istilah titi laras dalam penggunaannya sehari-hari sering disingkat menjadi laras. Laras ini terdiri dari dua macam, yaitu laras slendro dan pelog. Pengertian laras slendro dan pelog tersebut antara lain sebagai berikut. Pada Gamelan Jawa tangga nada pentatonis terbagi atas dua tangga nada, yaitu titi laras Slendro dan titi laras Pelog. Masing-masing tangga nada pentatonis ini memiliki susunan jarak nada yang berbeda. Dua tangga nada ini dalam penyejajarannya dengan tangga nada solmisasi diatonis mayor adalah sebagai berikut (perhatikan interval-intervalnya):

Dengan dasar dua induk tangga nada tersebut, dalam musik Jawa, dibentuk beberapa tangga nada turunan. Tangga nada yang baru tersebut memiliki susunan yang disebut patet.

1. Sistem Tangga Nada Gamelan Slendro Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem). Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji berarti siji (satu), ro berarti loro (dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem berarti enem (enam). Selain menggunakan singkatan istilah, dalam laras juga sering digunakan istilah tradisional lainnya untuk menyebut setiap nada. Istilah tradisional tersebut diantaranya (1) Panunggal yang berarti kepala, (2) gulu yang berarti leher, (3) dada, (5) lima yang berarti lima jari pada tangan, dan (6) enem. Secara emosional gending-gending yang menggunakan laras slendro dapat memunculkan perasaan gembira, ramai dan menyenangkan.

Sementara itu dari tangga nada slendro dapat dibentuk susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut:: a. Slendro Patet 6 (Sl. 6) Slendro patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut : b. Slendro Patet Songo (Sl. 9) dan Slendro patet songo susunan nada intervalnya antara lain sebagai berikut :

c. Slendro Patet Manyuro (Sl Manyuro) Slendro patet manyuro susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut : Tangga nada slendro biasa disebut dengan

Angka Jawa Nama Tradisional Nomor Nama Nama Nama Makna penuh pendek penuh harfiah 1 Siji Ji Panunggal kepala 2 Loro Ro Gulu leher 3 Telu Lu Dada dada 5 Lima Ma Lima tangan (lima jari) 6 enam Nam Enam tidak diketahui 2. Sistem Tangga Nada Gamelan Pelog Dalam karawitan jawa juga dikenal istilah laras pelog, yakni tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang berbeda. Nada-nada tersebut diantaranya nada; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 4 (pat), 5

(mo), 6 (nem) dan 7 (pi). Jika dibandingkan dengan tangga nada diatonis, susunan tangga nada pelog kurang lebih sama dengan susunan tangga nada mayor (do, re, mi, fa, so, la, si, do), namun penyebutan untuk karawitan tetap menggunakan bahasa jawa (ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). Dari tangga nada pelog dapat dibentuk tiga susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut: a. Pelog Patet Limo (Pl. 5) Pelog patet limo susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

b. Pelog Patet Nem (Pl. 6) Pelog patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut : c. Pelog Patet Barang (Pl. Barang) Pelog patet barang susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut : Perbedaan tonalitas slendro dan pelog terdengar jelas jika dipakai dalam bermusik. Tangga nada pentatonis slendro bersifat gembira, semangat,

dan kadang fantastis. Sedangkan tangga nada pelog akan memberikan perasaan tenang, hormat, dan memuja. Bab 6 Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional Gamelan Berikut adalah 14 jenis alat musik gamelan termasuk fungsi, makna, dan cara memainkannya. 1. Kendang

Lihat Foto Gendang, alat musik ritmis tradisional Indonesia. Kendang adalah salah satu instrumen dalam gamelan yang berfungsi untuk mengatur irama. Oleh karena itu, kendang merupakan jenis alat musik ritmis. Tubuh kendang terbuat dari kayu dan bagian membran yang dipukul terbuat dari kulit binatang. Cara memainkan alat musik

kendang adalah dengan cara memukul menggunakan telapak tangan. 2. Bonang Bonang adalah alat musik yang terbuat dari perunggu yang diletakkan pada tali-tali pada sebuah dudukan kayu atau pangkon. Bonang merupakan istilah yang merupakan kepanjangan dari babon wewenang yang bermakna kemenangan seorang ibu. Sebagai alat musik melodis, bonang terdiri dari beberapa nada. Sementara jenis bonang antara lain bonang

barung, bonang panembung, dan bonang penerus. Cara memainkan alat musik bonang adalah dengan cara memukul bagian cembung dengan menggunakan tongkat pemukul khusus. 3. Kenong

Kenong merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu yang diletakkan pada tali-tali pada sebuah dudukan kayu atau pangkon. Kenong memiliki bentuk seperti bonang, namun bentuknya lebih besar atau lebih gemuk. Sebagai alat musik melodis, kenong terdiri dari beberapa nada. Cara memainkan alat musik gender adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus. 4. Demung Demung merupakan alat musik yang masuk dalam golongan balungan atau alat musik bilahan (wilahan) dalam gamelan. Demung merupakan alat musik berupa bilah-bilah yang terbuat dari perunggu, yang diletakkan pada sebuah dudukan kayu yang berfungsi sebagai resonator. Sebagai alat musik melodis, demung terdiri dari beberapa nada. Biasanya terdapat

jenis demung pelog dan slendro. Cara memainkan alat musik demung adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus. Sementara tangan kiri menahan bilahan sebelumnya untuk menghilangkan dengungan. 5. Saron Saron merupakan alat musik berupa bilah-bilah yang terbuat dari perunggu, yang diletakkan

pada sebuah dudukan kayu yang berfungsi sebagai resonator. Nama saron disebut merupakan serapan dari istilah seru yang bermakna keras dalam hal menjalankan perintah agama. Sebagai alat musik melodis, saron terdiri dari beberapa nada. Biasanya terdapat jenis demung pelog dan slendro. Cara memainkan alat musik saron adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus dengan tangan kanan. Tangan kiri pemainnya juga harus menahan bilahan sebelumnya untuk menghilangkan dengungan.

6. Gender Gender juga memiliki bentuk bilah dari kuningan, namun ruang resonansinya menggunakan bambu. Sebagai alat musik melodis, gender memiliki bilah-bilah nada. Biasanya dalam gamelan terdapat gender berjenis slendro dan pelog. Cara memainkan alat musik gender adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus.

7. Gong Gong merupakan alat musik ritmis dengan bunyi yang serupa dengan namanya. Gong merupakan nama yang diambil dari istilah gumantung agung dari istilah Gusti kang Agung yang bermakna kebesaran Tuhan. Gong diletakkan dengan cara digantung dan berfungsi untuk menandai permulaan dan berakhirnya gending. Terdapat dua jenis gong yaitu gong ageng (besar) dan gong suwukan dengan ukuran sedang. Cara

memainkan alat musik gong adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan pemukul khusus pada bagian cembungnya. 8. Gambang Gambang adalah alat musik pada gamelan yang serupa dengan saron dan demung. Bedanya, bilah gambang terbuat dari kayu. Nama gambang merupakan istilah yang merupakan serapan dari istilah gamblang yang bermakna jelas dalam hal mempelajari ilmu agama. Gambang merupakan alat musik ritmis dengan

18 bilah dengan nada yang berbeda-beda yang diletakkan pada dudukan sebagai kotak resonansi. Cara memainkan alat musik gambang adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus. 9. Slenthem Slenthem juga merupakan instrumen dalam gamelan yang masuk dalam golongan balungan dar berfungsi sebagai alat musik melodis. Seperti pada saron dan demung, slenthem terbuat dari bilah logam yang diuntai dengan tali, serta diletakkan di atas dudukan yang berfungsi

sebagai kotak resonansi berbentuk tabung- tabung. Cara memainkan alat musik slenthem adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus dengan tangan kanan. Sementraa itu, tangan kiri menahan bilahan sebelumnya untuk menghilangkan dengungan agar tidak mempengaruhi bunyi ketukan selanjutnya. 10. Kethuk Kampyang

Kethuk merupakan alat musik serupa bonang, menjadi bagian dari kelompok alat musik gamelan. Fungsi kethuk adalah untuk menjaga irama lagu agar bisa dimainkan secara harmonis, serta menentukan batas-batas gatra. Cara memainkan alat musik kethuk adalah dengan memukulnya dengan menggunakan tongkat pemukul khusus pada bagian cembungnya. 11. Rebab

Rebab merupakan alat musik berdawai yang menjadi bagian dari alat musik gamelan. Berbeda dengan alat musik lainnya dalam gamelan, rebab merupakan alat musik melodis yang menggunakan senar. Cara memainkan alat musik rebab adalah dengan digesek ataupun dipetik. 12. Siter

Siter merupakan alat musik berdawai yang termasuk dalam gamelan yang bentuknya menyerupai kecapi. Siter merupakan alat musik melodis dimana sumber bunyinya berasal dari senar dengan nada yang berbeda-beda. Cara memainkan alat musik rebab adalah dengan cara dipetik. 13. Kempul

Kempul adalah instrumen dalam gamelan yang memiliki bentuk serupa dengan gong, namun berukuran lebih kecil. Kempul diletakkan dengan cara menggantungnya dengan tali dna diletakkan berdekatan dengan gong. Kempul berfungsi untuk menegaskan irama dalam sebuah gending atau lagu. Cara memainkan alat musik kempul adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan pemukul khusus pada bagian cembungnya. 14. Suling

Suling dikenal juga dengan seruling adalah alat musik tiup yang menjadi bagian dari gamelan. Suling biasanya terbuat dari bilah bambu dengan beberapa lubang sebagai pengatur nada. Suling memberikan warna khas dalam sebuah tembang atau lagu karena memiliki bunyi berbeda daripada alat musik gamelan lainnya. Bab 7 Praktik Gamelan Praktik memainkan instrumen gamelan bisa dilakukan dengan cara dipukul atau ditabuh. Instrumen gamelan yang dipukul contohnya bonag barung, bonang penerus, saron barung, saron penerus, demung, slenthem, kenong, kempul dan gong. Sedangkan instrumen gamelan yang ditabuh antara lain kendang. Pembelajaran insrumen gamelan membutuhkan kesabaran supaya bisa menghasilkan suara yang enak didengar dengan cara tangan kanan

pukul tangan kiri pletet agar suara tidak bergetar sehingga suara yang dihasilkan enak didengar. Langkah awal praktik gamelan bisa diajarkan materi lancaran terlebih dahulu untuk memudahkan pemahaman teknik memainkan instrumen gamelan baru bila sudah dikuasai materi lancaran baru masuk materi lagu. Meier (2002:103) menyatakan bahwa semua pembelajaran manusia pada hakikatnya

mempunyai empat unsur yakni, persiapan (preparation), penyampaian (presentation), latihan (practice), penampilan hasil (performance). Tahap persiapan merupakan tahapan untuk mempersiapkan segela aspek yang diperlukan dalam proses pembelajaran baik itu dari materi pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, peserta didik dan pendidik. Tahap penyampaian, merupakan tahapan dimana pendidik menyampaikan dan memperkenalkan materi kepada peserta didik dengan yang menarik dan menyenangkan. Tahap latihan, merupakan proses pembelajaran keterampilan peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan oleh pendidik. Tahap penampilan, merupakan tahapan terakhir dari 3 (tiga) tahapan sebelumnya yang dimana peserta didik menampilkan materi secara utuh dan pendidik dapat melihat seberapa besar

perkembangan peserta didik dalam menguasai materi sejauh mengikuti proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran Gamelan Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pembelajaran Gamelan. 1. Faktor Pendukung. Faktor Internal: a) Tingkat Kecerdasan (Intelegensi Siswa) Dalam pembelajaran Gamelan, tingkat kecerdasan peserta didik tidak semata-mata dilihat dari pintarnya peserta didik dalam menguasai materi dengan sigap dan cepat, melainkan dari bagaimana proses peserta didik belajar dan memiliki keinginan dalam diri sendiri untuk mengikuti proses pembelajaran dan yang terpenting keaktifan peserta didik


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook