Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Membangun Karakter Moderat 1

Membangun Karakter Moderat 1

Published by Mahad Al-Ulya, 2021-12-31 02:42:44

Description: Membangun Karakter Moderat 1

Search

Read the Text Version

Untuk memperdalam materi ketiga ini, metode yang diberikan adalah mind mapping. Tahapan metode mind mapping sebagai berikut: Setiap peserta dibagi menjadi kelompok kecil (3-5 orang) Setiap kelompok kecil diberikan kertas kosong atau bisa menggunakan laptop Kemudian mereka mendiskusikan terkait materi ramah lingkungan (bisa membahas lingkungan di sekitar rumah, lingkungan sekolah atau berita dari koran/media sosial) Hasil diskusi dibuatkan mind mapping untuk mempermudah pemahaman setiap kelompok. Akhir dari diskusi, semua kelompok mempresentasikan di depan kelas berikut ditampilkan mind mapping yang dibuat. Mind mapping sangat berguna membantu peserta didik menyederhanakan sesuatu yang abstrak menjadi konkrit dan jelas. Guru berfungsi sebagai supervisor dalam kegiatan ini. 39 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Kata Bijak Sesungguhnya diri manusia secara umum bersifat mulia dan agung dan ini mutlak adanya, tidak ada pengecualian disebabkan warna kulit, ras dan agama (Raghib al-Hanafi al-Sirjani) ( 99 Mutiara Pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 40

TOPIK 4 : KITA SEMUA BERSAUDARA TOPIK Kita semua bersaudara PENGANTAR Menceritakan kisah Nabi dan mengajak siswa untuk menemukan padanannya di era sekarang TUJUAN Peserta didik mengetahui bahwa setiap manusia pada dasarnya bersaudara, baik sesama manusia, sesama warga negara, dan sesama manusia Peserta didik mengetahui Perilaku persaudaraan, baik sesama manusia, sesama warga negara, dan sesama manusia MATERI BAHASAN METODE Penanaman Visi Ukhuwah a. Bermain peran Basyariyah b. Studi kasus Penanaman Visi Ukhuwah a. Camp Lintas Agama wathaniyah b. Safari Ziarah Pahlawan Penanaman visi ukhuwah Nasional islamiyah a. Mempopulerkan Pahlawan Lewat Infografis b. Pelatihan Bela Negara pada Masa Orientasi Siswa 41 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Gambar I Gambar II https://www.bestcoloringpagesforkids.com/nature-coloring-pages.html MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 42

Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai bangsa dan warga dunia. Adalah sebuah hukum Allah (sunnatullah) bahwa kita diciptakan beragam. Baik beragam Agama, budaya, warna kulit, cara berfikir, maupun ragam yang lainnya. Itu semua pasti dan tidak bisa dihindari. Akan tetapi, justru di situlah letak keindahannya. Jika kita diciptakan sama, atau satu warna, maka dunia ini tak berwarna. Sekarang kita lihat Indonesia, negara kita tercinta memiliki keragaman budaya, suku, agama, warna kulit yang sangat kaya nan indah dan itu semua adalah kekayaan. Yang Namanya kekayaan, maka harus kita jaga dan lestarikan. Jangan sampai hilang, jangan sampai habis. Agar tidak hilang dan habis, maka kita perlu menjaganya dengan menyadari bahwa kita adalah saudara. Bagaimana caranya? Pertama, tentu kita harus memiliki kesadaran bahwa perbedaan itu adalah kekayaan yang harus dijaga. Kedua, untuk menjaganya, kerukunan menjadi modalnya. Ketiga, kerukunan akan tercapai jika semuanya saling menghargai dan terus menggelolarakan semangat perdamaian dan persatuan. Dalam ajaran Islam, banyak sekali ajaran yang mendorong kita semua untuk berlaku damai. Salah satunya adalah kisah Nabi Muhammad di usia remaja yang berhasil mendamaikan masyarakat Makkah ketika hendak berselisih dalam rangka pembangunan Ka'bah. Dahulu, ketika Nabi Muhammad belum diangkat menjadi Rasul, beliau sudah melakukan prestasi dalam rangka mewujudkan perdamaian di kotanya. Masyarakat Makkah yang bersuku-suku, saling menonjolkan keunggulannya. Sebut saja suku A merasa paling kaya sehingga paling berhak atas pembangunan Ka'bah. Suku B, merasa paling dekat dengan Ka'bah, sehingga merasa paling berhak untuk membangun Ka'bah. Suku C merasa paling terhormat, sehingga harus membangun Ka'bah. Dimikian juga suku D, dan seterusnya. Melihat hal itu, Nabi Muhammad muda tampil dengan selembar kain. Beliau mengajak para pembesar-pembesar suku itu untuk 43 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

bersama-sama memegang ujung kain, untuk diangkat bersama- sama memperbaiki Ka'bah. Sehingga yang terjadi bukan lagi adu kekuatan, namun perdamaian dan kebersamaan memperbaiki Ka'bah yang menjadi pusat peribadatan semua masyarakat. Dari kisah itu, kita dapat memahami bahwa dalam membangun sebuah negara ataupun kota, yang harus didahulukan pertama kali adalah perdamaian dan persatuan. Dengannya sebuah masyarakat dan bangsa dapat dengan mudah membangun apapun yang diinginkan dengan baik. Kata Kunci: Persaudaraan Sesama Manusia, Keragaman, Keragaman, Saudara Sebangsa TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui bahwa setiap manusia pada dasarnya bersaudara. Persaudaraan sebagai manusia, sebangsa, dan sesama pemeluk agama Islam. 2. Peserta didik mengetahui perilaku persaudaraan sesama manusia, persaudaraan sebangsa, dan persaudaraan sesama pemeluk agama Islam. Materi dan Metode Pembelajaran Kisah di atas memuat hal penting dalam konteks moderasi beragama, yaitu semangat persaudaraan sesama manusia, persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan sesama muslim. Untuk itu, dalam pembahasan topik ini, ada tiga hal yang harus ditekankan, yaitu : MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 44

45 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 46

Sekarang coba kita simak kembali https://www.youtube.com/watch?v=IJ0EqTuO6Ac 47 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 48

dapat memahami bahwa sebagai rumah bersama, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membela negara Indonesia. Wujud pembelaan kita terhadap negara ini bisa bermacam cara. Sebagai seorang pendidik, kita wajib memiliki rasa cinta tanah air yang kemudian ditanamkan juga kepada semua peserta didik. Sebagai pemeluk agama Islam, wawasan paham washatiyah (wawasan moderat) harus terus kita jaga dan gaungkan. Ada beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan untuk menanamkan rasa cinta tanah air kepada para peserta didik, di antaranya yaitu; a. Mempopulerkan Pahlawan Nasional dan Safari Ziarah “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan”. Begitu kata bijak yang sering kita dengar. Sekarang, mari kita lihat peserta didik kita, apakah mereka hafal nama-nama pahlawan, perjuangannya, asal daerahnya, beserta jasa-jasanya. Jika tidak, maka upaya untuk mempopulerkan kembali para Pahlawan Nasional dari berbagai daerah di Indonesia menjadi penting. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara memasang infografis di lingkungan Madrasah/Sekolah yang berisi tentang deskripsi para pahlawan nasional dari lintas daerah di Indonesia. Gambar berikut ini menjadi salah satu contoh yang cukup baik. GAMBAR III INFOGRAFIS (Sumber: https://ekon.go.id/berita/view/peringatan-hari-pahlawan.3625.html) 49 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Pemasangan infografis ini bertujuan agar peserta didik dengan mudah membacanya. Setelah itu, setiap memulai pembelajaran bisa diawali dengan tanya jawab seputar pahlawan nasional dan perjuangannya. Mengenang perjuangan para leluhur, selain menumbuhkan semangat nasionalisme sekaligus dapat menjadi ajang memotivasi peserta didik agar mempunyai daya juang yang tinggi. Setelah metode ini berjalan, tahap selanjutnya adalah mengajak para peserta didik untuk melakukan ziarah ke makam para pahlawan. Pada tahapan ini, guru menjelaskan kepada peserta didik tentang profil dan sejarah pahlawan yang didatangi. Ini juga menjadi ajang pembelajaran dan memperkenalkan kepada peserta didik untuk mengenalkan para pahlawan. b. Materi Bela Negara dalam Setiap Masa Orientasi Siswa Setelah merdeka, para fonding fathers merumuskan bersama dasar dan filosofi negara ini. Para pendahulu kita sadar betul, bahwa Indonesia Tidak hanya memiliki satu macam agama, suku, ataupun budaya. Akan tetapi Indonesia terdiri dari keragaman dan kemajemukan. Oleh karena itu, mereka sepakat Pancasila sebagai dasar negara yang dijabarkan di dalam batang tubuh UUD 1945. Dengannya negara mengatur bahwa semua warga negara berhak memeluk agama dan melaksanakan keyakinan sesuai ajaran masing- masing agama. Agama Islam sendiri memberikan penjelasan dalam Al-Qur'an bahwa tidak ada paksaan di dalam agama (laa ikraha  al-din) sebagaimana terdapat dalam Q.S. al-Baqarah: 256. Ayat tersebut diturunkan karena ada penyebabnya. Sebagaimana penjelasan Ibn Katsir dari riwayat Ibn Abbas, bahwa pada masa Nabi ada seorang sahabat Anshar bernama Husain dari Bani Salim bin 'Auf yang mempunyai dua anak laki-laki beragama Nasrani. Sahabat Husain ini bertanya kepada Nabi, apakah ia (Husain) harus memaksa anaknya untuk masuk Islam?. Lalu turunlah ayat ini. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 50

51 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 52

53 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Kata Bijak “Mendengarlah dengan telinga toleran, melihatlah dengan mata kasih saying dan berbicaralah dengan cinta”. (Jalaluddin Rumi). ( 99 mutiara pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 54

TOPIK 5 : AKOMODASI BUDAYA LOKAL TOPIK Akomodasi Budaya Lokal PENGANTAR Cerita Walisongo TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui akomodasi budaya lokal 2. Peserta didik memahami akomodasi budaya lokal Indonesia MATERI BAHASAN METODE Menyanyi dan memainkan Melestarikan kesenian lokal alat musik daerah Mengamalkan etos kerja Pembiasaan warisan leluhur 1. Menyanyi dan berdiskusi Melestarikan nilai 2. Outing class sastra leluhur 55 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 56

Ketika berbicara hubungan budaya dan agama, kita bisa mengingat kisah Ahmad Tohari. Saat sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci Ahmad Tohari merenungkan perbedaan pohon kurma dan kelapa. Sebelum berangkat haji salah satu keinginan Tohari adalah melihat langsung pohon kurma. Katanya, sejak kecil ia sudah melihat gambar pohon kurma dan memakan buahnya tapi belum pernah melihat langsung pohonnya. Saat keinginannya melihat pohon kurma tercapai, Tohari bertanya-tanya mengapa pohon kurma dapat tumbuh subur di tanah Arab? Sementara ketika kurma ditanam di kampung halamannya tidak bisa tumbuh dengan baik dan bahkan tidak berbuah. Padahal pohon kurma bersaudara dekat dengan pohon kelapa yang banyak dan mudah dijumpai di kampung Tohari, dan Indonesia pada umunya. S etelah merenung cukup lama, Tohari menemukan jawabannya. Menurut Tohari, pohon kurma dan pohon kelapa “membutuhan kondisi-kondisi lokal yang sudah beproses sejak ribuan tahun sebelumnya untuk mencapai pertumbuhan yang optimal”. 57 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Dengan logika semacam itu, Tohari melihat agama dan lokalitas. Ia menganggap pertautan agama dengan budaya lokal menjadi penting. Tohari mengatakan pada akhirnya nilai-nilai lokalitas mesti merasuk dalam penghayatan agama. Ia berpandangan Islam tidak boleh menjadi tamu di mana pun. Ia harus mampu bersenyawa dengan segala kondisi di mana ia datang. Mesti tercipta hubungan harmonis antara Islam dengan unsur-unsur lokal. Tentu setelah dilakukan proses penyaringan terhadap hal-hal yang bertentangan dengan nilai dasar Islam. Menurut Tohari, masing-masing pohon telah menjalin harmoni dengan unsur tanah, air, udara di mana ia tumbuh. Maka, pohon kurma hanya akan tumbuh subur di tanah Arab dan kelapa akan tumbuh subur di Indonesia. Tidak bisa saling ditukar. Sebagaimana diilustrasikan Tohari, kelapa dan kurma sama-sama tumbuh. Begitu pula agama dan keraifan lokal, Islamnya tetap sama, namun kondisi- kondisi lokal berbeda-beda. Ilustrasi yang dikisahkan Tohari tersebut mengingatkan kita pada dakwah Walisongo di Jawa. (sumber: https://islami.co/ahmad-tohari-dan-kisah-pohon-kurma/) Kita tahu, Walisongo menyebarkan Islam di Jawa dengan penuh toleransi dan penghormatan kepada budaya lokal. Sunan Kudus misalnya, melarang umat Islam meneyembelih sapi untuk menghormati kepercayaan setempat dan menggantinya dengan kerbau. Kita juga bisa melihat arsitektur Masjid Menara Kudus yang kental dengan lokalitas. Tidak hanya itu, sejarah juga mencatat bagaimana Walisongo memanfaatkan medium wayang untuk berdakwah. Beberapa bagian asli dari wayang sedikit dimodifikasi dan lantas dimanfaatkan sebagai wahana penyebaran agama Islam. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 58

Setidaknya terdapat tiga pola interaksi antara Islam dan budaya lokal, yakni menerima, menolak dan mengubah. Islam menerima kebudayaan di suatu daerah selama tidak bertentangan dengan Islam. Kebudayaan di sini meliputi banyak hal, mulai dari adat, bahasa, busana, seni, arsitektur, politik, dll. Maka, ketika terdapat masjid yang kental dengan arsitektur khas daerah tidak pernah dipermasalahkan. Hal yang sama juga terjadi dalam hal alat penutup aurat. Setiap daerah tentu punya busana khas masing-masing. Selama tidak menyalahi aturan Islam dan memenuhi syarat menutup aurat maka boleh-boleh saja. Batik boleh, songket boleh, tenun boleh, dst. Penolakan Islam terhadap budaya lokal hanya ketika budaya itu tidak selaras dengan nilai dasar Islam. Sebagai contoh, sebelum Islam datang ke Indonesia, budaya Hindu-Budha telah lebih dulu ada. Dalam Hindu, orang yang meninggal akan dibakar atau dalam tradsi Bali disebut Ngaben. Islam tidak melanjutkan tradisi itu meski sudah lebih dulu ada. Sebab dalam Islam sudah jelas tatacara memperlakukan orang yang telah meninggal. 59 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Tidak semua diterima dan ditolak, ada beberapa tradisi yang diubah. Sebelum Islam datang, orang datang ke kuburan untuk nyekar sekaligus memohon pertolongan kepada roh leluhur. Saat Islam datang, tradisi nyekar dipertahankan tapi kontennya diubah. Tidak lagi memohon kepada orang yang telah meninggal tapi mendoakannya. Pola “mempertahakan kemasan, mengganti konten” ini terjadi dalam banyak ritual kegamaan di Indonesia. Sebuah pola yang terilhami cara dakwah Walisongo. Cara penyebaran Islam ala Walisongo adalah cara yang efektif. Menempuh jalur kebudayaan, Walisongo telah mengupayakan Islam yang moderat, toleran dan akomodatif. Apa yang telah diwariskan Walisongo merupakan modal penting untuk membangun moderasi beragama di Indonesia. Oleh karenanya, akomodasi budaya, pelestarian budaya lokal dan pengamalan etos kerja warisan leluhur menjadi penting diajarkan kepada peserta didik dalam konteks mewujudkan moderasi beragama dan revolusi mental. Kata kunci Budaya, Indonesia, akulturasi, akomodasi Yuk, Scan Barcode diatas dan liat video interaktif nya MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 60

TUJUAN Terdapat dua tujuan dalam pembahasan topik akomodasi budaya lokal yaitu: 1. Peserta didik mengetahui akomodasi budaya lokal Indonesia 2. Peserta didik memahami akomodasi budaya lokal Indonesia dengan cara melestarikan kesenian lokal dan mewarisi etos kerja leluhur Materi Bahasan dan Metode Materi Bahasan dan Metode 1. Melestarikan Kesenian Lokal Menyanyi dan memainkan alat musik daerah dapat menjadi sarana melestarikan kesenian lokal. Salah satu upaya melestarikan kesenian lokal yang dapat dilakukan siswa madrasah adalah hadrah. Melalui hadrah peserta didik di MTS dan MA didekatkan dan dikenalkan dengan kebudayaan lokal yang sudah secara turun temurun selama bertahun-tahun dilakukan para leluhur. 61 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Selain sebagai sarana pelestarian budaya lokal, latihan hadrah juga menjadi wahana latihan dakwah dan penguatan mental peserta didik. Artinya peserta didik diberikan bekal sebelum kelak terjun ke masyarakat. Dakwah dengan lagu dapat menjadi dakwah yang efektif dan diterima dengan baik di masyarakat (Cak Nun dan Kiai Kanjeng adalah salah satu contohnya, atau di masa lalu Rhoma Irama populer dengan Nada dan Dakwah) Secara teknis, latihan hadrah ditempuh dengan menghadirkan pelatih hadrah. Pelatih bisa dari guru yang memiliki kemahiran bermain hadrah atau dapat pula menghadirkan pelatih dari luar. Latihan hadrah dilakukan seminggu sekali. Peserta didik yang tergabung dalam tim hadrah diberikan kesempatan untuk tampil di acara-acara madrasah. Selain itu juga tim hadrah diikutkan sejumlah perlombaan untuk mengasah mental dan menumbuhkan semangat kompetitif. Hadrah tentu hanya salah satu contoh, di tempat lain banyak kesenian lokal yang telah menyatu dengan Islam. Di Jakarta kita mengenal marawis misalnya dan masih banyak lagi contoh lain di daerah-daerah lain. Kiranya madrasah perlu menyediakan alat musik daerah (gamelan misalnya) yang dapat dijadikan media pembelajaran. Madrasah dengan ciri kebudayaan yang kuat tentu akan memiliki poin plus sendiri. Madrasah turut serta melestarikan kearifan lokal di tengah gempuran modernitas. Mengapa kesenian-kesenian yang hidup di masyarakat perlu terus dijaga dan dilestarikan? Karena hal tersebut sejalan dengan semangat Islam moderat. Bahwa Islam tidak memusuhi budaya. Bahwa antara Islam dan budaya lokal dapat bertemu dan bersenyawa, menjadi suatu hal yang bernilai dan membawa kemaslahatan. (Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/angklung-warisan- budaya-sunda-kebanggaan-indonesia) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 62

2. Melestarikan etos kerja warisan leluhur Gotong royong merupakan etos kerja warisan leluhur yang mesti terus dijaga. Karakter manusia Indonesia salah satunya ditandai dengan semangat gotong royong yang kuat. Jika ditelisik ke belakang, kita mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai dengan kerja bersama, gotong royong dan mengesampingkan ego kedaerahan. Pada masa kini, kerja bakti merupakan merupakan wujud nyata budaya gotong royong, ajaran mulia warisan para leluhur dan jatidiri bangsa. Gotong royong menjadi penting ditanamkan di era sekarang mengingat menguatnya individualisme, terutama di perkotaan. Kerja bakti merupakan sebuah upaya memupuk kerja sama di kalangan siswa madrasah. Siswa diajak untuk peduli terhadap lingkungan madrasah. Caranya adalah dengan mengadakan kerja bakti rutin seminggu sekali membersihkan lingkungan madrasah (Jumat Bersih). Dilakukan penjadwalan kelas yang melakukan kerja bakti. Selain untuk kebersihan madrasah, kerja bakti memupuk semangat kebersamaan dan dapat mengakrabkan siswa dan guru di madrasah. 63 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Bentuk lain gotong royong yang dapat dilakukan siswa dan guru madrasah adalah dengan menjadi relawan bencana apabila di daerah sekitar terjadi bencana. Menjadi relawan juga menumbuhkan kepedulian dan solidaritas. Atau jika jauh dari lokasi bencana dapat pula dengan menggalang bantuan (uang dan barang) untuk korban bencana. Gotong royong memang dekat dengan solidaritas dan kemanusiaan. Dua hal itu memang perlu terus didorong untuk tumbuh dalam diri siswa. Siswa dipantik untuk peduli sesama. Banyak cara yang dapat ditempuh misalnya dengan menyelenggarakan donor darah di madrasah. Dapat pula dengan melakukan bakti sosial di desa-desan terpencil/pelosok. 3. Melestarikan nilai sastra leluhur Kita mencatat banyak tembang yang hidup di masyarakat merupakan warisan leluhur. Tembang-tembang tersebut memiliki lirik yang kuat, mendalam, dan bernilai tinggi. Tembang Lir-ilir misalnya. Tembang ciptaan Sunan Kalijaga yang sarat makna itu masih terus dilantunkan hingga kini dan mesti terus dilestarikan. Lir ilir tandure wus sumilir Tak ijo royo-royo Tak sengguh temanten anyar Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot-iro Dodot-iro dodot-iro lumintir bedah ing pinggir Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore Mumpung jembar kalangane Mumpung padang rembulane Yo surako Surak: iyooo! MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 64

Tembang tersebut dapat diajarkan dan dinyayikan bersama di dalam kelas. Selanjutnya siswa dan guru mendiskusikan makna lirik lagu tersebut bersama-sama. Tembang Ilir-ilir memiliki makna (secara umum) sebagai berikut: Tandure wis sumilir artinya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh. Benih adalah permisalan dari iman. Jika benih iman dirawat dengan baik maka akan tumbuh subur. Karena jika tidak dirawat maka benih iman itu akan rusak dan mati. Cah angon diartikan sebagai orang yang menggembala hewan ternak. Cah angon di sini dimaknai sebagai yang menggembala hawa nafsu. Apabila nafsu tidak digembala dengan baik maka bisa merusak diri sendiri. Melakukan maksiat tanpa kontrol karena tidak digembala dengan baik, misalnya. Penekno blimbing kuwi, perintah memanjat buah belimbing karena pada umunya buah belimbing mempunyai gigir berjumlah lima yang perlambang dari rukun Islam. Lunyu-lunyu penekno, bermakna meskipun licin (susah) kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut, dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha kanggo mbasuh dodotiro, artinya untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian takwa. Syair Lir-Ilir karya sunan Kalijaga menjadi bukti bahwa sastra dan dakwah dapat kita menjadi satu dan dikemas oleh Walisongo. (Sumber: https://alif.id/read/abdus-salam/mengkaji-syair-lir-ilir-karya- sunan-kalijaga-b221759p/ ) Tembang Ilir-ilir menjadi salah satu contoh. Daerah lain tentu memiliki kearifan-kearifan berbeda yang bersumber dari karya sastra leluhur, baik berupa tembang atau bentuk lain. Pada prinsipnya madrasah memiliki upaya untuk melestarikan khazanah budaya lokal. Selain menyanyi dan berdiskusi, peserta didik bisa diajak outing class untuk mengenal budaya Indonesia. Tujuan outing class bisa ke 65 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

museum. Di sana peserta didik bisa belajar sejarah dan kebudayaan Indonesia. Di Surakarta, misalnya, terdapat Museum Keris. Di kota-kota lain juga terdapat museum yang tentu dapat dikunjungi. Tujuan outing class lainnya adalah pertunjukan-pertunjukan seni yang dapat disaksikan peserta didik. Seni sangat beragam, mulai dari seni tari sampai seni musik. Indonesia sangat kaya dalam hal seni. Di Aceh, salah satu contohnya, dapat kita saksiskan Tari Saman. Kesenian-kesenian khas Indonesia bersumber dari karya-karya klasik para luluhur. Selain itu, peserta didik dapat diajak bertemu para budayawan dan seniman, di kantong-kantong seni/padepokan di masing-masing daerah. Atau dapat pula mengunjungi pesantren-pesantren di mana kitab-kitab karya ulama Nusantara terus dijaga. Kata Bijak Sesungguhanya agama itu memudahkan, barangsiapa yang memberat - beratkannya akan dikalahkan oleh agama (HR. al - Bukhari) ( 99 Mutiara Pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 66

TOPIK 6 : BERSIKAP SANTUN DAN BIJAK TOPIK Menjadi Pribadi yang Santun dan Bijak PENGANTAR Pengantar ditulis dengan cara menyampaikan kisah santun dan bijak TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui pribadi yang santun dan bijak. 2. Siswa memahami bagaimana berperilaku santun dan bijak. MATERI BAHASAN METODE Berperilaku Santun Metode Kliping Dakwah Santun Metode Studi Kasus Kepemimpinan yang Bijaksana Bermain Peran 67 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 68

69 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 70

71 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

TUJUAN a. Peserta didik mengetahui karakter pribadi yang santun dan bijak. b. Peserta didik memahami bagaimana berperilaku santun dan bijak dalam kehidupan sehari-hari. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 72

Ajaran Islam mengenal apa yang dinamakan mudarah. Mudarah adalah bersikap lemah lembut, menampilkan senyum, dan berbicara halus terhadap orang lain. Karena Islam pada dasarnya adalah agama cinta dan kasih sayang. Jika kita ashback pada awal Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam, cacian dan makian menjadi makanan sehari-hari beliau. Kaum Quraisy saat itu jelas menolak ajakan Nabi Muhamad untuk masuk agama Islam. Selain bersebrangan keyakinan, Islam juga dianggap ancaman untuk keberlangsungan ekonomi mereka. Selain cacian dan makian, Nabi juga diludahi oleh umatnya sendiri. Mereka menolak mentah-mentah ajakan masuk agama Islam. Tapi Nabi tetap menghadapi perilaku mereka dengan senyuman. Bahkan dengan mendoakan mereka agar hatinya terbuka. Usaha yang tidak sia-sia, secara perlahan umat Islam bertambah seiring dengan berubahnya zaman. Bagaimana dengan kita? Pergaulan kita dengan orang lain akan indah dan harmonis jika dihiasi dengan sikap santun. Di antara contoh berperilaku santun antara lain; menyapa dan mengucap salam ketika bertemu, menghormati orang yang lebih tua, bertutur kata lemah lembut kepada siapa saja, serta menyampaikan informasi yang benar. Kita bisa meliihat contoh lain di kehidupan sehari-hari. Bullying atau mengejek selalu menjadi persoalan peserta didik di sekolah. Baik mengejek fisik maupun non fisik. Tidak terhitung sudah berapa banyak korban berjatuhan akibat perilaku tercela ini. Bahkan sampai merenggut nyawa. Bullying adalah perilaku negatif. Karena negatif harus kita lawan dengan perilaku yang positif. Prestasi adalah jawaban konkrit atas ejekan yang menerpa kita. Prestasi tidak harus selalu akademik, non- akademik juga dianjurkan. Terlalu memikirkan hal-hal yang negatif, membuat tenaga kita habis dan tidak produktif. Maka, sebaiknya kita hindari saja dan tetap berperilaku santun. 73 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Adapun metode yang bisa digunakan melalui metode kliping koran. Langkahnya sebagai berikut: Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil (3-6 orang) Setiap kelompok diwajibkan mencari berbagai macam kasus tentang materi perilaku santun di koran cetak. Berita tersebut dipotong lalu ditempel di buku atau kertas. Kemudian didiskusikan antar kelompok Selanjutnya hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas Metode kliping koran sangat berguna sekali untuk diberikan kepada peserta didik. Agar mereka bisa membedakan berita hoaks atau bukan. Juga sekaligus mengenalkan bahwa berita di koran harus terpercaya dan kredibel. b. Dakwah Santun Dakwah itu mengajak. Islam menekankan perlunya mengajak kepada kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, dan mencegah yang munkar. Ketika berdakwah, nilai-nilai Ilahi tidak boleh dipaksakan, tetapi hendaknya disampaikan secara santun dalam bentuk ajakan yang baik. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 74

Dalam Q.S. An-Nahl:125 Allah berfirman : Ajaklah ke jalan Tuhan-mu dengan cara bijaksana, nasihat (yang menyentuh hati) serta berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih baik”. Mengajak dengan cara lemah lembut adalah cara yang terbaik dalam berdakwah. Kelemah lembutan, kalimat yang menyentuh hati dan mendinginkan adalah ciri dakwah santun yang telah diterapkan oleh Rasulullah SAW. Ciri dakwah Rasulullah bukanlah dengan cara yang menyengsarakan atau menyulitkan. Karena jika kita berlaku keras dengan hati yang kasar, maka orang akan menjauhkan dirinya dari kita. Semua cara dakwah Rasulullah ditampilkan dengan cara lemah lembut dan kalimat kalimat sopan yang mudah dipahami. Tujuannya agar mengundang simpati sehingga yang diajak mau untuk mengamalkan. Itulah dakwah santun nan moderat yang dicontohkan beliau kepada kita. Selain dengan cara yang santun, dakwah juga bijak. Yakni, bagaimana memahami situasi, latar belakang, dan keadaan orang- orang yang mendengarkan dakwah kita. Ini agar dakwah bisa efektif dan tidak menyinggung perasaan orang atau umat lain. Kita punya banyak contoh tentang bagaimana dakwah santun. Kalangan ulama Nusantara zaman dulu berdakwah dengan mengedepankan kebijaksanaan dan kearifan. Semua itu karena melihat realitas masyarakat yang masih terikat dengan tradisi nenek moyang terdahulu. Para Ulama Walisongo yang berdakwah di tanah Jawa misalnya, mengedepankan prinsip-prinsip penghormatan dalam berdakwah. Bahkan, demi menghargai tradisi dan kepercayaan yang sudah ada di masyarakat, para wali menggunakan strategi atau pendekatan kultural. Misalnya, lewat media wayang, lagu tradisional, dan berbagai bentuk kesenian lainnya. 75 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Lain Walisongo, lain juga Nabi Ibrahim. Dikisahkan pada zaman dahulu, Nabi Ibrahim mengajak ayahnya berdiskusi tentang Tuhan. Nabi Ibrahim bertanya mengapa ayahnya menyembah berhala yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa menolong? Untuk meyakinkan ayahnya, Nabi Ibrahim mengatakan bahwa ia memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki ayahnya dan berharap ayahnya mau mendengar dan mengikuti jalan akidah Nabi Ibrahim. Lantas, apa jawaban ayah Nabi Ibrahim? Adzar berkata pada Nabi Ibrahim, apakah kamu benci dengan tuhan-tuhanku itu wahai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti berdakwah, maka ayahnya akan merajam Nabi Ibrahim dan meminta anaknya untuk meninggalkannya. Apakah Nabi Ibrahim marah? Atau apakah Nabi Ibrahim minta bantuan malaikat untuk mengatasi persoalan yang sedang dihadapi? Tidak. Nabi Ibrahim memilih mendoakan agar ayahnya diberi keselamatan dan mendapat ampunan dari Allah. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 76

Tidak hanya menghadapi ayahnya, dakwah Nabi Ibrahim juga dihadang oleh penguasa otoriter sekelas Namrudz dan para pendukungnya yang terus menerus menebarkan ujaran kebencian kepada Nabi Ibrahim. Puncaknya, seruan Nabi Ibrahim dibalas dengan hasutan untuk membunuh dan membakarnya hidup-hidup. Nabi Ibrahim akhirnya dibakar hidup-hidup tetapi Allah menunjukkan kebesaran-Nya dengan menyelematkan Nabi Ibrahim. Kisah di atas mengajarkan pentingnya kesantunan dan kesabaran dalam berdakwah. Sikap keras hati yang ditunjukkan ayah Nabi Ibrahim dibalas dengan doa keselamatan dan permohonan ampunan kepada Allah. Perbedaan keyakinan yang terjadi antara Nabi Ibrahim dengan ayahnya tidak membuat putus ikatan silaturahmi. Tindakan yang dilakukan Nabi Ibrahim ini jelas menjadi cermin bagi kita di era di mana orang mudah menyalahkan dan mengkafirkan orang lain. Perbedaan akidah bukan penghalang bagi kita untuk bersikap santun dan ramah terhadap siapa saja. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kepada kita betapa sikap ramah dalam berdakwah dengan hikmah harus dipelihara karena hal itulah yang bisa dilakukan manusia. Soal apakah orang yang kita dakwahi akan mengikuti atau tidak maka Allah yang akan menentukan. (sumber: islami.co) 77 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Menurut Moh. Ali Aziz, dalam dakwah terdapat sejumlah kode etik yang wajib dipatuhi: tidak memisahkan ucapan dan perbuatan, tidak menghina sesembahan non muslim, tidak melakukan diskriminasi, tidak memungut imbalan, dan tidak menyampaikan hal- hal yang tidak diketahui. Selain itu, dakwah juga memiliki prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dasar dan acuan. Di antara prinsip-prinsip itu: mencari titik temu, menggembirakan sebelum menakuti, memudahkan tidak mempersulit, memperhatikan tahapan beban dan hukum, memperhatikan psikologis mad'u, tidak mengkafirkan sesama muslim, dan tidak menghakimi. Metode studi kasus dalam materi ini (Sumber: muslimheritage.com) menekankan peserta didik untuk mencari pelbagai macam kasus di sekitar mereka. Kasus yang dicari bisa melalui buku, atau sumber referensi lainnya. Guru bertugas untuk mengarahkan dan membimbing peserta didik. Kasus lalu didiskusikan dan dicari pelajaran atau hikmahnya. c. Kepemimpinan yang Bijaksana Orang yang bijaksana menggunakan akal budinya, cermat dan teliti ketika melakukan suatu perbuatan. Ia akan memancarkan rasa keadilan, kerendahan hati dan kebeningan hati. Pemimpin bijak selalu memikirkan segala sesuatu yang akan dia lakukan terlebih sebelum berbicara. Kualitas seseorang bisa dilihat dari kata-kata yang mereka ucapkan. Orang bijak akan berbicara jika yang dibicarakan bermanfaat bagi orang lain. Dan sebaliknya, orang bijak memilih diam jika memang dirasa tidak perlu. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 78

Pemimpin yang bijaksana juga memberi perhatian yang besar dalam membina persatuan dan kesatuan. Bukan malah memunculkan rasa permusuhan dan perselisihan. Pemimpin bijak akan menampilkan kemudahan dalam bertindak dan mengedepankan rasa senang dan bahagia dalam melakukan suatu perbuatan. Kepemimpinan yang bijaksana bisa kita lihat di lingkungan sekolah. Contohnya ketua kelas. Menjadi ketua kelas tidak mudah. Akan selalu menjadi sorotan. Setiap perilaku dan tingkah laku kita harus selalu dijaga. Menyikapi berbagai masalah yang terjadi di dalam kelas harus dengan sikap bijak dan tidak pandang bulu. Apalagi menjadi ketua OSIS. Sikap moderat bisa dikembangkan seorang pemimpin dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Di antaranya, memiliki sikap pengetahuan dan pemahaman yang benar. Selain itu, seorang pemimpin harus mampu mengendalikan emosi secara seimbang, agar dalam menetapkan sesuatu tidak berlebihan. Kita bisa bermain peran sebagai metode untuk melatih diri menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Bermain peran bisa dengan langkah berikut ini: 79 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Tentukan kasus apa yang akan dimainkan Setiap peserta didik mendapatkan peran masing-masing Peserta didik diarahkan menjiwai peran yang diberikan Drama yang dimainkan bisa dari kisah nyata atau bisa juga kisah fiksi Salah satu contoh peran yang dapat dimainkan oleh peserta didik adalah peran Umar bin Khatab. Seorang pemimping yang sangat layak menjadi teladan kita semua. Alkisah, suatu hari, Umar berjalan-jalan melihat kondisi masyarakatnya. Sudah menjadi kebiasaan Umar mengunjungi rakyatnya dengan menyamar sebagai orang biasa. Umar bertamu ke rumah seorang nenek miskin. Nenek itu tinggal di sebuah gubuk yang tidak layak untuk dihuni. Umar bertanya kepada nenek itu : apa pendapatmu tentang khalifah Umar? Nenek menjawab, “semoga Allah tidak memberi kebaikan kepadanya.” Umar bertanya lagi, “mengapa demikian?” “Ia pemimpin yang tidak peduli pada rakyatnya yang miskin. Aku tak pernah mendapat satu dirham pun darinya,” jawab nenek itu. Umar tertegun, ia menenteskan air mata dan berkata, “maukah engkau menerima 25 dinar untuk membayar kezaliman Umar?” Uang itu diterima sang nenek. Namun tiba-tiba datanglah Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas'ud. Melihat Umar, mereka memberi salam kepada sang khalifah. Mendengar salam tersebut, tahulah nenek bahwa tamu yang berbicara dengannya tadi adalah Khalifah Umar. Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata “Masya Allah, celakalah aku dan ampunilah kelancanganku tadi wahai Amirul Mukminin. “ MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 80

Dengan welas asih Umar menjawab “Tidak apa-apa, mudah- mudahan Allah memberi rahmat kepada nenek.” Umar kemudian menyobek sebagian bajunya dan menulis: Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini Umar menebus kezalimannya atas seorang nenek sejak ia menjadi khalifah hingga saat ini dengan 25 dinar. Jika nenek ini menuntut di hadapan Allah, maka Umar telah berlepas diri. Disaksikan oleh Ali dan Mas'ud. Umar lantas memberikan potongan kain yang telah ditulisi itu kepada anaknya. Ia berpesan, \"Jika kelak aku meninggal, maka sertakan kain ini di kafanku untuk dibawa ke hadirat Tuhanku nanti.” Kisah di atas yang memberi keteladanan kepemimpinan. Bahwa saat kita mendapat amanah untuk memimpin, kita pantang untuk berlaku sewenang-wenang. Apalagi kepada mereka yang lemah. Kewajiban pemimpin adalah menyejahterakan rakyatnya. Pemimpin haruslah memiliki sikap peduli dan welas asih, tidak boleh tinggi hati dan bertangan besi. (Sumber: https://islamsantun.org/raja-lalim-dan-si-miskin/) 81 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Kata Bijak Hiduplah layaknya pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah. (Abu Hamid al-Ghazali) ( 99 Mutiara Pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 82

TOPIK 7 : MENJADI PRIBADI YANG KREATIF, INOVATIF DAN MANDIRI TOPIK Menjadi Pribadi yang Kreatif, Inovatif, dan Mandiri PENGANTAR Kisah ilmuwan dan penemu Muslim. Kisah Muadz bin Jabal dalam berijtihad. TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui pribadi yang kreatif, inovatif dan mandiri. 2. Peserta didik memahami pribadi yang kreatif, inovatif dan mandiri. 3. Peserta didik mampu berprilaku sebagai pribadi yang kreatif, inovatif dan mandiri MATERI BAHASAN METODE Berpikiran terbuka a. Socratic Circles Bernalar kritis b. Story Telling a. Membaca kritis b. Diskusi Berjiwa kompetitif a. Membuat konten kreatif b. Persuasi c. Berkunjung ke Sentra Wirausaha 83 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

Namanya Syarif Al-Idrisi. Ia adalah seorang ilmuwan muslim penemu peta dunia dan perancang bola dunia. Ia lahir pada abad ke 11 M di Sebtah, perbatasan Maroko dan Spanyol. Al-Idrisi muda pergi mencari ilmu di pusat keilmuan dan kebudayaan di Kordoba, Andalusia. Ia sangat mencintai ilmu, khususnya astronomi, matematika dan geografi. Karena kecintaan itu, ia memutuskan untuk mengelilingi dunia. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 84

Gambar : https://indonesia-menalar.com/ 85 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 86

87 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 88


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook