No. Indikator Skor Tk. Kematangan 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 72 Kategori Sistem Elektronik 15 II Rendah Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Hasil pengolahan menunjukkan bahwa indikator teknologi dan keamanan informasi merupakan aspek yang memiliki tingkat kematangan paling tinggi dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya. Lebih tingginya tingkat kematangan tersebut patut dicermati karena mempunyai kelengkapan, konsistensi dan efektifitas penggunaan teknologi dalam pengamanan aset informasi lebih baik dibandingkan nilai kelengkapan indikator lainnya. Contohnya sebagian turunan dari pengamanan teknologi masih dalam perencanaan, sebagian sudah diterapkan sepenuhnya, dan sebagian lagi diterapkan sebagian. Kesimpulan yang bisa disampaikan dari hal ini adalah keempat indikator menunjukkan masih pada tahap Kondisi Awal, sedangkan indikator teknologi & keamanan informasi sudah lebih baik, yaitu pada tahap Penerapan Kerangka Kerja Dasar. Meskipun demikian jika dilihat ke dalam rata-rata pada seluruh aspek, skor sistem elektronik masih masuk kategori Rendah. Berikut sebaran skor indikator menggunakan grafik radar. Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 80 60 40 20 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 6. Grafik Radar Indeks KAMI Aplikasi layanan layananttm-smd.com 2. Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id pada Kantor Pertanahanan Kota Palangka Raya 36
a. Riwayat Aplikasi Secara geografis wilayah Kota Palangkaraya terdiri 70% kawasan hutan dan 30% kawasan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Terbatasnya kawasan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum berdampak bagi masyarakat yang tidak sengaja memanfaatkan tanah kawasan hutan. Begitu juga pada peristiwa masa lampau, di mana banyak pendatang yang telah memiliki tanah, baik yang sudah bersertipikat maupun dalam bentuk surat penggarapan banyak meninggalkan wilayah penguasaan tanahnya dan hijrah ke provinsi lain sebagai akibat dari peristiwa konflik. Setelah konflik mereda dan seiring bergantinya tahun, mulai banyak subyek pemilik tanah lama datang kembali. Jeda peristiwa konflik dan datang kembalinya subyek pemilik tanah yang cukup lama (bertahun-tahun) ternyata sudah mengakibatkan perubahan penguasaan tanah dan jumlah bidangnya tidak sedikit. Akhirnya para subyek pemilik tanah (dalam sertipikat/surat garapan), ingin ada pengembalian seperti semula. Di sinilah fenomena pengaduan mulai bermunculan di Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya. Masa pademi Covid-19 juga sedikit menjadi alasan dan adanya keinginan pengaturan lebih tertib, serta kemudahan pengguna layanan pengaduan untuk memonitor berkas yang sudah masuk. Berdasarkan permasalahan tersebut Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Tengah melakukan inovasi dengan membuat aplikasi layanan pengaduan dengan domain sinta.atrbpnkalteng.id. Aplikasi diinisiasi oleh Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Tengah dan diterapkan pada Kantor Pertanahan Kota Palangkaraya sebagai pilot project penerapan. Tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah untuk dapat memfasilitasi masyarakat dalam melakukan pengaduan terkait pertanahan di wilayah kerja Kantor Pertanahan Kota Palangkaraya. Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id di launching pada bulan Mei 2020. Aplikasi ini memudahkan bagi penyelenggara maupun masyarakat yang ingin memonitor keberadaan pengaduan yang disampaikan kepada Kantor Pertanahan. 37
b. Fungsi Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung kepada Kepala Kantor dan pengelola jaringan Kantor Pertanahan Kota Palangkaraya, fungsi dari aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id secara terperinci adalah sebagai berikut: 1) Memfasilitasi pengaduan masyarakat di dalam kantor pertanahan; 2) Sebagai tools bagi pimpinan untuk dapat mendisposisikan pengaduan yang masuk; 3) Sistem monitoring berkas Pengaduan dan Kios-Q. c. Jenis Layanan di Dalam Aplikasi Aplikasi sinta merupakan aplikasi yang dapat menangani layanan pengaduan. Aplikasi ini bisa dibilang masih terus diupayakan pengembangan dengan rencana kedepan untuk menghadirkan jenis layanan lain yang pada saat ini hanya diterima di loket manual. Layanan pengaduan pada aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id terdiri dari: a. Informasi berkas b. Permasalahan, meliputi: -sengketa -perkara d. Pengguna Aplikasi Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id digunakan oleh seluruh masyarakat yang memiliki permasalahan pertanahan dan sudah didaftarkan pada Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya. Pengguna aplikasi awalnya diberikan hak akses oleh pihak kantor sehingga bisa memonitor perkembangan. Menurut hak aksesnya, User pada aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: 1) User umum User Umum adalah semua masyarakat yang telah terdaftar di dalam aplikasi dan dapat melakukan login kedalam dashboard aplikasi. 2) User admin 38
User Admin adalah semua pegawai Kantor Pertanahan yang telah terdaftar dan memiliki tugas sebagai admin aplikasi. e. Struktur dan Rancang Bangun Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guna mempertajam informasi mengenai aplikasi didapatkan sebuah gambaran secara umum dan menyeluruh mengenai struktur dan rancang bangun aplikasi, berikut team peneliti sajikan menggunakan modeling tools BPMN (Business Process Modeling Notation). Aplikasi sinta merupakan aplikasi berbasis website. Aplikasi yang di selenggarakan oleh Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya ini terdapat 4 participant pool yaitu front end pool, login page pool, dashboard user pool dan admin user pool. Pada frontend pool untuk memulai sebuah sistem ditandai dengan start event user setelah mengakses www.sinta.atrbpnkalteng.id kemudian masuk halaman front end untuk memilih menu pengaduan, informasi berkas dan informasi Kios-Q. Ketika user memilih menu yang dituju kemudian user akan diteruskan ke halaman login. Di bagian login page, user diminta untuk mengisi identitas user dan password yang telah terdaftar. Apabila belum terdaftar, user akan diminta untuk mendaftar terlebih dahulu, setelah mendaftar kemudian user diminta login pada halaman login, kemudian setelah login user dapat memilih menu perkara/pengaduan yang akan disampaikan untuk kemudian diteruskan ke halaman dashboard pengadu. Pada dashboard pengadu user akan diminta untuk meng-input berkas sesuai dengan menu yang dipilih. Setelah meng-input pada form dan melampirkan berkas pada dashboard tersebut, data berkas dan form pengaduan akan diteruskan oleh aplikasi ke dalam dashboard admin. Di bagian dashboard admin, admin dapat melihat pengaduan yang masuk kedalam sistem. Pengaduan yang masuk kemudian akan di cek kelengkapan berkas pengaduan, jika belum lengkap maka admin akan meminta user untuk melengkapi berkas dan meng-update status berkas di dalam sistem. Jika berkas telah lengkap, kemudian akan di disposisikan 39
menggunakan aplikasi persuratan di dalam Kantor Pertanahan kepada bagian terkait. Berikut rincian alur kegiatan sesuai kapasitas pengguna aplikasi. 1) Task pengadu: a) Pilih Menu b) Login c) Daftar d) Cek status berkas e) Pilih jenis pengaduan f) Upload berkas pengaduan 2) Admin Task: a) Verifikasi kelengkapan berkas pengaduan b) Request upload berkas kembali c) Melalui pejabat berwenang, melakukan disposisi pengaduan/perkara d) Update status pengaduan / perkara 3) Media Komunikasi dengan pemohon: a) Status berkas pada halaman pemohon b) Email 40
Gambar 7. Skema Proses Bisnis Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id f. Persepsi Penguna Untuk mendapatkan persepsi pengguna berdasarkan harapan dan kenyataan dari pengguna aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id, tim peneliti menggunakan metode Webqual dan IPA (Importance Performance Analys). 1) Kemudahan ( Usability) Aspek Kemudahan pada penggunaan aplikasi menurut masyarakat sebagai user memiliki rata-rata celah gap (celah) yang cukup besar (-0,75), antara performance (kinerja) dan importance (pentingnya/potensi/harapan). Melihat lebih detail pada seluruh indikator memiliki gap diatas -0,5. Tentu hal ini bisa dikatakan terdapat potensi besar untuk ditingkatkan, sehingga masyarakat pengguna aplikasi mampu merasakan kemudahan dalam menggunakan/ 41
menjalankannya. Gap terbesar menurut pengguna berada pada kualitas tampilan yang belum begitu menarik, begitu juga dalam hal kemudahan berinterkasi dengan website dimaksud. Penyelenggara layanan akan lebih leluasa mengambil langkah startegis karena keseluruhan indikator membutuhkan perbaikan, meskipun untuk menyempurnakan keseluruhannya tidak bisa serta merta serentak dilakukan. Berikut rincian besaran nilai gap antara kinerja aplikasi dengan nilai potensinya. Tabel 8. Penilaian Terhadap Aspek Kemudahan (Usability) Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id KEMUDAHAN (USABILITY) Variabel Indikator Perf Imp Gap 2.93 3.47 -0.54 USA1 Mudah dalam menggunakan aplikasi ini 2.87 3.70 -0.83 3.00 3.70 -0.70 USA2 Interaksi dengan situs /website ini mudah dan jelas 2.67 3.43 -0.76 2.63 3.50 -0.87 USA3 Situs ini mudah dinavigasikan 2.53 3.33 -0.80 2.70 3.43 -0.73 USA4 Situs ini mudah digunakan untuk orang awam 2.76 3.51 -0.75 USA5 Situs ini memiliki tampilan menarik USA6 Desain situs ini sesuai dengan tipenya USA7 Situs ini memberikan pengalaman positif Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2) Kualitas Informasi (Quality Information) Hasil perhitungan untuk mengetahui kesenjangan antara kinerja dengan potensi/harapan pada aspek Quality Information aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id, diketahui masih ada sekitar -0,62. Angka ini bisa dibilang memberikan peluang besar bagi prospek pengembangan menjadi lebih baik dengan menyisir berbagai indikator pembentuk yang memiliki nilai potensial. Dilihat lebih detail terhadap seluruh indikator pembentuknya, hanya ada 2 (dua) indikator yang nilai kesenjangannya cukup kecil, yaitu situs memberikan informasi relevan dan informasinya dapat dipercaya. Terhadap indikator lainnya masih diperlukan usaha dan kerja keras guna penyempurnaan. Masyarakat pengguna layanan aplikasi ini menyoroti pentingnya informasi yang harus mudah dipahami, lebih akurat dan harus bisa menghadirkan informasi terkini (update). Agar memudahkan memahami informasi, apa yang disampaikan harus lebih 42
lugas dan memiliki kemudahan dalam membacanya. Begitu juga dengan setiap perubahan dari proses yang dilalui, akan menjadi informasi berharga bagi penggunaya. Apabila ini bisa dipenuhi maka pengguna layanan akan lebih memberikan apresiasi, termasuk nantinya mampu mendorong rasa optimisme menghadapi permasalahan pertanahan. Hal ini cukup penting karena masyarakat merupakan subyek yang relatif independen dengan tidak memberikan informasi/penilaian yang dibuat-buat. Berikut hasil pengolahan penilaian pada aspek Quality Information pada aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id. Tabel 9. Penilaian Terhadap Aspek Quality Information Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id INFORMASI Variabel Indikator Perf Imp Gap 2.57 3.33 -0.76 INF1 Situs ini memberikan informasi yang akurat 2.87 3.23 -0.36 2.70 3.43 -0.73 INF2 Informasi dapat dipercaya 2.87 3.20 -0.33 2.77 3.53 -0.76 INF3 Memberikan informasi yang terkini/aktual 2,73 3,43 -0,70 2.57 3.30 -0.73 INF4 Situs ini memberikan informasi yang relevan 2.73 3,35 -0.62 INF5 Memberikan informasi yang mudah di mengerti INF6 Informasi memiliki tingkat kedetailan yang tepat INF7 Informasi dalam format yang sesuai Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 3) Interaksi Pengguna dengan Aplikasi Aspek interaksi layanan kepada pengguna aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id rata- rata masih menunjukkan angka yang belum sesuai harapan dari potensi yang dimiliki. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dan memiliki potensi pengembangan paling besar seperti indikator reputasi aplikasi, keyakinan layanan dijalankan dengan baik, adanya privasi (keleluasaan) dalam berinteraksi tanpa perlu khawatir diketahui pihak lain, dan rasa aman yang terbangun pada penyelesaian transaksi. Meskipun demikian, terhadap indikator lain yang belum disebutkan bukan berarti sudah baik, tidak perlu diperhatikan dan berhenti sampai di situ. Indikator tersebut tetap memungkinkan bisa dikembangkan karena menurut penilaian masyarakat masih terdapat 43
kesenjangan (gap). Namun demikin untuk prioritas sekiranya lebih dahulu melihat dari kesenjangan terbesar baru diikuti oleh nilai kesenjangan dibawahnya. Berikut tabel penilaian masyarakat pengguna layanan terhadap aspek Service Interaction aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id. Tabel 10. Penilaian Terhadap Aspek Service Interaction Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id SERVICE INTERACTION Variabel Indikator Perf Imp Gap 2.67 3.37 -0.70 SERV1 Situs ini memiliki reputasi yang baik 2.67 3.27 -0.60 2.77 3.30 -0.53 SERV2 Bemberikan rasa aman untuk menyelesaikan transaksi 2.67 3.30 -0.63 SERV3 Menjamin keamanan data pribadi 2.77 3.23 -0.47 SERV4 Menciptakan suatu perasaan personalisasi (privasi) 2,50 3,37 -0,87 SERV5 Menimbulkan perasaan bahwa saya berada dalam 2.63 3.37 -0.73 komunitas yang tepat 2.31 2.83 -0.52 SERV6 Memudahkan berkomunikasi dengan petugas SERV7 Layanan yang dijanjikan akan dilaksanakan dengan baik Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian g. Tingkat Keamanan Informasi dan Infrastruktur Penunjang Aplikasi Hasil perhitungan menggunakan Indeks KAMI tehadap tingkat kematangan keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi, yang digunakan sekaligus diselenggarakan oleh Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya menunjukkan pada status tingkat Rendah. Masuknya tingkat kematangan sistem elektronik yang dimiliki dalam kategori rendah tidak dinilai sebagai sesuatu yang buruk, melainkan menjadi sebuah catatan berharga terhadap pentingnya pengembangan dalam seluruh manajemen pengelolaan dan pemenuhan teknologi informasi yang lebih mumpuni. Hal ini sangat fundamental, meskipun sistem elektronik Kantor Pertanahan sebagian sudah terintegrasi dengan pusat, tetapi ada hal-hal tertentu yang harus dapat dipenuhi sendiri mengingat inovasi yang dibangun menggunakan sumber daya lokal. Mulai dari indikator tata kelola, pengelolaan risiko, kerangka kerja keamanan informasi, pengelolaan aset hingga teknologi & keamanan informasi. Keempat indikator menunjukkan masih pada tahap Kondisi Awal, sedangkan indikator teknologi & keamanan informasi sudah 44
lebih baik, yaitu pada tahap Penerapan Kerangka Kerja Dasar. Dorongan perbaikan untuk naik level kematangan di atasnya bisa dilakukan dengan fokus terlebih dahulu pada indikator Kerangka Kerja Keamanan Informasi. Baru kemudian pada indikator yang lain. Harapannya tingkat kematangan antar indikator bisa memiliki tingkat kematangan yang relatif sama, yaitu pada level atas. Tabel 11. Hasil Pengukuran Index KAMI Aplikasi sinta.atrbpnkalteng.id No. Indikator Skor Tk. Kematangan 1. Tata Kelola 40 2. Pengelolaan Risiko 22 I+ 3. Kerangka Kerja Keamanan Informasi 45 I+ 4. Pengelolaan Aset 65 I 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 70 I+ 14 II Kategori Sistem Elektronik Rendah Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Dari beberapa indikator tersebut pada tabel, tingkat kematangan paling kecil berada pada kerangka kerja keamanan informasi (tingkat kematangan I+). Paling rendahnya indikator ini disebabkan oleh kelengkapan dan kesiapan kerangka kerja (kebijakan & prosedur) pengelolaan keamanan informasi dan strategi penerapan yang rata-rata masih berada pada tahap perencanaan sehingga banyak yang belum diterapkan. Tahap perencanaan memiliki nilai kecil dan dalam praktiknya cenderung belum memiliki langkah konkrit yang bisa dilaksanakan. Kegiatan yang ada berkutat pada kelengkapan dokumen maupun gagasan yang masih bisa berubah. Meskipun demikian jika seluruh komponen penyusun indikator tersebut sudah banyak Diterapkan Menyeluruh maka secara otomatis berdampak positif bagi tingkat kematangan. Namun jika statusnya masih banyak yang tidak dilakukan justru semakin rendah tingkat kematangannya. Berikutnya tingkat kematangan indikator lain, terlihat sudah lebih baik dari indikator sebelumnya. Berikut sebaran skor dalam bentuk grafik radar dari sisi tingkat keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi. 45
Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 80 60 40 20 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 8. Grafik Radar Indeks KAMI sinta.atrbpnkalteng.id 3. Aplikasi utamasby1.id Kantor Pertanahan Kota Surabaya I a. Riwayat Aplikasi Riwayat dibangunnya aplikasi layanan utamasby1.id tidak lain untuk menjawab kebutuhan di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya sebuah tatanan baru pelayanan di Kantor Pertanahan setempat. Jika banyak Kantor Pertanahan lain masih menerapkan cara manual dalam melayani masyarakat, dan adanya pembatasan mengakibatkan tidak seluruhnya masyarakat calon pengguna layanan bisa terlayani, maka Kantor Pertanahan Kota Surabaya I dengan aplikasi utamasby1.id berbasis website mampu mengatur secara rapi proses pelayanan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah masyarakat secara tertib bisa melakukan pendaftaran permohonan dan menyerahkan berkas sesuai jadwal diatur. Aplikasi utamasby1.id mulai diluncurkan pada awal bulan April 2020 dengan segala keterbatasannya, namun demikian perlahan tetapi pasti mampu menjadi aplikasi yang sangat membantu masyarakat. Jumlah pengguna yang kemudian mendaftarkan permohonannya menggunakan sarana aplikasi ini hingga minggu pertama bulan September sudah menyentuh angka 5.000 pendaftaran. Angka ini bisa dibilang cukup tinggi dari sebuah aplikasi yang ternyata secara umum direspon masyarakat dengan baik. Selain itu ada kebijakan dari kantor dengan menekankan pada seluruh pendaftaran 46
pelayanan harus melalui aplikasi. Adanya kebijakan seperti ini seolah menjadi pendorong bagi masyarakat untuk bisa mengikuti, meskipun pada awal penggunaannya belum bisa dijalankan secara cepat karena harus mendetailkan setiap kebutuhan permohonan. Hasilnya bisa dibilang sangat baik dan mampu menjadi sarana penguatan pelayanan. b. Fungsi Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap Kepala Subbagian Tata Usaha dan pengelola IT Kantor Pertanahan Kota Surabaya I, fungsi dari aplikasi utamasby1.id adalah sebagai berikut: 1) memfasilitasi layanan khusunya permohonan yang biasa dilakukan oleh masyarakat umum, maupun penerima kuasa/PPAT; 2) aplikasi alternatif dalam pengumpulan berkas permohonan seperti layaknya loket manual untuk kemudian di proses secara manual; 3) membantu validasi berkas; 4) informasi berkas masuk dan proses di dalam Kantor Pertanahan melalui WhatsApp (WA). c. Jenis Layanan di dalam Aplikasi Jenis layanan yang dapat ditangani dalam aplikasi ini merupakan layanan permohonan seperti umumnya. Layanan permohonan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan sebuah badan/lembaga/institusi dalam hal ini Kantor Pertanahan untuk dapat melayani kepntingan masyarakat terkait pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Jumlah layanan yang dapat ditangani di dalam aplikasi ini sebanyak 16 (enam belas) jenis layanan Pertananahan, meliputi: 1) Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah 2) Pelayanan Peralihan Hak; 3) Pelayanan Pendaftaran Tanah Pertama Kali; 4) Pelayanan Informasi Pertanahan; 5) Pelayanan Hak Tanggungan; 47
6) Pelayanan Sertipikat Pengganti; 7) Pelayanan Hak Milik Satuan Rumah Susun; 8) Pelayanan Perubahan Hak; 9) Pelayanan Pengukuran; 10) Pelayanan Pemberian Hak Atas Tanah; 11) Pelayanan Perpanjangan Hak Atas Tanah; 12) Pelayanan Pembaruan Hak; 13) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan; 14) Permohonan Ganti Nama Bank; 15) Pendaftaran SK; 16) Permohonan Angkat Blokir. d. Pengguna Aplikasi Aplikasi utamasby1.id memiliki 2 (dua) jenis kelompok user menurut hak akses dan taks (tugas) yang harus dilakukan. Kedua jenis user tersebut, yaitu: 1) User umum User umum pada aplikasi utama adakah seluruh pemohon atau masyarakat umum yang memiliki keterkaitan dengan permohonan di Kantor Pertanahan Kota Surabaya I, user umum tidak dikelompokan karena tidak ada batasan akses pada user umum. 2) User verifikator User verifikator adalah pegawai Kantor Pertanahan yang bertugas untuk melakukan verifikasi berkas pemohon. Jika ada berkas yang kurang lengkap/dianggap kurang jelas, maka verifikator akan langsung menghubungi pihak pemohon melalui whatsapp (WA) menggunakan nomor kantor agar segera mengirimkan kekurangan berkas tersebut. e. Struktur dan Rancang Bangun Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guna mempertajam informasi mengenai aplikasi didapatkan sebuah gambaran mengenai struktur dan rancang bangun aplikasi. Menggunakan modeling Bussines Processing Modeling Notation 48
(BPMN) pada aplikasi permohonan berbasis website terdapat 3 (tiga) participant pool terdiri dari front page pool, verifikator pool dan whatsapp pool. Pada pool front page diawali dengan simbol event start user mengakses aplikasi utamasby1.id, pada halaman depan terdapat menu pengajuan permohonan dan pengecekan berkas permohonan, menu pengajuan permohonan berisi seluruh jenis permohonan beserta dan syarat berkas. Pada pool verifikator berkas yang telah diupload oleh pemohon akan masuk kedalam dashboard verifikator kemudian dilakukan verifikasi kelengkapan berkas oleh tim verifikator. Berkas yang belum lengkap akan dilakukan komunikasi 2 (dua) arah dengan menggunakan media whatsapp. Berkas yang telah lengkap kemudian akan masuk pada proses validasi keabsahan berkas. Pada proses validasi seluruh berkas yang telah lengkap akan divalidasi keksesuaian dan keabsahan berkasnya, jika berkas tidak seusai tim verifikator akan mengubungi via whatsapp, tetapi jika berkasnya telah lengkap maka akan diproses di back office. Berikut kegiatan pengguna dalam alur aplikasi pelayanan. 1) Task pemohon: a) Memilih jenis permohonan b) Cek permohonan c) Pendaftaran permohonan d) Upload berkas permohonan 2) Task admin/verifikator: a) Pengecekan kelengkapan berkas b) Validasi pengecekan berkas c) Request melengkapi berkas d) Update status berkas 3) Media Komunikasi dengan pemohon: a) Whatsapp b) Email 49
Gambar 9. Skema Proses Bisnis Aplikasi utamasby1.id f. Persepsi Penguna Selain penyelenggara layanan sudah mempersembahkan yang terbaik dengan aplikasi berbasis website. Sekiranya perlu mengetahui penilaian masyarakat terhadap aplikasi tersebut, sehingga bisa mendapatkan input yang riil demi perbaikan/penyempurnaan aplikasi. Penilaian oleh pengguna aplikasi dengan metode Webqual dan IPA (Importance Performance Analys) bisa dijelaskan sebagai berikut. 1) Kemudahan (Usability) Gap yang ditunjukkan antara Performance dengan Importance pada aspek Kemudahan (Usability) menunjukkan adanya perbedaan yang bisa diambil sebagai salah satu peluang. Jika rata-rata perbedaan hanya -0,02 maka bisa dikatakan aplikasi tersebut sudah sesuai dengan tingkat penting/potensi/ harapannya. Masyarakat yang terfasilitasi aplikasi ini menemukan berbagai kemudahan, seperti pada saat menggunakan, menavigasikan, tampilan situs dinilai menarik, dan mampu memberikan pengalaman positif. Tantangan 50
berikutnya adalah bagaimana mempertahankan penilaian masyarakat ini, meskipun dari sisi sistem operasional atau perangkat lain sebagai pendukung masih sangat layak dikembangkan. Tidak dipungkiri pada perkembangan waktu memungkinkan adanya hal-hal baru bisa diadopsi yang jika dipikirkan pada saat ini belum begitu mendesak untuk dilakukan, tetapi jika ingin aplikasi tetap terus berjalan dan memenuhi kebutuhan “pasar” maka tidak salahnya untuk terus mengikuti kebaruan tersebut. Tabel 12. Penilaian Terhadap Aspek Kemudahan (Usability) Aplikasi utamasby1.id USABILITY/KEMUDAHAN Variabel Indikator Perf Imp Gap 3.27 3.40 -0.13 USA1 Mudah dalam menggunakan aplikasi ini 3.17 3.20 -0.03 3.23 3.20 0.03 USA2 Interaksi dengan situs /website ini mudah dan jelas 2.93 3.10 -0.17 3.10 3.03 0.07 USA3 Situs ini mudah dinavigasikan 3.13 3.07 0.06 3.33 3.30 0.03 USA4 Situs ini mudah digunakan untuk orang awam 3.17 3,19 -0.02 USA5 Situs ini memiliki tampilan menarik USA6 Desain situs ini sesuai dengan tipenya USA7 Situs ini memberikan pengalaman positif Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2) Kualitas Informasi (Quality Information) Hasil pengolahan data pada aspek kualitas informasi menunjukkan bahwa gap yang ditimbulkan antara kinerja dengan tingkat penting/potensi/harapan cukup kecil. Nilai -0,10 merupakan angka yang bisa dikatakan tidak besar karena antara kenyataan dengan potensi memiliki besaran nilai hampir sama. Meskipun demikian terdapat hal-hal yang bisa dijadikan bahan konsentrasi pekerjaan dalam upaya penyempurnaan aplikasi. Melihat lebih saksama, gap agak besar hanya terdapat pada indikator tingkat kedetailan informasi, sedangkan indikator lainnya cenderung lebih baik. Indikator kedetailan informasi bisa diperkuat dengan menampilkan penjelasan rinci pada laman web. Setiap jenis pelayanan dengan segala persyaratan dapat dijelaskan pengertiannya, bahkan sampai tahap pemrosesan maupun komunikasi lanjutan. Secara umum kondisi seperti ini telah memberikan gambaran atas 51
aplikasi yang diluncurkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara lebih baik. Meskipun demikian penyempurnaan-penyempurnaan tetap bisa dilakukan. Tabel 13. Penilaian Terhadap Aspek Quality Information Aplikasi utamasby1.id INFORMASI Variabel Indikator Perf Imp Gap INF1 Situs ini memberikan informasi yang akurat 3.03 3.17 -0.13 INF2 Informasi dapat dipercaya 3.13 3.20 -0.07 INF3 Memberikan informasi yang terkini/aktual 3.03 3.17 -0.13 INF4 Situs ini memberikan informasi yang relevan 3.13 3.13 0.00 INF5 Memberikan informasi yang mudah di mengerti 3.13 3.17 -0.03 INF6 Informasi memiliki tingkat kedetailan yang tepat 2.97 3.13 -0.17 INF7 Informasi dalam format yang sesuai 3.00 3.13 -0.13 Rata-rata 3.06 3.16 -0.10 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 3) Interaksi Pengguna dengan Aplikasi Hasil pengolahan data terhadap aspek Service Interaction menunjukkan gap sebesar -0,06. Besaran angka ini cenderung tidak terlalu memberikan gambaran perbedaan antara Kinerja dengan Kepentingan/Potensi. Gap paling besar dari asepk Service Interaction hanya berada pada indikator memudahkan berkomunikasi dengan petugas. Indikator dengan nilai gap tersebut menjadi catatan penting karena berbeda dengan indikator-indikator lain yang sudah lebih baik. Masukan dari pengguna aplikasi khususnya pada kemudahan berkomunikasi dengan petugas, bisa menjadi bahan penyempurnaan berikutnya. Selama ini jika dibandingkan dengan pelayanan lain, termasuk melalui layanan manual, aspek komunikasi dengan petugas cenderung memiliki tingkat keluhan lebih tinggi. Beberapa survei yang pernah dilakukan terkait tingkat kepuasan masyarakat menyebutkan komunikasi masih menjadi kendala. Meskipun kedepannya tatap muka dengan petugas dikurangi semaksimal mungkin, tetapi media pengganti harus mampu menjawab kebutuhan. 52
Tabel 14. Penilaian Terhadap Aspek Service Interaction Aplikasi utamasby1.id Variabel SERVICE INTERACTION Perf Imp Gap Indikator 3.20 3.20 0.00 SERV1 Situs ini memiliki reputasi yang baik SERV2 Bemberikan rasa aman untuk menyelesaikan 3.20 3.17 0.03 transaksi 3.10 3.20 -0.10 SERV3 Menjamin keamanan data pribadi SERV4 Menciptakan suatu perasaan personalisasi 3.13 3.20 -0.07 (privasi) SERV5 Menimbulkan perasaan bahwa saya berada dalam 3.23 3.27 -0.03 komunitas yang tepat SERV6 Memudahkan berkomunikasi dengan petugas 3.07 3.27 -0.20 SERV7 Layanan yang dijanjikan akan dilaksanakan 3.20 3.27 -0.07 dengan baik 3.16 3.22 -0.06 Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian g. Tingkat Keamanan Informasi dan Infrastruktur Penunjang Aplikasi Penggunan Indeks KAMI dalam mengukur tingkat kematangan keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi pada Kantor Pertanahan Kota Surabaya I menunjukkan kategori Tinggi. Skor yang diperoleh pada masing- masing indikator mulai dari tata kelola, kerangka kerja keamanan informasi, pengelolaan aset, dan teknologi & keamanan informasi sudah berada pada angka lebih baik. Namun demikian, pada indikator pengelolaan risiko skor masih tertinggal karena tingkat kematangannya masih berada ada level I+. Level tersebut memiliki arti masih pada tahapan Kondisi Awal, sedangkan indikator lainnya sudah pada tahapan Penerapan Kerangka Kerja Dasar, hingga Terdefinisi dan Konsisten. Selagi aplikasi berjalan melayani masyarakat pengguna, penyempurnaan bisa diawali pada indikator pengelolaan risiko. Harapannya indikator ini tidak tertinggal jauh dengan indikator lain dan ke depan bisa berjalan beriringan. Hal ini juga akan memberikan gambaran bahwa setiap indikator pada aplikasi tidak memiliki kesenjangan yang tinggi, sehingga kualitasnya bisa dikatakan merata. 53
Tabel 15. Hasil Pengukuran Index KAMI Aplikasi utamasby1.id No. Indikator Skor Tk. Kematangan 1. Tata Kelola 122 2. Pengelolaan Risiko 30 III+ 3. Kerangka Kerja Keamanan Informasi 127 I+ 4. Pengelolaan Aset 114 II+ 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 93 II 26 II+ Kategori Sistem Elektronik Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Selanjutnya agar memudahkan mengamati sebaran skor hasil pengukuran dari Indeks KAMI, telah disajikan pada grafik radar sebagai berikut. Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 140 120 100 80 60 40 20 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 10. Grafik Radar Indeks KAMI utamasby1.id 4. Aplikasi Mobile ATRBPN SBY 2 ONLINE Kantor Pertanahan Kota Surabaya II a. Riwayat Aplikasi Aplikasi ATRBPN SBY 2 ONLINE merupakan salah satu bentuk Inovasi yang diselenggarakan oleh Kantor Pertanahan Surabaya II. Aplikasi ini dirancang sebagai salah satu alternatif bagi pengguna layanan untuk melakukan proses pendaftaran tanah, melalui media mobile berbasis Android. Latar 54
belakang dibangunnya aplikasi tersebut juga tidak lain karena pada situasi pandemi Covid-19 menjadikan pelayanan harus meminimalkan tatap muka. Hal ini bisa menjadi salah satu jawaban untuk membantu masyarakat agar masih bisa dilayani meskipun ada pembatasan pelayanan di loket offline. Aplikasi ATR/BPN SBY2 ONLINE dibangun oleh sumber daya manusia internal kantor dan mulai diluncurkan pada awal bulan April 2020. Antuasisme masyarakat umum dalam menggunakan aplikasi ini pada awal peluncuran masih belum begitu banyak karena sepertinya belum banyak yang tahu atau memahami adanya tool ini. Tetapi jika pengguna layanan adalah penerima kuasa/PPAT, maka cenderung sudah memahami aplikasi ini. Penerima kuasa/PPAT tahu keberadaan aplikasi ini berasal dari pegawai Kantor Pertanahan Kota Surabaya II dan kemudian disebarkan ke teman-teman lainnya satu profesi. b. Fungsi Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung kepada Kepala Subbagian Tata Usaha dan pengelola IT Kantor Pertanahan Kota Surabaya II, fungsi dari aplikasi mobile ATRBPN SBY 2 ONLINE secara terperinci adalah sebagai berikut: 1) Memfasilitasi layanan permohonan masyarakat secara mobile sehingga tidak perlu lagi datang ke Kantor Pertanahan pada awal pendaftaran; 2) Sebagai tools yang membantu loket menerima berkas secara Online; 3) Sistem monitoring berkas masuk dan keluar. c. Jenis Layanan di dalam Aplikasi Berdasarkan Hasil pengamatan dan observasi terhadap aplikasi secara langsung di dapatkan bahwa aplikasi mobile ini dapat menangani beberapa jenis pelayanan, terdiri dari: 1) Peralihan Hak Atas Tanah a) Jual-Beli b) Pewarisan 55
c) Hibah d) Pembagian Hak bersama e) Lelang 2) Hak Pertama kali a) Hak Milik b) Hak Guna Usaha c) Hak Guna Bangunan d) Hak Pakai Perorangan e) Hak Tanah Wakaf 3) Pengukuran a) Pemisahan Bidang b) Pengabungan Bidang c) Pemecahan Bidang 4) Permohonan Hak a) Pembaharuan b) Perpanjangan Hak c) Pemberian Hak diatas Konstansi 5) Perubahan Hak - Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik untuk Rumah Tinggal 6) Informasi Validasi - Informasi validasi buku tanah d. Pengguna Aplikasi Berdasarkan pada fungsi dan tujuan aplikasi ATRBPN SBY2 ONLINE dikhususkan untuk masyarakat umum, kuasa dan PPAT dengan pengelompokan akses user sebagai berikut: 1) User umum User Biasa adalah user yang telah mendaftarkan Aplikasi secara kedalam sistem dengan menggunakan Nomor KTP sebagai primary key user-nya 56
2) User admin User admin adalah pegawai Kantor Pertanahan Kota Surabaya II yang diberikan akses oleh admin aplikasi (loket, verifikator dan manajer loket). e. Struktur dan Rancang Bangun Aplikasi Pada aplikasi mobile SBY2 Online untuk melihat aktifitas masing-masing user dan peran aplikasi, peneliti menggunakan modeling BPMN (Business Processing Modeling Notation). Aplikasi SBY2 Online merupakan jenis aplikasi layanan permohonan berbasis mobile yang dapat diakses melalui android dan IOS, terdapat 3 participant pool terdiri dari login page pool, user page pool dan verifikator dashboard pool. Pada login page pooll pemohon akan disajikan tampilan form login. Pemohon yang telah memiliki user dan password dapat langsung login menggunakan user dan password yang telah dimiliki. Bagi calon pengguna yang belum memiliki user dan password dapat mendaftar terlebih dahulu dengan memilih button daftar, kemudian mengisi data diri dan verifikasi via email, selanjutnya pemohon dapat login. Setelah login, user akan masuk kedalam user page pool yang terdapat menu-menu layanan permohonan untuk dipilih sesuai kebutuhan. Setelah memilih menu layanan, pemohon dapat langsung meng-upload berkas permohonan sesuai dengan ketentuan persyaratan berkas. Selesai meng-upload berkas, berkas permohonan akan dikirimkan ke tim verifikator melalui jaringan internet. Pada pool tim verifikator menerima berkas permohonan pada kotak berkas masuk yang telah terkelompokan. Kemudian tim verifikator melakukan pengecekan subyek berkas dan kesesuaian persyaratan berkas. Apabila berkas belum lengkap maka tim verifikator mengirimkan notifikasi ke pemohon. Notifikasi ini akan diterima melalui aplikasi SBY2 Online dengan tujuan agar pemohon melengkapi berkas permohonannya. Berkas yang telah lengkap dan sesuai akan lanjut ke proses validasi berkas. Pada proses validasi, tim verifikator melakukan pengecekan keabsahan antara berkas fisik dan digital yang di-upload 57
oleh pemohon. Jika berkas belum tervalidasi tim verifikator akan mengirimkan notifikasi kepada pemohon, jika berkas telah tervalidasi tim verifikator akan melanjutkan proses di back office. Berikut kegiatan pengguna layanan melalui aplikasi ATRBPN SBY2 Online. 1) Task pemohon: a) Login b) Daftar c) Pilih permohonan d) Upload berkas permohonan 2) Task admin / verifikator: a) Pengecekan kelengkapan berkas b) Validasi pengecekan berkas c) Request melengkapi berkas d) Update status berkas 3) Media Komunikasi dengan pemohon : a) Status pada dashboard permohon b) Email Gambar 11. Skema Proses Bisnis atrbpn sby2 online 58
f. Persepsi Penguna Untuk mendapatkan persepsi pengguna berdasarkan harapan dan kenyataan dari pengguna aplikasi mobile ATRBPN SBY2 ONLINE, tim peneliti menggunakan metode Webqual dan IPA ( Importance Performance Analys). Dari ketiga aspek yang digunakan untuk memperoleh informasi, bisa dijelaskan sebagai berikut. 1) Kemudahan (Usability) Secara umum masyarakat pengguna aplikasi memberikan tanggapan yang cukup beragam terhadap aspek kemudahan (usability). Jika melihat skor rata-rata dari seluruh pertanyaan yang disampaikan, terlihat masih ada kesenjangan antara kinerja dengan tingkat pentingnya/potensi aplikasi yang seharusnya. Kesenjangan ini menjadi sebuah tantangan bagi penyelenggara untuk kembali bisa menghadirkan perbaikan sekaligus pengembangan sesuai dengan apa yang menjadi harapan. Dari 7 (tujuh) indikator yang ditanyakan, hanya indikator “memberikan pengalaman positif” yang memiliki gap paling kecil (-0,33), sedangkan lainnya berada diatas -0,5. Beberapa indikator dengan kesenjangan terbesar bisa dijadikan prioritas untuk perbaikan. Tabel 16. Penilaian Terhadap Aspek Kemudahan (Usability) Aplikasi ATRBPN SBY2 online USABILITY/KEMUDAHAN Variabel Indikator Perf Imp Gap 3.10 3.67 -0.57 USA1 Mudah dalam menggunakan aplikasi ini 3.13 3.70 -0.57 USA2 Interaksi dengan situs /website ini mudah dan jelas 3.13 3.67 -0.54 2.93 3.57 -0.64 USA3 Situs ini mudah dinavigasikan 2.87 3.63 -0.76 2.93 3.70 -0.77 USA4 Situs ini mudah digunakan untuk orang awam 3.33 3.67 -0.34 3.06 3.66 -0.6 USA5 Situs ini memiliki tampilan menarik USA6 Desain situs ini sesuai dengan tipenya USA7 Situs ini memberikan pengalaman positif Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2) Kualitas Informasi (Quality Information) Dari 7 (tujuh) indikator yang ditanyakan pada aspek Kualitas Informasi, rata-rata sudah mendekati tidak ada perbedaan antara Kinerja dengan 59
Potensi/Kepentingan. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa masyarakat pengguna aplikasi menaruh kepercayaan karena telah menghadirkan media pelayanan yang memiliki kemampuan cukup mumpuni untuk membantu pekerjaan. Dari beberapa indikator tersebut, hanya satu indikator yang masih memiliki nilai gap agak tinggi jika dibandingkan dengan indikator lain, yaitu kemampuan situs memberikan informasi yang akurat. Atas dasar inilah jika ada prioritas pengembangan, maka aspek akurasi informasi menjadi salah satu yang harus didahulukan. Berikut tabel hasil penilaian masyarakat pengguna aplikasi pada aspek Kualitas Informasi Tabel 17. Penilaian Terhadap Aspek Quality Information Aplikasi ATRBPN SBY 2 online INFORMASI Variabel Indikator Perf Imp Gap 3.07 3.70 -0.63 INF1 Situs ini memberikan informasi yang akurat 3.53 3.80 -0.27 3.20 3.43 -0.23 INF2 Informasi dapat dipercaya 3.27 3.57 -0.30 3.43 3.77 -0.34 INF3 Memberikan informasi yang terkini/aktual 3.40 3.70 -0.30 3.37 3.77 -0.40 INF4 Situs ini memberikan informasi yang relevan 3.32 3.68 -0.36 INF5 Memberikan informasi yang mudah di mengerti INF6 Informasi memiliki tingkat kedetailan yang tepat INF7 Informasi dalam format yang sesuai Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 3) Interaksi Pengguna dengan Aplikasi Pengguna aplikasi menilai terhadap aspek interaksi layanan dari penyelenggaraan inovasi rata-rata sudah ada hasil yang baik. Salah indikator yang mendapatkan penilaian tertinggi adalah adanya jaminan keamanan pribadi. Rasa kepercayaan terhadap keamanan data bisa muncul karena model penyelenggaraan aplikasi menggunakan pengamanan berganda, seperti harus login ada tahapan verifikasi. Kemduian untuk indikator lain yang mendapatkan penilaian paling kecil dan memiliki gap paling tinggi adalah reputasi aplikasi. Reputasi akan mendapat nilai tinggi dengan 60
sendirinya jika seluruh komponen, baik tampilan, kemudahan penggunaan, dan akurasi informasi mampu dihadirkan lebih baik dari sebelumnya. Tabel 18. Penilaian Terhadap Aspek Service Interaction Aplikasi ATRBPN SBY 2 online SERVICE INTERACTION Variabel Indikator Perf Imp Gap SERV1 Situs ini memiliki reputasi yang baik 3.07 3.73 -0.67 SERV2 Bemberikan rasa aman untuk menyelesaikan 3.10 3.57 -0.47 transaksi SERV3 Menjamin keamanan data pribadi 3.37 3.67 -0.30 SERV4 Menciptakan suatu perasaan personalisasi (privasi) 3.17 3.50 -0.33 SERV5 Menimbulkan perasaan bahwa saya berada dalam 3.07 3.63 -0.57 komunitas yang tepat SERV6 Memudahkan berkomunikasi dengan petugas 3.20 3.63 -0.43 SERV7 Layanan yang dijanjikan akan dilaksanakan 3.13 3.57 -0.43 dengan baik Rata-rata 3.16 3.61 -0.46 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian g. Tingkat Keamanan Informasi dan Infrastruktur Penunjang Aplikasi Tingkat kematangan keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi ATRBPN SBY2 Online bisa dikatakan cukup baik. Hal ini bisa dicermati dari berbagai indikator pembentuknya termasuk mempunyai nilai pada kategori sistem elektronik, dengan hasil Tinggi. Indikator tata kelola mempunyai tingkat kematangan III+, artinya kesiapan bentuk tata kelola keamanan informasi beserta instansi/perusahaan/fungsi, tugas dan tanggung jawab pengelola keamanan informasi sudah banyak diterapkan secara menyeluruh. Adapun sebagian kecil lainnya masih diterapkan sebagian. Indikator yang patut diperbaiki lebih awal adalah pengelolaan risiko. Hasil pengukuran dengan mengggunakan Indeks KAMI menunjukkan bahwa pengelolaan risiko memiliki tingkat kematangan I+, artinya masih berada pada Kondisi Awal. Kesiapan penerapan pengelolaan risiko keamanan informasi sebagai dasar penerapan strategi keamanan informasi masih didominasi pada status penerapan sebagian dan tidak sedikit yang masih pada tahap perencanaan. 61
Tabel 19. Hasil Pengukuran Index KAMI Aplikasi ATRBPN SBY 2 online No. Indikator Skor Tk. Kematangan 1. Tata Kelola 112 III+ 2. Pengelolaan Risiko 30 I+ 3. Kerangka Kerja Keamanan Informasi 123 II 4. Pengelolaan Aset 111 II 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 85 II+ Kategori Sistem Elektronik 26 Tinggi Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Indikator lain seperti kerangka kerja keamanan informasi, pengelolaan aset, dan teknologi & keamanan informasi sudah berada pada tingkat kematangan II dan II+. Ciri-ciri yang bisa ditemukan pada tingkat kematangan tersebut adalah status hasil evaluasi banyak yang berada di tahap penerapan secara menyeluruh, dan diterapkan sebagian. Apabila ingin tingkat kematangan menjadi III+ ke atas, maka seluruh sub indikator harus berada di status penerapan secara menyeluruh. Diperlukan upaya penyempurnaan untuk mencapai hal ini, dengan sumber daya yang tidak kecil. Agar mudah melihat distribusi indikator Indeks KAMI, maka dapat disimak grafik radar berikut. Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 150 100 50 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 12. Grafik Radar Indeks KAMI ATRBPN SBY2 ONLINE 5. Aplikasi atrbpnkabsukabumi.com Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi a. Riwayat Aplikasi Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali dengan luasan wilayah ± 419.970 ha. Jarak terjauh dari Kantor Pertanahan 62
Kabupaten Sukabumi ±5 jam perjalanan darat ke lokasi area kerja. Wilayah kerja yang begitu luas menjadikan banyak pelayanan tidak maksimal karena sudah terkendala jarak dan waktu. Rata-rata keterjangkauan masyarakat terhadap akses loket bisa dikatakan lebih rendah jika dibandingkan wilayah kabupaten/kota lain. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan dibangunnya aplikasi berbasis website atrbpnkabsukabumi.com. Aplikasi layanan digital pertanahan dengan domain atrbpnkabsukabumi.com diinisiasi oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi dan mulai digunakan pada bulan Maret 2020 saat pemberlakukan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Harapannya dengan aplikasi ini, masyarakat yang jauh dari Kantor Pertanahan tetap bisa mendapatkan pelayanan, khususnya saat pendaftaran permohonan. Adanya kemudahan ini setidaknya akan memangkas waktu, energi dan biaya masyarakat yang jika dibandingkan lansgung datang ke kantor belum tentu pendaftaran bisa selesai dalam satu hari. b. Fungsi Aplikasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara langsung kepada Kepala Kantor dan pengelola IT Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi, fungsi dari aplikasi wesbsite atrbpnkabsukabumi.com secara terperinci adalah sebagai berikut: 1) memfasilitasi layanan permohonan masyarakat umum maupun penerima kuasa/PPAT; 2) membantu loket dalam menerima berkas secara online tanpa terbatas waktu dan jarak; 3) sistem monitoring berkas masuk dan keluar; 4) keterbukaan informasi kepada pengguna. c. Jenis Layanan di dalam Aplikasi Jenis layanan yang telah difasilitasi dalam website atrbpnkabsukabumi.com terdiri dari berbagai kegiatan, diantaranya adalah: 1) Pendaftaran Pertama Kali 63
2) Pemecahan, Penggabungan, dan Pemisahan Hak 3) Survei, Pengukuran dan Pemetaan d. Pengguna Aplikasi 1) User Biasa User Biasa adalah user yang telah mendaftarkan aplikasi ke dalam sistem dengan menggunakan Nomor KTP sebagai Primary key User-nya 2) User Admin User admin adalah pegawai kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi yang diberikan akses oleh admin aplikasi (loket, verifikator dan manajer loket ). e. Struktur dan Rancang Bangun Aplikasi Berdasarkan hasil modeling Business Processing Modeling Notation (BPMN), aplikasi atrbpnkabsukabumi.com merupakan jenis aplikasi layanan permohonan berbasis website yang dapat diakses melalui berbagai device, dan terdapat 3 participant pool terdiri dari front page pool, login page pool dan verifikator dashboard pool. Pada front page pengunjung website akan disajikan berbagai informasi mengenai kegiatan Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi. Pada bagian main frontpage user disajikan beberapa jenis layanan permohonan. Setelah user memilih permohonan, selanjutnya user akan masuk pada login page. User dapat login jika telah mendaftar dan memiliki akses berupa user dan password. User yang telah login akan masuk ke dalam halaman user. Pada halaman ini pemohon akan diminta mengisi berkas permohonan, kemudian meng-upload berkas permohonan dan mengirimkannya. Pada proses pengisian pada berkas permohonan, pengguna layanan diwajibkan mengisi kolom yang disediakan secara lengkap dan lebih berhati-hati/cermat. Berkas permohonan yang telah dikirim akan diterima oleh verifikator di Kantor Pertanahan. Tim verifikator melakukan pengecekan kelengkapan berkas sesuai dengan jenis layanan permohonan yang telah diakses. Apabila berkas belum lengkap, tim verifikator akan mengomunikasikan dengan pemohon melalui aplikasi pihak ketiga 64
(whatsapp) agar pemohon dapat melengkapi berkasnya. Jika berkas telah lengkap, tim verifikator melakukan validasi keabsahan berkas. Berikut 1) Task pemohon: a) Login b) Daftar c) Pilih permohonan d) Upload berkas permohonan e) Perbaikan berkas permohonan 2) Task admin/verifikator: a) Pengecekan kelengkapan berkas b) Validasi pengecekan berkas c) Request melengkapi berkas d) Update status berkas 3) Media Komunikasi dengan pemohon : a) Via whatsapp Kantor Pertanahan b) Email 65
Gambar 13. Skema Proses Bisnis Aplikasi atrbpnkabsukabumi.com f. Persepsi Penguna Untuk mendapatkan persepsi pengguna berdasarkan harapan dan kenyataan dari pengguna aplikasi atrbpnkabsukabumi.com, tim peneliti menggunakan metode Webqual dan IPA (Importance Performance Analys). 1) Kemudahan (Usability) Hasil perhitungan terhadap penilaian masyarakat pengguna aplikasi pada aspek Kemudahan, rata-rata menunjukkan gap yang relatif kecil sehingga dapat dikatakan antara Kinerja dengan Potensi/Kepentingan/Harapan cendeurng ada kesamaan. Kondisi demikian memberikan gambaran bahwa aplikasi atrbpnkabsukabumi.com sudah cukup membuat masyarakat mendapat kemudahan. Terlepas dari kekurangan yang ada pada sistem, tetapi kinerja yang ditunjukkan sudah mendapat apresiasi cukup baik dari penggunanya. Indikator kemudahan penggunaan aplikasi merupakan yang 66
paling tinggi mendapatkan penilaian masyarakat. Hal ini kembali menegaskan bahwa aplikasi tersebut tidak memberikan kesulitan bagi penggunanya. Berikut sebaran nilai gap antara Kinerja dengan Potensi/Kepentingan/Harapan pada aspek Kemudahan. Tabel 20. Penilaian Terhadap Aspek Kemudahan (usability) Aplikasi atrbpnkabsukabumi.com USABILITY/KEMUDAHAN Variabel Indikator Perf Imp Gap USA1 Mudah dalam menggunakan aplikasi ini 3.30 3.27 0.03 USA2 Interaksi dengan website ini mudah dan jelas 3.13 3.13 0.00 USA3 Situs ini mudah dinavigasikan 3.30 3.37 -0.07 USA4 Situs ini mudah digunakan untuk orang awam 2.97 3.07 -0.10 USA5 Situs ini memiliki tampilan menarik 3.17 3.20 -0.03 USA6 Desain situs ini sesuai dengan tipenya 3.10 3.13 -0.03 USA7 Situs ini memberikan pengalaman positif 3.20 3.23 -0.03 Rata-rata 3.17 3.20 -0.03 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2) Kualitas Informasi (Quality Information) Kesenjangan (gap) antara Kinerja dan Potensi/Kepentingan/Harapan dalam aspek Kualitas Informasi pada aplikasi atrbpnkabsukabumi.com secara umum cukup kecil, bahkan hampir sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna. Antara kebutuhan dengan kinerja dari aplikasi menurut para pengguna dianggap mampu menjadi media yang bisa memenuhi kepentigan yang sedang mereka laksanakan. Terhadap situasi demikain dapat menjadi nilai lebih yang bisa dipertahankan, bahkan untuk hal tertentu mampu menjadi pendorong terhadap keberlanjutan kinerja dalam hal kualitas informasi. Namun begitu dari 7 (tujuh) indikator pembentuknya, terdapat 3 (tiga) indikator dengan gap cukup tinggi dibandingkan rata-ratanya. Ketiga indikator tersebut adalah akurasi informasi, informasi aktual/terkini, dan informasi relevan. Ketiganya adalah sumber bagi pengelola untuk bisa meningkatkan kualitas informasi sehingga mampu mereduksi gap yang ada. 67
Tabel 21. Penilaian Terhadap Aspek Kualitas informasi atrbpnkabsukabumi.com INFORMASI Variabel Indikator Perf Imp Gap INF1 Situs ini memberikan informasi yang akurat 3.13 3.23 -0.10 INF2 Informasi dapat dipercaya 3.20 3.23 -0.03 INF3 Memberikan informasi yang terkini/aktual 3.07 3.17 -0.10 INF4 Situs ini memberikan informasi yang relevan 3.07 3.20 -0.13 INF5 Memberikan informasi yang mudah di mengerti 3.13 3.20 -0.07 INF6 Informasi memiliki tingkat kedetailan yang tepat 3.03 3.10 -0.07 INF7 Informasi dalam format yang sesuai 3.20 3.27 -0.07 Rata-rata 3.12 3.20 -0.08 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 3) Interaksi Pengguna dengan Aplikasi Hasil perhitungan terhadap penilaian masyarakat pengguna aplikasi pada aspek Interkasi Layanan dapat disimpulkan bahwa antara Kinerja dengan Potensi/Kepentingan/harapan rata-rata terdapat gap yang realtif kecil (0,08). Hal ini cukup memberikan gambaran bahwa masyarakat secara umum sudah memperoleh kecukupan dalam hal interaksi. Interaksi dalam aplikasi sangat penting karena memberikan kemudahan bagi para pengguna mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Dari 7 (tujuh) indikator, terdapat 3 (tiga) indikator yang memiliki nilai kesenjangan diatas rata-rata, yaitu terkait dengan perasaan sudah dalam komunitas yang tepat, memudahkan berkomunikasi dengan petugas dan layanan yang dijanjikan akan dilaksanakan dengan baik. Ketiga indikator ini seolah menjadi sebuah catatan penting bagi pengembang aplikasi, agar sekiranya bisa mereduksi kesenjangan yang ada. Cara mereduksi tentu dengan menghadirkan peluang bagi masyarakat agar mampu/mudah berinterkasi, seperti melalui penyediaan layanan kontak yang selalu terpantau dan memiliki respon cepat. Hal ini sangat membantu para pengguna karena masyarakat membutuhkan suatu respon yang tidak lama 68
dan memberikan kecukupan informasi. Berikut sebaran kesenjangan pada aspek layanan interaksi. Tabel 22. Penilaian Terhadap Interkasi Pengguna layanan atrbpnkabsukabumi.com SERVICE INTERACTION Variabel Indikator Perf Imp Gap SERV1 Situs ini memiliki reputasi yang baik 3.10 3.17 -0.07 SERV2 Memberikan rasa aman menyelesaikan transaksi 3.13 3.20 -0.07 SERV3 Menjamin keamanan data pribadi 3.27 3.27 0.00 SERV4 Menciptakan suatu perasaan personalisasi (privasi) 3.23 3.30 -0.07 SERV5 Menimbulkan perasaan bahwa saya berada dalam 3.17 3.27 -0.10 komunitas yang tepat SERV6 Memudahkan berkomunikasi dengan petugas 3.07 3.20 -0.13 SERV7 Layanan yang dijanjikan dilaksanakan dengan baik 3.20 3.30 -0.10 Rata-rata 3.17 3.24 -0.08 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian g. Tingkat Keamanan Informasi dan Infrastruktur Penunjang Aplikasi Hasil perhitungan menggunakan Indeks KAMI menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kamatangan indikator pembentuk kemanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi masih berada pada kategori tingkat I, yaitu berada pada Kondisi Awal. Kondisi seperti ini memberikan gambaran bahwa aplikasi yang berjalan masih membutuhkan penyempurnaan dalam berbagai lini. Sebagai contoh aspek teknologi dan keamanan informasi. Kelengkapan, konsistensi dan efektifitas penggunaan teknologi dalam pengamanan aset informasi masih banyak yang belum dilakukan dan dominasi sisanya adalah masih dalam perencanaan. Keadaan demikian tentu harus diambil sebagai peluang, karena banyak sekali indikator teknis yang bisa diperbaiki. Pada proses perbaikan bisa dimulai dari hal-hal yang sifatnya penting dan memiliki tingkat kematangan paling rendah. Selanjutnya pada indikator yang memiliki nilai sedikit lebih baik. 69
Tabel 23. Hasil Pengukuran Index KAMI atrbpnkabsukabumi.com No. Indikator Skor Tk. Kematangan 1. Tata Kelola 43 2. Pengelolaan Risiko 27 I+ 3. Kerangka Kerja Keamanan Informasi 51 I+ 4. Pengelolaan Aset 68 I+ 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 37 I+ 10 I Kategori Sistem Elektronik Rendah Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Dari penjelasan di atas dapat dipahami bagaimana indikator keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi masih memiliki banyak potensi untuk dilakukan perbaikan. Skor dan tingkat kematangan yang relatif rendah adalah peluang bagi penyelenggara untuk bisa membenahi berbagai indikator tersebut. Berikut sebaran skor Indeks KAMI dalam bentuk grafik radar agar memudahkan pengamatan. Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 70 60 50 40 30 20 10 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 14. Grafik Radar Indeks KAMI atrbpnkabsukabumi.com 6. Aplikasi pos-bpn.com Kantor Pertanahan Kota Bogor a. Riwayat Aplikasi Aplikasi pos-bpn.com merupakan hasil inisiasi Kantor Pertanahan Kota Bogor yang diharapkan mampu membantu pelayanan pertanahan 70
setempat agar lebih cepat. Hal ini juga sebagai salah satu sarana untuk tetap bisa melayanai meskipun ada batasan dengan merebaknya wabah Covid-19 dan sempat berlakunya Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB). Masih merebaknya wabah Covid-19 dan adanya pemberlakuan PSBB, sedikit banyak memunculkan rasa enggan pada sebagian masyarakat untuk datang ke Kantor Pertanahan Kota Bogor. Dampaknya adalah menurunnya jumlah pengajuan permohonan. Meskipun demikian karena kebutuhan masyarakat yang semakin tidak bisa ditunda, maka sebagian masyarakat sudah mulai mencoba mengakses pelayanan. Namun apabila diperhatikan dengan melihat situasi dan kondisi saat ini, pelayanan akan lebih baik jika dilakukan secara online dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Berdasarkan hal tersebut dibuatlah aplikasi pos-bpn.com guna menjangkau masyarakat yang enggan atau memiliki keterbatas untuk datang ke Kantor Pertanahan Kota Bogor. Aplikasi ini dibuat oleh pihak ketiga dan diluncurkan pada bulan April 2020. b. Fungsi Aplikasi Aplikasi pos-bpn.com memiliki beberapa fungsi yang dapat dikelompokkan sebagai berikut. Pertama, sebagai sarana bagi pemohon (masyarakat umum maupun penerima kuasa/PPAT) untuk melakukan pendaftaran. Kedua, membantu loket menerima berkas sehingga lebih mudah untuk memverifikasi dokumen. Ketiga, sarana menyampaikan surat kepada pihak Kantor Pertanahan Kota Bogor. c. Jenis Layanan di dalam Aplikasi Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi terhadap aplikasi secara langsung, didapatkan informasi bahwa aplikasi ini menangani hampir seluruh jenis pelayanan dan dibagi atas dua jenis kuasa dan non kuasa. Saat proses pendaftaran, pemohon memasukkan kelengkapan identitas dan dokumen, sedangkan jenis layanan yang akan dipilih baru bisa ditegaskan setelah mendapatkan konfirmasi dari WhattsApp. 71
d. Pengguna Aplikasi 1) User Biasa User Biasa adalah pengguna yang telah mendaftarkan aplikasi secara kedalam sistem dengan menggunakan Nomor KTP sebagai Primary key User-nya. 2) User Admin User Admin adalah pegawai Kantor Pertanahan Kota Bogor yang diberikan akses oleh Admin Aplikasi (Loket, verifikator dan Manager Loket). e. Struktur dan Rancang Bangun Aplikasi Aplikasi pos-bpn.com merupakan jenis aplikasi layanan permohonan yang berbasis website yang dapat diakses melalui berbagai device. Pada modeling pos-bpn.com terdapat 3 (tiga) pool participant, terdiri dari frontend pool, email pool dan whatsapp pool. Pada frontend pool terdapat 5 (lima) menu pilihan, oleh tim penelitiam difokuskan pada pelayanan pendaftaran permohonan. Setelah masuk ke dalam menu pendaftaran permohonan, user mengisi form pendaftaran permohonan dan melampirkan berkas permohonan, sehingga user bisa mengirim berkas permohonan dengan men-submit form. Berkas yang telah dikirimkan akan masuk pada kotak email Kantor Pertanahan: [email protected] kemudian akan di buka oleh tim verifikator. Tim verifikator melakukan pengecekan kelengkapan berkas, jika berkas tidak lengkap tim verifikator akan menghubungi pemohon via whatsapp Kantor Pertanahan dan melakukan komunikasi hingga berkas lengkap. Apabila berkas telah lengkap, tim verifikator akan melakukan pengecekan dan validasi data berkas permohonan untuk kemudian dilanjutkan proses pendaftararan permohonan ke backoffice. Berikut rincian kegiatan pengguna pada aplikasi. 1) Pemohon task : a) Pilih permohonan b) Upload berkas permohonan c) Perbaikan berkas permohonan 2) Admin / verifikator task : a) Pengecekan kelengkapan berkas 72
b) Validasi pengecekan berkas c) Request melengkapi berkas d) Update status berkas 3) Media Komunikasi dengan pemohon : a) Via whatsapp Kantor Pertanahan b) Email Gambar 15. Skema Proses Bisnis Aplikasi pos-bpn.com f. Persepsi Penguna Hasil pengolahan data dari sisi persepsi pengguna terhadap aplikasi pos-bpn.com, dijabarkan kedalam 3 (tiga) aspek, yaitu kemudahan, kualitas informasi, dan layanan interkasi pengguna dengan aplikasi. Berikut rincian hasil menggunakan metode Webqual dan IPA (Importance Performance Analys). 1) Kemudahan (Usability) Pada aspek kemudahan, rata-rata pengguna memberikan penilaian yang cukup baik terhadap aplikasi tersebut dengan hanya sedikit terdapat 73
kesenjangan (-0,08) antara kinerja yang ditunjukkan dengan potensi/kepentingan/harapan. Aplikasi yang sederhana menjadikan pengguna mudah menggunakan dan cepat memahami apa yang harus dilakukan pada saat sudah di dalam situs. Dari 7 (tujuh) indikator, terdapat satu indikator dengan nilai kesenjangan tertinggi (-0,13), yaitu tentang desain situs/aplikasi. Desain yang dimaksud adalah aplikasi merupakan pelayanan di bidang pertanahan (pelayanan publik), sehingga desain harus mencerminkan tipe pelayanan publik pada umumnya. Meskipun begitu, desain situs juga tidak terlalu besar kesenjangannya. Hanya saja jika dilihat dari prioritas penyempurnaan pada aspek kemudahan, maka bisa mempedomani berdasarkan penilaian masyarakat pengguna. Hal ini akan cukup membantu masyarakat dan meningkatkan apresiasi terhadap kinerja aplikasi yang diselenggarakan kantor. Tabel 24. Penilaian Terhadap Aspek Kemudahan (Usability) Pada Aplikasi pos-bpn.com USABILITY/KEMUDAHAN Variabel Indikator Perf Imp Gap 3.20 3.30 -0.10 USA1 Mudah dalam menggunakan aplikasi ini 3.37 3.43 -0.07 USA2 Interaksi dengan situs /website ini mudah dan jelas 3.50 3.60 -0.10 3.30 3.37 -0.07 USA3 Situs ini mudah dinavigasikan 3.40 3.47 -0.07 3.23 3.37 -0.13 USA4 Situs ini mudah digunakan untuk orang awam 3.33 3.40 -0.07 3.33 3.41 -0.08 USA5 Situs ini memiliki tampilan menarik USA6 Desain situs ini sesuai dengan tipenya USA7 Situs ini memberikan pengalaman positif Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2) Kualitas Informasi (Quality Information) Rata-rata hasil penilaian masyarakat pengguna aplikasi terhadap Kualitas Informasi yang disajikan memiliki gap -0,11. Angka ini secara umum tidak begitu besar karena masih menunjukkan kualitas Kinerja hampir mendekati Potensi/Kepentingan/Harapan. Melihat lebih detail terhadap indikator 74
pembentuknya, gap terbesar ditunjukkan pada tingkat kepercayaan akan informasi aplikasi, informasi yang relevan, informasi mudah dimengerti, dan informasi dalam format yang sesuai. Indikator yang disebutkan tersebut bisa menjadi prioritas seandainya nanti ada upaya penyempurnaan lebih lanjut. Tabel 25. Penilaian Pengguna Terhadap Aspek Kualitas Informasi Pada Aplikasi pos-bpn.com INFORMASI Variabel Indikator Perf Imp Gap 3.40 3.50 -0.10 INF1 Situs ini memberikan informasi yang akurat 3.47 3.60 -0.13 3.33 3.43 -0.10 INF2 Informasi dapat dipercaya 3.17 3.30 -0.13 3.30 3.43 -0.13 INF3 Memberikan informasi yang terkini/aktual 3.43 3.50 -0.07 3.3 3.4 -0.13 INF4 Situs ini memberikan informasi yang relevan 3.34 3.45 -0.11 INF5 Memberikan informasi yang mudah di mengerti INF6 Informasi memiliki tingkat kedetailan yang tepat INF7 Informasi dalam format yang sesuai Rata-rata Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 3) Interaksi Pengguna dengan Aplikasi Hasil perhitungan gap antara Kinerja dan Potensi/Kepentingan/Harapan pada aspek layanan interkasi menunjukkan rata-rata sebesar -0,15. Angka ini dibandingkan dengan kedua aspek sebelumnya menginformasikan sedikit lebih tinggi gap-nya, sehingga bisa disimpulkan ada penekanan dari pengguna untuk perbaikan interaksi. Indikator yang mempunyai gap paling besar adalah terkait jaminan keamanan pribadi (-0,20). Masih ada sedikit kesan ragu dari masyarakat bahwa informasi data pribadi bisa terjamin keamanannya. Hal ini bisa terjadi karena data pribadi merupakan sesuatu yang sensitif, dan apabila sudah dilakukan pengunggahan dalam suatu aplikasi perlu dijaga kerahasiaan dan keamanannya. 75
Tabel 26. Penilaian Pengguna Terhadap Aspek Interaksi Layanan Pada Aplikasi pos-bpn.com SERVICE INTERACTION Variabel Indikator Perf Imp Gap SERV1 Situs ini memiliki reputasi yang baik 3.17 3.33 -0.17 SERV2 Bemberikan rasa aman untuk menyelesaikan 3.30 3.47 -0.17 transaksi SERV3 Menjamin keamanan data pribadi 3.27 3.47 -0.20 SERV4 Menciptakan suatu perasaan personalisasi (privasi) 3.43 3.57 -0.13 SERV5 Menimbulkan perasaan bahwa saya berada dalam 3.20 3.37 -0.17 komunitas yang tepat SERV6 Memudahkan berkomunikasi dengan petugas 3.37 3.50 -0.13 SERV7 Layanan yang dijanjikan akan dilaksanakan dengan 3.27 3.40 -0.13 baik Rata-rata 3.29 3.44 -0.15 Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian g. Tingkat Keamanan Informasi dan Infrastruktur Penunjang Aplikasi Tingkat kematangan terhadap keamanan informasi dan infrastruktur penunjang aplikasi pada Kantor Pertanahan Kota Bogor menunjukkan status masih Rendah. Hal ini bisa ditengarai karena setiap indikator pembentuknya menunjukkan pada skor relatif kecil dan rata-rata masih pada tingkat I (Kondisi Awal). Dari status tingkat I (Kondisi Awal) yang dicirikan dengan komponen berstatus “Dalam Perencanaan” dan “Dalam Penerapan Sebagian”, hanya indikator Tata Kelola dan Pengelolaan Aset yang statusnya lebih baik. Cukup banyaknya indikator dengan tingkat kematangan rendah menjadi perluang besar bagi penyelenggara untuk melakukan penyempurnaan sehingga aplikasi bisa memiliki kemanan informasi lebih tinggi. Tabel 27. Hasil Pengukuran Index KAMI Aplikasi pos-bpn.com No. Indikator Skor Tk. Kematangan 1. Tata Kelola 24 2. Pengelolaan Risiko 21 I+ 3. Kerangka Kerja Keamanan Informasi 37 I 4. Pengelolaan Aset 72 I I+ 76
No. Indikator Skor Tk. Kematangan 5. Teknologi dan Keamanan Informasi 66 Kategori Sistem Elektronik 15 I Rendah Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian Potensi perbaikan dalam rangka pengembangan tampak begitu besar dan hal ini dapat ditangkap sebagai bagian dari upaya membuat aplikasi lebih terimplementasi dengan baik dan sesuai harapan penyelenggara maupun pengguna layanan. Agar memudahkan memahami sebaran skor aplikasi maka dapat menggunakan grafik radar, sebagaimana gambar berikut. Aspek Teknologi Tata Kelola Pengelolaan Risiko 80 60 40 20 0 Pengelolaan Aset Kerangka Kerja Gambar 16. Grafik Radar Indeks KAMI Aplikasi pos-bpn.com B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembasahasan hasil penelitian lebih difokuskan bagaimana mengenali tingkat kematangan inovasi di daerah yang secara langsung melayani masyarakat menggunakan media berbasis TI, dan potensi penerapan inovasi tersebut sehingga bisa dimanfaatkan lebih luas (nasional). Mengenali kualitas aplikasi bisa dilihat dari tingkat kematangan dan persepsi pengguna. Tingkat kematangan diukur dari beberapa indikator dalam Indeks KAMI, sedangkan persepsi pengguna menggunakan analisis antara kesenjangan antara potensi/harapan dan realita seperti 77
yang telah dirinci pada bagian metode penelitian. 1. Tingkat Kematangan Aplikasi a. Penerapan Tingkat kematangan direpresentasikan dari dari tingkat I (Kondisi Awal) hingga V (Optimal) pada masing-masing indikator. Indikator tersebut terbagi dalm 5 (lima) jenis yaitu tata kelola, pengelolaan risiko, kerangka kerja keamanan informasi, pengelolaan aset, dan teknologi & keamanan informasi. 1)Tata Kelola Kegiatan ini bertujuan mengetahui kesiapan bentuk tata kelola keamanan informasi beserta instansi/perusahaan/fungsi, tugas dan tanggung jawab pengelola keamanan informasi. Hasil pengukuran tingkat kematangan pada aspek tata kelola dari 6 (enam) aplikasi yang didalami, rata-rata masih berada pada status Kondisi Awal (I+). Kondisi seperti ini mencerminkan fungsi-fungsi pada unsur tata kelola cenderung masih dalam tahap perencanaan dan sedikit yang sudah diterapkan. Kegiatan yang dilakukan masih berkutat pada level dasar dalam sebuah penerapan inovasi. Meskipun demikian, terdapat 2 (dua) aplikasi yang sudah memiliki tingkat kematangan lebih baik, yaitu sudah berada pada status Terdefinisi dan Konsisten (III+). Ciri yang bisa diketahui dari status ini adalah fungsi-fungsi pada unsur tata kelola sudah banyak yang diterapakan secara menyeluruh dan sedikit saja yang masih dalam penerapan sebagian. 78
Gambar 17. Tingkat Kematangan Aspek Tata Kelola 2)Pengelolaan Risiko Aspek pengelolaan risiko lebih menekankan kesiapan penerapan pengelolaan risiko keamanan informasi sebagai dasar penerapan strategi keamanan informasi, rata-rata masih pada tahapan Kondisi Awal (I+). Kegiatan teknis yang dilakukan pada kondisi seperti ini lebih banyak dicirikan dengan status Dalam Perencanaan dibandingkan dengan status Sudah Diterapkan. Kondisi yang masih dibilang sangat dasar merupakan sebuah potensi besar dalam upaya penyempurnaan aplikasi, sehingga tingkat kematangan keamanan pada aspek pengelolaan risiko bisa lebih ditingkatkan. Gambar 18. Tingkat Kematangan Aspek Pengelolaan Risiko 3)Kerangka Kerja Keamanan Informasi Secara umum tingkat kematangan pada aspek kerangka kerja keamanan informasi juga hampir sama dengan kedua aspek sebelumnya, didominasi pada tahap Kondisi Awal (I). Aspek yang difungsikan untuk mengukur kelengkapan dan kesiapan kerangka kerja (kebijakan & prosedur) pengelolaan keamanan informasi dan strategi penerapannya cenderung masih dalam tahap Perencanaan. Hal sedikit berbeda pada aplikasi yang sudah berada di tahap Penerapan Kerangka Kerja Dasar, maka kegiatan yang dilakukan sudah banyak 79
berstatus Penerapan/Diterapkan Sebagian, dan sebagian sudah Diterapkan Menyeluruh. Terhadap kedua posisi tahapan, sama-sama memiliki peluang penyempurnaan karena masih begitu banyak kegiatan yang bisa diupayakan. Gambar 19. Tingkat Kematangan Kerangka Kerja Keamanan Informasi 4)Pengelolaan Aset Hasil pengukuran tingkat kematangan terhadap aspek pengelolaan aset menunjukkan bahwa masih didominasi oleh tahapan Kondisi Awal (I) dan sebagian kecil sudah sedikit lebih maju, yaitu pada tahap Penerapan Kerangka Kerja Dasar (II). Setiap unsur pembentuk pengelolaan aset cenderung pada status Dalam Penerapan/Diterapkan Sebagian dan sebagian masih Dalam Perencanaan. Dalam kondisi seperti ini, kelengkapan pengamanan aset dan siklus penggunaan aset dirasa masih belum begitu berjalan dengan baik, meskipun beberapa kantor sudah mulai menunjukkan perhatian dengan melakukan tindakan progresif dalam penyelenggaraannya. Status yang masih berada di bawah adalah tantangan bagi penyelenggara agar bisa lebih menaikkan status tersebut dengan jalan penyempurnaan pada setiap kekurangan masing-masing unsurnya. 80
Gambar 20. Tingkat Kematangan Pengelolaan Aset 5)Teknologi dan Keamanan Informasi Pengukuran pada aspek ini ditujukan guna mengetahui kelengkapan, konsistensi dan efektifitas penggunaan teknologi dalam pengamanan aset informasi. Hasil pengolahan data tingkat kematangan menunjukkan bahwa dari 6 (enam) lokasi, secara umum memiliki 2 (dua) tahapan, yaitu Kondisi Awal (I) dan Penerapan Kerangka Kerja Dasar (II). Ciri yang ada pada tahapan Kondisi Awal mencerminkan bagaimana status Dalam Perencanaan dan Diterapkan Sebagian untuk setiap unsur pembentuknya masih cukup dominan. Kelengkapan, konsistensi dan efektifitas penggunaan teknologi dalam pengamanan aset informasi sangat berpeluang untuk disempurnakan mengingat kondisi saat ini masih jauh dari status Optimal. Gambar 21. Tingkat Kematangan Teknologi dan Keamanan Informasi 81
b. Skor dan Kategori Sistem Elektronik (SE) Skor katageori sistem elektornik merupakan angka yang menunjukkan derajat sistem elektronik yang dimiliki oleh instansi/lembaga, dengan pengelompokan pada 3 (tiga) kategori, yaitu Rendah, Tinggi dan Strategis. Dari seluruh lokasi penelitian dengan aplikasi yang diselenggarakannya, rata-rata menunjukkan tingkat kategori Rendah. Meskipun demikian ada 2 (aplikasi) yang menunjukkan kategori tinggi yaitu, Kota Surabaya I dan Kota Surabaya II. Kedua kantor ini secara keseluruhan memiliki nilai penerapan lebih banyak, seperti aspek tata kelola, kerangka kerja, pengelolaan aset, dan teknologi & keamanan informasi. Hampir seluruh aspek sudah lebih baik dibandingkan beberapa daerah lain. Kedua kantor ini hanya memiliki nilai skor rendah pada aspek pengelolaan risiko (status Kondisi Awal/I+). Secara potensi penerapan, Kantor Surabaya I dan II bisa dibilang leading, tetapi bukan berarti kantor lain tidak memiliki keunggulan yang jika dilakukan penyempurnaan akan bisa meningkatkan skor hasil evaluasi akhir. Gambar 22. Skor dan Katageri Sistem Elektronik c. Hasil Evaluasi akhir Hasil evaluasi akhir terhadap lokasi penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) tipe status kesiapan, yaitu Pemenuhan Kerangka Kerja Dasar dan Cukup Baik. Pemenuhan Kerangka Kerja Dasar dicirikan dengan masih banyaknya kegiatan berstatus Dalam Perencanaan dan sebagian lebih sedikit pada status Dalam Penerapan/Diterapkan Sebagian. Hal ini menjadi masukan yang baik 82
kepada penyelenggara, bahwa masih banyak potensi yang bisa diambil untuk disempurnakan. Kemudian dari hasil evaluasi akhir yang menunjukkan status kesiapan Cukup Baik, maka bisa dilihat ciri-cirinya berupa dominasi status kegiatan sudah pada tahap Dalam Penerapan/Diterapkan Sebagian, dan sebagiannya lagi adalah Diterapkan Secara Menyeluruh. Tabel 28. Hasil Evaluasi Akhir Seluruh Aplikasi No. Kantor Skor Kategori SE Hasil Evaluasi akhir Pertanahan Kategori SE Rendah Pemenuhan Kerangka 1. Samarinda 15 Kerja Dasar Rendah Pemenuhan Kerangka 2. Palangkaraya 14 Tinggi Kerja Dasar 26 Tinggi Cukup Baik 3. Surabaya I 26 Rendah Cukup Baik 4. Surabaya II 10 Pemenuhan Kerangka Rendah Kerja Dasar 5. Kab. Sukabumi 15 Pemenuhan Kerangka Kerja Dasar 6. Kota Bogor Sumber: Hasil pengolahan data tim penelitian 2. Persepsi Pengguna dan Kesenjangan Pada subbab ini, metode webqual dan Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui nilai persepsi pengguna aplikasi dan tingkat kesenjangannya (gap). Dari hasil pengolahan data terhadap penilaian masyarakat pengguna, diketahui ada kesenjangan antara potensi/harapan/kepentingan dengan kinerja aplikasi. Dari aspek kemudahan menggunakan aplikasi, diketahui ada gap yang relatif tinggi dibandingkan dengan aspek lain seperti kualitas informasi dan interaksi layanan. Nilai kesenjangan yang tinggi muncul karena antara realita (kinerja) dengan harapan/potensi masih ada jarak yang lebar. Beberapa lokasi penelitian yang memiliki jarak kesenjangan cukup lebar (di atas > -0,5) seperti Kantor Pertanahan Kota Palangka Raya dan Kota Surabaya II. Pada aspek Kualitas Informasi, kesenjangan yang lebar (> -0,5) berada di Kota Palangka Raya. Begitu juga pada aspek Interaksi Layanan (interkasi dengan aplikasi), kesenjangan tertinggi ditemukan di Kota Palangka Raya. Nilai kesenjangan pengguna aplikasi tidak serta merta menunjukkan bahwa aplikasi itu tidak berkualitas atau sangat berkualitas. Hanya saja penilaian ini 83
memberikan input bagi penyelenggara tentang harapan pengguna aplikasi terhadap aplikasi yang diselenggarakan oleh masing-masing Kantor Pertanahan. Harapannya penilaian bisa menjadi salah satu pendorong untuk menyempurnakan, memenuhi harapan sekaligus meningkatkan kualitas. Berikut gambaran besaran kesenjangan pada setiap lokasi penelitian. Gambar 23. Besaran Kesenjangan antara Potensi/Harapan/Kepentingan dengan Kinerja Aplikasi 3. Panduan Kementerian dalam Aplikasi Resmi Disadari bahwa inovasi dalam bentuk aplikasi yang dibangun oleh lingkungan Kantor Wilayah maupun Kantor Pertanahan menjadi nilai lebih yang mampu membantu pekerjaan pelayanan. Oleh karena itu adanya rambu-rambu yang diterbitkan oleh pihak Kementerian menjadi peluang bagi aplikasi-aplikasi di daerah untuk bisa dianalisis dan dilihat potensi dalam rangka penerapan yang lebih luas. Namun begitu untuk mencapai tujuan ini dan menjadi aplikasi resmi sehingga bisa digunakan pada cakupan lebih luas, maka perlu melalui serangkaian proses yang tidak sedikit. Merujuk pada Surat Edaran Nomor 13/SE-100.DI.02.02/IX/2020 tentang Mekanisme Pendaftaran Aplikasi Resmi 84
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, terdapat 7 (tujuh) tahapan yang harus dilalui, yaitu: a. Tahapan persiapan aplikasi; b. Tahapan usulan; c. Tahapan evaluasi; d. Tahapan standarisasi; e. Tahapan instalasi; f. Tahapan uji coba; g. Tahapan Launching. Keseluruhan tahapan di atas wajib dilalui dan dipenuhi jika suatu aplikasi yang dibangun pada Kantor Pertanahan bisa dimanfaatkan lebih luas. Setiap tahapan bertujuan memastikan agar aplikasi benar-benar memenuhi kebutuhan dan ketentuan yang ada. Hal ini menjadi sangat penting mengingat sirkulasi data melalui aplikasi merupakan data penting, baik menyangkut subyek maupun obyek. Kerahasiaan dan keamanan data menjadi unsur yang harus dijaga. Kantor Pertanahan yang sudah membangun dan menggunakan inovasi aplikasi dalam membantu penyelenggaraan pelayanan bisa dibilang sebagai tahapan persiapan. Hal ini karena dalam proses penggunaannya bisa dibilang sudah melalui tahapan panjang dari 0 (nol), penyempurnaan/perbaikan hingga aplikasi tersebut dijadikan sebagai alat membantu penyelenggaraan pelayanan. Jika aplikasi tersebut menurut Kantor Wilayah dianggap layak dan mendapat rekomendasi pengembangan aplikasi lebih lanjut, maka akan menjadi babak baru guna mendapat evaluasi dari Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin), dan Unit Kerja Teknis terkait. Tahapan evaluasi juga menjadi penentu apakah menurut Kementerian, aplikasi yang diusulkan layak mendapat rekomendasi pengembangan dan tidak menimbulkan duplikasi terhadap aplikasi resmi yang sudah ada. Aplikasi yang mendapat rekomendasi lebih lanjut akan dilakukan standarisasi teknis terlebih dahulu sebelum dilaksanakan instalasi aplikasi dan pemberian akses service oleh Pusdatin. Berikutnya pasca instalasi dan pemberian akses 85
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105