Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore bab 22

bab 22

Published by haryahutamas, 2016-05-21 03:38:01

Description: bab 22

Search

Read the Text Version

22 PENGOSONGAN UTERUS PADA KEHAMILAN KURAAIG DARI 20 MINGGUTindakan pengosongan urerus pada kehamilan kurang dari 20 minggu dapatdilakukan J.rrgr., beibagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus padasuatu keadaan t..t..rt, sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanyakehamilan;fasilitas yang tersedia; dan ketrampilan oPerator.1. Hemostasis atau penghentian perdarahan, misalnya pada abolqus. insip.iggs dan abortus inkompletus.2. in,.r.+.w!m4 is*algya anensefalus, spina bifida.1 sAv,*$.!d;i,;i&ia&r6*.f.4. Kelain#fi'e-Jiii lainnya, misalnya bg1ama&ka1,P\",iantung y-a,lg.mg-nyebabkan si,,ffihamilanyangtidakdinginkanyangmembawasiibu untuk mencoba bunuh diri.O. t!*ffiffihekgpg55i. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengan- .iffiffifE$ri,gen yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin.Jenis pengosongan uterus menurut umur kehamilan1'Pengosonganuteruspadakehamil,.ffiataudisebutJ&H* t\tfu{J4 e n str u al R e gulatio n ).

PENGOSONGAN UTERUS PADA 217 KEHAMILAN KURANG DARI 20 MINGGU2. Pengosongan uterus pada kehamilan 6-10 minggu3. Pengosongan uterus pada kehamilan l0-16 minggu4. Pengosongan uterus pada kehamilan 1,6-20 mingguPersiapant. $w,Lmg dan pe,rgelulUa2.stAn#n_eamnesis'.*@offieeamffi*e- riksaan umum/. roe-m.4.e#@rifkfilsaan sinekolosik dan laboratorium.3 . Pen j elas an t*g4r*&Adakmaan dan kggnlikasi-\"yang*asm*.r$\"-t*eX adia..Myang akan dipakai setelah tindakanTeknik Induksi Haid1. Kandung kencing dikosongkan, sebaiknya oleh penderita sendiri. Selanjutnyadapat diberikan anestesi.2. Dilakukan pemgriksaan ginekologik ulang untuk menenrukan besar dan posisi uterus. i3. Tindakan a dah antisepsis pada genitalia eksrerna, vagina dan serwiks.4. Dipasang spe.kulum vagina dan selanjutnya serviks dipresentasikan dengantenakulum5. Sonde uterus dimasukkan ke dalam kavum uteri untuk menentukan besar danarah uterus.6. Pada Induksi Haid tidak dilakukan dilatasi7.-KA,*Ula.Karman No.5 atau.No.6 dimasukkan ke dalam kavum uteri sampai fundus uteri, selanjutnya dihubungkan dengan aspirator.Aspirator yang digunakan dapat berupa:a. Mesin aspirator listrikb. Ekstraktor Vakumc. Disposable syringe 5a cc8. Setelah dicapai tekanan 50 cm Hg pada aspirator listrik atau -0,5 atmosfir pada Vakum Ekstraktor dan syringe, kanula digerakkan perlahan-lahan dari atas kebawah dan sebaliknya, sambil diputar 360'.9. Bila kavum uteri sudah bersih dari jaringan konsepsi, akan ter-4ia d44 ger_dgqgar;ffi-k*;\"gg*LqhJ. Jas$ta*d€.nsau--*i@m€'E'ia**\";*\"g\" t .*3*PUgg\"JarrJt$ara-,akaa-*inabut eskdung-+rdag*10. Pasciiindakan tanda-tanda vital diawasi selama 15-30 menit, bila tanpa anesresi.Bila dilakukan dengan anestesi umum, pascatindakan diawasi selama l-2 )am11. Pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan 1,-2 minggu kemudian dan selanjutnyabila diperlukan sesuai dengan kontrasepsi yang dipakai.

21,8 PENGOSONGAN UTERUS PADA KEHAMILAN KURANG DARI 20 MINGGUTeknik pengosongan uterus pada kehamilan 6-10 minggu dengan X#igfl'Wgtlffib1. Prosedur sama dengan pada Induksi Haid, kecuali perlu dilakukan dilatasi sebelum kanula dimasukkan ke dalam uteri2. Perlu dilatasi 1 mm lebih besar daripada diameter kanula yang dipakai. Setiap kali dilatator dimasukkan ke kanalis servikalis, serviks ditarik ke belakang agar sudut antara serviks ke vagina menjadi lebih lurus. Dilatator dipegang dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Jari manis dan kelingking berekstensi, dan diletakkan pada bokong wanita untuk menghindarkan kekuatan yang berlebihan pada dilatasi.re*mik.p,s*S *LL;t6mins8\"1. Dilakukan dalam 2 ahap, yaitu tahap dilatasi dan tahap evakuasi2. Tahap dilatasi dilakukan dengan pemasangan k**mJg*nta*r* ke dalam kanalis servikalis, f,. 24 ianu,sshnhm\"c*akuasi.3. Selanjutnya ggr di I aku kan evakuasi . U*Ltue*\"d€nggahCISgtar-r&* sepsl yang Desar yaltu lanln oan plasenta. r\emuolandilakukan sWi;*axcik^ffi-uii[rl membersihkan uterus. /Teknik pengosongan uterus;/ada kehamilan 16-20 minggu1. Dapat dilakukan dengafl cara *a*wtawurXde*ngan ff,S.s-Bgbp*&**2. Pada cara instilasi Na Cl 2a\"/o, prosedurnya ialah sbb: a. Tindakan a dan antisepsis di daerah abdomen. b.Dilakukananestesiloka1dindingperutpadadrik*M c. De.fgug-an ia-rum*Np\"\"l6Jiiakukan amniosentesis, dikeluarkan sebanyak 1-2 ml cairan amnion. Bila gagal atau berdarah, tindakan dihentikan dan dapat diulangi lagi 1 minggu kemudian. d. Selaniutnya.. Biffax6fi);ffi;ia;k ;z*Q-u*ir.dalarl harinya.Pemberian prostaglandin dilakukan dengan prosedur sbb:a. Pasien dirawatb. Dipasang satu PG-ONO-802 pesarium vaginal setiap 3 jam, sebanyak lima kalic. Bila dalam24 jam tidak terjadi abortus, berikan infus pitosin l0-20 unit dalam 500 ml glukose 5%. Tindakan ini dapat diulangi lagi keesokan harinya, bila belum terjadi abortus.

PENGOSONGAN UTERUS PADA 21,9KEHAMILAN KURANG DARI 20 MINGGU Komplikasi Induksi haid/Swction curettdge 1. Dapat terjadi refleks vaggl yang menimbulkan muntah-muntah, bradikardig, dan caydiac arrest.\".2. Perforasi uterus yang dapat disebabkan oleh sonde atau kanula dilatator. Bila perforasi oleh kanula, segera diputuskan hubungan kanula dengan aspirator. Selanjutnya kavum uteri dibersihkan sedapatnya. Pasien diberi antibiotika dosis tinggi. Biasanya perdarahan akan berhenti segera. Bila ada keraguan, pasien dirawat. 3. Serviks robek yang biasanya disebabkan oleh tenakulum. Bila perdarahan sedikit dan berhenti, tidak perlu dijahit. 4. Perdarahan yang biasanya disebabkan sisa jaringan konsepsi. Pengobatannya adalah pembersihan sisa jaringan konsepsi. 5. Infeksi dapat terjadi sebagai salah satu komplikasi. Pengobatannya berupa pemberian antibiotika yang sensitif terhadap kuman aerobik maupun anerobik. Bila ditemukan sisa jaringan konsepsi, dilakukan pembersihan kavum uteri setelah pemberian payung antibiotika minimal satu hari. Komplikasi Instilasi larutan NaCl 20% 1. DIG (pisseminated Intraoascwlar Coagulation) 2. Ea\"-bp.*[,air . ketuban r. Hg;freusrroja - Komplikasi prostaglandin l. Muntah 2. Demam 3. Perdarahafl ., RUJUKAN 1. Affandi B, Santoso SIS. Manual Pelayanan Klinik Raden Saleh. Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/ RSCM, Jakarta, 1985 2. Castadot RG, Pregnancy terminations, riska, complications and their management. Fertil Steril, 1986; 45: 5-1,7 3. lVibowo B. Teknik pengakhiran kehamilan trimester I. Maj Obstet Ginekol Indon 1979; 1: 104-108 4. \Wiknjosastro H. Harahap H, Wiknjosastro GH. Induksi Haid, Maj Obstet Ginekol Indon 1974; 114-116 5. Viknjosastro H, Doodoh A, Aziz MF, Affandi B. Sociodemographic aspects and medical complications of spontaneous abortions at Dr. Tjipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta, Sixth Congress of Obstetrics and Gynaecology, Kuala Lumpur, Malaysia, 1974 6. Zattchni GI, SciarraJJ, SpeidelJJ. Pregnancy termination, Procedures, Safety and New Developments. Harper & Row Publishers, Cambridge-Sydney, 1978


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook