Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Seksi 16. Infeksi akibat protozoa dan cacing - pertimbangan umum

Seksi 16. Infeksi akibat protozoa dan cacing - pertimbangan umum

Published by haryahutamas, 2016-08-03 06:07:55

Description: Seksi 16. Infeksi akibat protozoa dan cacing - pertimbangan umum

Search

Read the Text Version

BAB 170 BIOLOGI MOLEKULER DAN IMUNOLOGI INFEKSI PARASIT -977E N G L A N D D M , H O C H H O L Z E R L :Primary pulmonary sporotrichosis. A m J Surg S H A W JCetal: Sporotrichosis in die acquired immunodeficiency syndrome. A m J Acad Pathol 9:193.1985 Dermatol 21:1145, 1989F R I E D M A N SJ, D O Y L E JA: Extracutaneous sporottichosis. Int J Dermatol 27:171, Trlkosporonosls 1983 W L A S H T J etal: Trichosporonosis in padents with neoplastic disease. Medicine 65:268.PLUSS JL. O P A L S M : Pulmonary sporotrichosis: Review o ftreatment and outcome. 1986. Medicine 65:143,1986seksi 16 Infeksi akibat protozoa dan cacing: pertimbangan umum 170 BIOLOGI MOLEKULER DAN infeksius dapat dianggap parasit, karena mikroorganismei n i IMUNOLOGI INFEKSI PARASIT tergantung pada organisme pejamu untuk nutrien esensial dan memberi beberapa derajat kerusakan. Namun, melalui konvensi, JOHN R.DAVID / L E O X,L I U infeksi parasit m e n u n j u k k a n i n f e k s i y a n g d i s e b a b k a n p r o t o z o a d a n helmintes. Apa yang membedakan parasit eukariohk iniadalah siklus Parasit protozoa dan helmintik menyebabkan penderitaan dan hidup yang kompleks dan infeksi kronik jangka panjang dari pejamu kematian manusia yang tidak dapat diperhitungkan yang sudah manusia. Siklus hidup parasit tipikal terdiri dari stadium per-berlangsung bertahun-tahun, dan pengaruh yang kuat pada kesehatan kembangan sekuensial yang mungkin meliputi gaya hidup parasitmanusia tetap sangat besar. Setiap tahun, ratusan juta orang menderita pada lebih dari satu pejamu dan pada beberapa keadaan periodemalaria, suatu penyakit manusia yang paling serius dan d i Afrika eksistensi hidup bebas. Pejamu bukan manusia tersangkut dalamsaja, hampir sejuta anak meninggal akibat malaria falciparum. Pro- berbagai siklus hidup parasit yang membingungkan termasukt o z o a l a i n , Trypanosoma cruzi, m e r u p a k a n p e n y e b a b u t a m a p e n y a k i t serangga, moluska, dan mamalia. Penularan oleh vektor biologikinij a n t u n g d i A m e r i k a S e l a t a n . P a r a s i t p r o t o z o a s e p e r t i Toxoplasma atau pejamu perantara terinfeksi adalah gambaran banyak infeksid a n Cryptosporidium t i m b u l s e b a g a i p a t o g e n o p o r U m i s p e n t i n g p a d a parasit yang penting. Adaptasi fungsional diperlukan oleh parasitpasien A I D S danpasien dengan tanggap imun yang lemah. untuk mengatasi lingkungan berbeda dengan sempurna yang me-Skistosomiasis, penyakit helmintik cacing pita yang ditularkan nyebabkan stadium parasit yang secara morfologis dan biokimiawimelalui keong, menyerang 200sampai 300 juta orang di seluruh berbeda satu sama lain. Setiap transisi dari satu stadium parasit kedunia. Parasit nematoda filaria menginfeksi sejumlah orang yang stadium parasit lain harus dibayangkan sebagai transformasi tercakups a m a d a n s a t u d a r i p a r a s i t i n i . Onchocerca volvulus, m e r u p a k a n semua hdak kurang radikal dibandingkan metamorfosis ulat menjadipenyebab kebutaan nomor dua yang paling sering di dunia. Lebih kupu-kupu (Gbr 170-1). Dibandingkan dengan virus dan bakteri,d a r i s a t u juta o r a n g m e n g a n d u n g p a r a s i t n e m a t o d a u s u s , t e r m a s u k parasit secara antigen kompleks. Setiap stadium perkembanganAscaris, c a c i n g t a m b a n g , d a n Trichuris. berbeda secara anhgen, yang mempunyai implikasilangsung untuk sifat alami respons imun pada infeksi parasit. Banyak cara penanganan tradisional gagal mengatasi beratnyainfeksi parasitik. Tidak adayang lebih terbukti dan serius dibanding- GAMBARAN UMUM INFEKSI PARASIT T e r d a p a t p e r b e d a -kan pada kasus malaria. Pada pertengahan abad ini, terdapat ophmis- an penting antara parasit helmintes dan protozoa. Parasit protozoame yang menyebar luas bahwa malaria dapat dibasmi dengan melaku- adalah uniseluler danbereplikasi langsung dalam pejamu manusiakan penyemprotan rumah dengan D D T terhadap nyamuk dan dengan melalui pembelahan aseksual. Parasit helmintik, di sam sisi, merupa-mengobati individu yang terinfeksi dengan klorokuin. Namun, kan cacing multiselular, relatif besar yang (dengan pengecualian yangperkembangan resistensi insektisida menyeluruh pada nyamuk dan jarang) tidak dapat langsung berkembang biak dalam manusia. Pro-r e s i s t e n s i k l o r o k u i n p a d a Plasmodium falciparum m e n y e b a b k a n tozoa, dalam ukuran kecil, dapat menjadi parasit intraseluler atautimbulnya kembali malaria dalam dua dekade terakhir Sebagai ekstraseluler, sedangkan helmintes hampir merupakan parasitcontoh, di Sri Lanka, jumlah kasus malaria tahunan yang dilaporkan ekstraseluler dari jaringan, darah, atau traktus gastrointesrinal. Sepertipada tahun 1960-an naik dari 18sampai lebih dari setengah juta! virus dan bakteri, parasit protozoa bereplikasi langsung dalamTerlebih lagi, usaha modernisasi d i banyak negara berkembang pejamu, tanpa melalui lingkungan luar atau melalui pejamu perantara.meningkatkan penyebaran infeksi parasit tertentu secara paradoks. Pada malaria, sebagai contoh, sporozoit infekdf berbiak sebagaiPembangunan bendungan diMesir dan Ghana untuk memberikan merozoit dalam hepar, dan merozoit menginfeksi eritrosit pejamuenergi industri sangat memperluas jumlah tersedianya danau garis dengan mengulangi siklus amplifikasireplikasi dan reinvasi parasit.pantai untuk penularan skistosomiasis kependuduk lokal melalui Dengan demikian, gigitan nyamuk infeksius tunggal dapat menyebab-keong yang terinfeksi. Rencana irigasi diAsia untuk penanaman kan morbiditas berat atau kematian akibat malaria. Sebaliknya, parasitpadi telah menambah jumlah daerah makanan nyamuk yang mem- helmintes secara hpikal berbiak dalam pejamu untuk menghasilkanbawa malaria. Pembukaan hutan hujan Amazon meningkatkan kontak telur atau larva yang harus keluar (melalui feses, urin, atau vektormanusia dengan lalat pasir setempat yang membawa leismaniasis. serangga yang menggigit) untuk melanjutkan perkembangan. Per- kembangan parasit lanjutan dalam lingkungan atau pejamu perantara BIOLOGI PARASIT I s t i l a h parasit b e r a s a l d a r i b a h a s a Y u n a n i diperlukan untuk mencapai stadium infektif untuk manusia. Sehingga,napaaixoa, y a n g a r t i n y a s e c a r a h a r f i a h \" o r a n g y a n g m a k a n d i m e j a banyak infeksi helmintes, tidak seperti malaria, memeriukan pemajan-orang lain\". Dalam pengertian yang luas, semua mikroorganisme an berulang terhadap larva atau telur infeksius untuk beban berat parasit untuk berkembang. Keadaan i n ibiasanya memerlukan residensi lama dalam daerah penularan yang terus menerus. Pada

97«- BAGIAN ENAM PENYAKIT INFEKSIA Telur pada jaringan dan tinja manusia D Serkaria dalam air dan kulit manusiaB Mirasidium dalam air E Skistosomulum dalam jaringan dan darah manusiaC Sporokista dalam siput F Cacing dewasa dalam vena mesenterikaG A M B A R 170-1 Transformasi morfologik parasit skistosoma dalam japonicum dan S. mekongi atas kebaikan Prasert Sobhon. P h . D . . M a h i d o l University, Thailand.)perjalanan siklus h i d u p n y a . (Skening m i k r o g r a f elektron Schistosomedaerah endemik, kebanyakan individu hanya terinfeksi ringan dan serangga. Sebenarnya, semua organ atau jaringan pejamu dapats e r i n g a s i m t o m a t i k , s e d a n g k a n penyakit h e l m i n t e s t e r u t a m a p a d a dimasuki parasit, namun kebanyakan parasit sangat spesifik dalamindividu yang mendapat beban cacing berat. pemilihan daerah pejamu tempat parasit ini ditemukan. Protozoa parasit dan helmintes mengembangkan berbagai adaptasi hebat untuk Kronisitas adalah karakteristik infeksi utama pada protozoa dan mengenai, menginvasi, dan bertahan hidup dalam sel pejamu spesifikhelmintes, dan terkait dengan kemampuan parasit unmk menetralkan d a n j a r i n g a n ( T a b e l 1 7 0 - 1 ) . U n m k p r o t o z o a i n t r a s e l u l e r , s e p e r t i Plas-atau menghindari respons imun pejamu. Mortalitassegera tidak lazim modium d a n Leishmania s p p . , m e n e m p e l n y a k e s e l p e j a m u s p e s i f i kterjadi pada infeksi parasit kecuali untuk malaria berat, leismaniasis diikuti oleh invaginasi membran atau endositosis yang membiarkanv i s e r a l , d a n t r i p a n o s o m i a s i s . B e b e r a p a p a r a s i t ( s e p e r t i Toxoplasma parasit masuk ke dalam sel. Periekatan ke membran sel pejamu jugad a n Trichinella) m e n j a d i l a t e n s e t e l a h f a s e a w a l i n v a s i . P e r u b a h a n v i t a l u n t u k p a r a s i t p r o t o z o a e k s t r a s e l u l e r s e p e r t i Entamoebapatologik dan penyakit klinis membutuhkan waktu bertahun-tahun histolytica, y a n g m e n g g u n a k a n p r o t e i n a d h e r e n ( l e k t i n y a n g d a p a tuntuk berkembang dalam banyak infeksi parasit, seperti penyakit menghambat galaktosa) yang melekat pada musin kolonik. ParasitChagas dan kebanyakan infeksi helmintes. ekstraseluler lain mengembangkan stmktur khusus, seperti diskus v e n t r a l a d h e s i f t r o f o z o i d Giardia, u n t u k m e l e k a t k a n d i r i k e j a r i n g a n Pada banyak keadaan, imunitas terhadap virus dan bakteri dapat pejamu.lengkap dan untuk seumur hidup setelah pemajanan sekali terhadappatogen. Imunitas yang mensterilisasi inijarang di antara protozoa INTERAKSI PEJAIMU-PARASIT MOLEKULER PADAdan tidak dijumpai pada parasit helmintes. Untuk banyak infeksi MALARIA P a r a s i t m a l a r i a m e m b e n k a n c o n t o h y a n g b a i k b a g i s e lprotozoa dan helmintes, proteksi terhadap infeksi serius jarang, jika pejamu mengenai pengenalan, periekatan, dan invasi oleh stadiumterjadi, lengkap, menjadi maksimal hanya setelah infeksi ulangan, parasit yang sukses. Malaria dimlarkan oleh gigitan nyamuk anofelesdan penurunan pada keadaan tidak adanya pemajanan lanjutan. Untuk yang terinfeksi. Sporozoit malaria dimasukkan ke dalam aliran darahparasit tertentu seperti nematoda usus, secara imunitas didapat secara dari kelenjar ludah nyamuk yang kemudian menginvasi hepar D ialami tidak tampak berkembang sama sekali. Akhimya, respons imun dalam hepar sehap parasit membagi diri secara aseksual untuk meng-pejamu yang terganggu dapat menyebabkan kerusakan jaringan hasilkan banyak merozoit. Merozoityang banyak inikemudian keluarimunopatologik yang merupakan ciri khusus beberapa penyakit dari hepatosit masuk ke dalam aliran darah dan menginvasi eritrosit.parasit seperti filariasis limfatik dan skistosomiasis. Parasit kemudian membagi diri di dalam eritrosit untuk menghasilkan banyak merozoit, yang dapat memsak sel dan menginvasi eritrosit Pengertian ilmu pengetahuan mengenai protozoa parasit dan lain pada siklus yang berulang yang bertanggung jawab untukhelmintes telah ketinggalan dari vims dan bakteri, sebagian karena penyakit klinis. Beberapa merozoit berkembang menjadi gametositstmktur dan siklus hidup parasit yang kompleks membuat parasit yang jika terambil oleh nyamuk lain pada waktu nyamuk mengisaplebih sulit dipelajari dilaboratorium. Lebih lanjut lagi, kebanyakan darah orang yang terinfeksi, menyebabkan perkembangan sporozoitinfeksi parasit serius sebagian besar terjadi di negara berkembang yang infektif untuk manusia.seperii Afrika, Asia, danA m e r i k a Selatan. Dua dekade terakhirterlihat munculnya kembali minat pengetahuan terhadap parasit yang Membran permukaan sporozoit malaria ditutupi oleh proteinp e n t i n g s e c a r a m e d i s , s e r t a m e t o d e k u l m r in vitro u n t u k p r o t o z o a s p e s i f i k s t a d i u m y a n g d i s e b u t protein sirkumsporozoit ( C S P ) , y a n gtertentu seperti malaria, membuat mungkin mempelajari parasit pada secara intensif telah diselidiki untuk mencari vaksin malaria (lihattingkat molekuler Pengamh yang besar dari infeksi parasit pada b a w a h ) . S e l a i n d a e r a h s e n t r a l i m u n o g e n i k , protein sirkumsporozoitkesehatan masyarakat dan kegagalan program kontrol yang klasik j u g a m e n g a n d u n g r e g i o k a r b o k s i l - t e r m i n a l ( d i s e b u t regio IT) y a n gtelah merangsang untuk mencari cara yang lebih baik untuk memiliki umtan asam amino sempa dengan daerah adesi sel yangmengobati danmengendalikan penyakit ini dengan menggunakan dikenal dari protein antara trombospondin. Uji mutakhir memper-metode biologi molekuler dan imunologi modern. l i h a t k a n b a h w a protein sirkumsporozoit m e l e k a t k e h e p a t o s i t d a n tidak k e sel atau organ lain, dan khususnya melekat pada segmenMEKANISME MOLEKULER INVASI PARASIT membran hepatosit basolateral yang terpapar dengan aliran darah. Regio II peptida sintetik bukan hanya dapat menghambat perlekatanP a r a s i t dajDat m a s u k ke t u b u h m a n u s i a m e l a l u i beberapa m t e i n f e k t i f , protein sirkumsporozoit r e k o m b i n a n k e h e p a t o s i t , t e t a p i j u g at e r m a s u k p e n e l a n a n m e l a l u i mulut, p e n e t r a s i kulit, dan g i g i t a n v e k t o r penetrasi sporozoit hidup ke dalam sel hati, yang menunjukkan bahwa

BAB 170 BIOLOGI MOKKULER DAN IMUNOLOGI INFEKSI PARASIT 979TABEL 170-1 Beberapa mekanisme molekuler invasi dan penegakan parasit. Paiasit Target sel atau jariiijian Mediator yang diajukan Faktor berasal dari parasit Makrofag Organela atau m o l e k u l sel pejamu PARASIT INTRASELULER L P G (lipofosfoglikan, gp63) Reseptor komplemen C R 1 dan C R 3 P r o t i i a s t i g o t Leishma- Reseptor fukosa-maiiosa berlanjut CSP (protein sirkumsporozoit) P v R B P 1dan 2 (protein yangS p o r o z o i t Plusinodiuin Hepatosit hepar reseptor produk akhir glikosilatM e r o z o i t P. vivax Hanya retikulosil M e m b r a n basolateral mengikat retikulosit) P v D A P - l (protein adesi Duffy)M e r o z o i t P. falciparum Hanya eritrosit Duify (+) Antigen grup Duffy S A B P (protein yang mengikat Semua eritrosit Glikolorin asam sialat)R B C leiinleksi Endotelium I C A M - l . CD36, trombospondin MSP-1 (merozoit permukaan /'. falciparum Makrofag Membran vakuolar prolein-I)Trypanosiiina cruzj PIEMP-I. PIHRP-2 Fibtoblas Adhesi permukaanTrichinella spiralis TC-T(JX. piotein yang B a n y a k jenis sel Glikoprotein permukaan membran menihentuk pori mirip-C9 B a n y a k jenis sel Fibronektin Otot rangka Induksi dedifetensiasi sel otot Protein yang mengikat heparin, penelrinFMtanuieba histolytica Mukosa kolonik Glikoprotein musin permukaan Glikan permukaan tra».s--SialidaseGtardia lamblia Epitel usus GP85, reseptor fibronektinSclustosoma cercariae Kulit Tidak diketahuiC j , . m g l.iiiiluiij; Penetrasi kulit, antikoagulan Lektin yang dapal menghambat galaktosa Lektin yang mengaktivasi ttjpsin Elasta.se Melaloprotein,isemotif molekul parasit adesif ini kritis terhadap pengenalan dan invasi eritrosit yang terinfeksi dengan selendotel. Adhesi interselulersel pejamu sasaran. m o l e k u l - I ( I C A M - 1 , intercellular adhesion molecule-I, y a n g j u g a m e n g i k a t l e u k o s i t d a n rinovims m a n u s i a ) t e l a h d i i d e n t i f i k a s i s e b a g a i I n f e k s i a l i r a n d a r a h d i m u l a i b i l a m e r o z o i t Plasmodium m e n g i n v a s i reseptor sitoadhesi endotelial untuk eritrosit yang terinfeksisel darah merah. Selain melekat pada permukaan eritrosit, merozoit P. falciparum. M o l e k u l e n d o t e l l a i n y a n g m e n g i k a t s e l d a r a h m e r a hharus berorientasi sendiri sehingga ujung apikalnya (yang mengan- mengandung parasit termasuk C D 3 6 , suatu glikoprotein membrandung organel kunci untuk invasi) menghadap membran sel pejamu. integral, dan trombospondin, suatu protein yang dianggap meng-Setelah membran eritrosit dan parasit membentuk hubungan ketat, hubungkan sel-sel bersama dengan menghubungkan protein terkait-muncul invaginasi pada membran eritrosit membentuk vakuola membran.parasitoforus yang menelan merozoit. Spesies malaria yang berbedam e m i l i h t i p e e r i t r o s i t y a n g b e r b e d a ; s e b a g a i c o n t o h , P. vivca t e r u t a m a STRATEGI INVASI PARASIT INTRASELULER LAIN Ba-m e n g i n v a s i s u b p o p u l a s i r e t i k u l o s i t ( i m a t u r ) , s e d a n g k a n P. falciparum nyak cara Iain yang jelas digunakan oleh parasit untuk menyerangmenginvasi semua tipe sel darah merah. Bagaimana spesies ini s e l p e j a m u . P a r a s i t Leishmania m e n e m p a t i d a e r a h y a n g t a m p a k n y am e n g e n a i t i p e e r i t r o s i t y a n g b e r b e d a ? P a d a k a s u s P. falciparum, tidak ramah untuk semua organisme infeksius, misalnya, fagolisosommerozoit tampak memanfaatkan residu asam sialat dari glikoforin makrofag. Untuk mencapai tempat yang tidak lazim, promastigot( y a n g m e r u p a k a n p r o t e i n m e m b r a n i n t e g r a l semua e r i t r o s i t ) s e b a g a i Leishmania i n f e k t i f m e n g a k t i v a s i k o m p l e m e n s e m m d a n m e n j a d ir e s e p t o r p e r m u k a a n s e l . S e k a r a n g t e l a h d i i d e n t i f i k a s i d u a p r o t e i n P. teropsonisasi dengan C3b, yang menyebabkan ambilannya ke dalamfalciparum y a n g m e n g i k a t a s a m s i a l a t e r i t r o s i t . M e r o z o i t P. vivax, d i makrofag. Bagaimana parasit ini bekerja untuk tidak menjadi matilain pihak, memeriukan glikoprotein golongan darah Duffy untuk k a r e n a j a l u r k o m p l e m e n t e r a k t i v a s i ? P r o m a s t i g o t Leishmania d i t u t u p ipelekatan dan masuknya k e eritrosit. Tentu saja, resistensi orang o l e h p o l i s a k a r i d a k o m p l e k s y a n g d i s e b u t lipofosfoglikan ( L P G ) y a n gA f r i k a k u l i t h i t a m t e r h a d a p m a l a r i a f l vivax d a p a t d i j e l a s k a n d e n g a n merupakan akseptor C 3 utama pada permukaan parasit. Padacara tidak adanya antigen golongan Duffy pada eritrosit mereka. p r o m a s t i g o t v i m l e n , b e n t u k lipofosfoglikan m e m a n j a n g ( d i b e n t u kPenelitian terhadap fenomena ini telah menemukan protein kompleks oleh tambahan subunit oligosakarida bemlang) mencegah insersiapikal merozoit yang memerantarai pelekatan spesifik pada kompleks serangan membran C5-C9 terminal kedalam membranglikoprotein Duffy, serta yang lain yang melekat hanya pada p a r a s i t . B a i k lipofosfoglikan m a u p u n p r o t e a s e p e r m u k a a n d i s e b u tretikulosit. gp63 m e m e r a n t a r a i a m b i l a n p r o m a s t i g o t in vitro m e l a l u i r e s e p t o r komplemen pada permukaan makrofag. D i dalam fagolisosom, parasit Malaria berpengaruh lebih banyak terhadap genetik manusia tampak bertahan hidup dengan menginaktivasi enzim lisosom dandibandingkan penyakit infeksius lainnya, dan merupakan tanda m e t a b o l i t o k s i d a t i f t o k s i k . S e k a l i l a g i , lipofosfoglikan m e m p u n y a iberbagai polimorfisme genetik (seperti talasemia dan hemoglobin S) peranan penting dengan menghambat ledakan oksidatif makrofagyang memberi periindungan terhadap malaria falciparum fatal pada dan dengan membuang radikal oksigen.individu heterozigot. Saat ini, haplotipe H L A spesifik juga telahmenunjukkan memberi periindungan terhadap malaria falciparum T. cruzi, p e n y e b a b p e n y a k i t C h a g a s , d a p a t m e n y e r a n g b a n y a kyang berat. Semua ini adalah contoh pertama yang diketahui dari tipe sel pejamu yang berbeda. Stadium tripomastigot invasif memilikigena respons-imun yang melindungi terhadap agen infeksius fatal. enzim permukaan, yang diperlukan untuk masuk ke sel pejamu, yangS a t u a l a s a n P. falciparum s a n g a t b e r b a h a y a a d a l a h b a h w a e r i t r o s i t mempunyai kemampuan unik untuk mentransfer residu asam sialatyang mengandung parasit diasingkan dalam bantalan vaskuler otak dari glikoprotein pejamu k e permukaan parasit sendiri. Beberapadalam, yang menimbulkan malaria serebral. Sekuestrasi ini disebab- saat setelah memasuki sel pejamu di dalam vakuola parasitofoms,kan oleh perlekatan protein yang berasal dari parasit pada permukaan parasit mengacaukan membran vakuola untuk mencapai sitoplasma.

980 BAGIAN ENAM PENYAKIT4NFEK5I ikemudian parasit berkembang biak. Perjalanan inidapat dipengaruhi MODEL OBAT P e n g e r t i a n b i o k i m i a w i y a n g l e b i h b a i k j u g ao l e h p r o t e i n T. cruzi l a i n y a n g m e m b e n t u k p o r i p a d a m e m b r a n dapat mengarahkan sasaran bam untuk kemoterapi antiparasit. Karenavakuola dan secara struktur serupa dengan C9, komponen komplemen banyak parasit dengan sifat alamiahnya tergantung pada metabolismeyang membentuk lubang (pori)terminal. pejamu, karena beberapa jalur biokimiawinyatelah mengalami degenerasi. Sebagai contoh, protozoa parasit dan helmin tidak mampu P e n y a k i t y a n g d u l u d i k e n a l s e b a g a i trikinosis d i s e b a b k a n o l e h mensintesis purinnya sendiri d a n harus tergantung pada jalurl a r v a Triciiinella spiralis y a n g d i t e l a n m a n u s i a b i l a m a k a n d a g i n g penyelamatan purin yang mmit. Pada kasus lain, parasit mungkinyang terinfeksi. Cacing multiseluler ini mempunyai kemampuan luar menghasilkan enzim unik yang digunakan secara eksklusifpada sifatbiasa untuk menyerang sel otot rangka dan secara lengkap mengubah parasit yang esensial. Sangadah mungkin mengeksploitasi secaramorfologi sel pejamu dan ekspresi gena, dengan peningkatan ukuran rasional beberapa perbedaan antara metabolisme dan biokimiawisel dan j u m l a h nukleus yang diganda dengan hilangnya protein pejamu dan parasit untuk mengembangkan obat bam yang bekerjak o n t r a k t i l . Trichinella t a m p a k m e n g e m b a n g k a n m e k a n i s m e u n t u k selektif terhadap parasit tanpa menimbulkan toksisitas pada pejamu.mengambil alih mesin transkripsi miosit, yang menyebabkan sel otot Sayangnya, insenhf komersial untuk ini terbatas, untuk mengem-melakukan diferensiasi ulang menjadi sel perawatan yang memper- bangkan obat yang paling diperlukan di negara tropis yang miskin.tahankan larva. Sebagai contoh, hanya beberapa obat bam yang digunakan dalam uji klinis untuk malaria (penyebab yang menyebabkan 1 sampai 3juta INVASI JARINGAN PEJAMU OLEH PARASIT HELMIN- kematian setiap tahun) dan tidak ada satu pun yang dikembangkanTES Parasit h e l m i n t e s m e n g u r a i k a n berbagai e n z i m k o m p l e k s d a n oleh pemsahaan farmasi Amerika Serikat. Sebaliknya, hampir 100substansi lain yang menyebabkan parasit ini melakukan penetrasi ke macam obat saat ini digunakan pada uji klinis untuk A I D S , penyakitdalam jaringan pejamu. Larva nematoda dan trematoda invasif, seperti yang terdapat di negara kaya maupun miskin.larva atau serkaria skistosoma cacing tambang, menghasilkan enzimproteolitik yang membantu penetrasi kulit. Sekali di dalam pejamu, TES DIAGNOSTIK T e k n i k i m u n o i o g i k d a n m o l e k u l e rparasit helmintes menggunakan berbagai mekanisme untuk kontemporer memberikan generasi bam alat-alat sensitif yangcocokmemfiksasi lokasi anatomik yang disukai parasit ini. Cacing cambuk untuk diagnosis klinis dan uji epidemiologik. U j i imunodiagnoshkTrichuris, s e b a g a i c o n t o h , m e m b u a t g a l u r s e n d i r i k e d a l a m e p i t e l dapat dibuat untuk mendeteksi antigen parasit atau antibodik o l o n i k p e r m u k a a n , s e d a n g k a n c a c i n g t a m b a n g Ancylostoma anriparasit pejamu. U j i imunosorben yang terkait-enzim (ELISA),menggunakan gigi bukal untuk mempercepat masuk ke dalam mukosa sebagai contoh, berguna untuk mendeteksi parasit jaringan, sepertiusus kecil. Cacing yang hidup dalam pembuluh darah atau lumen s i s t i s e r k i d a n Toxoplasma, y a n g ridak d a p a t d i i s o l a s i s e g e r a d a r iusus tampaknya \"berenang\" dengan motilitas aktif untuk tetap cairan tubuh pasien. Reaksi silang serologik yang sering pada infeksibertahan tersapu ke hilir Cacing ini terdiri dari filaria dewasa dalam parasit, adalah suatu kenyataan yang membatasi tidak bergunanyap e m b u l u h l i m f a h k d a n c a c i n g g e l a n g Ascaris d a l a m u s u s . P a r a s i t uji imunitas d i daerah endemik saat masyarakat sering terpaparl a i n , s e p e r t i l a r v a Trichinella d a n c a c i n g d e w a s a Onchocerca, dengan banyak jenis parasit. Masalah inidapat mengatasi penggunaanmembungkus diri dengan struktur khusus yang melindungi tubuh antibodi monoklonal terhadap antigen parasit yang merupakancacing ini dari serangan imun. Basis molekuler lokasi pejamu yang spesifik spesies. Deteksi sangat sensitif dari D N A parasit mungkinsesuai, tropisme jaringan, dan invasi jaringan oleh parasit helmin, d e n g a n t e k n i k h i b r i d i s a s i probes D N A . m u n g k i n t i d a k h a n y a u n t u kb a g a i m a n a p u n , t e t a p t i d a k t e r g a l i . S i s t e m k u l t u r in vitro s e p e r t i y a n g m e n d e t e k s i Leishmania p a d a b i o p s i k u l i t t e t a p i j u g a u n t u kdianggap pasti dalam penelitian virus dan bakteri belum direalisasi menentukan spesies utama yang terkena. Aplikasi klinis lain dariuntuk helmin parasit, yang dapat diperbanyak hanya melalui hewan deteksi D N A parasit termasuk diagnosis malaria derajat rendah ataupejamu dan vektor invertebrata. Begitu helmin parasit menyerang s k r i n i n g d a r a h d o n o r d i d a e r a h t e m p a t T. cruzi e n d e m i k . M e t o d e i n ipejamu, helmin membuka selubung rangkaian rumit mekanisme juga berguna pada survei lapangan epidemiologik manusia yanguntuk menghindari respons imun pejamu, dan beberapa mekanisme terinfeksi atau vektor sebagai bagian dari program kontrol massa.ini telah dijelaskan seperti yang diuraikan di bawah.BIOKIMIAWI PARASIT P E N G E L A K A N IMUN O L E H PARASITRESISTENSI OBAT P e r k e m b a n g a n r e s i s t e n s i o b a t p a d a Parasit telah mengembangkan berbagai cara yang baik untuk menghindari respons imun pejamu. Beberapa cara ini disajikan dalamparasit, seperti untuk virus danbakteri patogenik, menjadi Tabel 170-2. Untuk patogen intraseluler seperti yang telah dibahas di atas, invasi atau pengelakan i m u n sering menyempai dua sisi dalampembicaraan serius. Situasi inipaling penting untuk pengobatan dan I koin, untuk pengasingan dalam sel pejamu dapat memberikan daerah istimewa yang dapat diakses untuk survailan imunoiogik.p r o f i l a k s i s m a l a r i a . R e s i s t e n s i k l o r o q u i n p a d a P. falciparum, b e n t u k P r o t o z o a l a i n s e l a i n Leishmania m e n g a t u r u n t u k m e n g h i n d a r i l i s i s o l e h k o m p l e m e n . T r i p o m a s t i g o t v i m l e n T. cruzi, s e b a g a i c o n t o h ,paling ganas malaria manusia yang tersebar luas sehingga bukan melepaskan inhibitor aktivitas konvertase C3, sehingga membatasi a k t i v a s i k o m p l e m e n p a d a p e r m u k a a n p a r a s i t . P a r a s i t Toxoplasma,pengecualian tetapi merupakan hal biasa. Resistensi terhadap setelah ditelan oleh makrofag, menghambat fusi fagosom dengan lisosom dan mencegah pengasaman fagosom. Sejumlah parasitk l o r o q u i n t a m p a k n y a d i a k i b a t k a n o l e h p e n i n g k a t a n efluks o b a t s e l a i n menginduksi mekanisme supresor yang mengurangi atau memper- kecil respons imun pejamu efektif Parasit lain dapat menghancurkans e l m a l a r i a . Leishmania s p p . d a p a t m e n j a d i r e s i s t e n t e r h a d a p o b a t mediator inflamasiyang terserang pada respons imun efektif Sebagai c o n t o h , c e s t o d a Taenia m e n g h a n c u r k a n k o m p o n e n k o m p l e m e n , d a nantimetabolit melalui proses amplifikasi gena, parasit ini ameba menghasilkan faktor yang menetralisir kemotaksis makrofag. Nematoda memiliki kutikel yang aktif secara metabolik yang dapatmenghasilkan enzim sasaran dari parasit yang berlebihan untuk mengabsorpsi molekul ekstrinsik dan mensekresi kuantitas enzim parasit yang mungkin penting dalam menghindari dengan halus danmengatasi inhibisi oleh obat-obatan. Mekanisme lain yang diketahui, pertahanan pejamu diperantarai antibodi. Banyak parasit nematodayaitu parasit menjadi resisten termasuk ambilan obat yang berkurang,peningkatan inaktivasi obat, dan perubahan dan hilangnya daerahreseptor dan molekul sasaran untuk obat. Resistensi obat telahmengembangkan agen antiparasit baru seperti mefloquin untuk ma-laria, praziquantel untuk skistosomiasis, dan ivermectinuntuk infeksinematoda. Sayangnya, daerah dan mekanisme kerja yang sebenamyadari agen inidan banyak obat berguna lainnya masih hdak diketahui,yang mengganggu pengertian resistensi obat dan usaha-usaha untukmengatasinya melalui modifikasi kimiawi terhadap komponen asal(induk). I;





BAB 170 BIOLOGI MOLEKULER DAN IMUNOLOGI INFEKSI PARASIT 983saja, faktor nekrosis tumor alfa ( T N F a ) , sitokin yang berasal dari menampakkan epitope sasaran antibodi protektif adalah domainsel T . saat ini ditemukan mencetuskan respons granulomatosus sentral yang terdiri dari 23 ulangan urutan asam amino N A N P atauterhadap telur skistosom pada tikus defisiensi i m u n kombinasi berat N V D P . Namun, uji vaksin rekombinan atau sporozoit sintefik pada(yang kurang sel T dan B fungsional). Yang menarik, keluarnya telur manusia mengecewakan karena vaksin kurang memberikan responso l e h c a c i n g b e t i n a d e w a s a m e n i n g k a t s e c a r a d r a m a t i s in vitro d a n antibodi, dan parasitemia dicegah hanya pada beberapa individu yangvivo p a d a p e m b e r i a n T N F a , y a n g m e n u n j u k k a n b a h w a s k i s t o s o m mempunyai titer antibodi tinggi. Usaha yang sedang dilakukan untukmemanfaatkan jaringan kerja sitokinuntuk reproduksinya. Respons meningkatkan imunogenisitas dengan menggunakan adjuvan baruh i p e r s e n s i t i v i t a s tipe l a m b a t k r o n i k j u g a m e r u p a k a n d a s a r p e n g - dan dengan mengkombinasi urutan berulang protein sirkumsporozoith a n c u r a n l i m f a t i k y a n g m e n y e b a b k a n e l e f a n t i a s i s p a d a i n f e k s i filaria. dengan epitope sel T poten ditemukan di mana saja dalam molekul.Respons pejamu dapat dimodifikasi oleh anfibodi anfi-idiofipik atausel T anti-idiofipik, yang meningkat bila daerah yang mengikat anfi- Bukfi-bukfi eksperimental yang terkumpul menunjukkan bahwagen (idiofipe) antibodi antiparasit asli menginduksi anfibodi atau sel respons i m u n diperantarai selpenfing dalam periindungan terhadapT beranfigen yang mengkombinasi pengenalan daerah idiotipe. malaria. Sebagai contoh, sel T sitotoksik CD8-I- dan IFN-y meng- hambat stadium hepar dini parasit malaria. Selanjutnya, vaksin oralVAKSIN TERHADAP PENYAKIT PARASIT? y a n g m e n g a n d u n g s t r a i n Salmonella typhimurium y a n g d i l e m a h k a n ditransfeksikan dengan gena protein sirkumsporozoit menginduksiMenimbulkan ketertarikan kembali pengetahuan mengenai biologi respons sel dan bukan respons humoral pada tikus, tetapi masihparasit telah merangsang pendekatan imunoiogik terhadap kontrol melindungi tikus dari tantangan dengan sporozoit hidup. Meng-infeksi parasit. Diskusi yang mendahului membuat jelas bahwa gabungkan imunogen sel T k edalam vaksin peptida yang telahperkembangan vaksin anfiparasit bukan merupakan masalah mudah direkayasa secara genetik juga akan menyebabkan tambahan imunitasdan sebenarnya, tidak ada vaksin yang melawan penyakit parasit alamiah di daerah endemik oleh gigitan nyamuk infektif. Namun.manusia yang secara sukses dihasilkan. Karena sifat alamiah imunitas tiap-tiap e p i t o p e sel T d a p a t d i b a t a s i o l e h r e s p o n s i v i t a s t e r b a t a s - M H Cprotektif pada infeksi parasit kurang dimengerti, pendekatan terhadap terhadap epitope peptida pada populasi manusia. Akhirnya, vaksinperkembangan vaksin secara mendasar berdasarkan empiris. Pen- antisporozoit harus 100persen efektif untuk mencegah penyakit,dekatan seperti ini harus memikirkan secara keseluruhan irama anti- karena seseorang akan terkena malaria bahkan jika hanya beberapagen parasit spesifik-stadium dan respons i m u n pejamu terhadap anti- s p o r o z o i t m e n g a t u r d e s t r u k s i i m u n p e l a r i a n (escape).g e n t e r s e b u t . P e r k e m b a n g a n v a k s i n t e r h a d a p filariasis, m i s a l n y a ,harus memperhitungkan kenyataan bahwa penyakit disebabkan oleh Vaksin stadium darah S a s a r a n p o t e n s i a l l a i n u n t u k v a k s i ngangguan respons i m u n pejamu dibandingkan dengan efek toksik malaria adalah stadium darah aseksual yang bertanggungjawab atasparasit itu sendiri. Penggunaan organisme yang dilemahkan atau gejala klinis dan patologi. Tidak seperti vaksin sporozoit, vaksindimatikan, seperti untuk kebanyakan vaksin bakteri dan viral, tidak yang ditujukan untuk melawan stadium darah tetap menguntungkanpraktis untuk parasit manusia karena tidak dapat dihasilkan dalam jika parasitemia hanya berkurang sebagian. Sejumlah besar merozoitkepentingan jumlah industrial untuk imunisasi massa. Vaksin sub- dan antigen eritrosit yang terinfeksi telah diidentifikasidan dilakukanunit didasarkan pada antigen protein parasit atau karbohidrat, oleh kloning. Anfibodi monoklonal terhadap beberapa anfigen stadiumkarenanya diinginkan sekali dan dapat dihasilkan dengan mengguna- darah memberi periindungan pasif pada malaria roden, dan anfigenkan teknologi D N A rekombinan atau sintesis peptida. Beberapa isu yang d i m u m i k a n dengan menggunakan antibodi i n i dapatpengetahuan inidigambarkan pada cerita perkembangan vaksin yang menginduksi imunitas protektif. Beberapa keberhasilan telah dicapaiterus menerus untuk malaria. dalam melindungi primata dengan vaksin stadium darah dengan menggunakan antigen tersintesis atau rekombinan yang dikombinasi VAKSIN MALARIA K e r j a y a n g i n t e n s i f y a n g s e d a n g d i l a k u k a n dengan adjuvan Freund lengkap.a d a l a h p e n e l i t i a n p a d a v a k s i n u n t u k P. falciparum, y a n g m e r u p a k a nkebanyakan parasit malaria ganas. Setelah infeksi awal, respons imun Pada pendekatan yang tidak konvensional yang dimulai dihumoral minimal sampai stadium merozoit. Stadium darah aseksual Kolombia, vaksin stadium darah secara kimiawi disintesis denganini berbeda antigennya dan dapat melalui variasi antigenik pada setiap polimerisasi tiga antigen merozoit yang berbeda bersama dengans i k l u s e r i t r o s i t b e r i k u t n y a . S a n g a t tidak j e l a s a p a k a h s e m u a a n t i b o d i peptida N A N P ulangan dari protein sirkumsporozoit. Vaksin poli-yang dihasilkan untuk antigen merozoit adalah protektif ataukah merik ini, dikenal sebagai SPf66, mengurangi risiko malariaberkaitan dengan penyakit yang kurang berat. Bukti yang paling baik falcipamm pada relawan yang diimunisasi pada uji lapangan padauntuk adanya imunitas pada manusia adalah di daerah yang sangat orang Kolombia bam-bam ini dan akan dijalankan uji lanjutan diendemik untuk malaria. D i sini, individu yang terus terinfeksi Asia Tenggara dan Afrika. Sebagai catatan, tidak terdapat korelasimenderita infeksijinak, yang lebih kronikdengan parasitemia rendah antara kadar antibodi dan proteksi, dan tambahan gigitan nyamukd a n s e r i n g tidak a d a g e j a l a , k e b a l i k a n d e n g a n p a r a s i t e m i a b e r a t d a n alami yang kontinu diregio malaria diperiukan untuk menimbulkankomplikasi yang menyertai yang terjadi pada anak-anak yang lebih imunitas yang kuat, sehingga dengan kuat mendukung peranan kuncimuda atau imigran danpelancong ke daerah tersebut. untuk mekanisme i m u n yang diperantarai sel. Perkembangan baru yang menarik ini menggambarkan satu dari kebanyakan hasil yang Vaksin sporozoit D o r o n g a n u t a m a u n t u k p e n g e m b a n g a n mendukung selama ini dari prototipe vaksin malaria.v a k s i n sporozoit adalah adanya b u k t i bahwa hewan percobaan danmanusia dapat dilindungi terhadap infeksi sporozoit oleh vaksinasi Vaksin gametosit G a m e t o s i t , s t a d i u m s e k s u a l m a l a r i a , t i d a ksebelumnya dengan sporozoit yang diiradiasi. \"Vaksinasi\" ini di- menyebabkan gejala klinis tetapi bertanggungjawab untuk transmisilengkapi dengan membiarkan nyamuk yang terinfeksi diiradiasi (yang malaria melalui nyamuk pada sebagian besar populasi. Antibodim e n g a n d u n g s p o r o z o i t t e r i r a d i a s i y a n g tidak m a m p u m e m b a g i d i r i ) terhadap gametosit akan diambil dalam makanan darah nyamuk danuntuk menggigit relawan. Uji laboratorium menunjukkan bahwa menghambat perkembangan seksual lanjutan dalam nyamuk.antibodi dari individuyang terlindungi menetralisir sporozoit dengan Beberapa antibodi monoklonal terhadap antigen gametosit yangpengikatan secara spesifik keprotein sirkumsporozoit. I ^ b i h lanjut, terisolasi mencegah fertilisasi gametosit dalam nyamuk. Vaksin yangantibodi mononukleal terhadap protein sirkumsporozoit secara pasif menghambat transmisi tidak akan melindungi seseorang, tetapi secaradapat mentransfer periindungan terhadap malaria pada monyet dan substansi dapat mengurangi insidensi dan prevalensi malaria di daerahtikus biasa. Kloning molekul gena protein sirkumsporozoit yang endemik tertentu. Vaksin Antipenyakit S i t o k i n p e j a m u y a n g d i h a s i l k a n s e b a g a i respons terhadap antigen malaria spesifik ikut memberikan manifes- tasi klinis malaria. Khususnya, T N F a yang dihasilkan oleh makrofag





986 BAGIAN ENAM PENYAKIT INFEKSIT A B E L 1 7 1 - 2 I n f e k s i c a c i n g b u l a t (Roundworm) Siklus-hidtip pejaiiut DiaenosisParasit Distribusi Iiiterinediatc Definitif Stadium Cairan tubuh Tes Lainnya geografik (ttanstnisi) parasit atau jaringan serologi Tes \"Scotch tape\"CACING GELANG U S U S Ovum Prolapsus rektiEntcrobius Zona beriklim Fekal-oral Manusia Ovum Kulit perianal — Bentuk S x bermigrasi vennicidaris ( c t i c i n , sedang d a n tropis Ovum Tanah, fekal- Manusia Feses — ke paru kerawit) Zona beiiklim oral Manusia Ovum/larva Feses Bentuk S x bermigrasi sedang d a n tropisTnchiuris tricliiura Tanah. fekal- Manusia Ovum/larva Feses — ke paru, ,anemia Zona beriklim oral Bentuk S x bermigrasi (ctieing cambuk) sedang d a n tropis Larva Tanah->kulit ke paru, anemiaAsfuiis himbricoides EuroAsia. Afrika, L;ifva Diseminasi pada Pasifik Tanah-*kulit Manusia Mikrofilaria Feses — (cacing bulat pada imunodefisiensi A m e r i k a Setik,at, Tanah-*kulit Manusia Mikrofilaria Feses, sputum. EIA manusia) Aftika, di seluruh Mikrofilaria getah Biopsi olot dunia Bentuk duodenum PeriodisitasAncylostoma duodenale ( c a c i n g IXacrah subtropis dewas a/larva nokturnal' t a m b a n g d u n i a l a m :I ) dan tropis yang iNokturnal lembab Bentuk Dapat terlihat padaNecalor ainericanus dewasa/larva mata, diurna (cacing tambang Periksa nodul ataus dunia baru) potongan kulitStrongyloides Dapat terlihat padai,: slercoralis lesi: (strongilodiasis) Cacing tambang anjing dan kucingCACING GELANG JARINGAN Juga disebabkan oleh Trichinella spiralis Di seluruh dunia Babi/manusia Babi/iiu.nusia Olot BF cacing bulat dari Nyamuk Manusia spp lainnya B (trikinosis) Daerah pantai pada Darah, kelenjar — wilayah tropis d a n limfe'Wucheieria baticrofti subtropis Nyamuk Manusia Dtirah — (filariasis) Asia, subkontinen Manusia India Lalat mangga Manusiii Diirah — Brui^ia malayi (chrysops) Afrika Barat d a n Kulit/tnata — (filariasis) Tengah Lalat hitam Loa Loa ( c a c i n g m a t a Afrika, Meksiko (black Jlies) Afrika) dan Amerika Tengah serta Cyclops Manusia Kulit Onchocerca volvulus Selatan (river blindness) Kawasan oriental, T)racitnculus Afrika, Hindia • mcdinensis (cacmg Barat, Brazil .-guinea)SINDROMA LARVA MIGRANS Tanah-»kulit Anjing/ Lar^'a Kulit — Zona beriklim kucing. Lar\'aAncylostoma sedang d a n tropis Tan;ih, fekal- inanusia Visera, SSP, EIA braziliensis oral mata (creeping eruption) Zona beriklim Anjing' sedang d a n tropis kucing.Toxocara canis dan manusia cull (visceral larva• migrans)CATAATAN: B F = flDkul;i.si b e n t o n i t*Sampel darah harus diambil pada m a l a m hai^i, kecuali untuk infeksi yang diperoleh di Pasifik Selatan. PARASIT DARAH DAN JARINGAN Protozoa dan helmintes cairan tubuh yang bukan darah; namun demikian, benhik mikrofilaria cacing dan protozoa darah lebih mudah dilihatjika sediaannya dicatyang menginvasi jaringan merupakan permasalahan yang lebih sulit dengan zatwarna Giemsa atau Wright.dalam memilih teknik untuk menegakkan diagnosis. Sebagai contoh,dokter harus memahami bahwa hasil pungsi abses amuba hepar jarang Parasit yang paling sering ditemukan dalam sediaan apus darahm e m p e r i i h a t k a n E. histolytica k a r e n a b e n t u k t r o f o z o i t p r o t o z o a i n i dengan pewarnaan Giemsa adalah Plasmodium, mikrofilaria, danterutama terdapat di dalam dinding abses. Dokter juga harus ingat tripanosoma Afrika (lihat Tabel 171-6). Sebagian besar pasienu n t u k m e m i n t a p e m e r i k s a a n s p u t u m g u n a m e n e m u k a n o v u m Para- p e n y a k i t C h a g a s s u d a h d i t e m u k a n d i d a l a m f a s e k r o n i k k e t i k a T. cruzigonimus westermani d i a n t a r a p a r a i m i g r a n A s i a T e n g g a r a d e n g a n tidak lagi terdeteksi lewat mikroskop dalam sediaan apus darah.lesi kistik paru (Tabel 171-5) dan mengetahui bahwa sedimen urin Sediaan basah kadang lebih sensitif untuk mendeteksi mikrofilariam e r u p a k a n s a m p e l y a n g t e r b a i k u n t u k m e n d e t e k s i Sclustosoma dan tripanosoma Afrika daripada sediaan apus dengan pewarnaanhaematobium d i a n t a r a p a r a r e m a j a E t h i o p i a a t a u p a r a p e l a n c o n g karena parasit yang akfif ini menimbulkan gerakan eritrosit yangyang kembah dari Afrika dengan keluhan hematuria (Tabel 171-6). d a p a t t e r l i h a t p a d a l a p a n g a n m i k r o s k o p . F i l t r a s i nuclepore d a r a hTabel 171-1,171-2, dan 171-3 yang memberikan pedoman yang cepat memudahkan deteksi mikrofilaria. Bentuk-bentuk amastigot intraselmengenai distribusi geografik danlokasi anatomik parasit jaringan d a r i Leishmania s p p . d a n T. cruzi k a d a n g d a p a t d i l i h a t p a d a s e d i a a nyang penting, harus membantu dokter untuk memihh cairan tubuh apus darah perifer yang diwarnai,tetapi hasil aspirasi sumsum tulang,atau lokasi biopsi yang tepat bagi pemeriksaan mikroskopik. hepar, dan lien merupakan sumber terbaik untuk deteksi mikroskopikTabel 171-5 hingga 171-8 memberikan informasi tambahan tentang d a n p e m e r i k s a a n k u l t u r Leishmania p a d a f ) e n y a k i t k a l a - a z a r s e r t aidentifikasi parasit dalam sampel dari berbagai lokasi anatomik yang T. cruzi p a d a p e n y a k i t C h a g a s .spesifik. Prosedur laboratorium untuk mendeteksi parasit dari cairantubuh lainnya serupa dengan prosedur yang digunakan dalam D i a g n o s i s m a l a r i a d a n d i f e r e n s i a s i y a n g p e n t i n g d i a n t a r a Plas-pemeriksaan feses. Dokter harus berpegang pada hasil pemeriksaan modium s p p . d i l a k u k a n d e n g a n p e m e r i k s a a n m i k r o s k o p i k t e r h a d a psediaan basah, teknik pemekatan dan pewarnaan permanen semua sediaan apus darah tfebal dan tipis y a n g d i w a m a i (lihat Tabel 171-7).cairan tubuh. Pewarnaan trikrom atau besi-hematoksilin cukup Sebagian besar pakar malaria menyukai pewamaan dengan lamtanmemuaskan untuk mendeteksi semua jenis helmintes jaringan dalan G i e m s a k a r e n a k u a l i t a s k e s e l u m h a n n y a y a n g finggi, k e c o c o k a n n y a untuk mewamai baik sediaan apus tebal maupun tipis,dan stabilitas-

BAB 171 DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI PARASIT 987TABEL 171-3 Infeksi protozoa •Siklus-hidup pejamu DiaenosisParasit Distribusi Intermediate Definitif Stadium Cairan tubuh Tes Lainnya seoizrafik (transmisi) parasit atau jaringan serologiPROTOZOA USUSEn tamoeba h isli: lytic a Di seluruh dunia. Fekal-oral Manusia Feses, hati U S G , C 7 ' scan h e p a r (ainubiasis) khususnya di Manusia kawasan tropis Fekal-otal Trofozoit, Feses ID*, I H AGiardia lamblia Fekal-oral kista Feses (giardiasis) Di seluruh dunia Fekal-oral Feses 7 Feses String test jhospora belli Di seluiith duniaCryptosporidium Di seluruh dunia Air hangat Manusia Trofozoit, SSP, lubang Deteksi Pewarnaan tahan • Manusia dan kista hidung AG {nares) asam :| binatang Ookista _„ Binatang, Ookista SSP. kulit. Pewamaim tahan ^ komea DeteksiEnteroc\lozoon Di seluruh dunia? manusia AG asatn, biopsi hieneusi (mikrosporidiosis) ~~ Modified Irichrome, — biopsiAMUBA HIDUP-BEBAS SporaNaegleria Di seluruh dunia Manusia Trofozoit, kista Biopsi, nasal swabAcanthamoeba Di seluruh dunia Tanah, air Manusia Trofozoit, — kista Biopsi, kerokan kulitPROTOZOA DARAH DAN JARINGANPlasmodium s p p . Di kawasan Nyamuk Manusia Aseksual Darah Gunanya (malaria) subtropis d a n Aseksual Darah sedikit tropis Tryp. Darah, SSPBabesia microti Sengkenit Binatang IIF A n i m a l spp.. (babesiosis) A S . , khususnya Lalat Tsetse pengerat. khususnya pada New England manusia Card.agglut. splenia IIF-Trypanosoma Afrika Timur di M,anusia, Juga syanker. kelenjar rhodesiense daerah subsahara hewan limfe (penyakit tidur herbivora Afrika) Afrika Barat d i daerah subsahara Lalat Tsetse Manusia, Tryp. Darah, SSP Card.agglut, Juga syanker, keleniarTrypaiuisoma babi UF* limfe gambiense ( p e n y a k i t Meksiko-»Amerika tidur Afrika) Selatan Reduviid bugs Manusia, Amastigotes, Organ C F IIF Reaktivasi pada (triatoma) anjing dan Tryp. multipel/ imunosupresiTrypanosoma cruzi binatang darah (penyakit Chagas) Lalat pasir buas Amastigot (phlebotomus) KulitLeishmania tropica, Tersebar luas d i Manusia, El.¥ Biopsi, k e r o k a n kulit, dll. kawasan tropis Lalat pasir anjing, kultur dan subtropis (lutzomyia) hewan pengeratLeishmania Meksiko->Amei'ika Lalat pasir Amastigot Membran EIA* Biopsi, kerokan kuht, braziliensis Selatan (phlehotonuis) Manusia, kultur (mukokutaneus) anjing. mukosa kulit Manusia, hewanLeishmania donovani Tersebar luas d i mammalia pengerat Amastigot Sistem R E EIA' Biopsi, kultur (kala-azar) kawasan tropis lainnya dan subtropis Manusia, •> anjing,Toxoplasma gondii Tersebar luas d i binatang Kista, rofozoit SSP, mata, tot, E I A , I I F Reakdvasi pada : (toksoplasmosis) seluruh dunia buas organ lainnya imunosupresiPneumocystis carinii Tersebar luas d i Kucing Kista, rofozoit Paru,organ — Sputum yang seluruh dunia lainnva diinduksi, biopsi Manusia* ID = imunodifusi dengan peralatan yang dijual di pasaran (tidak tersedia di CIXT); IHA = hemaglufinasi indirek; AG = antigen; C F = fiksasi komplemen; Troph-trofozoit; Tryp.?bentuk tripomastigot; \W~ imunotluoresensi indirek.* Card agghitination disediakan di negara-negara endemis oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (Vv'HO); IIP hanya tersedia sekali-sekali hubungi WHO atau CDC'Spesifisitas.terbatas . . ,,,.,,,.„,:•.:•:••:; V ..: . • ;jt;:«,i jiiJ«»:,,:..,:.,,;':!' , ;i't... i . ' ^iffi,...^^nya dalam iklim tropis. Larutan Wrightdapat menghasilkan sediaan harus pula d i w a m a i dengan lamtan pewarna khusus yang tepat.a p u s d e n g a n k u a l i t a s y a n g finggi d a n j u g a d i p a k a i s e c a r a l u a s d i Dokter ahli patologi yang terbiasa dalam m e w a m a i sediaan sputumAinerika, namun larutan ini akan terurai dengan cepat pada iklim yang diinduksi dan hasil biopsi transbronkial dengan lamtan peraktropis mengingat bahan dasar metanolnya bersifat sangat higroskopis. (silver) untuk Pneumocystis carinii mungkin hams diingatkan agarSpesimen darah kapiler atau vena harus diambil sefiap 4 hingga memeriksa sediaan yang basah dan sediaan spesimen pam dengan12 j a m sekali sampai diagnosis ditegakkan. Sediaan apus dibuat pada pewamaan besi-hematoksilin untuk menemukan telur cacing sertakaca objek yang bersih sama seperti pada pembuatan sediaan tipis E. h i s t o l y t i c a ( l i h a t T a b e l 1 7 1 - 5 ) . K l i n i s i j u g a h a m s d a p a t m e m -darah untuk hitung jenis sel darah putih. Sediaan darah tebal dibuat berikan saran kepada dokter ahli bedah dan ahli patologi mengenaidengan meneteskan satu tetes darah pada kaca objek dan kemudian teknik yang opfimal untuk mengenali parasit dari berbagai spesimenmengaduknya dengan gerakan sirkuler sampai berdiameter sekitar y a n g d i p e r o l e h m e l a l u i p r o s e d u r k h u s u s t e r t e n t u y a n g ringan ( l i h a t2 cm. Eritrosit dalam sediaan tebal ini akan mengalami lisis dengan T a b e l 1 7 1 - 8 ) . S e b a g a i c o n t o h , e k s i s i c i n l a n k u l i t (skin s n i p s ) u n t u kadanya air, tetapi sediaan tipis akan difiksasi dalam metanol untuk d i a g n o s i s o n k o s e r k i a s i s , c u i l a n r e k t u m ( r e c t a l snips) u n t u k d i a g n o -mempertahankan morfologi eritrosit. sis skistosomiasis dan biopsi lesi kulit untuk idenfifikasi serta pemeriksaan kulturLeishmania spesies kutaneus dan mukokutaneus Meskipun sebagian besar parasit jaringan dapat diwarnai dengan mempakan prosedur sederhana, tetapi diagnosisnya dapat teriewatkanpewarnaan hematoksilin-eosin yang tradisional, spesimen biopsi

988 BAGIAN ENAM PENYAKIT INFEKSITABEL 171-4 Diagnosis laboratorium untulc jenis parasit TABEL 171-5 Diagnosis laboratorium untuk infeksi parasit pada p a r u (lanjulan)yang ditemukan dalam feses'P a r a s i t dan s t a d i u m f e k a l Prosedur diagnostik altematif Stadium parasit PewarnaanO v u m d a n s e g m e n Taenia saginata Tes \"Scotch Ittpe\" pctnanal unluk S p e s i e s Toxocara Larva S a m a s e p e r t i Ascaiis menemukan telur cacing H & E * dan sama sepertiO v u m Hynienolspis nana Pneumocystis carinii T r o f o z o i t d a n k i s t aO v u m d a n s e g m e n Diphyllohoth- Tidak ada di atas Tidak ada Parugonismus s p p . Bentuk dewasa dan H & E , besi-hematoksilin rium ovumO v u m d a n s e g m e n Taenia solium Biopsiotak untuk neurosistiserkosis; Entamoeba S a m a s e p e r t i Paiago- ,., serologi histolytica Trofozoit n ismusFH//CES (TREMATODA) Echinococcus Hidatida, soleks H & E ' , besi- hematoksilin,O v u m Fasciolopsis buski Tidak ada SchislDSoiikt spp. Ovum pewamaan tahan-asamO v u i T i Heterophyes heterophyes Tidak ada MikrofilariaO v u m Metagonismus yokogawai Tidak ada Brugia d a n Wuchere- H & E , besi-hematoksilinO v u m Clonorchis sinensis Periksa getah empedu untuk mene- Larva H & E , Giemsa ria* S a m a s e p e r t i Parago-O v u m Fasciola hepatica mukan telur cacing (ovum) dan bentuk dewasa pada kolangitis Toxocara s p p .O v u m Parugonismus app. Periksa getah empedu untuk mene- mukan telur cacing ( o v u m ) dan nismusO v u m Schistosoma bentuk dewasa pada kolangitis Sputum, biopsi paru atau biopsi otak ' P e n g e l u a r a n s p u t u m d i i n d u k s i u n t u k p e m e r i k s a a n Paragtmismus. T i d a k a d a d a t a y a n gCACING BULAT untuk menemukan o v u m ; serologiO v u m dan bentuk dewtisa Biopsi r e k t u m (khususnya, S. mcmiierlihalkan manfaat pemeriksaan dengan pengeluaran sputum yang diinduksi atau mansoni), u r i n ( 5 . haematobium), Enterobius vennicularis biopsi hepar dan pemeriksaan p u n B A L d a l a m m e n e g a k k a n d i a g n o s i s j e n i s p a r a s i t l a i n n y a , Tran.shroncitial brush serologi untuk seluruh spesiesO v u m Tricliiuris trichiura cacing ini dapat diikutsert.akan dalam B A L .O v u m d a n b e n t u k d e w a s a Ascaris ' Pada filariasis limfatik dan eosinofiliapulmonalis tropika himbricoidesO v u m cacing tambang dan kadang- • Hematoksilin dan eosin untuk pemeriLsaan histopatologi tipikal dan untuk deteksi semua kadang hrrvanya j e n i s p a r a s i t k e c u a l i Pneumocystis. ..L a r v a Slrongyloides O v u m Capillaria phillipinensis*O v u m phillipinensis capillaria Tes \"Scotch tape\" perianal unluk menemukan o v u m dan bentuk dewasa 4|| Tidak ada Mm Periksa sputum untuk menemukan larva cacing pada penyakit paru TABEL 171-6 Idenhfikasi parasit dalam darah dan cairan Tubuh lainnya Periksa sputum untuk tnenemukan larva cacing pada penyakit paru Aspirasi duodenum atau biopsi jejunum*; sputum atau biopsi P e n g a y a a n (enrich- Teknik kultur paru untuk menemukan larva /«e?)r)/pewarnaan Tid,ak berguna untuk diagnosis filariformis pada penyakit yang Sediaan apus tebal dan tipis/Giemsa atau Media disediakan diseminata; serologi DARAH Wright o l e h CDC Plasmodium s p p . Tidak ada Buffy coat/Giemsa Inokulasi p,ida Leishmania s p p . mencit atau tikus*PROTOZOA Seperti d iatas danBentuk trofozoit dan kista Giardia Biopsis paru untuk trofozoit; Tripanosoma Afrika' Buffy coat, k o l o m xenodiagnosis Entamoeba histolytica serologi anion/sediaan basah. Trypanosoma cruzi* dan Giemsa Garis sel fibrobl.i-lBentuk trofozoit dan kista Aspiriisi duodenum atau biopsi Toxoplasma gondii lamblia jejunum* Seperti unluk spesies AfrikaO o k i s t a Isospora belli Aspirasi duodenum atau biopsi jejunum' Buffy coat/GieinsaO o k i s t a Ciyptosporidium Aspirasi duodenum atau biopsiS p o r a Enlerocyslozoon bieneusi jejunum' Microfilariae^ F i l t r a s i nucleporel Tidak ada mm: Biopsi hepar unluk menemuk.in sediaan basah d a nj bentuk trofozoit; serologi Aspirasi duodenum atau biopsi Giemsa IB jejunum'' Teknik pewarnaan dan pemekatan dibicarakan dalam teks, URIN5* D a p a t d i k e l i r u k a n d e n g a n Trichiuris tricliiura.f Siring test y a n g k o m e r s i a l a t a u Crosby capsule m e r u p a k a n p e m e r i k s a a n yang Schistosoma Senlrifugasi/sediaan haematobium basah m e m u a ' ^ k a n ; Isospora d a n Cryptosporidium b e r s i f a t t a h a n a s a m . Tidak ada Mikrofilaria (pada , Seperti untuk darah Tidak ada chyluria) TABEL 171-5 Diagnosis laboratorium untuk infeksi parasit W: pada paru CAIRAN SPINAL Stadium parasit Pewarnaan Tripanosoma Afrika Sentrifugasi, k o l o m Seperti untuk darah Naegleria fowleri anion/sediaan basah,LAVASE BRONKOALVEOLER dan Giemsa Agar nutrien yangPneumocystis carinii T r o f o z o i t d a n k i s t a Sediaan basah, trikrom, dilapLsi d i atasnya besi-hematoksilin, Senlrifugasi/sediaan d e n g a n E. coli Giemsa basah, dan Giemsa atau tiikrom Perak metenamin, biruAscaris luinhricoides L a n - a s t a d i u m - t i g a toluidin, tes imuno- T. rhodesiense d a n T. gambiense. L a k u k a n i n j e k s i i n t r a p e r i t o n e a l 0 , 2 m L d a r a l i u t u h y a n g fluoresensi indirek sudah diberi heparin kepada mencit (kepada tikus, takarannya O.-SmL). Setelah 5 htui,Cacing tambang Lar\'a filariformis darah dari ekor harus diperiksa setiap hari untuk menemukan tripanosoma sepertiSlrongyloides Larva filariformis S a m a s e p e r t i Ascaris disebutkan di atas.Paragonismiis s p p . Ovum S a m a s e p e r t i A.KurisEntamoeba Trofozoit S a m a s e p e r t i Ascaris • Dapat terdeteksi dalam darah melalui teknik konvensional hanya selama fase penyakit S a m a s e p e r t i A.scaris yang akut. Xenodiagnosis beriiasil baik pada sekitar 50 persen pasien penyakit Chagas histolytica Skoleks kronis.Echinococcus Sediaan basah, « Pengambilan darah siang (pukul 10.00-14.00) dan m a l a m (puk-ul 22.00-02.00) harus )x:wamaan tahan-asam d i l a k u k a n u n t u k m e m p e r b e s a r k e m u n g k i n a n d i t e m u k a n n y a Wucheieria ( n o k t u r n a l k e c u a l i u n t u k s t r a i n P a s i f i k ) . Brugia ( n o k t u r n a l ) d a n L o a L o a ( d i u r n a l ) . (berlanjiil) ' Trichomonas vaginalis s e r i n g d a p a t t e r d e t e k s i d a l a m u r i n , t e t a p i p e n i e r i k s a a n s e k r e t vagina kemungkinan merupakan teknik pemeriksaan yang lebih disukai.

BAB 171 DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI PARASIT 989 TABEL 171-7 Diagnosis banding untuk spesies Plasmodium dalam apusan darah Ovale Falciparuin Vivax Malariae Bestir (muda) Bulal atau berbentuk buahGAMBARAN SEL DARAH MERAH Besar (muda) Kecil (tua) Segala ukuran Bulat atau oval Bulat peiu- dengan fimbria Bulal; mungkin kienasi S c l i i i j f i i e r ' s dills: b i n t i k - Tidak ada Schuffncr's dots Maurer's cleft: b e s a r , m e r a h bintik kecil berwarna Kompak Kompak (sampai 2 0 ) meralt Lebih teratur, lebih Tidak begitu berbentuk AMBARAN PARASIT Lebih tebal kecil, bentuk pila* ameboid dan berukurtin lebih kecil dib.andingkan Mirip benang, infeksi multipel, Ameboid, dapat mengisi vivax bintik-bintik krottiiitin ganda, sel b e t n u k accole' 8 hingga 12 merozoit Tidak tida Berukuran lebih kecil dan berbentuk oval, tetapi Tidak ada 12 hingga 2 4 merozoit 8 hingga 12 merozoit serupa dengan vivax yang sering tersusun Berbentuk jiisang, kromatin sentral Bul.at, mengisi sel, dalam bentuk Skizont dansel daram (betina) atau difus (j.antan) pigmen sering terietak rosette d i sekeliling m e r a h berukuran besar. di bagian sentral pigmen sel darah merah berbentuk seperti buahKUNCI DIAGNOSTIK Bulat, besar, pigmen pear serta berfimbria tampak kasar^ Cametosit, cincin multipel, binlik- Skizont, seldarah merah Skizont, sel darahS bintik kromatin yang ganda. berukuran besar. merah berukuranB*: b e n t u k accole, i n f e k s i h e b a t bentuk-bentuk kecil, bentuk- amuboid bentuk pitam' Pada bagian tepi sei darah meriih; mungkin mendatar menjadi bentuk batang.*Teregang melintang sel darali merah tetapi tidak berbentuk pisang.jika spesimen yang diperoleh tidak diambil atau diproses dengan nonspesifik lainnya dapat menunjukkan infeksi parasit pada pasienbenar. dengan kondisi geografik yang tepat dan/atau dengan kontak TES NONSPESIFIK E o s i n o f i l i a m e r u p a k a n k e a d a a n y a n g lingkungan. Bukfi biokimiawi adanya sirosis atau sedimen urin yangsering disertai infeksi oleh sebagian besar helmintes dandapat menca- abnormal pada seorang migran Afrika tentunya harus memperbesarpai j u m l a h absolut y a n g tinggi pada trikinosis serta pada fase migra- kemungkinan skistosomiasis. A n e m i a megaloblastik dapat merupa-t o r i k filariasis ( T a b e l 1 7 1 - 9 ) . H e l m i n t e s i n t e s t i n a l a k a n m e n i m b u l - kan manifestasi yang ditemukan pada cacing pita ikan (Diphyllobo-kan eosinofiliahanya dalam stadium larva yang bermigrasi k e paru. thrium latum), d a n g e j a l a a n e m i a s e r t a t r o m b o s i t o p e n i a p a d a s e o r a n gEosinofilia bukan manifestasi infeksi protozoa dengan pengecualian pelancong atau imigran yang mengalami febris merupakan indikasiy a n g m u n g k i n u n t u k Isospora d a n Dieiitamoeba fragilis. penyakit malaria. Pemeriksaan pemindaian C T dan M R Ijuga turut Seperti halnya dengan anemia mikrositik hipokromikpada infeksi memberikan kontribusinya dalam penegakan diagnosis infeksi olehcacing tambang yang berat, kelainan hasil laboratorium yang banyak parasit jaringan danmerupakan pemeriksaan pelengkap yang TABEL 171-8 Prosedur ringan untuk menegakkan diagnosis infeksi parasitProsedur Parasit d a n Stadiumnya M i k r o f i h a r i a Onchocerca volvulus d a nSkin snips: A n g k a t k u l i t d e n g a n s e b u a l i j a r u m d a n k i k u k a n e k s i s i s e k i t a r 1 m g h i n g g a k e d a l a m a n 0 , 5 m m dari beberapa tempat. Masing-masing potongan kulit ini ditimbang, letakkan dalam dalam 0 , 5 m L saline Mansonella streptocerca selama 4j a m , d a n Utkukan pemeriksaan dalam bentuk sediaan basah atau dengan pewarnaan Giemsa s e c a r a l a n g s u n g a t a u s e s u d a h d i l a k u k a n filtrasi. H i t u n g j u m l a h m i k r o f i l a r i a ' . B e n t u k d e w a s a Laa-Loa d a n b e n t u k d e w a s a Onchocerca volvulus s e r t aBiopsi nodul subkutan: P e w a r n a a n G i e m s a p a d a s a y a t a n h i s t o p a t o l o g i k y a n g r u t i n d a n a p u s a n i m p r e s i mikrofilaria (impression smears). L a r v a Trichinella spiralis ( s i s t i s e r k u sBiopsi otol: L a k u k a n e k s i s i s e k i t a r 1 , 0 g r a m o t o t d e l t o i d e u s a t a u g a s t r o k n o m e u s , d a n g e n c e t d i a n t a r a d u a Taenia solium d a p a t t e r d e t e k s i ) buah kaca objek untuk pemeriksaan mikroskopik langsung. O v u m ( t e l u r ) Sclmto.mmu d a r i s e g a l aRectal snips: D a r i d a e r a h m u k o s a r e k t u m , a m b i l j a r i n g a n m u k o s a s e b a n y a k 2 m g , t a r u h p a d a k a c a o b j e k s p e s i e s . t a p i k h u s u s n y a 5 . manscmi dan ratakan dengan kaca kedua sebagai penutup sebelum dilakukan pemeriksaan langsung d i bawah mikroskop dengan pembesaran 10kali. Sediaan ini dapat difiksasi dalam alkohol atau diwarnai.- T i i p o m a s t i g o t Trypanosoma gambiense d a n Trypaiuisoma rhodesienseAspirasi atau pungsi benjolun syanker atau kelenjar limfe:* L a k u k a n p u n g s i p a d a b a g i a n t e n g a h d e n g a n menggunakan j a r u m u k u r a n 18,letakkan satu tetes hasil pungsi tersebut pada kaca objek, d a n l a k u k a n Bentuk trofozoit atau kista spesies pemeriksaan untuk mencari bentuk-bentuk motil. Bahtm pemeriksaan yang tidak cukup dapat d i w a m a i Acanthamoeba dengan Giemsa. Infeksi kutaneus danmukokutaneus olehKerokan kornea: M i n t a s a m p e l k c r o k a n k o r n e a (corneal scraping) d a r i d o k t e r a h l i m a t a y a n g m e m e r i k s a s p e s i e s Leishmania p.isien d a nbawa sampel tersebut k e laboratorium untuk segera dilakukan penieriksaan dengan p e w a m a a n G i e m s a s e r t a p e m e r i k s a a n k u l t u r p a d a m e d i a a g a r n u t r i e n y a n g d i a t a s n y a d i l a p i s i d e n g a n E. coli.Swabs, aspirasi atau biopsi yang luas pada lesi kulit: A m b i l s p e s i m e n d a r i b a g i a n t e p i l e s i u n t u k pewarn,aan Giemsa pada apusan impresi d a n lakukan pengisapan serta pemeiiksruin kultur pada media khusus dari C D C .• Junilali > KX) per miligram akan diserttii dengan risiko komplikasi yang bermakna• Pungsi kelenjar limfe merupakan kontraindikasi pada sebagian infeksi dan harus dilakukan dengan peitimbangan yang bijaks,

990 ^AGIANENAM PENYAKITINFEKSITABEL 171-9 Jenis parasit yang sering disertai dengan gejala TABEL 171-10 Tes serologi untuk infeksi parasiteosinofilia' Infeksi oleh Tes Antibodi T e s AntigenParasit Keterangan CACING PITACACING PITA (CESTODA) Ekinokokosis WB.HIA Sistiseiko.sis WB'Echinococcus granulosus Kalau terjadi ruptura kista hidatidosa Selama pembentukan kista dalam otot TREMITODATaenia solium dan dalam S S Ppada neurosistiserkosis Paragonimiasis Skistosomiasis WBFLUKES (TREMATODA) EIA.WBParagonismus s p p , CACING BULAT Selalu memperlihatkan eosinofilia yangFasciola hepatica tinggi dalam stadium akut Strongiloidiasis EIA Trikinelosis BFClonorchis sinensis Mutigkin tinggi pada stadium akut Toksokariasis EIA BervariasiSchisiosoma mansoni 5 0 % pelaneong yang terinfeksi PROTOZOA 2 5 % pelaneong yang terinfeksiSchislosonui haematolnuin Hingga 6000 seleosinofil per mikroliter Amebiasis GiardiasisSchistosonui japonicum darah pada infeksi yang akut Kfiptosporidiosis IHA Malaria (semua spesies)'CACING GELANG B a b e s i o s i s (B. microti) IIF EIA, IIF Penyakit Chagas' HF UPAscaris lumbricoides Selama migrasi larva Leishmaniasis HF. CF Toksoplasmosis IIF, C F IIFSpesis cacing tambang Selama migrasi larva Pneumosistosis llFElA-IgMSlrongyloides slercoralis Eosinofilia mencolok selama migrtisi dan pada tahun-tahun permulaan infeksiTrichinella spiralis Hingga 7000 seleosinofilia per mikroliterWuchereria bancrofti Dari jumlah normal hingga 2500 per CATATAN: B F = f l o k u l a s i b e n t o n i t ; C F ~ f i k s a s i k o m p l e m e n ; E I A = enzyme immunuassay; W B = westem blot; I H A I i e m a g l u t i n a s i i n d i r e k : I I F = i m u n o f l u o r e s e n s i i n d i r e k . mikroliter kubik* Semua tesantibodi yang tercantum disediakan dari C D C . Pertmgkat deteksi antigen dan parasit kini sudah tersedia secara komersial.Brugia s p p . S e r u p a d e n g a n Wuchereria*too Loa •Terutama digunakan untuk skrining donor darah. Bervariasi tetapi dapat mencapai 5000 hingga 8000 per mikroliterOnchocerca volvulus Dapat mencapai 5000 per mikroliterToxocara s p p . > 3000 permikroliter ||Ancylostoma braziliensis Dengan erupsi kutaneus yang luas JICnathosloma spinigerum Pada V L M d a nmeningitis eosinofilik MAngiostrongylus cantonensis Pada meningitis eosinofilik '4NiAngiostrongylus Sehuiia migrasi larva dalam pembuluh. costancensis darah mesenterika akan menstimulasi koproanfibodi dan antibodi humoral, per- masalahan reakfivitas-silang antarparasit, kurangnya teknikkultivasiKEMUNGKINAN PENYEBAB PROTOZOA yang efisien dan kemampuan untuk menegakkan diagnosis tanpa prosedur invasif telah mengurangi dorongan dalam melakukanIsospora belli Beberapa laporan menyebutkan p e n y e l i d i k a n y a n g i n t e n s i f . E. histolytica m e r u p a k a n p e n g e c u a l i a n eosinofilia yang mencolok utama. Keberadaan tes serologi spesifik yang sensitif merupakanpientamoeba fragilis penolong yang tidak ternilaiartinya dalam membuat diagnosis ame- Patogenisitas d a neosinofilia mungkin biasis. Perangkat komersial untuk mendeteksi anfigen lewat terdapat pemeriksaan E L I S A dankeseluruhan mikroorganisme melalui a n t i b o d i fluoresens k i n i t e l a h t e r s e d i a b a g i p e n e g a k a n d i a g n o s i s g i a -* Pada hakekatnya setiap helmintes akan disertai dengan eosinofilia, Tabel ini mencakup rdiasis dan kfiptosporidiosis.> lenis-jenis parasit yang lazim dan tidak lazim dijumpai, yang sering menimbulkan TEKNIK MOLEKULER H i b r i d i s a s i D N A denganprvbe y a n g eosinofilia ketika terjadi infeksi, diulang beberapa kali pada genom parasit spesifik danamplifikasi*Juga pada eosinofilia pulmonalis tropika di mana eosinofilia,//(^cftng itiftttrales dan fragmen D N A spesifik oleh reaksi rantai polimerase (PCR) merupa- kan teknik yang menjanjikan untuk diagnosis infeksi dengan parasit serangan asma merupakan satu-satunya manifestasi fdariasis. d a n p e n y e b a b i n f e k s i l a i n . Probe D N A u n t u k h i b r i d i s a s i t e r h a d a p f l falciparum, T. cruzi, t r i p a n o s o m a A f r i k a , d a n filaria l i m f a f i k t e l a hsangat penting arrinya untuk diagnosis neurosistiserkosis serta digunakan untiik deteksi agen-agen inipada vektor serangga terinfeksitoksoplasmosis serebral. dan digunakan pada uji hewan model dan manusia. Meskipun tidak a d a y a n g t e r s e d i a u n t u k p e n g g u n a a n r u t i n p a d a p a s i e n s a a t i n i . Probe DETEKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI S e p e r t i y a n g t e r i i h a t D N A dan reaksi rantai polimerase menjadi tambahan penting untukd a l a m T a b e l 1 7 1 - 1 0 t e r d a p a t p e n g u j i a n k a d a r (assay) a n t i b o d i u n t u k alat diagnosfik masa depan kita.b a n y a k p a r a s i t j a r i n g a n y a n g p e n t i n g . B e n t u k filaria m e r u p a k a np e n g e c u a l i a n y a n g n y a t a . M e s k i p u n filaria m e n i m b u l k a n r e s p o n s KEPUSTAKAANimun yang kuat dan banyak pengujian kadar anfibodi yang telahdigunakan, namun tidak satu pun di antara semua pengujian kadar D E S P O M M I E R D D . K A R A P E L E U J W : Parasite Ufe Cycles.tersebut yang terbukfi cukup sensitif dan spesifik untuk penggunaan G L E C K S L , M O O D Y A H : Diagnostic Techniques in Medical Parasitology. L o n d o n ,secara universal. Deteksi anfibodi terhadap Plasmodium terutamamenjadi alat epidemiologi dengan manfaat yang terbatas untuk Wright, 1988mendiagnosis penyakit malaria pada tiap-fiap pasien. Distribusi G U T I E R R E Z V . L I T T L E M D ( e d s ) : Clinics in Laboratory Medicine: Diagnosis ofgeografik yang terbatas bagi banyak parasit di daerah tropismeningkatkan kegunaan deteksi antibodi sebagai sarana untuk Important Parasitic Diseases, v o l 1 1 . P h i l a d e l p h i a , S a u n d e r s , 1 9 9 1penegakan diagnosis d i antara para pelancong dari negara-negara T O M E C K I K J ( e d ) ; Dermatologic Clinics: Systemic Mycoses and Parashic Disea.te.industri. D ilain pihak, besarnya proporsi penduduk dunia yangt e r p a j a n T. gondii d a n a d a n y a a n t i b o d i I g G t i d a k m e n e g a k k a n vol 7.Philadelphia, Saunders. 1989keberadaan penyakit yang akfif. Satu atau lebih pengujian kadar W E B E R R etal: Improved Ught-microscopical detecdon of microsporidia spores in stoolantibodi yang tercanmm dalam tabel-tabel tersebut tersedia pada C D C(Centers for Disease Control and Prevention), A t i a n t a , G e o r g i a . H a s i l and duodenal aspirates. N Engl J M e d 326:161, 1992sebagian besar tes serologi yang tidak tercantum dalam tabel-tabel W E L L E R P F : E o s i n o p h i l i a i n t r a v e l e r , i n The Medical Clinics of North America: Travelt e r s e b u t a t a u tidak d i b e r i k a n o l e h C D C h a r u s d i i n t e r p r e t a s i k a ndengan hati-hati. Medicine, v o l 7 6 , M S W o l f e ( g u e s t e d ) . P h i l a d e l p h i a . S a u n d e r s , 1 9 9 2 W I L S O N M . S C H . \ N T Z P : N o n m o r p h o l o g i c d i a g n o s i s o f p a r a s i t i c i n f e c t i o n s , i n Manual B a n y a k j e n i s p e n g u j i a n (assay) k a d a r a n t i b o d i k i n i s u d a h t e r s e d i auntuk penegakan diagnosis parasit intestinal. Meskipun kebanyakan of Clinical Microbiology, 5 t h e d , A B a l o w s ( e d ) . W a s h i n g t o n , A m e r i c a n S o s i e t y o f Microbiology, 1991

BAB 172 TERAPI INFEKSI PARASIT 9911 7 2 TERAPI INFEKSI P A R A S I T ^ J | merangkumkan terapi obat untiik penyakit parasit yang lebih sering ditemukan. Informasi mengenai indikasi,efek yang merugikan, danL E O X . L I U/ PETER R W E L L E R ... kontraindikasi untuk obat-obat yang terpilih tercantiimdi bawah ini. O b a t - o b a t y a n g m a s i h d a l a m p e n e l i t i a n o l e h F D A (Food and DrugKemoterapi untuk penyakit parasit dilingkupi oleh berbagai per- Administration, A.S.) u n h i k i n d i k a s i i n f e k s i p a r a s i t t e r t e n t u d i t a n d a imasalahan potensial. Pengetahuan mengenai biologi fundamental dengan tanda bintang (*). Obat lain yang ditandai dengan tanda plusdan metabolisme parasit eukariotik masih bersifat rudimenter Banyak (*) m u n g k i n tidak t e r s e d i a s e c a r a u m u m d i A m e r i k a S e r i k a t , n a m u nobat antiparasit yang esensial, seperti klorokuin atau dietilkarbama- d a p a t d i p e r o l e h l e w a t C D C (Centers for Disease Control and Pre-zin, telah digunakan selama beberapa dasawarsa tanpa menghasilkan vention Drug Service), A t i a n t a , G a 3 0 3 3 3 ( t e l e p o n 4 0 4 - 6 3 9 - 3 6 7 0 ) .pemahaman sepenuhnya mengenai mekanisme kerja obat tersebut. Pengobatan dengan preparat antiparasit untuk anak-anak danUntuk penyakit seperti malaria falciparum; yang menyebabkan perempuan hamil atau pada keadaan tertentu yang tidak lazimpenderitaan dan kematian yang luar biasa di Seluruh dunia, timbulnya diuraikan secara rinci dalam referensi.resistensi obat merupakan masalah yang mendesak. Karenakebanyakan infeksi parasit terutama menjangkiti populasi di negara A l b e n d a z o l ' Derivat benzimidazol yang baru ini bekerja aktifberkembang yang miskin, insentif komersial untuk mengembang- terhadap sejumlah parasit helmintes tetapi kini hanya dapat diperolehkan dan memasarkan obat-obat antiparasit menjadi terbatas. Walau- dari pabrik pembuatnya saja (Smith-Kline Beecham). Albendazolpun begitu, ditemukannya beberapa preparat baru dalam tahun-tahun merupakan obat pilihan untuk pengobatan kista hidatida dan jugaterakhir ini seperti meflokuin, prazikuantel, dan ivermektin telah berkhasiat sebagai terapi tambahan untuk melengkapi tindakanmemperbaiki terapi untuk beberapa infeksi parasit. Tabel 172-1 pembedahan. Preparat ini efektif untuk sistiserkosis, juga memberikan harapan bagi pengobatan banyak infeksi nematoda intestinal serta j a r i n g a n , d a n tidak b e g i t u t o k s i k d i b a n d i n g k a n p r e p a r a t b e n z i m i d a z o l yang lama. Reaksi yang merugikan terhadap albendazol adalah diareTABEL 172-1 Terapi infeksi parasitInfeksi Terapi pilihan Terapi altematif Diloksanid ftiroat 500 m gtid selama 1 0 haiiAmubiasis I o d o q u i n o l o l 6 5 0 m g t i d s e l a m a 2 0 h . i r i , atau,ii Ent(imi>el>a histolytica paromornisin 2 5 - 3 0 mg/kg BB/hari dengan tigaII': Asimtomatik kali pemberian selama 7h a nP e n y a k i t y a n g ringan h i n g g a Metroniditzol 750 m gtid selama 10hari yang Paromornisin seperti d i atas atau tinidazol 2 gram/ sedang diikuti dengan peinberian iodoquinolol 650 m g hari yang bisa diikuti oleh pemberian iodoquinolol tid selama 2 0 hari seperti d i atasPenyakit intestinal yang beiat Metronidazol seperti d iatas atau tinidazol 6 0 0 m g Dehidroemetin 1-1,5mg/kg BB/hari (maksimalAbses hepar bid selama 5 hari yang diikuti dengan 9 0 m g / h a i i ) I M h i n g g a s e l a m a 5 h a r i , atau p a r o - pemberian iodoquinolol seperti d i alas m o m i s i n se|>erti d i atas y a n g bisa diikuti dengan pemberian iodoquinolol seperti d i atas Metronidazol seperti d i atas atau linidazol 8 0 0 m g tid selama 5 hari yang diikuti dengan pemberian Dehidroemetin seperti d i atas yang diikuti dengan iodoquinolol seperti d i atas. pemberi.an klorokuin fosfat 600 m gbentuk basa (1 gram)/hari selama 2 hari, kemudian 3 0 0 m g bentuk basa (500 mg)/hari selama 2 - 3 minggu plus i o d o q u i n o l o l seperti d i atasMeningoensefalitis amuba Amfoterisin B 1 mg/kgBB/hari I V untuk durasi Pirantel painoat 11ingA-gBB (maks. 1 gram) (Naegleria) waktu yang tidak dipastikan atau a l b e n d a z o l 4 0 0 m g s e k a l i p e m b e i i a nAngiostrongiliasis Terapi suportif dan preparat glukokortikoid jika Metronidazol 7 5 0 m gtid selama 5 hari (Angiostrongylus can ton ensis) diperlukan Albendazol 200 m gbid selama 10hari; atau {Angiostrongylus costaricensis) Tiabendazol 7 5 mg/kgBB/hari dengan tiga kali tiabendazol 2 5 mg/kgBB/haii dengan dua kali pemberian per hari selama 3 hari (maksimal 3 pemberian sel.ama 3 0 hariAnisakiasis gram/hari) (Aitisaliis) Tiiid,akan bedah atau endoskopi untuk mengeluar-Askariasis kannya Ascaris luinhricoides M e b e n d a z o l 1 0 0 m g b i d s e l a m a 3 h a r i , atauBabesiosis piper;izin 7 5 m g / k g B B (maks. 3,5gram) selama (Babesia) 2 hariBalantidiasis K l i n d a m i s i n 1,2g r a m b i d I V ; atau 6 0 0 m g t i d P O (Betlantidtuin cob) s e l a m a 7 h a r i , p l u s k u i n i n ( k i n a ) 6 5 0 m g lid P O selama 7 hariKapilariasis (Capillaria philippinensis) Tetrasiklin 500 m gqid selama 10 hari Mebend.azol 200 m gbid selama 2 0 haiiKriptosporidio.sis Tiada terapi spesifik yang efektif; sembuh sendiri Krioterapi (Cryptosporidium) pada pejamu yang normalKutaneus larva migrans Tiabendazol suspensi 1 0 % untuk pemakaian (creeping eruption) topikal qid; atau 2 5 m g / k g B B selama 2-5 hari (berlanjut)

992 BAGIAN ENAM PENYAKIT INFEKSI : T A B E L 172-1 Terapi infeksi parasit (lanjutun) Infeksi cellulosac) Terapi pilihan Terapi altematif Pembedahan Sistiserkosis P r a z i k u a n t e l 5 0 m g / k g B B / h a r i d e n g a n tiga k,ali (CxsUcerciis p e m b e r i a n s e l a m a 1 5 h a r i ; atau a l b e n d a z o l 1 5 m g / Tiabendazol 50-75 mg/kgBB/hari dengan dua kali kgBB/hari dengan tiga kali pemberian selama 8 hari pemberian selama 3 hari plus pengangkatan Drakiinkullasis dan pemberiannya diulangi bila perlu bersama cacing dengan pemberian glukokortikoid untuk mengatasi (Dracunculus medincn.sis) penyakit pada SSP Albendazol 4 0 0 m gbid selama 2 8hari, dan pemberiannya diulangi jika periu Metronidazol 250 m glid selatna 10hari plus pengangkatan cacing Ivermektin 25-200 g/kgBB sekali pembenan Ekinokokosis Bitionol 30-50 m g / k g B B / h a r i setiap dua hajj sekali untuk 10-15 kali pemberian {Echinococcus granulosus) ( k i s t a Tind.akan eksisi kista plus pemberian tdbendazol piabedah T i n i d a z o l 2 g r a m s e k a l i p e m b e r i a n ; atau hidalida) pi-u-omomisin 25-30 m g / k g B B / h a r i dengan 3 ktdi Tindakan eksisi melalui pembedahan p e m b e r i a n . s e l a m a 7 h t u i ; atau f u r a z o l i d o n 1 0 0 (Echinococcus muUilocularis) m g qid selama 7-10 h;\ri Eulerobiasis Albendazol 4 0 0 m gsekali pemberian Pirimetamin 5075 ing sekali sehari selama 3 {Entcrobius vennicularis), c a c i n g Pirantel pamoat 11m g / k g B B sekali pemberian ( m a k s . 1 g r a m ) ; atau m e b e n d a z o l 1 0 0 m g s e k a l i minggu kerawit/keremi) p e m b e r i a n atau a l b e n d a z o l 4 0 0 m g s e k a l i Amfoterisin B 0,25-1 m g / k g B B melalui pembenan pemberian; masing-m.asing pemberian diulangi setelah 2 minggu infus yang lambat per hari atau setiap 2 h a n s e k a l i h i n g g a s e l a m a 8 m i n g g u ; alau p e n t i u n i d i nFilariasis Dietilk.aibamazin isehonat 2-4 mg/kgBB/hari I M hingga 15 kali Filariasis limfatik pemberian (Wuchereria bancrofti, Brugia H a r i 1 : ,50 m g P O malayi) (berlanjut) Hari 2 : 5 0m gtid Hari 3: l O O m g tid Hari 4-21: 6 mg/kgBB/hari dengan tiga kali pemberian Dietilkarbamazin Loaisis Han l:50tngPO {Loa loa) Hari 2:50 m g tid Hari 3: 100 m g tid Hari 4-21:9 mg/kgBB/haridengan tigakali pemberian;:: Mansonella ou.ardi Ivermektin 25-2(X) g/kgBB sekali pemberian Mans on el la pc rs tans Mebendazol 100 m gbid selama 3 0 hari Mansonella streptocerca Dietilkiirbazim seperti pengobatan filariasis bmfatik Eosinofilia pulinonalis tropika Dietilkarbamazin 6 mg/kgBB/haii dengan tiga kali pemberian selatna 21 hari : Onkoserkiasis Ivermektin 25-200 g/kgBB sekali pemberian, yang; (Onchocerca volvulus) d i u l a n g .setiap 6 - 1 2 b u l a n sekaliInfeksi trematodaf Trematoda hati Prazikuantel 7 5 mg/kgBB/h.ari dengan liga kali pemberian selama 1 hari|i (Clonorchis sinensis.! Opisthorchis viverrini)0 Trematoda hevur p a d a d o m h a Bitionol 30-50 mg/kgBB/hari setiap dua hari sekali untuk 10-15 kali pemberian1 (Fasciola hepatica) Prazikuantel 7 5mg/kgBB/hari dengan 3 kaliI Trematoda intestinal pemberian selama 1 harij; (Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonismus yokogawai)• Trematoda paru Prazikuantel 75mg/kgBB/hari dengan 3 kali pemberian selama 2 hariI (Paragonismus westermani) M e t r o n i d a z o l 2 5 0 t i d s e l a m a 5 h a r i ; atau k u i n a k r i nGiardiasis H C L 100 m g tid selama 5 hari (Giardia lamblia)Gnatostomiasis spinigerum) P e n g a n g k a t a n d e n g a n p e m b e d a h a n , atau (Gnalhosloma mebendazol 200 g m q3h selama 6 hariCacing tambang Necalor M e b e n d a z o l 1 0 0 m g b i d s e l a m a 3 h a r i ; atau: (Ancylostoma duodenale, pirantel pamoat, 11mg/kg B B (maks. 1 gram) selama 3 hari americanus) Trimetoprim-sulfametoksazol (160/800 mg) qidIsdsporiasis selama 10 hari, kemudian bid selama 3 hari: (Isospora belli) Sliboglukontit natrium 2 0mg/kgBB/hari (maks.Leishmaniasis 8 0 0 m g / h a r i ) I V a t a u I M s e l a m a 2 8 h a r i ; atau: —kutaneus, mukokutaneus, viseral meglumin antimoniat 2 0mg/kgBB/hari selama 20-28 hari; pemberian dapat diulang atau (L. braziliensis, L . mexicana, L . dilanjutkan sampai timbul resj)ons• tropica, L major, L donovani) Klorokuin fosfat m u l a - m u l a 6 0 0 m gbentuk biisa ( 1Terapi Malaria gram), sesudah itu 3 0 0 m gbentuk basa ( 5 0 0 m g ) (Plasmodium falciparum, P. ovale, yang dibenkan setelah 6, 2 4d;m 4 8 j a m kemudian• • P. vivax dan P. malaiiae) S e m u a n y a k e c u a l i P. falciparum i vang resisten terhadap klorokuin Oral

BAB 172 TERAPI INFEKSI PARASIT 993TABEL 172-1 Terapi infeksi parasit (lanjulan) Terapi altematif Klorokuin H C I 2 0 0m g bentuk basa (250 m g ) I MInfeksi Terapi pilihan:, P a r c n i e r a l q6h jika terapi oral tidak dapat dimulai Kuinidin glukonat dengan dosis awal 10 m g / Diikuti dengan (hanya untuk k g B B (maks. 6 0 0m g )selama 1j a m yang M e f l o k u i n 1250 m g sekali pemberian; al.iii P. vivax & P. ovale s a j a ) diikuti oleh peinberian lewat infus dengan dosis 0,02 mg/kgBB/menit selama maksimal 3 hati halofantrin 5 0 0m gq 6 huntuk 3 kali pemberian ; P. falciparum y a n g r e s i s t e n lerhadap klorokuin P r i m a k u i n fosfat 15m gbentuk basa (26,3 mg)/ Trimetoprim 5 m g / k g B B per oral q 6 hselama 2 1 Oral hari selatna 14hari atau 4 5 m g bentuk basa ( 7 9 hari plus dapson 1 0 0m g P O sekali sehari mg)/minggu selama 8 minggu s e l a m a 2 1 h a r i ; atau p r i m . a k u i n 1 5 m g b e n t u k Parenieral terhadap basa P O sekali sehari selama 2 1 hari plusI'rofllaksis malaria K u i n i n sulfat 6 5 0 m gt i dselama 3 hari plus klindamisin 300-450 m gP O q 6 hselama 2 1 p i r i m e t a m i n - s u l f a d o k s i n 3 t,ablet y a n g diberikan h a r i ; atau t r i m e t r e k s a t 4 5 m g / m - I V s e k a l i i;Di daerah yang sensitif sekaligus pada hari terakhir pemberian kuinin; sehari selama 21 hari plus asam folinat 2 0 ing/ '«'klorokuin atau p l u s t e t r a s i k l i n 2 5 0 m g q i d s e l a m a 7 h a r i ; m 2 P O atau I V q 6 hselama 2 1 hari atau p l u s k l i n d . a m i s i n 9 0 0 m g t i d .selama 3 h a r i? D i daerah yang resisten terhadap Oksaiiiinikuin 15mg/kg sekali pemberian; 3 0 klorokuin Kuinidin glukonat seperti d i alas mg/kg sekali pemberian untuk Afrika Timur; 30 mg/kg sekali pemberian per hari selatna 2 tPneumonia Pneumocystis Klorokuin fosfat 3 0 0m g bentuk basa (500 m g hari untuk Mesir dan Afrika Selatan bentuk garam), yang diberikan peroral sekaliI (Pneumocystis carinii) seminggu dengan dimulai 1 minggu sebelumnya Ivermektin 2(X) g/kg/liari selama 1-2 hari; atau dan kemudian dilanjutkan selama 4 minggu sesudah kontak terakhir Albendazol 4 0 0m gsekali sehari selama 3 hari Meflokuin 2 5 0m g oral sekali seminggu yang Klindamisin 4 5 0g/hari t i dplus pirimetamin 7 5 dilanjutkan selama 4 m i n g g u sesutTah kontak mg/hati t e r a k h i r ; atau d o k s i s i k l i n ICX) m g p e r h a r i s e l a m a k o n t a k d a n 4 m i n g g u s e s u d a h i t u ; atau Mebendazol 100m g bidselama empat hari; atau' klorokuin fosfat seperti d iatas plus pirimeta- albendazol 4 0 0m g sekali peinberian m i n - s u l f a d o k s i n u n t u k terapi p r e s u m t i f atau proguanil 2 0 0m g per hari untuk daerah sub- Benznidazol 5-7 mg/kgBB/hari selama 30-120 sahara Aftika selama kontak dan 4 minggu sesudah itu ha: Tiiinetoprim-sulfaineloksazol (20/100 mg/kgl3B/ (berlanjut) hari) per oral atau I Vdengan 4 kali pemberian s e l a m a 1 4 - 2 1 h a r i ; atau p e t n a m i d i n i s o t i o n a t 4 mg/kg/hari I V.selama 14-21 hari plus prednison untuk pneumonia beratSkistosomiasis Prazikuantel 4 0mg/kgBB/hari dengan dua kali S. mansoni peinberian selama 1 harim S. haematolnum Prazikuantel 4 0ing/kgBB/hari dengan dua kalim S. japonicum, S. mekongi pemberian selama 1 hariStrongiloidiasis Prazikuantel 6 0mg/kgBB/hari dengan tiga kali (Slrongyloides slercoralis) pemberian selatna 1 hariInfeksi intestinal eacing pipih Tiabendazol 5 0 mg/kgBB/hari dengan d u a kali pemberian (maks. 3 gram/hari) selama 2 hati;Diphyllobothrium latum—ikan; penyakit yang diseminata, lanjutkan pemberiannya selama 7 hari atau lebih lama lagi jika terdapatTaenia saginata-sap'v, T. solium- tanggap imun yang lemahb a b i ; Dipylidium caninunt-anfrng Prazikuanlel 10-20 mg/kgBB/hari sekali pemberian; atau niklosamid dosis tunggal sebanyak 4 tabletHymenolepis nana ( c a c i n g p i t a (2 gram) yang dikunyah sampai halusiL. p e n d e k ) Prazikuantel 2 5 mg/kgBB/hari sekali pemberian; atau niklosamid dosis tunggal sebanyak 4 tabletToksoplasmosis (2 gram) yang dikunyah sampai halus, dan iToxoplasma gondii) kemudian 2 tablet per hari untuk 6 hariTrikinosis Pirimetamin 7 5 mg/hari plus sulfadiazin 2 - 4 (Trichinella spiralis) gram/hariTrikomoniasis Glukokortikoid untuk gejala yang berat plus (Trichonwnas vagina I is) m e b e n d a z o l 2 0 0 - 4 0 0 m g hid s e l a m a 3 hari, kemudian 400-500 m gt i dselama 1 0 hariTrikostrongiliasis (Tnchostronf>ylus) Metronidazol 2 gram sekali pemberian atau 2 5 0 m g t i d P O s e l a m a 7 h a r i ; atau t i n i d a z o l 2 g r a mTrikuriasis (Trchuris sekali pemberian (cacing cambuk) trichiura) Pirantel pamoat 11mg/kgBB sekali pemberian (maks. I gram)Tripanosomiasis T . cruzi ( p e n y a k i t C h a g a s ) M e b e n d a z o l 1 0 0 m gb i d s e l a m a t i g a h a r i ; atau albendazol 4 0 0m g sekali pemberian Nifurtimox 80-10 mg/kgBB P O dengan empat kali pemberian selama 120 hari

994 BAGIAN ENAM PENYAKITINFEKSIT A B E L 172-1 Terapi infeksi p a r a s i t (lanjutan)Infek.si Terapi pilihan Terapi altematifT. brucei gambiense, T. b. rhodesiense Suramin 100-200 m g dosis percobaan I V , Pentamidin isotionat 4 mg/kgBB/hariselama 1 0 (penyakit titiur) k e m u d i a n 1g r a m I V pada hari 1,3,7 , 14, 2 1 ; hari•,; S t a d i u m h e m o l i m f a t i k atau e t l o r n i t i n 1 0 0 m g / k g B B q i d s e l a m a 1 4 haii, kemudian 300 mg/kg/hari P O selama 3-4 Triparsamid 3 0m g / k g B B (maks. 2 gram) I V q5d Stadium lanjut dengan kelainan ininggu hingga total 12kali injeksi; pemberian dapat yang mengenai SSP diulang setelah I bulan plus suramin 10 m g / MeUursoprol 2-3,6 mg/kgBB/hari I V untuk 3 kali k g B B I V q5d hingga total 12kah injeksi;Vi.seral larva migrans pembenan; setelah 1minggu, 3,6 mg/kgBB/h,ari pemberian dapat diulang setelah 1bulan >. (toksokariasis) I V unluk 3 kali peinberian; ulangi pemberian ini s e t e l a h 1 0 - 2 1 h a r i ; atau e f l o m i t i n 1 0 0 m g / k g B B Dietilkarbamazin 2 mg/kgBB tid selama 7-10 qid selatna 14 hari, kemudi.in 300 m g / k g B B / hari P O selama 3-4 minggu Terapi suportif dan glukokortikoid h a r i ; atau m e b e n d a z o l 1 0 0 - 2 ( X ) m g b i d u n t u k 5 k a l i p e m b e r i a n ; atau t i a b e n d a z o l 5 0 m g A - g B B / hari dengan dua kali pemberian selama 5 hari (maks. 3 gram/hari) ;yang kadang-kadang terjadi dan nyeri abdomen; penggunaannya yang terbatas, obat ini dapat diperoleh dari pabrik pembuatnyaselama kehamilan merupakan kontraindikasi. (Lederie). Benznidazol' D e r i v a t n i t r o i m i d a z o l i n i , y a n g k i n i s u d a h t i d a k Diloksanid furoat* P r e p a r a t a m u b i s i d a i n i tidak d i s e r a ptersedia lagi di A m e r i k a Serikat, dapat meringankan perjalanan dengan baik dan hanya bekerja aktif terhadap ameba yang ada dalampenyakit Chagas yang akut. Efek sampingnya yang sering ditemukan lumen usus. Cara kerjanya tidak diketahui. Efek sampingnya yangadalah m a m , mual, dan neuritis perifer ringan m e n c a k u p flatulensi d a n r a s a t i d a k e n a k p a d a a b d o m e n . Bitionoh O b a t i n i d i g u n a k a n u n t u k p e n g o b a t a n f a s i o l i a s i s d a n Eflornitin D e n g a n d i k e n a l l a z i m n y a s e b a g a i d i f l u o r o m e f i -paragonimiasis. Efek kutaneus dan gastrointestinal yang memgikan lomitin atau D F M O , obat inibekerja efektif untuk mengatasi infeksisering dijumpai. Trypanosoma brucei gambiense ( t r i p a n o s o m i a s i s A f r i k a ) b a i k s t a - dium hemolimfatik maupun stadium sistem saraf pusat. Eflomitin Klorokuin O b a t a n r i m a l a r i a o r a l y a n g p e n t i n g i n i b e m p a tersedia di Amerika Serikat hanya dari pabrik pembuatnya (Merrellsenyawa 4-amino-kuinolon yang dengan cepat akan membunuh Dow). Preparat ini bekerja lewat inhibisi yang ireversibel terhadapb e n m k s k i z o n d a n g a m e t o s i t Plasmodium vivax, P. ovale, P. malariae, e n z i m o r n i t i n d e k a r b o k s i l a s e t r i p a n o s o m a , k e n d a t i Trypanosomad a n P. falciparum y a n g m a s i h r e n t a n t e r h a d a p o b a t t e r s e b u t . brucei rhodesiense r e l a t i f t i d a k s e n s i t i f . E f e k s a m p i n g y a n g b e m p aS a y a n g n y a , p a d a b a n y a k d a e r a h d i j u m p a i P. falciparum y a n g r e s i s t e n diare, anemia, danleukopenia acapkali terjadi tetapi bersifatterhadap klorokuin dan di Oceania, resistensi juga terjadi pada reversibel.P. vivax. K l o r o k u i n m a s i h e f e k t i f u n t u k t e r a p i d a n p r o f i l a k s i s m a -laria di daerah yang resistensinya belum terbentuk. Klorokuin fosfat Furazolidon D e r i v a t n i t r o f u r a n i n i d i g u n a k a n s e b a g a i o b a ttersedia dalam bentuk tablet generik dan komersial di A m e r i k a altemafif unmk giardiasis. Berbeda dengan obat untuk giardiasis yangSerikat; klorokuin sulfat juga tersedia d i luar Amerika Serikat. lain, furazolidon tidak pahit dan tersedia dalam bentuk cairan yangHidroksiklorokuin sulfat yang lebih biasa dipakai sebagai preparat berguna untuk pemakaian pada anak-anak kecil. Mual, muntah, dananfiartrifis, juga sudah digunakan dengan hasil yang baik. Klorokuin reaksi alergi dapat terjadi. Obat ini mempakan inhibitor monoaminamempakan preparat yang aman bagi anak-anak dan perempuan hamil. oksidase ( M A O ) dan juga memberikan reaksi mirip-disulfiram bilaE f e k s a m p i n g n y a d a p a t m e n c a k u p r a s a tidak e n a k p a d a a b d o m e n , diminum bersama dengan alkohol.nyeri kepala, dan pening. Halofantrin O b a t a n t i m a l a r i a o r a l y a n g b a m i n i d a n k i n i s u d a h Dehidroemetin* P r e p a r a t i n i m e m p a k a n a l k a l o i d i p e k a k y a n g tersedia d i A m e r i k a Serikat telah digunakan untuk mengobafidipakai sebagai pengobatan altematif untuk amubiasis invasif. p e n y a k i t m a l a r i a o l e h P. falciparum y a n g r e s i s t e n t e r h a d a p k l o r o k u i n .Dehidroemetin sangat iritatif dan hanya boleh diberikan lewat Efeknya yang memgikan mencakup nyeri abdomen, diare, dan p m -penyuntikan intramuskuler Rasa nyeri, selulitis,atau pembentukan ritus. H a l o f a n t r i n t i d a k b o l e h d i g u n a k a n p a d a k e h a m i l a n .abses pada tempat suntikan sering dijumpai. Aritmia janmng, nyeridada, serta hipotensi sering terjadi dan membatasi penggunaan obat lodokuinol S e n y a w a o k s i k u i n o l o n y a n g t e r h a l o g e n i s a s i i n iini hingga keadaan yang terpantau. Penggunaan dehidroemetin digunakan untuk mengatasi amubiasis noninvasifserta infeksi olehmempakan kontraindikasi pada kehamilan. Dientamoeba fragilis d a n s e b a g a i p r e p a r a t a l t e m a t i f u n t u k i n f e k s i Balantidium coli. E f e k m e m g i k a n t i d a k l a z i m d i t e m u k a n , t e t a p i n e u - Dietilkarbamazin* D e r i v a t p i p e r a z i n i n i t e t a p m e n j a d i o b a t rifis o p t i k a p e r n a h t e r i i h a t p a d a p e m a k a i a n y a n g l a m a d e n g a n d o s i sp i h h a n u n m k filariasis h m f a t i k k e n d a t i a d a n y a r e a k s i y a n g m e m g i k a n yang sangat tinggi.dan jadwal pemberian obat yang merepotkan. Mekanisme kerjad i e t i l k a r b a m a z i n m a s i h b e l u m j e l a s t e t a p i s e c a r a in vivo b e k e r j a Ivermektin* D e r i v a t s e m i s i n t e t i k a v e r m e k t i n i n i k i n i m e m p a -sebagai mikrofilarisida. Efek samping yang terjadi u m u m n y a k a n o b a t p i l i h a n u n t u k i n f e k s i Onchocerca volvulus. P r e p a r a tsebanding dengan akibat yang ditimbulkan oleh mikrofilaria dan ivennekfin oral dosis-mnggal bekeija akfif terhadap mikrofilaria tetapimencakup gejala demam, nyeri kepala, pening, serta eksaserbasi tidak memberikan efek terhadap cacing dewasa. Mekanisme keijanyalimfangitis yang sepintas. Pada onkoserkiasis, obat tersebut belum dapat disimpulkan secara pasti. Ivermektin juga bekerja aktifmenimbiilkan gejala pmritus yang menonjol dan berbagai gejala terhadap sejumlah nematoda intestinal dan masih sedang diselidikiokuler serta konsfitusional (reaksi Mazzotfi) dan penggunaan obat u n t u k p e n g o b a t a n filariasis l i m f a f i k . O b a t i n i a m a n d a n d i t o l e r i rini dapat digantikan oleh ivermektin. Dietilkarbamazin berkhasiat dengan baik pada anak-anak serta orang'dewasa tetapi keamanannyau n t u k p e n g o b a t a n s e r t a p r o f i l a k s i s i n f e k s i Loa loa d a n p e r n a h pada kehamilan belum diteliti secara khusus.digunakan unmk mengatasi penyakit viseral larva migrans. Obat inis e c a r a k o m e r s i a l tidak t e r s e d i a d i A m e r i k a S e r i k a t ; d e n g a n j u m l a h Mebendazol D e r i v a t b e n z i m i d a z o l i n i e f e k t i f t e r h a d a p s e j u m l a h n e m a t o d a j a r i n g a n d a n i n t e s t i n a l , t e r m a s u k Ascaris, c a c i n g t a m b a n g , Enterobius, s e r t a Trichuris d a n m e m p a k a n o b a t y a n g

BAB 172 TERAPI INFEKSI PARASIT 995 s e d a n g d i s e l i d i k i p e m a k a i a n n y a u n t u k Capillaria. B e n z i m i d a z o l mengantuk, serta gangguan gastrointestinal. Preparat ini tidak boleh mungkin bekerja dengan mengikat /S-tubulin untuk menghentikan digunakan pada perempuan hamil. pembentukan mikro'tubulus danambilan glukosa. Efek sampingnya m e n c a k u p n y e r i a b d o m e n y a n g ringan d a n d i a r e . B e n z i m i d a z o l d a p a t Paromomisin P r e p a r a t o r a l a m i n o g l i k o s i d a y a n g t i d a k d i s e r a p bersifat teratogenik pada hewan percobaan dankarena itu, dengan baik ini digunakan sebagai pengobatan altematif untuk pemakaiannya dihindari pada kehamilan. amubiasis noninvasif Meskipun belum disetujui penggunaannya, paromomisin juga pemah digunakan sebagai pengganti metronidazol Meflokuin P r e p a r a t a n r i m a l a r i a y a n g b a r u i n i b e k e r j a a k t i f untuk pengobatan amubiasis dangiardiasis pada perempuan hamil.terhadap stadium hematologi dari semua spesies malaria dan bentuks k i z o n P. falciparum. S e b a g a i d e r i v a t 4 - a m i n o k u i n o l o n , m e f l o k u i n Pentamidin isetionat P r e p a r a t i n i m e m p a k a n s e n y a w a d i a m i -kini merupakan obat yang disukai untuk terapi profilaksis dan n a a r o m a t i k y a n g s t a b i l t e r h a d a p Pneumocystis carinii d a n b e b e r a p apengobatan oral penyakit malaria yang resisten terhadap klorokuin. j e n i s p r o t o z o a y a n g p a t o g e n , t e r m a s u k Leishmania s p p . s e r t a T. bruceiEfek merugikan u m u m n y a berhubungan dengan dosis obat dan men- gambiense. M e k a n i s m e k e r j a n y a m a s i h b e l u m j e l a s . R e a k s i y a n gcakup gejala mual serta pening danyang lebih jarang lagi, muntah, memgikan terhadap preparat pentamidin parenteral sering terjadi,diare, psikosis, serta serangan kejang. Karena penggunaannya pemah termasuk nefrotoksisitas yang reversibel, hipotensi akut, pankreatitis,disertai dengan sinus bradikardia, pemberian meflokuin mempakan hipoglikemia, aritmiajantung, kelainan darah, danabses steril padakontraindikasi untuk pasien yang menggunakan preparat penyekat tempat suntikan. Pemberian pentamidin bentuk aerosol yangsaluran kalsium serta beta-adrenoreseptor dan tidak boleh diberikan d i g u n a k a n u n t u k t e r a p i p r o f i l a k s i s t e r h a d a p p n e u m o n i a Pneumocystisb e r s a m a - s a m a k u i n i n a t a u k u i n i d i n . R e s i s t e n s i P. falciparum t e r h a d a p pada pasien-pasien yang rentan dapat disertai dengan efek lokal yangmeflokuin terdapat di kawasan Asia Tenggara serta Afrika dan akan memgikan, yang mencakup sakit leher, parestesia oral, rasa metalik,ditemukan sebagai masalah yang semakin berkembang. Karena batuk-batuk dan bronkospasme.keamanannya pada kehamilan belum dapat dipastikan, meflokuintidak boleh diberikan pada perempuan hamil. Piperazin O b a t y a n g h a r g a n y a m u r a h i n i d a n d i g u n a k a n s e c a r a luas di negara-negara berkembang untuk pengobatan askariasis serta MelarsoproP S e n y a w a a r s e n o r g a n i k i n i h a n y a d i g u n a k a n enterobiasis, mempakan preparat antikolinergik yang bekerja denganuntuk mengobati tripanosomiasis Afrika stadium lanjut yang menge- cara melumpuhkan cacing sehingga memungkinkan cacing tersebutnai sistem saraf pusat. Hanya dengan pemberian secara intravena, digelontor keluar oleh peristalsis usus. Gangguan intestinal, reaksiobat ini dapat memasuki sistem saraf pusat untuk membunuh tripa- hipersensitivitas, dan rasa pening mempakan reaksi memgikan yangndsoma. Efek merugikan yang berat sering ditemukan, termasuk kadang-kadang dikeluhkan. Piperazin dan pirantel pamoat memilikimiokarditis, ensefalopati, danreaksi Herxheimer cara kerja yang antagonistis sehingga kedua preparat ini hdak boleh diberikan bersama-sama. Metrifonat S e n y a w a o r g a n o f o s f a t i n i b e k e r j a a k t i f t e r h a d a pSchistosoma haematobium. E f e k m e m g i k a n m e n c a k u p n y e r i a b d o - Prazikuantel P r e p a r a t y a n g b a m i n i m e m p a k a n o b a t p i l i h a nmen, mual, muntah, diare, nyeri kepala, danvertigo. Obat ini tidak u n t u k s e b a g i a n b e s a r i n f e k s i n e m a t o d a (fluke) d a n b a n y a k i n f e k s iboleh digunakan pada kehamilan. sestoda. Mekanisme kerjanya tidak diketahui, tetapi obat ini pada skistosomiasis akan menimbulkan paralisis serta dismpsi tegmental Metronidazol S e n y a w a 5 - n i t r o i m i d a z o l i n i m e m i l i k i a k t i v i - cacing tersebut sehingga memungkinkan timbulnya respons i m u ntas yang poten terhadap bakteri anaerob d a n beberapa jenis proto- yang sinergistik dalam tubuh pejamu. Prazikuantel sangat efektifz o a , t e r m a s u k Entamoeba histolytica, Giardia lamblia. Trichomonas terhadap semua jenis parasit skistosoma manusia, jenis-jenis cacingvaginalis, d a n Balantidium coli. M e t r o n i d a z o l m e r u p a k a n o b a t pipih intesrinal,sistiserkosis, dan jenis-jenis nematoda lainnya kecualipilihan untuk giardiasis (sekalipun untuk indikasi ini tidak disetujui Fasciola hepatica. E f e k s a m p i n g n y a m e n c a k u p n y e r i k e p a l a , p e n i n g ,oleh F D A )dan pengobatan awal terhadap amubiasis invasif. U m u m - rasa mengantuk, dan rasa tidak enak pada abdomen. Takaran yangnya metronidazol ditolerir dengan baik, namun gejala nyeri abdo- lebih tinggi dan pemberian preparat kortikosteroid sebagai terapim e n y a n g ringan, n y e r i k e p a l a , m u a l , d a n r a s a s e p e r t i l o g a m (metalic tambahan anriinflamasi dianjurkan dalam pengobatan neuro-taste) y a n g p e r s i s t e n s e r i n g d i k e l u h k a n . O b a t i n i b e r s i f a t t e r a t o g e n i k sistiserkosis.pada hewan dan pemakaiannya harus dihindari pada fase dinikehamilan. Karena menimbulkan reaksi mirip-disulfiram, pasien yang Primakuin D e r i v a t 8 - a m i n o k u i n o l o n i n i m e r u p a k a n s a t u -menggunakan metronidazol harus menghindari minuman keras satunya obat standar yang bekerja aktif terhadap bentuk-bentuk(alkohol). hipnozoit intrahepatik dari spesies Plasmodium penyebab malaria dan digunakan untuk pengobatan radikal terhadap penyakit malaria Niklosamid N i k l o s a m i d m e m p a k a n p r e p a r a t y a n g a m a n d a n o l e h P. vivax s e r t a P. ovale s e s u d a h p e m b e r i a n t e r a p i s k i z o n t i s i d a .sangat efektif terhadap jenis cacing pipih intesrinal kalau diberikan Obat inijuga mempakan gametosida yang efektif Primakuin yangper oral dengan dosis tunggal dan dikunyah dahulu sampai halus bersifat sebagai senyawa oksidan yang kuat dapat menimbulkansebelum ditelan dengan a i r Reaksi intestinal pada pemakaian obat hemolisis akut bila terdapat defisiensi enzim glukosa-6-fosfati n i a d a l a h ringan d a n t i d a k t e r d a p a t k o n t r a i n d i k a s i u n t u k p e m a k a i a n - dehidrogenase, dan pasien-pasien yang berisiko harus menjalaninya. Karena tidak diserap dari traktus gastrointestinal, niklosamid pemeriksaan skrining terlebih dahulu sebelum terapi tersebutridak b e k e r j a a k t i f t e r h a d a p c e s t o d a y a n g b e r b e n t u k l a r v a . dilaksanakan. Penggunaan primakuin mempakan kontraindikasi pada kehamilan. Nifurtimoks* P r e p a r a t i n i m e r u p a k a n s e n y a w a n i t r o f u r a ns i n t e t i k y a n g b e k e i j a a k t i f p a d a i n f e k s i Trypanosoma cruzi y a n g a k u t . Proguanil' D e r i v a t p i r i m i d i n i n i b e k e r j a a k t i f t e r h a d a p b e n t u kKecepatan respons pasien terhadap nifurtimoks bervariasi dan obat p r a e r i t r o s i t i k i n t r a h e p a t i k P. falciparum d a n k e m u n g k i n a n p u l a d a r iini hanya sedikit pengamhnya pada penyakit Chagas yang kronik. P. vivax. P e n g g u n a a n n y a t e m t a m a t e r b a t a s p a d a t e r a p i p r o f i l a k s i sReaksi memgikan yang mencakup mual, muntah, insomnia, nyeri malaria dalam bentuk kombinasi dengan klorokuin di bagian kawasankepala, vertigo, tremor, parestesia, dan konvulsi sering ditejnukan A f r i k a t e m p a t P. falciparum y a n g r e s i s t e n t e r h a d a p k l o r o k u i n b e l u mdan bergantung pada takaran obatnya. terdapat secara luas. Namun, fokus resistensi terhadap proguanil juga terdapat pada banyak kawasan dan kegagalan dalam klinis dengan Oksaminikuin D e r i v a t t e t r a h i d r o k u i n o l o n i n i d i g u n a k a n pemakaian proguanil sering dijumpai. Proguanil belum dilisensikans e b a g a i p r e p a r a t a l t e m a t i f u n t u k i n f e k s i Schistosoma mansoni. di Amerika Serikat, tetapi sudah dijual di Eropa dan Afrika.Takaran yang lebih tinggi diperiukan dalam pengobatan di Mesirserta Afrika Selatan, dan strain yang resisten juga sudah dijumpai. Pirantel D e r i v a t p i r i m i d i n y a n g d i t o l e r i r d e n g a n b a i k i n iOksaminikuin dapat ditolerir dengan baik dan kadang-kadang saja bekerja terhadap nematoda intestinal dengan menimbulkan paralisismenimbulkan efek samping berupa nyeri kepala, pening, rasa neuromuskuler pada cacing sehingga cacing tersebut dapat dike-


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook