Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kelas X_SMK_perancangan_sistem_kerja_dan_ergonomi_industri__1

Kelas X_SMK_perancangan_sistem_kerja_dan_ergonomi_industri__1

Published by haryahutamas, 2016-06-01 19:25:10

Description: Kelas X_SMK_perancangan_sistem_kerja_dan_ergonomi_industri__1

Search

Read the Text Version

Bagaimana, kemudian kita dapat mengurangi waktu set-up? ƒ Langkah pertama, adalah memisahkan pekerjaan set-up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set-up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (external set-up). ƒ Langkah kedua, adalah mengurangi internal set-up dengan mengerjakan lebih banyak external set-up (contohnya persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan dll) ƒ Langkah ketiga, adalah mengurangi internal set-up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian, menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan sebagainya. ƒ Langkah keempat, adalah mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set-up, baik internal maupun eksternal.Proyek pengurangan waktu set-up yang baik dilaksanakandengan melibatkan operator, teknisi, tim perawatan, dan petugaspengendalian kualitas akan meningkatkan semangat mereka.Waktu set-up kurang dari 10 menit, dalam banyak kasusbiasanya dapat dicapai, bila secara serius diusahakan.5.3 Teknik Kecepatan Set-Up Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untukmengurangi waktu set-up ini. Cara-cara tersebut antara lain:5.3.1 Pisahkan Kegiatan Set-Up Eksternal dan Internal Dalam mengkaji kegiatan set-up, kita seringkalimenemukan kesalahan umum yang biasa dilakukan orang, yaituketidak mampuan membedakan kegiatan set-up internal dan 3 Bab V

eksternal. Dalam banyak hal, keduanya dicampur aduk dandiperlakukan sebagai kegiatan set-up internal. Oleh karenanya,langkah pertama yang penting adalah melihat kembali kegiatanset-up secara menyeluruh dan merinci setiap komponenkegiatannya sehingga kegiatan set-up internal maupun eksternaldapat dipisahkan.5.3.2 Memperbaiki Kegiatan Set-Up Internal Walaupun kegiatan set up eksternal dan internal telahdipisahkan, masih ada saja beberapa kegiatan set-up internalyang ternyata terbukti dapat dikerjakan secara eksternal.Sebagai contoh, kegiatan pemanasan cetakan untuk mesincetak tuang atau mesin injeksi plastik ternyata dapat dialihkandari set-up internal menjadi set-up eksternal sehingga produksimenjadi makin efektif. Mengurangi kegiatan penyesuaian atau penyetelanadalah cara lain untuk mengurangi kegiatan internal set-up.Dalam beberapa kasus kegiatan penyetelan dapat mencapai40% sampai 50% dari waktu set-up secara menyeluruh.Kuncinya bukan sekedar mengurangi penyetelan tetapi bilamungkin justru melenyapkannya sama sekali, yaitu denganmenerapkan berbagai gagasan baru yang kreatif. Gambarberikut menunjukkan dua contoh.Gambar 5.1 Pengurangan Kegiatan Penyetelan 4 Bab V

Gambar 5.2 menunjukkan dua contoh praktis, yaitutentang cara melenyapkan kegiatan penyetelan yang dilakukandengan membakukan (standarisasi) alat bantu. Contoh pertama,waktu set-up mesin numerical control (NC) dan mesin computernumerical control (CNC) telah dikurangi dari beberapa jammenjadi beberapa menit. Hal ini dicapai setelah dipersiapkanlandasan benda kerja yang koordinat X-Y nya telah ditentukan.Pada contoh kedua , alat bantu mesin produksi injeksi plastik disalah satu pabrik menerapkan cassete set-up, yaitu denganmenyiapkan landasan cetakan yang berbentuk cassete yangpraktis dan mudah dibongkar pasang. Gambar 5.2 Penerapan Standarisasi Alat Bantu Operasi paralel adalah cara lain untuk mengurangiinternal set-up, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini. Petugas set-up seringkali harus mondar-mandirselama kegiatan set-up untuk berbagai keperluan. Dengantambahan petugas, khususnya selama periode internal set-up,waktu set-up dapat dikurangi. Di samping itu, operasi secara 5 Bab V

paralel juga meningkatkan semangat kerja kelompok dan kerjasama. Gambar 5.3 Penerapan Operasi Set-Up Paralel di Tempat Kegiatan Jaringan kerja dapat membantu dalam mengembangkankegiatan set-up paralel. Dengan jaringan kerja ini bisa diketahuiurutan aktivitas sebuah kegiatan. Selain itu dengan jaringankerja bisa diketahui waktu penyelesaian aktivitas atau kegiatantersebut. Gambar berikut ini mengungkapkan bagaimanamenerapkan teknik ini. Pada kasus ini, waktu yang dibutuhkanuntuk kegiatan set-up internal (waktu mesin tidak beroperasi)dikurangi dari 57 menit menjadi 10 menit, padahal jam orangyang digunakan tidak bertambah. Metode jaringan kerja jugamembantu menemukan lintasan kritis selama kegiatan set-upinternal sehingga membantu usaha analisis guna mengurangiwaktu lintasan kritis. 6Bab V

Sebelum dilakukan perbaikan (Total waktu internal set-up 57menit) 12 34 5 67Mesin MesinDihentikan DijalankanLangkah Kegiatan Internal/ Waktu Pelaksana Ke Operasi External (menit) Operator 1 Operator Mencari cetakan I 3 Operator 2 baru Operator Memindahkan I 10 Operator 3 cetakan baru Operator Memindahkan I 2 Operator 4 cetakan bekas Memasang cetakan I 2 5 baru Menyiapkan I 10 6 material baru 7 Menyetel I 20 Mengembalikan I 10 cetakan bekasSetelah dilakukan perbaikan (Total waktu internal set-up: 10menit) 1 2 5 4 6 a 7 asistenInstruksi 3 6 b operatorset-up mesin mesin dijalankan dihentikan kembali Bab V 7

Langkah Kegiatan Internal/ Waktu Pelaksana Ke Operasi External (menit) 1 Asisten Mencari cetakan baru E 3 2 Memindahkan Asisten cetakan baru E 10 5 Menyiapkan material Asisten baru E 10 4 Memasang cetakan Asisten baru* I 2 6a Penyetelan cetakan** Operator 3 Memindahkan I 7 Operator cetakan bekas* I 2 6b Menyetel kembali** Operator 7 Mengembalikan I 8 Asisten cetakan bekas E 10Catatan: *, ** kegiatan dilakukan serempak oleh operator dan asistenGambar 5.4 Kegiatan Set-Up Paralel pada Mesin KempaMetode jepit dan cengkam benda kerja (clamping) dapatdiperbaiki untuk mengurangi waktu bongkar/pasang. Contohnya,mengurangi jumlah baut, penyamaan bentuk kepala baut, bautdengan ulir pendek dan sebagainya. 8 Bab V

Gambar 5.5 Perbaikan Cara Bongkar Pasang5.3.3 Memperbaiki Kegiatan Set-Up Eksternal Penataan tempat kerja adalah kunci untuk mengurangikegiatan set-up eksternal. Dalam penilaian kembali kegiatan set-up, seringkali terungkap banyaknya waktu yang terbuang untukmencari alat kerja, cetakan maupun berbagai alat bantu lainnya.Penetapan sistem alamat penempatan dan penerapan kodewarna untuk setiap lokasi penyimpanan, adalah langkah pertamayng sangat mendasar. Di samping mengurangi kegiatanmencari, perbaikan ini juga mengurngi terbuangnya waktu danusaha untuk kegiatan pindah memindahkan cetakan sertaperalatan. Seringkali pula cetakan yang tidak dipakai disimpandidekat mesin sehingga mengurangi keleluasaan gerak. Denganpenataan tempat kerja yang baik, keadaan seperti ini dapatdihilangkan (Gambar 5.6). 9Bab V

Penggunaan kereta dorong khusus yang dirancangdengan menerapkan roller conveyor di atasnya ternyata sangatmembantu. Kereta dorong cetakan ini di samping mengurangiwaktu kegiatan set-up eksternal, juga mengurangi penggunaanmesin pengangkat barang atau derek (Gambar 5.7). Gambar 5.6 Penataan Tempat KerjaGambar 5.7 Kereta Khusus untuk Cetakan 10 Bab V

5.4 Rangkuman Dalam era yang serba cepat ini, industri harus bisaberpacu dengan waktu. Konsumen menghendaki pelayananyang serba cepat dan produk yang berkualitas tinggi. Pihakindustri harus selalu mengantisipasi perubahan ini kalau maubersaing. Salah satu cara untuk meningkatkan pelayanankepada konsumen adalah dengan cara mengurangi waktu sikluspembuatan produk. Pengurangan waktu siklus pembuatan produk ini bisadilakukan dengan cara mempercepat waktu set-up. Waktu set-upadalah waktu yang diperlukan untuk mengganti mesin apabilaterjadi pergantian produk yang akan dibuat. Teknik mempercepatwaktu set-up ada 3 cara, yaitu: memisahkan kegiatan set-upeksternal dan internal, memperbaiki kegiatan set-up internal,memperbaiki kegiatan set-up eksternal.5.5 Soal ™ Apa yang dimaksud dengan kegiatan set-up internal. ™ Apa yang dimaksud dengan kegiatan set-up eksternal. ™ Sebutkan ada berapa cara teknik untuk mempercepat kegiatan set-up dan masing-masing beri contoh. 11Bab V

Lampiran : A DAFTAR PUSTAKAAlexander, David C., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics New Jersey : Prentice Hall Inc.A.M., Madyana., 1996, Analisis Perancangan Kerja., Jilid 1, Yogyakarta, Penerbit Universitas Atma JayaBridger, R. S., 1995, Introduction to Ergonomics. New York: McGraw- HillChaffin, Don B., Anderson, Gunnar B.J., 1991, Occupational Biomechanics, Second Edition, New York, John Wiley & Sons.IncDHHS (NIOSH) Publication.1997, Musculoskeletal Disorders and Workplace Factors : A Critical Review of Epidemiologic Evidence for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper Extremity, and Low Back, U.S. Department of Health And Human ServicesFagarasanu, M and Kumar, S., 2002, Measurement instrument and Data Collection of Construct and Bias in Ergonomics Research, INDUSTRIAL ERGONOMICS. 30 (2002). Page 355-369.Herjanto, Eddy., 1999, Manajemen Produksi & Operasi, Edisi Kedua, Jakarta, GrasindoKansal, A., Pennathur, A., Mital, A. 1999, Nonfatal Occupational injuries in The United States Part II - Back Injurtes. INDUSTRIAL ERGONOMICS. 25 (1999). Page 131-150.Karhu, O., Harkonen, R., Sorvali, P. and Vepsailanen, P., 1981, Observing Working Posture in Industry: Example of OWAS Application, APPLIED ERGONOMICS. 12 (1981). Page 13-17.Kroemer, Karl H.E., Kroemer, Anne D., 2001, Office Ergonomics, New York, Taylor & Francis A-1

Lampiran : ALeclerc, A., Niedhammer, I., Sandret, N., Roy, O.H., 1999, Manual Material Handling and Related Occupational Hazards: A National Survey in France.,INDUSTRIAL ERGONOMICS. 24 (1999). Page 365-377McCormick, E.J. and M.S, Sanders. Human Factors in Engineering and Design 7th ed. New York : McGraw-Hill Inc, 1993.Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Jakarta, Guna WidyaPanero, Julius., Zelnik, Martin., 2003, Dimensi Manusia & Ruang Interior, Jakarta, ErlanggaPulat, B.M., Alexander, David C., 1992, Industrial Ergonomics Case Studies, Singapore, McGraw-Hill, IncPulat, B Mustafa., 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Oklahoma, School of Industrial Engineering University of OklahomaPurnomo, Hari., 2004, Perencanaan & Perancangan Fasilitas, Yogyakarta, Graha IlmuSuma’mur, P.K., 1984, Higine Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV MasagungSuhardi, Bambang., Astuti, R.D., Jatmiko, Brury., 2005, Analisis Pengaruh Kebisingan, Temperatur dan Pencahayaan Terhadap Produktivitas Kerja Pengeleman Amplop Secara Manual, Penelitian Jurusan Teknik Industri UNS, UnpublishedSuhardi, Bambang., Astuti, R.D., Triyono, 2006, Analisis Sikap Kerja Pekerja Manual Material Handling UD. Tetap Semangat Dengan Metode OWAS, Surakarta, Penelitian Jurusan Teknik Industri UNS, UnpublishedSuhardi, Bambang., Astuti, R.D., Purwaningtyas, Yunita., 2007, Perancangan Sikap Kerja Manual Material Handling di Bagian Gudang PT. Sukoharjo Makmur Abadi Dengan Metode OWAS A-2

Lampiran : A dan Rula, Surakarta, Penelitian Jurusan Teknik Industri UNS, UnpublishedSuhardi, Bambang., Astuti, R.D., Handayani, Indri., 2007, Perancangan Kursi Operator Mesin Inspeksi Dengan Pendekatan Antropometri, Surakarta, Penelitian Jurusan Teknik Industri UNS, UnpublishedSuhardi, Bambang., Astuti, R.D., Kuswidianto, Aries., 2007, Usulan Rancangan Meja dan Kursi Operator Bor Stasiun Handwork Dengan Pendekatan Antropometri, Surakarta, Penelitian Jurusan Teknik Industri UNS, UnpublishedSutalaksana dkk., 2006, Teknik Tata Cara Kerja, Bandung, Jurusan Teknik Industri ITBSuzaki, Kiyoshi., 1992, Tantangan Industri Manufaktur, Penerapan Perbaikan Berkesinambungan, Jakarta, PQM ConsultantsTambunan, Sihar Tigor Benjamin., 2005, Kebisingan di Tempat Kerja (Occupational Noise), Yogyakarta, Penerbit AndiTarwaka, Solichul Bakri, Lilik Sudiajeng. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta: Uniba Press, 2004Tim Penulis, 2003, Bunga Rampai, Hiperkes & KK, Semarang, BP UndipWignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya 1995 A-3

Lampiran : BDAFTAR ISTILAHAntropometri = Pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuhAwkward posture = Sikap kerja yang salah, canggung, di luarBrightness distribution Kebiasaan, dan beresiko menimbulkanCarpals kecelakaan kerjaCartilageCervical = Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatanCoccygeal = Tulang pada pergelangan tanganCoding postures = Sambungan tulang rawan = Bagian tulang belakang paling atas berjumlahCumulative TraumaDisorder 7 ruas = Bagian tulang belakang paling bawahErgonomiFibula berjumlah 4 ruasFemur = Proses transformasi dari data video atau gambar menjadi kode sikap kerja sesuai dengan metode OWAS = Penyakit yang timbul akibat akumulasi dari kerusakan kecil pada jaringan tubuh yang terjadi berulang-ulang = Suatu aturan atau norma dalam sistem kerja = Tulang betis = Tulang paha B-1

Lampiran : BGlare = Cahaya yang menyilaukanLow back pain (LBP) = Rasa nyeri pada bagian punggung bawahLux = Satuan metric ukuran cahaya pada suatu permukaanManual material handling = Bentuk transportasi barang yang dikerjakan dengan tenaga manusia untuk melakukan pengangkatan, mendorong, menarik, dan membawa barangMaterial handling = Kegiatan untuk melakukan pemindahan BarangMusculoskeletal = Cedera pada otot, urat syaraf, urat daging,disorder tulang, persendian tulang, tulang rawan yang disebabkan oleh aktivitas kerjaMusculoskeletal system = Sistem gerak anggota tubuh yang tersusun oleh sistem otot dan sistem tulangMetacarpals = Tulang pada telapak tanganNilai Ambang Batas = Intensitas suara tertinggi yang merupakanKebisingan nilai rata-rata yang masih dapat diterima pekerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam semingguPatella = Tempurung lututPelvis = Tulang pinggulPersentil = Nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau B-2

Twisting Lampiran : B dibawah nilai tersebut = Sikap kerja dengan posisi tulang belakang berputar ke samping kanan dan kiri B-3

Lampiran : C DAFTAR TABEL1.1 Beberapa Contoh Sistem Produksi Jasa dan Manufaktur1.2 Ukuran Produktivitas2.1 Nilai Z3.1 Tabel Resiko3.2 Persentil dan Perhitungan3.3 Kuesioner Nordic Body Map4.1 Elemen Gerakan Therbligs4.2 Uraian Gerakan Menulis4.3 Penilaian Gerakan4.4 Derajat Kesukaran Gerakan Dua Tangan Secara Bersamaan4.5 Perbaikan Proses Pengeboran5.1 Pemilahan Kegiatan External dan Internal Set Up6.1 Tindakan yang Harus Dilakukan Sesuai Dengan Batas Angkat6.2 Tindakan yang Harus Dilakukan Sesuai Dengan Batas Angkat6.3 Skor Bagian Belakang (Back)6.4 Skor Bagian Lengan (Arms)6.5 Skor Bagian Kaki (legs)6.6 Skor Berat Beban OWAS6.7 Empat Level Sikap Kerja6.8 Kategori Tindakan Kerja OWAS7.1 Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per hari Kerja7.2 Reflektan sebagai Persentase Cahaya7.3 Karakteristik Kinerja Pencahayaan dari Luminer yang Umum digunakan7.4 Area Kegiatan dan Tingkat Penerangan7.5 Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan7.6 NAB Frekuensi Radio/Gelobang Mikro7.7 Waktu Pemajanan Radiasi Sinar Ultra Violet yang Diperkenankan7.8 Gejala dan Penyebab7.9 Dosis: Apa yang Mempengaruhi Resiko7.10 Lembar Data Keselamatan Bahan8.1 Bahaya di Tempat Kerja C-1

Lampiran : D DAFTAR GAMBAR1.1 Bagan Input Output1.2 A. Kurva Kenaikan Produktivitas B. Kurva Penurunan Biaya2.1 Aktivitas Sistem Kerja2.2 Stasiun Kerja 12.3 Stasiun Kerja 22.4 Stasiun Kerja 32.5 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Departemen 12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Departemen 22.7 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Departemen 32.8 Peta Aliran Proses Merakit Steker2.9 Peta Aliran Proses Membungkus Steker2.10 Peta Aliran Proses Memasukkan Kotak Kecil dalam Dos Besar2.11 Peta Proses Regu Kerja3.1 Contoh CTD3.2 Sikap Tubuh Paling Baik3.3 Bad: Arm above Shoulder (Sikap Tubuh Tidak Baik)3.4 Posisi Kerja Mendongak3.5 Posisi Kerja Menjangkau3.6 Posisi Kerja Menunduk3.7 Pekerjaan Membungkuk3.8 Pekerjaan Dengan Jongkok3.9 Pekerjaan Dengan Berlutut3.10 Mengambil Benda Dengan Jari3.11 Gerakan Meremas3.12 Goniometer Untuk Mengukur Sudut3.13 Jenis-jenis Antropometer3.14 Kursi Antropometeri3.15 Mengukur Lebar Telapak Tangan3.16 Penggunaan Antropometer Papan Kepala Bergeser3.17 Penggunaan Antropometer Dengan Sistem Grid dan Board di Sudut3.18 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan untuk Merancang Produk3.19 Antropometri Struktural Posisi Berdiri dan Duduk3.20 Antropometri Struktural Kepala, Wajah, Tangan dan Kaki3.21 Antropometri Fungsional/Dinamis3.22 Antropometri Fungsional Posisi Kerja3.23 Tulang Duduk dalam Posisi Duduk3.24 Potongan Tulang Duduk pada Bagian Posterior3.25 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi3.26 Tempat Duduk Terlalu Tinggi3.27 Tempat Duduk Terlalu Rendah3.28 Landasan Tempat Duduk Terlalu Lebar D-1

Lampiran : D3.29 Landasan Tempat Duduk Terlalu Sempit3.30 Sandaran Punggung3.31 Nordic Body Map4.1 Tahapan dalam Telaah Metode Kerja4.2 Distribusi Beban Kegiatan Kerja antara Tangan & Kaki Guna Mengoperasikan Suatu Peralatan Kerja4.3 Dimensi Standard dari Normal dan Maksimum Area Kerja dalam 3 Dimensi4.4 Multiple Spindle Air Operated yang Mampu Mengencangkan 5 Buah Mur Sekaligus dalam Satu Langkah Kerja4.5 Pekerja Sedang Mencari Peralatan Obeng4.6 Aktivitas Memilih Obeng4.7 Aktivitas Memegang4.8 Gerakan Menjangkau4.9 Gerakan Membawa dengan Beban4.10 Gerakan Memegang untuk Memakai4.11 Gerakan Tangan Melepas Mur4.12 Gerakan Mengarahkan Mur dan Clamp4.13 Merakit4.14 Melepas Rakit4.15 Kode Warna Menghindari Kesalahan4.16 Menangani Beberapa Mesin Sekaligus4.17 Pergantian Cetakan dengan Cepat4.18 Set Up Cepat pada Mesin Injeksi Plastik4.19 Menghapuskan Transportasi yang Tidak Perlu4.20 Lembar Periksa4.21 Petunjuk Kerja Maupun Alat Kerja Tersedia4.22 Alat Bantu Kerja Berada di Dekat Lokasi Kegiatan4.23 Alat Kerja Digantung4.24 Tempat Khusus untuk Setiap Benda4.25 Kontrol Visual4.26 Penerapan Kontrol Visual untuk Standard Produksi4.27 Penerapan Kontrol Visual pada Penataan Alat Kerja4.28 Kontrol Visual untuk Material Handling5.1 Pengurangan Kegiatan Penyetelan5.2 Penerapan Standarisasi Alat Bantu5.3 Penerapan Operasi Set Up Paralel di tempat Kegiatan5.4 Kegiatan Set Up Paralel pada Mesin Kempa5.5 Perbaikan Cara Bongkar Pasang5.6 Penataan Tempat Kerja5.7 Kereta Khusus untuk Cetakan6.1 Conveyor6.2 Crane6.3 Hoists6.4 Hand Truck6.5 Fork Lift Truck6.6 AGV6.7 Kegiatan Mengangkat/Menurunkan6.8 Kegiatan Mendorong/Menarik6.9 Kegiatan Memutar6.10 Kegiatan Membawa6.11 Kegiatan Menahan D-2

Lampiran : D6.12 Cara Mengangkat yang Salah6.13 Cara Mengangkat yang Benar6.14 Postur Tubuh Bagian Belakang6.15 Postur Tubuh Bagian Lengan6.16 Postur Tubuh Bagian Kaki6.17 Ukuran Beban6.18 Posisi Sikap Pekerja7.1 Pekerja Mengawasi Tungku Peleburan Logam7.2 Mengambil Cairan Logam dari Tungku7.3 Termometer Ruangan Digital7.4 Struktur Telinga Manusia7.5 Mesin Penyerut Kayu7.6 Aktivitas Memotong Besi7.7 Kegiatan Menggerinda7.8 Jenis Kebisingan7.9 Belokan Tajam akan Menambah Kebisingan Aliran7.10 Penambahan Sudut Kemiringan Pembelokan Aliran7.11 Sound Level Meter7.12 Noise Dosimeter7.13 Penggantian Riveting dengan Welding7.14 Lampu Pijar dan Diagram Alir Energi Lampu Pijar7.15 Lampu Halogen Tungsten7.16 Lampu Neon7.17 Diagram Alir Energi Lampu Neon7.18 Pencahayaan Siang Hari dengan Polycarbon7.19 Atrium dengan Kubah FRP7.20 Kombinasi Lampu Utama dan Tambahan7.21 Lampu Dipasang di Atas Pekerja7.22 Pemasangan Canopyhood7.23 Ventilasi Sistem Slot7.24 Ductwork7.25 Pipa Membelok7.26 Bentuk Pipa Cabang7.27 Ventilasi di Pabrik7.28 Fan8.1 Peleburan Logam8.2 Pande Besi8.3 Pekerjaan Las8.4 Menggerinda8.5 Pekerja Memakai Helm8.6 APD Helm8.7 APD Hats/Cap8.8 Pekerja Memakai Kacamata8.9 APD Kacamata8.10 Pekerja Memakai Goggles8.11 APD Goggles8.12 Pekerja Memakai Perisai Muka8.13 APD Perisai Muka8.14 Pekerja Memakai Pelindung Telinga8.15 Ear Plugs Sekali Pakai8.16 Reusable Plug D-3

Lampiran : D8.17 Macam-macam Ear Muff8.18 Pekerja Memakai Masker8.19 Pekerja Memakai Respirator8.20 APD Respirator8.21 Bagian-bagian Respirator dan Cara Pemakaian8.22 Sarung Tangan Mekanik8.23 General Purpose Gloves8.24 Sarung Tangan untuk Pekerjaan Kimia8.25 Pekerja Memakai Sepatu8.26 APD Sepatu8.27 Pekerja Memakai Pakaian Pelindung8.28 Model Pakaian Pelindung8.29 Safety Harneses8.30 Roofers and Construction Fall Protection Kits8.31 Anchorage Connectors8.32 Carabiners8.33 Sarung Tangan untuk Pekerjaan Las8.34 Perisai Muka8.35 Kacamata Las8.36 Model Jaket Las8.37 Model Pelindung Lutut8.38 Back and Lumbar Support Belts9.1 Perangkat Komputer9.2 Carpal Tunnel Syndrome9.3 Aktivitas yang Menyebabkan CTS9.4 Gerakan Tangan untuk Menghindari CTS9.5 Gerakan Bahu9.6 Bernafas dan Mengontrol Sikap Tubuh9.7 Penarikan Leher9.8 Rangkulan Bertekanan pada Punggung Bagian Tengah9.9 Perputaran dan Peregangan Pergelangan Tangan9.10 Kepalan dan Regangan Jari9.11 Regangan Punggung Bagian Bawah9.12 Gerakan Melingkar, Melentur dan Menunjuk pada Mata Kaki9.13 Penyembunyian9.14 Mengejapkan Mata9.15 Pemfokusan Kembali9.16 Mouse9.17 Monitor9.18 Keyboard9.19 Meja Komputer9.20 Posisi Kerja Membungkuk9.21 Posisi Kerja Duduk Tegak dengan Kepala Menunduk9.22 Letak Keyboard Terlalu Jauh9.23 Letak Keyboard Terlalu dekat9.24 Keyboard QWERTY9.25 Orang Gemuk dengan Keyboard QWERTY9.26 Keyboard Split9.27 Posisi Papan Keyboard9.28 Perluasan Peregangan Tangan yang Tidak Diinginkan9.29 Posisi Pergelangan Tangan yang Baik D-4

Lampiran : D9.30 Posisi Monitor Terhadap Mata9.31 Posisi Duduk yang Baik9.32 Penopang Kaki9.33 Bantalan Punggung9.34 Pemegang Dokumen9.35 Tudung Monitor9.36 Sumber Silau D-5


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook