Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 10 Anatomi Kavitas Pulpa

Bab 10 Anatomi Kavitas Pulpa

Published by haryahutamas, 2016-08-03 15:02:24

Description: Bab 10 Anatomi Kavitas Pulpa

Search

Read the Text Version

10 Anatomi Kavitas Pulpa \"Dari semua Wtap studi anatomi pada sistem furkasi (furcation). Orifis saluran adalah lubangmanusia salah satu yang paling kompleks adalah pada dasar kamar pulpa yang .berhubungan denganmorfologi kavitas pulpa\". Perbedaan ciri-ciri mor- saluran akar. Orifis saluran bukan struktur terpisah,fologik eksternal mahkota gigi sesuai dengan per- tetapi bersambung dengan kamar pulpa maupunbedaan · bentuk dan ukuran kepala. Panjang saluran akar. Dinding-dinding kamar pulpa mem-mahkota berbeda-beda sesuai dengan ukuran dan peroleh namamya dari dinding permukaan gigijenis kelamin orang dan pada umumnya lebih pen- yang cocok, seperti misalnya dinding bukal kamardek pada wanita daripada pria. Karena morfologi pulpa. Sudut-sudut kamar pulpa memperoleh na- .gigi eksternal berbeda dari orang yang satu ke ma-namanya dari nama dinding yang membentukorang yang lain maka begitu juga morfologi inter- sudut, seperti sudut mesiobukal kamar pulpa.nal mahkota dan akar. Perubahan dalam anatomikavitas pulpa disebabkan karena umur, penyakit Saluran akar adalah bagian kavitas pulpa daridan trauma. Meskipun perbedaan morfologik ter- orifis saluran akar sampai foratnen apikal. Untukjadi, pengalaman klinis menunjukkan bahwa mudahnya dibagi ke dalam 3 seksi/bagian, yaitu:perubahan-perubahan ini biasanya mengikuti suatu sepertiga koronal, sepertiga tengah dan -sepertigapola umum, jadi studi morfologi kavitas pulpa apikal. Saluran tambahan/aksesori atau saluranadalah suatu usaha yang dapat dikerjakan dengan lateral, adalah percabangan lateral saluran akarmudah. utama yang umumnya terjadi pada sepertiga apikal atau daerah furkasi akar (Gmb. 10- l). Kadang- · Kavitas pulpa adalah kavitas sentral di dalam kadang saluran aksesori dibedakan dari salurangigi dan· seluruhnya tertutup oleh dentin kecuali lateral karena suatu saluran lateral adalah· saluranforamen apikal (gmb. 10-1). Kavitas pulpa dapat aksesori yang bercabang ke permukaan lateral akardibagi dalam suatu bagian koronal/mahkota, kamarpulpa, dan suatu bagian radikular, saluran akar. ,dan mungkin terlihat pada radiograf. Fora.menPada gigi anterior, kamar pulpa berangsur-angsurbergabung ke dalam ·salur;m akar dan bagian ini apikal adalah suatu lubang/celah pada atau dekatmenjadi tidak jelas. Pada gigi berakar banyak, ka- apeks akar dimana pembuluh darah dan saraf pulpavitas pulpa terdiri dari sebuah kamar pulpa tunggal masuk atau meninggalkan kavitas pulpa. Foraminadan biasanya tiga saluran akar, .meskipun jumlah aksesori adalah lubang-lubang saluran aksesori dansaluran dapat bervariasi dari satu sampai lima. Atap saluran lateral pada permukaan akar (Gmb. 10-1 ).kamar pulpa terdiri dari dentin yang menutup ka-mar pulpa sebelah oklusal atau insisal (Gmb. 10-1). ANATOMI KAVITAS PUL.PASuatu tanduk pulpa adalah suatu aksentuasi atapkamar pulpa tepat di bawah kuspa (cups) atau lobus Banyak pengetahuan mengenai anatomi salur-perkembangan. lstilah ini lebih mengacu pada per- an akar berdasarkan pada penelitian Hess yangpanjangan pulpa tepat di bawah suatu kuspa. Dasar mendalam.27. Dia membuat preparasi korosi vul-kamar pula berjalan sejajar dengan atap dan terdiri kanit pada hampir 3000 gigi permanen. Preparasidari dentin yang membatasi kamar pulpa dekat ini menunjukkan dalam hal-hal kecil perluasan, ra-leher gigi, terutama dentin yan membentuk daerah mifikasi, dan percabangan maupun bentuk, ukuran 159

160 llmu Endodontlk Dalam Praktek . - - - - - - - - Foramen apikal-c -uKavitaspulpa Saluran akar KamarpulpaA Tanduk pulpa Atap kamar pulpa .---------- Foramen apikal . . - - - - - - Delta apikal !'\..----- Foramen aksesori .-.......---- Saluran aksesori r + - - - Saluran akar - - - - Saluran lateralBGmb. 10-1. Berbagai gambaran sistem saluran akar A,Gigi insisivus sentral dilihat dari labial, 8, Sepertiga apikal akar.dan jumlah saluran akar pada gigi ya'ng berbeda. sekitar 20° pada saluran akar sempit dapat sukar atau bahkan tidak mungkin diatasi dengan instru-Melewati tahun-tahun, studi anatomik berikutnya men endodontik, sedangkan suatu kurvatur tepatjuga menyumbang kepada pengetahuan kami me- 30° dapat diatasi bila saluran akar lebar. Keber-ngenai anatomi kavitas pula. hasilan mengatasi suatu saluran sempit dan beng- kok tergantung pada derajat kurvatur, ukuran danSaluran akar penyempitan saluran akar, ukuran dan fleksibilitas bilah (blade) alat endodontik, dan yang paling Suatu saluran akar yang seluruh panjangnya penting, kemampuan operator.lurus adalah tidak biasa (Gmb. 10-2). Sering ter-dapat suatu penyempitan sebelum apeks dicapai, Pada kebanyakan kasus,jumlah saluran akar se-atau dapat juga suatu pembengkokan/kurvatur. suai denganjumlah akar, tetapi sebuah akar mung-Pembengkokan dapat berupa pembengkokan ber- kin mempunyai lebih dari sebuah saluran. Akarangsur-angsur seluruh saluran, suatu pembengkok- mesial gigi molar pertama rahang bawah hampiran tajam saluran dekat apeks, atau suatu p~m­ selalu mempunyai dua saluran, yang kadang-ka-hen gkokan berangsur-angsur saluran dengan suatu dang bertemu pada foramen yang sama; akar distalujung apikal yang lurus. Pembengkokan ganda gigi .molar pertama rahang bawah kadang-kadangdalam bentuk \"S\" dapatjuga terjadi. Suatu kurvatur mempunyai dua saluran; akar mesiobukal gigi mo- lar pertama rahang atas kadang-kadang mempu-

Anatoml Kavitas Pulpa 161 .f.---- Dasar kamar pulpa -\----- Dinding kamar pulpa -+--- Sudut kamar pulpa Tanduk pulpac ~----- Atap kamar pulpa Delta apikal ---~.-/} D Foramen apikal _ _ _ ____,Gmb. 10·1, Lanjutan. C Gambar bukal gigi molar pertama maksiler.0 Gambar bukal gigi molar pertama mandibular. •Gmb. 10-2. .Berbagai jalan yang diambil oleh saluran akar dan tempat foramen apikal. A, Saluran akar bengkok dengan foramenapikal jauh dari apeks akar. B, Saluran akar bengkok dengan foramen dekat apeks, C, Saluran akar menyempit waktu mendekatiloramen. 0, Kurvatur ganaa saluran akar dengan foramen jauh dari apeks akar.

162 llmu Endodontik Dalam Praktek •Gmb. 10·3. Sistem saluran akar.A, Gigi kaninus bawah dengan satu saluran keluar sebagai satu saluran. B, Gigi premolar pertamarahang alas dengan dua saluran keluar sebagai dua saluran. C, Gigi insisivus rahang bawah dengan dua saluran keluar sebagai satusaluran. D, Akar mesiobukal gigi molar pertama rahang alas dengan satu saluran keluar sebagai dua saluran.

Anatomi Kavltas Pulpa 163nyai dua saluran; dan bahkan kavitas pulpa gigi Gmb: 10-1 dan 10-2). Permukaan bagian dalamanterior atau gigi premolar rahang bawah mungkin apeks akar sebaris dengan sementum, yang bahkanbercabang dua, menjadi dua saluran akar yang ter- dapat agak memanjang (sekitar 1 mm) ke arah da-pisah. Variasi-variasi ini dapat diklasifjkasi)rnn lam saluran akar. Karenanya, pertemuan dentin-sebagai: satu saluran keluar sebagai satu saluran, sementum tidak perlu terjadi pada ujung ekstremdua saluran keluar sebagai dua saluran, dua saluran akar, tetapi dapat terjadi di dalam saluran akarkeluar sebagai satu saluran, dan satu saluran keluar utama. Maka dari itu, tidak perlu membersihkan,sebagai dua saluran (saluran terbagi) 22. (Gmb. membentuk atau mengisi saluran akar pada apeks10-3). Banyak konfigurasi/bentuk lain terjadi pada anatomiknya, tetapi cukup pada pertemuan dentin-akar- akar ini, seperti misalnya saluran bentuk pita, sementum, ya11 biasanya terletak di dalam salurandan \"bentuk C\", tetapi yang sebelumnya disebut dekat apeks. 2 . Karena lokasi pertemuan dentin-adalah yang paling umum. email berbeda-beda pada saluran akar, pengisian sampai ketinggian ini lebih sering dikerjakan se-Foramen Apikal cara kebetulan daripada dengan sungguh-sungguh. Pada gigi muda yang belum tumbuh sempurna Foramen apikal tidak selalu bagian saluran akarforamen apikal berbentuk corong, dengan bagian yang paling sempit. Penyempitan dapat terjadi se-yang lebar memanjang ke arah luar. Mulut corong belum ekstremitas/pelosok-pelosok akar tercapai.berisi jaringan periodontal yang kemudian diganti Penyempitan apikal ditemukan sejauh 0,5 sampaioleh dentin dan sementum. Setelah akar berkem- 1,0 mm dari apeks akar.bang, foramen apikal menjadi lebih sempit (lihat Foramen apikal tidak selalu terletak patla pusat apeks akar. Mungkin terdapat pada permukaan me- sial, distal, labial, atau lingual akar, biasanya agakGmb. 1D-4. Mikrograf elektron skaning dari apeks akar mesial gigi molar pertama rahang atas, menunjukkan foramen apikal (anakpanah) dan foramina aksesori multipel (Atas kebaikan J.M. Brady,Washington, D.C).

164 llmu Endodontik Dalam Prakteklabel 10-1. Umur Erupsi Gigi dan Kalsifikasi Apeks Akar (dalam tahun). Gigi lnsisivus Gigi lnsisivus Gigi Kanisus Gigi Premolar Gigi Premolar Gigi Molar Gigi Molar Sentral Lateral Pertama Kedua 10-12 Pertama Kedua 6-8 7-9 13-14 5-7 12-13Erupsi 10-12 11-12 9-11 11-12 10-11 15-16Kalsifikasi 12-14 13-14di luar pusat (Gmb. 10-4). Studi anatomik menun- anak-anak dan remaja. Sebagai ketentuan umum,jukkan bahwa foramen apikal yang terdapat tepat suatu apeks akar terbentuk sempurna sekitar 2 sam-pada apeks anatomik hanya dijumpai pada 17 sam- pai 3 tahun setelah erupsi gigi. Tabel 10-1 mem-pai 46% kasus dan rata-rata lokasinya adalah se- berikan waktu perkiraan dalam tahun dari erupsijauh 0,4 sampai 0,7 mm, dari apeks anatomik. Pada gigi dan kalsifikasi apeks akar. Perawatan endo-sedikit kasus, foramen apikal ditemukan seiauh 2 dontik gigi muda tidak mempengaruhi erupsi nor- mal31 .ssampa1. 3 mm dar1. apeks anatom1\"k .8'9'20'52'7~ tud\"1 Saluran Lateral dan Foramina Aksesoriini telah membawa kepada rekomendasi bahwa ob-turasi saluran akar harus berakhir kira-kira 0,5 mm Saluran lateral dan foramina aksesori tidak di-dari apeks anatomik akar sebagai yang terlihat pada temukan dengan cukup teratur untuk membuktikanradiograf. bahwa keduanya merupakan bagian integral suatu kavitas pulpa normal daripada pengecualian (Gmb. Pengetahuan tentang umur ketika terjadinyakalsifikasi apeks akar adalah penting untuk praktekendodontik, terutama bila ada hubungannya de-ngan terlibatnya pulpa atau gigi tanpa pulpa padaGmb. 10-5. A, Saluran aksesori sudah diisi pada gigi insisivus senlral alas. B, Saluran aksesori sudah diisi pada gigi kaninus alas.

Anatoml Kavltas Pulpa 16510-4 dan 10-5). Pembuluh periodontal membelok tidak berhubungan langsung dengan kavitas pulpa.di sekeliling apeks akar gigi yang sedang berkem- Kebanyakan adalah pembuluh yang tertanam, yangbang dan sering terjebak dalam sarung akar epi- looping-nya telah_diperlihatkan pada potongan se-telial Hertwig, dengan menyebabkan pembentukan rial. Kadang-kadang looping macam itu timbul darisaluran lateral dan forarnina aksesori selama kalsi- dan berakhir pada dinding pulpa.\"46 Selain itu, \"pe-fikasi.14 Bahwa fenomena ini sering terjadi pada nemuan mikroskopik pada gigi yang telah dicabutsepertiga apikal akar menjelaskan insidensi saluran dengan saluran akar yang tidak terinfeksi dan se-lateral dan foramen aksesori yang tinggi pada cara klinis diisi dengan baik, membuktikan bahwadaerah ini. 16 Saluran lateral dapatjuga terjadi pada alam menjaga sisa-sisa cabang-cabang lateral dandaerah bifurkasi atau trifurkasi gigi berakar ba- ramifikasi apikal yang tidak diisi. Semua salurannyak.69 Saluran-saluran ini merupakan hasil dari halus ini tetap vital setelah pulpa diambil dari sa-jebakan pembuluh-pembuluh periodontal pada luran akar utama dan membentuk sementum .xangwaktu penyatuan bagian-bagian diafgrama yang akhirnya melenyapkan seluruh saluran lateral. 34menjadi dasar kamar pulpa. 14 Insidensi saluranlateral 1a~ dilaporkan berI?~ar antara 27,4 sampai Banyak perhatian telah diberikan kepada fora-35,5%. 6· Seorang peneht1 menemukan saluran mina aksesori-sehubungan dengan perawatan endo-lateral pada daerah bifurkasi atau trifurkasi gigi dontik. Foramina tersebut dilapisi dengan semen~premolar dan gigi molar pada 2,3% sampel, seda~ tum dan pada beberapa kasus terletak seluruhnya dipenelitian lain menemukan pada 9,45% sampel. dalam sementum, namun jaringan pulpa terletakDapat dipertanyakan mengapa terapi saluran akar seluruhnya di dalam pagar dentin saluran aksesoridibenarkan mengingat komplikasi sistem saluran atau lateral. Bila pulpa diambil, pembuluh-pembu-akar, karena, dengan cara mutahir, tidak seorang- luh darah yang terletak di dalam saluran aksesoripun dapat membersihkan dan mengisi semua rami- atau lateral ditutup atau dilenyapkan oleh semen-fikasi kecil. Studi sejumlah besar potongan serial tum kecuali jika terjadi injuri, baik mekanis,apeks akar menunjukkan bahwa \"banyak saluran kimiawi, atau bakterial. Dengan bertambahnyayang terlihat pada daerah apikal pada potongan umllr, jumlah foramina aksesori biasanya ber-individual, baik diasah maupun didekalsifikasi, kurang karena kalsifikasi jaringan lunak yang di- kandungnya.Gmb. 10-6. Pengurangan ukuran kamar pulpa karena umur. Perhatikan bahwa perutiahan terbesar adalah dalam ukuran tinggikamar pulpa, bukan lebar mesiodistal. Perhatikan juga pengurangan elemen selular pulpa dan pembentukan batu pulpa karena gigimenjadi tua. A, Umur delapan tahun. B Limapuluh tahun (Dari Kronfeld, R.: Histopathologyof the Teeth. Philadelphia, Lea &Febiger,1939).

166 llmu Endodontik Dalam Praktek (· -rA8 c -- • GH -- J LGmb. 10·7. Potongan melintang gigi insisivus sentral maksiler (Adan B), gigi insisivus lateral maksiler (C dan D), gigi kaninusmaksiler (Edan F) , gigi insisivus sentral mandibular (G dan H), gigi insisivus lateral mandibular (I dan J), gigi kaninus mandibular (Kdan L) dilihat dari mesiodistal,labiolingual,servikal, pertengahan akar dan apikal.Umur akar menjadi lebih sempit karena penumpukan dentin sekunder dan dentin reparatif. Selain itu, Ukuran dan bentuk kavitas pulpa dipengaruhi foramen apikal menyimpang dari apeks amttomikoleh umur (Grob. I0- 6). Pada orang muda, tanduk yang tepat, dan diameter kecilnya menjadi lebihpulpanya panjang, kamar pulpa besar, saluran akar sempit sementara diameter besarnya menjadi lebihlebar, foramina apikal be.sar, dan tubuli dentin lebar karena penumpukan dentin dan sementum.lebar, teratur dan diisi dengan cairan protoplasmik. Tubuli dentin menjadi lebih sempit atau bahkanDengan bertambahnya umur, tanduk pulpa me- lenyap oleh tumpukan dentin peritubular yangnyempit, kamar pulpa menjadi lebih kecil dalam membentuk dentin sklerotik, dan kehilangan sifattingginya daripada dalam lebarnya, dan saluran beraturan serta menjadi berliku-liku. Dentin repa-

Anatomi Kavitas Pulpa 167,~, 4~ Akar dan Saluran Akar. Gigi insisivus sentral t l~DA~ maksiler mempunyai satu akar dengan satu saluran akar. Saluran akarnya luas bagian labiopalatal, be- o &OU sar dan sederhana dalam garis bentuk, berbentuk konis, dan terletalc di pusat.Gmb. 10-8. Potongan long~udinaVmembujur gigi insisivusdan gigi kanisus rahang alas, menunjukkan variasi dalam pan- Terdapat suatu penyempitan/kontriksi apikaljang, lebar, dan kontur saluran akar. (Potongan mesiodistal gigi nyata pada saluran akar yang matang. Pada potong-insisivus dan potongan labiolingual gigi kanisus). an melintang, salurannya ovoid pada arah mesio- distal sepertiga servikal, ovoid sampai bulat padaratif tidak memiliki tubuli dentin , dan kandungan sepertiga tengah, dan bulat pada sepertiga apikal.cairan dentin berkurang. Dapat dijumpai saluran lateral (24% dari spesi- men), biasanya pada sepertiga apikal.69ANATOMI GIGI DAN HUBUNGANNYADENGAN PREPARASIPEMBUKAAN Meskipun mayoritas akar lurus (75%), be-JALAN MASUK berapa membengkok ke distal (8%), mesial (4%), palatal (4%), atau labial (9%).30 Saluran akarGigi lnsisivus Sentral Maksiler biasanya mengikuti arah akar yang membengkok. Kurvatur palatal dan labial mungkin tidak terlihat Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi pada radiograf rutin, kecuali, bila radiograf di-ini adalah 21,8 mm. 54 ambil pada angulasi (angulation) horizontal yang berbeda. Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi insisivussentral maksiler terletak pada pusat mahkota, sama Foramen apikal terletak di pusat pada apeksjauhnya dari dinding-dinding dentin (Gmb. 10-7 anatomik pada hanya 12% ka8us, dan suatu deltadan 10-8). Di sebelah mesiodistal luas, dengan apikal dijumpai pada 1% kasus.60bagian terlebar di sebelah insisal. Kamar pulpabiasanya mengikuti kontur mahkota dan mempu- Hubungan Anatomik in Situ (pada posisi asli-nyai tiga tanduk pulpa yang cocok dengan perkem- nya). Permukaan labial akar gigi insisivus sentralbangan mamelon perkembangan pada gigi muda. rahang atas terletak di bawah plat kortikal rahangKamar pulpa ovoid (berbentuk seperti telur) ke atas dan dapat menyatu dengan plat ini. Karena de-arah mesiodistal. Pembagian antara saluran akar katnya permukaan akar labial dengan plat kortikal,dan kamar pulpa tidakjelas. dapat dijumpai fenestrasi (fenestration) dan dehi- sensi (dehiscence), dan abses dapat melubangi plat kortikal labial. Hubungan' antara apeks gigi insisi- vus sentral rahang atas dan plat oseus pada dasar kavitas nasal tergantung pada tinggi muka dan pan- jang akar. Biasanya, fosa nasal dan apeks akar cukup ter- pisah sehingga kuretase jaringan granulomatus di dalam tulang kanselus yang mengelilingi, tidak berhasil melubangi dasar fosa nasal. Pada beberapa pasien, apeks akar dekat dengan dasar nasal, de- ngan demikian suatu abses dapat merembes ke da- lam fosa nasal atau suatu kista dapat menonjol ke dalam meatus nasal inferior. 19 Gigi insisivus sentral rahang atas mempunyai inklinasi mesioaksial rata-rata 2° dan angulasi pala- toaksial rata-rata 29° pada alveolusnya. 12 Saluran insisivus sejajar sumbu panjang gigi insisivus sen- tral rahang atas. Sumbu panjang gigi membantu se- bagai pemandu pada waktu injeksi palatin; tabung alat suntik dibuat paralel dengan gigi dan jarum di- masukkan dengan lemah lembut dan pelan-pelan di samping papila.

168 llmu Endodontlk Dalam PraktekA8 cDE FG HGmb. 10-9. A sampai H langkah-langkah pembukaan jalan masuk gigi insisivus sentral maksiler. Pembukaan Jalan Masuk. Bentuk, ukuran, lebar. Email dan dentin atap lingual kamar pulpadan perluasan koronal kamar pulpa ditentukan dari yang menggantung diambil, termasuk tanduk pulpa dengan bur bulat· No.4 pada contra-angle berke-radiograf diagnostik. Struktur anatomik internal cepatan rendah dengan bekerja dari dalam ke luarkamar pulpa gigi insisivus sentral maksiler menen- mengikuti anatomi internal (Gmb. 10-9, D). Pro-tukan ukuran dan bentuk pembukaan/lubang jalan sedur ini membuat dinding kavitas jalan masuk me-masuk. nyatu deilgan dinding lateral dan insisal kamar pul- pa dan memberikan pada kavitas jalan masuk suatu Email ditembus di pusat permukaan lingual perluasan lingual kamar pulpa, dengan suatu pe-pada sudut tegak lurus dengan email menggunakan netrasi \"garis-lurus\" ke saluran akar apikal.bur bulat No. 4 pada contra-angle berkecepatantinggi (Gmb. 10-9, Adan B). Setelah penembusan Suatu dril Gates Glidden dengan ukuran yang cocok (biasanyaNo.4) digunakan untuk mengam-email, suatu bur karbid bulat No. 43 pada contra- bil pundak lingual dengan bekerja dari dalam ke luar dengan pukulan ringan. Pundak lingual sendiriangle berkecepatan rendah digunakan untuk me- bukan suatu eksistensi anatomik, tetapi lebih suatungebur sepanjang sumbu panjang gigi sampai ka-mar pulpa dicapai (Gmb. 10-9, C). \"Jatuhnya\" burke dalam kamar dapat dirasakan bila kamar cukup

Anatoml Kavltaa Pulpa 169 ketinggian dentin yang diciptakan bila atap lingual Gmb. IO-7). Hanya mempunyai dua tanduk pulpa, diambil (Gmb. I0-9, E). Dengan mengambil atap lingual dan pundak lingual kamar pulpa gigi sesuai dengan perkembangan mamelon. Kamar ini anterior, akan diperoleh jalan masuk langsung ke daerah apikal saluran akar (Gmb. 10-9, F). Jalan ke arah mesiodistal luas dengan bagian yang terluas masuk langsung dapat diuji dengan menempatkan ujung lurus eksplorer endodontik ke dalam orifis ke arah insisal. Pembagian antara saluran akar dan saluran. Eksplorer akan mengikuti jalan saluran tanpa rintangan dari dinding preparasi jalan masuk kamar pulpa tidak jelas. yang mengelilingi. Akar dan Saluran Akar. Konfigurasi saluran Ukuran garis bentuk jalan masuk untuk semua gigi anterior harus menggambarkan struktur ana- akar gigi insisivus lateral maksiler juga konis/ tomik internal kamar pulpa koronal masing-masing gigi . Pada gigi insisivus rahang atas, bentuk jalan seperti kerucut, tetapi mempunyai diameter yang masuk agak triangular dengan dasar segitiga kearah tepi insisal (Gmb. I0-9, G dan H). lebih kecil daripada gigi insisivus sentral maksiler Struktur anatomik kamar dan saluran akar yang dan kadang-kadang, penyempitan halus menjelangbiasa pada masing-masing gigi dapat diubah olehdeposisi dentin reparatif atau sekunder, suatu reaksi sampai ke apeks. Pada potongan melintang, salur-yang sering dihubungkan .dengan trauma, karies,prosedur restoratif, atau ketuaan. Kamar pulpa annya ovoid ke arah labiopalatinal pada sepertigagigi-gigi ini dapat berkurang dalam ukuran atausama sekali mengapur. Preparasijalan masuk dapat servikal karena datarnya akar, ovoid pada seper-dibuat seperti baru saja diuraikan, dengan modi-fikasi-modifikasi berikut: Tembus email di pusat tiga tengah, dan bulat pada sepertiga apikal. Sa-permukaan lingual gigi pada sudut tegak lurus de-ngan permukaan ini dengan bur karbid bulat No. 2 luran lateral lebih sering terjadi pada gigi-giib inipada contra-angle berkecepatan tinggi. Setelahmenembus email, gantilah dengan bur karbid bulat (26%) daripada gigi insisivus sentral maksiler.No.2 pada contra-angle berkecepatan rendah, danarahkan bur sepanjang sumbu panjang gigi sampai Mayoritas akar mempunyai pembengkokan dis-kamar pulpa yang telah berkurang ukurannya ter-capai. Perbesar bagian email kavitas jalan masuk tal (53%), sedangkan yang lain lurus (30%). Akarmenjadi suatu bentuk ovoid dengan diameter yangterbesar ke arah insisogingival. Ganti bur dengan lain dapat membengkok ke arah mesial (93%), pala-dril Gates Glidden berukuran sesuai (No. 3 atau 4)<Ian bekerja dari dalam ke luar kamar, bentuk din- tal (4%), labial (4%) atau mempunyai \"bentuk S\"ding dentin sebagai corong. Preparasi jalan masuk atau membengkok seperti bayonet (6%).54. Saluranselesai bila berbentuk corong, halus dan bersam-bung dengan bagian radikular kavitas pulpa, dan akar biasanya mengikuti arah kurvatur akar. Fora-bila memberikan jalan masuk lurus ke sepertigaapikal saluran akar. 17 men apikal terletak di pusat pada apeks anatomikGigi lnsisivus Lateral Maksiler dalam 22% kasus, dan suatu delta apikal dijumpai pada hanya 3% kasus.60 Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi .ini adalah 23, 1 mm.54 Hubungan Anatomik in Situ. Seperti pada gigi Kamar Pulpa. Bentuk kamar pulpa gigi insi-sivus lateral maksiler sama dengan bentuk gigi in- insisivus sentral, permukaan labial akar gigi insi-sisivus sentral maksiler, tetapi lebih kecil (lihat sivus lateral terletak di bawah plat kortikal labial rahang atas; oleh karenanya dapat dijumpai fenes- trasi dan dehisensi. Kalau akar membengkok ke arah distal, mungkin terdapat di pusat tulang kan- selus, menunjuk ke arah palatum, dan abses yang timbul pada daerah ini dafat merembes ke arah palatal atau ke arah labial. 1 Gigi insisivus lateral maksiler mempunyai in- klinasi mesioaksial rata-rata 16° dan an~ulasi pala- toaksial rata-rata 29° pada alveolusnya. 9 Pembukaan Jalan .Masuk. Pembukaan jalan masuk untuk gigi insisivus lateral maksiler sama dengan pembukaan imtuk gigi insisivus sentral maksiler, tetapi lebih kecil dan biasanya lebih ovoid. Teknik untuk masuk adalah sama seperti untuk gigi insisivus sentral maksiler, kecuali bahwa bur yang digunakan adalah bur bulat No. 2 dan bukanNo.4. Anomali. Anomali perjcembangan dens inva- ginatus sering terjadi pada gigi insisivus lateral maksiler. Juga mungkin terjadi kekurangan per- kembangan dari gigi ini, dalam bentuk peg lateral atau perkembangan berlebih tuberkel gigi pada per- mukaan lingual yang disebut \"kuspa talon\". Ano-

170 llmu Endodontlk Dalam Praktek. A Akar dan Saluran Akar. Saluran akar tunggal gigi kanisus maksiler lebih besar daripada saluran B akar gigi insisivus maksiler. Lebih lebar dalam dimensi labiopalatal daripada dimensi mesiodistal, a bc dan waktu mencapai sepertiga tengah, berangsur- angsur meruncing menjadi suatu penyempitanGmb. 10-10. Pembukaan jalan masuk. A, Gigi kaninus mak· apikal.siler. B, Gigi-gigi insisivus mandibular. Pada potongan melintang, saluran akar ovoidmali anatomik ini memerlukan modifikasi dalam pada sepertiga servikal dan sepertiga tengah danpembukaan jalan masuk. umumnya bulat pada sepertiga apikal. Saluran lateral dijumpai pada 30% kasus.69Gigi Kaninus Maksiler Suatu laporan mencatat akar lurus pada 39% Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi kasus sedangkan pada 32% akar membengkok keini adalah 26 mm, merupakan gigi manusia yang arah distal, pada 17% membengkok ke arah palatal,terpanjang. Suatu spesimen dengan panjang 33,5 dan 13% kasus membengkok ke arah labial; 7%mm. pernah dilaporkan.54 mempunyai suatu bentuk \"S\" atau bayonet, dan 2% mempunyai dilaserasi.30 . Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi kaninus mak-siler adalah yang terbesar dari semua gigi berakar Foramen apikal terletak di pusat apeks ana-tunggal (lihat Gmb. 10-7 dan I0-8). Ke arah la- tomik pada 14% kasus, dan suatu delta apikal di-biopalatal kamarnya berbentuk triangular, dengan jumpai hanya pada 13% \"kasus.68 Pada beberapaapeks ke arah kuspa tunggal dan suatu dasar yang pasien, apeks akar kecil dan runcing. Akar-akar iniluas pada sepertiga servikal mahkota. Ke arah me- sukar dilihat secara · radiografis, dan bila apekssiodistal sempit, kadang-kadang menyerupai nyala menjalani instrumentasi endodontik tanpa mem-api. Dalam potongan melintang, kamar berbentuk pertimbangkan pipihnya apikal, apeks dapat rusak.ovoid, dengan diameter labiopalatal yang lebihbesar. Hanya terdapat satu tanduk pulpa, sesuai Hubungan Anatomik in Situ . Akar gigi kani-dengan satu kuspa. Pembagian antara kamar pulpa nus maksiler terletak pada tulang kanselus rahangdan saluran akar tidak nyata. atas antara kavitas nasal dan sinus maksiler, disebut pilar kanin . Permukaan labial terletak di bawah plat kortikal · labial dan dapat menyatu dengannya. Karena ukurannya yang besar, dapat menyebabkan tonjolan yang paling menonjol pada rahang atas, disebut eminensi (eminence) alveolar atau eminen- si kanin. Ukuran dan dekatnya akar dengan plat kortikal dapat menyebabkan fenestrasi dan de- . hisensi pada plat tersebut. Suatu abses yang berasal dari gigi kanisus maksiler biasanya menembus plat kortikal labial di bawah insersi otot levator bibir atas dan merembes ke dalam vestibulum bukal. Bila perforasi terjadi di atas insersi ini, abses akan merembes ke dalam ruang kanin dan akan me- nyebabkan selulitis. 19 · Kuretase apikal mungkin sukar dilakukan pada waktu prosedur periradikular karena panjangnya gigi. Gigi kaninus maksiler mempunyai inklinasi draistato-raaktsai2al1°raptaad-araatlav. e6o°ludsannyaa.nllgrulasi palatoaksial . Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan masuk untuk gigi kaninus maksiler pada dasarnya sama seperti untuk gigi insisivus sentral dan lateral maksiler. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa bentuk lubang jalan masuk ovoid, seperti ditentu-

Anatomi Kavitas Pulpa 171 •IAB D I -- - IEF GH ti v II mGmb. 10-11 . Gambaran potongan melintang mesiodistal, bukolingual, servikal, pertengahan akar dan apikal gigi premolar pertamamaksiler (Adan B), gigi premolar kedua maksiler (C dan D), gigi premolar pertama mandibular (E an F), dan gigi premolar keduamandibular (G dan H).Variasi pada anatomi saluran akar gigi premolar maksilerdan mandibular (1 sampai 8).Lubang jalan masuk gigipremolar(I, 11,111).kan oleh anatomi kamar pulpa. Teknik untuk jalan Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi premolar per-masuk adalah sama seperti pada gigi insisivus tama maksiler sempit ke arah mesiodistal. Disentral dan lateral ma!Csiler (Gmb. 10-10). bawah tiap kuspa terdapat tanduk pulpa, tetapi keduanya mungkin tidak terlihat pada proyeksi Anomali. Gigi kaninus maksiler pada kasus radiografik rutin karena sating tutup menutupiyangjarang terjadi mempunyai dua akar. (Gmb. 10-11 , dan 10-12). Bagian bukopalatal lebar, ·dan tand.uk pulpa bukal lebih menonjolGigi Premolar Pertama Maksiler daripada tanduk pulpa palatal pada gigi muda. Atap kamar pulpa terletak koronal terhadap garis ser- Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi vikal. Dasar kamar pulpa cembung, biasanya de-ini adalah 21,5 mm .54

172 llmu Endodontik Dalam Praktek Gmb. 10-12. Potongan longitudinal gigi premolar maksiler (baris alas) dan gigi premolar kedua maksiler (baris bawah). Perhatikan variasi dalam bentuk dan ukuran saluran akar (tam- pak labiolingual).ngan dua orifis saluran, satu sebelah bukal dan pada 69% kasus.68 Bila terjadi penyatuan akar,yang lain sebelah palatal dan terletak jauh ke suatu alur yang berjalan ke arah oklusoapikal mem-bawah pada sepertiga koronal akar di bawah garis bagi akar ke dalam bagian bukal dan palatal,servikal. Pada potongan melintang, kamar pulpa masing-masing mengandung saluran akar tunggal.lebar dan ovoid dalam dimensi bukopalatal.23 Saluran palatal biasanya lebih besar di antara kedua saluran, dan terdapat langsung di bawah kuspa pa- Akar dan Saluran Akar. Gigi premolar per- latal dan orifisnya dapat ditembus dengan meng-tama maksiler mempunyai dua akar pada 54,6%kasus (Tabel I0-2). Pada 21,9% kasus berakar gan- ikuti dinding palatal kamar pulpa. 23 Saluran bu~alda, akar-akarnya terpisah, sedangkan pada 32,7%akar-akar sebagian menyatu. Dari seluruh kasus terdapat langsung di bawah kuspa bukal, dan orifis-pada studi ini, 43% mempunyai 1 akar dan 2,4% nya dapat ditembus dengan mengikuti dinding bu-mempunyai 3 akar. Bila terdapat 2 akar, maka ke- kal kamar pulpa.23duanya akan saling menyimpang sebanyak 25%.54 Dua puluh enam persen gigi-gigi ini hanya Tanpa memperhatikan apakah gigi premolar mempunyai sebuah akar tunggal pada apeks. Daripertama maksi ler mempunyai satu atau dua akar, 26% ini, hanya 8% mempunyai satu orifis salurangigi terseb.ut mempunyai 2 saluran akar pada apeks pada kamar pulpa dan satu saluran keluar pada apeks, sedangkan 18% mempunyai dua orifis padaTabel 10·2. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Premolar Pertama MaksilerPeneliti Tahun Sampel Cara Satu Saluran dan Satu Saluran dan Dua Saluran dan Dua Saluran dan Tiga Gigi SatuForamen Dua Foramina Satu Foramen Dua Foramina Saluran (%) (%) (%) (%) (%)Pinedadan 1972 259 Radiograf Kuttler52 1973 in vitro 26,2 7,7 23,9 41 ,7 0,5Green 20 50 Potongan 8,0 26.0 66,0 in vitroCarns dan 1973 . 9,0 13,0 72,0 6,0 Skidmore11 1979 100 Cetakan resin in vitro 8,0 7,0 18,0 62,0 5,0Vertuccidan Cegauff71 400 Potongan in vitroBellizzi dan 1985 bersihdan 6,2 90,5 3,3 Hartwell2 diwarnai 514 Radiograf in vivoAtas kebaikan Ors. Gary. R. Hartwell dan Frank BPortel of Fort Gordon, Giorgia, dan Ors. Thomas L. Walter, dan Carlos E. del RioSan Antonio,Texas).

Anatoml Kavltaa Pulpa 173dasar kamar pulpa yang bergabunb'i untuk memben- siler menentukan bentuk dan ukuran lubang jalan masuk(Gmb. 10-13,A).tuk saluran tunggal pada apeks. Saluran melin- Dengan menggunakan bur karbid No. 2 padatang di antara saluran-saluran adalah biasa. Pada contra-angle berkecepatan tinggi, email di pusat permukaan oklusal antara kuspa bukal dan lingualgigi dengan saluran tunggal melalui panjang akar, ditembus, dan bur diarahkan ke dalam sumbu pan- jang gigi (Gmb. 10-13, B). Kemudian sebuah bursaluran berbentuk ovoid, lebih lebar ke arah buko- karbid bulat No. 2 pada contra-angle berkecepatan rendah, lurus dengan sumbu panjang gigi, diguna-palatal daripada mesiodistal pada sepertiga servikal kan untuk menembus dentin ke dalam kamar pulpa (Gmb. 10-13, C). Operator sering merasa bur \"tu-dan tengah serta bulat pada sepertiga apikal. Bila run\" ke dalam kamar pulpa bila kamarnya luas. Menggunakan ukuran radiograf, bur ditembuskanterdapat 2 saluran, sepertiga servikal berbentuk cukup dalam untuk mengambil atap kamar pulpa tanpa memotong ke dalam dasar kamar; harus di-ovoid, pada sepertiga tengah hampir bulat, dan pa- hindari suatu pembukaan jalan masuk yang terlalu dangkal dan hanya memperhatikan ujung tandukda sepertiga apikal bulat dan kecil. Saluran lateral pulpa, yang mungkin terlihat sebagai orifis saluran akar (Gmb. 10-13, H dan J).didapati pada 49,5% kasus, dengan 11 % ditemukanpada furkasi antara akar bukal dan palatal.68 Untuk mengambil atap kamar pulpa, bur harus ditempatkan di samping dinding kamar dan me-Pada gigi dengan akar tunggal, mayoritas akar- motong ke arah oklusal (Liha:t Gmb. 10-13, D). Suatu silinder intan runcing, self-limiting* padanya lurus (38,4%), hampir jumlah yang sama mem- contra-angle berkecepatan rendah digunakan un- tuk menghilangkan atap kamar pulpa yang masihpunyai pembengkokan distal (36,8%), dan bebe- tertinggal (lihat Gmb. 10-13, E). Dinding kavitas jalan masuk dihaluskan dan dibuat agak miringrapa membengkok ke bukal (14,4%), ke palatal terhadap permukaan oklusal dengan intan tersebut. Divergensi dinding kavitas jalan masuk mencip-((82%,4%). j4 atau mempunyai bentuk \"S\" atau bayonet takan suatu tempat bagi tumpatan sementara, seper- Pada gigi premolar maksile. berakar gan- ti misalnya Cavit. Batas kavitas jalan masuk yang ovoid ini tidak boleh meluas melebihi separuhda, akar bukalnya lurus pada 27,8% kasus, mem- kecondongan lingual kuspa fasial dan separuh kecondongan fasial kuspa palatal (Gmb. 10-13, F).bengkok ke bukal pada 14% kasus, membengkok Preparasi kavitas jalan masuk untuk perawatanke palatal pada 36,2% kasus, membengkok ke dis- endodontik gigi premolar berbpda dari preparasi kavitas Black untuk restorasi oklusal (Kelas I).tal 14%, dan mempunyai bentuk \"S\" atau bayonet Pada preparasi Black, bentuk ovoid berjalan ke arah me$iodistal dan meliputi semua ceruk danpada 8% kasus. Akar palatal lurus pada 44,4% fisura, sedangkan preparasi endodontik berjalan ovoid pada arah bukolingual dan memungkinkankasus, membengkok ke bukal pada 27,8% kasus, jalan masuk langsung ke saluran akar, terutama orifis saluran bukal dan lingual bila terdapat lebihmembengkok ke palatal pada 8,3% kasus, mem- dari satu saluran (lihatGmb. 10-13, C).bengkok distal pada 14% kasus, berbentuk \"S\" atau Semua debris yang lepas dibersihkan denganbayonet pada 5,5% kasus.54 mengirigasi kavitas jalan masuk menggunakan larutan sodium hipoklorit 5,2%. Kelebihan sodiumForamen apikal terletak di pusat pada 12% hipoklorit dihilangkan dengan disedot atau diab-kasus, dan suatu delta apikal dijumpai pada 13,2% _ *RA, CU3, 1'2. L. Blu-White, Densco, Denver, Colorado.kasus.Hubungan Anatomik in Situ. Gigi premolarpertama maksiler terletak pada soket alveolarnya dibawah sinus maksiler dan terpisah dari sinus inioleh suatu lapisan tipis tulang seperti sepon danpadat. Permukaan bukal gigi premolar pertamamaksiler yang berakar tunggal atau ganda terdapatdekat dengan plat kortikal. Dekatnya akar-akar inidengan plat kortikal dapat menyebabkan suatufenestrasi dan dehisensi pada plat tersebut. Akarpalatal spesimen berakar ganda tedet'ak pada tulangseperti sepon jauh dari plat kortikal palatal. 19 Gigipremolar pertama maksiler mempunyai inklinasidistoaksial rata-rata 10° dan angulasi bukoaksialrata-rata 6° pada alveolusnya. 18Pembukaan Jalan Masuk Dengan mengukurbentuk, ukuran dan perluasan kamar pulpa disebelah mesial, distal, dan koronal pada radiografdiagnostik, dapat ditentukan kurang lebih bentuk,ukuran, dalamnya, dan lokasi kavitas jalan masukkoronal yang harus dipreparasi. Struktur anatomikinternal kamar pulpa gigi premolar pertama mak-

174 llmu Endodontlk Dalam Praktek A Bc~c:II>!!!. F p p DE FG F pF p D p M H FpGmb. 10·13. A sampai /, Langkah·langkah pembukaan jalan masuk gigi premolar pertama maksiler. F, Fasial; P, Palatal; D, Distal;M,Mesial.sorpsi dengan lembaran kain kasa 2 x 2. Kamar Gigi Premol\r Kedua Maksilerpulpa harus dikeringkan dengan penyedot untukmemungkinkan observasi dasar pulpa tanpa rin- Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigitangan. Garis-garis gelap anatomik pada dasar pul- ini adalah 21,6mm.54pa (peta dentin) harus diperiksa dan diikuti denganeksplorer endodontik untuk mengenali orifis. Ori- Kamar Pulpa. Gigi premolar kedua maksiler, seperti gigi premolar pertama maksiler, mempu-fis saluran bukal terletak di bawah kuspa bukal, dan nyai kamar sempit ke arah mesiodistal yang me- nunjukkan, suatu tanduk pulpa yang menutup diorifis saluran palatal terletak di bawah kuspa pa- atas yang lain bila dilihat dari proyeksi ini (lihatlatal. 71 Gmb. 10-11 dan 10-12). Lebih lebar bukopalatal daripada gigi premolar pertama maksiler dan me- Anornali. Pada kasus yang jarang dijumpai , nunjukkan dua tanduk pulpa pada proyeksi ini, satugigi premolar pertama maksiler mempunyai tigasaluran.71

• Anatomi Kavitas Pulpa 175 Tabel 10-3. Saluran Akardan Foramina Apikal pada Gigi Premolar Kedua Maksiler Peneliti Tahun Sampe/ Cara SatuSaluran SatuSaluran DuaSaluran DuaSaluran Tiga Gigi danSatu danDua danSatu danDua Saluran P1nedadan 1972 Radiograf Foramen ·Foramina Foramen Foramina Kuttle r5 2 1973 282 in vitro {%) 1974 . 58 (%) (%) (%) (%) Green20 1985 200 Potongan 1,0 Vertucci dkk.73 in vitro 62 ,8 8,9 19,8 . 9,3 1,1 638 Bellizzidan Potongan in . 72 24,8 . 4,8 Hartwell2 vitro bersih dan diwarnai 48 ,8 27,8 27,8 Radiograf 48,3 - , 58 ,6 in vivo (Alas kebaikan Ors, Gary R. Hartwell dan Frank B.Portel of Fort Gordon,Georgia, dan Ors. Thomas L. Walker, dan Carlos E. del Rio, San Antonio, Texas.). bukal dan satu palatal. Atap kamar pulpa sama lat, tanpa memperhatikan apakah terdapat satu atau dua saluran. Foramen apikal terletak di pusat dengan atap kamar pulpa gigi premolar pertama, pada 12,% kasus, dan suatu delta apikal hanya ter- dapat pada 3,2% kasus. 68 tetapi dasar pulpa lebih dalam bila dijumpai dua Hubungan Anatomik in Situ. Akar atau akar- saluran . Bila terdapat satu saluran, orifis saluran akar gigi premolar kedua maksiler terletak di bawah dan karenanya lebih dekat pada sinus maksiler dari- akar tidak jelas, tetapi bila terdapat dua saluran, pada gigi kaninus maksiler. Sinus dapat menukik ke bawah dan mengelilingi ujung akar atau akar-akar akan terlihat dengan jelas dua orifis. Pada potongan membentuk penonjolan pada dasar sinus. Pemisah antara akar-akar dan sinus mungkin adalah suatu melintang, kamar pulpa mempunyai bentuk ovoid lapisan tipis tulang, atau sarria sekali tidak ada sempt.t. 23\"\" tulang, hanya ligamen periodontal dan membran . Schneider (schneiderian membrane) dari sinus.19 Akar dan Saluran Akar. Gigi premolar kedua Gigi premolar kedua maksiler mempunyai in- klinasi distoaksial rata~rata 19° dan angulasi pala- maksiler hanya mempunyai akar tunggal pada toaksial rata-rata 9° pada alveolusnya. 90,3% pasien (Tabel 10-3). Hanya 2% mempunyai Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan masuk bagi gigi premolar kedua maksiler pada akar yang berkembang baik, sedangkan 7,7 % dasarnya sama seperti pada gigi premolar pertama mempunyai 2 akar yang sebagian menyatu.54. Pada maksiler. Hanya berbeda seperti ditentukan oleh struktur anatomik kamar pulpa. 37,4% pasien akarnya lurus; 33 ;9% membengkok Anomali. Pada kasus yang jarang terjadi gigi ke distal, 15,7% membengkok ke bukal, dan 13% premolar kedua maksiler mempunyai tiga saluran mempunyai bentuk \"S\" atau bayonet. 54 akar. 73 Satu saluran biasanya terdapat pada apeks se- Gigi Molar Pertama Maksiler kitar 75% kasus. Bila terjadi dua saluran, keduanya Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi ini adalah 21,3 mm.4 dapat jelas dan terpisah sepanjang seluruh panjang Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi molar per- akar, atau dapat bertemu untuk membentuk suatu tama maksiler adalah yang terbesar pada lengkung saluran biasa bila mendekati apeks. Saluran lurus hanya ditemukan pada 9,5% gigi-gigi ini.73 Ma- yoritas saluran adalah bengkok. Dapat membeng- kok ke distal, bukal, palatal, mesiodistal atau bu- kopalatai.73 · Saluran lateral dijumpai pada 59,5% kasus; 1,6% terjadi pada daerah furkasi bila terdapat dua akar. 60 Pada potongan melintang, saluran-saluran pada sepertiga servikal ovoid dan sempit. Pada sepertiga tengah, bila terdapat satu saluran, maka saluran tersebut ovoid, dan bila terdapat dua saluran, bulat; pada sepertiga apikal, potongan melintangnya bu-

176 llmu Endodontik Dalam Praktek c I 0Gmb. 10-14 Gambaran potongan melintang mesiodistal, bukolingual dan apikal gigi molar maksiler (A dan 8) dan gigi molarmandibular (D dan E) , dengan pandangan lantern orifis saluran akar (S dan F). Saluran-saluran akar mesial sering terletak lebihmesial daripada yang ditunjukkan.gigi, dengan empat tanduk pulpa: mesiobukal, dis- pulpa mempunyai bentuk segitiga pada potongantobukal, mesiopalatal , dan distopalatal, (Gmb, I0- melintang. Orifis saluran akar terletak pada ketiga14 dan 10-15). Susunan keempat tanduk pulpa sudut dasar. Garis-garis gelap anatomik pada dasarmemberikan atap pulpa bentuk jajaran genjang kamar pulpa bersambung dengan orifis.pada potongan melintang. Keempat dinding yangmembentuk atap bertemu ke arah dasar di mana Orifis palatal adalah yang terbesar, berbentukdinding lingual hampir hilang; jadi dasar kamar bulat atau oval dan dapat dengan mudah dimasuki untuk eksplorasi (lihat Gmb, I0-14, C). Orifis me-Gmb. 10-15. Potongan longitudinal gigi molar pertama dan siobukal terletak di bawah kuspa mesiobukal, pan-kedua maksiler. Tiga gigi perlama pada baris menunjukkan jang ke arah bukopalatal, dan mungkin mempunyaisaluran akar mesiobukal dan d1stobukal, dan tiga terakhir pada penurunan pada ujung palatal dimana rriungkin ter-baris menunjukkan saluran palatal (Dilihat dari mesiodistal). dapat orifis saluran keempat. Orifis mesiobukal di- temukan dengan memasukkan ujung eksplorer yang mempunyai shank panjang, Starlit D-11 , pada inklinasi mesiobuko-apikal ke dalam sudut titik yang diciptakan pada pertemuan dinding bukal, dinding mesial , dan la,ntai subpulpal dari kamar pulpa. Orifis distobukal terletak agak distal dan palatal dari orifis mesiobukal dan dapat dimasuki dari mesial untuk eksplorasi. Dasar kamar pulpa .terdapat pada sepertiga servikal akar, dan atap ter- dapat pada sepertiga servikal mahkota. Akar dan Saluran Akar. Gigi molar pertama maksiler mempunyai 3 akar, dan biasanya saluran terletak di sebelah' mesiobukal , distobukal, dan pa-

Anatomi Kavltas Pulpa 177Tabel10-4. Saluran Akar dan Foramlna Apikal pada Gigi Molar Pertama Maksller: Akar MesiobukalPeneliti Tahun Sampel Cara SatuSa/uran SatuSaluran DuaSaluran DuaSa/uran Gigi danSatu danDua danSatu danDua l?otongan 288 in vitro Foramen(%) Foramina (%) Foramen(%) Foramina (%) 162 48,5 37,5 14,0Weine76 1969 245 Radiograf 100 in vitro 39,0 12,5 48,5Pinedadan 1972 71 Kuttler52 1973 100 Radiograf 41 ,0 17,0 42,0 in vitroPineda 51 38 ,0 37,0 25,0 PotonganSeidberg dkk.57 1973 in vitro 72 ,0 17,0 11,0Pomeranz dan 1974 Radiograf 45,0 37,0 18,0 Fishelberg53 1985 in vitroVertucci68 Potongan in vitro bersih dan diwarnai(Alas kebaikan Ors Gary R. Hartwell dan Frank B. Porte! of Fort Gordon, Georgia, dan Drs. Thomas L. Walker dan Carlos E. del RioSan Antonio, Texas).latal. (Tabel 10-4). Akar mesiobukaHuas pada arah delta apikal hanya terdapat pada 2%. Foramen api-bukopalatal. Mayoritas akar mesiobukal 'mem- kal terletak di pusat pada hanya 19% gigi-gigi ini.69bengkok ke distal (78%), tetapi beberapa lurus Akar palatal mempunyai diameter terbesar dan(21 %) dan beberapa lagi berbentuk \"S \" atau bayo- merupakan akar terpanjang gigi molar pertamanet (1%).30 Akar mesiobukal mempunyai 1 saluran maksiler. Akar lurus terdapat pada 40% kasus, membengkok ke bukal (55%), mesial (4%) atau kedan 1 foramen pada 64% kasus. Ini adalah yang distal (1 %).23 Operator hams mengetahui bahwatersempit di antara ketiga saluran, datar pada arah akar ini dapat membengkok pada sepertiga apikalmesiodistal pada orifis, tetapi bulat pada sepertiga ke arah bukal karena kurvatur semacam itu tidakapikal. Saluran mesiobukal tidak selalu jelas sepan- terlihat secara radio.grafis. Kegagalan untuk me-jang seluruh panjangnya dan dibagi untuk mem-· ngenal pembengkokan semacam itu dapat menye-bentuk saluran akar kedua pada 22% kasus.20 Se- babkan perforasi akar bila alat tidak dibengkokan sebelumnya pada prosedur pembersihan dan pem-cara klinis, orifis saluran kedua sering sukar untuk berian bentuk. Saluran palatal ovoid ke arah mesio-ditemukan: bila ketemu, mungkin sukar untuk di- distal dan meruncing ke arah apeks, yang kemudian menjadi saluran kecil, bulat. Saluran lateral ter-masuki bahkan dengan alat terkecilpun'. Dua salur- dapat pada 40% akar-akar ini, dan delta apikalan yang terpisah dan nyata terjadi pada 14% gigi- hanya terlihat pada 4% . 68 Foramen apikal terletakgigi ini. 20 (Gmb. 10-16). Akar mesiobukal mem- di pusat pada hanya 18% kasus.punyai saluran lateral pada 1% kasus dan deltaapikal pada 8%.68 Foramen apikal terletak di pusat Saluran lateral tidak hanya terdapat&ada akar (45%) tetapi juga pada trifurkasi (18%). Terlihat 68 . suatu divergensi sebesar 45° antara akar palatal dan bukal.23pada hanya 14% kasus. Akar distobukal kecil dan berbentuk kurang Hubungan Anatomik in Situ. Gigi molar per-lebih bulat. Pada 54% kasus akarnya lurus, mem- tama maksiler terletak di bawah sinus maksiler.bengkok ke distal pada 17% kasus, membengkok FundlJS soket alveolar yang berisi akar dapat masukke mesial pada 19% dan berbentuk \"S\" atau ke dalam sinus dan dapat menghasilkan suatu pe-bayonet pada I0% kasus.30 Akar distobukal biasa- nonjolan tulang pada dasar sinus. Seperti pada giginya mempunyai saluran akar tunggal, yang sempit, premolar kedua maksiler, kerusakan tulang padameruncing kadang-kadang mendatar pada arah me-siodistal, tetapi umumnya berbentuk kerucut, ber-akhir sebagai saluran kecil, bulat pada sepertigaapikal. Saluran lateral terdapat pada 36% kasus; ·

178 llmu Endodontlk Dalam Praktek A BclJ: <l i i m i M w 'U~J' DDE F F pFp pGH MM ~ Saluran keempat F~P DDGmb.10-16. Asampai J.Langkah-langkah pada pembukaan jalan masuk gigi molar pertama maksiler.M, mesial; D,distal;F,fasial ;P. palatal.penonjolan kecil ini hanya meninggalkan ligamen bukal dari palatal. Dekatnya akar bukal terhadapperiodontal dan lapisan mukoperiosteal sinus untuk plat kortikal dapat menyebabkan fenestrasi ataumemisahkan akar dari kavitas sinus. Hubungan dehisensi. Karena divergensinya, akar palatal dapatdekat ini dapat menghasilkan rasa sakit pada gigi meluas ke arah daerah lateral dasar nasat. 19maksiler yang disebabkan karena sinusitis maksi-·1er; sebaliknya, infeksi sinus dapat disebabkan oleh • Pembukaan Jalan Masuk. Anatomi internalpenyak1.1 puIpa. 19 kamar pulpa gigi molar pertama maksiler menentu- kan bentuk dan ukuran pembukaan jalan masuk. Divergensi akar dapat memungkinkan dasar Dengan menentukan bentuk dan ukuran kamar, de-pulpa turun ke dalam trifurkasi. Divergens.i akar ngan mengukur perluasan kamar pulpa di s elahjuga membawa permukaan bukal akar mesiobukal mesial, distal, dan koronal pada radiograf diagnos-dan distobukal dan permukaan palatal akar palatal tik, dan dengan mengubah urutan pengukuran inimasing-masing dekat dengan plat tulang kortikal pada gigi, dapat diperkirakan ukuran, bentuk, ke-

• Anatomi Kavitas Pulpa 179dalaman, dan lokasi kavitas jalan masuk koronal kuspa mesiobukal, tepi marginal, dan tepi miringyang harus dipreparasi (Grub. 10-16, A). (Gmb. I0-16, G). Preparasi segitiga ini memung- kinkan jalan masuk langsung ke orifis saluran akar Email ditembus dengan bur karbid bulat No.4 (Grub. I0-16, H).pada contra-angle berkecepatan tinggi dengan me-letakkan instrumen pada fosa sentral dan menyudut Debris yang terlepas dihilangkan dengan irigasiterhadap akar palatal (Grub 10-16, B). Bur diarah- menggunakail larutan sodium hipoklorit 5,2%. Ke-kan ke saluran palatal, di mana kamar pulpa gigi ini lebihan larutan sodium hipoklorit dihilangkan de-adalah yang terbesar (Grub. 10-16 C). ngan penyedot atau diabsorbsi dengan kain kasa 2 x 2. Kamar pulpa harus disedot kering untuk peme- Setelah menembus email, digunakan bur karbid riksaan dasar tanpa rintangan. Garis-garis ·gelapbulat No.4 pada contra-angle berkecepatan rendah anatomik pada dasar pulpa (peta dentin) harus di-untuk rt;enembus dentin; bur bersudut terhadap periksa dan diikuti dengan suatu eksplorer endo-akar palatal sampai kama:r pulpa tercapai (Grub dontik, untuk menentukan orifis sebagai yang di-I0-16,D). Dapat difasakan suatu \"penurunan\" bur uraikan sebelumnya. Secara rutin harus dicari orifiske dalam kamar pulpa bi la kamarnya luas. Pada ka- dan saluran keem~at yang mungkin terdapat padamar yang sebagian mengapur, turunnya bur tidak akarmesiobukal. 1 (Gmb. 10-16,J)terasa, dan operator harus mengandalkan pada pe-ngukuran yang dibuat dari radiograf untuk meng- Anomali. Batu pulpa dapat ditemukan padahindari penetrasi melebihi atap kamar. gigi molar pertama maksiler. Batu macam itu harus dikenali dan diambil pada waktu preparasi jalan Pemotongan ke arah oklusal dari dalam kamar masuk. Batu pulpa akan berkurang ukurannya de-pulpa, adalah dengan mengambil bagian .terbesar ngan pengasahan dan diambil dengan bantuan eks-atap kamar pulpa (Glll,b. I0-16, E). Bentuk dan kavator sendok endodontik.ukuran anatomi internal kamar pulpa memandupemotongan. Digunakan suatu silinder intan run- Jarang terdapat saluran kedua pada akar palatal.cing, self-lim_iting pada contra-angle berkecepatanrendah untuk menghilangkan atap kamar pulpa Gigi Molar Kedua Maksileryang tersisa (Grub. I0-16,F). Dinding-dinding ka-vitas jalan masuk dihaluskan dengan silinder intan Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigiini agar divergen ke arah permukaan oklusal, dan ini adalah 21,7 mm.54divergensi ini menciptakan suatu tempat positifbagi tumpatan sementara dengan mencegah pemin- Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi molar keduadahannya oleh kekuatan oklusal. maksiler sama dengan kamar pulpa gigi molar per- tama maksiler, kecuali ke arah mesiodistal adalah Dinding-dinding kavitas jalan masuk harus ber- lebih sempit. (lihat Gmb. 10-15). Karena dimensi-satu dengan dinding-dinding kamar pulpa dan agak nya yang lebih sempit, atap kamar pulpa lebihjajar-divergen ke arah permukaan oklusal. Lubangjalan an genjang pada potongan melintang, dan saluranmasuk biasanya segitiga, dengan sudut-sudut bulat mesiobukal dan distobukal lebih berdekatan danyang meluas ke arah, tetapi tidak termasuk, ujungTabel 10·5. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Molar Kedua Maksiler: Akar MesiobukalPeneliti Tahun Sampel Cara Satu Sa/uran dan Satu Saluran dan Dua Saluran dan Dua Saluran dan Gigi Satu Foramina (%) Dua Foramina (%) Satu Foramen (%) Dua Foramen·(%)Pinedadan 1972 294 Radiograf Kuttler52 1974 in vitro 64,6 14,4 8,2 12,8 . 1985 29Pomeranz dan Radiograf 62,1 13,8 24,1 Fishelberg53 400 in vitro 71,0 17,0 12,8Vertucci68 Potongan in vitro bersihdan diwarnaiAlas kebaikan Drs. Gary R. Hartwell dan Frank B. Porte! of Fort Gordon, Georgia,dan Drs. Thomas L. Walker dan Carlos E. del Rio,San Antonio,Texas.). J

180 llmu Endodontik Dalam Praktekkelihatan seperti mempunyai lubang bersama, te- Lebih sedikit saluran lateral dijumpai pada akartapi dapat dibedakan dengan mudah yang satu dari atau pada furkasi gigi molar kedua maksiler diban-yang lain. Kadang-kadang ketiga orifis saluran dingkan pada gigi molar pertama maksiler. Hanyahampl.f pada gar1.s Iurus.23 pada 16% akar, foramina terletak d~usat, dan delta apikal hanya terlihat pada 3% akar. Akar dan Saluran Akar. Gigi molar keduamaksiler biasanya mempuny&i tiga akar, yang ber- Hubungan Anatomik in Situ. Gigi molar per-kelompok berdekatan (Tabel 1-5). Karena penge- dua maksiler biasanya lebih rapat berhubungan de-lompokan dekat ini, akar-akar bukal dapat me- ngan sinus maksiler daripada gigi molar pertamanyatu, dan kadang-kadang ketiga akar menyatu maksiler. 19membentuk suatu akar konis tunggal. Studi me-laporkan ciri-ciri ini pada 46% kasus. Akar palatal Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalanbiasanya lurus, tetapi pada 37% kasus mempunyai masuk gigi molar kedua maksiler pada aasarnyakurva bukaJ.30 Akar mesiobukal biasanya mem- sama seperti gigi molar pertama maksiler, denganbengkok ke distal; hanya 22% akar-akar ini yang variasi yang dipengaruhi oleh struktur anatomi.lurus.30 Akar distal biasanya lurus tetapi pada 17%kasus mempunyai kurva mesial.30 Bila terdapat 3 Anomali. Dua anomali yang paling sering di-akar, biasanya terlihat tiga saluran, dengan saluran jumpai pada gigi molar kedua maksiler adalah ada-keempat pada akar mesiobukal lebih jarang diban- nya hanya satu akar dan satu saluran dan insidensidingkan dengan gigi molar pertama maksiler.52 batu pulpa di dalam kamar pulpa.Bila akar-akar bukal menyatu membentuk 1 akarbukal, gigi hanya akan mempunyai 2 saluran, 1 bu- Gigi Molar Ketiga Maksiler.kal dan I palatal, meskipun tidak luar biasa me-nemukan 3 saluran, gigi dengan hanya I akar biasa- Panjang Gigi Rata-raia. Panjang rata-rata giginya hanya mempunyai I saluran akar konis.54 ini adalah 17, I mm.54Gmb.10-17. Potongan longitudinal gigi insisivus dan kaninus Kamar Pulpa Gigi molar ketiga maksiler se-mandibular (potongan longitudinal gigi insisivus dan potonganmesiodistal gigi kaninus). cara anatomis menyerupai gigi molar kedua. Ka- mar pulpa dapat sama dengan kamar pulpa gigi mo- lar kedua maksiler dengan tiga orifis saluran, tetapi dapat juga mempunyai kamar berbentuk aneh de- ngan empat atau lima orifis saluran akar atau suatu kamar konis dengan hanya satu saluran akar. Akar dan Saluran Akar. Gigi molar ketiga maksiler dapat mempunyai tiga akar yang berkem- bang baik, dan mengelompok rapat. Dapat juga mempunyai akar-akar yang menyatu, satu akar ko- nis, atau empat atau lebih akar yang berdiri sendiri. Akar-akar dapat lurus, bengkok, dilaserasi, dan akar-akardapat berkembang penuh atau sebagian. Saluran akar bervariasi jumlahnya dari satu sampai empat atau bahkan lima, tergantung dari jumlah akar. Dapat ditemukan kamar pulpa berben- tuk \"C\" dengan saluran akar berbentuk \"C\". Hubungan Anatomik in Situ. Gigi molar ke- tiga maksiler berhubungan erat dengan sinus mak- siler dan tuberositas maksiler. Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan· masuk sama dengan jalan masuk gigi molar kedua maksiler, dengan modifikasi variasi dalam struktur anatomik. Anomali. Gigi molar ketiga maksiler adalah sebuah gigi yang anomalinya umum, bukan per- kecualian. \"'-

Anatomi Kavitas Pulpa 181Tabel 10-6. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi lnsisivus Mandibular Peneliti Tahun Sampel Cara Satu Saluran dan Satu Sa/uran dan Dua Saluran dan Dua Saluran dan 1956 Gigi Satu Foramen (%) Dua Foramina (%) Satu Foramen (%) Dua Foramina (%)Green22 1965 1973 200 Potongan 80,0 . 7,0 13,0Rankine -Wilson 1973 111 in vitro dan Henry55 800 60,0 35,0 . 5,0 1974 1.330 RadiografGreen20 1985 in vitro 79,0 17,0 . 4,0 364Madeiradan 200 Potongan 88,5 11,0 . 0,5 Hetem41 in vitro 59,0 40,0 . 1,0Benjamin dan Bersih dan 92,5 . 5,0 . 2,5 Oowson4 denganzat warna in vitroVertucci68 Radiograf in vitro Potongan in vitro bersihdan diwarnai{Alas kebaikan Ors. Gary R. Hartwell dan Frank B. Portel of Fort Gordon, Georgia, dan Ors.Thomas L, Walker dan Carlos E. del Rio,San Antonio, Texas) .Gigi lnsisivus Sentral Mandibular salurannya luas pada sepertiga servikal dan seper- • tiga tengah akar, meruncing ke arah apeks sedikit Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi demi sedikit, dan menyempit pada sepertiga api-ini adalah 20,8 mm .54 kal. Pada potongan melintang. saluran ovoid pada arah labiollingual pada sepertiga tengah , dan bulat Kamar Pulpa. Gigi insisivus sentral mandi- pada sepertiga apikal. Konfigurasi yang berbetlrbular adalah gigi yang terkecil pada lengkung (lihat tuk pita pada sepertiga tengah disebabkan karenaGmb. 10-7 dan 10-17). Kamar pulpa kecil dan datar datarnya akar pada daerah ini. Daerah ini adalah dike arah mesiodistal. Tiga tanduk pulpa yang jelas mana biasanya terjadi\"bifurkasi dan di mana dapatdijumpai pada gigi yang baru erupsi , mengalami terjadi perforasi karena instrumentasi yang ber-pengapuran dan cepat hilang dalam kehidupan lebihan.karena stimulus pengunyahan yang konstan . Kearah labiolingual kamar pulpanya lebar dan ovoid Gigi Insisivus sentral mandibular mempunyaidalam potongan melintang pada sepertiga servikal saluran lateral pada 20% kasus dan delta apikalmahkota dan meruncing ke arah insisal. pada 5%. Foramen apikal terletak di pusat akar pada 25 % kasus.68 Akar dan Saluran Akar. Gigi insisivus man-dibular mempunyai 1 akar, yang ke arah mesMJdis- Hubungan Anatomik in Situ . Prosesus alveo-tal datar dan sempit tetapi lebar ke arah labiolingual lar mandibular pipih pada arah labiolingual, di(Tabel 10-6). Akar gigi ini lurus pada 60% kasus daerah gigi anterior. Akar-akar gigi anterior luas pada arah labiolingual, menempati sebagian besar°atau mempunyai kurvatur distal (23%) atau kur- prosesus alveolar, dan karenanya permukaan labial dan lingual akar menyatu dengan masing-masingvatur labial (13%) .3 Konfigurasi saluran berbeda plat kortikal labial dan lingual. Fundus soket alveo-dari I saluran keluar pada 1 foramen apikal, se- lar gigi-gigi anterior terdapat pada tulang sebagaibagai yang terdapat pada 70% gigi ini, 2 saluran sepon, dekat dengan saluran insisivus, kelanjutankeluar pada 1 foramen apikal (5%), atau 1 saluran dari saluran mandibular.19 Terlihat inklinasi mesio-membelah menjadi 2 saluran, menjadi satu, dan aksial gigi rata-rata 2° dan angulasi linguoaksialkeluar pada 1 foramen apikal (22%); sebaliknya, 2 gigi rata-rata 20° pada alveolusnya.saluran dapat keluar pada 2 foramina apikal (3%)68(lihat Gmb. 10-10). Dari dimensi labiolingual,

182 llmu Endodontik Dalam .PraktekTabel.10·7. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Kaninus Mandibular Peneliti Tahun Sampel Cara Satu Saluran dan Satu Saluran dan Dua Sa/uran dan Dua Saluran dan Gigi Satu Foramen Dua Foramina Satu Foramen Dua ForaminaPinedadan 1972 Radiograf (%) Kuttler52 1973 187 in vitro 81 ,5 (%) (%) (%) 1985 13,5 5,0Green20 100 Potongan 87,0·vertucci68 in vitro 10.0 3,0 100 80.0 Potongan 14.0 6,0 in vitro bersih dan diwarnai(Alas kebaikan Ors. Gary R. Hartwell dan Fank B. Portel of Fort Gordon, Georgia, dan Ors. Thomas L. Walker dan Carlos E. del Rio,San Antonio.Texas.) . Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan Hubungan Anatomik in Situ . Hubungan gigi masuk gigi insisivus sentral mandibular dibuat de- insisivus lateral mandibular dengan alveolusnya ngan cara sama seperti untuk gigi anterior maksi- sama seperti pada gigi insisivus sentral mandi- ler, dengan perbedaan bahwa ukurannya kecil. bular,19 kecuali bahwa inklinasi mesioaksial rata- Bentuk lubang jalan masuk gigi insisivus mandi- rata adalah 17° dan angulasi linguoaksialnya rata- bular adalah oval panjang, dengan dimensi terbe- rata adalah 20° pada alveolusnya.18 sarnya menghadap ke arah insisogingival. Jalan masuk yang tepat memungkinkan seseorang untuk Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan menyelidiki sepertiga servikal akar, untuk menen- masuk dibuat dengan cara yang sama seperti untuk tukan apakah terdapat saluran akar kedua 17 (lihat gigi insisivus sentral mandibular. Gmb. 10-10). Anomali. Geminasi (kembar, ganda, rangkap) Gigi lnsisivus Lateral Mandibular dan penyatuan dapat terjadi pada gigi-gigi anterior mandibular. Panjang Gigi Rata-rata. Gigi ini rata-rata pan- jangnya 22,6 mm .54 Gigi Kaninus Mandibular Kamar Pulpa. Konfigurasi kamar pulpa gigi Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi insisivus lateral mandibular sama dengan kamar ini adalah 25 mm .54 pulpa gigi insisivus sentral mandibular, tetapi gigi lateral mempunyai dimensi lebih besar (lihat Gmb. ,,,,,, IO- 7) . 1V1VV!l Akar dan Saluran Akar. Meskipun akar gigi insisivus lateral mandibular lebih besar daripada Gmb. 10·18. Potongan longitudinal gigi premolar pertama akar gigi insisivus sentral mandibular, pada dasar- dan kedua mandibular. nya mempunyai konfigurasi yang sama. Mayoritas akar adalah lurus atau membengkok ke labial atau distal seperti pada gigi insisivus sentral, tetapi pem-• bengkokan ke distal gigi insisivus lateral lebih tajam .23 Insidensi saluran akar ganda pada apeks kira-kira sama dengan gigi insisivus sentral, dan anatominya pada potongan melintang juga sama. Saluran lateral terdapat pada 18% kasus; hanya 6% mempunyai delta apikal. Foramen apikal terdapat pada pusat apeks radiografik pada 20% kasus .68

Anatomi Klvltas Pulpa 183 I -~, A B c t DE FG HGmb. 1~19. Asampai H.Langkah.Jangkah pada pembukaan jalan masUk gigi premolar pertama mandibular. Kamar Pulpa. Gigi kaninus mandibular me- lintang, kamar pulpa ovoid padasepertiga servikal.nyerupai gigi kaninus maksiler, tetapi lebih kecil Tidak terdapat demarkasi/pembatasan nyata antarapada semua dimensi (lihat Gmb. 10-7 dan 10-17). k:amar pulpa dan saluran akar23Kamar pulpa sempit ke arah mesiodistal. Bila di-lihat dari arah labiolingual, kamar meruncing ke Akar clan Saluran Akar. Meskipun gigi biasa-suatu titik pada sepertiga insisal mahkota, tetapi le- nya mempunyai akar tunggal, dapat mempunyai 2bar pada sepertiga servikal. Hanya terdapat satu akar (2,3%) (Tabel 10-7). Kebanyakan gigi-gigi initanduk pulpa pada gigi dewasa. Pada pot6ngan me- mempunyai akar lurus (68%), tetapi beberapa mempunyai kurvatur: 20% ke distal, 1% ke mesial,,,..,,Tlbel.1N. Sal&nn Akar clan Foramina Apikal pada Gigi Premols Pertama Mandibular Tahun Sampel Cara Satu Saluran SatuSaluran DuaSaluran DuaSaluran Tiga_Saluran Gigi danSatu danDua danSatu danDua (%) Foramen(%) Foramina (%) Fotwnen(%) Foramina (%) 0,9Piriedadan 1972 202 Radiograf 74,2 23,4 4,0 . 1,5 0,4 Kuttle~ in vitro 86,0 24,0 5,2 76,9 10,0 0,5GreerfO 1973 50 Potongan 74,0 in vitro 17,5Zillichdan Dowson79 1973 1287 Radiograf . 1,5 in vitroVertua:l'8 1985 400 Potongan in vitro bersih dan diwamai(Alas kebaik.an Ors. Gary R. Hartwell clan Frank B. Portal of Fort Gordon, Georgia, dan Dr. Thomas L Walker dan Carlos E. del Rio,San Antonio, Texas.).

184 llmu Endodontlk Dalam PraktekTabel 10-9. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Premolar Kedua Mandibular Peneliti Tahun Sampel Cara Satu Sa/uran Satu Sa/uran DuaSaluran DuaSaluran Tiga Saluran Gigi danSatu danDua danSatu danDua (%)Pinedadan 1972 Kuttler52 1973 250 Radiograf Foiamen(%) Foramina (%) Foramen(%) Foramina (%) 0,4 1973 in vitro 98,8 1,2Green20 1985 4,0 4,0 . 50 Potongan 92,0 2,5Zillichdan in vitro 0,9 10,8 Oowson79 87,9 906 RadiografVertuca-68 in vitro 79,5 400 Potongan in vitro bersih dan diwarnai(Alas kebaikan Ors.Gary R.Hartwell dan Frank B.Porte! of Fort Gordon, Georgia, dan Ors.Thomas L. Walker dan Carlos E.del Rio,San Antonio,Texas.).7% ke labial, dan 2% memr,rnyai pembengkokan Gigi Premolar Pertama Mandibularberbentuk \"S\" atau bayonet. Panjang Gigi Rata-rata. Gigi ini mempunyai Gigi kaninus mandibular biasanya mempunyai panjang rata-rata 21 ,9 mm .54 l saluran keluar pada l foramen apikal (78%). Pada5% kasus, 2 saluran datang bersama-sama dan ke- Kamar Pulpa. Gigi premolar pertama mandi-luar pada 1 foramen apikal ; pada 18%, l saluranterbagi dalam dua cabang dan kemudian bergabung bular merupakan gigi peralihan antara gigi anterioruntuk keluar pada l foramen apikal; atau 2 saluranmungkin keluar pada 2 foramina apikal (2%).68 dan gigi posterior, dan pada struktur anatomik Bila dijumpai satu saluran, dilihat dari arah la- menyerupai kedua jenis gigi tersebut (lihat Gmb.biolingual akar menunjukkan suatu saluran yang l 0-11 dan 10-18). Lebar mesiodistal kamar pulpaluas pada sepertiga tengah dan meruncing menjadisuatu penyempitan pada sepertiga apikal. Pada po- sempit, ke arah bukolingual kamar pulpanya Iebar,tongan melintang bentuknya ovoid pada sepertigaservikal dan sepertiga tengah akar, dan bulat pada dengan tanduk pulpa bukal yang menonjol yangsepert1.ga ap1.kaI.23 meluas di bawah kuspa bukal yang berkembang Saluran lateral terdapat pada 30% kasus, deltaapikal terjadi pada 8%. Foramen apikal terletak di dengan baik. Pada gigi muda, terlihat sebuah tan-pusat pada 30% gigi-gigi ini.68 duk pulpa lingual kecil yang dapat hilang bersama Hubungan Anatomik in Situ. Hubungan gigi umur dan memberikan kepada kamar pulpa suatukaninus mandibular dengan alveolusnya sama se-perti pada gigi insisivus lateral dan sentral mandi- penampilan yang sama dengan kamar pulpa gigibular.19. Terlihat inklinasi mesioaksial gigi rata-rata 13° dan angulasi linguoaksial gigi rata-rata 15° kaninus mandibular. Kuspa bukal yang menonjolpada alveolusnya. 18 dan kuspa lingual yang lebih kecil memberikan Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalanmasuk gigi kaninus mandibular dibuat dengan cara kepada mahkota gigi premolar pertama mandibularyang sama seperti untuk gigi kaninus maksiler, de-ngan variasi yang ditentukan oleh dimensi anato- kemiringan lingual sekitar 30° (' nb. 10-19). Padamik yang lebih kecil. potongan melintang, kamar pulpa ovoid, dengan Anomali. Gigi kani~us mandibular' pada ke-adaan yang jarang terjadi mempun~ai lebih dari diameter besar ke arah bukolingual. Bila hanya ter-satu saluran dan lebih dari satu akar.2 dapat satu saluran, tidak terlihat deviasi nyata anta- ra kamar pulpa dan saluran akar.23'54 . .Akar dan Saluran Akar. Gigi premolar per- tama mandibular mempunyai akar konis, pendek (Tabel 10-8). Akar ini dapat terbagi pada sepertiga apikal dalam 2 atau 3 akar.54 Akamya biasanya lu- rus (48%), tetapi beberapa akar membengkok ke distal (35%), ke bukal (2%), dan ke lingual (7%), dan 7% mempunyai bentuk \"S\" atau bayonet. Satu saluran dan I foramen terdapat pada 70% kasus; I saluran bercabang menjadi 2 saluran dan

Anatomi Kavitas Pulpa 185 19, A). Anatomi internal kamar pulpa menentukan bentuk dan ukuran lubangjalan masuk. Gigi premolar pertama mandibular mempunyai kemiringan lingual mahkota sekitar 30° terhadap sumbu panjang akar (Gmb. 10-19, B). Untuk meng- imbangi kemiringan dan untuk mencegah perfo- rasi, email ditembus pada sepertiga tengah lereng lingual kuspa fasial dengan bur karbid No.2 pada contra-angle berkecepatan tinggi, dipusatkan di se- belah mesiodistal dan diarahkan sepanjang sumbu panjang akar (Gmb. 10-19, C). · Prosedurnya sama seperti pada gigi premolarGmb. 10·20. Potongan longitudinal gigi molar pertama dan maksiler (Gmb. 10-19, D sampai F). Lubangjalankedua mandibular. Pada potongan mesiodistal (A) perhatikanperbedaan dalam ukuran kamar pulpa. Potongan bukolingual masuk yang dihasilkan adalah ovoid, dengan din-menunjukkan saluran akar mesial (8) dan distal (C). ding-dinding kamar pulpa bertemu dengan kavitaspada sepertiga apikal bersatu menjadi 1 saluran dankemudian keluar pada 1 foramen pada 4% kasus; 1 pembukaan dan divergen ke arah oklusal. Preparasisaluran bercabang menjadi 2 saluran keluar pada 2foramina pada 24% kasus, 2 saluran keluar pada 2 ovoid harus cukup meluas ke arah bukal dan lingualforamina pada 1,5% kasus; dan 3 saluran keluarpada 3 foramen pada 0,5% kasus.68 untuk memungkinkan pengambilan seluruh atap Bila terdapat satu saluran, maka akan berbentuk kamar pulpa (Gmb. 10-19, G). Preparasi jalan ma-konis/kerucut dan sederhana dalam garis bentuk.Ke arah mesiodistal saluran akar tersebut sempit; suk ovoid ini memungkinkan eksplorasi bifurkasi •ke arah bukolingual luas dan meruncing ke arah se-pertiga apikal. Pada potongan melintang, sepertiga dan trifurasi pada sepertiga tengah dan sepertigaapikal dan sepertiga tengah ovoid, sedang sepertiga apikal. 17 (Gmb. 10-19, GH).apikal bulat. Anomali. Bifurkasi atau trifurkasi akar atau sa- Saluran lateral dijumpai pada 44,3% kasus dandelta apikal ditemukan pada 5,7%. Fonimen apikal Iuran akar adalah anomali yang paling umum, danterletak di pusat pada hanya 15% gigi ini. menimbulkan kesulitan pada waktu pembersihan, Hubungan Anatomik in Situ . Gigi premolar pembentukan dan obturasi.pertama mandibular erat berhubungan dengan platalveolar luar dan dalam. Plat ini terdiri dari lapisan Gigi Premolar Kedua Mandibulartebal tulang padat. Saluran dan foramen mentalkadang-kadang dekat dengan apeks akar gigi pre- Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigimolar pertama mandibular; penampilan radiograf ini adalah 22,3 mm .54dapat memberi kesan patosis periapikal. 19 Terlihatinklinasi distoaksial gigi rata-rata 14° dan angulasi Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi premolar ke-linguoaksial gigi rata-rata I0° pada alveolusnya. dua mandibular sama dengan kamar pulpa gigi pre- molar pertama mandibular, kecuali tanduk pulpa Pembukaan Jalan Masuk. Dengan menentu- lebih menonjol di bawah kuspa lingual yang ber-kan bentuk dan ukuran serta pengukuran luas ka- kembang baik (lihat Gmb. 10-11 dan 10-18).mar pulpa ke arah mesial, distal dan koronal padaradiograf diagnostik dan dengan memindahkan pe- Akar dan Saluran Akar. Gigi premolar keduangukuran ini pada gigi , dapat ditaksir kira-kira mandibular biasanya mempunyai akar tunggal,ukuran, bentuk, dalamnya dan lokasi kavitas jalari tetapi pada keadaan yang langka dijumpai adanya 2masuk koronal yang harus dipreparasi (Gmb. 10- sampai 3 akar (Tabel 10-19). Akar mempunyai ukuran keliling lebih besar dan lebih lebar ke arah bukolingual dibandingkan gigi premolar pertama mandibular. Akar gigi premolar kedua mandibular dapat membengkok ke arah distal (40%) meskipun pada 39% kasus Iurus. Pada 10% kasus mempunyai kurva bukal, pada 3% kurva lingual, dan pada 7% kurva b~onet; 1% mempunyai saluran akar tri- furkasi. 3 Biasanya, 1 saluran keluar pada 1 fora- men apeks (97,5%), tetapi pada beberapa akar (2,5%), suatu saluran tunggal mungkin bercabang

186 llmu Endodontik Dalam PraktekTabel 10-10. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Molar Pertama MandibularPeneliti Tahun Sampel Cara . Akar SatuSaluran SatuSaluran DuaSaluran DuaSaluran Tiga Sa/uran danDua (%) Gigi danSatu danDua danSatu Foramina {%) 1,0 Foramen(%) Foramina (%) Foramen(%) 55,5Skidmore dan 1971 .45 Cetakan Mesial . 6,7 37,8 11,2 Bjomdahl62 resin Distal 71,1 17,7 57,0 in vitro 14,3 51 ,0Pineda and 1972 300 Radiograf Mesial 12,8 30,2 7,0 Kuttler52 in vitro Distal 73,0 12,7Vertucci68 1985 100 Potongan Mesial 12,0 8,0 28,0 in vitro Distal 70,0 8,0 15,0 bersih dan diwarnai(Alas kebaikan Drs.Gary R. Hartwell dan Frank B.Portel of Fort Gordon, Georgia dan Carlos E. del Rio, San Antonio Texas.). menjadi dua dan keluar pada 2 foramina. 68 Bila ter- ngan dinding mesial dan distal serta membentuk• dapat 1saluran, konfigurasinya serupa dengan kon- suatu dasar jajaran genjang. Atap kamar pulpa mempunyai empat tanduk pulpa: mesiobukal, me- figurasi pada gigi premolar pertama mandibular. siolingual, distobukal dan di stolingual. Keempat Saluran lateral dijumpai pada 48,3% kasus dan tanduk pulpa ini menyusut dengan umur, yang me- nyebabkan berkurangnya ukuran kamar pulpa. delta apikal pada 3,4%. Foramen apikal terletak di Atap kamar pulpa terletak pada sepertiga servikal pusat pada hanya 16, 1% gigi-gigi ini68 mahkota tepat di atas serviks gigi , dan dasar ter- letak pada sepertiga servikal akar. Hubungan Anatomik in Situ. Hubungan gigi premolar kedua mandibular dengan tempatnya di Tiga orifis yang terlihat jelas terletak pada dasar mandibula sama dengan gigi premolar pertama pulpa: mesiobukal, mesiolingual dan distal (lihat mandibular, tetapi lebih dekat dengan foramen Gmb. 10-14). Orifis mesiobukal terletak di bawah mentai. 18 Terlihat inklinasi distoaksial akar rata- kuspa mesiobukal dan biasanya sukar untuk di- rata 10° dan angulasi bukoaksial gigi rata-rata 34° temukan dan dimasuki bila tidak cukup struktur pada alveolusnya. 18 gigi yang diambil. Untuk menembus orifis ini ma- sukkan eksplorer dengan shank panjang, Starlite Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan D-11 , dalam inklinasi mesiobuko-apikal ke dalam masuk untuk gigi premolar kedua mandibular pada sudut titik yang dibuat pada pertemuan dinding dasarnya sama seperti untuk gigi premolar pertama mesial , dinding bukal, dan dasar subpulpal kamar mandibular, kecuali penetrasi email dimulai pada pu!pa. Orifis mesiolingual terletak pada suatu pe- fosa sentral, dan lubang jalan masuk ovoid lebih nurunan yang dibentuk oleh dinding mesial dan lebar ke_ arah mesiodistal, seperti ditentukan oleh lingual. Orifis ini dapat dieksplorasi dari arah dis- kamar p~lpa yang lebar. tobukal. Suatu alur biasanya menghubungkan orifis saluran mesiobukal dan mesiolingual. Orifis me- Anomali. Gigi premolar kedua mandibular pa- siobukal dan mesiolingual mungkin berdekatan di da keadaan yang jarang dijumpai mempunyai dua bawah kuspa mesiobukal. Orifis distal , yang ber- akar. bentuk oval dengan diameter terlebar arah bukoli- ngual, dapat dieksplorasi dengan dimulai dari arah Gigi Molar Pertama Mandibular mesial. Bila orifis distal ditembus pada arah disto- bukal atau distolingual, harus dicari suatu orifis dan Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi saluran tambahan pada akar distal. Orifis multipel ini adalah 21,9 mm .54 pada akar distal biasanya ditemukan pada bagian bukal dan lingual saluran akar koronal yang ovoid. Kamar Pulpa. Atap kamar pulpa gigi molar pertama mandibular sering berbentuk empat per- segi panjang (lihat Gmb. 10-14 dan 10-20). Din- ding mesial lurus, dinding distal bulat, dan dinding bukal serta lingual berkumpul untuk bertemu de-

Anatomi Kavitas Pulpa 187 I~ F DM I I B c A D MD M DE DM F F GHGmb. 10-21 . Asampai H, Langkah-langkah pada pembukaan jalan masuk gigi molar pertama mandibular, L. lingual; F, fasial; D,distal; M, mesial.Tabel 10-11. Saluran Akar dan Foramina Apikal pada Gigi Molar Kedua MandibularPeneliti Tahun Sampel Cara Akar SatuSa/uran SatuSaluran DuaSaturan DuaSa/uran Gigi danSatu danDua danSatu danDua MesialPineda and 1972 300 Radiograf Distal Foramen(%) Foramina (%) Foramen(%) Foramina (%)Kuttler52 Mesial in vitro Distal 58,0 9,0 20,6 21,4 73,0 1,0 12,7 14,3Vertucci68 1985 100 Potongan 27,0 38,0 26,0 in vitro bersih 92,0 . 3,0 24,0 dan diwarnai(Alas kebaikan Drs.Gary R. Hartwell dan Frank B. Porte! of Fort Gordon, Georgia,dan Drs.Thomas L. Walker dan Carlos E.del Rio,San Antonio, Texas.).

188 llmu Endodontik Dalam Praktek Akar dan Saluran Akar. Biasanya terdapat 2 Apeks akar molar pertama mandibular mungkinakar yang sangat berbeda pada gigi molar pertama dekat dengan kanal mandibular, atau mungkin jugamandibular, I mesial dan 1 distal (Tabel I0-10). agakjauh, tergantung pada panjang akar dan tinggiKedua akar lebar dan datar ke arah bukolingual, badan mandibular. 18dengan penurunan pada tengah-tengah akar arahbukolingual. Ciri anatomik ini lebih menonjol pada Dilaporkan suatu inklinasi bukoaksial akar gigiakar mesial. Pada beberapa kasus dijumpai akar ke- molar pertama mandibular rata-rata -58° pada al-tiga, baik di bagian distal maupun mesial (5,3%). 54 veolusnya.18Akar mesial membengkok ke distal pada 84%kasus dan lurus pada 16%. Akar distal lurus pada Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan74% kasus, membengkok ke distal pada 21 %, dan masuk untuk gigi molar pertama mandibular meng-membengkok ke mesial pada 5% kasus.30 ikuti ciri-ciri anatomik kamar pulpa. Email dan dentin ditembus pada fosa sentral dengan sudut pe- Meskipun gigi molar pertama mandibular ngeburan ke arah akar distal, dimana kamar pulpamempunyai 2 akar, biasanya terdapat 3 saluran. adalah yang terbesar (Gmb. 10-21). Prosedur me-Akar mesial mempunyai 2 saluran yang keluar pa- ngikuti prosedur yang digariskan bagi gigi molarda 2 foramina pada 14% kasus, 2 saluran yang ber- maksiler. Lubangjalan masuk biasanya trapezoidalgabung keluar pada 1 foramen pada 28%, 2 saluran dengan sudut-sudut bulat atau persegi panjang bilayang bergabung membentuk 1 saluran bercabarig 2 terdapat saluran distal kedua (Gmb. I0-21, H) .dan keluar pada 2 foramina pada I0%, 1 saluran Pembukaan jalan masuk meluas ke arah kuspa me-yang keluar pada 1 foramen pada 12% dan I salur- siobukal, untuk menemukan saluran mesiobukal,an yang bercabang 2 dan keluar pada 2 foramina ke arah lingual agak melebihi alur sentral, dan kepada 8%. Pada kasus yang jarang terjadi, 3 saluran arah distal agak melebihi alur bukaI. 17keluar pada 3 foramina. 88 Anomali. Gigi molar pertama mandibular Akar distal mempunyai 1 saluran yang keluar mungkin mempunyai tiga akar. Batu pulpa dapatpada 1 foramen pada 70% kasus, 1 saluran ber- ditemultan pada kamar pulpa.cabang 2 dan keluar pada 2 foramina pada 8%, 2 Gigi Molar Kedua Mandibularsaluran bergabung dan keluar pada I foramen pada15%, 2 saluran keluar pada 2 foramina pada 5%, Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigidan 2 saluran bersatu membentuk 1 saluran dan ini adalah 22,4 mm.54kemudian bercabang dan keluar pada 2 foraminapada 2% kasus.88 Bila terdapat 2 saluran pada tiap Gmb. 10-22. Taurodontisme , dengan ciri akar pendek danakar, dapat bersatu ke arah dan keluar pada I fora- kamar pulpa besar (Alas kebaikan T.L. Walker, San Antonio,men, atau dapat mempunyai saluran-saluran lateral Texas).yang saling berhubungan di antara kedua salurantersebut, yang membentuk suatu bagian akhir salur-an pita(ribbon canal) tunggal pada I foramen. Pada potongan melintang, ketiga saluran ovoidpada sepertiga servikal dan tengah serta bulat padasepertiga apikal. Dua saluran yang terdapat padaakar distal biasanya bulat pada potongan melintangdari sepertiga servikal sampai sepertiga apikal. 23 Saluran lateral dijumpai pada furkasi pada 23%kasus, pada akar mesial 45% dan pada akar distal30%. Delta apikal terdapat pada akar mesial pada10% kasus dan pada akar distal 14%. Bila hanyaterdapat satu foramen apikal, akan terletak di pusat,pada 22% kasus jada akar mesial dan pada 20%pada akar distal.8 Hubungan Anatomikin Situ . Akar mesial gigimolar pertama mandibular dekat dengan plat kor-tikal bukal, sedangkan akar distal terletak di pusat.

Anatomi Kavitas Pulpa 189Gmb.10-23. Asampai C, Variasi dens in dente. Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi molar kedua bular mempunyai 2 saluran, biasanya dekat apeksmandibular lebih kecil daripada kamar pulpa gigi keduanya bergabung untuk keluar sebagai foramenmolar pertama mandibular, dan orifis saluran akar tunggal. Pada potongan melintang, ketiga saluranlebih kecil dan lebih berdekatan (lihat Gmb. 10-20). akar adalah kecil dan ovoid pada sepertiga servikal dan tengah, dan bulat pada sepertiga apikal. Akar dan Saluran Akar. Mayoritas gigi molarkedua mandibular mempunyai 2 akar (71 %) tetapi • Saluran lateral terdapat pada akar mesial padagigi dengan 1 akar (27%) dan gigi dengan 3 akar 49% kasus dan pada akar distal pada 34% kasus.(2%) juga ditemukan (Tabel 10-11). Pada gigi Delta apikal dijumpai pada akar mesial pada 6%berakar tunggal, 53% akar adalah lurus, tetapi kasus dan pada akar distal pada 7% kasus. Salurandapat j uga membengkok ke distal (26%), ke lingual lateral terdapat pada furkasi pada 11 % gigi-gigi ini.(2%), atau mempunyai bentuk \"S\" atau bayonet Bila terdapat foramen apikal tunggal, biasanya ter-( 19%). Bila terdapat 2 akar, akar mesial biasanya letak di pusat pada 19% kasus pada akar mesial danmembengkok ke distal (61 %), tetapi dapat lurus 21 % kasus pada akar distal. 88(27%), membengkok ke bukal (4%), atau mempu-nyai bentuk \"S\" atau bayonet (7%). Akar.distal Hubungan Anatomik in Situ. Posisi gigi molarbiasanya lurus (58%), tetapi dapat membengkok kedistal (18%), ke mesial (10%), ke bukal (4%), atau kedua mandibular pada tempat alveolarnya padamempunyai bentuk \"S\" atau bayonet (8%).30 dasarnya sama seperti pada gigi molar pertama mandibular, kecuali akar mesial terletak lebih ke Biasanya dijumpai tiga saluran akar pada gigi sentral dan akar distal lebih dekat pada plat kortikalmolar kedua mandibular. Variasi yang paling se- lingual. Hubungan antara apeks akar dan kanalring adalah adanya hanya 2 saluran. Akar mesial mandibular mungkin lebih dekat. Terlihat inklinasimempunyai 1 saluran dan satu foramen pada 27% bukoaksial akar gigi molar kedua rata-rata -52°kasus, l saluran bercabang dua dan keluar pada 2 pada tempat alveolarnya. 18foramina pada 9% kasus, 2 saluran keluar pada 2foramina pada 26% kasus, dan 2 saluran bergabung Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalandan keluar pada I foramen pada 30% kasus. Akar masuk untuk gigi molar kedua mandibular dibuatdistal mempunyai I saluran keluar pada 1 foramen seperti pada gigi molar pertama mandibular, de-pada 92% kasus, 1 saluran bercabang 2 dan keluar ngan variasi yang dibutuhkan oleh gigi yang lebihpada 2 foramina pada I% kasus, 2 saluran keluar kecil ini. Karena inklinasi bukoaksialnya, kadang-pada 2 foramina pada 4% kasus, dan 2 saluran ber- kadang perlu mengurangi sebagian besar kuspa_gabun~ dan keluar pada satu foramen pada 3% mesiobukal untuk membersihkan dan membentukkasus. 8. Bila akar mesial gigi molar kedua mandi- saluran mesiobukal. Anomali. Gigi molar kedua mandibular dapat mempunyai akar ketiga, atau mempunyai satu akar

190 llmu Endodontik Dalam ·Praktek konis dengan satu saluran konis. Di dalam kamar rodontisme mungkin disebabkan karena kekurang- pulpa mungkin dijumpai batu pulpa. an invaginasi sarung akar epitelial pada waktu per- kembangan. Dapat dianggap sebagai bersifat etnik Gigi Molar Ketiga Mandibular atau keturunan karena terjadi pada kelompok ke- luarga, misalnya orang-orang Eskimo. Pada bebe- Panjang Gigi Rata-rata. Panjang rata-rata gigi rapa kasus displasia dentin , perkembangan akar ter- ini adalah 18,5 mm. 54 ganggu dengan hilangnya saluran akar.18•39·56 Kamar Pulpa. Kamar pulpa gigi molar ketiga Dens in Dente mandibular secara anatomis menyerupai kamar pulpa gigi molar pertama dan kedua mandibular. Dens in dente adalah suatu invaginasi di dalam Kamarnya luas dan memiliki banyak konfigurasi mahkota atau akar pennukaan lingual gigi (Gmb. anomalus seperti misalnya orifis saluran akar ber- 10-23). Invaginasi ini menciptakan suatu ruang di bentuk \"C\". 23 dalam gigi yang dilapisi dengan email dan berhu- bungan dengan rongga mulut. Malfonnasi atau Akar dan Saluran Akar. Gigi molar ketiga anomali ini dapat terjadi pada sembarang gigi ante- mandibular biasanya mempunyai dua akar dan satu rior, tetapi paling sering diamati pada gigi insisivus saluran atau tiga akar dan ti~a saluran. Saluran akar lateral maksiler. Kadang-kadang, lebih dari satu biasanya besar dan pendek. 3 gigi terpengaruh . lnvaginasi email lingual gigi insi- sivus maksiler sering menyebabkan pelebaran ka- Hubungan Anatomik in Situ . Soket alveolar mar pulpa. Gigi semacam itu rentan terhadap karies gigi molar ketiga mandibular dapat menonjol di karena malfonnasi anatomiknya, dan penyakit pul- atas plat lingual rahang bawah. Apeks akar dekat pa dapat terjadi sebelum apeks akar berkembang dengan kanalis mandibular. 19 penuh. Pengisian kerusakan dapat mencegah ter- libatnya pulpa pada kasus semacam itu. Pembukaan Jalan Masuk. Pembukaan jalan masuk bagi gigi molar ketiga mandibular dibuat se- Dens Evaginatus perti untuk gigi molar pertama dan kedua mandi- bular dengan variasi yang ditentukan struktur ana- Dens evaginatus adalah suatu anomali perkem- tomi . bangan yang menghasilkan struktur serupa kuspa, biasanya pada daerah batas yang melintasi pre- Anomali. Gigi molar ketiga mandibular sering molar (Gmb. 10-24). Anomali ini terbentuk pada mempunyai struktur anatomik yang kompleks. waktu perkembangan awal gigi oleh proliferasi dan evaginasi epitelium email ke dalam retikulum stelat ANOMALI KAVITAS PULPA dengan menghasilkan protuberansi email dan den- tin dengan tanduk pulpa. Struktur serupa kuspa Perkembangan anomali tertentu dari kavitas menjadi sasaran pemakaian dan fraktur yang me- pulpa dapat mengubah pelaksanaan prosedur endo- nyebabkan terbukanya pulpa, dengan akibat gang- dontik menjadi sukar atau tidak mungkin. Pada guan pulpa dan periapikal. Meskipun anomali ini dentin opalesen/opalescent (dentinogenesis imper- ditemukan terutama pada orang keturunan Mongo- fekta) yang turun-temurun, kavitas pulpa kecil atau lia, pernah dilaporkan pada orang Caucasia. Mayo- bahkan tidak ada. Hiperparatiroidisme dapat me- ritas kasus yang dilaporkan terdapat pada gigi pre- nyebabkan kalsifikasi pulpa dan hilangnya lamina molar, tetapi gigi insisivus, gigi kaninus dan gigi dura. Hipofungsi glandula pituitari dapat menye- molar pernah juga terlibat. Dens evaginatus dapat babkan terlambatnya erupsi gigi dan terbukanya terJ.ad.1 um·1atera1atau b1\"lateraI.7·Sa·80\ipeks pulpa. Displasia dentin adalah kondisi khas yang turun-temurun karena hilangnya kamar pulpa Suatu alur perkembangan palatal dapat dijum- dan pembentukan akar yang terganggu. Berbeda pai pada gigi insisivus sentral dan lateral maksiler dcngan displasia dentin, taurodontisme mempu- (Gmb. 10-25). Alur ini yang terlihat sebagai inva- nyai ciri gigi pendek dan kamar pulpa yangjauh le- ginasi email, berasal dari singulum gigi insisivus hih hcsar daripada kamar pulpa normal (Gmb. 10- 22). Mungkin hal ini merupakan suatu pengembali- an jenis terdahulu pada manusia purba, karena ka- mar besar merupakan ciri orang Neanderthal. Tau-

Anatomi Kavitas Pulpa 191dan berakhir di sebelah apikal pada berbagai ke- IRM, * suatu bahan seng-oksida-eugenol diper-tinggian akar. Dianggap bahwa hal tersebut adalahusaha kuncup gigi untuk membentuk akar kedua. kuat polimer dapat digunakan pada tumpatan se-Begitu integritas ikatan periodontal terputus pada mentara. Meskipun bahan ini mempunyai kekuatandaerah anomali, mungkin suatu kerusakan perio- permukaan lebih besar daripada semen seng-oksi-dontal linear akan berkembang ke permukaan alur da-eugenol, akan melunak pada kontak dengan me-'di sebelah apikal. Hasilnya adalah suatu kerusakan dikamen antarsaluran, seperti misalnya metakresil-periodontal kekal dan perawatan pada akhirnyaadalah pencabutan gigi. Secara radiografis, lesi asetat, ~lorofenol berkamfer atau formokresot. 48yang diciptakan oleh anomali tersebut menghasil- Pada studi in vitro yang pada studi tersebut Cavit tkan suatu radiolusensi sepanjang alur. Radiolusensiini dapat dibedakan dari fraktur akar vertikal dan IRM diletakkan berkontak dengan klorofenolkarena adanya alur perkembangan secara klinis. 81 berkamfer, terbukti bahwa IRM adalah penutup yang lebih efektif terhadap mikroorganisme.8TUMPATAN SEMENTARA Preparat lain yang memuaskan untuk tumpatan Kunjungan berkali-kali untuk terapi endodontik sementara adalah Cavit, suatu preparat seng-oksi-memerlukan penggunaan tumpatan sementara un- 'da-polivinil. Bahan ini dengan mudah dapat dipen-tuk menutup lubang jalan masuk antar-kunjungan cet dari tube sebanyak yang diperlukan dan me-ke seorang ahli endodontik. Tujuan tumpatan se- rupakan sualu lumpalan semenlara yang cukupmentara adalah menutup rongga jalan masuk dan keras, bila pasien diinslruksikan untuk lidak me-dengan demikian mencegah kontaminasi sistem ngunyah pada bahan lersebul selama paling lidaksaluran akar dengan saliva, dengan flora bakterial- salu jam. Sembilan bahan lumpalan semenlara diujinya, makanan dan benda asing, serta mencegah ke- kebocorannya dengan menggunakan zal warna, danbocoran dari tiap medikasi antarsaluran. hanya sen§ oksida eugenol dan Cavil mencegah ke- bocoran.5 Pada seri les oerikulnya lerhadap 12 ba- Suatu bahan lumpalan semenlara yang baik ha- han lumpalan semenlara, hanya Cavil, seng-oksi-rus memenuhi syarat-syarat berikut: (I) harus se- da-eugenol dan Kwikseal memperlahankan .sualucara hermelis menutup kavitas pada bagian peri- kavilas yang lahan bocor bila diuji dengan zal pe-feral; yailu lidak dapat ditembus oleh bakteri dan warna atau les orgam.sme.49 . Kua1t. las penulupancairan mulut; (2) harus menjadi keras dalam bebe- Cavil kelihalannya berdasarkan kemampuan bahanrapa menit setelah dimasukkan ke dalam kavilas; unluk mengembang saal mengeras.78(3) begilu menjadi keras, harus dapat menahan te-kanan pengunyahan; (4) harus dapat digunakan de- Cavit adalah suatu komponen hidrofilik yangngan mudah; (5) harus dapal dengan mudah di- dapat mengeras dalam suasana lembab. Karenakeluarkan; dan (6) harus serasi dengan warna struk- itulah, hendaknyajangan digunakan pada gigi vitaltur gigi. Dewasa ini belum ada bahan yang dapat karena dapat mengeringkan dentin dan denganmemenuhi semua persyaratan secara memuaskan. demikian menyebabkan sensitivitas pada gigi.78 Unluk mencegah kebocoran, harus digunakan Dilihat dari sudut penutupan hermetik, semen Cavil75 dengan kelebalan sekurang-kurangnya 3,5seng oksida eugenol mungkin adalah yang terbaik. mm, dan waklu anlar-kujungan yang lama menye-Meskipun tidak selalu cukup kuat untuk menahan babkan gigi mudah mengalami kebocoran.38tekanan pengunyahan, kerugian ini dapat diatasidengan menambah volume restorasi dan dengan Dua macam bahan penutup sementara seringmendesain lubang jalan masuk dengan dinding- digunakan. Penulup ganda ini lerdiri dari bulalandinding sehat dan divergen. Sualu keberatan ter- kapas diberi obal-obatan dilumpatkan pada kamarhadap semen seng-oksida-eugenol, adalah waktu pulpa, dengan suatu penutup dalam semenlara danpengerasannya yang lambat. Deformasi tumpatan, Cavil, IRM, atau seng-oksida eugenol sebagai pe-sementara bahan mengeras dapat menyebabkan nulup luar. Penulupan lunggal terdiri dari bulalankontaminasi saluran akar dengan saliva. Penam- kapas diberi obat-obalan dalam kamar pulpa di-bahan Q,5 sampai 1% seng asetat mempercepat lutup oleh bulalan kapas kering lain dan dilumpalwaktu pengerasan seng-oksida-eugenol dan n'len- dengan Cavit, IRM, alau semen seng oksida euge-cegah deformasi. nol (Gmb. 10-26) * L.D. Caulk, Milford, Delware. t Premier Dental Products, Norristown, Pennsylvania

192 llmu Endodontik Dalam Praktek Gmb. 10·24. A, Dens evaginatus menunjukkan suatu struk· tur serupa kuspa pada lingir transversal. 8 Radiograf pasien lain menunjukkan apeks imatur dan daerah radiolusensi apikal. C, Potongan asah bukolingual menunjukkan suatu daerah perluasan pulpa dalam struktur serupa kuspa (anak panah) (Dari Senia,E.S., dan Regesi ,J.A. :Oral Sug., 38:465, 1974).

Anatomi Kavitas Pulpa 193Gmb, 10·25. Gambar besar (A) dan radiografik (8) dari alur perkembangan palatal pada gigi insisvus lateral maksiler. Perhatikanbahwa akar (anak panah) berasal dari singulum dan berakhir pada apeks akar (alas kebaikan E.S. Senia, San Antonio) .Gmb. 10·26. Belahan gigi molar pertama maksiler menunjukkan suatu tumpatan sementara Cavil (a) Clan dua bulatan kapas (b).(Dari Weber, R.T.,dkk:Oral Surg ., 46:123, 1978).

194 llmu Endodontik Dalam PraktekKEPUSTAKAAN 34. Kronfeld, R.: Histopathology of the Teeth. Philadel- phia, Lea & Febiger, 1939, p. 233 . 1. Barrett, M.T.: Dent, Cosmos, 67:581, 1925 2. Bellizzi, R., dan Hartwell, G.: J. Endod., 11 :37, 1985 · 35. Kuttler, Y.: J. Am. Dent. Assoc., 50:50, 1955. 3. Beliizzi,R., dan Hartwell , G.: J. Endod., 9:246, 1983. 36. Lamers, A.C., et al.: Oral Surg., 49:541, 1980. 4. Benjamin, K., dan Dowson, J.: Oral Surg., 38:122, 37. Lane, A. ; J. Br. Endod. Soc., 7:9, 1974. 38. Laws, A.J.: N.Z. Dent.J .,67:186, 1971. 1974. 39. Logan,J.,etal. : Oral Surg. 75:3 17, 1962. 5. Bernick, S., danNedelman, C: J. Endod., / :88 ,1975. 40. Lowman, J.V., eq 11.: Oral Surg., 36:580, 1973. 6. Blaney, T.D.: J. Endod., 7:45, 1981 41. Madeira. M.C., dan Hetem, S.: Oral Surg., 35:589, 7. Bhaskar, S.N.: Synopsis of Oral Pathology, 6th Ed. 1973 . 42. Madeira, M.C. , et al. : Rev. Fae Aracatuba, 2:27, St Louis, C.V. Mosby, 1981. 1973 . 8. Burch, J.G. , dan Hulen, S.: Oral Surg., 34:262, 43 . Marshall, F.J., et al. : Oral Surg., 13:2-8, 1960. 44. Molven, 0.: Oral Surg., 35:232, 1973. 1972. 45 . Nalbandian, J., et al; J. Dent. Res., 39:598, 1960. 9. Burke, J.H.: U.S . Navy Med . News Lett., 52: 16, 46. Nicholls, E. : Oral Surg., /6:839, 1963. 47 . Nosonowitz, D.M., dan Brenner, M.R.: N.Y.J. 1968. Dent.,43: 12,1973.10. Carlsen, 0 .: Tandlaegebl., 72 :787, 1968. 48. Olmsted, J.S.: J.Endod., 3:342, 1977.11 . Cams, E.J., dan Skidmore, A.E.: Oral Surg., 36:880, 49. Parris, 1., dan Kapsimalis, P.; Oral Surg., /7;771, 1964. 1973 . 50. Paris, L., dan Kapsimali s, p.; Ora Surg., 13:982,12. Champan, C.E.: J. Br. Endod. Soc. , 3:52, 1969. 1960.13. Cooijdge, E.D., dan Kesel, R.G.: Endodontology, 51 . Pineda, F, : Oral Surg., 36:253, 1973. 52. Pineda, F., dan Kuttler, Y.: Oral Surg., 33:101, 2nd. Ed. Philadelphia. Lea & Febiger. 1956. p. 132 1972.14. Cutright, D.E., dan Bhaskar, S.N.: Oral Surg., 53. Pomeranz, H.H., dan Fishelberg, G; J. Am. Dent. Assoc., 88:119, 1974. 27:678, 1969. 54. Pucci , F. M., dan Reign , R.: Conductos Radiculares.15. Davis, S.R., et al. : Oral Surg., 34:642 , 1972. Buenos Aires, Editorial MediCo-Quirurgica, 1944.16. DeDebus, Q.D. : J. Endod., 13:61, 1975. 55 . Rankine-Wilson, R.W., da Hendry, P.: J. Am. Dent.17. Del Rio, C.E., dan Canales, M.L. : A Sophomore Assoc.~ 70 :1162, 1965. 56. Rushton, M.: Guys Hosp. Rep., 89:369, 1939. Preclinical Laboratory Course. San Antonio, Uni- 57. Seidberg, B.H., et al.: J. Am. Dent. Assoc., 87:852, versity ofTexas Dental School, 1985. 1973 .18. Dempster, W.T., et al.: J. Am. Dent. Assoc., 67:779, 58. Seltzer, S. et al.: Oral Surg., 22:375, 1966. 1963 . 59. Senia, E.S., dan Regesi, J.A.: Oral surg., 38:465 ,19. DuBrul , E.K.: Sicher' s Oral Anatomy, 7th Ed. St. 1974. Louis, C.V. Mosby, 1980. 60. Shafer, W.G., et al.: Oral Pathology, 4th. Ed.20. Green, D.: Oral Surg., 35:689, 1973. Philadelphia, W.B . Saunders, 1983.21 . Green, D.: Morphology of the Endodontic System, 61. Simon, J.H.S ., et al.: Oral surg., 3/ :833, 1971. 1969 . 62. Skidmore, A.G., dan Bjorndahl, A.M .: Oral Surg.,22. Green, D.: Oral Surg,, 9:1224, 1956. 32 :778, 1971.23. Green, D.: Oral Surg,, 8:743 , 1955. 63 . Skillen, W.G.: J. Am. Dent. Assoc ., /9:719, 1932.24. Crove, C.J. : Dent. Cosmos, 74:452, 1932. 64. Stewart, G.G.: Current Therapy in Dentistry. St.25. Gutierrez, J.H . 25:108, 1968. Louis, C.V. Mosby, 1970, p. 95.26. Hampson,E.L. , dan Atkinson, A.M.: Br. Dent. J., 65 . Sycaras, S. : Odontostomatol. Prog., 24:99, 1970. 116:546, 1964. 66. Thomas,N.G.:J.Nat.Dent.A.,8:11, 1921.27. Walkoff, 0 ., dan Hess, W.: Dalam Lehrbuch des 67. Van de Voorde, H., et al. ; III . Dent. J., 44: 179, 1975. konservierenden Zahnheilkunde. Diedit oleh W. 68 . Vertucci , F.J.: Oral Surg., 58:589, 1985. Hess. Leipzig, J.A. Barth, 1954. p. 273 . 69. Vertucci, F.J.: J. Am. Dent. Assoc.,88:369, 1974.28. Hess, W., dan Zurcher, E.: The Anatomy of the Root 70. Vertucci, F.J .: U.S. Navy Med., 63d: 29, 1974. Canals of the Permanent and Deciduous Dentitions. 71. Vertucci , F.J. , dan Gegauff,A.: J. Am. Dent. Assoc., New York, Wm. Wood, 1925. 99:194, 1979.29. Hoggins, G.S., dan Marsland, E.A. : Br. Dent. J., 72. Vertuci, F.J., dan Williams, R.G.: Oral Surg, 38:308, 92:305, 1952. 1974.30. Ingle, J.I., dan Taitor, J.E.: Endodontics, 3 rd Ed. Philadelphia, Lea & Febiger, 1985.31 . Kelsten, L.B .: J. Am. Dent. Assoc., 40:120, 1950.32. Kereskes, K., dan Tronstad, L. : J. Endod., 374, 1977.33. Kirkham, D.B.: J. Am. Dent. Assoc., 9/:353, 1975.

Anatoml Kavitas Pulpa 19573. Vertucci, F.J., et al.: Oral Surg., 38:456, 1974. 77. Wheeler, R.C.: Pulp Cavities of the Permanent74. Von der Lehr, W., dan Marsh, R.A. : Oral Surg., Teeth. W.B. Saunders, 1979. 35:105, 1973. 78. Wildermn, F.H. et al. : J. Am. Dent. Assoc., 82:378,75. Weber, R.T., etal.: OralSurg., 46:123, 1978. 1971.76. Weine, F., etal .: Oral Surg., 28:419, 1969. 79. z.illich, R., dan Dowson, J.: Oral Surg., 36:138, 1913.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook