Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 3. Cacing

Bab 3. Cacing

Published by haryahutamas, 2016-08-02 05:29:54

Description: Bab 3. Cacing

Search

Read the Text Version

BAB 3 CACINGPenularan cacing. Infeksi Metagonimus yokogawai pada manusia terjadikarena makan ikan mentah yang mengandung stadium infektif cacing ini.Sumber infeksi (hospes reservoir) adalah hewan mamalia pemakan ikan danburung pelikan.Gejala klinis dan diagnosis. Metagonimus yang melekat pada permukaanusus menimbulkan iritasi sehingga menyebabkan terjadinya keradangandan erosi sel. Selain itu pembentukan jaringan granuloma dapat terjadi dijantung, otak dan organ lainnya. Diagnosis pasti metagonimiasis ditetapkan jika ditemukan telur cacingpada pemeriksaan tinja. Pasca pengobatan akan ditemukan cacing dewasadi dalam tinja.Pengobatan dan pencegahan. Untuk mengobati metagonimiasis dapatdigunakan Prazikuantel dengan takaran 25 mg/kg berat badan dalam bentukdosis tunggal. Penularan metagonimiasis dapat dicegah dengan selalu memasakdengan baik ikan yang akan dimakan.Echinostoma oInfeksi Echinostoma (ekinostomiasis) dilaporkan dari beberapa daerah di oAsia, antara lain dari Cina, Asia Tenggara dan India. Parasit dewasa hidupdi dalam usus halus manusia dan beberapa jenis hewan. N cAnatomi dan morfologi. Echinostomadewasa berukuran 15x 3,5 mm dengankutikulum yang mempunyai sisik-sisik halus. Di sekitar oral sucker terdapat obanyak duri, yang merupakan ciri khas anatomi cacing ini. Beberapa cirikhas lain dari cacing ini adalah: !Yoo Tesfis. Bentuk testis yang terdapat di bagian posterior tubuh cacing '6'bentuknya bulat atau mempunyai lobusJobus yang tersusun satu di belakang olainnya. fo, Ovarium. Organ reproduksi ini berbentuk bulat, terletak di sebelahanterior dari testis. 6 Telur. Telur yang berbentuk lonjong ini berukuran 82 x 116 mikron, comempunyai operkulum. Waktu telur dikeluarkan oleh induknya , mirasidium k-yang terdapat di dalam telur belum infektif. l t53 of o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Daur hidup. Telur cacing yang jatuh ke dalam air dalam waktu beberapa minggu akan menetas. Larva mirasidium akan ke luar, masuk ke dalam air lalu berenang mencari siput kecil yang menjadi hospes perantara pertamanya, misalnya Gyraulus dan Anisus. Di dalam tubuh siput, mirasidium akan segera berkemb ang menjadi re dia in duk, redi a dan kemudian serkaria. Larva serkaria segera Gambar 94. Cacing Echinostoma meninggalkan tubuh siput yang menjadi Cacing dewasa dan bagian hospes perantara pertama, lalu masuk ke dalam air mencari hospes perantara yang anterior cacing . kedua, yaitu siput berukuran besar, yaituPila (Sumber: Stanford University) dan Corbicula. 'Di dalam tubuh hospes perantara yang kedua, serkaria akan berkembang menjadi metaserkaria yang merupakan stadium yang infektif bagi hospes definitif. Ikan air tawar dan tumbuhan air mungkin juga dapat bertindak sebagai hospes perantara kedua. ,lpMdua*nria fruing&wa Sip$kar dirxns luals t t Str*firie Telur ecingo Itod Mirtsidi!:ac Ridh+ Se*sriaofo,d!'Yoooffioo Sip{t k&itdaaf@ Gambar 95. Daur hidup cacing Echinostoma.o t54

BAB 3 CACINGGejala klinis dan diagnosis. rnfeksiEchinostoma menimbulkan kerusakan ringanpada mukosa usus, disertai dengan terjadinya iritasi jaringan dinding usus. padainfeksi yang berat dapat terjadi pembentukan ulkusyang menyebabkan penderitamengalami diare, nyeri perut, anemia, dan atau edema. Diagnosis ekinostomiasis ditentukan dengan melakukan pemeriksaantinja untuk menemukan telur cacing yang khas bentuknya.Pengobatan dan pencegah an. Prazikuantel dapatdlberikan untuk mengobatiekinostomiasis dengan dosis 25 mg/kg berat badan dalam bentuk dosistunggal. Selain itu infeksi cacing ini dapat diobati dengan tetrakloretilen . Untuk mencegah infeksi parasit ini siput sawah ukuran besar (pira,corbicula), ikan atau tumbuhan air yang hendak dimakan harus dimasakdengan baik.TREMATODA HATIInfeksi rrematoda hati terutama disebabkan oleh clonorchis sinensis,opistorchis felineus, opistorchis viverrini, Fasciola hepatica dan Dicrocoeliumdendriticum. cacing-cacing ini hidup di dalam jaringan hati, saluran empedu,kandung empedu, atau di dalam ductus pancreaticus.Manusia, mamalia danunggas dapat bertindak sebagai hospes definitif Trematoda hati. Diperlukandua jenis hospes perantara, yaitu siput sebagai hospes perantara pertama,dan ikan, siput atau semut sebagai hospes perantara yang kedua.Clonorchis sinensis Gambar 96. Ca cing Clonorchis sinensis o (U RL: http://wwwatlas.or.kr) NoInfeksi cacing yang disebujuga sebagat Chinese live c afluk e atau O r i e nt al liv er fluk, !qoini dilaporkan penderitanyi Y '6rdari Jepang, Korea, CinaTaiwan dan Vietnam :oClonorchis sinensis dewasi ohidup di dalam cabanl cdistal saluran empedr k-manusia, anjing, kucing ababi , dan kadang-kadangjuga angsa. oJ o t55

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Anatomi dan morfologi. Clonorchis sinensis dewasa berbentuk ppih seperti daun, mempunyai ukuran panjang sekitar 12- 20 mm, dan lebar badan sekitar 3-5 mm. Sucker. Ukuran ventral sucker cacing ini yang lebih kecil dari pada oral sucker. Caecum. Cacing ini mempunyai usus yang panjang sehingga mencapai bagian posterior badan cacing. Testis. Clonorchis sinensis mempunyai dua buah testis yang memiliki lobus yang dalam dan tersusun satu di belakang lainnya (tandem). Testis terletak di bagian posterior tubuh cacing. Ovarium. Ovarium yang berukuran kecil ini terletak di garis tengah tubuh, di bagian anterior dari testis.. Telur. Bentuktelur yang khas berwarna kekuningan, berukuran sekitar 29x16 mikron, mempunyai operkulum di salah satu ujungnya. Di ujung telur yang menebal, terdapat tonjolan kecil. Pada waktu keluar dari tubuh induknya telur Clonorchls telah mengandung larva mirasidium' @,ooNCmIo!You'6iofo, Gambar 97. Diagram Clonorchis sinensis Cacingdewasa:\"l.oral sucker2.sekum 3.ventral sucker 4.uterus5.vitellaria(a)o(b)k- 6. ovarium 7-8. testis 9. kantong ekskresiaJ telur cacing@ (c) serkaria: lo.bintik mata , 1 I. sirip ekoro t56

BAB 3 CACINGDaur hidup. fika telur yang keluar bersama tinja penderita masuk ke dalamair, di dalam air telur aka.n menetas menjadi laiva mirasidium. Di dalamtubuh siput air (Bulinus, Semisulcospira, atau Hua) yangmemakannyalarva mirqsidium lalu berkembang menjadi sporokista, yang kemudianberkembang menjadi redia d.an akhirnya terbentuk serkaria. Sesudahitu serkaria meninggalkan tubuh siput yang menjadi hospes perantarapertama, kemudian mencari hospes perantara kedua, yaitu ikan air tawar(Cyprinidae). Serkaria menembus bagian bawah sisik ikan dan tumbuhmenjadi metaserkaria, Ialu berkembang menjadi kista metaserkaria yanginfektif bagi hospes definitif.il- {frmetaettlcadr Ifll,Tl I'\"-*| '\"'** | I IHI IMirasidiun* *p orokisia *redia -) csrkarioGambar 98. Daur hidup Clonorchls slnensis. o odGejala klinis. Di dalam saluran empedu cacing menimbulkan iritasi mekanis.Selain itu cacing ini juga menghasilkan toksin. Pada infeksi yang ringan qcacing tidak menimbulkan keluhan dan gejala pada penderita. Infeksi berat oClonorchis sinensis dapatmeninibulkan kelemahan badan, penurunan berat !oqbadan, anemia, edema, asites, hepatomegali dan diare. YDiagnosis. |ika di daerah endemis klonorkiasis yang penduduknya mempunyai :okebiasaan makan ikan mentah ditemukan hepatomegali pada seorang o 157 &6 k- a oa o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran penduduk, terjadinya infeksi dengan parasit ini harus dipertimbangkan. Untuk menetapkan diagnosis pasti klonorkiasis sinensis harus dilakukan pemeriksaan tinja atau cairan duodenum penderita untuk menemukan telur cacing yang khas bentuknya. Pengobatan. obat pilihan untuk mengobati penderita klonorkiasis adalah Prazikuantel. Dengan takaran 25 mglkg berat badan 3 kali sehari selama dua hari atau 40 mg/kg berat badan obat ini diberikan dalam bentuk dosis tunggal. Pada infeksi ringan dapat diberikan gentian violet, sedang pada infeksi berat diberikan klorokuin. Pencegahan. Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan Clonorchis sinensis ikan yang akan dimakan harus dimasak dengan baik. Pencemaran perairan dengan tinja penderita harus dicegah dengan cara membuat WC yang memenuhi prinsip kesehatan lingkungan. Opistorchis Opistorkiasis.(infeksi yang disebabkan oleh cacing Opktorchis) menimbulkan penyakit yang gejala dan keluhannya mirip klonorkiasis. Opistorchis viverrini endemis di Thailand, Kamboja dan Laos, sedangkan Opistorchis felineus tersebar di Rusia, Eropa Timur dan Asia (Vietnam dan India). Opistorchis dewasa hidup di dalam saluran empedu hospes definitif, yaitu manusia dan mamalia pemakan ikan . Anatomi dan morfologi. opistorchls dewasa berbentuk seperti pisau bedah (lanset), dengan panjang badan antara 7-12 mm, dan lebar badan antara 2-3 mm. Sucker. Cacing ini mempunyai dua jenis alat isap, yaitu alat isap mulut (oral sucker) dan alat isap ventral (ventral sucker) yang sama besar ukurannya.oN Alat reproduksi. opistorchis mempunyai uterus yang berlobus dan berbentuk6c melingkar terletak di pertengahan tubuh. Cacing ini juga mempunyai dua0.v!ova buah testis yang juga berlobus.'6':o vitellaria. Kelenjar vitellin ini terletak di sepertiga tubuh bagian tengah.od Telur.Telur Opistorchisbentuknya mirip telur Clonorchis sinensis, berukurank- sekitar 30 mikron x 12-16 mikron (o.felineus) dan26xI3 mikron (o.viverrini).ff Telur ini telah mengandung embrio di dalamnya.@o t58

BAB 3 CACINGDaur hidup. Selain manusia,anjing, kucing dan mamaliapemakan ikan lainnyamerupakan hospes definitifcacing ini. Sebagai hospesperantara pertama dalam daurhidup Opistorchis ad.alah siput(Bulimus). Di dalam tubuh siput,telur yang tertelan akan menetasmenjadi larva mirasidium,yang kemudian berkembangmenjadi larva serkaria. Larva Gambar 99. Opistorchis dan Clonorchisini kemudian meninggalkan sinensis,tubuh siput, mencari hospes A. Opistorchis viverriniB. O. felineus C. Clonorchis sinensisperantara yang kedua, yaitu ikan (Su mber: http://www.i mpe-q n.orq.vn/upload)dari keluarga Cyprinidae. Didalam tubuh ikan serkaria akanberkembang menjadi metaserkariayang infektif. Infeksi cacing terjadi karenamakan ikan mentah yang mengandung larva metaserkaria. #rcing d.*rt'grn di dnl*m s*hlfan srRpodu tssrkffis o o I N mira*idiunr c $IPUT o o ffixlimur) Yo '6rGambar 100. Daur hidup Opistorchisviverrini o !o- g c a6 -6f? o r59

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gejala klinis dan diagnosis. Opistorchis menyebabkan terjadinya kerusakan hati dan pembesaran hati (hepatomegali), diikuti dengan terjadinya perubahan sifat jaringan menjadi adenoma dan karsinoma papiler. Gejala klinis yang dialami penderita berupa hilangnya nafsu makan, dispepsi, kembung, nyeri epigastrium, demam, hepatomegali, ikterus, diare dan anemia. |ika terjadi urtikaria, gambaran darah tepi akan menunjukkan gambaran leukositosis yang tidak disertai eosinofilia. Diagnosis pasti opistorkiasis ditetapkan jika pada pemeriksaan tinja atau cairan duodenum penderita dapat ditemukan telur cacing yang spesifik bentuknya. Pengobatan dan pencegahan. Untuk mengobati infeksi cacing ini digunakan Prazikuantel dengan dosis tunggal40 mg/kg berat badan atau diberikan 3x sehari 25 mg/kg berat badan. Gentian violet dapatjuga digunakan untuk mengobat i opistorkiasis. Untuk mencegah infeksi opistorkiasis, dianjurkan untuk selalu memasak ikan dengan baik serta menjaga kebersihan lingkungan dan mengobati penderita. Fasciola hepatica Fasciolahepatica merupakan trematoda hati yang sering menginfeksi domba, karena itu cacing ini disebut sebagai sheep liver fluke. Cacing dewasa hidup di dalam saluran empedu bagian proksimal dan di dalam kantung empedu hospes defi nitif (manusia, herbivora). Infeksi dengan Fasciola hepatica disebut fasioliasis yang tersebar luas di berbagai daerah di seluruh dunia. Anatomi dan morfologi. F asciola h ep ati c a mempunyai ukurana panjang tubuh antara 20 danoc6 30 mm dan lebar badan antara 8 dan l3 mm. Bentuk cacingo dewasa pipih seperti daun yang.!oov'6E mempunyai tonjolan khas di= daerah anterior (cephalic cone),& sehingga memberi gambaran Gambar 1 O1, Fa sciol a h ep ati ca. (a) cacin g dewasak-f seperti bahu (sho ul d e r). (b) teluroa (URL: http://instructions.okstate.edu)o t60

BAB 3 CACINGSucker. Terdapat dua jenis alat isap, yaitu oral sucker dan ventral suckeryangsama ukuran besarnya.Usus. Fasciola hepatica mempunyai usus yang mempunyai cabang-cabanglateral yang mencapai ujung distal dari sekum.Alat reproduksi. Ovartum dan testis cacing ini bercabang, sedangkanuterusnya melingkar.Vitellaria. Vitellaria cacing ini mempunyai percabangan yang intensif dantersebar luas ke seluruh jaringan parenkim cacing.Telur. B entuktelur cacing lonj ong, mempunyai operkulum. Ukuran panj angtelur antara 130-150 mikron dan lebar 63-90 mikron. Waktu telur keluar daritubuh hospes definitil telur belum berembrio dan tidak infektif.Gambar 1 02 . Struktur Fa sciola hepatica o oa. cacingdewasa. l.oralsucker 2.faring 3.cepholiccone 4.sekum 5.ventrolsucker N 6. uterus 7. ovarium 8. testis 9.vitellaria. '10. ekor Cb. telurcacing c.serkaria. @Daur hidup. Hospes definitif cacing ini adalah manusia dan herbivora, !aosedangkan siput air tawar Lymnea bertindak sebagai hospes perantara 'outama. Hospes perantarayang kedua adalah tanaman air atau rumput, yang omenjadi tempat berkembangnya kista metaserkaria (metacercarial cyst) yangmerupakan stadium infektif cacing ini. 2o t6t o L a a f 6 o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran |ika telur cacing yang ke luar bersama tinja penderita masuk ke dalam air, dalam waktu 9 sampai 15 hari di dalam telur akan terjadi pertumbuhan mirasidium. Setelah menetas mirasidium akan berenang mencari siput yang menjadi hospes perantara pertama. Di dalam tubuh siput mirasidium tumbuh menjadi sporokista, redia, dan selanjutnya berkembang menjadi serkaria (cercaria). Serkaria akan keluar dari tubuh siput dan berenang untuk mencari tumbuhan air atau rumput dan berubah menjadi kista metaserkaria yang infektif. #**ing T*cltfl$n air d*rii.esa #dih*li #hrqp** S$ir**idiurn*F $p*r*ki*t**iRe dit-* S n rk*ri* Gambar 103. Daur hidup Fasciola hepatica |ika manusia termakan stadium infektif (kista metaserkaria) yang terdapat pada tumbuhan air, di dalam duodenum metaserkaria akan lepas dario jaringan tanaman air, melakukan migrasi melalui dinding usus dan mencapaioN hati melalui aliran darah. Sebagian besar metaserkaria akan mencapaiCo saluran empedu dan kandung empedu, kemudian akan berkembang menjadiY!'oo6 cacing dewasa.o!o Gejala klinis. Fasciola hepatica dewasa dapat menyebabkan keradangan padao saluran empedu, menimbulkan atrofi pada parenkim hati dan kemudiana dapat terjadi sirosis periportal. Dari usus cacing muda mengadakanaa migrasi ke hati yang dapat menimbulkan lesi ektopik di dinding usus,@o t62

BAB 3 CACINGjantung, bola mata, paru, dan jaringan di bawah kulit. Terjadinya penyakithalzoun (laringofaringitis) pada penduduk Afrika utara dan Timur Tengahdisebabkan adanya kebiasaan penduduk daerah tersebut makan organ hatidalam keadaan mentah yang mengandung cacing Fasciola hepatica mud.ayang kemudian melekat di mukosa faring.Diagnosis. Pada penderita fasioliasis terjadi hepatomegali disertai sindromdemam eosinofilik. untuk menegakkan diagnosis pasti terjadinya infeksidengan Fasciola hepatica harus dilakukan pemeriksaan tinja dan empedupenderita untuk menemukan telur cacing yang khas bentuknya Pemeriksaan serologi misalnya uji fiksasi komplemen atau tesintradermal dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosisfasioliasis hepatica.Pengobatan. Sebagai obat pilihan terhadap fasioliasis hepatica adalahPrazikuantel yang diberikan dengan dosis 25 mg/kg berat badan 3x sehariatau diberikan sebagai dosis tunggal sebesar a0 gkg berat badan selamasatu atau dua hari.Selain itu dapat diberikan Emetinhidroklorida sebanyak 30 mg setiap hariselama 18 hari melalui suntikan intramuskuler. Diklorofenol atau bitionoljuga dapat digunakan untuk mengobati infeksi Fasciola hepatica.Pencegahan. Penyebaran fasioliasis dapat dicegah dengan mengobati osetiap penderita dengan baik. Daur hidup parasit dapat diputuskan dengan Nomemberantas siput yang menjadi hospes perantara pertama. Larva infektif Cyaitu metaserkaria dapat dibasmi dengan memasak dengan baik sayuran oyang akan dimakan.Penyakit halzoun dapat dicegah dengan tidak makan organ hati dalam Eookeadaan mentah, tetapi harus dimasak lebih dahulu. '5)D i cro coel i u m d e n d r it i cu m oDicrocoelium dendriticumyang disebut juga sebagai lancetfluke dan tersebar odi seluruh dunia ini hidup di dalam saluran empedu dan jaringan hati hospes l-definitil yaitu biri-biri dan kadang-kadang manusia. d oAnatomi dan morfologi. Bentuk cacing dewasa seperti pisau bedah (lanset). k-Ukuran panjang badan cacing sekitar 5 mm -15 mm, sedangkan lebarbadan antara.1,5 mm - 2,5 mm. j f @ ot63

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Sucker. Cacing ini mempunyai oral sucker maupun ventral sucker yang sama besar ukurannya. Alat pencernaan.IJsus cacing mempunyai sekum yang tidak bercabang. Alat reproduksl. Cacing memiliki uterus yang bentuknya melingkar, yang terdapat di bagian posterior tubuh cacing. Selain itu terdapat dua buah testis yang besar ukurannya dengan lobus yang tidak nyata. Testis terletak di sebelah anterior ovarium yang berukuran kecil dan bulat bentuknya. Vitellaria. Kelenjar ini terletak di sepertiga tubuh bagian tengah. Telur.Warnatelur coklat tua, berdinding tebal dan mempunyai operkulum' Telur cacing yang berukuran 38-45 mikron x 22-30 mikron mengandung mirasidium yang sempurna di dalamnya. Daur hidup. Sebagai hospes definitif utama Dicrocoelium dendriticum adalah domba, sedangkan manusia jarang terinfeksi cacing ini. Hospes perantara pertama cacing ini adalah siput darat misalnya Cochlicella d'an Abida sedangkan yang bertindak sebagai hospes perantara yang kedua adalah semwl Formica fusca. b{*tas*r*aria + t $erkari* 1 S*sia ta 5p*rokistaoNtc Miralidiumo!Yoobg Gambar 104. Daur hidup Dicrocoelium dendriticumoda |ika telur yang keluar bersama tinja penderita dimakan siput darat, telur akanf menetas menjadi larvamirasidium di dalam tubuh siput. Larva mirasidiumolo t64

BAB 3 CACINGkemudian berubah menjadi sporokista, lalu berkembang menjadi serkaria.Serkaria yang keluar dari tubuh siput jika dimakan semut akan tumbuhmenjadi metaserkaria yang infektif. Bila semut termakan hospes definitif,metaserkaria akan ke luar dari kista, menembus dinding usus hospes definitiflalu menuju ke hati dan saluran empedu melewati sistem portal.Gejala klinis dan diagnosis. Karena kerusakan mekanis dan toksik yang terjadipada hospes sangat kecil, maka keluhan penderita dan gejala klinis sangatringan, berupa gangguan pencernaan, kembung, muntah, kolik empedu,diare atau konstipasi kronik. Untukmenetapkan diagnosis, harus dilakukan pemeriksaan tinja untukmenemukan telur cacing yang khas bentuknya.Pengobatan dan pencegahan. Prazikuantel, klorokuin atau gentian violetdapat diberikan, sesuai dengan beratnya infeksi. Prazikuantel diberikan dengan dosis 25 mg/kg berat badan yangdiberikan tiga kali sehari selama dua hari, atau diberikan dalam bentuk dosistunggal sebesar 40 mg/kg berat badan.Pencegahan sulit dilakukan karena hospes perantara sulit ditemukan.TREMATODA PARU o NoParagonimus westermdni cParagonimus westermanl adalah parasit zoonosis yang dikenal sebagaicacing paru yang menyebabkan penyakit paragonimia.sls. Cacing dewasa ohidup dalam bentuk kista di jaringan paru hospes definitifnya, yaitu hewanpemakan ketam dan kadang-kadang manusia. !Y'oo6 cacing ini tersebar di berbagai daerah di Asia, misalnya cina, Taiwan, oKorea, |epang, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, India, Afrika, AmerikaUtara dan Amerika Selatan. vEAnatomi dan morfologi. Paragonimus westermani dewasa berwarna coklat Lkemerahan, dengan panjang badan sekitar 16 mm x g mm dan ketebalan 5mm. Pada waktu hidup cacing paru berbentuk seperti sendok, sedangkan jika <-telah mati bentuknya menjadi bulat lonjong mirip biji kopi. Kutikula cacingini memiliki kutikula berspina yang merupakan ciri khas Morfologinya. f, t65 of, o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran ij.!:at,\"rl*' Gambar 1O5, Paragonimus westermani. (a) cacing dewasa (b) telur (URL: http://www.wadworth.org/parasitology) Sucker. Cacing paru mempunyai dua jenis alat isap yaitu oral sucker dan ventral sucker yang sama besar. Alat reproduksi. Terdapat dua buah testis berlobus yang tidak teratur bentuknya, yang terletak berdampingan pada sepertiga tubuh bagian posterior. Terletak di bagian anterior dari testis dan berada di bagian posterior dari ventral sucker terdapat ovoriumyang juga mempunyai lobus-lobus. Vitellaria. Kelenjar vitelin ini mempunyai banyak cabang, memenuhi seluruh bagian tepi badan parasit. Telur. Telur Paragonimus berwarna kuning kecoklatan, berbentuk lonjong dengan ukuran sekitar 95x55 mikron. Telur cacing ini mempunyai operkulum yang menebal tepinya. Ketika baru ke luar dari tubuh induknya, telur belum berrst mirasidium. 1n '--_. 3***-*\"* (+** * 5.*ooco!oo'ooEodl Gambar 106. Bagan slfuktw Paragonimus westermanl (a) dewasa (b) telur (c) serkaria.l6 1.alat isap mulut 2. spina 3. faring 4. sekum 5. vitelaria 6. ovariumo 7. alat isap ventral 8. uterus 9. testis 166

BAB 3 CACINGDaur hidup. Bertindak sebagai hospes definltif Paragonimus adalah hewanpemakan ketam dan manusia. Sebagai hospes perantara pertama dalam daurhidup cacing ini adalah siput genus Hua, Semisulcospira dan Thiara, sedangketam atau udang batu merupakan hospes perantara yang kedua. Ke luarbersama dahak atau tinja penderita, telur cacing di dalam air akan berkembangdan kemudian menetas menjadi larva mirasidium dalam waktu 3 minggu.Mirasidium kemudian akan memasuki tubuh siput dan tumbuh menjadisporokista, lalu menjadi redia dan akhirnya berkembang menjadi serkaria.Larva serkaria kemudian meninggalkan tubuh siput, memasuki badan ketamatau udang batu, dan berkembang menjadi metaserkariayang infektif.Cacing dewasa di Idelrsar*aria paru hospes I fI ITeLu ct*ing I I Serkeria Milasi*ium[,{irasidrum-} $porokista -}Redis-t$*rk$iaGambar 1 07. Daur hidup Paragonimus westermani o ocara infeksi. Paragonimiasis terjadi jika makan ketam atau udang mentah yangmengandung metaserkaria yang merupakan stadium infektif. Metaserkaria N Ckemudian berkembang menjadi cacing muda di dalam duodenum,lalu omenembus dinding usus dan masukke dalam rongga perut. Kemudian cacingmuda akan menembus diafragma, memasuki rongga pleura dan akhirnya Y!omencapai jaringan paru. Cacing muda tumbuh menjadi cacing dewasa di '6)dalam rongga kista yang terbentuk di dekat bronkus, :6o 167 G 4 a f ot o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gejala klinis. Akibat adanya cacing dewasa di dalam jaringan paru menimbulkan batuk kering yang terjadi pagi hari yang kadang-kadang disertai dahak berdarah (hemoptisis). Nyeri dada yang timbul disertai demam ringan menyulitkan membedakannya dari TBC paru, pnemonia atau bronkiektasi. Cacing yang mengadakan migrasi pada organ-organ menimbulkan reaksi berbeda, tergantung pada organ yang terserang. Infeksi ringan cacing ini dapat menyembuh dengan sendirinya, sedangkan pada infeksi yang berat atau jika parasit terdapat di otak akan menyebabkan buruknya prognosis.. Diagnosis. Penderita paragonimiasis menunjukkan gejala klinis yang sulit dibedakan dari penyakit=penyakit paru lainnya. Pada pemeriksaan darah terdapat gambaran eosinofilia sedangkan pada foto paru dapat ditunjukkan adanya kista cacing yang dapat membantu menegakkan diagnosis paragonimiasis. Selain itu pemeriksaan imunologik misalnya uji fiksasi komplemen atau tes intradermal dapat juga membantu menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis pasti paragonimiasis harus ditemukan telur cacing dalam dahak atau tinja penderita. Mungkin telur cacing juga dapat ditemukan pada hasil aspirasi pleura. Pengobatan dan pencegahan. Sebagai obat pilihan untuk mengobati paragonimiasis adalah Prazikuantel. Klorokuin dan bitionol dapat juga digunakan untuk mengobati infeksi cacing ini. Prazikuantel dengan dosis 25 mg/kg berat badan diberikan 3 kali sehari selama dua hari atau 40 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal. Untuk mencegah penyebaran parasit ini, ketam dan udang yang dimakan harus dimasak dengan baik.ooN TREMATODA DARAHco!Yoo Schistosomao Tiga spesies Schistosoma yang menimbulkan masalah kesehatan padaEo manusia adalah Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobiumdo dan Schistosomo mansoni. Schistosoma adalah trematoda yang sistemao reproduksinya tidak hermafrodit. Ukuran cacing jantannya lebih besar tetapilo5 lebih pendek dari pada ukuran cacing betina. cacing jantan memiliki canaliso t68

BAB 3 CACINGgynaecophorus, saluran tempat cacingbetina berada selama cacing jantan danbetina mengadakan hubungan kelamin.Sebaran geografis. Daerah sebaranskistosomiasis sesuai dengan sebaranpopulasi siput yang menjadi hospesperantara masing-masing spesies cacing.S chi st o s o m a hae mat ob iurz dilaporkandari Afrika dan negara-negara TimurTengah, sedangkan Schistosomajaponicum endemis di Asia Timur danAsia Tenggara termasuk Indonesia.S chisto soma man so ni banyak dijumpai Gambar 108. Schistosoma jantandi Afrika, Amerika Tengah dan Amerika dan betina ( URL: http://vet.kku.ac.th)Selatan.schistosomiasis japonicum di Indonesia dilaporkan endemis disulawesi Tengah dengan prevalensi antara l2o/o sampaidengan 74%. sesudahdilakukan pemberantasan sejak tahun 1995 melalui pengobatan penderitadan pemberantasan siput penularnya, prevalensi schistosomiasis menurunpada tahun 2004 menjadi kurang dari Io/o.Tempat hidup. cacing schistosomamempunyai tempat hidup di dalam vena- avena yang berbeda, sehingga dalam pemeriksaan parasitologis telur cacing odapat ditemukan di dalam urine, atau pada tinja penderita. N Tempat hidup cacing Schistosoma japonicum adalah di dalam vena qporta intrahepatik, vena mesenterika ileosekal dan didalam pleksus venahemoroidalis, sehingga telurnya ditemukan di dalam tinja atau ditemukan odengan melakukan biopsi hati dan biopsi rektum. cacing schistosomahaematobium hidup di dalam vena-vena panggul, kandung kemih, prostat o Y!odan uterus sehingga telurnya dapat ditemukan di dalam urine penderita ataudari bahan biopsi mukosa kandung kemih. schistosomq mansoni telurnya odapat ditemukan di dalam tinja penderita atau dari biopsi rektum karena !o ocacing dewasa hidup di dalam vena mesenterika rektosigmoid dan di cabangintrahepatik vena porta. 4Anatomi dan morfologi. saluran pencernaan cacing ini mula-mulabercabang amenjadi dua sekum, kemudian di daerah posterior tubuh, kedua cabangsekum akan kembali menjadi satu saluran buntu. l l @ o 169

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Sistem ekskresi. CacingSchistosoma mempunyai sistem ekskresi berupa sel api (flame cell) beserta dengan saluran-salurannya. Sistem reproduksi. Cacing jantan mempunyai testis berjumlah antara 4 sampai 9 buah yang terletak di bagian dorsal di belakang ventral sucker. cacing jantan tidak memiliki alat kopulasi. Di dalam uterus cacing betina tampak berisi beberapa buah telur yang mempunyai spina atau duri yang khas bentuknya.oodco!v'oo6oo!_o Gambar 109. Morfologi Schistosoma. (a) jantan (b) betinak- 1. oral sucker 2. ventral sucker 3. genital pore 4. testis 5. uterus 6. tubercleJ 7. gynaecophoric canal B. shell glands 9. ovarium lO.vitelline duct 1 1. vitelariaoao 170

BAB 3 CACINGTelur. Schistosoma berbeda 'l5.E\dengan cacing Trematoda lainnya, u#d' \"--\"'}} .1)telurnya tidak mempunyai Gambar 110. Diferensiasi telur Schistosornaoperkulum, tetapi memiliki spina 1 . S.haematobium (spina terminal) 2. S. mansoni (spina lateral) 3.5. japonicum (lateral knob )yang khas bentuknya untukmasing-masing spesies. Telurcacing pada waktu dikeluarkandari tubuh induknya sudahberisi embrio yang sempurnaberupa larva stadium pertama(mirasi dium) yang berambutgetar (cilia).serkaria. Larva cacing schistosoma mempunyai ekor yang bercabangdua, merupakan stadium infektif yang mampu menembus kulit hospesdefinitif. Spesies cacing Schistosoma dapat dibedakan Morfologinya denganmemperhatikan ukuran cacing, gambaran tuberkel kulit, letak serta jumlahtestis dan ovarium, serta bentuk dan lokasi spina telur cacing. Lihat tabel dibawah ini.Tabel 10. Perbedaan anatomi dan morfologi SchistosomaJantan: l0- l5 mm Jantan: I 2-20 Jantan: 6,4- 12 mmrrlBetina: 20 mm mm Betina: 7,2- l7 Betina: 26 mmDi pertengahan Di pertengahan Di pertengahan otubuh bagian tubuh bagian anterior oNposterior c o .! !Yoo '6) :o o g o o k- l 6l o t7t

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gambar 1 1 1. Schlstosom a hematobiu m A.Cacing dewasa B. Mirasidium C. Serkariaoodcoo!o:oook- Gambar 112. Schistosoma iaponicuma6f a. Cacing dewasa b. Mirasidium c. Serkariao t72

\"-.- 1 BAB 3 CACING *$ *- !l \"i\" $ x$l. oral sucker 2. ventral sucker 3. genital pore 4. uterus 5. testis 6. shell glands 7. oviduct8. tubercle 9.ovariuml0. vitelline duct 1 1. gynaecophoric canal t 2. vitelline glandsDaur hidup. Untuk dapat melanjutkan daur hidupnya telur schistosomayang okeluar dari tubuh hospes definitif bersama tinja atau urine harus masuk Noke dalam air agar dapat menetas menjadi Iarva mirasidium. Mirasrdiumlalu berenang mencari hospes perantara, yaitu siput yang menjadi tempat 6cmirasidium berkembang m enjadi sp orokisto, danakhirnya tumbuh menjadi os erk ar i a yang infektif. !oo Manusia terinfeksi cacing ini dengan masuknya serkaria secara aktif omenembus kulit yang tak terlindung. Dengan melalui aliran darah aferen,serkaria mencapai jantung dan paru, lalu kembali ke jantung kiri, masuk oke sistem sirkulasi sistemik dan ke cabang-cabang vena porta, akhirnyasampai di hati. Parasit tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam jaringan !ohati. Setelah cacing menjadi dewasa, cacing kembali ke vena porta, vena dusus, atau vena kandung kemih sesuai dengan tempat hidup masing-masingspesies cacing. a t73 f of o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Masa prepaten dalam pertumbuhan cacing Schistosoma berbeda waktunya. Periode prepaten pada Sch istosoma haematobiumlamanya adalah 10-12 minggu, Schistosoma mansoni 7-8 minggu, dan pada Schistosoma japonicum adalah 5-6 minggu. Cacing Schistosoma yang hidup pada manusia dapat mencapai unur 30 tahun. Pada daur hi dup Schistosoma manusia adalah hospes definitif utama, sedangkan berbagai hewan mamalia yang juga dapat bertindak sebagai hospes definitif merupakan reservoir host. Serkaria vena menembus Telur masuk ke ,.# kulit penderita dalam air menjadi f, r.o*----*' larva mirasidium Serkaria keluar dari siput masuk ke dalam air SIPUT mirasidium berubah menjadi sporokista, lalu serkaria Gambar 114. Daur hidup Schistosoma. Hospes definitif. Schistosoma termasuk parasit zoonosis, karena selain manusia berbagai jenis hewan juga dapat bertindak selaku hospes definitif. Primata, yaitu kera dan baboon dapat menjadi hospes definitif Schistosoma haematobium, sedangkan kera, baboon, opossum dan rodensia merupakano hospes definitif Schl stosoma mansoni. Hewan-hewan domestik lain banyakoN yang dapat bertindak selaku hospes definitif Schi stosoma japonicum, antaraco lain adalah anjing, kucing, sapi, kerbau, kuda, babi, rusa dan tikus.!Yoo'6r Hospes perantara.Banyakgenus siput yang dapat menjadi hospes perantarao cacing Schistosoma, yaitu Bulinus d,an Physopsis (hospes perantara!oc Schistosoma haematobium), siput Oncomelania hupensis merupakan hospesa perantara Schistosoma japonicum, sedangkan siput Biomphalaria dan1 Australorbis merupakan hospes perantara Schisto soma mansoni.6)o t74

BAB 3 CACINGGambar 1 15. Siput hospes perantara cacing Schistosomo. (a). Biomphalaria (b). Oncomelonia(U RL: http://www.ashbreure.nt/snailbloo.pnq)Gejafa klinis dan diagnosis. Semua stadium cacing schistosoma baik cacing o oNdewasa, serkaria maupun telur cacing dapat menyebabkan perubahan cpatologik pada jaringan tubuh penderita.Terdapat tiga tahapan klinis pada oskistosomiasis, yaitu masa inkubasi biologis, tahap stadium akut, dan tahapstadiun kronis. V!oo Masa inkubasi biologis. Di waktu antara saat masuknya serkaria :omenembus kulit sampai saat terjadinya cacing dewasa terjadi kelainan kulit ddan gatal-gatal, disertai keradangan akut pada hati. Tahap stadium akut. Pada tahapan yang terjadi akibat terbentuknya ?-telur cacing, terjadi kerusakan jaringan dan perdarahan, pembentukan f lpseudoabses, pseudotuberkel dan pembentukan jaringan ikat. 6 Tahap stadium kronik. Pada tahap stadium kronik terjadi proses- oproses penyembuhan jaringan dan pembentukan jaringan fibrosis disertaipengecilan hati akibat telah terjadinya sirosis, terjadi pembesaran limpa,asites dan ikterus. Dapat juga terjadi hipertensi portal. Diagnosis pasti skistosomiasis ditentukan jika ditemukan telurSchistosoma yang spesifik bentuknya bagi masing-masing spesies pada tinjaatau urine penderita, pada hasil biopsi kandung kemih atau biopsi rektum.Telur schlsfo soma hematobium dapat ditemukan di dalam urine penderitaatau pasa hasil biopsi kandung kamih sedangkan telur schistosoma japonicumdan telur Schistosoma mansoni dapat ditemukan di dalam tinja atau pada t75

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran hasil biopsi rektum. Telur Schistosoma japonicum dapat juga ditemukan melalui biopsi jaringan hati penderita. Pengobatan dan pencegahan. Obat pilihan untuk mengobati skistosomiasis adalah Prazikuantel. Pada pengobatan skistosomiasis mansoni dan haematobium, prazikuantel diberikan dengan takaran 40- 60 mg per kg berat badan sebagai dosis tunggal. ' Sedangkan untuk mengobati skistosomiasis japonicum Prazikuantel diberikan dengan takaran 60 mg per kg berat badan yang diberikan dalam bentuk dosis tunggal atau dibagi dalam 2 kali pemberian dengan tenggat waktu minum obat antara 4-6 jam.. Pengobatan skistosomiasis dapat juga dilakukan dengan memberikan Niridazole. Obat-obat lain, misalnya tarlar emetik, antimon, dimerkaptosuksinat, ambilhar dan fuadin, hasilnya tidak sebaik pengobatan menggunakan prazikuantel dan niridazole. . Untuk mencegah terjadinya penyebaran skistosomiasis harus dilakukan pengobatan masal pada seluruh penduduk daerah endemis. Selain itu harus dilakukan juga perbaikan lingkungan hidup untuk mencegah pencemaran perairan oleh tinja, serta pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara cacing Schistosoma. Dermatitis serkarial Cercarial dermatitis (dermatitis serkarial) adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh serkaria cacing Schistosoma yang secara alami hidup pada unggas atau mamalia. Sekresi kimia yang dihasilkan oleh kulit manusia menarik perhatian serkaria Schistosoma untuk menembus kulit manusia. Serkaria hewan dapat menimbulkan dermatitis yang berat pada kulito penderita, tetapi tidak dapat berkembang menjadi cacing dewasa dalamo tubuh manusia serkaria. Serkaria hewan yang hidup di air tawar atau yangc o hidup di air payau dapat menimbulkan dermatitis serkarial. Karena itu!qo dermatitis serkarial harus dibedakan dari erupsi kulit yang disebabkan oleh:'6o larva ubur-ubur (yelly fsh).o Austrobilharzia variglandis yang hidup pada bebek (ducks) adalah salahd satu schistosoma penyebabnya. Pada daur hidup cacing ini siput Nassariusk- obsoletusyang hidup di pantai laut daerah subtropis bertindak sebagai hospesl l perantara.6o t76

BAB 3 CACINGDaur hidup. Sesudah masuk ke dalam air, telur Schistosoma unggas airmisalnya bebek dan angsa akan menetas menjadi larva mirasidium. Larvamirasidium memasuki tubuh siput tertentu yang bertindak sebagai hospesperantaranya, lalu berkembang menjadi serkaria. Sesudah itu serkariaberenang bebas di air untuk mencari hospes definitif. Hanya serkaria yangmenginfeksi kulit unggas akan terus berkembang menjadi cacing dewasa,sedangkan serkaria yang menembus kulit manusia tidak dapat berkembanglebih lanjut menjadi Schistosoma dewasa. $*rka:ia sI $e*ada m*nen*usm*n*mi'US kullt unggas rn*njrdikulk nrsnusia sacin$ d*qrass \ \ $,e*s${ Ili airtclur ? m*r{adi ##tni|-s$ldiq$t Si tub*rfu sipr.lt mirasidium b'*rubah ixdi*e*sdaGambar 1 16. lnfeksi dermatitis serkarialDiagnosis. Dermatitis serkarial menimbulkan kelainan pada kulit berupa Ntimbulnya kemerahan kulit sesudah terjadinya kontak dengan air. Untuk qmembantu menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan serologi 6dan melakukan uji kulit. oPengobatan. Karena dermatitis serkarial termasuk penyakit alergi, maka !'Yooogejala-gejala alergi yang dialami penderita dapat diobati dengan obat-obatantihistamin, dan jika terjadi infeksi sekunder penderita dapat diberi obat- :oobat antibiotika yang sesuai. o t77 6 4 k- l of o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Pencegahan. Untuk mencegah terjadinya dermatitis serkarial sebaiknya menghindari mandi di air yang diketahui banyak siput dan unggas yang hidup di daerah perairan tersebut. Kontak antara kulit dengan air yang diduga infektif tersebut harus selalu dicegah terjadinya misalnya dengan memakai sepatu laras panjang pada waktu memancing atau melakukan kegiatan pada proyek perairan, pertanian, tambak ikan dan proyek irigasi lainnya. NEMATODA Bentuk tubuh Nematoda adalah bulat panjang, silindris, filariform, tidak bersegmen, dan bilateral simetris dengan ukuran panjang tubuh yang sangat bervariasi, antara 2 mm sampai 1 meter. Nematoda yang tubuhnya tertutup oleh kutikulum ini sudah memiliki rongga tubuh (body cavity).. Sistem pencernaannya telah lengkap, tetapi sistem saraf dan organ ekskresinya belum sempurna. mulut cincin pseudocoelom {rongga tubuh kuikulum semu) lubang reproduksi Gambar 117. Diagram Nematoda (Sumber. Nematode Control Guide)Ncga!Yoo Sistem reproduksi. Sistem reproduksi Nematoda sudah terpisah antara jenis kelamin jantan dan betina sehingga cacing ini termasuk cacing yang diecious'61:oo atau uniseksual. Organ reproduksi jantan terdiri dari testis, vas deferens,cd vesikula seminalis, dan duktus ejakulatorius sedang organ reproduksi betina?- terdiri dari ovarium, oviduk, seminal reseptakel, uterus, vagina dan vulva.5of Sifat reproduksi cacing betina dapat vivipar (melahirkan larva), oviparo t78

BAB 3 CACING(bertelur), atau ovovivipar. Termasuk cacing yang vivipar antara lain adalahDracunculus medinensis, wuchereriabancrofti, Brugia malayi d,anTrichinellaspiralis. Telur Nematoda yang ovipar ada yang dikeluarkan dalam bentukbelum bersegmen misalnya pada cacing A scaris lumbricoides dan Trichuristrichiura, ada yang sudah bersegmen misalnya pada cacing tambang atautelur sudah mengandung larva, misalnya pada cacing E nterobius vermicularis.Pada reproduksi ovovivipar telur cacing telah berisi larva yang segera akanmenetas sesudah ke luar dari badan induknya. contoh cacing ovoviviparadalah Strongyloides stercoralis.Daur hidup. Untuk semua jenis Nematoda yang parasitik pada manusia yangmenjadi hospes definitif utama adalah manusia. Untuk.melengkapi daurhidupnya Nematoda pada umumnya tidak merlukan hospes perantara padakecuali pada daur hidup Filaroideq dan Dracunculoidea.lika cacing tidakmemerlukan hospes perantara, telur cacing yang keluar dari tubuh manusiaharus berkembang lebih infektif lebih dahulu sebelum dapat menginfeksimanusia atau hospes definitif lainnya. cacing Trichinella spiralis yangdefinitif utamanya secara alami adalah babi dan manusia merupakan hospesdefinitif alternatif, baik cacing dewasa maupun larvanya hidup pada satujenis hospes definitif yang sama.cara infeksi. stadium infektif Nematoda dapat masuk ke dalam tubuh o odmanusia melalui enam jalan, yaitu (1) Telur infektif tertelan bersama cmakanan atau minuman yang tercemar, misalnya p ada Ascaris lumbricoides,Trichuris trichiura, dan Enterobius vermicularis; (2) stadium infektif cacing oyang ada di dalam tubuh hospes perantara tertelan bersama minuman, EYoomisalnya pada Dracunculus medinensis; (3) Kista embrio cacing yangterdapat dalam daging tertelan sebagai makanan, misalnya pad a Trichinella '6'spiralis; (4) Larva infektif menembus kulit, misalnya pada infeksi cacing otambang dan Strongyloides stercoralis; (5) Stadium infektif cacing masukke dalam tubuh bersama gigitan serangga yang bertindak sebagai hospes .o:perantara, misalnya pada infeksi Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi;(6) Stadium infektif cacing terhirup melalui udara (per inhalasi),misalnya gpada infeksi Enterobius vermicularis, dan kadang-kadang terjadi juga pada oAscaris lumbricoides. k- t79 f f, 6 o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran pengelompokan Nematoda. cacing Nematoda berdasar pada tempat hidup cacing dewasanya di dalam tubuh manusia dikelompokkan menjadi : l. Nematoda us as (lntestinal nematodes) yang hidup di dalam usus: yang hidup di usus hahx (small intestine) adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostomum duodenale, Necator americanus, strongylus stercoralis, danTrichinella spiralis sedangkan yang hidup di dalam sekum dan apendiks misalnya adalah Enterobius v ermicularis dan Tri churis trichiura. 2. Nematoda so matik(somatic Nematodes). cacing ini hidup di dalam jaringan atau di dalam organ tubuh: (a) yang hidup di dalam sistem limfatik, misalnya wuchereria bancrofti dan Brugia malaYi; (b) yang hidup di jaringan subkutan mis alnyaLoaloa, Onchocerca volvulus dan Dracucnculus medinensis; (c) yang hidup di dalam mesenterium misalnya Acanthocheilonema perstans dan Mansonella ozzardi; (d) yang hidup di konjungtiva mata, misalnya Loa loa; (e) yang hidup di paru-paru misalnya Strongyloides stercoralis; (f) yang hidup di jaringan/organ hati, misalnya Capillaria hepatica' Nematoda zoonosis. Beberapa jenis cacing Nematoda hewan larvanya hidup di dalam tubuh manusia dan dapat menimbulkan penyakityang drsebttlarva migrans.Dikenal dua jenis larva migrans, yaitu cutaneous larva migrans yang ditimbulkan oleh larva An cylostoma braziliensis, Ancylostoma caninum dan Gnathostoma spinigerum dan visceral larva migrans yang disebabkan oleh larva Toxocara canis dan Toxocara cati. Angio strongylus cantonensls, cacing Nematoda yang hospes definitifnya adalah tikus, larvanya dapat menimbulkan gangguan sistem saraf pusat manusia, misalnya berupa meningitis atau ensefalitis.o cacing Trichostrongylus yang hidup alami di dalam tubuh hewanNo herbivora dapat ditemukan menginfeksi manusia dan menimbulkanco gejala klinis berupa gangguan yang ringan pada pencernaan atau tidak!Yoo menimbulkan gejala atau keluhan (asimtomatis).'6)o!o Ascoris lumbricoideso Ascoris lumbricoides yang secara umum dikenal sebagai cacing gelang inia tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropisl6a yang kelembaban udaranya tinggi. Di Indonesia infeksi cacing ini endemiso t80

BAB 3 CACINGdi banyak daerah dengan jumlah penderita lebih dari 60%. Tempat hidupcacing dewasa adalah di dalam usus halus manusia, tetapi kadang-kadangcacing ini dijumpai mengembara di bagian usus lainnya.Anatomi dan morfologi. cacing nematoda ini adalah cacing berukuran besar,berwarna putih kecoklatan atau kuning pucat. cacing jantan berukuranpanjang antara 10-3lcm, sedangkan cacing betina panjang badannyaantara 22-35 cm. Kutikula yang halus bergaris-garis tipis menutupi seluruhpermukaan badan cacing. . Ascaris lumbricoides mempunyai mulut dengantiga buah bibir, yang terletak sebuah di bagian dorsal dan dua bibir lainnyaterletak subventral. Selain ukurannya lebih kecil daripada cacing betina, cacing jantanmempunyai ujung posterior yang runcing, dengan ekor melengkung kearahventral. Di bagian posterior ini terdapat 2 buah spikulum yang ukuranpanjangnya sekitar 2 mm, sedangkan di bagian ujung posterior cacing terdapatjuga banyak papil-papil yang berukuran kecil. Bentuk tubuh cacing betinamembulat (conical) dengan ukuran badan yang lebih besar dan lebih panjangdari pada cacing jantan dan bagian ekor yang lurus, tidak melengkung.Gambar 118, Ascaris lumbricoides. (a) cacing dewasa (b) telur cacing o(URL: http://m issing link.ucsf.edu) aNTelur. Ascaris lumbricoides mempunyai dua jenis telur, yaitu telur yang csudah dibuahi (fertilized eggs) dan telur yang belum dibuahi (unfertilizedeggs). Fertilized eggs berbentuk lonjong, berukuran 45-70 mikron x 35-50 omikron, mempunyai kulit telur yang tak berwarna. Kulit telur bagian luartertutup oleh lapisan albumin yang permukaannya bergerigi (mamillation), !odan berwarna coklat karena menyerap zat rvarna empedu. Sedangkan dibagian dalam kulit telur terdapat selubung vitelin yang tipis, tetapi kuat '61sehingga telur cacing Ascaris dapat bertahan sampai satu tahun di dalam o r8t o = L k- a of o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran tanah. Fertilized eggs mengandung sel teltrJ (ovum) yang tidak bersegmen, sedangkan di kedua kutub telur terdapat rongga udara yang tampak sebagai daerah yang terang berbentuk bulan sabit. unfertilized egg(telur yang tak dibuahi) dapat ditemukan jika di dalam usus penderita hanya terdapat cacing betina saja. Telur yang tak dibuahi ini bentuknya lebih lonjong dan lebih panjang dari ukuran fertilized eggs dengan ukuran sekitar 80x 55 mikron; telur ini tidak mempunyai rongga udara di kedua kutubnya. Dalam tinja penderita kadang-kadang di ditemukan telur Ascarisyangtelah hilang lapisan albuminnya, sehingga sulit dibedakan dari telur cacing lainnya. Terdapatnya telur yang berukuran besar menunjukkan ciri khas telur cacing Ascaris. Gambar 119. Bagan cacing Ascons /umbricoides l.bibir2.usofagus 3.usus 4.uterusdanovarium 5. anus 6.testisdanalatreproduksi jantan 7. spikulumooNco@ ffi@!'Yoo6o I 23o=o<- Gambar 1 2O. Telur Asca ris lumbricoides'f, 'I .Telurfertil (telahdibuahi) 2.Telurtidakfertil 3. Telurdengankulitterkelupas r.u:ronggaoJo udara 182

BAB 3 CACINGDaur hidup. Keluar bersama tinja penderita, telur cacing yang telahdibuahijka jatuh ditanahyang lembab dan suhuyangoptimal telur akanberkembang menjadi telur infektil yang mengandung larva cacing. Cacing dewasa didalam usus manusia Larva c*cing Telur cacing keluar mengalami migrasi bersama tinjaparu (lungr mjgrafibn)Telur infektif tertelan Telur menjadi bersama makanan infektif di tanahGambar 121 . Daur hidup Ascaris lumbricoides o oNPada manusia infeksi terjadi dengan masuknya telur cacing yang infektifbersamamakanan atau minumanyang tercemar tanahyang mengandung ctinja penderita ascariasis. Di dalam usus halus bagian atas dinding telur oakan pecah kemudian larva keluar, menembus dinding usus halus dan Eqomemasuki vena porta hati. Dengan aliran darah vena, larva beredar menuju Yjantung, paru-paru, lalu menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli.Masa migrasi larva ini berlangsung sekitar 15 hari lamanya. :o Sesudah itu larva cacing merambat ke bronki, trakea dan laring, untuk oselanjutnya masuk ke faring, usofagus, lalu turun ke lambung dan akhirnyasampai ke usus halus. Selanjutnya larva berganti kulit dan tumbuh menjadi Gcacing dewasa. Migrasi larva cacing dalam darah yang mencapai organ parutersebut disebut \"lung migration\". Dua bulan sejak masuknya telur infektif oGmelalui mulut, cacing betina mulai mampu bertelur. Seekor cacing Ascarislumbricoides dewasa mampu bertelur dengan jumlah produksi telurnya dapat k-mencapai 200.000 butir per hari. l ol r83 o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Penularan askariasis. Infeksi askariasis dapat terjadi melalui beberapa jalan, yaitu telur infektif masuk mulut bersama makanan dan minuman yang tercemar, melalui tangan yang kotor karena tercemar tanah yang mengandung telur infektif, atau telur infektif terhirup melalui udara bersama debu. fika telur infektif masuk melalui saluran pernapasan, telur akan menetas di mukosa jalan napas bagian atas, larva langsung menembus pembuluh darah dan beredar bersama aliran darah. Perubahan patologi. Akibat beradanya cacing dewasa di dalam usus dan beredarnya larva cacing di dalam darah, akan terjadi perubahan patologis pada jaringan dan organ penderita. Larva cacingyang berada di paru-paru dapat menimbulkan pneumonia pada penderita dengan gejala klinis berupa demam, batuk, sesak dan dahak yang berdarah. Selain itu penderita juga mengalami urtikaria disertai terjadinya eosinofili sampai 20 persen pada gambaran darah tepi. Terdinya pneumonia yang disertai dengan gejala alergi ini disebut sebagai Sindrom Loeffler atau Ascaris pneumonia. fika terjadi infeksi askariasis yang berat (hiperinfeksi), terutama pada anak-anak dapat terjadi gangguan pencernaan dan penyerapan protein sehingga penderita akan mengalami gangguan pertumbuhan dan anemia akibat kurang gizi. Cacing Ascaris juga dapat mengeluarkan cairan toksik yang dapat menimbulkan gejala klinis mirip demam tifoid disertai tanda- tanda alergi misalnya urtikaria, edema pada wajah, konjungtivitis dan iritasi pernapasan bagian atas. Sejumlah besar cacing Ascaris dewasa yang terdapat di dalam lumen usus juga dapat menimbulkan berbagai akibat mekanis, yaitu terjadinya sumbatan atau obstruksi usus dan intususepsi. Cacing dewasa juga dapat menimbulkan perforasi ulkus yang ada di usus. Pada penderita yang mengalami demam tinggi, Ascaris lumbricoides dewasa dapat melakukan migrasikeorgan-organdiluarusus (askariasisektopik),mtsalnyakelambung,ooN usofagus, mulut, hidung, rima glottis atau bronkus, sehingga menyumbatc pernapasan penderita. Selain itu dapat juga dapat terjadi sumbatan salurano!Yoo empedu, apendisitis, abses hati, dan pankreatitis akut.o Diagnosis askariasis. Untuk menetapkan diagnosis pasti askariasis harus dilakukan pemeriksaan makroskopis terhadap tinja atau muntahan.o!L penderita untuk menemukan cacing dewasa. Pada pemeriksaan mikroskopisk-a atas tinja penderita dapat ditemukan telur cacing yang khas bentuknya di6l dalam tinja atau cairan empedu penderita.o 184

BAB 3 CACING Adanya cacing Ascaris pada organ atau usus dapat dipastikan jika o dilakukan pemeriksaan radiografi dengan barium. untuk membantu o menegakkan diagnosis askariasis, pemeriksaan darah tepi akan menunjukkan c 0 terjadinya eosinofilia pada awal infeksi, sedangkan scratch fesf pada kulit akan menunjukkan hasil positif. !oo '6 Pengobatan askariasis. Berbagai obat cacing yang efektif untuk mengobati askariasis dan hanya menimbulkan sedikit efek samping adal ah Mebendazol, opirantel pamoat, albendazol dan levamisol. obat-obat cacing ini diberikan dengan takaran sebagai berikut: .o:Mebendazol,500 mg dosis tunggal.Pirantel, dosis tunggal 10 mg/kg berat badan (base) maksimum 1.0 g . dAlbendazol, 400 mg dosis tunggal;Levamisol, 120 mg dosis tunggal (dewasa), 2,5 mglkg berat badan dosis <-tunggal (anak).selain itu piperasin dan obat cacing lainnya masih dapat digunakan untuk fmengobati penderita askariasis. ofPencegahan askariasis. upaya pencegahan askariasis dapat dilakukan dengan omelaksanakan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan yang baik. Membuatkakus untuk menghindari pencemaran tanah dengan tinja penderita,mencegah telur cacing mencemari makanan atau minuman, selalu memasakmakanan dan minuman sebelum dimakan atau diminum, serta menjagakebersihan perorangan akan mencegah terjadinya infeksi cacing Ascaris. Dengan mengobati penderita melalui pengobatan masal pada pendudukmenggunakan obat cacing bersepektrum lebar di daerah endemis dapatmemutuskan rantai daur hidup cacing Ascaris dan nematoda usus lainnya.Pendidikan kesehatan padapendudukperlu dilakukan untuk menunjangupaya pemberantasan dan pencegahan askariasis.Enterobi u s verm i cu I a ri sNama lain cacing ini adalah oxyuris vermicularis, dan dikenal secara umumsebagai cacing keremi, cacing jarum (pinworm), atau seatworrn. Infeksicacing ini (oksiuriasis atau enterobiosis) tersebar luas di seluruh dunia, baikdi daerah tropis maupun subtropis. rnfeksi Enterob iu s lebihbanyak dijumpaidi daerah beriklim dingin karena orang jarang mandi dan tidak seringberganti pakaian dalam. t8s

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran oxyuris dewasa hidup di dalam sekum dan sekitar apendiks usus manusia, yang merupakan satu-satunya hospes definitif cacing ini. Cacing betina akan mengadakan migrasi ke daerah sekitar anus (perianal) untuk meletakkan telurnya di daerah tersebut. Anatomi dan morfologi. Enterobius vermicularis metupakan cacing Nematoda yang berukuran kecil. Panjang badan cacing betina sekitar 13 mm, sedangkan cacing jantan hanya sekitar 5 mm cacing dewasa berwarna putih, dengan bagian leher yang melebar seperti sayap karena adanya pelebaran kutikula (disebut cervical alae). Cacingini mempunyai usofagus yang khas bentuknya karena adanya pembesaran ganda (double-bulb oesoPhagus). Enterobiustidak mempunyai rongga mulut, tetapi memiliki tiga buah bibir. Cacing jantan mempunyai ekor yang melingkar, sedangkan ekor cacing betina lurus dan runcing. Di ujung posterior cacing jantan terdapat spikulum dan papil-papil. Gambar 122. Enterobius vermicularis.Cacing dewasa (kiri) Telur (kanan)o (Sumber: CDC,USA, http://www.perfecthealthlifestyle.com/images002)oNc Telur. Telur Enterobius bentuknya asimetris, tidak berwarna, mempunyaio:.v dinding telur yang tipis dan tembus sinar. Telur berukuran sekitar 50-60!Yo mikron x 30 mikron. Dalam waktu sekitar 6 jam sesudah dikeluarkan di'61o daerah perianal oleh induknya, di dalam telur cacing sudah terbentuk larva ooo6 yang hidup. Seekor cacing betina Enterobius mampu memproduksi telur<- sebanyak 11.000 butir Per hari.f6ao t86

BAB 3 CACINGc{\f*1.-{*f\",-*'*--;\-t ';'/ -/Gambar 123. Bagan Enterobius vermicularisa. Cacingjantan b. Cacing betina c. TelurDaur hidup\" Hospes definitif satu-satunya cacing ini adalah manusia. Untuk omelengkapi daur hidup Enterobius tidak diperlukan hospes perantara. Di oNdaerah sekitar perianal dan perineal penderita, telur yang diletakkan olehcacing betina dalam waktu 6 jam sudah tumbuh menjadi telur infektifkarena ctelah mengandung larva cacing. o Terjadinya infeksi enterobiosis dapat melalui 3 jalan, yaitu penularan '!vooomelalui mulut, penularan melalui pernapasan dan terjadinya retrofeksi.Penularan terjadi melalui mulut jika telur yang infektif terbawa dari tangan :oke mulut penderita sendiri (autoinfection) atau terjadi karena memegangbenda yang tercemar telur infektil misalnya alas tidur, bantal atau pakaian odalam penderita. Penularan melalui pernapasan, terjadi karena telur infektifyang beterbangan di udara terhirup oleh penderita. I Yang dimaksud dengan penularan secara retrofeksi adalah penularan k-yang terjadi karena larva cacing yang menetas di daerah perianal masuk fkembali ke dalam usus penderita, lalu berkembang menjadi cacing dewasa. 6-Mudahnya terjadi penularan, menyebabkan enterobiosis merupakan openyakit infeksi yang sering menjangkiti seluruh anggota keluarga,penghuni-penghuni panti asuhan atau panti jompo, di asrama-asrama, dandi tempat-tempat berkumpulnya banyak orang dalam waktu yang lama.Sesudah masukke dalam mulut atau melalui jalan napas karena menghirupudara yang tercemar, telur cacing akan masuk ke dalam usus dan di dalam t87

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran duodenum telur akan menetas. Larva rabditiform yang terbentuk akan tumbuh menjadi cacing dewasa di jejunum dan di bagian atas dari ileum. Dibutuhkan waktu 2 sampai 8 minggu lamanya agar daur hidup cacing ini dapat berlangsung secara lengkap. di d*erab perianal T*lur infuktif daler* +.'*ktu 4-{,j*m T*lur i*fuktif terkl*n hsrs*rna m*k*n*n, debu Gambar 124. Daur hidup Enterobius vermicularis. Perubahan patologi dan gejala klinis. E nterobius dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan organ penderita. Migrasi induk cacing untuk bertelur di daerah perianal dan perineal menimbulkan gatal-gatal (pruritus ani) yang dapat mengganggu tidur penderita, dan bila digaruk dapat menimbulkan infeksi sekunder. cacing betina yang mengadakan migrasi ke vagina dan tuba falopii dapat menimbulkan radang ringan di daerah tersebut' cacing Enterobius sering dijumpai di dalam apendiks, namun infeksi apendiks jarang terjadi. |ika terjadi migrasi cacing ke usus halus bagian atas,o lambung atau usofagus, hal ini dapat menimbulkan gangguan ringan diaC daerah tersebut. Apabila penderita tidak mengalami reinfeksi, enterobiasiso dapat sembuh dengan sendirinya, karena cacingbetina akan mati2-3 minggu!ou sesudah bertelur.'oofo, Diagnosis enterobiosis. Anak-anak yang mengalami gatal-gatal malam harid menjelang pagi di sekitar anus, apalagi jika disertai enuresis, mungkin iak- menderita enterobiasis. Untuk menetapkan diagnosis pasti, telur cacing ataual cacing dewasa harus dapat ditemukan.@o t88

BAB 3 CACINGAnal swab. Hapusan anus ini yaitu menempelkan selotape transparan di o daerah sekitar anus penderita memudahkan ditemukannya telur cacing. Anal No swab dilakukan segera sesudah bangun tidur pagi hari, sebelum mandi dan sebelum buang air besar. Dengan memeriksa selotape yang ditetesi toluen di c bawah mikroskop akan memudahkan ditemukannya telur cacing. o Pengobatan enterobiosis. Karena penularan enterobiasis sangat mudah !Yooterjadi pada seluruh anggota keluarga yang hidup dalam satu rumah, makapengobatan infeksi cacing ini harus ditujukan terhadap seluruh anggota '6rkeluarga dalam waktu yang bersamaan, dan sebaiknya sering diulang.obat-obat cacing yang dapat digunakan antara lain adalah albendazol, :oMebendazol, pirantel pamoat dan piperazin sitrat dengan dosis dan waktupemberian sebagai berikut: oAlbendazol. obat ini diberikan sebanyak 400 mg dalam bentuk dosis Ltunggal. ?-MebendazoL Diberikan sebanyak 100 mg dalam bentuk dosis tunggal, dandiulang 2 - 4 minggu kemudian. f fPirantel pamoate. obat cacing untuk dewasa maupun anak ini diberikan 6dalam bentuk dosis tunggal dengan takaran l0 mg/kg berat badan (base),dengan pemberian maksimum 1,0 g. Pengobatan harus diulang 2-4minggu okemudian terhadap seluruh keluarga serumah penderita.Piperazin sitrat. Dengan takaran 50 mg/kg berat badan/hari obat inidiberikan selama 7 hari,kemudian diulang sesudah 2-4 minggu. pengobatansebaiknya diberikan pada seluruh keluarga penderita atau yang serumah.Pencegahan enterobiosis. Dengan mengobati penderita dan keluarganyaatau orang yang hidup di dalam satu rumah, berarti memberantas sumberinfeksi. untuk mencegah penularan, kebersihan perorangan dan lingkunganharus dijaga terutama di lingkungan kamar tidur, dan diupayakan agar sinarmatahari dapat masuk secara langsung ke dalam kamar tidur. Sinar mataharilangsung akan mengurangi jumlah telur cacing yang infektif, baik yang adadi perlengkapan kamar tidur maupun yang beterbangan di udara.TrichostrongylusInfeksi parasitzoonosis yangdisebabkan oleh cacing genusTrichostrongylus,(trichostrongiliasis) tersebar di seluruh dunia dan secara alami merupakanparasit pada kuda, rodensiat, dan berbagai hewan herbivora, serta pernahdilaporkan juga menginfeksi manusia. Dercjat infeksi pada manusia t89

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran umumnya rendah. Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada cacing Trichostrongylus orientalis yang jarang terjadi pada hewan golongan ruminansia. Anatomi dan morfologi. Bentuk cacing dewasa Trichostrongylus mitip cacing tambang oleh karena memiliki bursa kopulatriks. Bentuk selubung mulutnya tidak jelas, namun bentuknya telurnya mirip telur cacing tambang. Larva rabditiform mempunyai rongga mulut yang lebih pendek dibanding rongga mulut cacing tambang dan di ujung ekornya terdapat pembesaran berbentuk bola. Gambar 125. Tri chostron gyl u s,Cacing dewasa dan tel ur (Sumber: CDC,USA/University of Pennsylnania) ffi .5 -6 i *.s.1, i c \ iRer/ --7 '*8aodCo!Yoo'61o Gambar 1 26. Bagan Morfologi Trichostrongylus colubriformis a. Bagian anterior cacing dewasa b. Bursa kopulatriks!oL c. Telur d. Larva rabditiformk- 1. ujung anterior 2.lubang ekskresi 3. spikulum 4.vili dorsall 5. morula 6. rongga mulut panjang 7 .bulbus usofagusoa B. cincin saraf 9. lambung 10. primordium genital 1 1. anus 12. ekoro r90

BAB 3 CACINGDaur hidup dan penularan Trichostrongylus. |ika telur Trichostrongylusyangdikeluarkan bersama tinja jatuh di tanah, telur akan menetas menjadi larvayang dapat menginfeksi hospes yang baru melalui kulit. Selain itu jika larvacacing menempel pada daun tanaman, telur akan membentuk kista, sehinggadapat masuk melalui mulut bersama daun yang dimakan oleh herbivora.Penularan trikostrongiliasis dari hewan ke manusia dapat terjadi akibatpenggunaan tinja hewan untuk pupuk tanaman, sehingga sayuran yangdimakan tercemar telur cacing atau larva cacing tersebut. Selain itupenggunaan kotoran hewan untuk bahan bakar juga mempermudahterjadinya penularan infeksi cacing zoonosis ini. :ffiffiffiGambar 127. Daur hidup Trichostrongyl us . L=larva oL1=larva stadium 1 L2=larva stadium 2 L3=larva stadium 3 NoGejala klinis dan diagnosis. Trichostrongiliasis pada manusia umumnya cterjadi tanpa gejala (asimtomatik). Penderita kadang-kadang mengeluh oadanya gangguan pencernaan berupa diare, nyeri lambung dan menurunnya !Y'oo5berat badan. :o Untuk menentukan diagnosis terjadinya infeksi cacing ini terutamadidasarkan atas ditemukannya telur cacing pada sediaan tinja penderita oyang diperiksa secara langsung, maupun melalui metoda konsentrasi. Padapemeriksaan darah tepi tampak gambaran adanya eosinofilia yang bersifat csementara. aPengobatan dan pencegahan. Untuk mengobati trichostrongiliasis berbagai ajenis obat cacing dapat digunakan antara Iain Mebendazole, Tiabendazol,p irantel, lev amisol atau b efenium hidroksinafio at. ol o t9t

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Untuk mencegah penularan Trichostrongylus dari hewan ke manusia dilakukan dengan menghindari pemakaian kotoran hewan untuk pupuk ataubahanbakar. Selain itu semua sayuran yang akandimakanhendaknya dimasak lebih dahulu. Trichuris trichiura Trichuris trichiura mempunyai bentuk badan mirip cambuk, sehingga cacing ini sering disebut sebagai cacing cambuk (whip worm). Infeksi dengan Trichuris disebut trikuriasis. Cacing cambuk tersebar luas di daerah tropis yang berhawa panas dan lembab dan hanya dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Meskipun banyak cacing Trichuris yang menginfeksi hewan' Trichuris trichiura bukanlah parasit zoonosis. Tempat hidu p.Trichuris trichiura dewasa melekatkan diri pada mukosa usus penderita, terutama di daerah sekum dan kolon, dengan membenamkan kepalanya di dalam dinding usus. Meskipun demikian cacing ini dapat ditemukan hidup di apendiks dan ileum bagian distal. Anatomi dan morfologi. Bentuk tubuh cacing dewasa sangat khas, mirip cambuk, dengan tiga per lima panjang tubuh bagian anterior berbentuk langsing seperti tali cambuk, sedangkan dua per lima bagian tubuh posterior lebih tebal mirip pegangan cambuk. Panjang cacing jantan sekitar 4 cm sedangkan panjang cacing betina sekitar 5 cm. Ekor cacing jantan melengkung ke arah ventral, mempunyai satu spikulum retraktil yang berselubung. Badan bagian kaudal cacing betina membulat, tumpul berbentuk seperti seperti koma. Bentuk telur Trichuris trichiurakhas bentuknya, mirip biji melon yang berwarna coklat, berukuran sekitar 50x25 mikron dan mempunyai dua kutub jernih yang menonjol.o .qEoN ,5 'sco!oo'6:oodaf Gambar 128.Trichuris trichiura dewasa (kiri); telur (kanan)olo (Sumber: University of Stanford) t92

BAB 3 CACING *hGambar 1 29. Bagan cacing Trichuris trichiura(a) cacing betina (b) cacingjantan (c) telura. anus e. esofagus h. kepala i. usus o. ovarium p. penutups.spikulum t.testis u. uterus v.vulvaDaur hidup Trichuris trichiura. Telur cacing ini mengalami pematangan dan a omenjadi infektif di tanah dalam waktu 3-4 minggu lamanya |ika manusia ctertelan telur cacing yang infektif, maka di dalam usus halus dinding telurpecah dan iarva ke luar menuju sekum lalu berkembang menjadi cacing 6dewasa. Dalam waktu satu bulan sejak masuknya telur infektif ke dalammulut, cacing telah menjadi dewasa dan cacing betina sudah mulai mampu obertelur. Trichuris trichiuradewasa dapat hidup beberapa tahun lamanya didalam usus manusia. !'Yooo t93 :o o L a a 6J o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Cacing dewasa di dalam usus manusia Telur menjadi larva di Telur cacing usus menjadi cacing keluar bersama tinja penderita dewasa .s. # Telur infektif Telur infektif di tanah tertelan bersama makanan Gambar 1 30. Daur hidup Trichuris trichiu ra Gejafa klinis dan diagnosis. Karena Trichuris trichiura dewasa melekatkan diri pada usus dengan cara menembus dinding usus, maka hal ini dapat menyebabkan timbulnya trauma dan kerusakan pada jaringan usus. Cacing dewasa juga dapat menghasilkan toksin yang menyebabkan iritasi dan keradangan usus. Infeksi ringan trichuriasis dengan beberapa ekor cacing umumnya tidak menimbulkan keluhan bagi penderita. Pada infeksi yang berat, penderita akan mengalami gejala dan keluhan berupa anemia berat dengan hemoglobin yang dapat kurang dari tiga persen, diare yang berdarah, nyeri perut, mual dan muntah dan berat badan yang menurun. Kadang-kadang dapat terjadi prolaps rectum yang dengan melalui pemeriksaan proktoskopi dapat dilihato adanya cacing-cacing dewasa pada kolon atau rektum penderita.Noc Pada pemeriksaan darah penderita yang mengalami infeksi cacingo yang berat, hemoglobin darah dapat berada di bawah3 go/o. Selain itu darah menunjukkan gambaran eosinofilia dengan eosinofil lebih dari 3 o/o.Pada!oo'61o pemeriksaan tinja penderita dapat ditemukan telur Trichuris trichiura yango=q khas bentuknya.<- Diagnosis pasti trikuriasis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaanfoa tinja untuk menemukan telur cacing yang khas bentuknya. Pada infeksi yango t94

BAB 3 CACING berat pemeriksaan proktoskopi dapat menunjukkan adanya cacing dewasayang berbentuk cambuk yang melekat pada rektum pend.erita. Pengobatan trikuriasis. Karena cacing dewasa membenamkan kepalanyadi dalam dinding usus, maka pengobatan terhadap infeksi cacing ini sukardilakukan dengan cepat. Untuk memberantas cacing Trichuris trichiurasebaiknya diberikan kombinasi dua obat cacing secara bersama-sama, yaitukombinasi Pirantel pamoate dan Oksantel pamoat.Pirantelpamoat diberikan dengan dosis 10 mg/kgberatbadan) dan oksantelpamoat dengan dosis 10-20 mg/kg berat badan/hari. Kombinasi obat inidiberikan bersama dalam bentuk dosis tunggal. |ika hanya diberikan satu jenis obat saja, maka dianjurkan diberikanMebendazol dengan dosis 2x100 mg /hari selama 3 hari berturut-turut atauLevamisol yang diberikan dengan dosis tunggar2.5 mglkgberat badan/hari. Penderita yang mengalami anemia diobati dengan preparat besi disertaidengan perbaikan gizi penderita.Pencegahan. Untukmencegah penularan trikuriasis selain dengan mengobatipenderita juga dilakukan pengobatan masal untuk mencegah terjadinyareinfeksi di daerah endemis. Higiene sanitasi perorangan dan lingkunganharus dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan olehtinja penderita, misalnya dengan membuat wc atau jamban yang baik disetiap rumah. Makanan dan minuman harus selalu dimasak dengan baikuntuk dapat membunuh telur infektif cacin g Trichuris trichiura.ftsltIIIB4I9-** o o Beberapa jenis cacing tambang dapat menimbulkan penyakit padamanusia. Ancylostoma duodenale dewasa menimbulkan ankilostomiasis, Ncacing dewasa Necator americanus menimbulkan nekatoriasis, larva cAncylo stom a brazilien si s danlarva Ancylo stoma c aninum yane menyebabkandermatitis (creeping erupti on). 0 sebaran cacing tambang sangat luas ke seluruh dunia, terutama di 'Y!oo6daerah tropis dan subtropis yang bersuhu panas dan mempunyai kelembaban :oyang tinggi. Infeksi cacing-cacing ini banyak dijumpai pada pekerja tambang odi Eropa, cina, dan Jepang, sehingga cacing-cacing ini disebut cacing ctambang. 6 t95 k- l of o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Cacing tambang yang menginfeks penduduk Indonesia disebabkan oleh Necator americanus yang menyebabkan nekatoriasis dan Ancylostoma duodenaleyang menimbulkan ankilostomiasis. Ancylostoma duodenale dan Necator americonus Ancylostoma duodenala danNecator qmericanus dewasa hidup di dalam usus halus, terutama di jejunum dan duodenum manusia dengan cara mengigit membran mukosa menggunakan giginya, dan mengisap darah yang keluar dari luka gigitan. Anatomi dan morfologi. Cacing tambang dewasa berbentuk silindris berwarna putih keabuan. ukuran panjang cacing betina antara 9 sampai l3 mm, sedang cacing jantan berukuran panjang antara 5 dan 11 mm. Di ujung posterior tubuh cacing jantan terdapat bursa kopulattlks (bursa copulatrix), suatu alat bantu kopulasi. Ancylostoma duodenala dan Necator americanus dewasa dapat dibedakan Morfologinya berdasar bentuk tubuh, rongga mulut dan bentuk bursa kopulatriksnya. Dengan pemeriksaan mikroskopis atas tinja, bentuk telur berbagai cacing tambang sukar dibedakan.ooco!oo'o Gambar 131. Cacing tambang dan telur cacingoo (U RL: http://home.a usternet.com/au/peter/-)=dalf6o t96

BAB 3 CACINGGambar 132. Bagan struktur cacing tambang (a) betina (b) jantan1. esofagus 2. usus 3. ovarium 4. testis 5. uterus 6. bursa kopulatriks(a) buccal capsule s. (b) bursa copulatrixGambar 133. (a) Mulut dan (b) Bursa kopulatriks cacing tambang.(U RL: http://www.atlas.or.kr) t97

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Ancylostoma duodenale. Tubuh cacing Ancylostoma duodenale dewasa mirip huruf C. Rongga mulutnya memiliki dua pasang gigi dan satu pasang tonjolan. Cacing betina mempunyai spina kaudal. Necator americanus. Ukuran tubuhNecator americanus dewasa lebih kecil dan lebih langsing dibanding badan Ancylostoma duodenale. Tubuh bagian anterior cacing melengkung berlawanan dengan lengkungan bagian tubuh lainnya sehingga bentuk tubuh yang mirip huruf S. Di bagian rongga mulut terdapat2pasang alat pemoton g(cuttingplafe). Berbeda d engan Ancylostoma duodenale, di bagian kaudal badan cacing betina tidak terdapat spina kaudal (caudal spine). Telur. Pada pemeriksaan tinja di bawah mikroskop sinar, bentuk telur berbagai spesies cacing tambang mirip satu dengan lainnya, sehingga sukar dibedakan. Telur cacing tambang berbentuk lonjong, tidak berwarna' berukuran sekitar 65 x 40 mikron. Telur cacing tambang yang berdinding tipis dan tembus sinar ini mengandung embrio yang mempunyai empat blastomer. Larva cacingtambang. Cacing tambang mempunyai dua stadium larva, yaitu larva rhabditiform yang tidak infektif dan larva flarifurm yang infektif. Kedua jenis larva ini mudah dibedakan karena larva rabditiform bentuk tubuhnya agak gemuk dengan panjang sekitar 250 mikron, sedangkan larva filariform yang berbentuk langsing panjang tubuhnya sekitar 600 mikron. q'es* * 'o Jq*ad oe#:* '*\" **.#.'C :4:a- *\"s\"e,to (b)!Lo'6:oo (a)dk- Gambar '134. Larva cacing tambangl (a) filariform (b) rabditiformf (Sumber: CDC,USA)@o r98

BAB 3 CACING Selain itu bentuk rongga mulut (buccal cavity) larva rabditiformtampak jelas, sedangkan pada filariform tidak sempurna, sudah mengalamikemunduran. Usofagus larva rabditiform pendek ukurannya danmembesar di bagian posterior sehingga berbentuk bola (bulbus esophagus).usofagus larva filariform lebih panjang dibanding ukuran panjang larvarabditiform.Gambar 135. Diferensiasi larva rabditiform dan larva filariform cacing tambang. o Noa. Larva rabditiform b. Larva filariform c1 . Rongga mulut (buccal cavity) 2. Esofagus.3. Bulbus esophagus 4. usus 5. ekor. o !Yoo '6' :o o d a f of o 199

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gambar 136. Diferensiasi larva filarifo tm A.duodenale dan N'americanus. A. Necator americanus B. Ancylostomo duodenale l.usofagus 2.usus 3.anus 4. selubung larva ( larva N. americanus mempunyai garis-garis melintang).o Daur hidup cacing tambang. Daur hidup Ancylostoma duodenale maupuno Necator americanus hanya membutuhkan satu jenis hospes definitif, yaituCo manusia. Tidak ada hewan yang bertindak sebagai hospes reservoir.f,!Yoa Sesudah keluar dari usus penderita, telur cacing tambang yang jatuh:'6r o di tanah dalam waktu dua hari akan tumbuh menjadi larva rabditifurmo yang tidak infektifkarena larva ini dapat hidup bebas di tanah. Sesudaho berganti kulit dua kali,larva rabditiform dalam waktu satu minggu akank- berkembang menjadi larvafilarifurmyang infektif yang tidak dapat mencariao5 makan dengan bebas di tanah.o 200

BAB 3 CACINGuntuk dapat berkembang lebih lanjut larva filariform harus mencari hospesdefinitif, yaitu manusia. Larva filariform akan menginfeksi kulit manusia,menembus pembuluh darah dan limfe selanjutnya masuk ke dalam darahdan mengikuti aliran darah menuju jantung dan paru-paru.ru* Larvacacing # Telur cacing mengalami keluar migrasi paruQunl mig)ation) bersama tinja ffiLarva filariform @ &menembus kulit Di tanah telur menetas menjadi larva rabditiform )larva filariform Gambar 137. Daur hidup cacing tambang o odLung migratlon. Sesudah larva filariform menembus kulit sehat manusia,larva ini akan memasuki pembuluh darah dan limfe, beredar di dalam aliran cdarah, masuk ke jantung kanan, lalu masuk ke dalam kapiler paru. Kemudian olarva filariform menembus dinding kapiler masuk ke dalam alveoli. sesudahberganti kulit dua kali larva cacing mengadakan migrasi ke bronki, trakea, !olaring dan faring, akhirnya tertelan masuk ke dalam saluran usofagus. Di .qldalam lumen usofagus larva berganti kulit untuk yang ketiga kalinya. Migrasi '6rlarva berlangsung sekitar sepuluh hari. o Dari usofagus larva masuk ke usus halus, berganti kulit yang keempat 2okalinya, lalu tumbuh menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Dalamwaktu satu bulan, cacing betina sudah mampu bertelur untuk melanjutkan c6keturunannya.. k- 20t f, f 6 o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Perubahan patologis dan gejala klinis. Cacing tambang dewasa maupun larva cacing filariform dan larva yang mengadakan lung migration dapat menimbulkan perubahan patologis pada jaringan organ penderita. cacing dewasa yang berada di dalam usus terus menerus mengisap darah penderita' Seekor cacing dewasa Necator americanus dapat menyebab]<an hilangnya darah penderita sampai 0.1 cc per hari, sedangkan seekor cacingY ncylostoma duodenale dapat menimbulkan kehilangan darah sampai0.34 cc per hari. Pada waktu larva filariform menembus kulit penderita larva cacing menimbulkan dermatitis dengan gatal-gatal yang hebat (ground itch). Sedangkan larva cacing tambang yang beredar di dalam datah (lung migration) akan menimbulkan bronkitis dan reaksi alergi yang ringan . Diagnosis cacing tambang. Kelainan patologis yang ditimbulkan oleh cacing tambang dewasa maupun larvanya menyebabkan terjadinya banyak keluhan dan gejala klinis yang tidak khas. untuk menentukan diagnosis pasti infeksi cacing tambang harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis atas tinja untuk menemukan telur cacing. Keluhan penderita dan gambaran klinis infeksi cacing tambang dapat berupa: (1) anemia hipokromik mikrositer dan gambaran umum kekurangan darah (pucat, perut buncit, rambut kering dan mudah lepas), (2) gangguan pencernaan berupa rasa tak enak di epigastrium, sembelit, diare atau steatore, (3) ground-itch (gatal kulit di tempat masuknya larva filariform), dan (4) gejala bronkitis akibat adanya larva di dalam paru yang menimbulkan batuk-batuk yang kadang-kadang disertai dahakberdarah. Karena itu diagnosis banding untuk infeksi cacing tambang adalah penyakit-penyakit penyebab lain anemia, tuberkulosis dan penyakit-penyakit penyebab gangguan perut lainnYa. Pada pemeriksaan darah penderita infeksi cacing tambang menunjukkano gambaran : hemoglobin yang menurun sampai kurang dari 11,5 g/dl padaNo penderita perempuan dan kurang dari 13,5 gldl pada penderita laki-laki.aa Selain itu gambaran darah juga menunjukkan MCHC (Mean corpuscular!oo Hemoglobin Concentration) yang kurang dati 3l-36 g/dl. Hapusan darah'o tepi menunjukkan gambaran : hipokromik mikrositer, leukopenia denganoIo limfositosis relatif, dengan jumlah leukosit kurang dari 4.000/m1, eosinofiliad yang dapat mencapai 30o/o dan anisositosis, atau poikilositosis'a Pada pemeriksaan sumsum tulang terdapat gambaran yang menunjukkan=6a hip erplasi normoblastik.o 202


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook