Gambar 37. Potongan garis yang bersudut 45o Bila penempatan benda di kuadran I tidak teratur, maka untukmenempatkan sumbu dapat disederhanakan sesuai dengan ruangyang tersedia. Penyederhanaan dapat dilakukan seperti gambarberikut: Gambar 38. Garis sumbu terpisah dengan gambar Gambar 39. Garis sumbu berimpit dengan gambar84
3.7.1.2 Penampilan Gambar Untuk penampilan gambar berikutnya, garis sumbu dan garisbantu tidak diperlukan lagi (dihilangkan). Jadi yang nampak hanyapandangannya saja (lihat gambar 40), perlu ditegaskan kembalibahwa untuk proyeksi di kuadran I (proyeksi Eropa), penempatanpandangan samping akan berada disebelah kiri pandangan depannya,sedangkan pandangan atas berada di bawah pandangan depannya. Gambar 40. Pandangan proyeksi Eropa3.7.2 Proyeksi Di Kuadran III (Proyeksi Amerika) Bidang-bidang H, V. dan D untuk proyeksi di kuadran III(proyeksi Amerika) yang telah di buka adalah: Gambar 41. Pandangan proyeksi Amerika• Pada bidang H ditempatkan pandangan atas• Pada bidang D ditempatkan pandangan depan• Pada bidang V diternpatkan pandangan samping kanan 85
Contoh : Gambar 42. Contoh pandangan proyeksi Amerika3.8 Simbol Proyeksi dan Anak Panah3.8.1 Simbol Proyeksi Untuk membedakan gambar/proyeksi di kuadran I dangambar/proyeksi di kuadran III, perlu diberi lambang proyeksi. Dalamstandar ISO (ISO/DIS 128), telah ditetapkan bahwa cara keduaproyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO,gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi sudut pertama(kuadran I atau kita kenal sebagai proyeksi Eropa). Dalam satu buah gambar tidak diperkenankan terdapat gambardengan menggunakan kedua gambar proyeksi secara bersamaan.Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar.Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung(lihat gambar). Gambar 43. Proyeksi Amerika Gambar 44. Proyeksi Eropa3.8.2 Anak Panah Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dantempat/posisi atau arah pemotongan sedangkan angka ukuranditempatkan di atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur (ithat gambar45).86
Gambar 45. Anak panah Gambar 46. Contoh penggambaran anak panah3.9 Penentuan Pandangan Untuk menempatkan pandangan atas atau pandangansamping dan pandangan depannya, terlebih dahulu kita harusmenempatkan sistem proyeksi apa yang kita pakai, apakah proyeksi dikuadran I (Eropa) ataukah proyeksi di kuadran III (Amerika)?. Setelahkita menempatkan sistem proyeksi yang kita pakai, barulah kitamenenempatkan pandangan dan objek yang kita gambar tersebut.3.9.1 Menempatkan Pandangan Depan, Proyeksi Di Kuadran I (Eropa) Atas dan Samping Kanan MenurutGambar 47. Penerapan Proyeksi Eropa 87
3.9.2 Menentukan Pandangan Depan, Atas dan Samping Kanan Menurut Pryeksi Di Kuadran III (Amerika) Gambar 48. Penerapan Proyeksi Amerika3.9.3 Penetapan Jumlah Pandangan Jumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanyaharus digambar rnisa]nya untuk benda-benda bubutan sederhana,dengan satu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol(lingkaran) sudah cukup untuk memberikan informasi yang jelas. Lthatgambar 49 berikut: Gambar 49. Gambar satu pandangan3.9.4 Jenis-jenis Pandangan Utama Gambar kerja yang digunakan sebagai alat komunikasi adalahgambar dalam bentuk pandangan-pandangan. Sebagai pandanganutamanya ialah pandangan depan, pandangan samping, danpandangan atas. Dalam gambar kerja, tidak selamanya ketigapandangan harus ditampilkan, tergantung dan kompleks/rumit atausederhananya bentuk benda. Hal terpentirig, gambar pandangan-88
pandangan ini harus dapat memberikan informasi yang jelas.Perhatikan gambar 50 di bawah ini: Gambar 50. Gambar pandangan Kedua gambar di atas, walaupun hanya terdiri atas satupandangan saja, dapat membedakan bentuk bendanya, yaitu dengansimbol/lambang O untuk bentuk lingkaran dan untuk bentuk bujursangkar dan bentuk gambar piktorialnya adalah: Gambar 51. Pembedaan bentuk benda dengan satu pandangan 89
3.9.5 Pemelihan Pandangan Utama Untuk memberikan informasi bentuk gambar, seharusnya kitapilih pandangan yang dapat mewakili bentuk benda (perhatikangambar 52) di bawah ini. Gambar 52. Pemilihan pandangan utama Pandangan/gambar di atas belum dapat memberikan informasiyang jelas. Oleh karena itu dalam memilih pandangan yang disajikanharus dapat mewakili bentuk benda (lihat gambar 53). Gambar 53adalah benda yang mempunyai pandangan atas dan pandangandepan yang sama seperti gambar 52 di atas. Gambar 53. Pandangan utama Dari gambar piktorial (gambar 53) di atas, yang dapatmemberikafi informasi bentuk secara tepat dalam hentuk gambarpandangan adalah pandangan depan dengan pandangan sarnpingnya(lihat gambar 54). Gambar 54. Penentuan pandangan depan90
Sebaliknya dua pandangan depan dan samping belum tentudapat memberikan informasi yang maksimum (lihat gambar 55berikut). Gambar 55. Penggunaan dua pandangan Dengan dua pandangan di atas, belum cukup memberikaninformasi bentuk secara cepat dan tepat. OIeh karena itu, perlu satupandangan lagi untuk kejelasan gambar tersehut: yaitu pandanganatas.Gambar 56. Penggunaan tiga pandangan 91
Setelah dilengkapi dengan pandangan atasnya, barulah kitamendapatkan informasj bentuk yang lengkap dari gambar 56. Gambar 57. Bentuk benda dari hasil pandangan3.10 Gambar Potongan Untuk memberikan inforamsi yang lengkap dan gambar yangberongga atau berlubang perlu menampilkan gambar dengan teknik -menggambar yang tepat. Kadang-kadang gambar tampak lebih rumitkaren adanya garis-garis gambar yang tidak kelihatan. Oleh karena itugaris-garis gores yang akan menimbulkan salah pengertian (salahinformasi) perlu dihindari, yaitu dengan menunjukkan ambar potongan/irisan.3.10.1 Fungsi Gambar Potongan/Irisan Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskanbagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan, rnisalnya daribenda yang dibor (baik yang dibor tembus maupun dibor tidak tembus)lubang-lubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumahkatup, dan rongga-rongga pada blok mesin. Bentuk rongga tersebutperlu dilengkapi dengan penjelasan gambar potongan agar dapatmemberikan ukuran atau informasi yang jelas dan tegas, sehinggaterhindar dan kesalah pahaman membaca gambar.3.10.2 Bentuk Potongan/Irisan Gambar potongan atau irisan dapat dijelaskan denganmenggunakan pemisalan benda yang dipotong dengan gergaji (lihatgambar 4.46 berikut).92
Gambar 58a dan gambar 58b Gambar 58c.Keterangan:Gambar 58b. Memperlihatkan gambar lengkap dengan garis goresGambar 58a. sebagai batas-batas garis yang tidak kelihatan. Dengan adanya garis-garis tersebut gambar kelihatan agak rumit. Memperlihatkan gambar yang kurang jelas. Dalam hal ini kita tidak bisa memastikan apakah lubang tersebut merupakan lubang tembus atau tidak tembus, mempunyai lubang yang bertingkat atau rata. Sehingga setiap orang akan menafsirkan bentuk lubang yang berbeda, yang menyebabkan informasi kurang jelas. 93
Gambar 58c. Oleh karena gambar 58a dan gambar 58c menimbulkan keraguan dalam pembacaannya, maka gambar dapat dijelaskan dengan menggunakan pemisalan bahwa benda tersehut dipotong--dengan gergaji, sehingga bentuk rongga di dalamnya dapat terlihat dengan jelas dan tidak menimbulkan keraguan lagi dalam menentukan bentuk di bagian dalamnya. Dengan gambar potongan atau irisan, seperti pada gambar58c di atas, diperoleh ketegasan atau kejelasan tentang bentuk danrongga sebelah dalam, sehingga informasi yang diberikan olehgambar dapat efisien. Gambar potongan atau irisan harus diasirsesuai dengan batas garis pemotongannya.3.10.3 Tanda Pemotongan Untuk menjelaskan gambar yang dipotong, perlu adanya tandapemotongan yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan-aturanmenggambar teknik.Tanda pemotongan ini terdiri atas:a. Tanda pemotongan dengan garis sumbu dan kedua ujungnya di tebalkan (lihat gambar 59a).b. Tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas (lihat gambar 50c).c. Tanda pemotongan dengan garis tipis berzigzag (lihat gambar 60d). (a) (b) Gambar 59. Tanda pemotongan94
(d) (c) (d) Gambar 60. Tanda pemotongan dengan gelombang dan zigzag3.10.4. Menempatkan Gambar Penampang/Potongan Untuk menempatkan gambar penampang atau gambarpotongan, kita perlu memperhatikan penempatan gambar potongantersebut sesuai dengan proyeksi yang akan kita gunakan, apakahproyeksi di kuadran I (Eropa) atau proyeksi di kuadran III (Amerika).Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 61. 95
Gambar 61. Penempatan gambar potongan96
Jika proyeksi yang digunakan adaiah proyeksi Arnerika, makagambar penampang potongannya diletakkan/berada di belakang arahanak panahnya. Jika proyeksi yang digunakan proyeksi Eropa makapenempatan gambar potongnya berada di depan arah anak panahnya. Selain ditempatkan sesuai dengan proyeksi yang digunakan,penampang potong dapat juga diputar ditempat (penampang putar)seperti tampak pada gambar 62a, atau dengan dipotong dan diputarkemudian dipindahkan ketempat lain segaris dengan sumbunyaseperti tampak pada gambar 62b. Gambar 62a. Penempatan potongan dengan diputar Gambar 62b. Penempatan potongan dengan diputar dan dipindah3.10.5 Benda-benda Yang Tidak Boleh Dipotong Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu benda-bendapejal, misal : poros pejal, jari-jari pejal dan semacamnya (lihat gambar63a). benda-benda tipis, misal: pelat-pelat penguat pada dudukanporos dan pelat penguat pada flens (lihat gambar 63b). Bagian-bagianyang tidak boleh dipotong tersebut yaitu bagian-bagian yang tidakdiarsir. 97
Gambar 63a. Potongan jari-jari pejal Gambar 63b. Potongan dudukan poros98
3.10.6 Jenis-jenis Gambar Potongan Jenis-jenis garnhar potongan/ irisan terdiri atas :• Gambar potongan penuh• Garnbar potongan separuh• Gambar potongan sebagian/setempat atau lokal• Gambar potongan putar• Gambar potongan bercabang atau meloncat1. Gambar Potongan Penuh Perhatikan contoh gambar potongan penuh pada garnbar 64 berikut : Gambar 64. Potongan penuh 99
2. Gambar Potongan Separuh Perhatikan contoh gambar potongan pada gambar 65 berikut : Gambar 65. Potongan separuh3. Gambar Potongan Sebagian Gambar potongan sebagian disebut juga potongan lokal atau potongan setempat (lihat contoh gambar 66). Gambar 66. Potongan sebagian4. Gambar Potongan Putar Gambar potongan putar dapat diputar setempat seperti tampak pada gambar 62aatau dapat juga penempatan potongannya seperti pada gambar 62b.100
Gambar 67. Potongan putar5. Gambar Potongan Bercabang atau Meloncat Perhatikan contoh gambar 68 berikut. Gambar 68. Potongan bercabang atau meloncat 101
3.11 Garis Arsiran Untuk membedakan gambar proyeksi yang dipotong dengangambar pandanagn, maka gambar potongan/ irisan perlu diarsir. Arsiryaitu garis-garis miring tipis yang dibatasi oleh garis-garis bataspemotongan. Lihat gambar 69 di bawah. Gambar 69. Contoh penggunaan arsiran3.11.1 Macam-macam Arsiran Hal-hal yang perlu diperhatikan pada gambar yang diarsirantara lain:1. sudut dan ketebalàn garis arsiran2. bidang atau pengarsiran pada bidang yang luas3. pengarsiran bidang yang berdampingan4. pengarsiran benda-benda tipis5. peletakan angka ukuran pada gambar yang diarsir6. macam -macam garis arsiran yang disesuaikan dengan bendanya.1. Sudut dan Ketebalan Garis Arsiran Sudut arsiran yang dibuat adalah 450 terhadap garis sumbuutamanya, atau 450 terhadap garis batas gambar, sedangkanketebalan arsiran digunakan garis tipis dengan perbandinganketebalan sebagai berikut (lihat tabel 3). Tabel 3. Macam-macam ketebalan garis MACAM GARIS KETEBALAN GARIS (mm) Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5 Garis ukur/bantu 0,7 0,5 0,35 Garis tipis/arsir 0,5 0,35 0,25 Dari tabel di atas kita dapat menentukan ketebalan garisarsiran yang disesuaikan dengan garis gambarnya. Jika garistepi/gambar mempunyai ketebalan 0,5 mm maka garis-garis arsirnyadibuat setebal 0,25 mm. Sudut dan ketebalan garis arsiran dapatdilihat pada gambar berikut.102
Gambar 70. Sudut ketebalan garis arsiran3.11.2 Penggarisan Pada Bidang Yang Luas dan Bidang berdampingan Untuk potongan benda yang luas, arsiran pada bidangpotongnya dilaksanakan pada garis tepi garis-garis batasnya (lihatgambar 71). Untuk pemotongan meloncat atau pemotongan bercabang, adabidang-bidang potong yang berdampingan, maka batas-batas bidangyang berdampingan tersebut harus dibatasi oleh garis gores bertitik(sumbu) dan pengarsirannya harus turun atau naik dan ujung arsiranyang lainnya (lihat gambar 71). Gambar 71. Arsiran pada bidang luas dan bidang berdampingan3.11.3 Pengarsiran Benda-benda Tipis Untuk gambar potongan benda-benda tipis atau profil-profiltipis maka pengarsirannya dibuat dengan cara dilabur (lihat gambar72). 103
Gambar 72. Arsiran benda tipis3.11.4 Angka Ukuran dan Arsiran Jika angka ukuran terletak pada arsiran (karena tidak dapatdihindari), maka angka ukurannya jangan diarsir (lihat gambar 73). Gambar 73. Angka ukuran dan arsiran3.11.5 Macam-macam Arsiran Perhatikan gambar 74. ab cd104
ef gh Gambar 74. Macam-macam arsiranKeterangan:a = Besi tuangb = Aluminium dan panduannyac = Baja dan baja istimewad = Besi tuang yang dapat ditempae = Baja cairf = Logam putihg = Paduan tembaga tuangh = Seng, air raksa3.12 Ukuran Pada Gambar Kerja Sesuai dengan standar ISO (ISO/DIS) 128, telah ditetapkanbahwa gambar proyeksi di Kuadran I dan gambar proyeksi di KuadranIII dapat digunakan sebagai gambar kerja, dengan ketentuan keduamacam proyeksi tersebut tidak boleh dilakukan/dipakai secarabersama-sarna dalam satu gambar kerja. Gambar kerja adalah gambar pandangan-pandangan,potongan/irisan dengan memperhatikan kaidah-kaidah proyeksi, baikproyeksi di kuadran I (Eropa) maupun proyeksi di kuadran III(Amerika). Gambar kerja harus memberikan informasi bentuk bendasecara lengkap. OIeh karena itu, ukuran pada gambar kerja harusdicantumkan secara Iengkap.3.12.1 Ketentuan-ketentuan Dasar Pencatuman Ukuran Agar tidak menimbulkan keraguan di dalam membaca gambar,maka pada gambar kerja harus dicantumkan ukuran dengan aturan-aturan menggambar yang telah ditetapkan, ketentuan-ketentuantersebut meliputi ketentuan: 105
• Menarik garis ukur dan garis bantu• Menggambar anak panah• Menetapkan jarak antara garis ukur• Menetapkan angka ukuran1. Menarik Garis ukur dan Garis Bantu Garis ukur dan garis bantu dibuat dengan garis tipisperbandingan ketebalan antara garis gambar dan garis ukur/bantulihat tabel 4.Tabel 4. Perbandingan ketebalan garis bantu dengan garis gambar MACAM GARIS UKURAN (mm)Garis gambar/tepiGaris ukur/bantu 1 0,7 0,5 0,5 0,35 0,25Contoh:Perhatikan gambar 75 berikut. Gambar 75. Cara penarikan garis dan ketebalanya2. Menetapkan Jarak antara Garis Ukur Jika garis ukur terdiri atas garis-garis ukur yang sejajar, makajarak antara garis ukur yang satu dengan garis ukur Iainnya harussarna. Selain itu perlu diperhatikan pula ganis ukur jangan sampaiberpotongan dengan ganis bantu, kecuali terpaksa. Garis gambartidak boleh digunakan sebagai garis ukur. Garis sumbu boleh106
digunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh digunakan langsungsebagai garis ukur. Untuk menempatkan garis ukur yang sejajar, ukuran terkecilditempatkan pada bagian dalam dan ukuran besar ditempatkan dibagian luar. Hal mi untuk rnenghindari perpotongan antara garis ukurdan garis bantu. Jika terdapat perpotongan garis bantu dengan garisukur, garis bantunya diperpanjang 1 mm dan ujung anak panahnya. Garis ukur pada umurnnya tegak lurus terhadap garisbantunya, tetapi pada keadaan tertentu garis bantu boleh dibuat miringsejajar/paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 76. Jarak antara garis ukurKeterangan:1. Garis ukur yang sejajar2. Garis bantu yang berpotongan (tidak dapat dihindarkan)3. Garis sumbu yang digunakan secara tidak langsung sebagai garis bantu4. Garis ukur yang terkecil (ditempatkan di dalam)5. Garis ukur tambahan (pelengkap)6. Perpanjangan garis bantu dilebihkan ± 1 mm dan garis ukurnya/ujung anak panahnya 107
7. Penempatan ganis ukur yang sempit8. Garis bantu yang paralel (jika diperlukan)3.13 Penulisan Angka Ukuran Penulisan angka ukuran ditempatkan di tengah-tengah bagiaratas garis ukurnya, atau di tengah-tengah sebelah kiri ganis ukurnya.Untuk kertas gambar berukuran kecil maka penulisan angka ukuranpada garis ukur harus tegak, kertas gambarnya dapat diputar kekanan, sehingga penulisan dan pernbacaannya tidak terhalik. Angkaukuran harus dapat dibaca dari bawah atau dari sisi kanan ganisukurnya. (lihat gambar 77). Gambar 77. Penulisan angka ukuran Jika kertas gambar diputar ke kiri, akan menghasilkan angkaukuran yang terbalik. Ukuran (c) pada gambar di atas adalahpenulisan angka ukuran yang terbalik.108
3.13.1 Klasifikasi Pencatuman Ukuran Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi, kualitas, atau pengerjaan yang khusus. Oleh karenaitu pencatuman ukuran diklasifikasikan menjadi:• Pengukuran dengan dimensi fungsional• Pengukuran dengan dirnensi nonfungsional• Pengukuran dengan dimensi tambahan• Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan• Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus• Pengukuran dengan kesimetrian1. Pengukuran dengan dimensi fungsional, nonfungsional dan ukuran tambahan Jika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yangdirakit), maka ukuran bagian yang satu dengan Iainnya.mempunyaifungsi yang sama, sehingga satu sama lain mempunyai ukuran yangberpasangan dan pencatuman ukurannya sebagai fungsi yangberpasangan. Jika benda kerja yang di gambar berdiri sendiri, tetapidalam sistem pengeijaannya terhadap, maka digambar sesuai denganukurannya dan pencaturnan ukurannya sebagai fungsi pengerjaan. Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukurannonfungsional. Untuk melengkapi ukuran, dalam hal ini supaya tidakmenimbulkan kekacauan dalam membaca gambar terutama dalarnjurnlah ukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi denganukuran tambahan. Ukuran tambahan ini harus ditempatkan di antaradua kurung atau di dalam kurung (lihat gambar 78 berikut). 109
Gambar 78. Ukuran tambahanKeterangan:F = dimensi fungsionalNJF = dirnensi nonfungsionalH = dimensi tambahan2. Pengukuran Ketirusan Untuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentukmiring, ukuran kemiringannya dicantumkan dengan harga tangensudutnya. Gambar 79. Pengukuran ketirusan3. Penunjukan Ukuran pada bagian yang dikerjakan khusus Untuk memberikan keterangan gambar pada benda-bendayang dikerjakan khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu ataudihaluskan dengan ampelas halus, maka pada bagian yang dikerjakankhusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik (lihat gambar 80).110
Gambar 80. Penunjukan ukuran pengerjaan khusus4. Pemberian ukuran pada bagian-bagian yang simetris. Untuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambarsimetris, jarak antara tepi dan sumbu simetrisnya tidak dicanturnkan(lihat gambar 81). Gambar 81. Penunjukan ukuran pada bagian yang simetris3.13.2 Pencatuman Simbol-simbol Ukuran Untuk benda-benda dengan bentuk tertentu, ukurannyadicantumkan disertai simbol bentuknya: misal benda-benda yangberbentuk silinder, bujur sangkar, bola dan pingulan (Chamfer). Lihatgambar 82 berIkut. 111
Gambar 82. Pencantuman simbol-simbol ukuranKeterangan:50 = Diameter bola dengan ukuran 32 mmSR 16 = Jari-jari bola dengan ukuran 16 mmC3 = Chamfer atau pinggulan dengan ukuran 3 x 45023 = Simbol ukuran silinder, dengan ukuran 23 mm34 = Simbol ukuran bujur sangkar, dengan ukuran sisinya 34 mm120 = Simbol ukuran tidak menurut skala yang sehenarnyaM12 = Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir metris dan diameter luarnya 12 mm2 = (Silang/cros clengan garis tipis) ; simbol bidang rataI = (Strip titik tebal) ; simbol bagian yang dikerjakan khusus112
a. Penunjukan ukuran jari-jari Untuk rnenunjukkan ukuran jari-jari, dapat digambarkandengan garis ukur dimulai dan titik pusat sampai busur Iingkararmya.Sebagai simbol dari jari-jari tersebut, diberi tanda huruf “R” (lihatgambar 83 berikut). Gambar 83. Pengukuran jari-jari Gambar 84. Penempatan anak panah dan ukuran di dalam lingkaran Gambar 85. Penempatan anak panah dan ukuran di luar lingkaran 113
3.14 Pengukuran Ketebalan Pengukuran benda-benda tipis, seperti pengukuran pada pelatukuran tebalnya dapat dilengkapi dengan simbol “t” sebagai singkatandan “thicknees” yang secara kebetulan artinya tebal (juga berhurufawal “t”). Penunjukan ukurannya lihat gambar 86 berikut : Gambar 86. Penunjukan ukuran3.14.1 Jenis-jenis Penulisan Ukuran Penulisan ukuran pada gambar kerja, menurut jenisnya terdiriatas;• Ukuran berantai• Ukuran paralel (sejajar)• Ukuran kombinasi• Ukuran berimpit• Ukuran koordinat• Ukuran yang berjarak sama• Ukuran terhadap bidang referensi1. Ukuran berantai Percantuman ukuran secara berantai ini ada kelebihan darikekurangannya. Kelebihannya adalah mempercepat pembuatangambar kerja, sedangkan kekurangannya adalah dapatmengumpulkan toleransi yang semakin besar, sehingga pekerjaantidak teliti. Oleh karena itu pencantuman ukuran secara berantai inipada umumnya dilakukan pada pekerjaan-pckerjaan yang tidakmernerlukan ketelitian yang tinggi. Lihat gambar 87. Gambar 87. Ukuran berantai114
2. Ukuran paralel (sejajar) Gambar 88. Ukuran sejajar3. Ukuran kombinasi Gambar 89. Ukuran kombinasi4. Ukuran berimpit Ukuran berimpit yaitu pengukuran dengan garis-garis ukuryang ditumpangkan (berimpit) satu sama lain. Ukuran berimpit inidapat dibuat jika tidak menimbulkan kesalah pahaman dalammembaca gambarnya (lihat gambar 90). 115
Gambar 90. Ukuran berimpit Pada pengukuran berimpit ini, titik pangkal sebagai batasukuran/patokan ukuran (bidang referensi)nya harus dibuat lingkaran,dan angka ukurannya harus diletakkan dekat anak panah sesuaidengan penunjukan ukurannya.5. Pengukuran terhadap bidang ‘referensi Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakansebagai jatokan pengukur Contoh : pengukuran benda kerja bubutanterhadap bidang datar/rata (lihat gambar 91).116
Gambar 91. Pengukuran berimpit6. Perigukuran koordinat Jika pengukuran berimpit dilakukan dengan dua arah, yaitupenunjukan ukuran ke arah sumbu x dan penunjukan ukurah ke arahsumbu y dengan bidang referensinya di 0, maka akan didapatpengukuran “koordinat” (lihat gambar 92). 117
Gambar 92. Pengukuran koordinat7. Pengukuran yang berjarak sama Untuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama,penunjukan ukurannya dapat dilaksanakan sebagai berikut (lihatgambar 93). Gambar 93. Pengukuran berjarak sama118
Untuk rnenghindarkan kesalahan/keraguan didalam membacagambarnya, dapat dituliskan dalah satu ukurannya (lihat gambar 94). Gambar 94. Pengukuran berjarak sama8. Pengukuran alur pasak Jika kita memberikan ukuran diameter padapenampang/potongan yang beralur pasak, misalnya pada kopling,roda gigi, atau alur pasak pada puli, maka penunjukan ukurandiameternya seperti tampak pada gambar 95. Gambar 95. Pengukuran alur pasak9. Pengukuran pada lubang Untuk memberikan ukuran pada lubang yang berjarak sama,dapat dilakukan seperti tampak pada gambar 96 berikut. 119
Gambar 96. Pengukuran pada lubang10. Pengukuran profil Untuk memberikan ukuran pada profil-profil yang telahdistandar, dapat dilakukan seperti tampak pada garnhar 97 berikut. Gambar 97. Pengukuran profil120
11. Cara membuat gambar mur dan baut, serta pengukurannya.Gambar 98. Pembuatan gambar murGambar 99. Pengukuran mur 121
Gambar 100. Pembuatan gambar baut Gambar 101. Pembuatan gambar mur dan baut122
3.15 Toleransi3.15.1 Definisi Toleransi merupakan batas-batas ukuran yang masih diijinkanuntuk keperluan suatu perakitan agar bisa berjalan sesuai dengankeinginan. Penulisan toleransi sangat diperlukan mengingat pada saatgambar dikerjakan dengan mesin akan ada penyimpangan. Hal inikarena pada umumnya mesin yang digunakan cenderung memilikibeberapa kelemahan, antara lain: a) penyetelan mesin perkakas yangtidak bisa sempurna, b) adanya keausan alat potong/pahat, d) adanyaperubahan temperatur benda kerja saat pengerjaan, dan e) besarnyagaya pemotongan. Gambar 102. Batas atas dan batas bawah toleransi Toleransi pada komponen yang akan dirakit harus memilikisyarat-syarat perpaduan tertentu agar komponen dapat bekerjaoptimal. Ada berbagai macam jenis ukuran dalam sistim toleransi,antyara lain: ukuran nominal (N), ukuiran aktual (I), penyimopanganatas (U), penyimpangan bawah (L), toleransi (IT), garis dasar,Keleonggaran (clearence), kesesakan (interference), dan suaianGambar 103. berbagai macam ukuran dan penyimpangan 123
3.15.2 Penulisan toleransi Penulisan toleransi pada gambar mesin merupakan informasipenting agar ada persamaan persepsi dalam membaca gambar. Adabeberapa macam teknik penulisan toleransi suaian danpemyimpangan, antara lain:a) Toleransi suaian ISO 30F7 Gambar 104. Penulisan suaian standar ISOb) Toleransi suaian dengan lambang dan nilai penyimpangan Gambar 105. Penulisan toleransi suaian dan nilai penyampanganc) Toleransi dan nilai penyimpangan Gambar 106. Penulisan toleransi dan nilai penyimpangand) Toleransi dan nilai penyimpangan nol Gambar 107. Penulisan toleransi dan nilai penyimpangan nole) Toleransi simetris Gambar 108. Penulisan toleransi simetris124
f) Batas-batas ukuran Gambar 109. Penulisan batas -batas ukurang) Batas ukuran dalam satu arah Gambar 110. Penulisan batas -batas ukuran dalam satu arah Toleransi pada gambar susunan terdiri dari toleransi pada susunan poros danlubang serta toleransi pada ukuran sudut yang dapat dituliskan sebsagai berikut:Gambar 111. jenis -jenis penulisan toleransi pada gambar susunan 125
Gambar 112. Jenis -jenis penulisan toleransi pada ukuran sudut3.15.3 Cara Penulisan Toleransi Ukuran/Dimensi Toleransi dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentusesuai dengan standar yang diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisadituliskan dengan beberapa cara:1. Ditulis menggunakan ukuran dasar dan penyimpangan yang diijinkan Gambar 113. Penulisan ukuran dan toleransi pada gambar kerja.2. Satuan ToleransiSatuan toleransi merupakan bilangan konstan dengan satuan (unit) m yang besarnya tergantungpada batas-batas daerah ukuran nominal Dalam sistem ISO telah ditetapkan 20 kelas toleransi (gradesof tolerance) yang dinamakan toleransi standar yaitu mulai dari IT 01,IT 0, IT 1 sampai dengan IT 18. Untuk kualitas 5 sampai 16 harga daritoleransi standar dapat dihitung dengan menggunakan satuantoleransi i (tolerance unit), yaitu : i 0,453 D 0,001D Harga I tersebut untuk daerah ukuran nominal = 500.Sedangkan untuk daerah ukuran nominal = 500, maka harga i adalah:126
i 0,453 D 0,001DDi mana : i = satuan toleransi (dalam Pm) D=Rata-rata geometrik batas-batas ukuran nominal ( mm). D D1.D23.15.3 Penandaan Kualitas permukaan Kualitas permukaan benda yang akan dikerjakan dengan mesin akanditandai dengan simbol sebagai berikut:Dimana: a = Harga/tingkat kekasaran b = Jenis Pengerjaan c = ukuran lebih (allowance) d = serat alur/serat pengerjaan potongContoh:Benda berikut akan dikerjakan dengan mesin misalnya mesinbubut, mesin gerinda atau lainnya dengan kualitas kekasaranN7 (kekasaran tertinggi), dan akhirnya dicrom dengan tingkatkekasaran N5. Agar dapat dipahami oleh operator mesin, makabenda tersebut harus diberi simbol sebagai berikut: 127
Gambar 114. Penandaan Kualitas Permukaan3.16 Suaian3.16.1 Jenis-jenis suaian Suaian merupakan hubungan yang dihasilkan oleh pasanganporos dan lubang yang memiliki perbedaan ukuran/dimensi.Perbedaan ukuran tersebut dapat menimbulkan beberapakemungkinan, antara lain: longgor, sesak, atau pas Gambar 115. kelonggaran dan kesesakan antara poros dan lubangSuaian (fit) memiliki tiga kategori, antara lain :1. Suaian Longgar (Clearance Fit), yaitu selalu menghasilkan kelonggaran), daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.128
Gambar 116. Suaian Longgar2. Suaian paksa (Interference Fit), yaitu suaian yang akan menghasilkan kerapatan, daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah toleransi poros. Gambar 117. Suaian paksa3. Suaian transisi (Transition Fit), yaitu suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan, daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros yang saling menutupi. Gambar 118. Suaian tramsisi Beberapa suaian yang terjadi di luar suaian tersebut di atasbisa terjadi, terutama di daerah suaian paksa dan longgar yangmungkin masih terjadi beberapa pasangan dari longgar (LooseRunning) sampai paksa (force). Beberapa contoh suaianmenggunakan basis lubang yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 129
Tabel . Suaian (limits and fits) menggunakan basis lubang. Deskripsi Lubang Poros(Description)Loose Running H11 c11Free Running H9 d9Loose Running H11 c11Easy Running - Good H8 f8quality easy to do-Sliding H7 g6Close Clearance - H8 f7Spigots and locationsLocation/Clearance H7 h6 H7 k6Location- slightinterferenceLocation/Transition H7 n6Location/Interference- H7 p6Press fit which can beseparatedMedium Drive H7 s6Force H7 u64. Rangkuman1. Alat-alat gambar yang sering digunakan dalam menggambar teknik adalah kertas gambar, pensil gambar, rapido, penggaris, jangka, penghapus, alat pelindung penghapus, busur derajat, sablon huruf dan angka, mal lengkung, mal bentuk, meja gambar dan mesin gambarnya.2. Macam-macam proyeksi adalah: a. Proyeksi piktorial130
Gambar 119. Proyeksi piktorialb. Proyeksi IsometrisGambar 120. Proyeksi isometris 131
c. Proyeksi demetris Gambar 121. Proyeksi dimetris d. Proyeksi miring Gambar 122. Proyeksi miring132
3. Gambar potongan Gambar 123. Potongan A-AGambar 124. Potongan B-B 133
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260