Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 02 Kelainan Tempat Kehamilan

Bab 02 Kelainan Tempat Kehamilan

Published by haryahutamas, 2016-08-25 18:49:20

Description: Bab 02 Kelainan Tempat Kehamilan

Search

Read the Text Version

2 Kelainan Tempat Kehamilan Firman F. WirakusumahKEHAMILAN EKTOPIKKehamilan secara n o r m a l akan berada di k a v u m uteri. Kehamilan ektopik ialahkehamilan di tempat yang luar biasa. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim, misalnya dalam tuba, ovari-u m , atau rongga perut. A k a n tetapi, dapat juga terjadi di dalam rahim di tempatyang luar biasa, misalnya dalam serviks, pars interstisialis tuba, atau dalamtanduk rudimenter rahim. Kebanyakan kehamilan ektopik terjadi di dalamtuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1di antara 150 persalinan (Amerika). A n g k akejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut: 1. Meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular Sek- sual (PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba. Terjadi salpingitis, ter- utama radang endosalping yang mengakibatkan menyempitnya lumen tuba dan berkurangnya silia mukosa tuba karena infeksi yang m e m u - dahkan terjadinya implantasi zigot di dalam tuba. 2. A d h e s i peritubal y a n g terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau en- dometriosis. Tuba dapat tertekuk atau lumen menyempit. 3. Pernah menderita k e h a m i l a n ektopik sebelumnya. M e n i n g k a t n y a risiko ini kemungkinan karena salpingitis yang terjadi sebelumnya. 4. M e n i n g k a t n y a p e n g g u n a a n kontrasepsi u n t u k m e n c e g a h k e h a m i l a n , se-^ perti A K D R dan KB suntik derivat progestin. 5. Operasi m e m p e r b a i k i patensi tuba, kegagalan sterilisasi, d a n m e n i n g - katkan kejadian kehamilan ektopik. 16

Kelainan Tempat KehamilanG A M B A R 2.1 T e m p a t - t e m p a t n i d a s i o v u m .Sumber: de Gruyter Praktische Geburtshilfe: Edisi 14. Borkhi. Hai 468.6. A b o r t u s p r o v o k a t u s dengan infeksi. M a k i n sering t i n d a k a n abortus p r o - vokatus m a k i n tinggi kemungkinan terjadi salpingitis.7. Fertilitas y a n g terjadi oleh obat-obatan p e m a c u ovulasi, fertilisasi i n vitro.8. T u m o r y a n g m e n g u b a h bentuk tuba ( m i o m a uteri d a n t u m o r adneksa).9. T e k n i k diagnosis lebih baik dari masa lalu sehingga dapat mendeteksi dini kehamilan ektopik.KEHAMILAN TUBAPatogenesis dalam ampula tuba dalam ismus tuba (atau isthmus)Menurut tempat nidasi maka terjadilah : dalam pars interstisialis tuba Kehamilan ampula Kehamilan ismus (atau isthmus) - Kehamilan interstisial Kadang-kadang nidasi terjadi d ifimbria. Dari bentuk d iatas secara se-kunder dapat terjadi kehamilan tuba abdominal, tuba ovarial, atau kehamilandalam ligamentum latum. Kehamilan paling sering terjadi di dalam ampulatuba. Implantasi telur dapat bersifat kolumnar ialah implantasi pada puncaklipatan selaput tuba dan telur terletak dalam lipatan selaput lendir. Bila keha-milan pecah, akan pecah ke dalam l u m e n tuba (abortus tubcr). Telur dapat pula menembus epitel dan berimplantasi interkolumnar, ter-letak dalam lipatan selaput lendir, yaitu telur masuk ke dalam lapisan otot tubakarena tuba tidak m e m p u n y a i desidua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsiakan masuk rongga peritoneum (ruptur tuba). W a l a u p u n kehamilan terjadi diluar rahim, rahim membesar juga karena hipertrofi dari otot-ototnya, yang di-sebabkan pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan trofoblas; begitu pulaendometriumnya berubah menjadi desidua vera.

Obstetri PatologiG A M B A R 2.2 Kehamilan dalam tanduk rudimeter.Sumber: de Gruyter Praktischt Geburtshilfe: Edisi 14, Borkhi, Hal, 468, Menurut Arias-Stella perubahan histologis pada endometrium cukup khasuntuk membantu diagnosis. Setelah janin mati, desidua ini mengalami dege-nerasi dan dikeluarkan sepotong demi sepotong. Akan tetapi, kadang-kadanglahir secara keseluruhan sehingga merupakan cetakan dari kavum uteri (deci-dual cast). Pelepasan desidua ini disertai dengan perdarahan dan kejadian ini me-nerangkan gejala perdarahan per vaginam pada kehamilan ektopik yang ter-ganggu.PERKEMBANGAN KEHAMILAN TUBAKehamilan tuba tidak dapat mencapai cukup bulan, biasanya berakhir padaminggu ke-6-12, yang paling sering antara minggu ke-6-8. Berakhirnya kehamilan tuba ada 2 cara, yaitu: abortus tuba dan ruptur tuba.Abortus tubaOleh karena telur bertambah besar menembus endosalping (selaput lendirtuba), masuk ke lumen tuba dan dikeluarkan ke arah infundibulum. Hal initerutama terjadi kalau telur berimplantslsi di daerah ampula tuba. Di sini biasa-nya telur tertanam kolumnar karena lipatan-lipatan selaput lendir tinggi danbanyak. Lagi pula di sini, rongga tuba agak besar hingga telur mudah tumbuhke arah rongga tuba dan lebih mudah menembus desidua kapsularis yang tipisdari lapisan otot tuba. Abortus tuba kira-kira terjadi antara minggu ke-6-12. Perdarahan yang timbul karena abortus keluar dari ujung tuba dan mengisikavum Douglas, terjadilah hcmatokel retrouterin. Ada kalanya ujung tuba ter-tutup karena perlekatan-perlekatan hingga darah terkumpul di dalam tuba danmenggembungkan tuba, yang disebut hematosalping.

Kelainan Tempat KehamilanG A M B A R 2.3 Darah di dalam kavum Douglas akibat abortus tuba.Rupttir tubaTelur menembus lapisan otot tuba ke arah k a v u m peritoneum. Hal ini terutamaterjadi kalau implantasi telur dalam istmus tuba. Pada peristiwa ini,lipatan-lipatan selaput lendir tidak seberapa, jadi besarkemungkinan implantasi interkolumnar. Trofoblas cepat sampai k e lapisanotot tuba dan kemungkinan pertumbuhan ke arah rongga tuba kecil karenarongga tuba sempit. Oleh karena itu, telur menembus dinding tuba ke arahrongga perut atau peritoneum. Ruptur pada istmus tuba terjadi sebelum minggu ke-I 2 karena dinding tubadi sini tipis, tetapi ruptur pada pars interstisialis terjadi lambat kadang-kadangb a r u p a d a b u l a n ke-4 k a r e n a d i sini lapisan otot tebal. R u p t u r b i s a t e r j a d i s p o n t a n a t a u violent, m i s a l n y a k a r e n a p e r i k s a d a l a m ,defekasi, atau koitus. Biasanya terjadi k edalam k a v u m peritoneum, tetapikadang-kadang ke dalam ligamentum latum kalau implantasinya pada din-ding bawah tube. Pada ruptur tuba seluruh telur dapat melalui robekan dan masuk ke dalamk a v u m peritoneum, telur yang keluar dari tuba itu sudah mati. Bila hanya janin yang melalui robekan dan plasenta tetap melekat padadasarnya, kehamilan dapat berlangsung terus dan berkembang sebagai keha-milan abdominal. Oleh karena pada awalnya merupakan kehamilan tuba danb a r u k e m u d i a n m e n j a d i k e h a m i l a n a b d o m i n a l , k e h a m i l a n i n i d i s e b u t kehamil-an abdominal sekunder. P l a s e n t a n y a k e m u d i a n d a p a t m e l u a s k e d i n d i n g b e l a -kang uterus, ligamentum latum, omentum, dan usus. Jika insersi dari telur pada dinding bawah tuba, ruptur terjadi ke dalamligamentum latum. Kelanjutan dari kejadian ini ialah telur mati dan terben-tuknya hematom di dalam ligamentum latum atau kehamilan berlangsungterus di dalam ligamentum latum.

Obstetri PatologiGAMBAR 2.4 I. Ruptur tuba dengan perdarahan k edalam rongga peritoneum; 2. Rupturtuba dengan perdarahan k edalam ligamentum latum. Kehamilan tuba abdominal ialah kehamilan yang asalnya pada ujung tubadan kemudian t u m b u h ke dalam k a v u m peritoneum. Yang dinamakan kehamilan tuba-ovarial ialah kehamilan yang asalnyaovarial atau tuba, tetapi kemudian kantongnya terjadi dari jaringan tuba m a u -pun ovarium.Gejala-gejalaKehamilan ektopik biasanya baru memberikan gejala-gejala yang jelas dankhas kalau sudah terganggu dan kehamilan ektopik yang masih utuh, gejala-gejalanya sama dengan kehamilan m u d a yang intrauterin. Kalau kita bicara tentang gejala kehamilan ektopik biasanya yang dimak-sud ialah kehamilan ektopik yang terganggu. Kisah yang khas dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanitayang sudah terlambat haidnya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang 20

Kelainan Tempat Kehamilanjelas lebih nyeri sebelah kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya, pasien pusingdan kadang-kadang pingsan, sering keluar sedikit darah per vaginam.Pada pemeriksaan didapatkan seorang wanita yang pucat dan gejala-gejalasyok. Pada palpasi perut ternyata tegang dan pemeriksaan dalam sangat nyeri,terutama kalau serviks digerakkan atau pada perabaan k a v u m Douglas (for-niks posterior); m u n g k i n juga teraba t u m o r yang lunak kenyal.Jadi, gejala-gejala yang terpenting adalah:1 . Nyeri perut—Gejala i n i p a l i n g s e r i n g d i j u m p a i d a n t e r d a p a t p a d a h a m p i rsemua penderita. Nyeri perut dapat unilateral atau bilateral di abdomenbawah. Kadang-kadang terasa sampai daerah abdomen atas.Bila k a v u m abdomen terisi darah lebih dari 500 m l , akan menye-babkan perut tegang, nyeri tekan abdomen, distensi usus, dan kadang-kadang nyeri menjalar kebahu dan leher karena adanya rangsang darahpada diafragma.Nyeri tekan dapat terjadi pada palpasi abdomen ataupun pada pe-riksa dalam, yang kadang-kadang pada periksa dalam ditemukan nyerigoyang, yang didapat dengan cara menggerakkan porsio.2 . Amenore—Walaupun amenore sering dikemukakan dalam anamnesis,kita tidak boleh menarik kesimpulan bahwa kehamilan ektopik tidakm u n g k i n kalau gejala ini tidak ada. Lebih-lebih pada wanita Indonesiayang kurang memperhatikan haidnya, perdarahan patologis yang di-sebabkan oleh kehamilan ektopik tidak jarang dianggap haid biasa.3 . Perdarahan per vaginam—Dengan m a t i n y a t e l u r d e s i d u a y a n g m e n g a l a m idegenerasi d a nnekrosis, selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk per-darahan. Perdarahan ini pada u m u m n y a sedikit, n a m u n perdarahanyang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortusbiasa.4 . Syok karena hipovolemi—Tanda s y o k l e b i h j e l a s b i l a p a s i e n d u d u k , j u g aterdapat oliguri.5 . Pembesaran uterus—Pada k e h a m i l a n e k t o p i k u t e r u s m e m b e s a r j u g a k a -rena pengaruh hormon-hormon kehamilan, tetapi pada u m u m n y a sedi-kit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada kehamilan intrauterinyang sama umurnya.6 . Tumor dalam rongga panggul—Dalam r o n g g a p a n g g u l d a p a t t e r a b a t u m o rlunak kenyal yang disebabkan oleh kumpulan darah d ituba dan seki-tarnya.7 . Perubahan darah—Dapat d i d u g a b a h w a k a d a r h e m o g l o b i n t u r u n p a d akehamilan ektopik terganggu karena perdarahan yang banyak ke dalamrongga perut.A k a n tetapi, kita harus insaf bahwa turunnya H bdisebabkan darahdiencerkan oleh air dari jaringan untuk mempertahankan volume darah.H a l ini m e m e r l u k a n w a k t u 1-2 hari. O l e h karena itu,m u n g k i n pada pe-meriksaan H byang pertama-tama kadar H bbelum seberapa turunnyamaka kesimpulan adanya perdarahan didasarkan atas penurunan k a -dar H bpada pemeriksaan H b yang berturut-turut. Perdarahan juga me-nimbulkan naiknya angka leukosit, yaitu pada perdarahan yang hebat

Obstetri Patoiogi angka leukosit tinggi, sedangkan pada perdarahan sedikit demi sedikit leukosit normal atau hanya naik sedikit.Diagnosis BandingKehamilan ektopik terganggu harus dibedakan dari: 1. Radang alat-alat dalam panggul, terutama salpingitis. 2. Abortus biasa. 3. Perdarahan karena pecahnya kista folikel atau korpus luteum. 4 Kista torsi atau apendisitis. 5. Gastroenteritis. 6. Komplikasi AKDR. Untuk membedakan dengan salpingitis dapat dikemukakan: 1. Pada salpingitis pernah ada serangan nyeri perut sebelumnya. 2. Nyeri bilateral. 3. Demam. 4. Tes kehamilan yang positif menunjuk ke arah kehamilan ektopik, yang negatif tidak ada artinya. Pada abortus biasa, perdarahan lebih banyak dan sering ada pembukaanserta uterus biasanya besar dan lunak. Perdarahan karena pecahnya kista folikel atau korpus luteum tak dapatdibedakan, tetapi bukan merupakan persoalan penting karena harus dioperasijuga. Pada kista torsi ditemukan massa yang lebih jelas, sedangkan pada keha-milan tuba batasnya tidak jelas. Nyeri pada apendisitis sering lokasinya lebihtinggi, yaitu di titik McBurney. Untuk membantu diagnostik dapat dilakukan: 1. Tes kehamilan—Kalau positif maka ada kehamilan. Tes kehamilan yang sensitif adalah cara imunoasai dan Elisa. 2. Douglas punksi (kuldosentesis)—jarum besar yang dihubungkan dengan spuit ditusukkan ke dalam kavum Douglas di tempat kavum Douglas menonjol ke fomiks posterior. Jika terisap darah, ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, yaitu: a. Adanya darah dalam kavum Douglas, yang mengakibatkan terjadi- nya perdarahan dalam rongga perut. b. Tertusuknya vena dan terisapnya darah vena dari daerah tersebut. Oleh karena itu, untuk mengatakan bahwa Douglas punksi positif, artinya adanya perdarahan dalam rongga perut dan darah yang diisap mempunyai sifat berwarna merah tua, tidak membeku setelah diisap, dan biasanya di dalam terdapat gumpalan-gumpalan darah yang kecil. Jika darah kurang tua warnanya dan membeku, darah itu berasal dari vena yang tertusuk. 22

Kelainan Tempat Kehamilan 3 . Ultrasonografi: a. Bila dapat d i l i h a t k a n t o n g k e h a m i l a n i n t r a u t e r i n , k e m u n g k i n a n ke- hamilan ektopik sangat kecil. Kantong kehamilan intrauterin sudah dapat dilihat dengan ultra- sonografi pada kehamilan 5 minggu. Mencari kehamilan ektopik pada kehamilan 5minggu lebih sulit dibandingkan dengan kehami- lan intrauterin. Combined pregnancy, y a i t u t e r j a d i k e h a m i l a n i n t r a u t e r i n , y a n g j u g a terdapat kehamilan ektopik. Kejadian ini kemungkinannya sangat kecil. b. Bila terlihat gerakan j a n t u n g janin d i luar uterus, y a n g m e r u p a k a n bukti pasti kehamilan ektopik. c. M a s s a d i l u a r k a v u m u t e r i b e l u m t e n t u s u a t u m a s s a d a r i k e h a m i l a n ektopik. d. K a v u m uteri kosong dengan kadar j3-hCG d i atas 6.000 m l U / m l ke- m u n g k i n a n adanya kehamilan ektopik sangat besar. Mencari kantong kehamilan d iluar rahim secara ultrasonografi sa- n g a t m e m b a n t u , t e t a p i k a d a n g - k a d a n g s u l i t . S e c a r a e m p i r i s , k a d a r /3- h C G dipakai dengan cara menduga adanya kehamilan ektopik dalam membantu keadaan seperti ini. 4 . Laparoskopi—Sistem o p t i k d a n e l e k t r o n i k d a p a t d i p a k a i u n t u k m e l i h a t organ-organ di panggul. Keuntungan laparoskopi dibanding ultrasonografi adalah laparo- s k o p i d a p a t m e l i h a t k e a d a a n r o n g g a p e l v i s s e c a r a a vue, k e t e p a t a n diagnostik lebih tinggi d a nkerugiannya lebih invasif dibandingkan dengan ultrasonografi. Laparoskopi m a u p u n ultrasonografi akan sangat bergima bila di- lakukan oleh tenaga yang telah mempunyai pengalaman.PrognosisPrognosis baik bila kita dapat m e n e m u k a n kehamilan ektopik secara dini.Keterlambatan diagnosis akan menyebabkan prognosis buruk karena bila per-darahan arterial yang terjadi d i intraabdomen tidak segera ditangani, akanmengakibatkan kematian karena syok hipovolemik. Kehamilan ektopik merupakan penyebab kematian yang penting maka di-agnosis harus dapat ditentukan dengan cepat d a npersediaan darah untuktransfusi harus cukup, begitu pula antibiotik.PengobatanSegera dilakukan operasi, yaitu salpingektomi dengan pemberian transfusidarah. Operasi tidak usah ditangguhkan sampai syok teratasi, asal transfusisudah jalan, operasi dapat dimulai dengan segera. 23

Obstetri PatologiG A M B A R 2.5 S a l p i n g e k t o m i pada k e h a m i l a n t u b a .KEHAMILAN INTERSTISIALImplantasi telur terjadi dalam pars interstisialis tuba. Karena lapisan mipme-trium d isini lebih tebal, ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke-3atau ke-4. Kalau terjadi ruptur, perdarahan hebat karena tempat inibanyak pembuluhdarahnya sehingga dalam w a k t u yang singkat dapat menyebabkan kematian. Terapi: h i s t e r e k t o m i .KEHAMILAN ABDOMINALMenurut kepustakaan, kehamilan abdominal jarang terjadi kira-kira 1di antara1.500 k e h a m i l a n . Kehamilan abdominal ada2macam, yaitu: 1 . Kehamilan abdominal primer—Terjadi b i l a t e l u r d a r i a w a l m e n g a d a k a n implantasi dalam rongga perut. 2 . Kehamilan abdominal sekunder—Berasal d a r i k e h a m i l a n t u b a d a n s e t e l a h ruptur baru menjadi kehamilan abdominal. Kebanyakan kehamilan abdominal adalah kehamilan abdominal sekunder.Biasanya plasenta terdapat d idaerah tuba, permukaan belakang rahim,d a nligamentum latum. Walaupun adakalanya kehamilan abdominal mencapai u m u r cukup bu-lan, halini jarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum cukupbulan (bulan ke-5 atau ke-6) karena pengambilan makanan kurang sempurna. Pada janin dapat tumbuh sampai cukup bulan, prognosis janin kurangbaik, banyak yang mati setelah dilahirkandan kelainan kongenital lebih tinggidibanding kehamilan intrauterin. Nasib janin yang mati d iintraabdominal sebagai berikut: 1. T e r j a d i pemanahan s e h i n g g a k a n t o n g k e h a m i l a n m e n j a d i a b s e s y a n g dapat pecah melalui dinding perut atau ke dalam usus atau kandung 24

Kelainan Tempat KehamilanG A M B A R 2.6 K e h a m i l a n a b d o m i n a lSumber: Cunnmgham. Williams Obstetrics Ed. 20. Appletor) & Lar)ge. / 9 9 5 . Hal. 524. kencing. Dengan nanah keluar bagian-bagian janin seperti tulang-tu- lang, potongan-potongan kulit, dan rambut. 2. Terjadi p e n g a p u r a n (kalsifikasi)—Anak y a n g m a t i m e n g a p u r , m e n j a d i keras karena endapan-endapan garam kapur hingga berubah menjadi a n a k b a t u (lithopedion). 3. Terjadiperlemakan—^Janin berubah menjadi zat k u n i n g seperti m i n y a k kental (adipocere). Kalau kehamilan sampai cukup bulan, akan timbul his, artinya pasienmerasa nyeri dengan teratur seperti pada persalinan biasa. A k a n tetapi, kalaukita periksa dengan teliti, t u m o r yang mengandung anak tidak pernah m e -ngeras (Braxton Hicks). P a d a p e m e r i k s a a n d a l a m t e r n y a t a p e m b u k a a n t i d a k m e n j a d i b e s a r (±1-2jari) dan serviks tidak merata. Kalau kita masukkan jari kedalam k a v u m uteri,akan teraba uterus yang kosong. Oleh karena itu,kalau keadaan ini tidak lekasditolong dengan laparotomi, akan menyebabkan kematian pada anak.Gejala-gejalaKehamilan abdominal biasanya baru didiagnosis kalau kehamilan sudah agaklanjut, antara lain: 1. Segala tanda-tanda kehamilan ada,tetapi pada kehamilan abdominal biasanya pasien lebih menderita karena perangsangan peritoneum, m i - salnya, sering mual, muntah, gembung perut, obstipasi atau diare, dan nyeri perut sering dikeluhkan. 2. Pada k e h a m i l a n a b d o m i n a l sekunder, m u n g k i n pasien pernah m e n g - alami sakit perut yang hebat disertai pusing atau pingsan, yaitu waktu terjadinya ruptur tuba. 25

Obstetri Patologi 3. T u m o r y a n g m e n g a n d u n g anak tidak pernah mengeras (tidak ada k o n - traksi Braxton Hicks). 4. Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu. 5. B u n y i j a n t u n g anak lebih jelas terdengar. 6. Bagian a n a k lebih m u d a h teraba karena h a n y a terpisah o l e h d i n d i n g pemt. 7. D i s a m p i n g t u m o r y a n g m e n g a n d u n g anak, k a d a n g - k a d a n g dapat d i - raba tumor lain, yaitu rahim yang membesar. 8. Pada p e m e r i k s a a n foto rontgen, a b d o m e n atau U S G biasanya t a m p a k kerangka anak yang tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa. 9. Pada foto lateral t a m p a k bagian-bagian janin m e n u t u p i vertebra ibu. 10. A d a n y a sufel vaskular m e d i a l dari spina iliaka. Sufel i n i d i d u g a berasal dari arteri ovarika. 11. Kalau sudah ada his dapat terjadi pembukaan sebesar ± 1jari dan tidak menjadi lebih besar; dan kalau kita masukkan jari kita ke dalam k a v u m uteri, ternyata uterus kosong.DiagnosisUntuk menentukan diagnosis, dilakukan percobaan sebagai berikut: 1. Tes oksitosin—2 unit oksitosin disuntikkan subkutan dan t u m o r yang mengandung anak dipalpasi dengan teliti. Kalau tumor tersebut me- ngeras, kehamilan ituintrauterin. 2. K a l a u . p e m b u k a a n tidak ada, dapat d i l a k u k a n sondasi u n t u k menge- tahui apakah uterus kosong dan selanjutnya dibuat foto rontgen dengan sonde di dalam rahim. 3. Dibuat histerografi dengan m e m a s u k k a n lipiodolke d a l a m k a v u m uteri.TerapiK a l a u diagnosis s u d a h d i t e n t u k a n , k e h a m i l a n a b d o m i n a l harus dioperasi se-cepat m u n g k i n mengingat bahayanya, seperti perdarahan dan ileus. Selain itu, seperti telah diterangkan, prognosis untuk anak kurang baik, jadikurang manfaatnya dalam menunda operasi untuk kepentingan anak, kecualipada keadaan-keadaan yang tertentu, dan yang dituju pada operasi ialah mela-hirkan anak saja, sedangkan plasenta biasanya ditinggalkan. Melepaskan plasenta dari dasarnya pada kehamilan abdominal, m e n i m -bulkan perdarahan yang hebat karena plasenta melekat pada dinding yangtidak kontraktil. Plasenta yang ditinggalkan lambat-laun akan diresorbsi. Mengingat kemungkinan perdarahan yang hebat, persediaan darah haruscukup.KEHAMILAN OVARIALJarang terjadi dan biasanya berakhir dengan ruptur pada hamil muda. Untuk membuat diagnosis kehamilan ovarial,harus dipenuhi beberapa kri-teria Spiegelberg, yaitu: 26

Kelainan Tempat KehamilanG A M B A R 2.7 K e h a m i l a n s e r v i k a lSumber: Curiningham. Williams Obstetrics edisi ke-20. Appleton & Lange. Hal. 646. 1. Tuba pada sisi kehamilan masih tampak utuh. 2. Kantung kehamilan menempati daerah ovarium. 3. O v a r i u m d i h u b u n g k a n dengan uterus oleh l i g a m e n t u m ovarii p r o p r i u m . 4. Histopatologis d i t e m u k a n jaringan o v a r i u m di dalam dinding kantong kehamilan.KEHAMILAN SERVIKSKehamilan serviks jarang sekali terjadi. Nidasi terjadi dalam selaput lendirserviks. Dengan tumbuhnya telur, serviks menggembung. Kehamilan serviks biasanya berakhir pada kehamilan muda karena menim-bulkan perdarahan hebat yang memaksa tindakan operasi. Plasenta sukar dilepakkan dan pelepasan plasenta menimbulkan perdarah-an hebat hingga serviks perlu ditampon atau kalau ini tidak menolong, lakukanhisterektomi.DAFTAR PUSTAKA 1. C u n n i n g h a m FG, MacDonald PC, Grant N F , Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins G D V , C l a r c k SU Williams Obsterics, E d . 2 0 , P r e n t i c e - H a l l I n t e r n a t i o n a l , I n c . U S A . 6dV-634, 1997. 2 . d e G r u y t e r , Praktische Geburtshilfe: E d . 1 4 . B o r k h i . H a l . 4 6 8 . 27


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook