Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 44. AIDS & Lentivirus

Bab 44. AIDS & Lentivirus

Published by haryahutamas, 2016-08-22 10:43:13

Description: Bab 44. AIDS & Lentivirus

Search

Read the Text Version

BABAIDS & LentivirusBerbagai tipe virus imunodefisiensi manusia (human ini menunjukkan sedikit homologi sekuens di antaraimmunodeJiciency virus, HIV) yang berasal dari lentivirus lentivirus, fungsinya tetap terjaga. (Virus felin-keluargaprimata, merupakan agen penyebab AIDS. Penyakit ini kucing-dan mamalia berkuku menyandi lebih sedikit genpertama kali dideskripsikan pada tahun 1981, dan HIV'1 tambahan.) Satu protein replikasi fase dini, yaitu protein Tat,berhasil diisolasi dl akhir tahun 1983. Sejak saat itu, AIDS berperan di dalam \"transaktivasi\"; dalam proses ini, sebuah produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional ger.rtelah menjadi epidemi dunia, meluas jangkauan dan besarnya virus yang lain. Transaktivasi oleh HI\r berjalan sar.rgat efisien dan dapat berperan dalam sifat virulen infeksi HIV. Proteinkarena infeksi HIV telah men,verang beragam populasi dan Rev diperlukan untuk ekspresi protein struktural virus. Revdaerah geograh. Saat ir.ri, jutaan orang telah terinfeksi di memfasilitasi ekspor transkrip virus yang belum tergabung dari nukleus; protein strr,rktr\"rral ditranslasi dari mRNA yangseluruh dunia; sekali terinfeksi, seseorang akan tetap terinfeksi belum tergabung selama fase lanjut repiikasi virus. Proteinseumur hidupnya. Dalam satu dekade, jika dibiarkan saja Nef meningkatkan infektivitas virus, memfasilitasi aktivasi seltanpa ditangani, mayoritas luas individu terinfeksi HIV akanmenderita infeksi oportunistik yang mematikan akibat T yang sedang dalam headaan istirahat, dan mengurangidefisiensi sistem imun karena HIV. AIDS merupakan salahsatu masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di Sifat-sifat Penting Lentivirusseluruh dunia pada awal abad ke-21. Pengembangan terapi (Retrovirus Nononkogen)antiretroviral yang sangat aktif (highly active antiretroviraltherapy, HAART) guna menekan replikasi HIV secara kronis Virion: Sferis, berdiameter 80-100 nm, intinya silindrisdan mencegah AIDS telah n'renjadi pencapaian besar dalamper-ranganan HiV. Genom: RNA beruntai tunggal, linear, bersens positil 9-10 kb, diploid; genomnya lebih kompleks daripada retrovirusSIFAT E-EFTTIVIRAJg onkogen, mengandung hingga enam gen replikasi tambahanSifat-sifat penting lentivirus, sebuah genus dalam famili Protein: Glikoprotein selubung menjalani variasi antigen; enzimRetroviridae, dirangkum dalam Tabel 44-1. reverse transcriptase terkandung di dalam virion; protease diperlukan untuk menghasilkan virus yang infeksiusStruktur & Komposisi Selubung: AdaHIV adalah suatu retrovirus, anggota gents Lentitirus, dan Replikasi: Reverse transcriplose membuat salinan DNA dari RNAmenunjukkan banyak sifat fisikokimiawi tipikal famili tersebut genomik; DNA provirus menjadi cetakan untuk RNA virus.(lihat Bab 43). Karakteristik morfologi HIV yang unik adalah Variabilitas genetik umum dijumpai.nukleoid silindris di dalam virion yang matang (Gambar Pematangan: Partikel bertunas dari membran plasma44-1). Nukleoid berbentuk batang, yang bersifat diagnostik, Sifat unik:terlihat dengan mikrografelektron di dalam partikel ekstrasel Anggotanya bersifat nononkogenik dan dapat bersifat sitosidalyang kebetulan terpotong pada sudut yang tepat. Menginfeksi sel sistem imun Provirus secara permanen tetap terkait dengan sel Genom RNA lentivirus lebih kompleks daripada genom Ekspresi virus terbatas pada beberapa sel in vivoRNA retrovirus transformator (Gambar 44-2). Lentivirus Menyebabkan penyakit kronis yang lambat berkembangmengandung empat gen yang diperlukar.r untuk satu retrovirus Replikasi biasanya spesifik untuk tiap spesies Grup mencakup agen penyebab AIDSyang bereplikasi-gag pro, pol, dan env dan mengikuti polaumum replikasi retrovirus (lihat Bab 43). Terdapat hinggaenam gen tambahan yang mengatur ekspresi virus dan pentingbagi patogenesis penyakit in vivo. Meski gen-gen tambahan 633

634 Bagian Empat .f. Virologi '#; ! ts. \"a !G\" #PF= -4'! '+ei 8.... *:t:*.& *€:+ i:\" 'gFi ;:- .:,\"*1 ,.- .,1 .i *\" :Elt #- .cF,; * q-GAMBAR 44-'l Mikrograf elektron limfosit yang terinfeksi HlV, memperlihatkan akumulasi virus yang baru saja diproduksi di permukaansel dalam jumlah besar (atas, 46.450x, bar = 100 nm); virus yang baru terbentuk bertunas dari membran sitoplasma (kiri bawah,49.O00x,bar = '1 00 nm); dua virion akan segera dilepas dari permukaan sel (kanan bawah, 75.140x, bar = 100 nm).ekspresi CD4 dan MHC kelas I. Gen nef dipeilukan bagi virus virus. Daerah-daerah dengan divergensi terbesar di antaraimunodefisiensi simian (simian immunodefciency virus, SIY)agar menjadi patogen bagi kera. Protein Vpr meningkatkan isolat yang berbeda terletak pada gen env yang menyandi protein selubung virus (Gambar 44-3). Produk SU (gp120)transpor kompleks praintegrasi virus ke dalam nukleus dan dari gen env mengandung ranah-ranah pengikatan yangjuga menghentikan sel dalam fase G2 siklus sel. Protein Vpu bertanggung jawab terhadap pelekatan virus ke koreseptormenyokong degradasi CD4. dan molekul CD4, menentukan tropisme makrofag dan limfosit, serta membawa determinan antigen utama yang Sel-sel mengandung protein inhibitor antivirus intraselyang dinamakan faktor restriksi. Salah satu tipenya adalah mencetuskan antibodi netralisasi. Glikoprotein HIV memilikiAPOBEC3G, suatu cytidine deaminase vang menghambat 5 regio variabel (V) yang berbeda di antara isolat-isolat;replikasi HIV. Protein Vif meningkatkan infektivitas virus dengan regio V3 yang penting dalam netralisasi. produk eny TM (gp4l) mengandung ranah transmembran yang mengikatdengan menekan efek APOBEC3G. Protein inhibitor lainnyaadalah TRIM5a yang berikatan dengan partikel retroviius glikoprotein di selubung virus dan juga ranah fusi yangyang masuk dan merekrutnya menjadi proteasom sebelum memfasilitasi penetrasi virus ke dalam sel target. Divergensiterjadi banyak sintesis DNA virus. Banyak isolat HIV yang berbeda tidaklah identik, tetapi dalam selubung HIV mempersulit upaya untuk menciptakantampaknya termasuk ke dalam satu kelompok virus yang vaksin AIDS yang efektif.terkait erat (1ihat Klasifikasi). Di dalam tubuh orang yangterinfeksi ditemukan populasi heterogen genom virus. Lentivirus adalah virus yang sepenuhnya eksogen; berbedaHeterogenitas ini mencerminkan tingginya angka replikasi dengan retrovirus yang mampu melakukan transformasi,virus dan tingginya angka kesalahan reverse transcriptase genom lentivirus tidak mer.rgandung gen seluler apapun yang tetap dipertahankan (lihat Bab 43). Manusia terinfeksi dengan masuknya virus dari sumber 1uar.

Bab 44 * AIDS & Lentivirus 635 gpl 20 551 Transmembran 862 di permukaan (SU) (TM) qp41 1 Fusi t lkatan CD4 Peptida Ja ng kar transmembran si nyalpM1A7 pC2A4 NC pPl 1RRTpp6IsN6I1p32 SU TM p9 i 9p120 gp41(6 (_J 88 n-=r avv), \,J i iri Ni \_/ d E + Viral HIV 1 cooH genomictRNAprimer RNAGAMBAR 44-2 Struktur virion dan Genom HlV. Genom HIV-1 GAI'JIBAR 44-3 Protein selubung HIV-1. Prekursor polipeptidadiperlihatkan di bagian atas. Protein virus disintesis sebagai gp1 60 diperlihatkan di bagian atas. Subunit gp1 20 terletak di luarpoliprotein prekursor (Gag-Pol lPr160l, Gag [P155], dan Env sel, dan gp4'1 merupakan protein transmembran. Ranah hiper- variabel dalam qpl 20 dinamai V1 sampai V5; posisi ikatan disulfi dalgpl60]) yang secara enzimatik diproses hingga menghasilkan diperlihatkan sebagai garis-garis penghubung di antara gelungan.protein virion yang matang. Gag-Pol dan Gag dibelah oleh Regio regioyang penting didalamsubunitgp4l adalah ranahfusiprotease virus PR hingga menghasilkan protein lebih kecil yang di terminal amino dan ranah transmembran (TM). Terminal aminoterindikasi. Env dibelah oleh PR sel, menghasilkan 5U 9p120 dan (NHr) dan terminal karboksil (COOH) diberi label untuk kedua subunit. (Disalin ulang dari Peterlin BM: Molecular biology of HlV.TM gp41. Penempatan protein virion di dalam partikel virus ln The Viruses.Vol 4: The Retroviridae. Levy JA feditod. Plenum,ditandai oleh simbol-simbol (gambar bawah). Posisi tepatnyaprotein PR, RT dan lN di dalam inti virus tidaklah diketahui' HIV-2 1995; yang merupakan modifikasi dari Myers G et\" al: Humandan SIV tidak memiliki gen vpu tetapi mengandung gen vpx. Retroviruses and AIDS 1993: A Compilation and Analysis of Nucleic(Disalin ulang dari Peterlin BM: Molecular biology of HlV. ln: IheViruses.Yol 4:The Retroviridae. Levy JA [edito11. Plenum, 1995;yang Acid and Amino Acid Sequences. Theoretical Biology and Biophysics Group T-'10, Los Alamos National Library, Los Alamos, Newmerupakan modifikasi dari Luciw PA, Shacklett BL in: H/V;Molecular Mexico.)Organization, Pathogenicity and Treatmenf. Morrow WJW Menurut sekuens gen eirr, Hl\r- i terdiri atas tigakelompokHaigwood NL leditors]. Elsevier, 1993,) virus ( M, N, dan O ): kelornpok M yang dominan mengandungKlasifikasi seiidaknya sepuluh subtipe atau \"klad\" (sekelompok orga- nisme dengan nenek moyang yang sama-ed) (A-J). BentukLentivirus berhasil diisolasi dari berbagai macam spesies rekombinan virus juga dijumpai dalam sirkulasi manusia di(Tabel 44-2), termasuk lebih dari dua lusin berbagai sPesiesprimata nonmanusia di Afrika. Ada dua tipe virus AIDS berbagai daerah geografis. Serupa dengan hal ini, Iima subtipemanusia yang berbeda: HIV-1 dan HIV-2. Kedua tipe virustersebut dibedakan menurut organisasi genom dan hubur-rgan HIV 2 (A-E) juga telah ditemukan. Di dalam tiap sr\"rbtipe,filogenetik (evolusioner) dengan lentivirus prirnata 1ain. terdapat keberagaman yang begitu luas. Klad genetikKeberagaman sekuens antara HIV-1 dan HIV-2 mencapai tampaknya tidak berhubungan dengan kelompok serotipelebih dari 50%. netralisasi, dan saat ini belum ada bukti bahwa subtipe- subtipe memiliki perbedaan dalam hai biologi atau pato- genesis. Berbagai macam isolat lentivirus telah diperoleh dari spesies primata nonmanusia. Lentivirus primata terbagi menjadi enam garis keturunan filogenetik utama (Tabe1 44-2). SIV dari kera abu-abu gelap (soofr mangabey, nama Latinnya Cercocebus fuliginosus, satu jenis kera di Afrika Barat) dan HIV-2 dianggap sebagai varian virus yang sama, sedemikian halnya dengan isolat simpanse dan HIV-1. SIV yang berasal dari kera hijau Afrika, kera Sykes, babon Mandrillus mormon, dan kera colobus mencerminkan garis keturunan tambahan tersendiri.

636 Bagian Empat * Virologi Organisasi genom lentivirus primata (manusia dan belum menggumpal di dalam jarum atau semprit, pajanan kesimian) sangatlah mirip. Satu perbe.laannya adalah bahwa larutan pembilas yang belum diencerkan selama setidaknyaHIV-I dan virus simpanse membawa gen ypu, sementaraHIV-2 dan kelompok SIV,- memiliki gen ypx..Isolat SIV yang 30 detik diperlukan untuk membuatnya tidak aktif.lain tidak memiliki gen vpu atal; vpx. Sekuens gen gag dan pol Virus tidak dapat dibuat tidak aktif oleh Tween 20 2,5o/o.sangat dipertahankan. Ada divergensi signifikan di antaragen-gen glikoprotein selubung; sekuens bagian protein Meski paraformaldehid dapat membuat tidak aktif virus yangtransmembran lebih dilestarikan dibanding sekuens gliko-protein eksternal (komponen protein yang terpajan pada bebas dalam larutan, belum diketahui apakah larutan ini cukup melakukan penetrasi jaringan untuk membuat semuabagian luar partikel virus). virus yang mungkin berada dalam spesimen sel atau jaringan SIV tampaknya tidak patogen bagi spesies pejamu asalnya yang dikultur menjadi tidak aktif.(misalnya, simpanse, kera hijau Afrika, Cerc ocebusfuliginosus), HIV cepat tidak aktif di dalam cairan atau serum 10%ospesies-spesies yang diketahui terinfeksi di tengah habitat dengan memanaskannya pada suhu 56. C selama l0 menit, tetapi materi proteinaseus yang dikeringkan memberikanalaminya. Sebaliknya, kera rhesus tidak secara alami terinfeksi perlindungan yang jelas. Produk darah yang dikeringbekukandi alam liar di Asia tetapi rentan terhadap induksi AIDS perlu dipanaskan pada suhu 68\" C selama 72 jam untuksimian oleh berbagai isolat SIV. Virus yang pertama kali memastikan inaktivasi virus kontaminan.diperoleh dari kera rhesus yang dikurung (SI\^.) adalah Sistem Lentivirus pada Hewangalur HIV-2is o oty mangab ey. Lentivirus nonprimata menyebabkan infeksi persisten Pengetahuan mendalam mengenai sifat-sifat biologis infeksipada berbagai macam spesies hewan. Virus-virus ini rne- lentivirus berhasil diketahui dari infeksi eksperimental,nyebabkan penyakit kronis yang melemahkan penderitanya termasuk infeksi domba dengan virus visna (Tabel 44-2). polaserta terkadang imunodefisiensi. Agen prototipenya, yaitu penyakit alami bervariasi di antara spesies, tetapi ada beberapavirus visna (disebut juga virus maedi), menyebabkan gejala sifal umum yang dikenali.neurologis atau pneumonia pada domba di Islandia. Viruslain yang menyebabkan anemia infeksius pada kuda serta l Virus ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh.artritis dan ensefalitis pada kambing. Lentivirus felin dan 2. Virus bertahan senantiasa dalam tubuh pejamu yangbovin dapat menyebabkan imunodefisiensi. Lentivirus terinfeksi, meski kadarnya dapat saja sangat rendah.nonprimata belum diketahui menyerang primata apapun, 3. Virus memiliki laju mutasi yang tinggi, dan mutan yangtermasuk manusia. berbeda akan terseieksi dalam kondisi yang berbedaAsalMula AIDS (faktor pejamu, respons imun, tipe jaringan). pejamu yang terinfeksi mengandung \"sekumpulan besar\" genomHIV pada manusia berasal dari infeksi silang antarspesies virus yang saling terkait erat, dikenal sebagai quasioleh virus simian di pedalaman Afrika, kemungkinan akibat spesies.kontak langsung antara manusia dan darah primata yangterinfeksi. Bukti terkini adalah bahwa virus imbangan HIV-1 4. Infeksi virus berkembang secara perlahan melalui bebe-dan HIV-2 dalam primata ditularkan ke manusia melaluiberbagai macam kejadiad berbeda (setidaknya tujuh). Analisis rapa tahap spesifik. Sel-sel turunan makrofag berperanterhadap evolusi sekuens menentukan bahwa masuknya SIV penting di dalam infeksi. Lentivirus berbeda dengan retrovirus lain karena dapat menginfeksi sel yangke dalam manusia menghasilkan HIV-I kelompok M pada\", berdiferensiasi di terminal dan tidak membeiah. Akansekitar tahun 1930, meski beberapa peneliti memperkirakan tetapi, sel-sel tersebut harus diaktifkan sebelum terjadi replikasi virus dan virus progeni dihasilkan. Virus bersifatbahwa ini terjadi jauh sebelumnya di sekitar tahun 1908. terkait sel dalam monosit dan makrofag, tetapi sel yangMenurut perkiraan, penularan seperti demikian terjadiberulang kali selama bertahun-tahun, tetapi perubahan terinfeksi hanya sekitar satu tiap juta sel. Monosittertentu dalam bidang sosial, ekonomi, dan perilaku yang membawa virus melintasi tubuh dalam bentuk yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun dan memasuki jaringanterjadi di tengah abad ke-20 menyajikan situasi yang yang lain. Galur virus yang memiliki tropisme terhadapmemungkinkan infeksi virus meluas, menetap pada manusia, limfosit cenderung menyebabkan infeksi yang sangatdan mencapai tingkat epidemi. produktif, sementara replikasi virus yang memilikiDisinfeksi & lnaktivasi tropisme terhadap makrofag terbatas.HIV dibuat benar-benar tidak aktif (>105 unit infektivitas) 5. Penyakit perlu waktu beberapa tahun untuk muncul.melalui diberikannya selama 10 menit pada suhu kamardengan: larutan pemutih rumah tangga l0%, etanol 50%, Pejamu yang terinfeksi biasanya membuat antibodi,isopropanol 35%0, Nonidet P40 lo/o, Lysol 0,5%, paraformal- tetapi antibodi ini tidak membersihkan infeksinyadehid 0,5%, atau hidrogen peroksida 0,3%. Virus ini juga sehingga virus tetap ada seumur hidup. Varian antigendibuat tidak aktif oleh pH yang ekstrem (pH 1,0, pH I3,0). baru terus bermunculan secara periodik dalam tubuhJika HIV ditemukan di dalam darah yang menggumpal atau pejamu yang terinfeksi, dengan sebagian besar mutasi terjadi pada glikoprotein selubung. Gejala klinis dapat muncul kapanpun antara sejak 3 bulan hingga bertahun- tahun setelah infeksi. Pengecualian untuk periode inkubasi penyakit lentivirus yang panjang meliputi AIDS

Bab 44 .i. AIDS & Lentivirus 637TABEL 44-2 Anggota yang Mewakili Genus LentivirusManusia Htv-1 (Stv )\" AIDS gly-2 (srv,,)Primata nonmanusiab SIV AIDS pada simian Simpanse sooty manqabey slv,. Macaque' stv*,. Kera hijau Afrika Kera Sykes SIV Babon Mandrillus mormon Kera l'Hoest' agm Kera Colobus 5rv stv stv. 51v.,Nonprimatad Virus imunodefi siensi felin AlD5 pada kucing Kucing Virus imunodefi siensi bovin Sapi Virus visna/maedi Penyakit paru, sistem saraf pusat Domba Virus anemia infeksius ekuin Anemia Kuda Virus ensefalitis artritis Artritis, ensefalitis Kambing kaprin\"b Asal Hlv-1 dan HIV-2 masing masing dari penularan 5lV dan 51V,\", silang antar spesies. o. Tidaktimbulpenyakitpadapejamuasalslvtetapiperliioapenularankespesieskerayangberbeda(rhesusmenjadiyangpalingrentanterhadappenyakit) Macaque Asia (rhesus) tidak memperlihatkan bukti infeksi SIV di alam liar;51V,,,, kemungkinan masuk secara tidak sengaja ke macaque dalam kurungan. lndentasi menunjukkan bahwa virus ini berada dalam garis keturunan filogenetik yang sama denqan virus di atasnya.d Lentivirus nonprimata menyebabkan penyakit pada spesies asal. pada anak, anemia infeksius pada kuda, dan ensefalitis Interaksi ini menyebabkan terjadinya perubahan konfor- pada kambing muda. masional pada selubung virus, mengaktifl<an peptida fusiFaktor pejamu yang berperan penting dalam patogenesispenyakit meliputi usia (usia muda memiliki risiko terbesar), gp41 dan memicu fusi membran. Reseptor kemokin berperanstres (dapat memicu penyakit), genetik (hewan keturunan sebagai reseptor kedua untuk HIV-i. (Kemokin merupakantertentu jauh lebih rentan), dar.r infeksi lain yang terjadi faktor dapat iarut yang memiliki sifat kemoatraktan danbersamaan (dapat memperParah penyakit atau memPer- sitokin.) CCR5, reseptor untuk kemokin RANTES, MIP-14,n-rudah penularan virus). dan MIP 1p merupakan koreseptor yang banyak dijumpai Penyakit pada mamalia berkuku (kuda, biri-biri, domba untuk galur HIV- 1 dengan tropisme terhadap makrofag, sementara CXCR4, yaitll reseptor untuk kemokin SDF-1,dan kambing) ti<iak dipersulit oleh infeksi sekunder oportunis. merupakan koreseptor untuk galur HIV-1 yang memilikiVirus anemia infeksius pada kuda dapat menyebar di antarakr.rda melalui lalat kuda yang mengisaP darah; ini meruPakan tropisme terhadap limfosit. Reseptor kemokin yang digunakanlentivirus satu-satunya yang diketahui ditularkan oleh vektor oleh HIV untuk masuk ke dalam sel dijumpai pada limfosit,serangga. makrofag, dan timosit juga pada neuron dan sel di kolon serta Lentivirus simian memiliki ciri molekular dan biologisseperti HIV dan menyebabkan penyakit mirip AIDS pada serviks. Individu yang memiliki deiesi homozigos pada CCR5macaque rhesus. Model SIV berperan penting dalam dan menghasilkan bentuk mutan Protein mungkin sajamemahami patogenesis penyakit dan mengembangkan vaksin terlindung dari infeksi HIV-I; mutasi promotor gen CCR5serta strategi terapi. tampaknya menunda pemburukan penyakit. Perlunya ada koreseptor sehingga HIV dapat berfusi dengan sel menjadiReseptor Virus sasaran baru bagi strategi terapi antivirus; penghambatSemua lentivirus primata menggunakan molekul CD4 sebagai masuknya HIV pertama diresmikan penggunaannya direseptor, yang diekspresi pada makrofag dan limfosit T. Amerika Serikat pada tahun 2003.Sebuah koreseptor kedua selain CD4 diperlukan bagi HIV-1agar dapat memasuki sel. Reseptor kedua dibutuhkan untuk Mo1ekullain, yaitu integrin o 4p-7, tampaknya berfungsifusi virus dengan membran se1. Virus Pertama-Pertamaberikatan dengan CD4, kemudian dengan koreseptor. sebagai reseptor HIV di usus. Suatu lektin dendritik spesifik- sel, yaitu DC-SIGN, tampaknya mengikat HIV-1, tetapi tidak memperantarai masuknya virus ke dalam sel. Lektin ini tampaknya memfasilitasi pengangkutan HiV oleh sel dendritik ke organ limfoid dan meningkatkan infeksi sei T.

638 Bagian Empat * VirologiIt{FEKsI HIV PADA MA}IUsIA B. Limfosit T CD4, sel memori & latensi Ciri utama infeksi HIV adalah deplesi limfosit-pemicuPatogenesis & Patologi pembantu T (T help er,inducer lympho cyte)-akibat replikasiA. Gambaran umum perjalanan infeksiHlV HIV pada populasi limfosit ini serta akibat kematian sel T yang tidak terinfeksi melalui mekanisme tak langsung. Sel TPerjalanan penyakit yang khas pada infeksi HIV yang tidak mengekspresikan penanda fenotip CD4 pada permukaannya.ditangani mempunyai rentang sekitar satu dekade (Gambar Molekul CD4 merupakan reseptor utama HIV molekul ini44 - 4). Tahap annya meliputi infeksi primer, penyeb aran vir uske dalam organ limfoid, Iatensi klinis, peningkatan ekspresi memiliki afinitas tinggi terhadap selubung virus. Koreseptor HIV pada limfosit adalah reseptor kemokin CXCR4.HIV penyakit klinis, dan kematian. Durasi antara infeksi Di awal infeksi, isolat HIV primer bersifat tropik-M. Akanprimer dan pemburukan menjadi penyakit klinis rata-rata tetapi, semua galur HIV menginfeksi limfosit T CD4 primersekitar 10 tahun. Pada kasus-kasus yang tidak mendapat (tetapi tidak menginfeksi lini sel T yang \"imortal\" in iltro).penanganan, kematian biasanya terjadi dalam waktu 2 tahun Seiring berkembangnya infeksi, virus tropik-M yang dominansetelah onset gejala klinis. digantikan oleh virus yang tropik-T. Adaptasi isolat-isolat Pascainfeksi primer, terdapat periode antara infeksi primer ini di laboratorium dalam lini sel T \"imortal\"mukosal dan viremia awal selama 4 hari hingga 11 hari;viremia dapat dideteksi selama sekitar B-12 minggu. Virus menyebabkan hilangnya kemampuan menginfeksi monosittersebar luas di seluruh tubuh dalam masa ini, dan organ dan makrofag.limfoid turut terinfeksi. Sindrom akut yang mirip mono-nukleosis dijumpai pada banyak pasien (50-75o/o) pada 3-6 Konsekuensi disfungsi sel T CD4 akibat infeksi HIVminggu pasca-infeksi primer. Terdapat penurunan signifikan begitu parah karena limfosit T CD4 berperan teramat penting dalam respons imun manusia. Sel ini berperan baik secariangka sei T CD4 yang bersirkulasi di masa awal ini. Suatu langsung maupun tidak langsung dalam induksi berbagairespons imr\"rn terhadap HIV terjadi pada 1 minggu hingga 3 macam fungsi sel limfoid dan non-limfoid, termasuk aktivasibulan pasca-infeksi, viremia plasma menurun, dan kadar sel makrofag; induksi fungsi se1 T sitotoksik, sel natural killer,CD4 meningkat kembaii (rebound). Akan tetapi, responsimun tidak mampu membersihkan infeksi seluruhnya, dan dan sel B; serta sekresi berbagai macam faktor dapat larut yang memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel limfoid sertase1 yang terinfeksi HIV terus berada dalam kelenjar getah memengaruhi sel hematopoietik.bening. Kapanpun itu, hanya ada sejumlah kecil sel T CD4 yang secara efektif terinfeksi. Banyak sel T terinfeksi yang mati, Periode latensi klinis ini dapat bertahan selama 10 tahun. tetapi sebagian akan bertahan hidup dan kembali ke dalamSeiama masa ini, terjadi replikasi virus tingkat tinggi terus- status memori istirahat. Hanya ada sedikit (atau tidak adamenerus. Menurut perkiraan, 10 milyar partikel HIV sama sekali) ekspresi gen virus di dalam sel memori, dan sel-dihasilkan dan dihancurkan setiap hari. Usia-paruh virus di sel ini menjadi reservoir laten yang stabil dan tahan lama bagidalam plasma adalah sekitar 6 jam, dan siklus hidup virus virus. Hanya ada kurang dari I sel per juta sel T CD4 istirahat(mulai dari waktu infeksi sel hingga dihasilkannya progeni yang mengandung provirus HIV-1 laten pada penderita yangbaru yang menginfeksi se1 berikutnya) rata-rata sekitar 2,6 berhasil menjalani terapi antiretrovirus. Bahkan setelah 10hari. Limfosit T CD4, sasaran utama yang bertanggung jawab tahun terapi, penderitahanya menunjukkan sedikit perubahandalam produksi virus, tampaknya memiliki angka peremajaan ukuran reservoir HIV laten karena reservoir laten sel memoriyang serupa tingginya. Sekali efektif terinfeksi, usia-paruh yang terinfeksi ini sangat lambat menua. Kecil kemungkinanlimfosit CD4 sekitar 1,6 hari. Karena proliferasi virus yang infeksi HIV dapat disembuhkan; jika ada satu juta sel memoricepat ini dan angka kesalahan dasar reyerse transcriptaseHly, yang terinfeksi di dalam tubuh, perlu waktu 70 tahun untuksetiap nukleotida genom HIV diperkirakan bermutasi setiap menua. Ketika terpajan antigen atau terapi obat dihentikan,hari. sel memori menjadi aktif dan melepaskan virus yang infeksius. Reservoir lain yang tidak sensitifterhadap obat kemungkinan Akhirnya, pasien akan menderita gejala konstitusional juga terdapat di dalam makrofag, sel tunas hematopoietik,dan penyakit yang tampak jelas secara klinis, seperti infeksioportunis atau neoplasma. Kadar virus yang lebih tinggi atau sel otak.mudah terdeteksi di dalam plasma selama stadium lanjut C. Monosit & Makrofaginfeksi. HIV yang ditemukan dalam tubuh penderita penyakit Monosit dan makrofag berperan penting di dalam penyebaranstadium lanjut biasanya jauh lebih virulen dan sitopatik dan patogenesis infeksi HIV Beberapa subset monosit tertentudibanding galur virus yang dijumpai di awal infeksi. Sering mengekspresikan antigen permukaan CD4 sehingga berikatankali, pergeseran dari galur HIV-1 yang memiliki tropismeterhadap monosit atau makrofag (tropik-M) ke varian dengan dengan selubung HIV Yang menjadi koreseptor HIV ditropisme terhadap limfosit (tropik-L) menyertai pemburukanmenjadi AIDS. monosit dan makrofag adalah reseptor kemokin CCR5. Di dalam otak, jenis sel yang terutama terinfeksi HIV tampaknya adalah monosit dan makrofag; fakta ini mungkin berperan penting dalam timbulnya manifestasi neuropsikiatri terkait infeksi HIV Infeksi makrofag dalam alveolus paru ke-

Bab 44 1. AIDS & Lentivirus 639 1 200 Kematian 1 100 1 000 Penyakit aportunis 900 1:512 Gejala Latensi klinis konstitusional 1:256 1:128 800 1:64 II 700 .oJ1 600 Eo$ oGU 500 1:32 EFo 400 E 1:16 300 b 1:8 tr 200 1:4 100 1:2 0 6t 10 11 0 6 Tahun 12 MingguGAMBAR 44-4 Perjalanan khas infeksi HIV yang tidak ditangani. Selama periode awal pasca-infeksi primer, terjadi penyebarluasan virusdan penurunan tajam jumlah sel T CD4 dalam darah perifer. Timbul respons imun terhadap HIV disertai penurunan viremia yang dapatterdeteksi dan diikuti periode latensi klinis dalam waktu cukup lama. Pemeriksaan RNA virus yang sensitif menunjukkan bahwa virusterdapat di dalam plasma setiap saat. Hitung sel T CD4 terus menurun selama beberapa tahun berikutnya hingga mencapai tingkatankritis; di bawah tingkatan ini, risiko penyakit oportunis cukup besar. (Disalin ulang atas izin Pantaleo G, Graziosi C, Fauci AS: New conceptsin the immunopathogenesis of human immunodeficiency virus infection. N Engl J Med 1993;328:327.)mungkinan memegang peranan dalam timbulnya pneumo- HIV bereplikasi aktif di dalam jaringan limfoid. Lingkungannitis interstisialis pada beberapa penderita AIDS. mikro kelenjar getah bening ideal bagi pemantapan dan penyebaran infeksi HIV. Sitokin kemudian dilepaskan, meng- Galur-galur HIV dengan tropisme terhadap makrofag aktlfkan sekumpuian besar sel T CD4 yang sangat rentanbanyak dijumpai di awal infeksi, dan galur tersebut berperandalam timbulnya infeksi awal bahkan ketika sumber pe- terhadap infeksi HIV. Seiring berkembangnya stadium lanjutnularannya mengandung kedua virus tropik-M dan tropik-T. penyakit HIV susunan struktur kelenjar getah bening menjadi Monosit dan makrofag diyakini menjadi reservoir utama berantakan.HIV di dalam tubuh. Tidak seperti limfosit T CD4, monositrelatif kebai terhadap efek sitopatik HIV sehingga virus tidak E. Sel sarafhanya dapat bertahan hidup di dalam sei tersebut, tetapi jugadapat disebar ke berbagai organ di dalam tubuh (seperti paru Kelainan saraf umum terjadi dalam stadium lanjut infeksi dandan otak). Makrofag yang terinfeksi dapat terus memproduksi merupakan keadaan yang menegaskan AIDS. Penyakit sistem sarafpusat dijumpai pada derajat yang beragam pada 40-90%virus dalam jangka rvaktu yang 1ama. pasien. Keadaan-keadaan ini meliputi ensefalopati HIV,D. Organ limfoid neuropati perifer, dan yang paiing berat adaiah kompleksOrgan limfoid berperan penting dalam infeksi HIV. Limfositdalam darahperifer hanyamewakili sekitar 2% total akumulasi demensia AIDS (AIDS dementia complex). Mekanismelimfosi! sisanya sebagian besar berada di dalam organ-organ patogenik langsung maupun tak iangsung dapat menjelaskanlimfoid. Respons imun spesifik dihasilkan di dalam organlimfoid ini. lejaring sel dendritik folikular di pusat germinal manifestasi neuropsikiatri infeksi HIV. Tipe sel dominan dalam otak yang terinfeksi HIV adalah lain monosit dankelenjar getah bening menangkap antigen dan merangsang makrofag. Virus dapat masuk ke dalam otak melalui monosittimbulnya respons imun. Dl sepanjang perjalanan infeksi yang terinfeksi dan melepaskan sitokin yang toksik bagi sarafyang tidak ditangani-bahkan selama stadium latensi klinis- serta faktor kemotaktik yang menyebabkan infiltrasi sel radang ke dalam otak. HIV jarang (kalaupun ada) dijumpai di daiam neuron, oligodendrosit dan astrosit.

640 Bagian Empat * VirologiF. Koinfeksivirus 106 Pasien AIDS 5 tahun setelah infeksiSinyal aktivasi diperlukan keberadaannya untuk kemantapan finfeksi HIV yang produktif. Di dalam tubuh orang yang :trterinfeksi HII cakupan luas rangsang antigen in vivo rostampaknya berperan sebagai aktivator sel. Contoh, infeksi Gaktif Mycobacterium tuberculosis secara substansial me-ningkatkan viremia plasma. Efek merusak sistem imun oleh .=HIV membuat pasien rentan terkena berbagai macam infeksi.The World Health Organization melaporkan bahwa infeksi tc4HIV meningkatkan risiko terkena tuberkulosis sebanyak 20kali lipat. Dari 9 juta kasus tuberkulosis baru di seluruh dunia Epada tahun 2007, 15o/o kasus diperkirakan terjadi padapenderita HIV. i 104 Infeksi virus penyerta lain-seperti virus Epstein-Barr, o_sitomegalovirus, virus herpes simpleks, atau virus hepatitisB-dapat berperan sebagai kofaktor AIDS. Koinfeksi virus Eohepatitls C yang tarjadi pada 15-3070 kasus HIV di Amerika !6 TSerikat dan sering kali menyebabkan penyakit hati, merupakan =penyebab utama morbiditas dan mortalitas pencierita HIVDijumpai pula prevalensi infeksi sitomegalovirus yang tinggi zpada individu yang terinfeksi HIV. &. Dapat terjadi koinfeksi dua galur HIV yang berbeda.Tercatat kasus-kasus superir-rfeksi oleh galur kedua pada 0,5 't ,0 1,5 2,0penderita HIV bahkan di tengah keberadaan respons sel TCDB yang kuat terhadap galur pertama. Superinfeksi HIV Tahun setelah infeksidianggap sebagai kejadian langka. GAMBAR 44-5 Makna prognostik kadar RNA HIV-1 di dalamGambaran Klinis plasma (beban virus). Set point virologi mampu memperkirakanGejala-gejala infeksi HIV akut tidaldah spesifik, meliputi keluaran klinis jangka-panjang. (Disalin ulang atas izin Ho DD:Viral counts count in HIV infection. Science 1996;272:1j24.)kelelahan, ruam, nyeri kepala, mual, dan keringat malam.AIDS ditandai oleh supresi nyata terhadap sistem imun dan kaum lelaki beberapa tahun kemudian (Gambar ++-5).timbulnya berbagai macam infeksi oportunistik berat atau Ambang virus yang tinggi cenderung berkaitan denganneopiasma yang tidak biasa (khususnya sarkoma Kaposi). pemburukan penyakit yang cepat dan respons yang lebihGejala yang lebih berat pada orang dewasa sering didahului buruk terhadap terapi. Akan tetapi, data terkini menunjukkanoleh gejala prodromal (\"diare dan penlusutan') yang dapat adanya perbedaan gender dalam parameter ini-pada kaummeliputi kelelahan, malaise, penurunan berat badan, demam, perempuan, beban virus kurang prediktif mengenai pem- burukan ke arah AIDS. Kadar RNA HIV dalam plasma dapatsesak napas, diare kronis, bercak putih di h.dah (hairy ditentukan melalui berbagai macam alat pemeriksaan yang tersedia di pasaran. Beban virus dalam plasma tampaknyaIeukoplakia, kandidiasis oral), dan limfadenopati. Gejala-gejala penyakit pada saluran cerna dari esofagus ke kolon merupakan prediktor terbaik keluaran klinis jangka-panjang,merupakan penyebab utama timbulnya kelemahan. Tanpa sementara hitung limfosit CD4 merupakan prediktor terbaikterapi, interval antara infeksi primer HIV dan kemunculan dalam risiko jangka-pendek timbulnl'a penyakit oportunistik.pertama gejala klinis penyakit biasanya cukup lama pada Pengukuran beban virus dalam plasma merupakan elemenorang dewasa, rata-rata sekitar B-10 tahun. Kematian terjadi kritis dalam menilai efektivitas terapi obat antiretrovirus.sekitar 2 tahun kemudian. B. AIDS pada anakA. Beban virus dalam plasma Respons bayi baru lahir yang terkena infeksi berbeda denganJumlah HIV di dalam darah (viralloadheban virus) memiliki yang terlihat pada orang dewasa penderita AIDS. AIDS padanilai prognosis yang bermakna. Terjadi sikius replikasi virus anak-didapat dari ibu yang terinfeksi-biasanya me-dan penghancuran se1 secaraberkelanjutan pada setiap pasien, nampilkan gejala klinis di r\"rsia 2 tahun; kematian terladi 2dan kadar virus yang stabil di dalam darah (tiral set point/ tahun kemudian. Bayi baru lahir sangat rentan terhadapambang virus) bervariasi antar individu selama periode dampak HIV yang merusak karena sistem imun belumasimtomatik. Kadar ini mencerminkan jumlah total sel yang berkembang sewaktu terjadi infeksi primer. Gejala klinisnyaterinfeksi secara produktif dan rata-rat a burst size (jumlah fag dapat meliputi pneumonitis interstisial limfoid, pneumonia,yang dihasilkan sel-sel tersebut-ed). Ternyata, satu kaii kandidiasis oral berat, ensefalopati, kelayuhan otot, limfa-pengukuran beban virus dalam plasma sekitar 6 bulan setelah denopati generalisata, sepsis bakterial, hepatosplenomegali,infeksi mampu memperkirakan risiko timbulnya AIDS pada diare dan retardasi pertumbuhan.

Bab 44 i' AIDS & Lentivirus 641 Anak yang terinfeksi HIV-I pada masa perinatal-jika nya turun drastis dari angka normal sekitar 1000 sel/pltidak ditangaltl-memiliki prognosis yang teramat buruk' menjadi kurang dari 200 sel/prl. Karena pengobatan untuk mengatasi patogen oportunistik yang umum sudah maju danKecepatan tinggi pemburukan penyakit terjadi pada beberapa tatalaksana penderita AIDS memungkinkan penderita dapattahun pertama kehidupan. Tingginya kadar beban HIV-1 hidup lebih lama, spektrum infeksi oportunistik pun ber-dalam plasma tampaknya juga memperkirakan bayi beradadalam iisiko pemburukan penyakit yang cePat' Pola replikasi ubah. Berbagai macam infeksi oportunistik yang paling seringvirus di dalam tubuh bayi berbeda dengan orang dewasa' dijumpai pada penderita AIDS yang tidak mendapat pe-Kadar beban RNA virus umumnya rendah sewaktu bayi lahir,menunjukkan bahwa infeksi didapat tidak jauh dari waktu nanganan, antara lain:tersebut; kadar RNA kemudian naik dengan cepat dalam 2 1. Protozoa: Toxoplasma gondii, Isospora belli' Cryptos-bulan pertama kehidupan lalu menurun dengan lambat poridium sp.hingga usia24bu1an, menunjukkan bahwa sistem imun yang 2. Jamwr: Candida albicans, Cryptococcus neoformans,behii matang mengalami kesulitan menahan infeksi' Co ccidioides immitis, Hi stoplasma cap sulatum, Pneumo -Sejumlah kecil bayi (<5%) memperlihatkan infeksi HIVsingkat, menandakan bahwa beberapa bayi dapat mem- cystis jiroveci.bersihkan virus. 3. Bakteri: Mycobacterium avium-intracellulare, M' tuber'C. Penyakit saraf culosis, Listeria monocytogenes, Nocardia asteroides,Disfungsi saraf sering dijumpai pada penderita HIV' Empat Salmonella sp., StrePtococcus sP.puluh hingga sembilan puluh persen pasien menunjukkan 4. Virus: C1'tomegalovirus, virus herpes simplex, virus vari-gejala-gejala neurologis, dan banyak di antaranya, mem- cella-zoster, adenovirus, polyomavirus, virus )C, virus perlihatkan kelainan neuropatologi sewaktu otopsi' Beberapa sindrom neurologis tertentu yang sering kali hepatitis B, virus hePatitis C. Infeksi herpesvirus umum dijumpai pada penderita AIDS, terjadi, meliputi ensefalitis subakut, mielopati vakuolar, dan berbagai macam herpesvirus sering kali terdeteksi meningitis aseptik, dan neuropati perifer. Kompleks demensia dikeluarkan di dalam saliva. Retinitis cltomegalovirus AIDS, sindrom saraf yang paling sering terjadi, muncul sebagai manifestasi lanjut pada 25-650/o penderita AIDS dan merupakan komplikasi AIDS berat di mata yang paling sering dita;dai oleh ingatan yang buruk, ketidakmampuan ber- dijumpai. konsentrasi, apatis, retardasi psikomotor, dan perubahan perilaku. Penyakit saraflain yang terkait dengan infeksi HIV E. Kanker meliputi toksoplasmosis, kriptokokosis, limfoma primer Penderita AIDS memperiihatkan predisposisi yang nyata sistem saraf pusit, dan leukoensefalopati multifokal progresif terhadap berkembangnnya kanker; ini merupakan kon- yang diinduksi virus JC. Purata (mean) angka ketahanan sekuensi lain dari penekanan imun' Kanker terkait-AiDS iridip selak munculnya demensia berat biasanya kurang dari cenderung merupakan kanker dengan kofaktor virus, dan 6 bulan. meliputi limfoma non-Hodgkin (baik tipe sistemik maupun Penderita AIDS anak juga menunjukkan kelainan saraf, tipe sistem saraf pusat), sarkoma Kaposi, kanker serviks, dan kanker anogenital. DNA virus Epstein-Barr dijumpai di dalam meliputi gangguan kejang, hilangnya penanda perkembangan kebanyakan keganasan sel B yang dikelompokkan sebagai limfoma Burkitt dan juga dalam sistem saraf pusat (tetapi perilaku-t..*u progresif, ensefalopati, gangguan defisit tidak ditemukan di dalam kebanyakan limfoma sistemik)' -pteltrVhatdiaanp,adt adnijukemtepralaimpbaadtaanI2poe/orkeamnabka,ngbaians' aEnnysaefdailsoepratatii Polyomavirus SV40 telah dideteksi keberadaannya dalam beberapa limfoma non-Hodgkin' Limfoma Burkitt terjadi defisiensl imun yang hebat. Patogen bakteri banyak dijumpai i.000 kali lebih sering pada penderita AIDS dibandingkan dalam tubuh anak penderita AIDS sebagai penyebab tersering pada populasi umum. meningitis. Kaiena anak yang terlahir dengan infeksi HIV dapat hidup Sarkoma Kaposi adalah suatu tumor vaskular yang diperkirakan berasal dari endotel; muncul di kulit, membran hingga usia remaja Lleh sebab terapi antiretrovirus, banyak -rrkoru, kelenjar getah bening, dan organ visera. Sebelum dari mereka tampaknya berisiko tinggi mengalami gangguan dijumpai pada penderita AIDS, sarkoma Kaposi dianggap psikiatri. Masalah yang paling umum dijumpai adalah sebagai kanker yang sangat jarang. Sarkoma Kaposi 20.000 gangguan cemas. kali iebih sering dijumpai pada penderita AIDS yang tidak D. lnfeksi oportunistik ditangani daripada di populasi umum. Herpesvirus terkait- Penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas di antara sarkoma Kaposi, atau HHV8, tampaknya menyebabkan penderita infeksi HIV stadium lanjut adalah infeksi-infeksi kanker tersebut (iihat Bab 33). Kanker serviks disebabkan oleh oportunistik, yaitu infeksi berat yang dipicu oleh agen-agen papillomavirus risiko-tinggi; hanker anogenital timbul akibat yang larang menyebabkan penyakit berat pada individu Loinfeksl dengan papillomavirus manusia (ihat Bab 43)' dengan status imun yang baik. Infeksi oportunistik biasanya tidal terjadi pada penderita HIV sampai hitung sel T CD4- Terapi obat antiretrovirus yang efektif sangat mengurangi angka kejadian sarkoma Kaposi, tetapi mempunyai efek yang lebih sedikit terhadap insidensi limfoma non-Hodgkin pada penderita HIV.

642 Bagian Empat .f. Virologi Karena penderita HIV hidr_rp lebih lama oleh sebab terapi Timbul respons sel yang mengarah kepada protein HIV antiretrovirus yang efbktii mereka menderita spektrum luas Limfosit T sitotoksik (CTL) mengenati produk g en env, pol, kanker lebih sering dibandingkan orang yang tidak terinfeksi gag dan nef; reaktivitas ini diperantarai oleh limfosit Cb:_ CDS terestrikst major histocompatibility complex (MHC). HIV Berbagai keganasan yang terkait dengan HIV ini, Reaktivitas yang spesifik unruk ery dijumpai pada hampir semua orang yang terinfeksi dan menurun seiring mem meliputi kanker kepala dar-r leher, kanker paru, limfoma burtrknya penyakit. Aktivitas sel natural killer (NK) terhadap Hodgkin, kanker hati, melanoma, dan kanker mulut. gp120 HIV-1 juga telah terdeteksi. Tampaknya tidak ada peningkatan risiko kanker pal.udara, kolon atau prostat. Belrrm ada kejelasan mengenai respons pejamu mana yang penting dalam memberi perlindungan terhadap infeksiKekebalan HIV atau berkembangnya penyakit. Masalah yang iihadaplOrang yang terinfeksi HIV menimbulkan respons humoral dalam penelitian vaksin AIDS adalah bahwa korelaiidan respons dimediasi sel terhadap antigen terkait HIV. kekebalan yang protektif belumlah diketahul, termasukAntibodi terhadap sejumlah antigen virus muncul segera makna relatif respons imun hnmoral dan yang dimediasi sel.setelah terjadi infeksi (Tabel 4,1-3). Diagnosis Laboratorium Kebanyakan individu yang terinfeksi membuat antibodipenetralisasi terhadap HIV yang diarahkan ke glikoprotein B(1u)ktisi oaldaasniyvairiunsfe; k(s2i)HpIeVnednatpuaatnclaidnettiebkosidimaenlatilvuiirutisgaseccaarraa:selubung. Akan tetapi, kadar aktivitas penetralisasl ir.ri rendah; serologis; dan (3) pengukuran antigen atau asam nukleatbanyak antibodi anti-selubung yang tidak menetralisasi.Glikosilasi yang padat diyakini menghambat pengikatan virus.antibodi penetralisasi ke protein selubung. Giikoprotein A. Isolasivirusselubung menunjukkan sehuens yang begitu beragam. Variasi HIV dapat dibiakkan dari limfosit dalam daraf perifer (danalamiini memungkinkan terjadinya evolusi popr.rlasi popr_rlasivirus resisten yang berturutan yang mengelak dari pengenalan sesekali dari spesimen yang berasal dari tempat liin). lumlaholeh antibodi penetral yang sudah ada. sel terinfeksi di dalam sirkulasi beragam menurut stadium penyakit (Gambar 44-4). Titer virus dijumpai lebih tinggi di Antibodi penetralisasi dapat diukur kadarnya in vitro dalam plasma dan dalam sei darah perifei penderita AIDS,dengan cara menghambat infeksi HIV pada lini se1 limfosit dibandingkan dengan individu tanpa gejala. Derajat viremia Iinrfle1k.s-ul HtaIVmpdaibkannydainlgekbainhyang rentan. Infeksi virus diukur kuantitasnya dengan (1) berkorelasi- dengan tahap ktinisperneriksaan reverse transcriptase, yang mengukur aktivitas adanya antibodi-apapun (Gambar 44-6). Teknik isolasi virus yang paling sensitif adalahenzim tersebut di dalam partikel HIV yang terlepas; (2) melakukan kokultivasi (kuitivasi dua jenis sel dalam satupemeriksaan imunofluoresens indirek yang mengukur mediurn-ed.) sampel tes dengan sel mononuklear yang tidakpersentase se1 yang terinfeksi; dan (3) RT-pCR ataupemeriksaan amplifikasi DNA rantai cabang (branched- chainDNA, bDNA) yang mengukur asam nukleat HIV terin_feksi, dirangsang oleh mitogen yang diambil dari darah perif'er. Isol:rt primer HIV sangat lambat bertumbuh di_TABEL 44-3 Produk-produk Gen Utama HIV yang bandingkan dengan galur yang telah diadaptasi di labo_Berguna dalam Diagnosis lnfeksi ratorium. Pertumbuhan virus dideteksi dengan menguji adanva aktivitas reverse transcriptase virus atau antigenProdukGen\" Deskripsi spesilikvirus (p2a) di dalam cairan supernatan kultur setelah 7- 14 hari.gp 1 60b Prekursor glikoprotein selubung H__IV_-_1|:bdii\"yd.a\"\laann.r orang yang positif mengandung antibodi dikultur dari sel tubrrhnya akan rnemiliki virus fang dapatgp12Ob Glikoprotein selubung luar virion, SU. darah mereka. Akan tetapi, telinik isolasip66 virus ini memakan waktu dan merepotkan sehingga terbatas Reverse-transcripfase dan RNase H dari produk gen polimerase hanya untuk penelitian. Teknik amplifikasi ptR umump55 Prekursor protein inti, poliprotei n dari gen gaq digunakan untuk mendeteksi virus dalim spesimen klinis.p51 Reverse tra n scri ptose, Rf B. Serologigp41 b Glikoprotein selubung transmembran, TM Di pasaran, tersedia kit pemeriksaan untuk mengukurp32 lntegrase, lN antibodi assay). yang menggunakan EIAp24b Protein inti nukleokapsid virion, CA (enzyme,linked immuno_p17 Protein inti matriks virion, MA jika dilakukan dengan benar, sensitivitas danAngka merujuk pada perkiraan massa molekul protein dalam kilodalton spesilitasnya melebihi 9B%o. fika uji antibodi yang me_Antibodi terhadap protein protein virus ini merupakan yang paling manfaatkan EIA ini digunakan untuk menapis populasisering terdeteksi. dengan prevalensi infeksi HIV yang rendah (n isalrrya, pu.aSingkatan dua hurufuntuk protein virus. pendonor darah), hasil positif pada sampel serum hirus dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang. iika uji ulang EIA

Bab 44 n AIDS & Lentivirus 643Serokonversi Kematian daiam waktu 6 bulan hampir semua orang akan menunjukkan hasil positif. Sangat jarang ada infeksi HIV yang lebih dari 6{+Infeksi Tidak ada atau AIDS I bulan tanpa menimbulkan respons antibodi yang dapat I gejala minor I terdeteksi. >Y Antibodi terhadap C. Deteksi antigen atau asam nukleat virus4-8 minggu Hingga 10 tahun 2 3 tahun Pemeriksaan amplilikasi seperti RT-PCR, PCR DNA, dan uji bDNA sering digunakan untuk mendeteksi RNA virus diGAMBAR 44-6 Pola respons antibodi HIV terkait dengan dalam spesimen klinis. Pemeriksaan RT-PCR menggunakanperjalanan infeksi HlV. (CTL, cytotoxic T lymphocytes-limfosit T metode enzimatik untuk mengamplifikasi RNA HIV;sitotoksik.) (Disalin ulang atas izin Weiss RA: How does HIV cause pemeriksaan bDNA mengamplifikasi RNA virus denganAl DS? Science 1 993;260:1 27 3.) tahap-tahap hibridisasi oligonukleotida sekuensial. Uji-uji inireaktif, uji konfirmasi dikerjakan untuk menyingkirkan dapat menjadi uji kuantitatif jika menggunakan standar referensi; kontroi positif dan negatif yang tepat haruskemungkinan hasil EIA positif palsu. Pemeriksaan konfirmasiyang paling banyak digunakan adalah teknik blof Western; dicantumkan dalam tiap uji. Uji dengan dasar molekular initeknik ini mampu mendeteksi antibodi terhadap protein HIV sangat sensitif dan menjadi dasar penentuan beban virusdengan bobot molekular spesifik. Antibodi terhadap protein dalam plasma. Heterogenitas sekuens HIV dapat membatasiinti virus p24 atau glikoprotein selubung gp4l, gpl20 atau sensitivitas pemeriksaan ini untuk mendeteksi infeksi HIV. Kadar RNA HIV merupakan penanda prediktif penting untukgp160 merupakan yang paling sering terdeteksi. pemburukan penyakit dan perangkat yang bermakna untuk memantau efektivitas terapi antivirus. Pola respons terhadap antigen virus spesifik berubahsepanjang waktu seiring pasien memburuk menuju AIDS. Diagnosis dini infeksi HIV pada bayi yang lahir dari ibuAntibodi terhadap glikoprotein selubung (gpa1, gp120, yang terinfeksi dapat ditegakkan menggunakan uji RNAgp160) tetap dipertahankan tetapi antibodi terhadap proteinGag (pI7, p2a, p55) menurun. Penurunan anti p24 ini dapat HIV-1 plasma. Keberadaan antibodi maternal membuat uji serologi menjadi tidak informatif.menandai awalnya tanda-tanda klinis dan penanda pem- Kadar rendah antigen p24 HIV-1 dalam sirkulasi dapatburukan imunologik lain (Gambar 44-6). dideteksi di dalam plasma menggunakan EIA segera setelah Uji cepat dan sederhana guna mendeteksi antibodi HIV infeksi. Antigen tersebut sering kali tidak terdeteksi setelah timbul antibodi (karena protein p24 membentuk kompleksdapat digunakan pada laboratorium yang tidak lengkap untuk dengan antibodi p24), tetapi dapat muncul kembali di tahap lanjut perjalanan infeksi, menandakan prognosis yangmengerjakan uji EIA dan pada situasi ketika hasil pemeriksaan buruk.diharapkan keluar dengan cepat. Uji sederhana ini dapat Epidemiologidikerjakan menggunakan darah atau cairan mulut dan A. Penyebaran AIDS diduniaberdasarkan atas prinsip seperti aglutinasi partikel atau reaksi AIDS pertama kali dikenali di Amerika Serikat pada tahunimmunodot. Terdapat uji cepat yang dapat mendeteksi 1981 sebagai entitas penyakit baru pada kaum lelaki homoseksual. Dua puluh tahun kemudian, AIDS menjadiantibodi HIV dalam spesimen darah utuh (whole blood) tanpa epidemi dunia yang terus meluas. )oint United Natlonsperlupemrosesan. Uji ini dapat dikerjakan di luar laboratorium Programs on HIV/AIDS memperkirakan bahwa di akhirtradisional. tahun 2007, sebanyak 33 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS; kebanyakan terinfeksi melalui kontak Tersedia pula alat uji di rumah. Prosedurnya adalah heteroseksual (Gambar 44 7). Menurut perkiraan, di tahun itu, 2 juta orang meninggal dunia karena AIDS, dan munculdengan meneteskan darah dari cukit jari ke atas kartu khusus. 2,7 jfia infeksi HIV baru, termasuk 370.000 anak yangKartu ini kemudian dikirimkan ke laboratorium berlisensi kebanyakan adalah bayi yang mendapat infeksi perinatal.untuk dilakukan pemeriksaan. Purata waktu serokonversi pasca infeksi HIV adalah 3-4 Pada tahun 2005, the World Health Organizationminggu. Kebanyakan orang akan memiliki antibodi yang memperkirakan bahwa lebih dari 25 jt:Jra orang di seluruh dunia meninggal karena AIDS dan lebih dari 15 juta anakdapat dideteksi dalam 6 12 minggu pasca-infeksi; sementara menjadi yatim-piatu, l2 juta orang di antaranya hidup di sub- Sahara Afrika. Epidemi ini bervariasi menurut letak geografis. Ber- dasarkan data2007, sub-Sahara Afrika memiliki angka infeksi HIV tertinggi (Gambar 44-7). Di beberapa kota dengan

644 Bagian Empat * Virologi i::1 1' . FropbT-itn01-:'l;;i.-1. EropaTengah',...;/:.j=::.-*--1-7i6;0*.0*00^-2-j*u*ta.l.;-.-.--:-:--=;..:l19qo \";;\"\"'-' Afrika Utara & Timur Tengah [480'ooo-l'1 iuta] L-,v!vvv a,v,vvv, t3,5_5,3jutal t,t: : :l ,i :I j1 ::t. AhrrrfEr*giY,k-JzaalzlaStqiuutbu-S-ahara l : : i ',1::: Amerika.Latin i 1..r1 lJ F*a [20's-23,6juta] !:illL 11,5-2,t lutal i1'..1GAMBAR 44-7 Jumlah dewasa dan anak-anakyang diperkirakan mengidap HIV/AIDS berdasarkan benua atau daerah, pada Desember2007. Sekitar 2 juta orang di seluruh dunia diperkirakan meninggal akibat HIV/AIDS pada tahun 2007. (Data dari Joint United NationsProgram untuk HIV/AIDS)prevalensi tinggi di Afrika, sebanyak satu dari tiap tiga orang B. Amerika Serikatdewasa terinfeksi virus ini. Epidemi di daerah tersebut Tampilan epidemi AIDS telah berubah di Amerika Serikat sejak tahun 1981. Pada awalnya, hebanyakan kasus AIDStampaknya telah menjadi stabil, meski sering dijumpai dalam terjadi pada pria homoseksual. Kemudian AIDS dijumpai pada pengguna obat-obatan suntik. Pada tahun 2005,tingkat tinggi. Terapi antiretrovirus sedang dimuiai di komunitas ras dan etnik mir-ror turut terkena dalam jumlahbeberapa negara ini. Infeksi juga menyebar di Asia Selatan yang tidak proporsional, rren)'usun sekitar dua pertiga kasusdan 1-enggara (terutama L.rdia, Cina, dan Rusia). Karena AIDS HIV/AIDS yang dilaporkan. Penularan heteroseksual semakin banyak dijumpai, dan sekitar seperempat diagnosis barucenderung menyerang dewasa muda dan pekerja muda dalam ditegakkan pada perempuan. Kebanyakan kasus AIDS hetero,puncak kehidupan mereka, epidemi AIDS berdampak negatifterhadap struktur sosial dan ekonomi di beberapa negara. seksual dapat disebabkan oleh kontak seksual dengan Virus kelompok M bertanggung jar.vab menyebabkan pengguna obat-obatan suntik atau pasangan yang menderita infeksi HIV. Meski sudah ada rekomendasi dari Centers forsebagian besar infeksi HIV- 1 di seluruh dr\"rnia, tetapi distribusi Disease Control and Prevention pada tahun 2006 agarsubtipe bervariasi. Subtipe C banyak dijr\"rmpai di Afrika penapisan HIV diterapkan sebagai layanan medis rutin bagi orang berusia 13-64 tahun, sekitar seperempat penderitaSelatan, subtipe A di Afrika Barat, dan subtipe B di Amerika yang hidup dengan AIDS diperkirakan tidak menyadariSerikat, Eropa, dan Australia. HIV-2 tetap terlokalisasi, infeksinya.terutama di Afrika Barat. Di akhir tahun 2007, diperkirakan telah terjadi lebih dari The World Health Organization memperkirakan bahwa 1,5 juta kasus HIV/AIDS (500.000 kasus di antaranya telah berakhir dengan kematian). Lebih dari 1 juta orang hidupdari2,7 lutainfeksi HIV baru tiap tahun, 90% terjadi di negara dengan HIV/AIDS di Amerika Serikat, dan 40.000 kasus baruberkembang. Pada negara-negara tersebut, AIDS menjadi diperkirakan terjadi tiap tahunnya. Angka kematian untukpenyakit yapg banyak ditularkan melalui hubungan hetero-seksual, dan jumlah kasus laki laki dan perempuan hampir pertama kali menurun di tahun 1996, mencerminkansama banyaknya. penggunaan terapi kombinasi antlretrovirus dan pencegahan Menurut hipotesis, penyebaran HIV yang cepat ke seluruh infeksi oportunistik sekunder.dunia di akhir abad ke-20 dibantu perkembangannya olehmigrasi besar-besaran penduduk pedesaan ke pusat-pusatkota, dibarengi oleh pergerakan internasional individu yangterinfeksi sebagai konsekuensi masalah kependudukan,turisme, dan perjalanan bisnis.

Bab 44 * AIDS & Lentivirus 645 AIDS pada anak meningkat seiring bertambahnya jumlah biasanya terjadi di awal (dalam waktu 6 bulan). Beban virusperempuan yang terinfeksi HIV. Sekitar 1650 bayi baru lahir maternal yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinyadiperkirakan terinfeksi HIV di Amerika Serikat pada tahun penularan.1991. Jumlah infeksi baru menurun dramatis dengan Pekerja layanan kesehatan terinfeksi HIV karena terkenadikembangkannya terapi zidol'udine antenatal, intrapartum, tusukan jarum dengan darah yang terkontaminasi. Jumiah infeksinya relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah kasusdan neonatal di tahun 1994 (lihat barvah)' Dari angka tertusukjarum suntikdengan darahterkontaminasi (perkiraan risiko penularan sekitar 0,37o). Risiko penularannya bahkanpenularan sebanyak 25-30o/o tanPa intervensi, terapi obat- lebih rendah melalui pajanan darah yang terinfeksi ke membran mukosa (sekitar 0,0970). Ini berbeda dengan risikoobatan telah menurunkan angka penularan di Amerika infeksi virus hepatitis C setelah tertusukjarum suntik, sebesar 1,8%, dan infeksi virus hepatitis B yang sebesar 6-300/o.Serikat hingga mencapai di bawah 2%. Penularan dari ibu ke Rute penularan (darah, seks, dan kelahiran) yang di-anak terus terjadi karena tidak terdiagnosisnya infeksi HIV jelaskan di atas merupakan penyebab hampir semua infeksi HIV. Terdapat kekhawatiran yang dipertimbangkan bahwapada ibu dan tiadanya terapi medls. dalam keadaan yang langka ada tipe penularan lain, yaitu melalui kontak \"sehari-hari\" dengan orang yang terinfeksi Keberhasilan menurunkan penularan HIV perinatal di HIV atau vektor serangga, tetapi tidak ada bukti terjadiAmerika Serikat belum dicapai oleh banyak negara yang lebihmiskin. Terutama di sub-sahara Afrika, angka penularan ibu penularan virus dalam kondisi sehari-hari ini.ke anak tetap tinggi. Pencegahan, Terapi, & PengendalianC. Rute penularan A. Obat antivirusTiter HIV yang' tinggi dijumpai dalam dua jenis cairantubuh-darah dan semen. HIV ditularkan melalui kontak Semakin banyak obat antivirus yang disetujui sebagai terapiseksual (termasuk hubungan seks genital-oral), melalui infeksi HIV (lihat Bab 30). Kelas-kelas obat tersebut meliputipajanan parenteral dengan darah atau produk darah yang penghambat nukleosida dan nonnukleosida enzim reverseterkontaminasi, dan dari ibu ke anak selama periode perinatal. transcriptase virus serta penghambat enzim protease virus.Adanya penyakit menular seksual lain seperti sifilis' gonore'atau herpes simpleks tipe 2 meningkatkan risiko penularan Penghambat protease merupakan obat antivirus yang potenHIV per seksual sebanyak 100 kali lipat karena peradangan karena aktivitas protease sangat penting untuk produksi virusdan lepuh memfasilitasi transfer HIV melintasi sawar mukosa. yang infeksius, dan enzim virus tersebut berbeda denganIndividu yang positif mengidap HIV tetapi asimtomatis dapat protease sel manusia. Kelas obat yang lebih baru meliputimenularkan virus ini. Sejak pemaparan AIDS pertama kali,aktivitas homoseksual yang bebas telah diketahui sebagai penghambat fusi, pertama kali disetujui pada tahun 2003,faktor risiko utama terkena penyakit ini. Risiko ini meningkat yang menyekat masuknya virus ke dalam sel; penghambatsesuai dengan jumlah hubungan seksual dengan Pasangan masuknya virus, pertama kali disetujui pada tahun 2007 yang yang berbeda. menyekat pengikatan koreseptor CCR5 oleh HIV; dan Transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi penghambat integrase, pertama kali disetujui pada tahun merupakan rute penularan virus yang efektif. Contoh, lebih dari 90o/o penderita hemofilia yang menerima konsentrat 2007 yang, mengganggu enzim virus yang diperlukan untuk faktor pembekuan darah yang terkontaminasi di Amerika replikasi HIV.Serikat (sebelum HIV terdeteksi) membentuk antibodi Terapi kombinasi obat antiretrovirus, disebut HAART,terhadap HIV. Pengguna obat-obatan suntik terlarang tersedia di tahun 1996. Terapi ini sering kali mampu menekan biasanya terinfeksi mlaiui penggunaan jarum yang ter- replikasi virus hingga mencapai di bawah ambang deteksi kontaminasi. Penggunaan obat-obatan suntik menunjang dalam plasma, menurunkan beban virus dalam jaringan munculnya kasus AIDS baru dalam jumlah signifikan. limfoid sehingga membuat respons imun terhadap Patogen Pemeriksaan perlu dilakukan dengan teliti untuk oportunis menjadi pulih dan memperpanjang ketahanan hidup pasien. Akan tetapi, HAARI tidak berhasil me- memastikan bahwa pasokan darah betul-betul aman. The nyembuhkan infeksi HIV-1. Virus ini tetap berada di dalam World Health Organization melaporkan bahwa pendonoran darah secara sukarela tanpa dibayar jauh lebih aman daripada sel-sel yang terinfeksi laten dan berumur panjang, termasuk pendonoran yang dibayar. Menurut laporan pada tahun 1996, risiko infeksi HIV melalui transfusi darah di Amerika Serikat sel T CD4 memorl. lika HAART dihentikan atau terjadi sangatlah kecil (sekitar 1 :500.000). kegagalan terapi, produksi virus akan naik kembali. Angka penularan dari ibu ke bayi bervariasi dari !3o/o hingga 40% pada perempuan yang tidak diterapi' Bayi dapat lika monoterapi biasanya menyebabkan kemuncuian mengalami infeksi lru utero, da\amproses kelahiran, atau yang lebih sering, melalui tindak meny.rsui. Pada ibu yang tidak mutan HIV yang resisten terhadap obat dengan cepat, maka menyusui bayinya, sekitar 30% infeksi terjadi in utero dan terapi kombinasi yang ditujukan terhadap berbagai tahapan 7070 selama proses kelahiran. Data menunjukkan bahwa dalam replikasi virus, biasanya menunda seleksi mutan HIV. Akan tetapi, mutan yang muncul yang resisten terhadap satu sepertiga hingga separuh infeksi HIV perinatal di Afrika penghambat protease, sering kali juga resisten terhadap terjadi akibat menyusui. Penularan HIV selagi menyrsui penghambat protease yang lain.

646 Bagian Empat .t Virologi Penularan varian yang resisten terhadap obat dapat pendekatan terapi gen yang dirancang untuk mencapai memengaruhi pilihan terapi di kemudian hari. Pada tahun \"imunisasi intrasel'l yaitu secara genetik mengubah se1 target 2004 dan 2005, penderita yang belum pernah mendapat terapi sedemikian rupa sehingga membuatnya resisten terhadap HIV. dan baru didiagnosis menderita infeksi HIV ternyata mem bawa virus dengan mutasi resisten-obat dalam 8% kasus Hambatan besar dalam pengembangan vaksin adalah (Amerika Serikat) dan 10% kasus (Eropa). Di antara bayi-bayi kurangnya model hewan yang tepat untuk HIV Simpanse yang terkena infeksi perinatal di Amerika Serikat pada tahun 2002, l9o/o terkena virus jenis mutasi resisten obat. merupakan satu-satunya hewan yang rentan terhadap HIV. Terapi kombinasi telah berhasil dan membuat infeksi HIV Tidak hanya cadangannya sedikit, simpanse juga hanya menjadi suatu penyakit kronis yang dapat diobati. Replikasi menimbulkan viremia dan antibodi; tidak mengalami virus dapat ditekan cukup 1ama, beserta pemulihan fungsi imunodefisiensi. Model macaque-SlV untuk AIDS simlanlah imun, tetapi terapi harus dipertahankan seumur hidup dan yang menderita penyakit sehingga bermanfaat untuk resistensi obat dapat terjadi. Selain itu, regimen obat terkini berharga mahal, tidak dapat ditoleransi oleh semua pasien, penelitian pengembangan vaksin. serta dapat memiliki efek samping (seperti lipodistrofi).Kebanyakan orang yang terinfeksi di seluruh dunia tidak C. Mikrobisida topikal memiliki akses ke obat HIV apapun. Pada banyak negara di dunia, perempuan merupakan Zidovudine (azidothymidine; AZT) mampu mengurangi setidaknya 50% dari semua orang yang hidup dengan HIV/penularan HIV dari ibu ke bayi secara signifikan. Regimen terapi AZT pada ibu selama kehamilan dan selama proses AIDS, dan kebanyakan dari mereka terinfeksi melalui kontak persalinan serta terapi terhadap bayi setelah lahir menurunkan heteroseksual. Sekarang sedang dilakukan berbagai upayarisiko penularan perinatal sebesar 65-750/o (dari sekitar 25%menjadi kurang dart 2o/o). Terapi ini menurunkan penularan untuk menciptakan mikrobisida topikal yang aman danvertikal pada semua tingkat beban virus maternal. periode efektif untuk mencegah penularan HIV secara seksual. Hingga saat ini, belum ada senyawa calon yang diuji terbukti efektifpemberian AZT vang lebih singkat terhadap ibu yang dalam uji klinis.terinfeksi atau regimen nevirapine yang sederhana mem- D. Tindak pengendalianperiihatkan turunnya penularan sebesar 50% sehingga amandigunakan di negara berkembang. Akan tetapi, laju penularan Tanpa pengendalian dengan obat atau vaksin, satu-satunyaHIV yang tinggi melalui meny-usui dapat mengurangi manfaatterapi obat perinatal pada ibu. cara menghindari penyebaran epidemi HIV adalah mem_ pertahankan gaya hidup yang meminimalisasi atau meng-B. Vaksin terhadap HIV hilangkan berbagai faktor risiko tinggi yang dibahas di atas. Belum pernah tercatat ada kasus HIV yang disebabkan olehVaksin yang aman dan efektif menjadi harapan terbaik untukmengendalikan epidemi AIDS di dunia. Vaksin virus biasanya pajanan umum seperti bersin, batuk, berbagi makanan, ataubersifat preventif, yaitu diberikan kepada orang yang tidak kontak sehari-hari lainnya.terinfeksi untuk mencegah baik infeksi maupun penyakit.Akan tetapi, semua calon vaksin HIV yang diuji sejak tahun Karena HIV dapat ditularkan melalui darah, semua donor2009 terbukti tidak efektif mencegah infeksi. darah harus menjalani uji antibodi. Uji antibodi yang Vaksin HIV sulit dikembangkan karena HIV bermutasidengan cepat, tidak diekspresi di semua sel yang terinfeksi, dikerjakan dengan baik tampak mendeteksi hampir semuadan tidak dibersihkan dengan sempurna oleh respons imun karier HIV- 1 dan HIV-2. Pada tempat penapisan donor darahpejamu setelah infeksi primer. Isolat HIV memperlihatkan dilakukan secara luas untuk memeriksa pajanan virus danvariasi yang bermakna, terutama dalam antigen selubung- ditolaknya darah yang terkontaminasi, penularan meialuikeberagaman ini dapat saja menunjang munculnya mutan transfusi darah menjadi hampir tidak ada.yang resisten terhadap netralisasi. Karena hubungan dengan Pihak kesehatan masyarakat telah menganjurkan bahwakekebalan protektif tidaklah diketahui, belum jelas apakah orang-orang yang dilaporkan terjangkit infeksi HIV diberikanrespons imun seluler dan/atau humoral yangperlu ditimbulkan keterangan dan saran sebagai berikut.oleh vaksin. l. Hampir semua orang akan tetap terinfeksi seumur hidup Karena ada kekhawatiran mengenai keamanannya, vaksinyang dibuat dari isolat HIV yang tidak aktif atau dilemahkan dan akan menderita penyakit.atau dari isolat simian diperlakukan dengan begitu hati-hati.Protein virus rekombinan-khususnya yang berada di dalam 2. Meski tidak bergejala, mereka dapat menularkan HIV keglikoprotein selubung-merupakan calon vaksin yang orang 1ain. Sangat dianjurkan melakukan evaluasi danmenjanjikan, baik diberikan dengan agen tambahan atau tindak-lanjut medis secara teratur.dengan vektor virus heterolog. Banyak metode vaksinasi baru 3. Mereka yang terinfeksi tidak boleh mendonorkan darah,juga dalam penelitian. Saat ini sedang dikembangkan plasma, organ tubuh, jaringan lain atau sperma mereka. 4. Ada risiko menularkan virus ke orang lain melalui hubungan seksual (vaginal atau anal), kontak oral,genital, atau berbagijarum suntik. Penggunaan kondom dengan benar secara konsisten dapat mengurangi penulaian virus, meski perlindungan ini tidaklah absolut. 5. Sikat gigi, alat cukur, serta alat-alat lain yang dapat terkontaminasi darah tidak boleh digunakan bersama.

Bab 44 n AIDS & Lentivirus 6476. Perempuan yang seropositif atau perempuan dengan kehamilan; dan (4) ibu yang terinfeksi HIV tidak boleh pasangan seksual yang seroPositif berisiko terinfeksi menyusui untuk mengurangi penularan virus ke anak mereka HIV. Jika mereka hamil, anak mereka juga berisiko tinggi terinfeksi HIV. jika tersedia pilihan lain pemberian makanan yang aman.7. Setelah kecelakaan yang menimbulkan perdarahan, PERTANYAAN ULANGAN permukaan yang terkontaminasi harus dibersihkan l. HIV-1 dikelompokkan sebagai anggota gents Lentivirus dengan larutan pembilas rumah tangga yang baru, dalam famili Retroviridae. Lentivirus diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:10. (A) Mengandung genom DNAB. Alat-alat yang mampu menusuk kulit-seperti jarum (B) Menyebabkan tumor pada mencit (C) Menginfeksi sel dalam sistem imun hipodermis dan akupunktur-harus disterilkan dengan (D) Memiliki sekuens endogen yang terkait di dalam sel uap menggunakan otoklaf sebelum digunakan kembaii atau dibuang dengan cara yang aman. Peralatan normal kedokteran gigi harus disterilkan dengan panas sebelum digunakan dari satu pasien ke pasien yang 1ain. Iika (E) Menyebabkan penyakit saraf yang cepat memburuk mungkin, gunakan jarum dan peralatan sekali pakai. 2. HIV- 1 menyandi satu glikoprotein selubung, yaitu gp 120.9. Ketika hendak mendapat pelayanan medis atau gigi Protein ini (A) Menyebabkan fusi membran untuk mengobati penyakit lain yang didapat selama (B) Berikatan dengan koreseptor virus pada permukaan menderita infeksi HIV orang yang terinfeksi harus sel memberitahu orang yang merawat mereka bahwa mereka (C) Sangat dipertahankan di antara berbagai isolat seropositif sehingga evaluasi yang sesuai dapat dikerjakan (D) Gagal menghasilkan antibodl netralisasi (E) Memicu produksi kemokin dan pencegahan dilakukan untuk mencegah penularan 3. HIV/AIDS menjadi epidemi dunia yang terus menyebar. ke orang lain. Pada tahun 2007, area geografik yang memiliki angka10. Uji antibodi HIV harus ditawarkan kepada orang yang penderita HIV tertinggi setelah sub-Sahara Afrika mungkin terinfeksi sebagai akibat kontak mereka dengan adalah orang yang seropositif (misalnya, pasangan seks, teman (A) Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia berbagi jarum suntik, bayi yang lahir dari ibu yang (B) Asia Timur, termasuk Cina (C) Amerika Utara seropositif). (D) Asia Selatan/Tenggara (E) Eropa Timur dan Asia Tengah 11. Kebanyakan orang dengan tes HIV positif tidak perlu 4. Perjalanan penyakit tipikal infeksi HIV yang tidak diobati mempertimbangkan berganti pekerj aan kecuali pekerj aan memanjang melewati 10 tahun atau lebih. Biasanya ada mereka tersebut berpotensi tinggi memajan orang lain dengan darah atau cairan tubuh mereka' Tidak ada bukti periode yang panjang (latensi klinis) di antara waktu penularan HIV melalui pengolahan makanan. infeksi HIV primer dan timbulnya AIDS. Selama periode 12. Para profesional layanan kesehatan yang seropositil dan latensi klinis ini melakukan berbagai prosedur invasif atau memiliki lesi di kulit harus menerapkan tindak pencegahan, seperti (A) HIV tidak terdeteksi di dalam plasma yang direkomendasikan pada carrier hepatitis B untuk (B) Hitung sel CD4 tetap tidak berubah (C) Virus tidak dapat ditularkan ke orang lain melindungi pasien dari risiko infeksi. (D) Mrus dijumpai dalam organ limfoid (E) Antibodi netralisasi tidak muncul 13. Anak dengan hasil uji positif harus diperbolehkan 5. Koinfeksi virus dijumpai dalam tubuh orang-orang yang bersekolah, karena kontak sehari-hari antar siswa sekolah terinfeksi HIV-1 dan dapat berperan dalam morbiditas tidaklah berisiko. Akan tetapi, lingkungan yang lebih dikontrol dianjurkan bagi anak usia prasekolah atau anak dan mortalitas. Koinfeksi paling umum pada orang yang yang tidak memiliki kendali terhadap sekresi tubuh positif HIV-1 di Amerika Serikat adaiah mereka, suka menggigit, atau memiliki lesi yang terus (A) Virus hepatitis C mengeluarkan cairan. (B) Virus hepatitis D (C) HIV tipe 2 E. Edukasi kesehatan (D) Virus limfotropik-T manusia (E) Herpesvirus sarkoma Kaposi Tanpa vaksin atau terapi, pencegahan kasus AIDS bergantung 6. Mana dari individu berikut yang meningkat risikonya kepada keberhasilan program edukasi yang melibatkan mendapat infeksi HIV? perubahan perilaku. Pesan-pesan edukasi kesehatan bagi masyarakat umum telah dirangkum sebagai berikut: (1) (A) Seorang nenek yang tinggal di rumah yang sama Hubungan seksual apapun (di luar hubungan monogami dengan kerabat yang positif menderita HIV mutualis dengan antibodi HIV negatif) harus dilindungi dengan kondom; (2) jangan berbagi jarum atau semPrit yang (B) Seorang turis di Botswana yang berhubungan seks tidak steril; (3) Semua perempuan yang berpotensi terpajan harus melakukan uji antibodi HIV sebelum hamil, dan jika dengan pekerja seks komersial hasilnya positif, harus mempertimbangkan untuk mencegah

648 Bagian Empat * Virologi 11. Pada orang yang terinfeksi HIV, cairan yang berpotensi menular termasuk semua di bawah ini kecuali (C) Seorang resepsionis di klinik AIDS dalam sebuah (A) Darah rumah sakit (B) Saliva yang terlihat terkontaminasi darah (C) Urine yang tidak terlihat terkontaminasi darah (D) Seorang guru yang mengajar seorang anak yang (D) Sekret genital (E) Cairan amnion positif mengidap HIV dalam ruang kelas 12. Dari lebih dari I juta orang yang diperkirakan hidup (E) Seorang pemain bisbol yang memiliki anggota tim dengan HIV di Amerika Serikat pada akhir tahun 2007, yang positif mengidap HIV berapa banyak orang yang diperkirakan tidak tahu bahwa Seorang perawat berusia 36 tahun tertusuk jarum yang mereka terinfeksi? berisi darah seorang pasien yang positifHIV. Enam buian (A) Sekitar 570 (B) Sekitar 107o kemudian, serum perawat tersebut positif HIV dalam uji (C) Sekitar 207o (D) Sekitar 257o EIA, menunjukkan hasil yang meragukan dalam uji EIA (E) Sekitar 30%o (F) Sekitar 507o ulangan, dan negatif dalam uji blol Westen. Perawat ini Jawaban (A) Kemungkinan terinfeksi HIV (B) Berada dalam periode jendela antara infeksi akut 1.C 4.D 7.C 10. c 2.8 5.A B.A 11. C HIV dan serokonversi 3.D 6.B 9. F, t2. D (C) Kemungkinan tidak terinfeksi HIV REFERENSI (D) Mungkin terinfeksi galur HIV yang resisten terhadap Apetrei C, Robertson DI, Marx PA: The history of SIVs and AIDS: obat Epidemiology, phylogeny, and biology of isolates from (E) Mungkin seorang yang tidak progresif jangka- naturally SIV infected non-human primates (NHP) in Africa. panjang Front Biosci 2004;9:225. IPMID: 14766362] Desrosiers RC: Nonhuman lentiviruses. ln: Fields Virology,5tti ed.B. Seorang laki-laki pengidap HIV berusia 41 tahun yang menolak terapi antiretrovirus didiagnosis menderita Knipe DM et a1 (editor). Lippincott Williams & Wilkins, infeksi Pneumocystis jiroveci. Pasien ini (A) Kemungkinan memiiiki hitung sel T CD4 di bawah 2007. 200 sel/prl Freed EO, Martin MA: HIVs and their replication. In: Fields Virology,5'r'ed. Knipe DM et al (editor). Lippincott Williams (B) Meningkat risikonya menderita kanker paru & Wilkins, 2007. (C) Memiliki angka harapan hidup selama 5 tahun (D) Kemungkinan mengalami penurunan kadar viremia Moore JR Doms RW: The entry of entry inhibitors: A fusion of plasma science and medicine. Proc Natl Acad Sci USA 2003; 100: 10598. IPMID: t2960367) (E) Kecil kemungkinannya menderita demensia pada Patel K et al: Long-term effectiveness ofhighly active antiretroviral stadium ini therapy on the survival of children and adolescents with HIV9. Seorang laki-laki berusia 48 tahun yang positif mengidap infection: A l0-year follow-up study. Clin Infect Dis HIV dan memiliki hitung CD4 sebanyak 40 mengeluh 2008:46:507 . [PMID: 181990 42) lupa ingatan kepada dokternya. Empat bulan kemudian, Patrick MK, Johnston JB, Power C: Lentiviral neuropathogenesis: ia mengalami paralisis dan meninggal dunia. Otopsi Comparative neuroinvasion, neurotropism, neurovirulence, and host neurosusceptibility. J Virol 2002;76:7923. [PMID: mengungkap adanya demielinisasi banyak neuron di r2r339961 dalam otak dan mikroskopi elektron menunjukkan Paul ME, Schearer WT: Pediatric human immunodeficiency virus infection. In: Pediatric Allergy: Principles and Practice. sekumpulan partikel virus tak berselubung di dalam Leung DYM, Sampson HA, Geha RS, Szefler Sl (editor). neuron. Penyebab yang paling mungkin penyakit ini Mosby,2003. adalah Revised recommendations for HIV testing of adults, adolescents, (A) Adenovirus tipe 12 andpregnantwomen in health-care settings. MMWRRecomm (B) Coxsackievirus 82 (C) Parvovirus B19 Rep 2006;5s(RR-14):1. (D) Virus Epstein-Barr (E) Virus lC10. Terapi kombinasi antiretrovirus yang sangat aktifuntuk infeksi HIV biasanya mencakup penghambat protease seperti saquinavir. Penghambat protease seperti ini (A) Efektif terhadap HIV-1 tetapi tidak terhadap HIV-2 (B) larang mendorong munculnya mutan HIV yang resisten (C) Menghambat tahap akhir dalam replikasi virus (D) Mendegradasi reseptor CD4 di sel (E) Mengganggu interaksi virus dengan koreseptor

Bab 44 * AIDS & Lentivirus 649Special issue: 25 years of HIV. Trends Microbiol 2008;16(No.12). postexposure prophylaxis. MMWR Recomm Rep 2005;54(RR-fseluruh terbitan.] 9):1.Twenty,five years of HIV/AIDS-United states, 1981-2006. U.S. Public Health Service guidelines for testing and counselingMMWR Morb Mortal Wkly Rep 2006;55(no.2l):585. blood and plasma donors for human immunodeficiencyvirusUpdatedU.s.PublicHealthServiceguidelinesforthemanagement tlpe 1 antigen. MMWR Recomm Rep 1996;45(RR-2):1.of occupational exposures to HIV and recommendations for

650


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook