Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 13. Trauma Mata

Bab 13. Trauma Mata

Published by haryahutamas, 2016-08-22 09:56:29

Description: Bab 13. Trauma Mata

Search

Read the Text Version

TRAUMAMATA alaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar selainterdapatnya refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapattrauma dari dunia luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bolamata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapatmengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsipenglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk rnen-cegah terjadinya penyulit yang lebih berat dan akan mengakibatkankebutaan.Pada mata dapat terjadi trauma dalam bentuk-bentuk berikut :- Trauma tumpul- Trauma tembus bola mata- Trauma kimia- Trauma radiasi Trauma pada mata dapat mengenai jaringan di bawah ini secaraterpisah atau menjadi gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata : kelopak, konjungtiva, kor-nea, uvea, lensa, retina, papil saraf optik, dan orbita.Hal umum yang diperlukan untuk diperhatikan dalam menghadapi trauma,seperti:o Trauma kimia; mata sakit atau panas, dapat merah dan kelopak sembab.. Perdarahan subkonjungtiva (pecahnya pembuluh darah pada permukaan sklera); tidak sakit dan penglihatan normal.. Aberasi kornea; rasa sakit, mata berair.. Fraktur orbita; sakit terutama pada pergerakan mata, penglihatan ganda, Hifema, sakit, penglihatan terganggu,r Laserasi konjungtiva; sakit, merah, rasa kelilipan,. laserasi kornea; penglihatan turun dan sakit.. Benda asing pada kornea; rasa kelilipan, mata berair, penglihatan terganggu, silau.o keratitits akibat sinar ultra violet; sakit, silau, mata merah, merasa kelilipan. 263

r Retinopatisolar; penglihatan menurun.Trauma Tumpul Pada Mata Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras ataubenda yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai matadengan keras (kencang) ataupun lambat. Gambar 60. Korpua alienum{ungau pada koniuntivaHematoma Kelopak Hematoma palpebra yang merupakan pembengkakan atau penim-bunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darahpalpebra. Hematoma kelopak merupakan kelainan yang sering terlihat padatrauma tumpul kelopak. Trauma dapat akibat pukulan tinju, atau benda-benda keras lainnya. Keadaan ini memberikan bentuk yang menakutkanpada pasien, dapat tidak berbahaya ataupun sangat berbahaya karenamungkin ada kelainan lain di belakangnya. Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopakdan berbentuk kaca mata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan inidisebut sebagai hematoma kaca mata. Hematoma kaca mata merupakankeadaan sangat gawat. Hematoma kaca mata terjadi akibat pecahnyaarteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada pecahnyaa.oftalmika maka darah masuk ke dalam kedua rongga orbita melaluifisura orbita. Akibat darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasiseptum orbita kelopak maka akan berbentuk gambaran hitam padakelopak seperti seseorang memakai kaca mata. Pada hematoma kelopak yang dini dapat diberikan kompres dinginuntuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telahlama, untuk memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres hangatpada kelopak mata.264

Trauma Tumpul KonjungtivaEdema konjungtivaJaringan konjungtivd yang bersifat selaput lendir dapat menjadikemotik pada setiap kelainannya, demikian pula akibat trauma tumpul. Bilakelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa dapat mengediP, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva. Kemotik konjungtiva Yang berat dapat mengakibatkan palpebra tidak me- nutup sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtiva. Pada edema konjungtiva dapatGambar 61. Kemotik konjungtiva diberikan dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva.Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan disisi sehinggacairan konjungtiva kemotik keluar melalui insisi tersebut.Hematoma su bkonj u n gtiva Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darahyang terdapat pada atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva danarteri episklera. Pecahnya pembuluh darah ini dapat akibat batuk rejan,trauma tumpul basis kranil (hematoma kaca mata), atau pada keadaanpembuluh darah yang rentan dan mudah pecah. Pembuluh darah akanrentan dan mudah pecah pada usia lanjut, hipertensi, arteriosklerose,konju n gtiva meradang (konju ngtivitis), anemia, dan obat-obat tertentu. Bila perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikanbahwa tidak terdapat robekan di bawah jaringan konjungtiva atau sklera.Kadang-kadang hematoma subkonjungtiva menutupi keadaan mata yanglebih buruk seperti perforasi bola mata. Pemeriksaan funduskopi adalahperlu pada setiap penderita dengan perdarahan subkonjungtiva akibattrauma. Bila tekanan bola mata rendah dengan pupil lonjong disertaitajampenglihatan menurun dan hematoma subkonjungtiva maka sebaiknya di- 265

lakukan eksplorasi bola mata untuk mencari kemungkinan adanya rupturbulbus okuli. Pengobatan dini pada hematoma subkonjungtiva ialah dengankompres hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsidalam 1-2 minggu tanpa diobati.Trauma Tumpul Pada KorneaEdema kornea Trauma tumpul yang keras ataucepat mengenai mata dapat mengakibatkanedema kornea malahan ruptur membranDescement. Edema kornea akan memberi-kan keluhan penglihatan kabur dan terlihat-nya pelangi sekitar bola lampu atau sumbercahaya yang dilihat. Kornea akan terlihatkeruh, dengan uji plasido yang positif. Gambar 62. Erosi kornea dengan fluoresin Edema kornea yang berat dapatmengakibatkan masuknya serbukan selradang dan neovaskularisasi ke dalam jaringan stroma kornea. Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti NaClSok atau larutan garam hipertonik 2 - B%, glukose 40% dan larutan albumin. Bila terdapat peninggian tekanan bola mata maka diberikan asetazo-lamida. Pengobatan untuk menghilangkan rasa sakit dan memperbaikitajam penglihatan dengan lensa kontak lembek dan mungkin akibatkerjanya menekan kornea terjadi pengurangan edema kornea. Penyulit trauma kornea yang berat berupa terjadinya kerusakan M.Descemet yang lama sehingga mengakibatkan keratopati bulosa yangakan memberikan keluhan rasa sakit dan menurunkan tajam penglihatanakibat astigmatisme iregular.Erosi kornea Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yangdapat diakibatkan.oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapatterjadi tanpa cedera pada membran basal. Dalam waktu yang pendekepitel sekitarnya dapat bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek epiteltersebut.266

Pada erosi pasien akan merasa sakit sekali akibat erosi merusakkornea yang mempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, denganblefarospasme, lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan akan terganggu olehmedia kornea yang keruh. Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberipewarnaan fluoresein akan .benvarna hijau. Pada erosi kornea perlu diperhatikan adalah adanya infeksi yangtimbul kemudian. Anestesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatandan menghilangkan rasa sakit yang sangat. Hati-hati bila memakai obatanestetik topikal untuk menghilangkan rasa sakit pada pemeriksaankarena dapat menambah kerusakan epitel. Epitel yang terkelupas atau terlipat sebaiknya dilepas atau dikupas.Untuk mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotika seperti antibiotikaspektrum luas neosporin, kloramfenikol dan sulfasetamid tetes mata.Akibat rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar maka diberikansikloplegik aksi-pendek seperti tropikamida. Pasien akan merasa lebihtertutup bila dibebat tekan selama 24 jam. Erosi yang kecil biasanya akantertutup kembali setelah 48 iam.Erosi kornea rekuren Erosi rekuren biasanya terjadi akibat cedera yang merusak membranbasal atau tukak metaherpetik. Epitel yang menutup kornea akan mudahlepas kembali diwaktu bangun pagi. Terjadinya erosi kornea berulangakibat epitel tidak dapat bertahan pada defek epitel kornea. Sukarnyaepitel menutupi kornea diakibatkan oleh terjadinya pelepasan membranbasal epitel kornea tempat duduknya sel basal epitel kornea. Biasanyamembran basal yang rusak akan kembali normal setelah 6 minggu. Pengobatan terutama bertujuan melumas permukaan korneasehingga regenerasi epitel tidak cepat terlepas untuk membentuk membranbasal kornea. Pengobatan biasanya dengan memberikan sikloplegik untukmenghilangkan rasa sakit ataupun untuk mengurangkan gejala radanguvea yang mungkin timbul. Antibiotik diberikan dalam bentuk tetes danmata ditutup untuk mempercepat tumbuh epitel baru dan mencegah infeksisekunder. Biasanya bila tidak terjadi infeksi sekunder erosi kornea yangmengenai seluruh permukaan kornea akan sembuh dalam 3 hari' Padaerosi kornea tidak diberi antibiotik dengan kombinasi steroid. 267

Pemakaian lensa kontak lembek pada pasien dengan erosi rekurensangat bermanfaat, karena dapat mempertahankan epitel berada di tem-pat dan tidak dipengaruhi kedipan kelopak mata.Trauma Tumpul Uvealridoplegia Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan ototsfingter pupil atau iridoplegia sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis. Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan akomodasi, silauakibat gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil. Pupil terlihat tidak sama besar atau anisokoria dan bentuk pupildapat menjadi iregular. Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar. lridoplegia akibat trauma akan berlangsung beberapa hari sampaibeberapa minggu. Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya diberi istirahat untukmencegah terjadinya kelelahan sfingter dan pemberian roboransia.lridodialisis Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal irissehingga bentuk pupil menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisisterjadi bersama-sama dengan terbentuknya hifema. Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pem-bedahan dengan melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.Hifema .. :...: .: :t:.,. a: ;:):,.1 :.1:::1.:..:l Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat traumaGambar 63. Koagulum dalam BMD tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit, di- sertai dengan epifora dan blefaro- spasme. Penglihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik268

mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis. Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tiduryang ditinggikan 30 derajat pada kepala, diberi koagulasi, dan mataditutup. Pada anak yang gelisah dapat diberikan obat penenang. Asetazo-lamida diberikan bila terjadi penyulit glaukoma. Biasanya hifema akari hilang sempurna. Bila berjalan penyakit tidakberjalan demikian maka sebaiknya penderita dirujuk. Parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada pasien dengan hifema bila terlihat tanda{anda imbibisikornea, glaukoma sekunder, hifema penuh dan berwarna hitam atau bilasetelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema akan berkurang. Kadang-kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah traumadapat terjadi perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunderyang pengaruhnya akan lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang. Glaukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliarberakibat suatu reses sudut bilik mata sehingga terjadi gangguan pengali-ran cairan mata. Zat besi di dalam bola mata dapat menimbulkan siderosis bulbiyang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan. Hifema spontan pada anak sebaiknya dipikirkan kemungkinan leukemiadan retinoblastoma.Bedah Pada HifemaParasentesis Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan menge-luarkan darah atau nanah dari bilik mata depan, dengan teknik sebagaiberikut : dibuat insisi kornea 2 mm dari limbus ke arah kornea yang sejajardengan permukaan iris. Biasanya bila dilakukan penekanan pada bibir lukamaka koagulum dari bilik mata depan keluar. Bila darah tidak keluarseluruhnya maka bilik mata depan dibilas dengan garam fisiologik. Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit.lridosiklitis Pada trauma tumpul dapat terjadi reaksi jaringan uvea sehinggamenimbulkan iridosiklitis atau radang uvea anterior. 269

Pada mata akan terlihat mata merah, akibat adanya darah di dalambilik mata depan maka akan terdapat suar dan pupil yang mengecildengan tajam penglihatan menurun. Pada uveitis anterior diberikan tetes mata middatik dan steroid topikal.Bila terlihat tanda radang berat maka dapat diberikan steroid sistemik. Sebaiknya pada mata ini diukur tekanan bola mata untuk persiapanmemeriksa fundus derigan midriatika.Trauma Tumpul Pada LensaDislokasi lensa Trauma tumpul lensa dapat mengakibatkan dislokasi lensa. Dislokasilensa terjadi pada putusnya zonula Zinn yang akan mengakibatkankedudukan lensa terganggu.Subluksasi lensa Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya sebagian zonula Zinn se-hingga lensa berpindah tempat. Subluksasi lensa dapat juga terjadi spontanakibat pasien menderita kelainan pada zonula Zinn yang rapuh (SindromMarphan). Pasien pasca trauma akan mengeluh penglihatan berkurangSubluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa iridodonesis. Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yangelastis akan menjadi cembung, dan mata akan menjadi lebih miopik. Lensayang menjadi sangat cembung mendorong iris ke depan sehingga sudutbilik mata tertutup. Bila sudut bilik mata menjadi sempit pada mata inimudah terjadi glaukoma sekunder. Subluksasi dapat mengakibatkan glaukoma sekunder dimana terjadipenutupan sudut bilik mata oleh lensa yang mencembung. Bila tidak terjadi penyulit subluksasi lensa seperti glaukoma atauuveitis maka tidak dilakukan pengeluaran lensa dan diberi kaca matakoreksi yang sesuai.Luksasi lensa aRterior Bila seluruh zonula Zinn di sekitar ekuator putus akibat trauma makalensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Akibat lensa terletak di270

dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran keluarcairan bilik mata sehingga akan timbul glaukoma kongestif akut dengangejala-gejalanya. Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasasakit yang sangat, muntah, mata merah dengan blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa di dalam bilikmata depan. lris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekananbola mata sangat tinggi. Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien secepatnya dikirimpada dokter mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlebih dahuludiberikan asetazolamida untuk menurunkan tekanan bola matanya'Luksasi lensa posterior Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasilensa posterior akibat putusnya zonula Zinn di seluruh lingkaran ekuatorlensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan kaca dan tenggelam di dataranbawah polus posterior fundus okuli. Pasien akan mengeluh adanya skotoma pada lapang pandangannyaakibat lensa mengganggu kamPus. Mata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau afakia.Pasien akan melihat normal dengan lensa + 12.0 dioptri untuk jauh, bilikmata depan dalam dan iris tremulans. Lensa yang terlalu lama berada pada polus posterior dapat menim-bulkan penyulit akibat degenerasi lensa, berupa glaukoma fakolitikataupun uveitis fakotoksik. Bila luksasi lensa telah menimbulkan penyulit sebaiknya secepatnyadilakukan ekstraksi lensa.Katarak Trauma Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasiataupun tumpul terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun. Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anteriorataupun posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang,dan dapat pula dalam .bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebutcincin Vossius. Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, per-forasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel sehingga 271

bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akanmengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai dengan terda-patnya masa lensa di dalam bilik mata depan. Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensayang akan bercampur makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikanbentuk endoftalmitis fakoanafilaktik. Lensa dengan kapsul anterior sajayang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkanapa yang disebut sebagai cincin Soemering atau bila epitel lensaberproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elsching. Pengobatan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya. Bila terjadi pada anak sebaiknya dipertimbangkan akan kemungkinanterjadinya ambliopia. Untuk mencegah ambliopia pada anak dapat di-pasang lensa intra okular primer atau sekunder. Pada katarak trauma apabila tidak terdapat penyulit maka dapatditunggu sampai mata menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glau-koma, uveitis dan lain sebagainya maka segera dilakukan ekstraksi lensa.Penyulit uveitis dan glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Padabeberapa pasien dapat terbentuk cincin Soemmering pada pupil sehinggadapat mengurangi tajam penglihatan. Keadaan ini dapat disertai perdara-han, ablasi retina, uveitis atau salah letak lensa.Cincin Vossius Pada trauma lensa dapat terlihat apa yang disebut sebagai cincinVossius yang merupakan cincin berpigmen yang terletak tepat di belakangpupil yang dapat terjadi segera setelah trauma, yang merupakan depositpigmen iris pada dataran depan lensa sesudah sesuatu trauma, sepertisuatu stempeljari. Cincin hanya menunjukkan tanda bahwa mata tersebut telah me-ngalami suatu trauma tumpul.Trauma Tumpul Retina dan KoroidEdema retina dan koroid Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina,penglihatan akan sangat menurun. Edema retina akan memberikan warnaretina yang lebih abu-abu akibat sukarnya melihat jaringan koroid melaluiretina yang sembab. Berbeda dengan oklusi arteri retina sentral dimana272

terdapat edema retina kecuali daerah makula, sehingga pada keadaan iniakan terlihat cherry red spot yang benruarna merah. Edema retina akibattrauma tumpuljuga mengakibatkan edema makula sehingga tidak terdapatcherry red spot. Pada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edemamakula atau edema Berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yangluas sehingga seluruh polus posterior fundus okuli berwarna abu-abu. Umumnya penglihatan akan normal kembali setelah beberapawaktu, akan tetapi dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnyadaerah makula oleh sel pigmen epitel.Ablasi retina Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina darikoroid pada penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyaibakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitissemata, miopia, dan proses degenerasi retina lainnya. Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput yangseperti tabir mengganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutupdaerah makula maka tajam penglihatan akan menurun. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang berwarnaabu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok. Kadang-kadang terlihat pembuluh darah seperti yang terputus-putus. Pada pasien dengan ablasi retina maka secepatnya dirawat untukdilakukan pembedahan oleh dokter mata.Trauma KoroidRuptur koroid Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapatmerupakan akibat ruptur koroid. Ruptur ini biasanya terletak di polusposterior bola mata dan melingkar konsentris di sekitar papil saraf optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula luteamaka tajam penglihatan akan turun dengan sangat. Ruptur ini bila tertutupoleh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darahtersebut telah diabsorpsi maka akan terlihat bagian ruptur berwarna putihkarena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup koroid. 273

Trauma Tumpul Saraf OptikAvulsi papil saraf optik Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkal-nya di dalam bola mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik.Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya'tajam penglihatan yang beratdan sering berakhir dengan kebutaan. Penderita ini perlu dirujuk untukdinilai kelainan fungsi retina dan saraf optiknya.Optik neuropati traumatik Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik,demikian pula perdarahan dan edema sekitar saraf optik. Penglihatan akan berkurang setelah cidera mata. Terdapat reaksi defekaferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada retina. Tanda lain yang dapatditemukan adalah gangguan penglihatan warna dan lapangan pandang. Papilsaraf optik dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat. Diagnosis banding penglihatan turun setelah sebuah cidera mataadalah trauma retina, perdarahan badan kaca, trauma yang mengakibat-kan kerusakan pada kiasam optik. Pengobatan adalah dengan merawat pasien pada waktu akutdengan memberi steroid. Bila penglihatan memburuk setelah steroid makaperlu dipertimbangkan untuk pembedahan.Trauma Tembus Bola Mata Trauma dapat mengakibatkan robekan pada konjungtiva saja. Bilarobekan konjungtiva ini atau tidak melebihi 1 cm, maka tidak perludilakukan penjahitan. Bila robekan konjungtiva lebih '1 cm diperlukan tin-dakan penjahitan untuk mencegah terjadinya granuloma. Pada setiaprobekan konjungtiva perlu diperhatikan terdapatnya robekan sklera ber-sama-sama dengan ro-bekan konjungtiva tersebut. Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalambola mata maka -akan terlihat tandatanda bola mata tembus, seperti:- Tajam penglihatan yang menurun- Tekanan bola'mata rendah- Bilik mata dangkal- Bentuk dan letak pupil yang berubah- Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera274

- Terdapat jaringan yang di proplaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina- Konjungtiva kemotis Bila terlihat salah satu tanda di atas atau dicurigai adanya perforasi bolamata maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotika topikal dan mataditutup dan segera dikirim pada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Pada setiap terlihat kemungkinan trauma perforasi sebaiknya dipasti-kan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuatfoto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikanantibiotika sistemik atau intravena dan pasien dipuasakan untuk tindakanpembedahan. Pasien juga diberi anti tetanus profilaktik, analgetika, dankalau perlu penenang. Sebelum dirujuk mata tidak diberi salep, karenasalep dapat masuk ke dalam mata. Pasien tidak boleh diberi steroid lokal,dan beban yang diberikan pada mata tidak menekan bola mata. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalambola mata. Benda asing di dalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan. Benda asing yang bersifat magnetik dapat dikeluarkan dengan alatmagnit raksasa. Benda yang tidak magnetik dikeluarkan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul pada terdapatnya benda asing intraokularadalah endoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokulardan ftisis bulbi.Benda Asing IntraokularBenda asing magnetik intraokular Pada keadaan diduga adanya benda asing magnetik intraokular perlu'diambil riwayat terjadinya trauma dengan baik. Benda asing intraokular yangmagnetik ataupun tidak akan memberikan gangguan pada tajam pengli-hatan. Akan terlihat kerusakan kornea, lensa iris ataupun sklera pengli-hatan. Akan terlihat kerusakan kornea, lensa iris ataupun sklera yangmerupakan tempat jalan masuknya benda asing ke dalam bola mata. Bila pada pemeriksaan pertama lensa masih jernih maka untukmelihat kedudukan benda asing di dalam bola mata dilakukan melebarkanpupil dengan midriatika. Pemeriksaan funduskopi sebaiknya segera dilakukan karena bila lensa terkena maka akan lensa menjadi keruh secara 275

perlahan-lahan sehingga akan memberikan kesukaran untuk melihat jaringanbelakang lensa. Pemeriksaan radiologik akan memperlihatkan bentuk dan besarbenda asing yang terletak intraokular. Bila pada pemeriksaan radiologikdipakai cincin Flieringa atau lensa kontak Comberg akan terlihat bendabergerak bersama dengan pergerakan bola mata. Untuk menentukan letak benda asing ini dapat dilakukan pamerik-saan tambahan lain yaitu dengan metal locator. Pemeriksaan ultrasono-grafi digunakan untuk pemeriksaan yang lebih menentukan letak dangangguan terhadap jaringan sekitar lainnya. Pengobatan pada benda asing intraokular ialah dengan mengeluar-kannya dan dilakukan dengan perencanaan pembedahan agar tidakmemberikan kerusakan yang lebih berat terhadap bola mata. Mengeluarkan benda asing melaluijalan melewati sklera merupakancara untuk tidak merusak jarinan lain.Trauma Kimia Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi didalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia,pekerjaan pertanian, dan peperangan yang memakai bahan kimia di abadmodern. Bahan kimia yang dapat mengakibatkan kelainan pada mata dapatdibedakan dalam bentuk : trauma Asam dan trauma Basa atau Alkali. Pengaruh bahan kimia sangat bergantung pada pH, kecepalan danjumlah bahan kimia tersebut mengenai mata. Dibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali cepat dapatmerusak dan menembus kornea. Setiap trauma kimia pada mata memerlu-kan tindakan segera. lrigasi daerah yang terkena trauma kimia merupakantindakan yang segera harus dilakukan karena dapat memberikan penyulityang lebih berat. Pembilasan dilakukan dengan memakai garam fisiologikatau air bersih lainnya selama mungkin dan paling sedikit '15-30 menit. Luka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air yang tersediapada saat itu seperti dengan air keran, larutan garam fisiologik, dan asamberat. Anestesi topikal diberikan pada keadaan dimana terdapat blefaro-spasme berat. Untuk bahan asam digunakan larutan natrium bikarbonat 3%,sedang untuk basa larutan asam borat, asam asetat0.5% atau bufer asam276

asetat pH 4.5% untuk menetralisir. Diperhatikan kemungkinan terdapatnyabenda asing penyebab luka tersebut. Untuk bahan basa diberikan EDTA. Pengobatan yang diberikanadalah antibiotika topikal, sikloplegik dan bebat mata selama mata masihsakit. Regenerasi epitel akibat asam lemah dan alkali sangat lambat yangbiasanya sempurna setelah 3-7 hari.Trauma Asam Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik,organik (asetat, forniat), dan organik anhidrat (asetat). Bila bahan asammengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun peng-gumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak tinggi makatidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Biasanya akan terjadikerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Bahan asam dengankonsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti terhadap trauma basa sehinggakerusakan yang diakibatkannya akan lebih dalam. Pengobatan dilakukan dengan irigasijaringan yang terkena secepat-nya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahanyang mengakibatkan trauma. Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajampenglihatan tidak banyak terganggu.Trauma Basa atau Alkali Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yangsangat gawat pada mata. Alkali akan menembus dengan cepat kornea,bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina. Pada trauma basaakan terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia alkalibersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengandehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depandalam waktu 7 detik. Pada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan menam-bah bertambah kerusakan kolagen kornea. Alkali yang menembus kedalam bola mata akan merusak retina sehingga akan berakhir dengankebutaan penderita. Menurut klasifikasi Thoft maka trauma basa dapat dibedakan dalam :Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertaidengan keratitis pungtata 277

Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel korneaDerajat 3 :hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel korneaDerajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%. Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya mela-kukan irigasi dengan garam fisiologik. Sebaiknya irigasi dilakukan selamamungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan paling sedikit 60 menit segerasetelah trauma. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA untukmengikat basa. Edta diberikan setelah 1 minggu trauma alkali diperlukanuntuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ke tujuh. Penyulit yang dapat timbul trauma alkali adalah simblefaron, keke-ruhan kornea, edema dan neovaskularisasi kornea, katarak, disertaidengan terjadiftisis bola mata.Trauma Radiasi ElektromagnetikTrauma radiasiyang sering ditemukan adalah :- Sinar inframerah- Sinar ultraviolet- Sinar X dan sinar terionisasiTrauma Sinar Infra Merah Akibat sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhanamatahari dan pada saat bekerja dipemanggangan. Kerusakan ini dapatterjadi akibat terkonsentrasinya sinar inframerah terlihat. Kaca yang men-cair seperti yang ditemukan di tempat pemanggangan kaca akan menge-luarkan sinar infra merah. Bila seseorang berada pada jarakl kaki selamasatu menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya lebar atau midriasismaka suhu lensa akan naik sebanyak 9 derajat Celcius. Demikian pula irisyang mengabsorpsi sinrar infra merah akan panas sehingga berakibat tidakbaik terhadap kapsul lensa di dekatnya. Absorpsi sinar infra merah olehIensa akan mengakibatkan katarak dan eksfoliasi kapsul lensa. Akibat sinar ini pada lensa maka katarak mudah terjadi pada pekerjaindustri gelas dan pemanggangan logam. Sinar infra merah akan menga-kibatkan keratitis superfisial, katarak kortikal anterior-posterior dan koa-gulasi pada koroid.278

Bergantung pada beratnya lesi akan terdapat skotoma sementaraataupun permanen. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yangsudah terjadi kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar infra merah ini. Steroid sistemik dan lokal diberikan untuk mencegah terbentuknyajaringan parut pada makula atau untuk mengurangigejala radang yang timbul.Trauma Sinar Ultra Violet (Sinar Las)Sinar ultra violet merupakan sinar gelombang pendek yang tidakterlih'atSmineamr puultnrayavi ioplaentjabnagnygaeklomtebrdaangpaatnptaardaa 350-295 nM. las, dan me- saat bekerjanatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari di atas salju. Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultra violet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada korneasehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat.Kerusakan ini akan segera baik kembali setelah beberapa waktu, dan tidakakan memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap.Pasien yang telah terkena sinar ultra violet akan memberikankeluhan 4-10 jam setelah trauma. Pasien akan merasa mata sangat sakit,mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme, dankonjungtiva kemotik. Kornea akan menunjukkan adanya infiltrat pada permukaannya, yangkadang-kadang disertai dengan kornea yang keruh dan uji fluoreseinpositif. Keratitis terutama terdapat pada fisura palpebra.Pupil akan terlihat miosis. Tajam penglihatan akan terganggu.Keratitis ini dapat sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasiberjalan lama kerusakan dapat permanen sehingga akan mernberikan ke-keruhan pada kornea. Keratitis dapat bersifat akibat efek kumulatif sinarultra violet sehingga gambaran keratitisnya menjadi berat. Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika lokal,analgetik, dan mata ditutup untuk selama 2-3 hari. Biasanya sembuhsetelah 48 jam.Sinar lonisasi dan Sinar XSinar ionisasi dibedakan.dalam bentuk :- Sinar alfa yang dapat diabaikan- Sinar beta yang dapat menembus 1 cm jaringan- Sinar gama dan- Sinar X 279

Sinar ionisasi dan sinar X dapat mengakibatkan katarak dan rusaknyaretina. Dosis kataraktogenik bervariasi dengan energi dan tipe sinar, lensayang lebih muda dan lebih peka.Akibat dari sinar ini pada lensa, terjadi pemecahan diri sel epitel secaratidak normal. Sedang sel baru yang berasal dari sel germinatif lensa tidakmenjadijarang.Sinar X merusak retina dengan gambaran seperti kerusakan yang diaki-batkan diabetes melitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneurismata, dan eksudat.Luka bakar akibat sinar X dapat merusak kornea yang mengakibatkankerusakan permanen yang sukar diobati. Biasanya akan terlihat sebagaikeratitis dengan iridosiklitis ringan. Pada keadaan yang berat akanmengakibatkan parut konjungtiva atrofi sel goblet yang akan mengganggufungsi air mata.Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika topikal dengan steroid 3 kalisehari dan sikloplegik satu kali sehari. Bila terjadi simblefaron padakonjungtiva dilakukan tindakan pembedahan.Glaukoma Sekunder Pasca Truma Trauma dapat mengakibatkan kelainan jaringan dan susunan jaring-an di dalam mata yang dapat mengganggu pengaliran cairan mata se-hingga menimbulkan glaukoma sekunder. Jenis kelainan yang dapatmenimbulkan glaukoma adalah kontusi sudut.Glaukoma Kontusi Sudut Trauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris ke belakangsehingga terjadi robekan trubekulum dan gangguan fungsitrubeklulum danini akan mengakibatkan hambatan pengaliran keluar cairan mata. Pengobatan biasanya dilakukan seperti mengobati glaukoma sudutterbuka yaitu dengan obat lokal atau sistemik. Bila tidak terkontrol denganpengobatan maka dilakukan pembedahan.Glaukoma Dengan Dislokasi Lensa Akibat trauma tumpul dapat terjadi putusnya zonula Zinn, yang akanmengakibatkan kedudukan lensa tidak normal. Kedudukan lensa tidaknormal ini akan mendorong iris ke depan sehingga terjadi penutupan sudut280

bilik mata. Penutupan sudut bilik mata akan menghambat pengalirankeluar cairan mata sehingga akan menimbulkan glaukoma sekunder. Pengobatan yang dilakukan adalah mengangkat penyebab ataulensa sehingga sudut terbuka kembali.Pencegahan Trauma Mata Trauma mata dapat dicegah dan diperlukan penerangan kepadamasyarakat untuk menghindarkan terjadinya trauma pada mata, seperti :- Trauma tumpul akibat kecelakaan tidak dapat dicegah, kecuali trauma tumpul perkelahian- Diperlukan perlindungan pekerja untuk menghindarkan terjadinya trauma tajam.- Setiap pekerja yang sering berhubungan dengan bahan kimia sebaik- nya mengerti bahan apa yang ada ditempat kerjanya- Pada pekerja las sebaiknya menghindarkan diri terhadap sinar dan percikan bahan las dengan memakai kaca mata.- Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin berbahaya untuk matanya. 281


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook