Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 31. Parvovirus

31. Parvovirus

Published by haryahutamas, 2016-04-03 03:24:11

Description: 31. Parvovirus

Search

Read the Text Version

Pa rvovirusParvovirus adalah virus hewan DNA yang paling Klasifikasisederhana. Karena kapasitas penyandian genomnya kecil, Terdapat dua subfamili Parvoviridae: Parvovirinae' yangreplikasi virus bergantung pada fungsi yang diberikanoleh sel pejamu yang bereplikasi atau virus penolong yang menginfeksi vertebrata, dan Densovirinae yangmenginfeksi bersama-sama. Satu-satunya parvovirus yangdikenal bersifat patog€n untuk manusia, B19, mempunyai menginfeksi serangga. Parvovirinae terdiri dari tiga genus. Anggota genus Paruouirus maupun genus Erythrouirustropisme terhadap sel progenitor eritroid. Parvovirus mampu bereplikasi secara otonom dalam sel yangmerupakan penyebab eritema infeksiosum (\"penyakit membelah secara cepat. Virus panleukopenia felinum dankelima'), suatu eksantema pada anak yang sering terjadi; parvovirus kaninum, keduanya merupakan penyebabsindrom poliartralgia-artritis pada orang dewasa normal; penyakit pada hewan yang serius, digolongkan sebagaikrisis aplastik pada pasien dengan gangguan hemolitik; anggota genus Paruouirus, yang diisolasi dari banyakanemia kronik pada orang imunokompromais; dan hewan lain. Parvovirus B19 manusia adaiah satu-satunya anggota genus Erythrouirus. Genus Dependouiruskematian letal. mempunyai anggota yang cacat dan bergantung pada virus penolong (adenovirus atau herpesvirus) untuk bereplikasi.SIFAT PARVOVIRUS \"Virus terkait adeno\" pada manusia dihubungkan dengan semua penyakit.Sifat penting parvovirus terdapat dalam Tabel 3 1 - 1 . Pentingdiketahui bahwa terdapat parvovirus yang cacat dan secara Replikasi Parvovirusotonom bereplikasi. Siklus replikasi parvovirus Bi9 manusia diringkas dalamStruktur & Komposisi Gambar 31-2. Virus ini sangat tropik untuk sel eritroid manusia. Reseptor selular untuk 819 adalah antigen PPartikel tak berselubung, ikosahedrai mempunyaidiameter 18-26 nm (Gambar 31-l). Partikel mempunyai golongan darah (globosid). Antigen P diekspresikan padaberat molekul 5,5-6,2 x 106, berat sebesar 1,39-1,42 gcm3, eritrosit matang, progenitor eritroid, megakariosit, seldan Sr,,*sebesar 110-122. Virion sangat resistan terhadapinaktivasi. Virion stabil antara pH 3 dan 9 dan tahan Tatbel 31-1. Sifat penting parvovirusterhadap pemanasan 56 ('C selama 60 menit, tetapi dapat Virion: lkosahedral, diameter 18-26 nm, 32 kapsomerdiinaktifkan dengan formalin, B-propiolakton, dan agen Komposisi: DNA (20%), protein (80%) Genom: DNA untai tunggal, linear, 5,6 kb, BM 1,5-2,0 juta.pengoksidasi. Protein: Satu mayor dan satu minor Selubung: Tidak ada Virion mengandung dua protein selubung yang dikode Replikasi: Nukleus, bergantung pada fungsi sel pejamuoleh sekuens kerangka DNA yang tumPang tindih. yang membelah Ciri khas yang menonjol:Protein kapsid utama, YP2, sekitar 90%o berupa proteinvirion. Genomnya merupakan DNA untai tunggal, linear, Virus yang sangat sederhana Patogen manusia, B19, mempunyai tropisme untuksekitar.5 kb. Virus otonom, Bl9, mengandung 5596 progenitor sel darah merahnukleotida, sedangkan parvovirus yang cacat, AAV-Z, Satu genus tidak mampu melakukan replikasi danmengandung 4680 basa. Parvovirus otonom biasanyamengenkapsi untaian DNA pelengkap bagi mRNA virus; memerlukan virus penolongvirus yang cacat cenderung menjadi kapsid untaian DNAkedua polaritas menjadi virion yang terpisah denganfrekrrensi sama. 424

PARVOVIRUS / 425Gambar 31-1. Mikrograf elektron partikel parvovirus Satu atau lebih DNA polimerase selular terlibat; sekuens terminal pada DNA parvovirus yang linear digunakan(5umbangan FA Murphy dan EL Palmer). primer untuk memulai sintesis DNA. Terdapar dua protein kapsid. Protein nonstruktural diperlukan untukendotel, piasenta, dan jantung serta hati janin, yang replikasi virus dan penting pada patogenesis beberapa penyakit terkait B19 dengan memodulasi gen sel pejamu.membantu menjelaskan tropisme jaringan virus B19 yang Replikasi virus n-renyebabkan kematian sel.luas. INFEKSI PARVOVIRUS PADA MANUSIA Parvovirus sangat bergantung pada fungsi selular untuk Patogenesis & Patologireplikasi. Replikasi DNA virus terjadi di dalam nukleus.Bagi sel pejamu perlu untuk melalui fase S, tetapi Perjalanan khas infeksi parvovirus 819 pada orang dewasaparvovirus tidak mempunyai kemampuan untukmerangsang sel iainnya untuk memulai sintesis DNA. digambarkan dalam Gambar 3l-3. B19 teiah dilibatkan sebagai agen penyebab beberapa penyakit (-|abel 31-2). Sel imatur pada garis eritroid merupakan target utarna parvovirus B19 manusia. OIeh karena itu, tempat utama replikasi virus pada pasien diduga adalah sumsum dewasa dan hati janin. Replikasi virus menyebabkan kematian sel sehingga memutuskan produksi sel darah merah. Pada pasien imunokompromais, terjadi infeksi B19 persisten, menyebabkan anemia kronik. Pada kasus kematian janin' infeksi kronik mungkin menyebabkan anernia berat pada janin. Parvovirus yang tidak cacat memerlukan sel pejamu yang membelah untuk bereplikasi dan penyakit parvovirus yang diketahui menunjukkan spesifikasi target tersebut (Gambar 31-4). Antibodi IgG maupun IgM spesifik virus terbentuk setelah infeksi B19. Infeksi parvovirus yang persisten terjadi pada pasien dengan defisiensi imun yang gagal membuat antibodi penetral virus. Ruam yang disebabkan oleh eritema infeksiosum sebagian diperantarai kompleks imun. B19 dapat ditemukan dalam darah dan sekret pernapasan pasien yang terinfeksi. Transmisi mungkin melalui jalur pernapasan. Tidak ada bukti adanya ekskresi virus dalam feses atau urine. Virus dapat ditularkan secara Tabel 31-2. Penyakit manusia yang disebabkan oleh parvovirus 8191 Sindrom Pejamu atau ..,.,:,,Gambq1an.' KliniS . 'Keadaan,1, '':\"': -:\":: .Gamhar 31-2. Silus hidup parvovirus 819. (1)Berikatanpada antigen P eritrosit dan masuk; (2) translokasi DNA Penyakit kelima Anak-anak Ruam kutaneusvirus ke nukleus; (3) transkripsi RNA nonstruktural dan Artra lg ia-artritis(4) RNA protein kapsid terakhir: diikuti oleh (5) translasi Dewasaprotein. Yang tidak dapat dipisahkan secara temporal(6) perakitan sendiri kapsid, (7) aksi protein nonstruktural Krisis aplastik Hemolisis yang Anemia akut beratpada DNA virus, (8) translokasi kapsid ke nukleus, (9) transienreplikasi DNA, (10) insersi DNA ke dalam kapsid intak, mendasaridan (1 1) pelepasan virus dan lisis sel. (Direproduksi seizin Young Aplasia sel darah lmunodefisiensi Anemia kronikN5: Parvoviruses.ln FieldsVirology,3rd ed. Fields BN et al leditorsl. merah murniLippincott Raven, 1996). Hidrops fetalis Janin Anemia fatai rDimodifikasi dari Young NS: Parvovlruses.ln'. Fields Virology, 3rd ed. Fields BN et al (editors). Lippincott-Raven, 1996.

426 BAB 31 lc 12 oZo E 'i; E(U6 =fc I 10 12 Hari pascainokulasi-.-, DNA 819 ---lgMB19 ......... lgG 819 l/o Retikulosit normal % Trombosit normal Gejala- -Gambar 31-3. Gambaran klinis dan laboratorium selama perjalanan infeksi 819 parvovirus manusia pada sukarelawander,tasa. Fase pertama penyakit dengan gejala seperti flu terjadi bersamaan dengan viremia (hari ke-6 sampai 12);fase kedua penyakit dengan ruam tampak sekitar hari ke-18. (Direproduksi seizin Anderson U: Human parvovirus B19.ln. ClinicalVirology,2nd ed. Richman DD,Whitley RJ, Hayden FG [editors].ASM Press, 2002; data diambildari Anderson MJ et al: Experimental parvoviral infectionsrn h.rmans. J Infect Dis 1985;152:257).parenteral melalui transfusi darah atau produk darah yang Periode inkubasi biasanya 1-2 minggu tetapi dapatterinfeksi dan secara vertikal dari ibu ke janin. Karena memanjang sampai 3 minggu. Viremia terjadi 1 mingguresistan terhadap pengobatan yang menginaktifkan virus setelah infeksi dan menetap sekitar 5 hari. Selama periodeberselubung, B19 mungkin terdapat dalam beberapa viremia, virus terdapat dalam bilasan hidung dan spesimenkonsentrat faktor pembekuan. kumur, yang mengidentifikasi saluran pernapasan atas- Beberapa parvovirus patogen hewan bereplikasi dalam paling mungkin faring-sebagai tempat pelepasan virus.sel mukosa usus dan menyebabkan enteritis. Fase pertama penyakit terjadi pada akhir mingguTemuan klinis pertama; gejala seperti flu, yaitu demam, malaise, mialgia,A. ERtTEMA lNFEKsrosuM (PeNvaxtr KELTHA) menggigil, dan gatal. Episode pertama penyakitManifestxi paling sering infelai B19 parvovirus manusia bersamaan dengan viremia dan retikulositopenia danadalah eritema infeksiosum, atau penyakit kelima. dengan deteksi kompleks imun parvovirus IgM dalamPenyakit eritema ini paling sering terjadi pada anak usia sirkulasi. Setelah periode inkubasi sekitar 17 hari, fasesekolah dini dan kadang-kadang menyerang orang dewasa.Gejala konstitusional ringan dapat menyertai ruam, yang kedua penyakit dimulai. Gambaran ruam wajahmempunyai gambaran khas seperti \"pipi ditampar\". Kasussporadis maupun epidemik telah dilaporkan. Terkenanya eritematosa dan ruam seperti renda pada ekstremitas atausendi merupakan gambaran yang jelas pada kasus orang tubuh dapat disertai. dengan gejala sendi, terutama padadewasa; persendian tangan dan lutut paling sering terkena. orang dewasa. Penyakit berlangsung singkat, ruam yangGejalanya menyerupai artritis reumatoid dan artropati menghilang setelah 2-4 hari meskipun gejala sendi dapatdapat menetap selama berminggu-minggu, bulan, atau menetap lebih lama.tahun. B. KRISIS APLASTIK TRANSIEN Parvovirus 819 merupakan penyebab krisis aplastik transien yang dapat mempersulit anemia hemolitik kronik'

PARVOViRUS 42781>9 \ -.(it;,-l.'^t..\,- +ko-mDpeteokossi\s/i{y-- penvakit Y ^ -{, -r imun /J-\ k;ii;;' Kelebihan antibodi\.819 TAC Hemoliiik .k .J,,*.oatau eritron rgkomersiar tefiekan''\r,'.';'.N- kD \ l-/ Triiddak\"akda,P antibodi, persistensi virus Ja?ntung f) \H#artQi\tu\"ra;n#sd 'i:*r' &tGambar 31-4. Patogenesis penyakit yang disebabkan oleh parvovirus 819. A: Pada anak dan dewasa. (TAC, krisisaplastik transien; PRCA, aplasia sel darah merah murni). B: Pada infeksi janin. (Dimodifikasi dengan seizin dari Young NS:Parvovirus. ln: Fields Virology,3rd ed. Fields BN et al leditors]. Lippincott-Raven, 1 996).misal, pada pasien dengan penyakit sel sabit, talasemia, C. INFEKSI PADA PASIEN DEFISIENSI IMUNdan anemia hemolitik didapat pada dewasa. Krisis aplastik 819 dapat menyebabkan infelai persisten dan menyebabkan supresi kronik sumsum tulang dan anemia kronik padatransien juga dapat terjadi setelah transplantasi sumsum pasien imunokcrnpromais. Penyakit disebut aplasia seltulang. Sindrom merupakan penghentian mendadak darah merah murni. Anemia berrifat berat, dan pasiensintesis sel darah merah pada sumsum tulang dan bergantung pada transfusi darah. Teiah diobservasi padaditunjukkan dengan tidak adanya prekursor eritroid dalam populasi pasien dengan imunodefisiensi kongenital,sumsum, disertai pemburukan cepat anemia. Infeksi keganasan, AIDS, dan transplantasi organ.mengurangi produlai eritrosit, menyebabkan penurunankadar hemoglobin darah perifer. Hend produksi sel darah D, INFEKSI SELAHA KEHAMILANmerah yang sementara menjadi nyata hanya pada pasien Infeksi maternal oleh virus B19 dapat memberikan risiko serius bagi janin, yang menimbulkan hidrops letalis dandengan anemia hemolitik kronik karena masa hiduperitrosit yang pendek; interupsi eritropoiesis selama 7 kematian jarrin akibat anemia yang berat. Risikohari diharapkan tidak akan menyebabkan anemia yang keseluruhan infeksi parvovirus pada manusia selamadapat terdeteksi pada orang normal. Beberapa pasien kehamilan rencah; kehilangan janin terjadi pada kuranganemia mengalami ruam. Gejala krisis aplastik transienterjadi selama fase viremik infeksi.

428 BAB 31dari 10% infeksi maternal primer. Kematian janin terjadi bersifat subklinis. Perkiraan angka serangan pada kontakpaling sering sebelum minggu ke-20 kehamilan. Meskipunsering terdapat transmisi intrauterin pada parvovirus yang rentan berkisar dari 20o/o sampai 50%. aplastik kemanusia, tidak ada bukti bahwa infeksi B19 menyebabkan -lransmisi B19 dari pasien dengan krisiskelainan fisik. anggota staf rumah sakit telah diliporkan. Pasien denganE. LatN-LArN krisis aplastik cenderung infeksius selama perjalananInfeksi 819 dihubungkan dengan sejumlah penyakit lain,retapi peran virus, apabila ada, masih perlu pembuktian. penyakitnya, sedangkan pasien dengan penyakic kelimaPenyakit tersebut meliputi gangguan kardiovaskular,dermatologi, hematologi, hepatik, neurologi, ginjal, mungkin tidak lagi infeksius saat awitan ruam.respirasi, dan reumatik. PengobatanDiagnosis Laboratorium Penyakit kelima dan krisis aplastik transien diobati secaraUji paling sensitif dapat mendeteksi DNA virus. Uji yang simtomatis. Krisis aplastik transien mungkin m€merlukantersedia adalah reaksi rantai polimerase, pemeriksaan terapi transfusi.hibridisasi ekstrak jaringan atau serum, dan hibridisasiin situ jaringan yang terfiksasi. Reaksi rantai polimerase Sedian imunoglobulin komersial mengandung antibodimerupakan uji paling sensitif. DNA 819 telah dideteksi penetral terhadap parvovirus manusia. Sedian tersebutdalam serum, sel darah, sampel jaringan, dan sekresi dapat digunakan untuk menyembuhkan atau memperbaikiPernaPasan. infelai Bl9 persisten pada pasien imunokompromais dan Uji serologi yang didasarkan pada antigen parvovirus pasien anemia.rekombinasi yang dihasilkan in uitro rnenggunakan sistemekspresi bakulovirus atau bakterial digunakan untuk Pencegahan & Pengendalianmengukur antibodi. Detelai antibodi IgM B19 merupakanindikasi terjadinya infeksi terbaru; antibodi tersebut 'l'idak ada vaksin yang melawan parvovirus manusia,ditemukan selama 2-3 bulan seteiah infelai. Antibodi IgG meskipun prospeknya baik sehingga vaksin dapat dikembangkan. l-erdapat vaksin yang efektif melawanB19 menetap selama bertahun-tahun, meskipun antibodi parvovirus hewan untuk digunakan pada kucing, anjing,mungkin tidak ditemukan pada pasien imunodefisiensi dan babi. il'idak ada terapi obat antiviral.dengan infelai B19 kronik. Pada pasien tersebut, infeksi Praktik higiene yang baik, seperti mencuci tangankronik didiagnosis dengan mendeteksi DNA virus. dan tidak bertukar minuman, seharusnya membantu Uji deteksi antigen dapat mengidentifikasi virus mencegah penyebaran B19 melalui sekret pernapasan, aerosol, dan peralatan. Praktik pengendalian infelai yangbertiter tinggi pada sampel klinis. Imunohistokimia telah standar sebaiknya diikuti untuk mencegah transmisi B19 ke pekerja pelayanan kesehatan dari pasien dengan krisisdigunakan untuk mendeteksi antigen Bl9 dalam jaringan aplastik dan dari pasien imunodefisiensi dengan infeksi 819 kronik.janin dan sumsum tulang. Virus sulit tumbuh. Isolasi virus tidak digunakan untukmendeteksi infeksi.EpidemiologiVirus B19 tersebar luas. Infeksi dapat terjadi sepanjangtahun, pada semua kelompok usia, dan berupa wabahatau berupa kasus sporadik. Infelai paling sering terjadiberupa wabah di sekolah. Infeksi parvovirus sering terjadipada masa kanak-kanak; antibodi paling sering timbulantara usia 5 hingga l9 tahun. Hampir 607o semua orangdewasa dan 90o/o orang tua adalah seropositif. Infeksi tampaknya ditularkan melalui saluranpernapasan. Virus stabil dalam lingkungan dan permukaanyang terkontaminasi juga dapat terlibat dalam transmisi.Perpindahan antara anggota keluarga mungkin merupakanbagian penting transmisi. Sumber infeksi maternal selamakehamilan sering kali adalah anak rertua. Banyak infelsi

PARVOVIRUS 429 .ti{!: :t':=i*.ii.'l'ifift KEPUSTAKAAN Azzi A, Morfini M,I'Iannucci PM: The translusion-associated trmsmission of parvovirus B19.'lranslusion Med llev 1999;13:194. Faisst S. Ronnrelaere J (editors): Paruouiruses: From Molecular BioLo51l to Pathology and ?herapeutic Uses. Karger, 2000. Magro CM, Dawood MR, Crowson AN: The cutancous manilestations of human paruovirus B19 infections. Hum Pathol 2000;31:488. Parrish CR: Molecular epidcmiology of parvoviruses. Semin Virol 1995;6:4 15. Saldanha J et al: Establishment of the frrst World Health Organization Intemational Standard for hurnan paruovirus 819 DNA nucleic acid amplifi cation techniques. Y ox S ang 2002;82:24.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook