Teknik pengecoran logam3. Chamfers Chamfer merupakan salah satu demensi dari benda kerja yang digambarkan memanjang sepanjang garis gambar bersama dengan sudut sebesar 450. Bentuk Chemper pada gambar kerja diperlihatkan pada gambar berikut. a. b. Gambar 8.17 Ukuran dan Champer4. Ukuran tidak diskala dan garis pemotongan (Breaklines) Ukuran tidak diskala merupakan ukuran yang baik, namun jika tidak memungkinkan maka pada ukurannya diberikan garis tebal dibawah angka ukurnya. (lihat gambar 8.17). Untuk benda yang berukuran sangat besar, maka pada bagian tersebut diberi garis pemotongan (breakelines) gambar 8.17 pada ukuran ini ditulis tanpa mempertimbangakan skala atau garis bawah.5. Tabulasi ukuran Pembuatan tanda ukuran pada tabel dilakukan apabila jumlah item dari benda kerja memiliki bentuk yang sama maka ukuran dapat dibuat dengan bentuk tabel seperti contoh berikut. Ukuran yang terdapat pada tabel ini juga dapat digunakan dengan menentukan koordinat dimensi untuk posisi lubang dari ujung serta diameter yang diinginkan.ʹ͵ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamTabel 8.3 Data ukuran untuk gambar benda Part. A Millimetres D E No. 10 BC 15 42 10 20 30 15 47 1 10 20 35 12 40 2 10 20 30 12 45 3 12 20 35 20 55 4 12 25 40 20 65 5 25 50 6 Gambar 8. 18 Gambar dengan dimensi pada tabel Gambar 8.19 Tampilan ukuran gambar pada tabelʹͶ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamTabel 8.4 Ukuran kertas gambar Hole Dia Millimetres Y 6 X 8 A1 6 42 72 A2 12 20 B1 12 12 40 B2 12 60 B3 32 12 326. Penandaan Tanda sama dengan Tanda sama dengan (=) kadang-kadang digunakan sebagai pengganti angka ukuran dimana sebuah ukuran dimensi benda kerja dibagi dalam sejumlah bagian yang sama. Gambar 8.20 Tanda sama dengan (=)ʹͷ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Tanda dua mata panah (double Arrowhead) Tanda dua mata panah (double Arrowhead) pada garis ukuran digunakan untuk menunjukkan ukuran lengkap pada bagian gambar yang sangat besar (lihat gambar). Gambar 8.21 Tanda dua mata panah (double Arrowhead) Garis sumbu (Centrelines) Menggambarkan ukuran dari dimensi yang tidak ditentukan dapat dilakukan melalui garis sumbu walaupun garis sumbu mungkin melenceng dari posisinya namun dapat diasumsikan pembagiannya sama terhadap bagian yang lain.ʹ Gambar 8.22 Garis sumbu (Centrelines) Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Titik (Dot) Titik kadang kadang diperlukan untuk memperjelas pada posisi mana referensi suatu ukuran tersebut ditentukan, sebagaimana dicontohkan pada gambar 8.23 dan 8.24 (gambar 8.24 diukur keliling lingkaran atau bentuk curve). Titik juga digunakan sebagai posisi awal pengukuran gambar 8.24. Gambar 8.23 Titik khayal hubungan antar bagian ditegaskan dengan titik bagian ujung Gambar 8.24 Pemakaian tanda titik (Dot) referensiʹ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam ukuran permukaan curve Gambar 8.25 Ukuran dari garis referensi umum7. Toleransi (Tolerances) Toleransi (toleranes) merupakan salah satu unsur gambar yang sangat penting baik secara teknis maupun ekonomis, hal ini merupakan wewenang dari perencana dan telah melekat dengan proses manufaktur atau pembentukannya. Produk benda kerja yang tidak memenuhi syarat toleransi maka akan menjadi rongsokan yang tidak berguna dan menimbulkan kerugian bahan (material), buruh serta pelayanan. Dalam keadaan khusus jarak toleransi lengkap akan dicapai selama proses produksi, yakni dengan melakukan percobaan untuk membuat produk dengan toleransi yang lebih kecil dari kelebihan ukuran (Allowance), untuk mengetahui ketercapaian ukuran atau permukaan akhir serta toleransi geometrical, namunʹͺ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam demikian kelebihan ukuran yang terlalu besar juga akan merugikan, disamping waktu terbuang juga meningkatnya biaya produksi. Toleransi Umum Toleransi dapat ditunjukkan pada gambar dengan beberapa cara, antara lain : o Penulisan langsung batas ukuran yang diizinkan tertinggi dan terendah dari ukuran yang ditentukan, Contoh : 20,00 19,95 atau untuk sudut : 300 5’ 290 50’o Penulisan batas ukuran tertinggi dan terendah ditulis pada ukuran dasar, Contoh : atau : Contoh : Catatan : Penulisan batas toleransi ini hanya diberikan untuk satu petunjuk plus atau minus, sedangkan nilai nol dapat dihilangkan, 20,1-0,15 (+ 0 dihilangkan) atau :ʹͻ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamo Penulisan batas toleransi berdasarkan simbol yang diberikan oleh AS 1654 – “Fits and Limits for engineering”, dimanatoleransi untuk lubang diterapkan secara cepat denganmenggunakan huruf capital yang diikuti dengan angka dan untukporos digunakan huruf kecil dan diikuti dengan angka , contoh : untuk lubang : 20H7 atau untuk poros : 20g6 Nilai untuk simbol ini dapat diketahui dari AS 1654.8. Penggambaran benda-benda tuangan Secara umum pembentukan benda kerja dapat dilakukan dengan 3 cara antara lain : 1. Pembentukan benda kerja dengan penyayatan (pemotongan) yakni membuang sebagian dari bahan itu menjadi tatal (chip), sebagaimana yang dilakukan melalui proses pemesinan (machining) misalnya dibubut, Frais , ADM dan lain-lain 2. Pembentukan benda kerja tanpa menyayat (pemotongan), seperti pada proses pengerjaan panas atau dingin, seperti Rolling, Stretching, Bending dan lain-lain. 3. Pembentukan benda kerja melalui proses penuangan atau pengecoran (casting) Dari ketiga proses pengerjaan yang dilakukan dalam pembentukan benda kerja ini, tentunya tidak selalu setiap produk benda kerja dihasilkan dengan hanya satu cara pengerjaan bahkan seringkali suatu produk itu dibentuk melalui ketiga cara tersebut. Untuk itu maka tanda pengerjaan termasuk berbagai aspek kualitas benda kerja dituangkan didalam gambar kerja seperti aspek dimensional geometris yakni aspek yang berhubungan dengan bentuk dan ukuran, aspek kualitas yang berhubungan dengan sifat- sifat benda cor atau benda tuangan tersebut dan kemudian aspek kualitas permukaan (finishing) serta kuantitas produk itu sendiri yakni jumlah produk yang haru dibuat atau dikerjakan. Penyajian gambar yang khusus untuk produk-produk tuangan dibuat dengan mempertimbangkan terhadap keterbacaan gambar dalam hubungannya dengan teknologi Pengecoran itu sendiri, karena pada dasarnya gambar itu merupakan panduan bagi seorang operator untuk melakukan pembentukan benda kerja yang diinginkan, walaupun gambar itu merupakan bentuk dari produk yang sebenarnya. Tentu saja perencana tidak harus memberikan petunjuk secara teknis tentang pembuatan benda tersebut seperti, pembuatanʹͺͲ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logampola (pattern) pembuatan inti (Core), cetakan dan lain-lain, namunkualitas benda kerja menunjukkan dengan metoda apakah prosespembentukan benda tuangan itu dapat dikerjakan sehingga dapatmencapai kualitas yang diinginkan sebagaimana yang tercantum didalamgambar kerja, sebagai contoh kita ambil salah satu gambar produktuangan dari bab VI gambar 6.13 Blank Roda gigi lurus, dimana produkpengecoran digambar sesuai dengan bentuk produk sebenarnya. Gambar 8.26 Contoh gambar untuk produk tuangan (Blank roda gigi) Penyajian gambar untuk produk pengecoran tidak harusmempertimbangkan Teknik pembuatan pola serta berbagai kebutuhandalam hubungannya dengan teknologi pengecoran, seperti garispemotongan cetakan, penyusutan, penambahan ukuran (Allowance)sudut benda tuangan, radius dan lain-lain.Gambar 8.27 Bentuk-bentuk sudut dari produk tuanganʹͺͳ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Perencanaan bentuk benda tuangan untuk bentuk-bentuk radiushanya digambarkan posisi serta besarnya radius yang diinginkan.Pembentukan radius pada sudut produk tuangan diperlukan untukmenghindari keretakan (Crack) Gambar kerja untuk produk tuanganharus dilakukan analisis secara cermat untuk merencanakan danperancangan pola (pattern design) dan perancangan tuangan (castingdesign). Gambar 8.28 : Disain bentuk produk tuanganBagian-bagaian gambar harus ditentukan dalam perancangan pola,antara lain :Garis belahan (parting line); besarnya penyusutan, sudut tuangan, radiustuangan, penambahan ukuran dan lain-lain yang berhubungan denganmetode pembuatan pola.Untuk pembuatan pola terlebih dahulu harus dibuatkan gambar goresan(Modellriss) yang digambarkan dengan skala 1:1 diatas kayu model.Untuk itu gambar benda tuangan dianjurkan digambar dalam skala 1:1 Gambar 8.29 : Modellriss Skala 1:1ʹͺʹ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamDalam perancangan suatu produk pengecoran harus menentukan :Layout, sistem saluran, Penambahan sebagaimana yang telah dibahaspada BAB VI tentang pembuatan produk pengecoran. Gambar 8.30 : Penentuan posisi gambar menurut proses pemesinannyaʹͺ͵ 80 Gambar 8.31 : Penentuan posisi gambar menurut proses perakitannya Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Gambar 8.32 : Penentuan posisi gambar menurut Posisi perletakannya pada cetakaMenentukan posisi gambar Menempatkan gambar kerja dalam penyajiannya tergantung jenis serta bentuk produk tuangan itu sendiri, antara lain : 1) Disesuaikan dengan perletakan pada cetaknnya (untuk benda tuangan seutuhnya). 2) Disesuaikan dengan posisi pemesinan (untuk benda tuangan yang dikerjakan lanjut melalui proses pemesinan) 3) Ditempatkan berdasarkan fungsi dan kedudukannya dalam perakitan.ʹͺͶ Gambar 8.33 : Benda tuangan yang tidak akan mengalami proses pemesinan Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam9. Tanda pengerjaan Benda tuangan yang tidak akan mengalami proses pemesinanatau disebut sebagai benda utuh digambar tanpa diberikan tandapengerjaan. Tanda gambar menggunakan simbol dasar ( ) yangditempatkan berdekatan dengan nomor posisi. Gambar 8.34 : Benda Tuangan dalam bentuk produk sebenarnyaʹͺͷ Gambar 8.35 : Benda Tuangan dengan penambahan ukuran Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamTanda pengerjaan khusus Tanda pengerjaan khusus ialah tanda pengerjaan untukpermukaan benda kerja hasil pengecoran yang diperlukan proseslanjutan yaitu prosesa pemesinan. Tanda pengerjaan khusus dicantumkan langsung pada gambardimana bidang pekerjaan diperlukan pengerjaan lanjut. Dengan demikiandengan tanda pengerjaan ini pola (pattern) sudah dipersiapkan dengankelebihan ukuran (machine allowance) sesuai dengan ketentuan dankebutuhan dalam pembentukan tersebut.Kekasaran permukaan Angka kekasaran permukaan dari produk pengecoran yangdimaksud ialah angka kekasaran dimana bidang benda kerja tersebutdikerjakan lanjut melalui proses pemesinan, oleh kerana itu tandakekasaran permukaan ini sama dengan standar kekasaran permukaanberdasarkan ISO, yang dinyatakan dengan simbol N ; N1; N2 ….dst.Kekasaran permukaan ini menunjukkan proses machining yangdipersyaratkan, karena setiap mesin perkakas memiliki hasil pengerjaandengan tingkat kekasaran yang berbeda antara mesin yang satu denganmesin yang lainnya. Pencantuman angka kekasaran permukaan iniditempatkan pada bidang dimana bidang tersebut mempersyaratkankekasaran permukaan tersebutr. Pada gambar 9.36 berikut diperlihatkancontoh pemberian tanda kekasaran permukaan dari sebuah produkpengecoran yang diperlukan pengerjaan akhir melalui pemesinan. N8 N8 7,00 13,04 N8 N8 N8 9,00 N8 12,50 17,00 Gambar 8.36: Tanda gambar kekasaran permukaanʹͺ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Batas pengerjaan permukaan Kontur pengerjaan permukaan yang palimg naik Gambar 8.37 : Pembentukan casting untuk pengerjaan permukaan pada bentuk radius10. Toleransi Produk pengecoran dengan cetakan pasir Toleransi yang berhubungan dengan proses pembentukan bahan-baku benda kerja dimana akan memerlukan proses pengerjaan lanjut, serta dimungkinnya akan terjadi perubahan bentuk yang disebabkan oleh adanya pengaruh panas, maka toleransi sebagaimana dijelaskan diatas menjadi tidak berlaku, artinya kita tidak lagi berpedoman kepada ketentuan tersebut. Jadi yang dimaksud dalam toleransi ini ialah kelebihan ukuran yang harus dipersiapkan agar produk akhir yang dihasilkan mencapai ukuran pada batas toleransi sesuai dengan perencanaan bentuk produk yang sebenarnya. Dengan demikian nilai ukur sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut dapat dikatakan sebagai tunjangan (“Allownce” ). Allowance ini diberikan berbeda sesuai dengan ukuran benda tersebut, sebagaimana kita ketahui bahwa ukuran bahan apakah ketebalan atau panjang yang berbeda akan berbeda pula dalam menerima pengaruh perubahan temperature terhadap perubahan bentuknya. Tabel berikut merupakan angka tunjangan sebagai acuan yang dapat digunakan dalam membentuk benda kerja melalui pengecoran.ʹͺ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamTabel 8.5 Toleransi benda pengecoran Toleransi (mm) Arah Ukuran Besi Baja Tebal 5 – 10 Tuang Tuang 10 – 20 Panja 20 – 30 1,0 1,5 1,0 2,0 ng 30 – 40 40 – 80 1,5 2,0 1,5 2,5 80 - 100 < 100 2,0 2,5 2,0 3,0 100 – 200 200 – 400 2,5 3,0 2,5 4,0 400 – 800 800 – 1600 3,0 4,0 3,0 5,0 1600 - 3200 4,0 5,0 4,0 6,0 1,0 1,5 1,5 2,0 1,5 2,0 2,0 3,0 2,0 3,0 3,0 5,0 3,0 4,0 4,0 8,0 4,0 5,0 6,0 10,0 5,0 7,0 10,0 16,0Seacara Grafis Penambahan ukuran tersebut dapat dilihat pada gambarberikut.Gambar 8.38: Grafik penambahan ukuran untuk bidang atau lobang untuk bahan cor baja tuangʹͺͺ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamKetentuan lainnya dalam penambahan ukuran ini antara lain : 1. Bila permukaan yang akan dikerjakan diletakan dibagian atas : +50 % 2. Untuk cetakan penuangan (hand Moulding + 25 % kecuali untuk baja).Contoh : Untuk besi tuang dengan ukuran 700 mm, panambahan ukurannya ialah 4 mm.11. Penyusutan Proses penyusutan pada benda-benda tuangan akan selalu terjadi dan tentu saja akan berbeda menurut jenis bahan tuangan serta ukuran dari benda tuangan itu sendiri terutama ketebalan serta kekuatan bahan cetakannya. Oleh karena itu factor penyusutan ini juga merupakan bagian dari aspek gambar kerja agar bagian ini menjadi perhatian dalam pembuatan pola (Pattern) yang akan diatur penambahan ukurannya sesuai dengan jenis bahan tuangan tersebut. Yang biasanya diukur dengan menggunakan mistar ukur dengan skala penyusustan yang telah distandarkan. Tabel dibawah ini memperlihatkan angka penyusutan serta batas penyimpangan untuk beberapa jenis bahan tuangan. Tabel 8.6 Angka penyusutan dan batas penyimpangan bahan tuangan. Jenis bahan tuangan Rata-rata Batas penyim (mm) pangan (mm)Besi Tuang :Besi tuang kelabu (Grey Cast Iron) 1,0 0,5 – 1,3Besi tuang Graphite bulat (tanpaNormalizing) 1,2 0,8 – 2,0Besi tuang Graphite Bulat (dinormalizing) 0,5 0,0 – 0,8Baja Tuang : 2,0 1,5 – 2,5Besi tuang mampu tempa :Putih 1,6 1,0 – 2,0Hitam 0,5 0,0 – 1,5Aluminium Tuangan (Al-Alloys) 1,2 0,8 – 1,5Magnesium (Mn – Alloys) 1,2 1,0 – 1,5Tuangan Tembaga 1,9 1,5 – 2,1Bronze, Cu-Sn 1,5 0,8 – 2,0Brass, Cu-Zn 1,2 0,8 – 1,8Tuangan Kuningan Khusus(Cu-Zn-Mn (Fe-Al)) 2,0 1,8 – 2,3Tuangan Aluminium Bronze 2,1 1,9 – 2,3Tuangan Paduan Seng 1,3 1,1 – 1,5Tuangan Timbal (lead) 0,5 0,4 – 0,6ʹͺͻ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam N886 N8 58 28 55 Gambar 8.39 : Contoh penyusutan 1,2 % pada bahan Fcd.12. Sudut tuangan Pola pada umumnya dibuat dari bahan kayu, resin atau logam, ketentuan lain dari pembuatan pola (Patern) ini antara lain adalah bahwa pola (Pattern) ini harus dapat diangkat dengan mudah dari dalam cetakan. Oleh kerana itu bentuk pola yaitu dibagian yang menyudut tegak lurus harus dibuat kemiringan kearah membuka atau melepas pola tersebut. Gambar 8.40 Sudut tuanganʹͻͲ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamKemiringan pola atau disebut sudut tuangan ukurannya ditentukan sesuaidengan beberapa hal berikut :1. Ketinggian bidang tuangan, semakin pendek benda tuangan yang akan dibuat maka akan semakin besar sudut tuangan tersebut. (lihat tabel). Contoh : Kemiringan sudut tuangan untuk sirip atau tonjolan bentuk dari dudukan kepala baut/mur diberikan 20 sampai 50.2. Kondisi permukaan benda Tuangan Kondisi permukaan benda tuangan yang halus diperoleh dari kondisi pola yang halus pula. Pola ini biasanya dibuat dari bahan resin atau pola logam. Untuk pola dari jenis ini kemiringannya dapat ditentukan sebesar 10 sampai 0,50 atau lebih kecil.3. Fungsi dan kepresisian Benda tuangan Benda tuangan yang presisi biasanya benda kerja yang memiliki bagian yang akan berhubungan dengan bagian lain dalam perakitan, oleh karenma itu sudut kemiringan bidang ini dituntut memilki kemiringan sekecil mungkin bahkan mungkin tegak lurus. Untuk keperluan ini maka pola dibuat dari bahan resin atau pola logam dengan cetakan pasir inti (Furan, CO2 atau sejenisnya).4. Jenis /metoda cetakan Sudut kemiringan dari pola untuk cetakan mesin (machine moulding) bias dibuat lebih kecil dibanding dengan pola untuk cetakan tangan (hand moulding). Gambar 8.41 : Kemiringan pada Siripʹͻͳ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Gambar 8.42 : Bentuk Kemiringan pada SiripTabel 8.7 Angka kemiringan sudut tuangan menurut ketinggian bidang Tinggi Sudut Tinggi Kemiringan (mm) tuangan (0) (mm) (mm) S/D 10 3 < 250 1,5 < 18 2 < 320 2 < 30 1,5 < 500 3 < 50 1 < 800 4,5 < 80 0,75 < 1200 7 < 180 0,5 < 2000 11Jenis sudut tuangan Sudut tuangan akan dibentuk dalam perancangan pola (Pattern)antara lain sebagai berikut :Sudut tuangan Plus (+)Sudut tuangan plus ialah suduttuangan yang mengakibatkanpenambahan material bahantuangan seperti :Sirip penguat Tonjolan-tonjolan kecil misalnya untuk mur, dudukan kepala baut atau mur. Kelebihan(Machine) aʹͻʹ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamSudut tuangan minus (-) Sudut tuangan minus ialahsudut tuangan yangmengakibatkan penguranganmaterial bahan tuangan seperti :Benda tuangan yang akanberpasangan dengan benda lain bSudut tuangan Neutral (±) Sudut tuangan Neutral ialahpola yang dibuat dengan meng-akibatkan penambahan danpengurangan Mate-rial secaramerata, ukuran Nominal dari bendakerja berada diantara ketinggian-nya.(Gambar 8.43 a,b dan c) c Gambar 8.43 Jenis sudut tuangan13. Radius tuangan dan perubahan tebal Bentuk radius pada setiap bagian sudut dan sisi merupakan ciri dari benda-benda tuangan tuangan, dimana tidak mungkin sudut yang tajam dapat dibentuk melalui proses pengecoran, jadi pembentukan radius dibagian sudut dan sisi merupakan keharusan dalam pembentukan benda kerja melalui proses pengecoran. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan perubahan padaketebalan dengan pendakian secara berangsur sehingga membentukradius tersebut. (Lihat gambar 8.44 a, 8.44b dan 8.44c)ʹͻ͵ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Gambar 8.44aRadius Tuangan Secara umum bentuk radius tidak dicantumkan di dalam gambarkerja, dimana ukuran radius umum dari benda tuangan besarnyatergantung pada besar kecilnya benda tuangan itu sendiri. Gambar 8.44bUkuran radius yang diluar dari ketentuan umum harus dicantumkanpada gambar kerja.ʹͻͶ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamContoh : 1Benda tuangan dengan radius (R) = 3Artinya : Semua radius yang tidak berukuran adalah R3. 22,00 7 26,00 Gambar 8.44c : Radius Tuangan R = 3Contoh : 2Radius Tuangan R 8/ R 4Artinya : Terdapat 2 buah Radius yang tidak berukuran yaitu Radiusbesar R8 dan Radius kecil R 4. 100,00 82,00 62,00 38,00 18,00 43,25 50,00 78,00 Gambar 8.45 Radius tuangan R8/R4ʹͻͷ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamPerubahan tebal Perubahan ketebalan pada bendakerja tidak mungkin dibuat dengan bentukbersudut tajam seperti terlihat padagambar 8.46 a, 8.46 b, 8.46 c Gambar a Gambar b Gambar c Gambar 8.46 Perubahan ketebalan pada benda kerjaUkuran yang dianjurkanPerbandingan Ketebalan : T = 1,5 sampai 3 tPerubahan tebal T 1,5 t Gunakan Radius perubahan tebal : R = T/3Untuk perubahan tebal 1,5 t T 3 t gunakan radius besar ataupendakian dengan formulasi sebagai berikut : R=4t L=4h h = (T - t)ʹͻ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam R = Radius Perubahan Tebal L = Panjang pendakian h = Tinggi Pendakian T = Ukuran dinding yang tebal t = Ukuran dinding yang tipis14. Penunjukkan ukuran benda tuangan Pada prinsipnya benda tuangan itu baik benda tuangan utuh maupun benda tuangan yang dibuat berdasarkan model / pola (pattern) pada umumnya dibuat dari bentuk geometris dasar yang disusun menjadi kesatuan bentuk. Ukuran benda tuangan ditunjukan berdasarkan : 1. Ukuran bentuk dasar 2. Ukuran Posisi 3. Ukuran proses pemesinanʹͻ Gambar 8.47 Ukuran kesatuan bentuk Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamUkuran bentuk dasar Ukuran bentuk dasarialah ukuran yang menunjukkan panjang, lebar,tinggi/tebal atau diametersuatu bentuk geometris darikomponen-komponen yangakan digambungkan satusama lainnya. (Gambar 9.48a, b dan c ukuran bentukdasar) Gambar 8.48 aGambar 8.48 b Gambar 8.48 c Gambar 8.48; Ukuran bentuk dasarUkuran Posisi Lihat gambar 8.49 a, 8.49 b dan8.49 c.Ukuran posisi ialah ukuran yangmenunjukkan letak atau posisi setiapkomponen bentuk dalam penggabunganantara komponen yang satu dengan yanglainnya yang diukur terhadap bidang/garispatokan. Gambar 8.49 aBidang/garis patokan Bidang/garis patokan ialah bidang atau garis yang menjadireferensi atau patokan dalam penentuan letak dari setiap komponenbentuk dasar.Setiap pertemuan bentuk-bentuk dasar harus diradiuskan sebesaryang diperlukan berdasarkan ketentuan dan estetika bentuk.Penunjukan ukurannya dicantumkan dari titik pertemuan dari bentuk-bentuk dasar tersebut.Penunjukkan ukuran dicantumkan dari titik pertemuan bentuk-bentukdasarnya.ʹͻͺ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Gambar 8.49 b Gambar 8.49 c. Gambar 8.49 Ukuran posisi komponenUkuran untuk proses pemesinan Ukuran proses pemesinan adalah ukuran yang menunjukkanproses pengerjaan/Machining dari benda tuangan pemesinan. Dalampenunjukkan ukuran proses pemesinan, bidang/garis patokan adalahmutlak harus ditentukan terlebih dahulu. Penunjukkan ukurandiberikan sesuai dengan proses pengerjaannya, meskipun demikianukuran fungsi dari benda kerja tersebut tetap harus diperhatikan.Sebagaimana yang digunakan pada gambar pemersinan (non-casting), penunnjukkan ukuran ini dibedakan dalam 3 macam yaitu : 1. Ukuran fungsi 2. Ukuran non fungsi 3. Ukuran pembantu (lihat gambar 8.50 a dan 8.50 b)ʹͻͻ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Gambar 8.50 a 28H7 2 Gambar 8.50 bGambar 8.50 Ukuran fungsi, non fungsi dan pembentukan͵ͲͲ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam15. Toleransi ukuran benda Tuangan Untuk mengasilkan ukuran Nominal sesuai dengan ukuran yang tercantum didalam gambar secara tepat dari produk pengecoran diperlukan kecermatan dan ketelitian, terutama dalam pembuatan pola dan cetakan serta berbagai aspek dimensional yang telah ditentukan, karena factor yang dapat mempengaruhi penyimpangan dalam ukuran produk tuangan itu antara lain adalah : 1. Metoda pembuatan cetakan 2. Penyusutan bahan tuangan OLeh karena itu konstruktor (perancang) harus memperhatikan hal ini termasuk penyimpangan yang dibolehkan dari ukuran nominal yang ditentukan berdasarkan tingkat ketelitian benda tuangan yang direncanakannya. Sebagaimana ketentuan gambar kerja yang distandarkan seperti yang telah diuraikan dalam penjelasan terdahulu tentang toleransi ukuran, terutama batas nominal toleransi yang berlaku secara umum, misalnya kasar, sedang atau halus serta toleransi khusus termasuk suaian. Penentuan toleransi untuk benda-benda tuangan, untuk toleransi yang berhubungan dengan panjang, lebar, dan tebal/tingginya berbeda sesuai dengan jarak ukur nominal serta tingkat ketelitian dari produk tuangan tersebut. Harga toleransi untuk ukuran ini diperlihatkan pada tabel berikut.Tabel 8.8 Toleransi untuk ukuran panjang, lebar tinggi/tebal dan posisi (mm)Batas ukuran Nominal Panjang, lebar, Ukuran timggi/tebal < 6 Tingkat ketelitian 6 10 D1 D2 D3 D1 10 14 14 18 0,10 0,08 0,06 18 24 24 30 0,12 0,10 30 40 40 50 0,15 0,12 0,09 50 65 65 80 0,20 0,14 80 100 0,25 0,17 0,12 0,25 0,30 0,20 0,14 0,37 0,25 0,17 032 0,44 0,30 0,20 0,52 0,38 0,23 0,50 0,60 0,46 0,27 0,68 0,53 0,30 0,71͵Ͳͳ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamBatas ukuran Nominal Panjang, lebar, Ukuran timggi/tebal < 100 120 Tingkat ketelitian 120 140 140 160 D1 D2 D3 D1 160 180 180 200 0,76 0,60 0,33 200 225 225 250 0,84 0,65 0,36 0,90 250 280 280 315 0,92 0,72 0,38 315 355 355 400 1,02 0,80 0,42 400 450 450 500 1,12 0,88 0,43 1,15 1,28 0,95 0,47 1,44 1,05 0,51 1,64 1,15 0,56 1,80 1,84 1,25 0,63 2,10 1,40 0,71 2,20 2,40 1,60 0,80 2,70 1,80 0,90 3,10 3,00 2,00 1,00Tingkat ketelitian D1 (kasar) Tingkat ketelitian D1 ialah ketelitian kasar yang digunakan untukbenda tuangan yang tidak memiliki toleransi ukuran atau benda tuanganyang hanya memiliki toleransi umum.Tingkat ketelitian D2 (Sedang) Tingkat ketelitian D2 ialah tingkat ketelitian sedang yangdigunakan dalam ukuran benda tuangan yang memiliki toleransi khususdengan ketelitian sedang.Tingkat ketelitian D3 (Halus) Tingkat ketelitian D3 ialah tingkat ketelitian yang digunakandalam penentuan ukuran benda tuangan halus atau teliti (Fine Casting),benda tuangan ini hanya sedikit atau tanpa memerlukan pekerjaan mesindan akan dirakit dengan benda tuangan lainnya yang memiliki ketelitiandengan tingkat ketelitian halus pula.Tabel 8.9 Toleransi ukuran ketebalan sirip Ukuran Nominal Penyimpangan S/D 6 mm - 0,20 mm 6 S/D 10 mm - 0,30 mm 10 S/D 18 mm - 0,40 mm 18 S/D 30 mm - 0,60 mm͵Ͳʹ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Ukuran Nominal Penyimpangan S/D 6 mm - 0,20 mm - 0,30 mm 6 S/D 10 mm - 0,40 mm 10 S/D 18 mm - 0,60 mm 18 S/D 30 mmTabel 8.10 Toleransi kelurusan dan kerataan Panjang bagian yang ditoleransi (mm)Tingkkat ketelitian s/d 25 25 s/d 50 > 50 D1 Penyimpangan yang diizinkan D2 D3 0,15 0,25 0,6 % 0,10 0,20 0,4 % 0,10 0,15 0,3 %Toleransi Sudut Penyimpangan terhadap ukuran sudut dapat terjadi pada keduaarah dari sisi-sisinya. Untuk mengukur penyimpangan sudut ini dapatdiukur besar sudutnya (0) atau dapat juga diukur panjang sisinya padasetiap 100 mm. Pada Tabel berikut memperlihatkan Nilai Toleransi sudutdan ketegak lurusan serta kemiringan.Tabel 8.11 Nilai toleransi sudut, ketegak lurusan dan Kemiringan Ukuran Nomonal (mm) Tingkat S/D 30 30 S/D 100 100 S/D > 200ketelitian 200 * ** * ** D1 * ** * ** D2 30 0,87 20 0,58 D3 30 0,87 30 0,87 30 0,87 15 0,44 20 0,58 10 0,29 20 0,58 15 0,44 15 0,44 10 0,29Keterangan : * Penyimpangan sudut ( menit ) * Penyimpangan sudut setiap 100 mm ( mm ).͵Ͳ͵ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam16. Data Teknis Data data Teknis dari benda tuangan harus selalu diinformasikan melalui gambar kerja, data-data teknis ini meliputi : 1. Jenis bahan tuangan 2. Prosesntase penyusutan (%) 3. Sudut tuangan (0) 4. Radius tuangan (mm) 5. Berat benda tuangan (kg) Penulisan data teknis ini ditempatkan dibagian yang mudah dilihat seperti pada kepala gambar, karena data teknis ini akan sangat berguna dalam perancangan pola serta perancangan benda tuangan tersebut.Bahan : FcD 50Penyusutan : 2% 30Sudut tuangan : R3Radius Tuangan : ~118 kgTuangan Berat :Rangkuman : Gambar teknik dapat disajikan dalam 3 type, yaitu : gambar rencanalengkap (general arrangement drawings), gambar susunan atau rakitan(assembly drawings), dan gambar bagian (detail drawings) Interpretasiterhadap gambar dapat bervariasi menurut tipe dan ketabalan garisgambar. Dalam Teknik Mesin digunakan gambar yang dapat menunjukkanbentuk sebuah objek atau berupa rakitan yang digambarkan secaraProyeksi Orthogonal (Orthographic Projection) atau terkadang jugaproyeksi Isometrik (Isometric Projection).͵ͲͶ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam Proyeksi Isometric ini sebuah penyajian gambar yang memperlihatkansemua bentuk detail dari objek dalam satu pandangan penuh. Pemotongan sebagian ialah cara penunjukkan pandangan untukmemperjelas bagian detail dari item suatu rakitan, yang secaraorthographic maupun Isometric tidak dapat menunjukkan secara jelas. Gambar dibuat secara proporsional dan gambar dapat berfungsisebagaimana mestinya, melalui pembesaran atau pengecilan denganperbandingan tertentu atau yang dikenal dengan skala gambar Gambar susunan atau rakitan (Assembly Drawings) Istilah inidiberikan untuk gambar yang menampilkan rakitan dari dua itemkomponen atau lebih Gambar bagian (Detail drawings) menunjukkan spesifikasi secaralengkap dari pembentukan yang meliputi seluruh dimensi, bahan yangharus digunakan, perlakuan panas (heat treatrment), kekasaranpermukaan pada akhir pembentukan, serta persyaratan lain yangdiperlukan seperti pelapisan dan lain-lain, serta jumlah yang diperlukan. Standarisasi gambar ditentukan “Sistem of Units”- metric atau“Imperial” yang digunakan oleh perencana dalam menentukan ukuranatau dimensi dari pekerjaan yang dikehendakinya.Pada sistem of Units terdapat catatan lengkap pada “title block” dimanasemua dimensi dibaca dalam satuan mm (atau Inches).Tanda ukuran untuk ulir (Screw Threads) yang diberikan oleh ISO(International Organization for Standarization), ulir metric spesifikasi padaukuran Mayor Diamter dan Pitch misalnya : M 10 x 1,5, M 10 adalahdiameter mayornya dan 1,5 adalah pitch-nya.Alat Bantu ukuran (Auxiliary dimension) dicantumkan di dalam kurung,Type dari dimensi ini memerlukan perlakuan khusus sebab jika terjadisalah pengerjaan akan mengakibatkan pengaruh kumulatif dari toleransipada beberapa dimensi yang saling melengkapi.Chamfer merupakan salah satu demensi dari benda kerja yangdigambarkan memanjang sepanjang garis gambar bersama dengansudut sebesar 450.Ukuran tidak diskala merupakan ukuran yang baik, namunjika tidakmemungkinkan maka pada ukurannya diberikan garis tebal dibawahangka ukurnya. Untuk benda yang berukuran sangat besar, maka padabagian tersebut diberi garis pemotongan (breakelines). Tabulasi ukuranmerupakan tanda ukuran pada tabel dilakukan apabila jumlah item daribenda kerja memiliki bentuk yang sama. Toleransi (toleranes) merupakan salah satu unsur gambar yangsangat penting baik secara teknis maupun ekonomis, hal ini merupakan͵Ͳͷ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logamwewenang dari perencana dan telah melekat dengan proses manufakturatau pembentukannya. Penyajian gambar yang khusus untuk produk-produk tuangan dibuatdengan mempertimbangkan terhadap keterbacaan gambar dalamhubungannya dengan teknologi Pengecoran.Penyajian gambar untuk produk pengecoran tidak harusmempertimbangkan Teknik pembuatan pola serta berbagai kebutuhandalam hubungannya dengan teknologi pengecoran.Perencanaan bentuk benda tuangan untuk bentuk-bentuk radius hanyadigambarkan posisi serta besarnya radiusSoal-soal :1. Jelaskan, fungsi dan kegunaan gambar teknik dalam proses produksi ?2. Sebutkan 3 type penyajian gambar kerja !3. Apakah alasannya bahwa didalam penyajian gambar ketebalan garis menjadi sangat penting ?4. Sebutkan jenis proyeksi yang yang digunakan dalam teknik mesin ?5. Apakah yang dimaksud dengan proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga ?6. Apakah pentingnya toleransi ukuran pada gambar teknik ?7. Jelaskan ketentuan umum dalam penggambaran dan penyajian gambar benda tuangan ?8. Apakah yang harus ditentukan dalam perancangan suatu produk pengecoran ?9. Apakah yang dimaksud dengan tanda pengerjaan khusus pada gambar benda tuangan ?10. Jelaskan alasannya bahwa aspek penyusutan menjadi bagian dari factor gambar dari perencanaan benda tuangan !͵Ͳ Hardi Sudjana
Teknik pengecoran logam DAFTAR PUSTAKAAs`ad Sungguh, (1983), Kamus Istilah Teknik, Kurnia Esa, Jakarta.B.J.M Beumer, (1987).Pengetahuan Bahan Jilid III, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.B. Zakharov, (1962), Heat treatment of metals, Peace Publishers, Moscow,.B.s. Anwir, S. Basir Latif, W. Kaligis, Sidi Bakaroedin, (1953), Tafsiran Kamus Teknik, H. Stam-Kebayoran Baru, Jakarta.Carroll Edgar, (1965), Fundamentals of Manufacturing processes and materials, Addison-weslet publishing company, inc.London.Daryanto, (2007), Energi, Pustaka Widyatama, Jogyakarta.depdiknas RI dirjen pendidikan dasar menengah direktorat pendidikan menengah kejuruan, (2002), Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin, Jakarta.Djiteng Marsudi, (2005), Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga, Jakarta.J.G.C. Hofsteede ir., P.j. Kramer ir. dan S. Zeiruddin,(1977). Ilmu Mekanika Teknik D, Pradnya Paramita, Jakarta.Ron Culley (1988), FITTING AND MACHINING,TAFE PUBICATION UNIT RMIT Ltd. 37 Langridge Street, Colingwood, Victoria 3066Tata Surdia ir.,(1980), Teknik Pengecoran Logam, Pradnya paramita, Jakarta.Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, (1986), Kamus Indonesia-Inggris, PT Gramedia, Jakarta.------------------------- Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas, Lab. Metrologi Industri-Jurusan Mesin-FTI-ITB.MHA Kempster, (1975), Materials for engineers, ,hodder and Stoughton, London,.W.A.J. Chapman, (1972), Workshop Technology part 2, Edward Arnold (publisher) Limited, London.--------------------------, Bohler Steel Manual, PT Bohlindo Baja, Jakarta,Hardi Sudjana A1
Teknik pengecoran logam DAFTAR ISTILAH (GLOSARI)AdhesiveAdhesive ialah sifat melekat /menempel/ menyatu dari suatu bahan terhadap bahan lain.AmunisiAminisi ialah perbekalan militer untuk tujuan perang biasanya amunisi ini berupa pelurudan senjataAllowanceAllowance ialah kelonggaran, Allowance yang digunakan dalam Machine- Allowancedari benda tuangan ini maksudnya adalah kelebihan ukuran dari ukuran nominal yangdiberikan bila benda tersebut diselesaikan dengan pekerjaan mesin.ArcArc ialah busur, arc yang dimaksud dalam istilah “arc-welding” adalah las busur atau laslistrik dengan menggunakan electrode las , “arc electric furnace” artinya dapur busurnyala api.AtmosphericAtmospheric artinya angkasa yang dimaksud dengan Atmospheric pada beberapaparagraph seperti “Atmospheric-corrossion” atau korosi Atmospheric ialah prosespersenyawaan beberapa unsur logam dengan berbagai unsur yang terdapat pada udarasehingga membentuk senyawa baru dengan sifat yang lebih buruk dari sifat logam itusendiri seperti karat.Brazing spelterBrazing spelter ialah bahan yang digunakan sebagai bahan pengisi dalampenyambungan dengan sistem patreri keras dengan menggunakan bahan seng.BijihBijih ialah bahan tambang yang terdiri atas berbagai unsur yang dapat diproses lanjutuntuk memperoleh suatu unsur yang diinginkan, misalnya bijih besi ialah bahan mineralyang mengandung unsur besi lebih besar dari unsur-unsur lainnya.CommutatorCommutator ialah pengatur/pengubah arah pada arus listrikChipsChips atau beram atau tatal yang dihasilkan dari proses penyayatan dari bahan logamdalam pekerjaan mesinCatridgeHardi Sudjana B1
Teknik pengecoran logamCatride ialah patron yang digunakan sebagai alat pengaman misalnya Sand Catridgeialah alat pemadam kebakaran dengan pasir.CastingCasting ialah proses pembuatan benda-benda kerja yang dibentuk dengan caramenuangkan bahan (logam) yang telah dicairkan kedalam cetakan, tetapi Casting inijuga sering digunakan sebagai sebutan terhadap benda yang dihasilkan dari prosespenuangan.Casting-BronzesCasting-Bronzes ialah benda tuangan dimana bahan yang digunakannya adalahperunggu (Bronzes) dengan sifat dan komposisi tertentu sehingga Bronzes ini memilikisifat mampu tuang.Chemical finishingChemical finishing yang dimaksud ialah proses pembentukan benda kerja dengan hasilakhir dari permukaan benda kerja tersebut diberi perlakuan secara kimiawi sepertipelapisan dengan media larutan bahan kimia.CondenserCondenser ialah alat penerima dan menyimpan biasanya pada peralatan listrik tetapidapat juga untuk bahan-bahan lain.ContainerContainer ialah wadah atau tempat yang digunakan untuk bahan biasanya berupa kotakatau kaleng kemasan, toples dan lain-lain seperti buah, susu ikan dan lain-lain.ConvertorConvertor ialah alat pengubah misanya sistem kerja yang dilakukan dalam prosespembuatan baja melalui dapur convertor atau “Convertor Furnace”Crude-oilCrude-oil ialah minyak yang dihasilkan dari proses pengolahan awal yang dapat diolehdengan menambah atau mengurangi berbagai unsur sehingga dihasilkan minyak yangmemenuhi syarat kebutuhan Crude-oil disebut sebagai minyak mentah.DestilasiDestilasi ialah proses penguapan yaitu proses perubahan/pe-misahan/pemurnian darisuatu benda kedalam bentuk lain melalui pemanasan sehingga mengalami penguapan,uap ini akan dikembalikan kedalam bentuk padat dengan jenis tertentu secara murni.DistorsiDistorsi ialah perubahan bentuk yang disebabkan oleh adanya tegangan dalam yangkuat pada kondisi yang tidak seragam sehingga biasanya distorsi ditandai denganHardi Sudjana B2
Teknik pengecoran logamadanya keretakan (crack) dibagian tertentu. Distorsi biasanya terjadi dalam perlakuanpanas atau terjadi pemanasan yang tidak merata seperti pekerjaan las.DominantDominant ialah yang paling utama, paling menonjol atau paling banyak, misalnya bijihbesi artinya pada unsur mineral ini unsur yang dominan ialah unsur besi.ElektrolisaElektrolisa ialah proses penguraian dengan cara arus listrik.ElectroplatingElectroplating ialah pelapisan dengan menggunakan sistem penguraian dengan tenagalistrik melalui larutan bahan kimia yang dapat berreaksi dengan bahan yang diuraikandan sebagai media untuk mengalirkannya pada benda yang dilapisi menurut arahgerakan arus listrik.Electrical contactElectrical Contact ialah sambungan listrikEksplorasiEksplorasi ialah proses penelitian, pemeriksaan, penggalian,yang dimaksud disini ialahyang dilakukan pada bahan-bahan tambang atau bahan mineral.ExtractionExtraction mencabut, atau mengambil dengan suatu gaya atau metoda misalnya prosesdestilasi.FilamentFilament ialah kawat yang digunakan sebagai alat pijar yang dibuat dari jenis bahantertentu yang dapat menahan aliran arus listrik dengan membentuk pijar dalam waktuyang lama serta akan kembali kepada sifat asalnya jika arus listrik diputus.GrafityGrafity ialah grafitasi artinya gaya tarik bumi, Grafity die Casting ialah prosespembentukan benda kerja dengan menuangkan logam cair kedalam cetakan, logam cairtadi akan turun dan mengalir kedalam rongga cetakan dengan gaya grafitasi.Gasket.Gasket ialah paking atau bahan yang digunakan sebagai perantara dari gabungan suatubenda dengan benda lain dalam perakitan, gasket digunakan sebagai perapat untukmenghindari kebocoran atau getaran.Garis solidus ialah garis yang terdapat dalam diagram keseimbangan campuran logamatau proses perlakuan panas yang menunjukkan batas padat dan cair dari logam yangdisebabkan oleh pemanasan.Hardi Sudjana B3
Teknik pengecoran logamHacksaw BladesHacksaw Blades ialah daun gergajiHydrothermalHydrothermal ialah panas yang terjadi pada air atau zat cair.InstrumentInstrument ialah pesawat kerja atau peralatan perlengkapan kerja atau perkakas.IsolatorMaterial yang digunakan sebagai pemisah atau penyekatKawat Thermocouple.Logam dengan bentuk kawat yang bereaksi karena pengaruh panasKomersialBersifat dagang atau ekonomi “secara komersial” artinya diperdagangkan.KonsentratKonsentrat yang dimaksudkan adalah kepekatan larutan dari beberapa jenis bahan atauunsur bahan.KonduktifitasKonduktif ialah memiliki sifat menghantar, merambatkan. Konduktifitas ialahkemampuan atau daya hantar biasanya panas (thermal) atau arus listrik (electrical).KorosiKorosi ialah pengikisan/degradasi pada permukaan logam yang disebabkan oleh reaksikimia dari unsur yang dibawa oleh udara, air, air laut dan lain-lain atau pengaruhlingkungan pada umumnya.LiquidusLiquidus ialah keadaan cair dari logam yang disebabkan oleh pemanasan.Marine Condenser tubesMarine Condenser tubes ialah tabung yang biasa digunakan dalam penyelaman dasarlautMagnetic sparationMagnetic Sparation ialah pemisahan bahan logam magnetic dari beberapa beberapajenis bahan non-magnetik. Dengan energi magnetic ini logam magnetic akan diikat dandipisahkan dari unsur logam lainnya yang non-magnetic. Logam Magnetic ini padaumumnya adalah logam besi.Hardi Sudjana B4
Teknik pengecoran logamMereduksiMereduksi ialah meredam, mengurangi atau menurunkan kadar atau derajatnya.Natural AgeingNatural Ageing dapat diartikan sebagai mendiamkan, membiarkan pada kondisi tertentuatau mengeram atau menyimpan.OxidasiOxidasi ialah proses persenyawaan antara suatu zat dengan oxygen atau zan asamyang berlangsung sangat lama.PhasePhase ialah tingkatan atau tahap atau fasaPipa BourdonPipa Bourdon ialah pipa dengan bentuk penampang elips dari bahan tembaga yang tipisyang digunakan sebagai pengukur tekanan dimana perubahan tekanan dapatmengakibatkan pemuaian, gerakan pemuaian ini akan diteruskan melalui sebuahmekanisme untuk menggerakan jarum penunjuk skala ukur.PetroleumPetroleum minyak yang dihasilkan dari bahan mineral atau bahan tambang sepertiminyak tanah (kerosene).PermanentPermanent ialah keadaan tetap yang tidak dapat diubahPerakitanPerakitan ialah penggabungan beberapa komponen menjadi sebuah atau satu unitmesin atau pesawat kerja.Priming CapPriming Cap ialah lapisan pada bagian atas atau penutup atau topi.QuenchingQuenching ialah proses pendinginan dengan sangat cepat dan tiba-tiba, biasanyadilakukan dalam proses pengerasan baja untuk merubah struktur baja dari Austenitemenjadi Martensite. Untuk media pendingin ini biasanya digunakan air.RadiatorRadiator ialah alat pengatur pancaran yang digunakan dalam pesawat pendingin ataupemanas.Rare earth-metalRare earth-metal ialah unsur logam yang sangat langka diperoleh didalam bumiHardi Sudjana B5
Teknik pengecoran logamRefrigeratorRefrigerator ialah pesawat pendinginRekristalisasiRekristalisasi ialah perubahan bentuk dari larutan kedalam bentuk butiran (kristal atauhablur) untuk pemadatan dan masih dibatasi oleh susunan atom tertentu.RollingRolling ialah pembentukan produk bahan logam ke dalam bentuk tertentu oleh gerakanroll untuk menekan atau mengepres dengan pola tertentu. Bahan yang dibentuk inidapat dilakukan pada bahan dalam keadaan panas atau dingin.ForgingForging ialah pembentukan produk bahan logam kadalam bentuk tertentu oleh gerakanTempa untuk menekan atau mengepres pada kecepatan tinggi (memukul) dengan polatertentu. Bahan yang dibentuk ini dapat dilakukan pada bahan dalam keadaan panasatau dingin.Solid solutionSolid solution ialah “larutan padat” yakni unsur-unsur yang terdapat didalam logamberada dalam kedaan bebas dengan hanya sedikit ikatan atom, namun bahan tersebutmasih dalam bentuk semula, pada baja keadaan ini berada diatas temperatur 7230Ctergantung dari jenis bajanya.Season crackSeason Crack ialah suatu keadaan yang kritis dimana memungkinkan bahan (Cast)akan mengalami atau biasanya terjadi keretakan.shell caseShell case ialah tempat yang berbentuk tabung atau bejana.SignifikanSignifikan ialah sangat berarti atau berpengaruh besar.Switches.Switches ialah tombol-tombol atau stop kontak atau saklar.Silver soldersSilver solders ialah metode dalam penyambungan pateri dengan menggunakan silver(perak)SinteringHardi Sudjana B6
Teknik pengecoran logamSintering ialah pembentukan benda kerja dengan cara mencetak bubukan berbagaimaterial dengan komposisi tertentu (Powder-Metallurgy)SlagSlag atau terak ialah bagian material yang dihasilkan dari proses peleburan, karenaberbeda sifat maka Slag akan mengendap atau terpisah dari unsur lainnya.TarTar ialah jelaga yang dihasilkan dari proses pengasapan dimana terdapat berbagaiunsur yang tidak terbakar dan terbawa oleh asap.TurningTurning ialah proses pekerjaan dengan menggunakan mesin bubut.Hardi Sudjana B7
Teknik pengecoran logamHardi Sudjana B8
Teknik pengecoran logam DAFTAR GAMBAR1.1 Polythene yakni polymer yang terdiri atas 1200 atom 2 karbon pada setiap 2 atom hidrogen ................................ 31.2 31.3 Panjang rantai ikatan polimerisasi bahan plastik ............ 41.4 Bentuk Ikatan kuat rantai Atom-atom ............................... 101.5 Poly (Vinyl cloride acetate) …………………………………. 251.6 Ikhtisar bahan-bahan teknik .............................................1.7 Diagram titik cair dari beberapa jenis logam .................... 30 Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembaga1.8 chrom (Chromium-copper) ................................................ 311.9 Diagram keseimbangan dari paduan tembaga-beryllium 33 (Copper-beryllium) ............................................................1.10 38 Bagian dari diagram keseimbangan dan microstruktur1.11 dari paduan tembaga seng .............................................. 411.12 Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembaga 43 timah putih (Copper-tin) dan microstrukturnya ................. 461.131.14 Bagian dari diagram keseimbangan paduan tembaga- 48 aluminium (Copper-aluminium) .........................................1.15 50 Diagram keseimbangan dari paduan tembaga nikel1.16 (Cooper-nickel) ................................................................. 52 621.17 Proses pembuatan aluminium ……………………………...1.18 Diagram keseimbangan dari paduan aluminium- 63 magnesium .......................................................................1.19 67 Bagian dari diagram keseimbangan paduan aluminium-2.1 silikon ................................................................................ 72 742.2 Bagian dari diagram keseimbangan paduan aluminium –2.3 copper ............................................................................... 782.4 Diagram paduan nikel …………………………………….. 82 Bagian dari diagram keseimbangan paduan seng-2.5 aluminium ......................................................................... 83 872.6 Bagian dari diagram keseimbangan paduan magnesium- aluminium .......................................................................... Proses pengolahan bijih besi (Iron Ores) pada dapur tinggi (Blast Furnace) ……………………………………... Diagram kandungan unsur logam di dalam perut bumi(%) Diagram pengaruh kandungan karbon terhadap pembentukan besi ............................................................. Diagram aliran pembentukan logam sebagai bahan baku produk ............................................................................... Persyaratan sifat mekanik dari baja karbon sesuai dengan fungsinya .............................................................. Converter bessemer .........................................................Hardi Sudjana C1
Teknik pengecoran logam2.7 Proses oxigen pada dapur basa untuk pemurnian besi 88 kasar (pig Iron) .................................................................. 892.8 902.9 LD top blown converter ……..………………………………. 912.10 Rotor mixed blown converter ………………………………. 953.1 Kaldo top blown converter ………………………………..... 973.2 Diagram alur pembuatan besi tuang (cast Iron)………….. 973.3 Dapur cupola type pembakar kokas ................................. 983.4 Dapur udara atau dapur api (reverberatory furnace) ........ 983.5 Dapur putar (rotary furnace) …………………..…………… 983.6 Electric furnace indirect sistem ……………….……………. 1003.7 Electric furnace direct system……………………………….3.8 Diagram Keseimbangan besi – karbon (FeC).................... 101 Menempatkan “Chill-Iron” untuk pengendalian3.9 keseragaman struktur besi tuang ...................................... 102 1023.10 Potongan atas dari “closed-die forging press” suatu 1033.11 produk tuangan (cross head) yang besar ........................ 1033.12 1033.13 Steel Casting bahan roda gigi ……………………………. 1043.14 Contoh bentuk benda tuangan yang kompleks ................. 1053.15 Penyetelan cor (inti) di dalam pit moulding ………………. 1053.16 Penuangan pada pengecoran ukuran besar...................... 1083.17 Ikhtisar besi tuang ............................................................. 1083.18 Penuangan bahan cor seberat 100 ton dari dapur listrik .. 1093.19 Penuangan bahan cor seberat 190 ton ……………..……. 1093.20 Grey cast iron : flakes graphite pada struktur pearlite …... 1103.21 White cast iron cementite dan pearlite …….……………...4.1 White Malleable Cast Iron Ferrite (putih) dan Pearlite …. 121 Black heart malleable cast iron : ferrite (putih) ….………..4.2 Black heart malleable cast iron ferrite (hitam) ….……….. 121 Diagram perbandingan antara temperatur dengan waktu4.3 pendinginan dalam proses pemadatan ............................. 1224.4 Diagram perbandingan antara Temperatur dengan waktu 124 pendinginan dalam proses pemadatan .............................4.5 125 Diagram perbandingan antara Temperatur dengan waktu4.6 pendinginan dalam proses pemadatan ............................. 126 4.7 Diagram keseimbangan thermal untuk logam “A” dan 128 Logam “B” ......................................................................... 4.8 129 Diagram keseimbangan thermal untuk Logam “A” dan 4.9 Logam “B” ......................................................................... Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam larut secara penuh disetiap proporsi dalam keadaan padat ….. Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam tidak larut secara penuh di dalam larutan padat ……………… Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam dengan batas larutan di dalam larutan padat ................................. Diagram keseimbangan untuk dua jenis logam denganHardi Sudjana C2
Teknik pengecoran logam4.10 bentuk campuran antar logam (Intermetalic compound) .. 1324.11 Diagram keseimbangan logam A ...................................... 1324.12 Diagram keseimbangan logam A ...................................... 132 Diagram keseimbangan dimana reaksi 5.1 peritectic mengambil tempat ............................................. 134 5.2 Bagan/Ikhtisar bahan teknik dari unsur logam .................. 141 Pembentukan logam menjadi bahan baku produk ............ 142 6.1 Cetakan penuangan........................................................... 147 6.2 Penguat cetakan.............................................................. 150 6.3 Rangka cetakan kayu ……………………………………… 151 6.4 Rangka cetakan baja ……………………………………… 151 6.5 Panci tuang ....................................................................... 153 6.6 Bentuk benda kerja dan bentuk cetakan ........................... 155 6.7 Piringan rem (disk brake) .................................................. 156 6.8 Cetakan dengan penguatan untuk model seluruhnya pada drag (cetakan bawah) .............................................. 157 6.9 Cetakan fibre untuk model inti .......................................... 1596.10 Susunan Model dan inti (teras) untuk pengecoran piringan rem (disk brake) .................................................. 1606.11 Kedudukan pola Model dan inti didalam cetakan ............. 1606.12 Drag pada kedudukan yang sebenarnya .......................... 1616.13 Blank roda gigi lurus ......................................................... 1636.14 Posisi cetakan dari bentuk cetakan blank roda gigi lurus . 1646.15 Pembentukan pola (pattern) pada Mesin bubut ................ 1656.16 Pembuatan pola Inti (pasir)................................................ 1666.17 Model (pola) Inti (teras) dari pasir cetak hasil pencetakan 1676.18 Pembuatan cetakan dan inti (core) ………………………... 1676.19 Plat (papan) landasan ....................................................... 1686.20 Kedudukan pola dan inti pada cetakan bawah (drag) di dalam rangka cetak............................................................ 1686.21 Pengisian pasir cetak pada cetakan bawah (drag) ........... 1696.22 Pengisian pasir cetak tahap ke 2 pada cetakan bawah (drag) ................................................................................ 1706.23 Pengisian pasir cetak tahap ke 2 pada cetakan bawah (drag) ................................................................................ 1706.24 Pengisian pasir cetak tahap ke 2 rata pada rangka cetakan bawah (drag) ....................................................... 1716.25 kedudukan pola dan inti pada cetakan bawah (drag) di dalam rangka cetak............................................................ 1726.26 Penempatan pola dan pola inti pada cetakan atas (cope). 1726.27 Posisi saluran-saluran pada cetakan atas dengan sistem saluran tidak langsung ...................................................... 1736.28 Posisi cetakan atas dan cetakan bawah serta 174 salurannya.........................................................................Hardi Sudjana C3
Teknik pengecoran logam6.29 Proses penuangan ............................................................ 1756.30 Membuat cetakan dengan menggunakan mesin cetak ... 1766.31 Diagram hubungan antara kadar karbon dengan temperatur awal pencairan dan ahir pencairan ................. 1786.32 Konstruksi Dapur Kupola …………………………………… 1806.33 Dapur Induksi Krus ........................................................... 1836.34 Dapur Induksi dengan sistem saluran .............................. 1846.35 Proses penuangan (pengecoran) ………………………… 1876.36 Prinsip pengecoran dengan centrifugal secara vertikal dan semi centrifugal ......................................................... 1886.37 Metode pengecoran sentryfugal …………………………… 1886.38 Prinsip dasar penuangan berlanjut (continouos casting) .. 1896.39 Prinsip dasar penuangan berlanjut (continouos casting) langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem shell 1906.40 moulding .......................................................................... Langkah pembuatan cetakan (mould) pada sistem shell 1916.41 moulding .......................................................................... 1936.42 Pressure die casting ……………………………………… 1936.43 Skematik diagram dari proses injection molding ………… 1946.44 Electric witch component …………………………………… 1946.45 Tuner housing untuk suku cadang ………………………… 1956.46 Valve assy ……………………………………………………. 1966.47 Vacum – Furnace …………………………………………… “Land-base turbine airfoils” salah satu produk 1976.48 pengecoran dengan metoda ivestment casting ………… Struktural hardware air-cast alloy salah satu produk 1976.49 pengecoran precision casting dengan metoda Ivestment casting ……………………………………………………… 1986.50 Large airfoil component dibuat dari bahan cobalt salah 1986.51 satu produk pengecoran precision casting………………... 2016.52 “Turbine-Nozle” salah satu produk pengecoran ………… 2026.53 Turbine-wheel” salah satu produk pengecoran ……….… 2026.54 Tambahan bentuk penguatan untuk pelengkungan ......... 2026.55 Pengurangan ukuran ………………………………………. 2036.56 Tambahan keluar ……………………………………………. 2036.57 Saluran langsung ……………………………………………. 2046.58 Saluran bawah ………………………………………………. 2046.59 Saluran cincin ……………………………………………… 2056.60 Saluran pisah ………………………………………………… 2066.61 Saluran terompet …………………………………………… 2076.62 Saluran pensil ……………………………………………… 208 Saluran baji ………………………………………………… Saluran bertingkat ……………………………………………Hardi Sudjana C4
Teknik pengecoran logam6.63 Bagian-bagian saluran-saluran tambahan ........................ 2096.64 Bagian-bagian saluran bawah .......................................... 2116.65 Chill batang (chill Jarum) …………………………………… 2126.66 Menentukan ukuran diameter chill batang ........................ 2126.67 Menentukan ukuran diameter .......................................... 2136.68 Chill batang dengan lilitan ................................................. 2136.69 Benda seperti gambar di atas ........................................... 2146.70 Chill luar samping …………………………………………… 2146.71 Chill luar dasar ………………………………………………. 2156.72 Pemakaian chill luar dan chill Luar dasar ………………… 2166.73 Perbandingan antara ukuran diameter chill dengan ketebalan bahan pada bentuk “T” ..................................... 2166.74 Pemakaian chil pada bentuk benda bersilang “X” ............ 2176.75 Cetakan logam sebagai chill ............................................. 2186.76 Alat bantu mekanik (mesin gerinda tangan) ..................... 2186.77 Semprotan pasir pasir ………………………………………. 2196.78 Water injection method …………………………………… 2206.79 Water shroud method ………………………………………. 2206.80 Water curtain ………………………………………………… 2216.81 Ventury method …………………………………………… 221 7.1 Pengukuran dengan mikrometer ………………………… 227 7.2 Pengukuran tak langsung ………………………………… 227 7.3 Pengukuran tak langsung ………………………………… 228 7.4 Pengukuran tak langsung ………………………………… 228 7.5 Pengukuran tak langsung ………………………………… 228 7.6 Penggores ……………………………………………………. 229 7.7 Pemakaian penggores ...................................................... 229 7.8 Jangka tusuk ………………………………………………… 230 7.9 Jangka bengkok …………………………………………… 2317.10 Penyetelan posisi jangka tusuk pada mistar baja ............. 2317.11 Pemakaian jangka tusuk …………………………………… 2317.12 Jangka banci atau jangka ganjil ........................................ 2327.13 Jangka banci atau jangka ganjil ........................................ 2327.14 Jangka banci digunakan untuk menentukan titik pusat .... 2337.15 Penyetelan dengan jangka ganjil dengan kaki terbalik ..... 2337.16 Menggores sejajar bagian dalam ………………………….. 2337.17 Menggores sejajar bagian luar …………………………… 2337.18 Trammel (jangka batang ……………………………………. 2337.19 Mata penggores (rod) ……………………………………… 2347.20 Penyetelan Trammels pada mistar baja ........................... 2347.21 Universal surface gauges ………………………………… 2347.22 Surface gauges sederhana ………………………………… 235Hardi Sudjana C5
Teknik pengecoran logam7.23 Universal surface gauges dalam menyetel ketinggian 235 pada “combination set” ……………………………………7.24 Surface gauges dalam pekerjaan melukis garis pada 236 benda kerja ....................................................................... 2367.25 Surface gauges dalam pekerjaan mencari titik pusat .......7.26 236 Surface gauges dalam pekerjaan melukis garis pada7.27 benda kerja ....................................................................... 236 Surface gauges dalam pekerjaan menentukan posisi alur 2377.28 pasak ................................................................................ 2377.29 Prick punch (sudut penitik 900) ........................................ 2387.30 Center punch (sudut penitik 900) ....................................... 2387.31 2397.32 Automatic Punch ...............................................................7.33 240 Bell punch .........................................................................7.34 242 Mistar sorong (vernier caliper) .......................................... 2457.357.36 Mengukur panjang skala Nonius, Contoh panjang skala 246 Nonius 39 mm ................................................................... 2477.37 Harga ukur setiap divisi pada mistar sorong dengan 2477.38 satuan Inchi dan ketelitian 1/1000 ....................................7.39 Mikrometer luar (Outside mikrometer) .............................. 247 2487.40 Harga ukur dalam setiap divisi mikrometer dengan 2487.41 satuan millimeter .............................................................. 2487.42 Skala ukur mikrometer dengan satuan inchi ..................... 2497.43 2497.44 Skala ukur Mikrometer dengan satuan Inchi ..................... 2497.457.46 Mikrometer luar (outside mikrometer) pada satuan 250 milimeter dengan satuan Inchi .......................................... 2517.47 Membaca mikrometer dengan satuan milimeter ………… 2517.48 Membaca mikrometer dengan satuan milimeter ………… 2517.49 Membaca mikrometer dengan satuan milimeter ………… 2527.50 Membaca mikrometer dengan satuan inch ………………. 2537.51 Membaca mikrometer dengan satuan inch ………………. 2537.52 2537.53 Proses pengukuran dengan Mikrometer ………………….. Pengukur tinggi (vernier height gauge) dan nama bagiannya …………........................................................... Pengukur Tinggi dapat digunakan dalam memeriksa ketinggian lubang senter ………….................................... Pengukur Tinggi dapat digunakan dalam mengukur tinggi permukaan benda kerja …………...................................... Memeriksa kelurusan test bar dengan bantuan dial test Indikator ………………………………………………………. Memeriksa kelurusan test bar dengan bantuan dial test Indicator ………………………………………………………. Penandaan benda kerja (marking out of work) ………… Penandaan benda kerja (marking out of work) ………… Penandaan benda kerja (marking out of work) …………Hardi Sudjana C6
Teknik pengecoran logam7.54 Penandaan benda kerja (marking out of work) ………… 2537.55 Garis sumbu (centre lines) …………………………………. 2547.56 Sketsa (outlines) ............................................................... 2547.57 Precision cast iron marking-out tabel ……………………... 2557.58 Precision granite marking-out tabel ……………………….. 2558.1 Penerapan berbagai tipe dari garis ……………................. 2608.2 Penunjukkan pandangan pada proyeksi sudut ketiga ...... 2618.3 Penunjukkan pandangan pada proyeksi sudut pertama ... 2628.4 Satu buah pandangan cukup menggambarkan dimensi 262 benda kerja …………….....................................................8.5 Penunjukkan pandangan pembantu (auxiliary view) ........ 2638.6 Penunjukkan pandangan sebagian ……………………… 2638.7 Proyeksi Isometrik (Isometric Projection) ………………… 2648.8 Jaringan terpotong pada dua posisi ………………………. 2668.9 Pemotongan setempat ……………………………………… 2668.10 Jaringan tidak terpotong sebagian dan lubang diperlihatkan pada bagian bidang ……………................... 2668.11 Tanda pemotonga bidang dihilangkan …………………… 2678.12 Pemotongan setengah bagian …………………………… 2678.13 Bagian revolved ……………………………………………... 2678.14 Interposed section ………………………………………… 2688.15 Bagian dipindahkan …………………………………………. 2688.16 Kelebihan ukuran panjang diberikan (87) tanda bantu (Auxiliary dimension) ……………………………………… 2728.17 Ukuran dan champer ……………………………………….. 2738.18 Gambar dengan dimensi pada tabel ................................. 2748.19 Tampilan ukuran gambar pada tabel ................................ 2748.20 Tanda sama dengan (=) ................................................... 2758.21 Tanda dua mata panah (double arrowhead) ..................... 2768.22 Garis sumbu (Centrelines)………………………………….. 2768.23 Titik khayal hubungan antar bagian ditegaskan dengan 277 titik bagian ujung ...............................................................8.24 Pemakaian tanda titik (Dot) referensi ukuran permukaan 277 Curve ………………………………………………………….8.25 Ukuran dari garis referensi umum …………………………. 2788.26 Contoh gambar untuk produk tuangan (Blank roda gigi)... 2818.27 Bentuk-bentuk sudut dari produk tuangan ....................... 2818.28 Disain bentuk produk tuangan ......................................... 2828.29 Modellriss Skala 1:1 .......................................................... 2828.30 Penentuan posisi gambar menurut proses 283 pemesinannya....................................................................8.31 Penentuan posisi gambar menurut proses perakitannya... 2838.32 Penentuan posisi gambar menurut Posisi perletakannya 284Hardi Sudjana C7
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221