Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 15 Proses Kekebalan

Bab 15 Proses Kekebalan

Published by haryahutamas, 2016-04-03 09:15:30

Description: Bab 15 Proses Kekebalan

Search

Read the Text Version

PROSES KEKEBALAN Sujudi dan Tertia HutabaratBila antigen masuk ke dalam badan, maka dapat Bila kita menyuntikkan antigen misalnya tok-terjadi dua macam reaksi kekebalan yang ber- soid ke dalam binatang percobaan kelinci, maka setelah beberapa hari sampai seminggu dapat di-lainan: temukan antibodi di dalam darah kelinci. Pem- bentukan antibodi ini akan mencapai suatu pun-a. Kekebalan humoral cak dan kemudian menurun lagi kadarnya. Demikian jalannya reaksi primer. Di sini terdapat sintesa dan masuknya anti- Bila setelah diberi istirahat kelinci tadi diberi bodi ke dalam aliran darah dan cairan badan suntikan yang kedua dengan toksoid yang sama, lainnya (antibodi humoral). Antibodi ini akan makajalannya reaksi akan sangat berlainan. Sete- mengikat dan menetralisir antigen, misalnya lah2-3 hari kadar antibodi di dalam darah akan toksin kuman ataudapat membungkus kuman naik secara cepat dan akan mencapai konsentrasi untuk persiapan fagositosis. yang jauh lebih tinggi. Reaksi ini disebut reaksib. Kekebalan seluler sekunder dan pembentukan antibodi yang lebih Terjadi pembentukan sel limfosit yangter^ng- sang (sensitized) yang kemudian dapat me- cepat dan lebih banyak itu disebabkan karena nimbulkan kekebalan seluler (cell mediared adanya rnenTory cells setelah kontak pertama immunity). Kekebalan seluler dapat dilihat misalnya pada reaksi Mantoux, suatu reaksi dengan antigen. deLay ed Iryp ersensitioity terhadap tuberkulin.FsG{#t{} oro2030<o!o:-1om Gambar 15.1 Reaksi primer dan sekunder 92

Proses Kekebalan 93Kelenjar Timus jadi dasarkekebalan humoral dengan pembuatanPada anak yang mempunyai difisiensi kekebalan antibodi. Hal ini dapat dibuktikan dengan per-sering ditemukan pula kelainan kelenjar timus. cobaan bursektomi pada anakIni menunjukkan bahwa kelenjar timus mem- ^yamyangmeng-punyai hubungan dengan proses kekebalan. akibatkan gangguan pada sintesa antibodi.Hubungan ini diterangkan olq.h Miller dengan Limfosit-T dan Limfosit-Bpercobaan timektomi (membuang kelenjar timus Dari percobaan di atas dapat dibuktikan adanyamelalui operasi) pada tikus yang lahir dan dua macam sel limfosit:mencatat kelainan yang timbul:1,. Penurunan jumlah sel limfosit yang beredar t. Limfosit-T, dipersiapkan oleh arau mem-2. Gangguan pada reaksi penolakan transplan- punyai ketergantungan dari kelenjar timus tasi jaringan dan berperanan dalam kekebalan seluler.3. Penurunan pembuatan antibodi terhadap 2. Limfosit-B, mempunyai ketergantungan dari beberapa macam antigen bursa dan berperanan dalam kekebalan4. Kesehatan tikus mengalami kemunduran se- humoral. telah 1-3 bulan, mungkin disebabkan oleh Kedua macam limfosit setelah dirangsang oleh karena tidak mampu mengatasi infeksi kuman. antigen akan mengalami proliferasi dan peru- bahan morfologi. Limfosit-B akan berubah men- Bila tikus dewasa disinari sinar-X, maka sel lim- jadi sel plasma yang mensintesa dan mengeluar-fosit tidak dapat membelah lagi danterjadi gang- kan antibodi.guan kekebalSn. Kelainan ini dapat diperbaiki Limfosit-T berubah menjadi sel limfoblas yang mengandung banyak ribosom sehingga menjadidengan pemberian sel sumsum tulang. Tetapi sel basofilik pada pewarnaan.sumsum tulang tidak dapat menolong tikus apa Pada manusia dan mamalia tidak ditemukanbila telah dilakukan juga timektomi. Kesir.r'- sel Bursa dari Fabricius dan fungsi yang sama diperkirakan terjadi di dalam tonsil, apendiks,pulan yang dapat dibuat dari percobaan ini adalah plaque dari Peyer, folikel limfe sendiri dan jaring-bahwa kelenjar timus mempengaruhi sel primi- an hemopoetik. Pusat kegiatan dari sel limfosit-T dan limfosit-B dapat dilihat pada kelenjar limfetif berasal dari sumsum tulang dan membuatnya dan limpa. Kegiatan limfosit-T dapat dilihat dimampu memberi reaksi pada proses kekebalan. sekitar arteriola limpa dan di daerah parakor- tikal kelenjar lirnfe perifer. Kegiatan limfosit-BBursa dari FabriciusPada ayam ditemukan jartngan limfoid yang se- dapat dilihat dari pembentukan pusat germinatif di daerah korteks kelenjar limfe dan penyebarancara embriologis berasal dari epitel saluran pen- sel plasma ke daerah medula.cernaan, yang dikenal sebagai Bursa dari Fabricius.Dapat dibuktikan bahwa tempar ini mempenga-ruhi perkembangan sel limfosit yang akan men-

94 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran @ tY;+@@)_ v. ---/ +Gambar 15.2 Proses pembentukan limfosit-T dan limfosit-B dari sel sumsum tulang (stem cells).Membedakan limfosit-T dan limfosit-B bulin ini bukan hasil dari sel itu melainkan1. Dengan mikroskop konvensional tidak akan didapat dari lingkungannya melalui absorpsi pada reseptor untuk IgFc di permukaan sel. dapat dibedakan morfologi dari kedua jenis limfosit. Tetapi dengan menggunakan scan- Sebagian besar limfosit-B mempunyai imuno- ning electron microscope telah ditemukan per- globulin jenis IgM pada permukaan sel, bedaan sangat mencolok pada permukaan mungkin dalam bentuk monomer. Tetapi kedua limfosit tersebut. Limfosit-T mem- punyai permukaan sel yang rata, sedangkan ada luga limfosit-B yang mempunyai imuno- limfosit-B mempunyai sangat banyak penon- jolan halus y^ng t^mpaknya sangat aktif. globulin jenis lain. Misalnya: limfosit di Sayang sekali alat mikroskop ini tidak dapat dalam darah tali pusat yang mengandung dipakai untuk pemeriksaan sehari-hari. IgD. Bila limfosit-B dalam keadaan dingin2. Imunoglobulin ditemukan pada permukaan diwarnai dengan anti-Ig yang dilabel dengan fluoresein akan tampak bercak-bercak fluo- sel limfosit-B, tetapi tidak ditemukan pada permukaan sel limfosit-T. Hanya pada ke- resensi pada permukaan sel. Tetapi bila di adaan tertentu dapat ditemukan pada seba- gian kecil limfosit-T, yang disebut limfosit-T warnai dengan Fab antilg (monovalen) akan yangterangsang (actioated), tetapi imunoglo- tampak fluoresensi berupa cincin pada per- mukaan sel. Kesimpulan dari hasil-hasil ini adalah,Ig di permukaan sel limfosit-B dapat bergerak bebas dan akan digumpalkan men-

Proses Kekebalan 95 jadi bercak-bercak oleh antibodi yang ber- 4. Kemampuan sel pembentuk antibodi untuk valensi dua. Antibodi monovalen (Fab) akan mengenal antigen berasal dari laringansendiri terikat secara meraia'dipermukaan sel. Per- dan tidak membuat antibodi terhadapnya. cobaan ini dilakukan dalam keadaan dingin oleh karena pada suhu yang lebih tinggi, t. Se/ecfive theory (EHRLICH, 1900) seluruh kompleks Ag-Ab akan menggumpal di satu tempat merupakan suatu kutub dan Menurut teori ini pada permukaan setiap sel kemudian mengalami fagositosis oleh sel itu. pembuat antibodi di dalam badan terdapat3. Sel limfosit-T manusia mempunyai keisti gugusan-gugusan kimia yang khas, diseblx side mewaan dapat melekatpadasel darah merah cbain (si.de chain theory), semacam reseptor yang berfungsi seperti antibodi dan dapat kambing dan membentuk roset secara spontan. mengikat antigen yang sesuai untuknya. Anti- Reaksi ini tidak berdasarkan reaksi kekebalan. gen itu akan merusak reseptor yang berle-4. Sel limfosit-T mempunyai antigen khas yang bihan dan dilepaskan oleh sel ke dalam serum juga dimiliki oleh sel otak, yang diperkira- sebagai antibodi. Teori ini kemudian diting- kan didapat oleh sel itu sewaktu mengalami galkan karena dianggap tidak masuk akal bahwa untuk berbagai macam antigen yang perubahan dalam kelenjar timus. Pada tikus tidak terbatas banyaknya telah disediakan antigen ini disebut antigen (Thy I). reseptor yang sesuai pada permukaan sel.Teori pembentukan antibodiMekanisme sebenarnya dari pembuatan anti- ll. Instructive theorybodi sebagai reaksi atas masuknya antigen belum (PAULtNG, dan lain-lainnya)diketahui secara pasti. lValaupun demikian telah Teori ini mengatakan bahwa antigen bekerjadiajukan beberapa teori dan setidaknya teori- sebagai cetakan ata:u template dan persediaan gamma-globulin di dalam badan yang belumteori ini dapat memberi gambaran mengenai mempunyai bentuk tertentu kemudian me- nyesuaikan bentuknya sehingga berupa ben-masalah sintesa antibodi ditinjau dari beberapa tuk komplementer dari antigen. Bentuk inisudut. Sebuah teori akan memuaskan bila dapatmenjelaskan beberapa hal yangpenting: kemudian dapat dipertahankan dengan ikatan- ikatan disulfida, ikatan-ikatan hidrogen dan1. Derapt khas yang tinggi dari antibodi sebagainya. Teori ini tidak dapat dipertahan-2. Pembentukan antibodi dalam jumlah besar kan sewaktu kemudian ternyat^ bahwa sifat sebagai reaksi atas masuknya antigen y^ng khas antibodi ditentukan oleh urutan asam amino di bagian variabel fab, yang pemben- sedikit tukannya ditentukan oleh suatu rnessenger3. Peristiwa reaksi imun sekunder dengan pem- bentukan antibodi yang cepat dan jumlah- nya lebih banyak

96 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran RNA danperubahan mRNA tidak dapat ter- inaktivasi sel-sel limfosit ini akan menghi- jadi secepat kontak dengan antigen. langkan kemampuan pembentukan antibodilll. Clonal selection theory (BURNET) khas terhadap antigen itu. Teori ini berdasarkan kemampuan mutasi 2. Sel pembuat imunoglobulin hanya dapat dan seleksi dari sel-sel tertentu di dalam badan membuat satu macam Ig pada suatu waktu; sesuai dengan kemampuan yang sama pada kuman. Sel yang berperan dalam reaksi keke- bila dua macam antigen A dan B masuk ke balan, sel limfosit, hanyadapat mengikat satu dalam badan maka sebagian limfosit akan jenis antigen (atau beberapa antigen lain yang membuat anti-A dan sebagian limfosit lain hampir serupa). Kemampuan ini telah ada membuat anti-B, dan tidak ada limfosit yang sejak lahir dan merupakan sifat bawaan. membuat kedua macam antibodi sekaligus. Dengan demikian maka sel-sel limfosit di dalam KEKEBALAN SELULER badan merupakan kumpulan sel yang berlainan, adayangdapat bereaksi dengan satu antigen (CELL MEDIATED IMMUNITY = CMI) dan adayang bereaksi dengan antigen lain. Bila antigen masuk ke dalam badan ia diikat I. ASPEK SELULER DALAM SISTEM oleh reseptor padapermukaan limfosit yang KEKEBALAN cocok, dan sel limfosit itu akan mengalami proliferasi dan membentuk satu clone. Seba- Sistem kekebalan ialah cara pengenalan badan gian sel dari clone ini akan mengeluarkan asing (non-self), yang biasanya merupakan mi- antibodi (sel plasma) dan sebagian lain akan kroba yang masuk ke dalam tubuh dan badan menyebar melalui aliran darah dan limfe ke sendiri (selfl, sehingga tubuh berusaha mengada- dalam jaringan tubuh sebagai cadangan sel kan proteksi terhadap badan asing tersebut, serra yang sensitif terhadap antigen itu (mernory adanya respons sekunder yang iebih berpenga- celk). Antigen yang sama apabila masuk ke dalam badan kedua kalinya akan bertemu laman dalam membedakan badan asing (antigen) dengan sel cadangan ini dan mengakibatkan tersebut secara spesifik dengan adany a rangsangan terbentuknya z t lebih cepat dan lebih ulang dari antigen yang sama. ^nti Hingga tahun 1960 pengetahuan mengenai banyak. Beberapa penemuan yang menyo- kong teori ini adalah: sistem kekebalan ini hanyalah yang berhu-L Semacam antigen dapat diikat oleh sebagian bungan dengan antibodi (humoral), walaupun kecil dari limfosit yang terdapat di dalam sejak tahun 1883 Metchnikoff telah meng- badan, yang kemudian membentuk zat anti; utarakan peran fagosit dalam kekebalan non- spesifik. Kemudian ditemukan melalui perco- baan-percobaan bahwa limfosit dalam sirkulasi masih dapat berproliferasi baik in vitro maupun in vivo, maka sejak itu pulalah berkembang ilmu

kekebalan seluler (CMD. Ikut sertanya limfosit Proses Kekebalan 97secara langsung dalam proses kekebalan, dite- 2. Sistem makrofag dan fagositlainnya (RES)mukan dari hasil-hasil percobaan. Reaksi keke-balan tertentu menunjukkan terjadinya akumu- Respons kekebalan nonspesifik mula-mulalasi monosit pada tempat masuknya antigen. rerjadi oleh makrofag dan sel-sel fagositAda kalanya tubuh secara nyata menunjukkan lainnya dalam sistem retikuloendotel; rer-adanya kekebalan, sedangkan antibodi tidak masuk monosit dan sel neutrofil polimor, fonukleus dalam darah, makrofag dalamditemukan. Kekebalan seperti ini dapat dipin- jaringan limfoid, sel Kupffer dalam hati,dahkan pada orangnormal melalui limfosit dan sel Langerhans dalam kulit dan makrofagbukan melalui serum seperti halnya pada alveolus dalam paru-paru. Fungsi uramakekebalan humoral. sel-sel tersebut ialah memfagositosis badan-A. Komponen sistem kekebalan badan asing atau zat berasal dari badan 1. Penghalang dan drainase sendiri yang sudah tua. Tetapi juga ikut ambil bagian dalam reaksi radang. Bebe- Semua vertebrata mempunyai penghalang primer yang mencegah invasi organisme rapa jenis sel seperti makrofag dalam ke- asing masuk dalam rubuh (kulit dan seba- lenjar getah bening, juga berfungsi meng- bidangkan antigen kepada limfosit sebagai gainya). Bilamana dinding penghalang ini permulaan dari respons kekebalan. dapat dilewati, maka organisme asing ter- sebut akan terjebak dalam jaringan getah Makrofag berasal dari sel primitif dalam bening yang terdapat di bawah kulit dan sumsum tulang, melalui monosit sebagai tersebar di seluruh tubuh. Saluran getah sel antara, sel tersebut menjadi dewasa dan bening akan mengalirkan benda asing ke akhirnya menjadi makrofo{g )arrngan. saluran yang lebih besar dan kemudian me- lalui duktus torasikus masuk dalam saluran Selama berlangsungnya proses perubahan darah. Di antara saluran-saluran getah sel primitif menjadi monosit dan kemu- dian makrofag, sel tersebut mengalami bening ini terdapat kelenjar getah bening perubahan morfologi dan biokimra, ter- di mana benda asing disaring dan diolah. Inilah permulaan dari respons keke balan. utama dalam pengumpulan enzim lisozim Limfosit juga beredar meialui kelenjar yang akhirnya menghancurkan benda- getah bening, sehingga antigen yang masuk benda berupa partikel melalui proses dalam saluran getah bening akan bertemu endositosis, pembentukan fagolisosom dengan sejumlah limfosit yang spesifik dan pembebasan enzim. antigen dalam waktu yang relatif singkat. 3. Limfosit Sel yang bertindak dalam respons keke- balan spesifik tergolong dalam dua go-

98 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteranlongan besar limfosit yaitu limfosit-T dan c. Limfosit tikus yang diambil dari duktuslimfosit-B. Telah lama diketahui berpe-r^nny^ antibodi dalam kekebalan, tetapi torasikus disuntikkan intravena padabagaimana timbulnya dan dari mana asal- tikus singenik (antigenik sama) dannya baru diketahui setelah percobaan me- alogenik (antigenik tidak sama).nunjukkan bahwa antibodi dihasilkan Pada tikus singenik limfosit tersebut akanoleh sel plasma (yang merupakan tingkatterakhir dari diferensiasi limfosit-B)' beredar dalam tubuhnya dan dapat dite- mukan kembali dalam duktus torasikus. Limfosit kecil (diameter 6-8 mikron)mempunyai reseptor spesifik pada mem- Pada tikus alogenik sel tersebut akanbrannya. Reseptor ini memberikan sifat berkumpul dalam limpa dan jaringan limfoid lainnya, membelah diri kemu- dian menYerang tuan rumah.. spesifik pada limfosit dalam mengenal d. Limfosit dapat pula menjadi sitotoksikberbagai jenis antigen. Bila limfosit ini terhadap sel asing (target cell) in vitro'dalam peredarannya melewati kelenjar B. Organ Limfoid Timusgetah bening dimana antigen terperang-kap maka limfosit lainnya akan dikerah- 1. Timuskan ke dalam keleniar getah bening ber-sangkutan dan menggabungkan diri dalam Tidak semua organ limfoid berfungsi se- bagai saringan, beberap a di antaranya ada-persiapan respons kekebalan. lah sebagai pabrik untuk membuat lebih banyak limfosit. Sel primitif melalui alir-Empat penemuan yang dapat memberi- an darah masuk dalam timus' Di sini selkan gambaran mengenai fungsi limfosit: membelah diri, yang lalu menjadi dewasaa. Limfosit bukan merupakan bentuk sel akhir; tetapi masih dapat dirangsang di mana ia memperoleh kesempurnaan oleh antigen untuk membelah diri (dalam untuk bertindak dalam proses kekebalan. Inilah yang disebut limfosit-T. Diferen- percobaan dengan fitohemagfutinin)' siasi dan maturasi dari limfosit-T ini ada-b. Bila timus dari anak tikus yang baru lah pengaruh hormon yang ada di dalam lahir dibuang (timektomi) maka tikus timus yaitu timopoietin dan timosin. Lim-itu akan kehilangan sebagian besar fosit-T ialah yang kemudian bertindakrespons kekebalannya sesudah dewasa' dalam respons kekebalan seluler dan me-Ini menunjukkan pula adanyadua jenis nempati daerahtertentu dalam organ lim-reaksi kekebalan yaitu reaksi yang foid; yaitu daerah parakorteks dalam ke-tergantung pada timus dan reaksi yang lenjar getah bening dan daerah bebas pem-tidak tergantung Pada timus. buluh darah (white pulp) di dalam limpa.

a. Anak dengan timus yang kurang ber- Proses Kekebalan 99 kembang, demikian juga pada tikus yang gositosis oleh makrofag. Demikian juga halnya di dalam limpa, bila antigen masuk dibuang timusnya, kekebalan seluler melalui darah. Setelah difagositosis oleh tidak berkembang. makrofag, antigen masuk di dalam vakuo- b. Anak dengan defisiensi imunoglobulin la sitoplasma yang disebut fagosom, ke- primer dan ayamyang mengalami bur- mudian menggabungkan diri dengan liso- sektomi tidak kehilangan kemampuan- som yang mengandung banyak enzim hi- nya membentuk kekebalan seluler. drolitik. Jumlah lisosom meningkat pada c. Sensitisasi kulit dengan bahan kimia yang waktu berlangsung fagositosis dan sel menimbulkan CMH (cell mediated hypersensitivity) menimbulkan proli demikian itu disebut makrofag yang aktif. Enzim lisosom menghancurkan sebagian ferasi dan diferensiasi limfosit menjadi besar antigen. Tetapi adajugaantigen yang lebih besar (limfobla$ di daerah para- tersimpan sebagai pengenal di dalam sel, korteks kelenjar getah bening dan daerah yang mungkin bergabung dan memben- ruhite pulp dalam limpa (daerah timus). tuk suatu kompleks dengan RNA, atau d. Tikus yang disuntik dengan polisaka- pada permukaan makrofag. Antigen yang rida kuman pneumokokus yaitu yang merangsang pembentukan antibodi dan diolah demikian rupa ini terbukti sangat bukan CMI menunjukkan terjadinya perubahan sel hanya di daerah korteks imunogen terhadap limfosit. Jug a ada anti- yaitu dalam folikel limfoid, daerahpara- gen yang disimpan pada permukaan sel korteks tidak menunjukkan aktivitas. retikulum dendrit nonfagositik di dalam 2. Organ limfoid perifer kelenjar getah bening (sebagai memory cell). Kelenjar getah bening dan juga limpameru- pakan saringan dan tempat di mana benda 2. Perubahan morfologi dalam jaringan asing tertangkap dan dikenali sebagai antigen limfoid pada respons kekebalan: yang selanjutnya menimbulkan aktivitas di Seperti telah diketahui, antigen yang telah tempat tertentu sesuai dengan sifat antigen diolah makrofag, merangsang limfosit spe- yang masuk (daerah timus atau daerah bursa). sifik. Akibatnya ialah limfosit-T dan lim- fosit-B dalam sirkulasi akan tertangkapc. Akibat kontak dengan antigen olehnya di dalam daerahnya masing-masing 1. Peranan makrofag dalam kelenjar getah bening (daerah pe- ngaruh timus atau daerah tidak dipenga- Bila antigen masuk dalam kelenjar getah ruhi timus), yang kemudian berubah ben- bening, antigen tersebut akan segera difa- tuk menjadi lebih besar dan mudah di- warnai dengan zat w^rn pironin. Lim- fosit yang telah berubah bentuk ini siap

100 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Kedua jenis sel (monosit dan PMN) ber- asal dari sel primitif sumsum tulang di- untuk membelah diri, yang kemudian mem- mana sel tersebut umumnya telah dewasa. bentuk kelompok masing-masing dengan sifat yang sama sel-T atau sel-B. Setelah dilepas dari sumsum tulang, Aktivitas yangterjadi di daerah yang ber- masuk sirkulasi darahyangpada PMN beda di dalam kelenjar getah bening akibat rangsangan antigen, tergantung dari jenis bertahan selama 6-7 ja:rr- dan kemudian antigen dan cara masuknya antigen. Bila masuk dalam jarrngan, dimana sel ter- antigen berupa alergen seperti dinitroklor- sebut bertahan4-5 hari. Monosit dalam benzen, atau sejenis racun rumbuh-tumbuhan sirkulasi bertahan selama 1-3 hari sebe- yang menimbulkan respons alergi, maka daerah parakorteks yang nyata menunjukkan lum masuk dalam jaringan. Di dalam proliferasi limfosit. Sedangkan bila yang jarrngan sebagai makrofag dapat hidup beberapa bulan dan dapat bergerak bebas diberikan polisakarida (antigen perangsang pembentukan antibodi) maka daerah kor- atau juga tidak bergerak seperti sel tekslah yang menunjukkan aktivitas. Dari percobaan-percobaan cara memasukkan Kupffer dalam hati dan sel Langerhans antigen (intrakutan, subkutan, intramusku- dalam kulit. Baik monosit maupun PMN ler dsb), ternyataintrakutan adalah sangat efektif dalam menimbulkan CMI. Dengan setelah dilepas dari sumsum tulang, memasukkan antigen intramuskuler atau subkutan, maka respons kekebalan adalah umumnva tidak lagi mengalami mitosis dengan pembentukan antibodi. (membelah diri). Sehingga kebutuhanII. MEKANISME PERLAWANAN TUBUFI yang meningkat akan fagosit dalamA. Perlawanan imunologik terhadap mikro- perlawanan terhadap infeksi diperoleh dari pelepas an yanglebih banyak fagosit organisme di luar sel dari persedi aafi y angada dalam sumsum tulang, disertai produksi yang lebih ba- 1. Fagositosis nyak pula dari fagosit ini di dalam sum- Sel pelaku Fagositosis merupakan mekanisme tubuh sum tulang. Proliferasi dari sel primitif untuk melawan badan asing yang masuk dan pelepasan kedua jenis sel PMN dan dalam tubuh dan pelakunya adalah monosit diatur oleh mekanisme saraf dan faktor-faktor dalarn serum. Dan ini - monosit, yang di dalam jaringan men- dapat terjadi pada infeksi oleh kuman jadi makrofag atau virus. - leukosit polimorfonukleas (PMN) 2. Kemotaksis Peranan utama sistem kekebalan bagi fago- sitosis ialah menarik PMN dan monosit

ke tempat terjadinya interaksi antara antr- Proses Kekebalan 101 bodi atau limfosit kebal dengan mikro- Jenis IgG tersebut, yang spesilik terha- organisme. Daya tarik terjadi oleh faktor dap antigen mikroorganisme dapat me- kemotaksis yang dibebaskan limfosit-T ngiklt mikroorganisme tersebut dengan yang mengalami mitosis setelah terikat fragmen Fc melekat pada fagosit. dengan antigen; atau terbentuk akibat kom- Dengan demikian terjadi perlekatan pleks antigen-antibodi mengikat komponen komplemen yang dapat terjadi baik mela- mikroorganisme pada fagosit. lui jalan klasik, maupun melalui jalan al- b. Ikatan C3: Monosit dan leukosit poli- ternatif, atau oleh plasmin, tripsin, dan morf mempunyai reseptor untuk C3b protease kuman atau jaringan. Beberapa yang aktif. Sehingga dengan adanya faktor ini dapat pula memperbesar permea- komplemen, kompleks mikroorganisme bilitas kapiler, sehingga memungkinkan dengan antibodi pengikat komplemen pasase antibodi dan sel ke daerah radang, menimbulkan opsonisasi. Opsonisasi demikian ini mungkin diperlukan ter-3. Perlekatan utama pada infeksi dini, dimana IgM terdapat dominan. Opsonisasi oleh Langkah pertama dalam fagositosis, ialah C3b dapat juga terjadt melalui jalan melekatkan mikroorganisme pada fago- alter natrf. y aitu oleh endotoksin kuman. sit. Banyak kuman patogen yang mampu Hal ini terjadi pada tubuh yang belum menghindar (resisten) terhadap perlekatan memperoleh kekebalan spesifik. ini, sehingga resistensi ini merupakan fak- tor yangmemperbesar virulensinya. Dalam Proses immune adberence Opsonisasi melalui pengikatan C3 (ihat ad b) dapat hal ini diperlukan opsonisasi (opsonein dihalangi oleh inaktivator C3b yang berarti: siap untuk dimakan). terdapat di dalam serum. Inaktivator C3b ini melepaskan C3b dari mikro- Perlekatan terjadi melalui: organisme sebelum terjadi opsonisasi. a. Ikatan Fc: Kompleks mikroorganisme antibodi Monosit dan leukosit polimorf mem- yang terikat dengan C3 yangaktif dapat juga melekat pada eritrosit. Karena erit- punyai reseptor untuk fragmen Fc dari trosit terdapat dalam jumlah besar, maka kesempatan opsonisasi seluruh kom- sub-kelas IgG tertentu yang terikat pleks (mikroorganisme, antibodi, kom- pada antigen (pada manusia IgGl dan plemen dan eritrosit) adalah lebih besar IgG3), tetapi tidak demikian halnya sebelum inaktivasi C3b terjadi. Ter- dengan sub-kelas lain dari IgG, IgM atau IgA.

102 Buku Ajar Mikobiologi Kedokterannyata mekanisme ini penting terhadap untuk mengurung mikroorganisme terse-kuman negatif Gram dalam sirkulasi. but; dengan membentuk suatu vesikel did. Antibodi sitofilik terhadap makrofag: dalam sel (fagosom). Fagosom ini kemu-Berbeda dengan ikatan kompleks anti- dian bergabung dengan vesikel lisosom dalam sitoplasma menjadi fagolisosom. Digen-antibodi pada fagosit, antibodi sito- dalam fagolisosom mikroorganisme mati dan dihancurkan melalui mekanisme yaftgfilik yang tidak terikat dengan antigendapat menempel pada monosit atau tergantung pada oksigen dan mekanismemakrofag (fagosit ini mempunyil re- yang tidak tergantung pada oksigen. Dalam mekanisme yang tidak terganrungseptor untuk Fc antibodi tertentu). Bila pada oksigen, termasuk pengaruh pH ren-antibodi bersangkutan homolog dengan dah dalam vakuola bH 4 di dalam sel poli-antigen dari mikroorganisme, maka morf), lisosim, protein kationik granuler, proteasa, lipasa dan glikosidasa. Lisosimperlekatan mikroorganisme tersebut sendiri bersifat melisis beberapa jenis mikro- organisme, tetapi juga dapat memperbesarakan terjadi. efek mikrobasid mekanisme lain. Protein kationik granuler hanya terdapat padaleuko-e. Hambatgyl ,,,i.:; ,: oleh pro-!,\":ii:.,1' :, :,, ; sit polimorf. Pada percobaan in oitro zat ini mempunyai efek bakterisid yang besar.duk kuman: Mekanisme yang tergantung oksigen ter- jadi oleh adanya peroksidase intraseluler.Komponen tertentu dari kuman se- Peroks.ida secara langsung mempunyaiperti protein M streptokokus dan pro- efek mikrobasid atau efek mikrobasid di-tein A stafilokokus dapat menghambat peroleh melalui pembentukan gugus-gugusperlekatan kuman pada fagosit, walau- yang reaktif, seperti hidroksil reaktifpun ada opsonin. (\" ir''' ;, dan oksigen tunggal reaktif (., ), dan anion superoksida (l : ).Aktivitas protein A berhubungan de- B. Perlawanan imunologik terhadap mikro-ngan day a lkatny a yan g bes ar (afinit a$ organisme di dalam selpada fragmetl l1-:;1 l;i\" i. Ikatan demikian Kuman-kuman tertentu ) arLtara lain Mycobac-ini menghambat opsonisasi (fragmen terium, fungi patogen dan protozoa memper-Fc telah diblokade). Dengan adanya banyak diri di dalam sel tubuh sehingga tidakantibodi spesifik terhadap protein Astafilokokus; maka kuman bebas darihambatan opsonisasi, baik dengan IgGmaupun oleh C3.4. Pencaplokan dan penghancuran mikroorganisme (ingesti dan destruksi): Setelah mikroorganisme melekat pada fa- gosit, maka pseudopodia direntangkan

dapat dicapai mekanisme perlawanan tubuh Proses Kekebalan 103yang berlaku bagi mikroorganisme di luar sel kronis sepefti pada leishmaniasis dan tuber-(ekstraseluler). Sel yang mengalami infeksi demi- kulosis hidupnya lebih lama. Di dalamkian itu harus dihancurkan dulu, sehingga mi- jarrngan, sel efektor-T kebal berkontak dengan antigen mikroba dan terangsangkroba penyebab infeksi lepas ke tempat di mana untuk mengeluarkan berbagai faktor, yaitu:banyak terdapat aktivitas mikrobasid dan fago- - Monocyte cbemotactic factorsitik. Pelaku utama dalam penghancuran sel - Macropbage migration inhibition factortubuh dan pemusnahan mikroba demikian ialah QVIIF = menarik makrofag dan mem-makrofag yang diaktifkan. pertahankannya tetap di dalam daerah 1. Respons permulaan: yang mengalami infeksi) Stimulasi limfosit dan pengerahan makrofag: - Macropbage activating Factor (MAF) - Specific macrophdge arming factor Mikroorganisme patogen intraseluler, walau- pun menimbulkan respons antibodi yang (sMAF) mengakibatkan antitoksik langsung atau - Faktor penghambat multiplikasi virus dengan perantaraan komplemen, fagosi- tosis dan efek mikrobasid, namun yang ter- (interferon) utama memulai perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme intraseluler tersebut ada- Secara keseluruhan faktor di atas disebut lah limfosit-T kebal. Limfosit-T (reaktif, limfokin. terhadap antigen spesifik) yang beredar dalam limpa, kelenjar getah bening, plaque 2. Makrofag yang diaktifkan Peyeri dan jaringan limfoid lainnya, setelah Monosit dalam darah dan makrofag yang berkontak untuk pertama kalinya dengan tidak mendapat rangsangan mempunyai mikroba akan mengalami mitosis dan ber- kemampuan sitolitik yang lemah. Dengan diferensiasi menjadi atau merangsang pro- demikian mikroba patogen intraseluler se- duksi dari sel efektor-T spesifik antigen. perti kuman tuberkulosis, mungkin dica- Dalam 2 atav 3 hari sel tersebut masuk da- plok oleh leukosit polimorf atau makrofag, lam darah dan kemudian sampai ke jaring- tetapi resisten terhadap efek mikrobasid di aL y^ngmengalami infeksi. dalam sel. Leukosit polimorf umumnya Pada infeksi akut seperti listeriosis, sel merupakan sel yang tidak dapat lagi men- efektor tersebut hidup tidak lama dan se- gera membelah diri. Namun pada infeksi ilntesa protein, sehingga merupakan 'bentuk akhir dari selnya. Monosit atau makrofag masih mempunyai potensi mensintesa RNA dan protein. Melalui berbagai mekanisme, makrofag

104 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran dapat diaktifkan untuk sekresi kolagenase, percobaan, tetapi hanya dapat dihancurkan aktivator plasminogen dan hidrolase liso- oleh sel mencit. som ke daerah ekstraseluler sehingga III. PERANAN KEKEBALAN DIDAPAT dapat merusak sel sekitarnya. Pengaktivan SELULER (CM\"r) makrofag demikian, memperbesar daya gerak makrofag dan aktivitas mikrobasid A. Pada infeksi kuman: dengan memperbesar daya metabolisme aerob dan produksi peroksida dan induksi Beberapa jenis kuman, seperti kuman tuberku- sintesa enzim lisosom dan enzim lainnya. losis, lepra, listeria dan brusela dapat hidup terus Makrofag yang aktif mempunyai efek serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam mikrobasid dan sitolitik yang tinggi baik sitoplasma makrofag setelah difagositosis. Perco- baan Mackaness membuktikan pentingnya reaksi spesifik, maupun nonspesifik. Respons tubuh terhadap mikroorganisme CMI untuk membunuh parasit intraseluler intraseluler ditandai oleh nekrosis jaringan setempat, akumulasi limfosit pada berbagai demikian ini. Binatang percobaan yang diinfeksi tingkatan blastogenesis dan jumlah besar dengan dosis tertentu Mycobacterium tuberculosis, makrofag akrif y angmengandung sisa-sisa sehingga infeksi tersebut dapat diatasi, ternyata akan kebal terhadap infeksi ulang dengan kuman sel dan mikroba y^ng telah hancur. yang sama. Di samping itu, bila pemberian Kadan g-kad ang dap at ditemukan sel besar infeksi ulang M. tuberculosis bersamaan dengan dengan banyak inti, yang terjadi akibat pemberian kuman lain, misalnya Listeria ftiono- qttogenes, binatang percobaan akan kebal terha- bersatunya beberapa makrofag. dap kedua jenis kuman tersebut. Kedua jenis kuman akan mati setelah difagositosis oleh ma-Resistensi mikroba virulen: krofag. Tanpa pemberian kekebalan primer ter-Virulensi mikroba patogen ekstraseluler ada- hadap M. tuberculosis atau infeksi ulang denganlah akibat virulensi terhadap perlekatan de- mikroba yang sama, binatang percobaan akanngan fagosit, sehingga tidak dapat difagosi- menderita infeksi kuman listeria. Demikian pulatosis. Mikroba patogen intraseluler, sebalik- halny a pada binatang percobaa n y ang kebal ter-nya telah difagositosis tetapi resisten terha- hadap listeria, akan segera membunuh kumandap efek mikrobasid makrofag aktif. Resis- tuberkulosis bila kuman ini diberikan bersama-tensi demikian ini biasanya spesifik spesies. sama dengan pemberian listeria sebagai infeksiMisalnya Leishrnania enreittii adalah letal sekunder. Maka induksi oleh respons kekebalanterhadap marmot, tetapi pada mencit tidak. spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba, dapat merangsang tubuh serentak memberikanOrganisme ini langsung dapat difagositosismakrofag yang aktif dari kedua spesies hewan

Proses Kekebalan 105INDUKSI KEKEBALAN NONSPESIFIK OLEH REAKSI KEKEBALAN SELULER I lr,;t,,:t-i,, + l i:: :; i.il:: ii +kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang terjadi pembebasan limfokin). Pada bentuk leprom, aktivitas limfosit-T rendah sekali danmempunyai sifat pertumbuhan sama. Kedua jenis kekebalan baik spesifik, maupun daerah parakorteks dalam kelenjar getah bening hampir tidak mengandung limfosit, namun selnonspesifik, dapat dipindahkan pada resipien plasma terdapat dalam jumlah besar yang meng-normal dengan perantaraan limfosit, bukanmakrofag atau serum dari tubuh kebal. Ini jelas hasilkan antibodi humoral dengan titer tinggi.menandakan bahwa kekebalan spesifik ditim- Hal ini membuktikan bahwa kekebalan selulerbulkan oleh limfosit-T. lah y^ng penting untuk proteksi t\"rh\"d\"p Pada mencit, bila limfosit-T ditekan perkem-bangannya (dengan membuang timus serta mem- kuman lepra.berikan serum anti limfosit) kepbkaan terhadap Kekebalan nonspesifik terhadap kuman intra-infeksi kuman tuberkulosis dan lepra sangat besar.Pada manusia, infeksi lepra mempunyai berba- seluler seperti telah disebut di atas dapat diin-gai bentuk pada stadium yang berbeda. Daribentuk tuberkuloid, pada stadium mana kuman- duksi dengan setiap reaksi alergi seluler. Contoh:nya)arang sekali dapat ditemukan, hingga ben- Marmot yang telah mengalami sensitivitas dengan globulin-gamma sapi, resisten terhadap infeksituk leprom dengan ciri kuman Mycobacterium brusella bila pemberianny a bersama-sama denganIErae dalam jumlah besar terdapat dalam ma- globulin sapi pula.krofag. Stadium tuberkuloid adalah sehubungan B. Pada infeksi virusdengan aktivitas sistem limfosit-T yang berubahbentuk dan disertai respons hipersensitivitas tipe Anak dengan defisiensi kekebalan primer yang berhubungan dengan sistem limfosit-T, sukarlambat pada kulit (cell mediated lrypersensitioity, untuk mengatasi infeksi virus terrentu seperri virus cacar (variola), sedangkan pada anak dengan

106 Buku Aiar Mikrobiologi Kedokterandefisiensi imunoglobulin tetapi mekanisme keke- inilah yang ditemukan. Penolakan transplantasibalan seluler tidak terganggu, tidak mengalami kedua dari donor yang sama sangat cepat ter-kesukaran ini. iadinya. Vaskularisasi sangat kurang atau sama sekali tidak terjadi dan invasi yang hebat dari Belum jelas betul mekanisme kekebalan seluler leukosit polimorfonukleat dan sel-sel limfosit termasuk sel plasma. Dalam 3-4 harr terlihatdalam mengatasi infeksi virus, tetapi di dalam- kerusakan jaringan.nya termasuk peranan makrofag yang rhenjadi Spesivisitas:aktif oleh limfokin hasil induksi antigen ter- Penolakan cangkokan kedua yang sangat cepathadap limfosit-T. Interaksi antara sel-T denganantigen menghasilkan faktor kemotaktik yang terjadi seperti tersebut di atas adalah khas bilamenarik makrofag ke tempat terladinya infeksi, jaringan cangkokan berasal dari donor pertamaMAF yang mengaktifkan makrofag, serta inter- atau strain yang identik. Jaringan cangkokan ke-feron. Makrofag dapat memfagositosis dan mem- dua yang berasal dari donor lain (bukan donor per- tama) akan dianggap sebagai cangkokan pertama.bunuh virus tertentu (misalny^ cacar tikus), Peranan limfosit:setidak-tidaknya menghambat penyebaran dari F{ewan percobaan yang telah dibuang timusnyasatu sel ke sel lainnya. Lagi pula, virus yang segera setelah lahir, mengalami kesulitan dalam penolakan jaringan transplantasi. Tetapi dayasensitif terhadap kekebalan seluler (cacar, herpes menolak ini diperolehnya bila mendapat suntik-dan virus leukemogenik) menimbulkan antigen an limfosit dari donor singenik normal. Ini ber-baru pada permukaan sel yang mengalami infeksi, artiia memperoleh sel-T. Bila resipien memper-sehingga dapat diharapkan sel tersebut akan di- oleh sel limfosit dari donor yang telah meng-hancurkan oleh sel-T yang telah mengalami sen- alami penolakan cangkokan jaringan, akan terlihatsitisasi sebagaiman a halnya terhadap penolakan penolakan yangcepat, bila kemudian mengalamitransplantasi jaringan asing. pencangkokan jaringan dari donor yang sama dengan donor pada hewan pemberi sel limfoid.Reaksi primdr dan sekunder:Bila reaksi mempunyai dasar imunologik, kitamengharapkan bahwa kontak sekunder denganantigen yangsamaakan memberikan reaksi yanglebih hebat dari reaksi pertama dan memang hal


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook