Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 4 Imunohematologi

Bab 4 Imunohematologi

Published by haryahutamas, 2016-08-02 04:51:14

Description: Bab 4 Imunohematologi

Search

Read the Text Version

IMUNOHEMATOLOGI Sumadiono, SutaryoImunohematologi meliputi rangkaian yang luas dari berbagai kelainan klinis dengan kete rlibat an rea ksi imun pad a patoge nes is pen yakit-penyakit hemato logi. Reaksi imun dapat terlihat pada pembentukan elemen- elemen d arah, menimbulkan anemiahemolitik, trombositopenia, atau neutropenia. Fenomena autoimun cl an reaksi induksi obatmerupakan mekanisme yang sering terj adi. Pada bayi baru lahir antibodi maternal dapatmelewati plasenta clan merusak sel darah merah, trombosit, atau neutrofil. Reaksi imun jugadapat terj adi pada saat transfu si produk darah, menimbulkan hemolisis, reaksi demam, reaksialergi, clan kerusakan paru. Peran leukosit clan pengeluaran sitokin menimbulkan peningkatanpenggunaan komponen dengan reduksi le ukosit. Reaksi imun dapat terj adi pada faktor-faktorkoagulasi yang larut clan dapat menimbulkan perdarahan atau trombosis.Golongan darahSistem golonga n darah pertama ditera ngkan oleh Karl Landsteiner pada abad ke 20.Pengetahuan tentang golongan darah telah berkembang clan hingga saat ini telah diketahuilebih dari 400 antigen se l darah merah dalam 24 sistem golongan darah. Masing-masinggolongan darah mempunyai kelompok anggota, clan masing- masing anggota tersebut terdiridari satu atau lebih antigen. Seti ap antige n dikontrol oleh sa tu gena. Antigen pada permukaan se l darah merah biasanya dideteksi dengan reaksi se l darahmerah dengan antisera ya ng telah diketa hui. Antigen-antigen sel darah merah tersusun dalamsistem golongan darah, diantaranya adalah sistem ABO , Rh , Lewis, Kell clan Duffy. SistemABO adalah yang terpenting kemudian disusul sistem Rh dengan antigen D yang merupakanimunogen ku at.lmun ohematologi 20 7

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006Antigen sel darah merahSistem H & ABOOeterminan antigenik clari sistem H clan ABO aclalah bagian karbohiclrat yang spesifitasnyaterletak pacla gula terminal clari oligosakaricla. Kontrol genetik melalui procluksi enzim trans-ferase yang mengkonjugasi gula terminal pacla karbohiclrat incluk. Determinan untuk antigen A aclalah N-asetilgalaktosamin, clan untuk antigen B aclalah0-galaktosa. Transferase spesifik gena A clan B menambahkan gula spesifik mereka paclarantai oligosakaricla yang clisebut rantai H. Pertama rantai H harus clihasilkan oleh trans-ferase spesifik gena H gula spesifiknya (fukosa) ke sebuah oligosakaricla yang clisebut rantaiprekursor. Rantai prekursor aclalah substrat untuk transferase fukosil gena spesifik H. RantaiH aclalah substrat untuk transferase gena spesifik A clan B, clengan menambahkan masing-masing N-asetilgalaktosamin clan 0-galaktosa ke rantai H. Gena H mengkocle enzim fukosil transferase yang berefek pacla penambahan fucosa kerantai prekursor clan melengkapi rantai incluk. Transferase golongan A mengkonjugasi N-asetilgalaktosamin ke rantai incluk. Transferase golongan B mengkonjugasi 0-galaktosa ter-minal. Golongan 0 ticlak memprocluksi transferase untuk memoclifikasi substansi golonganclarah. Karena ticlak acla transferase spesifik gena A atau B pacla golongan 0, untukmengkonversi rantai H menjacli A atau B, sel golongan 0 memegang sejumlah besar antigenH (rantai H yang ticlak terkonversi). Keclua group A clan B clapat clibagi menjacli sub group. Terclapat 11 subgroup A. Yangpenting aclalah Al clan A2. Perbeclaan subtipe group A aclalah kuantitatif, tergantung paclaposisi antigenik setiap permukaan sel clarah merah. Dari group A, 78% aclalah Al , clan 22%aclalah A2. Group AB clibagi menjacli tipe AlB clan A2B. Group B seperti group A jugaterclapat berbagai posisi antigenik pacla tiap permukaan sel clarah merah, tetapi lebih jarangclitemukan.Sistem RhSistem golongan clarah rhesus merupakan golongan clarah terpenting keclua setelah golonganABO. Antibocli anti rhesus merupakan penyebab utama penyakit hemolisis pacla bayi barulahir, clan mungkin juga menyebabkan reaksi hemolisis pacla transfusi. Secara klinis Rh-positif(Rh+) berarti aclanya D (Rho), seclangkan Rh-negatif (Rh-) berarti ticlak aclanya D (Rho).D aclalah imunogen utama pacla antigen-antigen Rh. Kurang clari separuh orang clengan Rhpositif aclalah homozigot untuk 0. Tetapi ticlak acla antisera yang clapat mencleteksi zigositasclari keluarga. Secara kasar pacla orang kulit putih 15% Rh-, Rh- lebih jarang pacla ras yanglain.208 lmunohematologi

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006Antigen sel darah merah yang lainTerdapat 20 golongan darah yang lain (terdapat lebih dari 300 antigen) yang jarang berkaitandengan reaksi transfusi. Antigen terhadap sistem Kidd, Duffy, Kell, clan MNS diketahuidapat menyebabkan hemolisis apabila antigen positif pada darah ditransfusikan kepada resipienyang sensitif. Secara umum antibodi hemolisis adalah lgG clan bereaksi pada suhu 37° C(suhu tubuh). lgM atau cold antibody jarang menyebabkan hemolisis. Antibodi terhadapantigen Kidd sering menyebabkan reaksi transfusi hemolisis lambat. Antibodi ini sulitdiidentifikasi pada sistem test, karena reaktifitasnya yang rendah.Metode untuk mendeteksi antigen dan antibodi terhadap sel darahmerahUji antiglobulinAntibodi atau komplemen yang diabsorbsikan pada sel darah merah dapat dideteksi denganmenggunakan antibodi terhadap serum globulin manusia. Bahan serum globulin manusiadiproduksi pada hewan atau kultur jaringan dengan menggunakan teknik antibodimonoklonal. Uji antiglobulin direk (DAT) mendeteksi antibodi atau komplemen yang melapisipermukaan sel darah merah, sedang uji antiglobulin indirek (IDAT) mendeteksi antibodi didalam serum.Uji sebelum transfusiDarah donor diuji sebelum transfusi untuk mencegah kerusakan klinis yang bermaknaterhadap sel darah merah resipien. Antibodi yang bermakna secara klinis adalah merekayang diketahui menyebabkan pemendekan masa hidup sel darah merah akibat reaksi transfusi.Pada umumnya mereka adalah antibodi yang bereaksi pada suhu 37° C (suhu tubuh) clanbereaksi pada uji antiglobulin. Sebelum transfusi, sel darah merah clan serum resipien diujiuntuk tipe ABO clan Rh (D) clan untuk antibodi terhadap antigen sel darah merah masing- 0masing. Sebagai tambahan serum resipien diuji untuk kompatibilitasnya dengan sel darahmerah dari donor (cross-match).Tipe dan skriningTipe ABO clan Rh0 (D) dideteksi dengan mencampur sel darah merah penerima denganserum anti-A, anti-B, dan anti-0. Group ABO kemudian dikonfirmasi dengan menguji se-rum resipien terhadap sel A clan B komersial untuk mendeteksi isoaglutinin.lmunohematologi 209

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006Reaksi transfusiReaksi hemolitikTransfusi darah dengan sel darah merah yang tidak cocok dapat menyebabkan hemolisissegera. Reaksi hemolisis fatal pada 10% transfusi golongan ABO yang tidak cocok, yangsecara umum terjadi bila sejumlah besar darah ABO yang tidak cocok ditransfusikan sebagaiakibat kesalahan petugas. Transfusi darah yang tidak cocok pada golongan lain biasanyatidak berat. Secara klinis reaksinya berupa demam, menggigil, clan rasa terbakar, pada lokasi injeksi.Reaksi dapat berkembang menjadi sesak nafas, clan hipotensi, dengan nyeri sendi atau nyeripunggung, syok, perdarahan sistemik, clan gaga! ginjal. Reaksi transfusi hemolisisi lambat terjadi dalam waktu 3-10 hari pasca transfusi. Banyakreaksi transfusi ini tak terdeteksi secara klinis, diperkirakan terjadi satu dari 6000 transfusi.Manifestasinya berupa demam clan anemia dengan peningkatan bilirubin clan uji DAT positif.Reaksi demam non hemolitikReaksi demam non hemolitik disebabkan oleh adanya antibodi sitotoksik atau aglutininpada penerima, terhadap antigen leukosit donor. umumnya reaksi ini self limiting clan berkaitandengan demam (38-39° C) clan menggigil. Reaksi ini harus dibedakan dengan demam yangberkaitan dengan reaksi transfusi hemolisis clan demam tinggi (> 40°C) clan kekakuan yangberkaitan dengan kontaminasi bakteri pada komponen darah. Reaksi transfusi demam seringterjadi pada pasien dengan transfusi multipel. Reaksi demam yang berulang sering dapatdikontrol dengan antipiretik.Reaksi alergiReaksi alergi terhadap transfusi biasanya dengan gejala gatal, clan eritema lokal clan hanyasedikit yang disertai ketidakstabilan kardiovaskuler. Reaksi ini diakibatkan infus protein plasmaclan terjadi pada 1-2% transfusi. Pasien dengan riwayat alergi lebih sering mengalami reaksialergi terhadap darah. Reaksi ringan dapat diobati dengan antihistamin clan transfusi dapatdilajutkan. Pencegahan dengan antihistaminn sering mencegah reaksi ini bila terjadinyaberulang, tetapi bila reaksi ini berat, maka dapat dipergunakan sel darah merah yang tercuci.Reaksi anafilaksis dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi lgA, ini dapat dicegah dengantransfusi menggunakan sel darah merah yang dicuci.lnfeksi yang ditularkan /ewat transfusiTransfusi dapat menimbulkan komplikasi infeksi karena beberapa mikroorganisme yanginfeksius. lnfeksi setelah transfusi yang sering dilaporkan antara lain hepatitis, CMV, HIV-1clan HTLV-1. Di beberapa negara malaria merupakan masalah yang bermakna. Eliminasi210 lmunohematologi

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006darah yang potensial terinfeksi tergantung pada keberhasilan skreening pada donor denganriwayat kesehatan, pengambilan darah yang aseptik, uji laboratorium yang adekuat.Mekanisme imunitas pada reaksi transfusiReaksi transfusi hemolisis disebabkan oleh kompleks antigen-antibodi pada membran seldarah merah. Kompleks ini mengativasi faktor hageman yang kemudian mengaktivasi sistemkinin. Berikutnya bradikinin meningkatkan permeabiltas kapiler clan terjadi dilatasi padaarteriola menyebabkan hipotensi. Komplemen diaktivasi clan menyebabkan hemolisisintravaskuler, juga pengeluaran histamin clan serotonin dari sel mast. Faktor Hagemanmengaktivasi kaskade pembekuan jalur intrinsik dapat menimbulkan disseminated intravas-cular coagulation (DIC). Hipotensi sitemik dengan vasokonstriksi renal clan pembentukantrombus intravaskuler dapat menyebabkan gagal ginjal. Bila aktivasi komplemen tidak lengkap,reaksi tidak berat. Sel darah merah yang dilapisi C3b dibersihkan dari sirkulasi denganfagositosis menyebabkan hemolisis ekstravaskuler, proses ini primer terjadi di hati. Antibodi anti leukosit bisa sitotoksik atau aglutinin. Antibodi ini membentuk kompleksdengan antigen pada leukosit clan mengaktivasi komplemen. Komplemen yang teraktivasimenghasilkan bahan vasoaktif pada sirkulasi. Pirogen endogen dari kerusakan granulositjuga dikeluarkan ke dalam sirkulasi, mengikuti kerusakan sel. Mekanisme graft-versus-host disease tergantung pada pencangkokan limfosit donor padapenerima. Limfosit donor mengenali antigen jaringan penerima sebagai benda asing clanmenyebabkan sindrom klinis berupa demam, rash pada kulit, hepatits, clan diare, bisamenimbulkan kematian. Pencangkokan tersebut dapat diatasi dengan radiasi komponen yangmengandung limfosit untuk menghindari aktivasi limfosit. Graft-versus-host disease jarangterjadi pada bayi baru lahir yang mendapat transfusi tukar, pasien dengan imunodefesiensisel T, clan pasien dengan imunosupresi berat pada pemberian kemoterapi clan radiasi.Terapi komponen darahTransfusi dengan komponen darah yang terseleksi menjadi meningkat clan penting. Skriningclan uji donor darah yang lebih tegas telah menurunkan jumlah donor yang dapat dipilihpada suatu waktu clan meningkatkan kebutuhan darah. Indikasi untuk transfusi sekarangditetapkan secara lebih kritis. Transfusi darah tidak keseluruhan aman, clan tidak ada transfusiyang harus diberikan kecuali memang diperlukan.Sel darah merahIndikasi transfusi sel darah merah clan efeknya tergantung pada keadaan klinis pasien. Wholeblood diperlukan apabila kekurangan darah lebih dari 1/3 volume darah. Apabila kapasitaspengangkutan oksigen diperlukan, maka indikasi untuk diberi sel darah merah yangdimampatkan (packed red cell).lmunohematologi 211

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006 Kadar hemoglobin ditoleransi dengan lebih baik pada pasien anemia kronik dibandingpada pasien dengan kehilangan darah akut. Kompensasi fisiologis dengan meningkatkancardiac output clan pergeseran kurve diasosiasi oksihemoglobin ke kanan untuk meningkatkanpengiriman oksigen ke jaringan mengijinkan untuk oksigenasi yang adekuat pada kasus ini.TrombositAbnormalitas trombosit yang memerlukan transfusi bisa kualitatif atau kuantitatif.Kelangsungan hidup trombosit yang ditransfusikan menurun pada pasien dengan perdarahanaktif, dengan splenomegali, demam, infeksi, atau DIC, atau pada pasien dengan yangtersensitisasi dengan antigen trombosit. Jumlah trombosit antara 50.000-60.000 u/Lmenghasilkan hemostasis yang adekuat. Darah yang disimpan tidak mengandung trombosit. Trombositopenia transien akibat pengobatan pada keganasan membutuhkan transfusitrombosit. Karena hanya sedikit kemaknaan terjadinya perdarahan apabila jumlah trombositdi atas 10.000/uL, trombosit profilaksis diberikan pada pasien dengan jumlah trombosit kurangdari 10.000/uL atau terapi transfusi trombosit diberikan pada episode perdarahan.Produk plasmaPlasma segar beku (FFP), plasma yang disimpan, clan kriopresipitat merupakan sumber faktorkoagulasi yang berharga. Kadar faktor V clan VIII pada plasma yang disimpan adalah separodari FFP, tetapi kadar faktor yang lain adalah sama. Kriopresipitat dipergunakan untuk sumberfaktor VIII, faktor von Willebrand clan fibrinogen. FFP dipergunakan untuk pengobatan defisiensi faktor kongenital, dengan perkecualianfaktor IX, juga untuk koreksi kelebihan dosis warfarin. Plasma tidak boleh diberikan denganvolume yang berlebihan. Kriopresipitat dipergunakan untuk pasien hemofilia muda atau pasien hemofilia ringanuntuk mengurangi jumlah kontak pada donor dengan menggunakan factor concentrate.Kriopresipitat juga bermanfaat untuk mengatasi perdarahan pada pasien uremia.Mekanisme destruksi sel darahHemolisis imun tergantung pada: lg class dari antibodi, termasuk -ke dua IgM clan IgG,kemampuan antibodi untuk mengaktivasi komplemen, clan interaksi antara sistem fagositosismononuklear. Fagosit penting yang terkait dengan hemolisis imun adalah makrofag, beraksiterutama pada limpa.Hemolisis intravaskulerHemolisis intravaskuler disebabkan lisis akibat komplemen, clan pada reaksi ini yang berperanadalah IgM, clan beberapa antibodi IgG (IgG3 clan lgG 1). Se! darah merah secara spesifik212 lmunohematologi

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006didestruksi oleh lisis komplemen intravaskuler pada reaksi inkompatibilitas ABO. Oestruksisel darah merah alloimun yang lain terjadi karena fagositosis ekstravaskuler. Autoantibodi sel darah merah dapat menyebabkan hemolisis intravaskuler, terutamaautoantibodi lgG, autoantibodi dari paroxysmal cold haemoglobinuria (PCH) clan beberapaautoantibodi lgM sindrom cold haemaglutinin. Hemolisis intravaskuler akibat juga terjadipada hemolisis imun karena induksi obat pada tipe kompleks imun.Hemolisis ekstravaskulerHemolisis ekstravaskuler terjadi akibat interaksi antara sel darah merah clan sistem fagositosismononuklear di jaringan. Antibodi yang berperan adalah lgG clan terutama terjadi di limpa,dengan aliran darah yang relatif pelan lebih meningkatkan kontak dengan jalur makrofagyang mempunyai reseptor terhadap lgG. Se! darah merah yang tersensitisasi bisa difagositosis keseluruhan atau dengan hilangnyasebagian membran clan kembali ke dalam sirkulasi sebagai mikrosferosit. Sferosit lebih mudahdirusak dibanding sel diskoid normal clan cenderung terperangkap di limpa sehingga hidupnyamenjadi lebih pendek.Sitopenia neonatal aloimunKehamilan merupakan situasi transfusi spesial yang darah fetus melintasi plasenta clan dapatmengimunisasi ibu terhadap antigen-antigen yang diturunkan dari pihak ayah. Aloimunisasiini tidak berbahaya bagi ibu, tetapi antibodi lgG ibu yang terbentuk secara aktif melintasiplasenta ke dalam sirkulasi fetus. Efek klinis tergantung pada spesifitas antibodi : antibodi spesifik terhadap sel darahmerah menyebabkan penyakit hemolitik, antibodi spesifik terhadap trombosit menyebabkantrombositopenia neonatal aloimun, antibodi spesifik granulosit menyebabkan neutropenianeonatal aloimun. Oestruksi sel imun ini dimulai di dalam uterus pada saat trimester II clandapat menimbulkan kerusakan pada fetus sebelum lahir.Hemolytic disease of the newborn (HDN)HON merupakan suatu bentuk anemia hemolitik yang mengenai fetus clan bayi baru lahir.Penyakit ini terjadi apabila aloantibodi maternal (lgG) terhadap antigen sel darah merahfetus melintasi plasenta.Rh-HDNAnti-0 menimbulkan HON yang berat. Hal ini terjadi apabila ibu dengan Rh-negatif (dd),fetus dengan Rh (0)-positif. Pada saat kelahiran, pada saat plasenta terpisah, sel darah merahfetus masuk ke dalam sirkulasi maternal. Risiko imunisasi Rh (0) tergantung pada dosislmunohematologi 213

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006maternal dari sel darah merah fetus clan kemampuan ibu untuk merespons terhadap stimuliantigen. Sekitar 30% individu tidak responsif terhadap reaksi ini. Konsekuensi beratnya reaksi terhadap aloimunisasi anti-0 maternal bervariasi. lmunisasimaternal terjadi pada akhir kehamilan pertama, anak pertama aman, tetapi pada kehamilanberikutnya merupakan risiko yang lebih berat, fetus bisa meninggal di dalam uterus akibatanemia yang berat (hydrops fetalis). Bagaimanapun fetus yang terkena clan berat dapatdiselamatkan dengan transfusi intra-uterin sampai aman untuk menhentikan kehamilan.Setelah lahir, transfusi tukar digunakan untuk minimalisasi hemolisis berikutnya clanmengurangi kadar bilirubin yang bisa menyebabkan kemicterus.Hemolitik ABO pada bayi baru lahirHanya individu golongan 0 yang membuat lgG anti-A clan nati-B. Maka hanya bayi golonganA clan B dari ibu golongan 0 yang mempunyai risiko terhadap ABO-HON. Walaupunkemungkinannya 25%, tetapi hanya 1% yang terkena, clan biasanya dengan kondisi yangringan clan sangat jarang terjadi berat clan memerlukan transfusi tukar. ABO-HON bisa terlihat pada kehamilan inkompatibel yang pertama, karena primi-gravida golongan 0 telah membuat lgG anti-A clan anti-B pada respons terhadap berbagaistimuli. Hal ini tidak seperti pada Rh-HON yang imunisasi biasanya terjadi pada saat akhirkehamilan yang pertama, sehingga anak pertama selamat. Pada saat kelahiran, ABO-HON diduga apabila ibu dengan golongan 0 mempunyaianak golongan A atau B clan menderita ikterus. Uji antiglobulin direk biasanya menunjukkanlgG pada sel darah merah tali pusat clan mempunyai spesifisitas anti-A atau anti-B.Trombositopenia dan neutropenia neonatal aloimunKondisi ini, disebabkan imunisasi dari ibu terhadap antigen spesifik trombosit fetus clanneutrofil fetus yang diturunkan dari pihak ayah. Adanya frekuensi yang tinggi pada imunisasikehamilan pertama menunjukkan bahwa neutrofil clan trombosit menginvasi sirkulasi ma-ternal pada saat lebih awal dibanding sel darah merah. Diagnosis tergantung pada adanya aloantibodi spesifik-sel pada serum maternal yangbereaksi dengan neutrofil atau trombosit bayi. Trombositopenia neonatal bisa juga disebabkankarena transfer lewat plasenta, lgG autoantibodi trombosit dari ibu dengan trombositopeniaautoimun. IgG autoantibodi neutrofil maternal bisa juga melintasi plasenta clan menyebabkanneutropenia neonatal.Sitopenia autoimunAnemia hemolitik autoimun (AHAi) merupakan model yang baik untuk mempelajaripenyakit autoimun. Kondisi serupa juga bisa terjadi pada trombosit (trombositopeniaautoimun) dana pada neutrofil (autoimun neutropenia). Walaupun keadaan sitopenia ini214 lmunohematologi

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006biasanya terjadi secara terpisah, kadang-kadang juga bisa terjadi secara bersama-sama (sindromEvans). Anemia hemolitik autoimun (AHAi)Anemia hemolitik disebabkan oleh karena peningkatan destruksi sel darah merah. Padaanemia hemolitik imun hal ini disebabkan oleh karena adanya antibodi clan atau komplemenpada permukaan sel. Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting untuk diagnosis clan manage-ment AHAL Uji diagnosis yang esensial adalah direct antiglobulin (Coombs' test) test (DAT).Uji antiglobulin direk (DAT) mencleteksi antibocli atau komplemen yang melapisi permukaansel clarah merah, seclang uji antig[obulin indirek (IDAT) mendeteksi antibocli di dalam se-rum. Autoimun hemolitik diklasifikasikan clalam 3 kelompok, (lihat tabel IV.1 ) berclasarreakstivitas autoantibocli terhaclap suhu. Pacla warm aotuantibody syndrome, antibocli bereaksimaksimal clengan antigen target pacla suhu 37°C. Kelainan ini terclapat pacla sekitar 70%clari anemia hemolitik autoimun. Jenis antibocli pacla hampir pacla semua kasus aclalah isotipeIgG. Autoantibodi yang lain adalah cold agglutinin clan paroxysmal cold hemolysin. Cold agglu-tinin adalah antibocli lgM yang terikat pacla eritrosit pada suhu yang rendah. Paroxysmal cold hemolysin merupakan antibocli cold-reacting clari sub tipe lgG yang jarang.Seperti cold agglutinin mereka tidak bereaksi clengan eritrosit target pada suhu badan, tetapiterikat pada suhu dingin.Trombositopenia autoimunPenyakit ini cliklasifikasikan sebagai primer (imun-ITP) clan sekuncler (post infeksi, SLE,sindrom Evans, konclisi limfoproliferatif, keganasan, AIDS, clan setelah cangkok sumsumtulang). Tabel IV.1 . Klasifikasi anem ia autoimun hemolitiklmunohematologi 215

Buku Ajar HEMATOLOGI - ONKOLOGI ANAK 2006 Gambaran hematologi khas adalah trombosit yang rendah (< 100.000), clan terdapatmegakariosit pada sumsum tulang, dengan mengeksklusi produksi trombosit yang rendah.Autoantibodi terhadap trombosit ada, sebab walaupun kombinasi berbagai belum tentu teknikpemeriksaan telah tersedia, tetapi autoantibodi terhadap trombosit masih negatif pada 10-20% pasien. Autoantibodi trombosit adalah klas lgG clan lgM, clan keduanya sering terdapat padapasien yang sama. Destruksi trombosit dengan autoantibodi lgG serupa dengan destruski seldarah merah IgG-mediated. Cara kerja autoantibodi lgM masih belum jelas, kepentingankomplemen masih kontroversial.Neutropenia autoimunNeutropenia autoimun bisa primer (idiopatik) atau sekunder (SLE, sindrom Felty, sindromEvans, hipogammaglobulinemia, AIDS, setelah cangkok sumsum tulang, kondisilimfoproliferatif). Tidak selalu mungkin untuk mendemonstrasikan adanya spesifisitas anti-gen, clan sebagai autoantibodi mereka mempunyai spesifisitas target yang luas dibandingneutrofil yang matur, clan mungkin lebih disebut sebagai autoantibodi granulosit. Autoantibodiini menekan prekursor granulosit pada sumsum tulang clan menyebabkan neutropenia lebihberat.Daftar pustaka1. Brostoff J, Scadding GK, Male DK, Roitt IM. Clinical immunolgy. Philadhelpia: JB Lippincort; 1991. h. 16.1-16.19.2. Hillman RS, Finch CA. Red Cell manual. Edisi ke-7. Philadhelpia: FA. Davis Com- pany; 1996.3. Knowles SM. Blood cell antigens and antibodies: erythrocytes, platelets and granulo- cytes. Dalam: Lewis SM, Brain BJ, Bates I, penyunting. Dacie and Lewis practical haematology. Edisi ke-9. Toronto: Churchill Livingstone; 2001. h. 429-70.4. Sigal LH, Ron Y. Immunology and Inflamation. Basic mechanisms and clinical conse - quences. Toronto: McGraw-Hill inc; 1994.5. Stites DP, Terr AJ, Parslow TO. Basic Clinical Immunology. San Fransisco: D Lange Medical Book; 1993.21 6 lmunohematologi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook