Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Kelas XI_smk-seni-rupa_agung-suryahadi

Kelas XI_smk-seni-rupa_agung-suryahadi

Published by haryahutamas, 2016-06-01 20:04:42

Description: Kelas XI_smk-seni-rupa_agung-suryahadi

Search

Read the Text Version

c) Interpretasi Untuk melakukan interpretasi hal yang perlu diungkap adalah tentang‘makna’ yang terkandung dalam sebuah karya seni. Dalam hal ini adadua hal yaitu makna fisik (fisikoplastis) dan makna yang ada di balikpenampilan fisik tersebut (ideoplastis) sebagai hal yang sulit jika tidakdapat data yang lengkap. Secara fisik, lukisan Chagall dapat diungkapgaya dan pengaruh yang ada dalam karyanya serta bagaimana iamenyusun image-imagenya. Kemudian tentang makna yang terkandungdalam karya betul-betul memerlukan interpretasi dari ungkapan kualitasfisiknya jika tidak ada data tentang latar belakang penciptaannya. Darianalisis yang dilakukan ungkapan visual Marc Chagall dipengaruhi olehkubisme dan surealisme. Pengaruh kubisme nampak jelas pada bagianjas, baju dan celana panjang sebelah kanan (gb.317a), kemudiansurealisme pada penempatan bentuk-bentuknya secara keseluruhan(gb.317 b,c) dengan keseimbangan vertikal untuk mendapatkan harmonidan kesatuan (gb.317d). Untuk makna dibalik penampilan fisiknya(ideoplastisnya) dapat mengacu kepada judulnya, yang diungkap adalahseorang pemain biola. Kemungkinan interpretasinya adalah bahwaChagall senang memainkan biola atau ia mengagumi pemain biola dalamsuatu pertunjukkan di musim dingin. Warna hijau pada muka pemainmungkin tidak memiliki makna simbolik tertentu tetapi hanya ungkapanpuitis Chagall untuk mendapatkan estetika yang berbeda daripadamemberikan warna literal apa adanya. Kemudian image manusiamelayang di latar belakang dapat memiliki arti kias ketika iamendengarkan suara biola yang merdu atau hanya mengungkapkansuatu keanehan dalam mendukung komposisinya. Warna ungu pada jaspemain dapat juga berarti kias tentang perasaan sang pemain atauperasaan Chagall ketika menghayati kehidupan sang violinist. d) Judgement Menurut Feldman kita tidak dapat melakukan judgement jika belumsampai kepada interpreatasi tentang karya yang dianalisis. Judgementmerupakan suatu kegiatan dalam menentukan tingkat nilai baik dan buruksebuah karya seni. Untuk melakukan ini informasi dari kegiatansebelumnya sangat diperlukan. Menurut Feldman ada dua hal yangpenting dalam menentukan kualitas karya seni yaitu tujuan senimandalam membuat karya dan keberhasilannya dalam mencapai tujuantersebut sehingga yang menentukan adalah aspek teknik dalammengungkapkan gagasannya secara estetik, perbandingan secarahistoris dengan seni yang sejenis, dan keaslian atau originalitas. Dalamkasus Chagall tidak dapat diragukan kemampuan tekniknya walaupun iamendapat pengaruh kubisme dan surealisme untuk mendukung ekspresiestetiknya, namun orisinalitas gagasannya tidak dapat ditandingi olehseniman di masanya. Jadi kesimpulan dari karya Chagall ini adalah baik. 418

b a cdGambar 317 . Analisis karya Chagall The Green Violinist: (a) Analisis pengaruh kubisme,(b, c) analisis ungkapan surealisme, (d) analisis komposisi dan keseimbangan.Tugas LatihanCoba analisa karya seni berikut ini dengan pendekatan analitik,mulai dari mendeskripsikan, analisis, interpretasi hingga judgement.Buatlah analisis sepanjang empat halaman folio. 3. Pendekatan Kognitif Pendekatan ini dikembangkan oleh Michael Parson, dalampenjelasannya setiap orang berbeda dalam memberikan respon terhadapkarya seni karena tergantung dari perkembangan kognitifnya yangberhubungan dengan karya seni. Ia membedakan lima tingkatkemampuan melakukan apresiasi dan kadang masing-masing tingkatoverlaping satu dengan lainnya sehingga menjadi sangat rumit, tetapikalau dicermati ada hal-hal penting yang dapat dipelajari. Namunsebelumnya ia menjelaskan tentang empat aspek dalam karya seni dankeempat aspek itu ada dalam masing-masing tahap. Keempat aspektersebut meliputi subyek; ekspresi; medium, bentuk dan gaya; judgement. Subyek yang dimaksud adalah sesuatu yang diekspresikan dalambentuk karya seni, dapat kasat mata, dapat pula abstrak. Contohnya:anjing, kucing, manusia adalah kasat mata; bahagia, sedih adalahabstrak. Subyek ini ada terutama pada tahap kedua dan ketiga seperti 419

obyek keindahan berupa bunga, binatang, dan pemandangan. Realismemengenai image dalam karya seni rupa merupakan gambaran nyatasebagai hal utama dan juga kemampuan teknis dalam menggarap bahanmenjadi karya yang nampak relaistik. Ekspresi dalam karya seni tercermin dari tampilannya, pada tahappertama menyangkuta masalah pikiran, perasaan dan prilaku, meliputiperasaan gembira, sedih, marah dan lain-lainnya. Pada tahap keduatercermin tentang pengungkapan perasaan, menghubungkan senimandengan lukisannya, serta konsep tentang ekspresi senimannya dan tahapketiga mengenai subyektivitas, ekspresi individual dan interpretasi. Tahapkeempat mengenai ekspresi adalah kebenaran interpretasi, dan publisitaskarya seni. Medium, bentuk, dan gaya; medium adalah benda-benda yangdigunakan seniman dan dilihat oleh apresiator berupa cat, kertas, batu,kayu, logam dan sebagainya. Bentuk mencakup unsur yang disusunberupa komposisi, dan gaya merupakan kesamaan artikulasi daribeberapa karya seni. Aspek ini dimulai dari tahap kedua hingga keempat.Aspek judgement terdiri dari dua hal yaitu kriteria untuk menilai karyaseni dan apresiator sebagai penilai, aspek ini dimulai dari tahap keduahingga kelima. Lebih detail mengenai tingkatan tersebut adalah sebagai berikut. a) Favoritisme Tahap ini disebut pula tahap pertama, karakteristik utama tahap iniadalah refleksi intuitif yang sifatnya subyektif sangat kuat terhadap karyaseni. Terutama terhadap susunan warna, apresiator mengerti bahwakarya seni memiliki makna tetapi tidak mengetahui secara pasti, secarapsikologis tahap ini tidak mempedulikan pendapat orang orang lain,dalam hal estetik karya seni terutama lukisan merupakan obyek yangmenyenangkan baik figuratif maupun non-figuratif. Ungkapan-ungkapanyang sering ada pada tahap ini seperti “saya suka warnanya” atau “ sayasuka bentuknya seperti anjing” tanpa memandang lukisan itu secarateknik dan estetik baik atau buruk. b) Keindahan dan realisme Tahap ini adalah tahap kedua, yang menonjol cirinya adalah tentangsubyek dalam karya seni, representasi yang ditampilkannya. Karya seniyang baik adalah jika merepresentasikan sesuatu dan realistik yangmenampilkan emosi subyeknya seperti tersenyum, sedih, dan gerakan.Secara psikologis tahap ini menghargai pendapat orang lain, dan secaraestetik tahap ini menyadari adanya sesuatu yang dilukiskan pada karyaseni secara realistik. Ungkapan-ungkapan yang sering dilontarkan dalam 420

tahap ini seperti “lukisannya seperti sunguhan’, atau “ini sangat sesuaidengan aslinya”. Jadi tahap ini menyangkut tentang karya seni sebagaisuatu yang dapat dinikmati oleh penggambarannya yang menyenangkanperasaan. Tahap kedua ini responsi terhadap karya seni adalah seputarpenggambaran perasaan dari setiap bentuk dan menghubungkan satudengan lainnya. Menghubungkan karakter seniman dengan karyaseninya, seniman punya motif dan alasan untuk menciptakan karya seni. c) Ekspresi Pada tahap ini ada kesadaran tentang ekspresi yang diungkapkandalam karya seni yaitu adanya perasaan senimannya atau pengalamanrasa apresiatornya. Sehingga tahap ini beranggapan bahwa tujuan karyaseni adalah untuk mengekspresikan pengalaman seseorang, keindahansubyeknya menjadi yang kedua. Kreativitas, keaslian, kedalaman rasaadalah sangat dihargai. Secara psikologis tahap ini lebih maju dalammengalami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan, dan secara estetiktahap ini menyadari adanya hal yang tidak relevan dengan keindahansubyek karena yang dicari adalah kualitas ekspresi karya yangditampilkan. Ungkapan-ungkapan yang sering terdengar pada tahap inimisalnya, “lihat distorsi bentuknya sangat kuat mengungkapkan perasaansenimannya” atau “sapuan kuasnya sangat tepat mengekspresikan geraksubyeknya”. Pada hakekatnya tahap ini menyangkut tiga hal yaitu:pertama tentang subyektivitas, bahwa karya seni harus dipahami secaramental karena karya seni mengandung pemikiran, emosi yang sifatnyasubyektif. Kedua adalah ekspresi individu, oleh karena itu karya senidipahami secara individual agar mengetahui apa yang dikasud olehsenimannya. Ketiga adalah interpretasi, yaitu hubungan timbal balikseniman dan apresiatornya dengan media karya seni. Dalam hal iniapresiator mengalami apa yang dialami oleh senimannya berupa ekspresiyang ada dalam karya seni. d) Gaya dan bentuk Memasuki tahap ini karyas seni bukan lagi bersifat individual, tetapilebih bersifat sosial. Tahap ini membicarakan tentang karya seni darisegala aspeknya mungkin tekniknya, bentuk-bentuknya, apresiatorberbincang satu dengan lainnya mebahas dan menginterpretasikan karyaseni yang mereka saksikan. Makna karya seni terangkat oleh apa yangdiperbincangkan oleh kelompok-kelompok apresiator dan ini melebihimakna yang diinterpretasikan oleh individual. Secara psikologis hal inilebih rumit dibandingkan mendapatkan makna secara individual, danindividu kadang mendapatkan makna dari membaca beberapainterpretasi tentang karya yang dinikmati dan melihat bagaimana masing-masing interpretasi memaknainya. Secara estetik apresiatormendapatkan makna karya seni dari media yang digunakan, bentuk dan 421

gayanya dan mampu membedakan makna literal yang ada pada subyekkarya seni dengan makna apa yang dicapai dalam karya tersebut danmengidentifikasi gayanya dengan menghubungkannya secara historis.Selain itu tahap ini menganggap ulasan karya seni dapat menuntunpersepsi dan melihat evaluasi karya seni sebagai hal yang obyektif.Ungkapan-ungkapan yng sering terlontar seperti: “ Lihat kesedihan dalamungkapan warna dan tarikan garisnya” atau “bentuk-bentuk dan warnalukisan ini mengingatkan kepada kaum kubisme” Dalam tahap inikebenaran interpretasi dapat dilakukan melalui dialog danmembandingkannya dengan pendapat orang lain dan karya seni yangdiapresiasi, kualitas karya seni tidak dilihat secara subyektif tetapi melaluipendapat kolektif. e) Otonomi Pada tahap ini apresiator secara mandiri membuat judgementterhadap karya seni dan menyesuaikan kriterianya denganperkembangan zaman. Pengalaman sangat menentukan untukmelakukannya. Selanjutnya, menurut Soedarso ada tiga pendekatan apresiasi yaituaplikatif, kesejarahan, dan problematik. 4. Pendekatan Aplikatif Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman tentangkarya seni melalui keterlibatan langsung membuat karya seni.Pendekatan ini sangat efektif karena sang apresiator dapat menghayatilangsung dan mendalam bagaimana liku-liku penciptaan karya seni.Bagaimana kesulitan menggunakan alat dan bahan, bagaimanamendapatkan warna dan bentuk yang harmonis. Misalnya untuk apresiasiwayang, apresiator membaca cerita lalu memilih tokoh wayang dankemudian membuatnya. Jadi dengan metode learning by doing memberikesempatan kepada apresiator secara aktif mengalami hinggamenghayati proses penciptaan karya seni.Tugas LatihanPilih sebuah jenis karya seni etnis Indonesia, dapat batik, keris, atauwayang. Temukan informasi tentang seni tersebut, ambil sebuahcontoh karyanya, kemudian cobalah menirunya dengan seksama. 422

5. Pendekatan Kesejarahan Pendekatan kesejarahan merupakan pengembangan apresiasi senimelalui penelusuran sejarah perkembangan seni, dari periode ke periode,lahirnya seni mengikuti perkembangan masyarakat. Dengan pendekatanini apresiator akan lebih dapat memahami suatu karya seni misalnyatentang cerita wayang lakonnya diambil dari mana dan apa isi ceritanya,lalu tentang batik kenapa batik pedalaman seperti Yogya dan Surakartalebih gelap dibanding batik pesisiran di Pekalongan. Kemudianperkembangan seni di Indonesia mulai dari zaman prasejarah hinggasaat ini kenapa begitu bervariasi. Dengan mengetahui prosesperkembangan seni dapat memberi pemahaman yang lebih mendalamtentang karya seni. Kemudian hal ini juga dapat diterapkan kepadaseniman secara individu, misalnya perkembangan teknik melukis Affandidari realisme hingga ekspresionisme dengan menggunakan teknikplototan. Pendekatan kesejarahan tidak pula dapat lepas dari pendekatansosiologis jika ingin mengetahui perkembangan seni suatu kelompokmasyarakat, dalam tataran individu tidak dapat lepas dari pendekatanpsikologis dan biografis. Tugas Latihan Buatlah sebuah uraian sepanjang dua halaman folio tentang perkembangan sebuah seni rupa. Pilih perkembangan seni rupa suatu masyarakat, atau perkembangan seni rupa dari individu seniman. 6. Pendekatan Problematik Dengan pendekatan ini seni dipahami melalui pemahaman makna danpencarian jawaban seputar seni; seperti makna seni, hubungan senidengan keindahan, seni dan ekspresi, seni dengan alam, fungsi seni rupabagi kehidupan manusia, jenis seni rupa, gaya dalam seni rupa dansebagainya. Dengan pendekatan ini apresiator dapat lebih holistik (utuhdan luas) memahami seni. Misalnya tentang problem kenapa manusiamembutuhkan seni ? Apa peran seni dalam kehidupan manusia danseterusnya. Kelemahan pendekatan ini terlalu teoritis, namun demikianuntuk mengurangi kejenuhan teori dapat dilakukan variasi dengan alatperaga visual dan variasi tugas untuk didiskusikan. 423

Tugas LatihanSusunlah karya tulis sepanjang dua halaman folio dengan topiksebagai berikut. - Makna seni rupa dalam kehidupan sehari - Perbedaan keindahan seni dan keindahan alam - Jenis-jenis seni rupa tradisional dan fungsinya7. Pendekatan Semiotik Seni rupa merupakan karya manusia yang penuh dengan tanda danmakna, untuk mengungkapkannya dapat dilakukan melalui pendekatansemiotika. Menurut Aart van Zoest istilah semiotika berasal dari bahasaYunani semion yang berarti tanda, yang saat ini menjadi cabang ilmuyang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yangberhubungan dengan tanda. Semiotika sangat kental dengan masalahbahasa verbal sebagai media komunikasi, namun dalamperkembangannya penggunaannya merambah ke berbagai bidang ilmutermasuk seni rupa. Oleh karena seni rupa pada dasarnya berupa tandadan media komunikasi non-verbal, maka pendekatan semiotika dapatdigunakan untuk keperluan analisis bahasa visual yang ada pada senirupa. Ada dua orang tokoh terkenal sebagai perintis semiotika, yaituFerdinand de Sausure dari Perancis dan Charles Sanders Peirce dariAmerika. Teori semiotika Sausure berangkat dari bahasa sedang Peircememulainya dari logika. Dalam pembahasan ini semiotika Peircedigunakan untuk melakukan analisis seni rupa terutama dalam halidentifikasi klasifikasi tanda dengan ciri-cirinya. Dalam perkembanganselanjutnya Marco de Marinis melakukan penelitian selama delapantahun tentang semiotika seni pertunjukan yang mengurai lapisan-lapisannya sehingga dapat pula digunakan sebagai model analisis karyaseni rupa secara tekstual, dan hal ini tidak jauh dengan properti-propertiyang ada dalam estetika. Penggunaan tanda dalam seni rupa sangat banyak, berkaitan denganitu menurut Peirce analisisnya meliputi ide, objek, dan makna. Ide dapatdikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yangterdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. Tandamerupakan kajian pokok dalam semiotika. Sesuatu agar dapat berfungsisebagai tanda memiliki beberapa ciri, yaitu harus dapat diamati, dapatdifahami, representatif, interpretatif, dan memiliki latar (ground) berupaperjanjian, peraturan, dan kebiasaan yang dilembagakan yang disebutdengan kode. Kiranya seni rupa memenuhi ciri-ciri tersebut. 424

Gambar 318. Garis, bentuk dan warna sebagai tanda dalam seni rupa Guna menelaah tanda, Peirce mengklasifikasikan tanda menjadi tiga,yaitu berdasarkan sifat ground-nya (latarnya), berdasarkan relasi dengandenotatum-nya, serta berdasar interpretant-nya. Pembagian tandaberdasar latarnya ada tiga jenis yaitu qualisign, sinsign, dan legisign.Qualisign merupakan suatu tanda berdasarkan suatu sifat misalnyawarna cat agar berfungsi sebagai tanda harus diberi bentuk dan disusunberdasar suatu pedoman. Selanjutnya seni rupa jika dilihat darisinsignnya, yaitu sebagai tanda berdasar atas tampilannya, misalnyauntuk mengenal apakah sebuah wujud disebut gambar atau lukisan,dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada pada wujud tersebut menurutkriteria yang disepakati dalam masyarakat. Hal ini berkaitan denganlegisign, yaitu bentuk tanda atas dasar suatu peraturan yang berlakuumum dalam lingkungan budaya tertentu berlaku sebagai konvensi, atausebagai kode. Mengenai hubungan tanda dengan denotatum-nya atau objeknyadibedakan menjadi tiga. Pertama ikon, yaitu sesuatu yang berfungsisebagai penanda mirip atau serupa dengan bentuk objeknya ataudenotatumnya, misalnya dalam sebuah lukisan ada bentuk matahari,bulan, rumah, dan sebagainya. Kedua indeks, yaitu tanda yang berfungsisebagai penanda yang mengisyaratkan adanya petanda atau tanda yangmenandakan adanya tanda lain. Langit mendung sebagai tanda akanhujan, badan lesu menandakan kurang sehat. Dalam seni rupa misalnyawarna cerah sebagai indeks suasana hati senimannya ceria sebaliknyaindek kesedihan adalah warna-warna suram dan kusam. Pada gambar(307), tiga buah lukisan Picasso memiliki indeks bahwa lukisan tersebutmenggambarkan kemurungan, dan kesedihan yaitu pose subyekmenggunakan skematik garis melengkung. Ketiga adalah simbol,merupakan hubungan yang telah dibentuk secara tradisional dan lazim dimasyarakat serta tergantung dari suatu aturan yang berlaku umum agarpengguna siimbol mengetahui arti yang terkandung di dalamnya. Simbolmemiliki sifat arbitrer dalam hubungannya antara objek denganrujukannya. Misalnya dalam seni rupa bentuk dan warna dapat bersifatsimbolik hal ini tergantung dari maksud senimannya menggunakan unsur-unsur sebagai media ungkapnya, sehingga pendekatan semiotik dapatpula mencakup pendekatan simbolik. 425

Selanjutnya hubungan antara tanda dengan interpretant-nyadibedakan menjadi tiga dan berguna dalam melakukan interpretasiterhadap tanda yang dianalisis. Pertama, suatu tanda adalah rheme biladapat diinterpretasikan sebagai representasi dari suatu kemungkinan Tabel 5 . Model Analisis Trikotomi Tand Analisis SintaksisKebermaknaan Hubungan Tanda Tanda Ground: dasar, latar Denotatum: Interpretant:Makna Pertama interpretasi arti sehingga tanda apa yang akibat dari latar Makna Kedua dan denotatum. disebut sebagai dirujuk oleh Rheme Makna Ketiga (kemungkinan- tanda. tanda. kemungkinan arti timbul oleh Qualisign ( sifat tanda Icon ( kemiripan denotatum tertentu): perlu wadah): tanda dengan - judul karya seni Decisign ( arti - sifat unsur yang dirujuk tanda dengan kepastian): - prinsip komposisi - patung - ciri khusus yang memberi binatang kepastian karya seniman tertentu - gambar wajah Argument (arti Sinsign (tampilan Index ( tanda tanda berlaku khas tanda): sebagai umum): - unsur digunakan petunjuk): - semua seni khusus oleh seniman - tanda khusus rupa sehingga menjadi ciri yang mengandung khasnya menunjukan ciri unsur rupa, karya seorang semua seniman Legisign:(penggunaan seniman seni rupa tanda menjadi menggunakan kebiasaan, Symbol (tanda unsur rupa peraturan): sebagai dalam berkarya. - seorang seniman representasi): yang telah memiliki - Image yang ciri khas selalu digunakan oleh menggunakan tanda seniman yang mirip dengan sebagai media tanda sebelumnya ungkapannya Analisis Semantik 426

denotatum yang belum jelas dan menjadi jelas sebagai denotatum jikatanda tersebut diberi predikat denotatum. Misalnya dalam kalimat ‘faktorpenentu keberhasilan adalah x’ jika x tersebut diganti dengan kata‘ketekunan’ barulah denotatumnya dapat diinterpretasikan. Dalam seni rupa (lukisan, patung) dapat dilihat unsur pembentuknyaseperti tema atau judul sehingga karya seni rupa itu memiliki namatertentu, misalnya dua penari, guernica, rakit medusa karya seni lukis itumenunjukkan kepada dua orang penari, kondisi akibat perang untukguernica dan kecelakaan laut untuk rakit medusa. Kedua, tanda sebagaidecisign atau decentsign. Dalam hal ini tanda memberikan informasitentang denotatumya. Misalnya, dalam analisis seni rupa, dapatdiperhatikan apakah unsur-unsur yang digunakan telah sesuai denganapa yang diungkapkan dalam katalog, misalnya dalam katalog diuraikantentang tujuan seniman adalah untuk mengungkapkan kondisi sosialmasyarakat yang masih dililit oleh kemiskinan. Kemudian dalamungkapan karyanya apakah mencer-minkan hal itu, jika kemiskinan tandayang digunakan berupa pemandangan yang indah, gadis cantik dengawarna cerah maka terjadi kesalahan hubungan tanda dengandenotatumnya. Ketiga, hubungan tanda dengan interpretannya sebagaisesuatu yang berlaku umum dan mengandung kebenaran disebutsebagai argument. Penerapannya dalam analisis seni rupa yangmenggunakan banyak tanda visual adalah bagaimana tanda-tanda itudalam ruang lingkup umum yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.Misalnya semua lukisan yang menggunakan warna-warna cerahmemberikan kesan perasaaan menggembirakan. Di samping ketiga klasifikasi tentang semiotika yang diulas olehZoest, tanda dapat pula dianalisis melalui tiga hal yang disebut gramatikasemiotika, yaitu dari segi sintaksis, semantik, dan pragmatik. Sintaksisyakni mengenai hubungan antara tanda dengan tanda lain dalammembentuk suatu pengertian, misalnya hubungan bentuk (+) denganwarna merah yang memberikan pengertian suatu institusi yangmengelola bantuan untuk kemanusiaan. Namun jika warnanya bukana. Hubungan kontras b. Hubungan harmoniGambar 319. Hubungan antar unsur 427

merah maka pengertiannya menjadi lain. Untuk itu diperlukan latarbelakang dari tanda itu guna interpretasi makna simboliknya, sehinggadalam tahap ini sudah menuju kepada semantik karena mencarihubungan antara tanda dengan apa yang diinterpretasikan. Selanjutnyajika analisis dilakukan terhadap hubungan tanda dengan pengguna tandamaka sampai kepada taraf analisis pragmatik. Apabila analisis sampaipada taraf ini perlu pengetahuan lain seperti psikologi dan sosiologi. Dalam seni rupa hubungan sintaksis kecendrungannya menyangkutmasalah harmoni dan kesatuan, tanda dalam hal ini berarti unsur rupa.Jadi hubungan antara unsur satu dengan unsur lainnya seperti warnadengan warna, bentuk dengan bentuk, warna dengan bentuk, bentukdengan ruang (gb 319). Selanjutnya mengenai semantik menyangkuthubungan unsur-unsur rupa dengan judul sebagai rujukannya. Apakahunsur-unsur rupa yang digunakan sebagai media ungkap sesuai denganjudulnya? Namun sulitnya, dalam seni rupa non-figuratif kadang judulhanyalah berfungsi sebagai nama yang bukan untuk dikonotasikandengan makna kata dalam judul itu. Menurut Soedarsono berdasarkan pendapat Marco de Marinismenguraikan, bahwa dalam seni pertunjukan ada beberapa layers yangharus dianalisis agar mendapatkan gambaran yang holistik seperti lakon,pemain, busana, iringan, tempat pentas, bahkan juga penonton. Apabilahal ini dikaitkan dengan seni rupa tidak jauh berbeda dengan senipertunjukan karena dalam seni rupa juga ada lapisan-lapisan sepertitema atau judul, bahan dan teknik, unsur seni rupa dan prinsippengorganisasiannya, serta ekspresi yang terkandung didalamnya. Melakukan analisis dengan pendekatan semiotik sangatlah rinci danrumit, analisis dapat dilakukan antara hubungan tanda dengan tanda, dantanda dengan penggunanya yaitu antara karya seni dengan senimannyadan dengan apresiatornya. Oleh sebab itu melakukan analisis tergantungdari tujuan pencapaian analisis. Sebuah lukisan dapat dianalisis melaluimodel trikotomi tanda Peirce, yakni mulai dari latar adanya tanda(lukisan), denotasi atau denotatum tentang apa yang dirujuk oleh lukisansebagai tanda, dan tentang makna dari hubungan tanda (hubunganunsur) dalam seni lukis dan hubungan lukisan dengan senimannya dandengan masyarakat penggemarnya. 428

Bagian ini penting untuk diketahui oleh para siswa karenamenyangkut pendidikan kejuruan seni yang ditekuni serta ringkasan dariuraian isi buku. Dengan membaca bagian ini siswa memperolehgambaran secara cepat bagaimana manfaat menekuni profesi kejuruanseni dan bagaimana belajar seni rupa secara menyeluruh.A. Pentingnya Pendidikan Kejuruan Seni Rupa Seni rupa memiliki potensi yang cukup baik dikembangkan dalamsistem pendidikan di indonesia, selain bakat yang dimiliki olehmasyarakatnya ada kekayaan warisan budaya yang luar biasa dalamseni rupa atau seni kriya sangat perlu dikembangkan. Ada seni lukis etnisatau tradisional Bali yang terus tumbuh subur sehingga bermanfaat bagikesejahteraan masyarakat karena berkembangnya di tengah masyarakatdan dikembangkan oleh masyarakatnya sendiri. Apabila jenis seni rupalainnya dapat berkembang seperti seni lukis tradisional Bali tentu hal iniakan bermanfaat bagi perkembangan seni rupa sebagai bagian darikebudayaan Indonesia selain bermanfaat pula bagi kesejahteraanmasyarakat luas. Oleh karenanya, sekolah seni rupa yang adapeningkatan kualitasnya baik peralatan maupun sistem pendidikannyasangat perlu mendapat perhatian. Sekolah-sekolah seni yang ada telahbanyak melahirkan seniman-seniman yang berkualitas di tanah air, olehkarena hampir semua seniman seni rupa yang terkenal saat ini merekakeluaran dari sekolah seni rupa di tingkat pendidikan menengah danperguruan tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sekolah seni telahmenghasilkan tamatan yang berkualitas walaupun tidak semua tamatansekolah seni menjadi seniman. Selain menjadi seniman, tamatansekolah seni banyak yang mengisi profesi guru seni, pegawai swastadalam bidang seni seperti desainer, ilustrator, visualizer dan sebagainya. Sekolah seni rupa banyak memberikan keterampilan sehingga ketikaselesai menempuh pendidikan mereka telah memiliki bekal keterampilanalternatif, artinya banyak pilihan keterampilan yang dapat dikembangkandi masyarakat. Memang untuk menjadi seniman yang berkualitas baikdiperlukan pendidikan yang lebih terfokus dan profesional ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi karena tamatan sekolah seni rupa denganketerampilan di tingkat menengah belum siap untuk menjadi seniman.Kecuali tamatan tersebut latihan terus menerus selama beberapa tahunsecara mandiri. Oleh karena profesi seniman memerlukan keterampilan 429

teknis yang tinggi program pelatihannya perlu dirancang lebih terstrukturdengan bimbingan yang intesif. Melihat kenyataan yang ada,keberhasilan pendidikan kejuruan seni tidak dapat lepas dengan duniakerja seni. Sebagai contoh, masyarakat di Jepara dan Bali,lingkungannya sangat mendukung karena di masyarakat kegiatan senimenjadi kegiatan sehari-hari. Jadi peserta didik atau siswa selepassekolah, banyak dari mereka sudah masuk ke dunia kerja secara alami,Setelah tamat mereka sudah tidak asing dengan nilai-nilai dunia kerjadan mereka telah memiliki pekerjaan yang jelas. Di tempat lain sekolahkejuruan seni belum tumbuh dan dibutuhkan secara alami olehmasyarakatnya, anggapan masyarakat terhadap sekolah kejuruan senimasih samar-samar, untuk bekerja apa kelak jika anak-anak selesaimenempuh pendidikan di sekolah tersebut. Sebenarnya keterampilan seni sangat dibutuhkan di masyarakat,hanya industri seni belum berkembang merata di Indonesia. Pengkajiantentang hal ini oleh pemerintah daerah sangat penting untuk dilakukan,terutama berhubungan dengan keinginan membuka program keahlianseni di suatu daerah. Di sisi lain kebutuhan mengembangkan senitradisional kedaerahan dibutuhkan sekali pada saat ini namun hal inibelum seimbang dengan kebutuhan mengembangkan sekolah ataupendidikan seni untuk menghasilkan tamatan, sebagai ujung tombakpelestari dan pengembang seni dan budaya di masyarakat. Melihatkenyataan ini kiranya, sekolah seni rupa yang ada saat ini sangat pentinguntuk ditingkatkan kualitasnya disesuaikan program-programnya untukmemenuhi kebutuhan tenaga seni rupa di masyarakat. Sehubungandengan itu pengembangan sekolah kejuruan seni di Indonesia Tengahdan Timur masih perlu mendapat perhatian guna menyeimbangkanperkembangan seni dan budaya di Indonesia. Potensi seni rupa di keduadaerah tersebut sangat besar, begitu pula sumber daya alam untukbahan membuat karya seni berlimpah, oleh sebab itu perleu ada strategikhusus untuk mengembangkannya. Misalnya, jika belum ada tenagapengajar yang memadai diberlakukan program bea siswa, atau pelatihankhusus bagi pemuda-pemudanya yang tertarik dalam dunia seni. DiToraja dominan seni rupa dan kriya, di Sulawesi Utara dominan senimusik begitu pula di daerah Maluku, di Papua seni musik dan seni rupaatau kriya sangat potensial, dan di Nusa Tenggara Timur sangatpotensial seni tenunnya. Namun sayangnya pendidikan kejuruan senibelum merespon potensi-potensi yang baik ini akibatnya sekolah senirupa dan kriya tidak tumbuh secara kokoh dan alami seperti di keduadaerah tadi. Jadi berdasarkan pemetaan yang sekilas ini perlu ada tindaklanjut pelaksanaan pengkajian yang mendalam untuk mengembangkanseni rupa Indonesia yang modern. Sangat ironis apabila Indonesia dimasa depan menjadi negara modern tetapi kehilangan akar seni dan 430

budayanya yang memiliki nilai tinggi dan sebaliknya dikembangkan ataudiambil oleh negara lain yang peduli dengan kesenian. Gambar 320 . Lukisan Tradisional Kamasan Klungkung Bali berkembang menjadi lukisan gaya baru Ubud dan batuan (foto: Agung Suryahadi)B. Pendidikan Seni Rupa dan Seni Kriya di Indonesia di Masa Depan Kita boleh bangga dengan menepuk dada sebagai negara terbesar diAsia Tenggara memiliki kekayaan seni budaya yang luar biasa ragamnya.Namun kebanggaan tidaklah cukup hanya gembar-gembor dengankekayaan itu, tetapi perlu ada tindakan setrategis nyata dalam mengelolakekayaan seni budaya itu secara arif dan bijaksana demi keber-langsungan dan kebermanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat.Bentuk-bentuk seni budaya Indonesia terutama seni rupa dan kriyanyasangat potensial untuk dikembangkan, dikemas menjadi bentuk senibudaya dengan selera estetik masa kini dan ini memiliki daya saing yangkuat di tingkat global. Untuk itu perlu ada perubahan sikap daripendukung seni dan budaya di setiap daerah, perubahan sikap yangutama adalah adanya hasrat ingin berubah dari seluruh warga sekolahdan lapisan masyarakat. Dari kasus-kasus perubahan dan keber-hasilannya dalam bidang seni dan budaya, dapat dilihat beberapa daerahyang telah terlebih dahulu melakukannya dan berhasil. Perubahanmenuju kepada keberhasilan di suatu masyarakat perlu ada pelopor,pemimpin, ada ahli dalam bidangnya dan ada manajer yangmengelolanya. Contoh-contoh keberhasilan perubahan dalam seni rupa dan kriyatelah diuraikan dalam bab II, yaitu perubahan paradigma seni lukistradisional Bali, dan perubahan paradigma seni Batik di Yogya. Kedua 431

perubahan yang berhasil di kedua daerah tersebut disebabkan olehadanya hasrat untuk berubah dan keterbukaan masyarakatnya dandiawali oleh tokoh-tokoh masyarakatnya. Perubahan di Ubud Balidipelopori oleh pemimpin daerahnya dan didampingi oleh ahli dalambidang seni rupa terutama seni lukis. Di Yogyakarta perubahan fungsidan teknik seni batik terjadi karena dipelopori oleh tokoh-tokohsenimannya dengan melakukan eksperimen yang tak kenal lelah dandidukung oleh masyarakatnya. Untuk keberlangsungannya diberikanbimbingan promosi dan pemasaran agar pembaharuan produk diketahuioleh masyarakat luas dan laku untuk dijual. Untuk kasus Ubud promosidan pemasarannya difasilitasi oleh dua orang pelukis asing sebagaitenaga ahli dengan melaksanakan pameran di luar negeri misalnya diSingapura. Oleh karena karya-karya seninya terjual, seniman semakinsemangat bekerja dan memiliki uang untuk membeli bahan yang lebihberkualitas dengan demikian perkembangannya berjalan terus.Beruntung bagi kedua daerah - Bali dan Yogya - sebagai daerah tujuanwisata utama di Indonesia sehingga produk-produk seni rupa dankriyanya banyak dicari dan dibeli oleh wisatawan mancanegara.Pariwisata di kedua daerah menjadi andalan dalam penjualan benda senidan kriya. Bagaimana dengan daerah lain? Untuk sementara ini, Balimasih sebagai etalase produk seni dan budaya Indonesia bagi pembeli-pembeli dari luar negeri. Hampir seluruh produk seni rupa dan kriyaIndonesia di pasarkan di Bali. Namun mengandalkan pariwisata sangatrentan dan sensitif terhadap berbagai macam isue yang berbau negatif,seperti keamanan, penyakit dan bencana alam. Oleh sebab itu, bagidaerah lain yang tidak mengandalkan pariwisata untuk mengembangkanpasarnya perlu mencari aternatif lain. 432

Gambar 321 . Wayang beber Jawa Tengah, dapatkah menjadi lukisan modern? (foto: Agung Suryahadi) Melihat perubahan yang terjadi di kedua daerah, apakah di daerah laintidak memungkinkan ? Pengembangan seni rupa dan kriya di daerah-daerah sangat penting, untuk terjadinya keseimbangan perkembanganseni dan budaya di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini yang terjadi adadaerah yang sangat maju dalam seni dan budaya, ada daerah yangtertinggal. Untuk mencapai keseimbagan, salah satu melalui lembagapendidikan formal atau melalui pendidikan dan pelatihan singkat. Melihatbanyaknya masyarakat usia produktif yang tidak memiliki pekerjaan,pelatihan ketrampilan seni rupa dan kriya menjadi salah satu alternatif.Sektor ini tidak memerlukan peralatan berat atau canggih, dan sektor inidijamin ramah lingkungan. Misalnya, latihan mengukir hanya perlu alatpahat, latihan menggambar yang paling sederhana hanya memerlukankertas dan pensil. Apabila telah terampil, yang bersangkutan hanya perlubekal alat pahat dan keuletan dalam berusaha niscaya dapat hidupdengan baik. Ini merupakan kebutuhan minimal untuk kerja individual,namun jika menginginkan menjadi industri memang memerlukanperalatan yang lebih canggih menyesuaikan dengan perkembanganteknologi. Gambar 322 . Bagong Kusudihardjo, Topeng (foto: A .Agung Suryahadi). 433

Guna mengadopsi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan,pendidikan formal melalui sekolah adalah sebagai salah satu tempatterjadinya transfer kebudayaan seperti iptek tersebut. Agar sekolah senirupa tidak ketinggalan, sangat perlu memasukkan materi iptek yangdapat terintergrasi dengan materi lainnya. Contoh nyata adalah pada saatini komputer dapat sebagai alat untuk menggambar dan melukis,pengetahuan kimia terapan sangat dibutuhkan pada bidang keahliantekstil, keramik, kayu, dan kulit. Gambar 323 . Made Kedol Subrata, Candi Prambanan (foto: A.Agung Suryahadi). 434

Gambar 324 . Trihono, Perkelahian Rahwana dengan Jatayu (foto: A.Agung Suryahadi) Singkatnya, di masa depan sinergi antara seni dan teknologi sangatpenting, karena produk-produk yang sarat teknologi juga sarat denganseni. Ketika dalam suatu produk ada unsur seni dan teknologi makaproduk tersebut akan digemari oleh masyarakat. Tamatan sekolahkejuruan seni diharapkan natinya mampu menjadi agen-agen perubahansehingga seni dan budaya Indonesia tidak mandeg, oleh sebab itu peransekolah kejuruan seni sebagai persemaian seniman-seniman muda yangakan melanjutkan kelestarian dan pengembangan seni dan budayaIndonesia sangat diperlukan.C. Manfaat Buku Ini Sebagai Pendukung Belajar Seni Rupa Buku ini diterbitkan dengan harapan dapat memberi bekal dasardalam meniti karier di bidang seni rupa. Sebagai yang telah diuraikandalam bab pendahuluan, buku ini disusun berdasarkan kebutuhanminimal untuk mempelajari seni rupa. Hal ini dapat tercermin dari materiyang dibahas. Bab II membekali wawasan seni kepada siswa, uraiannyamenyangkut seni rupa Indonesia dan seni rupa mancanegara. Hal yangdapat dipelajari dalam wawasan seni tersebut adalah pertama, mengenaiwawasan seni rupa Indonesia. Sebagai suatu upaya untuk mengetahuiidentitas seni budaya sendiri, wawasan seni Indonesia atau wawasanseni Nusantara sangat penting. Dalam dunia yang semakin mengglobal identitas bangsa dan negarasemakin diperlukan, sehingga ada negara yang ingin mencariidentitasnya melalui pengakuan terhadap jenis seni negara lain. Oleh 435

sebab itu wawasan kebangsaan melalui seni sangat penting untukmengetahui identitas suatu bangsa. Dalam buku ini, untuk wawasanseni rupa Indonesia masih terbatas pada masalah batik, keris dan senirupa etnis Bali. Padahal masih ada banyak materi yang belum sempatdipelajari dan diuraikan tersebar di daerah-daerah sebagai kekayaanbudaya bangsa. Ada unsur-unsur seni lokal yang dapat diangkat menjadiuniversal, dalam hal ini ada yang telah digarap baik oleh senimanIndonesia dan mancanegara. Pada seni batik misalnya, seniman-seniman di Yogyakarta sebagai pelopor melakukan eksplorasi terhadappotensi teknik dan motif batik sehingga melahirkan seni lukis batik yangbersifat individual dan universal. Maksudnya setiap individu senimandapat mengembangkan ekspresi individunya melalui teknik dan motiftradisional yang dikembangkan sebagai unsur visualnya. Senimanmancanegara yang menimba inspirasi dari seni etnik tradisionalIndonesia cukup banyak, mulai dari Walterspies, Bonnet, Le Mayeur,Donal Frend dan sebagainya. Uniknya semua mereka menggali danbermukim di Bali. Dengan wawasan seni rupa Indonesia para siswasebagai generasi muda diharapkan mengembangkan kesadaran danmotivasinya untuk juga menggali seni etnik tradisional Indonesiasehingga memiliki manfaat dalam mengembangkan kebudayaanIndonesia melalui kesenian. Selain wawasan tentang seni budaya Indonesia, sangat penting puladipelajari tentang seni dari mancanegara. Dalam buku ini masih terbatashanya tentang seni dari beberapa negara; mulai dari seni rupa Mesiryang paling kuno, kemudian Yunani, Romawi, India, Cina, dan Jepang.Pada bagian ini juga masih banyak yang belum dibahas seperti senibudaya Sumeria, Timur Tengah, Pasifik, Indian Amerika. Wawasan senidan budaya mancanegara memberi perspektif lebih luas kepada siswasehingga menyadari dimana posisi seni dan budaya Indonesia dalamketerkaitannya dengan seni budaya di dunia. Dalam wawasan senibudaya mancanegara ada hal-hal yang positif dapat dipetik,sebagaimana halnya seni rupa Mesir Kuno yang telah maju sejak 3000tahun sebelum Masehi, perkembangan seni dan kebudayaan Barat yangpada awalnya berlandaskan kepada seni dan budaya klasik Yunani danRomawi hingga dapat berkembang dengan pesat dan mempengaruhiseni dan budaya di seluruh dunia pada saat ini. Selain itu diuraikan pulatentang bagaimana seniman-seniman seni rupa mengembangkankonsep-konsepnya sehingga seni rupa dapat berkembang. Denganpengetahuan itu diharapkan dapat memberi inspirasi untuk melakukantransformasi seni budaya bangsa sendiri dan memaklumi keberadaandan perilaku bangsa lain. Guna mengembangkan kemampuan dan keterampilan seni rupa,terlebih dahulu perlu mengetahui tentang jenis, sifat bahan, serta alat 436

yang digunakan. Untuk itu bab III merupakan latihan penguasaan teknik;namun baru diuraikan tentang beberapa bahan seni rupa duadimensional yang pokok dan konvensional seperti arang, pensil, pastel,cat air, cat akrilik, dan cat minyak. Sedang pada bahan seni rupa tigadimensional masih sebatas bahan lunak seperti kertas dan tanah liat.Bahan yang lain seperti kayu, batu, dan logam masih sebataspengenalan, dan belum sempat dibahas secara mendetail. Sebagaipemula pengenalan terhadap beberapa bahan yang akan digunakansangat penting. Tidak semua bahan dapat cocok digunakan oleh setiaporang. Oleh karenanya ekplorasi berbagai jenis bahan juga bermaksuduntuk mendapatkan kesesuaian dengan masing-masing individu siswa.Seorang siswa mungkin sangat berbakat hanya menggunakan aranguntuk mengambar dan melukis, tetapi tidak baik menggunakan bahanyang lain. Ada pula siswa menjadi sangat bergairah jika menggunakanmedia campuran karena dapat memberi peluang kepada potensikreatifnya dalam menjelajahi berbagai potensi jenis bahan danmengkombinaikannya menjadi sebuah karya seni yang bermutu. Dalam menciptakan karya seni kepekaan estetik menjadi suatu yangsangat penting. Hal ini disebabkan karena estetik merupakan salah satumuatan yang terkandung dalam karya seni. Tanpa kandungan estetikkarya seni tidak akan menarik dan menyenangkan atau memuaskanperasaan manusia sebagai penikmatnya. Oleh sebab itu dalam bab IVsiswa diharapkan belajar tentang potensi unsur-unsur seni rupa sebagaiaspek pokok pembentuknya, serta prinsip-prinsip mengorganisasikansehingga menjadi suatu susunan atau komposisi yang estetik. Dalam halini siswa bagaikan calon manajer yang mempelajari manajemen untukmengetahui karakter unsur menajemen dan mengetahui caramengorganisasikan dan mengevaluasi baik dan buruknya. Hal yang perludisadari adalah, bahwa kepekaan estetik tidak serta merta dapat dimiliki,karena berhubungan dengan persaan maka untuk mengasahnya agarmenjadi tajam memerlukan proses dan waktu. Latihan terus menerus danbanyak mengamati karya-karya seni merupakan salah satu cara yangtelah lazim dilaksanakan dan berhasil. Selain mengasah kepekaan estetik hal yang menyangkut teknik danmendasar perlu dimiliki oleh calon seniman seni rupa adalah kemampuanmenggambar dan membentuk. Pembahasan diuraikan dalam bab V,ditampilkan contoh-contoh karya dan beberapa visualisasi prosesnyauntuk memberikan gambaran lebih jelas tentang cara menggambardengan berbagai jenis bahan dan alat. Visualisasi teknik tidak seluruhnyaditampilkan, namun dalam penugasan disampaikan uraian verbal untukmemberi kesempatan kepada siswa menggunakan imajinasi masing-masing dalam menafsirkannya. 437

Dalam uraian menggambar lebih menggunakan pendekatan tematik,seperti menggambar alam benda, menggambar tumbuh-tumbuhan danbinatang, menggambar manusia, menggambar huruf, dan menggambarilustrasi. Khusus menggambar perspektif dan proyeksi diuraikan dasar-dasarnya untuk memberi bekal dasar bagi siswa yang senang untukmeniti profesi sebagai pelukis pemandangan, pematung, dan desaineriindustri kerajinan. Selanjutnya untuk bagian membentuk tiga dimensionalbaru sebatas membentuk dengan bahan kertas dan tanah liat denganbeberapa jenis keteknikannya. Bahan tiga dimensi lainnya belum dibahassecara lengkap. Seorang seniman yang baik biasanya memiliki kemampuan kreativitasyang tinggi, tanpa kemampuan kreatif seorang seniman akan mandeg.Jadi kreativitas mutlak perlu dalam bidang kesenian. Untuk itu apabiladiperhatikan, dalam bab VI diuraikan pengetahuan tentang kreativitas,ditampilkan tentang contoh-contoh seniman berhasil karena kreatif, sertacontoh-contoh dalam mengembangkan kemampuan kreativitas seni rupaserta latihan mengembangkan kemampuan kreatif menciptakan bentuk-bentuk baru. Ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai obyekuntuk berkreasi, kreatif dalam bidang seni rupa dapat pada aspekbahannya, bentuknya, warnanya, komposisinya, temanya. Biasanya jikatema konsepnya kreatif, aspek-aspek lainnya akan mengikuti. MisalnyaPicasso, adalah seniman seni rupa yang kreatif dalam konsep dan aspek-aspek hasil karya lainnya juga menjadi kreatif. Ketika ia dalam konsepperiode biru, warna-warna lukisannya menggunakan dominan warna birudan itu menjadi ciri khas lukisannya, begitu pula ketika konsepnya pindahke periode pink, warna lukisannya menggunakan dominan warna pink.Lalu ia pindah ke konsep analisis bentuk, bentuk-bentuk lukisannyaberubah menjadi kubisme. Jadi konsep bagi seorang seniman seni rupamerupakan hasil perenungan kreatifnya, ia bagaikan seorang filusufuntuk selalu merenung dan mengungkapkan kebenaran tentangfenomena yang ada di alam ini. Seniman seharusnya tidak berhenti padatataran estetik dalam berkarya, ia dapat melanjutkannya ketataranfilosofis sehingga dapat memperkaya konsep-konsep berkesenian. Seorang seniman tidak hanya mampu berkarya, ia perlu juga secarakritis melakukan analisis, minimal kepada karyanya sendiri. Hal inidiuraikan dalam bab VII yang bertujuan memberi bekal kemampuanmelakukan analisis secara sistematik ketika melihat karya seni rupakepada calon seniman. Hal ini juga bertujuan meningkatkan kepekaanestetik sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dalammenciptakan karya seni rupa. Akhirnya dalam bab VIII ini merupakanringkasan dari seluruh isi buku. 438

D. Kiat Sebagai Siswa Calon Seniman Sebagai seorang siswa yang bercita-cita meniti profesi sebagaiseniman perlu memiliki kiat-kiat agar dapat berhasil dalam studikemudian melanjutkan terjun di masyarakat secara mandiri. Namunbiasanya, setelah selesai belajar di Sekolah Menengah Kejuruan Senidan Budaya seorang tamatan memilih beberapa jalur, yaitu: bekerjasecara mandiri, bekerja dengan orang lain, atau melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Ada pula yang banting stir memilih bidanglain karena bekal berkeseniannya tidak dapat digunakan dalam duniakerja seperti menjadi sopir, atau pekerjaan lain yang tidak adahubungannya dengan seni. Tamatan yang memilih jalur mandiri biasanya perlu waktupematangan dengan praktek secara terus menerus dengan keuletanyang tinggi sehingga mendapat pengakuan dari masyarakat tentangketerampilannya. Hal ini jarang terjadi kecuali sang tamatan memilikibakat yang luar biasa sehingga ia memiliki kepercayaan diri untukmandiri. Sebagian besar tamatan memilih jalur bekerja dengan oranglain atau di perusahaan tertentu jika tidak melanjutkan pendidikan.Tamatan yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dan orang tuanyamampu secara ekonomi, banyak yang melanjutkan ke pendidikan yanglebih tinggi di perguruan tinggi seni yang ada di tanah air. Dari pengamatan yang dilakukan, siswa calon seniman yang berhasilkebanyakan yang memiliki kemauan kuat untuk belajar. Beberapa kiatuntuk itu adalah sebagai berikut. 1. Memotivasi diri untuk berhasil dalam belajar, sebagai calon seniman yang hendak menginjak dewasa perlu mengembangkan kesadaran diri bahwa sebagian besar keberhasilan bukan ditentukan oleh orang lain, melainkan oleh kemauan dan upaya diri sendiri. 2. Oleh karena sekolah kejuruan menekankan kepada keterampilan, maka untuk menguasai keterampilan cara yang terbaik adalah dengan latihan yang terus menerus dalam bidang seni rupa. Latihan yang pokok ada dalam buku ini misalnya membuat sketsa, menggambar, dan membentuk. 3. Dalam latihan memerlukan bahan yang tidak sedikit, oleh sebab itu karena masih dalam taraf belajar, gunakanlah bahan yang murah dan mudah didapat. Misalnya dalam membuat sketsa gunakan kertas buram, jika tidak ada kertas buram menggunakan kertas bekas yang dibaliknya masih kosong. Ada seorang seniman yang sangat berhasil, dalam latihan membuat sketsa menggunakan setiap kertas yang diketemukannya, seperti kertas pembungkus, kertas karton kemasan yang dibaliknya kosong. 439

4. Membuat sketsa dengan target setiap harinya, oleh karena itu jika mungkin membuat sketsa minimal sebanyak sepuluh buah sketsa setiap hari untuk meluweskan keterampilan tangan dalam membentuk. Membentuk kelompok informal dengan dengan teman-teman untuk membuat acara sketsa dan menggambar bersama ke lokasi yang menarik. Jika mungkin memiliki buku sketsa yang dapat dibawa kemanapun pergi. Buatlah sketsa di tempat-tempat umum untuk melatih mental agar tidak canggung berhadapan dengan orang banyak. 5. Melakukan eksplorasi setiap jenis bahan yang ada untuk menguasai karakter dan potensinya. 6. Untuk praktek, tidak mengantungkan diri hanya praktek ketika di sekolah. Lakukan diskusi dengan teman-teman dan saling kritik terhadap karya yang telah dibuat. Atau minta saran-saran kepada teman yang lebih senior atau seniman yang telah berhasil. 7. Sering-sering menyaksikan pameran seni rupa atau pergi ke galeri-galeri, museum atau mengunjungi studio-studio seniman untuk mengasah kepekaan persepsi. 8. Membaca berita atau artikel di media masa tentang seni rupa atau seni lainnya untuk meluaskan wawasan kesenirupaan. 9. Apabila di sekolah ada internet, lakukanlah browsing untuk melihat informasi mengenai seni rupa dari seluruh dunia, Jika mungkin belajarlah mengoperasikan komputer dengan program photoshop dan corel draw agar tidak ketinggalan tentang dunia teknologi yang sedang berkembang saat ini. 10. Terakhir hal yang paling penting untuk selalu diingat dan dilakukan adalah menggali seni rupa Indonesia dari akr budaya Indonesia sehingga muncul seni baru sebagai bagian dari Indonesia yang modern. Inilah sepuluh kiat bagi siswa calon seniman seni rupa yang telahbanyak dilakukan oleh seniman-seniman yang berhasil meniti kariersebagai seniman. Selamat belajar. 440

KEPUSTAKAANAbdulah, Irwan (2006) Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.Appellof, Marian Ed. (1992) Everything You Ever Wanted to Know About Water Color, New Cork, Watson-Guptil Publication.Ave, Joop et.al (1978) Puri Bhakti Rena Tama, Museum Istana Kepresidenan.Baker, Joan Stanley (1984) Japanese Art, London, Tahmes and HudsonBangun, Sem C. (2001) Kritik Seni Rupa. Bandung, Penerbit ITB.Barnes, Rob (1987) Teaching Art to Young Children, London, Unwin Hyman.Barrer, Chris (2005) Cultural Studies: Teori & Praktik. Terj. Nurhadi. Yogyakarta, Kreasi Wacana.Birk, Tony (1979) Pottery, London, A Pan Original Books Ltd.Broudy, Harry S. (1987) “Theory and Practice in Aesthetic Education. Studies in Art Education, Chicago, Rand McNally & Co.Christy, Greraldine and Sara Pearch (1991) Step by Step Art School Ceramic, London, The Hamlyn Publishing Group Limitted.Darby, Max (1986) Image in Life, Victoria, Ministry of education (School Division).Dewantara, Ki Hadjar ( 1994) Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian II Kebudayaan, Yogyakarta, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.Dunkelberg, Klaus (1984) Drawing The Nude: The Body, Figures, Forms,New York, Van Nostrand Reinhold Company.Eberly, Bob (1989) Scamper On, Australia, Hawker Brownlow Education.Eisner, Elliot W. & David W. Ecker ( 1970) ‘Some Historical Development in Art Education’ dalam George Papas Concept in Art Education an Anthology of Current Issues, Florida: The MacMillan Company.Feldman, Edmund Burke (1967) Art As Image and Idea, Englewood Cliffs, Prentice-Hall, INC.Fischer, Joseph (1994) The Folk Art of Java, Oxford, Oxford University Press.Gardner, Howard ( 1983) A cognitive View of the Art. Artistic Intelligences, Art Education, Oxford, Pergamon PressGeertz, Clifford (1973) Interpretation of Culture, New Cork, Basic Books, Inc., Publisher.Gombrich, E.H (1978) The Story of Art, London, Phaidon.Guilford, J.P (1968) Intelligence, Creativity and Their Educational Implications California: Robert R.Knapp,Publisher.Haer, Debbie Guthrie , Juliete Morrilot, Irene Toh, Ed. (2000) Bali a Travellers’s Companion, Singapore, Archipelago Press. A1

Harrison, Hazle (2006) Art School: How to Saint and Draw, London, Hermes Houses.Holt, Claire (2000) Melacak Jejak-Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia, Terj. R.M. Soedarsono. Bandung, Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.Homekler, Ori (1982) Homekler’s People, London, Europa Publication Limited.Irving, Kaufman ( 1966) Art and Education New York, The MacMillan Company.Jaxtheimer, Bodo W.(1982) How to Paint and Draw, London, Thames and Hudson.Koentjaraningrat (2002) Pengantar Ilmu Antrpologi, Jakarta, Rineka Cipta.___________ (2002) Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Jambatan, 2002.Lansing, Kenneth M ( 1969 ) Art, Artist, And Art Education, New York, McGraw-Hill Book Company.Lowenfeld, Viktor( 1970) Creative and Mental Growth, London, MacMillan Publishing Company.McKim, Robert H. (1972) Experiences in Visual Thinking, California, Wadsworth Publishing Company.Mistchell, W.J.T. ( ) Iconology: Image, Text, Ideology, Chicago, The University of Chicago PressNgantung, Henk (1981) Sketsa-Sketsa Henk Ngantung, Jakarta, Penerbit Sinar Harapan.Parramon’s Editorial Team (1998) All About Tehniques in Oil, New York, Barron’s Educational Series, Inc.Parramon’s Editorial Team (1998) All About Tehniques in Pastel, New York, Barron’s Educational Series, Inc.Parson, J. Michael ( 1987) How We Understand Art, New York, Cambridge University Press.Peursen, van (1976). Setrategi Kebudayaan, terjemahan Dick Hartoko, Yogyakarta, Percetakan Kanisius.Pritzker, Pamela (1975) Max Ernst, New York, Leon Amiel Publisher.Read, Herbert ( 1968) The Meaning of Art, London, Faber & Faber.Richter, Ann (1993) Art and Craft of Indonesia,San Francisco, Chronicle Books.Roukes, Nicholas (1980) Design Synectics, Worcester, Davis Publication, Inc.------------- (1984) Art Synectics, Worcestr, Davis Publication Inc.Saxton, Collin (1981) Art School, London, McMilan.Sidaway, Ian (1996) The Mixed Media, London, A Quarto Book.Sitowati, Retno Suliastianingsih & Jphn N. Miksic (2006) Icons of art, Jakarta, Museum Nasional. A2

Smith, Ralph A. (1986) Excelence in Art Education, Virginia, National Art Education Association.Smith, Stan (1984) Anatomy Perspective and Composition for The Artist, New York, Watson-Guptil Publication.Sediawati, Edi (2006) Budayaan Indonesia:Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.Soedarso SP. Tinjauan Seni, Yogyakarta, Saku Dayar Sana.___________ Seni Lukis Batik Indonesia, Yogyakarta, Taman BudayaSoekmono (1973) Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta, Penerbit Kanisius.Soemantri, Hilda et.al (2002) Indonesian Heritage, Yakarta. P.T Widyadara.Spradley, James.P Culture and Cognition, London, Chandler Publishing Company.Sternberg, Robert J. Ed. (1999) Handbook of Creativity, United Kingdom, Cambridge University.Sudarmadji et.al (1985) Apresiasi Seni, Jakarta, Badan Pelaksana Pembanguan Proyek Ancol, PT. Pembangunan Jaya.Thompson, Belinda and Michel Howard (1988) Impresionism,London, Bison Books Ltd.Walter, Ingo F. and Rainer Metzger (1987) Marc Chagall,Hamburg, Taschen .Wilson, Simon (1974) Pop, London, Tahmes and Hudson.Yudoseputro, Wiyoso (1993) Pengantar Wawasan Seni Budaya, Jakarta, Departemen Pendidikan dan KebudayaanZelanski, Paul & Mary Pat Fisher (1988) The Art of Seeing, London, Bay Books.Zimmer, Heinrich (2003) Sejarah Filasafat India, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.Zoetmoelder (2004), Kamus Bahasa Jawa Kuna,Jakarta, P.T Gramedia Pusataka Utama. A3

A4

Adjacent GLOSARIUMAir Brush .Akumulasi Jenis kombinasi warna, komplemen yangAnalogus terdiri dari tiga warna dimana ada satu warna berhadapan ditambah satu warna yang adaAplikatif disebelah salah satu dari wama yangArtistik berhadapan itu. (Lihat gambar pada bagianAreal perspektif warna). Alat yang berperan sebagai kuas tetapi dalamAsosiasi menerapkan warna dilakukan dengan caraBlocking menyemprotkan melalui bantuan kompresorBrush stroke sebagai penyimpan dan pengeluar anginCyan Bersatu melalui percampuranCutter Jenis kombinasi warna yang terdiri dari tigaDetail sampai empat warna bersebelahan dalamDimensi lingkaran warna dimana padakornbinasi warnaDouble split itu ada satu warna primer Dapat diterapkanEstetik Mengandung nilai keindahanEksplorasi Areal. perspektif = Prinsip perspektif dalam mengungkapkan ruang dimana,bendaEkspresi yang jauh digambarkan semakin kabur untuk membuat ilusi ruang dengan kedalaman. Mengira, menyangka, seakan memunculkan sesuatu Menutup dengan warna Goresan kuas yang kuat,tegas dan berani Warna biru terang Pisau pemotong yang tipis, taJam dan dapat dibuang bagiannya yang tumpul Bagian yang kecil-kecil dalam karya seni rupa dan kria. Matra, aspek dalam ruang pada seni dan kria Jenis kombinasi warna komplemen atau kontras yang terdiri dari empat warna berhadapan dalam lingkaran wama diselingi oleh satu warna yang bersebelahan. (Lihat gambar pada bagian warna). Nilai keindahan Penjelajahan terhadap sesuatu, untuk menemukan hal-hal yang baru dari apa vang dijelajahi itu. Ungkapan pikiran dan perasaan terefleksi B1

Eksakta dalam karya seni Ilmu pasti: matematik, kimiaf, fisika danFigur sebagainya. Istilah dalam seni rupa mengenai bentuk; non-Fiksi figuratif berarti tanpa bentuk.Focus Khayal, tidak nyata.Full round Pemusatan. Tiga dimensi penuh, dapat dilihat dari seluruhGeometris sudut pandang, Mengenai ilmu, ukur; bentuk geometris adalahHue bentuk yang ada dalarn ilmu ukur denganllusi strukturnya yang teratur.Intensity Nama warna : hue merah, hue biru dsb.Image Seakan ada tetapi nyatanya tidak ada.Imajinasi Kekuatan warna, cerah suramnya warna.Karya frontal Gambaran ujud dalarn benak, imaji. Gambar dalam pikiranKomunikasi Jenis karya seni rupa dengan tiga dimensiKomparatif penuh tetapi hanya untuk disaksikan dariKomoditi bagian depan saja.Komplementer Hubungan dengan kata, rupa,gerakan dsb. BandinganLife-size Barang yang diperjual belikanLinear perspektif Berhadapan, warna yang berhadapan dalarn lingkaran warna.Magenta Ukuran yang sebenarnyaMentransmisikan Prinsip perspektif untuk menggambarkan ilusiMonokromatik ruang dengan kedalaman dimana bentuk yang jauh ukurannya semakin mengecil.Organis Warna merah lembayung MemindahkanOverlaping Susunan warna yang mengadung satu huePalet warnaPerspektif Bentuk menyerupai mahluk hidup, struktur tidak teraturPigmen Tumpang tindihPowdery Tempat mencapur catProporsi Cara atau prinsip menggambarkan suasanaShade tiga dimensiSingle split Zat warna yang terkandung dalam benda Sifat atau penampakan seperti kapur Perbandingan antara bagian pada benda Menggelapkan warna dengan campuran hitam Jenis komposisi warna kontras atau komple- men, satu warna berhadapan dengan dua B2

Silinder warna bersebelahan dalam lingkaranSketsa wama(Lihat gambar pada bagian warna).Solid Bentuk bulat panjang bervolume, tabung.Tetrad komplemen Gambar hanya dengan garis atau goresan yang mengandung unsur bentuk.Tint Padat, tidak beronggaTorso Jenis kombinasi warna komplemen atauTransparan kontras yang terdiri dari empat warna dimanaTriad komplemen masing-masing diselingi oleh dua warna dalam lingkaran wama.Lihat garnbar pada bagianTube warna)Value Membuat warna lebih terang dengan mencam-Walk-Through purkan warna putih. Bagian badan manusia dari dada sampai pinggul Tembus pandang Jenis kombinasi warna kontras yang terdiri dari tiga warna berhadapan dimana masing-masing diselingi dua warnadalarn lingkaran wama.(Lihat gambar pada bagian warna) Tempat cat dari aluminium yang bentuknya seperti tempat pasta gigi. Gelap terangnya warna Jenis karya tiga dimensi yang melibatkan lingkungan sebagai bagian dari karya itu. B3

DAFTAR GAMBARGambar Judul Gambar Halaman1. Gambar di dinding gua prasejarah 1 22. Benda-benda seni dalam kehidupan manusia 2 33. Seni dalam produk-produk teknologi4. Hasil bidang seni rupa, lukisan, patung, 4 keramik dan ukiran logam 5 75. Patung karya G. Sidharta dan lukisan 9 karya Agus Djaya 10 116. Lukisan ‘Kalarahu’ Nyoman Gunarsa 117. Produk seni etnis tradisional Indonesia 128. Patung karya I Nyoman Cokot 139. Lukisan karya Lee Man Fong 1410. Sketsa catatan untuk melukis 1511. Sketsa dilanjutkan menjadi lukisan 1612. Pengembangan kreativitas melalui rangsang 18 19 visual 2013. Foto dan lukisan pemandangan 2014. Produk seni rupa tradisonal tiga dimensi 2115. Patung Dewa Siwa 2116. Produk seni murni dan seni terpakai17. Berbagai produk seni rupa 22 2218. Yantra Bindu 2319 Seni Sesaji dalam ritual Agama Hindu di 24 25 Bali 2620. Patung Buddha 2721. Lukisan Nabi Adam diturunkan ke bumi 28 2822. Wayang Kulit Jawa: Dewi Sinta dan 29 Hanuman 29 2923. Wayang Kulit Jawa: Bima dan raksasa24. Iklan Shampo di koran25. Iklan Kopi di majalah26. Kegiatan seni rupa di TK27. Lukisan Anak : bermain Layang-layang28. Fungsi otak kanan dan otak kiri29. Peninggalan Zaman Batu Tua30. Lukisan pada dinding gua31. Peninggalan Zaman Batu Baru32. Patung Zaman Megalitikum33. Nakara34. Bagian atas nakara C1

35. Prasasti Batu Tulis dari Kutai dan Batu 30 Sangkar 3136. Candi Borobudur 3137. Relief di Candi Borobudur 3238. Motif Kepala Kala dari Jawa Tengah dan 33 Jawa Timur 3439. Motif Teratai, Kinara-Kinauri, Lingga 3440. Gapura Masjid Sendangduwur, Tuban41. Ukiran dalam medalion Masjid Mantingan, 35 36 Jepara 3642. Menara Masjid Kudus 3743. Lukisan Gunung Merapi karya Raden Saleh44. Lukisan ‘Perburuan Harimau’ karya Raden 38 Saleh 3845. Lukisan ‘Pemandangan di Jawa’ Karya 39 Abdullah SR 4046. Lukisan ‘ Balai Desa Minangkabau’ karya 40 Wakidi 4147. Lukisan ‘ Pemandangan Sudut Jakarta ‘ 42 44 karya Ernest Dezentje 45 4648. Lukisan ‘Tetangga’ karya Sudjojono 4849. Lukisan ‘ Mencari Kutu Kepala’ Karya 48 49 Hendra Gunawan 5050. Patung ‘ Gadis dan Kodok’ Karya Trubus 5151. Beberapa motif batik 5252. Batik kreasi baru 5353. Bentuk-bentuk wayang54. Pertunjukan Wayang Bali 5455. Keris Bali dan Jawa 5556. Nakara Pejeng 5657. Hiasan muka manusia pada Nakara Pejeng 5758. Lukisan dan patung tradisional Bali59. Lukisan karya Walter Spies dan Bonnet C260. Lukisan tradisonal Bali61. Patung Karya I.B. Nyana dan I Nyoman Cokot62. Lukisan Arie Smith, Ketut Soki dan Ketut Tagen63. Lukisan I Nyoman Erawan64. Lukisan I Nyoman Gunarsa dan Made Wianta65. Relief berwarna, Mesir Kuno66. Mummi, relief, dan tempat menyimpan organ dalam orang yang meninggal

67. Patung Binatang dan lukisan potret pada 58 kuburan68. Kuil Parthenon 5969. Pot Bunga Yunani 6070. Patung Venus dan prajurit dari Ruice 6171. 6272. Relief patung pada kubur Batu 6373. Colosseum tahun 80 Masehi 6474. Relief pada altar Ara Pacis 6575. Patung potret Zaman Romawi kuno 6576. Lukisan Dinding Zaman Romawi kuno 6677. 6778. Dewi Venus Muncul dari Laut 6879. Michelangelo, Pieta 6980. Michelangelo, Adam diturunkan ke bumi 70 Lukisan ‘Monalisa’ karya Leonardo Da Vinci81. Lukisan ‘Pertunangan Arnaltini’ karya Jan 7182. 7283. Van Eyck 7384. Lukisan ‘ Jan Six’ karya Rembrandt 7485. Relief dari Mohenjodaro 7586. Patung Wanita Mahenjodaro 7687. Yantra Segitiga 7788. 7889. Yantra Segiempat 7990. Patung Dewa Siwa 8191. Ornamen Kembang dari Batu Giok 82 Patung Boddhisatva dari Dinasti Song92. Lukisan Wang Hui dan Guo Kogong 8293. 8394. Kaligrafi Bodhidharma karya Hakui Ekaku 8595. Lukisan Otani Oniji karya Toshusai 8896. Sharaku 88 Foto Taman Istana Katsura, Kyoto97. Taman Ryoanji 8998. 89 Gambar dengan pena99. Gambar pemandangan dengan bahan arang 90100. Self Potrait karya Kate Kolowitz, dari bahan 91 arang101. Gambar dari bahan arang 93102. 93 Lukisan Leonardo Da Vinci dengan bahan103. arang 94 Gambar goresan pensil Lukisan pemandangan dengan bahan C3 pensil cat air Menggosok pastel dengan tissue Karya Seni Lukis dengan Bahan dari teknik pastel Lukisan dengan Pastel

104. Gambar dengan Tinta Hitam 96105. Lukisan klasik Cina dengan cat air 98106. Gorean dengan cat air 99107. Goresan dengan cat poster 100108. Lukisan dengan cat akrilik 101109. 102110. Goresan cat akrilik 103111. Goresan cat minyak 104112. Lukisan cat minyak 105113. Jenis-jenis tanah liat 106114. Benda-benda dari tanah liat 107115. 109 Patung dari logam dan batu116. Patung dan lukisan dengan teknik berbeda 110117. memberi kesan rasa berbeda 112118. Unsur bentuk dan garis 113119. Bahan dan teknik membuat garis 113120. 114121. Gambar hanya dengan garis 115 Potensi garis membuat ilusi122. Ruang Positif dan ruang negatif 115123. Ruang positif dan negatif dengan linear dan 116124. areal per-spektif 117125. 118 Lukisan dengan areal perspektif126. Lukisan dengan linear perspektif 119 Aplikasi ruang positif dan negatif127. Bentuk organis dua dimensi dan tiga 120128. dimensi 124129. 126130. Bentuk organis dan geometris dengan ilusi 126131. tiga dimensi 127132. Bentuk organis dan geometris bervolume 127133. Aplikasi warna panas dan warna dingin 128 Aplikasi warna intensitas tinggi dan rendah134. 128135. Aplikasi warna primer 131 Penerapan warna monokromatik136. Penerapan warna analogus 132137. Penerapan warna netral dengan aksen 132138. warna merah 133139. 133140. Penerapan warna komplementer 135141. Penerapan warna monokromatik, analogus, 136 dan komplementer Tekstur dengan teknik marbling C4 Tekstur semu dengan teknik cipratan Tekstur kasar dengan bahan kulit telur Tekstur kasar dengan teknik batik Prinsip pengulangan teratur dan tak teratur Prinsip selang-seling

142. Prinsip rangkaian 137143. Prinsip transisi 138144. Prinsip gradasi 140145. Prinsip irama 141146. Prinsip radiasi 142147. 144148. Prinsip konsentrasi 147149. Prinsip kontras 148150. Penerapan prinsip kontras 149151. Prinsip penekanan 150152. Penerapan prinsip penekanan pada lukisan 152153. Penerapan prinsip proporsi pada lukisan 153154. pemandangan 155 Prinsip keseimbangan155. Penerapan prinsip keseimbangan pada 156156. lukisan, patung dan relief 157157. 158158. Penerapan prinsip keseimbangan informal 159 Prinsip harmoni159. Prinsip kesatuan 163160. Penerapan prinsip kesatuan dalam lukisan 164161. tradisional Bali 165163. 166164. Goresan berbagai variasi garis 166165. Dua sketsa Henk ngantung 167166. Studi anggota tubuh manusia 168167. Studi Sybil oleh Michelangelo 169168. Studi Guernica oleh Pcasso 169169. 170170. Hasil studi gambar binatang peserta diklat 170171. Rakit Medusa oleh Delacroix 171172. Studi Rakit Medusa oleh Delacroix 171173. Seni sketsa oleh Nyoman Gunarsa 173174. Seni sketsa Henri Matisse 177175. 178 Seni sketsa Henk Ngantung176. Seni sketsa oleh Picasso 179177. Seni Sketsa Oleh Christiano 179178. Memahami perspektif 180 Gambar proyeksi179. 181 Gambar alam benda: sepatu dan buah180. dengan pensil 182 Kursi tua dan pipa cerutu, karya Van Gogh Gambar alam benda dengan pastel C5 Gambar alam benda dengan cat air dan spidol Proses menggambar alam benda dengan teknik dry brush Proses menggambar alam benda dengan

warna akrilik181. Gambar tumbuh-tumbuhan 183182. 184 Gambar rerumputan oleh Durrer dengan183. 184184. cat air 185185. 186186. Gambar semak dengan pastel kapur 187187. 188 Gambar pepohonan oleh siswa SMK188. 188189. Sketsa binatang 189190. 190191. Jenis Binatang 190192. 192193. Gambar binatang oleh Rembrant dan 192194. 193195. Durrer 194196. 194197. Gambar burung oleh peserta diklat 195198. 195199. Proporsi tubuh manusia 196200. 197 Gambar bagian kepala201. 197202. Gambar torso 200203. Ilustrasi berbeda fungsi 201204. Ilustrasi fantasi 201205. Ilustrasi cerita anak 202206. Ilustrasi ilmu pengetahuan 203207. 204208. Ilustrasi cerita fiksi 206209. 207210. Ilustrasi cerita fiksi 209211. 210 Gambar ornamen karya peserta diklat212. 210 Ornamen motif daerah213. 212214. Gambar ornamen dengan 214 menyederhanakan C6 Gambar ornamen dengan pengayaan Proses membentuk tanah liat dengan teknik pijit / pinch Proses membentuk tanah liat dengan teknik lempeng Proses membentuk tanah liat dengan teknik pilin/coil Proses membentuk tanah liat dengan teknik putar Relief rendah Relief tinggi Patung frontal Jenis patung full round Rongga-rongga persegi Bentuk kubus dengan teknik potong, tempel Bentuk Limas dengan teknik potong, lipat, dan toreh Karya seni walk through Karya Abdul Azis dan Fajar Sidik

215. Karya seniman dengan tipe terstruktur dan 217 sintesa216. Karya seni lukis dekoratif 218217. Karya Marc Chagall 219218. Karya Salvador Dali 220219. 220220. Sketsa abstrak Henry Moore 221221. Karya Monet dan Cezanne 222222. Konsep bentuk kubisme 222222. Guernica karya Picasso 223224. Karya Durrer, Affandi, dan pollock 224225. 225226. Konsep bentuk ekspresionisme 226227. Karya M.C. Escher, Born with Union 227228. Karya Marc Chagall, Birthday 228 Pemanfaatan ilusi optik dalam seni rupa229. 228230. Karya Hopmekler, Jimmy Carter dan 229231. kawannya 230232. Karikatur G.M Sudarta 233233. Animasi dalam lukisan dan keramik 234234. Visual brain storming 234235. 235 Karya Erawan, Kekunoan236. Karya Martin Sharp, dan Lucas Maramas 236 Karya Spies, dan Bonnet237. Pengembangan kombinasi dan sinergi 237238 bentuk 238239. Karya Salvador Dali, The persistence of 243240. memory 244241. Pengembangan dan penyatuan garis dan 245242. 246243. bentuk 248244. Pengembangan bentuk organis 249245. Tiga karya Picasso periode biru 250246. Lukisan wayang beber dan kamasan 252247. Prose membuat patung Rodin 253248. 254249. Karya Trubus dan Sadali 259250. Karya Manaise Manipik, Good Spirit 261 Karya Lee Man-Fong, Menenun Karya Sudjojono dan karya Lee Man-Fong Karya G. Sidartha dan Irianti Marmaya Karya Marc Chagall, The Gree Violinist Analisis the Gree Violinist Unsur rupa sebagai tanda Hubungan antar unsur C7

C8


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook