3.1.1.2. Jembatan KelvinJembatan wheatstone dilakukan dengan harapan agarmempunyai keterbatasan bila menghasilkan ketelitian yangdigunakan untuk mengukur lebih tinggi bila digunakan untuktahanan rendah, dengan mengukur tahanan-tahanandemikian maka jembatan rendah, biasanya dibawah 1wheatstone dimodifikasi menjadi Ohm.jembatan kelvin. Hal tersebutR2 R1 Keterangan : R1 : tahanan lengan 1 G R2 : tahanan lengan 2 R3 m p n RX R3 : tahanan lengan 3 Ry Rx : Tahanan yang diukur Ry : tahanan variable dari seutuas kawat yang terminalkan pada titik m, p dan n E Gambar 3 – 2 Jembatan KelvinGambar 3-2 Ry menyatakan jembatan R3 dan hasiltahanan kawat penghubung dariR3 ke Rx. Jika galvanometer pengukuran Rx akan lebih kecildihubungkan ke titik m, tahanan dari yang sebenarnya. ApabilaRy dari kawat penghubung galvanometer dihubungkan kedijumlahkan ke tahanan Rx yangtidak diketahui dan menghasilkan titik p (diantara titik m dan n)Rx yang lebih besar. Jika sehingga perbandingan tahanandihubungkan ke titik n, Rydijumlahkan dengan lengan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan perbandingan tahanan-tahanan R1 dan R2 atau jika ditulis : Rnp R1 …………………… (3 – 6) = ----------------- R2 Rmpmaka persamaan setimbang untuk jembatan :R x R np R1 ( R3 R mp ) .................. (3 - 7) R2
R np Rmp R yR np R1 R mp Keterangan : R2 Rnp ; Tahanan antara titik m dan p R1 (R y Rnp ) Rmp : tahanan antara titik m dan p R2 Ry : Rmp + Rnp R1 Ry R1 R np R2 R2R np R1 R np R1 Ry R2 R2R np ( 1 R1 ) R1 R4 R2 R2R np R1 Ry . 1 R2 1 R1/R2R np R1 Ry R 2 R1sedangkan Rmp bila dihitung dengan cara yang sama akan didapatkan :R mp R1 R y R1 R 2Jika harga Rnp dan Rmp dimasukkan dalam persamaan (3 – 7), makadidapatkan :Rx R1Ry R1 ( R3 R2 Ry )...........................(3-8) R1R2 R2 R1R2Apabila persamaan ( 3 - 8 ) disederhanakan, maka didapatkanRx R1 R y R1 R3 R1 R 2R y R1 R 2 R 2 R1R2 R2R 2
Rx R1 R3 R1 R 2R y R1 R y - R 2 R1R 2 R1R 2 Rx R1 R 3 .............................................................(3 -9) R23.1.1.3. Jembatan Ganda KelvinJembatan ganda kelvin digunakan Gambar adalah lengan a dan b).secara khusus untuk Perlu diketahui bahwapengukuran-pengukuran tahanan perbandingan tahanan a dan brendah. Rangkaian tersebut sama dengan perbandingan R1,dinamakan jembatan ganda, dan R2.karena rangkaian mempunyaipembanding lengan ke dua (dalam k R1 R2 Go l p R3 R ba m n Ry E Gambar 3 – 3 Jembatan ganda KelvinGalvanometer akan menunjuk nol bila potensial di titik k samadengan potensial di titik p atau Ekl = Elmp.
E kl R2 E R1 R2E kl R2 I^ R3 Rx (a b) R y ` R1 R2 (a b R y )E lmp I [ R3 b{ (a b) R y }] ab (a b R y )Ekl = Elmp, maka Rx dapat ditentukan : R2 I ^ R3 Rx (a b) R y `R1 R 2 (a b R y )I ^ R3 b. (a b) R y ` ab (a b R y )Bila R2 /(R1 + R2 ) dipindah ruas, maka :R3 Rx (a b) R y R1 R 2 ^ R3 (a bRy ` (a b R y ) R2 b Ry)R3 Rx (a b) R y R1R 3 R3 R1 R 2 . bRy (a b R y ) R2 R2 (a b R y )Rx R1R 3 R1 . bRy bRy - (a b) R y R 2 R 2 (a b R y ) (a b R y ) (a b R y )Rx R1R 3 R1 . bRy bRy - aRy - b R y R 2 R 2 (a b R y ) (a b R y ) (a b R y )Rx R1R 3 R1 . bRy . -aRy b R 2 R 2 (a b R y ) (a b R y ) bRx R1R 3 bRy ( R1 - a )..........................(3 10) R 2 (a b R y ) R 2 bSesuai dengan syarat awal yang sudah ditetapkan :a/b = R1/R2, maka persamaan (VII - 10) dapat ditulis :
Rx R 1 R 3 .............................................................(3 -11) R23.1.2. Prinsip Dasar Pengukuran L3.1.2.1. Jembatan Pembanding InduktansiSecara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untukmengukur induktansi yang tidak diketahui dengan membandingkanterhadap sebuah induktor standar yang diketahui. Gambar 8-2menggambarkan jembatan pembanding induktansi; R1 dan R2 adalahlengan-lengan pembanding, sedang lengan standar adalah LS seridengan RS, yang mana LS adalah induktor standar kualitas tinggi danRS adalah tahanan variabel. Lx adalah induktansi yang belumdiketahui dan Rx adalah tahanannya.E~ R1 R2 Detekt Keterangan : Ls : Induktansi LS Rs standar Lx : Induktansi yang diukur Lx RX Gambar 3 – 4 Jembatan pembanding induktansi bentukApabila lengan-lengan dari dinyatakan dalamjembatan pembanding induktansi kompleks, maka : Z1 = R1 Z3 = RS + j? LS Z2 = R2 Z4 = Rx + j? Lx Dalam setimbang, maka : Z1 . Z4 = Z2 . Z3 R1 ( Rx + j? Lx ) = R2 ( RS + j? Ls ) R1Rx + R1j? Lx = R2Rs + R2 j? Ls …………… (3 – 12)
Dua bilangan kompleks adalah adalah sama. Dengansama, apabila bagian-bagian nyatadan bagian-bagian khayalnya menyamakan bagian-bagian nyata dari persamaan (3 – 12), maka : R1 Rx = R2 RS Rx = R2 RS ……. …………………… (3 – 13) R1 Sedangkan bagian–bagian khayalnya : R1 j? Lx = R2 j? Ls Lx = R2 LS …….………….……………(3 – 14) R13.1.2.2. Jembatan MaxwellJembatan Maxwell digunakan kapasitansi yang diketahui. Gambar 3 – 5 menggambarkanuntuk mengukur induktansi yang rangkaian jembatan Maxwell.belum diketahui denganmembandingkan terhadap R1 C1 R2~E Detektor Rs LX Keterangan : RX Lx induktansi yang diukur Rx adalah tahanan kumparan Lx Gambar 3 – 5 Jembatan MaxwellApabila lengan-lengan dari jempatan Maxwell dinyatakan dalambentuk kompleks, maka : 1 Z1 = Z3 = R3 1/ R1 + jwC1
Z2 = R 2 Z4 = RX + jwl xDalam keadaan seimbang, makaZ1Z4 = Z2Z3 Z2 Z3Z4 = Z1RX + jwL x = R2R3 ( 1/R1 + jwC 1 ) R2R3RX + jwLx = + R2R3jwC1…… (3 – 15) R1Jika bagian nyata dan bagian khayalnya dipisahkan, maka didapatkan R2R3RX = …………………………… (3 - 16) R1J w Lx = R2 R3 jwC1 Lx = R2R3 C1 ………… (3 – 17)3.1.2.3. Jembatan Hay 1 < Q < 10 ).ini dapat ditunjukkan dengan memperhatikan syaratJembatan Hay digunakan untuk setimbang dari jembatan arusmengukur induktansi yang belum bolak-balik bahwa jumlah sudutdiketahui dengan membandingkan fasa satu pasang lengan yangterhadap kapasitansi yang berhadapan harus sama dengandiketahui. Jadi pada prinsipnya jumlah sudut fasa pasangansama dengan jembatan maxwell, lainnya. Sedang jembatan haybedanya pada jembatan maxwell dapat digunakan untuk pengukuranlengan pertama C1 paralel dengan kumparan-kumparan dengan QR1, sedang pada jembatan hay C1 yang tinggi.seri dengan R1. Pada jembatanmaxwell terbatas pada pengukurankumparan dengan Q menengah (
E~ R1 R2 C1 Detektor Lx Rs Rx Gambar 3 – 6 Jembatan HayApabila lengan-lengan dari jembatan hay dinyatakan dalam bentukkompleks, maka :Z1 R1 - j/ωC1 Z3 R3Z2 R 2 Z4 R x jωL xDalam keadaan setimbang, maka :Z1 Z4 Z2 Z3(R1 - jωC1 )( R x jωL x ) R2R 3R1 R x R1jωLx - jωR x Lx R 2R3.................(3 18) ωC1 C1Jika bagian nyata dan bagian khayal dipisahkan, maka didapatkan :R1R x Lx R 2R3 .............................................(3 19) C1Rx ωLx R1 ........................................................(3 20)ωC1Dari persamaan (3 – 19) dan (3 – 20) keduanya mengandung Lx danRx. jika diselesaikan secara simultan, maka didapatkan
Rx ωLx R1 - - - - - - - - - - - - - -- ! L x RxωC1 ω 2C1R1R1R x Lx R2R 3 C1Jika harga Lx dimasukkan didapatkan :R1R x Rx R3R 2 ω 2C12R1Rx ( R1 1) R 2R3 ω 2C12R1Rx R 2R3 (R1 1/ω 2C12R1)Rx R 2R3 R1 ( ω 2C12R1) 1 ω 2C1R1Rx R1R 2R3ω 2C12 ........................................(3 - 21 ) ω 2C12R12 1Lx Rx ω 2C1R1)Catatan : ? = 2 p fBila harga Rx dimasukkan maka didapatkan :Lx R1R2R 3ω 2C12 . 1 ω 2C12R12 1 ω 2C1R1Lx R 2R3C1 ........................................(3 - 22) ω 2C12R12 1
3.1.2.4. Prinsip Pengukuran KapasitansiPrinsip yang digunakan dalam R2 sebagai lengan – lengan pembanding, sedang lenganpengukuran kapasitansi adalah standar adalah Cs ( kapasitor kualitas tinggi ) yang diseriJEMBATAN PEMBANDING dengan Rs ( tahanan variable ). Cx adalah kapasitansi yangKAPASITANSI. Pada dasarnya belum diketahui harganya dan Rx adalah tahanan kebocoranjembatan pembanding kapasitor.kapasitansi juga hampir samadengan jempatan pembandinginduktansi. Gambar VIII-3menggambarkan jembatanpembanding kapasitansi. R1 danE~ R1 R2 C1 Detektor Rx Rs Cx Gambar 3 – 7 Jembatan pembanding kapasitansiApabila lengan-lengan dari jembatan pembanding kapasitansidinyatakan dalam bentuk kompleks, maka dapat ditulis :Z1 = R1 Z3 = RS – j /? CsZ2 = R2 Z4= RX – j /? CxDalam keadaan setimbang, maka :Z1Z4 = Z2Z3 j j ? CxR1 ( RX - ) = R2 ( Rs - ) ? Cs jjR1 RX – R1 = R2 Rs – R2 ….. (3 - 23) ? Cx ? Cs
Sama dengan jembatan sama. Dengan menyamakanpembanding induktansi, dua bagian-bagian nyata daribilang kompleks adalah sama persamaan seperti di atas,bila bagian-bagian nyata dan maka didapatkanbagian-bagian khayalnya adalahR1 Rx = R2 RsRx = (R2/R1) Rs ……………………………………… (3 -24)Bagian-bagian khayalnya (jR1/?Cx) = (JR2/? Cs) sehingga diperoleh hubungan : Cx = (R1/R2) Cs …..(3 - 25)3.1.2.5. Jembatan ScheringJembatan schering digunakan dapat diatur); lengan 2 adalah resistor yang dapat diatur ; lenganuntuk mengukur kapasitansi yang 3 adalah lengan standard yaitu C3 (kapasitor bermutu tinggi) danbelum diketahui dengan lengan 4 adalah terdiri dari Cx yaitu kapasitor yang belummembandingkan terhadap diketahui harganya dan Rx yaitu tahanan kebocoran kapasitor.kapasitansi yang diketahui(standard). Gambar 3 - 8menggambarkan jembatanschering, yang mana lengan 1adalah R1 paralel dengan C1 ( C1 C1 R2E R1 Detektor ~ C3 Cx Rx Gambar 3 – 8 Jembatan ScheringApabila lengan-lengan dari jembatan schering dinyatakan dalambentuk kompleks, maka :
Z1 1 Z3 j ( 1/R 1 jωC1) ωC3Z2 R 2 Z4 R x - j/ωCxDalam keadaan setimbang :Z1 Z4 Z2 Z3Z4 Z2 Z3 Z1 j R2 ( j 1 jωC1)R x - ωC x )( R1 ωC 3Rx - j jR 2 ( 1 jωC1) ωC x ωC3 R1Rx - j jR 2 R 2ωC1 ωC x ωC3R1 ωC3Rx - j R 2C1 - jR 2 ............................(3 - 26) ωC x C3 ωC3R1Jika bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayalnya dipisahkan,maka didapatkan :Rx R2C1 ..............................................................(3 - 27) C3 j jR 2ωC x ωC 3R1Cx C3R1 .............................................................(3 - 28) R2
3.2. LCR meter model 740LCR meter model 740 sistem dan L menggunakan osilatorjembatan dirancang untuk frekuensi 1 KHz dan systemmengukur resistansi (R), pendeteksi nol. Peraga hasilkapasitansi (C) dan induktansi (L) pengukuran menggunakan tigadalam rangkaian pengukuran yang digit. Koneksi masukanluas. Meter dilengkapi baterai menggunakan sumber tegangandidalamnya sebagai sumber DC eksternal dan AC (950 Hz–40tegangan DC untuk pengukuran R, KHz) dan adaptor AC.sedangkan untuk pengukuran C3.2.1 Spesifikasi LCR meterDalam pemilihan meter spesifikasi berbeda dengan meter yang digunakan dibengkel. Metermenjadi pertimbangan yang dilaboratorium harus memenuhi kriteria peralatan laboratoriumpenting. Keputusan pilihan dimana akurasi sangat diperlukan harga mahal sedangkan untuktergantung pada karakter mana meter bengkel hanya sebagai indikasi sehingga akurasi bukan halyang lebih diperlukan, disesuaikan yang penting, harga murah.dengan tujuan pengukuran. Misalpemilihan meter untuk penelitianlaboratorium tentu sajamenggunakan pertimbangan yangPengukuran Resistansi 0,001 O sampai 11 MOterbagi dalam 8 range dengan kesalahan + 10% untuk setiap range Range 1 mO – 100 kO 1O sampai 100 kO ± (0,5% +0,1 % f.s.) Resoluai minimum 1 MO ± (0,1% +0,1 % f.s.) Akurasi 0,1 O ± (2 % +0,1 % f.s.) Pada (20o sampai ± 5o C) Mendekati 3mO Resistansi terminal residu 1 pF sampai 11000F dalam delapan range sampai dengan kesalahan + 10% untukPengukuran Kapasitansi setiap range 1 pF Range Range 1000pF – 100 F ± (0,5% +0,1 % f.s.) 100 pF ± (1% +0,1 % f.s.) Resoluai minimum 1000 F ± (3 % +0,1 % f.s.) Akurasi Mendekati 3pF Pada (20o sampai ± 5o C) 0,1 F sampai 1100 H dalam delapan range Resistansi terminal residu sampai dengan kesalahan + 10% untuk setiap rangePengukuran Induktasi 0,1 H Range 100 H sampai 10H ± (0,5% +0,1 % Range Resoluai minimum Akurasi
Pada (20o sampai ± 5o C) f.s.)Resistansi terminal residu 100 H ± (1% +0,1 % f.s.) 10 H ± (3 % +0,1 % f.s.) Mendekati 0,3 HPengukuran Faktor Disipasi dan KualitasRange 0,01 sampai 30 pada frekuensi 1KHz terbagi dalam 2 rangeAkurasi ± 10% + 3 skala divisiSumber pengukuran DC internal dan eksternal untuk pengukuran resstansi. AC internal 1kHz atau eksternal 50Hz sampai 40 kHz untuk pengukuran resistansi dan kapasitansi.Kontrol Panel LCR -740 dan Koneksi 678 11 5 10 4 29 13 14 12 1 3 Gambar 3 – 9 Panel-panel LCR meter1. Saklar POWER dan control putaran knob, harga L SENSITIVITY : putar saklar sebenarnya tergantung pada POWER on atau off dan atur saklar RANGE MULTIPLIER. sensitivitas detector untuk 3. Knob pengunci L untuk pengaturan AC. penguncian indikator R,C,L 22. Indikator R,C,L peraga 3 pada pengaturan digit yang dikontrol oleh sebelumnya bila pengujian
toleransi komponen, atur resistansi seri) yangnormally pada kanan atau dikalibrasi pada frekuensi 1posisi bebas. kHz. Harga ekuivalen4. Saklar NORMAL +1,00 L resistansi seri yangpengaturan normal pada sebenarnya harus dihitungumumnya untuk pengukuran Rs = RE/(CF)pembacaan langsung dari = (REX106)/(CpF) yangindikasi R,C,L +1 : mana RE adalah pembacaanpengaturan digunakan bila dial.pengukuran di atas batas 10. Saklar X1 – X10 untukyang diukur. memilih pengali untuk5. Saklar RANGE MULTIPLIER pembacaan D dan RE padauntuk memilih range dial D,Q .komponen yang diukur. 11. Saklar SOURCE untuk6. Saklar SELECTOR diatur memilih sumber internalpada R,C, L tergantung rangkaian jembatan, DCkomponen yang akan diukur. untuk pengukuran resistansi7. Indikator NULL dengan DC dan AC pada frekuensiskala 10 – 0 – 10 digunakan 1kHz untuk pengukuranpada saat pengukuran resistansi, kapasitansi danresistansi DC dan skala 0 - induktansi.10 (pada sisi kanan adalah 12. RED HI0) untuk pengukuran 13. BLUE EXT + DC untukkapasitansi dan induktansi. dihubungkan dengan8. Pengaturan mekanis nol komponen yang akan diukuruntuk indikator NULL. keduanya merupakan9. Dial D Q : menggunakan dua terminal mengambangskala, skala diluar untuk terhadap ground.factor disipasi, D, dan skala 14. Terminal BLACK untukdi dalam untuk RE(ekuivalen grounding case. 16 15 Gambar 3 – 10 Sisi atas case
15. Penutup baterai.16. Pegangan untuk membawa meter. 17 19 18Gambar 3 – 11 Panel belakang LCR meter17. Jack EXT, SIG, IN : untuk meter penunjuk kondisi null, memungkinkan dihubungkansumber AC eksternal dalam ke scope untuk tujuan yang sama.range 50 Hz sampai 40kHz, 19. Jack EXT, PWR, IN : Untuk dihubungkan ke LPS-169disisipkan dengan plug mini adapter AC, bila disisipkan baterai internal di-offkansecara otomatis meng-offkan secara otomatis.osilator 1kHz di dalam.18. Jack telepon : untukmenyisipkan earphone plugbila menggunakan sinyalyang dapat didengarbersama-sama dengan3.2.2 Pengoperasian3.2.2.1. Tindakan Pencegahan Kerusakan1. Saklar power posisikan off selama perioda standby atau bila jembatan tidak digunakan. Ini akan memberi dampak baterai lebih tahan lama.
Gambar 3 – 12 Posisi saklar off2. Cek pengaturan 0 dari null meter, untuk mencegah kesalahan pengukuran resistansi DC . Jika off atur saklar power pada posisi OFF dan atur skrup pengenolan meter jika diperlukan sehingga posisi jarum seperti berikut : Tepat nolGambar 3 – 13 Posisi nol meter3. Hubungkan komponen yang 4. Ketika knob indikator RCL akan diukur pada terminal dikunci dengan knob pengukuran merah dan biru pengunci jangan putar sependek mungkin. Ini paksa. diperlukan terutama untuk pengukuran komponen yang 5. Gunakan adapter AC khusus mempunyai nilai rendah. LPS -169 jangan menggunakan tipe lain.
Gambar 3 -14 Panel depan LCR meter3.3. Pembacaan Nilai PengukuranBila jembatan telah diseimbangkan pembacaan dengan cara sebagaidengan indikator R,C, L dan berikut :pengaturan RANGE MULTIPLIERTabel 3 -1 Pembacaan nilai pengukuranRange Pengali Indikasi RCL Harga yang diukur 6,85 100O 6,85 685O (=100 X 6,85) R 10k 6,85 68,5kO (=10 X 6,85) 6,8 100kO 6,85 685kO (=100 X 6,85) 100pF 6,85 68pF (=100X0,68) C 0,1 F 0,68 0,685F (=0,1X6,85) 10F 6,85 68,5F (=10X6,85) 10H 6,85 6,8H (=10X0,68) L 10mH 68,5mH (=10X6,85) 10H 68,5 H (=10X6,85)Penggunaan pengaturan saklar normal dari +1,00Pada umumnya pengukuran saklar +1,00. Pembacaan akan dimulaiini diatur pada posisi NORMAL. dari 9,00 sampai 0,00 meskipunOleh karena tu bila pengukuran harganya akan fari 10,00 keatasyang lebih tinggi dari indikasi 9,99 sampai 11,00 (dengandiberikan range pengali, ini menambahkan 1 padamemungkinkan untuk memperluas pembacaan). Untuk lebih jelasnyarange 10%. Ini dikerjakan dengan dapat diperhatikan pada tabel dimemutar knob indikator sampai bawah ini.9,00 dan mengatur saklar pada
Tabel 3 – 2 Pengaturan saklar NORMAL pada +1,00Pembacaan Nilai yang diukur9,00 10,00 (=9,00 + 1,00)9,01 10,019,5 10,5 dan seterusnyaSetelah pengaturan +1,00 saklar 1,00 pada signifikan pertama,direset NORMAL. Ini untuk sehingga meter menunjuk 5,5 padamencegah terjadinya kesalahan harga sebenarnya 6,5.akibat penambahan pengukuran3.3.1. Pengukuran Resistansi 1. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan biru. Gambar 3 – 15 Cara mengukur resistansi2. Atur saklar pemilih pada posisi R perhatikan gambar Gambar 3 – 16 Posisi selector Sumber tegangan DC dipilih pada DC/R
Gambar 3 – 17 Posisi DC RNORMAL +1,00 PADA NORMAL Gambar 3 – 18 Posisi normalSaklar power pada posisi ON Posisi On Gambar 3 – 19 Posisi onRANGE MULTIPLIER digunakan sesuai komponen yang akandiukur, bila belum diketahui atur pada range yang lebih tinggi agarmemberi keleluasaan ayunan penunjuk kekanan dan kekiri.Gambar 3 -20 Range multiplier
3. Putar knob RCL sampai indikator meter NULL berada ditengah. Jika diperlukan atur RANGE MULTIPLIER. Diputar sampai indikator meter nol Gambar 3 – 21 Pengaturan indikator meter nol4. Baca indikasi RCL dan terapkan range multiplier dalam menentukan harga resistansi. Gambar 3 – 22 Pembacaan indikator RCL Catatan : a. Jika menggunakan range 1MO penunjuk null mungkin tidak terdefinisikan dengan baik, dalam kasus demikian dapat digunakan tegangan DC eksternal. Alternatifnya jika resistor atau komponen yang diukur non induktif, dapat digunakan tegangan internal AC pada frekuensi 1 kHz. Yang berubah hanya saklar SELECTOR pasa R dan SOURCE pada AC /RCL b. Pada pengukuran range 0,1 O, resistansi residu terminal harus diperhitungkan.
3.3.2. Pengukuran Kapasitansi1. Atur saklar SELECTOR pada C perhatikan gambar : Gambar 3 – 23 Selector pada posisi CSaklar SOURCE pada AC/RLGambar 3 – 24 Saklar source pada AC/RLDial D Q pada 0 Posisi nol Gambar 3 – 25 Dial D Q pada 0Saklar D Q pada posisi X1
Gambar 3 – 26 Saklar D Q pada posisi x 1 Saklar NORMAL +1,00 pada posisi NORMAL Gambar 3 – 27 Saklar normal +1,00 pada posisi normal Saklar POWER pada posisi ON On Gambar 3 – 28 Saklar power pada posisi on Kontrol SENSITIVITY diatur untuk NULL pembacaan meter pada “5”. Putar ke kanan Gambar 3 – 29 Kontrol sensitivity2. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan biru.
Kapasitor yang diukur Gambar 3 – 30 Posisi kapasitor yang diukur3. Atur saklar RANGE MULTIPLIER dan knob RCL untuk mendapatkan ayunan minimum atau mengarah 0. Dipilih Gambar 3 -31 Mengatur saklar range multiplier4. Atur dial D, Q dan catat kondisi pengenolan, atur control SENSITIVITY jika diperlukan. Control Sensitivitas Atur dial DQ Gambar 3 – 32 Mengatur dial D Q5. Atur kembali knob RCL dan dial D, Q untuk mendapatkan kondisi pengenolan paling baik.
Atur Knob RCLkembaliDial DQ Gambar 3 – 33 Mengatur knob RCL dan dial D Q6. Jika pengaturan dial sampai mendekati 3 atur saklar D,Q pada posisi X10. Pindahkan ke posisi X10 Gambar 3 – 34 Mengatur Saklar D Q pada Posisi x 107. Pembacaan hasil pengukuran Gambar 3 – 35 Pembacaan hasil pengukuran
Kapasitansi = Range multiplier X indikasi RCL. Faktor disipasi D pasa 1 kHz langsung dari hasil pembacaan dikalikan dengan 10 jika saklar A, Q pada posisi X10. Ekuivalen resistansi seri Rs, nilainya dihitung melalui hubungan Rs = (RE) /(CF)= (RE X 106)/(CpF) dimana RE adalah pembacaan dial. Catatan : 1. Kapasitor yang baik mempunyai nilai D yang sangat rendah dan sebaliknya. 2. Pada pengukuran C diatas 1000pF kapasitansi residu terminal harus diperhitungkan. 3. Untuk pengukuran kapasitansi yang besar(elektrolitik, mempunyai polar diukur menggunakan frekuensi yang rendah misalnya 120 Hz menggunakan sumber AC eksternal).3.3.3. Pengukuran Induktansi1. Pengaturan control saklar power pada posisi OFF dan saklar pemilih pada posisi L. Gambar 3 – 36 Saklar pemilih pada posisi L Saklar sumber tegangan AC Gambar 3 – 37 Saklar sumber tegangan AC Saklar DQ X1 - X10 dipilih pada posisi X1
Gambar 3 – 38 Saklar DQ x 1 – x 10 dipilih posisi x1Saklar normal -+1,00 dipilih pada posisi normal Gambar 3 – 39 Saklar normal pada posisi normalSaklar range pengali pada posisi 1 mH Posisi 1mHPosisi Diatur0,3 2,5 Gambar 3 – 40 Saklar range pengali pada posisi 1 mHDial DQ mendekati titik tengah (Q sekitar 0,3)Dial RCL digital mendekati 2,51. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan terminal biru (sumber tegangan eksternal DC).2. Putar tombol SENSITIVIFY searah jarum jam secara perlahan – lahan. Nyalakan, dan atur sampai jarum berpindah kesisi kanan titik NULL dan berada di posisi antara 2 dan 3.
Putar ke kanan Gambar 3 – 41 Posisi induktor yang Diukur jarum diantara 2 dan 3 Gambar 3 – 42 Penunjukan jarum3. Pilih range pengukuran dengan menuju titik NULL ini disebut sebagai Dip points).mengikuti prosedur terutama Meskipun jarum indikator bergerak menuju NULL,pada saat mengukur L belum di tombol DQ sampai akhirnya menjadi nol ( rotasi searahketahui. Bagaimanapun, jika jarum jam menuju titik ekstrim ini) tanpakomponen yang diukur memperlihatkan dip point. Dalam kasusu demikiandiketahui nilai perkiraannya pilih pilih range lain dengan menekan tombol range, danrange multiplier dan dial R,C, L mencoba meletak kan dip point dengan cara yangpada harga yang sesuai. sama.x Putar dial DQ, dan x Seandainya dip point tidak bisa diletakkan meskipuntempatkan disuatu titik tombol DQ berputar penuh searah jarum jam 3, aturdimana dip jelas terlihat.(Saat dial DQ diputar dalamarah yang sama, jarummeter bergerak kearahNULL, kemuadianbegoyang kembali kekanan. Di waktu yangsama, titik dimana jarummuncul bergerak mendekat
tombol X1- X10 pada X10 kabelnya patah karena pengukuran resisten DCdan coba untuk pada range R ). 5. Jika dip point sudah diperoleh,menempatkan sebuah titik. lakukan langkah-langkah berikut ini. Atur dial DQ pada titikSaat dip point tetap tidak dimana terjadi dip terbesar. Kemudian atur dial digital LCRdidapat, pilih range lain untuk mendapatkan titik dip terbesar. (pada saat yang samadengan menekan tombol untuk mendapatkan dip point atur knob SENSITIVITY hinggarange, dan coba untuk jarum indikator menunjuk antara 2 dan 3).meletakkan dip point. 6. Dengan cara yang sama lokasikan dip point denganDalam waktu yang sama, mengatur dial DQ dan RCL secara berturut-turut.coba untuk mencari sebuahtitik sambil menyetel knobSENSITIVITY untukmendapatkan jarumindikator point terletak dititikantara 2 dan 3 padapegangan sisi kanan.(Apabila titik tidak dapatditemukan, periksa bagianbagian nya apabilaPerhatian Pengenolan nilai induktansi dengan memutar dial DQ minimum pada arah berlawanan jarum jam 4. Bila resistansi dc komponen induktansi yang diuji sangat besar, atau Q kumparan kurang dari 0,1 pengukuran dilakukan dengan frekuensi pengukuran (1kHz). Sebaliknya nilai maksimum dial Q diputar maksimum searah jarum jam 1X – 10X. Jika saklar sudah diatur pada posisi X10 ternyata Q lebih besar dari 30 diluar range pengukuran, maka tambahkan resistor seri beberapa ohm sampai beberapa ratus ohm ke inductor sehingga mengurangi Q sampai kurang dari 30.3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar Pada saat pengukuran resistansi pengenolan indikasi tidak dapat DC dari komponen yang tidak terjangkau. Dalam kasus diketahui pada nilai resistansi demikian diperlukan sumber yang tinggi dengan sumber tegangan DC luar. baterai dalam mungkin
Penting untuk diperhatikan :1. Atur tegangan tinggi masukan, pada saat dihubungkan dengan colok meter dalam keadaan Off. ke sumber tegangan OffGambar 3 – 43 Hubungan ke sumber tegangan luar2. Hati-hati jangan sampai 3.4.2.Langkah-langkahmenyentuh tegangan tinggi. Pengukuran :3. Pelindung resistor harus 1. Atur saklar POWER (knob selalu digunakan pada control SENSITIVITY) pada masukan rangkaian. posisi off.4. Bila akan merubah range 2. Atur supply DC eksternal MULTIPLIER atur dahulu pada posisi off. masukan DC pada posisi Off, pastikan bahwa 3. Hubungkan colok negatip tegangan dan renge aman meter ke terminal hitam dan digunakan, jika ini tidak colok positip meter ke biru terpenuhi dapat merusak (Ext +DC) perhatikan komponen rangkaian dalam. gambar. 4. Hubungkan komponen yang akan diukur pada terminal merah dan biru. 5. Putar knob RCL dan baca penunjukkan, pembacaan dengan multiplier sama seperti pengukuran dengan sumber tegangan dalam.
Resistor HI EXT +DCR pelindung Sumber Tegangan DC LuarGambar 3- 44 Pengukuran R dengan sumber dari luarCatatan :Besarnya tegangan DC yang digunakan tergantung pada pengaturanRANGE MULTIPLIER dengan table di bawah ini. Tabel 3 – 3 Range multiplierPengaturan RANGE MULTIPLIER 1 kO 10 kO 100 kO 1 MO Tegangan Masukan Maks 30V 70V 220V 500V Resistor seri pelindung >180O >2,2 kO > 27kO > 56kO3.5. Prosedur Pengukuran C1. Menghubungkan masukan Keluaran generator menggunakan cord asesori yaitu dihubungkan ke jack EXT, SIGN, IN pada casis bagian depan seperti ditunjukkan pada gambar. Sebuah kapasitor 1 F dihubungkan seri dengan colok “hot”.Audio Osilator 1F 1-5VrmsKeluaran EXT, SIG, INGambar 3 - 45 Pengukuran C, L dengan sumber dari luar
a. Saklar SELECTOR dipilih pada C atau L sesuai dengan komponen yang akan diukur.b. Saklar SOURCE pada AC/RCL (Jika masukan esksternal dihubungkan ke sumber internal 1 kHz dan rangkaian kondisi off).c. C atau L diukur dengan cara yang sama seperti pada pengukuran sumber internal. Dial control SENSITIVITY diatur, D, Q dan indikator dan saklar RANGE MULTIPLIER untuk mencapai kondisi null.d. Nilai C atau L ditentukan oleh pengaturan RANGE MULTIPLIER dan indikator RCL.
LAMPIRAN. A DAFTAR PUSTAKAAgilent.2007. Agilent Automotive Electronics 10 Aplication Note on Design Debug and Function. Agilent Test. USA. © Agilent Technologies,Inc. www.agilent.comBasic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License, version 1.0. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licensesBernard Grob. 1984. Basic Television And Video Sistem. Singpore. Mc Graw Hill International Edition SingaporeCarson Kennedy.1999. Introduction to GPS (Global Position System). Leica Geosystem AG. Switzerland. www.leica-geosystems.comCooper, William D, 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. (Terjemahan Sahat Pakpahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.(Buku asli diterbitkan tahun 1978)Creative Commons 559 Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305, USADavid Matzke dkk. USE OF THE OSCILLOSCOPE. Science Learning Center. Data University Of Michigan-Dearbon.Deboo and Burrous.1977. Integreted Circuit And Semiconductor Devices : theory and application. Tokyo Japan : Kogakusha.LtdFluke. Principles testing methods and applications. http://www.newarkinone.thinkhost.com/brands/p romos/ Earth_Ground_Resistance.pdfGarmin.(2000). GPS Guide for beginner. Garmin Corporation. USA. www.garmin.comGekco. 2002. A Video Tutorial. Copyright Gekco. http://www.gekco.com/vidprmr.htm tanggal 1 OktoberHai Hung Chiang. (1984). Electrical And Electronic Instrumentation. A wiley Interscience New York. Publication Jhn Wiley And Son.
Healthline Network,Inc. 2007. Equipment Information. 2007 Healthline Networks, Inc. All rights reserved. http://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Informationhttp://www.diagnostic medical IS\Medical ultrasonography - Wikipedia,the free encyclopedia.mhtJean-Marie Zogg.2002. GPS Basics Introduction to the system Aplication overview. Thalwil Switzerland. www.u-blox.comKamran Khan. (2007). XYZ of Oscilloscopes. Posted by bailarina on 29 May 2007. www.sribd.comKnopp Intercorporated. http://www.knoppinc.com/phase_seq.htmLeader Electronics. Instruction Manual LCR Bridge Model LCR-740. Leader electronics.Corp.Le Magicien. 2000. 3 PHASE - 3 Wires Sequence Indikator. Tersedia dalam http://www.geocities.com/lemagicien_2000/elecpage/3phase/3pha se.html diakses tanggal 19 Juni 2008Magellan. Magellan Maestro TM 4050 User Manual. San Dimas CA 91773. Magellan Navigation Inc.Manual stargass : http://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152 203b41f7c9Muslimim ,M. 1984. Alat-alat Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik. Bandung : CV.Armico.Phase Squence Indoicator . tesco dua kawat . http://www.tesco- advent.com/tesco-phase-sequence.htmlR.S. Panti Rapih. MRI ( Magnetik Resonance Imaging ) Instalasi Radiologi.R.S. Panti Rapih .http://health.howstuffworks.com/mri1.htmSoedjana, S., Nishino, O. 1976. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Sanwa Electric. Instructional Manual YX-360 TRD Multitester. Sanwa ElectricSri M. Shanmukha Chary. 2005. Intermediate Vocational Course, 2nd Year TV servicing Lab-II Manual. Andra Pradesh. Director of Intermediate Education Govt.Stanford. Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License,version 1.0. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses Creative Commons 559 Nathan Abbott Way, Stanford, California 94305, USA Instrument Co.Ltd.Textronix. 2005. Fundamentals Of Real-Time Spectrum Analysis. USA. Textronics. Inc. www.tektronix.comWikipedia.2007. Global Positioning System. http://wikipedia.org/wiki/GPShttp://computer.howstuffworks.com/monitor1.htm\"http://en.wikipedia.org/wiki/CRO/Cathode_ray_tube\"www.tektronix.com/signal_generators 9(www.interq or japan/se-inoue/e -oscilo0.htm)http://www.doctronics.co.uk/scope.htmhttp://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_184 00_0.pdfhttp://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe ktrum_Analyzers_Signal_Analyzershttp://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htmhttp://www.medicalimhttp://www.nmr-services.com /Process%20NMR
http://www.duncaninstr.com/imageshttp://www.humminbird.com/images/ PDF/737.pdfhttp://www.eaglesonar.com/Downloads/Manuals/Files/IntelliMap640c_01 43-881_121305.pdf tanggal 20 Desember 07http://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc= EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285- 0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3 408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real- Time+Spektrum+Analyzershttp://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htmhttp://www.medicalimhttp://www.nmr-services.com /Process%20NMRhttp://www.tek.com/Measurement/App_Notes/37W_18400/eng/37W_18400_0.pdfhttp://productsearch.machinedesign.com/featuredproducts/Industrial_Co mputers_Embedded_Computer_Components/Data_Acquisition/Spe ktrum_Analyzers_Signal_Analyzershttp://www2.tek.com/cmswpt/tidownload.lotr?ct=TI&cs=wpp&ci=3696&lc= EN&wt=480&wtwi=3696&wtla=EN&wtty=TI&wtsty=White+Paper&wt pt=DOWNLOAD&wtbu=Instrumens+Business&wtpl=Real+Time+Sp ektrum+Analyzers&wtlit=37W-19285- 0&wtsize=27+KB&wtver=1.0&wtcat=tektronix&wtnbrp=0&wtmd=RS A2203A%2CRSA2208A%2CRSA3303A%2CRSA3308A%2CRSA3 408A&wtti=EMI+Measurements+Using+Tektronix+Real- Time+Spektrum+Analyzershttp://images.mycdmm.de/file/353bb62d149fcebb6f5537f0c8f152203b41f 7c9 Manual stargass(www.wikimediafoundation.org/ Oktober 2007)http://www.aboutniclear.org/view
http://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htmhttp://www.medicalimhttp://www.nmr-services.com /Process%20NMRhttp://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Informationhttp://health.howstuffworks.com/mri1.htmhttp://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26b.html CT ijohttp://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26c.html sumber CAThttp://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/Part2_26d.htmlhttp://en.wikilipedia.org/wiki/Functional_magnetik_resonance_imaginghttp://en.wikipedia.org/wiki/Medical_imaginghttp://www.aboutnuclear.org/view.cgi?fC=The_Atomhttp://www.radiologyi nfo.org/en/info.cfm?PG=PET&bhcp=1http://rst.gsfc.nasa.gov/Intro/P art2_26d.htmhttp://www.medicalimhttp://www.nmr-services.com /Process%20NMRhttp://www.healthline.com\CTscan\ Ctimaging equipment Informationhttp://health.howstuffworks.com/mri1.htmhttp://www.DiagnostikMedicalIS/Medicalultrasonography-Wikipedia,the freeencyclopedia.mht.http://www.humminbird.com/images/PDF/737.pdf
LAMPIRAN B DAFTAR TABELNo. Tabel Nama Tabel HalamanTabel 1-1 Besaran-besaran satuan dasar SI 3Tabel 1-2 Beberapa contoh satuan yang diturunkan 4Tabel 1-3 Perkalian desimal 5Tabel 1-4 Satuan bukan SI yang dapat dipakai bersama 5 dengan satuanTabel 1-5 Konversi Satuan Inggris ke SI 6Tabel 1-6 Letak alat ukur waktu digunakan 9Tabel 1-7 Beberapa Contoh Alat Ukur Penunjuk Listrik 13Tabel 1-8 Tabel kebenaran decoder BCD 33Tabel 1-9 Karakteristik beberapa fosfor yang lazim 39 digunakanTabel 2-1 Kalibrasi Arus 50Tabel 2-2 Harga Rx dan D 64Tabel 2-3 Spesifikasi Umum Meter Elektronik Analog 72Tabel 2-4 Probe Multimeter Pengukuran Tegangan Tinggi 72Tabel 2-5 Range Pengukuran dan Akurasi 73Tabel 2-6 Kalibrasi Voltmeter 84Tabel 2-7 Kesalahan dan Koreksi Relatip 85Tabel 2-8 Kalibrasi Arus 89Tabel 2-9 Kesalahan dan Koreksi Relatip 90Tabel 2-10 Spesifikasi Multimeter Digital 114Tabel 3-1 Pembacaan nilai pengukuran 145Tabel 3-2 Pengaturan saklar NORMAL pada +1,00 146Tabel 3-3 Range multiplier 158Tabel 4-1 Rating, Internal Impedance, and rated power loss 175Tabel 4-2 Konstanta Pengali (Tegangan perkiraan 179 120/240V, arus perkiraan 1/5ATabel 4-3 Range Tegangan dan Arus 194Tabel 5-1 Tahanan pentanahan 221Tabel 5-2 Panduan Penetapan Penyelidikan 226Tabel 5-3 Spesifikasi Field Meter Statik 239Tabel 5-4 Data Teknik 243Tabel 5-5 Spesifikasi Smart Field Meter 246Tabel 6-1 Spesifikasi generator fungsi 250Tabel 6-2 Crest faktor dan bentuk gelombang 272Tabel 6-3 Konversi dBm 273Tabel 9-1 Span dipilih, dihapus dan kecepatan sampel 388 efektifTabel 9-2 Perbandingan pengaruh perubahan pengaturan 389Tabel 9-3 span pada ranah frekuensi dan waktu 414Tabel 9-4 Beberapa model penganalisa spectrum waktu riil 415Tabel 9-5 Data Spesikasi 415Tabel 9-6 416Tabel 10-1 Simbol-simbol keamanan 456Tabel 11-1 Kebutuhan Alat Pelengkap 502 Saklar pola gambar Spesifikasi
Tabel 11-2 Karakteristik Pengetesan Alat 503Tabel 11-3 Cakupan Nilai Antara Kandungan Gas Aman 515Tabel 12-1 Faktor-faktor kesalahan 538
LAMPIRAN C DAFTAR GAMBARNo. Gambar Nama gambar HalamanGambar 1-1 Alat ukur standar galvanometer 2Gambar 1-2 Alat ukur sekunder 3Gambar 1-3 7Gambar 1-4a Posisi pembacaan meter 7Gambar 1-4b Pembacaan yang salah 7Gambar 1-5 Pembacaan yang benar 7Gambar 1-6 8Gambar 1-7 Pengenolan meter tidak tepatGambar 1-8 Posisi pegas 10Gambar 1-9 Kalibrasi sederhana ampermeter 11Gambar 1-10 14Gambar 1-11 Kalibrasi sederhana voltmeter 15Gambar 1-12 Hukum tangan kiri Fleming 16 Prinsip kerja alat ukur 17Gambar 1-13Gambar 1-14 Momen penyimpang 17Gambar 1-15 Penentuan dari penunjukkan alat ukur kumparan 18Gambar 1-16 putar 19Gambar 1-17 20Gambar 1-18 Skala alat ukur kumparan putar 21Gambar 1-19 Peredaman alat ukur kumparan putar 21Gambar 1-20 Gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur 23 23Gambar 1-21 Prinsip kerja instrumen tipe tarikanGambar 1-22 Beberapa bagian instrumen tipe tarikan 25Gambar 1-23 Besarnya momen gerak 26Gambar 1-24 26Gambar 1-25 Beberapa bagian penampang jenis repulsion 27Gambar 1-26 Dua buah lembaran besi yang berbentuk seperti 29Gambar 1-27 lidah 29Gambar 1-28 30Gambar 1-29 Prinsip alat ukur elektrodinamis 30Gambar 1-30 Rangkaian ampermeter elektrodinamis 31Gambar 1-31 Rangkaian voltmeter elektrodinanmis 31Gambar 1-32 32Gambar 1-33 Skema voltmeter elektrostatis 32Gambar 1-34 Rekombinasi elektron 33Gambar 1-35 Polaritas dan simbol LED 34 35Gambar 1-36 LEDGambar 1-37 Rangkaian LED 36Gambar 1-38 Skematik seven segmen 36Gambar 1-39 37Gambar 2-1 Peraga seven segmen 40Gambar 2-2a Rangkaian dekoder dan seven segmen 42Gambar 2-2b Macam-macam peragaan seven segmen 43Gambar 2-3 43 Konstruksi LCD 44 Contoh peraga LCD pada multimeter Perkembangan LCD pada implementasi monitor TV Skema CRT Cutaway rendering of a color CRT Senapan elektron Tanda skala gratikul Basic meter unit Ampermeter shunt Ampermeter dengan basic meter unit Contoh soal ampermeter shunt
Gambar 2-4 Ampermeter dengan ring yang berbeda 45Gambar 2-5 Ayrton shunt 46Gambar 2-6 Rangkaian penyearah pada Ampermeter AC 47Gambar 2-7 Contoh dasar ampermeter AC 48Gambar 2-8 Hasil posisi pembacaan meter 49Gambar 2-9 Kalibrasi arus 49Gambar 2-10a Rangkaian tanpa meter 50Gambar 2-10b Rangkaian dengan meter 51Gambar 2-11 Rangkaian ekivalen thevenin 51Gambar 2-12 Contoh soal thevenin 52Gambar 2-13 Contoh soal 52Gambar 2-14 Contoh soal 54Gambar 2-15 Voltmeter DC sederhana 54Gambar 2-16 Voltmeter dengan basic meter unit dan multiplier 55Gambar 2-17 Contoh soal voltmeter 56Gambar 2-18 Contoh Implementasi 57Gambar 2-19a Tegangan tanpa meter 60Gambar 2-19b Tegangan dengan meter 60Gambar 2-20a Rangkaian tanpa meter 60Gambar 2-20b Rangkaian dengan meter 60Gambar 2-21 Rangkaian penyelesaian aplikasi 1 61Gambar 2-22 Rangkaian penyelesaian aplikasi 2 62Gambar 2-23 Dasar ohmmeter seri 63Gambar 2-24 Pembuatan tanda/skala ohmmeter 65Gambar 2-25 Skala logaritmis pada ohmmeter seri 65Gambar 2-26 Aplikasi ohmmeter seri 66Gambar 2-27 Dasar ohmmeter parallel 67Gambar 2-28 Skala ohmmeter parallel 67Gambar 2-29 Jenis-jenis multimeter elektronik di pasaran 68Gambar 2-30 Mulmeter elektronik 69Gambar 2-31 Rangkaian voltmeter DC elektronik 69Gambar 2-32 penyearah 70Gambar 2-33 Rangkaian ohmmeter elektronik 71Gambar 2-34 Gambar saklar jarum nol 74Gambar 2-35 Gambar pemilih fungsi 74Gambar 2-36 Panel depan 75Gambar 2-37 Fungsi jarum penunjuk 75Gambar 2-38 Fungsi skala 75Gambar 2-39 Fungsi zero adjust secrew 76Gambar 2-40 Fungsi ohm adjust knob 76Gambar 2-41 Fungsi selector switch 77Gambar 2-42 Fungsi lubang kutub (VAO terminal) 77Gambar 2-43 Fungsi lubang kutub + (common terminal) 78Gambar 2-44 Knob pemilih range 78Gambar 2-45 Rangkaian pengukur tegangan DC 79Gambar 2-46 Penunjukan pengukuran tegangan DC 79Gambar 2-47 Pengawatan pengukuran tegangan DC salah 80Gambar 2-48 Knob pemilih range 80Gambar 2-49 Rangkaian pengukuran tegangan AC jala-jala 81 PLN
Gambar 2-50 Penunjukan pengukuran tegangan AC 81Gambar 2-51 Rangkaian Kalibrasi Tegangan 83Gambar 2-52 85Gambar 2-53 Rangkaian Pengukuran Arus DC 86Gambar 2-54 Knob Pemilih Range 86Gambar 2-55 Skala Penunjukkan Arus DC 87Gambar 2-56 87Gambar 2-57 Knob Pemilih Range 88Gambar 2-58 Rangkaian Pengukuran Arus DC yang Salah 91Gambar 2-59 Rangkaian Kalibrasi Arus 91Gambar 2-60 92Gambar 2-61 Cara Pemasangan Ohmmeter 92Gambar 2-62 Posisi Pemindahan Range Ohmmeter 93Gambar 2-63 Kalibrasi Ohmmeter 93Gambar 2-64 94Gambar 2-65 Penempatan Resistor pada Pengukuran OHM 94Gambar 2-66 Penunjukkan Hasil Pengukuran Ohm 95Gambar 2-67 Rangkaian Pengukuran Resistansi 95Gambar 2-68 96Gambar 2-69 Membuka Sekrup Pengunci 96Gambar 2-70 Bagian Belakang Meter 97Gambar 2-71 Posisi Skala dB Meter 97Gambar 2-72 98Gambar 2-73 Pengenolan Sebelum Mengukur Hambatan 98Gambar 2-74 Pengukuran Arus Bocor Transistor NPN 99Gambar 2-75 Posisi Saklar Pembacaan ICEO 99Gambar 2-76 Rangkaian Pengetesan LED dengan Ohmmeter 100Gambar 2-77 Pengukuran Arus IF Dioda Bias Maju 101Gambar 2-78 Pengukuran Arus IR Dioda Bias Mundur 101Gambar 2-79 Posisi Skala Pembacaan LV 102Gambar 2-80 Gerakan Jarum Pengukuran Kapasitor 102Gambar 2-81 Posisi Skala Kapasitor 103Gambar 2-82 Pengenolan jarum Ohmmeter 103 Pengetesan Dioda Bias MajuGambar 2-83 Pengetesan Dioda Bias Balik 104Gambar 2-84 104Gambar 2-85 Knob Selektor Posisi Ohmmeter 105 Gambar Kalibrasi OhmmeterGambar 2-86 Pengetesan Transistor NPN Emitor Negatip 105Gambar 2-87 106Gambar 2-88 Meter Nunjuk Nol 106Gambar 2-89a Pengetesan Transistor NPN Kolektor Negatip 107Gambar 2-89b Meter Nunjuk Nol 107Gambar 2-90 107Gambar 2-91 Pengetesan Base Emitor Reverse 108Gambar 2-92 Pengetesan Basis Kolektor Reverse 108Gambar 2-93 SCR Anoda Gate dikopel Katoda Tegangan 110Gambar 2-94 111 Negatip Gate Dilepaskan Posisi Jarum Tetap Nol Elektroda SCR FIR 3D Pelepasan Skrup Pengunci Sekring Posisi Sekering dalam PCB Sekering Pengetesan sekering Pengukuran Baterai Pengecekan Colok Meter Pengubah analog ke digital Bentuk gelombang pencacah pengubah analog ke digital
Gambar 2-95 Meter Digital 111Gambar 2-96a Sistem Pengukuran Tegangan 115Gambar 2-96b 116Gambar 2-97 Bentuk Gelombang Tegangan 117Gambar 2-98 Pengukuran Resistansi dengan Voltmeter Digital 118 Sistem dan Bentuk Gelombang PengukuranGambar 2-99 119 FrekuensiGambar 2-100 Sistem dan Bentuk Gelombang Pengukuran 120Gambar 2-101 Perioda 121Gambar 2-102 Sistem Pengukuran Interval Waktu 122Gambar 2-103 Sistem dan Bentuk Gelombang pengukuran 124Gambar 2-104 kapasitansi 125Gambar 3-1 126Gambar 3-2 Macam-macam Meter Digital 128Gambar 3-3 Multimeter Digital dengan Selektor dan Otomatis 130Gambar 3-4 Macam-macam Multimeter Digital di Pasaran 132Gambar 3-5 133Gambar 3-6 Jembatan Wheatstone 135Gambar 3-7 Jembatan Kelvin 137Gambar 3-8 Jembatan Ganda Kelvin 138Gambar 3-9 141Gambar 3-10 Jembatan Pembanding Induktansi 142Gambar 3-11 Jembatan Maxwell 143Gambar 3-12 Jembatan Hay 144Gambar 3-13 144Gambar 3-14 Jembatan Pembanding Kapasitansi 145Gambar 3-15 Jembatan Schering 146Gambar 3-16 Panel-panel LCR Meter 146Gambar 3-17 147Gambar 3-18 Sisi Atas Case 147Gambar 3-19 Panel Belakang LCR Meter 147Gambar 3-20 Posisi Saklar Off 147Gambar 3-21 148Gambar 3-22 Posisi Nol Meter 148Gambar 3-23 Panel Depan LCR Meter 149Gambar 3-24 Cara Mengukur Resistansi 149Gambar 3-25 149Gambar 3-26 Posisi Selector 150Gambar 3-27 Posisi DC R 150Gambar 3-28 Posisi Normal 150Gambar 3-29 150Gambar 3-30 Posisi On 151Gambar 3-31 Range Multiplier 151Gambar 3-32 Pengaturan Indikator Meter Nol 151Gambar 3-33 152Gambar 3-34 Pembacaan Indikator RCL 152Gambar 3-35 Selector pada Posisi C 152Gambar 3-36 Saklar Source pada AC/RL 153 Dial D Q pada 0 Saklar D Q pada posisi x 1 Saklar Normal +1,00 pada posisi Normal Saklar Power pada posisi On Kontrol Sensitivity Posisi Kapasitor yang diukur Mengatur Saklar Range Multiplier Mengatur Dial D Q Mengatur Knob RCL dan Dial D Q Mengatur Saklar D Q pada Posisi x 10 Pembacaan Hasil Pengukuran Saklar Pemilih pada Posisi L
Gambar 3-37 Saklar Sumber Tegangan AC 153Gambar 3-38 Saklar DQ x 1 – x 10 dipilih Posisi x1 154Gambar 3-39 154Gambar 3-40 Saklar Normal pada Posisi Normal 154Gambar 3-41 Saklar Range Pengali pada Posisi 1 mH 155Gambar 3-42 Posisi Induktor yang Diukur 155Gambar 3-43 157Gambar 3-44 Penunjukan Jarum 158Gambar 3-45 Hubungan ke Sumber Tegangan Luar 158Gambar 4-1 Pengukuran R dengan Sumber dari Luar 160Gambar 4-2 Pengukuran C, L dengan Sumber dari Luar 163 Pengukuran Daya dengan Memakai VoltmeterGambar 4-3 dan Ampermeter 165Gambar 4-4 167Gambar 4-5 Pengukuran Daya Metoda Tiga Voltmeter dan 168 Tiga AmpermeterGambar 4-6 Wattmeter Satu Fasa 169Gambar 4-7 170 Metode ARONGambar 4-8 Diagram Fasor Tegangan Tiga Fasa Vac, Vcb, 170Gambar 4-9 Vba dan Arus Tiga Fasa Iac, Icb, dan Iba 171Gambar 4-10 172Gambar 4-11 Konstruksi Wattmeter Elektrodinamometer 173Gambar 4-12 Diagram Vektor Wattmeter Jenis 174 ElektrodinamometerGambar 4-13 174 Diagram Vektor Wattmeter Jenis InduksiGambar 4-14 Prinsip Wattmeter Jenis Thermokopel 176Gambar 4-15 Rangkaian Wattmeter Jenis Elektrodinamometer 176Gambar 4-16 Variasi Penyambungan Wattmeter 177 Konstruksi Wattmeter Tipe Portable SingleGambar 4-17 Phase 177Gambar 4-18 Hubungan Internal Wattmeter Tipe Portable 178 Single PhaseGambar 4-19 Hubungan Kumparan Arus Seri terhadap Beban 178Gambar 4-20 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Arus Melebihi 180Gambar 4-21 Nilai Perkiraan 181Gambar 4-22 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Tegangan 184Gambar 4-23 185Gambar 4-24 Melebihi Nilai Perkiraan 186 Pengukuran Daya Satu Fasa jika Arus danGambar 4-25 Tegangan Melebihi Nilai Perkiraan 187Gambar 4-26 191Gambar 4-27 Pengukuran Daya Tiga Fasa (Metode Dua 192Gambar 4-28 Wattmeter) 193 Pengukuran Daya Tiga Fasa jika Arus dan Tegangan Melebihi Nilai Perkiraan Rangkaian Wattmeter AC Satu Fasa Rangkaian Kumparan tegangan Konstruksi Wattjam Meter Mekanik Meter Induksi Elektromekanik Meter Induksi Elektromekanik, 100A 230/400 V Cakram Baling-baling Aluminium Horizontal Merupakan Pusat Meter Meter Listrik Solid State Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Satu Fasa Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Tiga Fasa
Gambar 4-29 Alat Ukur Faktor Daya Tipe Daun Terpolarisasi 193Gambar 4-30 Konstruksi Faktor Daya (Cos Q meter) 194Gambar 4-31 196Gambar 4-32 Segitiga Daya 196Gambar 4-33 Daya Bersifat Induktif 196Gambar 4-34 Daya Bersifat Kapasitif 199Gambar 4-35 200Gambar 4-36 Pengukuran Faktor Daya Satu Fasa 200 Pengukuran Faktor Daya Tiga FasaGambar 4-37 Metode Menentukan Urutan Fasa dengan R dan 201Gambar 4-38 201Gambar 4-39 C 202 Fasor Diagram saat Urutan Fasa BenarGambar 4-40 Fasor Diagram saat Urutan Fasa Salah 202Gambar 4-41 203Gambar 4-42 Metode Menentukan Urutan Fasa dengan 205Gambar 4-43 Lampu 206 Konstruksi Indikator Tes Urutan FasaGambar 4-44 207 Prinsip Indikator Tes Urutan FasaGambar 4-45 Contoh Indikator Tes Urutan Fasa yang Lain 208 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan RGambar 4-46 209 dan C pada Urutan BenarGambar 5-1 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan R 211Gambar 5-2 dan C pada Urutan Salah 212Gambar 5-3 213Gambar 5-4 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan 213Gambar 5-5 Lampu pada Urutan Benar 214Gambar 5-6 Pengoperasian Indikator Urutan Fasa dengan 214Gambar 5-7 214 Lampu pada Urutan SalahGambar 5-8 Penguji Tahanan Isolasi 215 Penguji tahanan Isolasi Menggunakan BateraiGambar 5-9 215 Pengecekan Kondisi BateraiGambar 5-10 Baterai dalam Kondisi Baik 216 Meter Siap Digunakan 217Gambar 5-11 218Gambar 5-12 Pengukuran Tahanan isolasi 218Gambar 5-13 Pengukuran Tahanan Isolasi antara Fasa 219Gambar 5-14 dengan Nol NGambar 5-15 221 Pengukuran tahanan isolasi antara Fasa dengan 222Gambar 5-16 Tanah G 222Gambar 5-17 Pengukuran tahanan isolasi antara nol N dengan 222Gambar 5-18 222Gambar 5-19 Tanah G 224Gambar 5-20 Pengukuran Tahanan Isolasi antara InstalasiGambar 5-21 dengan Tanah G Elektroda yang Mempunyai Pengaruh Lapisan Tanah yang korosif Sambaran petir Nilai Tahanan Pentanahan yang Ideal Hubungan antara Penghantar Tanah dan Elektroda Tanah Elektroda yang mempunyai pengaruh lapisan Elektroda Pentanahan Hubungan Beberapa Elektroda Pentanahan Jaringan Bertautan Pelat Tanah Cara Mengukur Tahanan Tanah
Gambar 5-22 Uji drop tegangan 225Gambar 5-23 Uji Selektif 227Gambar 5-24 Pengetesan alur arus metoda tanpa pancang 228Gambar 5-25 Susunan Metoda tanpa Pancang 229Gambar 5-26 Mengukur Tahanan Tanah dengan Dua Kutub 230Gambar 5-27 MGB Mentanahkan Tanah 230Gambar 5-28 Pengetesan kantor pusat tanpa pancang 231Gambar 5-29 Pelaksanaan Pengujian Jatuh Tegangan pada 232 Sistem Pentanahan Secara KeseluruhanGambar 5-30 Pengukuran Tahanan Tanah Masing-masing 232 pada Sistem Pentanahan MenggunakanGambar 5-31 Pengujian Terpilih 233 Susunan Khas Sistem Pentanahan pada SuatuGambar 5-32 Instalasi Menara Seluler 235 Susunan Khas Sistem Pentanahan pada GarduGambar 5-33 Induk 235 Penggunaan Pengetesan tanpa Pancang padaGambar 5-34 Instalasi Switching Jarak Jauh 235 Penggunaan Pengetesen Tahanan TanahGambar 5-35 Terpilih pada Sistem Penangkal Petir 235Gambar 5-36 Mekanik field meter 236Gambar 5-37 Rangkaian Elektronik Field Meter Statik 237Gambar 5-38 Hasil pengukuran tegangan 237Gambar 5-39a Field Meter Statik 238Gambar 5-39b Rotating Shutters pada Permukaan Belakang 238Gambar 5-40 Field Meter 239Gambar 5-41 Field Meter Digunakan Diluar Ruangan 240Gambar 5-42 Ukuran field meter statik 240Gambar 5-43 Letrak Pin Field Meter Statik 241Gambar 5-44 Aluminium-Clamp dengan Ulir 242Gambar 5-45 Instrumen Field Meter Digital 244Gambar 5-46 Display Field Meter Digital 245Gambar 5-47 Smart field meter 245Gambar 6-1 Aplikasi smart field met er 247Gambar 6-2 Frekuensi respon 249Gambar 6-3 Contoh Generator Fungsi 251 Blok Diagram Generator FungsiGambar 6-4 Gambar Troubel Shooting Menggunakan Teknik 252 Signal TracingGambar 6-5 Penggunaan Generator Fungsi Sebagai 253Gambar 6-6 Kombinasi Bias dan Sumber Sinyal 255 Karakteristik Amplifier pada OverloadGambar 6-7 Setting Peralatan dan Pengukuran Respon 255Gambar 6-8 Frekuensi 256Gambar 6-9a Peragaan Respon Frekuensi Audio Amplifier 257Gambar 6-9b Pengaruh Variasi Tone Kontrol 257 Pengetesan Sistem SpeakerGambar 6-10 Karakteristik Pengetesan Sistem Speaker dan 259 Rangkaian Impedansi Pengoperasian Generator RF
Gambar 6-11 Rangkaian Direct Digital Synthesis 260Gambar 6-12 Presentasi Gelombang Sinus dalam Memori 261Gambar 6-13 Gelombang 262Gambar 6-14 Phase Accumulator Circuitry 264 Bentuk gelombang arbitrary denganGambar 6-15 264 diskontinyuitasGambar 6-16 Spektrum bentuk gelombang di atas pada 100 265Gambar 6 -17 kHz 266Gambar 6-18 266Gambar 6-19 Rangkaian pembangkit bentuk gelombang kotak 269Gambar 6-20 Rangkaian pembangkit bentuk gelombang pulsa 269Gambar 6-21 Parameter bentuk gelombang pulsa 271Gambar 6-22 272 Rangkaian kendali amplitudo outputGambar 6-23 Impedansi keluaran generator fungsi 274Gambar 6-24 Pengaruh rangkaian tertutup ground 275Gambar 6-25 275Gambar 6-26 Nilai tegangan yang penting pada gelombang 276Gambar 6-27 sinus 277Gambar 6-28 Modulasi amplitudo 278Gambar 6-29 Modulasi frekuensi 278Gambar 6-30 Frequensi shift keying 280 Fekuensi sapuanGambar 6-31 281Gambar 6-32 Sweep with marker at DUT resonance 281Gambar 6-33 Bentuk gelombang keluaran syn dan tiga siklus 283Gambar 6-34 bentuk gelombang burst 284Gambar 7-1 Konfigurasi dua instrumen 288Gambar 7-2 Pengukuran lebar band dari filter bandpass dan 289Gambar 7-3 penguat IF 290Gambar 7-4 290 Bentuk gelombang keluaran generator fungsiGambar 7-5 Pelacakan Penganalisa spektrum 291Gambar 7-6 Alignment penerima AM 291Gambar 7-7 291Gambar 7-8 Alignment dari penerima IF komunikasi FM dan 292Gambar 7-9 diskriminator 293Gambar 7-10 Pengambilan Data dengan CRO 293Gambar 7-11 294Gambar 7-12 Peraga Bentuk Gelombang Komponen X, Y, Z 295Gambar 7-13 Bentuk Gelombang pada Umumnya 296Gambar 7-14 Sumber-sumber Bentuk Gelombang pada 298Gambar 7-15 298Gambar 7-16 Umumnya 299Gambar 7-17 Gelombang Sinus 301Gambar 7-18 Bentuk Gelombang Kotak dan Segiempat 303 Bentuk Gelombang Gigi Gergaji dan Segitiga Step, Pulsa dan Rentetan Pulsa Bentuk Gelombang Komplek Video Komposit Frekuensi dan Perioda Gelombang Sinus Amplitudo dan Derajat Gelombang Sinus Pergeseran Pasa Operasi Dasar CRO Hubungan Basis Waktu Masukan dan Tampilan Struktur Tabung Gambar Sistem Pembelokan Berkas Elektron Blok Diagram CRO Analog Blok Diagram CRO Free Running
Gambar 7-19 Blok Diagram Osiloskop Terpicu 305Gambar 7-20 Peraga Osiloskop Free Running 055Gambar 7-21 305Gambar 7-22 Peraga Osiloskop Terpicu 306Gambar 7-23 Blok Diagram CRO Jejak Rangkap 308 Diagram Blok Osiloskop Berkas Rangkap yangGambar 7-24 310 DisederhanakanGambar 7-25 Tabung Penyimpan dengan Sasaran Ganda dan 310 Senapan ElektronGambar 7-26 314Gambar 7-27 CRT Menyimpan dengan Sasaran Ganda dan 315Gambar 7-28 Dua Senapan Elektron 315Gambar 7-29 Blok Diagram Osiloskop Digital 316Gambar 7-30 316Gambar 7-31 Pengambilan Sampel Real Time 320Gambar 7-32 Interpolasi Sinus dan Linier 322Gambar 7-33 Akusisi Pembentukan Gelombang 322Gambar 7-34 323Gambar 7-35 CRO Function Generator 323Gambar 7-36 Fungsi Tombol Panel Depan CRO 324 Pengawatan KalibrasiGambar 7-37 324Gambar 7-38 Bentuk Gelombang Kalibrasi 324Gambar 7-39 Berkas Elektron Senter Tengah 325Gambar 7-40 Loncatan Pengukuran Tegangan DC 325Gambar 7-41 326Gambar 7-42 Pengawatan Pengukuran dengan Function 326Gambar 7-43 Generator 327Gambar 7-44 Pengaturan Function Generator Panel Depan 328Gambar 7-45 329Gambar 7-46 Pengaturan Frekuensi Sinyal 329Gambar 7-47 Bentuk Gelombang V/div Kurang Besar 330Gambar 7-48 Bentuk Gelombang Intensitas terlalu Besar 330Gambar 7-49 Bentuk Gelombang Sinus 331Gambar 7-50 Bentuk Gelombang Mode XY 332 Pengukuran Frekuensi LangsungGambar 7-51 333Gambar 7-52 Pengawatan Pengukuran Frekuensi Langsung 334Gambar 7-53 Pengukuran Frekuensi Model Lissayous 334Gambar 7-54 Pengukuran Beda Pasa Langsung 334Gambar 7-55 Perbandingan Frekuensi 1 : 3 Beda Pasa 90o 334Gambar 7-56 Beda Pasa dan Beda Frekuensi Model 335Gambar 7-57 Lissayous 335Gambar 7-58 335Gambar 7-59 Mixed Storage Osciloscope (MSO) 335Gambar 7-60 Arsitektur Pemrosesan Parallel dari Osiloskop 337Gambar 7-61 Digital Pospor 337Gambar 7-62 338 Peragaan Sinyal DP O Paket Pilihan Software Aplikasi Modul Modul Video Pengembangan Analisis Tombol Pengendali Tradisional Peraga Sensitif Tekanan Menggunakan Pengendali Grafik Osiloskop Portable Probe Pasip Tipikal beserta Asesorisnya Probe Performansi Tinggi Probe Sinyal Terintegrasi
Gambar 7-63 Probe Reliabel Khusus Pin IC 338Gambar 7-64 Hasil dengan Probe Dikompensasi dengan 340Gambar 7-65 benar 340Gambar 7-66 Hasil dengan Probe Tidak Dikompensasi 340 Hasil dengan Probe Dikompensasi denganGambar 7-67 341Gambar 7-68 kompensasi berlebihan 341Gambar 7-69 Tegangan Puncak ke Puncak 341Gambar 7-70 Pengukuran Tegangan Senter Horizontal 343Gambar 8-1 345Gambar 8-2 Pengukuran Tegangan Senter Vertikal 346Gambar 8-3 Pengukuran rise time dan lebar pulsa 346Gambar 8-4 Kerja frekuensi meter jenis batang getar 347Gambar 8-5 348Gambar 8-6 Prinsip frekuensi meter jenis batang getar 348Gambar 8-7 Bentuk frekuensi meter batang getar 349Gambar 8-8 Prinsip frekuensi meter jenis meter pembagi 350Gambar 8-9 351Gambar 8-10 Prinsip alat ukur frekuensi besi putar 351Gambar 8-11 Bentuk frekuensi meter analog 351Gambar 8-12 Rangkaian dasar meter frekuensi digital 352Gambar 8-13 352Gambar 8-14 Blok Diagram Pembentukan Time Base 353Gambar 8-15 Pernyataan simbolik dari rangkaian flip-flop 355 Rangkaian flip-flop (multivibrator bistable)Gambar 8-16 356Gambar 8-17 Rangkaian AND 357 Tabel kebenaran dari suatu rangkaian ANDGambar 8-18 Rangkaian untuk mengukur frekuensi 358Gambar 8-19 Rangkaian digital frekuensi meter 359 Blok diagram dari counter elektronik yangGambar 8-20 bekerja sebagai pengukur frekuensi 360Gambar 8-21 Konversi Frekuensi Hiterodin 361Gambar 8-22 Gambar putaran drum menghasilkan 10 pulsa 361Gambar 8-23 perputaran untuk digunakan dengan counter 362Gambar 8-24 365Gambar 8-25 Diagram blok counter pada mode kerja perioda 367Gambar 8-26 tungal dan perioda ganda rata-rata 368 Blok diagram counter yang bekerja sebagaiGambar 9-1 372 perbandingan dan perbandingan gandaGambar 9-2 Blok diagram counter sebagai pengukur interval 374Gambar 9-3 waktu 375Gambar 9-4 376Gambar 9-5 Trigger level control 377 Slope triggering Pengukuran waktu delay suatu relay Gating error Kalibrasi sumber frekuensi lokal Perubahan frekuensi vs waktu untuk ”oven controlled crystal” Langkah sapuan penganalisa spektrum pada serangkaian unsur frekuensi seringkali terjadi kesalahan transien diluar arus sapuan jalur yang digaris kuning Arsitektur tipikal penganalisa spektrum sapuan Blok diagram VSA sederhana Arsitektur tipikal penganalisa spektrum waktu riil Sampel, bingkai dan blok hirarki memori dari
Gambar 9-6 RSA 378Gambar 9-7 Penganalisa spektrum waktu riil blok akuisisi dan 379Gambar 9-8 380Gambar 9-9 pemrosesan 380 Penggunaan topeng frekuensi pada pemicuanGambar 9-10 ranah frekuensi waktu riil 381Gambar 9-11 381Gambar 9-12 Topeng frekuensi pada level burst rendah 382Gambar 9-13 Penggunaan topeng frekuensi untuk memicu 383 sinyal berada pada sinyal besar sinyal tertentuGambar 9-14 383Gambar 9-15 dalam lingkungan spectrum kacau 385Gambar 9-16 Peraga spektogram 386Gambar 9-17 Pandangan waktu dikorelasikan, peraga daya 387Gambar 9-18 388Gambar 9-19 terhadap frekuensi (kiri) dan spektogram (kanan) 388Gambar 9-20 Ilustrasi dari beberapa waktu dikorelasikan 390Gambar 9-21 disediakan untuk pengukuran pada RTSA 391Gambar 9-22 393Gambar 9-23 Pandangan multi ranah menunjukan daya 395Gambar 9-24 terhadap waktu, daya terhadap frekuensi dan 395 demodulasi FMGambar 9-25 398 Pandangan multi ranah menunjukan spektogramGambar 9-26 daya terhadap frekuensi, daya terhadap waktu 398Gambar 9-27 Blok diagram pemrosesan sinyal digital pada 398Gambar 9-28 399Gambar 9-29 penganalisa spektrum waktu riil 400Gambar 9-30 Diagram pengubah digital turun 401Gambar 9-31 Informasi passband dipertahankan dalam I dan 402Gambar 9-32 403 Q terjadi pada setengah kecepatan sampel Contoh lebar band pengambilan lebar Contoh lebar band pengambilan sempit Pemicuan waktu riil Pemicuan sistem akuisisi digital Proses pemicuan penganalisa spektrum waktu riil Definisi topeng frekuensi Spectrogram menunjukkan sinyal transien diatur pada pembawa. Kursor diatur pada titik picu sehingga data sebelum picu ditampilkan, diatas garis kursor dan data setelah picu diperagakan dibawah garis kursor. Garis sempit putih pada sisi kiri daerah biru dinotasikan data setelah picu. Satu bingkai spektogram yang menunjukkan kejadian picu dimana sinyal transien terjadi disekitar topeng frekuensi Tiga bingkai sampel Sinyal Ranah Waktu Diskontinuitas yang disebabkan oleh ekstensi periodic dari sampel dan bingkai tunggal Profil jendela Blackman-Harris 4B (BH4B) Sinyal akuisisi, pemrosesan dan peraga menggunakan bingkai overlap Vektor besaran dan Pasa Typical Sistem Telekomunikasi digital Blok diagram analisa modulasi RSA
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213