Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore The Girls of Riyadh - Rajaa Alsanea

The Girls of Riyadh - Rajaa Alsanea

Published by haryahutamas, 2016-05-29 05:26:25

Description: The Girls of Riyadh - Rajaa Alsanea

Search

Read the Text Version

Undang-undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pem- batasan menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku.Ketentuan Pidana:Pasal 72: 2. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dsmaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 3. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Sekedear Berbagi Ilmu & Buku Attention!!! Please respect the author’s copyrightand purchase a legal copy of this book AnesUlarNaga. BlogSpot. COM

THE Girls of Riyadh

THE GIRLS OF RIYADH Kisah Email Empat Gadis yang Menghebohkan Saudi Arabia Diterjemahkan dari Girls of Riyadh karya Rajaa Alsanea Copyright © 2005, Rajaa Alsanea Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reservedHak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada UFUK Publishing House Pewajah Sampul: — emdash—emdash—f0 Pewajah Isi: Ahmad Bisri Penerjemah: Syahid Widi Nugroho Penyunting: Mehdy Zidane Cetakan I: Desember 2007 ISBN: 979-1238-56-4 PT. Cahaya Insan SuciJl. Warga 23 A, Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510, Indonesia Phone: 62-21 79765S7,79192S66 Fax: 62-21 79190995 Homepage: www.ufukpress.com Blog : http://ufukpress.blogspot.com Email : [email protected]

Persembahan:Untuk kedua mataku, ibu dan adikku Rasya' Untuk semua wanita sahabat-sahabatku...

Untuk menjadi anggota milis yang mendiskusikan buku ini, silahkankirimkan email kosong ke [email protected]

Editor PDF By:http://anesularnaga.blogspot.com

Seorang wanita menggemparkan seantero negeri. Setiap Jumatsiang dia mengirim email ke banyak pengguna internet di segenappelosok Saudi Arabia. Isinya mengenai berbagai permasalahan yangselama ini dirahasiakan, dan terasa sulit untuk dibicarakan,terutama mengenai para sahabat wanitanya yang hanya diketahuioleh sekelompok kecil orang. Si penulis email hadir setiap minggudengan berbagai perkembangan baru dan peristiwa aktual.Masyarakat luas menjadi demam email dan selalu menunggu-nungguuntuk mendapatkan informasi baru. Akibatnya, di setiap Sabtu pagi,kantor pemerintahan, rumah sakit, kampus perguruan tinggi, danruang sekolah menjadi arena diskusi berita tersebut. Pokoknya, surat-surat dunia maya ini menimbulkan gelombangpemikiran reformatif dan cetusan-cetusan revolusioner di banyaklapisan masyarakat. Surat-surat itu menjadi lahan subur bagispekulasi, perdebatan, dan berbagai pembicaraan lepas. Penulis buku ini menitipkan pesan utama melalui email-emailimajiner yang ditulisnya, yaitu penyingkapan tabir yang selama inimenutup rapat realitas kaum wanita di Riyad. Ketika tabir itutersingkap, fenomena terpendam dan yang sengaja dipendam,tersembul jelas di depan mata kita. Sungguh sebuah realitas yangmencengangkan. Lucu,haru,sedih,bahagia. Penuh warna.Membongkar semuarealitas yang hakikatnya adalah mantra sihir dan mantra yangtersihir.

Benar-benar buku yang layak dibaca dan perlu. Aku pasti akanmenunggu kejutan-kejutan lain dari penulis ini. Ghazi al-Qashiby (oO0Oo)

1To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 13/2/2004Subject: Tentang wanita-wanita sahabatku Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali bila kaum yang bersangkutan berusaha mengubah sendiri keadaannya (Qs. Ar-Ra'du: 11).Saudariku... Tabir telah tersingkap dan rahasia telah terungkap. Ini sungguhnyata dan begitu dekat, lebih dekat dari bayang-bayang khayalan.Kini kalian berada di tengah himpitan dan tekanan. Kaliandirendahkan! Malam-malam masa muda telah kalian sia-siakan dalam teriakankegembiraan. Benar-benar nyata, dan kini kita memang hidup dalamkehinaan.Dengan mudah keimanan hanya mampu menyimpulkanburuknya aib. Namun tiba-tiba ia tak berdaya mencegah kita untuk kembalidan kembali lagi melakukannya. Untukmu kutulis jiwaku. Untuk setiap yang telah melewati usiadelapanbelas tahun. Atau, duapuluh satu tahun di beberapa negara,dan enam tahun, bukan enam belas tahun, untuk tradisi di Saudi.Untuk yang memiliki cukup keberanian membaca realitas telanjang didunia maya.

Untuk yang memiliki sedikit kesabaran menjelajahicakrawalanya. Untuk mereka yang bersedia melakukan beberapaeksperimentasi liar. Untuk para pemain cinta yang tak lagi mampumelihat kebaikan berwarna putih dan kejahatan berpakaian hitam.Untuk yang meyakini bahwa satu tambah satu, sesekali tidak samadengan dua. Untuk yang berjalan menuju kemenangan dan keadilan.Untuk pengagung amarah dan dendam. Untuk yang beranggapanbahwa kekurangan dan kelemahan manusia terletak pada kealpaandan keterbatasan Duhai untukmu, kutulis semua surat ini. Semoga mengilhamisebuah perubahan. Inilah malamku. Cerita kemarin terangkai darimu, danteruntukmu. Kami berasal dan gurun, dan akan pulang ke gurun. Tak tahu,siapakah di antara kita yang selamat dan siapa yang akan tersesat.Tokoh-tokoh dalam kisah ini pun ada yang berkarakter baik dan adaburuk. Baik dan buruk, berwajah satu. Kisah ini kutulis tanpakompromi atau kesepakatan dengan mereka. Terlalu banyakkepentingan yang harus ditampung dan pihak yang perlu dijagakehormatannya. Kamuflase pun, aku lakukan, termasuk sedikitpenyesuaiannya.Tanpa mengurangi kebenaran dan hakikat setiapperistiwa, penyesuaian dilakukan demi menjaga keselamatan tokohasli dalam cerita ini. Meski bagiku sendiri tidak ada ketakutan, namun tak adakeinginan mendapat balasan atau imbalan, dan tidak adakeberpihakan kepada salah satu pihak dan kepentingan. Andalahpara pembaca yang bebas menentukan respon dan penafsirannya. Kutulis tentang para wanita sahabatku, Satu persatu Semuanya Dalam diri mereka kutemukan jiwaku Tragedi mereka adalah peristiwa dahsyat bagiku Kutulis tentang para wanita sahabatku Tentang penjara yang menghisap umur narapidana Tentang zaman yang dilipat dalam kertas dan pena Tentang pintu- pintu tertutup Tentang keinginan yang terpasung Tentang ribuan wanita syahid terkubur tanpa nama

Saudariku... Darahku terbungkus dalam bingkisan tertutup berlapis emas Sejarah dimanipulasi, Kesaksian dikebiri Sekumpulan ikan terluka dalam kolamnya Kutulis tentang para wanita sahabatku, Tentang darah yang menentes dan langkah kaki nan jelita Tentang kegelisahan, kebingungan, nestapa, dan malam sunyi penuh rintihan Tentang pasar-pasar yang hilang terkubur Tentang lingkaran kehampaan dan perjalanan menuju sirna Tentang kematian perlahan-lahan Aku mati di saat kehidupan disemaikan Seperti anggur yang terkurung dalam gelas kaca Saudariku, Di sarangnya burung-burung mati tanpa suara .... Aku tak menyangkal, dunia ini dipenuhi aneka warna.Warnacintalah yang paling mendominasi. Mereka yang tidak mengakuikedaulatan cinta dalam kehidupan pada sisinya yang positif dannegatif adalah orang yang mengobati dahaga dengan bergelas-gelasair samudera. Saat paling dahaga baginya adalah sesaat setelahmereguk segelasnya. Hingga habis air samudera. Dahaga kianmendera. Cintalah yang mengilhami seorang renta untuk tetapberjalan demi anaknya, walau tapak kaki dipenuhi darah dan nanah.Cintalah yang mendorongan untuk bertahan di atas selaksakegetiran. Cintalah yang memberi kekuatan untuk memaafkan,marah, dendam, benci, sayang, berkorban, dan memberi. Cintalahyang mendorong orang melakukan segalanya. Termasuk bunuh diri. Demi cinta, alam memberikan kepada kita fenomena tersaratmakna. Kita harus belajar menampungnya demi menjadi aura yangmenjiwai kehidupan ini. Kita seharusnya terus mewujudkan butir-butiran cinta dalam film dan fiksi, menjadi sesuatu yang hidupbersama, dan berada dalam diri kita. Kubasahi bibirku, sebelumnya, kuurai rambutku. Di sekitarkutersedia segala yang kuperlukan untuk kali pertama terjerumusdalam noda. Aku berbisik lirih mengendalikan perasaanku, \"Janganbersedih!\" (oO0Oo)

Qamrah di tepian kerapuhan. Ia hampir saja terjatuh ketika ibudan saudara perempuannya menghampiri. Malam itu semakin hitam.Shedim masih di samping mempelai, mengusap keringat yangmenetes dari sela-sela rambut sebelum turun menyatu dengan airmata yang menyeruak keluar di antara bulu-bulu mata. Berusaha membentengi diri dari kebencian, dengan penuhintensitas dan pengharapan, Qamrah membaca Surat al-Falaq, an-Nas, dan al-Ikhlas. Perlahan dia meraih gaunnya yang terurai kelantai, tangannya menyibak bagian yang menghalangi langkah kaki.Diiringi teman-teman terdekatnya, ia berjalan lambat mengikutiprosesi yang telah terencana. Shedim berjalan penuh kehati-hatianagar tak sampai menginjak gaun Qamrah yang akanmenyebabkannya terjerembab jatuh seperti dalam film komedi.Duaribu pasang mata memerhatikan, seakan-akan mereka sedangmenghitung bilangan senyuman kedua mempelai Kerumunan orangmereka-reka kebahagiaan itu. Namun tak ada yang menyadariperasaan misterius apakah gerangan yang sebenarnya terjadi? Shedim berjalan di balik mempelai. Seakan ia menyembunyikandiri dan pandangan para undangan. Sejak awal prosesi perkawinan,gadis itu dibentahu bahwa banyak undangan yang diam-diammemerhatikan dan berbisik-bisik mengenai dirinya. Setiap kalisaudara perempuan Qamrah menyampaikan perihal orang-orangyang menanyakannya, Shedim memilih acuh. Bibi Ummi Nuwairpernah berkata bahwa perkawinan Qamrah akan memberikelapangan dan kelegaan. Kini terjawab sudah. Tandatanda kelegaan mulai terlihat. Kelapangan mulai terbuka.Kelegaan atas terjawabnya sebuah tanda tanya. Dan, kelegaan atasterurainya sebuah misteri. Pada masyarakatku, perempuan tidak lebih dari sebuah titikketundukan dan kepasrahan. Para penghuni gardu-garduketerbatasan. Para penempat ruang-ruang perintah. Berjalan, tersenyum, danmenari, semuanya sesuai perintah. Benar-benar tak berbatasketerbatasan mereka. Teramat sempurna kelemahannya. Tak adapeluang untuk bergeser dan menggeser nasib. Roda seperti takberputar. Waktu bak terhenti. Seakan takdirnya hanyalah untuk lebihcepat mati. Sebagai bagian terkecil dari kaum laki—laki, itulahdoktrin bagi mereka. Prosesi perkawinan masih lebih terhormat dimata masyarakat, namun tidak untuk perempuan. Ketika orang tua

menemani pengantin wanita dan mengambil foto kenangan, seakan-akan itulah kesempatan terakhir sebelum memberikannya kepadasuami. Tak ubahnya prosesi pelepasan seorang renta menuju alamkematian. Pergi jauh, dan mereka tak pernah kembali lagi. Bagi perempuan, zaman tak pernah berubah. Tak ada perbedaanantara masa lalu, hari ini, dan masa depan. Michelle dan Lumeismelihat semua itu. Dari sudut mata Qamrah, kedua sahabat itumelihat roda zaman yang tengah terkunci. Tirai pekat tengahmenutupi wajahnya. Mata itu, semakin terlihat putih bening justru karena dipenuhiduka yang menetes masuk melalui sudut kelopaknya. Bagaikan bulanyang terlihat indah dan berjasa memberi cahaya justru lantaranmalam tampak teramat pekat. Qamrah tengah memancarkan sinarbahagia justru karena dilukai oleh pernikahannya. Pengantin wanita memandangi kedua sahabatnya. Keduanyatersenyum, keduanya berusaha menyembunyikan lamunan, suatusaat nanti merekalah yang akhirnya juga merasakan semua ini,menjadi seorang pengantin. Ada tanya yang mereka sembunyikan,mengapa bukan mereka yang menjadi pengantin? Qamrahlah yangkali pertama melepaskan ikatan persahabatan itu mereka dengancara melepas masa lajangnya. Pada jeda pengambilan foto, para undangan naik ke panggungmemberikan ucapan selamat. Begitu juga Shedim, Michelle, danLumeis, mereka mendekati Qamrah, dan memeluknya: \"Sungguh Qamrah, Allah akan selalu bersamamu danmemberkahimu. Kemeriahan pesta ini akan berlangsung sepanjangkehidupanmu yang baru. Percayalah, doa kami senantiasa terpanjatuntuk kebahagiamu. Allah mengalirkan karunia-Nya atas dirimu.Sungguh aku selalu akan memimpikan menjadi sepertimu. Kaulahpengantin tercantik yang pernah kutemui. Parasmu mengisyaratkankebahagiaan tak bertepi.\" Senyum Qamrah mengembang mendengar pujian itu. Apalagimereka seperti memendam kecemburuan untuk segera menjadiseperti dirinya. Sorot mata mereka tengah memperbincangkanketidaksabaran untuk memasuki dunia misterius rumah tangga.Senyuman pun mengutarakan rasa ingin tahu atas apa yangsebenarnya sedang dirasakan oleh para pengantin. Ketiganyamengabadikan foto kenangan bersama mempelai. Mereka punberusaha menunjukkan rasa suka cita di arena tarian.

Shedim menari mengikuti irama, namun ia berada pada sisi yangtidak tertangkap oleh pandangan para hadirin. Mungkin ia kurangpercaya diri dengan perawakannya yang standar. Sementara itu,Lumeis dan Michelle begitu menikmati pertunjukan. Bukan karenamereka adalah seorang penari, tapi anugerah tinggi badan danperawakan seksi yang membuat tarian mereka menjadi pusatpandangan mata. Semua mata tertuju kepadanya. Para undanganwanita tengah mencari jawaban atas kegelisahan untuk menjadiseseksi Lumeis dan Michelle. Banyak undangan laki-laki yangberusaha mendekat dan membentuk kerumunan untuk menangkaplebih jelas setiap detail tarian. Undangan wanita lebih memilihmenjaga jarak sambil berbisik-bisik mengutarakan rasa iri yangterbungkus. Sesekali membicarakan uraian rambut dan bagian tubuhpenari yang terbuka bagi mata para lelaki yang coba mendekati.Musik mengalun. Tahan berlanjut. Jenjang leher keduanya punseakan tertarik oleh kehendak mata. Ketika mempelai pria telah berada pada jarak beberapa langkahdari pelaminan, para penari menyesuaikan diri satu persatu. Tarianberangsur-angsur terhenti. Lumeis meraih kain yang tersibak untukmenutupi bagian dadanya yang terbuka oleh sihir tarian. Dengankain sutra berenda kehitaman, dia berusaha menutupi kembalisetengah wajah dan sebagian punggungnya. Sementara itu, Michelleberusaha menemukan respon kepuasan yang tertunda dari wajahkaum Adam. Dia benar-benar tidak memedulikan cibiran dan sorotmata kaum Hawa yang ingin membakarnya. Dia begitu larut dengankelebihannya. Rasyid sang mempelai laki-laki menaiki tangga panggung.Bersama orang tua, paman, dan saudara, mereka berusaha melemparpandangan kepada undangan perempuan untuk menemukan decakkagum pada mata mereka. Merasa mendapat isyarat dan orangtuaQamrah, Rasyid mendekati pengantin perempuan untuk menyibaktirai yang menutupi wajahnya. Rasyid mengambil posisi di sisimempelai wanita sambil memperkirakan tempat di sekelilingnyamasih terbuka cukup luas untuk para undangan yang akanmemberinya ucapan selamat. Terdengar suara merdu bersahutan shalawat dan sanjungan atasNabi (saw) dari para undangan. Beberapa menit kemudian, paraundangan bergeser menyibak kerumunan, memberi jalan kepadakedua mempelai menuju meja hidangan untuk memotong kuepernikahan.

Langkah kedua mempelai itu diikuti para undangan yang kembalimenutup jalan dengan kerumunan di belakang pengantin. Sahabat mempelai dan para undangan tersenyum diiringi tepuktangan khidmat. Ibu Rasyid tersenyum. Ibu Qamrah terlihat memerahwajahnya. Rasyid sendiri melempar pandangan kepada paraundangan yang mengakibatkan keheningan sesaat. Lemparanpandangan mata itu berhenti tepat kepada Qamrah. Suasana menjadisemakin hening. Hanya ada senyum simpul ketiga sahabat gadis itu.Dia sendiri tengah 'membenci' sahabatnya yang telah membuatnya tersipu, disamping juga lebih 'membenci' Rasyid yang membuatnya salahtingkah. Shedim berlinang air mata menyaksikan sahabat masa kecilnyapergi meninggalkan gedung pernikahan bersama sang suami. Merekamenuju hotel tempat bermalam. Dari situ, selanjutnya mereka akanbertolak menuju tempat-tempat pilihan di Italia, menyongsong bulanmadu, lalu, mereka harus tinggal di Amerika. Rupanya Rasyid inginmenyelesaikan program doktoralnya. Di antara para sahabatnya, Shedim adalah salah satu yangpaling akrab dengan Qamrah. Mereka berdua menghabiskan masakecil dan bersekolah di sekolah yang sama sejak kelas dua SD. Barupada tahun kedua masa studi di Sekolah Menengah, Michellebergabung menjadi bagian penting dari persahabatan mereka.Michelle sendiri adalah anak baru dalam lingkungan mereka. Diabaru saja pindah dan Amerika bersama kedua orangtuanya. Setahunkemudian Michelle pindah ke sebuah Sekolah Internasional yangmenggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Tidak adakendala pergaulan dan sosialisasi. Kepindahan Michelle hanyalah terkait dengan kesulitannyaberbahasa Arab sebagai pengantar di sekolahan Qamrah dan Shedim.Di sekolah baru inilah Michelle berkenalan dengan Lumeis.Lengkapnya Lumeis Jadawy, seorang gadis Hijaz yang sejak keciltumbuh dan belajar di Riyad. Sejak saat itu mereka berempatmenjalin komunikasi harmonis dan saling berbagi hingga masa studimereka di Perguruan tinggi. Mereka berempat menemukan dirimasing-masing dalam sosok sahabat-sahabatnya. Mereka mempunyaiwarna kolektif yang merupakan paduan kepribadian masing-masing. Shedim mengambil kuliah di Fakultas Administrasi Perusahaan.

Lumeis memilih Fakultas Kedokteran. Michelle lebih sukamendalami materi-materi Akuntansi. Sedang Qamrah yang sejak kecilsuka pada cerita dan pemikiran para tokoh, mengambil pendidikantingginya di bidang Sejarah. Tetapi, beberapa minggu setelah kuliahperdana di fakultasnya, Qamrah dilamar Rasyid. Dia harusmengundurkan diri dari program studi untuk terfokus pada persiapanpernikahan. Lebih dari itu, keputusan pengunduran diri itu banyakdipengaruhi oleh keputusan Rasyid pindah ke Amerika. (oO0Oo) Di sebuah hotel berbintang, di salah satu kota terindah Italia,Qamrah duduk di pinggir ranjang. Dia melumuri paha dan kakinyadengan ramuan. Qamrah banyak membawa bekal pengetahuan dariibunya mengenai kebiasaan suami istri, termasuk pelayanankeinginan biologis. Tetapi, pengalaman kedua kakak perempuannya memberinyaimajinasi yang kuat. Kakak pertamanya baru menyerahkankeperawanannya kepada suami pada malam keempat perkawinannya.Hafshah, kakak keduanya, juga melakukan hal yang sama. Qamrahmemegang rekor. Dia baru menyerahkan diri pada malam ke tujuh. Qamrah bukan tidak siap dengan kehadiran seorang laki-laki diranjangnya. Ibunya telah memberinya banyak nasehat mengenaikehidupan ranjang. Pada malam pertama, Qamrah melepas gaunpengantin dan mengenakan pakaian tidur yang berulang kalidicobanya di depan cermin menjelang pernikahan. Dengan pakaiantidur itu, ia terlihat sangat seksi dan cantik sebagaimana yang diakuioleh kedua ibunya. Baginya, menjelang pernikahan adalah masa ketika ibunyatampil sebagai dosen yang selalu menyampaikan kuliah mengenaihubungan suami istri. Dia antusias mendengarnya, dan menyadari betapa telah sekianlama dia lebih memilih berbagi kepada tiga orang temannyaketimbang mendengarkan ibunya. Masa-masa studinya seakanmemberinya doktrin bahwa ilmu pengetahuan hanya terdapat disekolah dan dimiliki para guru. Kali ini Qamrah memahami bahwaguru yang paling memahami dirinya adalah ibunya sendiri. Sebenarnya sang ibu adalah seorang penganut falsafah bahwaperempuan memiliki kekuatan diri, dan sebaiknya dapat mandiridalam berbagai hal. Tetapi sejak Qamrah dipinang, sang ibu berubah

menjadi layaknya para ibu di Riyad; memberi pengetahuan tentangpengabdian dan pelayanan kepada suami. Gadis itu pun akhirnyamendengar apa yang selama ini dianggap tabu. Dia banyakmempelajari kenikmatan suami istri bak seorang remaja yang untukkali pertama diizinkan merokok bersama ayahnya. (oO0Oo)

2To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 20/2/2004Subject: Qamrah yang unik Hidup bisa penuh warna atau tidak berwarna sama sekali (Helena Keller) Sebagai pembuka, kusapa sahabat-sahabatku; Hasan, Ahmad,Fahd, Muhammad, dan Yaser. Mereka telah membahagiakankudengan banyak memberi masukan sangat berharga. (oO0Oo) Setelah kemeriahan perayaan pernikahan, ketiga sahabat itumengabadikan apa yang bisa mereka kenang dari sosok Qamrah.Mereka meletakkan souvenir bertuhskan 'Qamrah-Rasyid' di deretsouvenir-souvenir yang mereka dapat dari para sahabat yang telahmenikah. Masing-masing berharap untuk menjadi yang terakhir untukmenyusul Qamrah memberikan souvnir kepada sahabatnya. Bagimereka, perkawinan adalah kematian bagi kebebasan, kreatifitas, danpersahabatan. Perkawinan adalah kesedihan, sesal, dan duka cita. Selama ini, tradisi yang berlaku pada masyarakat menjelangperhelatan pernikahan adalah mengadakan pesta semacam PestaBujangan yang diadakan di Barat. Pada sebagian kelompok, merekamengadakan pesta yang menghadirkan Disc-Jockey seperti yangakhir-akhir ini menjadi tren. Para sahabat dan kerabat datang danmengadakan pesta tarian yang mewah. Biaya perhelatan pra-pernikahan ini seringkali mencapai nilai ribuan riyal. Sahabat-sahabat Qamrah sejak awal menganggap hal ini sebagai kemewahanyang harus direformasi. Mereka ingin memelopori sebuah tradisi baruyang akan diikuti oleh generasi setelah mereka. Suatu hari mereka ingin bepergian bersama teman-teman yanglain dan sepakat mengadakan pertemuan di rumah Michelle. Gadisitu mengenakan celana dengan banyak saku yang menyembunyikansisi kewanitaannya. Dia juga mengenakan kain lena yang menutupi

rambut, serta kaca mata gelap yang melindunginya dari terikmatahari. Lumeis memakai baju putih yang menonjolkan tinggi badandan tubuhnya yang atletis. Sementara itu teman-teman yang laindatang dalam pakaian sejenis mantel dengan kain yang menutupisebagian muka dan memperlihatkan bening mata mereka. Michelle berada di belakang kemudi mobil, dan Lumeismenemaninya di samping. Lima orang teman-teman yang lain beradadi kursi belakang. Musik mulai terdengar keras dari tape mobil, danmereka mulai menggerakkan badan sesuai alunan musik. Sepanjangperjalanan mereka menjadi pusat perhatian para lelaki. Paras yangcantik ditambah dengan perilaku yang mendobrak tradisi, membuatmereka seakan menjadi tujuh ekor kijang dalam kerumunan singayang lapar. Perempuan mengendarai mobil sendiri apalagi ditambahdengan musik yang menghentak, memang masih menjadipemandangan yang asing bagi masyarakat Riyad. Mobil memasuki pusat pertokoan yang ramai. Kebiasaan anakmuda adalah saling bertukar nomor telepon. Banyak cara yangdilakukan oleh pemuda untuk sebanyak mungkin mendapatkankenalan. Dengan membuat sebanyak mungkin kartu nama ataudengan menulis nomor teleponnya di kaca mobil agar terlihat olehsiapa pun yang menghendakinya. Di sebuah pusat perbelanjaan,mereka bertiga diikuti oleh beberapa pemuda. Satpam punmenghentikan langkah mereka dan menyampaikan laranganmemasuki pusat perbelanjaan bagi para bujang selepas salat Isya. Para pemuda itu akhirnya pergi kecuali seorang yangmemberanikan diri menemui Michelle dan teman-temannya. Diamenemui Michelle dan Lumeis yang sejak awal terlihat paling 'modis'di antara teman-temannya. Pemuda itu meminta Michelle untukmengizinkannya masuk bersama mereka sebagai bagian darirombongan. Michelle terkesan oleh keberanian pemuda itu danmengizinkannya. Kini mereka berdelapan berjalan beriringan bagaisebuah keluarga besar yang ingin berbelanja. Di dalam mal, merekaterbagi menjadi dua kelompok dan berpencar. Kelompok pertama adalah kelompok perempuan yang dipimpinoleh Shedim. Sedang Michelle dan Lumeis membuat kelompok keduabersama pemuda tampan itu. Pemuda itu mengaku bernama Faishal. Mereka menertawakanpemuda itu yang hari gini masih menggunakan nama Faishal, Saud,

Ubaid, atau Salman. Faishal ikut tertawa bersama Michelle danLumeis. Faishal mengajak mereka makan malam di rumah makanterkenal di luar mal, tetapi Michelle menolak. Faishal memberikandua lembar kartu nama setelah dia menuliskan nomor ponselnyapada salah satu kartu. Nama lengkapnya: Faishal al-Bithrani. Shedim, Qamrah, dan teman-temannya menjadi pusat perhatian. Hampir semua mata mengawasi keriuhan mereka. Di manamereka berhenti dan apa yang mereka beli selalu menjadi perhatianorang. Inilah tradisi kami, laki-laki selalu memiliki alasan untukmejeng di depan perempuan, tetapi perempuan seakan tidakmempunyai hak untuk melakukan hal yang sama. Di negara ini, tidakmungkin seorang perempuan bisa berjalan-jalan di mal dengan amantanpa perhatian dan selidik dari orang lain, baik sesama perempuanmaupun laki—laki. Baju apa yang dikenakan, kerudung apa yangdipakai, tas yang dibawa, cara berjalan, dan semua yang dilakukanperempuan selalu diperhatikan. Apakah ini sebuah insting? Setelah berbelanja, Michelle, Shedim, dan teman-temannyamenuju sebuah restoran untuk makan malam. Mereka memilih menufavorit masing-masing dan mulai memanjakan rasa lapar denganmakanan kesukaan. Sisa malam itu dihabiskan di rumah Lumeis, disebuah kemah di depan rumah. Keluarga Lumeis memang seringmelakukan hal itu dua atau tiga kali seminggu.Merekabercengkerama dan bertukar pikiran mengenai banyak hal. Biasanyadimulai dari masalah politik dan berakhir pada urusan rumah tanggaatau sebaliknya. Saat itu seluruh anggota keluarga Lumeis sudahberangkat ke Jeddah untuk menghabiskan liburan musim panas.Hanya Lumeis dan kakaknya yang tinggal di rumah menunggudengan getir datangnya hari pernikahan Qamrah. Mereka benar-benar menghabiskan malam itu dengan tawa ceria,makanan dan minuman yang lezat, serta menikmati permainan kartu. Mereka membunyikan musik dan mulai bergoyang. Seperti biasa,Lumeis menciptakan tarian-tarian kontemporer ketimuran mengiringimerdu lagu Seribu Satu Malam oleh Ummu Kultsum1. Tidak ada yangmenemani Lumeis menari. Dia menari sendirian. Ada beberapa alasan1 Biduanita kondang dari Mesir yang dianggap melegenda hingga keseluruh dunia. Iamendapat julukan Bintang dari Timur, dan sampai kinilagu-lagu nyanyiannya masih tetapdiburu para penggemarnya.

mengapa teman-temannya tidak ada yang menemani. Pertama, tidakmungkin di antara mereka yang mampu mengimbangi kelihaianLumeis menari. Tarian Lumeis sungguh sempurna. Kedua, mereka benar-benarmenikmati suguhan tarian Lumeis. Di antara mereka ada yangberusaha memberi nama pada setiap improvisasi gerakan tahanLumeis. Lumeis sendiri sering mengikuti kehendak mereka untukmerunduk, berputar, atau berposisi terbang. Ketiga, Lumeis sendirimemang senang menjadi pusat perhatian. Bahkan dia akan berhentimenari bila tidak ada lagi yang memberikan semangat, tepuk tangan,atau sekadar memberi komentar. Malam itu Michelle dan Lumeis melengkapi keceriaan denganminuman alkhohol berkelas milik ayahnya. Dia mengambilnya darilemari kaca tempat ayahnya menyimpan minuman-minuman mahaluntuk jamuan tamu-tamu istimewa. Michelle tahu banyak tentangminuman berkelas Brendy, Vodka, Wine, dan yang sejenis. Ayahnyabanyak mengajari keterampilan meramu minuman-minuman itu danmenyediakannya kepada para tamu untuk memeriahkan saat-saatistimewa. Tetapi Michelle tidak pernah ikut bergabung bersamaayahnya kecuali pada jamuan-jamuan istimewa. Lumeis sendiri tidakterbiasa dengan minuman jenis itu. Tetapi karena kali itu adalahmalam pelepasan Qamrah untuk memasuki dunia baru, maka akanmenjadi sangat istimewa. Semua bergabung dalam lezatnyaminuman. Malam itu benar-benar teramat istimewa. Ketika alunan suara Abdul Majid Abdullah melantunkan lagu,\"Wahai wanita Riyad, wahai harta pilihan, tebarkan kasih sayang,\"tak seorang pun tertinggal, mereka menari bersama. (oO0Oo)

3To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 27/2/2004Subject: Siapakah Ummi Nuwair? Perempuan yang menyerahkan seluruh kehidupannya untuk sesama perempuan adalah perempuan yang belum menemukan laki-laki yang telah diberikan kehidupan ini untuknya (Taufik al-Hakim). Dua minggu setelah pesta pernikahan Qamrah, Badriyah, bibitertua Shedim menerima banyak sekali telepon yang menanyakanperihal gadis itu dan mengajukan lamaran. Mungkin bermula darikesan-kesan mereka atas penampilan Shedim yang memesona selamaperhelatan pesta Qamrah. Begitu banyaknya jumlah pelamar hinggabibi Badriyah mengambil kebijakan untuk memilih sendiri mereka itu.Dia melakukan penolakan bagi beberapa pelamar yang menurutnyakurang cocok dengan keponakannya, dan hanya memberitahukanbeberapa pelamar berkualitas kepada Shedim dan ayahnya. Di antaranya terdapat seorang laki-laki bernama Walid. Ia adalahputra dari Abdullah al-Syary. Walid adalah seorang sarjana teknikkomunikasi, pegawai eselon dua, yang ayahnya kebetulan adalahsaudagar sukses di Saudi. Pamannya pun adalah seorang notaristerkenal, dan bibinya adalah direktur sebuah sekolah khusus wanitaterbesar di Riyad. Begitulah Shedim bercerita tentang sosok Walid kepada Michelle,Lumeis, dan Ummi Nuwair2 pada suatu saat. Wanita itu adalahtetangga Shedim. Di rumah Ummi Nuwair inilah Shedim, Michelle,Lumeis, dan Ummi Nuwair sendiri sering saling berbagi cerita, tawa,dan sesekali air mata. Ummi Nuwair adalah seorang wanita Kuwaityang bekerja di lembaga pengembangan sumber daya perempuan. Diatinggal di rumah yang bersebelahan bahkan berbatasan langsungdengan tembok rumah ayah Shedim. Ummi Nuwair bercerai dengansuaminya, seorang laki-laki Saudi setelah menjalani masa perkawinanselama limabelas tahun.2 Karena nama anaknya inilah maka ibunya dipanggil Ummi Nuwair yang artinya ibunya siNuwany - Peny.

Mereka bertemu saat bersama-sama mengambil program S1 diUniversitas Kuwait. Sebelumnya mantan suami Ummi Nuwair tinggaldi Kuwait ikut dengan ayahnya yang bekerja di Kantor PerwakilanSaudi di sana. Kini mantan suami Ummi Nuwair sudah menikah lagi. Ummi Nuwair hanya mempunyai seorang anak lakilaki bernamaNuwairy. Tetapi, Nuwairy ini mempunyai kisah panjang yang aneh.Sejak umur sebelas atau duabelas tahun, dia mempunyai kebiasaanganjil yaitu berperilaku seperti perempuan. Ia berpakaian perempuan,memakai sepatu perempuan, berdandan, dan suka memanjangkanrambut. Ibunya telah berusaha dengan berbagai cara lembut dankasar untuk mengembalikan kebiasaan Nuwairy layaknya seoranganak laki-laki. Dari hari ke hari ibunya berusaha memerhatikanperkembangannya, tetapi belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Pada mulanya, Nuwairy berkembang normal sebagaimana anaklaki-laki seusianya. Hingga suatu hari ayahnya mendengar laporantetangganya tentang apa yang diperbuat si Nuwairy itu. Ayahnyamarah besar. Dia masuk ke kamar Nuwairy dan memukul membabibuta menggunakan tangan dan kakinya sehingga Nuwairy mengalamiretak tulang iga, hidung, dan salah satu lengannya. Setelah kejadianitu, sang ayah meninggalkannya dan hidup bersama istri kedua.Hingga kini sang ayah tidak pernah tahu dan tidak pernah mau tahumengenai perkembangan anaknya. Demikianlah sekilas kisahNuwairy. Setelah kejadian itu, Ummi Nuwair menyerahkan semua urusandiri dan anaknya kepada Allah. Dia menganggap hal ini sebagai ujiandari Allah yang harus dihadapi dengan kesabaran. Ummi Nuwairmemulai hidup baru bersama anak semata wayangnya, hingga diaberkembang seperti keadaannya kini. Hingga hari ini saat Walidmengajukan lamaran kepada Shedim, Ummi Nuwair telah tinggalbersebelahan dengan rumah Shedim selama empat tahun. Empattahun lalu sebelum kepindahannya ke rumahnya kini Ummi Nuwairpernah berencana kembali ke Kuwait, tetapi anaknya menolak. Pada mulanya, dia sempat tergoncang oleh terpaan fitnah yangdilontarkan dari cara pandang dan berpikir masyarakat yang kejam. Tetapi, perjalanan waktu memberikan kekuatan dan kesabarankepadanya, sehingga dia rela dan lapang dada menerima segalanya. Bahkan dengan terang-terangan dia menamakan dirinya denganUmmi Nuwair sebagai simbol kekuatan dan ketegarannya

menghadapi fenomena anaknya di hadapan gunjingan masyarakatyang tajam. Pada saat itu Ummi Nuwair berusia tigapuluh sembilan tahun. Shedim sering berkunjung ke rumahnya dan kerap jugamengajak teman-temannya bersilaturahmi ke sana. Ummi Nuwairadalah simbol abadi dari ketegaran dan kesetiaan menjalani proseskehidupan. Bagi Shedim, dia adalah wanita paling mulia yang pernahdikenal. Terutama sejak gadis itu kehilangan ibunya pada usia tigatahun, Ummi Nuwair tampil lebih dari seorang tetangga atau teman.Shedim menganggapnya sebagai pengganti ibu kandung yang telahdamai di sisi-Nya. Ummi Nuwair adalah gudang penyimpan rahasia bagi keempatgadis itu. Dia setia dan selalu ada untuk ikut mencarikan solusi bagisetiap masalah. Bersama gadis-gadis itu, Ummi Nuwair sendirimerasakan hiburan dan kebahagiaan yang luar biasa. Bebanhidupnya pun menjadi larut, dan rumahnya menjadi tempat palingtepat bagi kempat gadis itu untuk menemukan sedikit kebebasanyang tak mungkin ditemukan di rumah mereka. Sebagai contoh, suatu hari Michelle menelepon Faishal untukmenemaninya minum kopi dan menghirup udara segar di luar rumah. Itulah pertemuan pertama sejak mereka berkenalan di mal.Michelle sengaja tidak memberikan waktu kepada Faishal untukmempersiapkan diri. Dia ingin Faishal tampil apa adanya. Tetapi,sungguh di luar dugaan, ketika masuk ke mobil Faishal, diamenemukan lelaki itu jauh lebih tampan dan sempurna. Dengancelana jeans dan baju Ya lentino ketat, Faishal begitu jantan dangagah. Otot dan dadanya yang bidang tergambar di bajunya. Tangandan semuanya begitu kekar. Faishal membeli dua gelas kopi. Satu untuknya dan yang lainuntuk Michelle. Dengan dua gelas kopi, keduanya berkeliling kotaRiyad. Mereka singgah sebentar di kantornya, salah satu ruangan diperusahaan ayahnya. Faishal menjelaskan sekilas rutinitashariannya, lalu menuju kampus Faishal. Di sana dia memperdalamSastra Inggris. Mereka berkeliling sebentar di dalam area kampushingga petugas keamanan menegur dan melarangnya berduaankarena hari sudah malam. Dua jam atau lebih sedikit setelah itu,Faishal mengantarkan Michelle ke rumah Ummi Nuwair setelahmenikmati keindahan malam. ***

4To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 5/3/2004Subject: Ada apa dengan Qamrah? Kebudayaan kita tergelincir dalam lumpur dan sabun. Masih kita lestarikan warisan Fir'aun dan Abu Jahal. Kita masih hidup dalam logika kunci dan gembok; melipat kaum perempuan dalam gumpalan kapas, menguburnya dalam pasir, memilikinya seperti benda, melepasnya ke sawah di siang hari seperti sapi dan mengembalikannya ke kandang pada malam hari. Kita memerlakukan hak istri seperti kuda pacuan; dipukul agar berlari kencang. Tanpa perasaan. Tanpa cinta dan kerinduan. Tanpa kasih sayang. Kita memerlakukannya sebagai alat. Untuk bekerja dan dipekerjakan. Kemudian kita terlelap meninggalkan mereka di tengah api, di tengah tanah berlumpur. Mereka terbunuh tanpa luka. Dan kita campakkan di tengah perjalanan. Seperti terngiang di telingaku cacian para lelaki pembaca puisi ini. Mereka melaknatku. Kuharap kalian memahaminya dari sisi yang kuinginkan. (Nizar Qabany) Bulan madu usai sudah. Mereka berangkat ke Chicago. Itulahkota pilihan Rasyid untuk menyelesaikan disertasi doktoral dalambidang teknik elektronika. Sebelumnya, program S1 telahdiselesaikannya di Los Angeles dan S2 di Indianapolis. Qamrah memulai kehidupan barunya dengan dipenuhi rasatakut dan kekhawatiran. Dia selalu ketakutan setiap kali naik liftmenuju apartemennya di lantai empat puluh. Ada goncangan yangmengoyak kepalanya dan menghantam telinganya setiap kali

menaikinya, seakan sedang berbenturan dengan awan yangbergulung-gulung. Ada rasa pusing yang menghampiri setiap kalimencoba melihat ke bawah melalui jendela apartemennya. Segalasesuatu menjadi sangat kerdil nun jauh di bawah sana. Dan bawahsana, tampaklah seperti jalan raya mainan yang sering dimainkannyasewaktu kecil dulu. Mobil dan kendaraan di jalan raya itu tidak lebihbesar dari kotak korek api. Deretan mobil hanyalah terlihat sepertibarisan semut. Qamrah juga merasa tidak nyaman, ia takut terhadap parapreman yang gemar mabuk dan banyak berkeliaran di jalanan.Mereka kasar dan sering meminta uang dengan paksa. Dia juga ngerimendengar berita tentang banyaknya kasus perampokan, pencurian,dan pembunuhan yang terjadi di daerah tempat tinggalnya. BahasaInggrisnya yang pas-pasan juga selalu membuatnya khawatir setiapkali keluar apartemen dan merasa menjadi incaran aksi penipuan.Kesulitan berkomunikasi dalam bahasa itu juga menghantuinya saatharus menggunakan taksi atau menyebutkan keperluannya. Rasyid telah sibuk dengan penelitian disertasinya sejak diabergabung di Universitas. Keluar apartemen jam tujuh pagi, dan barukembali lagi pada jam delapan atau sembilan malam. Terkadang diaharus pulang jam sepuluh saat ada tugas tambahan atau sesipenelitian yang belum selesai. Pada liburan akhir pekan, dia selalumenyibukkan diri dengan berbagai kegiatan seperti berlama-lama didepan internet atau menonton televisi. Seringkali ia tertidur hinggapagi di sofa saat mengikuti pertandingan Bisbol yang menjemukanbagi Qamrah. Kalaupun Rasyid berangkat tidur di ranjang bersamaistrinya, dia hanya mengenakan celana tidur putih panjang dan kaosoblong putih. Kedua pakaian itulah yang selalu dikenakannya bilasedang berada di apartemen. Keduanya menampilkan Rasyid sebagaiseorang yang kelelahan dengan aktifitas di luar rumah, bukan sebagaiseorang pengantin baru. Qamrah banyak bersabar menghadapi semuanya. Banyakkelembutan, kasih sayang, cinta, dan kehangatan yang menghentak-hentak kalbunya seperti yang dia baca pada buku-buku novelpercintaan dan film-film roman. Dan saat ini dia tinggal bersamaseorang laki-laki yang tidak merasakan ketertarikan cinta dankelembutan, menjauhi ranjang dan mengenakan pakaiannya, lalumeninggalkan kamar yang di dalamnya terdapat seorang wanita yangsedang menangis memohon maaf atas kesalahan yang tak

diketahuinya. Qamrah tidak melihat suaminya hingga keesokansorenya, pada rencana keberangkatan mereka ke Washington. (oO0Oo)

5To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date:12/3/2004Subject: Walid dan Shedim; sebuah kisah sastra Saudi modern Laki-laki selalu merasa sempurna bila mampu menundukkan perempuan dan membuatnya menyerahkan diri seutuhnya. Tetapi perempuan selalu merasa tidak sempurna sebelum memberikan yang terbaik kepada laki-laki (Anuriyah) Banyak yang mengirimkan surat di alamat emailku. Merekaberkata, \"Kamu tidak pantas berkedok sebagai perempuan Najd3. Kamupasti meletakkan dendam dan berusaha mencemarkan nama baikperempuan Saudi.\" Jawaban tulisanku, \"Kita baru pada tahap pendahuluan,saudaraku tercinta. Kalau pada email kelima saja kalian sudahmemaklumatkan perang terhadapku, apa yang akan terjadi denganemail-emailku yang selanjutnya?\" (oO0Oo) Shedim dan ayahnya menemui Walid di ruang tamu. Merekaberdua sangat bahagia dan merasa terhormat dengan kehadiranWalid. Qamrah pernah memberi Shedim nasehat yang didengarnyadari sang ibu, \"Jangan mengulurkan tanganmu untuk bersalaman denganRasyid pada waktu syufah4.\" Mengikuti nasehat itu, Shedim tidakmenyalami Walid. Lelaki itu terlihat amat sopan dan menghormatiShedim dan ayahnya. Dia tidak duduk sebelum Shedim dan ayahnyamengambil tempat duduknya masing-masing. Ayah Shedim dan Walidberbincang-bincang tentang banyak hal. Shedim hanya diam dansesekali melibatkan diri dalam pembicaraan dengan senyum danpandangan mata. Setelah beberapa menit, sang ayah meninggalkan3 Sebutan lain untuk penduduk wilayah Aiab Saudi dan sekitarnya - peny.4 Kedatangan calon suami kepada calon istri untuk melihat dan berkenalansesuai syariatIslam

ruang tamu untuk keluasan waktu dan kebebasan dalam memulaiperkenalan di antara kedua orang itu. Dari pandangan mata saat datang ke ruang tamu, Shedimmenangkap ketakjuban Walid terhadap kecantikannya. Shedimsendiri seperti sedang terasing di tempat yang belum pernahdikunjunginya. Meski Shedim tidak banyak mengangkat kepalanya, tetapilemparan pandangannya yang hanya sesekali cukup memberinyaberita bahwa Walid sedang melihat, memeriksa, dan menyapu dirinyadengan seluruh ketajaman pandangan yang dimiliki. Saat berjalanmenuju ruang tamu tadi, Shedim hampir terpeleset karena tahubahwa seseorang tengah mengawasinya. Dengan bantuan Walid,sedikit demi sedikit, Shedim mampu menguasai dirinya dan berhasilmenaklukkan rasa malunya. Walid banyak mengarahkan percakapan.Mulai dari fakultas dan jurusan, rencana masa depan, cita-cita, hobi,hingga masalah dapur dan memasak. Mungkin lelah bertanya dan kehabisan materi pembicaraan,Walid berkata, \"Apa kamu tidak ingin bertanya dan mengetahuisesuatu tentang diriku?\" Shedim berpikir sejenak dan menjawab, \"Aku hanya inginsampaikan kepadamu bahwa aku menggunakan kacamata.\" Walid tertawa, disusul oleh Shedim. Setelah sejenak dalam tawaringan, Walid kembali mencoba menggali respon Shedim, \"Apapendapatmu tentang profesiku yang mengharuskan aku untuk seringbepergian ke luar kota dan ke luar negeri?\" Shedim menjawab spontan, \"Itulah masalahnya. Aku sangatmenyukaitraveling.\" Jawaban spontan itu memberikan kesan cerdas dan membuatWalid kagum. Tapi Shedim sendiri merasa telah melakukankesalahan dan merasa lancang mengatakannya. Dia seperti hendakmenghukum lisannya. Dia khawatir kalau perkataan itumengecewakan Walid dan membuatnya pergi darinya. SungguhShedim akan kembali tidak mampu menguasai dirinya bila saja,bersamaan dengan itu ayahnya tak bergabung kembali denganmereka. Kedatangan ayahnya membuat Shedim mendapatkesempatan untuk meminta izin meninggalkan ruang pertemuan.Shedim meninggalkan ruangan setelah melemparkan senyumanlebar. Walid membalasnya dengan senyuman yang lebih lebar.

Shedim meninggalkan Walid dan ayahnya, hatinya bagaikanburung-burung sedang berkicau. Meski tidak banyak memiliki kelebihan dibanding umumnyakaum laki-laki, namun di mata Shedim, Walid tampil sebagai sosokyang tampan. Shedim menyukai warna kulit Walid yang putihkemerahan, kumis tipisnya, dan kacamata dengan bingkai hitam tipisyang menambah daya tarik di wajahnya. Sepeninggal Shedim, Walid meminta izin kepada ayahnya untukmenelepon gadis itu pada saat-saat tertentu demi melanjutkanperkenalan sebelum benar-benar mengajukan lamaran. Ayah Shedimmenyetujui permintaan itu dan memberikan nomor ponsel Shedim.Pada malam itu juga Walid menghubungi Shedim, dan gadis ituakhirnya menjawab setelah dapat mengalahkan keraguannya. Walid menyampaikan pujian dan kekagumannya kepada Shedim.Mereka berbincang sebentar, lalu sama-sama terdiam, seakan Walidsedang menatap wajah Shedim. Gadis itu juga menyampaikankegembiraannya atas pertemuan dan perkenalan tadi siang. Walidmenyampaikan ketidaksabarannya untuk memastikan hubunganmereka. Bahkan dia menyatakan akan mempercepatnya sebelum IdulFitri tiba. Ponsel Shedim menjadi lebih sering berdering.Dalam sehari,Walid menghubunginya puluhan kali. Itulah yang menjadi pembukahari, dan terdengar sejak bangun tidur hingga menjelangkeberangkatan Walid ke kantor. Sebagai penutup hari, merekamelakukan percakapan panjang lebar sebelum berangkat keperaduan, bahkan di larut malam, sesekali mereka masih jugaberbincang. Terkadang, Walid sengaja membangunkan Shedim hanya untukmemberitahukan bahwa ada lagu permintaan yang sedang terdengarpada siaran radio. Setiap hari Walid meminta Shedim untukmerekomendasikan kacamata, jam tangan, pulpen, baju, celana, danbarang lain yang akan dibelinya. Semua itu dilakukan semata-mataagar apa apa yang dikenakannya selalu sesuai dengan selera Shedim. Cinta Walid kepada Shedim membuat iri teman-temannya,terutama Qamrah. Mendengar tentang kemesraan mereka berdua, diamerasa dirinya bukanlah perempuan yang beruntung. Dia pun mulaimengarang cerita-cerita bohong tentang perhatian, kasih sayang, dankeharmonisannya bersama Rasyid. Qamrah ingin merasa tak kalah

seru dibanding Shedim. Ia ingin merasa tak memiliki kekurangan daritemannya itu. Kini ikatan perjodohan Walid dan Shedim telah dipastikan. Walidtelah menyatakan pertunangannya. Bibi Shedim menangis terharuketika mengenang almarhum Ibu Shedim yang kebetulan adalahadiknya sendiri. Wanita itu telah meninggalkan Shedim yang waktuitu masih berusia kanak-kanak. Wanita itu belum sempatmenyaksikan kecantikan anaknya yang kini dikagumi banyak orang.Shedim sendiri juga belum sempat memiliki kenangan tentang sosokibunya yang telah mewariskan kecantikan kepadanya. Setelah acara pertunangan selesai, ayah Shedim mengadakanjamuan makan yang dihadiri oleh kerabat kedua keluarga besar. Keesokan sorenya, Walid datang mengunjungi Shedim. Merekaberdua tidak pernah bertemu semenjak acara syufah dulu.Kedatangannya kali itu untuk memberikan sebuah hadiah perdanayaitu sebuah ponsel generasi terbaru dari sebuah merek ternamayang baru sehari dilempar ke pasar. Pada minggu-minggu berikutnya, Walid semakin seringmengunjungi Shedim. Sebagian besar kunjungan itu atas izin dansepengetahuan ayahnya. Hanya sedikit yang dilakukan secarasembunyi-sembunyi. Biasanya kunjungan dimulai setelah salat Isyadan Walid tidak kembali pulang sebelum jam dua dini hari. Adapunpada akhir pekan, seringkali mereka bercengkerama hinggamenjelang subuh atau fajar menyingsing. Sekali dalam dua minggu,Walid mengajak Shedim makan malam bersama di sebuah restoranterkenal. Pada hari-hari biasa, Walid membawakan makanankesukaan Shedim, dan mereka nikmati bersama sambil mengendaraiwaktu dalam tawa penuh canda, cerita, atau percakapan dengan tematertentu. Sesekali keduanya menonton film yang dipinjam darisahabat mereka berdua. Canda tawa, curahan hati, dan obrolanselalu berkembang dan bercabang hingga Shedim merasakan ciumanpertamanya. Walid menjadi terbiasa untuk mencium pipi kanan dan kiri disetiap pertemuan dan menjelang mereka berpisah. Tetapi, malam ituWalid meninggalkan Shedim dengan ciuman yang lebih hangat daribiasanya. Mungkin mereka terbawa gairah film yang mereka tontonbersama. Malam pun berlalu dengan hangatnya ciuman di bibir gadis itu.

Shedim mulai mempersiapkan segalanya yang diperlukan untuksebuah pesta pernikahan. Shedim mempersiapkan semua bersamaUmmi Nuwair, Michelle, dan Lumeis. Walid sesekali menemaniberbelanja, terutama ketika Shedim hendak membeli baju-baju tidur. Resepsi akan dilangsungkan setelah ujian akhir semester selesai. Itu dilakukan untuk menghindari terjadinya pernikahan padaliburan musim Haji sehingga Shedim tidak mempunyai banyak waktuuntuk mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir. Dia adalah salahsatu mahasiswa yang memiliki daya saing tinggi. Ia selalu inginmenjadi yang terbaik di antara teman-teman sekampusnya. Demitujuan itu, Shedim harus mengalahkan kehendak Walid untukmenikah secepatnya.Tetapi Shedim berusaha membuat calonsuaminya paham agar semua rencana disusun atas kemauannya.Untuk itu Shedim berencana membuat Walid menyetujuikehendaknya: Malam itu Shedim mengenakan baju tidur berwarna hitam yangdibelikan Walid untuknya. Semenjak dibeli, baju itu belum pernahdipakai dan sengaja akan dikenakan pada malam spesial itu. Bunga mawar merah yang ditaburkan di sudut-sudut ruangan,lilin warna-warni yang dinyalakan di sana-sini, alunan musik yangmengalun menghanyutkan rasa, semuanya kehilangan aura romantissaat gaun warna hitam itu sedikit demi sedikit terlepas danmempersembahkan keindahan yang selama ini tersembunyi. Gadisitu pun bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi kekasihnyapada malam itu. Ia ingin menyerahkan segala yang dimiliki sebagaihadiah atas kerelaan menunda pernikahan hingga selesai masa ujianakhir semester. Shedim sama sekali tidak menunjukkan penolakandan rasa malu untuk memulai kehidupan mereka berdua langsungpada malam itu juga. Shedim telah lama mempunyai keyakinanbahwa dia tidak akan mendapatkan kepuasan dan persetujuanpasangannya bila tidak mempersembahkan dirinya seutuhnya.Kebetulan ayah Shedim tak berada di rumah. Bersama saudaranya, ia tengah menyelesaikan urusan keluargaselama beberapa hari. Walid semakin tak terhalangi untukdimanjakan, dan Shedim sama sekali tak menemukan kendala untukmelakukan apa saja yang dikehendaki lelaki itu pada malamtersebut... sebagaimana yang dia sendiri rasakan. Sepulang Walid,Shedim menunggu telepon dari kekasihnya, terutama untukmendengarkan respon dan apa yang sedang dirasakan Walid setelah

kejadian malam itu. Tetapi lamanya penungguan itu hanyalah sia-sia.Sampai malam datang, lelaki itu tidak menghubungi. Gadis itu pun tidak ingin memulai menghubungi dan lebihmemilih menunggu. Tetapi hingga keesokan harinya penungguan itumasih sia- sia. Shedim pun memutuskan untuk mengendapkan suasanahati beberapa hari. Sebagaimana yang dirasakannya akibat kejadianmalam itu, mungkin Walid juga sedang gelisah dan didera sesuatuyang tak mudah digambarkan. Shedim sepakat dengan dirinya sendiriuntuk saling menjernihkan hati dan menguasai kembali perasaan.Baru setelah dirasa cukup untuk menormalkan kondisi psikologismasing-masing, Shedim berencana menghubungi Walid untukklarifikasi apa sebenarnya yang tengah terjadi. Tiga hari berlalu Shedim kehilangan informasi tentangnya.Hilanglah kesabaran untuk selalu menunggu, dan dia punmemberanikan diri untuk menghubungi. Tetapi kekecewaan harusdirasakannya. Ponsel Walid tidak aktif. Seminggu pun berlalu, danselalu saja gagal menghubungi. Ia telah mencoba menghubungi padawaktu yang berbeda-beda untuk memastikan Ponsel Walid sesekaliaktif. Tetapi hasilnya tetap sama kecewa. Kegundahan Shedimsemakin mengkristal. Apakah selama seminggu ini Walid sengajamematikan Ponsel untuk berkonsentrasi menyelesaikan tugas danpekerjaannya? Apa yang sebenarnya terjadi? Adakah kecelakaan yang menghampiri dirinya? Apakahsebenarnya lelaki itu sedang marah dengan caranya merayu untukmenunda hari pelaksanaan pernikahan? Tetapi apakah amarahnyateramat besar, sehingga berani untuk menghukumnya dengan caratidak menghubungi selama lebih dari seminggu, padahal sebelumnya,lelaki itu bisa menghubungi sampai puluhan kali dalam sehari? Apayang sebenarnya dirasakan Walid tentang kejadian malam itu? Apakah dengan menyerahkan diri seutuhnya sebelumpernikahan merupakan kesalahan dan dosa di mata Walid? Marahatau gila? Apakah sejak awal pertemuan, Walid memang telah raguterhadap Shedim, sehingga kejadian malam itu memberinya kepastianuntuk benar-benar angkat kaki untuk selamanya? Tetapi apasebabnya? Bukankah sejak pertunangan itu mereka telah resmidalam sebuah ikatan? Apakah yang disebut pernikahan adalahsemua kemeriahan, hadirnya para undangan, tersedianya berbagaimakan lezat, dan hingar bingar pesta besar? Apakah sebenarnya

pernikahan? Apakah dengan keberanian itu, Shedim berhakmendapatkan hukuman sedemikian rupa? Tetapi bukankah diasendiri yang memulai? Bukanlah dia yang lebih agresif dan lebihbanyak mengambil inisiatif? Mengapa Walid memaksa untukmelakukan kesalahan bersama dan segera setelah semua itusempurna dilakukan, ia pun mencuci tangannya? Siapakah yangpaling bersalah? Apakah yang telah terjadi pada malam itumerupakan sebuah kesalahan? Apakah saat itu Walid sedang mengujipertahanannya? Dan jika dalam ujian itu Shedim dianggap gagal,apakah berarti pernikahan mereka berdua juga akan gagal? Apakahsaat ini Walid sedang menganggap Shedim sebagai wanita murahan?Lelucon macam apa ini? Bukankah Shedim telah resmi menjadiistrinya, dan berarti halal untuk melakukan apa saja? Atau karenabelum ada ijab kabul dan saksi? Apakah semua ikatan danpertunangan itu tidak mengartikan keabsahan sebuah hubunganyang memang hanya belum dipestakan saja? Shedim sama sekali tidak tahu jawaban semua pertanyaannya. Tidak seorang pun membekalinya pengetahuan yang cukupuntuk menjawab salah satu pertanyaan itu. Apakah ketidaktahuanini akan membuat Walid menjatuhkan hukuman? Andai ibunyamasih hidup, dia tentu akan belajar banyak tentang apa saja yangharus dilakukan dan apa saja yang tidak, sebagaimana pelajaranyang diterima Qamrah dan ibunya. Dia hanya tahu banyaknya ceritatentang hubungan intim yang dilakukan sebelum pernikahandilangsungkan. Termasuk tentang usia kandungan yang mencapaitujuh bulan saat pernikahan diresmikan. Bahkan dia juga banyak mendengar tentang perkawinan yangdisertai hadirnya anak hasil hubungan kedua mempelai dalam usiayang sudah bukan bayi lagi. Maka, di mana letak kesalahan Shedim? Siapakah yang memberitahu Shedim mengenai garis yang tegasantara yang boleh dan yang tak boleh dikerjakan? Apakah ketentuanyang digariskan agama sama dengan ketentuan yang dipahami olehnalar para pemuda Arab? Walid selalu menertawakan Shedim setiapkali mendengar bahwa gadis itu merasa telah resmi menjadi Istrinyasesuai dengan hukum Allah dan sunah Nabi. Sementara itu UmmiNuwair dan bibinya selalu menekankan bahwa dirinya hanyalahseorang gadis yang baru saja dilamar oleh seorang calon suami.Siapakah yang benar?

Siapakah yang akan memberinya penjelasan yang benar? ApakahWalid kini tengah menganggapnya bukan sebagai wanita salehah?Shedim hanya melakukan apa yang pernah dia dengar dari temannyayang telah menikah. Dia hanya menjalankan logika yang dipahaminyadari tontonan televisi. Shedim hanya melakukan sebuaheksperimentasi. Maka, dosa apakah sebuah langkah percobaan itu?Lelucon apa ini? Apa yang sedang berkecamuk di otak Walid? Shedim berusaha menelepon ibu Walid. Tetapi ibunya sedangtidur. Dia pun hanya meninggalkan pesan untuk disampaikan bahwadirinya telah menghubungi dan memohon ibunya balikmenghubunginya. Tetapi Shedim kembali kecewa dan semakin galau.Apakah semua yang telah terjadi pada malam itu harus diberitahukankepada ayahnya? Tapi bagaimana caranya, dan apa sajakah yangharus diberitahu? Bila dia harus diam, apakah dia akanmenyimpannya sendiri hingga hari pelaksanaan resepsi? Lantas apakata orang tentang dirinya? Apakah dia akan membiarkan orangmenyebutnya sebagai pengantin kotor? Tidak! Tidak! Walid tidak mungkin serendah itu. Lelaki itu pasti sedangsakit di sebuah rumah sakit. Kemungkinan itu jauh lebih besarketimbang beranggapan bahwa Walid kini tengah meninggalkandirinya hanya oleh sebab yang tidak jelas! Shedim benar-benar bingung. Dia tidak bisa menentukan antaramenunggu Walid datang mengunjunginya dan berusahamenghubunginya lagi. Shedim bermimpi dan membayangkankedatangan Walid bersimpuh kepadanya seraya meminta maaf. Tetapidia benar-benar tidak datang dan tidak menghubungi. Ayahnya bertanya. Shedim tidak menjawab. Jawabannya adalahselembar surat yang diterimanya: sebuah surat pembatalanperkawinan dari Walid. Sang ayah berusaha memahami rahasia dibalik keputusan yang mendadak ini. Shedim hanya bisa menangissejadinya di pangkuan ayah tanpa sepatah cerita pun keluarmenjawab tanda tanya sang ayah. Ayah Shedim datang ke rumah orang tua Walid dengan amarahdi dada. Orang tua Walid hanya menyampaikan bahwa anaknyamerasa tidak nyaman dan cocok dengan calon istrinya sehinggamempersilakannya untuk membatalkan pertunangan sebelumpelaksanaan resepsi, dan sebelum mereka melakukan hubunganintim.

Shedim menyimpan rahasia ini rapat-rapat kepada semua orang. Dia menikmati rasa sakit ini dalam kebisuan dan kesunyian,hingga datang musibah kedua: Lebih dari setengah mata kuliah ditahun pertama kemahasiswaannya mengalami kegagalan. (oO0Oo)

6To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 19/3/2004Subject: \"Lumeis gitu loh!\" Kutinggalkan hatiku terluka di dalam kelas. Kupatrikan tetes darahku di atas kapur tulis. Dan sungguh teramat aneh, kapur itu tetap memerah meski luka berwarna cerah (Ghazi al-Qashaby). Aku mengakui bahwa ada keterbatasan manusia untuk menjalinikatan, mengatasi masalah, dan menempatkan diri. Aku menerimasangat banyak surat yang mempertanyakan apakah aku adalah salahsatu tokoh dan empat sekawan dalam email-emailku. Di manakahposisiku sebenarnya? Siapakah aku? Sampai saat ini banyak yang mengatakan bahwa aku lebih dekatke sosok Qamrah atau Shedim. Satu buah email yang menyebutkanbahwa aku adalah Michelle. Hanya saja dia mengatakan bahwabahasa Inggris Michelle lebih baik dari bahasa Inggrisku. Yang membuatku tertawa adalah sebuah email yang dikirimseseorang bernama Haitsam dari Madinah. Katanya, aku terlalufanatik dengan wanita-wanita yang berasal dan kota Riyad danmengesampingkan Lumeis. Tidak saudara Haitsam, hari ini, sungguhemailku adalah mengenai Lumeis, Lumeis, dan Lumeis. HanyalahLumeis. (oO0Oo) Meski mempunyai kemiripan fisik, Lumeis dan Tamara saudarakembarnya-mempunyai kebiasaan dan pemikiran yang jauh berbeda. Keduanya belajar di kelas yang sama selama masa sekolah dasar,menengah, bahkan masa perkuliahan di kampus dan fakultas yangsama. Mereka berdua mendalami materi-materi kedokteran umum.Tamara selalu mendapatkan pujian dan penghargaan dan para dosenkarena kesungguhan dan keseriusannya. Tamara mempunyaipembawaan yang datar dan tidak banyak melakukan hal-hal yang

mengejutkan. Waktunya banyak dihabiskan untuk urusanperkuliahan. Maka tidak heran bila dia kurang populer kecuali olehsekelompok mahasiswa dan teman yang terfokus pada tugaspelajaran. Berbeda dengan adiknya, Lumeis berkepribadian supel dan luaspergaulannya. Dengan tingkat pendidikannya yang tinggi, Lumeismampu membangun relasi kuat dengan berbagai kelompok dankalangan dari bawah hingga atas. Lumeis lebih berani melakukanresiko dan lompatan pemikiran. Di mata Tamara, Lumeis adalah gadisyang sembrono, lincah, dan cenderung genit. Dr. Ashim Hijazy dan dr. Fathin Khalil adalah orang tua keduagadis itu. Dr. Ashim Hijazy adalah mantan dekan di FakultasKesehatan Masyarakat, sementara dr. Fathin Khalil adalah mantanwakil suaminya di Fakultas yang sama. Kedua orang tua itu adalahfaktor terpenting di balik kesuksesan studi Lumeis dan Tamara.Mereka berdua mendapatkan pengawasan dan arahan yangberkesinambungan di tempat dan bidang yang sama. Perkembangankepribadian dan perubahan psikologis mereka selalu termonitordengan baik. Kedua orang tuanya selalu ada setiap saat merekamembutuhkan solusi bagi masalah yang dihadapi, baik personalmaupun secara kolektif. Semenjak pendidikan awal hingga masastudi kesarjanaan, perhatian mereka tak pernah pudar bahkansemakin besar. Dr. Ashim tidak mempunyai anak selain si kembar ini. Keduanyapun lahir setelah penantian selama empat belas tahun. Selamarentang waktu itu, ia beserta istrinya berusaha keras mendapatkanketurunan dengan berbagai cara dan usaha medis, dan Allah punmengaruniahkan dua anak kembar yang pandai dan cantik. Setelahkelahiran mereka berdua, dr. Fathin tidak ingin lagi melahirkan anakkarena faktor usianya yang beresiko atas diri dan janin yangdikandung. Kejadian yang paling tak terlupakan selama masa studi Lumeis disekolah menengah adalah sewaktu duduk di bangku kelas satu. Dia,Michelle, dan kedua sahabatnya sepakat bertemu di dalam kelasuntuk bertukar kaset video. Pada hari yang telah ditentukan, keempatbersahabat ini membawa empat kaset. Tetapi tiba-tiba merekamendengar tentang diadakannya pemeriksaan mendadak ke semuakelas untuk menemukan barang-barang terlarang, termasuk kasetvideo.

Lumeis tak tahu apakah kejadian ini disebabkan olehpengkhianatan salah satu dari mereka, atau memang ketidakberuntungan tengah menghampirinya pada hari itu. Mereka punpanik dan merasa tengah menghadapi kesulitan yang pelik. Ketikaberita pemeriksaan itu beredar, mereka benar-benar merasa dirasukioleh rasa gelisah dan takut. Betapa tidak! Di tahun pertama studi,mereka telah melakukan kesalahan yang fatal. Bukan hanya satuatau dua kaset yang mereka bawa, melainkan enambelas buah.Sungguh pelanggaran yang fatal. Lumeis mengambil inisiatif mengumpulkan kasetkaset dariteman-temannya. Kaset-kaset itu dimasukkan ke dalam sebuahkantung besar. Lumeis meminta teman-temannya untuk bersikap wajar dankembali ke tempat masing-masing. Dari sini terlihat potensikeberanian Lumeis mengambil resiko dan kecemerlangan idenya. Diameyakinkan temannya bahwa semua akan baik-baik saja, dan dialahyang akan menyelesaikan masalah ini. Pada waktu istirahat, Lumeis membawa kantung itu ke toilet. Diamulai mencari tempat untuk menyembunyikannya tetapi tak adatempat yang cukup untuk mengamankannya. Dia khawatir salahseorang karyawan sekolah akan menemukan lalu melaporkannya.Sebenarnya bisa saja dia membuangnya, tetapi yang dipikirkanLumeis bukanlah tata tertib sekolah, melainkan kehendak teman-temannya agar kaset jangan sampai terbuang. Sempat terpikirolehnya untuk meletakkan pada sebuah tempat di belakang lemarikelas, namun tempat itu terlalu terbuka dan mudah tertangkap olehpandangan mata. Aha! Lumeis menemukan ide cerdas. Dengan keberaniannya, diamenemui guru kimia di ruangannya. Sang guru agak kaget dengankunjungan mendadak ini. Dengan keberaniannya, sekali lagi Lumeismengambil keputusan untuk menceritakan kesulitan yang sedangdihadapi. Sang guru memberikan solusi setelah perdebatan panjangdan memberikan pemahaman kepada Lumeis bahwa ini adalahkesalahan fatal. Lumeis sendiri sangat kooperatif untuk mengakuikesalahan dan berjanji tak akan mengulangi. Setelah Lumeismemohon dan mendesak, guru itu mengambil kantung dari tanganLumeis. Sang guru menjanjikan untuk melakukan sesuatu yangmembuat Lumeis aman dan terbebas dari kesulitan sehingga namabaiknya tetap terjaga.

Para petugas administrasi melakukan pemeriksaan di kelasLumeis pada jam kelima. Para petugas memeriksa tas para siswa,lemari, dan laci mereka. Beberapa murid mencoba menyembunyikansatu atau dua kaset atau album foto mini yang mereka bawa. Merekamenyembunyikan di saku seragam yang mereka kenakan. Merekaberdiri berjajar di depan kelas, dan menyandarkan punggung ketembok. Teman-teman Lumeis berharap-harap cemas menunggu apayang akan terjadi kalau giliran pemeriksaan tiba kepada Lumeis. Di tengah-tengah jam keenam, seorang petugas mendatangi kelasdan menyampaikan bahwa Direktur Sekolah ingin bertemudengannya. Lumeis bertanya-tanya dalam hati apa yang telah terjadi: Apakahini bagian dari rencana guru kimia? Lumeis masuk ke ruangan Direktur dengan tenang. Memangkhawatir, tapi dia selalu menanamkan dalam dirinya bahwa tak adagunanya menghadapi segala sesuatu dengan kepanikan. Apalagi inibukan pengalaman Lumeis yang pertama. Direktur segera menginterograsi, \"Lumeis, bagaimana tugasmumencari pelaku yang mengotori kursi guru dengan tinta merah?\" Lumeis tersenyum kecil, tetapi di dalam hati dia tertawamengingat semua kejadian itu. Minggu yang lalu beberapa temannyamemang meletakkan tinta merah di kursi guru. Sang guru menyentuhtinta, dan para siswi menjadi tertawa riuh. Mendengar pertanyaandirektur itu, Lumeis lega dan segera menjawab, \"Pak, bukannya sayasudah katakan bahwa saya tidak suka mencari kesalahan teman sayadan melaporkannya!\" \"Lumeis,\" nada suara Direktur meninggi. \"Mengapa kamu tidakseperti Tamara?\" Setelah teguran yang keras ini, dan setelah mendengar Lumeisdidesak dengan pola pertanyaan \"mengapa kamu tidak sepertiTamara,\" ibu Lumeis datang ke sekolah untuk menemui Direktur danmeminta untuk tidak menggunakan pola pertanyaan itu lagi. MeskiLumeis memang tidak serajin dan sepandai Tamara pada sisiakademis, namun tidak selayaknya jika sekolah menuntut Lumeisuntuk berprestasi setara dengan saudara kembarnya. Ibu Lumeisjuga meminta agar sekolah tidak menugaskan Lumeis untuk mencarikesalahan temannya dan melaporkannya kepada guru. Lebih baik

para guru sendiri yang mencari pelakunya dan bukan memerintahkanmurid untuk mengerjakan sesuatu yang memang bukan tugasnya.Sebab, hal ini akan merugikan Lumeis dengan kehilangankepercayaan dan cinta teman-temannya. Memang benar, para guruselalu mempertanyakan mengapa Lumeis tidak seperti Tamara, tetapiharus diingat bahwa para siswi juga selalu mempertanyakan mengapaTamara tidak seperti Lumeis. Kali ini Lumeis yakin bahwa Direktur Sekolah menjadi sangatlunak kepadanya. \"Baru beberapa hari yang lalu ibu datang keDirektur. Pembelaan itu tentu masih hangat di benak Direktur Sekolah,\"pikirnya. Ibu Lumeis mempunyai posisi dan peranan penting di sekolahitu. Sejak lima tahun terakhir, Ibu Lumeis menjadi ketua BadanKomunikasi Orang Tua Murid dan Guru (BKOMG). Dia jugamempunyai andil sangat besar dalam beberapa penyelenggaraankegiatan sekolah. Lagi pula, Lumeis dan Tamara memang seringmengharumkan nama sekolah pada kegiatan-kegiatan lomba, meskipada bidang yang berbeda-beda. Tamara pada sisi akademis,sedangkan Lumeis pada bidang ekstrakurikuler. Pada perlombaandrama antar sekolah, kembar bersaudara ini juga sering menjadipemeran utama. Direktur Sekolah membuka pembicaraan, \"Ibu sudah menerimalaporan dari guru Kimia tentang kantung kaset video milik kamu. Ibutelah memutuskan untuk tidak menghukum kamu. Hari ini kaset-kaset itu telah ibu bawa dan akan ibu kembalikan setelah ibu lihat.\" \"Ibu mau melihat dulu? Untuk apa?\" Lumeis masih menyergah. \"Agar ibu bisa pastikan bahwa isi kaset itu adalah hal-hal yangbaik dan mendidik,\" jelas Direktur. \"Wah, teman-temanku pasti marah bila tahu bahwa kaset-kasetitu berada di tangan ibu,\" Lumeis mencoba mempertahankankasetnya. \"Teman-teman? Siapa mereka?\" Pertanyaan Direktur itumembuat Lumeis merasa bersalah telah melibatkan teman-temannyadalam masalah ini. \"Tidak. Saya tidak akan menyebutkan nama mereka untuk Ibu.

Saya sudah berjanji untuk menyelesaikan masalah ini sendiri,\"kilah Lumeis. \"Hanya ada dua pilihan. Ibu akan mengembalikan kaset-kaset inisekarang dengan syarat kamu menyebutkan siapa saja temanmu itu,atau ibu akan membuang kaset-kaset ini?\" Ibu Direktur merasamenemukan titik kemenangan. Akhirnya Lumeis menyebutkan nama-nama Mereka danmendapatkan kantung kaset itu. Lumeis membagi kaset-kaset ituuntuknya dan teman-teman sebelum mereka pulang ke rumahmasing-masing. Ketiga teman Lumeis mempertanyakan di manakahdia menyembunyikan kantung besar berisi enambelas kaset itusehingga lolos dari pemeriksaan. Lumeis hanya menjawab dengansenyuman narsis dan perkataan saktinya, \"Lumeis gitu loh!.\" Begitulah kepribadian Lumeis. Benar-benar bertolak belakangdengan Tamara yang lembut dan penurut. Tamara tidak menyukaisemua kebiasaan Lumeis yang keras kepala itu. Rasa tidak sukainilah yang menjadi bibit tumbuhnya berbagai perselisihan antarakeduanya kelak. (oO0Oo)

7To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 26/3/2004Subject: Mitologi Jalan Lima Apakah perkataan ini adalah karyaku? Aku sedang meragukan sekelilingku Ragu dengan buku dan tulisanku Ragu dengan jari-jariku... Ragu dengan paduan dan pilihan warnaku... Apakah ini semua karyaku? Atau ada pihak lain yang mengambil peran? (Nizar Qabany). Ada surat-surat yang masuk ke inbox-ku dan menuduh bahwaaku meniru karya beberapa sastrawan, terutama dalam carapenulisan. Aku sendiri merasa nyaman dan menganggap mulia untukmengakui bahwa aku memang meniru sebuah buku sebagaimanamereka katakan. Tetapi sebenarnya, sungguh kemampuanku sangatkecil dan kerdil jika dibandingkan dengan para pujangga itu. Tetapialangkah piciknya orang yang tidak mau meniru tokoh hebat yangdikaguminya! (oO0Oo) Fatima adalah teman Lumeis di Fakultas Kedokteran. Yangpertama diketahui Lumeis darinya adalah ia berasal dari daerahnyayang terdengar asing. Lumeis tidak banyak mengenal teman-temansekelasnya yang datang dari daerah jauh. Bukan karena sikap dantingkah laku mereka membuat Lumeis menjaga jarak, melainkanLumeis sendirilah yang tidak begitu akrab dengan daerah asalmereka. Dari sekitar enampuluh mahasiswi Fakultas Kedokteran,lebih dari lima puluh persennya berasal dan daerah di luar Riyad. Lumeis selalu merasakan aura positif yang memancar kuatdarimereka. Mereka banyak mengundang kekagumannya.Kepribadian, aktifitas yang padat, kemandirian, ketabahan, danketerampilan mereka selalu membuat Lumeis menemukan pelajaranberharga. Mereka adalah lulusan sekolah menengah negeri dengan

fasilitas dan kemampuan finansial yang terbatas. Itu berbeda denganLumeis dan ketiga sahabatnya. Tetapi prestasi mereka di bangkuperkuliahan jauh melampaui perolehan nilai Lumeis dan ketigatemannya. Andai kelemahan berbahasa Inggris mereka bisa dibenahi,pasti Lumeis dan ketiga temannya tak mampu mengimbangi prestasimereka, kecuali dalam penampilan. Dalam hal yang satu ini, Lumeisdan kelompoknya memang jagoannya. Perkara pakaian bermerek,gaya rambut, model tas, dan segala aksesoris penampilan adalahspesifikasi Lumeis dan teman-temannya. Sedang mereka adalah paramahasiswa yang tidak banyak tahu tentang perkembangan modemutakhir. Tiba-tiba Michelle heran dan tersadar dari hidupnya yang serbaterlengkapi. Suatu hari, seorang teman sekelasnya mengucapkanpermohonan ampun kepada Allah ( istighfar) dengan muka sangatserius, saat secara tidak sengaja mendengar pembicaraan Lumeistentang betapa mahalnya pakaian yang akan dia kenakan padaresepsi sepupunya. Respon spontan itu menyadarkan merekaberempat betapa selama ini mereka telah merangsang munculnyakesan eksklusif. Meski dalam keseharian mereka selalu bisamembaur, tetapi sebenarnya terdapat garis pemisah, meski sangattipis. Suatu hari Shedim menyampaikan bahwa seorang temansekelasnya berulangkali menyatakan niatnya untuk mencarikan istrikedua bagi suaminya. Mereka menikah sekitar satu tahun yang lalu.Dia sendiri yang nanti akan melamarkan calon istri untuk suaminya. Alasannya, keinginannya untuk mempunyai waktu yang leluasademi membersihkan dan merapikan rumah, menyisir rambut,berdandan, dan mengurus anak-anaknya nanti. Pekerjaan-pekerjaan itu bisa dikerjakannya di saat sang suamisedang bersama istri keduanya. Di antara teman-temannya, Michelle adalah yang paling tidakbisa memahami tipe wanita seperti ini. Tetapi ia tak mau memancingperdebatan dan diskusi panjang dengan mereka tentang tema ini. Michelle sendiri merasa agak kurang nyaman dengan sikapLumeis yang longgar, walaupun di balik itu dia juga cobamemahaminya sebagai sebuah upaya untuk tampil sebagai pemimpinyang harus mampu meramu berbagai perbedaan dan menampungsemua latar belakang.

Lumeis memang selalu mempunyai inisiatif dan kepekaan untukmelakukan sesuatu, dan ia tidak suka berdiam diri menghadapisituasai yang ada. Bagi Michelle, orang-orang baru di Fakultasmemang relatif mempunyai kebiasaan yang berbeda. Itu terjadikarena mereka berasal dari kultur yang tidak sepenuhnya samadengan apa yang ditemukannya di Riyad selama ini. Tetapi yang lebih membingungkan Michelle, Shedim ikut-ikutanaksi Lumeis. Dia berusaha menerima dan diterima oleh teman-temannya. Mereka berdua seakan akan sedang menikmati perkenalandengan orang-orang baru dengan warna baru justru pada saatMichelle masih menganggapnya sebagai 'orang lain'. Teman-temanbaru mereka adalah orang-orang yang sangat sederhana, mempunyaisopan santun, dan perangai yang lembut. Perangai seperti ini tentusaja merupakan fenomena baru bagi Michelle dan ketiga temannyayang semenjak kecil hidup di kota besar. Apalagi bagi mereka yangmengenyam kultur Amerika, perangai sesantun itu tentulahperjalanan kembali ke masa lalu selama beberapa dekade. Tiba-tiba aku berpikir tentang modernisasi dan efek-efeknya. Mungkin ini konsekwensi logis dan harga yang harus dibayaruntuk sebuah perubahan. Tetapi benarkah ada korelasi yang jelasantara ideologi materialisme dan peruabahan perilaku? Di tengahkultur ketimuran yang mengedepankan kesantunan, apakahmodernisasi tetap mampu memberikan ekses. Atau terkadang kitasedang menangkap ekses dan melepas inti. Kita telah menik-matidegradasi (penurunan kualitas-peny.) yang kita puja sebagaiperubahan. Lumeis mulai memerhatikan gelagat Michelle di tengahpertemuan dengan teman-teman baru di kampus. Lumeismempelajari seperti apakah sesungguhnya respon gadis itu yangsejak kecil memang telah tumbuh dalam kultur Amerika. Dia belumbanyak mengetahui segala sesuatu tentang Arab Saudi, karena sejakpindah dari Amerika, Michelle berada di sekolah internasional.Michelle memang sedang memasuki rumah baru, sama sekali baru,dan semuanya serba berbeda. Kampus itupun adalah sebuahpercampuran mahasiswa dan mahasiswi dan latar belakang ekonomi,sosial, politik, adat, dan kebiasaan yang beragam. Inilah yang harus mereka hadapi bersama-sama di masa-masakuliah mendatang.

Di semester pertama dari masa awal kuliah, pada setiap harinya,Shedim dan Lumeis terbiasa duduk santai bersama teman-temannyadi Jalan Lima. Mengapa dinamakan Jalan Lima? Semata-mata karenadi tempat itu berada di sisi gerbang keluar nomor lima. Di tempat itutersedia beberapa bangku kayu dan bambu, yang meski sudah tuanamun masih tetap kokoh dan nyaman. Kedua gadis itu memangbegitu cair dalam suasana kampus, dan mereka benar-benarkecanduan berada di kampusnya, terutama di Jalan Lima. SementaraMichelle harus terlebih dahulu berupaya keras untuk meningkatkankemampuan adaptasi dengan lingkungan baru. Harus diakui,sebenarnya kepindahan Michelle ke Saudi lebih didorong olehkeinginan orang tuanya. Dia cukup mengetahui bagaimana carauntuk membuat kedua orang tuanya bahagia, walaupun harusmemastikan kehendaknya untuk tetap berada di Amerika. Harus disebutkan bahwa kelompok Jalan Lima mempunyairahasia tentang Mitologi yang banyak dibicarakan orang. Mereka menceritakannya dari mulut ke mulut tentang apa yangsebenarnya terjadi, dan sesekali membumbuinya. Jalan Limamungkin memang salah satu yang wajib diceritakan dalam perjalanhidup para mahasiswi baru ini. Tanpa mitologi itu, seperti ada yang dimanipulasi dari sejarahmereka. Salah satu cerita yang disampaikan dari satu generasi hinggagenerasi mahasiswi berikutnya adalah tentang Arwa. Tak seorang pundi kampus yang tidak mengenal siapa dia. Dialah seorang mahasiswiberambut pendek dan cara berjalannya seperti laki-laki. Semua orangtakut kepadanya dan semua orang berharap mendapat cintanya.Salah seorang mahasiswa suatu hari bersumpah telah melihat Arwaduduk seorang diri di bangku Jalan Lima. Celana panjangnyamenyembul dari bawah rok panjangnya. Celana itu berwarna putihdan roknya berwarna hitam. Pada saat yang sama, ketika seorangmahasiswi melihatnya di Jalan Lima, mahasiswi lain mengaku telahmelihat Arwa di tempat yang berbeda Suatu hari Shedim berjalan santai bersama seorang wanita. Diamerasakan ada yang aneh, namun tidak menyadarinya. Baru setelahbeberapa hari berlalu, dia sadar bahwa waktu itu dia sedang berjalanberiringan dengan Arwa. Shedim memang tidak tahu persis sosokArwa, namun apa yang dilihatnya itu sama persis denganpenggambaran yang diceritakan oleh teman-temannya. Seketika bulu

kuduk Shedim berdiri, keringat mengalir, dan rasa takutnya mulaiterasa. Sejak saat itu, teman-teman Shedim menasehati agar dia tidakberjalan seorang diri di area kampus. Dia juga diberitahu untukmenjauhi gedung tua di pojok area kampus. Konon Arwa seringmencari mahasiswi yang sedang sendiri di gedung tua itu. Tidak diketahui dengan pasti apakah Arwa masih menjadimahasiswi atau sudah keluar, tetapi yang jelas, dia telah menjelmasatu mitologi dari sekian banyak cerita yang melegenda di kampus. Pada tahun pertama setelah menyelesaikan semester perdana,Lumeis dan Tamara pindah kuliah ke Universitas Sains khususperempuan. Michelle pun berkuliah di sana untuk mengambiljurusan akutansi. Kedua kembar bersaudara ini hanya betah satusemester di Universitas itu dan pindah ke Fakultas KedokteranUmum yang hanya dijalaninya selama dua tahun. Lalu mereka punmagang sambil belajar di Rumah Sakit Malik Khalid yang mempunyaidivisi perguruan tinggi khusus kedokteran. Inilah terminal akhirriwayat kependidikan mereka. Di tempat itu pula diselenggarakanpendidikan dokter gigi, farmasi, dan kedokteran umum. Berkumpul bersama sahabat dan teman adalah mimpi semuamahasiswa dan mahasiswi. Di kampus yang terpisah seperti yangmereka rasakan selama ini, setiap detik mereka mengintai peluanguntuk bisa bersama. Selain waktu salat, yang paling dinantikan olehmahasiswa dan mahasiswi untuk dapat berkumpul dengan temannyaadalah pada saat jeda antara mata kuliah satu dan lainnya.Bagaimana juga, mushalah mahasiswa berdekatan dengan mushalahmahasiswi. Tempat lain yang menjadi incaran adalah lift. Saat-saatberkeliling rumah sakit untuk mengontrol pasien termasukkesempatan yang menjadi dambaan. Setiap saat sangat berharga, darisetiap tempat sangat bermanfaat! (oO0Oo)

8To: [email protected]: \"seerehwenfadha7et\"Date: 4/3/2004Subject: Baginya, keistimewaan dan luar biasa menjadi sangat biasa! Ketika perempuan berputus asa, hatinya seperti daun pintu. Setiap orang bisa menggerakkannya sesuka hati ke kanan dan ke kiri (Anis Manshur). Pertama-tama aku harus meminta maaf atas keterlambatankumengirim email. Sungguh, ini sama sekali di luar kesengajaanku.Jumat kemarin, kendala kesehatan membuatku berhalanganmenyapa Anda sebagaimana yang rutin kulakukan. Karenanya, akubaru menuliskan email pada hari ini, hari Sabtu. Semoga ke depantak ada lagi halangan untuk bersua setiap Jumat, meski Anda semuaselalu ada dalam khayalanku pada setiap harinya. Sekali lagi kumohonkan beribu maaf kepada siapa saja yangtelah terbiasa dengan surat-surat mayaku. Kumohonkan maaf ataskealpaanku yang telah membuat Anda menunggu dengan hampa.Kumohonkan maaf kepada Anda semua yang secara rutin telahmemberi komentar atas emailku setiap minggu. Aku merasa telahmembuat kekecewaan besar dan menyia-nyiakan kepercayaan Andasemua. Kumohonkan maaf kepada seseorang yang telahmenyampaikan keraguannya kepadaku, yang disebabkanketerlambatan emailku. Seseorang yang kumaksud itu telahmenyangka bahwa tadi malam adalah kamis malam dan besok akanlibur5, sehingga dia hampir saja tidak masuk kerja pada Sabtu pagi. Kuletakkan minuman di samping piring penuh menu khas Saudiini. Kali ini aku memang sedang ingin merasakan rasa khasmakanan pedas untuk membangkitkan memori tentang apa yangakan kusajikan melalui emailku. (oO0Oo)5 Jumat adalah hari libur nasional di Saudi Arabia dan kebanyakan negara Arab lainnya —peny.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook