Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 1. Pendahuluan

Bab 1. Pendahuluan

Published by haryahutamas, 2016-08-02 05:22:30

Description: Bab 1. Pendahuluan

Search

Read the Text Version

iF\" ffi itr !irii iiili . alam Ilmu Kedokteran dan Kesehatan , yang dimaksud dengan parasit adalah organisme yang termasuk dalam kerajaan binatang (animal kingdom) yang untuk dapat mempertahankan hidupnyamembutuhkan makhluk hidup lain sebagai sumber sumber kehidupannyatermasuk sebagai sumber makanannya. oleh karena itu parasit sangatmerugikan hidup dan bahkan dapat membunuh inang (hospes) tempatnyamenumpang hidup.Parasitologi kedokteran adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentangparasit yang hidup pada atau di dalam tubuh manusia atau hewan, baikyang hidup untuk sementara waktu maupun yang hidup parasitik sepanjangumurnya di dalam tubuh atau pada permukaan tubuh inang tempatnyamencari makan untuk mempertahankan hidupnya.SimbiosisDi alam, selalu terjadi simbiosis, yaitu hubungan timbal balik antara duaorganisme atau makhluk hidup. Simbiosis dapat berlangsung untuksementara waktu, namun juga dapat berlangsung.terus-menerusatau permanen. Pada simbiosis mutualisme dua organismemendapatkan keuntungan dari simbiosis tersebut sedangkanpad.a simbiosis komensalisme salah satu organismemendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut ritiiiil

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran sedangkan organisme lainnya tidak mendapatkan,keuntungan ataupun kerugian. Parasitisme Parasitisme adalah hubungan timbal balik yang bersifat sementara atau permanen antara dua organisme hidup di mana salah satu organisme (disebut parasit) tergantung sepenuh hidupnya pada organisme lainnya (disebut inang ata:u hospes). Berdasar pada tempatnya hidup, parasit dapat digolongkan menjadi ektoparasit (ectoparasite) jika hidup di permukaan tubuh hospes (menimbul- kan infestasi) dan yang hidup di dalam tubuh hospes (menyebabkan infeksi) disebut endoparasit (e.ndoparasite). . Sesuai dengan cara hidupnya dikenal parasit fakultatif iika parasit selain hidup parasitik pada tubuh hospes, mampu hidup bebas di luar tubuh hospes, dan disebutp arasit obligatjika parasit ini harus selalu hidup parasitik pada hospes karena selama hidupnya sangat tergantung pada makanan yang didapatnya dari hospes. Parasit yang hidup parasitik pada hospes yang sebenarnya bukan hospes alamirrya, disebut parasit insidental' Berdasar waktunya dikenal parasit temporer jika organisme ini hanya . hidup parasitik pada tubuh hospes pada waktu ia membutuhkan makanan, dan hidup bebas (free-living) di luar tubuh hospes jika sedang tidak membutuhkan makanan dari hospes. Pada parasit permanen, seluruh masa hidup parasit berada di dalam tubuh hospes yang menyediakan makanan selama hidupnya. Di luar tubuh hospes parasit akan mati. Berdasar sifat hidupnya, parasit disebut patogenik ika patasit yang hidup pada tubuh hospes menimbulkan kerusakan pada organ atau jaringan tubuh hospes baik secara mekanis, traumatik, maupun karena racun atau toksino yang dihasilkannya. Pseudoparasif adalah benda asing yang pada pemeriksaano bentuknya mirip seperti parasit, sedangkan parasit koprosoik atau spuriousNc parasite adalah spesies asing yang berada di dalam usus hospes lalu melewatio3'Yooo saluran pencernaan tdLnpa menimbulkan gejala infeksi pada hospes.ovo Sebaran geografis parasit6oa Keberadaan dan penyebaran suatu parasit di suatu daerah tergantungol pada berbagai hal, yaitu adanya hospes yang peka' dan terdapatnya kondisio 2 :

BAB 1 PENDAHULUAN lingkungan yang sesuai bagi kehidupan parasit. Parasit yang memiliki daur o hidup yang sederhana, penyebarannya akan lebih luas dibanding parasit oN yang daurnya sangat kompleks, misalnya memerlukan hospes perantara. Faktor sosial ekonomi hospes, terutama manusia, sangat mempengaruhi c penyebaran lrarasit. Daerah pertanian, peternakan, kebiasaan menggunakan o tinja untuk pupuk, kebersihan lingkungan, higiene perorangan yang buruk, dan kemiskinan merupakan faktor-faktor yang meningkatkan penyebaran !Yoo penyakit parasit. Migrasi penduduk dari satu daerah ke daerah lain, agama dankepercayaan tertentu, juga mempengaruhi penyebaran penyakit parasit. '6) Daerah-daerah tropis yang basah dan temperaturnya optimal bagi :okehidupan parasit merupakan tempat ideal bagi kehidupan parasit baik yanghidup pada manusia maupun yang hidup di dalam tubuh hewan. Daerah osubtropis yang pendek musim panasnya, dan tempat-tempat yang beriklimsangat dingin, serta daerah-daerah yang beriklim sangat panas menghambat dperkembangan, kehidupan dan penyebaran parasit. d Banyak penyakit parasit manusia dan hewan dijumpai di Indonesia, akarena lingkungan hidup di kawasan ini memungkinkan parasit dapat hidupdan berkembang biak dengan sempurna. Penelitian-penelitian epidemio- aparasitologis yang banyak dilakukan menunjukkan bahwa dalam waktulimapuluh tahun, frekuensi penyakit-penyakit parasit penduduk Indonesia oftidak banyak mengalami penurunan yang berarti. Survai Kesehatan Rumah oTangga tahun 1986 menunjukkan bahwa penyakit infeksi dan parasitmerupakan penyebab kematian paling utama di Indonesia. Prevalensi infeksicacing usus di Indonesia berkisar antara 2,2o/o sampai 96,30/o menltnjukkanperbedaan yang bermakna antara satu daerah dengan daerah lainnya diIndonesia yang luas wilayahnya dan berbeda sifat geografisnya serta berbedasifat sosio ekonomi dan kultural penduduknya. penelitian-penelitiandi Indonesia menunjukkan penyakit-penyakit parasit yang terkait erathubungannya dengan lingkungan hidup, masih menunjukkan frekuensi yangsangat tinggi di berbagai daerah. Salah satu di antaranya adalah penyakit-penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah (soll transmitted helminths)seperti askariasis, trichuriasis dan infeksi cacing tambang. Penelitian-penelitian di Indonesia, misalnya dengan melakukan pemeriksaan tinjapada penduduk, baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan, baikdi Pulau |awa maupun di luar Jawa menunjukkan angka-angka yang tidakbanyak berubah. Penelitian di Jakarta pada anak sekolah SD menunjukkanbahwa frekwensi penyakit cacing sekitar 49,5o/o sedanekan penelitian pada

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran anak sekolah SD di Kabupaten Bengkayang, Sulawesi, menunjukkan angka prevalensi cacing usus sekitar 52,0o/o. Kurangnya sarana air bersih, sempitnya lahan tempat tinggal keluarga, kebiasaan makan dengan tangan yang tidak dicuci lebih dahulu, pemakaian ulang daun-daun dan pembungkus makanan yang sudah dibuang ke tempat sampah, sayur-sayuran yang dimakan mentah, penggunaan air sungai untukberbagai kebutuhan hidup (mandi, mencuci bahan makanan, mencuci pakaian, berkumur, gosok gigi, dan juga digunakan sebagai kakus), dan penggunaan tinja untukpupuk sayuran, meningkatkan penyebaran penyakit parasit terutama penyakit cacing yang ditularkan melalui tanah. Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor pekerjaan juga sangat memengaruhi frekuensi penyakit parasitik. Pekerja-pekerja perkebunan yang sarana kakusnya tidak memadai jumlahnya, pekerja-pekerja bidang pengairan dan irigasi, pekerja tambang dan kehutanan, petani dan peternak termasuk dalam kelompok yang mempunyai risiko tinggi terinfeksi penyakit parasit. Parasit-parasit lain yang memerlukan penanganan yang berwawasan jangka panjang adalah Filaria, yaitu cacing-cacing penyebab penyakit kaki gajah' Menurut laporan pada tahun 2000, terdapat 231 kabupaten di 26 propinsi di Indonesia merupakan daerah endemis filariasis.Di Indonesia terdapat 3 jenis cacing filaria yaitu wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Ketiga parasit cacing ini dapat menimbulkan kelainan-kelainan limfatik . dengan manifestasi akhir berupa elefantiasis yang tidak dapat diobati atau direhabilitasi dengan baik. Vektor penular parasit ini adalah berbagai jenis nyamuk yang mempunyai kebiasaan hidup yang berbeda-beda dengan jenis sarang yang tidak sama. Ada yang memerlukan air jernih untuk tempat berkembang biaknya, ada yang membutuhkan air payau, air rawa-rawa, sarang yang terlindung dari sinar matahari atau sebaliknya ada yang justru membutuhkan kehangatan sinar matahari. selain filariasis dan soil transmitted helminths, parasit yang daur hidupnya sangat terkait dengan lingkungan hidup adalah cacing pita babio (Taenia solium) dancacing pita sap\ (Taenia saginata). Beberapa daerah di luarNoC |awa merupakan fokus-fokus endemis schistosomiasis, suatu penyakit cacingo darah yang dapat menimbulkan manifestasi klinis yang berat yang dapat3Yoo menimbulkan kematian penderita. Di Indonesia, penyebab schistosomiasis'6':o adalah cacing daun yang hidup di dalam pembuluh darah manusia yaituooo Schistosoma japonicum. Cacing ini merupakan parasit zoonotik yang dapatk- ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya, memerlukan air tawarl sebagai tempat perkembangan stadium infektifnya.f6o 4

BAB ,] PENDAHULUAN Banyak penyakit protozoa juga endemis di Indonesia. protozoa ususyang sering dilaporkan ditemukan pada penelitian-penelitian di Indonesiaadalah Entamoebahistolytica, Giardialamblia danBalantidium coli sedangkanprotozoa darah yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia adalah malaria. Pada tahun 2008 sebanyak lebih dari 1,6 juta kasus malaria dilaporkandi Indonesia, terutama dari Papua, Maluku, Nusa Tenggara dan SumateraUtara.Penyakit protozoa yang harus diperhatikan karena dapat menimbulkanmasalah kesehatan adalah toksoplasmosis yang dapat menimbulkan abortuspada janin dan kecacatan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil yangmenderita toksoplasmosis.Daur hidup parasit. Parasit beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya termasuk di dalam tubuh o ohospes tempatnya hidup, menyebabkan terjadinya perbedaan daur hidup dpada berbagai jenis parasit. tr ilospes definitif (definitive host) atau final host adalah hospes yang omenjadi tempat hidup parasit dewasa atau parasit matang seksual (sexually !omature). Manusia dapat bertindak sebagai satu-satunya hospes definitif, Ysehingga merupakan satu-satunya sumber penularan penyakit parasit, ataumerupakan salah satu hospes definitive selain hewan lain yang juga bertindak '6)sebagai hospes definitifl atau hanya menjadi hospes insidental dari parasityang secara alami hidup pada hewan. Hewan yang dapat bertindak sebagai :ohospes definitif bagi parasit yang hidup pada manusia disebut hospes cadangan(reservoir host ). o Untuk melengkapi daur hidupnya, kadang-kadang parasit membutuhkan ohewan lain yang bertindak selaku hospes perantara (intermediate host)tempat berkembangnya stadium muda parasit, misalnya bentuk larvanya. dBeberapa jenis cacing trematoda dan cestoda membutuhkan dua hospesperantara, yaitu hospes perantara primer dan sekunder. sebaliknya manusia k-dapat bertindak selaku hospes perantara bagi parasit yang hospes definitifnya aadalah hewan. Akibat yang ditimbulkan oleh larva cacing pita babi misalnya,dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang membahayakan jiwa manusia )penderita. 6 o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Penularan penyakit parasitik Penularan penyakit parasitik dipengaruhi tiga faktor, yaitu adanya sumber infeksi, cara penularan parasit, dan adanya hospes yang peka atau sensitif. Kombinasi faktor-faktor tersebut menentukan tingginya penyebaran dan prevalensi parasit di suatu daerah pada tempat dan waktu tertentu. Selain itu adaptasi alami parasit terhadap manusia selaku hospes, kebiasaan hidup dan hubungan dalam populasi manusia serta tingginya daya tahan tubuh individu manusia, mempengaruhi cepatnya kej adian penularan penyakit parasitik. Umumnya penyakit parasit akan berkembang menjadi penyakit yang menahun atau kronis yang dapat menunjukkan gejala atau keluhan yang ringan. Karena itu penderita yang masih terinfeksi parasit tertentu dapat tidak menunjukkan gejala atau keluhan ( disebut carrier), sehingga merupakan sumber penularan potensial penyakit parasitik bagi orang lain yang sehat. Carrier terjadi karena antara hospes dan parasit terdapat keseimbangan dalam kehidupan masing-masing. Penyebaran parasit dari satu individu penderita ke individu yang peka dapat terjadi secara kontak langsung (direct contact) atau melalui penularan tidak langsung. Pada penularan tidak langsung, untuk dapat menginfeksi hospes yang peka parasit harus melewati beberapa stadium perkembangan - dalam bentuk stad\amfree-living atau harus hidup di dalam tubuh hospes perantara lebih dahulu - sebelum menjadi stadium parasit yang infektif. Penularan stadium infektif dapat terjadi secara kontak langsung atau tidak langsung, bersama makanan, minuman, tanah, hewan vertebrata dan vector serangga, atau dari ibu ke bayi melalui plasenta pada waktu proses persalinan. Sebagai sumber infeksi pada penularan penyakit parasitik, manusia dapat berlaku sebagai satu-satunya hospes, sebagai hospes utama selain hewan lainnya, atau hanya menjadi hospes insidental, karena beberapa hewano bertindak sebagai hospes utama.oCoo.v!Yoo lnfeksi dan infestasioo!= perjalanan penyakit parasit dibedakan antara infeksi (infection) yaitu invasid yang disebabkan oleh endoparasit dan infestasi (infestation) yang disebabkanda oleh ektoparasit atau external parasitism, misalnya yang ditimbulkan olehf6) artropoda atau parasit-parasit yang berasal dari tanah atau tanaman. Gejalao t ,.

BAB 1 PENDAHULUANklinis infeksi parasit dipengaruhi oleh berbagai hal,'yaitu jumlah parasityang masuk ke dalam tubuh, perubahan-perugahan patologis yang timbul,kerusakan mekanis dan akibat iritasi parasit, toksin yang dihasilkan parasitdan organ dan jaringan yang mengalami gangguan. fika terjadi keseimbanganantara parasit dengan hospes, maka hospes yang menjadi pembawa (carrier)ini tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata. Daya tahan tubuh atau imunitas hospes dapat berupa imunitas alamisesuai dengan spesiesnya, ras, atau imunitas individual terhadap parasitpada umumnya atau spesies parasit tertentu. Imunitas dapat bersifat mutlak(absolut) namun lebih sering bersifat tidak mutlak (parsial). sebagai contohimunitas terkait dengan ras, orang berkulit hitam (negro) lebih kebal atauresisten terhadap infeksi cacing tambang dan malaria vivax dibanding orangkulit putih. Kelompok umur anak-anak dan orang berusia lanjut merupakankelompok yang paling sering menderita infeksi parasit. Infeksi pertama dapatterjadi pada usia yang sangat muda, misalnya askariasis misalnya pernahdilaporkan terjadi pada bayi berusia 4 bulan sedangkan pada trichuriasis umurtermdda adalah 5 bulan. Pada cacing tambang dapat terjadi pada usia 6 bulandan hal ini dapat terjadi bila anak diletakkan begitu saja di tanah tanpa alas,sehingga larva infektif cacing tambang dapat menginfeksi melalui kulitnya.O,rnnor,, penyakit parasitik oPerjalanan klinik penyakit parasit seringkali bersifat umum karena gejala Ndan keluhan yang ditimbulkannya mirip satu dengan lainnya, sehingga Chanya dengan gejala klinis saja sukar dijadikan pegangan menentukan jenis oparasit yang menjadi penyebab penyakit parasitik. Sebagai contoh, berbagai EYooinfeksi cacing usus menunjukkangejala-gejalayang tidak jelas dan tidakkhas 'osehingga sulit dikenali. Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan laboratorium ountuk menetapkan diagnosis pasti jenis parasit penyebab infeksi parasitiktersebut. vo Akibat penyakit parasit umumnya bersifat menahun dan jarang cmenirnbulkan kematian yang mendadak, sehingga sering tidak diperhatikan k)-dan diabaikan akibatnya. Anemia dan kekurangan gizi merupakan akibat yangpaling sering dialami oleh penduduk terutama di daerah yang sudah rawan gizi olsebelumnya, sehingga menimbulkan manifestasi malnutritio ndalam berbagai otingkatan dari yang ringan hingga yang berat. Keadaan ini akan menjadi lebih

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran berat lagi oleh karena banyak penyakit parasit juga dapat menimbulkan diare. Infeksi oleh cacing tambang yang berat dapat menimbulkan menurunnya kondisi kesehatan orang dewasa dan anak remaja, sehingga produktivitas kerjanya juga menurun. Perempuan yang sedang hamil akan mengalami berbagai gangguan pada proses kehamilan dan persalinannya, misalnya terjadinya abortus yang berulang, keracunan kehamilan dan kematian janin sebelum cukup umur kandungannya. Selain itu dapat terjadi kelahiran bayi- bayi prematur dengan berat badan di bawah ukuran normal. Anak-anak dapat mengalami gangguan perkembangan baik fisik maupun mentalnya' Pen gobatan penyakit parasitik Penanganan penyakit parasitik harus dilakukan dengan baik melalui tindakan yang tepat dengan memberikan obat-obatan anti parasit yang sesuai dengan penyebabnya, tindakan operatif jika diperlukan, dan pemberian suplemen nutrisi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita. Mengingat bahwa obat anti parasitik dapat menimbulkan efek samping bagi penderita, maka dosis yang diberikan haruslah tepat sehingga tidak menimbulkan efek samping terhadap kesehatan tubuh penderita, namun memberikan efek lethal terhadap parasit penyebab penyakit. $ ry: *h r* {l l1t g'\"'vt'l ryil*'i- Pencegahan penularan penyakit parasit pada umumnya dilakukan dengan cara memutuskan rantai daur hidup parasit, yaitu dengan jalan mengobati penderita karena merupakan sumber infeksi, melakukan penprluhan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit dan menghindari kontak dengan parasit' Selain itu kebersihan lingkungan hidup dan lingkungan kerja harus selaluo dijaga dengan mengadakan sistem pembuangair limbah yang baik. RantaioNc daur hidup parasit dapat diputuskan dengan mengawasi hospes cadanganLo!Yoo (reservoir host) danmemberantas vektor penular parasit. Daya tahan tubuh harus selalu ditingkatkan dan selalu menjaga higiene perorangan''6'-.o9: Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiurq dapat ditularkan melaluicd makanan atau minuman yang tercemar oleh telur infektif cacing yang terdapatk- di tanah yang tercemar tinja penderita. Penularan penyakit cacing tambang7f terjadi karena larva cacing tambang yang infektif menginfeksi kulit manusia@o I

BAB 1 PENDAHULUAN yang mengalami kontak dengan tanah yang tercemar dengan tinja penderita yang terinfeksi infeksi cacing tambang. Tanah akan tercemar dengan tinja penderita bila penderita buang air besar di tanah dan tidak di kakus yang memenuhi persyaratan yang benar. Karena itu pengadaan kakus yang baik harus dilakukan untuk memberantas penyebaran penyakit cacing usus. Tindakan pencegahan penularan penyakit parasit pada umumnya dilakukan melalui beberapa cara secara bersama-sama agar usaha tersebuttercapai dengan memuaskan baik untuk pencegahan dalam jangka pendekmaupun dalam jangka panjang. Upaya pencegahan penyebaran penyakitparasitik juga harus dilakukan dengan memperhatikan pelaksan aannya agartidak menimbulkan dampak negatif terhadap ringkungan hidup maupunkesehatan anggota masyarakat lainnya. Penyebaran penyakit HIV/AIDS telah menimbulkan masalah sangatbesar bagi dunia kesehatan dan kedokteran di seluruh dunia. Mikroorganismetermasuk parasit yang pada mulanya tidak menimbulkan gangguan kesehatanatau menimbulkan masalah kesehatan yang ringan dapat berkembang menjadipenyebab kematian yang utama bagi banyak pengidap HIV/AIDS. salah satucontoh adalah cryptosporidium dan pneumocystis carinii yang sebelumnyabelum pernah menjadi masalah kesehatan, dilaporkan menyebar menjadipgnyakit epidemi yang mematikan di berbagai negara.k9*:s::g1*::g':qd3:* o doPada garis besarnya parasit pada manusia dan hewan dapat dikelompokkan Cmenjadi tiga golongan besar, yaitu protozoa, cacing dan artropoda o(serangga). !YooProtozoa '6'Protozoa adalah parasit yang tubuhnya terdiri atas satu sel yang sudahmemiliki fungsi lengkap makhluk hidup, yaitu mempunyai arat reproduksi, :oalat pencernaan makanan, system pernapasan, organ ekskresi dan organ ountukhidup lainnya. dBerdasar tingkat pergerakannya protozoadikelompokkan menjadi: c6 o1. Rhizopoda, yang bergerak menggunakan kaki semu atau psedopodi ?- (misalnya Entamoeba histolytica); a2. Mastigophora, yang bergerak dengan flager ( misarnya Giardia lambtia); f o

Buku Ajar Parasitologi Kedokteran 3. Ciliata,bergerak menggunakan cilia ( misalnya Balpntidium coli); 4. sporozoa,yang tidak mempunyai alat gerak ( misalnya Pla sm\dium vivax). Cacing cacing mempunyai tubuh yang simetrik bilateral dan tersusun dari banyak sel (multiseluler). Parasit Cacing yang penting bagi manusia terdiri dari dua golongan besar yaitu filum Ptatyhelminthes dan filum Nemathelminthes. platyhelminthes terdiridari 2 kelas yang penting, yaitu kelas cestoidea ( atau cestoda) dan kelas Trematoda,sedang kelas Nematodamerupakan kelas yang penting dalam frlum N emathelminthes' platyhelminthes mempunyai bentuk tubuh yang pipih se pertr dauin (Trematoda) atau berbentuk pita dengan banyak segmen (Cestoda)' Sedangkan filum Nemathelminthes mernpunyai bentuk tubuh yang silindris memanjang, tidak terbagi dalam segmen-segmen. cestoda termasuk cacing hermafrodit, maka alat kelamin jantan maupun betina terdapat bersama-sama dalam tubuh seekor cacing dewasa. Setiap segmen tubuh cacing memiliki alat reproduksi yang sempurna' Trematoda umumnya juga bersifat hermafrodit (biseksual), kecuali schistosoma, yang terpisah atas jantan dan betina (uniseksual). Nematoda mempunyai sistem reproduksi uniseksual (diecious). Cacing nematoda adayang vivipaar . (melahirkan larva) ada yang ovipar (bertelur) atau ovovivipaar (larva keluar dari telur segera sesudah berada di luar tubuh induknya)' Daur hidup Trematoda selalu membutuhkan 2 hospes' yaitu hospes definitif (manusia atau mamalia), dan hospes perantara yang dapat berupa moluska (siput), ikan, ketam, atau tumbuhan. Infeksi cacing Trematoda dapat terjadi dengan masuknya stadium infektif yang dapat berupa metaserkaria (infeksi per oral) atau larva serkaria ( menembus kulit)' Pada daur hidup nematoda yang parasitik untuk manusia' manusia merupakan hospes definitif utama. Pada umumnya tidak dibutuhkan hospeso perantara untuk melengkapi daur hidupnya, kecuali pada daur hidup cacingoN filaria dan Dracunculus medinensis.Infeksi nematoda pada manusia dapat6Co melalui beberapa stadium infektif, yaitu menelan telur infektif (telah berisioo embrio cacing) atau menelan larva infektif yang terdapat di dalam badano aiau daging hospes, melalui kulit yang ditembus oleh larva filariform, atauo! melalui gigitan serangga yang memasukkan stadium infektif cacing (misalnyad filariasis). Selain itu penularan dapat terjadi secara inhalasi, dengan masuknya stadium infektif melalui udara (misalnya cacing Enterobius vermicularis)'afolo t0 :

BAB 1 PENDAHULUANArtropodaEntorhologi Kedokteran mempelajari serangga atau artropoda yang berperandalam mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan. Dalam hal iniartropoda dapat bertindak s ebagaipenular penyakit atausecara langsung dapatmenimbulkan penyakit. Sebagai penular berbagai macam penyakit artropodadapat menularkan berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit yaituprotozoa, cacing, bakteri, virus, rickettsia, maupun jamur.Artropoda sendiri dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatanmanusia atau hewan, yaitu menimbulkan Entomofobi (rasa takut yangberlebihan terhadap serangga), Annoyance (gangguan hidup sehari-hari),Blood loss (kehilangan darah), Trauma (kerusakan indera mata,telinga),Intoksikasi (menimbulkan keracunan oleh toksin yang dihasilkannya),Dermatosis (kerusakankulit, misalnyapadapenyakit skabies), Alergi(misalnyaasma bronkiale dan sesak napas karena menghirup debu yang mengandungtungau debu rumah) dan Myiasi.s (miasis), infestasi lava lalat pada jaringanatau organ yang terjadi pada orang atau hewan yang masih hidup. o No c o .v !Yoo 'dr :o o d a f I 6 o


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook